skripsi hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di kecamatan kumpeh...
TRANSCRIPT
1
HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN
DI KECAMATAN KUMPEH ULU
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
ANA PUJA PRIHATIN
JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
2
HUBUNGAN PENYULUHAN PERTANIAN DENGAN
PRODUKTIVITAS KERJA PETANI SAYURAN
DI KECAMATAN KUMPEH ULU
KABUPATEN MUARO JAMBI
SKRIPSI
ANA PUJA PRIHATIN
D1B012062
SKRIPSI
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian
Pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi
JURUSAN / PROGRAM STUDI AGRIBISNIS
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS JAMBI
2016
3
PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja Petani
Sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi” oleh Ana Puja Prihatin, NIM
D1B012062 telah diuji dan dinyatakan lulus pada tanggal 19 Oktober 2016 dihadapan Tim
Penguji yang terdiri dari :
Ketua : Ir. Yusma Damayanti, M.Si.
Seketaris : Ir. Jamaluddin, M.Si.
Penguji Utama : Ir. Arsyad Lubis, M.Si.
Penguji Anggota : 1. Aprollita, S.P, M.Si.
2. Tri Suratno, S.Kom, M.Kom.
Menyetujui :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Aprollita, S.P, M.Si. Tri Suratno, S.Kom, M.Kom.
NIP. 19750401 199903 2 002 NIP. 19831030 200604 1 002
Mengetahui
Ketua Jurusan / Progam Studi Agribisnis
Fakultas Pertanian Universitas Jambi
Ir. Emy Kernalis, M.P.
NIP. 19590520 198603 2 002
4
ABSTRAK
ANA PUJA PRIHATIN. Hubungan Penyuluhan Pertanian Dengan Produktivitas Kerja
Petani Sayuran Di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Di bimbing oleh Ibu
Aprolita, S.P, M.Si. dan Bapak Tri Suratno, S.Kom, M.Kom.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran dan
mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8
Agustus sampai 8 September 2016 di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
terhadap 44 petani sayuran. Metode analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif
menggunakan tabel distribusi frekuensi untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran.
Untuk mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran
digunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²). Hasil penelitian
menunjukkan Produktivitas kerja petani sayuran dilokasi penelitian masih tergolong rendah
yaitu sebesar 43%. Tinggi rendahnya produktivitas kerja petani sayuran dipengaruhi oleh
jumlah produksi yang dihasilkan petani dan besarnya penerimaan yang diterima oleh petani.
Penerimaan yaitu produksi dikali harga. Seringkali harga yang berlaku di kalangan petani
sayuran masih tergolong rendah dan berada dibawah harga pasar, harga yang rendah tentu
akan mempengaruhi besar kecilnya penerimaan serta produktivitas kerja petani.Terdapat
hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran
di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi sebesar 67,83%, hal ini menunjukkan
bahwa semakin sering petani mendapatkan kegiatan penyuluhan pertanian maka petani akan
semakin terdorong untuk meningkatkan produktivitas kerjanya dan terdapat delapan unsur
yang mempengaruhi kegiatan penyuluhan pertanian tersebut yaitu penyuluh pertanian,
sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu
penyuluhan, dan tempat penyuluhan.
Kata Kunci : Penyuluhan, Produktivitas Kerja, Petani
5
PERNYATAAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : ANA PUJA PRIHATIN
NIM : D1B012062
Jurusan/Progam Studi : Agribisnis
Dengan ini menyatakan bahwa :
1. Skripsi ini belum pernah diajukan dan tidak dalam proses pengajuan dimanapun juga
dan/atau oleh siapapun juga.
2. Semua sumber kepustakaan dan bantuan dari berbagai pihak yang diterima selama
penelitian dan penyusunan skripsi ini telah dicantumkan atau dinyatakan pada bagian yang
relevan dan skripsi ini bebas dari plagiarisme.
3. Apabila dikemudian hari terbukti bahwa skripsi ini telah diajukan atau dalam proses
pengajuan oleh pihak – pihak lain dan/atau terdapat plagiarisme di dalam skripsi ini, maka
saya bersedia menerima sanksi sesuai Pasal 12 Ayat (1) butir (g) Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional No. 17 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Penanggulangan Plagiat
di Perguruan Tinggi, yakni Pembatalan Ijazah.
Jambi, 25 Oktober 2016
Yang membuat pernyataan
Ana Puja Prihatin
NIM. D1B012062
6
RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Desa Pondok Meja Kecamatan Mestong pada
tanggal 22 Juli 1995. Penulis adalah anak pertama dari dua
bersaudara dari pasangan Bapak Sukirno dan Ibu Komariyah. Penulis
memulai pendidikan formal pada Sekolah Taman Kanak-Kanak
Handayani 1dan lulus pada tahun 2000, penulis melanjutkan
pendidikan tingkat Dasar di SD 56/IX Pondok Meja pada tahun 2000-2006. Penulis
melanjutkan pendidikan tingkat Menengah Pertama di SMP Negeri 10 Kabupaten Muaro
Jambi tahun 2007-2009. Penulis melanjutkan tingkat Menengah Atas di SMA Negeri 3
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2010-2012.
Di tahun 2012 memalui seleksi Jalur Penjaringan Khusus Pemanduan Minat (PKPM),
Penulis melanjutkan pendidikan di Universitas Jambi. Penulis mengikuti Progam Magang di
Distrik III PT.Wirakarya Sakti pada tanggal 28 Maret - 23 Mei 2016. Penulis melaksanakan
Ujian Skripsi yang dibimbing oleh oleh Ibu Aprolita SP. M.Si dan Bapak Tri Suratno,
S.Kom, M.Kom dan dinyatakan lulus dan mendapatkan gelar Sarjana pada tanggal 19
Oktober 2016.
7
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas rahmat dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Skripsi ini disusun untuk memenuhi syarat
untuk memperoleh gelar Sarjana (S1) pada Fakultas Pertanian Universitas Jambi. Pada
kesempatan ini penulis menyampaikan terimakasih kepada :
1. Kepada kedua orangtuaku, Ayahanda Sukirno dan Ibu Komariyah yang dengan ketulusan
dan segala jerih payah dan pengorbanan serta kasih sayangnya memberikan bimbingan
dan dukungan yang tanpa henti dan adikku Amminah terima kasih atas kasih sayang, doa
dan dukungannya.
2. Ibu Aprolita, S.P, M.Si. sebagai Dosen Pembimbing I yang banyak membantu dalam
mengarahkan dalam penulisan skripsi.
3. Bapak Tri Suratno, S.Kom, M.Kom. sebagai Dosen Pembimbing II yang juga banyak
memberi bimbingan dan arahan dalam penulisan skripsi.
4. Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si sebagai Dosen Pembimbing Akademik yang telah
mengarahkan dan memberikan bimbingan selama masa perkuliahan di Fakultas Pertanian
Universitas Jambi.
5. Ibu Ir. Yusma Damayanti, M.Si selaku ketua penguji, Bapak Ir. Jamaluddin, M.Si selaku
sekretaris dan Bapak Ir.Arsyad Lubis, M.Si sebagai Dosen Penguji Utama dalam ujian
skripsi saya, yang telah memberikan saran dan kritik serta nasihat demi kesempurnaan
skripsi.
6. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Pertanian yang telah memberikan ilmu pengetahuan dan
wawasan baru serta Staf Jurusan atas bantuan pada proses administrasi selama masa studi
dan proses pengurusan skripsi.
7. Teman – teman terbaikku Wulan Dwi Putri, Kaseh Lestari, Ade Regina Okky Dwi,
Isnaini Damayanti, Siswanti Armaini dan Cici Lia Pardede yang telah memberikan
bantuan dan masukan yang begitu berarti.
8. Teman satu magang di PT.Wirakarya Sakti Rumlia Situmorang, Andi Putra, Siti, Nur
Sriyanti dan Rio Al Fikar yang telah memberikan bantuan dan pengalaman yang begitu
berarti.
9. Rekan – rekan agribisnis angkatan 2012. Terima kasih atas motivasi, dukungan dan
bantuan selama masa studi dan proses penyelesaian skripsi.
8
10. Ibu Penyuluh Komiati, S.PKP dan Ketua Kelompok Tani Sayur Bapak Gunawan. Terima
kasih atas bantuan yang diberikan selama proses penelitian berlangsung.
11. Para responden yang telah bersedia meluangkan waktu dan menjawab pertanyaan yang
diberikan.
12. Semua pihak yang membantu dalam penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis
sebutkan satu – persatu. Terima kasih atas bantuannya semoga Allah SWT memberikan
balasan atas semua amal baik. Amin.
9
KATA PENGATAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat Allah SWT karena atas Karunia dan
Rahmat-Nya lah Penulis dapat menyelesaikan Skripsi ini dengan Judul “Hubungan
Penyuluhan Pertanian Dengan Produktivitas Kerja Petani Sayuran Di Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada Ibu Aprolita, S.P,
M.Si selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Tri Suratno. S.Kom, M.Kom selaku Dosen
Pembimbing II yang telah banyak memberi bimbingan dan pengarahan dalam pembuatan
skripsi ini. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ir. Yusma Damayanti,
M.Si. selaku Dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan bimbingan dan
pengarahan pada masa perkuliahan. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada orang
tua dan teman-teman yang telah memberikan kontribusi dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, baik dari segi materi
maupun segi penulisan. Kritik dan saran yang membangun dari pembaca sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Dengan mengharapkan ridho Allah, semoga
proposal skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi penulis dan umumnya bagi pembaca
sekalian. Atas perhatian pembaca penulis ucapkan terima kasih.
Jambi, Oktober 2016
Penulis
10
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK
KATA PENGANTAR ................................................................................ i
DAFTAR ISI............................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ...................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. vii
I. PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 10
1.3 Tujuan Dan Kegunaan Penelitian ................................................. 11
1.3.1 Tujuan Penelitian .................................................................. 11
1.3.2 Kegunaan Penelitian ............................................................. 11
II. Tinjauan Pustaka ................................................................................ 12
2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian .................................................. 12
2.2 Unsur-Unsur Penyuluhan Pertanian .............................................. 15
2.3 Konsep Produktivitas ..................................................................... 27
2.3.1 Konsep Produktivitas Kerja............................................. 32
2.4 Identitas Petani Sampel .................................................................. 32
2.4.1 Umur ..................................................................................... 33
2.4.2 Pendidikan ............................................................................ 33
2.4.3 Luas Lahan ............................................................................ 34
2.4.4 Jumlah Anggota Keluarga .................................................... 34
2.4.5 Pengalaman Usaha Tani ....................................................... 35
2.5 Konsep Usahatani ........................................................................... 35
2.5.1 Deskripsi Usahatani Sayuran ................................................ 36
2.6 Konsep Adopsi Inovasi .................................................................. 38
2.7 Hasil Penelitian Terdahulu.............................................................. 40
2.8 Kerangka Pemikiran ....................................................................... 42
2.9 Hipotesis ......................................................................................... 45
III. METODE PENELITIAN ................................................................... 46
3.1 Ruang Lingkup Penelitian ............................................................. 46
3.2 Sumber dan Metode Pengumpulan Data ....................................... 46
3.3 Metode Penarikan Sampel ............................................................. 47
3.4 Metode Analisis Data..................................................................... 49
3.5 Konsepsi dan Pengukuran .............................................................. 52
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 56
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian .............................................. 56
4.1.1 Letak dan Batas Wilayah ...................................................... 56
4.1.2 Luas Daerah dan Penggunaan Lahan .................................... 56
4.1.3 Keadaan Penduduk ............................................................... 57
11
4.2 Deskripsi Petani Sampel ................................................................. 59
4.2.1 Umur Petani .......................................................................... 59
4.2.2 Tingkat Pendidikan ............................................................... 60
4.2.3 Jumlah anggota keluarga ...................................................... 62
4.2.4 Pengalaman berusahatani ...................................................... 63
4.3 Keadaan Umum Usahatani Sayuran ............................................... 65
4.3.1 Budidaya sayuran didaerah penelitian .................................. 65
4.3.2 Luas Lahan ............................................................................ 67
4.3.3 Status kepemilikan lahan ...................................................... 68
4.3.4 Produksi sayuran ................................................................... 69
4.3.4.1 Produksi kacang panjang .......................................... 70
4.3.4.2 Produksi timun .......................................................... 71
4.3.4.3 Produksi tomat .......................................................... 72
4.3.4.4 Produksi cabai ........................................................... 73
4.3.4.5 produksi terung ......................................................... 74
4.3.5 Harga sayuran ....................................................................... 75
4.3.6 Penerimaan ........................................................................... 76
4.3.6.1 Peneriman kacang panjang ...................................... 76
4.3.6.2 Penerimaan timun .................................................... 77
4.3.6.3 Penerimaan tomat .................................................... 78
4.3.6.4 Penerimaan cabai ..................................................... 79
4.3.6.5 Penerimaan terung ................................................... 80
4.3.6.6 Total penerimaan ..................................................... 81
4.4 Produktivitas kerja petani responden .............................................. 82
4.4.1 Deskripsi kegiatan responden petani sayur ........................... 85
4.4.2 Produktivitas kerja petani responden .................................... 85
4.5 Penyuluhan pertanian ...................................................................... 86
4.6 Hubungan penyuluhan pertanian dengan
produktivitas tenaga kerja petani sayur ........................................ 89
4.7 Implikasi penelitian......................................................................... 91
V. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 93
5.1 Kesimpulan ..................................................................................... 93
5.2 Saran ............................................................................................... 94
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 95
LAMPIRAN ........................................................................................ 97
12
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
1. Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014 ............ 3
2. Produktivitas Tanaman Sayur di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014 6
3. Produksi Tanaman Sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2014 ....................................................................... 7
4. Produksi Tanaman Sayur Per Desa di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2014 .................................................... 8
5. Jumlah petani sampel usahatani sayuran di daerah
penelitian tahun 2015 ............................................................................. 49
6. Model Analisis Uji Chi-Square dengan Kontingensi (c) 2x2 ................. 50
7. Luas wilayah berdasarkan penggunaanya di Kecamatan
Kumpeh Ulu tahun 2015 ........................................................................ 57
8. Jumlah penduduk di lokasi penelitian tahun 2015 .................................. 58
9. Distribusi Responden berdasarkan kelompok umur
di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi ............................ 60
10. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan
di daerah penelitian tahun 2016 .............................................................. 61
11. Distribusi responden berdasarkan jumlah anggota keluarga
di daerah penelitian tahun 2016 .............................................................. 62
12. Distribusi responden berdasarkan pengalaman berusahatani sayuran
di daerah penelitian tahun 2016 .............................................................. 64
13. Distribusi responden berdasarkan luas lahan sayuran
di daerah penelitian tahun 2016 .............................................................. 68
14. Distribusi responden berdasarkan status kepemilikan lahan
di daerah penelitian tahun 2016 .............................................................. 69
15. Distribusi produksi kacang panjang di daerah penelitian tahun 2016 .... 70
16. Distribusi produksi Timun di daerah penelitian tahun 2016................... 71
17. Distribusi produksi Tomat di daerah penelitian tahun 2016 ................... 72
18. Distribusi produksi Cabai di daerah penelitian tahun 2016 .................... 73
13
19. Distribusi produksi Terung di daerah penelitian tahun 2016 .................. 75
20. Daftar harga sayur per kg di daerah penelitian tahun 2016 .................... 76
21. Distribusi penerimaan kacang panjang di daerah penelitian tahun 2016 77
22. Distribusi penerimaan timun di daerah penelitian tahun 2016 ............... 78
23. Distribusi penerimaan tomat di daerah penelitian tahun 2016 ............... 79
24. Distribusi penerimaan cabai di daerah penelitian tahun 2016 ................ 80
25. Distribusi penerimaan terung di daerah penelitian tahun 2016 .............. 81
26. Distribusi total penerimaan di daerah penelitian tahun 2016 ................. 82
27. Rata-Rata Jumlah Hari Orang Kerja (HOK) dan Presentase
Pada Kegiatan Usahatani Sayuran Petani Responden Selama
satu Musim tanam Di daerah penelitian tahun 2016.............................. 83
28. Distribusi Responden berdasarkan Produktivitas Kerja Petani
Sayuran Dalam satu musim tanam di derah penelitian tahun 2016 ....... 85
29. Distribusi Responden berdasarkan Penyuluhan Pertanian
di derah penelitian tahun ......................................................................... 88
30. Kotigensi hubungan penyuluhan pertanian dengan
produktivitas kerja petani sayuran didaerah penelitian tahun 2016 ........ 89
14
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
1. Skema kerangka pemikiran ..................................................................... 44
15
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Luas panen tanaman palawija dan sayuran kecamatan kumpeh ulu
tahun 2015............................................................................................... 97
2. Produksi Sayuran di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 .................. 98
3. Nama Kelompok Tani sayuran ............................................................... 99
4. Data identitas petani sampel di daerah penelitian ................................... 100
5. Data produksi, harga, penerimaan dan total penerimaan
di daerah penelitian 2016 ........................................................................ 101
6. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pengolahan tanah pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 103
7. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penanaman pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 104
8. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penyulaman pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 105
9. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penyiraman pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 106
10. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan penyiangan pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 107
11. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pemupukan pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 108
12. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pengendalian HPT pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 109
13. Data jumlah orang, jumlah hari, jam kerja dan jumlah HOK
pada kegiatan pemanenan pada usahatani penelitian
didaerah penelitian tahun 2016 ............................................................... 110
14. Data total jumlah HOK pada semua kegiatan usahatani sayur
di daerah penelitian tahun 2016. ............................................................. 111
16
15. Data produktivitas kerja petani responden pada
kegiatan usahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2016 .................. 113
16. Data kategori skor pada kegiatan penyuluhan pertanian
menurut petani responden di daerah penelitian tahun 2016 ................... 114
17. Uji chi square hubungan penyuluhan pertanian dengan
produktivitas kerja petani sayur di daerah penelitian tahun 2016 .......... 116
18. Kuesioner penelitian mengenai hubungan penyuluhan pertanian
dengan produktivitas kerja petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi ......................................................................... 118
19. Lampiran dokumentasi ........................................................................... 128
17
I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Penyuluhan pertanian di Indonesia telah mempunyai sejarah yang cukup panjang,
dimulai sejak abad 20 di masa penjajahan. Penyuluhan bermula dari adanya kebutuhan
untuk meningkatkan hasil pertanian, baik untuk kepentingan penjajah maupun untuk
mencukupi kebutuhan pribumi. Penyuluhan dilandasi pula oleh kenyataan adanya
kesenjangan yang cukup jauh antara praktik-praktik yang dilakukan para petani di satu
pihak dan adanya teknologi-teknologi yang lebih maju di lain pihak. Kebutuhan peningkatan
produksi pertanian diperhitungkan akan dapat dipenuhi seandainya teknologi maju yang
ditemukan oleh para ahli dapat dipraktikkan oleh para petani sebagai produsen primer.
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan non formal guna menumbuh
kembangkan kemampuan (pengetahuan, sikap dan keterampilan) petani sehingga secara
mandiri mereka dapat mengelola unit usaha taninya lebih baik dan menguntungkan sehingga
dapat memperbaiki pola hidup yang lebih layak dan sejahtera bagi keluarganya. Kegiatan
penyuluhan pertanian sebagai proses belajar bagi petani melalui pendekatan kelompok dan
diarahkan untuk terwujudnya kemampuan kerja sama yang lebih efektif sehingga mampu
menerapkan inovasi, mengatasi berbagai resiko kegagalan usaha, menerapkan skala usaha
yang ekonomis untuk memperoleh pendapatan yang layak dan sadar akan peranan serta
tanggung jawabnya sebagai pelaku pembangunan, khususnya pembangunan pertanian, untuk
membangun pertanian dibutuhkan sumber daya manusia yang berkualitas. Tersedianya
sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal utama bagi daerah untuk menjadi
pelaku (aktor), penggerak pembangunan di daerah, oleh karena itu untuk membangun
pertanian, kita harus membangun sumber daya manusianya. Sumber daya manusia yang perlu
dibangun di antaranya yaitu masyarakat pertanian (petani, pengusaha pertanian dan pedagang
pertanian), agar kemampuan dan kompetensi kerja petani dapat meningkat. Hal ini bisa
18
didapatkan melalui proses pembelajaran dengan mengembangkan sistem pendidikan non
formal secara efektif dan efisien salah satunya adalah melalui penyuluhan pertanian. Melalui
penyuluhan pertanian, masyarakat pertanian dibekali dengan ilmu, pengetahuan,
keterampilan, pengenalan teknologi dan inovasi baru di bidang pertanian, penanaman nilai-
nilai atau prinsip agribisnis, mengkreasi sumber daya manusia dengan konsep dasar filosofi
rajin, kooperatif, inovatif, kreatif.
Mampu mengubah sikap dan perilaku petani agar mereka tahu dan mau menerapkan
informasi anjuran yang dibawa dan disampaikan oleh penyuluh pertanian. Kegiatan
penyuluhan yang berhasil diterapkan kepada para petani, akan berarti para petani mau dan
mampu untuk selalu menggunakan teknologi yang menguntungkan dalam budidaya tanaman
termasuk mengatasi masalah-masalah yang timbul. Kemauan dan kemampuan menggunakan
teknologi yang menguntungkan harus didukung sarana produksi yang cukup dan mudah
untuk mendapatkannya, dengan demikian untuk mewujudkan peningkatan kuantitas dan
kualitas produksi serta peningkatan kesejahteraan hidup para petani perlu adanya pola yang
baik dan mantap di bidang penyuluhan pertanian.
Penyuluhan pertanian adalah sistem pendidikan di luar sekolah (non formal) yang
diberikan kepada petani dan keluarganya agar berubah perilakunya untuk bertani lebih baik
(better farming), berusahatani lebih baik (better bussines), hidup lebih sejahtera (better
living), dan bermasyarakat lebih baik (better community) serta menjaga kelestarian
lingkungannya (better environment) (Departemen Pertanian, 2009).
Penyuluh pertanian dalam melaksanakan tugasnya dibatasi oleh suatu wilayah kerja
penyuluh (WKP). Umumnya satu orang penyuluh ditempatkan di satu wilyah desa untuk
jangka waktu satu tahun dari sebuah progama penyuluhan pertanian yang telah ditetapkan
sebelumnya. Untuk mengetahui lebih jelasnya jumlah tenaga penyuluh pertanian lapangan
19
(PPL) yang ditempatkan di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat di
Tabel 1 berikut ini :
Tabel 1. Jumlah Tenaga Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
No Desa/Kelurahan Penyuluh Pertanian Lapangan
Jumlah Nama
1. Sungai Terap 1 Jusneli, S.PKP
2. Kasang Pudak 1 Ir. Ramli
3. Kasang Lopak Alay 1 HJ.Suriyani
4. Solok 1 Ir. Ramli
5. Sumber Jaya 1 Nurvendi Kasnur, A, Md
6. Arang Arang 1 Nurvendi Kasnur, A, Md
7. Sipin Teluk Duren 1 Muhammad, SP
8. Pemunduran 1 Suhendro, SP
9. Teluk Raya 1 Wahyudianto, S. PI
10. Ramin 1 Muhammad, SP
11. Tarikan 1 Murhalim
12. Lopak Alay 1 HJ.Suriyani
13. Sakean 1 Murhalim, A.Md
14. Kota Karang 1 Komiati, S.PKP
15. Pudak 1 Suhendro, SP
16. Muara Kumpeh 1 Elizarna
17. Kasang Kumpeh 1 Asnawi, S
18. Kasang Kota Karang 1 Ir.Ramli
Jumlah 18 Sumber : Badan Pusat Statistik Kumpeh Ulu 2015
Tabel 1 memperlihatkan bahwa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi
memiliki 18 Desa, yang telah memiliki satu orang penyuluh dimasing-masing desa, dan
beberapa penyuluh pertanian memegang dua desa sekaligus. Manfaat adanya penyuluh
pertanian di desa yaitu agar dapat mengembangkan potensi wilayah desa serta memberikan
pemberdayaan kepada petani yang membutuhkan.
Menurut UU Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian, Perikanan,
dan Kehutanan. Penyuluhan pertanian merupakan proses pembelajaran bagi pelaku utama
agar mereka mau dan mampu menolong dan mengorganisasikan dirinya dalam mengakses
informasi pasar, teknologi, permodalan, dan sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk
meningkatkan produktivitas, efisiensi usaha, pendapatan, dan kesejahteraannya, serta
meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi lingkungan hidup.
20
Produktivitas adalah perbandingan suatu jumlah keluaran tertentu dengan jumlah
masukan tertentu. Secara umum produktivitas diartikan sebagai hubungan antara hasil nyata
fisik (barang atau jasa) dengan masukan yang sebenarnya. Produktivitas juga diartikan
sebagai tingkatan efisiensi dalam memproduksi barang-barang atau jasa. Produktivitas
menginginkan adanya pemanfaatan sumber daya yang tersedia dengan baik, dengan kata lain
sumber daya yang ada digunakan dengan maksimal agar hasil yang diperoleh bisa optimal
secara kualitas maupun kuantitas.
Ukuran produktivitas yang paling terkenal berkaitan dengan tenaga kerja yang dapat
dihitung dengan membagi pengeluaran oleh jumlah yang digunakan atau jam-jam kerja.
Pengukuran produktivitas dengan cara ini menghitung hasil yang diperoleh dalam berapa
lama waktu yang mereka perlukan saat bekerja, selain itu hasil tersebut juga dibandingkan
dengan masukan yang ia perlukan dalam bekerja. Produktivitas kerja yang tinggi sangat
diharapkan oleh setiap petani. Produktivitas kerja adalah hasil pelaksanaan kerja, dengan
sejauh mana kemajuan yang telah dicapai dalam bekerja. Produktivitas kerja sering
ditunjukkan oleh produktivitas kerja individu dalam perilakunya, yang merupakan
perbandingan angka-angka penggunaan jam kerja dalam usahatani menunjukkan adanya
peningkatan produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian. Peningkatan produktivitas tenaga
kerja di sektor pertanian, mampu meningkatkan efesiensi yang dilihat dari sisi penggunaan
tenaga kerjanya (Mubyarto,1987).
Provinsi Jambi memiliki potensi yang sangat mendukung untuk melakukan kegiatan
usahatani sayuran. Provinsi jambi terbagi kedalam dua kota dan sembilan Kabupaten
termasuk didalamnya Kabupaten Muaro Jambi. Berdasarkan data produksi sayur dan buah
Kabupaten Muaro Jambi tahun 2015, terdapat 10 jenis tanaman sayur yang ditanam di
Kabupaten Muaro Jambi. Untuk mengetahui lebih jelasnya produktivitas tanaman sayur di
Kabupaten Muaro dapat dilihat di Tabel 2 berikut ini :
21
Tabel 2. Produktivitas Tanaman Sayur di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
No Komoditi Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Kw)
Produktivitas
(Kw/Ha)
1 Bayam 101 1.607 15,91
2 Cabai Besar 228 6.631 29,08
3 Cabai Rawit 98 2.318 23,65
4 Buncis 7 117 16,71
5 Kacang Panjang 281 9.911 35,27
6 Kangkung 120 1.890 15,75
7 Sawi 77 2.282 29,63
8 Ketimun 270 7.098 26,28
9 Terung 99 3.796 38,34
10 Tomat 44 1.693 38,47
Jumlah 1.325 37.343 269,09 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
Tabel 2 memperlihatkan 10 jenis tanaman sayur yang ditanam di Kabupaten Muaro
Jambi. Tanaman sayur tersebut meliputi : sawi, cabai besar, cabai rawit, tomat, terung,
buncis, ketimun, kangkung, bayam, dan kacang panjang. Luas panen tanaman sayuran yang
paling besar adalah tanaman kacang panjang yakni sebesar 281 hektar dengan produksi 9.911
kwintal, diikuti dengan tanaman ketimun yang memiliki luas panen seluas 270 hektar dengan
produksi 7.098 kwintal, kemudian tanaman cabai besar dengan luas panen seluas 228 hektar
dengan produksi 6.631 kwintal, sedangkan tanaman yang memiliki luas panen dan produksi
terkecil adalah buncis dengan luas panen sebesar 7 hektar dan produksi sebesar 117 kwintal.
Produktivitas tertinggi yaitu tanaman tomat yaitu sebesar 38,47, tanaman terung sebesar
38,34 dan tanaman kacang panjang dengan produktivitas sebesar 35,27.
Kecamatan Kumpeh Ulu adalah salah satu Kecamatan di Kabupaten Muaro Jambi yang
memiliki potensi di bidang pertanian pangan dan hortikultura. Kedua sektor ini memiliki
peran yang cukup besar dalam menyerap tenaga kerja dan meningkatkan perekonomian
masyarakat. Kecamatan Kumpeh Ulu juga dikenal sebagai daerah penghasil sayur dan buah-
buahan utama, dan sebagian besar penduduk di Kumpeh Ulu bermata pencarian sebagai
petani, khususnya tanaman palawija dan hortikultura, hal ini didukung kondisi lahan yang
22
sebagian terdiri dari dataran rendah atau lahan basah sehingga sangat cocok untuk budidaya
tanaman buah-buahan dan sayuran. Untuk mengetahui lebih jelasnya produksi tanaman sayur
di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi dapat dilihat pada tabel 3 berikut ini :
Tabel 3. Produksi Tanaman Sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro
Jambi Tahun 2015
No Komoditi Produksi
(Kw)
1 Kacang Panjang 3.606
2 Cabai Besar 915
3 Cabai Rawit 307
4 Tomat 574
5 Terung 874
6 Ketimun 2.448
7 Kangkung 263
8
9
10
Bayam
Sawi
Buncis
238
0
0
Jumlah 9.225 Sumber : Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
Tabel 3 memperlihatkan delapan jenis tanaman yang ditanam di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi tanaman sayur tersebut meliputi : cabai besar, cabai rawit, tomat,
terung, buncis, ketimun, kangkung, bayam, dan kacang panjang. Produksi tertinggi yaitu pada
komoditi kacang panjang sebesar 3.606 kwintal, kemudian pada komoditi ketimun sebesar
2.448 kwintal dan cabai besar mencapai produksi sebesar 915 kwintal. Produksi terendah
yaitu pada tanaman bayam hanya mencapai produksi sebesar 238 kwintal.
Pada tahun 2015, di Kecamatan Kumpeh Ulu, tanaman hortikultura memiliki areal
panen yang cukup luas dibandingkan dengan tanaman pangan. Kecamatan Kumpeh Ulu
memiliki 18 Desa, dari 18 Desa terdapat 13 Desa yang menanam tanaman sayuran dan telah
tergabung dalam kelompok tani sayur. Untuk lebih jelasnya produksi sayur per Desa di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 4
berikut ini :
23
Tabel 4. Produksi Tanaman Sayur Per Desa di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi Tahun 2015
Sumber :
Balai
Penyuluh
an
Pertania
n
Kecamat
an
Kumpeh
Ulu
Tahun
2015
Tabel 4. memperlihatkan 13 desa yang mengusahakan usaha tani sayuran di Kecamatan
Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. Desa Lopak Alay adalah desa dengan produksi
tertinggi sebesar 1.180 kwintal, selanjutnya yaitu desa dengan produksi rata-rata yaitu Desa
Pudak dengan produksi sebesar 784 kwintal dan desa dengan Produksi terendah yaitu Desa
Kota Karang dengan produksi sebesar 472 kwintal.
Kenaikan produksi dan produktivitas ini hanya dimungkinkan oleh adanya peningkatan
efesiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi dan adanya peningkatan
keterampilan dari tenaga kerjanya. Peningkatan keterampilan tenaga kerja (petani) salah
satunya dapat diperoleh dari adanya seorang penyuluh pertanian, hal ini sejalan dengan
pengertian penyuluhan pertanian. Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan perilaku
(pengetahuan, sikap, keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tahu, mau
dan mampu melaksanakan perubahan usahataninya demi peningkatan produksi, pendapatan
dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian.
No Nama Desa Luas Panen
(Ha)
Produksi
(Kw)
1 Pudak 130 784
2 Kota Karang 78 472
3 Lopak Alay 196 1.180
4 Tarikan 116 700
5 Sungai Terap 85 514
6 Sipin Teluk Duren 111 670
7 Ramin 79 478
8 Pemunduran 89 538
9 Kasang Kumpeh 153 922
10 Kasang Pudak 169 1.018
11 kasang lopak alai 113 682
12 Kasang Kota Karang 110 664
13 Solok 99 598
Jumlah 1.528 9.220
Rata-Rata 117,53 709,23
24
Dengan melihat dari adanya peningkatan produktivitas yang hanya dapat dilakukan
oleh sumber daya manusia yang memiliki peningkatan kerja dan keterampilan dalam
mengusahakan usahataninya, serta peningkatan keterampilan kerja seorang petani salah
satunya bisa di dapatkan dari adanya penyuluh pertanian, selain itu usahatani sayur memiliki
prospek cerah bagi petani di Kecamatan Kumpeh Ulu, jika diusahakan secara intensif.
Komoditi ini juga cukup laris dipasaran dan memiliki nilai ekonomis yang cukup tinggi dan
juga perputaran modal yang cepat, hal ini erat kaitannya dengan umur tanaman untuk
produksi yang singkat dan adanya permintaan pasar yang tidak pernah berhenti karena setiap
hari orang membutuhkan sayuran untuk dikonsumsi, maka penulis tertarik untuk melakukan
penelitian yang berjudul “Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja
Pada Usahatani Sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”
1.2 Rumusan Masalah
Penyuluhan pertanian merupakan suatu pendidikan non formal yang dilakukan oleh
penyuluh kepada petani dan keluarganya. Setiap penyuluh memiliki peran, fungsi dan tugas
masing-masing untuk melakukan penyuluhan, dengan harapkan penyuluh dapat melakukan
perubahan yang lebih terarah terhadap sasaran penyuluhan yaitu petani dalam menjalakan
aktivitas pertanian.
Beberapa faktor dari dalam usaha tani maupun luar usaha tani, yang sering
menyebabkan rendahnya produksi sayur yaitu terbatasnya faktor produksi lahan, tenaga kerja,
modal dan teknologi yang digunakan, seringkali hal ini menjadi kendala utama bagi petani
dalam mencapai tujuannya untuk memperoleh produksi yang maksimal. Pencapaian tingkat
produksi petani yang memuaskan dapat disebabkan oleh usaha petani dalam memadukan
faktor-faktor produksi, tanah, tenaga kerja, modal dan teknologi dengan keterampilan yang
mereka miliki, keterampilan mereka bertambah setelah bertemu dengan penyuluh pertanian.
25
Pada hakekatnya setiap kegiatan berproduksi petani selalu mempertimbangkan untung dan
ruginya suatu usaha dan dapat dikatakan nilai produksi yang diperoleh lebih besar dari biaya
yang dikeluarkan petani selama proses produksi. Berdasarkan pemikiran diatas maka
permasalahan dalam penelitian ini adalah :
1. Bagaimana produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten
Muaro Jambi ?
2. Bagaimana hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi ?
1.3 Tujuan Penlitian
1. Untuk mengetahui produktivitas kerja petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi.
2. Untuk mengetahui hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja
petani sayuran di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
1.4 Kegunaan dari Penelitian
1. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan studi tingkat Sarjana (S1) pada
Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
2. Hasil penelitian ini dapat berguna sebagai bahan masukan bagi peneliti selanjutnya
dan pihak-pihak yang berkepentingan.
26
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Penyuluhan Pertanian
Istilah penyuluhan berasal dari bahasa belanda yaitu voorlirchting yang berarti
memberi penerangan untuk menolong seseorang menemukan jalannya. Penyuluhan
merupakan keterlibatan seseorang untuk melakukan komunikasi informatif secara sadar
dengan tujuan membantu sesamanya memberikan pendapat sehingga bisa membuat
keputusan yang benar (Hawkins, 1999).
Pengertian tersebut mengandung makna bahwa di dalam proses pembelajaran terjadi proses-
proses lain secara simultan, yaitu :
a. Proses komunikasi persuasive yang dilakukan oleh penyuluh dalam memfasilitasi sasaran
(pelaku utama dan pelaku usaha) beserta keluarganya guna membantu mencari pemecahan
masalah berkaitan dengan dan pengembangan usaha mereka. Proses pemberdayaan,
maknanya adalah memberikan kuasa atau wewenang kepada pelaku utama dan pelaku
usaha sehingga setiap orang pelaku utama dan pelaku usaha (laki-laki dan perempuan)
mempunyai kesempatan yang sama untuk : a) berpartisipasi, b) mengakses teknologi,
sumberdaya, pasar dan modal, c) melakukan kontrol terhadap setiap pengambilan
keputusan dan d) memperoleh manfaat dalam setiap lini, proses dan hasil pembangunan
pertanian.
b. Proses pertukaran informasi timbal balik antara penyuluh dan sasaran mengenai berbagai
alternatif yang dilakukan dalam upaya pemecahan masalah berkaitan dengan
pengembangan usahanya.
Hal-hal yang harus penyuluh pertanian lakukan dan persiapkan agar penyuluhan sesuai
dengan harapan petani dan keluarga yang telah dituangkan dalam progama penyuluhan
pertanian dan rencana kerja penyuluhan pertanian (RKPP) bulanan maupun tahunan :
1. memahami kondisi, harapan dan keinginan petani saat ini
27
2. memahami materi, media, dan metode penyuluhan yang akan dilakukan
3. menggunakan sarana dan prasarana yang memadai
4. menggunakan waktu yang tepat dan akurat.
Menurut Mardikanto (1991), penyuluhan pertanian merupakan proses penyebarluasan
informasi yang berkaitan dengan upaya perbaikan cara-cara bertani dan berusahatani demi
tercapainya peningkatan produktivitas, pendapatan petani, perbaikan kesejahteraan keluarga
yang diupayakan melalui kegiatan pembangunan pertanian.
Penyuluhan pertanian merupakan suatu sistem pendidikan non formal yang tidak
sekedar memberikan penerangan atau menjelaskan, tetapi berupaya merubah perilaku
sasarannya agar memiliki pengetahuan pertanian dan berusahatani yang luas, memiliki sikap
progesif untuk melakukan perubahan inovatif terhadap informasi baru, serta trampil
melaksanakan berbagai kegiatan.
Penyuluhan pertanian menurut Margono Slamet dalam Mardikanto (1991) adalah
proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan keterampilan) di kalangan masyarakat
petani, agar mereka tau, mau dan mampu melaksanakan perubahan-perubahan dalam
usahataninya demi tercapainya peningkatan produksi, pendapatan dan perbaikan
kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui pembangunan pertanian.
Penyuluhan pertanian menurut rumusan UU No. 16/2006 adalah proses pembelajaran
bagi pelaku utama dan pelaku usaha agar mereka mau dan mampu menolong dan
mengorganisasikan dirinya dalam mengakses informasi pasar, teknologi, permodalan dan
sumber daya lainnya, sebagai upaya untuk meningkatkan produktivitas, efesiensi usaha,
pendapatan dan kesejahteraannya, serta meningkatkan kesadaran dalam pelestarian fungsi
lingkungan hidup.
Keberhasilan penyuluhan pertanian menurut pengalaman penyuluh pertanian yaitu:
petani senang dengan keberadaannya penyuluh pertanian, keberadaannya memang
28
dibutuhkan, indikatornya yaitu pendapatan petani meningkat, kehidupannya sejahtera dan
bahagia, begitu juga penyuluhh yang berhasil, karena penyuluhannya dilakukkan secara
efektif dan efesien sesuai kaidah-kaidah penyuluhan yang diterapkannya, akhirnya penyuluh
senang, tenang, menang, sukses, penyuluh pertanian yang dilakukkannya berhasil, dan itulah
harapan semua penyuluh pertanian yang ada dilapangan.
Penyuluhan pertanian bukanlah atasan petani melainkan rekan yang akan membantu
dan menyemangati petani. Menurut Mosher, petani membutuhkan suatu dorongan semangat
(encouragement), mereka membutuhkan rekan yang akan menyemangati dan mendampingi
mereka untuk percobaan dalam menerapkan teknologi baru dan memfasilitasi mereka untuk
berhasil dalam percobaan tersebut.
Penyuluhan pertanian sangatlah diperlukan dalam pembangunan pertanian saat ini
sebagai proses penyebaran informasi, proses penerangan, proses perubahan perilaku, dan
sebagai proses pendidikan bagi petani dan keluarganya, dengan tujuan untuk meningkatkan
pengetahuan, keterampilan dan sikap petani sehingga dengan penyuluhan, masalah yang
dihadapi petani dan upaya pemecahannya dapat diselesaikan.
2.2 Unsur-Unsur Penyuluhan Pertanian
Menurut Samsudin (1997), yang dimaksud dengan unsur penyuluhan pertanian yaitu
semua faktor atau unsur yang diikut sertakan ke dalam kegiatan penyuluhan pertanian, tidak
dapat dipisahkan satu sama lainnya, semuanya saling menunjang dalam satu kegiatan. Unsur
penyuluhan pertanian terdiri atas penyuluh pertanian, sasaran, metode, media, materi, waktu
penyuluhan pertanian dan tempat penyuluhan (Kartasapoetra, 1987).
1. Penyuluh Pertanian
Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan
pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilakunya terhadap
perkembangan teknologi (Kartasapoetra, 1987). Lionberger dan Gwin dalam Mardikanto
29
(1988) secara tegas menyatakan bahwa seorang penyuluh sebagai change agent sebenarnya
memiliki tugas ganda yakni untuk menyampaikan informasi dan sekaligus berupaya untuk
mengubah perilaku masyarakat sasarannya. Kegiatan penyuluhan melibatkan banyak
pertimbangan nilai, tidak jarang penyuluh dihadapkan pada keharusan memberi informasi
demi kepentingan komunikasi sendiri tetapi juga untuk kepentingan masyarakat, dengan
demikian seorang penyuluh menginginkan kemampuannya untuk dapat mendorong proses
belajar petani sekaligus melakukan perubahahan prilaku pelaku tanpa mengabaikan etika dan
akibat moral dari tindakannya (Van den Ban,1999).
Katz dalam Mardikanto menekankan agar setiap penyuluh harus mampu menciptakan
suasana dalam dirinya sendiri maupun terhadap masyarakat sasarannya, seperti :
a. Berkurangnya "ego defensif" (mempertahankan keangkuhan sebagai yang paling hebat),
sebab di dalam penyuluhan yang pada hakekatnya merupakan suatu proses pendidikan
orang dewasa, masing-masing pihak dituntut untuk mau membuka dialog dalam arti mau
menerima pendapat orang lain, dan menempatkan dirinya sejajar atau bahkan berada di
bawah orang lain, tanpa adanya kesediaan untuk menerima pendapat orang lain, mustahil
dialog itu dapat berlangsung dengan baik.
b. Berkurangnya "value expresif" (mempertahankan nilai-nilai yang dianutnya secara kaku),
sebagai proses komunikasi, dialog yang berlangsung di dalam penyuluhan harus dilakukan
dengan kesediaan masing-masing pihak yang berkomunikasi untuk berempati dalam arti
mampu memahami latar belakang sosial budaya dan jalan pikiran serta sudut pandang
orang lain.
c. Berkembangnya sikap "utilitarian" (mencari kebersamaan dan tumbuh berkembangnya
keinginan menambah pengetahuan ("knowledge"). Tingkat pendidikan penyuluh, akan
sangat mempengaruhi kemampuan atau penguasaan materi yang diberikan.
30
Keterampilannya memilih metoda penyuluhan dan teknik berkomunikasi yang efektif
dengan masyarakat sasaran yang beragam perlu diperhatikan oleh penyuluh.
Tingkat pendidikan penyuluh, juga mempengaruhi kemampuannya mengembangkan
ide-ide, mengorganisir masyarakat sasaran, serta kemampuannya untuk menumbuhkaan,
menggerakkan dan memelihara partisipasi masyarakat. Menurut pendapat Kurt Lewin dalam
Mardikanto (1991), Penyuluhan pertanian memiliki 3 peran yang harus dilaksanakan ke
masyarakat sasaran. Peran
yang menjadi kewajiban dan tanggung jawab setiap penyuluh antara lain yaitu :
1. Pencairan diri dengan petani, maksudnya yaitu : penyuluh pertanian berbaur dengan
masyarakat petani dalam melakukan perubahan-perubahan sesuai kebutuhan petani,
dengan melakukan kegiatan-kegiatan :
a. Mengidentifikasi masalah atau kebutuhan yang diperlukan petani sasaran, maksudnya
yaitu penyuluh pertanian dapat memprioritaskan masalah-masalah yang dihadapi petani
atau seorang penyuluh pertanian dapat menyusun skala prioritas masalah atau
kebutuhan yang paling dibutuhkan oleh petani sasaran.
b. Memilih objek perubahan yang tepat, dengan kegiatan awal yang benar-benar diyakini
pasti berhasil dan memliki arti yang strategis bagi berlangsungnya perubahan-
perubahan lanjutan dimasa yang akan datang, maksudnya yaitu seorang penyuluh
pertanian dapat menentukan sebuah penerapan teknologi yang memiliki tingkat
kemungkinan paling besar untuk berhasil dalam penerapan oleh petani sasaran serta
memiliki manfaaat dari adanya sistem penerapan teknologi bagi masa yang akan
datang.
c. Analisis tentang motivasi dan kemampuan petani untuk melakukan perubahan yang
direncanakan sehingga mudah diterima dan dapat dilaksanakan sesuai dengan
sumberdaya (dana, pengetahuan atau keterampilan, dan kelembagaan) yang telah
31
dimiliki petani, maksudnya yaitu sebelum adanya penerapan sebuah teknologi penyuluh
pertanian terlebih dahulu melakukan analisis tentang motivasi dan kemampuan petani
sasaran, sehingga sebuah teknologi yang telah direncanakan sebelumnya dapat tercapai
sesuai dengan sumberdaya yang dimiliki petani sasaran.
d. Analisis sumberdaya yang tersedia, yang dapat digunakan oleh penyuluh untuk
perubahan yang telah direncanakan, maksudnya yaitu seorang penyuluh pertanian dapat
terlebih dahulu menganalisis tentang potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh petani
sasaran.
e. Pemilihan peran bantuan yang paling tepat yang akan dilakukan oleh penyuluh, baik
berupa bantuan keahlian, dorongan untuk melakukan perubahan, pembentukan
perubahan, pembentukan kelembagaan, atau memperkuat kerja sama masyarakat dalam
menciptakan suasana yang mendukung agar terciptanya suatu perubahan, maksudnya
yaitu penyuluh dapat menentukan bantuan yang paling dibutuhkan oleh petani sasaran
seperti melakukan kegiatan pelatihan bagi petani, membentuk wadah bagi petani dalam
mengembangkan komoditas yang diusahakannya.
2. Mengerakkan petani untuk melakukan perubahan, maksudnya yaitu:
a. Menjalin hubungan yang akrab dengan petani, maksudnya yaitu penyuluh pertanian
tetap menjalin komunikasi yang baik dengan petani sasaran, baik dalam bentuk tatap
muka secara langsung tidak langsung yang baik maupun tidak langsung (menggunakan
bantuan media komunikasi)
b. Menunjukkan kepada petani tentang pentingnya perubahan yang harus dilakukkan,
dengan menunjukkan masalah-masalah dan kebutuhan-kebutuhan yang belum
dirasakan oleh petani, maksudnya yaitu penyuluh pertanian melakukan sebuah
pertemuan atau kegiatan diskusi dengan petani sasaran dan didalam kegiatan tersebut,
penyuluh pertanian menjelaskan dan menerangkan tentang masalah dan kebutuhan
32
yang akan dirasakan petani dimasa yang akan datang dan memberikan solusi atau
tindakan pencegahan yang berguna bagi petani sasaran dimasa yang akan datang.
c. Bersama-sama dengan petani, menentukan prioritas kegiatan yang dapat memobilisasi
sumberdaya (mengumpulkan dana, menyelenggarakan pelatihan, membentuk dan
mengembangkan kelembagaan) dan memimpin, maksudnya yaitu di dalam pembuatan
sebuah rencana kerja penyuluh pertanian (progama penyuluhan pertanian) seorang
penyuluh pertanian harus mengikutsertakan petani sasaran didalam proses
pembuatannya.
d. Mengambil inisiatif, mengarahkan dan membimbing perubahan yang telah
direncanakan, maksudnya yaitu seorang penyuluh pertanian harus bisa berinisiatif
didalam kegiatan membimbing dan mengarahkan petani sasaran demi tercapainya
tujuan yang telah direncanakan.
3. Memantapkan hubungan dengan petani, melalui upaya-upaya :
a. Terus menerus menjalin kerjasama dan hubungan yang baik dengan petani, terutama
dengan tokoh masyarakat (baik tokoh formal maupun informal), maksudnya yaitu :
penyuluh pertanian mengenal dan menjalin hubungan baik dengan petani serta tokoh
masyarakat di lingkungan tersebut.
b. Bersama-sama dengan tokoh masyarakat memantapkan upaya-upaya perubahan dan
merancang tahapan-tahapan perubahan yang perlu dilaksanakan untuk jangka panjang,
maksudnya yaitu : penyuluh pertanian dengan petani dan tokoh masyarakat didalam
pembuatan sebuah rencana atau progama kerja penyuluh pertanian, mereka bisa
diikutsertakan dalam pembuatan dan rancangan yang akan di laksanakan dalam waktu
yang telah ditentukan.
c. Terus menerus memberikan sumbangan (waktu, tenaga dan pikiran) terhadap
perubahan profesionalisme melalui kegiatan penelitian dan rumusan konseptual,
33
maksudnya yaitu : penyuluh pertanian dengan sukarela dapat terus membantu
masyarakat petani sasaran demi tercapainya peningkatan kesejahteraan hidup petani
sasaran.
2. Sasaran Penyuluhan Pertanian
Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan
(Kartasapoetra, 1987). Menurut Soejitno dalam Mardikanto (1991), sasaran penyuluhan
adalah petani dan keluarganya, yaitu : bapak tani, ibu tani, dan pemuda atau anak-anak
petani. Menurut Mardikanto dan Sutarni (1982) terdapat 3 sasaran didalam penyuluhan
pertanian yaitu :
a. Sasaran utama penyuluhan pertanian
Sasaran utama adalah sasaran yang secara langsung terlibat dalam kegiatan bertani
dan pengelolaan usaha tani. Termasuk petani dan keluarganya, sebagai sasaran utama mereka
yang harus menjadi perhatian penyuluh pertanian, sebab mereka inilah yang secara bersama-
sama selalu terlibat dalam pengambilan keputusan tentang segala sesuatu seperti teknik
bertanam, kondisi sarana produksi, dan pola usaha tani yang akan diterapkan didalam usaha
taninya.
b. Sasaran penentu dalam penyuluhan pertanian
Sasaran penentu adalah sasaran yang terlibat secara langsung atau tidak langsung dalam
penentu kebijakan pembangunan pertanian dan menyediahkan segala kemudahan yang
diperlukan petani untuk pelaksanaan dan pengelolaan usahataninya, diantaranya yaitu :
1. Penguasa atau pimpinan wilayah
2. Tokoh-tokoh informal (tokoh keagamaan, tokoh adat, politikus, guru)
3. Para peneliti dan para ilmuan sebagai pemasok informasi tentang (teknik bertani,
pengelolaan usaha tani, dan pengorganisasian petani.
4. Lembaga perkreditan
34
5. Produsen
6. Pedagang
7. Pengusaha
c. Sasaran Pendukung Penyuluhan
Sasaran pendukung adalah pihak yang secara langsung maupun tak langsung tidak
memiliki hubungan kegiatan dengan pembangunan pertanian, tetapi dapat dimintai
bantuannya guna melancarkan penyuluhan pertanian, diantaranya sebagai berikut :
1. Para pekerja sosial
2. Seniman
3. Komsumen hasil-hasil pertanian
4. Biro ilkan.
3. Metoda Penyuluhan Pertanian
Metoda penyuluhan pertanian adalah cara-cara yang digunakan pada saat dilakukan
penyuluhan, yang bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan sehingga dapat
mengubah pemahaman, sikap dan prilaku petani agar dapat menolong dirinya sendiri
(Kartasapoetra, 1987). Pemilihan metoda penyuluhan pertanian dapat dilakukan dengan
melakukan pendekatan pendekatan sebagai berikut :
a. Metoda penyuluhan dan proses komunikasi
Menurut Mardikanto (1991) terdapat tiga cara dalam menentukan pemilihan metoda
penyuluhan yang didasarkan pada media yang digunakan, sifat hubungan antara penyuluh
dan sasaran dan pendekatan psiko-sosial dikaitkan dengan tahapan adopsinya.
1. Metoda penyuluhan menurut media yang digunakan yaitu :
a) Media lisan, baik yang disampaikan secara langsung (melalui percakapan tatap muka
atau lewat telepon) secara tidak langsung (lewat radio, televisi dan kaset.
35
b) Media cetak, baik berupa gambar atau tulisan (foto, majalah, selebaran, poster) yang
dibagi-bagikan, disebarkan atau dipasang ditempat tempat strategis seperti dijalan atau
pasar.
c) Media terproyeksi, berupa gambar atau tulisan lewat slide, pertunjukan film.
2. Metoda penyuluhan menurut hubungan penyuluh dan sasaranya yaitu :
a) Pendekatan perseorangan, artinya penyuluh berkomunikasi secara pribadi dengan setiap
sasarannya misalnya melalui kunjungan ke rumah, dan kunjungan ditempat-tempat
kegiatan sasarannya.
b) Pendekatan kelompok, artinya penyuluh berkomunikasi dengan sekelompok sasaran
pada waktu yang sama, seperti pada pertemuan dilapangan, dan penyelengaraan latihan.
c) Pendekatan massal, artinya penyuluh berkomunikasi secara langsung atau tak langsung
dengan sejumlah sasaran yang sangat banyak atau mungkin tersebar tempat tinggalnya
misalnya penyuluhan lewat tv dan penyebaran selebaran.
b. Metoda penyuluhan dalam pendidikan non formal
Penyelengaraan pendidikan non formal dapat diselenggarakan dimana saja dan kapan
saja. Metoda yang bisa diterapkan dalam pendidikan non formal seperti metoda ceramah,
diskusi mandiri. Ciri lain dari kegiatan pendidikan non formal (termasuk penyuluhan
pertanian) selalu diprogam dengan kebutuhan sasaran, artinya berbeda dengan pendidikan
formal yang telah memiliki progam yang dibakukan, sehingga setiap warga belajarnya harus
mengikuti dan menyesuaikan diri dengan progam pendidikan tersebut, sedangkan pendidikan
non formal harus selalu menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan sasarannya. Dengan
demikian, metoda penyuluhan yang akan dipilih harus disesuaikan dengan karakteristik
sasarannya, sumberdaya yang tersedia atau yang dapat dimanfaatkan, serta keadaan
lingkungan (termasuk tempat dan waktu) diselengarakannya penyuluhan tersebut.
36
c. Metoda penyuluhan dalam pendidikan orang dewasa
Menurut Freire dalam Mardikanto (1991) menyatakan bahwa pendidikan terutama
pendidikan orang dewasa, penyuluhan adalah proses penyadaran menuju kepada
pembebasan. Oleh sebab itu, proses pendidikan harus dibebaskan dari upaya-upaya
menciptakan ketergantungana atau bentuk-bentuk penindasan baru. Artinya., melalui
pendidikan, sasaran didik harus diberi kesempatan seluas-luasnya untuk menyampaikan
pengalaman dan mengembangkan daya nalarnya, sehingga di dalam proses pendidikan
tersebut kedudukan pendidik dan yang di didik sama derajatnya.
Ciri utama dari pendidikan orang dewasa adalah keberhasilan pendidikan tidak
tergantung pada seberapa banyak materi yang diajarkan, atau seberapa jauh tingkat
pemahaman warga terdidik terhadap materi yang diajarkan, tetapi lebih dicirikan pada
seberapa jauh progam pendidikan tersebut mampu mengembangkan dialog antara pendidik
dan yang di didik. Pemilihan metoda pendidikan orang dewasa (termasuk penyuluhan) harus
selalu mempertimbangkan:
a. waktu penyelenggaraan yang tidak terlalu menggangu kegiatan atau pekerjaan pokoknya
b. waktu penyelenggaraan sesingkat mungkin
c. lebih banyak menggunakan alat peraga.
4. Media penyuluhan pertanian
Media penyuluhan pertanian adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu
menyampaikan materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian yang
disampaikan pada saat dilakukan penyuluhan (Kartasapoetra, 1987). Menurut Mardikanto
(1991) terdapat dua media atau alat yang digunakan untuk membatu penyuluhan pertanian,
yaitu :
1. Alat pembantu menyeluruh
37
Alat pembantu menyaluruh adalah alat-alat atau perlengkapan yang diperlukan di
dalam kegiatan penyuluhan, dengan maksud agar lebih memudahkan penyuluhannya di
dalam melaksanakan penyuluhan pertanian
a. Kurikulum berisi tujuan atau misi (pesan) pengajaran, uraian materi yang akan diajarkan,
uraian pengalaman belajar berisi tentang metoda mengajar, kegiatan mengajar yang
dilaksanakan pengajar, kegiatan belajar dari sasaran didik, dan rencana evaluasi yang akan
dilaksanakan berisi tentang waktu pelaksanaan, aspek yang dievaluasi (sikap,
pengetahuan, keterampilan, dan cara evaluasi dengan cara lisan dan tertulis).
b. Lembar-lembar yang dipersiapkan merupakan lembar persiapan penyuluhan, merupakan
catatan atau uraian singkat yang akan dilaksanakan selama kegiatan penyuluhan
berlangsung seperti : 1. lembar persiapan menyeluruh, 2. lembar petunjuk kerja, 3. Lembar
petujuk latihan.
c. Papan tulis dan papan penempel termasuk dalam kategori papan tulis adalah papan hitam,
papan hijau dan papan putih. Kegunaan semua papan tulis ini adalah untuk
menggambarkan segala sesuatu yang berkaitan dengan materi penyuluhan yang akan
disampaikan. Sedangkan papan penempel yang berupa papan magnit, merupakan papan
tempat meletakkan atau menempelkan gambar-gambar yang diperagakan
d. Alat-alat tulis yang dimaksud dengan alat-alat tulis adalah alat untuk menulis,
menggambar, baik yang dipergunakan selama mempersiapkan materi penyuluhan maupun
selama kegiatan penyuluhan berlangsung.
e. Proyektor yang dimaksud dengan proyektor adalah perlengkapan atau peralatan yang
diperlukan untuk memproyeksikan tulisan atau gambar agar dapat dilihat lebih jelas oleh
peserta penyuluhan.
38
f. Perlengkapan ruangan yang dimaksud dengan adanya perlengkapan ruangan dapat
memberikan lingkungan dan suasana belajar yang lebih nyaman bagi sasaran peserta
penyuluhan. Perlengkapan ruangan ini berupa :
1) Penata suara berupa (mice, loud speaker, dan amplifier)
2) Penata cahaya berupa (pengaturan lampu)
3) Penata udara berupa (kipas angin, ventilasi dan air conditioner)
5. Materi penyuluhan pertanian
Materi penyuluhan pertanian merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan oleh
seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya, dengan kata lain materi penyuluhan adalah
pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi penyuluhan. Apapun materi
penyuluhan yang disampaikan oleh seorang penyuluh, hal pertama yang harus diingat bahwa
materi tersebut harus selalau mengacu pada kebutuhan yang telah dirasakan oleh masyarakat
sasarannya, sehubungan dengan hal itu Mardikanto (1996) memberikan acuan agar setiap
penyuluh mampu membeda-bedakan ragam materi penyuluhan yang ingin disampaikan pada
setiap kegiatan :
a. Materi pokok, yaitu materi yang benar-benar dibutuhkan dan diketahui oleh sasaran
utamanya.
b. Materi yang penting, yaitu materi yang berisi dasar pemahaman yang berkaitan dengan
segala sesuatu yang dirasakan sasaran.
c. Materi penunjang yaitu materi yang masih berkaitan dengan kebutuhan yang dirasakan,
yang sebaiknya diketahui oleh sasaran untuk memperluas cakrawala pemahaman.
Pengembangan isi pesan atau materi dalam strategi Komunikasi Informasi dan Edukasi (KIE)
pertanian harus memperhatikan kondisi sasaran serta hal-hal lain sebagai berikut :
a) Materi informasi yang dibutuhkan sasaran
b) Bersifat motivatif atau mendorong untuk berprakarsa
c) Memiliki nilai lebih yang menguntungkan serta lebih murah dan mudah
39
d) Bersifat sederhana dan mudah dimengerti sasaran (Mardikanto, 1996).
Penyuluhan sebagai proses pemberdayaan, akan menghasilkan masyarakat yang
dinamis dan progresif secara berkelanjutan, sebab didasari oleh adanya motivasi intrinsik dan
ekstrinsik dalam diri mereka. Sasaran penyuluhan adalah manusia yang memiliki: kebutuhan,
keinginan, harapan, serta perasaan-perasaan tentang adanya tekanan-tekanan maupun
dorongan-dorongan tertentu yang tidak selalu sama pada seseorang dengan orang yang
lainnya.
6. Waktu penyuluhan pertanian
Waktu penyuluhan pertanian adalah waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk
melakukan pendekatan-pendekatan kepada petani (Kartasapoetra, 1987). Kegiatan
penyuluhan pertanian dapat dilakukan diwaktu kapan dan dimana saja asalkan tidak
menggangu petani didalam melaksanakan usahatani, dikarenakan beberapa jenis pekerjaan
dilahan usahatani umumnya tidak dapat ditunda dan harus diselesaikan. Penyuluhan yang
dilakukan pada saat petani sedang sibuk, selain kurang mendapat perhatian juga bisa
berakibat fatal karena kehadiran penyuluh bukannya membatu tetapi sebaliknya malah
merepotkan atau menggangu kegiatannya yang harus diselesaikan itu (Mardikanto, 1991)
7. Tempat penyuluhan pertanian
Tempat penyuluhan pertanian adalah tempat yang strategis dan mudah dijangkau petani
untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan pertanian.
2.3 Konsep Produktivitas
Produktivitas secara umum diartikan sebagai perbandingan antara keluaran (output)
dengan masukan (input). Produktivitas menurut Hasibuan (1996), adalah perbandingan
output (hasil) dengan input (masukan). Jika produktivitas naik dimungkinkan oleh adanya
peningkatan efesiensi (waktu-bahan-tenaga) dan sistem kerja, teknik produksi, dan adanya
peningkatan keterampilan dari tenaga kerjanya. Produktivitas juga diartikan sebagai tingkatan
40
efesiensi dalam memproduksi barang atau jasa, produktivitas mengutarakan pemanfaatan
secara baik terhadap sumber daya dalam memproduksi barang.
Menurut Green dalam Sinungan 2014 mendefinisikan produktivitas sebagai
perbandingan antara totalitas pengeluaran pada waktu tertentu dibagi totalitas pengeluaran
pada waktu tertentu dibagi totalitas masukan selama periode tersebut. Produktivitas juga
diartikan sebagai :
a. Perbandingan ukuran harga bagi masukan dan hasil
b. Perbedaan antara kumpulan jumlah pengeluaran dan masukan yang dinyatakan dalam
satu-satuan (unit) umum.
Dalam berbagai referensi terdapat banyak sekali pengertian mengenai produktivitas,
yang dapat dikelompokkan menjadi tiga, yaitu :
a. Rumusan tradisional bagi keseluruhan Produktivitas tidak lain ratio dari apa yang
dihasilkan (output) terhadap keseluruhan peralatan produksi yang dipergunakan (input)
b. Produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental yang selalu mempunyai pandangan
bahwa mutu kehidupan hari ini lebih baik daripada kemarin, dan hari esok lebih baik dari
pada hari ini.
c. Produktivitas merupakan interaksi terpadu secara serasi dari tiga faktor esensial, yakni
Investasi termasuk pengunaan pengetahuan dan teknologi, manajemen dan tenaga kerja.
Produktivitas adalah suatu pendekatan interdisipliner untuk menetapkan tujuan yang
efektif, pembuatan rencana, aplikasi penggunaan cara untuk menggunakan sumber daya
secara efesien, dan tetap menjaga kualitas yang tinggi. Produktivitas mengikutsertakan
pendayagunaan secara terpadu sumber daya manusia dan keterampilan, modal, teknologi,
manajemen, informasi, energi, dan sumber-sumber lain menuju kepada pengembangan dan
peningkatan standar hidup untuk seluruh masyarakat, melalui konsep produktivitas total.
41
International Labour Organization (ILO) mengungkapkan bahwa secara lebih
sederhana maksud dari produktivitas adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah
yang dihasilkan dengan jumlah setiap sumber yang dipergunakan selama produksi
berlangsung.
Sumber-sumber itu dapat berupa :
1. Tanah
2. Bahan baku dan bahan pembantu
3. Pabrik, mesin-mesin dan alat-alat
4. Tenaga kerja manusia
Jadi secara umum, menurut Sinungan (2014) bahwa pengukuran produktivitas berarti
perbandingan yang dapat dibedakan dalam tiga jenis yang sangat berbeda, yaitu :
1. Perbandingan-perbandingan antara pelaksanaan sekarang dengan pelaksanaan secara
historis yang tidak menunjukkan apakah pelaksanaan sekarang ini memuaskan, namun
hanya mengetengahkan atau berkurang serta tingkatannya.
2. Perbandingan pelaksanaan antara satu unit (perorangan tugas, seksi, proses) dengan
lainnya. Pengukuran seperti ini menunjukkan pencapaian secara relatif.
3. Perbandingan pelaksanaan sekarang dengan targetnya, dan inilah yang terbaik, sebab
memusatkan perhatian pada sasaran atau tujuan.
Ada dua jenis tingkat perbandingan yang berbeda, yakni produktivitas total dan
produktivitas parsial :
Total Produktivitas
Produktivitas Parsial
Berdasarkan pengalaman negara lain suatu gerakan produktivitas akan melalui tiga
tahap yang disebut A-I-M yaitu awareness (kesadaran), improvement (peningkatan),
maintenance (memelihara). Terdapat 8 faktor-faktor produktivitas secara umum, yakni :
42
1. modal
2. manusia
3. metode atau proses
4. lingkungan organisasi (internal)
5. produksi
6. lingkungan negara (eksternal)
7. lingkungan internasional maupun regional
8. umpan balik.
Terdapat tiga jenis sumber yang penting dalam peningkatan produktivitas di perusahaan
yaitu :
1. modal (perlengkapan, material, energi, tanah, dan bangunan)
2. tenaga kerja
3. manajemen dan organisasi
Menurut Sinungan (2014), produktivitas merupakan perbandingan antara hasil yang
dicapai (Output) dengan keseluruhan sumber daya (Input) yang dipergunakan persatuan
waktu. Pengertian makna peningkatan produktivitas yang dapat terwujud dalam empat
bentuk, yaitu :
a. Jumlah produksi yang sama dapat diperoleh dengan menggunakan sumber daya yang lebih
sedikit. Maksudnya yaitu di dalam melakukan kegiatan usahatani petani dapat
memperoleh jumlah produksi yang sama dengan menggunakan sumberdaya (modal,
tenaga kerja, keahlian, bahan baku) yang lebih sedikit.
b. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang
kurang. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh produksi yang lebih besar
dibandingkan dengan produksi yang didapat biasanya, dengan mengoptimalkan sumber
daya yang lebih sedikit jumlahnya.
43
c. Jumlah produksi yang lebih besar dapat dicapai dengan menggunakan sumber daya yang
sama. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh produksi yang lebih besar dengan
mengoptimalkan sumber daya yang sama dalam melakukan kegiatan usaha tani.
d. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber daya yang
relatif lebih sedikit. Maksudnya yaitu petani dapat memperoleh keuntungan dari jumlah
produksi yang jauh lebih besar dari produksi biasanya, dengan meminimalkan penggunaan
faktor-faktor produksi.
Sumber daya masukan (Input) dapat terdiri dari beberapa faktor produksi, seperti tanah,
gedung, mesin, peralatan, bahan mentah, dan sumber daya manusia sendiri. Dalam hal ini,
peningkatan produktivitas faktor manusia merupakan sasaran strategis karena peningkatan
produktivitas faktor-faktor lain sangat bergantung pada kemampuan manusia yang
memanfaatkannya.
2.3.1 Konsep Produktivitas Kerja
Menurut Suratiyah (2011) produktivitas tenaga kerja atau sering disebut efesiensi
tenaga kerja dapat diukur dengan memperhatikan jumlah produksi, penerimaan per hari kerja
dan luas lahan.
a. Memperhatikan produksi
Produktivitas dapat dihitung berdasarkan formula sebagai berikut :
Produktivitas =
b. Memperhatikan penerimaan per hari kerja
Produktivitas =
c. Memperhatikan luas lahan
Produktivitas =
44
Berdasarkan analisis tersebut, maka dapat ditarik kesimpulan : produktivitas merupakan
perbandingan antara keluaran dan masukan serta mengutarakan cara pemanfaatan yang baik
terhadap sumber-sumber dalam memproduksi suatu barang atau jasa.
2.4 Identitas Petani Sampel
Identitas seseorang merupakan cerminan status sosial orang yang bersangkutan, dimana
ia tinggal atau bermasyarakat atau menentukan dalam mengambil keputusan dalam
mengusahakan sesuatu. Identitas setiap responden berbeda-beda sehingga kemampuannya
dalam menerima hal-hal yang baru juga berbeda. Responden dalam penelitian ini adalah
petani sayuran yang mengusahakan komoditas kacang panjang di Kecamatan Kumpeh Ulu
Kabupaten Muaro Jambi. Identitas responden meliputi, nama, umur, pendidikan, luas lahan,
jumlah anggota keluarga, pengalaman usahatani dan produksi.
2.4.1 Umur
Umur dapat mempengaruhi kemampuan fisik dan berfikir seseorang. Secara umum
dapat disimpulkan, jika semakin tua umur seseorang maka kemampuan fisik dan
produktivitas kerjanya juga semakin berkurang demikian juga sebaliknya, orang yang masih
dalam kategori usia produktif (muda) memiliki kondisi fisik yang lebih baik serta
produktifitas kerja yang tinggi. Petani yang usianya lebih muda akan lebih mudah untuk
menerima perubahan dan lebih mudah untuk mengadopsi suatu inovasi yang diberikan oleh
penyuluh pertanian. Hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988), yang menyatakan
bahwa semakin muda petani biasanya mempunyai semangat untuk ingin tahu apa yang belum
mereka ketahui, sehingga dengan demikian mereka berusaha untuk lebih cepat melakukan
adopsi inovasi walaupun mereka masih belum berpengalaman dalam soal adopsi inovasi
tersebut.
2.4.2 Pendidikan
45
Pendidikan merupakan salah satu faktor penting bagi pelaku pembangunan pertanian.
Melalui pendidikan formal dapat mempengaruhi tingkat pengetahuan, pola pikir seseorang,
semakin tinggi tingkat pendidikan formal seseorang maka makin mampu melihat
kemungkinan resiko yang dihadapi, makin efesien dalam bekerja dan makin mampu
menginterprestasi pesan yang diterima. Cepat lambatnya inovasi yang diterima, tergantung
pada tingkat intelektualitasnya , hal ini sejalan dengan pendapat Soekartawi (1988), yang
menyatakan bahwa semakin tinggi pendidikan petani maka semakin cepat pula dalam
mengadopsi inovasi. Begitu pula sebaliknya mereka yang berpendidikan rendah, mereka agak
sulit untuk melaksanakan adopsi inovasi dengan cepat.
2.4.3 Luas Lahan
Luas lahan usahatani merupakan luas lahan garapan yang dikelola petani dan dimiliki
oleh petani serta keluarganya yang dinyatakan dalam satuan hektar. Faktor luas lahan yang
digarap oleh petani sangat menentukan dalam penerapan suatu inovasi. Petani yang memiliki
luas lahan luas memungkinkan untuuk menerima suatu inovasi yang diterapkan dilahannya,
sedangkan petani yang memiliki lahan sempit menyebabkan investasi yang ditanam selalu
tergangu oleh keperluan sehari-harinya karena terbatasnya pendapatan dan produksi. Hal ini
sejalan dengan pendapat Mubyarto (1987) yang mnyatakan luas lahan mempengarruhi petani
dalam mengelola usahataninya.
2.4.4 Jumlah anggota keluarga
Anggota keluarga biasanya terdiri dari ayah, ibu dan anak. Jumlah anggota keluarga
yang dimaksud yaitu jumlah tanggungan didalam sebuah keluarga yang ditanggung oleh
kepala keluarga. Besarnya jumlah tanggungan akan berkaitan dengan penggunaaan jumlah
pendapatan yang diperoleh kepala keluarga dan tinggi rendahnya tingkat konsumsi. Petani
yang memiliki jumlah tanggungan keluarga yang relatif besar akan selalu berusaha untuk
46
meningkatkan produktifitas kerjanya sehingga produksi usahataninya akan meningkat dan
cukup untuk pemenuhan kebutuhan hidup keluarganya.
2.4.5 Pengalaman Usahatani
Pengalaman berusahatani merupakan salah satu faktor penting terutama dalam
pengambilan keputusan. Seseorang yang mempunyai pengalaman yang cukup, pada
umumnya dapat mengambil keputusan yang lebih baik jika dibandingkan dengan orang yang
belum memiliki pengalaman. Pengalaman mengenai kegagalan dan keberhasilan selama
bekerja akan memperkaya pengetahuannya. Kegagalan akan membuat seseorang lebih
berhati-hati dalam bertindak, sedangkan berdasarkan pengalaman yang telah dialami akan
semakin memantapkan dalam pengambilan keputusan dan akan selalu berusaha
menghasilkan produktivitas kerja yang baik.
2.5 Konsep Usaha Tani
Ilmu usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang mengusahakan dan
mengkoordinir faktor-faktor produksi berupa lahan dan alam sekitarnya sebagai modal
sehingga memberikan manfaat sebaik-baiknya. Sebagai ilmu pengetahuan, ilmu usahatani
merupakan ilmu yang mempelajari cara-cara menentukan, mengorganisasikan penggunaan
faktor-faktor produksi seefektif dan seefesien mungkin sehingga usaha tersebut memberikan
pendapatan semaksimal mungkin.
Menurut Efferson dalam Ken Suratiyah (2006) ilmu usahatani merupakan ilmu yang
mempelajari cara-cara mengorganisasikan dan mengoperasikan unit usahatani dipandang dari
sudut efesiensi dan pendapatan yang kontinu, menurut Daniel dalam Ken Suratiyah (2006)
Ilmu usaha tani adalah ilmu yang mempelajari cara-cara petani mengkombinasikan dan
mengopersikan berbagai faktor produksi seperti lahan, tenaga dan modal sebagai dasar
47
bagaimana petani memilih jenis dan besarnya cabang usahatani berupa tanaman atau ternak
sehingga memberikan hasil maksimal dan kontinyu.
Sedangkan menurut Prawirokusumo (1990) dalam Ken Surtiyah (2006) ilmu usahatani
merupakan ilmu terapan yang membahas atau mempelajari bagaimana membuat atau
menggunakan sumberdaya secara efesien pada suatu usaha pertanian, perkebunan,
perternakan, atau perikanan untuk mencapai tujuan yang telah disepakati oleh petani tersebut.
Usahatani merupakan keterpaduan antara lahan, tenaga kerja atau modal, untuk
mengahasilkan produksi yang memerlukan keahlian untuk mengelolah (Mosher, 1985).
Usaha tani adalah usaha produksi dimana berlangsung pendayagunaan lahan, tenaga kerja
dan manajemen. Kegiatan yang melakukan tenaga kerja meliputi hampir seluruh proses
produksi berlangsung (Hernanto, 1998).
2.5.1 Deskripsi Usahatani Sayuran
Sayuran termasuk produk holtikultura, terdiri dari berbagai jenis dan dapat dibedakan
berdasarkan tempat tumbuhnya, kebiasaan tumbuh dan bentuk yang dikonsumsi.
1. Berdasarkan tempat tumbuh
Sayuran dataran rendah, sayuran dataran tinggi dan sayuran dataran rendah maupun
dataran tinggi dengan pertumbuhan dan produksi yang tak terpengaruh. Sayuran dataran
rendah adalah sayuran yang hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik di daerah
dataran rendah contohnya yaitu bawang merah, dan timun demikian pula sebaliknya
sayuran dataran tinggi hanya dapat tumbuh dan berproduksi dengan baik pada dataran
tinggi contohnya kentang, kubis, dan lobak.
2. Berdasarkan kebiasaan tumbuh
Berdasarkan kebiasaan tumbuh, sayuran dapat dibedakan menjadi sayuran semusim dan
tahunan. Sayuran semusim adalah sayuran yang melengkapi siklus hidupnya dalam satu
48
musim dan di perbanyak dengan biji. Sedangkan sayuran yang berrsifat tahunan adalah
sayuran yang produksinya tak terbatas.
3. Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi
Berdasarkan bentuk yang dikonsumsi, sayuran dibedakan menjadi sayuran daun, bunga,
umbi dan rebung.
Dalam usaha sayur-sayuran, faktor panca usaha tani perlu mendapat perhatian agar
produksi yang diharapkan dapat tercapai. Faktor-faktor tersebut antara lain :
a. Penggunaan benih unggul
Benih atau bibit unggul adalah benih atau bibit yang bermutu tinggi yang merupakan
faktor penentu tinggi rendahnya produksi tanaman.
b. Pengolahan tanah
Masalah pengolahan tanah lebih ditenkankan kepada pemilihan jarak tanam yang tepat,
sebab jarak tanam menentukan jumlah populasi, kebutuhan benih, dan pupuk.
c. Pengairan
Semua tanaman membutuhkan air. Sumber air bagi tanaman dapat diperoleh dari sungai,
sumur, atau air hujan. Di indonesia umumnya petani sayur banyak mengandalkan air
hujan untuk memenuhi kebutuhan air bagi tanaman pertaniannya.
d. Pemupukan
Pupuk adalah unsur hara yang diberikan ke dalam tanah atau disemprotkan pada tanaman
dengan maksud memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Penyakit pada sayuran umumnya adalah penyakit fisiologis, penyebabnya adalah
keadaan lingkungan antara lain suhu, kekurangan atau kelebihan unsur hara dalam tanah,
dan drainase yang kurang baik. Penyakit yang disebabkan oleh virus, penularan penyakit
49
biasanya disebabkan oleh serangga, gesekan atau pengairan dan penyakit yang
disebabkan oleh cendawan dan bakteri.
2.6 Konsep Adopsi Inovasi
Pertanian telah berkembang melalui penyerapan sejumlah besar pembaharuan dan
perubahan yang telah berhasil meningkatkan taraf hidup petani. Hal ini disadari karena
kemajuan inovasi dibidang pertanian yaitu dengan penerapan pasca usahatani oleh petani
merupakan faktor yang penting bagi terlaksananya tugas penyuluh pertanian dimana inovasi
tersebut telah dikembangkan untuk meningkatkan daya kemampuan petani serta keluarganya
melalui produktivitas usahataninya.
Pengertian inovasi tidak hanya terbatas pada benda atau barang hasil produksi saja,
tetapi mencakup ideologi, kepercayaan, sikap hidup, informasi, perilaku atau gerakan-
gerakan menuju kepada proses perubahan di dalam segala bentuk tata kehidupan masyarakat.
Mardikanto (1991) mengatakan, inovasi merupakan ide, perilaku, produk, informasi, dan
praktek-praktek baru yang belum banyak diketahui, diterima, dan digunakan oleh sebagian
besar warga masyarakat dalam suatu lokalitas tertentu, yang dapat mendorong terjadinya
perubahan-perubahan disegala aspek kehidupan masyarakat demi selalu terwujudnya
prbaikan-perbaikan mutu hidup setiap individu dan seluruh warga masyarakat yang
bersangkutan.
Pengertian “baru” pada inovasi bukan berarti baru diciptakan, tetapi dapat brupa
sesuatu yang sudah “lama” dikenal, diterima, atau digunakan oleh masyarakat diluar sistem
sosial yang menganggapnya sesuatu yang masih “baru”. Pengertian baru juga tidak harus
selalu datang dari luar, tetapi dapat berupa teknologi setempat (indegenous techology) atau
kebiasaan setempat (kearifan tradisional) yang sudah lama ditinggalkan. Menurut Mardikanto
(1991) terdapat tahapan adopsi inovasi yaitu :
50
1. Awareness (kesadaran), yaitu sasaran mulai sadar tentang adanya inovasi yang ditawarkan
penyuluh.
2. Interest (tertarik), yaitu tumbuhnya minat yang seringkali ditandai oleh keinginannya
untuk bertanya atau untuk mengetahui lebih banyak /jauh tentang segala sesuatu yang
berkaitan dengan inovasi yang ditawarkan oleh penyuluh.
3. Evaluation (penilaian) yaitu penilaian terhadap baik, buruk atau manfaat inovasi yang
telah diketahui informasinya secara lebih lengkap dari aspek teknis, aspek ekonomi,
maupun aspek sosial budaya, bahkan seringkali ditinjau dari aspek politis atau
kesesuaiannya dengan kebijakan pembangunan nasional atau regional
4. Trial (mencoba) yaitu mencoba dalam skala kecil untuk lebih baik meyakinkan
penilaiannya sebelum menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.
5. Adoption (menerapkan) dengan penuh keyakinan berdasarkan penilaiannya, sebelum
menerapkan untuk skala yang lebih luas lagi.
2.7. Hasil Penelitian Terdahulu
Penelitian yang dilakukan oleh Aulia (2010) dengan judul “Peran Penyuluhan Pertanian
Lapangan Terhadap Penerapan Pasca Usahatani Padi Sawah di Desa Singoan Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batanghari” menyimpulkan bahwa tercapainya hasil produksi yang
maksimal petani sebagai pelaku usahatani didukung oleh peran PPL. Upaya peningkatan
produksi padi dapat ditempuh dengan penerapan teknologi pasca usahatani, yaitu : 1)
perbaikan bercocok tanam, 2) penggunaan bibit unggul, 3) pemupukan yang baik,
4)pengaturan dan penyediaan air, 5) pengendalian hama dan penyakit. seorang ppl ikut
mendukung dan memajukan pertanian di wilayah kerjanya, khususnya di desa muara singoan
ppl berperan sebagai : 1) media edukasi. 2) media diseminasi informasi. 3) media konsultasi.
4) media edukasi. Penerapan pasca usahatani padi sawah di Desa Muaro Singoan Kecamatan
Muara Bulian Kabupaten Batanghari tergolong tinggi.
51
Penelitian yang dilakukan oleh Pradipta (2011) dalam penelitiannya “Peranan
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Dalam Upaya Pemberdayaan Kelompok Tani Padi
Sawah di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam Kabupaten Tanjung Jabung Barat”
pelaksanaan kegiatan penyuluhan pertanian lapang (PPL) dalam upaya perberdayaan
kelompok tani padi sawah di Desa Sri Agung ditunjukkan skor penerapan penyuluhan
pertanian lapangan (PPL) yang cenderung rendah dengan frekuensi 30 orang hanya mencapai
(55,56%). Kegiatan pemberdayaan kelompok tani yang hanya diterapkan pada 6 kelompok
tani di Desa Sri Agung Kecamatan Batang Asam, memperlihatkan bahwa (77,22%) masih
sangat rendah dalam menerima dan menjalankan progam pemberdayaan. Sedangkan
responden yang menerima dan menjalankan progam/kegiatan pemeberdayaan hanya (27,78)
dikarenakan peranan PPL yang sangat dibutuhkan dalam upaya pemberdayaan kelompok tani
yaitu PPL sebagai organisator sangat rendah. Hal ini menunkjukkan sebagian besar petani
dalam kelompok tani masih belum menerima dan menjalankan progam atau kegiatan
pemberdayaan secara maksimal.
Penelitian yang dilakukan oleh Mahendi (2013) dalam penelitiannya “Peranan
Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Penerapan Progam Aksi Desa Mandiri Pangan
Khususnya Teknologi Usahatani Jagung di Kecamatan Jaluko Kabupaten Muaro Jambi”
menyimpulkan bahwa tingkat penerapan usahatani jagung ditingkat petani didaerah
penelitian mulai dari pemilihan benih, persiapan lahan, waktu dan cara tanam, pemupukan,
pengairan, penyuluhan, penjarangan, penyiangan, pengendalian hama dan penyakit, panen
dan pasca panen tergolong tinggi yaitu sebesar 72%. Peranan penyuluh pertanian lapangan
dengan penerapan usahatani jagung melalui peran pendidik, peran pendamping dan peran
pembina yang dilakukan oleh petani di Desa Sungai Duren dan Desa Muaro Pijoan yang
dilakukan oleh PPL tergolong tinggi dan yang dominan yaitu eran pendidik. Terdapat
52
hubungan yang nyata antara peranan penyuluh pertanian lapangan dengan penerapan
teknologi usahatani jagung di Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Penelitian yang dilakukkan oleh Irnanda (2015) dengan judul “ Hubungan Peran
Penyuluh Pertanian Lapangan Dengan Produktivitas Kerja Petani Padi Sawah di Desa Sungai
Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi” menyimpulkan bahwa: a).
peran penyuluh pertanian lapngan baik sebagai pendidik, pemimpin, penasehat dan peran
secara keseluruhan sebagai pendidik, pemimpin, penasehat, dan peran secara keseluruhan
sebagian besar tergolong rendah, untuk peran sebagai pendidik 54,84% sebagi pemimpin
51,61% sebagai penasehat 54,84% dan peran keseluruhan sebesar 54,84%. b). produktivitas
kerja petani padi sawah sebagian besar tergolong tinggi yaitu sebesar 61,29 %. c).terdapat
hubungan yang nyata antara peran penyuluh pertanian lapangan dengan produktivitas kerja
petani padi sawah di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro
Jambi.
Penelitian yang dilakukan oleh Maharani (2015) dalam penelitiannya “Peranan
Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Petani Mengusahakan Padi Sawah di Desa Sungai
Terap Kecamatan Kumpeh Ulu” menyimpulkan bahwa hasil penelitian terhadap peranan
Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) di desa penelitian terdapat 3 indikator yaitu berperan
sebagai pendidik , berperan sebagai pemimpin, berperan sebagai penasehat. Dapat
disimpulkan bahwa peranan penyuluhan pertanian sedah berjalan dengan baik presentasi 77,7
persen karena sebagian besar petani sudah mengetahui dan mulai menerapkan progam yang
diberikan oleh pemerintah melalui penyuluhan yang diberikan oleh PPL.
2.8 Kerangka Pemikiran
Kegiatan penyuluhan sangat diperlukan dalam pembangunan karena hanya melalui
kegiatan penyuluhanlah para petani dapat menjalankan fungsinya dengan baik, sehingga
dapat memberikan hasil yang maksimal pada produktivitas kerjanya. Penyuluhan sebagai
53
salah satu sarana petani untuk mencapai tujuannya yaitu peningkatan produktivitas kerja
mereka.
Kegiatan penyuluhan sendiri dipengaruhi oleh: penyuluh pertanian, materi penyuluhan,
frekuensi penyuluhan, keanggotaan petani baik petani sebagai pengurus kelompok maupun
anggota kelompok, dan lokasi penyuluhan baik yang jauh maupun yang dekat dengan
pembinaan. Banyak faktor yang mempengaruhi penyuluhan. Pada penelitian ini, yang akan
dikaji yaitu tentang penyuluh pertanian, materi penyuluhan, dan frekuensi penyuluhan, yang
akan mempengaruhi produktivitas kerja petani pada saat penyiapan lahan, pengolahan tanah,
penanaman, pemeliharaan, dan panen. Sedangkan kelimanya itu akan menentukan hasil
panen yang akan diperoleh petani per hektarnya dan peningkatan pendapatan. Berdasarkan
uraian diatas dapat disajikan dalam bentuk gambar sebagai berikut :
54
SKEMA KERANGKA PEMIKIRAN
PETANI PENYULUHAN
PERTANIAN
UNSUR-UNSUR PENYULUHAN
1. Penyuluh pertanian
2. Sasaran penyuluhan
3. Metoda penyuluhan
4. Media penyuluhan
5. Materi penyuluhan
6. Waktu penyuluhan
7. Tempat penyuluhan
(Kartasapoetra, 1987)
Rendah Tinggi
Analisis Chi
Square
Tidak Berhubungan Berhubungan
Produktivitas Kerja
Tinggi Rendah
PENYULUH
PERTANIAN
55
2.9. Hipotesis
Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan, maka hipotesis dalam penelitian ini yaitu
“diduga adanya hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran di
Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi”.
56
III. METODE PENELITIAN
3.1 Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi, lokasi
penelitian ini ditentukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan Kecamatan
Kumpeh Ulu merupakan salah satu kecamatan dengan mayoritas penduduknya berusaha tani
sayuran di Kabupaten Muaro Jambi. Penelitian ini dilaksanakan dari tanggal 8 Agustus
sampai 8 September 2016. Adapun data yang diperlukan dalam penelitian ini adalah data
yang berasal dari :
1. Identitas petani sample meliputi : nama, umur, pendidikan, pekerjaan, luas lahan
usahatani, status kepemilikan lahan, jumlah anggota keluarga, lama berusahatani
sayuran,
2. penyuluhan pertanian meliputi : penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan pertanian,
metode penyuluhan pertanian, media penyuluhan pertanian, materi penyuluhan
pertanian, waktu penyuluhan pertanian, tempat penyuluhan pertanian.
3. Produktivitas kerja mencakup penerimaan dibagi hari orang kerja (HOK) yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah hari, jumlah jam dan jumlah tenaga kerja
yang dicurahkan dalam suatu kegiatan usahatani sayuran.
3.2 Sumber Data dan Metode Pengumpulan Data
3.2.1 Sumber Data
Data yang diperlukan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan data sekunder.
Data primer diperoleh dari wawancara langsung dengan anggota kelompok tani yang
berusaha tani sayuran, dengan menggunakan angket atau kuisioner yang telah disediakan.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari referensi, laporan hasil penelitian, informasi dari
Dinas atau Instasi terkait yang berhubungan dengan penelitian ini.
57
3.2.2 Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan adalah data yang diperoleh dari wawancara langsung dengan
petani responden yang disertai dengan pengisian daftar pertanyaan di kuisioner.
3.3 Metode Penarikan Sampel
Penelitian ini dilaksanakan di daerah yang ditentukan secara sengaja (purposive) yaitu
di Desa Pudak, Desa Lopak alai dan Desa Kota Karang dengan pertimbangan bahwa di Desa
pudak merupakaan desa dengan produksi sayur tertinggi, Lopak alai dengan desa produksi
sayur sedang dan Desa kota karang dengan produksi sayur terendah. Kecamatan kumpeh ulu
terdiri dari 18 Desa akan tetapi hanya 13 desa saja yang mengusahakan usahatani sayuran.
Dari 13 desa tersebut diambilah tiga desa yang dijadikan sebagai sampel yaitu Desa Pudak,
Desa Lopak alai dan Desa Kota Karang.
Penentuan Desa tersebut dilakukan secara sengaja (purposive) dengan pertimbangan
bahwa Desa Lopak alai, Desa Pudak dan Desa Kota Karang merupakan salah satu dari 3 desa
yang mewakili produksi tertinggi, sedang dan rendah. Produksi sayur di Desa Lopak Alai
1.180 kwintal, produksi sayur di Desa pudak sebesar 784 kwintal dan di Desa Kota Karang
produksi sayur sebesar 472 ton. (Tabel.4)
di Desa Lopak Alai terdapat 7 Kelompok tani yang mengusahakan usahatani sayuran
dengan total 108 anggota, di Desa Pudak terdapat 5 Kelompok Tani sayur dengan total 64
anggota sedangkan Desa Kota Karang terdapat 1 kelompok tani sayur dengan total 25
anggota (lampiran 3). Adapun rumus slovin yaitu dengan ketentuan apabila populasi lebih
dari 100 orang maka diambil presisi 15% - 20%, jika populasi berjumlah 51-100 orang maka
presisinya diambil 10% dan jika populasinya kurang dari 50 orang maka populasi diambil
semua (Taro Yamane dalam Riduwan, 2009). Adapun rumus penarikan sampel dapat
diguanakan rumus :
58
dimana :
n = jumlah sampel
N = Jumlah Populasi
d² = Presisi (ditetapkan 15%)
Berdasarkan rumus diatas, diperoleh jumlah sampel sebagai berikut :
Dari hasil perhitungan dengan menggunakan metode Taro Yamane di atas maka
diperoleh jumlah sampel petani sebanyak 44 sampel. Selanjutnya jumlah petani sampel yang
akan dijadikan sebagai responden yaitu petani sayuran yang tergabung kedalam kelompok
tani sayur yang berada di ketiga desa dengan produksi sayur tinggi, sedang dan rendah, dan
dari ketiga desa di Kecamatan Kumpeh Ulu tersebut diambil melalui rumus metode alokasi
sampel proporsional (Nazir, 2011), yaitu :
ni = Ni x n
N
Dimana : ni = Jumlah sampel menurut stratum
n = Jumlah sampel satuan
Ni = Jumlah populasi stratum
N = jumlah populasi seluruhnya
Dari rumus diatas, maka diperoleh sampel untuk masing-masing kelompok tani didaerah
penelitian dapat dilihat pada Tabel 5 :
59
Tabel 5. Jumlah petani sampel usahatani sayuran di daerah penelitian tahun 2015
No Nama Desa Populasi
(orang)
Sampel
(orang)
1 Desa LopakAlai 108 24
2 Desa Pudak 64 14
3 Desa Kota Karang 25 6
Jumlah 197 44 Sumber: Badan Penyuluhan Pertanian Kumpeh Ulu
Teknik pengambilan sampel dilakukan secara acak sederhana (simple random
sampling) yaitu sampel diambil sedemikian rupa sehingga tiap populasi mempunyai
kesempatan yang sama untuk dipilih sebagai sampel. Sampel diambil 44 orang petani dari
populasi 197 orang petani yang dilakukan dengan cara undian dengan menuliskan nama tiap
petani pada secarik kertas, lalu digulung dan dimasukkan dalam kotak. Ditarik satu gulungan
kertas dan nama pada gulungan tersebut merupakan anggota dari sampel yang akan diteliti
(Nazir, 2011).
3.4 Metode Analisis Data
Untuk mengetahui hubungan penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja petani
sayuran di daerah penelitian, data diolah secara tabulasi dan dilanjutkan dengan analisis
secara deskriptif menggunakan table distribusi frekuensi untuk mengetahui hubungan dengan
produktivitas digunakan analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²).
Menurut Sugiyono (2015), analisis statistika non parametrik melalui uji Chi Square (x²)
digunakan untuk menguji hipotesis komparatif dua sampel bila datanya berebentuk nominal
dan sampelnya besar. Cara perhitungan dapat menggunakan tabel kontigensi 2x2, (dua baris x
dua kolom) dengan derajat bebas (db) = 1 dengan rumus sebagai berikut :
(Pers 1)
Sedangkan bila terdapat sel dengan frekuensi kurang dari 5, digunakan rumus :
(Pers 2)
60
Adapun tabelnya adalah sebagai berikut :
Tabel 6. Model Analisis Uji Chi-Square dengan Kontingensi (c) 2x2
Penyuluhan
pertanian
Produktivitas Jumlah
Tinggi Rendah
Tinggi > Rata-rata A B A+B
Rendah < Rata-rata C D C+D
Jumlah A+C B+D N
Kaidah pengambilan keputusan :
Nilai x² hitung dengan derajat bebas (db)=1 pada tingkat kepercayaan 90% adalah 2,71.
Dalam pengujian x² hitung dibandingkan dengan nilai x² tabel, dengan ketentuan sebagai
berikut :
Terima Ho, tolak H1 Jika x hitung ≤ x tabel
Tolak Ho, terima H1 Jika x hitung ≥ x tabel
Dimana :
Terima Ho = Tidak ada hubungan antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja
petani sayur
Terima H1 = Ada hubungan antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani
sayur
Yang kemudian dilanjutkan dengan mencari nilai C (Koefisien Kontigensi), dengan rumus
sebagai berikut :
C =
Dimana :
N = Jumlah Sampel
x² = Nilai Chi Square
C = Koefisien Kontigensi
Lemah 0 – 0,353
Kuat 0,353 – 0,707
61
Formulasi :
r =
C max =
=
= 0,707
r =
Keterangan :
r = koefisien keeratan hubungan
x² = Nilai uji Chi-Square
N = Jumlah Sampel
M = Jumlah kolom
Dalam kategori :
a. Hubungan digolongkan lemah apanila nilai terletak antara 0-0,353
b. Hubungan digolongkan kuat apabila nilai terletak antara 0,353-0,707
Selanjutnya untuk melihat adanya hubungan maka digunakan formulasi yakni :
t hit =
Dimana :
H0 ; r = 0
H1 ; r ≠ 0
Jika t hitung (≤ t tabel = (α = 5 % db = N-2)} Terima Ho
Jika t hitung (≥ t tabel = (α = 5 % db = N-2)} Tolak Ho
Dimana :
H0 = Tidak terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas
kerja petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
Hi = Terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja
petani sayur di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
62
3.5 Konsepsi Pengukuran
Skala pengukuran variabel dalam penelitian ini menggunakan skala likert (likert scale)
dengan jenjang tiga item yang digunakan yaitu setuju, netral dan tidak setuju dengan skala
skor 1-3. Skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang, di
dalam skala likert variabel penelitian dijabarkan menjadi indikator variabel. Indikator
tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau peryataan. Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif dimana masing-masing jawaban
dapat diberi skor, misalnya
1. Sangat Setuju diberi skor 5
2. Setuju diberi skor 4
3. Ragu-ragu diberi skor 3
4. Tidak setuju diberi skor 2
5. Sangat tidak setuju diberi skor 1
Jenjang yang digunakan pada skala likert tergantung pada kata-kata yang digunakan di
dalam item skala likert. Jika model verbal setuju-tidak setuju, maka minimal terdapat tiga
item yang digunakan yaitu setuju, netral dan tidak setuju. (Sugiyono, 2015). Terdapat dua
variabel penelitian di dalam penelitian ini, variabel bebas yaitu penyuluh pertanian dan
variabel terikat produktivitas kerja petani sayuran. Untuk batasan konsepsi dan variabel yang
digunakan dalam penelitian ini, maka ada beberapa istilah yang didefinisikan secara
operasional sebagai berikut :
1. Penyuluhan pertanian adalah proses perubahan perilaku (pengetahuan, sikap, dan
keterampilan) di kalangan masyarakat petani, agar mereka tau, mau dan mampu
melaksanakan perubahan-perubahan dalam usahataninya demi tercapainya peningkatan
produksi, pendapatan dan perbaikan kesejahteraan keluarga yang ingin dicapai melalui
63
pembangunan pertanian, di dalam penyuluhan pertanian terdapat unsur-unsur penyuluhan
pertanian yang terdiri atas penyuluh pertanian, sasaran, metode, media, materi, waktu
penyuluhan pertanian dan tempat penyuluhan.
a. Penyuluh pertanian adalah orang yang mengemban tugas memberikan dorongan dan
pengarahan kepada petani agar mau mengubah cara berfikir, sikap dan perilakunya
terhadap perkembangan teknologi.
b. Sasaran penyuluhan pertanian adalah audiens yang akan diberikan materi penyuluhan.
c. Metode penyuluhan pertanian adalah adalah cara-cara yang digunakan pada saat
dilakukan penyuluhan, yang bersifat mendidik, membimbing, dan menerapkan
sehingga dapat mengubah pemahaman, sikap dan prilaku petani agar dapat menolong
dirinya sendiri
d. Media penyuluhan pertanian adalah alat bantu yang digunakan untuk membantu
menyampaikan materi penyuluhan berupa ilmu pengetahuan dan teknologi pertanian
yang disampaikan pada saat dilakukan penyuluhan
e. Materi penyuluhan pertanian merupakan segala pesan yang ingin dikomunikasikan
oleh seorang penyuluh kepada masyarakat sasarannya, dengan kata lain materi
penyuluhan adalah pesan-pesan yang ingin disampaikan dalam proses komunikasi
penyuluhan.
f. Waktu penyuluhan pertanian adalah waktu yang dipilih seorang penyuluh untuk
melakukan pendekatan-pendekatan kepada petani
g. Tempat penyuluhan pertanian tempat yang strategis dan mudah dijangkau petani
untuk melangsungkan kegiatan penyuluhan pertanian
Kriteria penyuluhan pertanian :
a. Penyuluhan Pertanian dikatakan tinggi jika besar dari nilai rata-rata yaitu diatas 75.
b. Penyuluhan Pertanian dikatakan rendah jika kecil dari nilai rata-rata yaitu dibawah 75.
64
2. Produktivitas Kerja adalah penerimaan dibagi dengan hari orang kerja (HOK), HOK yang
dimaksud dalam penelitian ini adalah jumlah hari, jumlah jam dan jumlah tenaga kerja yang
dicurahkan dalam suatu kegiatan usahatani sayuran.
(1 Hari = 7 Jam Kerja), produktivitas kerja petani dikategorikan dalam :
a. Tinggi jika besar dari nilai rata-rata
b. Rendah jika kecil dari nilai rata-rata
Konsepsi pengukuran yang digunakan dalam penelitian ini secara deskritif adalah sebagai
berikut :
1. Petani responden adalah pemilik dan pengelola usahatani sayuran (orang)
2. Produksi sayuran adalah jumlah hasil panen sayuran yang diperoleh petani (Kg/Tahun)
3. Luas lahan adalah luas areal yang digunakan petani untuk tanaman sayuran (Ha/Tahun)
4. Harga produksi adalah sejumlah uang yang diterima oleh petni dari penjualan sayuran
(Rp/Kg)
5. Penerimaan usahatani sayuran adalah jumlah produksi yang dihasilkan dikali harga jual
dalam usahatani sayuran (Rp/Tahun)
65
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Daerah Penelitian
4.1.1 Letak dan Batas Wilayah
Kecamatan Kumpeh Ulu adalah merupakan salah satu kecamatan yang ada di
Kabupaten Muaro Jambi yang mempunyai luas ± 71,38 . Kecamatan Kumpeh Ulu
terdiri dari 18 desa, secara geografis berada pada posisi lintang selatan sampai
dengan lintang selatan dan bujur timur sampai bujur timur.
Adapun batas-batas Kecamatan Kumpeh Ulu sebagai berikut:
1. Sebelah utara dengan Taman Rajo dan Kecamatan Kumpeh
2. Sebelah selatan dengan Kecamatan Sungai Gelam
3. Sebelah barat dengan Kecamatan kecamatan Kumpeh
4. Sebelah timur dengan Kota Jambi
Untuk pemilihan sampel penelitian di Kecamatan Kumpeh Ulu dipilih 3 desa sampel
yaitu Desa Pudak, Desa Lopak Alai dan Desa Kota Karang.
4.1.2 Luas Daerah dan Penggunaan Lahan
Kecamatan Kumpeh Ulu termasuk daerah beriklim tropis, curah hujan diwilayah ini
rata-rata 182.9 mm/tahun. Musim hujan terjadi pada bulan Oktober sampai Januari dengan
hujan terbanyak pada bulan November sebanyak 25 hari. Keadaan temperatur rata-rata di
Kecamatan Kumpeh Ulu adalah c. Luas wilayah Kecamatan Kumpeh Ulu adalah 71.370
ha, dimana sebesar 80% merupakan lahan bukan sawah, untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada tabel dibawah ini:
66
Tabel 7. Luas Wilayah Berdasarkan Penggunaannya di Kecamatan Kumpeh Ulu
Tahun 2015
Penggunaan Tanah Luas (ha) Persentase (%)
Tanah Sawah 4.605 6
Tanah Bukan Sawah 57.639 81
Tanah Bukan Pertanian 9.126 13
Jumlah 71.370 100 Sumber : Kecamatan Kumpeh Ulu Dalam Angka Tahun 2015
Dari Tabel 7 diatas dapat dilihat bahwa sebesar 81% luas lahan di Kecamatan Kumpeh
Ulu merupakan tanah bukan sawah. Tanah bukan sawah terdiri atas kebun, ladang dan area
perkebunan, hutan rakyat maupun lahan yang belum diusahakan di kecamatan tersebut.
Dilihat dari jenis penggunaan tanah di Kabupaten Kumpeh Ulu pada umumnya digunakan
untuk bidang pertanian, hal ini menunjukkan bahwa di Kecamatan Kumpeh Ulu merupakan
daerah yang sangat berpotensi untuk sektor pertanian.
4.1.3 Keadaan Penduduk
Jumlah penduduk suatu wilayah merupakan potensi yang berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan perkembangan perekonomian suatu wilayah. Jumlah penduduk yang
bermukim di Kecamatan Kumpeh Ulu adalah sebanyak 54.830 jiwa yang terdiri dari laki-laki
28.198 jiwa dan perempuan 26.632 jiwa dengan jumlah rumah tangga sebanyak 12.381
rumah tangga. Jumlah penduduk untuk Desa Lopak Alai 1.081 jiwa dengan jumlah laki-laki
sebanyak 554 jiwa dan perempuan sebanyak 527 jiwa. Jumlah penduduk untuk Desa Pudak
adalah 5.139 jiwa dengan laki-laki 2.673 jiwa dan perempuan 2.466 jiwa. Sedangkan untuk
Desa Kota Karang penduduk berjumlah 2.462 jiwa dengan laki-laki berjumlah 1.232 jiwa dan
perempuan berjumah 1.230 jiwa. Berikut ini adalah rincian jumlah penduduk di kecamatan
kumpeh ulu.
67
Tabel 8. Jumlah Penduduk di Lokasi Penelitian Tahun 2015
No Desa Penduduk (Jiwa) Persentase
(%) Laki-laki Perempuan Jumlah
1 Sungai Terap 989 949 1.938 4
2 Kasang Pudak 7.242 6.670 13.912 25
3 Kasang Lopak Alay 1.098 955 2.053 4
4 Solok 980 941 1.921 4
5 Sumber Jaya 721 707 1.428 3
6 Arang-arang 1.379 1.267 2.646 5
7 Sipin Teluk Duren 898 859 1.757 3
8 Pemunduran 634 676 1.310 2
9 Teluk Raya 1.013 1.020 2.033 4
10 Ramin 1.027 911 1.938 4
11 Tarikan 1.477 1.422 2.899 5
12 Lopak Alay 554 527 1.081 2
13 Sakean 878 778 1.656 3
14 Kota Karang 1.232 1.230 2.462 4
15 Pudak 2.673 2.466 5.139 9
16 Muara Kumpeh 2.066 1.998 4.064 7
17 Kasang Kumpeh 2.652 2.573 5.225 10
18 Kasang Kota Karang 685 683 1.368 2
Jumlah 28.198 26.632 54.830 100 Sumber : Kecamatan Kumpeh Ulu Dalam Angka Tahun 2015
Berdasarkan Tabel 8 terlihat jumlah penduduk terbesar di Kecamatan Kumpeh Ulu
terdapat di Desa Kasang Pudak yaitu sebesar 13.912 jiwa. Pada umumnya masyarakat
dikecamatan Kumpeh Ulu bekerja disektor pertanian yaitu pertanian tanaman hortikultura,
pangan dan perkebunan. Pada sektor ini yang lebih banyak menyerap tenaga kerja dimana
sebagian besar matapencaharian masyarakat kecamatan Kumpeh Ulu sebagai petani.
4.2 Deskripsi Petani Sampel
Sampel dalam penelitian ini berjumlah 44 petani sayuran yang diperoleh dari 3 desa,
yaitu Desa Lopak Alai, Desa Pudak dan Desa Kota Karang. Dalam melakukan penelitian
pada hubungan penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayur, maka
diperlukan identitas petani sampel didaerah penelitian yang mencakup umur petani, tingkat
pendidikan, pekerjaan, luas lahan jumlah tanggungan keluarga, dan pengalaman berusahatani.
68
4.2.1 Umur Petani
Umur sangat berpengaruh terhadap kemampuan fisik, mental, dan cara berfikir
seseorang. Secara umum dapat dikatakan bahwa petani yang berusia muda dan sehat fisik
serta mentalnya akan memiliki produktifitas kerja yang lebih tinggi. Umur juga berpengaruh
dalam respon petani terhadap teknologi dan inovasi baru untuk mengambil keputusan tentang
pengembangan usahataninya.
Menurut Hernanto (1998), pada umumnya petani yang berumur makin tua,
pertimbangan dan pengambilan keputusannya relatif lebih lama dibandingkan petani yang
berumur relatif muda dan sehat, memiliki kemampuan fisik yang lebih cepat menerima hal-
hal baru yang dianjurkan, karena petani yang berusia lebih muda lebih berani mengambil
resiko. Dari hasil penelitian terhadap 44 orang petani sayuran didaerah penelitian, umur
petani responden berkisar 30 sampai 60 tahun. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada tabel
dibawah ini:
Tabel 9. Distribusi Responden Berdasarkan Kelompok Umur di Kecamatan Kumpeh
Ulu Kabupaten Muaro Jambi
Umur Petani Jumlah Petani
KK Presentase(%)
30-34 4 9
35-39 8 18
40-44 5 11
45-49 15 34
50-54 7 16
55-60 5 11
Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 9. Menjelaskan bahwa presentase terbesar umur petani di daerah penelitian
terletak pada kelompok umur 45-49 tahun. Hal tersebut menunjukkan bahwa petani di daerah
penelitian masih berada pada usia produktif untuk mengelola usahatani sayurnya. Peryataan
tersebut didukung oleh pertanyaan Hernanto (1998), usia produktif berada pada usia 15-50
tahun. Dengan kondisi petani responden yang rata-rata berumur produktif maka mampu
69
mengelola usahataninya secara maksimal guna meningkatkan produksi. Sedangkan jika umur
petani yang lebih dari 50 tahun cenderung hanya melaksanakan kegiatan-kegiatan yang sudah
biasa diterapkan oleh warga setempat.
4.2.2 Tingkat Pendidikan
Pendidikan menunjukkan tingkat pengetahuan, wawasan, pola pikir dan perilaku
seseorang. Hal ini sesuai dengan peryataan Hernanto (1998), tingkat pendidikan petani akan
mempengaruhi cara berfikir, menerima dan mencoba hal baru. Dalam penelitian ini tingkat
pendidikan petani diukur berdasarkan tingkat pendidikan formal yang pernah dilaluinya.
Pendidikan merupakan suatu landasan bagi seseorang untuk lebih tanggap dengan
perkembangan teknologi pertanian dan lebih mampu menyerap informasi baru dalam
produksi maupun pemasaran pertanian. Berikut distribusi petani sampel menurut tingkat
pendidikan formal di daerah penelitian dapat dilihat pada Tabel 10.
Tabel 10. Distribusi Responden Berdasarkan Tingkat Pendidikan di Daerah Penelitian
Tahun 2016
Tingkat Pendidikan Jumlah Petani
KK Presentase (%)
Tidak Tamat SD 3 7
Tamat SD 17 39
Tamat SLTP/Sederajat 11 25
Tamat SLTA/Sederajat 10 23
Tamat Diploma 0 0
Tamat S1 3 7
Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 10 menunjukkan bahwa tingkat pendidikan terbesar pada petani sampel
didaerah penelitian yaitu terletak pada kelompok tamat pada tingkat sekolah dasar (SD)
dengan jumlah 39% atau sebanyak 17 petani. Berdasarkan data pada tabel dapat dinyatakan
bahwa tingkat pendidikan formal petani sampel masih relatif rendah sehingga menimbulkan
kecenderungan kesulitan dalam merubah sikap dan prilaku dalam berusaha tani. Besarnya
70
jumlah petani yang hanya sampai sekolah dasar (SD). Hal ini dikarenakan pada masa itu
orang tua mereka menggangap pendidikan tidak terlalu penting bagi anak-anaknya, yang
terpenting bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidup agar bisa melangsungkan hidup dengan
normal. Menurut peryataan Soekartawi (1988) bahwa semakin tingginya pendidikan petani,
maka relatif semakin cepat pula dalam mengadopsi inovasi. Hal ini berkaitan erat dengan
penguasaan teknologi dimana petani yang tingkat pendidikannya rendah akan ragu-ragu
dalam memilih teknologi yang digunakan.
4.2.3 Jumlah Anggota Keluarga
Anggota keluarga adalah semua orang yang tinggal dalam satu rumah, memiliki
hubungan kekeluargaan serta menjadi tanggungan biaya hidup oleh kepala keluarga dalam
hal ini adalah petani sayuran. Anggota keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia
yang berpotensi sebagai tenaga kerja dalam mengelola usahatani. Anggota keluarga
diharapkan dapat membantu petani dalam usahatani yang dilakukan. Disamping itu jumlah
anggota keluarga dapat mendorong petani untuk bekerja dengan lebih giat guna memenuhi
kebutuhan hidup anggota keluarganya. Adapun rata-rata jumlah anggota keluarga petani
sampel didaerah penelitian yaitu sebanyak 4 anggota per rumah tangga. Untuk lebih jelas
dapat dilihat pada Tabel 11.
Tabel 11. Distribusi Responden Berdasarkan Jumlah Anggota Keluarga di Daerah
Penelitian Tahun 2016
Jumlah anggota keluarga
(Orang)
Jumlah Petani
KK Prensentase (%)
2 6 14
3 14 32
4 21 48
5 3 7
Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer
71
Dari Tabel 11. maka dapat dilihat bahwa jumlah anggota keluarga petani terbanyak
yaitu sebanyak 4 orang dengan presentase 48%. Besarnya jumlah anggota keluarga petani
mempengaruhi besarnya tanggung jawab petani terhadap keluarga, sehingga petani akan
berusaha sebaik-baiknya untuk memenuhi kebutuhan bagi keluarganya. Jumlah anggota
keluarga juga dapat berhubungan dengan penggunaan tenaga kerja dalam usahatani, kerena
jarang sekali petani mau menggunakan tenaga kerja luar keluarga dan juga banyaknya jumlah
anggota keluarga akan mendorong petani unuk melakukan banyak kegiatan terutama dalam
upaya meningkatkan pendapatan keluarga.
Hernanto (1995), mengatakan bahwa besarnya anggota keluarga akan berpengaruh
dalam kegiatan usahataninya, petani yang memiliki keluarga yang terbesar akan memakainya
dalam kegiatan usahataninya, sehingga tidak memakai tenaga kerja luar keluarga. Besarnya
jumlah anggota keluarga akan mempengaruhi sumber potensi bagi kegiatan usahataninya,
karena anggota keluarga merupakan salah satu sumber daya manusia yang berpotensi sebagai
tenaga kerja dalam mengelola usahatani.
Besarnya jumlah tanggungan keluarga petani akan mempengaruhi rasa tanggung jawab
petani dalam pemenuhan kebutuhan keluarganya. Dalam keadaan ini, petani akan berusaha
dengan kemampuannya dalam memuhi kebutuhan keluarga. Kondisi dari besarnya jumlah
tanggungan keluarga akan mempengaruhi sikap petani dalam penggunaan teknologi yang
digunakan pada saat berusahatani sayuran. Rata-rata jumlah anggota keluarga petani terdiri
dari 4 orang yaitu suami, istri dan kedua orang anak, hal ini menandakan bahwa petani telah
mengikuti progam keluarga berencana (KB) yang ditetapkan oleh pemerintah.
4.2.4 Pengalaman Berusahatani
Pengalaman berusahatani dapat menjadi tolak ukur keberhasilan suatu usahatani dan
dapat menjadi jaminan perkembangan usahatani yang lebih baik kedepannya. Menurut
Suratiyah (2006), kecakapan seseorang menentukan kinerjanya. Seseorang yang lebih cakap
72
tentu saja prestasinya lebih tinggi dari seseorang yang kurang cakap. Kecakapan tersebut
ditentukan oleh pendidikan, pengetahuan, dan pengalamannya. Jadi semakin lama
pengalaman dalam berusahatani maka semakin cakap petani tersebut, karena petani telah
banyak belajar dari pengalaman yang telah lalu guna mendapatkan hasil yang lebih baik.
Pengalaman merupakan salah satu pendidikan non-formal yang sangat bermanfaat Dari
lampiran 4 dapat dilihat bahwa rata-rata pengalaman berusahatani sayuran di daerah
penelitian yaitu selama 15 tahun dengan pengalaman terendah adalah 5 tahun dan tertinggi
adalah 40 tahun. Adapun distribusi pengalaman berusahatani tersebut secara rinci tertera pada
Tabel 12.
Tabel 12. Distribusi Responden Berdasarkan Pengalaman Berusahatani Sayuran di
Daerah Penelitian Tahun 2016
Pengalaman berusahatani Jumlah Petani
KK Presentase(%)
05-10 14 32
11-16 16 36
17-22 10 23
23-28 2 5
29-34 1 2
35-40 1 2
Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 12 dapat diketahui bahwa frekuensi pengalaman berusahatani petani
terdistribusi secara merata mulai dari 5 hingga 40 tahun. Mayoritas pengalaman petani
berusahatani didaerah penelitian adalah berkisar 11-16 tahun. Hal tersebut menunjukkan
bahwa petani didaerah penelitian telah cukup memiliki pengalaman dalam berusahatani
sehingga cenderung memahami kondisi usahataninya dan mempermudah proses pengambilan
keputusan dalam berusahatani.
Lamanya berusahatani untuk setiap orang berbeda-beda, oleh sebab itu lamanya
berusaha tani dapat dijadikan pengalaman dan pertimbangan agar tidak melakukan kesalahan
yang sama, sehingga petani dapat melakukan hal yang baik dalam periode selanjutnya. Pada
73
umumnya petani responden di daerah penelitian telah diajarkan cara-cara bertani oleh orang
tuanya.
4.3 Gambaran Umum Usahatani Sayuran
4.3.1 Budidaya sayuran di daerah penelitian
Budidaya sayuran merupakan suatu usaha yang dilakukan di daerah penelitian
sepanjang tahun secara terus menerus. Pada tiap selesai panen, petani melakukan pergantian
tanaman yang berbeda dengan tanaman yang sebelumnya pada lahan yang sama namun tetap
menanam komoditi yang sama dilahan yang lain. Tujuannya adalah untuk memutus silkus
hama dan penyakit pada tanaman sebelumnya. Budidaya sayuran kacang panjang, timun,
tomat, cabai, terong di daerah penelitian dapat dilihat pada deskripsi berikut :
1. Kacang panjang
Usahatani kacang panjang didaerah penelitian dilakukan dengan pengolahan lahan
terlebih dahulu. Kemudian dibentuk bedengan, setelah itu benih ditanam kedalam lubang
tanam yang diberi jarak tanam 60cm x 60 cm. Setelah itu 10 hari kemudian diberi pupuk
kandang, lalu dilanjutkan dengan pemberian pupuk kimia yaitu NPK, dan Urea. Kemudian
dilanjutkan pemasangan ajir pada tiap lubang tanam dengan tujuan untuk menjaga tanaman
agar tetap kokoh ketika berbuah. Dilakukan penyiraman dan pemeliharaan seperti
penyemprotan hama dan penyakit secara teratur sesuuai kondisi tanaman dengan
menggunakan pestisida yang dibutuhkan, dan dilakukan pemupukan lanjutan satu kali saat
berada pada proses masa panen. Setelah tanaman berumur 40 hari tanaman dapat dipanen
dengan frekuensi panen 8 hingga 12 kali dalam satu kali masa tanam. Setelah usai masa
panen, selanjutnya petani melakukan penyemprotan menggunakan herbisida bertujuan untuk
mengendalikan gulma dalam proses pembukaan lahan selanjutnya.
2. Timun
74
Usahatani timun dilakukan dengan pengelolaan lahan terlebih dahulu dengan
mencampurkan tanah dengan pupuk kandang, pupuk NPK, dan pupuk Urea. Selanjutnya
pembuatan bedengan, setelah itu benih ditanam kedalam lubang tanam yang telah dibuat
dengan jarak tanam 60 cm x 60 cm dengan jumlah dua benih tiap lubang tanam. Kemudian
dilakukan pemasangan ajir pada tiap lubang tanam untuk menjaga agar tanaman tetap kokoh
ketika berbuah. Pemeliharaan dan penyiraman dilakukan secara teratur hingga tanaman
dipanen. Panen pertama dapat dilakukan pada saat tanaman berumur kurang lebih 40 hari.
Panen dapat dilakukan dengan frekuensi 2-3 hari satu kali hingga tanaman berumur maksimal
2 bulan.
3. Tomat
Usahatani tomat didaerah penelitian diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu.
Setelah bibit berdaun 2-4 helai. Bibit siap dipindahkan ke bedengan yang telah disiapkan dan
telah dicampur pupuk, dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Selanjutnya pemupukan diberikan
disekeliling tanaman dengan jarak 15 cm dari batang. Penyiraman dilakukan setiap tiga hari
sekali dari tanam sampai berbunga dan setiap 2 hari setelah tanaman berbunga atau
tergantung curah hujan. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi hama dan penyakit.
Setelah itu dilakukan pemeliharaan teratur hingga tanaman berumur 90-100 hari setelah
tanam. Panen dilakukan dengan frekuensi 2-3 hari.
4. Cabai
Usahatani cabai didaerah penelitian diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu.
Setelah bibit berdaun 2-4 helai. Bibit siap dipindahkan ke bedengan yang telah dibuat lubang
tanam, dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Penyiraman dilakukan rutin setiap hari terlebih
jika kemarau. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi hama dan penyakit..
Pemupukan setelah tanaman cabai berumur 2 bulan, dilakukan bersamaan dengan penyiangan
75
dan pembumbunan. Pupuk diterbarkan disekeliling tanaman dengan jarak 5-10cm. Panen
dilakukan pada saat tanaman berumur 75-85 hst, dapat dipanen 6-15 kali dan usia produktif
tanaman cabai hanya 6-7 bulan, dapat dipanen 3-4 hari sekali. Pemanenan dilakukan dengan
cara memetik buah dengan tangkainya.
5. Terung
Usahatani terung didaerah penelitian diawali dengan penyemaian benih terlebih dahulu.
Benih berkecambah setelah berumur 7-10 hari setelah tanam. Setelah bibit berdaun 2-4 helai.
Bibit siap dipindahkan ke bedengan yang telah dibuat lubang tanam telah dicampur pupuk,
dengan jarak tanam 60 cm x 70 cm. Penyiraman dilakukan rutin setiap hari terlebih saat
musim kemarau. Penyemprotan dilakukan sesuai dengan kondisi hama dan penyakit. Setelah
itu dilakukan pemeliharaan teratur hingga tanaman berumur 50 hari setelah tanam. Panen
dilakukan dengan frekuensi 4-6 hari sekali.
4.3.2 Luas Lahan
Luas lahan merupakan salah satu faktor produksi dalam berusahatani, semakin luas
lahan sayuran yang dimiliki petani maka semakin banyak produksi yang dihasilkan. Dari
hasil perhitungan lampiran 4 dapat diketahui bahwa rata-rata luas lahan yang dimiliki rumah
tangga petani sayuran di daerah penelitian yaitu seluas 1 hektar. Adapun distribusi luas lahan
yang dimiliki petani responden di daerah penelitian adalah sebagai berikut.
76
Tabel 13. Distribusi Responden Berdasarkan Luas Lahan Sayuran di Daerah
Penelitian Tahun 2016
Luas Lahan (ha) Jumlah Petani
KK Presentase(%)
0,25-0,55 26 59
0,56-0,86 0 0
0,87-1,17 16 36
1,18-1,48 0 0
1,49-1,79 0 0
1,80-2,00 2 5
Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 13 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani sayuran di daerah penelitian
mempunyai luas lahan berkisar antara 0,25-0,55 ha dengan jumlah sampel 26 orang petani
(59%). Luasan lahan yang dimiliki petani akan mempengaruhi terhadap hasil produksi,
semakin luas lahan yang dimiliki petani maka akan semakin besar produksi yang dihasilkan.
Menurut Suratiyah (2006), luas lahan dipandang dari sudut efesiensi, semakin luas lahan
yang diusahakan maka makin tinggi produksi dan pendapatan per kesatuan luasnya. Jadi
besar kecilnya luas lahan usahatani akan mempengaruhi jumlah produksi yang diperoleh
petani sampel.
4.3.3 Status Kepemilikan Lahan
Status tanah dimaksudkan sebagai hubungan tanah usahatani dengan pengelolanya.
Dengan demikian status tanah akan memberikan kontribusi bagi pengelolanya. Berdasarkan
penelitian yang dilakukan, status kepemilikan lahan yang dimiliki petani sayuran terbagi
menjadi tiga yaitu status kepemilikan lahan pribadi dan status kepemilikan lahan pinjaman,
dan status kepemilikan lahan kelompok. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada Tabel 14.
77
Tabel 14. Distribusi Responden Berdasarkan Status Kepemilikan Lahan di Daerah
Penelitian Tahun 2016
Kepemilikan Lahan Jumlah Petani
KK Presentase (%)
Pribadi 41 93
Pinjaman 3 7
Kelompok 0 0
Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 14 dapat dilihat bahwa sebagian besar petani memiliki status kepemilikan
lahan pribadi sebanyak 44 responden (93%), selanjutnya petani yang memiliki status lahan
pinjaman sebanyak 3 responden (7%). Dapat disimpulkan status kepemilikan lahan usahatani
didaerah penelitian pada umumnya adalah kepemilikan pribadi, dan sebagian kecil pinjaman
dengan tidak dikenakan biaya. Status kepemilikian lahan secara tidak langsung berpengaruh
kepada pendapatan petani.
4.3.4 Produksi sayuran
Berdasarkan hasil penelitian terdapat 5 jenis sayuran yang banyak diusahakan petani di
daerah penelitian. Kelima jenis sayuran tersebut yaitu kacang panjang, timun tomat, cabai
dan terong. Rata-rata produksi sayur dalam satu musim tanam untuk komoditi kacang
panjang sebesar 1.209 kg, timun 1.150 kg, tomat 393 kg, cabai 5 kg, dan terong 74 kg.
4.3.4.1 Produksi Kacang Panjang
Kacang panjang merupakan tumbuhan yang dapat dijadikan sayur atau lalapan.
Tanaman kacang panjang tumbuh dengan cara memanjat atau melilit. Bagian yang dijadikan
sayur atau lalapan adalah buah yang masih muda dan serat-seratnya masih lunak. Dari hasil
perhitungan (lampiran 5) terdapat 36 petani sampel dari 44 responden petani sayuran yang
menanam kacang panjang, dengan produksi rata-rata kacang panjang dalam satu musim
78
tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 1.478 kg. Adapun distribusi produksi kacang
panjang di daerah penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 15. Distribusi Produksi Kacang Panjang di Daerah Penelitian Tahun 2016
Produksi Sayur (Kg) Frekuensi Presentase
200-1.833 26 72
1.834-3.466 8 22
3.467-5.100 0 0
5.101-6.734 1 3
6.735-8.363 0 0
8.364-10.000 1 3
Jumlah 36 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 15 dapat dilihat produksi kacang panjang terbesar berkisar antara 200-1.833
kg atau sebanyak 26 petani sampel dengan presentase 72%. Dapat disimpulkan produksi
kacang panjang yang dihasikan di daerah penelitian berada di antara produksi rata-rata
kacang panjang yaitu sebesar 1.478. Faktor besar kecilnya produksi kacang panjang
disebabkan oleh beberapa faktor antara lain yaitu : sistem budidaya yang belum intensif dan
rendahnya kesuburan tanah. Salah satu teknik budidaya yang intensif untuk meningkatkan
hasil panen kacang panjang adalah pemasangan turus dan lanjaran. Pemasangan lanjaran
berguna untuk merambatkan tanaman agar produksi polong semakin banyak, selain itu
pemangkasan pada usia 3-4 minggu perlu dilakukan yang bertujuan untuk merangsang
terbentuknya cabang baru yang produktif agar terbentuk bunga dan buah secara maksimum.
4.3.4.2 Produksi Timun
Mentimun, timun, atau ketimun merupakan tumbuhan penghasil buah yang dapat
dimakan. Buahnya biasanya dipanen ketika belum terlalu masak untuk dijadikan sayuran
atau penyegar. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat 30 petani sampel dari 44
responden petani sayuran yang menanam timun, dengan produksi rata-rata timun dalam satu
79
musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 1.687 kg. Adapun distribusi produksi timun
di daerah penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 16. Distribusi Produksi Timun di Daerah Penelitian Tahun 2016
Produksi Sayur (Kg) Frekuensi Presentase
300-1.250 15 50
1.251-2.201 11 37
2.202-3.152 1 3
3.153-4.103 1 3
4.104-5.054 0 0
5.055-6.000 2 7
Jumlah 30 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari Tabel 16 dapat diketahui bahwa frekuensi produksi timun terdistribusi secara
merata mulai dari 300 hingga 6000 kg. Mayoritas produksi timun didaerah penelitian berkisar
antara 300-1.250 kg atau sebanyak 15 orang petani sampel dengan presentase 50%. Dapat
disimpulkan jika mayoritas dari produksi timun yang dihasilkan didaerah penelitian rendah
dikarenakan berada dibawah produksi rata-rata yang dihasikan yaitu sebesar 1.687 kg. Faktor
produksi yang masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor produksi antara lain luas lahan,
bibit, pupuk, dan pestisida. Penggunaan pestisida sangatlah penting dalam meningkatkan
produksi tanaman timun, karena peptisida digunakan sebagai pengobatan dan perangsang
untuk menghasilkan produksi timun.
4.3.4.3 Produksi Tomat
Tomat merupakan tumbuhan dengan siklus hidup singkat, dapat tumbuh setinggi 1
sampai 3 meter. Tumbuhan ini memiliki buah berawarna hijau, kuning, dan merah yang biasa
dipakai sebagai sayur dalam masakan atau dimakan secara langsung tanpa diproses. Tomat
memiliki batang dan daun yang tidak dapat dikonsumsi karena masih sekeluarga dengan
kentang dan Terung yang mengadung alkaloid. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat
19 petani sampel dari 44 responden petani sayuran yang menanam tomat dengan produksi
80
rata-rata tomat dalam satu musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 911 kg. Adapun
distribusi produksi tomat di daerah penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 17. Distribusi Produksi Tomat di Daerah Penelitian Tahun 2016
Produksi Sayur (Kg) Frekuensi Presentase
100-500 6 32
501-900 3 16
901-1.300 6 32
1.301-1.700 3 16
1.701-2.100 0 0
2.101-2.500 1 5
Jumlah 19 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 17 diketahui bahwa produksi tomat tertinggi berkisar antara 100-1300 kg
atau sebanyak 15 petani sampel dengan presentase 80%. Dapat disimpulkan produksi tomat
yang dihasikan di daerah penelitian berada diantara produksi rata-rata yang dihasilkan oleh
petani yaitu sebesar 911 kg. Faktor produksi tomat di pengaruhi oleh beberapa faktor antara
lain kurangnya penyinaran matahari, suhu, kelembaban, curah hujan atau pengairan dan serta
keasaman tanah. Tomat memerlukan sinar matahari minimal 8 jam per hari, karena tanaman
tomat tersebut memerlukan sinar matahari yang cukup untuk pembentukan klorofil,
pertumbuhan, dan produksi yang maksimal. Apabila tanaman tomat mengalami kekurangan
penyinaran, maka tanaman tersebut akan menjadi lemah, dan pucat sehingga pertumbuhan
tanaman tomat terhambat dan berkurangnya produksi yang dihasilkan. Selain itu pemberian
pupuk kimia dan pupuk organik secara berimbang dan tepat dapat meningkatkan
pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman tomat.
4.3.4.4 Produksi Cabai
Cabai merupakan tumbuhan yang dapat digolongkan sebagai sayuran maupun bumbu,
tergantung bagaimana digunakan. Sebagai bumbu, buah cabai yang pedas sangat populer di
Asia Tenggara sebagai penguat rasa makanan. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat 7
petani sampel dari 44 responden petani sayuran yang menanam cabai, dengan produksi rata-
81
rata cabai dalam satu musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 34 kg. Adapun
distribusi produksi cabai di daerah penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 18. Distribusi Produksi Cabai di Daerah Penelitian Tahun 2016
Produksi Sayur (Kg) Frekuensi Presentase
15-36 6 86
37-57 0 0
58-79 0 0
80-100 1 14
Jumlah 7 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 18 diketahui bahwa produksi cabai tertinggi berkisar antara antara 15-36 kg
atau sebanyak 6 responden petani sampel dengan presentase 86%. Dapat disimpulkan jika
produksi cabai yang dihasilkan berada diantara produksi rata-rata yang dihasilkan oleh petani
responden. Beberapa faktor yang menyebabkan produksi cabai yaitu serangan hama dan
penyakit yang fatal. Kehilangan hasil produksi cabai karena Serangan penyakit busuk buah
(Colletotrichum sp) dan cendawan tepung (Oidium sp) berkisar antara 5 % -30 % (Rukmana,
1994).
Perlu dilakukannya pemangkasan tunas dan cabang pada tanaman cabai, bertujuan
untuk mengurangi pertumbuhan vegetatif (daun dan cabang) agar tanaman tidak terlalu
rimbun, menghambat pertumbuhan tinggi tanaman untuk mempermudah pemeliharaan,
menjaga kelembaban di sekitar tanaman tetap baik sehingga mengurangi atau menekan
pertumbuhan cendawan penyebab penyakit, meningkatkan pertumbuhan generatif (bunga dan
buah), meningkatkan penerimaan cahaya matahari ke seluruh bagian tanaman, memperbesar
batang utama tanaman cabai dan meningkatkan produksi buah.
4.3.4.5 Produksi Terung
Terung adalah tumbuhan penghasil buah yang dijadikan sayur-sayuran. Terung
berkerabat dekat dengan kentang dan leunca, dan agak jauh dari tomat. Terung sering
82
ditanam secara tahunan. Dari hasil perhitungan (lampiran 5) terdapat 10 petani sampel dari 44
responden petani sayuran yang menanam terung, dengan produksi rata-rata terung dalam satu
musim tanam di daerah penelitian yaitu sebesar 325 kg. Adapun distribusi produksi terung di
daerah penelitian adalah sebagai berikut.
Tabel 19. Distribusi Produksi Terung di Daerah Penelitian Tahun 2016
Produksi Sayur (Kg) Frekuensi Presentase
50-162 2 20
163-275 2 20
276-388 1 10
388-500 5 50
Jumlah 10 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 19 diketahui bahwa produksi terung tertinggi berkisar antara 388-500 kg atau
sebanyak 5 responden petani sampel dengan presentase 50%. Dapat ditarik kesimpulan
produksi terung yang dihasilkan cukup tinggi dari batas interval yang ditetapkan. Namun jika
dilihat secara keseluruhan produksi terung yang dihasilkan masih tergolong rendah. Faktor
produksi yang masih rendah disebabkan oleh beberapa faktor antara lain sistem budidaya
yang belum intensif serta rendahnya kesuburan tanah, oleh sebab itu diperlukannya
pemberian pupuk kimia dan pupuk organik secara berimbang dan tepat sehingga dapat
meningkatkan pertumbuhan, serapan hara dan produksi tanaman terung.
4.3.5 Harga Sayuran
Harga sayuran tertingi yang diterima petani sampel di daerah penelitian pada saat
penelitian tahun 2016 yaitu Rp.15.000/kg untuk komoditi cabai, dan harga terendah sayuran
untuk komoditi kacang panjang yaitu Rp.2000/kg. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 20.
\
83
Tabel 20. Daftar Harga Sayur Per Kg di Daerah Penelitian Tahun 2016
Jenis Komoditi Harga (Rp)
a. Kacang Panjang 2.000
b.Timun 3.000
c.Tomat 6.000
d. Cabai 15.000
e.Terung 3.000 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 20 dapat diketahui bahwa cabai memiliki harga tertinggi, selanjutnya tomat
dengan harga Rp.6.000/kg, timun Rp.3.000/kg dan harga terendah kacang panjang dengan
Rp.2000/kg. Harga sayuran yang sering mengalami fluktuasi harga. Hal ini disebabkan oleh
karakteristik komoditas yang tidak tahan lama dan mudah busuk. Fluktuasi harga yang tinggi
menyebabkan penerimaan dan keuntungan usaha yang diperoleh petani dari hasil kegiatan
usahatani sayurnya sangat berfluktuasi.
4.3.6 Penerimaan
Penerimaan usahatani adalah nilai usahatani dalam bentuk uang. Penerimaan usahatani
diperoleh dari perkalian total produksi usahatani dengan harga jual per satuan komoditi yang
berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Besarnya penerimaan yang diperoleh petani di
daerah penelitian bervariasi tergantung produksi yang dihasilkan. Namun harga yang diterima
penelitian sama. Terdapat lima penerimaan dari kelima jenis tanaman sayur (kacang panjang,
timun, tomat, cabai, dan terung).
4.3.6.1 Penerimaan Kacang Panjang
Penerimaan usahatani kacang panjang merupakan jumlah produksi yang dihasilkan
dikalikan dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil
penelitian (lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam kacang
panjang yaitu sebesar Rp. 2.955.556 dengan penerimaan terendah Rp. 400.000 dan
penerimaan tertinggi Rp.20.000.000 Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 21.
84
Tabel 21. Distribusi Penerimaan Kacang Panjang di Daerah Penelitian Tahun 2016
Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)
400.000 - 3.700.000 26 72
3.700.001 - 7.000.000 8 22
7.000.001 - 10.300.000 0 0
10.300.001 - 13.600.000 1 3
13.600.001 -16.900.000 0 0
16.900.001 - 20.000.000 1 3
Jumlah 36 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 21 diketahui bahwa mayoritas petani 26 petani dengan presentase 72%
memiliki penerimaan antara Rp. 400.0000 - Rp. 3.700.000. Besarnya penerimaan yang
diperoleh petani di kalikan dengan harga kacang panjang yang berlaku pada saat penelitian
seharga Rp.2000/Kg. Penerimaan yang diterima petani bergantung dengan jumlah produksi
yang dihasilkan dengan harga yang berlaku. Dapat dikatakan bahwa produksi yang tinggi
belum tentu menjamin penerimaan yang tinggi, melainkan harus diimbangi dengan harga
yang tinggi dan sebaliknya harga yang tinggi juga harus diimbangi dengan produksi yang
tinggi pula.
4.3.6.2 Penerimaan Timun
Penerimaan usahatani timun merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan
dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian
(lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam timun yaitu sebesar
Rp. 5.060.000 dengan penerimaan terendah Rp. 900.000 dan penerimaan tertinggi
Rp.18.000.000 Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 22.
85
Tabel 22. Distribusi Penerimaan Timun di Daerah Penelitian Tahun 2016
Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)
900.000 - 3.750.000 15 50
3.750.001 - 6.600.000 11 37
6.600.001 - 9.450.000 1 3
9.450.001 - 12.300.000 1 3
12.300.001 - 15.150.000 0 0
15.150.001 - 18.000.000 2 7
Jumlah 30 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 22 dapat diketahui bahwa mayoritas petani yang mengusahakan komoditi
timun, memiliki penerimaan berkisar antara Rp.900.000 - Rp 6.600.000 atau sebanyak 26
petani dengan presentase 94%. Besarnya penerimaan yang dihasilkan dari komoditi ini
tergolong tinggi karena lebih besar dari penerimaan rata-rata. Penerimaan yang tinggi
dipengaruhi oleh harga dan produksi yang dihasilkan oleh petani responden. Harga yang
berlaku pada saat penelitian adalah Rp.3000/kg. Agar penerimaan dari usahatani timun lebih
meningkat, petani perlu meningkatkan produksi usahatani timun yang diusahakannya serta
mencari informasi pasar mengenai harga timun yang berlaku.
4.3.6.3 Penerimaan Tomat
Berdasarkan hasil penelitian (lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani
yang menanam tomat yaitu sebesar Rp. 5.463.158 dengan penerimaan terendah Rp. 600.000
dan penerimaan tertinggi Rp.15.000.000. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 23.
Tabel 23. Distribusi Penerimaan Tomat di Daerah Penelitian Tahun 2016
Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)
600.000 – 3.000.000 6 32
3.000.001 – 5.400.000 3 16
5.400.001 – 7.800.000 6 32
7.800.001 - 10.200.000 3 16
10.200.001 - 12.600.000 0 0
12.600.001 - 15.000.000 1 5
Jumlah 19 100 Sumber: Hasil olahan data primer
86
Dari Tabel 23 penerimaan yang diterima petani yang mengusahakan tomat berkisar
antara Rp.600.000-3.000.000 dan Rp.5.400.001-7.800.000 memiliki jumlah responden yang
sama yaitu 6 orang petani dengan presentase sebesar 32%.
Besar kecilnya penerimaan yang diterima oleh petani yang mengusahakan tomat dipengaruhi
oleh harga dan produksi yang dihasilkan. Harga tomat yang berlaku Rp.6000/kg bisa
dikatakan cukup tinggi, jika dibandingkan dengan harga komoditi lain seperti kacang
panjang, timun dan terong. Agar penerimaan untuk komoditi tomat meningkat, sebab harga
dari komoditi ini telah mendukung diperlukan perbaikan cara budidaya dalam menanam
tomat serta mengefesiensikan pengunaan faktor-faktor produksi.
4.3.6.4 Penerimaan Cabai
Penerimaan usahatani cabai merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan
dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian
(lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam cabai yaitu sebesar
Rp.503.571 dengan penerimaan terendah Rp. 225.000 dan penerimaan tertinggi
Rp.1.500.000. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 24.
Tabel 24. Distribusi Penerimaan Cabai di Daerah Penelitian Tahun 2016
Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)
225.000 - 543.750 6 86
543.751 - 862.500 0 0
862.501 - 1.181.250 0 0
1.181.251- 1.500.000 1 14
Jumlah 7 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 24 diketahui bahwa sebanyak 86% atau 6 petani memiliki penerimaan antara
Rp.225.000 – Rp.543.750 Besarnya penerimaan yang diperoleh petani di kalikan dengan
harga cabai yang berlaku pada saat penelitian seharga Rp.15000/Kg. Harga cabai merupakan
harga sayuran tertinggi dibandingkan dengan harga komoditi sayuran yang lainnya saat
penelitian dilakukan. Namun penerimaan yang diterima petani masih berada diantara
87
penerimaan rata-rata komoditi cabai, hal ini dikarenakan produksi tanaman cabai yang belum
optimal dan masih banyak petani yang belum mengusahakan komoditi ini dikarenakan
perlunya perawatan yang intensif serta mudahnya komoditi ini terserang hama dan penyakit.
Penerimaan yang diterima petani bergantung dengan jumlah produksi yang dihasilkan dengan
harga yang berlaku. Dapat dikatakan bahwa produksi yang tinggi belum tentu menjamin
penerimaan yang tinggi, melainkan harus diimbangi dengan harga yang tinggi dan sebaliknya
harga yang tinggi juga harus diimbangi dengan produksi yang tinggi pula.
4.3.6.5 Penerimaan Terung
Penerimaan usahatani terung merupakan jumlah produksi yang dihasilkan dikalikan
dengan harga yang berlaku pada saat penelitian dilaksanakan. Berdasarkan hasil penelitian
(lampiran 5) penerimaan rata-rata yang diterima petani yang menanam terung yaitu sebesar
Rp.975.000 dengan penerimaan terendah Rp. 150.000 dan penerimaan tertinggi
Rp.1.500.000. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 25.
Tabel 25. Distribusi Penerimaan Terung di Daerah Penelitian Tahun 2016
Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)
150.000-487.500 2 20
487.501-825.000 2 20
825.001-1.162.500 1 10
1.162.501-1.500.000 5 50
Jumlah 10 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 25 diketahui bahwa penerimaan dari petani yang mengusahakan terung
memiliki penerimaan berkisar antara antara Rp.1.162.501 – Rp.1.500.000 atau sebanyak 5
orang dengan presentase sebesar 50%. Jika dilihat dari interval kelas yang ditetapkan, petani
yang mengusahakan terung memiliki penerimaan yang cukup tinggi, akan tetapi jika dilihat
secara keseluruhan penerimaan dari komoditi ini masih tergolong rendah. Hal ini dikarenakan
komoditi terung belum banyak diusahakan oleh petani didaerah penelitian, dapat dilihat dari
88
44 responden hanya terdapat 10 orang yang mengusahakan terung. Komoditi terung belum
menjadi komoditi favorite petani didaerah penelitian saat perubahan pola tanam sayuran.
Selain itu, yang mempengaruhi besar kecilnya penerimaan adalah harga dan produksi. Harga
yang berlaku pada saat penelitian adalah Rp.3000/kg.
4.3.6.6 Total Penerimaan
Berdasarkan hasil penelitian (lampiran 5) total penerimaan rata-rata yang diterima
petani yang menanam sayuran yaitu sebesar Rp.8.528.977 dengan penerimaan terendah
Rp.1300.000 dan penerimaan tertinggi Rp.35.000.000. Agar lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 26.
Tabel 26. Distribusi Total Penerimaan di Daerah Penelitian Tahun 2016
Total Penerimaan (Rp) Frekuensi Presentase (%)
1.300.000 - 6.916.667 22 50
6.916.668 - 12.533.334 16 36
12.533.335- 18.150.001 2 5
18.150.002-23.766.668 2 5
23.766.669-29.383.335 0 0
29.383.336-35.000.000 2 5
Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Dari tabel 26 diketahui bahwa mayoritas petani memiliki total penerimaan dari
usahatani sayuran berkisar antara Rp 1.300.000 – 6.916.667 atau sebanyak 22 petani
responden dengan presentase 50%. Total penerimaan usahatani adalah nilai keseluruhan total
usahatani yang diperoleh petani dalam bentuk uang. Total penerimaan usahatani diperoleh
dari total keseluruhan produksi usahatani dengan penerimaan yang diperoleh dari semua
usahatani sayuran. Besarnya total penerimaan yang diperoleh petani di daerah penelitian
bervariasi tergantung banyaknya penerimaan dari usahatani sayuran yang diusahakan.
89
4.4 Produktivitas Kerja Petani Responden
4.4.1 Deskripsi Kegiatan Responden Petani Sayuran
Salah satu kegiatan penting dalam pengelolaan usahatani sayuran adalah penggunaan
tenaga kerja. Tenaga kerja untuk usahatani sayuran bersifat musiman artinya pada suatu saat
memerlukan banyak tenaga kerja sedang dilain waktu hanya sedikit tenaga kerja yang
dibutuhkan. Tenaga kerja pria dalam usahatani sayuran digunakan untuk mengolah tanah atau
pekerjaan berat, sedangkan tenaga kerja wanita digunakan untuk memelihara, menanam dan
panen. Penggunaan tenaga kerja pada usahatani sayuran untuk setiap kegiatan relatif
beragam. Keragaman ini terlihat dari jumlah hari, jam kerja dan jumlah hari orang kerja
(HOK).
Hasil penelitian menunjukan bahwa jumlah hari orang kerja (HOK) terendah adalah 2
hari orang kerja dan tertinggi 56 hari orang kerja. Untuk lebih jelasnya mengenai rata-rata
jumlah hari orang kerja pada setiap kegiatan dalam usahatani sayuran petani responden
selama satu musim tanam didaerah penelitian seperti tertera pada tabel 27 berikut :
Tabel 27. Rata-Rata Jumlah Hari Orang Kerja (HOK) dan Presentase Pada Kegiatan
Usahatani Sayuran Petani Responden Selama Satu Musim Tanam Di
Daerah Penelitian Tahun 2016
No Kegiatan Usahatani
Sayuran
Jumlah Hari Orang
Kerja (HOK) Presentase(%)
1 Pengolahan Tanah 20 24
2 Penanaman 3 4
3 Penyulaman 2 2
4 Penyiraman 26 32
5 Penyiangan 7 9
6 Pemupukan 2 2
7 Pengendalian HPT 7 9
8 Pemanenan 15 18
Jumlah 82 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Kegiatan pengolahan tanah dilakukan petani responden didaerah penelitian terdapat dua
cara, yang pertama pengolahan tanah dengan cara manual dengan menggunakan cangkul dan
90
yang kedua pengolahan tanah dengan mesin atau menggunakan traktor. Pengolahan tanah
bertujuan untuk menyediahkan pertumbuhan yang baik bagi tanaman sayuran sekaligus
mengendalikan gulma. Kegiatan pengolahan tanah merupakan kegiatan berat, oleh karena itu
kegiatan ini hanya dilakukan tenaga kerja pria. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan
pengolahan tanah rata-rata 20 HOK (24%).
Kegiatan penanaman merupakan kegiatan menanam bibit ke lahan. Penanaman
tanaman sayuran dilakukan setelah kegiatan pengolahan lahan selesai. Penanaman tanaman
sayuran dilakukan baik tenaga kerja pria maupun tenaga kerja wanita. Waktu yang diperlukan
untuk kegiatan penanaman rata-rata 3 HOK (4%). Kegiatan penyulaman merupakan kegiatan
mengganti tanaman yang telah mati atau kurang baik pertumbuhannya. Pada kegiatan
penyulaman dapat dilakukan oleh tenaga kerja pria maupun wanita. Waktu yang diperlukan
untuk kegiatan penyulaman rata-rata 2 HOK (2%).
Kegiatan penyiraman merupakan kegiatan menyiram tanaman sayuran dilahan.
Tanaman sayuran untuk komoditi tertentu seperti timun sangat membutuhkan air untuk
pertumbuhannya, oleh sebab itu perlu dilakukan penyiraman setiap hari. Waktu yang
diperlukan untuk kegiatan penyiraman rata-rata 26 HOK (32%). Kegiatan penyiangan
merupakan kegiatan membersikan tanaman utama dari tanaman penggangu seperti rumput
yang menggangu pertumbuhan tanaman. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan penyiangan
rata-rata 7 HOK (9%).
Kegiatan pemupukan merupakan kegiatan pemberian unsur hara yang diberikan
kedalam tanah, bertujuan untuk memperbaiki pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman
sayur. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan pemupukan 2 HOK (2%). Kegiatan
pengendalian hama penyakit tanaman menggunakan peptisida. Waktu yang diperlukan untuk
kegiatan pengendaliaan hama penyakit tanaman rata-rata 7 HOK (9%). Kegiatan pemanenan
merupakan kegiatan terakhir dari serangkan kegiatan usahatani sayur. Panen untuk tanaman
91
sayuran dilakukan secara bertahap. Waktu yang diperlukan untuk kegiatan pemanenan 15
HOK (18%).
4.4.2 Produktivitas Kerja Petani Responden
Peningkatan produktivitas kerja hanya mungkin dilakukan manusia, oleh karena itu
tenaga kerja merupakan faktor penting untuk mengukur produktivitas. Produktivitas kerja
yang dimaksudkan dalam dalam penelitian ini adalah perbandingan antara penerimaan
dengan jumlah curahan tenaga kerja yang dikerahkan dalam 1 (satu) musim tanam atau
penerimaan per hari orang kerja (HOK).
Hasil penelitian menunjukan bahwa produktivitas kerja petani responden terendah
Rp.29.732 /HOK dan tertinggi Rp.251.540/HOK dengan rata-rata Rp. 96.033 /HOK.
Untuk lebih jelasnya mengenai distribusi frekuensi dan presentase petani responden
berdasarkan kategori produktivitas kerja dalam satu musim tanam didaerah penelitian seperti
tertera pada tabel 28 berikut :
Tabel 28. Distribusi Responden Berdasarkan Produktivitas Kerja Petani Sayuran
dalam Satu Musim Tanam di Derah Penelitian Tahun 2016
No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Presentase
(%)
1 Tinggi (>Rata-rata) T 19 43
2 Rendah (<Rata -rata) R 25 57
Jumlah 44 100 Sumber: Hasil olahan data primer
Tabel 28 menunjukkan bahwa sebagian besar petani responden berada pada kategori
produktivitas kerja tinggi yaitu sebanyak 19 orang (43%) dan petani responden yang berda
pada kategori produktivitas kerja yang rendah sebanyak 25 orang (57%). Dengan demikian
bisa disimpulkan bahwa curahan tenaga kerja yang dikerahkan petani sayuran dalam satu
musim tanam didaerah penelitian relatif rendah.
92
4.5 Penyuluhan Pertanian
Dalam proses penyuluhan pertanian, penyuluh merupakan ujung tombak pertanian yang
paling depan. Penyuluh berperan sangat besar dalam proses pemberian teknologi baru kepada
petani dan perubahan pengetahuan, sikap, keterampilan petani dalam mengelola usahatani.
Melalui perubahan perilaku ini diharapkan petani dapat meningkatkan produksi dan
pendapatan usahatani yang dikelola petani.
Dalam kegiatan penyuluhan pertanian terdapat delapan unsur yang mempengaruhi
penyuluhan pertanian yaitu penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan,
media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu penyuluhan, tempat penyuluhan. Penyuluh
pertanian adalah seseorang yang bertugas untuk menyampaikan materi atau informasi
pertanian yang disampaikan oleh penyuluh di antaranya adalah materi tentang pola tanam dan
pergiliran varietas, pengendalian hama, dan pupuk berimbang.
Penyuluh pertanian yang dimaksudkan adalah penyuluh yang berasal dari pemerintah
dan lembaga swasta. Beberapa kriteria harus dimiliki seorang penyuluh agar dapat menjadi
seseorang penyuluh pertanian yang baik. Pertama, seorang penyuluh harus memiliki
pengetahuan tentang pertanian baik itu secara luas maupun secara sempit. Kedua, penyuluh
harus memiliki keterampilan berkomunikasi, memilih pesan dan menggunakan media
penyuluhan.
Materi penyuluhan pertanian adalah segala sesuatu yang menyangkut tentang pertanian
yang disampaikan penyuluh pertanian. Materi penyuluhan yang disampaikan dalam kegiatan
penyuluhan dilapangan diantaranya pola tanam dan pergiliran varietas, pengendalian hama,
dan pupuk berimbang. Materi penyuluhan pertanian haruslah mempunyai sifat-sifat tertentu
agar mudah dipahami oleh petani. Sifat yang harus dimiliki materi penyuluhan diantaranya
merupakan materi yang dibutuhkan oleh sasaran (petani), bersifat motivatif dan mendorong
93
berprakarsa, memiliki nilai lebih yang lebih menguntungkan, serta bersifat sederhana dan
mudah dimengerti oleh petani.
Pelaksanaan penyuluhan di lapangan akan dapat mempengaruhi terciptanya kesadaran
petani serta perubahan sikap, perilaku, dan keterampilan petani. Pelaksanaan penyuluhan
yang secara kontinyu atau terus menerus, dengan didukung kemampuan berkomunikasi
penyuluh pertanian, akan mampu menimbulkan minat dan keinginan petani untuk
memperhatikan materi. Diharapkan dengan adanya kesadaran untuk mau memperhatikan
akan terwujud dalam bentuk perilaku nyata yakni perilaku petani itu sendiri yang mampu
untuk mengembangkan potensi dirinya Lokasi penyuluhan pertanian dalam penelitian ini
yang dibedakan menjadi lokasi yang dekat dengan wilayah pembinaan penyuluhan dan
lokasi yang jauh dari wilayah pembinaan penyuluhan pertanian.
Hasil penelitian memperlihatkan bahwa skor rata-rata yang dicapai memalui kegiatan
penyuluhan pertanian berkisar 74 dengan skor tertinggi 85 dan skor terendah 61. Untuk lebih
jelasnya mengenai distribusi frekuensi dan presentase petani responden dari adanya
penyuluhan pertanian di daerah penelitian dapat dilihat pada tabel 29 berikut :
Tabel 29. Distribusi Responden Berdasarkan Penyuluhan Pertanian di Daerah
Penelitian Tahun 2016
No Kelas Skor Kategori Skor Frekuensi Presentase
(%)
1 Tinggi (>Rata-rata) T 23 52
2 Rendah (<Rata-Rata) R 21 48
Jumlah 44 100
Sumber: Hasil olahan data primer
Tabel 29 menunjukkan bahwa frekuensi dan presentase petani responden tertinggi
sebanyak 23 orang atau 52% dan terendah berjumlah 21 orang atau 48%. Dengan demikian,
hal ini menunjukkan bahwa 23 responden setuju dan menganggap penyuluh telah mampu
untuk menyampaikan penyuluhan pertanian di daerah penelitian, yang didalamnya terdapat
kedelapan unsur-unsur penyuluhan pertanian (penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan,
94
metoda penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu penyuluhan, tempat
penyuluhan).
Materi penyuluhan pertanian itu sendiri, keterampilan berkomunikasi dari penyuluh.
Bagi anggota kelompok tani, penyuluh telah dianggap mampu untuk menyampaikan maksud
dari informasi pertanian dan mereka paham apa yang dimaksudkan oleh penyuluh pertanian
tersebut. Pengetahuan tentang masalah pertanian yang ada di lapangan juga tidak lepas dari
faktor pengalaman dari penyuluh itu sendiri. Sebagian besar dari penyuluh memang telah
mengabdikan diri pada Balai Penyuluhan Pertanian selama puluhan tahun karena memang
kurangnya minat dari generasi muda untuk terjun dalam kegiatan penyuluhan pertanian.
Dengan demikian kegiatan penyuluhan pertanian di lapangan dapat dilaksanakan
dengan baik oleh penyuluh. Keterampilan berkomunikasi dari penyuluh yang sudah baik,
akan mendukung pelaksanaan penyuluhan. Penyuluh dapat memahami apa masalah yang
sedang dihadapi oleh sasaran (petani) selain itu penyuluh mampu memberikan solusi yang
tepat dengan bahasa sederhana dan mudah dimengerti oleh petani.
4.6 Hubungan Penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran
Penyuluhan pertanian memiliki tujuh unsur didalam kegiatan penyuluhan pertanian
diantaranya yaitu adanya seorang penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan, metoda
penyuluhan, media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu penyuluhan, dan tempat
penyuluhan. Kegiatan penyuluhan pertanian sangat menentukan perubahan perilaku petani
dalam meningkatkan produktivitas kerjanya, oleh sebab itu kegiatan penyuluhan pertanian
juga perlu ditingkatkan.
Berdasarkan hasil penelitian terdapat indikasi hubungan antara peran penyuluhan
pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran didaerah penelitian seperti tertera pada
tabel 30 berikut :
95
Tabel 30. Kotigensi Hubungan Penyuluhan Pertanian dengan Produktivitas Kerja
Petani Sayuran di Daerah Penelitian Tahun 2016
No Penyuluhan
Pertanian
Produktivitas Kerja Jumlah
Rendah(< Rata-Rata) Tinggi (>Rata-Rata)
1 Rendah (<Rata-Rata) 18 3 21
2 Tinggi (> Rata-Rata) 7 16 23
Jumlah 25 19 44 Sumber: Hasil olahan data primer
Tabel 30 memperlihatkan bahwa dari 21 orang petani responden yang menyatakan
kegiatan penyuluhan pertanian rendah, maka terdapat 18 orang petani responden yang
memiliki produktivitas kerja yang rendah dan 3 petani yang memiliki produktivitas kerja
yang tinggi. Selanjutnya dari 23 orang petani responden yang menyatakan kegiatan
penyuluhan pertanian tinggi, maka terdapat 7 orang petani yang menyatakan produktivitas
kerja rendah dan 16 orang petani responden yang memiliki produktivitas kerja tinggi. Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat kecenderungan hubungan antara kegiatan
penyuluhan yang dilakukan dengan produktivitas kerja petani sayuran.
Berdasarkan uji statistik (uji chi-square) didapatkan nilai x2
hitung adalah 13,67 dan
nilai x2
tabel adalah 3,84 (lampiran 18), sehingga keputusan adalah tolak Ho dan terima H1
artinya terdapat hubungan yang nyata antara penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja
petani sayur di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
Nilai Chit yang didapat adalah 0,4795 dan nilai Cmax adalah 0,707 (lampiran 18) artinya
derajat kencenderungan meningkatnya produktivitas tenaga kerja petani sayur akibat
mengikuti penyuluhan pertanian adalah sebesar 47,95%, dan sebaliknya derajat
kecenderungan rendahnya produktivitas tenaga kerja petani sebagai akibat tidak mengikuti
penyuluhan pertanian adalah sebesar 47,95% .
Nilai keeratan hubungan (r) adalah sebesar 0,6783 artinya terdapat derajat hubungan antara
mengikuti penyuluhan pertanian dengan produktivitas tenaga kerja petani sayur sebesar
67,83%. Nilai thit sebesar 5,98 dan ttab (α 2 = 5% db = 44) = 3,841 maka tolak Ho, artinya
96
terdapat derajat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas
tenaga kerja petani sayur pada taraf kepercayaan 95%. Semakin sering petani mendapatkan
kegiatan penyuluhan pertanian maka petani akan semakin terdorong untuk meningkatkan
produktivitas kerjanya.
4.7 Implikasi Penelitian
Suatu kegiatan penyuluhan merupakan bentuk usaha dari instansi pemerintah terkait
dalam menyebarluaskan informasi berkenaan inovasi dan teknologi baru guna meningkatkan
produktivitas usahatani dan pendapatan, sehingga kesejahteraan petani dapat meningkat.
Adanya penyuluhan bisa memberikan pengetahuan yang luas bagi petani responden,
kemudian diskusi yang dilaksanakan di lapangan juga bisa mengeksplor kemampuan
responden serta bisa memudahkan responden untuk memecahkan masalah usahatani yang
mereka hadapi.
Dalam kegiatan penyuluhan pertanian terdapat tujuh unsur yang mempengaruhi
penyuluhan pertanian yaitu penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan,
media penyuluhan, materi penyuluhan, waktu penyuluhan, tempat penyuluhan. Berdasarkan
hasil penelitian ditemukan fakta bahwa 23 responden setuju dan menganggap penyuluh telah
mampu untuk menyampaikan penyuluhan pertanian di daerah penelitian, kondisi ini
memberikan arti bahwa kegiatan penyuluhan pertanian yang dilakukan oleh penyuluh
pertanian telah berjalan dengan cukup baik. Disisi lain produktivitas kerja petani sayuran
masih belum seperti yang diharapkan atau cukup rendah.
Secara statistik terdapat hubungan yang nyata antara kegiatan penyuluhan pertanian
yang dilakukan penyuluh pertanian dengan produktivitas kerja petani sayuran. Hal ini
memberikan implikasi pada kedua pihak. Disatu sisi pihak penyuluh pertanian khususnya
BP3K Kumpeh Ulu agara lebih meningkatkan kuantitas dan kualitas dari kegiatan
97
penyuluhan yang diberikan yang didalamnya terdapat kegiatan pelatihan, dorongan,
pemberian motivasi kepada petani di daerah penelitian. Disisi lain bagi pihak petani
khususnya kelompok tani sayuran perlu meningkatkan kebersamaan dan kekompakkan dan
produktivitas kerjanya. Melalui peningkatan produktivitas kerja diharapkan pengelolaan
usahatani sayuran akan semakin efesien dan mampu meningkatkan produksi, pendapatan
usahatani serta kesejahteraan petani sayuran didaerah penelitian.
98
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik beberapa kesimpulan
sebagai berikut :
1. Produktivitas kerja petani sayuran dilokasi penelitian masih tergolong rendah yaitu sebesar
43%. Tinggi rendahnya produktivitas kerja petani sayuran dipengaruhi oleh jumlah
produksi yang dihasilkan petani dan besarnya penerimaan yang diterima oleh petani.
Penerimaan yaitu produksi dikali harga. Seringkali harga yang berlaku di kalangan petani
sayuran masih tergolong rendah dan berada dibawah harga pasar, harga yang rendah tentu
akan mempengaruhi besar kecilnya penerimaan serta produktivitas kerja petani.
2. Terdapat hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas kerja
petani sayur di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi sebesar 67,83%, hal ini
menunjukkan bahwa semakin sering petani mendapatkan kegiatan penyuluhan pertanian,
maka petani akan semakin terdorong untuk meningkatkan produktivitas kerjanya, dan
terdapat tujuh unsur yang mempengaruhi kegiatan penyuluhan pertanian tersebut yaitu
penyuluh pertanian, sasaran penyuluhan, metoda penyuluhan, media penyuluhan, materi
penyuluhan, waktu penyuluhan, dan tempat penyuluhan.
99
5.2 Saran
1. Bagi pemerintah dalam upaya pengembangan potensi penyuluh pertanian. Pemerintah
perlu mengkaji ulang kemampuan kinerja PPL dalam melakukan kegiatan penyuluhan
pertanian kepada petani dengan cara pemberian pelatihan ataupun seminar kepada para
penyuluh pertanian.
2. Bagi petani pentingnya mereka untuk mengikuti ataupun menyempatkan diri dalam
kegiatan penyuluhan yang diadakan secara rutin, sehingga pengetahuan dan
keterampilannya dapat bertambah dan berdampak pada produktivitas kerja yang
meningkat.
100
DAFTAR PUSTAKA
Aulia, Arvelia. 2010. Peran Penyuluh Pertanian Lpangan Terhadap Penerapan Panca Usahatani
Padi Sawah di Dsa Singoan Kecamatan Muara Bulian Kabupaten Batang Hari. Universitas
Jambi. Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Balai Penyuluhan Pertanian Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi. 2014. Data
kelompok tani sayuran. Kecamatan Kumpeh Ulu.
BPS Daerah Kecamatan Kumpeh Ulu. Statistik Daerah Kecamatan Kumpeh Ulu 2015.
Kecamatan Kumpeh Ulu.
BPS Kabupaten Muaro Jambi. Badan Pusat Statistik Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015.
Kabupaten Muaro Jambi.
BPS Kecamatan Kumpeh Ulu. Kumpeh ulu Dalam Angka 2015. Kecamatan Kumpeh ulu.
BPS Provinsi Jambi. 2015. Jambi dalam angka tahun 2015. Provinsi Jambi.
Dapartermen Pertanian. 2009. Pedoman Kerja Tim Penyuluh Lapangan. Sekretariat Badan Bimas.
Dapartemen Pertanian. Jakarta.
Dinas Pertanian Kabupaten Muaro Jambi. 2014. Data produk kabupaten muaro jambi. Kabupaten
Muaro jambi
Hernanto, Fadoli. 1995. Ilmu Usaha Tani. Penebar Swadaya. Jakarta.
Irnanda. 2015. Hubungan Peran Penyuluh Pertanian Lapangan Dengan Produktivitas Kerja Petani
Padi Sawah di Desa Sungai Duren Kecamatan Jambi Luar Kota Kabupaten Muaro Jambi.
Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Kartasapoetra. 1987. Teknologi Penyuluhan Petanian. Bina Aksara. Jakarta.
Maharani. Asri Yulia. 2015. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Petani Mengusahakan
Padi Sawah Di Desa Sungai Terap Kecamatan Kumpeh Ulu. Universitas jambi. Jambi.
(Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Mahendi, Tedi. 2013. Peranan Penyuluh Pertanian Lapangan Dalam Penerapan Progam Aksi Desa
Mandiri Pangan Khususnya Teknologi Usahatani Jagung di Kecamatan Jaluko Kabupaten
Muaro Jambi. Universitas jambi. Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Mardikanto, Totok. 1991. Sistem Penyuluhan Pertanian. LPP UNS dan UNS press: Surakarta.
Mosher, AT. 1991. Menggerakkan dan Membangun Pertanian: Syarat-syarat Pokok Pembangunan
dan Modernisasi.Cetakan Ketiga belas. CV Yasaguna. Jakarta.
Mubyarto. 1987. Pengatar Ilmu Pertanian. LP3ES. Yogyakarta
Nazir. 2011. Metode Penelitian. Ghalia Indonesia. Bogor.
101
Pradipta, Amalia Risqi. 2011. Peranan Penyuluhan Pertanian Lapangan (PPL) Dalam Upaya
Pemberdayaan Kelompok Tani Padi Sawah di Desa Dri Agun Kecamatan Batang Asam
Kabupaten Tanjung Jabung Barat. Universitas jambi. Jambi. (Skripsi Tidak Dipublikasikan).
Riduwan. 2009. Rumus dan Data dalam Aplikasi Statistika untuk Penelitian, Alfabeta, Bandung.
Rukmana, Rahmat. 1994. Budidaya Cabai Hibrida System Mulsa Plastik. Kanisius, Yogyakarta.
Samsudin, U. 1997. Dasar-dasar Penyuluhan dan Modrenisasi Pertanian. Binacipta. Bandung.
Siagian, Sondang P. 1989. Teori Motivasi dan Aplikasinya. Balai Pustaka.Jakarta.
Siegel, Sidney. 2011. Statistika Nonparametrik Untuk Ilmu-Ilmu Sosial. Gramedia. Jakarta.
Sinungan, Muchdarsyah. 2014. Produktivitas Apa dan Bagaimana. Bumi Aksara. Jakarta.
Soeharjo, A dan Patong, 1973. Sendi-Sendi Pokok Usahatani. Departemen Ilmu-Ilmu Sosial
Ekonomi. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor, Bogor
Soekartawi. 1988. Prinsip Dasar Komunikasi Pertanian. Jakarta. UI. Press.
Sugiyono. 2015. Statistika Nonparametris untuk Penelitian. Alfabeta. Bandung.
Suratiah, Ken. 2006. Ilmu Usahatani. Penebar Swadaya. Jakarta.
UUD. No 16 Tahun 2006 . Fungsi Penyuluhan Pertanian.
Van den Ban, A. W. Dan Hawkins, H.S. 1999. Penyuluh Pertanian. Kanisius. Yogyakarta.
102
Lampiran I . Luas Panen Tanaman Palawija Dan Sayuran Kecamatan Kumpeh Ulu
Tahun 2015
No Jenis Tanaman Luas Panen
(Ha)
1. Jagung 82
2. Ubi Kayu 136
3. Kacang Tanah 11
4. Ubi Jalar 25
5. Kacang Hijau 2
6. Kacang Panjang 2.800
7. Timun 2.285
8. Cabai Besar 890
9. Kangkung 24
10. Bayam 21
11. Tomat 19
12. Terung 15
13. Jamur 10
14. Cabai Rawit 8
Jumlah 6.328
Sumber : Badan Pusat Statistik Daerah Kumpeh Ulu Tahun 2015
103
Lampiran 2 . Produksi Sayuran di Kabupaten Muaro Jambi Tahun 2015
Sumber : Badan Pusat Statistik Daerah Kumpeh Ulu Tahun 2015
No Mestong Bahar Kumpeh
Ulu
Sungai
Gelam Kumpeh
Muaro
Sebo
Tanam
Rajo
Jambi
Luar
kota
Sekernan Total
1 Sawi 70 0 0 2.212 0 0 0 0 0 2.282
2 Kacang
Panjang 734 278 3.606 1.040 1.885 747 476 929 216 9.911
3 Cabai
Besar 367 260 915 895 2.400 831 90 585 288 6.631
4 Cabai
Rawit 107 10 307 417 0 762 77 362 276 2.318
5 Tomat 359 0 574 0 87 0 229 60 384 1.693
6 Terung 533 312 874 1.235 0 713 21 0 108 3.796
7 Buncis 83 0 0 34 0 0 0 0 0 117
8 Ketimun 582 57 2.448 1.120 520 1.224 137 970 40 7.098
9 Kangkung 204 177 263 1.151 0 0 95 0 0 1.890
10 Bayam 0 153 238 1.157 0 0 59 0 0 1.607
Jumlah 3.039 1.247 9.225 9.261 4.892 4.277 1.184 2.906 1.312 3.7343
104
Lampiran 3. Nama Kelompok Tani sayuran
Sumber : BPP Kumpeh Ulu Tahun 2015
No Nama Desa Jumlah
Anggota
Nama Ketua
Kelompok Tani
Nama Penyuluh
Pertanian
1 Desa Pudak
1.Sinar Harapan 10 Maryanto
Suhendro, S.P
2. Rezeki Makmur
Sejahtera 9 Imam. AR
3. Sido Mulyo Lestari 11 Kateni
4. Prima Tani 12 Aminto
5. KWT KRPL Melati 22 Mugiati
2 Desa Lopak Alai
1. Tani Bersama 21 Asnawi
HJ. Suriyani
2. Pematang Tenam 15 Asnawi Sabri
3. Usaha Karya 1 12 Kaseno
4. Harapan Bahagia 11 Supriyanto
5. Usaha Karya II 11 Jalmo
6. Harapan Jaya 14 Fahmi
7. KWT Cempaka 24 Rohana U
3 Kota Karang
1. Sumber Rezeki 25 Gunawan Komiati, S.PKP
JUMLAH 197
105
Lampiran 4. Data Identitas Petani Sampel di Daerah Penelitian
No Nama Umur Pendidikan Jumlah
Tanggungan
Pengalaman
usaha tani
Luas
Lahan
Status
lahan
1 Gunawan 50 S1 4 16 1 Pinjaman
2 Mulyadi 53 SD 4 40 2 Pribadi
3 Boimin 35 SD 3 10 0,5 Pribadi
4 Misno 47 SMA 4 16 0,5 Pribadi
5 Tukino 34 SD 4 15 0,5 Pinjaman
6 Asmadi 30 SD 3 15 1 Pinjaman
7 Kaseno 51 SMP 4 20 1 Pribadi
8 Iman A.R 48 SD 4 7 1 Pribadi
9 Maryono 49 SLTA 3 15 1 Pribadi
10 Senawi 47 SD 4 14 0,5 Pribadi
11 Amaran 53 SLTP 3 20 2 Pribadi
12 Akirun 55 Tdk Sd 5 20 0,5 Pribadi
13 Agus S 40 SLTP 3 20 0,25 Pribadi
14 Ananiswanto 34 SD 2 6 0,5 Pribadi
15 Sarmono 35 SD 2 15 1 Pribadi
16 Ahadan 49 SD 4 13 0,5 Pribadi
17 Bustami 45 SLTP 2 10 0,5 Pribadi
18 Sarmin 50 SD 4 15 1 Pribadi
19 Haryadi 35 SLTP 3 7 0,5 Pribadi
20 Rahman 47 SLTA 3 14 0,25 Pribadi
21 Sarbani 50 SLTP 4 14 1 Pribadi
22 Sapawi 39 SLTP 4 9 0,5 Pribadi
23 Mujahidin 42 SLTP 4 12 0,25 Pribadi
24 Madiraharjo 35 SMA 4 5 1 Pribadi
25 Iwan 46 SD 5 7 0,5 Pribadi
26 Ari 55 SD 2 20 0,25 Pribadi
27 Komar 45 SD 3 20 1 Pribadi
28 Min 47 SMA 4 6 0,5 Pribadi
29 Bejo 49 SLTP 2 22 0,25 Pribadi
30 Misran 40 SMA 3 20 1 Pribadi
31 Basiran 34 SMA 3 10 1 Pribadi
32 Taslim 35 SMP 4 8 0,5 Pribadi
33 Ismail 40 SMA 3 15 0,25 Pribadi
34 Sudiro 55 SD 3 24 0,5 Pribadi
35 Abdul Latif 38 SMP 4 7 0,25 Pribadi
36 Siqid 46 S1 4 14 0,5 Pribadi
37 Tugino 53 SD 2 18 1 Pribadi
38 Pungut 47 S1 4 8 0,5 Pribadi
39 Tukimin 60 Tdk SD 3 30 0,5 Pribadi
40 Sarmin 35 SD 3 10 1 Pribadi
41 Solikin 45 SMP 4 15 1 Pribadi
42 Nasimun 47 SD 5 21 0,5 Pribadi
43 Ujang 56 Tdk Sd 4 24 0,5 Pribadi
44 Husein 40 SMA 4 13 1 Pribadi
Jlh 1920 153 660 30,75
x 44 - 3 15 1
Sumber: data olahan data primer
106
Lampiran 5. Data Produksi, Harga, Penerimaan dan Total Penerimaan di Daerah Penelitian 2016
No Produksi sayur yang diusahakan Harga (Rp) Penerimaan (Rp)
Total
Penerimaan
K.pjg Timun Tomat Cabai Terong K.pjg Timun Tomat Cabai Terong K.pjg Timun Tomat Cabai Terong
1 1500 1200
2000 3000
3.000.000 3600000
6.600.000
2 10000 2000 1500
2000 3000 6000
20.000.000 6000000 9000000
35.000.000
3 900
1200 20
2000
6000
1.800.000
7200000 300.000
9.300.000
4 800
400 2000
15000 3000 1.600.000
1200000 2.800.000
5 2000
2000
4.000.000
4.000.000
6 1000 1500 1000
2000
6000
2.000.000 4500000 6000000
12.500.000
7
4000 1000
3000 6000
12000000 6000000
18.000.000
8 2200 1500
2000 3000
4.400.000 4500000
8.900.000
9
2500 100
3000 6000
15.000.000 1500.000
16.500.000
10 1000
100 2000
15000 3000 2.000.000
300000 2.300.000
11 5500 6000 1000
2000 3000 6000
11.000.000 18000000 6000000
35.000.000
12 2000
500
2000
6000
4000.000
3000000
7.000.000
13 500 500
300 2000 3000
15000 3000 1000.000 1500000
900000 3.400.000
14 200 2000 1000
2000 3000 6000
400.000 6000000 6000000
12.400.000
15 2500 1000
2000 3000
5.000.000 3000000
8.000.000
16 200 1500 800
2000 3000 6000
4.00.000 4500000 4800000
9.700.000
17 1000
200 2000
15000 3000 2.000.000
600000 2.600.000
18 800 1200 500
2000 3000 6000
1.600.000 3600000 3000000 450.000
8.650.000
19 300
1500
200 2000
6000 15000 3000 600.000
9000000
600000 10.200.000
20
400
500
3000
3000
1200000
1500000 2.700.000
21
2200 800
3000 6000
6600000 4800000
11.400.000
22 700
500 30
2000
6000
1.400.000
3000000 450.000
4.850.000
23 550 600 100
2000 3000 6000
1.100.000 1800000 600000
3.500.000
24 2000 800
2000 3000
4.000.000 2400000
6.400.000
25 700
500 2000
15000 3000 1.400.000
1500000 2.900.000
26 200 1000
2000 3000
400.000 3000000
3.400.000
107
27 300 2000
2000 3000
600.000 6000000
6.600.000
28 1500
2000
3.000.000
3.000.000
29 200 300
20
2000 3000
15000
400.000 900000
300000
1.600.000
30 3000 2000
2000 3000
6.000.000 6000000
12.000.000
31 3000 1300
2000 3000
6.000.000 3900000
9.900.000
32 750 600
15
2000 3000
1.500.000 1800000
225.000
3.352.500
33 200 300
3000
400.000 900000
1.300.000
34
500
500
3000
3000
1500000
1500000 3.000.000
35
2000
2000
15000
6000000
6.000.000
36 1200
1000
2000 3000 6000
2.400.000
6000000
8.400.000
37 1000 3000 1500
2000 3000 6000
2.000.000 9000000 9000000
20.000.000
38 200 1000
2000
400.000 3000000
3.400.000
39 1200
20 50 2000
15000 3000 2.400.000
300.000 150000 2.850.000
40 1500 1000 200
2000 3000 6000
3.000.000 3000000 1200000
7.200.000
41
6000 100
3000 6000
18000000 600000
18.600.000
42 600 1200
2000 3000
1.200.000 3600000
4.800.000
43 2000
600
2000
6000
4000.000
3600000
7.600.000
44
2000
500
3000
3000
6000000
1500000 7.500.000
Jlh 53200 50600 17300 235 3250 7200
0 90000 114000 135000 30000 106400000 151800000 103800000
3.525.00
0 9750000 372.275.000
X 1.478 1.687 911 34 325 2.000 3000 6000 15.000 3000 2.955.556 5.060.000 5.463.158 503.571 975.000 8.528.977
Sumber: data olahan data primer
108
Lampiran 6. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah Hok Pada
Kegiatan Pengolahan Tanah Pada Usahatani Sayuran di Daerah
Penelitian Tahun 2016
No Nama Responden Pengolahan Tanah
Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja
1 Gunawan 1 20 7,0 20
2 Mulyadi 2 30 7 60
3 Boimin 1 8 7 8
4 Misno 1 7 7 7
5 Tukino 1 9 7 9
6 Asmadi 1 23 7 23
7 Kaseno 2 30 7 60
8 Iman A.R 2 25 7 50
9 Maryono 2 15 7 30
10 Senawi 2 3 7 6
11 Amaran 2 21 7 42
12 Akirun 1 10 7 10
13 Agus S 1 4 7 4
14 Ananiswanto 2 5 7 10
15 Sarmono 2 20 7 40
16 Ahadan 2 12 7 24
17 Bustami 2 8 7 16
18 Sarmin 2 14 7 28
19 Haryadi 1 7 7 7
20 Rahman 1 3 7 3
21 Sarbani 1 21 7 21
22 Sapawi 2 4 7 8
23 Mujahidin 2 4 7 8
24 Madiraharjo 2 18 7 36
25 Iwan 2 7 7 14
26 Ari 2 8 7 16
27 Komar 2 16 7 32
28 Min 2 7 7 14
29 Bejo 1 4 7 4
30 Misran 2 10 7 20
31 Basiran 2 20 7 40
32 Taslim 2 7 7 14
33 Ismail 1 6 7 6
34 Sudiro 2 6 7 12
35 Abdul Latif 1 5 7 5
36 Siqid 2 12 7 24
37 Tugino 2 15 7 30
38 Pungut 1 10 7 10
39 Tukimin 1 8 7 8
40 Sarmin 1 20 7 20
41 Solikin 2 27 7 54
42 Nasimun 1 8 7 8
43 Ujang 1 10 7 10
44 Husein 2 15 7 30
Jumlah 70 542 308 901
X 2 12 7 20
Sumber: Data Olahan Data Primer
109
Lampiran 7. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah Hok Pada
Kegiatan Penanaman Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian
Tahun 2016
No Nama Responden Penanaman
Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja
1 Gunawan 1 2 7 2
2 Mulyadi 2 3 7 6
3 Boimin 1 2 7 2
4 Misno 1 2 7 2
5 Tukino 1 1 7 1
6 Asmadi 1 3 7 3
7 Kaseno 1 2 7 2
8 Iman A.R 1 2 7 2
9 Maryono 2 2 7 4
10 Senawi 2 2 7 4
11 Amaran 2 3 7 6
12 Akirun 1 2 7 2
13 Agus S 1 3 7 3
14 Ananiswanto 2 3 7 6
15 Sarmono 2 2 7 4
16 Ahadan 2 3 7 6
17 Bustami 2 2 7 4
18 Sarmin 2 3 7 6
19 Haryadi 1 3 7 3
20 Rahman 1 2 4 1
21 Sarbani 1 2 7 2
22 Sapawi 2 3 7 6
23 Mujahidin 2 3 4 3
24 Madiraharjo 2 2 7 4
25 Iwan 2 2 7 4
26 Ari 2 2 4 2
27 Komar 2 2 7 4
28 Min 2 1 7 2
29 Bejo 1 3 4 2
30 Misran 2 2 7 4
31 Basiran 2 2 7 4
32 Taslim 2 2 7 4
33 Ismail 1 2 4 1
34 Sudiro 2 2 7 4
35 Abdul Latif 1 1 7 1
36 Siqid 2 2 7 4
37 Tugino 2 3 7 6
38 Pungut 1 2 7 2
39 Tukimin 1 3 7 3
40 Sarmin 1 3 7 3
41 Solikin 1 2 7 2
42 Nasimun 1 2 7 2
43 Ujang 1 2 7 2
44 Husein 2 2 7 4
Jumlah 67 99 293 145
X 2 2 7 3
Sumber: data olahan data primer
110
Lampiran 8. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan penyulaman Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian
Tahun 2016
No Nama Responden Penyulaman
Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja
1 Gunawan 1 2 4 1
2 Mulyadi 2 3 4 3
3 Boimin 1 2 4 1
4 Misno 1 2 4 1
5 Tukino 1 1 4 1
6 Asmadi 1 3 4 2
7 Kaseno 1 2 4 1
8 Iman A.R 1 2 4 1
9 Maryono 2 2 4 2
10 Senawi 2 2 3 2
11 Amaran 2 3 4 3
12 Akirun 1 2 4 1
13 Agus S 1 3 4 2
14 Ananiswanto 2 3 4 3
15 Sarmono 2 2 4 2
16 Ahadan 2 3 4 3
17 Bustami 2 2 4 2
18 Sarmin 2 3 4 3
19 Haryadi 1 3 4 2
20 Rahman 1 2 2 1
21 Sarbani 1 2 4 1
22 Sapawi 2 3 4 3
23 Mujahidin 2 3 2 2
24 Madiraharjo 2 2 4 2
25 Iwan 2 2 4 2
26 Ari 2 2 2 1
27 Komar 2 2 4 2
28 Min 2 1 4 1
29 Bejo 1 3 2 1
30 Misran 2 2 4 2
31 Basiran 2 2 4 2
32 Taslim 2 2 4 2
33 Ismail 1 2 3 1
34 Sudiro 2 2 4 2
35 Abdul Latif 1 1 4 1
36 Siqid 2 2 4 2
37 Tugino 2 3 4 3
38 Pungut 1 2 4 1
39 Tukimin 1 3 4 2
40 Sarmin 1 3 4 2
41 Solikin 1 2 4 1
42 Nasimun 1 2 4 1
43 Ujang 1 2 4 1
44 Husein 2 2 4 2
Jumlah 67 99 166 82
X 2 2 4 2
Sumber: Data Olahan Data Primer
111
Lampiran 9. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan Penyiraman Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian
Tahun 2016
No Nama Responden Penyiraman
Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja
1 Gunawan 1 42 4 24
2 Mulyadi 2 37 3 32
3 Boimin 1 35 2 10
4 Misno 1 47 2 13
5 Tukino 1 45 2 13
6 Asmadi 2 38 3 33
7 Kaseno 1 35 3 15
8 Iman A.R 1 42 2 12
9 Maryono 1 52 3 22
10 Senawi 1 45 3 19
11 Amaran 2 37 4 42
12 Akirun 1 38 3 16
13 Agus S 2 45 4 51
14 Ananiswanto 2 37 4 42
15 Sarmono 1 40 2 11
16 Ahadan 2 37 2 21
17 Bustami 1 47 2 13
18 Sarmin 2 38 4 43
19 Haryadi 2 40 4 46
20 Rahman 1 45 3 19
21 Sarbani 1 35 3 15
22 Sapawi 1 52 4 30
23 Mujahidin 2 37 4 42
24 Madiraharjo 1 42 2 12
25 Iwan 1 45 3 19
26 Ari 1 42 3 18
27 Komar 1 40 3 17
28 Min 2 45 2 26
29 Bejo 1 52 4 30
30 Misran 1 42 6 36
31 Basiran 2 40 3 34
32 Taslim 2 52 3 45
33 Ismail 1 40 3 17
34 Sudiro 2 45 3 39
35 Abdul Latif 2 40 2 23
36 Siqid 1 35 3 15
37 Tugino 2 37 4 42
38 Pungut 1 42 3 18
39 Tukimin 2 56 4 64
40 Sarmin 1 38 4 22
41 Solikin 1 35 3 15
42 Nasimun 1 42 3 18
43 Ujang 2 37 3 32
44 Husein 1 45 3 19
Jumlah 61 1838 137 1147
X 1 42 3 26
Sumber: Data Olahan Data Primer
112
Lampiran 10. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan Penyiangan Pada Usahatani Penelitian di Daerah Penelitian
Tahun 2016
No Nama Responden
Penyiangan
Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari
Jam
Kerja
1 Gunawan 1 4 7 4
2 Mulyadi 2 6 7 12
3 Boimin 1 4 7 4
4 Misno 1 4 7 4
5 Tukino 1 2 7 2
6 Asmadi 1 6 7 6
7 Kaseno 1 4 7 4
8 Iman A.R 1 4 7 4
9 Maryono 2 4 7 8
10 Senawi 2 4 7 8
11 Amaran 2 6 7 12
12 Akirun 1 4 7 4
13 Agus S 1 6 7 6
14 Ananiswanto 2 6 7 12
15 Sarmono 2 4 7 8
16 Ahadan 2 6 7 12
17 Bustami 2 4 7 8
18 Sarmin 2 6 7 12
19 Haryadi 1 6 7 6
20 Rahman 1 4 7 4
21 Sarbani 1 4 7 4
22 Sapawi 2 6 7 12
23 Mujahidin 2 6 7 12
24 Madiraharjo 2 4 7 8
25 Iwan 2 4 7 8
26 Ari 2 4 7 8
27 Komar 2 4 7 8
28 Min 2 2 7 4
29 Bejo 1 6 7 6
30 Misran 2 4 7 8
31 Basiran 2 4 7 8
32 Taslim 2 4 7 8
33 Ismail 1 4 7 4
34 Sudiro 2 4 7 8
35 Abdul Latif 1 2 7 2
36 Siqid 2 4 7 8
37 Tugino 2 6 7 12
38 Pungut 1 4 7 4
39 Tukimin 1 6 7 6
40 Sarmin 1 6 7 6
41 Solikin 1 4 7 4
42 Nasimun 1 4 7 4
43 Ujang 1 4 7 4
44 Husein 2 4 7 8
Jumlah 67 198 308 304
X 2 5 7 7
Sumber: Data Olahan Data Primer
113
Lampiran 11. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan Pemupukan Pada Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian
Tahun 2016
No Nama Responden
Pemupukan
Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari
Jam
Kerja
1 Gunawan 1 2 4 1
2 Mulyadi 2 3 4 3
3 Boimin 1 2 4 1
4 Misno 1 2 4 1
5 Tukino 1 1 4 1
6 Asmadi 1 3 4 2
7 Kaseno 1 2 4 1
8 Iman A.R 1 2 4 1
9 Maryono 2 2 4 2
10 Senawi 2 2 3 2
11 Amaran 2 3 4 3
12 Akirun 1 2 4 1
13 Agus S 1 3 4 2
14 Ananiswanto 2 3 4 3
15 Sarmono 2 2 4 2
16 Ahadan 2 3 4 3
17 Bustami 2 2 4 2
18 Sarmin 2 3 4 3
19 Haryadi 1 3 4 2
20 Rahman 1 2 4 1
21 Sarbani 1 2 4 1
22 Sapawi 2 3 4 3
23 Mujahidin 2 3 4 3
24 Madiraharjo 2 2 4 2
25 Iwan 2 2 4 2
26 Ari 2 2 4 2
27 Komar 2 2 4 2
28 Min 2 1 4 1
29 Bejo 1 3 4 2
30 Misran 2 2 4 2
31 Basiran 2 2 4 2
32 Taslim 2 2 4 2
33 Ismail 1 2 4 1
34 Sudiro 2 2 4 2
35 Abdul Latif 1 1 4 1
36 Siqid 2 2 4 2
37 Tugino 2 3 4 3
38 Pungut 1 2 4 1
39 Tukimin 1 3 4 2
40 Sarmin 1 3 4 2
41 Solikin 1 2 4 1
42 Nasimun 1 2 4 1
43 Ujang 1 2 4 1
44 Husein 2 2 4 2
Jumlah 67 99 175 86
X 2 2 4 2
Sumber: Data Olahan Data Primer
114
Lampiran 12. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan Pengendalian HPT Pada Usahatani Sayuran di Daerah
Penelitian Tahun 2016
No Nama Responden Pengendalian HPT
Jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja
1 Gunawan 1 6 7 6
2 Mulyadi 2 6 7 12
3 Boimin 1 7 4 4
4 Misno 1 8 4 5
5 Tukino 1 6 4 3
6 Asmadi 1 7 7 7
7 Kaseno 1 3 7 3
8 Iman A.R 1 7 7 7
9 Maryono 2 3 7 6
10 Senawi 2 4 4 5
11 Amaran 2 6 7 12
12 Akirun 1 7 4 4
13 Agus S 1 6 3 3
14 Ananiswanto 2 6 4 7
15 Sarmono 2 7 7 14
16 Ahadan 2 6 4 7
17 Bustami 2 7 4 8
18 Sarmin 2 7 7 14
19 Haryadi 1 6 4 3
20 Rahman 1 3 3 1
21 Sarbani 1 4 7 4
22 Sapawi 2 7 4 8
23 Mujahidin 2 5 3 4
24 Madiraharjo 2 6 7 12
25 Iwan 2 6 4 7
26 Ari 2 6 3 5
27 Komar 2 6 7 12
28 Min 2 7 4 8
29 Bejo 1 7 2 2
30 Misran 2 7 7 14
31 Basiran 2 7 7 14
32 Taslim 2 6 4 7
33 Ismail 1 6 3 3
34 Sudiro 2 3 4 3
35 Abdul Latif 1 4 3 2
36 Siqid 2 7 4 8
37 Tugino 2 7 7 14
38 Pungut 1 7 4 4
39 Tukimin 1 6 4 3
40 Sarmin 1 7 7 7
41 Solikin 1 3 7 3
42 Nasimun 1 6 4 3
43 Ujang 1 7 4 4
44 Husein 2 3 7 6
Jumlah 67 258 222 288
X 2 6 5 7
Sumber: Data Olahan Data Primer
115
Lampiran 13. Data Jumlah Orang, Jumlah Hari, Jam Kerja Dan Jumlah HOK Pada
Kegiatan Pemanenan Pada Usahatani Sayuran di daerah Penelitian
Tahun 2016.
No Nama Responden Pemanenan
jumlah HOK Jumlah Orang Jumlah Hari Jam Kerja
1 Gunawan 4 8 7 32
2 Mulyadi 4 9 7 36
3 Boimin 3 11 4 19
4 Misno 2 6 4 7
5 tukino 3 6 4 10
6 asmadi 2 9 7 18
7 Kaseno 3 9 7 27
8 Iman A.R 3 8 7 24
9 Maryono 2 13 7 26
10 Senawi 3 6 4 10
11 amaran 2 9 7 18
12 akirun 4 11 4 25
13 agus s 2 6 3 5
14 ananiswanto 3 9 4 15
15 sarmono 2 6 7 12
16 Ahadan 2 9 4 10
17 Bustami 2 6 4 7
18 Sarmin 2 8 7 16
19 Haryadi 3 9 4 15
20 Rahman 2 6 3 5
21 Sarbani 2 9 7 18
22 Sapawi 2 13 4 15
23 Mujahidin 2 4 3 3
24 Madiraharjo 3 6 7 18
25 Iwan 2 6 4 7
26 Ari 2 6 3 5
27 Komar 2 6 7 12
28 Min 4 6 4 14
29 Bejo 2 10 2 6
30 Misran 4 7 7 28
31 Basiran 3 7 7 21
32 Taslim 2 10 4 11
33 Ismail 2 7 3 6
34 Sudiro 2 6 4 7
35 Abdul Latif 3 6 3 8
36 Siqid 2 9 4 10
37 Tugino 2 9 7 18
38 Pungut 2 7 4 8
39 Tukimin 2 7 4 8
40 Sarmin 4 9 7 36
41 Solikin 3 9 7 27
42 Nasimun 2 7 4 8
43 Ujang 2 10 4 11
44 Husein 2 6 7 12
Jumlah 111 346 222 656
x 3 8 5 15
Sumber: Data Olahan Data Primer
116
Lampiran 14. Data Total Jumlah HOK Pada Semua Kegiatan Usahatani Sayuran di Daerah Penelitian Tahun 2016.
No Nama
Responden
Jumlah HOK
P. Tanah Penanaman Penyulaman Penyiraman Penyiangan Pemupukan P.HPT Pemanenan Jumlah HOK
1 Gunawan 20 2 1 24 4 1 6 32 90
2 Mulyadi 60 6 3 32 12 3 12 36 165
3 Boimin 8 2 1 10 4 1 4 19 49
4 Misno 7 2 1 13 4 1 5 7 40
5 Tukino 9 1 1 13 2 1 3 10 40
6 Asmadi 23 3 2 33 6 2 7 18 93
7 Kaseno 60 2 1 15 4 1 3 27 113
8 Iman A.R 50 2 1 12 4 1 7 24 101
9 Maryono 30 4 2 22 8 2 6 26 101
10 Senawi 6 4 2 19 8 2 5 10 56
11 Amaran 42 6 3 42 12 3 12 18 139
12 Akirun 10 2 1 16 4 1 4 25 64
13 Agus S 4 3 2 51 6 2 3 5 76
14 Ananiswanto 10 6 3 42 12 3 7 15 99
15 Sarmono 40 4 2 11 8 2 14 12 94
16 Ahadan 24 6 3 21 12 3 7 10 87
17 Bustami 16 4 2 13 8 2 8 7 61
18 Sarmin 28 6 3 43 12 3 14 16 126
19 Haryadi 7 3 2 46 6 2 3 15 84
20 Rahman 3 1 1 19 4 1 1 5 36
21 Sarbani 21 2 1 15 4 1 4 18 66
22 Sapawi 8 6 3 30 12 3 8 15 85
23 Mujahidin 8 3 2 42 12 3 4 3 79
24 Madiraharjo 36 4 2 12 8 2 12 18 95
25 Iwan 14 4 2 19 8 2 7 7 64
26 Ari 16 2 1 18 8 2 5 5 58
27 Komar 32 4 2 17 8 2 12 12 90
28 Min 14 2 1 26 4 1 8 14 70
29 Bejo 4 2 1 30 6 2 2 6 52
30 Misran 20 4 2 36 8 2 14 28 115
31 Basiran 40 4 2 34 8 2 14 21 126
32 Taslim 14 4 2 45 8 2 7 11 93
117
33 Ismail 6 1 1 17 4 1 3 6 39
34 Sudiro 12 4 2 39 8 2 3 7 77
35 Abdul Latif 5 1 1 23 2 1 2 8 41
36 Siqid 24 4 2 15 8 2 8 10 74
37 Tugino 30 6 3 42 12 3 14 18 129
38 Pungut 10 2 1 18 4 1 4 8 48
39 Tukimin 8 3 2 64 6 2 3 8 96
40 Sarmin 20 3 2 22 6 2 7 36 97
41 Solikin 54 2 1 15 4 1 3 27 107
42 Nasimun 8 2 1 18 4 1 3 8 46
43 Ujang 10 2 1 32 4 1 4 11 65
44 Husein 30 4 2 19 8 2 6 12 84
Jumlah 901 145 82 1147 304 86 288 656 3609
X 20 3 2 26 7 2 7 15 82
Sumber: data olahan data primer
118
Lampiran 15. Data Produktivitas Kerja Petani Responden Pada Kegiatan Usahatani
Sayuran di Daerah Penelitian Tahun 2016
No Nama Penerimaan Total Jumlah
HOK
Produktifitas
Tenaga Kerja Kategori
1 Gunawan 6.600.000 90 73.101 R
2 Mulyadi 35.000.000 165 212.674 T
3 Boimin 9.300.000 49 189.244 T
4 Misno 2.800.000 40 69.751 R
5 Tukino 4.000.000 40 100.719 T
6 Asmadi 12.500.000 93 134.409 T
7 Kaseno 18.000.000 113 158.890 T
8 Iman A.R 8.900.000 101 87.870 R
9 Maryono 16.500.000 101 163.598 T
10 Senawi 2.300.000 56 41.388 R
11 Amaran 35.000.000 139 251.540 T
12 Akirun 7.000.000 64 109.865 T
13 Agus S 3.400.000 76 44.991 R
14 Ananiswanto 12.400.000 99 124.713 T
15 Sarmono 8.000.000 94 85.106 R
16 Ahadan 9.700.000 87 111.311 T
17 Bustami 2.600.000 61 42.723 R
18 Sarmin 8.650.000 126 68.495 R
19 Haryadi 10.200.000 84 121.429 T
20 Rahman 2.700.000 36 75.904 R
21 Sarbani 11.400.000 66 171.983 T
22 Sapawi 4.850.000 85 56.773 R
23 Mujahidin 3.500.000 79 44.545 R
24 Madiraharjo 6.400.000 95 67.674 R
25 Iwan 2.900.000 64 45.618 R
26 Ari 3.400.000 58 58.621 R
27 Komar 6.600.000 90 73.567 R
28 Min 3.000.000 70 43.033 R
29 Bejo 1.600.000 52 30.939 R
30 Misran 12.000.000 115 104.738 T
31 Basiran 9.900.000 126 78.661 R
32 Taslim 3.525.000 93 37.729 R
33 Ismail 1.300.000 39 33.456 R
34 Sudiro 3.000.000 77 38.745 R
35 Abdul Latif 6.000.000 41 144.828 T
36 Siqid 8.400.000 74 113.733 T
37 Tugino 20.000.000 129 154.867 T
38 Pungut 3.400.000 48 70.414 R
39 Tukimin 2.850.000 96 29.732 R
40 Sarmin 7.200.000 97 74.118 R
41 Solikin 18.600.000 107 173.369 T
42 Nasimun 4.800.000 46 105.000 T
43 Ujang 7.600.000 65 116.157 T
44 Husein 7.500.000 84 89.438 R
Jumlah 375.275.000 3609 4.225.458
X 8.528.977 82 96.033
Sumber: data olahan data primer
119
Lampiran 16. Data Kategori Skor Pada Kegiatan Penyuluhan Pertanian Menurut Petani Responden Di Daerah Penelitian Tahun 2016
N
O
Penyuluh Pertanian TT
L
KT
G 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30
1 3 3 2 2 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 2 2 2 2 2 3 2 3 74 R
2 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 84 T
3 3 3 3 3 1 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 84 T
4 1 1 2 2 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 69 R
5 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 84 T
6 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 85 T
7 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 84 T
8 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 2 3 2 3 82 T
9 3 3 3 3 2 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 84 T
10 3 3 3 2 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 2 74 R
11 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 82 T
12 3 2 3 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 78 T
13 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 83 T
14 2 2 2 1 1 2 1 2 2 1 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 1 2 1 3 70 R
15 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 83 T
16 3 3 3 3 3 2 3 2 2 3 1 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 1 1 2 2 73 R
17 3 2 2 2 3 3 3 3 1 3 3 1 3 1 2 2 3 3 3 3 2 3 3 3 1 2 3 3 2 2 73 R
18 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 1 3 3 3 2 2 2 2 2 1 2 1 3 3 3 3 1 2 3 2 62 R
19 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77 T
20 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 2 1 2 2 2 2 1 1 2 2 73 R
21 3 3 2 2 2 3 2 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 76 T
22 2 3 3 2 2 2 3 3 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 79 T
23 1 1 2 2 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 69 R
24 3 2 2 3 1 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 2 2 3 3 3 1 2 63 R
25 3 3 3 2 3 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 79 T
26 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 1 2 3 1 2 2 3 3 3 3 2 2 1 1 3 2 1 73 R
27 2 3 3 2 2 3 2 1 2 2 1 1 2 2 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 1 3 3 1 1 1 64 R
120
28 2 2 1 3 3 3 3 1 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2 1 2 3 2 2 1 2 3 71 R
29 1 1 2 2 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 3 2 3 69 R
30 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 1 3 3 2 3 1 2 3 3 3 3 3 3 3 78 T
31 3 1 2 2 1 1 1 3 2 3 3 3 3 3 1 2 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 70 R
32 3 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 76 T
33 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 2 2 3 2 2 2 1 72 R
34 3 3 1 1 2 2 2 3 2 3 2 1 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 2 1 3 2 2 2 2 3 61 R
35 3 3 3 3 1 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 85 T
36 3 3 3 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 2 2 3 76 T
37 3 2 3 3 3 2 2 1 2 3 3 2 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 2 3 3 3 3 2 77 T
38 2 2 3 1 2 3 3 3 3 1 1 1 1 2 2 1 3 3 2 2 3 3 2 1 2 3 2 3 2 1 63 R
39 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 1 2 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 74 R
40 2 2 3 3 3 2 2 2 2 3 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 77 T
41 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 2 1 2 2 2 3 2 3 3 2 2 3 3 2 1 1 2 73 R
42 3 2 2 3 3 3 1 3 2 2 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 79 T
43 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 83 T
44 3 3 3 3 1 1 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 1 1 1 1 1 3 3 3 3 3 2 3 3 73 R
Jl
h
11
6
11
1
11
3
11
1
8
8
9
2
10
5
11
5
9
7
11
7
11
3
11
4
12
0
11
3
11
5
12
0
10
4
11
6
11
3
11
5
11
3
10
9
11
1
11
5
11
6
11
7
11
1
10
0
10
4
11
4
33
18
x 3 3 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 2 3 75
Sumber: data olahan data primer
121
Lampiran 17. Uji Chi Square Hubungan Penyuluh Pertanian Dengan
Produktivitas Kerja Petani Sayur Di Daerah Penelitian
Tahun 2016
No Kelas Skor Produktivitas Kerja
Jumlah Rendah(< Rata-Rata) Tinggi (>Rata-Rata)
1 Rendah (<Rata-Rata) 18 3 21
2 Tinggi (> Rata-Rata) 7 16 23
Jumlah 25 19 44
Sumber: data olahan data primer
1db = 1
Nilai X pada tabel dengan derajat bebas (db) = 1, α = 0,05 adalah 3,841 dengan
demikian nilai lebih besar dari nilai sehingga keputusan terima tolak
, artinya terdapat hubungan yang nyata antara penyuluh pertanian dengan produktivitas
kerja petani sayur di kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro Jambi.
Derajat kecenderungan hubungan antara kedua variabel
C hit =
=
= 0,4795
= 47,95%
Artinya :
Derajat kencenderungan meningkatnya produktivitas tenaga kerja petani sayur
akibat mengikuti penyuluhan pertanian adalah sebesar 47,95%.
122
Derajat kecenderungan rendahnya produktivitas tenaga kerja petani sebagai akibat
tidak mengikuti penyuluhan pertanian adalah sebesar 47,95%
C max =
=
=
= 0,707
Keeratan hubungan (r) adalah :
r =
r =
r =0,6783
Artinya terdapat derajat hubungan antara mengikuti penyuluhan pertanian dengan
produktivitas tenaga kerja petani sayur sebesar 67,83%.
Nilai =
=
=
= 0,6783 x 8,819
= 5,98
Karena = 5,98 ≥ (α 2 = 5% db = 44) = 3,841 maka tolak Ho, artinya terdapat derajat
hubungan yang nyata antara penyuluhan pertanian dengan produktivitas tenaga kerja
petani sayur pada taraf kepercayaan 95%.
123
KUISIONER PENELITIAN No. Kuesioner
Judul Penelitian : Hubungan Penyuluh Pertanian dengan Produktivitas Kerja
Petani Sayuran Di Kecamatan Kumpeh Ulu Kabupaten Muaro
Jambi
Penelitian : Ana Puja Prihatin
No. Mahasiswa : D1B012062
Fakultas : Pertanian
Progam Studi : PPMA
I. Identitas Petani Responden
1. Nama :
2. Umur : Tahun
3. Pendidikan Terakhir :
4. Pekerjaan : a. Pekerjaan Utama :
b. Pekerjaan Sampingan :
5. Luas Lahan : Ha
6. Kepemilikan Lahan : Pribadi / Kelompok/ Pinjaman (*)
7. Jumlah Tanggungan Keluarga : Orang
8. Lama Berusahatani : Tahun
124
Jenis Sayuran yang diusahakan
Jumlah
Produksi
(Kg)
Harga
(Rp/kg)
1.
2.
3.
4.
5.
Kegiatan Usahatani Sayuran
No Kegiatan
KETERANGAN
Jumlah Orang
Jumlah Hari Jam Kerja
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
1 Pengolahan Tanah
-Manual
-Mekanis
2 Penanaman
3 Pemeliharaan
-Penyulaman
-Penyiraman
-Penyiangan
-Pemupukan
4 Pengendalian Hama
dan Penyakit
5 Pemanenan
-Pasca Panen
-Sortasi
-Pengangkutan
Jumlah
125
II. Penyuluh Pertanian
1. Apakah Penyuluh Pertanian pernah menanyakan masalah atau kendala dalam
melakukan usahatani sayuran kepada Bapak/Ibu ?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
2. Apakah menurut Bapak/Ibu Penyuluh Pertanian memberikan cara pola tanam
dan pengiliran varietas tanaman sayur?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
3. Apakah Penyuluh Pertanian pernah mengarahkan Bapak/Ibu agar mau
menerapkan cara berusaha tani sayuran yang lebih berhasil guna
meningkatkan produksi ?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
4. Apakah menurut Bapak/Ibu Penyuluh Pertanian rutin mengadakan pertemuan
kelompok tani sayuran (1-2 minggu sekali) ?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
126
5. Apakah Penyuluh Pertanian pernah menanyakan masalah atau kendala dalam
melakukan usahatani sayuran kepada Bapak/Ibu ?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
6. Apakah Bapak/Ibu pernah mengikuti pelatihan-pelatihan mengenai budidaya
tanaman sayur yang diberikan oleh penyuluh pertanian ?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
7. Apakah menurut Bapak/Ibu Penyuluh Pertanian mampu membimbing dan
mengarahkan anggota kelompok tani ?
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
8. Apakah Bapak/Ibu menjalin hubungan baik (komunikasi) dengan Penyuluh
Pertanian yang ada sekarang ini (memiliki nomor telepon penyuluh
pertanian)?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
9. Apakah Bapak/Ibu pernah terlibat (diikut sertakan) dalam proses penyusunan
progama penyuluhan pertanian?
a. Ya 3
127
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
10. Apakah Bapak/Ibu dapat merasakan manfaat dari adanya Penyuluh Pertanian
sekarang ini ?
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
III. Metode Penyuluhan Pertanian
11. Apakah Bapak/Ibu pernah melakukan percakapan langsung dengan penyuluh
pertanian berkaitan masalah yang Bapak/Ibu hadapi saat ini ?
a. Sering 3
b. Kadang-kadang 2
c. Tidak Pernah 1
12. Apakah penyuluh pertanian pernah melakukan kunjungan kerumah
Bapak/Ibu?
a. Sering 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak Pernah 1
13. Apakah menurut Bapak/Ibu waktu diadakannya pertemuan umum dengan
penyuluh pertanian tidak menggangu kegiatan pokok Bapak/Ibu ?
a. Tidak menggangu 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Iya menggangu 1
128
IV. Media Penyuluhan
14. Apakah Bapak/Ibu pernah menerima media cetak (foto, majalah, selebaran
dan poster) yang diberikan penyuluh pertanian ?
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
15. Apakah di dalam pertemuan penyuluhan, peyuluh menggunakan Alat bantu
(seperti : papan tulis, alat tulis, proyektor, dan perlengkapan ruangan) ?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
16. Apakah penyuluh pertanian pernah menggunakan alat peraga dalam proses
penyampaian dalam kegiatan penyuluhan pertanian kepada Bapak/Ibu ?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
V. Materi Penyuluhan Pertanian
17. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang pengolahan tanah sesuai anjuran dalam
berusahatani sayuran? (penggemburan tanah, pembuatan bedengan,
pengapuran jika pH tanah rendah (asam) dan pemberian pupuk dasar).
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
129
18. Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara pemilihan benih sayuran yang baik
sebelum disemaikan? (ciri benih yang baik yaitu : tidak cacat atau utuh, tidak
mengandung campuran biji atau benda lain, memiliki daya kecambah lebih
dari 80%, dan bebas dari hama dan penyakit).
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
19. Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara penyemaian benih tanaman sayuran ?
(Persemaian adalah tempat untuk kegiatan memproses benih atau bahan lain
dari tanaman menjadi bibit yang siap ditanam di lapangan)
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
20. Setelah penyemaian, apakah Bapak/Ibu mengetahui ciri bibit tanaman
sayuran yang baik sebelum dipindahkan ke area tanam ? (ciri bibit tanaman
yang telah siap dipindahkan yaitu tanaman yang memiliki tinggi ± 10 cm dan
memiliki 2-3 lembar daun)
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
21. Apakah Bapak/Ibu mengetahui teknik penyulaman tanaman sayur ?
(penyulaman dilakukan bila ada benih tanaman sayur yang mati atau tumbuh
secara tidak normal)
a. Ya 3
130
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
22. Apakah Bapak/Ibu mengetahui cara pengendalian hama dengan cara mekanis
dalam usahatani sayuran? (pengendalian secara mekanis dilakukan secara
langsung dengan menggunakan tangan maupun dengan bantuan alat dan
mesin pertanian, juga memasang pelindung antara tumbuhan hama misalnya
dengan rumah tanaman dan plastikultura).
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
23. Apakah bapak/ibu mengetahui pengendalian hama dan penyakit dengan cara
kimia dalam usahatani sayuran? (Pengendalian hama secara kimiawi
merupakan pengendalian hama dengan menggunakan zat kimia contohnya
menggunakan Pestisida).
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
24. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jenis serta dosis pupuk yang digunakan dalam
budidaya sayuran ?
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
131
25. Apakah Bapak/Ibu mengetahui tentang kapan pemupukan harus dilakukan
pada usahatani sayuran ?
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
26. Apakah bapak/ibu mengetahui kriteria panen tanaman sayur yang bapak/ibu
tanam sekarang ? (kriteria panen pada tanaman sayur yaitu terjadi perubahan
warna, perubahan bentuk dan ukuran, daun-daun mulai mengering dan buah
sudah berkembang penuh, buah mudah dilepaskan dari tangkainya, dan
meningkatnya berat jenis buah).
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
27. Apakah Bapak/Ibu mengetahui jika keterlambatan panen pada usahatani
sayuran akan menyebabkan produksi sayur yang dihasilkan menurun?
a. Ya 3
b. Ragu-Ragu 2
c. Tidak 1
VI. Waktu Penyuluhan Pertanian
28. Apakah waktu diadakannya kegiatan penyuluhan pertanian, merupakan waktu
senggang Bapak/Ibu ? (waktu senggang yaitu waktu yang tidak menggangu
kegiatan usahatani yang sedang bapak/ibu lakukan)
a. Ya 3
b. Ragu-ragu 2
132
c. Tidak 1
29. Bagaimana pelaksanaan penyuluhan pertanian yang diadakan oleh Petugas
Penyuluh Lapang (PPL) kepada Bapak/Ibu ?
a. Rutin Tiap Bulan 3
b. Tidak Tiap Bulan (Kadang-Kadang Dilaksanakan) 2
c. Tidak Pernah Dilaksanakan Sama Sekali 1
VII. Tempat Penyuluhan Pertanian
30. Apakah menurut Bapak/Ibu tempat diadakannya penyuluhan strategis dan
mudah dijangkau oleh bapak/ibu ?
a. Ya 3
b. Kadang-Kadang 2
c. Tidak 1
133
Lampiran 20. Dokumentasi Penelitian
Gambar : Pengolahan lahan untuk tanaman sayur
Gambar : Tanaman sayuran untuk komoditi timun
Gambar : Tanaman timun yang siap panen
134
Gambar : Proses pemanen tanaman timun
Gambar : Tanaman timun diangkut ke tempat pengumpulan
Gambar : Tanaman timun yang telah disortir
135
Gambar : Tanaman sayuran komoditi kacang panjang
Gambar : Tanaman sayuran komoditi terung
Gambar : Tanaman sayuran komoditi cabai
136
Gambar : Saat wawancara dengan salah satu responden
Gambar : Saat wawancara dengan salah satu responden