skripsi -...
TRANSCRIPT
i
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
MATERI FATHU MAKKAH MELALUI METODE BERMAIN
CERITA DAN MENYANYI PADA SISWA KELAS V
MI ASINAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ISBANI
NIM 114 12 015
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
ii
iii
PENINGKATAN HASIL BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN ISLAM
MATERI FATHU MAKKAH MELALUI METODE BERMAIN
CERITA DAN MENYANYI PADA SISWA KELAS V
MI ASINAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG
TAHUN PELAJARAN 2015/2016
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan Islam
Oleh
ISBANI
NIM 114 12 015
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2016
iv
v
vi
vii
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
“Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-Quran dan mengamalkannya”.
( HR. Muttafaqun ‘alaih )
PERSEMBAHAN
Bapakku Ridwan dan ibuku Kamini yang telah mengiringi perjalanan hidupku
dengan untaian doa.
Istriku tercinta yang telah mewarnai hari-hari indah dalam kebersamaannya dan
yang selalu ada serta menemani hari-hariku dan menghiburku setiap saat.
Keluarga Besar PAI Ekstensi IAIN Salatiga Angkatan Tahun 2012, yang selalu
memberikan dukungan dalam perjalanan menimba ilmu pengetahuan.
Sahabat-sahabat seperjuangan yang selalu ada di saat suka maupun duka.
Keluarga besar MI Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
Keluarga besar TK-TPA Al-‘Alaq Desa Asinan kecamatan Bawen
Pengurus Badko TK-TPA Kecamatan Bawen.
Segenap Civitas Akademika IAIN Salatiga.
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa
melimpahkan rahmat, karunia, dan berkah-Nya sehingga peneliti dapat menyelesaikan
penyusunan Skripsi dengan judul “PENINGKATKAN HASIL BELAJAR SEJARAH
KEBUDAYAAN ISLAM MATERI FATHU MAKKAH MELALUI METODE
BERMAIN CERITA DAN MENYANYI PADA SISWA KELAS V MI ASINAN
KECAMATAN BAWEN KABUPATEN SEMARANG TAHUN PELAJARAN
2015/2016”.
Di dalam penulisan skripsi ini peneliti banyak mendapatkan bimbingan dari
berbagai pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, peneliti
mengucapkan banyak terima kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Rahmat Hariyadi, M.Pd., Rektor IAIN Salatiga.
2. Bapak Suwardi, M.Pd., Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga.
3. Ibu Siti Rukhayati, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Agama Islam IAIN
Salatiga.
4. Ibu Dra. Siti Asdiqoh, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi.
5. Segenap Dosen IAIN Salatiga yang telah membimbing, mendidik, dan memberikan
pencerahan selama penulis menuntut ilmu sampai skripsi ini selesai.
ix
x
ABSTRAK
Isbani, 2016. Peningkatan Hasil Belajar Sejarah Kebudayaan Islam Materi Fathu
Makkah Melalui Metode Bermain Cerita Menyanyi Pada Siswa Kelas V MI
Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016.
Skripsi Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan. Jurusan Pendidikan Guru Agama
Islam. Institut Agama Islam Negeri Salatiga. Pembimbing : Dra. Siti Asdiqoh,
M.Si.
Kata Kunci : Hasil Belajar, Metode BCM (Bermain Cerita dan Menyanyi, dan SKI.
Skripsi ini membahas peningkatan hasil belajar siswa kelas V tentang materi
Peristiwa Fathu Makkah melalui metode BCM ( Bermain Cerita dan Menyanyi).
Penelitian ini dimaksudkan untuk menjawab permasalahan: Apakah penggunaan metode
BCM pada materi Peristiwa Fathu Makkah dapat meningkatkan hasil belajar SKI pada
siswa kelas V MI Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran
2015/2016? Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan hasil belajar
siswa pada mata pelajaran SKI materi Peristiwa Fathu Makkah melalui metode BCM
pada siswa kelas V Madrasah Ibtidaiyah Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016
Penelitian ini menggunakan Penelitian Tidakan Kelas (PTK). Penelitian tindakan
kelas ini dilaksanakan di MI Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2015/2016 dengan subjek penelitian adalah siswa kelas V. Melihat hasil belajar
siswa kelas V selama ini yang masih kurang dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM)
yang ditetapkan oleh sekolah, yaitu 61. Hal ini dapat dilihat dari ulangan harian dengan
prosentase kelulusan 22,2% yang belum mencapai KKM. Maka dalam penelitian ini
penulis menggunakan metode BCM pada mata pelajaran SKI materi Peristiwa Fathu
Makkah kelas V di MI Asinan. Dengan harapan dapat meingkatkan hasil belajar siswa
kelas V di MI Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Penelitian ini
berlangsung selama dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat tahap yaitu perencanaan,
tindakan, pengamatan, dan refleksi.
Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat peningkatan hasil belajar siswa dalam
pembelajaran SKI materi Peristiwa Fathu Makkah melalui metode BCM pada kelas V
Madrasah Ibtidaiyah Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang. Hal itu dapat
dilihat dari hasil tes dari setiap siklus penelitian yang selalu meningkat. Pada siklus I
siswa yang tuntas sebanyak 6 siswa atau 66,6% dengan rata-rata kelas 66,6; siklus II yang
tuntas sebanyak 9 siswa atau 100% dan rata-rata kelasnya 75,5.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................ I
LEMBAR BERLOGO ........................................................................ Ii
JUDUL ................................................................................................ Iii
PERSETUJUAN PEMBIMBING ...................................................... Iv
PENGESAHAN KELULUSAN ......................................................... V
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................ Vi
MOTTO .............................................................................................. Vii
PERSEMBAHAN ............................................................................... Vii
KATA PENGANTAR ........................................................................ Viii
ABSTRAK .......................................................................................... X
DAFTAR ISI ...................................................................................... Xi
DAFTAR TABEL .............................................................................. Xiv
DAFTAR GAMBAR DAN DIAGRAM ............................................ Xv
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................... Xvi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah .................................................. 1
B. Rumusan Masalah ........................................................... 5
C. Tujuan Penelitian ............................................................. 5
D. Hipotesis Tindakan dan Indikator Keberhasilan ............. 5
E. Indikator keberhasilan ...................................................... 6
F. Manfaat Penelitian ............................................................ 6
G. Devisi Operasional ........................................................... 7
H. Metodologi Peneltian ........................................................ 9
I. Sistematika Penulisan ....................................................... 14
BAB II KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar ..................................................................... 16
1. Pengertian Hasil Belajar ............................................. 16
2. Macam-macam Hasil Belajar ...................................... 17
3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ....... 19
xii
4. Penilaian Hasil Belajar ................................................ 22
B. Metode Pembelajaran ....................................................... 24
1. Pengertian Metode Pembelajaran ............................... 24
2. Faktor-faktor Dalam Memilih Metode Pembelajaran. 25
C. Metode BCM (Bermain Cerita dan Menyanyi) ................ 28
1. Bermain....................................................................... 28
2. Cerita............................................................................ 32
3. Bernyanyi .................................................................... 38
4. Kelemahan dan Kelebihan Metode BCM ................... 39
D. Sejarah Kebudayaan Islam ............................................... 40
1. Pengertian SKI ............................................................ 40
2. Tujuan, Fungsi, dan Ruang Lingkup SKI di MI ......... 41
3. SK dan KD SKI Kelas V ........................................... 43
BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian ............................................................. 44
1. Gambaran umum MI Asinan ....................................... 44
2. Pelaksanaan Penelitian ................................................ 46
B. Diskripsi Siklus I ......................................................... 46
C. Deskripsi Siklus II............................................................ 50
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ............................................................... 54
1. Hasil Observasi ........................................................... 54
2. Hasil Siklus I ............................................................... 57
3. Hasil Siklus II .............................................................. 60
B. Pembahasan ..................................................................... 63
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ...................................................................... 66
B. Saran ................................................................................ 66
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 68
LAMPIRAN ...................................................................................... 69
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 SK dan KD SKI kelas V ......................................................................... 23 43
Tabel 3.1 Nama siswa kelasV MI Asinan .............................................................. 23 45
Tabel 4.1Nilai ulangan harian siswa ...................................................................... 24 55
Tabel 4.2 Presentase nilai ulangan harian siswa kelas V ......................................... 24 55
Tabel 4.3 Data nilai SKI siklus I ............................................................................ 49 58
Tabel 4.4 Presentase nilai SKI siklus I .................................................................... 54 58
Tabel 4.5 Data nilai SKI Siklus II .......................................................................... 55 61
Tabel 4.6 Presentase nilai SKI siklus II ................................................................... 84 61
Tabel 4.7 Perbandingan nilai SKI .......................................................................... 87 63
Tabel 4.8 Selisih perbandingan nilai SKI siswa ..................................................... 92 65
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Tahap Penelitian ............................................................. 10
Gambar 4.1 Diagram nilai ulangan harian siswa kelas V ................... 56
Gambar 4.2 Diagram nilai SKI siklus I .............................................. 59
Gambar 4.3 Gambar 4.3 Diagram Nilai SKI Siswa Siklus II ............. 62
Gambar 4.4 Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Nilai SKI siswa..... 64
1
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan Agama Islam ialah usaha yang lebih khusus ditekankan
untuk mengembangkan fitrah keberagamaan peserta didik agar lebih mampu
memahami, menghayati dan mengamalkan ajaran-ajaran Islam. Menurut Al-
Ghazali, tujuan umum pendidikan Islam tercermin dalam dua segi, yaitu
insan purna yang bertujuan mendekatkan diri kepada Allah SWT, insan purna
yang bertujuan mendapatkan kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Berdasarkan hal tersebut Pendidikan Agama Islam harus sudah
dilaksanakan mulai sejak usia belajar di MI (Madrasah Ibtidaiyah). Salah satu
unsur yang turut menentukan kualitas insan purna yaitu penguasaan Sejarah
Kebudayaan Islam. Salah satu mata pelajaran yang ada di MI yang perlu
ditingkatkan kualitasnya adalah Sejarah Kebudayaan Islam dan di MI
merupakan tempat pertama siswa mengenal konsep-konsep dasar Sejarah
Kebudayaan Islam, karena itu pengetahuan yang diterima siswa hendaknya
menjadi dasar yang dapat dikembangkan di tingkat sekolah yang lebih tinggi
di samping mempunyai nilai-nilai Islami yang terkandung dalam Sejarah
Kebudayaan Islam yang dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2 tahun 2008 Mata
pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam dalam kurikulum Madrasah Ibtidaiyah
adalah salah satu bagian mata pelajaran Pendidikan Agama Islam yang
diarahkan untuk menyiapkan peserta didik untuk mengenal, memahami dan
2
menghayati sejarah Islam, yang kemudian menjadi dasar pandangan hidupnya
(way of life) melalui kegiatan bimbingan,pengajaran, latihan, keteladanan,
penggunaan pengalaman dan pembiasaan.
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI meliputi: Sejarah Arab
pra islam , sejarah Rasulullah SAW. dan Khulafa’ ar-Rasyidin. Sejarah
Kebudayaan Islam merupakan ilmu yang mempelajari tentang sejarah akan
tetapi dalam indikator pencapaian tidak hanya mencapai ranah kognitif
ataupun psikomotorik saja, melainkan akan sampai pada capaian ranah
afektif. Dalam Sejarah Kebudayaan Islam tidak hanya sekedar tahu tentang
sejarah melainkan juga siswa dididik untuk mampu mengambil hikmah/ibrah
dan menerapkannya dalam kehidupannya dari sebuah cerita sejarah itu
sendiri. Jadi Sejarah Kebudayaan Islam tidak saja merupakan transfer of
knowledge tetapi juga merupakan pendidikan nilai (value education).
Pembelajaran adalah kunci apakah materi ajar itu bisa diterima siswa
dengan baik atau tidak. Pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik
dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.
Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi
proses pemerolehan ilmu dan pengetahuan serta pembentukan sikap dan
kepercayaan pada peserta didik. Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses
untuk membantu peserta didik agar dapat belajar dengan baik. Sedangkan
dalam Sejarah Kebudayaan Islam pembelajaran tidak hanya berupa konsep-
konsep saja akan tetapi merupakan suatu pengalaman belajar yang menarik
dan menyenangkan.
3
Sejarah Kebudayaan Islam hanya membahas tentang sebuah cerita. Hal
ini tentunya akan menumbuhkan pemikiran bahwa Sejarah Kebudayaan Islam
sangat membosankan karena cuma cerita. Oleh karena itu agar tidak
menimbulkan pemikiran seperti itu Maka pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam di MI harus dikemas seefektif mungkin agar pembelajaran tidak terasa
membosankan.
Dalam pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam juga diperlukan suatu
pemahaman terhadap suatu materi yang dipelajari salah satunya menggunakan
metode BCM (Bermain Cerita Menyanyi). Metode ini merupakan metode
yang dapat diterapkan untuk anak usia MI. Dalam hal ini siswa aktif
melakukan eksplorasi atau observasi dengan bermain, cerita dan juga
menyanyi. Kegiatan yang menyenangkan ini dapat meningkatkan motivasi
siswa sehingga berpengaruh dengan meningkatnya intelektual siswa, dan hasil
belajar menjadi lebih tinggi serta dapat mengembangkan sikap atau nilai
positif terhadap SKI.
Hasil survey di MI Asinan kecamatan Bawen Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2015/2016. Ditemukan beberapa masalah yaitu rendahnya
minat belajar siswa di sebabkan penggunaan metode yang masih monoton,
sehingga ketuntasan belajar pada materi pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam belum maksimal. Rendahnya pemahaman ini dibuktikan dengan hasil
nilai yang tidak memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal. Kriteria Ketuntasan
Minimal pada mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di MI Asinan adalah
60. Ada beberapa siswa yang kurang aktif ketika pembelajaran berlangsung.
4
Dalam proses belajar mengajar masih ditemukan siswa yang kurang menaruh
minat pada beberapa mata pelajaran, padahal pada umunya siswa-siswa
menaruh minat besar pada pelajaran tertentu. Kebanyakan anak didik belum
mampu untuk mengatasi kesulitan belajarnya, maka bantuan guru atau orang
lain sangat diperlukan oleh peserta didik.
Metode Bermain Cerita dan Menyanyi merupakan Metode yang dapat
diterapkan untuk anak usia SD/MI. Dalam hal ini siswa aktif melakukan
eksplorasi atau observasi melalui kegiatan yang menyenangkan. Kegiatan ini
dapat meningkatkan hasil belajar menjadi lebih baik serta dapat menghasilkan
pengetahuan yang menyeluruh baik secara afektif, psikomotorik dan kognitif
sehingga dapat mengembangkan sikap positif terhadap Sejarah Kebudayaan
Islam.
Oleh karena itu penulis menerapkan penggunaan metode BCM
(Bermain Cerita dan Menyanyi), agar lebih diutamakan dalam kegiatan
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam. Metode ini dapat digunakan pada
materi peristiwa fathu makkah di harapkan agar anak semangat dalam
mengikuti pelajaran Sejarah Kebudayaan Isalm. Metode ini juga sangat
membantu siswa untuk memahami bagaimana peristiwa sejarah islam tentang
peristiwa fathu makkah dan bisa melekat pada diri siswa dalam jangka
panjang karena siswa melakukan kegiatan yang menyenangkan dan
menumbuhkan motivasi siswa sehingga mereka mudah menerima materi
pembelajaran. Maka dari itu penulis tertarik untuk mengangkat masalah ini
melalui penelitian dengan judul: Peningkatan Hasil Belajar SKI Materi
5
Peristiwa Fathu Makkah Melalui Metode BCM ( Bermain Cerita dan
Menyanyi) Pada Siswa Kelas V MI Asinan Bawen Kabupaten Semarang
Tahun Ajaran 2015/2016.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disampaikan di atas, maka dapat
dirumuskan masalah dalam penelitian adalah sebagai berikut: “Apakah
penerapan metode Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM) dapat meningkatkan
hasil belajar peristiwa Fathu Makkah mata pelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam pada siswa kelas V MI Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang Tahun 2015/2016? ”
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah diatas, tujuan penelitian ini adalah:
“untuk mengetahui peningkatan hasil belajar materi peristiwa Fathu Makkah
mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam pada siswa kelas V MI Asinan
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2015/2016.”
D. Hipotesis Tindakan
Hipotesis adalah jawaban sementara dan masih bersifat teoritis
(Sukardi, 2008:41). Sehingga penelitian ini, dapat disimpulkan rumusan
hipotesisnya adalah sebagai berikut:
“ Jika metode Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM) dilakukan dengan
baik, maka diharapkan hasil belajar siswa dalam mempelajari Sejarah
Kebudayaan Islam kelas V materi peristiwa Fathu Makkah akan meningkat di
MI Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun 2015/2016.”
6
E. Indikator Keberhasilan
Penerapan metode Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM) dinyatakan
berhasil apabila indikator yang diharapkan tercapai, dalam penelitian ini
peneliti menggunakan KKM yang ditentukan oleh MI Asinan sebagai tolok
ukur keberhasilan siswa. Adapun indikator yang dirumuskan peneliti adalah:
1. Secara individual
Siswa dinyatakan tuntas apabila dapat mencapai skor ≥61 pada materi
peristiwa Fathu Makkah.
2. Secara klasikal
Presentase sebanyak 100% dari total siswa dalam satu kelas mendapat
nilai ≥61.
F. Manfaat Hasil Penelitian
1. Manfaat Secara Teoritis
Secara teoritis hasil penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat
memberikan kontribusi dan dapat dijadikan sebagai bahan referensi dan
literatur dalam penyempurnaan proses pembelajaran menuju terciptanya
suasana belajar-mengajar yang lebih inovatif, kreatif dan menyenangkan.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Siswa
1) Memberikan pengalaman belajar yang bermakna pada proses
pembelajaran.
2) Menumbuhkan mahabbah terhadap Rasulullah Saw.
3) Meningkatkan hasil belajar materi ajar yang harus dikuasai.
7
b. Bagi Guru
1) Memiliki metode pembelajaran alternatif yang sesuai pada
kompetensi dasar.
2) Penelitian ini dapat memberikan manfaat dalam proses belajar
mengajar untuk meningkatkan hasil belajar siswa.
G. Definisi Operasional
Agar tidak terjadi kesalahan dalam penafsiran judul penelitian ini,
berikut dijelaskan tentang maksud yang terkandung dalam variabel judul
penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1. Hasil Belajar SKI
Hasil belajar menurut Gagne adalah pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian, sikap, apersepsi, dan ketrampilan. Menurut Bloom, hasil
belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sementara menurut Lindgren, hasil belajar melip uti kecakapan,
informasi, pengertian dan sikap.
Pengertian Sejarah menurut Murodi dapat dilihat dari dua aspek
bahasa, kata sejarah berasal dari bahasa arab yaitu syajarotun, yang
artinya pohon. Sedang kata sejarah menurut istilah adalah peristiwa
yang terjadi pada masa lampau yang berkaitan dengan berbagai proses
kehidupan manusia dan dipelajari untuk diambil hikmahnya bagi
perjalanan kehidupan di masa-masa mendatang. Kebudayaan berasal
dari kata “Budi” dan “Daya” kemudian di gabungkan menjadi
“Budidaya” yang berarti sebuah upaya untuk menghasilkan dan
8
mengembangkan sesuatu agar menjadi lebih baik dan memberikan
manfaat bagi hidup dan kehidupan.
Sejarah kebudayaan islam adalah studi tentang riwayat hidup
Rasulullah SAW, Sahabat-sahabat dan Imam-imam pemberi petunjuk
yang diceritakan kepada siswa-siswa sebagai contoh teladan yng utama
dari tingkah laku manusia yang ideal, baokdalam kehidupan pribadi
maupun sosial.
Jadi yang dimaksud hasil belajar Sejarah Kebudayaan Islam adalah
suatu perubahan terhadap siswa mengenai pengetahuan tentang sejarah
islam. Selain dapat mengetahui sejarah islam siswa juga mampu
mengambil ‘ibra, nilai dan makna yang terdapat dalam sejarah. Hasil
belajar Sejarah Kebudayaan Islam berbentuk sebuah pengetahuan,
pemahaman, penghayatan dan kepribadian siswa.
2. Metode Bermain Cerita dan Menyanyi (BCM)
Menurut Garvey dalam Wuntad (2008:15), mengemukakan bahwa
Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif
bagi anak. Bermain tidak memiliki tujuan ekstrinsik, namun
motivasinya lebih bersifat intrinsik. Bermain bersifat spontan dan suka
rela, tidak ada unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak.
Bermain melibatkan peran aktif keikut sertaan anak. Bermain memiliki
hubungan sistematik yang khusus dengan sesuatu yang bukan bermain,
seperti misalnya: kemampuan kreatifitas, kemampuan memecahkan
masalah, belajar bahasa, perkembangan sosial dan sebagainya.
9
Menyanyi adalah bagian yang tak terpisahkan dari dunia anak-
anak. Menyenandungkan lagu, apalagi yang berirama riang, sungguh
merupakan kegiatan yang digandrunginya. Lagu pada dasarnya adalah
bentuk dari bahasa nada.
Jadi yang dimaksud judul skripsi metode Bermain Cerita dan
Menyanyi dapat diterapkan pada pembelajaran Sejarah Kebudayaan
Islam materi peristiwa Fathu Makkah pada siswa kelas V Madrasah
Ibtidaiyah Asinan Bawen.
H. Metode Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK).
Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah penelitian tindakan (active
research) yang dilakukan dengan tujuan memperbaiki mutu praktik
pembelajaran di kelasnya. (Arikunto, 2006:58)
2. Subjek Penelitian
Subjek penelitiannya adalah peserta didik kelas V MI Asinan
Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang, dengan jumlah 9 siswa yang
terdiri dari 5 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. Guru kelas V MI
Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang.
10
3. Rancangan Penelitian
Penelitian ini terdiri dari tahap: perencanaan, tindakan, pengamatan
dan refleksi. Adapun skema dan penjelasan untuk masing-masing tahapan
adalah sebagai berikut:
Gambar 1.1
Tahap-tahap Penelitian Tindakan Kelas (Arikunto, 2007:74)
Penelitian tindakan kelas memiliki tahapan yang secara umum
terdiri atas 2 siklus atau lebih yang dibagi dalam empat langkah berikut :
a. Perencanaan (planning)
Perencanaan merupakan langkah pertama yang harus dilakukan
dalam melakukan penelitian. Kegiatan yang dilakukan adalah:
1) Menyiapkan desain pembelajaran dengan metode Bermain, Cerita,
Menyanyi (BCM).
2) Menyiapkan lembar observasi (pengamatan) sebagai pedoman
atas proses pembelajaran dalam metode Bermain, Cerita,
Menyanyi (BCM).
Perencanaan
Refleksi SIKLUS I Pelaksanaan
Pengamatan
Perencanaan
Refleksi Pelaksanaan SIKLUS II
Pengamatan
11
3) Menyusun soal tes untuk menilai peningkatan hasil belajar siswa
terhadap materi yang diajarkan.
b. Pelaksanaan Tindakan (Acting)
Pelaksanaan adalah menerapkan apa yang telah direncanakan yaitu
bertindak di kelas, melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan
desain pembelajaran yang telah direncanakan. Pada saat pelaksaan
tindakan, dilakukan observasi terhadap proses belajar mengajar untuk
mengetahui perubahan yang terjadi akibat dari penggunaan metode
Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM).
c. Pengamatan (Observation)
Pengamatan (Observation) adalah alat untuk memotret seberapa jauh
efek tindakan telah mencapai sasaran. Pada tahap ini peneliti
melakukan pengamatan terhadap segala perilaku dan aktivitas siswa
dalam proses pembelajaran dengan metode Bermain, Cerita,
Menyanyi (BCM).
d. Refleksi (Reflecting)
Pada tahap ini, dilakukan penilaian atas pembelajaran di kelas. Dari
hasil lembar observasi dan hasil post test dinilai apakah metode
pembelajaran yang dilakukan pendidik menghasilkan perubahan yang
signifikan. Apabila siklus I belum mencapai indikator yang
diharapkan atau belum bisa mengatasi masalah maka perlu
dilanjutkan pada siklus II dan seterusnya sampai diperoleh kemajuan
dalam pemecahan masalah.
12
4. Metode Pengumpulan Data
Dalam penelitian tindakan kelas ini, menggunakan metode pengumpulan
sdata sebagai berikut:
a. Metode Observasi
Menurut Anas Sudjono dalam (Irham, 2013: 239) observasi atau
pengamatan merupakan cara untuk menghimpun data atau bahan-bahan
keterangan yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan
pencatatan secara sistematis terhadap fenomena-fenomena yang sedang
dijadikan sasaran pengamatan. Bentuk dari metode ini berupa lembar
observasi atau pengamatan yang ditujukan untuk siswa dan guru selama
proses pembelajaran berlangsung.
b. Metode Tes
Metode tes yang peneliti gunakan untuk pelaksanaan penelitian
tindakan kelas ini berupa tes tertulis. Bentuk soal tes tertulis yang
peneliti ambil berupa tes esai atau soal uraian, tes tersebut digunakan
untuk mengukur kemampuan siswa terhadap materi yang akan
diberikan pada akhir pembelajaran.
c. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi digunakan peneliti untuk mengumpulkan
data yang berupa catatan hasil belajar, transkrip nilai, foto-foto,
laporan pengamatan, tes dan dokumen lain yang mendukung selama
proses penelitian.
13
5. Instrumen penelitian
Instrumen penelitian adalah alat bantu yang digunakan dalam penelitian,
yang terdiri atas:
a. Lembar Observasi
Lembar observasi atau lembar pengamatan digunakan untuk
mengamati secara langsung kegiatan yang dilakukan siswa dan guru
selama proses pembelajaran dalam materi peristiwa Fathu Makkah
kelas V melalui metode Bermain, Cerita, Menyanyi (BCM).
b. Analisis tes dan Butir soal
Analisis tes dan Butir soal merupakan suatu tahap yang harus
ditempuh untuk mengetahui derajat kualitas suatu tes, baik secara
keseluruhan maupun butir soal yang menjadi bagian dari tes tersebut.
Sebab itu, tes digunakan guru harus memliki kualitas yang baik.
Analisis tes berkaitan dengan pertanyaan apakah tes itu
mampudijadikan sebagai alat ukur benar-benar mampu mengukur apa
yang hendak di ukur?, dan sampai mana tes tersebut dapat diandalkan
dan berguna?.
6. Teknik Analisis data
Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis statistik
sederhana yaitu teknik analisis data kuantitatif. Teknik analisis data
secara kuantitatif ini digunakan untuk menganalisis data hasil observasi
yang diperoleh dari siswa selama pembelajaran berlangsung dan untuk
mengetahui perubahan perilaku siswa. Data tersebut dapat diolah dengan
14
mencari persentase tiap-tiap kegiatan dengan menggunakan rumus
persentase (Djamarah, 2005:264-265). Adapun rumus penelitian sebagai
berikut:
Keterangan :
P : Prosentase
F : Jumlah siswa yang tuntas belajar
N : Jumlah semua siswa
I. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam pembahasan penelitian ini, penulis
menyusun sistematika skripsi penelitian tindakan kelas sebagai berikut:
1. BAB I PENDAHULUAN, yang berisikan Latar Belakang, Rumusan Masalah,
Hipotesis Penelitian, Manfaat Penelitian, Definisi Oprasional, Tempat, Waktu,
Subyek dan obyek penelitian, Metodologi penelitian, Sistematika penulisan.
2. BAB II KAJIAN PUSTAKA, yang berisikan tema pertama yaitu definisi Hasil
belajar, Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Tema kedua definisi
Metode Pembelajaran, Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemilihan Metode
Pembelajaran. Tema ketiga Definisi Metode BCM (Bermain Cerita dan
Bernyanyi ), Tema keempat Kelebihan dan Kelemahan metode BCM, Tahap-
tahap Pelaksanaan Metode BCM (Bermain Cerita dan Bernyanyi ). Tema ke lima
yaitu Pembelajaran SKI , Beberapa Teori-teori Para Ahli dan Penerapanya dalam
SKI di MI/SD, Pengertian, Fungsi dan Tujuan , Ruang Lingkup SKI di MI, SK
dan KD kelas V di MI.
15
3. BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN, yang memuat Pelaksanaan
Penelitian mengenai Deskripsi atau gambaran pelaksanaan peningkatan hasil
pada mata pelajaran SKI melalui metode BCM (Bermain Cerita dan Bernyanyi )
pada siswa kelas V MIS Asinan Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun
Pelajaran 2015/2016. Meliputi Laporan Situasi Umum MIS Asinan dan Laporan
Kegiatan Per siklus; Deskripsi Pelaksanaan Pra siklus, Deskripsi pra siklus,
Deskripsi pelaksanaan siklus I, Deskripsi Pelaksanaan Siklus II, dan Deskripsi
pelaksanaan siklus III.
4. BAB IV PEMBAHASAN, Pembahasan mengungkap Analisis peningkatan
hasil pada mata pelajaran SKI melalui metode BCM (Bermain Cerita dan
Bernyanyi ) pada siswa kelas V MIS Asinan kecamatan Bawen Kabupaten
Semarang Tahun Pelajaran 2015/2016. Meliputi Analisis Kegiatan Persiklus,
Analisis hasil Pra siklus, Analisis Hasil siklus I, Analisis Hasil Siklus II, dan
Analisis Hasil siklus III serta Pembahasan.
5. BAB V PENUTUP, yang isinya meliputi Kesimpulan, dan Saran-saran.
16
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hasil Belajar
1. Pengertian Hasil Belajar
Menurut Gagne, hasil belajar adalah pola perbuatan, nilai-nilai,
pengertian, sikap, apersepsi, dan ketrampilan. Menurut Bloom, hasil
belajar mencakup kemampuan kognitif, afektif, dan psikomotorik.
Sementara menurut Lindgren, hasil belajar meliputi kecakapan, informasi,
pengertian dan sikap.
Menurut Nana Sudjana dalam Sopiatin (2011: 63-64)
mengemukakan, bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki
siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya. Hasil belajar yang
dicapai oleh siswa sangat erat kaitannya dengan belajar dan rumusan
tujuan instruksional yang direncanakan guru sebelumnya. Hal ini
dipengaruhi pula oleh guru sebagai perancang belajar mengajar. Secara
umum, belajar dapat diartikan sebagai suatu perubahan tingkah laku yang
relatif menetap dan terjadi sebagai hasil dari pengalaman atau tingkah
laku.
Menurut Reigeluth dalam Rusmono (2012:7) semua akibat yang
dapat terjadi dan dapat dijadikan sebagai indikator tentang nilai dari
penggunaan suatu metode di bawah kondisi yang berbeda adalah
merupakan hasil belajar. Akibat ini dapat berupa akibat yang sengaja
17
dirancang, karena itu merupakan akibat yang diinginkan dan bisa berupa
akibat nyata sebagai hasil penggunaan metode pengajaran tertentu.
Hasil belajar adalah perubahan-perubahan yang terjadi pada diri
siswa, baik yang menyangkut aspek kognitif, afektif da psikomotorik
sebahai hasil dari kegiatan belajar. Hal ini dipertegas lagi oleh Nawawi
dalam Susanto (2013:5) yang menyatakan bahwa hasil belajar dapat
diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi
pelajaran di sekolah yang dinyatakan dalam skor dan diperoleh dari hasil
tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu.(Susanto, 2013:5)
Sehingga dapat disimpulkan, bahwa hasil belajar adalah perubahan
perilaku secara keseluruhan bukan hanya salah satu aspek potensi siswa
saja. Artinya, hasil pembelajaran yang dikategorikan oleh para pakar
pendidikan sebagaimana tersebut di atas tidak dilihat secara terpisah,
melainkan komprehensif.
2. Macam-macam Hasil Belajar
Ada beberapa macam hasil belajar sesuai potensi kemanusiaan peserta
didik yaitu sebagai berikut:
a. Ranah Kognitif
1) Pengetahuan: kemampuan mengingat apa yang sudah dipelajari.
2) Pemahaman: kemampuan mengangkat makna dari yang dipelajari.
3) Aplikasi: kemampuan untuk menggunakan hal yang sudah
dipelajari dalam situasi baru yang konkret.
18
4) Analisis: kemampuan untuk memerinci hal yang dipelajari ke
dalam unsur-unsurnya, supaya struktur organisasinya dimengerti.
5) Sintesis: kemampuan untuk mengumpulkan bagian-bagian untuk
membentuk suatu kesatuan yang baru.
6) Evaluasi: kemampuan untuk menentukan nilai sesuatu yang
dipelajari untuk sesuatu tujuan tertentu.
b. Ranah Afektif
1) Receiving/attending, yakni semacam kepekaan dalam menerima
rangsang dari luar yang datang kepada siswa dalam konteks situasi
dan gejala.
2) Responding atau jawaban, yakni reaksi yang diberikan seseorang
terhadap stimulasi yang datangnya dari luar.
3) Valuing (penilaian), yakni berkenaan dengan nilai dan kepercayaan
terhadap stimulus tadi.
4) Organisasi, yakni pengembangan atas nilai keadaan satu sistem
organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain,
pemantapan, dan prioritas nilai yang telah dimilikinya.
5) Karakter nilai atau internalisasi nilai, yakni keterpaduan semua
sistem nilai yang telah dimilki dan mempengaruhi pola kepribadian
dan tingkah laku seseorang.
c. Ranah Psikomotorik
1) Gerakan reflek (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
2) Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar.
19
3) Keterampilan perseptual, termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
4) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan
ketepatan. Gerakan-gerakan skill mulai dari keterampilan
sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.
5) Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive,
seperti gerakan ekspresif dan interpretatif. (Sopiatin, 2011:66-68)
Berdasarkan pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa terdapat
macam-macam hasil belajar yaitu baik secara kognitif, afektif dan
psikomotorik.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi belajar
Menurut Suryabrata dkk dalam buku Psikologi Belajar (Lilik
Sriyanti 2011:23) yang menyatakan bahwa keberhasilan belajar sangat
dipengaruhi oleh banyak faktor. Secara umum penyebab keberhasilan
belajar dipengaruhi oleh faktor eksternal dan internal. Masing-masing
faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
a. Faktor eksternal
Faktor eksternal adalah faktor-faktor yang terdapat di luar diri
individu. Dalam proses belajar disekolah, faktor eksternal berarti
faktor-faktor yang berada diluar diri siswa. Faktor-faktor eksternal
terdiri-dari :
1) Faktor nonsosial
20
Faktor nonsosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa kondisi fisik yang ada di lingkungan belajar. Faktor
nonsosial merupakan kondisi fisik yang ada di lingkungan sekolah,
keluarga, maupun masyarakat. Aspek fisik tersebut bisa berupa
peralatan sekolah, sarana belajar, gedung dan ruang belajar,
kondisi geografis sekolah dan rumah dan sejenisnya.
2) Faktor sosial
Faktor sosial adalah faktor-faktor di luar individu yang
berupa manusia. Faktor eksternal yang bersifat sosial, bisa dipilah
menjadi faktor yang berasal dari keluarga, lingkungan sekolah dan
lingkungan masyarakat (termasuk teman pergaulan anak).
Misalnya, kehadiran orang dalam belajar, kedekatan hubungan
antara anak dengan orang lain, keharmonisan atau pertengkaran
dalam keluarga, hubungan antar personil sekolah dan sebagainya.
b. Faktor internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang ada dalam diri individu
yang sedang belajar. Faktor internal terdiri dari :
1) Faktor fisiologis
Faktor fisiologis adalah kondisi fisik yang terdapat dalam diri
individu. Faktor fisiologis terdiri dari:
a) Keadaan tonus jasmani pada umumnya
Keadaan tonus jasmani secara umum yang ada
dalam diri individu sangat mempengaruhi hasil belajar.
21
Keadaan jasmani secara umum ini misalnya tingkat
kesehatan dan kebugaran fisik individu. Apabila badan
individu dalam keadaan bugar dan sehat maka akan
mendukung hasil belajar. Sebaliknya, jika badan individu
dalam keadaan kurang bugar dan kurang sehat akan
menghambat hasil belajar.
b) Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu
Keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu adalah
keadaan fungsi-fungsi jasmani tertentu, terutama terkait
dengan fungsi panca indra yang ada dalam diri individu.
Panca indra merupakan masuknya pengetahuan dalam diri
individu.
2) Faktor psikologis
Faktor psikologis adalah faktor psikis yang ada dalam
diri individu. Faktor-faktor psikis tersebut antara lain tingkat
kecerdasan, motivasi, minat, bakat, sikap, kepribadian,
kematangan dan lain sebagainya.tingkat kecerdasan akan
mempengaruhi daya serap serta berpengaruh terhadap proses
dan hasil belajar. Demikian juga motivasi, bakat dan minat
banyak memberikan warna terhadap aktifitas belajar. Bakat dan
minat terhadap sesuatu mata pelajaran akan mendorong
seseorang mendapat kemudahan mencapai tujuan belajar, tetapi
anak yang kurang berbakat bukan berarti akan gagal belajar,
22
hanya yang bersangkutan perlu waktu lebih banyak dan kerja
keras untuk mendapatkan hasil yang baik.
Demikian halnya dengan kondisi kepribadian, ada siswa yang
mempunyai daya juang tinggi optimis, penuh semangat, sementara ada
siswa yang kepribadiannya mudah putus asa, kuarng energik gampang
menyerah. Kondisi-kondisi tersebut akan mempengaruhi hasil belajar.
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat
faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar. Faktor-faktor yang berasal
dari dalam maupun luar individu siswa.
4. Penilaian Hasil Belajar
a. Pengertian Penilaian Hasil Belajar
Penilaian hasil belajar adalah proses pemberian nilai terhadap
hasil-hasil belajar yang dicapai siswa dengan kriteria tertentu. Hasil
belajar siwa merupakan objek yang akan dinilai, sedangkan hasil
belajar siswa mencakup aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.
(Sudjana, 2009: 3)
Jadi, penilaian hasil belajar adalah suatu proses pemberian nilai
terhadap hasil belajar siswa dengan suatu cara tertentu. Guru dapat
mengetahui sejauh mana siswa menguasai materi pembelajaran
melalui proses penilaian hasil belajar tersebut.
b. Fungsi Penilaian
1) Alat untuk mengetahui tercapai-tidaknya tujuan instruksional.
2) Umpan balik bagi perbaikan proses belajar-mengajar.
23
3) Dasar dalam menyusun laporan kemajuan belajar siswa kepada
para orang tuanya. (Sudjana, 2009:3-4)
Jadi, fungsi penilaian adalah untuk mengetahui sejauh mana siswa
mampu menguasai materi pembelajaran sehingga dapat dijadikan
bahan refleksi dan evaluasi untuk proses belajar selanjutnya. Selain itu
penilaian juga berfungsi sebagai apresiasi terhadap siswa yang sudah
melaksanakan pembelajaran.
c. Tujuan Penilaian
1) Mendeskripsikan kecakapan belajar para siswa sehingga dapat
diketahui kelebihan dan kekurangannya dalam berbagai bidang
studi atau mata pelajaran yang ditempuhnya.
2) Mengetahui keberhasilan proses pendidikan dan pengajaran di
sekolah, yakni seberapa jauh keefektifannya dalam mengubah
tingkah laku para siswa ke arah tujuan pendidikan yang
diharapkan.
3) Menentukan tindak lanjut hasil penilaian, yakni melakukan
perbaikan dan penyempurnaan dalam hal program pendidikan dan
pengajaran serta strategi pelaksanaannya.
4) Memberikan pertanggungjawaban (accountability) dari pihak
sekolah kepada pihak-pihak yang berkepentingan (pemerintah,
masyarakat, orang tua siswa).(Sudjana, 2009:4)
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan tujuan penilaian
belajar selain untuk mengevaluasi siswa juga bisa bertujuan untuk
24
mengevaluasi hal-hal yang berkaitan dengan semua komponen
pembelajaran seperti guru, metode, dan metode pembelajaran.
B. Metode pembelajaran
1. Pengertian Metode Pembelajaran
Menurut Hasibuan (1993:3), metode mengajar adalah alat yang
dapat merupakan bagian dari perangkat alat dan cara dalam pelaksanaan
suatu strategi belajar mengajar. Dan karena strategi merupakan saran atau
alat untuk mencapai tujuan-tujuan belajar, maka metode mengajar
merupakan alat pula untuk mencapai tujuan belajar.
Menurut Majid (2014:193), metode adalah cara yang digunakan
untuk mengimplementasikan renana yang sudah disusun dalam kegiatan
nyata agar tujuan yang telah disusun tercapai secara optimal. Menurut
David dalam Theacing Strategis For College Class Room (1976)
menyebutkan bahwa method is a way in achieving something (cara untuk
mencapai sesuatu). Artinya, metode digunakan untuk merealisasikan
strategi yang telah ditetapkan. Dengan demikian, metode dalam rangkaian
sistem pembelajaran memegang peranan yang sangat penting.
Keberhasilan implementasi strategi pembelajaran sangat tergantung pada
cara guru menggunakan metode pembelajaran karena suatau strategi
pembelajaran hanya mungkin dapat diimplementasikan melalui
penggunaan metode pembelajaran.
25
2. Faktor – faktor Dalam Memilih Metode Pembelajaran
Didalam pembelajaran guru harus kreatif dalam memilih metode
pembelajaran agar dapat mencapai tujuan pembelajaran. Dalam
pandangan yang sudah diakui kebenaranya mengatakan, bahwa setiap
metode mempunyai sifat masing-masing, baik mengenai kebaikan-
kebaikannya ataupun mengenai keburukan-keburukannya. Guru akan
lebih mudah menetapkan metode yang paling serasi untuk situasi dan
kondisi yang khusus dihadapinya, jika memahami sifat-sifat masing-
masing metode tersebut.
Menurut Winarno Surakhmad dalam Djamarah (2006:78)
mengatakan, bahwa pemilihan dan penentuan metode dipengaruhi oleh
beberap faktor sebagai berikut:
a. Anak Didik
Anak didik adalah manusia berpotensi yang menghajatkan
pendidikan. Diruang kelas guru akan berhadapan dengan sejumlah
anak didik dengan latar belakang kehidupan yang berbeda-beda.
berbeda pula setatus sosial mereka. Dalam aspek biologis, psikologis
dan intelektual masing-masing anak juga berbeda.
Dari aspek biologis tentu saja dapat terlihat dengan kasat mata,
tubuh mereka tinggi, sedang dan ada pula yang rendah. Ada yang
berjenis kelamin laki-laki ada pula yang perempuan.
Dari aspek intelektual juga ada perbedaan. Para ahli sepakat
bahwa secara intelektual, anak didik selalu menunjukan perbedaan.
26
Hal ini terlihat dari cepatnya tanggapan anak didik terhadap
rangsangan yang diberikan dalam kegiatan belajar mengajar, dan
lambatnya tanggapan anak didik terhadap rangsangan yang diberikan
oleh guru. Tinggi atau rendahnya kreativitas anak didik dalam
mengolah kesan dari bahan pelajaran yang baru bisa dijadikan tolok
ukur dari keerdasan seorang anak. Daya pikir anak bergerak dari cara
berfikir konkrit mrnjadi abstrak. Anak usia SD/MI lebih cenderung
berfikir konkrit. Sedangkan anak seusia diatas SD/MI sudah mulai
berfikir secara abstrak.
Dari aspek psikologis juga ada perbedaan. Ada bermacam-
macam perilaku anak. Ada yang pendiam, ada yang kreatif, ada yang
suka bicara, ada yang tertutup, ada yang terbuka, ada yang pemurung,
ada yang periang, dan sebagainya.
Perbedaan individual anak dari ketiga aspek tersebut, akan
mempengaruhi metode yang mana sebaiknya guru pilih untuk
menciptakan lingkungan belajar yang kreatif dalam waktu yang relatif
lama demi tercapainya tujuan pengajaran yang telah dirumuskan secara
operasional.
b. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah sasaran yang dituju dari setiap
kegiatan belajar mengajar. Secara herarki tujuang bergerak dari yang
rendah hingga yang tinggi, yaitu tujuan pembelajaran, tujuan
kurikulum, tujuan institusional dantujuan pendidikan nasional. Tujuan
27
pembelajaran merupakan tujuan yang paling langsung dalam kegiatan
belajar mengajar di kelas. Tujuan pembelajaran dibagi menjadi dua
yaitu tujuan pembelajaran khusus dan umum.
Perumusan tujuan pembelajaran khusus, misalnya akan
mempengaruhi kemampuan yang bagaimana yang tertjadi pada diri
anak didik. Proses pengajaran pun dipengaruhinya. Demikian juga
penyeleksian metode yang guru pilih harus sejalan dengan taraf
kemampuan yang hendak diisi kedalam diri setiap anak didik. Artinya
metodelah yang harus menyesuaikan tujuan bukan sebaliknya. Karena
itu, kemampuan yang bagaimana yang dikehendaki oleh tujuan, maka
metode harus mendukung sepenuhnya.
c. Situasi
Situasi belajar dari hari ke hari tentu saja tidak akan sama. Ada
saat saat dimana sisw belajar di alam terbuka. Tentu saja dengan situasi
berbeda maka berbeda pula metode yang digunakan untuk
pembelajarannya. Situasi sangat mempengaruhi pemilihan metode
untuk proses belajar mengajar.
d. Fasilitas
Fasilitas merupakan hal yang mempengaruhi pemilihan dan
penentuan metode mengajar. Fasilitas adalah kelengkapan yang
menunjang belajar anak didik di sekolah. Lengkap tidaknya fasilitas
akan mempengaruhi pemilihan metode mengajar.
28
e. Guru
Setiap guru mempunyai kepribadian yang berbeda. Ada yang
yang suka berbicara, ada juga yang tidak suka berbicara. Ada guru
yang benar-benar menguasai banyak sekali metode pembelajaran dan
ada juga yang kurang begitu menguasai metode pembelajaran. Maka
dari itu hendaknya sebelum memilih metode yang baik, guru harus bisa
menguasai metode tersebut.
Jadi dapat disimpulkan bahwa hal-hal yang mempengaruhi
seorang guru dalam memilih metode pembelajaran adalah anak didik,
tujuan, situasi, fasilitas,guru. Selain itu banyak lagi faktor lain seperti
yang dikatakan Karo-Karo (1977:91) faktor faktor yang mempengaruhi
pemilihan metode pembelajaran adalah tujuan yang akan dicapai,
pelajar, bahan pelajaran, fasilitas, guru, situasi, partisipasi, kelemahan
dan kelebihan metode, dan filsafat.
C. Metode Bermain Cerita Menyanyi (BCM)
1. Bermain
Menurut Garvey dalam Wuntad (2008:15), mengemukakan bahwa
Bermain adalah sesuatu yang menyenangkan dan memiliki nilai positif
bagi anak. Bermain tidak memiliki tujuan ekstrinsik, namun motivasinya
lebih bersifat intrinsik. Bermain bersifat spontan dan suka rela, tidak ada
unsur keterpaksaan dan bebas dipilih oleh anak. Bermain melibatkan peran
aktif keikut sertaan anak. Bermain memiliki hubungan sistematik yang
khusus dengan sesuatu yang bukan bermain, seperti misalnya: kemampuan
29
kreatifitas, kemampuan memeccahkan masalah, belajar bahasa,
perkembangan sosial dan sebagainya.
Pengertian ini menggambarkan bahwa apabila kegiatan bermain
menyenangkan, maka anak akan terus melakukannya, namun bila sudah
tidak menyenangkan maka anakpun akan menghentikan permainan
tersebut. Menurut Wuntad 2008 klasifikasi permainan terdiri-dari:
a. Klasifikasi permainan ditinjau dari beberapa sudut pandang:
1) Permainan menurut sumber kebahagiaan
a) Permainan aktif: sumber kebahagiaan dari diri sendiri saat ia
melakukan permainan tersebut.
b) Permainan pasif: sumber kebahagiaan dari orang lain,
contohnya mendengarkan dongeng, menikmati musik dll,
2) Permainan menurut fungsinya
a) Permainan intelegensi, misalnya menerjemahkan sandi, kuis
islami dll.
b) Permainan rekeatif, misalnya aneka permainan tepuk,
sodaqoh berantai dll.
3) Permainan menurut jumlah pesertanya
a) Perorangan seperti KKM (Kegiatan Kreatif Mandiri)
b) Kelompok seperti jihad, bisik berantai dll.
c) Massal misalnya lingkaran sholat, elang dan induk ayam.
4) Permainan menurut tempatnya
a) Out door (diluar ruagan / kelas)
30
b) In door (di dalam ruangan / kelas)
5) Permainan menurut sifatnya
a) Kompetitif yaitu permainan yang dilombakan
b) Konstruktif yaitu permainan yang membangun
c) Destruktif yaitu permainan membongkar
6) Permaian menurut usianya
a) Permainan anak kecil
b) Permainan anak besar
c) Permainan anak dewasa
b. Manfaat yang diperoleh dari kegiatan bermain, antara lain:
1) Manfaat fisik
Permainan dapat melatih kesiapan fisik siswa. Terutama
permainan-permainan yang melibatkan panca indera.
2) Manfaat edukatif
Permainan dapat melatih daya pikir dan daya ingat siswa.
Permainan juga dapat mempermudah siswa dalam menyerap
materi pembelajaran.
3) Manfaat kreatif
Permainan dapat memberikan rangsangan kepada siswa untuk
berpikir kreatif dan menemukan ide-ide atau gagasan baru.
4) Manfaat sosial
31
Permainan dapat memupuk dan menumbuhkan sikap sosial
terutama permainan-permainan yang melibatkan lebih dari satu
orang.
Seorang pendidik / pengasuh anak-anak yang kaya akan
permainan dan kreatif akan mudah akrab dengan peserta didiknya.
Namun hal ini belum menjamin bahwa ia akan berhasil membawa
peserta didiknya mencapai tujuan pendidikan yang maksimal. Untuk
itu seorang pendidik dituntut untuk mampu memilih metode permainan
yang dapat dan efektif untuk menyampaikan pesan-pesan moral yang
diinginkan sesuai dengan kurikulum yang telah ditetapkan oleh
lembaga.
c. Hal yang perlu diperhatikan dalam memilih permainan sebagai
metode pembelajaran antara lain:
1) Keselarasan antara materi dengan jenis permainan
Dalam memilih permainan harus relevan dan sesuai dengan
materi yang akan di sampaikan, sehingga tujuan pembelajaran
akan tetap tercapai.
2) Kondisi anak didik
Dalam memilih permainan harus sesuai dengan kondisi dan
karakter anak didik, sehingga anak didik mampu ikut serta
secara aktif dan menyenangi permainan tersebut.
32
3) Kondisi lingkungan
Kondisi lingkungan sangat berpengaruh dalam pemilihan
sebuah permainan. Seperti kenyamanan dan keamanan siswa
ketika bermain.
Jadi, yang harus diperhatikan guru dalam memilih permainan
dalam metode pembelajaran selain permainan-permainan yang
menyenangkan juga harus relevan dengan materi pembelajaran
sehingga proses pembelajaran lebih berkesan dan bermakna. Permainan
juga harus memperhatikan kondisi siswa, baik secara biologis maupun
psikis.
2. Cerita
“Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan
mewahyukan Al-qur’an ini kepadamu, ........”(QS.Yusuf 3)
Penggalan Al-Qur’an surat Yusuf ayat 3 diatas, dapatlah diambil
pelajaran bahwa secara implisit Allah menyebut Al-Qur’an dengan
‘kumpulan cerita yang paling baik’. Maksudnya dalam mengajak manusia
kedalam keimanan dan ketaatan pada Robbnya, Allahpun menggunakan
metode yang menyentuh hati nurani, yaitu cerita / kisah-kisah.hikmah
yang dapat diambil atas sebuah cerita / peristiwa yang pernah terjadi di
masa lalu adalah sungguh merupakan pengalaman yang sangat berharga
untuk kita beri’tibar atas peristiwa itu.
33
“Maka ceritakanlah (kepada mereka) kisah-kisah itu agar mereka
berfikir.” (QS. Al-A’rof 176)
Ayat tersebut menunjukan bahwa secara khusus Allah hendak
mengajarkan kepada Rasulullah dan tentu juga kepada para pengikutnya
yang setia, bahwa cerita adalah metode tarbiyah yang paling tepat dan
efektif untuk mengajar manusia berbuat baik tanpa merasa digurui. Karena
itulah Allah sering kali menggunakan tamsil-tamsil, perumpamaan,
pelukisan-pelukisan untuk mengajar manusia menuju ketaatan syariat,
antara lain di ambil dari dunia binatang dan tumbuhan yang dilukiskan
dalam Al Qur’an dengan bahasa yang indah dan mempesona.
Bercerita adalah kegiatan berbagi rasa. kedudukan cerita dalam
dunia pendidikan yang strategis ini memiliki manfaat dan fungsiyang luar
biasa.(Mufti 93 : 2008)
a. Fungsi cerita
1) Sarana kontak batin antara pendidik dan anak didik
Tekniknya dengan mengembangkan prinsip friendship.
Jarak antara kita dengan anak-anak hendaknya kita atur sedemikian
rupa sehingga mereka dapat dengan jelas melihat dan mendengar
suara kita, mimik muka maupun gerak kita, sehingga suasana
persahabatan antara kita dan anak-anak dapat terbangun.
34
2) Pendidikan imajinasi / fantasi
Para pendidik dan ahli ilmu jiwa sepakat bahwa pada masa
anak-anak berimajinasi dan berfantasi adalah sebuah proses
kejiwaan yang sangat penting. Imajinasi dan fantasi akan
mendorong rasa ingin tahu anak. Rasa ingin tahu ini sangat penting
bagi perkembangan intelektual dan kreatifitas anak. Untuk
merangsang imajinasi dan memperkaya fantasinya, kita dapat
melakukannya secara efektif dengan cerita, salah satunya caranya
dengan mengoptimalkan unsur gerak, baik gerak bersifat umum
(tangan dan kepala) maupun gerak khusus/pantonim (misalnya
gerakan memanah, naik kuda, lari, dsb)
3) Pendidikan emosi (perasaan) anak didik.
Melalui cerita, emosi anak dapat kita latih, dengan diajak
mengarungi berbagai perasaan manusia. Anak kita dididik untuk
menghayati kesedihan, kemalangan, dan derita. Ia dapat juga
diajak untuk berbagi kegembiraan, keberuntungan dan keceriaan.
Maka hal ini dapat kita lakukan dengan cara bercerita secara
ekspresif. Beberapa ahli menyimpulkan bahwa bercerita dengan
ekspresif merupakan salah satu kunci keberhasilan. Dalam cerita
lebih baik disampaikan dengan ekspresif dan penuh penghayatan
meskipun tidak lancar,daripada bercerita lancar tapi tidak
ekspresif. Sehingga teknik ekspresif ini sangat penting, misalnya
sedih, senyum, marah, kaget, wibawa, dsb. Pada akhirnya perasaan
35
anak dapat dilatih untuk merasakan dan menghayati berbagai lakon
kehidupan manusia.
4) Sarana pendidikan bahasa anaka didik
Penanaman nilai-nilai ditinjau dari segi bahasa ini dapat
kita lakukan dengan memperbanyak unsur dialog antar para tokoh
dalam cerita dalam cerita tersebut daripada unsur narasi. Hal ini
membuat anak menjadi lebih konsentrasi dalam mendengarkan
cerita kita. Melalui unsur dialog inilah, disamping untuk lebih
memperkaya perbendaharaan kata/bahasa, juga untuk mendidik
anak tentang cara-cara menyampaikan isi hatinya kepada orang
lain dengan bahasa yang baik dan sopan.
5) Membantu proses identifikasi diri/perbuatan
Melalui cerita, anak-anak akan dengan mudah memahami
sifat-sifat, figur-figur dan perbuatan-perbuatan mana yang baik dan
sebaliknya. Dengan cerita kita dapat memperkenalkan akhlak dan
figur seorang muslim yang baik dan pantas diteladani, demikian
pula sebaliknya. Bercerita dapat berperan dalam proses
pembentukan watak seorang anak. Dalam hal ini teknik yang perlu
kita tonjolkan adalah teknik dramatisasi. Kita perlu
menggambarkan perbedaan perilaku antara tokoh protagonis
(tokoh baik) dengan antagonis (tokoh jahat) secara tajam. Inilah
yang disebut dengan dramatisasi (menyangatkan).
36
6) Meyampaikan pesan / nilai-nilai agama.
Cerita sebagai metode yang akhirnya adalah penyapaian
pesan-pesan moral/agama. Menyampaikan nilai-nilai agama
biasanya akan lebih didengar anak daripada nasehat murni. Karena
anak senang , maka secara otomatis pesan-pesan agama yang kita
selipkan akan di dengar anak dengan senang hati pula.
7) Sebagai sarana hiburan dan pencegah kejenuhan
Ditengah-tengah kepenatan anak mengaji atau belajar,
tentu mereka membutuhkan hiburan untuk mengendurkan urat
syarafnya, agar kembali fresh. Sehingga cerita dapat menarik
kembali anak-anak yang mulai tidak aktif.
b. Teknik penyajian cerita
Bercerita juga harus menggunakan teknik-teknik yang sesuai agar
cerita mudah di pahami. Berikut teknik penyajian cerita sejarah:
1) Total
Artinya sungguh-sungguh dengan mengarahkan segala
kemampuan kita. Termasuk dalam pengertian totalitas disini adalah
ketulusan dan keiklasan kita.
2) Satukan perhatian anak
Menyita perhatian anak agar anak fokus terhadap jalanya cerita.
Dengan cara misalnya diajaka bermain tepuk, bernyanyi atau tanya
jawab sekilas, lalu buatlah kesepakatan dengan anak-anak untuk tidak
bicara, ramai dan gojek sendiri.
37
3) Detail
Gambarkanlah secara rinci cerita kita. Agar lebih detail, jelas
dan fokus. Gambarkan secara rinci persinifikasi tokoh-tokohnya,
adegan-adegannya, dialog antar tokohnya, dsb.
4) Dramatisasi
Menggambarkan perbedaan perilaku antara tokoh utama dengan
tokoh antagonis secara tajam. Inilah yang disebut dramatisasi
(menyangatkan). Pada adegan yang memang perlu di beri penekanan,
tonjolkan dengan maksimal.
c. Teknik menceritakan sejarah.
Dalam menceritakan tarikh atau sejarah harus menggunakan teknik
sebagai berikut:
1) Kuasailah alur cerita, adegan dan dialog dari sumber bacaan yang
ada. Bacalah berulang-ulang hingga benar-benar terkuasai.
2) Ceritakan sejarah itu apa adanya, tanpa bumbu-bumbu cerita yang
tidak relevan.
3) Fokuskan pada ekspresi, ketegangan dan penekanan pada adegan-
adegan heroik dan dialog-dialog yang kuat.
4) Cerita perlu diedit secara bijaksana sesuai dengan usia anak.
5) Sepakati anak untuk tidak mengganggu cerita dengan menebak
cerita yang mungkin sudah pernah didengar.
38
6) Berikan hikmah cerita dengan pendalaman materi. Berilah
pertanyaan-pertanyaan singkat agar menggugah daya pikir mereka
untuk menyampaikan hikmah cerita.
3. Menyanyi
Menyanyi adalah bagian yang tak terpisahkan dari dunia anak-anak.
Menyenandungkan lagu, apalagi yang berirama riang, sungguh merupakan
kegiatan yang digandrunginya. Bahasa nada membuat mereka lebih
mudah menyimpan kata-kata dan informasi-informasi.
Ketika anak-anak beranjak lebih besar, mereka akan semakin akrab
dengan lagu atau nyanyian. Asal melodinya tidak terlalu rumit , mereka
akan senang hati menyanyikannya. Mereka minta diajari menyanyi ,
melafalkan syairnya, belajar melafalkan kata-kata yang terdapat pada syair
lagu. Para ulama tempo dulu menciptakan banyak lagu/tembang sebagai
sarana dakwahnya. Nilai-nilai islami akan lebih mudah dikenal dan
dihafalkan oleh umat islam. Demikian pula ketika Nabi Muhammad SAW
mengagumi lantuan suara Abu Musa Al Asy’ari membaca Al-Qur’an.
Melihat kegemaran anak-anak menyanyi tentu dengan segenap tingkah
lakunya dengan bernyanyi memiliki fungsi sebagai berikut:
a. Sebagai pendidikan emosi
b. Pendidikan motorik
c. Pengembangan daya imajinasi
d. Peneguhan eksistensi diri
e. Pengembangan daya kemampuan berbahasa
39
f. Pengembangan daya intelektual
g. Pengembangan kekayaan rohani dan pendidikan nilai-nilai moral.
D. Kelemahan dan Kelebihan Metode Bermain Cerita Menyanyi (BCM)
Setiap metode pembelajaran pasti memiliki kelemahan dan kelebihan
masing-masing. Akan tetapi metode pembelajaran akan efektif jika pendidik
kreatif dalam menentukan dan memilih metode dengan memperhatikan
faktor-faktornya. Berikut kelemahan dan kelebihan metode BCM:
1. Kelebihan / keunggulan metode BCM
a. Tidak memerlukan biaya yang mahal.
b. Mengembangkan imajinasi anak.
c. Metode BCM adalah salah satu metode yang terkandung dalam AL-
Qur’an.
d. Pembelajaran menjadi sangat menyenangkan dan membangkitkan
motivasi anak.
e. Memancing dan meningkatkan bakat dan minat siswa.
f. Membantu siswa lebih mudah menerima materi yang diajarkan.
g. Membantu siswa lebih bereksplorasi.
h. Memecah sepi dan membangkitkan semangat siswa.
i. Meningkatkan kemampuan berfikir siswa.
j. Memupuk kerjasama dalam kelompok.
k. Melatih keberanian dan kepercayaan diri siswa.
40
2. Kekurangan / kelemahan metode BCM
a. Guru membutuhkan skill yang mumpuni dan tidak semua guru bisa
mampu menerapkan metode ini.
b. Membutuhkan waktu yang lama.
c. Membutuhkan kerjasama dengan siswa yang lebih.
E. Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
1. Pengertian Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Pengertian Sejarah menurut Murodi dapat dilihat dari dua aspek
bahasa, kata sejarah berasal dari bahasa arab yaitu syajarotun, yang
artinya pohon. Sedang kata sejarah menurut istilah adalah peristiwa yang
terjadi pada masa lampau yang berkaitan dengan berbagai proses
kehidupan manusia dan dipelajari untuk diambil hikmahnya bagi
perjalanan kehidupan di masa-masa mendatang. Kebudayaan berasal dari
kata “Budi” dan “Daya” kemudian di gabungkan menjadi “Budidaya”
yang berarti sebuah upaya untuk menghasilkan dan mengembangkan
sesuatu agar menjadi lebih baik dan memberikan manfaat bagi hidup dan
kehidupan.
Sejarah Kebudayaan Islam adalah studi tentang riwayat hidup
Rasulullah SAW, Sahabat-sahabat dan Imam-imam pemberi petunjuk
yang diceritakan kepada siswa-siswa sebagai contoh teladan yng utama
dari tingkah laku manusia yang ideal, baik dalam kehidupan pribadi
maupun sosial.
41
Mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam Madrasah Ibtidaiyah ini
meliputi: sejarah Arab pra Islam, sejarah Rosulullah saw. dan Khulafa’ ar-
Rasyidin, serta perjuangan tokoh-tokoh agama daerah masing-masing
(PMA NO 2:2008). Hal lain yang lebih mendasar adalah terletak pada
kemampuan menggali nilai, makna , aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan
teori dari fakta sejarah sampai pada capaian ranah afektif. Jadi Sejarah
Kebudayaan Islam tidak saja merupakan transfer of knowledge tatapi juga
merupakan pendidikan nilai ( value education).
Mata pelajaran SKI Madrasah Ibtidaiyah ini meliputi: sejarah Arab
pra Islam, sejarah Rosulullah saw. Dan Khulafa’ ar-Rasyidin. Hal lain
yang lebih mendasar adalah terletak pada kemampuan menggalu nilai,
makna , aksioma, ibrah/hikmah, dalil dan teori dari fakta sejarah sampai
pada capaian ranah afektif. Jadi SKI tidak saja merupakan transfer of
knowledge tatapi juga merupakan pendidikan nilai ( value education).
(Departemen agama RI, 2004: 64)
Sejarah Kebudayaan Islam adalah ilmu yang mempelajari tentang
sejarah islam. SKI tidak hanya memberikan materi secara konsep saja,
akan tetapi juga mengajarkan nilai-nilai yang terkandung dalam sejarah
islam yang akan dijadikan sebagai contoh peserta didik untuk memupuk
kompetensi dalam ranah afektifnya.
42
2. Tujuan, fungsi dan ruang lingkup SKI
a. Tujuan
1) Memberikan pengetahuan tentang sejarah Islam dan
kebudayaan Islam kepada para peserta didik.
2) Mengambil ‘ibrah, nilai dan makna yang terdapat dalam
sejarah.
3) Menanamkan penghayatan dan kemauan yang kuat untuk
berakhlak mulia berdasarkan cermatan atas fakta sejarah yang
ada.
4) Membekali peserta didik untuk membentuk kepribadiannya
berdasarkan tokoh-tokoh teladan sehingga terbentuk
kepribadian yang luhur.
b. Fungsi
1) Fungsi edukatif
Sejarah-sejarah Islam yang pernah terjadi dapat dijadikan
sebagai pembelajaran untuk sekarang dan masa yang akan
datang. Sejarah menegaskan kepada peserta didik tentang
keharusan menegakkan nilai, prinsip, sikap hidup yang luhur
dan islami dalam kehidupan sehari-hari.
2) Fungsi keilmuan
Melalui sejarah peserta didik memperoleh pengetahuan yang
memadai tentang islam dan kebudayaannya.
43
3) Fungsi transformasi.
Sejarah merupakan salah satu sumber yang sangat penting
dalam rancang transformasi masyarakat.
c. Ruang Lingkup
Sejarah Kebudayaan Islam dipahami sebagai sejarah tentng
agama Islam dan kebudayaan (history of Islam and Islamic
culture). SKI di MI dirancang secara sistematis berdasarkan
peristiwa dan periode sejarah. Di tingkat MI mengkaji tentang
sejarah Arab pra Islam, sejarah Rasulullah saw. dan Al-Khulafaur
Rosyidin.
3. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar SKI kelas V
Tabel 2.1 SK dan KD SKI kelas V
Standar
Kompetensi Kompetensi Dasar
3. Mengenal
peristiwa
Fathul Mekah
3.1 Mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya
Fathul Mekah
3.2 Menceritakan kronologi peristiwa Fathul
Mekah
3.3 Mengambil ibrah dari peristiwa Fathul
Mekah
4.Mengidentifikasi
peristiwa akhir
hayat
Rasulullah
Saw
4.1 Menceritakan peristiwa-peristiwa di
akhir hayat Rasulullah Saw
4.2 Mengambil hikmah dari peristiwa akhir
hayat Rasulullah Saw
(Silabus SKI Kelas V)
44
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN
A. Subyek Penelitian
1. Gambaran Umum MI Asinan Kecamatan Bawen, Kabupaten
Semarang.
Dalam buku profil sekolah MI asinan menyebutkan bahwa: MI
Asinan didirikan pada tahun 1975. MI Asinan beralamatkan di
Jl.Tembus Tuntang KM 03 Asinan, Kecamatan Bawen, Kabupaten
Semarang.
a. Identitas Madrasah
Nama Madrasah : MI ASINAN
NSM : 111233220106
NPSN : 60712775
NPWP : 00.382.460.4.505.000
Alamat : Baan, Asinan, Bawen, Kab.
Semarang
Kode pos : 50651
Status Madrasah : Swasta
Akreditasi : C
No. SK Akreditasi : 012767
Tanggal SK Pendirian : 01-01-1975
No.SK Pendirian : K/2063/III/75
Tanggal SK Ijin Operasional : 02-01-1978
45
No.SK Ijin Operasional : Lk/3.c/III/Pem MI/1978
b. Visi , Misi dan Tujuan Madrasah
1) Visi Madrasah
Membentuk generasi muslim yang cerdas, terampil dan
berkualitas dengan pembiasaan perilaku taqwa.
2) Misi Madrasah
a) Menanamkan nilai-nilai religius sebagai fundamental
menghadapi tantangan masa depan dalam era tekhnologi,
informasi dan globalisasi.
b) Memberikan pelayanan yang memuaskan masyarakat.
c) Menumbuh kembangkan minat dan bakat dan bakat siswa
menuju kecakapan hidup dimana saja berada.
c. Karakteristik Siswa Kelas V
Kelas V dalam satu kelas terdapat 9 siswa , yang terdiri dari
4 siswi putri dan 5 siswa putra. Berikut daftar siswa kelas V:
Tabel 3.1 Nama Siswa kelas V MI Asinan
No. Nama Siswa L/P
1. Alfan khoirul huda L
2. Anis sifanihayati P
3. Atho’illah anwary L
4. Ema tania wulandari P
5. Hesti sri mulyani P
6. Lutfi suhan aji L
7. Muhammad khasan al bashori L
8. Siti azizah fathiyatul ummah P
9. Yusuf imam destyanto L
46
2. Pelaksanaan Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam semester II tahun ajaran 2015/2016. Penelitian ini
dilaksanakan dalam dua siklus. Penelitian ini menggunakan jam mata
pelajaran sesuai jadwal pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V.
Waktu pelaksanaan sebagai berikut:
a) Kegiatan Siklus I : Selasa,15 Maret 2016.
b) Kegiatan Siklus II : Selasa,22 Maret 2016
B. Deskripsi Siklus I
1. Perencanaan (Planning)
Tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Persiapan materi pelajaran yang akan disampaikan serta absensi.
b. Persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Standar Kompetensi :
Mengenal Perisiwa Fathu Makkah.
Kompetensi Dasar :
- Mengidentifikasi sebab-sebab terjadinya Peristiwa Fathu Makkah
- Menceritakan kronologi peristiwa Fathu Makkah
- Mengambil ibrah dari peristiwa Fathu Makkah
Indikator :
- Menjelakan sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah.
47
c. Persiapan lembar pengamatan yang mencakup aspek-aspek
pembelajaran menggunakan pendekatan Bermain Cerita dan
Menyanyi (BCM).
d. Persiapan media pembelajaran yang mendukung kegiatan
pembelajaran dengan pendekatan Bermain Cerita dan Menyanyi
(BCM).
e. Persiapan soal latihan dan soal evaluasi yang akan digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa.
2. Tindakan (Action)
Penelitian siklus I dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 15 Maret
2016 dimulai pukul 07.15 – 08.25 (2 x 35 menit). Tahap ini
mengaplikasikan dari rancangan pembelajaran yang telah di susun oleh
peneliti yaitu guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode
Bermain Cerita dan Menyanyi (BCM). Langkah-langkahnya dalam
siklus I adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan
- Guru membuka pelajaran dengan mengucapkan salam dan
berdoa bersama yang dipimpin oleh salah satu peserta didik.
- Guru mengkondisikan siswa sebelum memulai
pembelajaran.
- Guru mengabsen dan menanyakan kabar siswa.
- Memberikan apersepsi dan motivasi kepada siswa:
48
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
- Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan
dipelajari dengan kompetensi dasarnya.
- Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan .
2) Elaborasi
- Guru memberikan penjelasan tentang Perang Mu’tah.
Guru dapat menggunakan alat bantu, seperti peta
Jazirah Arab.
- Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi yang telah diajarkan.
- Guru meminta siswa untuk bermain pesan berantai.
- Guru menyampaikan cerita atau mendongeng tentang
peristiwa Perang Mu’tah.
- Guru dan siswa bernyanyi dengan judul Maju tak
gentar.
3) Konfirmasi
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
untuk berdiskusi merangkum materi yang sudah
disampaikan.
- Guru dan siswa menyimpulkan materi dan hikmah
pembelajaran melalui metode tanya jawab.
- Guru meminta siswa mengulang materi pelajaran
berupa PR diberikan di rumah masing-masing.
49
c. Penutup
- Guru dan siswa menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
- Guru menutup pelajaran dengan do’a bersama serta
mengucap salam.
3. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data tentang
kemampuan siswa selama mengikuti proses kegiatan belajar mengajar
melalui metode Bermain Cerita dan Menyanyi (BCM), dengan cara
memberikan lembar pengamatan siswa. Lembar pengamatan tersebut
berisi tentang kemampuan siswa dalam mengikuti pembelajaran dari
kegiatan awal hingga kegiatan akhir.
Hasil observasi yang didapat dalam dari siklus I adalah hasil
belajar masih kurang maksimal, hal ini dikarenakan:
a. Ketika diberikan penjelasan mengenai materi, siswa kurang
memperhatikan.
b. Masih terdapat beberapa siswa yang asing dengan metode BCM.
c. Masih terdapat siswa yang belum dapat mengerjakan soal dengan
dengan benar.
d. Siswa kesulitan ketika menuliskan nama tokoh kafir Quraisy.
4. Refleksi
Berdasarkan pada penelitian siklus I, peneliti melakukan refleksi
tentang pembelajaran yang menggunakan metode Bermain Cerita dan
Menyanyi (BCM) tersebut, apakah dapat meningkatkan hasil belajar
50
siswa dalam belajar SKI terutama materi Peristiwa Fathu Makkah.
Refleksi dilakukan dengan menganalisis data hasil belajar dan lembar
pengamatan siswa. Berdasarkan analisa data hasil belajar dan lembar
pengamatan tersebut dapat dilihat seberapa jauh tingkat perubahan
hasil belajar siswa, serta untuk mengkaji persiapan tindakan
selanjutnya.
Berdasarkan hasil observasi, peneliti perlu melakukan tindakan
kembali pada siklus II. Tujuan dari siklus II adalah meningkatkan hasil
belajar dari siklus I, sehingga semua siswa dapat memenuhi indikator
keberhasilan yang telah ditetapkan.
C. Deskripsi Siklus II
1. Perencanaan (Planning)
Tahap ini mencakup kegiatan sebagai berikut:
a. Persiapan materi pelajaran yang akan disampaikan serta absensi.
b. Persiapan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Standar Kompetensi : Mengenal peristiwa Fathu Makkah.
Kompetensi Dasar : Menceritakan kronologi peristiwa Fathu
Makkah.
Indikator : Meneladani sifat pemaaf Rosulullah ketika
terjadinya Fathu Makkah.
c. Persiapan lembar pengamatan yang mencakup aspek-aspek
pembelajaran menggunakan metode Bermain Cerita dan Menyanyi
(BCM).
51
d. Persiapan media pembelajaran yang mendukung kegiatan
pembelajaran dengan metode Bermain Cerita dan Menyanyi
(BCM).
e. Persiapan soal latihan dan soal evaluasi yang akan digunakan
untuk mengukur hasil belajar siswa.
2. Tindakan (Action)
Penelitian siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 22
Maret 2016 dimulai pukul 07.15 – 08.25 (2 x 35 menit). Tahap ini
mengaplikasikan dari rancangan pembelajaran yang telah di susun oleh
peneliti yaitu guru melakukan kegiatan pembelajaran dengan metode
Bermain Cerita dan Menyanyi (BCM). Langkah-langkahnya dalam
siklus II adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan
- Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan
mengucapkan basmalah serta berdoa bersama.
- Guru memulai dengan mendiskusikan peraturan-peraturan
yang akan disepakati.
b. Kegiatan Inti
1) Eksplorasi
- Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan
dipelajari dengan kompetensi dasarnya.
- Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah
pembelajaran yang akan dilaksanakan .
52
2) Elaborasi
- Guru memberikan penjelasan tentang Fathu Makkah.
Guru dapat menggunakan alat bantu, seperti peta
Jazirah Arab.
- Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa
untuk mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
terhadap materi yang telah diajarkan.
- Guru meminta siswa untuk bermain pesan berantai.
- Guru menyampaikan cerita atau mendongeng tentang
peristiwa Fathu Makkah.
- Guru dan siswa bernyanyi dengan judul Tepuk Fathu
Makkah.
3) Konfirmasi
- Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok
untuk berdiskusi merangkum materi yang sudah
disampaikan.
- Guru dan siswa menyimpulkan materi dan hikmah
pembelajaran melalui metode tanya jawab.
c. Penutup
- Guru meminta siswa mengulang materi pelajaran berupa
PR diberikan di rumah masing-masing.
- Guru menutup pelajaran dengan bacaan hamdalah dan
berdoa bersama-sama.Guru dan siswa menyimpulkan
materi yang telah dipelajari.
53
d. Pengamatan (Observasi)
Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data tentang
kemampuan siswa selama mengikuti proses kegiatan belajar
mengajar melalui metode Bermain Cerita dan Menyanyi
(BCM), dengan cara memberikan lembar pengamatan siswa.
Lembar pengamatan tersebut berisi tentang kemampuan siswa
dalam mengikuti pembelajaran dari kegiatan awal hingga
kegiatan akhir.
Hasil observasi yang didapat dalam dari siklus II adalah
sebagai berikut:
- Masih terdapat salah satu siswa yang tidak memperhatikan
penjelasan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran.
- Ada beberapa siswa yang tidak percaya diri untuk bermain,
sehingga kelas kurang kondusif.
e. Refleksi
Berdasarkan penelitian pada siklus II, peneliti melakukan
refleksi tentang pembelajaran yang menggunakan metode BCM
tersebut. Refleksi dilakukan dengan menganalisis data hasil
belajar dan lembar pengamatan siswa.
54
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Observasi
Observasi awal yang peneliti lakukan merupakan langkah awal
terhadap pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam di kelas.
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan peneliti dalam
mengamati proses kegiatan belajar mengajar di MI Asinan Kec.Bawen
Kab.Semarang diperoleh gambaran tentang pembelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam sebelum dilakukan tindakan. Pembelajaran yang
dilakukan masih berpusat pada guru, sehingga siswa terlihat pasif
hanya sekedar menerima penjelasan guru. Siswa masih merasa malu
dan takut untuk mencoba mempresentasikan hasil kerjanya. Kurangnya
media dan alat peraga yang dapat digunakan siswa untuk membantu
proses pembelajaran serta kurangnya motivasi belajar siswa.
Langkah selanjutnya yang peneliti lakukan untuk mengetahui
kondisi awal hasil belajar siswa adalah dengan mengambil dan melihat
data hasil belajar siswa. Data yang diambil bersumber dari nilai ulanga
harian dalam mata pelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas V MI
Asinan Kec.Bawen Kab.Semarang. Berikut tabel dari hasil ulangan
harian siswa kelas V:
55
Tabel 4.1 Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V
No. Nama Siswa KKM Nilai Kriteria
1. Alfan Khoirul Huda 61 40
Belum Tuntas
2. Anissifanihayati 61 60
Belum Tuntas
3. Atho’illah Anwari 61 70
Tuntas
4. Ema Tania Wulandari 61 50
Belum Tuntas
5. Hesti Srimulyani 61 50
Belum Tuntas
6. M.Khasan al-Bashori 61 50
Belum Tuntas
7. Siti Azizah F.U 61 60
Belum Tuntas
8. Lutfi Suhan Aji 61 60
Belum Tuntas
9. Yusuf Imam Destianto 61 70
Tuntas
Total Nilai 530
Rata-rata 58,88
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 40
Persentase siswa tuntas belajar 22,2 %
Tabel 4.2 Presentase Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V
No Kategori Frekuensi Presentase Jumlah nilai
1. Tuntas 2 22,2% 150
2. Belum Tuntas 7 77,8% 380
Jumlah 9 100% 530
56
Gambar 4.1 Diagram Nilai Ulangan Harian Siswa Kelas V
Berdasarkan diagram tersebut dapat dilihat bahwa nilai rata-rata
siswa hanya 58,88. Masih terdapat 7 siswa yang belum mencapai
KKM, sedangkan siswa yang telah mencapai KKM sebanyak 2 siswa,
sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar SKI siswa masih
rendah dikarenakan belum mencapai KKM yang telah ditetapkan yaitu
61. Berdasarkan data hasil ulangan harian siswa kelas V di atas,
peneliti bekerjasama dengan guru kelas V melakukan tindakan dalam
upaya meningkatkan hasil belajar SKI pada siswa kelas V MIS
Asinan, Kec.Bawen Kab.Semarang dengan menggunakan metode
Bermain Cerita dan Menyanyi (BCM).
0
10
20
30
40
50
60
70
80
Tuntas Tidak Tuntas
tidak tuntas
tuntas
57
2. Hasil Siklus I
a. Kegiatan Pelaksanaan Siklus I
Rencana pembelajaran pada siklus I adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan bahan, media, dan sumber pembelajaran
3) Menyiapkan alat evaluasi
b. Proses Pembelajaran Siklus I
1) Pelaksanaan : Selasa 15 Maret 2016 selama 2 x 35 menit.
2) Materi Pembelajaran : Peristiwa Fathu Makkah.
3) Siswa yang hadir : 9 siswa (100%)
Setelah dilaksanakannya KBM dalam siklus I terdapat
perubahan hasil belajar ke arah yang lebih baik, yaitu terdapat 6
siswa yang telah mencapai nilai KKM dan terdapat 3 siswa yang
belum tuntas KKM. Ada peningkatan dari hasil belajar siswa di
siklus I akan tetapi peningkatan ini belum bisa dikatakan berhasil,
dikarenakan nilai rata-rata kelas siswa pada pelaksanaan siklus I
belum dapat mencapai KKM.
Rata-rata kelas pada siklus I yaitu mencapai 58,8, sedangkan
KKM mata pelajaran SKI adalah 61. Berikut tabel data lengkap
hasil belajar mengajar siklus I.
58
Tabel 4.3 Data Nilai SKI Siswa Siklus I
No. Nama Siswa KKM Nilai Kriteria
1. Alfan Khoirul Huda 61 60 Belum Tuntas
2. Anissifanihayati 61 70 Tuntas
3. Atho’illah Anwari 61 80 Tuntas
4. Ema Tania Wulandari 61 70 Tuntas
5. Hesti Srimulyani 61 50 Belum Tuntas
6. M.Khasan al-Bashori 61 50 Belum Tuntas
7. Siti Azizah F.U 61 80 Tuntas
8. Lutfi Suhan Aji 61 70 Tuntas
9. Yusuf Imam Destianto 61 70 Tuntas
Total Nilai 600
Rata-rata 66,6
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 50
Persentase siswa tuntas belajar 66,6%
Tabel 4.4 Presentase Nilai SKI Siswa Siklus I
No Kategori Frekuensi Presentase Jumlah nilai
1. Tuntas 6 66,6% 440
2. Belum Tuntas 3 43,4% 160
Jumlah 10 100% 600
59
Gambar 4.2 Diagram Nilai SKI Siswa Siklus I
Presentase Ketuntasan siswa dalam siklus I adalah 66,6% dan
43,4% siswa yang belum tuntas dengan nilai rata-rata 53,3. Nilai
rata-rata pada siklus I peneliti menganggap masih belum puas,
dikarenakan masih terdapat beberapa siswa yang belum paham
serta nilai tersebut masih belum sesuai dengan indikator
keberhasilan yang ditetapkan oleh peneliti. Sehingga masih
diperlukan perbaikan pembelajaran pada siklus berikutnya.
0
10
20
30
40
50
60
70
Tuntas Belum Tuntas
Belum tuntas
Tuntas
60
3. Hasil Siklus II
a. Kegiatan Pelaksanaan Siklus II
Rencana pembelajaran pada siklus II adalah sebagai berikut:
1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
2) Menyiapkan bahan, media, dan sumber pembelajaran
3) Menyiapkan alat evaluasi
b. Proses Pembelajaran Siklus II
1) Pelaksanaan : Selasa, 22 Maret 2016 selama 2 x 35 menit.
2) Materi Pembelajaran : Peristiwa Fathu Makkah.
3) Siswa yang hadir : 9 siswa (100%)
Setelah dilaksanakannya KBM dalam siklus II terdapat perubahan
hasil belajar ke arah yang lebih baik, yaitu seluruh siswa telah
mencapai nilai KKM yang telah ditentukan. Pelaksanaan siklus II
ini dapat dikatakan berhasil, nilai rata-rata sudah mencapai
ketuntasan KKM. Indikator keberhasilan yang telah ditetapkan
oleh peneliti telah tercapai, baik secara individual maupun secara
klasikal.
61
Tabel 4.5 Data Nilai SKI Siswa Siklus II
No Nama Siswa KKM Nilai Kriteria
1. Alfan Khoirul Huda 61 70 Tuntas
2. Anissifanihayati 61 80 Tuntas
3. Atho’illah Anwari 61 90 Tuntas
4. Ema Tania Wulandari 61 70 Tuntas
5. Hesti Srimulyani 61 70 Tuntas
6. M.Khasan al-Bashori 61 70 Tuntas
7. Siti Azizah F.U 61 80 Tuntas
8. Lutfi Suhan Aji 61 70 Tuntas
9. Yusuf Imam Destianto 61 80 Tuntas
Total Nilai 680
Rata-rata 75,5
Nilai Tertinggi 90
Nilai Terendah 70
Persentase siswa tuntas belajar 100%
Tabel 4.6 Presentase Nilai SKI Siswa Siklus II
No Kategori Frekuensi Presentase Jumlah nilai
1. Tuntas 9 100% 680
2. Belum Tuntas - - -
Jumlah 9 100% 680
62
Gambar 4.3 Diagram Nilai SKI Siswa Siklus II
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
100
Tuntas Belum Tuntas
Belum Tuntas
Tuntas
63
B. Pembahasan
Setelah dilaksanakannya PTK, dari mulai kegiatan observasi,
siklus I hingga siklus II diperoleh data hasil belajar siswa dalam mata
pelajaran SKI. Berikut ini data hasil PTK pada mata pelajaran SKI dalam
materi Fathu Makkah.
Tabel 4.7 Perbandingan Nilai SKI siswa
No Nama Siswa UH Siklus I Siklus II
1 Alfan Khoirul Huda 40
60 70
2 Anissifanihayati 60
70 80
3 Atho’illah Anwari 70
80 90
4 Ema Tania Wulandari 50
70 70
5 Hesti Srimulyani 50
50 70
6 M.Khasan al-Bashori 50
50 70
7 Siti Azizah F.U 60
80 80
8 Lutfi Suhan Aji 60
70 70
9 Yusuf Imam Destianto 70
70 80
Jumlah Nilai 530 600 680
Nilai Rata-rata 58,8 66,6 75,5
64
Tabel data nilai SKI siswa diatas dapat digambarkan dengan diagram
berikut ini:
Gambar 4.4 Diagram Perbandingan Nilai SKI siswa
Berdasarkan dari data perbandingan maupun diagram diatas dapat
diketahui bahwa dari mulai UH sampai dengan siklus dalam PTK siswa
mengalami perubahan dalam hasil belajar dan siswa dapat mencapai KKM. Rata-
rata kelas yang diperoleh kelas II juga meningkat, dari mulai UH rata-rata 58,8
kemudian siklus I rata-rata kelas mencapai 66,6 sedangkan pada siklus II rata-rata
kelas meningkat menjadi 75,5. Perbandingan nilai SKI ini dapat dibuat tabel dan
diagram selisihnya sebagai berikut:
0
10
20
30
40
50
60
70
80
90
UH
SIKLUS I
SIKLUS II
65
Tabel 4.8 Selisih Perbandingan Nilai SKI Siswa
Nilai Rata-rata Selisih
UH 58,8 7,7
SIKLUS I 66,5
9,0
SIKLUS II 75,5
66
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh peneliti
diperoleh bahwa pembelajaran dengan menggunakan metode Bermain
Cerita dan Menyanyi ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam
mata pelajaran SKI pada materi peristiwa Fathu Makkah siswa kelas V
MI ASINAN Kecamatan Bawen Kabupaten Semarang Tahun Ajaran
2015/2016.
Hal ini dapat dilihat dari hasil yang diperoleh siswa pada hasil test
yang dilakukan mulai dari siklus I yang prosentase tuntas KKM adalah
sebanyak 6 siswa atau 66,6% dan yang belum tuntas KKM adalah 3 siswa
atau 33,4%, dengan rata-rata kelas 66,6. Selanjutnya pada siklus II seluruh
siswa mampu menunjukkan peningkatan hasil belajar yang baik, yaitu dari
9 siswa atau 100% mampu mencapai nilai KKM yang ditentukan dengan
nilai rata-rata kelas 75,5.
B. Saran
Berdasarkan latar belakang masalah yang dijelaskan sebelumnya serta
hasil data yang diperoleh dari penelitian yang telah dilakukan, bahwa
setelah menggunakan metode Bermain Cerita dan Menyanyi (BCM)
ternyata mampu meningkatkan hasil belajar siswa, untuk itu disarankan,
yaitu:
1. Bagi guru
a. Pembelajaran dengan metode Bermain Serita dan Menyanyi (BCM)
perlu dilaksanakan dengan berbagai variasi sehingga kegiatan
pembelajaran akan lebih menyenangkan.
67
b. Guru sebaiknya menerapkan metodo Bermain Cerita dan Menyanyi
pada pelajaran SKI dengan materi yang berbeda untuk meningkatkan
hasil belajar SKI.
2. Siswa
1) Menjadi pengalaman belajar yang bermakna pada proses
pembelajaran, sehingga siswa lebih meningkatkan hasil
belajarnya.
2) Hendaknya siswa termotivasi untuk mengaitkan materi ajar dalam
kehidupan sehari-hari.
3) Termotivasi untuk lebih menyukai pelajaran SKI, karena SKI
sangat erat kaitannya dengan berbagai masalah dalam kehidupan
mereka sehari-hari.
68
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, Suharsini. 2007. Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: PT Bumi
Aksara.
Departemen Agama RI. 2004. Standar Kompetensi Madrasah Ibtidaiyah,
Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar, Jakarta:
Rineka Cipta.
Hamalik, Oemar. 1991. Pendidikan Guru Konsep dan Strategi, Bandung:
Mandar Maju.
Harun, Salman. 2014. Sistem Pendidikan Islam, Bandung: PT
ALMA’ARIF.
Hassibuan. 1993. Proses Belajar Mengajar, Bandung: Remaja
Rosdakarya.
Mubarok, Mufti. 2008. BCM Plus, Surabaya: PT Java Pustaka Media
Utama.
Majid, Abdul. 2014. Strategi Pembelajaran, Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Slameto. 1991. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,
Jakarta: Rineka Cipta.
Sopiatin, Popi dan Sohari Sahrani. 2011. Psikologi Belajar dalam
Perspektif Islam. Bogor: Ghalia Indonesia.
Sriyanti, Lilik. 2011. Psikologi Belajar, Salatiga: STAIN Salatiga Press.
Susanto, Ahmad. 2013. Psikologi Belajar dan Pembelajaran di Sekolah
Dasar. Jakarta: Kenca Prenada Media Group.
Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung:
Remaja Rosda Karya.
Wiriaatmadja, Rochiati. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas,
Bandung: Remaja Rosdakarya.
Wuntad. 2008. Mendidik Anak-anak dengan Memanfaatkan Metode BCM,
Jogja: Pustaka Syahida.
69
Lampiran 1 Daftar Siswa Kelas V MI Asinan
NO L/P NAMA
1 L
Alfan Khoirul Huda
2 P
Anissifanihayati
4 P
Atho’illah Anwari
5 P
Ema Tania Wulandari
6 P
Hesti Srimulyani
3 L
M.Khasan al-Bashori
7 P
Siti Azizah F.U
8 L
Lutfi Suhan Aji
9 L
Yusuf Imam Destianto
70
Lampiran 2 Daftar Nilai Ulangan Harian SKI
Daftar nilai kelas V
No. Nama Siswa KKM Nilai Kriteria
1. Alfan Khoirul Huda 61 40
Belum Tuntas
2. Anissifanihayati 61 60
Belum Tuntas
3. Atho’illah Anwari 61 70
Tuntas
4. Ema Tania Wulandari 61 50
Belum Tuntas
5. Hesti Srimulyani 61 50
Belum Tuntas
6. M.Khasan al-Bashori 61 50
Belum Tuntas
7. Siti Azizah F.U 61 60
Belum Tuntas
8. Lutfi Suhan Aji 61 60
Belum Tuntas
9. Yusuf Imam Destianto 61 70
Tuntas
Total Nilai 530
Rata-rata 58,88
Nilai Tertinggi 80
Nilai Terendah 40
Persentase siswa tuntas belajar 22,2 %
71
Lampiran 3 RPP siklus I
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : V/ 2
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 X 35 menit)
Standar Kompetensi : Mengenal peristiwa Fatḥ u Makkah
I. Kompetensi Dasar
1. Meneladani sebab terjadinya Fatḥ u Makkah
2. Menceritakan kronologi Fatḥ u Makkah
3. Mengambil ibrah dari peristiwa Fatḥ u Makkah
II. Indikator
Membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan
informasi tentang Perang Mu’tah,
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa mendengarkan penjelasan tentang Perang Mu’tah.
2. Siswa melakukan tanya jawab tentang Perang Mu’tah.
3. Siswa menjelaskan Perang Mu’tah.
4. Siswa mampu menemukan hikmah di balik Fatḥ u Makkah
IV. Materi Ajar
Fatḥ u Makkah
V. Metode Belajar
1. Informasi
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
4. Bermain, Cerita dan Menyanyi.
72
5. Diskusi dan merangkum.
VI. Sumber Belajar
1. Peta Jazirah Arab.
2. Buku Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 3 untuk Kelas V Madrasah
Ibtidaiyah, terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
3. Buku-buka sejarah lain yang relevan.
4. Ensiklopedia Al-Qur`an atau Hadis.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (Apersepsi)
1. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan
basmalah serta berdoa bersama.
2. Guru memulai dengan mendiskusikan peraturan-peraturan yang akan
disepakati.
3. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan
kompetensi dasarnya.
4. Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan .
B. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan penjelasan tentang Perang Mu’tah. Guru dapat
menggunakan alat bantu, seperti peta Jazirah Arab.
2. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang
telah diajarkan.
3. Guru meminta siswa untuk bermain pesan berantai.
4. Guru menyampaikan cerita atau mendongeng tentang peristiwa
Perang Mu’tah.
5. Guru dan siswa bernyanyi dengan judul Maju tak gentar.
C. Kegiatan Akhir
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi
merangkum materi yang sudah disampaikan.
73
74
Lampiran 4 Rpp siklus II
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : V/ 2
Pertemuan Ke- : 1
Alokasi Waktu : 2 jam pelajaran (2 X 35 menit)
Standar Kompetensi : Mengenal peristiwa Fatḥ u Makkah
I. Kompetensi Dasar
1. Meneladani sebab terjadinya Fatḥ u Makkah
2. Menceritakan kronologi Fatḥ u Makkah
3. Mengambil ibrah dari peristiwa Fatḥ u Makkah
II. Indikator
Membiasakan untuk mencari, menyerap, menyampaikan, dan menggunakan
informasi peristiwa Fatḥ u Makkah
III. Tujuan Pembelajaran
1. Siswa melakukan tanya jawab tentang Fatḥ u Makkah
2. Siswa menjelaskan sebab-sebab terjadinya Fatḥ u Makkah.
3. Siswa mampu menemukan hikmah di balik Fatḥ u Makkah
IV. Materi Ajar
Fatḥ u Makkah
V. Metode Belajar
1. Informasi
2. Tanya Jawab
3. Demonstrasi
4. Bermain, Cerita dan Menyanyi.
5. Diskusi dan merangkum.
VI. Sumber Belajar
75
1. Peta Jazirah Arab.
2. Buku Bingkai Sejarah Kebudayaan Islam 3 untuk Kelas V Madrasah
Ibtidaiyah, terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka Mandiri, Solo.
3. Buku-buka sejarah lain yang relevan.
4. Ensiklopedia Al-Qur`an atau Hadis.
VII. Langkah-Langkah Pembelajaran
A. Kegiatan Awal (Apersepsi)
1. Guru memberi salam dan memulai pelajaran dengan mengucapkan
basmalah serta berdoa bersama.
2. Guru memulai dengan mendiskusikan peraturan-peraturan yang akan
disepakati.
3. Guru menjelaskan secara singkat materi yang akan dipelajari dengan
kompetensi dasarnya.
4. Guru menjelaskan secara singkat langkah-langkah pembelajaran
yang akan dilaksanakan .
B. Kegiatan Inti
1. Guru memberikan penjelasan tentang Fatḥ u Makkah. Guru dapat
menggunakan alat bantu, seperti peta Jazirah Arab.
2. Guru memberikan beberapa pertanyaan kepada siswa untuk
mengetahui sejauh mana pemahaman siswa terhadap materi yang
telah diajarkan.
3. Guru meminta siswa untuk bermain pesan berantai.
4. Guru menyampaikan cerita atau mendongeng tentang peristiwa
Fatḥ u Makkah
5. Guru dan siswa bernyanyi dengan judul Fatḥ u Makkah.
C. Kegiatan Akhir
1. Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi
merangkum materi yang sudah disampaikan.
2. Guru dan siswa menyimpulkan materi dan hikmah pembelajaran
melalui metode tanya jawab.
76
77
Lampira 5 Hasil nilai siklus I
78
Lampiran 6 Hasil nilai siklus II
79
Lampiran 7 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus I
LEMBAR OBSERVASI AKTIFITAS GURU
SIKLUS I
Nama Guru : Isbani
Satuan Pendidikan : MI Asinan
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas/ Semester : IV/I
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Materi Pelajaran : Peristiwa Fathu Makkah
Pokok Bahasan : Perang Mu’tah
Hari /Tanggal : Selasa 15 Maret 2016
Petunjuk Pengisian : Beri tanda centang (√) pada kolom nilai sesuai dengan
unjuk kerja
No. Indikator/Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
I PENDAHULUAN
1. Guru membuka pelajaran.
2. Guru mengondisikan dan mempersiapkan
siswa untuk belajar.
3. Guru mengabsen siswa.
4. Guru menanyakan kabar kepada siswa.
5. Guru melakukan apersepsi dan motivasi.
80
81
Lampiran 8 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Guru Siklus II
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS GURU
SIKLUS II
Nama Guru : Isbani
Satuan Pendidikan : MI Asinan
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas/ Semester : V/II
Alokasi Waktu : 2 x 35 menit
Materi Pelajaran : Peristiwa Fathu Makkah
Pokok Bahasan : Sebab-sebab terjadinya Fathu Makkah
Hari /Tanggal : Selasa, 22 Maret 2016
Petunjuk Pengisian : Beri tanda centang (√) pada kolom nilai sesuai dengan
unjuk kerja
No. Indikator/Aspek yang Diamati Skor
1 2 3 4
I PENDAHULUAN
1. Guru membuka pelajaran.
2. Guru mengondisikan dan mempersiapkan
siswa untuk belajar.
3. Guru mengabsen siswa.
4. Guru menanyakan kabar kepada siswa.
5. Guru melakukan apersepsi dan motivasi.
6. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran.
II KEGIATAN INTI
82
83
Lampiran 9 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus I
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I
Satuan Pendidikan : MI Asinan
Mata Pelajaran :Sejarah Kebudayaan Islam
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Peristiwa Fathu Makkah
Pokok Bahasan : Perang Mu’tah
Hari/Tanggal : Selasa, 15 Maret 2016
No. Nama Aspek Pengamatan Jml
A B C D E F G H I J K L M N
1. Hesti 3 3 2 2 4 2 4 2 3 3 2 3 2 4 37
2. Ato’ 4 4 3 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 4 45
4. Yusuf 4 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 3 43
5. Lutfi 4 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 3 2 4 36
6. Tania 4 4 3 4 3 3 4 2 3 4 3 3 3 4 47
3. Alfan 3 3 2 2 3 2 3 1 3 3 2 3 2 4 36
7. Azizah 3 3 2 2 4 2 3 2 3 3 2 2 2 3 36
8. Anis 4 4 3 3 4 2 4 2 3 4 4 3 4 4 48
9. Kasan 4 4 2 2 2 2 3 1 3 3 2 2 3 4 36
Jumlah 33 32 21 23 31 19 27 16 26 28 23 25 24 34 364
Persentase 72,22%
Kualifikasi Baik
84
1. Aspek Pengamatan
Tahap Aspek yang diamati Kode
Aktifitas siswa ketika berdoa pembuka. A
Kesiapan siswa dalam belajar. B
Eksplorasi
Respon siswa terhadap materi yang
disampaikan guru.
C
Keaktifan dan kemampuan siswa dalam
berpendapat dan bertanya.
D
Elaborasi
Aktifitas siswa ketika di kelompokan
menjadi 2 kelompok.
E
Keaktifan siswa ketika bermain pesan
berantai.
F
Antusias siswa ketika mendengarkan
cerita.
G
Keaktifan siswa ketika bernyanyi H
Konfirmasi
Keaktifan siswa ketika berdiskusi
kelompok.
I
Keaktifan dan kemampuan siswa dalam
menyampaikan hasil diskusinya di depan
kelas.
J
Keaktifan dan kemampuan siswa dalam
menanggapi kelompok yang maju.
K
Keaktifan dan kemampuan siswa ketika
mengerjakan soal evaluasi.
L
Akhir
Keaktifan dan kemampuan siswa ketika
menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
M
Aktifitas siswa ketika berdoa penutup N
a. Menghitung persentase keaktifan guru dan siswa.
85
86
Lampiran 10 Rekapitulasi Hasil Observasi Aktifitas Siswa Siklus II
LEMBAR OBSERVASI AKTIVITAS SISWA
SIKLUS I I
Satuan Pendidikan : MI Asinan
Mata Pelajaran : Sejarah Kebudayaan Islam (SKI)
Kelas/Semester : V/II
Materi Pokok : Peristiwa Fathu Makkah
Pokok Bahasan : Sebab-sebab terjadinya Fathu
Makkah
Hari/Tanggal : Selasa, 22 Maret 2016
No. Nama Aspek Pengamatan Jml
A B C D E F G H I J K L M N
1. Hesti 4 3 3 2 4 3 4 2 3 3 3 3 3 4 44
2. Ato’ 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 46
4. Yusuf 4 4 2 3 4 3 3 2 3 3 3 4 4 3 45
5. Lutfi 4 3 3 4 2 2 3 3 3 3 3 2 3 4 42
6. Tania 4 4 4 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 48
3. Alfan 3 3 3 3 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 43
7. Azizah 3 4 3 2 4 2 3 3 4 3 3 2 3 3 44
8. Anis 4 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 3 4 50
9. Kasan 4 3 3 2 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 44
Jumlah 34 32 27 28 30 26 31 24 29 28 27 27 28 33 406
Persentase 80,55%
Kualifikasi Baik
87
Aspek Pengamatan
Tahap Aspek yang diamati Kode
Aktifitas siswa ketika berdoa pembuka. A
Kesiapan siswa dalam belajar. B
Eksplorasi
Respon siswa terhadap materi yang
disampaikan guru.
C
Keaktifan dan kemampuan siswa dalam
berpendapat dan bertanya.
D
Elaborasi
Aktifitas siswa ketika di kelompokan
menjadi 2 kelompok.
E
Keaktifan siswa ketika bermain pesan
berantai.
F
Antusias siswa ketika mendengarkan
cerita.
G
Keaktifan siswa ketika bernyanyi H
Konfirmasi
Keaktifan siswa ketika berdiskusi
kelompok.
I
Keaktifan dan kemampuan siswa dalam
menyampaikan hasil diskusinya di depan
kelas.
J
Keaktifan dan kemampuan siswa dalam
menanggapi kelompok yang maju.
K
Keaktifan dan kemampuan siswa ketika
mengerjakan soal evaluasi.
L
Akhir
Keaktifan dan kemampuan siswa ketika
menyimpulkan materi yang telah
dipelajari
M
Aktifitas siswa ketika berdoa penutup N
a. Menghitung persentase keaktifan guru dan siswa.
88
89
Lampiran 11 Hasil Nilai Siklus tertinggi dan Terndah
90
91
92
93
Lampiran 12 Dokumentasi Siklus I
Gambar 1 ( bermain ) Gambar 2 ( tahap cerita)
Gambar 3 (tahap bernyanyi)
94
Lampiran 13 Dokumentasi Siklus II
Gambar 1 (bermain ) Gambar 2 (tahap cerita)
Gambar 3 (tahap menyanyi)
95
Lampiran 14 Lembar Konsultasi Pembimbing
96
Lampiran 15 Surat Permohonan Izin Penelitian
97
Lampiran 16 Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian
98
Lampiran 15 Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
NAMA LENGKAP : ISBANI
ALAMAT : DUSUN BAAN RT.01 RW.03, ASINAN
BAWEN, KABUPATEN SEMARANG.
NO.HP : 085 740 233 476
TEMPAT/TGL LAHIR : KAB.SEMARANG, 17 SEPTEMBER 1976
AGAMA : ISLAM
JENIS KELAMIN : LAKI-LAKI
NAMA ISTRI : NAFIAH
NAMA ANAK : NAFIS NAUFAL ALBANA
: NAFA’ANA ISNA HERZIGOFINA
RIWAYAT PENDIDIKAN : MI ASINAN 1990
: SMP MUHAMMADIYAH AMB 1993
: SMA PSA NURUL AMAL 2010
MOTTO HIDUP : “Sebaik-baik kamu adalah orang yang belajar Al-
Quran dan mengamalkannya”