skripsi: analisis tata kelola teknologi informasi bagian pemasaran dengan menerapkan service...
TRANSCRIPT
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PEMASARAN DENGAN
MENERAPKAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE PADA USAHA MIKRO, KECIL,
DAN MENENGAH DI PALEMBANG
SKRIPSI
Oleh
ISMI ISLAMIA FATHURRAHMI
2012.21.0047
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PALEMBANG
APRIL 2016
ii
UNIVERSITAS INDO GLOBAL MANDIRI
ANALISIS TATA KELOLA TEKNOLOGI INFORMASI BAGIAN PEMASARAN DENGAN MENERAPKAN SERVICE ORIENTED ARCHITECTURE PADA USAHA MIKRO, KECIL,
DAN MENENGAH DI PALEMBANG
SKIRPSI
Diajukan Sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Mata Kuliah Skripsi
Oleh
ISMI ISLAMIA FATHURRAHMI
2012.21.0047
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI FAKULTAS ILMU KOMPUTER
PALEMBANG APRIL 2016
iii
iv
v
vi
vii
M O T T O
Bahwa tiada yang orang dapatkan, kecuali yang ia usahakan.
Dan bahwa usahanya, akan kelihatan nantinya.
(Q.S. An Najm ayat 39-40)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan.
Maka apabila kamu telah selesai dari suatu urusan,
Kerjakanlah dengan sungguh-sungguh urusan yang lain.
(Q.S Al-Insyirah 6-7)
Tinggalkanlah yang meragukanmu,
Pada apa yang tidak meragukanmu.
Sesungguhnya kejujuran lebih menenangkan jiwa,
Sedangkan dusta (menipu) akan menggelisahkan jiwa.
(HR. Tirmidzi no. 2518 dan Ahmad 1/200, Hasan Shahih)
viii
P E R S E M B A H A N
First of all I expressed my highest gratitude to Al Mighty Allah and my
prophet Muhammad Peace be upon him, Who has given us mercies and blessings until
I’m able to finish this essay, and I don’t forget to say my peace and salutation to
our prophet Muhammad who has guided us from the darkness to the lights. I do
believe that my achievement in this essay is only my first step to get thousand
miles journey in the future.
♥ ♥ ♥
Karya sederhana ini saya persembahkan kepada :
ლ Ibu dan Ayah. Terima kasih atas doa, semangat dan support yang selalu
mengiringi mimi. Terima kasih udah sabar mendidik mimi selama hampir 21
tahun ini. Your love will never been replaced with anything.
ლ Adik-adikku, Mia, Vivi dan Zaky. Terima kasih udah mau nemenin begadang
ngerjain skripsi ya . You guys are one of my biggest motivation to be a
better person and to work harder. Semoga bisa selalu menjadi kakak yang
baik untuk kalian.
ლ Bapak Jhon dan Ibu Lastri, selaku pembimbing skripsi, serta segenap Dosen-
Dosen Universitas Indo Global Mandiri. Terima kasih telah memberikan
banyak ilmu dan pelajaran selama ini.
ix
ლ Sahabatku, Maunah/Marwati. Terima kasih udah jadi sahabat hijrah, sahabat
kuliah, perangko seperjuangan kp & skripsi. *Alhamdulillah ya kelar juga nih
skripsi, wkwk*. Semoga ukhuwah kita bersambung di akhirat inshaa Allah.
Aamiin. I know that I don’t always remember to thank you specifically
for everything that you do, but I do always appreciate it very much.
ლ Sahabat SMP ku, Puji, Eka, Intan dan Asty. Terima kasih karena selalu
meluangkan waktu di banyaknya kesibukan untuk mendengarkan, bertemu
dan membantu. Because one of the greatest gift someone could receive
is time.
ლ Teman-teman Jurusan Sistem Informasi angkatan 2012, Astri/Mak, Mbak
Ayu, Dwi, Anita, Dessy, Suci, Tiara, Sari, dll. Terima kasih atas pelajaran dan
pengalaman hidup selama di bangku perkuliahan. You guys make this past
four years in college memorable.
x
ABSTRAK
Penelitian ini membahas mengenai tata kelola teknologi informasi (TI) yang
difokuskan pada bagian pemasaran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di
Palembang dengan menerapkan arsitektur berorientasi layanan (SOA) sebagai kerangka
kerjanya. Penelitian ini bertujuan untuk menemukan faktor-faktor yang perlu diperhatikan
dalam menciptakan sistem pemasaran yang baik dan membuat suatu rekomendasi tata
kelola TI yang diharapkan dapat membantu UMKM dalam memperluas pangsa pasar.
Penelitian ini mengusulkan 4 faktor yang memiliki pengaruh terhadap tata kelola TI, yaitu
kelayakan produk (PF), permintaan pasar (MD), pesaing (C) dan promosi (P). Pengumpulan
data penelitian dilakukan dengan menyebarkan 100 kuesioner kepada pelaku UMKM, dan
diperoleh 100 respondent valid. Hasil pengolahan data dengan menggunakan aplikasi SPSS
versi 21.0 menunjukkan adanya pengaruh positif antara kelayakan produk (PF) terhadap
tata kelola TI dan tata kelota TI terhadap promosi (P). Rekomendasi tata kelola TI pada
penelitian ini dirancang dengan menggunakan kerangka kerja SOA web services, dimana
terdapat 2 layanan yang saling berkaitan, yaitu layanan UMKM kota Palembang dan layanan
sistem consumer.
Kata Kunci : Tata Kelola Teknologi Informasi, Arsitektur Berorientasi Layanan, Web
Services, Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah, Pemasaran
xi
ABSTRACT
This study discusses the governance of information technology (IT) that is focused
on the marketing of Micro, Small, and Medium Enterprises (SMEs) in Palembang with
implementing Service Oriented Architecture (SOA) as its framework. This study aims to find
the factors that need to be considered in creating a good marketing system and make an IT
governance recommendation that is expected to assist SMEs in expanding market share.
This study proposes four factors that affect IT governance, namely the product feasibility
(PF), the market demand (MD), competitor (C) and promotion (P). The collection of research
data conducted by distributing 100 questionnaires to SMEs, and obtained 100 valid
respondents. The results of data processing by using a program SPSS version 21.0 shows
the positive correlation between Product Feasibility (PF) to IT governance and IT governance
to promotion (P). IT governance recommendation in this study was designed using SOA web
services architecture, which has two inter-related services, namely UMKM kota Palembang
service and sistem consumer service.
Key Words : Information Technology Governance, Service Oriented Architecture, Web
Services, Micro, Small, and Medium Enterprises, Marketing
xii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kehadirat Allah SWT, yang telah memberikan rahmat dan hidayat serta
pertolongan-Nya sehingga skripsi ini dapat penulis selesaikan. Tak lupa shalawat serta
salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi
Wasallam, berserta keluarga serta para sahabat.
Akhirnya setelah melalui perjalanan yang panjang, penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran Dengan
Menerapkan Service Oriented Architecture Pada Usaha Mikro, Kecil, Dan Menengah Di
Palembang” yang merupakan salah satu persyaratan yang harus ditempuh dalam
menyelesaikan Pendidikan Tingkat Sarjana ( Strata 1 ) Jurusan Sistem Informasi Fakultas
Ilmu Komputer Universitas Indo Global Mandiri Palembang.
Keberhasilan penulis dalam menyelesaikan skripsi ini tidak terlepas dari bimbingan,
pengarahan, dan dukungan dari berbagai pihak yang dengan ketulusan, kasih sayang, dan
pengorbanannya memberikan bantuan kepada penulis. Oleh karena itu, pada kesempatan
ini penulis ingin menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak Dr. Marzuki Alie, SE., MM, selaku Rektor Universitas Indo Global Mandiri.
2. Ibu Lastri Widya A, S.Kom., M.Kom, selaku Dekan Fakultas Ilmu Komputer dan Dosen
Pembimbing II.
3. Ibu Nining Ariati, S.Kom., M.Kom selaku Ketua Program Studi Sistem Informasi.
4. Bapak John Roni Coyanda, S.Kom., M.Si selaku Dosen Pembimbing I.
5. Ibu Tertiaavini, S.Kom., M.Kom selaku Pembimbing Akademik.
6. Ayah, Ibu dan Ketiga adik saya yang telah memberikan dukungan, motivasi dan do’a
serta bantuanya dalam segala hal dalam penulisan skripsi ini.
7. Teman-teman Jurusan Sistem Informasi angkatan 2012 yang telah memberikan
motivasi dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi.
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
xiii
pihak. Semoga Skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan para pembaca pada
umumnya serta dapat digunakan sebagaimana mestinya.
Palembang, April 2016
Penulis,
Ismi Islamia Fathurrahmi
NPM. 2012.21.0047
xiv
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL LUAR ................................................................................................. i
HALAMAN JUDUL DALAM .............................................................................................. ii
HALAMAN PERNYATAAN KESIAPAN SKRIPSI ............................................................ iii
HALAMAN TANDA PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. iv
HALAMAN TANDA PENGESAHAN ................................................................................. v
HALAMAN PERSETUJUAN REVISI SKRIPSI ................................................................. vi
HALAMAN MOTTO .......................................................................................................... vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................................ viii
ABSTRAK ......................................................................................................................... x
ABSTRACT ...................................................................................................................... xi
KATA PENGANTAR ......................................................................................................... xii
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL...............................................................................................................xvii
DAFTAR GAMBAR..........................................................................................................xviii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................ xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ................................................................................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ............................................................................................................ 2
1.3. Perumusan Masalah .......................................................................................................... 3
1.4. Tujuan Penelitian ................................................................................................................ 3
1.5. Manfaat Penelitian .............................................................................................................. 3
1.6. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................................................. 3
1.7. Sistematika Penulisan ........................................................................................................ 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Analisis ............................................................................................................................... 5
2.2. Tata Kelola ......................................................................................................................... 5
2.3. Teknologi ............................................................................................................................ 5
2.4. Informasi ............................................................................................................................. 5
2.5. Teknologi Informasi ............................................................................................................ 6
xv
2.6. Tata Kelola Teknologi Informasi ......................................................................................... 6
2.6.1. Fokus Area Tata Kelola TI .................................................................................. 7
2.6.2. Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan ....................................................... 7
2.7. Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) ..................................................................... 8
2.7.1. Karakteristik UMKM ............................................................................................ 9
2.7.2. Masalah Yang Dihadapi UMKM .......................................................................... 9
2.8. Pemasaran ......................................................................................................................... 11
2.8.1. Bauran Pemasaran ............................................................................................. 11
2.8.2. Bauran Komunikasi Pemasaran .......................................................................... 12
2.9. Service Oriented Architecture (SOA) .................................................................................. 13
2.9.1. Konsep Service Oriented ................................................................................... 15
2.9.2. Komponen SOA .................................................................................................. 16
2.9.3. Implementasi SOA .............................................................................................. 17
2.9.4. Keuntungan SOA ................................................................................................ 21
2.10. Statistical Product and Service Solution (SPSS) ................................................................ 22
2.11. Studi Literatur Sejenis ........................................................................................................ 22
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tahapan Penelitian ............................................................................................................. 24
3.2. Deskripsi Tahap Penelitian ................................................................................................. 25
3.3. Rancangan Penelitian ........................................................................................................ 28
3.3.1. Jenis Penelitian ...................................................................................................... 28
3.3.2. Pendekatan Penelitian ........................................................................................... 29
3.3.3. Variabel dan Indikator Penelitian ............................................................................ 29
3.4. Model Awal Penelitian ........................................................................................................ 31
3.5. Populasi dan Sample ......................................................................................................... 32
3.6. Teknik Pengambilan Sample .............................................................................................. 33
3.7. Metode Pengumpulan Data ................................................................................................ 33
3.8. Metode Analisa Data .......................................................................................................... 34
3.9. Uji Coba Instrumen ............................................................................................................. 34
3.9.1. Uji Validitas ............................................................................................................ 35
3.9.2. Uji Reliabilitas ......................................................................................................... 40
3.9.3. Kesimpulan Uji Coba Instrumen ............................................................................. 42
BAB IV PENGOLAHAN DATA
xvi
4.1. Deskripsi Sample Penelitian ............................................................................................... 45
4.1.1. Profil Respondent ................................................................................................... 45
4.1.2. Hasil Penilaian Respondent ................................................................................... 51
4.2. Uji Kualitas Data ................................................................................................................. 52
4.2.1. Uji Validitas ............................................................................................................ 52
4.2.2. Uji Reliabilitas ......................................................................................................... 55
4.2.3. Uji t ......................................................................................................................... 58
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1. Hipotesa Penelitian ............................................................................................................ 62
5.2. Kerangka Web Service UMKM ........................................................................................... 65
5.2.1. Requirements and Analysis.................................................................................... 65
5.2.2. Design and Development ....................................................................................... 65
5.3. Class Diagram .................................................................................................................... 70
5.4. Desain Rancangan Web Services UMKM Kota Palembang .............................................. 71
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1. Kesimpulan ......................................................................................................................... 78
6.2. Saran .................................................................................................................................. 79
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis ................................................................................. 22
Tabel 3.1 Indikator Teknologi Informasi ...................................................................... 29
Tabel 3.2 Indikator Kelayakan Produk ......................................................................... 30
Tabel 3.3 Indikator Permintaan Pasar ......................................................................... 30
Tabel 3.4 Indikator Pesaing ......................................................................................... 30
Tabel 3.5 Indikator Promosi ........................................................................................ 31
Tabel 3.6 Daftar Respondent Questionnaire Uji Coba ............................................... 34
Tabel 3.7 Data Hasil Questionnaire Uji Coba .............................................................. 34
Tabel 3.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi ..................................................... 36
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Uji Coba Intrumen ........................................................... 39
Tabel 3.10 Indikator yang Dihapus ................................................................................ 40
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Intrumen ....................................................... 42
Tabel 3.12 Instrumen Penelitian .................................................................................... 43
Tabel 4.1 Ikhtisar Distribusi dan Pengembalian Questionnaire ................................... 45
Tabel 4.2 Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha ........................................... 46
Tabel 4.3 Profil Respondent Berdasarkan Kategori Usaha ......................................... 48
Tabel 4.4 Profil Respondent Berdasarkan Lama Usaha ............................................. 48
Tabel 4.5 Profil Respondent Berdasarkan Usia ........................................................... 49
Tabel 4.6 Profil Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin ........................................... 50
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Respondent ........................................................................ 51
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas ......................................................................................... 55
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas ..................................................................................... 58
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis ............................................................................ 60
Tabel 5.1 Pembahasan Indikator Variabel Teknologi Informasi ................................. 63
Tabel 5.2 Kebutuhan Layanan ................................................................................... 65
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Hubungan Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan ............................ 8
Gambar 2.2 Siklus Penerapan Konsep SOA................................................................. 14
Gambar 2.3 Enkapsulasi Fungsi Logik Proses Bisnis Oleh Service .............................. 15
Gambar 2.4 Pola Web Services .................................................................................... 17
Gambar 2.5 Pola CORBA ............................................................................................. 18
Gambar 2.6 Pola EJB ................................................................................................... 19
Gambar 2.7 Pola REST ................................................................................................ 19
Gambar 2.8 Pola RMI ................................................................................................... 20
Gambar 2.9 Pola RPC .................................................................................................. 20
Gambar 2.10 Pola DCOM ............................................................................................... 21
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian ................................................................................... 24
Gambar 3.2 Model Awal Penelitian ............................................................................... 31
Gambar 3.3 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi ........................................ 36
Gambar 3.4 Hasil Uji Validitas Indikator Kelayakan Produk .......................................... 37
Gambar 3.5 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar .......................................... 37
Gambar 3.6 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing .......................................................... 38
Gambar 3.7 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi .......................................................... 38
Gambar 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Teknologi Informasi .................................... 40
Gambar 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Kelayakan Produk ...................................... 41
Gambar 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Permintaan Pasar....................................... 41
Gambar 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Pesaing ...................................................... 41
Gambar 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Indikator Promosi ...................................................... 42
Gambar 3.13 Model Akhir Penelitian ............................................................................... 43
Gambar 4.1 Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha ......................................... 47
Gambar 4.2 Profil Respondent Berdasarkan Kategori Usaha ....................................... 48
Gambar 4.3 Profil Respondent Berdasarkan Lama Usaha ........................................... 49
Gambar 4.4 Profil Respondent Berdasarkan Usia ........................................................ 50
Gambar 4.5 Profil Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin ......................................... 51
Gambar 4.6 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi ........................................ 53
Gambar 4.7 Hasil Uji Validitas Indikator Kelayakan Produk .......................................... 53
xix
Gambar 4.8 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar .......................................... 54
Gambar 4.9 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing .......................................................... 54
Gambar 4.10 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi .......................................................... 54
Gambar 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Teknologi Informasi ..................................... 56
Gambar 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelayakan Produk ....................................... 57
Gambar 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Permintaan Pasar ....................................... 57
Gambar 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pesaing ....................................................... 57
Gambar 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi ....................................................... 58
Gambar 4.16 Hipotesis Penelitian ................................................................................... 59
Gambar 4.17 Hasil Uji t ................................................................................................... 60
Gambar 5.1 Hipotesa Penelitian ................................................................................... 62
Gambar 5.2 Arsitektur Web Services UMKM Kota Palembang ..................................... 66
Gambar 5.3 Relasi Antar Database Pada Web UMKM Palembang .............................. 71
Gambar 5.4 Desain Rancangan Login Pada Web UMKM Palembang ......................... 71
Gambar 5.5 Desain Rancangan Register Consumer Pada Web UMKM Palembang ... 72
Gambar 5.6 Desain Rancangan Register Penjual Pada Web UMKM Palembang ........ 73
Gambar 5.7 Desain Rancangan Homepage Pada Web UMKM Palembang ................. 74
Gambar 5.8 Desain Rancangan Bidang Usaha Pada Web UMKM Palembang ............ 75
Gambar 5.9 Desain Rancangan Detail Produk Pada Web UMKM Palembang ............. 76
Gambar 5.10 Desain Rancangan Pemesanan Produk Pada Web UMKM Palembang .... 77
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan Survei
Lampiran 2 Surat Balasan Survei Perusahaan
Lampiran 3 Surat Pernyataan Tidak Plagiat
Lampiran 4 Surat Keterangan Bebas Pustaka
Lampiran 5 Kartu Bimbingan
Lampiran 6 Daftar Riwayat Pendidikan
Lampiran 7 Lembar Identitas Mahasiswa
Lampiran 8 Tanda Bukti Penyerahan Artikel Ilmiah
Lampiran 9 Skor TOEFL
Lampiran 10 Tabel t
Lampiran 11 Tabel r
Lampiran 12 Questionnaire ATKTI mhs SI (Usaha Mikro)
Lampiran 13 Questionnaire ATKTI mhs SI (Usaha Kecil)
Lampiran 14 Questionnaire ATKTI mhs SI (Usaha Menengah)
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Teknologi Informasi (TI) merupakan sarana yang penting untuk mengelola informasi
karena menawarkan efisiensi dan efektivitas kerja. Banyak organisasi telah menerapkan
dan mengembangkan TI untuk membantu proses bisnisnya agar memperoleh informasi
yang akurat, tepat waktu, relevan, ekonomis dan dapat membantu manajemen dalam
pengambilan keputusan. Namun di sisi lain, penerapan TI memerlukan biaya investasi tinggi
dengan resiko yang cukup besar. Oleh karena itu diperlukan suatu mekanisme tata kelola
TI yang menyeluruh dan terstruktur dari mulai perencanaan hingga pengawasannya.
Tata kelola TI adalah satu kesatuan konsep dasar dari corporate governance melalui
peningkatan efektivitas dan efisiensi dalam proses organisasi yang berhubungan dengan TI.
Tata kelola TI menyediakan struktur yang menghubungkan proses TI, sumber daya TI dan
informasi yang baik, benar, transparan sesuai tuntutan publik dan standar global. Salah satu
isu yang marak berkembang saat ini berkenaan dengan penggunaan TI adalah banyak
organisasi sudah menggunakan TI namun belum sadar mengenai tata kelola yang baik
untuk pencapaian yang optimal untuk meningkatkan nilai, sekaligus mampu mengelolanya
dengan baik untuk pencapaian tujuan organisasi.
Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) merupakan suatu bentuk organisasi
yang berperan dan berfungsi sebagai katup pengaman baik dalam menyediakan alternatif
kegiatan usaha produktif, alternatif penyaluran kredit, maupun dalam hal penyerapan tenaga
kerja. UMKM dianggap penyelamat perekonomian Indonesia di masa krisis periode 1999-
2000. Salah satu masalah yang sampai saat ini masih perlu diperhatikan adalah minimnya
pengetahuan yang dikuasai oleh pelaku UMKM mengenai TI, sehingga pangsa pasar yang
diakses sangat terbatas. Mereka hanya sekedar menggunakannya untuk keperluan sehari-
hari tanpa mengetahui manfaat dari TI bagi usaha mereka tersebut. Padahal dengan
menjadikan TI sebagai sarana dalam bidang pemasaran, mereka bisa mendapatkan
benefit yang lebih besar, salah satunya yaitu dapat mengakses pangsa pasar yang lebih
luas. Walaupun produksi yang dipasarkan sudah cukup bagus, bila pasar yang dijangkau
terbatas maka tidak akan cukup menolong kelangsungan hidup UMKM.
Mengingat TI sangat berperan dalam bidang pemasaran UMKM maka dibutuhkan
suatu sarana pemasaran yang baik dalam pengadaannya, salah satunya yaitu dengan
2
dilakukannya suatu pengukuran tentang pengelolaan pengendalian TI. Namun banyak
organisasi yang menganggap penerapan teknologi informasi adalah semata-mata
implementasi software dan hardware canggih, sehingga mereka melupakan unsur “tata
kelola”. Tanpa pengelolaan TI yang baik maka sebenarnya penerapan TI tidak akan
maksimal walau didukung software canggih yang berjalan di atas infrastruktur hardware
yang handal.
Tata kelola TI yang baik tidak dapat serta merta dibuat tanpa suatu kerangka kerja
(framework), dimana penyusunan kerangka kerja tersebut dapat disesuaikan dengan tujuan
organisasi. Saat ini telah banyak kerangka kerja yang berstandar internasional untuk
membantu organisasi sebagai alat bantu melakukan tata kelola TI, misalnya kerangka kerja
Service Oriented Architecture (SOA).
Atas dasar tersebut, maka penulis ingin membuat suatu rekomendasi pengelolaan TI
yang tepat pada bagian pemasaran sehingga dapat dijadikan panduan yang dapat
digunakan pemakainya serta dapat meningkatkan penggunaan fasilitas tersebut secara
optimal. Pembuatan tata kelola TI dalam penelitian ini menggunakan kerangka kerja SOA,
dimana konsep dasar kerangka kerja SOA adalah mengembangkan service berdasarkan
sistem lama dan kemudian mengembangkan sistem baru dengan menyusun dan
mengkombinasikan service-service yang ada.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan skripsi ini dibuat dengan judul
“Analisis Tata Kelola Teknologi Informasi Bagian Pemasaran dengan menerapkan
Service Oriented Architecture pada Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah di Palembang”.
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang penelitian yang telah diuraikan, maka dapat diidentifikasi
beberapa masalah yang ditemui pada bagian pemasaran UMKM, yakni sebagai berikut :
1. Minimnya ilmu pengetahuan yang dikuasai oleh pelaku UMKM mengenai TI, sehingga
mereka belum cukup memanfaatkan TI sebagai landasan untuk mencapai benefit yang
lebih besar.
2. Belum tersedianya suatu platform TI yang baik pada Dinas Perindustrian Perdagangan
dan Koperasi, sehingga pelaku UMKM masih terbatas dalam memasarkan produk dan
mendapatkan informasi terkait pasar mana saja yang bisa ditembus oleh produk yang
mereka hasilkan.
3
1.3 Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan, maka timbul pertanyaan yang
merupakan rumusan masalah penelitian, yaitu “apa saja faktor-faktor yang dibutuhkan untuk
membuat suatu rekomendasi tata kelola teknologi informasi guna menciptakan suatu sistem
pemasaran yang baik bagi UMKM di Palembang?”
1.4 Tujuan Penelitian
Berdasarkan deskripsi dari rumusan masalah diatas, tujuan dari penelitian ini yaitu
untuk menemukan faktor-faktor yang dibutuhkan dalam menciptakan sistem pemasaran
yang baik dan membuat suatu rekomendasi pengelolaan TI bagian pemasaran UMKM di
kota Palembang.
1.5 Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi banyak pihak, diantaranya yaitu:
1. Bagi pelaku UMKM, penelitian ini dapat membantu meningkatkan pangsa pasar dengan
menjadikan TI sebagai sarana pemasaran dengan menerapkan SOA sebagai kerangka
kerjanya.
2. Bagi Dinas Perindustrian Perdagangan dan Koperasi, penelitian ini dapat dijadikan
sebagai saran untuk membangun suatu teknologi informasi pemasaran yang baik bagi
UMKM kota Palembang.
1.6 Ruang Lingkup Penelitian
Ruang lingkup penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Penelitian ini berfokus pada tata kelola TI pada bidang pemasaran UMKM di kota
Palembang.
2. Objek penelitian ini adalah tiga sektor UMKM yang berada di kota Palembang, yaitu
retail, kuliner dan souvenir.
3. Pengumpulan data penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan questionnaire kepada
tiga kecamatan dari enam belas kecamatan di kota Palembang, yaitu Ilir Timur 1, Ilir
Timur 2 dan Sukarami.
1.7 Sistematika Penulisan
Sistematika penulisan skripsi ini terbagi dalam enam bab, yaitu:
4
1. BAB I. PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang penelitian, dilanjutkan dengan identifikasi masalah,
perumusan masalah, pemaparan tujuan dan manfaat penelitian, ruang lingkup atau
batasan penelitian serta sistematika penelitian.
2. BAB II. LANDASAN TEORI
Bab ini berisi tentang teori yang berhubungan dengan pembuatan skripsi yang menjadi
landasan teori dalam pembahasan nantinya. Teori yang digunakan diantaranya
pengertian tata kelola teknologi informasi, SOA framework, dsb.
3. BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini berisi metodologi penelitian yang digunakan yaitu metode pengumpulan data
(studi lapangan, studi pustaka dan studi literatur sejenis), metode analisa data dan
model penelitian.
4. BAB IV. PENGOLAHAN DATA
Bab ini berisi deskripsi penelitian, uji kualtas data, uji t dan hasil hipotesa penelitian.
5. BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Bab ini berisi pembahasan mengenai rekomendasi tata kelola TI dari kegiatan
penelitian.
6. BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi kesimpulan dari keseluruhan hasil penelitian dan saran hasil dari
penelitian.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Analisis
Analisis adalah suatu tindakan mengumpulkan mencari dan meneliti suatu masalah
yang akan dibahas dengan jelas sehingga lebih dalam memecahkan suatu masalah
(Susilowati, & Riasti, 2011).
Sedangkan menurut Maith (2013) analisis didefinisikan sebagai penguraian suatu
persoalan atau permasalahan serta menjelaskan mengenai hubungan antara bagian-bagian
yang ada di dalamnya untuk selanjutnya diperoleh suatu pengertian secara keseluruhan.
2.2 Tata Kelola
Tata Kelola (Governance) diartikan sebagai kumpulan dari cara dan aturan untuk
menjalankan sebuah prosedur serta standar operasional dalam mencapai suatu tujuan
strategis (Adikara, 2013).
Tata kelola yang baik adalah tata kelola yang efektif, yaitu tata kelola yang
berkesesuaian dengan sasaran, tujuan serta budaya organisasi, sehingga akan memberi
kontribusi terhadap keberhasilan perusahaan (Komara, 2014).
2.3 Teknologi
Teknologi merupakan pengetahuan umum yang dapat diartikan sebagai suatu alat
(pembantu) yang diciptakan manusia dengan tujuan mempermudah pekerjaan yang
dilakukan manusia sehari-hari (Parwadi, 2013).
Adapun menurut Husein dalam Yudhanti, & Rachmawati (2013) yang dimaksud
dengan teknologi adalah perangkat keras komputer yang digunakan untuk membantu
aktivitas input, pemrosesan, dan output pada sistem informasi, software komputer yang
terdiri atas instruksi-instruksi yang telah diprogram untuk mengontrol dan mengkoordinasi
kerja perangkat keras komputer, teknologi penyimpanan data, teknologi telekomunikasi
yang memudahkan para manajer berkomunikasi dari satu tempat ke tempat lain.
2.4 Informasi
Informasi adalah data yang telah diolah menjadi sebuah bentuk yang berarti bagi
penerimanya dan bermanfaat dalam pengambilan keputusan saat ini atau saat mendatang
6
(Muslih, & Purnama, 2013).
Sedangkan menurut Kurnia, Tanuwijaya, & Sagirani (2013) informasi adalah data
yang telah diproses menjadi bentuk yang memiliki arti bagi penerima yang dapat berupa
fakta atau suatu nilai yang bermanfaat.
2.5 Teknologi Informasi
Teknologi Informasi (TI) adalah suatu teknologi yang digunakan untuk mengolah data,
termasuk memproses, mendapatkan, menyusun, menyimpan, memanipulasi data dalam
berbagai cara untuk menghasilkan informasi yang berkualitas, yaitu informasi yang relevan,
akurat dan tepat waktu, yang digunakan untuk keperluan pribadi, bisnis, dan pemerintahan
dan merupakan informasi yang strategis untuk pengambilan keputusan (Antasari, Kertahadi,
& Riyadi, 2013).
Teknologi informasi memungkinkan bisnis memaksimalkan keuntungan, mengelola
resiko secara tepat, dan sumber daya teknologi informasi digunakan secara bertanggung
jawab (Sembiring, Mudjihartono, & Rahayu, 2013).
Teknologi informasi memainkan peranan penting dalam perekayasaan ulang
sebagian besar proses bisnis. Kecepatan, kemampuan pemrosesan informasi dan
konektivitas komputer serta teknologi internet dapat secara mendasar meningkatkan
efisiensi proses bisnis, seperti juga meningkatkan komunikasi dan kerja sama antar orang-
orang yang bertanggung jawab atas operasi dan manajemennya (Antasari, Kertahadi, &
Riyadi, 2013).
2.6 Tata Kelola Teknologi Informasi
Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance) adalah sebuah kerangka
kebijakan, prosedur dan kumpulan proses-proses yang bertujuan untuk mengarahkan dan
mengendalikan perusahaan dalam rangka pencapaian tujuan perusahaan dengan
memberikan tambahan nilai bisnis, melalui penyeimbangan keuntungan dan resiko TI
besertaproses-proses yang ada di dalamnya. Mereka bertanggung jawab terhadap arah
strategi organisasi, memastikan bahwa tujuan organisasi dapat tercapai dan berbagai
sumber daya organisasi telah dimanfaatkan dengan tepat. Tata kelola TI membutuhkan
pengaturan yang tepat untuk memadukan strategi TI dan pemanfaatan sumber daya TI guna
memberikan keuntungan yang kompetitif bagi organisasi. sederhananya, tata kelola TI
menggunakan prinsip-prinsip tata kelola organisasi terhadap unit TI (Muthmainnah, 2015).
7
Tata kelola TI merupakan salah satu bagian terpenting dari kesuksesan penerapan
good corporate governance. IT governance memastikan pengukuran efektifitas dan efisiensi
peningkatan proses bisnis perusahaan melalui struktur yang terkait dengan TI menuju ke
arah tujuan strategi perusahaan. IT governance memadukan best practice proses
perencanaan, pengolahan, penerapan, pelaksanaan dan pengawasan kinerja untuk
memastikan bahwa TI benar mendukung pencapaian perusahaan (Nurhidayati, Rizky, &
Dafid, 2014).
Adapun menurut Information Technology Governance Institute (ITGI) dalam Irfan
(2013) tata kelola TI didefinisikan sebagai tanggung jawab dari pihak eksekutif dan dewan
direktur, yang terdiri dari kepemimpinan, struktur organisasi dan proses yang memastikan
TI yang ada pada perusahaan untuk mendukung dan memperluas strategi dan tujuan
perusahaan.
2.6.1 Fokus Area Tata Kelola TI
Fokus tata kelola TI menurut Muthmainnah (2015) yaitu value delivery, risk
management, resource management, performance management, dan strategic alignment.
Fokus area tersebut dapat dijelaskan seperti di bawah ini:
1. Strategic alignment berfokus pada menjalankan hubungan bisnis dan perencanaan TI
seperti mendefinisikan, memelihara dan mengoptimalkan pemakaian biaya, dan
menyelaraskan prosedur TI dengan prosedur perusahaan.
2. Value delivery adalah tentang mengoptimalkan seluruh pemakaian biaya,
memastikan bahwa TI memberikan manfaat yang sesuai terhadap strategi,
berkonsentrasi pada mengoptimalkan biaya dan membuktikan nilai yang sebenarnya
dari TI.
3. Resource management adalah tentang mengoptimalkan investasi, dan pengelolaan
sumber daya TI yang baik yang terdiri dari aplikasi, informasi, infrastruktur dan
sumberdaya. Ini merupakan kunci utama terkait dengan optimalisasi pengetahuan dan
infrastruktur.
2.6.2 Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan
Berdasarkan definisi tata kelola TI menurut ITGI, dapat disimpulkan bahwa tata kelola
teknologi informasi harus merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari tata kelola
perusahaan. Tata kelola perusahaan merupakan suatu sistem yang mengarahkan dan
8
mengendalikan entitas-entitas pada suatu perusahaan. Ketergantungan bisnis akan suatu
teknologi informasi telah membuatnya tidak dapat menyelesaikan isu tata kelola perusahaan
tanpa adanya pertimbangan terhadap teknologi informasi. Sebagai gantinya teknologi
informasi dapat mempengaruhi peluang strategi dan menghasilkan kritik atas perencanaan
strategis yang telah dibuat. Dalam hal tersebut tata kelola teknologi informasi
memungkinkan perusahaan untuk mengambil keuntungan maksimal atas informasi, dan
juga merupakan penggerak tata kelola perusahaan. Hubungan antara tata kelola teknologi
informasi dengan tata kelola perusahaan dapat dilihat pada Gambar dibawah ini (Modissa,
& Rachmansyah, 2015):
Tata Kelola
Perusahaan
Aktivitas Perusahaan Aktivitas TI
Tata Kelola TI
Mengarahkan
Menetapkan
Mengarahkan
Menetapkan
Gambar 2.1 Hubungan Tata Kelola TI dan Tata Kelola Perusahaan
2.7 Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM)
Usaha mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan/atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria usaha mikro sebagaimana diatur dalam undang-
undang ini. Usaha kecil adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan
oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau
bukan cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung
maupun tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
usaha kecil sebagaimana dimaksud dalam undang-undang ini. Usaha menengah adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau
badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau cabang perusahaan yang
dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dengan usaha
kecil atau usaha besar dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan
sebagaimana diatur dalam undang-undang ini (UU No. 20 Tahun 2008).
Menurut data perkembangan UMKM kota Palembang tahun 2015 jumlah UMKM
sampai dengan Agustus 2015 mencapai 35.244 unit usaha (6.543 unit usaha mikro, 23.528
9
unit usaha kecil dan 5.263 unit usaha menengah) yang mengalami perkembangan 4.16 %
dari 6 tahun sebelumnya. Penyerapan tenaga kerja pada bulan Agustus 2015 sebanyak
136.181 orang dimana ada peningkatan sebesar 3.18 % dari 6 tahun sebelumnya
(Disperindagkop).
2.7.1 Karakteristik UMKM
Kriteria UMKM menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 6 yakni sebagai berikut:
1. Kriteria usaha mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah).
2. Kriteria usaha kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima ratus
juta rupiah).
3. Kriteria usaha menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah)
sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh milyar rupiah) tidak
termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua milyar lima
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 50.000.000.000,00 (lima puluh
milyar rupiah).
2.7.2 Masalah yang Dihadapi UMKM
Menurut Hubeis (2009) dalam Anggraini, & Nasution (2013) permasalahan umum
yang biasanya terjadi pada UMKM, yaitu :
a. Kesulitan pemasaran
Pemasaran sering dianggap sebagai salah satu kendala yang kritis bagi
perkembangan UMK. Dari hasil studi yang dilakukan oleh james dan akrasanee (1988)
10
di sejumlah negara ASEAN, menyimpulkan UMKM tidak melakukan perbaikan yang
cukup di semua aspek yang terkait dengan pemasaran seperti peningkatan kualitas
produk dan kegiatan promosi.
b. Keterbatasan finansial
Terdapat dua masalah utama dalam kegiatan UMK di Indonesia, yakni dalam aspek
finansial dan finansial jangka panjang untuk investasi yang sangat diperlukan demi
pertumbuhan output jangka panjang. Walaupun pada umumnya modal awal bersumber
dari modal (tabungan) sendiri atau sumber-sumber informal, namun sumber-sumber
permodalan ini sering tidak memadai dalam bentuk kegiatan produksi maupun investasi.
c. Keterbatasan SDM
Salah satu kendala serius bagi banyak UMK di Indonesia adalah keterbatasan SDM
terutama dalam aspek-aspek entrepreneurship, manajemen, teknik produksi,
pengembangan produk, engineering design, quality control, organisasi bisnis, akuntansi
data processing, teknik pemasaran, dan penelitian pasar. Semua keahlian ini sangat
dibutuhkan untuk mempertahankan atau memperbaiki kualitas produk, meningkatkan
efisiensi dan produktivitas dalam produksi, memperluas pangsa pasar dan menembus
pasar barang.
d. Masalah bahan baku
Keterbatasan bahan baku serta kesulitan dalam memperolehnya dapat menjadi salah
satu kendala yang serius bagi banyak UMK di Indonesia. Hal ini dapat disebabkan harga
yang relatif mahal. Banyak pengusaha yang terpaksa berhenti dari usaha dan berpindah
profesi ke kegiatan ekonomi lainnya akibat masalah keterbatasan bahan baku.
e. Keterbatasan teknologi
UMKM di Indonesia umumnya masih menggunakan teknologi yang tradisional,
seperti mesin-mesin tua atau alat-alat produksi yang bersifat manual. Hal ini membuat
produksi menjadi rendah, efisiensi menjadi kurang maksimal, dan kualitas produk relatif
rendah.
f. Kemampuan manajemen
Kekurangmampuan pengusaha kecil untuk menentukan pola manajemen yang sesuai
dengan kebutuhan dan tahap pengembangan usahanya, membuat pengelolaan usaha
menjadi terbatas.
g. Kemitraan
Kemitraan mengacu pada pengertian berkerja sama antara pengusaha dengan
11
tingkatan yang berbeda yaitu antara pengusaha kecil dan pengusaha besar. Istilah
kemitraan sendiri mengandung arti walaupun tingkatannya berbeda, hubungan yang
terjadi adalah hubungan yang setara (sebagai mitra kerja).
2.8 Pemasaran
Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam
menciptakan nilai ekonomi yang menentukan harga barang dan jasa. Faktor penting dalam
menciptakan nilai tersebut adalah produksi, pemasaran dan konsumsi. Pemasaran menjadi
penghubung antara kegiatan produksi dan konsumsi (Mujiyana, & Elissa, 2013).
Sedangkan menurut Kotler (2005) dalam Mujiyana, & Elissa (2013) pemasaran
merupakan suatu proses sosial dan manajerial yang membuat individu dan kelompok dapat
memperoleh apa yang mereka butuhkan serta inginkan dalam penciptaan dan timbal balik
produk dan nilai dengan orang lain.
2.8.1 Bauran Pemasaran
Bauran pemasaran atau marketing mix merupakan salah satu konsep kunci dalam
teori pemasaran modern. Bauran pemasaran adalah kombinasi dari empat variabel atau
kegiatan yang merupakan inti sistem pemasaran perusahaan, yaitu produk, harga, distribusi
dan promosi (Tan, 2011).
1. Produk
Produk merupakan titik sentral dari kegiatan marketing. Produk dapat berupa barang
dan dapat pula berupa jasa. Keputusan-keputusan tentang produk mencakup
penentuan bentuk penawaran secara fisik, merek, pembungkus, garansi, dan servis
sesudah penjualan.
2. Harga
Harga adalah jumlah uang yang harus dibayar pelanggan untuk memperoleh produk
tersebut. Harga adalah satu-satunya unsur bauran pemasaran yang menghasilkan
pendapatan penjualan karena unsur yang lain adalah mengeluarkan biaya.
3. Distribusi
Saluran distribusi menunjukkan pada berbagai kegiatan yang dilakukan agar produk
tersebut tersedia dan dapat diperoleh bagi konsumen sasaran. Saluran distribusi
(channel of distribution) adalah lembaga-lembaga penyalur yang mempunyai kegiatan
untuk menyalurkan atau menyampaikan barang-barang atau jasa-jasa dari produsen ke
12
konsumen.
4. Promosi
Promosi berkaitan dengan berbagai kegiatan yang dilakukan perusahaan untuk
mencoba menyusun komunikasi antara kebaikan produknya dan membujuk para
pelanggan serta konsumen sasaran untuk membeli produk yang ditawarkan.
2.8.2 Bauran Komunikasi Pemasaran
Bauran komunikasi pemasaran terdiri dari lima cara komunikasi utama (Mujiyana, &
Elissa, 2013), yaitu:
1. Advertising
Peranan periklanan dalam pemasaran sangatlah penting, yakni untuk
membangun kesadaran (awareness) terhadap keberadaan produk atau jasa yang
ditawarkan, untuk menambah pengetahuan konsumen tentang produk atau jasa yang
ditawarkan, untuk membujuk calon pelanggan untuk membeli atau menggunakan
produk atau jasa tersebut. Sedangkan, tujuan utama dari periklanan adalah memberikan
informasi secara luas kepada konsumen tentang barang atau jasa yang ditawarkan
suatu perusahaan. Adapun tujuan advertising, diantaranya :
a. Memberikan informasi atas produk atau jasa yang ditawarkan untuk menciptakan
permintaan atas produk tersebut.
b. Mempertahankan calon pelanggan yang setia dengan membujuk pelanggan agar
tetap membeli.
c. Membujuk calon pelanggan dimana iklan menjadi penting dalam persaingan dimana
sasaran perusahaan menciptakan permintaan selektif akan merek tertentu.
d. Menarik pelanggan baru, dengan menarik arus kas pembelian kearah produk yang
diiklankan perusahaan dan menggantikan tempat para pelanggan yang pindah ke
produk pesaing serta memperluas pasar.
2. Promosi Penjualan
Promosi merupakan suatu aktivitas dan materi yang dalam aplikasinya menggunakan
teknik, dibawah pengendalian penjual/produsen, yang dapat mengkomunikasikan
informasi persuasif yang menarik tentang produk yang ditawarkan oleh
penjual/produsen, baik secara langsung maupun melalui pihak yang dapat
mempengaruhi pembelian. Tujuan kegiatan promosi antara lain:
a. Mengidentifikasi dan menarik konsumen baru.
13
b. Mengkomunikasikan produk baru.
c. Meningkatkan jumlah konsumen untuk produk yang telah dikenal secara luas.
d. Menginformasikan kepada konsumen tentang peningkatan kualitas produk.
e. Mengajak konsumen untuk mendatangi tempat penjualan produk.
f. Memotivasi konsumen agar memilih atau membeli suatu produk.
3. Publicity
Publicity atau publisitas merupakan kiat pemasaran, dimana perusahaan tidak
hanya berhubungan dengan kumpulan publik yang lebih besar. Adapun fungsi utama
dari publicity meliputi :
a. Membangun image (citra), baik image perusahaan maupun image produk.
b. Mendukung aktivitas komunikasi.
c. Mengatasi isu atau permasalahan yang ada.
d. Memperkuat posisi perusahaan.
e. Cukup mengadakan Launching untuk produk atau jasa baru.
4. Personal selling
Personal selling dapat juga dikatakan sebagai improvisasi dan penjualan dengan
menggunakan komunikasi person to person. Personal selling biasanya dilaksanakan
oleh sales bawah naungan manajer penjualan yang mempromosikan produk secara
langsung pada pasar sasaran, bentuk kegiatan personal selling yaitu : door to door
selling, mail order, telephone selling dan direct selling.
5. Direct selling
Direct selling atau direct marketing adalah bagian dari program marketing
communication, dimana direct marketing dilakukan sebagai cara untuk bertemu oleh
konsumen setelah muncul respon dari pasar atas informasi produk yang telah
disabarkan kepada konsumen melalui media (iklan disurat kabar, televisi, radio,
majalah, internet atau media masa lainnya).
2.9 Service Oriented Architecture (SOA)
Service Oriented Architecture (SOA) adalah sebuah bentuk teknologi arsitektur yang
mengikuti prinsip-prinsip service-orientation (berorientasi layanan). Konsep service-
orientation ini melakukan pendekatan dengan membagi masalah besar menjadi sekumpulan
service kecil yang bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan tertentu. SOA tidak terkait
dengan suatu teknologi tertentu, tapi lebih ke arah pendekatan untuk pembangunan
14
perangkat lunak yang moduler. Service dalam lingkup SOA merupakan sekumpulan fungsi,
prosedur, atau proses yang akan memberi respon jika diminta oleh sebuah client (Kapojos,
Wowor, & Rumagit, 2012).
SOA merupakan metodologi pengembangan sistem yang dapat bergerak dinamis
saat pengembangan sebuah sistem informasi. Banyak hal yang bisa dikurangi dalam
mengoperasikan sebuah proses pada SOA, sehingga lebih mudah dan cepat untuk
melakukan suatu pekerjaan. Sesuatu yang tidak perlu dilakukan berulang-ulang kali
misalnya, seseorang mengecek, menyimpan, atau mendapatkan medical record padahal
hanya berinteraksi dengan validasi dan data yang sama. Membangun aplikasi dengan
sumber yang sama akan lebih mudah dan lebih cepat untuk perusahaan yang saling
berhubungan. SOA menyediakan suatu kerangka desain dengan maksud untuk realisasi
yang cepat dengan sedikit biaya pengembangan sistem untuk meningkatkan kualitas sistem
secara total (Wijaya, 2011).
SOA juga didefinisikan sebagai sebuah arsitektur perangkat lunak yang didasarkan
pada konsep pokok bahwa software dapat disusun atas sebuah latar depan aplikasi,
layanan, repository layanan dan jalur layanan. Sebuah layanan terdiri dari sebuah kontrak,
satu atau lebih antar muka dan sebuah implementasi. (Absari, & Setyawan, 2012).
Adanya SOA lifecycle memungkinkan penempatan kemampuan service melalui tiga
tahap, yaitu requirements and analysis, design and development, dan IT operations.
Tahapan proses dari SOA lifecycle ini dapat dipetakan ke dalam siklus besar SOA pada
Gambar 2.2 (Aradea, Shofa, & Kurnia, 2013).
Gambar 2.2 Siklus Penerapan Konsep SOA
15
2.9.1 Konsep Service Oriented
Service oriented merupakan sebuah pendekatan dalam penyelesaian masalah besar
dengan membaginya menjadi sekumpulan layanan (service) kecil yang menyelesaikan
permasalahan spesifik. Istilah ini telah ada cukup lama dan telah digunakan untuk berbagai
macam konteks permasalahan dan tujuan tertentu. Contoh dari dekomposisi permasalahan
menjadi sekumpulan service ini dapat dilihat dalam kasus pemesanan makanan di restoran.
Misalkan seorang pelanggan ingin memesan makanan, maka ia akan memanggil pelayan
di restoran tersebut untuk mencatatan pesanan, lalu pelayan tersebut memberikan pesanan
kepada dapur untuk dimasak. Setelah makanan yang dimasak telah jadi, makanan tersebut
akan diantar ke pelanggan oleh pelayan. Dengan pendekatan service oriented,
penyelesaian masalah itu dapat dibagi menjadi sekumpulan service berupa pemesanan
makanan, pengantaran pesanan ke dapur, pembuatan makanan di dapur, dan pengantaran
makanan ke pelanggan. Selain definisi yang dijelaskan sebelumnya, service sendiri dapat
dipandang sebagai enkapsulasi lojik dari satu atau sekumpulan aktivitas tertentu.
Gambar 2.3 Enkapsulasi Fungsi Logik Proses Bisnis Oleh Service
Bila dicontohkan dalam sebuah otomasi bisnis, service dapat dilihat pada Gambar 2.3.
Otomasi bisnis merupakan sekumpulan aktivitas yang disusun dalam langkah-langkah
sebagai implementasi proses bisnis. Seperti dapat dilihat pada Gambar 2.3, lingkup dari
service tidak terbatas, service dapat mengenkapsulasi sebuah proses besar atau hanya satu
16
langkah proses kecil. Hal ini dapat disesuaikan tergantung kebutuhan. Misalkan bila
dicontohkan dalam kasus pemesanan makanan sebelumnya, sebuah service pembuatan
makanan di dapur dapat didekomposisi lagi menjadi beberapa langkah. Misalkan
penyediaan bahan, pemeriksaan keberadaan bahan, proses masak, dan sebagainya.
Setelah seluruh permasalahan dapat dibagi dalam beberapa service, solusi dari
permasalahan tersebut harus bisa diselesaikan dengan memungkinkan seluruh service
berpartisipasi dalam sebuah orkestrasi. Untuk itu ada beberapa permasalahan yang harus
dimiliki oleh service, yaitu bagaimana service berhubungan, bagaimana service
berkomunikasi, bagaimana service didesain, dan bagaimana pesan antar service
didefinisikan (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012).
Adapun sifat-sifat yang dimiliki oleh SOA (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012), yaitu
diantaranya:
1. Loosely coupled, yaitu setiap service berdiri sendiri secara independen dan tidak
tergantung service lain untuk berjalan. Ketergantungan diminimalisir sehingga hanya
butuh mekanisme komunikasi satu sama lain.
2. Service contract, yaitu setiap service memiliki kesepakatan mengenai cara untuk
komunikasi.
3. Autonomy, yaitu service memiliki hak penuh terhadap semua lojik yang dienkapsulasi.
4. Abstraction, yaitu service tidak memperlihatkan bagaimana lojik diimplementasi
didalamnya.
5. Reusability, yaitu lojik dibagi menjadi sekumpulan service yang dapat memudahkan
reuse.
6. Statelessness, yaitu service tidak memiliki status tertentu terkait dengan aktivitas yang
dilakukannya.
7. Discoverability, yaitu service didesain untuk deskriptif sehingga bisa ditemukan dan
diakses melalui mekanisme pencarian tertentu.
8. Composability, yaitu service bisa disatukan dengan service lain. Ini memungkinkan logic
dapat diwakili pada level berbeda dari granularity dan mempromosikan reusability dan
pembuatan layer abstraction.
2.9.2 Komponen SOA
SOA terdiri atas empat komponen (Kapojos, Wowor, & Rumagit, 2012), yaitu:
1. Message, yaitu data yang dibutuhkan untuk menyelesaikan sebuah unit kerja, yang
17
dipertukarkan antara satu service dengan yang lainnya.
2. Operation, yaitu fungsi-fungsi yang dimiliki oleh sebuah service untuk memproses
message hingga menghasilkan sesuatu. Fungsi-fungsi inilah yang nantinya akan saling
berinteraksi untuk menyelesaikan sebuah unit kerja.
3. Service, merepresentasikan sekumpulan operation yang berhubungan untuk
menyelesaikan sekumpulan unit kerja yang berhubungan.
4. Process, merupakan business rule yang menentukan operasi mana yang digunakan
untuk mencapai tujuan tertentu.
2.9.3 Implementasi SOA
SOA dapat diimplementasikan berdasarkan beberapa arsitektur, yaitu (Marini, 2012):
1. Web Services
Gambar 2.4 Pola Web Services
a. Service provider, berfungsi menyediakan service dan dilengkapi dengan
implementasinya. Service provider berupa network address yang dapat menerima
dan mengeksekusi permintaan dari service requester.
b. Service requester (client), Service ini dapat menggunakan Uniform Resource
Identifier (URI) untuk meminta service baik secara langsung atau melakukan
pencarian service yang sesuai pada service registry, kemudian melakukan binding
dan invoke terhadap service. Service requester dapat berupa aplikasi, service
maupun modul software yang memerlukan service.
c. Service registry, berupa directory yang dapat diakses melalui network dan berfungsi
untuk menyimpan service-service. Fungsi utamanya adalah menyimpan dan
18
mempublish service dari penyedia service lalu mengirimkannya kepada yang
meminta service.
SOA pada web services menggunakan paradigma find-bind-execute. Penyedia
service meregister servicenya kedalam registry public. Kemudian registry ini digunakan oleh
pemakai untuk menemukan service yang sesuai dengan kriteria yang dikehendaki. Apabila
didalam registry ini terdapat service yang dikehendaki, maka pemakai akan diberi kontrak
dan alamat akhir service tersebut. Web services didukung oleh beberapa teknologi berikut
ini:
a. SOAP (Simple Object Access Protocol)
SOAP adalah sebuah protokol yang digunakan untuk melakukan pertukaran
dokumen XML melalui jaringan komputer.
b. WSDL (Web services Description Language)
WSDL adalah sebuah dokumen yang ditulis dalam XML. Dokumen ini
mendeskripsikan sebuah layanan web.
c. UDDI (Universal Description, Discovery and Integration)
UDDI adalah sebuah kerangka kerja platform yang independent untuk
mendeskripsikan layanan-layanan, menemukan, dan mengintegrasikan layanan
dengan menggunakan internet.
2. CORBA (Common Object Request Broker Architecture)
Gambar 2.5 Pola CORBA
CORBA adalah sebuah standar yang dikeluarkan oleh Object Management Group
19
(OMG) yang memampukan komponen-komponen perangkat lunak ditulis dalam bahasa
pemrograman dan dijalankan diatas platform yang beragam untuk saling berkomunikasi
(interoperate).
3. EJB (Enterprise Java Bean)
Gambar 2.6 Pola EJB
EJB adalah sebuah arsitektur komponen server-side yang menyederhanakan proses
membangun class enterprise aplikasi komponen terdistribusi dalam lingkungan java.
4. REST (Representational State transfer)
Gambar 2.7 Pola REST
20
REST adalah gaya arsitektur perangkat lunak untuk sistem hypermedia terdistribusi
seperti world wide web. REST memiliki tujuan untuk memberikan gambaran bagaimana
sebuah aplikasi web berperilaku.
5. RMI (Remote Method Invocation)
Gambar 2.8 Pola RMI
RMI adalah sebuah mekanisme yang terdapat pada bahasa pemrograman java. RMI
mengijinkan objek-objek java untuk menggunakan methods pada objek lain dengan
menggunakan JVM.
6. RPC (Remote Procedure Call)
Gambar 2.9 Pola RPC
21
RPC adalah sebuah mekanisme komunikasi yang memampukan sebuah proses
berkomunikasi dengan proses yang lain. Proses komunikasi ini dapat terjadi pada komputer
berbeda pada sebuah jaringan.
7. DCOM (Distribute Component Object Model)
Gambar 2.10 Pola DCOM
DCOM adalah sebuah kumpulan konsep Microsoft dan antarmuka program dimana
objek program client dapat meminta service dari objek program server pada komputer lain
dalam sebuah jaringan. DCOM menyediakan sekumpulan antarmuka yang memungkinkan
client dan server dapat saling berkomunikasi pada komputer yang sama.
2.9.4 Keuntungan SOA
SOA menawarkan beberapa keuntungan (Paturusi, 2013), yaitu:
1. Bersifat standard.
2. SOA bersifat lebih interoperable dibandingkan dengan RPC (Remote Procedure Call),
DCOM (Distributed Component Object Model), CORBA (Common Object Request Broker
Architecture), EJB (Enterprise Java Bean), dan RMI (Remote Method Invocation).
3. SOA dapat didefinisikan sebagai function, object dan method.
4. Karena sifat platform yang independent maka perusahaan atau organisasi dapat
menggunakan perangkat lunak dan perangkat keras yang lebih bebas sesuai dengan
pilihan mereka.
5. Tidak tergantung pada satu vendor tertentu saja. Sifat loosely coupled menjadikan SOA
dapat mengintegrasikan komponen yang memiliki cohesion yang rendah.
22
6. SOA mendukung pengembangan yang terus menerus, distribusi, dan maintenance yang
bertahap.
7. Perusahaan dapat menggunakan perangkat lunak yang telah mereka punyai dan
menggunakan SOA untuk membuat aplikasi tanpa harus mengganti aplikasi yang sudah
ada. Sifat interoperability menjadikan SOA dapat diterapkan pada sistem informasi yang
dinamis.
2.10 Statistical Product and Service Solution (SPSS)
Statistical Product and Service Solution (SPSS) merupakan salah satu software yang
digunakan untuk membantu pengolahan, perhitungan dan analisis data secara statistik.
SPSS dioperasikan dengan menginput variabel pada variable view dan menginput data
pada data view (Sujarweni, 2015).
SPSS juga merupakan salah satu tool yang dapat digunakan untuk menganalisis data
yang diperoleh dari data questionnaire, salah satunya yaitu untuk meguji kualitas data.
Sebelum melakukan pengolahan data pada SPSS, terlebih dahulu semua data
questionnaire dari respondent dimasukkan ke dalam Microsoft Excel dalam bentuk tabel
dengan format .csv, hal ini akan mempermudah user ketika akan mengolah data
questionnaire pada aplikasi SPSS. Setelah data tersimpan dengan format .csv, data
kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi SPSS.
2.11 Studi Literatur Sejenis
Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis
Penelitian Abstrak Sumber
Penerapan Service Oriented Architecture (SOA) dalam Pembangunan Web Based Learning
Tujuan dari penelitian ini adalah bagaimana membangun sebuah web based learning, yang bersifat fleksibel dapat diakses dimana saja, kapan saja, serta dapat menggunakan berbagai platform yang berbeda, sehingga interaksi antara dosen dan mahasiswa dapat tercipta tidak hanya didalam kelas. Dampak dari dibangunnya sistem ini diharapkan dapat menciptakan atmosfir akademik yang kondusif, dan dapat memicu semangat belajar para mahasiswa. Penelitian ini menggunakan teknologi web service.
(Shofa, Aradea, &
Kurnia, 2013)
23
Tabel 2.1 Studi Literatur Sejenis (Sambungan)
Penelitian Abstrak Sumber
Analisis dan Perancangan Penerapan Service Oriented Architecture dan Aplikasi Jejaring Sosial
Tata cara pengurusan di kantor kelurahan dan kecamatan di Kota Surabaya memerlukan adanya pengisian field-field pada formulir yang ditulis tangan dalam bentuk manual, padahal banyak isian tersebut yang semestinya bisa dengan mudah didapatkan melalui database kependudukan yang ada di pemerintah kota. Dengan menggunakan teknologi SOA data-data yang ada di SIAK dapat diambil oleh sistem informasi yang ada di kantor kelurahan dan kecamatan melalui web service dan dapat digunakan untuk mempercepat pengisian formulir administrasi kependudukan.
(Absari, & Setyawan,
2012)
Implementasi Service Oriented Architecture (SOA) Di Credit Suisse
Tujuan penelitian ini adalah mempelajari bagaimana Credit Suisse sukses melakukan implementasi SOA baik pada level organisasi maupun teknis. Analisis dilakukan dengan mengolah data faktual yang didapatkan dan referensi. Dari hasil penelitian, kesuksesan implementasi karena kejelasan interface, kejelasan proses, komitmen manajemen, dan teknologi yang solid.
(Kurniali, 2013)
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tahapan Penelitian
Tahapan penelitian mencakup langkah-langkah pelaksanaan penelitian dari awal sampai
akhir. Tahapan penelitian digunakan sebagai langkah untuk mempermudah dan mempercepat
dalam proses penelitian. Adapun langkah-langkah yang akan dilakukan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada Gambar 3.1.
Pemanfaatan SOA Framework ke
dalam Model UMKM
Identifikasi & Perumusan Masalah
Penentuan Tujuan Penelitian
Studi Pustaka
Penyusunan Instrumen
Pilot Study
Pengumpulan Data
Pengolahan & Analisa Data
Kesimpulan & Saran
Requirements and Analysis
Design and Development
Gambar 3.1 Tahapan Penelitian
25
3.2 Deskripsi Tahapan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari delapan tahapan, yaitu tahap identifikasi & perumusan masalah,
tahap penentuan tujuan, tahap studi pustaka, tahap penyusunan instrumen, tahap pilot study,
tahap pengumpulan data, tahap pengolahan & analisa data, tahap pemanfaatan framework dan
tahap kesimpulan & saran. Setiap tahapan dijelaskan sebagai berikut.
1. Identifikasi dan Perumusan Masalah
Langkah ini merupakan awal dari penelitian, yaitu memilih dan menentukan topik penelitian
yang akan diteliti. Setelah topik penelitian ditentukan, langkah selanjutnya adalah
merumuskan masalah yang menggambarkan hasil yang ingin dicapai dan akan dijawab
pada akhir penelitian. Identifikasi dan rumusan masalah diuraikan pada Bab 1, subbab 1.2
dan 1.3.
2. Penentuan Tujuan
Penelitian ini menetapkan beberapa tujuan untuk memfokuskan permasalahan dengan hasil
akhir berupa blok diagram. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah seperti yang dijelaskan
pada Bab 1, subbab 1.4.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan untuk memperoleh hasil penelitian yang sesuai dengan
permasalahan yang dibahas dengan cara mempelajari teori-teori yang relevan dengan topik
kajian. Studi pustaka dalam penelitian ini diadopsi dari berbagai sumber yang diperoleh
melalui buku, jurnal, artikel ataupun karya ilmiah lainnya yang berkaitan dengan analisis tata
kelola teknologi informasi yang dilakukan pada bagian pemasaran UMKM dengan
menggunakan metode SOA. Studi literatur ini diuraikan secara rinci pada Bab 2.
4. Penyusunan Instrumen
Langkah selanjutnya adalah mencari dan menyusun variabel berserta indikatornya yang
kemudian akan dimasukkan ke dalam instrumen penelitian (questionnaire).
5. Melakukan Pilot Study
Setelah menyusun instrumen penelitian (questionnaire), langkah selanjutnya melakukan
pilot study. Pilot study dilakukan untuk menguji coba bahan yang digunakan untuk prosedur
pengumpulan data, protokol penelitian dan instrumen yang akan digunakan agar dapat
memperbaiki kualitas dan signifikansi dari penelitian. Instrumen penelitian ini dibuat sendiri
26
oleh peneliti, maka untuk itu diperlukan uji coba instrumen melalui kegiatan pilot study yang
dilakukan kepada 25 respondent yang diperoleh dari pendapat Malhotra dalam Yustiningsih
(2014) yang menyatakan bahwa sample minimal adalah 5 x variabel. Pilot study pada
penelitian ini dilakukan dengan cara menyebarkan questionnaire kepada pelaku UMKM
di Palembang yang diambil secara acak. Instrumen yang digunakan dalam pilot study ini
berupa questionnaire yang berisikan 30 item pernyataan.
6. Pengumpulan Data
Setelah melakukan pilot study, langkah selanjutnya yaitu melakukan pengumpulan data.
Pengumpulan data pada penelitian ini dilakukan melalui penyebaran questionnaire dengan
menggunakan instrumen yang telah dilakukan uji validitas dan uji reliabilitas pada tahap pilot
study.
7. Pengolahan dan Analisa Data
Data-data questionnaire yang telah terkumpul selanjutnya diolah dengan melalui tahap-
tahap berikut:
a. Pengolahan Data
1) Editing
Berfungsi untuk meneliti kelengkapan data diantaranya kelengkapan
identitas respondent, kelengkapan lembar questionnaire, dan kelengkapan
pengisian questionnaire yang dilakukan ditempat pengambilan data sehingga bila
terdapat ketidaksesuaian dapat dilengkapi dengan segera.
2) Coding
Mengklasifikasikan data yang diperoleh dengan cara menandai masing-masing
jawaban dengan kode berupa questionnaire, kemudian dimasukkan ke dalam
lembar tabel kerja guna mempermudah membacanya dan pengolahan data.
3) Scoring
Pada tahap ini dilakukan pemberian nilai pada data sesuai dengan skor yang telah
ditentukan berdasarkan questionnaire yang telah diisi oleh respondent.
4) Data Entry
Tahap terakhir dalam penelitian ini yaitu pemrosesan data, yang dilakukan adalah
dengan memasukkan data dari k questionnaire kedalam paket program komputer.
27
5) Processing
Setelah diedit dan diberi kode, data diproses melaliu program SPSS versi 21.0
untuk windows.
6) Tabulating
Memasukkan data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai kriteria.
7) Cleaning
Membuang data atau pembersihan data yang sudah tidak dipakai.
b. Uji Validitas
Uji Validitas menunjukkan sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur
untuk melakukan fungsinya. Uji validitas digunakan untuk mengetahui kevalidan semua
indikator yang digunakan sebagai alat ukur variabel. Alat untuk mengukur validitas
penelitian ini adalah dengan menggunakan teknik korelasi Rank Spearman
(Lestariningsih, Fathoni, & Warso, 2015). Uji validitas ini diperoleh dengan cara
mengkorelasi setiap skor indikator dengan total skor indikator variabel, kemudian hasil
korelasi dibandingkan dengan nilai kritis pada taraf siginifikan 0,05. Suatu instrumen
dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang diinginkan dan tinggi rendahnya
validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang
dari gambaran tentang variabel yang dimaksud.
c. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah sesuatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai
alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah baik. Alat untuk mengukur
reliabilitas adalah Cronbach’s alpha. Apabila nilai cronbach’s alpha suatu variabel >0,60
maka indikator yang digunakan oleh variabel tersebut reliable, begitupun sebaliknya
(Lestariningsih, Fathoni, & Warso, 2015).
d. Uji t
Uji t digunakan untuk menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independent
secara individual dalam menerangkan variasi variabel dependent (Hidayatillah,
Suryoko, & Prabawani, 2015).
8. Pemanfaatan SOA Framework SOA ke dalam Model UMKM
a. Requirements and Analysis
28
Pada tahap ini dilakukan pengumpulan kebutuhan dan analisis kebutuhan yang
diperlukan untuk membangun rekomendasi TI bagian pemasaran UMKM yang
disesuaikan dengan faktor yang mendukung tata kelola TI.
b. Design and Development
Setelah melakukan analisis kebutuhan, langkah selanjutnya adalah merancang
rekomendasi tata kelola TI bagian pemasaran UMKM ke dalam bentuk arsitektur SOA
web services.
9. Kesimpulan dan Saran
Setelah semua data diolah dan dianalisis, maka langkah selanjutnya adalah melakukan
penarikan kesimpulan dan saran. Kesimpulan dan saran yang ditarik pada langkah ini
disesuaikan dengan pernyataan penelitian yang ingin dijawab sebelumnya.
3.3 Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan terdiri dari 3 bagian yaitu jenis penelitian,
pendekatan penelitian serta penentuan variabel yang akan dimasukkan ke dalam instrumen
penelitian.
3.3.1 Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian jenis survey yang dilakukan dengan menyebarkan
sejumlah questionnaire kepada pelaku UMKM yang berisi pernyataan penjabaran rumusan
masalah. Pada setiap item questionnaire, seluruh respondent diminta untuk memilih 1
pernyataan yang paling sesuai menurut mereka. Pernyataan yang digunakan diukur dengan
menggunakan skala Likert.
Skala likert ini digunakan untuk mengukur sikap respondent baik menyetujui ataupun tidak
menyetujui terhadap pernyataan mengenai suatu objek atau keadaan tertentu. Penilaian dalam
skala likert yang digunakan terdiri dari:
1. STT (Sangat Tidak Setuju)
2. TS (Tidak Setuju)
3. N (Netral)
4. S (Setuju)
5. SS (Sangat Setuju)
29
3.3.2 Pendekatan Penelitian
Secara umum terdapat dua jenis pendekatan, yaitu kualitatif dan kuantitatif. Pendekatan
kualitatif dapat digunakan apabila ingin melihat dan mengungkapkan suatu keadaan maupun
suatu objek dalam konteksnya, menemukan makna atau pemahaman yang mendalam tentang
suatu masalah yang dihadapi, yang tampak dalam bentuk data kualitatif, baik berupa gambar,
kata, maupun kejadian. Sedangkan pendekatan kuantitatif adalah apabila suatu data yang
dikumpulkan berupa data kuantitatif atau jenis data yang lain yang dapat di kuantitatifkan dan
diolah dengan menggunakan teknik statistik (Yusuf, 2015).
Sesuai kebutuhan, penelitian ini memilih pendekatan kuantitatif dimana seluruh data
questionnaire yang telah diisi oleh respondent diolah dalam bentuk statistik.
3.3.3 Variabel dan Indikator Penelitian
Setelah dilakukannya pencarian dan penyusunan variabel berserta indikatornya,
diperoleh 5 variabel yang terdiri dari 30 indikator variabel. Variabel independent pada penelitian
ini, yaitu kelayakan produk, permintaan pasar, pesaing dan promosi. Sedangkan variabel
dependent pada penelitian ini, yaitu teknologi informasi. Masing-masing variabel dan indikator
tersebut dijabarkan sebagai berikut:
Tabel 3.1 Indikator Teknologi Informasi
Variabel Indikator Pernyataan
Teknologi Informasi
(IT)
IT1 Teknologi informasi membantu aktivitas penjualan produk sehari-hari.
IT2 Proses pemasaran produk jauh lebih mudah dengan memanfaatkan teknologi informasi.
IT3 Teknologi informasi memudahkan dalam mengakses informasi yang lebih luas mengenai perkembangan produk.
IT4 Teknologi informasi dapat membantu dalam pencapaian target penjualan.
IT5 Teknologi informasi dapat membantu dalam meningkatkan keuntungan usaha.
IT6 Teknologi informasi yang baik dapat menghemat pemakaian waktu dan dana dalam proses pejualan produk yang ditawarkan.
IT7 Pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan pangsa pasar produk yang lebih luas.
30
Tabel 3.1 Indikator Teknologi Informasi (Sambungan)
Variabel Indikator Pernyataan
Teknologi Informasi
(IT)
IT8 Teknologi informasi yang baik mampu menampilkan spesifikasi produk secara detail, sehingga konsumen lebih mudah mengenal/memahami produk yang ditawarkan.
IT9 Pemanfaatan teknologi informasi yang baik mampu meningkatkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan karena tampilannya yang user friendly dan eye catchy.
IT10 Adanya tata kelola teknologi informasi yang baik dapat mempermudah user (pengguna) dalam mengelola produk yang dipasarkan.
Tabel 3.2 Indikator Kelayakan Produk
Variabel Indikator Pernyataan
Kelayakan Produk
(PF)
PF1 Harga produk yang dtawarkan sesuai dengan kualitas produk.
PF2 Harga produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.
PF3 Produk-produk yang ditawarkan beragam dan inovatif.
PF4 Produk yang ditawarkan dikemas secara higienis.
PF5 Lokasi penjualan produk yang ditawarkan mudah ditemukan / dijangkau.
Tabel 3.3 Indikator Permintaan Pasar
Variabel Indikator Pernyataan
Permintaan Pasar (MD)
MD1 Adanya penyempurnaan produk yang ditawarkan sehingga produk sesuai dengan permintaan pasar.
MD2 Produk yang ditawarkan mudah mempengaruhi minat konsumen.
MD3 Produk yang ditawarkan diminati banyak kalangan masyarakat.
MD4 Pemesanan produk dalam jumlah banyak dapat dipenuhi.
Tabel 3.4 Indikator Pesaing
Variabel Indikator Pernyataan
Pesaing (C)
C1 Harga produk yang ditawarkan relatif murah dibandingkan pesaing.
C2 Varian produk yang ditawarkan lebih banyak daripada pesaing.
C3 Kemasan produk yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan pesaing.
C4 Produk yang ditawarkan memiliki keunggulan yang tidak dapat disamai pesaing.
31
Tabel 3.5 Indikator Promosi
Variabel Indikator Pernyataan
Promosi (P)
P1 Pemberian diskon pada produk yang ditawarkan dapat meningkatkan minat konsumen.
P2 Produk yang ditawarkan sering dipromosikan.
P3 Adanya sarana promosi yang baik pada produk yang ditawarkan dapat mempermudah dalam memperkenalkan produk.
P4 Adanya sarana promosi yang baik pada produk yang ditawarkan dapat mempermudah dalam meningkatkan minat konsumen.
P5 Promosi produk yang ditawarkan mempengaruhi pencapaian pangsa pasar yang lebih luas.
P6 Pemasaran produk melalui teknologi informasi (website, bbm, dsb) dapat menghemat waktu & biaya promosi dibandingkan melalui media cetak (koran,brosur, dsb).
P7 Pemasaran produk melalui teknologi informasi (website, bbm, dsb) dapat menghemat biaya promosi dibandingkan melalui ajang pameran/promosi.
3.4 Model Awal Penelitian
Adapun model awal penelitian yang terdiri atas lima variabel (30 indikator) dan empat
hipotesa, yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.2 Model Awal Penelitian
32
Terdapat empat hipotesa yang diasumsikan pada penelitian ini, diantaranya yaitu:
H1 : Kelayakan produk (X1) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian
pemasaran UMKM kota Palembang.
H2 : Permintaan pasar (X2) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian
pemasaran UMKM kota Palembang.
H3 : Pesaing (X3) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian pemasaran
UMKM kota Palembang.
H4 : Promosi (X4) dipengaruhi oleh tata kelola teknologi informasi (Y) bagian pemasaran
UMKM kota Palembang.
3.5 Populasi dan Sample
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek atau subyek yang menjadi
kuantitas dan karakteristik tertentu yang telah ditetapkan untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Artiningtyas, Minarsih, & Hasiolan, 2015). Populasi dalam penelitian ini adalah
semua UMKM yang berada di kota Palembang.
Data perkembangan UMKM di kota Palembang tahun 2015 menyatakan bahwa jumlah
UMKM di Kota Palembang adalah sebanyak 35.244 unit, namun tidak semuanya usaha-usaha
pada kategori mikro dan kecil terdaftar pada Disperindagkop. Sedangkan penelitian ini lebih
difokuskan pada usaha mikro dan usaha kecil. Berdasarkan hal tersebut, maka disimpulkan
bahwa populasi pada penelitian ini adalah infinite (tidak diketahui).
Sample adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut
(Artiningtyas, Minarsih, & Hasiolan, 2015). Dikarenakan tidak diperoleh data yang jelas
mengenai jumlah populasi sasaran, maka untuk menentukan besarnya sample yang diambil
pada penelitian ini adalah menggunakan sample size dari teori Tabachnick, & Fidell (2007)
dalam Hidayatillah, Suryoko, & Prabawani (2015).
N = 50 + 8m…[1]
m = ∑ variabel independent
N > 50 + (8×4) = 50 + 32 = 82
Berdasarkan perhitungan di atas [1], diperoleh jumlah sample yang baik digunakan pada
penelitian ini adalah 82 atau lebih. Jumlah ini juga memenuhi kriteria rules of thumb menurut
Roscoe yaitu 30>n>500 (Miftah, Muat, & Wulandari, 2014). Namun pada penelitian ini,
33
questionnaire akan dibagikan kepada 100 respondent untuk menghindari kemungkinan tidak
kembalinya atau tidak lengkapnya questionnaire (distorsi) oleh respondent.
3.6 Teknik Pengambilan Sample
Adapun metode pemilihan sample yang digunakan adalah probability sampling, yaitu
pengambilan sample secara acak. Sedangkan teknik pengambilan sample yang digunakan
dalam penelitian ini adalah teknik cluster sampling, yaitu teknik pengambilan sample yang
digunakan untuk menentukan sample bila obyek yang akan diteliti atau sumber data sangat luas
(Darmawan, 2015). Cara ini digunakan apabila populasi dapat dibagi dalam kelompok-kelompok
dan setiap karakteristik yang dipelajari ada di dalam kelompok tersebut. Penggunaan teknik ini
juga didasarkan pada pertimbangan bahwa teknik ini dapat dilakukan dengan lebih mudah,
menghemat biaya, waktu dan tenaga. Berdasarkan teknik sampling yang digunakan tersebut,
maka respondent yang dipilih dalam penelitian ini adalah respondent dengan karakteristik yang
bekerja dalam bidang retail, makanan/kuliner dan souvenir pada UMKM di kota Palembang.
3.7 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini merupakan data primer dan sekunder yang
diperoleh dari berbagai sumber. Metode pengumpulannya dilakukan melalui beberapa langkah
yakni:
1. Data Primer
a. Survey
Metode survey dilakukan dengan menggunakan questionnaire yang dibagikan kepada
respondent yang terpilih sebagai sample dalam penelitian. questionnaire berisi daftar
pernyataan yang ditujukan kepada respondent untuk diisi. Dengan demikian, peneliti
akan memperoleh data atau fakta yang bersifat teoritis yang memiliki hubungan dengan
permasalahan yang akan dibahas (Hanief, 2013). Pedekatan survey pada penelitian ini
mengharuskan untuk melakukan pengambilan data penelitian di dalam suatu populasi.
b. Observasi
Observasi dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung terhadap obyek
penelitian, selama periode waktu tertentu (Hanief, 2013).
2. Data Sekunder
34
Data sekunder yang digunakan untuk mendukung penelitian ini didapatkan dari studi
kepustakaan melalui buku, jurnal, artikel, penelitian sebelumnya, internet dan laporan kerja
yang berkaitan dengan tata kelola TI UMKM bagian pemasaran.
3.8 Metode Analisis Data
Metode analisis yang dilakukan terhadap data yang diperoleh dari questionnaire
respondent pada penelitian ini adalah dengan menggunakan software SPSS versi 21.0.
Sebelum melakukan pengolahan data pada SPSS, terlebih dahulu semua data questionnaire
dari respondent dimasukkan ke dalam Microsoft Excel dengan bentuk tabel dengan format .csv.
Setelah data tersimpan dengan format .csv, lalu data dimasukkan ke dalam program SPSS.
3.9 Uji Coba Instrumen
Instrumen yang telah disusun pada penelitian ini perlu diujicobakan terlebih dahulu
sebelum dilakukannya pengumpulan data yang sesungguhnya. Instrumen penelitian ini masih
bersifat baru, maka diperlukannya uji coba instrumen. Uji coba instrumen ini dilakukan dengan
cara menyebarkan questionnaire kepada 25 respondent. Hal ini berpedoman pada pendapat
Malhotra dalam Yustiningsih (2015) yang menyatakan bahwa sample minimal adalah 5 x
variabel. Dari hasil perkalian tersebut dihasilkan jumlah sample uji coba adalah (5 x 5) = 25
respondent. Adapun daftar respondent questionnaire uji coba yang dilakukan, sebagai berikut:
Tabel 3.6 Daftar Respondent Questionnaire Uji Coba
Bidang Usaha Jml Kategori Usaha Jml Lama Usaha Jml
Retail 7 Mikro 15 <5 th 17
Souvenir 5 Kecil 3 5-10 th 4
Kuliner 13 Menengah 7 >10 th 4
Jenis Kelamin Jml Umur Jml
Laki-Laki 10 <30 th 21
Perempuan 15 30-45 th 4
Tabel 3.7 Data Hasil Questionnaire Uji Coba
Variabel Indikator STS TS N S SS
Teknologi Informasi
(IT)
IT1 - - 1 18 8
IT2 - - 2 12 11
IT3 - - 3 12 10
35
Tabel 3.7. Data Hasil Questionnaire Uji Coba (Sambungan)
Variabel Indikator STS TS N S SS
Teknologi Informasi
(IT)
IT4 - - 5 15 5
IT5 - - 3 17 5
IT6 - - 1 16 8
IT7 - - 6 11 8
IT8 - - 2 8 15
IT9 - 1 3 11 10
IT10 - - 2 13 10
Kelayakan Produk
(PF)
PF1 - - 2 10 13
PF2 - - 1 8 16
PF3 - - 5 9 11
PF4 - - 3 8 15
PF5 - - 3 8 14
Permintaan Pasar (MD)
MD1 - - 2 11 12
MD2 - - 2 9 14
MD3 - - 3 7 15
MD4 - 1 5 8 11
Pesaing (C)
C1 - - 5 12 8
C2 - 2 9 11 3
C3 - - 6 13 6
C4 - - 4 9 12
Promosi (P)
P1 - - 7 7 11
P2 - - 3 14 8
P3 - 1 1 13 10
P4 - - 1 11 13
P5 - - 1 11 13
P6 - - 13 12
P7 - - 1 10 14
3.9.1 Uji Validitas
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji korelasi Rank
Spearman karena data yang diperoleh adalah berupa data ordinal yang diperoleh dari
questionnaire dengan jenis skala likert. Pengujian hipotesis ini digunakan uji non parametrik
dengan menggunakan rumus Rank Spearman dengan bantuan program perhitungan SPSS
versi 21.0. Kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan antara indikator variabel yang
diteliti dapat diketahui dengan menggunakan tabel kriteria pedoman untuk koefisien korelasi
sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008) dalam Wati, Yusmansyah, & Widiastuti (2015).
36
Tabel 3.8 Pedoman Interpretasi Koefisien Korelasi
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,00 – 0,199 Sangat Rendah
0,20 – 0,399 Rendah
0,40 – 0,599 Sedang
0,60 – 0,799 Kuat
0,80 – 1,000 Sangat Kuat
Sumber: Sugiyono (2008)
Adapun hasil uji validitas yang dilakukan pada data questionnaire uji coba yang telah
disebarkan, yaitu sebagai berikut:
Gambar 3.3 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi
37
Gambar 3.4 Hasil Uji Validitas Indikator Kelayakan Produk
Gambar 3.5 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar
38
Gambar 3.6 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing
Gambar 3.7 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi
39
Tabel 3.9 Hasil Uji Validitas Uji Coba Instrumen
Variabel Indikator Korelasi Tingkat Hubungan Keterangan
Teknologi Informasi
(IT)
TI1 0,473 Sedang Valid
TI2 0,622 Kuat Valid
TI3 0,412 Sedang Valid
TI4 0,636 Kuat Valid
TI5 0,603 Kuat Valid
TI6 0,798 Sangat Kuat Valid
TI7 0,771 Kuat Valid
TI8 0,488 Sedang Valid
TI9 0,566 Sedang Valid
TI10 0,465 Sedang Valid
Kelayakan Produk
(PF)
PF1 0,575 Sedang Valid
PF2 0,622 Kuat Valid
PF3 0,755 Kuat Valid
PF4 0,847 Sangat Kuat Valid
PF5 0,667 Kuat Valid
Permintaan
Pasar
(MD)
MD1 0,846 Sangat Kuat Valid
MD2 0,877 Sangat Kuat Valid
MD3 0,715 Kuat Valid
MD4 0,717 Kuat Valid
Pesaing
(C)
C1 0,921 Sangat Kuat Valid
C2 0,692 Kuat Valid
C3 0,741 Kuat Valid
C4 0,850 Sangat Kuat Valid
Promosi
(P)
P1 0,311 Rendah Tidak Valid
P2 0,580 Sedang Valid
P3 0,783 Kuat Valid
P4 0,676 Kuat Valid
P5 0,739 Kuat Valid
P6 0,514 Sedang Valid
P7 0,380 Rendah Tidak Valid
Berdasarkan hasil uji validitas diatas, terdapat 2 indikator variabel yang korelasinya
tidak signifikan atau tidak valid. Suatu indikator variabel dapat dinyatakan valid apabila nilai r
hitung lebih besar daripada nilai r tabel (r hitung>r tabel). R tabel pada uji coba instrumen adalah
0,398 (N=25, taraf signifikan 0,05). Adapun indikator-indikator variabel yang dihapus, yaitu:
40
Tabel 3.10 Indikator yang Dihapus
Indikator Korelasi
P1 0,311
P7 0,380
3.9.2 Uji Reliabilitas
Sesudah diadakan uji validitas, langkah berikutnya adalah mengadakan uji reliabilitas.
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten,
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama menggunakan alat
pengukur yang sama. Konsistensi jawaban ditunjukkan oleh tingginya koefisien alpha
(conbrach’s alpha). Semakin mendekati 1, koefisien alpha dari variabel yang diuji semakin tinggi
konsistensi jawaban skor butir-butir pernyataan dan skor variabel tersebut makin dapat
dipercaya. Apabila koefisien alpha adalah diatas 0,6 maka hasil pengukuran relatif konsisten
jika dilakukan pengukuran ulang, atau dapat dinyatakan bahwa reliabilitas yang dapat diterima
adalah diatas 0,6.
Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai r alpha seperti yang terlihat pada
Gambar di bawah ini:
Gambar 3.8 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Teknologi Informasi
41
Gambar 3.9 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelayakan Produk
Gambar 3.10 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Permintaan Pasar
Gambar 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pesaing
42
Gambar 3.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi
Tabel 3.11 Hasil Uji Reliabilitas Uji Coba Instrumen
Variabel Croanbach’s Alpha Ket
Teknologi Informasi 0,793 Reliable
Kelayakan Produk 0,746 Reliable
Permintaan Pasar 0,777 Reliable
Pesaing 0,822 Reliable
Promosi 0,715 Reliable
Dari hasil uji reliabilitas diatas, kelima variabel dapat dinyatakan reliable karena
koefisien alphanya berada diatas 0,6.
3.10 Kesimpulan Uji Coba Instrumen
Berdasarkan uji validitas dan uji reliabilitas yang dilakukan pada uji coba instrumen,
dapat disimpulkan bahwa:
terdapat dua indikator yang tidak valid, yaitu P1 dan P7. Indikator yang dinyatakan tidak
valid tersebut dihapus (didrop) dari instrumen penelitian.
semua variabel yang terdiri dari teknologi informasi, kelayakan produk, permintaan pasar,
pesaing dan promosi dinyatakan reliable, sehingga kelima variabel tersebut layak digunakan
untuk pengumpulan data.
Jadi, indikator variabel yang akan digunakan pada tahap pengumpulan data adalah
sebanyak 28 indikator, diantaranya sebagai berikut.
43
Gambar 3.13 Model Akhir Penelitian
Adapun uraian item penyataan dari indikator-indikator pada Gambar 3.13, yaitu sebagai berikut.
Tabel 3.12 Instrumen Penelitian
No Indikator Pernyataan
1 IT1 Teknologi informasi membantu aktivitas penjualan produk sehari-hari.
2 IT2 Proses pemasaran produk jauh lebih mudah dengan memanfaatkan teknologi informasi.
3 IT3 Teknologi informasi memudahkan dalam mengakses informasi yang lebih luas mengenai perkembangan produk.
4 IT4 Teknologi informasi dapat membantu dalam pencapaian target penjualan.
5 IT5 Teknologi informasi dapat membantu dalam meningkatkan keuntungan usaha.
6 IT6 Teknologi informasi yang baik dapat menghemat pemakaian waktu dan dana dalam proses pejualan produk yang ditawarkan.
7 IT7 Pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan pangsa pasar produk yang lebih luas.
8 IT8 Teknologi informasi yang baik mampu menampilkan spesifikasi produk secara detail, sehingga konsumen lebih mudah mengenal/memahami produk yang ditawarkan.
44
Tabel 3.12 Instrumen Penelitian (Sambungan)
No Indikator Pernyataan
9 IT9 Pemanfaatan teknologi informasi yang baik mampu meningkatkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan karena tampilannya yang user friendly dan eye catchy.
10 IT10 Adanya tata kelola teknologi informasi yang baik dapat mempermudah user (pengguna) dalam mengelola produk yang dipasarkan.
11 PF1 Harga produk yang dtawarkan sesuai dengan kualitas produk.
12 PF2 Harga produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan masyarakat.
13 PF3 Produk-produk yang ditawarkan beragam dan inovatif.
14 PF4 Produk yang ditawarkan dikemas secara higienis.
15 PF5 Lokasi penjualan produk yang ditawarkan mudah ditemukan/dijangkau.
16 MD1 Adanya penyempurnaan produk yang ditawarkan sehingga produk sesuai dengan permintaan pasar.
17 MD2 Produk yang ditawarkan mudah mempengaruhi minat konsumen.
18 MD3 Produk yang ditawarkan diminati banyak kalangan masyarakat.
19 MD4 Pemesanan produk dalam jumlah banyak dapat dipenuhi.
20 C1 Harga produk yang ditawarkan relatif murah dibandingkan pesaing.
21 C2 Varian produk yang ditawarkan lebih banyak daripada pesaing.
22 C3 Kemasan produk yang ditawarkan lebih menarik dibandingkan pesaing.
23 C4 Produk yang ditawarkan memiliki keunggulan yang tidak dapat disamai pesaing.
24 P2 Produk yang ditawarkan sering dipromosikan.
25 P3 Adanya sarana promosi yang baik pada produk yang ditawarkan dapat mempermudah dalam memperkenalkan produk.
26 P4 Adanya sarana promosi yang baik pada produk yang ditawarkan dapat mempermudah dalam meningkatkan minat konsumen.
27 P5 Promosi produk yang ditawarkan mempengaruhi pencapaian pangsa pasar yang lebih luas.
28 P6 Pemasaran produk melalui teknologi informasi (website, bbm, dsb) dapat menghemat waktu & biaya promosi dibandingkan melalui media cetak (koran,brosur, dsb).
BAB IV
PENGOLAHAN DATA
4.1 Deskripsi Sample Penelitian
Data pada penelitian ini diperoleh dengan menyebarkan questionnaire secara acak
dengan menggunakan metode cluster sampling kepada respondent yang berada pada cluster
wilayah kecamatan Ilir yang terdiri dari dua belas kecamatan. Diantara kedua belas kecamatan
tersebut diambil tiga kecamatan sebagai lokasi pengambilan sample, yaitu Ilir Timur I, Ilir Timur
II dan Sukarami. Pemilihan cluster ini didasarkan pada banyaknya jumlah UMKM yang berada
pada tiga kecamatan tersebut.
Pendistribusian questionnaire dilakukan dengan mendatangi secara langsung pelaku
UMKM bidang kuliner, retail dan souvenir yang berada pada tiga kecamatan tersebut. Proses
pendistribusian hingga pengumpulan data dilakukan kurang lebih selama satu minggu yaitu dari
tanggal 6 sampai 12 Februari 2016. Berdasarkan teori Tabachnick, & Fidell (2007) dalam
Hidayatillah, Suryoko, & Prabawani (2015) yang telah dibahas pada bab sebelumnya, bahwa
jumlah sample minimal pada penelitian ini adalah 82 sample. Namun questionnaire yang
dibagikan melebihi jumlah sample yang telah ditentukan, yakni sebanyak 100 eksemplar.
Tabel 4.1 Ikhtisar Distribusi dan Pengembalian Questionnaire
No Keterangan Jumlah Questionnaire Persentase
1 Distribusi questionnaire 100 100%
2 Questionnaire yang kembali 100 100%
3 Questionnaire yang cacat 0 0%
4 Questionnaire yang dapat diolah 100 100%
N sample = 100 Respondent Rate = (100/100) x 100% = 100%
Berdasarkan tabel diatas, disimpulkan bahwa seluruh questionnaire yang didistribusikan
dapat kembali dan dapat diolah pada tahap analisis.
4.1.1 Profil Respondent
Adapun profil respondent questionnaire yang diperoleh dari pengambilan sample, yaitu:
46
1. Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha
Terdapat 3 tiga bidang usaha yang dijadikan sample pada penelitian ini, yaitu bidang
usaha kuliner, retail dan souvenir. Pemilihan bidang usaha kuliner didasarkan karena beberapa
faktor, diantaranya yaitu :
a. Sebagian besar UMKM di kota Palembang adalah UMKM yang menjual makanan
ataupun minuman, sehingga mempermudah dalam melakukan survey penelitian karena
UMKM pada bidang tersebut lebih mudah ditemukan.
b. Banyak ditemukannya usaha mikro yang menjual makanan yang memiliki kualitas yang
lebih unggul daripada usaha kecil ataupun menengah, namun jangkauan pangsa pasar
usaha tersebut masih terbatas. Padahal, apabila usaha tersebut dapat dipasarkan
secara luas, maka tidak menutup kemungkinan usaha tersebut dapat bersaing dengan
usaha kecil ataupun menengah yang menjual makanan sejenis.
Alasan pemilihan bidang usaha retail pada penelitian ini dikarenakan UMKM pada bidang
usaha retail mudah dijangkau dan ditemukan sehingga mudah untuk dilakukannya survey
penelitian. Masalah yang seringkali dialami masyarakat adalah mereka belum mengetahui
apakah barang yang mereka butuhkan dijual di tempat tersebut atau tidak. Begitupun dalam
segi harga, karena harga yang ditaksir pada setiap UMKM tersebut berbeda-beda walaupun
merupakan barang yang sama. Jenis UMKM yang termasuk pada bidang usaha retail ini adalah
toko swalayan, toko kelontong, toko khusus, warung, dsb.
Pemilihan bidang usaha souvenir didasarkan karena kurangnya informasi masyarakat
mengenai UMKM yang menjual berbagai macam souvenir, mulai dari souvenir pernikahan,
souvenir khas Palembang, dsb. sehingga sebagian besar masyarakat hanya mengetahui
beberapa tempat usaha souvenir yang kebanyakan diantaranya merupakan usaha yang telah
mencapai pangsa pasar yang luas. Hal ini disebabkan karena belum adanya sarana yang
mampu menampung informasi dan memasarkan UMKM mana saja yang menjual berbagai
macam souvenir di kota Palembang.
Tabel 4.2 Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha
No Bidang Usaha Jumlah Respondent Persentase
1 Kuliner 66 66%
2 Retail 21 21%
47
Tabel 4.2 Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha (Sambungan)
No Bidang Usaha Jumlah Respondent Persentase
3 Souvenir 13 13%
Total 100 100%
Gambar 4.1 Profil Respondent Berdasarkan Bidang Usaha
Berdasarkan Tabel 4.2, dapat diketahui bahwa respondent yang berasal dari bidang
usaha kuliner berjumlah 66 orang (66%), bidang usaha retail berjumlah 21 orang (21%) dan
bidang usaha souvenir berjumlah 13 orang (13%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas
respondent dalam penelitian ini berasal dari bidang usaha kuliner. Hal ini dikarenakan pada
lokasi pengambilan sample, UMKM pada bidang usaha kuliner lebih mendominasi dibandingkan
bidang usaha retail ataupun souvenir.
2. Profil Respondent Berdasarkan Kategori Usaha
Terdapat tiga kategori usaha menurut UU No. 20 Tahun 2008 pasal 6, yaitu kategori usaha
mikro, kecil dan menengah. Suatu usaha dapat dikategorikan sebagai usaha mikro apabila
pendapatan bersih dalam satu tahun tidak lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah).
Suatu usaha dapat dikategorikan sebagai usaha kecil apabila pendapatan bersih dalam satu
tahun lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta rupiah) sampai dengan Rp. 500.000.000,00
(lima ratus juta rupiah). Sedangkan usaha yang dapat dikategorikan sebagai usaha menengah
apabila pendapatan bersih dalam satu tahun lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah).
66%
21%
13%
Respondent Berdasarkan Bidang Usaha
Kuliner
Retail
Souvenir
48
Tabel 4.3 Profil Respondent Berdasarkan Kategori Usaha
No Kategori Usaha Jumlah Respondent Persentase
1 Mikro 50 50%
2 Kecil 27 27%
3 Menengah 23 23%
Total 100 100%
Gambar 4.2 Profil Respondent Berdasarkan Kategori Usaha
Berdasarkan Tabel 4.3, dapat diketahui bahwa respondent yang bekerja pada kategori
usaha mikro berjumlah 50 orang (50%), kategori usaha kecil berjumlah 27 orang (27%) dan
kategori usaha menengah berjumlah 23 orang (23%). Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas
respondent dalam penelitian ini adalah pelaku UMKM yang bekerja pada usaha mikro. Hal ini
sesuai dengan fokus penelitian ini, yaitu untuk memprioritaskan usaha mikro dibandingkan
usaha kecil dan menengah.
3. Profil Respondent Berdasarkan Lama Usaha
Adapun profil respondent berdasarkan lama usaha, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.4 Profil Respondent Berdasarkan Lama Usaha
No Lama Usaha Jumlah Respondent Persentase
1 <5 tahun 55 55%
2 5-10 tahun 20 20%
3 >10 tahun 25 25%
Total 100 100%
50%
27%
23%
Respondent Berdasarkan Kategori Usaha
Mikro
Kecil
Menengah
49
Gambar 4.3 Profil Respondent Berdasarkan Lama Usaha
Berdasarkan Tabel 4.4, dapat diketahui bahwa lama usaha pada kurun waktu dibawah 5
tahun sebesar 55 (55%), lama usaha yang berada pada kurun waktu 5 sampai 10 tahun sebesar
20 (20%) dan lama usaha yang berada pada kurun waktu diatas 10 tahun sebesar 25 (25%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas respondent pada penelitian ini memiliki lama usaha
dibawah 5 tahun. Hal ini menyatakan bahwa jumlah UMKM di kota Palembang pada rentang
waktu 5 tahun terakhir meningkat.
4. Profil Respondent Berdasarkan Usia
Adapun profil respondent berdasarkan usia, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.5 Profil Respondent Berdasarkan Usia
No Usia Jumlah Respondent Persentase
1 <30 tahun 63 55%
2 30-45 tahun 28 20%
3 >45 tahun 9 25%
Total 100 100%
55%
20%
25%
Respondent Berdasarkan Kategori Usaha
<5 tahun
5-10 tahun
>5 tahun
50
Gambar 4.4 Profil Respondent Berdasarkan Usia
Berdasarkan Tabel 4.5, dapat diketahui bahwa respondent yang berusia dibawah 30
tahun berjumlah 63 orang (63%), yang berusia diantara 30 sampai 45 tahun berjumlah 28 orang
(28%) dan yang berusia diatas 45 tahun berjumlah 9 orang (9%). Jadi dapat disimpulkan bahwa
mayoritas respondent dalam penelitian ini berusia dibawah 30 tahun. Pelaku UMKM yang
berusia diatas 45 tahun rata-rata kebanyakan menolak untuk mengisi questionnaire, hal ini
disebabkan oleh banyak faktor, salah satunya yaitu sulit atau kurangnya pemahaman terhadap
item-item pernyataan.
5. Profil Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin
Adapun profil respondent berdasarkan jenis kelamin, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.6 Profil Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin
No Jenis Kelamin Jumlah Respondent Persentase
1 Laki-Laki 36 36%
2 Perempuan 64 64%
Total 100 100%
63%
28%
9%
Respondent Berdasarkan Usia
<30 tahun
30-45 tahun
>45 tahun
51
Gambar 4.5 Profil Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin
Berdasarkan Tabel 4.6, dapat diketahui bahwa respondent yang berjenis kelamin laki-laki
sebanyak 36 orang (36%) dan yang berjenis kelamin perempuan sebanyak 64 orang (64%).
Jadi dapat disimpulkan bahwa mayoritas respondent dalam penelitian ini adalah perempuan.
Hal ini dikarenakan sebagian besar pelaku UMKM pada bidang usaha kuliner adalah
perempuan.
4.1.2 Hasil Penilaian Respondent
Adapun hasil penilaian respondent questionnaire yang diperoleh dari pengambilan
sample, yaitu sebagai berikut:
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Respondent
Variabel Indikator STS TS N S SS
Teknologi Informasi
(IT)
IT1 - - 5 63 32
IT2 - 3 5 59 33
IT3 - - 8 54 38
IT4 - 1 7 55 37
IT5 - 1 5 62 33
IT6 - - 6 56 37
IT7 - 1 7 53 39
IT8 - - 2 58 40
IT9 - 1 6 54 39
IT10 - - 7 65 28
Kelayakan Produk
(PF)
PF1 - - 4 56 40
PF2 - - 2 52 46
PF3 - - 7 56 37
36%
64%
Respondent Berdasarkan Jenis Kelamin
Laki-Laki
Perempuan
52
Tabel 4.7 Hasil Penilaian Respondent
Variabel Indikator STS TS N S SS
Kelayakan Produk (PF)
PF4 - - 4 50 46
PF5 - - 4 51 45
Permintaan Pasar (MD)
MD1 - - 14 69 17
MD2 - 1 11 51 37
MD3 - - 8 50 42
MD4 - 1 14 47 38
Pesaing (C)
C1 - - 19 47 34
C2 - 2 23 48 27
C3 - - 19 53 28
C4 - - 19 47 34
Promosi (P)
P2 - 1 15 52 32
P3 - - 2 66 32
P4 - - - 62 38
P5 - - 6 60 34
P6 1 1 5 51 42
Total Penilaian 1 13 234 1547 1005
Persentase (100%) 0,03 % 0,46 % 8,35 % 55,25 % 35,90 %
Berdasarkan Tabel 4.7, penilaian respondent menunjukkan proporsi tertinggi pada skor
empat dengan rata-rata 55,25 % dari total penilaian respondent dengan kategori setuju. Proporsi
kedua terdapat pada skor lima dengan kategori sangat setuju. Data ini memberikan indikasi
bahwa sebagian besar respondent menyatakan setuju dengan adanya tata kelola teknologi
informasi bagian pemasaran pada UMKM di kota Palembang dapat membantu dalam upaya
memasarkan produk mereka pada pangsa pasar yang lebih luas.
4.2 Uji Kualitas Data
Uji kualitas data terdiri dari tiga, yaitu uji validitas, uji reliabilitas dan uji t. Setiap uji kualitas
tersebut diuraikan sebagai berikut.
4.2.1 Uji Validitas Data
Uji validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan uji korelasi Rank
Spearman karena data yang diperoleh adalah berupa data ordinal yang diperoleh dari
questionnaire dengan jenis skala likert. Pengujian hipotesis ini menggunakan bantuan
program perhitungan SPSS versi 21.0. Kuat lemahnya tingkat atau derajat keeratan hubungan
53
antara indikator variabel yang diteliti dapat diketahui dengan menggunakan tabel kriteria
pedoman untuk koefisien korelasi sesuai dengan pendapat Sugiyono (2008) dalam Wati,
Yusmansyah, & Widiastuti (2015).
Adapun hasil uji validitas yang dilakukan pada data questionnaire yang telah disebarkan,
yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.6 Hasil Uji Validitas Indikator Teknologi Informasi
Gambar 4.7 Hasil Uji Validitas Indikator Kelayakan Produk
54
Gambar 4.8 Hasil Uji Validitas Indikator Permintaan Pasar
Gambar 4.9 Hasil Uji Validitas Indikator Pesaing
Gambar 4.10 Hasil Uji Validitas Indikator Promosi
55
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas
Variabel Indikator Korelasi r Tabel Tingkat Hubungan Keterangan
Teknologi Informasi
(IT)
TI1 0,650 0,197 Kuat Valid
TI2 0,581 0,197 Sedang Valid
TI3 0,740 0,197 Kuat Valid
TI4 0,730 0,197 Kuat Valid
TI5 0,676 0,197 Kuat Valid
TI6 0,701 0,197 Kuat Valid
TI7 0,653 0,197 Kuat Valid
TI8 0,588 0,197 Sedang Valid
TI9 0,723 0,197 Kuat Valid
TI10 0,631 0,197 Kuat Valid
Kelayakan Produk
(PF)
PF1 0,731 0,197 Kuat Valid
PF2 0,788 0,197 Kuat Valid
PF3 0,717 0,197 Kuat Valid
PF4 0,763 0,197 Kuat Valid
PF5 0,698 0,197 Kuat Valid
Permintaan Pasar (MD)
MD1 0,658 0,197 Kuat Valid
MD2 0,736 0,197 Kuat Valid
MD3 0,725 0,197 Kuat Valid
MD4 0,736 0,197 Kuat Valid
Pesaing (C)
C1 0,778 0,197 Kuat Valid
C2 0,814 0,197 Sangat Kuat Valid
C3 0,786 0,197 Kuat Valid
C4 0,755 0,197 Kuat Valid
Promosi (P)
P2 0,741 0,197 Kuat Valid
P3 0,751 0,197 Kuat Valid
P4 0,732 0,197 Kuat Valid
P5 0,726 0,197 Kuat Valid
P6 0,746 0,197 Kuat Valid
Berdasarkan hasil uji validitas diatas, semua indikator variabel dapat dinyatakan signifikan
atau valid. Suatu indikator variabel dapat dinyatakan valid apabila nilai r hitung lebih besar
daripada nilai r tabel (r hitung>r tabel). R tabel pada instrumen ini adalah 0,197 (N=100, taraf
signifikan 5%).
4.2.2 Uji Reliabiitas Data
Sesudah diadakan uji validitas, langkah berikutnya adalah mengadakan uji reliabilitas.
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh hasil pengukuran tetap konsisten,
56
apabila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala yang sama menggunakan alat
pengukur yang sama. Konsistensi jawaban ditunjukkan oleh tingginya koefisien alpha
(conbrach’s alpha). Semakin mendekati 1, koefisien alpha dari variabel yang diuji semakin tinggi
konsistensi jawaban skor butir-butir pernyataan dan skor variabel tersebut makin dapat
dipercaya. Apabila koefisien alpha adalah diatas 0,6 maka hasil pengukuran relatif konsisten
jika dilakukan pengukuran ulang, atau dapat dinyatakan bahwa reliabilitas yang dapat diterima
adalah diatas 0,6.
Berdasarkan perhitungan SPSS diperoleh nilai r alpha seperti yang terlihat pada gambar
di bawah ini:
Gambar 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Teknologi Informasi
57
Gambar 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kelayakan Produk
Gambar 4.13 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Permintaan Pasar
Gambar 4.14 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Pesaing
58
Gambar 4.15 Hasil Uji Reliabilitas Variabel Promosi
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Croanbach’s Alpha Croanbach’s
Alpha Standard Keterangan
Teknologi Informasi (IT) 0,853 0,600 Reliable
Kelayakan Produk (PF) 0,774 0,600 Reliable
Permintaan Pasar (MD) 0,672 0,600 Reliable
Pesaing (C) 0,795 0,600 Reliable
Promosi (P) 0,774 0,600 Reliable
Dari hasil uji reliabilitas diatas, kelima variabel dapat dinyatakan reliable karena koefisien
alphanya berada diatas 0,6.
4.2.3 Uji t
Uji t yang dilakukan pada penelitian ini menggunakan analisis regresi linier berganda,
dimana suatu regresi memiliki satu variabel dependent dan lebih dari satu variabel independent.
Adapun model persamaan regresi linier sederhana, yaitu sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2 + .. + e….[2]
Keterangan :
Y : variabel terikat (dependent)
a : konstanta
b1 : koefisiens regresi
X1,X2 : variabel tidak terikat (independent)
e : error
59
Terdapat 4 (empat) hipotesis yang diduga dalam penelitian ini, yaitu sebagai berikut:
Gambar 4.16 Hipotesis Penelitian
H1 : Kelayakan produk (X1) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian
pemasaran UMKM kota Palembang.
H2 : Permintaan pasar (X2) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian
pemasaran UMKM kota Palembang.
H3 : Pesaing (X3) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian pemasaran
UMKM kota Palembang.
H4 : Promosi (X4) dipengaruhi oleh tata kelola teknologi informasi (Y) bagian pemasaran UMKM
kota Palembang.
Dikarenakan data penelitian diperoleh melalui penyebaran questionnaire kepada
respondent dangan skala pengukuran data questionnaire berupa data ordinal, maka untuk
memenuhi syarat data yang digunakan dalam analisis regresi berganda yang digunakan terlebih
dahulu dilakukan transformasi data menjadi skala ordinal.
Selanjutnya untuk mengetahui apakah keempat variabel independent berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependent, maka dilakukan perhitungan analisis regresi
berganda. Analisis dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 21.0, dimana
hasil perhitungan diperoleh koefisien regresi dan nilai konstanta seperti pada tabel berikut:
Kelayakan
Produk (X1)
Permintaan
Pasar (X2)
Pesaing (X3)
Promosi (X4)
Teknologi
Informasi (Y)
H1
H2
2 H3
H4
60
Gambar 4.17 Hasil Uji t
Berdasarkan data yang diperoleh dari uji t pada Gambar 4.7, diperoleh hasil pengujian
hipotesis dengan menggunakan model persamaan regresi linier sederhana [2], yaitu:
Y = 10,108 + 0,675X1 + 0,354X2 + (- 0,231)X3 + 0,735X4
Berdasarkan hasil tersebut, terdapat dua variabel dependent yang tidak berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel independent karena t hasil < t tabel, yaitu variabel
permintaan pasar (X2) dan pesaing (X3). Suatu hubungan variabel dapat dinyatakan
berpengaruh secara signifikan apabila nilai t hitung lebih besar daripada nilai t tabel (t hitung>t
tabel). Nilai t tabel pada penelitian ini adalah 1,660 (N=100, taraf signifikan 5%).
Tabel 4.10 Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Variabel Sig. Sig. 5% t t table Kesimpulan
H1 PF -> IT 0,000 0,050 3,681 1,660 Hipotesis Diterima
H2 MD -> IT 0,129 0,050 1,529 1,660 Hipotesis Ditolak
H3 C -> IT 0,208 0,050 -1,267 1,660 Hipotesis Ditolak
H4 P -> IT 0,000 0,050 4,349 1,660 Hipotesis Diterima
Korelasi antara variabel kelayakan produk (X1) terhadap teknologi informasi (Y)
mempunyai signifikansi sebesar 0,000, dan hasil uji korelasinya adalah positif 3,681, artinya
bahwa untuk variabel ini hubungannya adalah signifikan dan pengujiannya searah. Berdasarkan
hasil analisis maka dapat dinyatakan bahwa variabel kelayakan produk berpengaruh terhadap
tata kelola teknologi informasi pada bagian pemasaran UMKM kota Palembang. Dengan
demikian terdapat pengaruh positif antara kelayakan produk terhadap teknologi informasi,
artinya hipotesis pertama diterima.
61
Korelasi antara variabel permintaan pasar (X2) terhadap teknologi informasi (Y)
mempunyai signifikansi sebesar 0,129, dan hasil uji korelasinya adalah positif 1,529, artinya
bahwa untuk variabel ini tidak berkorelasi, hubungannya tidak signifikan karena mempunyai
signifikansi > 0,05 dan pengujian hipotesis ini searah. Dengan demikian variabel permintaan
pasar tidak berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi, sedangkan pernyataan dari
hipotesis kedua adalah variabel permintaan pasar berpengaruh terhadap tata kelola teknologi
informasi pada bagian pemasaran UMKM kota Palembang yang artinya hipotesis kedua
ditolak.
Korelasi antara variabel pesaing (X3) terhadap teknologi informasi (Y) mempunyai
signifikansi sebesar 0,208, dan hasil uji korelasinya adalah negatif 1,267, artinya bahwa untuk
variabel ini tidak berkorelasi, hubungannya tidak signifikan karena mempunyai signifikansi >
0,05 dan pengujian hipotesis ini tidak searah. Dengan demikian variabel pesaing tidak
berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi, sedangkan pernyataan dari hipotesis
ketiga adalah variabel pesaing berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi pada
bagian pemasaran UMKM kota Palembang yang artinya hipotesis ketiga ditolak.
Korelasi antara variabel promosi (X4) terhadap teknologi informasi (Y) mempunyai
signifikansi sebesar 0,000, dan hasil uji korelasinya adalah positif 4,349, artinya bahwa untuk
variabel ini hubungannya adalah signifikan dan pengujiannya searah. Berdasarkan hasil analisis
maka dapat dinyatakan bahwa promosi dipengaruhi oleh tata kelola teknologi informasi pada
bagian pemasaran UMKM kota Palembang. Dengan demikian terdapat pengaruh positif antara
promosi terhadap teknologi informasi, artinya hipotesis keempat diterima.
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hipotesa Penelitian
Berdasarkan hasil uji t yang telah dilakukan pada bab sebelumnya, terdapat dua hipotesa
yang diterima dari empat hipotesa yang diasumsikan, yaitu H1 dan H4.
Gambar 5.1 Hipotesa Penelitian
H1 : Kelayakan produk (X1) berpengaruh terhadap tata kelola teknologi informasi (Y) bagian
pemasaran UMKM kota Palembang.
H4 : Promosi (X4) dipengaruhi oleh tata kelola teknologi informasi (Y) bagian pemasaran UMKM
kota Palembang.
63
Adapun pembahasan mengenai indikator variabel teknologi informasi pada Gambar 5.1,
yaitu sebagai berikut:
Tabel 5.1 Pembahasan Indikator Variabel Teknologi Informasi
Indikator Korelasi Pernyataan Pembahasan
IT3 0,740
Teknologi informasi memudahkan dalam mengakses informasi yang lebih luas mengenai perkembangan produk.
Tersedianya informasi yang up to date mengenai perkembangan produk dapat membantu pelaku UMKM untuk melakukan perbaikan atau penyempurnaan kualitas produk, sehingga dapat meningkatkan jumlah permintaan pasar yang disesuaikan dengan jumlah stok produk yang ditawarkan.
IT4 0,730
Teknologi informasi dapat membantu dalam pencapaian target penjualan.
Adanya pengaruh pemanfaatan teknologi informasi terhadap pencapaian target penjualan dengan cara melakukan penyesuaian produk terhadap trend produk yang dapat dipasarkan kepada seluruh lapisan masyarakat, sehingga mengakibatkan adanya perluasan pangsa pasar.
IT9 0,723
Pemanfaatan teknologi informasi yang baik mampu meningkatkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan karena tampilannya yang user friendly dan eye catchy.
Adanya pengaruh penataan item-item produk yang dipasarkan dapat mempermudah konsumen dalam memilah produk yang diinginkan ataupun produk yang berkaitan, sehingga dapat meningkatkan minat konsumen terhadap produk yang ditawarkan.
IT6 0,701
Teknologi informasi yang baik dapat menghemat pemakaian waktu dan dana dalam proses penjualan produk yang ditawarkan.
Dengan adanya teknologi informasi, biaya promosi akan jauh lebih murah dibandingkan promosi konvensional namun mencakup masyarakat luas, sehingga dapat menghemat waktu pemasaran.
IT5 0,676
Teknologi informasi dapat membantu dalam meningkatkan keuntungan usaha.
Adanya pemanfaatan teknologi informasi mampu meningkatkan keuntungan usaha karena pangsa pasar yang dicapai semakin luas dan biaya promosi yang dapat diminimalkan. Namun UMKM harus
64
Tabel 5.1 Pembahasan Indikator Variabel Teknologi Informasi (Sambungan)
Indikator Korelasi Pernyataan Pembahasan
menjaga tetap kualitas dari produk dan
layanan yang dihasilkan.
IT7 0,653
Pemanfaatan teknologi informasi secara maksimal dapat dijadikan sarana dalam meningkatkan pangsa pasar produk yang lebih luas.
Dengan memanfaatkan teknologi, usaha dengan skala kecil dapat lebih cepat dikenal oleh masyarakat luas. Informasi produk dapat diakses dengan mudah oleh siapapun, kapanpun, dan dimanapun.
IT1 0,650
Teknologi informasi membantu aktivitas penjualan produk sehari-hari.
Adanya teknologi informasi memudahkan pelaku UMKM dalam proses penyampaian informasi secara cepat karena pelaku UMKM maupun konsumen tidak perlu menunggu lama untuk dapat mempromosikan dan melihat produk. Selain itu, proses transaksi yang dilakukan dapat berlangsung secara cepat, karena karena tersedianya sarana penunjang dalam kelancaran pemasaran produk.
IT10 0,631
Adanya tata kelola teknologi informasi yang baik dapat mempermudah user (pengguna) dalam mengelola produk yang dipasarkan.
Adanya analisis faktor yang diperlukan untuk membangun tata kelola teknologi Iinformasi akan menjamin efisiensi dan pencapaian kualitas layanan yang baik, sehingga user dapat dengan mudah mengelola produk yang dipasarkan.
IT8 0,588
Teknologi informasi yang baik mampu menampilkan spesifikasi secara detail, sehingga konsumen lebih mudah mengenal / memahami produk yang ditawarkan.
Dengan adanya penataan tata letak detail produk yang baik, dapat mempermudah konsumen dalam mengenal produk yang ditawarkan.
IT2 0,581
Proses pemasaran produk jauh lebih mudah dengan memanfaatkan teknologi informasi.
Adanya teknologi informasi dalam kegiatan pemasaran dapat membantu dalam mengelola hubungan pelaku UMKM dengan konsumen, sehingga UMKM lebih kompetitif dibanding pesaingnya. Hal ini akhirnya berpengaruh pada kinerja yang lebih efektif dan efisien serta peka terhadap perubahan teknologi informasi.
65
5.2 Kerangka Web Services UMKM
Berdasarkan SOA Lifecycle yang telah dibahas pada bab 2, terdapat tiga tahapan dalam
pegimplementasian SOA, yaitu requirements and analysis, design and development, dan IT
operations. Namun dalam penelitian ini hanya dilakukan sampai pada tahap kedua, yaitu
perancangan arsitektur web services UMKM. Adapun uraian dari kedua tahapan tersebut, yaitu
sebagai berikut.
5.2.1 Requirements and Analysis
Dalam analisis kebutuhan layanan ini, dilakukan analisis layanan-layanan yang
diperlukan oleh pengguna, seperti yang disajikan pada Tabel 5.2.
Tabel 5.2 Kebutuhan Layanan
Nama Layanan
Deskripsi Kebutuhan Layanan Penyedia Layanan
Pengguna Layanan
Register UMKM
UMKM yang terdaftar dalam aplikasi UMKM Kota Palembang harus memenuhi kriteria kelayakan produk.
UMKM Kota Palembang
Admin, Pelaku UMKM
Templates Admin berperan dalam menentukan template sesuai dengan bidang usaha yang dimiliki pelaku UMKM.
UMKM Kota Palembang
Admin
Detail Produk
Admin dapat menambah, mengubah dan menghapus detail produk. Sedangkan pelaku UMKM hanya dapat mengubah isi detail produk.
UMKM Kota Palembang
Admin, Pelaku UMKM
Informasi Pengunjung dapat melihat informasi mengenai UMKM yang berada di kota Palembang.
UMKM Kota Palembang
Pengunjung
Pesanan
Pelaku UMKM dapat melakukan pengecekan pesanan. Sedangkan konsumen dapat melakukan pemesanan & pembatalan pesanan.
UMKM Kota Palembang,
Sistem Consumer
Pelaku UMKM,
Konsumen
Register Consumer
Konsumen harus terdatar dalam sistem consumer jika ingin melakukan pemesanan produk pada UMKM Kota Palembang.
Sistem Consumer
Konsumen
Service Order
Konsumen dapat menambah, mengubah dan menghapus pesanan.
Sistem Consumer
Konsumen
5.2.2 Design and Development
Perancangan arsitektur pada teknologi informasi UMKM bagian pemasaran ini
66
menggunakan implementasi web services (layanan) yang dilakukan dengan menggunakan
pendekatan model arsitektur three tier. Kerangka ini mencakup kolaborasi antara 2 (dua)
layanan, yaitu UMKM kota Palembang dan sistem consumer. Layanan UMKM kota Palembang
berperan sebagai service registry, sedangkan sistem consumer berperan sebagai service
requester.
Gambar 5.2 Arsitektur Web Services UMKM Kota Palembang
Adapun uraian penjelasan terkait arsitektur web services UMKM kota Palembang pada
Gambar 5.2, yaitu sebagai berikut.
1. Register UMKM
UMKM yang akan melakukan register (pendaftaran) ke dalam web UMKM kota
Palembang harus merupakan UMKM yang memiliki produk yang memang layak untuk
dipromosikan. Apabila produk yang diregister merupakan produk yang tidak layak, maka akan
67
menimbulkan sisi negatif terhadap UMKM yang menjual produk tersebut. Hal ini akan
menyebabkan menurunnya minat konsumen tehadap produk yang ditawarkan, begitupula
sebaliknya. Selain menimbulkan sisi negatif terhadap UMKM, web UMKM kota Palembang pun
akan mengalami dampak negatif, salah satunya yaitu menurunnya minat dan tingkat
kepercayaan konsumen untuk megunjungi atau membeli produk yang ditawarkan pada web
UMKM kota Palembang, sehingga dapat merusak pencitraan aplikasi tersebut.
Adapun kriteria produk UMKM yang layak untuk melakukan register, diantaranya
sebagai berikut:
a. Harga produk yang ditawarkan dapat dijangkau oleh berbagai kalangan.
Harga yang ditawarkan pada suatu produk mampu mempengaruhi minat konsumen
untuk membeli produk. Pada umumnya, produk yang harganya terjangkau dan memiliki
kualitas yang baik merupakan salah satu faktor bagi konsumen untuk membeli suatu
produk.
b. Produk yang ditawarkan dikemas secara higienis.
Produk yang akan dipromosikan harus dikemas dengan menggunakan kemasan yang
dijamin kehigienisannya. Hal ini juga sangat berpengaruh terhadap kelayakan produk
karena kemasan merupakan cover atau bagian terluar dari suatu produk, dimana
kebanyakan konsumen memperhatikan kondisi fisik terluar suatu produk.
c. Produk yang ditawarkan memiliki kualitas yang baik.
Kualitas sebuah produk sangat mempengaruhi minat konsumen dalam membeli produk
tersebut. Kualitas produk dapat dilihat dari segi rasa, bentuk, ataupun kemasannya.
d. Produk yang ditawarkan beragam atau mampu berinovasi.
Produk yang beragam adalah produk yang memiliki lebih dari satu jenis produk.
Contohnya, usaha yang menjual souvenir dimana souvenir tersebut terdiri dari beragam
macam, mulai dari souvenir pernikahan, souvenir oleh-oleh, dsb. Hal ini tentunya
mampu meningkatkan minat konsumen karena apabila konsumen tidak tertarik dengan
satu jenis produk, konsumen masih dapat melihat jenis-jenis lain yang ditawarkan oleh
usaha tersebut, sehingga usaha tersebut memiliki peluang yang besar dalam
pencapaian target penjualan. Namun juga tidak menutup kemungkinan bagi usaha yang
hanya menjual satu ragam produk. Usaha tersebut juga dapat diregister kedalam
68
aplikasi web service dengan syarat pelaku usaha tersebut mampu berinovasi dengan
makanan yang ditawarkannya. Hal ini dilakukan agar produk yang ditawarkan tersebut
mampu bersaing dengan produk-produk sejenis lainnya.
e. Lokasi penjualan produk yang ditawarkan mudah ditemukan.
Tempat penjualan produk yang ditawarkan hendaknya mudah ditemukan atau
dijangkau oleh konsumen, sehingga konsumen yang akan membeli produk secara
langsung tidak mengalami kesulitan dalam menemukan tempat usaha. UMKM yang
akan diregister harus mendeskripsikan lokasi usaha secara detail.
2. Templates
Setelah suatu produk dinyatakan layak untuk dipasarkan, langkah selanjutnya adalah
menentukan template berdasarkan bidang usaha yang terdiri dari usaha kuliner, retail dan
souvenir. Template yang diterapkan pada ketiga usaha tersebut berbeda-beda dikarenakan tata
letak dan isi pada setiap bidang usaha tidak sama. Misalnya pada bidang usaha retail, dimana
usaha retail terdiri dari berbagai macam jenis produk sehingga pada template-nya terdapat
susunan tabel yang berisi gambar-gambar produk yang ditawarkan.
Template juga berperan penting dalam mempromosikan suatu produk, sehingga
menarik atau tidaknya tampilan dari template tersebut sangat mempengaruhi minat konsumen
untuk menelusuri lebih lanjut mengenai produk-produk yang ditawarkan dalam web UMKM kota
Palembang. Template yang baik juga harus user friendly, sehingga konsumen dari berbagai
kalangan usia dapat dengan mudah mengakses atau mengoperasikan tools yang tersedia pada
aplikasi tersebut.
3. Detail Produk
Setelah menentukan template UMKM sesuai dengan bidang usaha, selanjutnya hal
yang perlu diperhatikan adalah pendeskripsian produk yang ditawarkan. Produk yang
dideskripsikan secara detail akan mempermudah konsumen dalam mengenal produk yang
ditawarkan, karena dari detail produk yang ditampilkan juga mampu mempegaruhi minat
konsumen terhadap produk tersebut. Adapun kriteria detail produk yang seharusnya ditampilkan
pada web UMKM kota Palembang, sebagi berikut:
69
a. Nama Usaha
Setiap usaha harus mempunyai nama usaha guna membedakan produk sejenis yang
ditawarkan dari bidang usaha yang sama.
b. Lama Usaha
Lama usaha dapat mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen dalam membeli
produk yang ditawarkan. Produk yang lama usahanya lebih dari 5 tahun cenderung
dipilih oleh konsumen karena mereka berasumsi bahwa usaha yang mampu bertahan
selama 5 tahun terakhir berkemungkinan besar menawarkan produk yang terjamin
kualitasnya. Sedangkan produk yang lama usahanya dibawah 5 tahun cenderung
menawarkan produk yang memiliki inovasi baru ataupun merupakan trend yang sedang
diminati banyak konsumen.
c. Alamat Usaha
Alamat usaha merupakan syarat wajib untuk dicantumkan dalam detail produk. Hal ini
dikarenakan alamat usaha akan berpengaruh terhadap proses jual-beli yang dilakukan.
d. Jenis Produk
Apabila suatu usaha mempunyai beragam jenis produk, maka hendaknya jenis-jenis
produk tersebut dicantumkan dalam detail produk sehingga konsumen mengetahui
bahwa usaha tersebut menawarkan beragam jenis produk. Mencantumkan beragam
jenis produk juga mampu memberikan peluang yang lebih besar bagi pelaku usaha
dalam meningkatkan target penjualan karena konsumen berkemungkinan membeli
beberapa produk dari jenis produk yang berbeda pada usaha yang sama.
e. Stok Produk
Jumlah stok produk akan berpengaruh terhadap permintaan pasar. Semakin banyak
jumlah stok produk yang ditawarkan, maka peluang dalam meningkatnya permintaan
pasar pun semakin besar.
f. Gambar Produk
Gambar produk juga merupakan hal utama dalam mendeskripsikan suatu produk,
karena mampu menampilkan keseluruhan dari produk yang ditawarkan. Gambar produk
yang di upload harus berupa gambar yang jelas, rapi dan menarik guna mempengaruhi
minat konsumen untuk membeli produk tersebut.
70
g. Harga Produk
Harga produk merupakan hal yang wajib dicantumkan pada detail produk karena
berperan penting dalam mempengaruhi minat konsumen.
h. Contact Person
Contact Person juga diperlukan dalam pendeskripsian suatu usaha karena akan
berperan penting dalam proses jual-beli yang dilakukan.
4. Informasi & Pesanan
Dengan beragamnya produk yang dipromosikan pada web UMKM kota Palembang,
pengunjung dan pelaku UMKM dapat mengetahui perkembangan produk dari waktu ke waktu.
Hal ini memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM dalam upaya membangun inovasi baru
terhadap produk yang ditawarkan, sehingga produk tersebut dapat disesuaikan dengan
perkembangan produk.
Apabila pengunjung berminat untuk membeli suatu produk yang ditawarkan pada
aplikasi, maka pengunjung harus melakukan pemesanan terhadap produk tersebut. Namun
untuk mengisi form pemesanan, pengunjung harus terlebih dahulu terdaftar pada layanan
sistem consumer yang nantinya akan terhubung dengan layanan UMKM kota Palembang.
5. Register Consumer
Konsumen yang terdaftar pada layanan sistem consumer berperan sebagai service
requester yang berpengaruh terhadap promosi. Konsumen yang telah melakukan register, akan
mendapatkan ID yang akan digunakan dalam aktivitas pemesanan produk pada web UMKM
kota Palembang.
6. Service Order
Setelah konsumen melakukan register pada layanan sistem consumer, maka
konsumen dapat melakukan pemesanan produk pada layanan UMKM kota Palembang.
5.3 Class Diagram
Adapun asumsi mengenai hubungan antar database pada web UMKM Palembang yang
digambarkan melalui class diagram, yaitu sebagai berikut.
71
Gambar 5.3 Relasi Antar Database pada Web UMKM Palembang
5.4 Desain Rancangan Web Services UMKM Kota Palembang
Terdapat beberapa asumsi desain rancangan web UMKM kota Palembang, diantaranya
yaitu rancangan login, register consumer, register penjual, homepage, detail produk dan
pemesanan produk.
Gambar 5.4 Desain Rancangan Login pada Web UMKM Palembang
72
Gambar 5.5 Desain Rancangan Register Consumer pada Web UMKM Palembang
73
Gambar 5.6 Desain Rancangan Register Penjual pada Web UMKM Palembang
74
Gambar 5.7 Desain Rancangan Homepage pada Web UMKM Palembang
75
Gambar 5.8 Desain Rancangan Berdasarkan Bidang Usaha pada Web UMKM Palembang
76
Gambar 5.9 Desain Rancangan Berdasarkan Detail Produk pada Web UMKM Palembang
77
Gambar 5.10 Desain Rancangan Pemesanan Produk pada Web UMKM Palembang
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisa dan menemukan faktor-faktor penting yang
dibutuhkan dalam membangun suatu teknologi informasi yang baik bagi UMKM bagian
pemasaran. Penelitian ini mengusulkan empat variabel independent (kelayakan produk,
permintaan pasar, pesaing, promosi) yang diasumsikan merupakan faktor penting yang memiliki
pengaruh terhadap satu variabel dependent (teknologi informasi). Pengumpulan data dilakukan
dengan menyebarkan questionnaire yang berisi 28 item pernyataan kepada 100 respondent
yang merupakan pelaku UMKM dari tiga sektor UMKM yang berada di Palembang. Data
tersebut diolah menggunakan bantuan aplikasi SPSS versi 21.0 guna dilakukannya uji kualitas
data (uji validitas, uji reliabilitas dan uji t).
Adapun beberapa kesimpulan yang dapat diambil dari hasil analisis dan pembahasan,
yaitu sebagai berikut:
1. Berdasarkan hasil uji validitas yang dilakukan, semua indikator dinyatakan valid dengan nilai
korelasi rata-rata sebesar 0,716. Sedangkan pada hasil uji reliabilitas, semua variabel
dinyatakan reliable dengan nilai croanbach’s alpha rata-rata sebesar 0,773.
2. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, terdapat dua variabel yang memiliki nilai korelasi
tertinggi terhadap tata kelola teknologi informasi, yaitu kelayakan produk (3,681) dan
promosi (4,349). Kedua variabel tersebut merupakan faktor terpenting yang perlu
diperhatikan dalam membangun suatu teknologi informasi bagian pemasaran pada UMKM
di Palembang.
3. Berdasarkan hasil uji t yang dilakukan, terdapat dua variabel yang memiliki nilai korelasi
terendah terhadap tata kelola teknologi informasi, yaitu permintaan pasar (1,529) dan
pesaing (-1,267). Kedua variabel tersebut belum dapat dijadikan faktor dalam membangun
teknologi informasi bagian pemasaran pada UMKM di Palembang. Hal ini dikarenakan
permintaan pasar dan pangsa pasar yang dicapai usaha mikro belum cukup luas. Selain itu,
usaha mikro juga belum mampu bersaing dengan usaha lain yang sejenis karena minimnya
promosi yang dilakukan.
79
4. Rekomendasi tata kelola teknologi informasi bagian pemasaran pada UMKM di Palembang
diterapkan dengan menggunakan SOA web services, dimana terdapat dua layanan yang
saling berkaitan, yaitu layanan UMKM kota Palembang dan layanan sistem consumer.
Rekomendasi tata kelola teknologi informasi ini diharapkan dapat membantu UMKM dalam
memperluas pangsa pasar sehingga mampu menciptakan benefit yang lebih besar.
6.2 Saran
Saran yang dapat diberikan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Dinas Perindustrian, Perdagangan dan Koperasi (Disperindagkop) diharapkan dapat
membantu UMKM dalam memperluas pangsa pasar mereka dengan cara membangun
suatu platform teknologi informasi yang baik, sesuai dengan tata kelola yang
direkomendasikan pada penelitian ini.
2. Penelitian selanjutnya diharapkan dapat melakukan implementasi tata kelola teknologi
informasi bagian pemasaran UMKM di Palembang dengan menggunakan kerangka kerja
SOA, serta membahas mengenai jaringan yang akan digunakan dan data recovery terkait
database yang akan digunakan.
xxi
DAFTAR PUSTAKA
Absari, T. D., & Setyawan, H. S. (2012). Analisis dan Perancangan Penerapan Service
Oriented Architecture dan Aplikasi Jejaring Sosial. Jurnal ELTEK, 10(2).
Adikara, F. (2013). Implementasi Tata Kelola Informasi Perguruan Tinggi Berdasarkan Cobit
5 Pada Laboratorium Rekayasa Perangkat Lunak Universitas Esa Unggul. Seminar
Nasional Sistem Informasi Indonesia.
Anggraini, D., & Nasution, H. S. (2013). Peranan Kredit Usaha Rakyat (KUR) Bagi
Pengembangan UMKM di Kota Medan (Studi Kasus Bank BRI). Jurnal Ekonomi dan
Keuangan, 1(3).
Antasari, S. A., Kertahadi, & Riyadi. (2013). Pengaruh Penggunaan Internet Banking
Terhadap Kepuasan Nasabah.
Aradea, Shofa, N. R., & Kurnia, B. B. (2013). Penerapan Service Oriented Architecture untuk
Pembangunan Web Based Learning. Jurnal Penelitian Statistika, 9(2).
Artiningtyas, I., Minarsih M. M., & Hasiolan, B. L. (2015). Pengaruh Kualitas Layanan,
Persepsi Harga dan Kepercayaan Terhadap Kepuasan Pelanggan.
Darmawan, F. (2015). Pengukuran Tingkat Kepuasan Pemanfaatan E-Learning. Jurnal
Speed Sentra Penelitian Engineering dan Edukasi, 7(4).
Hanief, S. (2013). Audit TI untuk Menemukan Pola Best Pratice Pengelolaan TI pada
Perbankan. Lontar Komputer, 4(2).
Hidayatillah, I., Suryoko, S., & Prabawani, B. (2015). Pengaruh Kualitas Pelayanan,
Reputasi, dan Harga Premi Asuransi Bumiputera 1912. Jurnal Ilmu Administrasi
Bisnis.
Irfan. (2013). Penyelarasan Tujuan Bisnis dan Tujuan Teknologi Informasi untuk Pemilihan
Proses Evaluasi dalam Internal Kontrol TI Berdasarkan Cobit.
Kapojos, Wowor, & Rumagit. (2012). Implementasi Service Oriented Architecture dengan
Web Service untuk Aplikasi Informasi Akademik.
Kurniali, S. (2013). Studi Kasus Implementasi Service Oriented Architecture (SOA) di Credit
Suisse. Comtech, 4(2).
xxii
Lestariningsih, U., Fathoni, A., & Warso, M. M. (2015). Analysis Of Effect on the Quality of
Perfomance Implications Employee Satisfaction at Kantor Kecamatan Banyumanik
Semarang.
Maith, A., H. (2013). Analisis Laporan Keuangan dalam Mengukur Kinerja Keuangan pada
PT. Hanjaya Mandala Sampoerna Tbk. Jurnal EMBA, 1(3).
Marini. (2012). Penerapan Model Service Oriented Architecture Pengintegrasian Sistem
Informasi STMIK Atma Luhur.
Modissa, S., & Rachmansyah. (2015). Penerapan Tata Kelola Teknologi Informasi dengan
Menggunakan Cobit Framework 4.1.
Muat, S., Miftah, D., & Wulandari, H. (2014). Analisis Tingkat Literasi Keuangan dan
Dampaknya Terhadap Keputusan Pinjaman Pribadi.
Mujiyana, & Elissa, I. (2013). Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Via Internet pada Toko Online.
Muthmainnah. (2015). Model Perancangan Tata Kelola Teknologi Informasi (IT Governance)
pada Proses Pengelolaan Data di Universitas Malikussaleh Lhokseumawe. Techsi,
6(1).
Muslih, T. M., & Purnama, E. B. (2013). Pengembangan Aplikasi SMS Gateway untuk
Informasi Pendaftaran Peserta Didik Baru di SMAN 1 Jepara. Indonesian Jurnal
Networking and Security, 2(1).
Nurhidayati, Rizky, R., & Dafid. (2014). Mengukur Resource Management Terhadap Sistem
Informasi Penjualan Store pada MDP IT Superstore Palembang.
Parwadi, R. (2013). Implementasi Kebijakan Penempatan TKW di Luar Negeri. Jurnal Ilmu
Administrasi Negara, 12(2).
Paturusi, S. (2013). Ekstraksi Servis pada Sistem Informasi Kesehatan: Sebuah Pendekatan
ke Arah Service Oriented Architecture.
Sembiring, W. S., Mudjihartono, P., & Rahayu, S. (2013). Evaluasi Penerapan Teknologi
Informasi di PT. Prudential Indonesia Menggunakan Model Cobit Framework 4.1.
Sujarweni, Wiratna, V. (2014). SPSS untuk Penelitian. Pustaka Baru.
Tan, R. E. (2011). Pengaruh Faktor Harga, Promosi dan Pelayanan Terhadap Keputusan
Keputusan Konsumen untuk Belanja di Alfamart Surabaya. Jurnal Kewirausahaan,
5(2).
xxiii
Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2008 Tentang Usaha Mikro, Kecil,
dan Menengah.
Wati, E. L., Yusmansyah., & Widiastuti, R. (2015). Hubungan Antara Kecerdasan Emosional
dengan Prestasi Belajar.
Wijaya, T. (2011). Penerapan Service Oriented Architecture dalam Pengembangan Sistem
Informasi Medis Klinik Dokter Gigi XYZ.
Yustiningsih. (2014). Pengaruh Kepuasan dan Kepercayaan Pelanggan Terhadap Loyalitas
Pengguna Telkomsel Simpati di Surabaya. Jurnal Ilmu & Riset Manajemen, 3(9).
Yusuf, A., M. (2015). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian Gabungan.
Prenadamedia Group. Jakarta.