skripsi analisis perlindungan ekuitas investor...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
ANALISIS PERLINDUNGAN EKUITAS INVESTOR
TERHADAP KINERJA KEUANGAN BANK ISLAM
Disusun oleh:
Kiki Rizky Amelia
NIM: 208082000032
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434 H / 2013 M
ii
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
1. Nama : Kiki Rizky Amelia
2. Tempat Tanggal Lahir : Jakarta, 30 September 1990
3. Alamat : Gg. H. Ali RT. 008 RW. 005 No.2, Lenteng-
Agung, Jagakarsa, Jakarta Selatan, 12610
4. Agama : Islam
5. Nama Ayah : Djaelani
6. Nama Ibu : Nurlaela
7. Nomor Telepon : 087882410070
8. E-mail : [email protected]
II. Data Pendidikan Formal
1. 1996 - 2002 : Madrasah Ibtidaiyah Al-Islamiyah
2. 2002 - 2005 : SMPN 166
3. 2005 - 2008 : SMA SULUH Pasar Minggu
4. 2008 - 2013 : Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan
Akuntansi, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta (Auditing).
vii
ANALYSIS EQUITY INVESTOR PROTECTION TO FINANCIAL
PERFROMANCE OF ISLAMIC BANK
ABSTRACT
This research analyzed the effect of equity investor protection (Third Party
Funds and Net Income Distribution/Average Equity) to financial performance of
Islamic bank (ROA). The populations in this research were few of Islamic banks
in Indonesia, which have important rule to the development of Islamic banks in
Indonesia. The samples were selected by simple cluster random sampling method.
The samples research involves three banks and their financial report from 2009-
2012. The analysing research method was using multiple regression.
The result of this research who used F Test showed (simultaneous) that
equity investor protection has significant effect to financial performance of
Islamic bank with probability sig 0.003. And for T Test (partial) the result showed
that Third Party Funds has negative effect to ROA, while Net Income of
Distribution/Average Equity has positive effect on ROA.
Keyword: equity investor protection, financial performance on Islamic banks,
ROA, third party funds, net income of distribution/average equity
viii
ANALISIS PERLINDUNGAN EKUITAS INVESTOR TERHADAP
KINERJA KEUANGAN BANK ISLAM
ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis efek dari perlindungan ekuitas investor (Dana
Pihak Ketiga dan Distribusi Pendapatan Bersih/Rata-Rata Ekuitas) terhadap
kinerja keuangan bank Islam (ROA). Populasi dari penelitian ini yaitu beberapa
bank Islam di Indonesia, yang memiliki peran penting dalam perkembangan bank
Islam di Indonesia. Sampel dipilih menggunakan simple cluster random sampling.
Sampel penelitian ini menggunakan tiga bank islam dan laporan keuangannya dari
tahun 2009-2012. Metode analisis penelitian ini menggunakan regresi berganda.
Hasil penelitian ini yang menggunakan Uji F (simultan) menunjukkan
bahwa perlindungan ekuitas investor memiliki pengaruh yang signifikan terhadap
kinerja keuangan bank Islam dengan probabilitas sig 0,003. Dan untuk hasil Uji T
(parsial) menunjukkan Dana Pihak Ketiga berpengaruh secara negatif terhadap
ROA, sedangkan Pendapatan Bersih Bagi Hasil/Rata-Rata Ekuitas berpengaruh
positif terhadap ROA.
Kata kunci: perlindungan ekuitas investor, kinerja keuangan bank Islam, ROA,
dana pihak ketiga, pendapatan bersih bagi hasil/rata-rata ekuitas
ix
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Alhamdulillahirobbil‟alamin, puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah
SWT atas nikmat iman, islam dan karunia-Nya yang telah diberikan kemudahan
dan kelancaran bagi peneliti sehingga dapat menyelesaikan skripsi dengan judul
“Analisis Perlindungan Ekuitas Investor terhadap Kinerja Keuangan Bank
Islam”. Shalawat beserta salam semoga terus tercurah kepada Rasulullah
Muhammad SAW, beserta keluarga dan para sahabat. Penulis sangat bersyukur
atas selesainya penyusunan skripsi ini.
Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat menyelesaikan
program Sarjana (S1) pada Program Sarjana Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
Selama proses penyusunan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan
bimbingan, arahan, bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu,
dalam kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan terima kasih kepada:
1. Kedua orang tuaku yang tercinta yang selalu memberikan limpahan kasih
sayang, perhatian, dan do‟a yang tak pernah putus-putusnya untuk penulis,
serta adikku dan seluruh keluarga yang telah menyemangati untuk terus
berusaha memberikan yang terbaik.
2. Bapak Prof. Dr. Abdul Hamid, MS, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Bapak Prof. Dr. Azzam Jasin, selaku Dosen Pembimbing I yang telah bersedia
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, dan ilmu
pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga akhirnya
skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala masukan guna
penyelesaian skripsi ini serta semua motivasi dan nasihat yang telah diberikan
selama ini.
x
4. Ibu Rahmawati, SE.,MM, selaku Dosen Pembimbing II yang telah banyak
meluangkan waktunya untuk memberi bimbingan, arahan, semangat, nasehat
dan ilmu pengetahuannya kepada peneliti selama penyusunan skripsi hingga
akhirnya skripsi ini bisa terselesaikan. Terima kasih atas segala bimbingan,
konsultasi, dan kesabaran yang telah Ibu diberikan selama ini kepada peneliti.
5. Seluruh Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang telah memberikan bekal ilmu pengetahuan yang
sangat luas kepada peneliti selama perkuliahan, semoga menjadi ilmu yang
bermanfaat dan menjadi amal kebaikan bagi kita semua.
6. Seluruh Staff Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, terutama mas Heri yang telah membantu
peneliti dalam mengurus segala kebutuhan administrasi dan lain-lain, terima
kasih.
7. Teman-temanku tersayang Nike, Mila, Citra, Eka, Irma, dan Ani yang terus
memberikan semangat dan doa dalam menyelesaikan skripsi ini.
8. Pihak-pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang telah banyak
membantu dan memberi masukan dan inspirasi bagi peneliti, suatu
kebahagiaan telah dipertemukan dan diperkenalkan dengan kalian semua,
terima kasih banyak.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan dan keterbatasan, oleh karena itu kritik dan saran sangat peneliti
harapkan. Semoga skripsi ini bermanfaat dan dapat digunakan sebagai tambahan
informasi dan pengetahuan bagi semua pihak yang membutuhkan.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Jakarta, 20 Agustus 2013
Kiki Rizky Amelia
xi
DAFTAR ISI
COVER DALAM .............................................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ............................................................... ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................... v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP .......................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... vii
ABSTRAK ......................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ix
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xiv
DAFTAR GRAFIK ............................................................................................ xv
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvii
BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1
A. Latar Belakang Penelitian ............................................................... 1
B. Perumusan Masalah ......................................................................... 10
C. Tujuan Penelitian ............................................................................. 11
D. Manfaat Penelitian .......................................................................... 11
BAB II . TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 13
A. Tinjauan Literatur .......................................................................... 13
1. Bank Syariah .............................................................................. 13
2. Investasi ..................................................................................... 15
xii
3. Al-Mudharabah (trust financing, trust investment) ................... 24
4. Perlindungan Ekuitas Investor .................................................. 34
5. Kinerja Keuangan Perbankan ..................................................... 39
B. Keterkaitan antar Variabel .............................................................. 40
C. Penelitian-penelitian Terdahulu ..................................................... 42
D. Kerangka Pemikiran ....................................................................... 46
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 47
A. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 47
B. Metode Penentuan Sampel ............................................................. 47
C. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 48
D. Metode Analisis Data ..................................................................... 49
1. Statistik Deskriptif ..................................................................... 49
2. Uji Asumsi Klasik ...................................................................... 49
3. Uji Hipotesis ............................................................................... 51
E. Operasionalisasi Variabel Penelitian .............................................. 55
1. Variabel Dependen (Y): ROA .................................................... 55
2. Variabel Independen (X) ............................................................ 55
a. Third Party Funds (X1) ......................................................... 55
b. Net Income of Distribution/Average Equity (X2) .................. 56
BAB IV.ANALISIS DAN PEMBAHASAN ..................................................... 57
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ................................... 57
1. PT. Bank Syariah Mandiri .......................................................... 57
2. PT. Bank Mega Syariah .............................................................. 61
3. PT. Bank BRI Syariah ................................................................ 66
B. Analisis dan Pembahasan ............................................................... 71
1. Hasil Analisis Deskriptif ............................................................ 71
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif ....................................................... 76
3. Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................. 78
4. Hasil Uji Hipotesis ...................................................................... 82
xiii
BAB V. PENUTUP ........................................................................................... 89
A. Kesimpulan ................................................................................... 89
B. Implikasi ........................................................................................ 90
C. Saran ............................................................................................... 91
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 93
LAMPIRAN ....................................................................................................... 97
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Keterangan Halaman
1.1 Dana Pihak Ketiga ........................................................................ 4
1.2 Penyaluran Dana Pihak Ketiga ..................................................... 5
2.1 Penelitian-penelitian Terdahulu .................................................... 43
3.1 Operasional Variabel ..................................................................... 56
4.1 PT. Bank Syariah Mandiri ............................................................ 71
4.2 PT. Bank Mega Syariah …………………………………… ........ 73
4.3 PT. Bank BRI Syariah ................................................................... 75
4.4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 77
4.5 Hasil Uji Heterokedastisitas .......................................................... 79
4.6 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................ 80
4.7 Hasil Uji Autokorelasi .................................................................. 81
4.8 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................... 82
4.9 Hasil Uji F ..................................................................................... 83
4.10 Hasil Uji T Parsial ......................................................................... 84
xv
DAFTAR GRAFIK
Nomor Keterangan Halaman
4.1 Hasil Uji Normalitas Probability Plot ........................................... 78
xvi
DAFTAR GAMBAR
Nomor Keterangan Halaman
2.1 Skema Kerangka Pemikiran .......................................................... 46
4.1 Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri ............................. 60
4.2 Struktur Organisasi PT Bank Mega Syariah ................................. 64
4.3 Struktur Organisasi PT Bank BRI Syariah ................................... 69
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Keterangan Halaman
1 Hasil penghitungan PT. Bank Syariah Mandiri ............................ 98
2 Hasil penghitungan PT. Bank Mega Syariah ................................ 99
3 Hasil penghitungan PT. Bank BRI Syariah .................................. 100
4 Hasil Uji Statistik Deskriptif ......................................................... 101
5 Hasil Uji Asumsi Klasik ............................................................... 102
6 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 104
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Penelitian
Bank syariah mempunyai peran sebagai perantara (intermediary) antara
satuan-satuan kelompok masyarakat atau unit-unit ekonomi yang mengalami
kelebihan dana (surplus unit) dengan unit-unit lain yang mengalami
kekurangan dana (deficit unit). Melalui bank kelebihan dana tersebut dapat
disalurkan kepada pihak-pihak yang memerlukan dan memberikan hasil
manfaat kepada kedua belah pihak. Pertumbuhan setiap bank sangat
dipengaruhi oleh perkembangan kemampuannya dalam menghimpun dana
masyarakat, baik berskala kecil maupun besar dengan masa pengendapan dana
yang memadai. Sebagai lembaga keuangan, maka dana merupakan masalah
bank yang paling utama. Tanpa dana yang cukup, bank tidak dapat berbuat
apa-apa, atau dengan kata lain, bank menjadi tidak berfungsi sama sekali
(Auliyah, 2010).
Fungsi bank sebagai sarana intermediasi dana dari pihak yang surplus
menuju pihak yang deficit menyebabkan bank mempunyai karakteristik umum
sebagai pengelola risiko transaksi keuangan. Transaksi keuangan yang
menimbulkan risiko pada umumnya memberikan kredit dan menampung
simpanan dari pihak ketiga (nasabah). Pemberian kredit menimbulkan risiko
kredit atau credit risk sedangkan simpanan pihak ketiga menimbulkan
liquidity risk (Syaparuddin, 2012).
2
Dalam bank syariah dana nasabah dikelola dalam bentuk titipan maupun
investasi. Cara titipan dan investasi di bank syariah berbeda dengan deposito
di bank konvensional dimana deposito merupakan upaya membungakan uang.
Konsep dana titipan berarti kapan saja nasabah membutuhkan, bank syariah
harus dapat memenuhinya. Akibatnya dana titipan menjadi sangat likuid.
Likuiditas yang tinggi inilah membuat dana titipan kurang memenuhi syarat
suatu investasi yang membutuhkan pengendapan. Sesuai dengan fungsi bank
sebagai intermediary yaitu lembaga keuangan penyalur dana nasabah
penyimpanan kepada nasabah peminjam, dana nasabah yang terkumpul
dengan cara titipan atau investasi tadi kemudian dimanfaatkan atau disalurkan
ke dalam transaksi perniagaan yang diperbolehkan pada sistem syariah.
Keuntungan dari pemanfaatan dana nasabah yang disalurkan kedalam
berbagai usaha itulah yang akan dibagikan kepada nasabah. Jika hasil usaha
semakin tinggi maka semakin besar pula keuntungan yang dibagikan bank
kepada nasabahnya. Namun jika keuntungannya kecil otomatis semakin kecil
pula keuntungan yang dibagikan bank kepada nasabahnya (Sigit dan Totok,
2009:156).
Berbeda dengan konsep titipan di bank syariah, dalam pengalokasian
dana bank konvensional selalu mempertimbangkan aspek risiko dan rate of
return pada dasarnya bank menginginkan bentuk aktiva yang berisiko
serendah mungkin. Kalau dimungkinkan setiap badan usaha menginginkan
agar semua dananya diwujudkan dalam aktiva produktif (earning asset) dan
non earning asset. Kenyataan yang dihadapi bank dan juga setiap investor
3
adalah adanya hubungan yang searah antara risiko dan rate of return dari
setiap pilihan bentuk investasi atau aktiva. Semakin tinggi rate of return yang
mungkin dapat diperoleh dari suatu aktiva maka semakin tinggi pula tingkat
risiko yang ditanggungnya dan sebaliknya (Sigit dan Totok, 2009:102).
Pada bank konvensional, para pemilik dana tertarik untuk menyimpan
dana di bank berdasarkan tingkat bunga yang dijanjikan oleh bank. Bank
memberikan pinjaman kepada pihak-pihak yang memerlukan dana juga
berdasarkan kemampuan mereka membayar tingkat bunga tertentu, sehingga
hubungan antara bank dan nasabah merupakan hubungan debitur dan kreditur
(Auliyah, 2010).
Kegiatan-kegiatan investasi di bank Islam oleh para teoritisi Perbankan
Islam membayangkan mesti di dasarkan pada dua konsep hukum yaitu,
mudharabah dan musyarakah, atau yang dikenal dengan istilah Profit and
Loss Sharing (PLS). Mereka berpendapat bahwa Bank Islam akan
menyediakan sumber-sumber pembiayaan yang luas kepada para peminjam
dengan prinsip berbagi risiko, tidak seperti pembiayaan berbasis bunga
dimana peminjamnya menanggung semua risiko. Namun dalam praktiknya,
bank-bank Islam umumnya telah menyadari bahwa PLS, seperti yang
dibayangkan para teoritisi, tidak dapat digunakan secara luas dalam perbankan
Islam dikarenakan risiko-risiko yang ditanggungkan kepada Bank (Shobirin,
2010).
Fatahullah (2008) menyatakan secara teoritis prinsip bagi hasil dan
risiko memang merupakan inti atau karakteristik utama dari kegiatan
4
perbankan syari‟ah. Akan tetapi dalam kegiatan pembiayaan bagi hasil dan
risiko produk musyarakah dan mudharabah kurang di minati dalam kegiatan
pembiayaan. Hal ini disebabkan oleh karena tingkat risiko pembiayaan
mudharabah dan musyarakah sangat tinggi (high risk) dan pengembaliannya
yang tidak pasti, padahal bank merupakan lembaga bisnis, lembaga-lembaga
intermediasi dimana bank berfungsi sebagai perantara pihak yang kekurangan
modal (lack of fund) dan pihak lain yang kelebihan modal (surplus of fund),
disamping itu bank juga harus mengembalikan dana nasabah penabung setiap
saat. Semestinya bank dengan nasabah harus memahami betul tentang filosofi
pembiayaan dengan sistem mudharabah dan musyarakah, karena Islam
memberikan solusi yang adil bagi kedua belah pihak dengan prinsip
pertanggung jawaban yang jelas, bukan hanya ingin mendapatkan keuntungan
sendiri sementara pihak yang lain mengalami kerugian.
Berdasarkan Data Statistik Perbankan Syariah yang dikeluarkan oleh
Bank Indonesia per Oktober 2012, total Dana pihak Ketiga yang berhasil
dihimpun oleh Bank Syariah (BS) dan Unit Usaha Syariah adalah sebagai
berikut:
Tabel 1.1
Dana Pihak ketiga
Dana Pihak Ketiga
Oktober 2012
Nominal (Rp)
(Dalam Triliun)
Share
(%)
Total Dana Pihak Ketiga 134,58 100,00
Tabungan 40,84 30,38
Deposito 78,50 58,39
Giro ( wadiah) 15,09 11,22
Sumber: Outlook Perbankan Syariah tahun 2013
5
Dari sisi preferensi masyarakat terhadap produk-produk perbankan
syariah, masyarakat masih cenderung memilih produk yang memberikan
imbal hasil yang tinggi. Hal ini terlihat dari besarnya penghimpunana dana
yang berasal dari deposito yang pertumbuhannya mencapai 58,39%, baru
setelah itu diikuti oleh tabungan dan giro (wadiah). Imbal hasil deposito
berfluktuasi antara 5,74% sampai dengan 6,28% (equivalent rate), sedangkan
imbal hasil tabungan sekitar 2,32% dan giro sekitar 0,88% (equivalent rate).
Produk simpanan berjangka (deposito) lebih diminati dibandingkan produk
tabungan (Bank Indonesia, 2013).
Sedangkan dari sisi penyaluran dana yang dilakukan Bank Syariah (BS)
dan Unit Usaha Syariah (UUS) adalah sebagai berikut:
Tabel 1.2
Penyaluran Dana Pihak Ketiga
Penyaluran Dana
Oktober 2012
Nominal (Rp)
(Dalam Triliun)
Share
(%)
Total Penyaluran Dana 135,58 100
Pembiayaan:
- Piutang Murabahah 80,95 59,71
- Piutang Qardh 11,19 8,25
- Mudharabah 11,44 8,44
- Musyarakah 25,21 18,59
Penempatan di BI 18,52 11,04
Penempatan pada Bank Lain 5,16 3,08
Surat Berharga 7,82 4,66
Sumber: Outlook Perbankan Syariah tahun 2013
Hal ini mengindikasikan bahwa perbankan syariah masih didominasi
oleh dana mahal dalam penghimpunan dan menyalurkannya dalam pricing
(marjin dari piutang murabahah) yang cukup tinggi dibandingkan dengan
6
rata-rata suku bunga (rata-rata tahun 2012 s.d September 2012 equivalent rate
sebesar 14,31%). Atas hal tersebut perlu dikaji kembali faktor-faktor yang
berpengaruh dalam menggeser struktur bisnis perbankan syariah sehingga
menjadi lembaga keuangan yang efisien dan dapat memberikan manfaat yang
lebih besar (Bank Indonesia, 2013).
Instrumen dan produk bank syariah masih banyak mengandalkan sistem
murabahah padahal bank syariah itu mempunyai banyak sistem investasi yang
lebih unggul dan aman seperti mudharabah dan musyarakah dan lainnya. Hal
ini disebabkan posisi perbankan syariah yang berusaha untuk bermain "aman"
dalam penyaluran dana nasabahnya. Sebab sistem murabahah adalah sistem
yang lebih pasti dan lebih gampang dalam menghitung pendapatan yang akan
diterima dan dibagikan (Amin, 2009).
Bank syariah seringkali membatasi instrumen dan produknya hanya pada
beberapa produk tertentu, sehingga bank-bank syariah kesulitan dalam
mengembangkannya, bahkan terjebak dalam siklus investasi yang sempit. Hal
ini menunjukkan tidak adanya keberanian dan kemauan yang sungguh-
sungguh dari pihak bank syariah. Dengan memberikan pilihan bentuk
investasi kepada para klien adalah jaminan akan kematangan konsep bank
syariah, dimana setiap klien akan memilih instrumen-instrumen tadi sesuai
dengan kebutuhan, kemampuan dan peluangnya. Berbeda apabila bank syariah
saat ini hanya menyediakan instrumen investasi dalam bentuk-bentuk tertentu,
dimana seorang klien dengan terpaksa hanya mengandalkan instrumen yang
tersedia, hal itu bisa berakibat fatal apabila kemampuan klien dan peluangnya
7
tidak bisa dikembangkan pada instrumen yang tersedia pada bank syariah
(Amin, 2009).
Dalam melakukan investasi bank Islam memberikan dua pilihan kepada
seseorang yaitu, pertama jika ia menginginkan jaminan, simpanannya tidak
akan tumbuh (atau kemungkinan tumbuh tapi tidak banyak), kedua jika ia
ingin simpanannya tumbuh besar, maka ia harus rela untuk mengambil risiko
terjadinya kerugian pada semua atau sebagian simpanannya. Jika bank hanya
memberikan pilihan ini saja mayoritas investor akan menghindar dari sistem
karena tidak adanya perlindungan bagi ekuitas yang mereka investasikan dan
akan mencari tempat-tempat lain di mana tabungan mereka akan lebih aman
dan tidak akan habis substansialnya dalam nilai riil yang disebabkan oleh
inflasi (Khan, 2003).
Dalam perbankan hanya ada dua tipe penabung, pertama yaitu penabung
yang bersedia untuk mengambil subjek risiko dengan preferensi pengembalian
risiko dan paket risk-return yang ditawarkan oleh berbagai peluang investasi
dalam perekonomian termasuk deposito investasi bantalan risiko bank. Tipe
kedua, yaitu penabung yang tidak bersedia untuk mengambil risiko sama
sekali. Sektor perbankan ekonomi menerima deposito atau pendapatan justru
lebih banyak berasal dari tipe penabung yang ke-2, sangat tidak adil karena
penabung ke-2 berasal dari strata bawah dan mereka yang menerima risiko
investasi dengan keuntungan yang lebih kecil dibandingkan dengan strata
yang lebih atas, menerima hasil keuntungan lebih banyak tanpa menanggung
risiko (Khan, 2003).
8
Pemberian jaminan oleh bank ke investor pun masih kontroversial.
Bukan hanya menurut ulama hal tersebut bisa menyalahi akad dari
mudharabah itu sendiri tapi juga dikarenakan akan adanya kemungkinan
kesenjangan bagi investor raab al mal dengan investor individual seperti yang
dikemukakan diatas.
Namun ada produk syariah yang tidak dapat mengakomodir produk
perbankan, sehingga ada produk yang “direvisi” atau disesuaikan kedalam
produk perbankan. Oleh karena itu, tidak heran jika dalam faktanya bank
syariah tetap meminta jaminan dari nasabah ketika ia memberikan
pembiayaan mudharabah atau musyarakah. Padahal hampir seluruh ulama
sepakat bahwa apabila seseorang melakukan mudharabah, pemilik
modal/dana tidak boleh meminta jaminan dari pelaksana (mudharib) (Hakim,
1999).
Jaminan dalam investasi mudharabah digunakan dengan tujuan untuk
meminimalisasi tingkat resiko yang terlibat. Dalam konteks ini, tingkat risiko
dapat ditekan seminimal mungkin melalui diversifikasi investasi, kebijakan
manajemen bank yang baik dalam mengelola dana, kontrol periode investasi,
dan lain-lain. Langkah-langkah yang beragam dapat diambil sejauh yang
memungkinkan untuk investor mencapai tingkat yang sesuai dan dapat
diterima dalam mengambil risiko tanpa perlu memiliki jaminan deposito
investasi dari bank syariah. Permintaan jaminan kepada bank dapat melanggar
prinsip-prinsip syariah, karena bank akan memikul tanggung jawab penuh
terhadap investasi sang investor, dengan risiko yang tinggi. Sedangkan
9
investor tidak menanggung risiko karena adanya jaminan tersebut, maka bisa
saja profit loss sharing yang sebagai syarat utama dalam akad mudharabah
akan berubah menjadi loan contract akibat adanya ketidakseimbangan dalam
kontrak mudharabah (ELGari, 2003).
Namun perlindungan bagi nasabah sebagai investor dianggap sangatlah
penting, karena dengan adanya perlindungan secara legal dapat menciptakan
kenyamanan dan kedamaian kepada pihak yang terkait (Azhari, 2010), selain
itu hal ini sejalan dengan tujuan dari kegiatan bank syariah itu sendiri yaitu
untuk mencapai kemaslahatan umat. Karena ketika hak-hak investor luar
dilindungi oleh hukum, investor luar akan bersedia untuk membayar lebih
untuk setiap aset keuangan perusahaan seperti ekuitas dan hutang (Rafael La
Porta, 1999). Mereka membayar lebih karena mereka menyadari bahwa
dengan perlindungan hukum yang lebih baik yang diberikan kepada mereka,
maka akan ada keuntungan lebih dari perusahaan yang akan kembali kepada
mereka sebagai bunga atau dividen. Pada akhirnya, hal ini memungkinkan
lebih banyak pengusaha untuk membiayai investasi mereka secara eksternal,
yang mengarah ke perluasan pasar keuangan.
Lanjut menurut Azhari (2010), secara ekplisit sulit ditemukan ketentuan
mengenai perlindungan nasabah debitur dalam Undang-Undang perbankan
Nomor 10 Tahun 1998, sebagian besar Pasal-Pasal hanya berkonsentrasi pada
aspek kepentingan perlindungan bank sehingga kedudukan nasabah sangatlah
lemah, baik ditinjau dari kontraktual dengan bank dalam perjanjian kredit
misalnya nasabah sangat dilematis, perjanjian kredit yang biasanya standar
10
kontrak, senantiasa membebani nasabah debitur dengan berbagai macam
kewajiban dan tanggung jawab atas resiko yang ditimbulkan selama
perjanjian berlangsung ditujukan kepada nasabah, yang pada gilirannya
memunculkan tanggung jawab minus dari pihak bank.
Bentuk perlindungan hukum bagi nasabah bank syariah pada Peraturan
Perundang-Undangan, adalah tercermin konsistensi dan komitmen bank dalam
menjalankan prinsip-prinsip yang telah diatur dalam Undang-Undang,
sehingga adanya kepastian aktualisasi nilai-nilai islami yang dianut para
nasabah (Azhari, 2010).
Penelitian ini dilakukan untuk menganalisis mengenai perlindungan dari
dana yang diinvestasikan ke bank syariah oleh pihak ketiga, dan bagaimana
pengaruh dari perlindungan ekuitas investor tersebut terhadap kinerja
keuangan bank Islam, dengan demikian dibuat penelitian yang berjudul:
“Analisis Perlindungan Ekuitas Investor terhadap Kinerja Keuangan
Bank Islam”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka rumusan masalah dalam
penelitian ini sebagai berikut:
1. Apakah perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income
Distribution/Average Equity) berpengaruh signifikan secara simultan
terhadap kinerja keuangan (ROA) di bank Islam?
11
2. Apakah perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income
Distribution/Average Equity) berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap kinerja keuangan (ROA) di bank Islam?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah, penelitian ini bertujuan untuk
menemukan bukti empiris atas hal sebagai berikut:
1. Menganalisis pengaruh dari perlindungan ekuitas investor (Third Party
Funds dan Net Income Distribution/Average Equity) secara simultan
terhadap kinerja keuangan (ROA) di bank Islam.
2. Menganalisis pengaruh dari perlindungan ekuitas investor (Third Party
Funds dan Net Income Distribution/Average Equity) secara parsial
terhadap kinerja keuangan (Third Party Funds dan Net Income
Distribution/Average Equity) di bank Islam
D. Manfaat Penelitian
Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Bank Syariah
Hasil penelitian ini diharapkan dapat membantu bank dalam
pengembangan produk investasi mudharabah. Baik dalam penggunaan,
pemanfaatan, dan tujuan akad mudharabah itu sendiri sesuai dengan
syariah Islam.
12
b. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan wawasan
dan ilmu pengetahuan mengenai perlindungan ekuitas investor di bank
Islam, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja keuangan bank Islam.
c. Pembuat Kebijakan (Bank Indonesia)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pembuat
kebijakan yaitu Bank Indonesia. Informasi-informasi yang dapat
dimanfaatkan untuk pengembangan kebijakan bagi bank syariah di masa
depan.
13
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Literatur
1. Bank Syariah
a. Pengertian
Dalam pasal 1 UU No 21 tahun 2008 dijelaskan mengenai
pengertian dari perbankan syariah itu sendiri yaitu:
“Perbankan syariah adalah segala sesuatu yang menyangkut
tentang bank syariah dan Unit Usaha Syariah, mencakup
kelembagaan, kegiatan usaha, serta cara dan proses dalam
melaksanakan kegiatan usahanya”.
Dalam UU No. 10 Tahun 1998 disebutkan bahwa bank syariah adalah
bank umum yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan prinsip
syariah yang dalam kegiatannya memberikan jasa dalam lalu lintas
pembayaran. Unit Usaha Syariah, adalah unit kerja dari kantor pusat
Bank Umum Konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari
kantor atau unit yang melaksanakan kegiatan usaha berdasarkan
prinsip syariah, atau unit kerja di kantor cabang dari suatu bank yang
berkedudukan di luar negeri yang melaksanakan kegiatan usaha secara
konvensional yang berfungsi sebagai kantor induk dari kantor cabang
pembantu syariah atau unit syariah.
b. Prinsip Bank Syariah
Menurut Sutedi (2009:34) Dalam menjalankan aktivitasnya, bank
syariah menganut prinsip-prinsip sebagai berikut:
14
1) Prinsip keadilan
Prinsip keadilan tercermin dari penerapan imbalan atas dasar bagi
hasil dan pengambilan margin keuntungan yang disepakati
bersama antara bank dengan nasabah.
2) Prinsip kesederajatan
Bank syariah menempatkan nasabah penyimpan dana, nasabah
pengguna dana, maupun bank pada kedudukan yang sama dan
sederajat. Hal ini tercermin dalam hak, kewajiban, risiko, dan
keuntungan yang berimbang antara nasabah penyimpan dana,
nasabah pengguna dana, maupun bank.
3) Prinsip ketentraman
Produk-produk bank syariah telah sesuai dengan prinsip dan kaidah
muamalah Islam, antara lain tidak adanya unsur riba serta
penerapan zakat harta.
c. Tujuan bank syariah
Menurut Undang-Undang No. 21 Tahun 2008, perbankan syariah
bertujuan untuk menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam
rangka meningkatkan keadilan, kebersamaan, dan pemerataan
kesejahteraan rakyat.
d. Fungsi bank syariah
Menurut Undang-Undang No.21 Tahun 2008 pasal 4, Bank
syariah berfungsi sebagai:
15
1) Bank syariah dan UUS wajib menjalankan fungsi menghimpun dan
menyalurkan dana masyarakat.
2) Bank syariah dan UUS dapat menjalankan fungsi sosial dalam
bentuk lembaga baitul mal, yaitu menerima dana yang berasal dari
zakat, infak, sedekah, hibah, atau dana sosial lainnya dan
menyalurkannya kepada organisasi pengelola zakat
3) Bank syariah dan UUS dapat menghimpun dana sosial yang
berasal dari wakaf uang dan menyalurkannya kepada pengelola
wakaf (nazhir) sesuai dengan kehendak pemberi wakaf (wakif).
Pelaksanaan fungsi sosial sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan
ayat (3) sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
2. Investasi
a. Pengertian
Investasi adalah kegiatan mengalokasikan atau menanamkan
sumberdaya (resources) saat ini, dengan harapan mendapatkan
manfaat di masa yang akan datang. Sumber daya dalam investasi
diterjemahkan kedalam satuan moneter atau uang. Dengan demikian,
investasi dapat didefinisikan sebagai menanamkan uang sekarang
dengan mengorbankan peluang konsumsi saat ini, untuk mendapatan
menfaat (keuntungan) dikemudian hari. Dari pengertian investasi
diatas maka bisa dilihat tiga aspek yang mempengaruhi investasi itu
sendiri, yaitu (Noor, 2009:4):
16
1) Aspek uang sebagai pengukur kelayakan (money and value
concept).
2) Aspek waktu untuk menilai kelayakan investasi dengan
menggunakan time concept.
3) Aspek manfaat. Penilaian investasi juga harus dilihat dari manfaat
yang akan didapat dan biaya yang digunakan (cost benefit ratio).
Dalam Islam, investasi ditentukan oleh beberapa variabel
diantaranya adalah ekspektasi keuntungan pada sebuah projek,
pendapatan dan kondisi perekonomian (bukan oleh tingkat bunga yang
selama ini dikenal dalam teori ekonomi konvensional). Keputusan
investasi bagi seorang investor menyangkut masa akan datang yang
mengandung ketidakpastian, yang berarti mengandung unsur risiko
bagi investor. Pengetahuan tentang risiko merupakan suatu hal yang
penting dimiliki oleh setiap investor maupun calon investor. Konsep
bank syariah mengarahkan kepada perolehan pengembalian hasil yang
tidak pasti dan tidak tetap. Namun demikian, konsep investasi tersebut
adalah usaha yang menanggung risiko, artinya setiap kesempatan
untuk memperoleh keuntungan dari usaha yang dilaksanakan,
didalamnya terdapat pula risiko untuk menerima kerugian, maka antara
nasabah atau deposan dan bank sama-sama saling berbagi keuntungan
maupun risiko (Prabowo, 2009).
17
b. Aspek Investasi
Menurut Muhammad (2005) dalam usaha investasinya bank
Islam mempertimbangkan beberapa faktor, diantaranya:
1) Aspek rentabilitas
Dalam penyaluran dana investasinya Bank Islam memilih dan
memilah proyek atau sektor yang memberikan keuntungan.
2) Aspek likuiditas
Dalam penempatan dananya bank Islam tidak sepenuhnya
melemparkan semua dana yang dimiliki namun memperhatikan
aspek likuiditasnya juga.
3) Spreading Risk
Setiap penempatan dana, meski rendabel, tetap mengandung
risiko bisnis. Karenanya dalam pelemparan dana selain
mempertimbangkan aspek rentabilitas dan likuiditas juga harus
dipertimbangkan risiko lain yang mungkin timbul.
4) Skala prioritas
a) Prioritas utama adalah sektor yang menghasilkan keuntungan
terbesar dan risiko kecil.
b) Transaksi kelompok jual beli.
c) Transaksi pembiayaan musyarakah.
d) Transaksi ijarah.
e) Kebijakan pemerintah atau otoritas moneter yakni pembiayaan
dalam rangka pelaksanaan program pemerintah, misal
18
pengadaan pangan, rumah, ekspor, impor, UMKM dan lain-
lain.
c. Sumber dana bank syariah
Untuk menghasilkan keuntungan, dana harus terkait erat dengan
kegiatan ekonomi dasar (primary economic activity), baik secara
langsung bertindak sebagai trading house yaitu dengan melakukan
transaksi seperti perdagangan, kegiatan industri atau sewa-menyewa
dan lain-lain, atau secara tidak langsung bertindak sebagai investment
company melakukan penyertaan modal guna melakukan salah satu atau
seluruh kegiatan usaha tersebut. Berdasarkan prinsip tersebut bank
syariah dapat menarik dana dalam bentuk (Arifin, 2003):
1) Titipan (wadi’ah) yaitu simpanan yang dijamin keamanan dan
pengembaliannya (guaranteed deposit), tetapi tanpa memperoleh
imbalan atau keuntungan.
2) Partisipasi modal berbagi hasil dan berbagi risiko (non guaranteed
deposit) untuk investasi umum (general investment
account/mudharabah mutlaqah) dimana bank akan membayar
bagian keuntungan secara proporsional dari portofolio yang
didanai dengan modal tersebut.
3) Investasi khusus (special investment/mudharabah muqayyadah)
dimana bank bertindak sebagai manajer investasi nntuk
memperoleh fee. Jadi bank tidak ikut berinvestasi sedangkan
investor sepenuhnya mengambil risiko atas investasi tersebut.
19
Dengan demikian, sumber dana bank syariah terdiri dari:
1) Modal (core capital)
Menurut Antonio (2001:147) modal merupakan dana modal
sendiri yang berasal dari para pemegang saham. Pada umumnya
modal inti terdiri dari:
a) Modal yang disetor oleh para pemegang saham.
b) Cadangan, yaitu sebagian laba bank yang tidak dibagi, yang
disisihkan untuk menutup timbulnnya risiko kerugian di
kemudian hari.
c) Laba ditahan, yaitu sebagian laba yang seharusnya dibagikan
kepada para pemegang saham.
2) Kuasi ekuitas (mudharabah accounts)
3) Titipan (wadiah/non remunerated deposits).
d. Produk Penghimpuan Dana
Menurut Karim (2004:107-112) penghimpunan dana di bank
syariah dapat berbentuk giro, tabungan, dan deposito. Sedangkan
prinsip operasional syariah yang ditetapkan dalam penghimpunan
masyarakat adalah prinsip wadi’ah dan mudharabah.
1) Prinsip wadi’ah
Prinsip wadi’ah yang diterapkan adalah wadi’ah yad
dhamanah yang diterapkan pada produk rekening giro. Wadi’ah
yad dhamanah berbeda dengan wadi’ah amanah. Dalam wadi’ah
amanah, pada prinsipnya harta titipan tidak boleh dimanfaatkan
20
oleh yang dititipi. Sementara itu dalam wadi’ah yad dhamanah,
pihak yang dititipi (bank) bertanggung jawab atas keutuhan harta
titipan sehingga ia boleh memanfaatkan harta titipan tersebut. Hasil
dari pemanfaatan barang titipan tidak wajib dibagi hasilkan kepada
si pemberi titipan, walaupun pada dasarnya boleh jika ingin
memberikan hasil pemanfaatan sebagai bonus, dan tidak
diperjanjikan dengan pemilik barang sebelumnya.
Ketentuan umum dari produk ini adalah:
a) Keuntungan/kerugian dari penyaluran dana ditanggung oleh
bank, sedangkan pemilik dana tidak dijanjikan imbalan atau
menanggung kerugian.
b) Bank membuat akad pembukaan rekening yang mencakup izin
penyaluran dana dan persyaratan lain sesuai prinsip syariah.
c) Bank mengenakan pengganti biaya administrasi setiap
pembukaan rekening baru.
d) Ketentuan lain yang tidak bertentangan dengan prinsip syariah.
2) Prinsip Mudharabah
Berdasarkan kewenangan yang diberikan oleh pihak
penyimpan dana, prinsip mudharabah terbagi menjadi dua, yaitu:
a) Mudharabah mutlaqah atau UIAs (Unrestricted Investment
Accounts)
Dalam Mudharabah mutlaqah atau UIAs (Unrestricted
Investment Accounts) tidak ada pembatasan bagi bank dalam
21
menggunakan dana yang dihimpun. Nasabah tidak memberikan
persyaratan atau ketentuan bagi bank, akan disalurkan kemana
dana yang diberikan nasabah, untuk siapa, atau penggunaan
akad-akad tertentu. Sehingga bank memiliki kebebasan dalam
menyalurkan dananya. Penerapan mudharabah mutlaqah
menhasilkan dua produk yaitu tabungan dan giro.
b) Mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted Investment
Accounts)
Mudharabah muqayyadah atau RIA (Restricted
Investment Accounts) dibagi menjadi dua jenis, yaitu:
(1) Mudharabah muqayyadah on balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan simpanan khusus
(restricted investment) dimana pemilik dana dapat
menetapkan syarat-syarat tertentu yang harus dipatuhi
bank.
(2) Mudharabah muqayyadah off balance sheet
Jenis mudharabah ini merupakan penyaluran dan langsung
ke mudharib, dimana bank sebagai perantara yang
mempertemukan shahibul mal dan mudharib. Pemilik dana
dapat menetapkan syarat-syarat yang harus dipatuhi oleh
bank dalam mencari bisnis.
22
3) Akad pelengkap
Akad pelengkap ditujukan untuk mencari keuntungan, namun
dilakukan untuk mempermudah pelaksanaan pembiayaan. Dalam
akad pelengkap ini bank dibolehkan untuk meminta pengganti
biaya-biaya yag dikeluarkan untuk melaksanakan akad ini.
Besarnya biaya hanya untuk menutupi biaya yang timbul. Salah
satu akad pelengkap yang dipakai adalah wakalah.
e. Manajemen Risiko
Karim (2004:255-258) menjelaskan bahwa risiko dalam konteks
perbankan merupakan suatu kejadian potensial, baik yang dapat
diperkirakan maupun yang tidak dapat diperkirakan, yaitu yang dapat
berdampak negatif terhadap pendapatan dan permodalan bank. Sasaran
kebijakan manajemen risiko adalah mengidentifikasi, mengukur,
memantau, dan mengendalikan jalannya kegiatan usaha bank dengan
tingkat risiko yang wajar secara terarah, terintegrasi, dan
berkesinambungan, yang berfungsi sebagai filter atau pemberi
peringatan dini (early warning system) terhadap kegiatan usaha bank.
Tujuan dari manajemen usaha adalah:
1) Menyediakan informasi tentang risiko kepada pihak regulator.
2) Memastikan bank tidak mengalami kerugian yang bersifat
unacceptable.
3) Meminimalisasi kerugian dari berbagai risiko yang bersifat
uncontrolled.
23
4) Mengukur eksposur dan pemusatan risiko.
5) Mengalokasikan modal dan membatasi risiko.
a) Identifikasi risiko
Identifikasi risiko yang dilakukan dalam bank islam tidak
hanya mencakup berbagai risiko yang ada pada bank-bank
umumnya, melainkan meliputi berbagai risiko khas yang hanya
ada pada bank-bank yang beroperasi dengan prinsip syariah.
Hal ini kemungkinan terletak dalam enam hal, yaitu:
(1) Proses transaksi pembiayaan (proses pembiayaan syariah,
bagi hasil dana pihak ketiga, dan proses transaksi devisa)
(2) Proses manajemen
(3) Human resources
(4) Teknologi
(5) Lingkungan eksternal
(6) Kerusakan
b) Penilaian risiko
Dalam penilaian risiko, keunikan bank Islam terlihat pada
hubungan antara probability dan impact, atau yang biasa
dikenal sebagai Qualitative Approach.
24
c) Antisipasi risiko
Antisipasi risiko dalam bank Islam bertujuan untuk:
(1) Preventive. Bank syariah memerlukan persetujuan Dewan
Pengawas Syariah untuk mencegah kekeliruan proses dan
transaksi dari aspek syariah.
(2) Detective. Pengawasan dalam bank Islam meliputi dua
aspek, yaitu aspek perbankan oleh BI dan aspek syariah
oleh DPS.
(3) Recovery. Koreksi atas suatu kesalahan dapat melibatkan
BI untuk aspek perbankan dan DPS untuk aspek syariah.
3. Al-Mudharabah (trust financing, trust investment)
a. Pengertian
Mudharabah berasal dari kata dharb, berarti memukul atau
berjalan. Pengertian memukul atau berjalan ini adalah seseorang
memukulkan kakinya dalam menjalankan usaha. Mudharabah, adalah
akad kerja sama usaha antara dua pihak dimana pihak pertama sebagai
shahibul mal yang menyediakan modal, sedangkan pihak lainnya
adalah mudharib sebagai pihak pengelola (Antonio, 2001:95).
Menurut Karim (2007:204) mudharabah adalah bentuk kontrak
anatara dua pihak dimana satu pihak berperan sebagai pemilik modal
dan mempercayakan sejumlah modalnya untuk dikelola oleh pihak
kedua yaitu pelaksana usaha, dengan tujuan untuk mendapatkan
25
keuntungan. Kesimpulannya mudharabah adalah persetujuan kongsi
anatra harta dari salah satu pihak dengan kerja dari pihak lain.
Menurut PSAK 105 mudharabah adalah akad kerjasama usaha
antara dua pihak dimana pihak pertama (pemilik dana) menyediakan
seluruh dana, sedangkan pihak kedua (pengelola dana) bertindak
selaku pengelola, dan keuntungan dibagi sesuai kesepakatan
sedangkan kerugian finansial hanya ditanggung oleh pemilik dana.
b. Jenis-Jenis Mudharabah
Menurut Antonio (2001:97) mudharabah dibagi menjadi dua
jenis, yaitu mudharabah mutlaqah dan mudharabah muqayyadah
Sedangkan menurut PSAK 105 mudharabah dibagi menjadi tiga,
yaitu, mudharabah mutlaqah, mudharabah muqayyadah, dan
mudharabah musytarakah.
1) Mudharabah muthlaqah adalah mudharabah dimana pemilik dana
memberikan kebebasan kepada pengelola dana dalam pengelolaan
investasinya.
2) Mudharabah muqayyadah adalah mudharabah dimana pemilik
dana memberikan batasan kepada pengelola dana, antara lain
mengenai tempat, cara dan atau obyek investasi.
3) Mudharabah musytarakah adalah bentuk mudharabah dimana
pengelola dana menyertakan modal atau dananya dalam kerjasama
investasi.
26
c. Manfaat Mudharabah
Manfaat-manfaat mudharabah antara lain (Antonio, 2001:97-98):
1) Bank akan menikmati peningkatan bagi hasil pada saat keuntungan
nasabah meningkat.
2) Bank tidak berkewajiban membayar bagi hasil kepada nasabah
pendanaan secara tetap, tapi disesuaikan dengan pendapatan/hasil
usaha bank sehingga bank tidak akan pernah mengalami negative
spread.
3) Pengembalian pokok pembiayaan disesuaikan cash flow nasabah
sehingga tidak memberatkan nasabah.
4) Bank akan selektif dan hati-hati dalam memilih usaha yang halal,
aman, dan menguntungkan.
5) Prinsip bagi hasil dalam mudharabah berbeda dengan bank
konvensional karena tidak menggunakan bunga. Sehingga nasabah
tidak perlu terbebani dengan bunga yang harus ia bayar.
d. Rukun dan Syarat Mudharabah
Menurut Dewan Syariah Nasional NO.07/DSN-MUI/IV/2000,
rukun dan syarat mudharabah ada lima, yaitu:
1) Penyedia dana (sahibul mal) dan pengelola (mudharib) harus cakap
hukum.
2) Pernyataan ijab dan qabul harus dinyatakan oleh para pihak untuk
menunjukkan kehendak mereka dalam mengadakan kontrak
(akad), dengan memperhatikan hal-hal berikut:
27
a) Penawaran dan penerimaan harus secara eksplisit menunjukkan
tujuan kontrak (akad).
b) Penerimaan dari penawaran dilakukan pada saat kontrak.
c) Akad dituangkan secara tertulis, melalui korespondensi, atau
dengan menggunakan cara-cara komunikasi modern.
3) Modal ialah sejumlah uang atau aset yang diberikan oleh penyedia
dana kepada mudharib untuk tujuan usaha dengan syarat sebagai
berikut:
a) Modal harus diketahui jumlah dan jenisnya.
b) Modal dapat berbentuk uang atau barang yang dinilai. Jika
modal diberikan dalam bentuk aset, maka aset tersebut harus
dinilai pada waktu akad.
c) Modal tidak dapat berbentuk piutang dan harus dibayarkan
kepada mudharib, baik secara bertahap maupun tidak, sesuai
dengan kesepakatan dalam akad.
4) Keuntungan mudharabah adalah jumlah yang didapat sebagai
kelebihan dari modal. Syarat keuntungan berikut ini harus
dipenuhi:
a) Harus diperuntukkan bagi kedua pihak dan tidak boleh
disyaratkan hanya untuk satu pihak.
b) Bagian keuntungan proporsional bagi setiap pihak harus
diketahui dan dinyatakan pada waktu kontrak disepakati dan
28
harus dalam bentuk prosentasi (nisbah) dari keuntungan sesuai
kesepakatan. Perubahan nisbah harus berdasarkan kesepakatan.
c) Penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah, dan pengelola tidak boleh menanggung kerugian
apapun kecuali diakibatkan dari kesalahan disengaja, kelalaian,
atau pelanggaran kesepakatan.
5) Kegiatan usaha oleh pengelola (mudharib), sebagai perimbangan
(muqabil) modal yang disediakan oleh penyedia dana, harus
memperhatikan hal-hal berikut:
a) Kegiatan usaha adalah hak eksklusif mudharib, tanpa campur
tangan penyedia dana, tetapi ia mempunyai hak untuk
melakukan pengawasan.
b) Penyedia dana tidak boleh mempersempit tindakan pengelola
sedemikian rupa yang dapat menghalangi tercapainya tujuan
mudharabah, yaitu keuntungan.
c) Pengelola tidak boleh menyalahi hukum syari‟ah Islam dalam
tindakannya yang berhubungan dengan mudharabah, dan harus
mematuhi kebiasaan yang berlaku dalam aktifitas itu.
e. Ketentuan Mudharabah
Menurut Dewan Syariah Nasional NO.07/DSN-MUI/IV/2000
ketentuan pembiayaan mudharabah, yaitu:
29
1) Pembiayaan mudharabah adalah pembiayaan yang disalurkan oleh
Lembaga Keuangan Syariah kepada pihak lain untuk suatu usaha
yang produktif.
2) Dalam pembiayaan ini LKS sebagai shahibul maal (pemilik dana)
membiayai 100 % kebutuhan suatu proyek (usaha), sedangkan
pengusaha (nasabah) bertindak sebagai mudharib atau pengelola
usaha.
3) Jangka waktu usaha, tata cara pengembalian dana, dan pembagian
keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan kedua belah pihak
(LKS dengan pengusaha).
4) Mudharib boleh melakukan berbagai macam usaha yang telah
disepakati bersama dan sesuai dengan syari‟ah dan LKS tidak ikut
serta dalam managemen perusahaan atau proyek tetapi mempunyai
hak untuk melakukan pembinaan dan pengawasan.
5) Jumlah dana pembiayaan harus dinyatakan dengan jelas dalam
bentuk tunai dan bukan piutang.
6) LKS sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat
dari mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan
kesalahan yang disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian.
7) Pada prinsipnya, dalam pembiayaan mudharabah tidak ada
jaminan, namun agar mudharib tidak melakukan penyimpangan,
LKS dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga.
Jaminan ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti
30
melakukan pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati
bersama dalam akad.
8) Kriteria pengusaha, prosedur pembiayaan, dan mekanisme
pembagian keuntungan diatur oleh LKS dengan memperhatikan
fatwa Dewan Syariah Nasional.
9) Biaya operasional dibebankan kepada mudharib.
10) Dalam hal penyandang dana (LKS) tidak melakukan kewajiban
atau melakukan pelanggaran terhadap kesepakatan, mudharib
berhak mendapat ganti rugi atau biaya yang telah dikeluarkan.
f. Ketentuan Hukum Mudharabah
1) Mudharabah boleh dibatasi pada periode tertentu.
2) Kontrak tidak boleh dikaitkan (mu’allaq) dengan sebuah kejadian di
masa depan yang belum tentu terjadi.
3) Pada dasarnya, dalam mudharabah tidak ada ganti rugi, karena pada
dasarnya akad ini bersifat amanah (yad al-amanah), kecuali akibat
dari kesalahan disengaja, kelalaian, atau pelanggaran kesepakatan.
4) Jika salah satu pihak tidak menunaikan kewajibannya atau jika terjadi
perselisihan di antara kedua belah pihak, maka penyelesaiannya
dilakukan melalui Badan Arbitrasi Syari‟ah setelah tidak tercapai
kesepakatan melalui musyawarah.
g. Risiko Mudharabah
Menurut Antonio (2001:98), risiko-risiko yang terdapat dalam
mudharabah, yaitu:
31
1) Adanya kemungkinan nasabah menggunakan dana tersebut dan
tidak sama seperti yang ditulis dikontrak.
2) Kesalahan yang disengaja yang menyebabkan kerugian.
3) Kemungkinan adanya penyembunyian keuntungan oleh nasabah.
h. Karakteristik Mudharabah
Karakteristik mudharabah menurut PSAK No.105 adalah sebagai
berikut:
1) Entitas dapat bertindak baik sebagai pemilik dana atau pengelola
dana.
2) Mudharabah terdiri dari mudharabah muthlaqah, mudharabah
muqayyadah, dan mudharabah musytarakah. Jika entitas bertindak
sebagai pengelola dana, maka dana yang diterima disajikan sebagai
dana syirkah temporer.
3) Dalam mudharabah muqayadah, contoh batasan antara lain:
a) Tidak mencampurkan dana pemilik dana dengan dana lainnya;
b) Tidak menginvestasikan dananya pada transaksi penjualan
cicilan, tanpa penjamin, atau tanpa jaminan.
c) Mengharuskan pengelola dana untuk melakukan investasi
sendiri tanpa melalui pihak ketiga.
i. Nisbah keuntungan
Menurut Karim (2009:206-210) nisbah ini mencerminkan
imbalan yang berhak diterima oleh kedua pihak yang ber-mudharabah.
32
Hal ini digunakan untuk mencegah terjadinya perselisihan antara
kedua belah pihak mengenai cara pembagian keuntungan.
1) Persentase
Persentase digunakan untuk menentukan nisbah keuntungan
bukan menggunakan nominal, misal 50:50, 70:30, atau 60:40.
Nisbah keuntungan ditentukan berdasarkan kesepakatan, bukan
berdasarkan porsi setoran modal, tentu saja bila disepakati
ditentukan nisbah keuntungan sebesar porsi setoran modal.
2) Bagi untung dan bagi rugi
Hal ini merupakan konsekuensi yang logis dari karakteristik
akad mudharabah yang tergolong kedalam kontrak investasi,
dimana return dan timing cash flow tergantung kinerja sektor riil.
Namun ada hal dalam akad mudharabah saat kerugian, pembagian
kerugian tidaklah seperti pembagian keuntungan, jika pembagian
keuntungan berdasarkan nisbah, maka pembagian kerugian
berdasarkan porsi modal. Oleh karena nisbahnya disebut dengan
nisbah keuntungan bukan nisbah saja. Hal ini dikarenakan adanya
perbedaan kemampuan untuk mengabsorsi atau menanggung
kerugian di antara kedua belah pihak. Kemampuan shahibul maal
untuk menanggung kerugian tidak sama dengan kemampuan si
mudharib. Dengan alasan, jika usaha mengalami kerugian maka
shahibul maal kehilangan uang investasinya, sedangkan mudhrib
33
harus menanggung kehilangan kerjanya karena gagal dalam
usahanya.
3) Jaminan
Ketentuan pembagian kerugian seperti penjelasan diatas
hanya jika kerugian diakibatkan oleh risiko bisnis, bukan karena
karakter buruk mudharib. Jika mudharib lalai dalam menjalankan
usahanya dan menimbulkan banyak kerugian maka mudharib harus
menanggung kerugian sebesar bagian kelalaiannya sebagai sanksi
dan tanggung jawabnya. Para fuqaha berpendapat bahwa pada
prinsipnya tidak perlu dan tidak boleh mensyaratkan agunan
sebagai jaminan, sebagaimana dalam akad syirkah lainnya. Untuk
menghindari adanya moral hazard dari mudharib, maka shahibul
mal diperbolehkan memintanya, dengan tujuan untuk menghindari
moral hazard mudharib bukan untuk "mengamankan" investasi
shahibul maal jika terjadi kerugian akibat risiko bisnis.
4) Menentukan besarnya nisbah
Menurut Karim (2009:209) Nisbah ditentukan oleh kedua
belah pihak yang bersepakat. Biasanya di bank syariah modern
tawar menawar nisbah hanya terjadi jika deposan/investor dalam
jumlah besar.
5) Cara menyelesaikan kerugian
Menurut Karim (2009:210) jika terjadi kerugian, maka cara
menyelesaikannya ada dua macam, yaitu:
34
a) Diambil dari kuntungan untuk menutupi kerugian yang timbul,
dimana keuntungan sebagai pelindung modal.
b) Bila kerugian lebih besar jumlahnya dari keuntungan yang
didapat, maka menggunakan pokok modal untuk menutup
kerugian.
4. Perlindungan Ekuitas Investor
Perlindungan pada produk dan jasa investasi perbankan syariah
adalah suatu hal baru yang memerlukan konsep nyata dalam memberikan
jaminan perlindungan bagi konsumen atau nasabah di Indonesia, hal ini
sangat dibutuhkan untuk mencapai kemaslahatan dan menghindari
kemudhratan bagi kepentingan semua pihak (Sayyid, 2008).
Literatur empiris pada bank syariah kebanyakan lebih memfokuskan
pada pertumbuhan dan masalah regulasi saja tetapi sedikit yang menguji
mengenai perlindungan investor di bank syariah. Penelitian terbaru
mengenai corporate governance juga menunjukkan bahwa tidak ada
pengelolaan terpisah antara bank syariah dan bank sentral di sebagian
besar negara-negara muslim dalam penerapan sistem perlindungan
investor saat ini (Yongqiang Li Cs, 2011).
Dalam Islam, hukum perlindungan investor menempati kajian yang
signifikan di mana setiap manusia mendapat perlindungan dan otoritas
terhadap harta mereka, demikian pula pada masalah produk dan jasa
investasi perbankan syariah, dimana investor berhak dilindungi hak dan
kepentingannya. Perlindungan yang harus diberikan bukan hanya
35
berhubungan dengan kualitas dan kuantitas produk dan jasa investasi, tapi
juga berkenaan dengan kecacatan atau kekurangan produk dan jasa
investasi tersebut, seperti besar kecilnya resiko investasi (Sayyid, 2008).
Pada prinsipnya investasi di perbankan Islam dengan menggunakan
profit and loss sharing memang tidak mengenal adanya perlindungan
maupun jaminan, dikarenakan prinsipnya yang bebagi resiko dan
keuntungan. Namun, seperti yang dijelaskan dalam fatwa Dewan Syariah
Nasional No.07/DSN-MUI/IV/2000 mengenai jaminan yang bisa diminta
oleh shahibul mal ke mudharib, Lembaga Keuangan Syariah (LKS)
sebagai penyedia dana menanggung semua kerugian akibat dari
mudharabah kecuali jika mudharib (nasabah) melakukan kesalahan yang
disengaja, lalai, atau menyalahi perjanjian. Lembaga Keungan Syariah
(LKS) dapat meminta jaminan dari mudharib atau pihak ketiga. Jaminan
ini hanya dapat dicairkan apabila mudharib terbukti melakukan
pelanggaran terhadap hal-hal yang telah disepakati bersama dalam akad,
hal ini merupakan salah satu bentuk perlindungan yang diberikan investor
di Bank Islam.
Hubungan antara bank dan investor pada bank syariah yang
didasarkan oleh kontrak mudharabah dimana bank dan investor saling
berbagi risiko dan keuntungan, dan laba atas investasi mereka sangat
tergantung pada kinerja manajer dan tidak adanya gangguan-gangguan
kebijakan dari negara yang dapat mempengaruhi shareholders (Yongqiang
Li Cs, 2011). Pendekatan hukum untuk pengelolaan kebijakan di bank
36
syariah memegang isu kunci untuk perlindungan investor dari pihak luar,
sehingga pemegang saham utama atau kreditur tidak dapat melemahkan
kepentingan investor di bank tersebut dan akan lebih tergantung pada
hukum dan dewan syariah yang ada, dimana setiap kebijakan mesti di
approved oleh dewan syariah, sehingga tercapai kepentingan bersama
untuk kemaslahatan umat, dimana pemilik saham minoritas yang
merupakan pemegang rekening investasi di bank syariah berupa giro,
tabungan atau deposito menuntut hak yang sama seperti pemegang saham
yang mempengaruhi kebijakan dividen.
Pengukuran perlidungan ekuitas investasi perbankan syariah diukur
dengan menggunakan Third Party Funds yang merupakan simpanan yang
didapat dari nasabah melalui giro, tabungan dan deposito (Kharisma,
2012) Dan pengukuran tingkat pengembalian investasi atau bagi hasil
yang diperoleh bank syariah menggunakan Net Income of
Distibution/Average Equity (Yongqiang li Cs, 2011).
a. Third Party Funds
Third Party Funds atau Dana Pihak Ketiga (DPK) merupakan
dana yang dihimpun oleh masing-masing bank secara indvidu.
Semakin tinggi rasio ini, maka semakin baik tingkat kepercayaan
masyarakat terhadap bank yang bersangkutan. Adapun dana pihak
ketiga diperoleh dengan menjumlahkan giro, tabungan dan deposito
(Sudiyatno, 2010).
37
Menurut Kasmir (2002:64), dana pihak ketiga memiliki
kontribusi terbesar dari beberapa sumber dana, sehingga jumlah dana
pihak ketiga yang berhasil dihimpun oleh suatu bank akan
mempengaruhi kemampuannya dalam menyalurkan kredit. Kredit
diberikan kepada para debitur yang telah memenuhi syarat-syarat yang
tercantum dalam perjanjian yang dilakukan antara pihak debitur
dengan pihak bank. Dana Pihak Ketiga terdiri dari giro wadiah,
tabungan dan deposito mudharabah.
Menurut Dendawijaya (2009:49), dana pihak ketiga yang
dihimpun masyarakat merupakan sumber dana terbesar yang paling
diandalkan oleh bank (mencapai 80%-90% dari seluruh dana yang
dikelola oleh bank).
Rumus untuk menghitung Dana Pihak ketiga (DPK) adalah
(Sukma, 2009):
DPK =
b. Net Income of Distribution/Average Equity
Net Income of Distribution atau Pendapatan Bagi hasil
merupakan bagi hasil yang didapat oleh pemilik dana karena
partisipasi dananya dalam berinventasi. Bank tidak menggunakan
semua dana tersebut dalam investasi, tetapi menyimpan sebagian dana
untuk investor ketika mereka ingin melakukan penarikan. Secara
teoritis, cadangan ini, bersama dengan deposito baru terus dibuat,
memungkinkan bank untuk memenuhi semua tuntutan saat penarikan
38
terjadi. Bank berhak atas beberapa persentase dari hasil pendapatan
investasi karena tugas bank sebagai mudharib. Sama halnya dengan
pemilik dana yang berhak atas hasil dari investasi yang dilakukan oleh
pemilik dana. (Ahmed, 1996)
Pada umumnya sumber dana bank Islam berasal dari dana
pemegang saham yang disediakan oleh pemilik ekuitas, deposito yang
disediakan oleh depositor, dan dana investasi yang disediakan oleh
investor yang dimanfaatkan untuk tujuan pengembangan investasi
tambahan, investasi pada pasar saham, dan investasi komoditas
(Yatim, 2009)
Dalam membahas distribusi keuntungan, pihak bank harus dapat
memberikan prinsip pembagian keuntungan yang baik bagi semua
pihak. Dasar pengerjaan dalam pengelolaan dana di bank Islam
didasari oleh konsep pengelompokkan dana dengan penghitungan rata-
rata balance harian dari deposito, dana pemegang saham, unrestricted
investment dan restricted investment. Dengan menggunakan konsep
tersebut, prinsip bagi hasil keuntungan dapat diobservasi dengan lebih
jelas untuk memastikan prinsip syariah terpenuhi dalam pelaksanaan
bisnis yang jujur. (Yatim, 2009)
Rumus untuk Net Income of Distribution/Average Equity:
=
39
5. Kinerja Keuangan Perbankan
Dalam penelitian ini pengukuran kinerja dilakukan dengan
menggunakan Return On Assets (ROA). Return on asset (ROA)
menggambarkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan keuntungan
dari setiap satu rupiah asset yang digunakan. Dengan mengetahui rasio ini,
kita bisa menilai apakah perusahaan efisien dalam memanfaatkan
aktivanya dalam kegiatan operasional perusahaan. Rasio ini juga
memberikan ukuran yang lebih baik atas profitabilitas perusahaan karena
menunjukkan efektivitas manajemen dalam menggunakan aktiva untuk
memperoleh pandapatan. (Kharisma, 2012)
Return On Assets (ROA) merupakan salah satu rasio yang paling
populer digunakan untuk mengukur kinerja keuangan di industri
perbankan, hal itu menunjukkan kemampuan manajemen untuk
memperoleh deposito dengan biaya yang wajar dan berinvestasi dalam
investasi yang menguntungkan. Hal ini tercermin dalam ROA, karena
investasi dan pinjaman adalah bagian terbesar dari aset bank, sementara
bunga pinjaman menyerupai bagian terbesar dari pendapatan dan
keuntungan bank. (Simpson dan Kohers, 2002:103-104)
Pengukuran kinerja dengan ROA memiliki keuntungan yaitu dapat
digunakan untuk perusahaan kecil yang memiliki basis ekuitas yang sangat
kecil jika dibandingkan dengan ROE. ROA dianggap sangat berkorelasi
dengan ROE di sektor perbankan, di mana kedua rasio memberikan
40
indikasi yang sama dari kinerja keuangan, tetapi besar dan interpetasinya
berbeda. (Badreldin, 2009)
Bank Indonesia selaku Pembina dan pengawas perbankan lebih
mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan aset
yang perolehan dananya sebagian berasal dari simpanan masyarakat.
(Siamat, 2005)
Rumus menghitung ROA berdasarkan Surat Edaran Bank Indonesia
Nomor 3/30/DPNP, yaitu:
Return on asset (ROA)=
B. Keterkaitan Antara Variabel
1. Third Party Funds dengan Return On Assets (ROA)
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Yoli Lara Sukma (2009),
yang meneliti tentang pengaruh dana pihak ketiga, kecukupan modal, dan
resiko kredit terhadap profitabilitas dengan sampel yang diambil di
perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI, dapat disimpulkan penelitian
ini bahwa variabel dana pihak ketiga tidak berpengaruh terhadap
profitabilitas bank. Variabel kecukupan modal juga tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas, dan variabel resiko kredit berpengaruh signifikan
negatif terhadap profitabilitas perbankan.
Penelitian yang dilakukan oleh Dea Naufal Kharisma (2012),
meneliti tentang pengaruh dana pihak ketiga dan non performing finance
41
terhadap profitabilitas perbankan syariah, dapat disimpulkan dana pihak
ketiga berpengaruh signifikan terhadap profitabilitas dengan arah yang
positif. Sedangkan untuk variabel non performing finance, variabel tidak
berpengaruh secara signifikan terhadap profitabilitas dan dengan arah
negatif.
Penelitian yang dilakukan oleh Bambang Sudiyatno (2009), yang
meneliti mengenai analisis pengaruh Dana Pihak Ketiga, BOPO, CAR,
LDR terhadap kinerja keuangan pada sektor perbankan yang go public di
Bursa Efek Indonesia (Periode 2005-2008), dapat disimpulkan bahwa
Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif terhadap ROA, BOPO
berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA, CAR berpengaruh
positif dan signifikan terhadap ROA, sedangkan LDR berpengaruh positif
tapi tidak signifikan terhadap ROA.
H1 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Third Party
Funds terhadap ROA
H2 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Third Party
Funds terhadap ROA
2. Net Income of Distribution/Average Equity dengan Return On Assets
(ROA)
Penelitian yang dilakukan Yongqiang Li, Cs (2011), yang meneliti
tentang equity investor protection and financial performance of Islamic
banks: an econometric analysis, menyimpulkan bahwa dividend pay-out
memiliki pengaruh yang positif terhadap ROA dan ROE. Untuk variabel
42
net income of distribution over average equity juga memiliki pengaruh
yang positif terhadap ROA dan ROE. Jika dibandingkan, net income of
distribution/average equity memiliki pengaruh yang lebih besar terhadap
kinerja keuangan dibandingkan dengan dividend pay out.
H3 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara simultan antara Net Income of
Distribution/Average Equity terhadap ROA
H4 : Terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara Net Income of
Distribution/Average Equity terhadap ROA.
43
C. Penelitian-penelitian Terdahulu
Tabel 2.1
Penelitian-penelitian Terdahulu
No Peneliti (tahun) Judul Metodelogi Penelitian Hasil Penelitian (kesimpulan)
1 Bambang Sudiyatno
(2010)
Analisis Pengaruh
Dana Pihak
Ketiga, BOPO,
CAR, LDR
terhadap Kinerja
Keuangan pada
Sektor Perbankan
yang Go Public di
Bursa Efek
Indonesia (Periode
2005-2008
1. Variabel Dependen:
Return On Assets (ROA)
2. Variabel Independen:
Dana Pihak ketiga, BOPO, CAR,
LDR
3. Metodelogi Analisis:
Multiple Regression Analysis
Model
1. DPK berpengaruh positif terhadap ROA
2. BOPO berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap ROA
3. CAR berpengaruh positif dan signifikan
terhadap ROA
4. LDR berpengaruh positif namun tidak
signifikan terhadap ROA
Bersambung ke halaman berikutnya
44
Tabel 2.1 (lanjutan)
2 Yongqiang Li, Abdi
Hassan, Esse
Abdirashid, Bruno
Zeller
(2011)
Equity investor
Protection and
Financial
Performance of
Islamic Banks: An
Econometric
Analysis
1. Variabel dependen:
ROA dan ROE
2. Variabel endogen:
Divedend pay out dan Inc.net of
Dist/Avg Equity
3. Variabel pengendali:
Total Assets, Equity to Total Assets,
Other Operating Income/Avg Equity,
Cost to Income Ratio, Recurring
Earning Power, Liquid Assets/Tot
Dep & Bor, Net Int Rev/Avg Assets,
Interbank Ratio, dan
Equity/Liabilities
4. Metodelogi analisis:
OLS, fixed effect model using panel
data, random effect model using pael
data, IV, dan IV model using GMM
Perlindungan investor berdampak positif
terhadap kinerja keuangan bank syariah.
Dampak dari sebuah kebijakan dapat
menaikkan kebijakan investor, dimana juga
menaikkan dividend pay-out atau
menaikkan Inc. Net of Dist/ Avg Equity
Ratio.
3 Dea Naufal Kharisma
(2012)
Pengaruh Dana
Pihak Ketiga dan
Non Performing
Finance terhadap
Profitabilitas
Perbankan Syariah
1. Variabel dependen:
Profitabilitas bank (ROA)
2. Variabel independen:
Dana Pihak Ketiga, Non Performing
Financing.
3. Metodelogi analisis:
Analisis regresi linier berganda
1. DPK berpengaruh signifikan terhadap
profitabilitas dan dengan arah positif.
2. Non Performing Finance tidak
berpengaruh secara signifikan dan
dengan arah negatif terhadap
profitabilitas.
Bersambung ke halaman berikutnya
45
Tabel 2.1 (lanjutan)
4 Yoli Lara Sukma
(2013)
Pengaruh Dana
Pihak Ketiga,
Kecukupan Modal
dan Risiko Kredit
Terhadap
Profitabilitas
1. Variabel dependen:
Profitabilitas (ROA)
2. Variabel independen:
Dana Pihak Ketiga, CAR, risiko
kredit (NPL)
3. Metodelogi analisis:
Metode regresi berganda
1. Dana pihak Ketiga tidak berpengaruh
terhadap profitabilitas bank, dengan
koefisien regresi yang bertanda negatif
yang berlawanan dengan yang
dihipotesiskan
2. Kecukupan modal (CAR) tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas.
3. Risiko kredit yang diukur dengan
menggunakan Non Performing Loan
(NPL) berpengaruh signifikan negatif
terhadap profitabilitas perbankan.
Sumber: Diolah dari berbagai referensi
46
D. Kerangka Pemikiran
Gambar dibawah ini menunjukkan kerangka pemikiran yang dibuat
dalam model penelitian mengani “Analisis Perlindungan Ekuitas Investor
terhadap Kinerja Keuangan Bank Islam”
Gambar 2.1
Skema Kerangka Pemikiran
Variabel Independen Variabel Dependen
Return On
Assets (ROA)
(Y)
Third Party
Funds/DPK
(X1)
Net Inc of
Dist/Average Equity
(X2)
Metode Analisis:
Regresi Berganda
Hasil Pengujian dan
Pembahasan
Kesimpulan, Implikasi, Saran
Perlindungan Ekuitas Investasi:
Dana yang dihimpun dari masyarakat
Kinerja Keuangan Bank Islam:
Bank Syariah Mandiri, Bank Mega Syariah,
Bank BRI Syariah
47
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini termasuk penelitian kausal komparatif yaitu penelitian
dengan karakteristik masalah berupa hubungan sebab-akibat antara dua
variabel atau lebih. Penelitian kausal komparatif merupakan penelitian ex post
facto, yaitu tipe penelitian terhadap data yang dikumpulkan setelah terjadinya
suatu fakta atau peristiwa (Indriantoro dan Supomo, 1999:27). Penelitian ini
menggunakan pendekatan kuantitatif yang merupakan penekanan pada
pengujian teori melalui pengukuran variabel penelitian dengan angka dan
melakukan analisis data dengan prosedur statistik. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis menganai pengaruh dari proteksi ekuitas investor terhadap
kinerja keuangan bank islam.
B. Model Penentuan Sampel
Populasi yaitu kumpulan pengukuran atau data pengamatan yang
dilakukan terhadap orang, benda atau tempat. Sedangkan, sampel yaitu
sebagian dari populasi atau dalam istilah matematik dapat disebut sebagai
himpunan bagian atau subset dari populasi. Populasi dari penelitian ini adalah
bank syariah yang ada di Indonesia. Dalam penelitian ini teknik pengambilan
sampel diambil dengan menggunakan metode Simple Cluster Random
Sampling merupakan sistem pengambilan sampel yang dibagi
48
berdasarkan areanya. Setiap area memiliki jatah terambil yang sama.
Kelebihan dari pengambilan acak berdasar area ini adalah lebih tepat menduga
populasi karena variasi dalam populasi dapat terwakili dalam
sampel. Sedangkan, kekurangannya adalah memerlukan waktu yang lama
karena harus membaginya dalam area-area tertentu.
C. Metode Pengumpulan Data
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder.
Data Sekunder (secondary data) yaitu data yang diperoleh/dikumpulkan dan
disatukan oleh studi-studi sebelumnya atau yang diterbitkan oleh berbagai
instansi lain. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan laporan keuangan
bank tahunan dan data tersebut berasal dari situs bank masing-masing. Dan
jenis data yang diambil berdasarkan time series, menggunakan deretan waktu.
Data yang digunakan untuk penelitian, yaitu:
1. Bank Syariah Mandiri, laporan keuangan triwulan bank (2009-2012), yang
mencakup laporan keuangan bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
2. Bank Mega Syariah, laporan keuangan triwulan bank (2009-2012), yang
mencakup laporan keuangan bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
3. Bank BRI Syariah, laporan keuangan triwulan bank (2009-2012), yang
mencakup laporan keuangan bulan Maret, Juni, September, dan Desember.
49
D. Metode Analisis Data
Hubungan antara kinerja keuangan dan determinasinya yang akan
dihitung dengan menggunakan rumus matematika:
1. Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif digunakan untuk menganalisis data dengan cara
menggambarkan sampel data yang telah dikumpulkan dalam kondisi
sebenarnya tanpa maksud membuat kesimpulan yang berlaku umum dan
generalisasi. Analisis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan
gambaran umum mengenai sampel dalam penelitian dan deskripsi
mengenai variabel-variabel penelitian.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Menurut Ghozali (2006), uji normalitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi, variabel bebas dan variabel terikat
keduanya memiliki distribusi normal atau tidak. Model regresi yang
baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal.
Uji normalitas dalam penelitian ini dilakukan melalui metode grafik.
Metode grafik yang digunakan dalam penelitian ini adalah
dengan melihat normal probability plot. Normal probability plot
adalah membandingkan distribusi komulatif dari distribusi normal
(Ghozali, 2006). Dasar pengambilan keputusan melalui analisis ini,
jika data menyebar disekitar garis diagonal sebagai representasi pola
distribusi normal, berarti model regresi memenuhi asumsi normalitas.
50
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji ini bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan varians dari satu residual pengamatan ke
pengamatan yang lain (Ghozali, 2006). Jika varians dari residual satu
pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut
homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas. Model
regresi yang baik adalah homoskedastisitas atau tidak terjadi
heteroskedastisitas. Dalam penelitian ini peneliti akan menggunakan
Uji Glejser, yaitu dengan meregresikan nilai absolut residual (AbsUi)
terhadap independen lain. Jika β signifikan (dibawah 0.05) maka
mengindikasikan terdapat heterokedastisitas dalam model. (Janie,
2012)
c. Uji multikolinieritas
Uji multikolinieritas bertujuan untuk menguji apakah variabel
dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antara variabel bebas
(independen). Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi
korelasi diantara variabel bebas.
Jika variabel bebas saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini
tidak otogonal. Variabel otogonal adalah variabel bebas yang nilai
korelasi sesama variabel bebas sama dengan nol (Ghozali, 2006).
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinieritas didalam model
regresi, digunakan nilai tolerance dan Variance Inflation Factor (VIF).
Kedua ukuran tersebut menunjukkan setiap variable independen
51
(bebas) menjadi variabel dependen (terikat) dan diregresi terhadap
variabel bebas lainnya. Tolerance mengukur variabilitas variabel bebas
yang terpilih yang tidak dijelaskan oleh variabel bebas lainnya.
Dengan kriteria pengambilan keputusan suatu model regresi bebas
multikolinieritas adalah sebagai berikut:
1) Mempunyai nilai VIF dibawah 10
2) Mempunyai nilai tolerance diatas 1
Jika variabel bebas dapat memenuhi kriteria tersebut maka
variabel bebas tersebut tidak mempunyai persoalan multikolinieritas
dengan variabel bebas lainnya.
d. Uji autokorelasi
Untuk menguji ada atau tidaknya autokorelasi, penelitian ini
menggunakan uji Durbin-Watson (Ghozali, 2011:110). Pengambilan
keputusan ada atau tidaknya autokorelasi yaitu jika:
0 < d < dl = Ada autokorelasi
dl ≤d ≤du = Tidak ada kesimpulan
4 – dl < d < 4 = Ada autokorelasi
4 – du ≤d ≤4 - dl = Tidak ada kesimpulan
du < d < 4 – du = Tidak ada autokorelasi
3. Uji Hipotesis
Uji hipotesis dilakukan dengan mengguakan teknik regresi linier
berganda, yang digunakan untuk mengetahui hubungan fungsional antara
52
variabel dependen dengan dua atau lebih variabel independen. Regresi
linier berganda dihitung menggunakan rumus:
Dimana:
Y = Return On Assets
a = Konstanta
X1 = Third Party Funds
X2 = Net Income of Distribution/Average Equity
b1 = Koefisien korelasi Third Party Funds
b2 = Koefisien korelasi Net Income of Distribution/Average Equity
e = Error term
a. Koefisien Determinasi (R2)
R2
merupakan rasio variabilitas nilai-nilai yang dibuat model
dengan variabilitas nilai data asli. Dalam regresi R2
ini dijadikan
sebagai pengukuran seberapa baik garis regresi mendekati nilai data
asli yang dibuat model. Jika R2
sama dengan 1, maka angka tersebut
menunjukkan garis regresi cocok dengan data secara sempurna.
b. Uji Simultan : ANOVA ( Uji F)
Uji simultan pada konsep regresi linier adalah pengujian
mengenai apakah model regresi yang didapatkan benar-benar dapat
diterima Uji simultan bertujuan untuk menguji apakah antara variabel-
variabel bebas X dan terikat Y, atau setidak-tidaknya antara salah satu
Y = a + b1X1 + b2X2 + e
53
variabel X dengan variabel terikat Y, benar-benar terdapat hubungan
linier (linear relation).
Dalam uji simultan dapat dilakukan dengan membandingkan
tingkat signifikansi hasil uji dengan tingkat signifikansi yang
ditentukan sebanyak 0.05.
H0 : Perlindungan ekuitas investor ((Third Party Funds dan Net
Income of Distirbution/Average Equity) tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja keuangan (ROA) bank Islam.
Ha : Perlindungan ekuitas investor ((Third Party Funds dan Net
Income of Distirbution/Average Equity) berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA) bank Islam
1) Jika Sig penelitian < 0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima
2) Jika Sig penelitian > 0.05 maka H0 diterima, Ha ditolak
Kedua, uji simultan dilakukan dengan membandingkan antara F
hitung dengan F tabel melalui ketentuan:
1) Jika F-hitung > F-tabel maka H0 ditolak, Ha diterima
2) Jika F-hitung < F-tabel maka H0 diterima, Ha ditolak
c. Uji parsial : Uji T
Uji parsial digunakan untuk menguji apakah sebuah variabel
bebas X benar-benar memberikan kontribusi terhadap variabel terikat
Y. Dalam pengujian ini ingin diketahui apakah jika secara terpisah,
suatu variabel X masih memberikan kontribusi secara signifikan
terhadap variabel terikat Y.
54
H0 : Perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income
of Distirbution/Average Equity) tidak berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA) bank Islam.
Ha : Perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income
of Distirbution/Average Equity) berpengaruh secara signifikan
terhadap kinerja keuangan (ROA) bank Islam
1) Jika Sig penelitian < 0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima
2) Jika Sig penelitian > 0.05 maka H0 diterima, Ha ditolak
Penghitungan uji parsial dengan menggunakan t-hitung dan t-
tabel:
1) Jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak, Ha diterima
2) Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima, Ha ditolak
Uji t ini dilakukan dengan membandingkan antara t-hitung
dengan t-tabel pada tingkat keyakinan tertentu. Apabila nilai t
berdasarkan tabel lebih besar atau lebih kecil dari nilai t berdasarkan
hitungan, maka pengaruh varibel independen terhadap variabel
dependennya adalah signifikan. Jika sebaliknya, nilai t berdasarkan
hitung berada diantara nilai t berdasarkan tabel, baik secara positif
maupun negatif, maka pengaruh variabel independen terhadap variabel
dependen adalah tidak signifikan.
55
E. Operasional Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek atau
kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2009, hal: 38). Definisi
operasional adalah suatu definisi yang diberikan kepada suatu konstruk
dengan menggunakan konstruks yang lain (Nazir, 2009).
Dalam penelitian ini ada tiga jenis variabel, yaitu:
1. Variabel dependen (Y)
Variabel dependen (variabel terikat) menurut Sugiyono (2009:39)
merupakan variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat, karena adanya
variabel independen (bebas). Dalam penelitian ini yang merupakan
variabel dependen adalah ROA.
2. Variabel independen (X)
Variabel independen (variabel bebas) menurut Sugiyono (2009:39)
merupakan variabel yang mempengaruhi atau variabel yang menjadi sebab
perubahan atau timbulnya variabel dependen. Dalam penelitian ini yang
merupakan variabel independen adalah:
a. Third Party Funds (X1)
Dana yang bersumber dari masyarakat luas atau dana pihak
ketiga (DPK) merupakan sumber dana terpenting bagi kegiatan
operasional suatu bank dan merupakan ukuran keberhasilan bank
jika mampu membiayai operasinya dari sumber dana ini (Kasmir,
2002:64).
56
b. Net Income of Distribution/Average Equity (X2)
Dalam penelitian ini, yang menjadi tolak ukur untuk menilai
investasi adalah Net Income of Distribution/Average Equity
(NID/AE), yang menunjukkan berapa persen ekuitas meningkat dari
dana internal yang ada, semakin tinggi semakin baik (Yongqiang Li,
Cs, 2011).
Tabel 3.1
Operasional Variabel
NO Variabel Rumus Skala
Pengukuran
1. Third Party
Funds
(X1)
(Sukma, 2009)
Rasio
2. Net Inc of Dist
Average Equity
(X2)
(Yongqiang Li ,
2011)
Rata-Rata Ekuitas
Rasio
3. Return On
Assets (Y)
(Kharisma,
2012)
Rasio
57
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Objek Penelitian
1. PT Bank Syariah Mandiri
a. Sejarah PT Bank Mandiri Syariah
Kehadiran BSM sejak tahun 1999, sesungguhnya merupakan
hikmah sekaligus berkah pasca krisis ekonomi dan moneter 1997-
1998. Sebagaimana diketahui, krisis ekonomi dan moneter sejak Juli
1997, yang disusul dengan krisis multi-dimensi termasuk di panggung
politik nasional, telah menimbulkan beragam dampak negatif yang
sangat hebat terhadap seluruh sendi kehidupan masyarakat, tidak
terkecuali dunia usaha. Dalam kondisi tersebut, industri perbankan
nasional yang didominasi oleh bank-bank konvensional mengalami
krisis luar biasa. Pemerintah akhirnya mengambil tindakan dengan
merestrukturisasi dan merekapitalisasi sebagian bank-bank di
Indonesia.
Salah satu bank konvensional, PT Bank Susila Bakti (BSB) yang
dimiliki oleh Yayasan Kesejahteraan Pegawai (YKP) PT Bank Dagang
Negara dan PT Mahkota Prestasi juga terkena dampak krisis. BSB
berusaha keluar dari situasi tersebut dengan melakukan upaya merger
dengan beberapa bank lain serta mengundang investor asing.
58
Pada saat bersamaan, pemerintah melakukan penggabungan
(merger) empat bank (Bank Dagang Negara, Bank Bumi Daya, Bank
Exim, dan Bapindo) menjadi satu bank baru bernama PT Bank
Mandiri (Persero) pada tanggal 31 Juli 1999. Kebijakan penggabungan
tersebut juga menempatkan dan menetapkan PT Bank Mandiri
(Persero) Tbk. sebagai pemilik mayoritas baru BSB.
Sebagai tindak lanjut dari keputusan merger, Bank Mandiri
melakukan konsolidasi serta membentuk Tim Pengembangan
Perbankan Syariah. Pembentukan tim ini bertujuan untuk
mengembangkan layanan perbankan syariah di kelompok perusahaan
Bank Mandiri, sebagai respon atas diberlakukannya UU No. 10 tahun
1998, yang memberi peluang bank umum untuk melayani transaksi
syariah (dual banking system).
Tim Pengembangan Perbankan Syariah memandang bahwa
pemberlakuan UU tersebut merupakan momentum yang tepat untuk
melakukan konversi PT Bank Susila Bakti dari bank konvensional
menjadi bank syariah. Oleh karenanya, Tim Pengembangan Perbankan
Syariah segera mempersiapkan sistem dan infrastrukturnya, sehingga
kegiatan usaha BSB berubah dari bank konvensional menjadi bank
yang beroperasi berdasarkan prinsip syariah dengan nama PT Bank
Syariah Mandiri sebagaimana tercantum dalam Akta Notaris: Sutjipto,
SH, No. 23 tanggal 8 September 1999.
59
Perubahan kegiatan usaha BSB menjadi bank umum syariah
dikukuhkan oleh Gubernur Bank Indonesia melalui SK Gubernur BI
No. 1/24/ KEP.BI/1999, 25 Oktober 1999. Selanjutnya, melalui Surat
Keputusan Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia No.
1/1/KEP.DGS/ 1999, BI menyetujui perubahan nama menjadi PT Bank
Syariah Mandiri. Menyusul pengukuhan dan pengakuan legal tersebut,
PT Bank Syariah Mandiri secara resmi mulai beroperasi sejak Senin
tanggal 25 Rajab 1420 H atau tanggal 1 November 1999.
b. Visi dan Misi PT Bank Syariah Mandiri
1) Visi PT Bank Syariah Mandiri
Menjadi Bank Syariah terpercaya pilihan mitra usaha.
2) Misi PT Bank Syariah Mandiri
a) Mewujudkan pertumbuhan dan keuntungan yang
berkesinambungan
b) Mengutamakan penghimpunan dana konsumer dan penyaluran
pembiayaan pada segmen UMKM
c) Merekrut dan mengembangkan pegawai profesional dalam
lingkungan kerja yang sehat
d) Mengembangkan nilai-nilai syariah universal
e) Menyelenggarakan operasional bank sesuai standar perbankan
yang sehat.
60
c. Struktur Organisasi PT Bank Syariah Mandiri
Gambar 4.1
61
d. Nilai Budaya dan Perilaku
Setelah melalui proses yang melibatkan seluruh jajaran pegawai
sejak pertengahan 2005, lahirlah nilai-nilai perusahaan yang baru yang
disepakati bersama untuk dibagi ke seluruh pegawai Bank Syariah
Mandiri yang disebut Shared Values Bank Syariah Mandiri. Shared
Values Bank Syariah Mandiri disingkat “ETHIC”.
1) Excellence, berupaya mencapai kesempurnaan melalui perbaikan
yang terpadu dan berkesinambungan.
2) Teamwork, mengembangkan lingkungan kerja yang saling
bersinergi.
3) Humanity, menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan dan religius.
4) Integrity, menaati kode etik profesi dan berpikir serta berperilaku
terpuji.
5) Customer Focus, memahami dan memenuhi kebutuhan pelanggan
untuk menjadikan Bank Syariah Mandiri sebagai mitra yang
terpercaya dan menguntungkan.
2. PT Bank Mega Syariah
a. Sejarah PT Bank Mega Syariah
Perjalanan PT Bank Mega Syariah diawali dari sebuah bank
umum konvensional bernama PT Bank Umum Tugu yang
berkedudukan di Jakarta. Pada tahun 2001, Para Group (sekarang
berganti nama menjadi CT Corpora), kelompok usaha yang juga
menaungi PT Bank Mega,Tbk., Trans TV, dan beberapa perusahaan
62
lainnya, mengakuisisi PT Bank Umum Tugu untuk dikembangkan
menjadi bank syariah. Hasil konversi tersebut, pada tanggal 25
Agustus 2004 PT Bank Umum Tugu resmi beroperasi secara syariah
dengan nama PT Bank Syariah Mega Indonesia. Dan terhitung tanggal
23 September 2010 nama badan hukum Bank ini secara resmi telah
berubah menjadi PT. Bank Mega Syariah.
Komitmen penuh PT Mega Corpora (dahulu PT Para Global
Investindo) sebagai pemilik saham mayoritas untuk menjadikan Bank
Mega Syariah sebagai bank syariah terbaik, diwujudkan dengan
mengembangkan bank ini melalui pemberian modal kuat demi
kemajuan perbankan syariah dan perkembangan ekonomi Indonesia
pada umumnya. Penambahan modal dari Pemegang Saham merupakan
landasan utama untuk memenuhi tuntutan pasar perbankan yang
semakin meningkat dan kompetitif. Dengan upaya tersebut, PT Bank
Mega Syariah yang memiliki semboyan “Untuk Kita Semua” tumbuh
pesat dan terkendali serta menjadi lembaga keuangan syariah yang
berhasil memperoleh berbagai penghargaan dan prestasi.
Seiring dengan perkembangan PT Bank Mega Syariah dan
keinginan untuk memenuhi jasa pelayanan kepada masyarakat
khususnya yang berkaitan dengan transaksi devisa dan internasional,
maka tanggal 16 Oktober 2008 Bank Mega Syariah menyandang
predikat sebagai Bank Devisa. Pengakuan ini semakin memperkokoh
63
posisi perseroan sebagai Bank Syariah yang dapat menjangkau bisnis
yang lebih luas lagi bagi domestik maupun internasional.
Dalam upaya mewujudkan kinerja sesuai dengan nama yang
disandangnya, PT Bank Mega Syariah selalu berpegang pada azas
keterbukaan dan kehati-hatian. Didukung oleh beragam produk dan
fasilitas perbankan terkini, PT Bank Mega Syariah terus tumbuh dan
berkembang hingga saat ini memiliki 394 jaringan kerja dengan
komposisi: 8 kantor cabang, 13 kantor cabang pembantu, 49 Gallery
Mega Syariah, dan 324 kantor Mega Mitra Syariah (M2S) yang
tersebar di Jabotabek, Pulau Jawa, Bali, Sumatera Kalimantan, dan
Sulawesi. Dengan menggabungkan profesionalisme dan nilai-nilai
rohani yang melandasi kegiatan operasionalnya, PT Bank Mega
Syariah hadir untuk mencapai visi menjadi “Bank Syariah Kebanggaan
Bangsa”.
b. Visi dan Misi PT Bank Mega Syariah
1) Visi PT Bank Mega Syariah
Bank syariah kebanggan bangsa.
2) Misi PT Bank Mega Syariah
Memberikan jasa layanan keuangan syariah terbaik bagi semua
kalangan, melalui kinerja organisasi yang unggul, untuk
meningkatkan nilai tambah bagi stakeholder dalam mewujudkan
kesejahteraan bangsa
64
c. Struktur Organisasi PT Bank Mega Syariah
Gambar 4.2
65
d. Nilai Budaya dan Perilaku
1) Visioner. Berpikir dan melihat jauh ke depan, serta mampu
menginspirasi dan membangun peran serta orang lain untuk
mencapai hasil yang terbaik.
2) Intrapreneur. Kemampuan mengelola sumber daya dan risiko
secara optimal dan inovatif dengan berorientasi pada keuntungan
da nilai tambah bagi perusahaan, serta tercapainya kepuasan
nasabah.
3) Consistent. Berpegang teguh pada prinsip kebenaran dan
menjalankan apa yang dikatakan secara bertanggung jawab.
4) Teamwork. Membangun sinergi yang bernilai tambah untuk
mencapai tujuan bersama, dengan perhargaan terhadap
kemajemukan sebagai suatu kekuatan.
5) Professional. Memiliki kompetensi untuk menyelesaikan tugas
sesuai standar yang ditetapkan dengan berlandaskan norma dan
etika untuk mencapai tujuan organisasi/perusahaan.
6) Sharing. Sikap mental kelimparuahan (abundance mentality) dan
saling ketergantungan (interdependence) secara tulus dan ikhlas
dalam membantu sesama.
7) Trusthworthy. Jujur, dapat dipercaya dan senantiasa melaksanakan
tugas dengan penuh tanggung jawab. Amanah dari pemegang
saham adalah raihlah keuntungan secara maksimal dan
bekersinambungan serta taat pada peraturan perusahaan.
66
3. PT Bank BRI Syariah
a. Sejarah PT Bank BRI Syariah
PT Bank BRI Syariah resmi beroperasi berdasarkan izin dari
Bank Indonesia pada anggal 16 Oktober 2008 melalui surat No.
10/67/KEP.GBI/DpG/2008. Pada tanggal 17 November 2008 PT Bank
BRI Syariah secara resmi beroperasi berdasarkan prinsip Syariah
Islam. Sejak saat ini, tanggal 17 November ditetapkan sebagai hari
ulang tahun PT Bank BRI Syariah. Berawal dari akuisisi PT Bank
Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., terhadap Bank Jasa Arta pada 19
Desember 2007 dan setelah mendapatkan izin dari Bank Indonesia
pada 16 Oktober 2008 melalui suratnya
No.10/67/KEP.GBI/DpG/2008, maka pada tanggal 17 November 2008
PT Bank BRISyariah secara resmi beroperasi. Kemudian PT Bank BRI
Syariah merubah kegiatan usaha yang semula beroperasional secara
konvensional kemudian diubah menjadi kegiatan perbankan
berdasarkan prinsip Syariah Islam.
Aktivitas PT Bank BRI Syariah semakin kokoh setelah pada 19
Desember 2008 ditandatangani akta pemisahan Unit Usaha Syariah PT
Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., untuk melebur ke dalam PT
Bank BRI Syariah (Proses Spin Off) yang berlaku efektif pada tanggal
1 Januari 2009. Penandatanganan dilakukan oleh Bapak Sofyan Basir
selaku Direktur Utama PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan
Bapak Ventje Rahardjo selaku Direktur Utama PT Bank BRI Syariah.
67
Tiga tahun lebih PT Bank BRI Syariah hadir mempersembahkan
sebuah bank ritel modern terkemuka dengan layanan finansial sesuai
kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah untuk kehidupan lebih
bermakna. Melayani nasabah dengan pelayanan prima dan
menawarkan beragam produk yang sesuai harapan nasabah dengan
prinsip syariah.
Berdasarkan perhitungan asset, saat ini PT Bank BRI Syariah
berhasil menduduki peringkat ketiga dalam kategori bank syariah.
Angka ini dilandasi oleh pesatnya pertumbuhan dari sisi aset, jumlah
pembiayaan dan perolehan dana pihak ketiga. Dengan berfokus pada
segmen menengah bawah dan mikro, PT Bank BRI Syariah
menargetkan menjadi bank ritel modern terkemuka dengan berbagai
ragam produk dan layanan perbankan.
Sesuai dengan visinya, saat ini PT Bank BRI Syariah merintis
sinergi dengan PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk. dengan
memanfaatkan jaringan kerja PT Bank Rakyat Indonesia (Persero)
Tbk., sebagai Kantor Layanan Syariah (KLS) dalam mengembangkan
bisnis yang berfokus kepada kegiatan penghimpunan dana masyarakat
dan kegiatan consumer berdasarkan prinsip syariah.
68
b. Visi dan misi PT Bank BRI Syariah
1) Visi PT Bank BRI Syariah
Menjadi bank ritel modern terkemuka dengan ragam layanan
finansial sesuai kebutuhan nasabah dengan jangkauan termudah
untuk kehidupan lebih bermakna
2) Misi PT Bank BRI Syariah
a) Memahami keragaman individu dan mengakomodasi beragam
kebutuhan finansial nasabah.
b) Menyediakan produk dan layanan yang mengedepankan etika
sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
c) Menyediakan akses ternyaman melalui berbagai sarana kapan
pun dan dimana pun.
d) Memungkinkan setiap individu untuk meningkatkan kualitas
hidup dan menghadirkan ketentraman pikiran.
69
c. Struktur Organisasi PT Bank BRI Syairah
Gambar 4.3
70
d. Nilai budaya dan prilaku
1) Tawakal. Optimisme yang diawali dengan doa yang sungguh-
sungguh, dimanifestasikan dengan upaya yang sungguh-sungguh
dan diakhiri dengan keikhlasan atas hasil yang dicapai.
2) Integritas. Kesesuaian antara kata dan perbuatan dalam
menerapkan etika kerja, nilai-nilai, kebijakan dan peraturan
organisasi secara konsisten.
3) Antusias. Semangat atau dorongan untuk berperan aktif dan
mendalam pada setiap aktivitas kerja.
4) Profesional. Kesungguhan dalam melakukan tugas sesuai dengan
standar teknis dan etika yang telah ditentukan.
5) Kepuasan pelanggan. Memiliki kesadaran sikap serta tindakan
yang bertujuan memuaskan pelanggan eksternal dan internal di
lingkungan perusahaan.
6) Berorientasi bisnis. Tanggap terhadap perubahan dan peluang,
selalu berpikir dan berbuat untuk menghasilkan nilai tambah dalam
pekerjaannya.
7) Penghargaan terhadap SDM. Menempatkan dan menghargai
karyawan sebagai modal utama perusahaan dengan menjalankan
upaya-upaya yang optimal mulai dari perencanaan, perekrutan,
pengembangan dan pemberdayaan SDM yang berkualitas serta
memperlakukannya baik sebagai individu maupun kelompok
berdasarkan saling percaya, terbuka, adil dan menghargai.
71
B. Analisis dan Pembahasan
1. Hasil Analisis Deskriptif
Pengolahan data dalam penelitian ini dilakukan menggunakan
bantuan IBM SPSS Statistics v21.0 dan Microsoft Excel 2007, untuk dapat
mengolah data dan memperoleh hasil dari variabel-variabel yang diteliti,
yaitu terdiri dari variabel dependen; ROA (Return On Assets), sedangkan
variabel independen terdiri dari; Third Party Funds (DPK) dan Net Income
of Distirbution/Average Equity. Penjelasan lebih lanjut sebagai berikut:
a. PT. Bank Syariah Mandiri
Tabel 4.1
PT. Bank Syariah Mandiri
Tahun 2009-2012
Year Month ROA Third Party
Funds
Net Income Of Distribution/Average
Equity
20
09
Maret 2.08 15.75 11.49
Juni 2.00 16.10 11.58
Sept 2.11 16.38 11.23
Des 2.23 15.12 11.62
20
10
Maret 2.04 16.86 12.05
Juni 2.22 15.45 12.12
Sept 2.30 15.65 12.71
Des 2.21 16.11 13.08
20
11
Maret 2.22 15.64 12.52
Juni 2.12 15.17 11.58
Sept 2.03 12.37 12.67
Des 1.95 12.16 11.02
20
12
Maret 2.17 10.65 11.09
Juni 2.25 12.18 11.23
Sept 2.22 12.14 10.97
Des 2.25 13.89 10.47 Sumber: www.syariahmandiri.co.id
72
Berdasarkan tabel 4.2 ROA PT. Bank Syariah Mandiri yang
memiliki jumlah persentase tertinggi terjadi pada Juni dan Desember
tahun 2012, dengan nilai yang sama 2.25%, hal ini menunjukkan
kemampuan bank dalam menghasilkan keuntungan dan
memanfaatkan aktiva pada periode tersebut lebih baik dan lebih efektif
dibandingkan dengan periode lainnya. Sedangkan ROA terendah
terjadi Desember 2011 dengan nilai 1.95%, hal ini menunjukkan
bahwa kinerja bank dalam menghasilkan keuntungan dan pemanfaatan
aset semakin rendah pada periode ini dibandingkan dnegan periode-
periode lainnya.
Third Party Funds (TPF) tertinggi terjadi pada Maret 2010,
dengan nilai 16.86%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank
dalam menghimpun dana untuk menjalankan fungsinya lebih baik
dibandingkan dengan periode-periode lainnya. Nilai Third Party Funds
terendah terjadi pada periode Maret 2012, dengan nilai 10.65%, hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menghimpun dana yang
terdiri dari giro wadiah, tabungan dan deposito mudharabah untuk
pelaksanaan aktivitas bank lebih rendah dibandingkan dengan periode-
periode lainnya.
Net Income of Distribution/average Equity tertinggi terjadi pada
periode Desember 2010, dengan nilai 13.08%, hal ini berarti
kemampuan bank dalam melakukan tingkat pengembalian terhadap
dana investasi lebih baik pada periode ini dibandingkan dengan
73
periode-periode lainnya. Net Income of Distribution/Average Equity
terendah terjadi pada periode Desember tahun 2012, yaitu sebesar
10.47%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam
melakukan tingkat pengembalian investasi pada periode ini lebih
rendah dibandingkan dengan periode-periode lainnya.
b. PT. Bank Mega Syariah
Tabel 4.2
PT. Bank Mega Syariah
Tahun 2009-2012
Year Month ROA Third Party Funds
Net Income Of Distribution/Average
Equity
20
09
Maret 0.62 6.75 22.69
Juni 1.56 19.72 24.22
Sept 2.08 27.26 19.56
Des 2.22 34.12 21.73
20
10
Maret 3.18 9.48 20.56
Juni 2.98 13.96 18.92
Sept 2.47 13.06 18.55
Des 1.90 18.80 19.19
20
11
Maret 1.77 52.01 18.24
Juni 1.87 17.65 14.54
Sept 1.65 24.28 15.72
Des 1.58 24.44 16.95
20
12
Maret 3.52 19.42 18.88
Juni 4.13 12.14 16.07
Sept 4.11 43.21 16.17
Des 3.81 15.62 16.15 Sumber : www.megasyariah.co.id
Berdasarkan tabel 4.2 ROA PT. Bank Mega Syariah yang
memiliki jumlah persentase tertinggi terjadi pada Juni tahun 2012,
dengan nilai 4.13%, hal ini menunjukkan kemampuan bank dalam
menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan aktiva pada periode
tersebut lebih baik dan lebih efektif dibandingkan dengan periode
74
lainnya. Sedangkan ROA terendah terjadi Maret 2009 dengan nilai
0.62%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank dalam menghasilkan
keuntungan dan pemanfaatan aset semakin rendah pada periode ini
dibandingkan dnegan periode-periode lainnya.
Third Party Funds (TPF) tertinggi terjadi pada Maret 2011,
dengan nilai 52.01%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank
dalam menghimpun dana untuk menjalankan fungsinya lebih baik
dibandingkan dengan periode-periode lainnya. Nilai Third Party Funds
terendah terjadi pada periode Maret 2009, dengan nilai 6.75%, hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menghimpun dana yang
terdiri dari giro wadiah, tabungan dan deposito mudharabah untuk
pelaksanaan aktivitas bank lebih rendah dibandingkan dengan periode-
periode lainnya.
Net Income of Distribution/Average Equity tertinggi terjadi pada
periode Juni 2009, dengan nilai 24.22%, hal ini berarti kemampuan
bank dalam melakukan tingkat pengembalian terhadap dana investasi
lebih baik pada periode ini dibandingkan dengan periode-periode
lainnya. Net Income of Distribution/Average Equity terendah terjadi
pada periode Juni tahun 2011, yaitu sebesar 14.54%, hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam melakukan tingkat
pengembalian investasi pada periode ini lebih rendah dibandingkan
dengan periode-periode lainnya.
75
d. PT. Bank BRI Syariah
Tabel 4.3
PT. Bank BRI Syariah
Tahun 2009-2012
Year Month ROA Third Party
Funds
Net Income Of Distribution/Average
Equity
20
09
Maret 3.11 1.26 1.84
Juni 2.14 1.53 1.92
Sept 1.89 3.13 3.93
Des 0.53 3.72 3.05
20
10
Maret 1.12 6.62 7.21
Juni 0.97 17.99 5.42
Sept 0.24 18.89 5.31
Des 0.35 41.64 6.40
20
11
Maret 0.23 18.79 6.91
Juni 0.20 39.68 7.36
Sept 0.40 45.65 9.20
Des 0.20 30.23 7.84
20
12
Maret 0.17 13.65 11.77
Juni 1.21 9.06 10.24
Sept 1.34 10.50 10.01
Des 1.19 11.15 10.24 Sumber : www.brisyariah.co.id
Berdasarkan tabel 4.2 ROA PT. Bank Syariah Mandiri yang
memiliki jumlah persentase tertinggi terjadi pada Maret tahun 2009,
dengan nilai 3.11%, hal ini menunjukkan kemampuan bank dalam
menghasilkan keuntungan dan memanfaatkan aktiva pada periode
tersebut lebih baik dan lebih efektif dibandingkan dengan periode
lainnya. Sedangkan ROA terendah terjadi Maret 2012 dengan nilai
0.17%, hal ini menunjukkan bahwa kinerja bank dalam menghasilkan
keuntungan dan pemanfaatan aset semakin rendah pada periode ini
dibandingkan dnegan periode-periode lainnya.
76
Third Party Funds (TPF) tertinggi terjadi pada September 2011,
dengan nilai 45.65%, hal ini menunjukkan bahwa kemampuan bank
dalam menghimpun dana untuk menjalankan fungsinya lebih baik
dibandingkan dengan periode-periode lainnya. Nilai Third Party Funds
terendah terjadi pada periode Maret 2009, dengan nilai 1.26%, hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam menghimpun dana yang
terdiri dari giro wadiah, tabungan dan deposito mudharabah untuk
pelaksanaan aktivitas bank lebih rendah dibandingkan dengan periode-
periode lainnya.
Net Income of Distribution/average Equity tertinggi terjadi pada
periode Maret 2012, dengan nilai 11.77%, hal ini berarti kemampuan
bank dalam melakukan tingkat pengembalian terhadap dana investasi
lebih baik pada periode ini dibandingkan dengan periode-periode
lainnya. Net Income of Distribution/Average Equity terendah terjadi
pada periode Maret tahun 2009, yaitu sebesar 1.84%, hal ini
menunjukkan bahwa kemampuan bank dalam melakukan tingkat
pengembalian investasi pada periode ini lebih rendah dibandingkan
dengan periode-periode lainnya.
2. Hasil Uji Statistik Deskriptif
Tabel deskriptif menjelaskan variabel dependen yaitu ROA, serta
variabel independen yaitu Third Party Funds (DPK) dan Net Income of
Distirbution/Average Equity. Berikut adalah tabel hasil olahan data dengan
menggunakan pengukuran statistik deskriptif :
77
Tabel 4.4
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Deviation
Bank 3 1.00 3.00 2.0000 1.00000
Return On Assets 48 .17 4.13 1.8571 1.00575
Third Party Funds 48 1.26 52.01 17.8548 11.30879
Net Inc of Dist/Average Equity 48 1.84 24.22 12.3796 5.44071
Valid N (listwise) 3
Sumber: data sekunder yang diolah
Hasil uji statistik deskriptif diperoleh dari 48 data observasi yang
berasal dari perkalian antara periode penelitian (4 tahun, dengan 4 periode
dalam setahun, dari tahun 2009 sampai dengan tahun 2012) dengan jumlah
bank sebagai sampel sebanyak 4 bank syariah.
Pada tabel 4.6, hasil analisis dengan menggunakan statistik deskriptif
terhadap Return On Assets (ROA) menghasilkan nilai minimum sebesar
0.17, nilai maksimum untuk ROA sebesar 4.13, dengan rata-rata sebesar
1.8571, dan standar deviasi sebesar 1.00575. Third Party Funds (TPF)
atau Dana Pihak Ketiga (DPK) menghasilkan nilai minimum sebesar 1.26,
nilai maksimum 52.01, dengan nilai rata-rata 17.8548, dan standar deviasi
11.30879. Hasil analisis statistik deskriptif untuk Net Income of
Distribution/Average Equity yaitu menghasilkan nilai minimum 1.84, nilai
maksimum 24.22, dengan nilai rata-rata 12.3796 dan standar deviasi
5.44071.
78
3. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas dengan Probability Plot
Grafik 4.1
Hasil Uji Normalitas Probability Plot
Sumber: data sekunder diolah
Pada grafik 4.1 Probability Plot, terlihat sebaran error masih ada
disekitar garis lurus ata terdistribusi dengan normal karena data
memusat pada nilai rata-rata dan median atau nilai plot PP terletak
digaris diagonal, maka dapat dikatakan distribusi pada Return On
Assets adalah normal.
79
b. Uji Heterokedastisitas
Tabel 4.5
Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .580 .241 2.410 .020
TPF -.002 .008 -.046 -.300 .766 .944 1.060
NID/AE .008 .017 .077 .502 .618 .944 1.060
a. Dependent Variable: AbsUi
Sumber: data sekunder diolah
Pada tabel 4.12 dapat dilihat nilai signifikansi masing-masing
variabel untuk Third Party Funds sebesar 0.766 dan Net Income of
Distribution/Average Equity sebesar 0.618 berada diatas 0.05. Hal ini
menunjukkan bahwa kedua variabel yang diuji tidak memiliki
heterokedastisitas atau bersifat homogen, sehingga variabel yang diuji
dapat disimpulkan memiliki kesaamaan varians. Dan dapat dikatakan
model regresi yang digunakan baik.
80
c. Uji Multikolinieritas
Tabel 4.6
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1.247 .356 3.505 .001
TPF -.025 .012 -.280 -2.075 .044 .944 1.060
NID/AE .085 .025 .461 3.420 .001 .944 1.060
a. Dependent Variable: Return On Assets
Sumber: data sekunder diolah
Angka tolerance pada semua variabel independen berada diatas
angka 1, yaitu masing-masing sebesar untuk Third Party Funds dengan
nilai 0.944 dan Net Income of Distribution/Average Equity dengan
nilai yang sama 0.944. Untuk VIF kedua variabel memiliki angka
dbawah 10, yaitu dengan nilai yang sama untuk kedua variabel sebesar
1.060, hal ini menunjukkan tidak ada indikasi terjadinya
multikolinieritas antara variabel Thid Party Funds dan Net Income of
Distribution/Average Equity.
81
d. Uji Autokorelasi
Tabel 4.7
Hasil Uji Autokorelasi
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .479a .229 .195 .90236 .644
a. Predictors: (Constant), Net Inc of Dist/Average Equity, Third Party Funds
b. Dependent Variable: Return On Assets
Sumber: data sekunder diolah
Nilai DWhitung sebesar 0.644, dibandingkan dengan nilai tabel
dengan menggunakan derajat kepercayaan 5%, jumlah sampel 48
dengan jumlah variabel independen 2, maka pada tabel Durbin Watson
akan diperoleh nilai:
K=2
n dL dU
45
46
47
48
49
50
1.4298
1.4368
1.4435
1.4500
1.4564
1.4652
1.6148
1.6176
1.6204
1.6231
1.6257
1.6283
Oleh karena DWhitung lebih besar dari 0, dan DWhitung lebih kecil
dari dL 1.4500 dan lebih kecil, atau:
0 < d < dL
= 0 < 0.644 < 1.4500
82
Maka, terdapat autokorelasi dalam model regresi antar nilai residual
dan hal ini menunjukkan residual bersifat random.
4. Hasil Uji Hipotesis
a. Koefisien Determinasi
Tabel 4.8
Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-Watson
1 .479a .229 .195 .90236 .644
a. Predictors: (Constant), Net Inc of Dist/Average Equity, Third Party Funds
b. Dependent Variable: Return On Assets
Sumber: data sekunder diolah
Pada tabel diatas besarnya R2 sebesar 0.229, hal ini berarti variasi
kinerja keuangan Return On Asstes (ROA) dapat di jelaskan oleh
variasi 2 variabel independen yaitu Third Party Funds dan Net Income
of Distribution/Average Equity. Hal ini dapat dilihat dari koefisien
determinasi (KD) dengan menggunakan rumus:
KD = R2 x 100%
= 0.229 x 100%
= 22.9%
Sedangkan sisanya sebesar 77.1% (100% - 22.9% = 77.1%)
dijelaskan oleh sebab-sebab lain diluar variabel yang dipilih.
83
b. Uji F Anova
Tabel 4.9
Hasil Uji F ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 10.900 2 5.450 6.693 .003b
Residual 36.642 45 .814
Total 47.542 47
a. Dependent Variable: Return On Assets
b. Predictors: (Constant), Net Inc of Dist/Average Equity, Third Party Funds
Sumber: data sekunder diolah
Uji hipotesis:
1) Menggunakan nilai signifikansi
Jika Sig penelitian < 0.05, maka H0 ditolak, Ha diterima
Jika Sig penelitian > 0.05, maka H0 diterima, Ha ditolak
Berdasarkan tabel diatas diperoleh nilai F sebesar 6.693
dengan nilai profitabilitas (Sig) 0.003. Karena nilai profitabilitas
lebih kecil dari 0.05, maka dapat disimpulkan bahwa kofisien
regresi Third Party Funds dan Net Income of Distribution/Average
Equity tidak sama dengan nol atau H0 ditolak, Ha diterima, atau
kedua variabel independen secara simultan berpengaruh terhadap
kinerja keuangan Return On Assets (ROA).
2) Menggunakan F tabel
Jika F hitung > F tabel, maka H0 ditolak, Ha diterima
Jika F hitung > F table, maka H0 diterima, Ha ditolak
84
Dari hasil penghitungan F hitung diperoleh sebesar 6.693.
Derajat Kebebasan (DK):
dfn = df1 = k – 1 = 3 – 1 = 2
dfd = df2 – n – k = 48 – 3 = 45
Dengan ketentuan tersebut, maka diperoleh nilai 3.20.
Disimpulkan, dari hasil perhitungan diperoleh F hitung sebesar
6.693 > F tabel sebesar 3.20, sehingga H0 ditolak, Ha diterima.
Artinya, ada pengaruh yang signifikan antara Third Party Funds
dan Net Income of Distribution/Average Equity terhadap Return On
Assets. Dengan demikian model regresi yang dipakai layak dan
benar.
c. Uji T Parsial
Tabel 4.10
Hasil Uji T Parsial Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1.247 .356 3.505 .001
TPF -.025 .012 -.280 -2.075 .044 .944 1.060
NID/AE .085 .025 .461 3.420 .001 .944 1.060
a. Dependent Variable: Return On Assets
Sumber: data sekunder diolah
Berdasarkan tabel 4.10 maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
85
Y = 1.247 – 0.025 X1 + 0.085 X2
Y = ROA
a = Konstanta
X1 = Third Party Funds
X2 = Net Income of Distribution/Average Equity
e = Error term
Uji Hipotesis:
1) Menggunakan tingkat signifikansi
Jika Sig penelitian < 0.05 maka H0 ditolak, Ha diterima
Jika Sig penelitian > 0.05 maka H0 diterima, Ha ditolak
Dari kedua variabel independen yang digunakan dinyatakan
bahwa keduanya signifikan a=5%, yaitu Third Party Funds sebesar
0.044, yang berarti H0 ditolak, Ha diterima. Maka, third party funds
berpengaruh signifikan secara parsial terhadap ROA.
Net Income of Distribution/Average Equity sebesar 0.001,
yang berarti H0 ditolak, Ha diterima. Maka, Net Income of
Distribution/Average Equity berpengaruh signifikan secara parsial
terhadap ROA.
2) Menggunakan t-tabel
Jika t-hitung > t-tabel maka H0 ditolak, Ha diterima
Jika t-hitung < t-tabel maka H0 diterima, Ha ditolak
86
Derajat kebebasan dengan dengan ketentuan: n – 2 = 48 – 2 =
46. Dari ketentuan tersebut diperoleh angka t tabel sebesar 2.012.
a) Third Party Funds terhadap ROA
Variabel Third Party Funds menunjukkan koefisien
regresi negatif t-hitung sebesar 2.075. t-tabel yang diperoleh
sebesar 2.012, maka bisa disimpulkan t-hitung > t-tabel, maka
H0 ditolak, Ha diterima. Artinya, Third Party Funds
berpengaruh terhadap ROA. Karena hasil penghitungan t-
hitung menunjukkan hasil yang negatif, maka pengaruh Third
Party Funds terbukti negatif, sehingga hipotesis yang
menyatakan bahwa Third Party Funds atau DPK secara
individual berpengaruh secara positif tidak terbukti. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar tingkat Third Party Funds
yang dimiliki suatu bank, maka belum tentu laba yang
didapatkan bank meningkat, dikarenakan tidak efektifnya
pengelolaan dana yang dilakukan oleh manajemen.
Hasil ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
Sukma (2009) dengan menggunakan regresi berganda, yang
menyatakan bahwa Dana Pihak Ketiga (DPK) secara parsial
tidak berpengaruh dan memiliki korelasi negatif terhadap
profitabilitas bank (ROA).
Putra (2011) menyatakan bahwa dana pihak ketiga tidak
berpengaruh terhadap profitabilitas disebabkan karena
87
ketidakseimbangan antara jumlah sumber dana yang masuk
dengan jumlah kredit yang dilemparkan kepada masyarakat.
Semakin tinggi dana pihak ketiga yang terkumpul di bank
namun tidak dimbangi dengan penyaluran kredit, maka
kemungkinan bank mengalami kerugian atau penurunan
profitabilitas, karena pendapatan bunga dari penyaluran kredit
kepada debitur tidak mencukupi untuk menutup biaya bunga
yang harus dibayarkan kepada deposan.
b) Net Inc of Dist/Average Equity terhadap ROA
Variabel Net Income of Distribution/Average Equity
menunjukkan koefisien regresi positif t-hitung sebesar 3.420
dan t-tabel yang diperoleh sebesar 2.012, dapat disimpulkan t-
hitung > t-tabel, maka H0 ditolak, Ha diterima. Artinya, Net
Income of Distribution/Average Equity berpengaruh terhadap
ROA. Hasil penghitungan t hitung menunjukkan hasil yang
positif, maka Net Income of Distribution/Average Equity
terbukti secara positif mempengaruhi ROA. Hal ini
menunjukkan bahwa semakin besar net income of distribution
yang dihasilkan bank, maka semakin tinggi pula kemungkinan
laba yang diperoleh oleh bank, dikarenakan manajemen
berhasil dalam mengelola dana yang diterima dari investor
secara maksimal, yang menunjukkan kinerja manajemen yang
efektif.
88
Hal ini sesuai dengan penelitian Yongqiang Li, Cs (2011)
dengan menggunakan metode Ordinary Least Square (OLS),
Fixed Effect, Random Effect, Instrumental Variabel (IV), dan
IV model mengunakan GMM, yang menyatakan bahwa Net
Income of Distribution/Average Equity pada keuangan institusi
bank sebesar 0.106, berpengaruh secara positif terhadap ROA.
89
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Penelitian ini meneliti tentang pengaruh perlindungan investor
kepada kinerja keuangan perbankan syariah selama periode 2009 sampai
dengan tahun 2012. Data sampel bank yang digunakan dalam penelitian ini
sebanyak 48 pengamatan terhadap rasio keuangan perbankan. Analisis
dilakukan dengan menggunakan statistik deskriptif, uji asumsi klasik dan
regresi linier berganda dengan program IBM Statistical Package for Social
Sciences (SPSS) v21.0.
Berdasarkan data yang dikumpulkan dan hasil Uji F dan Uji T pada
regresi berganda yang telah dilakukan, maka dapat diambil kesimpulan yaitu
sebagai berikut:
1. Perlindungan ekuitas investor (Third Party Funds dan Net Income of
Distirbution) berpengaruh signifkan secara simultan terhadap kinerja
keuangan (ROA) bank Islam.
2. Perlindungan Ekuitas Investor yang terdiri dari:
a. Third Party Funds berpengaruh negatif terhadap ROA (Sukma, 2009).
b. Net Income of Distribution/Average Equity berpengaruh positif
terhadap ROA (Yongqiang Li Cs, 2011).
90
B. Implikasi
1. Bank Syariah
Tingkat pengembalian investasi terbukti berpangaruh positif terhadap
kinerja bank syariah. Perlindungan investasi dalam perbankan syariah
penuh tantangan dikarenakan prinsip dari akad mudharabah itu sendiri
yang merupakan profit and loss sharing. Simpanan nasabah pada bank
syariah memang dijamin oleh Lembaga Penjamin Simpanan (LPS)
sebanyak Rp. 2.000.000.000,-. Berbeda dengan bank konvensional yang
memiliki tingkat bunga, dan pengembalian investasi yang tetap setiap
bulannya, pendapatan investor dari hasil investasi bank syariah tidak
menentu dikarenakan tergantung dari pembagian bagi hasil dan
pendapatan yang diterima oleh bank pada periode tersebut. Pengelolalan
investasi mudharabah juga berperan penting dalam perolehan pendapatan
bagi hasil yang diterima investor, jika pengelolaan dana oleh manajemen
baik, maka bagi hasil yang didapat oleh investor kemungkinan banyak,
jika tidak, bagi hasil yang diperoleh akan sedikit.
2. Akademisi
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi tambahan wawasan
dan ilmu pengetahuan mengenai perlindungan ekuitas investor di bank
Islam, dan bagaimana pengaruhnya terhadap kinerja keuangan bank Islam,
karena investasi perbankan bukan hanya berdasarkan dari kalangan „atas‟
tapi investasi perbankan juga berasal dari masyarakat, seperti tabungan
dan deposito mudharabah.
91
3. Pembuat Kebijakan (Bank Indonesia)
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai sumber
referensi dan informasi Bank Indonesia dalam memberlakuan kebijakan-
kebijakan bagi Bank Islam di Indonesia. Pentingnya perlindungan ekuitas
investor dan kenyataan yang ada di masyarakat, dan perkembangan bank
Islam itu sendiri perlu ditelaah lebih lanjut, sehingga kegiatan lapangan
dari bank syariah sesuai dengan tujuan pendirian bank syariah itu sendiri
yang sejalan dengan syariat Islam.
C. Saran
Berikut ini adalah saran yang dapat dipertimbangkan bagi peneliti
berikutnya yang ingin meneliti pengaruh perlindungan ekuitas investor
terhadap kinerja keuangan perbankan. Saran ini diharapkan dapat memberi
gambaran dan peluang bagi peneliti yang akan datang untuk melakukan
penelitian yang lebih baik.
1. Penelitian ini dilakukan hanya menggunakan sampel sebanyak 3 bank,
yaitu PT. Bank Syariah Mandiri, PT. Bank Mega Syariah Indonesia, dan
PT. BRI Syariah. Dengan perkembangan bank syariah yang semakin
tinggi, peneliti berikutnya diharapkan dapat meluaskan penelitian yang
lebih luas dan detail. Dikarenakan banyak bank syariah yang masih baru
beroperasi, rata-rata tahun 2009-2010 maka peneliti sulit dalam
menentukan sampel bank yang akan digunakan.
92
2. Penelitian ini juga hanya menggunakan 48 data dari tahun 2009-2012 per-
kuartal. Diharapkan peneliti selanjutnya dapat memperbanyak data
penelitian dengan rentan waktu yang lebih lama. Dan peneliti berikutnya
diharapkan memperbanyak variabel penelitian dari rasio-rasio keuangan
yang ada.
93
DAFTAR PUSTAKA
Ahmed, El Tegani A. 1996. “Distribution of Profits in Islamic Banking: A Case
Study of Faysal Islamic Bank of Sudan (FIBS)”. J.Kau: Islamic Econ., vol 8:
Jeddah, Saudi Arabia.
Amin, A Riawan. 2009. “Menata Perbankan Syariah Di Indonesia”. UIN Press:
Jakarta.
Antonio, Muhammad Syafi‟i. 2001. “Bank Syariah dari Teori ke Praktik”. Gema
Insani: Jakarta.
Arifin, Zainul. 2003. “Strategi Pengembangan Pasar Uang Syariah”.
Auliyah, Robiatul. 2010. “Keandalan Risiko Bank Syariah (Reliability and Risk
Sharia Banking)”.
Azhari. 2010. “Perlindungan Hukum Bagi Nasabah Perbankan Syari’ah”.
Bachruddin. 2006. “Pengukuran Tingkat Efisiensi Bank Syariah Dan Bank
Konvensional DI Indonesia Dengan Formula David Cole’s ROE For Bank”.
Journal Siasat Bisnis. Universitas Indonesia : Depok.
Badreldin, Ahmed Mohamed. 2009. “Measuring the Performance of Islamic
Banks by Adapting Conventional Ratios”.
Bank Indonesia. 2013. Outlook Perbankan Syariah 2013.
Dendawijaya, Lukman. 2009. “Manajemen Perbankan”. Ghalia Indonesia: Bogor.
ElGari, Mohammed Ali. 2003. “Guarantee by the Islamic Bank of the Investment
Deposit”. Islamic Econ, Vol. 16, No.2: Jeddah, Saudi Arabia.
Fatahullah. 2008. “Implementasi Prinsip Bagi Hasil Dan Risiko Di Perbankan
Syariah (Studi di Perbankan Syariah Cabang Mataram)”. Semarang.
Fatwa Dewan Syari‟ah Nasional (DSN) Nomor: 07/DSN-MUI/IV/2000
Ghozali, Imam. 2009. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS,
Edisi 4”. Badan Penerbit Universitas Diponogoro: Semarang.
94
Hakim, Cecep Maskanul. 1999. “Problem Pengembangan Produk dalam Bank
Syariah”. Vibiznews.com.
Irhamsyah, Anwar. 2010. “Analisis Pengaruh Capital Adequency Ratio (CAR)
Biaya Operasional terhadap Pendapatan Operasional (BOPO), dan
Financing to Deposit Ratio (FDR) terhadap Return On Equity (ROE)”.
Skripsi. UIN Syarif Hidayatullah: Jakarta.
Janie, Dyah Nirmala Arum. 2012. “Statistik Deskriptif dan Regresi Linier
Berganda dengan SPSS”. Semarang University Press : Semarang.
Karim, A Adiwarman. 2007. “Bank Islam: analisis Fiqih dan Keungan”. Edisi ke
III. PT Rajagrafindo Persada: Jakarta.
Kasmir. 2002. “Dasar-dasar Perbankan”. PT. Raja Grafindo Persada: Jakarta.
Khan, Muhammad Fahim. 2003. “Guaranteeing Investment Deposits in Islamic
Banking Systems”. Islamic Econ Vol.16, No.1: Jeddah, Saudi Arabia.
Kharisma, Dea Naufal. 2012. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Non Performing
Finance terhadap Profitabilitas Perbankan Syariah”. Fakultas Administrasi
Bisnis dan Keuangan Institut Manajemen Telkom.
Marzuki. 2007. “Akibat Krisis Keuangan Melanda Negara Berkembang dapat
Menghancurkan Struktur Perekonomiannya”. Fakultas Ekonomi Universitas
Malikessaleh Lhokseumawe: Aceh.
Muhammad. 2005. “Manajemen Bank Syariah”. UPP AMP YKPN: Yogyakarta.
Nazir, Moh. 2009. “Metode Penelitian”. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Noor, Henry Faizal. 2009. “Investasi: Pengelolaan Keuangan Bisnis dan
Pengembangan Ekonomi Masyarakat”.
Prabowo, Yudho. 2009. “Analisis Risiko dan Pengembalian Hasil pada
Perbankan Syariah: Aplikasi Metode VaR dan RAROC pada Bank Syariah
Mandiri”. Jurnal Ekonomi Islam La Riba Vol III.
PSAK 105. Akuntansi Mudharabah.
95
Putra, Adityasmono. 2012. “Analisis Penerapan Akuntansi Syariah Sistem Bagi
Hasil dalam Program Tabungan Pada Bank Syariah Mandiri Cabang
Gresik”.
Putra, Irsan Herlandi. 2011. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga dan Loan to deposit
Ratio terhadap Profitabilitas”. Skripsi. Universitas Komputer Indonesia.
Rafael La Porta, Florencio Lopez-de-Silanes, Andrei Shleifer, Robert Vishny.
1999. “Investor Protection and Corporate Valuation”. National Bereau of
Economic Research: Massachusetts.
Sayyid, Annisa. 2008. “Perlindungan Konsumen Pada Produk dan Jasa Investasi
Perbankan Syari’ah Menurut Perspektif Fiqh Ekonomi Islam (Studi Kasus
di Bank Syari’ah Mandiri Cabang Yogyakarta)”. Tesis. UIN Sunan
Kalijaga. Yogyakarta.
Shobirin. 2010. “Sistem Pembiayaan Mudharabah (Bagi Hasil) antara Perbankan
Syariah dengan Literatur Fikih”
Siamat, Dahlan. 2005. “Manajemen Lembaga Keuangan”, Edisi Keempat. Badan
Penerbit Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia: Jakarta.
Simpson, W. G., Kohers, T. 2002. “The Link between Corporate Social and
Financial Performance: Evidence from the Banking Industry”. Journal of
Business Ethics, Vol. 35.
Sudiyanto, Bambang, Jati Suroso. 2010. “Analisis Pengaruh Dana Pihak Ketiga,
BOPO, CAR dan LDR terhadap Kinerja Keuangan pada Sektor Perbankan
yang Go Public di Bursa Efek Indonesia (BEI) (Periode 2005-2008)”.
Dinamika Keuangan dan Perbankan: Semarang.
Sugiyono. 2009. “Metode Penelitian Bisnis (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif
dan R&D)”. Cetakan 13.
Sukma, Yoli Sara. 2009. “Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal dan
Risiko Kredit terhadap Profitabilitas (Perusahaan Perbankan yang
Terdaftar di BEI)”. Universitas Negeri Padang.
Surat Edaran Bank Indonesia Nomor 3/30/DPNP. 2001. “Pedoman Perhitungan
Rasio Keuangan”.
96
Sutedi, Adrian. 2009. “Perbankan Syariah”. Ghalia Indonesia: Ciawi-Bogor.
Syaparuddin. 2012. “Kritik Abdul Saed terhadap Praktik Pembiayaan Murabahah
pada Bank Islam”. Islamica Vol. 6 No. 2.
Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2008
http://www.syariahmandiri.co.id/category/investor-relation/laporan-triwulan/
http://www.megasyariah.co.id/tentang/laporan_publikasi
http://www.brisyariah.co.id/?q=laporan-keuangan
Yatim, Mohd Nasir bin Mohd. 2009. Accounting information system for profit
distribution (al-ishtisrak) of Islamic financial institution. African Journal of
Business Management Vol.3: Malaysia.
Yongqiang Li, Abdi Hassan, Esse Abdirashid, Bruno Zeller. 2011. Equity investor
Protection and Financial Performance of Islamic Banks: An Econometric
Analysis. 8th International Conference on Islamic Economics and Finance.
97
LAMPIRAN
98
Lampiran 1
Hasil penghitungan PT. Bank Syariah Mandiri
Year Month ROA Third Party
Funds
Net Income Of
Distribution/Average
Equity
2009
Maret 2.08 15.75 11.49
Juni 2.00 16.10 11.58
Sept 2.11 16.38 11.23
Des 2.23 15.12 11.62
2010
Maret 2.04 16.86 12.05
Juni 2.22 15.45 12.12
Sept 2.30 15.65 12.71
Des 2.21 16.11 13.08
2011
Maret 2.22 15.64 12.52
Juni 2.12 15.17 11.58
Sept 2.03 12.37 12.67
Des 1.95 12.16 11.02
2012
Maret 2.17 10.65 11.09
Juni 2.25 12.18 11.23
Sept 2.22 12.14 10.97
Des 2.25 13.89 10.47
Sumber: www.syariahmandiri.co.id
99
Lampiran 2
Hasil penghitungan PT. Bank Mega Syariah
Year Month ROA
Third
Party
Funds
Net Income Of
Distribution/Average
Equity
2009
Maret 0.62 6.75 22.69
Juni 1.56 19.72 24.22
Sept 2.08 27.26 19.56
Des 2.22 34.12 21.73
2010
Maret 3.18 9.48 20.56
Juni 2.98 13.96 18.92
Sept 2.47 13.06 18.55
Des 1.90 18.80 19.19
2011
Maret 1.77 52.01 18.24
Juni 1.87 17.65 14.54
Sept 1.65 24.28 15.72
Des 1.58 24.44 16.95
2012
Maret 3.52 19.42 18.88
Juni 4.13 12.14 16.07
Sept 4.11 43.21 16.17
Des 3.81 15.62 16.15
Sumber: www.megasyariah.co.id
100
Lampiran 3
Hasil penghitungan PT. Bank BRI Syariah
Year Month ROA
Third
Party
Funds
Net Income Of
Distribution/Average
Equity
2009
Maret 3.11 1.26 1.84
Juni 2.14 1.53 1.92
Sept 1.89 3.13 3.93
Des 0.53 3.72 3.05
2010
Maret 1.12 6.62 7.21
Juni 0.97 17.99 5.42
Sept 0.24 18.89 5.31
Des 0.35 41.64 6.40
2011
Maret 0.23 18.79 6.91
Juni 0.20 39.68 7.36
Sept 0.40 45.65 9.20
Des 0.20 30.23 7.84
2012
Maret 0.17 13.65 11.77
Juni 1.21 9.06 10.24
Sept 1.34 10.50 10.01
Des 1.19 11.15 10.24
Sumber: www.brisyariah.co.id
101
Lampiran 4
Hasil Uji Statistik Deskriptif
Descriptive Statistics
N Min Max Mean Std. Deviation
Bank 3 1.00 3.00 2.0000 1.00000
Return On Assets 48 .17 4.13 1.8571 1.00575
Third Party Funds 48 1.26 52.01 17.8548 11.30879
Net Inc of Dist/Average Equity 48 1.84 24.22 12.3796 5.44071
Valid N (listwise) 3
Sumber: data sekunder diolah
102
Lampiran 5
Hasil Uji Asumsi Klasik
Hasil Uji Normalitas
Hasil Uji Heterokedastisitas Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) .580 .241 2.410 .020
TPF -.002 .008 -.046 -.300 .766 .944 1.060
NID/AE .008 .017 .077 .502 .618 .944 1.060
a. Dependent Variable: AbsUi
103
Hasil Uji Multikolinieritas Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1.247 .356 3.505 .001
TPF -.025 .012 -.280 -2.075 .044 .944 1.060
NID/AE .085 .025 .461 3.420 .001 .944 1.060
a. Dependent Variable: Return On Assets
Hasil Uji Autokorelasi Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .479a .229 .195 .90236 .644
a. Predictors: (Constant), Net Inc of Dist/Average Equity, Third Party Funds
b. Dependent Variable: Return On Assets
104
Lampiran 6
Hasil Uji Hipotesis
Hasil Uji R-Square (Koefisien Determinasi) Model Summary
b
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Durbin-
Watson
1 .479a .229 .195 .90236 .644
a. Predictors: (Constant), Net Inc of Dist/Average Equity, Third Party Funds
b. Dependent Variable: Return On Assets
Hasil Uji F (ANOVA) ANOVA
a
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1
Regression 10.900 2 5.450 6.693 .003b
Residual 36.642 45 .814
Total 47.542 47
a. Dependent Variable: Return On Assets
b. Predictors: (Constant), Net Inc of Dist/Average Equity, Third Party Funds
Hasil Uji Parsial T Coefficients
a
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1
(Constant) 1.247 .356 3.505 .001
TPF -.025 .012 -.280 -2.075 .044 .944 1.060
NID/AE .085 .025 .461 3.420 .001 .944 1.060
a. Dependent Variable: Return On Assets