skenario 2 karies media

21
BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Ada empat keadaan yang menyebabkan rusaknya struktur gigi dan kadang-kadang memerlukan perbaikan yakni karies, aus, trauma dan kelainan pertumbuhan. Suatu pemahaman mengenai aspek perubahan histologik, gejala atau efek lain yang ditimbulkannya merupakan hal yang sangat penting jika dokter gigi akan merencanakan dan melaksanakan perawatan yang benar, efektif dan berorientasi pada kepentingan pasien. Karies gigi (penyakit gigi berlubang) merupakan penyakit yang tersebar luas di seluruh dunia, di mana penyakit ini tidak dapat sembuh dengan sendirinya. Karies gigi dapat dihambat hanya dengan melakukan penambalan yang baik. Struktur elemen gigi dan faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya karies gigi harus diketahui, bila kita ingin tahu bagaimana proses terjadinya karies gigi tersebut. Aspek morfologi dan bentuk-bentuk karies gigi yang perlu diketahui agar penambalan atau perawatan terhadap karies gigi ini dapat dilakukan secara baik dan dengan demikian, akan dapat mengurangi kemungkinan kembalinya tambalan. Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal. Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam. Bakteri, asam, sisa makanan, 1

Upload: giska-anandita

Post on 23-Jan-2016

61 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Blok Konservasi

TRANSCRIPT

Page 1: skenario 2 karies media

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Ada empat keadaan yang menyebabkan rusaknya struktur gigi dan

kadang-kadang memerlukan perbaikan yakni karies, aus, trauma dan kelainan

pertumbuhan. Suatu pemahaman mengenai aspek perubahan histologik,

gejala atau efek lain yang ditimbulkannya merupakan hal yang sangat penting

jika dokter gigi akan merencanakan dan melaksanakan perawatan yang benar,

efektif dan berorientasi pada kepentingan pasien.

Karies gigi (penyakit gigi berlubang) merupakan penyakit yang tersebar

luas di seluruh dunia, di mana penyakit ini tidak dapat sembuh dengan

sendirinya. Karies gigi dapat dihambat hanya dengan melakukan penambalan

yang baik. Struktur elemen gigi dan faktor-faktor yang mempengaruhi

terjadinya karies gigi harus diketahui, bila kita ingin tahu bagaimana proses

terjadinya karies gigi tersebut. Aspek morfologi dan bentuk-bentuk karies gigi

yang perlu diketahui agar penambalan atau perawatan terhadap karies gigi ini

dapat dilakukan secara baik dan dengan demikian, akan dapat mengurangi

kemungkinan kembalinya tambalan.

Keberadaan bakteri dalam mulut merupakan suatu hal yang normal.

Bakteri dapat mengubah semua makanan, terutama gula, menjadi asam.

Bakteri, asam, sisa makanan, dan ludah akan membentuk lapisan lengket yang

melekat pada permukaan gigi. Lapisan lengket inilah yang disebut plak.

Plak akan terbentuk 20 menit setelah makan. Zat asam dalam plak akan

menyebabkan jaringan keras gigi larut dan terjadilah karies. Bakteri yang paling

berperan dalam menyebabkan karies adalah Streptococcus mutans. Karies

ditandai dengan adanya lubang pada jaringan keras gigi, dapat berwarna

coklat atau hitam.

Karies gigi dapat dialami oleh setiap orang dan dapat timbul pada satu

permukaan gigi atau lebih dan dapat meluas ke bagian yang lebih dalam dari

gigi misalnya dari email ke dentin atau pulpa. Gigi dengan fisur yang dalam

mengakibatkan sisa-sisa makanan mudah melekat dan bertahan, sehingga

produksi asam oleh bakteri akan berlangsuang dengan cepat dan

menimbulkan karies gigi.

1

Page 2: skenario 2 karies media

Karies gigi terdapat diseluruh dunia, tanpa memandang umur, bangsa

atau keadaan ekonomi. Menurut penelitian di negara-negara Eropa, Amerika

dan Asia termasuk Indonesia, ternyata bahwa 80-95% dari anak-anak di bawah

umur 18 tahun terserang karies gigi. Patut diketahu bahwa karies gigi terdapat

terutama pada manusia dan jarang pada hewan. Pada manusai yang hidup

berkelompok secara primitif, penyakit ini lebih sedikit dibandingkan dengan

golongan yang lebih beradap. Persentase karies gigi bertambah dengan

meningkatnya peradaban manusia dan hanya kira-kira 5% penduduk yang

imun terhadap karies gigi. Hal ini merupakan suatu tantangan untuk ilmu

kedokteran gigi.

1.2. Rumusan Masalah

1. Apa diagnosis berdasarkan anamnesis yang didapatkan dari skenario di

atas?

2. Apa yang dimaksud dengan karies?

3. Jelaskan etiologi karies?

4. Bagaimana klasifikasi karies?

5. Bagaimana patomekanisme dari karies?

6. Apa hubungan karies dengan rasa ngilu yang dialami pasien?

7. Bagaimana pencegahan dan perawatan karies?

1.3. Tujuan penulisan

Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penulisan makalah ini, yaitu:

1. Mengetahui diagnosis berdasarkan anamnesis yang didapatkan dari

skenario

2. Mengetahui definisi karies

3. Mengetahui etiologi karies

4. Mengetahui klasifikasi karies

5. Mengetahui patomekanisme dari karies

6. Mengetahui hubungan karies dengan rasa ngilu yang dialami pasien

7. Mengetahui pencegahan dan karies

2

Page 3: skenario 2 karies media

BAB II

BATASAN TOPIK

2.1. Skenario

“Seorang laki-laki berusia 57 tahun yang berprofesi sebagai guru, datang ke

klinik RSGM Unhas dengan keluhan gigi belakang kiri bawah terasa ngilu bila

minum dingin dan makan makanan manis. Pasien tersebut merasa tidak ada

lubang giginya. Pada pemeriksaan klinis tampak warna kehitaman pada fisura

oklusal gigi 35 dan pada sondasi terasa ngilu. Pasien tersebut ingin penjelasan

bagaimana hal ini terjadi dan juga rencana perawatan selanjutnya pada gigi

tersebut. Perkusi dan palpasi tidak ada keluhan.”

2.2. Pertanyaan

1. Apa diagnosis berdasarkan anamnesis yang didapatkan dari skenario di

atas?

2. Apa yang dimaksud dengan karies?

3. Apa etiologi karies serta gejala klinis yang dialami?

4. Berdasarkan skenario, termasuk klasifikasi apa karies di atas?

5. Bagaimana patomekanisme dari karies?

6. Apa hubungan karies dengan rasa ngilu yang dialami pasien?

7. Bagaimana pengaruh usia dengan resiko karies dari seseorang?

8. Bagaimana penanganan, perawatan, dan pencegahan karies?

3

Page 4: skenario 2 karies media

BAB III

PEMBAHASAN

3.1. Definisi Karies

Karies merupakan suatu penyakit jaringan keras gigi, yaitu email, dentin

dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik dalam suatu

karbohidrat yang dapat diragikan. Tandanya adalah adanya demineralisasi

jaringan keras gigi yang kemudian diikuti oleh kerusakan bahan organiknya,

akibatnya terjadi invasi bakteri dan kematian pulpa serta penyebaran infeksi ke

jaringan periapeks yang dapat menyebabkan nyeri. Walaupun demikian,

mengingat mungkinnya remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini

penyakit ini dapat dihentikan.1

3.2. Etiologi Karies

Proses terjadinya karies pada gigi melibatkan beberapa faktor yang tidak

berdiri sendiri tetapi saling bekerjasama. Ada 4 faktor penting yang saling

berinteraksi dalampernbentukan karies gigi, yaitu:

a. Mikroorganisme

Mikroorganisme sangat berperan menyebabkan karies. Streptococcus

mutcins dan Lactobacillus merupakan 2 dari 500 bakteri yang terdapat pada

plak gigi dan merupakan bakteri utama penyebab terjadinya karies. Plak

adalah suatu massa padat yang merupakan kumpulan bakteri yang tidak

terkalsifikasi, melekat erat pada permukaan gigi, tahan terhadap pelepasan

dengan berkumur atau gerakan fisiologis jaringan lunak. Plak akan

terbentuk pada semua permukaan gigi dan tambalan, perkembangannya

paling baik pada daerah yang sulit untuk dibersihkan, seperti daerah tepi

gingival, pada permukaan proksimal, dan di dalam fisur.

Bakteri yang kariogenik tersebut akan memfermentasi sukrosa menjadi

asam laktat yang sangat kuat sehingga mampu menyebabkan

demineralisasi

b. Gigi (Host)

Morfologi setiap gigi manusia berbeda-beda, permukaan oklusal gigi

memiliki lekuk dan fisur yang bermacam-macam dengan kedalaman yang

berbeda pula. Gigi dengan lekukan yang dalam merupakan daerah yang

4

Page 5: skenario 2 karies media

sulit dibersihkan dari sisa sisa makanan yang melekat sehingga plak akan

mudah berkembang dan dapat menyebabkan terjadinyakaries gigi.

Karies gigi sering terjadi pada permukaan gigi yang spesifik baik pada

gigi susu maupun gigi permanen. Gigi susu akan mudahmengalami karies

pada permukaan yang halus sedangkan karies pada gigi permanen

ditemukan di permukaan pit dan fisur.

c. Makanan

Peran makanan dalam menyebabkan karies bersifat lokal, derajat

kariogenik makanan tergantung dari komponennya. Sisa-sisa makanan

dalam mulut (karbohidrat) merupakan substrat yang difermentasikan oleh

bakteri untuk mendapatkan energi. Sukrosa dan gluosa di metabolismekan

sedemikian rupa sehingga terbentuk polisakarida intrasel dan ekstrasel

sehingga bakteri melekat pada permukaan gigi. Selain itu sukrosa juga

menyediakan cadangan energi bagi metabolisme kariogenik. Sukrosa oleh

bakteri kariogenik dipecah menjadi glukosa dan fruktosa, lebih lanjut

glukosa ini dimetabolismekan menjadi asam laktat, asam format, asam

sitrat dandekstran.

d. Waktu

Karies merupakan penyakit yang berkembangnya lambat dan

keaktifannya berjalan bertahap serta merupakan proses dinamis yang

ditandai oleh periode demineralisasi dan remineralisasi. Kecepatan karies

anak-anak lebih tinggi dibandingkan dengan kecepatan kerusakan gigi

orang dewasa.2

3.3. Klasifikasi Karies

a. Berdasarkan topografi

- Karies pada mahkota gigi

- Karies pada akar gigi

b. Berdasarkan permukaan gigi yang terinfeksi

- Karies pada pit dan fisur (fissure and pit caries)

- Karies pada permukaan halus gigi (smooth surface caries)

- Karies pada daerah servikal gigi

- Karies pada daerah approximal (approximal facets caries)

5

Page 6: skenario 2 karies media

c. Berdasarkan jaringan gigi yang terinfeksi

- Enamel caries

- Dentin caries

- Cementum caries

- Kombinasi dari ketiga jenis karies diatas

d. Berdasarkan lokasi karies (apakah pada gigi yang telah dirawat atau belum)

- Primary caries : caries yang timbul pertama kali pada gigi yang belum

pernah dirawat

- Secondary caries : karies yang timbul pada gigi yang telah

dirawat ,tetapi letak karies tidak langsung terhubung tengan tambalan

dari gigi yang telah direstorasi

- Relapsing caries : karies yang timbul dibawah tambalan gigi yang telah

direstorasi, sebagian besar menyerang dentin

e. Berdasarkan kecepatan terjadinya

- Karies akut (caries rapida) : karies terjadi secara cepat, banyak terjadi

pada anak – anak dan pada pasien dengan riwayat penyakit sistemik

- Karies kronis (caries tarda) : progress dari caries tergolong lambat,

dapat pula terhenti secara sementara ataupun permanen

- Arrested caries

f. Berdasarkan defek serta hubungan dengan keadaan pulpa

- Incipient caries : fase pertama dari karies pada gigi, hanya menginfeksi

enamel, ditandai dengan bercak putih (white spot) pada gigi

- Superficial caries : menginfeksi seluruh enamel hingga DEJ

(dentinoenamel junction)

- Intermediate caries (karies media) : karies telah melewati DEJ dan

menginfeksi dentin

- Deep caries ( caries profunda simplex) menginfeksi struktur dentin yang

lebih dalam namun masih jauh dari pulpa

- Deep caries close to the pulp ( caries profunda pulpae proximal ) : karies

telah mendekati pulpa , ditandai dengan tebentuk cavitas pada gigi

dengan terjadinya perubahan pada dentin , namun pulpa belum

terinfeksi

- Caries penetrating pulp : karies telah menginfeksi pulpa3

6

Page 7: skenario 2 karies media

3.4. Patomekanisme Karies

Sumber: Edwina A.M. Kidd. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangan1

Mekanisme terjadinya karies terdiri dari 3 teori, yaitu teori protheolysis,

proteolitic-chelation dan chemoparasitic atau disebut juga dengan teori

asidogenik. Teori asidogenik menjelaskan bahwa pernbentukan karies gigi

disebabkan oleh asam yang dihasilkan oleh aksi mikroorganisme terhadap

karbohidrat. Reaksi ini ditandai dengan dekalsifikasi komponen inorganik

dilanjutkan oleh disintegrasi substansi organik yang berasal dari gigi.2

3.5. Penyebab Rasa Ngilu pada Karies

7

Page 8: skenario 2 karies media

Biasanya, rasa ngilu tidak dirasakan walaupun caries telah menginfeksi

dentin kecuali ketika lesi yang dalam membuka jalan bagi bakteri untuk

menginfekai pulpa. Pada tahap awal dari karies pada dentin kadangkala

dirasakan rasa ngilu walaupun hanya dalam durasi singkaat. Rasa ngilu

tersebut terjadi karena stimulasi pada jaringan pulpa oleh pergerakan cairan

melalu tubulus dentin yang telah berkontak langsung dengan keadaan rongga

mulut akibat cavitas yang tebentuk pada gigi.

Ketika infeksi bakteri telah mendekati pulpa , toksin serta bakteri yang

masuk ke dalam pulpa mengakibatkan terbentuknya inflamasi dari jaringan

pulpa , yang mana ditandai dengan rasa ngilu yang tajam dengan durasi ≤ 10

detik akibat respon dari rangsangan thermal (suhu).

Adapun rasa ngilu yang tajam dengan durasi singkat akibat rangsangan

suhu dapat pula dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya reversible pulpitis

atau pulpal hyperemia, dimana merupakan inflamasi dari pulpa yang nantinya

akan mengalami perbaikan setelah karies penyebab inflamasi tersebut

dihilangkan dengan tidakan operatif. Sedangkan ketika pulpa sudah sangat

sering mengalami inflamasi , serta rasa ngilu yang ditimbulkan akibat stimulus

thermal ≥ 10 detik , hal ini dapat dikaitkan dengan kemungkinan terjadinya

irreversible pulpitis, dimana merupakan pulpitis yang tidak dapat lagi diperbaiki

walaupun karies penyebabnya tellah dihilangkan sehingga diperlukan

perawatan pengisian saluran akar, ataupun tindakan restorasi pada gigi.4

3.6. Pencegahan dan Perawatan Karies

3.6.1 Pencegahan Karies Gigi

Pencegahan karies gigi bertujuan untuk mempertinggi taraf hidup

dengan memperpanjang kegunaan gigi di dalam mulut. Pencegahan

karies gigi dapat dibagi atas 2 bagian:

a. Tindakan Pra Erupsi

Tindakan ini bertujuan pada kesempurnaan struktur enamel dan

dentin atau gigi pada umumnya. Seperti kita ketahui yang

mempengaruhi pembentukan dan pertumbuhan gigi kecuali protein

untuk pembentukan matriks gigi, juga terutama vitamin dan zat

mineral yang mempengaruhi atau menentukan kekuatan dan

kekerasan gigi. Vitamin atau mineral tersebut adalah:

8

Page 9: skenario 2 karies media

1. Vitamin-vitamin : terutama A, C, D

2. Mineral-mineral : terutama Ca, P, F, Mg

Oleh karena itu ibu-ibu hamil, sebelum terjadinya pengapuran

pada gigi bayinya dapat diberikan makanan yang mengandung

unsur-unsur yang dapat menguatkan enamel dan dentin.

Pemberian calcium dalam bentuk tablet baik diterapkan asalkan

tidak terlalu banyak, karena kelebihan calcium akan menyebabkan

kesukaran waktu melahirkan karena adanya pengapuran yang

terlalu cepat dari tengkorak kepala bayi tersebut. Air minum yang

mengandung flour juga sangat penting diberikan pada ibu yang

sedang hamil.

b. Tindakan Pasca Erupsi

Pada dasarnya hampir sama dengan stadium pra erupsi, hanya

ditambah dengan:

1. Kebersihan mulut dan gigi yang harus diperhatikan supaya tetap

sehat.

2. Pemeriksaan berkala 6 bulan sekali.

3. Makan makanan yang menguatkan gigi dan gusi.

4. Memelihara kesehatan badan.5

Pencegahan karies juga gigi dapat dilakukan dalam tiga tahap yaitu

tahap pencegahan primer, sekunder dan tersier. Pencegahan primer

bertujuan untuk rnencegah terjadinya penyakit dan mempertahankan

keseimbangan fisiologis. Pencegahan sekunder bertujuan untuk

mendeteksi karies secara dim dan intervensi untuk rnencegah

berlanjutnya penyakit. Pencegahan tersier ditujukan untuk rnencegah

meluasnya penyakit yang akan menyebabkan hilangnya fungsi

pengunyahan dan gigi.

a. Pencegahan primer (Drummond)

Pencegahan primer dapat dilakukan dengan berbagai cara, yaitu :

1. Modifikasi diet

Untuk rnencegah terjadinya karies gigi maka perlu dilakukan

modifikasi diet melalui berbagai cara, yaitu :

a) Memperbanyak memakan makanan kariostatik seperti

lemak, protein dan fluor. Lemak dapat meningkatkan pH

9

Page 10: skenario 2 karies media

saliva setelah mengkonsumsi karbohidrat. Lemak harus

dikonsumsi sebelum memakan makanan yang manis.

Protein meningkatkan urea saliva yang dapat menetralisir

asam. Mengkonsumsi makanan tinggi protein setelah makan

karbohidrat dapat mengembalikan pH menjadi dengan cepat.

Fiuor dapat mencegah terjadinya karies. Fluor secara alami

terdapat dalam jumlah yang kecil pada the dan makanan

laut. Fluor dari makanan, air atau minuman melindungi gigi

dari serangan asam. Fluor mempunyai efek antibakteri dan

antiplak.

b) Mengganti gula Gula sintetik seperti saccharine dan

aspartam serta gula alkohol banyak digunakan pada

makanan untuk mengurangi karies. Gula sintetik dan gula

alkohol bersifat noncariogenic. Contoh dari gula alkohol

adalah xylitol, sorbitol dan maltitol. Xylitol merupakan bentuk

alkohol dari xylose dan merupakan pengganti gula yang

paling baik karenabakteri plak tidak bisa memetabolisme

xylitol dan dapat mengurangi Streptococcus mutans pada

mulut. Peneliti dari Universitas Michigan menemukan bahwa

anak sekolah yang mengunyah permen karet xylitol selama

5 menit, 3-5 kali sehari dapat mengurangi karies dan

remineralisasi lesi awal karies. Sorbitol merupakan bentuk

alkohol dari sukrosa yang dibuat dengan menambahkan

hidrogen pada glukosa. Penelitian menyimpulkan bahwa

mengunyah permen karet sorbitol setelah makan dapat

mengurangi terjadinya karies gigi secara signifikan. Sorbitol

secara alami terdapat pada buah- buahan dan sayur-

sayuran. Maltitol merupakan bentuk alkohol dari mannose.

Secara alami terdapat pada nenas, asparagus, kentang dan

wortel.

c) Mengurangi mengkonsumsi makanan yang manis dan asam.

d) Mengurangi konsurnsi snack yang mengandung karbohidrat

sebelurn tidur.

10

Page 11: skenario 2 karies media

e) Mengkombinasikan makanan, seperti memakan makanan

manis setelah makan protein dan lemak atau setelah

konsurnsi keju setelah memakan makanan yang manis.

f) Kombinasikan makanan mentah dan renyah yang dapat

menstimulasi saliva dengan makanan yang dimasak.

g) Buah-buahan yang asam dapat menstimulasi produksi

saliva.

h) Membatasi meminum minuman yang manis.

2. Pemakaian fluor

Fluor berfungsi menghambat enzim pembentukan asam oleh

bakteri, menghambat kerusakan email lebih lanjut, serta

membantu remineralisasi pada lesi awal karies. Fluor dapat

diberikan dalam bentuk fluoridasi air minum, pasta gigi, obat

kumur, dan tablet fluor.

3. Pit dan fissure sealant

Pit dan fissure sealant yaitu penutupan pit dan fissure yang

dalam yang beresiko terhadap karies.

4. Pengendalian plak

Pengendalian plak dapat dilakukan dengan tindakan secara

mekanis yaitu dengan penyikatan gigi dan penggunaan alat-alat

bantu lain seperti benang gigi, tusuk gigi dan sikat interdental

serta tindakan secara kimiawi yaitu dengan menggunakan

antibiotik dan senyawa-senyawa antibakteri lain selain antibiotik.

b. Tahap pencegahan sekunder

Pencegahan sekunder dilakukan dengan melakukan

pengobatan dan perawatan gigi dan mulut serta penambalan pada

gigi berlubang.

c. Tahap pencegahan tersier

Pencegahan tersier dilakukan dengan cara perawatan pulpa

(akar gigi) atau melakukan pencabutan gigi.2

3.6.2 Perawatan yang dapat dilakukan pada beberapa jenis karies yaitu:

1. Pada gigi decidui; mendalam tetapi tidak ada pulpitis

11

Page 12: skenario 2 karies media

Perawatan : pembersihan kavitas dengan solusi mikrobisida,

penggalian parsial, kalsium hidroksida, oksida seng dan semen

eugenol.

Pada kejadian berulang semua dentin karies yang lembut digali.

(n=55)

2. Pada gigi permanen; mendalam tetapi tidak ada pulpitis

Perawatan : penggalian jaringan karies massal, penggunaan kalsium

hidroksida, oksida seng dan semen eugenol.

Pada kejadian berulang semua dentin lunak dihilangkan dengan

excavator atau burs. (n=57)

3. Pada gigi permanen; lesi pada bagian oklusal yang memiliki

kedalaman tidak sampai setengah dari dentin jika dilihat melalui foto

radiografi.

Perawatan: melakukan restorasi dan di tambal dengan bahan

komposit. (n=156)

4. Pada gigi decidui; tanpa pulpitis

Perawatan : menghilangkan penyebab karies dengn round bur, dapat

diperbaiki dengan penambalan bahan bonding agent dan komposit.

(n=24).6

Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, maka dapat

disimpulkan kalau laki-laki lebih banyak membutuhkan perawatan

karies gigi dibandingkan perempuan. Kebutuhan perawatan karies gigi

yang tertinggi yaitu fissure sealant kemudian diikuti oleh restorasi satu

permukaan, restorasi dua atau lebih permukaan, aplikasi fluor,

pencabutan gigi, perawatan saluran akar dan yang terendah pada

crown, sedangkan Elemen gigi yang paling banyak membutuhkan

perawatan karies gigi yaitu pada gigi molar pertama dan yang paling

sedikit pada gigi kaninus dan insisivus kedua.7

12

Page 13: skenario 2 karies media

BAB IV

KESIMPULAN

 

Karies gigi adalah penyakit infeksi dan merupakan suatu proses demineralisasi

yang progresif pada jaringan keras permukaan mahkota dan akar gigi yang dapat

dicegah. Karies gigi disebabkan oleh beberapa faktor, yaitu:

1. Mikroorganisme

2. Gigi (Host)

3. Makanan

4. Waktu

Pencegahan karies gigi dapat dilakukan dalam tiga tahap yaitu pencegahan

primer, sekunder dan tersier. Sedangkan kebutuhan perawatan karies gigi yang

tertinggi yaitu fissure sealant kemudian diikuti oleh restorasi satu permukaan,

restorasi dua atau lebih permukaan, aplikasi fluor, pencabutan gigi, perawatan

saluran akar dan yang terendah pada crown.

13

Page 14: skenario 2 karies media

DAFTAR PUSTAKA

1. Edwina A.M. Kidd. Dasar-dasar Karies Penyakit dan Penanggulangan.

Jakarta: EGC; 2012. Pg. 142-5

2. Sri R, Idral P. Peran Makanan Terhadap Kejadian Karies Gigi. Padang :

Jurnal Kesehatan Masyarakat; 2013 ; 7(2) P. 92-3

3. Dostalova T, Seydlova M. Dentistry and Oral Disease for Medical

Student .Grada. 2010.p47-50

4. Roberson TM, Heymann HO, Swift EJ. Sturdevant’s Art and science of

operative dentistry.5th edition. Mosby. P67-102

5. Rasinta T. Karies Gigi. Jakarta : Hipokrates; 1990 p. 49-50

6. Fajerskov, Edwina K. Dental Caries The Disease and Its Clinical Management

2nd ed. Australia : Blackwell Munksgaard; 2008

7. Riedle L. T, Dinar A. W, Kustina Z. Gambaran Kebutuhan Perawatan Karies

Gigi pada Siswa Sekolah Menengah Atas di Kecamatan Lembeh Selatan

Kota Bitung. Manado: Jurnal e-GIGI; 2013; 1(2)

14