skripsi hubungan antara lama pemaparan...

125
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN PENGETAHUAN DAN PERILAKU DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE DARAH PETANI (Studi Pada Petani Penyemprot Hama Padi dan Petani Penyemprot Hama Sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod Kabupaten Tabanan dan Buleleng Propinsi Bali) Oleh NI NYOMAN KARIANI NIM 100431561 UNIVERSITAS AIRLANGGA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT SURABAYA 2006 ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Upload: dangdang

Post on 20-Jul-2018

217 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN PENGETAHUAN DAN

PERILAKU DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE

DARAH PETANI

(Studi Pada Petani Penyemprot Hama Padi dan Petani Penyemprot Hama

Sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod Kabupaten Tabanan

dan Buleleng Propinsi Bali)

Oleh

NI NYOMAN KARIANI

NIM 100431561

UNIVERSITAS AIRLANGGA

FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT

SURABAYA

2006

i

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 2: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

PENGESAHAN

Dipertahankan di depan Tim Penguji Skripsi Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga dan

diterima untuk memenuhi salah satu syarat guna memperoleh gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Pada tanggal 6 Juli 2006

Mengesahkan Universitas Airlangga

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Dekan,

Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH., SpOk NIP.130517177

Tim Penguji:

1. Meirina Ernawati, drh., M.Kes 2. Lucia Yovita Hendrati, S.KM., M.Kes 3. A. Siswanto, dr.

ii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 3: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat guna memperoleh gelar

Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)

Bagian Epidemiologi

Fakultas Kesehatan Masyarakat

Universitas Airlangga

Oleh

NI NYOMAN KARIANI

NIM 100431561 Surabaya, Juli 2006

Mengetahui : Menyetujui Ketua Bagian Pembimbing Dr. Chatarina U.W., dr., M.S., M.PH Lucia Yovita Hendrati, S.KM., M.Kes NIP.131290054 NIP. 132129144

iii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 4: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadapan Tuhan Yang Maha Esa, atas segala

rahmat dan karuniaNya sehingga dapat terselesainya skripsi yang berjudul

“HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN PENGETAHUAN DAN

PERILAKU DENGAN AKTIVITAS CHOLINESTERASE DARAH PETANI

(Studi Pada Petani Penyemprot Hama Padi dan Petani Penyemprot Hama

Sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod Kabupaten Tabanan dan

Kabupaten Buleleng Propinsi Bali).

Pada kesempatan ini kami menyampaikan terima kasih dan penghargaan

yang setinggi-tingginya kepada Lucia Yovita Hendrati, S.KM., M.Kes., selaku

dosen pembimbing yang telah memberikan petunjuk, koreksi serta saran hingga

terwujudnya skripsi ini.

Terima kasih dan penghargaan kami sampaikan pula kepada yang

terhormat:

1. Prof. Dr. Tjipto Suwandi, dr., M.OH., SpOk, selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

2. Dr. Chatarina U.W., dr., M.S., M.PH., selaku Ketua Bagian Epidemiologi

Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga.

3. Semua Dosen Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga minat

Epidemiologi Lapangan yang telah memberikan bekal studi sehingga menjadi

acuan dalam penulisan skripsi ini.

4. Dr. Dewa Ketut Oka, selaku Kepala Dinas Kesehatan Propinsi Bali yang telah

memberikan kesempatan serta dukungan dana kepada kami untuk melanjutkan

studi pada Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

5. Suami tercinta I Dewa Made Suwena serta Nanda Ayu & Krisna tersayang

yang menunggu dengan sabar dan setia serta memberikan dukungan secara

moril maupun materiil dalam mengikuti perkuliahan di Fakultas Kesehatan

Masyarakat Universitas Airlangga Surabaya.

iv

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 5: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

6. Rekan-rekan Mahasiswa seperjuangan khususnya konsentrasi Epidemiologi

Lapangan Universitas Airlangga yang memberikan masukan maupun saran

dalam rangka penyelesaian skripsi ini.

7. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu, yang telah

membantu baik langsung maupun tidak langsung dalam penulisan skripsi ini.

Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan pahala atas semua swadarma

yang telah diberikan dan selalu memberikan jalan yang terang dan terbaik bagi

kita semua. Semoga skripsi ini berguna, baik bagi diri kami sendiri maupun

pihak lain yang memanfaatkan.

.

Surabaya, Juli 2006

v

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 6: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

ABSTRACT

Pesticides are poisons which are hazardous and even very hazardous to human health. There fore, the safe use of pesticides should be given priority. A report of WHO indicated that 500.000-1.000.000 persons (all over the world) had been poisoned/intoxicated with pesticides, and approximately 5000-10.000 persons per year had fatal effect. In 1999, cases of pesticides acute poisoning were found in 41,43 % of farmers in Bali and Java provinces. Cholinesterase activity is affected by factors such as toxicity, duration of exposure, concentration, individual response, health status, and nutritional status. The purposes of this study were to study and analyze associates between duration of exposure, knowledge, behavior and cholinesterase activity.

This was an observational analytical study with cross sectional approach. The samples of this study were 77 farmers spraying pesticide on paddy and vegetable farms in Kerobokan and Sari Kelod villages. Independent variable include duration of exposure, knowledge and behavior, whereas the dependent variable was cholinesterase activity. The association between these two variables were tested by Chi-Square test (α = 0,05) and Logistic Regression test. The result of this study indicated that the majority of respondents (68,8%) had normal cholinesterase activity. There were significant association between duration of exposure (p<0,005; OR = 15,845), working hours ( 4 hours per day) ( p<0,05; OR = 24,691), (3 hours per day) (p<0,05; OR= 27,021), knowledge (p<0,05; OR=6,152), behavior (p<0,05; OR=23,294), and cholinesterase activity. Based on the results of this study, it can be summarized that duration of exposure, knowledge, and behavior are significantly associated with cholinesterase activity. It is recommended that the Public Health Center in Kerobokan and Sari Kelod villages provide information/MSDS and training on the hazards of pesticides as well as their preventive measures. Key word: cholinesterase activity, farmers, pesticides.

vi

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 7: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

ABSTRAK

Pestisida adalah racun yang sangat berbahaya bagi manusia, karenanya faktor keamanan dalam pemakaian pestisida perlu mendapat prioritas. Data dari WHO menunjukkan 500.000 hingga 1.000.000 orang per tahun di seluruh dunia telah mengalami keracunan pestisida. Sekitar 5.000-10.000 orang per tahun diantaranya mengalami dampak yang sangat fatal. Kasus keracunan akut di Propinsi Bali dan Jawa untuk petani mencapai 41,43% (1988). Aktivitas cholinesterase dipengaruhi oleh faktor-faktor: tingkat bahaya suatu zat kimia, lama pemaparan, konsentrasi, respon individu, seringnya petani mengikuti pertemuan teknis dibidang pertanian, kondisi anemia, status gizi, tingkat kesehatan

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis lama pemaparan, pengetahuan serta perilaku dihubungkan dengan aktivitas cholinesterase. Rancangan penelitian ini adalah cross sectional. Sampel penelitian adalah bagian dari petani penyemprot hama padi dan bagian dari petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod. Variabel bebas adalah lama pemaparan, pengetahuan dan perilaku sedangkan variabel terikat adalah aktivitas cholinesterase. Uji statistik menggunakan uji Chi Square dengan α = 0,05 dan Regresi Logistic Hasil dari penelitian ini adalah sebagian besar responden yaitu (68,8%) memiliki aktivitas cholinesterase normal. Ada hubungan antara aktivitas cholinesterase dengan lama pemaparan (p< 0,05; OR=15,845), lama menyemprot 4 jam/hari (p<0,05; OR=24,691), lama menyemprot 3 jam/hari (p<0,05; OR=27,021) dengan pengetahuan (p <0,05; OR = 6,152), perilaku (p<0,05; OR=23,294). Kesimpulan dari penelitian ini adalah lama pemaparan, pengetahuan dan perilaku ada hubungannya dengan aktivitas cholinesterase darah. Disarankan Puskesmas yang mewilayahi Dusun Kerobokan dan Sari Kelod mengadakan penyuluhan tentang bahaya pestisida dan upaya meminimalkan dampak pestisida terhadap kesehatan. Kata kunci: Aktivitas cholinesterase, petani, pestisida

vii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 8: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL.................................................................................................. i HALAMAN PENGESAHAN.................................................................................... ii HALAMAN PERSETUJUAN .................................................................................. iii KATA PENGANTAR ............................................................................................... iv ABSTRACT .............................................................................................................. vi ABSTRAK ................................................................................................................. vii DAFTAR ISI.............................................................................................................viii DAFTAR TABEL...................................................................................................... x DAFTAR GAMBAR ................................................................................................. xii DAFTAR LAMPIRAN..............................................................................................xiii DAFTAR SINGKATAN ...........................................................................................xiv BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................... 1

I.1. Latar Belakang...................................................................................... 1 I.2. Identifikasi Masalah............................................................................. 5 I.3. Pembatasan Masalah............................................................................. 6 I.4. Perumusan Masalah ............................................................................. 7

BAB II TUJUAN DAN MANFAAT......................................................................... 8 II.1. Tujuan Umum ....................................................................................... 8 II. 2. Tujuan Khusus ...................................................................................... 8 II. 3. Manfaat Penelitian................................................................................ 9

BAB III. TINJAUAN PUSTAKA ............................................................................. 10 III.1. Pengertian Pestisida............................................................................ 10 III.2. Penggolongan Pestisida ..................................................................... 11 III.3. Karakteristik pestisida ........................................................................ 13 III.4. Cara Kerja Racun Pestisida ................................................................ 16 III.5. Bahaya Pestisida Terhadap Kesehatan ............................................... 18 III.6. Cholinesterase .................................................................................... 25 III.7. Faktor – faktor Yang Dapat Mempengaruhi Aktivitas Cholinesterase .................................................................................. 26 III.8. Penjamah Pestisida ............................................................................ 32 III.9. Pengamanan Penggunaan Pestisidai …………….............................. 32 III.10 Cara Pencegahan dan Pertolongan Pertama Kecelakaan ................... 35 III.11. Upaya Kesehatan Kerja ...................................................................... 37

BAB IV KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS............................................... 40 IV.1. Kerangka Konseptual ........................................................................ 40 IV.2. Hipotesis ............................................................................................. 41

BAB V METODE PENELITIAN ............................................................................. 43 V.1. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian................................................ 43 V.2. Populasi Penelitian ............................................................................. 43 V.3. Sampel , Besar Sampel, Cara Penentuan Sampel dan Cara Pengambilan Sampel........................................................... 44

viii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 9: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

V.4. Lokasi dan Waktu Penelitian.............................................................. 46 V.5. Variabel Cara Pengukuran dan Definisi Operasional........................ 46 V.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data ......................................... 49 V.7. Teknik Analisa Data ........................................................................... 50

BAB VI. HASIL PENELITIAN ............................................................................... 51 VI.1. Gambaran Umum ............................................................................... 51 VI.2. Karakteristik, Lama Pemaparan, Pengetahuan dan Perilaku Petani Penyemprot Hama ................................................................... 54 VI.3. Aktivitas Cholinesterase Menurut Jenis Petani.................................. 59 VI.4. Hubungan Lama Pemaparan Dengan Aktivitas Cholinesterase ....... 60 VI.5. Hubungan Pengetahuan Dengan Aktivitas Cholinesterase ............. 62 VI.6. Hubungan Perilaku Dengan Aktivitas Cholinesterase ....................... 64

BAB VII. PEMBAHASAN ...................................................................................... 67 VII.1. Gambaran Umum ............................................................................... 67 VII.2. Karakteristik, Lama Pemaparan, Pengetahuan dan Perilaku Petani Penyemprot Hama ................................................................... 67 VII.3. Aktivitas Cholinesterase Menurut Jenis Petani ................................ 70 VII.4. Hubungan Lama Pemaparan Dengan Aktivitas Cholinesterase......... 73 VII.5. Hubungan Pengetahuan Dengan Aktivitas Cholinesterase .............. 75 VII.6. Hubungan Perilaku Dengan Aktivitas Cholinesterase ....................... 77

BAB VIII. KESIMPULAN DAN SARAN................................................................ 81 VIII.1. Kesimpulan......................................................................................... 81 VIII.2. Saran – saran ...................................................................................... 82

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................................ 84

ix

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 10: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Tabel Halaman

V.1. Difinisi Operasional dan Cara Pengukuran...................................... 46 VI.1. Batas-batas wilayah Desa Mekarsari dan Pancasari, tahun 2005 ..... 51 VI.2 Luas wilayah Desa Mekarsari dan Desa Pancasari tahun 2005......... 52 . VI.3. Keadaan geografis Desa Mekarsari dan Desa Pancasari tahun 2005 . 52 VI.4. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Mekarsari dan Desa Pancasari................................................................................... 53 . VI.5. Distribusi penduduk berdasarkan golongan umur di Desa

Mekarsari dan Desa Pancasari 2005 .................................................. 53 VI.6. Jenis pestisida yang dipergunakan oleh petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006 ................................... 54

VI.7. Distribusi frekuensi umur petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 55 VI.8 Distribusi frekuensi tingkat pendidikan petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 56

VI.9. Distribusi frekuensi masa kerja petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 56 VI.10. Distribusi frekuensi lama menyemprot petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 57 VI.11. Distribusi frekuensi menyemprot petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 58 VI.12 Distribusi frekuensi petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 58

x

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 11: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Nomor Judul Tabel Halaman VI.13 Distribusi frekuensi perilaku petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 59 VI.14. Hubungan aktivitas cholinesterase dengan jenis petani di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006.................... 60 VI.15. Hubungan masa kerja dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 60 VI.16. Hubungan lama menyemprot dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 61 VI.17. Hubungan frekuensi menyemprot dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 62 VI.18. Faktor-faktor pengetahuan petani penyemprot hama dihubungkan dengan aktivitas cholinesterase di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 63 VI.19. Hubungan pengetahuan dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 64 VI.20. Faktor-faktor perilaku petani penyemprot hama dihubungkan dengan aktivitas cholinesterase di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 64 VI.21 Hubungan perilaku dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 65 VI.22. Rekapan hasil analisis antara lama pemaparan pengetahuan dan perilaku petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006...................................................... 66 VII.1 Penelitian pembanding berdasarkan variabel pengetahuan tentang Pestisida tahun 2006 .......................................................................... 76 VII.2. Penelitian pembanding berdasarkan variabel perilaku dalam penanganan pestisida tahun 2006 ....................................................... 78

xi

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 12: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman

III..1. Reaksi Cholinesterase………………………………………………..26

IV.1. Kerangka Konseptual penelitian…………………………………. 40

xii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 13: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul

1. Hasil pemeriksaan aktivitas cholinesterase darah petani Penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod Tahun 2006.

2. Rekapan hasil penelitian petani penyemprot hama padi dan penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006.

3. Hubungan jenis petani dengan aktivitas cholinesterase darah petani

penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006.

4. Hubungan lama pemaparan dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod

tahun 2006.

5. Hubungan pengetahuan dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod

tahun 2006. 6. Hubungan perilaku dengan aktivitas cholinesterase darah petani

penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006. 7. Pedoman wawancara penelitian hubungan lama pemaparan pengetahuan

dan perilaku dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006.

8. Peta Desa Mekarsari dan Desa Pancasari.

xiii

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 14: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

DAFTAR ARTI LAMBANG SINGKATAN DAN ISTILAH

Daftar Arti Lambang % = persen ≥ = Lebih besar sama dengan > = Lebih dari < = Kurang dari Daftar Singkatan Menkes = Menteri Kesehatan PPM & PLP = Pemberantasan Penyakit Menular dan Penyehatan Lingkungan Pemukiman APD = Alat Pelindung Diri WIB = Waktu Indonesia Bagian Barat WHO = World Health Organization ILO = International Labour Organization Dep.Kes.RI = Departemen Kesehatan Republik Indonesia DDT = Dichloro Difenil Trichloretan Kg = Kilogram LD 50 = Lethal Dose 50 LC 50 = Lethal Concentration 50 CHP = Chlorinated Hydrocarbon Pesticides SLTP = Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTA = Sekolah Lanjutan Tingkat Atas PHT = Pengendalian Hama Terpadu BPTP = Balai Proteksi Tanaman Pangan OPT = Organisme Pengganggu Tanaman SGOT = Serum Glutamic Oksaloacetic Transaminase SGPT = Serum Glutamic Pyruvic Transaminase LDH = Laktic Dehydrogenase ISDP = Integrated Swamp Development Project

xiv

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 15: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

BAB I

PENDAHULUAN

I.1. Latar Belakang

Pembangun kesehatan diselenggarakan berasaskan perikemanusiaan

yang berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa, manfaat, usaha bersama dan

kekeluargaan, adil dan merata. Perikehidupan dalam keseimbangan, serta

kepercayaan akan kemampuan dan kekuatan sendiri. Menurut Undang-

undang no 23 tahun 1992 upaya kesehatan ditujukan untuk mewujudkan

derajat kesehatan yang optimal bagi masyarakat, diselenggarakan upaya

kesehatan dengan pendekatan pemeliharaan, peningkatan kesehatan

(promotif), pencegahan penyakit (preventif), penyembuhan penyakit (kuratif),

dan pemulihan kesehatan (rehabilitatif) yang dilaksanakan secara

menyeluruh, terpadu, dan berkesinambungan. Dalam pembangunan kesehatan

tersebut dihadapkan pada beban ganda yaitu masalah “tradisional” yang

berhubungan dengan penyakit menular dan masalah kesehatan “modern”

yang berhubungan dengan dampak negatif pembangunan yang dewasa ini di

dominasi oleh penyakit-penyakit yang berhubungan dengan lingkungan.

Salah satu masalah tersebut adalah gangguan terhadap kesehatan manusia

yang diakibatkan oleh pengelolaan pestisida yang kurang tepat, karenanya

faktor keamanan dalam pemakaian pestisida perlu mendapatkan prioritas.

Sangat disayangkan, di Indonesia kesadaran akan keselamatan kerja bagi

pengguna pestisida masih sangat rendah, barangkali hal ini disebabkan

dampak keracunan pestisida baru akan terlihat dalam jangka panjang. Data

yang dikumpulkan WHO menunjukkan 500.000 hingga 1.000.000 orang per

1

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 16: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

tahun di seluruh dunia telah mengalami keracunan pestisida. Sekitar 5.000-

10.000 orang per tahun diantaranya mengalami dampak yang sangat fatal,

seperti kanker, cacat, kemandulan, dan liver. Pesticide Action Network

(PAN) melaporkan bahwa seluruh pekerja wanita pada sebuah perkebunan

di Malaysia telah mengidap penyakit kulit akibat sering bersentuhan dengan

pestisida (Novizan, 2002).

Pemakaian pestisida selama musim tanam untuk tanaman padi selama

3 tahun (2002-2005) cenderung menurun yaitu pada tahun 2003 sebanyak

5.837,65 kg/liter, tahun 2004 sebanyak 4.913,22 kg/liter, dan pada tahun 2005

sebanyak 4.590,85 kg/liter. Pemakaian pestisida untuk tanaman sayuran

cenderung berfluktuasi dan meningkat tajam yaitu pada tahun 2003

sebanyak 251.00kg/.liter, pada tahun 2004 sebanyak 196 kg/liter dan tahun

2005 sebanyak 586,90 kg/liter (BPTP, 2005).

Daerah penyebaran penggunaan pestisida semakin meningkat.

Penggunaan pestisida tersebut pada umumnya dapat memberikan manfaat

serta dukungan terhadap keberhasilan pembangunan dibidang pertanian,

kehutanan, perkebunan dan kesehatan masyarakat. Disisi lain penggunaan

pestisida yang salah dapat berakibat buruk terhadap manusia dan lingkungan.

Karena itu pengelolaan pestisida harus aman sehingga dampak negatif

terhadap kesehatan dan lingkungannya dapat diminimalkan.

Untuk mengatur pengelolaan pestisida yang memenuhi persyaratan

kesehatan, pemerintah telah menetapkan Keputusan Menteri Kesehatan RI

nomor 1350/Menkes/SK/XII/2001 tentang pengelolaan pestisida (Depkes,

2003)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 17: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Salah satu sasaran pengamanan pestisida adalah petani diantaranya

petani padi dan petani sayuran. Peranan petani padi dalam menghasilkan padi

sedemikian besar peranannya, karena hampir 70% kalori dan protein berasal

dari biji-bijian yang terpenting adalah padi, karena sekitar 55% kalori dan

50% protein berasal dari padi. Demikian pentingnya peranan beras sebagai

sumber pangan, menyebabkan upaya-upaya untuk meningkatkan produksi

beras terus dikembangkan. Teknologi pengembangan produksi dilakukan

melalui pengairan, penggunaan bibit unggul, penggunaan pupuk dan

pestisida, sehingga pestisida telah menjadi tumpuan dan harapan bagi tiap

usaha pengendalian tanaman (Alit, 2003). Menurut pengalaman Arijaya yang

diperoleh dari hasil wawancara menyatakan dalam pertumbuhan sampai

memanen padi intensitas penyemprotan bisa mencapai 4-10 kali tiap musim

panen di dalam satu produksi.

Tanaman sayuran sebagai bahan kelengkapan makanan pokok nasi,

besar sekali manfaatnya baik sebagai sumber gizi maupun untuk menambah

selera makan. Dalam pertumbuhan sampai mendapatkan hasil sayuran kobis

intensitas penyemprotan bisa mencapai 20-30 kali tiap musim panen di

dalam satu produksi. Pada dosis tertentu penumpukan pestisida di dalam

tubuh amat berbahaya bagi kesehatan sebab bahan kimia penyusun

pestisida adalah racun.. Dalam jangka panjang akumulasi bahan kimia

tersebut akan menyebabkan kanker dan janin yang cacat (www.geogle.5-9-

2005).

Suatu ilustrasi dapat digambarkan dalam kasus proyek pengembangan

rawa terpadu Integrated Swamp Development Project (ISDP) menyebutkan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 18: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

92% dari petani di Sumatra dan Kalimantan yang tergabung dalam proyek

ISDP melaporkan bahwa mereka mengalami pusing, mual, muntah-muntah,

pandangan mata kabur, ruam, gatal-gatal kulit, tenggorokan seperti terbakar,

nyeri dada, gemetar, dan sulit bernafas setelah menggunakan pestisida

(www.dte 5-9-2005). Kasus keracunan akut di Jawa dan Bali untuk petani

mencapai 41,43% (Soeprapto,1999). Hasil penelitian terhadap petani

penyemprot hama sayuran di Bali, dari 22 orang yang diperiksa 5 orang

(22,73%) keracunan ringan dengan aktivitas cholinesterase darah 62,5%

(Tambun, 2001).

Faktor-faktor yang mempengaruhi keracunan akibat pestisida,

adalah tingkat bahaya suatu zat kimia, dosis (kadar dan lama paparan) dan

respon individu. Berdasarkan hasil percobaan lapangan Achmadi terhadap

petani, hasilnya menunjukkan penggunan pestisida jenis organofosfat

selama 1 jam dengan takaran yang seragam memperoleh hasil bahwa hal-hal

yang berhubungan dengan keracunan pestisida adalah umur petani,

penggunaan baju lengan panjang dan celana panjang (lebih tertutup).

Faktor-faktor lain yang mempengaruhi aktivitas cholinesterase adalah

seringnya petani mengikuti pertemuan teknis dibidang pertanian, kondisi

anemia, status gizi, tingkat infeksi kronis (Depkes, 1994), konsentrasi dan

lama pemaparan dengan pestisida mempengaruhi tingkat keracunan

(Siswanto, 1991) serta faktor lingkungan suhu (Siswanto, 1988).

Penggunakan alat pelindung diri pada petani penyemprot hama akan

mempengaruhi tingkat pemaparan dengan pestisida yang berarti

menghalangi terabsorpsinya pestisida tersebut ke dalam tubuh.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 19: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Berdasarkan hal-hal tersebut diatas, maka perlu diadakan pengkajian

lebih mendalam mengenai hubungan antara lama pemaparan, pengetahuan,

dan perilaku petani penyemprot hama padi maupun petani penyemprot

hama sayuran terhadap aktivitas cholinesterase.

I.2. Identifikasi Masalah

Dusun Kerobokan merupakan salah satu sentral petani padi di Desa

Mekarsari, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, sedangkan Dusun Sari

Kelod merupakan sentral petani sayuran di Desa Pancasari Kecamatan

Sukasada, Kabupaten Buleleng. Jumlah petani padi di Desa Mekarsari

sebanyak1.794 orang (45%) dari 3.982 orang, sedangkan jumlah petani

sayuran di Desa Pancasari 1.263 orang (40 %) orang dari 3.179 orang.

Bertani padi merupakan salah satu mata pencaharian pokok Dusun

Kerobokan sedangkan bertanam sayuran merupakan salah satu mata

pencaharian pokok Dusun Sari Kelod. Hasil sayuran dijual ke Pasar

Pancasari, Pasar Candikuning dan Pasar Baturiti. Dalam proses

menghasilkan produksi, petani padi maupun petani sayuran hampir selalu

berhubungan dengan pestisida, sehingga kemungkinan besar petani padi

maupun petani sayuran mengalami keracunan pestisida.

Hasil penelitian terhadap petani penyemprot hama sayuran di Bali,

dari 22 orang yang diperiksa 5 orang (22,73%) keracunan ringan dengan

aktivitas cholinesterase darah 62,5% (Tambun, 2001).

Melihat perilaku petani padi maupun petani sayuran di Dusun

Kerobokan dan Dusun Sari Kelod dalam menyemprot tanaman

menggunakan pestisida, mengganggap bahwa pekerjaan menyemprot

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 20: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

merupakan pekerjaan rutin yang sudah lama ditekuni dan seolah-olah tidak

mendapatkan bahaya, hal ini dapat diamati perilaku petani tidak

menggunakan alat pelindung diri secara lengkap saat menyemprot maupun

saat pencampuran pestisida. Dari keadaan tersebut peneliti terdorong untuk

mengadakan penelitian tentang lamanya pemaparan, pengetahuan serta

perilaku petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama

sayuran terhadap pestisida, dihubungkan dengan aktivitas cholinesterase

darah kedua kelompok petani tersebut.

I.3. Pembatasan Masalah

Dalam hal ini peneliti hanya membatasi pada faktor karakteristik

(umur, tingkat pendidikan, jenis pekerjaan), lamanya pemaparan (masa kerja,

lama menyemprot, frekuensi menyemprot), pengetahuan (jenis pestisida,

takaran, jenis APD, arah penyemprotan, penyimpanan pestisida, jalan masuk

pestisida, kepedulian terhadap orang lain terhadap pestisida) perilaku

(konsentrasi pestisida, kebiasaaan memakai alat pelindung diri saat

menyemprot dan saat pencampuran, kebiasaan merokok, makan, minum saat

menyemprot, kebiasaan mandi dengan sabun setelah menyemprot, gejala

keracunan pestisida yang pernah dialami) pada petani penyemprot hama padi

dan petani penyemprot hama sayuran.

I.4. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut :

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 21: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

1.Apakah ada hubungan antara lama pemaparan dengan aktivitas

cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan

Dusun Sari Kelod?

2. Apakah ada hubungan antara pengetahuan dengan aktivitas cholinesterase

darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan di Dusun Sari

Kelod ?.

3. Apakah ada hubungan antara perilaku dengan aktivitas cholinesterase darah

petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan di Dusun Sari Kelod ?.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 22: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

BAB II

TUJUAN DAN MANFAAT

II.1. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mempelajari hubungan antara lama pemaparan, pengetahuan dan

perilaku dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di

Dusun Kerobokan, Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan

dan di Dusun Sari Kelod, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten

Buleleng, Propinsi Bali.

2. Tujuan Khusus

a. Mengkaji karakteristik, lama pemaparan pestisida, pengetahuan dan

perilaku pada petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan di

Dusun Sari Kelod.

b. Mengukur darah responden untuk mengetahui aktivitas cholinesterase

darah petani penyemprot hama serta menganalisis menurut jenis

petani di Dusun Kerobokan dan di Dusun Sari Kelod.

c. Menganalisis hubungan antara lama pemaparan dengan aktivitas

cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan

Dusun Sari Kelod.

d. Menganalisis hubungan antara pengetahuan dengan aktivitas

cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan

Dusun Sari Kelod.

8

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 23: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

e. Menganalisis hubungan antara perilaku dengan aktivitas cholinesterase

darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari

Kelod.

II.2.Manfaat Penelitian

1. Bagi petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan di Dusun Sari

Kelod sebagai bahan masukan dalam usaha meminimalkan dampak

negatif dari pestisida khususnya dampak bagi kesehatan.

2. Bagi Pemerintah Daerah Kabupaten Tabanan dan Buleleng melalui Dinas

Kesehatan Kabupaten, sebagai masukan dalam rangka mengevaluasi,

merencanakan, mengembangkan program pembinaan dan pengawasan

bagi petani, khususnya petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan

di Dusun sari Kelod.

3. Bagi Fakultas dan peneliti sebagai kajian penelitian dalam rangka

mengembangkan keilmuan dibidang Epidemiologi terutama aktivitas

cholinesterase melalui pemeriksaan darah petani penyemprot hama di

Dusun Kerobokan dan di Dusun Sari Kelod.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 24: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

BAB III

TINJAUAN PUSTAKA

III.1. Pengertian Pestisida

Pestisida adalah bahan beracun dan berbahaya yang bila tidak

dikelola dengan bijaksana dapat menimbulkan dampak negatif, yang

akhirnya secara langsung ataupun tidak langsung berpengaruh terhadap

kesehatan dan kesejahteraan manusia (Depkes, 1994). Upaya pengamanan

pestisida ditujukan untuk mencegah dan menanggulangi dampak negatif

pengelolaan pestisida terhadap kesehatan masyarakat dan kesehatan

lingkungan melalui usaha-usaha pengawasan terhadap tempat pengelolaan

pestisida dan pengendalian terhadap pencemaran dan keracunan pestisida

(Depkes, 1986).

Menurut Mukono (2000) secara harfiah pestisida berarti “pest

killing agent” atau bahan pembunuh hama. Kemudian batasan operasional

pestisida berkembang menjadi “semua bahan yang digunakan untuk

membunuh, mencegah, mengusir, mengubah hama dan atau bahan yang

digunakan untuk merangsang, mengatur dan mengendalikan tumbuhan”.

Menurut Depkes (2003) yang dimaksud dengan pestisida adalah

semua zat kimia dan bahan lain serta jasad renik dan virus yang digunakan

untuk :

1. Memberantas atau mencegah hama-hama dan penyakit yang merusak

tanaman, bagian –bagian tanaman atau hasil-hasil pertanian.

2. Memberantas rerumputan.

10

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 25: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

3. Mematikan daun dan mencegah pertumbuhan yang tidak diinginkan,

mengatur atau merangsang pertumbuhan tanaman atau bagian-bagian

tanaman tidak termasuk pupuk.

4. Memberantas atau mencegah hama–hama luar pada hewan-hewan

peliharaan dan ternak.

5. Memberantas atau mencegah hama-hama air.

6. Memberantas atau mencegah binatang-binatang dan jasad-jasad renik

dalam rumah tangga, bangunan dan alat-alat pengangkutan.

7. Memberantas atau mencegah binatang-binatang yang dapat menyebabkan

penyakit pada manusia atau binatang yang perlu dilindungi dengan

penggunaan pada tanaman, tanah atau air.

III.2. Penggolongan Pestisida

Pestisida sebagai sarana untuk mengendalikan jasad pengganggu

dapat digolongkan dalam berbagai cara sesuai peruntukannya yaitu:

berdasarkan sifat kimia, formulasi, jasad pengganggu sasaran (hama,

penyebab penyakit, gulma dan vector penyakit), zat pengatur tubuh dan

defolian (peluruh daun).

1. Penggolongan Berdasarkan Jenis Sasaran Hama

Menurut Mukono (2000) penggolongan pestisida berdasarkan jenis

sasaran hama adalah Rodentisida (racun binatang mengerat), Insektisida,

Herbisida, Fungisida dan Bakterisida, Nematisida, Zat pengatur tumbuh,

Defolian.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 26: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

a. Rodentisida

Terdapat lima senyawa anorganik yang digunakan sebagai racun tikus

yaitu seng fosfida, arsen trioksida, kalium fosfat, forforus dan barium

karbonat. Dua bentuk senyawa fosforus yaitu yang berwarna merah tidak

berbahaya, sedangkan yang berwarna kuning atau putih dapat merusak

hati, ginjal, jantung dan juga dapat menyebabkan terjadinya kerusakan

jaringan tubuh secara cepat sehingga sangat berbahaya bagi manusia.

b. Insektisida

Insektisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membunuh

serangga. Senyawa insektisida terdiri dari beberapa golongan

berdasarkan susunan rumus bangunnya, diantaranya adalah organoklorin,

organofosfat dan karbamat.

c. Herbisida

Herbisida adalah senyawa kimia yang digunakan untuk membasmi gulma

(tanaman pengganggu).

d. Fungisida dan Bakterisida

Adalah senyawa kimia yang digunakan untuk mengendalikan jamur

patogen, tetapi senyawa ini juga dapat digunakan untuk mengendalikan

bakteri dan kuman lain pada tanaman.

e. Nematisida

Berdasarkan cara penggunaan nematisida dapat dibagi dalam dua

golongan yaitu yang penggunaannya sebagai fumigan dan yang bukan

fumigan. Fumigan merupakan cara pengendalian yang mula-mula

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 27: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

digunakan untuk membasmi cacing tanah dan jasad pengganggu lain

yang berada dalam tanah.

f. Zat pengatur tumbuh

Meskipun senyawa ini bukan merupakan pestisida dalam arti yang

sebenarnya, tetapi karena senyawa ini digunakan untuk mengatur

pertumbuhan tanaman serta mengatur pembuahan, maka dapat juga

digolongkan ke dalam pestisida.

g. Defolian

Defolian adalah senyawa peluruh daun yang mempunyai sifat dapat

mempercepat luruhnya daun tumbuhan seperi pada kapas, kedelai,

anggur atau tomat sehingga memudahkan untuk pemanenan hasil.

III.3. Karakteristik Pestisida

Menurut Novizan (2002) dalam menentukan jenis pestisida yang

tepat, perlu diketahui karakteristik pestisida, yang meliputi efektivitas,

selektivitas, fitotoksisitas, residu, persistensi, Lethal Dose (LD 50) dan

kompatabilitas.

1. Efektivitas

Merupakan daya bunuh pestisida terhadap organisme pengganggu

tanaman (OPT). Pestisida yang bagus seharusnya memiliki daya bunuh yang

cukup untuk mengendalikan OPT dengan dosis yang tidak terlalu tinggi,

sehingga memperkecil dampak buruknya terhadap lingkungan.

2. Selektivitas

Selektivitas sering disebut dengan istilah spektrum pengendalian,

merupakan kemampuan pestisida membunuh beberapa jenis organisme.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 28: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Pestisida yang disarankan dalam program pengendalian hama tanaman

(PHT) adalah pestisida yang bersifat selektif atau berspektrum sempit.

Berarti pestisida tersebut hanya membunuh OPT sasaran dan tidak

berbahaya untuk organisme lain dan aman bagi musuh alami OPT.

3. Fitotoksisitas

Fitotoksisitas merupakan suatu sifat yang menunjukkan potensi

pestisida untuk menimbulkan efek keracunan bagi tanaman yang ditandai

dengan pertumbuhan abnormal setelah aplikasi pestisida. Pestisida yang

sebaiknya digunakan adalah pestisida dengan fitotoksisitas yang rendah.

Beberapa jenis pestisida jika diaplikasikan dengan cara yang tidak tepat

akan merusak tanaman. Penyemprotan fungisida pada saat suhu udara

sangat panas akan menyebabkan daun tanaman menjadi kuning dan layu.

Penyemprotan herbisida 2,4 D padi antara tanaman padi seharusnya tidak

menimbulkan gulma yang tumbuh, kerusakan pada padi, jika menggunakan

dosis dan konsentrasi yang disarankan pada labelnya.

4. Residu

Residu adalah racun yang tinggal pada tanaman setelah penyemprot

hamaan yang akan bertahan sebagai racun sampai batas waktu tertentu.

Jenis residu pestisida terlalu lama bertahan pada bagian tanaman yang

disemprot akan berbahaya bagi manusia dan mahluk hidup lain, karena

residu pestisida akan termakan oleh manusia saat megkonsumsi hasil

pertanian. Jika racun pestisida terlalu cepat hilang dari bagian tanaman yang

disemprot, pestisida akan kehilangan efektivitasnya dalam pengendalian

OPT.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 29: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

5. Persistensi

Persistensi adalah kemampuan pestisida bertahan dalam bentuk racun

di dalam tanah. Pestisida yang mempunyai persistensi tinggi akan sangat

berbahaya karena dapat meracuni lingkungan. Pestisida dengan bahan aktif

eldrin dan dieldrin dapat bertahan di dalam tanah dan aktif dalam bentuk

racun selama 10 tahun, karena itu jenis ini dilarang oleh pemerintah.

6. Resistensi

Resistensi merupakan kekebalan OPT terhadap aplikasi suatu jenis

pestisida. Jenis pestisida yang mudah menyebabkan resistensi OPT

sebaiknya tidak digunakan.

7. LD 50 dan LC 50

LD 50 berarti dosis yang dapat mematikan 50% dari jumlah mamalia

percobaan (biasanya tikus). Program PHT menginginkan pestisida dengan

LD 50 yang tinggi artinya hanya pada dosis yang sangat tinggi pestisida

tersebut dapat mematikan mamalia. Dengan kata lain daya racunnya

terhadap manusia dan binatang lain lebih rendah.

Menurut Siswanto (1991) Lethal Concentration (LC 50) suatu zat

adalah aktivitas atau konsentrasi (ppm) zat kimia tersebut dalam udara yang

diharapkan dapat menyebabkan kematian pada 50 % binatang percobaan

dari suatu group spesies yang tepapar (melalui inhalasi atau penghirupan)

aktivitas tersebut pada waktu tertentu. Klasifikasi pestisida menurut WHO

dapat dilihat pada tabel III.1. berikut:

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 30: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tabel III.1. Klasifikasi pestisida menurut WHO

LD 50 (mg/kg BB, tikus) Oral Dermal

Tingkat bahaya

Padat Cairan Padat Cairan IA =sangat bahaya <5 <20 <10 <40 IB =bahaya tinggi 5-50 20-200 10-100 40-400 II =bahaya sedang 50-500 200-2000 100-1.000 400-4000 III =bahaya rendah >500 >2000 >1000 >4000

Sumber: Siswanto, 1991

8. Kompatabilitas

Kompatabilitas adalah kesesuaian suatu jenis pestisida untuk

dicampur dengan pestisida lain tanpa menimbulkan dampak negatif.

Informasi tentang jenis pestisida yang dapat dicampur dengan pestisida

tertentu biasanya terdapat pada label di kemasan pestisida.

III. 4. Cara Kerja Racun Pestisida

Menurut Novizan (2002) cara kerja racun pestisida meliputi racun

kontak, racun pernafasan, racun lambung, racun sistemik.

1. Racun Kontak

Pestisida jenis ini akan bekerja dengan baik jika terkena atau kontak

langsung dengan bagian tubuh OPT sasaran, sehingga sebaiknya dipakai

untuk OPT yang berada di permukaan tanaman. Insektisida jenis ini tidak

begitu efektif untuk mengendalikan OPT yang berpindah-pindah dan

terbang, seperti belalang dan kumbang, kecuali jika serangga jenis ini

hinggap pada tanaman yang masih menyimpan residu pestisida, sehingga

terjadi kontak antara serangga dan insektisida. Insektisida jenis ini sangat

efektif untuk mengendalikan serangga yang menetap seperti ulat, grapyak,

kutu daun, dan semut, karena begitu disemprotkan, insektisida langsung

menyentuh tubuh hama.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 31: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Selain pada insektisida, cara kerja seperti ini dimiliki oleh fungisida

dan herbisida. Herbisida racun kontak hanya mematikan bagian gulma yang

terkena semprot, sehingga penyemprotan hama harus merata dan hanya

cocok digunakan untuk gulma yang tidak berkembang biak melalui

perakaran seperti gulma berdaun lebar.

2. Racun Pernafasan

Cara kerja racun pernafasan hanya dimiliki oleh insektisida dan

rodentisida. Pestisida jenis ini dapat membunuh serangga jika terhirup

melalui organ pernafasannya. Waktu aplikasinya menjadi penentu

keberhasilan pengendalian dengan pestisida jenis ini.

Jika pestisida ini disemprotkan bukan pada waktu puncak aktivitas hama,

efektivitasnya akan berkurang. Racun pernafasan sering juga disebut

fumigan dan sering digunakan untuk mengendalikan hama gudang. Fumigan

juga dapat dipakai untuk melakukan sterilisasi tanah untuk mematikan hama

yang ada di dalam tanah.

3. Racun Lambung

Racun yang terdapat di dalam pestisida ini baru bekerja jika bagian

tanaman yang telah disemprotkan termakan oleh OPT, sehingga racun yang

ada pada permukaan daun ikut terrmakan. Beberapa insektisida dan

rodentisida bekerja dengan cara ini.

4. Racun Sistemik

Cara kerja seperti ini dapat dimiliki oleh insektisida, fungisida, dan

herbisida. Racun sistemik setelah disemprotkan atau ditebarkan pada bagian

tanaman akan terserap ke dalam jaringan tanaman melalui akar atau

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 32: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

daun sehingga dapat membunuh OPT yang berada di dalam jaringan

tanaman seperti jamur dan bakteri. Pada insektisida sistemik, serangga akan

mati setelah memakan atau menghisap cairan tanaman yang telah disemprot.

Bagian tanaman atau cairan tanaman menjadi racun lambung bagi serangga.

Sehingga sangat tepat untuk mengendalikan serangga penggerek yang

berada di dalam batang. Racun sistemik memiliki toksisitas yang lebih

rendah terhadap mamalia dibandingkan dengan yang lain.

Sedangkan pada herbisida, jenis sistemik dapat mematikan bagian tanaman

yang berada di atas dan di bawah permukaan tanah, sehingga sangat tepat

untuk mengendalikan gulma yang menyebar melalui organ yang ada di

bawah tanah, seperti teki dan alang-alang.

5. Herbisida Purna-tumbuh dan Pra-tumbuh

Pada herbisida dikenal kelompok herbisida purna-tumbuh (post

emergence) dan herbisida pra tumbuh (pre emergence). Herbisida purna

tumbuh hanya dapat mematikan gulma yang telah tumbuh dan memiliki

organ yang sempurna seperti akar, cabang dan daun. Sedangkan herbisida

pra tumbuh mematikan biji gulma yang belum berkecambah.

6. Racun Antikoagulan

Racun antikoagulan merupakan cara kerja yang umum dari

rodentisida. Racun ini bekerja dengan cara menghambat proses pembekuan

darah.

III.5. Bahaya Pestisida Terhadap Kesehatan

Menurut Siswanto (1991) bahaya suatu zat kimia adalah

kemungkinan zat kimia tersebut dapat menimbulkan kerusakan pada

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 33: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

organisme hidup atau efek kesehatan yang merugikan, pada saat zat kimia

tersebut digunakan dan diolah. Tingkat bahaya suatu zat kimia selain

tergantung dari toksisitasnya, tetapi juga tergantung dari dosis (aktivitas x

lamanya pemaparan) dan respon individu. Bahaya pestisida dibedakan

menurut jenis pestisida berdasarkan sasaran yaitu: insektisida, herbisida,

rodentisida, fungisida

1. Insektisida

a. Organoklorin

Di Indonesia pemakaian pestisida (insektisida) golongan organoklorin

telah dilarang kecuali untuk beberapa keperluan dan untuk pemakaian

yang terbatas. Ijin pemakaian insektisida golongan ini dikeluarkan

oleh Menteri pertanian/komisi pestisida, dan ijin khusus ini hanya

diberikan pada pemakaian yang terbatas (dieldrin, klordan,

endosulfan) dan pada saat tertentu misalnya DDT (Depkes).

Cara masuk kedalam tubuh :

1). Saluran pernafasan (Inhalation)

2). Saluran pencernaan (Ingestion)

3). Absorpsi melalui kulit (Skin Absorption)

Pada dosis yang adequat, insektisida ini akan mengganggu transmisi

axonik impuls-impuls syaraf sehingga fungsi sistem syaraf terutama

sistem syaraf pusat (otak) akan terganggu. Gangguan ini akan

menyebabkan perubahan-perubahan pada perilaku, fungsi, sensoris dan

keseimbangan, aktivitas otot-otot (involuntary muscles), depresi pusat

pernafasan, meningkatnya kepekaan otot jantung (miocardium) dan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 34: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

degeneratif pada hati. Tanda-tanda dan gejala keracunan adalah: rasa

takut, sakit kepala, pusing, gelisah, rasa kesemutan, gangguan orientasi,

gemetar, fasikulasi otot local, kejang, koma. Bila tertelan gejala-gejala

yang menyolok adalah mual dan muntah. Pada keracunan insektisida

organoklorin, kematian biasanya disebabkan karena terjadinya depresi

pernafasan, dan depresi pernafasan ini dapat disebabkan oleh

insektisidanya sendiri maupun oleh bahan pelarut organik yang

digunakan. Pada keracunan yang sedang sampai berat, penderita akan

tampak pucat, dan kulit serta membran mukosa berwarna kebiru–biruan

karena gangguan pernafasan pada saat penderita mengalami kejang.

Keracunan kronik dapat dialami misalnya oleh para penyemprot hama

pestisida dan petani. Keracunan kronik, gejala-gejala yang timbul

adalah tidak spesifik seperti sakit kepala, sulit tidur, pusing, sulit

berkonsentrasi dan mual. Gejala-gejala ini ditemukan pada penyemprot

hama pestisida, maka sebaiknya dianggap sebagai gejala-gejala

keracunan chorinated hydrocarbone pesticides (CHP) yang ringan dan

penderita disarankan agar untuk sementara waktu tidak terpapar

pestisida lagi dan selanjutnya perlu dilakukan pemeriksaan

laboratorium.

b. Organofosfat.

Cara masuk ke dalam tubuh :

1). Melalui kulit yang normal (Intact skin)

2). Melalui saluran pernafasan (Inhalation)

3). Melalui saluran pencernaan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 35: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Pestisida organofosfat dalam tubuh akan mengikat enzyme acetyl

cholinesterase yang terdapat dalam darah (sel darah merah dan plasma

darah), dan ikatan antara pestisida ini dengan acetylcholinesterase/

cholinesterase sifatnya adalah irreversible. cholinesterase adalah suatu

enzyme yang berfungsi untuk menghidrolisis acetylcholine menjadi

choline dan asetic acid (asam cuka). Dengan terbentuknya

ikatan/kompleks pestisida organofosfat-cholinesterase ini, maka akan

terjadi akumulasi acetylcholine dalam cholinergic neuro effector

junctions, skeletal muscle myoneural junctions (nicotinic effects). dan

automic ganglia (muscarinic effects). Disamping itu, persenyawaan

organofosfat dapat pula menyebabkan gangguan pada fungsi sistem

syaraf pusat. Semua pestisida organofosfat dalam tubuh (hati, jaringan

tubuh lainnya) akan mengalami hydrolitic degradation beberapa jam

setelah diabsorbsi dan membentuk metabolit-metabolit yang toksisitasnya

rendah serta produk degradasi ini selanjutnya akan dikeluarkan dari tubuh

(exreted) melalui air seni (urine) dan tinja (feces). Namun beberapa

pestisida organofosfat dalam tubuh akan diubah menjadi intermidiates

yang lebih toksik sebelum pestisida-pestisida tersebut dimetabolisir.

Terdapat berbagai faktor yang mempengaruhi toksisitas pestisida

organofosfat antara lain adalah obat-obatan (chlorpromazine/largactil,

aminophyline, morphine dan reserpne), dan radiasi non ionisasi

(ultraviolet, visible light, dan infra merah). Radiasi non-ionisasi dapat

menyebabkan pelebaran pembuluh-pembuluh darah kulit sehingga hal ini

akan mempercepat absorpsi melalui kulit.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 36: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Pada pemaparan akut efek sistemik biasanya timbul 30 menit

(melalui inhalasi), 45 menit setelah tertelan dan kurang lebih 2-3 jam

setelah kontak dengan kulit. Absorbsi melalui kulit biasanya terjadi

secara lambat kecuali bila pekerja menderita dermatitis atau bekerja

ditempat kerja yang panas/sangat panas. Bila gejala timbul setelah 6-8

jam pemaparan, maka diagnosis keracunan sulit/tidak dapat ditegakkan.

Keracunan insektisida organofosfat antara lain ditandai dengan gejala-

gejala seperti: sakit kepala, pusing, badan terasa sangat lemah, gangguan

koordinasi otot/sempoyongan, pupil mengecil, penglihatan kabur, tremor,

kejang pada otot, bingung atau gelisah, mual, muntah, mencret, kejang

pada perut, pengeluaran keringat berlebih, sesak nafas, pilek, batuk

disertai dahak, sembab paru, wheezing, denyut jantung menjadi lambat,

ketidakmampuan buang air besar dan buang air kecil. Pada keracunan

yang berat akan timbul gejala-gejala seperti menurunnya kesadaran

secara mendadak, toxic psycosis yang menyerupai acute alcoholism,

bradikardi yang hebat dan heart block. Depresi pernafasan dapat

disebabkan oleh zat aktif (toxicant) dan oleh bahan pelarut organik yang

digunakan. Pada dosis yang sedang pemaparan terus menerus akan

menimbulkan gejala-gejala yang menyerupai flu seperti badan lemah,

nafsu makan berkurang, dan badan terasa tidak enak.

c. Karbamat

Cara masuk karbamat dalam tubuh :

1). Melalui saluran pernafasan (Inhalasi)

2). Melalui saluran pencernaan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 37: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

3). Melalui kulit

Seperti halnya pada pestisida organofosfat, pestisida ini dalam tubuh

akan mengikat enzyme acetylcholinesterase dan ikatan carbamyl-enzyme

ini sifatnya adalah reversible. Ikatan carbamyl-enzyme ini dapat

mengadakan disosiasi (desociation) sehingga akan mengurangi toksisitas

karbamat, dan juga kurang bermanfaat jika digunakan sebagai parameter

untuk menegakkan diagnosis keracunan karbamat. Beberapa insektisida

golongan karbamat menggunakan methyl alcohol sebagai pelarut

sehingga gejala-gejala keracunan yang timbul tidak hanya disebabkan

oleh zat aktifnya, tetapi juga oleh pelarut (metanol) tersebut (iritasi yang

hebat pada saluran pencernaan, acidosis, dan kerusakan pada sistem

syaraf pusat).

Tanda-tanda dan gejala-gejala keracunan karbamat sama dengan

gejala keracunan insektisida golongan organofosfat dengan perbedaan

yakni pada keracunan karbamat, gejala-gejala yang timbul tidak

berlangsung lama. Walaupun gejala-gejala keracunan cepat menghilang,

kematian tetap dapat terjadi karena gejala-gejala keracunan timbul

dengan cepat, kematian biasanya disebabkan oleh depresi pernafasan dan

penderita tidak segera ditolong. Oleh sebab itu pertolongan pertama dan

pengobatan jangan sampai terlambat diberikan.

2. Herbisida

Persenyawaan ini dalam tubuh akan mengikat dan menyebabkan

kerusakan pada jaringan-jaringan epitel kulit, kuku, mata, hidung, mulut,

saluran pernafasan dan saluran pencernaan.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 38: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tanda-tanda dan gejala keracunan adalah kulit menjadi kering dan

pecah-pecah serta mudah melepuh, perubahan warna dan kelainan bentuk

kuku serta kuku mudah lepas. Pada kuku sering timbul garis-garis

melintang yang berwarna putih. Pada mata peradangan pada konjunktiva

dan kornea yang timbul dalam waktu 12-48 jam setelah kontak. Bila

paraquat yang tertelan, maka segera timbul gejala-gejala iritasi pada

saluran pencernaan seperti mual, muntah, rasa sakit pada mulut, dada,

perut dan mencret, serta tinja kadang-kadang berwarna hitam karena

perdarahan pada saluran pencernaan bagian atas dan otot-otot terasa sakit.

Kerusakan hati dan ginjal biasanya terjadi 48-72 jam setelah paraquat

tertelan. Kerusakan ginjal ditandai dengan albumiuria (air seni

mengandung albumin), hematuria (air seni mengandung darah) pyuria (air

seni mengandung nanah). Bila terjadi oliguria (produksi air seni

berkurang) maka hal ini menunjukkan adanya keracunan paraquat yang

hebat. Kerusakan hati ditandai dengan jaudice (penyakit kuning), SGOT,

SGPT, alkalinephospatase serta LDH akan meningkat. Efek pada ginjal

dan hati biasanya reversible

3. Rodentisida

Absorpsi racun ini melalui mukosa saluran pencernaan adalah baik,

dan penyerapan terjadi beberapa menit setelah tertelan serta berlangsung

sampai 2-3 hari. Tanda-tanda keracunan adalah: pendarahan hanya akan

timbul bila telah terjadi absorbsi yang berlebihan dan terjadi di berbagai

jaringan/organ tubuh seperti selaput lendir hidung dan gusi, saluran

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 39: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

pencernaan saluran pernafasan, saluran kemih, perdarahan pada ginjal, sakit

perut dan pinggang, badan lemah..

III.6. Cholinesterase

Cholinesterase adalah suatu enzyme yang berfungsi untuk menghidrolisis

acetylcholine menjadi choline dan asetic acid (asam cuka). Menurut Soeprapto

(1999) pengaruh utama organofosfat ini pada tubuh manusia ialah pada enzyme

acetylcholinesterase (AchE) atau cholinesterase saja (ChE). Enzyme ini paling

sedikit terdapat pada tiga tempat, yaitu ChE yang terdapat synaps, plasma darah

dan sel darah merah. Masuknya pestisida bisa melalui kulit, terhirup lewat

pernafasan dan termakan lewat mulut. Begitu racun ini terserap, segera mengikat

sebagian enzyme ChE yang terdapat baik dalam plasma darah, sel darah merah

maupun di synaps/jaringan syaraf, sehingga enzyme ChE tersebut menjadi tidak

aktif artinya tugas utama enzyme ChE untuk menghidrolisa acetylcholine (ACh)

mengalami kelumpuhan yang berakibat penumpukan ACh pada receptor sel otot

dan kelenjar. Jadi jelasnya efek organofosfat akan mengikat enzyme ChE dan

menghambat fungsi (kerja) enzyme ChE dan ikatan ini bersifat irreversible yang

artinya enzyme ChE yang terikat oleh pestisida tersebut tidak dapat berfungsi

normal tanpa dipisahkan terlebih dahulu dari ikatan tersebut.

Dengan adanya reaksi ini, pestisida golongan organofosfat disebut sebagai

anti cholinesterase. Ikatan pestisida golongan organofosfat dengan enzyme ChE

akibat reaksi fosforilasi disebut “phosphorilated cholinesterase”

Acetylcholine (ACh) yang dalam keadaaan normal dapat dihidrolisa oleh

enzyme ChE. Enzyme ChE adalah neurohormon yang terdapat diantara ujung-

ujung syaraf dan otot bekerja sebagai chemical mediator yang fungsinya

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 40: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

meneruskan rangsangan syaraf/impuls ke receptor sel otot dan kelenjar. Untuk

menghentikan rangsangan syaraf/impuls itu ACh harus dipecah (dihidrolisis) oleh

enzyme ChE. Bila tidak dihidrolisa rangsangan tersebut akan terus berlanjut dan

bila keadaan ini berkepanjangan akan bereakibat memperpanjang efek rangsangan

pada syaraf cholinergik pre dan post ganglion, reaksi yang sederhana adalah

sebagai berikut :

cholinacetylase acetylcholine choline dan asetic acid cholinesterase Fosforilasi pestisida organofosfat ( = anti cholinesterase ) Gambar III.1 : Reaksi cholinesterase. Sumber : Soeprapto, 1999

III.7. Fakor-faktor Yang Dapat Mempengaruhi Aktivitas Cholinesterase

1. Umur

Menurut penelitian Achmadi dalam Depkes (1994) menyatakan bahwa

semakin tua usia maka akan memiliki aktivitas rata-rata cholinesterase

lebih rendah.

2. Pengetahuan dan Perilaku

a. Pengetahuan

Pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah

orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu.

Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 41: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

pengetahuan manusia diperoleh dari mata dan telinga (Notoatmojo,

2003). Pengetahuan dapat dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan,

pendapatan dan informasi (Notoatmojo, 1990).

b. Perilaku

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari

oleh pengetahuan akan langgeng daripada perilaku yang tidak didasari

oleh pengetahuan. Penelitian Rogers (1974) mengungkapkan bahwa

sebelum orang mengadopsi perilaku baru (berperilaku baru), di dalam diri

orang tersebut terjadi proses yang berurutan (Notoatmojo, 2003) yakni :

1). Awarenes (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu terhadap stimulus (obyek).

2). Interes, dimana orang mulai terarik kepada stimulus

3). Evaluation (menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya), hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik

lagi.

4). Trial, dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5). Adoption dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan

pengetahuan kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

Pengertian perilaku adalah suatu sikap belum otomatis terwujud dalam

suatu tindakan (over behavior). Untuk tewujudnya sikap agar menjadi

suatu perbuatan nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi

yang memungkinkan antara lain fasilitas. Tindakan ada beberapa

tingkatan.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 42: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

a). Persepsi

Mengenal dan memilih berbagai obyek sehubungan dengan tindakan

yang diambil.

b). Respon terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh.

c). Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis atau sesuatu sudah merupakan kebiasaan

d). Adaptasi

Merupakan suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik

3. Lama Paparan

Menurut Depkes (1993) tercantum bahwa waktu kontak dengan

pestisida maksimal 5 jam perhari dan 5 hari dalam seminggu.

Menurut Suma’mur (1986) lamanya seseorang bekerja sehari

secara baik pada umumnya 6-8 jam, sisanya 16-18 jam dipergunakan

untuk kehidupan dalam keluarga dan masyarakat, istirahat, tidur da lain-

lain. Dengan memperpanjang waktu kerja lebih dari kemampuan tersebut

biasanya tidak disertai dengan efisiensi yang tinggi bahkan biasanya

terlihat penurunan produktifitas serta kelemahan kerja. Makin lama masa

kerja makin besar kemungkinan terjadinya hal-hal yang tidak dinginkan.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 43: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Menurut Depnaker (1986) petugas pemberantasan hama tidak

boleh mengalami pemaparan lebih dari 5 jam sehari dan 30 jam dalam

seminggu. Karena dengan pemaparan yang terlalu lama kemungkinan akan

terjadi penurunan aktivitas cholinesterase darah akibat akomulasi pestisida

di dalam darah.

4. Dose Respon Relationship

Menurut Mukono (2000) karakteristik paparan dan efek bersama-

sama yang membentuk suatu hubungan korelasi sering disebut sebagai

“hubungan dosis-respon”. Hubungan dosis respon merupakan konsep

dasar dalam toksikologi. Dengan mempelajari dan mengerti bentuk

hubungan dosis-respon akan membantu untuk mendalami studi mengenai

bahan-bahan toksik.

Pengertian dosis-respon dalam toksikologi adalah proporsi dari

sebuah populasi yang terpapar dengan suatu bahan dan akan mengalami

respon spesifik pada dosis, interval waktu dan pemaparan tertentu.

5. Alat Pelindung diri

a. Pemakaian Alat Pelindung Diri

Menurut Siswanto (1991) telah diketahui bahwa alat pelidung diri

(APD) dapat menimbulkan berbagai masalah misalnya rasa

ketidaknyamanan, membatasi gerakan dan persepsi sensoris dari

pemakainya. Pakaian kerja yang dianjurkan untuk penyemprot hama

hendaknya dibuat sedemikian rupa sehingga menutupi hampir seluruh

bagian dari tubuh, untuk mencegah terjadinya kontaminasi pada kulit.

b. Perlengkapan Perlindungan Pestisida

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 44: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Menurut Depkes (1993) perlengkapan pelindung pestisida yang

tersedia harus terdiri dari :

1). Pelindung kepala (topi)

2). Pelindung mata (goggles)

3). Perlindungan pernafasan (respirator)

4). Pelindung badan (baju “overall/apron )

5). Pelindung tangan (gloves)

6). Pelindung kaki (sepatu Boot).

Setiap perlengkapan pelindung yang akan dipergunakan harus

dalam keadaan bersih dan tidak rusak. Jenis perlengkapan yang

digunakan minimal sesuai dengan petunjuk pengamanan yang terletak

pada label brosur pada pestisida tersebut. Setiap kali selesai digunakan

perlengkapan pelindung dicuci dan disimpan ditempat khusus.

6. Kebisaan saat menyemprot dan setelah menyemprot

Untuk menghindari dampak buruk akibat pemakaian pestisida, selain

penerapan pengelolaan hama terpadu (PHT) untuk mengurangi dampak

petisida, kaedah-kaedah keselamatan kerja perlu diperhatikan antara lain

tidak diperkenankan merokok, makan dan minum selama menangani

pestisida. Cucilah tangan dan muka menggunakan sabun jika ingin makan,

minum dan merokok (Novisan, 2002). Setelah melakukan penyemprotan

hama segera membersihkan badan dengan mandi sampai bersih dengan

memberikan perhatian khusus pada bagian-bagian yang mungkin terkena

pestisida, seperti tangan/lengan dan wajah (Depkes, 2003).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 45: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

7. Suhu

Suhu lingkungan kerja yang panas lebih banyak menimbulkan

permasalahan daripada lingkungan yang dingin. Lingkungan kerja yang

panas dan lembab tidak saja akan merugikan produkstivitas kerja, tetapi

juga dapat membawa dampak negatif bagi kesehatan dan keselamatan kerja

(Siswanto, 1988). Suhu lingkungan kerja yang tinggi dapat mempermudah

penyerapan pestisida melalui kulit, hal ini akhirnya akan dapat

mempengaruhi aktivitas cholinesterase darah tenaga kerja.

8. Pengawasan dan Pembinaan

Kegiatan pengawasan dan pembinaan pengelolaan pesisida yang

belum memadai dapat mempengaruhi terjadinya dampak negatif

pengelolaan pestisida

9. Anemia

Penelitian terhadap petani memperoleh hasil bahwa petani yang

tidak anemia secara tak langsung mendapatkan efek yang lebih rendah.

Petani yang anemia kerap memiliki resiko lebih besar, bila bekerja dengan

pestisida jenis organofosfat karbamat.

10. Gizi

Petani bergizi baik memiliki kecenderungan untuk mendapatkan resiko

lebih rendah daripada petani yang bergizi kurang baik.

11. Tingkat Kesehatan

Petani yang tidak menderita penyakit infeksi kronik juga cenderung

memiliki resiko kerap yang lebih kecil bila bekerja dengan pestisida

organofosfat dan karbamat (Depkes, 1994).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 46: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

III.8. Penjamah Pestisida

Pengertian penjamah pestisida menurut Depkes (1993) adalah orang

atau tenaga kerja yang pekerjaannya mengharuskan mereka untuk

berhubungan dengan pestisida, syarat penjamah pestisida adalah :

1. Orang dewasa yang dapat membaca dan menulis

2. Berbadan sehat dan menjalani pemeriksaan kesehatan berkala

3. Waktu kontak dengan pestisida maksimal 5 jam perhari dan 5 hari dalam

seminggu.

4. Sewaktu menangani pestisida yang relatif sangat berbahaya tidak bekerja

sendiri (minimal 2 orang).

5. Sewaktu menangani pestisida diharuskan menggunakan perlengkapan

perlindungan pestisida sesuai dengan yang diisyaratkan.

III.9. Pengamanan Penggunaan Pestisida

Berdasarkan Depkes (2003) pedoman pengamanan penggunaan

pestisida meliputi kegiatan persiapan, pelaksanaan dan paska pelaksanaan.

1. Persiapan

Pengamanan penggunaan pestisida yang paling awal dilakukan

sebelum pelaksanaan penyemprotan adalah langkah persiapan. Beberapa

hal yang harus diperhatikan dalam persiapan antara lain:

a.. Pengadaan/pembelian pestisida.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 47: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

b. Penyediaan alat meliputi alat aplikasi pestisida, alat bantu pencampuran

pestisida, alat pelindung diri, pemahaman arti gambar dalam label

kemasan antara lain simbol gambar. Simbul gambar terdiri dari: sangat

beracun, beracun, berbahaya. Pernyataan kelas bahaya meliputi: sangat

berbahaya sekali, berbahaya sekali, berbahaya, cukup berbahaya, tidak

berbahaya pada penggunan normal.

c. Pengangkutan pestisida

d.Penyimpanan pestisida meliputi: penyimpanan skala kecil,

penyimpanan skala besar.

2. Pelaksanaan

a. Cara mencampur pestisida

Formulasi pestisida yang diaplikasikan/dicampur dengan air adalah

pekatan yang dapat diemulsikan/emulsiable consentrrate (EC), pekatan

yang dapat disuspensi/wattable powder (WP), tepung yang dapat larut

dalam air /soluble powder (P), pekatan yang larut dalam air/water soluble

consentrate (WSC).

Langkah-langkah pencampuran pestisida: pengenceran disesuaikan

dengan konsentrasi atau dosis yang disarankan dalam kemasan, apabila

ingin dicampur dengan bahan lain, misalnya surfaktan, perhatikan

petujuk dalam label. Biasanya dalam label dituliskan bisa tidaknya

dicampur dengan bahan lain. Waktu mencampur pestisida pilihlah tempat

yang sirkulasi udaranya lancar, pakailah alat pelindung diri yang sesuai,

jauhkan dari anak-anak, tiap terjadi kontaminasi segera dicuci.

b. Cara Aplikasi

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 48: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Pilih volume alat semprot sesuai dengan luas areal yang akan disemprot,

pastikan alat dalam keadaan baik (tidak bocor) waktu paling baik

penyemprotan, dilakukan pada pukul 08.00-11.00 WIB atau sore hari

pukul 15.00-18.00 WIB. Penyemprotan terlalu pagi atau sore akan

mengakibatkan pestisida yang menempel pada bagian tanaman akan

terlalu lama mengering dan mengakibatkan tanaman yang disemprot

keracunan. Jangan melakukan penyemprotan saat angin kencang karena

banyak pestisida yang tidak mengenai sasaran. Jangan menyemprot

dengan melawan arah angin, karena cairan semprot bisa mengenai orang

yang menyemprot. Jangan makan dan minum atau merokok pada saat

penyemprotan. Gunakan alat pengaman berupa masker penutup hidung

dan mulut, kaos tangan, sepatu boot, dan jaket atau baju berlengan

panjang. Jangan mengusap bagiaan tubuh (mata, mulut) dengan tangan

sewaktu melakukan penyemprotan.

3. Paska Pelaksanaan

Setelah selesai melakukan aplikasi dan sebelum menanggalkan

pakaian pelindung, yang perlu dilakukan adalah sebagai berikut:

a. Setiap sisa campuran yang ada pada alat aplikasi dan pada alat

campuran, segera dikubur dalam tanah sesuai dengan aturan.

b. Cucilah alat aplikasi dan alat campur bagian luar dan dalam alat

aplikasi dan wadah pencampuran buang air cuciannya secara aman

dan jangan membuang ke saluran pengairan, kolam dan sumber air

(irigasi).

c. Hancurkan wadah bekas pestisida yang kosong dan dikubur.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 49: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

d. Wadah/ember yang digunakan untuk mencampur bahan pestisida

jangan dipakai untuk keperluan lain.

e. Tanggalkan seluruh pakaian yang digunakan untuk menyemprot, dan

mandilah sampai bersih dengan memberikan perhatian khusus pada

bagian-bagian yang mungkin terkena pestisida, seperti tangan/lengan

dan wajah.

f. Pakaian yang digunakan untuk aplikasi dicuci dengan sabun atau

detergent, terpisah dari pakain sehari-hari.

g. Setiap sisa campuran yang ada dalam aplikasi atau alat campur

dikubur dalam tanah sesuai dengan ketentuan.

III.10. Cara Pencegahan dan Pertolongan Pertama Kecelakaan

1. Cara Pencegahan

Menurut Suma’mur (1986) cara-cara pencegahan keracunan oleh

racun-racun hama yang mungkin menghinggapi pekeja pertanian,

perkebunan dan kehutanan sebagai berikut :

a. Penyimpanan racun-racun hama

1). Racun-racun harus disimpan dalam wadah-wadah yang diberi tanda,

sebaiknya tertutup dan dalam lemari terkunci.

2). Campuran racun dengan tepung atau makanan tidak boleh disimpan

dekat dengan makanan. Campuran yang rasanya manis biasanya

paling berbahaya. Tanda-tanda harus jelas biar untuk mereka yang

buta huruf sekalipun.

3). Tempat-tempat bekas menyimpan yang telah tidak dipakai lagi harus

dibakar, agar racun-racun musnah sama sekali.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 50: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

4). Penyimpanan-penyimpanan di wadah-wadah untuk makanan atau

minuman seperti di botol-botol, sangat berbahaya

b. Pemakaian alat-alat pelindung diri :

1). Pakailah masker dan adakanlah ventilasi keluar setempat selama

melakukan pencampuran kering bahan-bahan racun.

2). Pakailah pakaian pelindung, kaca mata, dan sarung tangan terbuat dari

neopren, jika pekerjaan dimaksudkan untuk mencampur bahan tersebut

dengan minyak atau pelarut-pelarut organis. Pakaian pelindung harus

dibuka dan dicuci sempurna sebelum makan.

3). Pakailah respirator, kaca mata, baju pelindung, dan sarung tangan

selama menyiapkan dan menggunakan semprotan, kabut, atau aerosol,

jika kulit atau paru-paru mungkin kontak dengan bahan tersebut. Alat-

alat pelindung harus terbuat dari karet, apabila yang dikerjakan chlor

hidrokarbon terbuat dari neopren atau bahan-bahan yang tahan

gemuk/minyak, apabila digunakan pelarut organis, ester fosfat dan

devirat-devirat indane sangat beracun.

c. Cara pencegahan sampai ketingkat yang membahayakan

Menurut Depkes (2003) pencegahan keracunan pestisida sampai ke

tingkat yang membahayakan kesehatan perlu memperhatikan :

1). Apabila sewaktu melakukan penyemprot hamaan badan terasa sakit

sekalipun hanya demam atau flu ringan hentikan pekerjaan dan

pergilah ke Puskesmas terdekat/dokter.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 51: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

2). Petani penyemprot hama yang merasakan pusing, mual, muntah,

tangan gemetar (tremor), tidak boleh melakukan penyemprotan

selama 1(satu) minggu sampai gejala-gejala tersebut hilang.

3). Usahakan minimal 6 (enam) bulan sekali diperiksa darah untuk

mengetahui aktivitas cholinesterase untuk melihat tingkat keracunan.

2. Pertolongan Pertama Keracunan Pestisida

Apabila anggota badan atau mata terpercik pestisisida atau tertelan atau

terhisap, lakukan hal-hal sebagai berikut:

a. Tanggalkan pakaian yang terkena pestisida dan cucilah bagian tubuh

yang terkena dengan air dan sabun secara menyeluruh sampai bersih, dan

usahakan agar pasien tetap bertenaga.

b. Apabila pestisida mengenai mata basuhlah segera dengan air bersih

selama 15 menit.

c. Apabila pestisida tertelan dan masih sadar segera usahakan pemuntahan

dengan memberikan minum segelas air hangat dan diberi satu sendok

garam dapur atau dengan cara menggelitik tenggorokan dengan jari

tangan yang bersih. Usahakan terus pemuntahan sampai cairan

pemuntahan menjadi jernih.

d. Apabila pestisida terhisap bawalah penderita keruangan yang berudara

segar dan bila perlu berikan pernafasan buatan melalui mulut atau dengan

pemberian oksigen.

e Selajutnya segera hubungi atau bawa orang yang keracunan tersebut ke

dokter atau petugas medis yang berwenang, apabila mungkin bawalah

dan tunjukkan label pestisidanya kepada dokter tersebut.

f. Jangan diberi sesuatu melalui mulut penderita yang tidak sadar/pingsan,

segera penderita dibawa ke dokter.

III.11.Upaya Kesehatan Kerja

Upaya kesehatan kerja merupakan upaya yang ditujukan terhadap

peningkatan derajat pekerja dengan sasaran akhir adalah meningkatkan

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 52: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

produktifitas kerja dan efisiensi kerja sesuai dengan Undang-undang No 23

Tahun 1992 tentang kesehatan pasal 23 yaitu upaya kesehatan kerja adalah

upaya penyesuaian kapasitas kerja, beban kerja, dan lingkungan kerja agar

setiap pekerja dapat bekerja secara sehat tanpa membahayakan dirinya

sendiri maupun masyarakat sekelilingnya agar diperoleh produksi kerja

yang optimal.

Menurut Novizan (2002) keselamatan kerja dalam pemakaian

pestisida pada petani adalah pada saat berhadapan dengan pestisida.

Perhatian petani dan praktisi pertanian umumnya tertuju pada masalah

pengendalian OPT yang menyerang tanaman, sehingga keselamatan kerja

dan perencanaan lingkungan tidak mendapat perhatian. Pemakaian pestisida

menjadi rutinitas yang seolah-olah tidak mendapatkan bahaya. Bahkan

sering terlihat petani melakukan kebiasaan berbahaya pada saat menangani

pestisida, seperti merokok pada saat menyemprot. Mencuci tangkai alat

semprot di sungai, atau membuang wadah bekas pestisida sembarangan.

Lebih parah lagi ketika diingatkan untuk menggunakan alat pelindung,

petani dengan bangganya menyebutkan bahwa mereka sudah biasa dan

kebal dengan bau pestisida yang menyengat. Petani umumnya beranggapan

bahwa menggunakan alat pelindung pada saat menangani pestisida adalah

hal yang tidak praktis dan merepotkan. Fenomena ini tidak hanya terjadi di

kalangan petani, di perkebunan besar pun keselamatan para pekerja yang

menangani pestisida jarang mendapat perhatian. Hal ini diperburuk lagi oleh

ketidak pedulian para pemilik dan pengelola perkebunan terhadap

keselamatan kerja para karyawannya.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 53: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Sebenarnya petani mengetahui, walaupun dengan pengetahuan yang sangat

minim, bahwa pestisida merupakan racun yang sangat berbahaya bagi diri

dan lingkungannya. Minimnya pengetahuan petani ini dapat dipahami,

karena selama ini kegiatan penyuluhan dan informasi pertanian yang sampai

kepada petani hanya memberikan pengetahuan tentang cara pemakaian dan

memanfaatkan pestisida untuk meningkatkan hasil panen. Peningkatan

pengetahuan akan bahaya pestisida merupakan cara yang sangat baik untuk

meningkatkan kesadaran seseorang akan bahaya pestisida. Dampak buruk

akibat pemakaian pestisida bagi manusia dan lingkungan baru dirasakan

dalam jangka panjang, bahkan dapat terjadi setelah beberapa generasi.

Berbagai penyakit dari yang sederhana seperti penyakit kulit, gangguan

pernapasan, gangguan pencernaan, gangguan penglihatan, hingga penyakit

kanker yang berujung pada kematian telah sering diberitakan.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 54: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

BAB IV

KERANGKA KONSEPTUAL HIPOTESIS

IV. 1. Kerangka Konseptual

Faktor pendukung lingkungan fisik:

Suhu dan kelembaban

Karakteristik responden

- Umur - Tingkat pendidikan - Masa kerja - Jenis petani

Sikap

Perilaku : - Konsentrasi, APD saat menyemprot,

APD saat pencampuran, kegiatan merokok, makan, minum, kebiasaan mandi,

Faktor pendorong

Pembinaan Penyuluhan Pengawasan

Aktivitas cholinesterase

Lama pemaparan - Lama menyemprot - Frekuensi menyemprot

Pengetahuan tentang pestisida

Gejala keracunan

- Kondisi anemia - Gizi -Tk.Kesehatan

Keterangan : = yang diteliti = tidak diteliti Gambar IV.1. Kerangka konseptual penelitian .

40

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 55: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Sesuai dengan tujuan penelitian kerangka konseptual yang

tergambar dalam gambar IV.1 dapat diuraikan sebagai berikut :

Turunnya aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama

dipengaruhi oleh variabel: lama pemaparan, pengetahuan dan perilaku.

Sebagai faktor pendukung adalah lingkungan fisik seperti suhu dan

kelembaban. Keadaan anemia, gizi kurang serta tingkat kesehatan juga

dapat mempengaruhi aktivitas cholinesterase tetapi tidak diteliti. Faktor-

faktor yang lain seperti faktor pendorong yaitu pembinaan, penyuluhan

dan pengawasan sebagai variabel antara tidak diteliti. Keracunan oleh

karena penggunaan pestisida pada petani penyemprot hama padi dan

petani penyemprot hama sayuran diketahui melalui pemeriksaan aktivitas

cholinesterase.

IV.2. Hipotesis

Berdasarkan pada pokok permasalahan dan sasaran penelitian maka

dapat dirumuskan hipotesis sebagai berikut :

1. Ada hubungan antara lama pemaparan dengan aktivitas cholinesterase

darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan, Desa Mekarsari,

Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan dan di Dusun Sari Kelod,

Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Propinsi

Bali.

2. Ada hubungan antara pengetahuan dengan aktivitas cholinesterase

darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan, Desa Mekarsari,

Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan dan di Dusun Sari Kelod,

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 56: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng Propinsi

Bali.

3. Ada hubungan antara perilaku dengan aktivitas cholinesterase darah

petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan, Desa Mekarsari,

Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan dan di Dusun Sari Kelod,

Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng Propinsi

Bali.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 57: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

BAB V

METODE PENELITIAN

V.1. Jenis dan Rancang Bangun Penelitian.

1. Jenis Penelitian

Ditinjau dari jenis penelitian, maka penelitian ini termasuk penelitian

observatif analitik karena hanya bertujuan menggambarkan distribusi suatu

masalah kesehatan menurut variabel-variabel penelitian, melalui pengukuran-

pengukuran saja, tanpa memberikan perlakuan atau intervensi, dan

bermaksud menganalisis hubungan antara variabel-variabel penelitian.

2. Rancang Bangun Penelitian

Rancang bangun penelitian adalah cross sectional karena melakukan

pengukuran dalam waktu tertentu saja. Menurut Murti (1997) kelebihan dari

rancangan penelitian ini adalah kemudahannya, dilakukan cepat dan murah,

menggunakan masyarakat umum sebagai sampel sehingga generalisasinya

cukup memadai bila perhitungan dan pengambilan sampelnya tepat.

Kelemahannya adalah tidak tepat digunakan untuk menganalisis hubungan

kausal/sebab akibat antara paparan dan penyakit (Fariani, 2002).

V.2. Populasi Penelitian

Populasi yang menjadi subyek penelitian ini adalah petani yaitu:

1. Petani padi/warga yang melakukan pengendalian hama tanaman

menggunakan pestisida dengan melakukan penyemprotan hama padi di

Dusun Kerobokan Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti, Kabupaten

Tabanan.

43

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 58: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

2. Petani sayuran/warga yang melakukan pengendalian hama tanaman

menggunakan pestisida dengan melakukan penyemprotan hama sayuran

di Dusun Sari Kelod, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten

Buleleng.

V.3. Sampel, Besar Sampel, Cara Penentuan dan Cara Pengambilan Sampel.

1. Sampel

Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari petani penyemprot

hama padi di Dusun Kerobokan, Desa Mekarsari, Kecamatan Baturiti,

Kabupaten Tabanan, dan sebagian dari petani penyemprot hama sayuran di

Dusun Sari Kelod, Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten

Buleleng.

2. Besar Sampel

Besar sampel dalam penelitian ini dihitung berdasarkan rumus besar

sampel dari Nasir dan Cochran dalam Supriyanto (2003) dengan rumus

sebagai berikut:

n = N x p x q (N-1) D+pxq

_____n____ Nf = 1 + n

N Keterangan :

D : (0,05)2 / 4 = 0,000625

n : Besar sampel sebelum dikoreksi

N : Besar populasi untuk petani penyemprot hama padi sebanyak 62 orang dan petani penyemprot hama sayuran sebanyak 65 orang.

p : Perkiraan proporsi (prevalensi) penyakit atau paparan pada populasi. Bila proporsi tidak diketahui maka digunakan 50% (0,5)

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 59: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

q : 1-p

Nf : Besar sampel

n = N x p x q (N-1) D+pxq = 127x 0,5 x 0,5 126 x 0,000625 + 0,5 x 0,5

= 96

Kelompok I (Petani penyemprot hama padi) : jumlah sampel yaitu : 96

Nf = 1 + 96 62 = 96 2,54 = 38 sampel

Kelompok II (petani penyemprot hama sayuran ) : jumlah sampel yaitu :

96 Nf = 1 + 96 65 = 96 2,48 = 39 sampel 3. Cara Penentuan Sampel dan Pengambilan Sampel

Pengambilan sampel dalam penelitian ini dengan menggunakan

pencuplikan sederhana atau simple random sampling. Caranya dengan

menulis nomor urut petani dimasukkan kedalam kaleng lotre, kemudian

dikocok. Nama yang keluar merupakan sampel penelitian sampai jumlah

sampel yang dinginkan terpenuhi yaitu 38 orang untuk petani penyemprot

hama padi dan 39 orang petani penyemprot hama sayuran. Dalam

pemilihan simple random sampling masing-masing anggota populasi

memiliki probabilitas yang sama dan independen untuk masuk ke dalam

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 60: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

sampel (Murti, 2003). Kriteria inklusi apabila bukan petani tetapi buruh

tani atau pekerja lain yang melakukan penyemprotan hama padi maupun

sayuran secara periodik. Kriteria exklusi apabila petani tetapi tidak

melakukan penyemprotan hama padi ataupun sayuran maka dikeluarkan

dari kriteria sampel.

V. 4. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi penelitian adalah Dusun Kerobokan, Desa Mekarsari, Kecamatan

Baturiti, Kabupaten Tabanan dan Dusun Sari Kelod, Desa Pancasari,

Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng.

2. Waktu: mulai dari bulan September 2005 sampai dengan Juli 2006,

pengambilan sampel dilakukan tanggal 11 dan 13 April 2006.

V.5. Variabel, Cara Pengukuran dan Definisi Operasional

1. Variabel

a. Variabel bebas : lamanya pemaparan (masa kerja, lama menyemprot,

frekuensi menyemprot), pengetahuan (jenis pestisida, takaran, jenis

APD, arah penyemprotan, penyimpanan pestisida, jalan masuk

pestisida, kepedulian terhadap orang lain terhadap pestisida) perilaku

(konsentrasi pestisida, kebiasaaan memakai alat pelindung diri saat

menyemprot dan saat pencampuran, kebiasaan merokok, makan,

minum saat menyemprot, kebiasaan mandi dengan sabun setelah

menyemprot, gejala keracunan pestisida yang pernah dialami).

b. Variabel terikat : aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot

hama.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 61: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

2. Definisi Operasional dan Cara Pengukuran.

Tabel V.1. Variabel definisi operasional hasil ukur dan skala data

No

Variabel

Definisi operasional

Hasil ukur

Skala data

1.

Aktivitas cholinesterase

Aktivitas enzym cholinesterase yang terdapat dalam darah penyemprot hama tanaman padi dan penyemprot hama sayuran yang diperiksa dengan menggunakan tintometer kit.

Katagori aktivitas cholinesterase darah 1 Normal = > 75% 2 Tidak normal = < 75% (Depkes, 1994)

Nominal

2. Umur Umur responden yang terhitung sejak lahir sampai dengan saat penelitian (kelebihan umur ≥ 6 bulan dibulatkan keatas, <6 bulan dibulatkan kebawah)

1. 15-19 tahun 2. 20-24 tahun 3. 25-29 tahun 4. 30-34 tahun 5. 35-39 tahun 6. 40-44 tahun 7. 45-49 tahun 8. 50-54 tahun 9. 55 +

Interval

3 Tingkat pendidikan

Jenjang pendidikan formal yang berhasil ditempuh oleh responden

1. tidak tamat SD 2. SD 3. SMP 4. SLTA 5. Diploma/Akademi/PT

Ordinal

4. Jenis petani Jenis petani yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah petani yang melakukan pengendalian hama dengan melakukan penyemprotan pestisida

1. Petani penyemprot hama padi 2. Petani penyemprot hama sayuran

Nominal

5, Lama pemaparan

Lamanya petani penyemprot hama padi maupun petani penyemprot hama sayuran terpapar dengan pestisida meliputi masa kerja, lama menyemprot, frekuensi menyemprot.

Lamanya pemaparan dalam tahun, jam per hari, hari per minggu

Ratio

6. Masa kerja Lamanya petani penyemprot hama padi maupun petani penyemprot hama sayuran mulai aktif secara periodik melakukan kegiatan penyemprot hama dengan pestisida sampai dengan saat penelitian dilaksanakan.

1 = < 5 tahun 2 = 6 - 10 tahun 3 = 11-15 tahun 4 = 16-20 tahun 5 = 21-25 tahun

Interval

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 62: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Lanjutan tabel VI.1

No

Variabel

Definisi operasional

Hasil ukur

Skala data

7. Lama menyemprot

Lamanya petani penyemprot hama padi maupun petani penyemprot hama sayuran melakukan penyemprotan dalam jam per hari selama satu fase penyemprotan.

Lamanya menyemprot dalam jam/hari

Ordinal

8. Frekuensi menyemprot

Intensitas penyemprotan yang dilakukan oleh petani penyemprot hama padi ataupun petani penyemprot hama sayuran dalam hari per minggu.

Frekuensi menyemprot dalam hari /minggu

Ordinal

9 Pengetahuan Pengetahuan responden dalam hal jenis pestisida, peringatan bahaya, dosis/takaran, jenis&manfaat APD, arah penyemprot, penyimpanan pestisida, cara masuk pestisida ke dalam tubuh, kepedulian terhadap orang lain mengenai pestisida, yang ditentukan dengan jumlah skor jawaban daftar pertanyaan dengan katagori sebagai berikut: 1 = baik 2 = kurang

1 = Baik : benar >75% (skor 14-18) 2 = Kurang : benar <75% (skor 0-13)

Nominal

10. Perilaku Sejumlah tindakan yang telah dilakukan petani penyemprot hama padi maupun petani penyemprot hama sayuran yang berkaitan dengan kebiasaan responden yang berkaitan dengan pestisida, yang ditentukan dengan jumlah skor jawaban daftar pertanyaan dengan katagori: 1= baik 2=kurang, terdiri dari: pemakaian APD saat, pengadukan/pencampuran, pemakaian APD saat menyemprot, kebiasaan merokok, makan, minum, kebiasaan mandi mnggunakan sabun setelah menyemprot.

1 = Baik : benar >75% (skor 12-16) 2 = Kurang : benar <75% (skor 0-11)

Nominal

11. Pemakaian APD saat pengadukan/ pencampuran

Kelengkapan alat pelindung diri yang dipakai oleh petani penyemprot hama padi ataupun petani penyemprot hama sayuran saat pengadukan/pencampuran pestisida meliputi : topi, kaca mata, pelindung pernafasan, baju dan celana panjang, pelindung tangan, sepatu boot.

1.=Lengkap menggunakan 6 APD 2.=Kurang lengkap menggunakan 4-5 APD 3.=Tidak lengkap < 3 APD

Ordinal

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 63: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Lanjutan table VI.1

No

Variabel

Definisi operasional

Hasil ukur

Skala data

12.

Pemakaian APD saat menyemprot

Kelengkapan Alat Pelindung diri yang dipakai oleh petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran saat menyemprot meliputi: topi, pelindung mata, pelindung pernafasan, baju dan celana panjang, pelindung tangan, sepatu boot

1.=Lengkap menggunakan 6 APD 2.=Kurang lengkap menggunakan 4-5 APD 3.=Tidak lengkap < 3 APD

Ordinal

13. Kebiasaan merokok, makan, minum

Kebiasaan yang dilakukan oleh responden saat menyemprot hama padi ataupun saat menyemprot hama sayuran yang dikatagorikan: 1. Baik 2. Sedang 3. Kurang

1=Baik: apabila tidak merokok, makan,

minum saat menyemprot

2=Sedang: kadang-kadang merokok, makan, minum saat menyemprot

3=Kurang: selalu merokok, makan, minum saat menyemprot

Ordinal

14. Kebiasaan mandi mnggunakan sabun setelah menyemprot

Kebiasaan membersihkan diri yang dilakukan oleh responden setelah selesai menyemprot hama padi ataupun menyemprot hama sayuran yang dikatorikan: 1. Baik 2. Sedang 3. Kurang

1=Baik bila selalu membersihkan anggota badan dengan sabun

2=Sedang:kadang-kadang membersihkan badan

dengan sabun 3=Kurang: bila tidak

membersihkan seluruh anggota badan dengan menggunakan sabun .

Ordinal

V.6. Teknik dan Instrumen Pengumpulan Data.

1. Teknik Pengumpulan Data

a. Data primer.

1). Wawancara

Wawancara dilakukan terhadap responden petani penyemprot hama

padi dan petani penyemprot hama sayuran dengan menggunakan

kuesioner untuk mengetahui: umur, tingkat pendidikan, jenis petani,

lama pemaparan, pengetahuan dan perilaku terhadap pestisida serta

wawancara lisan dengan petugas penyehatan lingkungan pemukiman

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 64: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

puskesmas tentang pembinaan terhadap petani penyemprot hama padi

maupun petani penyemprot hama sayuran.

2). Pemeriksaan darah

Untuk mengukur aktivitas cholinesterase darah responden diperiksa

dengan menggunakan alat tintometer kit oleh Labhidro Denpasar.

b. Data sekunder.

1). Data monografi Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod diperoleh

dari profil Desa Mekarsari dan Desa Pancasari.

2). Data peredaran pestisida di Bali diperoleh dari BPTP II Denpasar.

2. Instrumen Pengumpulan Data

Instrumen pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian

adalah kuesioner dan alat tintometer kit.

V.7. Teknik Analisis Data.

Setelah melalui tahap pengumpulan data, editing kemudian diolah

dengan melakukan kompilasi dan pengelompokan yang disajikan dalam

bentuk tabel. Untuk dapat menyimpulkan hasil penelitian dilakukan analisis

data dengan uji statistik menggunakan perangkat komputer. Data dianalisis

melalui uji statistik Chi Square (X2), dengan tingkat kepercayaan sebesar

95 %, dan Regresi Logistic untuk melihat nilai Odds Ratio.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 65: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

BAB VI

HASIL PENELITIAN

VI.1. Gambaran Umum

1. Letak Geografis

a. Letak Wilayah

Dusun Kerobokan merupakan bagian dari Desa Mekarsari dan

termasuk dalam wilayah Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan,

sedangkan Dusun Sari Kelod merupakan bagian dari Desa Pancasari

Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng, Propinsi Bali.

Dilihat dari letak desa terhadap fasilitas kota, Desa Mekarsari

terletak 7 kilometer dari arah kota Kecamatan Baturiti dan 25 kilometer

dari Ibukota Kabupaten Tabanan, sedangkan Desa Pancasari terletak 22

kilometer dari arah kota Kecamatan Sukasada dan 24 kilometer dari

Ibukota Kabupaten Buleleng. Desa Mekarsari dan Desa Pancasari

mempunyai batas-batas wilayah seperti terlihat pada tabel VI.1 berikut

Tabel VI.1. Batas-batas wilayah Desa Mekarsari dan Pancasari, tahun 2005

Batas-batas wilayah

Desa Mekarsari

Desa Pancasari

Sebelah Utara Desa Baturiti Desa Wanagiri Sebelah Selatan Desa Luwus Desa Kembang Merta Sebelah Barat Desa Apuan Hutan Negara Sebelah Timur Desa Petang Hutan Negara

Sumber : Data monografi Desa Mekarsari dan Desa Pancasari, 2005

b. Luas Wilayah

Luas wilayah Desa Mekarsari adalah seluas 542 hektar dan luas Desa

Pancasari adalah 1.280 hektar yang penggunaannya dapat dilihat seperti

pada tabel VI.2 berikut:

51

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 66: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tabel VI.2. Luas wilayah Desa Mekarsari dan Desa Pancasari tahun 2005

Desa Mekarsari Desa Pancasari No

Katagori wilayah Luas(Ha) % Luas(Ha) %

1. Sawah 192,0 34,5 0 0 2. Tegalan 283,0 50,5 487,4 38,0 3 Perkebunan 40,0 7 182,0 14,2 4. Pekarangan 42,0 7 33,0 2,6 5. Kuburan 2,0 0,4 2,0 0,2 6. Hutan Negara 0 0 432,6 33,7 7. Lain-lain 3,0 0.6 143 11,1

Total 562 100 1,280 100 Sumber : Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Sukasada dalam angka, 2004

c. Keadaan Geografis

Kondisi geografis Desa Mekarsari dan Desa Pancasari dapat

dililihat pada tabel VI.3. berikut :

Tabel VI.3. Keadaan geografis Desa Mekarsari dan Pancasari tahun 2005

No

Keadaan Geografis

Desa Mekarsari

Desa Pancasari

1. Ketinggian dari permukaan air laut

+ 400-500meter + 1500 meter

2. Curah hujan + 5-2.500 cm/th + 200-3000 cm/th 3. Topografi (dataran rendah,

tinggi, pantai Dataran tinggi Dataran tinggi .

4. Suhu udara rata-rata + 20-30 0 C +20-30C Sumber: Monografi Desa Mekarsasi dan Pancasari, 2005

2. Data Demografi (Jumlah Penduduk)

a. Jenis Kelamin

Pada Tahun 2005, jumlah penduduk Desa Mekarsari dan Desa Pancasari

menurut jenis kelamin perempuan lebih banyak daripada laki-laki yaitu

Desa Mekarsari sebanyak 2.061 orang (52%), dan Desa Pancasari

sebanyak 2.259 orang (51%). Untuk lebih jelasnya dilihat pada tabel

VI.4. berikut:

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 67: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tabel VI.4. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin di Desa Mekarsari dan Desa Pancasari tahun 2005

Desa Mekarsari Desa Pancasari

No.

Jenis Kelamin Jumlah (orang) % Jumlah (orang) % 1 Laki-laki 1.930 48 2.188 49 2 Perempuan 2.061 52 2.259 51

Total 3.991 100 4.447 100 Jumlah KK 962 827

Sumber: Monografi Desa Mekarsasi dan Pancasari, 2005

b. Golongan umur

Jumlah penduduk Desa Mekarsari terbanyak adalah pada golongan umur

30-34 tahun yaitu sebanyak 20,7% sedangkan Desa Pancasari terbanyak

golongan umur 5-9 tahun 10,3%, untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel VI.5 berikut:

Tabel VI.5. Distribusi penduduk berdasarkan golongan umur di Desa Mekarsari dan Desa Pancasari tahun 2005

Desa Mekarsari Desa Pancasari Golongan Umur Jumlah % Jumlah %

0-4 349 8,8 253 5,7 5-9 360 9,0 460 10,3

10-14 416 10,4 373 8,4 15-19 418 10,5 355 8,0 20-24 345 8,7 445 10,0 25-29 400 10,0 367 8,3 30-34 324 20,7 382 8,6 35-39 280 7,0 357 8,0 40-44 211 5,3 364 8,2 45-49 192 4,8 329 7,4 50-54 151 3,8 249 5,6 55-59 153 3,8 192 4,3 60-64 110 2,8 113 2,5 65-69 101 2,5 118 2,7

70 th + 172 4,3 86 1,9 Total 3982 100 4.447 100

Sumber: Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Sukasada dalam Angka, 2004

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 68: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

3. Jenis Pestisida Yang Dipergunakan Petani Penyemprot Hama

Sebagian besar jenis pestisida yang dipergunakan oleh responden

petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran

berdasarkan merek dagang, bahan aktif, tingkat bahaya serta golongan

pestisida dapat dilihat pada tabel VI.6. berikut:

Tabel VI.6. Jenis pestisida yang dipergunakan oleh petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

No

Merek dagang

Bahan aktif

Tingkat Bahaya Golongan pestisida

1. Curacron Curacron II (bahaya sedang) Organofosfat 2. Dursban Chlorpyrifos II (bahaya sedang) Organofosfat 3. Diazinon Diazinon II (bahaya sedang) Organofosfat 4. Risotin Cypermetrin III(bahaya rendah) Karbamat 5. Cymbush Cypermetrin III(bahaya rendah) Karbamat 6. Exocet Cypermetrin III(bahaya rendah) Karbamat 7. Sharpa Cypermetrin III(bahaya rendah) Karbamat 8. Marshal Advantage II (bahaya sedang ) Karbamat 9. Sidabas BPMC II (bahaya sedang ) Karbamat 10. Tanabas BPMC III(bahaya rendah) Karbamat 11. Decis Decis III(bahaya rendah) Karbamat 12. Daconil Chlorothalonil III(bahaya rendah) Karbamat

Tabel VI.6. diatas dapat menunjukkan bahwa bahwa tingkat bahaya

yang dipergunakan lebih banyak dengan katagori tingkat bahaya rendah

yaitu sebanyak 58%.

VI.2. Karakteristik, Lama Pemaparan, Pengetahuan dan Perilaku Petani Penyemprot Hama

1. Karakteristik Petani Penyemprot Hama a. Umur

Umur petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama

sayuran dari 77 responden yang diwawancarai diketahui bahwa

kelompok umur penyemprot hama padi berkisar antara 23-70 tahun,

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 69: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

sedangkan kelompok umur penyemprot hama sayuran berkisar antara 19-

60 tahun. Data mengenai umur petani penyemprot hama padi dan petani

penyemprot hama sayuran dapat dilihat pada tabel VI.7 berikut:

Tabel VI.7. Distribusi frekuensi umur petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Petani penyemprot hama padi

Petani penyemprot hama sayuran

Umur

Jumlah % Jumlah %

Jumlah

%

15-19 0 0 1 2,6 1 1,3 20-24 1 2,6 1 2,6 2 2,6 25-29 2 5,3 1 2,6 3 3,9 30-34 10 26,3 6 15,4 16 20,9 35-39 9 23,7 8 20,5 17 22,0 40-44 5 13,2 12 30,8 17 22,0 45-49 1 2,6 2 5,1 3 3,9 50-54 6 15,8 7 17,8 13 16,9 55 + 4 10,5 1 2,6 5 6,5 Total 38 100 39 100 77 100

Tabel VI.7 diatas menunjukkan bahwa kelompok umur

penyemprot hama terbanyak yaitu kelompok umur 35-39 tahun dan 40-

44 tahun. Dilihat dari jenis petani, petani penyemprot hama padi

terbanyak pada kelompok umur 30-34 tahun yaitu sebanyak 10 orang

(26,3%) sedangkan petani penyemprot hama sayuran terbanyak pada

kelompok umur 40-44 tahun yaitu 12 orang (30,8%).

b. Tingkat Pendidikan

Tingkat pendidikan petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot

hama sayuran dari 77 responden yang diwawancarai didapatkan latar

pendidikan yang bervariasi, mulai tidak tamat SD sampai dengan

Diploma/Akademi/Perguruan Tinggi, selengkapnya dapat dilihat pada

tabel VI.8. berikut:

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 70: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tabel VI.8. Distribusi frekuensi tingkat pendidikan petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Petani penyemprot hama padi

Petani penyemprot

hama Sayuran

No

Pendidikan

Jumlah % Jumlah %

Jumlah

%

1. Tidak tamat SD 9 23,7 3 7,7 12 15,6 2. SD 14 36,8 24 61,5 38 49,4 3. SLTP 5 13,2 3 7,7 8 10,4 4. SMA 8 21,0 5 12,8 13 16,9 5. Diploma/Akademi/PT 2 5,3 4 10,3 6 7,7

Total 38 100 39 100 77 100

Tabel VI.8 diatas menunjukkan bahwa pendidikan petani

penyemprot hama padi dan penyemprot hama sayuran yang terbanyak

dengan latar belakang pendidikan SD yaitu sebanyak 38 orang (49,4%).

Petani penyemprot hama padi sebanyak 14 orang (36,8%) sedangkan

petani penyemprot hama sayuran 24 orang (61,5%).

2. Lama Pemaparan Petani Penyemprot Hama

a. Masa Kerja

Wawancara terhadap 77 responden didapatkan data mengenai masa kerja

seperti tabel VI.9 berikut:

Tabel VI.9.Distribusi frekuensi masa kerja petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Petani penyemprot hama padi

Petani penyemprot hama Sayuran

No

Masa kerja

Jumlah % Jumlah %

Jumlah

%

1. 21-25 tahun 2 5,3 8 20,5 10 13.0 2. 16-20 tahun 5 13,1 5 12,8 10 13,0 3. 11-15 tahun 8 21,1 5 12,8 13 16,9 4. 6-10 tahun 16 42,1 14 35,9 30 38,9 5. < 5 tahun 7 18,4 7 17,9 14 18,2

Total 38 100 39 100 77 100

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 71: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tabel VI.9 diatas menunjukkan bahwa petani penyemprot hama

padi maupun petani penyemprot hama sayuran paling banyak dengan

masa kerja 6-10 tahun yaitu sebanyak 30 orang (38,9%). Petani

penyemprot hama padi sebanyak 16 orang (42,1%) sedangkan petani

penyemprot hama sayuran 14 orang (35,9%).

b. Lama Menyemprot

Hasil penelitian terhadap 77 orang responden penyemprot hama

diperolah data lama menyemprot dalam jam per hari seperti pada tabel

VI.10 berikut:

Tabel VI.10. Distribusi frekuensi lama menyemprot petani penyemprot hama padi dan petani penayemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Petani penyemprot hama padi

Petani penyemprot hama Sayuran

No

Lama

menyemprot Jumlah % Jumlah %

Jumlah

%

1. 4 jam per hari 5 13,2 4 10,3 9 11,7 2. 3 jam per hari 10 26,3 5 12,8 15 19,5 3. 2 jam per hari 17 44,7 20 51,3 37 48,1 4. 1 jam per hari 6 15,8 10 25,6 16 20,7

Total 38 100 39 100 77 100 Tabel VI.10 tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 77

responden paling banyak dengan lama menyemprot selama 2 jam per

hari yaitu sebanyak 37 orang (48,1%). Petani penyemprot hama padi

sebanyak 17 orang (44,7%), sedangkan petani penyemprot hama sayuran

20 orang (51,3%).

c. Frekuensi Menyemprot

Hasil penelitian terhadap 77 orang responden diperolah data frekuensi

menyemprot dalam hari per minggu seperti pada tabel VI.11. berikut:

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 72: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tabel VI.11. Distribusi frekuensi menyemprot petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Petani penyemprot hama

padi

Petani penyemprot

hama Sayuran

No

Pekuensi

menyemprot Jumlah % Jumlah %

Jumlah

%

1 3 hari per minggu 2 5,3 2 5,1 4 5,2 2. 2 hari per minggu 30 78,9 25 64,1 55 71,4 3 1 hari per minggu 6 15,8 12 30,8 18 23,4

Total 38 100 39 100 77 100

Tabel VI.11. tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 77 responden

paling banyak dengan frekuensi menyemprot 2 hari per minggu yaitu

sebanyak 55 orang (71,4%). Petani penyemprot hama padi 30 orang

(78,9%) sedangkan petani penyemprot hama sayuran 25 orang (64,1%).

3. Pengetahuan Petani Penyemprot Hama

Hasil penelitian terhadap 77 responden yang diwawancarai diperoleh

data pengetahuan seperti terlihat dalam tabel VI.12. berikut:

Tabel VI.12. Distribusi frekuensi pengetahuan petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Petani penyemprot hama padi

Petani penyemprot hama Sayuran

No

Pengetahuan

Jumlah % Jumlah %

Jumlah

%

1 Kurang 14 36,8 18 46,2 32 41,6 2 Baik 24 63,2 21 53,8 45 58,4

Total 38 100 39 100 77 100

Tabel VI.12. tersebut diatas menunjukkan bahwa lebih banyak

pengetahuan responden dengan katagori baik (score 14-18) yaitu sebanyak

45 orang (58,4 %). Petani penyemprot hama padi sebanyak 24 orang

(63,2%) sedangkan petani penyemprot hama sayuran 21 orang (53,8%).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 73: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

4. Perilaku Petani Penyemprot Hama

Hasil penelitian terhadap 77 responden yang diwawancarai diperoleh

data perilaku seperti terlihat dalam tabel VI.13.

Tabel VI.13. Distribusi frekuensi perilaku petani penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari tahun 2006

Petani penyemprot hama padi

Petani penyemprot hama Sayuran

No

Perilaku

Jumlah % Jumlah %

Jumlah

%

1 Kurang 19 50,0 20 51,3 39 50,6 2 Baik 19 50,0 19 48,7 38 49,4

Total 38 100 39 100 77 100

Tabel VI.13. tersebut diatas menunjukkan bahwa dari 77

responden lebih banyak berperilaku kurang (score 0-11) yaitu 39 orang

(50,6%). Petani penyemprot hama padi sebanyak 19 orang (50,0%)

sedangkan petani penyemprot hama sayuran 20 orang (51,3%).

VI.3. Aktivitas Cholinesterase Darah Menurut Jenis Petani

Pemeriksaan darah yang dilakukan terhadap 77 responden dengan

rincian 38 petani penyemprot hama padi dan 39 orang petani penyemprot

hama sayuran ditemukan lebih banyak yaitu 53 orang (68,8%) memiliki

aktivitas cholinesterase normal. Prevalensi aktivitas cholinesterase tidak

normal lebih banyak terjadi pada petani penyemprot hama padi yaitu

sebesar 34,2 %, sedangkan prevalensi pada petani penyemprot hama

sayuran sebesar 28,2 %.

Untuk melihat hubungan aktivitas cholinesterase menurut jenis

petani dapat dilihat pada tabel VI.14 berikut:

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 74: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tabel VI.14 Hubungan aktivitas cholinesterase dengan jenis petani di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Aktivitas cholinesterase

Tidak normal Normal No

Jenis petani

Jumlah % Jumlah %

Jumlah

%

1. Petani penyemprot hama padi

13

34,2

25

65,8

38

100

2. Petani penyemprot hama sayuran

11

28,2

28

71,8

39

100

Uji statistik Chi-Square menunjukkan tidak ada hubungan antara

jenis petani dengan aktivitas cholinesterase dimana signifikasi (p) =

0,747, Odds Ratio diperoleh sebesar 1,324 ( 95% CI = 0,503-3,482).

VI.4. Hubungan Lama Pemaparan Dengan Aktivitas Cholinesterase

1. Masa Kerja

Hasil penelitian terhadap 77 orang responden didapatkan bahwa

aktivitas cholinesterase tidak normal sebagian besar terjadi pada responden

yang memiliki masa kerja 11-15 tahun yaitu sebanyak 8 orang (33,3%)

sedangkan aktivitas cholinesterase normal sebagian besar terjadi pada masa

kerja 6-10 tahun yaitu 28 orang (52,8%), untuk lebih jelasnya dapat dilihat

pada tabel VI.15. berikut:

Tabel VI.15. Hubungan masa kerja dengan aktivitas cholinesterase petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari

Kelod tahun 2006

Aktivitas cholinesterase Tidak normal Normal

No

Masa kerja Jml % Jml %

Jml

%

P

OR

CI

1. 21-25 tahun 5 20,8 5 9,5 10 13,0 0,028 15,845 1,338-187,699 2. 16-20 tahun 6 25,0 4 7,5 10 13,0 0,112 6,859 0,637-73,838 3. 11-15 tahun 8 33,3 5 9,5 13 16,9 0,089 8,022 0,730-88,096 4. 6-10 tahun 3 12,6 27 50,9 30 38,9 0,488 0,447 0,046-4,350 5. < 5 tahun 2 8,3 12 22,6 14 18,2

Total 24 100 53 100 77 100

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 75: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Uji statistik Regresi Logistic dengan Refrence group masa kerja < 5

tahun menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara masa kerja 21-

25 tahun dengan aktivitas cholinesterase dimana signifikasi (p) =0,028,

Odds Ratio =15,845 (CI=1,338-187,699) tingkat kepercayaan α = 0,05.

2. Lama Menyemprot

Hasil penelitian terhadap 77 responden dilihat dari lama menyemprot

dalam jam per hari diperoleh bahwa aktivitas cholinesterase tidak normal

dan normal sebagian besar terjadi pada responden yang menyemprot selama

2 jam per hari yaitu aktivitas cholinesterase tidak normal sebanyak 9 orang

(37,5%) sedangkan cholinesterase normal sebanyak 28 orang (52,8%)

selengkapnya dapat dilihat pada tabel VI.16.

Tabel VI.16. Hubungan lama menyemprot dengan aktivitas cholinesterase darah

petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Aktivitas cholinesterase Tidak normal Normal

No

Lama

menyemprot Jml % Jml %

Jml

%

P

OR

CI

1. 4 jam per hari 6 25,0 3 5,7 9 11,7 0,034 24,691 1,281-475,747 2. 3 jam per hari 8 33,3 7 13,2 15 19,5 0,019 27,021 1,703-428,772 3. 2 jam per hari 9 37,5 28 52,8 37 48,1 0,351 3,370 0,262-43,219 4. 1 jam per hari 1 4,2 15 28,3 16 20,7

Total 24 100 53 100 77 100 Uji statistik Regresi Logistic dengan Refrence group menyemprot 1

jam per hari menunjukkan ada hubungan yang bermakna antara lama

menyemprot dengan aktivitas cholinesterase dimana signifikasi (p) untuk

menyemprot 4 jam per hari p = 0,034, Odds Ratio =24,691(CI=1,281-

475,747) menyemprot 3 jam per hari p=0,019, Odds Ratio = 27,021 (CI=

1,703-428,772) tingkat kepercayaan α = 0,05.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 76: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

3. Frekuensi menyemprot.

Hasil penelitian terhadap 77 responden dilihat dari frekuensi

menyemprot dalam hari per minggu diperoleh bahwa aktivitas

cholinesterase tidak normal dan normal sebagian besar terjadi pada

responden yang melakukan frekuensi menyemprot 2 hari per minggu yaitu

aktivitas cholinesterase tidak normal sebanyak 21 orang (87,5%) sedangkan

aktivitas cholinesterase normal sebanyak 34 orang (64,2%), untuk lebih

jelasnya dapat dilihat pada tabel VI.17. berikut:

Tabel VI.17. Hubungan Frekuensi menyemprot dengan aktivitas cholinesterase

darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Aktivitas cholinesterase Tidak normal

Normal No

Frekuensi

menyemprot Jml % Jml %

Jml

%

P

OR

CI

1. 3 hari per minggu 1 4,2 3 5,6 4 5,20 0,817 1,521 0,044-52,976 2. 2 hari per minggu 21 87,5 34 64,2 55 71,4 0,097 6,317 0,717-56,634 3. 1 hari per minggu 2 8,3 16 30,2 18 23,4

Total 24 100 53 100 77 100 Uji statistik Regresi Logistic dengan Refrence group menyemprot

1 hari per minggu menunjukkan tidak ada hubungan antara frekuensi

menyemprot dengan aktivitas cholinesterase dimana signifikasi (p) untuk

menyemprot 3 hari p=0,817, menyemprot 2 per minggu p=0,097 dengan

tingkat kepercayaan α = 0,05.

VI.5. Hubungan Pengetahuan dengan Aktivitas Cholinesterase Hasil penelitian terhadap 77 orang responden diperoleh data

pengetahuan petani penyemprot hama secara rinci dapat dilihat pada tabel

VI.18 berikut:

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 77: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tabel VI.18. Faktor-faktor pengetahuan petani penyemprot hama dihubungkan dengan aktivitas cholinesterase darah di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Aktivitas cholinesterase Tidak normal

Normal

Jumlah No

Pengetahuan

Kriteria

Jml % Jml % Jml %

P

1 Jenis pestisida diketahui

Tidak tahu Tahu

0 24

0 100

0 53

0 100

0 77

0 100

Unfine

2 Jenis pestisida dipakai

Tidak tahu Tahu

0 24

0 100

0 53

0 100

0 77

0 100

Unfine

3.

Memperhatikan peringatan bahaya

Tidak Kadang Selalu

4 15 5

16,7 62,5 20,8

4 12 37

7,5 22,6 69,8

8 27 42

10,4 35,1 54,5

0,000

4.

Memperhatikan dosis/takaran

Tidak Kadang Selalu

2 16 6

8,3 66,7 25,0

3 10 40

5,6 18,9 75,5

5 26 46

6,5 33,8 59,7

0,000

5. Jenis dan manfaat APD

Tidak tahu Kurang

9 15

37,5 62,5

8 45

15,1 84,9

17 60

22,1 77,9

0,028

6. Arah menyemprot Berlawanan Searah

8 16

33,3 66,7

4 49

7,5 92,5

12 65

15,6 84,4

0,011

7. Penyimpanan pestisida

Tidak khusus Khusus

0 24

0 100

1 52

1,9 98,1

1 76

1,3 98,7

1,00

8. Cara masuk pestisida kedalam tubuh

Tidak tahu Tahu

19 5

79,2 20,8

17 36

32,1 67,9

36 41

46,8 53,2

0,000

9 Kepedulian thd Orang lain

Kurang Baik

16 8

66,7 33,3

22 31

41,5 58,5

38 39

49,4 50,6

0,072

Uji statistik Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang

bermakna antara aktivitas cholinesterase dengan faktor-faktor pengetahuan

antara lain: memperhatikan peringatan bahaya mendapatkan signifikasi

(p)= 0,000, memperhatikan dosis/takaran p= 0,000, jenis dan manfaat

p=0,028, arah menyemprot p=0,011, cara masuk pestisida kedalam tubuh

p=0,000 dengan tingkat kepercayaan α = 0,05.

Hasil penelitian terhadap 77 orang responden didapatkan bahwa

aktivitas cholinesterase tidak normal sebagian besar dimiliki oleh

responden yang memiliki pengetahuan kurang (score 0-13) yaitu

sebanyak 17 orang (70,8%) sedangkan aktivitas cholinesterase normal

sebagian besar dimiliki oleh responden yang memiliki pengetahuan baik

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 78: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

(score 14-18) yaitu 38 (71,7%) untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada

tabel VI.19.

Tabel VI.19. Hubungan pengetahuan dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Aktivitas cholinesterase

Tidak normal Normal No

Pengetahuan

Jumlah % Jumlah %

Jumlah

%

1. Kurang 17 70,8 15 28,3 32 57,1 2. Baik 7 29,2 38 71,7 45 42,9

Total 24 100 53 100 77 100

Uji statistik Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna

antara pengetahuan dengan aktivitas cholinesterase dimana signifikasi (p) =

0,001. dengan tingkat kepercayaan α = 0,05. Odds Ratio diperoleh sebesar

6,152 ( 95% CI = 2,123-17,828).

VI.6. Hubungan Perilaku dengan Aktivitas Cholinesterase

Hasil penelitian terhadap 77 responden mengenai perilaku petani

penyemprot hama lebih rinci dapat dilihat pada tabel VI.20 berikut:

Tabel..VI.20. Faktor-faktor perilaku petani penyemprot hama dihubungkan dengan aktivitas cholinesterase di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Aktivitas cholinesterase Tidak normal Normal

Jumlah

No

Perilaku

Kriteria

Jml % Jml % Jml %

P

1

Konsentrasi sesuai label

Tidak Ya

16 8

66,7 33,7

8 45

15,1 84,9

24 53

31,2 68,8

0,000

2 Pemakaian APD saat menyemprot

Tidak Kurang engkap

15 9 0

62,5 37,5

0

9 41 3

17,0 77,4 5,6

24 50 3

31,2 64,9 3,9

0,000

3.

Pemakaian APD saat pencampuran

Tidak Kurang Lengkap

14 10 0

58,3 41,7

0

13 36 4

24,5 67,9 7,6

27 46 4

35,1 59,7 5,2

0,011

4. Merokok Saat menyemprot

Kadang Tidak

O 24

0 100

2 51

3,8 96,2

2 75

2,6 97,4

0,849

5. Makan saat menyemprot

Kadang Tidak

1 23

4,2 95,8

0 53

0 100

1 76

1,3 98,7

0,682

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 79: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Lanjutan tabel VI.20

Aktivitas cholinesterase Tidak normal

Normal

Jumlah No

Perilaku

Kriteria

Jml % Jml % Jml %

P

6. Minum saat menyemprot

Kadang Tidak

5 19

20,8 79,2

3 50

5,7 94,3

8 69

10,4 89,6

0,106

7. Mandi dengan sabun setelah menyemprot

Tidak Kadang Selalu

1 11 12

4,2 45,8 50,0

3 13 37

5,7 24,5 69,8

4 24 49

5,2 31,2 63,6

0,174

8. Gejala keracunan yang pernah dialami

Pernah Tidak

23 1

95,8 4,2

14 39

26,4 73,6

37 40

48,1 51,9

0,000

Uji statistik Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna

antara aktivitas cholinesterase dengan faktor-faktor perilaku antara lain:

konsentrasi sesuai dengan label mendapatkan signifikasi(p)=0,000,

pemakaian APD saat menyemprot p=0,000 pemakaian APD saat

pencampuran p=0,011 Gejala keracunan yang pernah dialami p=0,000

dengan tingkat kepercayaan α = 0,05.

Hasil penelitian terhadap 77 orang responden didapatkan bahwa

aktivitas cholinesterase tidak normal, sebagian besar terdapat pada

responden yang memiliki perilaku kurang (skor 0-11) yaitu sebanyak 22

orang (91,7%) sedangkan aktivitas cholinesterase normal sebagian besar

dimiliki oleh responden dengan perilaku baik yaitu sebanyak 36 orang

(67,9%), lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel VI.21. berikut:

Tabel VI.21. Hubungan perilaku dengan aktivitas cholinesterase petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun

Sari Kelod tahun 2006

Aktivitas cholinesterase Tidak normal Normal

No

Perilaku

Jumlah % Jumlah %

Jumlah

%

1. Kurang 22 91,7 17 32,1 39 50,6 2. Baik 2 8,3 36 67,9 38 49,4

Total 24 100 53 100 77 100

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 80: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Uji statistik Chi-Square menunjukkan ada hubungan yang bermakna

antara perilaku dengan aktivitas cholinesterase dimana signifikasi (p)

=0,000 dengan tingkat kepercayaan α = 0,05. Odds Ratio sebesar 23,294

(95% CI= 4,904-110.654).

Rekapan hasil analisis hubungan antara lama pemaparan

pengetahuan dan perilaku petani penyemprot hama dapat dilihat pada tabel

VI.22. berikut:

Tabel VI.22. Rekapan hasil analisis hubungan antara lama pemaparan pengetahuan dan perilaku dengan aktivitas cholinesterase petani

penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

No. Variabel P OR 95%CI

1

Lama pemaparan a. Masa kerja 21-25 tahun 16-20 tahun 11-15 tahun 6-10 tahun < 5 tahun

0,028 0,112 0,089 0,488

15,345 6,859 8,022 0,447

1,338-187,699 0,637-73,838 0,730-88,096 0,046-4,350

b. Lama menyemprot 4 jam per hari 3 jam per hari 2 jam per hari 1 jam per hari

0,034 0,019 0,351

24,691 27,021 3,370

1,281-475,747 1,703-428,772 0,263-43,219

c. Frekuensi menyemprot 3 hari per minggu 2 hari per minggu 1 hari per minggu

0,817 0,097

1,521 6,317

0,044-52,976 0,717-56,634

2. Pengetahuan 0,001 6,152 2,123-17,828

3. Perilaku 0,000 23,294 4,904-110,654

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 81: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

BAB VII

PEMBAHASAN

VII.1. Gambaran Umum

Dilihat dari segi geografis Dusun Kerobokan yang merupakan

bagian dari wilayah Desa Mekarsari mempunyai letak ketinggian + 400-

500 meter dari permukaan air laut dan Dusun Sari Kelod bagian dari

wilayah Desa Pancasari mempunyai ketinggian 1.500 diatas permukaan

air laut memang cocok untuk daerah pertanian padi maupun sayuran. Hal

ini tentunya memacu petani untuk terus mempertahankan serta

meningkatkan hasil panen yang diperolehnya dengan berbagai cara antara

lain melalui penyemprotan hama menggunakan pestisida.

VII.2. Karakteristik, Lama Pemaparan, Pengetahuan dan Perilaku Petani Penyemprot Hama 1. Karakteristik Petani Penyemprot Hama Petani penyemprot hama padi mapun petani penyemprot hama

sayuran merupakan salah satu pekerjaan informal yang mempunyai peranan

dalam mempertahankan dan meningkatkan hasil produksi padi maupun

sayuran dalam rangka memenuhi kebutuhan konsumen, namun disisi lain

mereka dihadapkan dengan sumber bahaya yaitu aktivitas cholinesterase

tidak normal, sebagai dampak negatif dari penyemprotan hama dengan

menggunakan pestisida.

a. Umur

Penelitian yang dilakukan terhadap 77 orang responden yang terdiri dari

38 orang petani penyemprot hama padi dan 39 orang petani penyemprot

hama sayuran di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod menunjukkan

67

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 82: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

bahwa umur petani penyemprot hama padi berkisar dari 23-70 tahun

dengan kelompok umur terbanyak pada kelompok umur 30-34 tahun yaitu

sebesar 10 orang (26,3%), sedangkan petani penyemprot hama sayuran

berkisar dari 19-60 tahun dengan kelompok umur terbanyak 40-44 tahun

yaitu sebanyak 12 orang (30,8 %) (tabel VI.7). Hal ini menunjukkan

bahwa petani penyemprot hama padi maupun petani penyemprot hama

sayuran termasuk dalam usia produktif dan hal ini tentunya memberikan

keuntungan, mengingat pada umur inilah pekerja mampu dan siap bekerja

semaksimal mungkin untuk meningkatkan pendapatannya. Menurut

Depkes (1994) menyatakan bahwa semakin bertambah umur ada

kecendrungan terjadinya penurunan aktivitas cholinesterase.

b. Pendidikan

Dilihat dari karakteristik pendidikan responden ternyata responden

terbanyak memiliki latar belakang pendidikan SD yaitu sebanyak 38 orang

(49,4%) yang terdiri dari 14 orang (36,8%) petani penyemprot hama padi

dan 24 orang (61,5%) petani penyemprot hama sayuran (tabel VI.8).

Menurut Notoatmojo (1993) menyebutkan bahwa tingkat pendidikan

berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan sehingga secara langsung

maupun tidak langsung mempengaruhi tindakan atau perilaku seseorang.

2. Lama Pemaparan Petani Penyemprot Hama

Bila diperhatikan dari masa kerja, dapat diketahui bahwa petani

penyemprot hama padi dan petani penyemprot hama sayuran berkisar

mulai 2-25 tahun, dengan masa kerja terbanyak 6-10 tahun yaitu

sebanyak 30 orang (39,0%) (tabel VI.9). Dilihat dari lama menyemprot

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 83: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

hama tanaman diperoleh lama menyemprot mulai 1-4 jam per hari, maka

diperoleh hasil sebagian besar yaitu 37 orang (48,1%) melaksanakan

penyemprotan selama 2 jam per hari (tabel VI.10). Dilihat dari frekuensi

menyemprot hama tanaman diperoleh frekuensi menyemprot mulai 1-3

hari dalam seminggu, dengan frekuensi terbanyak yaitu 55 orang (71,4%)

menyemprot 2 hari per minggu (tabel VI.11). Secara rasional dapat

dijelaskan bahwa semakin lama kontak dengan pestisida risiko untuk

terjadinya keracunan pestisida semakin tinggi pula.

3. Pengetahuan Petani Penyemprot Hama

Penelitian tentang pengetahuan mendapatkan bahwa sebagian

besar yaitu 45 orang (58,4%) responden memiliki pengetahuan yang baik

tentang pestisida (tabel VI.12). Menurut Notoatmojo (1990) pengetahuan

juga dipengaruhi oleh pendidikan, pekerjaan, dan imformasi. Menurut

Depkes (1994) sikap terhadap pengamanan penggunaan pestisida

dipengaruhi oleh seringnya mengikuti pertemuan-pertemuan teknis

dibidang pertanian..

4. Perilaku Petani Penyemprot Hama

Penelitian tentang perilaku mendapatkan bahwa sebagian besar

yaitu 39 orang (50,6%) responden memiliki perilaku kurang (score 0-11)

(tabel VI.13). Pengetahuan merupakan dasar dari perilaku. Menurut

Mantra (1989) jika kita menghendaki sesuatu perilaku yang melembaga

atau lestari maka jelas diperlukan adanya pengetahuan dan keyakinan.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 84: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

VII.3. Aktivitas Cholinesterase Darah Menurut Jenis Petani

Pemeriksaan aktivitas cholinesterase terhadap 77 orang responden

diperoleh bahwa sebagian besar yaitu 53 orang (68,8%) memiliki aktivitas

cholinesterase normal. Responden yang memiliki aktivitas cholinesterase

tidak normal lebih banyak terjadi pada petani penyemprot hama padi yaitu

sebanyak 13 orang dengan Prevalensi Rate sebesar 34,2% sedangkan

petani penyemprot hama sayuran sebanyak 11 orang dengan Prevalensi

Rate sebesar 28,2%. Total Prevalensi Rate sebesar 31,2%. (tabel VI.14).

Uji statistik memperoleh p = 0,747 dengan α = 0,05, jadi p > α tidak ada

hubungan antara jenis petani dengan aktivitas cholinesterase. Aktivitas

cholinesterase tidak normal dapat diartikan bahwa responden yang

bersangkutan kemungkinan telah terpapar oleh pestisida penghambat

cholinesterase. Aktivitas cholinesterase tidak normal pada petani

penyemprot hama ditemukan paling banyak dalam katagori keracunan

ringan yaitu 22 orang, sedangkan keracunan sedang sebanyak 2 orang.

Aktivitas cholinesterase pada keracunan ringan ini akan kembali normal

dalam waktu 2 minggu, dengan himbauan orang tersebut dijauhkan atau

tidak kontak dengan pestisida selama 2 minggu tersebut. Katagori

keracunan sedang menunjukkan keracunan yang cukup gawat dan dilarang

terpapar pestisida macam apapun, selang 2 minggu diperiksa lagi dan

sebaiknya dalam pengawasan dokter (Soeprapto, 1999).

Dengan adanya aktivitas cholinesterase tidak normal dapat

diartikan bahwa telah masuk pestisida dalam tubuh terutama organofosfat.

Pengaruh utama organofosfat ini pada tubuh manusia ialah pada enzym

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 85: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

cholinesterase. Enzym ini paling sedikit terdapat pada tiga tempat yaitu

cholinesterase yang terdapat dalam synaps, plasma darah dan sel darah.

Masuknya pestisida ini bisa melalui kulit, lewat pernafasan dan termakan

lewat mulut. Begitu racun ini terserap, segera mengikat sebagian enzym

cholinesterase yang terdapat baik dalam plasma darah, sel darah merah

maupun di synaps/jaringan syaraf, sehingga enzym cholinesterase tersebut

menjadi tidak aktif artinya, tugas utama enzym cholinesterase untuk

menghidrolisa acethylcholine mengalami kelumpuhan yang berakibat

penumpukan acethylcholine pada receptor sel otot dan kelenjar. Jadi

jelasnya efek organofosfat akan mengikat enzym cholinesterase dan

menghambat fungsi (kerja) enzym cholinesterase dan ikatan ini bersifat

irreversible yang artinya enzym cholinesterase yang terikat oleh pestisida

tersebut tidak dapat berfungsi normal tanpa dipisahkan terlebih dahulu dari

ikatan tersebut (Soeprapto, 1999). Menurut Siswanto (1991) dengan

terbentuknya ikatan/kompleks Organofosfat-Cholinesterase ini maka akan

terjadi akomulasi acethylcoline dalam cholinergic neuro-effector junctions

(muscarini effectc). Skeletal musclemyoneural junctions dan automatic

ganglia (nicotinic effects). Disamping itu senyawa organofosfat dapat

pula menyebabkan gangguan pada fungsi sistim syaraf pusat. Efek

pestisida golongan karbamat mirip dengan organofosfat. Perbedaannya

adalah ikatan pestisida golongan karbamat dengan enzym cholinesterase

bersifat sementara (reversible), artinya ikatan tersebut bisa terlepas sendiri

tanpa atau dengan pengobatan, asal istirahat dan menjauhkan diri dari

pemaparan pestisida (Soeprapto, 1999).

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 86: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Bila dilihat dari intensitas penyemprot hama, dalam pertumbuhan

sampai mendapatkan hasil sayuran kubis intensitas penyemprot hama bisa

mencapai 20-30 kali tiap musim panen di dalam satu produksi (www.

google.5-9-2005), sedangkan untuk intensitas penyemprot hama tanaman

padi sampai mendapatkan hasil, mencapai 4-10 kali tiap musim panen

(pengalaman Arijaya). Berdasarkan penelitian Achmadi terhadap petani

mendapatkan hasil bahwa ada hubungan antara tinggi tanaman yang

disemprot dengan tingkah laku pemaparan. Makin tinggi tanaman yang

disemprot, petani cendrung mendapatkan pemaparan lebih besar. Selain

faktor tingginya tanaman yang disemprot faktor-faktor yang

mempengaruhi proses keracunan pestisida yaitu faktor anemia, gizi dan

tingkat kesehatan. Petani yang anemia kerap memiliki risiko penurunan

cholinesterase yang lebih besar, bila bekerja dengan pestisida jenis

organofosfat, karbamat. Fakror gizi menunjukkan hasil bahwa petani

bergizi baik memiliki kecendrungan untuk mendapatkan risiko keracunan

lebih kecil, bila bekerja dengan pestisida organofosfat, karbamat. Faktor

kesehatan menunjukkan bahwa petani yang tidak menderita penyakit

infeksi kronik juga cendrung memiliki risiko yang lebih kecil bila bekerja

dengan pestisida organofosfat dan karbamat (Depkes,1994). Melihat

dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat pestisida, penggunaan

pestisida sedapat mungkin dihindarkan atau pilihan terakhir apabila cara

pengendalan hama yang lain tidak dimungkinkan. Kalau terpaksa harus

menggunakan pestisida pilihlah pestisida yang memiliki daya racun yang

tinggi bagi hama sasaran namun kurang beracun bagi manusia atau

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 87: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

organisme lain. Pestisida yang disarankan dalam program PHT adalah

pestisida yang bersifat selektif atau berspektrum sempit, yang berarti

pestisida tersebut hanya membunuh OPT dan tidak berbahaya untuk

organisme lain dan aman bagi musuh alami OPT (Novizan, 2002).

VII.4. Hubungan Lama pemaparan dengan Aktivitas Cholinesterase

Penelitian terhadap 77 responden melalui wawancara mendapatkan

masa kerja berkisar mulai 2-25 tahun. Sebagian besar yaitu 30 orang

(38,9%) memiliki masa kerja 6-10 tahun. Aktivitas cholinesterase tidak

normal lebih banyak terjadi pada lama pemaparan 11-15 tahun yaitu 8

orang (33,3%), sedangkan aktivitas cholinesterase normal lebih banyak

terjadi pada masa kerja 6-10 tahun yaitu 28 orang (52,8%) (tabel VI.15).

Uji statistik Regresi Logistic dengan Refrence group masa kerja <5 tahun

diperoleh p,= 0,028 α = 0,05, Odds Ratio diperoleh sebesar 15,345

(CI=1,338-187,699) jadi p< α maka ada hubungan yang bermakna antara

lama pemaparan dengan aktivitas cholinesterase. Dapat dikatan bahwa

orang yang menyemprot selama 21-25 tahun kemungkinan mengalami

aktivitas cholinesterase tidak normal sebesar 15,345 kali dibandingkan

dengan masa kerja <5 tahun.

Aktivitas cholinesterase darah tidak normal dan normal, paling

banyak terjadi pada lama menyemprot selama 2 jam per hari yaitu aktivitas

cholinesterase tidak normal sebanyak 9 orang (37,5%) sedangkan

aktivitas cholinesterase normal sebanyak 28 orang (52,8%) (VI.16). Uji

statistik Regresi Logistic dengan Refrence group lama menyemprot 1

jam per hari diperoleh bahwa menyemprot 4 jam per hari p,= 0,034 Odds

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 88: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Ratio sebesar 24,691 (CI= 1,281-475,747) menyemprot 3 jam per hari p=

0,019 Odds Ratio sebesar 27,021 (CI= 1,703-428,772) derajat kepercayaan

α = 0,05, jadi p< α maka ada hubungan yang bermakna antara lama

menyemprot dengan aktivitas cholinesterase. Dapat dikatan bahwa orang

yang menyemprot selama 4 jam per hari kemungkinan mengalami

aktivitas cholinesterase tidak normal sebesar 24,691 kali dan orang yang

menyemprot selama 3 jam per hari kemungkinan mengalami aktivitas

cholinesterase tidak normal sebesar 27,021 kali dibandingkan dengan

lama menyemprot 1 jam per hari. Hasil penelitian Budiono (2005)

menyatakan bahwa lama melakukan penyemprotan hama mempengaruhi

penurunan aktivitas cholinesterase.

Aktivitas cholinesterase tidak normal dan normal paling banyak

terjadi pada frekuensi menyemprot 2 hari per minggu yaitu aktivitas

cholinesterase tidak normal sebanyak 21 orang (87,5%), sedangkan

aktivitas cholinesterase normal sebanyak 34 orang (64,2%) (tabel VI.17).

Uji statistik Regresi Logistic dengan Refrence group frekuensi

menyemprot 1 hari per minggu diperoleh bahwa menyemprot 3 hari per

minggu p= 0,817 Odds Ratio 1,521 (CI=0,044-52,976), menyemprot 2

hari per minggu p=0,097 Odds Ratio 6,317 (CI=0,717-56,634) (tabel

VI.17) jadi, p > α maka tidak ada hubungan antara frekuensi

menyemprot dengan aktivitas cholinesterase. Menurut Siswanto (1991)

menyatakan bahwa tingkat bahaya suatu zat kimia selain tergantung dari

toksisitasnya juga dipengaruhi oleh kadar, lama pemaparan dan respon

individu. Secara rasional dapat dijelaskan bahwa seseorang bila terpapar

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 89: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

pestisida dalam kurun waktu lama akan memungkinkan risiko terjadinya

penurunan aktivitas cholinesterase yang semakin besar.

VII.5. Hubungan Pengetahuan Dengan Aktivitas Cholinesterase

Penelitian tentang pengetahuan mendapatkan bahwa aktivitas

cholinesterase tidak normal sebagian besar dimiliki oleh responden yang

berpengetahuan kurang yaitu sebanyak 17 orang (70,8%) sedangkan

aktivitas cholinesterase normal sebagian besar dimiliki oleh responden

yang berpengetahuan baik (tabel VI.19) Uji statistik diperoleh p= 0,001, α

= 0,05, Odds Ratio diperoleh sebesar 6,152 (95% CI = 2,123-17,828). Jadi

p < α maka ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan

aktivitas cholinesterase. Pada orang yang memiliki pengetahuan kurang

kemungkinan mengalami aktivitas cholinesterase tidak normal sebesar

6,152 kali dibandingkan dengan yang memiliki pengetahuan baik.

Pengetahuan responden yang berhubungan dengan aktivitas

cholinesterase adalah peringatan bahaya pada label dengan p = 0,000,

perhatian terhadap dosis/takaran pada label dengan p = 0,000, jenis dan

manfaat APD dengan p = 0,028, arah menyemprot dengan p = 0,011 dan

cara masuk pestisida kedalam tubuh dengan p = 0,000. Penelitian ini

sesuai dengan hasil peneliti seperti terlihat pada tabel VII.1.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 90: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tabel VII.1. Penelitian pembanding berdasarkan variable pengetahuan tentang pestisida tahun 2006

No.

Peneliti

Hasil

Desain Penelitian

Uji Statistik

1 Karti (2003) p=0,000 r=0,763

Cross Sectional Korelasi spearman

2 Krisna (1999) p=0,00022 C=0,31753

Cross Sectional Chi-Square

3 Silvester (1999) p=0,00022 C=0,31753

Cross Sectional Korelasi pearson

4. Sridati (1988) P=0,000 Cross Sectional Korelasi pearson

Tabel VII.1. menunjukkan bahwa keempat peneliti menemukan

ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan aktivitas

cholinesterase. Sehubungan dengan hal tersebut dapat dikatakan

pengetahuan yang kurang tentang penanganan pestisida secara tidak

langsung menyebabkan penurunan aktivitas cholinesterase. Pengetahuan

yang kurang tentang penanganan pestisida dari petani penyemprot hama

terutama mengenai peringatan bahaya pada label, perhatian terhadap

dosis/takaran pada label, jenis dan manfaat alat pelindung diri, arah

menyemprot dan cara masuk pestisida kedalam tubuh.

Menurut Depkes (1993) perlengkapan pelindung pestisida terdiri

dari: pelindung kepala (topi), pelindung mata (goggles), pelindung

pernafasan (respirator), pelindung baju (baju overall/apron), pelindung

tangan (gloves), pelindung kaki (sepatu boot). Menurut wawancara lisan

dengan petugas puskesmas diperoleh imformasi bahwa penyuluhan

tentang bahaya pestisida serta upaya meminimalkan dampaknya sangat

jarang dilakukan. Sehubungan dengan hal tersebut untuk meningkatkan

pengetahuan petani perlu dilaksanakan penyuluhan. Menurut Notoatmojo

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 91: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

(1997) bahwa pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi

setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu

melalui panca indera manusia. Sebagai akibat adanya responden belum

mengetahui bahaya pestisida, serta upaya meminimalkan dampaknya

mempunyai potensi timbulnya penurunan aktivitas cholinesterase, akibat

pemaparan dengan pestisida organofosfat dan karbamat. Pengetahuan

merupakan dasar dari perilaku. Menurut Notoatmojo (2003) dari

pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang didasari dengan

pengetahuan akan langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh

pengetahuan.

VII.6. Hubungan Perilaku dengan Aktivitas Cholinesterase

Penelitian tentang perilaku mendapatkan bahwa aktivitas

cholinesterase tidak normal sebagian besar dimiliki oleh responden yang

berperilaku kurang yaitu 22 orang (91,17%), sedangkan aktivitas

cholinesterase normal sebagian besar dimiliki oleh responden yang

berperilaku baik yaitu sebesar 36 orang (67,9%) (tabel VI.21). Uji statistik

diperoleh p= 0,000, α = 0,05, Odds Ratio diperoleh sebesar 23,294 (95%

CI = 4,904-110,654), jadi p < α maka ada hubungan yang bermakna antara

perilaku dengan aktivitas cholinesterase. Perilaku responden yang

berhubungan dengan aktivitas cholinesterase adalah konsentrasi sesuai

dengan label dengan p = 0,000, pemakaian APD saat menyemprot dengan

p = 0,000, pemakaian APD saat pencampuran/pengadukan dengan p =

0,011 dan gejala keracunan yang pernah dialami dengan p = 0,000.

Penelitian ini sesuai dengan hasil peneliti seperti terlihat pada tabel VII.2.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 92: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Tabel VII.2. Penelitian pembanding berdasarkan variable perilaku dalam penanganan pestisida tahun 2006

No.

Peneliti

Hasil

Desain Penelitian

Uji Statistik

1 Karti (2003) p=0,000 r=0,760

Cross Sectional Korelasi spearman

2 Krisna (1999) p=0,00022 C=0,62152

Cross Sectional Chi-Square

3 Silvester (1999) p=0,0000 C=0,62152

Cross Sectional Korelasi pearson

4. Sridati (1988) P=0,000 Cross Sectional Korelasi pearson

Tabel VII.2. menunjukkan bahwa keempat peneliti menemukan

ada hubungan yang bermakna antara perilaku dengan aktivitas

cholinesterase.

Berkenaan dengan hal tersebut dapat dikatakan perilaku yang

kurang tentang penanganan pestisida terutama golongan organofosfat dan

karbamat mempunyai risiko untuk terjadinya penurunan aktivitas

cholinesterase. Perilaku yang kurang tentang penanganan pestisida dari

petani penyemprot hama, terutama konsentrasi sesuai dengan label,

pemakaian APD saat menyemprot, pemakaian APD saat

pencampuran/pengadukan dan gejala keracunan yang pernah dialami.

Menurut Siswanto (1991) pada keracunan pestisida peranan kulit sebagai

jalan masuk racun ke dalam tubuh adalah sangat penting, hal ini

menunjukkan bahwa dalam mengaplikasikan pestisida pakaian kerja (alat

pelindung diri) yang dianjurkan untuk penyemprot hama hendaknya dibuat

sedemikian rupa sehingga menutupi hampir seluruh bagian dari kulit

tubuh. Alat pelindung diri yang dipergunakan oleh responden kualitasnya

tidak sesuai dengan alat pelindung diri yang dianjurkan oleh Depkes

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 93: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

(1993). Dampak pestisida bila tidak dikelola dengan baik menagakibatkan

keracunan, serta dampak yang sangat fatal seperti kanker, cacat,

kemadulan dan liver (Novizan, 2002). Untuk mencegah dampak pestisida

sampai ketingkat yang membahayakan kesehatan tersebut, penyemprot

hama perlu melakukan pemeriksaan kesehatan termasuk pemeriksaan

aktivitas cholinesterase minimal 6 bulan sekali (Depkes, 2003). Menurut

Depkes (1993) perlengkapan pelindung pestisida terdiri dari: pelindung

kepala (topi), pelindung mata (goggles), pelindung pernafasan (respirator),

pelindung baju (baju overall/apron), pelindung tangan (gloves), pelindung

kaki (sepatu boot). Untuk meningkatkan perilaku petani penyemprot hama

tentang pestisida hendaknya dilakukan melalui peningkatan pengetahuan

bahaya pestisida dan upaya meminimalkan dampak pestisida terutama

mengenai: konsentrasi, pemakaian APD saat menyemprot, pemakaian

APD saat pencampuran/pengadukan, gejala keracunan yang pernah

dialami..

Penelitian ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh

Lawrence Green (1990) bahwa perilaku terbentuk oleh tiga faktor yaitu:

1. Faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap dan keyakinan.

2. Faktor pendukung (enambling factors), terwujud dalam lingkungan fisik

3. Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 94: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Berdasarkan teori tersebut maka tidak normalnya aktivitas

cholinesterase darah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang dapat

diuraikan berdasarkan konsep Lawrence Green, yaitu:

1. Faktor predisposisi yaitu kurangnya pengetahuan petani

penyemprot hama tentang bahaya pestisida serta upaya meminimalkan

dampaknya, hal ini secara langsung ataupun tidak langsung akan

mempengaruhi sikap dan keyakinan responden.

2. Faktor pendukung yaitu kondisi geografis dari Dusun Kerobokan

yang terletak pada ketinggian 400- 500 meter dari permukaan air laut

dan Dusun Sari Kelod mempunyai ketinggian 1.500 diatas permukaan

air laut memang cocok untuk daerah pertanian padi maupun sayuran.

Hal ini tentunya memacu petani untuk terus mempertahankan serta

meningkatkan hasil panen yang diperolehnya dengan berbagai cara

antara lain melalui pemberantasan hama dengan pestisida.

3. Faktor pendorong yang meliputi kurangnya pembinaan dan

pengawasan dari instansi yang berwenang, sehingga petani

penyemprot hama padi maupun penyemprot hama sayuran kurang

memahami tentang upaya-upaya yang dilakukan untuk menghindarkan

diri dari bahaya pestisida.

Untuk dapat mengubah perilaku dari petani penyemprot hama padi

maupun petani penyemprot hama sayuran maka perlu meningkatkan

penyuluhan dan bimbingan teknis dari instansi terkait sehingga risiko

terjadinya penurunan aktivitas cholinesterase dapat diminimalkan

semaksimal mungkin.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 95: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

BAB VIII

KESIMPULAN DAN SARAN

VII1.1. Kesimpulan

1. Karakteristik, lama pemaparan, pengetahuan dan perilaku petani

penyemprot hama.

Umur responden sebagian besar 35-44 tahun yang termasuk dalam usia

produktif. Tingkat pendidikan sebagian besar tamat SD yaitu 38 orang

(49,4%). Lama pemaparan responden yaitu masa kerja sebagian besar

6-10 tahun yaitu 30 orang (38,9%), lama menyemprot sebagian besar

2 jam per hari yaitu sebanyak 37 orang (48,1%) sedangkan frekuensi

menyemprot sebagian besar 2 hari per minggu yaitu sebanyak 55 orang

(71,4%). Pengetahuan responden sebagian besar mempunyai

pengetahuan baik yaitu 45 orang (58,4%). Perilaku responden sebagian

besar memiliki perilaku kurang yaitu 39 orang (50,6%).

2. Aktivitas cholinesterase menunjukkan bahwa dari 77 orang responden

yang diperiksa, 53 orang (68,8%) tergolong cholinesterase normal dan

24 orang (31,2%) tergolong cholinesterase tidak normal. Tidak ada

hubungan antara jenis petani dengan aktivitas cholinesterase.

3. Lama pemaparan berdasarkan masa kerja serta lama menyemprot

memiliki hubungan yang bermakna dengan aktivitas cholinesterase,

sedangkan frekuensi menyemprot tidak memiliki hubungan dengan

aktivitas cholinesterase.

4 Pengetahuan memiliki hubungan yang bermakna dengan aktivitas

cholinesterase. Jenis pengetahuan yang berhubungan adalah peringatan

81

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 96: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

bahaya, perhatian terhadap dosis/takaran, jenis dan manfaat APD, arah

menyemprot, dan cara masuk pestisida ke dalam tubuh.

5.Perilaku memiliki hubungan yang bermakna dengan aktivitas

cholinesterase. Jenis perilaku yang berhubungan adalah konsentrasi,

pemakaian APD saat menyemprot, pemakaian APD saat

pencampuran/pengadukan dan gejala keracunan yang pernah dialami.

VIII.2. Saran

1.Kepada petani disarankan agar menjaga kesehatan perorangan, serta

melakukan pemeriksaan kesehatan minimal 6 bulan sekali.

Memperhatikan peringatan bahaya, memperhatikan dosis/takaran, jenis

dan manfaat alat pelindung diri, arah menyemprot, cara masuk pestisida

kedalam tubuh. Dalam mengaplikasikan pestisida melaksanakan

konsentrasi sesuai dengan label, pemakaian alat pelindung diri saat

menyemprot dan saat pencampuran/pengadukan pestisida.

2. Melihat dampak kesehatan yang ditimbulkan akibat pemakaian pestisida

disarankan khususnya pada petani penyemprot hama agar menggunakan

pestisida sedapat mungkin dihindarkan atau pilihan terakhir apabila cara

pengendalan hama yang lain tidak dimungkinkan.

3. Kepada instansi terkait yaitu Dinas Kesehatan Kabupaten /Kota melalui

Puskesmas bekerjasama dengan pihak terkait meningkatkan penyuluhan

atau bimbingan teknis tentang bahaya pestisida dan upaya meminimalkan

dampak negatif pestisida terutama peringatan, dosis/konsentrasi pada

label, arah menyemprot, cara masuk pestisida ke dalam tubuh, jenis dan

manfaat alat pelindung diri, pemakaian alat pelindung diri saat

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 97: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

menyemprot dan saat pengadukan/pencampuran pestisida, serta gejala

keracunan pestisida.

4. Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota agar memberikan paket contoh alat

pelindung diri yang dipergunakan oleh penyemprot hama padi

maupun penyemprot hama sayuran dalam upaya meminimalkan dampak

negatif dari pestisida.

5. Peneliti selanjutnya agar meneliti factor-faktor yang dapat mempengaruhi

turunkan aktivitas cholinesterase seperti tingkat kesehatan,

status gizi, serta pemakaian obat nyamuk semprot.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 98: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

DAFTAR PUSTAKA

Alit,.2003. Lingkungan dan Pertanian Modern, http//www.aaw.edu/development/ 2003/BPTP (5 September 2005).

1. Arkola. 1992. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992

tentang Kesehatan. Surabaya: Arkola: 4-5 Budiono, 2005. Hubungan Pemaparan Pestisida dengan Gangguan Kesehatan

Pada Petani Penyemprot Bawang Merah di Kelurahan Paneksa Kabupaten Magetan, Jawa Timur www.geogle. (2 Juni 2006)

Depkes.R.I., 1986. Pengawasan Tempat Pengelolaan Pestisida. Jakarta: Ditjen PPM & PLP: 16 Depnaker, 1986 Peraturan Menaker nomor 03/Men/1986 tentang Syarat-Syarat

Keselamatan dan Kesehatan Kerja di Tempat Kerja yang Mengelola Pestisida, Jakarta: Menaker: 3

Depkes.R.I.,1992. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor

258/Menkes/Per/III/1992 tentang Persyaratan Kesehatan Pengelolaan Pestisida, Jakarta: Ditjen PPM & PLP: 3 & 11.

Depkes.R.I., 1993. Persyaratan Pengelolaan Pestisida, Jakarta: Ditjen PPM & PLP: 10-11 Depkes.R.I.,1994. Pelatihan Pengawasan Kualitas Kesehatan Lingkungan Bidang

Pengawasan Pestisida, Jakarta: Ditjen PPM & PLP: 52-54 Depkes. R.I., 1994. Upaya Kesehatan Kerja Sektor Informal di Indonesia, Jakarta:

Depkes RI: 183, 193-196 Depkes.R.I., 2004. Kepmennaker R.I. Nomor 1350/Menkes/SK/XII/2001. Jakarta:

Depkes.RI: 5-6 Down to Earth/Bank Dunia Mendukung Penggunaan Pestisida Aktivitas

Tinggi//[email protected]/Juni 2002: (5 September 2005).

2. Fariani. 2002. Dasar-Dasar Epidemiologi. Surabaya: Epidemiologi Lapangan: 44-45

3. FKM Unair, 2004. Pedoman Penulisan Serta Tata Cara Ujian Skripsi, Surabaya:

Universitas Airlangga : 1-31 4.

I.L.O. 1971. Encyclopaedia of Occupational Health and Safety. Geneva: I.L.O Volume 2 L-Z. 1992: 1622

84

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 99: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Karti. 2003. Hubungan Pengetahuan Sikap dan Perilaku Petani Penyemprot Hama Tanaman Padi dengan Aktivitas Cholinesterase di Desa Sibangkaja, Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, Propinsi Bali ”Skripsi” Surabaya: Unair: 54

Krisna. 1999. Pengaruh Faktor Perilaku terhadap Keracunan Petani Penyemprot

Hama Pestisida di Bali “Skripsi” Surabaya: Unair: 44-45 Mukono. 2000. Prinsip Dasar Kesehatan Lingkungan. Surabaya, Airlangga:

University Press: 26-29, 48 Murti. B. 2003. Prinsip dan Metodologi Risert Epidemiologi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press: 218-223. Notoatmojo. S. 2003. Pengantar Pendidikan Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Kesehatan. Yogyakarta: Andi Offset: 121-122 Novisan 2002. Petunjuk Pemakaian Pestisida. Jakarta: Agromedia Pustaka: 26-

30, 75. Silvester. 1999. Aktivitas Cholinesterase Darah Petani penyemprot Hama Padi

dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi di Desa Boentuka, Kecamatan Amanuban Barat, Kabupaten Timur Tengah Selatan, Propinsi NTT “Skripsi” Surabaya: Unair: 55

Siswanto. A.1988. Agro Pestisida. Jawa Timur: Balai Hiperkes dan Keselamatan

Kerja: 20-22. Siswanto. A. 1988. Tekanan Panas. Jawa Timur: Balai Hiperkes dan Keselamatan

Kerja: 1 Siswanto. A.1991. Alat Pelindung Diri. Jawa Timur: Balai Hiperkes dan

Keselamatan Kerja: 1-2 Siswanto. A.1991. Pestisida. Jawa Timur: Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja:

1,2, 3,14-44, 72 Soeprato. A. 1999. Suatu Upaya Pengendalian Penggunaan Pestisida Melalui

Pendekatan Ilmu Pengetahun dan Teknologi. Forum Ilmu Kesehatan Masyarakat Th. XVII No16 Edisi Khusus: 56-57.

Sridati. 1998. Pengaruh Sikap dan Tindakan Petani Penyemprot Pestisida terhadap

Aktivitas Cholinesterase di Desa Naibonat, Kecamatan Kupang Timur, Kabupaten Kupang “Skripsi” Surabaya: Unair: 44-45

Suma’mur.1984 Higiene Perusahaan dan Keselamatan Kerja. Jakarta: Haji

Masagung.: 252-253

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 100: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

Supriyanto. S. 2003. Metodologi Risert. Surabaya: Administrasi & Kebijakan FKM Unair: 90-91

Sutanto. 2001. Analisa Data. Jakarta: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas

Indonesia: 161 Tambun. 2001. Tingkat Keracunan Pestisida Pada Petani Sayur di Dusun

TitigalarDesa Bangli Kecamatan Baturiti “Karya Tulis Ilmiah” Denpasar: Poltekkes: v-vi

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 101: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 102: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 103: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 104: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

1

Lampiran 2 Rekapan hasil penelitian petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

No. Nama Responden Umur Jns Klm Pedk Jns

smprotMs

kerja Jam/hari

Hari/mg pength Perilaku Cholines

terase

1 I Nyoman Sarya 30 L SLTA Padi 6 3 2 Baik Kurang 100

2 I Nyoman Sadra 36 L SLTA Padi 8 2 2 Baik Baik 100

3 Ni Made Werti 31 P SD Padi 9 3 2 Kurang Kurang 62,5

4 I N.Suma .A 30 L SLTA Padi 7 2 2 Baik Kaurang 100

5 I Gusti P Tekek 65 L tdk tmt SD Padi 11 1 1 Kurang Baik 75

6 I Wyn Siki Antara 29 L SLTP Padi 5 2 2 Baik Kurang 100

7 I Wayan Warta 32 L Akademi Padi 11 3 2 Baik Kurang 62,5

8 I N Kuspianto 40 L tdk tmt SD Padi 10 2 2 Baik Kurang 100

9 I Wayan Sinten 66 L tdk tmt SD Padi 21 2 2 Kurang Kurang 62,5

10 I Ketut Lotra 40 L SD Padi 10 2 2 Baik Baik 100

11 I Nyoman Cilik 23 L SLTP Padi 4 3 3 Baik Baik 100

12 I Wayan Embung 50 L tdk tmt SD Padi 17 2 2 Kurang Kurang 62,5

13 I Made Damping 70 L SD Padi 21 2 1 Baik Kurang 100

14 Ni M.Suka.W 37 P tdk tmt SD Padi 11 4 2 Kurang Kurang 62,5

15 I Made Warsa 35 L SLTA Padi 3 1 2 Baik Baik 100

16 Ni Wayan Lanus 45 P SD Padi 10 2 2 Baik Kurang 75

17 Ni N. Buntek 35 P SD Padi 3 3 2 Baik Kurang 62,5

18 Ni Luh Nariasih 42 P Akademi Padi 3 2 2 Baik Baik 100

19 I Ketut Rapeg 42 L tdk tmt SD Padi 19 2 2 Kurang Kurang 62,5

20 I W. Sudarsana 39 L SD Padi 7 3 2 Baik Baik 100

21 I Wayan Rembug 40 L SD Padi 18 4 2 Kurang Baik 62,5

22 Ni W. Mariantini 49 P SLTP Padi 13 4 3 Kurang Baik 62,5

23 I Made Pimpin 35 L SD Padi 9 2 1 Baik Baik 100

24 Gst Ketut Putra 30 L SLTA Padi 9 3 1 Baik Baik 100

25 I N. Sumantra 35 L SLTA Padi 2 3 1 Baik Baik 87,5

26 I Ketut Wita 31 L tdk tmt SD Padi 10 1 2 Baik Kurang 100

27 I Made Gatra 53 P SD Padi 14 2 2 Baik Baik 75

28 I Made Suardana 36 L PT Padi 8 2 2 Baik Baik 100

29 I Wayan Resi 50 L SD Padi 16 3 2 Kurang Kurang 50

30 I Wayan Kerta 35 L SLTA Padi 7 1 2 Baik Baik 100

31 I Wayan Sujana 33 L SD Padi 12 4 2 Kurang Kurang 62,5

32 I Made Tanggu 30 L SD Padi 11 3 2 Baik Kurang 62,5

33 I Wayan Sugiarta 31 L Tdk tnt SD Padi 14 4 2 Kurang Kurang 62,5

34 I Ketut Carik 50 L tdk tmt SD Padi 10 2 2 Kurang Kurang 100

35 I Made Santik 44 L SLTP Padi 8 1 1 Baik Baik 100

36 I Made Redi 26 L SD Padi 3 1 2 Baik Baik 87,5

37 I Made Budiarsa 35 L SLTA Padi 7 2 2 Kurang Baik 75

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 105: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

2

38 I Nyoman Ranten 44 P SD Padi 8 2 2 Kurang Baik 100

39 Made Bagiada 32 L SLTA Sayur 10 1 3 Baik Kurang 100

40 I Nyoman Natar 51 L SD Sayur 20 2 2 Kurang Kurang 87,5

41 Gst Nym Mustika 53 L SD Sayur 22 3 1 Baik Baik 100

42 Gde Sukada 42 L SD Sayur 23 2 1 Kurang Kurang 75

43 Ketut Ardita 35 L SLTA Sayur 10 2 2 Baik Baik 100

44 Ketut Supala 53 L SD Sayur 25 1 2 Baik Baik 100

45 Nyoman Seria 32 L Akademi Sayur 2 2 1 Baik Baik 100

46 Made Rudita 41 L SD Sayur 11 1 2 Baik Baik 87,5

47 Nyoma Dana 35 L SLTP Sayur 5 1 1 Baik Kurang 100

48 Ketut Redika 51 L Kademi Sayur 9 1 2 Kurang Baik 75

49 Nyoman Slamet 34 L SLTP Sayur 2 2 1 Kurang Baik 100

50 Nyoman Darma 33 L SLTA Sayur 4 2 2 Baik Baik 100

51 R.N.A.Darmayasa 44 L SD Sayur 8 2 2 Baik Kurang 100

52 Nyoman Sumitra 44 L tdk tmt SD Sayur 8 1 2 Kurang Baik 87,5

53 Gde Latar 44 L SD Sayur 10 2 2 Baik Baik 100

54 Ketut Wirtana 41 L SD Sayur 20 2 2 Baik Baik 100

55 Gede Rena P 19 L SD Sayur 3 3 2 Baik Kurang 62,5

56 Ketut Kenada 42 L Akademi Sayur 10 2 1 Baik Kurang 75

57 Gde Pasek S 42 L SD Sayur 24 3 2 Baik Kurang 62,5

58 Nyoman Sujaneng 39 L SLTP Sayur 17 3 2 Kurang Kurang 62,5

59 Wayan Sama 43 L tdk tmt Sd Sayur 10 3 2 Kurang Kurang 100

60 Wayan Sada 45 L SD Sayur 24 2 2 Kurang Kurang 62,5

61 I Gde Wenten 39 L SD Sayur 10 1 1 Baik Baik 100

62 I Ketut Pasek 38 L SD Sayur 10 4 2 Kurang Kurang 87,5

63 I N Mukiarma 45 L tdk tmt SD Sayur 7 2 1 Kurang Kurang 100

64 Made Sandi Arsa 35 L DI Sayur 6 1 2 Baik Kurang 62,5

65 Ketut Ayu 30 P SD Sayur 11 2 2 Kurang Kurang 62,5

66 Nyoman Wirata 36 L SD Sayur 8 4 2 Kurang Baik 100

67 Made Sudarpa 45 L SD Sayur 9 2 1 Baik Baik 100

68 Nyoman Suarjaya 43 L SD Sayur 15 2 2 Baik Baik 87,5

69 Ketut Wandra 40 L SD Sayur 10 4 2 Kurang Kurang 62,5

70 Nyoman Pedas 50 L SLTA Sayur 23 1 3 Baik Baik 100

71 Ketut Sweja 54 L tdk tmt SD Sayur 13 4 2 Kurang Baik 100

72 Putu Merta 31 L SLTA Sayur 5 1 1 Baik Baik 100

73 Nyoman Merta 42 L SD Sayur 20 2 2 Baik Kurang 62,5

74 Made Rai 60 L SD Sayur 25 2 1 Kurang Kurang 62,5

75 Made Sika 52 L SD Sayur 21 2 2 Kurang Kurang 50

76 Ketut Sarianti 21 P SD Sayur 3 2 2 Kurang Baik 100

77 Luh Santri 25 P SD Sayur 11 2 1 Kurang Kurang 62,5 Keterangan Cholinesterase: >75% = normal, <75% - >50%= keracunan ringan, <50% ->25%=keracunan sedang < 25%= keracunan berat

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 106: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

3

Lampiran 3. Hubungan jenis petani dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Crosstabs

Jenis petani * RACUN1 Crosstabulation

13 25 3811.8 26.2 38.0

54.2% 47.2% 49.4%11 28 39

12.2 26.8 39.045.8% 52.8% 50.6%

24 53 7724.0 53.0 77.0

100.0% 100.0% 100.0%

CountExpected Count% within RACUN1CountExpected Count% within RACUN1CountExpected Count% within RACUN1

Petani padi

Petani sayur

Jenis petani

Total

Tidak normal NormalRACUN1

Total

Chi-Square Tests

.324b 1 .569

.104 1 .747

.324 1 .569.628 .374

.319 1 .572

77

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is11.84.

b.

Symmetric Measures

.065 .569

.065 .114 .563 .575c

.065 .114 .563 .575c

77

Contingency CoefficientNominal by NominalPearson's RInterval by IntervalSpearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

ValueAsymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 107: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

4

Risk Estimate

1.324 .503 3.482

1.213 .622 2.364

.916 .677 1.240

77

Odds Ratio for Jenispetani (Petani padi /Petani sayur)For cohort RACUN1= Tidak normalFor cohort RACUN1= NormalN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 108: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

5

Lampiran 4: Hubungan lama pemaparan dengan aktivitas cholinesterase darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006 Crosstabs

Case Processing Summary

77 100,0% 0 ,0% 77 100,0%Masa kerja responden* Kadar cholinesterase

N Percent N Percent N PercentValid Missing Total

Cases

Masa kerja responden * aktivitas cholinesterase

C b l i

5 5 103,1 6,9 10,0

20,8% 9,4% 13,0%

6 4 103,1 6,9 10,0

25,0% 7,5% 13,0%

8 5 134,1 8,9 13,0

33,3% 9,4% 16,9%

3 27 309,4 20,6 30,0

12,5% 50,9% 39,0%

2 12 144,4 9,6 14,0

8,3% 22,6% 18,2%

24 53 7724,0 53,0 77,0

100,0 100,0 100,0

CounExpected % within cholinesterasCounExpected % within cholinesterasCounExpected % within cholinesterasCounExpected % within cholinesterasCounExpected % within cholinesterasCounExpected % within cholinesteras

1

2

3

4

5

Masa responde

Total

l normacholinesterase

Total Tidak normal

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 109: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

6

Chi-Square Tests

19,243a 4 ,00119,914 4 ,001

11,491 1 ,001

77

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)

4 cells (40,0%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 3,12.

a.

Symmetric Measures

,447 ,001,389 ,105 3,655 ,000c

,410 ,102 3,897 ,000c

77

Contingency CoefficientNominal by NominalPearson's RInterval by IntervalSpearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

ValueAsymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

Crosstabs

Lama menyemprot jam/hari * Aktivitas cholinesterase Crosstabulation

6 3 92,8 6,2 9,0

25,0% 5,7% 11,7%

8 7 154,7 10,3 15,0

33,3% 13,2% 19,5%

9 28 3711,5 25,5 37,0

37,5% 52,8% 48,1%

1 15 165,0 11,0 16,0

4,2% 28,3% 20,8%

24 53 7724,0 53,0 77,0

100,0 100,0 100,0

CounExpected % within cholinesterasCounExpected % within cholinesterasCounExpected % within cholinesterasCounExpected % within cholinesterasCounExpected % within cholinesteras

1

2

3

4

lama jam/har

Total

Tidak normal Normal Aktivitas cholinesterase

Total

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 110: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

7

Symmetric Measures

,394 ,003,424 ,098 4,053 ,000c

,424 ,094 4,051 ,000c

77

Contingency CoefficientNominal by NominalPearson's RInterval by IntervalSpearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

ValueAsymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

Crosstabs

frekuensi menyemprot hari/minggu * Aktivitas Cholinesterase Crosstabulation

1 3 41,2 2,8 4,0

4,2% 5,7% 5,2%

21 34 5517,1 37,9 55,0

87,5 64,2 71,4

2 16 185,6 12,4 18,0

8,3% 30,2 23,4

24 53 7724,0 53,0 77,0

100,0 100,0 100,0

CountExpected % within cholinesterase

CountExpected % within cholinesteraseCount

Expected % within cholinesteraseCountExpected % within cholinesterase

1

2

3

frekuensi hari/mingg

Tota

Tidak normal Normal Aktivitas cholinesterase

Total

Chi-Square Tests

4,707a 2 ,0955,348 2 ,069

2,676 1 ,102

77

Pearson Chi-SquareLikelihood RatioLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)

2 cells (33,3%) have expected count less than 5. Theminimum expected count is 1,25.

a.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 111: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

8

Symmetric Measures

,240 ,095,188 ,095 1,654 ,102c

,199 ,094 1,759 ,083c

77

Contingency CoefficientNominal by NominalPearson's RInterval by IntervalSpearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

ValueAsymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

Analis Regresi Logistic Lama Pemaparan (masa kerja, lama menyemprot dan frekuesi menyemprot) Logistic Regression

Case Processing Summary

77 100.00 .0

77 100.00 .0

77 100.0

Unweighted Casesa

Included in AnalysisMissing CasesTotal

Selected Cases

Unselected CasesTotal

N Percent

If weight is in effect, see classification table for the totalnumber of cases.

a.

Dependent Variable Encoding

01

Original ValueNormalTidak normal

Internal Value

Categorical Variables Codings

10 1.000 .000 .000 .00010 .000 1.000 .000 .00013 .000 .000 1.000 .00030 .000 .000 .000 1.00014 .000 .000 .000 .000

9 1.000 .000 .00015 .000 1.000 .00037 .000 .000 1.00016 .000 .000 .000

4 1.000 .00055 .000 1.00018 .000 .000

21-2516-2011-156-10 thsmp dg 5 th

MSKRJ1

4 th3 th2 th1 th

LAMA1

3 th2 th1 th

FREK1

Frequency (1) (2) (3) (4)Parameter coding

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 112: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

9

Block 0: Beginning Block Classification a,b

53 0 100.24 0 .0

68.

Observed Normal

Tidak normal

Cholinesterase responden Overall

Step 0 Normal Tidak normal

Cholinesterase responden

Percentage

Correct

Predicted

Constant is included in the a. The cut value is b.

Variables in the Equation

-.792 .246 10.368 1 .001 .453ConstantStep 0B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Variables not in the Equation

19.243 4 .0011.900 1 .1684.453 1 .0356.724 1 .010

10.266 1 .00114.160 3 .003

5.986 1 .0144.266 1 .0391.555 1 .2124.707 2 .095

.075 1 .7844.413 1 .036

30.623 9 .000

MSKRJ1MSKRJ1(1)MSKRJ1(2)MSKRJ1(3)MSKRJ1(4)LAMA1LAMA1(1)LAMA1(2)LAMA1(3)FREK1FREK1(1)FREK1(2)

Variables

Overall Statistics

Step0

Score df Sig.

Block 1: Method = Enter

Omnibus Tests of Model Coefficients

37.042 9 .00037.042 9 .00037.042 9 .000

StepBlockModel

Step 1Chi-square df Sig.

Model Summary

58.507 .382 .537Step1

-2 Loglikelihood

Cox & SnellR Square

NagelkerkeR Square

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 113: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

10

Classification T bl

a

49 4 92.58 16 66.7

84.4

Observed Normal

Tidak normalAktivitas Cholinesteraseresponden Overall P t

Step 1 Normal Tidak normal

Aktivitas Cholinesterase responden Percentage

Correct

Predicted

The cut value is 500

a.

Variables in the Equation

13.407 4 .0092.763 1.261 4.799 1 .028 15.845 1.338 187.6991.926 1.212 2.523 1 .112 6.859 .637 73.8382.082 1.223 2.900 1 .089 8.022 .730 88.096-.805 1.161 .481 1 .488 .447 .046 4.350

9.354 3 .0253.206 1.509 4.512 1 .034 24.691 1.281 475.7473.297 1.410 5.463 1 .019 27.021 1.703 428.7721.215 1.302 .871 1 .351 3.370 .263 43.219

3.287 2 .193.419 1.812 .054 1 .817 1.521 .044 52.976

1.843 1.110 2.757 1 .097 6.317 .717 55.634-5.061 1.893 7.147 1 .008 .006

MSKRJ1MSKRJ1(1MSKRJ1(2MSKRJ1(3MSKRJ1(4LAMA1LAMA1(1)LAMA1(2)LAMA1(3)FREK1FREK1(1)FREK1(2)Constant

Step1

a

B S.E. Wald df Sig. Exp(B) Lower Upper95.0% C.I.for EXP(B)

Variable(s) entered on step 1: MSKRJ1, LAMA1, FREK1.a.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 114: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

11

Lampiran 5 : Hubungan pengetahuan dengan Aktivitas cholinesterase Darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006

Pengetahuan responden * Aktivitas Cholinesterase Crosstabulation

17 15 3210,0 22,0 32,0

70,8 28,3 41,6

7 38 4514,0 31, 45,0

29,2 71,7 58,4

24 53 7724,0 53,0 77,0

100,0 100,0 100,0

CountExpected % within cholinesteraCountExpected % within cholinesteraseCountExpected % within cholinesterase

Kurang (score 0-13)

B Baik (score 14-18)

Pengetahuanresponden

Tota

Tidak normal Normal Aktivitas cholinesterase

Total

Chi-Square Tests

12,304b 1 ,00010,615 1 ,00112,412 1 ,000

,001 ,001

12,144 1 ,000

77

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is9,97.

b.

Symmetric Measures

,371 ,000,400 ,106 3,777 ,000c

,400 ,106 3,777 ,000c

77

Contingency CoefficientNominal by NominalPearson's RInterval by IntervalSpearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

ValueAsymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 115: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

12

Risk E ti t

6,152 2,123 17,82

3,415 1,606 7,263

,555 ,376 ,820

77

Odds Ratio Pengetahuan (Kurang (score 0-Baik(score 14-For cohort cholinesterase = Tidak normal For cohort cholinesterase = N of Valid

Value Lower Uppe

95% Confidence

Interval

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 116: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

13

Lampiran 6: Hubungan Perilaku dengan Aktivitas cholinesterase Darah petani penyemprot hama di Dusun Kerobokan dan Dusun Sari Kelod tahun 2006 Crosstabs Perilaku responden * Aktivitas Cholinesterase Crosstabulation

22 17 3912,2 26,8 39,0

91,7% 32,1% 50,6%

2 36 3811,8 26,2 38,0

8,3% 67,9% 49,4%

24 53 7724,0 53,0 77,0

100,0% 100,0% 100,0%

CountExpected C t% within KadarcholinesteraseCountExpected C t% within KadarcholinesteraseCountExpected C t% within Kadarcholinesterase

Kurang(score 0-11)

Baik(score12-16)

Perilaku responden

Total

Tidak normal Normal Aktivitas cholinesterase

Total

Chi-Square Tests

23,469b 1 ,00021,145 1 ,00026,455 1 ,000

,000 ,000

23,164 1 ,000

77

Pearson Chi-SquareContinuity Correctiona

Likelihood RatioFisher's Exact TestLinear-by-LinearAssociationN of Valid Cases

Value dfAsymp. Sig.

(2-sided)Exact Sig.(2-sided)

Exact Sig.(1-sided)

Computed only for a 2x2 tablea.

0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is11,84.

b.

Symmetric Measures

,483 ,000,552 ,083 5,734 ,000c

,552 ,083 5,734 ,000c

77

Contingency CoefficientNominal by NominalPearson's RInterval by IntervalSpearman CorrelationOrdinal by Ordinal

N of Valid Cases

ValueAsymp.

Std. Errora Approx. Tb Approx. Sig.

Not assuming the null hypothesis.a.

Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.b.

Based on normal approximation.c.

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 117: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

14

Risk Estimate

23,294 4,904 110,654

10,718 2,705 42,469

,460 ,319 ,663

77

Odds Ratio for Perilakuresponden (Kurang(score0-11) / Baik(score12-16))For cohort Kadarcholinesterase = TidaknormalFor cohort Kadarcholinesterase = NormalN of Valid Cases

Value Lower Upper

95% ConfidenceInterval

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 118: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

15

Lampiran 7

Pedoman Wawancara Penelitian Hubungan Antara Lama Pemaparan Pengetahuan dan Perilaku Dengan Kadar Cholinesterase Darah Petani Penyemprot Hama di

Dusun Kerobokan dan dusun Sari Kelod Tahun 2006 A. Identitas Responden 1. Nama : No. Urut : …

2.Umur/tanggal lahir :

3. Jenis Kelamin :

4. Alamat :

5. Pendidikan :

a. Tidak Sekolah

b. Tidak tamat SD

c. Tamat SD

d. Tamat SLTP

e. Tamat SLTA

f. Tamat Diploma/Akademi /PT

6. Jenis petani yang anda tekuni:

a. Petani Padi

b. Petani Sayur

7. Apakah sebagai petani merupakan mata pencaharian utama anda?

a. ya, lanjut ke nomor 10

b. tidak

8. Bila tidak, apa pekerjaan anda?

a. Buruh tani

b. Karyawan swasta

c. Lain-lain sebutkan……………………………………………..

9. Apakah anda juga melakukan pekerjaan sebagai penyemprot tanaman dengan

pestisida ? bila tidak stop, bila ya tanaman apa?

a. Padi

b. Sayuran

10. Apakah dalam pekerjaan anda sebagai petani melakukan kegiatan

penyemprotan dengan pestisida ?

a. Ya b. Tidak

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 119: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

16

B. Lama Pemaparan

1. Berapa lama sudah anda menjadi penyemprot hama tanaman ?

……………………………..tahun 2. Dalam sehari berapa jam anda menyemprot tanaman?……………....jam

3. Berapa hari dalam seminggu anda bekerja menyemprot tanaman……kali

C. Pengetahuan

1. Sebutkan jenis pestisida yang anda ketahui : ……………………….

……………………………………………………………………….

2. Sebutkan jenis pestisida yang anda pakai :…………………………

……………………………………………………………………….

3. Apakah anda memperhatikan peringatan bahaya dan peringatan

pengamannannya pada label botol/wadah pestisida ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

4. Apakah anda memperhatikan dosis/takaran pemakaian pada label

botol/wadah pestisida ?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

5. Jenis/macam pelindung diri apa saja yang seharusnya digunakan bagi

penyemprot hama? Sebutkan ……………………………………………….

No. Jenis Alat Pelindung Diri Manfaat

1 Pelindung Kepala /topi ………………………………

..

2 Pelindung pernafasan /masker ………………………………

..

3 Pelindung mata ………………………………

.

4 Baju lengan panjang celana panjang ………………………………

5 Pelindung tangan ………………………………

6 Pelindung kaki /sepatu boot ……………………………

Jumlah yang benar

6. Menurut anda, arah penyemprotan yang benar adalah :

a. Searah dengan arah angin

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 120: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

17

b. Berlawanan dengan arah angin

c. Sembarangan/tidak memperhitungkan arah angin

7.Dimana anda menyimpan sisa-sisa pestisida sesudah selesai melakukan

penyemprotan?

a. Disimpan ditempat yang khusus

b. Disimpan pada sembarang tempat

8. Pestisida dapat meracuni manusia melalui apa saja? Sebutkan:

a. Melalui kulit karena kontak

b. Melalui pernafasan

c. Melalui mulut

d. Tidak tahu

9. Apakah orang lain yang berada disekitar tempat anda saat melakukan

penyemprotan bisa mengalami keracunan pestisida juga ?

a. Ya b.Tidak c. Tidak tahu

D. Perilaku

1. Konsentrasi/dosis pestisida yang sering anda pergunakan……………………

2. Jenis alat pelindung diri yang anda pergunakan saat menyemprot hama

tanaman adalah (jawaban bisa lebih dari 1dan observasi)

a. topi, e. sarung tangan

b. masker, f. baju lengan panjang & celana panjang

c. sepatu boot g. tanpa pelindung diri

d. pelindung mata

3. Selama melakukan pengadukan/pencampuran pestisida anda menggunakan

pelindung diri apa saja ? sebutkan:

a. topi, e. sarung tangan

b. masker, f. baju lengan panjang & celana panjang

c. sepatu boot g. tanpa pelindung diri

d. pelindung mata

4. Apakah waktu melakukan penyemprotan, anda melakukan kegiatan merokok

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

5.Apakah waktu melakukan penyemprotan, anda melakukan kegiatan makan?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 121: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

18

6.Apakah waktu melakukan penyemprotan, anda melakukan kegiatan minum?

a. Ya b. Kadang-kadang c. Tidak

7..Setelah selesai menyemprot, apakah anda selalu membersihkan seluruh

anggota badan dengan menggunakan sabun?

a. Ya b. Kadang-kadang c.Tidak

8.Pada saat atau sesudah melakukan penyemprotan, pernahkah anda mengalami

gejala-gejala seperti : pusing-pusing, sakit kepala, suka atau banyak meludah,

mata berair, pingsan?

a. Pernah. b. Tidak

E. HASIL PEMERIKSAAN CHOLINESTERASE

Hasil pengukuran cholinesterase darah petani penyemprot hama………………

1. 100% 3. 75% 5. 50 % 7. 25 %

2. 87,5% 4.62,5% 6. 37,5% 8. <25%

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 122: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

19

CARA PENILAIAN A. Pengetahuan

1. Benar = 2 Salah = 0

2. Benar = 2 Salah = 0

3. a = 2 b = 1 c = 0

4. a = 2 b = 1 c = 0

5. 6 jawaban benar = 2 , 4-5 benar = 1 , < 3 benar = 0

6. a = 2 b = 0 c = 0

7. a = 2 b = 0

8. 3 jawaban benar = 2 1-2 benar = 1 d = 0

9. a = 2 b = 0 c = 0

B. Perilaku

1. Benar = 2 Salah = 0

2. 6 jawaban benar = 2 , 4-5 benar = 1 < 3 benar =0 g = 0

3. 6 benar = 2, 4-5 benar = 1, < 3 benar = 0 g = 0

4. a = 0 b = 1 c = 2

5. a = 0 b = 1 c = 2

6. a = 0 b = 1 c = 2

7. a = 2 b = 1 c = 2

8. a = 0 b = 2

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 123: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

20

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 124: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

21

Desa Mekarsari Desa Pancasari No

Gol. Umur Lk % Pr % Jm % Lk % Pr % Jm %

1. 0-4 171 8,9 178 8,6 349 8,8 126 5,6 127 5,6 253 5,7 2 5-9 181 9,4 179 9,3 360 9,0 224 10,2 236 10,4 460 10,3 3 10-14 198 10,3 218 11,3 416 10,4 193 46,6 180 8,0 373 8,4 4 15-19 216 11,2 202 9,8 418 10,5 182 8,3 173 7,7 355 8,0 5 20-24 157 8,2 188 9,8 345 8,7 219 10,0 226 10,0 445 10,0 6 25-29 186 9,7 214 11,1 400 10,0 176 8,0 191 8,4 367 8,3 7 30-34 154 8,0 170 8,2 324 20,7 188 8,6 194 8,6 382 8,6 8 35-39 145 7,5 135 6,6 280 7,0 178 8,1 179 7,9 357 8,0 9 40-44 102 5,3 109 5,3 211 5,3 174 7,9 190 8,4 364 8,2 10 45-49 90 4,7 102 4,9 192 4,8 163 7,4 166 7,3 329 7,4 11 50-54 82 4,3 69 3,3 151 3,8 127 580 122 5,4 249 5,6 12 55-59 69 3,6 84 4,0 153 3,8 92 4,2 100 4,4 192 4,3 13 60-64 52 2,7 58 2,8 110 2,8 50 2,3 63 2,8 113 2,5 14 65-69 48 2,5 53 2,6 101 2,5 57 2,6 61 2,7 118 2,7 15 70 th + 70 3,6 102 4,9 172 4,3 37 1,7 49 2,2 86 1,9 Jumlah 1921 100 2061 100 3982 100 2188 100 2259 100 4.447 100

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani

Page 125: SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN ...repository.unair.ac.id/23464/2/gdlhub-gdl-s1-2006-karian...ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA LAMA PEMAPARAN

22

Kecamatan Baturiti dan Kecamatan Sukasada dalam Angka, 2004

No. Merek Dagang Bahan Aktif Dosis Jumlah Orang

1 Curacron Profenofus 1,5-2ml/lt 2 Fastak Alfametrin 1,25-2,5ml/lt 3 Decis Delfametin 0,5-1 ml/ltr 4 Dursban Klorpirifus 2-3 ml/ltr 5 Kaliandra Klorpirifus 2ml/lt 6 Dimacide Dimetoat 1-2 ml/ltr 7 Diazinon Diazinon 2 ml/ltr 8 Antracol Promb 1-2ml/lt 9 Ridomil Menkoseb 1-2 ml/lt 10 Marshal Karbonosul 2-3 ml/ltr 11 Sumialpha Espenpalerat 0,5-1ml/lt 12 Spontan Dimehipo 0,75-1,5ml/lt 13 Sidabas BPMC 2-4 ml/ltr 14 Tanabas BPMC 2-4 ml/ltr 15 Cymbush Sipermetrin 0,5-1ml/lt 16 Winder Imdakloprid 0,5-1ml/lt 17 Exocet Sipermetrin 1-2 ml/ltr 18 Sharpa Sipermetrin 0,5-1ml/lt 19 Score Bifenokonazol 0,25-1ml/lt 20 Matador Lamda sihalotin 0,5-1 ml/ltr

ADLN - Perpustakaan Universitas Airlangga

Skripsi Hubungan Antara Lama Pemaparan ... Ni Nyoman Kariani