ske 2 anyang anyangan

Upload: siiirooo

Post on 07-Jul-2018

226 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    1/39

    ANYANG-ANYANGAN

    Seorang perempuan, usia 23 tahun datang ke dokter Puskesmas dengan keluhan nyeri

    saat buang air kecil dan anyang-anyangan. Keluhan ini dirasakan sejak dua hari yang lalu.

    Dalam pemeriksaan fisik tidak ditemukan kelainan kecuali nyeri tekan supra simpisis. Pada

     pemeriksaan urinalisis didapatkan peningkatan leukosit dalam sedimen urin, kemudian

    disarankan untuk melakukan pemeriksaan kultur urin.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    2/39

    SASARAN BELAJAR (LI & LO)

    LI. 1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang anatomi saluran kemih bagian bawah

    (vesica urinaria dan urethra)

    LO. 1.1. Anatomi makro

    LO. 1.2. Anatomi mikroLI. 2. Mampu memahami dan menjelaskan tentang fisiologi berkemih

    LI. 3. Mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit infeksi saluran kemih (ISK)

    LO. 3.1. Definisi ISK

    LO. 3.2. Etiologi ISK

    LO. 3.3. Epidemiologi ISK

    LO. 3.4. Klasifikasi ISK

    LO. 3.5. Patogenesis ISK

    LO. 3.6. Patofisiologi ISK

    LO. 3.7. Manifestasi klinis ISK

    LO. 3.8. Diagnosis dan DD ISK

    LO. 3.9. Pemeriksaan fisik dan penunjang ISKLO. 3.10. Penatalaksanaan ISK

    LO. 3.11. Komplikasi ISK

    LO. 3.12. Pencegahan dan prognosis ISK

    LI. 4. Mampu memahami dan menjelaskan pemeriksaan kultur urin

    LI. 5. Mampu memahami dan menjelaskan tentang rukhsah bagi penderita salasil baul

    PENJELASAN LI & LO

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    3/39

    LI. 1. Mampu memahami dan menjelaskan tentang anatomi saluran kemih bagian bawah

    (vesica urinaria dan urethra)

    LO. 1.1. Anatomi makro

    VESIKA URINARIA

    Isi normal penuh :

    Adalah kantong urine ( buli –  buli ) yang merupakan tempat muara saluran urinarius

    ureter dextra dan sinistra dan terdapat dalam rongga pelvis.

    Adapun struktur anatomi dari vesika urinaria, sebagai berikut:

      Berbentuk piramid 3 sisi , apex menuju ventral atas dan basis (fundus) menuju

    dorso kaudal dan corpus terdapat antara apex dan fundus vesicae.

      Pada bagian kiri/kanan fundus vesicae terdapat tempat kedua muara ureter

    yang dinamakan “ Orificium Uretericum Vesicae “ dan daerah tersebut

     berbentuk segitiga yang dikenal dengan “trigonum vesicae”, dan pada basis

    caudal terdapat tempat keluar urine menuju urethra yang dinamakan “

    orificium urethra internum vesicae “. 

      Pada bagian apex vesicae terdapat jaringan ikat yang merupakan sisa

    embryologis dari “ Urachus ” yang menuju umbilicus dinamakan “

    ligamentum vesiko umbilikalis medianum ”. 

      Mempunyai lapisan fibrosa, serosa dan tunica muscularis. Pada tunica

    musculare terdapat serabut otot stratum longitudinalis dari apex ke fundus dan

    stratum circulare yang melingkari orificium internum vesicae.otot tersebut

    diatas berfungsi untuk merangsang urine keluar vesicae yang dikenal dengan “m.destrusor vesicae dan m.sphincter vesicae.

      Pada daerah trigonal vesicae terdapat otot yang merupakan lanjutan dari

    stratum longitudinalis yang menghubungkan kedua orificium uretericum dan

    membentuk plica inter uretericum yang berfungsi untuk vesicae jika sudah

     penuh.

    Gambar 1. Vesika Urinaria

    VASKULARISASI VESICAE URINARIA

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    4/39

    Mendapatkan perdarahan dari pembuluh darah sebagai berikut:

    1.  A . Vesicalis Superior cabang dari A. Hypogastrica.

    2.  A . Vesicalis Inferior cabang dari A. Hypogarstica.

    PERSYARAFAN VESICA URINARIA

    Di urus oleh syaraf otonom parasympatis yang berassal dari N . Splanchnicus pelvicis

    ( sacral 2-3-4 ) dan syaraf sympatis ganglion symphaticus (lumbal 1-2-3 ).

    Gambar 2. Vesika Urinaria

    URETHRA

    Adalah saluran terakhir dari saluran urinarius mulai dari orificium internum urethra

    sampai ke orificium urethra externa ( tempat urine dikeluarkan ). Urethra pada laki  –   laki

    lebih panjang dapi perempuan sebab pada laki  –   laki terdapat penis dan kelenjar prostat

    sedangkan pada wanita tidak ada. Pada laki  –   laki panjang urethra ( 18-20 ) cm dan pada

    wanita hanya ( 5-8 ).

    STRUKTUR ANATOMI URETHRA :

    Pada laki –  laki terbagi atas 3 daerah yaitu :

    1)  Urethra pars prostatica mulai dari orificium urethra internum sampai ke

    urethra yang ditutupi oleh kelenjar prostata dan berada dalam rongga panggul.

    Cairan mani + sperma masuk kedalam urethra pars prostatica ini kemudian

    keluar pada orificium urethra externum.

    2) 

    Urethra pars membranacea dari pars prostatica sampai bulbus penis pars

    cavernosa ( urethra ini paling pendek 1-2 cm )

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    5/39

    3)  Uerthra pars cavernosa ( spongiosa ) mulai dari daerah bulbus penis sampai

    orificium urethra externum . berjalan dalam corpus cavernosa urethra ( penis ),

    12-15 cm.

    Bermuara 2 macam kelenjar yaitu :

    1. kelenjar para urethralis2. kelenjar bulbo urethralis

    PERDARAHAN URETHRA

    Di urus oleh cabang –  cabang arteria pudenda interna

    1. A. Dorsalis penis

    2. A. Bulbo Urethralis

    PERSARAFAN URETHRA 

    Di urus oleh cabang –  cabang N. Pudendus ke N. Dorsalis penis.

    LO. 1.2. Anatomi mikro

    VESIKA URINARIA

    Adalah organ berongga yang fungsi utamanya adalah menampung urine. Lumen vesika

    urinaria dilapisi epitel transisional yang dapat meregang atau membesar ( berubah bentuk )

    saat diisi urine. Vesika urinaria dilapisi oleh 3 lapisan yaitu mukosa, muskularis dan

    adventisia / serosa. Lapisan yang menyusun epitel transisional pada mukosa lebih banyak,

     pada permukaan epiel yang teregang dapat ditemukan sel payung dengan dinding

    apikalnyaberwarna asidofil. Dibawah epitel terdapat lamina propia. Tunika muskularis

    tersusun oleh lapisan  –   lapisan otot polos yang berjalan ke berbagai arah. Tunika adventitia

     berupa jaringan ikat, sebagian vesika urinaria ditutupi oleh peritoneum (serosa).

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    6/39

     

    Gambar 4. Mikroskopik vesika urinaria

    URETHRA

    Pada urethra pria Epitel pembatas urethra pars prostatica ialah epitel transisional, tetapi pada

     bagian lain berubah menjadi epitel berlapis / bertingkat silindris, dengan bercak epitel

     berlapis gepeng, ujung urethra bagian penis yang melebar atau fosa naviculare dibatasi oleh

    epitel berlapis gepeng terdapat sedikit sel goblet penghasil mukus.sedangkan pada wanita

    muskularisnya terdiri dari dua lapisan sel otot polos tetapi diperkuat sfingter otot pada

    muaranya, dan epitel pembatasnya berupa epitel berlapis gepeng. Lamina propianya

    merupakan jaringan ikat fibrosa longgar yang ditandai dengan banyaknya sinus venosus

    mirip jaringan cavernosa.

    Gambar 5. Mikroskopik urethra

    LI. 2. Mampu memahami dan menjelaskan tentang fisiologi berkemih

    a)  Proses berkemih

    Setelah dibentuk ginjal, urin disalurkan melalui ureter ke kandung kemih.

    Kontraksi otot peristaltik otot polos dalam dinding uretra juga mendorong urin

     bergerak dari ginjal menuju kandung kemih. Ureter menembus dinding kandung

    kemih secara oblik sebelum bermuara di rongga kandung kemih. Susunan

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    7/39

    anatomis ini mencegah aliran balik urin dari kandung kemih ke ginjal ketika

    terjadi peningkatan tekanan di kandung kemih.

    Ketika kandung kemih terisi, ujung ureter yang terdapat di dinding kandung

    kemih tertekan dan menutup. Tapi urin masih tetap bisa masuk ke kandung

    kemih, karena kontraksi ureter menghasilkan tekanan yang cukup besar untuk

    mendorong urin melewati saluran yang tertutup. Lapisan epitel kandung kemih

    (epitel transisional) mampu meningkatkan atau mengurangi luas permukaan

    melalui proses teratur daur membran saat kandung kemih terisi atau kosong.

      Kandung kemih terisi → permukaan epitel meluas dengan cara vesikel -vesikel

    sitoplasma disisipkan ke dalam membran permukaan melalui proses eksositosis.

      Isi kandung kemih keluar → vesikel-vesikel ditarik melalui proses eksositosis.

    Kandung kemih harus memiliki kapasitas penyimpanan yang cukup, sehingga

    urin tidak perlu terus menerus dikeluarkan.

    Otot polos kandung kemih banyak mendapatkan persarafan parasimpatis, yang

    apabila dirangsang akan menyebabkan kontraksi kandung kemih. Ketika

    m.detrussor vesicae berkontraksi terjadi perangsangan urin.

    Pintu keluar kandung kemih dijaga 2 sfingter:

      Sfingter uretra interna, terdiri dari otot polos dan berada di bawah kontrol

    involunter. Sewaktu kandung kemih melemas/ rileks, susunan anatomis uretra

    interna menutupi pintu keluar kandung kemih.  Sfingter uretra eksterna, diperkuat seluruh diafragma pelvis, dipersarafi neuron

    motorik, di bawah kesadaran karena merupakan otot rangka. Dapat dengan

    sengaja dikontraksikan untuk mencegah pengeluaran urin sewaktu kandung

    kemih kontraksi & sfingter uretra interna terbuka.

    Daya tampung kandung kemih berkisar 250-400ml, semakin banyak terisi urin

    maka volume di dalam kandung kemih juga semakin besar dan semakin besar

     pula tingkat pengaktifan reseptor regang.

    Aktivasi reseptor regang→ke serat-serat aferen→korda spinalis→antarneuron→rangsang parasimpatis→hambat neuron motorik yang persarafi sfingter

    eksterna, kedua sfingter terbuka dan urin terdorong keluar menuju uretra karena

    gaya kontraksi kandung kemih.

    Proses Miksi (Rangsangan Berkemih).

    Distensi kandung kemih, oleh air kemih akan merangsang stres reseptor yang

    terdapat pada dinding kandung kemih dengan jumlah ± 250 cc sudah cukup untuk

    merangsang berkemih (proses miksi). Akibatnya akan terjadi reflek kontraksidinding kandung kemih, dan pada saat yang sama terjadi relaksasi spinser

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    8/39

    internus, diikuti oleh relaksasi spinter eksternus, dan akhirnya terjadi

     pengosongan kandung kemih.

    Rangsangan yang menyebabkan kontraksi kandung kemih dan relaksasi spinter

    interus dihantarkan melalui serabut  –   serabut para simpatis. Kontraksi sfinger

    eksternus secara volunter bertujuan untuk mencegah atau menghentikan miksi.kontrol volunter ini hanya dapat terjadi bila saraf  –   saraf yang menangani

    kandung kemih uretra medula spinalis dan otak masih utuh.

    Bila terjadi kerusakan pada saraf –  saraf tersebut maka akan terjadi inkontinensia

    urin (kencing keluar terus  –  menerus tanpa disadari) dan retensi urine (kencing

    tertahan).

    Persarafan dan peredaran darah vesika urinaria, diatur oleh torako lumbar dan

    kranial dari sistem persarafan otonom. Torako lumbar berfungsi untuk relaksasi

    lapisan otot dan kontraksi spinter interna.

    Peritonium melapis kandung kemih sampai kira  –   kira perbatasan ureter masuk

    kandung kemih. Peritoneum dapat digerakkan membentuk lapisan dan menjadi

    lurus apabila kandung kemih terisi penuh. Pembuluh darah Arteri vesikalis

    superior berpangkal dari umbilikalis bagian distal, vena membentuk anyaman

    dibawah kandung kemih. Pembuluh limfe berjalan menuju duktus limfatilis

    sepanjang arteri umbilikalis.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    9/39

     

    LI. 3. Mampu memahami dan menjelaskan tentang penyakit infeksi saluran kemih (ISK)

    LO. 3.1. Definisi ISK

    ISK adalah keadaan bertumbuh dan berkembangnya kuman di dalam

    saluran kemih dengan jumlah yang bermakna. ISK adalah ditemukannya

     bakteri pada urin di kandung kemih, yang umumnya steril.

    Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran

    kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat proliferasi suatu mikroorganisme.

    Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di

    dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih

     bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml

    urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri.Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria

     bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.

    Infeksi saluran kemih tanpa bakteriuria dapat muncul pada keadaan:

    a. Fokus infeksi tidak dilewati urin, misalnya pada lesi dini pielonefritis

    karena infeksi hematogen.

     b. Bendungan total pada bagian saluran yang menderita infeksi.

    c. Bakteriuria disamarkan karena pemberian anibiotika.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    10/39

      LO. 3.2. Epidemiologi ISK

      Data penelitian epidemiologi klinik melaporkan hampir 25-35% semua

     perempuan dewasa pernah mengalami ISK dalam hidupnya.

      Infeksi saluran kemih tergantung oleh banyak faktor, seperti usia,

    gender, prevalensi bakteriuria, dan factor predisposisi yang

    menyebabkan perubahan struktur saluran kemih termasuk ginjal.

      Selama periode usia beberapa bulan dan lebih dari 65 tahun,

     perempuan cendrung menderita ISK dibandingkan laki-laki. ISK

     berulang pada laki-laki jarang di laporkan, kecuali disertai factor

     predisposisi atau pencetus.

      Prevalensi bakteri asimptomatik lebih sering ditemukan pada

     perempuan.

    LO. 3.3. Etiologi ISK

    Penyebab terbanyak adalah bakteri gram-negatif termasuk bakteri yang  biasanya menghuni usus kemudian naik ke sistem saluran kemih. Dari gram 

    negatif tersebut, ternyata  Escherichia coli menduduki tempat teratas

    kemudian diikuti oleh : 

       Proteus sp 

       Klebsiella 

       Enterobacter  

     

     Pseudomonas 

    Mikroorganisme Persentase biakan %

     Escherichia coli 50-90

     Klebsiela atau enterobacter 10-40

     Proteus sp 5-10

     Pseudomonas aeroginosa  2-10

    Staphylococcus epidermidis 2-10

     Enterococci 2-10

    Candida albican 1-2

    Staphylococcus aureus 1-2

    Jenis kokus gram positif lebih jarang sebagai penyebab ISK sedangkan

     Enterococci dan Staphylococcus aureus sering ditemukan pada pasien dengan

     batu saluran kemih, lelaki usia lanjut dengan hiperplasia prostat atau pada

     pasien yang menggunakan kateter urin. Demikian juga dengan  Pseudomonas

    aeroginosa  dapat menginfeksi saluran kemih melalui jalur hematogen dan

     pada kira-kira 25% pasien demam tifoid dapat diisolasi salmonella dalam urin.

    Bakteri lain yang dapat menyebabkan ISK melalui cara hematogen adalah

    brusella, nocardia,actinomises, dan  Mycobacterium tubeculosa.Candida sp

    merupakan jamur yang paling sering menyebabkan ISK terutama pada pasien- pasien yang menggunakan kateter urin, pasien DM, atau pasien yang mendapat

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    11/39

     pengobatan antibiotik berspektrum luas. Jenis Candida yang paling sering

    ditemukan adalah Candida albican dan Candida tropicalis. Semua jamur

    sistemik dapat menulari saluran kemih secara hematogen.

    Faktor predisposisi yang mempermudah untuk terjadinya ISK, yaitu :

    1. 

    Bendungan aliran urin  Anomali kongenital

      Batu saluran kemih

      Oklusi ureter (sebagian atau total)

    2.  Refluks vesikoureter

    3. 

    Urin sisa dalam buli-buli karena :

       Neurogenic bladder

      Striktura uretra 

      Hipertrofi prostat 

    4.  Diabetes Melitus

    5. 

    Instrumentasi  Kateter

      Dilatasi uretra

      Sitoskopi

    6.  Kehamilan dan peserta KB

      Faktor statis dan bendungan

      PH urin yang tinggi sehingga mempermudah pertumbuhan kuman

    7.  Senggama

    LO. 3.4. Klasifikasi ISK

    Klasifikasi ISK berdasarkan lokasi:

    1. 

    ISK Bawah

    Persentasi klinis ISK bawah tergantung dari gender:

    I.  Perempuan

      Sistitis adalah persentasi klinis infeksi kandung kemih

    disertai bakteriuria bermakna.

      Sindrom Urethra Akut (SUA) persentasi sistitis tanpa

    ditemukan mikroorganisme (steril) sering dinamakan

    sistitis bakterialis.

    II.  Laki-laki

    Presentasi klinis ISK bawah pada laki-laki mungkin sistitis, prostatitis, epidimidis dan uretritis.

    2.  ISK Atas

    i.  Pielonefritis Akut (PNA) yaitu proses inflamasi parenkim ginjal

    yang disebabkan infeksi bakteri.

    ii.  Pielonefritis kronis (PNK) mungkin akibat lanjut dari infeksi

     bakteri berkepanjangan atau infeksi sejak masa kecil.

    Kronik biasanya sering diikuti pembentukan jaringan ikat parenkim

    ginjal yang ditandai pielonefritis kronik yang ditandai pielonefritiskronik yang spesifik.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    12/39

     

    Menurut komplikasi :

    1.  Infeksi saluran kemih (ISK) tipe sederhana (uncomplicated type) jarang

    dilaporkan menyebabkan insufisiensi ginjal kronik (IGK) walaupun sering

    mengalami ISK berulang.2.  Infeksi saluran kemih (ISK) berkomplikasi (complicated type) terutama terkait

    refluks vesikoureter sejak lahir sering menyebabkan insufisiensi ginjal kronik

    (IGK) yang berakhir dengan gagal ginjal terminal (GGT) .

    Menurut Gejala :

    1. 

    Bakteriuria asimptomatis ( tanpa disertai gejala )

    2. 

    Bakteriuria simptomatis ( disertai gejala )

    LO. 3.5. Patogenesis ISK

    Pathogenesis bakteriuria asimtomatik dengan presentasi klinis ISKtergantung dari patogenitas dan status pasien sendiri (host ).

    Peran patogenisitas bakteri. Sejumlah flora saluran cerna termasuk Escherichia coli diduga

    terkait dengan etiologi ISK. Patogenisitaas  E.coli terkait dengan bagian permukaan sel

     polisakarida dari lipopolisakarin (LPS). Hanya IG serotype dari 170 serotipe O/  E.coli yang

     berhasil diisolasi rutin dari pasien ISK klinis, diduga strain  E.coli ini mempunyai

     patogenisitas khusus (Sukandar, E., 2004).

    Peran bacterial attachment of mucosa. Penelitian membuktikan bahwa fimbriae

    merupakan satu pelengkap patogenesis yang mempunyai kemampuan untuk melekat pada

     permukaan mukosa saluran kemih. Pada umumnya  P fimbriae akan terikat pada  P blood

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    13/39

     group antigen yang terdpat pada sel epitel saluran kemih atas dan bawah (Sukandar, E.,

    2004).

    Peranan faktor virulensi lainnya. Sifat patogenisitas lain dari  E.coli  berhubungan

    dengan toksin. Dikenal beberapa toksin seperti α-hemolisin, cytotoxic necrotizing factor-1(CNF-1), dan iron reuptake system (aerobactin dan enterobactin). Hampir 95% α-hemolisin

    terikat pada kromosom dan berhubungan degan  pathogenicity island (PAIS) dan hanya 5%

    terikat pada gen plasmio. (Sukandar, E., 2004)

    Virulensi bakteri ditandai dengan kemampuan untuk mengalami perubahan bergantung

     pada dari respon faktor luar. Konsep variasi fase MO ini menunjukan ini menunjukkan

     peranan beberapa penentu virulensi bervariasi di antara individu dan lokasi saluran kemih.

    Oleh karena itu, ketahanan hidup bakteri berbeda dalam kandung kemih dan ginjal.

    (Sukandar, E., 2004)

    Peranan Faktor Tuan Rumah (host )

      Faktor Predisposisi Pencetus ISK. Penelitian epidemiologi klinik mendukung

    hipotensi peranan status saluran kemih merupakan faktor risiko atau pencetus ISK.

    Jadi faktor bakteri dan status saluran kemih pasien mempunyai peranan penting untuk

    kolonisasi bakteri pada saluran kemih. Kolonisasi bacteria sering mengalami kambuh

    (eksasebasi) bila sudah terdapat kelainan struktur anatomi saluran kemih. Dilatasi

    saluran kemih termasuk pelvis ginjal tanpa obstruksi saluran kemih dapat

    menyebabkan gangguan proses klirens normal dan sangat peka terhadap infeksi.

    Endotoksin (lipid A) dapat menghambat peristaltik ureter. Refluks vesikoureter ini

    sifatnya sementara dan hilang sendiri bila mendapat terapi antibiotika. Proses pembentukan jaringan parenkim ginjal sangat berat bila refluks visikoureter terjadi

    sejak anak-anak. Pada usia dewasa muda tidak jarang dijumpai di klinik gagal ginjal

    terminal (GGT) tipe kering, artinya tanpa edema dengan/tanpa hipertensi. (Sukandar,

    E., 2004)

      Status Imunologi Pasien (host). Penelitian laboratorium mengungkapkan bahwa

    golongan darah dan status sekretor mempunyai konstribusi untuk kepekaan terhadap

    ISK. Pada tabel di bawah dapat dilihat beberapa faktor yang dapat meningkatkan

    hubungan antara berbagai ISK (ISK rekuren) dan status secretor (sekresi antigen

    darah yang larut dalam air dan beberapa kelas immunoglobulin) sudah lama diketahui.Prevalensi ISK juga meningkat terkait dengan golongan darah AB, B dan PI (antigen

    terhadap tipe fimbriae bakteri) dan dengan fenotipe golongan darah Lewis. (Sukandar,

    E., 2004)

    LO. 3.6. Patofisiologi ISK

    Pada individu normal, biasanya laki-laki maupun perempuan urin

    selalu steril karena dipertahankan jumlah dan frekuensi kencing. Utero distal

    merupakan tempat kolonisasi mikroorganisme nonpathogenic fastidious

    Gram-positive dan gram negative. (Sukandar, E., 2004)

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    14/39

      Hampir semua ISK disebabkan invasi mikroorganisme asending dari

    uretra ke dalam kandung kemih. Pada beberapa pasien tertentu invasi

    mikroorganisme dapat mencapai ginjal. Proses ini, dipermudah refluks

    vesikoureter. Proses invasi mikroorganisme hematogen sangat jarang

    ditemukan di klinik, mungkit akibat lanjut dari bakteriema. Ginjal didugamerupakan lokasi Universitas Sumatera Utara

    Infeksi sebagai akibat lanjut septikemi atau endokarditis akibat

    Stafilokokus aureus. Kelainan ginjal yang terkait dengan endokarditis

    (Stafilokkokus aureus) dikenal Nephritis Lohein. Beberapa penelitian

    melaporkan pielonefritis akut (PNA) sebagai akibat lanjut invasi hematogen.

    (Sukandar, E., 2004)

    LO. 3.7. Manifestasi klinis ISK

    Tanda dan Gejala 

    1. 

    Tanda dan gejala ISK pada bagian bawah adalah :

       Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih

      Spasme pada area kandung kemih dan suprapubis

      Hematuria

       Nyeri punggung dapat terjadi

    2.  Tanda dan gejala ISK bagian atas adalah :

      Demam

      Menggigil

       Nyeri panggul dan pinggang

       Nyeri ketika berkemih

     

    Malaise  Pusing

      Mual dan muntah

    Berdasarkan bagian saluran kemih yang terinfeksi,  tanda dan gejala

    sebagai berikut:

      Sistitis : piuria urgensi, frekuensi miksi meningkat perubahanwarna dan bau urine, nyeri suprapublik, demam biasanya tidak

    ada.

      Uretritis : mungkin mirip dengan sistitis kecuali adanya discharge 

    urethra   Prostatitis: serupa dengan sistitis kecuali gejala obstruksi orifisium

    uretra (cont: hesitansi, aliran lemah).

      Pielonefritis : demam, menggigil, nyeri punggung atau bokong,mual, muntah, diare.

      Abses ginjal (intrarenal atau perinefrik); serupa dengan

     pielonefritis kecuali demam menetap meskipun diobati dengan

    antibiotik.

    Gejala Lain

      Pada beberapa kasus, mungkin terlihat sedikit darah pada air

    seninya yang baunya sangat menyengat.  Terasa sakit di akhir kencing.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    15/39

      Anyang-anyangan atau rasa masih ingin kencing lagi. Meski sudah

    dicoba untuk berkemih namun tidak ada air kemih yang keluar.

    LO. 3.8. Diagnosis dan DD ISK

     

    Anamnesis

    ISK bawah frekuensi, disuria terminal, polakisuria, nyeri suprapubik.

    ISK atas: nyeri pinggang, demam, menggigil, mual dan muntah,

    hematuria. Pemeriksaan fisik: febris, nyeri tekan suprapubik, nyeri

    ketok sudut kostovertebra. Laboratorium: lekositosis, lekosituria, kultur

    urin (+): bakteriuria > 105/ml urin.

      Pemeriksaan penunjang

    Analisa urin rutin, pemeriksaan mikroskop urin segar tanpa puter,

    kultur urin, serta jumlah kuman/mL urin merupakan protocol standaruntuk pendekatan diagnosis ISK. Pengambilan dan koleksi urin, suhu,

    dan teknik transportasi sampel urin harus sesuai dengan protocol yang

    dianjurkan. (Sukandar, E., 2004)

    Investigasi lanjutan terutama renal imaging procedures tidak boleh

    rutin, harus berdasarkan indikasi yang kuat. Pemeriksaan radiologis

    dimaksudkan untuk mengetahui adanya batu atau kelainan anatomis

    yang merupakan faktor predisposisi ISK. Renal imaging procedures

    untuk investigasi faktor predisposisi ISK termasuklah ultrasonogram

    (USG), radiografi (foto polos perut, pielografi IV, micturating

    cystogram), dan isotop scanning. (Sukandar, E., 2004)

    Diagnosa bandingYang penting adalah membedakan antara pielonefritis dan sistitis. Ingat

    akan pielonefritis apabila didapatkan infeksi dengan hipertensi, disertai

    gejala-gejala umum, adanya faktor predisposisi, fungsi konsentrasi ginjal

    menurun, respons terhadap antibiotik kurang baik.

    LO. 3.9. Pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang ISK

    Pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan penunjang lainnya adalah

    sebagai berikut:

    Analisa Urin (urinalisis)

    Urinalisa merupakan test yang mengevaluasi sample urin, yang

     bertujuan untuk mendeteksi kelainan pada traktus urinarius, kelainan

    ginjal, dan diabetes. Pada pemeriksaan urin rutin, jika ditemukan

    leukosit yang jumlahnya >10/LPB (Lapangan Pandang Besar) dengan

    mikroskop, maka hal ini merupakan tanda tidak normal. Piuria

    merupakan tanda yang penting pada ISK. Oleh karena itu, leukosit >10

    kemungkinan menandakan adanya ISK.

    Cara Pengambilan Sampel

    Bahan urin untuk pemeriksaaan harus segar dan sebaiknya diambil pagihari. Bahan urin dapat diambil dengan cara punksi suprapubik

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    16/39

    (suprapubic puncture=spp), dari kateter dan urin porsi tengah (midstream

    urine). Bahan urin yang paling mudah diperoleh adalah urin porsi tengah

    yang ditampung dalam wadah bermulut lebar dan steril.

    a.  Punksi Suprapubik

    Pengambilan urin dengan punksi suprapubik dilakukan pengambilan urin langsung dari kandung kemih melalui kulit

    dan dinding perut dengan semprit dan jarum steril. Yang

     penting pada punksi suprapubik ini adalah tindakan antisepsis

    yang baik pada daerah yang akan ditusuk, anestesi lokal pada

    daerah yang akan ditusuk dan keadaan asepsis harus selalu

    dijaga. Bila keadaan asepsis baik, maka bakteri apapun dan

     berapapun jumlah koloni yang tumbuh pada biakan, dapat

    dipastikan merupakan penyebab ISK.

    b.  Kateter

    Bahan urin dapat diambil dari kateter dengan jarum dan

    semprit yang steril. Pada cara ini juga penting tindakan

    antisepsis pada daerah kateter yang akan ditusuk dan keadaan

    asepsis harus elalu dijaga. Tempat penusukan kateter

    sebaiknya sedekat mungkin dengan ujung kateter yang berada

    di dalam kandung kemih (ujung distal). Penilaian urin yang

    diperoleh dari kateter sama dengan hasil biakan urin yang

    diperoleh dari punksi suprapubik.

    c.  Urin Porsi Tengah

    Urin porsi tengah sebagai sampel pemeriksaan urinalisismerupakan teknik pengambilan yang paling sering dilakukan

    dan tidak menimbulkan ketidaknyamanan pada penderita.

    Akan tetapi resiko kontaminasi akibat kesalahan pengambilan

    cukup besar. Tidak boleh menggunakan antiseptik untuk

     persiapan pasien karena dapat mengkontaminasi sampel dan

    menyebabkan kultur false-negative.

    Cara pengambilan dan penampungan urin porsi tengah pada

    wanita :

    1. 

    Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan

    daerah vagina dan muara uretra. Satu potong kasa steril

    dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi air

    atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan

    kering. Jangan memakai larutan antiseptik untuk

    membersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril dan

     jangan buka tutupnya sebelum pembersihan daerah vagina

    selesai.

    2. 

    Dengan 2 jari pisahkan kedua labia dan bersihkan daerah

    vagina dengan potongan kasa steril yang mengandung sabun.

    Arah pembersihan dari depan ke belakang. Kemudian buang

    kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    17/39

    3.  Bilas daerah tersebut dari arah depan ke belakang dengan

     potongan kasa yang dibasahi dengan air atau salin hangat.

    Selama pembilasan tetap pisahkan kedua labia dengan 2 jari

    dan jangan biarkan labia menyentuh muara uretra. Lakukan

     pembilasan sekali lagi, kemudian keringkan daerah tersebutdengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang

    telah dipakai ke tempat sampah.

    4. 

    Dengan tetap memisahkan kedua labia, mulailah berkemih.

    Buang beberapa mililiter urin yang mula-mula keluar.

    Kemudian tampung aliran urin selanjutnya ke dalam wadah

    steril sampai kurang lebih sepertiga atau setengah wadah

    terisi.

    5. 

    Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan

     bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah.

    Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim

    segera ke laboratorium.

    Cara pengambilan dan penampungan urin porsi tengah pada pria :

    1. 

    Siapkan beberapa potongan kasa steril untuk membersihkan

    daerah penis dan muara uretra. Satu potong kasa steril

    dibasahi dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi

    dengan air sabun, dua potong kasa steril dibasahi dengan air

    atau salin hangat dan sepotong lagi dibiarkan dalam keadaan

    kering. Jangan memakai larutan antiseptik untukmembersihkan daerah tersebut. Siapkan pula wadah steril

    dan jangan buka tutupnya sebelum pembersihan selesai.

    2. 

    Tarik prepusium ke belakang dengan satu tangan dan

     bersihkan daerah ujung penis dengan kasa yang dibasahi air

    sabun. Buang kasa yang telah dipakai ke tempat sampah.

    3. 

    Bilas ujung penis dengan kasa yang dibasahi air atau salin

    hangat. Ulangi sekali lagi, lalu keringkan daerah tersebut

    dengan potongan kasa steril yang kering. Buang kasa yang

    telah dipakai ke dalam tempat sampah.4.  Dengan tetap menahan prepusium ke belakang, mulailah

     berkemih. Buang beberapa mililiter urin yang keluar,

    kemudian tampung urin yang keluar berikutnya ke dalam

    wadah steril sampai terisi sepertiga sampai setengahnya.

    5. 

    Setelah selesai, tutup kembali wadah urin dengan rapat dan

     bersihkan dinding luar wadah dari urin yang tertumpah.

    Tuliskan identitas penderita pada wadah tersebut dan kirim

    segera ke laboratorium.1

    Bahan urin harus segera dikirim ke laboratorium, karena

     penundaan akan menyebabkan bakteri yang terdapat dalam

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    18/39

    urin berkembang biak dan penghitungan koloni yang tumbuh

     pada biakan menunjukkan jumlah bakteri sebenarnya yang

    terdapat dalam urin pada saat pengambilan. Sampel harus

    diterima maksimun 1 jam setelah penampungan.2 Sampel

    harus sudah diperiksa dalam waktu 2 jam. Setiap sampelyang diterima lebih dari 2 jam setelah pengambilan tanpa

     bukti telah disimpan dalam kulkas, seharusnya tidak dikultur

    dan sebaiknya dimintakan sampel baru.3 Bila pengiriman

    terpaksa ditunda, bahan urin harus disimpan pada suhu 4oC

    selama tidak lebih dari 24 jam.

    Pemeriksaan Urin Empat Porsi (Meares Stamey)

    Pemeriksaan ini dilakukan untuk penderita prostatitis. Pemeriksaan ini terdiri dari

    urin empat porsi yaitu :

    1. 

    Porsi pertama (VB1) : 10 ml pertama urin, menunjukkan kondisi uretra,

    2.  Porsi kedua (VB2) : sama dengan urin porsi tengah, menunjukkan kondisi

     buli-buli,

    3.  Porsi ketiga (EPS) : sekret yang didapatkan setelah masase prostat,

    4.  Porsi keempat (VB4) : urin setelah masase prostat.

    Pemeriksaan laboratorium

    1. 

    Analisa Urin (urinalisis) 

    Pemeriksaan urinalisis meliputi:

    Leukosuria (ditemukannya leukosit dalam urin). Dinyatakan positif jika terdapat 5 atau lebih leukosit (sel darah putih) per

    lapangan pandang dalam sedimen urin.

    -  Hematuria (ditemukannya eritrosit dalam urin) 

    Merupakan petunjuk adanya infeksi saluran kemih jika ditemukan eritrosit

    (sel darah merah) 5-10 per lapangan pandang sedimen urin. Hematuria bisa

     juga karena adanya kelainan atau penyakit lain, misalnya batu ginjal dan

     penyakit ginjal lainnya.

    2. 

    Pemeriksaan bakteri (bakteriologis) 

    Pemeriksaan bakteriologis meliputi:

    Mikroskopis. 

    Bahan: urin segar (tanpa diputar, tanpa pewarnaan).

    Positif jika ditemukan 1 bakteri per lapangan pandang.

    Biakan bakteri. 

    Untuk memastikan diagnosa infeksi saluran kemih.

    3. 

    Pemeriksaan kimia 

    Tes ini dimaksudkan sebagai penyaring adanya bakteri dalam urin. Contoh, tes

    reduksi griess nitrate, untuk mendeteksi bakteri gram negatif. Batasan: ditemukan

    lebih 100.000 bakteri. Tingkat kepekaannya mencapai 90 % dengan spesifisitas

    99%.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    19/39

    4.  Tes Dip slide (tes plat-celup) 

    Untuk menentukan jumlah bakteri per cc urin. Kelemahan cara ini tidak mampu

    mengetahui jenis bakteri.

    5.  Pemeriksaan penunjang lain 

    Meliputi: radiologis (rontgen), IVP (pielografi intra vena), USG dan Scanning.Pemeriksaan penunjang ini dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya batu

    atau kelainan lainnya. 

    Pemeriksaan penunjang dari infeksi saluran kemih terkomplikasi:

    1. 

    Bakteriologi / biakan urin 

    Tahap ini dilakukan untuk pasien dengan indikasi:

    Penderita dengan gejala dan tanda infeksi saluran kemih (simtomatik). 

    Untuk pemantauan penatalaksanaan infeksi saluran kemih. 

    Pasca instrumentasi saluran kemih dalam waktu lama, terutama pasca

    keteterisasi urin. 

    Penapisan bakteriuria asimtomatik pada masa kehamilan. 

    -  Penderita dengan nefropati / uropati obstruktif, terutama sebelum dilakukan 

    Beberapa metode biakan urin antara lain ialah dengan plat agar konvensional,

     proper plating technique dan rapid methods. Pemeriksaan dengan rapid methods

    relatif praktis digunakan dan memiliki ambang sensitivitas sekitar 104 sampai

    105 CFU (colony forming unit) kuman.

    2. 

    Interpretasi hasil biakan urin 

    Setelah diperoleh biakan urin, maka dilakukan interpretasi. Pada biakan urin

    dinilai jenis mikroorganisme, kuantitas koloni (dalam satuan CFU), serta tes

    sensitivitas terhadap antimikroba (dalam satuan millimeter luas zona hambatan).Pada uretra bagian distal, daerah perianal, rambut kemaluan, dan sekitar vagina

    adalah habitat sejumlah flora normal seperti laktobasilus, dan streptokokus

    epidermis. Untuk membedakan infeksi saluran kemih yang sebenarnya dengan

    mikroorganisme kontaminan tersebut, maka hal yang sangat penting adalah

     jumlah CFU. Sering terdapat kesulitan dalam mengumpulkan sampel urin yang

    murni tanpa kontaminasi dan kerap kali terdapat bakteriuria bermakna tanpa

    gejala, yang menyulitkan penegakkan diagnosis infeksi saluran kemih.

    Berdasarkan jumlah CFU, maka interpretasi dari biakan urin adalah sebagai

     berikut:

    a. 

    Pada hitung koloni dari bahan porsi tengah urin dan dari urin kateterisasi. 

    Bila terdapat > 105 CFU/ml urin porsi tengah disebut dengan bakteriuria

     bermakna 

    Bila terdapat > 105 CFU/ml urin porsi tengah tanpa gejala klinis disebut

     bakteriuria asimtomatik  

    Bila terdapat mikroba 102  –   103 CFU/ml urin kateter pada wanita muda

    asimtomatik yang disertai dengan piuria disebut infeksi saluran kemih. 

     b. 

    Hitung koloni dari bahan aspirasi supra pubik. 

    Berapapun jumlah CFU pada pembiakan urin hasil aspirasi supra pubik

    adalah infeksi saluran kemih.

    Interpretasi praktis biakan urin oleh Marsh tahun 1976, ialah sebagai berikut:

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    20/39

    Kriteria praktis diagnosis bakteriuria. Hitung bakteri positif bila didapatkan:

    -  > 100.000 CFU/ml urin dari 2 biakan urin porsi tengah yang dilakukan seara

     berturut –  turut. 

    -  > 100.000 CFU/ml urin dari 1 biakan urin porsi tengah dengan leukosit >

    10/ml urin segar. -  > 100.000 CFU/ml urin dari 1 biakan urin porsi tengah disertai gejala klinis

    infeksi saluran kemih. 

    > 10.000 CFU/ml urin kateter. 

    Berapapun CFU dari urin aspirasi suprapubik. 

    Berbagai faktor yang mengakibatkan penurunan jumlah bakteri biakan urin pada

    infeksi saluran kemih:

    a. 

    Faktor fisiologis

    Diuresis yang berlebihan

    -  Biakan yang diambil pada waktu yang tidak tepat

    Biakan yang diambil pada infeksi saluran kemih dini (early state)

    -  Infeksi disebabkan bakteri bermultiplikasi lambat

    -  Terdapat bakteriofag dalam urin

     b.  Faktor iatrogenic

    -  Penggunaan antiseptic pada waktu membersihkan genitalia

    Penderita yang telah mendapatkan antimikroba sebelumnya

    c. 

    Cara biakan yang tidak tepat:

    Media tertentu yang bersifat selektif dan menginhibisi

    Infeksi E. coli (tergantung strain), baketri anaerob, bentuk K, dan basil tahan

    asam- 

    Jumlah koloni mikroba berkurang karena bertumpuk.

    3.  Pemeriksaan mikroskopik untuk mencari piuria

    a.  Urin tidak disentrifus (urin segar)

    Piuria apabila terdapat ≥10 leukosit/mm3 urin dengan menggunakan kamar

    hitung.

     b. 

    Urin sentrifus

    Terdapatnya leukosit > 10/Lapangan Pandang Besar (LPB) disebut sebagai

     piuria. Pada pemeriksaan urin porsi tengah dengan menggunakan mikroskop

    fase kontras, jika terdapat leukosit >2000/ml, eritrosit >8000/ml, dan casts

    leukosit >1000/ml, maka disebut sebagai infeksi saluran kemih.

    c. 

    Urin hasil aspirasi suprapubik

    Disebut piuria jika didapatkan >800 leukosit/ml urin aspirasi supra pubik.

    Keadaan piuria bukan merupakan indikator yang sensitif terhadap adanya

    infeksi saluran kemih, tetapi sensitif terhadap adanya inflamasi saluran

    kemih.

    4. 

    Tes Biokimia

    Bakteri tertentu golongan enterobacteriae dapat mereduksi nitrat menjadi nitrit

    (Griess test), dan memakai glukosa (oksidasi). Nilai positif palsu prediktif tes ini

    hanya

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    21/39

     biasanya < 1 gram/24 jam. Membedakan bakteriuria dan infeksi saluran kemih

    yaitu, jika hanya terdapat piuria berarti inflamasi, bila hanya terdapat bakteriuria

     berarti kolonisasi, sedangkan piuria dengan bakteriuria disertai tes nitrit yang

     positif adalah infeksi saluran kemih.

    5. 

    Lokalisasi infeksiTes ini dilakukan dengan indikasi:

    -  Setiap infeksi saluran kemih akut (pria atau wanita) dengan tanda  –   tanda

    sepsis.

    Setiap episode infeksi saluran kemih (I kali) pada penderita pria.

    Wanita dengan infeksi rekurens yang disertai hipertensi dan penurunan faal

    ginjal.

    Biakan urin menunjukkan bakteriuria pathogen polimikrobal.

    Penentuan lokasi infeksi merupakan pendekatan empiris untuk mengetahui etiologi

    infeksi saluran kemih berdasarkan pola bakteriuria, sekaligus memperkirakan

     prognosis, dan untuk panduan terapi. Secara umum dapat dikatakan bahwa infeksi

    saluran kemih atas lebih mudah menjadi infeksi saluran kemih terkomplikasi. Suatu

    tes noninvasif pembeda infeksi saluran kemih atas dan bawah adalah dengan ACB

    (Antibody-Coated Bacteria). Pemeriksaan ini berdasarkan data bahwa bakteri yang

     berasal dari saluran kemih atas umumnya diselubungi antibody, sementara bakteri

    dari infeksi saluran kemih bawah tidak. Pemeriksaan ini lebih dianjurkan untuk studi

    epidemiologi, karena kurang spesifik dan sensitif.

    LO. 3.10. Penatalaksanaan ISK

    Manajemen ISK

    Infeksi saluran kemih (ISK) bawah

    Prinsip manajemen ISK bawah adalah intake cairan yang banyak, antibiotka yang

    adekuat, dan kalau perlu terapi simtomatik untuk lkalinisasi urin:

      Hamper 80% pasien akan memberikan respon setelah 48 jam dengan

    antibiotika tunggal; seperti ampisilin 3 gr, trimetoprim 200 mg.

      Bila infeksi menetap disertai urinalisis (lekosuria) diperlukan terapi

    konvensional selama 5-10 hari

      Pemeriksaan mikroskopik urin dan biakan urin tidak diperlukan bila semua

    gejala hilang dan tanpa lekosuria.

    Reinfeksi berulang ( frequent re-infection)

      Disertai factor predisposisi: Terapi antimikroba yang intensif diikuti factor

    resiko

      Tanpa factor predisposisi:

      Asupan cairan banyak

      Cuci setelah melakukan senggama diikuti terapi antimikroba takaran

    tunggal (misal: trimetoprim 200mg)

     

    Terapi antimikroba jangka lama sampai 6 bulan

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    22/39

     

    Sindrom Uretra Akut (SUA)

      Pasien dengan SUA dengan hitung kuman 103-105 memerlukan antibiotika

    yang adekuat.  Infeksi klamidia memberikan hasil yang baik dengan tetrasiklin

      Infeksi disebebkan MO anaerobic di perlukan antimikroba yang serasi, missal

    golongan kuinolon.

    Infeksi Saluran Kemih (ISK) Atas

    Pielonefritis Akut

    Pada umumnya pasien dengan pielonefritis akut memerlukan rawat inap untuk

    memelihara satus hidrasi dan terapi antibiotika parenteral paling sedikit 48 jam.

    Indikasi Rawat Inap Pilonefritis Akut:

      Kegagalan mempertahankan hidrasi normal atau toleransi terhadap antibiotika oral

      Pasien sakit berat atau debilitasi

      Terapi antibiotika oral rawat jalan mengalami kegagalan

      Factor predisposisi utuk ISK tipe berkomplikasi

      Diperlukan investigasi lanjutan 

      Komorbiditas seperti kehamilan, DM, usia lanjut 

    Tujuan Terapi 

    Tujuan terapi ISK adalah mencegah atau mengobati akibat sistemik dari

    infeksi, membunuh mikroorganisme penyebab infeksi dan mencegah terjadinya

    infeksi ulangan.

    Strategi Terapi 

    Terapi tanpa obat pada ISK adalah minum air dalam jumlah banyak agar urine

    yang keluar juga meningkat.

    Pengobatan ISK adalah menggunakan antibiotik. Idealnya, antibiotik yang

    digunakan harus dapat ditoleransi dengan baik, mencapai konsentrasi tinggi dalam

    urine dan mempunyai spektrum aktivitas terhadap mikroorganisme penyebab infeksi.

    Pemilihan antibiotik untuk pengobatan didasarkan pada tingkat keparahan, tempat

    terjadinya infeksi dan jenis mikroorganisme yang menginfeksi.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    23/39

    Terapi ISK dewasa

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    24/39

    lanjutan

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    25/39

     

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    26/39

    Pilihan antimikroba berdasarkan Educated Guess (Farmakologi, FKUI)

    Jenis infeksi Penyebab tersering Pilihan antimikroba

    Sistitis akut E.coli, S.saprophyticus,

    kuman gram negativelainnya

     Nitrofurantion, ampisilin,

    trimetroprim

    Pielonefritis akut E.coli, kuman gram negative

    lainnya, Streptococcus

    Untuk pasien rawat:

    Gentamisin(atau

    aminoglikosida lainnya),

    kotrikmoksazol

     parenteral, sefalosporin

    generasi III, aztreonam

    Untuk pasien berobat

     jalan:

    Kotrimoksazol oral,

    fluorokuinolon,

    amoksisilin-asam

    klavulanat

    Prostatitis akut E.coli, kuman gram negative

    lainnya, E.faecalis

    Kotrimoksazol atau

    fluorokuinolon, atau

    aminoglikosid+ampisilin

     parenteral

    Prostatitis kronis E.coli, kuman gram negative

    lainnya, E.faecalis

    Kotrimoksazol atau

    fluorokuinolon atau

    trimetroprim

     Yang termasuk aminoglikosida:gentamisin, tobramisin, netilmisin, dan amikasin

    (streptomisin dan kanamisin tidak termasuk)

     Yang termasuk sefalosporin generasi III:sefotaksim, sefoperazon, setriakson,

    seftazidin, sefsulodin, moksalaktam, dll. Yang termasuk fluorokuinolon:siprofloksasin, ofloksasin, pefloksasin, norfloksasin,

    dll.

    SULFONAMID

    Mekanisme kerja:

    Kuman memerlukan PABA(p-aminobenzoic-acid)untuk membentuk asam folat yang

    digunakan untuk sintesis purin asam nukleat. Sulfonamide merupakan penghambat

    kompetitif PABA.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    27/39

    PABA

    Dihidropteroat sintetase ↓  ← sulfonamide berkompetisi dgn PABA 

    Asam dihidrofolat

    Dihidrofolat reduktase ↓  ← trimetroprim 

    Asam tetrahidrofolat

    ↓ 

    Purin

    ↓ 

    DNA

    Efek sulfonamide dihambat oleh adanya darah, nanah dan jaringan nekrotik, karena

    kebutuhan mikroba akan asam folat berkurang dalam media yang mengandung basa

     purin dan timidin.

    Kombinasi dengan Trimetoprim

    Menyebabkan hambatan berangkai dalam reaksi pembentukan asam tetrahidrofolat.

    Farmakokinetik

    Absorpsi:

    melalui saluran cerna mudah dan cepat, terutama pada usus halus, beberapa jenis sulfa

    di absorpsi di lambung.

    Distribusi:

    Semua sulfonamis terikat dengan protein plasma terutama albumin dalam derajat yang

     berbeda-beda. Obat ini tersebar ke seluruh jaringan tubuh, karena itu berguna untuk

    infeksi sistemik.

    Obat dapat menembus sawar uri dan menimbulkan efek antimikroba dan efek toksik

     pada janin.

    Sulfonamide di bagi ke dalam 3 golongan besar:

    1. 

    sulfonamide dengan absorpsi dan eksresi cepat

    sulfisoksazol

      dosis permulaan untuk dewasa 2-4mg, di lanjutkan dengan 1g setiap 4-

    6jam  untuk anak 150mg/kgBB sehari

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    28/39

      obat ini bisa menimbulkan hipersensitivitas yang kadang bersifat letal

      sediaan dalam bentuk tablet 500mg untuk oral

    sulfametoksazol

      derivate sulfisoksazol dgn absorpsi dan eksresi lebih lambat

     

    dapat diberikan pada pasien dengan infeksi saluran kemih dan infeksisistemik

      umumnya di gunakan dengan kombinasi tetap dengan trimetoprim

    sulfadiazine

      dosis permulaan oral pada orang dewasa 2-4g, dilanjutkan dgn 2-4g

    dalam 3-6 kali pemberian, lama pemberian tergantung keadaan

     penyakit.

      Anak-anak >2 bln, diberikan setengah dosis awal per hari, kemudian di

    lanjutkan dengan 60-150mg/kgBB(maksimum 6g/hari) dalam 4-6 kali

     pemberian

     

    Sediaan dalam bentuk tablet 500mgSulfasitin

      Eksresinya cepat untuk penggunaan per-oral pada infeksi saluran

    kemih.

      Pemberian dosis awal 500mg, dilanjutkan dengan dosis 250mg empat

    kali sehari.

      Tersedia dalam bentuk tablet 250mg(tdk di Indonesia)

    Sulfametizol

      Digunakan untuk infeksi saluran kemih dengan dosis 500-1000mg

    dalam 3-4 kali pemberian sehari.  Tersedia dalam bentuk tablet 250mg dan 500mg

    2.  sulfonamide yang hanya di absorpsi sedikit bila diberikan per-oral dan

    kerjanya dalam lumen usus

    sulfasalazin

    suksinilsulfatiazol dan ftalilsulfatiazol

    3.  sulfonamide yang terutama di gunakan untuk pemberian topical

    sulfasetamid

    Ag-sulfadiazin(sulfadiazine perak)

    Mafenid

    4.  sulfonamide dengan masa kerja panjang

    sulfadoksin

    Efek samping

      Reaksi ini dapat hebat dan kadang bersifat letal. Bila mulai terlihat adannya

    gejala reaksi toksik dan sensitisasi, pemakain secepat mungkin dihentikan.

    Dan tidak diberikan lagi.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    29/39

      Gangguan system hematopoetik:anemia hemolitik akut,

    Agranulositosis(sulfadiazine), anemia aplastik, trombositopenia ringan,

    eosinofilia, gejala HPS.

      Gangguan saluran kemih: anuria dan kematian dapat terjadi kristaluria atau

    hematuria(jarang terjadi)

     

    Reaksi alergi: gambaran HPS pada kulit dan mukosa bervariasi, berupakelainan morbiliform, purpura, petekia, eritema nodosum, eritema multiformis

    tipe stevens-johnson, dll. Demam obat dapat terjadi(timbul demam tiba2, pada

    hari ke tujuh sampai ke 10 pengobatan, di sertai sakit kepala, menggigil, rasa

    lemah, dan erupsi kulit, semuanya bersifat reversible).

      Lain2:mual dan muntah

      Tidak diberikan pada wanita hamil aterm

    CORTIMOKSAZOL

     

    Trimetropin + sulfametoksazol  Mikroba yang peka : enterobacter, klebsiella, diphteri, E.coli, S.aureus,

    S.viridans, dll

      Untuk mikroba yang resisten sulfonamid agak resisten trimetropin

      Farmako dinamik : 2 tahap berurutan rekasi enzimatis 1. Sulfo = hambat

    PABA,

    2. Trime : hambat reaksi dari dehidrofolat → tetrahidrofolat 

    Farmako kinetik : karena trimetropin lipofilik → volume distribusi >> besar

    dari sulfa

    Rasio sulfa : trime → 5:1 Diekskresi di urin

      Indikasi : ISK, IS nafas, IS cerna, Inf. Genital

      E.S : megaloblastosis, leukopenia atau trombositopenia, pada kulit karena

    sulfonamid

    GOL. PENISILIN

    Farmako dinamik :

     

     penisilin menginaktifkan protein yang berada dalam membran sel bakteriyang penting untuk sintesis dinding sel sehingga bakteri menjadi lisin.

      Destruksi dinding sel oleh autolisin / enzim degradatif yang dimiliki

     penisilin.

    Farmako kinetik : ditentukan oleh stabilitas obat terhadap asam lambung dan

     beratnya infeksi.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    30/39

    Cara pemberian :

    Ampisilin + sulbaktam IV, IM

    Tikarsilin + as. klavulanat

    Amoksisilin ORAL

    Amoksisilin + as. klavulanat

    Absorbsi tidak lengkap secara oral, tetapi amoksisilin hampir lengkap di absorpsi,

    absorbsi penisilin lainnya = penurunan jika ada makanan di dalam lambung = 30-

    60 menit sebelum makan / 2-3 jam setelah makan. Distribusi ke seluruh tubuh,

     penisilin bisa melewati sawar plasenta = tidak teratogenik. Tidak ke SSP

    Ekskresi : melalui ginjal

    E.S : hipersensitivitas (angioedem, makulopapular, anafilaktik), diare, nefritis

    (metisilin), neurotoksisitas, gangguan pembentukan darah (karbanesilin dan

    karsilin = antipseudomonas), toksisitas kation

      Tidak bisa untuk kuman B-laktamase

      Resistensi E.Coli

      Efek samping : reaksi alergi , Syok anafilaksis umumnya tidak toksik pada

    manusia

      Dapat di gunakan secara oral dan parenteral.

    GOL. CEPHALOSPORIN

      Generasi 3 tunggal atau dalam kombinasi dengan aminoglikosida merupakan

    obat pilihan utama untuk infeksi berat oleh Klebsiella , Enterobacter , Proteus ,

    Providencia , Srratia , Dan Haemophillus Spesies.

    Farmako dinamik :

    a)  Generasi I : proteus, E.coli, klebsiella

     b) 

    Generasi II : Haemophilus, enterobacter, Neisseria=gram (-)c)

     

    Generasi III : contoh : cefritriaavus, cefotaxim, ceftazidim

    (pseudomonas aeruginosa)

    Farmako kinetik : IV karena absorbsi oral jelek, distribusi ; luas, ekskresi melaui

    empedu ke dalam feses

    E.S : alergi, perdarahan jika diberikan bersama sefamandol atau sefoperason =

    anti vitamin K

     

    Efek samping : reaksi alergi , anafilaksis , dengan spasme bronkus danurtikaria dapat terjadi

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    31/39

      Secara oral

      Obat Mahal

    GOL. TETRACYCLIN

      Efektif untuk infeksi Chlamydia

      Tidak boleh pada anak-anak dan wanita hamil.

      Secara Oral

    GOL. FLUOROKUINOLON

      Efektif untuk ISK dengan atau tanpa penyulit disebabkan oleh kuman-kuman yang

    multiresisten dan P.Aeruginosa.

     

    Siprofloksasin, Norfloksasin, dan Ofloksasin untuk terapi Prostatitis bacterial akutmaupun kronis anak-anak dan ibu hamil tidak boleh.

    Farmako dinamik : hambat pemisahan double helix DNA saat replikasi dan transkripsi

    dengan bantuan enzim DNA girase → hambat DNA girase pada kuman dan bersifat

     bakterisid

    Untuk bakteri : kuinolon lama (gram (-)) E.coli, proteus, klebsiella, enterobakter

    Flurokuinolon baru : gram (+), gram (-) dan kuman atipik (mycoplasma, klamidia)

    Farmako kinetik : diserap baik di saluran cerna, dalam sediaan oral, hanya sakit yangterikat protein, distribusi baik ke berbagai organ, capai kadar tinggi di prostat, T1/2

     panjang → 2x sehari diperlukan. Di metabolisme di hati, ekskresi ginjal sebagian

    empedu.

    Indikasi : ISK, Infeksi saluran nafas, penyakit menular hubungan sex, infeksi tukak

    dan sendi, dll.

    E.S : mual, muntah, tidak enak diperut : halunisasi, kejang ; hepatotoksik ; fatotoksif

    dll.

    Interaksi obat : antasit = habis berkuran, hambat teofilin, tidak dikombinasi dengan

    obat yang dapat perpanjang interval Qtc.

    AMINOGLIKOSIDA

      Farmako dinamik : terhadap MO anaerobik rendah, transpor aminogliko butuh

    O2, aktivitas terhadap gram (+) terbatas, aktifitas dipengaruhi pH (alkali lebih

    tinggi), aerobik-anarobik, keadaan hiperkapnik. Berdifusi lewat kanal air yang

    dibentuk porin protein pada membran luar bakteri gram (-) masuk ke ruang

     periplasmik. Setelah masuk sel terikat pada ribosom 30 s dan hambat sintesis

     protein → kerusakan membran sitosol → mati. Bersifat bakterisid. 

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    32/39

      Farmako kinetik : sangat polar, sukar di absorbsi di saluran cerna, per oral

    hanya untuk efek lokal di saluran cerna. Untuk kadar sistemik → parenteral,

    ikatan protein rendah kecuali streptomisin ± 30-50%. Distribusi ke dalam

    cairan otak sangat terbatas, ekskresi di ginjal, kadar dalam urin capai 50-200

    mg/ml, gangguan ginjal hambat ekskresi.  E.S : alergi, reaksi iritasi (rasa nyeri di tempat suntik), toksik (gangguan

     pendengaran dan keseimbangan), ototoksik pada N. VII, nefrotoksik.

    Kanamisin : untuk E.coli, enterobacter, klebsiella, proteus dll (untuk ISK)

    Gentamisin, tobramisin, dan netilmisin Indikasi : infeksi karena proteus,

     pseudomanas, klebsiella, E.colli, enterobacter

    Amikasin : untuk E.coli, P.aeruginosa, proteus, enterobacter

    Sumber : faramakologi dan terapi FKUI ed 5, 2007

    ANTISEPTIK

    1.  Metenamin

      Indikasi : Untuk Profilaksis terhadap ISK berulang khususnya bila ada

    residu kemih.Tidak diindikasikan untuk infeksi akut saluran kemih.

      Untuk berbagai jenis mikroba, kecuali proteus

      E.S : iritasi lambung (>500 g ), 4-8 gram/sehari >> 3 mg, iritasi saluran

    kemih, proteinuria, hematuria, erupsi kulit.

     

    KI : dengan gangguan hati, tidak untuk gagal ginjal, tidak diberikan bersama sulfonamid.

      Interaksi obat : susu, antasid tidak diberikan → meningkatkan pH 

      Oral 4 x 1 gram/hari

    2.   Nitrofrantoin

      Indikasi : Mengobati bakteriuria yang disebabkan oleh ISK bagian bawah

     penggunanya terbatas untuk tujuan profilaksis atau pengobatan supresif

    ISK menahun yaitu setelah kuman penyebabnya dibasmi atau dikurangi

    dalam antimikroba lain dengan yang lebih sensitive.

     

    Unruk E.coli, proteus, klebsiella, enterobacter, enterokokus  FK : lengkap dan cepat absorbsi di saluran cerna, dengan makanan dapat

    menurunkan inhalasi kambung dan menigkatkan bioavailibitasnya, terikat

     protein plasma, ekskresi di ginjal, T1/2 20 menit, urin agak cokelat

      KI : Untuk gagal ginjal dengan klirens kreatinin < 40 ml/menit, hamil,

     bayi < 3 bulan → anemia hemolitik  

      ES : mual, muntah dan siare ; sakit kepala vertigo, nyeri otot.

    3.  Asam nalidiksat

      Indikasi : ISK bawah tanpa penyulit contohnya : Sistitis akut tidak efektif

    untuk ISK bagian atas contohnya : Pielonefritis.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    33/39

      FD : hambat enzim DNA grase bakteri, bakterisid terhadap kuman

     penyebab ISK, E.coli, proteus, klebsiella, pseudomonas resisten.

      FK : per oral, 95% terikat protein plasma, sehingga diubah jadi asam

    hidroksinalidiksat, masa penuh 11/2 –  2 jam

     

    ES : mual, muntah, urtikaria ; diare demam fosfosensitivitas : sakit kepala,ngantuk, vertigo, meningkat pada pasien epilepsi, parkinson.

      KI : bayi < 3 bulan, trisemester p1 hamil : hati-hati untuk gangguan hati

    atau ginjal : pembesaran dengan nitrofurantonin

      Dosis : 4 x 500 mg/hr

    4.  Fosfomisin trometamin

      Indikasi : ISK tanpa komplikasi ( Sistitis akut ) pada wanita yang

    disebabkan oleh E.Coli dan E.Faeccalis

      Efek samping : Diare , Mual , Sakit kepala , Vaginitis

     

    FD : hambat tahap awal sintesis dinding sel kuman  FK : Biovailibilitas oral hanya 37%, dengan makanan menurunkan

     penyerapan, tidak terikat protein plasma, ekskresi renal 38%, ekskresi di

    urin dan tinja

      ES : mual, muntah, diare, sakit kepala, bisa untuk wanita hamil,

      Sediaan ; bubuk 3 gram dicampur air ± 100 ml tidak boleh dengan air

     panas

    Perlu di perhatikan bahwa ada beberapa antibiotik tidak boleh dipergunakan selama

    masa kehamilan karena dapat menyebabkan toksik pada janin, seperti nitrofurantion,

    asam nalidik, dan tetrasiklin.

    LO. 3.11. Komplikasi ISK

      Reaksi alergi merupakan resiko terapi antibiotik.

     

    Anak dengan pielonefritis akut dapat berkembang menjadi inflamasi lobus

    ginjal atau abses ginjal.

      Inflamasi parenkim ginjal dapat mengawali pembentukan jaringan parut.

      Komplikasi jangka panjang dari pielonefritis akut adalah hipertensi, fungsi

    ginjal terganggu, ESRD dan komplikasi terhadap kehamilan (cth. ISK,

    hipertensi pada kehamilan, BBLR).

    Komplikasi lain yang mungkin terjadi setelah terjadi ISK yang terjadi jangka

     panjang adalah terjadinya renal scar  yang berhubungan erat dengan terjadinya

    hipertensi dan gagal ginjal kronik. ISK pada kehamilan dengan BAS (Basiluria

    Asimtomatik) yang tidak diobati: pielonefritis, bayi prematur, anemia,

    Pregnancy-induced hypertension

      ISK pada kehamilan: retardasi mental, pertumbuhan bayi lambat, Cerebral

     palsy, fetal death.

      Sistitis emfisematosa : sering terjadi pada pasien DM.

      Pielonefritis emfisematosa syok septik dan nefropati akut vasomotor.

      Abses perinefrik

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    34/39

    Pielonefritis berulang dapat mengakibatkan hipertensi, parut ginjal, dan gagal

    ginjal kronik

     Berdasarkan Klinis

     

    Tanpa komplikasi : sistitis pada wanita hamil kelainan neurologis atau strukturalyang mendasarinya

      Dengan Komplikasi : infeksi saluran kemih atas atau setiap kasus ISK pada laki-

    laki, atau perempuan hamil, atau ISK dengan kelainan neurologis atau struktural

    yang mendasarinya

    LO. 3.12. Pencegahan dan prognosis ISK

    Pencegahan:

      Hindari penggunaan antibiotik spektrum luas (cth. Amoxicillin,

    cephalexin), yang dapat melemahkan pertahanan alami melawan

    kolonisasi.

     

    Atasi konstipasi bila pasien terdapat disfungsi berkemih yang terkait

    dengan pelebaran kronik rektum dengan feses.

      Bila disfungsi berkemih menjadi faktor pencetus, perintahkan pasien

    untuk kencing secara teratur.

      Pertimbangkan khitan pada neonatus laki-laki.

      Meminum cairan yang banyak terutama air, membantu mencegah ISK

    dengan cara sering berkemih hingga urin terdorong keluar`dari traktus.

      Basuh alat pengeluaran urin dari depan ke belakang untuk mencegah

     bakteri anal ke vagina.

     

    Jangan membersihkan alat kelamin dengan air yang ditampung di bakatau ember, sebaiknya pakailah shower

      Jika di toilet umum usahakan gunakan toilet jongkok daripada toilet

    duduk atau jika terpaksa toilet duduk bersihkan dulu pinggiran dan

    dudukan toilet.

      Hindari penggunaan produk  –   produk kewanitaan yang menyebabkan

    iritasi.

      Gunakan pakaian dalam dari bahan katun agar tidak lembab.

      Hindari bergonta –  ganti pasngan seksual, serta kosongkan VU sebelum

    dan sesudah hubungan intercourse.

    Prognosis:

    ISK tanpa kelainan anatomis mempunyai prognosis lebih baik bila

    dilakukan pengobatan pada fase akut yang adequat dan disertai pengawasan

    terhadap kemungkinan infeksi berulang. Prognosis jangka panjang pada

    sebagian besar penderita dengan kelainan anatomis umumnya kurang

    memuaskan meskipun telah diberikan pengobatan yang adequat dan

    dilakukan koreksi bedah. Hal ini terjadi terutama pada penderita dengan

    nefropati refluk. Deteksi dini terhadap adanya kelainan anatomis,

     pengobatan yang segera pada fase akut. kerjasama yang baik antara dokter,ahli bedah urologi dan orang tua penderita sangan diperlukan untuk

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    35/39

    mencegah terjadinya perburukan yang mengarah pada terminal gagal ginjal

    kronis.

    LI. 4. Mampu memahami dan menjelaskan pemeriksaan kultur urin

      Kultur : Kultur yang negatif akan menyingkirkan diagnosis ISK. Sedangkan pada

    kultur yang positif, proses pengambilan contoh urin harus diperhatikan. Jikakultur positif berasal dari aspirasi suprapubik atau kateterisasi, maka hasil

    tersebut dianggap benar. Namun jika kultur positif diperoleh dari kantung

     penampung urin, perlu dilakukan konfirmasi dengan kateterisasi atau aspirasi

    suprapubik.

      Urinalisis : Komponen urinalisis yang paling penting dalam ISK adalah esterase

    leukosit, nitrit, dan pemeriksaan leukosit dan bakteri mikroskopik. Namun tidak

    ada komponen urinalisis yang dapat menggantikan pentingnya kultur sehingga

    kultur tetap merupakan keharusan untuk mendiagnosis ISK.

    Kultur urine dilakukan dengan wadah yang steril yang melekat di daerah perineal,

    yang tak menunjukkan pertumbuhan atau sangat sedikit (99%

    Gram-positif : > beberapa ribu

    Kateterisasi >105 95%

    Kemungkinan besar infeksi

    Meragukan, ulangi

    Kemungkinan tidak infeksi

    104-105

    103-104

    Mid-stream / kantung

    Anak laki-laki >104 Kemungkinan besar infeksi

    Anak perempuan 3 sediaan 95%

    2 sediaan 90%

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    36/39

      1 sediaan 80%

    5 × 104 105 Meragukan, ulangi

    104 5 × 104 + gejala : meragukan, ulangi

    - gejala : kemungkinan tidak

    infeksi

    Kemungkinan tidak infeksi

    Penghitungan sel darah putih dan metabolisme basal dengan dugaan diagnosis pyelonefritis

    akut.

    Kultur darah pada bayi demam dan untuk anak yang lebih tua yang sakit, toksis, atau

    memiliki demam tinggi.

    LI. 5. Mampu memahami dan menjelaskan tentang rukhsah bagi penderita salisul baul

    Bersuci (thaharah: wudhu, tayammum atau mandi) merupakan syarat sah ibadah yang

    mewajibkan dalam keadaan suci, seperti shalat. Sehingga ibadah tersebut tidak

    dikatakan sah tanpa thaharah. Namun kewajiban tersebut bisa jatuh ketika seseorang

    dalam keadaan tertentu yang menghalangi seseorang melakukan thaharah

    sebagaimana firman Allah Swt.

    هال عكن في  ه حرج

     

    "Dan Dia tidak menjadikan bagimu kesulitan dalam agama Islam.

    Salah satu contoh adalah penyakit kencing yang terus-menerus atau dalam istilah para

    fuqaha dinamakan salisul-baul.

    Pengertian salisul-baul 

     Menurut mazhab Hanafi, salisul-baul adalah penyakit yang menyebabkan keluarnya

    air kencing secara kontinyu, atau keluar angin(kentut) secara kontinyu, darah

    istihadhah,mencret yang kontinyu, dan penyakit lainnya yang serupa.

     Menurut mazhab Hanbali, salisul-baul adalah hadas yang kontinyu, baik itu berupaair kencing, air madzi, kentut, atau yang lainnya yang serupa.

     Menurut mazhab Maliki, salisul-baul adalah sesuatu yang keluar dikarenakan penyakit

    seperti keluar air kencing secara kontinyu.

     Menurut mazhab Syafi'i, salisul-baul adalah sesuatu yang keluar secara kontinyu yang

    diwajibkan kepada orang yang mengalaminya untuk menjaga dan memakaikan kain

    atau sesuatu yang lain seperti pembalut pada tempat keluarnya yang bisa menjaga

    agar air kencing tersebut tidak jatuh ke tempat shalat. 

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    37/39

     

    Dalil tentang salisul-baul

     

    شر

     

     

    عاد

     

    يامق صب

     

    صتى

     

    في

     

    فاسور

     

    "Ubad bin Basyar menderita penyakit mencret dan dia tetap melanjutkan shalatnya

    (dalam keadaan mencret tersebut)."

    Dari hadis tersebut bisa disimpulkan bahwa seseorang yang mempunyai penyakit

    mencret, keluar kentut/air kencing secara kontinyu tidak memiliki kewajiban untuk

    mengulang-ulang wudhunya, namun tetap meneruskan shalat dalam keadaan tersebut.

    Syarat-syarat dibolehkan ibadah dalam keadaan salisul-baul

    Ada beberapa syarat yang harus dipenuhi agar ibadah tertentu diperbolehkan dalam

    keadaan salisul-baul:

    1. Sebelum melakukan wudhu harus didahului dengan istinja'

    2. Ada kontinyuitas antara istinja' dengan memakaikan kain atau pembalut dan

    semacamnya, dan adanya kontinyuitas antara memakaikan kain pada tempat keluar

    hadas tersebut dengan wudhu.

    3. Ada kontinyuitas antara amalan-amalan dalam wudhu (rukun dan sunnahnya)

    4. Ada kontinyuitas antara wudhu dan shalat, yaitu segera melaksanakan shalat

    seusai wudhu dan tidak melakukan pekerjaan lain selain shalat. Adapun jikaseseorang berwudhu di rumah maka perginya ke mesjid tidak menjadi masalah dan

    tidak menggugurkan syarat keempat.

    5. Keempat syarat diatas dipenuhi ketika memasuki waktu shalat. Maka, jika

    melakukannya sebelum masuk waktu shalat maka batal, dan harus mengulang lagi di

    waktu shalat.

    Apabila telah terpenuhi kelima syarat ini maka jika seseorang berwudhu kemudian

    keluar air kencing atau kentut dan lainnya aka dia tidak mempunyai kewajiban untuk

    melakukan istinja' dan berwudhu lagi. Namun cukup dengan wudhu yang telah ialakukan di awal.

    Berapa kali seseorang bisa melakukan shalat dalam keadaan salisul-baul? 

    Seseorang yang memiliki penyakit seperti salisul-baul tersebut hanya diperbolehkan

    melakukan ibadah shalat fardhu sekali saja, adapun shalat sunnah bisa dikerjakan

    seberapa kali pun.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    38/39

     

    Niat apa yang dilafalkan oleh seseorang yang mempunyai penyakit salisul-baul? 

    Seperti disebutkan dalam "Hasyiyah Qalyubi wa 'Umairah" bahwa orang yang

    mempunyai penyakit salisul-baul ini berniat 'li istibahah' (agar diperbolehkan shalat) dan tidak

    melafalkan niat 'li raf'il hadas'. Hal tersebut dilandaskan bahwa wudhu dalam

    keadaan seperti ini adalah bukan wudhu hakiki akan tetapi wudhu semacam ini adalah

     batal karena keluar air kencing atau lainnya namun syariat telah memberikan toleransi

    dan keringanan kepada orang yang mengalami penyakit seperti ini.

  • 8/18/2019 SKE 2 Anyang Anyangan

    39/39

    DAFTAR PUSTAKA

    Dorland, W. A. Newman. 2006. Kamus Kedokteran Dorland, Edisi 29. Jakarta: EGC

    Ganda Soebrata,(2008). Penuntun Laboratorium Klinik .Dian Rakyat, Jakarta 

    Ganong, William F. 2002. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 20. Jakarta: EGC

    Gartner, Leslie P. & James L. Hiatt. 2007. Color Atlas of Histology, Fourth Edition.

    Baltimore, Maryland: Lippincott Williams & Wilkins

    Idrus, Alwi dkk. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid I Edisi IV. Jakarta: Pusat

    Penerbitan IPD FKUI

    Jawetz., Melnick., dan Adelberg,.(2007).  Mikrobiologi Kedokteran. Edisi 23. EGC,Jakarata

    Junqueira C.L.,Carneiro, L,. (2007)  Histologi Dasar Teks dan Atlas. Edisi 10.EGC,Jakarta

    Leeson, C. Roland. 1996. Buku Ajar Histologi, Edisi V . Jakarta: EGC

    Mansjoer Akan.,Suprohaita.,Wardhani,W.I.,,Setiowulan,W.,(2001). Kapita Selekta

    Kedokteran. Edisi 3, Media Aesculapius FKUI, Jakarta

    Ramayani,.R.,(2002).  Buku Ajar Nefrologi Anak . Edisi 2. Ikatan Dokter Anak

    Indonesia, Jakarta

    Snell, S.R.,(2006).  Anatomi Klinik untuk Mahasiswa kedokteran. Edisi 6. EGC,

    Jakarta

    Sukandar,E.,(2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih Pasien

     Dewasa. Edisi 5. Jilid 2. Penerbit Departemen Ilmu Penyakit Dalam, FKUI, Jakarta

    (Prevalensi, karakteristik dan faktor-faktor yang terkait dengan Infeksi saluran kemih

    Pada penderita DM yang rawat inap, Made Ariwijaya, Ketut Suwitra

    Bagian/SMF Ilmu Penyakit Dalam FK Unud/RS Sanglah, Denpasar)

    (Evaluasi biakan urin pada penderita BPH setelah pemasangan kateter menetap: pertama kali dan berulang, Furqon , Bagian Ilmu Bedah, FKUSU)

    (http://www.alislam.com) 

    (http://www.terbitfajar.com/salisul-baul) 

    (http://cme.med.umich.edu/pdf/guideline/uti05.pdf ) 

    (http://www.docstoc.com/docs/4824982/Infeksi-Saluran-Kemih 

    http://www.alislam.com/http://www.alislam.com/http://www.alislam.com/http://www.terbitfajar.com/salisul-baulhttp://www.terbitfajar.com/salisul-baulhttp://www.terbitfajar.com/salisul-baulhttp://cme.med.umich.edu/pdf/guideline/uti05.pdfhttp://cme.med.umich.edu/pdf/guideline/uti05.pdfhttp://cme.med.umich.edu/pdf/guideline/uti05.pdfhttp://www.docstoc.com/docs/4824982/Infeksi-Saluran-Kemihhttp://www.docstoc.com/docs/4824982/Infeksi-Saluran-Kemihhttp://www.docstoc.com/docs/4824982/Infeksi-Saluran-Kemihhttp://www.docstoc.com/docs/4824982/Infeksi-Saluran-Kemihhttp://cme.med.umich.edu/pdf/guideline/uti05.pdfhttp://www.terbitfajar.com/salisul-baulhttp://www.alislam.com/