ske a xxi tutorial 5
TRANSCRIPT
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Blok Kedokteran Keluarga adalah blok kedua puluh satu pada semester 7 dari
Kurikulum Berbasis Kompetensi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran
Universitas Muhammadiyah Palembang.
Pada kesempatan ini dilaksanakan tutorial studi kasus skenario A yang
memaparkan kasus mengenai Dokter Bintang sudah mantap pikirannya akan
membuka Praktek Dokter Keluarga Mandiri (PDKM) di Kabupaten Serasan dengan
tujuan mengabdi sebagai dokter keluarga di sana. Pihak Dinas Kesehatan
Kabupaten maupun Puskesmas menerima dengan baik namun belum memahami
konsep dokter keluarga dalam SKN.
1.2. Maksud dan Tujuan
Adapun maksud dan tujuan dari laporan tutorial studi kasus ini sebagai
berikut.
1. Sebagai laporan tugas kelompok tutorial yang merupakan bagian dari sistem
pembelajaran KBK di Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah
Palembang.
2. Dapat menyelesaikan kasus yang diberikan pada skenario dengan metode
analisis dan pembelajaran diskusi kelompok.
3. Tercapainya tujuan dari metode pembelajaran tutorial.
Skenario A“dr. Bintang” Page 1
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
BAB II
PEMBAHASAN
2.1. Data Tutorial
Laporan Tutorial 5
Skenario A
Tutor : dr. Hj. Siti Hildani Thaib, M. Kes
Moderator : Wendy Ardiansyah
Sekretaris meja : Egha
Sekretaris Papan : Rizky Amelia Susanti
Waktu : Selasa, 29 November 2011
Kamis, 1 Desember 2011
Rule tutorial : 1. Ponsel dalam keadaan nonaktif atau diam;
2. tidak boleh membawa makanan dan minuman;
3. angkat tangan bila ingin mengajukan pendapat; dan
4. izin terlebih dahulu bila ingin keluar masuk ruangan.
2.2. Skenario A
Dokter Bintang sudah mantap pikirannya akan membuka Praktek Dokter
Keluarga Mandiri (PDKM) di Kabupaten Serasan dengan tujuan mengabdi sebagai
dokter keluarga di sana. Pihak Dinas Kesehatan kabupaten maupun Puskesmas
menerima dengan baik namun belum memahami konsep dokter keluarga dalam
SKN dan menyadari bahwa untuk melaksanakan pendekatan Upaya Kesehatan
Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang dilakukan di
Puskesmas cukup berat mengingat banyaknya penduduk yang harus dilayani.
Untuk pelaksanaan UKP di wilayah Puskesmas Sibuk “dr. Makmur” telah
menjalankan praktik di poli Puskesmas, bahkan sore harinya sampai jauh malam
menjalankan praktik dokter umum, sehingga masuk kerja kesiangan.
Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas, meminta penjelasan lebih
lanjut mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum,
serta prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga yang sekarang sedang dijalankan di
Skenario A“dr. Bintang” Page 2
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
Indonesia, serta seperti apa profil/peran dokter keluarga itu sendiri, pola pikir dan
pola tindaknya. Dokter Bintang juga menjelaskan bahwa dokter keluarga
melaksanakan kedokteran komunitas sehingga kesehatan sekelompok masyarakat
dapat terpelihara/terjamin kesehatannya.
Setelah dr. Bintang mulai menjalankan praktik sebagai dokter keluarga, dia
menerima seorang laki-laki berusia 45 tahun dengan keluhan batuh berdahak lebih
dari 2 minggu, sebelumnya klien tersebut pernah berobat ke dokter praktik lain dan
belum pernah diperiksa dahak, namun diminta untuk di foto thorax. Dokter Bintang
sebagai dokter keluarga berpikir bahwa diagnosis dan pengobatan Tb paru
terdahulu belum sesuai dengan standar WHO. Untuk mendiagnosis penyakit ini, dia
meminta kliennya untuk memeriksakan dahaknya SPS (Sewaktu, Pagi, dan
Sewaktu) ke laboratorium Puskesmas RPM atau laboratorium kesehatan swasta dan
diberi resep antibiotika serta obat batuk, dua hari kemudian diperoleh hasilnya yaitu
dua sediaan positif.
2.3. Seven Jam Step
2.3.1.Klarifikasi Istilah
1. Dokter Keluarga Mandiri
Dokter yang berprofesi khusus sebagai Dokter Praktik Umum yang
menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan Strata Pertama (pelayanan kesehatan
primer) dengan menerapkan prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga.
2. Upaya Kesehatan Masyarakat
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menanggulangi timbulnya masalah kesehatan di masyarakat.
3. Upaya Kesehatan Perorangan
Setiap kegiatan yang dilakukan oleh pemerintah dan atau masyarakat serta
swasta, untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan serta mencegah dan
menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan.
4. Sistem Kesehatan Nasional
Suatu tatanan yang menghimpun berbagai upaya Bangsa Indonesia secara
terpadu dan saling mendukung guna menjamin derajat kesehatan yang setinggi-
Skenario A“dr. Bintang” Page 3
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
tingginya sebagai perwujudan kesejahteraan umum seperti dimaksud dalam
Pembukaan UUD 1945.
5. Puskesmas
Unit pelaksana teknis (UPT) dinas kesehatan kabupaten/kota yang bertanggung
jawab menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kerja.
6. Dokter Umum
Tenaga medis yang diperkenankan untuk melakukan praktek medis tanpa harus
spesifik memiliki spesialisasi tertentu, sehingga dapat memeriksa masalah-
masalah kesehatan pasien secara umum untuk segala usia.
7. Batuk Berdahak
Reflek fisiologis tubuh untuk mengeluarkan benda asing yan disertai
pengeluaran lendir/sputum sebagai mengeluarkan benda asing.
8. Pengobatan Standar WHO
Pengobatan yang biasanya diberikan kepada orang dengan kondisi tertentu
sesuai petunjuk WHO.
9. Tuberkulosis Paru
Penyakit infeksi yang disebabkan oleh mycobacterium tuberculosis.
10. Resep
Suatu permintaan tertulis dari dokter, dokter gigi, kepada apoteker untuk
membuatkan obat dalam bentuk sediaan tertentu dan menyerahkannya kepada
penderita.
11. Antibiotik
Substansi kimiawi yang dihasilkan oleh suatu mikroorganisme, yang mempunyai
kemampuan untuk menghambat pertumbuhan atau membunuh mikroorganisme
lain.
12. Laboratorium PRM
Laboratorium pembantu puskesmas yang menyediakan pemeriksaan dan ahli
mikrokopis.
13. Obat batuk antitusif
Senyawa obat yang bekerja dengan menekan saraf pusat batuk.
Skenario A“dr. Bintang” Page 4
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
2.3.2. Identifikasi Masalah
1. Dinas Kesehatan Kabupaten maupun puskesma menerima dengan baik namun
belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN dan menyadari bahwa
untuk melaksanakan pendekatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang dilakukan di Puskesmas cukup berat
mengingat banyaknya penduduk yang harus dilayani.
2. Untuk pelaksanaan UKP di wilayah Puskesmas Sibuk “dr. Makmur” telah
menjalankan praktik di poli Puskesmas, bahkan sore harinya sampai jauh malam
menjalankan praktik dokter umum, sehingga masuk kerja kesiangan.
3. Dinas kesehatan kabupaten maupun Puskesmas, meminta penjelasan lebih lanjut
mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum, serta
prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga yang sekarang sedang dijalankan di
Indonesia, serta seperti apa profil/peran dokter keluarga itu sendiri, pola pikir
dan pola tindaknya. Dokter Bintang juga menjelaskan bahwa dokter keluarga
melaksanakan kedokteran komunitas sehingga kesehatan sekelompok
masyarakat dapat terpelihara/terjamin kesehatannya.
4. dr. Bintang mulai menjalankan praktik sebagai dokter keluarga, dia menerima
seorang laki-laki berusia 45 tahun dengan keluhan batuh berdahak lebih dari 2
minggu, sebelumnya klien tersebut pernah berobat ke dokter praktik lain dan
belum pernah diperiksa dahak, namun diminta untuk di foto thorax.
5. Untuk mendiagnosis penyakit ini, dia meminta kliennya untuk memeriksakan
dahaknya SPS (Sewaktu, Pagi, dan Sewaktu) ke laboratorium Puskesmas RPM
atau laboratorium kesehatan swasta dan diberi resep antibiotika serta obat batuk,
dua hari kemudian diperoleh hasilnya yaitu dua sediaan positif.
2.3.3.Analisis Masalah
1. Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas menerima dengan baik namun
belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN dan menyadari bahwa
untuk melaksanakan pendekatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang dilakukan di Puskesmas cukup berat
mengingat banyaknya penduduk yang harus dilayani.
a. Apa definisi dokter keluarga?
Skenario A“dr. Bintang” Page 5
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
b. Bagaimana konsep dokter keluarga dalam Sistem Kesehatan Nasional?
c. Apa yang dimaksud UKM?
d. Apa yang dimaksud UKP?
2. Untuk pelaksanaan UKP di wilayah Puskesmas Sibuk “dr. Makmur” telah
menjalankan praktik di poli Puskesmas, bahkan sore harinya sampai jauh malam
menjalankan praktik dokter umum, sehingga masuk kerja kesiangan.
a. Apa perbedaan Praktek Dokter Umum (PDU) dan Praktek Dokter Keluarga?
b. Bagaimana jaminan mutu terhadap klien dokter keluarga?
3. Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas, meminta penjelasan lebih
lanjut mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum,
serta prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga yang sekarang sedang dijalankan di
Indonesia, serta seperti apa profil/peran dokter keluarga itu sendiri, pola pikir
dan pola tindaknya. Dokter Bintang juga menjelaskan bahwa dokter keluarga
melaksanakan kedokteran komunitas sehingga kesehatan sekelompok
masyarakat dapat terpelihara/terjamin kesehatannya.
a. Bagaimana prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga?
b. Bagaimana profil atau peran dokter keluarga?
c. Bagaimana pola pikir dan pola tindak dokter keluarga?
d. Apa yang dimaksud kedokteran komunitas?
4. dr. Bintang mulai menjalankan praktik sebagai dokter keluarga, dia menerima
seorang laki-laki berusia 45 tahun dengan keluhan batuh berdahak lebih dari 2
minggu, sebelumnya klien tersebut pernah berobat ke dokter praktik lain dan
belum pernah diperiksa dahak, namun diminta untuk di foto thorax
a. Bagaimana penegakan diagnosis Tb paru?
b. Bagaimana pengobatan Tb paru menurut standar WHO?
c. Apa yang dimaksud strategi DOTS untuk Tb paru?
5. Untuk mendiagnosis penyakit ini, dia meminta kliennya untuk memeriksakan
dahaknya SPS (Sewaktu, Pagi, dan Sewaktu) ke laboratorium Puskesmas RPM
Skenario A“dr. Bintang” Page 6
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
atau laboratorium kesehatan swasta dan diberi resep antibiotika serta obat batuk,
dua hari kemudian diperoleh hasilnya yaitu dua sediaan positif.
a. Apakah pemeriksaan dahak SPS sudah sesuai dengan indikasi?
b. Apa yang dimaksud Lab. Puskesmas PRM?
2.3.4.Kerangka Konsep
2.3.5.Hipotesis
dr. Bintang yakin dapat menjalankan praktik dokter keluarga mandiri
sehingga terjaminnya mutu kesehatan sekelompok klien sebab dr. Bintang telah
menjalankan prinsip, peran, pola pikir, dan tindak seorang dokter keluarga.
Skenario A“dr. Bintang” Page 7
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
2.3.6.Learning Issue
Pokok
BahasanWhat I Know
What I Don’t Know
(Learning Issue)
What I Have to
Proff
How I Will
Learn
Kedokteran
Keluarga
Dokter Bintang
sudah mantap
pikirannya akan
membuka praktek
dokter keluarga
mandiri di
kabupaten Serasan.
Untuk pelaksanaan
UKP di wilayah
puskesmas sibuk”
Dr makmur” telah
menjalankan praktik
di poli puskesmas,
bahkan sore harinya
sampai jauh malam
menjalankan praktik
dokter umum,
sehingga masuk
kerja kesiangan.
1. UKM dan UKP
2. Dokter Keluarga
3. PDKM
4. Puskesmas PRM
5. SKN
6. TB
Pelaksanaan UKM
dan UKP belum
berjalan baik dan
dokter puskesmas
sibuk sehingga
kesehatan
sekelompok
masyarakat tidak
terjamin dan
terpelihara.
Text Book,
Pakar, Lain
(internet)
2.3.7.Sintesis
1. Dinas Kesehatan kabupaten maupun puskesma menerima dengan baik namun
belum memahami konsep dokter keluarga dalam SKN dan menyadari bahwa
untuk melaksanakan pendekatan Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) yang dilakukan di Puskesmas cukup berat
mengingat banyaknya penduduk yang harus dilayani.
Skenario A“dr. Bintang” Page 8
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
a. Apa definisi dokter keluarga?
Jawab:
Dokter keluarga adalah dokter yang dapat memberikan pelayanan kesehatan
yang berorientasi komunitas dengan titik berat kepada keluarga, ia tidak hanya
memandang penderita sebagai individu yang sakit tetapi sebagai bagian dari unit
keluarga dan tidak hanya menanti secara pasif tetapi bila perlu aktif mengunjungi
penderita atau keluarganya (IDI, 1982).
b. Bagaimana konsep dokter keluarga dalam Sistem Kesehatan Nasional?
Jawab:
Konsep dokter keluarga dalam Sistem Kesehatan Nasional sebagai berikut.
1. Institusi pelayanan tingkat primer dan berfungsi sebagai pemberi pelayanan
kesehatan tingkat pertama; dan
2. institusi yang bersifat pelayanan kesehatan perorangan yang menyelenggarakan
pelayanan kedokteran keluarga paripurna di wilayah kerjanya.
c. Apa yang dimaksud Upaya Kesehatan Masyarakat?
Jawab:
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan di masyarakat. UKM mencakup upaya-upaya promosi kesehatan,
pemeliharaan kesehatan, pemberantasan penyakit menular, kesehatan jiwa,
pengendalian penyakit tidak menular, penyehatan lingkungan dan penyediaan
sanitasi dasar, perbaikan gizi masyarakat, pengamanan sediaan farmasi dan alat
kesehatan, pengamanan penggunaan zat aditif (bahan tambahan makanan) dalam
makanan dan minuman, pengamanan narkotika, psikotropika, zat adiktif dan bahan
berbahaya, serta penanggulangan bencana dan bantuan kemanusiaan (SKN, 2004).
UKM dibagi menjadi 3 strata sebagai berikut (SKN, 2004).
1. UKM strata pertama
Skenario A“dr. Bintang” Page 9
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
UKM tingkat dasar yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada masyarakat, ujung tombak
berupa Puskesmas yang didukng secara lintas sektoral dan didirikan sekurang-
kurangnya satu di setiap kecamatan, yang bertanggung jawab atas masalah
kesehatan di wilayah kerjanya. Tiga fungsi Puskesmas, yaitu 1) pusat pengerak
pembangunan berwawasan kesehatan, 2) pusat pemberdayaan masyarakat di
bidang kesehatan, dan 3) pusat pelayanan kesehatan tingkat dasar. Sekurang-
kurangnya ada enam jenis pelayanan dasar di Puskesmas berupa, promosi
kesehatan; kesehatan ibu, anak dan keluarga berencana; perbaikan gizi;
kesehatan lingkungan; pemberantasan penyakit menular; dan pengobatan dasar.
Peran masyarakat dan swasta dengan upaya upaya kesehatan bersama
masyarakat yang bersumber masyarakat (UKBM) berupa Posyandu, Polindes,
Pos Obat Desa, Pos Upaya Kesehatan kerja, dan Dokter Kecil dalam Upaya
Kesehatan Sekolah (UKS).
2. UKM strata kedua
UKM tingkat lanjutan, yaitu mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepaa masyarakat, dengan
penanggung jawab berupa Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang didukung secara
lintas sektoral, yang mempunyai dua fungsi, yaitu manajerial dan teknis kesehatan.
Fungsi manajerial mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan pengendalian serta
pengawasan dan pertanggungjawaban penyelenggaraan pembangunan kesehatan di
kabupaten/kota. Fungsi teknis kesehatan mencakup penyediaan pelayanan
kesehatan masyrakat tingkat kanjutan dalam rangka melayani kebutuhan rujukan
Puskesmas. Unit pelaksana teknis berupa unit pencegahan dan pemberantasan
penyakit, promosi kesehatan, pelayanan kefarmasian, kesehatan lingkungan,
perbaikan gizi dan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana. Rujukan kesehatan
dibedakan menjadi tiga aspek berupa rujukan teknologi, rujukan sarana dan rujukan
operasional.
3. UKM strata ketiga
Skenario A“dr. Bintang” Page 10
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
UKM tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada masyarakat, dengan
penanggung jawab berupa Dinas Kesehatan Provinsi dan Departemen Kesehatan
yang didukung secara lintas sektoral, yang mempunyai dua fungsi yaitu fungsi
manajerial dan fungsi teknis kesehatan. Fungsi manajerial mencakup perencanaan,
pelaksanaan dan pengendalian serta pengawasan dan pertanggungjawaban
penyelenggaraan pembangunan kesehatan di provinsi/nasional. Fungsi teknis
kesehatan mencakup penyediaan pelayanan kesehatan masyarakat tingkat unggulan,
yakni dalam rangka melayani kebutuhan rujukan dari kabupaten/kota dan provinsi.
Dalam melaksanakan fungsi teknis kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi dan
Departemen Kesehatan perlu didukung oleh berbagai pusat unggulan yang dikelola
oleh sektor kesehatan dan sektor pembangunan lainnya. Contoh pusat unggulan
yang dimaksud adalah Institut Gizi Nasional, Institut Penyakit Infeksi Nasional,
Institut Kesehatan Jiwa Nasional, Institut Ketergantungan Obat Nasional, Institut
Promosi Kesehatan Nasional, Institut Kesehatan Kerja Nasional, dan Pusat
Laboratorium Nasional, Institut Survailans dan Teknologi Penyakit dan Kesehatan
Lingkungan serta berbagai pusat unggulan lainnya. Pusat unggulan ini di samping
menyelenggarakan pelayanan langsung juga membantu Dinas Kesehatan dalam
bentuk pelayanan rujukan kesehatan.
d. Apa yang dimaksud Upaya Kesehatan Perorangan?
Jawab:
Upaya Kesehatan Perorangan (UKP) adalah setiap kegiatan yang dilakukan
oleh pemerintah dan atau masyarakat serta swasta, untuk memelihara dan
meningkatkan kesehatan serta mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan. UKP mencakup upaya-upaya promosi
kesehatan, pencegahan penyakit, pengobatan rawat jalan, pengobatan rawat inap,
pembatasan dan pemulihan kecacatan yang ditujukan terhadap perorangan. Dalam
UKP juga termasuk pengobatan tradisional dan alternatif serta pelayanan kebugaran
fisik dan kosmetika (SKN, 2004).
UKP dibagi menjadi tiga strata sebagai berikut (SKN, 2004).
1. UKP Strata Pertama
Skenario A“dr. Bintang” Page 11
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
UKP tingkat dasar, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan dasar yang ditujukan kepada perorangan. Penyelenggara
UKP strata pertama adalah pemerintah, masyarakat dan swasta yang diwujudkan
melalui berbagai bentuk pelayanan profesional, seperti praktik bidan, praktik
perawat, praktik dokter, praktik dokter gigi, poliklinik, balai pengobatan, praktik
dokter/klinik 24 jam, praktik bersama dan rumah bersalin. UKP strata pertama
oleh pemerintah juga diselenggarakan oleh Puskesmas. Dengan demikian
Puskesmas memiliki dua fungsi pelayanan yakni pelayanan kesehatan
masyarakat dan pelayanan kesehatan perorangan. Untuk meningkatkan cakupan,
Puskesmas dilengkapi dengan Puskesmas Pembantu, Puskesmas Keliling,
Pondok Bersalin Desa dan Pos Obat Desa. Pondok Bersalin Desa dan Pos Obat
Desa termasuk dalam sarana kesehatan bersumber masyarakat. Dalam UKP
strata pertama juga termasuk pelayanan pengobatan tradisional dan alternatif,
serta pelayanan kebugaran fisik dan kosmetika. Pelayanan pengobatan
tradisional dan alternatif yang diselenggarakan adalah yang secara ilmiah telah
terbukti keamanan dan khasiatnya. UKP strata pertama didukung oleh berbagai
pelayanan penunjang seperti toko obat dan apotek (dengan kewajiban
menyediakan obat esensial generik), laboratorium klinik dan optik. Untuk
menjamin dan meningkatkan mutu UKP strata pertama perlu dilakukan berbagai
program kendali mutu baik yang bersifat prospektif meliputi lisensi, sertifikasi
dan akreditasi, maupun yang bersifat konkuren ataupun retrospektif seperti
gugus kendali mutu. Untuk masa mendatang, apabila sistem jaminan kesehatan
nasional telah berkembang, pemerintah tidak lagi menyelenggarakan UKP strata
pertama melalui Puskesmas. Penyelenggaraan UKP strata pertama akan
diserahkan kepada masyarakat dan swasta dengan menerapkan konsep dokter
keluarga, kecuali di daerah yang sangat terpencil masih dipadukan dengan
pelayanan Puskesmas.
2. UKP Strata Kedua
UKP tingkat lanjutan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan spesialistik yang ditujukan kepada perorangan.
Penyelenggara UKP strata kedua adalah pemerintah, masyarakat dan swasta
Skenario A“dr. Bintang” Page 12
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
yang diwujudkan dalam bentuk praktik dokter spesialis, praktik dokter gigi
spesialis, klinik spesialis, balai pengobatan penyakit paru-paru (BP4), balai
kesehatan mata masyarakat (BKMM), balai kesehatan jiwa masyarakat (BKJM),
rumah sakit kelas C dan B non pendidikan milik pemerintah (termasuk
TNI/POLRI dan BUMN) dan rumah sakit swasta. Berbagai sarana pelayanan ini
disamping memberikan pelayanan langsung juga membantu sarana UKP strata
pertama dalam bentuk pelayanan rujukan medik. Yang dimaksud dengan
pelayanan rujukan medik adalah pelimpahan wewenang dan tanggungjawab atas
kasus penyakit yang dilakukan secara timbal balik baik secara vertikal, maupun
horizontal. Rujukan medik terdiri dari tiga aspek yakni, rujukan kasus, rujukan
ilmu pengetahuan serta rujukan bahan-bahan pemeriksaan laboratorium. UKP
strata kedua ini juga didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti
apotek, laboratorium klinik dan optik. Untuk meningkatkan mutu perlu
dilakukan berbagai bentuk program kendali mutu.
3. UKP Strata Ketiga
UKP tingkat unggulan, yaitu yang mendayagunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi kesehatan subspesialistik yang ditujukan kepada perorangan.
Penyelenggara UKP strata ketiga adalah pemerintah, masyarakat dan swasta
yang diwujudkan dalam bentuk praktik dokter spesialis konsultan, praktik dokter
gigi spesialis konsultan, klinik spesialis konsultan, rumah sakit kelas B
pendidikan dan kelas A milik pemerintah (termasuk TNI/POLRI dan BUMN)
serta rumah sakit khusus dan rumah sakit swasta. Berbagai sarana pelayanan ini
di samping memberikan pelayanan langsung juga membantu sarana UKP strata
kedua dalam bentuk pelayanan rujukan medik. Seperti UKP strata kedua, UKP
strata ketiga ini juga didukung oleh berbagai pelayanan penunjang seperti
apotek, laboratorium klinik dan optik. Untuk menghadapi persaingan global,
UKP strata ketiga perlu dilengkapi dengan beberapa pusat pelayanan unggulan
nasional, seperti pusat unggulan jantung nasional, pusat unggulan kanker
nasional, pusat penanggulangan stroke nasional, dan sebagainya. Untuk
meningkatkan mutu perlu dilakukan berbagai bentuk program kendali mutu.
Skenario A“dr. Bintang” Page 13
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
2. Untuk pelaksanaan UKP di wilayah puskesmas sibuk “dr. Makmur” telah
menjalankan praktik di poli puskesmas, bahkan sore harinya sampai jauh malam
menjalankan praktik dokter umum, sehingga masuk kerja kesiangan.
a. Apa perbedaan Praktek Dokter Umum (PDU) dan Praktek Dokter Keluarga?
Jawab:
Perbedaan praktek dokter umum dengan praktek dokter keluarga antara lain.
Prinsip dasar Praktek Dokter Keluarga Praktek Dokter Umum
Layanan dari pertama Ya Ya
Layanan berkesinambungan
dan jangka panjang Ya Sporadik
Layanan bersifat personal Ya Tidak
Layanan komprehensif Ya, Lebih banyak promotif
dan preventifYa, lebih banyak kuratif
Mengutamakan pencegahan Ya Terbatas
Koordinasi Ya Tidak
Kolaborasi Ya Tidak
Berorientasi pada keluarga Ya Tidak
Berorientasi pada komunitas Ya Ya
(Soetono, dkk., 2009)
b. Bagaimana jaminan mutu terhadap klien dokter keluarga?
Jawab:
Untuk menjamin mutu dokter keluarga maka dokter keluarga memiliki
standar pelayanan antara lain:
1. Standar Pemeliharaan Kesehatan di Klinik (Standards of Clinical Care).
a. Standar pelayanan paripurna
Adalah pelayanan medis strata pertama untuk semua orang yang
bersifat paripurna, yaitu termasuk pemeliharaan dan peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit dan proteksi khusus, pemulihan kesehatan, pencegahan
kecacatan, dan rehabilitasi setelah sakit dengan memperhatikan kemampuan
sosial serta sesuai dengan medikolegal etika kedokteran.
Skenario A“dr. Bintang” Page 14
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
b. Standar pelayanan medis.
Adalah pelayanan medis yang melaksanakan pelayanan kedokteran
secara lege artis. Adapun pelayanan medis yang dilakukan meliputi
anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang, penegakan
diagnosis dan diagnosis banding, prognosis, konseling, konsultasi, rujukan,
tindak lanjut, tindakan, pengobatan rasional, dan pembinaan keluarga.
c. Standar pelayanan menyeluruh.
Pelayanan yang disediakan dokter keluarga bersifat menyeluruh, yaitu
peduli bahwa pasien adalah manusia seutuhnya yang terdiri dari fisik, mental,
sosial, dan spiritual, serta berkehidupan ditengah lingkungan fisik dan
sosialnya. Selain itu, pasien juga dipandang sebagai bagian dari keluarga dan
lingkungannya dan pelayanan menggunakan segala sumber di sekitarnya.
d. Standar pelayanan terpadu.
Pelayanan yang ada bersifat terpadu, selain merupakan kemitraan antara
dokter dengan pasien pada saat proses penatalaksanaan medis, juga
merupakan kemitraan lintas program dengan berbagai institusi yang
menunjang pelayanan kedokteran, baik formal maupun informal.
e. Standar pelayanan bersinambung.
Merupakan pelayanan yang bersinambung, yang melaksanakan
pelayanan kedokteran secara efisien, proaktif dan terus-menerus demi
kesehatan pasien. Selain itu rekam medis yang ada juga harus
bersinambungan, serta adanya pendampingan saat melakukan konsultasi atau
rujukan.
2. Standar Perilaku dalam Praktik (Standards of Behaviour in Practice).
a. Standar perilaku terhadap pasien.
Pelayanan dokter keluarga menyediakan kesempatan bagi pasien untuk
menyampaikan kekhawatiran dan masalah kesehatannya, serta memberikan
kesempatan kepada pasien untuk memperoleh penjelasan yang dibutuhkan
Skenario A“dr. Bintang” Page 15
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
guna dapat memutuskan pemilihan penatalaksanaan yang akan
dilaksanakannya. Adapun bentuk pelayanan yang diberikan antara lain
informasi memperoleh pelayanan, waktu konsultassi yang cukup, informasi
medis yang jelas, komunikasi efektif, dan menghormati hak dan kewajiban
pasien dan dokter.
b. Standar perilaku dengan mitra kerja di klinik.
Seorang dokter keluarga mampu bertindak sebagai pemimpin
manajemen untuk mengelola klinik secara profesional, mampu bekerja dalam
tim, dan pemimpin klinik.
c. Standar perilaku dengan sejawat.
Dokter keluarga yang baik harus mampu menghormati dan menghargai
pengetahuan, keterampilan, dan kontribusi kolega lain dalam pelayanan
kesehatan dan menjaga hubungan baik secara profesional.
d. Standar pengembangan ilmu dan keterampilan praktik.
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha mengikuti kegiatan-kegiatan
ilmiah guna memelihara dan menambah keterampilan praktik serta meluaskan
wawasan pengetahuan kedokteran sepanjang hayatnya. Bentuk kegiatan yang
dilakukan antara lain mengikuti kegiatan ilmiah, program jaga mutu,
partisipasi dalam kegiatan pendidikan, penelitian dalam praktik, serta
penulisan ilmiah.
e. Standar partisipasi dalam kegiatan masyarakat di bidang kesehatan.
Pelayanan dokter keluarga selalu berusaha berpartsipasi aktif dalam
segala kegiatan peningkatan kesehatan disekitarnya dan siap memberikan
pendapatnya pada setiap kondisi kesehatan di daerahnya. Adapun
kegiatannya antara lain menjadi anggota perkumpulan sosial, partisipasi
dalam kegiatan kesehatan masyarakat, serta partisipasi dalam
penanggulangan bencana di sekitarnya.
Skenario A“dr. Bintang” Page 16
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
3. Standar Pengelolaan Praktik (Standards of Practice Management).
a. Standar sumber daya manusia.
Dalam pelayanan dokter keluarga, selain dokter keluarga, juga terdapat
petugas kesehatan dan pegawai lainnya yang sesuai dengan latar belakang
pendidikan atau pelatihannya seperti perawat, bidan, dan administrator klinik.
b. Standar manajemen keuangan.
Pelayanan dokter keluarga mengelola keuangannya dengan manajemen
keuangan profesional antara lain dengan pencatatan keuangan, dan jenis
sistem pembiayaan praktik.
c. Standar manajemen klinik.
Pelayanan dokter keluarga dilaksanakan pada suatu tempat pelayanan
yang disebut klinik dengan manajemen yang profesional yaitu dengan
pembagian kerja, program pelatihan, program kesehatan dan keselamtan
kerja, serta pembahasan administrasi klinik.
4. Standar Sarana dan Prasarana (Standards of Facilities).
a. Standar fasilitas praktik.
Pelayanan dokter keluarga memiliki fasilitas pelayanan kesehatan strata
pertama yang lengkap serta beberapa fasilitas pelayanan tambahan sesuai
dengan kebutuhan masyarakat sekitar. Adapun standar fasilitas praktik antara
lain yang menunjang kesehatan dan keamanan pasien, dokter, serta pegawai,
kerahasiaan dan privasi, bangunan dan interior yang dirancang sesuai dengan
kebutuhan pelayanan medis, alat komunikasi, serta papan nama.
b. Standar peralatan klinik.
Skenario A“dr. Bintang” Page 17
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
Pelayanan dokter keluarga memiliki beberapa peralatan medis yang
minimal harus dipenuhi di ruang praktik sebagai penyedia layanan strata
pertama. Selain itu juga harus ada peralatan penunjang medis dan non medis.
c. Standar proses-proses penunjang praktik.
Antara lain pengelolaan rekam medis, pengelolaan rantai dingin,
pengelolaan pencegahan infeksi, pengelolaan limbah, pengelolaan air bersih,
dan pengelolaan obat.
3. Dinas Kesehatan Kabupaten maupun Puskesmas, meminta penjelasan lebih
lanjut mengenai apa itu dokter keluarga dan apa bedanya dengan dokter umum,
serta prinsip-prinsip Kedokteran Keluarga yang sekarang sedang dijalanka di
Indonesia, serta seperti apa profil/peran dokter keluarga itu sendiri, pola pikir
dan pola tindaknya. Dokter Bintang juga menjelaskan bahwa dokter keluarga
melaksanakan kedokteran komunitas sehingga kesehatan sekelompok
masyarakat dapat terpelihara/terjamin kesehatannya.
a. Bagaimana prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga?
Jawab:
Prinsip-prinsip pelayanan kedokteran keluarga antar lain:
1. Pelayanan yang holistic dan komprehensif
2. Pelayanan yang kontinu
3. Pelayanan yang mengutamakan pencegahan
4. Pelayanan yang koordinatif dan kolaboratif
5. Penanganan personal bagi setiap pasien sebagai bagian integral dari keluarganya
6. Pelayanan yang mempertimbangkan keluarga, lingkungan kerja, dan lingkungan
tempat tinggal
7. Pelayanan yang menjunjung tinggi etika dan hukum
8. Pelayanan yang sadar biaya dan sadar mutu
9. Pelayanan yang dapat diaudit dan dapat dipertanggungjawabkan
b. Bagaimana profil atau peran dokter keluarga?
Skenario A“dr. Bintang” Page 18
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
Jawab:
1. Care provider
Merawat pasien secara holistic dengan memandang sebagai individu dan status
keluarga dan masyarakat, dan memberikan pelayanan yang komprehensif dan
berkelanjutan
2. Decision maker
Pembuat keputusan yang ilmiah mengenai perawatan, tindakan, dan penggunaan
teknologi dengan mempetimbangkan keinginan klien, nilai etik, dan efisiensi
biaya serta tindakan terbaik untuk klien
3. Communicator
Kemampuan promosi kesehatan dengan penjelasan yang efektif sehingga
mampu merangsang individu atau masyarakat untuk menjaga kesehatan
4. Community leader
Mendapatkan kepercayaan dari orang-orang sekitar tempat dokter keluarga
bekerja, mampu mengajak masyarakat untuk malakukan tindakan promotif dan
preventif di lingkungannya.
5. Manager
Mampu menjalin hubungan yg harmonis baik di luar atau dengan segala aspek
kesehatan dalam rangka memudahkan pelayanan kesehatan klien.
c. Bagaimana pola pikir dan pola tindak dokter keluarga?
Jawab:
Dokter keluarga memiliki pola pikir dan pola tindak sebagai berikut:
1. Assessment
Penilaian profil kesehatan pribadi (assessment), penilaian komprehensif terhadap
faktor risiko dan kondisi kesehatan dengan tujuan memperoleh profil kesehatan
pribadi mitranya.
2. Targeting
Penyusunan program kesehatan spesifik (targeting), dapat mempelajari masalah
kesehatan yang dimiliki sehingga dapat menyusun program kesehatan yang
sesuai dengan kebutuhan spesifik setiap mitra.
3. Intervention
Skenario A“dr. Bintang” Page 19
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
Intervensi proaktif (intervention), diajak mengikuti program pemeliharaan
keseahtan yang spesifik dengan kebutuhan sehingga diharapkan mitra yang sehat
tetap sehat, dengan faktor risiko dapat menurunkan kemungkinan jatuh sakit,
dan yang sakit dapat segera pulih, dicegah terjadi komplikasi, dan diupayakan
agar kecacatan seminimal mungkin serta bila perlu dirujuk.
4. Monitoring
Setelah pelaksanaan program dan hasilnya dipantau dan dievaluasi terus serta
dijadikan masukan untuk meningkatkan kualitas program dan memotivasi
mitranya.
d. Apa yang dimaksud kedokteran komunitas?
Jawab:
Kedokteran komunitas (community medicine) adalah cabang kedokteran
yang memusatkan perhatian kepada kesehatan anggota-anggota komunitas,
dengan menekankan diagnosis dini penyakit, memperhatikan faktor-faktor yang
membahayakan (hazard) kesehatan yang berasal dari lingkungan dan pekerjaan,
serta pencegahan penyakit pada komunitas (The Free Dictionary, 2010).
Kedokteran komunitas memberikan perhatian tidak hanya kepada anggota
komunitas yang sakit tetapi juga anggota komunitas yang sehat. Sebab tujuan
utama kedokteran komunitas adalah mencegah penyakit dan meningkatkan
kesehatan anggota-anggota komunitas. Karena menekankan upaya pencegahan
penyakit,maka kedokteran komunitas kadang-kadang disebut juga kedokteran
pencegahan (preventive medicine). Kedokteran komunitas memberikan pelayanan
komprehensif dari preventif, promotif, kuratif hingga rehabilitatif.
4. dr. Bintang mulai menjalankan praktik sebagai dokter keluarga, dia menerima
seorang laki-laki berusia 45 tahun dengan keluhan batuh berdahak lebih dari 2
minggu, sebelumnya klien tersebut pernah berobat ke dokter praktik lain dan
belum pernah diperiksa dahak, namun diminta untuk di foto thorax
a. Bagaimana penegakan diagnosis Tb paru?
Jawab:
Skenario A“dr. Bintang” Page 20
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
Diagnosis tuberkulosis dapat ditegakkan berdasarkan gejala klinik,
pemeriksaan fisik/jasmani, pemeriksaan bakteriologik, radiologik dan pemeriksaan
penunjang lainnya
Gejala klinik
Gejala klinik tuberkulosis dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu gejala lokal
dan gejala sistemik, bila organ yang terkena adalah paru maka gejala lokal ialah
gejala respiratorik (gejala lokal sesuai organ yang terlibat)
1. Gejala respiratorik
a. Batuk 2 minggu
b. Batuk darah
c. Sesak napas
d. Nyeri dada
Gejala respiratorik ini sangat bervariasi, dari mulai tidak ada gejala sampai
gejala yang cukup berat tergantung dari luas lesi. Kadang pasien terdiagnosis pada
saat medical check up. Bila bronkus belum terlibat dalam proses penyakit, maka
pasien mungkin tidak ada gejala batuk. Batuk yang pertama terjadi karena iritasi
bronkus, dan selanjutnya batuk diperlukan untuk membuang dahak ke luar.
2. Gejala sistemik
a. Demam
b. Gejala sistemik lain: malaise, keringat malam, anoreksia, berat badan
menurun.
3. Gejala tuberkulosis ekstra paru
Gejala tuberkulosis ekstra paru tergantung dari organ yang terlibat, misalnya
pada limfadenitis tuberkulosa akan terjadi pembesaran yang lambat dan tidak nyeri
dari kelenjar getah bening, pada meningitis tuberkulosa akan terlihat gejala
meningitis, sementara pada pleuritis tuberkulosa terdapat gejala sesak napas &
kadang nyeri dada pada sisi yang rongga pleuranya terdapat cairan.
Pemeriksaan Fisik
Skenario A“dr. Bintang” Page 21
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
Pada pemeriksaan fisik kelainan yang akan dijumpai tergantung dari organ
yang terlibat. Pada tuberkulosis paru, kelainan yang didapat tergantung luas
kelainan struktur paru. Pada permulaan (awal) perkembangan penyakit umumnya
tidak (atau sulit sekali) menemukan kelainan. Kelainan paru pada umumnya
terletak di daerah lobus superior terutama daerah apeks dan segmen posterior (S1 &
S2) , serta daerah apeks lobus inferior (S6). Pada pemeriksaan jasmani dapat
ditemukan antara lain suara napas bronkial, amforik, suara napas melemah, ronki
basah, tanda-tanda penarikan paru, diafragma & mediastinum. Pada pleuritis
tuberkulosa, kelainan pemeriksaan fisik tergantung dari banyaknya cairan di rongga
pleura. Pada perkusi ditemukan pekak, pada auskultasi suara napas yang melemah
sampai tidak terdengar pada sisi yang terdapat cairan. Pada limfadenitis
tuberkulosa, terlihat pembesaran kelenjar getah bening, tersering di daerah leher
(pikirkan kemungkinan metastasis tumor), kadang-kadang di daerah ketiak.
Gambar paru: apeks lobus superior dan apeks lobus inferior
Pemeriksaan Bakteriologik
1. Bahan pemeriksasan
Pemeriksaan bakteriologik untuk menemukan kuman tuberkulosis
mempunyai arti yang sangat penting dalam menegakkan diagnosis. Bahan untuk
pemeriksaan bakteriologik ini dapat berasal dari dahak, cairan pleura, liquor
cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan bronkoalveolar
(bronchoalveolar lavage/BAL), urin, faeces dan jaringan biopsi (termasuk biopsi
jarum halus/BJH)
Skenario A“dr. Bintang” Page 22
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
2. Cara pengumpulan dan pengiriman bahan
Cara pengambilan dahak 3 kali (SPS).
a. Sewaktu / spot (dahak sewaktu saat kunjungan)
b. Pagi ( keesokan harinya )
c. Sewaktu / spot ( pada saat mengantarkan dahak pagi)
atau setiap pagi 3 hari berturut-turut.
3. Cara pemeriksaan dahak dan bahan lain.
Pemeriksaan bakteriologik dari spesimen dahak dan bahan lain (cairan
pleura, liquor cerebrospinal, bilasan bronkus, bilasan lambung, kurasan
bronkoalveolar /BAL, urin, faeces dan jaringan biopsi, termasuk BJH) dapat
dilakukan dengan cara :
a. mikroskopik; dan
b. biakan.
Pemeriksaan mikroskopik
1. Mikroskopik biasa : pewarnaan Ziehl-Nielsen
2. Mikroskopik fluoresens: pewarnaan auramin-rhodamin (khususnya untuk
screening)
lnterpretasi hasil pemeriksaan dahak dari 3 kali pemeriksaan ialah bila :
a. kali positif atau 2 kali positif, 1 kali negatif ® BTA positif;
b. 1 kali positif, 2 kali negatif ® ulang BTA 3 kali kecuali bila ada foto toraks,
kemudian;
c. bila 1 kali positif, 2 kali negatif ® BTA positif; dan
d. bila 3 kali negatif ® BTA negatif.
Pemeriksaan Radiologik
Pemeriksaan standar ialah foto toraks PA. Pemeriksaan lain atas indikasi: foto
lateral, top-lordotik, oblik, CT-Scan. Pada pemeriksaan foto toraks, tuberkulosis
dapat memberi gambaran bermacam-macam bentuk (multiform).
Gambaran radiologik yang dicurigai sebagai lesi TB aktif.
1. Bayangan berawan / nodular di segmen apikal dan posterior lobus atas paru dan
segmen superior lobus bawah
Skenario A“dr. Bintang” Page 23
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
2. Kaviti, terutama lebih dari satu, dikelilingi oleh bayangan opak berawan atau
nodular
3. Bayangan bercak milier
4. Efusi pleura unilateral (umumnya) atau bilateral (jarang)
Gambaran radiologik yang dicurigai lesi TB inaktif.
1. Fibrotik
2. Kalsifikasi
3. Schwarte atau penebalan pleura
Pemeriksaan khusus
Salah satu masalah dalam mendiagnosis pasti tuberkulosis adalah lamanya
waktu yang dibutuhkan untuk pembiakan kuman tuberkulosis secara konvensional.
Dalam perkembangan kini ada beberapa teknik yang lebih baru yang dapat
mengidentifikasi kuman tuberkulosis secara lebih cepat.
1. Pemeriksaan BACTEC
Dasar teknik pemeriksaan biakan dengan BACTEC ini adalah metode
radiometrik. M tuberculosis memetabolisme asam lemak yang kemudian
menghasilkan CO2 yang akan dideteksi growth indexnya oleh mesin ini. Sistem
ini dapat menjadi salah satu alternatif pemeriksaan biakan secara cepat untuk
membantu menegakkan diagnosis dan melakukan uji kepekaan.
2. Polymerase chain reaction (PCR):
Pemeriksaan PCR adalah teknologi canggih yang dapat mendeteksi DNA,
termasuk DNA M.tuberculosis. Salah satu masalah dalam pelaksanaan teknik ini
adalah kemungkinan kontaminasi. Cara pemeriksaan ini telah cukup banyak
dipakai, kendati masih memerlukan ketelitian dalam pelaksanaannya. Hasil
pemeriksaan PCR dapat membantu untuk menegakkan diagnosis sepanjang
pemeriksaan tersebut dikerjakan dengan cara yang benar dan sesuai standar
internasional. Apabila hasil pemeriksaan PCR positif sedangkan data lain tidak
ada yang menunjang kearah diagnosis TB, maka hasil tersebut tidak dapat
dipakai sebagai pegangan untuk diagnosis TB Pada pemeriksaan deteksi M.tb
Skenario A“dr. Bintang” Page 24
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
tersebut diatas, bahan / spesimen pemeriksaan dapat berasal dari paru maupun
ekstra paru sesuai dengan organ yang terlibat.
Pemeriksaan lain
1. Analisis Cairan Pleura
Pemeriksaan analisis cairan pleura & uji Rivalta cairan pleura perlu
dilakukan pada pasien efusi pleura untuk membantu menegakkan diagnosis.
Interpretasi hasil analisis yang mendukung diagnosis tuberkulosis adalah uji
Rivalta positif dan kesan cairan eksudat, serta pada analisis cairan pleura
terdapat sel limfosit dominan dan glukosa rendah
2. Pemeriksaan histopatologi jaringan
Pemeriksaan histopatologi dilakukan untuk membantu menegakkan
diagnosis TB. Pemeriksaan yang dilakukan ialah pemeriksaan histologi. Bahan
jaringan dapat diperoleh melalui biopsi atau otopsi sebagai berikut.
a. Biopsi aspirasi dengan jarum halus (BJH) kelenjar getah bening (KGB)
b. Biopsi pleura (melalui torakoskopi atau dengan jarum abram, Cope dan Veen
Silverman)
c. Biopsi jaringan paru (trans bronchial lung biopsy/TBLB) dengan
bronkoskopi, trans thoracal biopsy/TTB, biopsy paru terbuka).
d. Otopsi
Pada pemeriksaan biopsi sebaiknya diambil 2 sediaan, satu sediaan
dimasukkan ke dalam larutan salin dan dikirim ke laboratorium mikrobiologi
untuk dikultur serta sediaan yang kedua difiksasi untuk pemeriksaan histologi.
3. Pemeriksaan darah
Hasil pemeriksaan darah rutin kurang menunjukkan indikator yang
spesifik untuk tuberkulosis. Laju endap darah (LED) jam pertama dan kedua
dapat digunakan sebagai indikator penyembuhan pasien. LED sering meningkat
pada proses aktif, tetapi laju endap darah yang normal tidak menyingkirkan
tuberkulosis. Limfosit pun kurang spesifik.
Skenario A“dr. Bintang” Page 25
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
4. Uji tuberkulin
Uji tuberkulin yang positif menunjukkan adanya infeksi tuberkulosis. Di
Indonesia dengan prevalensi tuberculosis yang tinggi, uji tuberkulin sebagai alat
bantu diagnostik penyakit kurang berarti pada orang dewasa. Uji ini akan
mempunyai makna bila didapatkan konversi, bula atau apabila kepositifan dari
uji yang didapat besar sekali. Pada malnutrisi dan infeksi HIV uji tuberkulin
dapat memberikan hasil negatif.
b. Bagaimana pengobatan Tb paru menurut standar WHO?
Jawab:
Dosis obat tuberkulosis kombinasi 4 obat berdasarkan rentang yang telah
ditetapkan sesuai standar WHO yang merupakan dosis yang efektif atau masih termasuk
dalam batas dosis terapi dan non toksik (PDPI, 2002).
BB
Fase intensif Fase lanjutan
2 bulan 4 bulan Atau 6 bulan
Harian Harian 3x/minggu
RHZE
150/75/400/275
RHZ
150/75/400
RHZ
150/150/500
RH
150/75
RH
150/150
EH
400/150
30-37 2 2 2 2 2 1,5
38-54 3 3 3 3 3 2
55-70 4 4 4 4 4 3
>71 5 5 5 5 5 3
Tabel dosis obat antituberkulosis kombinasi dosis tetap
Obat anti tuberkulosis (OAT) yang dipakai (PDPI, 2002).
1. Jenis obat utama (lini 1) yang digunakan sebagai berikut.
a. Rimfampisin
b. Isonniazid (INH)
c. Pirazinamid
d. Streptomisin
e. Etambutol
2. Jenis obat tambahan lainnya (lini 2)
Skenario A“dr. Bintang” Page 26
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
a. kanamisin
b. amikasin
c. kuinolon
d. obat lain : makrolid, amoksilin, asam klavulanat
c. Apa yang dimaksud strategi DOTS untuk Tb paru?
Jawab:
Strategi DOTS (Directly Observed Treatment Short-course) pertama kali
diperkenalkan pada tahun 1996 dan telah diimplementasikan secara meluas dalam
sistem pelayanan kesehatan masyarakat. Sampai dengan tahun 2001, 98% dari
populasi penduduk dapat mengakses pelayanan DOTS di puskesmas. Strategi ini
diartikan sebagai "pengawasan langsung menelan obat jangka pendek oleh
pengawas pengobatan" setiap hari.
Indonesia adalah negara high burden, dan sedang memperluas strategi DOTS
dengan cepat, karenanya baseline drug susceptibility data (DST) akan menjadi alat
pemantau dan indikator program yang amat penting.
Berdasarkan data dari beberapa wilayah, identifikasi dan pengobatan TBC
melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari kasus BTA positif, dan lebih banyak
lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja sama dengan Puskesmas, maka
banyak pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko tinggi dalam kegagalan
pengobatan, dan mungkin menimbulkan kekebalan obat.
5. Untuk mendiagnosis penyakit ini, dia meminta kliennya untuk memeriksakan
dahaknya SPS (Sewaktu, Pagi, dan Sewaktu) ke laboratorium Puskesmas RPM
atau laboratorium kesehatan swasta dan diberi resep antibiotika serta obat batuk,
dua hari kemudian diperoleh hasilnya yaitu dua sediaan positif.
a. Apa yang dimaksud Lab. Puskesmas PRM?
Jawab:
Puskesmas Rujukan Mikroskopis (PRM)/ Puskesmas Pelaksana Mandiri
(PPM) dan UPK setara PRM/PPM
a. Fungsi
Skenario A“dr. Bintang” Page 27
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
Laboratorium rujukan dan atau pelaksana pemeriksaan mikroskopis dahak untuk
tuberkulosis.
b. Peran
Memastikan semua tersangka pasien dan pasien TB dalam pengobatan diperiksa
dahaknya sampai diperoleh hasil.
c. Tugas
1. PPM: Mengambil dahak tersangka pasien TB untuk keperluan diagnosis dan
follow up, sampai diperoleh hasil.
2. PRM : Menerima rujukan pemeriksaan sediaan dahak dari PS. Mengambil
dahak tersangka pasien TB yang berasal dari PRM setempat untuk keperluan
diagnosis dan follow up, sampai diperoleh hasil.
d. Tanggung jawab
Memastikan semua kegiatan laboratorium TB berjalan sesuai prosedur tetap,
termasuk mutu kegiatan dan kelangsungan sarana yang diperlukan.
b. Bagaimana peran dokter keluarga jika mendapatkan pasien TB dalam suatu
lingkungan/ keluarga?
Jawab:
1. Meminta keluarga pasien untuk memeriksakan diri karena curiga sudah tertular
Tb.
2. Jika positif Tb maka obati pasien tersebut
3. Follow up
Skenario A“dr. Bintang” Page 28
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
BAB III
KESIMPULAN
Untuk menjalankan praktik dokter keluarga mandiri yang mempunyai
jaminan mutu yang baik harus menjalankan prinsip, peran, pola pikir, dan tindak
seorang dokter keluarga. dr. Bintang sudah menjalankan praktik dokter keluarga
yang mempunyai jaminan mutu yang baik tetapi belum melaksanakan dengan
seutuhnya.
Skenario A“dr. Bintang” Page 29
Tutorial 5 Blok 21 FK UMP ‘08
DAFTAR PUSTAKA
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2004. Sistem Kesehatan Nasional: “Subsistem Pelayanan Kesehatan”. Depkes RI, Jakarta, Indonesia, hal. 13-16.
____________________________________. 2009. Sistem Kesehatan Nasional. Depkes RI, Jakarta, Indonesia.
Gan, Goh Lee. 2004. A Primer on Family Medicine Practice: “Vision of Family Medicine Oriented Primary Care”. Singapore International Foundation, Singapore, Singapore, hal. 24-28.
Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2002. Tuberkulosis Pedoman Diagnosis danPenatalaksanaan di Indonesia. PDPI, Jakarta. Indonesia.
Prasetyawati, Arsita Eka. 2010. Kedokteran Keluarga: “Kedokteran Keluarga dan Wawasan”. Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia, hal. 1-36.
______________________. 2010. Kedokteran Keluarga: “Dokter Keluarga dalam Sistem Kesehatan Nasional”. Rineka Cipta, Jakarta, Indonesia, hal. 37-66.
Soetono, Gatot, dkk. 2009. Membangun Praktik Dokter Keluarga. IDI, Jakarta, Indonesia, hal. 11-24.
Skenario A“dr. Bintang” Page 30