skenario 2 full

143
Skenario 2 ‘ Bintik Berair di Seluruh Tubuh ‘ Kelompok 4 Angkatan 2009

Upload: indriyanti-natasya-ayu-utami-kotten

Post on 25-Jul-2015

327 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: Skenario 2 Full

Skenario 2‘ Bintik Berair di Seluruh Tubuh ‘

Kelompok 4Angkatan 2009

Page 2: Skenario 2 Full

Etiologi chiken pox

Varicella zoster

Page 3: Skenario 2 Full

Varicella zoster

Penyakit cacar air ini disebabkan oleh infeksi primer dari virus varicella zoster, namun setelah sembuh, virus ini tidak benar-benar hilang dari tubuh. Virus ini akan menetap di bagian saraf tertentu dan nantinya akan menyebabkan herpes zoster atau cacar.

Page 4: Skenario 2 Full

morfologi

• Pembungkus berasal dari selaput inti sel yang terinfeksi. Pembungkus ini mengandung DNA, lipid, karbohidrat, dan protein, dan dapat menghilangkan eter. Berbentuk bulat.

• Varicella zoster merupakan kelompok virus herpes, yang berukuran 140-200 μ, berinti DNA.

Page 5: Skenario 2 Full

Klasifikasi Varicella Zoster

• Varicella zoster diklasifikasikan sebagai berikut:

• Family : Herpesviridae• sub family : Alphaherpesvirinae• Genus : Varicellovirus• Species : Varicella zoster

Page 6: Skenario 2 Full
Page 7: Skenario 2 Full
Page 8: Skenario 2 Full

EPIDEMIOLOGI&

FAKTOR PREDISPOSISI

Page 9: Skenario 2 Full

EPIDEMIOLOGI

• Penyakit ini tidak bergantung pada jenis kelamin ataupun RAS.

• Bisanya mengenai anak-anak yang berusia dibawah 20 tahun terutama umur 3-6 tahun dan hanya sekitar 2% yang terjadi pada orang dewasa.

Page 10: Skenario 2 Full

EPIDEMIOLOGI

• Sebelum pengenalan vaksin pada tahun 1995, varisella merupakan penyakit infeksi paling sering pada anak-anak di USA.

• Epidemik Varicella terjadi pada musim dingin dan musim semi, tercatat lebih dari 4 juta kasus, 11.000 rawat inap, dan 100 kematian tiap tahunnya.

Page 11: Skenario 2 Full

EPIDEMIOLOGI

• Varicella merupakan penyakit serius dengan persentasi komplikasi dan kematian tinggi pada balita, dewasa, dan dengan orang imun yang terkompromi.

• Pada rumah tangga, persentasi penularan dari virus ini berkisar 65%-86%

Page 12: Skenario 2 Full

FAKTOR PREDISPOSISI

• Pasien dengan gizi buruk• Pengguna obat-obatan imunosupresan• Pasien dengan imunocompromised• Tidak diimunisasi• Pasien dengan riwayat keganasan ( contoh:

pasien leukimia)

Page 13: Skenario 2 Full

Patofisiologi Varicella

Page 14: Skenario 2 Full

Khususnya di mukosa saluran nafas

Page 15: Skenario 2 Full

Viremia ke 2 dalam jumlah virus yang lebih banyak sehingga menyebabkan antibody memberikan perlawanan (demam) .

Dilepaskan kembali kedalam p.darah &

limfe Dengan tingkat yg

lebih infeksius

Dilepaskan kembali kedalam p.darah &

limfe Dengan tingkat yg

lebih infeksius

Page 16: Skenario 2 Full

Terbentuk Makula

Terbentuk Makula

Berkembang Cepat menjadi

Papula kemudian

vesikel

Berkembang Cepat menjadi

Papula kemudian

vesikel

KrustaKrusta

Page 17: Skenario 2 Full

PEMERIKSAAN VARISELA

Page 18: Skenario 2 Full

ANAMNESIS• Identitas : usia pasien?

• Sacred seven:- onset: masa inkubasi 14-21 hari.- lokasi: Penyebarannya?secara sentrifugal,dari tubuh ke wajah kemudian ekstremitas

- kualitas: Bentuk kelainan kulit? apakah terasa gatal?- kuantitas,f.berat/f.ringan?- keluhan lain: sebelumnya ada demam, malaise, nyeri kepala, penyebaran vesikel juga menyerang saluran napas atas.

Page 19: Skenario 2 Full

ANAMNESIS

• RPD : sedang dalam terapi steroid?keganasan atau penyakit immunocompromised?

• RPK : didalam keluarga ada yang memiliki keluhan sama? Penularan secara aerogen.masa penularannya lebih kurang 7 hari dihitung dari timbulnya gejala kulit.

• RKP : kebersihan?menggaruk lesi kulit?

Page 20: Skenario 2 Full

PEMERIKSAAN FISIK KULIT

• Pada pemeriksaan efloresensi ditemukan kelainan yang polimorfik: erupsi kulit berupa papul eritematosa yang dalam beberapa jam berubah menjadi vesikel.

• Bentuk vesikel berupa tetesan embun(tear drops).

• Ditemukan juga pustul dan krusta.

Page 21: Skenario 2 Full
Page 22: Skenario 2 Full

Status lokalis

• Pada regio facialis dan makula eritematosa batas tidak jelas, papula eritematosa dan vesikel.

Page 23: Skenario 2 Full

• Pada regio thorax & abdomen macula eritematosa batas tidak jelas, papula eritematosa, vesikel, pustula, bekas vesikel yang pecah dengan krusta hiperpigmentasi.

Page 24: Skenario 2 Full

• Pada regio ekstremitas superior macula eritematosa batas tidak jelas, papulaeritematosa, vesikel.

• Pada regio ekstremitas inferior terdapat makula eritematosa batas tidak jelas serta terdapat vesikel.

Page 25: Skenario 2 Full
Page 26: Skenario 2 Full

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

• Untuk membantu diagnosis dapat dilakukan percobaan Tzanck dengan membuat sediaan hapus yang diwarnai giemsa.

• Bahan diambil dari kerokan dasar vesikel dan akan didapati sel datia berinti banyak.

Page 27: Skenario 2 Full

PEMERIKSAAN LABORATORIUM

• ISOLASI DAN IDENTIFIKASI VIRUS :isolasi virus dapat dilakukan inokulasi cairan vesikuler pada membran chorioallantoin dari embrio ayam. Dalam 2-3 hari, vaccinia membesar dengan pusat nekrotik sementara variola lebih kecil.

Page 28: Skenario 2 Full

• SEROLOGI :– Antibodi yang timbul setelah minggu pertama

infeksi dapat terdeteksi melalui tes-tes HI, NT, ELISA, RIA, atau tes imunofluoresen.

Page 29: Skenario 2 Full

Penatalaksanaan & Edukasi

Virus Varicella

Page 30: Skenario 2 Full

Virus Varicella

• Sifat-sifat virus = virus Herpes• Secara morfologik = virus Herpes• Pengobatan antivirus untuk herpes dapat

digunakan untuk mengobati varicella

Page 31: Skenario 2 Full

Pengobatan: Acyclovir

• Acyclovir agen antivirus menghambat polimerase DNA virus dan menghentikan replikasi virus

• Mengurangi jumlah lesi dan menurunkan demam bila digunakan 24 jam setelah ruam pertama muncul

Page 32: Skenario 2 Full

Pengobatan: Acyclovir

• Banyak digunakan pada pasien varicella berat (bila terjadi pada remaja ataupun dewasa) maupun pasien dengan komplikasi seperti ensefalitis, pneumonia dan pasien dengan penurunan kekebalan tubuh

Page 33: Skenario 2 Full

Pengobatan: Antipiretik

• Biasanya yang banyak digunakan adalah asetaminofen atau ibuprofen

• Ibuprofen bekerja dengan cara menghambat sintesis prostaglandin

Page 34: Skenario 2 Full

Pengobatan: Antihistamin

• Dapat mengurangi gatal dengan cara menghambat pelepasan histamin

• Banyak digunakan diphenhydramine atau hydroxyzine

Page 35: Skenario 2 Full

Edukasi

• Mengurangi rasa gatal dengan mengompres kulit dengan handuk bersih yang diberikan air dingin

• Mandi secara teratur dengan air hangat dapat pula mengurangi gatal

• Mengoleskan losion yang mengandung antihistamin

• Tidak menggaruk luka

Page 36: Skenario 2 Full

Edukasi

• Untuk mengurangi resiko terjadinya komplikasi, pasien juga dapat diberitahukan untuk:

a. Menjaga kebersihan tanganb.Memotong dan membersihkan kukuc. Menjaga pakaian tetap kering dan bersih

Page 37: Skenario 2 Full

PENCEGAHAN INFEKSI VARICELLA

Page 38: Skenario 2 Full

1. Vaksinasi• Vaksin sangat efektif untuk menimbulkan

perlindungan terhadap Varicella pada anak (85%), tetapi kurang melindungi pada orang dewasa.

• Angka serokonversi mencapai 97 – 99%.• Vaksin Varicella berasal dari galur yang telah

dilemahkan.

Page 39: Skenario 2 Full

• Diberikan pada usia 12 bulan atau lebih.• Lama proteksi belum diketahui pasti,

meskipun demikian vaksinasi ulang dapat diberikan setelah 4 - 6 tahun.

• Pemberian secara subkutan, 0,5ml pada yang berusia 12 bulan – 12 tahun.

• Usia di atas 12 tahun juga diberikan 0,5ml, tetapi setelah 4 – 8 minggu diulangi dengan dosis yang sama.

Page 40: Skenario 2 Full

• Antibodi yg cukup sudah timbul antara 3 – 6 hari setelah vaksinasi.

• Varicella dapat timbul pada orang yg sudah divaksin, tetapi biasanya bersifat ringan.

Page 41: Skenario 2 Full

2. Tingkatkan kecukupan gizi & makan seimbang.

3. Hindari kontak dengan penderita Varicella.4. Terhadap orang yang belum pernah

mendapat vaksinasi & memiliki resiko tinggi mengalami komplikasi, bisa diberikan Varicella Zooster Immunoglobulin (VZIG).

Page 42: Skenario 2 Full

• Varicella Zooster Immunoglobulin (VZIG) adalah antibodi IgG terhadap virus Varicella dengan dosis pemberian 1 vial untuk 10 kg BB secara intramuskular.

• Diindikasikan untuk individu beresiko tinggi (anak-anak imunodefisiensi, wanita hamil, neonatal) diberikan dalam waktu < 96 jam.

Page 43: Skenario 2 Full

KOMPLIKASI VARICELLA

Page 44: Skenario 2 Full

• Komplikasi jarang terjadi pada anak yang normal & angka mortalitasnya rendah, lebih sering terjadi pada orang dewasa.

• Pasien immunocompromised (keganasan, transplantasi organ, infeksi HIV) dan yang menerima dosis tinggi kortikosteroid mempunyai resiko tinggi untuk mengalami komplikasi Varicella.

Page 45: Skenario 2 Full

INFEKSI BAKTERI

• Infeksi bakteri oleh Staphylococcus aureus & Streptococcus pyogenes (Grup A beta hemoliticus).

• Infeksi sekunder akibat bakteri biasanya ditandai dengan munculnya bula atau selulitis, limfadenitis regional & abses subkutan.

• S. pyogenes umumnya menyebabkan varicela gangrenosa yang bersifat invasif.

• Pencegahan : pemberian antibiotik ketika infeksi akut varicella.

Page 46: Skenario 2 Full

PNEUMONIA

• Jarang pada anak yang sehat tetapi merupakan komplikasi yang paling sering pada neonatus dewasa & pasien immunocompromised.

• Virus Varicella menginfeksi paru-paru.• Pneumonia varicella banyak menyebabkan

kematian• Gejala : demam, batuk dengan produksi

sputum, napas pendek.

Page 47: Skenario 2 Full

ARTHRITIS

• Disebabkan karena adanya virus Varicella di dalam sendi.

• Biasanya sembuh dalam 3-5 hari.• Gejala : nyeri sendi & penurunan fungsi sendi.

Page 48: Skenario 2 Full

TROMBOSITOPENIA

• Terjadi 1-2 minggu setelah infeksi Varicella.• Gejala : perdarahan, petekie, purpura,

epistaksis, hematuria, perdarahan gastrointestinal & DIC.

Page 49: Skenario 2 Full

MENINGOENSEFALITIS

• Virus Varicella menginfeksi otak & meningen.• Biasanya terjadi pada anak <5 tahun & dewasa

>20 tahun.• Biasanya dapat hilang dengan sendirinya

dalam waktu 24-72 jam.• Gejala : demam, sakit kepala, muntah,

penurunan kesadaran, leher & punggung kaku.

Page 50: Skenario 2 Full

Diagnosa Banding Varisela

Page 51: Skenario 2 Full

Variola • Etiologi (penyebab) : virus variola

Masa inkubasi : antara 7-14 hari. • Cara penularan : penularannya melalui kontak

langsung ataupun tak langsung tapi infeksi primernya selalu melalui hawa napas. Virusnya yang terdapat di udara, berasal dari debu pakaian, tempat tidur dari keropeng yang jatuh di tanah ataupun dari hawa napas penderita, terhirup bersama hawa pernapasan sehingga terjadi penularan.

Page 52: Skenario 2 Full

Variola

• Gejala penyakit :– demam, sakit kepala, sakit pinggang dan anggota

gerak, rasa mual muntah yang berlangsung selama 3-4 hari.

– kelainan-kelainan kulit eritema macula papula vesikul pustul krusta.

– Kelainan kulit lebih banyak terdapat di muka, tangan dan kaki. Bila sembuh akan meninggalkan bekas pada kulit yang tidak hilang.

Page 53: Skenario 2 Full

Variola

• Perbedaan cacar (variola) dan cacar air (varicella) : cacar adalah penyakit yang sangat menular dan berbahaya. Karena itu janganlah sampai keliru dengan cacar air yang merupakan penyakit yang ringan. Untuk amannya, bila terjadi kematian karena penyakit ruam (rash) kulit anggaplah penyakit itu sebagai penyakit cacar.

Page 54: Skenario 2 Full
Page 55: Skenario 2 Full

Urtikaria

• Urtikaria ialah reaksi vaskular di kulit akibat bermacam-macam sebab.

• Ditandai dengan edema yang cepat timbul dan menghilang perlahan-lahan, pucat dan kemerahan, meninggi di permukaan kulit.

• Keluhan subyektif biasanya gatal, rasa tersengat atau tertusuk.

• Urtikaria juga kadang dikenal sebagai hives, nettle rash, buduran, kaligata.

Page 56: Skenario 2 Full

Urtikaria

• Urtikaria sering dijumpai pada semua umur, orang dewasa lebih banyak mengalami urtikaria dibanding orang muda.

• Rata-rata penderita urtikaria adalah 35 tahun, dan jarang dijumpai pada umur kurang dari 10 tahun atau lebih dari 60 tahun.

Page 57: Skenario 2 Full

Urtikaria• Etiologi :

1. Obat2. Makanan3. Gigitan atau sengatan serangga4. Bahan fotosenzitiser5. Inhalan6. Kontaktan7. Trauma Fisik8. Infeksi 9. Psikis10. Genetik11. Penyakt sistemik

Page 58: Skenario 2 Full

UrtikariaBerdasarkan lamanya serangan berlangsung

– Urtikaria akut, bila serangan berlangsung kurang dari 6 minggu, atau berlangsung selama 4 minggu tetapi timbul setiap hari.

– Urtikaria kronik, bila serangan lebih dari 6 minggu.

Berdasarkan morfologi klinis– Urtikaria papular bila berbentuk papul.– Urtikaria gutata bila besarnya sebesar tetesan air.– Urtikaria girata bila ukuran besar.

Berdasarkan luas dan dalamnya jaringan terkena– Urtikaria lokal– Urtikaria generalisata– Angioedema

Page 59: Skenario 2 Full

Urtikaria

Berdasarkan penyebab dan mekanisme terjadi urtikaria(1,2,4,6,8)

– Urtikaria imunologikBergantung pada IgE (reaksi alergik tipe I), Ikut sertanya komplemen, Reaksi alergi tipe IV

– Urtikaria nonimunologikLangsung memacu sel mas, sehingga terjadi pelepasan mediator. (misalnya obat golongan opiat dan bahan kontras)

• Urtikaria Idiopatik : Urtikaria yang tidak jelas penyebab dan mekanismenya.

Page 60: Skenario 2 Full
Page 61: Skenario 2 Full

Parapsoriasis

• Parapsoriasis adalah penyakit kulit yang belum diketahui penyebabnya, pada umumnya tanpa keluhan.

• Kelainan kulit terutama terdiri atas eritema dan skuama, berkembangnya perlahan-lahan, perjalanannya umumnya kronik.

Page 62: Skenario 2 Full

Parapsoriasis

• Parapsoriasis gutata : pada dewasa muda, terutama pria.– Ruam : papul miliar dan lentikular, eritema dan

skuama, dapat hemoragik, kadang berkonfluensi, dan umumnya simetrik.

– Sembuh spontan tanpa meninggalkan sikatrik.– Predileksi : badan, lengan atas, paha, tidak

terdapat di kulit kepala, muka, dan tangan.

Page 63: Skenario 2 Full

Parapsoriasis

• Parapsoriasis variegata : – Predileksi : bahu, badan, dan tungkai– bentuk seperti kulit zebra; t.d skuama dan eritema

yang bergaris-garis.• Parapsoriasis en plaque : pada badan dan

ekstremitas. – berupa bercak eritematosa, permukaan datar,

bulat atau lonjong, diameter 2,5cm dengan sedikit skuama. warna merah jambu, coklat atau agak kuning.

Page 64: Skenario 2 Full
Page 65: Skenario 2 Full

Penyakit Coksacie

• Flu Singapore/ Coksacie sebenarnya adalah penyakit yang di dunia kedokteran dikenal sebagai Hand, Foot, and Mouth Disease (HFMD) atau dalam bahasa Indonesia disebut Penyakit Tangan, Kaki, dan Mulut (PTKM).

Page 66: Skenario 2 Full

Penyakit Coksacie

• ETIOLOGIHFMD adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus RNA yang masuk dalam famili Picornaviridae (Pico, Spanyol = kecil ), Genus Enterovirus (non Polio). Genus yang lain adalah Rhinovirus, Cardiovirus, Apthovirus.

Biasanya disebabkan oleh coxsackievirus A16.

Page 67: Skenario 2 Full

Penyakit Coksacie

• EPIDEMIOLOGIPenyakit ini sangat menular dan sering terjadi dalam musim panas. Penyakit ini kerap terjadi pada kelompok masyarakat yang padat dan menyerang anak-anak usia 2 minggu sampai 5 tahun ( kadang sampai 10 tahun ). Orang dewasa umumnya lebih kebal terhadap enterovirus, walau bisa juga terkena.

Page 68: Skenario 2 Full

Penyakit Coksacie

• CARA PENULARAN• Penularannya melalui jalur fekal-oral (pencernaan) dan

saluran pernapasan, yaitu dari droplet (butiran ludah), pilek, air liur, tinja, cairan vesikel (kelainan kulit berupa gelembung kecil berisi cairan) atau ekskreta.

• Penularan kontak tidak langsung melalui barang, handuk, baju, peralatan makanan, dan mainan yang terkontaminasi oleh sekresi itu.

• Tidak ada vektor tetapi ada pembawa (carrier) seperti lalat dan kecoa.

• Masa Inkubasi 2 - 5 hari.

Page 69: Skenario 2 Full

Penyakit Coksacie

• MANIFESTASI KLINIK - Demam, faringitis, nafsu makan berkurang,

gejala seperti flu. - Timbul vesikel yang kemudian pecah, ada 3-10 ulkus di mulut seperti sariawan (lidah, gusi, pipi sebelah dalam) terasa nyeri sehingga sukar untuk menelan papulovesikel yang tidak gatal ditelapak tangan dan kaki. Kadang-kadang rash/ruam (makulopapel) pada bokong.

Page 70: Skenario 2 Full

Penyakit Coksacie• Gambaran klinik Lesi di mulut :

Macula vesikel 2-3 mm dasar eritem ulkus terasa nyeri ditambah dengan rasa tidak nyaman ketika makan

• Gambaran klinik lesi di kulit :

Jumlah lesi di tangan > jumlah lesi di kakiMakula eritem 2-10 mm vesikel sentral oval berwarna abu-abu

• Lesi asimtomatik, hilang 3-7 hari

Page 71: Skenario 2 Full
Page 72: Skenario 2 Full

Diagnosa Banding Varisela

Page 73: Skenario 2 Full

Herpes Zooster

• Etiologi : virus varisela-zoster• Merupakan reaktivasi virus yang terjadi

setelah penderita mengalami varisela.• Sering pada orang dewasa.• Patogenesis :

virus berdiam di ganglion posterior susunan saraf tepi dan ganglion kranialis, kelainan kulit timbul berdasarkan lokasi daerah persarafan ganglion tersebut.

Page 74: Skenario 2 Full

Herpes zooster• Gejala klinis :– Paling sering daerah torakal– Gejala prodormal (demam, pusing, malaise, nyeri

otot-tulang, gatal, pegal, dsb)– Eritema vesikel yang berkelompok pustul

krusta.– Kadang vesikel berisi darah (herpes zoster hemoragik)– Masa tunas 7-12 hari.– Pembesaran kelenjar getah bening regional– Biasanya unilateral, hiperestesi pada daerah yang

terkena

Page 75: Skenario 2 Full

Herpes zooster

• Gejala klinis :– Gangguan N. V herpes zoster oftalmikus– Gangguan N. VII sindrom ramsay hunt (paralisis

muka, gangguan pendengaran)– Herpes zoster abortif hanya beberapa vesikel

dan eritem.– Neuralgia pascaherpetik rasa nyeri yang timbul

pada daerah bekas penyembuhan yang dapat berlangsung lama.

Page 76: Skenario 2 Full
Page 77: Skenario 2 Full

Impetigo• Impetigo adalah infeksi kulit superfisial

(epidermis).• Insiden impetigo ini terjadi hampir di seluruh

dunia dan umumnya menyebar melalui kontak langsung.

• Paling sering menyerang anak-anak usia 2-5 tahun, frekuensi laki-laki dan wanita sama.

• Klasifikasi impetigo :– Impetigo Krustosa– Impetigo Bulosa– Impetigo Neonatorum

Page 78: Skenario 2 Full

Impetigo Krustosa

• Impetigo Krustosa = Impetigo Kontagiosa, impetigo vulgaris, impetigo tillbury fox.

• Etiologi : Streptococcus B hemolyticus.• Gejala :– Terdapat pada anak– Tempat = muka, sekitar lubang hidung, mulut– Rasa gatal, Eritema– Vesikel yang dapat pecah sehingga menimbulkan

krusta berwarna kuning madu, dan tampak erosi.

Page 79: Skenario 2 Full

Impetigo Bulosa

• Impetigo bulosa = impetigo vesiko-bulosa = cacar monyet.

• Etiologi : Staphylococcus aureus.• Gejala :– Tempat = ketiak, dada, punggung– Pada anak dan dewasa– Eritema, bula, dan bula hipopion (bula berdinding

tipis, berisi pus dan tampak menggelantung).

Page 80: Skenario 2 Full
Page 81: Skenario 2 Full

Rickettsia

• Bakteri kokobasil pleomorfik dalam bentuk batang pendek atau kokus, dan terlihat bila menggunakan mikroskop cahaya dengan pewarnaan Giemsa.

• Gram negatif.• Obligat parasit intraseluler, kelangsungan

hidup Rickettsia tergantung pada masuk, pertumbuhan, dan replikasi di dalam sitoplasma sel host.

Page 82: Skenario 2 Full

Rickettsia

• Kelompok ricketsia dibagi menjadi :1. kelompok tipus2. kelompok demam bintik ruam kulit

Page 83: Skenario 2 Full

Rickettsia• Rikettsia berdasar kelompok demam bintik

bersama dengan vektor : 1. Boutoneuse demam (Rickettsia conorii) kutu2. Demam bintik rocky mountain (R. ricketsii kutu3. Cacar ricketssia (R. akari) tungau4. Queensland tick typhus (R. australis) kutu

• Gejalanya : secara klinis mirip typus, ruam muncul pertama di ekstremitas (sentripetal).

Page 84: Skenario 2 Full
Page 85: Skenario 2 Full

Penyakit enterovirus

• Enterovirus (poliovirus, coxsackievirus, echovirus)

• Paling sering menginfeksi anak-anak dan bayi.• Transmisi : fecal-oral atau pernafasan

viremia.• Berhubungan dengan imunitas yang kurang

dan hygiene yang kurang.• Sering muncul pada saat musim panas

‘summer viruses’

Page 86: Skenario 2 Full

Penyakit enterovirus

• Masa inkubasi : 3-10 hari.• Gejala klinis :– Demam febris (38,5 – 40 C), nyeri kepala, myalgia,

lesu, konjungtivitis ringan.– Meningitis– Sindroma tangan-kaki-mulut vesikel dan

bercak merah pada gusi, lidah, pipi, telapak tangan dan telapak kaki tetapi tidak gatal.

– poliomyelitis

Page 87: Skenario 2 Full
Page 88: Skenario 2 Full

Diagnosis Banding Varisela

Page 89: Skenario 2 Full

Herpes Simpleks

• Disebabkan oleh virus DNA• Ada 2 jenis herpes:– Tipe 1:

• Biasanya menyerang bibir, mulut, hidung, dan pipi• Diperoleh dari kontak orang-orang yang terinfeksi tanpa

hubungan seksual– Tipe 2:

• Biasanya menginfeksi daerah genital• Biasanya didahului dengan hubungan seksual tapi tidak

selalu

Page 90: Skenario 2 Full

Gejala Herpes Simpleks• Setelah kontak primer, timbul vesikel-vesikel

berkelompok yang nyeri• Infeksi dapat terjadi pada sembarang tempat di

kulit, walaupun biasanya timbul di sekitar mulut dan hidung yang menyebabkan gingivostomatitis,

• Pada jari tangan, menyebabkan herpes jari tangan

• Pada bokong dan genital, menyebabkan vulvovaginitis

• Infeksi ini menyebabkan edema kulit yang berat, vesikulasi yang luas dan nyeri yang sangat

Page 91: Skenario 2 Full

Herpes Simpleks

• infeksi herpes dapat menimbulkan implikasi serius apabila terjadi pada mata, sekitar serviks, pada bayi baru lahir, atau pada individu yang kekebalannya tertekan

• Infeksi herpes pada mata menyebabkan keratitis herpetika

• Perempuan hamil yang menderita herpes genitalis aktif dapat menularkan ke anaknya dan menyebabkan ensefalitis

Page 92: Skenario 2 Full

Skabies

• Adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh tungau (mite) Sarcoptes scabiei

• Tungau ini menggali lubang pada kulit dan menyebabkan rasa gatal pada area tersebut

Page 93: Skenario 2 Full

Proses Penyakit

• Sarcoptes betina yang berada di lapisan kulit stratum corneum dan lucidum membuat terowongan ke dalam lapisan kulit

• Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tersebut menetas menjadi hypopi yakni sarcoptes muda

Page 94: Skenario 2 Full

Proses Penyakit

• Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina dan hypopi yang memakan sel-sel di lapisan kulit itu sehingga penderita mengalami rasa gatal

• Kontak fisik dan pinjam meminjam pakaian atau selimut dengan orang yang memiliki scabies dapat menyebarkan tungau tersebut

Page 95: Skenario 2 Full

Gejala Klinis

• Gejala khas:– Liang pada permukaan kulit– Gatal dan kemerahan– Biasanya ada infeksi sekunder, misalnya

akibat bakteri

Page 96: Skenario 2 Full

Dermatitis Kontak

• Merupakan inflamasi non-infeksi pada kulit yang diakibatkan oleh senyawa yang kontak dengan kulit tersebut

• Ciri umum pada dermatitis yaitu adanya eritema, edema, papul, vesikel, dan krusta

• Secara umum dibagi menjadi 2 yaitu: dermatitis kontak iritan dan dermatitis kontak alergi

Page 97: Skenario 2 Full

Dermatitis Kontak

• Dermatitis kontak iritan– Sekitar 80-90% kasus disebabkan oleh pemaparan

iritan berupa bahan kimia dan pelarut– Inflamasi dapat terjadi pada pemaparan primer

maupun berulang– Pada bayi, dermatitis dapat disebabkan pada

popok bayi, dikenal dengan diaper dermatitis– Dapat terjadi di sekitar mulut karena kulit

terpapar dengan makanan bayi ataupun air liur

Page 98: Skenario 2 Full

Dermatitis kontak iritan karena air liur

Page 99: Skenario 2 Full

Dermatitis kontak iritan karena deterjen

Page 100: Skenario 2 Full

Dermatitis Kontak

• Dermatitis kontak alergi– Dermatitis kontak alergi adalah reaksi kekebalan

tubuh yang terjadi pada seseorang yang terlalu sensitif terhadap bahan tertentu

– Bentuk alergi berbeda dari satu orang ke orang lain– Alergen yang menjadi penyebab adalah bahan kimia

yang mengandung nikel yang banyak terdapat di jam tangan, dan objek logam lainnya; neomisin pada antibiotik salep kulit; potassium dikromat, dll

Page 101: Skenario 2 Full

Dermatitis kontak alergi karena nikel pada jam tangan

Page 102: Skenario 2 Full

Gejala Klinis

• Bintik-bintik atau benjolan kemerahan• Gatal dan bengkak• Keluar cairan dari kulit yang terkena atau

timbul lenting-lenting dan bula pada kasus yang berat

• Kemerahan atau lenting pada kulit terbatas pada area yang terkena saja

Page 103: Skenario 2 Full

Infeksi Kulit Karena Virus

Page 104: Skenario 2 Full

HUMAN PAPILLOMA VIRUS (HPV)

• Termasuk Papovaviridae• Inti asam nukleat DNA untai ganda• Tidak berselubung• Berkembang biak dalam inti sel• Tersebar di alam • Menyerang manusia dan hewan• Terdiri dari 60 tipe• Menginfeksi sel permukaan• Menimbulkan infeksi pada tempat masuk• Termasuk virus tumorigenik

Page 105: Skenario 2 Full

Veruca

• Hiperplasia epidermis yang disebabkan oleh HPV

• Te rsebarnya kosmopolit dan transmisinya melalui kontak kulit, maupun autoinokulasi

• Klasifikasi:– Veruca vulgaris– Veruca plana juvenilis– Veruca plantaris– Veruca akuminatus (kondiloma akuminatum)

Page 106: Skenario 2 Full

TIPE VIRUS - PENYAKIT

• Tipe 1 : veruca plantaris• Tipe 2 : veruca vulgaris, condyloma anogenital• Tipe 4 : veruca vulgaris dan plantaris• Tipe 6 dan 11 : condyloma acuminata,

papiloma laring• Tipe 16,18,31,33,35,39,52 : neoplasma

genital, laring cenderung bersifat ganas

Page 107: Skenario 2 Full

Veruca Vulgaris

• Biasanya terjadi pada anak• Terdapat biasanya pada ekstremitas bagian

ekstensor, mukosa mulut dan hidung• Kutil berbentuk bulatberwarna abu-abu• Besarnya lentikular, permukaan kasar

(verukosa) dan terdapat fenomena Kobner

Page 108: Skenario 2 Full

Foto kutil Swart/veruca vulgaris

Page 109: Skenario 2 Full

• Veruka vulgaris yang terdapat di daerah muka dan kulit kepala berbentuk sebagai penonjolan yang tegak lurus pada permukaan kulit dan permukaannya verukosa disebut verukosa filiformis

Page 110: Skenario 2 Full
Page 111: Skenario 2 Full

Veruca Plana Juvenilis

• Besarnya miliar atau lentikular, permukaan licin dan rata, berwarna sama dengan warna kulit atau agak coklat

• Penyebaran didaerah muka dan leher, dorsu, manus dan pedis, pergelangan tangan dan lutut

• Terdapat juga fenomena Kobner dan dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan

Page 112: Skenario 2 Full

• Jumlah kutil sangat banyak• Biasanya terdapat pada anak dan usia muda

Page 113: Skenario 2 Full

Veruca Plantaris

• Kutil yang terdapat ditelapak kaki terutama pada daerah yang mengalami tekanan

• Bentuknya berupa cincin yang keras dengan tengah agak lunak dan berwarna kekuningan

• Permukaannya licin dan menimbulkan nyeri saat berjalan

• Beberapa veruka bersatu dapat timbul gambaran sepertik mosaik

Page 114: Skenario 2 Full
Page 115: Skenario 2 Full

KONDILOMA AKUMINATUM

Page 116: Skenario 2 Full

definisi

Vegetasi dari human papilloma virus ( HPV ),bertangkai dan permukaannya berjonjot

Page 117: Skenario 2 Full

EPIDEMIOLOGI

Termasuk penyakit akibat hubungan seksual.Prevelensi pria dan wanita sama.tersebar kosmopolit dan transmisi melalui kontak langsung.

Page 118: Skenario 2 Full

ETIOLOGI

Virus penyebab : virus papilloma human (VHP).virus DNA yang tergolong dalam birus papova.Tipe pada kondiloma akuminatum adalah tipe 6,11,16,18,30,31,33,35,39,41,42,44,51,52, dan 56.Tipe yang onkogenik tinggi adalah tipe 16 dan 18 dan sering ditemui pada ca.serviks.Kalau tipe 6 dan 11 dijumpai pada kondiloma akuminatum dan neoplasia intraepitelial serviks derajat ringan.

Page 119: Skenario 2 Full

GEJALA KLINIS

Terutama terdapat pada lipatan yang lembab (genital eksterna).Wanita: vulva,introitus vagina,porsio uteri. Pada wanita byk mengeluarkan flour albus,dan pada wanita hamil pertumbuhan penyakit sgt cepat.Pria : sulcus koronarius,gland penis,pangkal penis.

Page 120: Skenario 2 Full

Gejala klinis

Kelainan kulitnya berupa vegetasi yang bertangkai,warna : merah jika masih baru,Sudah lama berubah menjadi kehitaman.Permukaan : berjonjot (papilomatosa ).Jika timbul infeksi sekunder : warna kemerahan berubah jadi abu abu dan berbau tidak enak.

Page 121: Skenario 2 Full

Vegetasi eritmatosa menutupi genitalia eksterna,bertangkai,permukaan berbintil-bintil

Page 122: Skenario 2 Full
Page 123: Skenario 2 Full
Page 124: Skenario 2 Full
Page 125: Skenario 2 Full

MOLUSKUM KONTANGIOSUM

Page 126: Skenario 2 Full

DEFINISI

Penyakit disebabkan virus poks,gejala papul,pada permukaan terdapat lekukan ,berisi massa yang mengandung badan moluskum

Page 127: Skenario 2 Full

epidemiologi

Menyerang anak anak dan kadang org dewasa.Pada dewasa digolongkan dalam penyakit krn hubungan seksual.Transmisi melalui kontak kulit langsung.

Page 128: Skenario 2 Full

Gejala klinis

Masa inkubasi 1-bbrp mnggu.Kelainan berupa papul miliar,kdg2 lentikular dan berwarna putih seperti lilin,berbentuk kubah dan ditengahnya ada lekukan.Kalau dipencet tampak keluar masa yg brwrna putih seperti nasi.Lokalisasi : muka,badan,ekstreminitas.Pada dewasa: dipubis dan genital eksterna.

Page 129: Skenario 2 Full

Papul papul miliar dan lentikular,bulat,kenyal,berkilat,

Page 130: Skenario 2 Full
Page 131: Skenario 2 Full
Page 132: Skenario 2 Full
Page 133: Skenario 2 Full

Rubeola

Page 134: Skenario 2 Full

• Rubeola = merah campak = campak 9 hari • Etiologi : virus Campak, genus Morbillivirus,

family Paramyxoviridae.

Rubeola

Page 135: Skenario 2 Full

Rubeola

• Patofisiologi :infeksi epitel saluran napas bagian atas kelenjar Iympha regional bersama makrofag replikasi dikelenjar Iimfa regional aliran darah (viremia 1) sistem reticuloendothelial replikasi Viremia 2 mengantar virus sampai ke " multiple tissue site proses infeksi di endothelium pembuluh darah, epitelium saluran napas dan saluran cerna. Virus menempel pada receptor virus campak pada tempat tertentu, misalnya pada Lapisan Lendir saluran nafas , sel otak dan usus.

Page 136: Skenario 2 Full

Rubeola

• Setelah inkubasi selama 10-11 hari, dalam 24 jam kemudian munculah gejala coryza / pilek, conjunctivitis / radang mata dan cough / batuk sebagai gejala periode prodromal.

Page 137: Skenario 2 Full

Rubeola

• Tahap awal dimulai dengan gejala-gejala: – Demam – Malaise– Batuk– konjungtivitis – Pilek– Kehilangan nafsu makan

Page 138: Skenario 2 Full

Rubeola• Ruam campak merah berkembang dari dua sampai empat hari

kemudian. – Ruam biasanya dimulai pada wajah, menyebar ke belakang dan ke

eksteremitas anterior dan ekstremitas inferior.– ruam terlihat merah. – Orang dengan campak dapat mengembangkan bintik-bintik kelabu

kecil di bagian dalam pipi– Ruam biasanya tidak gatal– Beberapa komplikasi: Pneumonia sebagai komplikasi campak sangat

serius pada bayi dan bertanggung jawab untuk kebanyakan kematian di kelompok usia ini , ensefalitis merupakan komplikasi serius yang dapat berakibat fatal.

– Campak merah sangat berat pada pasien dengan sistem kekebalan yang lemah, termasuk orang yang kekurangan gizi atau memiliki HIV .

Page 139: Skenario 2 Full

Rubeola

• Pemeriksaan Diagnosa ditegakan berdasarkan Gejala dan efloresensi yang khas. Pemeriksaan darah, serologi campak dan pembiakan virus.

• Pengobatan dan PencegahanPenyakit ini dapat dicegah dengan pemeberian Vaksin Campak.

Page 140: Skenario 2 Full

Rubella = campak Jerman

• Virus Rubella, memiliki genom RNA beruntai tunggal.

• Virus ini ditularkan melalui jalur pernapasan dan bereplikasi di nasofaring dan kelenjar getah bening.

• Ditemukan di dalam darah 5 sampai 7 hari setelah infeksi dan menyebar ke seluruh tubuh. Virus memiliki sifat teratogenik dan mampu melintasi plasenta dan menginfeksi janin mana berhenti sel dari berkembang atau menghancurkan mereka.

Page 141: Skenario 2 Full

Rubella = campak Jerman• Masa inkubasi antara mendapatkan virus dan sakit adalah

10 hari hingga dua minggu. • Gejala klinis :

– Malaise, demam ringan, sakit kepala , atau konjungtivitis, – Pembengkakan pada KGB daerah servicalis.– Ruam merah menjadi merah muda tidak gatal dimulai pada

wajah dan bergerak ekstermitas anterior– nyeri sendi selama berhari-hari sampai minggu setelah infeksi.

Hal ini mempengaruhi tangan, pergelangan tangan, dan lutut. – Komplikasi pada wanita hamil cacat kongenital misalnya :

katarak , kelainan jantung, gangguan pendengaran, dan ketidakmampuan belajar. Risiko penularan tertinggi di trimester 1. Virus ini juga dapat menyebabkan keguguran atau kelahiran mati.

Page 142: Skenario 2 Full

Rubella = campak Jerman

• Pengobatan dan PencegahanPenyakit ini dapat dicegah dengan pemeberian Vaksin Campak.

Page 143: Skenario 2 Full