sk abies

30
Asti Mayang Pratiwi N 111 12 002 Pembimbing : dr. Benny Siyulan PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS TADULAKO

Upload: anonymous-omvoqghx2f

Post on 13-Dec-2015

214 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

skabies

TRANSCRIPT

Asti Mayang PratiwiN 111 12 002

Pembimbing : dr. Benny Siyulan

Asti Mayang PratiwiN 111 12 002

Pembimbing : dr. Benny Siyulan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS TADULAKO

PENDAHULUUAN

• Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau Sarcoptes Scabiei varian hominis

• Penyakit ini ditularkan secara langsung/tidak langsung• Penyakit kulit skabies menular dengan cepat pada suatu

komunitas• Menurut Departemen Kesehatan RI, Prevalensi skabies

sangat tinggi pada lingkungan dengan tingkat kepadatan penghuni yang tinggi dan kebersihan yang kurang memadai.

• Nama : Ny. NJ• Umur : 46 tahun• Jenis kelamin : Perempuan• Pekerjaan : IRT• Agama : Islam• Alamat : Kel. Layana Indah• Tanggal Pemeriksaan : 11 Desember 2014

IDENTITAS

Anamnesis

Gatal dan bintil kemerahan di sela jari tangan, kaki, sekitar perut, daerah sekitar payudara, kemaluan dan bokong.

Keluhan dirasakan sejak 1 minggu yll. Gatal awalnya dirasakan pasien di sela jari tangan dan kaki. Kemudian keluhan gatal berlanjut dirasakan pada daerah sekitar perut, daerah kemaluan dan bokong. Gatal terutama dirasakan pada malam hari, sehingga mengganggu tidur pasien. Pada daerah yang gatal tersebut terdapat bintil-bintil kemerahan sebesar kepala jarum pentul. Pasien mengaku sering menggaruknya sehingga timbul luka. Pasien belum pernah berobat dan minum obat untuk mengatasi keluhannya tersebut. Nafsu makan berkurang. BAB lancar, biasa. BAK lancar.

Keluhan Utama :

Riwayat Penyakit Sekarang:

•Riwayat Penyakit Dahulu :oPasien belum pernah mengalami hal seperti ini

sebelumnya.oRiwayat alergi makanan (-)oRiwayat atopik (-) Asma (-)oRiwayat Diabetes Mellitus (-) Hipertensi (-)

•Riwayat Penyakit Keluarga :Ada anggota keluarga pasien yang menderita keluhan yang sama, yaitu anak pasien. Anak pasien mengeluhkan keluhan yang sama 2 minggu yang lalu, kemudian anak pasien belum berobat dan keluhan gatal-gatal belum jauh berkurang.

Pasien tinggal di Kelurahan Layana Indah Desa Kecamatan Palu Timur. Pasien merupakan anak kedua dari lima bersaudara. Pasien memiliki dua orang anak. Pasien tinggal di rumah berbahan baku kayu yang dihuni oleh 2 orang yaitu pasien dan anak laki-lakinya.

Data Psikososial :

GENOGRAM KELUARGA PASIEN:

Suami pasien telah meninggal dunia sejak 5 tahun yang lalu. Pasien bekerja membuat jajanan kue untuk memenuhi kebutuhannya sehari-hari. Penghasilan pasien dalam satu bulan kira-kira mencapai Rp 500.000-700.000/bulan.

Pasien mengeluhkan gatal terutama pada malam hari. keluhan tersebut membuat pasien sering terbangun saat tidur. Sebelumnya, pada keluarga pasien, anak bungsu pasien lebih dahulu mengeluhkan hal yang serupa, namun tidak dibawa oleh pasien ke puskesmas dan mantri terdekat sehingga keluhannya tidak berkurang. Pasien tidak membawa anak laki-lakinya untuk mencari pengobatan lebih lanjut karena alasan biaya. Sekitar 1 minggu kemudian pasien juga mengeluhkan hal yang serupa.

Pasien tinggal di rumah berbahan baku papan dengan jumlah ventilasi dan pencahayaan (jendela) yang cukup namun jarang dibuka. Keluarga pasien juga menggunakan handuk secara bersama. Pakaian keluarga yang dicuci tidak dipisah dan pasien jarang menjemur pakaian, kasur dan bantal dibawah sinar matahari langsung.

Pasien belum dibawa ke Puskesmas. Jarak rumah pasien dengan Puskesmas adalah ± 8 km dapat ditempuh dengan menggunakan sepeda motor. Pasien mengaku tidak punya waktu banyak untuk berobat karena masih memiliki banyak pekerjaan untuk membuat pesanan kue dari pelanggan, anak pasien juga bekerja sebagai tenaga honorer di kantor pemerintahan dan bekerja hingga sore hari.

•Riwayat Kebiasaan dan lingkungan:

Pasien makan 3 kali sehari dengan lauk seadanya,.Pasien tinggal bersama anak laki-lakinya di rumah yang berada di pinggir jalan lingkungan. Rumah pasien berukuran luas ± 6x8 m2. Rumah terdiri dari ruang tamu, 2 kamar tidur, dapur dan kamar mandi yang berada di belakang rumah. Untuk keperluan BAB hanya tersedia 1 WC. Lantai rumah terbuat dari semen, dinding rumah dari papan, dan atap rumah terbuat dari seng tanpa plafon. Ruang tamu, kamar dan dapur memiliki jendela dan pencahayaan yang cukup. Jarak rumah pasien dengan rumah tetangga tidak berhimpitan yang dipisahkan oleh pagar dan lahan kosong. Rumah pasien mempunyai pekarangan dengan luas ± 7x1 m2.Sumber air yang dipakai untuk sehari-hari adalah dari sumur suntik. Sumber listrik dari PLN, sampah dibuang pada tempat sampah di halaman samping rumah dan dibuang ke tempat pembuangan sampah umum di lingkungan tersebut saat tempat sampah telah terisi penuh.

• Keadaan Umum : tampak sakit ringan• Kesadaran : Compos mentis• Tanda-tanda Vital :

– TD : 120/80 mmHg– Nadi : 86 x/menit , Reguler, Isi cukup– Pernapasan: 20 x/ menit– Suhu : Afebris

• Kepala : Normocephali, rambut hitam, distribusi merata

• Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik, alis mata hitam, tidak ada madarosis

• Telinga : Normotia, tidak ada kelainan kulit• Hidung : Normal, deviasi (-), sekret (-)• Mulut : bibir tidak kering, caries (-), faring

hiperemis (-)

• Thorax :• Thoraks : bentuk normal, pergerakan simetris,

terdapat kelainan kulit (lihat status dermatologikus)• Paru : Suara nafas vesikuler, rhonki -/-, wheezing -/-• Jantung : Bunyi jantung I-II reguler, murmur (-)

Status Generalisata

• Abdomen : datar, supel, hepar dan lien tidak teraba membesar, terdapat kelainan kulit (lihat status dermatologikus)

• Ekstremitas atas : akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, terdapat kelainan kulit (lihat status dermatologikus)

• Ekstremitas bawah : akral hangat, tidak ada edema, tidak sianosis, terdapat kelainan kulit (lihat status dermatologikus)

• Genitalia : terdapat kelainan kulit (lihat status dermatologikus)

• STATUS DERMATOLOGIS

Lokasi : Thorakalis anterior (mammae), Interdigitalis manus bilateral, abdomen, regio gluteus, genitalia, interdigitalis pedis, dorsum pedis bilateral.

Efloresensi : Papul eritema (+), pustul (+), krusta (-), skuama halus (+), erosi (+), ekskoriasi (-), likenifikasi (-).

Penyebaran : Regional

DIAGNOSIS KERJA :Suspek. Skabies + Infeksi Sekunder

DIAGNOSIS BANDING : 1. Suspek. Skabies 2. Prurigo hebra

• PENATALAKSANAAN• Umum Menjelaskan kepada pasien mengenai penyakit dan cara

penularannya Menjelaskan bahwa scabies adalah penyakit menular Menerangkan pentingnya menjaga kebersihan perseorangan

dan lingkungan tempat tinggal Mencuci piring, selimut, handuk, dan pakaian dengan bilasan

terakhir dengan menggunakan air panas Menjemur kasur, bantal, dan guling secara rutin Bila gatal sebaiknya jangan menggaruk terlalu keras karena

dapat menyebabkan luka dan resiko infeksi, Potong kuku 1 kali seminggu dan jaga kebersihan kuku.

Kurangi berkontak (bersalaman, bergandengan, tidur bersama, dll) dengan orang lain (baik keluarga ataupun teman) selama penyakit pasien belum sembuh sempurna untuk mencegah penularan ke orang lain.

Menjelaskan pentingnya mengobati anggota keluarga yang menderita keluhan yang sama

Memberi penjelasan pengobatan dan cara penggunaan obat terutama penggunaan krim.

• Khusus

• Rencana diagnostikKerokan kulit bagian yang terkena pada

pasien untuk identifikasi parasit penyebabnya• Rencana Terapi Topikal

Permetrin 5 % krim dioleskan ke seluruh tubuh pada malam hari selama 10 jam, satu kali dalam seminggu

• Rencana Terapi SistemikAnti histamin : Chlorpheniramine

maleate 3 x 4 mgAntibiotik : Amoxicillin 3 x 500 mg

• PROGNOSIS

Quo Ad vitam : ad bonamQuo Ad functionam : ad bonamQuo Ad cosmeticam : ad bonamQuo Ad sanationam : ad bonam

PEMBAHASAN

• Aspek Klinis• Pada kasus ini, pasien wanita berumur 46 tahun datang dengan

keluhan berupa gatal dan bintil kemerahan di sela jari tangan, kaki, sekitar perut, daerah sekitar payudara, kemaluan serta bokong. Gatal yang terjadi terutama dirasakan pada malam hari, sehingga mengganggu tidur pasien. Pada daerah yang gatal tersebut terdapat bintil-bintil kemerahan sebesar kepala jarum pentul. Pada anamnesis juga ditemukan juga riwayat anggota keluarga yang mengalami keluhan yang sama dengan pasien.

• Pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya papul eritema, pustul, skuama halus dan erosi pada area mammae, interdigitalis manus bilateral, abdomen, regio gluteus, genitalia, interdigitalis pedis, serta dorsum pedis bilateral dengan penyebaran regional.

• Data yang didapat dari anamnesis dan pemeriksaan fisik menunjukkan bahwa terpenuhinya 3 dari 4 tanda kardinal skabies, yakni pruritus nokturna, menyerang secara berkelompok dan terdapat pada tempat predileksi.2,3 Namun tidak didapatkan abnormalitas lainnya sehingga berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien ini didiagnosis dengan Suspek. Skabies.

Pemeriksaan untuk menemukan adanya terowongan pada lesi tersebut dan untuk membuktikan adanya infeksi sekunder tidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya sarana dan fasilitas di Pukesmas Talise. Namun berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik pasien terdiagnosa dengan suspek Skabies sehingga untuk rencana terapi awalnya dapat diberikan terapi berupa salep Permetrin 5% sebagai anti skabies untuk dipakai selama 8-14 jam, pemberian chlorpeniramine maleat sebagai antipruritus dan pemberian Amoxicilline 3x500 mg untuk mengobati infeksi sekunder. Terapi awal dapat dievaluasi 1 minggu kemudian untuk menentukan langkah selanjutnya yang perlu diambil.

ASPEK ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

Penyebab dan proses terjadinya penyakit skabies berkembang dari rantai sebab akibat ke suatu proses kejadian penyakit, yakni proses interaksi antara manusia (pejamu) dengan berbagai sifatnya dengan penyebab (agent) serta dengan lingkungan (environment). Dalam teori keseimbangan, interaksi antara ketiga unsur tersebut harus dipertahankan keseimbangannya. Bila terjadi gangguan keseimbangan antara ketiganya, akan menyebabkan timbulnya penyakit tertentu, termasuk penyakit kulit skabies.

Adapun faktor- faktor yang berhubungan dengan Skabies antara lain:

SanitasiPengetahuanPerilakuPemakaian alat mandi, pakaian dan alat

sholat secara bergantian AirPerekonomian yang rendahHygiene peroranganHubungan seksual