skil lab = diagnosis kelainan sistem pernapasan

17
DIAGNOSIS KELAINAN SISTEM PERNAPASAN Diagnosis kelainan system pernapasan terdiri dari: 1. anamnesis: auto/allo anamnesis o keluhan utama o riwayat perjalanan penyakit o riwayat pengobatan dan tindakan o riwayat keluarga dan sosial o riwayat pekerjaan 2. pemeriksaan fisik o keadaan umum meliputi tanda vital o kelainan khas sistem napas (pemeriksaan rngga dada) o pemeriksaan rongga thoraks meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan auskultasi. 3. sarana bantuan diagnostik o kelainan anatomi seperti teknik radiologi, laboratorium klinik/ ptologi, bronkoskopi, elektrokardiografi (EKG) dan ultrasonografi (USG) o kelainan fungsional seperti uji faal paru, analisa gas darah o sarana bantuan lainnya. ANAMNESIS (auto/allo anamnesis) A. Keluhan Utama Keluhan yang sering ditemukan pada kelainan sistem napas adalah 1

Upload: ayuaryani

Post on 26-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


1 download

DESCRIPTION

Diagnosis gangguan sistem respirasi

TRANSCRIPT

Page 1: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

DIAGNOSIS KELAINAN SISTEM PERNAPASAN

Diagnosis kelainan system pernapasan terdiri dari:

1. anamnesis: auto/allo anamnesis

o keluhan utama

o riwayat perjalanan penyakit

o riwayat pengobatan dan tindakan

o riwayat keluarga dan sosial

o riwayat pekerjaan

2. pemeriksaan fisik

o keadaan umum meliputi tanda vital

o kelainan khas sistem napas (pemeriksaan rngga dada)

o pemeriksaan rongga thoraks meliputi inspeksi, palpasi, perkusi dan

auskultasi.

3. sarana bantuan diagnostik

o kelainan anatomi seperti teknik radiologi, laboratorium klinik/ ptologi,

bronkoskopi, elektrokardiografi (EKG) dan ultrasonografi (USG)

o kelainan fungsional seperti uji faal paru, analisa gas darah

o sarana bantuan lainnya.

ANAMNESIS (auto/allo anamnesis)

A. Keluhan Utama

Keluhan yang sering ditemukan pada kelainan sistem napas adalah

1. sesak napas

2. nyeri dada

3. batuk

1. sesak napas

keluhan sesak napas terjadi akut, sub akut atau kronik. Bila terjadi cepat

dan mendadak, perlu dipikirkan corpus alineum pada saluran napas, asma

bronkhial, bronkhitis akut, lesi pleura seperti pneumotoraks, hidrotoraks,

1

Page 2: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

pneumonia atau bronkopneumonia, trauma pada dda, edema paru (gagal jantung

kiri), gangguan pusat napas.

Bila proses sesak napas terjadi lebih lambat, sub akut maka kemungkinan

lesi pada pleura seperti hidrotoraks, hematotoraks, piotoraks (eempieme toraks)

Sesak napas yang kronik menunjukkan penyakit berjalan kronik seperti

bronkhitis kronik, emphysema paru, tumor saluran napas dan paru, penebala dri

pleura.

Sesak napas perlu dijelaskan mengenai:

o sesak napas berkurang bila penderita duduk (orthopnoe)

o sesak bila melakukan aktivitas (dispnoe d’effort)

o sesak napas dengan letak paksa, biasanya lesi di pleura

o sesak terutama pada malam hari (Nocturnal dispnoe)

o sesak bila melakukan aktivitas fisik berat (exercised)

Kedua jenis sesak ini, yaitu nocturnal dispnoe dan exercised dispnoe

sering ditemukan pada penderita asma bronkhial.

2. sakit dada atau nyeri dada

Sakit dada biasanya berhubungan dengan gangguan pada pleura, radang

paru, tromboemboli, tuberkulosis dan keganasan. Sakit dada karena gangguan

pleura biasanya terlokalisir pada satu sisi dan dipengaruhi oleh pernapasan atau

pergerakan rongga dada.

Lesi pada parenkim paru umumnya tidak menimbulkan nyeri kecuali

mengenai daerah mediastinum.

Sakit/nyeri dada dapat disebabkan juga oleh: neuritis interkostal, miositis,

dada kiri karena infark atau iskhemia miokard, pericarditis, penyakit esofagus dan

aneurisma aorta.

3. Batuk dan ekspektorasi

Batuk merupakan gejala pokok dari kelainan sistem pernapasan. Batuk

merupakan refleks untuk mengeluarkan benda yang terdapat dalam saluran

2

Page 3: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

pernapsan. Reseptor batuk dapat ditemukan pada daerah larynx, trakea, bronkhus

besar.

Ekspektorasi adalah dahak yang dikeluarkan pada waktu batuk. Batuk

dapat dengan dahak, tanpa dahak (kering) atau dengan darah.

Berbagai jenis gangguan sistem pernapasan dapat menyebabkan terjadinya

batuk dengan ekspektorasi berbeda:

o Bronkhiektasis dan abses paru; batuk dengan dahak purulen, bau dan

bercampur sedikit darah.

o Bronkhitis akut/kronik: batuk dengan dahak warna mukoid atau kuning

kehijauan.

o Edema paru: batuk dengan dahak merah muda, encer.

o Pneumonia: dahak berwarna kecoklatan.

o Pneumonia karena gram (-): dahak tebal, pus, kemerahan.

o Tromboemboli paru: dahak merah segar

o Tb paru: batuk kering dan berlanjut dengan batuk dahak mukoid atau batu

darah.

Bila batuk darah sering ditemukan karena Tb paru, edema paru, tumor

ganas, pneumonia, tromboemboli paru.

Bila ditemukan adanya batuk darah harus dibedakan dengan muntah darah

Batuk darah Muntah darah

Prodromal

Warna

Busa

Isi

PH

Anemia

Gatal tenggorakan

Merah terang

(+)

Leukosit, makrofag P

Alkalis

(+) atau (-)

Mual, perut kembung

Merah gelap

(-)

Artikel makanan

Asam

(+)

Patofisiologi Batuk

Batuk merupakan proses fisiologik dari mekanisme pertahanan paru. Batuk tidak

menjadi fisiologis kalau dirasakan sebagai gangguan (subjektif). Batuk merupakan upaya

mekanisme pertahanan tubuh alamiah dengan tujuan:

3

Page 4: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

1. mencegah masuknya benda asing ke dalam saluran pernapasan

2. mengeluarkan benda asiing atau sekret yang abnormal dari dalam saluran

pernapasan.

Refleks Batuk

Keluhan batuk didahului oleh adanya rangsangan benda asing, sekret, radang atau

bronkhokontriksi pada reseptor batuk yang terdapat larynx, trakea, karina dan bronkhus.

Melalui serabut aferen, rangsangan tersebut akan diteruska ke pusat batuk dan kemudian

dikembalikan ke otot-otot pernapsan melalui serabut aferen.

Mekanisme terjadinya batuk melalui 3 tahapan:

Tahap pertama = tahap inspirasi

Terjadi inspirasi yang dalam dan cepat, sehingga sebagian besar udara akan

masuk kedalam paru-paru. Akibat proses inspirasi terjadi perubahan volume udara paru

dan melebarnya ukuran diameter bronkus.

Tahap kedua = tahap kompresi

Tahap kompresi ini dimulai dengan menutupnya glotis, tekanan intra toraks akan

meningkat, dibantu oleh otot-otot ekspirasi.

Tahap ketiga = tahap ekspirasi

Tahapan ini akan menyebabkan terjadinya batuk, dimulai dengan pembukaan

glotis yang tiba-tiba diikuti oleh pengeluaran udara yang terperangkap tadi dalam jumlah

besar dan kecepatan tinggi. Bunyi batuk yang timbul akibat getaran dari pita suara.

Batuk merupakan refleks untuk mengeluarkan benda asing yang masuk ke dalam

saluran pernafasan. Reseptor batuk dapat ditemukan pada larynx, trakea, karina dan

bronkhus besar. Reseptor batuk terangsang maka glotis akan menutup sehingga terjadi

peningkatan tekanan dalam rongga dada dan secara tiba-tiba dilepaskan dengan kekuatan

batuk sehingga benda yang merangsang refleks batuk dapat dikeluarkan.

Ekspektorasi merupakan dahak yang dikeluarkan waktu refleks batuk terjadi.

Dahak yang bayak dan berbau ditemukan pada abses paru, infeksi anaerob. Dahak

berdarah sering ditemukan pada Tb paru, edema paru, tumor ganas sistem pernapasan,

peradangan salurangan pernapasan.

Dahak yang banyak dan purulen ditemukan pada bronkiektasis.

4

Page 5: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

B. Riwayat Perjalanan Penyakit

Anamnesis dimulai waktu keluhan pertama kali sampai penderita datang

berobat sehingga dapat diikuti riwayat penyakit penderita.

C. Riwayat Pengobatan dan Tindakan

Anamnesis mengenai riwayat obat yang telah diberikan pada penderita.

Dalam hal ini untuk mengetahui riwayat pengobatan terhadap penyakit sistem

pernafasan maupun adanya efek samping obat yang dapat menimbulkan penykait

sistem pernafasan.

o Lamanya pengobatan

o Jenis obat yang diberikan

Contoh untuk Tb Paru

Januari 6 bulan terakhir juni januari

2000 2 RHZ/4R2H2 2001

Efek samping obat yang dapat menimbulkan gangguan sistem pernapasan:

o Obat sitostatika/chemoterapi seperti bleomycin, cyclophospamide,

methotrexate, nitrofurantoin, dapat menyebabkan penyakit paru

infiltratif.

o Aspirin-edema paru, asma bronkhial

o Beta blocker, NSAID- spasme bronkhus/asma bronkhial

o Narkotik-vaskulitis paru

o Pil KB- tromboemboli paru

o Hidralazine, procainamide- SLE dengan hidrotoraks

o Aminoglikosida-kelemahan otot paru

5

Page 6: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

o Antibiotika- reaksi alergik-asma bronkhial

D. Riwayat Keluarga dan Sosial

Anamnesis mengenai penyaki menular pada keluarga khususnya

Tb paru adanya kontak (=) dengan keluarga serumah. Keadaan sosial

ekonomi sangat penting untuk mengetahui ketepatan dalam pengobatan

jangka panjang.

E. Riwayat Pekerjaan

Penyakit paru yang terjadi akibat pekerjaan penderita dikenal

sebagai pneumokoniosis, seperti pekerjaan tambang batu bara, kontak

dengan kapas, asbes dan debu.

PEMERIKSAAN JASMANI/FISIK SISTEM NAPAS (THORAKS)

6

Page 7: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

SARANA BANTU DIAGNOSTIK GANGGUAN SISTEM PERNAPASAN

Sarana bantuan diagnostik gangguan sistem pernapasan dapat dibagi 2:

1. Gangguan Anatomis/Morfologis

o Teknik radiologi

o Laboratorium klinik dan patologi

o Bronkoskopi

o Elektrokardiografi/EKG

o Ultrasonografi/USG

2. Gangguan Fisiologis

o Tes fungsi paru/lung function test

o Analisa gas darah

GANGGUAN ANATOMIS/MORFOLOGIS

A. TEKNIK RADIOLOGI

1. Fluoroskopi

2. Foto toraks AP/lateral/oblique/top poto

3. Tomografi

4. Bronkografi

5. Angiografi pembuluh darah

6. Skanning paru

7. Magnetic Resonance Imaging (MRI)

1. Fluoroskopi

- Melihat rongga toraks dalam keadaan dinamis terutama diapraghma

- Melihat pergerakan dalam keadaan inspiriasi dan ekspirasi

- Bahaya radiasi lebih besar untuk penderita dan pemeriksa

2. Foto Toraks

- Pemeriksaan rutin untuk menilai rongga toraks khususnya parenkim paru

- Foto toraks AP dapat menilai keadaan jaringan lunak, struktur tulang, jantung,

dan mediastinum, diapraghma, daerah hilus, paru, pleura dan trakea.

- Lateral dan oblique untuk menilai lokalisasi lesi di depan, tengah atau belakang

7

Page 8: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

- Top foto untuk lebih mempertegas lesi kecil di lapangan atas.

3. Tomografi

- Teknik radiology berseri sehinnga ditemukan kelainan lapis demi lapis atau

dikenal juga sebagai irisan paru.

- Teknik ini mengetahui kelainan dari parenkim paru adanya tumor, kalsifikasi,

atau kavitas.

- Berguna juga mengetahui adanya kelainan di trakea, bronkus utama, pleura dan

mediastinum bentuk modul, tumor atau kelainan pembuluh darah.

4. Bronkografi

Teknik radiology dengan menggunakan bahan kontras (radiopaque) sehingga dapat

dinilai keadaan saluran napas atau cabangnya.

5. Angiografi Pembuluh Darah Pulmonalis

- Teknik radiology dengan menggunakan bahan kontras (radiopaque)

- Kateterisasi jantung melalui vena lengan atas, subklavia, inominata, vena kava

superior, atrium kanan, katup trikuspidalis, ventrikel kanan, katup semilunaris

pulmonal dan arteri pulmonalis.

- Tekanan arteri pulmonalis dapat diukur, normal 25/10 mmHg.

- Berguna juga untuk mengetahui adanya infark paru, fistula arteriovena,

aneurisma.

6. Skanning Paru

- Menggunakan radioaktif isotop yang berlabel

- Teknik dengan menyuntikkan istop tersebut sehingga akan menyebar ke dalam

sirkulasi paru kemudian melalui kamera khusus, label tersebut ditangkap.

- Hasil akan dilihat gambaran parenkim paru.

B. LABORATORIUM KLINIK DAN PATOLOGI

Pemeriksaan laboratorium patologi sangat membantu diagnostik, bahkan dapat

menegakkan diagnosis pasti, sedangkan laboratorium klinik sampai saat ini sebagai

sarana bantu pelengkap.

8

Page 9: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

Bahan pemeriksaan dapat berasal dari:

- Darah

- Dahak/sputum

- Cairan pleura

- Urine

- Biopsi jaringan atau biopsi aspirasi dari kelenjar lemfe, kulit, saluran

napas, pleura, dan jaringan paru.

1. Darah

- Merupakan sarana bantu untuk menyokon diagnosis

- Hb rendah – anemia karena perdarahan atau defisiensi

- Hb tinggi – polycythaemia akibat hipoksia kronis, PO2 arteria rendah untuk

memenuhi kebutuhan tubuh maka eritrosit dan Hb ditingkatkan, dikenal sebagai

polycythaemia sekunder.

- Hitung leukosit, tinggi kemudian infeksi bakteri, hitung jenis terutama eosinofil

tinggi karena parasit atau alergi (asma bronkhiale)

2. Dahak/Sputum

Bahan pemeriksaan sebaiknya mendapatkan dahak/sputum, waktu pengambilan

terbaik adalah page segera sesudah bangun pagi karena sekresi dari bronkus yang

abnormal tertimbun waktu tidur.

Bila dahak kurang/sedikit dapat dibantu dengan mukolitik atau ekspektorans.

Pemeriksaan yang dilakukan meliputi warna, bau.

- Pengecatan gram (-) atau (+)

- Pengecatan untuk basil tahan asam dengan Ziehl Neelsen, bila (+) ditentukan

secara Bronkhost.

- Biakan bakteri dan tes kepekaan

- Biakan kuman tuberkulosis

- Biakan jamur

- Biakan viral dan mikoplasma

- Sitologi untuk menemukan sel ganas dan eosinofil

9

Page 10: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

3. Cairan Pleura

Hasil aspirasi dari cairan pleura dapat ditemukan:

- Transudat, eksudat, nanah, darah, dan cairan limfe

- Memeriksa analisis cairan pleura meliputi pH, protein, glukosa, LDH, leukosit,

hitung jenis, sediaan langsung, biakan, sitologi.

4. Urine

- Kelainan sistem pernapasan yang ada hubungannya dengan ginjal adalah

tuberkulosis ginjal atau metastasis tumor paru

- Biasanya ditemukan adanya hematuria, perlu diperiksa biakan kuman

tuberkulosis

- Perlu disokong oleh data hasil biopsi ginjal

5. Biopsi

- Dapat dilakukan biopsi jaringan atau biopsi aspirasi

- Biopsi jaringan dapat dilihat struktur jaringan, sedangkan biopsi aspirasi hanya

ditemukan adanya sel-sel.

- Hasil biopsi ini sangat menentukan diagnostik

- Hasil yang ditemukan berupa kelainan sistem pernapasan:

Tuberkulosis paru, pleuritis tubekulosa, tumor ganas saluran napas dan paru,

lesi pneumonia dan lesi jamur.

C. BRONKOSKOPI

- Merupakan teknik diagnostik melalui alat endoskopi baik rigil maupun flexible

fiberoptic bronchoscopy

- Keuntungan dapat melihat secara langsung saluran napas dari trakea sampai ke

cabang bronkus yang kecil

- Indikasi bronkoskopi adalah untuk mengeluarkan benda asing, membersihkan

saluran napas, mengetahui adanya tumor saluran napas dan lesi.

- Berguna juga untuk tindakan biopsi, brushing (sikat) dan washing (bilas)

10

Page 11: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

D. ELEKTROKARDIOGRAFI/EKG

Untuk mengetahui adanya gangguan jantung yang berhubungan dengan kelainan

sistem pernapasan.

E. ULTRASONOGRAFI PARU/USG

Melihat lesi pada pleura (cairan), abses paru, dan tumor paru

VII.3.2. GANGGUAN FISIOLOGIS

1. TES FUNGSI VENTILASI/TES FUNGSI PARU

2. ANALISIS GAS DARAH

11

Page 12: Skil Lab = Diagnosis Kelainan Sistem Pernapasan

12