skripsi bimbingan konseling peranan orang tua dalam membina pendidikan siswa yang bersekolah di...
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pembangunan yang dilaksanakan kesiswaan oleh pemerintah bersama
masyarakat sekarang ini sedang giat-giatnya membangun dalam berbagai bidang
untuk mencapai kehidupan yang adil dan makmur merata sejahtera, baik material
maupun spiritual, diantaranya dibidang pendidikan baik yang bersifat maupun umum
yang mana keduanya itu sama-sama bertujuan untuk mencerdaskan kehidupan
bangsa. Sebagaimana yang tertuang dalam Undang-Undang RI No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II pasal 3 yang berfungsi:
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
UU RI Tentang Sistem Pendidikan Nasional (2003 : 7)
Sedangkan menurut Ki Hajar Dewantara (Bapak Pendidikan / Nasional Indonesia)
bahwa pendidikan yaitu tuntutan didlam hidup tumbuhnya anak-anak , adapun
maksudnya , “pendidikan yaitu menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada
anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia dan sebagai anggota masyarakat
dapatlah mencapai keselamatan dan kebahagiaan setinggi-tingginya”
Untuk mencapai tujuan pendidikan tersebut di atas, maka yang paling penting
adalah orang tua sebagai penanggung jawab pendidikan di rumah tangga dan
2
mempunyai peranan penting dalam terselenggaranya pendidikan, baik di rumah
tangga maupun di sekolah.
“Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik
terhadap perkembangan jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama”. Ahmad D Marimba, (1980 : 19).
Berdasarkan keterangan atas, jelas bahwa orang tua mempunyai peranan
penting dalam memberikan pendidikan serta memelihara dan membimbing siswa-
siswa dengan pengetahuan dan itu merupakan kewajiban bagi orang tua.
Pendidikan dalam lingkungan keluarga yang meliputi sikaf, tutur kata,
perkembangan sifat, nasehat keagamaan dan akhlak, itu bisa dikatakan berhasil
apabila orang tua tersebut mempunyai peranan yang tinggi terhadap Siswa, karena
pendidikan di sekolah merupakan lanjutan dari pada pendidikan di rumah tangga.
Berdasarkan observasi awal yang peneliti lakukan bahwa ada sebagian orang
tua yang mempunyai Siswa yang bersekolah di SMA Negeri .................
Kabupaten ........................ masih kurang berperan dalam membina keagamaan
terhadap Siswa, itu karena disebabkan beberapa faktor yang mempengaruhi
diantaranya Tingkat Kesadaran Orang Tua, Tingkat Pendidikan Orang tua, Tingkat
Ekonomi Orang tua, Alokasi waktu yang disediakan orang tua dalam membimbing
dan mengawasi belajar siswa.
Dari latar belakang masalah di atas, maka peneliti merasa terdorong untuk
meneliti lebih jauh yang dituangkan dalam sebuah skripsi yang berjudul : PERANAN
ORANG TUA DALAM MEMBINA PENDIDIKAN SISWA YANG
3
BERSEKOLAH DI SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI .................
Kabupaten .........................
B. Rumusan dan Batasan masalah
1. Rumusan Masalah
a. Bagaimanakah peranan orang tua dalam membina pendidikan siswa yang
bersekolah di SMA Negeri ................. Kabupaten ........................ ?
b. Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi peranan orang tua dalam membina
pendidikan siswa yang bersekolah di SMA Negeri .................
Kabupaten ........................ ?
2. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan kemampuan yang dimiliki, agar masalah yang
diteliti tidak terlalu luas, maka masalah yang diteliti terbatas pada masalah :
a. Peranan yang dilakukan orang tua meliputi :
1) Fasilitas atau keperluan siswa
2) Bimbingan belajar siswa
3) Mengarahkan aspirasi dan harapan akademik siswa
4) Sikap orangtua terhadap siswa
b. Membina Pendidikan siswa adalah berupa memberikan arahan, bimbingan
pendidkan pada siswa yang bersekolah di SMA Negeri 3 Barabai agar
perkembangan yang diinginkan sesuai dengan harapan siswa.
C. Tujuan dan Kegunaan penelitian
1. Tujuan Penelitian
4
Berdasarkan perumusan masalah tersebut, maka tujuan penelitian ini
adalah:
1. Untuk mengetahui peranan orang tua dalam membina pendidikan siswa yang
bersekolah di SMA Negeri ................. Kabupaten .........................
2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi peranan orang tua dalam
membina pendidikan siswa yang bersekolah di SMA Negeri .................
Kabupaten .........................
2. Kegunaan Penelitian
Hasil Penelitian ini diharapkan akan berguna bagi :
a. Sebagai masukan bagi orang tua untuk lebih memperhatikan pendidikan di
dalam Lingkungan keluarga.
b. Sebagai masukan bagi Sekolah untuk dijadikan dasar pertimbangan dalam
usaha meningkatkan Pendidikan bagi siswanya.
c. Bahan informasi bagi peneliti lain yang ingin mengadakan penelitian yang
lebih lanjut tentang masalah yang sama.
d. Sumbangan keilmuan untuk memperkaya khazanah perpustakaan Unversitas
Achmad Yani Banjarmasin.
D. Penjelasan Istilah
1. Peranan orang tua
Kata peranan berasal dari kata “peran” yang artinya orang yang paling
menentukan dalam suatu hasil kerja seseorang atau boleh dikatakan orang yang
5
paling bertanggung jawab terhadap sesuatu masalah yang diberikan tugas
kepadanya.
Jadi orang tua yang dimaksud di sisni yaitu ibu dan bapak yang
merupakan motor penggerak keberahasilan pendidikan di rumah tangga, karena
pendidikan yang utama sekali berada di lingkungan rumah tangga.
Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang terpenting terhadap pendidikan anak-ananknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah yang selalu di sampingnya. Ibulah yang memberi makan dan minum, dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebih cinta kepada ibunya daripada keluarga lainnya. Ngalim Purwanto, (1991 : 90)
Sebagai orang tua hendaknya harus tetap menjaga keutuhan keluarga, dan
kualitas keluarga yang erat sekali hubungannya dengan peranan dalam mendidik
Anak, dan yang tidak kalah pentingnya, kita sebagai orang tua harus waspada
dalam menyikapi pola tingkah laku Anak.
2. Pendidikan
Sebelum menjelaskan tentang pengertian pendidikan , maka terlebih
dahulu akan dijelaskan pendidikan. Menurut Akhmad D. Marimba dalam
bukunya Pengantar Filsafat Pendidikan , mengatakan “Pendidikan adalah
bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik terhadap perkembangan
jasmani dan rohani siterdidik menuju terbentuknya kepribadian yang utama.”
Ahmad D Marimba, (1980 : 19)
3. Membina Anak
“Membina anak adalah member pelajaran yang baik karena pada saat itu
mereka sangat penuh dengan rasa ingun tahu”. Ahmad D Marimba, (1980 : 51)
6
E. Anggapan Dasar
Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai anak di sekolah turut ditentukan oleh
peran orang tua dalam memberikan partisipasipasinya, dengan cara memberikan
perhatian terhadap anak yang sedang belajar, membantu kesulitan yang dihadapi anak
pada waktu belajar, memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap anak dalam
belajarnya, sehingga dengan adanya bimbingan tersebut anak merasa diperhatikan
dan timbul dalam dirinya gairah untuk belajar.
Tinggi rendahnya prestasi yang dicapai siswa di sekolah turut ditentukan oleh
peran orang tua dalam memberikan pendidikannya, dengan cara memberikan
perhatian terhadap siswa yang sedang belajar, membantu kesulitan yang dihadapi
siswa pada waktu belajar, memberikan bimbingan dan pengawasan terhadap siswa
dalam belajarnya, sehingga dengan adanya pembinaan pendidikan tersebut anak
merasa diperhatikan dan timbul dalam dirinya semangat dalam belajar kesekolah.
7
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Peranan Orang Tua Dalam membina Pendidikan Siswa
1. Peranan orang tua
Kata peranan berasal dari kata “peran” yang artinya orang yang paling
menentukan dalam suatu hasil kerja seseorang atau boleh dikatakan orang yang
paling bertanggung jawab terhadap sesuatu masalah yang diberikan tugas
kepadanya, dan yang akan dijelaskan di sini sesuai dengan pokok masalahnya
yaitu peranan orang tua dalam membina pendidikan terhadap Anak yang
bersekolah di SMA Negeri ................. Kabupaten .........................
Jadi orang tua yang dimaksud di sisni yaitu ibu dan bapak yang
merupakan motor penggerak keberahasilan pendidikan di rumah tangga, karena
pendidikan yang utama sekali berada di lingkungan rumah tangga.
Di antara ibu dan bapak dalam rumah tangga yang paling berperan adalah
ibunya, sebagaimana dikemukakan oleh M. Ngalim Purwanto dalam bukunya
Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis yaitu :
Pada kebanyakan keluarga, ibulah yang memegang peranan yang terpenting terhadap pendidikan anak-ananknya. Sejak anak itu dilahirkan, ibulah yang selalu di sampingnya. Ibulah yang memberi makan dan minum, dan selalu bercampur gaul dengan anak-anak. Itulah sebabnya kebanyakan anak lebuh cinta kepada ibunya daripada keluarga lainnya. Ngalim Purwanto, (1991 : 90)
Sebagai orang tua hendaknya harus tetap menjaga keutuhan keluarga, dan
kualitas keluarga yang erat sekali hubungannya dengan peranan dalam mendidik
8
Anak, dan yang tidak kalah pentingnya, kita sebagai orang tua harus waspada
dalam menyikapi pola tingkah laku Anak, terutama sekali anak yang menjelang
masa remaja (pubertas).
Orang tua harus mengetahui hal tersebut, sebagaimana penadapat Zakiah
Daradjat dalam bukunya Ilmu Jiwa yang menyebutkan :
Tanpa mengetahui masalah-maslah tersebut, akan sukarlah memahami sikap dan tingkah laku remaja. Berapa benyaknya orang tua yang mengeluh, bahkan bersusah hati, karena anak-Anak yang telah remaja itu keras kepala, sukar diatur, mudah tersinggung, sering melawan dan sebagainya. Bahkan ada orang tua yang benar-benar panik memikirkan kelakukan anak-anakanya yang telah remaja, seperti sering bertengkar, membuat kelakukan-kelakuan yang melanggar aturan atau nilai-nilai moral dan norma-norma. Zakiah Derdjat, (2001 : 66)
2. Pendidikan
Sebelum menjelaskan tentang pengertian pendidikan, maka terlebih
dahulu akan dijelaskan pendidikan akhlak. Menurut Akhmad D. Marimba dalam
bukunya Pengantar Filsafat Pendidikan , mengatakan;
“Pendidikan adalah bimbingan atau pimpinan secara sadar oleh sipendidik
terhadap perkembangan jaSMAni dan rohani siterdidik menuju terbentuknya
kepribadian yang utama”. Ahmad D Marimba, (1980 : 19)
Dari beberapa pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa adalah
suatu ikatan atau undang-undang yang harus dijalankan atau dipenuhi dan ditaati
oleh pemeluknya, sehingga akan dapat tercapai ketentraman dan kebahagian
dalam hidup ini.
9
Secara keseluruhan pendidikan adalah suatu usaha untuk mendidik anak
dalam rangka untuk mencapai ketenangan hidup dan kebahagian hidup di dunia
dan akhirat.
Dari pemahaman di atas dapat digaris bawahi yang dimaksud dengan
pendidiakan adalah suatu aktivitas, yang sengaja oleh sipendidik untuk
mengarahkan pada terbentuknya kepribadian anak didik yang sesuai denga ajaran
dan norma-norma.
B. Arti dan Tujuan Pendidikan
1. Pendidikan
Dalam kalimat Pendidikan terdapat tiga pengertian antara lain:
a. Pendidikan
Dalam bahasa Indonesia Istilah pendidikan berasal dari kata “didik”
dengan memberinya awalan “pe” dan akhiran “an”, mengandung arti
perbuatan (hal, cara dan sebagainya). Ramayulis, (1994 : 13)
Istilah pendidikan ini semula berasal dari bahasa yunani yaitu,
“Pedagogie”, yang berarti bimbingan yang diberikan kepada anak.
Istilah ini kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa asing dengan
“education” yang berarti pengembangan atau bimbingan. “Dalam bahasa
Arab istilah ini sering diterjemahkan dengan “tarbiyah” yang berarti
pendidikan”. Ramayulis, (1994 : 13)
Pendidikan di Sekolah Dasar bertujuan untuk menumbuhkan dan
meningkatkan keimanan melalui pemberian dan pemupukan pengetahuan,
penguasaan, pengalaman dan pengamatan peserta didik tentang sehingga menjadi
10
manusia berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan kepada jenjang pendidikan yang lebih
tinggi. Hal ini sesuai dengan undang-undang tentang sistem pendidikan nasional
tahun 2003 yaitu :
Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.Departemen Pendidikan Nasional RI, (2003 : 7)
Beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dalam Undang-
undang menunjukan bahwa pendidikan diharapkan berperan langsung dalam
usaha pencapaian tujuan pendidikan nasional, karena keimanan dan ketakwaan
hanya bisa dicapai secara sempurna melalui yang dipeluk. Oleh sebab itu
pendidikan termasuk mempunyai kedudukan penting dalam Sistem Pendidikan
Nasional tersebut.
Sedangkan tujuan Pendidikan menurut Al-Abrasyi yang dikutip di dalam
buku Ilmu Pendidikan karangan Ramayulis, bahwa Pendidikan Adalah:
1. Pembentukan akhlak2. Persiapan untuk dunia dan Akhirat3. Persiapan untuk mencari rezeki dan pemeliharaan segi-segi pemanfaatanya
melalui keterpaduan antara dan ilmu akan dapat membawa manusia kepada kesempurnaan.
4. Menumbuhkan roh ilmiah dan memenuhi keinginan untuk mengetahui serta memiliki kesanggupan untuk ilmu bukan sekedar ilmu. Ramayulis, (1994 : 102)
Dari rumusan tujuan pendidikan di atas, dapat disimpulkan bahwa tujuan
pendidikan bukan semata-mata untuk membentuk otak (intelektual semata)
11
dengan berbagai macam ilmu pengetahuan, akan tetapi juga mendidik akhlak dan
jiwa mereka, menanamkan rasa fadhilah (keutamaan), membiasakan mereka
dengan kesopanan yang tinggi, mempersiapkan mereka untuk suatu kehidupan
dimasa akan datang baik di dunia maupun di akhirat.
C. Peranan Orang Tua Dalam Membina Pendidikan Anak
Pada umumnya kebanyakan orang beranggapan bahwa apabila
membicarakan masalah pendidikan maka ini orientasinya kepada dunia sekolah
yang menghubungkan adanya guru dan beberapa orang murid. Mereka kurang
menyadari bahwa sebelum anak memasuki dunia sekolah ia dilahirkan dalam
lingkungan keluarga yang mana anak akan memperoleh pendidikan yang pertama
dan utama dari kedua orang tuanya.
Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama dalam masyarakat, karena dalam keluarga lah manusia dilahirkan, berkembang menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga akan selalu mempengaruhi tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti pendidikan selanjutnya di sekolah. Fuad Hasan, (1997:57)
Keluarga adalah merupakan lembaga pendidikan yang pertama dan utama
dalam masyarakat, karena dalam keluargalah manusia dilahirkan, berkembang
menjadi dewasa. Bentuk dan isi serta cara-cara pendidikan di dalam keluarga
akan selalu mempengaruhi tiap-tiap manusia. Pendidikan yang diterima dalam
keluarga inilah yang akan digunakan oleh anak sebagai dasar untuk mengikuti
pendidikan selanjutnya di sekolah.
Mengajarkan anak didik bergaul sesama anak didik, antara guru dengan anak didik, antara anak didik dengan orang yang bukan guru dan
12
mengajarkan anak didik agar menjadi anggota masyarakat yang berguna bagi agama, bangsa dan Negara. Abu Ahmadi, (1986:13)
Apabila anak memasuki dunia formal bukan berarti tanggung jawab
mengenai pendidikan anak itu sudah sepenuhnya dibebankan kepada guru di
sekolah, tetapi peran orang tua juga turut menanggung beban yang lebih berat
daripada guru untuk keberhasilan pendidikan anak.
Dalam pendidikan tujuan yang harus dicapai dengan sebaik-baiknya tidak
terlepas dari usaha peranan orang tua. Keberhasilan anak pendidikan yang baik
merupakan kebanggaan tersendiri bagi orang tua.
memandang keluarga bukan hanya persekutuan hidup masyarakat
terkecil saja, tetapi lebih dari itu, karena dalam lingkungan keluarga seorang anak
manusia akan bahagia dan celaka, baik di dunia ataupun di akhirat,
Sedangkan peranan orang tua menurut dalam keluarga adalah memberikan
atau memenuhi kebutuhan anak demi kelangsungan hidupnya serta memberikan
perlindungan. Tanggung jawab orang tua sangat besar artinya dalam mendidik
anak-Anak serta mengayomi Anak sejak kecil. Dari uraian-uraian di atas ini dapat
diterangkan bahwa peranan orang tua dalam mendidik anak sangat besar sekali
utamanya terhadap pendidikan anak, karena proses belajar di sekolah guru hanya
menyediakan bahan pelajaran, tetapi yang mencernanya anak itu sendiri dengan
kemampuan yang dimilikinya dan di arahkan oleh orang tua.
Dengan demikian dapat dikatakan, bahwa si anak banyak menuntut
peranan orang tua daripada guru, dalam hal ini partisipasi orang tua terhadap
belajar anak.
13
D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Peranan Orang Tua Dalam Membina
Pendidikan.
Untuk merealisasikan peranan orang tua dalam membina pendidikan terhadap
Anak pada SMA Negeri ................. Kabupaten ........................, tentunya dipengaruhi
oleh beberpa faktor, di antaranya, yaitu :
1. Tingkat kesadaran orang tua
Kesadaran orang tua terhadap pendidikan Anak memang harus dimiliki
oleh setiap orang tua, karena anak merupakan tanggungjawab orang tua dalam
mendidiknya, sebab sejak anak lahir sampai dewasa memerlukan bimbingan dan
pengawasan orang tua, agar kehidupanya benar-benar terarah kepada hal yang
bersifat positif.
Keluarga, tempat anak diasuh dan dibesarkan, berpengaruh besar terhadap perkembangan dan pertumbuhannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan jasmani anak. Sementara tingkat pendidikan orang tua juga besar pengaruhnya terhadap perkembangan rohaniah anak, terutama kepribadian dan kemajuan pendidikannya.Anak yang dibesarkan dalam lingkungan keluarga berada umumnya sehat dan cepat pertumbuhan badannya dibandingkan dengan anak dari keluarga yang tak mampu (miskin). Demikian pula yang orang tuanya berpendidikan akan menghasilkan anak yang berpendidikan pula. Ahmad Fauzi, (1999:105)
Dengan demikian tanpa kesadaran orang tua terhadap tanggung jawabnya
kepada anak, maka akan terabaikan pendidikan Anak sehingga berakibat patal
pada perkembangan akhlak anak itu sendiri. Oleh sebab itu maka orang tua harus
mempunyai tingkat kesadaran yang tinggi dalam pendidikan Anak.
2. Tingkat pendidikan orang tua.
14
Tinggi rendahnya latar belakang pendidikan orang tua/kepala keluarga
sudah barang tentu akan memberikan pengaruh terhadap peranannya dalam
mendidik anak, sebab orang tua yang yang pendidikannya lebih tinggi, maka
pengalamannya lebih luas lagi dalam pengetahuan dan mudah untuk memberikan
bimbingan serta memberikan contoh kepada Anak sebagai penerapan pendidikan
yang telah mereka peroleh.
Karena bagaimanpun bila orang tua tersebut tidak mengetahui
pengetahuan, maka ia akan sulit memberikan pendidikan kepada anak-Anak,
utama sekali dalam memberikan contoh teladan yang baik kepada Anak. Hal ini
disesbabkan karena modal dasar yang harus diberikan orang tua kepada Anak
dalam keluarga adalah ilmu pengetahuan, terlebuh khusus lagi ilmu pengetahuan,
dengan ilmu pengetahuan itu akan dapat mendidik serta membimbing keluarganya
kea rah yang lebih baik.
Dari uraian di atas jelas bahwa pendidikan yang diberikan dan hasil yang
dicapai akan diwarnai oleh pengetahuan yang dimiliki orang tua.
Dengan demikian, pendidikan/pengetahuan orang tua sangat besar
pengaruhnya terhadap peranan orang tua dalam pendidikan Anak, sebaliknya
rendahnya latar belakang pendidikan orang tua/kepala keluarga sudah barang tentu
akan berakibat kurangnya motivasi orang tua terhadap peranannya, sebab ilmu
yang dimilikinya untuk dirinya sndiri hampir tidak mencukupi, apalagi untuk
ditransper kepada Anak, sehingga membuat kurangnya peranan orang tua dalam
pendidikan Anak.
3. Tingkat ekonomi orang tua.
15
Yang dimaksud dengan tingkat ekonomi orang tua di sini adalah keadaan
finansial orang tua dilihat dari pekerjaan pokok. Besar tidaknya pengasilan yang
didapat orang tua dalam menghidupi keluarganya tentu bisa dilihat dari jenis
pekerjaannya. Adapun jenis pekerjaan itu bisa di klasifikasikan menurut
lingkungan tempat tinggal, seperti pekerjaan yang umumnya dilakuni oleh orang
tua yang tinggal di pedesaan, antara lain : bertani, berkebun, beternak pedagang
kecil (kios makanan dan warung kopi). Sementara jenis pekerjaan orang tua yang
tinggal di kota lebih bervariasi, seperti buruh, pedagang, kantoran (Perusahan
ataupun Pemerintahan), dan pengusaha. Dari banyak jenis pekerjaan tentu ada efek
positif dan negatifnya mengenai peranan orang tua terhadap pendidikan anak
khususnya pendidikan. Orang tua yang mempunyai penghasilan yang rendah tentu
dia akan berusaha sekuat tenaganya untuk bisa menghidupi keluarganya, sehingga
pendidikan Anak kadang terabaikan, begitu juga dengan orang tua yang kesibukan
kerjanya teralau padat karena tuntutan kerja, walaupun berpengahsilan tinggi
kadang pendidikan dan kasih sayang terhadap Anak terabaikan.
Namun orang tua yang berpengasilan tinggi lebih mudah mengarahkan
pendidikan formal Anak karena mempunyai cukup biaya, sedangkan oaring tua
yang berpenghasilan rendah tentu lebih sulit untuk meningkatkan pendidikan
formal Anak karena keterbatasan biaya.
Dari uraian di atas dapat jelas bahwa keadaan ekonomi orang tua di
pedesaan pada umumnya kelas menengah ke bawah, sedangkan keadaan ekonomi
orang tua di perkotaan lebih luas, mulai dari kelas kecil sampai kelas atas.
16
4. Tempat waktu yang disediakan oleh orang tua dalam membimbing dan mengawasi
belajar anak.
Yang dimaksud tempat waktu di sini adalah kesempatan untuk mendidik
anak/berkumpul di rumah, dimana waktu yang tersedia hamper tidak mencukupi,
karena orang tua lebih banyak tinggal di luar rumah, karena urusan pekerjaan,
sebagian besar petani yang berpanghasilan rata-rata pas-pasan dalam menhidupi
keseharian keluarganya, sehingga mereka bekerja keras untuk memenuhi
kebutuhan sehari-hari, yang berakibat mengurangi peran orang tua dalam
pendidikan.
Sebaiknya bagi orang tua yang sudah mengerti akan tanggung jawabnya,
tentu akan membagi waktu dengan sebaik-baiknya, sehingga ada waktu untuk bisa
membimbing dan mengawasi anak dalam belajar atau pendidikan.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
17
A. Tempat Penelitian
Adapun tempat dalam Penelitian ini adalah SMA Negeri .................
Kabupaten .........................
Dipilihnya SMA Negeri .................
Kecamatan ........................Kabupaten ................. sebagai tempat penelitian adalah
dengan pertimbangan sebagai berikut :
1. Karena masalah yang akan diteliti ada di sekolah tersebut dan data yang
diperlukan tersedia.
2. Adanya kesediaan kepala sekolah, guru dan staf sekolah lainnya untuk membantu
penelitian ini.
3. Sebagian besar orang tua SMA Negeri .................
Kecamatan ........................Kabupaten ................. mempunyai kesibukan yang
banyak menyita waktu dalam pekerjaannya sehari-hari, sehingga memungkinkan
untuk diadakannya penelitian
4. Karena Peranan orang tua merupakan faktor yang sangat menentukan terhadap
keberhasilan pembelajaran pendidikan disemua tingkatan pendidikan
B. Populasi dan Sampel Penelitian
1. Populasi penelitian
Populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam suatu
ruang lingkup dan waktu yang ditentukan. S,Margono, (1996 : 118)
Yang menjadi populasi dalam penelitian adalah Seluruh Orang tua dari
siswa yang bersekolah di SMA Negeri ................. Kabupaten ........................
18
yang berjumlah 572 orang, jadi yang menjadi populasi penelitian ini adalah 572
orang tua siswa.
Tabel 1 POPULASI PENELITIAN
No. KelasKeadaan Murid
JumlahJumlah
Orang Tua/WaliLaki-laki Perempuan
1.
2.
3.
X
XI
XII
90
75
67
161
96
83
251
171
150
251
171
150
Jumlah 232 340 572 572
2. Sampel Penelitian
“Sampel adalah sejumlah individu yang jumlahnya kurang dari jumlah
populasi”. Sutrisno Hadi, (1991 : 220 )
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik random sampling,
Random sampling adalah suatu cara pengambilan sampel diamana tiap unsur
yang membentuk populasi diberi kesempatan yang sama untuk terpilih jadi
sampel.
Dengan mengambil sebanyak 30 orang dari jumlah 572 orang tua dengan
perincian tiap kelas diwakili 10 0rang.
Tabel 2SAMPEL PENELITIAN
No. Kelas Jumlah Jumlah Populasi Jumlah Sampel
19
SiswaOrangtua/Wali
Murid
1.
2.
3.
X
XI
XII
251
171
150
251
171
150
10
10
10
Jumlah 572 572 30
C. Data dan Sumber Data
1. Data
Data yang digali dalam penelitian ini meliputi :
a) Data Pokok
1) Data tentang peranan orang tua dalam membina pendidikan anak yang
bersekolah di SMA Negeri ................. Kabupaten ........................
Meliputi :
a) Pendidikan belajar
b) Pendidikan berteman
c) Pendidikan bermasyarakat.
d) Pendidikan akhlak
2) Data yang berkenaan dengan Faktor-faktor yang mempengaruhi peranan
orang tua dalam membina pendidikan anak yang bersekolah di SMA
Negeri ................. Kabupaten ........................, meliputi :
a) Tingkat kesadaran orang tua
b) Tingkat pendidikan orang tua.
c) Tingkat ekonomi orang tua.
20
d) Atempat waktu yang tersedia.
b) Data Penunjang, yakni data yang menggambarkan Sejarah berdirinya SMA
Negeri ................. Kabupaten ........................, Keadaan Guru, Siswa, Orang
tua dan fasilitas yang dimiliki.
2. Sumber Data
Yang menjadi sumber data dari penelitian ini adalah :
a. Responden, yaitu seluruh orang tua siswa yang dijadikan sampel dalam
penelitian ini
b. Informan, yaitu pihak yang bisa diminta informasinya dalam penelitian ini
seperti Guru, Kepala Sekolah, Wali Kelas, dan Siswa
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik yang digunakan dalam pengumpulan data adalah sebagai berikut :
1. Angket
Teknik ini digunakan dalam mengumpulkan data-data dari responden
tentang peranan orang tua dalam membina pendidikan anak yang bersekolah di
SMA Negeri ................. Kabupaten ........................ dan faktor-faktor yang
mempengaruhinya.
Tabel 3KISI-KISI ANGKET
21
No.
VariabelSub Vareabel
Indikator Item
1 Bagaimana Peranan Orang Tua Dalam Membina Pendidikan
1. Pengumpulan Data siswa
2. Peranan Orang Tua Dalam Membina Pendidikan
3. Peranan Orang Tua Dalam Membina Pendidikan di sekolah
4. Fungsi Bagaimana Peranan Orang Tua Dalam Membina Pendidikan
1. Orang tua mengumpulkan data mengenai pendidikan anak
2. Orang tua berperan dalam memberiksn pendidikan
3. Tingkat kesadaran Orang tua dalam memberikan pendidikan
4. Bagaimana tingkat pendidkan orang tua
5. Peranan Orang tua dalam ekonomi
6. Peranan Orang tua dalam memberikan waktu belajar anak
7. Upaya orang tua selalu ada dalam setiap membina pendidikan
8. Orang tua mengadakan contoh sikap setelah memberikan pendidikan
9. Membantu siswa agar prestasi nya membaik 10. Orang tua memberikan hukuman Pada anak yang bersikap baik
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
2. Wawancara
Teknik ini digunakan dalam mengumpulkan data dari informan tentang
peranan orang tua dalam membina pendidikan anak di SMA Negeri .................
Kabupaten .........................
3. Observasi
Teknik observasi yang digunakan untuk mengamati secara langsung
tentang peranan orang tua dalam membina pendidikan anak di SMA
Negeri ................. Kabupaten ........................
4. Dokumenter
22
Teknik ini digunakan untuk menggali data-data tertulis yang berupa
arsip tentang latar belakang berdirinya SMA Negeri .................
Kabupaten ........................, Keadaan Guru, Siswa dan fasilitas yang dimiliki.
E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
a. Editing
Kegiatan ini dilakukan untuk melihat atau memeriksa kelengkapan,
kejelasan dan benar tidaknya data yang telah terkumpul.
b. Koding
Yaitu memberikan kode-kode pada setiap data yang diperoleh dalam
rangka mengklasifikasikan data hasil jawaban responden.
c. Skoring.
Yaitu menghitung frekuensi di mana setiap alternatif jawaban yang
diperoleh dihitung jumlahnya agar memudahkan dalam pembuatan tabel.
d. Tabulasi
Yaitu menyusun dan memasukkan data ke dalam bentuk tabel dengan
memakai rumus Product of Moment Corelation
e. Interprestasi Data
Untuk memberikan interpretasi terhadap data terdapat dalam tabel,
digunakan standar kualitas sebagai berikut :
1) 0% - < 20% = Rendah Sekali
2) 20% - < 40 % = Rendah
3) 40% - < 60% = Cukup
23
4) 60% - < 80% = Tinggi
5) 80% - 100% = Tinggi Sekali Amirul Hadi, (1998 :64)
2. Analisis Data
Setelah data disajikan dan diinterpretasikan, kemudian dilakukan analisis
terhadap setiap permasalahan. Untuk menganalisa data tersebut, Peneliti
menggunakan metode analisis diskriptif kuantitatif, dengan menarik kesimpulan
secara induktif.
F. Prosedur Penelitian
Dalam rangkaian dari penelitian mulai dari persiapan sampai kepada
penyusunan laporan, maka prosedur penelitian ini dibagi beberapa tahap, yaitu :
1. Tahap Pendahuluan
a. Penjajakan ke tempat penelitian
b. Konsultasi dengan pembimbing akademik
c. Mengajukan proposal dan persetujuan judul
d. Mengambil surat persetujuan judul
2. Tahap Persiapan
a. Seminar
b. Mohon Surat perintah dari Dekan Universitas Achmad Yani Banjarmasin
c. Membuat daftar angket atau pedoman angket dan wawancara
3. Tahap Pelaksanaan
a. Menyerahkan surat riset kepada pihak terkait
b. Melaksanakan penelitian
24
c. Pengumpulan data dan pengolahan data
4. Tahap Penyusunan Laporan
a. Menyusun laporan hasil penelitian, berdasarkan data yang diperoleh
b. Mengajukan naskah pada dosen pembimbing dan asisten pembimbing untuk
mendapatkan koreksi dan perbaikan.
c. Memperbanyak naskah laporan yang sudah disetujui
d. Mengajukan naskah ke dalam sidang munaqasah skripsi Universitas Achmad
Yani Banjarmasin untuk dipertahankan dalam sidang munaqasah skripsi.
G. Cara Penarikan Kesimpulan
1. Apabila data yang diperoleh prosentasi 0% berarti tidak terdapat peranan orang
tua dalam membina pendidikan siswa yang bersekolah di SMA
Negeri ................. Kabupaten .........................
2. Apabila data yang diperoleh prosentasi 1% sampai dengan 100% berarti
sebagian terkecil terdapat peranan orang tua dalam membina pendidikan siswa
yang bersekolah di SMA Negeri ................. Kabupaten .........................
H. Uji Reabilitas Atau Validitas
Setelah angket di uji coba kemudian peneliti menggunakan rumus Product of
Moment Corelation, yaitu teknik mencari korelasi antara dua variabel, dengan rumus
sebagai berikut :
NƩ XY - (ƩX) (ƩY ) Rvy = √[NƩ X2- (ƩX)2] [NƩX2 – (ƩX)2
Keterangan :
25
Rvy = Angka indeks korelasi, ”r” product moment
N = Nomber of casaces
ƩXY = Jumlah perkalian antara skor X dan skor Y
ƩX = Jumlah seluruh nilai X
ƩY = Jumlah seluruh nilai Y
Setelah diperoleh angka indeks korelasi, ”r” product moment maka
dilakukan interprestasi secara sederhana yaitu dengan mencocokkan hasil
penelitian dengan angka indeks korelasi, ”r” product moment
BAB IV
26
LAPORAN HASIL PENELITIAN
A. Persiapan Penelitian
1. proses izin penelitian
Pelaksanaan penelitian ini dimulai dengan menggunakan observasi
pendahuluan pada bulan desember 2013 pada SMA negeri .................
Kabupaten ......................... observasi ini dilakukan bertujuan untuk mencapai
kemungkinan-kemungkinan masalah yang ditemui dan dapat diteliti.
Dari hasil pengamatan yang peneliti lakukan, ternyata terdapat beberapa
masalah yang menarik perhatian untuk diteliti karena ada hubungan dengan
program studi bimbingan konseling yaitu mengenai upaya guru dalam
meningkatan prestasi belajar siswa pada SMA negeri .................
Kabupaten ........................ masih rendah.
Sebelum peneliti melakukan penelitian terhadap upaya guru dalam
meningkatan prestasi belajar siswa pada SMA negeri .................
Kabupaten ........................, terlebih dahulu peneliti mengajukan permohonan
kepada kepala sekolah SMA negeri ................. Kabupaten .........................
kemudian mengajukan permintaan rekomendasi sehingga diberi rekomendasi dari
dekan fakultas keguruan dan ilmu universitas achmad yani banjarmasin nomor:
072/102. FKIP/Q/VII/2014 tanggal 8 januari 2014, kemudian diteruskan kepada
dinas pendidikan Kabupaten ................. sehingga diterbitkan kembali surat
persetujuan dengan nomor: 070/097-sekr.2/DIK/2014 tanggal 5 Februari 2014,
yang kemudian disampaikan kepada kepala sekolah SMA Negeri 3 Barabai yang
27
kemudin memberikan izin untuk melaksanakan penelitian dengan surat nomor:
422/09/SMA 03/DP/2014 tanggal 06 Februari 2014. atas dasar itulah peneliti
dapat melakukan penelitian.
2. Pembuatan alat penggali data
Setelah proses izin penelitian dilakukan kemudian pembuatan alat
penggali data dimulai sejak tanggal 07 Februari 2014 hingga 08 Februari 2014.
setelah dikonsultasikan dengan dosen pembimbing kemudian angket diperbaiki
guna untuk validitas dan realibilitas angket tersebut.
3. Uji coba alat penggali data
Setelah alat penggali data rampung dibuat maka tahap selanjutnya
diujicobakan kepada seluruh guru yang dijadikan sampel. hasil uji coba tersebut
dikosultasikan pada dosen pembimbing sehingga data tersebut benar-benar valid
dan dapat diteruskan untuk dilaksanakan penelitian.
Tabel 4
NAMA-NAMA YANG AKAN DI UJICOBA
NO. NAMA
1.
2.
3.
4.
5.
USWATUN HASANAH
AHMAD FADLI
M. RIFANI
ROSIDAWATI
HERMA SRI YANTI
Tabel 5
28
TABEL KERJA UNTUK MENCARI SKOR BUTIR ANGKET NOMOR GANJIL (X) PADA SETIAP SUBJEK
SUBJEKN
Skor Angket Nomor Ganjil (X)Jumlah
1 3 5 7 9 11 13 15 17 191 1 3 2 2 2 3 2 2 2 3 22
2 2 3 2 1 2 1 3 1 2 3 21
3 2 2 1 2 2 3 2 1 2 3 20
4 1 2 1 2 2 3 2 1 2 3 19
5 1 2 1 1 2 3 3 2 2 3 20
∑ 7 12 7 8 10 13 12 8 10 15 101
Rata-rata skor angket nomor ganjil (X) adalah
Tabel 6Tabel Kerja Untuk Mencari Skor Butir Angket Nomor Genap (Y)
Pada Setiap Subjek
SUBJEKN
Skor Angket Nomor Genap (Y)Jumlah
2 4 6 8 10 12 14 16 18 201 3 3 1 1 3 3 1 2 1 2 19
2 3 3 2 2 2 3 1 2 1 1 20
3 3 2 1 1 3 2 1 2 2 2 19
4 2 2 1 2 2 2 1 1 1 1 12
5 3 3 1 2 3 3 1 2 1 2 21
∑1
413 7 8 13 13 5 9 6 8 91
Rata-rata skor angket nomor genap (Y) adalah
M x=∑ x
n=
1025
=20 , 2
M y=∑ y
n=
915
=18 ,2
29
Selanjutnya untuk menghitung tingkat sliabilitas keseluruhan angket yang
bernomor genap dapat ditempuh dengan memasukkan angka-angka yang diperoleh
kedalam tabel dan diolah sebagai berikut :
1. Menyiapkan table kerja yang terdici dari delapan lajur, masing-masing : (1) subiek.
(2) X, (3) Y, (4) x, (5) y, (6) x2, (7) y2 (8) xy.
2. Memisahkan antara skor butir angket yang bernomor ganjil dan genap, skor
bernomor ganjil akan dimasukan kedalam lajur X dan skor bernomor genap akan
dimasukan lajur Y.
3. Menghitung masing-masing skor dari rata-rata (mean) yang tercantum dalam lajur
x dan y.
4. Mengkuadratkan penyimpanan tersebut dan hasilnya dicantumkan dalam lajur x2
dan y2.
5. Menggali tiap-tiap nilai (angka) pada lajur x dan y untuk mengisi lajur ∑xy.
Tabel 7Tabel Kerja uji coba reabilitas angket butir ganjil (X) dan butir angket genap (Y)
Terhadap subjek penelitiSUBJEK
NX Y x Y X2 y2 Xy
1 22 21 1,8 -2,8 3,247,24 3,24
2 21 20 0,8 -1,8 0,643,24 1,44
3 20 19 -1,2 0,8 0,040,64 0,16
4 19 17 -1,2 1,2 1,441,44 1,44
5 20 19 -0,2 0,80,00
40,64 0,16
∑ 102 96 0 0 5,4 13, 6,44
30
2
Dari tabel diatas dapat :
∑ xy = 6,44
X2 = 5,4
Y2 = 13,2
Dengan demikian hasil tersebut dapat diselesaikan dengan menggunakan rumus
product moment :
= 0,216
Untuk mengathui tingkat kebenaran terhadap uju coba angket tersebut dimasukan
kerumus Sperman Brown,
r xy=6 , 44
√(5,4 )(13,2)
r xy=∑ x . y
√(∑ x2 )(∑ y2 )
r xy=6 , 44
√71,28
r xy=6 , 44
√2,905
r11=2 r ½ ½
(1+r ½ ½ )
=2 x 0,216 1+216
=0,432 1 , 216
31
= 0,355
Selanjutnya setelah menghasilkan indeks 0.355 N = 10 pada taraf signifikan
5% yaitu 0,355 dan taraf signifikan 1% yaitu 0,456. Maka diperoleh perbandingan
sebagai berikut : To = 0,355>rt = 0.456.
B. pelaksanaan penelitian
Setelah angket dianggap cukup valid, kemudian peneliti mengonsultasikan
kembali pada tanggal 10 februari 2014 dan diperbaiki seperlunya maka selanjutnya
angket diperbanyak untuk disebarkan kepada sampel yang berjumlah 30 orang.
penyebaran angket responden dilaksankan pada tanggal 11 februari 2014, kemudian
angket kembali kepada peneliti pada tanggal 13 februari 2014, Sekaligus
pengumpulan data hasil belajar siswa pada semester ganjil tahun pelajaran
2013/2014.
C. Pengolahan dan Analisis Data
1. Pengolahan Data
Langkah-langkah yang ditempuh dalam pengolahan data sebagai berikut :
a. Mengadakan pemeriksaan terhadap semua angket, apakah sudah terkumpul
semua, dan semua pernyataan sudah terjawab dengan benar petunjuk.
b. Mentabulasikan Frekunsi jawaban, responden dari seluruh item.
c. Menghitung Frekunsi jawaban, responden dari seluruh item.
d. Menetapkan criteria jawaban pada setiap alternative jawaban responden.
2. Analisis Data
32
Untuk memperjelas tenatang peranan orang tua dalam membina
pendidikan Anak yang bersekolah di SMA Negeri .................
Kabupaten ........................, serta faktor-faktor yang mempengaruhinya, disajikan
dalam bentuk tabel yaitu :
a. Peranan orang tua dalam membina pendidikan Anak yang bersekolah di SMA
Negeri ................. Kabupaten ........................, yaitu :
Pandangan orang tua terhadap pentingnya pendidikan Anak, dapat dilihat
pada table berikut :
Tabel 8PENDAPAT ORANG TUA PENTINGNYA
PENDIDIKAN ANAKNO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
4
Sangat penting
Cukup penting
Kurang penting
Tidak penting
28
2
0
0
96,28%
3,72%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas menerangkan tentang pentingnya pendidikan anakanya,
dimana yang menyatakan sangat penting sebanyak 28 orang atau 96,28%
teramsuk kategori tinggi sekali, yang menyatakan cukup penting sebanyak 2
orang atau 3,72% rendah sekali, yang menyatakan kurang penting tidak ada/nihil
atau 0% ini termasuk kategori rendah sekali, semantara yang menyatakan tidak
penting tidak ada atau 0% ini teramsuk kategori rendah sekali. Dengan demikian
33
dapat diketahui pendapat orang tua tentang pentingnya pendidikan Anak
termasuk kategori sangat penting.
Mengenai keaktifan orang tua dalam memberikan pendidiakan Anak,
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 9KEAKTIFAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKAN
PENDIDIKAN ANAKNO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
4
Sangat aktif
Cukup aktif
Kurang aktif
Tidak aktif
12
13
5
-
53,12%
38,18%
8,70%
-
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam memberikan
pendidikan anakanya, dimana yang menyatakan sangat aktif sebanyak 12 orang
atau 53,12% teramsuk kategori cukup, yang menyatakan cukup aktif sebanyak 13
orang atau 38,18% rendah, yang menyatakan kurang aktif sebanyak 5 atau 8,70%
ini termasuk kategori rendah sekali, semantara yang menyatakan tidak aktif nihil
atau 0% ini teramsuk kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa keaktifan orang tua siswa dalam memberikan pendidikan Anak termasuk
kategori sangat aktif.
Mengenai keaktifan orang tua dalam memberikan pendidiakan Anak
tentang shalat fardhu, dapat dilihat pada tabel berikut :
34
Tabel 10KEAKTIFAN ORANG TUA DALAM MEMBERIKANPENDIDIKAN ANAK TENTANG SHALAT FARDHU
NO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
20
10
-
70,12%
29,88%
-
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam memberikan
pendidikan anakanya tentang shalat fardhu, dimana yang menyatakan selalu
sebanyak 20 orang atau 70,12% teramsuk kategori tinggi, yang menyatakan
kadang-kadang sebanyak 10 orang atau 29,88% teramsuk kategori rendah,
sementara yang menyatakan tidak pernah nihil atau 0% ini termasuk kategori
rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan orang tua siswa
dalam memberikan pendidikan Anak tentang shalat fardhu termasuk kategori
selalu.
Mengenai keaktifan orang tua dalam melaksanakan shalat fardhu, dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 11KEAKTIFAN ORANG TUA DALAM MELAKSANAKAN
SHALAT FARDHUNO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1 Selalu 19 98,34%
35
2
3
Kadang-kadang
Tidak pernah
1
0 1,66%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam melaksanakan
shalat fardhu, dimana yang menyatakan selalu sebanyak 19 orang atau 98,34%
teramsuk kategori tinggi sekali, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 1
orang atau 1,66% teramsuk kategori rendah sekali, sementara yang menyatakan
tidak pernah sebanyak tidak ada/nihil atau 0% ini termasuk kategori rendah
sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan orang tua
melaksanakan shalat fardhu termasuk kategori selalu.
Mengenai keaktifan orang tua dalam melaksanakan shalat fardhu
berjemaah dengan keluarga di rumah, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 12KEAKTIFAN ORANG TUA DALAM MELAKSANAKAN SHALAT
FARDHU BERJEMAAH DENGAN KELUARGA DI RUMAHNO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
6
19
5
9,96%
81,34%
8,7%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam melaksanakan
shalat fardhu berjemaah dengan keluarga di rumah, dimana yang menyatakan
36
selalu sebanyak 6 orang atau 9,96% teramsuk kategori rendah sekali, yang
menyatakan kadang-kadang sebanyak 19 orang atau 81,34% teramsuk kategori
tinggi sekali, sementara yang menyatakan tidak pernah sebanyak 5 atau 8,7% ini
termasuk kategori rendah. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan
orang tua melaksanakan shalat fardhu berjemaah dengan keluarga di rumah
termasuk kategori kadang-kadang.
Mengenai keaktifan orang tua dalam melaksanakan shalat sunat, dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 13KEAKTIFAN ORANG TUA DALAM MELAKSANAKAN
SHALAT SUNATNO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
10
19
1
24,9%
73,04%
2,06%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam melaksanakan
shalat sunat, dimana yang menyatakan selalu sebanyak 10 orang atau 24,9%
teramsuk kategori rendah, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 19 orang
atau 73,04% teramsuk kategori tinggi, sementara yang menyatakan tidak pernah
sebanyak 1 atau 2,06% termasuk rendah sekali ini termasuk kategori rendah
sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan orang tua dalam
melaksanakan shalat sunat termasuk kategori kadang-kadang.
37
Mengenai keaktifan orang tua dalam memerintah Anak melaksanakan
shalat sunat, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 14KEAKTIFAN ORANG TUA DALAM MEMERINTAH ANAK
MELAKSANAKAN SHALAT SUNAT
NO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
11
17
2
26,56%
69,72%
3,72%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam memerintah
Anak melaksanakan shalat sunat, dimana yang menyatakan selalu sebanyak 11
orang atau 26,56% teramsuk kategori rendah, yang menyatakan kadang-kadang
sebanyak 17 orang atau 69,72%% teramsuk kategori tinggi, sementara yang
menyatakan tidak pernah sebanyak 2 atau 3,72% ini termasuk kategori rendah
sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan orang tua dalam
memerintah Anak melaksanakan shalat sunat termasuk kategori kadang-kadang.
Mengenai keaktifan orang tua dalam memerintah Anak melaksanakan
puasa ramadhan, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 15KEAKTIFAN ORANG TUA DALAM MEMERINTAH ANAK
MELAKSANAKAN PUASA RAMADHAN
NO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
38
1
2
3
Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
30
0
0
100%
0
0
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam memerintah
Anak melaksanakan puasa ramadhan, dimana yang menyatakan selalu sebanyak
30 orang atau 100%.teramsuk kategori tinggi sekali, yang menyatakan kadang-
kadang tidak ada atau 0% teramsuk kategori rendah sekali, sementara yang
menyatakan tidak pernah tidak ada/nihil atau 0% ini termasuk kategori rendah
sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan orang tua dalam
memerintah Anak melaksanakan puasa ramadhan termasuk kategori selalu.
Mengenai keaktifan orang tua dalam memerintah Anak melaksanakan
puasa sunat, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 16KEAKTIFAN ORANG TUA DALAM MEMERINTAH ANAK
MELAKSANAKAN PUASA SUNATNO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
11
15
4
18,26%
77,36%
5,38
Jumlah 30 100%
39
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam memerintah
Anak melaksanakan puasa sunat, dimana yang menyatakan selalu sebanyak 11
orang atau 18,26% teramsuk kategori rendah sekali, yang menyatakan kadang-
kadang sebany 15 atau 77% teramsuk kategori cukup, sementara yang
menyatakan tidak pernah sebanyak 3 orang atau 5% ini termasuk kategori rendah
sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan orang tua dalam
memerintah Anak melaksanakan puasa sunat teramsuk kategori kadang-kadang.
Mengenai keaktifan orang tua mengajarkan Anak ucapan salam,
baSMAllah dan alhamdulillah dalam kegiatan kesaharian anak, dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 17KEAKTIFAN ORANG TUA MENGAJARKAN ANAK UCAPAN SALAM,
BASMALLAH DAN ALHAMDULILLAHNO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
30
0
0
100%
0
0
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua mengajarkan Anak
ucapan salam, basmallah dan alhamdulillah dalam kegiatan kesaharian anak,
dimana yang menyatakan selalu sebanyak 30 orang atau 100% teramsuk kategori
tinggi sekali, yang menyatakan kadang-kadang tidak ada/nihil atau 0% teramsuk
kategori rendah sekali, sementara yang menyatakan tidak pernah tidak ada/nihil
40
atau 0% ini termasuk kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa keaktifan orang tua mengajarkan Anak ucapan salam, baSMAllah dan
alhamdulillah dalam kegiatan kesaharian anak termasuk kategori selalu.
Mengenai keaktifan orang tua memberikan pengajaran membaca Al
Qur’an dan Tajwid kepada Anak, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 18KEAKTIFAN ORANG TUA MEMBERIKAN PENGAJARAN MEMBACA AL
QUR’QN DAN TAJWID KEPADA ANAKNO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
28
2
0
96,28%
3,72%
Jumlah 30 100%
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua memberikan
pengajaran membaca Al Qur’an dan Tajwid kepada Anak, dimana yang
menyatakan selalu sebanyak 28 orang atau 96,28% teramsuk kategori tinggi
sekali, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 2 atau 3,72% teramsuk
kategori rendah sekali, sementara yang menyatakan tidak pernah tidak ada/nihil
atau 0% ini termasuk kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa keaktifan orang tua memberikan pengajaran membaca Al Qur’an dan
Tajwid Anak termasuk kategori selalu.
Mengenai keaktifan orang tua dalam memerintah Anak menghormati
orang lain dalam bergaul, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 19
41
KEAKTIFAN ORANG TUA DALAM MEMERINTAH ANAK MENGHORMATI ORANG LAIN DALAM BERGAUL
NO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
Selalu
Kadang-kadang
Tidak pernah
27
3
0
94,62%
5,38%
0
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam memerintah
Anak menghormati orang lain dalam bergaul, dimana yang menyatakan selalu
sebanyak 27 orang atau 94,62% teramsuk kategori tinggi sekali, yang menyatakan
kadang-kadang sebanyak 3 orang atau 5,38% teramsuk kategori rendah sekali,
sementara yang menyatakan tidak pernah tidak ada/nihil atau 0% ini termasuk
kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan orang
tua dalam memrintah Anak menghormati orang lain dalam bergaul termasuk
kategori selalu.
b. Faktor-faktor yang memepengaruhi orang tua dalam membina pendidikan Anak.
1. Tingkat kesadaran orang tua
Tabel 20TINGKAT KESADARAN ORANG TUA DALAM MEMBINA
PENDIDIKAN ANAK
NO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
Sangat sadar
Cukup sadar
29
1
98,34%
1,66%
42
3
4
Kurang sadar
Tidak sadar
0
0
0
0
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas menerangkan tentang tingkat kesadran orang tua
dalam membina pendidikan Anak, dimana yang menyatakan sangat sadar
sebanyak 29 orang atau 98% teramsuk kategori tinggi sekali, yang
menyatakan cukup sadar sebanyak 1 orang atau 2% rendah sekali, yang
menyatakan kurang sadar tidak ada/nihil atau 0% ini termasuk kategori
rendah sekali, semantara yang menyatakan tidak sadar tidak ada/nihil atau
0%, hal ini teramsuk kategori sangat rendah sekali. Dengan demikian dapat
diketahui tentang tingkat kesadaran orang tua dalam membina pendidikan
Anak termasuk kategori sangan sadar.
2. Tingkat pendidikan orang tua.
Tabel 21TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA
NO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
4
5
Tidak tamat SD/Sederajat
SD/Sederajat
SLTP/Sederajat
SLTA/Sederajat
Perguruan Tinggi
1
4
18
5
2
1,66%
23,24%
34,86%
24,9%
15,34%
43
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas menerangkan tingkat pendidikan orang tua, dimana
yang menyatakan tidak tamat SD/Sederajat sebanyak 1 orang atau 1,66%
teramsuk kategori rendah sekali, yang menyatakan SD/sederajat sebanyak 4
orang atau 23,24% rendah, yang menyatakan SLTP/sederajat sebanyak 18
orang atau 34,86% ini termasuk kategori rendah, yang menyatakan
SLTA/sederajat sebanyak 5 orang atau 24,9% termasuk kategori rendah, yang
menyatakan Perguruan Tinggi sebanyak 2 orang atau 15,34% ini teramsuk
kategori sangat rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui tentang
tingkat pendidikan orang tua sebagian besar SLTA dan SLTP.
3. Tingkat ekonomi orang tua.Tabel 22
TINGKAT EKONOMI ORANG TUA SISWA
NO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
4
Mampu sekali
Cukup mampu
Kurang mampu
Tidak mampu
2
17
11
0
3,72%
76,36%
19,92%
0
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas menerangkan tentang tingkat ekonomi orang tua,
dimana yang menyatakan mampu sekali sebanyak 2 orang atau 3,72%
teramsuk kategori rendah sekali, yang menyatakan cukup mampu sebanyak
44
17 orang atau 76,36% tinggi sekali, yang menyatakan kurang mampu
sebanyak 11 orang atau 19,92% ini termasuk kategori rendah, semantara yang
menyatakan tidak mampu tidak ada/nihil atau 0%, hal ini teramsuk kategori
rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui tentang tingkat ekonomi
orang tua sebagian besar cukup mampu.
4. Tempat waktu yang tersediakan dalam membimbing anak belajar di rumah.
Tabel 23TEMPAT WAKTU ORANG TUA YANG DISEDIKAN DALAM
MEMBIMBING ANAK BELAJAR DI RUMAH
NO KATEGORI FREKUENSI PROSENTASI
1
2
3
Mencukupi
Kurang mencukupi
Tidak mencukupi
10
15
5
28,22%
63,08%
8,7%
Jumlah 60 100%
Dari tabel di atas menerangkan tentang atempat waktu yang tersediakan dalam
membimbing anak belajar di rumah, dimana yang menyatakan mencukupi sekali
sebanyak 10 orang atau 28,22% teramsuk kategori rendah, yang menyatakan
kurang mencukupi sebanyak 15 orang atau 63,08% tinggi, yang menyatakan tidak
mencukupi sebanyak 5 orang atau 8,7% ini termasuk kategori rendah sekali.
Dengan demikian dapat diketahui tentang atempat waktu yang tersedia untuk
orang tua membimbing belajar Anak kurang mencukupi.
45
D. Analisis Data
Berdasarkan data yang diperoleh peneliti, baik melalui angket, wawancara
maupun observasi yang dituangkan dalam penyajian data maka dapatlah peneliti
lakukan analisis data sebagai berikut :
3. Peranan orang tua dalam membina pendidikan Anak yang bersekolah di SMA
Negeri ................. Kabupaten ........................, yaitu :
a. Pandangan orang tua terhadap pentingnya pendidikan Anak.
Dari tabel 8 di atas menerangkan tentang pentingnya pendidikan
anakanya, dimana yang menyatakan sangat penting sebanyak 28 orang atau
97% teramsuk kategori tinggi sekali, yang menyatakan cukup penting
sebanyak 2 orang atau 3% rendah sekali, yang menyatakan kurang penting
tidak ada/nihil atau 0% ini termasuk kategori rendah sekali, semantara yang
menyatakan tidak penting tidak ada atau 0% ini teramsuk kategori rendah
sekali. Dengan demikian dapat diketahui pendapat orang tua tentang
pentingnya pendidikan Anak termasuk kategori sangat penting.
b. Mengenai keaktifan orang tua dalam memberikan pendidiakan Anak.
Dari tabel 9 di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam
memberikan pendidikan anakanya, dimana yang menyatakan sangat aktif
46
sebanyak 12 orang atau 53% teramsuk kategori cukup, yang menyatakan
cukup aktif sebanyak 13 orang atau 38% rendah, yang menyatakan kurang
aktif sebanyak 5 atau 7% ini termasuk kategori rendah sekali, semantara yang
menyatakan tidak aktif 1 orang atau 2% ini teramsuk kategori rendah sekali.
Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan orang tua siswa dalam
memberikan pendidikan Anak termasuk kategori sangat aktif.
c. Mengenai keaktifan orang tua dalam memberikan pendidiakan Anak tentang
shalat fardhu.
Dari tabel 10 di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam
memberikan pendidikan anakanya tentang shalat fardhu, dimana yang
menyatakan selalu sebanyak 20 orang atau 70% teramsuk kategori tinggi,
yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 10 orang atau 28% teramsuk
kategori rendah, sementara yang menyatakan tidak pernah sebanyak 1 atau
2% ini termasuk kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui
bahwa keaktifan orang tua siswa dalam memberikan pendidikan Anak
tentang shalat fardhu termasuk kategori selalu.
d. Mengenai keaktifan orang tua dalam melaksanakan shalat fardhu.
Dari tabel 11 di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam
melaksanakan shalat fardhu, dimana yang menyatakan selalu sebanyak 19
orang atau 98% termasuk kategori tinggi sekali, yang menyatakan kadang-
kadang sebanyak 1 orang atau 2% termasuk kategori rendah sekali, sementara
yang menyatakan tidak pernah sebanyak tidak ada/nihil atau 0% ini termasuk
47
kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan
orang tua melaksanakan shalat fardhu termasuk kategori selalu.
e. Mengenai keaktifan orang tua dalam melaksanakan shalat fardhu berjemaah
dengan keluarga di rumah.
Dari table 12 di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam
melaksanakan shalat fardhu berjemaah dengan keluarga di rumah, dimana
yang menyatakan selalu sebanyak 6 orang atau 10% teramsuk kategori rendah
sekali, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 19 orang atau 82%
teramsuk kategori tinggi sekali, sementara yang menyatakan tidak pernah
sebanyak 5 atau 8% ini termasuk kategori rendah. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa keaktifan orang tua melaksanakan shalat fardhu berjemaah
dengan keluarga di rumah termasuk kategori kadang-kadang.
f. Mengenai keaktifan orang tua dalam melaksanakan shalat sunat.
Dari tabel 13 di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam
melaksanakan shalat sunat, dimana yang menyatakan selalu sebanyak 10
orang atau 25% teramsuk kategori rendah, yang menyatakan kadang-kadang
sebanyak 19 orang atau 73% teramsuk kategori tinggi, sementara yang
menyatakan tidak pernah sebanyak 5 atau 2,06% rendah sekali ini termasuk
kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan
orang tua dalam melaksanakan shalat sunat termasuk kategori kadang-kadang.
g. Mengenai keaktifan orang tua dalam memerintah Anak melaksanakan shalat
sunat
48
Dari tabel 14 di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam
memerintah Anak melaksanakan shalat sunat, dimana yang menyatakan selalu
sebanyak 11 orang atau 18% teramsuk kategori rendah, yang menyatakan
kadang-kadang sebanyak 46 orang atau 17% teramsuk kategori tinggi,
sementara yang menyatakan tidak pernah sebanyak 2 atau 5% ini termasuk
kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa keaktifan
orang tua dalam memerintah Anak melaksanakan shalat sunat termasuk
kategori kadang-kadang.
h. Mengenai keaktifan orang tua dalam memerintah Anak melaksanakan puasa
ramadhan.
Dari tabel 15 di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam
memerintah Anak melaksanakan puasa ramadhan, dimana yang menyatakan
selalu sebanyak 30 orang atau 100%.teramsuk kategori tinggi sekali, yang
menyatakan kadang-kadang tidak ada atau 0% teramsuk kategori rendah
sekali, sementara yang menyatakan tidak pernah tidak ada/nihil atau 0% ini
termasuk kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
keaktifan orang tua dalam memerintah Anak melaksanakan puasa ramadhan
termasuk kategori selalu.
i. Mengenai keaktifan orang tua dalam memerintah Anak melaksanakan puasa
sunat.
Dari tabel 16 di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam
memerintah Anak melaksanakan puasa sunat, dimana yang menyatakan selalu
sebanyak 11 orang atau 18,26% teramsuk kategori rendah sekali, yang
49
menyatakan kadang-kadang sebany 15 atau 77% teramsuk kategori cukup,
sementara yang menyatakan tidak pernah sebanyak 4 orang atau 5% ini
termasuk kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui bahwa
keaktifan orang tua dalam memerintah Anak melaksanakan puasa sunat
teramsuk kategori kadang-kadang.
j. Mengenai keaktifan orang tua mengajarkan Anak ucapan salam, basmallah
dan alhamdulillah dalam kegiatan kesaharian anak.
Dari tabel 17 di atas menerangkan keaktifan orang tua mengajarkan
Anak ucapan salam, baSMAllah dan alhamdulillah dalam kegiatan kesaharian
anak, dimana yang menyatakan selalu sebanyak 30 orang atau 100% teramsuk
kategori tinggi sekali, yang menyatakan kadang-kadang tidak ada/nihil atau
0% teramsuk kategori rendah sekali, sementara yang menyatakan tidak pernah
tidak ada/nihil atau 0% ini termasuk kategori rendah sekali. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa keaktifan orang tua mengajarkan Anak ucapan salam,
basmallah dan alhamdulillah dalam kegiatan kesaharian anak termasuk
kategori selalu.
k. Mengenai keaktifan orang tua memberikan pengajaran membaca Al Qur’an
dan Tajwid kepada Anak.
Dari tabel 18 di atas menerangkan keaktifan orang tua memberikan
pengajaran membaca Al Qur’an dan Tajwid kepada Anak, dimana yang
menyatakan selalu sebanyak 28 orang atau 97% teramsuk kategori tinggi
sekali, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 2 atau 3% teramsuk
kategori rendah sekali, sementara yang menyatakan tidak pernah tidak
50
ada/nihil atau 0% ini termasuk kategori rendah sekali. Dengan demikian
dapat diketahui bahwa keaktifan orang tua memberikan pengajaran membaca
Al Qur’an dan Tajwid Anak termasuk kategori selalu.
l. Mengenai keaktifan orang tua dalam memerintah Anak menghormati orang
lain dalam bergaul
Dari tabel 19 di atas menerangkan keaktifan orang tua dalam
memerintah Anak menghormati orang lain dalam bergaul, dimana yang
menyatakan selalu sebanyak 27 orang atau 95% teramsuk kategori tinggi
sekali, yang menyatakan kadang-kadang sebanyak 3 orang atau 5% teramsuk
kategori rendah sekali, sementara yang menyatakan tidak pernah tidak
ada/nihil atau 0% ini termasuk kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat
diketahui bahwa keaktifan orang tua dalam memrintah Anak menghormati
orang lain dalam bergaul termasuk kategori selalu.
c. Faktor-faktor yang memepengaruhi orang tua dalam membina pendidikan Anak.
1. Tingkat kesadaran orang tua
Dari tabel 20 di atas dapat diketahui, orang tua yang menyatakan
sangat sadar sebanyak 29 orang atau 98% teramsuk kategori tinggi sekali,
yang menyatakan cukup sadar sebanyak 1 orang atau 2% rendah sekali, yang
menyatakan kurang sadar tidak ada/nihil atau 0% ini termasuk kategori
rendah sekali, semantara yang menyatakan tidak sadar tidak ada/nihil atau
0%, hal ini teramsuk kategori sangat rendah sekali. Dengan demikian dapat
diketahui tentang tingkat kesadaran orang tua dalam membina pendidikan
Anak termasuk kategori sangan sadar.
51
2. Tingkat pendidikan orang tua.
Dari tabel 21 di atas dapat diketahui, orang tua yang menyatakan
tidak tamat SD/Sederajat sebanyak 1 orang atau 2% teramsuk kategori rendah
sekali, yang menyatakan SD/sederajat sebanyak 4 orang atau 23% rendah,
yang menyatakan SLTP/sederajat sebanyak 18 orang atau 35% ini termasuk
kategori rendah, yang menyatakan SLTA/sederajat sebanyak 5 orang atau
25% termasuk kategori rendah, yang menyatakan Perguruan Tinggi sebanyak
2 orang atau 15% ini teramsuk kategori sangat rendah sekali. Dengan
demikian dapat diketahui tentang tingkat pendidikan orang tua sebagian besar
SLTA dan SLTP.
3. Tingkat ekonomi orang tua.
Dari tabel 22 di atas dapat diketahui, orang tua yang menyatakan
mampu sekali sebanyak 2 orang atau 3% teramsuk kategori rendah sekali,
yang menyatakan cukup mampu sebanyak 46 orang atau 17% tinggi sekali,
yang menyatakan kurang mampu sebanyak 11 orang atau 20% ini termasuk
kategori rendah, semantara yang menyatakan tidak mampu tidak ada/nihil
atau 0%, hal ini teramsuk kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat
diketahui tentang tingkat ekonomi orang tua sebagian besar cukup mampu.
4. Tempat waktu yang tersediakan dalam membimbing anak belajar di rumah.
Dari tabel 23 di atas dapat diketahui, orang tua yang menyatakan
mencukupi sekali sebanyak 10 orang atau 28% teramsuk kategori rendah,
yang menyatakan kurang mencukupi sebanyak 15 orang atau 64% tinggi,
yang menyatakan tidak mencukupi sebanyak 5 orang atau 8% ini termasuk
52
kategori rendah sekali. Dengan demikian dapat diketahui tentang atempat
waktu yang tersedia untuk orang tua membimbing belajar Anak kurang
mencukupi.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan dari hasil penelitian lapangan dan analisis data yang telah
peneliti kemukakan tentang peranan orang tua dalam membina pendidikan Anak
yang bersekolah Di SMA Negeri ................. Kabupaten ........................, maka
peneliti dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1. Peranan orang tua dalam membina pendidikan Anak yang bersekolah di SMA
Negeri ................. Kabupaten ........................ cukup baik.
2. Faktor-faktor yang mendukung dan kurang mendukung peranan orang tua dalam
membina pendidikan Anak yang bersekolah di SMA Negeri .................
Kabupaten .........................yaitu :
a. Tingkat kesadaran orang tua
Tingkat kesadaran orang tua dalam membina pendidikan Anak termasuk
sangat sadar.
b. Tingkat pendidikan orang tua.
Tingkat pendidikan orang tua siswa sebagian besar SLTA dan SLTP.
c. Tingkat ekonomi orang tua.
53
Tingkat ekonomi orang tua sebagian besar cukup mampu.
d. Tempat waktu yang tersediakan dalam membimbing anak belajar di rumah.
Tempat waktu orang tua yang tersedia dalam membina pendidikan Anak
kurang mencukupi.
B. Saran-saran
1. Kepada Kepala SMA Negeri ................. Kabupaten ........................ agar lebih
memperhatikan lagi proses belajar mengajar pendidikan , dengan menyediakan
dan melengkapi sarana dan prasarana pelaksanaan pembelajaran.
2. Kepada guru orang tua siswa agar selalu berusaha untuk menambah ilmu
pengetahuan dan keterampilan sehingga dapat meningkatkan kualitas pelaksanaan
pembelajaran pendidikan .
3. Kepada siswa diharapkan lebih aktif dalam mengikuti pelajaran pendidikan dan
dapat menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
54
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, M, 1997, Hubungan Timbal Balik Pendidikan Di Lingkungan Sekolah dan Keluarga. Jakarta, Bulan Bintang.
Brannen, Julia, 2005, Memadu Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif, Yogyakarta, Pustaka Pelajar.
Budiningsih, Asri, 2005, Belajar dan Pembelajaran. Jakarta, Rineka Cipta.Daradjat, Zakiah , 2001, Pendidikan Dalam Keluarga, (Alfabeta Bandung,)Daradjat, Zakiah dkk, 1995, Metodik Khusus Pengajaran . Jakarta, Bumi Aksara.Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1990, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta : Balai Putaka, 1990)Djamarah, Syaiful Bahri dan Aswan Zain, 1996, Strategi Belajar Mengajar. Jakarta,
Rineka Cipta.Hadi, S. 2001. Metodologi Research Jilid I dan II, Andi Offset Yogyakarta.Khairani, Makmun. 2013. Psikologi Pendidikan. BanjarmasinMarimba, Ahmad D, 1980, Pengantar Filsafat Pendidikan , (al Ma’arif, Bandung)Mukhiar, 2013. Kontruksi Alat-alat Bimbingan dan Konseling Aswaja Priessindo,
Yogyakarta.Nasotion, Harun, 2005, Ditinjau Dari Berbagai Aspeknya. (Jakarta: Universitas
Indonesia)Nawawi, Hadari, 2001.Administrasi dan Organisasi Penyuluh, Ghalia Indonesia,Ramayulis, 1994, Ilmu Pendidikan . (Jakarta : Kalam Mulia)Ubiyati, Nur, 1998, Ilmu Pendidikan , (Pustaka Setia, Bandung) Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003, Tentang Sistem Pendidikan
Nasional (SISDIKNAS). Bandung : Citra Umbara Bandung
55
PEDOMAN ANGKET ORANG TUA SISWA
1. Bagaimana pendapat Bapak mengenai pendidikan anak ?
a. Sangat penting b. cukup penting
c. kurang penting d. tidak penting
2. Bagaimana keaktifan Bapak dalam memberikan pendidikan anak?
a. Sangat aktif b. cukup aktif
c. kurang aktif d. tidak aktif
3. Bagaimana tingkat kesadaran Bapak dalam membina pendidikan anak ?
a. sangat sadar b. cukup sadar
c. kurang sadar d. tidak sadar
4. Apa pendidikan terakhir Bapak ?
a. tidak tamat SD b. SD/sederajat c.
SLTP/sederajat
b. d. SLTA/sederajat e. perguruan tinggi
5. Bagaimana tingkat ekonomi Bapak ?
a. Mampu sekali b. cukup mampu
c. kuranag mampu d. tidak mampu
6. Bagaimana pendapat Bapak mengenai waktu yang tersedia untuk membimbing anak
di rumah ?
a. mencukupi b. kurang mencukupi c. tidak mencukupi
56
PEDOMAN OBSERVASI
1. Melihat secara langsung sarana pendidikan yang dimiliki
2. Melihat secara langsung batas-batas sekolah, bangunan sekolah, dan segenap
fasilitas yang dipergunakan oleh sekolah
3. Melihat secara langsung kondisi sekolah dan kondisi di lingkungan sekolah
(sekitar sekolah)
57
PEDOMAN DOKUMENTER
1. Menggali seluruh data yang bersifat dokumenter sebagai bahan untuk keperluan
penelitian
2. Penggalian dokumenter hanya sebatas yang diperlukan (relevan dengan kajian
praktik keagamaan saja)
58
DAFTAR TABEL
TABEL HALAMAN1. Keadaan Sarana Dan Prasarana Min Ranatau Keminting
Kecamatan Panadawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah2. Keadaan Siswa Min Ranatau Keminting Kecamatan
Panadawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah3. Keadaan Guru Dan Karyawan Min Ranatau Keminting
Kecamatan Panadawan Kabupaten Hulu Sungai Tengah4. Pendapat Orang Tua Pentingnya Pendidikan Anak5. Keaktifan Orang Tua Dalam Memberikan Pendidikan6. Keaktifan Oranag Tua Dalam Memberikan Pendidikan
Anak Tentang Shalat Fardhu7. Keaktifan Orang Tua Dalam Melaksanakan Shalat Fardhu8. Keaktifan Orang Tua Dalam Melaksanakan Shalat Fardhu
Berjemaan Di Rumah9. Keaktifan Orang Tua Dalam Melaksanakan Shalat Sunat10. Keaktifan Orang Tua Dalam Memerintah Anak
Melaksanakan Shalat Sunat11. Keaktifan Orang Tua Dalam Memerintah Anak
Melaksanakan Puasa Ramadhan12. Keaktifan Orang Tua Dalam Memerintah Anak
Melaksanakan Puasa Sunat13. Keaktifan Orang Tua Mengajarkan Anak Ucapan Salam,
BaSMAllah, Dan Alhamdulillah14. Keaktifan Orang Tua Memberikan Pengajaran Membaca
Al Qur’an Dan Tajwid Kepada Anak15. Keaktifan Orang Tua Dalam Memerintah Anak
Menghormati Orang Lain Dalam Bergaul16. Tingkat Kesadaran Orang Tua Dalam Membina
Pendidikan Anak17. Tingkat Pendidikan Orang Tua18. Tingkat Ekonomi Orang Tua19. Atempat Waktu Orang Tua Yang Tersedia Dalam
Membimbing Anak Belajar Di Rumah
34
35
35
37
38
3940
4041
42
43
44
45
46
47
484950
51
59