skripsi analisis sistem pengendalian internal atas
TRANSCRIPT
SKRIPSI
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL
ATAS PENERIMAAN KAS
PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN
OLEH
HARTATI SITUMORANG
110522146
PROGRAM STUDI AKUNTANSI EKSTENSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2013
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
PERNYATAAN
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan
sesungguhnya bahwa skripsi saya yang berjudul “ Analisis Sistem Pengendalian
Internal Atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota
Medan” adalah benar hasil karya tmulis saya disusun sebagai tugas akademik
guna menyelesaikan beban akademik pada Fakultas Ekonomi Sumatera Utara.
Bagian atau data tertentu yang saya peroleh dari perusahaan atau lembaga,
dan/atau saya kutip dari hasil karya orang lain telah mendapatkan izin, dan/atau
dituliskan sumbernya secara jelas sesuai norma, kaidah dan etika penulisan
ilmiah.
Apabila kemudian hari ditemukan adanya kecurangan dan plagiat dalam
skripsi ini, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku.
Medan, November 2013
Hartati Situmorang
110522146
i
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan karunia-Nya yang telah memberikan pengetahuan, kekuatan,
dan kebijaksanaan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi dengan judul:
“Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas Pada
Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan”
Penulisan skripsi ini bermanfaat untuk menambah wawasan dan pengetahuan
penulis khususnya mengenai masalah yang diangkat dalam penelitian ini. Selain
itu penelitian ini dilaksanakan juga untuk memenuhi salah satu syarat untuk
meraih gelar sarjana ekonomi pada Universitas Sumatera Utara pada Program
Studi Akuntansi.
Penyusunan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan, dukungan dan doa dari
semua pihak baik secara moril maupun materil khususnya kepada orang tua
penulis M.Situmorang dan F.Br Lumban Gaol. Dengan segala kerendahan hati,
maka penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Bapak Prof. Dr. Azhar Maksum, M.Ec, Ac, Ak, CA selaku Dekan Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
2. Bapak Dr. Syafruddin Ginting Sugihen, MAFIS, Ak selaku Ketua
Departemen dan Bapak Drs. Hotmal Ja’far, MM., Ak selaku sekretaris
Departemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Firman Syarif, M.Si., Ak dan ibu Dra. Mutia Ismail, MM, Ak
selaku Ketua dan sekretaris Program Studi S1 Akuntansi Fakultas
Ekonomi Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Drs. Chairul Nazwar, M.Si., Ak, selaku pembimbing penulis yang
telah bersedia meluangkan waktunya untuk membimbing, memberi
petunjuk, dan pengarahan kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak Drs. Erwin Abubakar, MBA, Ak selaku dosen pembaca yang telah
meluangkan waktunya untuk memberi petunjuk dan pengarahan kepada
penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.
6. Kepada saudara – saudara penulis abang Franky dan abang Jhonly, adik-
Surya dan adik Juliyanto.
7. Kepada Rances Tampubolon yang telah memberikan semangat dan
dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.
ii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8. Kepada teman – teman yang tidak dapat disebutkan satu persatu terima
kasih untuk kasih sayang dan dukungan yang diberikan selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan karena
keterbatasan penulis dalam pengetahuan dan pengulasan skripsi. Oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga dapat
dijadikan acuan dalam penulisan karya – karya ilmiah selanjutnya. Akhir kata,
penulis berharap skripsi ini menjadi bahan bacaan yang bermanfaat bagi Pembaca.
Medan, November 2013
Penulis
Hartati Situmorang
NIM 110522146
iii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRAK
ANALISIS SISTEM PENGENDALIAN INTERNAL ATAS PENERIMAAN
KAS PADA PERUSAHAAN DAERAH PASAR (PD PASAR) KOTA
MEDAN
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana kebijakan
pelaksanaan sistem pengendalian internal pada PD. Pasar dan untuk mengetahui
apakah penerapan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar
dilaksanakan dengan baik.
Metode analisis data yang dilakukan dengan metode deskriptif yaitu
mengumpulkan, mengolah dan menginterprestasikan data yang diperoleh
sehingga dapat memberikan gambaran yang jelas mengenai keadaan yang diteliti
dan memberikan keterangan yang dihadapi.
Penulis telah melakukan analisis mengenai struktur organisasi, prosedur
dan sistem penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan dan mendapatkan
kesimpulan yaitu pada prinsipnya PD Pasar Kota Medan telah melakukan sistem
pengendalian internal atas penerimaan kas sudah sesuai.
Kata Kunci : Sistem, Pengendalian Internal, Kas, Penerimaan Kas
iv
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ABSTRACT
ANALYSIS OF INTERNAL CONTROL TO ACCEPTANCE CASH OF AT
PERUSAHAAN DAERAH PASAR KOTA MEDAN
The purpose of this study was to determine how the policy implementation
of the internal control system in PD. Pasar and to determine whether the
application of the system of internal control over cash receipts in the PD Pasar is
implemented properly.
Method analyse the data conducted witth the descriptive method that is
collect the, process and interpretive data obtained so that can give the clear picture
hit the accurate ciecumstance and give the boldness for trouble-shooting which is
in facing.
Writer have conducted the analysis of concerning organization chart,
procedure and system of acceptance cash of at On PD Pasar Kota Medan and get
some conclusion that is in principle On PD Pasar Kota Medan have conducted the
system of internal control of acceptance cash of applied according.
Keyword : System, Internal Control, Cash, Acceptance Cash.
.
v
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR ISI
Halaman
SURAT PERNYATAAN .............................................................................. i
KATA PENGANTAR ................................................................................... ii
ABSTRAK ..................................................................................................... iv
ABSTRACT ................................................................................................... v
DAFTAR ISI .................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ........................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. x
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................... 1
1.1. Latar Belakang ...................................................................... 1
1.2. Perumusan Masalah ............................................................. 4
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................. 4
1.4. Manfaat Penelitian ................................................................ 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................. 6
2.1. Tinjauan Pustaka ................................................................. 6
2.1.1. Pengertian Sistem ..................................................... 6
2.1.2. Pengertian Sistem Pengendalian Internal ................ 6
2.1.3. Fungsi Sistem Pengendalian Internal ....................... 8
2.1.4. Tujuan Sistem Pengendalian Internal ....................... 8
2.1.5. Prinsip Pengendalian Internal ................................... 9
2.1.6. Komponen Sistem Pengendalian Internal ................ 10
2.1.7. Pengertian Kas ......................................................... 10
2.1.8. Prosedur Akuntansi Penerimaan Kas........................ 12
2.1.9. Aktivitas Pengendalian Kas ...................................... 15
2.1.10. Keterbatasan Sistem Pengendalian
Internal Pemerintah ................................................... 18
2.2. Kerangka Konseptual ........................................................... 20
2.3. Hipotesis .............................................................................. 20
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ................................................. 22
3.1. Jenis Penelitian .................................................................... 22
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................. 22
3.3. Batasan Operasional ............................................................. 22
3.3.1. Variabel Bebas ( Independen variabel) .................... 22
3.3.2. Variabel Terikat ( Dependen Variabel) .................... 23
3.4. Definisi Operasional ............................................................ 23
3.5. Skala Pengukuran Variabel .................................................. 24
3.6. Jenis Data ............................................................................. 25
3.7. Metode Pengumpulan Data .................................................. 25
3.7.1. Penelitian Lapangan (Field Research) ..................... 25
3.7.2. Studi Kepustakaan ................................................... 26
3.8. Teknik Analisis ................................................................... 26
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ........................ 27
4.1. Gambaran Umum ................................................................. 27
vi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2. Hasil Penelitian .................................................................... 33
4.3. Pembahasan .......................................................................... 38
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ................................................... 49
5.1. Kesimpulan .......................................................................... 49
5.2. Saran ..................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR TABEL
No. Tabel Judul Halaman
3 Opersional Variabel Sistem Pengendalian Internal 23
3.1 Opersional Variabel Penerimaan Kas 24
4 Jumlah Karyawan PD Pasar Kota Medan 29
4.1 Jumlah Pedagang di PD Pasar Kota Medan 30
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR GAMBAR
No. Gambar Judul Halaman
2 Kerangka Konseptual 20
4 Logo PD Pasar Kota Medan 34
4.1 Struktur Organisasi 58
ix
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran Judul Halaman
1 Struktur Organisasi PD Pasar Kota Medan 54
x
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Perubahan sistem pemerintahan dari sistem terpusat menjadi sistem
otonomi daerah telah memberi dampak yang besar pada sistem penyelenggaraan
pemerintahan dan ruang lingkup kinerja. Hal ini juga memberi dampak pada
pengaturan sistem keuangan pemerintah di daerah. Otonomi daerah menuntut
pemerintahan daerah untuk lebih memberikan pelayanan publik yang didasarkan
asas-asas pelayanan publik yang meliputi: transparansi, akuntabilitas, kondisional,
partisipatif, kesamaan hak, keseimbangan hak dan kewajiban demi tercapainya
“good goverment”.
Pengendalian internal merupakan alat bantu yang diharapkan dapat
membantu manajemen menjaga harta milik perusahaan, menguji ketelitian dan
kebenaran data akurat, meningkatkan efisiensi operasi dan ketaatan atas kebijakan
yang telah ditetapkan. Sistem pengendalian intern yang dirancang dengan baik
terhadap struktur organisasi yang didalamnya terdapat pembagian tanggung jawab
fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk untuk melaksanakan
kegiatan-kegiatan pokok perusahaan, seperti pemisahan fungsi operasional, fungsi
penyimpanan dan fungsi pencatatan.
Pada umumnya, untuk mencapai hal tersebut diperlukan pengembangan
sistem penyelenggaraan pemerintah dan memanfaatkan kemajuan tekhnologi
informasi dan ilmu pengetahuan dengan tersedianya data dan informasi pada
instansi pemerintah yang dapat dianalisis dan dimanfaatkan secara cepat, akurat
dan aman. Salah satunya yakni sistem akuntansi sektor publik dimana akuntansi
1
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pemerintahan merupakan salah satu bagiannya. Selama ini sistem akuntansi sektor
publik mulai mengalami perkembangan sesuai dengan perubahan sistem
pemerintahan tersebut.
Pembangunan yang sedang dilaksanakan di negara kita saat ini untuk
mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur tentunya memerlukan sumber
pembiayaan yang tidak sedikit baik yang berasal dari dalam negeri maupun yang
berasal dari luar negeri. Hak dan kewenangan yang luas yang diberikan kepada
daerah, pada hakekatnya merupakan amanah yang harus dipertanggungjawabkan
secara akuntabel dan transparan, baik kepada masyarakat di daerah maupun
kepada pemerintah pusat yang telah membagikan dana perimbangan kepada
seluruh daerah di Indonesia.
Pembaharuan manajemen keuangan daerah di era otonomi daerah ini,
ditandai dengan perubahan yang sangat mendasar, mulai dari sistem
penganggarannya, perbendaharaan sampai kepada pertanggungjawaban laporan
keuangannya. Sebelum bergulirnya otonomi daerah, pertanggungjawaban laporan
keuangan daerah yang harus disiapkan oleh Pemerintahan Daerah hanya berupa
Laporan Perhitungan Anggaran dan Nota Perhitungan dan sistem yang digunakan
untuk menghasilkan laporan tersebut adalah MAKUDA (Manual Administrasi
Keuangan Daerah) yang diberlakukan sejak tahun 1981.
Sejak bergulirnya otonomi daerah, laporan pertanggungjawaban keuangan
yang harus dibuat oleh Kepala Daerah adalah berupa Laporan Perhitungan
Anggaran, Nota Perhitungan, Laporan Arus kas dan Neraca Daerah. Kewajiban
untuk menyampaikan laporan keuangan daerah ini diberlakukan sejak 1 Januari
2001, tetapi hingga saat ini pemerintah daerah masih belum memiliki standar
2
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
akuntansi pemerintahan yang menjadi acuan di dalam membangun sistem
akuntansi keuangan daerahnya.
Kas diakui sebesar nilai nominal dari uang tunai atau yang dapat
dipersamakan dengan uang tunai, serta rekening giro di bank yang tidak dibatasi
penggunaannya. Perubahan kas dipengaruhi oleh dua aktivitas yaitu: penerimaan
dan pengeluaran kas. Penerimaan kas meliputi transaksi-transaksi yang
mengakibatkan bertambahnya saldo kas tunai dan atau rekening bank milik
entitas pemerintah daerah, baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan
piutang, penerimaan transfer, penerimaan pinjaman, maupun penerimaan lainnya.
Kas sifatnya yang paling likuid diantara komponen aktiva lainnya, maka
kas mudah langsung dapat digunakan dan sangat rentan terhadap penyalahgunaan
dan penyelewengan. Sifat-sifat ini menjadikan kas sering disalahgunakan dan
merupakan objek penyelewengan yang akhirnya akan mengganggu stabilitas
perusahaan dan akan mengancam kelangsungan hidup perusahaan, maka sangat
penting dibuatkan suatu perlindungan terhadap kas dalam aktivitas perusahaan.
Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan merupakan salah satu
Badan Usaha Milik Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan sesuai
dengan Perda No. 8 Tahun 2001 tentang pembentukan Daerah Pasar Kota Medan
yang bergerak dibidang penataan pasar. Adapun Kantor yang dijadikan kantor
PD. Pasar Kota Medan, Jl. Razak Baru No. 1-A Pasar Petisah Lt. III Medan.
Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan mempunyai pasar di Kota Medan sebanyak
56 pasar yang berada di 22 kecamatan dengan luas 172.510.35 m2 dengan jumlah
kios sebanyak 8.795 stand sebanyak 8.409 dan toko sebanyak 63 unit dengan
3
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
jumlah pedagang ±22.922 orang. Dimana mempunyai visi dan misi serta tujuan
yang ingin di capai.
Sebagai suatu Badan Usaha Milik Daerah Perusahaan Daerah pasti
mempunyai kas.. Untuk melindungi kas dan menjamin keakuratan catatan
akuntansi atas penerimaan kas. Maka dari itu PD Pasar Medan memerlukan
adanya sistem pengendalian intern terhadap Penerimaan kas yang efektif.
Pengendalian internal terhadap penerimaan kas sangat penting bagi perusahaan.
Besarnya pengaruh kas terhadap perkembangan perusahaan dan mudahnya kas
disalahgunakan oleh karyawan, hal-hal inilah yang membuat saya tertarik untuk
meneliti dan membahas pengendalian internal penerimaan kas, maka saya
memilih judul “Analisis Sistem Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas
Pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan”
1.2. Perumusan Masalah
Untuk dapat mengarahkan dan memudahkan dalam melakukan penelitian
sistematis, penulis mencoba merumuskan masalah yang akan dibahas dalam
penulisan skripsi ini adalah: Apakah penerapan sistem pengendalian internal atas
penerimaan kas di PD Pasar telah sesuai dengan peraturan yang berlaku.
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah diatas, maka yang menjadi tujuan
penelitian ini yaitu: Untuk mengetahui sejauh mana penerapan sistem
pengendalian internal atas penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan apakah
telah mencapai tujuan yang diharapkan.
1.4. Manfaat Penelitian
4
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam hal:
1.4.1. Bagi Perusahaan: Sebagai informasi bagi pihak perusahaan untuk
mengetahui aktivitas pengendalian internal yang dilakukan, sebagai
informasi tambahan bagi pihak perusahaan dalam melakukan
evaluasi terhadap aktivitas pengendalian internal perusahaan
khususnya terhadap hal-hal yang menyangkut penerimaaan kas.
1.4.2. Bagi Penulis: Untuk mengetahui dan memperoleh informasi
perlunya sistem pengendalian internal atas penerimaan kas dalam
suatu perusahaan, sebagai bahan bagi penulis dalam memahami
sistem pengendalian internal terhadap kas.
1.4.3. Bagi Fakultas: Sebagai bahan masukan bagi fakultas atas penelitian
mengenai pengendalian internal penerimaan kas, sehingga kelak
dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan atau referensi bagi
mereka yang berniat dalam penelitian selanjutnya.
5
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tinjauan Pustaka
2.1.1. Pengertian sistem
Pada dasarnya sistem digunakan untuk menangani suatu
permasalahan atau pekerjaan agar mencapai tujuan perusahaan. Dalam
melaksanakan kegiatan usahanya perusahaan memerlukan suatu sistem
kerja yang teratur, agar tujuan perusahaan dapat tercapai sesuai dengan
pemanfaatan sumber-sumber ekonomi yang tersedia dalam perusahaan.
Menurut Marshall dkk (2005 : 1) “Sistem adalah rangkaian dari dua atau
lebih komponen-komponen yang saling berhubungan, yang berinteraksi
mencapai suatu tujuan tertentu”.
2.1.2. Pengertian sistem pengendalian internal
Pengertian pengendalian internal dalam arti luas dapat dibagi dua
yaitu pengawasan administratif dan pengawasan akuntansi. Pengawasan
administratif meliputi rencana organisasi dan semua cara serta prosedur-
prosedur yang berhubungan dengan efisiensi usaha dan ketaatan terhadap
kebijakan pimpinan perusahaan. Pengawasan akuntansi meliputi rencana
organisasi dan semua cara serta prosedur-prosedur yang berhubungan
dengan pengamanan harta milik perusahaan serta dapat dipercayanya
laporan keuangan.
Pengendalian internal sangat penting dalam perkembangan operasi
perusahaan, karena masalah–masalah yang timbul sangat kompleks.
Pengendalian internal yang baik dan memadai sangat diperlukan sesuai
6
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
dengan perkembangan zaman dan juga perkembangan zaman dan juga
perkembangan dunia usaha. Istilah pengawasan internal pun mengalami
perkembangan tidak hanya untuk mengawasi kecermatan dan pembukuan,
tetapi mempunyai arti luas yaitu meliputi seluruh organisasi perusahaan.
Menurut Boynton dkk (2003 : 373) meyatakan bahwa
Pengendalian adalah suatu proses yang dilaksanakan oleh dewan
direksi, manajemen dan personel lainnya dalam suatu entitas, yang
dirancang untuk menyediakan keyakinan yang memadai berkenaan
dengan pencapaian tujuan dalam kategori berikut: keandalan
pelaporan keuangan, kepatuhan terhadap hukum dan peraturan
yang berlaku, efektivitas dan efisiensi operasi.
Pengendalian internal merupakan suatu proses, ini berarti alat
untuk mencapai suatu akhir, bukan akhir itu sendiri, pengawasan internal
terdiri dari serangkaian tindakan yang meresap dan terintegrasi dengan
tidak ditambahkan kedalam infrastruktur suatu entitas. Pengendalian
internal dilaksanakan oleh orang bukan suatu dewan direksi, manajemen
dan personal lainnya.
Menurut Nugroho Widjajanto (2001 : 18) menyatakan bahwa
Sistem Pengendalian Internal adalah sistem pengendalian yang
meliputi struktur organisasi beserta semua metode dan ukuran yang
diterapkan dalam perusahaan dengan tujuan untuk: mengamankan
aktiva perusahaan, mengecek kecermatan dan ketelitian data
akuntansi, meningkatkan efisiensi dan mendorong agar kebijakan
manajemen dipatuhi oleh segenap jajaran organisasi.
Pengertian sistem pengendalian internal diatas dapat dipahami
bahwa pengawasan internal bertujuan untuk menjaga integritas informasi
akuntansi, melindungi aktiva perusahaan terhadap kecurangan,
pemborosan dan pencurian yang dilakukan pihak didalam maupun diluar
perusahaan, selain itu pengendalian internal juga harus dapat memudahkan
pelacakan kesalahan baik disengaja ataupun tidak, sehingga
7
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mempermudah prosedur audit. Pengendalian internal agar berjalan efektif
memerlukan adanya pembagian tanggung jawab secara khusus tujuannya
adalah agar setiap karyawan dapat mengkonsentrasikan perhatian kepada
lingkup tanggungjawabnya masing-masing sehingga tidak ada suatu fungsi
yang tidak tertangani.
2.1.3. Fungsi sistem pengendalian internal
Menurut Romney dkk (2006 : 230), menyatakan bahwa
pengendalian internal melaksanakan tiga fungsi penting meliputi:
a. Pengendalian untuk pencegahan (preventive control),
Dibutuhkan untuk mencegah timbulnya suatu masalah sebelum
mereka muncul. Misalnya mempekerjakan personil akuntansi
yang berkualitas tinggi, pemisahan tugas pegawai yang
memadai, dan secara efektif mengendalikan akses fisik atas
aset, fasilitas dan informasi.
b. Pengendalian untuk pemeriksaan (detective control),
Dibutuhkan untuk mengungkap masalah begitu masalah
tersebut muncul. Misalnya pengendalian untuk pemeriksaan
adalah pemeriksaan salinan atas perhitungan, mempersiapkan
rekonsiliasi bank dan neraca saldo setiap bulan.
c Pengendalian korektif (corrective control), Dibutuhkan untuk
memecahkan masalah yang ditemukan oleh pengendalian
untuk pemeriksaan. Pengendalian ini mencakup prosedur yang
dilaksanakan untuk mengidentifikasikan penyebab masalah,
memperbaiki kesalahan atau kesulitan yang ditimbulkan, dan
mengubah sistem agar masalah dimasa mendatang dapat
diminimalisasikan atau dihilangkan.
2.1.4. Tujuan sistem pengendalian internal
Sedangkan Menurut Mulyadi (2001 : 163), menyatakan bahwa
tujuan sistem pengendalian internal dilihat dari definisi sistem
pengendalian intern adalah:
a. Menjaga kekayaan organisasi
b. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi
c. Mendorong Efisiensi
d. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen.
2.1.5. Prinsip-prinsip pengendalian internal
Menurut Weygant dkk (2007 : 455) “ Prinsip-prinsip pengendalian
internal meliputi: pembentukan tanggung jawab, pemisahan tugas,
8
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
prosedur dokumentasi, pengendalian fisik, mekanik dan elektronik, dan
verifikasi internal independent dan pengendalian lainnya”.
Menurut Weygant dkk (2007 : 455) menyatakan bahwa
Berikut ini adalah penjelasan dari prinsip-prinsip pengendalian
internal :
a. Karekteristik penting dalam pengendalian internal adalah
penyerahan tanggung jawab kepada karyawan tertentu.
Pengendalian akan paling efektif jika hanya seseorang yang
bertanggung jawab pada sebuah pekerjaan tertentu.
b. Pemisahan tugas merupakan hal yang tak terelakan dalam
sistem pengendalian internal. Ada dua penerapan yang umum
dari prinsip ini yaitu aktivitas-aktivitas terkait seharusnya
ditugaskan ke orang yang berbeda-beda dan penciptaan
akuntabilitas (dengan pencatatan) atas asset yang seharusnya
terpisah dari penjagaan fisik asset tersebut.
c. Dokumen memberikan bukti bahwa transaksi dan peristiwa
sudah terjadi. Beberapa prosedur seharusnya ditetapkan untuk
dokumen yaitu dokumen seharusnya diberi nomor terlebih
dahulu (prenumbered), seluruh dokumen dihitung dan
penyerahan dokumen ke departemen yang benar sehingga
membantu penjaminan pencatatan transaksi tepat waktu.
d. Penggunaan pengendalian fisik, mekanik, dan elektronik
adalah penting. Pengendalian fisik sangat terkait dengan
perlindungan aset. Pengendalian mekanik dan elektronik juga
melindungi aset dan sebagian mempertinggi keakuratan dan
kebenaran pencatatan akuntansi.
e. Verifikasi internal independen sebagian besar pengendalian
internal memberikan verifikasi internal independen. Prinsip ini
melibatkan tinjauan, perbandingan, dan rekonsilasi data yang
dibuat oleh karyawan lain. Untuk mendapatkan manfaat yang
maksimal dari verifikasi internal independen perlu dilakukan:
1. Verifikasi seharusnya dilakukan setiap periodik atau
mendadak.
2. Verifikasi seharusnya dilakukan oleh seseorang yang
independen atas karyawan yang bertanggung jawab atas
informasi yang terkait.
3. Perselisihan dan pengecualian seharusnya dilaporkan di
tingkat manajemen yang dapat memberikan tindakan
korektif.
Diperusahaan besar, verifikasi independen sering ditugaskan
kepada auditor internal. Auditor internal adalah karyawan yang
mengevaluasi secara berkesinambungan tingkat efektivitas sistem
pengendalian perusahaan.
9
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.6. Komponen sistem pengendalian internal
Berdasarkan COSO dalam buku Boynton (2003 : 374),
menyatahkan bahwa
lima komponen model pengendalian internal yang saling
berhubungan :
a. Lingkungan pengendalian (control environment), menetapkan
suasana suatu organisasi, yang mempengaruhi kesadaran akan
pengendalian dari orang-orangnya. Lingkungan pengendalian
menjadi pondasi dari semua komponen pengendalian internal
lainnya, yang menyedikan disiplin dan struktur.
b. Penentuan resiko (risk assessment), merupakan
pengidentifikasi dan analisis entitas mengenai resiko yang
relevan terhadap pencapaian tujuan entitas, yang membentuk
suatu dasar mengenai bagaimana resiko harus dikelola.
c. Aktivitas pengendalian (control activities), merupakan
kebijakan dan prosedur yang membantu menyakinkan bahwa
perintah manajemen telah dilaksanakan.
d. Informasi dan komunikasi (information and communication),
merupakan pengidentifikasian, penangkapan, dan pertukaran
informasi dalam suatu bentuk dan kerangka waktu yang
membuat orang mampu melaksanakan tanggung jawabnya.
e. Pemantauan (monitoring), merupakan suatu proses yang
menilai kualitas kinerja pengendalian internal pada suatu
waktu.
2.1.7. Pengertian kas
Kas Menurut Mulyadi (2001 : 163) adalah “Kas diartikan sebagai
alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam akuntansi.
Berdasarkan keterangan diatas maka dapat disimpulkan kas merupakan
alat pertukaran atau pembayaran finansial yang mempunyai sifat paling
tinggi tingkat likuiditasnya”.
Sedangkan menurut Zaki Baridwan (2008 : 83) adalah “Kas
merupakan suatu alat pertukaran dan juga digunakan sebagai ukuran dalam
akuntansi. Dalam neraca, kas merupakan aktiva yang paling lancar, dalam
arti paling sering berubah. Hampir setiap transaksi dengan pihak luar
selalu mempengaruhi kas”.
10
viii
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Dari definisi diatas maka dapat disimpulkan kas adalah uang atau
alat pertukaran yang digunakan sebagai alat pembayaran financial.
Menurut Bastian (2006 : 119) menyatakan bahwa
Secara umum Prosedur kas bertujuan untuk:
a. Memberikan prosedur yang baku atas aktivitas yang berkaitan
dengan perolehan mengenai kas dari pengakuan sampai proses
penerimaannya.
b. Mendapatkan data atau catatan yang akurat tentang kas sesuai
dengan input dari masing-masing dinas/unit kerja.
c. Mendukung pembuatan keputusan personel yang
mengendalikan fungsi kas.
Kas diakui sebesar nilai nominal dari uang tunai yang dapat
dipersamakan dengan uang tunai, serta rekening giro di bank yang tidak
dibatasi penggunaannya. Perubahan kas dipengaruhi oleh dua aktivitas,
yaitu penerimaan dan pengeluaran kas. Penerimaan kas meliputi transaksi-
transaksi yang mengakibatkan bertambahnya saldo kas tunai dan rekening
bank milik entitas pemerintah daerah, baik yang berasal dari pendapatan
tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer, penerimaan pinjaman,
maupun penerimaan lainnya. Penerimaan kas dicatat harian pada saat
terjadinya sebesar nilai nominal yang diterima.
2.1.8. Prosedur akuntansi penerimaan kas
Menurut Abdul Halim (2007 : 78) menyatakan bahwa
Prosedur akuntansi penerimaan kas meliputi: serangkaian proses,
baik manual maupun komputerisasi, mulai dari pencatatan,
penggolongan dan peringkasan transakasi dan/atau kejadian
keuangan, hingga pelaporan keuangan dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD yang berkaitan dengan
penerimaan kas pada SKPD (Satuan Kerja Perangkat Daerah)
dan/atau SKPKD (Satuan Kerja Pengelola Keuangan Daerah).
2.1.8.1. Fungsi yang terkait dalam prosedur akuntansi penerimaan
kas pada SKPD dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada
PPK-SKPD (Pejabat Penatausahaan Keuangan Satuan
11
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Kerja Perangkat Daerah), sedangkan pada SKPKD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi SKPKD.
2.1.8.2. Dokumen yang digunakan dalam prosedur akuntansi
penerimaan kas pada SKPD dan/atau SKPKD terdiri dari:
a. Surat ketetapan pajak daerah, digunakan untuk
menetapkan pajak yang dibuat oleh PPKD.
b. Surat Ketetapan Retribusi Daerah (SKRD), digunakan
untuk menetapkan retribusi daerah atas wajib
retribusi yang dibuat oleh pengguna anggaran.
c. Surat Tanda Bukti Penerimaan (STBP), digunakan
untuk mencatat setiap penerimaan pembayaran dari
pihak ketiga yang diselenggarakan oleh bendahara
penerimaan.
d. Surat Tanda setoran (STS), digunakan untuk menyetor
penerimaan daerah yang diselenggarakan oleh
bendahara penerimaan pada SKPD.
e. Bukti transfer, merupakan dokumen atau bukti atas
transfer penerimaan daerah.
f. Nota kredit bank, dokumen atau bukti dari bank yang
menunjukan adanya transfer uang masuk ke
rekening kas.
g. Buku jurnal penerimaan kas, merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
12
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mencatat dan menggolongkan semua transaksi atau
kejadian yang berhubungan dengan penerimaan kas.
h. Buku besar, merupakan catatan yang diselenggarakan
oleh fungsi akuntansi untuk memosting semua
transakasi atau kejadian selain kas dari jurnal
penerimaan kas ke buku besar untuk setiap rekening
aset, kewajiban, ekuitas dana, pendapatan, belanja,
dan pembiayaan.
i. Buku besar pembantu, merupakan catatan yang
diselenggarakan oleh fungsi akuntansi untuk
mencatat semua transaksi atau kejadian yang berisi
rincian akun buku besar untuk setiap rekening yang
dianggap perlu.
2.1.8.3. Penjelasan uraian prosedurnya sebagai berikut :
a. Prosedur akuntansi penerimaan kas pada SKPD
dilaksanakan oleh fungsi akuntansi pada PPK-
SKPD, sedangkan SKPKD dilaksanakan oleh fungsi
akunatnsi pada SKPKD.
b. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD berdasarkan
bukti transakasi penerimaan kas melakukan
pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas, disertai
rekening lawan asal penerimaan kas tersebut.
c. Bukti transaksi penerimaan kas mencakup surat
tanda bukti pembayaran (STBP), surat tanda setoran,
13
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
bukti setoran, nota kredit, dan bukti penerimaan
lainnya.
d. Fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi
akuntansi pada SKPKD secara periodik atau berkala
melakukan posting ke buku besar.
e. Jika dianggap perlu, fungsi akuntansi pada PPK-
SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD dapat
membuat buku besar pembantu yang berfungsi
sebagai rincian buku besar dan berlaku sebagai
kontrol.
f. Pencatatan kedalam jurnal penerimaan kas, buku
besar, dan buku besar pembantu dilaksanakan oleh
fungsi akuntansi pada PPK-SKPD dan/atau fungsi
akuntansi pada SKPKD sesuai dengan tugas pokok
dan fungsi yang telah ditetapkan dalam ketentuan
yang berlaku.
g. Pada akhir periode, fungsi akuntansi pada PKK-
SKPD dan/atau fungsi akuntansi pada SKPKD
menyusun laporan keuangan.
2.1.9. Aktivitas pengendalian kas
Pengendalian terhadap kas merupakan struktur organisasi dan
semua cara serta alat-alat yang dikoordinasikan, yang digunakan di dalam
perusahaan dengan tujuan untuk menjaga keamanan kas perusahaan,
memeriksa ketelitian dan kebenaran data mengenai kas, memajukan
14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
efisiensi dalam operasi dan membantu menjaga dipatuhinya kebijakan
yang ditetapkan sebelumnya.
Berikut ini adalah penjelasan dari aktivitas pengendalian kas:
2.1.9.1. Pemisahan fungsi pemegang penerimaan kas dan
pencatatan penerimaan kas, agar tidak terjadi kecurangan
atau penyelewengan dana kas dan transaksi penerimaan
kas tidak boleh dilaksanakan sendiri oleh fungsi
penyimpanan kas sejak awal sampai akhir tanpa campur
tangan dari fungsi yang lain.
2.1.9.2. Semua penerimaan kas didepositkan/disimpan secara utuh
setiap hari, prosedur ini memungkinkan juga
diperlukannya duplikat deposit slip yang dikirim oleh
bank atau petugas lain (selain kasir) kepada departemen
tersendiri untuk digunakan dalam pemeriksaan.
2.1.9.3. Secara periodik diadakan pencocokan jumlah fisik kas
yang ada di tangan dengan jumlah kas menurut catatan
dan pemeriksaan internal juga dilakukan pada selang
waktu yang tidak teratur.
2.1.9.4. Pengecekan secara independen untuk meneliti pembukuan
sehingga dapat diuji dengan membandingkan saldo
dalam rekening buku besar umum dengan jumlah saldo-
saldo dalam buku pembantu. Hal ini juga akan
mengurangi kesalahan-kesalahan dalam buku besar
umum.
15
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.9.5. Pelaporan kinerja untuk mempresentasikan dan melaporkan
kinerja semua aktivitas yang perlu dipertanggung
jawabkan.
2.1.9.6. Perencanaan dan penggunaan dokumen dan catatan yang
memadai untuk membantu pencatatan secara semestinya
atas transakasi penerimaan kas yang dibuat berdasarkan
nomor urut cetak.
Menurut Bastian (2006 : 124) menyatakan bahwa
Aktivitas pengendalian kas yaitu fungsi penagihan/pemungutan
pendapatan harus terpisah dari fungsi penyimpanan uang, aktivitas
pengendalian meliputi:
a. Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi (pencatatan).
b. Jumlah kas yang diterima dari proses pendapatan harus disetor
seluruhnya ke kas daerah dalam tempo 1 x 24 jam di hari yang
sama dengan saat penerimaan.
c. Perhitungan saldo kas yang ada ditangan dari fungsi kas
dilakukan secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi
pengendalian internal.
d. Bukti kas keluar harus dilampiri dokumen pendukung yang
lengkap dan sah.
e. Setiap pencatatan ke register bukti kas keluar harus didukung
dengan bukti kas keluar yang dilampiri dokumen pendukung
yang lengkap.
f. Pengecekan secara independen terhadap posting kedalam buku
besar pembantu penerimaan kas dan buku pembantu
pengeluaran kas dengan akun kontrolnya di buku besar kas.
g. Pertanggungjawaban secara periodik terhadap semua formulir
bernomor urut tercetak.
h. Panduan rekening dan tinjauan terhadap pemberian kode
rekening.
Menurut Stice dan Skousen (2004 : 499) menyatakan bahwa
Karakteristik dasar dari suatu sistem pengendalian internal kas
adalah:
a. Tanggung jawab yang diserahkan secara khusus untuk
menangani penerimaan kas.
b. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan kas.
c. Penyetoran seluruh kas yang diterima setiap hari (lazimnya ke
rekening bank).
d. Sistem voucher untuk mengendalikan pembayaran kas.
e. Audit internal pada selang waktu yang tidak terduga.
16
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
f. Pelanggaran ganda atas kas dan pembukuan, dengan rekonsiliasi
yang dilaksanakan oleh seseorang diluar bagian akuntansi.
Ada pembagian tugas dan wewenang yang jelas dalam struktur organisasi,
sehingga ada pemisahan tugas antara pemegang dana kas dan yang
melakukan pencatatan, hal ini dilakukan untuk melindungi kas. Kas yang
diterima harus langsung disetorkan maksimal dalam waktu 1x24 jam di
hari yang sama pada saat menerima kas. Adanya catatan ganda untuk kas
baik di bank dan pembukuan agar bisa melakukan rekonsiliasi.
Pengendalian semacam ini cenderung lebih banyak diselewengkan oleh
perusahaan besar dengan banyak karyawan. Perusahaan kecil dengan
beberapa karyawan umumnya mendapat kesulitan dalam memisahkan
sepenuhnya tugas-tugas akuntansi dan penanganan kas.
2.1.10. Keterbatasan sistem pengendalian internal pemerintah
Berkaitan dengan konsep dasar sistem pengendalian internal yang
dipengaruhi oleh manusia sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya,
keberadaan sebuah sistem pengendalian internal tidak dimaksudkan untuk
meniadakan semua peluang terjadinya kesalahan atau pelanggaran. Dengan
kata lain, tetap ada unsur keterbatasan atau kelemahan atas sistem
pengendalian intern dalam organisasi tersebut, sebaik apapun sistem
pengendalian internal itu dirancang. Keterbatasan atau kelemahan tersebut
meliputi:
2.1.10.1. Pertimbangan yang kurang matang
Efektivitas pengendalian seringkali dibatasi oleh adanya
keterbatasan manusia dalam pengambilan keputusan. Suatu
keputusan diambil oleh manajemen umumnya didasarkan pada
17
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
pertimbangan-pertimbangan yang antara lain mencakup informasi
yang tersedia, waktu yang ada dan beberapa variabel lain baik
intern maupun ekstern. Dalam kenyataannya sering dijumpai
bahwa beberapa keputusan yang diambil dengan kondisi
keterbatasan waktu dan informasi akan memberikan hasil yang
kurang efektif dibandingkan dengan apa yang diharapkan.
2.1.10.2. Kesalahan dalam menerjemahkan perintah
Walaupun pengendalian telah dirancang dengan sebaik-
baiknya, namun kegagalan dapat terjadi yang disebabkan adanya
pegawai yang salah menerjemahkan suatu perintah. Kesalahan
dalam menerjemahkan suatu perintah dapat disebabkan dari
ketidaktahuan atau kecerobohan pegawai yang bersangkutan.
Terjadinya kegagalan dapat lebih besar jika kesalahan
menerjemahkan perintah dilakukan oleh seorang pimpinan.
2.1.10.3. Pengabaian manajemen
Suatu pengendalian intern dapat berjalan efektif apabila
semua pihak atau unsur dalam organisasi mulai dari tingkat
tertinggi hingga terendah melaksanakan tugas dan fungsinya sesuai
dengan kewenangan dan tanggung jawabnya. Meskipun suatu
organisasi memiliki sistem pengendalian yang memadai,
pengendalian tersebut tidak akan mencapai tujuannya jika pegawai
atau bahkan pimpinan mengabaikan pengendalian. Pengabaian
tersebut dapat terjadi antara lain karena adanya kepentingan di luar
organisasi, seperti kepentingan pribadi seorang pimpinan.
18
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.1.10.4. Adanya kolusi
Kolusi merupakan salah satu ancaman dari pengendalian
yang efektif. Walaupun pemisahan tugas dan fungsi telah
dilakukan namun jika manusianya melakukan suatu kecurangan
untuk kepentingan pribadi atau kepentingan tertentu selain
organisasi, maka pengendalian yang sebaik apapun tidak akan
dapat mencegah terjadinya suatu tindakan yang merugikan
organisasi
2.2. Kerangka Konseptual
Kerangka konseptual dimaksudkan sebagai konsep untuk menjelaskan dan
mengungkapkan katerkaitan antara variabel yang akan diteliti, berdasarkan
batasan dan rumusan masalah, berdasarkan latar belakang dan kajian teori yang
telah dikemukakan diatas dapat dijelaskan bahwa untuk mengurangi tindakan
kecurangan yang terjadi pada suatu perusahaan, penerapan sistem pengendalian
internal terhadap penerimaan kas harus efektif. Sistem pengendalian intern
penerimaan kas adalah suatu susunan yang didalamnya meliputi struktur
organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga
penerimaan saldo dalam kas. Untuk lebih menyederhanakan kerangka pemikiran
tersebut maka dibuatlah kerangka konseptual seperti pada gambar dibawah ini:
Gambar 2 : Kerangka konseptual
Sumber : Malthis (2001), Manullang (2001)
Sistem Pengendalian
Internal
(X)
Penerimaan
Kas
(Y)
19
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2.3. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu proporsi, kondisi atau prinsip yang dianggap
benar dan barang kali tanpa keyakinan, agar bisa ditarik suatu konsekuensi yang
logis dan dengan cara ini kemudian diadakan pengujian tentang kebenarannya
dengan menggunakan data (fakta) yang ada. Dengan demikian hipotesis adalah
jawaban sementara terhadap perumusan penelitian yang kebenarannya harus
diuji.
Adapun hipotesis tentang penelitian ini adalah: Prosedur sistem
pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar Medan sudah memadai
dan penerapan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas di PD Pasar juga
sudah dilaksanakan dengan baik.
20
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Penelitian yang dilakukan adalah penelitian studi kasus, yakni penulis
mengumpulkan data-data penelitian yang diperoleh dari objek penelitian dan
literatur-literatur lainnya, kemudian menguraikan secara rinci untuk mengetahui
permasalahan penelitian dan mencari permasalahannya.
3.2. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan yang
beralamat Jl. Razak Baru No 1-A Pasar Petisah Lantai III Medan. Penelitiannya
direncanakan dari bulan Mei 2013 sampai dengan bulan Agustus 2013.
3.3. Batasan Operasional
Batasan operasional dalam penelitian ini yaitu: satu variabel bebas
(Independent) dan satu variabel terikat (dependent) dimana kedua variabel
tersebut diambil dari judul skripsi yang dipilih oleh penulis yaitu “Analisis Sistem
Pengendalian Internal Atas Penerimaan Kas Pada Perusahaan Daerah Pasar Kota
Medan.
3.3.1. Variabel bebas (independen variabel)
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen.
Bahkan variabel independen merupakan variabel yang keberadaanya
21
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menjadi faktor penyebab yang dapat mempengaruhi variabel lain, dalam
hal ini variabel independennya adalah: Sistem Pengendalian Internal (X).
3.3.2. Variabel terikat (dependen variabel)
Variabel dependen adalah variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel yang situasi dan
kondisinya dipengaruhi oleh variabel independen. Variabel dependen
pada penelitian ini adalah: Penerimaan Kas (Y).
3.4. Definisi Operasional
Untuk variabel X (sistem pengendalian internal) atau variabel bebas diukur
dengan indikator komponen sistem pengendalian internal, dimana dalam indikator
tersebut terdapat 5 (lima) sub indikator, yaitu: lingkungan pengendalian,
penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, serta
pemantauan. Untuk variabel Y (Penerimaan Kas) atau variabel terikat diukur
melalui konsep penerimaan kas yang dibagi menjadi 4 (empat) sub indikator,
yaitu: organisasi, sistem otorisasi dan prosedur pencatatan, praktik yang sehat,
dan karyawan yang berkualitas.
Tabel 3
Operasional Variabel Sistem Pengendalian Internal
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
Sistem
Pengendalian
Internal (X)
1. Komponen Sistem
Pengendalian Internal
a. Lingkungan Pengendalian
b. Penentuan Resiko
c. Aktivitas Pengendalian
d. Informasi dan Komunikasi
e. Pemantauan
2. Unsur-unsur
Pengendalian Internal
1. Struktur organisasi
2. Sistem wewenang dan
prosedur pencatatan
3. Pelaksanaan Kerja yang
sehat
22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4. Karyawan yang berkualitas
3. Keterbatasan Sistem
Pengendalian Internal
1. Kesalahan dalam
pertimbangan Gangguan.
2. Kolusi
3. Pengabaian oleh manajemen
4. Biaya lawan manfaat.
Sumber : Malthis (2001), Manullang (2001)
Tabel 3.1
Operasional Variabel Penerimaan Kas
VARIABEL DIMENSI INDIKATOR
Penerimaan Kas
(Y)
Sistem Pengendalian
intern terhadap
Penerimaan Kas
a. Organisasi
b. Sistem Otorisasi dan Prosedur
Pencatatan
c. Praktek yang Sehat
d. Karyawan yang Kompoten
Sumber : Malthis (2001), Manullang (2001)
3.5. Skala Pengukuran Variabel
Pengukuran masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah dengan
menggunakan skala likert. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap,
pendapat, dan persepsi seseorang atau kelompok orang tentang fenomena sosial.
Skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator
variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan dijadikan sebagai titik tolak
untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa pernyataan atau
pertanyaan. (Sugiyono, 2005 : 86)
Dalam pengolahan data hasil kuesioner yang penulis sajikan menggunakan
pertanyaan tertutup, yaitu daftar pertanyaan yang memungkinkan jawabannya
sudah ditentukan terlebih dahulu.
3.6. Jenis Data
23
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Sumber data yang digunakan dalam penulisan ini diperoleh dari dua
sumber, yaitu sebagai berikut:
3.6.1. Data primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari objek
penelitian, dengan menggunakan instrumen kuesioner.
3.6.2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh dari berbagai sumber baik
dari dokumen yang ada maupun literatur yang mendukung.
3.7. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dalam penelitian ini adalah:
3.7.1. Penelitian lapangan (field research)
Yaitu penelitian ini dilakukan secara langsung pada objek
penelitian dengan tujuan untuk memperoleh data-data primer.
Pengumpulan data-data primer tersebut dilakukan melalui:
3.7.1.1. Wawancara
Peneliti mengumpulkan data dengan cara mengadakan
tanya jawab secara langsung kepada pihak yang
dijadikan sumber data. Dalam hal ini adalah manajemen
dan karyawan perusahaan yang berkaitan dengan
penerimaan kas.
3.7.1.2. Observasi
Obeservasi yang dilakukan oleh penulis adalah obsevasi
partisipasi pasif. Peneliti datang di tempat kegiatan
orang yang diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam
kegiatan tersebut. Jadi, peneliti mengadakan
pengamatan secara langsung pada tempat penelitian dan
24
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
mencatat gejala atau fenomena yang diteliti, yang terkait
dengan penerimaan kas.
3.7.1.3. Dokumentasi
Dokumen merupakan teknik pengumpulkan data yang
diperlukan dengan mencatat dokumen-dokumen yang
diperoleh dari perusahaan. Peneliti mengumpulkan data-
data berupa catatan, buku, formulir-formulir yang
digunakan perusahaan dan sebagainya.
3.7.2. Studi kepustakaan
Tehnik ini dilaksanakan untuk memperoleh data-data sekunder
guna mendukung data-data primer yang diperoleh selama penelitian. Data
sekunder ini diperoleh dari buku-buku srta referensi-referensi lainnya yang
berkaitan dengan objek penelitian. Langkah ini dipakai sebagai landasan
teoritis serta pedoman dalam menganalisa masalah.
3.8. Teknik Analisis
Analisis data merupakan proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang telah diperoleh di lapangan, sehingga nantinya dapat dengan mudah
dipahami dan diinformasikan kepada orang lain (Sugiyono, 2008). Metode
analisa data pada penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif pada
pendekatan kualitatif atau analisa non statistic yang bersifat melukiskan atau
menggambarkan suatu fenomena sebagaimana adanya. Analisa data dilakukan
berdasarkan data-data yang telah diperoleh di lapangan. Data yang diperoleh
dianalisa dan dievaluasi dengan membandingkan dengan teori yang ada untuk
menemukan kemungkinan adanya permasalahan atas sistem yang dimiliki oleh
25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
perusahaan. Adapun langkah-langkah yang dilakukan dalam menganalisis data
adalah:
3.8.1. Menganalisa struktur organisasi yang ada pada Perusahaan Daerah
Pasar Kota Medan.
3.8.2. Menganalisa sistem pengendalian internal atas penerimaan kas
yang ada pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan, meliputi:
sumber, prosedur, fungsi, dan dokumen yang digunakan serta
informasi yang terkait.
Hasil analisa dan evaluasi tersebut akan ditarik sebagai kesimpulan untuk
menjawab permasalahan yang muncul dalam sistem pengendalian internal atas
penerimaan kas pada Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan.
26
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Gambaran Umum Tentang Perusahaan
4.1.1. Mengenai perusahaan
Perusahaan Daerah Pasar (PD) Kota Medan merupakan salah satu
Badan Usaha Milik Daerah yang dikelola oleh Pemerintah Kota Medan
sesuai dengan Perda No. 8 tahun 2001 tentang pembentukan Daerah Pasar
Kota Medan yang bergerak dibidang penataan pasar.
Perusahaan Daerah Pasar Kota Medan mempunyai pasar di Kota
Medan sebanyak 56 pasar yang berada di 22 kecamatan dengan luas
172.510.35 m2 dengan jumlah kiosk sebanyak 8.795 stand sebanyak 8.409
dan toko sebanyak 63 unit dengan jumlah pedagang ±22.922 orang.
Melihat potensi yang cukup besar, tentu perlu penataan pasar
secara teratur yang dilengkapi dengan sarana dan prasarana tempat
berjualan. Maka PD Pasar Kota Medan merupakan solusi yang tepat untuk
mengatasi dan sebagai fasilisator bagi para pedagang. Mengingat
perkembangan ekonomi yang sangat dinamis pada era globalisasi ini,
maka pelaku setiap bisnis harus benar-benar profesional dalam
menjalankan roda organisasi perusahaan.
Sampai pada saat ini PD Pasar Kota Medan mengadakan kerjasama
yang saling menguntungkan/mitra kerja yang ada sebagai berikut:
4.1.1.1. Developer
4.1.1.2. Rekanan
4.1.1.3. PT.PLN
27
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.1.4. PT. TELKOM
4.1.1.5. PDAM Tirtanadi
4.1.1.6. Aparat Keamanan
4.1.1.7. Instansi Pemerintah
4.1.1.8. Organisasi Masyarakat
4.1.2 . Pelaksanaan kebijakan
4.1.2.1. Aspek sumber daya manusia (SDM).
Keberadaan Sumber Daya Manusia PD Pasar Kota Medan sangat
perlu disesuaikan dengan kondisi yang berkembang saat ini.
Penempatan karyawan sesuai dengan keahlian/kedisiplinan dengan
bidang kerjanya. Jumlah karyawan terdiri dari Direksi, Karyawan,
dan BHL Kebersihan. Jumlah karyawan dalam kurun waktu 5
(lima) tahun ini adalah:
Tabel 4
Jumlah Karyawan
Tahun Jumlah
2008 759
2009 756
2010 729
2011 723
2012 708
4.1.2.2. Aspek pelanggan
Pedagang pasar merupakan salah satu unsur yang sangat
penting dalam menentukan kinerja PD. Pasar Kota Medan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Pedagang pasar merupakan pelanggan utama dan menjadi target
utama yang harus diperhatikan.
Pedagang pasar ini berpengaruh dalam pemasukan bagi
PD. Pasar Kota Medan. Posisi jumlah pedagang 2008-2012.
Tabel 4.1
Jumlah Pedagang di P.D. Pasar Medan
Tahun 2008-2012
Jenis Jumlah Pedagang
Tahun 2008 2009 2010 2011 2012
Kiosk 8090 8108 7994 8983 8795
Stand 8765 8753 9436 8977 8409
Pedagang Informal 893 913 821 4589 987
4.1.3. Visi
Adapun visi dari PD. Pasar Kota Medan adalh “sebagai fasilisator
terdepan dalam mewujudkan pelayanaan umum di sektor pasar
ditengah Masyarakat Kota Medan”.
Sesuai dengan Peraturan Pemerintah Kota Medan No. 8 tahun 2001
Bab II pasal 6 menjelaskan tugas pokok dan fungsi PD. Pasar Kota Medan
dibentuk untuk memenuhi pelayanan secara umum di bidang pasar bagi
masyarakat melalui kebijakan umum Pemerintah Kota Medan dan
meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) . Untuk mencapai tujuan
dari pembentukan PD. Pasar Kota Medan tersebut perlu diambil langkah
strategis lmisi yang telah ditetapkan.
4.1.4. Misi
4.1.4.1. Mewujudkan akuntabilitas publik oleh perusahaan serta
menciptakan aparatur yang bersih.
28
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.4.2. Meningkatkan kualitas pelayanan dalam rangka
meningkatkan kinerja perusahaan.
4.1.4.3. Menumbuh kembangkan perusahaan dalam menghadapi
pasar global dengan melaksanakan perencanaan
pembangunan, pemeliharaan dan pengawasan.
4.1.4.4. Memberikan kontribusi bagi pemasukan Pendapatan Asli
Daerah (PAD) dengan manajeman perusahaan yang
bersih.
4.1.5. Sejarah singkat PD Pasar Kota Medan
Semula kondisi pasar belum teorganisir secara baik dan belum
terpelihara, barulah setelah beberapa lama Kotamadya Medan mulai
terfikir pendiri pasar. Pasar yang pertama dibangun oleh Gemante Medan
adalah Bundar Petisah pada tahun 1919 dan telah dibongkar pada tahun
1973 yang dipindahkan ke proyek Pusat Pasar,sedangkan pasar lainnya
dalah pasar swasta seperti miliknya Tjong A Fei bernama Pasar Ikan di
Jalan Ahmad Yani (Jalan Perniagaan) yang kemudian di pindahkan ke
Jalan Cirebon untuk dibangun pasar yang lebih baik.
Berdasarkan hasil sidang Gemente pada tanggal 29 April 1929
dibangun pasar diatas sebidang tanah datar yang tadinya lapangan lomba
kuda. Pembangunan tersebut terdiri dari 4(empat) buah loods besar
masing-masing ukuran 36 X 15 meter dan dikelilingi 183 toko permanen
yang dimulai tanggal 31 Desembar 1932 dengan biaya Rp. 1.567.208.
Sesuai dengan keputusaan DPRD tahun 1957 dibangun beberapa kiosk
diantar loods dan kemudian dibongkar dalam rangka pembangunan pasar
29
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Mercu Buana, yang menggantikan loods yang terbakar tanggal 27
November 1971. Pada tahun 1986 kepadatan pedagang di pusat pasar kota
Medan tidak tertampung lagi, penerbitan yang dilakukan tidak membawa
hasil yang diharapkan, maka dengan berbagai pertimbangan di bangun
pasar proyek C yang terbakar pada tanggal 17 Maret 1973.
Demikian perkembangan pasar semakin pesat seperti bangunan
pasar-pasar impres didaerah perluasan serta menggantikan pasar Ex Loods
dan proyek C adalah Proyek Pusat Pasar Medan yang diresmikan tanggal
31 Agustus 1987. Melihat banyaknya pasar yang ada, maka pemerintah
menentukan suatu kantor untuk mengatur ketertiban pasar dan
memperlancar produsen dan konsumen atau antara penjual dan pembeli.
Sebelum PD Pasar Kota Medan terbentuk penanganan pasar-pasar yang
berada si Kotamadya Medan ditangani oleh Dinas Pasar Kotamadya
Tingkat II Medan.
Pada tanggal 7 Juni 1993 sesuai dengan Perda No. 15 tahun 1992
yang disyahkan oleh Gubernur Kepada Daerah Tingkat I Sumatera Utara
dengan keputusan No.188.342-9/tahun 1995 tanggal 15 Februari 1993 dan
telah diundangkan dalam lembaran daerah Kodati II Medan No.9 seri D
No. 6 tanggal 13 Maret 1993, terbentuklah Perusahaan Daerah Pasar Kota
Medan. Setelah Perusahaan Daerah Pasar terbentuk maka Dinas Pasar
yang sebelumnya mengelola pasar-pasar tersebut dilebur menjadi
Perusahaan Daerah Pasar. PD Pasar merupakan Badan Usaha Milik
Daerah (BUMD) dan sudah berjalan sampai sekarang. Adapun tujuan
didirikannya PD. Pasar Kota Medan adalah:
30
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.1.5.1. Mewujudkan dan meningkatakan pelayanan umum kepada
masyarakat di bidang sarana pasar.
4.1.5.2. Meningkatkan pendapatan asli Daerah.
Adapun tugas pokok PD Pasar adalah:
a. Mengelola pasar-pasar di Kotamadya sebagai
sumber pendapatan daerah.
b. Melaksanakan kombinasi kerja dengan instansi
terkait untuk menciptakan pasar tersebut menjadi
bersih, tertib, dan rapi, sehingga menyenangkan bagi
konsumen yang berbelanja.
c. Melaksanakan tugas-tugas yang diserahkan oleh
Kepala Daerah sesuai dengan bidang tugasnya.
d. Melaksanakan tugas pengutipan retribusi pasar.
4.1.6. Makna dan Logo PD Pasar Kota Medan
Gambar 4
Logo P.D. Pasar Medan
PD Pasar Kota Medan memiliki makna logo yaitu “Tekad yang
bulat untuk meluruskan kebersamaan dan kemakmuran pada
pedagang dan Perusahaan Daerah Kota Medan”.
4.1.7. Struktur Organisasi
31
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Organisasi adalah bentuk atau susunan orang-orang atau badan-
badan dengan tugas-tugas pokok dan fungsi masing-masing dan diatur
prosedurnya, sehingga terdapat hubungan serta kerjasama antara beberapa
orang guna mencapai suatu tujuan dari organisasi/ perusahaan tersebut.
Suatu organisasi biasanya mempunyai tugas-tugas pokok dan fungsi
apabila terlaksana dengan baik maka tujuan yang digariskan akan dapat
segera tercapai dengan hasil yang maksimal.
Pada umumnya struktur organisasi dibuat bertujuan untuk:
4.1.7.1. Mempermudah pelaksanaan tugas-tugas.
4.1.7.2. Meningkatkan pelaksanaan tugas-tugas.
4.1.7.3. Mempermudah pengawasan.
4.1.7.4. Meningkatkan efisiensi kerja.
4.1.7.5. Menghindari duplikasi.
4.1.7.6. Meningkatkan skill personil yang akan dibutuhkan
organisasi.
4.1.7.7. Supaya mempertanggungjawabkan pekerjaannya.
Agar tujuan organisasi tercapai dengan baik, maka dalam
pelaksanaan kerja sama tersebut perlu adanya koordinasi yaitu kontak dan
keselarasan antara personil yang melakukan aktivitasnya sehingga
pekerjaan berjalan dengan baik dan berirama kearah tercapainya tujuan
yang sebelumnya telah disepakati.
Adapun struktur PD Pasar kota medan ditetapkan melalui
Keputusan Walikota madya Kepada Daerah Tingkat II Medan No.539
2367/SK/1997 tentang organisasidan tata kerja PD Pasar kodati II Medan.
32
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Struktur Organisasi PD Pasar Kodati II Medan adalah berbentuk garis.
Struktur organisasi garis adalah tipe yang paling sederhana dimana dalam
organisasi garis kewenangan langsung dari pimpinan bawahan. Garis
dalam hal ini diartikan sebagai garis atau jalan pelaporan tanggungjawab
sedangkan kebawah adalah sebagai pendelegasian tugas atau wewenang.
4.2. Hasil Penelitian
4.2.1. Jenis penerimaan kas
Berikut ini hal-hal yang berkaitan dengan penerimaan kas pada PD Pasar
Medan adalah:
4.2.1.1. Sumber–sumber penerimaan Daerah
Penerimaan kas yang dicatat sebagai pendapatan pada
PD Pasar Medan diperoleh dari:
a. Tagihan bulanan dalam tempat berjualan
b. Prasarana pasar
c. Kebersihan
d. Penjualan karsis
e. Surat izin/keterangan
f. Kerja sama dari pihak ketiga
4.2.2.2. Prosedur akuntansi penerimaan kas
Prosedur yang dilakukan oleh PD Pasar Medan dalam
penerimaan kas yang berkaitan dengan tagihan bulanan adalah:
a. Kepala pasar
1. Menagih piutang kontribusi/iuran bulanan kepada
pedagang dengan menerima uang dan
33
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
menyerahkan (bukti tagihan) BT1 kepada
pedagang
2. Menghitung uang hasil tagihan dan menyakinkan
akan kebenaran jumlah uang yang diterima dari
hasil penagihan piutang yang tertagih
3. Membuat Bukti Setor Bank (BSB) rangkap 6
(enam)
4. Menyetorkan seluruh uang hasil tagihan ke Bank
yang telah ditunjuk oleh Direksi (setiap hari)
5. Setelah penyetoran uang ke Bank, menerima BSB
1-6 dari bank
6. Membuat Laporan hasil Tagihan (LHT) rangkap 5
(lima)
7. Menyerahkan BSB1-6, LHT1-5, BT2 kepada Sub.
Bag Penagihan
8. Menerima BSB6 , LHT5 dari Sub. Bag Penagihan
9. Mencatat (mengkredit) kedalam Buku Kendali
Penagihan (BKP) dan Buku Kas Tabelaris (BKT)
10. Mengarsipkan BSB6 dan LHT5.
b. Sub bagian penagihan
1. Menerima BSB1-6 , LHT1-5 dan BT2 dari Kepala
pasar
2. Membuka arsip Daftar Pendapatan yang akan
ditagih (DPYAT)
34
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Meneliti kesesuian BSB1-6 dengan LHT1-5 dan BT2
4. Menentukan tagihan yang belum tertagih pada
DPYAT
5. Menandatangani tagihan yang belum tertagih pada
DPYAT
6. Menyerahkan:
a. BSB1 kepada Sub. Bag Kas
b. BSB2, LHT2 dan BT2 kepada Sub Bag
Pembukuan
c. BSB3, LHT3 kepada Sub Bag Anggaran
d. BSB5, LHT4 kepada Unit
e. BSB6, LHT5 kepada Kepala pasar
7. Mencatat LHT1 kedalam BKP
8. Mengarsipkan BSB4, LHT1 secara bersama
c. Sub bagian kas
1. Menerima BSB1 dari Sub bag penagihan
2. Mencatat BSB1 ke dalam Buku Kas Bank (BKB)
3. Mengarsipkan BSB1
4. Konfirmasikan mencatat LHT1 ke dalam BKP
d. Unit-unit
1. Menerima BSB dan LHT dari Sub bag penagihan
2. Mencatat LHT kedalam Buku Kas Bank (BKB)
3. Mengarsipkan BSB dan LHT
e. Sub bag pembukuan
35
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1. Menerima BSB2, LHT2 dan BT2 dari Sub bag
penagihan
2. Meneliti kebenaran/kesesuaian BSB2 dengan LHT2
dan BT2 jika tidak terdapat kesesuaian, laporan ke
atasan dan tunggu sampai diperoleh penyelesaian.
Jika terdapat penyesuaian dan/atau telah ada
penyelesaian, lanjut pada tahap berikut
3. Membuka arsip DPYAT2
4. Menentukan tagihan yang belum tertagih pada
DPYAT2
5. Mencatat BSB2, ke dalam Jurnal kas Masuk
(JKM)
6. Mencatat LHT2 ke dalam Buku Pembantu Piutang
(BPP)
7. Mengarsipkan BSB2 dan LHT2 bersama DPYAT2
8. Secara berkala pindahkan catatan Jurnal Kas
Masuk (JKM) ke dalam Buku Besar (BB).
f. Sub bag anggaran
1. Menerima BSB3 dan LHT3 dari Sub bag Penagihan
2. Mencatat LHT3 ke dalam Buku Realisasi (BR)
3. Mengarsipkan BSB3 dan LHT3
4.2.2. Fungsi yang terkait
Fungsi yang terkait dalam penerimaan kas pada PD Pasar Medan adalah:
4.2.2.1. Fungsi perizinan/operasional
36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Fungsi perizinan/operasional pada PD Pasar Medan
ditangani oleh bagian operasi pada Sub bag pemasaran dan
perizinan.
4.2.2.2. Fungsi kas
Fungsi kas pada PD Pasar Medan ditangani oleh bagian
administrasi dan keuangan pada Sub bagian kas dan pajak
4.2.2.3. Fungsi akuntansi/pembukuan
Fungsi akuntansi pada PD Pasar Medan ditangani oleh
bagian administrasi dan keuangan pada sub akuntansi.
4.2.3. Dokumen yang digunakan PD Pasar Medan dalam penerimaan
kas
Formulir dan dokumen yang digunakan oleh PD Pasar Medan
berkaitan dengan penerimaan kas adalah:
4.2.3.1. Bukti dasar
a. Bukti kas (BKM/BKK)
b. Bukti bank (BBM/BBK)
c. Bukti memorial (BM)
4.2.3.2. Bukti entry jurnal (BEJ)
a. Bukti pembukuan (BP)
4.2.3.3. Bukti pendukung (BPn)
a. Kuitansi penerimaan (KP)
b. Bukti setor bank (BSB)
c. Daftar kas (DK)
d. Lain-lain
37
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.2.3.4. Daftar/buku harian (BH)
a. Daftar harian kas (DHK)
b. Daftar harian bank (DHB)
4.3. Pembahasan
4.3.1. Analisis dan evaluasi terhadap struktur organisasi perusahaan
Struktur organisasi pengelolaan keuangan daerah pada PD pasar
kota Medan berbentuk garis, dimana atasan mempunyai sejumlah bawahan
dan tanggungjawab langsung mengenai tugas-tugasnya kepada atasannya.
Hal ini mempermudah koordinasi antara atasan dengan bawahan dan
mempermudah pengawasan oleh atasan kepada bawahan.
Struktur organisasi memisahkan tanggung jawab fungsional secara
tegas. Struktur organisasi merupakan kerangka (framework) pembagian
tanggung jawab fungsional kepada unit-unit organisasi yang dibentuk
untuk melaksanakan kegiatan-kegiatan pokok perusahaan. Struktur
organisasi diharapkan dapat mencerminkan pembagian wewenang dan
tanggung jawab yang jelas serta adanya pemisahan tugas dan fungsi untuk
mencegah timbulnya penyelewengan.
Struktur organisasi di PD Pasar Kota Medan telah mencerminkan
adanya pembagian wewenang dan tanggung jawab yang jelas serta adanya
pemisahan fungsi otorisasi dengan fungsi yang menangani kas. Fungsi
otorisasi dilaksanakan oleh bidang anggaran sedangkan fungsi teknis di
bidang pengelolaan keuangan daerah adalah seluruh kegiatan yang
meliputi perencanaan, pelaksanaan, penatausahaan, pelaporan,
pertanggungjawaban, dan pengawas keuangan daerah. Pada struktur
38
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
organisasi pengendalian internal penerimaan kas PD Pasar Kota Medan
dipimpin oleh Walikota.
Berikut ini organisasi fungsional yang terkait adalah:
4.3.1.1. Bagian perizinan / operasional
Bagian ini membuat ijin untuk Hak sewa kios / stand,
memasukan data dan nama-nama pedagang kedalam komputer.
Dan perizinan tersebut harus ditandatangani oleh Kepala Pasar.
4.3.1.2. Bagian kas
Bagian ini bertugas menerima uang kas, bukti penerimaan
dari operasional, memasukkan data pedagang dan membuat daftar
harian kas beserta bukti kas masuk dan bukti Bank masuk,
membuat buku kas atas penerimaan sebagai dokumen pendukung
untuk bagian kas.
4.3.1.3. Bagian akuntansi / pembukuan
Bagian ini menerima daftar harian maupun bulanan kas
dan bukti kas masuk dari bagian kas, melakukan pencatatan dan
memposting setiap transaksi penerimaan kas sebagai laporan
pertanggungjawaban kepada Kepala Pasar.
4.3.2. Analisis dan evaluasi penerapan pengendalian internal
Berdasarkan hasil penelitian penulis dan setelah dibandingkan
dengan landasan teori yang terdapat pada bab sebelumnya maka unsur
pengendalian intenal pada perusahaan sudah memadai.
4.3.2.1. Struktur organisasi
39
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Struktur organisasi PD Pasar Kota Medan seperti yang
dijelaskan sebelumnya berbentuk garis. Setiap pimpinan satuan
organisasi wajib melaksanakan sistem pengendalian internal di
lingkungan masing-masing yang memungkinkan terlaksananya
mekanisme uji silang. Setiap pimpinan satuan organisasi juga
betanggung jawab memimpin, mengkoordinasikan, mengawasi
bawahan masing-masing dan memberikan bimbingan serta
petunjuk bagi pelaksanaan tugas bawahannya.
4.3.2.2. Pegawai yang cakap
Pengangkatan pejabat struktural pada PD psar Kota
Medan dilaksanakan berdasarakan peraturan perundang-undangan
yang berlaku. Walikota dalam melakukan pengangkatan atau
pengisian formasi jabatan struktural dapat menggunakan uji
kompetensi, uji kelayakan dan kepatutan (fit and proper test)
dan/atau berbagai mekanisme lainnya sbagai salah satu bahan
pertimbangan untuk mendapatkan jabatan berkualitas dan memiliki
loyalitas kepada walikota.
4.3.2.3. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan
Resi penerimaan dapat dipakai dibagian kasir untuk
menerima sejumlah uang dari bagian operasional. Terlebih dahulu
resi penerimaan ditandatangani oleh petugas bagian operasional
dan dibubuhi tanda cap lunas sebagai bukti adanya penerimaan
tagihan atas kontribusi dan iuran wajib. Dari resi penerimaan
tersebut, bagian operasional membuat daftar penerimaan dan bukti
40
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
setor kas yang ditandatangani oleh petugas dan pejabat bagian
operasional yang akan diberikan kepada kasir. Untuk sistem
pengendalian bagian operasional membuat buku ekspedisi sebagai
dokumen atas penyetoran uang ke kasir yang harus ditandatangani
oleh kasir.
Dengan memakai daftar penerimaan dan resi penerimaan
sebagai bukti perbandingan terhadap kasir dalam menghitung
jumlah uang yang diterima. Setelah melakukan perhitungan fisik
uang, kasir memasukkan data pedagang. Bukti kas masuk
ditandatangani oleh bagian akuntansi / keuangan, sub bagian kas
dan petugas operasional. Bukti Kas Masuk (BKM) dapat dijadikan
sebagai dasar untuk melakukan pencatatan oleh bagian akuntansi.
4.3.2.4. Praktek yang sehat
Didalam PD Pasar praktek yang sehat dengan:
1. Penggunaan formulir berurut tercetak. Dalam
penerimaan kas, formulir pokok menggunakan
nomor urut tercetak. Hal ini dapat dilihat dalam
kuitansi pembayaran yang menggunakan nomor urut
tercetak.
2. Secara setiap hari bagian kas memberikan laporan
kepada bagian pembukuan/akuntansi mengenai
berapa kas yang masuk pada hari itu dan
memberikan penerimaan kas pada bagian akuntansi.
41
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3. Penyetoran kas yang diterima pada hari ini akan
disetor ke Bank pada hari itu juga.
4. Terdapat staf pemeriksa intern yang dalam
perusahaan disebut Staf Pengawas Intern (SPI)
5. Selama karyawan cuti, jabatan karyawan yang
bersangkutan digantikan sementara oleh jabatan lain.
6. Perputaran jabatan diadakan secara rutin supaya
menghindari persekongkolan diantara karyawan lain.
Dalam rangka meningkatkan kinerja transparansi dan akuntabilitas
pengelola keuangan daerah, Walikota mengatur dan menyelenggarakan
sistem pengendalian internal di lingkungan pemerintahan daerah yang
dipimpinnya. Pengendalian internal merupakan proses yang dirancang
untuk memberikan keyakinan yang memadai kabupaten yang tercermin
dari keandalan laporan keuangan, efesiensi dan efektivitas pelaksanaan
program dan kegiatan serta dipatuhinya peraturan perundang-undangan.
Berikut ini kriteria yang sekurang-kurangnya harus dipenuhi dalam rangka
pengendalian intern:
a. Terciptanya lingkungan pengendalian yang sehat.
Merupakan tindakan, kebijakan dan prosedur yang
mencerminkan sikap menyeluruh pimpinan dan personel di
lingkungan PD Pasar kota Medan terhadap pengendalian
penerimaan kas terhadap kondisi organisasi secara keseluruhan.
Lingkungan pengendalian meliputi: integritas dan nilai-nilai
etika, komitmen terhadap kompetensi, kepemimpinan yang
42
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
kondusif, pembentukan struktur organisasi yang sesuai dengan
kebutuhan, pelimpahan wewenang dan tanggung jawab dan
kebijakan sumber daya manusia dan kebijakannya.
b. Terselenggaranya penilaian resiko
Melaksanakan penaksiran resiko, Walikota beserta Kepala Pasar
selalu memperhatikan adanya kemungkinan-kemungkinan
dalam perubahan situasi dan kondisi yang menyebabkan
kendala-kendala didalam melaksanakan kegiatan operasional
sehari-hari. Kepala Pasar selalu berkoordinasi untuk
menghadapi kemungkinan resiko-resiko yang terjadi.
c. Terselenggaranya aktivitas pengendalian
Melakukan pengendalian internal di daerah adalah Walikota dan
pengawasan eksternal oleh BPK.
d. Terselenggaranya sistem informasi dan komunikasi
Didalam pelaksanaan sistem pengawasan internal terhadap
penerimaan kas membutuhkan suatu prosedur yang sistematis
dan sesuai dengan undang-undang berlaku.
e. Terselenggaranya kegiatan pemantauan pengedalian
Didalam melakukan pemantauan terhadap penerapan struktur
pengawasan internal di lingkungan PD Pasar medan, maka
kepala pasar beserta kepala bidang selalu memperhatikan
adanya informasi dan masukan-masukan dari pihak yang terkait,
baik langsung atau tidak langsung terhadap tata cara
pelaksanaan pengelolaan penerimaan kas.
43
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4.3.3. Analisis dan evaluasi pengendalian internal penerimaan kas
Penerimaan kas yang dicatat sebagai pendapatan pada PD Pasar
Medan diperoleh dari:
4.3.3.1. Tagihan bulanan dalam tempat berjualan
4.3.3.2. Prasarana pasar
4.3.3.3. Kebersihan
4.3.3.4. Penjualan karsis
4.3.3.5. Surat izin/keterangan
4.3.3.6. Kerja sama dari pihak ketiga
Sistem pengendalian internal kas yang dilakukan oleh PD Pasar
Kota Medan adalah:
a. Penggunaan formulir berurut tercetak, yang terdapat
didalam kuitansi pembayaran yang menggunakan
nomor urut tercetak.
b. Tanggung jawab yang diserahkan secara khusus
untuk menangani penerimaan kas.
c. Pemisahan penanganan dan pencatatan penerimaan
kas.
d. Secara setiap hari bagian kas memberikan laporan
kepada bagian akuntansi mengenai berapa kas yang
masuk pada hari itu dan memberikan penerimaan kas
pada bagian akuntansi.
e. Penyetoran seluruh kas yang diterima pada hari ini
akan disetor ke Bank pada hari itu juga.
44
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
f. Terdapat staf pemeriksa internal yang dalam
perusahaan disebut Staf Pengawas Internal (SPI) dan
adanya pihak yang melakukan pemeriksaan
operasional pada PD Pasar Kota Medan adalah
Badan Pengawas Keuangan (BPK).
45
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Menurut pembahasan dan analisis tentang analisis sistem pengendalian
internal atas penerimaan kas pada PD Pasar Kota Medan, maka pada bab penutup
ini penulis mengambil kesimpulan dan saran-saran yang kiranya berguna bagi PD
Pasar Kota Medan dalam rangka meningkatkan kelangsungan usahanya. Menurut
penulis secara keseluruhan sistem pengendalian internal atas penerimaan kas pada
PD Pasar Kota Medan, sudah cukup memadai. Berikut ini kesimpulan yang dapat
diambil dalam penelitian ini adalah:
5.1.1. Adanya struktur organisasi PD Pasar Kota Medan sudah
menggambarkan pemisahan fungsi, wewenang setiap bagian.
Setiap bagian bertanggungjawab atas bidangnya masing-masing
dan harus mampu mempertanggungjawabkan kepada
pimpinannya masing-masing.
5.1.2. Pihak atau pejabat yang melakukan pemeriksaan operasional
pada PD Pasar Kota Medan adalah Badan Pengawas Keuangan
(BPK).
5.1.3. Adanya dokumen-dokumen dan bukti transaksi yang memadai
seperti: bukti kas, bukti bank, bukti memorial, bukti entri jurnal
yang terdiri atas pembukuan, dan bukti pendukung yang terdiri
atas kuitansi penerimaan, bukti setor bank, daftar kas, dimana
dokumen dibubuhi dengan tanda tangan pejabat yang berwenang.
46
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5.1.4. Adapun prosedur yang dilaksanakan di PD Pasar Kota Medan
dalam penerimaan kas adanya fungsi yang terkait, dokumen yang
digunakan. Prosedur penerimaan kas yang dilaksanakan oleh PD
Pasar Kota Medan pada dasarnya sudah memadai karena
didasarkan atas bukti dalam setiap transaksi penerimaan kas dan
adanya pemisahan fungsi kas dan fungsi akuntansi.
5.1.5. Adanya otorisasi dari pihak yang berwenang dalam menerima
kas.
5.2. Saran
Dikarenakan adanya tuntutan transparansi keuangan daerah sekarang ini,
maka penulis menyarankan agar sistem ini dilaksanakan secara efisien dan efektif
dengan mengacu pada peraturan yang berlaku. Selain itu ada saran yang
ditawarkan oleh penulis menyangkut pembahasan dalam skripsi ini adalah:
5.2.1. Meningkatkan dan mempertahankan adanya pembagian wewenang
dan tanggung jawab yang jelas dan adanya pemisahaan fungsi di PD
Pasar Kota Medan.
5.2.2. Untuk menghindari terjadinya penyalahgunaan pada kas perusahaan
maka sebaiknya PD Pasar Kota Medan memang harus mengadakan
rotasi kerja atau perputaran jabatan pegawai. Hal ini dimaksud untuk
menjaga terjadinya penyelewengan kas.
47
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsimi, 2006. Prosedur Penelitian, PT Rineka Cipta, Jakarta.
Bastian, Indra, 2006. Sistem Akuntansi Sektor Publik, Edisi Tujuh, Jilid I,
Erlangga, Jakarta.
Halim, Abdul, 2007. Akuntansi Keuangan Daerah, Edisi Ketiga, Salemba Empat,
Jakarta.
Haryono, Jusup, 2001. Auditing (pengauditan), Bagian penerbitan Sekolah
Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, Yogyakarta.
Ikatan Akuntan Indonesia, 2007. Standar Akuntansi Keuangan, Salemba Empat,
Jakarta.
James, A. Hall, 2011. Sistem Informasi Akuntansi, Edisi Empat, Salemba Empat,
Jakarta.
Mardiasmo, 2002. Akuntansi Sektor Publik, Andi Yogyakarta, Yogyakarta.
Marshall, Romney B, dan Paul John Steinbart, 2005. Sistem Informasi Akuntansi,
Buku I, Edisi Sembilan, Terjemahan Salemba Empat, Jakarta.
Mulyadi, 2001. Sistem Akuntansi, Edisi Ketiga, Cetakan Ketiga, Salemba Empat,
Jakarta.
Nazir, Moh, 2002. Metode Penelitian, Ghalia Indonesia, Jakarta.
Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Bisnis, Alfabeta, Bandung.
Warren, Carl S. dkk, 2005. Pengantar Akuntansi, Edisi 21, Terjemahan Salemba
Empat, Jakarta.
William,C. Boynton,dkk, 2003. Accounting - Modern Auditing, Edisi Ketujuh.
Erlangga, Jakarta.
Zaki, Baridwan, 1993. Sistem Akuntansi Penyusunan Prosedur dan Metode,
BPFE, Yogyakarta.
48
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Penjelasan Lampiran 1
Pembagian Tugas dalam Struktur
Organisasi Perusahaan Daerah Pasar (PD Pasar) Kota Medan
1. Direktur Utama
Bertugas:
a. Menetapkan kebijakan dan memimpin pelaksanaan tugas perusahaan serta
mempertanggung jawabkan jalannya perusahaan sesuai dengan ketentuan
dan peraturan yang berlaku.
b. Menyampaikan rencana kerja Anggaran Perusahaan kepada walikota
melalui badan pengawas.
c. Menandatangan izin-izin dan menjalin kemitraan dalam pengelolaan potensi
pasar.
d. Melaporkan perkembangan perusahaan kepada Walikota Medan melalui
badan pengawas mengenai seluruh kegiatan Perusahaan, neraca dan
perhitungan laba/rugi.
e. Melaksanakan perencanaan dan pengembangan perusahaan.
f. Menjalin hubungan kerjasama dengan pihak ketiga dalam peremajaan dan
pengembangan pasar dengan persetujuan Walikota Medan melalui Badan
Pengawas.
g. Mewakili perusahaan baik didalam dan diluar perusahaan.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang berkaitan Walikota Medan.
2. Direktur Pengembangan dan SDM
Bertugas:
49
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
a. Melaksanakan tugas dan koordinasi dengan bagian lainnya berdasarkan
arahan Direktur Utama disesuaikan bidang tugasnya.
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja di Bagian Pengembangan
Pasar dan Sumber Daya Manusia.
c. Melakukan kerja sama dengan Direktur Operasional dan Direktur
Administrasi dan Keuangan.
d. Menyusun kebijakan/strategi perusahaan dalam bidang pengembangan pasar
menyangkut tata ruang, estetika, arsitektur, konstruksi, penzoningan,
pengolahan data pasar dan pengadaan serta pembagian sumber daya
manusia berdasarkan pertimbangan beban kerja dan produktivitas.
e. Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaaan pelaksanaan tugas
unit kerja bawahan.
f. Memberikan laporan pertanggung jawaban tertulis berkala setiap triwulan
kepada Direktur Utama atas pengembangan dan pelaksanaan program kerja
pada bagian-bagian dibawah Direktur pengembangan dan SDM.
g. Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan, kebijakan, strategi
dalam pengembangan perusahaan.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai
dengan bidang tugasnya.
3. Direktur Administrasi dan Keuangan
Bertugas:
a. Melaksanakan tugas dan koordinasi dengan bagian lainnya berdasarkan
arahan Direktur Utama disesuaikan bidang tugasnya.
50
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja di bagian administrasi,
Keuangan dan Hukum – Humas.
c. Membuat laporan rencana sumber dan penggunaan dana pengelolaan harta
kekayaan perluasan setiap akhir tahun.
d. Mengkoordinir penyusunan Rencana Anggaran Pendapatan Biaya
Perusahaan.
e. Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaan pelaksaan tugas unit
kerja bawahan.
f. Menyelenggarakan kegiatan administrasi surat menyurat, keuangan dan
kegiatan rumah tangga hukum dan humas.
g. Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan, kebijakan, strategi
dalam pengembangan perusahaan.
h. Memberikan laporan tertulis dan pertanggung jawaban tertulis secara
berkala setiap triwulan kepada Direktur Utama atas pengembangan dan
pelaksaan program kerja pada bagian-bagian di bawah administrasi dan
keuangan.
i. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai
dengan bidang tugasnya.
4. Direktur Operasional
Bertugas:
a. Melaksanakan tugas dan koordinasi dengan bagian lainnya berdasarkan
arahan Direktur Utama disesuaikan bidang tugasnya.
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja di Bagian Usaha dan
penertiban/ kebersihan
51
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Menyusun kebijakan/ strategi Perusahaan dalam bidang usaha dan
penertiban/ kebersihan untuk mewujudkan pasar bersih, tertib, aman, rapih
dan indah.
d. Mengkoodinir penertiban dan penataan pedagang yang dilaksanakan terpadu
dengan instansi terkait pemerintah kota Medan dalam penertiban dan
penataan pedagang yang berada diluar pasar.
e. Mengawasi, mengevaluasi dan melakukan pembinaan pelaksanaan tugas
unit kerja bawahan.
f. Membantu Direktur Utama dalam rencana keputusan, kebijakan , strategi
dalam pengembangan perusahaan.
g. Memberikan laporan tertulis dan pertanggung jawaban tertulis secara
berkala setiap bulan kepada Direktur Utama atas pengembangan dan
pelaksanaan program kerja pada bagian-bagian di bawah administrasi dan
keuangan.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai
dengan bidang usahanya.
5. Kepala Satuan Pengawasan Internal
Bertugas:
a. Membantu Direktur Utama dalam pelaksanaan tugas pengawas intern.
b. Menyelenggarakan fungsi pengawasan dan pembinaan atas pelaksanaan
sistem dan mekanisme manajemen perusahaan
c. Membuat laporan hasil pengawasan intern secara berkala kepada Direktur
Utama.
52
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
d. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Utama sesuai
dengan bidang usahanya.
6. Kepala Bagian Kepegawaian
Bertugas:
a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan
tugasnya.
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.
c. Menyusun program rekruitmen, kesejahteraan pegawai serta kesehatan dan
keselamatan kerja.
d. Membuat rencana program kriteria dan proses penerimaan dan
pemberhentian kenaikan pangkat
e. gaji berkala cuti sanksi dan segala sesuatu yang berkaitan dengan
kesejahteraan pegawai sesuai dengan ketentuan yang berlaku serta biaya
perjalanan dinas.
f. Membuat dan melaksanakan proses penggajian serta honor lainnya yang
berhubungan dengan ini.
g. Mengajukan dan memproses uang honor rutin Badan Pengawas, Penasehat
Hukum dan instansi terkait.
h. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan Direktur Pengembangan dan
SDM sesuai dengan bidang tugaasnya.
7. Kepala Bagian Perencanaan
Bertugas:
a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan
bagiannya.
53
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.
c. Melaksanakan dan membuat studi kelayakan revitalisasi, mengawasi serta
mengkaji pembangunan maupun peremajaan pasar serta menetapkan nilai
pasar.
d. Merencanakan dan menyusun planning usaha bekerjasama dengan bagian
lainnya baik planning jangka pendek maupun jangka panjang.
e. Mengevaluasi dan menganalisa potensi pasar terhadap tujuan perusahaan.
f. Menyelenggarakan pengolahan data yang menyangkut perkembangan pasar.
g. Melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan direktur pengembangan SDM
sesuai dengan bidang tugasnya.
h. Memberi saran dan mempertimbangkan kepada Direktur Pengembangan
dan SDM sesuai dengan bagiannya.
i. Berkoordinasi dengan instansi eksternal terkait untuk mengawasi stabilitas
harga pasar dan distribusi harga pokok melaksanakan program terkait.
8. Kepala Bagian Umum
Bertugas:
a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan dengan
sub bagiannya.
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya.
c. Menyelenggarakan dan menata sistem pengarsipan surat menyurat
perusahaan.
d. Mencatat, menyimpan, mengamankan dan memelihara dokumen perusahaan
dan barang-barang keperluan operasional perusahaan.
e. Membuat dan memproses uang koordinasi dengan instansi terkait.
55
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
f. Menyelenggarakan pengolahan data yang menyangkut perkembangan pasar.
g. Menyelenggarakan kegiatan rumah tangga dan menyusun kebutuhan
perlengkapan operasional.
h. Mengendalikan kegiatan expedisi surat menyurat dan perlengkapan.
9. Kepala Bagian Keuangan
Bertugas:
a. Melakukan koordinasi dengan bagian lain yang berhubungan dengan
bagiannya.
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja bagiannya
c. Melaksanakan optimalisasi dalam pelaksanaan realisasi anggaran
pendapatan dan biaya perusahaan
d. Mengatur dan menyusun rencana pembayaran hutang jangka pendek,
menengah dan jangka perusahaan
e. Menyusun, mengevaluasi serta meneliti proses penggunaan dana dan surat
berharga sesuai standarisasi keuangan dan peraturan perundang undangan
yang berlaku
f. Membuat laporan harta kekeayaan dan kewajiban perusahaan secara
periodik.
g. Memeriksa kelengkapan dokumen pembayaran
10. Kepala Bagian Hukum dan Humas
Bertugas :
a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan
dengan sub bagiannya
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja sub bagiannya
56
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
c. Mengumpulkan data atau informasi yang menyangkut kebijakan
perusahaan
d. Memberikan informasi yang perlu disampaikan kepada masyarakat dan
pihak yang membutuhkan
e. Membuat notulen rapat pada setiap rapat direksi atau instansi terkait yang
menyangkut masalah perusahaan
f. Membuat laporan kegiatan hukum pengolahan pembinaan pedagang
g. Membangun komunikasi dan koordinasi dalam bidang kehumasan
11. Kapala Bagian Tata Usaha
Bertugas :
a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan
dengan sub bagiannya
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja sub bagiannya
c. Melaksanakan proses pembatalan dan pencabutan tempat berjualan
d. Melaksanakan pengendalian penangihan kontribusi
e. Melaksanakan penerbitan dan pendistribusian kwitansi dan karcis sebagai
alat bukti penawaran.
12. Kepala Bagian Penerbitan/Kebersihan
Bertugas :
a. Melakukan koordinasi dengan sub bagian lainnya yang berhubungan
dengan sub bagiannya
b. Merencanakan dan mengendalikan program kerja sub bagiannya.
c. Membuat laporan secara periodik tentang hasil-hasil perawatan/kebersihan
d. Mengatur jadwal pengangkutan sampah dan melakukan pemeriksaan
kepada kebersihan pasar
e. Menyelenggarakan administrasi perawatan bangunan dan kendaraan pasar
serta menyusun program kerja kebersihan seluruh pasar.
57
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA