skenario 2 pbl blok 19 yoshevine lorisika
DESCRIPTION
ppt blok 19 hipertensi primer serta angina pectorisTRANSCRIPT
ANGINA PECTORIS TAK STABIL DAN HIPERTENSI PRIMER
Yoshevine Lorisika
102012524
A7
KU & Sejak kapan? RPS
- Lokasi, kualitas nyeri, kuantitas nyeri RPD
- miokard infark, hipertensi, diabetes, demam
- rematik juga kepatuhan pasien minum obat
- foto thorax, dan EKG pasien sebelumnya. Riwayat Keluarga, Pekerjaan, dan Sosial
- riwayat hipertensi, diabetes, stroke
- kebiasan merokok durasi dan jumlahnya, konsumsi alkohol.
- lingkungan pekerjaannya (stress atau tidak)
Anamnesa
Pemeriksaan fisik berdasarkan kasus : Tekanan darah : 180/90 mmHg Frekuensi denyut nadi : 90x/menit Frekuensi nafas : 22x/menit Suhu : Afibris
Pemeriksaan fisik biasanya normal Adanya gallop, mur-mur regurgitasi mitral, split S2 atau ronkhi basah
basal yang kemudian menghilang bila nyerinya mereda dapat menguatkan diagnosa PJK.
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan penunjang
• ST depresi• inversi gelombang T• elevasi segmen ST• hambatan cabang
ikatan his• tanpa perubahan
segmen ST dan gelombang T
EKG
• treadmill• sepeda ergometer
Uji latih
• gangguan faal ventrikel kiri, adanya insufisiensi mitral dan abnormalitas gerakan dinding regional jantung, menandakan prognosis kurang baik
ekokardiografi
EKG
Pada waktu serangan angina menunjukkan adanya depresi atau elevasi segmen ST dan gelombang T menjadi negatif dan menunjukkan suatu ischemia pada beban kerja yang rendah.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang (2)
• Pembesaran jantung dapat menandakan adanya disfungsi pada organ jantung sebelumnyaRontgen
Thoraks
• Troponin T• Troponin I• pemeriksaan
CK-MB
laboratorium
Pemeriksaan laboratoriumˉ untuk menyingkirkan diagnosis infark miokard jantung akut
pemeriksaan enzim CPK, SGOT, atau LDH. - meninggi pada infark jantung akut ; angina kadarnya masih normal. - Pemeriksaan lipid darah kadar kolesterol, HDL, LDL, dan trigliserida
u/ menemukan faktor resiko seperti hiperlipidemia- pemeriksaan gula darah u/ menemukan diabetes mellitus
Pemeriksaan Penunjang
WD: Angina pectoris tak stabil (UAP) dan hipertensi Primer
DD : Angina Pectoris Stabil ( SAP), STEMI,NSTEMI,Angina Prinzmetal
Diagnosis Banding dan Diagnosis Kerja
Angina pectoris
Suatu sindrom klinis berupa serangan nyeri dada yang khas, yaitu:-dada seperti ditekan benda berat-nyeri seperti ditusuk-tusuk dan-biasanya menjalar hingga kelengan kiri atau ke kedua lengan sebagai konsekuensi dari iskemia miokard
Klasifikasi angina pectoris
• Serangan saat aktivitas• hilang dengan istirahat• reversible dan tidak progresifAngina stabil
• frekuensi dan derajat keparahannya meningkat• Durasi serangan yang lama• Terasa sedikit berkurang dengan pemberian nitrat
sublingual
Angina tidak stabil
• Serangan dapat muncul saat istirahat• Umumnya terjadi pada midnight – pagi hari• Segera menghilang setelah pemberian
nitrogliserin
Angina prinzmetal
Kriteria unstable angina pectoris
• Serangan angina yang baru muncul dalam 2 bulan, terasa cukup berat dan frekuensi lebih sering (biasanya hingga >3x/hari).
• Pasien dengan angina yang makin memberat, sebelumnya angina stabil, lalu serangan angina timbul lebih sering, dan lebih berat sakit dadanya, sedangkan faktor presipitasi makin ringan.
• Pasien dengan serangan angina pada waktu istirahat.
Unstable
angina pector
is
Klasifikasi berdasarkan beratnya angina
• Angina yang berat untuk pertama kali . • Pasien dengan durasi angina kurang dari 2
bulan, bertambah berat atau terjadi ≥ 3 kali perhari, atau angina yang jelas lebih sering dan timbul dengan aktivitas ringan.
Class I • Angina saat istirahat; subakut • Pasien dengan 1 kali atau lebih serangan
angina dalam 3 bulan dan tidak ada serangan dalam 48 jam terakhir.
Class II • Angina saat istirahat; akut• Pasien dengan 1 kali atau lebih serangan
angina saat istirahat dalam 48 jam terakhir
Class III
Epidemiologi
Amerika serikat• Penyakit jantung iskemik merupakan pembunuh
pertama di Amerika dan seluruh dunia. Jumlah penderita angina mencapai > 6 juta dari 13 juta orang yang terkena penyakit jantung iskemik, sedangkan jumlah penderita infark > 7 juta dari total jumlah yang sama
Indonesia • Tahun 2008, prevalensi infark miokard pada wanita
mencapai 4,12% dan 7,6% pada pria, atau 5,29 secara keseluruhan
• Tahun 2000 hanya 1,2%.• Depkes RI: prevalensi Penyakit Jantung Koroner
(PJK) di Indonesia semakin meningkat dari tahun ke tahun.
Faktor risiko
Faktor risiko yang tidak dapat diubah
• Umur• jenis kelamin• riwayat penyakit dalam
keluarga
Faktor risiko yang dapat diubah
• Merokok• hiperlipidemia• hipertensi• obesitas• DM
Patofisiologi
patogenesis
Ruptur plak
trombosis dan
agregasi trombosit
Vasospasme
erosi pada plak tanpa
ruptur
Ruptur plak- Ruptur plak aterosklerotik - tiba-tiba terjadi subtotal /total penyempitan- aktivasi terbentuknya trombus- trombus dpt menutup pembuluh darah 100 % atau tidak menyumbat 100%.
Patogenesis
Terjadinya trombosis setelah plak terganggu disebabkan karena interaksi yang terjadi antara lemak, sel otot polos, makrofag, dan kolagen.
Sebagai reaksi terhadap gangguan faal endotel, terjadi agregasi platelet dan platelet melepaskan isi granulasi sehingga memicu agregasi yang lebih luas, vasokonstriksi, dan pembentukan trombus.
Trombosis dan Agregasi Trombosit
Diperkirakan adanya disfungsi endotel dan bahan vasoaktif yang diproduksi oleh platelet berperan dalam perubahan dalam tonus pembuluh darah dan menyebabkan spasme.
Adanya spasme seringkali terjadi pada plak yang tak stabil, dan mempunyai peran dalam pembentukan trombus.
Vasospasme
Terjadinya penyempitan juga dapat disebabkan karena terjadinya ploriferasi dan migrasi dari otot polos.
adanya perubahan bentuk dan lesi karena bertambahnya sel otot polos dapat menimbulkan penyempitan pembuluh dengan cepat dan keluhan iskemia.
Erosi pada plak tanpa ruptur
Tatalaksana medikamentosa (antiangina)
• vasodilatasi pembuluh darah• mengurangi preload dan
afterloadmengurangi wall stress dan kebutuhan oksigen (Oxygen demand)
Nitrat
• menurunkan kebutuhan oksigen miokardium
• penurunan denyut jantung dan daya kontraksi miokardium
β-blocker • vasodilatasi koroner dan menurunkan
tekanan darah• Golongan dihidropiridin: nifedipin,
Golongan nondihidropiridin: verapamil dan diltiazem.
Antagonis kalsium
Tatalaksana medikamentosa
• Aspirin• Tienopiridin• Klopidogrel• Inhibitor GP IIb/IIIa
Anti-agregasi trombosit
• Unfractionated Heparin • Low Molecular Weight
Heparin (LMWH) • Direct Thrombin Inhibitors
Anti-trombin
pembedahan
Ventricular aneurysmectomy : rekonstruksi terhadap kerusakan ventrikel kiri.
Coronary arteriotomy : memperbaiki langsung terhadap obstruksi arteri koroner.
Internal thoracic mammary : revaskularisasi terhadap miokard.
Coronary artery baypass grafting (cabg) : hasilnya cukup memuaskan dan aman yaitu 80%-90% dapat menyembuhkan angina dan mortabilitas hanya 1 %.
Komplikasi
Infark miokardium akut (serangan jantung) Aritmia Gagal jantung
WD 2 : Hipertensi
Hipertensi suatu keadaan di mana seseorang mengalami peningkatan tekanan darah di atas normal
Hipertensi primer : hipertensi yang penyebabnya tidak diketahui. Hipertensi tipe ini, tidak dapat disembuhkan tetapi dapat dikontrol.
DD : Hipertensi sekunder
suatu kondisi dimana terjadinya peningkatan tekanan darah sebagai akibat seseorang mengalami/menderita penyakit lainnya seperti gagal jantung, gagal ginjal, kerusakan sistem hormon tubuh, atau karena konsumsi obat-obatan
Klasifikasi tekanan darah
Kategori Sistolik (mmHg)
Diastolik (mmHg)
Optimal
Normal
Normal tinggi
Hipertensi
Derajat 1(ringan)
Derajat 2 (sedang)
Derajat 3 (berat)
Isolated systolic hypertension
< 120
120-129
130-139
140-159
160-179
≥ 180
≥ 140
dan
dan/atau
dan/atau
dan/atau
dan/atau
dan/atau
dan
< 80
80-84
85-89
90-99
100-109
≥ 110
< 90
Faktor resiko
Genetik Usia tekanan darah akan naik dengan bertambahnya
umur terutama setelah umur 40 tahun Jenis kelamin pria > wanita gaya hidup Obesitas Asupan garam Stress Merokok
Patafisiologi
Gejala klinis
tidak memiliki gejala khusus. Gejala ringan dapat diketahui dengan mengukur tekanan darah secara teratur. tidak ditangani dengan baik komplikasi kardiovaskular seperti stroke, serangan
jantung, gagal jantung, dan gagal ginjal. hipertensinya berat atau menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
Sakit kepala Kelelahan Mual Muntah Sesak nafas Gelisah Pandangan menjadi kabur yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung
dan ginjal. Sering buang air kecil terutama di malam hari
Telinga berdenging
Penanganan
Modifikasi gaya hidup1. Hipertensi dengan indikasi yang memaksa:
Hipertensi stage 1 (tekanan darah sistolik: 140- 59 mmHg atau tekanan darah diastolik 90-99 mmHg ) diberikan Thiazide. Pertimbangan lain: ACE inhibitor, Angiotensin Receptor Blocker (ARB), Beta blocker, Chalcium Channel Blocker atau kombinasi.
Hipertensi stage 2 (tekanan darah sistolik ≥ 160 mmHg atau tekanan darah diastolik ≥ 100 mmHg) diberikan dua obat kombinasi. Biasanya diberikan Thiazide dan Ace inhibitor atau ARB atau Beta blocker atau Channel Blocker.
2. Hipertensi tanpa indikasi yang memaksa: Obat-obat anti hipertensi yang lains: Diuretik, ACE inhibitors, ARB, Beta blocker,
Chalsium Channel Blocker jika diperlukan.
Pencegahan
Pencegahan Mengurangi Berat badan. Diet garam. Meningkatkan asupan buah-buahan, sayur-sayuran dan potasium. Mengurangi konsumsi alkohol. Dilakukan Pengukuran Tekanan Darah Secara Teratur
kesimpulan
Hipotesis diterima Unstable Angina Pectoris adalah suatu gejala berupa
nyeri pada dada bagian kiri yang disebabkan oleh iskemi pada pembuluh koroner jantung.
Hipertensi dapat menyebabkan CVD (Cardiovaskular Disease) dan meningkatkan resiko kejadian iskemik seperti angina pectoris dan infark miokard
THANK YOU ..