skripsi hubungan perilaku caring perawat dengan …
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN
LOYALITAS PASIEN RAWAT INAP
RUMAH SAKIT TK.IV
KOTA MADIUN
OLEH :
YUDHISTIRA RISALDY
201403047
PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
ii
SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN LOYALITAS
PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK.IV
KOTA MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
OLEH :
YUDHISTIRA RISALDY
201403047
PEMINATAN ADMINISTRASI KEBIJAKAN KESEHATAN
PROGRAM STUDI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2018
iii
iv
v
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur Alhamdulillah, saya persembahkan skripsi ini teruntuk:
1. Allah Subhanahu wa Ta’ala karena atas kehendak dan Karunia-Nya skripsi
ini dapat selesai pada waktunya.
2. Orang tuaku tercinta, Bapak saya (Sunarso) dan Ibu saya (Dwi
Sulistiorini) sebagai wujud ucapan terima kasih yang terdalam karena
telah memberikan dukungan moril dan materi serta do’a terbaik yang tiada
henti untuk kesuksesan saya. Terima kasih bapak dan ibu, semoga Allah
Subhanahu wa Ta’ala memberi segala ridho-Nya dan membalas kebaikan
Bapak dan Ibu.
3. Adikku Azzalya Risa Salsabila dan saudara-saudara saya untuk segala
support dan do’anya, saya dapat menyelesaikan skripsi ini pada waktunya.
4. Fetri Nurcahyati yang selalu berada dibarisan terdepan untuk ngomel-
ngomelnya disaat diri ini malas, terima kasih untuk semangat, segala do’a
dan supportnya.
5. Partner-partnerku ter-wow, Tim MABAR (Alfan, Mukhlis, Fetri, Yuce)
terima kasih untuk do’a dan dukungannya.
6. Teman-teman S1 Kesehatan Masyarakat angkatan 2014 yang memberikan
bantuan dan motivasi dalam menyelesaikan skripsi.
vi
vii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yudhistira Risaldy
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat Tanggal Lahir : Madiun, 13 Mei 1995
Agama : Islam
Alamat : Jalan Sanggar Manis No.22, Kel. Manisrejo, Kec.
Taman, Kota Madiun
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. TK PG Rejo Agung Baru Madiun lulus tahun
2002
2. Lulusan SDN 01 Kartoharjo Madiun tahun 2008
3. Lulusan SMPN 1 Madiun tahun 2011
4. Lulusan SMAN 1 Madiun tahun 2014
5. Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun 2014-
sekarang
viii
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT karena atas berkah, rahmat
dan hidayah-Nya skripsi ini dapat diselesaikan tepat pada waktunya. Skripsi
dengan judul “Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat
Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu
persyaratan untuk mencapai gelar Sarjana Kesehatan Masyarakat Program Studi
Kesehatan Masyarakat Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Bhakti Husada Mulia
Madiun.
Penulis menyadari bahwa di dalam kegiatan penyusunan skripsi tidak akan
terlaksana sebagaimanamestinya tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Untuk
itu penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada :
1. Zaenal Abidin, SKM., M.Kes (Epid) sebagai Ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun yang telah merekomendasikan peneliti untuk melakukan
penelitian
2. dr. Hengki Irawan, Sp.An selaku Kepala Rumah Sakit Tk.IV Madiun yang
telah memberikan ijin tempat untuk melakukan penelitian.
3. Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku Ketua Prodi S1 Kesehatan
Masyarakat yang telah memberikan sarana dan prasarana untuk peneliti.
4. Kuswanto, S.Kep.,Ns., M.Kes selaku dosen Pembimbing I yang telah
memberikan saran, masukan, tanggapan, dan waktu luang untuk peneliti.
5. A. Agus Widodo, S.KM., M.Mkes selaku Dosen Pembimbing II yang telah
memberikan saran, masukan, tanggapan, dan waktu luang untuk peneliti.
ix
6. Retno Widiarini, S.KM., M.Kes selaku Penguji yang senantiasa mendampingi
dan membantu dalam sidang skripsi.
7. Seluruh Staf Rumah Sakit Tk.IV Madiun yang telah membantu peneliti dalam
menyediakan data-data yang dibutuhkan dalam penelitian ini.
8. Bapak, Ibu dan adik saya yang telah memberikan doa, semangat dan dukungan
materi kepada Penulis selama menempuh pendidikan di STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun.
9. Teman-teman angkatan 2014 Prodi S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun yang telah membantu penulis.
10. Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, peneliti ucapkan
banyak terima kasih yang sedalam-dalamnya.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kata sempurna, oleh
karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak sangat
diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Akhir kata penulis mengucapkan
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan skripsi
ini.
Madiun, 17 September 2018
Penyusun
x
Program Studi Kesehatan Masyarakat
STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun 2018
ABSTRAK
YUDHISTIRA RISALDY
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN LOYALITAS
PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK.IV KOTA MADIUN
xix + 149 Halaman + 20 Tabel + 2 Gambar + 13 Lampiran
Latar Belakang: Caring merupakan fenomena universal yang berkaitan dengan
cara seseorang berpikir,berperasaan dan bersikap ketika berhubungan dengan
orang lain. Permasalahan pokok yang dihadapi perawat Indonesia dalam sistem
pelayanan kesehatan adalah peran perawat profesional yang belum optimal.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan perilaku caring perawat
dengan loyalitas pasien.
Metode: Jenis penelitian ini adalah observasional analitik dengan pendekatan
crossectional dengan jumlah sampel sebanyak 64. Teknik sampling menggunakan
purposive sampling. Analisa data yang digunakan adalah analisa univariat dan
bivariat menggunakan uji Chi Square.
Hasil: Berdasarkan hasil dari penelitian dapat disimpulkan yaitu sebagian besar
pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Madiun tahun 2018 memiliki persepsi
terhadap perilaku caring perawat tidak baik. Sebagian besar pasien Rawat Inap
Rumah Sakit Tk.IV Madiun tahun 2018 memiliki sikap tidak loyal. Berdasarkan
hasil penelitian yaitu diperoleh bahwa perilaku caring perawat uji statistik yang
dilakukan menggunakan uji chi square diperoleh p value sebesar 0,000 < α =
0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa Hₒ ditolak dan diterima yang
berarti ada hubungan perilaku caring perawat dengan loyalitas pasien.
Kesimpulan: Upaya yang seharusnya dilakukan yaitu lebih meningkatkan
kualitas dan mutu layanan di rumah sakit TK.IV Kota Madiun yaitu perlu adanya
evaluasi dalam manajemen keperawatan atau SDM pada umumnya dan
penambahan SDM Kesehatan Masyarakat guna mendongkrak loyalitas pasien
yang ada di Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun.
Kata Kunci : Perilaku caring, loyalitas
Kepustakaan : 23 (2005-2017)
xi
Public Health Program
Health Science College of Bhakti Husada Mulia Madiun 2018
ABSTRACT
YUDHISTIRA RISALDY
THE RELATIONSHIP BETWEEN CARING BEHAVIOR NURSE WITH
LOYALTY INPATIENTS OF TK.IV HOSPITAL MADIUN CITY
xix + 149 pages + 20 tables + 2 pictures + 13 appendixes
Background: Caring is universal phenomenon that relates to the way someone
thinks, feeling and behave when related with other people. The main problem of
Indonesian nurses in the health care system is the role of professional nurses are
not optimal. The purpose of this study was determine the relation with caring
nurse to patient loyalty.
The method: The kind of this research was analytic observational used
crossectional study. The total samples of this research were 64 peoples, and the
technique sampling used purposive sampling. Data analysis of this research used
univariate and bivariate used Chi Square test.
The results: Based on the results of the study concluded that the majority of
inpatients of TK.IV Madiun Hospital in 2018 has a poor perception of caring
nurses. Most patients inpatient in TK.IV hospital Madiun 2018 has disloyal
attitude. Based on the results of research that shows that the caring nurses.
Statical test were performed using Chi Squaretest was p - value of 0,000 < α =
0,05 indicated that H0 was rejected and H1 was accepted which means there was
a relation caring nurses and patient loyality.
Discus and Conclusion: The efforts should be made to improve the quality and
quality of services in the TK.IV hospital Madiun city need for evaluation in
nursing or human resource management in general and the addition of Public
Health human resources in order to increase the loyalty of patients in Tk.IV
Hospital Madiun city.
Keywords : caring behaviour, loyalty
Litterature : 23 (2005-2017)
xii
DAFTAR ISI
Sampul Depan .............................................................................................................. i
Sampul Dalam .............................................................................................................. ii
Lembar Persetujuan ...................................................................................................... iii
Lembar Pengesahan ..................................................................................................... iv
Persembahan ................................................................................................................ v
Lembar Pernyataan....................................................................................................... vi
Daftar Riwayat Hidup .................................................................................................. vii
Kata Pengantar ............................................................................................................. viii
Abstrak ......................................................................................................................... x
Abstract ........................................................................................................................ xi
Daftar Isi ...................................................................................................................... xii
Daftar Tabel ................................................................................................................ xvi
Daftar Gambar .............................................................................................................. xviii
Daftar Lampiran ........................................................................................................... xix
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ................................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................................ 7
1.4 Manfaat Penelitian .......................................................................................... 7
1.5 Keaslian Penelitian .......................................................................................... 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Sakit .................................................................................................... 10
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit ......................................................................... 10
2.1.2 Azas dan Tujuan Rumah Sakit ............................................................... 10
2.1.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit.............................................................. 11
2.1.4 Jenis-jenis Rumah Sakit ......................................................................... 12
2.1.5 Hak dan Kewajiban Rumah Sakit .......................................................... 15
xiii
2.1.6 Standar Pelayanan Rumah Sakit ............................................................ 18
2.1.7 Indikator Kepuasan Pasien Rumah Sakit ............................................... 20
2.2 Instalasi Rawat Inap ........................................................................................ 23
2.3 Keperawatan .................................................................................................... 24
2.3.1 Definisi Keperawatan ............................................................................. 24
2.3.2 Fungsi dan tugas Perawat ....................................................................... 25
2.3.3 Kedudukan Perawat ............................................................................... 26
2.3.4 Bentuk Pelayanan Perawat ..................................................................... 26
2.3.5 Kewajiban Perawat................................................................................. 28
2.3.6 Hak Perawat ........................................................................................... 30
2.4 Caring ............................................................................................................. 33
2.4.1 Definisi Caring ...................................................................................... 33
2.4.2 Faktor-faktor Pembentuk Caring ........................................................... 35
2.4.3 Aplikasi Perilaku Caring dalam Praktek Keperawatan ......................... 40
2.4.4 Pentingnya Aplikasi Caring ................................................................... 41
2.5 Konsep Kepuasan Pelanggan .......................................................................... 42
2.5.1 Definisi Kepuasan Pelanggan ............................................................... 42
2.5.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan .................... 43
2.5.3 Pengukuran Kepuasan Pelanggan......................................................... 43
2.6 Loyalitas Pasien .............................................................................................. 44
2.6.1 Definisi Loyalitas ................................................................................... 44
2.6.2 Dimensi Loyalitas .................................................................................. 45
2.6.3 Tahapan Menjadi Pelanggan Loyal ........................................................ 46
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep ............................................................................................ 50
3.2 Hipotesis ......................................................................................................... 52
BAB 4 METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ............................................................................................ 53
4.2 Populasi dan Sampel ....................................................................................... 53
xiv
4.2.1 Populasi .................................................................................................. 53
4.2.2 Sampel .................................................................................................... 54
4.3 Teknik Sampling ............................................................................................. 55
4.4 Kerangka Kerja Penelitian .............................................................................. 57
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................................... 58
4.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ................................................. 58
4.7 Instrumen Penelitian ....................................................................................... 62
4.7.1 Uji Validitas ........................................................................................... 64
4.7.2 Uji Reliabilitas ....................................................................................... 66
4.8 Pengumpulan Data dan Analisis Data ............................................................. 67
4.8.1 Pengumpulan Data ................................................................................. 67
4.8.2 Analisis Data .......................................................................................... 69
4.9 Etika Penelitian ............................................................................................... 70
4.9.1 Informed Consent ................................................................................... 71
4.9.2 Kerahasiaan ............................................................................................ 71
4.9.3 Anonimity ............................................................................................... 71
4.10 Keterbatasan Penelitian ................................................................................. 71
BAB 5 HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun .................................... 72
5.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun ............................... 72
5.1.2 Visi Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun ................................................. 73
5.1.3 Misi Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun ................................................. 73
5.1.4 Motto Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun .............................................. 74
5.1.5 Program Kerja Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun ................................ 74
5.1.6 Unit Pelayanan Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun................................ 75
5.1.7 Sumber Daya Manusia Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun ................... 76
5.2 Karakteristik Responden ................................................................................. 78
5.2.1 Umur ...................................................................................................... 78
5.2.2 Jenis Kelamin ......................................................................................... 79
5.2.3 Pendidikan Terakhir ............................................................................... 79
xv
5.2.4 Status ...................................................................................................... 80
5.3 Hasil Penelitian ............................................................................................... 80
5.3.1 Perilaku Caring Perawat ........................................................................ 80
5.3.2 Loyalitas Pasien ..................................................................................... 81
5.3.3 Tabulasi Silang ....................................................................................... 81
5.4 Pembahasan ..................................................................................................... 82
5.4.1 Perilaku Caring Perawat di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV
Kota Madiun ........................................................................................... 82
5.4.2 Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun .......... 85
5.4.3 Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat
Inap di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun .............................................. 88
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................................... 91
6.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 91
6.2 Saran ............................................................................................................... 91
Daftar Pustaka .............................................................................................................. 93
Lampiran ...................................................................................................................... 95
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Data Jumlah BOR Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun tahun 2014-2017 ..... 4
Tabel 1.2 Data Survei Pendahuluan Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 .. 5
Tabel 1.3 Keaslian Penelitian ....................................................................................... 8
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian ................................................................... 59
Tabel 4.2 Kuesioner Perilaku Caring Perawat ............................................................. 62
Tabel 4.3 Kuesioner Loyalitas Pasien ......................................................................... 63
Tabel 4.4 Pembobotan Skor ........................................................................................ 63
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Perilaku Caring Perawat ............................. 65
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Loyalitas Pasien .......................................... 66
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Caring Perawat dan Loyalitas Pasien ........ 67
Tabel 4.8 Keeratan Korelasi Nilai r ............................................................................ 70
Tabel 5.1 Ruang Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun
2017 ............................................................................................................. 75
Tabel 5.2 Jumlah Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
tahun 2018 ................................................................................................... 77
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Menurut teori
(Hurlock, 1990) di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 ............. 78
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah
Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 ........................................................ 79
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di
Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 ............................................ 79
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pernikahan di
Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 ............................................ 80
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persepsi tentang Perilaku
Caring Perawat di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 ............. 80
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Loyalitas di Rumah Sakit
TK.IV Kota Madiun tahun 2018 ................................................................. 81
xvii
Tabel 5.9 Tabulasi Silang antara Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas
Pasien Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 ............. 81
xviii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Kerangka Konsep ..................................................................................... 50
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ....................................................................... 57
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Balasan Izin Pengambilan Data Awal ............................................. 95
Lampiran 2 Surat Permohonan Menjadi Responden .................................................. 96
Lampiran 3 Surat Pernyataan Persetujuan Menjadi Responden .................................. 97
Lampiran 4 Kuesioner Penelitian ................................................................................. 98
Lampiran 5 Surat Balasan Uji Validitas dan Reliabilitas ............................................. 104
Lampiran 6 Hasil Uji Validitas dan Reliabilitas Kuesioner ......................................... 105
Lampiran 7 Surat Balasan Izin Pennelitian .................................................................. 123
Lampiran 8 Surat Keterangan Selesai Penelitian ......................................................... 124
Lampiran 9 Output Hasil Penelitian ............................................................................. 125
Lampiran 10 Tabulasi Kuesioner Perilaku Caring Perawat ........................................ 144
Lampiran 11 Tabulasi Kuesioner Loyalitas Pasien ...................................................... 145
Lampiran 12 Form Bimbingan ..................................................................................... 146
Lampiran 13 Dokumentasi ........................................................................................... 148
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pada era sekarang, rumah sakit berkembang menjadi suatu
organisasi yang sangat besar dan kompleks. Rumah sakit adalah institusi
pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap,
rawat jalan dan gawat darurat (UU RI No.44 Tahun 2009).
Untuk mencapai pelayanan kesehatan paripurna, tidak sedikit
rumah sakit bersaing layaknya industri yang berlomba untuk menjadi yang
terbaik. Salah satu upaya yang dilakukan yaitu peningkatan kualitas dan
mutu SDM (Sumber Daya Manusia) dalam menyelenggarakan pelayanan
kesehatan demi mendapat tempat di hati masyarakat.
Perawat merupakan profesi yang sebagian besar aktivitasnya
berhubungan secara langsung dengan pasien yang ada di rumah sakit.
Pelayanan keperawatan adalah suatu pelayanan kesehatan yang merupakan
integral dari pelayanan kesehatan yang didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan yang ditunjukkan pada individu, keluarga, atau masyarakat
baik yang sehat maupun yang sakit (Yulianti, 2017).
Masalah yang melatarbelakangi penelitian ini adalah menurut
Azrul Azwar (1997) dalam Nursalam (2015), permasalahan pokok yang
dihadapi perawat Indonesia dalam sistem pelayanan kesehatan adalah
2
peran perawat profesional yang belum optimal, terlambatnya pengakuan
Body of Knowledge profesi keperawatan, terlambatnya pengembangan
pendidikan keperawatan profesional dan terlambatnya pengembangan
sistem pelayanan/asuhan keperawatan profesional.
Upaya peningkatkan pelayanan perawat dapat dilakukan dengan
cara penerapan perilaku caring perawat terhadap pasiennya. Hal ini
dilaksanakan dalam rangka pemenuhan kebutuhan dan kepuasan pasien itu
sendiri.
Menurut Dwiyanti M.S (2007) dalam Prabowo, et al (2014),
Kualitas pelayanan keperawatan dapat tercermin dalam pelaksanaan
asuhan keperawatan yang profesional. Perpaduan antara profesionalisme
perawat dengan pengetahuan dan keterampilan yang meliputi keterampilan
intelektual, teknikal dan interpersonal dalam pelaksanaannya harus
mencerminkan perilaku caring.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Fitri Mailani dan Nera
Fitri (2016) dengan judul “Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan
Tingkat Kepuasan Pasien BPJS di RSUD dr. Rasidin Padang”
menunjukkan bahwa dari 84 responden didapatkan sebagian besar yaitu 39
(46,4%) responden mengatakan perawat memiliki perilaku caring buruk di
RSUD dr. Rasidin Padang Tahun 2016.
Menurut hasil penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Nia
Indriyanti (2016) dengan judul “Hubungan antara caring perawat dengan
peningkatan BOR (Bed Occupancy Rate) pasien di ruang rawat inap RS
3
Islam Sultan Agung Semarang” diketahui bahwa dari 98 responden
didapatkan caring perawat tinggi sebanyak 62 (63,3%), BOR pasien tinggi
sebanyak 77 (78,6%). Hal ini menunjukkan ada hubungan antara caring
perawat dengan BOR pasien.
Melinda Rahman et al (2014) tentang “Hubungan Persepsi Perilaku
Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap Kelas III Rumah
Sakit Paru Jember” bahwa nilai Odds Ratio (OR) pada penelitian ini yaitu
0,076 yang berarti bahwa persepsi yang memuaskan terhadap perilaku
caring perawat memiliki peluang 0,076 kali membuat pasien memiliki
kecenderungan yang baik untuk menjadi loyal.
Dari perilaku caring perawat terhadap pasien yang baik tentu akan
berdampak pada kepuasan pasien yang baik pula. Seseorang yang merasa
puas terhadap layanan rumah sakit, bila mengalami sakit tentu akan
kembali ke rumah sakit yang sama untuk pelayanan yang diinginkan,
bahkan akan mempromosikan kepada orang lain.
Hal ini secara tidak langsung mempengaruhi BOR, karena berarti
akan semakin banyak jumlah pengguna suatu institusi pelayanan kesehatan
atau rumah sakit tersebut serta mencerminkan suatu mutu pelayanan yang
baik.
Loyalitas secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas
suatu produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas pasien sebagai
pengguna jasa rumah sakit merupakan kesetiaan pasien dalam
menggunakan pelayanan pada suatu rumah sakit apabila pasien
4
membutuhkan. Upaya mempertahankan pelanggan dengan cara
meningkatkan loyalitas pelanggan dapat mengurangi biaya pemasaran bagi
penyedia jasa karena pelanggan yang loyal dapat menjadi sumber
pemasaran jasa pada masyarakat luas, sehingga loyalitas pelanggan dapat
memberikan keuntungan bagi penyedia jasa (Melinda et al., 2013).
Berdasarkan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Madiun dan
Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun, jumlah BOR (Bed Occupancy Ratio)
Rumah Sakit Tk. IV Kota Madiun mengalami out of standard dari tahun
2014-2017. Adapun data BOR Rumah Sakit Tk. IV Kota Madiun sebagai
berikut :
Tabel 1.1 Data Jumlah BOR Rumah Sakit Tk. IV Kota Madiun Tahun
2014-2017.
No. Tahun Jumlah BOR (%)
1 2014 42,50
2 2015 29,73
3 2016 29,34
4 2017 35,92
Sumber: Data Sekunder Dinas Kesehatan Kota Madiun dan Rumah Sakit
Tk.IV Kota Madiun Tahun 2014-2017.
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa jumlah BOR pada tahun 2014
hingga tahun 2016 mengalami penurunan jumlah BOR sebesar 13,16%.
Sedangkan pada tahun 2017 kembali meningkat. Namun demikian,
pencapaian jumlah BOR Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun masih dibawah
standar Depkes yaitu (60-80%).
5
Berdasarkan hasil survei pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti
melakukan wawancara mendalam dengan pasien Rawat Inap di Rumah
Sakit Tk.IV Kota Madiun untuk mengetahui loyalitas pasien menunjukkan
bahwa dari 10 responden didapatkan pasien yang loyal sebanyak 2 pasien
(20%) dan pasien yang tidak loyal sebanyak 8 pasien (80%). Pasien
dikatakan loyal karena sudah lebih dari atau sama dengan 3 (tiga) kali
menggunakan pelayanan, merekomendasikan pelayanan ke orang lain,
tidak mencoba ke pelayanan yang lain dalam hal ini rumah sakit lain.
Tabel 1.2 Data Survei Pendahuluan Rumah Sakit Tk. IV Kota Madiun
Tahun 2018
No. Responden
Loyal
Ya Tidak
1. Sakti H.S √
2. Sulistiowati √
3. Bartiati √
4. Endang Sumarmiati √
5. Suwito √
6. Komariatun √
7. Pariyem √
8. Yeni √
9. Kabiyanto √
10. Siti Komariyah √
Sumber: Data Primer Survei Pendahuluan Peneliti di Rumah Sakit Tk.IV
Kota Madiun Tahun 2018.
6
Dari data pencapaian BOR Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun yang
masih dibawah standar Depkes yaitu (60-80%) dan hasil survei
pendahuluan yang dilakukan oleh peneliti, maka ini menjadi permasalahan
yang harus mendapat perhatian dari pihak rumah sakit, karena
mempengaruhi output kualitas rumah sakit dan mempengaruhi pendapatan
rumah sakit.
Dengan demikian, ada baiknya jika Rumah Sakit Tk.IV Kota
Madiun lebih memperhatikan hal ini guna peningkatan kualitas pelayanan.
Bisa dimulai dari peningkatan mutu dan kualitas pelayanan perawat.
Karena perawat sangat berperan langsung dan mempengaruhi tingkat
kepuasan pasien yang berdampak pada loyalitas pasien terhadap pelayanan
di Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun.
Berdasarkan latar belakang diatas, peneliti melakukan penelitian
tentang “Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien
Rawat Inap Rumah Sakit Tk. IV Kota Madiun” dengan tujuan untuk
mengetahui apakah ada hubungan perilaku caring perawat dengan
loyalitas pasien.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan perilaku caring perawat dengan loyalitas
pasien rawat inap Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun ?
7
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui hubungan perilaku caring perawat dengan loyalitas
pasien rawat inap Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi perilaku caring perawat rawat inap Rumah Sakit
Tk.IV Kota Madiun.
2. Mengidentifikasi loyalitas pasien rawat inap Rumah Sakit Tk.IV Kota
Madiun.
3. Menganalisis hubungan perilaku caring perawat dengan loyalitas
pasien rawat inap Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi Rumah Sakit
Menjadi masukan dan pertimbangan dalam peningkatan perilaku caring
perawat untuk meningkatkan meningkatkan loyalitas pasien yang
berkunjung.
1.4.2 Manfaat bagi Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
Dapat memberikan informasi kepada institusi dalam bidang kesehatan
dan menambah kepustakaan yang sudah ada khususnya mengenai
hubungan perilaku caring perawat dengan loyalitas pasien rawat inap.
Sehingga dapat dimanfaatkan oleh mahasiswa lainnya dalam proses
pendidikan.
8
1.4.3 Manfaat bagi peneliti selanjutnya
Dapat melanjutkan penelitian dengan variabel lain tentang caring
perawat atau loyalitas pasien di rumah sakit.
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.3 Keaslian Penelitian
No. Peneliti Judul
Penelitian
Metode
Penelitian
Variabel
Penelitian Hasil Penelitian
1 Melinda
Rahman,
2014
Hubungan
Persepsi
Perilaku Caring
Perawat dengan
Loyalitas Pasien
Rawat Inap
Kelas III Rumah
Sakit Paru
Jember
Observasi-
onal analitik
- Persepsi
perilaku
caring
perawat
- Loyalitas
Pasien
Perilaku caring
perawat
dipersepsikan
memuaskan oleh
hampir seluruh
pasien yaitu
sebanyak 43
orang (91,5%)
dan terdapat 4
orang (8,5%)
yang
mempersepsikan
perilaku caring
perawat cukup
memuaskan.
2 Yulianti
Kurnia
Dewi,
2017
Gambaran
Perilaku Caring
Perawat di
Ruang Paviliun
dan Ruang
Rawat Inap
Kelas III Rumah
Sakit Daerah dr.
Soebandi
Jember
Deskriptif
analitik
Perilaku
caring
perawat
Perilaku caring
perawat di ruang
paviliun sebagian
besar dalam
kategori baik
yaitu 65,6%.
Sedangkan di
ruang rawat inap
kelas III termasuk
dalam kategori
kurang yaitu
57,6%.
3 Bagus
Setyo
Prabowo,
2013
Hubungan
Tingkat Kognitif
Perawat Tentang
Caring Dengan
Aplikasi Praktek
Caring di Ruang
Observasi-
onal analitik
- Tingkat
kognitif
perawat
tentang
caring
- Aplikasi
Hubungan tingkat
kognitif perawat
tentang caring
dengan aplikasi
praktek caring
dengan OR = 4,4
9
Inap RSU dr. H.
Koesnadi
Bondowoso
praktek
caring
yang artinya
perawat yang
memiliki tingkat
kognitif tentang
caring baik akan
berpeluang 4,4
kali untuk
berperilaku
caring
dibandingkan
dengan perawat
yang memiliki
tingkat kognitif
tentang caring
kurang baik.
10
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Rumah Sakit
2.1.1 Pengertian Rumah Sakit
Menurut World Health Organization (WHO) dalam Sobrina
(2011), pengertian Rumah Sakit adalah suatu bagian dari organisasi
medis dan sosial yang mempunyai fungsi untuk memberikan pelayanan
kesehatan lengkap kepada masyarakat, baik kuratif maupun preventif
pelayanan keluarnya menjangkau keluarga dan lingkungan rumah.
Menurut UU Nomor 44 Tahun 2009 tentang rumah sakit,
Rumah Sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna
yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
darurat.
Menurut Wolper dan Pena, Rumah Sakit adalah tempat dimana
orang yang sakit mencari dan menerima pelayanan kedokteran serta
tempat dimana pendidikan klinik untuk mahasiswa kedokteran,
perawat, dan berbagai tenaga profesi kesehatan lainnya
diselenggarakan.
2.1.2 Asas dan Tujuan Rumah Sakit
Menurut UU Nomor 44 tahun 2009 pasal 2 yang tertulis, Rumah
Sakit diselenggarakan berasaskan Pancasila dan didasarkan kepada nilai
11
kemanusiaan, etika, dan profesionalitas, manfaat, keadilan, persamaan
hak dan anti diskriminasi, pemerataan, perlindungan dan keselamatan
pasien, serta mempunyai fungsi sosial.
Menurut UU Nomor 44 tahun 2009 pasal 3, pengaturan
penyelenggaraan Rumah Sakit bertujuan :
a. Mempermudah akses masyarakat untuk mendapatkan
pelayanan kesehatan;
b. Memberikan perlindungan terhadap keselamatan pasien,
masyarakat, lingkungan rumah sakit dan sumber daya
manusia di rumah sakit;
c. Meningkatkan mutu dan mempertahankan standar
pelayanan rumah sakit; dan
d. Memberikan kepastian hukum kepada pasien, masyarakat,
sumber daya manusia rumah sakit, dan Rumah Sakit.
2.1.3 Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
Berdasarkan undang-undang tahun 2009 tentang Rumah Sakit
dinyatakan bahwa Rumah Sakit mempunyai tugas memberikan
pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yaitu pelayanan
kesehatan yang meliputi promotive, preventif, kuratif, dan
rehabilitative. Rumah sakit umum mempunyai fungsi sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan
kesehatan sesuai dengan standar pelayanan rumah sakit.
12
b. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan per orangan melalui
pelayanan kesehatan yang paripurna tingkat kedua dan ketiga
sesuai kebutuhan medis.
c. Penyelenggaraan pendidikan dan pelatihan sumber daya
manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
pemberian pelayanan kesehatan.
d. Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta
penapisan teknologi bidang kesehatan dalam rangka
peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan.
2.1.4 Jenis-Jenis Rumah Sakit
Jenis rumah sakit di Indonesia berdasarkan kepemilikan, adalah
sebagai berikut :
1. Rumah Sakit Milik Pemerintah
Rumah Sakit milik pemerintah dibagi menjadi 3 (tiga), yaitu :
a. Rumah Sakit pemerintah bukan Badan Layanan Umum
(BLU). Rumah Sakit bukan BLU, Direktur atau Kepala
Rumah Sakit langsung bertanggung jawab kepada pejabat di
atas organisasi Rumah Sakit dalam jajaran birokrasi yang
berwenang mengangkat dan memberhentikannya, untuk
Rumah Sakit milik pemerintah bukan BLU yang ditentukan
sebagai unit swadana ditetapkan adanya dewan penyantun,
sesuai dengan Keputusan Menteri Kesehatan
13
983/Menkes/SK/XI/1992 tentang Pedoman Organisasi
Rumah Sakit Umum, menetapkan tentang Dewan
Penyantun, dengan penjelasan sebagai berikut :
1. Dewan penyantun adalah kelompok pengarah atau
penasehat yang keanggotaannya terdiri atas unsusr
pemilik Rumah Sakit, unsur pemerintah, dan tokoh
masyarakat.
2. Dewan penyantun mengarahkan direktur dalam
melaksanakan misi Rumah Sakit dengan memperhatikan
kebijakan yang ditetapkan oleh Pemerintah.
3. Dewan penyantun dapat dibentuk pada Rumah Sakit
yang ditentukan sebagai unit swadana.
4. Dewan penyantun ditetapkan oleh pemilik Rumah Sakit
untuk masa kerja tiga tahun.
b. Rumah Sakit pemerintah dengan bentuk BLU
Menurut Keputusan Menteri Kesehatan Nomor
1243/Menkes/SK/VIII/2005 tentang penetapan Rumah
Sakit perusahaan jawatan (Perjan) menjadi Unit Pelaksana
Teknis (UPT) Departemen Kesehatan dengan menerapkan
pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum, serta
Peraturan Menteri Keuangan Nomor 09/PMK/02/2006
tentang pembentukan Dewan Pengawas pada Badan
Layanan Umum, maka dapat disimpulkan bahwa tugas dan
14
kewajiban Dewan Pengawas pada BLU adalah sebagai
berikut:
1. Dewan Pengawas bertugas melaksanakan pengawasan
terhadap pengurusan BLU yang dilakukan oleh pejabat
pengelola BLU.
2. Dewan Pengawas memberi nasihat kepada pengelola
BLU dalam melaksanakan kegiatan kepengurusan BLU.
3. Pengawasan tersebut antara lain menyangkut rencana
jangka panjang dan anggaran, ketentuan-ketentuan
dalam Peraturan Pemerintah, dan ketentuan peraturan
perundang-undangan yang berlaku.
c. Rumah Sakit Milik Badan Usaha Milik Negara (BUMN)
Rumah Sakit milik BUMN saat ini kebanyakan sudah
diubah bentuk badan hukumnya menjadi Perseroan Terbatas
(PT), Rumah Sakit tersebut sudah dijadikan anak
perusahaan atau unit usaha yang dikelola secara mandiri.
2. Rumah Sakit Milik Swasta
a. Rumah Sakit Milik Perseroan Terbatas (PT)
Dalam Rumah Sakit yang dimiliki oleh PT, ada tiga bagian
yang mempunyai kewenangan dan tanggung jawab yang
berbeda, yaitu Dewan Komisaris, Direksi, dan Komite
Medik.
15
b. Rumah Sakit Milik Yayasan
Dalam Rumah Sakit milik Yayasan, terdapat tiga bagian
yang mempunyai tgas, kewenangan, dan tanggung jawab
yang berbeda, yaitu pembina, pengawas, dan pengurus,
yaitu kekuasaan tertinggi ada pada pembina. Yayasan
dapat mempunyai badan usaha untuk menunjang
pencapaian tujuan Yayasan. Pembina berwenang
mengangkat dan memberhentikan anggota pengawas dan
pengurus. Pengawas adalah bagian yayasan yang bertugas
melakukan pengawasan serta memberi nasihat kepada
pengurus dalam menjalankan kegiatan yayasan.
2.1.5 Hak dan Kewajiban Rumah Sakit
Di Indonesia hak dan kewajiban rumah sakit juga diatur
berdasarkan undang-undang, Berdasarkan Undang-Undang Republik
Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Setiap rumah
sakit di Indonesia mempunyai hak:
a. Menentukan jumlah, jenis, dan kualifikasi sumber daya
manusia sesuai dengan klasifikasi rumah sakit;
b. Menerima imbalan jasa pelayanan serta menentukan
remunerasi, insentif, dan penghargaan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
c. Melakukan kerjasama dengan pihak lain dalam rangka
mengembangkan pelayanan;
16
d. Menerima bantuan dari pihak lainsesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan;
e. Menggugat pihak yang mengakibatkan kerugian;
f. Mendapatkan perlindungan hukum dalam melaksanakan
pelayanan kesehatan;
g. Mempromosikan layanan kesehatan yang ada di rumah sakit
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan;
h. Mendapatkan insentif pajak bagi rumah sakit publik dan
rumah sakit yang ditetapkan sebagai rumah sakit pendidikan.
Sedangkan kewajiban rumah sakit juga diatur berdasarkan
undang-undang, berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia
Nomor 44 tahun 2009 tentang rumah sakit. Setiap rumah sakit di
Indonesia berkewajiban:
a. Memberikan informasi yang benar tentang pelayanan rumah
sakit kepada masyarakat;
b. Memberi pelayanan kesehatan yang aman, bermutu,
antidiskriminasi, dan efektif dengan mengutamakan kepentingan
pasien sesuai dengan kemampuan pelayanan rumah sakit;
c. Memberikan pelayanan gawat darurat kepada apsien sesuai
dengan kemampuan pelayanannya;
d. Berperan aktif dalam memberikan pelayanan kesehatan pada
bencana, sesuai dengan kemampuan pelayanannya;
17
e. Menyediakan sarana dan pelayanan bagi masyarakat tidak
mampu atau miskin;
f. Melaksanakan fungsi sosial atara lain dengan memberikan
fasilitas pelayanan pasien tidak mampu/miskin, pelayanan gawat
darurat tanpa uang muka, ambulans gratis, pelayanan korban
bencana dan kejadian luar biasa, atau bakti sosial bagi misi
kemanusiaan;
g. Membuat, melaksanakan, dan menjaga standar mutu pelayanan
kesehatan di Rumah Sakit sebagai acuan dalam melayanai
pasien;
h. Menyelenggarakan rekam medis
i. Menyediakan sarana dan prasarana umum yang layak antara lain
sarana ibadah, parkir, ruang tunggu, sarana untuk orang cacat,
wanita menyusui, anak-anak, lanjut usia;
j. Melaksanakan sistem rujukan;
k. Menolak keinginan pasien yang bertentangan dengan standar
profesi dan etika serta peraturan perundang-undangan;
l. Memberikan informasi yang benar, jelas dan jujur mengenai hak
dan kewajiban pasien;
m. Menghormati dan melindungi hak-hak pasien;
n. Melaksanakan etika rumah sakit;
o. Memiliki sistem pencegahan kecelakaan dan penanggulangan
bencana;
18
p. Melaksanakan program pemerintah dibidang kesehatan baik
secara regional maupun nasional;
q. Membuat daftar tenaga medis yang melakukan praktik
kedokteran atau kedokteran gigi dan tenaga kesehatan lainnya;
r. Menyusun dan melaksanakan peraturan internal rumah sakit
(hospital by laws);
s. Melindungi dan memberikan bantuan hukum bagi semua
petugas rumah sakit dalam melaksanakan tugas; dan
t. Memberlakukan seluruh lingkungan rumah sakit sebagai
kawasan tanpa rokok.
Di dalam melaksanakan kewajibannya rumah sakit juga akan
menerima sanksi apabila melakukan pelanggaran, sanksi yang diberikan
kepada rumah sakit adalah sanksi administratif berupa:
a. Teguran;
b. Terguran tertulis; atau
c. Denda dan pencabutan izin rumah sakit.
2.1.6 Standar Pelayanan Rumah Sakit
Standar pelayanan minimal rumah sakit diatur dalam Peraturan
Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 tentang standar
pelayanan minimal rumah sakit, dalam peraturan tersebut menyebutkan
jenis-jenis pelayanan, indikator dan standar pencapaian kinerja
pelayanan rumah sakit.
19
Jenis-jenis pelayanan rumah sakit minimal yang wajib
disediakan oleh rumah sakit meliputi:
1. Pelayanana gawat darurat
2. Pelayanan rawat jalan
3. Pelayanan rawat inap
4. Pelayanan bedah
5. Pelayanan persalinan dan perinatologi
6. Pelayanan intensif
7. Pelayanan radiologi
8. Pelayanan laboratorium patologi klinik
9. Pelayanan rehabilitasi medik
10. Pelayanan farmasi
11. Pelayanan gizi
12. Pelayanan transfusi darah
13. Pelayanan keluarga miskin
14. Pelayanan rekam medis
15. Pengelolaan limbah
16. Pelayanan administrasi manajemen
17. Pelayanan ambulans/kereta jenazah
18. Pelayanan pemulasaraan jenazah
19. Pelayanan laundry
20. Pelayanan pemeliharaan sarana rumah sakit
21. Pencegahan pengendalian infeksi.
20
2.1.7 Indikator Kepuasan Pasien Rumah Sakit
Beberapa indikator kepuasan pasien di rumah sakit sebagai
indikator mutu pelayanan di rumah sakit, adalah sebagai berikut:
1. Pelayanan masuk rumah sakit, yaitu:
a. Lama waktu pelayanan sebelum dikirim ke ruang
perawatan.
b. Pelayanan petugas yang memproses masuk ke ruang
perawatan.
c. Kondisi tempat menunggu sebelum dikirim ke ruang
perawatan.
d. Pelayanan petugas Instalasi Gawat Darurat (IGD).
e. Lama pelayanan di ruang IGD.
f. Kelengkapan peralatan di ruang IGD.
2. Pelayanan dokter, yaitu:
a. Sikap dan perilaku dokter saat melakukan pemeriksaan
rutin.
b. Penjelasan dokter terhadap pengobatan yang akan
dilakukannya.
c. Ketelitian dokter memeriksa pasien.
d. Kesungguhan dokter dalam menangani penyakit pasien.
e. Penjelasan dokter tentang obat yang harus diminum.
f. Penjelasan dokter tentang makanan yang harus dipantang.
g. Kemanjuran obat yang diberikan dokter.
21
h. Tanggapan dan jawaban dokter atas keluhan pasien.
i. Pengalaman dan senioritas dokter.
3. Pelayanan perawat, yaitu:
a. Keteraturan pelayanan perawat setiap hari (pemeriksaan
nadi, suhu tubuh, dan sejenisnya).
b. Tanggapan perawat terhadap keluhan pasien.
c. Kesungguhan perawat melayani kebutuhan pasien.
d. Keterampilan perawat dalam melayani (menyuntik,
mengukur tensi, dan lain-lain).
e. Pertolongan sifatnya pribadi (mandi, menyuapi makanan,
dan sebagainya).
f. Sikap perawat terhadap keluarga pasien dan
pengunjung/tamu pasien.
g. Pemberian obat dan penjelasan cara meminumnya,
h. Penjelasan perawat atas tinakan yang akan dilakukannya.
i. Pertolongan perawat untuk duduk, berdiri, dan berjalan.
4. Pelayanan makanan pasien, yaitu:
a. Variasi menu makanan.
b. Cara penyajian makanan.
c. Ketepatan waktu menghidangkan makanan.
d. Keadaan tempat makan (piring, sendok)
e. Kebersihan makanan yang dihidangkan.
f. Sikap dan perilaku petugas yang menghidangkan makanan.
22
5. Sarana medis dan obat-obatan, yaitu:
a. Ketersediaan obat-obatan di apotek rumah sakit.
b. Pelayanan petugas apotek rumah sakit.
c. Lama waktu pelayanan apotek rumah sakit.
d. Kelengkapan peralatan medis sehingga tak perlu dikirm ke
rumah sakit lain untuk pemakaian suatu alat.
e. Kelengkapan pelayanan laboratorium rumah sakit.
f. Sikap dan perilaku petugas pada fasilitas penunjang medis.
g. Lama waktu mendapatkan kepastian hasil dari penunjang
medis.
6. Kondisi fasilitas rumah sakit (Fisik rumah sakit),yaitu:
a. Keterjangkauan letak rumah sakit.
b. Keadaan halaman dan lingkungan rumah sakit.
c. Kebersihan dan kerapian gedung, koridor, dan bangsal
rumah sakit.
d. Keamanan pasien dan pengunjung rumah sakit.
e. Penerangan lampu pada bangsal dan halaman rumah sakit
di waktu malam.
f. Tempat parkir kendaraan di rumah sakit.
7. Kondisi fasilitas ruang perawatan, yaitu:
a. Kebersihan dan kerapian ruang perawatan.
b. Penerangan lampu pada ruang perawatan.
c. Kelengkapan perabot ruang perawatan.
23
d. Ruang perawatan bebas dari serangga (semut, lalat,
nyamuk).
8. Pelayanan administrasi keluar rumah sakit, yaitu:
a. Pelayanan administrasi tidak berbelit-belit dan
menyulitkan.
b. Peraturan keuangan sebelum masuk ruang perawatan.
c. Cara pembayaran biaya perawatan selama dirawat.
d. Penyelesaian administrasi menjelang pulang.
e. Siakap dan perilaku petugas administrasi menjelang
pulang.
2.2 Instalasi Rawat Inap
Menurut Crosby dalam Nasution, 2005 rawat inap adalah
kegiatan penderita yang berkelanjutan ke rumah sakit untuk
memperoleh pelayanan kesehatan yang berlangsung lebih dari 24 jam.
Secara khusus pelayanan rawat inap ditujukan untuk penderita atau
pasien yang memerlukan asuhan keperawatan secara terus menerus
(Continous Nursing Care) hingga terjadi penyembuhan.
Rawat inap adalah adalah pemeliharaan kesehatan Rumah Sakit
di mana penderita tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan
rujukan dari Pelaksana Pelayanan Kesehatan atau Rumah Sakit
Pelaksana Pelayanan Kesehatan lain. Rawat Inap merupakan pelayanan
kesehatan perorangan yang meliputi pelayanan kesehatan perorangan
24
yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan,
rehabilitasi medik dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana
kesehatan rumah sakit pemerintah dan swasta, serta puskesmas
perawatan dan rumah bersalin, yang oleh karena penyakitnya penderita
harus menginap.
2.3 Keperawatan
2.3.1 Definisi Keperawatan
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan program
pendidikan keperawatan, berwenang di negara bersangkutan untuk
memberikan pelayanan dan bertanggung jawab dalam peningkatan
kesehatan, pencegahan penyakit serta pelayanan terhadap pasien
(Praptiningsih, 2006)
Menurut Hutahean (2010), kegiatan keperawatan ditujukan
kepada pencapaian kemampuan individu untuk merawat dirinya yang
disebut dengan asuhan keperawatan.
Keperawatan merupakan suatu bentuk pelayanan profesional
yang merupakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang
didasarkan pada ilmu dan kiat keperawatan berbentuk pelayanan
biopsikosisial dan spiritual komprehensif, ditujukan kepada individu,
keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang mencakup
seluruh proses kehidupan manusia. Pada hakikatnya keperawatan
merupakan merupakan suatu ilmu dan kiat profesi yang berorientasi
25
pada pelayanan, memiliki empat tingkatan klien (individu, keluarga,
kelompok dan masyarakat) serta pelayanan yang mencakup seluruh
rentang pelayanan kesehatan secara keseluruhan. Keperawatan sebagai
profesi merupakan salah satu pekerjaan di mana dalam menentukan
tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki
keterampilan yang jelas dalam keahliannya. Selain itu sebagai profesi
keperawatan mempunyai otonomi dalam kewenangan dan tanggung
jawab dalam tindakan serta adanya kode etik dalam bekerja dan
berorientasi pada pelayanan dengan pemberian asuhan keperawatan
kepada individu, kelompok dan masyarakat (Hidayat, 2008).
2.3.2 Fungsi dan Tugas Perawat
Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan
berbagai fungsi diantaranya :
a. Fungsi Independent
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain,
dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara
sendiri dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti
pemenuhan kebutuhan fisiologis.
b. Fungsi Dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatan atas pesan
dan instruksi perawat lain.
c. Fungsi Interdependen
26
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling
ketergantungan di antara timsatu dengan tim lainnya.
2.3.3 Kedudukan Perawat
Profesi keperawatan tentunya menempatkan perawat pada
kedudukan tersendiri dalam sistem pelayanan kesehatan di Indonesia.
Tetapi saat ini, masih banyak asumsi yang menganggap perawat adalah
pelengkap dalam dunia medis. Padahal, keperawatan merupakan suatu
bentuk pelayanan profesional yang merupakan bagian integral dari
pelayanan kesehatan. Kedudukan keperawatan sebagai ilmu bukan
hanya sebatas teori saja tetapi memiliki bentuk aplikasi yang dijalankan
di lapangan. Perannya bersinggungan dan berhubungan langsung
dengan pasien/klien. Profesi keperawatan berorientasi pada pelayanan
masalah kesehatan yang diderita oleh pasien/klien. Kehadirannya
adalah mengupayakan agar pasien/klien mendapatkan kesembuhan atas
masalah kesehatan yang diderita oleh pasien. Keperawatan mempunyai
empat tingkatan pasien/klien yaitu individu, keluarga, kelompok, dan
komunitas, dan pelayanan keperawatan terhadap pasien/klien mencakup
seluruh rentang pelayanan kesehatan.
2.3.4 Bentuk Pelayanan Perawat
Manusia merupakan makhluk yang unik, tetapi masing-masing
memiliki kebutuhan dasar yang sama yang teridri atas aspek biologis,
psikologis, sosiokultural, dan spiritual. Bentuk pelayanana keperawatan
27
sesuai dengan empat kebutuhan manusia yaitu biologis, psikologis,
sosiokultural, dan spiritual.
1. Kebutuhan Biologis
Pelayanan perawat pada kebutuhan biologis diberikan kepada
pasien/klien yang membutuhkan perawatan secara jasmani yang
berkaitan dengan kesehatan fisik.
2. Kebutuhan Psikologis
Pelayanan perawat pada kebutuhan psikologis diberikan kepada
pasien/klien yang membutuhkan perawatan secara psikologis yang
berkaitan dengan kesehatan mental pasien. Gangguan kesehatan
mental misalnya stress ataupun depresi, yang dapat disebabkan oleh
berbagai macam hal.
3. Kebutuhan Sosio dan Kultural
Pelayanan perawat pada kebutuhan psikologis diberikan kepada
pasien/klien yang mengalami hal-hal yang terjadi langsung di
tengah-tengah kehidupan bermayarakat. Misalnya, pasien/klien
yang mengalamai kekerasan fisik yang berdampak pada kesehatan
fisik maupun mental. Pelayanannya dapat diberikan dalam bentuk
seminar, penyuluhan, ataupun pendampingan terhadap pasien.
4. Kebutuhan Spiritual
Pelayanana perawat pada kebutuhan spiritual diberikan kepada
apsien/klien yang memerlukan bimbingan spiritual seperti motivasi
28
atau kajian keagamaan. Pelayanan yang diberikan misalnya dalam
bentuk mentoring langsung dengan pasien/klien.
2.3.5 Kewajiban Perawat
a. Kewajiban Perawat terhadap pasien
1. Perawat wajib menghormati hak-hak pasien.
2. Perawat wajib menjaga kerahasiaan identitas dan data
kesehatan pribadi pasien.
3. Perawat wajib memberikan informasi yang akurat yang
berkaitan dengan kondisi dan tindakan keperawatan yang
akan dilakukan kepada klien atau keluarganya sesuai
dengan batas kemampuannya.
4. Perawat wajib meminta persetujuan terhadap tindakan yang
akan dilakukan.
5. Perawat wajib membuat dan memelihara rekam medis.
6. Perawat wajib memberikan pelayanan atau asuhan
keperawatan sesuai dengan standar profesi dan batas
kegunaannya. Perawat wajib merujukkan klien kepada
perawat atau kepada kesehatan lain yang mempunyai
keahlian atau kemampuan yang lebih baik bila yang
bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
7. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk
berhubungan dengan keluarganya, selama tidak
29
bertentangan dengan peraturan atau standar profesi yang
ada.
8. Perawat wajib memberikan kesempatan kepada klien untuk
menjalankan ibadahnya sesuai dengan agama atau
kepercayaan masing-masing selama tidak mengganggu
klien yang lainnya.
9. Perawat wajib merahasiakan segala sesuatu yang
dieketahuinya tentang klien, kecuali jika dimintai
keterangan oleh pihak yang berwenang.
10. Perawat wajib membuat dokumentasi asuhan keperawatan
secara akurat dan bersinambungan.
b. Kewajiban Perawat terhadap Institusi yang bersangkutan
1. Perawat wajib mematuhi semua peraturan institusi yang
bersangkutan.
2. Perawat wajib mematuhi hal-hal yang telah disepakati atau
perjanjian yang telah dibuat sebelumnya terhadap institusi
tempat bekerja.
c. Kewajiban Perawat terhap profesi
1. Perawat wajib berkolaborasi dengan tenaga medis atau
tenaga kesehatan terkait lainnya dalam memberikan
pelayanan kesehatan dan keperawatan pada klien.
30
2. Perawat wajib mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi keperawatan atau kesehatan secara teus
menerus.
3. Perawat wajib melakukan pelayanan darurat sebagai tangan
kemanusiaan sesuai dengan batas kewenangannya.
2.3.6 Hak Perawat
a. Hak perawat yang berhubungan dengan profesinya
1. Memperoleh perlindungan hukum dalam melaksanakan
praktik keperawatan sesuai standar kinerja keperawatan.
Perlindungan hukum diberikan kepada tenaga kesehatan
yang melakukan tugasnya sesuai dengan standar profesi
tenaga kesehatan.
2. Melaksanakan tugas sesuai dengan kompetensi.
3. Menerima imbalan jasa profesi.
4. Memperoleh jaminan perlindungan terhadap risiko kerja
yang berkaitan dengan tugas keperawatannya yang dapat
menimbulkan bahaya baikmsecara fisik maupun emosional.
5. Kepada tenaga kesehatan yang bertugas pada sarana
kesehatan atas dasar prestasi kerja, pengabdian, kesetiaan,
berjasa pada negara atau meninggal dunia dalam
melaksanakan tugas diberikan penghargaan. Penghargaan
dapat diberikan oleh Pemerintah dan/ atau masyarakat.
31
Bentuk penghargaan dapat berupa kenaikan pangkat, tanda
jasa, uang atau bentuk lain.
6. Perawat berhak untuk mengembangkan diri melalui
kemampuan sosialisasi sesuai dengan latar belakang
pendidikannya. Memperoleh informasi yang lengkap dan
jujur dari pasien/klien, dan/ atau keluarganya tentang
kondisi yang sedang diderita. Perawat berhak untuk
diberlakukan secara adil dan jujur baik oleh institusi
pelayanan maupun klien.
7. Perawat berhak untuk menolak dipindahkan ketempat tugas
yang lain, baik melalui anjuran maupun pengumuman
tertulis karena diperlukan, untuk melakukan tindakan yang
bertentangan dengan standar profesi atau kode etik
keperawatan atau aturan Perundang-undangan lainnya.
b. Hak yang berhubungan dengan klien
1. Memperoleh informasi yang lengkap dan jujur dari
pasien/klien, dan/ atau keluarganya tentang kondisi yang
sedang diderita, serta ketidakpuasan terhadap pelayanan
yang diberikan.
2. Perawat berhak untuk menolak keinginan klien yang
bertentangan dengan peraturan perundang-undangan serta
standar dan kode etik profesi.
32
3. Perawat berhak atas privasi dan berhak menuntut apabila
nama baiknya dicemarkan oleh klien dan atau keluarganya
serta tenaga kesehatan lainnya.
4. Perawat berhak untuk memperoleh kesempatan untuk
mengembangkan kliens sesuai dengan bidang profesinya.
c. Hak perawat yang berhubungan dengan organisasi profesi
Perawat berhak diikutsertakan dalam penyusunan dan penetapan
kebijaksanaan pelayanan kesehatan.
d. Hak perawat menurut Praktisi Keperawatan
Hak perawat menurut Praktisi keperawatan menurut Calre Fagin
yang dikemukakan pada tahun 1975 adalah sebagai berikut:
1. Hak untuk memperoleh martabat dalam rangka
mengekspresikan dan meningkatkan dirinya melalui
penggunaan kemampuan khusus dan latar belakang
pendidikannya.
2. Hak untuk memperoleh pengakuan sehubungan dengan
kontribusinya melalui ketetapan yang diberikan lingkungan
untuk praktik yang dijalankan, serta imbalan ekonomi
sehubungan dengan profesinya.
3. Hak untuk mendapatkan lingkungan kerja dengan stres fisik
dan emosional, serta risiko kerja yang seminimal mungkin.
4. Hak untuk praktik profesi dalam batas-batas hukum yang
berlaku.
33
5. Hak untuk menetapkan standar yang bermutu dalam
perawatan yang dilakukan.
6. Hak untuk berpartisipasi dalam pembuatan kebijakan yang
berpengaruh terhadap keperawatan.
7. Hak berpartisipasi dalam organisasi sosial dan politik yang
mewakili perawat dalam meningkatkan asuhan kesehatan.
2.4 Caring
2.4.1 Definisi Caring
Menurut Priyoto (2015), Caring merupakan fenomena universal
yang berkaitan dengan cara seseorang berpikir,berperasaan dan bersikap
ketika berhubungan dengan orang lain. Caring dalam keperawatan
dipelajari dari berbagai macam filosofi dan perspektif etik caring
merupakan jantung dari keperawatan, caring sangat penting bagi semua
orang dimana berfokus untuk pengembangan dan kesejahteraan antara
lain ditunjukkan dengan aplikasi yang terarah dari pikiran, tubuh dan
jiwa menuju hasil maksimal yang positif dalam diri seseorang yang di
rawat.
Caring cukup luas tidak terbatas pada kasih sayang, perhatian,
kehadiran, perlindungan, kesejahteraan, memberikan sentuhan dan
membina kedekatan dengan klien. Caring dalam keperawatan untuk
membantu klien dalam memenuhi kebutuhannya sendiri jika pasien
mampu atau memiliki kekuatan, kemauan dan pengetahuan sehingga
34
klien dapat melakukan aktivitas sendiri dengan sesegera mungkin
dalam pemenuhan kebutuhannya praktek caring sebagai inti
keperawatan, yang menggambarkan dasar dalam kesatuan nilai-nilai
kemanusiaan yang universal (kebaikan, kepedulian, dan cinta terhadap
diri sendiri dan orang lain) caring digambarkan sebagai moral ideal
keperawatan. Hal ini meliputi keinginan untuk merawat, dengan tulus
yang meliputi komunikasi, tanggapan positif, dukungan atau interval
fisik oleh perawat.
Caring di pandang sebagai proses yang berorientasi pada tujuan
membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri.
Mayehoff juga memperkenalkan sifat-sifat caring seperti sabar, jujur,
rendah hati. Sedangkan caring sebagai suatu rasa peduli, hormat dan
menghargai orang lain. Artinya memberi perhatian dan mempelajari
kesukaan-kesukaan seseorang dan bagaimana seseorang berpikir,
bertindak dan berperasaan. Caring sebagai suatu moral imperative
(bentuk moral) sehingga perawat harus terdiri dari orang-orang yang
bermoral baik dan memiliki kepedulian terhadap klien, yang
mempertahankan martabat dan menghargai klien, bukan melakukan
tindakan amoral pada saat melakukan tugas keperawatan. Caring juga
digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan belas kasih atau empati
terhadap klien yang mendorong perawat untuk memberikan asuhan
keperawatan bagi klien.
35
Dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap
perawat supaya mereka bisa merawat klien. Keperawatan sebagai
hubungan antar-manusia yang di sentuh dengan rasa kemanusiaan dari
orang lain. Dalam menampilkan asuhan sebagai inti dan modelnya,
menambahkan faktor caratif dengan tujuh asumsi utama berikut ini :
1. Caring hanya akan efektif bila diperlihatkan dan dipraktekan secara
interpersonal.
2. Caring terdiri dari faktor caratif yang berasal dari kepuasan dalam
membantu memenuhi kebutuhan manusia atau klien.
3. Caring yang efektif dapat meningkatkan kesehatan individu dan
keluarga.
4. Caring merupakan respon yang diterima oleh seseorang tidak hanya
saat itu saja namun juga mempengaruhi akan seperti apakah
seseorang tersebut nantinya. Lingkungan yang penuh caring sangat
potensial untuk mendukung perkembangan seseorang dan
mempengaruhi seseorang dalam memilih tindakan yang terbaik
untuk dirinya sendiri.
5. Caring lebih kompleks dari pada curing, praktik caring memadukan
antara pengetahuan biofisik dengan pengetahuan mengenai perilaku
manusia yang berguna dalam peningkatan derajat kesehatan dan
membantu klien yang sakit.
6. Caring merupakan inti dari keperawatan.
36
2.4.2 Faktor-Faktor Pembentuk Caring
Sikap caring ini harus tercermin sepuluh faktor caratif yang berasal
dari perpaduan nilai-nilai humanistik dengan ilmu pengetahuan dasar
dalam memberikan asuhan. Oleh karena itu, perawat perlu
mengembangkan filosofi humanistik dan nilai serta seni yang kuat,
faktor caratif membantu perawat untuk menghargai manusia dari
dimensi pekerjaan perawat, kehidupan, dan dari pengalaman nyata
berinteraksi dengan orang lain sehingga tercapai kepuasan dalam
melayani dan membantu klien. Dasar dalam praktek keperawatan
dibangun dari sepuluh faktor caratif menurut Watson (1979) dalam
Priyoto (2015) tersebut adalah sebagai berikut :
1. Pembentukan faktor nilai humanistik dan alturistik.
Watson mengemukakan bahwa asuhan keperawatan didasarkan
pada nilai-nilai kemanusiaan (humanistik) dan perilaku
mementingkan kepentingan orang lain diatas kepentingan sendiri
(alturistik). Hal ini dapat dikembangkan melalui pemahaman nilai
yang ada pada diri seseorang, keyakinan, interaksi, dan kultur serta
pengalaman pribadi. Hal ini perlu untuk mematangkan pribadi
perawat agar dapat bersikap alturistikterhadap orang lain.
2. Menanamkan keyakinan dan harapan.
Faktor ini menjelaskan tentang peran perawat dalam
mengembangkan hubungan timbal balik perawat-klien yang efektif
dan meningkatkan kesejahteraan dengan membantu klien
37
mengadopsi prilaku hidup sehat. Perawat mendorong penerimaan
klien terhadap pengobatan yang dilakukan kepadanya dan
membantunya memahami alternatif terapi yang diberikan,
memberikan keyakinan akan adanya kekuatan penyembuhan atau
kekuatan spiritual dan penuh pengharapan. Dengan
mengembangkan hubungan perawat-klien yang efektif, perawat
memfasilitasi perasaan optimis, harapan, dan rasa percaya.
3. Menanamkan sensitifitas terhadap diri sendiri dan orang lain.
Seorang perawat dituntut untuk mampu meningkatkan sensitifitas
diri pribadidan orang lain, dengan memiliki sensitifitas/kepekaan
terhadap diri sendiri, maka perawat menjadi lebih tulus dalam
memberikan bantuan kepada orang lain. Perawat juga perlu
memahami bahwa pikiran dan emosi seseorang merupakan jendela
jiwanya.
4. Membina hubungan saling percaya dan saling membantu (helping-
trust).
Pengembangan hubungan saling percaya antara perawat dan klien
adalah sangat krusial bagi transportal caring. Hubungan saling
percaya akan meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan
positif dan negatif. Pengembangan hubungan saling percaya
menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam
keperawatan. Ciri hubungan helping-trust adalah harmonis
haruslah hubungan yang dilakukan secara jujur dan terbuka, tidak
38
dibuat-buat. Perawat menunjukkan sikap empati dengan berusaha
merasakan apa yang dirasakan oleh klien dan sikap hangat dengan
menerima orang lain secara positif.
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif.
Perasaan mempengaruhi pikiran seseorang hal ini perlu menjadi
pertimbangan dalam memelihara hubungan. Oleh sebab itu,
perawat harus menerima perasaan orang lain serta memahami
perilaku mereka dan juga perawat mendengarkan segala keluhan
klien.
6. Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
pengambilan keputusan.
Perawat menerapkan proses keperawatan secara sistematis, praktek
yang efektif adalah memecahkan masalah secara ilmiah dalam
menyelenggarakan pelayanan berfokus klien. Proses keperawatan
seperti halnya proses penelitian yaitu sistematis dan terstruktur,
metode pemecahan masalah ilmiah merupakan metode yang
memberi control dan prediksi serta memungkinkan koreksi diri
sendiri.
7. Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal.
Faktor ini merupakan konsep yang penting dalam keperawatan
untuk membedakan caring dan curing. Bagaimana perawat
menciptakan situasi yang nyaman dalam memberikan pendidikan
kesehatan. Perawat memberi informasi kepada klien, perawat
39
memfasilitasi proses ini dengan memberikan pendidikan kesehatan
yang didesian supaya dapat memampukan klien memenuhi
kebutuhan pribadinya dan alternatif pengobatan lain, dalam hal ini,
perawat harus mampu memahami persepsi klien dan meredakan
situasi yang menegangkan agar proses belajar-mengajar ini berjalan
lebih efektif.
8. Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi,
memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual.
Perawat harus menyadari bahwa lingkungan internal dan eksternal
berpengaruh terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien.
Konsep yang relevan dengan lingkungan internal meliputi
kepercayaan, sosial budaya, mental dan spiritual klien. Lingkungan
eksternal meliputi kenyamanan, privasi, keamanan, kebersihan dan
lingkungan yang estetik. Melalui pengkajian perawat dapat
menentukan penilaian seseorang terhadap situasi dan dapat
mengatasinya. Perawat dapat memberikan dukungan situasional,
membantu individu mengembangkan persepsi yang lebih akurat
dan memberikan informasi sehingga klien dapat mengatasi
masalahnya.
9. Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar manusia.
Dalam membantu memenuhi kebutuhan dasar klien, perawat harus
melakukan dengan gembira. Hirarki kebutuhan dasar Watson
hampir sama dengan Maslow, yakni kebutuhan untuk bertahan
40
hidup, fungsional, integrasi, untuk tumbuh dan mencari bantuan
ketika individu kesulitan memenuhi kebutuhan dasarnya.
10. Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomologis.
Membantu seseorang untuk mengerti kehidupan dan kematian,
keduanya dapat membantu seseorang untuk menemukan kekuatan
atau keberanian untuk menghadapi kehidupan dan kematian.
Kesepuluh faktor caratif di atas perlu selalu dilakukan oleh perawat
agar semua aspek dalam diri klien dapat ditangani dengan baik
sehingga asuhan keperawatan profesional dan bermutu dapat
diwujudkan, melalui penerapan faktor caratif ini diharapkan
perawat juga dapat belajar untuk lebih memahami diri sendiri
sebelum memahami orang lain.
2.4.3 Aplikasi Perilaku Caring dalam Praktek Keperawatan
Menurut Lynda Hall dalam Priyoto (2015), mengemukakan
sebagai seorang perawat, kemampuan care, core, dan cure harus
dipadukan secara seimbang sehingga menghasilkan asuhan
keperawatan yang optimal untuk klien. Perpaduan tiga aspek tersebut
dalam teorinya. Core merupakan dasar ilmu sosial yang terdiri dari
kemampuan terapeutik, dan kemampuan bekerjasama dengan tenaga
kesehatan lain. Sedangkan cure merupakan dasar dari ilmu patologi dan
terapeutik. Dalam memberikan asuhan keperawatan secara total kepada
klien, maka ketiga unsur ini harus dipadukan. Care merupakan
komponen penting yang berasal dari naluri seorang ibu. Care mendasari
41
kujujuran, autonomi, dan keadilan serta etik dan moral yang penting
sekali bagi keperawatan,. Dalam melakukan askep yang harus
dilakukan mencakup: sikap caring, hubungan perawat klien yang
terapeutik, kolaborasi dengan anggota tim kesehatan lain, kemampuan
dalam memenuhi kebutuhan klien, kegiatan jaminan mutu pelayanan.
Aplikasi caring perawat seperti memperkenalkan diri serta
membuat kontrak hubungan, memanggil klien dengan namanya,
menggunakan sentuhan, mengkaji lebih lanjut keinginan klien,
meyakinkan klien bahwa perawat akan membantu klien dalam
memberikan askep, memenuhi kebutuhan dasar klien dengan ikhlas,
menjelaskan setiap tindakan yang akan dilakukan (inform consent),
mendengarkan dengan penuh perhatian, bersikap jujur, bersikap empati,
dapat mengendalikan perasaan, selalu mendahulukan kepentingan klien,
tidak menerima uang dari klien, memberi waktu dan perhatian, bekerja
dengan terampil, dan cermat berdasarkan ilmu, kompeten dalam
melakukan tindakan keperawatan, berespon dengan cepat dan tanggap,
mengidentifikasi secara dini perubahan status kesehatan klien, serta
memberikan rasa aman dan nyaman.
2.4.4 Pentingnya Aplikasi Caring
Bersikap “caring” sebagai media pemberi asuhan perawatan
merupakan “caring for” (merawat) dan “caring about” (peduli) pada
orang lain. “Caring for” adalah kegiatan-kegiatan dalam memberikan
asuhan keperawatan seperti mengatur pemberian obat, prosedur-
42
prosedur keperawatan, membantu memenuhi kebutuhan dasar klien
seperti membantu dalam pemberian makanan. “Caring about”
berkaitan dengan kegiatan-kegiatan sharing atau membagi pengalaman-
pengalaman seseorang dan keberadaannya. Perawat perlu menampilkan
sikap empati, jujur dan tulus dalam melakukan caring about. Kegiatan
perawat harus ekspresif dan merupakan cerminan aktivitas yang
menciptakan hubungan dengan klien. Sifat-sifat aktivitas ini
menimbulkan keterlibatan hubungan saling percaya.
Caring mempunyai manfaat yang begitu besar dalam keperawatan
dan seharusnya tercermin dalam setiap interaksi perawat dengan klien,
bukan dianggap sebagai sesuatu yang sulit diwujudkan dengan alasan
beban kerja yang tinggi, atau pengaturan manajemen asuhan
keperawatan ruangan yang kurang baik. Pelaksanaan caring akan
meningkatkan mutu asuhan keperawatan, memperbaiki image perawat
di masyarakat dan membuat profesi keperawatan memiliki tempat
khusus di mata para pengguna jasa pelayanan kesehatan.
2.5 Konsep Kepuasan Pelanggan
2.5.1 Definisi Kepuasan Pelanggan
Menurut Kotler 2005 yang dikutip oleh Setiawan 2011
mengemukakan bahwa kepuasan pelanggan adalah perasaan senang
atau kecewa seseorang yang muncul setelah membandingkan antara
klien/hasil produk yang dipikirkan terhadap kinerja/hasil yang
43
diharapkan. Jika kinerja di bawah harapan, maka pelanggan merasa
tidak puas. Jika kinerja memenuhi harapan, pelanggan puas. Jika
kinerja melebihi harapan, pelanggan amat puas atau senang.
2.5.2 Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Pelanggan
Lupiyoadi 2001 menyebutkan lima faktor utama yang perlu
diperhatikan dalam kaitannya dengankepuasan konsumen, antara lain
sebagai berikut :
a. Kualitas Produk, yaitu pelanggan akan puas apabila hasil evaluasi
mereka menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan
berkualitas.
b. Kualitas Pelayanan, yaitu konsumen akan merasa puas apabila
mendapatkan pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan harapan.
c. Faktor Emosional, yaitu untuk beberapa produk yang berhubungan
dengan gaya hidup, seperti mobil, kosmetik, dan pakaian, faktor
emosional menempati tempat yang paling penting untuk menentukan
kepuasan pelanggan.
d. Harga, yaitu produk yang menempati kualitas yang sama, tetapi
menetapkan harga yang relatif ,murah akan memberikan nilai yang
lebih tinggi.
2.5.3 Pengukuran Kepuasan Pelanggan
Kepuasan pasien merupakan keluaran dari layanan kesehatan
dan suatu perubahan dari sistem layanan kesehatan yang ingin
dilakukan tidak mungkin tepat sasaran dan berhasil tanpa melakukan
44
pengukuran kepuasan pasien. Karena kepuasan pasien akan digunakan
sebagai dasar untuk mendukung perubahan sistem layanan kesehatan,
perangkat yang digunakan untuk mengukur kepuasan pasien itu harus
handal dan dapat dipercaya.
Sedangkan menurut Nasution 2004 dalam Reni Sudibyo 2014
pengukuran kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan berbagai cara,
diantaranya :
a. Sistem Keluhan dan Saran
Setiap perusahaan ataupun perusahaan jasa yang berorientasi pada
pelanggan perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para
pelanggan untuk menyampaikan saran, pendapat, dan keluhan
mereka.
b. Survei Kepuasan Pelanggan
Survei kepuasan pelanggan dapat dilakukan dengan metode survei,
baik melalui pos, telepon, maupun wawancara.
2.6 Loyalitas Pasien
2.6.1 Definisi Loyalitas
Loyalitas secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas
suatu produk, baik barang maupu jasa tertentu. Loyalitas merupakan
manifesti dan kelanjutan dari kepuasan konsumen dalam menggunakan
fasilitas maupun jasa yang diberikan oleh perusahaan, serta untuk tetap
menjadi konsumen dari perusahaan tersebut.
45
Loyalitas menurut Griffin (2005) yang dikutip dari Wilujeng
Prasetyowati (2016) menilai loyalitas pelanggan sebagai ukuran yang
dapat diandalkan untuk memprediksi pertumbuhan penjualan dan
keuangan, dibandingkan dengan kepuasan pelanggan. Banyak
perusahaan mengandalkan kepuasan pelanggan sebagai jaminan
keberhasilan di kemudian hari tetapi kemudian kecewa karena
mendapati bahwa para pelanggannya yang merasa puas dapat
berbelanja prduk pesaing tanpa ragu-ragu. Berbeda dari kepuasan, yang
merupakan sikap loyalitas dapat didefinisikan berdasarkan perilaku
membeli.
Pelanggan yang loyal adalah orang yang :
a. Melakukan pembelian secara berulang secara teratur
b. Membeli antarlini produk dan jasa
c. Mereferensikan kepada orang lain
d. Menunjukkan kekebalan terhadap tarikan dari pesaing-pesaing.
2.6.2 Dimensi Loyalitas
Di dalam dimensi loyalitas pelanggan menurut (Baloglu, 2002)
adalah :
2.6.2.1 Trust
Aspek ini merupakan tanggapan kepercayaan pelanggan
terhadap perusahaan.
2.6.2.2 Psychological
46
Aspek ini merupakan komitmen psikologi pasien terhadap
perusahaan.
2.6.2.3 Switching Cost
Aspek ini merupakan tanggapan pelanggan tentang beban
yang diterima ketika terjadi perubahan.
2.6.2.4 Word of mouth
Aspek ini merupakan perilaku publisitas yang dilakukan
oleh pelanggan terhadap perusahaan.
2.6.2.5 Cooperation.
Aspek ini merupakan perilaku pelanggan yang
menunjukkan sikap dapat bekerja sama dengan perusahaan.
2.6.3 Tahapan Menjadi Pelanggan Loyal
Menurut Tjiptono (2007) yang dikutip dari Wilujeng
Prasetyowati (2016) menjelaskan empat situasi kemungkinan
loyalitas dari Dick & Basu (1994), yaitu : No Loyality dimana hal
ini dapat terjadi bila sikap dan perilaku pembelian ulang pelanggan
sama-sama lemah, maka loyalitas tidak terbentuk. Spirious
Loyality dimana keadaan seperti ini ditandai dengan pengaruh non
sikap terhadap perilaku seperti norma subjektif dan faktor
situasional, pelanggan sulit membedakan berbagai pelayanan
dalam kategori jasa sehingga pembelian ulang dilakukan atas dasar
pertimbangan situasional.
47
Latent Loyality hal ini tercermin bila sikap yang kuat
disertai pola pembeliaan ulang yang lemah. Loyality, situasi ini
merupakan situasi yang ideal yang paling diharapkan para
pemasar. Dimana pelanggan bersikap posiftif terhadap produk/jasa
pelayanan dan disertai pembelian ualang yang konsisten.
Sedangkan menurut Setiawan (2011) dalam Wilujeng
Setyowati (2016) suatu perusahaan atau organisasi, seseorang
menjadi pelanggan loyal umumnya setelah melalui berbagai
tahapan dan proses yang melibatkan emosi pada setiap tahapan
tersebut. Masing-masing memiliki kebutuhan khusus. Dengan
mengenali setiap tahapan dan memenuhi kebutuhan khususnya,
perusahaan atau organisasi mempunyai peluang yang kebih besar
untuk mengubah pembeli menjadi loyal.
Tahapan seseorang dari mulai sebagai calon pembeli
hingga menjadi pelanggan loyal adalah sebagai berikut:
1. Suspect, yaitu orang yang mungkin akan menjadi
pembeli jasa perusahaan. Pada tahap iniperusahaan
harus meyakinkan mereka mengenai berbagai manfaat
dan keunggulan dari jasa yang ditawarkan.
2. Prospek, yaitu orang yang membutuhkan jasa kita dan
memiliki kemampuan untuk membeli. Meskipun
prospek belum membeli, biasanya mereka telah
mengetahui jasa kita. Mereka mengenal kita bisa dari
48
program promosi yang kita lakukan, atau ada orang lain
yang merekomendasikan.
3. Pembeli pertama kali, yaitu orang yang telah membeli
jasa kita untuk pertama kali. Orang tersebut bisa saja
merupakan pembeli jasa kita dan sekaligus juga
pembeli jasa pesaing kita.
4. Pembeli berulang atau pelanggan, yaitu orang-orang
yang membeli jasa kita dua kali atau lebih. Mereka
membeli kembali jasa kita karena faktor harga,
kepuasan atas layanan, atau akrena kebutuhan
mendesak sedangkan pesaing tidak siap atas
ketersediaan jasanya.
5. Pelanggan loyal, yaitu orang yang membeli secara
teratur. Perusahaan memiliki hubungan yang kuat
dengan mereka, sehingga mereka kebal terhadap tarikan
pesaing. Mulai tahap ini, mereka akan banyak
memberikan kontribusi jangka panjang bagi
performance perusahaan atau organisasi.
6. Penganjur, selain membeli secara teratur jasa kita,
mereka juga mendorong orang lain untuk membeli jasa
kita. Mereka adalah salesman dan media promosi
perusahaan atau organisasi yang sangat efektif dan
perusahaan tidak perlu membayar.
49
7. Proses menumbuhkan pelanggan yang loyal, dengan
mengarahkan mereka melalui tahap-tahap
perkembangkan, dapat dilakukan dengan berbagai
metode. Memilih metode yang paling efektif, paling
efisiensi biaya, dan paling langsung merupakan
tantangan bagi setiap perusahaan atau organisasi.
50
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konsep
Menurut Nursalam 2008, kerangka konsep adalah abstraksi dari
suatu realisasi agar dapat dikomunikasikan dan membentuk suatu teori
yang dapat menjelaskan keterkaitan antara variabel, baik variabel yang
diteliti maupun yang tidak di teliti. Dalam penelitian ini kerangka konsep
digambarkan sebagai berikut :
Gambar 3.1 Kerangka Konsep
Faktor yang
Mempengaruhi Kepuasan
Pelanggan menurut
Lupiyoadi (2001):
1. Kualitas Produk
2. Kualitas Pelayanan
3. Faktor Emosional
4. Harga
Loyalitas Pasien
menurut Griffin
(2015) dalam
Wilujeng (2016):
1. Melakukan
pembelian secara
berulang secara
teratur
2. Membeli antar lini
produk dan jasa
3. Mereferensikan
kepada orang lain
4. Menunjukkan
kekebalan
terhadap tarikan
dari pesaing-
pesaing
Perilaku caring perawat menurut
Watson (1979) dalam Priyoto (2015):
1. Pembentukan faktor nilai
humanistik dan alturistik.
2. Menanamkan keyakinan dan
harapan.
3. Menanamkan sensitifitas terhadap
diri sendiri dan orang lain.
4. Membina hubungan saling percaya
dan saling membantu.
5. Meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positif dan
negatif.
6. Menggunakan metode pemecahan
masalah yang sistematis dalam
pengambilan keputusan.
7. Meningkatkan proses belajar
mengajar interpersonal.
8. Menyediakan lingkungan yang
mendukung, melindungi,
memperbaiki mental, sosiokultural
dan spiritual.
9. Membantu dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia.
10. Mengembangkan faktor kekuatan
eksistensial-fenomologis.
51
Keterangan :
Pada gambar 3.1 dijelaskan bahwa Hubungan Perilaku Caring
Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Kota
Madiun. Menurut Watson (1979) dalam Priyoto (2015) ada 10 faktor
caratif yaitu : Pembentukan faktor nilai humanistik dan alturistik,
Menanamkan keyakinan dan harapan, Menanamkan sensitifitas terhadap
diri sendiri dan orang lain, Membina hubungan saling percaya dan saling
membantu, Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan
negatif, Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
pengambilan keputusan, Meningkatkan proses belajar mengajar
interpersonal, Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi,
memperbaiki mental, sosiokultural dan spiritual, Membantu dalam
pemenuhan kebutuhan dasar manusia dan Mengembangkan faktor
kekuatan eksistensial-fenomologis.
Perilaku caring perawat yang baik diharapkan dapat
mempengaruhi pasien menjadi puas. Jika pasien puas maka cenderung
akan loyal terhadap pelayanan yang ada di rumah sakit sehingga akan
tercipta hubungan yang positif ke depannya.
: Variabel yang diteliti
: Berpengaruh
: Variabel yang tidak diteliti
52
Atas dasar tersebut di atas, peneliti ingin meneliti adanya
Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun.
3.2 Hipotesis
Berdasarkan kerangka konsep diatas, rumusan hipotesis penelitian sebagai
berikut :
H1 : Ada hubungan perilaku caring perawat dengan loyalitas pasien rawat
inap Rumah Sakit Tk. IV Kota Madiun.
53
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan prosedur perencanaan dimana
peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian secara valid, objektif,
akurat dan hemat ekonomis. Desain penelitian merupakan rancangan
penelitian yang disusun sedemikian rupa sehingga memberikan arah bagi
peneliti untuk dapat memperoleh jawaban terhadap pertanyaan atau
masalah penelitian. (Cholik Harun et al, 2017)
Desain penelitian yang digunakan adalah pendekatan cross
sectional. Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana
penelitian dilakukan untuk mencari hubungan antara variabel dan dibuat
kesimpulan yan bersifat sebab akibat.
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi merupakan keseluruhan jumlah yang terdiri atas objek
atau subyek yang mempunyaikarakteristik dan kualitas tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk ditelitidan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sujarweni W, 2014)
Populasi pada penelitian ini adalah pasien rawat inap Rumah Sakit
Tk.IV Kota Madiun Total kunjungan pasien rawat inap pada tahun 2017
54
sebanyak 2104 pasien. Sedangkan jumlah populasi untuk menentukan
sampel adalah rata-rata jumlah kunjungan per bulan pasien di instalasi
rawat inap pada tahun 2017 yaitu sebanyak 175 pasien.
4.2.2 Sampel
Riyanto (2011), menyatakan bahwa sampel merupakan sebagian
dari populasi yang diharapkan dapat mewakili reprsentatif populasi.
sampel sebaiknya memenuhi kriteria yang dikehendaki, sampel yang
dikehendaki merupakan bagian dari populasi target yang akan diteliti
secara langsung, kelompok ini meliputi subjek yang memenuhi kriteria
inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi merupakan karakteristik umum
subjek penelitian pada populasi target dan sumber. Sedangkan kriteria
eksklusi merupakan kriteria dari subjek penelitian yang tidak boleh ada,
dan jika subjek harus dikeluarkan dari penelitian
Dengan ukuran populasi (N) = 175, maka besar sampel yang akan
dijadikan responden dihitung menggunakan rumus Slovin dalam
(Sujarweni, 2015) sebagai berikut :
n = N
1+N (d)2
Keterangan :
n = Besar sampel
N = Besar populasi
d = Tingkat signifikan (p)
Dari rumus diatas maka dapat dihitung jumlah sampel minimum
sebagai berikut :
55
n = 175
1+175 (0,1)2
n = 175
1+175 (0,01)
n = 175
1+1,75
n = 175
2,75
n = 64
Melalui perhitungan diatas, maka jumlah responden pada penelitian
ini sebanyak 64 responden
4.3 Teknik Sampling
Pada penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah
purposive sampling, yaitu teknik penentuan sampel dengan pertimbangan
atau kriteria-kriteria tertentu (Sujarweni, 2014)
Adapun kriteria responden yang akan diberi kuesioner adalah :
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian
dari suatu populasi target yang terjangkau dan akan diteliti
(Nursalam, 2008). Adapun kriteria inklusi dalam penelitian ini
adalah:
56
a. Pasien dewasa usia 18-60 tahun (Hurlock, 1990)
berjenis kelamin laki-laki atau perempuan
b. Bersedia menjadi responden
2. Kriteria Ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi dikarenakan
berbagai sebab (Nursalam, 2008). Adapun kriteria ekslusi dalam
penelitian ini adalah :
a. Pasien dalam keadaan koma/kritis
Pada penelitian ini, peneliti mendapatkan sampel yang diinginkan
sedikit mengalami berbagai hambatan. Dikarenakan ada berbagai faktor
yaitu jumlah pasien baru yang ada di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
tiap harinya tidak menentu jumlahnya. Sehingga dalam penelitian ini
membutuhkan waktu yang cukup lama yaitu kurang lebih 12 hari dengan
jumlah sampel yang diinginkan sebanyak 64 responden.
Hambatan yang kedua adalah jumlah pasien dewasa yang menjadi
kriteria inklusi yang ditetapkan oleh peneliti. Tiap harinya, jumlah pasien
baru di Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun yang tercatat
tidaklah menentu. Contohnya saja pada Hari Senin tercatat 10 pasien baru
yang masuk di Ruang Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun.
Namun dari 10 pasien baru tersebut 4 diantaranya adalah pasien anak-
anak, yang tentunya tidak masuk dalam kriteria inklusi penelitian.
57
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Rata-rata jumlah kunjungan per bulan pasien di Instalasi
Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Madiun tahun 2017 yaitu
sebanyak 175 pasien.
Sampel
Sebagian dari populasi yaitu sebanyak 64 pasien
Sampling
Purposive Sampling
Desain Penelitian
Menggunakan desain Cross Sectional yaitu penelitian yang
dilakukan pada satu waktu dan satu kali.
Pengumpulan Data (Kuesioner)
Perilaku caring perawat dan Loyalitas pasien
Pengolahan Data
Editing, Coding, Entry Data, Cleaning, Tabulating dan
Analisis Statistik
Analisis Data
Menggunakan uji chi square dengan (α = 0,05)
Hasil dan Kesimpulan
Pelaporan
58
4.5 Tempat dan Waktu Penelitian
4.5.1 Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun
yang terletak di Jl. Pahlawan, No. 79, Kartoharjo, Kota Madiun.
4.5.2 Waktu
Waktu pengumpulan data mulai dilaksanakan pada bulan Maret
2018. Sedangkan waktu penelitian dimulai pada bulan Juli 2018 -
Agustus 2018.
4.6 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional
4.6.1 Variabel Penelitian
1. Variabel independen (bebas) yaitu variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan variabel dependen (terikat). Dalam
penelitian ini yang menjadi variabel independen yaitu perilaku caring
perawat.
2. Variabel dependen (terikat) yaitu variabel yang dipengaruhi variabel
independen (bebas). Variabel terikat pada penelitian ini adalah
loyalitas pasien rawat inap.
59
4.6.2 Definisi Operasional
Berikut ini dijabarkan definisi operasional dari variabel yang akan diteliti :
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian
No. Variabel Definisi
Operasional
Parameter Alat Ukur Skala Skor Kategori
1 Variabel
Independen :
Perilaku
Caring
Perawat
Persepsi responden
terhadap perilaku
perawat di Instalasi
Rawat Inap Rumah
Sakit Tk.IV Kota
Madiun untuk
membantu klien /
pasien dalam
memenuhi
kebutuhannya
sendiri.
1. Pembentukan faktor
nilai humanistik dan
alturistik.
2. Menanamkan
keyakinan dan
harapan.
3. Menanamkan
sensitifitas terhadap
diri sendiri dan orang
lain.
4. Membina hubungan
saling percaya dan
saling membantu.
5. Meningkatkan dan
menerima ekspresi
perasaan positif dan
negatif.
6. Menggunakan metode
pemecahan masalah
yang sistematis dalam
Kuesioner
dengan
pengukuran
skala Likert.
Nominal Favorable :
SS=5
S=4
KS=3
TS=2
STS=1
Unfavorable :
SS=1
S=2
KS=3
TS=4
STS=5
Baik apabila
score T ≥ mean
T, kurang baik
apabila score T
< mean T
60
pengambilan
keputusan.
7. Meningkatkan proses
belajar mengajar
interpersonal.
8. Menyediakan
lingkungan yang
mendukung,
melindungi,
memperbaiki mental,
sosiokultural dan
spiritual.
9. Membantu dalam
pemenuhan kebutuhan
dasar manusia.
10. Mengembangkan
faktor kekuatan
eksistensial-
fenomologis.
2 Variabel
Dependen:
Loyalitas
Pasien
Rawat Inap
Persepsi perilaku
loyal pasien rawat
inap terhadap
pelayanan
kesehatan di
Rumah Sakit Tk.IV
Kota Madiun.
1. Melakukan pembelian
secara berulang secara
teratur
2. Membeli antar lini
produk dan jasa
3. Mereferensikan kepada
orang lain
Kuesioner
dengan
pengukuran
skala Likert.
Nominal Favorable :
SS=5
S=4
KS=3
TS=2
STS=1
Loyal apabila
score T ≥ mean
T, kurang loyal
apabila score T
< mean T
61
4. Menunjukkan
kekebalan terhadap
tarikan dari pesaing-
pesaing
Unfavorable :
SS=1
S=2
KS=3
TS=4
STS=5
62
4.7 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini menggunakan lembar kuesioner yaitu alat
pengumpulan data secara formal kepada responden untuk menjawab
pertanyaan secara tertulis (Nursalam, 2016) yang telah dirancang
sedemikian rupa agar diperoleh informasi yang relevan dengan tujuan
penelitian. Pernyataan pada kuesioner ini berkaitan dengan perilaku caring
perawat dan loyalitas pasien rawat inap.
Penelitian ini menggunakan skala Likert, skala likert digunakan
dalam angket dan merupakan skala yang paling banyak digunakan dalam
riset berupa survei. Dalam menanggapi pernyataan yang disediakan,
responden memilih satu jawaban dengan pemberian tanda checklist (√)
pada kolom yang disediakan dan terdapat lima pilihan skala jawaban
seperti berikut :
Judul penelitian : “Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan
Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun”
Tabel 4.2 Kuesioner Perilaku Caring Perawat
No. Parameter Nomor Butir Soal Jumlah
Soal Favorable Unfavorable
1. Pembentukan faktor nilai
humanistik dan alturistik. 1,2 - 2
2. Menanamkan keyakinan dan
harapan. 7 3 2
3. Menanamkan sensitifitas
terhadap diri sendiri dan orang
lain.
8 5 2
4. Membina hubungan saling
percaya dan saling membantu
(helping-trust).
4,6 - 2
63
5. Meningkatkan dan menerima
ekspresi perasaan positif dan
negatif.
14,16 - 2
6. Menggunakan metode
pemecahan masalah yang
sistematis dalam pengambilan
keputusan.
12 13 2
7. Meningkatkan proses belajar
mengajar interpersonal. 17 19 2
8. Menyediakan lingkungan yang
mendukung, melindungi,
memperbaiki mental,
sosiokultural dan spiritual.
9,10 - 2
9. Membantu dalam pemenuhan
kebutuhan dasar manusia. 15 11 2
10. Mengembangkan faktor
kekuatan eksistensial-
fenomologis.
20 18 2
Tabel 4.3 Kuesioner Loyalitas Pasien
No. Parameter
Nomor Butir Soal Jumlah
Soal Favorable Unfavorable
1. Melakukan pembelian secara
berulang secara teratur 2 1 2
2. Membeli antarlini produk dan
jasa 5,6,7 3 4
3. Mereferensikan kepada orang
lain 8,9 - 2
4. Menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing-
pesaing.
4 10 2
Tabel 4.4 Pembobotan Skor
No. Variabel Favorabel Unfavorabel
SS S KS TS STS SS S KS TS STS
1 Perilaku
Caring
Perawat
5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
2 Loyalitas
Pasien 5 4 3 2 1 1 2 3 4 5
64
4.7.1 Uji Validitas
Validitas adalah suatu indeks yang menunjukkan alat ukur itu benar-
benar mengukur apa yang diukur (Notoatmodjo, 2012). Validitas
merupakan ukuran untuk menujukan tingkat kevalidan suatu instrumen.
Suatu instrumen yang valid mempunyai validitas yang tinggi.
Sebaliknya, instrumen yang kurang valid berarti memiliki validitas
rendah (Siswanto, 2014).
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam daftar pernyataan dalam mendefinisikan suatu variabel. Daftar
pernyataan ini mendukung suatu kelompok variabel tertentu. Uji
validitas hendaknya dilakukan di setiap butir pernyataan di uji
validitasnya. Hasil dari uji validitas dilihat signifikan α. Jika nilai
signifikan α < 0,05 maka dikatakan valid, sebaliknya jika nilai signifikan
α > 0,05 dikatakan tidak valid. Uji validitas dilakukan dengan teknik
korelasi product moment. Adapun hasil uji validitas kuesioner sebagai
berikut :
65
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Kuesioner Perilaku Caring Perawat
No. Nilai Signifikan Keterangan
1 0,000 Valid
2 0,000 Valid
3 0,001 Valid
4 0,008 Valid
5 0,000 Valid
6 0,000 Valid
7 0,001 Valid
8 0,006 Valid
9 0,000 Valid
10 0,000 Valid
11 0,008 Valid
12 0,013 Valid
13 0,012 Valid
14 0,002 Valid
15 0,003 Valid
16 0,013 Valid
17 0,008 Valid
18 0,007 Valid
19 0,015 Valid
20 0,012 Valid
Sumber : Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 4.5 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas
kuesioner perilaku caring perawat dengan jumlah pernyataan sebanyak 20
adalah valid, karena nilai signifikan < 0,05.
66
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kuesioner Loyalitas Pasien
No. Nilai Signifikan Keterangan
1 0,000 Valid
2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
4 0,000 Valid
5 0,000 Valid
6 0,000 Valid
7 0,000 Valid
8 0,000 Valid
9 0,000 Valid
10 0,000 Valid
Sumber: Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa hasil uji validitas
kuesioner loyalitas pasien adalah valid, karena nilai signifikan < 0,05..
4.7.2 Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat
pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Hal ini berarti
menunjukkan sejauh mana hasil pengukuran itu tetap konsisten atau tetap
asas (ajeg) bila dilakukan pengukuran dua kali atau lebih terhadap gejala
yang sama, dengan menggunakan alat ukur yang sama (Notoatmodjo,
2012).
Uji reliabilitas dapat dilakukan secara bersama-sama terhadap
seluruh butir pernyataan jika nilai α > 0,60 maka reliable.
67
Tabel 4.7 Hasil Uji Reliabilitas Perilaku Caring Perawat dan Loyalitas
Pasien
No. Kuesioner rhitung Rtabel Keterangan
1 Perilaku Caring Perawat 0,756 0,60 Reliable
2 Loyalitas Pasien 0,794 0,60 Reliable
Sumber: Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 4.7 dapat diketahui bahwa uji reliabilitas
kuesioner perilaku caring perawat dan loyalitas pasien adalah reliable,
karena Cronbach’s Alpha > 0,60.
4.8 Pengumpulan Data dan Analisis Data
4.8.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang
dibagikan kepada responden atau keluarga pasien Rawat Inap Rumah
Sakit Tk.IV Kota Madiun. Kuesioner adalah sejumlah pertanyaan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti
laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang mereka ketahui (Arikunto,
2010).
Pengolahan data adalah kegiatan untuk mengubah sejumlah data
yang ditetapkan menjadi suatu bentuk yang dapat di analisis dan di
interpretasikan. Adapun langkah-langkah pokok dalam pengolahan data
yaitu :
1. Pengecekan data (Editing)
68
Pengecekan data (editing) yaitu kegiatan untuk melihat atau
mengecek kuesioner-kuesioner atau formulir yang telah terisi, apakah
isian kuesioner atau formulir dapat dibaca, apakah semua pertanyaan
telah dijawab, apakah ada ketidakserasian atau
ketidakkonsistenanjawaban, apakah nomor sudah berurutan dan
berbagai kesalahan-kesalahan lainnya.
2. Memberi kode (Coding)
Data yang sudah di dapat jika perlu dilakukan pengkodean
(coding) yaitu kegiatan mengubah data berbentuk huruf menjadi data
berbentuk angka atau bilangan. Kegunaan pengkodean adalah
mempermudah pada saat analisis data dan juga mempercepat pada
saat memasukkan (entry) data ke komputer.
3. Memasukkan data (entry data)
Mentransfer atau memasukkan data ke program komputer agar data
dapat disajikan dan di analisis dengan baik. Semua data yang akan di
proses kemudian direkam dan disimpan dalam media penyimpanan
data dengan menggunakan format atau perangkat lunak atau paket
program tertentu.
4. Pembersihan data (cleaning data)
Data yang sudah dimasukkan ke dalam komputer harus diperiksa
kembali dari kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi, sehingga data
yang masuk ke program komputer tersebut betul-betul sudah tidak
terdapat kesalahan lagi dan siap untuk dianalisis.
69
5. Tabulating
Tabulating adalah pengelompokkan data yang sudah sesuai dengan
penelitian kemudian dimasukkan pada tabel.
6. Analisis statistik
Analisis statistik yang digunakan pada penelitian ini menggunakan
skala data nominal. Data yang dikumpulkan pada penelitian ini di
analisis secara deskriptif dan menyajikan data secara tabulasi
menggunakan uji chi square dilakukan di SPSS 16.0.
4.8.2 Analisis Data
4.8.2.1 Analisis Univariat
Bertujuan untuk mendeskripsikan karakteristik masing-
masing variabel meliputi data demografi, jenis kelamin,
pendidikan dan status. Analisis univariat dilakukan dengan cara
menggambarkan serinci mungkin dari data yang diperoleh.
Semua hasil data yang diperoleh akan dikelompokkan
berdasarkan jawaban yang sama kemudian hasil akan disajikan
dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan prosentase.
4.8.2.2 Analisis Bivariat
Analisis hubungan antara setiap variabel bebas dengan
variabel terikat untuk melihat apakah hubungan yang terjadi
bermakna secara statistic. Dalam penelitian ini untuk
membuktikan ada tidaknya hubungan perilaku caring perawat
dengan loyalitas pasien dengan uji chi square.
70
Adapun pedoman signifikansi memakai panduan sebagai
berikut : Bila p value < α (0,05), maka signifikan atau ada
hubungan. Apabila hasil perhitungan :
a. Bila τ hitung > τ tabel maka hipotesis alternatif (H1) diterima
dan hipotesis nol (H0) ditolak, yaitu adanya Hubungan
Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun.
b. Bila sebaliknya τ hitung < τ tabel maka hipotesis alternative
(H1) ditolak dan hipotesis nol (H0) diterima, yaitu tidak
adanya Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas
Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun.
Tabel 4.8 Keeratan Korelasi Nilai r
Korelasi Keeratan
0,00 – 0,20 Sangat Lemah
0,21 – 0,40 Lemah
0,41 – 0,70 Kuat
0,71 – 0,90 Sangat Kuat
0,91 – 0,99 Kuat Sekali
1 Sempurna
4.9 Etika Penelitian
Menurut Hidayat 2012, dalam melaksanakan penelitian khusunya
jika yang menjadi subyek penelitian adalah manusia, maka peneliti harus
memahami hak dasar manusia. Manusia memiliki kebebasan dalam
71
menentukan dirinya, sehingga penelitian yang akan dilaksanakan benar-
benar menjunjung tinggi kebebasan manusia. Etika yang harus
diperhatikan antara lain :
4.9.1 Informed Consent (lembar persetujuan)
Merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dengan responden
penelitian dengan memberikan lembar persetujuan. Informed Consent
tersebut diberikan sebelum penelitian dilakukan memberikan lembar
persetujuan untuk menjadi responden.
4.9.2 Confidentially (kerahasiaan)
Semua informasi yang telah diberikan oleh responden dijamin
kerahasiaannya oleh peneliti, hanya sekelompok data tertentu
berhubungan dengan penelitian ini di laporkan data tertentu berhubungan
dengan penelitian ini dilaporkan pada hasil riset.
4.9.3 Anonimity (Tanpa nama)
Selama untuk menjaga kerahasiaanya identitas nama responden
tidak dicantumkan pada lembar pengumpulan data. Lembar tersebut
hanya diberikan kode tertentu. (Hasan, 2014)
4.10 Keterbatasan Penelitian
Dalam penelitian ini, ada beberapa keterbatasan penelitian yaitu
antara lain dalam memenuhi sampel penelitian peneliti belum mengetahui
secara pasti sampai kapan selesainya penelitian, dikarenakan jumlah
kunjungan rawat inap Rumas Sakit Tk.IV Kota Madiun tiap harinya tidak
menentu.
72
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun.
5.1.1 Sejarah Singkat Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
Rumah Sakit Tk. IV Madiun merupakan rumah sakit rujukan dari
Denkesyah Madiun di lingkungan Korem 081/Dsj, dan juga berfungsi sebagai
rumah sakit intergrasi bagi masyarakat TNI di wilayah Madiun.
Rumah sakit Tk. IV Madiun terletak di jalan Pahlawan No. 79 Madiun yang
sudah terakreditasi paripurna. Dalam perjalanannya, rumah sakit Tk.IV Madiun
mengalami perkembangan dan perubahan baik secara fisik bangunan, fasilitas
kesehatan maupun nama dan status Rumah Sakit.
Pembangunan Rumah Sakit Tk. IV Madiun dimulai pada tahun 1945
dibawah pimpinan Letkol Soemantri. Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan
Tentara Keamanan Rakyat (TKR) di himpun menuju residen Devisi I/V TKR/
TRI dengan markas KOREM 081 yang sekarang. Rumah Sakit Tk. IV Madiun
didirikan diatas tanah seluas 5.156 M2
dengan luas bangunan 2.558 M2.
Pada tahun 1945 Dinas Kesehatan Tentara Resimen 1 devisi V bertugas
mengambil dan merawat korban perang dan ditampung di desa Balung Bendo.
Pada akhir perjuangan di tahun 1949 Belanda telah mengakui adanya Resimen
Devisi II/ IV di Madiun.
73
Pada tahun 1989 markas DKT di Madiun mempunyai 2 lokasi yaitu :
1. Di Jalan Pahlawan 73 (Rumah Bp H. Dimyati) yang digunakan untuk :
a. Poli klinik bersalin dan pemeriksaan hamil
b. Tempat perawatan penderita
c. Dapur
d. Kantor administrasi umum dan medis
e. Unit-unit penunjang diagnostik
f. Garasi dan kendaraan ambulance
g. Kamar mayat
2. Di Jalan Pahlawan 40 (sekarang di BRI) digunakan khusus untuk poli
gigi, lalu pada tahun 1961 poli klinik atau rumah sakit bersalin berpindah
di jalan Pahlawan 79 Madiun.
Seiring dengan pembangunan yang dilakukan, maka poli klinik atau disebut
DKT Madiun meningkat menuju Rumah Sakit Tk. IV Madiun yang berlokasi di
Jl. Pahlawan No.79 Kota Madiun.
5.1.2 Visi Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
“Menjadi Rumah Sakit pilihan yang berkomitmen untuk memberi pelayanan
prima, ramah bagi pasien dan keluarga serta berkontribusi bagi masyarakat”.
5.1.3 Misi Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
1. Menyelenggarakan pelayanan kesehatan yang bermutu serta berorientasi pada
kecepatan, ketepatan, keselamatan, dan kenyamanan berlandaskan etika dan
profesionalisme.
2. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran.
74
3. Meningkatkan kualitas dan kuantitas sarana dan prasarana pelayanan
kesehatan.
4. Memberikan pelayanan yang terjangkau bagi masyarakat.
5.1.4 Motto Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
“ Kesehatan adalah prioritas kami ”.
5.1.5 Program Kerja Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
Program kerja yang terdapat di Rumah Sakit Tk. IV Madiun antara lain :
a. Memelihara dan meningkatkan kemampuan personel Milter dan PNS
Rumah Sakit Tk.IV.
b. Memelihara dan merawat Materil Kesehatan dan memperpanjang usia
pakai.
c. Mengoptimalkan penggunaan alkes dan obat-obatan.
d. Melaksanakan kegiatan Non Program dengan mengacu kepada
kebijaksanaan yang telah digariskam komando.
e. Mengevaluasi pelaksanaan organisasi dan tugas Rumah Sakit yang
baru.
f. Melaksanakan supervisi dan pengawasan melekat kepada seluruh
anggota Rumah Sakit Tk.IV Madiun.
g. Mengupayakan secara optimal pemenuhan fasilitas sarana dan
prasarana perijinan serta SDM sebagai PKK II.
h. Melaksanakan Akreditasi Rumah Sakit Versi Tahun 2012.
75
5.1.6 Unit Pelayanan Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
1. Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Rawat Inap di Rumah sakit Tk.IV Madiun terdiri dari :
Tabel 5.1 Ruang Pelayanan Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV
Kota Madiun Tahun 2017
No. Ruangan Kelas Tempat Tidur
1 Ruang Kartika a. VIP
b. Kelas 1
c. Kelas 2
d. Kelas 3
a. 3
b. 4
c. 10
d. 10
2 Ruang
Brawijaya
a. Kelas 1
b. Kelas 2
c. Kelas 3
a. 2
b. 2
c. 2
3 Ruang Hesti a. VIP
b. Kelas 1
c. Kelas 2
d. Kelas 3
a. 3
b. 2
c. 1
d. 4
4 Ruang HCU - 2
5 Ruang isolasi - 2
6 Ruang
perinatologi
- 4 Box Bayi
Total 51 Sumber: Data sekunder Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun Tahun 2017
2. Pelayanan Rawat Jalan
Pelayanan rawat jalan di Rumah Sakit Tk.IV Madiun terdiri dari :
a. Poliklinik Umum
b. Poliklinik Bedah
c. Poliklinik penyakit dalam
d. Poliklinik Gigi
e. Poliklinik BKIA
f. Poliklinik Orthopedi
76
g. Poliklinik Syaraf
h. Poliklinik anak
i. Poliklinik VCT
3. Pelayanan penunjang medis
Pelayanan penunjang medis di Rumah Sakit Tk.IV Madiun terdiri
dari:
a. Instalasi Gawat Darurat
b. Instalasi Bedah dan Anestesi
c. Unit Farmasi
d. Sub. Unit Radiologi
e. Sub. Unit Laboratorium
f. Unit Rekam Medis
g. Sub. Unit Gizi
h. Unit Pemulasaran Jenazah
i. Unit Pemeliharaan Rumah Sakit (Urdal)
j. Ambulance
5.1.7 Sumber Daya Manusia Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
Berdasarkan data sekunder dari Rumah Sakit Tk. IV Madiun tahun 2018
jumlah sumberdaya manusia adalah sebagai berikut :
77
Tabel 5.2 Jumlah Sumber Daya Manusia di Rumah Sakit TK. IV Kota
Madiun tahun 2018
No KWALIFIKASI JUMLAH
MIL PNS HR TAMU TOTAL
1 Dokter Spesialis
1) Dokter Spesialis Obgyn 1 - - - 1
2) Dokter Spesialis THT - 1 - - 1
3) Dokter Spesialis Penyakit
Dalam - - 1 1 2
4) Dokter Spesialis Anak - - - 1 1
5) Dokter Spesialis Bedah - - - 1 1
6) Dokter Spesialis Saraf - - - 1 1
7) Dokter Spesialis Ortopedi - - - 1 1
8) Dokter Spesialis Mata - - - - 0
9) Dokter Spesialis Anaestesi 1 - - 1 2
10) Dokter Spesialis
Radiologi - - - 1 1
11) Dokter Spesialis Patologi
Klinik - - 1 - 1
12) Dokter Spesialis Paru - - - 1 1
2 Dokter Umum 1 1 3 1 6
3 Dokter Gigi - 1 - 1 2
4 S1 Kep.Ners 1 5 1 - 7
5 S1. Gizi 1 - - - 1
6 SPD - - 2 - 2
7 S1.Ekonomi - - 3 - 3
8 S1. Apoteker - - 1 - 1
9 S1. Komputer - - 1 - 1
10 D4.kebidanan - 1 5 - 6
11 D3 Perawat 5 14 21 - 40
12 D3 Bidan - 2 23 - 25
13 D3 Gigi - 1 - - 1
14 D3 Gizi - 1 - - 1
15 D3 Radiologi - 1 1 - 2
16 D3 Analis - 1 4 - 5
17 D3 Rekam Medik - - 1 - 1
18 D3 Farmasi - 1 1 - 2
19 AMD - - - - 0
20 D1 Komputer - - 1 - 1
21 SPK 4 2 - - 6
22 SMF/SAA - - 1 - 1
23 SMA/Sederajat 8 20 15 - 43
24 JUMLAH 22 52 86 10 170 Sumber: Data SekunderRumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018.
78
Berdasarkan tabel 5.2 diatas diketahui bahwa di Rumah Sakit Tk. IV
Madiun terdapat 170 tenaga kesehatan.
5.2 Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini dikumpulkan data primer melalui penyebaran
kuesioner untuk mengetahui gambarang umum atau karakteristik responden.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan kepada 64 orang responden yang
merupakan pasien rawat inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tentang
karakteristik responden yang terdiri dari : umur, jenis kelamin, pendidikan
terakhir, dan status diperoleh sebagai berikut :
5.2.1 Umur
Hasil distribusi frekuensi responden menurut umur dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Umur Menurut teori
(Hurlock, 1990) di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018
No. Umur Jumlah Presentase (%)
1 18-28 tahun 7 10,9
2 29-39 tahun 7 10,9
3 40-50 tahun 19 29,7
4 51-60 tahun 31 48,4
Total 64 100 Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa dari 64 responden pasien
rawat inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun, responden yang berusia 51-60
tahun menempati proporsi tertinggi yaitu terdapat 31 responden (48,4%) dan yang
menempati proporsi terendah ada 2 kelompok umur yaitu umur 18-28 tahun dan
29-39 tahun dimana keduanya sama-sama terdapat 7 responden (10,9%).
79
5.2.2 Jenis Kelamin
Hasil distribusi frekuensi responden menurut jenis kelamin dapat dilihat
pada tabel berikut ini :
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin di Rumah
Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018
No. Jenis Kelamin Jumlah Presentase (%)
1 Laki-laki 39 60,9
2 Perempuan 25 39,1
Total 64 100 Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa dari 64 responden Rumah
Sakit TK.IV Kota Madiun, responden laki-laki menempati proporsi tertinggi yaitu
sebesar 39 responden (60,9%).
5.2.3 Pendidikan Terakhir
Hasil distribusi frekuensi responden menurut pendidikan terakhir dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir di
Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018
No. Pendidikan Terakhir Jumlah Presentase (%)
1 SD 10 15,6
2 SMP 15 23,4
3 SMA 27 42,2
4 S1 1 1,6
5 Lainnya(Tidak Tamat SD) 11 17,2
Total 64 100 Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa dari 64 responden Rumah Sakit
TK.IV Kota Madiun paling banyak adalah 27 responden (42,2%) adalah tamat
Sekolah Menengah Atas. Dan terendah adalah tamat S1 (sarjana/diploma)
sebanyak 1 responden (1,6%).
80
5.2.4 Status
Hasil distribusi frekuensi responden menurut status pernikahan dapat
dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Status Pernikahan di
Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018.
No. Status Jumlah Presentase (%)
1 Menikah 44 68,8
2 Belum Menikah 7 10,9
3 Duda / Janda 13 20,3
Total 64 100 Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa dari 64 responden di Rumah
Sakit TK.IV Kota Madiun menunjukkan bahwa responden yang sudah menikah
menempati proporsi paling tinggi sebesar 44 responden (68,8%). Sedangkan
responden dengan status belum menikah menempati proporsi terendah sebesar 7
responden (10,9%).
5.3 Hasil Penelitian
5.3.1 Perilaku Caring Perawat
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Persepsi tentang Perilaku
Caring Perawat di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018.
No. Perilaku Caring Perawat Jumlah Presentase (%)
1 Baik 29 45,3
2 Tidak Baik 35 54,7
Total 64 100 Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.7 mengenai distribusi frekuensi persepsi pasien rawat
inap mengenai perilaku caring perawat dapat diketahui dari 64 responden terdapat
81
35 responden (54,7%) dengan persepsi tidak baik dan terdapat 29 responden
(45,3%) dengan persepsi baik.
5.3.2 Loyalitas Pasien
Tabel 5.8 Distribusi Frekuensi Responden berdasarkan Loyalitas di Rumah Sakit
TK.IV Kota Madiun tahun 2018.
No. Loyalitas Pasien Jumlah Presentase (%)
1 Loyal 21 32,8
2 Tidak Loyal 43 67,2
Total 64 100 Sumber: Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.8 mengenai distribusi frekuensi loyalitas pasien rawat
inap dapat diketahui dari 64 responden terdapat 43 responden (67,2%)
menyatakan tidak loyal dan terdapat 21 responden (32,8%) menyatakan loyal.
5.3.3 Tabulasi Silang
Tabel 5.9 Tabulasi Silang antara Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas
Pasien Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018.
No. Perilaku
Caring
Perawat
Loyalitas Pasien Total Ρ
Tidak
Loyal
Loyal
F % f % f % 0,000
1 Tidak Baik 33 94,3 2 5,7 35 100
2 Baik 10 34,5 19 65,5 29 100
Total 43 67,2 21 32,8 64 100 Sumber: Data Primer 2018
Berdasarkan tabel 5.9 diatas yang dianalisa menggunakan uji chi quare
dengan aplikasi SPSS 16.0 for windows dapat diketahui responden di ruang rawat
inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 yang berpendapat tidak baik
tentang perilaku caring perawat dan tidak loyal sebanyak 33 responden (94,3%).
Pasien dengan persepsi perilaku caring perawat tidak baik dan bersikap loyal
sebanyak 2 responden (5,7%). Untuk pasien yang memiliki persepsi perilaku
caring perawat baik dan bersikap tidak loyal sebesar 10 responden (34,5%),
82
sedangkan persepsi pasien baik dan bersikap loyal sebanyak 19 responden
(65,5%).
Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan uji chi square
diperoleh p value sebesar 0,000 < α = 0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa
Hₒ ditolak dan diterima yang berarti ada hubungan perilaku caring perawat
dengan loyalitas pasien.
5.4 Pembahasan
5.4.1 Perilaku Caring Perawat di ruang Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV
Kota Madiun tahun 2018.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh penliti di Ruang Rawat
Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tentang Perilaku Caring Perawat
menggunakan sepuluh indikator yaitu Pembentukan faktor nilai humanistik dan
alturistik, Menanamkan keyakinan dan harapan, Menanamkan sensitifitas
terhadap diri sendiri dan orang lain, Membina hubungan saling percaya dan saling
membantu (helping-trust), Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif
dan negatif, Menggunakan metode pemecahan masalah yang sistematis dalam
pengambilan keputusan, Meningkatkan proses belajar mengajar interpersonal,
Menyediakan lingkungan yang mendukung, melindungi, memperbaiki mental,
sosiokultural dan spiritual, Membantu dalam pemenuhan kebutuhan dasar
manusia, dan Mengembangkan faktor kekuatan eksistensial-fenomologis.
Diketahui dari 64 responden yang memiliki persepsi tentang perilaku caring
83
perawat dengan kategori baik yaitu sebanyak 29 responden (45,3%), sedangkan
kategori tidak baik sebanyak 35 responden (54,7%).
Dari 35 responden yang mempersepsikan perilaku caring perawat tidak
baik, diketahui karakteristik berdasarkan pendidikan terakhirnya yang paling
banyak adalah SMA yaitu sebesar 17 responden (48,6%).
Menurut teori yang dikemukakan oleh Bata (2013) bahwa seseorang dalam
mengemukakan persepsi terhadap sesuatu dipengaruhi oleh pendidikan terakhir
dimana sebagian besar dari responden yang berpersepsi tidak baik berjumlah 35
responden (54,7%), 17 responden di dalamnya berpendidikan terakhir SMA yang
artinya semakin tinggi pendidikan yang ditempuh responden semakin kritis juga
dalam mengemukakan atau menilai suatu produk atau jasa pelayanan kesehatan
karena pendidikan yang tinggi mempengaruhi seseorang untuk berpersepsi dan
menuntut pelayanan kesehatan untuk memberikan pelayanan yang baik.
Hasil kuesioner yang diperoleh dari 35 responden yang berpersepsi tidak
baik dengan menjawab 20 pernyataan, diketahui pernyataan yang memperoleh
nilai yang paling rendah yaitu pada pernyataan nomor 10 yang berbunyi “Perawat
mendemonstrasikan pengetahuan profesional dan ketrampilan”.
Hal ini tentu menarik perhatian dari peniliti untuk membahas pernyataan
nomor 10 ini dikarenakan memiliki nilai terendah dari hasil pengumpulan data 35
responden yang berpersepsi perilaku caring perawat tidak baik.
Sesuai teori menurut Hasyim (2012) yaitu perawat wajib memberikan
informasi yang akurat yang berkaitan dengan kondisi dan tindakan keperawatan
84
yang akan dilakukan kepada klien atau keluarganya sesuai dengan batas
kemampuannya.
Perawat juga wajib memberikan pelayanan atau asuhan keperawatan sesuai
dengan standar profesi dan batas kegunaannya. Perawat wajib merujukkan klien
kepada perawat atau kepada kesehatan lain yang mempunyai keahlian atau
kemampuan yang lebih baik bila yang bersangkutan tidak dapat mengatasinya.
Sehingga dalam pelayanan perawatan kepada klien tidak terjadi hambatan
dikarenakan ketidaktrampilan atau kurangnya pemahaman dalam pengetahuan
yang menjadikan pasien merasa tidak nyaman dan menimbulkan perasaan tidak
puas.
Westbrook & Reilly dalam Tjiptono (2007) berpendapat bahwa kepuasan
pelanggan merupakan respon emosional terhadap pengalaman-pengalaman
berkaitan dengan produk atau jasa tertentu yang dibeli, gerai ritel, atau bahkan
pola perilaku (seperti perilaku berbelanja dan perilaku pembeli) serta pasar secara
keseluruhan.
Peneliti sependapat dengan teori yang dikemukakan oleh Jean Watson
(1979) yaitu dalam pembentukan interaksi perawat dengan pasien yaitu perlu
adanya sepuluh perilaku caratif, yang dimana di dalamnya memuat bagaimana
perawat membuat nyaman pasien melalui komunikasi interpersonal yang baik dan
didukung oleh banyak faktor, baik dari lingkungan, saling percaya dan sikap
perawat yang kompeten dan profesional dalam proses perawatan yang tentunya
akan menambah rasa nyaman pasien dalam penyembuhannya.
85
Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari pihak Rumah Sakit TK.IV
Kota Madiun dengan meningkatkan kualitas SDM melalui pelatihan dan
pengembangan dalam memberi perawatan. Dalam hal ini adalah dari segi perawat
yang bersinggungan langsung dan kontinyu kepada pasien rawat inap Rumah
Sakit TK.IV Kota Madiun.
5.4.2 Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun
2018.
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan di Ruang Rawat Inap Rumah
Sakit TK.IV Kota Madiun tentang Loyalitas Pasien menggunakan empat indikator
yaitu Melakukan pembelian secara berulang secara teratur, Membeli antarlini
produk dan jasa, Mereferensikan kepada orang lain dan Menunjukkan kekebalan
terhadap tarikan dari pesaing-pesaing. Dapat diketahui bahwa dari 64 responden
yang menyatakan bahwa dirinya loyal sebanyak 21 responden (32,8%) sedangkan
responden yang menyatakan dirinya tidak loyal sebanyak 43 responden (67,2%).
Responden yang menyatakan dirinya tidak loyal terhadap pelayanan yang
ada di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun cukup besar yaitu sebesar 43 responden
(67,2%). Sedangkan untuk karakteristik status pernikahan dari 43 responden yang
tidak loyal yang tertinggi adalah menikah sebanyak 29 responden (67,5%) dan
status pernikahan yang terendah adalah belum menukah sebanyak 4 responden
(9,3%).
Menurut Mardiati (2002) dalam jurnalnya yang berjudul “Pola Pengeluaran
Rumah Tangga Untuk Kesehatan Pada Kelompok Marjinal Dan Rentan”
86
menyebutkan bahwa pola pengeluaran rumah tangga terbesar digunakan untuk
kebutuhan makanan yakni lebih dari 60% dan sifatnya regresif.
Dalam hal ini artinya orang yang sudah menikah akan cenderung lebih
memprioritaskan pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan makan. Sehingga untuk
kebutuhan lainnya seperti biaya kesehatan lebih kritis dalam mengatur
pengeluarannya. Pasien dalam karakter ini akan berfikir dua kali untuk
mengeluarkan biaya kesehatan jika pelayanan kesehatan yang saat ini dia terima
membutuhkan biaya yang tidak sesuai dengan harapannya. Namun sebaliknya jika
ada pelayanan kesehatan yang jauh lebih murah pasien tersebut tentunya akan
lebih memilih pelayanan kesehatan tersebut tanpa memikirkan faktor kenyamanan
dan fasilitas yang ada. Yang artinya semakin tinggi pengetahuan dan pendidikan
pasien akan semakin kritis dalam memilih layanan kesehatan. Tidak hanya di lihat
dari faktor harga, tapi juga fasilitas, kualitas, kenyamanan, bahkan pengalaman
yang baik bisa menjadikan harga bukan prioritas lagi dalam menentukan
pelayanan kesehatan.
Dari 43 responden yang tidak loyal ini didapat dari menjawab 10 pernyataan
yang dimana setelah dilihat bahwa nilai terendah dari 10 pernyataan terdapat di
nomor 7 yang berbunyi “Beban yang akan saya terima ketika terjadi perubahan
biaya di rumah sakit ini akan lebih kecil dibandingkan dengan saya harus pindah
ke rumah sakit lain”. Hal ini menarik peneliti untuk menggali mengapa nilai
terendah terdapat di nomor 7 tersebut.
Menurut teori Phillip Kotler (2008) menyebutkan bahwa pembelian antarlini
produk dan jasa ini sangat dipengaruhi dengan adanya faktor harga. Harga adalah
87
jumlah semua nilai yang diberikan oleh pelanggan untuk mendapatkan
keuntungan dari memiliki atau menggunakan suatu produk atau jasa.
Menurut Gramer dan Brown dalam Utomo 2006 loyalitas jasa yaitu derajat
sejauh mana seorang konsumen menunjukkan perilaku pembelian berulang dari
suatu penyedia jasa, memiliki suatu desposisi atau kecenderungan sikap positif
terhadap penyedia jasa, dan hanya mempertimbangkan untuk menggunakan
penyedia jasa ini pada saat muncul kebutuhan untuk memakai jasa ini. Dari
definisi yang disampaikan Gramer dan Brown, konsumen yang loyal tidak hanya
seorang pembeli yang melakukan pembelian berulang, tetapi juga
mempertahankan sikap positif terhadap penyedia jasa.
Menurut teori Abraham Maslow, manusia memiliki 5 tingkatan kebutuhan
dasar yang sering digambarkan seperti bentuk piramida. Yaitu yang pertama
adalah kebutuhan fisiologis, kebutuhan keamanan atau rasa aman, kebutuhan
kasih sayang, kebutuhan memperoleh penghargaan dan yang paling tinggi
kedudukannya adalah kebutuhan untuk aktualisasi diri.
Dari teori tesebut menyatakan bahwa kebutuhan fisiologis (makan, minum,
tidur, oksigen) menjadi kebutuhan yang harus terlebih dahulu dipenuhi. Harga
merupakan faktor yang mempengaruhi seseorang dalam memperoleh kebutuhan
fisiologis dalam hal ini adalah sehat.
Peniliti berpendapat bahwa seseorang dalam hal ini adalah pasien akan
berpikir dua kali dalam menentukan ke mana dia akan berobat atau memeriksakan
dirinya ketika sakit jika rumah sakit yang dituju memiliki harga yang tidak sesuai
dengan kemampuannya. Sehingga dari hal tersebut menjadi salah satu faktor
88
penyebab mengapa pasien tidak loyal terhadap suatu pelayanan kesehatan yang
dimana dalam hal ini Rumah Sakit TK. IV Kota Madiun.
5.4.3 Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat
Inap di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun.
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa responden di ruang rawat inap
Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun tahun 2018 yang berpendapat tidak baik
tentang perilaku caring perawat dan tidak loyal sebanyak 33 responden (94,3%).
Pasien dengan persepsi perilaku caring perawat tidak baik dan bersikap loyal
sebanyak 2 responden (5,7%). Untuk pasien yang memiliki persepsi perilaku
caring perawat baik dan bersikap tidak loyal sebesar 10 responden (34,5%),
sedangkan persepsi pasien baik dan bersikap loyal sebanyak 19 responden
(65,5%).
Berdasarkan hasil uji statistik yang dilakukan menggunakan uji chi square
diperoleh p value sebesar 0,000 < α = 0,05 dengan demikian menunjukkan bahwa
Hₒ ditolak dan diterima yang berarti ada hubungan perilaku caring perawat
dengan loyalitas pasien.
Hal ini sesuai dengan penelitian Melinda Rahman et al (2014) tentang
“Hubungan Persepsi Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat
Inap Kelas III Rumah Sakit Paru Jember” bahwa persepsi yang memuaskan
terhadap perilaku caring perawat memiliki peluang 0,076 kali membuat pasien
memiliki kecenderungan yang baik untuk menjadi loyal.
Dari perilaku caring perawat terhadap pasien yang baik tentu akan
berdampak pada kepuasan pasien yang baik pula. Seseorang yang merasa puas
89
terhadap layanan rumah sakit, bila mengalami sakit tentu akan kembali ke rumah
sakit yang sama untuk pelayanan yang diinginkan, bahkan akan mempromosikan
kepada orang lain.
Lupiyoadi (2001) menyebutkan lima faktor utama yang perlu diperhatikan
dalam kaitannya dengan kepuasan konsumen, antara lain sebagai berikut :
a. Kualitas Produk, yaitu pelanggan akan puas apabila hasil evaluasi mereka
menunjukkan bahwa produk yang mereka gunakan berkualitas.
b. Kualitas Pelayanan, yaitu konsumen akan merasa puas apabila mendapatkan
pelayanan yang baik atau yang sesuai dengan harapan.
c. Faktor Emosional, yaitu untuk beberapa produk yang berhubungan dengan
gaya hidup, seperti mobil, kosmetik, dan pakaian, faktor emosional
menempati tempat yang paling penting untuk menentukan kepuasan
pelanggan.
d. Harga, yaitu produk yang menempati kualitas yang sama, tetapi menetapkan
harga yang relatif ,murah akan memberikan nilai yang lebih tinggi.
Loyalitas secara umum dapat diartikan kesetiaan seseorang atas suatu
produk, baik barang maupun jasa tertentu. Loyalitas pasien sebagai pengguna jasa
rumah sakit merupakan kesetiaan pasien dalam menggunakan pelayanan pada
suatu rumah sakit apabila pasien membutuhkan. Upaya mempertahankan
pelanggan dengan cara meningkatkan loyalitas pelanggan dapat mengurangi biaya
pemasaran bagi penyedia jasa karena pelanggan yang loyal dapat menjadi sumber
pemasaran jasa pada masyarakat luas, sehingga loyalitas pelanggan dapat
memberikan keuntungan bagi penyedia jasa (Melinda et al., 2013).
90
Dengan demikian dapat disimpulkan perilaku caring perawat yang tidak
baik dipicu dari SDM yang ada dalam hal ini adalah dari segi perawat. Jika
perawat kurang profesional dalam melakukan perawatan maka hal ini berdampak
pada ketidakpuasan pasien dan tentunya memperkecil peluang untuk pasien
menjadi loyal terhadap rumah sakit. Pihak Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
harus melakukan evaluasi lebih lanjut yang berkaitan dengan tindakan petugas
kesehatan terhadap pasien agar ke depan mutu pelayanan Rumah Sakit TK.IV
Kota Madiun menjadi lebih baik.
91
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik
kesimpulan sebagai berikut :
1. Sebagian besar pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Madiun tahun 2018
memiliki persepsi terhadap perilaku caring perawat tidak baik.
2. Sebagian besar pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Madiun tahun 2018
memiliki sikap tidak loyal.
3. Ada hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat
Inap Rumah Sakit Tk.IV Kota Madiun.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan kesimpulan penelitian Hubungan Perilaku
Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit Tk.IV Kota
Madiun, maka peneliti dapat memberikan saran sebagai berikut :
a. Bagi Rumah Sakit Tk.IV Madiun
Untuk meningkatkan kualitas dan mutu layanan di rumah sakit
TK.IV Kota Madiun perlu adanya pelatihan dan pengembangan terhadap
perawat yang merawat di rawat inap Rumah Sakit TK. IV Kota Madiun
dalam hal profesionalisme dalam merawat pasien agar kedepan pasien akan
92
merasa nyaman, puas sehingga kemungkinan untuk bersikap loyal pada
Rumah Sakit akan bertambah.
b. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Diharapkan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dapat
memberikan dukungan bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian
selanjutnya serta memperbanyak sumber referensi untuk mempermudah
peneliti.
c. Bagi Peneliti Selanjutnya
Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan penelitian terhadap
faktor lain yang mempengaruhi angka BOR (Bed Occupancy Rate) atau
yang dapat berhubungan dengan faktor yang mempengaruhi loyalitas
pasien.
93
DAFTAR PUSTAKA
Amelia, Nindy. 2013. Prinsip Etika Keperawatan. Yogyakarta : D-Medika
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta
Dwidiyanti M.S. 2007. Caring Kunci Sukses Perawatan Mengamalkan Ilmu.
Semarang: Hasani.
Harun, Cholik., L.Isro’in, dan N. Sri. 2017. Penyusunan Proposal dan Laporan
Penelitian Step by Step. Ponorogo : Unmuh Ponorogo Press
Hasyim, M, dkk. 2012. Etika Keperawatan. Yogyakarta : Penerbit Bangkit
Herlambang, Susatyo. 2016. Manajemen Pelayanan Kesehatan Rumah Sakit.
Yogyakarta : Gosyen Publishing
Hidayat, A. Aziz Alimul. 2008. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia: Aplikasi
Konsep dan Proses Keperawatan Buku 1. Jakarta : Salemba Medika
Mailani, Fitri, dkk. 2016. Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Tingkat
Kepuasan Pasien BPJS di RSUD dr. Rasidin Padang. STIKes YPAK
Padang
Nasution, M. 2005. Total Quality Management. Jakarta : Gramedia Pustaka
Utama
Notoatmodjo,S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta :Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan : Pedoman Skripsi, Tesis, dan Instrumen Edisi 2. Jakarta :
Salemba Medika
_______. 2013. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta : Salemba
Medika
_______. 2015. Manajemen Keperawatan: Aplikasi dalam Praktik Keperawatan
Profesional (edisi 5). Jakarta : Salemba Medika
Prabowo, dkk. 2014. Hubungan Tingkat Kognitif Perawat Tentang Caring dengan
Aplikasi Praktek Caring Di Ruang Rawat Inap RSU dr. H. Koesnadi
Bondowoso. Jurnal Penelitian, Universitas Jember.
94
Priyoto. 2015. Komunikasi & Sikap Empati dalam Keperawatan. Yogyakarta :
Graha Ilmu
Rahman, Melinda. 2014. Hubungan Persepsi Perilaku Caring Perawat dengan
Loyalitas Pasien Rawat Inap kelas III Rumah Sakit Paru Jember.
Universitas Jember
Rahman, Melinda., D. Wijaya, dan L. Aini. 2013. Hubungan Persepsi Perilaku
Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap Kelas
III Rumah Sakit Paru Jember. Universitas Jember
Setiawan, Supriadi. 2011. Loyalitas Pelanggan Jasa. Bogor : Penerbit IPB Press
Sujarweni. 2014. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
_______. 2015. SPSS untuk Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Baru Press
Undang-Undang Republik Indonesia No.44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
Wilujeng, P. 2016. Hubungan Penerapan Pelayanan Prima (Service Excellent)
terhadap Loyalitas Pelanggan di Rumah Sakit TK.IV Madiun. STIKes
Bhakti Husada Mulia Madiun
Yulianti, K.D. 2017. Gambaran Perilaku Caring Perawat di Ruang Paviliun dan
Ruang Rawat Inap Kelas III Rumah Sakit Daerah dr.Soebandi Jember.
Skripsi, Universitas Jember.
http://www.sarjanaku.com/2013/01/pengertian-masa-dewasa-awal-
definisi.html?m=1. (diakses 25 Juli 2018)
95
Lampiran 1
96
Lampiran 2
SURAT PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Calon Responden Penelitian
Di Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan di bawah ini saya :
Nama : Yudhistira Risaldy
NIM : 201403047
Program Studi : S1 Kesehatan Masyarakat
Adalah mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bhakti
Husada Mulia Madiun yang sedang melakukan penelitian untuk skripsi dengan
judul : “Hubungan Perilaku Caring Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap
Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun”.
Maka untuk kepentingan tersebut saya mohon bantuan saudara untuk
mengisi kuesioner penelitian. Penelitian ini tidak menimbulkan akibat yang
merugikan bagi saudara sebagai responden, kerahasiaan semua informasi yang
diberikan akan dijaga dan hanya digunakan untuk kepentingan penelitian. Dalam
memberikan jawaban yang saudara berikan, diharapkan sesuai dengan pendapat
saudara tanpa dipengaruhi oleh orang lain.
Apabila saudara setuju, maka dimohon kesediaannya untuk
menandatangani persetujuan yang telah disediakan. Saya mengucapkan terima
kasih atas perhatian dan kerjasama yang baik dari saudara sebagai responden.
Madiun, Agustus 2018
Peneliti,
97
Yudhistira Risaldy
Lampiran 3
SURAT PERNYATAAN PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(INFORMED CONSENT)
Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bersedia untuk
menjadi responden penelitian yang dilakukan oleh Yudhistira Risaldy, mahasiswa
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Bhakti Husada Mulia Madiun program
S1 Kesehatan Masyarakat dengan judul peelitian “Hubungan Perilaku Caring
Perawat dengan Loyalitas Pasien Rawat Inap Rumah Sakit TK.IV Kota Madiun”.
Saya memahami dan menyadari bahwa penelitian ini tidak akan
menimbulkan akibat yang merugikan saya dan informasi yang saya berikan
sepenuhnya digunakan untuk kepentingan penelitian.
Madiun, Agustus 2018
Responden,
(............................)
98
Lampiran 4
KUESIONER PENELITIAN
HUBUNGAN PERILAKU CARING PERAWAT DENGAN LOYALITAS
PASIEN RAWAT INAP RUMAH SAKIT TK.IV KOTA MADIUN
No. Responden : ....................
Hari/Tanggal : ..........., ...../...../2018
A. IDENTITAS RESPONDEN
1. Umur Responden : Tahun
2. Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
3. Pendidikan Terakhir : SD S1
SMP Lainnya...........
SMA
4. Status : Menikah Duda/Janda
Belum Menikah
99
B. KISI – KISI PENILAIAN KUESIONER
Dalam penelitian ini menggunakan kuesioner dengan kriteria
pertanyaan Favorable (positif) dan Unfavorable (negatif). Adapun
pembobotan skor pada masing-masing kriteria adalah sebagai berikut :
Favorable :
NO. PILIHAN KETERANGAN BOBOT SKOR
1 SS Sangat Setuju 5
2 S Setuju 4
3 KS Kurang Setuju 3
4 TS Tidak Setuju 2
5 STS Sangat Tidak Setuju 1
Unfavorable :
NO. PILIHAN KETERANGAN BOBOT SKOR
1 SS Sangat Setuju 1
2 S Setuju 2
3 KS Kurang Setuju 3
4 TS Tidak Setuju 4
5 STS Sangat Tidak Setuju 5
100
C. PETUNJUK PENGISIAN
1. Menjawab pernyataan dengan memberi tanda checklist (√) pada tempat
yang tersedia.
2. Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
KS : Kurang Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Kuesioner Perilaku Caring Perawat
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S KS TS STS
1. Perawat mendengarkan dengan
penuh perhatian kepada pasien
2 Perawat memperlakukan pasien
dengan melihat nilai-nilai
kemanusiaan
3 Perawat tidak memberikan
dukungan kepada pasien dalam hal
pelayanan keperawatan
4 Perawat memberikan kepercayaan
kepada pasien agar lekas sembuh
5 Perawat tidak memiliki sikap
empati atau mengenali pasien
6 Perawat membantu pasien untuk
sembuh
7 Perawat membuat pasien merasa
nyaman secara fisik atau emosional
8 Perawat bersikap peka terhadap
pasien
101
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S KS TS STS
9 Perawat menggunakan gaya bahasa
yang lembut terhadap pasien
10 Perawat mendemonstrasikan
pengetahuan profesional dan
ketrampilan
11 Perawat tidak menunjukkan sikap
ceria kepada pasien
12 Perawat membiarkan pasien untuk
mengungkapkan perasaannya
tentang penyakitnya dan
pengobatan
13 Perawat tidak memberitahukan
pasien dalam perencanaan
perawatannya
14 Perawat memproses informasi
tentang pasien secara rahasia
15 Perawat kembali melayani pasien
secara sukarela tanpa diminta
16 Perawat memberitahukan pasien
untuk memanggil jika ada masalah
17 Perawat memenuhi kebutuhan
pasien dalam perawatan
18 Perawat tidak membantu dalam
mengurangi rasa sakit pasien
19 Perawat tidak menunjukkan
kepedulian terhadap pasien
20 Perawat memberikan perawatan
fisik yang baik
102
Kuesioner Loyalitas Pasien
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S KS TS STS
1 Saya tidak percaya terhadap
manajemen rumah sakit ini
2 Saya percaya terhadap konsistensi
pelayanan rumah sakit yang saya
terima
3 Informasi yang saya terima dari pihak
rumah sakit tidak dapat dipercaya
4 Saya tidak terpengaruh terhadap
alternatif yang ditawarkan oleh rumah
sakit lain.
5 Keramahan yang ditunjukkan oleh
dokter dan perawat membuat saya
merasa senang
6 Di masa mendatang bila saya
membutuhkan perawatan ketika sakit
saya akan selalu memanfaatkan
pelayanan di Rumah Sakit ini.
7 Beban yang akan saya terima ketika
terjadi perubahan biaya di rumah sakit
ini akan lebih kecil dibandingkan
dengan saya harus pindah ke rumah
sakit lain
8 Bila ada keluarga atau teman yang
membutuhkan perawatan di rumah
sakit maka saya akan
merekomendasikan rumah sakit ini
103
No. Pernyataan Pilihan Jawaban
SS S KS TS STS
9 Saya akan menginformasikan
pengalaman saya tentang kinerja
rumah sakit ini kepada keluarga atau
teman saya
10 Saya tidak memperbolehkan nama dan
komentar saya yang positif dari saya
kepada pihak rumah sakit untuk
dipergunakan sebagai sarana promosi
rumah sakit.
104
Lampiran 5
105
Lampiran 6
HASIL UJI VALIDITAS DAN REALIBILITAS KUESIONER
Correlations
[DataSet1] C:\RUMAH SAKIT\FIX VALIDITAS CARING.sav
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 p11 p12 p13 p14 p15 p16 p17 p18 p19 p20 TOTAL
p1 Pearson
Correlation 1 .945
** .709
** .365 .750
** .760
** .734
** .671
** .709
** .886
** .365 .183 .633
** .253 .253 .183 .147 .127 .132 .138 .791
**
Sig. (2-
tailed)
.000 .000 .113 .000 .000 .000 .001 .000 .000 .113 .441 .003 .281 .281 .441 .537 .594 .580 .561 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p2 Pearson
Correlation .945
** 1 .788
** .388 .827
** .826
** .819
** .514
* .788
** .946
** .388 .216 .491
* .227 .227 .216 .125 .210 .100 .111 .807
**
106
Sig. (2-
tailed) .000
.000 .091 .000 .000 .000 .021 .000 .000 .091 .361 .028 .335 .335 .361 .600 .374 .676 .641 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p3 Pearson
Correlation .709
** .788
** 1 .129 .945
** .850
** .847
** .628
** .777
** .850
** .129 .129 .586
** .012 .012 .129 -.125 .030 -.100 -.111 .669
**
Sig. (2-
tailed) .000 .000
.586 .000 .000 .000 .003 .000 .000 .586 .586 .007 .960 .960 .586 .600 .900 .676 .641 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p4 Pearson
Correlation .365 .388 .129 1 .183 .277 .107 .147 .302 .277 1.000
** .733
** .092 .462
* .277 .733
** .536
* .417 .385 .353 .578
**
Sig. (2-
tailed) .113 .091 .586
.441 .236 .653 .537 .196 .236 .000 .000 .698 .040 .236 .000 .015 .067 .094 .127 .008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p5 Pearson
Correlation .750
** .827
** .945
** .183 1 .886
** .881
** .671
** .827
** .886
** .183 .183 .633
** .127 .127 .183 .000 .127 .000 .000 .760
**
107
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .441
.000 .000 .001 .000 .000 .441 .441 .003 .595 .595 .441 1.000 .594 1.000 1.000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p6 Pearson
Correlation .760
** .826
** .850
** .277 .886
** 1 .862
** .557
* .730
** .872
** .277 .277 .538
* .103 .103 .277 -.030 .064 -.053 -.042 .727
**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .236 .000
.000 .011 .000 .000 .236 .236 .014 .667 .667 .236 .901 .788 .823 .861 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p7 Pearson
Correlation .734
** .819
** .847
** .107 .881
** .862
** 1 .488
* .847
** .862
** .107 .107 .476
* -.030 .119 .107 -.034 .075 -.062 -.049 .672
**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .653 .000 .000
.029 .000 .000 .653 .653 .034 .901 .617 .653 .885 .755 .795 .839 .001
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
108
p8 Pearson
Correlation .671
** .514
* .628
** .147 .671
** .557
* .488
* 1 .501
* .557
* .147 .147 .937
** .149 .149 .147 .016 -.102 .028 .022 .592
**
Sig. (2-
tailed) .001 .021 .003 .537 .001 .011 .029
.024 .011 .537 .537 .000 .530 .530 .537 .947 .668 .906 .926 .006
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p9 Pearson
Correlation .709
** .788
** .777
** .302 .827
** .730
** .847
** .501
* 1 .850
** .302 .302 .467
* .251 .251 .302 .153 .270 .149 .150 .787
**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .196 .000 .000 .000 .024
.000 .196 .196 .038 .285 .285 .196 .520 .249 .529 .527 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p10 Pearson
Correlation .886
** .946
** .850
** .277 .886
** .872
** .862
** .557
* .850
** 1 .277 .277 .538
* .231 .231 .277 .119 .193 .080 .098 .822
**
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .000 .236 .000 .000 .000 .011 .000
.236 .236 .014 .328 .328 .236 .617 .415 .737 .681 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
109
p11 Pearson
Correlation .365 .388 .129 1.000
** .183 .277 .107 .147 .302 .277 1 .733
** .092 .462
* .277 .733
** .536
* .417 .385 .353 .578
**
Sig. (2-
tailed) .113 .091 .586 .000 .441 .236 .653 .537 .196 .236
.000 .698 .040 .236 .000 .015 .067 .094 .127 .008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p12 Pearson
Correlation .183 .216 .129 .733
** .183 .277 .107 .147 .302 .277 .733
** 1 .092 .462
* .277 1.000
** .536
* .417 .385 .353 .547
*
Sig. (2-
tailed) .441 .361 .586 .000 .441 .236 .653 .537 .196 .236 .000
.698 .040 .236 .000 .015 .067 .094 .127 .013
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p13 Pearson
Correlation .633
** .491
* .586
** .092 .633
** .538
* .476
* .937
** .467
* .538
* .092 .092 1 .154 .154 .092 .030 -.193 -.080 .042 .548
*
Sig. (2-
tailed) .003 .028 .007 .698 .003 .014 .034 .000 .038 .014 .698 .698
.517 .517 .698 .901 .415 .737 .861 .012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
110
p14 Pearson
Correlation .253 .227 .012 .462
* .127 .103 -.030 .149 .251 .231 .462
* .462
* .154 1 .872
** .462
* .862
** .836
** .881
** .937
** .653
**
Sig. (2-
tailed) .281 .335 .960 .040 .595 .667 .901 .530 .285 .328 .040 .040 .517
.000 .040 .000 .000 .000 .000 .002
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p15 Pearson
Correlation .253 .227 .012 .277 .127 .103 .119 .149 .251 .231 .277 .277 .154 .872
** 1 .277 .862
** .836
** .881
** .937
** .622
**
Sig. (2-
tailed) .281 .335 .960 .236 .595 .667 .617 .530 .285 .328 .236 .236 .517 .000
.236 .000 .000 .000 .000 .003
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p16 Pearson
Correlation .183 .216 .129 .733
** .183 .277 .107 .147 .302 .277 .733
** 1.000
** .092 .462
* .277 1 .536
* .417 .385 .353 .547
*
Sig. (2-
tailed) .441 .361 .586 .000 .441 .236 .653 .537 .196 .236 .000 .000 .698 .040 .236
.015 .067 .094 .127 .013
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
111
p17 Pearson
Correlation .147 .125 -.125 .536
* .000 -.030 -.034 .016 .153 .119 .536
* .536
* .030 .862
** .862
** .536
* 1 .820
** .867
** .925
** .574
**
Sig. (2-
tailed) .537 .600 .600 .015 1.000 .901 .885 .947 .520 .617 .015 .015 .901 .000 .000 .015
.000 .000 .000 .008
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p18 Pearson
Correlation .127 .210 .030 .417 .127 .064 .075 -.102 .270 .193 .417 .417 -.193 .836
** .836
** .417 .820
** 1 .937
** .877
** .582
**
Sig. (2-
tailed) .594 .374 .900 .067 .594 .788 .755 .668 .249 .415 .067 .067 .415 .000 .000 .067 .000
.000 .000 .007
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p19 Pearson
Correlation .132 .100 -.100 .385 .000 -.053 -.062 .028 .149 .080 .385 .385 -.080 .881
** .881
** .385 .867
** .937
** 1 .932
** .538
*
Sig. (2-
tailed) .580 .676 .676 .094 1.000 .823 .795 .906 .529 .737 .094 .094 .737 .000 .000 .094 .000 .000
.000 .015
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
112
p20 Pearson
Correlation .138 .111 -.111 .353 .000 -.042 -.049 .022 .150 .098 .353 .353 .042 .937
** .937
** .353 .925
** .877
** .932
** 1 .552
*
Sig. (2-
tailed) .561 .641 .641 .127 1.000 .861 .839 .926 .527 .681 .127 .127 .861 .000 .000 .127 .000 .000 .000
.012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TOTAL Pearson
Correlation .791
** .807
** .669
** .578
** .760
** .727
** .672
** .592
** .787
** .822
** .578
** .547
* .548
* .653
** .622
** .547
* .574
** .582
** .538
* .552
* 1
Sig. (2-
tailed) .000 .000 .001 .008 .000 .000 .001 .006 .000 .000 .008 .013 .012 .002 .003 .013 .008 .007 .015 .012
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01
level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05
level (2-tailed).
Correlations
113
[DataSet2] C:\RUMAH SAKIT\FIX VALIDITAS LOYAL.sav
Correlations
p1 p2 p3 p4 p5 p6 p7 p8 p9 p10 TOTAL
p1 Pearson Correlation 1 .950** .841
** .950
** .906
** .950
** .898
** .898
** .898
** .906
** .970
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p2 Pearson Correlation .950** 1 .766
** .883
** .834
** 1.000
** .841
** .841
** .841
** .834
** .926
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p3 Pearson Correlation .841** .766
** 1 .883
** .834
** .766
** .841
** .841
** .950
** .834
** .903
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p4 Pearson Correlation .950** .883
** .883
** 1 .947
** .883
** .950
** .950
** .950
** .947
** .986
**
114
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p5 Pearson Correlation .906** .834
** .834
** .947
** 1 .834
** .906
** .906
** .906
** 1.000
** .957
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p6 Pearson Correlation .950** 1.000
** .766
** .883
** .834
** 1 .841
** .841
** .841
** .834
** .926
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p7 Pearson Correlation .898** .841
** .841
** .950
** .906
** .841
** 1 .898
** .898
** .906
** .948
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p8 Pearson Correlation .898** .841
** .841
** .950
** .906
** .841
** .898
** 1 .898
** .906
** .948
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
115
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p9 Pearson Correlation .898** .841
** .950
** .950
** .906
** .841
** .898
** .898
** 1 .906
** .959
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
p10 Pearson Correlation .906** .834
** .834
** .947
** 1.000
** .834
** .906
** .906
** .906
** 1 .957
**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
TOTAL Pearson Correlation .970** .926
** .903
** .986
** .957
** .926
** .948
** .948
** .959
** .957
** 1
Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
N 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20 20
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
116
Reliability
[DataSet1] C:\RUMAH SAKIT\FIX VALIDITAS CARING.sav
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
117
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.756 21
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
p1 156.00 227.368 .775 .740
p2 156.05 226.155 .791 .739
p3 155.95 229.103 .644 .743
p4 155.75 235.145 .558 .749
p5 156.00 228.000 .741 .741
118
p6 156.10 228.832 .707 .742
p7 156.10 231.674 .652 .745
p8 155.95 232.155 .566 .746
p9 155.95 226.576 .770 .739
p10 156.10 226.937 .808 .739
p11 155.75 235.145 .558 .749
p12 155.75 235.566 .527 .750
p13 155.90 232.411 .518 .747
p14 156.10 230.305 .629 .744
p15 156.10 230.937 .596 .745
p16 155.75 235.566 .527 .750
p17 156.10 233.358 .550 .748
p18 156.25 231.776 .553 .746
119
p19 156.20 233.011 .509 .747
p20 156.15 233.187 .525 .747
TOTAL 80.00 60.737 1.000 .928
Reliability
[DataSet2] C:\RMAH SAKIT\FIX VALIDITAS LOYAL.sav
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
120
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 20 100.0
Excludeda 0 .0
Total 20 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.794 11
121
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
p1 78.70 155.800 .966 .771
p2 78.65 157.713 .919 .774
p3 78.65 158.134 .893 .775
p4 78.65 156.661 .984 .772
p5 78.60 156.568 .953 .772
p6 78.65 157.713 .919 .774
p7 78.70 156.221 .942 .772
p8 78.70 156.221 .942 .772
p9 78.70 156.011 .954 .771
p10 78.60 156.568 .953 .772
122
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's Alpha if
Item Deleted
p1 78.70 155.800 .966 .771
p2 78.65 157.713 .919 .774
p3 78.65 158.134 .893 .775
p4 78.65 156.661 .984 .772
p5 78.60 156.568 .953 .772
p6 78.65 157.713 .919 .774
p7 78.70 156.221 .942 .772
p8 78.70 156.221 .942 .772
p9 78.70 156.011 .954 .771
p10 78.60 156.568 .953 .772
TOTAL 41.40 43.411 1.000 .987
123
Lampiran 7
Surat Balasan Izin Penelitian
124
Lampiran 8
Surat Keterangan Selesai Penelitian
125
Lampiran 9 OUTPUT HASIL PENELITIAN
Crosstabs
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
CARING * LOYAL 64 100.0% 0 .0% 64 100.0%
126
CARING * LOYAL Crosstabulation
LOYAL
Total TIDAK LOYAL LOYAL
CARING TIDAK BAIK Count 33 2 35
Expected Count 23.5 11.5 35.0
% within CARING 94.3% 5.7% 100.0%
BAIK Count 10 19 29
Expected Count 19.5 9.5 29.0
% within CARING 34.5% 65.5% 100.0%
Total Count 43 21 64
Expected Count 43.0 21.0 64.0
% within CARING 67.2% 32.8% 100.0%
127
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided) Exact Sig. (2-sided) Exact Sig. (1-sided)
Pearson Chi-Square 25.728a 1 .000
Continuity Correctionb 23.087 1 .000
Likelihood Ratio 28.309 1 .000
Fisher's Exact Test .000 .000
Linear-by-Linear Association 25.326 1 .000
N of Valid Casesb 64
a. 0 cells (,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 9,52.
b. Computed only for a 2x2 table
128
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .535 .000
N of Valid Cases 64
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for CARING (TIDAK
BAIK / BAIK) 31.350 6.206 158.369
For cohort LOYAL = TIDAK
LOYAL 2.734 1.645 4.545
For cohort LOYAL = LOYAL .087 .022 .344
129
Risk Estimate
Value
95% Confidence Interval
Lower Upper
Odds Ratio for CARING (TIDAK
BAIK / BAIK) 31.350 6.206 158.369
For cohort LOYAL = TIDAK
LOYAL 2.734 1.645 4.545
For cohort LOYAL = LOYAL .087 .022 .344
N of Valid Cases 64
Frequencies
Statistics
CARING
N Valid 64
Missing 0
130
CARING
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK BAIK 35 54.7 54.7 54.7
BAIK 29 45.3 45.3 100.0
Total 64 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
LOYAL
N Valid 64
Missing 0
LOYAL
131
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid TIDAK LOYAL 43 67.2 67.2 67.2
LOYAL 21 32.8 32.8 100.0
Total 64 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
JENIS_KELAMIN
PENDIDIKAN_TE
RAKHIR
STATUS_PERNIK
AHAN
UMUR_RESPOND
EN
N Valid 64 64 64 64
Missing 0 0 0 0
132
Frequency Table
JENIS_KELAMIN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid LAKI-LAKI 39 60.9 60.9 60.9
PEREMPUAN 25 39.1 39.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
133
PENDIDIKAN_TERAKHIR
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 10 15.6 15.6 15.6
SMP 15 23.4 23.4 39.1
SMA 27 42.2 42.2 81.2
S1 1 1.6 1.6 82.8
LAINNYA 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0
134
STATUS_PERNIKAHAN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid MENIKAH 44 68.8 68.8 68.8
BELUM MENIKAH 7 10.9 10.9 79.7
DUDA / JANDA 13 20.3 20.3 100.0
Total 64 100.0 100.0
135
UMUR_RESPONDEN
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 18 – 28 7 10.9 10.9 10.9
29 – 39 7 10.9 10.9 21.9
40 – 50 19 29.7 29.7 51.6
51 – 60 31 48.4 48.4 100.0
Total 64 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
C1 C2 C3 C4 C5 C6 C7 C8 C9 C10
N Valid 64 64 64 64 64 64 64 64 64 64
Missing 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
136
Frequency Table
C1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 47 73.4 73.4 73.4
2 17 26.6 26.6 100.0
Total 64 100.0 100.0
C2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 53 82.8 82.8 82.8
2 11 17.2 17.2 100.0
Total 64 100.0 100.0
137
C3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 11 17.2 17.2 17.2
2 53 82.8 82.8 100.0
Total 64 100.0 100.0
C4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 51 79.7 79.7 79.7
2 13 20.3 20.3 100.0
Total 64 100.0 100.0
138
C5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 51 79.7 79.7 79.7
2 13 20.3 20.3 100.0
Total 64 100.0 100.0
C6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 48 75.0 75.0 75.0
2 16 25.0 25.0 100.0
Total 64 100.0 100.0
139
C7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 58 90.6 90.6 90.6
2 6 9.4 9.4 100.0
Total 64 100.0 100.0
C8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 14 21.9 21.9 21.9
2 50 78.1 78.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
140
C9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 41 64.1 64.1 64.1
2 23 35.9 35.9 100.0
Total 64 100.0 100.0
C10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 48 75.0 75.0 75.0
2 16 25.0 25.0 100.0
Total 64 100.0 100.0
Frequencies
141
LOYAL1 LOYAL2 LOYAL3 LOYAL4
N Valid 64 64 64 64
Missing 0 0 0 0
Frequency Table
LOYAL1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 22 34.4 34.4 34.4
2 42 65.6 65.6 100.0
Total 64 100.0 100.0
142
LOYAL2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 35 54.7 54.7 54.7
2 29 45.3 45.3 100.0
Total 64 100.0 100.0
LOYAL3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 24 37.5 37.5 37.5
2 40 62.5 62.5 100.0
Total 64 100.0 100.0
143
LOYAL4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 30 46.9 46.9 46.9
2 34 53.1 53.1 100.0
Total 64 100.0 100.0
SAVE OUTFILE='C:\RUMAH SAKIT\PER INDIKATOR.sav'
/COMPRESSED.
144
Lampiran 10
145
Lampiran 11
146
Lampiran 12
FORM BIMBINGAN
147
148
Lampiran 13
DOKUMENTASI
Penyebaran Kuesioner kepada
Pasien
Penyebaran Kuesioner
kepada Pasien
149
Penyebaran Kuesioner
kepada Pasien
Penyebaran Kuesioner
kepada Pasien
150
151