skripsi - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/skripsi - elok amanda k... · dr....

64
ADLN PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K PENGARUH EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera) TERHADAP KECEPATAN ANGIOGENESIS PASKA EKSTRAKSI GIGI TIKUS WISTAR (Penelitian Eksperimental Laboratoris) SKRIPSI Oleh : ELOK AMANDA KHARISMA PUTRI NIM : 021311133079 FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI UNIVERSITAS AIRLANGGA SURABAYA 2016 ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Upload: dinhcong

Post on 17-Sep-2018

218 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

PENGARUH EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)

TERHADAP KECEPATAN ANGIOGENESIS PASKA

EKSTRAKSI GIGI TIKUS WISTAR

(Penelitian Eksperimental Laboratoris)

SKRIPSI

Oleh :

ELOK AMANDA KHARISMA PUTRI

NIM : 021311133079

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2016

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 2: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

i

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

PENGARUH EKSTRAK DAUN KELOR (Moringa oleifera)

TERHADAP KECEPATAN ANGIOGENESIS PASKA

EKSTRAKSI GIGI TIKUS WISTAR

(Penelitian Eksperimental Laboratoris)

SKRIPSI

Oleh :

ELOK AMANDA KHARISMA PUTRI

NIM : 021311133079

FAKULTAS KEDOKTERAN GIGI

UNIVERSITAS AIRLANGGA

SURABAYA

2016

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 3: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 4: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

iii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

PENETAPAN PANITIA PENGUJI SKRIPSI Skripsi ini telah diuji tanggal 29 November 2016

PANITIA PENGUJI SKRIPSI:

1. Roberto Manahan Y. S., drg., MS., Sp.BMM(K) (Ketua penguji)

2. Dr. David B. Kamadjaja, drg.,MDS.,Sp.BMM(K) (Sekretaris penguji)

3. Prof. Dr. Peter Agus, drg., Sp.BMM(K) (Pembimbing utama)

4. Djodi Asmara, drg., SU., Sp.BMM(K) (Pembimbimg serta)

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 5: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

iv

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

UCAPAN TERIMAKASIH

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wa Ta’aala, atas kehendak, rahmat dan

karunia-Nya sehingga dapat menyelesaikan karya tulis yang berjudul “Pengaruh

Ekstrak Daun Kelor (Moringa Oleifera) terhadap Kecepatan Angiogenesis Paska

Ekstraksi Gigi Tikus Wistar.” Tulisan ini disusun sebagai prasyarat untuk

menyelesaikan Program Pendidikan Dokter Gigi Strata 1 Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga Surabaya.

Dalam penyusunan karya tulis ini, penulis mendapat banyak masukan dan

arahan yang berharga dari berbagai pihak. Sepatutnya, penulis mengucapkan terima

kasih kepada:

1. Dr. R. Darmawan Setijanto, drg. M.Kes selaku Dekan Fakultas Kedokteran

Gigi Universitas Airlangga yang telah memberi kesempatan untuk

menempuh pendidikan dokter gigi di Fakultas Kedokteran Gigi Universitas

Airlangga.

2. Roberto Manahan Y. S.., drg., MS., Sp.BMM(K) selaku Ketua Departemen

Bedah Mulut dan Maksilofasial yang telah memberikan ijin dalam

pembuatan skripsi di Departemen Bedah Mulut.

3. Prof. Dr. Peter Agus, drg., Sp.BMM (K) selaku Dosen Pembimbing Utama

yang telah memberikan arahan, masukan, evaluasi serta koreksi selama

penyusunan skripsi.

4. Djodi Asmara drg., SU., Sp.BMM(K) selaku Dosen Pembimbing II yang

juga telah memberikan bimbingan dan pengarahan serta pengetahuan baru

kepada penulis.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 6: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

v

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

5. Roberto Manahan Y. S, drg., MS., Sp.BMM(K), Dr. David Buntoro

Kamadjaja drg., MDS., Sp.BMM(K) selaku Dosen penguji yang telah

memberi saran, pengetahuan baru dan membantu menyelesaikan skripsi.

6. Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang

telah membimbing dan memberikan pengetahuan dalam tahap

penghitungan pembuluh darah di Departemen Patologi Anatomi Fakultas

Kedokteran Gigi Universitas Airlangga

7. Adi Hapsoro, drg., MS selaku Dosen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat yang

telah membimbing dan memberi arahan dalam tahap pengolahan data di

Departemen Ilmu Kesehatan Gigi Masyarakat Fakultas Kedokteran Gigi

Universitas Airlangga.

8. Pak Heri yang telah membantu dalam pemeliharaan dan pencabutan gigi

tikus wistar di Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas

Airlangga.

9. Kedua orangtuaku, Ayahanda Muftalichan dan Ibunda Tutik Amiati serta

kakakku Nizar Syauchi yang telah memberikan semangat, masukan,

dorongan moral dan spiritual dan perhatian yang selalu tercurah.

10. Teman-teman seperjuangan angkatan 2013 yang saling memberikan

motivasi dan membantu satu sama lain untuk menyelesaikan skripsi tepat

waktu dan semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

membantu menyelesaikan skripsi ini.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 7: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

vi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

ABSTRACT

The Role of Drumstick Leaves (Moringa oleifera) Extract in Increasing

Angiogenesis Post Tooth Extraction of Wistar Rats

Background: Tooth extraction always cause tissue damage and wound. The

process of wound healing after tooth extraction becomes a major concern because

of many complications and makes the patient feel discomfort and pain suffered.

Angiogenesis is one of the indications of wound healing. The composition of the

drumstick leaves such as saponin and flavonoid will increasing angiogenesis

process. Objective: To prove the effect of 15% drumstick leaves extract in

increasing angiogensis post tooth extraction of wistar rats. Method: Wistar rats

divided into 2 control groups and 2 treatment groups. CMC-Na was applied on

control groups and 15% drumstick leaves extract gel applied on treatment groups.

The observations were made on the third and fifth day after tooth extraction by

counting the blood vessel lumen using histopathological samplings. Data were

analyzed using Independent T-test. Result: drumstick leaves extract gel topically

applied in wistar rats socket after tooth extraction, can increase blood vessel lumen.

In statictical test (p<0.05), the significant difference between control groups and

treatment groups can be obtained. Conclusion: the effect of drumstick leaves gel

increase angiogenesis process in wound healing on the third day compared to the

control groups.

Keywords: tooth extraction, angiogenesis, Moringa oleifera, drumstick leaves

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 8: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

vii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

Lembar Pengesahan ......................................................................................... ii

Penetapan Panitia Penguji ................................................................................ iii

Ucapan Terima Kasih ....................................................................................... iv

Abstract ............................................................................................................ vi

Daftar Isi........................................................................................................... vii

Daftar Gambar ................................................................................................ .. x

Daftar Tabel ..................................................................................................... xi

Daftar Lampiran ............................................................................................... xii

BAB 1 PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 3

1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 3

1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 3

1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 3

1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 4

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 5

2.1 Ekstraksi Gigi ............................................................................................. 5

2.2 Penyembuhan Luka .................................................................................... 5

2.2.1 Fase Inflamasi ................................................................................... 7

2.2.2 Fase Proliferasi ................................................................................. 8

2.2.3 Fase Maturasi .................................................................................... 9

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka ...................................... 10

2.4 Penyembuhan Luka paska Ekstraksi Gigi .................................................. 11

2.5 Angiogenesis .............................................................................................. 12

2.6 Moringa oleifera ........................................................................................ 13

2.6.1 Klasifikasi ......................................................................................... 13

2.6.2 Morfologi.......................................................................................... 13

2.6.3 Kandungan........................................................................................ 14

2.7 Gel Ekstrak Daun Kelor ............................................................................. 16

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 9: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

viii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS ......................... 18

3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................. 18

3.2 Hipotesis ..................................................................................................... 19

BAB 4 METODE PENILITIAN ................................................................... 20

4.1 Jenis Penelitian ........................................................................................... 20

4.2 Rancangan Penelitian ................................................................................. 20

4.3 Sampel dan Besar Sampel .......................................................................... 21

4.3.1 Jenis Sampel ..................................................................................... 21

4.3.2 Kriteria Sampel ................................................................................. 21

4.3.3 Besar Sampel .................................................................................... 21

4.4 Variabel Penelitian ..................................................................................... 22

4.5 Definisi Operasional................................................................................... 23

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian .................................................................... 25

4.7 Instrumen Penelitian................................................................................... 25

4.8 Alat dan Bahan ........................................................................................... 25

4.8.1 Alat .................................................................................................... 25

4.8.2 Bahan ................................................................................................ 26

4.9 Cara Kerja .................................................................................................. 27

4.9.1 Persiapan Hewan Coba ..................................................................... 27

4.9.2 Pembuatan Gel Ekstrak Daun Kelor ................................................. 27

4.9.3 Proses Pencabutan Gigi Tikus Wistar ............................................... 28

4.9.4 Pembuatan Sediaan Histologis .......................................................... 28

4.10 Prosedur Pengambilan Data ..................................................................... 32

4.11 Pengolahan dan Analisis Data .................................................................. 32

4.12 Alur Penelitian ......................................................................................... 33

BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA .............................. 34

5.1 Data Hasil Penelitian .................................................................................. 34

5.2 Analisis Data .............................................................................................. 35

BAB 6 PEMBAHASAN ................................................................................. 36

BAB 7 KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................... 39

7.1 Kesimpulan ................................................................................................ 39

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 10: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

ix

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

7.2 Saran ........................................................................................................... 39

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 40

LAMPIRAN .................................................................................................... 44

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 11: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

x

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Daun Kelor (Moringa Oleifera).................................................. 13

Gambar 2.2 Struktur Kimia Flavonoid ........................................................... 15

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 12: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

xi

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Kandungan Fitokimiai Daun Kelor ................................................. 14

Tabel 5.1 Jumlah Pembuluh Darah pada Hari ke 3 Paska Pencabutan ........... 34

Tabel 5.2 Jumlah Pembuluh Darah pada Hari ke 5 Paska Pencabutan ........... 35

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 13: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

xii

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Keterangan Laik Etik ................................................................. 45

Lampiran 2. Tabel Hasil Penelitian ................................................................ 46

Lampiran 3. Kandungan Ekstrak Daun Kelor ................................................ 47

Lampiran 4. Proses Penelitian ........................................................................ 48

Lampiran 5. Hasil Uji Statistik ....................................................................... 49

Lampiran 6. Preparat Pembuluh Darah ......................................................... 50

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 14: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

1

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang

Pencabutan gigi termasuk tindakan bedah yang melibatkan jaringan keras

dan jaringan lunak yang ada di rongga mulut. Umumnya luka setelah pencabutan

gigi dapat sembuh dengan alami sebagai bentuk respon tubuh terhadap jaringan

yang rusak, namun tidak jarang pula mengalami hambatan yang akan

memperlambat proses penyembuhan misalnya infeksi, perdarahan dan dry socket

(Balaji, 2007). Untuk mendapatkan integritas secara anatomis dari bagian yang

terluka serta mendapatkan kembali fungsi normal terjadilah proses penyembuhan

pada luka (Miloro, 2004).

Proses penyembuhan luka terdiri dari beberapa fase, yaitu fase inflamasi

(lag phase) yaitu fase terjadinya hemostasis yang ditandai dengan reaksi

vasokonstriksi yang bertujuan untuk menghentikan perdarahan dan memulihkan

aliran darah pada daerah luka serta terjadi proses inflamasi untuk membuang

jaringan rusak dan mencegah infeksi bakteri, fase selanjutnya adalah fase proliferasi

yaitu fase terbentuknya pembuluh darah baru dan fase maturasi atau remodelling

yaitu fase yang terjadi paling lama (Bisono, 2003; Pusponegoro, 2005). Pada

penyembuhan luka, jaringan memerlukan oksigen dan nutrisi supaya dapat

berproliferasi dengan baik, oleh karena itu dibutuhkan suatu proses yang dapat

memfasilitasi, yaitu angiogenesis. Angiogenesis terjadi pada fase proliferasi dan

merupakan salah satu proses alami yang sangat diperlukan dalam penyembuhan

luka dan menjaga aliran darah ke jaringan setelah terjadi luka (William & Vincent,

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 15: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

2

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

2003). Pengelolaan luka yang baik akan menentukan hasil akhir dari proses

penyembuhan luka.

Dalam beberapa tahun terakhir, banyak penelitian yang memanfaatkan

bahan alam sebagai salah satu bahan yang berpotensi mempercepat penyembuhan

luka (Pramono, 2002). Hal ini dipengaruhi oleh kecenderungan masyarakat mencari

alternatif bahan herbal karena mahalnya harga obat modern yang ada di pasaran

saat ini. Salah satu tanaman herbal yang dikembangkan adalah tanaman kelor atau

yang sering disebut “miracle tree” karena semua bagian tumbuhan kelor sangat

bermanfaat bagi kehidupan baik daun, kulit batang, biji dan akarnya (Johni dkk,

2008). Di Indonesia pohon kelor banyak ditanam sebagai pagar hidup, ditanam di

sepanjang ladang atau tepi sawah, berfungsi sebagai tanaman penghijau, selain itu

tanaman kelor juga dikenal sebagai tanaman obat berkhasiat dengan memanfaatkan

seluruh bagian dari tanaman kelor mulai dari daun, kulit batang, biji, hingga

akarnya (Katharina, dkk, 2007). Penelitian terdahulu menunjukkan kandungan

daun kelor berpengaruh terhadap waktu lamanya perdarahan (Unuigbe, 2014).

Senyawa aktif yang dimiliki daun kelor adalah saponin, tanin, flavonoid, alkaloid

dan terpenoid yang didapat dari proses ekstraksi (Yudistira, 2013).

Pada penelitian ini peneliti menggunakan saponin dan flavonoid dalam

ekstrak daun kelor yang dapat mempengaruhi kecepatan penyembuhan luka.

Menurut Faradisa (2008), saponin pada penyembuhan luka dapat membantu

pembentukan angiogenesis karena mengandung antioksidan, disamping itu mampu

mengganggu stabilitas membran sel bakteri sehingga mengakibatkan kerusakan

membran sel. Flavonoid merupakan salah satu senyawa metabolit yang paling

banyak ditemukan di dalam jaringan tanaman. Kandungan flavonoid pada daun

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 16: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

3

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

kelor merupakan senyawa polifenol yang menunjukkan potensi tertinggi

antioksidan dibanding pada bagian lain dari tanaman, disamping itu mampu

mengganggu keutuhan membran sel bakteri (Rajalakshmi dan S. Narasimhan,

1985; Gardner et al, 2000; Juliantina, 2008).

Berdasarkan hal-hal tersebut peneliti ingin menguji efek saponin dan

flavonoid dalam kandungan ekstrak daun kelor terhadap kecepatan angiogenesis

paska ekstraksi gigi tikus wistar. Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi

masyarakat karena dapat menjadi solusi penyembuhan luka yang alami, murah,

mudah didapat dan aman.

1.2 Rumusan masalah

Apakah pemberian ekstrak daun kelor dapat mempercepat proses

angiogenesis paska ekstraksi gigi tikus wistar?

1.3 Tujuan

1.3.1 Tujuan umum

Mengetahui pengaruh pemberian ekstrak daun kelor terhadap kecepatan

proses angiogenesis pada tikus wistar.

1.3.2 Tujuan khusus

Membandingkan jumlah pembuluh darah pada soket gigi kelompok tikus

wistar yang diberi gel ekstrak daun kelor dan kelompok tikus wistar yang tidak

diberi gel ekstrak daun kelor.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 17: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

4

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

1.4 Manfaat

Bahan alami dari ekstrak daun kelor dapat dipertimbangkan penggunaannya

dalam proses penyembuhan luka dengan harga yang cukup terjangkau, mudah

didapat dan efek samping yang minimal.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 18: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

5

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Ekstraksi Gigi

Ekstraksi gigi yang ideal yaitu mengeluarkan gigi dengan trauma atau nyeri

seminimal mungkin sehingga jaringan yang rusak dapat sembuh dengan baik

(Balaji, 2007).

Perawatan gigi memiliki tujuan utama mempertahankan keberadaan gigi

selama mungkin di dalam rongga mulut, namun terkadang pencabutan gigi

diindikasikan sebagai tindakan terbaik untuk mencegah keadaan yang lebih buruk.

Indikasi dan kontraindikasi sebaiknya perlu diketahui sebelum tindakan pencabutan

gigi agar dapat mencapai hasil yang maksimal (Angganisa, 2011).

Paska tindakan ekstraksi gigi tidak jarang terjadi komplikasi, hal ini bisa

menjadi masalah yang serius dan fatal apabila tidak tertangani dengan baik.

Menurut Pederson (1996), komplikasi adalah suatu respon pasien tertentu yang

dianggap sebagai kelanjutan normal dari pembedahan, yaitu perdarahan, rasa sakit

dan edema. Tetapi apabila berlebihan maka perlu ditinjau apakah termasuk

morbiditas yang biasa terjadi atau komplikasi. Komplikasi paska bedah menurut

Pederson (1996) berupa perdarahan, nyeri, edema dan reaksi terhadap obat.

2.2 Penyembuhan luka

Ekstraksi gigi akan menimbulkan luka pada jaringan sekitar soket. Luka

pada jaringan tubuh makhluk hidup merupakan salah satu media yang

memungkinkan mikroba patogen untuk berkembang biak dan akan menginfeksi

luka tersebut. Luka dibagi menjadi dua yaitu luka akut dan luka kronis. Jenis luka

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 19: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

6

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

akut akan mencapai penyembuhan normal dalam jangka waktu tertentu. Luka akut

biasanya terjadi pada individu normal, sehat dan dapat dilakukan penutupan luka

secara primer atau dibiarkan menyembuh secara sekunder. Sebagian besar luka

yang terjadi akibat trauma pada organ atau jaringan dapat dikategorikan sebagai

luka akut (Pramesti, 2012).

Tubuh memiliki kemampuan untuk menghilangkan atau menghambat

proses infeksi oleh mikroba dengan tujuan untuk mempertahankan keutuhan

jaringan. Selain itu tubuh juga memiliki kemampuan secara seluler dan biokimia

untuk memperbaiki integritas jaringan dan kapasitas fungsional akibat adanya luka

yang diketahui sebagai proses penyembuhan luka (Miloro, 2004; Sofianty, 2010).

Luka paska pencabutan gigi merupakan salah satu hal yang perlu diperhatikan.

Penyembuhan luka adalah perbaikan yang meliputi regenerasi dan pengendapan

jaringan ikat (fibrosis atau parut). Regenerasi sel umumnya melibatkan proliferasi

dan berdiferensiasi untuk menggantikan sel yang mati (Pramesti, 2012). Proses

penyembuhan luka terjadi pada awal inflamasi, selanjutnya terjadi perusakan,

pelarutan dan penghancuran sel atau agen penyebab kerusakan sel. Pada saat yang

sama terjadi proses reparasi, proses pembentukan kembali jaringan yang rusak.

Proses ini baru selesai sempurna sesudah agen penyebab kerusakan sel dinetralkan.

Selama proses reparasi berlangsung, jaringan rusak diganti oleh regenerasi sel

parenkimal dengan cara mengisi bagian yang rusak dengan jaringan fibroblas

(Prabakti, 2014).

Fisiologi penyembuhan luka dapat dibagi ke dalam 3 fase utama, yaitu fase

inflamasi, fase proliferasi dan fase remodelling (Miloro, 2004):

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 20: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

7

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

1. Fase inflamasi akut terhadap cedera, mencakup hemostasis, pelepasan histamin

dan mediator lain dari sel-sel yang rusak dan migrasi sel darah putih (neutrofil

dan makrofag) ke tempat yang rusak tersebut dan pembersihan jaringan yang

mati.

2. Fase proliferasi, yaitu pada saat pembuluh darah baru yang dapat diperkuat

oleh jaringan ikat yang menginfiltrasi luka.

3. Fase remodelling/maturasi, mencakup re-epitelisasi, kontraksi luka dan

reorganisasi jaringan ikat.

2.2.1 Fase inflamasi

Inflamasi merupakan reaksi awal bila tubuh terkena jejas. Fase ini terjadi

segera setelah cedera dan dapat berlangsung selama 3-5 hari. Reaksi awal adalah

vasokonstriksi dengan terjadinya vasodilatasi lokal, keluarnya darah dan cairan

menuju ruangan ekstravaskuler dan terhambatnya aliran limfatik (Miloro, 2004).

Banyak proses yang terjadi pada fase ini antara lain (Moenadjat et al, 2009):

a. Vasokonstriksi dan Hemostasis

Pembuluh darah dan pembuluh limfa mengalami vasokonstriksi dalam

beberapa menit setelah trauma terjadi. Trombosit beragregasi disekitar endotelium

yang cedera. Segera setelah cedera, kaskade koagulasi dimulai.

b. Vasodilatasi dan Peningkatan Permeabilitas

Vasodilatasi dan peningkatan permeabilitas kapiler disebabkan karena

pelepasan zat kimia seperti prostglandin dan histamin pada jaringan yang cedera.

Peningkatan permeabilitas kapiler ini menyebabkan bocornya plasma darah

sehingga menyebabkan jaringan menjadi bengkak. Vasodilatasi akan berakhir

dalam satu jam.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 21: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

8

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

c. Fagositosis dan Chemotactic Growth Factor

Beberapa jam setelah cedera, neutrofil/PMN (polymorphonuclear cell)

muncul di daerah cedera, jumlahnya mencapai puncak pada satu hingga dua hari

setelah cedera terjadi. Jumlah neutrofil akan menurun pada hari ketiga jika tidak

terjadi infeksi. Jumlah monosit mencapai puncak pada hari keempat. Jumlah

limfosit mencapai puncak pada hari keenam.

2.2.2 Fase Proliferasi

Pada proses penyembuhan luka yang normal dan sehat, fase ini dimulai pada

hari ke 3-5 setelah cedera terjadi.

a. Angiogenesis dan Granulasi

Pelepasan faktor pertumbuhan menginduksi migrasi dan proliferasi sel

endotel yang akhirnya menyebabkan angiogenesis. Pembuluh darah yang terbentuk

kemudian menembus matriks fibrin luka dan membentuk jejaring pembuluh darah.

Jejaring pembuluh darah tersebut kemudian membentuk jaringan granulasi.

Jaringan granulasi terbentuk dari kolagen, leukosit, fibroblas dan sel

endotel muda.

b. Pembentukan Matriks Ekstraseluler

Dua hingga tiga hari setelah cedera, fibroblas bermigrasi ke daerah luka dan

akan aktif memproduksi kolagen. Kolagen yang pertama dihasilkan adalah

kolagen. Penumpukan kolagen yang merupakan langkah awal yang menyebabkan

integritas kulit muncul kembali. Pembentukan kolagen membutuhkan hidroksilasi

residu prolin dan lisin, sehingga proses ini membutuhkan oksigen,

besi dan vitamin C.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 22: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

9

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

c. Re-epitelisasi

Re-epitelisasi membutuhkan migrasi, proliferasi dan diferensiasi

keratinosit. Proses ini dimulai dari tepi-tepi luka beberapa jam setelah luka (Miloro,

2004).

2.2.3 Fase Maturasi

Fase ini merupakan tahap yang paling lama dari proses penyembuhan luka,

tahap ini dapat berlangsung selama 3 minggu hingga 2 tahun setelah luka terjadi.

Walaupun kecepatan sintesis kolagen menurun pada minggu ketiga, akan tetapi

tetap terjadi ikatan antar kolagen dapat berlangsung sampai beberapa bulan. Tahap

maturasi jaringan ini dipengaruhi faktor usia, perbedaan ras, jenis luka dan

lamanya inflamasi (Cockbill, 2002; Li, Chen & Kirsner, 2007).

2.3 Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan Luka

Penyembuhan luka dapat tergantung oleh penyebab dari dalam tubuh sendiri

(endogen) atau oleh penyebab dari luar (eksogen). Penyebab endogen terpenting

adalah gangguan koagulasi yang disebut koagulopati dan ganguan sistem

imun. Proses penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang

bersifat lokal saja pada luka, namun dipengaruhi pula oleh faktor intrinsik dan

faktor ekstrinsik (InETNA, 2004). Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi

penyembuhan luka (Damayanti dkk, 2015):

a. Vaskularisasi

Vaskularisasi mempengaruhi luka karena luka membutuhkan keadaan

peredaran darah yang baik untuk pertumbuhan atau perbaikan sel.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 23: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

10

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

b. Anemia

Anemia dapat memperlambat proses penyembuhan luka karena pada

dasarnya penyembuhan luka membutuhkan kadar protein yang cukup. Oleh sebab

itu, orang yang mengalami kekurangan kadar hemoglobin dalam darah akan

mengalami proses penyembuhan yang relatif lebih lama.

c. Usia

Kecepatan perbaikan sel berlangsung sejalan dengan pertumbuhan dan

kematangan usia seseorang. Namun selanjutnya, proses penuaan dapat menurunkan

sistem perbaikan sel sehingga dapat memperlambat proses penyembuhan luka.

d. Penyakit lain

Penyakit lain atau biasanya penyakit sistemik mempengaruhi lamanya

proses penyembuhan luka. Penderita diabetes melitus dan ginjal akan menyebabkan

proses penyembuhan luka yang lambat.

e. Nutrisi

Nutrisi merupakan unsur utama dalam membantu perbaikan sel, terutama

karena kandungan zat gizi yang terdapat didalamnya. Misalnya vitamin A

membantu proses epitelisasi atau penutupan luka dan sintesis kolagen.

f. Medikasi

Penggunaan obat-obatan akan mempengaruhi kecepatan penyembuhan

luka. Konsumsi aspirin pada penderita penyakit jantung dapat memperpanjang

proses penyembuhan luka.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 24: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

11

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

2.4 Penyembuhan Luka Paska Ekstraksi Gigi

Setelah pencabutan gigi, soket akan terisi darah. Pada tahap awal

penyembuhan luka yaitu proses pembekuan darah. Jaringan fibrin yang terbentuk

secara perlahan menutup pembuluh darah yang rusak diikuti terjadinya vasodilatasi

yang kemudian terjadi migrasi leukosit dan pembentukan lapisan fibrin. Pada hari

yang sama terjadi proses inflamasi, neutrofil migrasi ke daerah luka dan

memfagosit jaringan nekrotik (Miloro, 2004). Monosit akan berubah menjadi

makrofag saat keluar dari mikrosirkulasi yang berperan sebagai fagositosis. Jumlah

neutrofil akan menurun ketika terjadi inflamasi kronis. Limfosit dan sel plasma

mulai migrasi ke area luka (Topazian & Goldberg, 2002)

Proses proliferasi epitel pada permukaan bekuan darah akan terjadi pada

hari ketiga paska ekstraksi gigi, selain itu terjadi pula proliferasi fibroblas yang

berasal dari dinding tulang alveolar dan menyebar masuk ke dalam bekuan darah.

Proliferasi fibroblas merupakan hasil mediator kimia dari makrofag atau yang

disebut jaringan granulasi (Topazian & Gorldberg, 2002).

Pada bekuan darah terdapat benang-benang fibrin yang dicerna oleh enzim

jaringan dan perbaikan awal jaringan telah selesai. Osteoklas akan terakumulasi

sepanjang alveolar bone crest dan mengatur tahap resorpsi crest yang aktif. Proses

angiogenesis terjadi pada daerah bekas ligamen periodontal. Semakin lama tensile

strength akan meningkat. Osteoid akan memanjang dari bekuan darah ke alveolar

dan resorpsi osteoklas akan terjadi pada margin kortikal soket alveolar. Fase

remodelling tulang dengan deposisi dan resorpsi berlangsung selama beberapa

minggu hingga tahun (Miloro, 2004).

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 25: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

12

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

2.5 Angiogenesis

Angiogenesis adalah suatu proses dimana pembuluh darah baru tumbuh di

daerah luka setelah cedera. Granulasi jaringan merupakan kombinasi dari elemen

seluler termasuk fibroblas dan sel inflamasi, yang bersamaan dengan timbulnya

pembuluh darah di jaringan penghubung di area luka (Singer & Clark, 1999).

Pada saat terjadi kerusakan jaringan, proses angiogenesis mampu

mempertahankan kelangsungan fungsi jaringan dan organ melalui terbentuknya

pembuluh darah baru untuk menggantikan pembuluh darah yang telah rusak

jaringan pada penyembuhan luka memerlukan suplai oksigen dan nutrisi supaya

dapat berproliferasi dengan baik. Oleh karena itu dibutuhkan suatu proses yang

dapat memfasilitasi hal tersebut yaitu angiogenesis (Friska dkk, 2007).

Proses angiogenesis terjadi pada proses penyembuhan luka ketika fase

proliferasi, yaitu antara 2 hari sampai 3 minggu setelah injuri. Proses ini merupakan

proses alami yang penting untuk mengembalikan aliran darah pada daerah yang

luka sehingga mendapatkan suplai nutrisi yang cukup (Miloro, 2004, p.5).

Terbentuknya pembuluh darah baru tergantung pada keseimbangan faktor

angiogenik dan inhibitor angiogenik. Faktor angiogenik meliputi FGF,

angiopoietins, VEGF dan TGF-β. (Ueno et al, 2006; Li, Chen & Kirsner, 2007)

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 26: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

13

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

2.6 Moringa oleifera

Gambar 2.1 Daun kelor (Moringa oleifera)

2.6.1 Klasifikasi

Klasifikasi Moringa oleifiera (Krisnadi, 2008):

Kingdom : Plantae

Subkingdom : Tracheobionta

Super Divisi : Spermatobphyta

Divisi : Magnoliophyta

Kelas : Magnoliopsida

Sub Kelas : Dilleniidae

Ordo : Capparales

Famili : Moringaceae

Genus : Moringa

Spesies : Moringa oleifera

2.6.2 Morfologi Moringa oleifera

Kelor (Moringa oleifera) tumbuh dalam bentuk pohon, berumur panjang

(perenial) dengan tinggi 7 - 12 m. Batang berkayu (lignosus), tegak, berwarna putih

kotor, kulit tipis, permukaan kasar. Percabangan simpodial, arah cabang tegak atau

miring, cenderung tumbuh lurus dan memanjang. Perbanyakan bisa secara generatif

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 27: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

14

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

(biji) maupun vegetatif (stek batang). Tumbuh di dataran rendah maupun dataran

tinggi sampai di ketinggian ± 1000 m dpl, banyak ditanam sebagai tapal batas atau

pagar di halaman rumah atau ladang (Krisnadi, 2008).

Daun kelor merupakan jenis daun bertangkai karena hanya terdiri atas tangkai

dan helaian saja. Tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih,

menebal pada pangkalnya dan permukaannya halus. Daunnya berbentuk bulat atau

bundar (orbicularis), pangkal daunnya tidak bertoreh dan termasuk ke dalam

bentuk bangun bulat telur. Ujung dan pangkal daunnya membulat (rotundatus)

dimana ujungnya tumpul dan tidak membentuk sudut sama sekali, hingga ujung

daun merupakan semacam suatu busur. Susunan tulang daunnya menyirip

(penninervis), dimana daun kelor mempunyai satu ibu tulang yang berjalan dari

pangkal ke ujung dan merupakan terusan tangkai daun (Krisnadi, 2008).

2.6.3 Kandungan

Tabel 2.1: Kandungan fitokimia daun kelor (Unuigbe, 2014)

Phytochemical Inference

Leaf Seed

Alkaloids - +

Carbohydrates + +

Reducing sugars - +

Saponins + +

Phytosterols - -

Tannins - -

Phenolic

Compounds + +

Flavonoids + +

Proteins - +

+ indicates preserence

- indicates absence of compound

Kelor merupakan tanaman asli Indonesia yang dapat dipergunakan sebagai

obat-obatan dan antioksidan (Shahid and Bhanger, 2004; Ravindra et al, 2005).

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 28: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

15

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

Daun kelor memiliki senyawa aktif yang dapat dimanfaatkan diantaranya adalah

saponin, tanin, flavonoid, alkaloid dan terpenoid yang didapat dari proses ekstraksi

(Yudistira dkk, 2013).

a. Saponin

Saponin adalah senyawa glikosida yang terdiri gabungan glukosa dengan

sapogenin yang memiliki berbagai sifat farmakologis yaitu antibakteri, anti

inflamasi dan antioksidan. Berdasarkan struktur kimianya dibagi menjadi 3 kelas

utama yaitu kelas steroid, kelas alkaloid dan kelas triterpenoid. (Rachmawati,

2010). Saponin membantu proses penyembuhan luka karena mempunyai efek

antioksidan dengan membentuk hidrogen peroksida. Disamping itu, saponin juga

berperan sebagai anti bakteri yang dapat mengakibatkan kerusakan membran sel

bakteri sehingga menyebabkan keluarnya komponen penting bakteri seperti asam

nukleat, protein dan nukleotida (Faradisa, 2008). Saponin bereaksi dengan porin

pada membran luar dinding sel bakteri membentuk ikatan polimer yang sangat kuat

mengakibatkan rusaknya porin sehingga akan mengurangi permeabilitas membran

sel bakteri. Menurunnya permeabilitas sel bakteri mengakibatkan sel akan

kekurangan nutrisi, sehingga pertumbuhan bakteri terhambat atau mati

(Rachmawati, 2015).

b. Flavonoid

Gambar 2.2 Struktur kimia flavonoid

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 29: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

16

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

Flavonoid merupakan zat golongan fenol alami terbesar yang mempunyai

berbagai manfaat seperti anti inflamasi, antivirus, antibakteri, anti jamur dan

meningkatkan kerja pembuluh darah kapiler (Marais et al, 2006). Senyawa

polifenol pada daun menunjukkan potensi tertinggi antioksidan dibanding pada

bagian lain dari tanaman kelor sesuai dengan penelitian sebelumnya (Gardner et al,

2000). Komponen bioaktif fenol utama daun kelor merupakan quercetin yang

mempunyai kemampuan untuk mengikat atom bagi radikal bebas (Amijaya dkk,

2013).

Flavonoid bersifat antibakteri dengan cara mendenaturasi protein yang

menyebabkan aktiftas metabolisme sel bakteri berhenti karena semua aktifitas

metabolisme sel bakteri dikatalisis. Berhentinya aktifitas metabolisme ini akan

mengakibatkan kematian sel bakteri sehingga mampu mempercepat penyembuhan

luka (Pambudi, 2013).

2.7 Gel Ekstrak Daun Kelor

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan sediaan ekstrak daun kelor

berupa gel. Gel mempunyai beberapa keuntungan diantaranya tidak lengket,

mempunyai aliran tiksotropik dan pseudoplastik yaitu gel berbentuk padat apabila

disimpan dan akan segera mencair bila dikocok. Konsentrasi bahan untuk

membentuk massa gel yang baik dibutuhkan hanya sedikit, disamping itu viskositas

gel tidak mengalami perubahan yang berarti pada suhu penyimpanan (Sihombing,

dkk., 2009). Bahan dasar gel yang digunakan adalah CMC-Na yang merupakan zat

dengan warna putih atau sedikit kekuningan, tidak berbau dan tidak berasa,

berbentuk granula yang halus atau bubuk yang bersifat higroskopis (Setyawan,

2007). Pembuatan gel dalam penelitian ini menggunakan bahan dasar CMC Na 3%.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 30: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

17

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

Konsentrasi gel ekstrak daun kelor yaitu 15% sesuai dengan penelitian yang

dilakukan Handoko (2015) bahwa aktifitas penyembuhan luka menggunakan

ekstrak daun kelor dengan konsentrasi tersebut dapat mempercepat penyembuhan

luka pada gingivitis.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 31: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

18

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

BAB 3

KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS

3.1 Kerangka Konseptual

Pada hari ke-3 dan 5

Keterangan:

: yang diteliti

Pencabutan gigi

insisif RB kiri

Soket paska pencabutan

Angiogenesis

Pembuluh darah baru

Ekstrak Daun

Kelor

Saponin

Flavonoid

Aktifitas Makrofag

Penyembuhan Luka

bFGF VEGF

Fibroblas

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 32: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

19

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

Penjelasan Kerangka Konsep

Ekstraksi gigi merupakan tindakan bedah berupa pengeluaran gigi dari

soketnya yang dapat mengakibatkan kerusakan jaringan sekitarnya baik jaringan

lunak maupun jaringan keras. Dalam prosesnya jika terjadi gangguan atau

komplikasi paska pencabutan maka proses penyembuhan luka tidak akan berjalan

secara optimal.

Daun kelor diketahui memiliki beberapa kandungan penting dalam

mempercepat penyembuhan luka, kandungan penting tersebut yaitu saponin dan

flavonoid. Saponin dalam ekstrak daun kelor membentuk hidrogen peroksida yang

berperan sebagai antioksidan, selain itu saponin mampu menurunkan aktifitas

bakteri dengan cara mengganggu stabilitas membran sel bakteri yang menyebabkan

kerusakan sel.

Flavonoid yang terdapat dalam ekstrak daun kelor juga memiliki aktifitas

antioksidan dengan cara mengikat elektron terluar dari radikal bebas yang bersifat

tidak stabil. Antioksidan yang telah berikatan akan menyebabkan radikal bebas

lebih stabil sehingga kerusakan membran sel dapat berkurang. Disamping sebagai

antioksidan flavonoid juga mampu mendenaturasi protein sel bakteri dan merusak

membran sel tanpa dapat diperbaiki lagi sehingga penyembuhan luka akan terjadi

lebih cepat.

3.2 Hipotesis

Aplikasi ekstrak daun kelor dapat mempercepat proses angiogenesis paska

ekstraksi gigi tikus wistar.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 33: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

20

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah eksperimental laboratoris secara in

vivo pada hewan coba tikus wistar.

Desain penelitian

Keterangan:

K3 = kelompok kontrol 1, tanpa ekstrak daun kelor, dilihat pembuluh darahnya

pada hari ke 3

K5 = kelompok kontrol 2, tanpa ekstrak daun kelor, dilihat pembuluh darahnya

pada hari ke 5

P3 = kelompok perlakuan 1, dengan ekstrak daun kelor 15%, dilihat pembuluh

darahnya pada hari ke 3

P5 = kelompok perlakuan 2, dengan ekstrak daun kelor 15%, dilihat pembuluh

darahnya pada hari ke 5

4.2 Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian yang di gunakan adalah post test only control group

design.

Sampel Random

sampling

Kontrol

Perlakuan

K3

P3

P5

K5

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 34: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

21

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

4.3 Sampel dan Besar Sampel

4.3.1 Jenis Sampel

Sampel penelitian menggunakan tikus wistar jantan yang diperoleh dari

Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga Surabaya.

4.3.2 Kriteria Sampel

Subyek penelitian dievaluasi secara klinis, sebelum mendapat perlakuan

penelitian dan pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Beberapa

kriteria sampel yang harus dipenuhi yaitu:

a. Tikus wistar

b. Umur 2-3 bulan

c. Berat badan 150-250 gram

d. Jenis kelamin jantan

e. Sehat, ditandai dengan gerakan yang aktif dan memungkinkan untuk

dijadikan sampel penelitian

Binatang coba yang digunakan dalam penelitian ini adalah tikus wistar

jantan. Pemilihan tikus jantan dalam penelitian ini untuk menghindari adanya

kemungkinan variasi hormonal yang dapat terjadi pada tikus wistar jenis kelamin

betina.

4.3.3 Besar Sampel

Pengambilan sampel dilakukan secara random sampling. Penentuan besar

sampel penelitian ditentukan dengan menggunakan rumus Lemeshow:

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 35: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

22

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

𝑛 =2𝛿2(𝑍1−𝛼 + 𝑍1−𝛽)

2

(𝜇1 − 𝜇2)2

Keterangan:

n : banyaknya sampel tiap kelompok

δ : standar deviasi kelompok kontrol

Z1-α : nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat

kemaknaan (untuk 0,05 adalah 1,64)

Z1-β : nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan power test

sebesar yang diinginkan (untuk β= 0.10 adalah 1.282)

(μ1 – μ2)2 : beda rata-rata masing-masing kelompok (μ1=16,33 ; μ2 = 11,00)

Dalam rumus ini didapatkan besar sampel minimal adalah 6, pada penelitian

ini digunakan sampel sejumlah 7 ekor tikus wistar untuk masing-masing kelompok.

Maka, jumlah hewan coba yang digunakan adalah 28 ekor tikus wistar.

4.4 Variabel Penelitian

1. Variabel Bebas

Gel ekstrak daun kelor dengan konsentrasi 15%

2. Variabel Terikat

Jumlah pembuluh darah dalam sediaan preparat dari soket bekas pencabutan

gigi tikus wistar pada hari ke-3 dan 5

3. Variabel Terkendali

a. Kriteria sampel

b. Kesehatan hewan coba

c. Teknik pencabutan gigi

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 36: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

23

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

d. Penjahitan luka pasca pencabutan gigi tikus wistar

e. Teknik pengambilan dan penghitungan data.

4.5 Definisi Operasional

1. Gel ekstrak daun kelor merupakan hasil dari pengolahan daun kelor dengan

ethanol.

2. Proses angiogenesis diartikan sebagai jumlah pembuluh darah yang terlihat

pada sediaan preparat soket gigi dari tiap sampel yang dilihat dengan

mikroskop pada hari ke-3 dan 5 melalui pemeriksaan HPA dengan

menggunakan mikroskop.

3. Tikus wistar dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 7 ekor tikus Wistar yaitu :

a. Kelompok K3 : kelompok kontrol 1. Kelompok tikus Wistar yang

tidak diberi kandungan ekstrak daun kelor dan dilihat jumlah

pembuluh darahnya pada hari ke 3.

b. Kelompok K5 : kelompok kontrol 2. Kelompok tikus Wistar yang

tidak diberi kandungan ekstrak daun kelor dan dilihat jumlah

pembuluh darahnya pada hari ke 5.

c. Kelompok P3 : kelompok perlakuan 1. Kelompok tikus Wistar yang

diberi kandungan ekstrak daun kelor 15% dan dilihat jumlah

pembuluh darahnya pada hari ke 3.

d. Kelompok P5 : kelompok perlakuan 2. Kelompok tikus Wistar yang

diberi kandungan ekstrak daun kelor 15% dan dilihat jumlah

pembuluh darahnya pada hari ke 5.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 37: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

24

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

4. Pemeliharaan tikus dilakukan selama masa adaptasi dan masa penelitian.

Masa adaptasi sekitar satu minggu sedangkan pada masa penelitan

dilakukan pengambilan data pada hari ke-3 dan 5.

5. Kandang tikus berukuran 60 cm x 65 cm x 80 cm, yang cukup untuk empat

hingga lima ekor tikus.

6. Lingkungan tempat tinggal tikus berupa ruangan dengan suhu kamar (25o-

270C) yang memiliki cukup udara dan cahaya agar tidak lembab, jauh dari

kebisingan dan tidak terpapar matahari secara langsung.

7. Makanan tikus dari jagung segar, pakan dan minuman diberikan dalam

jumlah yang sama pada setiap tikus.

8. Pencabutan pada gigi tikus menggunakan gigi insisivus rahang bawah

dengan menggunakan modifikasi dari needle holder di bawah efek anestesi

ketamin sebanyak 0,1-0,2 ml.

9. Dosis gel ekstrak daun kelor yang digunakan dalam penelitian ini 15%.

Pembuatan gel ekstrak daun kelor diperoleh dari pembuatan ekstrak di

Badan Penelitian dan Konsultasi Surabaya

10. Teknik pemberian ekstrak daun kelor dengan teknik topikal pada soket

pasca pencabutan gigi tikus wistar dengan menggunakan syringe sampai

soket penuh, yaitu ± 0.1 ml.

11. Pengambilan data dilakukan pada hari ke-3 dan 5 pasca

pencabutan. Perhitungan dan analisis data dilakukan dengan uji statistik

independent t-test.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 38: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

25

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

4.6 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada bulan Agustus-November tahun 2016, dengan

rincian tempat penelitiannya, adalah:

a. Pembuatan ekstrak di Badan Penelitian dan Konsultasi Surabaya.

b. Pemeliharaan dan pemberian perlakuan pada hewan coba dilakukan di

Laboratorium Biokimia Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

c. Pembuataan sediaan HPA dilakukan di Laboratorium Patologi Anatomi

Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga.

d. Penghitungan jumlah pembuluh darah baru di Laboratorium Patologi Mulut

Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Airlangga.

4.7 Instrumen Penelitian

Instrumen yang digunakan pada penelitian ini adalah preparat HPA.

Preparat HPA tersebut dibuat dari hasil biopsi soket bekas ekstraksi gigi tikus pada

hari ke 3 dan 5 pasca pencabutan. Dari preparat pemeriksaan HPA tersebut

dilakukan indentifikasi dengan mikroskop, yaitu identifikasi jumlah pembuluh

darah yang tampak dengan perbesaran 400x.

4.8 Alat dan Bahan

4.8.1 Alat Penelitian

1. Kandang hewan coba berupa bak plastik berukuran 60x65x80 cm dan di

atasnya diberi penutup berupa jaring-jaring yang terbuat dari kawat serta

diberi alas sekam

2. Timbangan binatang

3. Tempat makanan dan minuman tikus wistar

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 39: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

26

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

4. Gunting bedah

5. Pinset anatomi

6. Tang untuk pencabutan gigi

7. Scalpel

8. Needle holder

9. Jarum jahit dan benang

10. Syringe

11. Kotak kaca untuk pembiusan

12. Toples kaca untuk fiksasi dan dekalsifikasi

13. Peralatan untuk pembuatan sediaan

14. Mikroskop cahaya

15. Kamera digital

16. Alas kerja

4.8.2 Bahan Penelitian

1. Ekstrak daun kelor dengan konsentrasi 15 %

2. Gel CMC Na (Carboxyl Methyl Selulose Natrium) 3%

3. Ethanol, sebagai pelarut

4. Makanan tikus wistar (berbahan dasar jagung)

5. Air putih untuk minum tikus wistar setiap harinya

6. Obat general anestesi

7. Larutan Formalin 10% untuk fiksasi jaringan

8. Larutan HNO3,5%, 10%, 15%, untuk dekalsifikasi

9. Alkohol 70%, 95%, 100% untuk dehidrasi

10. Larutan xylol

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 40: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

27

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

11. Parafin

12. Larutan Haematoxylin Eosin untuk pengecatan

13. Kapas

4.9 Cara kerja

4.9.1 Persiapan Hewan Coba

a. Memilih 24 ekor tikus wistar jantan usia diantara 2-3 bulan dengan berat

badan 150-250 g.

b. Tikus wistar dibagi menjadi 4 kelompok, masing-masing kelompok terdiri

dari 7 ekor tikus wistar.

4.9.2 Pembuatan gel dari ekstrak daun kelor

Pembuatan gel dari ekstrak daun kelor, terdiri dari 3 tahap yaitu:

1. Persiapan Sampel

Daun kelor diambil dari perkebunan Agrowisata Indomas, Menganti,

Gresik. Sampel berupa daun kelor, dikumpulkan, dicuci dan dikeringkan

dengan temperatur ruang selama 7 hari. Pengeringan bertujuan agar

mendapatkan berat tetap dari daun kelor sesuai berat yang digunakan untuk

ekstrak. Sampel yang sudah kering dihancurkan menggunakan blender.

2. Proses Ekstraksi Daun Kelor

Serbuk kering daun kelor, diekstraksi menggunakan alat ekstraktor

ditambah ethanol 96% dengan perbandingan 1:1. Ekstrak tersebut dimasukkan

dalam rotary flash evaporator (rotavapour) selama 24 jam sehingga diperoleh

filtrat jernihnya. Ekstrak yang terkonsentrasi dievaporasi untuk proses

pengeringan di dalam vacuum oven pada temperatur 50-60oC sampai tercapai

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 41: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

28

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

kandungan ethanol yang minimal. 1kg daun kelor + 1liter ethanol kemudian

diuapkan sehingga dapat diperoleh 20-30gr residu ekstrak daun kelor cair

berwarna kehijauan.

3. Pembuatan Sediaan Gel

Pada penelitian ini ekstrak daun kelor dibuat dalam bentuk sediaan

gel. Ekstrak akan lebih mudah diaplikasikan dalam bentuk sediaan gel pada

luka pasca pencabutan gigi karena sifatnya yang semisolid, lembut dan elastik.

Sediaan gel mempermudah substansi ekstrak dapat mudah masuk dalam soket

(Khoswanto, 2010). Bahan gel yang akan digunakan adalah CMC Na 3%

sebanyak 3gr, dimasukkan dalam gelas kemudian ditambah 100ml aquades

diaduk selama 6 jam sehingga diperoleh gel sempurna 3%. Ekstrak daun kelor

15% dimasukkan ke dalam gelas kemudian ditambahkan 85ml gel diaduk

selama 30 menit, sehingga diperoleh gel ekstrak daun kelor.

4.9.3 Proses Pencabutan Gigi Tikus Wistar

1. Tikus wistar dilakukan tindakan pembiusan umum dengan menggunakan

klorofom secara inhalasi dengan dosis letal

2. Tikus wistar dilakukan pencabutan gigi insisif kiri rahang bawah dengan

menggunakan tang.

3. Setelah dilakukan pencabutan, dilakukan irigasi dengan menggunakan

aquadest untuk menghilangkan debris atau sisa-sisa pasca pencabutan gigi.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 42: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

29

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

4.9.4 Pembuatan Sediaan Histologis

4.9.4.1 Fiksasi Jaringan

Setelah tikus wistar tidak bernyawa lagi, proses selanjutnya adalah

melakukan pengambilan jaringan tubuh yang diinginkan, yaitu pemotongan

mandibula tikus wistar dengan melakukan insisi dari sudut mulut ke arah posterior

sampai rahang bawah terlepas dari tengkorak, selanjutnya dimasukkan kedalam

larutan fiksasi. Larutan fiksasi yang digunakan adalah larutan formalin 10%, untuk

mencegah perubahan jaringan post mortem agar tidak membusuk, mencegah

autolisis jaringan dan mengeraskan jaringan.

4.9.4.2 Pengolahan Jaringan

Pengolahan dilakukan dengan alat autotechnicom selama 24 jam dengan

tahapan:

a. Dehidrasi

Dehidrasi merupakan proses menarik air dari dalam jaringan dengan

menggunakan alkohol secara bertahap sehingga jaringan dapat diisi parafin

untuk membuat blok preparat. Caranya dengan memasukkan jaringan kedalam

alkohol secara berurutan mulai dari konsentrasi :

a) Alkohol 70% selama 15 menit.

b) Alkohol 80% selama 15 menit.

c) Alkohol 90% selama 15 menit.

d) Alkohol 95% selama 15menit.

e) Alkohol 99% selama 15 menit.

f) Alkohol 100% selama 15 menit.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 43: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

30

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

b. Clearing

Clearing atau menjernihkan jaringan, yaitu tahap untuk

mengeluarkan alkohol dari jaringan dan menggantinya dengan suatu larutan yang

dapat berikatan dengan parafin. Jaringan tidak dapat langsung dimasukkan ke

dalam parafin karena alkohol dan parafin tidak bisa saling melarutkan, larutan yang

digunakan adalah xylol. Setelah jaringan dikeluarkan dari cairan dehidrasi, jaringan

dimasukkan ke dalam xylol sebanyak 2 kali masing-masing dilakukan selama 30

menit. Jaringan akan menjadi bening.

c. Impregnasi/Embedding

Merupakan proses untuk mengeluarkan cairan (clearing agent)

dari jaringan dan diganti dengan parafin. Pada tahap ini jaringan harus benar- benar

bebas dari clearing agent karena cairan tersebut dapat mengkristal dan sewaktu

dipotong dengan mikrotom akan menyebabkan jaringan mudah robek. Zat

pembenam (bahan impregnasi) yang digunakan adalah parafin cair panas yang

mempunyai temperatur rendah (melting temperature) kira-kira 560C. Jaringan

kemudian direndam dalam parafin cair 1 dengan titik lebur 560C selama 21⁄2 jam,

kemudian dimasukkan dalam parafin cair 2 selama 4 jam. Setelah itu jaringan siap

dimasukkan dalam blok parafin.

d. Pengecoran (Blocking)

Dengan membuat potongan besi berbentuk huruf L (Leuckhart) 2 tuah

potongan besi disusun di atas lembaran logam hingga rapat dan membentuk ruang

seperti kubus. Tuangkan parafin cair di bagian pinggir tempat pertemuan potongan

besi agar tidak bocor. Selanjutnya parafin dituangkan ke dalam ruangan kubus.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 44: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

31

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

e. Pemotongan (mounting)

Dilakukan dengan rotary microtome. Selama pemotongan, suhu blok

diusahakan rendah yaitu 5-10oC, dengan mendinginkan blok dan pisau pemotong

dengan air es agar sediaan tetap basah, sehingga blok dapat terpotong dengan baik.

Blok yang mengandung jaringan lalu dipindahkan secara hati-

hati menggunakan kuas ke dalam waterbath yang temperaturnya diatur 37- 400C

dan biarkan beberapa saat hingga blok parafin tersebut mengembang.

Setelah blok parafin terkembang dengan baik, blok parafin

tersebut ditempelkan pada kaca objek dengan cara memasukkan kaca objek itu ke

dalam waterbath dan menggerakkannya ke arah blok parafin, dengan menggunakan

kuas kemudian dilekatkan pada kaca objek. Setelah melekat kaca objek digerakkan

keluar dari waterbath dengan hati-hati agar blok parafin tidak terlipat.

Kaca objek yang berisi blok parafin diletakkan di atas hotplate/termoplate,

dibiarkan selama beberapa jam. Cara lainnya adalah dengan melewatkan kaca objek

di atas api sehingga blok parafin melekat erat di atas kaca objek.

f. Pengecatan jaringan

Jaringan yang telah dipotong diberi pewarnaan sehingga unsur jaringan

menjadi dapat diamati dengan mikroskop. Kemudian, dilakukan pengecatan

Hematoksilin Harris-Eosin (HE) dengan prosedur sebagai berikut:

1. Deparafinisasi, yang bertujuan menghilangkan parafin yang menempel

pada irisan jaringan sehingga bahan cat dapat melekat. Dilakukan dengan

memasukkan dalam larutan xylol.

2. Dehidrasi dalam larutan alkohol dengan gradasi menurun 100%, 95%, 70%.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 45: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

32

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

3. Direndam dalam larutan Hematoksilin Harris selama 15 menit.

4. Dibilas dalam air mengalir dalam waktu yang singkat.

5. Dicelupkan dalam HNO3 secara cepat 3-10 x celup, kemudian dilakukan

pengecekan diferensiasi warna di bawah mikroskop.

6. Dibilas dalam air mengalir dalam waktu yang singkat.

7. Dicelup sebanyak 3-5 kali dalam larutan amonium atau litium

hingga potongan berwarna biru cerah.

8. Dicuci dalam air mengalir selama 10-20 menit. Bila pencucian tidak maksimal

jaringan akan sulit diwarnai oleh Eosin.

9. Direndam dalam Eosin selama 15 detik - 2 menit.

10. Dilakukan dehidrasi dalam alkohol dengan konsentrasi yang

meningkat secara perlahan, masing-masing selama 2 menit.

11. Dimasukkan dalam larutan xylol 2x2 menit.

12. Ditutup dengan kaca penutup dan preparat siap untuk dilakukan

pemeriksaan di bawah mikroskop cahaya.

4.10 Prosedur Pengambilan Data

Pengamatan jaringan secara HPA dari hasil biopsi pada hari ke-3 dan ke-5.

Dilakukan perhitungan jumlah pembuluh darah yang terlihat pada hari tersebut,

kemudian membandingkan jumlah penghitungan pada kelompok perlakuan dan

kelompok kontrol. Peningkatan jumlah pembuluh darah pada permukaan dalam

dari soket gigi merupakan indikator penyembuhan luka.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 46: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

33

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

4.11 Pengolahan Data Analisis

Penghitungan jumlah pembuluh darah dilakukan dengan cara melihat

jumlah pembuluh darah pada sediaan dengan menggunakan mikroskop cahaya

pembesaran 400x bertujuan untuk menentukan healing center yang paling luas pada

sediaan yang akan dihitung jumlah pembuluh darah. Pengolahan data pada

penelitian ini akan dilakukan dengan uji independent t-test.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 47: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

34

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

4.12 Alur Penelitian

24 ekor tikus wistar

Kelompok K3

(6 tikus wistar)

Kelompok K3

Tanpa pemberian

ekstrak daun

kelor pada hari

ke 3

Pengambilan sampel dari soket gigi tikus, kemudian dibuat

sediaan HPA

Sediaan dilihat di bawah mikroskop dengan pembesaran 400x kemudian

dihitung jumlah pembuluh darah yang ditemukan

Analisis data dengan menggunakan uji statistik independent t-test

Kelompok P5

(6 tikus wistar) Kelompok K5

(6 tikus wistar)

Kelompok P3

(6 tikus wistar)

Kelompok K5

Tanpa pemberian

ekstrak daun

kelor pada hari

ke 5

Kelompok P3

Pemberian gel

CMC Na dengan

ektrak daun kelor

15% pada hari ke 3

Kelompok P5

Pemberian gel

CMC Na dengan

ektrak daun kelor

15% pada hari ke 5

Kontrol Perlakuan

Ekstraksi gigi Ekstraksi gigi Ekstraksi gigi Ekstraksi gigi

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 48: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

34

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS DATA

5.1 Data hasil penelitian

Data hasil pengamatan diambil dari perhitungan jumlah pembuluh darah

pada hari ke-3 dan ke-5 paska pencabutan gigi tikus wistar yang telah dibuat

sediaan, kemudian diamati dan dihitung menggunakan mikroskop dengan

perbesaran 400x. Jumlah pembuluh darah secara lengkap sebagai berikut:

Tabel 5.1 Jumlah pembuluh darah yang terlihat pada hari ke 3 paska pencabutan

Gambar 5.1 (A) Gambar Lumen pembuluh darah kontrol 3 dengan perbesaran 400x, (B)

Gambar Lumen pembuluh darah perlakuan 3 dengan perbesaran 400x.

A B A

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 49: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

35

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

Tabel 5.2 Jumlah pembuluh darah yang terlihat pada hari ke 5 paska pencabutan

5.2 Analisis data

Data hasil penghitungan jumlah pembuluh darah yang telah diperoleh

kemudian diolah menggunakan SPSS dan dilakukan uji statistik independent T-test.

Sebelum melakukan uji independent T-test dilakukan uji normalitas dengan

penghitungan One-sample kolmogrov smirnov test didapatkan angka 0,573; 0,993;

0,272 dan 0,994 yang berarti semua data berdistribusi normal dan didapatkan nilai

standard deviasi yaitu 0,547 dan 2,65. Selanjutnya dilakukan uji independent T-test

diperoleh hasil 0.000 pada hari ke 3 dan 0.119 pada hari ke 5. Hasil tersebut

menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kelor dengan konsentrasi 15%

menunjukkan perbedaan yang signifikan pada hari ke 3 dan perbedaan yang tidak

signifikan pada hari ke 5.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 50: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

36

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

BAB 6

PEMBAHASAN

Pada penelitian ini peneliti menggunakan tikus wistar (Ratus norvegicus)

sebagai hewan coba sejumlah 24 ekor. Tikus dibagi menjadi 4 kelompok yaitu 2

kelompok kontrol dan 2 kelompok perlakuan. Masing-masing tikus perlakuan akan

diberi ekstrak daun kelor dengan konsentrasi 15% dalam bentuk gel pada hari ke 3

dan ke 5 paska pencabutan gigi insisif kiri rahang bawah, kemudian diberi ekstrak

daun kelor dan dilakukan suturing pada soket bekas pencabutan.

Ekstrak daun kelor diaplikasikan pada soket bekas pencabutan dengan

tujuan untuk mengetahui apakah ekstrak tersebut dapat mempercepat proses

angiogenesis. Terdapat beberapa faktor terjadinya proses angiogenesis, salah

satunya ditandai dengan peningkatan jumlah pembuluh darah paska terjadinya luka,

sehingga peneliti menggunakan sediaan pembuluh darah dari soket bekas

pencabutan gigi tikus wistar yang diamati pada hari ke 3 dan ke 5. Pembuluh darah

diamati pada hari ke 3 dan 5 karena pada hari tersebut proses angiogenesis sedang

terjadi secara optimal dan pembuluh darah dapat terlihat jelas (Adair & Montani,

2010). Angiogenesis merupakan salah satu tanda proses penyembuhan luka sedang

berlangsung. Ketika jaringan mengalami luka maka akan terjadi proses

angiogenesis sebagai respon untuk memperbaiki kerusakan jaringan. Pembentukan

angiogenesis tergantung pada keseimbangan faktor angiogenik dan inhibitor

angiogenik. Fakor angiogenik meliputi FGF, angiopoietins, VEGF dan TGF-β.

(Ueno et al, 2006; Li, Chen & Kirsner, 2007). Jaringan pada penyembuhan luka

juga memerlukan oksigen dan nutrisi supaya dapat berproliferasi dengan baik.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 51: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

37

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

Dalam penelitian Handoko dan Andriani (2015) menyebutkan bahwa

ekstrak daun kelor 15% berpengaruh terhadap rata-rata waktu perdarahan pada

tikus Sprague-Dawley. Ekstrak daun kelor pada penelitian ini dipilih karena daun

kelor mempunyai kandungan flavonoid dan saponin yang tinggi. Senyawa polifenol

pada flavonoid menunjukkan potensi tertinggi antioksidan dibanding pada bagian

lain dari tanaman kelor. Sedangkan saponin mengandung antioksidan dan anti

bakteri yang dapat mengakibatkan kerusakan membran sel bakteri sehingga dapat

meminimalisir bakteri patogen.

Hasil pengamatan yang telah dilakukan peneliti, jumlah pembuluh darah

pada hari ke 3 paska ekstraksi gigi diamati secara histopatologi diperoleh rata-rata

pembuluh darah kelompok kontrol 3 adalah 5,5 dan kelompok perlakuan 3 adalah

16,3. Sedangkan kelompok kontrol 5 didapatkan rata-rata sebesar 8,6 dan kelompok

perlakuan 5 dengan rata-rata sebesar 11. Dari hasil penghitungan tersebut diketahui

bahwa terjadi peningkatan terbesar pada hari ke 3. Pengamatan ini dilakukan pada

hari ke 3 dimana luka sudah memasuki tahap proliferasi. Pada hari ke 3 sel radang

kronis seperti limfosit dan makrofag mencapai jumlah maksimal. Hipoksia pada

jaringan akan memacu makrofag yang diikuti pelepasan faktor pertumbuhan untuk

menginduksi terjadinya migrasi dan proliferasi sel endotel sehingga menyebabkan

terjadinya angiogenesis. Pembuluh darah yang terbentuk kemudian menembus

matriks fibrin luka dan membentuk jejaring pembuluh darah.

Perbedaan jumlah pembuluh darah pada kelompok kontrol 3 dan kelompok

perlakuan 3 menunjukkan bahwa pemberian ekstrak daun kelor dapat mempercepat

proses penyembuhan luka yang dilihat dari peningkatan jumlah pembuluh darah

secara signifikan. Proses penyembuhan terjadi karena pemberian ekstrak daun kelor

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 52: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

38

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

mempunyai kandungan flavonoid, saponin, tanin, klorofil, vitamin K dan

poliphenol yang memberikan nutrisi dan melindungi luka dari bakteri, bersifat anti

inflamasi dan meningkatkan kerja pembuluh darah kapiler.

Flavonoid mampu meingkatkan hormon pertumbuhan yang dibutuhkan saat

proses penyembuhan luka yaitu EGF, TGFα, PDGF, VEGF, FGF dan TGFβ

sehingga proses penyembuhan akan lebih cepat (Li, Chen & Kirsner, 2007).

Sedangkan saponin mempunyai efek hemostatik dengan membantu membentuk

fibrin untuk memperkuat bekuan darah, sehingga proses penyembuhan luka pada

fase hemostatik berlangsung lebih singkat dan mempercepat untuk masuk dalam

fase inflamasi sehingga penyembuhan luka terjadi lebih cepat dari proses fisiologis

umumnya (Venny, 2010).

Berdasarkan hasil analisis statistik, gambaran histologis menunjukkan

bahwa hipotesis diterima dan terdapat perbedaan signifikan pada hari ke 3 yang

berarti pemberian ekstrak daun kelor 15% dapat meningkatkan jumlah pembuluh

darah. Sedangkan pada hari ke 5 terdapat perbedaan yang tidak signifikan antara

kelompok kontrol dan kelompok perlakuan karena pada hari ke 5 sudah menuju

proses kesembuhan.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 53: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

39

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

BAB 7

KESIMPULAN DAN SARAN

7.1 Kesimpulan

1. Gel ekstrak daun kelor 15% dapat meningkatkan kecepatan angiogenesis

pada proses penyembuhan luka paska ekstraksi gigi tikus wistar jika

dibandingkan dengan kelompok kontrol.

2. Peningkatan jumlah pembuluh darah tertinggi terjadi pada hari ke 3 paska

pencabutan gigi tikus wistar yang diberi gel ekstrak daun kelor.

7.2 Saran

1. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut untuk mengetahui :

a. Pengamatan pembuluh darah pada hari pertama, kedua dan keempat

untuk mengetahui perubahan yang terjadi secara detail.

b. Penelitian selanjutnya meningkatkan konsentrasi ekstrak daun kelor

untuk mengetahui perbedaan jumlah pembuluh darah dengan

konsentrasi yang berbeda.

c. Toksisitas ekstrak daun kelor sehingga dapat diketahui dosis yang dapat

dikonsumsi.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 54: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

40

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

DAFTAR PUSTAKA

Adair dan Montani. 2012. Angiogenesis. San Rafel: Morgan Clay Pool Life

Sciences. Hal 2

Adi, N & Linus, S. 2012. Pengaruh Kadar CMC Na sebagai Bahan Pengental

terhadap Sifat Fisik Lotion Replain Minyak Atsiri Akar Wangi (Vetivera

zizanoides (L) Nogh. Akademi Farmasi Theresiana. Semarang, hal. 18.

Angganisa, H E. 2014. Perbedaan Efektifitas Manajemen Nyeri pasca Ekstraksi

Gigi di Rsud Dr. Soehadi Prijonegoro Sragen dan Puskesmas Sidoharjo

Sragen. Universitas Diponegoro, Fakultas Kedokteran Gigi.

Amijaya, A. P., Sri, Muwarni, Wisnu, Wardhana. 2013. Efek Ekstrak Air Daun

Kelor (Moringa Oleifera) terhadap KadarTumor Necrosis Factor Alpha

(Tnf-Α) dan Gambaran Histopatologi Sel Endotel Arteri Coronaria pada

Tikus Putih (Rattus Norvegicus) yang Diberi Diet Aterogenik. Fakultas

Kedokteran Hewan. Universitas Brawijaya.

Balaji, S.2007. Textbook of Oral and Maxillofacial Surgery 1stEd. New Delhi:

Elseveir.P.211

Bisono.2003.Petunjuk Praktis Operasi Kecil. Jakarta: penerbit buku kedokteran

EGC. Hal. 15-17.

Cockbill.2002.The Healing Process. J hospital pharmacist vol 9. Pp 1-5.

Damayanti, Ika P, Risa, Pitriani, Yulrina Ardhiyanti. 2015. Panduan Lengkap

Keterampilan Dasar Kebidanan II. Yogyakarta: Deepublish. Hal. 66-67.

Faradisa, M. 2008. Uji Efektifitas Antimikroba Senyawa Saponin dari Batang

tanaman Belimbing Wuluh (Averrhoa Bilimbi Linn). Skripsi, Fakultas

sains dan teknologi universitas islam negeri Malang, pp. 24-39.

Friska, Sardoko, Caroline T., Sandra F. 2009. Angiogensis: Patofisiologi dan

Aplikasi Klinis. JKM vol. 8, no. 2. P. 174

Gardner, P.T., T.A.C. White, D.B. McPhail & G.G. Duthie (2000). The relative

contributions of vitamin C, carotenoids and phenolics to the antioxidant

potential of fruit juices. Food Chemistry 68: 471-474

Gulcin, Ilhami, Mshvildadze, Vakhtang, Akcahan, Gepdiremen, Riad Elias. 2004.

Antioxidant Activities from Ivy: α-Hederin, Hederasaponin-C,

Hederacolchiside-E and Hederacolchiside-F. Planta Med. Pp. 561-563.

Handoko, Galang, Andriani, Ika. 2015. Pengaruh Pemberian Ekstrak Etanol Daun

Kelor (Moringa Oleifera) Terhadap Waktu Perdarahan Gingivitis Pada Tikus

Sprague-Dawley. Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 55: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

41

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

Indonesia Enterostomal Therapy Nurse Association (InETNA). 2004. Perawatan

Luka. Makalah Mandiri. Jakarta: RS Dharmais. Hal 13

Juliantina., Farida R. Manfaat Sirih (Piper crocatum) sebagai Agen Anti Bakterial

terhadap Gram Positif dan Gram Negatif. JKKI – Jurnal Kedokteran dan

Kesehatan Indonesia; 2009 No 1 (I).H.5.

Juniantito, V & Prasetyo. 2006. Aktivitas Sediaan Gel dari Ekstrak Lidah Buaya

(Aloe barbadensis Mill.) pada Proses Penyembuhan Luka Mencit (Mus

musculus albinus). J II Pert Indon. vol. 11, no. 1, hal. 19.

Khoswanto, C 2010, The Effect of Mengkudu Gel (Morinda citrifolia Linn.) In

Accelerating the Escalation of Fibroblast Post Extraction. Dent J. vol. 43,

no.1, pp. 32, 33.

Katharina, Simbolan, J.M., M. Simbolan. 2007. Cegah Malnutrisi dengan Kelor.

Yogyakarta: Kanisius.

Krisnadi, A. D. (2008). KELOR Super Nutrisi. Blora, Jawa Tengah, Indonesia:

KELORINA.

Li, J., Chen, J., Kirsner, R. 2007. Pathophysiology of Acute Wound Healing. J.

Dermatology. vol 25. no 1, pp 9-18.

Marais, Jannie P.J., Betina, Deavours, Richard A., Dixon, Ferreira, Daneel. 2006.

The Stereochemistry of Flavonoid. New York: Springer. P. 1-2.

Miloro M., 2004. Peterson’s Prinviples of Oral and Maxillofacial Surgery 2nd Ed.

BC Decker Inc. London pp.3-5.

Moenadjat Y. 2009. Luka Bakar: Masalah dan Tata Laksana. Jakarta: Fakultas

Kedokteran Universitas Indonesia.

Pambudi, Ari P. 2013. Uji Daya Antibakteri Ekstrak Daun Kelor (Moringa oleifera)

terhadap Bakteri Edwardsisella tarda Secara In Vitro. Universitas Airlangga.

Pederson W. Gordon. 1996. Buku Ajar Praktis Bedah Mulut. 1st ed, Penerbit Buku

Kedokteran. EGC. Jakarta: pp. 36-44, 60.

Permatasari KI, Periadnadi, Nasir N. 2013. Uji antimikroba ekstrak segar jahe-

jahean (Zingiberaceae) terhadap Staphylococcus aureus, Escherichia coli dan

Candida albicans. Jurnal Biologi Universitas Andalas. 2(1): pp. 20-4

Pramesti. 2012. Luka akut dan Luka Kronik. Available from http://dokumen.tips/

documents/makalah-luka-akut-kronik.html

Pramono E. 2002. The Commercial use of Traditional Knowledge and Medicinal

Plant in Indonesia. Submitted for multi-stakeholder dialogue on trade,

intellectual property and biological resources in Asia. P. 59

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 56: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

42

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

Pusponegoro AD, 2005. Luka Dalam: Buku Ajar Ilmu Bedah 2nd . Jakarta: EGC.

Pp 66-88.

Rachmawati, F., M.C. Nuria, Sumantri. 2010. Uji Aktivitas Antibakteri Fraksi

Kloroform Ekstrak Etanol Etanol Pegagan (Centella asiatica (L) Urb) serta

Identifikasi Senyawa Aktifnya. Universitas Wahid Hasyim. Semarang.

Rajalakshmi, D dan S. Narasimhan. 1985. Food Antioxidants: Sources and Methods

of Evaluation. Dalam D.L. Madhav., Food Antioxidant, Technological,

Toxilogical and Health Perspectives. Hongkong: Marcel Dekker Inc.

Ravindra, V., Karadi, Avneet, B., Gadge,, K. R., and Alagawadi, R. V. S. 2005.

Effect of Moringa oleifera Lam. root-wood on ethylene glycol induced

urolithiasis in rats. K.L.E.S's College of Pharmacy, India. Journal of

Ethnopharmacology Volume 105, Issues 1–2, 21 April 2006, pages 306–311

Setyawan, Ari. 2007. Na-CMC. Universitas Brawijaya.

Shahid, I., Bhanger, M. I. 2004. Effect of Season And Production Locatio on

Antioxidant Activity of Moringa Oleifera Leaves Grown In Pakistan.

University of Sindh, Pakistan. Journal of Food Composition and Analysis

Volume 19, Issues 6–7, September– November 2006, pages 544–551

Sihombing C.N., Nasrul W., & Taofik R.. 2009. Formulasi Gel Antioksidan Ekstrak

Buah Buncis (Phaseolus vulgaris L.) dengan Menggunakan Basis Aquapec

505 HV. Jurnal Farmaka. 7 : 3.

Singer AJ, Clark RAF. 1999. Cutaneous wound healing. The New England J of Med

341 : 738 – 746

Sofianty, Dian. 2010. Minimalisir Trauma Pencabutan Gigi di Puskesmas.

http://www/surabayahealth.org/berita/minimalisir-traumapencabutan-gigi-

di-puskesmas.html. Diakses tanggal 8 Maret 2016

Ueno, C., Hunt, T. K., Hopf, H.W. 2006. Using physiology to Improve Surgical

Wound Outcomes. J. Plastic reconstruction Surgery. Vol. 1, pp 59-71.

Unuigbe, Charles, Henry A. Okeri, Osayemwenre Erharuyi , Emmanuel E.

Oghenero1 and Dominic A. Obamedo. 2014. Phytochemical and antioxidant

evaluation of Moringa oleifera (Moringaceae) leaf and seed. Vol. 11 no. 2,

pp. 51-57.

Venny LA,. 2010. Percepatan Pembekuan Darah Ekstrak Etanol Daun Sendok

(Plantago mayor L.). Skripsi Faskultas Kedokteran Gigi Universitas

Airlangga Surabaya: p. 7

William, W. Li, Vincent, W. Li. 2003. Angiogenesis in Wound Healing. Dowden

Health Media. New York. P.5.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 57: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

43

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

Yudistira, F. A., Murwani, S dan Trisunuwati, P. 2013. Potensi Antimikroba

Ekstrak Air Daun Kelor (Moringa oleifera) Terhadap Salmonella enteritidis

(SP-1-PKH) Secara In Vitro. Program Kedokteran Hewan, Universitas

Brawijaya. Malang. Hal.4-5.

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 58: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

44

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

LAMPIRAN

1. Keterangan laik etik

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 59: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

45

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

2. Tabel Hasil Penelitian

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 60: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

46

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

3. Kandungan Ekstrak Daun Kelor

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 61: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

47

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

4. Proses Penelitian

Tikus wistar diadaptasi selama

7 hari

Tikus wistar dianastesi

menggunakan ketamin

Dilakukan pencabutan gigi

insisif rahang bawah

Pemberian gel ekstrak daun

kelor 15%

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 62: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

48

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

5. Hasil Uji Statistik

1. Uji Distribusi Normal

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Kontrol 3 ∑ Pembuluh

Darah Kontrol 5

∑ Pembuluh

Darah

N 6 6 6 6

Normal

Parameters

(a,b)

Mean 5.5000 16.3300 8.6667 11.0000

Std. Deviation 0.54772 2.65832 0.51640 3.03315

Most

Extreme

Differences

Absolute 0.319 0.175 0.407 0.172

Positive 0.319 0.158 0.259 0.167

Negative -0.319 -0.175 -0.407 -0.172

Kolmogorov-Smirnof Z 0.782 0.430 0.998 0.421

Asymp. Sig. (2-tailed) 0.573 0.993 0.272 0.994

a. Test distribution is normal

b. Calculated from data

2. Independent t – Test Kelompok 3

Group Statistic

Group N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

Ekstrak Daun Kelor

Kontrol 3 6 5.5000 0.54772 0.22361

Pembuluh

Darah 3 6 16.3333 2.65832 1.08525

Independent Sample Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df

Sig.

(2-

tailed)

Mean

Differenc

e

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower

Ekstrak

Daun

Kelor

Equal

Variances

Assumed

5.956 0.035 -9.777 10 0.000 -10.83333 1.10805 -13.30223 -8.36444

Equal

Variances

not

Assumed

-9.777 5.424 0.000 -10.83333 1.10805 -13.61602 -8.05065

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 63: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

49

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

3. Independent t – Test Kelompok 5

Group Statistic

Group N Mean Std. Deviation Std. Error

Mean

Ekstrak Daun Kelor

Kontrol 3 6 5.5000 0.54772 0.22361

Pembuluh

Darah 3 6 16.3333 2.65832 1.08525

Independent Sample Test

Levene's Test

for Equality of

Variances

t-test for Equality of Means

F Sig. t df Sig. (2-

tailed)

Mean

Difference

Std. Error

Difference

95% Confidence

Interval of the

Difference

Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower Upper Lower

Ekstrak

Daun

Kelor

Equal

Variances

Assumed

7.940 0.018 -1.858 10 0.093 -2.33333 1.25610 -5.13209 0.46542

Equal

Variances

not Assumed

-1.858 5.29 0.119 -2.33333 1.25610 -5.50978 0.84311

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K

Page 64: SKRIPSI - repository.unair.ac.idrepository.unair.ac.id/54386/13/SKRIPSI - ELOK AMANDA K... · Dr. Retno Pudji Rahayu drg., M. Kes selaku Dosen Patologi Mulut yang ... (lag phase)

50

ADLN – PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN ... ELOK AMANDA K

6. Preparat Pembuluh Darah

Pembuluh darah kontrol hari ke 3 Pembuluh darah perlakuan hari ke 3

Pembuluh darah kontrol hari ke 5 Pembuluh darah perlakuan hari ke 5

ADLN-PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA

SKRIPSI PENGARUH EKSTRAK DAUN.... ELOK AMANDA K