sistem presidensial dan dinamika hubungan eksekutif...

120
SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF Studi Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia di Era Reformasi dan Turki Pasca Referendum 2017 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos) Disusun oleh: Mohammad Naufal Eprillian Salsabil NIM: 11151120000063 PROGRAM STUDI ILMU POLITIK FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2019

Upload: others

Post on 04-Mar-2020

33 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

SISTEM PRESIDENSIAL DAN

DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

Studi Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia

di Era Reformasi dan Turki Pasca Referendum 2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun oleh:

Mohammad Naufal Eprillian Salsabil

NIM: 11151120000063

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 2: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

i

SISTEM PRESIDENSIAL DAN

DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

Studi Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia di Era

Reformasi dan Turki Pasca Referendum 2017

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Oleh:

Mohammad Naufal Eprillian Salsabil

11151120000063

Pembimbing,

Dr. Ali Munhanif, M.A

NIP : 196512121992031004

PROGRAM STUDI ILMU POLITIK

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2019

Page 3: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

ii

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Skripsi yang berjudul :

SISTEM PRESIDENSIAL DAN

DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

Studi Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia di Era

Reformasi dan Turki Pasca Referendum 2017

1. Merupakan karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi salah satu

persyaratan memperoleh gelar strata 1 di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Semua sumber yang saya gunakan dalam penelitian ini sudah saya cantumkan

sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN)

Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya saya ini bukan hasil karya asli

saya atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya kemudian

menerima sanksi yang berlaku di Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Hidayatullah Jakarta.

Jakarta, 23 September 2019

Mohammad Naufal Eprillian Salsabil

Page 4: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING SRIPSI

Dengan ini, pembimbing skripsi menyatakan bahwa mahasiswa:

Nama : Mohammad Naufal Eprillian Salsabil

NIM : 11151120000063

Program Studi : Ilmu Politik

Telah menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul:

SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-

LEGISLATIF STUDI PERBANDINGAN SISTEM PEMERINTAHAN DI

ERA REFORMASI DAN TURKI PASCA REFERENDUM 2017

dan telah diujikan dalam sidang skripsi

Jakarta, 14 Oktober 2019

Mengetahui Mengetahui

Ketua Program Studi Pembimbing

Dr. Iding Rasyidin, M.Si Dr. Ali Munhanif, M.A

NIP. 197010132005011003 NIP. 196512121992031004

Page 5: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

iv

LEMBAR PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI

SKRIPSI

SISTEM PRESIDENSIAL DAN

DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

Studi Perbandingan Sistem Pemerintahan di Indonesia di Era

Reformasi dan Turki Pasca Referendum 2017

Oleh

Mohammad Naufal Eprillian Salsabil

11151120000063

Telah dipertahankan dalam sidang ujian skripsi di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal

14 Oktober 2019 Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh

gelar Sarjana Sosial (S.Sos) pada Program Studi Ilmu Politik.

Ketua, Sekretaris,

Dr. Iding Rasyidin, M.Si Suryani, M.Si

NIP. 197010132005011003 NIP. 197704242007102003

Penguji I Penguji II

Dr. Sirojuddin Aly, M.A. Dr. Shobahussurur, M.Ag

NIP: 195406052001121001 NIP. 196411301998031001

Diterima dan dinyatakan memenuhi syarat kelulusan pada tanggal 14 Oktober 2019.

Ketua Program Studi

FISIP UIN Jakarta

Dr. Iding Rasyidin, M.Si

NIP. 197010132005011003

Page 6: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

v

ABSTRAK

MOHAMMAD NAUFAL EPRILLIAN SALSABIL

SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-

LEGISLATIF Studi Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia di Era

Reformasi dan Turki Pasca Referendum 2017

Skripsi ini membahas mengenai perbandingan politik: sistem

presidensial antara Indonesia dengan Turki. Indonesia dan Turki memiliki

sejarah yang panjang mengenai bentuk pemerintahan. Indonesia yang pada

masa lalu berada di bawah pemerintahan kolonial beberapa negara Eropa

mulai dari Portugal, Belanda, Inggris dan yang terakhir adalah Jepang.

Setelah Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, Indonesia menerapkan

pemerintahan sistem presidensial hingga pada 17 Agustus 1950 Indonesia

merubah sistem pemerintahan menjadi parlementer dan kembali lagi menjadi

sistem presidensial setelah Dekrit Presiden 5 Juli 1959 hingga saat ini. Turki

juga memiliki sejarah panjang mengenai bentuk pemerintahan mulai dari

berdiri pada 1923 yang menggunakan sistem pemerintahan parlementer lalu

berganti menjadi sistem parlementer pada 2017. Tujuan dari penelitian ini

adalah untuk mengetahui bagaimana proses sistem presidensial di Indonesia

pada era Reformasi dan Turki pasca Referendum Konstitusi 2017.

Penelitian ini menggunakan teori sistem presidensial, perbandingan

politik, kekuasaan dan hubungan eksekutif dengan legislatif, dan partai

politik dalam sistem presidensial. Penelitian ini menggunakan metode

pendekatan kualitatif untuk dapat meneliti lebih dalam dan lebih terarah

mengenai perbandingan sistem presidensial di Indonesia dan Turki.

Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa praktik sistem presidensial

di Indonesia dan Turki berbeda. Praktik sistem presidensial di Indonesia

masih dipengaruhi oleh kekuatan partai politik dalam dua kasus. Sedangkan

di Turki, praktik sistem presidensial dipengaruhi oleh kekuatan eksekutif dan

kesolidan partai koalisi.

Kata Kunci: Indonesia, Turki, Sistem Presidensial, Perbandingan.

Page 7: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

vi

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur atas kehadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi yang berjudul: “Sistem Presidensial Dan Dinamika Hubungan Eksekutif-

Legislatif Studi Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia di Era Reformasi

dan Turki Pasca Referendum 2017”. Selama penyusunan skripsi ini, penulis

mengalami berbagai kesulitan dan hambatan, namun berkat dukungan dan

doa dari mereka yang terlibat dalam penulisan skripsi ini. Alhamdulillah

skripsi ini dapat diselesaikan. Dan karenanya, pada kesempatan kali ini

penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada beberapa orang yang telah

berjasa dalam penyusunan skripsi ini, yakni:

1. Ibu Prof. Dr. Hj. Amany Burhanuddin Umar Lubis, M.A selaku Rektor

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Dr. Ali Munhanif, M.A selaku Dekan dan Dosen Pembimbing

Skripsi saya yang telah membimbing, mengarahkan dan meluangkan

waktunya selama proses penyusunan skripsi.

3. Bapak Dr. Ahmad Bakir Ihsan, M.Si selaku Wakil Dekan Bidang

Akademik dan dosen seminar proposal skripsi Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta.

4. Bapak Dr. Agus Nugraha, M.A selaku dosen Pembimbing Akademik yang

telah membantu dan mengarahkan saya dalam pengerjaan skripsi.

Page 8: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

vii

5. Bapak dan Ibu seluruh dosen Jurusan Ilmu Politik Fakultas Ilmu Sosial

dan Politik Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

6. Kedua orang tua saya Bapak Dede Apih Hurni dan Ibu Yunita Permata

Ikawati dan adik-adik saya Siti Nadhifah Eprillia Salsabila dan

Mohammad Haudialwan Zakiya.

7. Kedua nenek saya Mbah Ika Mudrikah dan Nien Tjitjih Sukaesih yang

sudah mendukung pembuatan skripsi.

8. Bapak Rudy Alfonso yang sudah bersedia meluangkan waktunya untuk

diwawancara sebagai narasumber.

9. Seluruh teman-teman kelas Polbe yang sudah belajar bersama selama

empat tahun.

10. Bapak Acang, Bapak Nursiwan, Bapak Ridwan, Bapak Wakit, Ibu Farida

dan Ibu Sariyati.

Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih kepada semua orang

yang terlibat membantu dalam proses pengerjaan skripsi. Tanpa bantuan

mereka yang terlibat, tentu tidak akan mudah mengerjakan skripsi ini.

Jakarta, 2019

Mohammad Naufal Eprillian Salsabil

Nim : 11151120000063

Page 9: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

viii

DAFTAR ISI

LEMBAR JUDUL .......................................................................................... i

LEMBAR PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME ............................... ii

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING SKRIPSI ............................. iii

PENGESAHAN TIM PENGUJI SKRIPSI ................................................. iv

ABSTRAK ...................................................................................................... v

KATA PENGANTAR .................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah................................................................. 1

B. Pertanyaan Penelitian ...................................................... 10

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ........................................ 10

1. Tujuan Penelitian ...................................................... 10

2. Manfaat Penelitian..................................................... 11

D. Tinjauan Pustaka ........................................................... 11

E. Metode Penelitian ........................................................... 16

1. Pendekatan Penelitian ................................................ 16

2. Teknik Pengumpulan Data ......................................... 17

3. Teknik Analisis Data ................................................. 17

F. Sistematika Penulisan .................................................... 18

Page 10: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

ix

BAB II KERANGKA TEORETIS

A. Teori Sistem Presidensial ............................................... 20

B. Perbandingan Politik dan Pemerintahan.......................... 26

C. Hubungan Eksekutif dan Legislatif ................................. 30

D. Partai Politik Dalam Presidensialisme ............................ 33

BAB III PERJALANAN SISTEM PRESIDENSIAL DI INDONESIA

DAN TURKI

A. Sistem Presidensial di Indonesia ..................................... 39

1. Era Orde Lama .......................................................... 39

2. Era Orde Baru ........................................................... 50

3. Era Reformasi ........................................................... 53

B. Sistem Presidensial di Turki ........................................... 59

1. Era Mustafa Kemal Ataturk ....................................... 59

2. Era Multi Partai ......................................................... 61

BAB IV ANALISA PERBANDINGAN SISTEM PRESIDENSIA-

LISME DI INDONESIA DAN TURKI

A. Sistem Presidensial di Indonesia ..................................... 71

1. Kekuasaan Presiden Indonesia ................................... 71

2. Kekuasaan Dewan Perwakilan Rakyat Republik

Indonesia................................................................... 73

3. Penunjukkan Para Menteri di Era Kabinet Kerja

2014-2019 ................................................................. 75

Page 11: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

x

4. Hubungan Presiden dengan DPR RI ........................... 78

B. Sistem Presidensial di Turki ............................................ 85

1. Kekuasaan Presiden Turki ......................................... 85

2. Kekuasaan Parlemen Turki ........................................ 86

3. Pemilihan Menteri oleh Presiden................................ 88

4. Hubungan Presiden dengan Majelis Agung Nasional

Turki ......................................................................... 89

C. Perbandingan: Persamaan dan Perbedaan Pelaksanaan

Sistem Presidensial di Indonesia dengan Turki ................ 95

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan.............................................................................. 98

B. Saran ........................................................................................ 101

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 102

LAMPIRAN

Page 12: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Pernyataan Masalah

Dalam ilmu politik, konsep mendasar tentang negara didefinisikan sebagai

suatu organisasi yang bekerja di dalam sebuah wilayah yang memiliki kekuasaan

tertinggi resmi dan dipatuhi oleh rakyatnya.1 Negara merupakan salah satu

lembaga utama yang mengatur dan mengelola sistem perpolitikan sebuah bangsa.

Dalam pengertian ini, negara menjadi alat dari masyarakat yang memiliki

kekuasaan untuk mengatur hubungan-hubungan antar-manusia dalam masyarakat

dan juga mengatur tanda-tanda kekuasaan dalam masyarakat. Negara juga

memiliki fungsi menetapkan aturan-aturan dan batasan di mana kewenangan atau

kekuasaan dapat diterapkan di dalam dunia nyata baik oleh perseorangan,

kelompok, golongan, ataupun oleh penguasa negara itu sendiri.2 Harold Laski,

seperti yang dikutip dalam buku Miriam Budiardjo, menyatakan bahwa negara

adalah

Suatu masyarakat yang diintegrasikan karena memiliki wewenang yang bersifat

memaksa dan yang secara sah lebih berkuasa daripada individu atau kelompok

yang merupakan bagian dari masyarakat. Masyarakat adalah suatu kelompok

manusia yang hidup dan bekerja sama untuk dapat memenuhi terkabulnya

keinginan mereka bersama. Masyarakat merupakan negara kalau cara hidup yang

harus ditaati baik oleh individu maupun asosiasi-asosisasi ditentukan oleh suatu

wewenang yang bersifat memaksa dan mengikat.3

1Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 17.

2Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 47-48.

3Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 48.

Page 13: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

2

Dalam usahanya mengatur kewenangan dan kekuasaan dalam suatu negara

inilah sebuah konsep yang disebut pemerintah muncul.4 Kata pemerintah dan

pemerintahan terdapat perbedaan makna, pemerintah lebih terkait tentang

pembuatan dan pelaksanaan keputusan yang sudah dibuat, sedangkan

pemerintahan lebih terkait dengan segala aktivitas yang dilakukan oleh orang-

orang yang berkuasa di negara tersebut untuk mencapai tujuan dari negara

tersebut. Dalam pengertian ini, secara sempit fungsi dari adanya suatu pemerintah

berarti terkait dengan aktor di lembaga eksekutif yakni kepala pemerintahan

beserta jajaran para menteri di dalam kabinet, tetapi secara umum berarti seluruh

aparat atau jajaran di dalam pemerintahan baik eksekutif, legislatif, yudikatif

melaksanakan tugasnya di bidangnya masing-masing.5 Dengan berpedoman pada

pengertian yang luas itulah sistem pemerintahan pada sebuah negara mempunyai

arti penting, yakni suatu tatanan utuh yang terdiri dari beberapa komponen

pemerintahan yang saling berkaitan dan saling memengaruhi dalam tugas dan

fungsi untuk memerintah.6

Salah satu sistem pemerintahan yang dikenal dalam politik modern adalah

sistem pemerintahan presidensial. Negara Indonesia dan Turki, dengan sejarah

perjalanan dan dinamika yang berbeda-beda, menerapkan sistem pemerintahan

4Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), h. 214. Kata

pemerintah secara etimologi berasal dari Bahasa Yunani “kubernan” yang berarti nahkoda kapal.

Maksud dari kata nahkoda kapal disini adalah melihat ke depan yang mana dalam menentukan

kebijakan yang diambil untuk mencapai tujuan masyarakat-negara, selalu merencanakan tahap-

tahap kebijakan untuk menghadapi masa depan negara, serta mempunyai tujuan yang telah

direncanakan. 5Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, h. 216.

6Teuku Saiful Bahri Johan, Hukum Tata Negara dan Administrasi Negara dalam Tataran

Reformasi Ketatanegaraan Indonesia, (Yogyakarta: Deepublish), h. 249.

Page 14: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

3

presidensial. Skripsi ini hendak mengkaji dan menganalisis dinamika dari

penerapan sistem presidensial di Indonesia dan Turki.

Peneliti melakukan perbandingan antara Indonesia dan Turki karena kedua

negara ini adalah dua negara yang pernah menerapkan dua sistem pemerintahan

yang berbeda yakni sistem parlementer dan sistem presidensial. Indonesia

menerapkan sistem presidensial pertama kali pada 18 Agustus 1945 sampai 17

Agustus 1950. Setelah itu, Indonesia menerapkan sistem parlementer sejak 1950

hingga Dekrit Presiden 1959. Sistem parlementer gagal dalam membentuk

konstitusi baru sehingga Indonesia kembali ke UUD 1945 dan kembali

menerapkan sistem presidensial dan bertahan hingga saat ini.7 Begitu juga di

Turki yang mana pertama kali menerapkan sistem parlementer sejak berdiri pada

29 Oktober 1923 hingga referendum konstitusi 2017. Sejak 2017, sistem

presidensial diterapkan di Turki. Sistem presidensial lebih efektif karena proses

pembuatan kebijakan yang tidak bertele-tele di parlemen yang selama ini

dianggap memperhambat kinerja pemerintah.

Setelah Indonesia memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus

1945, sistem presidensial segera dianut dan dicantumkan dalam UUD 1945. Salah

satu alasannya adalah kesadaran para tokoh pergerakan yang tergabung dalam

BPUPKI mengadopsi sistem pemerintahan yang sudah berjalan lama pada Hindia-

Belanda. Tidak lama setelah itu, Kabinet Presidensial terbentuk. Pada 18 Agustus

PPKI menggelar sidang pertama pada 18 Agustus 1945 yang mana isinya adalah

mengesahkan UUD 1945, memilih dan mengangkat Soekarno sebagai Presiden

7 Paizon Hakiki, “Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal Tahun 1949-

1959”, Jurnal Online Mahasiswa Vol 1, No.1, 2014.

Page 15: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

4

dan Mohammad Hatta sebagai Wakil Presiden, dan untuk sementara tugas

pemerintah dibantu oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) sebelum MPR

dan DPR terbentuk.

Undang-Undang Dasar 1945 dalam Pasal 1 ayat 1 yang berbunyi bahwa

Negara Indonesia adalah Negara Kesatuan yang berbentuk Republik.8 Namun

pada tanggal 14 November 1945, perdana menteri menjalankan fungsinya sebagai

kepala pemerintahan dan presiden hanya sebagai kepala negara. Kabinet Sjahrir I

menjadi kabinet pertama dan Sutan Sjahrir menjadi perdana menteri. Lalu

dilanjutkan dengan Amir Sjarifuddin dan Mohammad Hatta. Setelah Konferensi

Meja Bundar pada 27 Desember 1949, Indonesia berubah menjadi Republik

Indonesia Serikat (RIS) dan UUD 1945 diganti dengan UUDS 1950. Dalam

rentang 1950-1959 Indonesia menjadi era Demokrasi Liberal yang mana perdana

menteri bertanggung jawab kepada parlemen, banyaknya partai politik. Di era ini

terdapat 7 kali pergantian kepala pemerintahan. Di era ini juga banyak terjadi

pemberontakan di daerah seperti PRRI, Permesta, DI/TII. Pada 5 Juli 1959

Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit yang berisikan bahwa, sistem kenegaraan

dan pemerintahan RI kembali ke UUD 1945 dan pembubaran Konstituante.

Setelah 1959 Indonesia memasuki era Demokrasi Terpimpin di mana

Presiden Soekarno memperkuat wewenang eksekutif. Peran partai politik dalam

membentuk koalisi antara partai pro pemerintah dan oposisi menemui kegagalan.

Era Demokrasi Parlementer ini cenderung tidak demokratis karena dua partai

politik yakni Partai Masyumi dan PSI dibubarkan oleh pemerintah karena

8 Pasal 1 ayat 1 UUD 1945.

Page 16: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

5

dianggap terlibat dalam pemberontakan PRRI.9 Pada era ini Partai Komunis

Indonesia (PKI) dan Tentara Nasional Indonesia (TNI) sama-sama berusaha

mendekati Presiden Soekarno supaya dapat berpengaruh di pemerintahan.

Presiden Soekarno dalam era Demokrasi Terpimpin mengangkat dirinya sendiri

menjadi presiden seumur hidup dan ini mengakibatkan tidak adanya check and

balances antara eksekutif dengan legislatif.10

Sistem presidensialisme semakin dipraktikkan secara lebih kuat pada masa

Orde Baru. Presiden Soeharto, yang menerima mandat memerintah pada 1966,

tidak lama setelah menerima Surat Perintah 11 Maret 1966, memperkuat sistem

presidensial yang hampir mirip dengan era Demokrasi Terpimpin era Soekarno.

Hubungan antara eksekutif dengan legislatif begitu kuat yang mana legislatif diisi

oleh mayoritas dari partai pendukung pemerintah yakni Golongan Karya (Golkar)

dan fraksi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI). Jika pada era

Presiden Soekarno terdapat konflik-konflik baik dari luar maupun dalam negeri, di

era Presiden Soeharto cenderung stabil bahkan nyaris tidak ada krisis politik

karena adanya peran tentara dalam menjaga stabilitas dan keamanan, dalam

bentuk Dwi Fungsi ABRI.11

Di era Orde Baru ini, presiden dipilih oleh MPR.

Memasuki era Reformasi pada 1998 yang diawali dengan pengunduran

diri Presiden Soeharto dan B.J Habibie naik menjadi presiden memunculkan

harapan agar tidak terjadi lagi otoriterianisme. Reformasi politik pada era Presiden

Habibie menjadwalkan pemilu yang demokratis di tahun 1999. Pemilu tahun 1999

9Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:

AIPI, 2018), 2018, h. 56. 10

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 85. 11

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 157.

Page 17: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

6

diikuti oleh 48 partai politik berkembang dari era Orde Baru yang hanya ada 3

partai politik. Lahirnya undang-undang partai politik, pemilu, dan kedudukan

MPR, DPR, DPD yang disahkan pada tahun 1999.12

Pada era Presiden

Abdurrahman Wahid reformasi dalam politik mengalami berbagai perubahan

salah satunya adalah mengurangi peran perwira TNI di dalam perpolitikan. Era

Presiden Abdurrahman Wahid menginisiasi perdamaian konflik antara Indonesia

dengan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) di Aceh dan Organisasi Papua Merdeka

(OPM). Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam mendapat status otonomi khusus

dan berhak menjalankan syariat Islam di wilayah tersebut.13

Hubungan antara

eksekutif dengan legislatif di era ini memburuk salah satu alasannya adalah

Presiden sering mengganti anggota menteri Kabinet Persatuan Nasional tanpa

alasan yang jelas, membubarkan Departemen Sosial dan Departemen Penerangan,

Pencabutan TAP MPRS Nomor XXV Tahun 1966 tentang pelarangan PKI dan

pelarangan penyebaran ajaran komunisme.14

Pada tahun 2001, Presiden

Abdurrahman Wahid dimakzulkan oleh legislatif yakni MPR.15

Pada era Presiden Megawati Soekarnoputri, check and balances lembaga

eksekutif dan legislatif mengalami peningkatan dan peran DPR kembali menguat.

Kebijakan yang dikeluarkan oleh Presiden Megawati kerap terganjal oleh DPR

yang menggunakan hak interpelasi beberapa contoh kebijakan diantaranya adalah

kasus lepasnya dua pulau yakni Sipadan dan Ligitan, kunjungan presiden ke

Timor Leste sebagai negara merdeka. Di era Susilo Bambang Yudhoyono pada

12

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 134. 13

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:

AIPI, 2018), h. 262. 14

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 315. 15

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 318.

Page 18: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

7

periode 2004-2014 cenderung lebih demokratis karena pemilihan umum pada

tahun 2004 merupakan pemilu secara langsung dipilih oleh rakyat baik eksekutif

maupun legislatif. Era Presiden SBY juga cenderung mampu meminimalisir

konflik-konflik komunal yang sebelumnya konflik-konflik tersebut merebak ke

masyarakat. Selain itu MPR dan DPR bekerja tanpa adanya konflik dengan

eksekutif.

Perjalanan panjang Indonesia dalam menerapkan sistem presidensialime

sedikit banyak berbeda dari Republik Turki. Seperti halnya Indonesia, Turki

memiliki sejarah yang panjang dalam sistem pemerintahan. Namun demikian,

pilihan untuk menganut sistem presidensial diambil setelah terjadinya berbagai

krisis yang muncul dalam pemerintahan parlementer. Pada mulanya, Turki

merupakan wilayah ibu kota dari Kesultanan Turki Usmani yang menganut sistem

pemerintahan khilafah, di mana Sultan Turki Usmani menjadi pemimpin tertinggi.

Berdiri pada 1299, kekhilafahan Turki mencapai puncak kejayaan setelah Sultan

Muhammad Al Fatih merebut kota Konstantinopel pada tanggal 29 Mei 1453.

Setelah itu Turki Usmani mampu menguasai beberapa wilayah di sebagian Eropa,

Afrika, semenanjung Arab. Turki Usmani mengalami kemunduran pada awal abad

ke-20 karena permasalahan internal dan eksternal dan pada akhirnya pada tanggal

3 Maret 1924, kekhilafahan Turki Usmani benar-benar hilang dan digantikan oleh

Republik Turki yang dideklarasikan oleh Mustafa Kemal Ataturk pada tanggal 29

Oktober 1923.

Republik Turki mengadopsi sistem pemerintahan yang ada di negara

Barat. Kepala negara dipimpin oleh seorang presiden dan kepala pemerintah

Page 19: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

8

dipimpin oleh perdana menteri. Dibawah Mustafa Kemal Ataturk, Turki

menerapkan nilai-nilai yang berorientasi Barat dalam semua aspek kehidupan

termasuk politik.16

Turki mengadopsi sistem demokrasi, sekuler, republik

konstitusional. Republik Turki setelah wafatnya Mustafa Kemal Ataturk pada

tahun 10 November 1938 dan memasuki era multi partai 1946, Republik Turki

mengalami banyak pergolakan di dalam pemerintahan terutama karena intervensi

dari pihak militer.

Pihak militer beralasan bahwa pemerintahan sipil terlalu lemah dan gagal

dalam mengatasi permasalahan-permasalahan instabilitas seperti politik, sosial,

ekonomi.17

Selanjutnya pihak militer melancarkan aksi kudeta di tahun 1960,

1971, 1980, 1997, dan yang terbaru adalah percobaan kudeta yang gagal pada

tanggal 15 Juli 2016. Kudeta 1980 merupakan kudeta yang memiliki dampak yang

signifikan dimana hampir seluruh aspek kehidupan masyarakat Turki dikontrol

ketat oleh militer dibawah pimpinan Jenderal Kenan Evren. Semua partai-partai

politik dibubarkan, parlemen dibubarkan, aset-aset masyarakat disita. Tidak hanya

itu, lebih dari 650.000 orang ditangkap, 230.000 orang diadili, para akademisi

seperti guru, hakim, dosen dipensiunkan oleh pihak militer.18

Karena banyaknya intervensi dari pihak militer, pada awal abad ke-21

ketika Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) atau Partai Keadilan dan Pembangunan

berkuasa semenjak memenangkan pemilu di tahun 2002 muncul banyak opini

untuk melakukan perubahan pada sistem pemerintahan Turki. Di tahun 2005,

16

Muhammad Iqbal, Amin Husein Nasution, “Pemikiran Politik Islam dari Masa Klasik

hingga Indonesia Kontemporer”, (Jakarta: Kencana, 2010), h. 111. 17

Alfan Alfian, “Militer dan Politik di Turki”, (Jakarta: Penerbit Penjuru Ilmu, 2018), h. 2. 18

Trias Kuncahyono, Turki: Revolusi Tak Pernah Berhenti, (Jakarta: PT. Gramedia,

2018), h. 170.

Page 20: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

9

Menteri Kehakiman Cemil Cicek mengusulkan untuk melakukan perubahan dan

ide ini didukung oleh Perdana Menteri Recep Tayyip Erdogan.

Pada 2016 setelah percobaan kudeta yang gagal oleh sekelompok militer,

Recep Tayyip Erdogan dan Partai AKP semakin yakin untuk mengadakan

referendum untuk dapat mengubah sistem pemerintahan yang presidensial dari

sebelumnya yang berbentuk parlementer. Pada awal tahun 2017, rencana untuk

mengadakan referendum disetujui oleh mayoritas parlemen. Berikut ini adalah

poin-poin utama di dalam referendum konstitusional 2017 :

1. Memberikan kekuasaan lebih luas kepada presiden

2. Presiden dapat berkuasa hingga dua periode

3. Presiden menjadi kepala negara sekaligus kepala pemerintahan

4. Presiden dan tiga perlima anggota parlemen bisa menentukan pemilu untuk

digelar dalam jangka waktu yang tidak ditentukan.19

Referendum konstitusional akhirnya digelar pada tanggal 16 April 2017.

Hasil referendum yang diiniasikan oleh Recep Tayyip Erdogan secara mayoritas

masyarakat Turki yang mana berarti menghendaki perubahan bentuk

pemerintahan dari parlementer menjadi presidensial. Sejak itu, Turki resmi

menjadi negara dengan sistem pemerintahan presidensial.

Berdasarkan pemaparan di atas, penulis tertarik untuk melakukan

penelitian yakni membandingkan sistem presidensial di Indonesia dan Turki

karena kedua negara memiliki sejarah panjang untuk dapat menjadi negara dengan

sistem pemerintahan presidensial.

19

"Teks lengkap dari proposal amandemen konstitusi 18-poin",

https://en.wikipedia.org/wiki/2017_Turkish_constitutional_referendum. Diakses pada tanggal 31

Oktober 2018

Page 21: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

10

B. Pertanyaan Penelitian

Setelah penjelasan dari rumusan masalah diatas, untuk lebih memfokuskan

penelitian ini, maka dirumuskan pertanyaan penelitian sebagai berikut :

1. Bagaimana praktik sistem presidensial Indonesia di era Presiden Joko

Widodo?

2. Bagaimana praktik sistem presidensial Turki di era Presiden Recep Tayyip

Erdogan?

3. Adakah persamaan dan perbedaan yang muncul dalam praktik sistem

presidensial di kedua negara tersebut?

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

a. Untuk mengetahui perbedaan dan persamaan sistem presidensial di

Indonesia dengan Turki

b. Untuk mengetahui model sistem presidensial di Indonesia di era

Reformasi.

c. Untuk mengetahui model sistem presidensial di Turki pasca

referendum konstitusi 2017.

d. Untuk mengetahui perbandingan antara sistem presidensial di

Indonesia dan Turki.

Page 22: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

11

2. Manfaat Penelitian

a. Manfaat Akademis

1) Bagi prodi ilmu politik, penelitian ini dapat mengembangkan

ilmu politik khususnya mengenai perbandingan sistem

pemerintahan antara Indonesia dengan Turki.

2) Menjadi kajian baru khsusnya dalam penelitian sistem

pemerintahan antara Indonesia dengan Turki yang saat ini

berubah menjadi sistem presidensial.

b. Manfaat Praktis

1) Bagi peneliti, penelitian ini mempunyai manfaat yakni menjadi

pengalaman yang luar biasa dalam melakukan tugas akhir yang

memerlukan proses yang panjang.

2) Bagi mahasiswa atau non mahasiswa, ini akan menjadi sesuatu

yang baru sebagai informasi mengenai perbandingan sistem

pemerintahan antara Indonesia dengan Turki.

D. Tinjauan Pustaka

Sebelum melakukan penelitian, penulis melakukan tinjauan pustaka untuk

memastikan urgensi dan signifikansi dari penelitian yang penulis lakukan. Berikut

ini adalah tinjauan pustaka yang saya dapatkan untuk perbandingan sistem

pemerintahan.

Pertama, skripsi yang ditulis oleh Ahmad Syukron Jazuly, Program

Perbandingan Mazhab UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta yang berjudul “Sistem

Page 23: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

12

Presidensial (Komparasi Sistem Pemerintahan Indonesia Pasca Amandemen

UUD 1945 dan Sistem Pemerintahan Republik Islam Iran)” membahas mengenai

perbandingan sistem pemerintahan di Indonesia dengan Republik Islam Iran.

Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif yakni dengan studi

pustaka dari buku, jurnal, situs internet, dan dokumen. Disini fokusnya adalah

sistem pemerintahan Indonesia setelah amandemen UUD 1945 atau lebih tepatnya

di era Reformasi dan Iran setelah revolusi di tahun 1979. Hasil dari penelitian ini

adalah bahwa peneliti menemukan persamaan antara Indonesia dengan Iran

contohnya adalah kekuasaan eksekutif sama-sama berada pada presiden dan wakil

presiden dan dipilih oleh rakyat secara langsung, legislatif juga dipilih rakyat

secara langsung. Perbedaan antara Indonesia dengan Iran adalah kekuasaan

Mahkamah Agung Iran berada di bawah legislatif, sedangkan di Indonesia

Mahkamah Agung termasuk di dalam yudikatif. Sedangkan penelitian yang

penulis buat adalah perbandingan sistem presidensial antara Indonesia dengan

Turki.20

Kedua, Penelitian yang dilakukan oleh Marthin Simangunsong yang

berjudul “Sistem Pemerintahan Presidensial di Indonesia dengan Amerika Serikat

(Suatu Kajian Perbandingan)” membahas mengenai perbandingan sistem

presidensial di Indonesia dengan Amerika Serikat. Metode penelitian yang dipakai

adalah metode kualitatif yakni dengan metode kepustakaan dan studi dokumen.

Disini juga dibahas mengenai analisis perbandingan antara sistem presidensial di

Indonesia dengan Amerika Serikat. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa terdapat

20

Ahmad Syukron Jazuly,“Sistem Presidensial (Komparasi Sistem Pemerintahan

Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945 dan Sistem Pemerintahan Republik Islam Iran)” (Skripsi

S1 Fakultas Syari’ah, Universitas Sunan Kalijaga, 2008).

Page 24: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

13

persamaan sistem presidensial antara Indonesia dengan Amerika Serikat salah satu

contohnya adalah kepala negara dan kepala pemerintahan dipegang oleh presiden,

para menteri bertanggung jawab kepada presiden. Perbedaan sistem presidensial

antara Indonesia dengan Amerika Serikat adalah kalau di Amerika Serikat para

menteri sebelum diangkat harus mendapat saran dari anggota senat, sedangkan di

Indonesia tidak perlu saran dari DPR. Sedangkan penelitian yang dilakukan oleh

penulis adalah membandingkan sistem presidensial antara Indonesia dengan

Turki.21

Ketiga, buku yang berjudul “Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno

ke Jokowi” membahas mengenai bentuk sistem presidensial Indonesia sejak 17

Agustus 1945 hingga kini. Buku ini mengulas tradisi-tradisi presidensialisme

mulai dari era Presiden Soekarno, Soeharto, B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid,

Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo. Sistem

presidensial era Presiden Soekarno lahir dari pasal 1 ayat 1 UUD 1945 dan KNIP

berperan penting dalam beberapa hal seperti mengawasi kinerja presiden, memilih

anggota DPR, memberi usulan kepada presiden mengenai kebijakan yang dibuat.

Memasuki era Demokrasi Parlementer yang terbentuk berdasarkan Konferensi

Meja Bundar (KMB) pada 27 Desember 1949, Indonesia berubah dari sistem

presidensial menjadi parlementer dan UUD 1945 diganti dengan UUDS 1950.

Dalam rentang 1950-1959, Indonesia mengalami ketidakstabilan politik karena

mosi tidak percaya kepada perdana menteri. Demokrasi Terpimpin dalam rentang

1959-1966 posisi eksekutif sangatlah kuat dibanding legislatif. Era Presiden

21

Marthin Simangunsong, “Sistem Pemerintahan Presidensial di Indonesia dengan

Amerika Serikat (Suatu Kajian Perbandingan)” (Medan: Universitas HKBP Nommensen, 2007).

Page 25: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

14

Soeharto tidak jauh beda dengan era Demokrasi Terpimpin karena posisi eksekutif

sangat dominan dibanding legislatif. Era Reformasi diawali oleh B.J. Habibie,

Abdurrahman Wahid, Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan

Joko Widodo, sistem presidensial Indonesia mulai menunjukkan hubungan antar

lembaga yang seimbang dengan prinsip check and balances, pemilu yang

demokratis.22

Keempat, jurnal yang ditulis oleh Samkamaria Magister Ilmu Administrasi

Publik Program Pascasarjana Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas

Padjajaran Bandung yang berjudul “Perbandingan Administrasi Publik

(Perbandingan Sistem Pemerintahan Indonesia dengan Inggris)” membahas

mengenai perbedaan hal yang mendasar antara sistem pemerintahan di Indonesia

dengan Inggris. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif berupa studi kepustakaan dari buku-buku. Hasil dari jurnal ini adalah

bahwa terdapat perbedaan sistem pemerintahan antara Indonesia dengan Inggris

contohnya adalah jika di Inggris tidak ada konstitusi tertulis, sedangkan Indonesia

memiliki UUD 1945, kepala negara Inggris adalah raja atau ratu dan kepala

pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Indonesia kepala pemerintahan dan

negara dipegang oleh presiden dan wakil presiden. Adapun, penelitian yang

dilakukan adalah membandingkan sistem presidensial antara Indonesia dengan

Turki.23

22

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:

AIPI), 2018. 23

Samkamaria, “Perbandingan Administrasi Publik (Perbandingan Sistem Pemerintahan

Indonesia dengan Inggris)”, Jurnal Perbandingan Publik Vol 4, No 1, Januari-Mei 2016.

Page 26: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

15

Kelima, jurnal yang ditulis oleh Moros Adidi Yogia yang berjudul

“Indonesia dan Jepang dalam Perspektif Perbandingan Politik” membahas

bagaimana perbandingan sistem politik dari aspek supra struktur hingga infra

struktur politik pemerintahan antara Indonesia dengan Jepang. Metode yang

digunakan adalah metode kualitatif studi kepustakaan yakni dengan mengambil

sumber dari buku-buku. Hasil yang ditulis di jurnal ini adalah bahwa birokrasi

yang ada di Jepang lebih baik dibandingkan dengan Indonesia karena birokrasi di

Jepang mengandalkan profesionalisme dan penguasaan teknis yang baik,

sedangkan di Indonesia birokrasi cenderung mudah goyah dan diintervensi oleh

kalangan-kalangan tertentu. 24

Keenam, disertasi yang berjudul “Studi Perbandingan: Pemenang Pemilu

Partai Keadilan Sejahtera (PKS) di Indonesia 1999-2009 dan Adalet ve Kalkinma

Partisi (AKP) di Turki 2002-2007” yang ditulis oleh Sitaresmi S. Soekanto,

Program Pascasarjana Ilmu Politik Universitas Indonesia membahas perbandingan

dua partai yang memiliki ideologi yang sama dalam kontestasi pemilu di

Indonesia dan Turki. Penelitian ini mencari faktor-faktor keberhasilan PKS dan

AKP dalam setiap pemilu yang diikuti. Penelitian ini menggunakan teori

komparasi partai politik dengan metode kualitatif. Penelitian ini menggunakan

beberapa teori lain seperti teori organisasi, teori basis massa, teororganisasi, dan

teori kepemimpinan. Hasil dari penelitian ini adalah bahwa suara PKS dalam

pemilu hanya sedikit mengalami kenaikan dalam rentang 1999-2009 karena

ketidakcocokan di dalam ideologi PKS untuk dapat berubah dari organisasi

24

Moris Adidi Yogia, “Indonesia dan Jepang dalam Perspektif Perbandingan Politik”.

Jurnal Perbandingan Politik, Vol 2, No 1, 2009, (Pekanbaru: Universitas Islam Riau).

Page 27: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

16

dakwah kampus menjadi sebuah partai politik dan selain itu faktor sosial, budaya

di Indonesia yang kurang mendukung. Partai AKP dalam setiap kontestasi pemilu

selalu menjadi pemenang karena tipe kepemimpinan yang kharismatik, sistem

rekrutmen yang bagus dan faktor lainnya seperti sosial, budaya yang

mendukung.25

Berdasarkan dari beberapa tinjauan pustaka yang diperoleh, ada perbedaan

antara tinjauan pustaka dengan penelitian yang penulis lakukan baik dari aspek

objek penelitian yang meliputi wilayah perbandingan maupun spesifikasi dari

objeknya. Misalnya disertasi Sitaresmi S. Soekanto yang membahas perbandingan

antar dua partai politik antara Indonesia (PKS) dengan Turki (AKP). Sementara

perbedaan dengan penelitian lainnya terkait perbedaan wilayah atau negara

pembanding.

E. Metode Penelitian

1. Pendekatan Penelitian

Metode penelitian yang dipakai dalam penelitian ini adalah metode

kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang tidak menggunakan model

matematika atau menghitung, statistik, dan komputer dan menggunakan makna

yang bersifat deskriptif.26

25

Sitaresmi S. Soekanto, “Studi Perbandingan: Pemenang Pemilu Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) di Indonesia 1999-2009 dan Adalet ve Kalkinma Partisi (AKP) di Turki 2002-

2007” (Depok: Universitas Indonesia, 2012). 26

Lawrence Neuman, Metode Penelitian Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif,

(Jakarta: PT Indeks), 2013, h 225.

Page 28: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

17

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Data Primer adalah data yang diperoleh oleh peneliti secara langsung

tanpa perantara. Teknik wawancara adalah salah satu hal yang terdapat di

dalam proses pengumpulan data dengan cara yakni si penulis bertemu

langsung dengan narasumber.27

Peneliti membaca buku amandemen UUD

1945 yang isinya terdapat perubahan pasal mengenai batas-batas

kekuasaan eksekutif, kewenangan legislatif sistem presidensial Indonesia

di era Reformasi. Isi dari referendum konstitusi 2017 yang sebagian besar

mengenai sistem presidensial Turki juga menjadi sumber bacaan utama

dalam penelitian ini.

b. Data sekunder adalah data yang didapat secara tidak langsung atau dari

yang sudah pernah dilakukan sebelumnya.28

Studi pustaka melalui

beberapa sumber seperti buku, berita di internet, jurnal, dan dokumen

pustaka yang lainnya. Teknik pengambilan data dari studi pustaka

menjadi mayoritas dari isi penelitian dan juga ada sedikit sumber yang

diambil dari luar studi kepustakaan. Pelaksanaan penelitian dilakukan di

wilayah Propinsi DKI Jakarta.

3. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik analisis deskriptif.

Deskriptif adalah sebuah teknik analisis yang mendeskripsikan situasi objek

27

Ulfah Mawaddatul Qudus, Gerakan Politik dan Otonomi Khusus (Studi Perbandingan

Gerakan Suku Kurdi Memperjuangkan Otonomi Khusus di Irak dan Turki), (Skripsi S1 Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018) h.15. 28

Denayu Swami Vevekananda, Perilaku Politik dan Kekuasaan Politik (Studi

Perpindahan Partai Politik Basuki Tjahaja Purnama dalam Perpolitikan di Indonesia), (Skripsi

S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017).

Page 29: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

18

penelitian dalam bentuk rangkaian kalimat atau kata-kata dan tanpa adanya

hitungan angka.29

Dengan menggunakan teknik analisis deskriptif ini penulis

berharap dapat melihat persamaan dan perbedaan sistem presidensial antara

Indonesia dengan Turki berdasarkan teori perbandingan dan teori sistem

presidensial.

F. Sistematika Penulisan

Pemaparan hasil penelitian yang baik terbaca dari adanya keterkaitan antara

satu bagian dengan bagian yang lainnya. Topik penelitian dibagi ke dalam beberapa

bab dan berikut ini adalah sistematika penulisan dari penelitian yang ditulis :

Bab I, pemaparan mulai dari latar belakang, pertanyaan penelitian,

manfaat dan tujuan, tinjauan pustaka, kerangka teori, metode penelitian, dan

sistematika penulisan mengenai perbandingan sistem presidensial antara Indonesia

dengan Turki.

Bab II, peneliti menulis tentang kerangka teori yang digunakan dalam

melakukan penelitian. Teori yang digunakan adalah teori perbandingan politik

yakni membandingkan sistem presidensial Indonesia dengan Turki dan teori

sistem presidensial antara Indonesia dengan Turki.

Bab III, peneliti memaparkan perkembangan sistem presidensial yang ada

di Indonesia dan di Turki dalam perspektif historis. Pertama, membahas mengenai

perkembangan sistem presidensial di Indonesia kemudian membahas

perkembangan sistem presidensial di Turki.

29

Lexi J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,

2006), hlm. 6.

Page 30: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

19

Bab IV, peneliti melakukan analisis mengenai perbandingan yakni

persamaan dan perbedaan sistem pemerintahan antara Indonesia di era Reformasi

dengan Turki pasca referendum 2017.

Bab V, peneliti menulis tentang kesimpulan berdasarkan hasil temuan dan

pemaparan data di bab-bab sebelumnya dan memberikan saran.

Page 31: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

20

BAB II

KERANGKA TEORETIS

Dalam bab ini, penulis hendak menjelaskan kerangka teoritis yang

digunakan untuk memberi perspektif terhadap fenomena praktik system

presidensial di Turki dan Indonesia. Sejumlah teori telah digunakan para

ilmuwan politik untuk mencermati masalah sistem pemerintahan. Dalam

konteks ini, penulis mengambil tiga kerangka teoritis yang lazim digunakan

dalam ilmu politik, khususnya dalam penelitian tentang tantang sis tem

pemerintahan presidensial: teori sistem presidensial, perbandingan

pemerintahan, kekuasaan dan hubungan antara eksekutif dengan legislatif,

dan partai politik dalam sistem presidensialisme.

A. Teori Sistem Presidensial

Skripsi ini memfokuskan diri pada studi tentang sistem

pemerintahan, yaitu hubungan antar dua lembaga tinggi negara eksekutif

dan legislatif.30

Sistem pemerintahan merupakan sebuah susunan lembaga-

lembaga negara yang tertata secara sistematis dan semua lembaga saling

terkait antar satu sama lain untuk mencapai tujuan tertentu. Dengan

pengertian ini, sistem pemerintahan mencakup sebuah kajian bagaimana

semua lembaga negara berfungsi dan bekerja dengan memperhatikan tingkat

30

Ahmad Yani, “Sistem Pemerintahan Indonesia: Pendekatan Teori dan Praktek

Konstitusi Undang-Undang Dasar 1945”, Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 15 No. 12 Juli 2018, h.

59.

Page 32: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

21

kewenangan dan pertanggungjawaban antar lembaga negara antara satu

dengan lainnya.31

Dalam sejarah pemerintahan di dunia, dikenal dua bentuk sistem

pemerintahan, yakni sistem monarki atau kerajaan dan sistem republik.

Sistem republik yang biasanya dilekatkan pada sistem pemerintahan yang

muncul pada zaman modern, diterapkan melalui mekanisme yang

bermacam-macam. Pertama sistem pemerintahan parlementer, yang ditandai

dengan kenyataan di mana sebuah negara pemerintahannya dipimpin oleh

seorang perdana menteri. Biasanya negara dengan sistem parlementer ini

fungsi kepala negara seperti raja, presiden hanya berstatus patro untuk

kepentngan seremonial saja. Kedua, adalah negara-negara dengan sistem

presidensial, di mana kepala negara dan kepala pemerintahan dipegang

penuh oleh seorang presiden.

Beberapa pendapat para ahli mengenai istilah sistem presidensial di

antaranya adalah Alan R. Ball menyebut sistem presidensial sebagai

“presidential type of government” atau pemerintahan dengan tipe

presidensial. Lalu C.F. Strong menyebut sistem presidensial sebagai “ the

non parliamentary” atau “fixed executive” atau jabatan pasti non

parlementer. Menurut R. Kranenburg menyebut sistem presidensial sebagai

“separation of power” atau pemerintahan dengan pembagian kekuasaan.32

31

Muliadi Anangkota, “Klasifikasi Sistem Pemerintahan Perspektif Pemerintahan Modern

Kekinian”, Cosmogov:Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol.3 No.2. h. 150. 32

Dede Mariana, Neneng Yani Yuningsih, Caroline Paskarina, Perbandingan

Pemerintahan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 19.

Page 33: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

22

Sistem presidensial adalah sebuah sistem pemerintahan yang mana

eksekutif yang biasanya dijabat oleh presiden menjadi pusat kekuasaan

suatu negara. Lembaga eksekutif adalah lembaga yang menjalankan

undang-undang, sedangkan lembaga legislatif adalah lembaga yang

membuat undang-undang.33

Badan eksekutif di dalam sistem presidensial

tidak bergantung pada lembaga legislatif atau parlemen. Terdapat beberapa

ciri dari sistem pemerintahan presidensial diantaranya adalah presiden

menjabat sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan, lembaga

eksekutif tidak bertanggung jawab kepada lembaga legislatif, kabinet dan

para menteri dibuat dan ditunjuk langsung oleh presiden dan bertanggung

jawab kepada presiden dan lembaga eksekutif dan lembaga legislatif dalam

posisi yang setara dan sama-sama kuat.

Karakteristik sistem presidensial yang utama adalah bahwa basis

legitimasi presiden berasal dari rakyat. Proses pemilihan langsung terhadap

eksekutif yakni presiden dan wakil presiden dengan masa jabatan yang tetap

menjadi bukti kalau pemerintahan sistem presidensial bertanggung jawab

kepada rakyat. Menurut Giovanni Sartori, sistem presidensial mempunyai

tiga ciri-ciri. Pertama, presiden atau kepala pemerintahan dipilih oleh

rakyat secara langsung melalui pemilihan umum untuk masa satu periode.

Kedua, parlemen atau legislatif tidak dapat memakzulkan presiden. Ketiga,

33

Syofyan Hadi, “Fungsi Legislasi dalam Sistem Pemerintahan Presidensil”. Jurnal Ilmu

Hukum. Vol. 9, No. 18, Februari 2013, h. 78.

Page 34: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

23

presiden memimpin langsung pemerintahan yang dibentuk oleh presiden itu

sendiri.34

Terdapat perbedaan antara pemerintahan sistem presidensial dengan

sistem parlementer terletak pada hubungan antara eksekutif dengan

legislatif. Jika dalam sistem presidensial ekesekutif atau presiden bebas

membentuk kabinet tanpa ada campur tangan dengan legislatif, sedangkan

dalam sistem parlementer anggota kabinet dipilih berdasarkan suara

terbanyak oleh anggota parlemen. Jika dalam sistem presidensial kepala

pemerintahan tidak bertanggung jawab kepada legislatif, sedangkan sistem

parlementer kepala pemerintahan atau biasanya dipimpin oleh perdana

menteri bertanggung jawab kepada parlemen. Presiden dalam sistem

presidensial tidak dapat membubarkan legislatif atau parlemen, sedangkan

sistem parlementer perdana menteri dapat membubarkan parlemen.

Penyelenggaraan pemilu dalam sistem presidensial presiden tidak bisa

secara tiba-tiba mengumumkan untuk mengadakan pemilu, sedangkan

sistem parlementer perdana menteri dapat mengumumkan untuk

mengadakan pemilu untuk kebutuhan pemerintahannya.35

Tidak ada sistem pemerintahan yang sempurna. Hal itu termasuk

sistem presidensial yang terdapat kelebihan dan kekurangan dalam

pelaksanaannya. Kelebihan dari sistem presidensial salah satunya adalah

pemerintahan yang dijalankan oleh eksekutif cukup stabil dan sesuai dengan

34

Yusuf Wibisono, “Anomali Praktik Sistem Pemerintahan Presidensial dan Multipartai di

Awal Pemerintahan Jokowi Tahun 2014”. Jurnal Ilmu dan Budaya. Vol. 40, No. 55, Maret 2017. 35

Sunarso, Perbandingan Sistem Pemerintahan, (Yogyakarta: Penerbit Ombak, 2012), h.

2-3.

Page 35: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

24

batas waktu yang telah ditetapkan oleh undang-undang, dan dalam sistem

presidensial tidak ada fokus kekuasaan karena lembaga tinggi negara

memiliki kewenangan masing-masing dan saling mengontrol satu sama

lain.36

Sedangkan, kelemahan dari sistem presidensial salah satunya adalah

kebijakan yang dibuat oleh eksekutif bersifat “bargaining position” atau

posisi tawar menawar antara pihak legislatif dan eksekutif dan pada

akhirnya terjadi kebijakan yang merugikan orang banyak dan hanya

menguntungkan kepentingan tertentu.37

Konsep yang diterapkan dalam sistem presidensial adalah konsep

Trias Politika. Trias Politika dicetuskan oleh Montesquieu yang sebelumnya

mengembangkan teori pembagian kekuasaan ala John Locke yang mana

kekuasaan terbagi menjadi tiga yakni eksekutif, legislatif, dan yudikatif.

Sistem presidensial dalam konsep Trias Politika adalah bahwa masing-

masing pilar dalam tiga lembaga tadi diharuskan untuk membina hubungan

antara eksekutif (presiden) dengan legislatif (parlemen). Keharusan itu

berlaku juga dalam hal saling melakukan pengawasan dan berkeseimbangan

(check and balances).38

Kebanyakan negara yang menerapkan prinsip ini

pasti tercantum dalam konstitusi negara yang bersangkutan.

Ciri-ciri lain dari sistem presidensial adalah pemilihan dalam sistem

pemerintahan presidensial baik itu calon presiden atau calon anggota

36

Pultoni, Sistem Pemerintahan Parlementer dan Presidensil: Studi Perbandingan dan

Pelaksanaannya di Indonesia, (Jakarta: Universitas Pembangunan Nasional Veteran), h. 17. 37

Muliadi Anangkota, “Klasifikasi Sistem Pemerintahan Perspektif Pemerintahan Modern

Kekinian”, Cosmogov:Jurnal Ilmu Pemerintahan, Vol. 3 No. 2. h. 148. 38

Sulardi, “Rekonstruksi Sistem Pemerintahan Presidensil Berdasar Undang-Undang

Dasar 1945 Menuju Sistem Pemerintahan Presidensil Murni”, Jurnal Konstitusi, Vol. 9 No. 3. h.

519.

Page 36: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

25

legislatif dipilih secara demokratis yakni dipilih langsung oleh rakyat

melalui pemilihan umum. Selain itu, secara personal antara presiden dengan

anggota parlemen tidak ada tumpang tindih. Legislatif adalah yang

menyusun undang-undang dan eksekutif adalah pelaksana undang-undang

yang telah disusun oleh legislatif.

Ada beberapa aspek pola dalam sistem presidensial diantaranya

adalah pola rekrutmen dan pola pengawasan dan pertanggungjawaban.

Berikut penjelasan dari masing-masing keduanya :

1. Pola Rekrutmen di dalam sistem presidensial terdapat beberapa poin

penting diantaranya adalah :

a. Tidak ada tumpang tindih secara personal antara lembaga eksekutif

dengan legislatif.

b. Anggota parlemen atau legislatif dipilih secara langsung oleh rakyat

melalui pemilihan umum.

c. Eksekutif dan legislatif dipilih langsung oleh rakyat melalui

pemilihan umum.

2. Pola pengawasan dan pertanggungjawaban: pola ini juga salah satu

bagian penting dalam pemerintahan sistem presidensial. Berikut ini

adalah beberapa bentuk pola dalam pengawasan dan

pertanggungjawaban :

a. Prinsip check and balances antara lembaga eksekutif dengan

legislatif.

Page 37: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

26

b. Lembaga legislatif membuat undang-undang dan kemudian undang-

undang dijalankan oleh eksekutif.

c. Eksekutif dapat menggunakan hak veto terhadap legislatif jika

eksekutif tidak setuju dengan undang-undang tersebut.39

B. Perbandingan Politik dan Pemerintahan

Karena skripsi ini berupaya melakukan kajian perbandingan praktik

pemerintahan di Indonesia dan Turki, maka teori perbandingan atau

komparatif politik merupakan kerangka teoritis kedua yang penulis

gunakan. Membandingkan merupakan sifat dan kebiasaan asli manusia dari

zaman dahulu hingga sekarang. Melakukan perbandingan pasti ada

kesamaan dan perbedaan antara diri kita dengan yang lain.40

Pengertian

umum dari metode perbandingan adalah melakukan perbandingan secara

sistematis satu negara dengan negara yang lain yang bertujuan untuk

mendapatkan gambaran umum dari perbedaan dan persamaan yang

berhubungan dengan fenomena yang sedang diteliti.41

Metode perbandingan terus dikembangkan oleh sarjana ilmu politik

untuk menemukan parameter yang melekat dalam kehidupan sosial manusia

baik dalam bidang bahasa, agama, budaya, ekonomi, sosial, maupun

39

Cora Elly Novianti, “Demokrasi dan Sistem Pemerintahan”, Jurnal Konstitusi, Vol.10,

No.2, Juni 2013. 40

Todd Landman, Issue and Methods in Comparative Politics: An Introduction, (New

York: Routledge), 2008, h. 4. 41

Ulfah Mawaddatul Qudus, Gerakan Politik dan Otonomi Khusus (Studi Perbandingan

Gerakan Suku Kurdi Memperjuangkan Otonomi Khusus di Irak dan Turki), (Skripsi S1 Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 18.

Page 38: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

27

politik.42

Perbandingan politik adalah bagian dari metode perbandingan

sosial yang membahas mengenai berbagai negara di belahan dunia supaya

dapat menemukan persamaan dan perbedaan sistem politik antara satu

negara dengan negara yang lainnya.43

Metode perbandingan politik sangat

berkaitan dengan sistem politik dan sistem pemerintahan antar dua negara

dan juga fokus terhadap sejarah politik negara yang menjadi model

perbandingan.

Secara sosiologis, terdapat tiga dimensi masyarakat dalam perlu

diamati untuk melihat dinamika hubungan antara penguasa dan rakyaknya:

yakni dimensi politik, dimensi pemerintahan, dan dimensi kebijakan. Proses

politik yang didalamnya dilaksanakan oleh aktor politik adalah individu

atau kelompok yang terorganisir dalam partai politik, gerakan sosial dan

kelompok kepentingan dan saling berinteraksi untuk dapat memecahkan

permasalahan penting seperti permasalahan sosial, politik. Dimensi

pemerintahan adalah kerangka yang tersedia dari peraturan formal dan

informal yang juga disebut dengan lembaga yang bertugas untuk

mengarahkan perilaku para aktor politik. Dalam suatu pemerintahan,

terdapat juga yang biasa disebut dengan kebijakan. Kebijakan adalah sebuah

keputusan politik yang dibuat untuk kepentingan orang banyak atau

masyarakat dan kemudian diimplementasikan dalam bentuk undang-undang

42

Todd Landman, Issue and Methods in Comparative Politics: An Introduction, (New

York: Routledge), 2008, h. 4. 43

Ulfah Mawaddatul Qudus, Gerakan Politik dan Otonomi Khusus (Studi Perbandingan

Gerakan Suku Kurdi Memperjuangkan Otonomi Khusus di Irak dan Turki), (Skripsi S1 Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018) h.18.

Page 39: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

28

dan diterapkan di dalam masyarakat.44

Dengan demikian, yang dimaksud

dalam perbandingan di sini adalah membandingkan satu negara dengan

negara lainnya, dalam kasus-kasus dan unit kajian yang telah ditentukan.

Pemerintah dalam bahasa Inggris disebut “government”, dalam

bahasa Perancis disebut “gouvernement” dan dalam bahasa Latin disebut

“gubernacalum”. Pemerintahan dapat diartikan sebagai kegiatan

penyelenggaraan negara dan mampu memberikan pelayanan dan

perlindungan bagi seluruh masyarakat, melakukan pengaturan,

memanfaatkan segala sumber daya yang ada, menjalin hubungan baik di

dalam negeri dan luar negeri. Pemerintahan adalah sebuah ilmu yang

mempelajari bagaimana dapat menjalankan wewenang kekuasaan dan dapat

mengatur sebuah sistem yang berada di dalam sebuah institusi dan

menjalankannya dengan baik dan berjalan dengan semestinya.45

Dilihat dari segi konsep, pemerintahan sejak dahulu sudah menjadi

konsep manusia yang sudah ada sejak manusia itu sendiri ada di dunia ini.

Seiring berjalannya waktu, pemerintah berubah menjadi sebuah organisasi

yang memiliki dasar dan kekuatan hukum. Dilihat dari struktur negara,

pemerintah adalah kepala dari masyarakat yang mempunyai wewenang

dalam menjalankan kegiatan bernegara. Struktur dan pembagian kekuasaan

dalam pemerintah sudah tercantum dalam aturan atau konstitusi pada saat

44

Skolastika L.K, “Pendekatan Perbandingan Politik Sebagai Teori dan Metode”, Tugas

Teori Perbandingan Politik. 45

Dede Mariana, Neneng Yani Yuningsih, Caroline Paskarina, Perbandingan

Pemerintahan, (Jakarta: Universitas Terbuka, 2007), h. 10.

Page 40: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

29

negara baru terbentuk supaya tidak ada penyalahgunaan kekuasaan (abuse

of power).

Pemerintah didirikan supaya seluruh lapisan masyarakat dapat

menjalani kehidupannya dengan wajar. Menurut David Apter pemerintah

adalah sebagai sebuah kumpulan khusus dari para individu yang telah

berkomitmen untuk bertanggung jawab ketika sedang menjabat dalam

pemerintah. Bersikap tanggung jawab dalam membuat keputusan di dalam

pemerintah adalah salah satu kegiatan penting dalam pemerintah.46

Pada

hakekatnya, pemerintah tidak bekerja untuk kepentingan diri sendiri tetapi

bekerja untuk masyarakat dan menciptakan suasana yang mana seluruh

lapisan masyarakat dapat mengembangkan potensi sumber daya yang

dimiliki dan demi masa depan negara yang lebih baik.

Perbandingan pemerintahan adalah menyejajarkan unsur-unsur dalam

pemerintahan dan mengidentifikasi perbedaan dan persamaan antara kedua

negara. Perbandingan pemerintahan pada awalnya lebih mengacu kepada

negara-negara Eropa dan fokusnya adalah pada lembaga eksekutif,

legislatif, dan yudikatif, partai politik, dan kelompok-kelompok penekan

(pressure group). Seiring berjalannya waktu, para peneliti dari jurusan ilmu

politik mulai mengembangkan studi perbandingan pemerintahan diluar

Eropa seperti Amerika, Afrika, Asia.

Terdapat dua bentuk pemerintahan perwakilan utama yakni

presidensial dan parlementer. Baik sistem presidensial maupun parlementer

46

Dede Mariana, Neneng Yani Yuningsih, Caroline Paskarina, Perbandingan

Pemerintahan, h. 12.

Page 41: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

30

semuanya dilandasi dengan nilai-nilai atau prinsip yang terbentuk dalam

kerangka kerja yakni konstitusi. Konstitusi adalah landasan dasar dalam

sistem pemerintahan di setiap negara. Hukum dasar atau konstitusi

menggambarkan konsep kerja organisasi dan filosofis dan membagi fungsi

masing-masing lembaga. Konstitusi adalah hal yang mutlak di setiap negara

untuk dijadikan sebagai patokan hukum dan juga konstitusi adalah sebagai

terwujudnya legitimasi. Salah satu ciri yang paling penting dalam konstitusi

adalah tentang pembagian kekuasaan di negara tersebut.47

C. Hubungan Eksekutif dan Legislatif

Proses interaksi antara eksekutif dengan legislatif mempunyai

beberapa tahapan yang akan memberikan dampak bagi mekanisme terhadap

keterlanjutan lembaga negara lainnya. Hubungan antara eksekutif dengan

legislatif akan berpengaruh dengan penyelenggaraan pemerintahan di

daerah. Terdapat tiga bentuk hubungan antara eksekutif dengan legislatif.

Pertama, bentuk komunikasi saling tukar menukar informasi. Kedua,

bentuk kerjasama atas beberapa program dan permasalahan. Ketiga,

memberikan penjelasan atau klarifikasi terkait dengan permasalahan yang

dibahas antara eksekutif dengan legislatif.48

Jika hubungan antara eksekutif dengan legislatif berjalan dengan

seimbang, maka pemimpin eksekutif atau presiden akan menjadi pusat

47

Dede Mariana, Neneng Yani Yuningsih, Caroline Paskarina, Perbandingan

Pemerintahan, h. 100. 48

Dwi Arum Setiyawati, “Pola Hubungan Eksekutif Dengan Legislatif dalam Proses

Pembuatan Peraturan Daerah (Studi pada Perda Pajak Hiburan Tahun 2011 Kabupaten

Lampung Selatan)” (Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Lampung,

2012).

Page 42: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

31

perhatian. Kekuasaan eksekutif atau presiden menjadi penentu akan

hubungan antara eksekutif dengan legislatif , baik hubungannya baik seperti

bekerja sama untuk kepentingan orang banyak atau buruk dan menjadi

rivalitas antara eksekutif dengan legislatif.

Pengaruh eksekutif terhadap legislatif menurut Mainwaring dan

Shugart terdapat dua jenis kuasa kepresidenan yakni secara konstitusional

dan secara partisan. Kuasa konstitusional pada presiden yakni presiden bisa

menggunakan wewenangnya seperti hak veto, dekrit. Kuasa partisan pada

presiden yakni presiden mendapat bantuan dukungan dari partai koalisi di

legislatif. Kuasa partisan terdapat dua fragmentasi yakni sistem kepartaian

dan sikap solidaritas. Kuasa partisan juga menjadi penentu hubungan antara

eksekutif dengan legislatif. Jika jumlah partai politik semakin banyak,

kemungkinan satu partai politik dapat meraih mayoritas kursi di parlemen

kecil. Sikap solidaritas juga berpengaruh terhadap hubungan antara

eksekutif dengan legislatif karena semakin solidnya partai politik, maka

semakin solid juga anggota partai politik untuk satu suara.49

Jika eksekutif mempunyai kekuatan untuk memengaruhi legislatif,

maka legislatif juga dapat melakukan hal yang serupa. Model legislatif

menurut Cox dan Morgenstern dalam sistem presidensial adalah faktor

49

Djayadi Hanan, Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia: Upaya Mencari

Format Demokrasi yang Stabil dan Dinamis dalam Konteks Indonesia, (Bandung: Mizan, 2014),

h. 46.

Page 43: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

32

penting yang menjadi penentu hubungan antara eksekutif dengan legislatif.

Model legislatif terbagi dalam tiga macam yakni:50

1. Originatif: melantik dan memberhentikan eksekutif.

2. Proaktif: membuat dan meloloskan usulan yang berasal dari legislatif itu

sendiri.

3. Reaktif: menggunakan hak veto terhadap usulan yang diajukan oleh

eksekutif.

Ciri-ciri di atas tersebut kebanyakan digunakan dalam negara-negara

yang mengadopsi sistem pemerintahan parlementer di negara-negara Eropa.

Menurut Figuerido dan Limongi, hal yang utama dalam hubungan eksekutif

dengan legislatif adalah kekuasaan legislatif presiden dan pengorganisasian

lembaga legislatif. Maksud kekuasaan legislatif presiden adalah bahwa

presiden dapat mendesak legislatif untuk dapat bekerja sama dan tidak

berkonflik meskipun eksekutif hanya minoritas di legislatif.

Institusi juga berpengaruh dalam proses hubungan antara eksekutif

dengan legislatif. Thelen dan Steinmo mendefinisikan institusi sebagai

aturan yang formal, prosedur kepatuhan, dan prosedur operasi standar yang

menstrukturkan hubungan antar individu di berbagai unit pemerintahan dan

bidang ekonomi pun juga termasuk dalam institusi. Kekuasaan

konstitusional presiden dalam sistem presidensial akan selalu sejajar dengan

kekuasaan legislatif dan begitu juga dalam proses terlahirnya sebuah

undang-undang dalam sistem presidensial. Hubungan antara eksekutif

50

Djayadi Hanan, Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia: Upaya Mencari

Format Demokrasi yang Stabil dan Dinamis dalam Konteks Indonesia, h.50.

Page 44: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

33

dengan legislatif bersifat check and balances dan hasil dari proses

dimasing-masing institusi lalu kemudian dikirim ke masing-masing pihak

terkait.

Institusi dalam proses kerjanya menurut Hall ada dua tahap, pertama

organisasi pengambil kebijakan berusaha untuk mempengaruhi kekuasaan

yang dipegang oleh sekelompok orang dalam menentukan hasil kebijakan

yang telah dibuat. Kedua, posisi kelompok dalam upaya mempengaruhi para

tokoh yang mempunyai kepentingan. Dalam pemerintahan, posisi seperti ini

mirip dengan pembahasan undang-undang antara presiden dengan parlemen.

D. Partai Politik Dalam Sistem Presidensial

Sebagai institusi yang menjadi alat untuk menjamin partisipasi

masyarakat, partai politik merupakan salah satu pilar penting dalam

kehidupan berdemokrasi. Karenanya, partai politik berperan menjadi

fasilitas atau sarana bagi masyarakat untuk dapat ikut dan berpartisipasi

dalam perpolitikan negara. Menurut Carl Friedrich, partai adalah sebuah

kelompok yang dibuat oleh manusia secara terorganisir dengan stabil dan

mencapai tujuan untuk mengambil dan mempertahankan kekuasaan dan

pemerintahannya. Menurut Soltau partai politik adalah sebuah organisasi

yang membentuk sebagai kesatuan politik dan menggunakan kekuasaannya

untuk membuat kebijakan yang bersifat umum yang dibuat oleh para

penguasa negara tersebut.51

Lalu menurut Sigmund Neumann berpendapat

bahwa partai politik adalah sebuah organisasi yang didirikan oleh para

51

Ramlan Surbakti, Memahami Ilmu Politik, (Jakarta: PT Grasindo, 2010), h. 148.

Page 45: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

34

aktivis politik yang memiliki tujuan untuk merebut pemerintahan serta

merebut hati masyarakat dengan bersaing dengan kelompok yang

mempunyai perbedaan pandangan.52

Secara historis, organisasi berbentuk partai politik muncul sejak era

demokrasi di mana kedaulatan rakyat benar-benar mulai menggantikan

monarki absolut. Dalam kaitan ini, partai politik berfungsi sebagai

mekanisme kelembagaan untuk meraih kekuasaan dan bagaimana rakyat

mempertahankan kekuasaan tersebut. Berlandaskan ideologi dan

kepentingan politik tertentu, partai politik berusaha sekuat mungkin

melaksanakan visi misi dengan cara membenuk pemerintahan. Dalam

paham demokrasi, cara agar dapat meraih dan mempertahankan kekuasaan

tadi, sebuah partai harus mengikuti mekanisme yang terdapat dalam aturan

main demokrasi, yaitu pemilihan umum (pemilu).

Keberadaan partai politik dalam suatu negara demokratis menandai

berjalannya sebuah sitem demokrasi, karena dalam kerangka itulah sebuah

prinsip kebebasan dan kemerdekaan berorganisasi berjalan sesuai dengan

aturan main demokratis. Melalui organisasi kepartaian kita bisa meyakini

bahwa rakyat memiliki kedaulatan untuk terlibat dalam penyelenggaraan

kekuasaan.53

Partai politik jika sudah berhasil mendapatkan kekuasaan,

maka partai politik dapat menggunakan posisinya sebagai pembuat

keputusan. Sedangkan, partai politik yang tidak mampu meraih

52

Abd. Rahman Bawazi, “Dinamika Partai Politik dalam Sistem Presidensil di Indonesia”.

Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia”. Vol. 6, No. 2, Mei 2017, h. 140. 53

Yusuf Wibisono, “Anomali Praktik Sistem Pemerintahan Presidensial dan Multipartai di

Awal Pemerintahan Jokowi Tahun 2014”. Jurnal Ilmu dan Budaya. Vol. 40, No. 55, Maret 2017.

Page 46: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

35

kemenangan, maka partai politik tersebut menjadi oposisi atau pengontrol

terhadap partai politik yang mayoritas di legislatif atau parlemen.

Keberadaan partai politik di dalam sistem politik, tentunya partai politik

akan terikat dengan aturan sistem kepartaian di negara yang bersangkutan.

Menurut Maurice Devanger, di dalam sistem pemerintahan

demokratis terdapat tiga jenis sistem kepartaian. Pertama, sistem partai

tunggal lahir karena kekhawatiran dengan keanekaragaman dan konflik

horizontal yang akan menyebabkan negara tersebut tidak stabil. Sistem

tunggal ini mengharamkan adanya oposisi, dan partai tunggal berkuasa

menjadi pemimpin untuk kepentingan masyarakat secara menyeluruh.

Kedua, sistem dua partai berarti terdapat partai penguasa atau partai

pemenang pemilu dan partai oposisi yang kalah pada pemilu. Sistem

kepartaian ini sewaktu-waktu bisa berubah bisa jadi partai penguasa

menjadi oposisi dan juga sebaliknya partai oposisi jadi penguasa dari hasil

pemilu. Lalu yang terakhir adalah sistem kepartaian multi partai yang mana

berarti jumlah partai politik yang berpartisipasi lebih dari dua. Sistem multi

partai banyak digunakan di negara yang terdapat keanekaragaman baik itu

suku, agama, ras. Sistem multi partai dalam pemilu biasanya tidak ada yang

meraih mayoritas suara sehingga harus berkoalisi supaya bisa memenuhi

jumlah kursi minimum.54

Pada sistem presidensial, partai politik memiliki peran yang cukup

penting. Pemimpin eksekutif atau presiden di dalam sistem presidensial

54

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 415-

420.

Page 47: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

36

memang tidak bertanggung jawab kepada legislatif atau parlemen, tapi tentu

saja presiden membutuhkan parlemen untuk dapat menjalankan program-

program yang telah disusun oleh presiden. Program-program kerja presiden

bisa terhambat jika koalisi dalam pemerintahannya tidak dapat mayoritas di

parlemen. Presiden membutuhkan dukungan dari legislatif terutama di

dalam negara yang multipartai.

Di sinilah kalkulasi rasional dari partai-partai dalam sistem

presidensial muncul. Karena kepastian untuk memenangkan pemilu itu

begitu kecil, membentuk koalisi dalam pemerintahan adalah jalan terbaik

bagi partai untuk dapat memuluskan langkah-langkah setiap kebijakan

presiden. Pembentukan koalisi diawali dengan mengikuti pemilihan umum

baik pemilihan presiden maupun legislatif. Sebelum mengikuti pemilihan

umum, semua partai politik menentukan sikapnya masing-masing untuk ikut

dan bergabung dengan partai politik lainnya dan membentuk sebuah koalisi.

Setelah pemilihan umum baik eksekutif maupun legislatif selesai digelar

dan hasil pemilihan umum tersebut akan menentukan posisi para partai

politik tersebut bisa jadi menjadi koalisi pemerintah atau koalisi oposisi.55

Membangun koalisi dalam sistem presidensial multi partai tentunya

bukan hal yang mudah. Setiap partai politik yang ada di pemerintahan

mempunyai tujuan, komitmen, idealisme tersembunyi didalamnya demi

mencapai kepentingan partai politik itu sendiri. Selain itu, menurut Scott

Mainwaring perpecahan di dalam koalisi kerap terjadi di dalam sistem

55

Djayadi Hanan, Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia: Upaya Mencari

Format Demokrasi yang Stabil dan Dinamis dalam Konteks Indonesia, (Bandung: Mizan, 2014),

h. 69.

Page 48: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

37

presidensial karena para pemimpin partai politik dalam koalisi harus tetap

berhubungan baik dengan presiden karena jika sampai ada kesalahan dalam

pemerintahan, maka identitas partai tersebut akan menjadi tercoreng karena

kesalahan yang dibuat.56

Koalisi partai politik dalam sistem presidensial bisa menjadi ganjalan

bagi presiden terutama dalam koalisi pemerintahan. Anggota kabinet

dibentuk dan ditunjuk oleh presiden melalui hak prerogatifnya. Hak

prerogatif menurut Bagir Manan adalah hak yang dimiliki oleh seorang

presiden yang berasal dari konstitusi.57

Namun, pada kenyataannya hak

prerogatif tidak dapat terlaksana sepenuhnya dari presiden itu sendiri, peran

partai politik yang berkoalisi yang mengintervensi presiden dalam

pemilihan para menteri membuat kabinet pemerintahan diisi oleh orang-

orang yang memiliki kepentingan baik itu partai maupun pribadi.58

Semua jenis sistem pemerintahan yang ada di dunia ini tidak

sepenuhnya berjalan mulus atau sempurna begitu juga dengan sistem

presidensial. Suatu pemerintahan dalam sistem presidensial agar dapat

berjalan dengan stabil yakni harus mampu menguasai parlemen yakni

dengan meraih mayoritas kursi. Selain itu, parlemen adalah perwakilan dari

partai politik dan hal yang pasti terjadi di dalam parlemen adalah manuver

dan intervensi di dalam aktivitas parlemen. Aktivitas partai politik yang

56

Firman Hanan, “Relasi Eksekutif-Legislatif dalam Presidensialisme Multipartai di

Indonesia”, Jurnal Wacana Politik, Vol. 2, No. 2, Oktober 2017, h. 100. 57

Hendra Wahyu Prabandani, “Batas Konstitusional Kekuasaan Konstitusional Presiden”.

Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 12, No. 03, Oktober 2015, h. 270. 58

M. Yasin al-Arif, “Anomali Sistem Pemerintahan Presidensial Pasca Amandemen UUD

1945”. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM, Vol. 22, No.2, April 2015, h. 243.

Page 49: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

38

terjadi di parlemen tentu akan berpengaruh terhadap relasi antara presiden

dengan parlemen. Hubungan yang harmonis antara presiden dengan

parlemen adalah hal yang penting supaya pemerintahan tetap stabil dan

tidak ada aksi saling ingin berkuasa melebihi kewenangannya masing-

masing.59

59

Fazrin Basalamah, “Pengaruh Partai Politik dalam Sistem Pemerintahan (Presidensial)

Menurut Pasal 6A UUD 1945”. JurnalLex Administratum, Vol. 6, No. 2, April-Juni 2018, h. 79-

80.

Page 50: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

39

BAB III

PERJALANAN SISTEM PRESIDENSIAL DI INDONESIA

DAN TURKI

Dalam bab ini hendak dijelaskan sejarah panjang dinamika perjalanan

sistem pemerintahan yang berada di Indonesia dan Turki. Bab ini akan fokus

pada dinamika bagaimana sistem sistem presidensial terbentuk dan

berkembang di Indonesia dan Turki, sesuai dengan tantangan-tantangan

politik dan dinamika kepartaian di kedua negara itu. Dalam konteks ini, baik

Turki dan Indonesia sama-sama pernah mempunyai pengalaman politik di

mana sistem sistem presidensial diganti dangan sistem parlementer. Hal ini

tidak berjalan panjang, tetapi menunjukkan bukti bahwa kuatnya politik

kepartaian di suatua negara bisa jadi menjadi ancaman pada sistem

presidensial. Dalam arti demikian, sistem politik dan pemerintahan di Turki

dan Indonesia memiliki sejarah panjang dalam membentuk sistem

pemerintahan yang ideal yang diterapkan di kedua negara dewasa ini.

A. Sistem Presidensial di Indonesia

1. Era Orde Lama

Perdebatan mengenai sistem pemerintahan yang tepat bagi Indonesia

sudah muncul sebelum kemerdekaan. Perdebatan ini dimulai di dalam

lembaga Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia

(BPUPKI) yang berdiri pada 29 April 1945. Badan ini diketuai oleh Ir.

Radjiman Widyodiningrat. Lembaga ini banyak membicarakan berbagai

Page 51: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

40

permasalahan mengenai Indonesia setelah merdeka seperti dasar negara,

bentuk negara dll. Pada awalnya, adalah Dr. Soepomo yang mengusulkan

bahwa Indonesia tidak mengadopsi sistem demokrasi ala Barat karena

demokrasi di mayoritas negara Barat cenderung melahirkan sikap

individualisme. Pada 14 Juli 1945, dalam rapat BPUPKI ditetapkan bahwa

sistem presidensial dan sistem parlementer sama-sama memiliki kelemahan

dan tidak cocok diterapkan di Indonesia.60

Pada 18 Agustus 1945, satu hari setelah proklamasi kemerdekaan,

Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) menggelar sidang pertama

pasca kemerdekaan dan melahirkan beberapa hal yang krusial salah satunya

adalah Undang-Undang Dasar 1945 resmi disahkan. Pembentukan UUD 1945

diwarnai dengan banyak perdebatan di antara banyak kalangan. Seperti Ir.

Soekarno, Moh. Hatta, Moh. Yamin, dan Dr. Soepomo. Hal-hal yang

diperdebatkan di dalam perancangan UUD 1945 di antaranya adalah

mengenai dasar negara yang berdasarkan teori individu, teori kelas.

Perdebatan mengenai pembukaan di dalam UUD 1945 di mana kelompok

nasionalis dan kelompok Islam berdebat mengenai tujuh kata yang dianggap

hanya untuk kepentingan umat muslim pada sila pertama Pancasila.61

Pada hari yang sama, Ir. Soekarno dan Drs. Moh. Hatta dilantik

menjadi presiden dan wakil presiden Republik Indonesia secara aklamasi dan

Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) dibentuk untuk membantu tugas

60

Sofian Effendi, “Mencari Sistem Pemerintahan Negara”, makalah Pidato Dies UGM, 23

November 2006, hlm. 6. 61

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:

AIPI), 2018, hlm. 31.

Page 52: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

41

presiden dan wakil presiden atau eksekutif sebelum Majelis Permusyawaratan

Rakyat (MPR) dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) terbentuk. Pada sidang

kedua PPKI yang digelar pada tanggal 19 Agustus 1945 melahirkan beberapa

keputusan penting diantaranya terbentuknya 12 kementerian dan 4 Menteri

Negara, pembentukan 8 provinsi yang setiap provinsi dipimpin oleh

gubernur. Di hari yang sama, lahir kabinet yang bernama Kabinet

Presidensial karena Indonesia setelah merdeka mulai menerapkan sistem

presidensial di mana presiden menjadi kepala negara sekaligus kepala

pemerintahan.

Kabinet Presidensial yang dibentuk pada 19 Agustus 1945 hanya

bertahan sampai pada tanggal 14 November 1945. Ini terjadi karena Soetan

Sjahrir diangkat menjadi perdana menteri dan otomatis pada saat itu sistem

pemerintahan berubah dari presidensial menjadi parlementer. Pengangkatan

Soetan Sjahrir sebagai perdana menteri didasari dengan dikeluarkannya

Maklumat Pemerintah pada hari yang sama. Sejak 14 November 1945 hingga

20 Desember 1949 telah terjadi beberapa kali pergantian kabinet mulai dari

Sjahrir I, II, III, Kabinet Amir Sjarifuddin I, II, Kabinet Hatta I, II, dan

sampai lahirnya Republik Indonesia Serikat (RIS) yang dipimpin oleh Moh

Hatta.62

Pada periode 1945-1949, kondisi Indonesia masih belum sepenuhnya

bebas dari pengaruh asing terutama Belanda yang tidak mengakui kedaulatan

Republik Indonesia terus mengintervensi Indonesia. Belanda yang

62

Rosdalina Bukido, “Kajian Terhadap Sistem Pemerintahan dan Prakteknya Menurut

Undang-Undang Dasar Tahun 1945”, Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah Vol 10, No.1, 2012, 8-9.

Page 53: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

42

menggunakan cara kekerasan dengan melalui perang mendapat kecaman

internasional terutama dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) dan Belanda

pada akhirnya bersedia mengikuti beberapa perjanjian untuk menentukan

nasib mereka di Indonesia. Perjanjian Linggarjati menjadi perundingan

pertama antara Indonesia dengan Belanda. Republik Indonesia Serikat (RIS)

lahir pada saat pemerintah Indonesia dan Belanda berunding di dalam

Perjanjian Linggarjati di Cirebon pada 11-13 November 1946 yang pada saat

itu delegasi Indonesia dipimpin oleh Soetan Sjahrir, sedangkan delegasi dari

pihak Belanda dipimpin oleh H. J. Van Mook dan perjanjian ini

ditandatangani pada 25 Maret 1947. Republik Indonesia Serikat (RIS) lahir

setelah mendapat kedaulatan dari Belanda dalam Konferensi Meja Bundar

(KMB) di Den Haag pada 27 Desember 1949.63

Indonesia mulai memasuki era Demokrasi Parlementer pasca bubarnya

Republik Indonesia Serikat (RIS) pada tanggal 17 Agustus 1950 dan kembali

ke Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Era Demokrasi Parlementer

berlandaskan pada Undang-Undang Dasar 1950 (UUDS 1950).64

Jika pada

masa sistem Presidensial presiden adalah pemegang kepala negara dan kepala

pemerintahan, tetapi di era Demokrasi Parlementer presiden hanya sebatas

seremonial atau hanya sebagai kepala negara, sedangkan perdana menteri

menjalankan tugasnya sebagai kepala pemerintahan atau sebagai eksekutif

dan bertanggung jawab kepada DPR atau legislatif.

63

George McTurnan Kahin, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, (Surakarta: UNS

Press), 1995, hlm. 570. 64

Paizon Hakiki, “Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal Tahun 1949-

1959”, Jurnal Online Mahasiswa Vol 1, No.1, 2014.

Page 54: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

43

Mohammad Natsir didaulat menjadi Perdana Menteri Indonesia

pertama oleh Presiden Soekarno setelah pemerintahan RIS bubar pada

tanggal 6 September 1950. Mohammad Natsir yang merupakan ketua Partai

Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi) menguasai kursi parlemen

dengan 49 kursi. Koalisi Kabinet Natsir meliputi Persatuan Indonesia Raya

(PIR), Partai Indonesia Raya (Parindra), Partai Sosialis Indonesia (PSI),

Partai Katolik, Partai Sarekat Islam Indonesia (PSII), dan Partai Kristen.

Koalisi Kabinet Natsir juga mendapatkan dukungan dari anggota parlemen

non-partai sebanyak 24 orang. Selain itu, Kabinet Natsir juga mendapat

dukungan dari kalangan militer yang mempunyai hubungan baik dengan

Partai Masyumi.

Koalisi partai oposisi dipimpin oleh Partai Nasional Indonesia (PNI)

dengan perolehan kursi sebanyak 41 kursi parlemen yang didukung oleh

Partai Komunis Indonesia (PKI) dan partai-partai beraliran pendukung Stalin

dengan perolehan kursi 29 kursi. Parlemen juga diisi oleh partai politik yang

tidak memihak ke pihak manapun atau netral seperti Partai Buruh, dan

Barisan Tani Indonesia.65

Program-program dalam pemerintahan Mohammad Natsir untuk

mencapai Indonesia yang lebih baik diantarannya adalah mempersiapkan

menyelenggarakan pemilu untuk Dewan Konstituante, konsolidasi di dalam

pemerintahan, menyempurnakan organisasi angkatan perang,

mengembangkan dan memperkuat sistem ekonomi kerakyatan,

65

George McTurnan Kahin, Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia, (Surakarta: UNS

Press), 1995, hlm. 593.

Page 55: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

44

menyelesaikan dan memperjuangkan Irian Barat untuk dapat bergabung ke

Indonesia.

Kabinet Natsir hanya mampu bertahan kurang dari setahun karena

pada tanggal 22 Januari 1951 mayoritas anggota parlemen menyatakan mosi

tidak percaya terhadap pemerintahan Natsir dan pada 20 Maret 1951,

Mohammad Natsir memberikan mandatnya kepada presiden. Pemerintahan

dilanjutkan oleh Soekiman Wirjosandjojo dan membentuk kabinet yang

bernama Kabinet Soekiman. Soekiman merupakan tokoh sayap dari Partai

Masyumi yang pada masa Kabinet Natsir mengkritik Mohammad Natsir

karena pemerintahan Mohammad Natsir yang berupaya untuk mengeluarkan

PNI dari kabinet.66

Kabinet Soekiman memiliki kesamaan dengan Kabinet Natsir dalam

program kerja pemerintah, yakni memperjuangkan Irian Barat berintegrasi ke

Indonesia. Jika di masa Kabinet Natsir, Perdana Menteri memiliki hubungan

yang baik dengan militer, lain halnya dengan pemerintahan Soekiman yang

tidak dapat menjaga hubungan baik dengan militer. Ini dilihat dari tindakan

yang diambil oleh pemerintahan Soekiman dalam menghadapi

pemberontakan yang terjadi di Jawa Barat, Jawa Tengah, Sulawesi Selatan.

Kabinet Soekiman pada akhirnya harus berhenti pada 3 April 1952.

Wilopo naik menjadi perdana menteri sekaligus menjadi perdana

menteri pertama yang berasal dari Partai Nasional Indonesia (PNI), setelah

dua perdana menteri sebelumnya berasal dari Partai Masyumi. Sama seperti

66

Robert E. Lucius, “A House Divided: The Decline and Fall of Masyumi (1950-1956)”,

(Tesis Naval Postgraduate School, US Navy, 2003).

Page 56: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

45

pemerintahan sebelumnya, program-program kerja yang dianggap penting

adalah mengenai Irian Barat dan kestabilan politik nasional. Sama dengan

pemerintahan sebelumnya, hubungan pemerintah dengan militer terutama

Angkatan Darat tidak begitu harmonis.

Konflik pemerintah dengan Angkatan Darat dikenal dengan peristiwa

17 Oktober 1952. Konflik ini muncul karena Dewan Perwakilan Rakyat

Sementara (DPRS) terus menunda pelaksanaan pemilu. Selain itu, tindakan

pemerintah yang berupaya mengintervensi militer mendapat kecaman dari

parlemen. Permasalahan tanah perkebunan milik asing di Tanjung Morawa

juga menjadi permasalahan di dalam pemerintahan Wilopo. Pihak oposisi dan

pihak anti kabinet lainnya menggelar mosi tidak percaya kepada Kabinet

Wilopo dan pada 2 Juni 1953, Wilopo menyerahkan mandatnya kepada

Presiden Soekarno.67

Ali Sastroamidjojo naik menjadi perdana menteri yang berasal dari

PNI. Kabinet Ali Sastroamidjojo diisi oleh orang-orang yang ahli pada

bidangnya atau disebut juga dengan istilah zaken kabinet. Program kerja yang

disusun dalam pemerintahan Kabinet Ali adalah menyelenggarakan pemilu

segera, mengakhiri konflik politik, pembebasan Irian Barat. Pemerintahan Ali

Sastroamidjojo menghadapi permasalahan dari daerah yakni ketika Aceh

yang pada saat itu dikuasai oleh Daud Beureueh menuntut status Aceh untuk

ditingkatkan menjadi provinsi sendiri terpisah dari Sumatera Utara.

67

Paizon Hakiki, “Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal Tahun 1949-

1959”, Jurnal Online Mahasiswa Vol 1, No.1, 2014.

Page 57: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

46

Permasalahan dengan militer terutama dengan Angkatan Darat masih

terus berlanjut dari pemerintahan sebelumnya. Tentara Nasional Indonesia

terpecah sejah peristiwa 17 Oktober 1952 antara kelompok yang pro dengan

demonstrasi dengan kelompok yang kontra dengan demonstrasi tersebut.

Mayor Jenderal T.B Simatupang yang pada saat itu menjabat sebagai Kepala

Staf Angkatan Perang (KSAP) dipecat karena mendukung gerakan

demonstrasi tersebut. Penunjukan Iwa Kusumasumantri sebagai menteri

pertahanan membuat hubungan antara pemerintah dengan Angkatan Darat

semakin memburuk terutama ketika Iwa Kusumasumantri mengangkat

Kolonel Zulkifli Lubis sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) tanpa

konsultasi dengan pimpinan KSAD sebelumnya Kolonel Bambang Sugeng.68

Akhirnya Kabinet Ali Sastroamidjojo tidak dapat bertahan lama dan

Ali Sastroamidjojo mengembalikan mandatnya ke Presiden pada 24 Juli

1955. Ada satu kesuksesan yang dicapai dalam pemerintahan Ali

Sastroamidjojo yakni mampu menyelenggarakan Konferensi Asia Afrika

pada 18-25 April di Bandung. Jabatan perdana menteri kemudian dipegang

oleh Burhanuddin Harahap pada tanggal 12 Agustus 1955 yang merupakan

tokoh dari kalangan PNI. Tak lama setelah dilantik menjadi perdana menteri

atau tepatnya pada tanggal 29 September 1955, pemilu untuk pertama kalinya

sejak merdeka digelar. Pemilu pertama memilih anggota DPR dan pemilu

kedua untuk memilih anggota konstituante pada 15 Desember 1955. Hasil

pemilu 1955 sangat krusial dan mengubah komposisi jumlah anggota partai

68

Herbert Feith, The Decline of Constitusional Democracy in Indonesia, (Jakarta:

Equinox, 2007), hlm. 396.

Page 58: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

47

politik di parlemen dan berpengaruh terhadap pemerintahan Burhanuddin

Harahap yang pada akhirnya mengembalikan mandatnya ke Presiden

Soekarno pada 3 Maret 1956.69

Ali Sastroamidjojo kembali naik menjadi perdana menteri untuk yang

kedua kalinya pada 20 Maret 1956. Kabinet Ali Sastroamidjojo II untuk

pertama kalinya berkoalisi antara PNI, Masyumi, dan Nahdhlatul Ulama

(NU). Tetapi koalisi di dalam pemerintahan Ali Sastroamidjojo II tidak

bertahan lama karena Masyumi menuntut Ali Sastroamidjojo untuk

menyerahkan mandatnya karena daerah bergejolak. Akhirnya Masyumi

memutuskan untuk menarik seluruh menterinya dari kabinet Ali

Sastroamidjojo dan ini berpengaruh besar terhadap posisi Ali Sastroamidjojo

sebagai perdana menteri dan krisis pemerintahan ini berakhir ketika Ali

Sastroamidjojo menyerahkan mandatnya kepada Presiden Soekarno pada 14

Maret 1957.

Instabilitas yang terus terjadi di dalam pemerintahan membuat

Presiden Soekarno memutuskan untuk membentuk kabinet sendiri pada 9

April 1957 yakni Kabinet Karya dan Ir. Djuanda Kartawidjaja ditunjuk

memimpin kabinet. Program kerja yang disusun di dalam Kabinet Karya ini

disebut dengan Pancakarya atau 5 program kerja yakni : (1) Membentuk

dewan nasional; (2) Normalisasi keadaan negara; (3) Melancarkan

pembatalan isi KMB; (4) Memperjuangkan integrasi Irian Barat; (5)

Mempercepat pembangunan nasional.

69

Singgih Bambang Permadi, “Proses Pemilihan Umum 1955 di Indonesia” (Skripsi S1

Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014).

Page 59: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

48

Pelaksanaan Pancakarya dalam pemerintahan Ir. Djuanda sulit

dilaksanakan karena masih terjadi pergolakan di daerah seperti yang terjadi

di Sumatera Barat lahir gerakan Pemerintahan Revolusioner Republik

Indonesia (PRRI) dibawah pimpinan Letnan Kolonel Ahmad Husein, lalu

gerakan Perdjuangan Rakyat Semesta (Permesta) di Sulawesi Utara dibawah

pimpinan Letnan Kolonel Ventje Sumual. Gerakan-gerakan separatis di

daerah muncul karena pemerintah pusat tidak mampu melaksanakan

pembangunan di daerah dan cenderung terpusat. Bahkan Presiden Soekarno

juga menjadi sasaran percobaan pembunuhan di Cikini, Jakarta pada 30

November 1957.

Pemerintahan Djuanda menorehkan sebuah prestasi internasional

yakni mengubah batas perairan Indonesia yang mana di era pemerintahan

Hindia Belanda hanya dihitung 3 mil dari garis pantai dan semua laut-laut

antar pulau resmi milik Indonesia dan bukan lagi perairan bebas.70

Pada

akhirnya, kegagalan pemerintah untuk menciptakan undang-undang dalam

sistem parlementer dalam rentang tahun 1950-1959 berhenti setelah Presiden

Soekarno memutuskan untuk mengeluarkan Dekrit Presiden pada 5 Juli 1959.

Isi dari Dekrit Presiden tersebut adalah :

a. Pembubaran Konstituante.

b. Kembali ke Undang-Undang Dasar 1945 dan UUDS 1950 tidak berlaku

lagi.

70

“Deklarasi Djuanda I isi, hasil, sejarah, dan pengaruhnya terhadap Indonesia”,

https://setkab.go.id/deklarasi-djuanda-dan-visi-mochtar-kusumaatmadja/. Diakses pada tanggal 13

Maret 2019.

Page 60: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

49

c. Majelis Permusyawaratan Rakyat Sementara (MPRS) dan Dewan

Perwakilan Rakyat Sementara (DPRS) akan segera dibentuk.71

Setelah dikeluarkannya Dekrit Presiden, Presiden Soekarno mulai

menjalankan pemerintahan yang disebut dengan Demokrasi Terpimpin. Era

Demokrasi Terpimpin menjadi akhir dari sistem Demokrasi Liberal yang

cenderung tidak stabil karena sering bergantinya kepala pemerintahan dan

hubungan dengan legislatif yang terus memburuk dan tidak cocok diterapkan

di Indonesia. UUD 1945 mulai kembali digunakan sebagai rujukan dasar

pemerintahan mulai Juni 1959. Komponen pemerintahan era Demokrasi

terdiri badan eksekutif yakni presiden, wakil presiden dan para menteri yang

ditunjuk dan diberhentikan oleh presiden. Presiden dan wakil presiden dipilih

oleh MPRS sehingga presiden dan wakil presiden disebut mandataris MPRS

atau bertanggung jawab kepada MPR.

Pada era Demokrasi Terpimpin, peran eksekutif sangatlah dominan

dan peran lembaga legislatif dan yudikatif seperti Mahkamah Agung

berstatus menteri, tidak ada wakil presiden dan era ini nyaris prinsip check

and balances tidak berfungsi. Demokrasi Terpimpin ala Presiden Soekarno

pada pelaksanaannya banyak terjadi penyelewengan dari Undang-Undang

Dasar 1945. Beberapa contoh penyelewengan di era Demokrasi Terpimpin

diantaranya adalah pada tahun 1960 Presiden sebagai eksekutif membubarkan

Dewan Perwakilan Rakyat hasil pemilu, pimpinan DPR diangkat menjadi

menteri, sekaligus menjadi pembantu presiden, presiden diangkat menjadi

71

“Isi Dekrit Presiden 5 Juli 1959”, https://kebudayaan.kemdikbud.go.id/muspres/dekrit-

presiden-5-juli-1959/. Diakses pada tanggal 13 Maret 2019.

Page 61: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

50

presiden seumur hidup berdasarakan TAP MPRS No. III/1963, dan presiden

diberi wewenang untuk dapat mencampuri lembaga yudikatif.72

Era Demokrasi Terpimpin ini pada akhirnya mengalami kemunduran

seiring dengan kondisi negara yang tidak stabil dan berbagai macam

peristiwa seperti Gerakan 30 September 1965, Tri Tuntutan Rakyat (Tritura),

Surat Perintah Sebelas Maret (Supersemar) menjadi akhir dari kepemimpinan

Presiden Soekarno.

Jika dilihat dari pelaksanaan sistem pemerintahan pada era Soekarno

sejak Indonesia merdeka pada 1945 hingga era Demokrasi Terpimpin pada

tahun 1966, sistem pemerintahan tidak dapat berjalan dengan semestinya

karena gejolak dan ketidakstabilan politik yang terus terjadi dan juga sifat

Presiden Soekarno yang cenderung tidak demokratis membuat keadaan

negara dan pemerintah semakin tidak menentu.

2. Era Orde Baru

Era Orde Baru (Orba) adalah era Presiden Soeharto menjadi Presiden

Republik Indonesia. Soeharto dilantik pada 27 Maret 1968 berdasarkan TAP

MPRS No. XXXXIV Tahun 1968 setelah sebelumnya hanya menjadi Pejabat

Presiden dari 12 Maret 1967 – 27 Maret 1968. Era Orde Baru perlahan mulai

melakukan perubahan-perubahan yang sebelumnya pernah terjadi di era

Presiden Soekarno. Mulai dari kebijakan lembaga eksekutif seperti menteri

yang sebelumnya dapat rangkap jabatan menjadi anggota legislatif atau

anggota DPR kini dilarang, jumlah menteri dalam satu kabinet dibatasi hanya

72

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, (Jakarta: PT Gramedia, 2008), h. 130.

Page 62: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

51

menjadi 24 orang ditambah 3 pejabat setingkat menteri dan para menteri diisi

oleh orang-orang profesional sesuai bidangnya.

Bidang legislatif juga mengalami perubahan pada periode 1966-1971

seperti jumlah anggota legislatif atau DPR dari sebelumnya 283 berkurang

menjadi 242 kursi. Anggota parlemen dari PKI, ataupun anggota parlemen

yang dicurigai berafiliasi dengan PKI dipecat. 242 anggota parlemen terdiri

dari 102 anggota berasal dari partai politik, 140 berasal dari Golongan Karya

(Golkar) yang didalamnya terdapat anggota ABRI.

Pada tanggal 3 Juli 1971 pemerintah berhasil menyelenggarakan

pemilu untuk pertama kalinya di era Presiden Soeharto setelah pemilu

terakhir dilaksanakan pada tahun 1955. Ada beberapa perubahan dalam

legislatif salah satunya adalah jumlah anggota DPR-RI bertambah menjadi

460 yang diantaranya 100 anggota diangkat dan 360 anggota dipilih melalui

pemilu. Setelah itu, partai-partai politik yang mengikuti pemilu 1971

dileburkan dan hanya menjadi 3 partai politik. Golongan Karya (Golkar),

Partai Demokrasi Indonesia yang terdiri dari gabungan beberapa partai

politik seperti PNI, Partai Murba, IPKI, Parkindo, Partai Katolik. Partai

Persatuan Pembangunan (PPP) terdiri dari gabungan Partai Nahdlatul Ulama

(NU), Partai Syarekat Islam Indonesia (PSII), Persatuan Tarbiyah Islamiyah,

Parmusi.73

Partai-partai politik di era Orde Baru diwajibkan untuk

berideologi atau berasas tunggal yakni Pancasila.

73

Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, h. 338.

Page 63: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

52

Hubungan antara eksekutif dan legislatif pada masa Orde Baru bisa

dikatakan tidak seimbang karena kekuasaan Presiden Soeharto sangat

mendominasi dalam setiap pengambilan kebijakan. Anggota legislatif

MPR/DPR sebagian besar ditunjuk langsung oleh eksekutif atau disini

Presiden Soeharto dan setiap undang-undang yang dirancang harus mendapat

persetujuan dari presiden. Keanggotaan MPR yang terdiri dari 500 anggota

DPR hasil pemilu dan 20% militer, dan sisanya adalah utusan golongan dan

daerah yang semuanya dipilih oleh Presiden. Presiden bertanggung jawab

kepada MPR dan ini disebut dengan mandataris MPR.74

Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) juga terlibat di

dalam lembaga legislatif. Anggota ABRI terlibat di dalam politik karena

dianggap mampu menjaga stabilitas politik nasional. ABRI di era Orde Baru

berperan yang disebut dengan Dwifungsi. Para perwira ABRI ditempatkan di

berbagai jabatan sipil seperti gubernur, bupati, walikota, duta besar. Jumlah

anggota ABRI pada tahun 1967 berjumlah 43 kursi, di tahun 1969 naik

menjadi 75 kursi, dan di tahun 1985 naik menjadi 100 kursi dari 500 anggota

DPR.75

Eksekutif atau presiden juga memiliki kewenangan untuk dapat

menentukan keanggotaan MPR berdasarkan pasal 1 ayat 4 huruf c UU No. 16

Tahun 1969 jo UU No.2 Tahun 1985. Posisi eksekutif dan legislatif sejajar

sama-sama sebagai lembaga tinggi negara berdasarkan TAP MPR No.

III/MPR/1978. Pemilu legislatif dalam era Orde Baru selalu digelar setiap

74

Josef M. Monteiro, “Perpaduan Presidensial dan Parlementer dalam Sistem

Pemerintahan RI”. Jurnal Hukum PRIORIS, Vol 5, No. 3, 2016, h. 213. 75

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:

AIPI), 2018, h. 168.

Page 64: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

53

lima tahun sekali dan dalam rentang 1977-1997 selalu dimenangkan oleh

Golongan Karya (Golkar).76

Tujuan era Orde Baru adalah menjaga stabilitas dalam berbagai bidang

seperti ekonomi, politik, sosial. Orde Baru yang pada awalnya adalah anti

tesis dengan era pemerintahan sebelumnya tetapi pelaksanaan sistem

presidensial era Orde Baru bisa dikatakan mirip dengan pelaksanaan sistem

presidensial era Demokrasi Terpimpin 1959-1966. Salah satu kemiripan

antara era Orde baru dengan era Demokrasi Terpimpin adalah eksekutif

mendominasi pemerintahan dan lembaga legislatif tidak dapat berbuat

banyak. Perbedaan era Presiden Soeharto dengan era Presiden Soekarno

terletak pada kestabilan kondisi negara. Jika di era Soekarno perpolitikan,

keamanan, perekenomian tidak stabil, sedangkan era Presiden Soeharto

semua aspek cenderung stabil tetapi pemerintahan yang cenderung otoriter

dan tidak demokratis. Era Orde Baru berakhir pada 21 Mei 1998 ketika

Presiden Soeharto memutuskan untuk berhenti sebagai Presiden Republik

Indonesia setelah terjadi krisis moneter 1997-1998 dan kerusuhan besar yang

terjadi di Jakarta.

3. Era Reformasi

Pengunduran Presiden Soeharto menjadi awal era reformasi dalam

berbagai dimensi politik nasional. Presiden B.J. Habibie naik yang

menggantikan Soeharto berdasarkan Pasal 8 ayat 1 UUD 1945. Presiden

Habibie melakukan beberapa perubahan atau reformasi yang menuju

76

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 169.

Page 65: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

54

demokratis. Beberapa UU produk era Orde Baru diganti dengan UU yang

lebih demokratis seperti UU No. 2 tahun 1999 tentang partai politik, UU No.

3 tahun 1999 tentang Pemilihan Umum, UU No. 4 tahun 1999 tentang

kedudukan MPR/DPR. TAP MPR yang dikeluarkan dan berkaitan dengan

kehidupan politik nasional pada masa pemerintahan B.J. Habibie diantaranya

adalah sebagai berikut:77

a. Tap MPR No. XI/MPR/1998 tentang penyelenggaraan negara yang bersih

dan bebas korupsi, kolusi, dan nepotisme.

b. Tap MPR No. XIII/MPR/1998 tentang pembatasan masa jabatan presiden

dan wakil presiden Republik Indonesia.

c. Tap MPR No. III/V/MPR/1998 tentang Pemilihan umum.

Hubungan antara eksekutif dan legislatif pada masa pemerintahan B.J.

Habibie mulai membaik dan prinsip check and balances mulai berjalan di era

Presiden Habibie. Hubungan baik antara eksekutif dan legislatif

memunculkan beberapa undang-undang demokratis seperti Undang-Undang

Partai Politik, Undang-Undang Pemilihan Umum, Undang-Undang susunan

kedudukan MPR/DPR. Fungsi legislasi dan fungsi pengawasan badan

legislatif dapat berjalan sesuai dengan undang-undang. Pemilihan umum

legislatif secara demokratis digelar pada 7 Juni 1999 dengan diikuti oleh 48

partai politik dimana sebelumnya hanya terdapat 3 partai politik di era Orde

Baru.

77

Junior Hendri Wijaya, Iman Amanda Permatasari, “Capaian Masa Pemerintahan

Presiden B.J. Habibie dan Megawati di Indonesia”. Jurnal Cakrawala, Vol. 12, No. 2, 2

Desember 2018, h. 203.

Page 66: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

55

Tetapi, hubungan baik antara eksekutif dan legislatif tidak

berlangsung lama karena Presiden Habibie dianggap tidak mampu

melanjutkan agenda-agenda reformasi seperti salah satunya adalah

pengusutan kasus pelanggaran HAM. Pemeberian opsi referendum kepada

Provinsi Timor Timur juga menjadi konflik antara eksekutif dengan

legislatif. Laporan pertanggungjawaban Presiden B.J. Habibie akhirnya

ditolak MPR pada rapat paripurna pada Oktober 1999 dan B.J. Habibie

memutuskan untuk mengundurkan diri dari pencalonan presiden.78

Pemilu 1999 adalah pemilu yang pertama kali digelar di era

Reformasi. Pemilu 1999 diikuti oleh 48 partai politik dan hasil pemilu 1999

dimenangkan oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) dengan

meraih sebanyak 153 kursi legislatif disusul oleh Partai Golkar yang meraih

120 kursi legislatif, PPP dengan 58 kursi, Partai Kebangkitan Bangsa (PKB)

dengan 51 kursi, dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan 34 kursi. PDIP

pimpinan Megawati tidak dapat meraih kursi mayoritas dan partai-partai

Islam seperti PAN, PBB, PK, PKB membentuk poros yang disebut dengan

Poros Tengah yang dibentuk oleh Amien Rais dan menunjuk K.H

Abdurrahman Wahid sebagai Presiden RI dan Megawati Soekarno Putri

sebagai Wakil Presiden.79

Presiden Abdurrahman Wahid membentuk kabinet yang bernama

Kabinet Persatuan Nasional. Kabinet ini berisikan koalisi-koalisi dari

beberapa partai politik yang mendukung Abdurrahman Wahid seperti PKB,

78

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, (Jakarta:

AIPI), 2018, h. 309. 79

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 259.

Page 67: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

56

PDIP, Golkar, PPP, PAN, PK, PBB. Hubungan antara Presiden dengan para

menterinya mulai memburuk ketika Hamzah Haz mengundurkan diri sebagai

Menko Taskin. Wiranto juga dipaksa mundur oleh Gus Dur karena dianggap

menghalangi proses reformasi di tubuh militer. Jusuf Kalla, Susilo Bambang

Yudhoyono dipecat karena tidak sejalan dengan Gus Dur.

Hubungan antara Gus Dur dengan legislatif pada awalnya berjalan

tanpa hambatan karena koalisinya menguasai parlemen tetapi hubungan

antara Gus Dur dengan DPR mulai memburuk ketika presiden Gus Dur

mengambil keputusan tanpa adanya komunikasi dengan legislatif salah

satunya seperti kasus pergantian Kapolri Jenderal Polisi Suryo Bimantoro

dengan Wakapolri Komisaris Jenderal Chairuddin Ismail tanpa adanya

persetujuan dari DPR.

Hubungan buruk antara Gus Dur dengan para menteri, legislatif

membuat situasi politik nasional memanas dan bahkan DPR mengusulkan ke

MPR untuk memakzulkan Presiden Gus Dur karena Gus Dur mengancam

akan membubarkan MPR/DPR melalui dekrit. Akhirnya, Gus Dur

diberhentikan dari jabatannya sebagai presiden melalui Sidang Istimewa

MPR (SI MPR) dan kemudian dituangkan dalam Tap MPR No. II/MPR/2001.

Setelah Gus Dur diberhentikan, Megawati Soekarnoputri naik menjadi

presiden dan menunjuk Hamzah Haz sebagai wakil presiden. Presiden

Megawati membentuk kabinet yang bernama Kabinet Gotong Royong yang

para menterinya diisi oleh koalisi PDIP, Golkar, PAN, PKB, dan PPP.

Megawati Soekarnoputri menjadi presiden perempuan pertama dalam sejarah

Page 68: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

57

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Era Presiden Megawati

berhasil mendirikan lembaga anti korupsi yang bernama Komisi

Pemberantasan Korupsi (KPK) berdasarkan UU Nomor 30 Tahun 2002 dan

mempersiapkan pemilu yang demokratis yang mana untuk pertama kalinya

presiden dan wakil presiden dipilih langsung oleh rakyat di tahun 2004.80

Kondisi keamanan nasional tidak stabil setelah Soeharto turun. Ini

dibuktikan dengan banyaknya rangkaian serangan bom dan konflik seperti

Konflik Ambon, Konflik Poso yang melanda Indonesia dan menjadi sorotan

internasional terutama Peristiwa Bom Bali pada 12 Oktober 2002 yang mana

jumlah korban meninggal mencapai 202 orang dan mayoritas yang menjadi

korban adalah warga negara Australia.81

Hal ini membuat Presiden Megawati

mengeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu)

Nomor 1 Tahun 2002 tentang Pemberantasan Tindak Pidana Terorisme.

Hubungan antara Presiden Megawati dengan DPR mulai membaik

dibandingkan era sebelumnya. Meskipun demikian, ada beberapa kebijakan

presiden yang menjadi perdebatan antara presiden dengan DPR seperti

permasalahan penjualan salah satu aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN)

yakni PT. Indosat. Permasalahan lepasnya dua pulau yakni Pulau Sipadan dan

Ligitan membuat DPR menggunakan hak interpelasi untuk menggugat

pemerintah. Pemerintahan Megawati berusaha membangun komunikasi yang

80

Junior Hendri Wijaya, Iman Amanda Permatasari, “Capaian Masa Pemerintahan

Presiden B.J. Habibie dan Megawati di Indonesia”. Jurnal Cakrawala, Vol. 12, No. 2, 2

Desember 2018, h. 205. 81

https://www.liputan6.com/global/read/3665175/12-10-2002-jejak-kelam-tragedi-bom-

bali-i, diakses pada tanggal 14 Mei 2019.

Page 69: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

58

baik antara eksekutif dengan legislatif dengan sering mengadakan rapat

bergantian antara Istana Negara dengan Gedung DPR.

Pemilu 2004 menjadi ajang bagi Megawati untuk kembali

mencalonkan diri menjadi presiden dan kali ini dia berpasangan dengan K.H.

Hasyim Muzadi. Pilpres 2004 pada akhirnya dimenangkan oleh pasangan

Susilo Bambang Yudhoyono dan Jusuf Kalla setelah pemilu dilakukan dua

putaran. Pada pemilu 2009, SBY kembali memenangkan pemilu dan pada

kali ini dia didampingi oleh Boediono. Pemerintahan SBY-JK membentuk

kabinet yang bernama Kabinet Indonesia Bersatu. Kabinet ini diisi oleh

partai-partai koalisi seperti Partai Demokrat, Partai Keadilan Sejahtera

(PKS), PAN, PKB. Periode kedua SBY diisi oleh koalisi yang sama pada

periode sebelumnya.

Pemerintahan SBY di bidang politik mampu menyelesaikan konflik

Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang berada di Aceh yang di era sebelumnya

penyelesaian konflik dilakukan secara milliter dan di era ini penyelesaian

melalui mediasi yang digelar di Finlandia pada tahun 2005. Kebijakan

desentralisasi semakin dimantapkan yang mana sebelumnya semua urusan

berada di pemerintah pusat kecuali 5 yakni, pertahanan, hubungan luar

negeri, keamanan, agama, dan keuangan.

Hubungan antara presiden dengan DPR pada pemerintahan SBY

berjalan stabil meskipun ada beberapa kali gesekan diantaranya adalah DPR

beberapa kali menggunakan hak angket dan hak interpelasi atas kebijakan-

kebijakan yang dibuat oleh pemerintah seperti persoalan harga Bahan Bakar

Page 70: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

59

Minyak (BBM), impor beras. Presiden SBY sering melakukan lobi-lobi

politik ke DPR supaya kebijakan yang dibuatnya tidak mendapat ganjalan

dari DPR dan bahkan hampir seluruh kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh

presiden selalu mendapat dukungan dari DPR. Pemerintahan Presiden SBY

bisa dikatakan lebih seimbang antara eksekutif dengan legislatif dan prinsip

check and balances berjalan dengan semestinya.

B. Sistem Presidensial di Turki

1. Era Mustafa Kemal Ataturk

Setelah Perang Dunia I berakhir pada 1919, kondisi perpolitikan di

dalam Turki Utsmani tidak stabil dan dengan kondisi ini dimanfaatkan oleh

kelompok Mustafa Kemal Pasa dengan mendirikan Turkiye Buyuk Millet

Meclisi (TBMM) atau Majelis Agung Nasional Turki di Ankara pada 23

April 1920. Mustafa Kemal Pasa mengusulkan bahwa sistem kekhilafahan

harus dipisahkan dari politik. Namun, konsep ini ditolak dan mengakibatkan

konflik internal Turki Utsmani semakin parah hingga pada akhirnya Dewan

Perwakilan Nasional menunjuk Mustafa Kemal Pasa sebagai ketua dewan dan

diharapkan mampu meredakan situasi politik yang memanas.

Setelah dilantik menjadi ketua parlemen, Mustafa Kemal Pasa

mengumumkan gagasannya yakni membubarkan kekhilafahan dan diganti

dengan republik dan gagasan ini mendapat penolakan dari pihak Sultan

Abdulmajid II. Mustafa Kemal berpendapat bahwa yang menentang sistem

republik akan dianggap sebagai pengkhianat bangsa dan negara. Perjanjian

Page 71: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

60

Laussane yang ditandatangani pada 24 Juli 1923 membuat Turki diakui

sebagai negara berdaulat oleh internasional.82

Republik Turki berdiri pada 29 Oktober 1923 oleh Mustafa Kemal

Pasa atau Kemal Ataturk sekaligus menjadi presiden Republik Turki pertama.

Kekhilafahan Turki Utsmani resmi dihapus pada 3 Maret 1924 dan Dinasti

Utsmaniyah termasuk khalifah terakhir Sultan Abdulmajid II diusir dari

Turki. Sistem pemerintahan Republik Turki adalah sistem parlementer.

Sistem parlementer ini mengadopsi dari negara-negara Eropa. Perpolitikan

pada masa Mustafa Kemal Ataturk didominasi oleh satu partai politik yakni

Partai Rakyat Republik (Cumhuriyet Halk Partisi). Partai ini menjadi mesin

politik Mustafa Kemal Ataturk dalam menjalankan pemerintahnnya. Peran

partai oposisi di era ini nyaris tidak ada, meskipun ada partai oposisi yakni

Partai Republik Merdeka (PRM) tetapi hanya meraih 30 kursi parlemen.

Pada era ini, tugas presiden hanya sebatas seremonial,sedangkan

perdana menteri menjalankan pemerintahan Hubungan antara eksekutif

dengan legislatif pada era Mustafa Kemal Ataturk bisa dikatakan tidak

seimbang karena semua berdasarkan mengikuti keinginan Mustafa Kemal

Ataturk. Beberapa contohnya adalah pada tahun 1931 kongres menetapkan

bahwa Turki adalah negara dengan satu partai, yakni Partai Rakyat Republik,

pemberian gelar “Ataturk” atau Bapak Turki oleh parlemen pada tahun

1934.83

Parlemen Turki menjadi pusat kekuasaan untuk Mustafa Kemal

82

Solikhun, “Negara Turki pada Masa Kepemimpinan Mustafa Kemal Ataturk Tahun

(1923-1950)”. Jurnal Ilmiah, 2013, (Depok: Universitas Indonesia). 83

Alfan Alfian, “Militer dan Politik di Turki ”, (Jakarta: Penerbit Penjuru Ilmu, 2018), h.

31.

Page 72: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

61

Ataturk dalam melaksanakan reformasi-reformasi yang dijalankannya dan ini

tercantum dalam Konstitusi 1924. Enam prinsip Kemal Ataturk atau yang

kemudian menjadi prinsip-prinsip negara Republik Turki dan diresmikan di

dalam konstitusi yakni republikanisme (cumhuriyetcilik), populisme

(halkcilik), sekularisme (laiklik), revolusionisme (devrimcilik), dan

nasionalisme (milliyetcilik).84

2. Era Multi Partai

Setelah Mustafa Kemal Ataturk wafat pada 10 November 1938,

pemerintahan Turki dilanjutkan oleh Ismet Inonu yang naik menjadi

presiden. Ismet Inonu memulai beberapa langkah perubahan yang lebih

demokratis khususnya dalam politik salah satunya adalah membolehkan

berdirinya partai politik dan mulai berlaku era multi partai pada tahun 1945.

Partai Demokrat (Demokrat Parti) adalah partai oposisi yang baru dan

langsung membuat kejutan yakni mampu mengalahkan Partai Rakyat

Republik (CHP) pada pemilu 1950 dengan meraih 408 kursi parlemen dan

Partai Rakyat Republik hanya meraih 69 kursi parlemen. Hasil pemilu 1950

merupakan era pemerintahan Turki dengan partai yang baru setelah Partai

Rakyat Republik (CHP) berkuasa sejak merdeka pada 1923. Partai Demokrat

(DP) dipimpin oleh bekas anggota Partai Rakyat Republik yakni Adnan

Menderes dan Celal Bayar. Celal Bayar menjadi Presiden Turki sementara

Adnan Menderes menjadi Perdana Menteri Turki.

84

Alfan Alfian, “Militer dan Politik di Turki ”, h. 42.

Page 73: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

62

Pemerintahan Turki dibawah Adnan Menderes mengalami perubahan

di berbagai bidang seperti ekonomi, politik. Ekonomi Turki di bawah

pemerintahan Adnan Menderes tumbuh rata-rata sekitar 9%. Adnan Menderes

lebih moderat karena haluan politiknya yang dekat dengan Barat dan negara-

negara mayoritas beragama Islam. Hubungan pemerintahan Adnan Menderes

dengan umat Islam di Turki sangat erat dan ini dibuktikan dengan beberapa

kebijakan yang dibuatnya seperti mengubah kembali Adzan dari Berbahasa

Turki ke Bahasa Arab, membuka kembali sekolah agama, masjid-masjid yang

ditutup di era Partai Rakyat Republik (CHP) kembali dibuka.85

Pemerintahan Adnan Menderes berubah menjadi lebih otoriter karena

kebijakan-kebijakan seperti pembatasan, pengekangan pers, anti dengan

kritik. Hubungan antara pemerintah dengan partai oposisi memburuk karena

suara-suara kritis dari pihak oposisi dibungkam. Setelah 10 tahun memimpin

Turki, Adnan Menderes akhirnya dikudeta oleh militer pada 27 Mei 1960

karena pihak militer tidak puas dengan pemerintahan Adnan Menderes yang

secara ekonomi dan politik tidak stabil. Tidak hanya itu, hubungan erat

antara Adnan Menderes dengan Islam juga faktor ketidaksukaan militer

terhadapnya.86

Cemal Gursel naik menjadi Presiden Turki setelah mengkudeta

pemerintahan Adnan Menderes dan mengadakan referendum untuk

melakukan perubahan pada konstitusi Turki pada tahun 1961. Hasilnya

85

Trias Kuncahyono, Turki: Revolusi Tak Pernah Berhenti, (Jakarta: PT. Gramedia,

2018), h. 148. 86

Atika Gumilar, “Kepentingan Turki Terhadap Pengungsi Suriah Studi Kasus Tahun

2011-2015” “(Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Muhammadiyah

Yogyakarta, 2016).

Page 74: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

63

mayoritas rakyat Turki menyetujui perubahan konstitusi. Konstitusi 1961

berisi mengenai pemerintahan yang lebih demokratis Poin terpenting dari

konstitusi 1961 adalah terbentuknya parlemen dua kamar atau bicameral

yang terdiri dari Majelis Nasional yang terdiri dari 450 orang dan Senat yang

dipilih secara langsung dan terdiri dari 150 orang.

Militer masih mengintervensi perpolitikan Turki dari tahun 1960-

1965. Pemilu digelar pada 1961 dan hasilnya Partai Rakyat Republik (CHP)

pimpinan Ismet Inonu kembali meraih mayoritas kursi parlemen dan Suat

Hayri Urguplu terpilih menjadi perdana menteri. Pemilu kembali digelar pada

tahun 1965 dan pada kali Partai Keadilan (Adalet Parti) yang dipimpin oleh

Suleyman Demirel berhasil meraih mayoritas kursi parlemen dengan meraih

240 kursi.87

Pemerintahan Suleyman Demirel menghadapi banyak persoalan

seperti krisis ekonomi, krisis politik. Aksi demonstrasi besar-besaran oleh

lapisan masyarakat akibat krisis ekonomi berkepanjangan kian tak

terbendung. Menanggapi aksi demonstrasi yang semakin besar, Perdana

Menteri Suleyman Demirel meminta pihak militer untuk turun tangan

menghadapi aksi demonstrasi tersebut. Pihak militer tidak terlalu suka

dengan pemerintahan Suleyman Demirel. Pada akhirnya pihak militer

mengambil tindakan untuk mengatasi situasi negara yang kacau yakni

melakukan kudeta terhadap pemerintahan Suleyman Demirel pada 12 Maret

1971. Setelah melancarkan kudeta, pihak militer membuat aturan yang lebih

87

Trias Kuncahyono, Turki: Revolusi Tak Pernah Berhenti, (Jakarta: PT. Gramedia,

2018), h. 161.

Page 75: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

64

represif yakni melarang kegiatan-kegiatan yang bersifat demokratis seperti

melarang seminar, rapat, melarang mendirikan organisasi-organisasi.

Ketidakstabilan pemerintahan Turki akibat intervensi pihak militer

kembali berlanjut pada tahun 1980. Jenderal Kenan Evren memimpin aksi

kudeta ini dengan alasan untuk menciptakan stabilitas dalam bidang

ekonomi, menstabilkan situasi di masyarakat yang sudah terpolarisasi,

menegakkan demokrasi kepada pemerintahan sipil yang berlandaskan

Kemalisme. Kudeta 1980, pihak militer melakukan beberapa tindakan yang

lebih represif yakni membubarkan parlemen, membubarkan partai-partai

poliik termasuk Partai Rakyat Republik (CHP) ikut dibubarkan, menangkap

ratusan ribu warga, pemberedelan seluruh pers.

Dalam periode ini, kondisi keamanan Turki masih tidak stabil karena

kemunculan suatu kelompok yang bernama Partiya Karkeran Kurdistan

(Partai Pekerja Kurdistan /PKK) yang mana tujuan dari kelompok ini adalah

untuk dapat memperjuangkan hak-hak dan menuntut kemerdekaan suku

Kurdi di Kurdistan. Kelompok ini pada awalnya melakukan teror terhadap

pemerintahan Turki dan pada akhirnya kelompok ini dilabeli oleh pemerintah

Turki sebagai kelompok teroris karena terus melancarkan aksi-aksi teror

terhadap masyarakat dan pemerintahan Turki.88

Militer Turki berkuasa sejak 1980 sampai tahun 1983, dan di tahun

1983 pihak militer memutuskan untuk mengadakan kembali pemilu. Pemilu

1983 dimenangi oleh Turgut Ozal dari Partai Ibu Pertiwi (Anavatan

88

Ulfah Mawaddatul Qudus, Gerakan Politik dan Otonomi Khusus (Studi Perbandingan

Gerakan Suku Kurdi Memperjuangkan Otonomi Khusus di Irak dan Turki), (Skripsi S1 Fakultas

Ilmu Sosial dan Politik, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2018), h. 43.

Page 76: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

65

Partisi/ANAP) yang mampu meraih 211 kursi parlemen. Turgut Ozal yang

berasal dari kalangan insinyur listrik membuat beberapa kebijakan yang

berbeda dari pemerintahan sebelumnya yang disusun bersama kabinetnya

yakni kebijakan swastanisasi. Kebijakan swastinasasi yang dibuat Turgut

Ozal disetujui oleh parlemen. Pemerintahan Turgut Ozal untuk memajukan

sektor swasta berhasil. Pada pemilu berikutnya, Partai Ibu Pertiwi (ANAP)

mengalami penurunan suara tetapi partainya masih menguasai parlemen.89

Tahun 1990-an, kebangkitan kelompok-kelompok Islam semakin

bergeliat dan ini dibuktikan ketika sebuah partai politik yang diisi oleh

kalangan konservatif yakni Partai Kesejahteraan (Refah Partisi) mampu

memenangi pemilu pada tahun 1995 dengan meraih 158 kursi parlemen.

Kemenangan partai ini tidak meraih mayoritas kursi parlemen sehingga harus

berkoalisi supaya dapat membentuk pemerintahan. Partai ini berkoalisi

dengan Partai Ibu Pertiwi (ANAP) dan Partai Jalan Kebenaran (Dogru Yol

Partisi). Necmettin Erbakan selaku ketua Partai Kesejahteraan terpilih

menjadi perdana menteri.

Perubahan sikap politik ditunjukkan oleh Erbakan yakni berusaha

meningkatkan hubungan Turki dengan negara-negara Arab dan berjuang

memasukkan nilai-nilai Islam di dalam perpolitikan Turki.90

Kebijakan-

kebijakan pemerintahan Erbakan yang dinilai terlalu menonjolkan identitas

agama di dalam politik membuat pihak militer merasa prinsip sekularisme

terancam dan tidak mendukung pemerintahan Erbakan. Akhirnya, pada 28

89

Trias Kuncahyono, Turki: Revolusi Tak Pernah Berhenti, h. 170. 90

Arya Sandhiyudha, “Ijtihad Islamisme Turki ala Erbakan”, Jurnal Politik, Vol. 2, No. 1,

Agustus 2016.

Page 77: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

66

Februari 1997 pihak militer memaksa Necemettin Erbakan untuk

mengundurkan diri sebagai perdana menteri dan baru pada 18 Juni 1997

Necmettin Erbakan melepas jabatannya. Tidak hanya itu, Partai

Kesejahteraan (Refah Partisi) juga dibubarkan oleh Mahkamah Konstitusi

Turki pada tahun 1998 dan Necmettin Erbakan dihukum dilarang berpolitik

selama lima tahun kedepan.91

Memasuki abad ke-21, perpolitikan Turki mengalami perubahan dan

pada pemilu 2002, secara mengejutkan Partai Keadilan dan Pembangunan

(Adalet ve Kalkinma Partisi/AKP) yang baru berdiri pada 14 Agusutus 2001

mampu meraih suara mayoritas parlemen dengan meraih 363 kursi dari total

550 kursi mengalahkan Partai Rakyat Republik (CHP) yang hanya meraih

178 kursi.92

Recep Tayyip Erdogan sebagai ketua partai terpilih menjadi

perdana menteri. Tetapi, karena dia masih menjalani hukuman berpolitik,

Recep Tayyip Erdogan dibatalkan menjadi perdana menteri dan Presiden

Turki Ahmet Necdet Sezer menunjuk Abdullah Gul untuk

menggantikannya.93

Pada tahun 2003, Recep Tayyip Erdogan baru resmi

menjadi perdana menteri setelah memenangi pemilu sela di Siirt.

Langkah pertama yang dilakukan pemerintahan Recep Tayyip Erdogan

adalah memperbaiki ekonomi Turki yang sedang mengalami krisis sejak

tahun 2001. Ekonomi Turki dalam rentang 2003-2007 berada pada kisaran 6-

91

Trias Kuncahyono, Turki: Revolusi Tak Pernah Berhenti, (Jakarta: PT. Gramedia,

2018), h. 176. 92

Ahmad Junaidi, “Kebijakan Politik Recep Tayyip Erdogan dan Islamisme Turki

Kontemporer”, Jurnal Agama dan Hak Asasi Manusia Vol. 6, No.1, November 2016. 93

“Presiden Turki mengangkat Abdullah Gul Sebagai Perdana Menteri Turki”,

https://www.voaindonesia.com/a/a-32-a-2002-11-16-7-1-85290567/49525.html. Diakses pada

tanggal 8 April 2019.

Page 78: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

67

7%, inflasi berhasil dikendalikan hingga mencapai angka 3,7%. Dalam

kebijakan luar negeri, pemerintahan Recep Tayyip Erdogan tetap menjalin

erat dengan negara-negara Barat dan memperkuat hubungan dengan negara-

negara mayoritas muslim. Kebijakan ini berbeda dengan pemerintahan

Necmettin Erbakan yang terang-terangan anti dengan negara Barat.94

Hubungan antara pemerintah dengan parlemen pada era Recep Tayyip

Erdogan cukup bagus meskipun ada kebijakan yang ditolak parlemen salah

satu kebijakan yang ditolak oleh parlemen adalah RUU Zina. Pada tahun

2004, parlemen menolak RUU zina yang diajukan oleh partai AKP karena

partai-partai oposisi menolak undang-undang tersebut karena undang-undang

tersebut berpotensi melanggar hak asasi manusia.95

Kebanyakan kebijakan-

kebijakan yang dibuat pemerintahan Recep Tayyip Erdogan disetujui oleh

parlemen karena Partai AKP dalam setiap kali mengikuti pemilu selalu

meraih kursi mayoritas di parlemen dan tentu ini memudahkan pemerintah

dalam setiap mengambil kebijakan. Pada tahun 2005, Menteri Kehakiman

Cemil Cicek membuat usulan untuk mengganti sistem pemerintahan Turki

dari sistem parlementer ke sistem presidensial dan usulan ini didukung oleh

Perdana Menteri Turki Recep Tayyip Erdogan.

Pada tahun 2007, Turki menggelar referendum konstitusi yang

dinisiasi oleh Recep Tayyip Erdogan. Poin-poin utama dalam referendum

konstitusi ini adalah jabatan presiden yang selama ini hanya sekedar

94

Alfan Alfian, “Militer dan Politik di Turki ”, (Jakarta: Penerbit Penjuru Ilmu, 2018), h.

90. 95

“Turki Batalkan RUU Zina,

https://www.hidayatullah.com/berita/internasional/read/2004/09/15/2651/turki-batalkan-ruu-

zina.html. Diakses pada tanggal 9 April 2019.

Page 79: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

68

seremonial diubah menjadi presiden dapat dipilih langsung oleh rakyat, masa

jabatan presiden dikurangi dari 7 tahun menjadi 5 tahun, presiden dapat

mencalonkan kembali setelah menjabat di periode pertama. Dan hasilnya

mayoritas masyarakat Turki mendukung perubahan konstitusi yang dinisiasi

oleh Recep Tayyip Erdogan dan Partai AKP. Setelah referendum konstitusi

2007, wacana untuk mengganti sistem pemerintahan mulai menjadi

pembicaraan di kalangan para politisi Turki.

Pada tahun 2010, Recep Tayyip Erdogan kembali menginisiasi untuk

menggelar referendum konstitusi setelah yang pertama di tahun 2007.

Referendum kali ini membahas lebih banyak persoalan dibandingkan

referendum konstitusi di tahun 2007. Poin-poin yang diangkat dalam

perubahan konstitusi tahun 2010 ini adalah permasalahan ekonomi dan hak

sosial, kebebasan individu, reformasi yudisial, dan perlindungan bagi anggota

militer yang terlibat pada kudeta 1980. Hasilnya mayoritas masyarakat Turki

mendukung perubahan konstitusi dengan perolahan persentase 58,88%

berbanding yang menolak 42,12% yang dinisiasi oleh Recep Tayyip Erdogan

dan Partai AKP.96

Usulan mengenai pergantian sistem pemerintahan melalui referendum

terus bergulir hingga Recep Tayyip Erdogan naik menjadi Presiden Turki

pada tahun 2014 dan di tahun 2016 Recep Tayyip Erdogan ingin secepatnya

realisasi perubahan sistem pemerintahan dari parlementer ke presidensial

karena dengan sistem presidensial struktur pemerintahan dapat lebih

96

Alfan Alfian, Militer dan Politik di Turki, (Jakarta: 2018), hal. 78.

Page 80: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

69

ramping.97

Percobaan kudeta pada 15 Juli 2016 membuat pemerintah semakin

gencar untuk melakukan perubahan sistem pemerintahan.

Selain itu, pergantian sistem pemerintahan dari sistem parlementer ke

presidensial diharapkan menjadi lebih efektif karena proses pembuatan

kebijakan yang tidak bertele-tele di parlemen yang selama ini dianggap

memperhambat kinerja pemerintah. Selain isu pergantian sistem

pemerintahan, isu yang tak kalah penting di Turki adalah mengenai isu

keamanan nasional yang menjadi sorotan. Ancaman terorisme yang kerap

melanda Turki juga menjadi isu yang terus menjadi perbincangan baik di

kalangan masyarakat maupun para pejabat pemerintahan.

Pada bulan Januari 2017, Partai AKP dan Partai Pergerakan Nasionalis

(Milliyetci Hareket Partisi) berkoalisi untuk dapat menggelar referendum.

Parlemen Turki mengadakan pemungutan suara untuk dapat mengamandemen

beberapa pasal yang akan diimplementasikan dalam referendum. Hasilnya

338 anggota parlemen menyetujui perubahan beberapa pasal yang akan

diimpelementasikan dalam referendum sedangkan 142 anggota menolak.98

Setelah diresmikan oleh parlemen, referendum dapat digelar pada

musim semi pada tanggal 16 April 2017. Beberapa perubahan pasal-pasal

mengenai perubahan sistem pemerintahan yang digunakan dalam referendum

97

“Erdogan Ingin Turki Berubah Menjadi Sistem Presidensial", diakses pada tanggal 10

April 2019. https://www.suara.com/news/2016/01/02/025645/erdogan-ingin-turki-berubah-

gunakan-sistem-presidensial 98

“Perubahan Konstitusi Turki”,

https://www.trt.net.tr/melayu/turki/2017/01/16/perubahan-konstitusi-turki-651779, diakses pada

tanggal 10 April 2019.

Page 81: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

70

konstitusi 2017:99

eksekutif yakni presiden dan wakil presiden dipilih

langsung oleh rakyat melalui pemilu setiap lima tahun sekali, kekuasaan

eksekutif yakni presiden lebih luas dan jabatan perdana menteri yang

sebelumnya menjadi kepala pemerintahan dihapus, presiden menjadi kepala

negara sekaligus pemerintahan dan para menteri akan dipilih langsung oleh

presiden.

Referendum akhirnya digelar pada tanggal 16 April 2017. Hasil

referendum menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Turki setuju dengan

pergantian sistem pemerintahan yang baru. Pada tahun 2018, Presiden Recep

Tayyip Erdogan memutuskan untuk menggelar pemilu lebih cepat dengan

alasan ingin menyempurnakan pelaksanaan sistem presidensial yang telah

resmi berjalan sejak 2017. Pemilu yang diikuti oleh 5 calon dimenangkan

oleh Koalisi Rakyat (Cumhur Ittifaki) antara Partai AKP dan MHP Recep

Tayyip Erdogan mengalahkan rival utamanya yakni Muharrem Ince dari

Koalisi Bangsa (Millet Ittifaki) antara Partai CHP, Partai Bagus (IYI Parti),

Partai Kebahagiaan (Saadet Partisi).100

99

“Referendum Akan Tentukan Kekuasaan Erdogan di Turki”,

https://www.bbc.com/indonesia/dunia-39612428, diakses pada tanggal 11 April 2019. 100

“Erdogan memenangi pilpres Turki”, https://www.bbc.com/indonesia/dunia-44596943,

diakses pada tanggal 11 April 2019.

Page 82: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

71

BAB IV

ANALISIS PERBANDINGAN SISTEM PRESIDENSIAL

DI INDONESIA DAN TURKI

Pada bab ini, penulis menjabarkan tantangan dan dinamika bagaimana

proses sistem presidensial yang berada di Indonesia di era Reformasi setelah

1998 khususnya pada era Kabinet Kerja Presiden Joko Widodo. Bab ini

henda memfokuskan analisisnya pada hubungan kekuasaan eksekutif dan

legislatif, khususnya dalam hal penunjukkan anggota kabinet oleh Presiden

Jokowi dan bagaimana proses revisi undang-undang terorisme. Begitu juga

proses sistem presidensial di Turki pada era pemerintahan Presiden Recep

Tayyip Erdogan mulai dari kekuasaan eksekutif dan legislatif, kasus

penunjukkan menteri oleh presiden dan proses revisi undang-undang

terorisme.

A. Sistem Presidensial di Indonesia

1. Kekuasaan Presiden Indonesia

Selain menganut sistem republik demokratis, Indonesia juga

merupakan berbentuk kesatuan.101

Dengan berpedoman pada Pancasila

sebagai ideologi dasar negara,102

Indonesia menerapkan sistem pemerintahan

presidensial yang mana seorang presiden sebagai pimpinan eksekutif yang

bertindak sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan. Presiden

Republik Indonesia adalah lembaga negara yang memiliki kekuasaan diatur

101

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 1 Ayat 1. 102

Sucipto Suntoro, Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap, (Solo: Beringin 55, 2004),

h. 6.

Page 83: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

72

dalam Undang-Undang Dasar 1945. UUD 1945 menjadi konstitusi

pemerintahan Republik Indonesia yang berlaku sejak 18 Agustus 1945 dan

disahkan oleh Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI). Undang-

Undang Dasar 1945 mengalami amandemen sebanyak empat kali sejak

dimulainya era Reformasi pada tahun 1998. Amandemen pertama UUD 1945

mengenai kekuasaan eksekutif atau presiden dilakukan oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada tanggal 14-21 Oktober 1999. Presiden

Republik Indonesia dalam tugasnya sehari-hari dibantu oleh wakil presiden

dan para menteri. Masa jabatan Presiden Republik Indonesia adalah 5 tahun

dan dapat dipilih kembali melalui pemilihan umum (pemilu) untuk satu kali

masa jabatan atau presiden dapat berkuasa hingga 2 periode.

Dalam UUD 1945, kekuasaan presiden disebutkan sebagai pimpinan

tertingi lembaga ekskutif. Begitu juga, UUD 1945 membagi jenis kekuasaan

presiden menjadi dua, yakni presiden sebagai kepala negara dan sebagai

kepala pemerintahan. Perubahan penting terjadi sejak era reformasi pada

1998. Hal ini terlihat dalam amandeman UUD 1945 yang menyatakan bahwa,

Presiden sebagai kepala negara adalah secara filosofis bahwa presiden

memegang seluruh kekuasaan negara. Pasal-pasal yang mengatur presiden

sebagai kepala negara di antaranya adalah pasal 10 yang mengatur tentang

bahwa presiden adalah pemegang kekuasaan tertinggi atas Angkatan Darat,

Angkatan Laut, dan Udara. Pasal 13 ayat 1 mengenai presiden mengangkat

duta dan konsul.

Page 84: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

73

Berdasarkan hal tersebut di atas, posisi Presiden sebagai kepala

pemerintahan berarti presiden mempunyai kekuasaan untuk menjalankan

undang-undang. Presiden juga mempunyai kewajiban merealisasikan tujuan

negara yakni melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah

Indonesia, memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan

bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan

kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.103

Presiden sebagai

kepala pemerintahan juga diatur dalam Undang-Undang Dasar 1945 di

antaranya adalah Pasal 4 mengenai Presiden Indonesia memegang kekuasaan

pemerintahan menurut Undang-Undang Dasar, Pasal 5 mengenai presiden

berhak mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR, Pasal 17

mengenai presiden mengangkat dan memberhentikan menteri.104

2. Kekuasaan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia

Dewan Perwakilan Rakyat (DPR-RI) adalah lembaga negara yang

berfungsi sebagai pembuat undang-undang atau lembaga legislatif. Definisi

ini diatur dalam UUD 1945 Pasal 20 ayat 1.105

DPR RI adalah sebuah

lembaga negara yang memiliki fungsi sebagai penyalur pendapat dan aspirasi

masyarakat dalam penyelenggaraan pemerintahan setiap hari.106

Cikal bakal

lahirnya DPR RI sudah ada sejak era pemerintahan kolonial Belanda yang

103

Sudirman, “Kedudukan Presiden dalam Sistem Pemerintahan Presidensial (Telaah

Terhadap Kedudukan dan Hubungan Presiden dengan Lembaga Negara yang Lain dalam

Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945)”, (Malang; Universitas Brawijaya, 2004). 104

Undang-Undang Dasar 1945. 105

Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 20 Ayat 1. 106

Dandhy Adiguna, “Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi Nomor

23-26/PUU-VIII/2010 Tentang Pelaksanaan Hak Menyatakan Pendapat” (Skripsi Fakultas

Hukum, Universitas Lampung, 2011).

Page 85: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

74

pada saat itu bernama Volksraad pada tahun 1916. Setelah Republik

Indonesia merdeka pada tahun 17 Agustus 1945, lembaga legislatif dibentuk

pada awalnya bernama Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP) berdiri pada

tanggal 29 Agustus 1945 dan setelah itu berganti nama menjadi Dewan

Perwakilan Rakyat hingga saat ini.107

DPR RI menjalankan tugasnya berlandaskan Undang-Undang Dasar

1945 dan beberapa pasal yang mengatur tentang DPR RI adalah dari pasal 19

sampai pasal 22. Kewenangan DPR RI sejak 1998 mengalami perubahan

seiring dengan diamandemennya UUD 1945. DPR RI memiliki fungsi yang

diatur dalam Pasal 20A ayat 1 di antaranya adalah fungsi legislasi, fungsi

anggaran, dan fungsi pengawasan. Fungsi legislasi adalah fungsi DPR RI

yang berkaitan dengan pembentukan, pembahasan, penyempurnaan

rancangan undang-undang bersama dengan eksekutif atau presiden. Fungsi

anggaran dengan demikiran sebuah fungsi yang dimiliki DPR RI untuk

membentuk rancangan undang-undang mengenai persetujuan Anggaran

Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) yang diajukan oleh presiden.

Sedangkan fungsi pengawasan berarti bahwa DPR RI mengawasi setiap

kebijakan yang dibuat oleh presiden.108

DPR RI adalah DPR RI diisi oleh anggota-anggota DPR RI yang

tergabung dalam partai politik. Anggota DPR RI menurut UUD 1945 Pasal

19 ayat 1 dipilih melalui pemilu legislatif dengan masa jabatan 5 tahun dan

107

http://www.dpr.go.id/tentang/sejarah-dpr “Sejarah DPR RI”, diakses pada tanggal 4

Juli 2019. 108

http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang “Tugas dan Wewenang DPR RI”,

diakses pada tanggal 3 Juli 2019.

Page 86: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

75

sesudah itu dapat ikut kembali mencalonkan diri pada masa bakti berikutnya.

Jumlah anggota DPR RI adalah 560 orang dari 77 daerah pemilihan (dapil).109

Ambang batas parlemen (parliamentary threshold) untuk dapat menentukan

perolehan kursi di DPR RI adalah 4% berdasarkan Undang-Undang Nomor 7

Tahun 2017.

3. Penunjukkan Para Menteri di Era Kabinet Kerja 2014-2019

Pemilu 2014 diikuti oleh dua pasangan kandidat yakni Prabowo

Subianto-Hatta Rajasa dan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Terdapat dua koalisi

yakni Koalisi Merah Putih (KMP) pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa

dan Koalisi Indonesia Hebat (KIH) pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla.

Koalisi Merah Putih (KMP) pasangan Prabowo Subianto-Hatta Rajasa diisi

oleh beberapa partai seperti Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai

Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Golongan

Karya (Golkar) dan Partai Amanat Nasional (PAN). Koalisi Indonesia Hebat

(KIH) pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla diisi oleh beberapa partai seperti

Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P), Partai Kebangkitan Bangsa

(PKB), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Nasional Demokrat

(Nasdem).110

Pasangan Joko Widodo-Jusuf Kalla berhasil meraih kemenangan pada

pemilihan presiden (pilpres) 2014 setelah mengalahkan pasangan Prabowo

109

http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-wewenang “Tugas dan Wewenang DPR RI”,

diakses pada tanggal 3 Juli 2019. 110

Gia Noor Syah Putra, “Sikap Politik Koalisi Merah Putih Terhadap Kebijakan Politik

Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015).

Page 87: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

76

Subianto-Hatta Rajasa dengan meraih 53,15% suara.111

Putusan Mahkamah

Konstitusi (MK) yang menolak semua gugatan yang diajukan oleh pasangan

Prabowo Subianto-Hatta Rajasa semakin mempertegas kemenangan Joko

Widodo.112

Pasca pilpres 2014 berakhir, isu mengenai kursi jabatan menteri

ramai menjadi pembicaraan di kalangan Koalisi Indonesia Hebat (KIH).

partai partai pendukung seperti PDI-P, PKB, Nasdem menyodorkan nama-

nama calon menteri dari partainya masing-masing.113

Beberapa waktu

sebelum pelantikan presiden, Partai Persatuan Pembangunan (PPP)

memutuskan untuk keluar dari Koalisi Merah Putih (KMP) dan bergabung

bersama koalisi pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla.114

Setelah Presiden Joko Widodo resmi dilantik oleh Majelis

Permusyawaratan Rakyat (MPR) pada 20 Oktober 2014, Presiden Joko

Widodo mulai sibuk memilih calon para menteri yang akan bergabung

dengan pemerintahannya. Akhirnya pada 26 Oktober 2014, Presiden Joko

Widodo mengumumkan nama kabinetnya yakni Kabinet Kerja dan sekaligus

mengumumkan nama-nama yang menjadi menteri Kabinet Kerja. Kabinet

Kerja diisi oleh 15 orang dari partai koalisi, dan 19 orang diisi oleh non

111

Hasil Resmi Pilres 2014,

https://nasional.kompas.com/read/2014/07/22/20574751/Ini.Hasil.Resmi.Rekapitulasi.Suara.Pilpre

s.2014?page=all, diakses pada tanggal 8 Agustus 2019. 112

MK tolak seluruh gugatan Prabowo-Hatta, https://nasional.tempo.co/read/601368/mk-

tolak-seluruh-gugatan-prabowo, diakses pada tanggal 1 Agustus 2019. 113

Nama-nama calon menteri mulai beredar, https://nasional.tempo.co/read/595361/calon-

menteri-kabinet-jokowi-jk-mulai-beredar/full&view=ok, diakses pada tanggal 9 Agustus 2019. 114

PPP resmi bergabung dengan koalisi pemerintah,

https://nasional.okezone.com/read/2014/10/18/337/1054000/ppp-resmi-gabung-koalisi-jokowi-jk,

diakses pada tanggal 8 Agustus 2019.

Page 88: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

77

partai atau kalangan profesional.115

Joko Widodo dalam memilih menteri

ternyata tidak dapat sepenuhnya menggunakan hak prerogatifnya karena Joko

Widodo bukan sebagai ketua partai dan mempertimbangkan kepentingan

dukungan kebijakannya di parlemen. Porsi menteri untuk partai politik

sebenarnya cukup banyak sehingga capaian dari beberapa kementerian tidak

memuaskan atau jauh dari target.116

Setelah kabinet resmi dibentuk, terjadi perubahan sikap di dalam

Partai Golkar. Partai Golkar yang berada di koalisi Prabowo Subianto-Hatta

Rajasa mengalami dualisme kepemimpinan yakni Musyawarah Nasional

(Munas) Bali versi Aburizal Bakrie dan Munas Nasional (Munas) Ancol versi

Agung Laksono. Pada akhirnya kubu Aburizal Bakrie dan Agung Laksono

sepakat untuk bergabung ke koalisi pemerintah.117

Terkait dengan sikap

Partai Golkar yang memutuskan bergabung ke pemerintah, sikap Partai

Golkar adalah selalu berada di dalam pemerintah dan belum pernah menjadi

oposisi. Faktor yang membuat Partai Golkar untuk bergabung ke koalisi Joko

Widodo adalah konflik dualisme antara kubu Aburizal Bakrie dengan Agung

Laksono. Setelah pengurus baru Golkar, secara tidak langsung Joko Widodo

mampu mendekati dan merangkul Golkar. Bahkan, Partai Golkar adalah

partai politik pertama dalam koalisi pemerintah yang secara resmi

115

Komposisi Kabinet Kerja,

https://nasional.kompas.com/read/2014/10/26/18101431/Ini.15.Menteri.Jokowi.yang.Berasal.dari.

Partai.Politik, diakses pada tanggal 9 Agustus 2019. 116

Wawancara Pribadi dengan Rudy Alfonso, Ketua DPP bidang Hukum dan HAM Partai

Golkar, pada 15 Agustus 2019. 117

Aburizal Bakrie dan Agung Laksono sepakat untuk bergabung ke pemerintah,

https://nasional.kompas.com/read/2015/11/01/20452241/Agung.Laksono.Saya.dan.Pak.Ical.Sepak

at.Dukung.Pemerintah.Jokowi, diakses pada tanggal 12 Agustus 2019.

Page 89: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

78

mendukung Presiden Joko Widodo untuk maju kembali pada periode

selanjutnya.118

4. Hubungan Presiden dengan DPR RI

Indonesia sejak merdeka pada 1945 telah mengalami beberapa kali

mengalami perubahan kepemimpinan dari era Orde Lama, Orde Baru, dan

sekarang era Reformasi. Setiap era kepemimpinan presiden Indonesia

tentunya selalu melahirkan undang-undang. Proses lahirnya sebuah undang-

undang di Indonesia adalah berasal dari kekuasaan eksekutif atau presiden

dan dibahas di badan legislatif atau Dewan Perwakilan Rakyat (DPR). Era

Reformasi sejak 1998, hubungan antara Presiden RI dengan DPR RI

mengalami perubahan seiring dengan diamandemennya UUD 1945. Beberapa

pasal dalam UUD 1945 yang mengatur hubungan antara eksekutif dengan

legislatif di antaranya adalah Pasal 5 ayat 1 yang mengatur tentang Presiden

RI dapat mengajukan rancangan undang-undang kepada DPR RI, Pasal 20

ayat 2 mengatur rancangan undang-undang dibahas dan disetujui oleh

Presiden RI dan DPR RI, Pasal 22 ayat 2 Peraturan Pemerintah harus

mendapat persetujuan dari DPR RI.119

Pada era Reformasi yang demokratis, hubungan antara Presiden

dengan DPR RI sama-sama kuat dan saling bersinergi. Sebelum era

Reformasi, kekuasaan eksekutif melampaui kekuasaan legislatif dan prinsip

check and balances yang selalu jadi acuan negara yang demokratis tidak dapa

118

Wawancara Pribadi dengan Rudy Alfonso, Ketua DPP bidang Hukum dan HAM Partai

Golkar, pada 15 Agustus 2019. 119

Undang-Undang Dasar 1945.

Page 90: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

79

berjalan dengan baik. Era Reformasi dalam pemerintahan sistem presidensial

adalah bagaimana hubungan antara eksekutif dengan legislatif saling

mengoreksi dan mengawasi satu sama lain. Presiden RI dan DPR RI adalah

dua lembaga negara yang memiliki tanggung jawab yang sama untuk dapat

mensukseskan program-program kerja pemerintah yang dibahas bersama.120

Sejak era Reformasi 1998, hubungan antara Presiden dengan DPR RI

mengalami pasang surut ini karena sifat presiden dan kekuatan partai politik

di DPR RI. Mulai dari Presiden B.J. Habibie, Abdurrahman Wahid,

Megawati Soekarnoputri, Susilo Bambang Yudhoyono, dan Joko Widodo.

Selain itu, DPR RI juga terus mengalami perubahan partai politik yang

menjadi mayoritas parlemen. Sejak era Reformasi 1998, setiap kali pemilihan

umum (pemilu) digelar, partai pemenang di DPR RI selalu berganti -ganti

mulai dari Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan di tahun 1999, Partai

Golongan Karya 2004, Partai Demokrat 2009, dan PDIP di tahun 2014.

Pembentukan sebuah rancangan undang-undang menjadi undang-undang juga

menjadi salah satu proses sistem presidensial berjalan di Indonesia. Proses

terbentuknya sebuah undang-undang pada era Reformasi ini tidak semudah

yang terjadi di era Orde Baru karena kekuatan eksekutif atau Presiden RI

pada saat itu sangat kuat sehingga dapat mengontrol DPR RI.121

Salah satu undang-undang yang terus menjadi isu hangat di Indonesia

pada era Reformasi ini adalah undang-undang terorisme. Latar belakang

lahirnya undang-undang terorisme di Indonesia adalah maraknya aksi

120

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi,

(Jakarta: AIPI), 2018, h. 301-302. 121

Sarah Nuraini Siregar, Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi, h. 114.

Page 91: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

80

terorisme dan aksi teror terparah adalah Bom Bali pada 12 Oktober 2002

yang menelan korban sebanyak 202 jiwa dan kebanyakan korban berasal dari

Australia.122

Setelah kejadian Bom Bali tersebut, Presiden Megawati

Soekarnoputri langsung membuat tindakan cepat yakni menandatangani

Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang (Perppu) Nomor 1 Tahun

2002 tentang pemberantasan tindak pidana terorisme dan Perppu Nomor 2

Tahun 2002.123

Setelah dijadikan Perppu, pada tahun 2003 disahkan oleh

DPR RI menjadi undang-undang No. 15 Tahun 2003 dan undang-undang No.

16 Tahun 2003.124

Undang-undang terorisme yang sudah berlaku sejak tahun 2003

ternyata belum cukup efektif untuk dapat meredakan aksi teror bom yang

masih terjadi di Indonesia. Beberapa aksi teror bom yang memakan banyak

korban jiwa terus melanda Indonesia dan beberapa kasus teror bom yang

memakan korban jiwa serta menjadi sorotan di antaranya adalah teror bom

Hotel J.W Marriott di tahun 2009, bom Polres Poso, dan bom di Jl. M.H

Thamrin pada 2016. Serangkaian serangan teror bom ini membuat pemerintah

meminta kepada DPR RI untuk segera melakukan revisi terhadap undang-

undang No.15 Tahun 2003.125

Pemerintah melalui Menteri Hukum dan Hak

Asasi Manusia (Menkumham) Yasonna Laoly meminta DPR RI untuk

122

Bom Bali I, https://www.liputan6.com/global/read/3665175/12-10-2002-jejak-kelam-

tragedi-bom-bali-i,, diakses pada tanggal 9 Juli 2019. 123

Ahmad Mukri Aji, “Pemberantasan Tindak Terorisme di Indonesia”. Jurnal Cita

Hukum, Vol 1, No. 1 Juni 2013, h. 58. 124

Perjalanan menuju UU terorisme,

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b0531a3c651d/sekelumit-kisah-perjalanan-uu-anti-

terorisme/, diakses pada tanggal 10 Juli 2019. 125

Pemerintah memutuskan untuk revisi UU terorisme,

https://setkab.go.id/2016/01/page/6/, diakses pada tanggal 29 Juli 2019.

Page 92: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

81

melakukan revisi karena dalam undang-undang tersebut aparat tidak dapat

menangkap seseorang yang terduga akan melakukan aksi teror.126

Revisi undang-undang No.15 Tahun 2003 dilakukan di pemerintahan

Joko Widodo-Jusuf Kalla. DPR RI periode 2014-2019 terbagi atas dua koalisi

yakni Koalisi Indonesia Hebat yang berada di pemerintahan yang terdiri dari

gabungan beberapa partai politik seperti Partai Demokrasi Indonesia-

Perjuangan (PDI-P), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai Persatuan

Pembangunan (PPP), Partai Hati Nurani Rakyat (Hanura), Partai Nasional

Demokrat (Nasdem), Partai Amanat Nasional (PAN), dan Golongan Karya

(Golkar) adalah partai-partai yang baru bergabung pada koalisi pemerintahan

pada tahun 2015 dan 2016.127

Koalisi Merah Putih adalah koalisi yang berisi

partai-partai oposisi seperti Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra), Partai

Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Bulan Bintang (PBB). Koalisi pemerintahan

di DPR RI menguasai 386 kursi dan PDI-P sebagai peraih kursi terbanyak

dengan 109 kursi, sedangkan Koalisi Merah Putih di pihak oposisi meraih

kursi sebanyak 174 kursi dan Partai Gerindra peraih terbanyak dengan 73

kursi.128

Pada tanggal 21 Januari 2016, revisi UU terorisme masuk dalam

Program Legislasi Nasional (Prolegnas) Prioritas. Pada tanggal 25 Januari

126

Tujuan pemerintah untuk revisi UU terorisme, https://nasional.kontan.co.id/news/ini-

tujuan-pemerintah-ingin-revisi-uu-terorisme, diakses pada tanggal 15 Juli 2019. 127

Golkar resmi keluar dari KMP,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160516233755-32-131163/golkar-resmi-keluar-dari-

koalisi-merah-putih, diakses pada tanggal 18 Juli 2019. 128

Gia Noor Syah Putra, “Sikap Politik Koalisi Merah Putih Terhadap Kebijakan Politik

Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum,

Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, 2015).

Page 93: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

82

2016 DPR RI kemudian membentuk Panitia Khusus (Pansus) dari Komisi III

DPR RI dan diketuai oleh Muhammad Syafii yang berasal dari partai oposisi

yakni Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra). Kemudian, DPR RI

melayangkan sikap protes terhadap pemerintah karena telah memasukkan

pasal yang dianggap melanggar hak asasi manusia yakni mengenai masa

penangkapan terduga teroris yang melebihi masa waktu dari 7 hari menjadi

30 hari. Bahkan yang melakukan aksi protes tersebut adalah Arsul Sani yang

berasal dari Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Akbar Faizal dari

Partai Nasional Demokrat (Nasdem).

“Ini loncatan yang sangat besar. Ini bukan dalam konteks tawar-

menawar. Kalau waktu 7 hari dirasa nggak cukup mencari bukti. Apakah 14

hari nggak cukup?" kata Arsul Sani.“129

Ini berarti bahwa tidak semua partai politik koalisi pemerintah selalu

setuju dengan keputusan eksekutif atau presiden dalam membahas rancangan

undang-undang. Ini terbukti dari revisi undang-undang terorisme yang

berjalan dengan alot dan bahkan mendapat tantangan dari partai koalisi

pemerintahan Joko Widodo Jusuf Kalla di DPR RI. Pada tanggal 25 Juli

2016, DPR RI mengadakan rapat bersama dengan Kemenkumham untuk

membahas revisi pasal yang diprotes oleh DPR RI. Pada tanggal 14

Desember 2016, Pemerintah dan DPR RI mencapai kata sepakat dalam revisi

UU ini dalam tiga hal yakni pencegahan, penindakan, dan penanganan korban

129

DPR protes terhadap pemerintah terkait pasal-pasal yang dinilai melanggar hak asasi

manusia. https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170406073024-32-205317/kontroversi-pasal-

guantanamo-di-ruu-terorisme, diakses pada tanggal 17 Juli 2019.

Page 94: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

83

terorisme.130

Revisi UU terorisme pada awalnya diharapkan akan segera

rampung pada Desember 2017, namun proses revisi UU terorisme ini cukup

berlangsung lama dan alot karena masih ada perdebatan baik di pihak

pemerintah maupun DPR RI.131

Perdebatan yang berada di DPR RI antara partai koalisi pemerintah

dengan partai oposisi adalah mengenai definisi dari terorisme.132

Sepuluh

fraksi yang berada di DPR RI terbelah dalam dua definisi terorisme tersebut.

Hanya dua fraksi dari partai koalisi pemerintah yakni PDI-P dan PKB

memilih definisi nomor 1, delapan partai lainnya termasuk partai koalisi

pemerintahan dan partai oposisi memilih definisi nomor 2. Ada dua definisi

terorisme yang diajukan oleh DPR RI dalam rapat pansus ke pemerintah

terkait revisi UU No. 15/2003 tentang Pemeberantasan Tindak Pidana

Terorisme yakni133

:

a. Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman

kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas,

yang dapat menimbulkan korban, yang bersifat massal, dan atau

menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang

strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional.

130

DPR dan Pemerintah capai kata sepakat dalam revisi UU terorisme.

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt58493e36b2931/revisi-uu-geser-model-penanganan-

terorisme/, diakses pada tanggal 19 Juli 2019. 131

Revisi UU terorisme akan kembali molor”,

https://nasional.kompas.com/read/2017/02/24/17381941/pembahasan.ruu.anti-

terorisme.diprediksi.kembali.molor. Diakses pada tanggal 23 Juli 2019. 132

Perdebatan dalam revisi UU terorisme, https://tirto.id/4-poin-dalam-uu-terorisme-baru-

yang-berpotensi-jadi-masalah-cLcW, diakses pada tanggal 23 Juli 2019. 133

Fraksi-fraksi di DPR RI terbelah dalam definisi terorisme,

http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/20862/t/Sepuluh+Fraksi+Terbelah+Sikapi+Definisi+Teroris

me, diakses pada tanggal 24 Juli 2019.

Page 95: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

84

b. Terorisme adalah perbuatan yang menggunakan kekerasan atau ancaman

kekerasan yang menimbulkan suasana teror atau rasa takut secara meluas,

yang dapat menimbulkan korban yang bersifat massal dan atau

menimbulkan kerusakan atau kehancuran terhadap objek-objek vital yang

strategis, lingkungan hidup, fasilitas publik, atau fasilitas internasional

dengan motif ideologi, atau politik, atau gangguan keamanan negara.

Serangan teroris kembali terjadi pada tanggal 14 Mei 2018 yang

mengguncang tiga gereja di Kota Surabaya yang memakan korban sebanyak

28 orang meninggal dunia dan 57 lainnya mengalami luka-luka.134

Hal ini

kemudian membuat Presiden Joko Widodo meminta kepada DPR RI untuk

segera mengesahkan revisi UU terorisme. Tetapi DPR RI justru malah

menganggap bahwa pemerintah yang menunda untuk mengesahkan revisi UU

terorisme. Ketua DPR RI Bambang Soesatyo menganggap bahwa ada satu hal

yang mengganjal sehingga belum disahkannya revisi UU terorisme yakni

mengenai definisi terorisme. Kemudian, Presiden Joko Widodo mengancam

akan memgeluarkan Peraturan Pemerintah Pengganti Undang-Undang

(Perppu) jika revisi UU terorisme tak kunjung disahkan oleh DPR RI. 135

Pada akhirnya Partai-partai koalisi pemerintahan sudah setuju untuk

segera mempercepat revisi UU terorisme, tetapi partai koalisi pemerintahan

masih berusaha melobi partai-partai oposisi seperti Gerindra, PKS, dan

Demokrat agar segera menyetujui revisi UU terorisme. Kemudian pada 24

134

Jumlah Korban dalam serangan teror bom Surabaya,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180514194201-12-298164/korban-tewas-teror-bom-

surabaya-28-orang-57-luka, diakses pada tanggal 23 Juli 2019. 135

Jokowi ancam DPR, https://news.detik.com/berita/4019265/jokowi-jika-juni-dpr-tak-

sahkan-ruu-terorisme-saya-keluarkan-perppu, diakses pada tanggal 23 Juli 2019.

Page 96: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

85

Mei 2018 DPR RI melanjutkan pembahasan revisi UU terorisme dengan

pemerintah dengan menggelar rapat kerja bersama. Perdebatan mengenai

definisi terorisme pada akhirnya disepakati oleh pemerintah dan DPR

dimasukkan ke dalam frasa politik, ideologi, dan keamanan. Pada tanggal 25

Mei 2018 revisi UU terorisme akhirnya disahkan dalam sidang paripurna dan

menjadi undang-undang setelah proses yang cukup panjang dan penuh

perdebatan memakan waktu selama dua tahun lebih.

B. Sistem Presidensial di Turki

1. Kekuasaan Presiden Turki

Turki adalah sebuah negara yang secara geogragfis unik karena

terletak di antara dua benua yakni Asia dan Eropa. Turki pada dahulunya

adalah kekhilafahan Usmaniyah yang berkuasa dalam rentang 1299-1923 dan

kemudian menjadi Republik Turki yang berbentuk kesatuan dan republik

sejak berdiri pada 29 Oktober 1923 hingga saat ini dan ini tercantum dalam

pasal 1 konstitusi Turki.136

Republik Turki adalah negara yang menerapkan

sistem pemerintahan presidensial yang mana seorang presiden atau eksekutif

memegang kekuasaan sebagai kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Presiden Republik Turki adalah lembaga negara yang memiliki kekuasaan

diatur dalam konstitusi (Anayasa). Konstitusi Turki telah beberapa kali

mengalami amandemen konstitusi atau perubahan sejak berdiri pada 29

Oktober 1923 hingga yang terbaru adalah amandemen konstitusi tahun 2017.

136

Profil negara Turki, https://www.britannica.com/place/Turkey, diakses pada tanggal 25

Juli 2019.

Page 97: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

86

Sebelum referendum 2017, jabatan Presiden Republik Turki hanya

sebagai kepala negara dan sekarang Presiden Republik Turki

(Cumhurbaskani) adalah kepala negara sekaligus kepala pemerintahan.

Kewajiban dan kekuasaan Presiden Republik Turki dalam konstitusi diatur

dalam konstitusi undang-undang pasal 8, 101, 103, dan 104. Pasal 8 mengatur

bagaimana kekuasaan dan fungsi eksekutif harus dijalankan dan dijalankan

oleh Presiden Republik sesuai dengan Konstitusi dan undang-undang. Masa

jabatan Presiden Turki adalah lima tahun dan dapat dipilih kembali melalui

pemilihan umum (pemilu) untuk satu kali masa jabatan atau presiden dapat

berkuasa hingga 2 periode yang diatur dalam pasal 101. Pasal 103 adalah

presiden terpilih harus mengambil untuk dapat dilantik menjadi Presiden

Republik Turki. Beberapa kekuasaan Presiden Turki yang diatur dalam

undang-undang pasal 104 di antaranya adalah presiden dapat mengangkat dan

memberhentikan menteri, menjadi pemimpin tertinggi militer, menentukan

kebijakan keamanan nasional dan mengambil tindakan yang diperlukan,

memberikan grasi, amnesti, presiden dapat mengajukan amandemen

konstitusi jika memang diperlukan.137

2. Kekuasaan Parlemen Turki

Majelis Agung Nasional Turki (Turkiye Buyuk Millet Meclisi) adalah

lembaga legislatif Republik Turki yang berfungsi sebagai lembaga pembuat

undang-undang. Lembaga negara ini berdiri sebelum lahirnya Republik Turki

137

Kekuasaan, dan kewenangan Presiden Republik Turki,

https://www.tccb.gov.tr/en/presidency/power/, diakses pada tanggal 25 Juli 2019.

Page 98: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

87

yakni pada 19 Maret 1920 oleh Mustafa Kemal Pasya di Ankara. Cikal bakal

lahirnya parlemen di Turki sudah ada ketika masih Kekhilafahan Turki

Usmani yakni pada 1 September 1876. Fungsi parlemen pada saat itu adalah

membahas undang-undang dan membahas anggaran tetapi harus mendapat

izin dari penguasa atau dapat dikatakan penguasa dapat mengontrol

parlemen. Setelah berdiri pada 29 Oktober 1923, parlemen berfungsi sebagai

lembaga pembuat undang-undang dan prinsip check and balances diterapkan.

Parlemen Turki menjalankan tugas dan kekuasaannya berdasarkan

konstitusi undang-undang pasal 87. Kekuasaan parlemen di antaranya adalah

membahas rancangan undang-undang, memberlakukan undang-undang,

mengadopsi RUU anggaran, mengamandemen konstitusi, menyetujui keadaan

bahaya negara, mengawasi kinerja pemerintah atau eksekutif. Anggota

parlemen atau Majelis Agung Nasional Turki dipilih melalui pemilihan

umum yang digelar setiap 5 tahun sekali dan pemilihan umum diatur dalam

undang-undang pasal 67. Jumlah anggota Majelis Agung Nasional Turki

sebanyak 600 orang yang berasal dari 81 provinsi di Republik Turki.138

Ambang batas partai politik dapat perwakilan di parlemen (parliamentary

threshold) adalah 10%. Ambang batas parlemen ini sudah ada sejak era

Mustafa Kemal Ataturk dan bertahan hingga sekarang. Jika partai politik

tidak mencapai ambang batas yang telah ditetapkan, partai politik tetap

berhak mengikuti pemilu meskipun tidak dapat perwakilan.139

138

Kekuasaan dan Kewenangan Majelis Agung Nasional Turki,

https://global.tbmm.gov.tr/index.php/EN/yd/icerik/25, diakses pada tanggal 26 Juli 2019. 139

Alfan Alfian, “Militer dan Politik di Turki ”, (Jakarta: Penerbit Penjuru Ilmu, 2018), h.

79.

Page 99: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

88

3. Pemilihan Menteri oleh Presiden

Pemilihan umum (pemilu) pada 24 Juni 2018 dimenangkan oleh Recep

Tayyip Erdogan dan Koalisi Aliansi Rakyat (Cumhur Ittifaki) antara Partai

Keadilan dan Pembangunan (AKP) dan Partai Pergerakan Nasionalis (MHP).

Setelah pemilu selesai, presiden terpilih Recep Tayyip Erdogan sudah

memberi sinyal mengenai kabinet baru yang sebagian akan diisi oleh

kalangan non-partai dan bahkan mungkin dari anggota parlemen.140

Pemerintahan baru dibawah Presiden Recep Tayyip Erdogan resmi berdiri

pada 9 Juli 2018 dan pada 10 Juli 2018, kabinet baru diumumkan oleh

Presiden terpilih Recep Tayyip Erdogan. Ada 16 kementerian yang

diumumkan dan Fuat Oktay dipilih sebagai Wakil Presiden Turki. Meskipun

Partai AKP berkoalisi dengan Partai MHP, nyatanya tidak ada satu pun

politisi dari Partai MHP yang menjadi menteri pilihan Presiden Recep

Tayyip Erdogan. Kabinet hanya diisi oleh politisi Partai AKP dan orang-

orang profesional non-partai.141

Sosok Recep Tayyip Erdogan adalah orang

yang sangat kuat dengan pendiriannya dan ini terbukti dia benar-benar bisa

memilih para menteri tanpa adanya komunikasi dengan mitra koalisinya. Hak

prerogatif yang terdapat di dalam sistem presidensial benar-benar dia

gunakan tanpa adanya intervensi dari pihak manapaun dan bahkan dari mitra

140

Kandidat menteri pilihan Presiden Recep Tayyip Erdogan,

http://www.hurriyetdailynews.com/turkeys-new-cabinet-may-include-ministers-from-parliament-

erdogan-134279, diakses pada tanggal 2 Agustus 2019. 141

“Recep Tayyip Erdogan umumkan kabinet baru”, https://www.aa.com.tr/id/headline-

hari/presiden-erdogan-umumkan-16-menteri-kabinet-baru-turki/1199933, diakses pada tanggal 2

Agustus 2019.

Page 100: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

89

koalisinya sendiri yakni Partai MHP. Pengaruh partai politik terhadap

presiden dalam menentukan calon menteri tidak berpengaruh.

Enam belas lembaga kementerian yang sudah diumumkan oleh

Presiden Recep Tayyip Erdogan, ada satu nama yang menjadi perhatian

publik yakni Berat Albayrak. Berat Albayrak ditunjuk oleh Presiden Recep

Tayyip Erdogan sebagai menteri keuangan Turki yang baru. Berat Albayrak

adalah politisi dari Partai AKP yang juga sekaligus adalah menantu dari

Presiden Recep Tayyip Erdogan. Berat Albayrak menikahi putri dari Presiden

Recep Tayyip Erdogan yakni Esra Erdogan pada 2004. Latar belakang

pendidikan Berat Albayrak sendiri di dalam bidang ekonomi yakni lulusan

Fakultas Bisnis di Univeritas Pace, New York. Karirnya hanya seorang

pengusaha yang memegang sebuah perusahaan yakni Perusahaan Calik. Berat

Albayrak juga pernah ditunjuk sebagai Menteri Energi pada masa

pemerintahan Perdana Menteri Ahmet Davutoglu dan Binali Yildirim.142

4. Hubungan Presiden dengan Majelis Agung Nasional Turki

Sejak Republik Turki berdiri pada 29 Oktober 1923 hingga 16 April

2017 atau sebelum referendum konstitusi, jabatan Presiden Turki hanya

sekedar seremonial dan tidak memiliki fungsi sebagai kepala pemerintahan

karena kepala pemerintahan dipegang oleh perdana menteri. Republik Turki

selama hampir 95 tahun menerapkan sistem parlementer. Sistem

pemerintahan parlementer diganti karena dianggap tidak stabil di dalam

142

Biografi dari Berat Albayrak, https://www.tccb.gov.tr/en/cabinet/minister-of-treasury-

and-finance, diakses pada tanggal 6 Agustus 2019.

Page 101: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

90

pemerintahan dan ini terbukti Turki sering mengalami pergantian perdana

menteri atau kepala pemerintahan dan ketika ada keputusan penting yang

harus segera diambil, maka terlebih dahulu harus dirundingkan di parlemen

dan terkadang perundingan di parlemen bisa sukses atau buntu sehingga

negara tidak dapat bertindak langsung. Ini adalah beberapa alasan mengapa

sistem pemerintahan parlementer diganti menjadi sistem presidensial.143

Salah satu permasalahan yang dihadapi oleh Turki pada saat ini adalah

masalah keamanan nasional yakni mengatasi gelombang teror yang masih

melanda Turki. Turki memang sudah memiliki undang-undang anti teror

sejak lama tetapi penanganan melawan aksi teror belum cukup efektif.

Kelompok teror yang kerap melancarkan aksi teror di Turki di antaranya

adalah Islamic State of Iraq and Syria (ISIS), Partai Pekerja Kurdistan

(PKK), dan Fethullah Terorist Organization (FETO). Aksi percobaan kudeta

yang gagal pada 15 Juli 2016 yang diperkirakan memakan korban sebanyak

350 orang meninggal dunia dan 2.185 lainnya luka-luka memaksa Presiden

Turki Recep Tayyip Erdogan mengumumkan status keadaan darurat pada 19

Juli 2016.144

Status keadaan darurat sejak Juli 2016 terus beberapa kali

diperpanjang dan disetujui oleh parlemen hingga setelah pemilihan umum

143

Serdar Gulener, “Constitusional Framework of Executive Presidency In Turkey”,

(Istanbul: SETA, 2017), h. 11-12. 144

Acep Muhlis, “Dampak Upaya Kudeta Militer Terhadap Lembaga Fethullah Gulen di

Jakarta”, (Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2017), h. 51.

Page 102: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

91

(pemilu) pada 24 Juni 2018 dan status keadaan darurat pada akhirnya dicabut

pada 19 Juli 2018.145

Setelah status keadaan darurat dicabut, pemerintah Turki memutuskan

untuk melakukan revisi terhadap undang-undang anti teror. Revisi terhadap

undang-undang anti teror ini dilakukan di era sistem pemerintahan yang baru

yakni sistem presidensial yang secara resmi mulai berlaku setelah pemilihan

umum 2018. Sebelum pemilihan umum digelar, terdapat dua koalisi partai-

partai yang mengikuti pemilihan umum yakni Koalisi Aliansi Rakyat

(Cumhur Ittifaki) yang terdiri dari Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP)

dan Partai Pergerakan Nasionalis (MHP) dan Partai Rakyat Republik (CHP)

berkoalisi dengan Partai IYI membentuk sebuah koalisi yang bernama

Koalisi Nasional (Millet Ittifaki).146

Hasil pemilihan umum eksekutif dengan

legislatif dimenangkan oleh Recep Tayyip Erdogan sebagai presiden dengan

meraih 52,59% dan Koalisi Aliansi Rakyat meraih 344 kursi dengan rincian

Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) sebagai peraih kursi terbanyak di

Majelis Nasional Agung Turki dengan 293 kursi dan Partai Pergerakan

Nasionalis (MHP) yang meraih 49 kursi. Koalisi Nasional sebagai oposisi

meraih kursi sebanyak 189 kursi dengan rincian Partai Rakyat Republik

145

“Turki akhiri status Keadaan Darurat”, https://www.france24.com/en/20180719-two-

years-after-failed-coup-turkey-ends-state-emergency-erdogan-purges, diakses pada tanggal 27 Juli

2019. 146

Kilic Bugra Kanat, Jackson Hannon, Meghan Backer, “Turkey’s Elections 2018”,

(Istanbul: SETA, 2018), h. 11.

Page 103: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

92

(CHP) meraih 146 kursi dan Partai IYI meraih 43 kursi dan partai di luar

kedua koalisi yakni Partai Rakyat Demokrasi Kurdi (HDP).147

Partai Keadilan dan Pembangunan (AKP) selaku partai pemenang dan

pengusung Presiden Recep Tayyip Erdogan dalam pemilu 2018 memutuskan

untuk mengajukan revisi terhadap undang-undang anti teror ke parlemen

setelah status keadaan darurat dicabut. Partai Keadilan dan Pembangunan

(AKP) hanya mampu meraih 293 kursi dan untuk mayoritas parlemen harus

300 kursi dari total keseluruhan 600 kursi. Karena berkoalisi dengan Partai

Pergerakan Nasionalis (MHP) maka Partai AKP dapat mengajukan revisi UU

tersebut ke parlemen.148

Partai AKP mengajukan revisi terhadap undang-

undang terorisme ini pada 16 Juli 2018 dan pihak pemerintah diwakili oleh

Menteri Kehakiman Abdulhamit Gul. Revisi undang-undang terorisme ini

membahas beberapa hal yang akan dimasukkan ke dalam revisi undang-

undang terorisme seperti pihak berwenang dapat mengatur seseorang untuk

dapat keluar masuk Turki selama 15 demi alasan keamanan, pihak berwenang

dapat menangkap seorang tersangka tanpa dakwaan selama 48 jam atau

hingga empat hari dalam kasus pelanggaran ganda, waktu untuk aksi

penyampaian pendapat di ruang publik hanya boleh sampai dan setiap acara

yang digelar di dalam ruangan boleh dilakukan sampai tengah malam.149

147

“Recep Tayyip Erdogan dan koalisinya memenangkan pemilu 2018”,

https://www.bbc.com/news/world-europe-44596072, diakses pada tanggal 28 Juli 2019. 148

Partai AKP mengajukan revisi undang-undang terorisme, http://www.voa-

islam.com/read/world-news/2018/07/18/59148/turki-ajukan-undang-undang-anti-teror-baru-

setelah-erdogan-memenangkan-pemilu/#sthash.vW44CZty.uPvXVkRS.dpbs, diakses pada tanggal

29 Juli 2019. 149

Isi perubahan dari revisi undang-undang terorisme,

https://www.trtworld.com/turkey/turkish-parliament-ratifies-anti-terror-law-19153, diakses pada

tanggal 29 Juli 2019.

Page 104: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

93

Ada 29 pasal yang diajukan oleh koalisi partai pemerintah yakni

Koalisi Aliansi Rakyat dan dibahas di parlemen. Revisi UU terorisme di

parlemen dalam prosesnya berlangsung sengit dan perdebatan terutama dari

partai-partai oposisi. Anggota parlemen dari Koalisi Nasional seperti dari

Partai Rakyat Republik (CHP) dan Partai IYI mengkritik isi dari revisi UU

terorisme tersebut. Anggota Partai Rakyat Republik (CHP) Bulent Tezcan

seperti yang dikutip di dalam Hurriyet news menyampaikan kritiknya

terhadap revisi UU terorisme ini :

“RUU ini jelas merupakan pelanggaran terhadap konstitusi. RUU ini secara

permanen akan membuat keadaan darurat dengan mengorbankan

ketidakadilan dan pelanggaran hukum. RUU terorisme ini harus ditolak

karena Turki nantinya tidak akan pernah bisa menciptakan hubungan yang

baik dengan dunia kontemporer”.150

Ada juga kritik dari anggota parlemen Partai IYI Feridun Bahsi

mengenai revisi RUU terorisme ini yang menganggap bahwa revisi UU

terorisme ini berpotensi melanggar hak asasi manusia. Selain koalisi oposisi

yang menolak, Partai Rakyat Demokrasi Kurdi (HDP) juga ikut menolak

revisi UU terorisme. Salah satu anggota parlemen dari Partai Rakyat

Demokrasi Kurdi (HDP) Ahmet Sik melontarkan kritik keras bahwa revisi

150

Debat revisi UU terorisme di parlemen, http://www.hurriyetdailynews.com/parliament-

starts-discussing-anti-terror-bill-amid-opposition-criticism-134919, diakses pada tanggal 30 Juli

2019.

Page 105: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

94

UU terorisme adalah salah satu cara pemerintah untuk membungkam

kebenaran.151

Tetapi partai-partai koalisi pemerintah menganggap bahwa revisi UU

terorisme ini bukan untuk memperpanjang keadaan darurat tetapi demi

keamanan nasional jangka panjang dan hal ini disampaikan oleh salah satu

anggota parlemen dari Partai AKP Bulent Turan152

:

“RUU ini ditulis untuk memberikan keamanan berkelanjutan bagi rakyat

Turki. Tidak benar menyebutnya perpanjangan aturan darurat.”

Setelah melalui banyak perdebatan di parlemen, pada tanggal 25 Juli

2019 diadakan pemungutan suara atau voting untuk menentukan revisi UU

terorisme apakah diterima atau tidak. Hasil dari pemungutan suara tersebut

adalah 284 suara mendukung, 95 suara menolak, dan 1 suara abstain dari

total 600 anggota parlemen. Setelah resmi menjadi undang-undang,

ditandatangani oleh Presiden Recep Tayyip Erdogan.

Hubungan antara eksekutif dengan legislatif di Republik Turki

berjalan tanpa hambatan dan ini dibuktikan ketika revisi undang-undang

terorisme dapat disahkan meskipun terjadi perdebatan. Hubungan baik antara

presiden dengan legislatif dikarenakan Presiden Recep Tayyip Erdogan dapat

mengendalikan parlemen yang dikuasai oleh partainya sendiri yakni Partai

AKP.

151

Para politisi dari kalangan oposisi mengkritik revisi UU terorisme,

https://www.reuters.com/article/us-turkey-security/turkish-parliament-to-vote-on-security-law-to-

replace-emergency-rule-idUSKBN1KF0P9, diakses pada tanggal 30 Juli 2019. 152

Argumen para anggota parlemen mengenai revisi UU terorisme,

http://www.hurriyetdailynews.com/parliament-starts-discussing-anti-terror-bill-amid-opposition-

criticism-134919, diakses pada tanggal 30 Juli 2019.

Page 106: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

95

C. Perbandingan: Persamaan dan Perbedaan Pelaksanaan Sistem

Presidensial di Indonesia dengan Turki.

Pelaksanaan sistem presidensial di Indonesia pasca era Orde Baru

sejak tahun 1998 mulai menunjukkan adanya prinsip keseimbangan atau

check and balances antar lembaga tinggi negara. Hubungan antara eksekutif

dengan legislatif berfungsi dengan semestinya. Begitu juga dengan

pelaksanaan sistem presidensial di Republik Turki yang juga menerapkan

prinsip keseimbangan check and balances antar lembaga tinggi negara.

Terdapat persamaan dan perbedaan pelaksanaan sistem presidensial antara

Indonesia dengan Turki mengenai revisi undang-undang terorisme di kedua

negara. Persamaan pelaksanaan sistem presidensial yang berada di Indonesia

dengan Turki adalah sama-sama sukses dalam meloloskan program kerja

pemerintah melalui proses hubungan antara eksekutif dengan legislatif.

Kekuatan partai politik koalisi pemerintah yang mayoritas di legislatif

menjadi faktor penentu suksesnya revisi undang-undang terorisme di

Indonesia dan Turki.

Perbedaan di antara Indonesia dengan Turki dalam pelaksanaan sistem

presidensial mengenai revisi undang-undang terorisme adalah proses dan

waktu pembahasan antara eksekutif dengan legislatif. Pembahasan revisi

undang-undang terorisme di Indonesia berlangsung alot dan penuh dengan

perdebatan sengit. Kekuatan mayoritas koalisi pemerintah di DPR RI ternyata

tidak menjadi jaminan bahwa program pemerintah akan langsung cepat

disahkan oleh legislatif. Partai koalisi pemerintah di DPR pun juga ikut

Page 107: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

96

menjadi faktor lamanya proses revisi undang-undang terorisme karena

sempat tidak setuju terhadap eksekutif. Proses revisi undang-undang

terorisme di Turki berlangsung dengan cepat dan tanpa hambatan karena

solidaritas partai koalisi pemerintah di parlemen. Jika di Indonesia cara

legislatif untuk mensahkan revisi undang-undang terorisme dengan mengajak

seluruh partai politik baik koalisi pemerintah maupun koalisi oposisi untuk

satu suara, sedangkan di Turki cara parlemen untuk mengesahkan revisi

undang-undang terorisme yakni dengan cara pemungutan suara atau voting.

Jika di Indonesia yang mengajukan revisi undang-undang adalah eksekutif, di

Turki yang mengajukan untuk merevisi undang-undang adalah partai

mayoritas di parlemen. Sistem presidensial yang berada di Turki dalam kasus

hubungan antara eksekutif dengan legislatif adalah proaktif.

Persamaan di antara Indonesia dengan Turki dalam pemilihan menteri

oleh eksekutif atau presiden adalah porsi menteri yang ditunjuk oleh presiden

terdapat dua komponen yakni ada yang berasal dari partai politik dan dari

non partai politik atau kalangan profesional. Perbedaan antara Indonesia

dengan Turki dalam pemilihan menteri oleh adalah di Indonesia khsususnya

di era Presiden Joko Widodo adalah bahwa presiden tidak dapat

menggunakan hak prerogatifnya secara penuh dalam memilih menteri karena

adanya kepentingan dari partai-partai koalisi dan untuk kepentingan eksekutif

di legislatif. Sedangkan di Turki, presiden benar-benar dapat menggunakan

hak prerogatifnya secara penuh dalam memilih menteri dan bahkan sangat

mengejutkan karena tidak ada satu pun menteri yang ditunjuk oleh presiden

Page 108: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

97

dari mitra koalisi Partai AKP yakni Partai MHP dan bahkan Presiden Turki

berani menunjuk menantunya sendiri sebagai menteri.

Tabel

Persamaan dan Perbedaan Praktik Sistem Presidensial

di Indonesia dan Turki

No Negara Persamaan Perbedaan

1 Indonesia Kasus pemilihan menteri

Komposisi menteri sama-

sama dari partai dan non-

partai

Presiden Indonesia tidak

dapat menggunakan hak

prerogatif sepenuhnya.

2 Turki Komposisi menteri sama-

sama dari partai dan non-

partai

Presiden Turki dapat

menggunakan hak

prerogatif sepenuhnya

No Negara Persamaan Perbedaan

1 Indonesia Kasus revisi UU Terorisme

Sama-sama meloloskan

program pemerintah

Kekuatan mayoritas partai

politik di parlemen

menjadi faktor kesuksesan.

Waktu pembahasan di

legislatif di Indonesia

berlangsung lama.

2 Turki Sama-sama meloloskan

program pemerintah

Kekuatan mayoritas partai

politik di parlemen

menjadi faktor kesuksesan.

Waktu pembahasan di

Turki berlangsung cepat

Indonesia mengajak

seluruh fraksi untuk satu

suara

Turki menggunakan

voting

Page 109: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

98

BAB V

PENUTUP

Pada bab yang kelima ini, penulis menjelaskan kesimpulan dan saran

dari penelitian mengenai perbandingan sistem presidensial di Indonesia

dengan Turki.

A. Kesimpulan

Sistem pemerintahan di Indonesia sejak merdeka pada 1945

mengalami beberapa perubahan mulai dari era Presiden Soekarno yang

menerapkan sistem presidensial pada 1945 hingga 1949 meskipun di

dalamnya terdapat perdana menteri. Pada rentang 1950-1959 Indonesia

menerapkan sistem parlementer yang mana sistem ini tidak sukses karena

banyak pergantian pemerintahan dan tidak stabil. Kemudian kembali ke

sistem presidensial setelah Dekrit Presiden 1959 akan tetapi di era ini

eksekutif atau disini adalah bahwa posisi Presiden Soekarno sangat kuat dan

nyaris tidak ada kontrol dari legislatif dan bahkan Presiden Soekarno

mengangkat dirinya sendiri sebagai presiden seumur hidup. Pada era Presiden

Soeharto, kekuatan eksekutif benar-benar sangat kuat dapat mengontrol

legislatif sehingga semua program pemerintah mudah disahkan. Pada era

Reformasi sejak 1998, hubungan antara eksekutif dengan legislatif mulai

seimbang dan prinsip check and balances berjalan dengan semestinya mulai

dari era Presiden Habibie yang berhubungan baik dengan DPR RI meskipun

pada akhirnya pertanggungjawabannya ditolak, kemudian di era Presiden

Page 110: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

99

Abdurrahman Wahid yang mana hubungan antara Presiden dengan DPR RI

memanas dan bahkan presiden Gus Dur mengancam akan membubarkan DPR

RI hingga pada akhirnya Presiden Gus Dur diberhentikan oleh legislatif. Era

Presiden Megawati hubungan antara eksekutif dengan legislatif kembali

membaik dimana prinsip check and balances berjalan dan hubungan baik ini

berlanjut pada era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono.

Pelaksanaan dan proses sistem presidensial yang berada di Indonesia

dengan Turki khususnya dalam masalah penunjukkan menteri dan hubungan

antara eksekutif dengan legislatif dalam kasus revisi undang-undang

terorisme berbeda. Sistem presidensial di Indonesia pada era Reformasi

khususnya di era Presiden Jokowi membuktikan bahwa pengaruh kekuatan

partai politik dalam proses sistem presidensial sangat besar. Sistem

presidensial yang identik dengan kekuasaan besar presiden atau hak

prerogatif ternyata di Indonesia tidak dapat dilakukan sepenuhnya karena

presiden membutuhkan dukungan partai politik untuk dapat memuluskan

program pemerintah. Kekuatan partai politik di legislatif juga sangat

berpengaruh terhadap proses pembentukan undang-undang dan bahkan

meskipun koalisi sudah mayoritas di legislatif, nyatanya untuk mengesahkan

sebuah undang-undang membutuhkan waktu yang tidak sebentar karena

adanya perdebatan di antara eksekutif dengan legislatif.

Turki sejak menjadi negara berbentuk republik pada 1923 adalah

negara yang menerapkan sistem parlementer dan partai tunggal hingga tahun

1938. Setelah itu sistem multi partai mulai diterapkan. Hubungan antara

Page 111: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

100

eksekutif dengan legislatif pada era sistem parlementer tidak selalu stabil dan

bahkan jika terjadi ketidakstabilan pemerintahan dan, militer langsung turun

tangan dan mengkudeta pemerintahan. Pada era Perdana Menteri Recep

Tayyip Erdogan, muncul usul agar merubah sistem pemerintahan menjadi

sistem presidensial. Usulan untuk merubah sistem pemerintahan baru bisa

terlaksana pada April 2017 ketika referendum konstitusi digelar dan

mayoritas rakyat Turki mendukung untuk merubah sistem pemerintahan.

Sedangkan di Turki, pelaksanaan dan proses sistem presidensial

khususnya dalam masalah penunjukkan menteri dan hubungan antara

eksekutif dengan legislatif berlangsung dengan cepat dan tanpa hambatan.

Kekuatan eksekutif dalam memilih menteri atau menggunakan hak

prerogatifnya benar-benar digunakan secara penuh oleh presiden dan ini

terbukti Presiden Recep Tayyip Erdogan dapat menunjuk menteri tanpa

tersandera dengan kepentingan koalisinya dan presiden bahkan dapat

menunjuk menantunya menjadi menteri. Proses revisi undang-undang

terorisme di legislatif berlangsung dengan mudah dan tanpa hambatan karena

mayoritas parlemen solid dalam mengesahkan undang-undang meskipun ada

perdebatan antara koalisi pemerintah dengan oposisi dan kekuatan mayoritas

partai politik dalam mengesahkan undang-undang adalah faktor yang utama

dalam kasus ini.

Page 112: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

101

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh penulis,

skripsi ini masih ada kekurangan dan tentunya ada saran dari penulis untuk

mahasiswa dan akademisi yakni melanjutkan penelitian mengenai sistem

presidensial di Indonesia dengan Turki dengan perspektif yang berbeda.

Page 113: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

102

DAFTAR PUSTAKA

Buku

Alfian, Alfan. Militer dan Politik di Turki (Dinamika Politik Pasca-AKP hingga

Gagalnya Kudeta). Jakarta: Penerbit Penjuru Ilmu, 2018.

Budiardjo, Miriam. 2008. Dasar-Dasar Ilmu Politik. Jakarta: PT Gramedia

Pustaka Utama.

Feith, Herbert. The Decline of Constitusional Democracy in Indonesia. Jakarta:

Equinox, 2007.

Dasar, Undang-Undang 1945.

Gulener, Serdar. Constitusional Framework of Executive Presidency In Turkey.

Istanbul: SETA, 2017.

Hanan, Djayadi. Menakar Presidensialisme Multipartai di Indonesia: Upaya

Mencari Format Demokrasi yang Stabil dan Dinamis dalam Konteks

Indonesia. Bandung: Mizan, 2014.

Iqbal, M, dan Nasution Amin H. Pemikiran Politik Islam Dari Masa Klasik

Hingga Indonesia Kontemporer. Edisi ke-2. Jakarta, 2013.

Johan, Teuku Saiful Bahri. Hukum Tata Negara Dan Administrasi Negara Dalam

Tataran Reformasi Ketatanegaraan Indonesia. Yogyakarta, 2018.

Kahin, George McTurnan. Nasionalisme dan Revolusi di Indonesia. Surakarta:

UNS Press. 1995.

Kanat, Kilic Bugra, Jackson Hannon, Meghan Backer. Turkey’s Elections 2018.

Istanbul, 2018.

Kuncahyono, Trias. Turki : Revolusi Tak Pernah Henti. Jakarta: PT Gramedia,

2018.

Landman, Todd. Issue and Methods in Comparative Politics: An Introduction.

New York: Routledge, 2008.

L.K. Skolastika. “Pendekatan Perbandingan Politik Sebagai Teori dan Metode”,

Tugas Teori Perbandingan Politik.

Mariana, Dede, Neneng Yani Yuningsih, Caroline Paskarina. Perbandingan

Pemerintahan. Jakarta, 2007.

Moleong, Lexi J. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya.

2006.

Page 114: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

103

Munthe, Cesar Antonio, Rustam Setting. Undang-Undang Dasar 1945.

Neuman, Lawrence. Metode Penelitian Sosial : Pendekatan Kualitatif dan

Kuantitatif. Jakarta: PT Indeks. 2013.

Siregar, Sarah Nuraini. Sistem Presidensial Indonesia dari Soekarno ke Jokowi.

Jakarta, 2018.

Sunarso. Perbandingan Sistem Pemerintahan. Jogjakarta: PT Ombak, 2012.

Suntoro, Sucipto. Rangkuman Pengetahuan Umum Lengkap. Solo, 2005.

Surbakti, Ramlan. Memahami Ilmu Politik. Jakarta, 2010.

Disertasi

Soekanto, Sitaresmi S. “Studi Perbandingan: Pemenang Pemilu Partai Keadilan

Sejahtera (PKS) di Indonesia 1999-2009 dan Adalet ve Kalkinma Partisi

(AKP) di Turki 2002-2007”. Disertasi Program Pascasarjana Ilmu Politik

Universitas Indonesia, 2012.

Internet

“Aburizal Bakrie dan Agung Laksono sepakat untuk bergabung ke pemerintah”,

https://nasional.kompas.com/read/2015/11/01/20452241/Agung.Laksono.

Saya.dan.Pak.Ical.Sepakat.Dukung.Pemerintah.Jokowi, diakses pada

tanggal 12 Agustus 2019.

“Argumen para anggota parlemen mengenai revisi uu terorisme,

http://www.hurriyetdailynews.com/parliament-starts-discussing-anti-

terror-bill-amid-opposition-criticism-134919, diakses pada tanggal 30

Juli 2019.

“Biografi dari Berat Albayrak”, https://www.tccb.gov.tr/en/cabinet/minister-of-

treasury-and-finance, diakses pada tanggal 6 Agustus 2019.

“Bom Bali I”, https://www.liputan6.com/global/read/3665175/12-10-2002-jejak-

kelam-tragedi-bom-bali-i,, diakses pada tanggal 9 Juli 2019.

“Debat revisi uu terorisme di parlemen”,

http://www.hurriyetdailynews.com/parliament-starts-discussing-anti-

terror-bill-amid-opposition-criticism-134919, diakses pada tanggal 30

Juli 2019.

“DPR dan Pemerintah capai kata sepakat dalam revisi uu terorisme”.

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt58493e36b2931/revisi-uu-

geser-model-penanganan-terorisme/, diakses pada tanggal 19 Juli 2019.

Page 115: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

104

“DPR protes terhadap pemerintah terkait pasal-pasal yang dinilai melanggar hak

asasi manusia”,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20170406073024-32-

205317/kontroversi-pasal-guantanamo-di-ruu-terorisme, diakses pada

tanggal 17 Juli 2019.

“Fraksi-fraksi di DPR RI terbelah dalam definisi terorisme”,

http://www.dpr.go.id/berita/detail/id/20862/t/Sepuluh+Fraksi+Terbelah+

Sikapi+Definisi+Terorisme, diakses pada tanggal 24 Juli 2019.

“Golkar resmi keluar dari KMP”,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20160516233755-32-

131163/golkar-resmi-keluar-dari-koalisi-merah-putih, diakses pada

tanggal 18 Juli 2019.

“Hasil resmi Pilpres 2014”,

https://nasional.kompas.com/read/2014/07/22/20574751/Ini.Hasil.Resmi.

Rekapitulasi.Suara.Pilpres.2014?page=all, diakses pada tanggal 8

Agustus 2019.

“Isi perubahan dari revisi undang-undang terorisme,

https://www.trtworld.com/turkey/turkish-parliament-ratifies-anti-terror-

law-19153, diakses pada tanggal 29 Juli 2019.

“Jumlah Korban dalam serangan teror bom Surabaya”,

https://www.cnnindonesia.com/nasional/20180514194201-12-

298164/korban-tewas-teror-bom-surabaya-28-orang-57-luka, diakses

pada tanggal 23 Juli 2019.

“Jokowi ancam DPR”, https://news.detik.com/berita/4019265/jokowi-jika-juni-

dpr-tak-sahkan-ruu-terorisme-saya-keluarkan-perppu, diakses pada

tanggal 23 Juli 2019.

“Kandidat menteri pilihan Presiden Recep Tayyip Erdogan”,

http://www.hurriyetdailynews.com/turkeys-new-cabinet-may-include-

ministers-from-parliament-erdogan-134279, diakses pada tanggal 2

Agustus 2019.

“Kekuasaan dan Kewenangan Majelis Agung Nasional Turki”,

https://global.tbmm.gov.tr/index.php/EN/yd/icerik/25, diakses pada

tanggal 26 Juli 2019.

“Kekuasaan, dan kewenangan Presiden Republik Turki”,

https://www.tccb.gov.tr/en/presidency/power/, diakses pada tanggal 25

Juli 2019.

Page 116: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

105

“Komposisi Kabinet Kerja”,

https://nasional.kompas.com/read/2014/10/26/18101431/Ini.15.Menteri.J

okowi.yang.Berasal.dari.Partai.Politik

“MK tolak gugatan Prabowo Hatta”, https://nasional.tempo.co/read/601368/mk-

tolak-seluruh-gugatan-prabowo, diakses pada tanggal 1 Agustus 2019.

“Nama-nama calon menteri mulai beredar”,

https://nasional.tempo.co/read/595361/calon-menteri-kabinet-jokowi-jk-

mulai-beredar/full&view=ok, diakses pada tanggal 9 Agustus 2019.

“Para politisi dari kalangan oposisi mengkritik revisi uu terorisme”,

https://www.reuters.com/article/us-turkey-security/turkish-parliament-to-

vote-on-security-law-to-replace-emergency-rule-idUSKBN1KF0P9,

diakses pada tanggal 30 Juli 2019.

“Partai AKP mengajukan revisi undang-undang terorisme”, http://www.voa-

islam.com/read/world-news/2018/07/18/59148/turki-ajukan-undang-

undang-anti-teror-baru-setelah-erdogan-memenangkan-

pemilu/#sthash.vW44CZty.uPvXVkRS.dpbs, diakses pada tanggal 29

Juli 2019.

“Pemerintah memutuskan untuk revisi uu terorisme,

https://setkab.go.id/2016/01/page/6/, diakses pada tanggal 29 Juli 2019.

“Perdebatan dalam revisi uu terorisme”, https://tirto.id/4-poin-dalam-uu-

terorisme-baru-yang-berpotensi-jadi-masalah-cLcW, diakses pada

tanggal 23 Juli 2019.

“Perjalanan UU Terorisme,

https://www.hukumonline.com/berita/baca/lt5b0531a3c651d/sekelumit-

kisah-perjalanan-uu-anti-terorisme/, diakses pada tanggal 10 Juli 2019.

“PPP resmi bergabung dengan koalisi pemerintah”,

https://nasional.okezone.com/read/2014/10/18/337/1054000/ppp-resmi-

gabung-koalisi-jokowi-jk, diakses pada tanggal 8 Agustus 2019.

“Profil negara Turki”, https://www.britannica.com/place/Turkey, diakses pada

tanggal 25 Juli 2019.

“Recep Tayyip Erdogan dan koalisinya memenangkan pemilu 2018,

https://www.bbc.com/news/world-europe-44596072, diakses pada

tanggal 28 Juli 2019.

“Recep Tayyip Erdogan umumkan kabinet baru,

https://www.aa.com.tr/id/headline-hari/presiden-erdogan-umumkan-16-

menteri-kabinet-baru-turki/1199933”, diakses pada tanggal 2 Agustus

2019.

Page 117: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

106

“Revisi uu terorisme akan kembali molor”,

https://nasional.kompas.com/read/2017/02/24/17381941/pembahasan.ruu

.anti-terorisme.diprediksi.kembali.molor, diakses pada tanggal 23 Juli

2019.

“Sejarah dari DPR RI”, http://www.dpr.go.id/tentang/sejarah-dpr, diakses pada

tanggal 3 Juli 2019.

"Teks lengkap dari proposal amandemen konstitusi 18-poin",

https://en.wikipedia.org/wiki/2017_Turkish_constitutional_referendum.

“Tugas dan Wewenang dari DPR RI”, http://www.dpr.go.id/tentang/tugas-

wewenang. Diakses pada tanggal 4 Juli 2019.

“Tujuan pemerintah untuk revisi uu terorisme”,

https://nasional.kontan.co.id/news/ini-tujuan-pemerintah-ingin-revisi-uu-

terorisme, diakses pada tanggal 15 Juli 2019.

“Turki akhiri status Keadaan Darurat”, https://www.france24.com/en/20180719-

two-years-after-failed-coup-turkey-ends-state-emergency-erdogan-

purges, diakses pada tanggal 27 Juli 2019.

Jurnal

Aji, Ahmad Mukri. 2013. “Pemberantasan Tindak Terorisme di Indonesia”.

Jurnal Cita Hukum, Vol 1, No. 1.

Anangkota, Muliadi. 2017. “Klasifikasi Sistem Pemerintahan Perspektif

Pemerintahan Modern Kekinian”. Vol.3, No.2.

Basalamah, Fazrin. 2018. “Pengaruh Partai Politik dalam Sistem Pemerintahan

(Presidensial) Menurut Pasal 6A UUD 1945”. Jurnal Lex Administratum

Vol. 6 No. 2.

Bawazi, Abd. Rahman. 2017. “Dinamika Partai Politik dalam Sistem Presidensil

di Indonesia”. Jurnal Agama dan Hak Azazi Manusia”. Vol. 6, No. 2.

Bukido, Rosdalina. 2012. “Kajian Terhadap Sistem Pemerintahan dan Prakteknya

Menurut Undang-Undang Dasar Tahun 1945”. Jurnal Ilmiah Al-Syir’ah

Vol 10, No.1.

Hadi, Sofyan. 2013. “Fungsi Legislasi dalam Sistem Pemerintahan Presidensil”.

Jurnal Ilmu Hukum Vol. 9, No. 18.

Hakiki, Paizon. 2014. “Sistem Pemerintahan Pada Masa Demokrasi Liberal Tahun

1949-1959”. Jurnal Online Mahasiswa Vol 1, No.1”

Hanan, Firman. 2017. “Relasi Eksekutif-Legislatif dalam Presidensialisme

Multipartai di Indonesia”. Jurnal Wacana Politik Vol. 2, No. 2.

Page 118: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

107

Junaidi, Ahmad. “Kebijakan Politik Recep Tayyip Erdogan dan Islamisme Turki

Kontemporer”, Jurnal Agama dan Hak Asasi Manusia Vol. 6, No.1.

Monteiro, Josef M. 2016. “Perpaduan Presidensial dan Parlementer dalam Sistem

Pemerintahan RI”. Jurnal Hukum PRIORIS, Vol 5, No. 3.

Novianti, Cora Elly. 2013. “Demokrasi dan Sistem Pemerintahan”. Jurnal

Konstitusi Vol. 10 No. 2

Prabandani, Hendra Wahyu. 2015. “Batas Konstitusional Kekuasaan

Konstitusional Presiden”. Jurnal Legislasi Indonesia, Vol. 12, No. 03.

Samkamaria. 2016. Perbandingan Administrasi Publik (Perbandingan Sistem

Pemerintahan Indonesia dengan Inggris).

Sandhiyudha, Arya. 2016. “Ijtihad Islamisme Turki ala Erbakan”, Jurnal Politik,

Vol. 2, No. 1.

Solikhun. 2013. “Negara Turki pada Masa Kepemimpinan Mustafa Kemal

Ataturk Tahun (1923-1950)”. Jurnal Ilmiah.

Sudirman. 2004. Kedudukan Presiden dalam Sistem Pemerintahan Presidensial

(Telaah Terhadap Kedudukan dan Hubungan Presiden dengan Lembaga

Negara yang Lain dalam Undang-Undang Dasar NKRI Tahun 1945)”.

Jurnal Hukum.

Sulardi. 2012. “Rekonstruksi Sistem Pemerintahan Presidensil Berdasar Undang-

Undang Dasar 1945 Menuju Sistem Pemerintahan Presidensil Murni”.

Jurnal Konstitusi Vol. 9 No. 3.

Wibisono, Yusuf. 2017. “Anomali Praktik Sistem Pemerintahan Presidensial dan

Multipartai di Awal Pemerintahan Jokowi Tahun 2014”. Jurnal Ilmu dan

Budaya. Vol. 40 No. 55.

Wijaya, Junior Hendri, Iman Amanda Permatasari. “Capaian Masa Pemerintahan

Presiden B.J. Habibie dan Megawati di Indonesia. Jurnal Cakrawala,

Vol. 12, No. 2.

Yasin al-Arif, M. 2015. “Anomali Sistem Pemerintahan Presidensial Pasca

Amandemen UUD 1945”. Jurnal Hukum IUS QUIA IUSTUM Vol. 22,

No. 2.

Yogia, Moris Adidi. (2009). Indonesia dan Jepang dalam Perspektif

Perbandingan Politik. Universitas Islam Riau.

Page 119: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

108

Penelitian

Marthin Simangunsong. Penelitian : “Sistem Pemerintahan Presidensial di

Indonesia dengan Amerika Serikat (Suatu Kajian Perbandingan)”.

Penelitian Universitas HKBP Nommensen, 2007.

Skripsi

Adhiguna, Dandhy. Tinjauan Yuridis Terhadap Putusan Mahkamah Konstitusi

Nomor 23-26/PUU-VIII/2010 Tentang Pelaksanaan Hak Menyatakan

Pendapat. Skripsi Fakultas Hukum, Universitas Lampung, 2011.

Gumilar, Atika. Kepentingan Turki Terhadap Pengungsi Suriah Studi Kasus

Tahun 2011-2015. Skripsi S1 Fakultas Ilmu Sosial dan Politik,

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, 2016.

Jazuly, Ahmad Syukron. Sistem Presidensial (Komparasi Sistem Pemerintahan

Indonesia Pasca Amandemen UUD 1945 dan Sistem Pemerintahan

Republik Islam Iran). Skripsi Program Perbandingan Mazhab Universitas

Islam Negari Sunan Kalijaga, 2008.

Muhlis, Acep. Dampak Upaya Kudeta Militer Terhadap Lembaga Fethullah

Gulen di Jakarta. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2017.

Qudus, Ulfah Mawaddatul. Gerakan Politik dan Otonomi Khusus (Studi

Perbandingan Gerakan Suku Kurdi Memperjuangkan Otonomi Khusus di

Irak dan Turki). Skripsi Program Ilmu Politik Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. 2018.

Permadi, Bambang Singgih. Proses Pemilihan Umum 1955 di Indonesia. Skripsi S1

Program Studi Pendidikan Sejarah, Universitas Negeri Yogyakarta, 2014.

Putra, Gia Syah Noor. Sikap Politik Koalisi Merah Putih Terhadap Kebijakan

Politik Pemerintahan Joko Widodo dan Jusuf Kalla. Skripsi S1 Fakultas

Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga

Yogyakarta, 2015.

Setiyawati, Dwi Arum. Pola Hubungan Eksekutif Dengan Legislatif dalam Proses

Pembuatan Peraturan Daerah (Studi pada Perda Pajak Hiburan Tahun

2011 Kabupaten Lampung Selatan). Skripsi Program Ilmu Politik

Universitas Lampung. 2012.

Vevekanda, Denayu Swami. Perilaku Politik dan Kekuasaan Politik (Studi

Perpindahan Partai Politik Basuki Tjahaja Purnama dalam Perpolitikan

di Indonesia). Skripsi Program Ilmu Politik Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah. 2017.

Page 120: SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF ...repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49276/1/MOHAMMAD... · SISTEM PRESIDENSIAL DAN DINAMIKA HUBUNGAN EKSEKUTIF-LEGISLATIF

109

Tesis

Lucius, Robert E. A House Divided: The Decline and Fall of Masyumi (1950-

1956). Tesis Naval Postgraduate School, US Navy. 2003.

Wawancara

Wawancara Pribadi dengan Rudy Alfonso, Ketua DPP bidang Hukum dan HAM

Partai Golkar, pada 15 Agustus 2019.