skipsi 2003

Upload: ahmad-syaugie-thepoolstar

Post on 07-Jan-2016

217 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

afsed

TRANSCRIPT

EVALUASI INTERAKSI OBAT DAN KETEPATAN DOSIS PADA PERESEPAN PASIEN BALITA DI PUSKESMAS CIKUPAPROPOSAL SKRIPSI

AHMAD SYAUQI FUADY

14046902

SEKOLAH TINGGI FARMASI MUHAMMADIYAH

PROGRAM STUDY S1 FARMASI

TANGGERANG

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Dewasa ini, kejadian dalam pengobatan semakin meningkat. Hal ini erat kaitannya dengan kejadian polifarmasi yang semakin berkembang serta semakin meningkatnya kompleksitas obat-obat yang digunakan saat ini (Fradgley, 2003). Terkadang, beberapa obat sering diberikan secara bersamaan pada penulisan resep. Bukan tidak mungkin terdapat obat yang bekerja secara bersamaan. Obat satu dapat memperkuat atau memperlemah, memperpanjang atau memperpendek kerja obat yang lainnya (Rosyidah, 2009).

Sekitar 50% penduduk didunia adalah anak-anak. Hal ini menegaskan betapa pentingnya perbaikan terapi obat-obatan untuk anak, khususnya didunia yang sedang berkembang (Radde & MaeLeod, 1998). Usia balita memiliki kondisi perkembangan organ yang belum sempurna sebagaimana pada orang dewasa, sehingga peresepan obat pasien balita tidak dapat dibandingkan dengan peresepan obat pada pasien dewasa (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2009; Prest, 2003). Banyak penyebab kematian anak dini yang menonjol, sehingga diperlukan terapi obat yang lebih baik (Radde & MacLeod, 1998).Masalah yang terkait dengan interaksi obat dan ketepatan dosis harus dipertimbangkan agar pelayanan kefarmasian dapat dimaksimalkan. Meskipun mungkin kejadian ketidaktepatan dosis dan interaksi obat yang bermakna klinis kecil, namun demikian, sejumlah besar pasien memiliki resiko morbiditas (angka kesakitan) atau bahkan mortalitas (angka kematian) dalam pengobatan mereka (Rosyidah, 2009). Peran apoteker dalam pelayanan kefarmasian untuk pasien pediatri adalah merencanakan terapi obat yang optimal. Apoteker berperan penting dalam mendeteksi, mencegak dan menyelesaikan masalah-masalah terkait obat (Direktorat Bina Farmasi Komunitas dan Klinik, 2009).

Seorang apoeker harus proaktif untuk dapat mengantisipasi kemungkinan terjadinya interaksi obat dan bertindak sebelum muncul masalah, bukan sekedar reaktif yang hanya bertiindak bila interaksi obat telah terjadi. Untuk dapat mencegah terjadinya interaksi obat, seorang apoteker harus waspada terhadap semua obat yang digunakan oleh pasien (Fradgley, 2003).Resep adalah permintaan tertulis dari seorang dokter, dokter gigi, dokter hewan yang berisi izin berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku kepada Apoteker Pengelola Apotek (APA) untuk menyiapkan dan atau membuat, meracik serta menyerahkan obat kepada pasien (Syamsuni, 2007). Resep merupakan alat komunikasi tertulis antara dokter, apoteker serta pasien. Resep dibuat setelah dokter mendiagnosa penyakit, memahami pathogenesis/patofisiologi penyakit, menentukan obat/kombinasi obat serta mekanisme kerja obat, interaksi obat, dosis obat, efek samping obat dan bentuk sediaan obat serta cara pemberian yang tepat sesuai kondisi pasien (Purwaningsih, dkk, 2008).

Ada beberapa jenis resep, yaitu (Anonim, 2011):1.1.1 Resep standar

Resep standar adalah resep yang komposisinya telah dibakukan dan dituangkan kedalam buku farmakope atau buku standar lainnya.1.1.2 Resep polifarmasi Resep polifarmasi adalah resep yang sudah dimodifikasi oleh dokter, bisa berupa campuran atau tunggal yang dalam pelayanannya harus diracik terlebih dahulu.1.1.3 Resep medical Resep medical merupakan resep yang mengandung obat jadi baik paten maupun generik yang dalam pelayanannya tidak mengalami peracikan.

1.1.4 Resep obat generik Resep obat generik adalah penulisan resep obat dengan nama generik dalam bentuk sediaan dan jumlah tertentu. Saat pelayanan bisa atau tidak mengalami peracikan.1.2 Rumusan Masalah

Dari latar belakang yang telah diuraikan diatas, maka dapat diambil rumusan masalah sebagai berikut:Bagaimana gambaran interaksi obat dan ketepatan dosis pada peresepan pasien balita di Puskesmas Cikupa?1.3 Tujuan PenelitianPenelitian ini bertujuan untuk:1.3.1 Mengetahui gambaran pola peresepan, gambaran interaksi obat dan gambaran frekuensi ketepatan dosis obat oral pada pasien balita di Puskesmas Cikupa.1.3.2 Menganalisis pengaruh intervensi tidak langsung berupa rekomendasi tertulis terhadap frekuensi interaksi obat dan frekuensi ketepatan dosis obat oral yang diberikan kepada dokter di Puskesmas Cikupa.1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan akan memberikan manfaat sebagai berikut:1.4.1 Manfaat Bagi PenulisMerupakan pengalaman yang sangat berharga dalam rangka memperluas wawasan ilmu pengetahuan tentang gambaran interaksi obat dan ketepatan dosis pada peresepan pasien balita di Puskesmas Cikupa.1.4.2 Manfaat Bagi PuskesmasSebagai tambahan wawasan bagi tenaga teknik kefarmasian tentang gambaran interaksi obat dan ketepatan dosis pada peresepan pasien balita di Puskesmas Cikupa. 1.4.3 Manfaat Bagi Instansi TerkaitSebagai tambahan wawasan dan literatur bagi mahasiswa/i di Sekolah Tinggi Farmasi Muhammadiyah tentang gambaran interaksi obat dan ketepatan dosis pada peresepan pasien balita di Puskesmas Cikupa.