sistem sadap karet

18
SISTEM SADAP KARET Penyadapan merupakan salah satu kegiatan penting pada budidaya karet. Penyadapan yang salah akan mengakibatkan tanaman karet yang diusahakan masa produksinya pendek, sedangkan penyadapan yang sesuai dengan aturan penyadapan umur produksi karet bisa mencapai 25 – 30 tahun. Penyadapan merupakan kegiatan yang kritis pada budidaya karet, maka penyadapan dianjurkan mematuhi aturan – aturan penyadapan karet yang benar. Aturan – aturan penyadapan karet meliputi kegiatan penentuan matang sadap, menggambar bidang sadap, waktu penyadapan, arah kemiringan sadap, kemiringan sadapan, kedalaman penyadapan, frekuensi penyadapan, dan sistem eksploitasi sadapan karet. Eksploitasi merupakan serangkaian sistem penyadapan yang diterapkan sepanjang waktu produksi pada Tanaman Menghasilkan (TM) tanaman karet. Penyadapan adalah mengiris kulit batang sedemikian rupa sehingga sebagian besar sel pembuluh lateks terpotong dan cairan lateks yang berada di dalamya bisa menetes keluar. Eksploitasi lateks yang tepat akan menghasilkan lateks sesuai kapasitas potensial klon karet yang ditanam dan juga menjaga kesinambungan produksi lateks. Eksploitasi lateks yang tepat meliputi waktu bukaan sadap pertama, cara penyadapan yang dilakukan, dan pemberian stimulan produksi lateks. Penyadapan Karet 1. Menentukan Matang Sadap

Upload: hana-rianti-nurfaridah

Post on 13-Apr-2016

88 views

Category:

Documents


7 download

DESCRIPTION

Teknologi Produksi Tanaman Perkebunan

TRANSCRIPT

Page 1: Sistem Sadap Karet

SISTEM SADAP KARET

Penyadapan merupakan salah satu kegiatan penting pada budidaya karet. Penyadapan

yang salah akan mengakibatkan tanaman karet yang diusahakan masa produksinya pendek,

sedangkan penyadapan yang sesuai dengan aturan penyadapan umur produksi karet bisa

mencapai 25 – 30 tahun. Penyadapan merupakan kegiatan yang  kritis pada budidaya karet,

maka penyadapan  dianjurkan mematuhi aturan – aturan penyadapan karet yang benar.

Aturan – aturan penyadapan karet meliputi kegiatan  penentuan matang sadap, menggambar

bidang sadap, waktu penyadapan, arah kemiringan sadap,  kemiringan sadapan, kedalaman

penyadapan, frekuensi penyadapan, dan sistem eksploitasi sadapan karet.  

Eksploitasi merupakan serangkaian sistem penyadapan yang diterapkan sepanjang

waktu produksi pada Tanaman Menghasilkan (TM) tanaman karet. Penyadapan adalah

mengiris kulit batang sedemikian rupa sehingga sebagian besar sel pembuluh lateks terpotong

dan cairan lateks yang berada di dalamya bisa menetes keluar. Eksploitasi lateks yang tepat

akan menghasilkan lateks sesuai kapasitas potensial klon karet yang ditanam dan juga

menjaga kesinambungan produksi lateks. Eksploitasi lateks yang tepat meliputi waktu bukaan

sadap pertama, cara penyadapan yang dilakukan, dan pemberian stimulan produksi lateks. 

Penyadapan  Karet

1. Menentukan Matang Sadap

Sebelum dilakukan penyadapan harus diketahui kematangan pohon karet yang

akan disadap. Untuk bisa disadap, tanaman karet yang berada dalam suatu hamparan

lahan harus sudah matang sadap pohon dan matang sadap kebun. Menentukan matang

sadap berdasarkan umur tanaman dan lilit batang.

Matang sadap pohon adalah suatu kondisi di mana tanaman karet akan memberikan

hasil lateks maksimal ketika disadap tanpa menyebabkan gangguan pada pertumbuhan

dan kesehatan pohon karet tersebut (Widianti,2008). Matang sadap kebun adalah jumlah

tanaman yang sudah matang sadap pohon dalam suatu areal pertanaman karet sudah

mencapai 60–70 % ketika berusia 4-5 tahun. Pada saat matang sadap pohon, diharapkan

ketebalan kulit kayu sudah mencapai 6-7 mm.

Dengan perawatan yang baik, matang sadap pohon umumnya bisa dicapai pada

saat tanaman karet berusia 4-5 tahun, namun demikian umur tidak dapat dijadikan

patokan baku karena pada umur yang sama besar batang karet sangat bervariai tergantung

Page 2: Sistem Sadap Karet

dari pemeliharaan tanaman. Sedangkan menentukan kematangan pohon karet yang

umum  dengan lilit batang dilakukan sebagai berikut :

a. Lingkaran batang harus mencapai 45  cm pada ketinggian 1 m di atas permukaan tanah

untuk tanaman asal biji dan telah siap disadap jika dalam kebun terdapat minimal 60 %

dari jumlah pohon persatuan luas.

b. Untuk tanaman asal okulasi lingkaran batang harus mencapai 45 cm pada ketinggian 1

m di atas pertautan (kaki gajah) dan telah siap disadap, jika kriteria mencapai 60 %

dari jumlah pohon persatuan luas. Tiap-tiap pohon hendaknya diukur lilit batangnya.

Saat mencapai umur 5 tahun, dilakukan pe-lejer-an pada tanaman karet yang

berada di hamparan lahan karet. Pe-lejer-an adalah pemberian tanda pada tanaman karet,

apakah tanaman karet sudah matang sadap pohon atau belum. Lilit batang yang berukuran

45cm diberi tanda (T). Yang lebih dari 45 cm diberi tanda (+). Dan yang kurang dari 45

cm diberi tanda (-). pemberian tanda bisa dilakukan dengan menggunaka cat atau apapun

yang tidak hilang selama 1-2 bulan. Dengan mengetahui jumlah tanaman karet yang

sudah matang sadap pohon, diketahaui juga apakah suatu hamparan tanaman karet sudah

matang sadap kebun atau belum. Pe-lejer-an dilakukan sekitar 1-2 bulan sebelum bukaan

sadap pertama. Pe-lejer-an dilakukan pada bulan Juli-Agustus,ini karena bukaan sadap

pertama biasanya dilakukan pada bulan Oktober atau Bulan April. Pada awal musim

penghujan diharapkan pertumbuhan tanaman karet bisa maksimal sehingga lateks yang

dihasilkan juga maksimal. Selain itu, pertumbuhan yang maksimal juga dapat

meminimalisir stress tanaman karet karena baru pertama kali disadap.Pada bulan-bulan

tersebut intensitas serangan penyakit pada bidang sadap juga minimum.

2. Persiapan Penyadapan

Alat-Alat Persiapan Buka Sadap :

a. Meteran kain 150 cm, untuk mengukur lilit batang

b. Meteran kayu 100 cm, untuk menentukan ketinggian pengukuran lilit batang

c. Mal sadap

d. Sepotong kayu: panjang 130 cm

e. Plat seng dengan lebar 6 cm, panjang 50-60 cm dipakukan pada ujung kayu dengan

sudut 120°

f. Pisau mal, besi berujung runcing dan bertangkai untuk menoreh kulit waktu

menggambar bidang sadap

g. Talang sadap

Page 3: Sistem Sadap Karet

h. Seng: lebar 2.5 cm; panjang 8 cm Guna:Untuk mengalirkan lateks ke mangkuk sadap

i. Tali cincin, yang terbuat dari ijuk, ban, plastik atau tali plastik. Guna: untuk

mencantolkan cincin mangkuk dengan mengikatkan tali ke batang karet

j. Cincin mangkuk, terbuat dari kawat yang digunakan untuk meletakkan mangkuk sadap

k. Mangkuk sadap terbuat dari tanah, plastik, alumunium. Guna: untuk menampung

lateks

l. Pisau sadap, ada dua macam: pisau sadap tarik, pisau sadap dorong

3. Menggambar Bidang Sadap

Pada prinsipnya, penyadapan merupakan proses mengeluarkan lateks dari dalam

pembuluh lateks. Penyadapan harus bisa mengeluarkan lateks sesuai dengan kapasitas

potensial yang dimiliki oleh tanaman karet serta tetap bisa menjaga keberlanjutan

produksi lateks. Dengan demikian, pengetahuan tentang pembuluh lateks dalam suatu

tanaman karet menjadi sebuah keniscayaan untuk diketahui. 

Lateks berada di hampir semua bagian organ tanaman karet seperti batang, daun,

bunga, buah, dan akar. Akan tetapi, pembuluh lateks yang paling banyak menghasilkan

lateks adalah yang berada di jaringan kayu dan kulit luar atau pada bagian kulit batang.

Pembuluh lateks tersususn dari arah kanan atas ke kiri bawah dengan sudut kemiringan

2,1-7,1º. Pembuluh lateks tersusun dalam kelompok yang melingkar mengelilingi sumbu

batang (Cincin Pembuluh Lateks). Cincin pembuluh lateks akan semakin rapat

susunannya ketika semakin dekat dengan kambium. 

Sistem penyadapan karet  yang baik harus direncanakan dengan baik. Agar

penyadapan karet dapat dikontrol dan diawasi dalam pemakaian kulit dengan benar, yang

pertama kali dilakukan dalam proses penyadapan adalah menggambar bidang sadap serta

memasang talang dan mangkuk sadap. Adapun langkah-langkah dalam menggambar

bidang sadap adalah sebagai berikut : 

a. Buat garis menengah pada batang sepanjang 90 cm untuk tanaman asal biji dan 130 cm

tanaman okulasi atau membuat garis sadar depan dan sadar belakang dengan membagi

lingkar batang menjadi dua bagian.

b. Buat garis menegak pada sisi lain yang menunjukkan batas setengah lingkaran batang,

garis dibuat lebih tinggi dari garis pertama. Jadi, Separuh lingkar batang diukur dengan

arah Timur-Barat sehingga nantinya arah bidang sadap adalah Utara-Selatan. 

c. Tempelkan mal sadap pada ujung irisan dan diarahkan ke sebelah kiri dengan

kemiringan mengikuti sudut bidang sadapan yang ditentukan. Mal sadap dipasang pada

Page 4: Sistem Sadap Karet

garis sadar depan dan dibuat garis miring menurut mal sadap dengan pisau mal, dari

garis sadar belakang sampai dengan garis sadar depan ½ S. 

Selain membentuk pola sadap, mal sadap juga berguna untuk mengontrol konsumsi

kulit. Idealnya, selama 3 bulan, penyadapan hanya mengonsumsi kulit dengan lebar 6

cm.oleh karena itu, mal sadap dibuat dengan ketebalan 6cm. konsumsi kulit yang

hanya sebesar 6cm selama 3 bulan berkaitan erat dengan kemampuan kulit untuk

suksesi/meregenerasi. Dengan konsumsi kulit 6cm selama 3 bulan diperkirakan

tanaman karet bisa disadap hingga 20 tahun. 

d. Sudut kemiringan bidang sadap adalah 30-40º untuk bidang sadap bawah, dan 45º

untuk bidang sadap atas. 

e. Penggambaran dilakukan setiap 6 bulan untuk mengontrol kemiringan dan konsumsi

kulit.

f. Lakukan pengirisan pada alur sadapan  dan garis menengah serta kulit lereng sadapan.

Lakukan terus pengirisan kulit lereng  sadapan, sampai irisan sadap terbuka sama lebar

dengan pisau sadap.

g. Selanjutnya adalah memasang talang dan mangkuk sadap. Talang dan mangkuk sadap

di pasang di ujung irisan bidang sadap bagian bawah. Talang sadap dipasang pada

pada jarak 5-15 cm di ujung irisan sadap bagian bawah, tepat di atas garis sadar depan

yang juga berfungsi sebagai parit untuk aliran lateks. Mangkuk sadap dipasang pada

pada jarak 15-20cm di bawah talang sadap dengan tujuan lateks dapat mengalir sampai

ke mangkuk dan penyadap tidak kesulitan dalam mengumpulkan lateks.

h. Pasang tali cicin dan mangkok  di bawah  talang sadap, dimana mangkok dipasang

terlungkup sebelum penyadapan dimulai.

i. Memberi tanda setiap 2 cm di bawah ujung irisan  sadap agar penyadapan  nanti  dapat

dikontrol dengan baik.

Tinggi bukaan sadap adalah 130 cm di atas pertautan okulasi. Selain agar tidak terlalu

sulit ketika melakukan penyadapan, tinggi tersebut juga merupakan hasil dari

perhitungan hubaungan antara konsumsi kulit yang disadap dengan kemampuan kulit

untuk melakukan suksesi/regenerasi. Dan pada akhirnya juga berpengaruh terhadap

keberlanjutan produksi lateks. Kemiringan 30-40º untuk bidang sadap bawah, dan 45º

untuk bidang sadap atas bertujuan agar pembuluh lateks yang terpotong maksimal

jumlahnya sehingga produksi lateks yang dihasilkan juga tinggi. Sudut kemiringan

tersebut juga memungkinkan aliran lateks menjadi lancar dan tidak membeku sebelum

masuk ke dalam mangkuk sadap. 

Page 5: Sistem Sadap Karet

4. Aturan Menyadap  Karet

Aturan – aturan dalam penyadapan karet apabila dipatuhi akan mendapatkan

produksi karet yang optimal dan berkesinambungan, sedangkan bila penyadapan karet

tidak mematuhi  aturan penyadapan karet, maka produksi karet tidak akan

berkesinambungan.

Simbol sadapan

S (Spiral)         = keratan sadapan sepanjang 1 spiral dengan susut 40o

D (Day)           = hari, menunjukkan hari sadap

Pedoman

½ S = angka pertama di depan S menunjukkan jumlah atau panjang keratin

D3 = angka di belakang D menunjukkan hari sadap (rotasi sadap)

↓ = tanda panah menunjukka arah sadapan

Contoh : ½ S↓d3

Artinya : satu irisan sadap dengan panjang ½ spiral, satu hari sadap dua hari istirahat

(disadap 3 hari sekali).

a. Arah kemiringan sadap

Kemiringan arah penyadapan karet dari kiri atas ke kanan bawah  yang membentuk

sudut  35 – 400  terhadap garis horizontal. Pembuatan sudut yang miring ini dibantu

dengan mal sadap. Arah bidang sadap jangan sampai terbalik karena sangat  erat

hubungannya dengan produksi latek. Arah sadap yang benar akan memotong

pembuluh latek  lebih banyak dibandingkan arah sadap  yang salah atau terbalik.

b. Konsumsi kulit

Pengirisan kulit karet tidak perlu  tebal cukup 1,2 – 1,4 mm setiap kali melakukan

penyadapan. Pengirisan kulit yang tebal hanya akan menjadi  pemborosan dalam

pemakaian kulit dan akan mempercepat habisnya kulit batang karet  yang produktif

sehingga masa produksinya menjadi singkat. Konsumsi kulit bervariasi  sesuai

frekuensi sadap, standar yang perlu diikuti  untuk kulit dara  adalah sebagai berikut :

Page 6: Sistem Sadap Karet

Panjang irisan sadap berpengaruh terhadap produksi lateks, pertumbuhan tanaman,

kontinuitas produksi, dan kesehatan tanaman. Panjang irisan sadap hanya setengah

bidang permukaan kulit tanaman karet (1/2 S). Penyadapan dilaksanakan satu bidang

terlebih dahulu, baru setelah satu bidang habis, dilanjutkan penyadapan di bidang yang

lainnya. Dari awal buka sadap hingga habisnya satu bidang diusahakan dilaksanakan

selama 5 tahun. Ini berkaitan dengan kemampuan kulit kayu dalam meregenerasi dan

melakukan suksesi. Untuk memulihkan kulit kayu sepanjang 130 cm, tanaman keret

membutuhkan waktu 5 tahun. Oleh karena itu, penyadapan satu bidang hendaknya bisa

mencapai waktu 5 tahun juga.bidang sadap harus diletakkan pada arah yang sama

dengan arah pergerakan penyadap, yaitu dari arah Timur-Barat (pada jarak antar

tanaman yang pendek/3m). 

c. Kedalaman irisan sadap

Kedalaman  irisan sadapan berpengaruh pada banyaknya kulit yang dikonsumsi pada

saat penyadapan, maka ketebalan  irisan sangat berpengaruh  pada jumlah berkas

pembuluh latek yang terpotong. Semakin dalam irisannya, semakin banyak berkas

pembuluh latek yang terpotong. Kedalaman  kulit karet hampir mendekati lapisan

kambium memiliki pembuluh latek terbanyak. Oleh sebab itu, sebaiknya penyadapan

dilakukan sedalam mungkin, tetapi jangan sampai menyentuh lapisan kambiumnya.

Untuk menjaga keberlanjutan produksi, kulit pulihan hasil sadap harus dapat terbentuk

dengan baik. Kerusakan cambium yang berada diantara kayu dan kulit sebisa mugkin

harus dihindari. Kedalaman irisan yang dianjurkan adalah 1 – 1,5 mm dari lapiasn

kambium. Bagian ini harus disisakan  untuk menutupi lapisan kambium. Jika dalam

penyadapan lapisan kambium tersentuh, maka kulit pulihan akan rusak dan nantinya

berpengaruh pada produksi latek, seperti pada gambar 4 dibawah ini.

Page 7: Sistem Sadap Karet

 

d. Waktu penyadapan

Latek bisa mengalir keluar dari pembulh latek akibat adanya tekanan turgor. Turgor

adalah tekanan pada dinding sel oleh isi sel. Banyak sedikitnya isi sel bepengaruh pada

besar kecilnya  tekanan pada dinding sel. Semakin banyak isi sel, semakin besar pula

tekanan pada dinding sel. Tekanan yang besar akan memperbanyak  latek yang keluar

dari pembuluh latek. Oleh sebab itu, penyadapan dianjurkan dimulai saat turgor masih

tinggi, yaitu saat belum  terjadi  pengurangan isi sel  melalui penguapan oleh daun atau

pada saat matahari belum tinggi. Penyadapan hendaknya dilakukan pada pagi hari

antara pukul 05.00 – 06.00 pagi, sedangkan pengumpulan latek dilakukan antara pukul

08.000 – 10.00 ( Tim Penulis, 1993).

Penyadapan hendaknya dilaksanakan sepagi mungkin, antara pukul 04.00 hingga

07.30. pada pagi hari, tekanan turgor sel tanaman maksimal sehingga jumlah lateks dan

aliran lateks yang keluar juga maksimal. Selain itu, belum terbitnya matahari juga

meminimalkan menggumpalnya lateks sebelum mencapai mangkuk sadap akibat panas

yang ditimbulkan cahaya matahari. 

e. Frekuensi dan intensitas penyadapan

Frekuensi penyadapan  adalah  merupakan selang waktu penyadapan dengan satuan

waktu dalam hari (d). Penentuan frekuensi penyadapan sangat erat kaitannya dengan

panjang irisan dan intensitas penyadapan.

Dengan panjang irisan ½ spiral (1/2 S) , frekuensi penyadapan yang dianjurkan untuk

karet rakyat adalah satu kali dalam 3 hari (d/3) untuk 2 tahun pertama penyadapan, dan

kemudian diubah menjadi satu kali dalam dalam 2 hari (d/2) untuk tahun selanjutnya.

Menjelang peremajaan tanaman, panjang irisan dan frekuensi penyadapan dapat

dilakukan secara bebas.

Satuan ini tergantung pada sistem penyadapan yang digunakan. Bila penyadapan

dilakukan  terus menerus  setiap hari, maka penyadapan tersebut ditandai dengan d/1,

Page 8: Sistem Sadap Karet

sedangkan bila penyadapan dilakukan setiap dua hari sekali ditandai d/2. Penyadapan

yang umum dilakukan adalah d/2 S/2 artinya penyadapan setiap dua hari sekali  pada

1/2 spiral. Perhitungan intensitas sadapan dilakukan dengan mengalikan angka-angka

pecahan pada rumus sadapan  dengan 400%. 

Contoh : S/2 d/2 = 100 % berasal dari ½ x ½ x 400 % = 100 %.

Pada dua tahun pertama setelah buka sadap, penyadapan dilaksanakan 3 hari sekali

(d/3). Untuk tahun-tahun selanjutnya, penyadapan bisa dilaksanakan 2 hari sekali (d/2).

Menjelang peremajaan, panjang irisan bidang sadap dan frekuensi penyadapan bisa

dilaksanakan dengan bebas (CCRC).

f. Sistem eksploitasi sadapan

Sistem eksploitasi tanaman karet adalah sistem pengambilan lateks yang mengikuti

aturan-aturan tertentu dengan tujuan memperoleh produksi tinggi, secara ekonomis

menguntungkan dan berkesinambungan.

Sistem sadap : cara penyadapan yang dilakukan dalam suatu periode tertentu

Misalnya : ½ S d/2, ½ S d/3 + E

Sistem eksploitasi : rangkaian sistem sadap yang diterapkan sepanjang waktu produksi

(TM) tanaman karet (20 – 25 tahun). Tujuan sistem eksploitasi adalah diperoleh

produksi tinggi sesuai potensi tanaman/klon dan berkelanjutan.

Sistem eksploitasi konvensional: merupakan sistem sadap biasa tanpa menggunakan

stimulan. Kelebihannya tergantung pada perangsang dan sesuai dengan keadaan

tanaman walaupun kurang baik pertumbuhannya. Kelemahannya kulit batang akan

cepat habis.

Sistem sadap stimulasi : sistem sadap kombinasi dengan menggunakan perangsang.

Pemberian perangsang dimaksudkan untuk meningkatkan produksi yang dapat

dilakukan pada pohon karet yang telah berumur lebih dari 15 tahun.

Sistem konvensional adalah yang paling luas penggunaannya baik oleh perkebunan

besar maupun perkebunan rakyat. Sistem ini memiliki kelebihan, antara lain tidak

tergantung pada perangsang dan sesuai dengan keadaan tanaman walaupun kurang

baik pertumbuhannya. Sedangkan kelemahannya adalah kulit bidang sadap akan cepat

habis, kemungkinan kerusakan kulit bidang sadap lebih besar, tenaga kerja yang

dibutuhkan  lebih banyak dan sangat sulit  meningkatkan produksi jika diinginkan.

Jangka waktu yang digunakan untuk eksploitasi  konvensional adalah 30 tahun.

Page 9: Sistem Sadap Karet

 

Teknik lain terkait penyadapan adalah Double Cutting. Double Cutting adalah sistem

sadap yang dilaksanakan secara bersamaaan antara Sadap Arah Atas dengan Sadap

Arah Bawah pada satu bidang. Double Cutting juga dilakukan ½ S, artinya satu bidang

terlebih dahulu baru setelah 5 tahun berganti ke bidang yang lain. Pisau yang

digunakan untuk untuk Sadap Arah Atas berbeda dengan pisau untuk Sadap Arah

Bawah. Sadap Arah Atas menggunakan pisau sadap dorong, sedangkan Sadap Arah

Bawah menggunakan pisau sadap tarik. 

5. Pemberian Stimulan 

Stimulan merupakan zat yang digunakan untuk menstimulasi atau merangsang

produksi lateks. Secara umum stimulant digunakan untuk meningkatkan produksi lateks

dan mengontrol Kering Alur Sadap. Adapun syarat yang harus dipenuhi dalam

menggunakan stimulant adalah sebagai berikut: tanaman sehat dengan per daun tidak

meranggas, status hara tanaman baik, tanaman tidak mengalami Kering Alur Sadap,

stimulasi dilakukan pada sistem penyadapan dengan frekuensi rendah, tanaman berumur

sekitar 15 tahun atau ketika mulai sadap ke arah atas. 

Pemberian stimulant berpengaruh terhadap 3 fisiologis tanaman karet. Ketiganya

adalah semakin membuat elastis dinding sel, mempercepat dan meningkatkan aktivitas

enzimetik dalam biosintetis lateks, dan membuat daerah pengatusan lateks menjadi

semakin luas. Ketiganya berpengaruh terhadap peningkatan kecepatan aliran lateks

sehingga hasil lateks yang dihasilakan menjadi lebih besar. 

Selama ini, ada dua jenis stimulant yang digunakan, yaitu stimulant cair dan

stimulant gas. 

Page 10: Sistem Sadap Karet

a. Stimulan Cair 

Bahan aktif untuk stimulan cair adalah etefon (2-chloroethylphosponicacid), seperti

ethrel, flotex, katrol, dan guela. Ada tiga aplikasi stimulant cair. Groove application,

bark application, dan panel application. 

Groove application dilakukan dengan cara menarik scrap pada alur sadap kemudian

mengolesinya dengan stimulan 2,5%. Pada klon slow starter, interval aplikasi dua

minggu sekali atau 18 kali dalam setahun. Pada klon quick starter, interval aplikasi

sebulan sekali atau 4 kali dalam setahun. 

Pada bark aplication, kulit di atas bidang sadap dikerok selebar 1,5 cm,kemudian

diolesi stimulan dengan konsentrasi 2,5%. Interval aplikasi 2 minggu, dengan 18 kali/

tahun untuk klon slow starter, dan 12 kali/tahun untuk klon quick starter. 

Panel aplication, stimulan dengan konsentrasi 2,5% dioles di atas / di bawah alur

sadap. Pengolesan dilakukan pada kulit pulihan selebar 1 cm. Interval pengolesan

adalah 2 minggu. 

Secara umum, stimulan diberikan pada bulan-bulan basah dan dihentikan saat mulai

gugur daun (Juli-Oktober). Pemberian etefon harus sesuai dengan konsentrasi karena

jika berlebihan dapat menyebabkan hal-hal seperti: perubahan elastisitas dinding sel

pembuluh lateks, perubahan tekanan turgor, penurunan jumlah produksi lateks, dan

penambahan persentase dan ukuran sel batu. 

b. Stimulan Gas 

Bahan aktif untuk stimulan gas adalah etilen. Di Balai Penelitian Getas, injeksi

dilakukan dengan menggunakan RIGG-7 dan RIGG-9. Perbedaan antara keduanya

hanya terletak pada bahan dan ukuran plat yang digunakan untuk menginjeksi ke

tanaman karet. RIGG-7 berbahan dasar plastik dan memiliki permukaan yang relatif

kecil. RIGG-9 berbahan logam dan memiliki luas permukaan yang lebih besar.

Permukaan yang lebih besar membuat pemberian stimulant lebih efektif. Akan tetapi,

permukaan plat yang menginjeksi tanaman tidak boleh terlalu besar agar luka yang

dialami oleh tanaman juga tidak terlalu besar. 

Gas etilen dimasukkan ke dalam RIGG dengan menggunakan tabung yang sudah

diberi regulator sehingga tekanan bisa konstan. Stimulan gas diberikan ke tanaman

setelah 3 kali sadap atau sepuluh hari sekali pada frekuensi penyadapan d/3.

Page 11: Sistem Sadap Karet

DAFTAR PUSTAKA

Hendratno,Sinung dan K Amypalupy. 2008. Formula buka sadap kebun karet pada kondisi

perekonomian yang dinamis. Jurnal Penelitian Karet. 26(1):65-75.

Khasanah, Nurul,dkk. 2008. Pertumbuhan karet dalam sistem monokultur dan campuran

dengan akasia. Jurnal Penelitian Karet. 26(1): 31-48.

Rouf, Akhmad. 2012. Sistem Eksploitasi yang Optimal dan Berkelanjutan pada Tanaman

Karet. Balai Penelitian Getas (Pusat Penelitian Karet).

Siregar T.H.S,. Suhendry I. 2013. Budidaya dan Teknologi Karet. Penebar swadaya. Jakarta.

Tim Penulis.1993. Karet Strategi Pemasaran Tahun 2000. Budidaya  dan Pengolahan.

Penebar Swadaya. Jakarta.

Widianti ,Novi. 2009. Ikuti Anjuran, Produksi Tinggi Kan Diraih. Hevea Nomor 1 Volume 1

April 2009

Sumber Internet :

http://bbppbinuang.info/news92-teknik-penyadapan-karet.html

http://www.anakagronomy.com/2013/04/sistem-eksploitasi-lateks-karet-yang.html

https://prezi.com/gtv4jduc7lsp/tbt-karet-sistem-sadap-rumusan-kriteria-dan-frekuensi-sa/