skripsi hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan …repository.stikes-bhm.ac.id/654/1/1.pdf ·...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN
DARAH PADA ANGGOTA PROLANIS DI PUSKESMAS
SIMO KECAMATAN BALEREJO
Oleh :
DIDIK WAHYU NUGROHO
NIM: 201302073
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN 2018
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN
DARAH PADA ANGGOTA PROLANIS DI PUSKESMAS
SIMO KECAMATAN BALEREJO
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
DIDIK WAHYU NUGROHO
NIM: 201302073
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
TAHUN 2018
iii
iv
v
vi
PERSEMBAHAN
Alhamdulillah ku panjatkan puji syukur kepada Tuhan YME atas
dukungan dan doa dari orang – orang tercinta. Akhirnya skripsi ini dapat
terselesaikan dengan baik dan tepat waktu, oleh Karena itu, dengan rasa
bahagia saya ucapkan rasa syukur dan terimakasih saya kepada:
1. Rasa syukur yang tak terhingga pada Tuhan YME yang meridhoi
dan mengabulkan segala doa, Karena hanya atas izin dan
karuniaNyalah skripsi ini dapat terselesaikan
2. Orang tuaku tercinta yang telah mendidik dan membesarkanku
dengan penuh kasih sayang dan penuh kesabaran serta kepada
seluruh keluarga. Berkat dukungan kalianlah aku bisa menjadi
seperti ini
3. Bapak H.Edy Bachrun S.Km., M.kes dan Ibu Mega Arianti Putri,
S.Kep., Ns., M.Kep yang bersedia meluangkan waktu untuk
membimbing saya dengan penuh kesabaran, serta kepada Bapak
Aris Hartono, S.Kep., Ns., M.Kes selaku dewan penguji dan kepada
seluruh Dosen Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun. Terimakasih
atas semua Ilmu, didikan dan bimbingan yang telah bapak ibu
berikan kepada saya
4. Mas ekwantoro, Anang P, Andra F, Lucky A serta teman – teman
yang lain baik kelas A maupun kelas B Terima kasih untuk semua
pengorbanan dan dukungan kalian selama ini.
5. Teman-teman seperjuangan Prodi Keperawatan Angkatan 2013
terimakasih untuk kebersamaannya selama ini
Terima kasih yang sebesar – besarnya untuk semuanya skripsi ini saya
persembahkan untuk kalian semua dan Semoga Skripsi ini dapat
memberikan manfaat untuk pembaca.
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Didik Wahyu Nugroho
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Tempat dan Tanggal Lahir : Jambi, 21 Juni 1995
Agama : Islam
Riwayat Pendidikan :
1. Lulus Dari Sekolah Dasar 196 jambi tahun 2004
2. Lulus Dari Sekolah Menengah Pertama Negeri 2 jatipuro Tahun 2010
3. Lulus Dari Sekolah Menengah Atas Nglames Madiun 2013
4. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia Madiun 2013-
sekarang.
viii
ABSTRAK
Didik Wahyu Nugroho
201302073
HUBUNGAN INDEKS MASSA TUBUH DENGAN TEKANAN DARAH
PADA ANGGOTA PROLANIS DI PUSKESMAS SIMO KECAMATAN
BALEREJO
98 halaman + 17 tabel + 3 gambar + 13 lampiran
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Pada
pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), dan angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengidentifikasi Indeks Massa Tubuh dan tekanan darah serta untuk
menganalisis hubungan Indeks Massa Tubuh dengan tekanan darah.
Peneltian ini merupakan jenis penelitian korelasional, yaitu untuk
mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel. Hubungan korelatif mengacu
pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel diikuti oleh variasi variabel
yang lain minimal melibatkan dua variabel dengan pendekatan cross sectional.
Populasi pada penelitian ini adalah 80 orang anggota prolanis yang berada di
puskesmas sim. Peneliti menggunakan purposive sampling sehingga sampel
berjumlah 67 orang. Penelititan ini menggunakan analisis spearman rank untuk
menguji hubungan kedua variabel. Jenis data dari penelitian ini adalah ordinal.
Hasil Penelitian menunjukkan korelasi antara Indeks Massa Tubuh dengan
Tekanan Darah pada Anggota Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
didapatkan ρ= 0,000< α = 0,05, sedangkan nilai koefisien korelasi sebesar 0,652
yang di interpretasikan bahwa kekuatan hubungan antar variabel pada tingkat
substansial. Yang berarti bahwa terdapat hubungan positif antara imt dengan
tekanan darah, semakin tinggi IMT maka resiko tekanan darah semakin tinggi
pula.
Simpulan dari penelitian ini membuktikan bahwa ada hubungan antara
Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah pada Anggota Prolanis di Puskesmas
Simo Kecamatan Balerejo. peneliti menyarankan untuk mengatur pola hidup sehat
sehingga tekanan darah dapat terkontrol.
Kata Kunci : IMT(Indeks Massa Tubuh), Tekanan Darah, Prolanis
ix
ABSTRACT
Didik Wahyu Nugroho
201302073
THE RELATIONSHIP BETWEEN THE BODY MASS INDEX AND BLOOD
PRESSURE IN PROLANIS MEMBERS IN SIMO PUBLIC HEALTH
CENTER, BALEREJO DISTRICT
98 pages + 17 tables + 3 images + 13 attachments
Blood pressure is the pressure created on the walls of the arteries. On
blood pressure screening, two numbers will be obtained. Higher numbers were
obtained when the heart contracts (systolic), and lower numbers were obtained
when the heart relaxes (diastolic). The purpose of this study was to identifity
body mass index and blood pressure and to analyze the relationship of body
mass index with bood pressure.
The design of this research used correlational is to express correlative
relationship between variables. Correlative relationship refers to the tendency
that variations in a variable are followed by variations in other variables that
involve at least two variables with a cross sectional approach. The population in
this study were 80 prolanist members who were in the Simo Public Health
Center. Researchers used purposive sampling so that the sample amounted to 67
people. This research used spearman rank analysis to test the relationship
between the two variables. The type of data from this study was ordinal.
The results showed a correlation between Body Mass Index and Blood
Pressure in Prolanis Members in Simo Health Center, Balerejo district,
obtained alpha = 0,000 <= 0.05, while the correlation coefficient was 0.652
which was interpreted that the strength of the relationship between variables at
the level substantial. Which means that there was a positive relationship
between IMT and blood pressure, the higher the BMI, the higher the risk of
blood pressure.
Conclusions from this study prove that there was a relationship between
the Body Mass Index and Blood Pressure in Prolanis Members at the Simo
Health Center, Balerejo Subdistrict. researchers suggest to regulate a healthy
lifestyle so that blood pressure can be controlled.
Keywords: BMI (Body Mass Index), Blood Pressure, Prolanis
x
DAFTAR ISI
Sampul Depan ................................................................................................ i
Sampul Dalam ............................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ....................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ....................................................................................... iv
Halaman Pernyataan ....................................................................................... v
Persembahan ................................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... vi
Abstrak .......................................................................................................... vii
Abstract ......................................................................................................... viii
Daftar Isi ........................................................................................................ ix
Daftar Tabel .................................................................................................... xi
Daftar Gambar ............................................................................................... xii
Daftar Lampiran ............................................................................................. xiii
Daftar Singkatan ............................................................................................ xiv
Daftar Istilah .................................................................................................. xv
Kata Pengantar ............................................................................................... xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................. 7
1.3 Tujuan Penelitian .................................................................. 8
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................ 8
1.5 Keaslian Penelitian ............................................................... 9
1.6 Perbedaan Penelitian ............................................................. 10
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Indeks Massa Tubuh ............................................................. 11
2.1.1 Definisi Indeks Massa Tubuh ....................................... 11
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi Indeks Massa Tubuh ........ 12
2.1.3 Cara Memantau Indeks Massa Tubuh ........................... 13
2.1.4 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh ................................... 13
2.2 Tekanan Darah ...................................................................... 14
2.2.1 Definisi Hipertensi ....................................................... 14
2.2.2 Faktor yang Mempengaruhi Hipertensi ........................ 15
2.2.3 Patofisiologi Hipertensi ................................................ 19
2.2.4 Etiologi Hipertensi ....................................................... 20
2.2.5 Klasifikasi Hipertensi ................................................... 21
2.2.6 Penatalaksanaan Hipertensi .......................................... 21
2.3 Prolanis ................................................................................. 23
2.3.1 Definisi Prolanis .......................................................... 23
2.3.2 Tujuan Prolanis ............................................................ 24
2.3.3 Sasaran Prolanis ........................................................... 24
2.3.4 Bentuk Pelaksanaan/ Aktivitas Prolanis ....................... 25
2.3.5 Langkah-langkah Pelaksanaan Prolanis ........................ 26
xi
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................ 29
3.2 Hipotesis ............................................................................... 30
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian .................................................................. 31
4.2 Populasi dan Sampel ............................................................. 32
4.2.1 Populasi Peneltian ........................................................ 32
4.2.2 Sampel Peneltian ......................................................... 32
4.2.3 Kriteria Sampel ............................................................ 33
4.3 Teknik Sampling ................................................................... 33
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .................................................... 35
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ........................ 36
4.5.1 Identifikasi Variabel .................................................... 36
4.5.2 Definisi Operasional Variabel ...................................... 36
4.6 Instrumen Penelitian ............................................................. 37
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ................................................. 38
4.7.1 Lokasi Penelitian ......................................................... 38
4.7.2 Waktu Penelitian .......................................................... 38
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ................................................. 38
4.8.1 Pengumpulan Data ....................................................... 38
4.8.2 Pengolahan Data .......................................................... 39
4.9 Analisa Data ......................................................................... 41
4.9.1 Analisis Univariat ........................................................ 41
4.9.2 Analisis Bivariat .......................................................... 41
4.10 Etika Penelitian ..................................................................... 43
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian ...................................... 44
5.2 Hasil Penelitian ..................................................................... 44
5.2.1 Data umum .................................................................. 44
5.2.2 Data Khusus ................................................................ 47
5.3 Pembahasan .......................................................................... 49
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................... 54
6.2 Saran ..................................................................................... 55
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 56
LAMPIRAN ................................................................................................. 59
xii
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ........................................................... 9
Tabel 2.1 Klasifikasi IMT ................................................................ 13
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi ....................................................... 21
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ........................................... 37
Tabel 4.2 Interpretasi nilai r ............................................................. 42
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi jenis kelamin responden di
Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten
Madiun, Jawa Timur ......................................................... 45
Tabel 5.2 Distribusi usia responden di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur ......................... 45
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan responden di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur ......................... 45
Tabel 5.4 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
suku responden di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun, Jawa Timur ....................................... 46
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
tinggi badan responden di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur ......................... 46
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
berat badan responden di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur ......................... 47
Tabel 5.7 Distribusi klasifikasi responden berdasarkan imt
responden di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun, Jawa Timur ....................................... 47
Tabel 5.8 Distribusi klasifikasi responden berdasarkan tinggi badan
responden di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun, Jawa Timur ....................................... 48
Tabel 5.9 Distribusi klasifikasi responden berdasarkan tekanan
darah sistole responden di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur ......................... 48
Tabel 5.10 Distribusi klasifikasi responden berdasarkan kategori
tekanan darah responden di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur ......................... 48
Tabel 5. 11 Distribusi klasifikasi responden berdasarkan tekanan
darah diastol responden di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur ......................... 48
Tabel 5.12 Hasil diagram antara Hubungan indeks massa tubuh
dengan tekanan darah di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur ......................... 49
xiii
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1 Cara Mengukur IMT ...................................................... 13
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ..................................................... 29
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian .............................................. 35
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Izin Pencarian Data Awal ............................................. 59
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian ............................................................... 60
Lampiran 3 Surat Selesai Penelitian .......................................................... 61
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ................................ 61
Lampiran 5 Data Umum Responden ......................................................... 63
Lampiran 6 Lembar Observasi .................................................................. 64
Lampiran 7 Tabulasi Data Responden ....................................................... 66
Lampiran 8 Distibusi Frekuensi Data Umum Responden .......................... 69
Lampiran 9 Distibusi Frekuensi Data Khusus Responden ......................... 70
Lampiran 10 Hasil Uji Spearman rank ........................................................ 77
Lampiran 11 Dokumnetasi Penelitian .......................................................... 78
Lampiran 12 Jadwal Kegiatan Penelitian ..................................................... 79
xv
DAFTAR SINGKATAN
ACEI : Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor
AHA : American Heart Association
ALDO ANT : Aldosterone Antagonist
ARB : Angiotensin Receptor Blocker
BB : Beta Blocker
BPJS : Badan Penyelenggara Jaminan Sosial
CCB : Calcium Channel Blocker
DINKES : Dinas Kesehatan
DM : Diabetes Militus
FASKES : Fasilitas Kesehatan
FKTP : Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama
GDP : Gula Darah Puasa
HT : Hipertensi
IMT : Indeks Massa Tubuh
JKN : Jaminan Kesehatan Nasional
KEMENKES RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
PROLANIS : Program Pengelolaan Penyaki Kronis
PTM : Penyakit Tidak Menular
PUSKESMAS : Pusat Kesehatan Masyarakat
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
RAAS : Renin Angiotensin Aldosteron System
WHO : World Health Organization
xvi
DAFTAR ISTILAH
Cardiac output : Curah jantung
Cleaning : Pembersihan
Cross sectional : Suatu penelitian untuk mempelajari dinamika
korelasi
Coding : Pengkodean
Confidentially : Kerahasiaan
Data entry : Entri data
Editing : Edit / Penyuntingan
Frax tool : Alat ukur
Gateway reminder : Aplikasi dalam pesan sms
Home visit : Kunjungan rumah
Hyperthyroidism : Peningkatan kelenjar tiroid
Hyperaldosteronism : Peningkatan aldosteron
Informed consent : Penjelasan dan Persetujuan
List : Daftar
Medical cek up : Pemeriksaan kesehatan
Pheochromocytoma : Tumor jinak yang berkembang dari sel-sel
kromafin
Promote pressure growth : Mendorong pertumbuhan tekanan
Point time appoarch : Pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
Sampling : Sampel
Sedentary life : Pola hidup dengan tidak banyak melakukan
aktifitas fisik
Simple random sampling : Pengambilan sampel secara acak dan sederhana
Software : Perangkat lunak
Tabulating : Tabulasi
Overweight : Berat badan berlebih
Visceral : Mendalam
xvii
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul
“Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Hipertensi Pada Anggota Prolanis di
Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo” dapat diselesaikan.
Adapun maksud penulis menyusun skripsi ini adalah untuk memenuhi
persyaratan dalam menyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun.
Penulis sadar bahwa skripsi ini dapat terselesaikan berkat dorongan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati
mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo yang telah mengijinkan untuk
melakukan penelitian.
2. Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada Mulia
Madiun.
3. Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi Sarjana
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan selaku
pembimbing 1 dalam penyusunan skripsi ini..
4. H. Edy Bachrun, S.KM., M.Kes selaku pembimbing 2 dalam penyusunan
skripsi ini.
5. Aris Hartono, S.Kep., Ns., M.Kes selaku ketua dewan penguji dalam
penyusunan skripsi ini.
xviii
6. Keluarga tercinta yang selalu memberikan semangat dan dukungan dalam
penyusunan skripsi ini.
7. Teman-teman prodi Keperawatan dan semua pihak yang banyak
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Penulis menyadari karena keterbatasan pengetahuan dan kemampuan dalam
penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu saran dan kritik
yang membangun dari pembaca sangat kami harapkan untuk kesempurnaan
skripsi ini.
Madiun, Agustus 2018
Penulis,
Didik Wahyu Nugroho
201302073
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Hipertensi merupakan kondisi yang paling umum dijumpai dalam
perawatan primer. Hipertensi menurut World Health Organization (WHO) adalah
satu kondisi dimana pembuluh darah memiliki tekanan darah tinggi (tekanan
darah sistolik lebih dari 120 mmHg atau tekanan darah diastolik lebih dari 90
mmHg) yang menetap.Tekanan darah adalah kekuatan darah untuk melawan
tekanan dinding arteri ketika darah tersebut dipompa oleh jantung ke seluruh
tubuh. Semakin tinggi tekanan darah maka semakin keras jantung bekerja (WHO,
2011). Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka waktu lama
bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan yang memadai akan
menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal), jantung (penyakit jantung
koroner) dan otak (menyebabkan stroke). Oleh karena itu, maka partisipasi semua
pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan hipertensi, pemerintah, swasta
maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi dapat dikendalikan (Kemenkes RI,
2014).
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan
masalah penting saat ini karena selain mempunyai faktor resiko penyakit-penyakit
tertentu, juga dapat mempengaruhi produktivitas kerja. Oleh karena itu, maka
dilakukan pemantauan Indeks Massa Tubuh (IMT). Karena IMT erat kaitannya
dengan penyakit hipertensi baik pada laki-laki maupun pada perempuan. Resiko
terkena hipertensi dengan berat badan lebih berpeluang dua sampai tiga kali
2
dibandingkan dengan berat badan yang normal atau kurus. Kenaikan berat badan
(BB) sangat berpengaruh pada mekanisme timbulnya kejadian hipertensi pada
orang yang obesitas akan tetapi mekanisme terjadinya hal tersebut belum
dipahami secara jelas namun diduga pada orang yang obesitas terjadi peningkatan
volume plasma dan curah jantung yang akan meningkatkan tekanan darah
(Supariasa, 2012).
Sampai saat ini hipertensi masih menjadi masalah utama di dunia, baik di
negara maju maupun negara-negara berkembang, termasuk Indonesia. Data
American Heart Association (2013) menunjukkan sebanyak 77.9 juta atau 1 dari 3
orang dewasa di Amerika Serikat menderita hipertensi. Sedangkan pada tahun
2011, WHO mencatat bahwa dua per tiga dari penduduk dunia yang menderita
hipertensi diantaranya berada di Negara berkembang yang berpenghasilan rendah
dan sedang. Indonesia berada dalam deretan 10 negara dengan prevalensi
hipertensi tertinggi di dunia, bersama Myanmar, India, Srilanka, Bhutan, Thailand,
Nepal, dan Maldives. Prevalensi penyakit hipertensi 15-37% dari populasi
penduduk dewasa di dunia. Setengah dari populasi penduduk dunia yang berusia
lebih dari 60 tahun menderita hipertensi. Angka Proportional Mortality Rate
akibat hipertensi di seluruh dunia adalah 13% atau sekitar 7.1 juta kematian
(American Heart Association, 2011). Sesuai dengan data WHO bulan September
2011, disebutkan bahwa hipertensi menyebabkan 8 juta kematian per tahun di
seluruh dunia dan 1.5 juta kematian per tahun di wilayah Asia Tenggara (WHO,
2011).
3
Prevalensi hipertensi di Indonesia sebesar 26,5% pada tahun 2013, tetapi
yang terdiagnosis oleh tenaga kesehatan riwayat minum obat hanya sebesar 9,5%.
Hal ini menandakan bahwa sebagian besar kasus hipertensi di masyarakat belum
terdiagnosis dan terjangkau pelayanan kesehatan. Profil data kesehatan Indonesia
tahun 2011 menyebutkan bahwa hipertensi merupakan salah satu dari 10 penyakit
dengan kasus rawat inap terbanyak di rumah sakit pada tahun 2010, dengan
proporsi kasus 42,38% pria dan 57,62% wanita, serta 4,8% pasien meninggal
dunia. Provinsi Jawa Timur mempunyai prevalensi sebesar 37,4% (Kemenkes RI,
2013).
Dari hasil survei tentang penyakit terbanyak di rumah sakit di Provinsi
Jawa Timur, jumlah penderita hipertensi sebesar 4,89% pada hipertensi essensial
dan 1,08% pada hipertensi sekunder. Sementara dari kunjungan penyakit
terbanyak di puskesmas di Provinsi Jawa Timur, penyakit hipertensi menduduki
peringkat ke 3 setelah influensa dan diare dengan prosentase sebesar 12,41%.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun, hipertensi masuk
dalam 10 besar penyakit di Kabupaten Madiun pada tahun 2016. Data penyakit
hipertensi pada tahun 2016 menurut Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun terbesar
terdapat di Puskesmas desa Simo Kecamatan Balerejo yaitu sebesar 167 kasus
atau sebesar 20,37 %, kedua Puskesmas di Kecamatan Dagangan Puskesmas desa
Dagangan sebesar 105 kasus atau 12,80%, selanjutnya Puskesmas desa Sukosari
sebesar 57 kasus atau sebesar 6,95%, kemudian di desa Sumberejo Kecamatan
Madiun sebanyak 22 kasus atau 2,56%, dan yang terakhir Puskesmas desa
4
Mendak dan Jetis sama-sama terdapat 21 kasus atau 2,56% (Dinkes Kabupaten
Madiun, 2016).
Batas Indeks Massa Tubuh (IMT) untuk kategori kurus dengan berat badan
tingkat berat IMT sebesar <17,0 kg/m2 dan untuk kurus dengan kelebihan berat
badan tingkat ringan IMT sebesar 17,0 – 18,4 kg/m2, untuk kategori normal IMT
sebesar 18,5 - 25,0 kg/m2 dan untuk kategori obesitas dengan berat badan tingkat
ringan IMT sebesar 25,1 – 27,0 kg/m2
sedangkan untuk obesitas berat badan
tingkat berat IMT sebesar >27,0 kg/m2. Masalah berat badan berlebih (overweight)
dan kegemukan (obesitas) terjadi diseluruh Negara di dunia termasuk Indonesia.
sebanyak 10 % penduduk dewasa di Indonesia mengalami berat badan berlebih.
Data dari Riskesdas Depkes RI tahun 2013, menunjukkan bahwa prevalensi
obesitas pada kelompok umur dewasa sebesar 15.4 % dan overweight sebesar
13.5 %. Jika prevalensi obesitas dan overweight digabungkan, maka prevalensi
penduduk Indonesia yang mengalami kelebihan berat badan sebesar 28.9 %. Ini
adalah jumlah yang cukup besar karena lebih dari seperempat atau hampir
sepertiga penduduk Indonesia pada kelompok umur dewasa mengalami kelebihan
berat badan (Kemenkes RI,2012).
Berdasarkan data yang diambil pada 6 januari tahun 2017 di Puskesmas
Simo Kecamatan Balerejo terdapat peserta prolanis sebanyak 80 orang, dari
peserta prolanis tersebut sebanyak 49 orang menderita hipertensi, 17 orang
memiliki berat badan diatas batas maksimum yang dinyatakan sebagai kegemukan
atau obesitas, sedangkan sisanya memiliki penyakit diabetes militus dan diabetes
militus disertai hipertensi.
5
Obesitas dapat menimbulkan terjadinya hipertensi melalui berbagai
mekanisme, baik secara langsung maupun tidak langsung. Secara langsung
obesitas dapat menyebabkan peningkatan cardiac output karena makin besar
massa tubuh makin banyak pula jumlah darah yang beredar sehingga curah
jantung ikut meningkat. Sedangkan secara tidak langsung melalui perangsangan
aktivitas sistem saraf simpatis dan Renin Angiotensin Aldosteron System (RAAS)
oleh mediator-mediator seperti hormon, sitokin, adipokin, dsb. Salah satunya
adalah hormon aldosteron yang terkait erat dengan retensi air dan natrium
sehingga volume darah meningkat (Oktavia L, 2011).
Untuk memantau status gizi orang dewasa khususnya yang berkaitan
dengan kekurangan dan kelebihan berat badan, pemantauan IMT hanya berlaku
untuk orang dewasa berumur diatas 18 tahun. Pemantauan IMT tidak dapat
diterapkan pada olahragawan karena mereka mempunyai massa otot yang
berlebihan walaupun presentase lemah tubuh mereka dalam kadar yang rendah
sehingga menjadi tidak akurat, kemudian pada bayi, anak-anak dan remaja akan
menjadi tidak akurat karena jumlah lemak tubuh akan berubah seiringan dengan
pertumbuhan dan perkembangan tubuh badan seseorang. Jumlah lemak tubuh
pada lelaki dan perempuan juga berbeda selama pertumbuhan. Sedangkan pada
ibu hamil akan mengalami peningkatan dibandingkan sebelumnya sehingga
apabila dilakukan pemantauan IMT maka hasilnya akan cenderung melebihi
normal (Supariasa, 2012). Penelitian Anjum (2010) menunjukkan hubungan yang
konsisten antara IMT dengan kejadian hipertensi baik pada laki-laki maupun
perempuan. Kejadian hipertensi meningkat seiring dengan meningkatnya IMT.
6
Selain itu adanya kenaikan yang signifikan pada jumlah wanita yang hipertensi di
usia kurang dari 30 tahun dalam kategori overweight. Namun hanya sedikit
kenaikan dari trend hipertensi pada wanita diatas 59 tahun baik dalam kategori
berat badan lebih maupun overweight dibandingkan laki-laki. Mekanisme
terjadinya hipertensi pada kasus obesitas belum sepenuhnya dipahami, tetapi telah
diketahui bahwa pada obesitas terdapat peningkatan volume plasma dan curah
jantung yang akan meningkatkan tekanan darah (Anjum, 2010).
Mengurangi pola makan dengan makanan yang kaya garam dan lemak
jenuh, kebiasaan merokok, minum alkohol, kurang kegiatan fisik (sedentary life),
stres, difisiensi kalsium, magnesium serta kalium, hal ini bertujuan untuk
mengandalikan tekanan darah, memperbaiki status gizi seperti menurunkan berat
badan pada kegemukan, mengurangi keluhan dan gejala (pendekatan simtomatik),
mencegah komplikasi seperti stroke, dan gagal jantung. Penelitian Wang (2012)
menunjukkan bahwa orang-orang yang mengkonsumsi buah dan sayur biasanya
memiliki kebiasaan yang lebih sehat yaitu melakukan olahraga yang dapat
membakar lemak dan kalori agar berat badan menurun, kemudian tidak merokok,
dan tidak mengkonsumsi alkohol yang secara keseluruhan menurunkan resiko
hipertensi. Selain itu tingginya asupan buah dan sayur merupakan bagian dari pola
diet yang sehat yang memiliki efek yang menguntungkan dan merupakan cara
yang sederhana untuk pencegahan hipertensi, hal ini kemungkinan terjadi karena
adanya peningkatan dalam pengaturan berat badan (Wang, 2012).
Dalam mengatasi masalah ini Pemerintah mengadakan Program
Pengelolaan Penyakit Kronis (Prolanis), yaitu sistem pelayanan kesehatan dan
7
pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara terintegrasi yang melibatkan
Peserta, Fasilitas Kesehatan, dan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial (BPJS).
Prolanis menjadi program yang mampu meningkatkanefisiensi dan efektivitas
Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Artinya, tidak saja harus mengedepankan
peningkatan mutu pelayanan kesehatan, namun di saat yang sama juga harus
mengedepankan pengendalian biaya pelayanan kesehatan. Sasaran dari kegiatan
prolanis adalah seluruh peserta BPJS Kesehatan penyandang penyakit kronis
khusunya Diabetes Melitus (DM) Tipe II dan hipertensi. Kegiatan Prolanis lebih
menyasar pada penyandang penyakit DM tipe II dan hipertensi dikarenakan
penyakit tersebut dapat ditangani ditingkat primer dan dilakukan untuk mencegah
terjadinya komplikasi. pelayanan kesehatan tingkat lanjutan untuk setiap peserta.
Dilakukan analisis korelasi dan analisis risiko biaya menggunakan data jumlah
kunjungan peserta pada tahun 2011 yang digabungkan dengan data biaya
pelayanan kesehatan di rumah sakit pada tahun 2011-2013. Periode-periode data
tersebut dipilih untuk memberi jeda waktu yang cukup untuk mengevaluasi
program preventif (BPJS Kesehatan, 2014).
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan rumusan masalah
sebagai berikut. “Adakah hubungan antara IMT dengan tekanan darah pada
anggota Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo?”
8
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.3 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan IMT dengan tekanan darah di Puskesmas Simo,
Kecamatan Balerejo.
1.3.4 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi IMT pada Anggota Prolanis di Puskesmas Simo,
Kecamatan Balerejo.
2. Mengidentifikasi tekanan darah pada Anggota Prolanis di Puskesmas
Simo, Kecamatan Balerejo.
3. Menganalisis hubungan indeks massa tubuh dengan tekanan darah pada
Anggota Prolanis di Puskesmas Simo, Kecamatan Balerejo.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Bagi peneliti menambah pengetahuan dan pengalaman dalam menerapkan
mata kuliah metodologi penelitian.
2. Bagi responden memberikan informasi penyebab meningkatnya tekanan
darah.
3. Bagi institusi tempat penelitian data hasil penelitian ini dapat dijadikan
sumber informasi bagi puskesmas sehingga mampu memberikan program
pemeriksaan check up secara rutin.
4. Bagi profesi keperawatan dapat digunakan sebagai tambahan ilmu untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan terutama memberikan pendidikan
kesehatan.
9
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
Judul
Penelitian
Nama
Peneliti
Tahun
dan
Tempat
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
Hubungan Indeks
Massa
Tubuh
Dengan
Kadar Gula
Darah pada
Lansia di
Kota
Semarang
Yunan Dian
Priasmara
Tahun 2015, di
Gelora Tri
Lomba
Juang
Kota
Semarang
MenggunakanMetode Penelitian
Kuantitatif
Dengan Analisis
Deskriptif
Dengan
Pendekatan
Cross sectional
Variabel Bebas :
Indeks
Massa
Tubuh
Variabel
Terikat :
Kadar Gula
Darah
Terdapat Hubungan Dengan
Variabel Kadar
Gula Darah
Sewaktu Dengan
Nilai Koefisien
Korelasi (R)
Sebesar 0,614 dan
Nilai Signifikan (α)
Sebesar 0,034
Maka Terdapat
Hubungan
Hubungan Indeks
Massa
Tubuh dan
Asam
Lemak
Jenuh
Dengan
SerumRasio
Ldl/Hdl
Lansia
Karunia Agustin
Nurrul
Affanti
Tahun 2015, di
Semarang
Selatan
Menggunakan Metode Cross
Sectional
Dengan uji
Regresi Linier
Variabel Bebas :
Indeks
Massa
Tubuh,
Asupan
Asam
Lemak
Jenuh
Variabel
Terikat :
Rasio Ldl
Dari 40 Lansia 20 (50%) Overweight,
17 (42,5%) Normal
dan 3 (7,5%)
Underweight.
Asupan Lemak
Jenuh Lansia,
87,5% diantaranya
Tinggi, Sedangkan
12,5% Lansia
Memiliki Asupan
Lemak Jenuh Yang
Rendah . Ditemukan
Hubungan Yang
Signifikan Antara
Indeks Massa
Tubuh Dengan
Rasio LDL/HDL
Hubungan
Nilai Indeks
Massa
Tubuh
Dengan
Nilai Resiko Fraktur
Osteoporosis
Berdasarkan
Perhitungan
Frax Tool
Pada Wanita
Usia ≥50
Tahun di
Klub Bina
Lansia
Ahmad
Khoiron
Nashirin
Tahun
2015,
Klub Bina
Lansia
Pisangan
Ciputat
Menggunakan
Metode
Penelitian Uji
Hipotesis
Korelatif
Spearmen
Variabel
Bebas :
Nilai
Indeks
Massa
Tubuh Variabel
Terikat :
Nilai
Resiko
Fraktur
Osteoporosi
s
Berdasarka
n
Perhitungan
Dari 55 Responden
Menyatakan
Adanya Hubungan
(Korelasi) Antara
Nilai IMT Dengan
Nilai Resiko Fraktur
Osteoporosis
Mayor Dan
FemurBerdasarkan
Perhitungan Frax
Tool (p=0,027;
p=0,000 Dengan
r=0,467). Hasil Ini
Memiliki Nilai
Korelasi Negatif
10
Judul
Penelitian
Nama
Peneliti
Tahun
dan
Tempat
Penelitian
Rancangan
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
Pisangan
Ciputat
Frax Tool Yang Artinya
Semakin Rendah
Nilai IMT
Seseorang,
Semakin Besar
Nilai Resiko
Fraktur
Osteoporosisnya
1.6 Perbedaan Penelitian
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu adalah pada
penggunaan Variabel penggunaan variabel independen yang saya gunakan adalah
indeks massa tubuh sedangkan untuk variabel dependennya adalah tekanan darah
pada anggota prolanis di Puskesmas Simo, Kecamatan Balerejo, ini berbeda
dengan penelitian Yunan Dian Priasmara yang menggunakan Variabel Bebas
Indeks Massa Tubuh dan Variabel Terikat adalah Kadar Gula Darah yang
berlokasi di Gelora Tri Lomba Juang Kota Semarang.
Pada penelitian Agustin Nurrul Affanti menggunakan variabel Bebas
Indeks Massa Tubuh, Asupan Asam Lemak Jenuh dan menggunakan variabel
Terikat Rasio Ldl , di Semarang Selatan. Dan pada penelitian Ahmad khoiron
nashirin menggunakan Variabel bebas nilai indeks massa tubuh dan Variabel
terikat Nilai resiko fraktur osteoporosis berdasarkan perhitungan frax tool.
11
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Indeks Massa Tubuh
2.1.1 Definisi Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh (IMT) adalah nilai yang diambil dari perhitungan
antara berat badan (BB) dan tinggi badan (TB) seseorang. IMT dipercayai dapat
menjadi indikator atau mengambarkan kadar lemak dalam tubuh seseorang.
Pengukuran dan penilaian menggunakan IMT ini juga berhubungan dengan
kekurangan dan kelebihan status gizi. Gizi kurang dapat meningkatkan risiko
terhadap penyakit infeksi dan gizi lebih dengan akumulasi lemak tubuh berlebihan
meningkatkan risiko menderita penyakit degeneratif (Supariasa, 2012).
Indeks massa tubuh (IMT) adalah metode yang murah, mudah dan
sederhana untuk menilai status gizi pada seorang individu. Dalam penggunaannya,
IMT memakai rumus matematis yang dinyatakan sebagai berat badan (dalam
kilogram) dibagi dengan kuadrat tinggi badan (dalam meter). Penggunaan rumus
ini hanya dapat diterapkan pada seseorang berusia antara 19 hingga 70 tahun,
berstruktur tulang belakang normal, bukan atlet atau binaragawan, dan bukan ibu
hamil atau menyusui. Pengukuran IMT ini dapat digunakan terutama jika
pengukuran tebal lipatan kulit tidak dapat dilakukan atau nilai bakunya tidak
tersedia (Arisman, 2011).
12
2.1.2 Faktor yang Mempengaruhi IMT
Menurut Asil (2014) ada beberapa faktor yang mempengaruhi IMT yaitu:
1. Usia
Prevalensi obesitas meningkat secara terus menerus dari usia 20-60
tahun. Setelah usia 60 tahun, angka obesitas mulai menurun.
2. Jenis Kelamin
Distribusi lemak tubuh juga berbeda pada pria dan wanita, wanita
cenderung mengalami obesitas.
3. Genetik
Beberapa studi membuktikan bahwa faktor genetik dapat
memengaruhi berat badan seseorang. Penelitian menunjukkan bahwa
orangtua obesitas menghasilkan proporsi tertinggi anak-anak obesitas.
4. Pola Makan
Makanan siap saji juga berkontribusi terhadap epidemi obesitas.
Banyak keluarga yang mengonsumsi makanan siap saji yang
mengandung tinggi lemak dan tinggi gula. Alasan lain yang
meningkatkan kejadian obesitas yaitu peningkatan porsi makan.
5. Aktivitas Fisik
Saat ini level aktivitas fisik telah menurun secara dramatis, seiring
dengan pengalihan buruh manual dengan mesin dan peningkatan
penggunaan alat bantu rumah tangga, transportasi dan rekreasi.
13
2.1.3 Cara Memantau Indeks Massa Tubuh
Indeks massa tubuh diukur sebagai berat badan dalam kilogram (kg) dibagi
tinggi badan dalam meter dikuadratkan (m²) dan tidak terkait dengan jenis
kelamin. Penggunaan IMT hanya berlaku untuk orang dewasa yang berusia 18
tahun ke atas. IMT tidak diterapkan pada bayi, anak, remaja, ibu hamil dan
olahragawan, serta tidak dapat diterapkan dalam keadaan khusus (penyakit
lainnya), seperti edema, asites, dan hepatomegali (Supariasa, 2012).
Gambar 2.1 Cara Mengukur IMT
Rumus Indeks Massa Tubuh :
Sumber: Supariasa, 2012
2.1.4 Klasifikasi Indeks Massa Tubuh
Dalam pemantauan IMT dapat diklasifikasikan menjadi berat badan dalam
keadaan normal, kurus ataupun gemuk, untuk berat badan kurus dan gemuk di
klasifikasikan lagi menjadi ringan dan berat. Klasifikasi IMT tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut :
Tabel 2.1 Klasifikasi IMT
Kategori Keterangan IMT
Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat
Kekurangan berat badan tingkat ringan
< 17,0
17,0-18,5
Normal >18,5-25,0
Gemuk Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan
Kelebihan berat badan tingkat berat
>25,0-27,0
>27,0
Sumber : Supariasa, 2012
14
2.2 Tekanan Darah
Tekanan darah adalah tekanan yang ditimbulkan pada dinding arteri. Pada
pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi
diperoleh pada saat jantung berkontraksi (sistolik), dan angka yang lebih rendah
diperoleh pada saat jantung berelaksasi (diastolik). Tekanan darah sistolik adalah
tekanan darah yang terjadi ketika otot jantung berdenyut memompa darah
sehingga darah terdorong ke luar dari jantung menuju seluruh tubuh. Sedangkan
tekanan darah diastolik adalah tekanan darah saat darah memasuki jantung. Rata-
rata tekanan darah normal biasanya 120/80 mmHg (Widharto, 2009).
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah mirip
dengan tekanan dari air (darah) di dalam pipa air (arteri). Makin kuat aliran yang
keluar dari keran (jantung) makin besar tekanan dari air terhadap dinding pipa.
Jika pipa tertekuk atau mengecil diameternya (seperti pada aterosklerosis), maka
tekanan meningkat. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari, sesuai dengan
situasi. Tekanan darah meningkat dalam keadaan gembira, cemas, atau sewaktu
melakukan aktivitas fisik. Setelah situasi ini berlalu, tekanan darah kembali
menjadi normal. Apabila tekanan darah tetap tinggi maka disebut sebagai
hipertensi atau tekanan darah tinggi (Sample, P 2007).
2.2.1 Definisi Hipertensi
Hipertensi atau tekanan darah tinggi adalah peningkatan tekanan darah
sistolik lebih dari 120 mmHg dan tekanan darah diastolik lebih dari 80 mmHg
pada dua kali pengukuran dengan selang waktu lima menit dalam keadaan cukup
15
istirahat atau tenang. Peningkatan tekanan darah yang berlangsung dalam jangka
waktu lama (persisten) bila tidak dideteksi secara dini dan mendapat pengobatan
yang memadai maka akan menimbulkan kerusakan pada ginjal (gagal ginjal),
jantung (penyakit jantung koroner) dan otak (menyebabkan stroke). Oleh karena
itu, maka partisipasi semua pihak, baik dokter dari berbagai bidang peminatan
hipertensi, pemerintah, swasta maupun masyarakat diperlukan agar hipertensi
dapat dikendalikan (Kemenkes RI, 2014).
Hipertensi merupakan penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius
saat ini. Hipertensi dikategorikan sebagai penyakit yang berbahaya karena
penderita tidak mengetahui dirinya mengidap hipertensi atau tidak mengetahui
sebelum memeriksakan tekanan darahnya. Insiden hipertensi meningkat seiring
bertambahnya usia. Bahaya hipertensi yang tidak dapat dikendalikan dapat
menimbulkan komplikasi yang berbahaya, seperti penyakit jantung koroner,
stroke, ginjal dan gangguan penglihatan. Kematian akibat hipertensi menduduki
peringkat atas daripada penyebab-penyebab lainnya (Bambang, 2011).
2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hipertensi
Ada dua faktor yang mempengaruhi terjadinya hipertensi, yaitu:
1. Faktor–faktor yang Tidak Dapat Dikendalikan
a. Umur
Hipertensi pada orang dewasa berkembang mulai umur 18 tahun ke
atas. Hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur,
semakin tua usia seseorang maka pengaturan metabolisme zat
kapur (kalsium) terganggu. Hal ini menyebabkan banyaknya zat
16
kapur yang beredar bersama aliran darah. Akibatnya darah menjadi
lebih padat dan tekanan darah pun meningkat. Endapan kalsium di
dinding pembuluh darah menyebabkan penyempitan pembuluh
darah (arteriosklerosis). Aliran darah pun menjadi terganggu dan
memacu peningkatan tekanan darah (Herbert B, Anggie & casey,
2012).
b. Jenis Kelamin
Pada umumnya pria lebih banyak menderita hipertensi
dibandingkan dengan perempuan, dengan rasio sekitar 2,29% untuk
peningkatan tekanan darah sistolik. Pria sering mengalami tanda-
tanda hipertensi pada usia akhir tiga puluhan. Pria diduga memiliki
gaya hidup yang cenderung dapat meningkatkan tekanan darah
dibandingkan dengan perempuan. Akan tetapi setelah memasuki
menopause, prevalensi hipertensi pada perempuan meningkat.
Wanita memiliki resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi.
Produksi hormon estrogen menurun saat menopause, wanita
kehilangan efek menguntungkannya sehingga tekanan darah
meningkat (Herbert B, Anggie & casey, 2012).
c. Keturunan (Genetik)
Pada 70-80% kasus hipertensi esensial, terdapat riwayat hipertensi
dalam keluarga faktor genetik ini juga dipengaruhi faktor-faktor
lingkungan lain, yang kemudian menyebabkan seseorang menderita
hipertensi. Faktor genetik juga berkaitan dengan metabolisme
17
pengaturan garam dan renin membran sel. Menurut Davidson bila
kedua orang tuanya menderita hipertensi maka sekitar 45% akan
turun ke anak-anaknya dan bila salah satu orang tuanya yang
menderita hipertensi maka sekitar 30% akan turun ke anak-anaknya
(Anna P, 2010).
d. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada
yang berkulit putih, serta lebih besar tingkat morbiditas maupun
mortalitasnya. Sampai saat ini, belum diketahui secara pasti
penyebabnya. Berbagai golongan etnik dapat berbeda dalam
kebiasaan makan, susunan genetika, dan sebagainya yang dapat
mengakibatkan angka kesakitan dan kematian (Cahyono, 2010).
2. Faktor-faktor yang Dapat Dikendalikan
a. Obesitas
Obesitas adalah keadaan dimana terjadi penimbunan lemak
berlebih didalam jaringan tubuh. Jaringan lemak tidak aktif akan
menyebabkan beban kerja jantung meningkat. Pada kebanyakan
kajian, kelebihan berat badan berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan
risiko hipertensi (Mac Mahon, 2010).
b. Konsumsi Garam
Garam merupakan faktor yang sangat penting dalam patogenesis
hipertensi. Pengaruh asupan terhadap timbulnya hipertensi terjadi
melalui peningkatan volume plasma, curah jantung, dan tekanan
18
darah. Yang dimaksud garam adalah garam natrium seperti yang
terdapat dalam garam dapur, soda kue, baking powder, natrium
benzoat, dan vetsin (mono sodium glutamat). Dalam keadaan
normal, jumlah natrium yang dikeluarkan tubuh melalui urin harus
sama dengan jumlah yang dikonsumsi, sehingga terdapat
keseimbangan (Almatsier S, 2010).
c. Stres
Stres merupakan Suatu keadaan non spesifik yang dialami
penderita akibat tuntutan emosi, fisik atau lingkungan yang
melebihi daya dan kemampuan untuk mengatsi dengan efektif.
Stres diduga melalui aktivitas syaraf simpatis (syaraf yang bekerja
saat beraktivitas). Peningkatan aktivitas syaraf simpatis
mengakibatkan tekanan darah secara intermitten (tidak menentu).
Gangguan kepribadian yang bersifat sementara dapat terjadi pada
orang yang menghadapi keadaan yang menimbulkan stres. Apabila
stres berlangsung lama dapat mengakibatkan peninggian tekanan
darah yang menetap (Sutanto, 2010).
d. Merokok
Rokok mengandung ribuan zat kimia berbahaya bagi kesehatan
tubuh, diantaranya yaitu tar, nikotin, dan karbon monoksida. Zat
kimia tersebut yang masuk kedalam aliran darah dapatr merusak
lapisan endotel pembuluh darah arteri dan mengakibatkan proses
aterosklerosis dan hipertensi (Anna P, 2010).
19
e. Konsumsi Alkohol
Orang yang gemar mengkonsumsi alkohol dengan kadar tinggi
akan memiliki tekanan darah yang cepat berubah dan cenderung
meningkat tinggi. Alkohol juga memiliki efek yang hampir sama
dengan karbon monoksida yaitu dapat meningkatkan keasaman
darah. Meminum alkohol secara berlebihan, yaitu tiga kali atau
lebih dalam sehari merupakan faktor penyebab 7% kasus hipertensi
(Anna P, 2010).
f. Kebiasaan Minum Kopi
Pengaruh kopi terhadap terjadinya hipertensi saat ini masih
kontroversial. Kopi mempengaruhi tekanan darah karena
mengandung polifenol, kalium, dan kafein. Kafein memiliki efek
yang antagonis kompetitif terhadap reseptor adenosin. Adenosin
merupakan neuromodulator yang mempengaruhi sejumlah fungsi
pada susunan saraf pusat. Hal ini berdampak pada vasokonstriksi
dan meningkatkan total resistensi perifer, yang akan menyebabkan
tekanan darah. Kandunagan kafein pada secangkir kopi sekitar 80-
125 mg (Anna P, 2010).
2.2.3 Patofisiologi Hipertensi
Curah jantung Peningkatan curah jantung dapat terjadi melalui 2 cara yaitu
peningkatan volume cairan dan rangsangan syaraf yang mempengaruhi
kontraktilitas jantung. Bila curah jantung meningkat tiba-tiba, misalnya
rangsangan syaraf adrenergik, barorefleks akan menyebabkan penurunan
20
resistensi vaskuler dan tekanan darah akan normal, namun pada orang tertentu,
kontrol tekanan darah melalui barorefleks tidak adekuat, ataupun kecenderungan
yang berlebihan akan terjadi vasokonstriksi perifer, menyebabkan hipertensi yang
temporer akan menjadi hipertensi dan sirkulasi hiperkinetik. Pada hipertensi yang
menetap, terjadi peningkatan resistensi perifer, sedangkan curah jantung normal
atau menurun (Kaplan NM, 2010).
Peningkatan resistensi perifer dapat disebabkan oleh hipertrofi dan
konstriksi fungsional dari pembuluh darah, berbagai faktor yang dapat
menyebabkan mekanisme ini yaitu adanya:
1. Promote pressure growth seperti adanya katekolamin, resistensi insulin,
angiostensin, hormon natriuretik, hormon pertumbuhan, dll.
2. Faktor genetik adanya defek transport natrim dan Ca terhadap sel
membran.
3. Faktor yang berasal dari endotel yang bersifat vasokonstriktor seperti
endotelium, tromboxe A2 dan prostaglandin H2 (Kaplan NM, 2010).
2.2.4 Etiologi Hipertensi
Berdasarkan etiologinya hipertensi dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Hipertensi esensial (hipertensi primer atau idiopatik)
hipertensi yang tidak jelas penyebabnya, hal ini ditandai dengan
terjadinya peningkatan kerja jantung akibat penyempitan pembuluh
darah tepi. Lebih dari 90% kasus hipertensi termasuk dalam kelompok
ini. Penyebabnya adalah multifaktor, terdiri dari faktor genetik, gaya
hidup, dan lingkungan.
21
2. Hipertensi sekunder
hipertensi yang disebabkan oleh penyakit sistemik lain yaitu, seperti
renal arteri stenosis, hyperldosteronism, hyperthyroidism,
pheochromocytoma, gangguan hormon dan penyakit sistemik lainnya.
Prevalensinya hanya sekitar 5-10% dari seluruh penderita hipertensi
(Herbert B, Anggie & casey, 2012).
2.2.5 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi hipertensi merupakan cara agar dapat memudahkan diagnosis
dan terapi atau penatalaksanaan hipertensi. Klasifikasi tersebut dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 2.2 Klasifikasi Hipertensi
Klasifikasi Sistolik Diastolik
Normal < 120 < 80
Hipertensi ≥ 140 ≥ 90
Hipertensi stadium 1 140 – 159 90 – 99
Hipertensi stadium 2 160 – 169 100 – 109
Hipertensi stadium 3 ≥ 180 ≥ 110
Sumber: Yogiantoro, 2009
2.2.6 Penatalaksanaan Hipertensi
Hipertensi dapat ditatalaksana dengan menggunakan perubahan gaya
hidup atau dengan obat-obatan. Perubahan gaya hidup dapat dilakukan dengan
membatasi asupan garam tidak melebihi seperempat sampai setengah sendok teh
atau enam gram perhari, menurunkan berat badan yang berlebih, menghindari
minuman yang mengandung kafein, berhenti merokok, dan meminum minuman
beralkohol. Penderita hipertensi dianjurkan berolahraga, dapat berupa jalan, lari,
jogging, bersepeda selama 20-25 menit dengan frekuensi 3-5 kali per minggu.
22
Cukup istirahat (6-8 jam) dan megendalikan istirahat penting untuk penderita
hipertensi (Kemenkes RI, 2013).
Menurut Kemenkes RI (2013) Makanan yang harus dihindari atau dibatasi
oleh penderita hipertensi adalah sebagai berikut:
1. Makanan yang memiliki kadar lemak jenuh yang tinggi, seperti otak,
ginjal, paru, minyak kelapa, gajih.
2. Makanan yang diolah dengan menggunakan garam natrium, seperti
biskuit, kreker, keripik dan makanan kering yang asin.
3. Makanan yang diawetkan, seperti dendeng, asinan sayur atau buah, abon,
ikan asin, pindang, udang kering, telur asin, selai kacang.
4. Susu full cream, margarine, mentega, keju mayonnaise, serta sumber
protein hewani yang tinggi kolesterol seperti daging merah sapi atau
kambing, kuning telur, dan kulit ayam.
5. Makanan dan minuman dalam kaleng, seperti sarden, sosis, korned,
sayuran serta buah-buahan kaleng, dan soft drink.
6. Bumbu-bumbu seperti kecap, maggi, terasi, saus tomat, saus sambal,
tauco, serta bumbu penyedap lain yang pada umumnya mengandung
garam natrium.
7. Alkohol dan makanan yang mengandung alkohol seperti durian dan tape.
Jenis-jenis obat antihipertensi yang dianjurkan untuk terapi farmakologis
hipertensi: (Yogiantoro, 2009).
1. Diuretika, terutama jenis Thiazide (Thiaz) atau Aldosterone Antagonist
(Aldo Ant).
23
2. Beta Blocker (BB).
3. Calcium Channel Blocker atau Calcium antagonist (CCB).
4. Angiotensin Converting Enzyme Inhibitor (ACEI).
5. Angiotensin II Receptor Blocker atau AT, receptor antagonist or blocker
(ARB).
2.3 Prolanis
2.3.1 Definisi Prolanis
Prolanis merupakan upaya promotif dan preventif yang dilakukan oleh
BPJS kesehatan pada era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Pada buku panduan
praktis program pengelolaan penyakit kronis yang diterbitkan oleh BPJS sudah
dijelaskan secara detail mengenai konsep prolanis. Prolanis adalah suatu sistem
pelayanan kesehatan dan pendekatan proaktif yang dilaksanakan secara
terintegrasi yang melibatkan peserta, fasilitas kesehatan dan BPJS Kesehatan
dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi peserta BPJS Kesehatan yang
menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas hidup yang optimal dengan
biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien. (BPJS Kesehatan, 2014).
Kegiatan Prolanis ini tentunya sangat bermanfaat bagi kesehatan para
pengguna peserta BPJS. Selain itu kegiatan Prolanis dapat membantu BPJS
kesehatan dalam meminimalisir kejadian Penyakit Tidak Menular (PTM), dimana
pembiayaan untuk pasien dengan penyakit kronis sangat tinggi, maka perlu
dilakukan upaya pencegahan terkait penyakit kronis. Adapun tujuan yang ingin
dicapai dari kegiatan Prolanis ini adalah mendorong peserta penyandang penyakit
kronis mencapai kualitas hidup optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar
24
yang berkunjung ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP) memiliki hasil
“baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap penyakit DM tipe 2 dan hipertensi
sesuai panduan klinis terkait sehingga dapat mencegah timbulnya komplikasi
penyakit (BPJS Kesehatan, 2014).
Prolanis merupakan suatu sistem pelayanan kesehatan dan pendekatan
proaktif yang dilaksanakan secara terintegratif yang melibatkan peserta, Fasilitas
Kesehatan, dan BPJS Kesehatan dalam rangka pemeliharaan kesehatan bagi
peserta BPJS Kesehatan yang menderita penyakit kronis untuk mencapai kualitas
hidup yang optimal dengan biaya pelayanan kesehatan yang efektif dan efisien
(BPJS Kesehatan, 2014).
2.3.2 Tujuan Prolanis
Mendorong peserta penyandang penyakit kronis untuk mencapai kualitas
hidup yang optimal dengan indikator 75% peserta terdaftar yang berkunjung ke
Faskes Tingkat Pertama memliki hasil “baik” pada pemeriksaan spesifik terhadap
penyakit DM tipe II dan Hipertensi sesuai Panduan Klinis terkait sehingga
mencegah timbulnya komplikasi penyakit. (BPJS Kesehatan, 2014).
2.3.3 Sasaran Prolanis
Sasaran dari Pronalis sendiri merupakan seluruh peserta BPJS penyandang
penyakit kronis (Diabetes Melitus tipe II dan Hipertensi). Dengan penanggung
jawab program ini adalah Kantor Cabang BPJS Kesehatan bagian Manajemen
pelayanan primer (BPJS Kesehatan, 2014).
25
2.3.4 Bentuk Pelaksanaan/ Aktivitas Prolanis
Aktivitas Prolanis dilaksanakaan dengan mencakup 5 metode, yaitu :
1. Konsultasi Medis
Dilakukan dengan cara konsultasi medis antara peserta Prolanis
dengan tim medis, jadwal konsultasi disepakati bersama antara peserta
dengan Faskes Pengelola.
2. Edukasi Kelompok Peserta Prolanis
Edukasi klub Resiko Tinggi (Klub Prolanis) adalah kegiatan untuk
meningkatkan pengetahuan kesehatan dalam upaya memulihkan
penyakit dan mencegah timbulnya kembali penyakit serta
meningkatkan status kesehatan bagi peserta prolanis. Sasaran dari
metodi ini yaitu, terbentuknya kelompok peserta (Klub) Prolanis
minimal 1 Faskes Pengelola 1 Klub. Pengelompokan diutamakan
berdasarkan kondisi kesehatan peserta dan kebutuhan edukasi.
3. Reminder melalui SMS Gateway Reminder
Kegiatan untuk memotivasi peserta untuk melakukan kunjungan rutin
kepada Faskes Pengelola melalui peringatan jadwal konsultasi ke
Faskes Pengelola tersebut. Sasaran dari hal ini adalah
tersampaikannya reminder jadwal konsultasi peserta ke masing –
masing Faskes Pengelola.
4. Home Visit
Home visit adalah kegiatan pelayanan kunjungan kerumah peserta
Prolanis untuk pemberian informasi / edukasi kesehatan diri dan
26
lingkungan bagi peserta Prolanis dan keluarga. Sasaran : Peserta
Prolanis dengan kriteria :
a. Peserta baru terdaftar,
b. Peserta tidak hadir terapi di Dokter praktek perorangan/ Klinik
Puskesmas selama 3 bulan berturut-turut,
c. Peserta dengan Gula Darah Puasa (GDP)/ GDPP dibawah standar
3 bulan berturut-turut,
d. Peserta dengan tekanan darah tidak terkontrol 3 bulan berturut-
turut,
e. Peserta pasca opname.
5. Pemantauan status kesehatan (Skrining kesehatan)
Mengontrol riwayat pemeriksaan kesehatan untuk mencegah agar
tidak terjadi komplikasi atau penyakit berlanjut (BPJS Kesehatan,
2014).
2.3.5 Langkah-langkah Pelaksanaan Prolanis
Menurut BPJS Kesehatan (2014), persiapan pelaksanaan prolanis memiliki
beberapa tahap. Berikut tahap - tahap persiapan pelaksanaan prolanis :
1. Melakukan identifikasi data peserta sasaran berdasarkan :
a. Hasil skrining riwayat kesehatan.
b. Hasil diagnosa DM dan HT (pada Faskes tingkat pertama maupun
RS).
27
2. Menentukan target sasaran.
3. Melakukan pemetaan Faskes dokter keluarga/ Puskesmas distribusi
berdasarkan distribusi target sasaran peserta.
4. Menyelenggarakan sosialisasi Prolanis kepada Faskes pengelola.
5. Melakukan pemetaan jejaring Faskes pengelola (Apotek, Laboratorium).
6. Permintaan pernyataan kesediaan jejaring Faskes untuk melayani peserta
Prolanis.
7. Melakukan sosialisasi Prolanis kepada peserta (Instansi, pertemuan
kelompok pasien kronis di RS, dan lain lain).
8. Penawaran kesediaan terhadap peserta penyandang Diabetes Melitus tipe
II dan Hipertensi untuk bergabung dalam Prolanis.
9. Melakukan verifikasi terhadap kesesuaian data diagnosa dengan form kes
ediaan yang diberikan oleh calon peserta Prolanis.
10. Mendistribusikan buku pemantauan kesehatan kepada peserta terdaftar
Prolanis.
11. Melakukan Rekapitulasi daftar peserta.
12. Melakukan entri data peserta dan pemberian flag bagi peserta prolanis.
13. Melakukan distribusi data peserta prolanis sesuai Faskes pengelola.
14. Bersama dengan Faskes melakukan rekapitulasi data pemeriksaan status
peserta, meliputi pemeriksaan GDP, GDPP, Tekanan Darah, IMT, HbA1C.
Bagi peserta yang belum dilakukan pemeriksaan, harus segera dilakukan
pemeriksaan.
28
15. Melakukan rekapitulasi data hasil pencatatan status kesehatan awal peserta
per Faskes pengelola.
16. Melakukan monitoring aktifitas Prolanis pada masing-masing Faskes
Pengelola
a. Menerima laporan aktifitas Prolanis dari Faskes pengelola.
b. Menganalisa data.
17. Menyusun umpan balik kinerja Faskes Prolanis.
18. Membuat laporan kepada Kantor Divisi Regional/ Kantor Pusat.
29
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep adalah konsep yang dipakai sebagai landasan berpikir
yang akan membantu peneliti menghubugkan hasil penemuan dengan teori
(Nursalam, 2013). Kerangka konsep ini di manifestasikan seperti pada gambar
berikut :
Keterangan :
: Diteliti : Tidak diteliti
: Berhubungan : Pengaruh
Gambar 3.1 Kerangka konseptual penelitian hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan Tekanan darah di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo.
Faktor yang mempengaruhi hipertensi:
1 Dapat di Kendalikan (Obesitas,
Konsumsi Garam, Stres, Merokok,
Konsumsi Alkohol, Kebiasaan Minum
Kopi)
2 Tidak Dapat di Kendalikan (Etnis,
Genetik, Umur, Jenis Kelamin).
Tekanan Darah
1. Normal
2. Hipertensi
IMT
1. Kurus
2. Normal
3. Gemuk (Obesitas)
4.
5. Sedang
6. Tinggi
Faktor yang mempengaruhi IMT:
1). Usia
2). Jenis Kelamin 3). Genetik
4). Pola Makan
5). Aktifitas Fisik
3. Hipertensi stadium 1
4 Hipertensi stadium 2
5. Hipertensi stadium 3
30
Gambar 3.1 Menjelaskan tentang faktor yang mempengaruhi Indeks Massa
Tubuh, meliputi: usia, jenis kelamin, genetik, pola makan, dan aktifitas fisik.
Indeks Massa Tubuh kemudian di kategorikan menjadi: kurus, normal dan gemuk
(obesitas) yang berhubungan dengan tekanan darah, tekanan darah dikategorikan
menjadi: normal, hipertensi, hipertensi stadium 1, hipertensi stadium 2 dan
hipertensi stadium 3. Hipertensi dipengaruhi oleh dua faktor, yang pertama adalah
faktor yang dapat dikendalikan yang meliputi: Obesitas, konsumsi garam, stres,
merokok, konsumsi alkohol, kebiasaan minum kopi. Sedangkan faktor yang
kedua adalah faktor yang tidak dapat dikendalikan, yang meliputi: Etnik, genetik,
umur dan jenis kelamin.
3.2 Hipotesis
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah penelitian.
Hipotesis disusun sebelum penelitian dilaksanakan karena hipotesis akan bisa
memberikan petunjuk pada tahap pengumpulan, analisis dan interpretasi data
(Nursalam, 2013).
H1 : Ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan darah pada
anggota Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo.
H0 : Tidak ada hubungan antara Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan darah
pada anggota Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo.
31
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Cara penelitian meliputi desain penelitian,
kerangka kerja, populasi, sampel, teknik sampling, identifikasi variabel, definisi
operasional, teknik pengumpulan data, pengolahan data , penyajian data, etika
penelitian, dan keterbatasan penelitian (Arikunto, 2010).
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah suatu strategi untuk mencapai tujuan penelitian
yang diharapkan dan berperan sebagai pedoman atau penuntun penelitian pada
seluruh proses penelitian (Nursalam, 2013). Desain penelitian yang digunakan
adalah korelasional yaitu untuk mengungkapkan hubungan korelatif antar variabel.
Hubungan korelatif mengacu pada kecenderungan bahwa variasi suatu variabel
diikuti oleh variasi variabel yang lain minimal melibatkan dua variabel (Nursalam,
2013).
Penelitian korelatif adalah penelitian yang menghubungkan variabel yang
satu dengan yang lainnya yang selanjutnya di uji secara statistik (uji hipotesis)
atau dikenal dengan uji korelasi yang menghasikan koefisien korelasi dengan
menggunakan pendektan cross sectional. Cross sectional adalah suatu penelitian
untuk mempelajari dinamika faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point
time appoarch) atau bersamaan (Swarjana, 2015). Pengukuran data penelitian
32
(variabel bebas dan terikat) dilakukan satu kali. Penelitian ini menganalisis
tentang hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah pada angota
prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo.
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian
4.2.1 Populasi Penelitian
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas : obyek/ subyek
yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti
untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya (Sugiyono, 2013). Populasi
dalam penelitian ini adalah semua anggota prolanis yang berjumlah 80 orang di
Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo.
4.2.2 Sampel Penelitian
Sampel merupakan sebagian populasi yang dipilih dengan menyeleksi
porsi dari populasi yang dapat mewakili kriteria populasi (Nursalam, 2013). Besar
sampel di hitung menggunakan rumus Slovin sebagai berikut :
66,66 dibulatkan menjadi 67
Berdasarkan perhitungan dengan rumus diatas maka jumlah sampel yang
dapat digunakan dalam penelitian ini adalah sebanyak 67 responden.
Keterangan :
N = besar populasi
n = besar sampel
d = derajat tingkat
kepercayaan 0,05
33
4.2.3 Kriteria Sampel
Penentuan kriteria Sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi
bias hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel kontrol ternyata
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat
dibedakan menjadi 2 bagian, yaitu inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2013).
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.
a. Usia tidak lebih dari 65 tahun
b. Mempunyai riwayat hipertensi
c. Semua anggota prolanis aktif yang bersedia menjadi responden
2. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan/ mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi.
a. Pasien yang sedang hamil
b. Tekanan darah kurang dari 110/70mmHg
4.3 Teknik Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi unit yang akan diobservasi dari
keseluruhan populasi yang akan diteliti sehingga kelompok yang diobservasi
dapat digunakan untuk membuat kesimpulan tentang populasi tersebut. Teknik
sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling, yaitu
pengambilan data didasarkan pada suatu pertibangan tertentu yang dibuat oleh
34
peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau sifat-sifat populasi yang sudah diketahui
sebelumnya. Pelaksanaan pengambilan sampel secara purposive ini antara lain :
Mula-mula peneliti mengidentifikasi semua karakteristik populasi,
misalnya dengan mengadakan studi pendahuluan atau dengan mempelajari
berbagai hal yang berhubungan dengan populasi. Kemudian peneliti menetapkan
berdasarkan pertimbangannya, sehingga teknik pengambilan sampel secara
purposive ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri (Notoatmodjo,
2012).
35
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Kerangka kerja merupakan bagan kerja terhadap rancangan kegiatan
penelitian yang akan dilakukan (Hidayat, 2008).
1.
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian tentang Hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan Tekanan darah pada anggota Prolanis.
Sampel
Anggota prolanis yang menjadi sampel di wilayah kerja Puskesmas Simo
Kecamatan Balerejo yang berjumlah 67 orang
Sampling : Purposive Sampling
Pengumpulan data
Observasi dan Pengukuran tinggi dan
berat badan serta tekanan darah
Variabel bebas :
Indeks Massa Tubuh
Variabel terikat :
Tekanan Darah
Pengolahan data
Editing, Coding, Data entry, Cleaning, Tabulating
Analisis : Spearman rank
Hasil dan Kesimpulan
Pelaporan
Populasi
Semua anggota prolanis di wilayah kerja Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
yang berjumlah 80 orang
36
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.5.1 Identifikasi Variabel
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai beda
terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam, 2013). Variabel yang
digunakan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen adalah variable yang nilainya menentukan variabel
lain (Nursalam, 2013). Variabel independen dalam penelitian ini adalah
Indeks Massa Tubuh pada anggota prolanis.
2. Variabel Dependen (Terikat)
Variabel dependen adalah variabel yang diamati dan diukur untuk
menentukan ada tidaknya hubungan atau pengaruh dari variabel bebas
(Nursalam, 2013). Variabel dependen dalam penelitian ini adalah tekanan
darah pada anggota prolanis.
4.5.2 Definisi Operasional Variabel
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang diamati
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut, sehingga memungkinkan peneliti untuk
melakukan observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau
fenomena. Pada definisi operasional dirumuskan untuk kepentingan akurasi,
komunikasi, dan replikasi (Nursalam, 2013).
37
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel
Variabel
Penelitian
Definisi
Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor/Kategorik
Independen
Indeks
Massa Tubuh
Mengukur status
gizi anggota
prolanis dengan ukuran berat
badan yang
disesuaikan untuk
tinggi badan,
dihitung dengan
menggunakan
rumus IMT.
1. Tinggi
badan
2. Berat badan
meteran
timbangan
Rasio Kurus = <17,0 dan 18,5
kg/m2
Normal = >18,5-25,0 kg/m2 Gemuk = >25,0 dan > 27,0
kg/m2
(Supariasa, 2012)
Dependen
Tekanan
Darah
Tekanan yang
timbul pada
dinding arteri,
Angka yang lebih
tinggi saat jantung
berkontraksi (sistolik), dan
angka yang lebih
rendah saat
jantung
berelaksasi
(diastolik)
dinyatakan dalam
satuan mmHg
(milimetermerkuri
Hydrargyrum).
1. Sistol
2. Diastol
1. Sphygmom
anometer
2. Stetoskop
3. Lembar
Observasi
4. Alat tulis
Rasio Normal = Sistolik
≤120mmHg
Hipertensi = Sistolik ≥ 140
mmHg
(Yogiantoro, 2009)
4.6 Instrumen Penelitian
Menurut Arikunto (2010) instrumen penelitian adalah fasilitas yang
digunakan oleh peneliti dalam mengumpulkan data agar pekerjaannya lebih
mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan sistematis
sehingga dapat lebih mudah diolah. Dari pengertian tersebut maka instrumen
dalam penelitian ini adalah dengan melakukan observasi dan pengukuran.
Observasi dilakukan untuk mengumpulkan data yang dilakukan melalui
pengamatan dan pencatatan dari pemeriksaan. Sedangkan untuk pengukuran
dilakukan untuk mengukur tinggi dan berat badan serta tekanan darah pada
anggota prolanis di wilayah kerja Puskesmas Simo Kecamatan Madiun.
38
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
4.7.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilaksanakan di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun. Alasan peneliti memilih lokasi puskesmas karena lokasi yang
strategis dan memiliki jumlah pasien Hipertensi yang terbanyak dari seluruh
Puskesmas yang ada di Kabupaten Madiun.
4.7.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari- Agustus 2017.
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
4.8.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2013).
Dalam melakukan penelitian prosedur yang ditetapkan adalah sebagai berikut :
1. Mengurus izin studi pendahuluan dengan membawa surat dari STIKES
Bhakti Husada Mulia Madiun kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik
Kabupaten Madiun.
2. Mengurus izin kepada Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo.
3. Berkoordinasi dengan penanggung jawab puskesmas untuk meminjam
daftar anggota prolanis yang ada di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
4. Menghubungi anggota prolanis untuk datang ke Puskesmas
39
5. Memberikan penjelasan tentang tujuan penelitian, prosedur kepada
anggota prolanis bila bersedia menjadi responden untuk menandatangani
informed consent.
6. Melakukan pengukuran tinggi dan berat badan serta tekanan darah pada
responden.
7. Mengucapkan terimakasih kepada anggota prolanis atas kehadiran dan
waktunya karna telah bersedia menjadi responden.
8. Mengucapkan terimakasih kepada pihak Puskesmas.
9. Peneliti melakukan pengumpulan, pengolahan, dan analisa data.
4.8.2 Pengolahan Data
Menurut Notoatmodjo, 2012 proses pengolahan data dapat melalui tahap-
tahap sebagai berikut :
1. Coding
Setelah semua data diedit atau disunting, selanjutnya dilakukan
pengkodean atau coding, yakni mengubah data berbentuk kalimat atau
huruf menjadi data angka atau bilangan. Memberikan kode terhadap item-
item pada masing-masing variabel dengan kriteria:
a. Hasil dari alat ukur untuk Indeks Massa Tubuh kode sebagai berikut :
1 = Kurus
2 = Normal
3 = Gemuk
IMT =
Berat Badan (Kg)
Tinggi badan (Tb)2
40
b. Sedangkan hasil dari alat ukur untuk variable hipertensi akan diberi
kode sebagai berikut :
1 = Normal
2 = Hipertensi
2. Data Entry
Kode (angka atau huruf) dimasukkan ke dalam program software
computer. Data dari coding kemudian dimasukkan kedalam program SPSS
for window.
3. Cleaning
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
dimasukkan, perlu dicek kembali untuk melihat kemungkinan-
kemungkinan adanya kesalahan-kesalahan kode, ketidaklengkapan, dan
sebagainya, kemudian dilakukan pembetulan atau koreksi. Proses ini
disebut pembersihan data (data cleaning).
4. Tabulating
Tabulating atau penyusunan data ini menjadi sangat penting karena akan
mempermudah dalam analisis data secara statistik. Tabulasi dapat
dilakukan dalam program SPSS.
4.9 Analisa Data
4.9.1 Analisis Univariat
Analisa data univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Pada penelitian
terdapat data umum dan data khusus. Untuk data umum terdapat beberapa
41
karakteristik, yaitu : jenis kelamin, usia, pekerjaan, tinggi badan dan berat badan.
Sedangkan untuk data khusus meliputi IMT, klasifikasi kategori IMT, tekanan
darah, klasifikasi kategori tekanan darah dan hubungan IMT dengan tekanan
darah.
4.9.2 Analisis Bivariat
Analisa bivariat adalah analisa yang dilakukan terhadap dua variabel yang
diduga berhubungan atau berkorelasi (Notoatmojo, 2012). Analisa statistik
dilakukan terhadap dua variabel yang diduga bekorelasi atau berhubungan
(Notoatmodjo, 2012).
Teknik statistik yang digunakan dalam analisa korelasi pada penelitian
ini menggunakan korelasi Spearman.
Menurut Young, 1982 (dalam Departemen Biostatistik FKM
UI, 2009), ukuran korelasi yang dapat digunakan adalah sebagai
berikut:
• 0,70 – 1,00 (baik plus atau minus) menunjukkan derajat
korelasi yang tinggi.
• 0,40 – < 0,70 (baik plus atau minus) menunjukkan hubungan
yang substansial.
• 0,20 – < 0,40 (baik plus atau minus) menunjukkan adanya
korelasi yang rendah.
• < 0,20 (baik plus atau minus) berarti dapat diabaikan.
Uji korelasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah koefisien korelasi
peringkat Spearman rank. Korelasi peringkat Spearman digunakan untuk mencari
42
hubungan atau untuk menguji signifikansi hipotesis asosiasi jika masing-masing
variabel yang dihubungkan berbentuk ordinal, dan antar variabel tidak boleh sama
(Departemen Biostatistik FKM UI, 2009).
Teknik korelasi peringkat Spearman digunakan untuk menganalisis data
penelitian yang mempunyai karakteristik sebagai berikut (Arokhman, 2009):
1. Hipotesis yang diajukan hipotesis asosiatif.
2. Skala data ordinal.
3. Data tidak harus berdistribusi normal.
Nilai korelasi yang didapatkan dari penelitian merupakan nilai korelasi
sampel, yang merupakan harga estimasi dari koefisien korelasi populasi yang
dilambangkan dengan ρ (Ghozali, 2009).
4.10 Etika Penelitian
Penelitian yang menggunakan objek manusia tidak boleh bertentangan
dengan etika agar hak responden dapat terlindungi, penelitian dilakukan dengan
menggunakan etika sebagai berikut (Nursalam, 2008) sebagai berikut:
1. Memberikan (Informed Consent)
Lembar persetujuan diedarkan kepada responden sebelum penelitian
dilaksanakan terlebih dahulu responden mengetahui maksud dan tujuan
penelitian serta dampak yang akan terjadi selama pengumpulan data. Jika
responden bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar persetujuan
tersebut, bila tidak bersedia maka peneliti harus tetap menghormati hak-
hak responden.
2. Prinsip Keadilan
43
Prinsip ini dilakukan untuk menjunjung tinggi keadilan manusia dengan
menghargai hak menjaga privasi manusia, dan tidak berpihak dalam
perlakuan terhadap manusia.
3. Confidentiality (Kerahasiaan)
Peneliti menjamin kerahasiaan hasil penelitian baik informasi maupun
masalah lainnya. Data yang dilaporkan sebagai hasil penelitian hanyalah
data-data kelompok tertentu saja. Hal ini dilakukan agar responden merasa
aman, percaya, serta mau memberikan informasi sesuai dengan kondisi
yang sebenarnya.
44
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data
observasi responden mengenai hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan
Darah Pada Anggota Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten
Madiun, Jawa Timur dengan total responden sebanyak 67 orang.
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian berada di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun, Jawa Timur. Pada puskesmas simo terdapat poli umum dan
poli gigi dan beberapa program masyarakat seperti program kesehatan ibu dan
anak, imunisasi, pojok gizi dan program prolanis. Pada puskesmas simo juga
difasilitasi dengan laboratorium dan ambulance.
5.2 Hasil Penelitian
5.2.1 Data Umum
Data umum yang diidentifikasi dari responden adalah meliputi jenis
kelamin, usia, pekerjaan, suku, tinggi badan, berat badan di Puskesmas Simo
Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi jenis kelamin responden di Puskesmas Simo
Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur
No Jenis Kelamin Jumlah (F) Persentase (%)
1 Laki laki 6 9
2 Perempuan 61 91
Total 67 100
Sumber :Data Primer
45
Berdasarkan tabel 5.1 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden berjenis kelamin perempuan.
2. Karakteristik Responden Berdasarkan usia
Tabel 5.2 Distribusi usia responden di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur
No Variabel Mean Median Minimal
Maksimal Modus
Standar
Deviasi CI (95%)
1 Usia 52,8 52 45
63 46 4,9
51,6
54
Sumber : Data primer
Berdasarkan tabel 5.2 dapat diketahui bahwa umur tertinggi responden
berusia 63 tahun.
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan.
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan
pekerjaan responden di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun, Jawa Timur
No Variabel Jumlah (F) Presentase (%)
1 Petani 39 58,2
2 Swasta 7 10,4
3 IRT 21 31,3
Total 67 100
Sumber :Data Primer
Berdasarkan tabel 5.3 didapatkan hasil penelitian bahwa sebagian
besar responden adalah seorang petani dengan jumlah 39 responden
(58,2%).
4. Karakteristik Responden Berdasarkan tinggi badan
Tabel 5.5 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan tinggi
badan responden di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun, Jawa Timur
No Variabel Mean Median Minimal
maksimal Modus
Standar
deviasi
CI
(95%)
1 Tinggi
badan 159 160
145
169 166 0,65
1,58
1,61
Sumber :Data Primer
46
Berdasarkan tabel 5.5 dapat diketahui bahwa sebagian besar
responden memiliki tinggi badan 159 cm.
5. Karakteristik Responden Berdasarkan berat badan
Tabel 5.6 Distribusi frekuensi karakteristik responden berdasarkan berat
badan responden di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun, Jawa Timur
No Variabel Mean Median Minimal
maksimal Modus
Standar
deviasi
CI
(95%)
1 Berat badan 65,5 67 41
74 72 6,56
63,9
67,1
Sumber :Data Primer
Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui bahwa rata-rata berat badan
responden adalah 65,5kg.
5.2.2 Data Khusus
Bertujuan untuk mengidentifikasi IMT dan Tekanan darah,serta
menganalisis hubungan IMT dengan Tekanan darah pada anggota prolanis di
Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
1. IMT pada anggota Prolanis di Puskesmas Simo
Tabel 5.7 Distribusi IMT responden di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur
No Variabel Mean Median Minimal
maksimal Modus
Standar
Deviasi
CI
(95%)
1 Imt 25,7 25,5 15,9
33,3 23,2 3,2
24,9
26,4
Sumber :Data Primer
Berdasarkan tabel 5.7 dapat diketahui bahwa rata-rata IMT responden
adalah 25,7.
47
2. Klasifikasi Kategori IMT pada anggota Prolanis di Puskesmas Simo
Tabel 5.8 Distribusi klasifikasi responden berdasarkan Kategori IMT
responden di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten
Madiun, Jawa Timur
No Variabel Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Kurus 3 4,5
2 Normal 32 47,8
3 Gemuk 32 47,8
Total 67 100
Sumber :Data Primer
Berdasarkan tabel 5.8 didapatkan hasil penelitian bahwa sebagian
besar responden memiliki IMT gemuk sebanyak 32 responden (47,8%).
3. Tekanan darah sistol pada anggota Prolanis di Puskesmas Simo
Tabel 5.9 Distribusi tekanan darah sistol responden di Puskesmas Simo
Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur
No Variabel Mean Median Minimal
maksimal Modus
Standart
deviasi
CI
(95%)
1 Tekanan
Darah Sistole 131 130
110
160 120 1,51
1,28
1,35
Sumber :Data Primer
Berdasarkan tabel 5.9 dapat diketahui bahwa rata-rata tekanan darah
sistol responden adalah 131.
4. Tekanan darah diastol pada anggota Prolanis di Puskesmas Simo
Tabel 5.10 Distribusi tekanan darah diastol responden di Puskesmas Simo
Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur
No Variabel Mean Median Minimal
Maksimal
Modus Standart
deviasi
CI
(95%)
1 Tekanan
darah diastol
85 80 70
110
80 9,5 82,7
87,4
Sumber :Data Primer
Berdasarkan tabel 5.10 dapat diketahui bahwa rata-rata tekanan
darah diastol responden adalah 85.
48
5. Klasifikasi kategori tekanan darah pada anggota Prolanis di Puskesmas
Simo
Tabel 5.10 Distribusi klasifikasi responden berdasarkan kategori tekanan
darah responden di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun, Jawa Timur No Variabel Frekuensi (F) Persentase (%)
1 Normal 30 44,8
2 Hipertensi 37 55,2
Total 67 100
Sumber :Data Primer
Berdasarkan tabel 5.11 didapatkan hasil penelitian bahwa rata rata
tekanan darah respoden sebanyak 37 responden (55,2%) mengalami
hipertensi.
6. Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah
Grafik hubungan IMT dengan Tekanan Darah responden di Puskesmas
Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur
IMT dengan kategori kurus yang memiliki tekanan darah normal sebanyak
66,7%, sedangkan IMT dengan kategori kurus yang mengalami hipertensi
sebanyak 33,3%. Kemudian IMT dengan kategori normal yang memiliki tekanan
darah normal sebanyak 78,1%, sedangkan IMT dengan kategori normal yang
mengalami hipertensi sebanyak 21,9% dan IMT dengan kategori gemuk yang
0
20
40
60
80
100
Kurus Normal Gemuk
Tekanan darah normal
Hipertensi
49
memiliki tekanan darah normal sebanyak 66,7%, sedangkan IMT dengan kategori
gemuk yang mengalami hipertensi sebanyak 33,3% dari total 100%.
5.3 Pembahasan
5.3.1 Indeks Massa Tubuh di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo
Kabupaten Madiun, Jawa Timur
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan pada 67 responden di
Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur bahwa
IMT dipercayai dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar lemak dalam
tubuh seseorang. Makanan siap saji juga berkontribusi terhadap epidemi obesitas.
Banyak keluarga yang mengonsumsi makanan siap saji yang mengandung tinggi
lemak dan tinggi gula. Alasan lain yang meningkatkan kejadian obesitas yaitu
peningkatan porsi makan.
Masalah kekurangan dan kelebihan gizi pada orang dewasa merupakan
masalah penting saat ini. Oleh karena itu, maka dilakukan pemantauan Indeks
Massa Tubuh (IMT). Menurut Asil (2014) faktor jenis kelamin menpengaruhi
IMT, karena distribusi lemak tubuh berbeda antara pria dan wanita, wanita
cenderung memiliki IMT lebih tinggi, seperti pada tabel 5.1 sebagian besar adalah
perempuan dan diketahui pada tabel 5.5 dan tabel 5.6 bahwa rata-rata tinggi dan
berat badan responden adalah 1,59 dan 65,5 dan berdasarkan tabel 5.7 bahwa rata-
rata IMT dipuskesmas simo adalah 25,7 yang berada dalam kategori gemuk.
5.3.2 Tekanan Darah di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten
Madiun, Jawa Timur
50
Tekanan darah adalah desakan darah terhadap dinding-dinding arteri
ketika darah tersebut dipompa dari jantung ke jaringan. Tekanan darah mirip
dengan tekanan dari air (darah) di dalam pipa air (arteri). Makin kuat aliran yang
keluar dari keran (jantung) makin besar tekanan dari air terhadap dinding pipa.
Jika pipa tertekuk atau mengecil diameternya (seperti pada aterosklerosis), maka
tekanan meningkat. Tekanan darah berubah-ubah sepanjang hari, sesuai dengan
situasi. Tekanan darah meningkat dalam keadaan gembira, cemas, atau sewaktu
melakukan aktivitas fisik. Setelah situasi ini berlalu, tekanan darah kembali
menjadi normal. Apabila tekanan darah tetap tinggi maka disebut sebagai
hipertensi atau tekanan darah tinggi (Sample, P 2007). Hipertensi merupakan
penyakit degeneratif yang menjadi masalah serius saat ini. Hipertensi
dikategorikan sebagai penyakit yang berbahaya karena penderita tidak mengetahui
dirinya mengidap hipertensi atau tidak mengetahui sebelum memeriksakan
tekanan darahnya. Hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan umur, pada
tabel 5.2 diketahui bahwa rata rata usia responden adalah 52,8 tahun, semakin tua
usia seseorang maka pengaturan metabolisme zat kapur (kalsium) terganggu. Hal
ini menyebabkan banyaknya zat kapur yang beredar bersama aliran darah.
Akibatnya darah menjadi lebih padat dan tekanan darah pun meningkat. Endapan
kalsium di dinding pembuluh darah menyebabkan penyempitan pembuluh darah
(arteriosklerosis). Aliran darah pun menjadi terganggu dan memacu peningkatan
tekanan darah (Herbert B, Anggie & casey, 2012).
51
5.3.3 Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan Tekanan Darah Pada Anggot
Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo Kabupaten Madiun,
Jawa Timur
Berdasarkan hasil uji statistik spearman rank didapatkan ρ= 0,000< α =
0,05 maka H1 diterima H0 ditolak, yang berarti ada hubungan antara Hubungan
indeks massa tubuh dengan tekanan darah di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur, sedangkan nilai koefisien korelasi
sebesar 0,652 yang di interpretasikan bahwa kekuatan hubungan antar variabel
pada tingkat substansial. IMT dengan kategori kurus yang memiliki tekanan darah
normal sebanyak 66,7%, sedangkan IMT dengan kategori kurus yang mengalami
hipertensi sebanyak 33,3%. Kemudian IMT dengan kategori normal yang
memiliki tekanan darah normal sebanyak 78,1%, sedangkan IMT dengan kategori
normal yang mengalami hipertensi sebanyak 21,9% dan IMT dengan kategori
gemuk yang memiliki tekanan darah normal sebanyak 9,4%, sedangkan IMT
dengan kategori gemuk yang mengalami hipertensi sebanyak 90,6% dari total
100%. Kita mengetahui bahwa hipertensi dipengaruhi oleh salah satu faktor yaitu
IMT dengan kategori gemuk (obesitas), untuk mengetahui obesitas kita dapat
menggunakan pengukuran IMT. IMT diukur sebagai berat badan dalam
kilogram(kg) dibagi tinggi badan dikuadratkan(m2). Obesitas adalah keadaan
dimana terjadi penimbunan lemak berlebih didalam jaringan tubuh. Jaringan
lemak tidak aktif akan menyebabkan beban kerja jantung meningkat. Pada
kebanyakan kajian, kelebihan berat badan berkaitan dengan 2-6 kali kenaikan
risiko hipertensi (Mac Mahon, 2010).
52
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
Pada bab ini peneliti akan menyampaikan Hubungan Indeks Massa Tubuh
dengan Tekanan Darah pada Anggota Prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur.
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan data dan hasil penelitian yang telah dilakukan dapat diambil
kesimpulan sebagai berikut:
1. Dari total 67 responden, didapati hasil IMT dengan kategori kurus
sebanyak 3 responden (4,5%), sedangkan IMT dengan kategori normal
sebanyak 32 responden (47,8%) dan IMT dengan kategori gemuk
sebanyak 32 responden (47,8%).
2. Sebagian besar responden sebanyak 37 responden (55,2%) mengalami
hipertensi, sedangkan 30 responden (44,8%) normal.
3. Hasil uji statistik spearman rank didapatkan ρ= 0,000< α = 0,05 maka H1
diterima H0 ditolak, yang berarti ada hubungan antara Hubungan Indeks
Massa Tubuh dengan tekanan darah di Puskesmas Simo Kecamatan
Balerejo Kabupaten Madiun, Jawa Timur, sedangkan nilai koefisien
korelasi sebesar 0,652 yang di interpretasikan bahwa kekuatan hubungan
antar variabel pada tingkat substansial.
53
6.2 Saran
1. Bagi Responden
Memberikan informasi dan wawasan pada responden agar dapat
mengatur pola hidup sehat sehingga tekanan darah dapat terkontrol .
2. Bagi Institusi Tempat Penelitian
Data hasil penelitian ini dapat dijadikan sumber informasi bagi
Puskesmas dalam meningkatkan program prolanis sehingga mampu
memberikan program pemeriksaan cek up secara rutin.
3. Bagi profesi keperawatan
Dari hasil penelitian dapat digunakan sebagai tambahan ilmu untuk
meningkatkan mutu asuhan keperawatan terutama memberikan
pendidikan kesehatan.
4. Bagi peneliti selanjutnya
Dapat menambah variabel lain yang dimungkinkan memiliki pengaruh
terhadap indeks massa tubuh dan tekanan darah.
54
DAFTAR PUSTAKA
Almatsier, S 2010, Penuntun Diet Edisi Baru, Gramedia, Jakarta.
American Heart Association (AHA) 2013, „Metabolic risk for cardiovascular
disease, eds. R Eckel, W Blackwell, Publishing.
Anjum, H 2010, „Relation of Hypertension with Body Mass Index and Agein Male
and Female Population of Peshwar‟, J Ayub M Coll, Abbottabad,
Pakistan.
Anna, P 2010, Simpel Guide Tekanan Darah Tinggi, Erlangga, Jakarta.
Arikunto 2010, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik Edisi Revisi 201,.
Jakarta : Rineka Cipta.
Arisman 2011, Obesitas, Diabetes mellitus, dan Dislipidemia, Jakarta: EGC.
Asil 2014, „Factors That Affect Body Mass Index of Adults’, Pakistan Journal of
Nutrition.
Bambang, Hartono 2011, Hipertensi The Silent Killer, Perhimpunan Hipertensi
Indonesia,Http://Www.Inash.Or.Id/Upload/News_Pdf/News_DR._Dr
s._Bambang_Hartono,_SE26.Pdf), dilihat 12 Juni 2017.
BPJS Kesehatan 2014, Panduan Praktis Prolanis (Program Pengelolaan Penyakit
Kronis), Jakarta.
Cahyono 2010, Gaya Hidup dan Penyakit Modern, Kanisius, Jakarta.
Herbert, B, Anggie & Casey 2012, Menurunkan Tekanan Darah, Gramedia,
Jakarta.
Hidayat, A 2008, Pengantar Konsep Dasar Keperawatan, Jakarta: Salemba
Medika.
Kemenkes RI 2012, Infodatin,Pusat Data dan Informasi Kementrian Kesehatan
RI, Jakarta.
Kemenkes RI 2013, Riset Kesehatan Dasar, Badan Penelitian dan Pengembangan
Kesehatan Kementrian Kesehatan RI, Jakarta.
55
Kaplan, NM 2010, Primary Hypertension: Patogenesis, Kaplan Clinical
Hypertension, 10th
edn, USA.
Kemkes RI, 2014, Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI tentang
Hipertensi, Jakarta.
Kemenkes RI 2012, Tabel Angka Kecukupan Gizi 2012, Kemenkes RI, Jakarta.
Kemenkes RI 2013, Prevalensi Hipertensi, Penyakit yang Membahayakan,
Jakarta.
Kemenkes RI 2014, Pusat Datadan Informasi : Hipertensi, Kementerian
Kesehatan RI, Jakarta.
Mac Mahon 2010, „Obesity and Hypertension: Epidemiological and Clinical
Issues‟, European Heart Journal, no.2, hh.378-66.
Notoatmodjo 2010, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
__________ 2012, Metodologi Penelitian Kesehatan, Jakarta : Rineka Cipta.
Nursalam 2013, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi 4, Jakarta : Salemba Medika.
________ 2008, Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan Pendekatan Praktis
Edisi 3, Jakarta : Salemba Medika.
Oktavia, L 2011, „Hipertensi Dengan Obesitas, Adakah Peran Endotelin-
Kardiol Ind‟, hh. 460-75.
Sample, P 2007, Tekanan Darah Tinggi, Arcan, Jakarta.
Sugiyono 2011, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D Cetakan ke 17,
Bandung : Alfabeta.
Sutanto 2010, Cekal (Cegah Dan Tangkal) Penyakit Modern, C.V Andi Offset,
Yogyakarta.
Supariasa, N 2012, PenilaianStatus Gizi, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta:
EGC.
Sutrisno, H 2007 Statistik ll, yayasan penerbitan Fak. Psikologi UGM,
Yogyakarta.
Swarjana, 2015, Metodologi Penelitian Kesehatan edisi revisi, CV. Andi Offset,
Yogyakarta
56
WHO 2011, Regional Office for South-East Asia. Departement of Sustainable
Development and Healthy Enviroments, Non Communicable Disease:
Hypertension, dilihat 6 juni 2017. http://www.searo.int/.
Wang 2012, Fruit and vegetable intake and the risk of hypertension Inmiddle
aged and older women, American Journal Hypertension, USA.
Widharto 2009, Bahaya Hiertensi, Salemba Medika, Jakarta.
Yogiantoro, M 2009, „Hipertensi Esensial dalam Buku Ajar Ilmu Penyakit
Dalam‟, Pusat Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam, Jilid 1, hh.
599-603.
57
Lampiran 1 Surat Izin Pencarian Data Awal
58
Lampiran 2 Surat Izin Penelitian
59
Lampiran 3 Surat Selesai Penelitian
60
Lampiran 4 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
( Inform Consent )
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama(inisial) : .......................................................... (L / P)
Umur : ..........................................................
Alamat : ..........................................................
Setelah mendapatkan keterangan secukupnya serta mengetahui tentang
manfaat penelitian yang berjudul “Hubungan Indeks Massa Tubuh dengan
Hipertensi pada anggota prolanis di Puskesmas Simo Kecamatan Balerejo“ maka
dengan menandatangani atau memberikan cap ibu jari pada surat persetujuan ini,
berarti saya menyatakan bersedia menjadi responden, dengan catatan apabila
sewaktu-waktu saya merasa dirugikan dalam bentuk apapun, saya berhak
membatalkan perjanjian persetujuan ini.
Balerejo,..............................2017
Mengetahui, Yang menyatakan
Peneliti Peserta Penelitian
( ) ( )
61
Lampiran 5
Data Responden
Nama(inisial) : ........................................................................................
Jenis Kelamin : ........................................................................................
Berat badan : ........................................................................................
Tinggi badan : ........................................................................................
Usia : ........................................................................................
Pekerjaan/aktivitas : ........................................................................................
Suku : ........................................................................................
Data Tambahan
Tekanan darah setelah pengukuran : .................................................................
62
Lampiran 6
LEMBAR OBSERVASI
No Nama
(inisial)
Tinggi
badan
Berat
badan
IMT Keterangan Tekanan darah Keterangan
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
63
35
36
37
38
39
40
41
42
43
44
45
46
47
48
49
50
51
52
53
54
55
56
57
58
59
60
61
62
63
64
65
66
67
Jumlah IMT
Normal :
Kurus :
Gemuk :
Jumlah
Hipertensi :
Normal :
64
Lampiran 7
TABULASI DATA RESPONDEN
INISIAL JENIS KELAMIN USIA PEKERJAAN SUKU TB (M) BB (KG) IMT KATEGORI
IMT
TEKANAN
DARAH
SISTOLE
TEKANAN
DARAH
DIASTOLE
KATEGORI
TEKANAN DARAH
UP PEREMPUAN 50 PETANI JAWA 1,62 64 24,38653 NORMAL 120 80 NORMAL
WI PEREMPUAN 58 SWASTA JAWA 1,64 66 24,53896 NORMAL 130 90 HIPERTENSI
SUP PEREMPUAN 55 SWASTA JAWA 1,67 65 23,30668 NORMAL 120 70 NORMAL
SUK PEREMPUAN 57 SWASTA JAWA 1,69 72 25,2092 NORMAL 140 90 HIPERTENSI
GIN PEREMPUAN 52 SWASTA JAWA 1,59 73 28,87544 GEMUK 150 100 HIPERTENSI
WAT PEREMPUAN 60 IRT JAWA 1,47 72 33,31945 GEMUK 160 100 HIPERTENSI
PAS PEREMPUAN 53 PETANI JAWA 1,6 74 28,90625 GEMUK 140 90 HIPERTENSI
KAS PEREMPUAN 60 IRT JAWA 1,46 66 30,96266 GEMUK 140 80 HIPERTENSI
SAI PEREMPUAN 50 PETANI JAWA 1,52 70 30,29778 GEMUK 140 90 HIPERTENSI
65
INISIAL JENIS KELAMIN USIA PEKERJAAN SUKU TB (M) BB (KG) IMT KATEGORI
IMT
TEKANAN
DARAH
SISTOLE
TEKANAN
DARAH
DIASTOLE
KATEGORI
TEKANAN DARAH
PAR PEREMPUAN 49 PETANI JAWA 1,68 72 25,5102 NORMAL 150 90 HIPERTENSI
IM LAKI-LAKI 48 PETANI JAWA 1,6 68 26,5625 GEMUK 140 80 HIPERTENSI
LAS LAKI-LAKI 48 PETANI JAWA 1,57 70 28,39872 GEMUK 140 80 HIPERTENSI
LAM PEREMPUAN 62 IRT JAWA 1,68 74 26,21882 GEMUK 150 90 HIPERTENSI
SA PEREMPUAN 54 PETANI JAWA 1,66 72 26,12861 GEMUK 140 100 HIPERTENSI
JUM PEREMPUAN 54 PETANI JAWA 1,58 60 24,03461 NORMAL 130 80 HIPERTENSI
SUKI PEREMPUAN 46 PETANI JAWA 1,66 64 23,22543 GEMUK 140 80 HIPERTENSI
YAT PEREMPUAN 48 PETANI JAWA 1,55 62 25,80645 GEMUK 130 80 HIPERTENSI
MAR PEREMPUAN 50 PETANI JAWA 1,65 72 26,44628 GEMUK 160 110 HIPERTENSI
ARU PEREMPUAN 48 PETANI JAWA 1,66 69 25,03992 NORMAL 120 70 NORMAL
66
INISIAL JENIS KELAMIN USIA PEKERJAAN SUKU TB (M) BB (KG) IMT KATEGORI
IMT
TEKANAN
DARAH
SISTOLE
TEKANAN
DARAH
DIASTOLE
KATEGORI
TEKANAN DARAH
WIJ PEREMPUAN 47 PETANI JAWA 1,68 72 25,5102 NORMAL 110 80 NORMAL
YAH PEREMPUAN 59 IRT JAWA 1,57 60 24,34176 NORMAL 120 80 NORMAL
SUH PEREMPUAN 59 IRT JAWA 1,48 68 31,04456 GEMUK 140 90 HIPERTENSI
PART PEREMPUAN 53 SWASTA JAWA 1,47 69 31,93114 GEMUK 130 80 HIPERTENSI
SS LAKI-LAKI 55 PETANI JAWA 1,56 71 29,17488 GEMUK 140 90 HIPERTENSI
KARM PEREMPUAN 63 IRT JAWA 1,66 70 25,40282 NORMAL 120 80 NORMAL
SARM PEREMPUAN 49 PETANI JAWA 1,65 67 24,60973 NORMAL 120 80 NORMAL
LASI PEREMPUAN 55 PETANI JAWA 1,49 71 31,98054 GEMUK 150 100 HIPERTENSI
PASR PEREMPUAN 57 IRT JAWA 1,6 62 24,21875 NORMAL 110 70 NORMAL
SAN PEREMPUAN 60 IRT JAWA 1,55 60 24,97399 NORMAL 120 80 NORMAL
66
67
INISIAL JENIS KELAMIN USIA PEKERJAAN SUKU TB (M) BB (KG) IMT KATEGORI
IMT
TEKANAN
DARAH
SISTOLE
TEKANAN
DARAH
DIASTOLE
KATEGORI
TEKANAN DARAH
KARS PEREMPUAN 46 PETANI JAWA 1,69 72 25,2092 NORMAL 120 80 NORMAL
YATI PEREMPUAN 54 PETANI JAWA 1,64 68 25,28257 NORMAL 110 80 NORMAL
DJAI PEREMPUAN 47 PETANI JAWA 1,67 68 24,38237 NORMAL 120 70 NORMAL
IY PEREMPUAN 48 PETANI JAWA 1,66 64 23,22543 NORMAL 120 80 NORMAL
LUD LAKI-LAKI 50 SWASTA JAWA 1,55 61 25,39022 NORMAL 140 80 HIPERTENSI
SRP PEREMPUAN 60 IRT JAWA 1,62 65 24,76757 NORMAL 120 80 NORMAL
SMH PEREMPUAN 49 PETANI JAWA 1,66 69 25,03992 NORMAL 150 90 HIPERTENSI
SRT PEREMPUAN 62 IRT JAWA 1,68 67 23,73866 NORMAL 120 70 NORMAL
KST PEREMPUAN 55 IRT JAWA 1,57 67 27,18163 GEMUK 160 100 HIPERTENSI
PRSY PEREMPUAN 49 PETANI JAWA 1,5 59 26,22222 GEMUK 130 90 HIPERTENSI
68
INISIAL JENIS KELAMIN USIA PEKERJAAN SUKU TB (M) BB (KG) IMT KATEGORI
IMT
TEKANAN
DARAH
SISTOLE
TEKANAN
DARAH
DIASTOLE
KATEGORI
TEKANAN DARAH
WT PEREMPUAN 49 PETANI JAWA 1,52 60 25,96953 GEMUK 140 90 HIPERTENSI
SKM PEREMPUAN 46 PETANI JAWA 1,55 57 23,72529 NORMAL 110 80 NORMAL
SC PEREMPUAN 57 IRT JAWA 1,56 56 23,01118 NORMAL 120 80 NORMAL
NGD PEREMPUAN 59 IRT JAWA 1,65 57 20,93664 NORMAL 120 80 NORMAL
YHM PEREMPUAN 62 IRT JAWA 1,55 69 28,72008 GEMUK 160 110 HIPERTENSI
PRM PEREMPUAN 57 IRT JAWA 1,6 72 28,125 GEMUK 150 90 HIPERTENSI
PSI PEREMPUAN 47 PETANI JAWA 1,55 60 24,97399 NORMAL 110 70 NORMAL
SMR PEREMPUAN 57 PETANI JAWA 1,68 62 21,96712 NORMAL 120 80 NORMAL
SNR PEREMPUAN 50 PETANI JAWA 1,65 70 25,71166 GEMUK 130 80 HIPERTENSI
TYM PEREMPUAN 46 PETANI JAWA 1,57 66 26,77593 GEMUK 150 100 HIPERTENSI
69
INISIAL JENIS KELAMIN USIA PEKERJAAN SUKU TB (M) BB (KG) IMT KATEGORI
IMT
TEKANAN
DARAH
SISTOLE
TEKANAN
DARAH
DIASTOLE
KATEGORI
TEKANAN DARAH
DH PEREMPUAN 58 IRT JAWA 1,65 62 22,77319 NORMAL 140 90 HIPERTENSI
SRL PEREMPUAN 55 PETANI JAWA 1,68 45 15,94388 KURUS 110 80 NORMAL
SP LAKI-LAKI 53 PETANI JAWA 1,57 41 16,63353 KURUS 120 80 NORMAL
MRT PEREMPUAN 52 PETANI JAWA 1,65 53 19,4674 KURUS 140 90 HIPERTENSI
SKR PEREMPUAN 55 IRT JAWA 1,57 65 26,37024 GEMUK 120 80 NORMAL
SKN PEREMPUAN 52 IRT JAWA 1,67 73 26,17519 GEMUK 140 90 HIPERTENSI
SYT PEREMPUAN 60 IRT JAWA 1,58 67 26,83865 GEMUK 160 100 HIPERTENSI
RNT PEREMPUAN 51 IRT JAWA 1,56 72 29,5858 GEMUK 150 100 HIPERTENSI
YTI PEREMPUAN 54 IRT JAWA 1,66 72 26,12861 GEMUK 140 90 HIPERTENSI
AP PEREMPUAN 51 PETANI JAWA 1,59 72 28,47989 GEMUK 120 80 NORMAL
67
70
INISIAL JENIS KELAMIN USIA PEKERJAAN SUKU TB (M) BB (KG) IMT KATEGORI
IMT
TEKANAN
DARAH
SISTOLE
TEKANAN
DARAH
DIASTOLE
KATEGORI
TEKANAN DARAH
SHN PEREMPUAN 49 PETANI JAWA 1,58 66 26,43807 GEMUK 120 80 NORMAL
SGH PEREMPUAN 46 PETANI JAWA 1,66 62 22,49964 NORMAL 120 80 NORMAL
KRM PEREMPUAN 45 PETANI JAWA 1,66 60 21,77384 NORMAL 110 70 NORMAL
SURA LAKI-LAKI 51 SWASTA JAWA 1,58 72 28,84153 GEMUK 150 100 HIPERTENSI
PAY PEREMPUAN 52 PETANI JAWA 1,57 62 25,15315 NORMAL 120 80 NORMAL
SNY PEREMPUAN 48 PETANI JAWA 1,6 57 22,26563 NORMAL 110 80 NORMAL
SUD PEREMPUAN 46 PETANI JAWA 1,52 59 25,5367 NORMAL 120 80 NORMAL
PH PEREMPUAN 52 PETANI JAWA 1,45 65 30,91558 GEMUK 150 90 HIPERTENSI
68
71
Lampiran 8
DISTRIBUSI FREKUENSI DATA UMUM RESPONDEN
jenis_kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 6 9.0 9.0 9.0
perempuan 61 91.0 91.0 100.0
Total 67 100.0 100.0
Usia
Frequency Percent
Missing System 67 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid petani 39 58.2 58.2 58.2
swasta 7 10.4 10.4 68.7
IRT 21 31.3 31.3 100.0
Total 67 100.0 100.0
Suku
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid jawa 67 100.0 100.0 100.0
kategori_imt
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid kurus 3 4.5 4.5 4.5
normal 32 47.8 47.8 52.2
gemuk 32 47.8 47.8 100.0
Total 67 100.0 100.0
kategori_tekanan_darah
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid normal 30 44.8 44.8 44.8
hipertensi 37 55.2 55.2 100.0
Total 67 100.0 100.0
72
Lampiran 9
DISTRIBUSI FREKUENSI DATA KHUSUS RESPONDEN Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Usia 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%
Tb 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%
Bb 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%
Imt 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%
tekanan_darah_sistole 67 100.0% 0 .0% 67 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Usia Mean 52.8209 .60636
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 51.6103
Upper Bound 54.0315
5% Trimmed Mean 52.6899
Median 52.0000
Variance 24.634
Std. Deviation 4.96328
Minimum 45.00
Maximum 63.00
Range 18.00
Interquartile Range 8.00
Skewness .323 .293
Kurtosis -1.013 .578
Tb Mean 1.5997 .00796
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 1.5838
Upper Bound 1.6156
5% Trimmed Mean 1.6026
Median 1.6000
Variance .004
Std. Deviation .06516
Minimum 1.45
Maximum 1.69
73
Range .24
Interquartile Range .10
Skewness -.487 .293
Kurtosis -.667 .578
Bb Mean 65.5075 .80151
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 63.9072
Upper Bound 67.1077
5% Trimmed Mean 66.0672
Median 67.0000
Variance 43.042
Std. Deviation 6.56061
Minimum 41.00
Maximum 74.00
Range 33.00
Interquartile Range 9.00
Skewness -1.307 .293
Kurtosis 2.579 .578
Imt Mean 25.7095 .39363
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 24.9236
Upper Bound 26.4955
5% Trimmed Mean 25.7889
Median 25.5102
Variance 10.381
Std. Deviation 3.22202
Minimum 15.94
Maximum 33.32
Range 17.38
Interquartile Range 2.96
Skewness -.278 .293
Kurtosis 1.316 .578
tekanan_darah_sistole
Mean 1.3194E2 1.85692
95% Confidence Interval for Mean Lower Bound 1.2823E2
Upper Bound 1.3565E2
5% Trimmed Mean 1.3160E2
Median 1.3000E2
Variance 231.027
Std. Deviation 1.51996E1
Minimum 110.00
74
Maximum 160.00
Range 50.00
Interquartile Range 20.00
Skewness .248 .293
Kurtosis -1.111 .578
Statistics
tb Usia Bb imt
tekanan_darah_sistole
N Valid 67 67 67 67 67
Missing 0 0 0 0 0
Mode 1.66 46.00a 72.00 23.23
a 120.00
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Tb
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 1.45 1 1.5 1.5 1.5
1.46 1 1.5 1.5 3.0
1.47 2 3.0 3.0 6.0
1.48 1 1.5 1.5 7.5
1.49 1 1.5 1.5 9.0
1.5 1 1.5 1.5 10.4
1.52 3 4.5 4.5 14.9
1.55 6 9.0 9.0 23.9
1.56 3 4.5 4.5 28.4
1.57 7 10.4 10.4 38.8
1.58 4 6.0 6.0 44.8
1.59 2 3.0 3.0 47.8
1.6 5 7.5 7.5 55.2
1.62 2 3.0 3.0 58.2
1.64 2 3.0 3.0 61.2
1.65 6 9.0 9.0 70.1
1.66 9 13.4 13.4 83.6
1.67 3 4.5 4.5 88.1
1.68 6 9.0 9.0 97.0
1.69 2 3.0 3.0 100.0
Total 67 100.0 100.0
75
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 45 1 1.5 1.5 1.5
46 6 9.0 9.0 10.4
47 3 4.5 4.5 14.9
48 6 9.0 9.0 23.9
49 6 9.0 9.0 32.8
50 5 7.5 7.5 40.3
51 3 4.5 4.5 44.8
52 5 7.5 7.5 52.2
53 3 4.5 4.5 56.7
54 4 6.0 6.0 62.7
55 6 9.0 9.0 71.6
57 5 7.5 7.5 79.1
58 2 3.0 3.0 82.1
59 3 4.5 4.5 86.6
60 5 7.5 7.5 94.0
62 3 4.5 4.5 98.5
63 1 1.5 1.5 100.0
Total 67 100.0 100.0
Bb
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 41 1 1.5 1.5 1.5
45 1 1.5 1.5 3.0
53 1 1.5 1.5 4.5
56 1 1.5 1.5 6.0
57 3 4.5 4.5 10.4
59 2 3.0 3.0 13.4
60 6 9.0 9.0 22.4
61 1 1.5 1.5 23.9
62 6 9.0 9.0 32.8
64 3 4.5 4.5 37.3
65 4 6.0 6.0 43.3
66 4 6.0 6.0 49.3
67 4 6.0 6.0 55.2
68 4 6.0 6.0 61.2
69 4 6.0 6.0 67.2
76
70 4 6.0 6.0 73.1
71 2 3.0 3.0 76.1
72 12 17.9 17.9 94.0
73 2 3.0 3.0 97.0
74 2 3.0 3.0 100.0
Total 67 100.0 100.0
Imt
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 15.94387755 1 1.5 1.5 1.5
16.63353483 1 1.5 1.5 3.0
19.46740129 1 1.5 1.5 4.5
20.93663912 1 1.5 1.5 6.0
21.77384236 1 1.5 1.5 7.5
21.96712018 1 1.5 1.5 9.0
22.265625 1 1.5 1.5 10.4
22.4996371 1 1.5 1.5 11.9
22.77318641 1 1.5 1.5 13.4
23.01117686 1 1.5 1.5 14.9
23.22543185 2 3.0 3.0 17.9
23.30668005 1 1.5 1.5 19.4
23.72528616 1 1.5 1.5 20.9
23.73866213 1 1.5 1.5 22.4
24.03460984 1 1.5 1.5 23.9
24.21875 1 1.5 1.5 25.4
24.34175829 1 1.5 1.5 26.9
24.38237298 1 1.5 1.5 28.4
24.38652644 1 1.5 1.5 29.9
24.5389649 1 1.5 1.5 31.3
24.6097337 1 1.5 1.5 32.8
24.76756592 1 1.5 1.5 34.3
24.97398543 2 3.0 3.0 37.3
25.03991871 2 3.0 3.0 40.3
25.15315023 1 1.5 1.5 41.8
25.20920136 2 3.0 3.0 44.8
25.2825699 1 1.5 1.5 46.3
25.39021852 1 1.5 1.5 47.8
25.40281608 1 1.5 1.5 49.3
25.51020408 2 3.0 3.0 52.2
25.5367036 1 1.5 1.5 53.7
77
25.71166208 1 1.5 1.5 55.2
25.80645161 1 1.5 1.5 56.7
25.96952909 1 1.5 1.5 58.2
26.12861083 2 3.0 3.0 61.2
26.17519452 1 1.5 1.5 62.7
26.21882086 1 1.5 1.5 64.2
26.22222222 1 1.5 1.5 65.7
26.37023814 1 1.5 1.5 67.2
26.43807082 1 1.5 1.5 68.7
26.44628099 1 1.5 1.5 70.1
26.5625 1 1.5 1.5 71.6
26.77593411 1 1.5 1.5 73.1
26.83864765 1 1.5 1.5 74.6
27.18163009 1 1.5 1.5 76.1
28.125 1 1.5 1.5 77.6
28.398718 1 1.5 1.5 79.1
28.47988608 1 1.5 1.5 80.6
28.72008325 1 1.5 1.5 82.1
28.84153181 1 1.5 1.5 83.6
28.87544005 1 1.5 1.5 85.1
28.90625 1 1.5 1.5 86.6
29.17488494 1 1.5 1.5 88.1
29.58579882 1 1.5 1.5 89.6
30.29778393 1 1.5 1.5 91.0
30.91557669 1 1.5 1.5 92.5
30.96265716 1 1.5 1.5 94.0
31.04455807 1 1.5 1.5 95.5
31.9311398 1 1.5 1.5 97.0
31.98054142 1 1.5 1.5 98.5
33.31945023 1 1.5 1.5 100.0
Total 67 100.0 100.0
78
tekanan_darah_sistole
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 110 8 11.9 11.9 11.9
120 22 32.8 32.8 44.8
130 6 9.0 9.0 53.7
140 16 23.9 23.9 77.6
150 10 14.9 14.9 92.5
160 5 7.5 7.5 100.0
Total 67 100.0 100.0
79
Lampiran 10
80
81
Lampiran 12
JADWAL KEGIATAN PENELITIAN
N
o Kegiatan
Bulan
Januari Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus September
1 Pembuatan data dan
konsul judul
2 Penyusunan proposal
3 Bimbingan proposal
4 Ujian proposal
5 Revisi proposal
6 Pengambilan data
7 Penelitian
8 Pengambilan data akhir
9 Penyusunan dan konsul
skripsi
10 Ujian skripsi