skripsi evaluasi penerapan sistem akuntansi …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN
PERHITUNGAN PPH PASAL 21 PADA PT. ASURANSI JIWA
BUMI PUTRA CAB. ENREKANG
SELVIN EVI
10573 02061 10
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
ii
SKRIPSI
EVALUASI PENERAPAN SISTEM AKUNTANSI PENGGAJIAN DAN
PERHITUNGAN PPH PASAL 21 PADA PT. ASURANSI JIWA
BUMI PUTRA CAB. ENREKANG
SELVIN EVI
10573 02061 10
Diajuhkan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi (S.I) Pada Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi dan Bisnis
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MAKASSAR
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYA MAKASSAR
MAKASSAR
2015
iii
iv
v
ABSTRAK
Selvin Evi . 2015. Evaluasi Penerapan Sistem Akuntansi Penggajian dan Perhitungan PPh Pasal 21 pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang.Skripsi. Fakultas Ekonomi dan Bisnis . Universitas Muhammadiah Makassar.
Penelitian ini bersikap deskriftif yang bertujuan untuk : (1) . Mengetahui penerapan sistem akuntansi penggajian pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab Enrekang , (2). Mengetahui penerapan perhitungan PPh pasal 21 pada. PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang.
Variabel ini adalah variabel tunggal ganda (1). Sistem Akuntansi Penggajian, (2). Perhitungan PPh pasal 21 . Populasi penelitian ini adalah data-data yang menyangkut penggajian dan PPh pasal 21yang tersedia di PT. Asursnsi Jiwa BumiPutra Cab. Enrekang, sedangkan sampelnya adalah data-data yang menyangkut penggajian dan PPh pasal 21 yang tersedia di PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang untuk satu tahun terakhir . Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan tehnik (1). Interview, (2). Observasi, (3). Dokumentasi. Data penelitian dianalis secara kualitatif dan Kuantitatif
Hasil penelitian menunjukn bahwa penerapan sistem akuntansi penggajian pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang belum memenuhi unsur-unsur sistem pengendalian intern yang baik sedangkan penerapan perhitungan pph pasal 21 belum sesuai dengan dengan UU No. 36 tahun 2008 disertai dengan peraturan penerapan pemerintah mengenai pajak penghasilan yang ditanggung oleh pemerintah yang berlaku efektif tahun 2013.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum wr,wb
Maha suci Allah yang mentakdirkan kita hidup di dunia ini, Segala puji
bagiNya yang telah mengizikan kita untuk menghirup segarnya kehidypan bumi.
Alhamdulillah, penulis panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
melimpahkan rahmat dan petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini yang berjudul ‘’ Evaluasi Penerapan Sistem Akuntansi
Penggajian dan Perhitungan PPh pasal 21 pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra
Cab. Enrekang;
Shwalat dan salam semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi besar
Muhammad Saw, keluarga, sahabarnya dan para pengikutnya serta pertolongan
beliau hingga ke akhir jaman.
Penulis skripsi ini bertujuan untuk melengkapi salah satu syarat dalam
memperoleh gelar sarjana pada Jaurusan Akuntansi UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR. Dalam menyusun skripsi ini penulis tak luput
dari berbagi dari kesuitan, untuk itu penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan
penyajian skripsi ini masih jauh dari sekempurnaan. Keadaan ini semata- mata
karena keterbatasan kemempuan yang ada pada diri penulis.
Kedua oran tuaku, Ayahanda Pahan dan ibunda Maria, yang tak perna jenuh
memberikan kasih sayang, do’a, serta dukunganya. Juga kepada saudaraku, darwis
,aira , sumarni yang selalu membantu di mana dan kapanpun juga.
vii
Dalam mewujudkan skripsi ini, penulis banyak memperoleh bantuan dan
dorongan mamupun dari berbagi pihak, baik secara langsung mamupun tidak
landsung. Sudah sepantasnya apabila pada kesempatan ini penulis mengucapkan rasa
terimah kasih yang tulus kepada:
1. Allah SWT atas rahmat dan hidayah-Nya
2. Bapak Dr. H. Irwan Akib.M ,Pd, selaku Rektor Universitas Muhammadiya
Makassar.
3. Bapak Dr. H. Mahmud Nuhung, M.A, selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
4. Bapak Ismail Badollahi, SE. M.SI AK, selaku ketua Jurusan Akuntansi serta
Bapak Abdul Salam, SE.M.SI AK selaku sekertaris Jurusan Akuntansi
Universitas Muhammadiya Makassar.
5. Ibu H.Lilly Ibrahim, SE., M.Si sebagai pembimbing 1 yang telah memberikan
pengarahan, bimbingan, dan saran yang sangat berguna dalam proses
penyelesaian skripsi ini.
6. Bapak Ishak, SE. M. Si. AK sebagi pembimbing II yang telah memberikan
pengarahan, bimbingan, dan sran yang sangat berguna dalam proses
menyelesaikan skripsi ini.
7. Semua Kariyawan Tata Usaha Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang selalu
melayani penulis dengan ikhlas, penulis ucapkan banyak terimah kasih yang
sebesar-besarnya.
viii
8. Bapak pimpinan dan para staf karyawan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
Makassar yang telah memberikan data-data keterangan sehubungan dengan
penulis skripsi ini.
9. Seluruh staf administarsi dalam lingkungan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang
telah mendidik dengan ilmu pengetahuan, baik secara langsung mamupun tidak
langsung sehingga penulis dapat menyelesaikan kulia dan penulisan skripsi ini.
10. Segenap keluargaku, kalian adalah sumber motivatisi dan solusi dari segala kesan
menjalani hidup hingga penulis bisa sampai pada tahap sekarang ini.
11. Sodara-sodariku ‘’AK 08’s’, tempat dimana aku tertawa, menertawakan, susah,
disusahkan, menyusahkan, bertengkar, diutangi, bahagia, sedih dan masih banyak
lagi.
12. Saudara saudara saya yang selama ini menemani dan selalu memberikan
masukan –masukan yang begitu berarti dalam menyusun skripsi ini.
13. Terimah kasih buat Adri , Hermayana Majid, yang selama ini menemani dan
selalu memberikan masukkan-masukan yang bengitu berarti dalam menyusun
skripsi ini.
14. Segenap mahasiswa Universitas Muhammadiya Makassar yang turut adil dalam
prosesku belajar mengenali dan dikenal sebagai makhluk sosial.
15. Semua pihak yang tidak bisa saya sebut satu per satu yang telah ikhlas
menyayangi dan membentu dalam hari-hariku.
Akhirnya, penulis berharap semoga amal baik yang telah mereka lakukan
mendapakan ridho dan balasan dari Allah SWT. Amin. Semoga Allah menjadikan
ix
skripsi ini sebagai pendorong bagi dunia pendidikan dan ilmu pengetahuan, serta
selalu memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua.
Amiiinnn.
Wassalamu’alaikum wr.wb
Makassar, Oktober 2014
Penyusun
SELVIN
x
DAFTAR ISI
HALAMA JUDUL ................................................................................................. i
HALAMA PERSETUJUAN ................................................................................ ii
HALAM PENGESAHAN SKRIPSI................................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iii
KATA PENGANTAR.......................................................................................... iv
DAFTAR ISI...........................................................................................................x
BAB 1 PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang .............................................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian .......................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ........................................................................................ 3
BAB II TINJUAN PUSTAKA ................................................................................ 4
1. Sistem Akuntansi Penggajian........................................................................4
a. Pengertian Sistem Akuntansi Penggajian................................................. 4
b. Komponen-Komponen System Akuntansi............................................... 5
c. Produser System Akuntansi ..................................................................... 8
d. Pencatatan Akuntansi Interen................................................................. 10
2. Sistem Pengendalian Interen....................................................................... 11
a. Pengertian SPI........................................................................................ 11
b. Unsur Pengendalian Interen ................................................................... 11
3. PPh Pasal 21................................................................................................ 13
a. Pengertian Pajak Penghasilan Pasal 21 .................................................. 13
xi
b. Objek Pajak ............................................................................................ 14
c. Pemotongan Pajak PPh Pasal 21............................................................ 15
d. Pengahasilan Tidak Kena Pajak ............................................................. 17
e. Tarip PPh Pasal 21 ................................................................................. 18
f. Tata Cara Penelitian PPh........................................................................ 18
2. Kerangka Pikir ........................................................................................... 20
3. Hipotesi ...................................................................................................... 21
BAB III METODE PENETILIAN ....................................................................... 22
A. Daerah dan Waktu Penelitian....................................................................... 22
B. Metode Penguumpulan Data ........................................................................ 22
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................................. 23
D. Metode Analisis ........................................................................................... 23
BAB IV GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN................................................ 26
A. Gambaran Umum PT. Asuransi Jiwa Bumi Putera...................................... 26
1. Sejarah Singakat Perusahaan.................................................................. 26
2. Struktur Organisasi Perusahaan ............................................................. 29
3. Jenis –jenis Produksi .............................................................................. 33
B. Hasil dan Pembahasan.................................................................................. 44
1. Penilaian Sistem Akuntansi Pengenggajian Melalui Sisitem
Pengendaalian Interen pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab
Enrekang ..............................................................................................44
2. Perhitungan Pajak Penghasilan 21 Yang Di Terapkan PT. Asuransi
Jiwa Bumi Putra Cab Enrekang ..........................................................56
xii
BAB VI PENUTUP .............................................................................................61
A. Kesimpulan ............................................................................................. 61
B. Saran ...................................................................................................... 61
DAFTAR PUSTAKA
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menentukankebijakan perusahaan tentang sistem imbalan baik
berupa gaji, upah maupun tunjangan yang telah disepakati antara perusahaan dan
karyawan harus sesuai dengan kemampuan dan prestasi kerja karyawan tersebut.
Pemberian imbalan yang sesuai dapat membangkitkan motivasi karyawan untuk
lebih meningkatkan kualitas pekerjaan, artinya pekerjaan apapun yang diberikan
kepadanya akan dilaksanakan dengan penuh rasa tanggung jawab.
Untuk mempermudah pembayaran gaji karyawan terlebih kepada perusahaan
yang besar maka diperlukan sistem akuntansi penggajian. Bagi perusahaan besar,
biaya gaji mempunyai pengaruh yang cukup berani terhadap labah bersih yang
diperoleh perusahaan. Oleh karena itu sistem akuntansi penggajian harus
dilaksanakan sebaik mungkin.
Disini dapat dilihat bahwa betapa pentingnya sistem akuntansi penggajian
bagi perusahaan yang bukan hanya menyangkut soal pembayaran gaji karyawan
melainkan juga berhubungan dengan penyelenggaraan administrasi penggajian
termaksud data mengenai pajak penghasilan (PPh) karyawan. Akuntansi
Penggajian harus dilengkapi dengan sistem pengendalian intern untuk mencegah
over payment, kekeliruan pembayaran antara karyawan yang satu dengan
karyawan lainya, kesalahan pembayaran kepada orang yang bukan karyawan dan
berbagai bentuk penyelewengan lain yang dapat merugikan perusahaan. PT.
Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang merupakan perusahaan yang bergerak
2
di bidang asuransi jiwa yang memasarkan produknya dengan menggunakan
tenaga kerja. Di samping itu juga PT.Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang
adalah salah satu perusahaan yang telah menerapkan sistem akuntansi penggajian
untuk mempermudah pembayaran gaji karyawannya. Pelaksanaan sistem
akuntansi penggajian ini akan memberikan keuntungan kepada perusahaan karena
akan mengurangi berbagai bentuk penyelewengan dan juga bagi para karyawan
karena kelancaran pembayaran gaji akan dapat meningkatkan kesejahteraan hidup
mereka
Menyadari perlunya sistem akuntansi penggajian bagi setiap perusahaan,
maka penulis memilih topik akuntansi penggajian untuk dibahas dengan judul
“Evaluasi Penerapan Sistem Akuntansi Penggajian dan Perhitungan PPh
Pasal 21 Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Putera Cab. Enrekang.
B .Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas maka dapat di temukan masalah pokok yang
dihadapi perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang adalah
apakah Evaluasi penerapan sistem akuntansi penggajian dan perhitungan
pph pasal 21, pada perusahaan telah sesuai dengan UUD perpajakan yang
berlaku”
1. Apakah evaluasi penerapan sistem akuntansi penggajian pada PT.
Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang telah mengandung unsur-
unsur sistem pengendalian intern yang baik?
2. Apakah perhitungan PPh pasal 21 telah sesuai dengan UU No.36 Tahun
2008 pada PT.Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang
3
C. Tujuan Penelitia
Tujuan dari penyusunan Tugas Akhir ini adalah
1. Untuk mengetahui evaluasi penerapan sistem penggajian pada PT.
Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang
2. Untuk mengetahui perhitungan PPh pasal 21 pada PT. Asuransi Jiwa
Bumi Putra Cab. Enrekang
.D. Manfaat Penelitian
Adapun Manfaat Penelitian adalah:
1. Sebagai bahan masukan bagi pimpinan tentang Akuntansi penggajian dan
perhitungan PPh dalam perusahaan.
2. Sebagai bahan pustaka atau acuhan bagi pihak-pihak lain.
3. Mengadakan penelitian selanjutnya dan pihak yang bersangkutan
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. Sistem Akuntansi Penggajian
a. Pengertian Sistem Akuntansi
Suatu sistem pada dasarnya adalah sekelompok unsur yang saling
berhubungan erat satu dengan yang lainya yang berfungsi bersama-sama untuk
mencapai tujuan tertentu. Atas dasar pengertian tersebut, maka sistem yang
diterapkan dalam suatu dapat diartikan sebagai suatu jaringan sekelompok
prosedur yang dikembangkan sesuai dengan suatu rencana guna melaksanakan
suatu aktifitas perusahaan. Pengertian sistem akuntansi menurut Mulyadi (2001:3)
memberikan pengertian sebagai berikut : Sistem akuntansi adalah organisasi
formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasi sedemikian rupa untuk
menyediakan informasi yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan
pengelolaan perusahaan.
Untuk lebih jelasnya, berikut pendapat ahli tentang pengertian sistem
akuntans Lebih lanjut Bodnar, George H. dan William S. Hopwood yang di
indonesiakan oleh Jusuf (2009:181) .Sistem akuntansi suatu organisasi terdiri dari
metode dan catatan catatan yang dibuat untuk mendefenisikan, mengumpulkan,
mengganalisis,mencatat dan melaporkan transaksi-transaks iorganisasi dan
menyelenggarakan pertanggungjawaban bagi aktiva dan kewajiban yang
berkaitan.
5
Dengan adanya pengertian diatas dapat ditarik sebuah kesimpulan
bahwasistem akuntansi tidak hanya dapat digunakan untuk melihat transaksi yang
terjadisaja, tetapi juga memiliki peranan yang sangat penting dalam menjalankan
bisnisperusahaan.Sistem akuntansi merupakan subsistem informasi manajemen
yangberfungsi untuk mengelola data keuangan guna memenuhi kebutuhan
pemakaiinternal maupun eksternal.
Sistem akuntansi penggajian merupakan bagian dari sistem akuntansi
yangdisusun untuk transaksi dalam perhitungan gaji dan upah karyawan.Selama
ini sering kali terjadi persepsi antara gaji dan upah. Saat ini dalammasyarakat pada
umumnya pengrtian gaji dan upah dianggap sama. Padahalterdapat perbedaan
definisi diantara keduanya. Menurut Mulyadi (2001:373),bahwa gaji didefinisikan
secara umum sebagai pembayaran atas penyerahan jasayang dibayarkan kepada
karyawan yang memiliki jenjang jabatan manajer danumumnya merupakan
pembayaran atas penyerahan jasa yang dilakukan olehkaryawan pelaksana (
bagian produksi ) dan dibayarkan berdasarkan hari kerja,jam kerja, atau jumlah
satuan produk yang telah dihasilkan oleh karyawan.Dalam pelaksanaan sistem
penggajian di tiap-tiap perusahaan tidak selalusama, hal tersebut tergantung dari
kondisi perusahaan. Dalam sistem penggajian. Dari definisa di atas dapat
disimpulkan bahwa sistem penggajian adalah suatu jaringan yang dapat
mennyajikan cara-cara pembayaran gaji pegawai dalam suatu perusahaan.
2. Komponen- komponen Sistem Akuntansi Penggajian
b. Fungsi yang terkait dalam sistem akuntansi penggajian
Menurut Bodnar, George H dan William S. Hopwood yang di Indonesiakan
oleh Jusuf (2008 : 285 ), “ Sistem akuntansi penggajian melibatkan fungsi
6
kepegawaian, fungsi pencatatan jam kerja, fungsi penggajian, fungsi akuntansi
dan fungsi keuangan”. Berikut ini disajikan penjelasana :
Fungsi kepegawaian bertanggung jawab untuk menempatkan orang di
bagian penggajian perusahaan, menspesifikasikan tingkat pembayaran dan
mengotorisasikan potongan-potongan gaji. Seluruh perubahan seperti
penambahan dan pengurusan pegawai.
Fungsi pencatata jam kerja bertanggung jawab untuk menyajikan dan
mengontrol laporan-laporan jam kerja dan kartu-kartu jam kerja. Pada akhir
setiap periode pembayara gaji, kartu jam kerja ( atau laporan jam kerja )
karyawan menunjukan jumlah jam kerja dan uang yang akan diterima.
Fungsi penggajian bertanggung jawab untuk perhitungan dan penyiapan
proses penggajian. Perhatikan bahwa proses penggajian harus terpisah dari
penyiapan data masukan untuk dasar pembayaran, laporan-laporan jam kerja dan
data kepegawaian. Data kepegawaian diterima dari pencatat kerja. Daftar gaji
memuat rincian perhitungan gaji bersih ( gaji kotor dikurang potongan-
potongan). Cek pembayaran dikirim ke fungsi keuangan untuk ditandatanganai,
diteliti, dan didistribusikan .
Fungsi akuntansi bertanggung jawab untuk mencatat kewajibanyang
timbul dalam hubungan dengan pembayaran gaji dan upah karyawan (
misalnya hutang gaji dan upah karyawan, dan hutang pajak).
Fungsi keuangan bertanggung jawab untuk untuk mengisi cek guna
pembayaran gaji dan upah dan menguangkan cek tersebut ke bank. Uang tunai
7
tersebut kemudian dimasukan kedalam amplop gaji dan uagh setiap karyawan
selanjutnya dibagikan kepada karyawan yang berhak.
Istilah gaji meliputi semua gaji dan upah yang dibayarkan perusahaan
kepada karyawannya, di mana komponen- komponen gaji sebagai berikut:
1. Gaji pokok, yaitu gaji yang diberikan kepada setiap karyawan dengan
melihat status masing- masing karyawan.
2. Honorer, yaitu imbalan atas jasa, jabatan atau kegiatan yang dilakukan,
misalnya honorarium anggota dewan komisaris atau anggota dewan
pengawas.
3. Tunjangan jabatan, yaitu tunjangan yang berkaitan kepada karyawan yang
menduduki jabatan tertentu.
4. Tunjangan cuti, yaitu tunjangan yang di berikan kepada karyawan yang
mengambil cuti.
5. Tunjangan transpor, yaitu tunjangan yang diberikan kepada karyawan
dalam melaksanakan pekerjaanya setiap hari kerja.
6. Tunjangan prestasi, yaitu tunjangan yang diberikan kepada karyawan
yang berprestasi.
7. Uang lembur, yaitu penghasilan yang diberika kepada karyawan yang
bekerja diluar jam kantor ( lembur).
8. Uang pengsiun,yaitu penghasilan yang diberikan kepada orang pribadi atau
ahli warisnya atas pekerjaan yang dilakukan di masa lalu.
8
Tarif gaji yang diterima oleh karyawan biasanya dinyatakan dalam
sebulan, tetapi ada juga upah yang diterima s karyawan dinyatakan dalam
rupiah per jam, per unit produksi, atau satuan lainnya.
Hal tersebut menunjukkan bahwa sistem penggajian pada perusahaan
bervariasi, namun demikian sistem penggajian/pengupagan menurut Narko (
1994: 148) pada umumnya dapat digolongkan ke dalam:
a. Sistem gaji tetap
Dalam sistem ini kartawan akan mendapatkan gaji yang besarnya relatif
tetap. Misalanya pegawai tersebut lembur maka pegawai tidak mendapatkan
uang lembur, sehingga jika diterimahnya juga tidak di kurangi.
b. Sistem gaji tepat dengan variasi
Yaitu bahwa pegawai akan mendapatkan gaji terententu lembur atau
melakukan prestasi tertentu akan mendapatkan uang tambahan, dan sebaliknya
jika absen atau terlambat masuk kerja, maka gajinya akan dikurangi.
c. Sistem upah variabel
Yaitu sistem dimana pegawai akan mendapatkan upah proporsiona dengan
prestasinya. Satuan prestasi dapat dalam bentuk unit produksi, jam kerja atau hari
kerja. prosedur yang telah ditetapkan, maka kan tercapai suatu kedisiplinan kerja
pada bagian yang terkait.
c. Prosedur Sistem Akuntansi Penggajian
Dalam sistem penggajian dan pengupahan terdapat jaringan prosedur
yangmembentuk system tersebut. Seperti yang ditulis Mulyadi (2001: 385) adalah
:Sistem penggajian dan pengupahan terdiri dari jaringan prosedur sebagai berikut:
9
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
Prosedur ini bertujuan untuk mencatat waktu hadir karyawan. Pencatatan
waktu ini diselenggarakan oleh fungsi pencatat waktu dengan menggunakan daftar
hadir pada pintu masuk kantor administrasi atau pabrik. Daftar hadir ini juga
digunakan untuk menetukan apakah karyawan bekerja diperusahaan dalam jam
biasa atau lembur (overtime), sehingga dapat digunakan untuk menetukan apakah
karyawan akan menerima gaji saja atau tunjangan lembur.
2. Prosedur pembuatan daftar gaji
Dalam prosedur ini, fungsi pembuatan daftar gaji membuat daftar gaji
karyawan.Data yang dipakai sebagai dasar pembuatan daftar gaji adalah surat-
surat keputusan mengenai pengangkatan karyawan baru, kenaikan pangkat,
pemberhentian karyawan, penuruna pangkat, daftar gaji bulan sebulumnya, dan
daftar hadir. Jika gaji karyawan tidak melebihi penghasilan tidak kena wajib
pajak, informasi mengenai potongan PPh pasal 21 dihitung oleh fungsi pembuat
daftar gaji atas dasar data yang tercantum dalam kartu penghasilan karyawan.
Potongan PPh pasal 21 ini tercantum dalam daftar gaji.
3. Prosedur distribusi biaya gaji
Dalam prosedur distribusi biaya gaji tenaga kerja didistribusikan kepada
departemen-departemen yang menikmati manfaat tenaga kerja.
4. Prosedur pembayaran gaji dan upah
Prosedur pembayaran gaji upah melibatkan fungsi akuntansi dan fungsi
keuangan.Fungsi akuntansi membuat perintah pengeluaran kas kepadafungsi
keuangan untuk menulis cek guna pembayaran gaji.Fungsi keuangan kemudian
10
menguangkan cek tersebut ke bank dan kemudian memasukan uang ke amplop
gaji dan upah karyawan.
d . Pencatatan Akuntan Penggajian
Untuk mengetahui biaya gaji maka dibuat jurnal dalam tahap yaitu sebagai
berikut:
a. Tahap pertama, berdasarkan kas buat lembaran lembaran ke 1 kewajiban
gaji dicatat oleh bagian utang kedalam registrasi buku kas keluar sebagai
berikut:
Gaji Rp.xx
Utang gaji Rp. xx
Utang PPh karyawan Rp.xx
b. Tahap kedua, berdasarkan bukti memorial, bagian jurnal mencatat
distribusi biaya ke dalam jurnal umum sebagai berikut:
Biaya administrasi dan umum Rp.xx
Biaya pemasaran Rp.xx
Gaji Rp. Xx
c. Tahap ketiga, berdasarkan dokumen bukti kas keluar yang telah di
cap”lunas” oleh bagian keuangan, bagian jurnal mencatat pembayaran
gaji dan penyetoran Pajak Penghasilan (PPh) ke kas Negara kedalam
register cek sebagai berikut:
Utang gaji Rp.xx
Utang PPh karyawan Rp.xx
Kas Rp.xx
11
d. Tahap keempat, berdasarkan bukti memorial yang dilampirkan dengan
rekap daftar gaji, bagian kartu biaya mencatat biaya tenaga kerja ke
dalam buku pembantu( kartu biaya)
2. Sistem Pengendalian Intern kontrol
a. Pengertian Sistem pengendalian intern
Pengertian pengendalian intern menurut Nugroho Widjajanto (2001 : 18)
adalah sebagai berikut:
Pengendalian intern (internal control) adalah suatu Sistem pengendalian
yang meliputi stuktur organisasi serta metode dan ukuran yang ditetapkan dalam
perusahaan.
b. Unsur pengendalian intern kontrol
Berdasarkan definisi tentang pengendalian intern diatas, maka penting juga
untuk diketahui tentang unsur-unsur pengendalian intern dalam sisten penggajian
yang baik kan menunjang kegiatan penggajian. Hal ini dikemukakan oleh Mulyadi
(2001 : 387), yang meliputi:
1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggungjawab fungsional secara
tegas diantaranya:
a. Fungsi pembuat daftar gaji dan upah harus terpisah dari fungsi
keuangan
b. Fungsi pencatat waktu hadir hanis terpisah dari fungsi operasi.
2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan
perlindungan yang cukup untuk kekayaan, utang pendapatan dan
biayayang terdiri dari:
12
a. Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji dan upah
harus memiliki surat keputusan pengangkatan sebagai karyawan
perusahaan yang ditandatangani oleh direktur utama perusahaan
tersebut.
b. Setiap perubahan karyawan karena perubahan pangkat, perubahan
tarif gaji dan upah, harus didasarkan pada surat keputusan direktur
keuangan.
c. Setiap potongan gaji dan upah karyawan selain dari pajak
penghasilan karyawan harus didasarkan surat potongan gaji dan upah
yang diotorisasi oleh fungsi kepegawaian.
d. Kartu jam hadir harus diotorisasi oleh fungsi pencatat waktu.
e. Perintah lembur harus diotorisasi oleh kepala departemen yang
bersangkutan.
f. Daftar gaji dan upah harus diotorisasi oleh fungsi personalia.
g. Bukti kas keluar pembayaran gaji dan upah harus diotorisasi oleh
fungsi akuntansi.
h. Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsiliasi dengan
daftar gaji dan upah karyawan.
3. Praktek yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit
organisasi, diantaran
a. Kartu jam hadir harus dibandingkan dengan kartu jam kerja sebelu kartu
yang terakhir ini dipakai sebagai dasar distribusi biaya tenaga kerja
langsung.
13
b. Pemasukan kartu jam hadir ke dalam mesin pencatatwaktu harus diawasi
oleh fungsi pencatat waktu.
c. Pembuatan daftar gaji dan upah harus diverifikasi kebenaran dan
ketelitian perhitungan oleh fungsi akuntansi sebelum dilakukan
pembayaran.
d. Perhitungan pajak penghasilan karyawan direkonsiliasikan dengan
catatan penghasilan karyawan.
e. Catatan penghasilan karyawan disimpan oleh fungsi penbuat daftar gaji
dan upah.
3. Pajak Penghasilan Pasal 21
a. Pengertian pajak penghasilan Pasal 21
Menurut Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan Humas ( 2009:16) adalah
Pajak atas penghasilan sehubungan dengan pekerjaan, jasa dan kegiatan dengan
nama dan bentuk apapun yang diterima atau diperoleh wajib pajak orang pribadi
dalam negeri. Pengertian PPh Pasal 21 menurut peraturan Direktorat Jendral Pajak
Nomor; Per-31/PJ/ 2009 pasal 1 angka 2 adalah Pajak atas penghasilan berupa
gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran lain dengan dan dalam bentuk
apapun sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan yang
dilakukan oleh orang pribadi subjek pajak dalam negeri.
Sedangkang pengertian PPh pasal 21 menurut Muljono (2009:215) adalah
Pajak atas penghasilan berupa gaji, upah, honorarium, tunjangan, dan pembayaran
lain dengan nama dan dalam bentuk apapun sehubungan dengan pekerjaan,
jabatan, jasa dan kegiatan sejenis apapun.
14
b. Objek pajak
Menurut Tansuria (2010:11-12), penghasilan yang di potong PPh pasal 21
adalah:
1. Penghasilan yang diterima atau diperoleh pegawai tetap, baik berupa
penghasilan yang bersifat teratur maupun tadak teratur.
2. Penghasilan yang di terima atau diperoleh penerima pensiun secara
teratur berupa uang atau penghasilan sejenis berupa.
3. Penghasilan pegawai tidak tetap atau tenaga kerja lepas, berupa upah
harian,uapah mingguan, upah satuan,upah borongan, atau upah yang
dibayarkan secara bulanan.
4. Penghasilan sehubungan dengan pemutusan hubungan kerja dan
penghasilan sehubungan dengan pensiun yang diterima secara sekaligus
berupa uang pesangon,uang mamfaat pensiun, Tunjangan Hari Tua atau
jaminan hari tua dan pembayaran sejenis lainya.
Sementara itu penghasilan yang dikecualaikan dari pengenaan, PPh pasal 21
adalah:
1. Pembayaran asuransi dari perusahaan asuransi kesehatan, asueansi
kesehatan, asuransi jiwa, asuransi dwiguna, dan asuransi beasiswa.
2. Penerimaan dalam bentuk natural dan kenikmatan lainya dengan
namaapapun yang diberikan oleh wajib pajak.
3. Iuran yang dibayarkan kepada dan pensiun yang pendirianya telah
disahkan Mentri Keuangan dan penyelengara Taspen serta Iuran
15
TabunganHari Tua(THT) kepada badan penyelengagara Taspen dan
Jamsostek yang dibayarkan oleh pembeli kerja.
4. Penerima dalam bentuk natural dan dan kenikmatan lainya dengan nama
apapun yang diberikan oleh pemerintah.
5. Kenikmatan berupa pajak yang ditanggung oleh pembeli kerja.
6. Uang tebusan pensiun yang dibayarkan oleh dana pensiun yang
pendiriannya telah disahkan oleh Mentri Keuangan, Tunjangan Hari Tua
atau Tabungan Hari Tua yang telah dibayarkan sekaligus oleh badan
penyelenggara Jaminan Sosial Tenaga Kerja.
1) Penghasilan yang dibayar kepada Pegawai Negeri Sipil golongan II/d ke
bawah dan anggota Angkatan Bersenjata Republik Indonesia berpangkat
Pembantu Letnan Satu ke bawah yang dibebankan kepeda Keuangan Negara
atau Keuangan Daerah berupa honorarium, uang sidang, uang hadir, uang
lembur, imbalan prestasi kerja, dan imbalan lain selain penghasilan berupa
gaji kehormatan, gaji atau uang pensiunan, dan tunjangan yang terkait
dengan gaji kehormatan, gaji atau uang pensiun.
2) Penghasilan yang tidak melebihi Upah Minimum Regional (UMR)
c. Pemotongan Pajak PPh Pasal 21
Menurut Muljono (2009: 216) bahwa perpotongan PPh pasal 21 yang
selanjutnya disingkat pemotongan pajak adalah: Pembeli kerja baik orang pribadi
dan bahan termaksut bentuk usaha tetap, baik merupakan induk maupun cabang,
1. perwakilan atau unit, yang membayar gaji, honorarium, tunjangan, dan
pembayaran lain dengan nama apapun sebagai imbalan sehubungan
16
dengan pekerjaan atau jasa yang dilakukaan oleh pegawai atau bukan
pegawai. Pemberian kerja yang dimaksud termaksut juga badan
organisasi internasional yang tidak dikecualikan sebagai pemotong pajak
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.
2. Bendaharawan pemerintah yang membayarkan gaji, upah, honorarium,
tunjangan, dan pembayaran lain dengan nama apapun, sebagai imbalan
sehubungan dengan pekerjaan atau jabatan, jasa dan kegiatan. Termasuk
bendaharawan pemerintah adalah bendaharawan pada pemerintah pusat,
pemerintah daerah, instansi atau lembaga pemerintah, lembaga-lembaga
negara lainya, dan Kedutaan Besar Republik Indonesia di luar negeri.
3. Dana pensiun, PT. Taspen, PT. Astek, badan penyelenggara Jaminan
Sosial Tenaga Kerja (Jamsostek) lainnya, serta badan-badan lain yang
membayar hutang pensiun, Tabungan Hari Tua atau Tunjangan Hari Tua
(THT).
4. Perusahaan dan termaksut bentuk usaha tetap, yang membayarkan
honorarium atau pembayaran lain sehubungan dengan kegiatan dan jasa,
termaksut jasa tenaga ahli dengan status wajib pajak dalam negeri yang
melakukan pekerjan keras.
5. Perusahaan dan badan yang dimaksud termaksut juga badan usaha milik
negara, badan usaha milik daerah, perusahaan swasta dengan nama dalam
bentuk apapun, badan atau organisasi internasional yang tidak
dikecualikan sebagai pemotong pajak berdasarkan keputusan Menteri
Keuangan.
17
6. Yayasa ( termaksuk yang bergerak dibidang kesejahteraan, rumah sakit,
pendidikan, olahraga, kebudayaan), lembaga kepanitiaan, asosiasi, dan
perkumpulan organisasi dalam bentuk apapun dalam segala kegiatan
sebagai pembayar gaji, upah, honorarium, atau imbalan dengan nama
apapun sehubungan dengan pekerjaan, jasa, dan kegiatan yang dilakukan
oleh pribadi.
7. Perusahaan, badan termasuk badan usaha tetap, yang membayarkan
honorarium atau imbalan lain kepada peserta pendidikan, pelatihan dan
pemagangan. Dimaksud badan juga melipui badan dan organisasi
internasional yang tidak dikecualikan sebagai pemotong pajak
berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan.
d. Penghasilan Tidak Kena Pajak( PTKP).
Menurut UU Nomor 36 Tahun 2008 pasal 7 yang membahas mengenai
Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP), PPh pasal 21 adalah sebagai berikut:
1. PTKP Tahunan .
a. Rp. 24.300.000 untuk diri wajib pajak orang pribadi
b. Rp. 2.025.000 tambahan untuk wajib pajak yang kawin
c. Rp.24.300.000 tambahan untuk seorang istri yang penghasilannya
digabung dengan penghasilan suami; dan
d. Rp.2.025.000, tambahan untuk setiap anggota keluarga sedarah dan
keluarga semenda dalam garis keturunan lurus setiap anak angkat,
yang menjadi tanggungan sepenuhnya, paling banyak 3 (tiga) orang
untuk setiap keluarga.
18
e. Tarif PPh pasal 21.
Menurut UUD Nor. 36 Tahun 2008 pasal 17 angka 1 pajak yang diterapkan
atas Penghasilan Kenak Pajak bagi wajib pajak orang pribadi dalam Negeri dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Tabel 1
Tarif PPh pasal 21 UU No. 36 tahun 2008.
Lapisan Penghasilan Kena Pajak Tarif Pajak
s/d Rp. 50.000.000,00
diatas Rp. 50.000.000,00 s/d 250.000.000,00
diatas Rp. 250.000.000,00 s/d Rp.500.000.000,00
diatas Rp. 500.000.000,00
5 %
15%
25%
30%
Sumber : Undang-Undang No. 36 tahun 2008.
d. Tata cara perhitunggan PPh pasal 21.
Secara sistematis, tata cara perhitungan PPh pasal 21 adalah sebagai berikut:
a. Menentukan penghasilan bruto secara bulana atau tahunan yang terdiri
dari gaji tetap ditambah dengan fungsional lainya.
b. Setelah diperoleh penghasilan bruto maka untuk menghitung penghasilan
netto,penghasilan bruto tersebut diperkurangkan dengan potongan-
potongan yang diperkenangkan.
c. Apabila menggunakan penghasilan netto sebulan maka untuk
memperoleh penghasilan netto setahun dikalikan dengan jumlah bulanan
dalam satu tahun takwin untuk jumlah bulanan dalam tahun pajak.
19
d. Setelah diperoleh penghasilan netto setahun, maka akan dikurangi
dengan penghasilan tidak kenak pajak(PTKP) sehingga akan diperoleh
penghasilan kena pajak.
Perhitungan PPh pasal 21 bagi pegawai tetap atas penghasilan yang bersifat
tetap secara umum dapat dirumuskan sebagai berikut:
Penghasilan bruto:
1. Gaji sebulan xxx
2. Tunjangan PPh xxx
3. Tunjangan honorarium lainny xxx
4. Premiasuransi yang dibayar pemberi
5. Peneriman dalam bentuk natural yang dikenakan
Potongan PPh pasal 21 xxx
6. Jumlah penghasilan bruto(jumlah 1 s.d 5)
Pengurangan :
7. Biaya jabatan(5%x penghasilan bruto,maksimal xxx
Sebulan )
8. Iuran pensiuna atau iuran THT/JHT xxx
( yang dibayarkan oleh penerima penghasilan)
9. Jumlah pengurangan ( jumlah 7+8) xxx
Perhitungan PPh pasal 21:
10. Penghasilan neto sebulan (6-9) xxx
11. Penghasilan neto setahun/ disetahunkan (10 x 12) xxx
20
12. Penghasilan Tidak Kena Pajak (PTKP) xxx
13. Penghasilan Kena Pajak setahun (11-12) xxx
14. PPh pasal 21 yang terutang (13 x tarif pajak 17 ayat 1) xxx
15. PPh pasal 21 yang dipotong sebulan (14: 12 bulan) xxx
4. Kerangka Pikir
Dalam suatu perusahaan pemberian balas jasa baik yang berupa gaji, upah
maupu bonus harus didasarkan pada berbagai pertimbangan-pertimbangan
tertentu. Salah satunya adalah penerapan karyawan yang sesuai dengan kebutuhan
perusahaanNamun harus disadari bahwa pemberian balas jasa yang sesuai akan
membangkitkan motivasi untuk bekerja lebih giat dan bertanggung jawab
terhadap pekerjaannya.
Untuk melaksanakan pemberian balas jasa terhadap karyawan, maka perusahaan
harus menggunakan sistem akuntansi penggajianAgar mempermudah proses
penggajian. Proses penggajian yang telah dilaksanakan oleh perusahaan akan
sampai pada gaji bersih yang akan di terima oleh karyawan.Gaji bersih yang di
maksud yaitu gaji yang telah di terima yang telah di
kurangi dengan potongan-potongan seperti pajak penghasilan, tunjangan jabatan,
dan lain-lain. Atas dasar tersebut maka kerangkan pikir dapat di gambatkan
sebagai berikut:
21
Gambar 4. Skema Kerangka Fikir
5. Hipotetis
Berdasarkan pra penelitian yang dilakukan, maka hipotetisnya adalah:
1. Diduga bahwa penerapan sitem akuntansi penggajian pada PT.Asuransi
Jiwa Bumi Putra Cabang Enrekang belum mengandung unsur-unsur
sistem pengendalian intern yang baik.
2. Diduga bahwa penerapan perhitungan PPh pasal 21 pada PT. Asuransi
Jiwa Bumi Putra Cabang Enrekang belum sesuai dengan UU No. 36
Tahun 2008
PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cabang Enrekang
Sistem Akuntansi Penggajian Pph Pasal 21
Analisis
Kesimpulan
22
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Daerah dan Waktu Penelitian.
Upayah memperoleh data yang dibutuhkan, maka penulis memilih
Perusahaan Asuransi PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Makassar.
Pada waktu penelitian untuk memperoleh data, maka pengambilan data
direncanakan kurang lebih 2 ( dua) bulan.
B. Metode Pengumpulan Data
Proses Pengumpulan data, maka penulis mengadakan studi dan
pengumpulan data melalui penelitian lapangan ( field research) dan penelitian
pustaka ( library research), sebagai berikut:
1) Penelitian lapangan (field research), yaitu kegiatan penelitian lapangan,
dimana penulis mencari data yang menjadi objek
penelitian, untuk itu penulis melakukan pengamatan setempat dan
wawancara secara langsung dengan pimpinan serta beberapa karyawan /
staf perusahaan dan mengumpulkan data berupa laporan-laporan yang
disajikan dan mengumpulkan informasi yang diperlukan.
2) Penelitian pustaka (library research), yaitu penulis mengumpulkan data
yang berhubungan dengan teori tentang metode pencatatan sistem
penggajian dan perhitungan PPh pasal 21 untuk memperoleh data dalam
fungsi peroleh dari buku literatur dan catatan perkuliahan. Disamping itu
penulis mengumpulkan data yang ada kaitnnya dengan permasalahan
yang akan dibahas.
23
C. Jenis dan Sumber Data
Untuk menunjukan kelengkapan dari penulis maka penulis mencoba
memperoleh data yang terdiri dari atas:
1) Data Primer, yaitu data yang dipoleh dengan cara mengadakan
pengamatan langsung pada perusahaan dan wawancara secara langsung
dengan pimpinan Perusahaan beserta stapnya yang bersangkutan.
2) Data Sekunder, yaitu data yang diperoleh dari peruhsahaan berupa
dokumen-dokumen dan buku literatur serta laporan tertulis dari luar
perusahaan yang ada hubungannya dengan pembahasan masalah.
D. Metode Analisis
1. Metode analisis desksriptifkuantitatifyang menggambarkan sistem
akuntansi penggajian yang dilakukan oleh Perusahaan PT. Asuransi Jiwa
Bumi Asih Jaya Makassar.
2. Perhitungan PPh Pasal 21 menurut PT.Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
Makassar Dan PPh Pasal 21 Menurut UU No. 36 Tahun 2008.
Perhitungan PPh Pasal 21 menurut Perusahaan
Gaji Rp. xxx
Tunjangan Rp. Xxx
Penghasilan bruto sebulan Rp xxx
Pengurangan
Biaya jabatan Rp. Xxx
Iuran Pensiunan Rp. Xxx
Jumlah Pengurangan Rp.( xxx)
24
Penghasilan Netto sebulan Rp. xxx
Penghasilan Netto Setahun( penghasilan netto sebulan x 12) Rp.xxx
Pengurangan :
PTKP Setahun Rp(. Xxx)
Penghasilan Kenak Pajak Setahun Rp. xxx
PPh pasal 21 terutang setahun (PKP x tarif pasal 17) Rp. Xxx
PPh pasal 21 Sebulan( PPh pasal 21 terutang setahun x 12) Rp. Xxx
Setelah diperoleh penghasilan kena pajak, selanjutnya dihitung pajak
penghasilan pasal 21 dengan menggunakan tarif pajak yang diterapkan atas
penghasilan kena pajak , antara lain:
Sampai dengan Rp. 50.000.000 dikenakan tarif 5%
Diatas Rp. 50.000.000 sampai dengan Rp. 250.000.000 dikena tarif sebesar
15%
Diatas Rp. 250.000.000 sampai dengan Rp. 500.000.000 dikenakan tarif
sebesar 25%
Diatas Rp. 500.000.000 dikenakan tarif sebesar 30%
Jadi,
PPh pasal 21 setahun: Tarif PPh x Penghasilan Kena Pajak
PPh pasal 21 atas uang pensiun yang harus dipotong tiap bulan adalah PPh
Pasal 21 setahun dibagi 12
Perhitungan PPh pasal 21 menurut UU No. 36 Tahun 2008
Gaji Pokok Rp. Xxx
Tunjangan- Tunjangan Rp. Xxx
25
Iuran- Iuran Rp. xxx
Uang pengganti Natura Rp. Xxx
Jumlah penghasilan bruto setahun Rp. Xxx
PENGURANGAN
Biaya jabatan 5%x dari pemghasilan
Bruto, maksimal Rp. 6.000.000 Rp. Xxx
Iuran pensiun kepada dana pensiun Rp. xxx
Iuran THT/ JHT 5% x dari gaji Rp. Xxx
Jumlah pengurangan terhadap
Penghasilan Bruto Rp. Xxx
Rp. Xxx
Penghasilan Neto setahun Rp. Xxx
Dikurangi PTKP sertahun Rp. Xxx
Penghasilan Kena Pajak ( PKP) Rp. Xxx
PPh Terutang setahun:
Tarif umum PPh pasal 17 x PKP setahun Rp. Xxx
PPh Terutang setahun Rp. Xxx
PPh Terutang Sebulan : 12 Rp. Xxx
26
BAB IV
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
A. Gambaran umum PT. Asuransi Jiwa Bumi Muni Putera
1.Sejarah singkat berdirinya
PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang berdiri atas gagasan
seseorang bernama K.M. Sinaga, sewaktu K.M. Sinaga Mauh bekerja pada PT.
AJB Bumi Putera 1912 dari tahun 1951 sampai tahun. Telah mempunyai gagasan
untuk mendirikan sebuah asuransi jiwa. K.M. Sinaga mempunyai tujuan hidup
yang jelas dan bernilai bagi Tuhan Yang Maha Esa serta sesame ummat manusia.
Ketika tahun 1965, K.M. Sinaga mengajukan pengunduran diri Perusahaan
Asuransi Jiwa Bumi Bersama (AJB) Bumi Putera 1912. Kemudian dia dan
bersama dua rekanya mendirikab suatu lembaga pembinaan sosial berkat rasa
keprihatinanya yang dalam melihat penderitaan orang-orang yang mengganggur
dan lanjut usia serta anak-anak yatim piatu yang hidup dalam kemiskinan.
Dengan keyakinan serta usaha yang tidak akhirnya K.M. Sinaga dapat
berhasil meyakinkan rekan-rekanya akan pentingnya mendirikan sebuah Asuransi
Jiwa yang mempunyai misi sebagai berikut :
a. Mendidik orang untuk melihat jauh kedepan
b. Mengajari orang-orang untuk hemat
c. Mengajak orang untuk brtgotong-royong berdasarkan” Kasihanilah
sesamamu
Dengan hasil kesepakatan dan rasa kesetiakawanan K.M. Sinaga
berdasarkan dua rekanny telah mendirikan sebuah perusahaan PT. Asuransi Jiwa
27
Bumi Asih Jaya Pada tanggal 10 Juni 1967, dan akta No. 49 Tanggal 14
September 1967 serta dihadapan notaris Julian Nimrod Siregar. Adapaun para
pendiri PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya adalah K.M. Sinaga, Djasarlim Sinaga,
SH, Simaputang ( alm), DR. H. Sinaga (alm) dan A.M. Sihombing. Kemudian
pada tanggal 17 September 1967 diadakan resepsi peresmian di Hotel Indonesia
sekaligus. Pada tanggal 17 Agustus 1978 secara resmi kantor pusat PT. Asuransi
Jiwa Bumi Asih Jaya dipindahkan dari Jl. Solo No 4 Jakarta Pusat ke gedung yang
baru di Jl. Laji Negara Barat No. 144 Jakarta Timur . Sejalan dengan
perkembangan yang dialami perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya untuk
kedua kalinya meresmikan dan menempati gedung kantor pusat yang baru di Jl.
Matraman Raya No. 156-167 Jakarta Timur pada tanggal 10 Juni 1989 hingga
sekarang.
Dari tahun ke tahun perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab.
Enrekang telah berkembang dengan pesat dan berhasil berkembang dengan pesat
dan hasil memperluas jaringan pelayanan serta operasi dengan membuka kantor
cabang di Medan, Palembang, Bandung, Semarang, Makassar dab Surabaya.
Meskipun di awal berdirinnya perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra selalu
menghadapi berbagai hambatan dan rintangan dari segala aspek. Namun ternyata
saat ini. PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra merupakan salah satu perusahaan yang
bergerak dalam bidang perasuransian yang besar di Indonesia, yabg memiliki 263
kantor cabang pemasaran distrik yang tersebar diseluruh Indonesia dengan 4.041
orang tenaga kerja ( karyawan) yang terlatih dan professional dalam memberikan
pelayanan yang baik serta memuaskan kepada seluruh nasabahnya ( pemegang
polis) maupun masyarakat yang membutuhkan asuransi ( calon pemegang polisi).
28
Perusahaan PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra juga memiliki anak perusahaan
sebagai berikut:
a. PT. Bina Asih, yang bergerak dibidang Konsultan Manajemen, Hukum
dan Tekhnik.
b. PT. Sentosa Asih Jaya, yang bergerak dibidang Konsultan dan
Pedagangan.
c. PT. Puri Insan Asih, yang bergerak dibidang Pengelolahan Hotel.
d. PT. Puri Asih, yang bergerak dibidang Perdagangan Asuransi Kerugian.
e. PT. Nusantara Bona Pasogit, yang bergarak dibidang Pedagangan Umum
dan Bank Perkreditan Rakyat (BPR).
Selain itu juga PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra telah menjalani kerjasama
dengan bebarapa perusahaan asuransi yang berada di luar negeri antara lain:
Munich Remunchen ( Jepang ), Kyoei Life( Tokyo), dan Nippon Life( Tokyo),
dan Nippon Life Tokyo( Jepang).
Sedangkan sejarah singkatan berdirinya PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
Cabang Indonesia Timur Makassar yang yang diperkenalkan kepeda masyarakat
khususnya pada bagian timur Indonesia sejak tahun 1974 dengan pimpinan
cabangnya saat ini adalah Bapak Ir. Marthinus Sahertian yang telah mendapat
kuasa dan ditunjukan oleh para Direksi PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Jaya
Jakarta dengan tidak mengurangi izin dari Departemen Kehakiman daN
Depertemen Keuangan Republik Indonesia tentang pendirian suatu perusahaan
asuransi. Sebagaimana usaha yang telah dilakukan oleh Kantor Pusat PT.
Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya bahwa untuk merealisasikan visi, misi dan tujuan
29
serta program- program yang telah direncanakan, maka PT. Asuransi Jiwa Bumi
Putra Cab. Enrekang berusaha untuk melaksanakan serta memasarkan produk-
produk yang ada pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang sehingga
kepercayaan masyarakat ( Calon nasabah) terhadap asuransi akan meningkat.
2. Struktur Organisasi
Setiap organisasi baik itu organisasi yang sangat sederhana maupun
organisasi yang sangat luas dan kompleks, masalah penyusunan struktur
organisasi yang jelas sangat diperlukan untuk menunjukan hubungan dan
wewenang antara yang satu dengan yang lainnya. Dalam organisasi yang
bersangkutan hubungan antara yang satu dengan yang lainya tergantung dari yang
besar kecilnya organisasi serta tujuan yang ingin dicapai bersama. Disamping itu
melalui stuktur organisasi dapat pula dilihat dan di ketahui dimana batas- batas
kekuasaan, wewenang dan tanggungjawab yang diembelkan oleh setiap atasan
maupun bawahan sehingga tidak terjadi tugas yang saling tumpang tindik.
Adapunstruktur organisasi PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Makassar
dapat dilihat sebagai berikut:
Tugas dan tanggung jawab yang ada pada struktur organisasi tersebut adalah
sebagai berikut adalah sebagai berikut;
1. Pimpinan cabang, mempunyai tugas dan tanggungjawab sebagai berikut:
a. Merencanakan dan mengkoordinasikan kegiatan oemasaran,
membimbing serta
b. mengawasi semua aktifitas kepada Administrasi dan Keuangan Cabang (
KAKC), Kepala Bagian Pendidikan dan Latihan ( DIklat ) cabang,
30
Kepala Pemasaran Askol ( KPA), Kepala Pemasaran Distrik (KPD),
Distrik Manager (DM), dan Manager Agency( MA).
c. Bertinda untuk dan atas nama Direksi Bumi Asih Jaya, baik keluar
maupun kedalam perusahaan dalam arti seluas-luasnya sesuai dengan
batas wewenangan yang diatur dan digariskan oleh direksi.
d. Mengusulkan kepada direksi realisasi pembukaan kantor baru atau
relokasi kantor distrik dan sector.
e. Bertanggungjawab untuk melakukan evaluasi kepada pegawai dinas
dalam/luar.
f. Memberikan ide/gagasan baru kepada direksi untuk mengembangkan
kantor pemasaran cabang, kantor pemasaran distrik dan kantor
pemasaran sector.
g. Mengendalikan biaya dan penghematan kantor pemasaran cabang dan
distrik.
h. Menerima dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan atasan.
2. Kepala Administrasi dan Keuangan, mempunyai tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut:
a. Bertugas dan bertanggungjawab terhadap pimpinan cabang dalam
melaksanakan ketertiban, administrasi dan keuangan serta harta milik
perusahaan dilingkungan cabang.
b. Melaksanakan pengawasan terhadap penagihan premi phisik/giro
pos/credit /bank, teransfer sesuai dengan mekanisme kerja yang telah
ditetapkan dan bertanggungjawab atas terselenggaranya:
31
Kartu pengembangan tagihan harian
Catatan tagihan harian
Buku polis induk
Surat penyesuaian pembukuan
Buku pemegang polis
Surat pemberitahuan jatuh tempoh
c. Melaksanakan pengawasan terhadap pembukuan gabungan kantor
cabang sesuai system akuntansi yang telah diatur yang meliputi:
LKH/LKB dokumen pendukung
Kartu pembantu
Buku besar
Neraca
Disket
d. Melaksanakan pengawasan terhadap pembukuan gabungan kantor
cabang sesuai system akuntansi yang telah diatur yang meliputa:
e. Bertanggungjawab kepada pemimpin cabang atas perawatan dan
pemeliharaan tagihan premis lanjutan.
f. Membina dan mengarahkan aparat dinas dalam cabang agar memiliki
ketrampilan yang tinggi dalam menjalankan tugas sesuai dengan jobnya
masing-masing.
g. Merawat dan memeliharaan barang-barang inventaris kantor, alat-alat
tulis kantor dan harta milik perusahaan.
32
h. Memberikan pengarahan/bimbingan kepada kantor pemasaran distrik
dalam bidang administrasi keuangan dan ketatausahan lainnya.
i. Memonitoring waktu kerja dari dari kepala bagian lainnya yaitu Kepala
Pemasaran Askol, Kepala Pemasaran Distrik, Distrik Manager dan
Manager Askol untuk menetapkan gaji dan tunjangan serta PPh 21.
3. Kepala Bagian Pendidikan dan Latihan (Diklat) Cabang, mempunyai tugas
dan tanggungjawab sebagai berikut:
a. Mengadakan pendidikan dan latihan bagi karyawan yang akan meneliti
jenjang keatas.
b. Memberikan laporan keuangan pemimpin cabang tentang tentang
pendidikan dan pelatihan yang telah dilakukan.
c. Membuat skedul dan program pendidikan dan pelatihan bagi karyawan
cabang maupun distrik.
4. Kepala Pemasaran Asuransi Kolektif, mempunyai tugas dan tanggungjawab
sebagai berikut;
a. Melakukan pemasaran asuransi kolektif ( askol ) kepada perusaan atau
instansi pemerintahah maupun swasta.
b. Membuat kwintansi premi lanjutan askol.
c. Menerima dan membukukan para pemegang premi askol dengan
melampirkan daftar peserta dan nomor BK.
d. Membuat laporan-laporan monitoring, premi menunggak dan jatuh
tempo.
e. Membuat dan memelihara administrasi kartu premi askol.
33
f. Melaporkan dan melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan pemimpin
cabang.
5. Kepala Pemasaran Distrik/Distrik Manajemen, mempunyai tugas dan
tanggungjawab sebagai berikut:
a. Memimpin, mengawasi pemasaran produk asuransi di kapen Distrik.
b. Memperlihatkan dan memelihara kebersihan kantor, pekarangan dan
lingkungan kerja dikantor pemasaran disstrik setiap hari.
c. Memeliha dan megawasi perkembangan penagihan premi.
d. Melakukan analis-analis data dan evaluasi hasil yang dicapai.
e. Mengkoordinasikan pekerjaa dan hasil-hasil kerja antara personil.
f. Melaporkan da melaksanakan tugas-tugas lai yang diberikan pemimpin
cabang.
3. Jenis Produk dan Jasa PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya merupakan salah satu asuransi yang
telah mengabdi selama 34 tahun di Indonesia. Perkembangan PT. Asuransi Jiwa
Bumi Asih Jaya dari tahun ke tahun kian mengalami perkembangan yang pesat.
Hal ini sesungguhnya tidak terlepas dari kepercayaan masyarakat yang telah
mempunyai polis asuransi serta pembinaan pemerintah khususnya Depertemen
Keuangan Republik Indonesia.
Adapun jenis produk dan jasa asuransi yang ditawarkan PT. Asuransi Jiwa
Bumi Asih Jasa kepada masyarakat (calon nasaba) terdiri atas 2 jenis yaitu:
34
1. Asuransi Perorangan (ordinary life insurance)
Asuransi perorangan ini ada karena kesadaran yang dimiliki oleh seseorang
akan resiko-resiko yang akan terjadi nantinya sebagai berikut;
a. Resiko kematian.
b. Resiko kecelakaan atau sakit.
c. Resiko akibat hari tua
Resiko- resiko tersebut diatas mengakibatkan berkurangnya penghasilan
seseorang serta untuk menutup kerugian-kerugian yang akan terjadi nantinya,
maka seseorang mengatasinya dan mengasuransikan jiwanya sehingga kerugian
ekonomi itu dapat ditutupi karna didalamnya terdaoat unsur:
Tabungan
Perlindungan
PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra mempunyai jenis-jenis produk asuransi
perorangan sebanyak 14 produk sebagai berikut:
1. Perlindungan Lima Tahun ( PELITA)
Perlindungan Lima Tahun (PELITA) direncanakan bagi mereka yang ingin
mendapatkan dua manfaat yang diperoleh selama lima tahun yaitu:
a. Apabila tetanggungan meninggal biasa /saksi dalam masa kontak
berlangsung maka kepada ahli warisannya akan dibayarkan sebagai
berikut:
Sebesar 20% x uang pertanggungan atau 300%x premi yang disetor
bagi tertanggungan yang berusia 17 sampai dengan 50 tahun saat
masuk asuransi.
35
Sebesar 150% uang pertanggungan atau 225% premi yang disetor bagi
tanggungan yang berusaha 51 sampai dengan 60 tahun.
b. Apabila tertanggungan meninggal akibat kecelakan dalam masa kontrak,
maka kepada ahli warisannya akan dibayarkan 300%x uang
pertanggungan atas 450%x premi yang disetor.
c. Apabila tertanggungan mengalami cacat sebagaian akibat kecelakaan
maka akan dibayar ……….% x 100% uang pertanggungan
(proporsional) sesuai dengan table AD dan DB dan maksimal 100% uang
pertanggungan.
2. Produk Harian Rumah Sakit ( SIHARUM )
Merupakan dambaan keluarga menjadikan hidup ceria bebes dari cemas
sekaligus harus dirawat di rumah sakit. Mannfaat tang diperoleh yaitu:
a. Santunan harian rawat inap di rumah sakit (maksimal 60/tahun)
b. Santunan meninggal dunia akibat kecelakaan
c. Santunan cacat tetap total
d. Santuan cacat tetap sebagia
3. Asuransi Pusaka (PSK)
Adapun perpaduan antara asuransi dan deposito yang dapat memberikan
proteksi sekaligus dengan hasil investasi yang luar biasa. Mamfaat dan
keuntungan yang diberikan yaitu:
a. Tertanggung akan memperoleh bunga yang tinggi
b. Besarnya bunga jaminan selama kontrak lebih ungul dibandingkan bank
yang hanya dapat memberikan Bungan satu tahun saja.
36
c. Pembayaran premi asuransi relative murah dan dibayar sekaligus.
d. Apabilah tertanggung hidup selam masa kontrak kepadanya akan
dibayarkan sebesar uang pertanggungan.
e. Tetanggung tidak di perlu diperiksa kesehatan.
f. Apabila tertanggung meninggal dunia dalam masa pertanggungan kepada
ahli warisnya akan diberikan uang duka sebesar 10% dari premi yang
disetor dan diberikan uang pertanggungan pada saat kontrak.
4. Tabungan Bertahap Eksekuatif (TBE )
Adapun untuk mempersiapkan diri dalam menghadapi segala
kemumgkinan kesulita ekonomi degan segera teratur menyisihkan sebagian
penghasilan untuk asuransi. Manfaat yang diperoleh yaitu:
a. Jika tetrtanggung hidup dalam masa pertanggungan kepada pemegang
polis dibayar dibayarkan uang pertanggungan secara bertahap setiap 3
tahun sekali sesuai tabel dan pada akhir masa pertanggungan akan
dibayarkan 100% x uang pertanggungan.
b. Jika tertanggungan meninggal dunia dalam masa petanggungan kepada
ahli waris akan dibayarkan santunan sebesar 100% x uang pertanggungan
tanpa dikurangi tahapan yang telah diterima sebelumnya dan
pertanggungan berhenyi.
5. Tabungan Hari Tua ( THT)
Merupakan tabungan yang akan dinikmati hasilnnya dikemudian hari
sehingga hari tua kita akan tenang dan terjaga. Manfaat dan keuntungan yang
diperoleh yaitu:
37
a. Terima tahap sebesar 10% x uang pertanggungan setiap tuga bulan sekali
selama masa bayar premi.
b. Pada akhir masa bayar premi akan memerima tahapan sebesar 50% x
uang pertanggungan.
c. Pada saat bebas premi akan menerima tahapan setiap tahun sebesar 10%
x uang pertanggungan hingga usia 60 tahun’
d. Pada usia 70 tahun akan menerima lagi 100% x uang pertanggungan
e. Apabila tertanggung meninggal biasa pada saat mulai pertanggungan
sampai usia 70 tahun diberikan santunan kematian 200% x uang
pertanggungan sekalipun sebelumnya sudah menerima tahapan dan
pertanggungan selesai.
f. Apabila tertanggung meninggal akibat kecelakaan pada saat mulai
pertanggungan sampai usia 70 tahun diberikan santunan kematian
sebesar 200% x uang pertanggungan sekalipun sebelumnya sudah
menerima tahapan dan pertanggungan selesai.
g. Apabila tertanggung cacat total pada saat mulai pertanggungan sampai
usia 70 tahun diberikan santunan 100% x uang pertanggungan dan
pertanggungan selesai.
h. Apabila tertanggungan cacat tetap sebagian dibayarkan santunan sesuai
ADDB dan uang pertanggungan tetap berjalan sesuai standar.
6. Asuransi Beasiswa Berganda ( BSG )
Merupakan asuransi yang diperuntukan bagi putra putri yang sedang
menjalankan pendidikan. Manfaat yang diperoleh yaitu:
38
a. Jika tertanggung hidup sampai akhir masa pertanggungan pada putra
putrinya akan diberikan dana beasiawa secara bertahap yang
pembayarannya diatur sesuai tabel
b. Dana beasiswa diberikan selama beberapa tahun atau menurut
permintaan tertanggung yang besarnya sesuai tabel beasiswa atau dapat
juga dibayar sekaligus pada akhir kontrak bersama dengan dana masuk
perguruan tinggi sehingga jumlah sekaligus menjadi 140% x uang
pertangunggan.
c. Jika tertanggungan meninggal dunia dalam masa pertanggungan anak
yang ditunjuk atau ahli warisnya akan menerima dana belajar ( beasiswa
) dibayarkan sekaligus saat itu juga sebesar 200% x uang pertanggungan
da sejak itu pertanggungan menjadi berhenti (berakhir)
d. Jika anak yang ditunjuk penerima beasiswa meninggal dunia dapat
diganti dengan anak lain atau dirubah program yang lain.
7. Asuransi Beasiswa Eksklisif ( BSE )
Merupakan asuransi yang mempunyai keistimewaan khisus yag belum ada
diperansurasian lainya. Manfaat yang diperoleh yaitu:
a. Jika orang tua ( tertanggung ) hidup mencapai akhir masa pertanggungan:
1) 20% x uang pertanggungan disaat sianak mencapai usia 12 tahun
2) 30% x uang pertanggungan disaat sianak mencapai usia 15 tahun
3) 100% x uang pertanggungan dasaat sianak mencapai usia 18 tahun
4) Beasiswa di perguruan tinggi sesuai dengan tabel beasiswa
b. Jika orang tua ( tertanggung ) meninggal dalam masa pertanggungan:
39
1) Ahli warisnya menerima 100% x uzng pertanggungan
2) Polis menjadi beban premi dejak tetranggungan meninggal sampai
dengan masa kontrak
c. Jika anak yang ditunjuk meninggal dunia dalam masa pertanggungan:
1) Diganti atau ditunjuk anak yang lain
2) Jika anak yang lain tidak ada maka dapat diubah menjadi
pertanggungan jenis lain
8. Tabungan Pensiun Milinium ( TPM )
Adalah tabungan yang dirancang khusus untuk mengatasi problem
keuangan anda dalam menjalani masa pension. Manfaat yang diperoleh yaitu:
1) Manfaat hidup
2) Manfaat kematian
9. Perjalanan Tanah Suci ( PATAS )
Perjalanan tanah suci dirancang khusus bagi mereka yang ingin melakukan
kegiatan rokani. Manfaat yang diperoleh yaitu:
a. Pemegang polis akan menerima ongkos perjalan ke tanah suci yang
besarnya 100% x uang pertanggungan pada akhir MBP
b. Selama melakukan perjalanan ke Tanah Suci pertanggungan masih
berlaku untuk satu tahun terhitung setelak akhir MBP, dengan jaminan
biaya perawatan sakit( rawat inap ) akibat sakit maupun kecelakaan
sebesar maksimum 10% x uang pertanggungan
c. Apabila pada MBP tertanggung mengalami cacat tetap sebagian akibat
kecelakaan, maka akan dibayarkan sebesar maksimum….. % ADDB x
uang pertanggungan sesuai dengan tingkat kecelakaan yang diderita dan
40
pertanggungan sesuai dengan tingkat kecelakaan yang diderita dan
pertanggungan berjalan seperti semula.
10. Asuransi Dwiguna Bertahap Ideal ( DBI )
Merupakan asuransi yang dipersiapkan dalam menghadapi kesulitan
keuangan yang timbul dikemudian hari. Manfaat yang diperoleh yaitu;
a. Jika yang tertanggung hidup sampai akhir masa kontrak kepadanya akan
dibayar uang pertanggungan bertahap setiap tiga tahun sekali
b. Jika tertanggung meninggal dalam masa kontrak diberikan santunan
100% x uang pertanggungan bertahap syang sudah diterima sebelumnya.
11. Value Added & Invesment Plan ( VIP )
Program VIP memiliki unsur tabungan dan proteksi yang dapat mengatasi
resiko yang menggenggu. Manfaat yang diperoleh yaitu:
a. Polis dapat disesuaikan dengan selera anda dalam bentuk Rupiah atau US
Dolar
b. Anda tidak banyak diganggu karena premi dibayar sekaligus ( premi
tunggal ) atau dapat dibayar setiap tahun untuk paling lama 6 tahun
c. Investa melalui program VIP memiliki nilai tambah sehingga hasil
investasi dalam bentuk uang pertanggungan jauh lebih besar
dibandingkan premi yang dibayar.
12. Dana Permata Hati (DPH)
Adalah dan direncanakan khusus untuk mengatasi kesulitan dimasa depan
untuk biaya sekolah putra putri tercinta sampai masuk universitas ( perguruan
tinggi ). Manfaat yang diperoleh yaitu:
41
a. Uang tahanan pada saat anak masuk sekolah
b. Apabila terjadi resiko
13. Multi Guna Eksekutif ( MGE )
Merupakan asuransi jiwa yang disukai dewasa ini untuk mengakumukasikan
dana dan mewujudkan kesejahteraan di hari tua untuk penghematan, untuk
jaminan keluarga bahkan jaminan biaya perawatan di rumah sakit akibat
kecelakaan yang sewaktu waktu dapat saja terjadi. Manfaat yang diperoleh yaitu;
a. Pada akhir kontrak tertanggung akan menerima 100% x uang
pertanggungan ditambahkan bonus sesuai tabel bonus
b. Apabila tertanggung dirawat di rumah sakit akibat kecelakaan biaya
perawatan akan diganti maksimal 10% x uang pertanggungan.
c. Apabila tertanggung meninggal akibat kecelakaan maka akan diberikan
santunan 200% x uang pertanggungan ditambah bonus sesuai tabel
bonus, tapi apabila meninggal biasa/sakit diberikan sentunan sebesar
100% x uang pertanggungan ditambah bonus sesuai tabel bonus.
14. Proteksi Ideal ( PI )
Proteksi Ideal memberikan perlindungan seumur hidup ( sampai usia 80
tahun ) sehingga paling ideal bagi setiap orang yang mencintai anak- anaknya.
Manfaat yang diperoleh yaitu;
a. Pada akhir masa pembayaran premi kapada tertanggung akan
diterimakan tunai sekaligus sejumlah uang akumulasi premi yang yang
pernah disetornya.Dan sejak saat itu polis menjadi beban premi
sedangkan pertanggungan tetap berjalan.
42
b. Jika tertanggung mengalami musibah ( meninggal ) kapan saja baik pada
masa pembayaran maupun pada beban pemi kepada ahli waris diberika
santunan tunai sebesar 100% X uang pertanggungan ditambah bonus 1%
tahun sesuai lamanya pertanggungan saat meninggal.
c. Masa pertanggungan seumur hidup ( sampai usia 80 tahun ) sedang masa
pembayaran premi dapat dipilih yakni 10 tahun, 15 tahun, 20 tahun atau
sampai usia 55 tahun.
2. Asuransi Kumpulan ( group life insurance )
Asuransi yang terdiri atas :
a. Asuransi Kolektif Dwiguna Lima Tahun ( DELIMA ).
Asuransi ini sangat cocok bagi karyawan atau keluarga terlebih yang
mempinyai rencana jangka pendek dapat sebagai tabungan dan jaminan
perawatan rumah sakit akibat kecelakaaan dengan resiko cacat total atau
sebagian ( AD dan DB ) dengan tidak kalah pentingnya adalah jaminan
kematian. Manfaat yang diperoleh yaitu;
1. Bila peserta hidup mencapai masa aktif pertanggungan ( setelah berakhir
lima tahun ) maka kepada tertanggung diberikan dana sebesar 100% x
uang pertanggungan
2. Bila tertanggungan meninggal dunia dalam masa pertanggungan maka
santunan kematian sebesar 100% x uang pertanggungan
3. Bila dalam masa pertanggungan tertanggungan mengalami cacat akibat
kecelakaan maka diberikan santunan maksimum sesuai uang
pertanggungan
43
4. Bila dalam masa pertanggungaan tertanggung dirawat rumah sakit diberi
santunan untuk biaya perawatan sebesar 100% x uang pertanggungan.
b. Asuransi Kolektif Tabungan Plus Protektif Keluarga
Asuransi ini dirancang sebagai perwujudan cintah kasih keluartga da
merupakan tabungan serta proteksi keluarga dari kematian dan cacat tubuh
akibat kecelakan baik untuk peserta ( karyawan maupun keluarga ). Manfaat
yang diperoleh yaitu;
1. Jika peserta hidup mencapai akhir masa pertanggungan maka kepada
tertanggungan diberikan dana sebesar nilai tunai
2. Jika peserta meninggal dalam masa pertanggungan maka kepada ahli
warisnya akan diberikan santunan kematian sebesar uang
pertanggungan yang sebesarnya sesuai usia polis.
3. Jika dalam masa pertanggungan tertanggung mengalami cacat tetap/
sebagian maka akan diberikan santunan cacat maksimum sebesar uang
pertanggungan.
4. Jika anggota keluarga meninggal akan diberikan santunan uang duka
sebesar 10% x uang pertanggungan.
c. Accident Death and Disability Bonefit ( ADDB )
Asuransi kecelakaan ini bertujuan untuk memberikan jaminan keuangan
pada suatu peristiwa yang terjadi secara tiba-tiba, tidak terduga sebelumnya, yang
datang dari luar diri tertanggung, bersifat kekerasan dan tidak ada unsur-unsur
kesengajaan. Manfaat jaminan asuransi yang diperoleh adalah apabila tertanggung
meninggal dunia dibayarkan sebesar Rp. 2.000.000,00
44
B. Hasil dan Pembahasan
1. Penilaian Sistem Akuntamsi Penggajian melalui sitem pengendalian intern
pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang.
PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya Makassar adalah perusagaan yang telah
menggunakan system akuntansi penggajian untuk memudahkan pembayaran gaji
para karyawannya. Penilaian unsur pengendalian intern dalam system akuntansi
penggajian yang penulis lakukan adalah dengan membandingkan antara sistem
akuntansi penggajian yang ditetapkan oleh PT. Asuransi Bumi Putra Cab.
Enrekang dengan berbagai teori yang didapatkan dibangku kuliah. Untuk
mengetahui sejauh mana PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang
menerapkan sistem akuntansi penggajian maka terlebih dahulu harus diketahui
beberapa hal sebagai berikut:
a. Komponen Gaji
Komponen gaji yang dibayarkan oleh PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab.
Enrekang yaitu:
Gaji pokok
Merupakan gaji yang dibayarkan kepada setiap karyawan berdasarkan
ketetapan direktur utama dengan melihat status dan pengalaman dari
masing-masing karyawan.
Tunjagan hari raya
Merupakan tunjangan yang diberikan perusahaan kepada karyawan
untuk menyambut hari raya yang bersarnya yang telah ditentukan
sebelumnya
45
Tunjanga Prestasi
Merupakan tunjangan yang diberikan kepada karyawan yang berprestasi.
Tunjangan prestasi yang diberikan bisanya berupa bonus yaitu tambahan
pendapatan yang berkaitan surat target.
b. Status Karyawan
Pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang terdapa dua macam
status karyawan yaitu:
Karyawan/stap yaitu karyawan yang bekerja secara tetap dalam
perusahaan yang memiliki nomor pegawai dan yang memperoleh gaji
dan tunjangan secara bulan
Karyawan harian tetap yaitu karyawan yang ditugaskan dalam
perusahaan yang belim mempunyai nomor pegawai dan yang akan
menerima gaji dan tunjangan secara bulanan dengan perhitungan harian
sesuai dengan kegiatan yang dilakukan oleh karyawan tersebut namun
jumlahnya tidak tetap tergantung dari tingkat prestasi karyawan tersebut.
c. Prosedur Sistem Akuntansi Penggajian
Prosedue Sistem Akuntansi Penggajian yang ditetapkan oleh PT. Asuransi
Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang adalah sebagai berikut;
1. Prosedur pencatatan waktu hadir
Prosedur pencatatan waktu hadir bagi karyawan/stap maupun karyawan
harian tetap adalah sama. Pencatatanya dengan menyediakan daftar hadir yang
dibuat untuk masing-masing karyawan.
46
Daftar hadir berfungsi untuk menunjukan jam datang dan jam pulang setiap
karyawan dengan jam kerja rata-rata delapan jam seharian. Sistem jam kerja
karyawan yanf berlaku setiap harinya meliputu:
Masuk : Pukul 08.00 sampai dengan pukul 12.00
Istirahat : Pukul 12.00 sampai dengan pukul 13.30
Masuk : Pukul 13.30 sampai dengan pukul 16.30
Pengisihan atau pencatatan daftar hadir karyawan diawasi oleh sekertaris
perusahaan baik pada jam datang maupun jam pulang setiap harinya. Daftar hadir
tersebut dipertanggungjawabkan oleh sekertaris dan dilaporkan kepada bagian
keuangan untuk memperoleh perhitungan gaji bersih yang harus dibayarkan
kepada karyawan. Tujuan diperiksanya daftar hadir tersebut adalah untuk
mengetahui besarnya gaji yang akan diterima karyawan. Bagi karyawan yang
digaji bulanan daftar hadir berfungsi untuk menentukan apakah karyawan dapat
memperoleh gaji penuh atau harus dipotong akibat ketidak hadiran mereka.
2. Prosedur Pembuatan Daftar Gaji
Prosedur pembuatan daftar gaji ditangani oleh bagian keuangan yang
terlebih dahulu dibuat daftar nama untuk mengetahui jumlah karyawan yang akan
menerima gaji disertai dengan status dan jabatan karyawan lalu dicantumkan gaji
pokok dan tunjangan masing-masing karyawan. Gaji pokok da tunjan kemudian
dikurangi dengan potogan-potongan( biaya jabatan dan PPh 21 ) yang selisihnya
adalah gaji bersih yang akan diterima oleh karyawan. Untuk lebih jelasnya dapat
kita lihat pad Flowchart berikut ini:
47
Sekertaris Bagian Keuangan
Keterangan :
RDG : Rekap Daftar Gaji
DG : Daftar
MULAI
MENGAWASI PENCATATAN
DAFTAR HADIR
KARYAWAN
2
1
DAFTAR HADIR KARYAWAN
1
1
2
1
DAFTAR HADIR KARYAWAN
MEMBUAT DAFTAR
HADIR DAN PPh 21
TMEMBUAT
REKAP GAJI
3 2
RDG 1 3
2
1
DG
DP
2
48
Dalam flowchart diatas diketahui bahwa pencatatan waktu hadir berupa
daftar hadir yang berupa daftar hadir yang diselenggarakan dan diawasi oleh
sekertaris perusahaan. Daftar hadir lembar ke 1 dikirim ke bagian keuangan untuk
dijadikan dasar pembuatan daftar gaji, kemudia daftar daftar gaji lembar ke 2
disimpan sebagai arsip. Setelah bagian keuangan membuat daftar gaji dan PPh
pasal 21 rangkap 3 serta rekap daftar gaji masing-masing lembar ke 1 dan ke 2
dikirim kebagian keuangan cabang sedangkan lembar ke 3 sebagai arsip.
3. Prosedur Pembayaran Gaji
Dalam prosedur pembayaran gaji, bagian keuangan terlebih dahulu melihat
dan mengecek kehadiran dan pinjaman setiap karyawan dan setelah itu bagian
keuangan kemudian membuat daftar gaji dan rekapitulasi daftar gaji. Daftar gaji
dan rekapitulasi daftar gaji yang telah dibuat dan otoritas oleh bagian keuangan
oleh kasir akan dijadikan dasar penulis cek. Setelah kasir menulis cek kemudian
meminta tandatangan atas cek kepada direktur keuangan untuk diuangkan ke
bank. Sebagai bukti bukti pembayaran kepada karyawan, karyawan yang
menandatangani kartu gaji ( kartu penghasilan karyawan) yang telah disiapkan
oleh bagian keuangan. Untuk mengetahui jumlah penghasilan karyawan berikut
disajikan dalam bentuk tabel di bawah ini :
49
Tabel 01. Rekapitulasi Daftar Penghasilan Karyawan Tahun 2013
PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang
No Jabatan JumlahJumlah penghasilan
(Rp)PPh 21
1 Pimpinan cabang (PC ) 2 65.208.600 4.754.640
2 Kepala pimpinan Askol (
KPA )
1 53.942.400 3. 449. 106
3 Instrument Askol ( IA ) 1 39.198.000 2.224.722
4 Kepala administrasi
keuangan cabang
(KAKC)
2
60.498.360
3.037.444
5 Instrument 1 35.769.600 872.781
6 Tata usaha senior ( TUS ) 5 35.769.600 872.781
7 Kasir 1 18.588. 000 392.532
8 Pesuruh 1 15.661.200 128.400
9 Sopir 1 7.596. 000 36.000
10 Dokter 1 6.390. 000 90.000
11 Tata usaha 1 9.132.000 42.000
Jumlah 17 347.753.760 16.230.813
Sumber : PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang
Dari tabel diatas dapat diketahui jumlah penghasilan yang dibayarkan pada
perusahaan sebesar Rp. 347.753.760 dan jumlah PPh 21 yang dipungut dan
disetor ke kas Negara sebesar Rp. 16.230.813 sedangkan untuk penghasilan yang
dibayarkan dan PPh 21 yang dipungut menurut UU No.36 tahun 2008 dilengkapi
dengan peraturan pemerintah menurut teori dapat dilihat dalam tabel berikut ini:
50
Tabel 02.Perbandingan Perhitunggan PPh 21 Menurut Perusahaan dan menurut
TeoriNo Jabatan jumlah Jumlah
Penghasilan(Rp)
PPh 21
menurut
perusahaaan
PPh 21 menurut
UUD No.36
Tahun 2008
1. Pimpinan Cabang
(PC )
2 62.208.600 4.753.640 4.462.225
2. Kepala Pimpinan
Askol (KPA)
1 53.942.400 3.449.106 3.010.528
3. Instruktur Askol (
IA )
1 39.198.000 2.224.722 1.609.810
4. Kepala
Administrasi
Keuangan
Canbang (KAKC)
2 60.497.360 3.037.444 3.633.444
5. Instruktur 1 35.769.600 872.781 1.284.112
6. Tata Usaha Senior
(TUS )
5 35.769.600 872.781 1.284.112
7. Kasir 1 18.588.000 392.532 312.936
8. Pesuruh 1 15.661.200 128.400 173.904
9. Sopir 1 7.596.000 36.000 -
10. Dokter 1 6.390.000 90.000 -
11. Tata Usaha 1 9.132.000 42.000 -
Jumlah 17 347.753.760 16.230.813 15.770. 971
Sumber : PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang
Data tabel diatas dapat diketahui bahwa jumlah PPh 21 yang dipungut oleh
perusahaan sebesar Rp. 16.230.813 berbeda dengan perhitungan menurut UUD
NO. 36 Tahun 2008 sebesar Rp. 15.770.971. Jadi PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih
Jaya Makassar belum maksimal dalam melakukan penerapan perhitungan PPh 2
51
Flowchart untuk pembayaran gaji dapat dilihat sebagai berikut:
Kasir
Ket : BKK : Bukti Kas Keluar
2
Membuat bukti khas
keluar
DP 2
RDG 2
2
DG 1
3
1
BKK
Mengisi cek & meminta
tandatangan atas cek
Menguangkan cek ke bank
3
3
Memasukan uang amplop
gaji
Membayar gaji kepada karyawan &
dan meminta tandatangan atas
KPK
DP 2
RDG 2
2
DG 1
3
1
BKK
A
4
52
Dari Flowchart diatas dapat diketahui bahwa bagian keuangan cabang
membuat bukti kas keluar kemudian berdasarkan bukti kas keluar, daftar gaji dan
rekap daftar gaji dan rekap daftar gaji masing-masing lembar ke -1 dan ke -2
mengisi cek, meminta tanda tangan atas cek kepada direktur keuangan dan
menguangkan cek tersebut ke bank. Setelah itu masukan uang ke dalam amplop
gaji serta membayar gaji karyawan dan meminta tandatangan atas daftar gaji
kaeyaean. Sebagai bukti bahwa kasir telah membayar gaji karyawan maka kasir
membubuhkan tandatangan atas daftar gaji karyawan serta meminta tandatangan
kepada pimpinan cabang untuk disahkan.Kemudian bukti kas keluar, daftar gaji ,
rekap daftar gaji masing-masing lembar ke -1 dikirim ke bagian pembukuan.
Sedangkan masing-masing lembar ke-2 disimpan sebagai arsip.
4.Proses Pencatatan Gaji
Setelah pembayaran gaji dilakukan oleh kasir berdasarkan daftar gaji,
rekapitulasi dafter gaji dan bukti kas keluar yang diterima kasir maka oleh bagian
pembukuan akan segera mencatat ke dalam jurnal pengeluaran kas sebagai berikut
Gaji Rp. 347.753.760
Kas Rp. 331.522.947
Hutang PPh 21 Rp. 16.230.813
Sedangkan pencatatan pada saat perusahaan menyetor PPh 21 ke kas Negara
adalah sebagai berikut:
Hutang PPh 21 Rp. 16.230.813
Kas Rp. 16.230.813
53
Sementara pencatatan gaji yang dibayarkan menurut teori yaitu:
Gaji Rp. 347.753.813
Kas Rp. 331.982.789
Hutang PPh 21 Rp. 15.770.971
Sedangkan pencatatan pada saat pelunasan ke kas Negara yaitu:
Hutang PPh 21 Rp. 15.770.971
Kas Rp. 15.770.971
Untuk lebih jelasnya mengenai prosedur pencatatan gaji dapat dilihat pada Flowchart berikut ini :Bagian pembukuan
Ket: Selesai
BM : Bukti Memorial
Sumber : PT. Asuransi Jiwa Bumi Asih Jaya
Gambar 10. Flowchart pembukuan atas Pembayaran Gaji dan Tunjangan.
4
RDG 1
DGBKK
Register Cek
Membuat buktimememor
l
5
5
DRG 1
DG 1
BM
Jurnal Umum
N
54
Dari flowchart diatas dapat diketahui bahwa berdasarkan bukti kas keluar ,
daftar gaji , rekap daftar gji masing-masing lembar ke -1 oleh bagian pembukuan
membuat bukti memorial. Setelah membuat bukti memorial maka bagian
pembukuan membuat jurnal umum. Daftar gaji, rekap daftar gaji masing-masing
lembar ke -1 dikirim kembali ke kantor pusat. Setelah pencatatan selesai maka
prosedur pembayaran gaji telah selesai.
d. Pengendalian Intern Dalam Sistem Akuntansi Penggajian
Dalam sistem akuntansi penggajian terdapat unsur pengendalian intern yang
dipakai untuk menganalisis data. Data yang dianalisis tersebut adalah unsur
pengendalian intern dalam bentuk kuisioner yang terdapat pada lampiran 1 di
akhir Skripsi ini.
Adapun hasil evaluasi sistem akuntansi penggajian dengan menggunakan
sistem pengendalian intern sebagai berikut:
Aspek Organisasi
Fungsi pembuatan dafter gaji dan upah terpisah dari fungsi pembayaran
gaji dan upah
Fungsi pencatatan waktu hadir terpisa dan fungsi operasi Aspek Sistem
Otoritas
Setiap orang yang namanya tercantum dalam daftar gaji memiliki surat
keputusan pengangkatan sebagai karyawan perusahaan yang
ditandatangani oleh pejabat yang berwewenang
Setiap perubahan gaji karyawan didasarkan pada surat keputusan pejabat
yang berwewenang
55
Setiap potongan atas gaji dan upah karyawan selain pajak penghasilan
kartawan diotorisasi oleh pejabat yang berwewenang
Perintah lembur diotorisasi oleh kepala bagian masing-masing
departemen karyawan yang bersangkutan
Daftar gaji diotorisasi oleh pejabat yang berwewenang
Bukti kas keluar untuk pembayaran gaji dan upah diotorisasi oleh pejabat
yang berwewenang
Prosedur Pencatatan
Perubahan dalam catatan penghasilan karyawan direkonsilasi dengan
daftar gaji dan upah karyawan
Praktek yang sehat
Bukti pengeluaran kas bernomor urut tercetak dan pemakaianya
dipertanggungjawabkan oleh fungsi pengeluaran kas
Kebenaran dan ketelitian perhitungan dalam pembuatan daftar gaji
diverifikasi
Kartu penghasilan karyawan disimpan oleh pejabat yang berwewenang.
Hasil yang dicapai berdasarkan kuesioner dan berdasarkan perbandingan
antara teori dan dan penerapan sistem akuntansi penggajian pada PT. Asuransi
Jiwa Bumi Asih Jaya Makassar adalah penerapan sistem skuntansi penggajian
belum memenuhi unsur-unsur sistem pengendalian intern yang baik. Hal ini
didebabkan karna:
56
a. Belum maksimalnya pemisahaan tanggung jawab fungsional secara tepat.
Misalnya terdapat karyawan yang melakukan pekerjaan rangkap yaitu
kasir merangkap sekertaris dan fungsi pencatat waktu
b. Yang seharusnya membuat daftar gaji adalah fungsi pembuat daftar gaji
dan bukan fungsi keuangan.
c. Daftar gaji yangbtelah dibuat harus diotoritaskan terlebih dahulu oleh
direktur fungsi personalian bukan oleh direktur keuangan.
4. Perhitungan Pajak Penghasilan 21 yang diterapkan PT.Asuransi Jiwa Bumi
Asih Jaya Makassar.
Setiap penghasilan yang diterima atau diperoleh karyawan baik berupa gaji
maupun tunjangan dari pihak perusahaan akan dikenakan PPh pasal 21. Tetapi
tidak semua penghasilan yang diterima oleh karyawan akan dikenakan PPh
pasdimana.
penghasilan karyawan yang lebih kecil dari penghasilan tidak kenak pajak
(PTKP) yang diizinkan oleh pemerintah tidak akan dikenakan PPh pasal 21 atau
dengan kata lain PPh pasal 21 ditanggung oleh pemerintahan.
Pengenaan tarif PPh pasal 21 yang ditanggung pemerintah atas penghasilan
pekerja dari pekerjaan. Pekerja yang mendapatkan perilaku PPh yang ditanggung
oleh pemerintah adalah wajib pajak orang pribadi dalam Negara yang bekerja
sebagai pegawai tetap atau pegawai tidak tetap pada satu pemberi kerja di
Indonesia, yang menerima gaji, upah, serta imbalan lainya yang diberikan dalam
bentuk uang sampai dengan Rp. 2.000.000,00 (dua juta rupiah ) sebulan.
57
Berikut ini cara perhitungan yang dilakukan oleh perusahaan dalam
hubungannya dengan penmungutan PPh pasal 21 terhadap penghasilan yang
diyrtimah oleh karyawan PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang.
Dalam penelitian ini selain memperoleh data mengenai laporan keuangan
juga di peroleh data mengenai penghasilan dan jumlah karyawan selama tahun
2008. PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra merupakan perusahaan yang setiap akhir
tahun arus melaporkan Surat Pemberitahuan Tahunan Badan(SPT Badan) ke
Kantor Pajak. Selain itu perusahaan tersebut harus juga melaporkan SPT Tahunan
Pajak Penghasilan PPh 21.
a. Perhitungan Pemotongan PPh 21 terhadap penghasilan pegawai tetap
dengan gaji bulan
Andi Abdullah Rahman pada tahun 2012 bekerja pada perusahaan PT.
Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang dengan perolehan gaji sebulan Rp
2.500.000, dan membayar yuran pensiun sebesar Rp 100.000. Andi Abdullah
Rahman menikah tetapi belum mempunyai anak . perhitungan PPh pasal 21
adalah sebagai berikut:
Gaji sebulan Rp. 2.500.000
Pengurangan
1. Biaya jabatan
5% x Rp. 2.500.000 Rp. 125.000,00
2. Iuran pensiun Rp. 100.000,00
Rp. 225.000,00
Penghasilan neto sebulan Rp. 2.725.000,00
58
Penghasilan neto setahun adalah
12% x Rp. 2.725.000,00 Rp. 32.700.000,00
PTKP setahun
Untuk WP sendiri Rp. 24.300.000,00
Tambahan WP kawin Rp. 2.025.000,00 .
Rp. 26.325.000,00
Penghasilan kena pajak setahun Rp. 15.540.000,00
PPh pasal 21 terhutang
5% x 15.540.000,00 Rp. 775.000,00
PPh pasal 21 sebulan
Rp 775.000,00 : 12 Rp. 64.583,00
b. Perhitungan pemotongan PPh 21 terhadap penghasilan karyawan tetap
dengan gaji setahun.
Andi hakim (tidak kawin ) bekerja pada PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra
dengan memperoleh gaji sebesar Rp. 2.000.000,00 sebulan dalm tahun yang
bersangkutan andi hakim menerimah bonus sebesar Rp. 5.000.000,00 Setiap bulan
andi hakim membayar yang pensiun kedana pensiun yang pendiriannya telah
menghitungan PPh 21 atas bonus adalh :
1. PPh 21 atas Gaji dan bonus (penghasilan setahun)
Gaji setahun (12% x Rp. 2.000.000) Rp. 24.000.000,00
Bonus Rp. 5.000.000,00
Penghasilan bruto setahun Rp. 29.000.000,00
59
Pengurangan :
1.biaya jabatan
5% X Rp. 29.000.000,00 Rp. 1.450.000,00
2. Iuran pensiun setahun
12% x Rp. 60.000,00 Rp. 720.000,00
Rp. 2.170.000,00
Penghasilan neto setahun Rp. 26.830.000,000
PTKP
Untuk WP sendiri Rp. 24.300.000,00
Penghasilan kena pajak Rp. 10.990.000,00
PPh pasal 21 terutang
5% x Rp. 10.990.000 Rp. 549.500,00
3. Pph pasal 21 atas gaji setahun
Gaji setahun (12% X Rp. 2.000.000) Rp. 24.000.000,00
Pengurangan :
1. Biaya jabatan
5% x Rp. 24.000.000 Rp. 1.200.000,00
2. Iuran pensiun setahun
12 % x Rp. 60.000 Rp. 720.000,00
Rp.( 1.920.000,00)
Penghasilaan neto setahun Rp. 22.080.000,00
PTK
Untuk WP sendiri Rp. 24.300.000,00
60
Penghasilan kena pajak Rp. 6. 240.000,00
PPh pasal 21 terhutang
5 % x Rp. 6.240.000,00 Rp. 312.000,00
3. PPh pasal 21 atas bonus
PPh pasal 21 atas bonus adalah :
Rp. 549.500,00 – Rp. 312.000 = Rp. 237.500,00
61
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan penelitia yang dilakukan maka dapat ditarik kesimpulan
segabai berikut:
1. PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra dalam menerapkan sistem akuntansi
penggajian belum memenuhi unsur-unsur sistem pengendalian interen
yang baik
2. PT. Asuransi Jiwa Bumi Putra belum menerapkan perhitungan PPh 21
menurut UUD No. 36 Tahun 2008 yang dilengkapi dengan peratura
pemerintahan pada tahun 2013.
B. Saran- Saran
Dalam usaha menghindari berbagai permasalahan yang dihadapi oleh PT.
Asuransi Jiwa Bumi Putra Cab. Enrekang sehubungan dengan sistem akuntansi
penggajian yang diterapkan oleh perusahaan maka pada akhir pembahasan ini
penulis mengemukakan beberapa saran yaitu;
1. Menyarankan kepada pimpinan perusahaan agar dapat menyesuaian atau
memodifikasikan kembali sistem akuntansi penggajian yang telah
diterapkan oleh perusahaan.
2. Menyarankan kepada pimpinan perusahaan agar dapat menyesuaikan
penerapan perhitungan PPh 21 yang telah diterapkan oleh pemerintah.