sk 1
DESCRIPTION
vestibulum orisTRANSCRIPT
LAPORAN DISKUSI KELOMPOK PBL
SKENARIO 1 BLOK 1.2.3
ANATOMI FISIOLOGI RONGGA MULUT DAN MATERIAL KEDOKTERAN
GIGI
Kelompok 1:
Ketua : M.Bayu Indratomo (1250704001110..)
Sekertaris : Jauharotul Millah (125070400111038)
Anggota :
1. Vialyne Dinata (125070400111001)
2. Mutiara Khasanah (125070400111002)
3. Fania Alfadin Uba (1250704001110
4. Stevanie Pricilla (125070400111037)
5. Badriyah (125070401111027)
6. Salindri Pujiningrat (125070401111027)
7. Herlina Kartikasari (125070407111009)
8. Yusza Wirabhuana (1250704071110)
9. Nur Nagia P (125070407111027)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER GIGI
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
2012
BAB I PENDAHULUAN
1) Skenario
Seorang wanita, usia 40 tahun datang k dokter gigi dengan keluhan sulit
mengunyah. Hasil pemeriksaan rongga mulutnya menunjukan ada
beberapa gigi wanita tersebut yang hilang. Dokter gigi menyarankan
pembuatan gigi tiruan untuk pasien tersebut. Dokter gigi membutuhkan
bahan-bahan tertentu untukmembuat model study.
2) Identifikasi masalah
1. Mengapa wanita 40 tahun tersebut sulit mengunyah?
2. Mengapa giginya hilang?
3. Apa manfaat membuat gigi tiruan?
4. Apa saja bahan-bahan untuk membuat gigi tiruan?
5. Bagaimana langkah membuat model study?
6. Apa saja komponen-komponen dalam cavum oris?
7. Gigi apa yang rawan hilang?
8. Apa korelasi antara usia dengan rongga mulut?
3) Hipotesis
Akibat poal hidup yang kurang baik (perawatan gigi) menyebabkan
beberapa giginya hilang sehingga sulit mengunyah untuk mengembalikan
Wanita (40thn)
Pola makan.gaya hidup dll
Gigi hilang
Sulit mengunyah
Dokter gigiPembuatan gigi tiruan
fungsi gigi yang hilang, dokter gigi menyarankan untuk membuat gigi
tiruan parsial (lepasan).
4) Learning Issue
1. Anatomi dan fisiologi Cavum Oris
a. Definisi
b. Pembagian
c. Batasan
d. Tulang yang membentuk
e. TMJ
f. Lidah:
Fungsi lidah
Otot lidah
Inervasi
Vaskularisasi
2. Material Bahan cetak dan bahan gips
a. Macam
b. Karakteristik
c. Komposisi
d. Proses pembuatan
e. Biokompatibilitas
3. Model studi, Model Kerja, dan Model Diagnosis
a. Pengertian
b. Fungsi
BAB II PEMBAHASAN
1) Anatomi dan Fisiologi Cavum Oris
A. Definisi Cavum Oris
Cavum oris adalah rongga mulut, tempat masuk saluran
pencernaan dan pernafasan, terdiri atas tolang maxilla,
zygomaticum, dan mandibula.
Cavum oris (rongga oral) adalah jalan masuk menuju sistem
pencernaan dan berisi organ aksesoris yg berfungsi dalam proses
awal pencernaan.
B. Pembagian Cavum Oris
Cavum oris dibagi menjadi 2 wilayah :
- Vestibulum oris : merupakan wilayah yang terletak di
antaraarcus Dentis,pipi dan bibir
- Cavum oris proper: merupakan bagian yang dibatasi arcus dentis
Vestibulum Oris
Disebut juga vestibulum Maxillaris atau vestibulum
Mandibularis, adalah ruangan berbentuk landam kuda diantara
arcus dentalis dan permukaan internal dari pipi dan labium oris.
Ruangan ini dilapisi lapisan yang disebut mukosa oris. Pada pipi
bagian dalam dilapisi oleh mukosa buccalis. Dibawah mukosa
buccalis terdapat jaringan lemak yang disebut buccal fat pad, yang
berfungsi sebagai bantalan pelindung pipi saat mengunyah.
Didalam Vestibulum oris terdapat :
Ginggiva adalah mucosa sekitar gigi yag menutupi proc. Alveolaris,
yang mendapat vaskularisasi sebagai berikut :
ginggivabuccal gigi bawahmendapat darah dari cabang
a. alveolaris inferior sedangkan sisi lingual mendapat
darah dari a. lingualis.
ginggivabuccal gigi atas mendapt darah dari a.
alveolaris superior anterior dan posterior.
gingiva palatalmendapat darah dari a. nasopalatinus
dan a. palatina major.
Kelenjar Saliva
Terdapat 3 macam glandula salivatorius yaitu:
Sepasang glandula parotis.
Sepasang glandula sublingualis.
Glandula submandibularis.
a. Glandula Parotis
Berada di fossa parotis. Fossa ini dibatasi disebelah
Posterior : m. sternocleidomastodeus.
Anterior : ramus mandibulae.
Superior : meatus acustius externus.
Secresinya disalurkan melalui ductus parototidicus, ductus ini
menyilang m. masseter kemudia bermuara di cavum oris setinggi
molar 2 atas.
Innervasi dilakukan oleh n.glossopharyngeal (IX).
b. Glandula Sublingualis
Berada di fossa sublingualis di sebelah medial permukaan inerna
mandibulae.Kelenjar ini megeluarkan secesinya ke cavum oris
melalui banyak ductus kecil2 yang bermuar ke crista plica
sublingualis.
Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).
c. Glandula Submandibularis
Terletak di fossa submandibularis pada sisi medial mandibulae
disebelah inferior m. mylohyoid.Salurannya bermuara di dasar
cavum oris disebelah kanan kiri frenlum lingue.
Innervasi dilakukan oleh n.chorda tympani (VII).
C. Batas Cavum Oris
Batas-batas cavum oris
Dinding : mukosa pipi yang diperkuat oleh m.buccinator
Atap : palatum yang terbagi menjadi palatum durum dan
palatum mole
Dasar : m.mylohyoid, m.geniohyoid,
lingua, dan kelenjarsaliva
Depan : labium oris
Belakang : pharynx
Cavum oris berhubungan dengan pharynx melalui isthmus
oropharyngeal (isthmus faucium). Isthmus ini dapat membuka dan
menutup karena diatur pergerakan lidah dan palatum molle.
D. Tulang-tulang
Tulang yang Membentuk Cavum Oris
1. Os maxillae dapat dibagi menjadi :
• Corpus mandibula.
• Procecessus zygomaticus.
• Processus frontalis.
• Processus palatina.
• Processus alveolaris
2. Os mandibulae dapat dibagi menjadi:
• Corpus mandibulae :
– Margo superior : arcus alveolaris
– Margo Inferior : basis mandibulae
– Facies externa: protuberance mentalis, foramen
mentalis
– Facies interna: spine mentalis, fossa digastricus.
• Ramus, terdapat dua processus yang dipisahkan
incisura mandibularis yaitu :
– Processus coronoideus
– Processus Condylaris : Capitulum mandibulae,
Collummandibulae, Foramen mandibularis,
Lingulamandibularis, Angulusandibulae,
Tuberositasmasseterica
3. Os palatum, terdapatbagian :
• Processus Palatinus Kecil dan berbentuk L, Membentuk
dasar orbita, Kedua processus palatine bersama-sama
membentuk palatum durum.
• ter le tak d i sebe lah in fer io r c ran ium dan t idak
berhubungan dengan tulang yang lain
• merupakan tempat perlekatan otot yang berhubungan
dengan lidah dan pharynx
4. Os hyoid memiliki bagian-bagian :
- Corpus
- Cornu major yang merupakan : Fiksasi larynx dan
Tempat perlekatan otot penggerak lidah.
- Cornu minus yang merupakan :Tempat perlekatan
ligament stylohyoid
E. TMJ (Tempuro Mandibular Joint)
Temporomandibular joint ( TMJ ) adalah salah satu dari dua sendi yang
terletak ditiap sisi kepala yang komponen tulang-nya adalah kondilus dari
mandibula dan fosa glenoid atau fosa artikularis dari tulang temporal.
Sendi ini mempunyai dua kavitas yang dibagi oleh diskus fibrokartilago
datar yang terletak ddiantara kedua permukaan tulang. Kapsul fibrosa-
jarang tersusun disekitar sendi, melekat ke tulang temporal di perifer dari
dari fosa dan emenensia artikularis, dan melewati kepala kondilus dengan
bentuk seperti suatu bumbung yang kemudian melekat dileher kondilus.
Di-kuatkan oleh sabuk fibrosa yanglebih kuat ke lateral - ligamentum
lateral. Kapsulnya, bukan cakram (disk) atau permukaan tulangnya,
dibatasi oleh membran sinovial halus dan mengkilat yang mengeluarkan
cairan pelumas sinovial yang mengisi kedua kavitas sendi. Diskus
artikularis bentuknya mengikuti bentuk membulat kepala kondilus pada
permukaan bawahnya dan fosa artikularis dan emensia tulang temporal
diatasya. Otot pengunyah pterigoid lateral berinsersio di diskus artikularis,
kapsul fibrosa dan leher kondilus. Pada waktu kontraksi, kepala kondilus
dan diskus bergerak bersama-sama meluncur ke depan ke emenensia.
Dislokasi sendi terjadi jika keduanya bergerak melewati ketinggian
emenensia.
Dalam proses membuka dan menutup mulut, terdapat beberapa
struktur anatomi yang berperan, yaitu otot-otot yang membuka dan
menutup mulut dan persendiannya (TMJ). Otot-otot pada TMJ di inervasi
oleh N. Trigerminus (N. V), cabang ke-3 yaitu n. Mandibularis (N. V3).
Otot untuk membuka mulut adalah :
M. Pterygoideus Lateralis
M. Suprahyoid
Otot untuk menutup mulut adalah :
M. Masseter
M. Temporalis
M. Pterygoideus Medialis
TMJ: persendian diantara squamosa os. Temporalis dan condyle
os.Mandibula.
Komponen TMJ:
1. Squamosa os. Temporalis
Memiliki permukaan artikulasi avascular yang tersusun dari jaringan
ikat fibrosa kartilago hyaline
Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral
2. Ligament
Macam – macam ligament pada TMJ:
- Ligamen collateral atau ligament discal. Terdiri dari jaringan ikat
kolagen sehingga tidak dapat meregang. Terdiri dari 2 ligamen yaitu
ligament collateral medial yang menghubungkan medial articular
disc dengan kutub medial condyle dan ligament collateral lateral
yang menghubungkan aspek lateral articular disc dengan kutub
lateral condyle
- Ligament temporomandibular (lateral) yaitu ligament tebal pada
lateral kapsul. Mencegah kesalahan letak pada condyle lateral dan
posterior
- Ligament stylomandibular. Memanjang dari styloid process ke
margin posterior sudut dan ramus mandibula. Membantu membatasi
tonjolan anterior mandibula
- Ligament sphenomandibular merupakan sisa kartilago Meckel.
Memanjang dari os. Sphenoidalis ke lingual os. Mandibula. Berperan
sebagai poros mandibula dengan mempertahankan tekanan yang
sama selama mulut membuka dan menutup.
3. Condyle of mandibular
Berartikulasi dengan mandibular disc
Permukaan artikularnya adalah jaringan ikat fibrosa avascular dari
kartilago hyaline
Daerah utama penopang beban adalah di bagian lateral
4. Artikular disc (lempengan sendi)
Tersusun dari jaringan ikat fibrosa padat
Terletak diantara squamosa os. Temporalis dan condyle os.
Mandibular
Pada pusatnya bersifat avascular dan aneural, pada peripheralnya
bersifat vascular dan terinnervasi
F. Lidah
1. Fungsi
Fungsi Lidah :
1. Menggerakkan makanan dalam rongga mulut.
2. Membantu proses menelan makanan.
3. Menghasilkan cairan yg berisi enzyme yg disebut lingual lipase untuk
mempermudah dalam mencerna makanan
4. Berperan dalam proses wicara
2. Otot Lidah
Otot- otot pada lidah dibagi menjadi 2 macam, yaitu Otot extrinsic dan instrinsik.
a. Otot Ekstrinsik
Otot Ekstrinsik adalah otot yang berinsertio ke lidah tapi berorigo diluar lidah.Otot extrinsic ada empat yaitu m.genioglossus, m.hyoglossus, m.styloglosus, dan m.palatoglossus.
Semua otot ini di inervasi motoris oleh n. hypoglossus(XII), kecuali m. palatoglossus diinnervasi oleh n.vagus (X). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis.
b. Otot Instrinsic
Otot Instrinsik adalah otot yang berorigo dan berinsertio di lidah. Otot insrinsic ada empat yaitu m. longitudinalis superior, m. longitudinalis inferior, m transversalis dan m. vertical.
Otot intrinsik berfungsi mengubah bentuk lidah dengan jalan
memendekkan atau menjulurkan lidah, menekuk ujung lidah,
memipihkan dan membulatkan lidah. Semua otot ini diinnervasi secara
motoris oleh n.hypoglossus (XII). Vascularisasi dilakukan oleh a.lingualis
3. Inervasi
a. Sensoris
- 2/3 anterior :
o Umum. N.lingualis( V3)
o Pengecapan. N. facialis.
- 1/3 posterior
o Umum dan pengecapan. N.glossopharyngeus.
b. Motoris
Inervasi pada motoris dilakukan oleh n.hypoglossus.
4. Vaskularisasi
Arteri:
o Arteri lingual yang bersumber dari a. carotis externa di dalam
segitiga carotis
o Arteri submental yang bersumber dari cabang arteri fascia yang
berasal dari a. carotis externa
Vena:
o Vena lingual
o Vena submental
2) Material Bahan Cetak dan Gips
Kriteria Bahan Cetak :
1. Pertama, bahan cetak tersebut harus cukup air untuk beradaptasi
dengan jaringan mulut serta cukup kental untuk tetap berada
dalam sendok cetak yang menghantar bahan cetak ke mulut.
2. selama di mulut, bahan tersebut harus berubah (mengeras) menjadi
benda padat menyerupai karet dalam waktu tertentu; idealnya
waktu pengerasan total kurang dari tujuh menit. Akhirnya, cetakan
yang mengeras harus tidak berubah atau robek ketika dikeluarkan
dari mulut, dan dimensi bahan harus tetap stabil sehingga bahan
cor dapat dituang.
Bahan cetak berdasarkan cara bahan tersebut mengeras :
a. Reversible
Bahan ini melunak dengan pemanasan dan memadat dengan
pendinginan, tanpa terjadi perubahan kimia. Hidrokoloid reversibel dan
kompoun cetak( campuran resin dan malam) termasuk dalam katagori
ini.
b. Ireversibel
Terjadi reaksi kimia, sehingga bahan tidak dapat diubah kembali ke
keadaan semula pada klinik dokter gigi.misalnya hidrokoloid alginat,
pasta cetak oksida seng eugenol (OSE) dan plaster of paris mengeras
dengan reaksi kimia, sedang bahan cetak elastomerik mengeras
dengan polimerisasi.
Bahan cetak menurut penggunaanya :
a. Bahan cetak elastik
Dapat secara akurat memproduksi dengan baik strutur keras maupun
lunak dari rongga mulut, termasuk underkut dan celah proksimal.
Meskipun bahan ini dapat dipakainuntuk mencetak pasien tanpa gigi,
kebanyakan digunakan untuk membuat model cor untuk gigi tiruan
sebagian cekat atau lepasan serta untuk unit restorasi tunggal.
b. Bahan cetak tidak elastik
Beberapa bahan cetak menjadi keras dan tidak dapat dikeluarkan
melalui underkut tanpa mematahkan atau mengubah bentuk cetakan.
Bahan cetak tidak elastis ini digunakan untuk semua cetakan sebelum
ditemukan agar . Meskipun bahan cetak ersebut sudah tidak digunakan
lagi untuk pasien bergigi, bahan tidak elastik ini memiliki keunggulan
dalam pembuatan cetakan pasien tak bergigi
Macam-macam Bahan Cetak :
1. Bahan Cetak Hidrokoloid
A. AGAR (Hidrokoloid Reversible)
Komposisi
- Complex plysaccharida : rumput laut diekstrak
- Gelling agent
- Borax : untuk memperkuat gel
- 85% air
- Kalium sulfat: mempercepat pengerasan gypsum
Karakteristik
- Memiliki keakuratan dimensional
- Hidrofilik (hindari kelembapan, darah dan cairan)
- Tidak mahal setelah initial equipment
- Tidak memerlukan custom tray
- Pleasant flower
- Tidak memerlukan mixing
- Mudah sobek dan material harus dipersiapkan dengan
baik
- Dimensi tidak stabil (harus segera dilakukan
pengecoran, hanya dapat digunakan untuk single cast)
- Aulit dilakukan desinfeksi
Biokompatibilitas
Bahan Cetak Reversibel adalah bahan cetak paling
akurat. Untuk mencapai keakuratan tersebut perlu
diperhatikan beberapa hal, diantaranya :
- Kekentalan sol
Kekentalan merupakan pertimbangan paling penting
dalam keberhasilan memanipulasi bahan. Bahan tidak
boleh terlalu encer sehingga mengalir keluar sendok
cetak, terutama saat mencetak rahang bawah.
Sebaliknya, bahan tidak boleh terlalu kental, sehingga
sulit menembus semua detail gigi-geligi dan jaringan
lunak.
- Sifat Viskoelastik
Hubungan tegangan – regangan dari bahan hidrokoloid
berubah begitu besarnya beban berubah. Sifat ini
menunjukkan perlunya mengeluarkan cetakan dari dalam
mulut dengan cepat. Karena apabila pengeluaran cetakan
dari dalam mulut secra perlahan, diputar atau diungkit
akan menyebabkan terjadi distorsi.
B. ALGINAT (Hidrokoloid Ireversible)
Komposisi
- Sodium alginate: garam dari alginic acid
- Calcium sulfate : sebagai reactor
- Sodium Phosphate
- Filler
- Potassium fluoride : menaikkan kualitas permukaan
gypsum
Karakteristik
- Plastis
- Fleksibel
- Sineresis
- Imbibisi
- Kestabilan pada penyimpanan
Biokompatibilitas
Alginat tidak toksis dan tidak mengiritasi, rasa dan baunya
biasanya dapat ditoleransi
Kelebihan dan Kekurangan
- Tidak mahal tapi mudah sobek
- Mudah digunakan
- Menggunakan stock tray
- Hidrofilik
- Tidak stabil dalam dimensi
- Hasil cetakan kurang detail
- Deformasi permanen dan sulit didesinfeksi
- Keakuratannya tidak sebaik bahan cetak elatomerik
- Cetakan tidak boleh lama terekspos pada udara terbuka
- Cetakan harus segera dtuang dengan the stone cast
C. Bahan Cetak Elostomerik Tanpa Air
Secara kimia terdapat 4 jenis : polisulfida, slikon polimerisasi
kondensasi, silikon polimerisasi tambahan, polieter. Merupakan sistem 2
komponen yang dikemas dalam bentuk pasta. Kedua pasta yang berbeda
warna dikeluarkan dalam panjang yang sama pada kertas pengaduk dan
diaduk dengan spatula sampai terbentuk warna homogen.
1. Bahan cetak polisulfid
Komposisi
Pasta basis mengandung polimer polisulfid, bahan pengisinya
yang cocok(seperti lithopone dan titanium dioksida) untuk
memberikan kekuatan yang diperlukan, bahan pembentuk sifat
plastik(seperti dibutil phtlat) untuk menghasilkan kekentalan
yang tepat bagi pasta, sulfur ± 0,5%. Untuk menungkatka reaksi
yang disebut sebagai pasta katalis atau aselator reaksi
mengandung timah dioksid yang menghasilkan sifat warna
cokelat gelap.
Manipulasi
Pasta katalis dan pasta basis dikeluarkan denagn panjang
yang sama pada lembaran kaca pengaduk. Pasta katalis mula-
mula dikumpulkan pada spatula tahan karat dan kemudian
diistribusikan di atas pasta basis, diaduk di lembar pengadukan.
Polisulfid
Yaitu bahan cetak elastomerik yang paling sedikit
kekakuannya. Kelenturan ini denagn tekanan minimal, memiliki
ketahanan tertinggi terhadap robekan.
Biokompatibilitas
Polisulfid mempunyai hasil hitung kematian sel yang
terendah (kurang memiliki efek pada kehidupan sel).
Keuntungan
Waktu kerja lama
Tebukti akurat
Ketahanan robek tinggi
Sedikit hidrofibik
Harga tidak mahal
Wakktu penyimpanan lama
Kerugian
Memerlukan sendok cetak perseorangan
Harus diisi dengan stone secepatnya
Berpotensi terhadap distorsi yang nyata
Aroma mengganggu pasien
Kotor dan menimbulakan noda pada pakaian
Hasil pengisian berikutnya kurang akurat
2. Bahan Cetak Silikon Kondensasi
Dikemas sebagai pasta basis dan katalis atau cairan dengan
kekentalan rendah. Karena polimer silikon merupakan suatu
cairan,silikon koloidal / logam oksida ukuran mikro ditambahkan
sebagai pengisi untuk membetuk suatu pasta. Pengaruh pengisi
terhadap kekuatan adalah hal yang lebih penting untuk suatu
elastomer silikon dibanding cetakan yang lainnya. Bhan denagn
kekentalan tinggi(putty, seperti dempulan) dikembangkan untuk
mengatur pengerutan polimerisasai yang besar dari bahan cetak
silikon kondensasi
Manipulasi
Panjang basis yang sesuai dikeluarkan dari dalam tubepada
lembar pengaduk. Lalu satu tetes cairan katalis ditambahkan
untuk tiapa unit panjang basis. Bhan ini agak sulit diaduk karena
perbedaan- perbedaan komponen
Elastisitas
Lebih ideal daripada polisulfid. Menunjukkan deformasi
permanen minimal dan dapat kembali ke bebtuk semula dengan
cepat bila direnggangkan. Bila terlalu kaku.
Biokompatibilitas
Silkon dapat diterima secara biologis sehingga tidak
menyebabkan masalah
Keuntungan
Tersedia waktu kerja dan waktu pengerasan yang cukup
Aroma menyenangkan dan tidak menimbulkan bercak
Memiliki ketahan robek yang cukup
Memiliki sifat elastik yang dikeluarkan
Distorsi lebih sedikit ketika dikeluarkan
Kerugian
Cukup akurat jika langsung dituang
Kestabilan dimensi buruk
Berpotensi pada distorsi yag nyata
Metode puttywash merupakan teknik yang sensitif
Sedikit lebih mahal
3. Bahan Cetak Silikon dengan Reaksi Tambahan
Manipulasi
Vinyl polysiloxane encer dan agak kental dikenas dalam dua
pasta, bahan putty dikemas dalam dua toples yang terdiri dari
bahan basis denagn kekentalan tinggi dam bahan katalis. Bahan
havy, body dan putty telah dimodifikasi untuk menggunakan alat
pengaduk otomatis, dengan menggunakan alat mekanis
tersebut, terdapat keseragaman dalam membagi danmengaduk
bahan, semakin kecil kemungkiana masuknya udara ke dalam
adukan, waktu pengadukan menjadi lebih singkat, kontaminasi
bahan lebih sedikit. Bahan cetak yang telah diaduk dimasukkan
langsung ke dalam sendok cetak yang dilapisi adhesi. Waktu
kerja dan pengerasan, dapat diperpanjang 100% dengan
penambahan retarder yang dipasok oleh masing- masing pabrik
dan dengan pendinginan alas pengaduk. Silikan dapat disimpan
di lemari es.
Elastisitas
Merupakan bahan bersifat elastis paling ideal. Distorsi ketiak
mengeluarkan melalui underkut umumnya tidak terjadi.
Biokompatibilatas
Bahaya tertinggalnya sebagian bahan sirna mengeluarkan
cetakan dapat dihindari dengan penanganan bahan yang tepat
dan pemeriksaan tepi cetakan secara cermat untuk tidak ada
daerah yang sobek. Benda asing dari bahan cetak dapat
menyebabkan inflamasi gingiva yang parah dan mungkin salah
diagnosis pada kunjungan berikutnya.
Keuntungan
Waktu pengerasan lebih pendek
Mudah diaduk alat otomatis
Kekuatan robek sedang
Kakuratan amat tinggi
Distorsi tidak terdeteksi ketika dibuka
Bila hidrofilik, amat sesuai dengan gypsum
Kerugian
Terbentuknya gas hidrogen pada beberapa bahan
Bahan hidrofilik tetap memerlukan penanganan hati- hati dan
lingkungan amat -kering
Lebih mahal, khususnya alat pengaduk otomatis.
4. Bahan Cetak Polieter
Komposisi
Karet polieter dipasok berupa dua pasta
Basis
Polimer polieter, suatu silika koloidal sebagai pengisi, dan suatu
bahan pembuat plastik seperti glikoeter/ ftalat.
Pasta aselator
Alkil sulfonat aromatik sebagai tambahan terhadap bahan
pengisi, waktu kerja dan pengerasan, kecepatan pengerasan
polieter kurang sensitif terhadap perubahan temperatur.
Elastisitas
Bahan yang paling keras tidak termasuk bahan puty viskositas
tinggi kurang elastik dibanding vinyl polysixane
Biokompatibilitas
Dermatitis kontak akibat polieter. Namun penelitian akhir- akhir
ini menunjukkan tidak ada efek sitoksik yang berhubungan
dengan katalis imin yang terjadi berasal dari bagia bahan cetak
yang tertinggal di dalam sulkus.
Keuntungan
Waktu kerja dan pengerasan cepat
Terbukti akurat
Ketahanan sobek cukup
Kurang hidrofibik
Distorsi kurang
Waktu penyimpanan lama
Kerugian
Cukup akurat jika dituangkan langsung
Kestabilan dimensi buruk
Bersih, tetapi rasa tidak enak
Keras, sehingga meliputi permukaan undecut
Sedikit lebih mahal
Dapat diisi ulang.
Bahan Cetak Gips
Gips adalah bentuk hemihidrat dari kalsium sulfat dihidrat, dengan
rumus kimia (CaSO4)2H2O. Di alam, gips merupakan masa yang
padat dan berwarna abu-abu, merah atau coklat. warna tersebut
disebabkan adanya zat lain seperti tanah liat, oksidasi besi, anhidrat,
karbokhidrat, sedikit SiO2 atau oksida logam lain (Anderson 1997)
Menurut Craig dkk (1987), sifat kimia gips adalah:
a. Solubility (daya larut) adalah banyaknya bagian dari suatu zat
yang dilarutkan dengan 100 bagian pelarut pada temperatur dan
tekanan tertentu yang dinyatakan dalam persen berat/volume.
b. Setting time adalah waktu yang diperlukan gips untuk menjadi
keras dan dihitung sejak gips kontak dengan air.
Setting time terdapat dua tahap sebagai berikut :
1. Initial setting time: permulaan setting time dimana pada waktu
itu campuran gips dengan air sudah sudah tidak dapat lagi
mengalir ke dalam cetakan. secara visual ditandai dengan loss
of gloss (hilangnya kemengkilatan/ timbulnya kemuraman).
Keadaan dimana gips tidak dapat hancur tapi masih dapat
dipotong dengan pisau.
2. Final setting: waktu yang dibutuhkan oleh gips keras untuk
bereaksi secara lengkap dari kalsium sulfat dihidrat, meskipun
reaksi dehidrasinya belum selesai. Tandanya antara lain
adalah kekerasan belum maksimum, kekuatannya belum
maksimum dan dapat dilepas dari cetakan tanpa distorsi atau
patah.
Menurut Craig dkk (1987) gips keras mempunyai sifat mekanis,
antara lain:
1. Compressive strength (kekuatan tekan hancur)
kekuatan gips berhubungan langsung dengan kepadatan atau
masa gips. Partikel dental stone lenih halus, maka air air yang
diperlukan untuk mencampur lebih sedikit jika dibanding dengan
air yang dibutuhkan untuk pencampuran plaster of paris.
2. Tensile strength (daya rentang)
Daya rentang dari gips sangat penting pada saat gips dikeluarkan
dari bahan cetak. Karena tidak adanya sifat lentur pada gips,
model akan cenderung patah. Daya rentang gips keras dua kali
lebih besar dari pada gips lunak baik dalam keadaan basah
maupun kering.
3. Surface hardness and abrassive ressistance (kekerasan
permukaan dan daya tahan abrasi.
Kekerasan permukaan gips berhubungan dengan kekuatan tekan
hancur. daya tahan abrsai meningkat dan meningkatnya
kekuatan tekan hancur. Daya tahan terhadap abrasi maksimal
didapat ada saat gips mencapai daya strength. Gips keras
merupakan gips yang memiliki daya tahan abrasi tinggi.
Faktor-faktor berikut ini dapat diamati selama berlangsungnya
reaksi setting:
a. Campuran air dan hemyhidrat dapat dituang dengan seketika
(bila digunakan perbandingan yang benar antara air dengan
puder)
b. Bahan menjadi kaku tetapi tidak keras (initial set); pada
tahap ini bahan dapat diukir tetapi sudah tidak dapat
dibentuk/dicetak.
c. Terjadi apa yang disebut ‘final set’ dimana bahan menjadi
keras dan kuat. Walaupun demikian pada tahap ini reaksi
hydrasi tidak berarti sudah sempurna, juga tidak berarti
bahwa kekuatan dan kekerasan optimum sudah tercapai.
d. Dihasilkan panas selama setting karena hydrasi hemyhidrat bersifat
eksotermis
(Combe, 1992 : 319).
Gips adalah kalsium sulfat dihidrat,CaSO4.2H2O. Saat mengeras,
dimana suhunya cukup tinggi untuk menghilangkan kadar airnya, gips
berubah menjadi kalsium sulfat hemihidrat, (CaSO4)2.H2O,dan pada
temperatur lebih tinggi, anhidrat dibentuk sebagaimana bertikut;
Gips sampai 130o CaSO4.2H2O
Hemihidrat sampai 200o (CaSO4)2.H2O
Anhidrat CaSo4
(Richard dkk, 2002)
Klasifikasi gips (ADA) spesifikasi nomor 25
1. Impression plaster (tipe I)
Impression plaster sekarang jarang digunakan dalam bidang
kedokteran gigi dan bahan ini digantikan dengan bahan yang tidak
terlalu kaku dan material elastik impression
2. Model plaster (tipe II)
Model plaster biasanya digunakan untuk diagnostik cast dan artikulasi
dari stone cast. Produk ini secara tardisional diproduksi dalam warna
putih untuk membedakannya dengan dental stone.
3. Dental stone (tipe III)
Dental stone ideal untuk pembuatan model dari full atau partial
denture, model ortodonsi dan lain lain.Dental stone secara tradisional
berwarana kuning atau putih
4. Dental stone, high strength (tipe IV)
Material tipe IV ini sering digunakan sebagai die stones karena cocok
untuk pembuatan pola dari malam dalam cast restoration
5. High strength, high expansion dental stone (tipe V)
Tambahan dalam klasifikasi ADA untuk material ini berkembang atas
respon untuk memenuhi kebutuhan akan kekuatan dan ekspansi gips
yang lebih tinggi dibanding dental stone. Material ini berwarna biru atau
hijau dan paling banyak membutuhkan biaya dibandingkan semua
produk gips.
(Hatrick dkk, 2003)
Sifat-Sifat
a. Ketepatan
- Plaster sangat baik dalam mencatat detil detil halus
- Perubahan dimensi sewaktu setting sangat kecil
- Bila terdapat undercut,cetakan gips akan pecah sewaktu dikeluarkan
dari mulut
- Perubahan dimensi selama penyimpanan cetakan gips adalah kecil
meskipun ada sedikit kontraksi karena pengeringan
- Sebelum diisi dengan model gips cetakan harus diberi bahan separasi
b. Sifat sifat lainnya
- Bahan cetak gips bersifat nontoksis
- Waktu setting bisa dikontrol dengan menggunakan bahan tambahan
yang tepat
(Combe, 1992)
3) Study Model, Work Model, dan Diagnostic Model1. Model studi, adalah model yang dihasilkan dari cetakan awal
(preliminary impression). Kegunaannya:
a. Komponen penting dalam ortodonti.
b. Titik awal dimulainya perawatan.
c. Untuk kepentingan presentasi.
d. Data tambahan untuk mendukung hasil pemeriksaan klinis.
e. Dapat mengetahui bentuk dan ukuran rahang, ukuran
mesiodistal gigi, bentuk dan ukuran lengkung gigi, penentuan
malposisi gigi, dan adanya kelainan bentuk gigi (malformasi).
2. Model diagnostic, adalah model yang dihasilkan dari cetakan
kedua dengan tujuan untuk mendapatkan hasil cetakan yang
lebih detail.
3. Model kerja, adalah cetakan awal yang dihasilkan sebelum
model studi, model ini biasanya untuk dikirim ke laboratorium
gigi.
DAFTAR PUSTAKA
Anusavice, J Kenneth.2003. Buku Ajar Ilmu Bahan Kedokteran Gigi.
Jakarta : EGC.
Ash, Major M. and Stanley J. Nelson. Wheeler’s Dental Anatomy, Physiology
and Occlusion.
Drake, Richard L, et al. Gray’s Anatomy for Student.
Harshanur, Itjingningsih W. 1991. Anatomi Gigi. Jakarta : EGC.