skripsi diajukan kepada fakultas syariah dan hukum untuk ... · universitas islam negeri syarif...
TRANSCRIPT
PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE GOVERNANCE
(GCG) TERHADAP KINERJA PEGAWAI PERBANKAN SYARIAH DI
KABUPATEN PANDEGLANG (Februari-Maret 2015)
Skripsi
Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Salah Satu
Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh:
RIYAN BAHTERA MUTAQODIM NIM : 109046100100
KONSENTRASI PERBANKAN SYARI’AH
PROGRAM STUDI MU’AMALAT
FAKULTAS SYARI’AH DAN HUKUM
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1436 H/2015 M
vi
ABSTRAK
Riyan Bahtera Mutaqodim. NIM 109046100100. Pengaruh
Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja
Pegawai Bank Syariah di Kabupaten Pandeglang (Februari-Maret 2015).
Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam), Konsentrasi Perbankan
Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta. 2015 M/1436 H.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh penerapan
prinsip good corporate governance (GCG) terhadap kinerja pegawai
bank syariah di kabupaten pandeglang. Tekhik pengambilan sampel yang
digunakan dengan cara purposive sampling, dengan teknik pengumpulan
data menggunakan angket yang dibagikan kepada seluruh pegawai yang
terdaftar pada bank syariah di kabupaten pandeglang. Metode analisis
dan datanya menggunakan uji sumsi klasik, regresi linear berganda, dan
uji hipotesis (uji f dan uji t).
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa prinsip GCG yang
diterapkan berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai bank
syariah di kabupaten pandeglang.
Kata kunci : Prinsip GCG, Kinerja, Pegawai
Pembimbing : Dr. Syahrul A’dam. M.Ag
vii
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahim
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, hidayah serta karunia-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh
Penerapan Prinsip Good Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja
Pegawai Bank Syariah di Kabupaten Pandeglang (Februari-Maret 2015)”.
Shalawat beriring salam penulis kirimkan kepada Rasulullah Muhammad SAW
yang telah membawa umat dari zaman jahiliyah sampai ke zaman yang terang
benderang dan penuh khazanah keilmuan saat sekarang ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini bisa terselesaikan berkat do’a, dukungan
dan bantuan dari berbagai pihak baik secara langsung ataupun tidak langsung. Oleh
karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang tulus
kepada:
1. Bapak M Jasrip dan Ibu Neneng Muharomah yang senantiasa
mencurahkan kasih sayang, do’a, dukungan, bimbingan dan kesabaran
bagi anak-anaknya, Ridho, Aldi serta jajaran keluarga besar yang tidak
bisa penulis sebutkan satu persatu dimana selalu memberikan semangat
moral dan material kepada penulis.
viii
2. Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Dr. Asep Saepudin Jahar M.A. Ph.D.
3. Ketua Program Studi Mu’amalat, Bapak H. Ah. Azharuddin Lathif,
M.Ag., M.H., yang telah memberikan ilmunya.
4. Sekretaris Jurusan Perbankan Syari’ah, Bapak Abdurrauf, Lc, M.A., yang
telah memberikan ilmu, informasi dan membimbing penulis selama
kuliah.
5. Dosen Pembimbing Skripsi, Bapak Dr. Syahrul Adam, M.Ag., yang telah
memberikan ilmu, motivasi, saran dan dengan sabar membimbing penulis
hingga terselesaikannya skripsi ini.
6. Seluruh Bank Syariah di Kabupaten Pandeglang (Bank Syariah Mandiri,
BRI Syariah, BJB Syariah, dan Bank Mega Syariah) yang telah bersedia
menjadi tempat penelitian dan Bu Indri, Pak Agah, Pak Haryanto, Bu
Empit, Bu Retni, Bu Naura, Bu Irma, Pak Agung, Pak Hendro sebagai
selaku pejabat instansi dan beserta para staf dan karyawan seluruh Bank
Syariah di Kabupaten Pandeglang yang telah memberikan bantuan,
informasi dan ilmunya kepada penulis.
7. Seluruh dosen dan civitas akademik Fakultas Syari’ah dan Hulum
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah
memberikan ilmunya selama ini.
ix
8. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Syari’ah dan
Hukum yang telah menyediakan buku-buku yang diperlukan penulis
hingga terselesaikannya skripsi ini.
9. Sahabat El-baroque (Ari, Almam, Habib, Ichank, Teje, Abe, Achy, dan
yang lainnya yang tak bisa penulis sebutkan satu persatu), Tata, Fikria,
Misbak, Fajrin, Mala, ijon, nduh, dan kawan-kawan Ciputat lainnya yang
sudah memberikan sejarah terindah dalam kehidupan sampai saat ini.
10. Sahabat Kepompong (Abdil, Ichun, Yudi, Gurfan, Baim, Ewing, Romi,
Deni, Hadi dan Apis) yang sudah penulis anggap seperti saudara sendiri.
11. CAB.COM, PURPALA Pandeglang, keluarga besar HMB Jakarta, KKN
Tuah Sakato 2012, Komunitas Musik Mahasiswa RIAK, teman-teman PS
C 2009 dan seluruh teman-teman di UIN Syarif Hidayatullah yang tidak
dapat saya sebutkan satu per satu, terima kasih atas dukungan dan
bantuan kalian.
Akhir kata, penulis mengucapkan banyak terima kasih atas semua pihak yang
turut berperan dalam proses penyelesaian skripsi ini. Semoga karya ini dapat
bermanfaat bagi semua kalangan masyarakat dan para akademisi.Tak lupa penulis
mengucapkan mohon maaf, penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih
jauh dari sempurna karena berbagai keterbatasan dan kemampuan penulis, baik
kemampuan akademik maupun kemampuan teknik penulisan.
Ciputat, Maret 2015
Riyan Bahtera Mutaqodim
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING ii
LEMBAR PENGESAHAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
ABSTRAK v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xii
DAFTAR GAMBER xiii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah………………………………….. 1
B. Identifikasi Masalah…………………………………….... 6
C. Pembatasan Masalah……………………………………... 6
D. Perumusan Masalah……………………………………..... 7
E. Tujuan Penelitian………………………………………..... 7
F. Manfaat Penelitian………………………………………... 8
G. Pernyataan Variabel dan Hipotesis Penelitian …………… 9
H. Review Studi Terdahulu………………………………........ 9
I. Sistematika Penulisan…………………………………....... 13
BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Good Corporate Governance (GCG) ……………………… 15
1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG) ……… 15
2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)…… 20
a. Transparansi (Transparency)……………………………… 20
b. Akuntabilitas (Accountability)…………………………… 22
c. Pertanggungjawaban (Responsibility)…………………. 23
d. Independen/Kemandirian (Independency) ……………. 25
e. Kewajaran (Fairness) ……………………………………. 25
3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate
Governance (GCG)………………………………………
27
xi
a. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance (GCG). 28
b. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance
(GCG)…………………………………………………
29
B. Kinerja Pegawai ……………………………………………. 30
1. Pengertian Kinerja Pegawai …………………………….. 30
2. Dimensi Kinerja ………………………………………… 32
BAB III METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian ……………………………………… 34
B. Jenis Penelitian …………………………………………….. 34
C. Populasi dan Sampel ………………………………………. 35
1. Populasi ………………………………………………… 35
2. Sampel …………………………………………………… 36
D. Variabel Penelitian ………………………………………….. 36
1. Variabel Independen/Bebas (X)…………………………. 36
2. Variabel Dependen/Terikat (Y) ………………………… 38
E. Tekhnik Pengumpulan Data………………………………… 41
F. Pengujian Instrumen Penelitian …………………………… 42
1. Uji Validitas ……………………………………………. 43
2. Uji Reliabilitas ………………………………………….. 43
G. Metode Analisis…………………………………………….. 44
1. Analisis Deskriptif………………………………………. 44
2. Uji Asumsi Klasik ……………………………………….. 44
a. Uji Normalitas ………………………………………….. 44
b. Uji Multikolinearitas …………………………………… 44
c. Uji Heteroskedastisitas ………………………………… 45
3. Analisis Regresi Linear Berganda ……………………… 46
4. Uji Hipotesis……………………………………………… 46
a. Uji-F (Uji Global)……………………………………… 47
b. Uji-t (Uji pengeruh parsial)…………………………….. 47
H. Skema Penelitian …………………………………………… 49
xii
BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ……………… 50
1. Tempat dan Waktu Penelitian………………………….. 50
2. Karakteristik Profil Responden…………………………. 51
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin…….. 51
b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan ………….. 52
c. Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja………… 53
B. Hasil Uji Instrumen Penelitian………………………………. 53
1. Hasil Uji Deskriptif ……………………………………… 53
2. Hasil Uji Validitas……………………………………….. 56
3. Hasil Uji Reliabilitas…………………………………….. 59
4. Hasil Uji Asumsi Klasik…………………………………. 60
a. Uji Normalitas……………………………………….. 60
b. Uji Multikolinearitas………………………………… 61
c. Uji Heteroskedastisitas………………………………. 62
5. Analisis Regresi Linear Berganda……………………….. 63
6. Hasil Uji Hipotesis……………………………………….. 66
a. Uji Simultan F……………………………………….. 66
b. Uji Parsial t………………………………………….. 67
C. Pembahasan………………………………………………….. 71
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan………………………………………………….. 73
B. Saran…………………………………………………………. 74
DAFTAR PUSTAKA 76
LAMPIRAN
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Review Studi Terdahulu…………………………………………… 10
Tabel 3.1 Definisi Operasional dan Pengukuran……………………………. 39
Tabel 3.2 Skala Likert…………………………………………………………. 42
Tabel 4.1 Data Sampel Penelitian…………………………………………….. 51
Tabel 4.2 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin…… 52
Tabel 4.3 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan………. 52
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja……. 53
Tanel 4.5 Hasil Hasil Uji Deskriptif Variabel……………………………… 54
Tabel 4.6 Variabel Deskriptif (%)…………………………………………… 55
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Independen (X)…………………… 57
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Dependen (Y)………………………………… 58
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas……………………………………………… 59
Tabel 4.10 Analisis Statistik Normalitas ………………………………………. 60
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas…………………………………………. 62
Tabel 4.12 Hasil Analisis Regresi Berganda……………………………………. 64
Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan…………………………………………………. 66
Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial …………………………………………………… 69
Tabel 4.15 Model Summarb……………………………………………………. 71
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Pemikiran………………………………………………… 49
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas………………………………………………. 61
Gambar 4.2 Hasil Uji Heteroskedastisitas………………………………………. 63
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Semakin banyaknya jenis produk yang ditawarkan kepada masyarakat serta
semakin bertambahnya jaringan pelayanan perbankan syariah. Hal tersebut,
menunjukan perkembangan yang pesat mengenai perbankan syariah sehingga
menuntut manajemen untuk menerapkan sebuah struktur dan strategi agar perusahaan
dapat tumbuh dan berkembang dalam jangka waktu panjang dan dapat ikut andil serta
memenangkan persaingan bisnis global.
Dengan perkembangan terebut, isu Corporate governance yang tadinya bersifat
marginal kini telah menjadi isu sentral, Good Corporate Governance timbul
berkaitan dengan principal agency theory, yaitu untuk menghindari konflik antara
principal dengan agennya. Konflik tersebut muncul karena perbedaan kepentingan
tersebut harus dikelola sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak lainnya.
Penerapan GCG mendorong terciptanya persaingan yang sehat dan iklim usaha yang
kondusif. Oleh karena itu dibutuhkan pemahaman menganai GCG dan diterapkannya
di perusahaan-perusahaan di Indonesia sangat penting untuk menunjang pertumbuhan
dan stabilitas ekonomi yang berkesinambungan.1.
1 Sambutan Boediono, Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia (Komite
Nasional Kebijakan Governance [KNKG], 2006). h.i
2
Berita korupsi di berbagai elemen sedang membuming, begitu pula yang terjadi
pada lembaga perbankan baik BUMN ataupun swasta, harus menjadi perhatian serius
bagi para stakeholder bank syariah dan pihak yang berkaitan dengan lembaga
perbankan syariah tak terlepas pula dari para akademisi ekonimi syariah lainnya yang
ikut serta di dalamnya. Dimasa depan, tidak menutup kemungkinan akan terjadinya
korupsi dan penyimpangan di bank syariah, meskipun terdapat Dewan Pengawas
Syariah . apa lagi sekarang ini perbankan syariah semakin banyak, maka para banker
syariah pun semakin bertambah banyak pula. Sehubungan dengan itu, para jajaran
eksekutif dan pejabat bank, bahkan termasuk komisaris harus ekstra hati-hati dalam
mengelola lembaga perbankan syariah yang selalu dinilai suci, karena berasal dari
prinsip ilahiyah.2
Good Corporate Governance (GCG) yang merupakan salah satu kunci sukses
perusahaan dalam pencapaian tujuan perusahaan agar bertumbuh dan memiliki
kemajuan dalam jangka panjang. Penerapan GCG pun diyakini dapat merubah serta
menolong perusahaan dari keadaan yang kritis menuju arah yang lebih baik sehingga
mampu bersaing dalam persaingan bisnis global, asalkan dikelola dengan profesional
dan meningkatkan kinerja bank dalam melindungi kepentingan stakeholders serta
meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan yang berlaku pada
industri perbankan, bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman
pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG).
2 Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syariah. Artikel diakses pada 3 mei 2014 dari http://agustianto.worldpress.com
3
Dalam PBI Nomor 11/33/2009 yg ditetapkan oleh BI tentang pelaksanaan Good
Corporate Governance (GCG) pada tanggal 7 Desember 2009 mempunyai beberapa
prinsip yaitu prinsip keterbukaan (transparancy), akuntabilitas (accountability),
pertanggungjawaban (responsibility), Independen (Independence) dan kewajaran
(fairness). 3 Selain itu penerapan GCG juga dapat membantu bank syariah untuk
mengurangi segala sesuatu yang tidak sehat misalnya pembiayaan yang tidak baik,
meningkatkan akurasi penilaian bank, infrastruktur, kualitas pengambilan keputusan
dalam bisnis serta memiliki sistem deteksi dini terhadap high risk bussines area,
product, dan service.
Perkembangan bisnis perbankan syariah yang sangat cepat ini tampakna belum
dibarengi oleh kualitas sumber daya insani yang mendukungnya. Sebagai salah satu
industri yang baru tumbuh, perkembangan perbankan syariah di Indonesia sungguh
luar biasa. Apalagi era tersebut justru terjadi saat perekonomian nasional secara
umum tengah lesu darah dan beberapa bank konvensional kelas menengah
mengalami masalah likuditas yang cukup serius. Penerapan Good Corporate
Governance di lembaga perbankan syariah menjadi sebuah keniscayaan yang tak
terbantahkan. Bahkan bank-bank syariah harus tampil sebagai pionir terdepan dalam
mengimplementasikan Good Corporate Governance tersebut.4
3 Peraturan Bank Indonesia No.11/33/2009. Tentang Pelaksanaan Good Corporate Governance
Bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. h.5 4 Agustianto, Good Corporate Governance di Bank Syariah, Artikel diakses pada 3 mei 2014
dari http://agustianto.worldpress.com
4
Di Indonesia perbankan syariah sudah dikenal cukup lama. Bank syariah mulai
berdiri di Indonesia sejak tahun 1992, dengan diawali oleh Bank Mu’amalat
Indonesia (BMI)5. Seiring perkembangan ekonomi di Indonesia kemudian berdirilah
beberapa bank syariah yakni pada tahun 1999 berdirilah Bank Syariah Mandiri serta
Bank Mega Syariah dan kemudian di susul oleh BRI Syariah kemudian Bukopin
Syariah dan Panin Syariah. Pada saat itu perkembangan bank syariah sangat pesat di
Indonesia.
Hal yang menarik yang perlu diteliti adalah ketika melihat perusahaan
perbankan yang baru berdiri tentu membutuhkan tata kelola perusahaan yang kuat
sehingga mendapatkaan dukungan dalam perkembangan perusahaan tersebut. Pihak
terkait meyakini bahwa GCG merupakan konsep pengolahan usaha yang mampu
menyatukan arah perusahaan dengan maksud agar terdapat kesatuan arah antara
seluruh Governance struktur dan keseimbangan antara kekuatan kewenangan yang
diperlukan oleh perusahaan untuk menjalin kelangsungannya dan bertanggung jawab
kepada stakeholder serta mencapai visi misi perusahaan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia No. 3/22/PBI/2001 tentang Transparansi
Kondisi Keuangan Bank, Bank wajib menyusun dan menyajikan laporan keuangan
dengan bentuk dan cakupan sebagaimana ditetapkan dalam Peraturan Bank
Indonesia. Dari informasi yang bersifat fundamental tersebut dapat dilihat apakah
bank tersebut telah mencapai tingkat efisiensi yang baik, dalam arti telah
5 Adiwarman Karim, BANK ISLAM : Analisis Fiqh dan Keuangan (Jakarta: PT.Raja Grafindo,2006) h.25
5
memanfaatkan, mengelola, dan mencapai kinerja secara optimal dengan
menggunakan sumber-sumber dana yang ada.
Bank yang memiliki tingkat kesehatan yang baik dapat dikatakan memiliki
kinerja yang baik pula. Dengan memiliki kinerja yang baik, masyarakat pemodal akan
menanamkan dananya pada bank tersebut. Hal ini menunjukkan adanya kepercayaan
masyarakat bahwa bank tersebut dapat memenuhi harapannya. Bank yang
memperoleh dana dari masyarakat akan secara sadar bahwa memiliki tanggung jawab
untuk mengelola aktiva serta sumber-sumber dana yang dimiliki secara profesional
dan juga dalam rangka melaksanakan tata kelola yang sesuai dengan Good Corporate
Governance untuk menciptakan industri perbankan yang sehat dan tangguh dalam
upaya melindungi kepentingan stakeholders dan meningkatkan kepatuhan terhadap
Undang-Undang serta tata etika yang berlaku.
Berdasarkan pemaparan tersebut maka penulis berkeinginan untuk mengangkat
judul “PENGARUH PENERAPAN PRINSIP GOOD CORPORATE
GOVERNANCE (GCG) TERHADAP KINERJA PEGAWAI BANK SYARIAH
DI KABUPATEN PANDEGLANG (Februari-Maret 2015)”.
6
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis melihat beberapa faktor
yang terkait dalam pembahasan penelitian ini yaitu :
1. Perbankan Syariah memerlukan sebuah struktur dan strategi agar
perusahaan dapat tumbuh dan berkembang dalam jangka waktu yang
panjang.
2. Untuk menghindari konflik antara principal dengan agennya, maka harus
dilakukan pengelolaan sehingga tidak menimbulkan kerugian pada pihak
lainnya, salah satunya yaitu dengan cara menerapkan prinsip GCG.
3. Penerapan prinsip Good Corporate Governance (GCG) dapat digunakan
untuk mengetahui kualitas kinerja pegawai serta indikator kesuksesan
dalam pencapaian tujuan perusahaan, karena dengan kinerja pegawai
perusahaan yang buruk dapat menyebabkan ketidakefektifan alokasi
sumber daya serta mengurangi pertumbuhan ekonomi.
C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan masalah yang diangkat pada penelitian ini fokus dan tidak
melebar, penelitian ini dilakukan pada lembaga keuangan syariah yang bergerak di
bidang industri perbankan syariah yang berada di Kab.Pandeglang meliputi Bank
Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, Bank Mega Syariah.
Dengan alasan bahwa Perbankan Syariah yang ikut serta dalam pelaksanaan
7
penerapan GCG sejak pengesahan PBI No.11/33/PBI/2009 sebagai bentuk komitmen
dalam mematuhi peraturan yang telah dibuat oleh Bank Indonesia.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah disebutkan di atas, maka dapat dirumuskan
permasalahan penelitian sebagai berikut :
1. Apa pengaruh penerapan Good Corporate Governance (GCG) terhadap
Kinerja Pegawai Bank Syariah di Kab.Pandeglang ?
2. Seberapa besar pengaruh penerapan Good Corporate Governance (GCG)
terhadap Kinerja Pegawai Bank Syariah di Kab. Pandeglang ?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui pengaruh penerapan Good Corporate Governance pada
Kinerja Pegawai Bank Syariah di Kab.Pandeglang
2. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan Good Corporate
Govenance terhadap Kinerja Pegawai di Bank Syariah di Kab.Pandeglang
8
F. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
a. Bagi mahasiswa dan pihak civitas akademik, penelitian ini dapat menjadi
bahan referensi penelitian selanjutnya agar bisa disempurnakan serta
menjadi bahan pembanding dalam ilmu pengetahuan.
b. Bagi peneliti, sebagai wahana dalam memperluas wawasan dan menambah
ilmu pengetahuan mengenai Good Corporate Governance menjadi bahan
pembahasan dalam penelitian ini.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi pihak lembaga keuangan syariah, peneliti mengharapkan agar dapat
memberikan sumbangan berupa kontribusi pemikiran kepada pihak terkait
mengenai tema pokok penelitian, yaitu mengenai Prinsip-prinsip GCG
mewujudkan Kinerja Pegawai pada pihak lembaga keuangan terkait.
b. Bagi pihak investor, semoga dengan adanya penelitian ini dapat menjadi
media informasi dalam melakukan investasi sehingga menghasilkan
keputusan yang matang dalam berinvestas serta para investor dapat
melakukan penilaian terhadap Kinerja Pegawai berdasarkan prinsip-prinsip
GCG.
c. Bagi Masyarakat umum, semoga dapat menjadi media informasi mengenai
pelaksanaan GCG terhadap kinerja keuangan pada lembaga keuangan
9
syariah, sehingga masyarakat dapat memberikan penilaian serta menambah
kepercayaan masyarakat terhadap lembaga keuangan syariah.
G. Pernyataan Variabel dan Hipotesis Penelitian
1. Variabel
Pada penelitian ini, Variabel independen (X) yang biasa disebut dengan
variabel bebas merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen (Y).
Variabel independen (X) pada penelitian ini yaitu Prinsip Good Corporate
Governance(GCG) yang terdiri dari beberapa dimensi yaitu Transparansi (X1),
Akuntabilitas (X2), Independen (X3), Pertanggungjawaban (X4), dan Kewajaran
(X5).
Variabel dependen (Y) atau yang biasa disebut variabel terikat merupakan
variabel yang dipengeruhi oleh variabel independen (X). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kinerja Pegawai.
2. Hipotesis
H0 : Tidak terdapat pengaruh positif pada Prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai Bank-bank syariah di
kab.Pandeglang
Ha : Terdapat pengaruh positif pada prinsip-prinsip Good Corporate Governance
(GCG) terhadap kinerja pegawai Bank-bank syariah di kab.pandeglang
10
H. Review Studi Terdahulu
Tabel 1.1
Review Studi Terdahulu
No Nama dan
Judul Variabel Hasil Perbedaan
1 Hayyuning
Tyas
Rosdiani,
dengan judul
penelitian
Pengaruh
sistem
pengendalian
internal, audit
laporan
keuangan,
dan
penerapan
GCG
terhadap
kualitas
laporan
keuangan
(Tahun 2011)
Independen
(X):
Pengendalian
internal, audit
laporan
keuangan,
GCG,
Dependen (Y)
:
laporan
keuangan
Secara parsial dan
simultan sistem
pengendalian
internal, audit
laporan keuangan
dan penerapan GCG
mempunyai
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap kualitas
laporan keuangan.
Namun dari semua
variabel independen
tersebut yang paling
dominan
berpengaruh adalah
sistem pengendalian
internal.
Penulis menggunakan
pendekatan kuantitatif
non-parametrik dengan
metode analisis regresi
berganda dan
menggunakan variabel
berdasarkan prinsip
GCG { Transparansi
(X1), Akuntabnilitas
(X2),
pertanggungjawaban
(X3), Independensi
(X4), dan Kewajaran
(X5) }, serta
memfokuskan penelitian
pada Kinerja Pegawai
(Y) Bank Syariah di
Kab.Pandeglang.
2 Dini
Ratnasari
dengan judul
Independen
(X):
Internal auditor dan
DPS mempunyai
pengaruh positif
Penulis menggunakan
pendekatan kuantitatif
non-parametrik dengan
11
penelitian
“Pengeruh
penerapan
internal
auditor dan
DPS dalam
mewujudkan
GCG
terhadap
kualitas
laporan
keuangan
bank
syariah.“
(tahun 2011)
Internal
auditor, DPS,
GCG,
Dependen (Y)
:
laporan
keuangan
yang signifikan
terhadap GCG,
sedangkan variabel
GCG mempunyai
pengaruh positif
yang signifikan
terhadap kualitas
pelaporan keuangan
bank syariah, dan
kemudian internal
auditor dan DPS
tidak mempunyai
pengaruh yang
signifikan terhadap
laporan keuangan
bank syariah.
metode analisis regresi
berganda dan
menggunakan variabel
berdasarkan prinsip
GCG { Transparansi
(X1), Akuntabnilitas
(X2),
pertanggungjawaban
(X3), Independensi
(X4), dan Kewajaran
(X5) }, serta
memfokuskan penelitian
pada Kinerja Pegawai
(Y) Bank Syariah di
Kab.Pandeglang.
3. Rica Aulia,
dengan judul
penelitian
“Penerapan
Good
Corporate
Governance
pada PT.
Bank Syariah
Mega.”
(tahun 2009)
Independen
(X):
GCG
Dependen (Y)
:
Operasional
PT.Bank
Mega Syariah
Secara simultan
telah dilaksanakan
secara baik
berdasarkan prinsip-
prinsipnya. Namun,
terdapat beberapa
hal yang harus
diperbaiki agar lebih
baik lagi di masa
yang akan datang
Penulis menggunakan
pendekatan kuantitatif
non-parametrik dengan
metode analisis regresi
berganda dan
menggunakan variabel
berdasarkan prinsip
GCG { Transparansi
(X1), Akuntabnilitas
(X2),
pertanggungjawaban
12
(X3), Independensi
(X4), dan Kewajaran
(X5) }, serta
memfokuskan penelitian
pada Kinerja Pegawai
(Y) Bank Syariah di
Kab.Pandeglang.
4. Yesi Denti
Utami,
dengan judul
penelitian
“Pengaruh
penerapan
Good
Corporate
Governance
(GCG)
terhadap
kualitas
laporan
keuangan PT.
PLN
distribusi
Jawa Barat
dan Banten”
(tahun 2008)
Independen
(X):
Good
Corporate
Governance
(GCG)
Dependen (Y)
:
Laporan
Keuangan
Penerapan Good
Corporate
Governance (GCG)
yang dilakukan
dengan baik
mempunyai
pengeruh positif
yang signifikan
terhadap kualitas
laporan keuangan
PT. PLN distribusi
Jawa Barat dan
Banten
Penulis menggunakan
pendekatan kuantitatif
non-parametrik dengan
metode analisis regresi
berganda dan
menggunakan variabel
berdasarkan prinsip
GCG { Transparansi
(X1), Akuntabnilitas
(X2),
pertanggungjawaban
(X3), Independensi
(X4), dan Kewajaran
(X5) }, serta
memfokuskan penelitian
pada Kinerja Pegawai
(Y) Bank Syariah di
Kab.Pandeglang.
5. Nurhasanah, Independen Secara parsial Penulis menggunakan
13
dengan judul
penelitian
“Analisis
Mekanisme
Pengaruh
Good
Corporate
Governance
(GCG)
terhadap
Kinerja
Perbankan.”
(tahun 2013)
(X):
Dewan
Direksi (X1),
Dewan
Komisaris
(X2),
Komisaris
Independen
(X3),
Kepemilikan
Managerial
(X4)
Dependen (Y)
:
Kinerja
Perusahaan
Dewan Direksi,
Komisaris
Independen, dan
Kepemilikan
Manajerial
berpengaruh
terhadap kinerja
perbankan
sedangkan variabel
lainnya tidak
berpengaruh
pendekatan kuantitatif
non-parametrik dengan
metode analisis regresi
berganda dan
menggunakan variabel
berdasarkan prinsip
GCG { Transparansi
(X1), Akuntabnilitas
(X2),
pertanggungjawaban
(X3), Independensi
(X4), dan Kewajaran
(X5) }, serta
memfokuskan penelitian
pada Kinerja Pegawai
(Y) Bank Syariah di
Kab.Pandeglang.
I. Sistematika Penulisan
Agar pembahasan dalam penelitian ini lebih terarah, maka peneliti akan
menyusunnya menjadi beberapa bab yang masing-masing bab terdiri dari sub bab
yang menjelaskan tentang isi dari bab tersebut. Adapun sistematika penulisan
penelitian yang mengacu pada buku pedoman penulisan skripsi fakultas Syariah dan
hukum UIN Syarif Hidayatullah ini akan disusun sebagai berikut:
BAB 1
14
Berisi pendahuluan dengan uraian tentang latar belakang masalah, identifikasi
masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian,
serta sistematika penullisan.
BAB II
Berisi tentang tiunjaun pustaka, berisi penelitian terdahulu, landasan teori dan
kerangka pemikiran
BAB III
Metodologi penelitian, berisi metode penelitian, data dan teknik pengumpulan
data, penjelasan mengenai variabel – variabel penelitian, ruang lingkup, metode
analisis data dengan menggunakan instrumen dan teknik uji instrumen penelitian,
teknis analis data dan interpretasi hasil regresi.
BAB IV
Hasil penelitian, berisi analisis yang dilakukan untuk memperhitungkan
korelasi antar variabel Independent, dilanjutkan dengan analisis regresi linier
berganda terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi variabel dependen, selanjutnya
melihat seberapa kuat hubungan variabel Independent terhadap variabel dependen
dengan melihat koefisien determinasinya. Kemudian menginterpretasikan hasili
analisis dan model yang telah terbentuk.
15
BAB V
Penutup, berisi kesimpulan dan jawaban atas segala permasalahan yang
diangkat, serta saran-saran yang dianggap perlu untuk peningkatkan pengetahuan
pihak-pihak tertentu.
15
BAB II
KAJIAN KEPUSTAKAAN
A. Good Corporate Governance (GCG)
1. Pengertian Good Corporate Governance (GCG)
Good Corporate Governance yang selanjutnya disingkat GCG merupakan
sistem pengendalian dan pengaturan perusahaan yang dapat dilihat dari
mekanisme hubungan antara berbagai pihak yang mengurus perusahaan (Hard
Definition), maupun ditinjau dari nilai-nilai yang terkandung dari mekanisme
pengelolaan itu sendiri (Soft Definition). Dari segi soft definition yang mudah
dicerna, sekalipun orang awam dapat diartikan, yaitu : “komitmen, aturan main,
serta praktik penyelenggaraan bisnis secara sehat dan beretika.”1
Uraian prinsip ataupun aturan pelaksanaan Good Corporate Governance
antar negara dan antar perusahaan bisa berbeda karena perbedaan latar belakang
ekonomi, sosial budaya, dan sebagainya. Corporate governance diperlukan untuk
mengurangi permasalahan antara pemilik dan manager. Selain itu ada pula yang
menyatakan bahwa corporate governance merujuk pada kerangka aturan dan
peraturan yang memungkinkan stakeholders untuk membuat perusahaan
memaksimalkan nilai dan untuk memperoleh return.2
1 Tim GCG BPKP. Diakses pada tanggal 1 November 2014 dari
www.bpkp.go.id/dan/299/good-corporate.bpkp 2 Theresia Dwi Hastuti, “Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur
Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan”, jurnal diakses pada 28 november 2014 dari http://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/kakpm-13.pdf
16
Penerapan tata kelola yang baik Good Corporate Governance (GCG)
diharapkan mampu meminimalisir masalah yang terdapat pada institusi perbankan
dan terciptanya keterbukaan informasi, adanya pertanggungjawaban pimpinan,
perlakuan adil bagi setiap pegawai dalam menjalankan kewajiban, dan menerima
hak–haknya sebagai pegawai maupun adanya keterlibatan dari seluruh pegawai
dalam pengembangan organisasi menjadi lebih baik lagi. Ada dua teori utama
yang terkait dengan Corporate Governance yaitu stewardship theory dan agency
theory.3 Stewardship dibangun di atas asumsi filosifis mengenai sifat manusia
yakni bahwa manusia pada hakikatnya dapat dipercaya, mampu bertindak dengan
penuh tanggung jawab, memiliki integritas, dan kejujuran terhadap pihak lain.
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Coorporate Governance)
merupakan struktur yang oleh stakeholder, pemegang saham, komisaris dan
manajer menyusun tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut
dan mengawasi kinerja. Sedangkan Menurut OECD dalam susilo, corporate
governance merupakan perangkat tata hubungan antara mamajemen peseroan,
direksi, komisasris, pemegang saham dan para pemangku kepentingan lainnya.4
Menurut Sidharta dan Cyntia dalam Skripsi Oktapiyani juga mengutarakan
bahwa istilah Good Corporate Governance (GCG) secara umum dikenal sebagai
suatu sistem dan struktur yang baik untuk mengelola perusahaan dengan tujuan
3 Mas Achmad Daniri. “Good Corporate Governance. Konsep dan Penerapannya dalam
Konteks Indonesia. (Jakarta : Ray Indonesia, 2006), h.2 4Leo J. Susilo dan Karlen Simarmata, “Good Corporate Governance Pada Bank”, (Jakarta:PT
HikayatDunia, 2007), h.17.
17
meningkatkan nilai pemegang saham serta mengakomodasi berbagai pihak yang
berkepentingan dengan perusahaan (stakeholder), seperti kreditur, pemasok,
asosiasi bisnis, konsumen, pekerja, pemerintah, dan masyarakat luas. GCG
memiliki lima prinsip dasar yaitu : Transparancy, accountability, fairness,
independency, dan responsibility. 5 Prinsip GCG dapat digunakan untuk
melindungi pihak-pihak minoritas dari pengembil alih yang dilakukan oleh para
manager dan pemegang saham dengan mekanisme legal.6
Good Corporate Governance (GCG) dalam perspektif islam seperti juga
digagas dunia barat, diharapkan memiliki peranan yang sangat esensial dalam
upaya pencapaian tujuan dan sasaran perusahaan. Tetapi dalam islam
menambahkan nilai-nilai yang sangat mendalam berupa unsur Maqosid Syariah,
yaitu perlindungan terhadap kemashlatan manusia yang umum dan universal.
Kemaslahatan sebagai maqasid syariah mencakup lima prinsip dasar, yaitu
memelihara agama, kehidupan, akal, keturunan, dan harta benda. Adapun
memastikan terpeliharanya lima prinsip dasar adalah maslahat dan Apapun yang
menguranginya adalah mafsadat dan hal sebaliknya menghilangkan unsur yang
mengurangi atau merugikan itulah yang merupakan maslahat.7
Secara keseluruhan, prinsip-prinsip mashlahat mencerminkan bagaimana
islam dan syariahnya memberikan arti penting pada kepentingan umum lebih dari
5 Mas Achmad Daniri. Good Corporate Governance. Konsep dan Penerapannya, h.9 6 Desi Oktapiyani, “Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Likuiditas Perbankan
Nasional”, (Skripsi S1 fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang,2009), h.22 7 Mal an Abdullah, Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonsia,(Yogyakarta: Ar-
Ruzz Media, 2010) h.5
18
pada kepentingan individu. islam menyediakan kerangka dalam pengambilan
keputusan dan mekanisme adaptasi terhadap perubahan yang terjadi. Dalam
konteks GCG, prinsip-prinsip itu menawarkan pedoman dan pertimbangan moral
bagi manajemen dan stakeholder lain, khususnya untuk memecahkan konflik yang
mungkin muncul dalam pengembangan usaha.8
Noviati mengatakan bahwa menurut bank dunia, definisi GCG adalah aturan
standar atas nama organisasi di bidang ekonomi yang mengatur prilaku pemilik
perusahaan, direktur, dan manager serta perincian dan penjabaran tugas dan
wewenang serta pertanggung jawabannya kepada investor.9
Menurut FCGI (Forum For Corporate Governance of Indonesia) bahwa
good corporate governance adalah seperangkat peraturan yang mengatur
hubungan antara pemegang saham, pengurus perusahaan, pihak kreditor,
pemerintah, pegawai, serta pihak pemegang kepentingan intern dan ekstern yang
berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban mereka atau dengan kata lain suatu
sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.10
Surya dan yustiavanda mengutarakan bahwa Organization for Economic
Coorporation and Development (OECD) mendefinisikan bahwa corporate
governance sebagai sekumpulan hubungan antar pihak manajemen, board,
pemegang saham, dan pihak lain yang mempunyai kepentingan dengan
8Ibid., h.59 9 Leny Noivanti. Penerapan Good Corporate Governance. Jurnal akuntansi dan Keuangan vol
14. Tahun 2009.h. 35 10 FCGI ( Forum for Corporate Governance of Indonesian ). Corporate Governance ( Tata
kelola perusahaan ). Jilid II FCGI Edisi 2 Tahun 2001
19
perusahaan. Corporate governance juga mensyaratkan adanya struktur perangkat
untuk mencapai tujuan dan pengawasan atas kinerja. Corporate governance yang
baik adapat memberikan rangsangan bagi manajemen untuk mencapai tujuan yang
memerlukan kepentingan perusahaan dan pemegang saham harus memfasilitasi
pengawasan yang efektif sehingga mendorong perusahaan sumber daya dengan
lebih efisien.11
Tata kelola perusahaan yang baik (Good Corporate Governance)
merupakan struktur yang disusun oleh stakeholder, pemegang saham, komisaris,
dan manager atas tujuan perusahaan dan sarana untuk mencapai tujuan tersebut
dan mengawasi kinerja.12
Dari uraian diatas, Good Corporate Governance (GCG) dapat didefinisikan
sebagai sistem yang terdiri atas proses dan struktur (mekanisme) yang
mengendalikan dan mengkordinasikan berbagai partisipan dalam menjalankan
bisnis perusahaan. Proses digunakan untuk mengarahkan dan mengelola aktivitas-
aktivitas bisnis yang direncanakan dalam rangka mencapai tujuam perusahaan,
menyelaraskan perilaku perusahaan dengan ekspestasi dari masyarakat, serta
menspesifikasikan pendistribusian hak-hak dan tanggungjawab diantara berbagai
pertisipan dalam organisasi seperti dewan komisaris, manager, pemegang saham,
serta pemangku kepentingan lainnya dan menjelakan aturan-aturan maupun
11 Eka hardika. “Pengaruh Penerapan Good Corporate Governance terhadap Kinerja
Keuangan pada Industri Perbankan yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun 2006-2008”. Tahun 2011. Hal. 25
12 Zarkasyi wahyudin. “Good Corporate Governance pada Badan Usaha Manufaktur, perbankan dan Jasa Keuangan lainnya”. Bandung 2008. Hal : 35
20
prosedur-prosedur untuk pengambilan keputusan dalam hubungan perusahaan.
2. Prinsip-prinsip Good Corporate Governance (GCG)
Sebagai lembaga intermediasi dan lembaga kepercayaan, dalam
melaksanakan kegiatan usahanya bank harus menganut prinsip keterbukaan,
memiliki ukuran kinerja dari semua jajaran bank berdasarkan ukuran-ukuran yang
konsisten dengan nilai perusahaan (corporate values), sasaran usaha dan strategi
sebagai pencerminan akuntabilitas bank, menjamin dilaksanakan ketentuan yang
berlaku sebagai wujud tanggungjawab bank, objektif dan bebas dari tekanan pihak
manapun dalam pengambilan keputusan, serta senantiasa memperhatikan
kepentingan stakeholder berdasarkan asas kesetaraan dan kewajaran.
Penerapan prinsip GCG oleh perusahaan merupakan sebuah pilihan dalam
menjalankan kegiatan ekonomi. Karena GCG lebih merupakan suatu etika bisnis
dibandingkan suatu keharusan dalam penerapannya.13
Dalam Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/33/PBI/2009 tentang
pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah menjabarkan
prinsip-prinsip dasar GCG yang terdiri dari :
a. Transparansi (Transparency)
Untuk menjaga objektifitas dalam menjalankan bisnis, perusahaan harus
menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah
13 Indra surya dan ivan yustiavanda, Penerapan Good Corporate Governance
Mengesampingkan Hak-Hak Istimewa Demi Kelangsungan Usaha (Jakarta : Kencana, 2006) h.109
21
diakses dan difahami oleh pemangku kepentingan. 14 Pedoman
pelaksanaannya anara lain sebagai berikut :
[1] Perusahaan harus menyediakan informasi tepat waktu, jelas, akurat
dan dapat diperbandingkan serta mudah diakses oleh pemangku
kepentingan sesuai dengan haknya.
[2] Informasi yang harus diungkapkan meliputi, tetapi tidak terbatas
pada visi, misi, sasaran usaha dan strategi perusahaan, kondisi
keuangan, susunan dan kompensasi pengurus, pemegang saham
pengendali, kepemilikan saham oleh anggota direksi dan anggota
dewan komisaris beserta anggota keluarganya dalam perusahaan
dan perusahaan lainnya, sistem managemen resiko, sistem
pengawasan dan sistem pengendalian internal, sistem dan
pelaksanaan GCG serta tingkat kepatuhannya, dan kejadian penting
yang dapat mempengarhi perusahaan.
[3] Prinsip keterbukaan yang dianut tidak mengurangi kewajiban untuk
memenuhi ketentuan kerahasiaan perusahaan sesuai dengan
peraturan perundang undangan, rahasia jabatan, dan hak pribadi.
[4] Kebijakan perusahaan harus tertulis dan secara proporsional
dikomunikasikan kepada pemangku kepentingan.
Perbincangan yang menarik dalam hal prinsip keterbukaan
(Transparency) adalah adanya kehawatiran perusahaan bahwa jika ia terlalu
14 KNKG. “Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia”., h.5
22
terbuka, maka strateginya akan diketahui oleh para peaing sehingga akan
membahayakan kelangsungan usahanya. 15 Namun pada penulisan kali ini
difokuskan pada setiap pengambilan keputusan menyangkut kepegawaian
dilaksanakan secara transparan.
Kebijakan perusahaan terkait dengan proses promosi, demosi, dan
mutasi pegawai hendaknya dijalankan sesuai dengan sistem jenjang karir
(career planning siste) yang jelas dan konsisten. Dasar pertimbangannya
dipromosikan karena prestasi kerja yang baik ditunjukan dengan hasil
penilaian pegawai dan sikapnya yang dijadikan teladan, seperti disiplin, kerja
sama (team work), serta saling menghargai. Sehingga, terhindar dari promosi
yang tidak diinginkan semisal nepotisme dengan kedekatannya terhadap
pimpinan atau terdapat hubungan kekeluargaan. Jika terjadi hal terebut
dengan ketidak transparannya keputusan menyangkut kepegawaian dapat
menimbulkan turunnya motivasi kerja pegawai, bahkan dapat menimbulkan
unjuk rasa (demonstrasi) yang mengganggu kinerja perusahaan.
b. Akuntabilitas (Accountability)
Perusahaan harus mempertanggungjawabkan kinerjanya secara
transparan dan wajar. Untuk itu perusahaan harus dikelola secara benar,
terukur, dan sesuai dengan kepentingan perusahaan dengan tetap
memperhitungkan kepentingan pemegang saham dan pemangku kepentingan
lainnya. Akuntabilitas adalah prasyarat untuk mencapai kinerja yang
15 Mas daniri. “Good Corporate Governance : Konsep dan Penerapannya. h.9
23
berkesinambungan. 16 Pedoman pelaksanaannya antara lain :
[1] Perushaan harus menetapkan rincian tugas dan tanggung jawab
masing-masing organ perusahaan dan semua pegawai secara jelas
dan selaras dengan visi, misi, nilai-nilai perusahaan (corporate
values), dan strategi perusahaan.
[2] Perusahaan harus meyakini bahwa semua organ perusahaan dan
semua pegawai mempunyai kemampuan sesuai dengan tugas,
tanggung jawab, dan perannya dalam pelaksanaan GCG.
[3] Perusahaan harus memastikan adanya sistem pengendalian internal
yang efektif dalam pengelolaan perusahaan.
[4] Perusahaan harus memiliki ukuran kinerja untuk semua jajaran
perusahaan yang konsisten dengan sasaran usaha perusahaan, serta
memiliki sestem penghargaan dan sangsi (reward and punishment
sistem).
[5] Dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya, setiap organ
perusahaan dan semua pegawai harus berpegang pada etika bisnis
dan pedoman perilaku (code of conduct) yang telah disepakati.
c. Pertanggungjawaban (Responsibility)
Perusahaan harus mematuhi peraturan perundang-undangan serta
melaksanakan tanggung jawab terhadap masyarakat dan lingkungan sehingga
dapat terpelihara kesinambungan usaha dalam jangka panjang dan mendapat
16 KNKG. “Pedoman Umum Good Corporate Governance, h.5
24
pengakuan sebagai perusahaan yang baik dan sehat (good corporate
citizen). 17 Dimana perusahaan memiliki tanggungjawab untuk mematuhi
segala peraturan dan perundang-undangan yang berlaku, termasuk di
lingkungan sekitar perusahaan berada. Pedoman pelaksanaannya antara lain
sebagai berikut :
[1] Organ perusahaan harus berpegang pada prinsip kehati-hatian dan
memastikan kepatuhan terhadap peraturan perundang-undangan,
anggaran dasar dan peraturan perusahaan.
[2] Perusahaan harus malaksanakan tanggung jawab sosial dengan
antara lain peduli terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan
terutama disekitar perusahaan dengan membuat perencanaan dan
pelaksanaan yang memadai.
Maksud dari arti pertanggungjawaban tersebut adalah segala kebijakan
yang diambil dapat dipertanggungjawabkan kepada pemegang saham dan
stakeholder lainnya, termasuk kepada publik. Dimana peruahaan hendaknya
memberi kebebasan berorganisasi kepada pegawai/pegawai sesuai dengan
peraturan perundang-undangan yang berlaku, tidak ada kekangan dari
perusahaan asal dijalani secara benar dan professional. Dalam hal ini,
manajemen harus bermitra dengan serikat pegawai/pegawai agar tercipta
suasana kerja yang kondusif.
17 Ibid,. h.6
25
d. Independen/kemandirian (Independency)
Untuk melancarkan pelaksanaan GCG, perusahaan harus bersifat
independensi sehingga masing masing perusahaan tidak saling mendominasi
dan tidak diintervensi oleh pihak lain.18 Pedoman pelaksanaannya antara lain
sebagai berikut :
[1] Masing masing organ perusahaan menghindari terjadinya dominasi
oleh pihak manapun, tidak terpengaruhi oleh kepentingan tertentu,
bebas dari benturan kepentingan (conflic of interest ) dan dari
segala pengeruh atau tekanan, sehingga pengambilan keputusan
dapat dilakukan secara obyektif.
[2] Masing-masing organ perusahaan harus melaksanakan fungsi dan
tugasnya sesuai dengan anggaran dasar dan peraturan perundang-
undangan, tidak saling mendomnasi dan atau melempar tanggung
jawab antara satu dengan yang lainnya.
Melalui prinsip independensi/kemandirian (Independency) maka prinsip
pertanggungjawaban (Responsibility) dapat dilaksanakan dengan baik,
terbebas dari benturan kepentingan yang mungkin ada, baik karena
kepentingan diri sendiri, golongan, atuaupun kepentingan karena balas budi.
e. Kewajaran (Fairness)
Dalam melaksanakan kegiannya, perusahaan harus senantiasa
memperhatikan pihak yang berkepentingan berdasarkan asas kewajaran dan
18 Ibid,. h.6
26
kesetaraannya.19 Seluruh pemangku kepentingan harus memiliki kesempatan
untuk mendapatkan perlakuan yang adil dari perusahaan. Pemberlakuan
prinsip ini di perusahaan akan melarang praktek-praktek tercela yang
dilakukan oleh orang dalam yang merugikan pihak lain. 20 Pedoman
pelaksanaannya antara lain sebagai berikut :
[1] Perusahaan harus memberikan kesempatan kepada pemangku
kepentingan untuk memberikan masukan dan menyampaikan
pendapat bagi kepentingan perusahaan serta membuka akses
terhadap informasi sesuai dengan prinsip transparansi dalam
lingkup kedudukan masing-masing.
[2] Perusahaan harus memberikan perlakuan yang setara dan wajar
kepada pemangku kepentingan sesuai dengan manfaat dan
kontribusi yang diberikan kepada perusahaan.
[3] Perusahaan harus memberikan kesempatan yang sama dalam
penerimaan pegawai, berkarir, dan melaksanakan tugasnya secara
profesional tanpa membedakan suku, agam, ras, golongan, gender,
dan kondisi fisik
Perlakuan yang adil dan objektif dapat mendorong setiap pegawai untuk
meningkatkan kreativitas dan inovasi sesuai dengan potensi yang dimiliki,
19 Ibid,. h.7 20 Wida f maniik, “Good Corporate Governance”, artikel diakses pada hari rabu
10 Desember 2014 dari http://manikwida.blogspot.com/2012/11/good-corporate-governance-gcg_7704.html
27
kebijakan penggajian (remuniresasi) pegawai, hendaknya diterapkan secara
objektif dan konsisten, misalnya berdasarkan kinerja (based on performance).
Penghargaan (reward) diberikan sesuai dengan prestasi yang dicapai dan
sanksi (punishment) dikenakan sesuai dengan kesalahan yang telah
dilakukanny. Dan setiap pegawai/pegawai mendapat perlakuan yang sama
dalam pendidikan dan pelatihan (training) untuk pengembangan kemampuan,
keterampilan dan pengalamannya.
3. Tujuan dan Manfaat Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
Dasar persoalan dari GCG adalah peningkatan kinerja dan menciptakan
kesinambungan dari seluruh stakeholder berdasarkan kerangka aturan dan
peraturan yang berlaku. Seberapa jauh perusahaan memperhatikan prinsip-prinsip
dasar GCG telah semakin menjadi faktor penting dalam pengambilan keputusan
investasi. Kejadian korupsi yang merajalela dan menjadi perhatian serius bagi
para stakeholder bank syariah, baik pemilik/pemegang saham, komisaris, direksi,
pegawai, dewan pengawas syariah, mitra, dan para akademisi ekonomi syariah
lainnya.21
Tidak menutup kemungkinan, dimasa yang akan datang korupsi dan
penyimpangan terjadi di bank syariah, meskipun terdapat Dewan Pengawas
Syariah. Dengan realita perkembangan Bank Syariah yang semakin berkembang.
21 Agustiono, “Bank syariah dan Good Corporate Governance”, artikel diakses pada 28
Desember 2014 dari http://ekonomiislam.blogspot.com/2009/08/bank-syariah-dan-good-corporate.html
28
a. Tujuan Penerapan Good Corporate Governance (GCG)
Menurut Mr.Wolfenson, President Bank Dunia, telah menyimpulkan
bahwa tujuan dari GCG adalah untuk mewujudkan keadilan, transparansi, dan
akuntabilitas. 22 Adapun tujuan penerapan Good Corporate Governance
(GCG) dalam sebuah perusahaan adalah sebagai berikut23 :
[1] Mendorong terciptanya kesinambungan perusahaan melalui
pengelolaan yang didasarkan pada asas transparansi, akuntabilitas,
responsibilitas, independensi , dan kewajaran/kesetaraan.
[2] Mendorong pemberdayaan fungsi dan kemandirian masing-masing
organ perusahaan, yaitu dewan komisaris, direksi, dan rapat umum
pemegang saham.
[3] Mendorong pemegang saham, anggota dewan komisaris dan
anggota direksi agar dalam membuat keputusan dan menjalankan
tindakannya dilandasi oleh nilai moral yang tinggi dan kepatuhan
terhadap peraturan perundang-undangan.
[4] Mendorong timbulnya kesadaran dan tanggungjawab sosial
perusahaan terhadap masyarakat dan kelestarian lingkungan
terhadap sekitar perusahaan.
[5] Mengoptimalkan nilai perusahaan bagi pemegang saham dengan
tetap memperhatikan pemangku kepentingan lainnya.
22 M. Umer Chapra & M Habib Ahmed, “Corporate Governance Lembaga Keuangan
Syariah”,. (Jakarta : Bumi Aksara, cetakan pertama, 2008), h.18 23 KNKG,“Pedoman Umum Good Corporate Governance. h.2
29
[6] Maningkatkan daya saing perusahaan secara nasional maupun
internasional, sehingga meningkatan kepercayaan pasar yang dapat
mendorong arus investasi dan pertumbuhan ekonomi nasional yang
berkesinambungan.
b. Manfaat Penerapan Good Corporate Governance
Adapun beberapa manfaat dari penerapan Good Corporate Governance
adalah sebagai berikut24 :
[1] Perbaikan dalam komunikasi
[2] Minimalisasi potensi benturan kepentingan
[3] Fokus pada strategi-strategi utama
[4] Peningkatan dalam produktifitas dan efisiensi
[5] Kesinambungan manfaat
[6] Promosi citra korporasi
[7] Peningkatan kepuasan pelanggan
[8] Memperoleh kepercayaan investor
[9] Memperbaiki kinerja usaha
pengelolaan Sumber Daya Manusia berdasarkan prinsip GCG
memerlukan komitmen penuh dari top management dan konsistensi dalam
implementasi di setiap jenjang organisasi. Empat manfaat yang diperoleh
24 Nindyo Pramono, Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual (Bandung : Citra Aditya Bakti,2006),
h.91
30
perusahaan yang mengelola SDM berdasarkan prinsip GCG adalah sebagai
berikut25 :
[1] Suasana kerja yang kondusif dan tenang karena terbina hubungan
yang harmonis antara sesama karyawan serta antara pegawai dan
manajemen.
[2] Kinerja perusahaan meningkat, karena pegawai lebih kreatif dan
inovatif dalam bekerja, sehingga dapat memberikan hasil terbaik
untuk perusahaan.
[3] Terhindar dari praktik korupsi, kolusi, dan nepotisme (KKN) yang
sangat merugikan perusahaan karena segala kebijakan atas
keputusan ditetapkan secara transparan, dan
dipertanggungjawabkan.
[4] Daya saing perusahaan yang meningkat, karena memiliki pegawai
yang handal dan professional.
B. Kinerja Pegawai
1. Pengertian Kinerja Pegawai
Kinerja adalah hasil karya personal baik kuantitas maupun kualitas dalam
suatu organisasi. Kinerja dapat merupakan penampilan individu maupun
kelompok kerja personil. Penampilan hasil karya tidak terbatas kepada personil
25 Muhammad Arief Efendi, The Power of Good Corporate Governance: Teori dan
Implementasi (Jakarta : Salemba Empat, 2009 ) h.135-136
31
yang memangku jabatan fungsional maupun struktural, tetapi juga kepada
keseluruhan jajaran personil di dalam organisasi.26
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia kinerja merupakan kata benda yang
artinya sesuatu yang dicapai, prestasi yang diperlihatkan, kemampuan kerja, 27
sedangkan pengertian kinerja menurut Mulyadi adalah penentuan secara periodic
efektifitas operasional suatu organisasi, bagian organisasi dan pegawai
berdasarkan sasaran, standar dan kriteria yang ditetapkan sebelumnya. Karena
organisasi pada dasarnya dijalankan oleh manusia maka penilaian kinerja
sesungguhnya merupakan penilaian prilaku manusia dalam melaksanakan peran
yang mereka mainkan dalam organisasi. 28 Sementara menurut Sedarmayanti
bahwa kinerja merupakan terjemah dari performance yang berarti prestasi kerja,
pelaksanaan kerja, atau penampilan kerja.29
Berdasarkan beberapa definisi mengenai kinerja yang diutarakan, maka
penulis dapat menyimpulkan bahwa kinerja adalah kemampuan seseorang dalam
mencapai hasil kerja secara kualitas dan kuantitas dalam melaksanakan tuga
sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
26 Ilyas Y, Kinerja : teori, penilaian, dan penelitian, (Depok: Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002) h.18
27 Tim penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia.
28 Mulyadi. Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa. Edisi Kedua. (Yogyakarta : Bagian Penerbitan Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi YKPN, 1997 ). h.419
29 Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. ( Bandung : Mandar Maju, 2001). h.50
32
2. Dimensi Kinerja
Dimensi atau indikator kinerja merupakan aspek-aspek yang menjadi ukuran
dalam menilai kinerja. Ukuran-ukuran dijadikan tolak ukur dalam menilai kinerja,
dimensi atau ukuran kinerja sangat diperlukan, karena akan bermanfaat baik bagi
banyak pihak.
Kinerja merupakan hasil kerja atau karya yang dihasilkan oleh masing-
masing pegawai untuk membantu badan usaha dalam mencapai dan mewujudkan
tujuan badan usaha. Pada dasarnya kinerja dari seseorang merupakan hal yang
bersifat individu karena masing-masing dari pegawai memiliki tingkat
kemampuan yang berbeda. Setiap organisasi mutlak untuk melakukan penilaian
terhadap kinerja yang dicapai oleh setiap pegawai, apakah telah sesuai atau tidak
dengan harapan organisasi.
Penilaian kinerja mempunyai tujuan untuk me-reward kinerja sebelumnya
dan untuk memotivasi demi perbaikan kinerja pada masa yang akan dating ( to
reward past performance and motivate future performance improvement ), serta
informasi-informasi yang diperoleh dari penilaian kinerja ini dapat digunakan
untuk kepentingan pemberian gaji, kenaikan gaji, promosi, pelatihan dan
penempatan tugas-tugas tertentu.30
30 Gomes, Faustino Cardoso,. Manajemen Sumber Daya Manusia (Yogyakarta: Andi Offset,
1995) h.135
33
Gomes mengungkapkan beberapa dimensi atau indikator yang perlu
mendapat perhatian dalam mengukur kinerja, antara lain31 :
a. Kuantitas pekerjaan, yaitu jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode
waktu yang ditentukan.
b. Kualitas pekerjaan, yaitu kualitas kerja yang dicapai berdasarkan syarat-syarat
kesesuaian dan kesiapannya.
c. Pengetahuan pekerjaan, yaitu luasnya pengetahuan mengenai pekerjaan dan
keterampilan.
d. Kreatif , yaitu keaslian gagasan-gagasan yang dimunculkan dan tindakan-
tindakan untuk menyelesaikan peroalan-persoalan yang timbul.
e. Kerjasama, yaitu kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain sesama
anggota organisasi.
f. Manajemen, yaitu kesadaran dan dapat dipercaya dalam hal kehadiran dan
menyelesaikan pekerjaan.
g. Inisiatif, yaitu semangat untuk melaksanakan tugas-tugas baru dan dalam
memperbesar tanggung jawabnya.
h. Kualitas pribadis, yaitu menyangkut kepribadian, kepemimpinan,
keramahtamahan dan integritas pribadi.
31 Ibid,. h.142
34
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan metode yang digunakan
adalah metode survey. Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel
dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang
pokok1. Dalam referensi yang sama dijelaskan bahwa penelitian survei digunakan
untuk tujuan deskriptif, eksplanatori, evaluasi, prediksi, dan pengembangan sosial.
Maka peneliti bermaksud untuk mendeskripsikan pengaruh penerapan Good
Corporate Governance (GCG) terhadap Kinerja Pegawai Bank Syariah yang
berlokasi di Kab.Pandeglang meliputi Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah,
Bank Jabar Banten Syariah, dan Bank Mega Syariah.
Penelitian ini menggunakan pendekatan penelitian verificative causality, yaitu
penelitian yang menjelaskan hubungan kausal antara variabel-variabel melalui
pengujian hipotesis.
B. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode survey, yaitu
dalam pengumpulan data dilakukan dengan kuesioner yang diberikan langsung
kepada para responden yang terdiri dari Pegawai/Karyawan yang terdaftar pada Bank
1 Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 2011),
h.3
35
Syariah yang berlokasi di Kab.Pandeglang meliputi Bank Syariah Mandiri, Bank
BRI Syariah,Bank Jabar Banten Syariah, dan Bank Mega Syariah.
Survey merupakan studi yang bersifat kuantitatif yang digunakan untuk
meneliti gejala suatu kelompok atau perilaku individu. Survey adalah suatu desain
yang digunakan untuk penyelidikan informasi yang berhubungan dengan prevalensi,
distribusi dan hubungan antar variabel dalam suatu populasi. Pada survey tidak ada
intervensi, survey mengumpulkan informasi dari tindakan seseorang, pengetahuan,
kemampuan, pendapat, perilaku dan nilai.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari subjek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.2 Populasi merupakan keseluruhan
objek penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pegawai yang
berkerja pada Bank Syariah di Kab.Pandeglang. karena jumlah pegawai yang
bekerja pada Bank Syariah di Kab. Pandeglang diketahui kurang dari 100 pegawai
pada tiap Bank Syariah, Meliputi : Manager, Front Office (Teller dan Costumer
Service), Back Office (Umum, Pembiayaan, Pelaporan, Personalia), Support
Pembiayaan (Legal Pelaporan, Dokumntasi dan Administrasi Taksasi), Marketing
(Funding, Lending, Remedial, LKMS), dan Service Assistant.
2 Sugiyono, Statistika Untuk Penelitian (Bandung : Alfabeta, 2010), h.61
36
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini yaitu seluruh banking staf atau pegawai yang
terdaftar bekerja pada Bank Syariah yang berlokasi di Kab. Pandeglang meliputi
Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah, dan Bank
Mega Syariah yang dalam hal ini jumlahnya kurang dari 100 orang bagi masing-
masing bank, sehingga mengharuskan untuk melakukan sensus terhadap seluruh
pegawai yang berjumlah 71.
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Independen/Bebas (X)
Variabel independen (X) yang biasa disebut dengan variabel bebas
merupakan variabel yang mempengaruhi variabel dependen (Y). Variabel
independen (X) pada penelitian ini yaitu Prinsip Good Corporate
Governance(GCG).
Prinsip Good Corporate Governance(GCG) sebagai X yang terdiri dari
beberapa dimensi yaitu Transparansi (X1), Akuntabilitas (X2), Independen (X3),
Pertanggungjawaban (X4), dan Kewajaran (X5).
Prinsip transparansi (X1) adalah keterbukaan dalam melaksanakan proses
pengambilan keputusan dan keterbukaan dalam mengemukakan informasi
material dan relevan mengenai proses kegiatan bank. Adapun dalam pengelola
SDM, prinsip ini mencakup transparansi dalam pengambilan keputusan
menyangkut kepegawaian, dan penyajian informasi mengenai perusahaan.
Instrumen pengukuran variabel ini digali dengan 4 indikator.
37
Prinsip akuntabilitas (X2) adalah kejelasan fungsi pelaksanaan
pertanggungjawaban organ bank sehingga pengelolanya berjalan secara efektif.
Prinsip akuntabilitas ini diwujudkan dalam penyesuaian program motivasi dan
sistem evaluasi serta monitoring. Instrumen perngukuran variabel ini diukur
dengan menggunakan skala ordinal. Variabel ini digali dengan 2 indikator.
Prinsip pertanggungjawaban (X3) adalah merupakan kesesuaian
pengelolaan bank dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan
prinsip-prinsip pengelolaan bank yang sehat. Prinsip ini diwujudkan dengan
kesadaran bahwa tanggung jawab merupakan konsekuensi logis dari adanya
wewenang, menyadari akan adanya pertanggungjawaban sosial, menghindari
peyalahgunaan kekuasaan, menjadi professional/independen dan menjunjung
etika, memelihara lingkungan bisnis yang sehat. Intrumen pengukuran ini diukur
dengan menggunakan skala ordinal, variabel ini digali dengan 2 indikator.
Prinsip independen (X4) yaitu memiliki kompetensi, mampu bertindak
objektif dan bebas dari pengaruh/tekanan dari pihak manapun (bersifat
professional) serta memiliki komitmen tinggi untuk mengembangkan bank
syariah. Prinsip independen ini diwujudkan dalam komitmen dan kompetisi dasar.
Instrument pengukuran variabel ini diukur dengan menggunakan skala ordinal.
Variabel ini digali dengan 4 indikator.
Prinsip kewajaran (X5) yaitu keadilan atau kesetaraan dalam memenuhi
hak-hak stakeholders berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Prinsip ini diwujudkan antara lain dengan membuat peraturan korporasi yang
38
melindungi kepentingan minoritas, membuat pedoman perilaku perusahaan atau
kebijakan-kebijakan yang melindungi korporasi terhadap perbuatan buruk orang
dalam, self-dealing, dan konflik kepentingan, menetapkan peran dan
tanggungjawab Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite, termasuk sistem
remunerasi, menyajikan informasi secara wajar atau pengungkapan penuh
material apapun, mengedepankan Equal Job Opportunity. Dalam pengelolaan
SDM prinsip ini diwujudkan dalam kebajikan yang bersifat objektif berdasarkan
prestasi atau hasil kerja pegawai. Instrumen pengukuran variabel ini dengan
menggunakan skala ordinal. Variabel ini digali dengan 4 indikator.
2. Variabel Dependen/Terikat (Y)
Variabel dependen (Y) atau yang biasa disebut variabel terikat merupakan
variabel yang dipengeruhi oleh variabel independen (X). Variabel yang digunakan
dalam penelitian ini adalah Kinerja Pegawai.
Kinerja pegawai merupakan tingkat pelaksanaan tugas yang dapat dicapai
seseorang, unit atau divisi dengan menggunakan kemampuan yang ada dan
batasan–batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai tujuan
organisasi/perusahaan. Kinerja dapat diartikan sebagai hasil kerja yang dicapai
oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan
wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mendapat
tujuan organisasi bersangkutan secara ilegal, tidak melanggar hukum dan sesuai
39
dengan moral maupun etika.3 Dalam hal ini kinerja karyawan diukur dengan
berdasarkan quantity of work, quality of work, job knowlage, ceativeness,
cooperation, dependability, dan personal qualities. Instrumen pengukuran
variabel ini diukur dengan menggunakan ordinal. Variabel ini digali dengan 11
indikator.
Tabel 3.1
Definisi operasional dan pengukuran
Variabel Dimensi Sub Dimensi Indikator Pengukuran
Goo
d C
orpo
rate
Gov
erna
nce
(GC
G)
Keterbukaan
Pengambilan keputusan menyangkut kekaryawanan
Kebijakan kenaikan dan penurunan jabatan
Skala likert
Menyusun mekanisme pengaduan jika ada peraturan yang dilanggar
Penyajian informasi mengenai perusahaan
Penyajian informasi struktur organisasi dan kepegawaian perusahaan
Penyajian informasi laporan keuangan, kegiatan dan pelaksanaan GCG
Akuntabilitas
Sistem evaluasi dan monitoring
Penilaian dengan sistem reward dan punishment
Skala likert
Pelaksanaan fungsi struktur organisasi yang sesuai dengan standar operasional kerja
Pertanggung Ketaatan pada peraturan Skala likert
3Prawirosentoso Suryadi. Kebijakan Kinerja Karyawan (Yogyakarta : BPFE, 1999) h.2
40
jawaban perundang-undangan Pelaksanaan tanggungjawab dalam tugas
Independen Komitmen kerja
Komitmen dalam mengembangkan bank syariah
Skala likert
Ketahanan terhadap tekanan luar
Kompetisi kerja
Keunggulan kompetitif perusahaan Optimalisasi kinerja perusahaan
Kewajaran Kebijakan objektif
Perlakuan yang adil dalam remunerasi pegawai
Skala likert
Kesesuaian penempatan posisi kerja dengan kompetensi pegawai Adanya kesempatan yang sama dalam kegiatan pelatihan
Kesesuaian pemberian rewward berdasarkan kinerja dan sangsi berdasarkan pelanggaran
Kin
erja
ka
ryaw
an
kuantitas pekerjaan
Target waktu penyelesaian kerja
Skala likert
kualitas pekerjaan
Kecakapan kerja Keikhlasan dan keteguhan dalam menjalani tugas
pengetahuan pekerjaan
Pengetahuan terhadap bidang tugas pekerjaan
Pengambilan inisiatif
Kemampuan menentukan prioritas
41
Perilaku inovatif Kemampuan mengemukakan
pendapat dan saran yang baik
Kemampuan pengambilan keputusan strategis
Kerjasama Kemampuan kerjsama Pengembangan kerjasama
Managemen waktu
Efektivitasdan ketepatan waktu dalam kerja
Tanggungjawab Semangat dalam tanggung jawab bekerja
Kualitas pribadi Jujur, disiplin, handal dan sopan saat bekerja
E. Tekhnik Pengumpulan Data
Tekhnik pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan kuesioner.
Kuesioner adalah kumpulan pertanyaan yang sudah disiapkan dan ditulis sebelumnya
oleh peneliti untuk diminta jawabannya dari responden, yaitu Pegawai/Karyawan
yang terdaftar pada Bank Syariah yang berlokasi di Kab.Pandeglang meliputi Bank
Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah,Bank Jabar Banten Syariah, Bank Mega Syariah,
serta pihak independen dari luar perusahaan tersebut secara acak yang dipilih sesuai
dengna criteria yang telah ditentukan. Distribusi kuesioner dilakukan secara
langsung, yaitu peneliti bertemu dengan responden untuk memberikan daftar
pertanyaan dan menerima jawabannya.
42
Kuesioner ini menggunakan pengukuran skala lima atau skala likert, skala
likert adalah skala yang dipergunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi,
seorang atau kelompok orang tentang fenomena social.4
Tabel 3.2
Skala Likert
Bobot Kategori
5 Sangat Setuju
4 Setuju
3 Netral/Ragu-ragu
2 Tidak Setuju
1 Sangat Tidak Setuju
Skala likert dikatakan ordinal karena pernyataan “sangat setuju” mempunyai
tingkat atau preferansi yang lebih tinggi dari “setuju”, dan “setuju” lebih tinggi dari
“ragu-ragu” dan seterusnya.5
F. Pengujian Instrumen Penelitian
Sebelum dilakukan analisis data, terlebih dahulu akan dilaksanakan uji
instrument yang digunakan sebagai alat ukur. Uji ini meliputi uji validitas dan
reliabilitas.
4 Ety Rochaety, dkk,. Metode Penelitian Bisnis : dengan Aplikasi SPSS. (Jakarta : PT. Mitra
Wacana Media, 2009), h.43 5 Imam Ghozali,. Aplikasi AnalisismMultivariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV
(Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006), h.45
43
1. Uji Validitas
Validitas menunjukan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang diukur.6 Apabila peneliti menggunakan kuesioner di dalam pengumpulan
data penelitian, maka kuesioner yang disusunnya harus mengukur apa yang ingin
diukurnya. Uji validitas pada dasarnya dilakukan dengan melihat korelasi antara
skor dari masing-masing data dibanding dengan skor totalnya. Dalam uji validitas
tersebut, validitas dapat dicek melalui nilai signifikasnsi yaitu jika nilai korelasi
antara butir-butir pertanyaan dan skor total variabel > 0,2, maka kuesioner
dianggap valid.7
2. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah suatu angka indeks yang menunjukan konsistensi suatu
alat pengukur di dalam mengukur gejala yang sama. Setiap pengukur seharusnya
memiliki kemampuan untuk memberikan hasil pengukuran yang konsisten.
Semakin kecil kesalahan pengukuran, maka reliabel alat pengukur. Sebaliknya
makin besar kesalahan pengukur, makin tidak reliabel alat pengukur tersebut.
Untuk mengetahui tingkat reliabelitasnya adalah besarnya nilai Cronbach’s Alpha.
Nilai Cronbach’s Alpha semakin mendekati 1 berarti semakin tinggi konsistensi
internal reliabilitasnya. Nilai Cronbach’s Alpha lebih kecil dari 0,60 dikategorikan
reliabilitasnya kurang baik. Adapun reliabilitas suatu konstruk variabel dikatakan
6 Ibid,. h.49 7 Nisfiannoor, Muhammad. Pendekatan Statistik Modern untuk ilmu sosia. (Jakarta : Salemba
Humanika 2009) h.229
44
realibel jika memiliki nilai Cronbach Alpha lebih besar dari > 0,60, standarisasi
reliabilitas ini didasarkan pada kaidah reliabilitas Guilford.
G. Metode Analisis
1. Analisis Deskriptif
Analisis deskriptif digunakan untuk yaitu memberikan gambaran tentang
responden dalam penelitian ini yang terdiri dari jenis kelamin, pendidikan
terakhir,dan lama bekerja.
2. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
dapat mengikuti atau mendekati hukuman sebaran data normal.8 Sebaran data
dapat dikatakan normal apanila nilai sig (p) > 0,05, dan sebaliknya data tidak
normal jika sig (p) < 0,05.9
b. Uji Multikolinearitas
Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi
yang baik seharusnya terjadi korelasi di antara variabel independen.10
Multikolinearitas dapat dilihat dari :
[1] Nilai tolerance dan lawannya.
8 Ibid., h.91 9 Ibid., h.93 10 Imam G, Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS. h.95
45
[2] Variance Inflation Factor(VIF). Multikolinearitas terjadi jika nilai
tolerance < 0.10 atau sama dengan VIF > 10. Jika nilai VIF tidak
ada yang melebihi 10, maka dapat dikatakan bahwa
multikolinearitas yang terjadi tidak berbahaya (lolos uji).
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda
disebut heteroskedastisitas.11 Model regresi yang baik adalah yang
homoskedastisitas. Salah satu cara untuk mendeteksi ada tidaknya
heteroskedastisitas adalah dengan melihat Grafik Plot antara nilai prediksi
variabel terikat (dependen) yaitu ZPRED dengan residualnya SRESID.
Dengan dasar analisis :
[1] Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik yang ada membentuk pola
tertentu yang teratur (bergelombang, melebar kemudian
menyempit), maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas.
[2] Jika tidak ada pola yang jelas, serta titik-titik menyebar di atas dan
di bawah angka 0 pada sumbu Y, maka tidak terjadi
heteroskedastisitas.
11 Ibid,. h.125
46
3. Analisis Regresi Linear Berganda
Jika semua uji asumsi klasik telah dilakukan dan model dapat digunakan,
maka regresi dapat dilakukan. Model regresi yang akan digunakan adalah regresi
linear berganda dengan lima variabel independen. Model ini dituliskan sebagai
berikut: Y = a + b1 X1 + b2 X2 + b3 X3 + b4 X4 + b5 X5
Keterangan:
Y = Kinerja Pegawai/Karyawan
a = konstanta yang menunjukkan besar nilai Y jika X = 0
b1-b5 = koefisien regresi parsial, yaitu konstanta yang menunjukkan
besar peran X dalam menentukan besar Y
X1 = Transparansi
X2 = Akuntabilitas
X3 = Independen
X4 = Pertanggungjawaban
X5 = Kewajaran
4. Uji Hipotesis
Setelah model regresi berganda memenuhi syarat uji asumsi klasik,
dilakukan pengujian hipotesis. Uji hipotesis berguna untuk memeriksa atau
menguji apakah koefisiens regresi yang didapat signifikan. Ada dua jenis
koefisien regresi yang dapat dilakukan yaitu uji-F dan uji-t.
47
a. Uji-F (Uji Global)
Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas
secara serentak mempunyai pengaruh yang signifikan variabel terkait.
H0 : Tidak terdapat pengaruh positif pada Prinsip-prinsip Good
Corporate Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai Bank-
bank syariah di kab.Pandeglang
Ha : Terdapat pengaruh positif pada prinsip-prinsip Good Corporate
Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai Bank-bank syariah di
kab.pandeglang
Adapun kriteria pengujianya adalah jika FHitung > FTabel maka H0 ditolak
atau sig < 0,05 maka H0 ditolak, sehingga jika FHitung < FTabel maka H0 diterima
atau sig > 0,05 maka H0 diterima.
b. Uji-t (Uji pengaruh parsial)
Digunakan untuk menguji koefisien regresi secara individual, pengujian
ini dilakukan untuk mengetahui apakah secara parsial masing-masing variabel
bebas mempunyai pengaruh signifikan atau tidak terhadap variabel terikat.
Setelah didapt nilai t hitung maka selanjutnya nilai t dibanding dengan nilai t
tabel.
[1] Hipotesis parsial untuk transparansi (X1)
H01 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada transparansi
terhadap kinerja pegawai
48
Ha1: terdapat pengaruh yang signifikan pada transparansi
terhadap kinerja pegawai
[2] Hipotesis parsial untuk akuntabilitas (X2)
H02 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada akuntabilitas
terhadap kinerja pegawai
Ha2 : terdapat pengaruh pada akuntabilitas terhadap kinerja
pegawai
[3] Hipotesis parsial untuk independen (X3)
H03 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada independen
terhadap kinerja pegawai
Ha3 : terdapat pengaruh yang signifikan pada independen
terhadap kinerja pegawai
[4] Hipotesis parsial untuk pertanggungjawaban (X4)
H04 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada
pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai
Ha4 : terdapat pengaruh yang signifikan pada
pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai
[5] Hipotesis parsial untuk kewajaran (X5)
H05 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada kewajaran
terhadap kinerja pegawai
Ha5 : terdapat pengaruh yang signifikan antara kewajaran pada
kinerja pegawai
49
Adapun kriteria adalah jika THitung > TTabel maka H0 ditolak atau Sig <
0,05 maka H0 ditolak, sehingga jika THitung < Ttabelmaka H0 diterima atau sig >
0,05 maka H0 diterima.
H. Skema Penelitian
Gambar 3.1
Kerangka Pemikiran
Bank Syariah di Kab.Pandeglang
PRINSIP Good Corporate Governane (GCG) variable X
Transparansi (X1) : Pengambilan
keputusan menyangkut kekaryawanan
Penyajian informasi mengenai perusahaan
Pertanggung jawaban (X2) : Pelaksanaan
tanggun gjawab Ttugas
Akuntabilitas (X3): Penyesuaian
program inovasi
System eavluasi dan monitoring
Independen (X4): Komitmen
Kerja Kompetisi
Kerja
Kewajaran (X5) : Kebijakan
Objektif
Uji validitas dan reliabilitas, serta analisis regresi linear berganda diantaranya uji asumsi klasik, persamaan regresi linear berganda, Uji t dan Uji F.
Hipotesis : Ha : Terdapat pengaruh signifikan pada setiap variable x1, x2, x3, x4, x5 terhadap variable Y H0 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada setiap variable X1, X2, X3, X4, X5 terhadap Variabel Y
Kinerja Pegawai (Y) Seberapa besar pengaruh penerapan prinsip GCG
terhadap Kinerja Pegawai
50
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan terhadap seluruh pegawai yang terdaftar bekerja
pada Bank Syariah yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang. Meliputi : Manager,
Front office (Teller dan Costumer Service), Back office (Umum, Pembiayaan,
Pelaporan, Personalia), Support Pembiayaan (Legal Pelaporan, Dokumentasi dan
Administrasi Taksasi), Marketing (Funding, Lending, Remedial, LKMS)dan
Service Assistant.
Pengumpulan data dilaksanakan melalui penyebaran kuesioner penelitian
secara langsung seperti dengan cara mendatangi responden, yaitu seluruh Banking
staf atau pegawai yang terdaftar bekerja pada Bank Syariah yang berlokasi di
Kabupaten Pandeglang meliputi Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank
Jabar Banten Syariah, dan Bank Mega Syariah. Dilaksanakan mulai tanggal 10
Februari 2015 hingga 9 Maret 2015.
Peneliti mengambill sampel menyesuaikan dengan jumlah pegawai yang
terdaftar bekerja pada masing-masing Bank Syariah yang berlokasi di Kabupaten
Pandeglang sebanyak 71 pegawai. Kuesioner yang terdaftar disebarkan berjumlah
71 eksemplar dan jumlah kuesioner yang kembali adalah sebanyak 71 eksemplar
kuesioner atau 100%. Gambaran mengenai data sampel disajikan pada tabel 4.1.
51
Tabel 4.1
Data Sampel Penelitian
No Keterangan Jumlah Persentase
1 Jumlah kuesioner yang tersebar 71 100%
2 Jumlah kuesioner yang tidak kembali 0 0%
3 Jumlah kuesioner yang tidak dapat diolah 0 0%
4 Jumlah kuesioner yang dapat diolah 71 100%
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2015
2. Karakteristik Profil Responden
Responden dalam penelitian ini adalah pegawai atau pegawai sebagai yang
terdaftar bekerja pada Bank Syariah yang berlokasi di Kabupaten Pandeglang
meliputi Bank Syariah Mandiri, Bank BRI Syariah, Bank Jabar Banten Syariah,
dan Bank Mega Syariah. Berikut ini adalah deskripsi mengenai indentitas
responden penelitian yang terdiri dari jenis kelamin, Pendidikan terakhir, dan lama
bekerja.
a. Deskripsi responden berdasarkan jenis kelamin
Tabel 4.2 berikut ini menyajikan hasil uji deskripsi responden
berdasarkan jenis kelamin.
52
Tabel 4.2
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frequency Percent Valid Percent Valid Laki-laki 51 71.8% 71.8%
Perempuan 20 28.2% 28.2% Total 71 100.0% 100.0%
Sumber : Data primer yang diolah tahun 2015 Data di atas menunjukan bahwa 51 orang atau 71,8% responden
didominasi oleh jenis kelamin laki-laki dan sisanya sebanyak 20 orang atau
28,2% responden berjenis kelamin perempuan.
b. Deskripsi responden berdasarkan pendidikan terakhir
Tabel 4.3 berikut ini disajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan
usia.
Tabel 4.3
Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Lulus SMA 10 14.1% 14.1% Lulus D3 8 11.3% 11.3%
Lulus S1 50 70.4% 70.4% Lulus S2 3 4.2% 4.2% Total 71 100.0% 100.0% Sumber : Data primer yang diolah tahun 2015
Data di atas menunjukan bahwa 10 Orang atau 14,1% responden
mendominasi lulusan SMA, 8 Orang atau 11,3% responden mendominasi
53
lulusan D3, 50 orang atau 70,4% responden mendominasi lulusan S1, 3 orang
atau 4,2% responden mendominasi lulusan S2.
c. Deskripsi responden berdasarkan lama bekerja
Tabel 4.4 menyajikan hasil uji deskripsi responden berdasarkan lama
bekerja.
Tabel 4.4 Hasil Uji Deskripsi Responden Berdasarkan Lama Bekerja
Lama Bekerja Frequency Percent Valid Percent
Valid < 1 Tahun 18 25.4% 25.4%
1.1-2 Tahun 10 14.1% 14.1%
2,1-3 Tahun 19 26.8% 26.8%
>3 Tahun 24 33.8% 33.8%
Total 71 100.0% 100.0% Sumber : Data primer yang diolah tahun 2015
Berdasarkan data yang telah diolah penulis dapat diketahui bahwa
responden yang telah bekerja selama <1 tahun sebanyak 18 orang atau 25,4%,
responden yang telah bekerja selama 1,1-2 tahun sebanyak 10 orang, responden
yang telah bekerja selama 2,1-3 tahun sebanyak 19 orang, atau 26,8%,
responden yang telah bekerja selama >3 tahun sebanyak 24 orang atau 33,8%.
B. Hasi Uji Instrumen Penelitian
1. Hasil Uji Deskriptif
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi Transparansi
(X1), Akuntabilitas (X2), Independen (X3), Pertanggungjawaban (X4), Kewajaran
54
(X5), dan Kinerja Pegawai (Y) akan diuji secara statistik deskriptif seperti yang
terlihat dalam tabel 4.5.
Tabel 4.5 Hasil Uji Deskriptif
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tranparansi X1 71 2.60 5.00 4.1549 .51180 Akuntabilitas X2 71 3.00 5.00 4.1585 .51968 Independen X3 71 1.50 5.00 4.0634 .63064 Pertanggungjawaban X4 71 1.00 5.00 4.1317 .72247 Kewajaran X5 71 1.25 5.00 3.9542 .69605 Kinerja Pegawai Y 71 3.45 5.00 4.3151 .38901 Valid N (listwise) 71 Sumber : Hasil Pengolahan SPSS data primer tahun 2015
Tabel 4.5 menjelaskan bahwa pada variabel transparansi X1 jawaban
minimum responden sebesar 2,60 dan maksimum sebesar 5,00 dengan rata rata
total 4,1549 dan standar deviasi sebesar 0,51180 . Variabel akuntabilitas X2
jawaban minimum 3,00 dan maksimum 5,00 dengan rata-rata total 4,185 dan
standar deviasi 0,51968. Variabel Independen X3 jawaban minimum responden
1,50 dan maksimum 5,00 dengan rata-rata total 4,0634 dan standar deviasi
0,63064. Variabel pertanggungjawaban X4 jawaban minimum responden sebesar
1,00 dan maksimum sebesar 5,00 dengan rata-rata total 4,1317 dan standar deviasi
0,72247. Variabel kewajaran X5 jawaban minimum responden 1,25 dan
maksimum 5,00 dengan nilai rata-rata total 3,9542 dan standar deviasi 0,69605.
Variabel kinerja pegawai Y jawaban minimum 3,45 dan maksimum sebesar 5,00
dengan rata-rata total 4,3151 dan standar deviasi sebesar 0,38901.
55
Nilai standar deviasi utuk setiap variabel lebih kecil dari mean mengartikan
bahwa standar error dari penelitian ini rendah sehingga penentuan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini baik untuk diteliti lebih lanjut.
Dari enam variabel yang digunakan dalam penelitian ini, masing-masing
variabel memiliki lima tingkat jawaban. Jawaban Sangat Tidak Setuju (STS)
bernilai 1, Tidak Setuju (TS) bernilai 2, Netral (N) bernilai 3, Setuju (S) bernilai 4,
dan Sangat Setuju (SS) bernilai 5. Berikut adalah tabel jawaban responden pada
setiap variabel :
Tabel 4.6
Variabel Deskriptif (%)
variabel No Pertanyaan STS TS N S SS transparansi Ca1 0 1.4 12.7 57.7 28.2
Ca2 0 1.4 8.5 66.2 23.9 Ca3 1.4 0 7 57.7 33.8 Ca4 0 0 28.8 71.8 25.4 Ca5 1.4 1.4 15.7 57.7 26.8
total 2.8 4.2 72.7 311.1 138.1 percent 0.56 0.84 14.54 62.22 27.62
Akuntabilitas Cb1 0 0 5.6 45.1 49.3 Cb2 0 0 7 53.5 39.4 Cb3 0 1.4 9.9 52.1 36.6 Cb4 0 1.4 8.5 42.3 47.9
total 0 2.8 31 193 173.2 percent 0 0.7 7.75 48.25 43.3
independen Cc1 0 2.8 7 60.6 29.6 Cc2 2.8 0 14.1 66.2 16.9 Cc3 0 2.8 9.9 49.3 38 Cc4 2.8 2.8 15.5 57.7 21.1
total 5.6 8.4 46.5 233.8 105.6
56
percent 1.4 2.1 11.63 58.45 26.4
pertanggungjawaban Cd1 0 0 8.5 52.1 39.4 Cd2 0 0 4.2 64.8 4.2 Cd3 0 0 7 54.9 38
total 0 0 19.7 171.8 81.6 percent 0 0 6.567 57.27 27.2
kewajaran Ce1 0 0 12.7 50.7 36.6 Ce2 0 0 8.5 56.3 35.2 Ce3 0 0 9.9 54.9 35.2 Ce4 0 0 7 59.2 33.8
total 0 0 38.1 221.1 140.8 percent 0 0 9.525 55.28 35.2
kinerja pegawai Da1 2.8 22.5 29.6 33.8 11.3 Da2 0 0 14.1 60.6 25.4 Da3 1.4 0 4.2 60.6 33.8 Da4 1.4 0 4.2 67.6 26.8 Da5 0 0 1.4 32.4 66.2 Da6 0 1.4 14.1 46.5 38 Da7 0 0 5.6 23.9 70.4 Da8 0 0 0 23.9 76.1 Da9 1.4 0 5.6 25.4 5.6 Da10 0 0 4.2 31 64.8 Da11 0 4.2 16.9 4.2 0
total 7 28.1 99.9 409.9 418.4 percent 0.64 2.55 9.082 37.26 38.04
2. Hasil Uji Validitas
Validitas suatu instrument menggambarkan tingkat kemampuan alat ukur
yang digunakan untuk mengungkapkan sesuatu yang menjadi sasaran pokok
pengukuran. Uji validitas dilakukan guna mengetahui tingkat kesahihan data
penelitian yang diisi oleh responden atau dengan kata lain uji yang dilakukan
57
untuk mengetahui valid atau tidaknya suatu pertanyaan kuesioner yang digunakan
dalam penelitian.
Suatu penelitian akan valid jika instrumen penelitian yang digunakan dapat
mengukur apa yang seharunya diukur. Valid menunjukan derajat ketepatan antara
data yang sesungguhnya terjadi pada objek dengan data yang dikumpulkan
peneliti. Syarat minimum untuk dianggap suatu butir instrumen valid adalah
indeks validitasnya > 0,3. Dengan demikian, jika korelasi antara butir dengan skor
total kurang dari 0,3 maka butir instrumen terebut tidak valid. Semakin tinggi
korelasi itu mendekati angka satu (1,00) maka semakin baik pula konsistensinya
atau validitasnya.
Tabel berikut menunjukan hasil uji validitas dari enam variabel yang
digunakan dalam penelitian ini dengan total sampel 71 responden.
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Variabel Independen
Variabel No Corrected Item-Total Correlation
Indeks Validitas Keterangan
Transparansi Ca1 0.722 0,2 Valid Ca2 0.710 0,2 Valid Ca3 0.613 0,2 Valid Ca4 0.656 0,2 Valid Ca5 0.606 0,2 Valid Akuntabilitas Cb1 0.506 0,2 Valid Cb2 0.600 0,2 Valid Cb3 0.500 0,2 Valid Cb4 0.705 0,2 Valid Independen Cc1 0.709 0,2 Valid Cc2 0.721 0,2 Valid
58
Cc3 0.661 0,2 Valid Cc4 0.681 0,2 Valid Pertanggung jawaban
Cd1 0.894 0,2 Valid
Cd2 0.837 0,2 Valid Cd3 0.842 0,2 Valid Kewajaran Ce1 0.773 0,2 Valid Ce2 0.819 0,2 Valid Ce3 0.741 0,2 Valid Ce4 0.673 0,2 Valid
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015 Tabel 4.8
Hasil Uji Validitas Variabel Dependen
Variabel No Corrected Item-Total Correlation
Indeks Validitas Keterangan
Kin
erja
Peg
awai
Da1 0.207 0,2 Valid Da2 0.467 0,2 Valid Da3 0.505 0,2 Valid Da4 0.480 0,2 Valid Da5 0.326 0,2 Valid Da6 0.370 0,2 Valid Da7 0.528 0,2 Valid Da8 0.607 0,2 Valid Da9 0.407 0,2 Valid Da10 0.700 0,2 Valid Da11 0.527 0,2 Valid
Sumber : Data Primer Diolah Tahun 2015
Pada tabel hasil uji validitas variabel independen dan dependen dapat
disimpulkan mempunyai data dengan kriteria valid untuk semua item pertanyaan
dengan nilai korelasi diatas 0,2.
59
3. Hasil Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk menguji konsistensi dari instrument
penelitian. Suatu instrumen penelitian dapat dikatakan reliabel jika nilai cronbach
Alpha berada diatas > 0,6. Cara menganalisisnya dengan ketentuan jika skor r
Alpha > r Tabel, maka dapat dinyatakan reliable dan sebaliknya jika skor r Alpha
< r Tabel, maka dinyatakan tidak reliabel. Tabel 4.7 ini menunjukan hasil uji
reliabilitas untuk 6 variabel penelitian yang digunakan untuk penelitian ini.
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach's Alpha Keterangan
Transparansi 0.843 Reliabel
Akuntabilitasi 0.771 Reliabel
Independen 0.850 Reliabel
Pertanggungjawaban 0.927 Reliabel
Kewajaran 0.879 Reliabel
Kinerja Pegawai 0.782 Reliabel Sumber : Data Primer Diolah pada Tahun 2015
Tabe; 4.7 menunjukan nilai Conbech’s Alpha atas variabel yang digunakan
dalam penilitian. Transparansi 0,843, Akuntabilitas 0,771, Independen 0,850,
Pertanggungjawaban 0,927, Kewajaran 0,879, Kinerja Pegawai 0,782. Dapat
disimpulkan bahwa pertanyaan dalam kuesioner ini reliabel karena mempunyai
nilai cronbech’s alpha lebih dari 0,6.
60
4. Hasil Uji Asumsi Klasik
a. Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah distribusi sebuah data
dapat mengikuti atau mendekati hukuman sebaran data normal.1 Sebaran data
dapat dilakukan normal apanbila nilai sig > 0,05, dan sebaliknya data tidak
normal jika nilai sig < 0,05. Atau selain itu, intuk mendeteksi normalitas adalah
dengan melihat tabel histogram dan normal P-Plot pada hasil output analisis
data program computer SPSS versi 16.0 for Windows.
Tabel 4.10 Analisis statistik
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test skorX1 skorX2 SkorX3 SkorX4 SkorX5 SkorY N 71 71 71 71 71 71 Normal Parametersa
Mean 4.1549 4.3415 4.0634 4.2958 4.2570 4.3176 Std. Deviation .51180 .32525 .63064 .41286 .32997 .38929
Most Extreme Differences
Absolute .170 .194 .183 .195 .220 .087 Positive .141 .130 .146 .129 .162 .087 Negative -.170 -.194 -.183 -.195 -.220 -.077
Kolmogorov-Smirnov Z 1.431 1.634 1.541 1.643 1.853 .731 Asymp. Sig. (2-tailed) .033 .010 .017 .009 .002 .658
a. Test distribution is Normal.
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015
1 M. Nisfiannoor, Pendekatan Statistika Modern Untuk Ilmu Sosial. h.91
61
Hasil uji normalitas berdsarkan analisa statistik non-parametrik
Kolmogorov Smirnov pada Tabel 4.8 diatas menunjukan nilai rata-rata sig (p) >
0,05, hal ini berarti data residual berdistribusi normal.
Gambar 4.1 Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.4 di atas, dapa
t disimpulkan bahwa data menyebar di sekitar garis diagonal dan
mengikuti garis diagonal atau grafik histogram. Jadi, data menunjukan pola
distribusi normal dan berbentuk simetris tidak miring ke kanan atau ke kiri.
b. Uji Multikolinearitas
Untuk mendeteksi ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan
melihat VIF (Variance Inflation Faktor) pada Output SPSS versi 16.0. pada
umumnya apabila nilai tolerance lebih dari 0,1 dan nilai VIF kurang dari 10
(VIF < 10) maka Variabel tersebut tidak mempunyai masalah multikolinearitas.
62
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients Standardized Coefficients t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .671 .655 1.024 .310
skorX1 .219 .079 .288 2.772 .007 .641 1.561
skorX2 .113 .101 .094 1.111 .271 .964 1.037
SkorX3 .210 .066 .341 3.177 .002 .602 1.662
SkorX4 .200 .096 .212 2.079 .042 .668 1.497
SkorX5 .125 .101 .106 1.248 .216 .954 1.048 a. Dependent Variable: SkorY
Sumber : Hasil Pengolahan SPSS 16.0 Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.9 diatas terlihat bahwa nilai tolerance untuk variabel
bebasnya lebih dari 0,1 dan nilai VIF lebih kecil dari 10 (VIF < 10), sehingga
persamaan regresi ini terbebas dari asumsi multikolinearitas.
c. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk mengetahui ketidaksamaan
varian dalam suatu fungsi regresi. Salah satu cara untuk mendeteksi
heteroskedastisitas adalah dengan melihat scatterplot pada output SPSS. Data
yang baik adalah ketika titik sampel pada tabel scatterplot menyebar dan tidak
membentuk pola yang jelas, serta titik-titik harus menyebar di atas dan di
bawah angka nol pada sumbu Y.
63
Gambar 4.2
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Dari gambar 4.5 adalah grafik scatterplot yang menunjukan bahwa data
tersebar di atas dan di bawah angka 0 (Nol) pada sumbu Y dan tidak terdapat
suatu pola yang jelas pada penyebaran data tersebut. Hal ini berarti tidak terjadi
heteroskedastisitas pada model persamaan regresi, sehingga model regresi layak
digunakan untuk memprediksi kinerja pegawai berdasarkan variabel yang
mempengaruhinya.
5. Analisis Regresi Linear Berganda
Teknik analisis data dalam penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi linear untuk pembuktian hipotesis penelitian, yaitu untuk menguji pengaruh
variabel-variabel independen terhadap variabel dependen. Analisis ini
64
menggunakan input berdasarkan data primer yang diperoleh dari lembar kuesioner
yang telah tersebar ke 71 responden. Perhitungan statistik dalam penelitian ini
menggunaka aplikasi berbasis Windows yaitu SPSS versi 16.0.
Tabel 4.12
Hasil Analisis Regresi Linear Berganda Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .671 .655 1.024 .310
skorX1 .219 .079 .288 2.772 .007 .641 1.561
skorX2 .113 .101 .094 1.111 .271 .964 1.037
SkorX3 .210 .066 .341 3.177 .002 .602 1.662
SkorX4 .200 .096 .212 2.079 .042 .668 1.497
SkorX5 .125 .101 .106 1.248 .216 .954 1.048 a. Dependent Variable: SkorY
Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015
Berdasarkan tabel 4.10 di atas, dapat diperoleh hasil persamaan regresi
sebagai berikut :
Y = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + b4X4 + b5X5
Y = 0,671 + 0,219 X1 + 0,113 X2 + 0,210 X3 + 0,200 X4 + 0,125 X5
a. nilai konstanta (a) sebesar 0,671 dapat diartikan bahwa nilai Y akan bernilai
0,671 jika semua variabel independen masing masing-bernilai nol.
65
b. Koefisien regresi untuk X1, yaitu transparansi sebesar 0,219 menyatakan bahwa
setiap kenaikan variabel transparasi sebesar 1 akan menaikan kinerja sebesar
0,219. Semakin meningkat variabel transparansi maka akan diikuti dengan
meningkatnya kinerja pegawai.
c. Koefisien regrasi untuk X2, yaitu akuntabilitas sebesar 0,113 menyatakan
bahwa setiap kenaikan variabel akuntabilitas sebesar 1 akan menaikan kinerja
sebesar 0,113. Semakin meningkat variabel akuntabilitas maka akan diikuti
dengan meningkatnya kinerja pegawai
d. Koefisien regrasi untuk X3, yaitu independen sebesar 0,210 menyatakan bahwa
setiap kenaikan variabel independen sebesar 1 akan menaikan kinerja sebesar
0,210. Semakin meningkat variabel independen maka akan diikuti dengan
meningkatnya kinerja pegawai.
e. Koefisien regresi untuk X4, yaitu pertanggungjawaban sebesar 0,200
menyatakan bahwa setiap kenaikan variabel pertanggungjawaban sebesar 1
akan menaikan kinerja sebesar 0,200. Semakin meningkat variabel
pertanggungjawaban maka akan diikuti dengan meningkatnya kinerja pegawai.
f. Koefisien regresi untuk X5, yaitu kewajaran sebesar 0,125 manyatakan bahwa
setiap kenaikan variabel kewajaran sebesar 1 maka akan menaikan kinerja
sebesar 0,125. Semakin meningkat variabel kewajaran maka akan diikuti
dengan meningkatnya kinerja pegawai.
66
6. Hasil Uji Hipotesis
a. Uji Simultan (F)
Untuk menguji apakah regresi tersebut sudah benar dan layak, maka dilakukan
pengujian hubungan secara bersama-sama antara variabel X terhadap Y
dimana variabel X terdapat 5 variabel yaitu transparansi (X1), akuntabilitas
(X2), independen (X3), pertanggungjawaban (X4), dan kewajaran (X5) terhadap
kinerja pegawai (Y). untuk menemukan pengaruh secara simultan maka dibuat
hipotesis sebagai berikut :
[1] Ha : transparansi, akuntabilita, independen, pertanggungjawaban,
dan kewajaran secara bersama-sama berpengaruh positif terhadap
kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang.
[2] H0 : transparansi, akuntabilitas, independen, pertanggungjawaban,
dan kewajaran secara bersama-sama tidak berpengaru positif
terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang.
Tabel 4.13 Hasil Uji Simultan
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.832 5 1.166 15.873 .000a
Residual 4.776 65 .073
Total 10.608 70
a. Predictors: (Constant), SkorX5, skorX2, skorX1, SkorX4, SkorX3
b. Dependent Variable: SkorY Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015
67
Dilihat dari hasil prin out tabel ANOVA, diperoleh nilai Fhitung = 15.837
dengan tingkat signifikansi 0,000. Karena Fhitung lebih besar dari Ftabel (15,873 >
2,31) dan tingkat signifikan lebih kecil dari 0,05, maka model regresi dapat
digunakan untuk memprediksi kinerja pegawai bank syariah di kabupaten
pandeglang atau dapat dikatakan bahwa prinsip Good Corporate Governance
(GCG) yang diterapkan secara bersama-sama berpengaruh terhadap kinerja
pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang. Hal ini berarti bahwa Ha
diterima dan H0 ditolak.
b. Uji Parsial (t)
Uji parsial atau uji statistik t menunjukan seberapa jauh pengaruh satu
variabel independen (Prinsip Good Corporate Governance) dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Kinerja Pegawai).
[1] Hipotesis parsial untuk transparansi (X1)
H01 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada transparansi
terhadap kinerja pegawai
Ha1: terdapat pengaruh yang signifikan pada transparansi
terhadap kinerja pegawai
[2] Hipotesis parsial untuk akuntabilitas (X2)
H02 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada akuntabilitas
terhadap kinerja pegawai
68
Ha2 : terdapat pengaruh pada akuntabilitas terhadap kinerja
pegawai
[3] Hipotesis parsial untuk independen (X3)
H03 : tidak terdapat pengaruh yang signifikan pada independen
terhadap kinerja pegawai
Ha3 : terdapat pengaruh yang signifikan pada independen terhadap
kinerja pegawai
[4] Hipotesis parsial untuk pertanggungjawaban (X4)
H04 : tidak ada pengaruh yang signifikan pada
pertanggungjawaban terhadap kinerja pegawai
Ha4 : terdapat pengaruh yang signifikan pada pertanggungjawaban
terhadap kinerja pegawai
[5] Hipotesis parsial untuk kewajaran (X5)
H05 : Tidak ada pengaruh yang signifikan pada kewajaran
terhadap kinerja pegawai
Ha5 : terdapat pengaruh yang signifikan antara kewajaran pada
kinerja pegawai
69
Hasil uji parsial (t) ditunjukan pada tabel berikut :
Tabel 4.14 Hasil Uji Parsial (t)
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) .671 .655 1.024 .310
skorX1 .219 .079 .288 2.772 .007 .641 1.561
skorX2 .113 .101 .094 1.111 .271 .964 1.037
SkorX3 .210 .066 .341 3.177 .002 .602 1.662
SkorX4 .200 .096 .212 2.079 .042 .668 1.497
SkorX5 .125 .101 .106 1.248 .216 .954 1.048 a. Dependent Variable: SkorY Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS Tahun 2015
[1] Variabel transparansi (X1)
Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel transparansi (skorX1)
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.007 dengan nilai parsial t
positif 2,772 tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang
berarti Ha1 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa transparansi
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.
[2] Hipotesis parsial untuk akuntabilitas (X2)
Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel akuntabilitas
(skorX2) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.271 dengan nilai
parsial t positif 1,111 tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari
70
0,05 yang berarti Ha2 tetap diterima karena mendapatkan hasil nilai
parsial positif sehingga dapat dikatakan bahwa akuntabilitas
berpengaruh tapi tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.
[3] Hipotesis parsial untuk independen (X3)
Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel independen (skorX3)
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.002 dengan nilai parsial t
positif 3,177 tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari 0,05 yang
berarti Ha3 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa independen
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai.
[4] Hipotesis parsial untuk pertanggungjawaban (X4)
Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel pertanggungjawaban
(skorX4) memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.042 dengan nilai
parsial t positif 2,079 tingkat signifikansi tersebut lebih kecil dari
0,05 yang berarti Ha4 diterima sehingga dapat dikatakan bahwa
pertanggungjawaban berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja
pegawai.
[5] Hipotesis parsial untuk kewajaran (X5)
Tabel 4.12 menunjukan bahwa variabel kewajaran (skorX5)
memiliki tingkat signifikansi sebesar 0.216 dengan nilai parsial t
positif 1,248 tingkat signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 yang
berarti Ha5 tetap diterima karena mendapatkan hasil nilai parsial
positif sehingga dapat dikatakan bahwa kewajaran berpengaruh tapi
71
tidak signifikan terhadap kinerja pegawai.
C. Pembahasan
Penelitian ini menguji pengaruh variabel prinsip-prinsip good corporate
governance (GCG) terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang,
dengan menggunakan lima macam variabel prinsip-prinsip GCG sebagai variabel
independen. Variabel ini antara lain transparansi, akuntabilitas, independensi,
pertanggungjawaban, kewajaran. Berdasarkan hasil analisis regresi, diperoleh
Adjusted R Square sebesar 0,550. Sebagai berikut :
Tabel 4.15
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R Square
Std. Error of the Estimate
1 0.741 0.550 0.515 0.27108 a. Predictors: (Constant), SkorX5, skorX2, skorX1, SkorX4, SkorX3 b. Dependent Variable: SkorY
Sumber : Data Primer Hasil Pengolahan SPSS 2015
Hal ini berarti 55% pengaruh variabel independen yang terdiri dari transparansi,
akuntabilitas, independen, pertanggungjawaban, dan kewajaran dapat menjelaskan
variabel dependen, yaitu kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang.
Sedangkan sisanya sebesar 45% dijelaskan oleh variabel lain diluar prinsip GCG.
Ada kemungkinan faktor yang termasuk kedalam 45% ini diantaranya dalah budaya
kerja dari masing-masing kebijakan bank syariah terkait.
Selanjutnya adalah tabel anova yang menunjukan apakah variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen. Caranya adalah dengan melihat signifikansi
72
pada tabel anova. Jika nilai sig < 0,05 maka tidak ada pengaruh variabel independen
terhadap variabel dependen (H0). Nilai signifikan tabel anova pada penelitian ini
adalah 0, sehingga jelas bahwa 0<0,05dapat diartikan bahwa variabel independen
berpengaruh terhadap variabel dependen maka H0 ditolak.
73
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan tujuan dan rumusan masalah yang terkait dengan penelitian ini,
maka penulis menarik kesimpulan bahwa penerapan prinsip Good Corporate
Governance (GCG) terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang
jika diterapkan bersama-sama memiliki pengaruh positif dengan nilai 55%. Adapun
prinsp-prinsip yang digunakan dalam penelitian ini berpedoman pada Pedoman
Umum Corporate Governance Indonesia tahun 2006 dan PBI No 11/33/PBI/2009.
Responden penelitian ini berjumlah 71 orang yang terdaftar sebagai pegawai bank
syariah di Kabupaten Pandeglang, Banten. Adapun data yang telah dikumpulkan dan
hasil pengujian yang telah dilakukan terhadap permasalahan dengan menggunakan
regresi berganda, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
1. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan prinsip Transparansi terhadap
kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang dengan tingkat signifikansi
0,007 < 0,05 dan akan menaikan kinerja pegawai sesuai dengan standar koefisien
sebesar 21,9%.
2. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan prinsip independen terhadap
kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang, dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,002 < 0,05 dan akan menaikan kinerja pegawai sesuai dengan standar
koefisien sebesar 21%.
74
3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara penerapan prinsip pertanggungjawaban
terhadap kinerja pegawai bank syarian di kabupaten pandeglang, dengan tingkat
signifikansi sebesar 0,42 < 0,05 dan akan menaikan kinerja pegawai sesuai dengan
standar koefisien sebesar 20%.
4. Dalam hasil penelitian ini penulis memperoleh 2 prinsip Good Corporate
Governance (GCG) yang berpengaruh namun tidak signifikan terhadap kinerja
pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang, yaitu prinsip akuntabilitas
memperoleh tingkat signifikansi 0,271 > 0,05 dengan standar koefisien 11,3% dan
prinsip kewajaran memperoleh tingkat signifikansi 0,216 > 0,05 dengan standar
koefisien 12,5%.
5. Hasil pengujian hipotesis secara simultan menunjukan bahwa prinsip Good
Corporate Governance (GCG) yang diterapkan secara bersama-sama berpengaruh
terhadap kinerja pegawai bank syariah di kabupaten pandeglang. Hal ini dapat
diketahui dengan tingkat signifikansi yang lebih kecil dari 0,05.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian ini, penulis memberikan saran antara lain sebagai
berikut :
1. Output dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan input bagi
perusahaan dalam mengambil keputusan tentang kebijakan Good Corporate
Governance (GCG) yang diterapkan pada bank syariah sesuai dengan PBI No
11/33/PBI/2009.
75
2. Hasil penelitian ini menjadi bahan pertimbangan bagi pihak manajemen Sumber
Daya Insani seluruh bank syariah yang berlokasi di kabupaten pandeglang, untuk
meningkatkan kinerja karyawan. Sehingga nantinya dapat memiliki SDI yang
betul-betul konsisten dengan penuh professional untuk mengembangkan
perusahaan secara khusus dan ekonomi islam secara umum.
3. Hasil penelitian ini diharapkan menjadi acuan untuk meneliti lebih jauh tentang
masalah yang berkaitan dengan Good Corporate Governance (GCG) atau pada
penelitian selanjutnya.
76
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Mal An. “Corporate Governance Perbankan Syariah di Indonesia”. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media, 2010
Agustianto. “Good Corporate Governance (GCG) di Bank Syariah”. Artikel diakses pada 3 Mei 2014 dari http://agustianto.wordpress.com
Aulia, Rica. “Penerapan Good Corporate Gevernance pada PT.Bank Syariah Mega Indonesia”. Skripsi S1 Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2009
Bank Indonesia (BI). Surat Edaran kepada Semua Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jakarta:BI, 2010
Bank Indonesia (BI).Peraturan Bank Indonesia (PBI) No.11/33/PBI/PBI/2009. Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum Syariah dan Unit Usaha Syariah. Jakarta:BI, 2009
Chapra, M Umer dan M Habib Ahmad. “Corporate Governance Lembaga Keuangan Syariah”. Jakarta : Bumi Aksara, 2008
Daniri, Mas Achmad. “Good Corporate Governance : Konsep dan Penerapannya Dalam Konteks Indonesia”, Jakarta : Ray Indonesia 2005
Effendi, Muh Arief. “The Power of Good Corporate Governance : Teori dan Implementasi”. Jakarta: Salemba Empat,2009
Endri. Penerapan Good Corporate Governance dalam Perbankan Syariah. Artikel diakses pada tanggal 10 desember 2014 dari http://www.tazkiaonline.com
FCGI. Corporate Governance. Jilid II. FCGI Edisi 2 : 2001
Ghozali, Imam. “Aplikasi Analisis Multivarate dengan Pengolahan Aplikasi SPSS”. Cetakan ke-empat. Semarang : Badan Penerbit Universitas Diponegoro, 2006
77
Gomes, Faustino Cardoso. “Manajemen Sumber Daya Manusia”, Yogyakarta : Andi Offset, 1995
Hasanah, Nur. “Analisis Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance Terhadap Kinerja Perbankan”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013
Hastuti, Theresia Dwi. “Hubungan antara Good Corporate Governance dan Struktur Kepemilikan dengan Kinerja Keuangan”, jurnal diakses pada 28 november 2014 dari http://smartaccounting.files.wordpress.com/2011/03/kakpm-13.pdf
Ilyas, y. “Kinerja : teori, penilaian, dan penelitian.” Depok : Pusat Kajian Ekonomi Kesehatan FKMUI, 2002
Komite Nasional Kebijakan Governance (KNKG). Pedoman Umum Good Corporate Governance Indonesia. Jakarta:KNKG,2006
Mulyadi. “Akuntansi Manajemen : Konsep, Manfaat, dan Rekayasa”. Edisi Ke-2. Yogyakarta : STIE YKPN, 1997
Novianty, Leny. ”Penerapan Good Corporate Governance”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan. Volume 14. Tahun 2009
Oktapiyani, Desi. “Pengaruh Penerapan Corporate Governance terhadap Likuiditas Perbankan Nasional”, Skripsi S1 fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang, 2009
Pramono, Nindyo. “Bunga Rampai Hukum Bisnis Aktual”. Bandung : CitraAditya Bakti, 2006
Ratnasari, Dini. “Pengaruh Penerapan Peran Internal Auditor dan Dewan Pengawas Syariah dalam Mewujudkan Good Corporate Governance (GCG) Terhadap Kualitas Pelaporan Keuangan Bank Syariah”, Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Jurusan UIN Syarif Hidayatullah, 2011
Rochaety, Ety, dkk. “Metode Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS”. Jakarta : PT. Mitra Wacana Media. 2009
78
Rosdiani, Hayyuningtyas. “Pengaruh Sistem Pengendalian Internal, Audit Laporan Keuangan, dan Penerapan Good Corporate Governance Terhadap Kualitas Laporan Keuangan”. Skripsi S1 Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi UIN Syarif HIdayatullah Jakarta, 2011
Sedarmayanti. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja. (Bandung : mandar Maju, 2001
Singarimbun, Masri dkk. “Metode Penelitian Survay”, Jakarta : LP3ES, 2011
Sugiyono. “Statistik Untuk Penelitian”. Bandung : Alfabeta, 2010
Suryadi, Prawirosentoso. “Kebijakan Kinerja Karyawan”. Yogyakarta : BPFE, 1999
Susilo, Leo J dan Karlen, Simarmata, “Good Corporate Governance Pada Bank”, Jakarta:PT HikayatDunia, 2007
Sutedi, Adrian. “Good Corporate Governance” Jakarta : Sinar Grafika,2012
Tim GCG BPKP. Diakses pada 1 November 2014 dari www.bpkp.go.id/dan/299/good-corporate.bpkp
Tim Penyusun Kamus Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. “Kamus Besar Bahasa Indonesia”. Edisi kedua. Jakarta : Penerbit Balai Pustaka, 1997
HASIL UJI DESKRIPTIF JENIS KELAMIN Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 51 71.8 71.8 71.8
Perempuan 20 28.2 28.2 100.0
Total 71 100.0 100.0 HASIL UJI DESKRIPTIF PENDIDIKAN AKHIR
Pendidikan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Lulus SMA 10 14.1 14.1 14.1
Lulus D3 8 11.3 11.3 25.4
Lulus S1 50 70.4 70.4 95.8
Lulus S2 3 4.2 4.2 100.0
Total 71 100.0 100.0
HASIL UJI DESKRIPTIF LAMA BEKERJA
Lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 1 Tahun 18 25.4 25.4 25.4
1.1-2 Tahun 10 14.1 14.1 39.4
2,1-3 Tahun 19 26.8 26.8 66.2
>3 Tahun 24 33.8 33.8 100.0
Total 71 100.0 100.0
HASIL UJI DESKRIPTIF VARIABEL Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
Tranparansi X1 71 2.60 5.00 4.1549 .51180
Akuntabilitas X2 71 3.00 5.00 4.1585 .51968
Independen X3 71 1.50 5.00 4.0634 .63064
Pertanggungjawaban X4 71 1.00 5.00 4.1317 .72247
Kewajaran X5 71 1.25 5.00 3.9542 .69605
Kinerja Pegawai Y 71 3.45 5.00 4.3151 .38901
Valid N (listwise) 71
HASIL UJI VALIDITAS
Item-Total Statistics transparansi
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Ca1 16.6479 4.117 .722 .791
Ca2 16.6479 4.374 .710 .796
Ca3 16.5493 4.280 .613 .823
Ca4 16.5493 4.908 .656 .818
Ca5 16.7042 4.097 .606 .829
Item-Total Statistics akuntabilitas
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Cb1 12.4225 2.790 .506 .750
Cb2 12.5070 2.568 .600 .702
Cb3 12.5070 2.596 .500 .760
Cb4 12.4648 2.509 .705 .650
Item-Total Statistics independen
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Cc1 12.0845 3.993 .709 .804
Cc2 12.3099 3.703 .721 .795
Cc3 12.0282 3.885 .661 .820
Cc4 12.3380 3.456 .681 .817
Item-Total Statistics pertanggungjawaban
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Cd1 8.2254 2.148 .894 .860
Cd2 8.2254 2.406 .837 .910
Cd3 8.3380 1.941 .842 .912
Item-Total Statistics kewajaran
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Ce1 12.0563 4.054 .773 .834
Ce2 11.9859 3.957 .819 .812
Ce3 11.6761 4.651 .741 .844
Ce4 11.7324 5.485 .673 .877
Item-Total Statisticskinerja pegawai
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Da1 44.2113 15.483 .207 .809
Da2 43.3521 15.574 .467 .762
Da3 43.2113 15.169 .505 .757
Da4 43.2817 15.434 .480 .760
Da5 42.8169 16.637 .326 .776
Da6 43.2535 15.563 .370 .772
Da7 42.8169 15.466 .528 .756
Da8 42.7042 15.983 .607 .757
Da9 42.8873 15.387 .407 .768
Da10 42.8592 14.837 .700 .740
Da11 43.2535 14.021 .527 .753
HASIL UJI RELIABILITAS HASIL UJI NORMALITAS
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.843 5
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.771 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.850 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.879 4
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.782 11
HASIL UJI NORMALITAS
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
skorX1 skorX2 SkorX3 SkorX4 SkorX5 SkorY
N 71 71 71 71 71 71
Normal Parametersa Mean 4.1549 4.3415 4.0634 4.2958 4.2570 4.3176
Std. Deviation .51180 .32525 .63064 .41286 .32997 .38929
Most Extreme
Differences
Absolute .170 .194 .183 .195 .220 .087
Positive .141 .130 .146 .129 .162 .087
Negative -.170 -.194 -.183 -.195 -.220 -.077
Kolmogorov-Smirnov Z 1.431 1.634 1.541 1.643 1.853 .731
Asymp. Sig. (2-tailed) .033 .010 .017 .009 .002 .658
a. Test distribution is Normal.
HASIL UJI MULTI KOLONEARITAS DAN REGRASI LINEAR BERGANDA
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
95% Confidence Interval for B Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Lower Bound Upper Bound Tolerance VIF
1 (Constant) .671 .655 1.024 .310 -.638 1.979
skorX1 .219 .079 .288 2.772 .007 .061 .377 .641 1.561
skorX2 .113 .101 .094 1.111 .271 -.090 .315 .964 1.037
SkorX3 .210 .066 .341 3.177 .002 .078 .343 .602 1.662
SkorX4 .200 .096 .212 2.079 .042 .008 .391 .668 1.497
SkorX5 .125 .101 .106 1.248 .216 -.075 .326 .954 1.048
a. Dependent Variable:
SkorY
HASIL UJI HETEROS KEDASTISITAS
HASIL UJI HIPOTESIS SIMULTAN F
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 5.832 5 1.166 15.873 .000a
Residual 4.776 65 .073
Total 10.608 70
a. Predictors: (Constant), SkorX5, skorX2, skorX1, SkorX4, SkorX3
b. Dependent Variable: SkorY
HASIL PEMBAHASAN
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Change Statistics
R Square Change F Change df1 df2 Sig. F Change
1 .741a .550 .515 .27108 .550 15.873 5 65 .000
a. Predictors: (Constant), SkorX5, skorX2, skorX1, SkorX4, SkorX3
b. Dependent Variable: SkorY