skenario 6 sgd 24
DESCRIPTION
BLOK ReproduksiTRANSCRIPT
SKENARIO 6BLOK REPRODUKSI
SGD 24
SKENARIONy.H 52 tahun, ibu 6 orang anak dari suami seorang supir antar kota sudah beberapa bulan ini mengeluh sering keluar darah dari kemaluannya. Padahal beliau telah berhenti haid sejak 2tahun yang lalu. Sebelumnya, sejak 10 tahun terakhir ini memang kerap mengalami keputihan yang berlebihan, berbau, dan agak kental.Ny H sudah pernah memeriksaan keadaannya itu ke bidan di dekat rumahnya, tetapi beliau dianjurkan untuk berobat ke bagian kandungan rumah sakit. Oleh karena kurangnya pemahaman akan resiko penyakit yang dideritanya, Ny H membiarkan saja keadaannya demikian. Namun saat ini beliau tidak mampu lagi menahan sakitnya.
INFO TAMBAHAN :Usia menarche : 12tahun, usia kawin:16 tahun, P6A3, Pendidikan : SDStatus praesens : dbnpemeriksaan fisik : dbnstatus lokalisata :Inspekulo :tampak masa karsinomatosa exofitik ukuran 3x2x2 cm di serviks, mudah berdarah. Tidak melibatkan vagina.VT/RT :Teraba massa exofitik ukuran 3x2x2 cm di serviks, tidak melibatkan vagina. Uterus antefleksi ukuran biasa, tidak membesar. Adneksa dan ovarium:dbn; Parametrium kanan/kiri : lemasPemeriksaan penunjang : biopsi histopatalogiHasil PA : non keratinizing squamous cell carcinoma
TERMINOLOGI
Keputihan : Cairan yang berwarna putih bening yang keluar dari vagina
Exofitik : bentuk massa lesi seperti nodul dan papilla
Antefleksi uterus: uterus yang melengkung ke arah depan
Adneksa : daerah yang berada di bagian dinding uterus, tuba fallopii, ovarium
Parametrium : jaringan ikat yang terdapat di ligamentum latum
IDENTIFIKASI MASALAH 1. Mengapa os sering mengeluh sering keluar
darah dari kemaluan padahal os sudah menopause?
2. Apa yang menyebabkan os mengalami keputihan yang berlebihan, berbau dan agak gatal?
3. Kenapa ditemukan massa karsinomatosa exofitik di serviks dan mudah berdarah?
4. Apa diagnosa banding os?5. Apa diagnosa os?6. Apa saja pemeriksaan yang perlu
dilakukan untuk os?
ANALISA MASALAH
1. Mengapa os mengeluh sering keluar darah dari kemaluan padahal os sudah menopause?jawab : Karena adanya massa karsinomatosa exofitik yang mudah berdarah
2. Apa yang menyebabkan os mengalami keputihan yang berlebihan, berbau dan agak gatal?jawab : Karena adanya infeksi dan nekrosis jaringan
3. Kenapa ditemukan massa karsinomatosa exofitik di serviks dan mudah berdarah?jawab : Kemungkinan karena adanya lesi pre kanker
4. Apa diagnosa banding os?jawab :
Karsinoma serviks Karsinoma uteri
5. Apa diagnosa os?jawab : Karsinoma serviks
6. Apa saja pemeriksaan yang perlu dilakukan untuk os?jawab :Pap smearUSG
TOPIC TREENy H 52th (G0P6A3)
Dx
Keputihan berlebihan berbau,
gatal
Pemeriksaan fisik, inspekulo, VT/RT
perdarahan
Pemeriksaan penunjang
(biopsi,histopatalogi)
pemeriksaan
Carcinoma cervic
LEARNING OBJECTIVES
Mahasiswa - mahasiswi mampu mengetahui, memahami dan menjelaskan tentang :
- Karsinoma serviks (etiologi- prognosa)
Ca serviks Kanker serviks merupakan penyakit yang menimbulkan
kematian terbanyak pada wanita di perkirakan sebanyak 500.000 orang di seluruh dunia sebagian besar di negara berkembang
Kanker serviks tumor ganas primer yang berasal dari metaplasia epitel di daerah skuamokolumner junction.
terjadi daerah pada organ reproduksi wanita yang merupakan pintu masuk ke arah rahim, letaknya antara rahim (uterus) dan liang senggama atau vagina.
Sebanyak 90% dari kanker serviks berasal dari sel skuamosa yang melapisi serviks dan 10% sisanya berasal dari sel kelenjar penghasil lendir pada saluran servikal yang menuju ke rahim
Penyebab Ca serviks Sebelum terjadi kanker, akan didahului keadaan
lesi prakanker Neoplasia intraepitel serviks (NIS) penyebab utama Infeksi virus human papilloma
serviks (hPV). Infeksi hPV penyakit menular seksual, Banyak
penelitian didapatkan RR (resiko relatif) hubungan antara infeksi hPV dengan Ca serviks antara 20-70%, lebih dari 70% kanker serviks infeksi HPV tipe 16 dan 18.
Dari kedua tipe ini dinyatakan bahwa tidak terdapat perbedaan probalitas terjadi kanker serviks pada infeksi hPV 16 dan -18 baik secara sendiri-sendiri maupun bersamaan ( Bosch et al, 2002) .
Akan tetapi sifat onkogenik hPV-18 lebih tinggi daripadaa hPv-16 yang di buktikan pada sel kultur diman transformasi hPV-18 adalah 5x lebih besar dibandingkan dengan hPV-16.
Faktor resiko
Aktivitas seksual pada usia muda (<16 tahun).
Wanita aktivitas seksual yang tinggi, dan sering berganti-ganti pasangan.
Penggunaan antiseptik. Wanita yang merokok Paritas( jumlah kelahiran) Penggunaan kontrasepsi oral
Gejala dan tanda
Tanda-tanda dini yang tidak spesifik seperti sekret vagina yang agak berlebihn dan kadang-kdng di sertai dengan bercak perdarahan..
Gejala umum yang tersering perdarahan pervaginam (pascasenggama, perdarahan di luar haid). Dan keputihan.
Pada penyakit lanjut keluhan berupa keluar cairan pervaginam yang berbau busuk, nyeri panggul, nyeri pinggang dan pinggul, serig berkemih, buang air kecil atau buang air besar sakit.
Gejala penyakit yang residif berupa nyeri pinggang, edema unilateral, dan obstruksi ureter.
DIAGNOSIS tes paps mear saat ini alat skerening yang
diandalkan. Tes paps mear direkomendasikan Pada saat mulai melakukan aktivitas seksual
atau setelah menikah. Bagi kelompok perempuan yang beresiko
tinggi dianjurkan pemeriksan tes paps smear setiap tahun.
Pemastian diagnosis di laksanakan dengan biopsi serviks.
Diagnosis kanker serviks diperoleh melalui pemeriksaan klinis berupa anamnesis, fisik, ginekologi, panggul dan pemeriksan rektal.
Stadium Ca serviks Stadium kanker serviks secara klinis menurut
FIGO membutuhkan pemeriksaan pelvik, jaringan serviks, foto paru-paru, CT-scan.
Pemeriksaan Ca serviks
1. Pap smear deteksi dini kanker serviks, dapat di pergunakan untuk melihat perubahan sel epitel serviks.
2. Biopsi dilakukan jika pada pemeriksaan panggul tampak suatu pertumbuhan atau luka pada serviks.
Biopsi untuk mengetahui kelainan yang ada pada serviks . Jaringan yang diambil dari daerah bawah kanal serviks.
Hasil dari biopsi akan memperjelas apakah yang terjadi itu kanker invasif atau hanya tumor saja.
3. Kolposkopi dilakukan untuk meihat daerah yang terkena proses meteplasia.
Pemeriksaan ini kurang efisien dibanding dengan pap smear karena kolposkopi memerlukan keterampilan dan kemampuan kolposkopis dalam mengetes darah yang abnormal.
4. Tes schiller serviks diolesi dengan larutan yodium pada serviks normal akan berbentuk bayangan yang terjadi pada sel epitel serviks yang mengandung kanker akan menunjukkan warna yang tidak berubah karena tidak ada glikogen.
Penatalaksanaan Pembedahan- Pada karsinoma insitu seluruh kanker
sering kali dapat diangkat dengan bantuan pisau bedah ataupun melalui LEEP (loop electrosurgical excision procedure).
- Karena kanker bisa kembali kambuh, dianjurkan untuk menjalani pemeriksaan ulang dan pap smear setiap 3 bulan selama 1 tahun pertama dan selanjutnya setiap 6 bulan. Jika penderita tidak memiliki rencana untuk hamil lagi, dianjurkan untuk menjalani histerektomi.
- Hiterektomi suatu tindakan pembedahan yang bertujuan untuk mengangkat uterus dan serviks (total) ataupun salah satunya (subtotal ) biasanya dilakukan pada klinik IA sampai IIA (klasifikasi fIGO).
Radioterapi - Terapi radiasi dapat diberikan padasemua
stadium, terutama mulai dari stadium IIB – IV. - Ada 2 jenis radiasi eksternal dan internal
keduanya menggunakan zat radioaktif terdapat di dalam sebuah kapsul dimasukkan langsung ke dalam serviks,kapsul ini dibiarkan selama 1-3 hari dan penderita di rawat di rumah sakit. Pengobatan ini bisa diulang beberapa kali selama 1-2 minggu.
- Efek samping iritasi rectum dan vagina,kerusakan kandung kemih dan rectum dan ovarium berhenti berfungsi.
- komplikasi radiasi yang paling sering adalah kompikasi gastrointestinal seperti proktitis, dan traktus urinarius.
Kemoterapi pemberian obat melaui infus, tablet, atau intramuskular.
Kemoterapi yang paling aktif adalah cisplatin. Carboplatin juga mempunyai aktivitas yang sama dengan cisplatin.
Prognosis - 85-90% kanker serviks terdiagnosis
pada stadium invasif, stadium lanjut, bahkan stadium terminal.
- Kanker serviks tergantung dari stadium penyakit umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Price, Sylvia Anderson,dkk. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit. Vol.2. Ed.6 EGC. Jakarta. 2005.
Prawihardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. PT. Bina Pustaka. Jakarta. 2011.