skripsi hubungan persepsi wanita infertil ...repo.stikesicme-jbg.ac.id/1187/2/skripsi lengkap.pdfx...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
HUBUNGAN PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG STIGMA
MASYARAKAT PADA WANITA INFERTIL DENGAN
ADAPTASI SOSIAL PENDEKATAN
MODEL KEPERAWATAN
CALYSTA ROY
(Studi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun)
SARI MURDIYANI
143210042
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
ii
HUBUNGAN PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG STIGMA
MASYARAKAT PADA WANITA INFERTIL DENGAN
ADAPTASI SOSIAL PENDEKATAN
MODEL KEPERAWATAN
CALYSTA ROY
(Studi Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun)
SKRIPSI
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan pada Program
Studi S1 Keperawatan pada Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
Insan Cendekia medika Jombang
SARI MURDIYANI
143210042
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
INSAN CENDEKIA MEDIKA
JOMBANG
2018
iii
iv
v
vi
vii
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Penulis dilahirkan di Kota Madiun, 11 Maret 1996 dari keluarga Bapak
Bani dan Ibu S ri Rahayu. Penulis merupakan anak pertama dari dua bersaudara.
Tahun 2001 penulis lulus dari TK ABA Wonocatur Yogyakarta,, tahun
2008 penulis lulus dari SDN Balerjo 2, tahun 2011 penulis lulus dari SMPN 1
Geger dan tahun 2014 penulis lulus dari SMAN 1 Dolopo Madiun, tahun 2014
penulis lulus seleksi masuk STIKes “Insan Cendekia Medika” Jombang melalui
jalur PMDK gelombang 1. Penulis memilih program Studi S1 Keperawatan dari
lima pilihan program studi yang ada di STIKes “Insan Cendekia Medika”
Jombang.
Demikian riwayat hidup ini dibuat dengan sebenar-benarnya.
Jombang, 03 Juli 2018
Sari Murdiyani
ix
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
MOTTO
Kau tak dapat meraih sesuatu dalam hidup tanpa pengorbanan sekecil apapun.
PERSEMBAHAN
Sujud syukur ku persembahan pada ALLAH yang maha kuasa, berkat dan rahmat
yang di berikannya hingga saat ini saya dapat mempersembahkan skripsi pada
orang orang tersayangan : Kepada kedua orang tuaku tersayang Bapak Bani dan
Ibu Sri Rahayu yang tak pernah lelah membesarkanku dengan penuh kasih saying
,serta memberi dukungan, perjuangan, motinvasi dan pengorbanan dalam hidup
ini. Kepada adekku Risqi Aprilia yang memberikan dukungan dan mengisi hari
hariku dengan canda tawa dan kasih saying. Kepada orang terbaikku dan
tersayang Taufan Eshana Undari yang selalu memberi dukungan selalu memberi
semangat dan memberikan kebahagiaan.
Kepada Dosen S1 Keperawatan STIKES ICME Jombang yang selalu memberi
bimbingannya , Khususnya Kepada Ibu Muarrofah, S.Kep,Ns.,M.Kes dan Kepada
Ibu Maharani Tri Puspitasari, S.Kep.,Ns.MM yang telah sabar memberi
bimbingan kepada penulis.
Kepada Teman teman tersayang Desi purwantini , Siti nur puji Astutik, lois elita
santoso, Eni Tri utami dan teman Kos FJ mart yang telah mau membantu pada
saat aku membutuhkan kalian , semoga kita dapat menjadi orang orang sukses dan
kebanggaan orang tua. Kepada Teman Terbaikku Afifatul Dwi Prasanti, Dyah
ayu maharani, Aprilia Dewi, Ari Puspita Sari, Dian Ajeng Wardana, Anggih Dian
W terimakasih telah memberikan dukungan semoga kalian cepat menyusul
wisuda dan apa yang kalian cita citakan terkabul.
x
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala karunia-NYA
sehingga skripsi dengan judul “Hubungan Persepsi Wanita Infertil Tentang
Stigma Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial Pendekatan
Model Keperawatan Calysta Roy”ini dapat selesai tepat pada waktunya.
Penyusunan skripsi ini diajukan sebagai salah satu syarat menyelesaikan
pendidikan S1 Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia
Medika Jombang. Dalam penyusunan skripsi ini penulis banyak mendapat
bimbingan dan arahan dari berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan
terimakasih kepada Bapak H. Imam Fatoni, SKM., MM selaku ketua Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang yang telah memberikan
sarana prasarana. Ibu Inayatur Rosyidah, selaku Ketua program studi S1
Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Insan Cendekia Medika Jombang.
Ibu Muarrofah,S.Kep.,Ns.M.Kes selaku pembimbing I yang telah banyak
memberi pengarahan, motivasi dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. Ibu
Maharani Tri Puspitasari,S.Kep.,Ns.MM selaku pembimbing II yang telah banyak
memberi motivasi, pengarahan dan ketelitian dalam penyusunan skripsi ini.
Ungkapan terimakasih juga disampaikan kepada kedua orang tuaku yang selalu
memberi do'a, dukungan dan semangat tiada henti dan selalu memberi dukungan
baik moral maupun material dalam penyusunan tugas akhir ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
mengingat keterbatasan kemampuan penulis, namun peneliti berusaha semaksimal
mungkin sesuai dengan kemampuan, maka dengan segala kerendahan hati penulis
xi
mengharap saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan skripsi ini,
penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi profesi keperawatan amin.
Jombang, Juni 2018
Penulis
xii
ABSTRAK
HUBUNGAN PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG STIGMA
MASYARAKAT PADA WANITA INFERTIL DENGAN
ADAPTASI SOSIAL PENDEKATAN MODEL
KEPERAWATAN CALYSTA ROY
(Studi di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Madiun)
Sari Murdiyani
Budaya Indonesia menunjukkan pentingnya nilai anak didalam keluarga.
Permasalahan infertilitas tidak hanya menjadi masalah ginekologi, tetapi menjadi
masalah kesehatan yang serius, permasalahan tersebut berdampak pada kualitas
hidup individu dan pasangan. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan
persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan
adaptasi sosial pendekatan model keperawatan Calysta Roy di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.
Desain penelitian analitik survei, pendekatan cross sectional. Populasi semua
wanita infertil yang menikah selama kurang lebih 5 tahun yang tidak memiliki
anak dan tidak mengunakan alat kontrasepsi dan sampel yang diteliti sebanyak 31
responden dengan simple random sampling. Variabel independent persepsi wanita
infertil tentang stigma masyarakat dan variabel dependent adaptasi sosial
pendekatan model keperawatan Calysta Roy. Pengumpulan data dengan
penyebaran kuesioner, pengolahan data editing, coding, scoring dan tabulating,
analisa data dengan uji statistik Chi Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden memiliki persepsi
negatif sebanyak 19 responden (61%) dan hampir seluruhnya dari responden
memiliki adaptasi negatif sebanyak 25 responden (81%). Nilai p = 0,001 < α 0,05
yang berarti H1 diterima.
Kesimpulan penelitian ini yaitu ada hubungan persepsi wanita infertil tentang
stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi sosial pendekatan model
keperawatan Calysta Roy.
Kata kunci : Persepsi Wanita Infertil, Adaptasi Sosial, Wanita Infertil
xiii
ABSTRACT
THE RELATIONSHIP OF THE INFERTIL WOMEN'S PERCEPTION ON
COMMUNITY STIGMA IN WOMEN INFERTIL WITH
ADAPTATIONSOCIAL CALYSTA NURSING
APPROACH ROY
(Study at In Working Area UPTD Community Health Centers
Kebonsari Madiun)
Indonesian culture shows the importance of the value of children in the family.
The problem of infertility is not only a gynecological problem, but a serious
health problem, the problem affects the quality of life of individuals and couples. The purpose of this study was to find out the correlation between perception of
infertile woman about stigma of society in infertile woman with social adaptation
of nursing approach of Calysta Roy in work area of UPTD community health
centers Kebonsari Madiun.
Survey analytic research design, cross sectional approach. Population of all
infertile women who married for about 5 years who did not have children and did
not use contraceptives and samples studied were 31 respondents with simple
random sampling. Independent variables of infertile female perception of
community stigma and dependent variable of social adaptation of Calysta Roy's
nursing approach. Data collection used questionnaires distribution, data editing,
coding, scoring and tabulating, data analysis with Chi Square.
The results showed that most respondents had negative perceptions of 19
respondents (61%) and almost all of them had negative adaptation of 25
respondents (81%). Value p = 0.001 <α 0.05 which means H1 accepted.
Conclusion in this research is that there is correlation between perception of
infertile woman about stigma of society in infertile woman with social adaptation
approach of nursing model Calysta Roy.
Keywords : Perception of Infertile Women, Social Adaptation, Infertile Women
xiv
DAFTAR ISI
Halaman
Sampul Luar .. .................................................................................................. i
Sampul Dalam ................................................................................................. ii
Pernyataan Keaslihan ...................................................................................... iii
Pernyataan Bebas Plagiasi .............................................................................. iv
Halaman Pernyataan......................................................................................... v
Halaman Persetujuan ........................................................................................ vi
Halaman Pengesahan ....................................................................................... vii
Daftar Riwayat Hidup ..................................................................................... viii
Moto dan Persembahan ....................... ............................................................ ix
Kata Pengantar ................................................................................................. x
Abstrak ............................................................................................................ xii
Abstract ............................................................................................................ xiii
Daftar Isi........................................................................................................... xiv
Daftar Tabel ..................................................................................................... xvii
Daftar Gambar .................................................................................................. xviii
Daftar Lampiran ............................................................................................... xix
Daftar Lambang .............................................................................................. xx
Daftar singkatan ……………………………………………………… .......... xxi
BAB 1 PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ....................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................. 3
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................. 4
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 6
2.1 Konsep Dasar Persepsi ........................................................... 6
2.1.1 Definisi Persepsi ......................................................... 6
2.1.2 Jenis Persepsi ............................................................. 6
2.1.3 Teori-teori persepsi .................................................... 7
2.2 Konsep Dasar Stigma Masyarakat ......................................... 9
2.2.1 Definisi stigma masyarakat ........................................ 9
2.2.2 Faktor-faktor terbentuk stigma masyarakat ................ 9
2.2.3 Manifestasi stigma ..................................................... 10
2.2.4 Tipe-tipe stigma .......................................................... 11
2.3 Konsep Dasar Budaya Patriarki ............................................ 12
2.3.1 Definisi budaya patriarki darah ................................. 12
2.4 Konsep Dasar Infertilitas........................................................ 13
2.4.1 Definisi Infertilitas ..................................................... 13
2.4.2 Klasifikasi ................................................................... 13
2.4.3 Etiologi Infertilitas ..................................................... 14
2.4.4 Faktor-faktor infertik ................................................. 15
2.4.5 Pemeriksaan infertilitas ............................................. 17
2.4.6 Pemeriksaan kasus infertilitas idiopatik ..................... 20
xv
2.5 Konsep Dasar Stigma Masyarakat Terhadap Infertil ............. 21
2.6 Konsep Dasar Adaptasi sosial budaya ................................... 22
2.6.1 Definisis adaptasi sosial ............................................ 22
2.6.2 Proses yang mendukung adaptasi sosial .................... 23
2.6.3 Mekanisme pertahanan diri ....................................... 23
2.6.4 Adaptasi sosial budaya ............................................... 25
2.7 Konsep Dasar Teori Adaptasi Calista Roy............................. 25
2.7.1 Definisi teori adaptasi Calista Roy ............................. 25
2.7.2 Manusia ...................................................................... 25
2.7.3 Input ........................................................................... 26
2.7.4 Proses kontrol ............................................................ 27
2.7.5 Efektor ....................................................................... 28
2.7.6 Output ........................................................................ 30
2.7.7 Lingkungan ................................................................ 31
2.7.8 Kesehatan .................................................................. 31
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS .................. 33
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................. 33
3.2 Hipotesis Penelitian ................................................................ 34
BAB 4 METODE PENELITIAN ........................................................... 35
4.1 Desain Penelitian .................................................................... 35
4.2 Rencana Penelitian ................................................................ 35
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 36
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling ............................................. 36
4.4.1 Populasi ...................................................................... 36
4.4.2 Sampel ........................................................................ 36
4.4.3 Sampling ..................................................................... 37
4.5 Kerangka Kerja ...................................................................... 38
4.6 Variabel Penelitian ................................................................. 39
4.7 Definisi Operasional............................................................... 39
4.8 Pengumpulan Data ................................................................. 41
4.9 Analisa Data ........................................................................... 48
4.10 Etika Penelitian ...................................................................... 52
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ......................... 54
5.1 Hasil Penelitian ..................................................................... 54
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitia .......................................... 54
5.1.2 Data Umum ................................................................ 55
5.2 Pembahasan ............................................................................ 60
5.2.1 Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma Mayarakat
Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari
Kabupaten Madiun .................................................... 60
5.2.2 Adaptasi Sosial Dengan Pendekatan Model
Keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ................ 64
xvi
5.2.3 Hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma
masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi
sosial dengan pendekatan model keperawatan
Calysta Roy Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Kebonsari Kabupaten Madiun ................................... 67
BAB 6 KESIMPULAN DAN SARAN ............................................... ... 68
6.1 Kesimpulan ........................................................................... 68
6.2 Saran .................................................................................... 68
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xvii
DAFTAR TABEL
No Tabel Daftar Tabel Hal
Tabel 2.1 Etiologi Infertilitas ......................................................................... 13
Tabel 4.1 Definisi Operasional ...................................................................... 40
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ........................ 53
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ............... 54
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun .............. 54
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Menstruasi Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 55
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menikah Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 55
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan agama Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ........................ 56
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi Wanita Infertil
Tentang Stigma Mayarakat Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Kebonsari Kabupaten Madiun ...................................................... 56
Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Adaptasi Sosial Dengan
Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ........................ 57
Tabel 5.9 Tabulasi Silang Analisis Persepsi Wanita Infertil Tentang
Stigma Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi
Sosial Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 57
Tabel 5.10 Hasil Uji Statistik Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma
Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial
Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun ........................ 58
xviii
DAFTAR GAMBAR
No Gambar Daftar Gambar Hal
Gambar 2.1 Manusia sebagai sistem adaptif ............................................. 30
Gambar 2 2 Representasi diagram tentang sistem adaptasi manusia ..... 31 Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ......................................................... 33
Gambar 4.1 Kerangka Kerja ................................................................... 38
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal kegiatan
Lampiran 2 Permohonan menjadi responden
Lampiran 3 Lembar informed consent
Lampiran 4 Demografi
Lampiran 5 Lembar kisi-kisi kuesioner persepsi
Lampiran 6 Lembar kuesioner persepsi
Lampiran 7 Lembar kisi-kisi kuesioner adaptasi sosial
Lampiran 8 Lembar kuesioner adaptasi sosial
Lampiran 9 Tabulasi data umum
Lampiran 10 Data tabulasi validitas dan reabilitas persepsi wanita infertil
Lampiran 11 Data tabulasi validitas dan reabilitas adaptasi sosial
Lampiran 12 Validitas persepsi wanita infertil tentang stigma masyrakat
Lampiran 13 Validitas adaptasi sosial
Lampiran 14 Reabilitas persepsi wanita infertil
Lampiran 15 Reabilitas adaptasi sosial
Lampiran 16 Tabulasi persepsi wanita infertil
Lampiran 17 Tabulasi adaptasi sosial
Lampiran 18 Diskriptif statistik karakteristik responden
Lampiran 19 Hasil uji statistik
Lampiran 20 Tabulasi crosstab persepsi wanita infertil
Lampiran 21 Tabulasi crosstabs adaptasi sosial Lampiran 22 Surat- surat ijin penelitian
Lampiran 23 Lembar konsul
Lampiran 24 Dokumentasi penelitian
xx
DAFTAR LAMBANG
% : prosentase
> : lebih besar
≥ : lebih besar dari sama dengan
< : lebih kecil
/ : atau
= : sama dengan
≤ : lebih kecil dari sama dengan
- : Sampai dengan
xxi
DAFTAR SINGKATAN
ASRM : American Society of Reproductive Medicine
DKK : Dan Kawan-Kawan
DINKES : Dinas Kesehatan
FSH : Follicle-Stimulating Hormone
FIV : Fertilisasi In Vitro
HIFERI : Himpunan Endokrinologi Reproduksi dan Fertilitas Indonesia
HHS : Histerosalpingografi
ICMe : Insan Cendekia Medika
KEMENKES : Kementrian Kesehatan
STIKes : Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
UPTD : Unit Pelaksana Teknis Daerah
USG : Ultrasonografi
WHO : World Health Organization
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Budaya Indonesia menunjukkan pentingnya nilai anak di dalam keluarga.
Anak sebagai penerus dan penyumbang sosial, ekonomi keluarga (Gokler et al,
2014). Permasalahan infertilitas tidak hanya menjadi masalah ginekologi, akan
tetapi menjadi masalah kesehatan yang serius karena seringkali permasalahan
tersebut berdampak pada kualitas hidup individu dan pasangan (Louis et al,
2013).
Budaya patriarkhi yang masih kental di Indonesia, khususnya di
masyarakat Jawa mengganggap tabu permasalahan infertilitas, bias gender
menjadi salah satu faktor yang menghambat pasangan mendapatkan layanan
kesehatan infertilitas. Perempuan menjadi pihak yang banyak dirugikan dalam hal
tersebut, stigma masyarakat secara umum memandang jika pasangan belum
memiliki keturunan maka wanita yang dianggap bersalah, hal ini akan berdampak
besar pada kesehatan mental baik dari aspek fisik, emosional, seksual, spritual dan
keuangan, sedangan pengambilan keputusan untuk memanfaatkan layanan
infertilitas bergantung kepada suami (Dermatoto, 2008).
Pasangan Usia Subur (PUS) di Indonesia, 10 – 15% diantaranya
dinyatakan infertile dan diperkirakan 4 – 6 juta pasangan memerlukan pengobatan
infertilitas untuk mendapatkan keturunan (Bennett, 2014). Hasil studi
pendahuluan di wilayah kerja UPTD puskesmas Kebonsari Madiun terdapat 545
pasangan usia subur yang terdiri dari Desa Balerjo, Desa Selopuro, Desa
2
Ngelongko dan Desa Binowo. Hasil wawancara didapatkan 5 orang pasangan usia
subur yang sudah menikah kurang lebih 5 tahun dan belum memiliki keturunan,
dari 545 pasang usia subur di wilayah kerja UPTD puskesmas Kebonsari Madiun
ada 34 wanita infertil yaitu dari Desa Balerjo 21 wanita infertil, Desa Selopuro 14
wanita infertil, Desa Binowo 10 wanita infertil dan Desa Ngelongko 20 wanita
infertil yang masuk kriteria penelitian dimana dengan kriteria pasangan usia subur
yang sudah menikah kurang lebih selama 5 tahun dan belum memiliki keturunan.
Ketiadaan anak dalam perkawinan pada waktu lama akan menjadi
masalah, karena ada keyakinan keadaan ini akan mengancam keutuhan rumah
tangga. Hal ini sejalan dengan teori adaptasi Roy menitik beratkan pendekatan
pada tiga hal meliputi stimulus fokal yaitu stimulus atau rangsangan yang berasal
dari dalam individu maupun dari luar individu dan harus dihadapi secara langsung
pada saat itu juga. Stimulus kontekstual adalah semua stimulus yang berpengaruh
terhadap stimulus fokal berasal dari lingkungan sekitar. Stimulus residual
merupakan faktor yang berasal dari lingkungan sekitar yang dapat berpengaruh
secara tidak langsung pada individu (Tomey & Alligood, 2010).
Infertilitas tidak hanya menyangkut kesehatan fisik semata-mata, tetapi
juga berdampak psikologis dan sosial bagi pasangan yang mengalaminya hal
tersebut sesuai dengan stimulus kontekstual dalam model keperawatan adaptasi
Roy, jika kehamilan tidak kunjung terjadi dalam suatu rumah tangga, yang akan
disalahkan adalah wanita karena kodratnya yang mampu hamil, hal ini sejalan
dengan stimulus residual yang ada dalam model keperawatan adaptasi Roy, teori
tersebut menekankan pada kemampuan penderita interfilitas untuk beradaptasi
3
dengan perubahan status kesehatan melalui lingkungan masyarakat yang ada
(Alligood, 2014).
Sekian banyaknya pasangan suami istri yang sudah menikah, namum
belum ada kehadiran seorang anak, rasanya kurang lengkap. Pada umumnya klien
yang mengalami gangguan kesuburan akan timbul gejala seperti kecemasan dan
stres, gejala yang lain diantaranya marah, pengkhianatan, rasa bersalah dan
kesedihan (Ezzell, 2016). Kesedihan semacam itu hanya sering dirasakan oleh
wanita tetapi, ternyata pria juga dapat merasakan hal yang sama. Pria yang sudah
menikah namun belum memiliki keturunan akan merasa kecewa, marah, sedih
yang luar biasa. Bagi laki-laki yang belum memiliki anak sama saja merupakan
tekanan secara sosial, budaya, dan keluarga (Tjandrawinata, 2013).
Melihat besarnya dampak stigma masyarakat tentang infertilitas yang
dialami pasangan infertil, terutama pada wanita infertil, maka peneliti tertarik
untuk melakukan penelitian tentang “Hubungan Persepsi Wanita Infertil Tentang
Stigma Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial Dengan
Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy di Kabupaten Madiun Jawa Timur”.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada
hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil
dengan adaptasi sosial pendekatan model keperawatan Calysta Roy di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun
Tahun 2018?
4
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Menganalisis hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat
pada wanita infertil dengan adaptasi sosial pendekatan model keperawatan
Calysta Roy di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari
Kabupaten Madiun Tahun 2018.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada
wanita infertil di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan
Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun 2018.
2. Mengidentifikasi adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan
Calysta Roy di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan
Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun 2018.
3. Menganalisa hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat
pada wanita infertil dengan adaptasi sosial di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun 2018.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma
masyarakat pada wanita infertil terhadap adaptasi sosial dengan pendekatan
model keperawatan Calysta Roy dapat menjadi hasil referensi ilmiah bagi peneliti
selanjutnya yang akan melakukan penelitian sejenis.
5
1.4.2 Manfaat Praktis
1. Bagi peneliti
Penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang bagaimana hubungan
persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan
adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan Calysta Roy.
2. Bagi Masyarakat
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan salah satu masukan
wawasan pengetahuan tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dan
memberikan gambaran tentang hubungan presepsi wanita infertil tentang stigma
masyarakat dengan adaptasi sosial.
3. Bagi Institusi
Penelitian diharapkan dapat meningkatkan mutu pendidikan dan
memberikan masukan kepada kurikulum untuk lebih menekankan aspek
penyuluhan tentang kesehatan reproduksi serta sebagai bahan perbandingan untuk
penelitian selanjutnya.
6
BAB 2
TINJUAN PUSTAKA
2.1 Konsep Dasar Persepsi
2.1.1 Definisi Persepsi
Persepsi adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan
dengan tindakan yang akan diambil. Persepsi adalah satu proses pengorganisasian
dan penginter pretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau
individu sehingga menjadi sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang
terintegrasi dalam diri individu (Notoatmodjo, 2010)
Persepsi merupakan istilah yang umumnya dikenal oleh masyarakat,
persepsi dapat diartikan sebagai penafsiran terhadap suatu hal (Riswandi, 2009).
Persepsi merupakan informasi yang pertama kali diperoleh sangat
mempengaruhi pembentukan persepsi. Oleh karena itu, pengalaman pertama
yang tidak menyenangkan akan sangat mempengaruhi pembentukan persepsi
seseorang. Tetapi karena stimulus yang dihadapi oleh manusia senantiasa
berubah, maka persepsi pun dapat berubah-ubah sesuai dengan stimulus yang
diterima (Ramadhan, 2009).
2.1.2 Jenis Persepsi
Terdapat dua jenis persepsi menurut Riswandi (2009), yaitu persepsi
lingkungan fisik dan persepsi sosial atau persepsi terhadap manusia. Persepsi
lingkungan fisik berbeda dengan persepsi sosial. Adapun perbedaan jenis
persepsi yaitu sebagai berikut :
1. Persepsi lingkungan fisik yaitu suatu kegiatan dalam menafsirkan stimulus
berupa lambang-lambang yang bersifat fisik baik terhadap suatu
7
objek. Persepsi terhadap objek terjadi dengan menanggapi sifat-sifat luar
objek. Objek bersifat statis, sehingga ketika seseorang mempersepsikan
suatu objek, objek tersebut tidak memberi tanggapan.
2. Persepsi sosial merupakan persepsi terhadap orang melalui lambang-
lanbang verbal dan non-verbal. Persepsi sosial yaitu menanggapi sifat-sifat
luar dan dalam yang meliputi perasaan, motif, harapan, keyakinan.
Persepsi terhadap manusia bersifat interaktif, dimana ketika sesorang
mempersepsikan orang lain terhadap kemungkinan timbul reaksi dari orang
yang dipersepsikan.
3. Berdasarkan jenis persepsi, maka persepsi masyarakat mengenai kinerja
jumantik tergolong dalam persepsi sosial. Hal tersebut dikarenakan
persepsi ini ditujukan kepada orang atau individu lainnya.
2.1.3 Teori-Teori Persepsi
1. Faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu usia dan jenis kelamin (Arifin,
2011)
2. Faktor interpersonal merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi.
Faktor interpersonal meliputi tingkat pendidikan, tingkat pengembangan,
latar belakang sosio-kultural, faktor emosi, gender, status kesehatan fisik,
nilai dan kepercayaan serta peran (Nurhidayat, 2012).
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi seseorang menurut Nurhidayat
(2012) adalah:
1. Variabel demografis meliputi usia, jenis kelamin, ras dan suku bangsa.
2. Variabel sosio-psikologi yaitu faktor sosia dan emosional.
8
3. Tekanan sosial, merupakan pengaruh dari teman kelompok dapat
mempengaruhi seseorang dalam mempersepsikan mengenai suatu hal.
4. Variabel struktural meliputi pengetahuan Cues of action, dapat berupa
isyarat internal atau eksternal misalnya perasaan lemah, gejala yang tidak
menyenangkan atau anggapan seseorang terhadap kondisi orang terdekat
yang menderita suatu penyakit
Menurut Arifin (2011), faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu
1. Orang yang melakukan persepsi.
1. Sikap individu yang bersangkutan terhadap objek persepsi
2. Motivasi atau keinginan yang belum terpenuhi yang ada didalam diri
seseorang akan berpengaruh terhadap persepsi
3. Interest atau keterkaritan, faktor perhatian individu dipengaruhi oleh
keterkaritan tentang sesuatu.
4. Harapan, seseorang akan mempersepsikan suatu objek atau kejadian
sesuai dengan apa yang diharapkan pada orangtersebut.
5. Pengalaman
2. Target atau objek persepsi
3. Faktor keadaan atau situasi lingkungan
1) Konteks sosial
2) Konteks pekerjaan, persepsi seseorang terhadap suatu peristiwa dalam
lingkup pekerjaan
3) Waktu saat objek dipersepsikan
9
2.2 Konsep Dasar Stigma Masyarakat
2.2.1 Definisi Stigma
Stigma berhubungan dengan kehidupan sosial yang biasanya ditujukan
kepada orang-orang yang dipandang berbeda, diantaranya seperti menjadi
korban kejahatan, kemiskinan, serta orang yang berpenyakitan salah satunya
orang infertilitas. Orang yang mendapat stigma dilabelkan atau ditandai sebagai
orang yang bersalah (Bhugra, 2016). Stigma masyarakat (stigma sosial) adalah
pandangan dari masyarakat pada seseorang yang dianggap ternoda dan karenanya
mempunyai watak yang tercela.
2.2.2 Faktor-Faktor Terbentuk Stigma
Faktor-faktor terbentuknya stigma sebagai berikut:
1. Pengetahuan
Stigma terbentuk karena ketidak tahuan, kurangnya pengetahuan
tentang Infertilitas, dan kesalahpahaman tentang penularan Infertilitas
(Liamputtong, 2013). Hal tersebut dikarenakan rendahnya tingkat
pengetahuan seseorang. Pengetahuan adalah hasil tahu dari informasi yang
ditangkap oleh panca indera. Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor
pendidikan, pekerjaan, umur, lingkungan, sosial dan budaya (Wawan &
Dewi, 2011).
2. Persepsi
Persepsi terhadap seseorang yang berbeda dari orang lain dapat
mempengaruhi perilaku dan sikap terhadap orang tersebut. Stigma bisa
berhubunga dengan persepsi seperti rasa malu dan menyalahkan orang
yang memiliki penyakit Infertilitas (Paryati et al, 2012).
10
3. Tingkat Pendidikan
Tingkat Pendidikan dapat mempengaruhi munculnya stigma. Jika
tingkat pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan juga akan tinggi (Erkki
& Hedlund, 2013).
4. Umur
Umur merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stigma
seseorang. Semakin bertambah umur seseorang maka semakin berubah
sikap dan perilaku seseorang sehingga pemikiran seseorang bisa berubah
(Paryati et al, 2012).
5. Jenis Kelamin
Jenis kelamin merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
kerja seseorang (Paryati, 2012). Perempuan juga cenderung memiliki
stigma yang tinggi dimana bersikap menyalahkan dibanding dengan laki-
laki (Salmon et al, 2014).
2.2.3 Manifestasi Stigma
Biasanya orang yang terkena stigma dihubungkan dengan
kemandulan. Hal ini menjadi bumerang bagi mereka dimana dianggap masyarakat
sebagai orang yang tidak bisa melahirkan keturunan. Wanita sering menjadi
korban terkena stigma karena berhubungan dengan kodratnya yang melahirkan
seorang anak. Maka dari itu, stigma bisa muncul dari kata-kata kasar, gosip,
dan menjauhi atau mendiskriminasi orang Infertilitas (Liamputtong, 2013).
11
2.2.4 Tipe-Tipe Stigma
Menurut Fiorillo, Volpe, & Bhugra (2016) mengungkapkan ada 5 tipe
stigma sebagai berikut :
1. Public stigma, dimana sebuah reaksi masyarakat umum yang memiliki
keluarga atau teman yang sakit fisik ataupun mental. Salah satu contoh kata-
katanya adalah “saya tidak mau tinggal bersama dengan orang Infertil”.
2. Structural stigma, dimana sebuah institusi, hukum, atau perusahaan
yang menolak orang berpenyakitan.
3. Self stigma, dimana menurunnya harga dan kepercayaan diri seseorang
yang memiliki penyakit.
4. Felt or perceived stigma, dimana orang dapat merasakan bahwa ada stigma
terhadap dirinya dan takut berada di lingkungan komunitas. Misalnya
seorang wanita tidak ingin mencari pekerjaan dikarenakan takut status
Infertilitas dirinya diketahui dan dijauhi oleh rekan kerjanya.
5. Experienced stigma, dimana seseorang pernah mengalami diskriminasi dari
orang lain. Contohnya seperti pasien Infertil diperlakukan tidak ramah
dibandingkan dengan pasien yang tidak Infertil diperlakukan ramah oleh
tenaga kesehatan.
6. Label avoidance, dimana seseorang tidak berpartisipasi dalam pelayanan
kesehatan untuk menghindari status dirinya sebagai orang yang memiliki
penyakit. Salah satu contoh adalah pasien menyembunyikan obatnya.
12
2.3 Konsep Dasar Budaya Patriarki
2.3.1 Definisi budaya patriarki
Istilah patriarki menjadi sangat luas pemakaiannya setelah dihubungkan
tidak hanya dengan konteks sosial, politik, dan budaya tetapi juga dengan
penggambaran struktur masyarakat laki-laki dan perempuan yang tidak seimbang
dan ketidakadilan. Istilah tersebut juga digunakan untuk menunjuk suatu kondisi
ketika patriarki bertindak sebagai standar atas yang lain yakni perempuan
(Zainubi, 2016).
Menurut Bhasin (1996:1) patriarki digunakan untuk menyebut kekuasaan
laki-laki. Patriarki adalah sistem pengelompokan masyarakat sosial yang
mementingkan garis keturunan bapak/laki-laki. Patrilineal adalah hubungan
keturunan melalui garis keturunan kerabat pria atau bapak. Patriarki juga dapat
dijelaskan dimana keadaan masyarakat yang menempatkan kedudukan dan posisi
laki-laki lebih tinggi dari pada perempuan dalam segala aspek kehidupan sosial,
budaya dan ekonomi.
Patriarki merupakan sebuah sistem otoritas yang berdasarkan kekuasaan
laki- laki tersosialisasi melalui lembaga-lembaga sosial, politik, dan ekonomi.
Lembaga keluarga dipandang sebagai institusi otoritas sang “Bapak”, dimana
pembagian kerja berdasarakan gender dan opresi terhadap perempuan
disosialisasikan dan diproduksi. Keluarga sarat dengan muatan-muatan ideologis
dan kepentingan kelas yang berkuasa, yaitu laki-laki (Zainubi, 2016).
13
2.4 Konsep Dasar Infertilitas
2.4.1 Definisi Infertilitas
Infertilitas merupakan kegagalan suatu pasangan untuk mendapatkan
kehamilan sekurang-kurangnya dalam 12 bulan berhubungan seksual secara
teratur tanpa kontrasepsi, atau biasa disebut juga sebagai infertilitas primer.
Infertilitas sekunder adalah ketidakmampuan seseorang memiliki anak atau
mempertahankan kehamilannya. Pada perempuan di atas 35 tahun, evaluasi dan
pengobatan dapat dilakukan setelah 6 bulan pernikahan. Infertilitas idiopatik
mengacu pada pasangan infertil yang telah menjalani pemeriksaan standar
meliputi tes ovulasi, patensi tuba, dan analisis semen dengan hasil normal
(HIFERI,2013).
Infertilitas atau ketidak suburan adalah kesulitan untuk memperoleh
keturunan pada pasangan yang tidak menggunakan kontrasepsi dan melakukan
sanggama secara teratur (Depkes RI, 2008).
2.4.2 Klasifikasi Infertil
Klasifikasi infertil menurut Easley (2013) yaitu :
1. Infertil primer
Berarti pasangan suami istri belum mampu dan belum pernah memiliki
anak setelah satu tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu
tanpa menggunakan alat kontrasepsi dalam bentuk apapun.
2. Infertil sekunder
Berarti pasangan suami istri telah atau pernah memiliki anak
sebelumnya tetapi saat ini belum mampu memiliki anak lagi setelah satu
14
tahun berhubungan seksual sebanyak 2-3 kali perminggu tanpa
menggunakan alat atau metode kontrasepsi jenis apapun.
Berdasarkan hal yang telah disebutkan sebelumnya, dapat disimpulkan
bahwa pasangan suami istri dianggap infertil apabila memenuhi syarat-syarat
berikut:
1) Pasangan tersebut berkeinginan untuk memiliki anak.
2) Selama satu tahun atau lebih berhubungan seksual, istri belum
mendapatkan kehamilan.
3) Frekuensi hubungan seksual minimal 2 – 3 kali dalam setiap minggunya.
4) Istri maupun suami tidak pernah menggunakan alat ataupun metode
kontrasepsi, baik kondom, obat-obatan dan alat lain yang berfungsi untuk
mencegah kehamilan.
2.4.3 Etiologi Infertilitas
Tabel 2.1 Etiologi Infertilitas
Etiologi Penyakit
Gangguan hormonal Hypothalamic release factors
pituitary
Endometriosis
Polycystyc ovarii syndrome
Infeksi Salpingitis
Servisitis
Endometritis
Reaksi imunitas Penyakit autoniummune
Reaksi imunitas terhadap sperma
Reaksi imunitas terhadap fetus dan
plasenta
Gonadal disgenesis
Congenital disorder Anomali uterus
Anomali vagina dan genitalia
eksternal
Sumber : Fauziyah, 2012
15
2.4.4 Faktor-Faktor Infertil
1. Faktor wanita (60-70%)
1) Faktor vagina (3%-5%)
Masalah vagina yang dapat menghambat penyampaian air mani
ini ialah adanya sumbatan atau peradangan. Sumbatan jenis pertama
adalah sumbatan psikogen yang disebut juga vaginismus atau
dispareunia dan yang kedua adalah sumbatan anatomis berupa vaginitis
atau radang pada vagina yang biasa disebabkan oleh candida albicans
atau trikomonas sejenis kuman yang hidup di dalam vagina ini dapat
menghambat gerak spermatozoa.
2) Serviks (1%-10%)
Infertilitas yang berhubugan dengan faktor serviks dapat
disebabkan oleh sumbatan kanalis servikalis, lendir serviks yang
abnormal, malposisi dari serviks atau kombinasinya. Terdapat berbagai
kelainan anatomi serviks yang berperan dalam infertilitas, yaitu cacat
bawaan (atresia), polip serviks, stenosis akibat trauma, peradangan
(servisitis menahun), sineksia setelah konisasi dan inseminasi yang tidak
adekuat. Vaginitis yang disebabkan oleh trikomonas vaginalis dan
kandida albicans dapat menghambat motilitas spermatozoa akan tetapi
pHnya tidak mengahambat motilitasnya.
3) Uterus (4%-5%)
Adanya kelainan rongga rahim karena perlengketan, mioma atau
polip, peradangan endometrium dan gangguan kontraksi rahim, dapat
16
mengganggu transportasi spermatozoa. Kalaupun sampai terjadi
kehamilan biasanya kehamilan tersebut akan berakhir sebelum waktunya.
4) Tuba fallopii (65%-80%)
Paling banyak ditemukan dalam masalah infertilitas. Diantara
tuba yang membesar seluruhnya ataupun yang menebal karena adanya
kerusakan dinding tuba akibat infeksi atau endometriosis, tuba yang
memendek akibat peradangan sebelumnya, fibriosis atau pembentukan
jaringan ikat, serta perlengaketan tuba yang menganggu pergerakan
fimbria.
5) Ovarium (5%-10%)
Gangguan pada ovarium (indung telur), seperti adanya tumor
atau kista endometriosis bisa mengakibatkan tidak terjadinya ovulasi.
Sebab bagaimana bisa terjadi pembuahan bila tidak ada sel telur yang
akan dibuahi.
6) Anovulasi (35%)
Penyebab infertilitas (ketidaksuburan) adalah anovulasi yaiti
35%. Anovulasi adalah tidak ada sel telur berarti tak akan ada kehamilan.
Ovulasi dan menstruasi adalah satu rangkain orkestrasi kejadian
hormonal didalam tubuh wanita, yang berarti mencerminkan suatu
peristiwa yang teratur dan periodik.
2. Faktor laki-laki (30-40%)
Meliputi kelainan sperma, penyempitan saluran mani karena infeksi
bawaan, faktor imonuglobik/antibody, anti sperma, serta faktor gizi.
17
1) Gabungan (20-30%) yaitu biasa dari kedua-duanya (suami dan istri
mengalami infertil).
2) Tidak jelas (10%) faktor ini sekitar 10% dari kejadian infertilitas setelah
semua pemikiran dilakukan penyebab infertilitas dapat saja tidak diketahui
atau terdekteksi.
2.4.5 Pemeriksaan infertilitas
Menurut HIFERI (2013) yaitu :
1. Pemeriksaan pada perempuan
Gangguan ovulasi terjadi pada sekitar 15% pasangan infertilitas dan
menyumbang sekitar 40% infertilitas pada perempuan. Pemeriksaan infertilitas
yang dapat dilakukan diantaranya:
1) Pemeriksaan ovulasi
a. Frekuensi dan keteraturan menstuasi harus ditanyakan kepada seorang
perempuan. Perempuan yang mempunyai siklus dan frekuensi haid yang
teratur setiap bulannya, kemungkinan mengalami ovulasi
b. Perempuan yang memiliki siklus haid teratur dan telah mengalami infertilitas
selama 1 tahun, dianjurkan untuk mengkonfirmasi terjadinya ovulasi dengan
cara mengukur kadar progesteron serum fase luteal madya (hari ke 21-28)
c. Pemeriksaan kadar progesteron serum perlu dilakukan pada perempuan yang
memiliki siklus haid panjang (oligomenorea). Pemeriksaan dilakukan pada
akhir siklus (hari ke 28-35) dan dapat diulang tiap minggu sampai siklus haid
berikutnya terjadi
d. Pengukuran temperatur basal tubuh tidak direkomendasikan untuk
mengkonfirmasi terjadinya ovulasi
18
2. Pemeriksaan pada laki-laki
Penanganan kasus infertilitas pada laki-laki meliputi:
1) Anamnesis
Anamnesis ditujukan untuk mengidentifikasi faktor risiko dan kebiasaan
hidup pasienyang dapat secara bermakna mempengaruhi fertilitas pria. Anamnesis
meliputi :
a. Riwayat medis dan riwayat operasi sebelumnya
b. Riwayat penggunaan obat-obatan (dengan atau tanpa resep) dan alergi
c. Gaya hidup dan riwayat gangguan sistemik, riwayat penggunaan alat
kontrasepsi
d. Riwayat infeksi sebelumnya, misalnya penyakit menular seksual dan infeksi
saluran nafas.
2) Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan fisik pada laki-laki penting untuk mengidentifikasi adanya
penyakit tertentu yang berhubungan dengan infertilitas. Penampilan umum
harus diperhatikan, meliputi tanda-tanda kekurangan rambut pada tubuh atau
ginekomastia yang menunjukkan adanya defisiensi androgen. Tinggi badan,
berat badan, IMT, dan tekanan darah harus diketahui.
b. Palpasi skrotum saat pasien berdiri diperlukan untuk menentukan ukuran dan
konsistensitestis. Apabila skrotum tidak terpalpasi pada salah satu sisi,
pemeriksaan inguinal harus dilakukan. Orkidometer dapat digunakan untuk
mengukur volume testis. Ukuran rata-rata testis orang dewasa yang dianggap
normal adalah 20 ml.
19
c. Konsistensi testis dapat dibagi menjadi kenyal, lunak, dan keras. Konsistensi
normal adalah konsistensi yang kenyal. Testis yang lunak dan kecil dapat
mengindikasikan spermatogenesis yang terganggu.
d. Palpasi epididimis diperlukan untuk melihat adanya distensi atau indurasi.
Varikokelsering ditemukan pada sisi sebelah kiri dan berhubungan
dengan atrofi testis kiri. Adanya perbedaan ukuran testis dan sensasi seperti
meraba “sekantung ulat” pada tes valsava merupakan tanda-tanda
kemungkinan adanya varikokel.
e. Pemeriksaan kemungkinan kelainan pada penis dan prostat juga harus
dilakukan. Kelainan pada penis seperti mikropenis atau hipospadia dapat
mengganggu proses transportasi sperma mencapai bagian proksimal vagina.
Pemeriksaan colok dubur dapat mengidentifikasi pembesaran prostat dan
vesikula seminalis.
3) Pemeriksaan fungsi endokrinologi.
a. Dilakukan pada pasien dengan konsentrasi sperma < 10 juta/ml
b. Bila secara klinik ditemukan bahwa pasien menderita kelainan endokrinologi.
Pada kelainan ini sebaiknya dilakukan pemeriksaan hormon testosteron dan
FSH serum
4) Penilaian antibodi antisperma merupakan bagaian standar analisis semen.
Menurut kriteria WHO, pemeriksaan ini dilakukan dengan pemeriksaan
imunologi atau dengan cara melihat reaksi antiglobulin. Namun saat ini
pemeriksaan antibodi antisperma tidak direkomendasikan untuk dilakukan
sebagai penapisan awal karena tidak ada terapi khusus yang efektif untuk
mengatasi masalah ini.
20
2.4.6 Pemeriksaan kasus infertilitas idiopatik
Tatalaksana infertilitas perbandingan antara biaya yang dikeluarkan dan
efektifitas pemeriksaan sangat penting dipertimbangkan dalam pengambilan
keputusan klinik. NationalInstitute for Health and Clinical Excellence in the UK
and the American Society of Reproductive Medicine merekomendasikan
pemeriksaan yang penting sebagai berikut :
1. Histeroskopi
Histeroskopi meruapakan baku emas dalam pemeriksaan yang
mengevaluasi kavum uteri. Meskipun Fayez melaporkan pemeriksaan HSG sama
akuratnya dengan histeroskopi dalam hal diagnosis. Peran histeroskopi dalam
pemeriksaan infertilitas adalah untuk mendeteksi kelaianan kavum uteri yang
dapat mengganggu proses implantasi dan kehamilan serta untuk mengevaluasi
manfaat modalitas terapi dalam memperbaiki endometrium.
Oliveira melaporkan kelainan kavum uteri yang ditemukan dengan
pemeriksaan histeroskopi pada 25 % pasien yang mengalami kegagalan berulang
fertilisasi in vitro (FIV). Semua pasien tersebut memiliki HSG normal pada
pemeriksaan sebelumnya.
Penanganan yang tepat akan meningkatkan kehamilan secara bermakna
pada pasien dengan kelainan uterus yang ditemukan saat histeroskopi.
Histeroskopi memiliki keunggulan dalam mendiagnosis kelainan intra uterin yang
sangat kecil dibandingkan pemeriksaan HSG dan USG transvaginal. Banyak studi
membuktikan bahwa uterus dan endometrium perlu dinilai sejak awal pada pasien
infertilitas atau pasien yang akan menjalani FIV.
21
2. Laparoskopi
Tindakan laparoskopi diagnostik dapat dilakukan pada pasien infertilitas
idiopatik yang dicurigai mengalami patologi pelvis yang menghambat kehamilan.
Tindakan ini dilakukan untuk mengevaluasi rongga abdomino-pelvis sekaligus
memutuskan langkah penanganan selanjutnya.
Studi menunjukkan bila hasil HSG normal, tindakan laparoskopi tidak
perlu dilakukan laparoskopi diagnostik dapat dipertimbangkan bila hingga
beberapa siklus stimulasi ovarium dan inseminasi intra uterin pasien tidak
mendapatkan kehamilan.
Mengacu pada American Society of Reproductive Medicine (ASRM),
laparoskopi diagnostik hanya dilakukan bila dijumpai bukti atau kecurigaan kuat
adanya endometriosis pelvis, perlengketan genitalia interna atau oklusi tuba
Tindakan laparoskopi diagnostik pada pasien infertilitas idiopatik tidak
dianjurkan bila tidak dijumpai faktor risiko patologi pelvis yang berhubungan
dengan infertilitas. Kebanyakan pasien akan hamil setelah menjalani beberapa
siklus stimulasi ovarium dan atau siklus FIV.
2.5 Konsep Dasar Stigma Masyarakat Terhadap Infertil
Stigma terhadap infertil adalah suatu sifat yang menghubungkan
seseorang yang tidak bisa memiliki keturunan, dengan nilai-nilai negatif yang
diberikan oleh mereka (masyarakat). Stigma membuat wanita infertil
diperlakukan secara berbeda dengan orang lain. Diskriminasi terkait infertil
adalah suatu tindakan yang tidak adil pada seseorang yang secara nyata atau
diduga mengalami infertil yang tidak bisa memberikan keturunan. Dalam
kehidupan bermasyarakat sering kita mengetahui ketidakharmonisan rumah
22
tangga karena tidak adanya anak sebagai buah dari suatu perkawinan (Gokler et
al, 2014).
Kemandulan menyebabkan stigmatisasi, perceraian, penyiksaan,
penolakan dan penghilangan status sosial serta harga diri. Kesalahan karena tidak
mempunyai keturunan dibebankan kepada pihak wanita. Wanita cenderung
menjadi tumpuan kesalahan dari terjadinya infertilitas. Secara sosial, keberadaan
peran wanita yang menonjol pada masyarakat dengan sistem budaya patriarkhi,
akan menghadapkan wanita dengan kasus infertil pada sorotan dan tekanan sosial
(Pranata, 2009).
Dalam konteks budaya patriarki yang demikian dominan, bila terjadi
kemandulan seringkali yang disalahkan adalah kaum wanita karena kodratnya
sebagai yang mampu hamil. Padahal fungsi reproduksi sebenarnya bukan hanya
milik kaum perempuan semata. Kaum laki-laki pun memiliki kontribusi sama.
Dengan mengamati hal-hal diatas menunjukkan bahwa kasus infertilitas dalam
suatu latar sosio kultural mengandung bias gender yang kuat. Wanita cenderung
disalahkan dalam hampir semua kasus infertilitas sehingga menderita tekanan
sosial dari stigma masyarakat di sekitarnya (Demartoto, 2008).
2.6 Adaptasi Sosial
2.6.1 Definisi Adaptasi Sosial
Adaptasi adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan,
penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan
lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan
pribadi (Winata, 2014).
23
Menurut Soeharto Heerdjan (1987),“Penyesuaian diri adalah usaha tau
perilaku yang tujuannya mengatasi kesulitan dan hambatan.” Menurut Karta
Sapoetra membedakan adaptasi mempunyai dua arti. Adaptasi yang pertama
disebut penyesuaian diri yang autoplastis (auto artinya sendiri, plastis artinya
bentuk), sedangkan pengertian yang kedua disebut penyesuaian diri yang
allopstatis (allo artinya yang lain, palstis artinya bentuk). Jadi adaptasi ada yang
artinya “pasif” yang mana kegiatan pribadi ditentukan oleh lingkungan, danada
yang artinya “aktif”, yang mana pribadi mempengaruhi lingkungan (Winata,
2014).
Adaptasi merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu
dalam berespon terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat
mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara fisiologis dan fsikologis yang akan
menghasilkan perilaku adiptif (A.Aziz Alimul Hidayat, 2008).
2.6.2 Proses yang mendukung dalam adaptasi social
Proses adaptasi antar budaya melibatkan perubahan identitas dan
dukungan bagi para mahasiswa pendatang. Dukungan yang dimaksud adalah
sebagai berikut Winata (2014):
1. Rasa tenteram dan meningkatnya harga diri
2. Fleksibilitas dan keterbukaan kognitif
3. Kompetensi dalam interaksi social dan meningkatnya kepercayaan diri dan
rasa percaya pada orang lain.
2.6.3 Mekanisme pertahanan diri
Diantara mekanisme pertahanan diri yang digunakan untuk melakukan
proses adaptasi psikologis antara lain A.Aziz Alimul Hidayat (2008):
24
1. Rasionalisasi
Merupakan suatu usaha untuk menghindari dari masalah psikologis dengan
selalu memberikan alasan secara rasional, sehingga masalah yang dihadapi dapat
teratasi.
2. Displacement
Merupakan upaya untuk mengatasi masalah psikologis dengan melakukan
pemindahan tingkah laku kepada objek lain, sebagai contoh apabila seseorang
terganggu akibat situasi yang ramai, maka temanya yang disalahkan.
3. Kompensasi
Upaya untuk mengatasi masalah dengan cara mencari kepuasaan pada
situasi yang lain seperti seseorang memiliki masalah karena menurunya daya ingat
maka akan menonjolkan kemampuan yang dimilikinya.
4. Proyeksi
Merupakan mekanisme pertahanan diri dengan menempatkan sifat batin
orang lain, seperti dirinya membenci pada orang lain kemudian mengatakan pada
orang bahwa orang lain yang membencinya.
5. Represi
Upaya untuk mengatasi masalah dengan cara menghilingkan pikiran masa
lalu yang buruk dengan melupakanya.
6. Supresi
Upaya untuk mengatasi masalah dengan menekan masalah yang tidak
diterima dengan sadar dan individu tidak mau memikirkan hal-hal yang kurang
menyenangkan.
25
2.6.4 Adaptasi sosial budaya
Merupakan cara untuk mengadakan perubahan dengan melakukan proses
penyesuian perilaku yang sesuai dengan norma yang berlaku dimasyarakat dalam
kegiatan kemasyarakatan (Winata, 2014).
2.7 Konsep Dasar Teori Adaptasi Calista Roy
2.7.1 Definisi teori adaptasi calista roy
Teori Adaptasi Roy pertama kali dikembangkan oleh Sister Calista Roy
pada tahun 1964 -1966 dan baru dioperasionalkan pada tahun 1968. Teori adaptasi
Roy memandang klien sebagai suatu sistem adaptasi. Tujuan keperawatan adalah
membantu klien beradaptasi dan meningkatkan kesehatannya dengan cara
mempertahankan perilaku adaptif serta merubah perilaku maladaptif.
Ketidakmampuan beradaptasi terhadap tekanan lingkungan internal dan eksternal
akan menyebabkan klien membutuhkan pelayanan kesehatan. Dalam memahami
konsep model ini, Roy menetapkan empat komponen elemen sentral paradigma
keperawatan dalam model adaptasi tersebut yang terdiri dari manusia, lingkungan,
kesehatan dan keperawatan. Keempat elemen tersebut saling mempengaruhi satu
sama lain karena merupakan suatu sistem (Yani, Hamid &Ibrahim, 2017)
2.7.2 Manusia
Roy mengemukakan bahwa manusia merupakan fokus utama yang
menerima asuhan keperawatan, baik itu individu, keluarga, kelompok maupun
masyarakat. Manusia dipandang sebagai “Holistic Adaptif Sistem” yang
merupakan perpaduan antara konsep sistem dan konsep adaptasi. Roy memandang
manusia sebagai mahluk holistik yang dalam sistem kehidupannya akan selalu
berinteraksi dengan lingkungannya, dimana diantara keduanya akan terjadi
26
pertukaran informasi, “matter” dan energi.. Dalam konsep Sistem, Roy
mengemukakan beberapa pandangannya tentang manusia antara lain: manusia
sebagai makhluk biopsikososial yang selalu berinteraksi dengan lingkungannya
secara terus menerus : untuk mencapai suatu keseimbangan, seseorang harus
beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi dengan menggunakan koping,
baik yang bersifat positif maupun negatif : semua individu harus beradaptasi
terhadap tekanan internal dan eksternal dalam memenuhi empat mode adaptasi
(fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi) : individu selalu berada
pada rentang sehat sakit dan hal ini berhubungan dengan keefektifan koping yang
dilakukan untuk beradaptasi terhadap perubahan (Yani, Hamid & Ibrahim, 2017).
Sebagai sistem adaptif, Roy menggambarkan manusia secara holistik sebagai
suatu kesatuan yang terdiri dari Input, Proses kontrol, Efektor dan Output.
2.7.3 Input
Input berarti manusia menerima masukan dari lingkungan luar (eksternal)
dan dalam (internal) dirinya sendiri. Roy mengidentifikasi bahwa input sebagai
stimulus yang dibagi dalam tiga tingkatan yaitu:
1. Stimulus fokal yaitu stimulus yang langsung dihadapi seseorang dan
menimbulkan efek segera misalnyakerusakan ginjal progresif akan
menyebabkan pasien mengalami kelebihan volume cairan tubuh.
2. Stimulus kontekstual yaitu semua stimulus baik internal maupun eksternal
yang mempengaruhi situasi dan dapat diobservasi, diukur dan dilaporkan
secara subyektif. Stimulus ini menunjang terjadinya keadaan tidak sehat
(faktor presipitasi). Stimulus ini muncul secara bersamaan, dimana dapat
menimbulkan respons negatif pada stimulus fokal.
27
3. Stimulus residual merupakan faktor predisposisi berupa sikap, keyakinan dan
pemahaman individu yang dapat mempengaruhi terjadinya keadaan tidak
sehat. Stimulus ini berkembang sesuai pengalaman yang lalu dan menjadi
proses belajar untuk mentoleransinya. Efek dari stimulus ini mungkin tidak
tampak jelas bagi observer serta sering tidak disadari oleh individu. Contoh
stimulus residual adalah kurangnya pengetahuan klien tentang cara
pengobatan infertil sehingga klien merasa di jauhi oleh masyarakat.
2.7.4 Proses Kontrol
Roy menggunakan istilah mekanisme koping untuk menjelaskan proses
kontrol. Beberapa mekanisme koping diwariskan atau diturunkan secara genetik
(misal sel darah putih) sebagai sistem pertahanan terhadap bakteri yang
menyerang tubuh. Dalam konsep ilmu Keperawatan, Roy juga memperkenalkan
dua mekanisme kontrol (subsistem) yaitu:
1. Regulator Subsistem regulator mempunyai komponen-komponen : input-
proses dan output. Subsistem ini merupakan faktor bawaaan dan berdasarkan
respon fisiologis danreaksi kimia tubuh.
2. Kognator Subsistem kognator dapat eksternal maupun internal. Subsistem ini
merupakan gambaran respon yang berhubungan dengan fungsi otak dalam
memproses informasi, pengambilan keputusan dan emosi. Respon output dari
sub sistem regulator dapat menjadi umpan balik untuk subsistem kognator.
Persepsi atau proses informasi merupakan proses internal yang berhubungan
dengan memperhatikan, memberi kode dan mengingat.
28
2.7.5 Efektor
Roy menggambarkan proses internal seseorang sebagai sistem adaptasi
dengan menetapkan sistem efektor. Sebagai sistem adaptasi, efektor memiliki 4
mode adaptasi meliputi fungsi fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan
interdepedensi.
1. Fungsi Fisiologis
Fungsi fisiologis berhubungan dengan struktur tubuh dan fungsinya.
Calysta Roy mengidentifikasi sembilan kebutuhan dasar fisiologis yang harus
dipenuhi untuk mempertahankan integritas, yang dibagi menjadi dua bagian,
mode fungsi fisiologis tingkat dasar yang terdiri dari 5 kebutuhan dan fungsi
fisiologis dengan proses yang kompleks terdiri dari 4 bagian yaitu :
1) Oksigenasi menggambarkan pola penggunaan oksigen berhubungan dengan
respirasi dan sirkulasi.
2) Nutrisi menggambarkan pola penggunaan nutrient untuk memperbaiki kondisi
tubuh dan perkembangan.
3) Eliminasi menggambarkan pola eliminasi.
4) Aktivitas dan istirahat menggambarkan pola aktivitas, latihan, istirahat dan
tidur.
5) Integritas kulit menggambarkan pola fungsi fisiologis kulit.
6) Rasa /senses menggambarkan fungsi sensori perceptual berhubungan dengan
panca indera.
7) Cairan dan elektrolit menggambarkan pola fisiologis penggunaan cairan dan
elektrolit.
29
8) Fungsi neurologist menggambarkan pola control neurologist, pengaturan dan
intelektual
9) Fungsi endokrin menggambarkan pola control dan pengaturan termasuk
respon stress dan system reproduksi
2. Konsep Diri
Model konsep ini mengidentifikasi pola nilai, kepercayaan dan emosi
yang berhubungan dengan ide diri sendiri. Perhatian ditujukan pada kenyataan
keadaan diri sendiri tentang fisik, individual, dan moral-etik. Mode konsep diri
berhubungan dengan psikososial dengan penekanan spesifik pada aspek
psikososial dan spiritual manusia. Kebutuhan dari konsep diri ini berhubungan
dengan integritas psikis antara lain persepsi, aktivitas mental dan ekspresi
perasaan.
Konsep diri menurut Calysta Roy terdiri dari dua komponen yaitu the
physical self dan the personal self.
1) The physical self yaitu bagaimana seseorang memandang dirinya berhubungan
dengan sensasi tubuhnya dan gambaran tubuhnya. Kesulitan pada area ini
sering terlihat pada saat merasa kehilangan, seperti setelah operasi, amputasi
atau hilang kemampuan seksualitas.
2) The personal self, yaitu berkaitan dengan konsistensi diri, ideal diri, moral- etik
dan spiritual diri orang tersebut. Perasaan cemas, hilangnya kekuatan atau takut
merupakan hal yang berat dalam area ini.
3. Fungsi Peran (Sosial)
Fungsi peran mengidentifikasi tentang pola interaksi social seseorang
berhubungan dengan orang lain akibat dari peran ganda yang dicerminkan dalam
30
peran primer, sekunder dan tersier. Fokusnya pada bagaimana seseorang dapat
memerankan dirinya dimasyarakat sesuai kedudukannya .
4. Interdependent
Interdependen mengidentifikasi pola nilai-nilai manusia, kehangatan,
cinta dan memiliki. Proses tersebut terjadi melalui hubungan interpersonal
terhadap individu maupun kelompok. Interdependensi adalah bagian akhir dari
mode yang dijabarkan oleh Calysta Roy. Fokusnya adalah interaksi untuk saling
memberi dan menerima cinta/ kasih sayang, perhatian dan saling menghargai.
Interdependensi yaitu keseimbangan antara ketergantungan dan
kemandirian dalam menerima sesuatu untuk dirinya. Ketergantungan ditunjukkan
dengan kemampuan untuk afiliasi dengan orang lain. Kemandirian ditunjukkan
oleh kemampuan berinisiatif untuk melakukan tindakan bagi dirinya.
Interdependensi dapat dilihat dari keseimbangan antara dua nilai ekstrim, yaitu
memberi dan menerima.
2.7.6 Output
Output adalah respon dari manusia itu sendiri (dapat adaptif maupun
inefektif). Respon ini ditampilkan sebagai perilaku yang dapat di amati, diukur,
dirasakan atau secara subyektif dilaporkan oleh manusia. Respon yang adaptif
akan meningkatkan integritas manusia sehingga terlihat orang tersebut mampu
mempertahankan kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang, bereproduksi dan
memiliki keahlian. sedangkan respon yang mal adaptif atau inefektif akan
mengganggu integritas seseorang.
31
Input Proses control Efektor Out put
2.7.7 Lingkungan
Lingkungan adalah semua stimulus yang berasal dari dalam maupun
sekitar individu. Lingkungan adalah semua kondisi, keadaan dan pengaruh-
pengaruh disekitar individu yang dapat mempengaruhi perkembangan dan
perilaku individu dan kelompok (Yani & Ibrahim, 2017). Tugas seseorang adalah
mendesin lingkungan untuk meningkatkan kemampuan adaptasi atau
meminimalkan resiko yang akan terjadi pada saat terjadi perubahan
Model Sistem Adaptasi Manusia berdasar ”Teori Adaptasi Roy ’’
Umpan Balik
Gambar 2.1 Manusia sebagai sistem adaptif. (Diambil dari Roy, C. 1984
Introduction to nursig : An adaptaion model. edisi ke-2.
Englewood cliffs, NJ : Prentice Hall).
2.7.8 Kesehatan
Definisi sehat menurut Roy adalah “a state and process of being and
becoming an integrated and whole person”.Integritas atau keutuhan manusia
meliputi integritas fisiologis, psikologis dan sosial. Integritas ditunjukkan dengan
adanya kemampuan untuk mempertahankan diri, tumbuh, berkembang dan
beradaptasi secara terus menerus. Asuhan keperawatan yang diberikan bertujuan
1. Tingkat
adaptasi 2. Stimulus
Respon
1. Adaptif
2. Inefektif
1. Fungsi
fisiologi 2. Konsep
diri 3. Fungsi
peran 4. Interdepe
ndensi
Mekanisme
koping :
1. Regulator
2. Kognator
32
untuk memaksimalkan respon adaptif dan meminimalkan respon infektif individu
dalam kondisi sehat maupun sakit(Yani & Ibrahim, 2017).
Berkaitan dengan proses sosial manusia, Roy secara luar
mengkategorikan proses kontrol menjadi subsistem penstabil dan inovator.
Subsistem penstabil
Gambar 2.2 Representasi diagram tentang sistem adaptasi manusia
(diambil dari Roy, C & Andrews, H 1999. The Roy
Adaptation Model. Edisi ke-2. Upper Saddle River, NJ :
Pearson)
Gambaran manusia sebagai sistem (Gambar 2.2) terlihat bahwa manusia
terdiri dari empat mode yaitu fisiologis-fisik, konsep diri-identitas kelompok,
fungsi peran, ketergantungan. Dalam suatu sistem adaptasi stimulis dapat
mempengaruhi keempat mode kemudian terjadi proses koping dan dihasilkan
suatu perilaku.Lingkungan oleh Roy dijelaskan sebagai seluruh kondisi, keadaan
dan sekitarnya yang mempengaruhi perkembangan dan perilaku seseorang atau
kelompok sebagai sistem adaptasi (Yani & Ibrahim, 2017).
33
BAB 3
KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep
Kerangka konseptual adalah kerangka hubungan antara konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012).
Keterangan: : Ditelit
: Tidak Diteliti
: Mempengaruhi
: Hubungan
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual pada penelitian hubungan persepsi wanita
infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan
adaptasi sosial pendekatan model keperawatan Calysta Roy di
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Madiun
Input Proses Kontrol Efektor
r
Out put
Stimulus Internal :
Infertil
Kognator : Persepsi
Sosial
Regulator : Persepsi
Lingkungan Fisik
Stimulus eksternl
1. Variabel
demografis 2. Variabel sosio-
psikologi 3. Tekanan social 4. Variabel struktural
Mekanisme Koping Respon :
Adaptasi Sosisal
1. Fungsi
Fisiologis
2. Konsep diri
3. Fungsi peran
34
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pertanyaan penelitian (Nursalam, 2014).
H1 : ada hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada
wanita infertil dengan adaptasi sosial pendekatan model keperawatan
Calysta Roy di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Madiun.
35
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian adalah metode atau cara yang akan digunakan dalam
penelitian yang tercermin melalui langkah-langkah teknis dan operasional
penelitian yang akan dilaksanakan (Notoatmodjo, 2010). Pada bab ini
menjelaskan tentang jenis penelitian, rancangan penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi, sampel, teknik sampling, kerangka kerja, identifikasi
variabel, definisi operasional, pengumpulan data, pengolahan data, analisa data
dan etika penelitian.
4.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian survei (non-eksperimen). Penelitian
survei merupakan penelitian yang tidak melakukan intervensi atau perlakuan
terhadap variabel, hanya mengamati fenomena alam atau sosial yang terjadi, atau
mencari hubungan fenomena tersebut dengan variabel-variabel yang lain
(Notoatmodjo, 2010).
4.2 Rencana Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik dengan
pendekatan cross sectional. Menurut Notoatmodjo (2010) penelitian survei
analitik adalah penelitian yang coba menggali bagaimana dan mengapa fenomena
kesehatan itu terjadi. Cross sectional adalah suatu penelitian untuk mempelajari
dinamika korelasi antara faktor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi, atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat
(Notoatmodjo, 2010).
36
4.3 Waktu dan Tempat Penelitian
4.3.1 Waktu penelitian
Penelitian dilakukan pada bulan Februari 2018 sampai dengan selesai.
Waktu penelitian dihitung dari awal pembuatan proposal sampai penyusunan
laporan hasil penelitian.
4.3.2 Tempat penelitian
Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari
Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun Tahun 2018.
4.4 Populasi, Sampel dan Sampling
4.4.1 Populasi
Populasi adalah subjek misalnya manusia atau klien yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan (Nursalam,2017). Populasi dalam penelitian ini
adalah seluruh responden wanita infertil yang menikah selama kurang lebih 5
tahun yang tidak memiliki anak dan tidak mengunakan alat kontrasepsi di wilayah
kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun
sebanyak 34 responden.
4.4.2 Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi terjangkau yang dapat
dipergunakan sebagai subjek penelitian melalui sampling (Nursalam, 2017).
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian klien wanita infertil di wilayah kerja
Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.
Menurut Nursalam (2017) penentuan sampel yaitu :
37
Keterangan:
n = Jumlah Sampel
N = Jumlah Populasi
d = Tingkat signifikansi
Jadi, jumlah sampel yang diambil dalam penelitian ini adalah 31 responden
4.4.3 Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple
random sampling. Simple random sampling yaitu pengambilan sampel secara
acak sederhana dimana setiap unit dari populasi mempunyai kesempatan yang
sama untuk diseleksi sebagai sampel. (Notoatmodjo, 2010).
= 31
38
4.5 Kerangka Kerja
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Hubungan Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma
Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial Pendekatan
Model Keperawatan Calysta Roy di UPTD Puskesmas Kebonsai
Kabupaten Madiun
Sampling
Simple random sampling
Pengambilan data
Kuisioner
Desain penelitian
Desain penelitian ini adalah survei analitik dengan pendekatan cross sectional
Analisa data
Uji Chi Square
Populasi
Seluruh klien wanita infertil di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari Kecamatan Kebonsari
Kabupaten Madiun sebanyak 34 responden.
Pengolahan data
Editing, koding, scoring, tabulating
Penyajian data
Identifikasi Masalah
Sampel
Sebagian klien wanita infertil di wilayah kerja Puskesmas Kebonsari Kecamatan
Kebonsari Kabupaten Madiun sebanyak 31 responden
39
4.6 Variabel Penelitian
Variabel adalah perilaku atau karakteristik yang memberikan nilai
beda terhadap sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain). Variabel juga
merupakan konsep dari berbagi level abstrak yang didefinisikan sebagai
suatu fasilitas untuk pengukuran dan manipulasi suatu penelitian (Nursalam,
2017)
4.6.1 Variabel Independen (Variabel Bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau
nilainya menentukan variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel independen
dalam penelitian ini adalah persepsi wanita infertil tentang stigma
masyarakat.
4.6.2 Variabel Dependen (Variable Terikat)
Variabel dependen merupakan variabel yang dipengaruhi nilainya
ditentukan oleh variabel lain (Nursalam, 2017). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah adaptasi social pendekatan model keperawatan
Calysta Roy.
4.7 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah definisi berdasarkan karakteristik yang
dapat diamati atau diukur yang memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena
dari sesuatu yang didefinisikan tersebut (Nursalam, 2017).
40
Tabel 4.1 Definisi Operasional Penelitian Hubungan Persepsi Wanita Infertil
Tentang Stigma Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi
Sosial Dengan Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy di
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun
No. Variabel Devinisi
Operasional Parameter
Alat
ukur Skala Skor
1 Variabel
independen
: Persepsi
Wanita
Infertil
tentang
stigma
masyarakat
Pendapat
ataupun
anggapan
wanita yang
belum memiliki
keturunan yang
di ungkapkan
dan di rasakan
negatif
masyarakat
terhadap yang
wanita yang
belum memiliki
keturunan.
1. Stikma
masyarakat
tentang peran
wanita yang
tidak bisa
memberi
keturunan
2. Siklus
menstruasi
wanita infertil
yang berkaitan
dengan
kesehatan
sistem
reproduksi
wanita
3. Wanita selalu
jadi tumpuhan
kesalahan jika
tidak memiliki
keturunan
4. Kebudaya
patriarki yang
menyalahkan
kaum wanita
jika tidak
memiliki
keturunan
K
U
E
S
I
O
N
E
R
N
O
M
I
N
A
L
Skor untuk skala likert
: Pernyataan positif
SS : 4
S : 3
TS : 2
STS : 1
Pernyataan negatif
SS : 1
S : 2
TS : 3
STS : 4
kriteria menggunakan
cut
of point mean:
1. Jika nilai T skor >
T mean berarti
persespsi positif
2. Jika nilai T skor <
T mean berarti
persespsi negatif
(Najmah, 2011)
2 Variabel
Dependen:
Adaptasi
Sosial
Calysta
Roy
Suatu proses
perubahan yang
menyertai PUS
dalam berespon
terhadap
perubahan yang
ada di
lingkungan
keluarga dan
masyarakat
karena belum
mempunyai
anak dalam
kurun waktu
lebih dari 1
tahun selama
pernikahan
1. Rasa tenteram
dan
meningkatnya
harga diri
2. Fleksibilitas dan
keterbukaan
kognitif
3. Kompetensi
dalam interaksi
social dan
meningkatnya
kepercayaan diri
dan rasa percaya
pada orang lain.
K
U
E
S
I
O
N
E
R
N
O
M
I
N
A
L
Skor untuk skala likert
: Pernyataan positif
SS : 4
S : 3
TS : 2
STS : 1
Pernyataan negatif
SS : 1
S : 2
TS : 3
STS : 4
kriteria menggunakan
cut
of point mean:
1. Jika nilai T skor >
T mean berarti
41
sehingga PUS
dapat hidup dan
berfungsi lebih
baik di
lingkungan
sosialnya
masyarkat.
adaptasi sosial
positif (adaptif)
4. Jika nilai T skor <
T mean berarti
adaptasi negatif
(inefektif)
(Anwar, 2008)
4.8 Pengumpulan Data
4.8.1 Bahan /Alat
1. Persepsi wanita infertil tentang stikma masyarakat
Alat : kuesioner
2. Adaptasi sosial
Alat : kuesioner
4.8.2 Instrumen
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo, 2010). Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan
kuesioner. Sebelum kuesioner digunakan untuk penelitian harus diuji validitas dan
reabilitas.
1. Uji validitas
Uji validitas digunakan untuk menguji apakah suatu kuisioner dianggap
valid. Kuisioner dianggap valid bila semua item (pertanyaan) yang ada dalam
kuisioner itu apa yang ingin diukur (Saryono, 2013). Kuisioner disusun sendiri
oleh peneliti dilakukan uji validitas dengan rumus r product moment, yaitu dengan
mengkorelasikan antar skor item instrumen dengan rumus:
rhitung = n (Σ XY) – (ΣX) . (ΣY)
√[n.ΣX2 – (ΣX)2] . [n.ΣY2 – (ΣY)2]
42
Keterangan:
rhitung = koefisien korelasi
ΣXi = jumlah skor item
ΣYi = jumlah skor total (item)
n = jumlah responden
Apabila nilai r hitung lebih besar dari nilai r tabel maka dapat dikatakan
bahwa butir pertanyaan yang digunakan adalah valid, dan sebaliknya.
Uji validitas pada penelitian ini dengan menggunakan bantuan perangkat
komputer, di mana uji validitas sangat diperlukan dalam menentukan apakah
instrumen bisa digunakan untuk mengukur apa yang di ukur, uji validitas ini
berdasarkan data yang diperoleh dari responden, dengan kriteria pengujian
sebagai berikut:
1) Jika r hitung ≥ r tabel (uji 2 sisi dengan sig 0,05) maka instrument atau item
item pertanyaan berkorelasi signifikan terhadap skor hitung (valid).
2) Jika r hitung ≤ r tabel (uji 2 sisi dengan sig 0,05) maka instrument atau item-
item pertanyaan tidak berkorelasi signifikan terhadap skor hitung (dinyatakan
tidak valid).
2. Uji reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui sejauh mana suatu hasil
pengukuran relatif konsisten apabila dilakukan pengukuran berulang (Saryono,
2013). Reliabilitas skala efikasi diri dan skala kualitas hidup di uji dengan
menggunakan Formula Alpha Cronbach (Sugiyono, 2012).
r11 = [ k ] [1 - Σs i2]
k – 1 St2
43
Keterangan:
r11 : reliabilitas instrumen
k : banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal
Σs i2 : mean kuadrat kesalahan
St2 : varian total
4.8.3 Prosedur penelitian
Dalam melakukan penelitian, prosedur yang ditetapkan adalah sebagai berikut:
1. Mengurus surat pre servei data, studi pendahuluan dan penelitian di STIKes
ICMe Jombang.
2. Mengurus surat perijinan di Bankes Banpol di Kabupaten Madiun .
3. Mengurus surat perijinan di Dinas Kesehatan Madiun.
4. Mengurus surat perijinan di wilayah kerja Puskesmas Kecamatan Kebonsari
5. Mengurus surat perijinan ke Balai Desa Balerjo Kecamatan kebonsari untuk
melaksanakan penelian di wilayah desa Balerjo, Selopuro, Binowo dan
Nglongko dan menemui kader desa untuk minta data pasangan usia subur
(PUS) .
6. Setelah mendata sesuai dengan kriteria responden, kemudian peneliti
mengadakan pertemuan dengan responden untuk melakukan informed
consent dan menjelaskan tujuan serta manfaat dari penelitian.
7. Responden harus mengisi semua daftar pertanyaan dalam kuesioner yang
telah diberikan, dan jika telah selesai kuesioner diserahkan pada peneliti.
8. Terakhir dilakukan penyusunan laporan hasil penelitian.
4.8.4 Pengumpulan Data
44
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subjek dan
proses pengumpulan karakteristik subjek yang diperlukan dalam suatu penelitian
(Nursalam, 2017). Data yanag didapat dari responden akan dilakukan pengolahan
data melalui tahapan editing, coding, scoring, dan tabulating.
1. Memeriksa (Editing)
Memeriksa (Editing) adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran
data yang diperoleh atau dikumpulkan (Hidayat, 2010). Editing atau mengedit
data bertujuan untuk mengevaluasi kelengkapan, konsistensi dan kesesuaian
antara kriteria data yang diperlukan untuk menguji hipotesis atau “menjawab”
tujuan penelitian.
Kegiatan dalam langkah ini antara lain:
1) Mengecek nama dan kelengkapan identitas penguji. Apalagi instrumenya
anonym, perlu sedikit dicek sejauh mana identitas apa saja yang sangat
diperlukan bagi pengolahan data lebih lanjut.
2) Mengecek kelengkapan data artinya memeriksa isi instrumen pengumpulan
data (termasuk pula kelengkapan lembaran instrumen barangkali ada yang
lepas atau sobek).
3) Mengecek masalah isian data. Jika dalam instrumen termuat sebuah atau
seberapa item yang diisi “tidak tahu” atau isian lain bukan yang dikehendaki
peneliti, padahal isian yang diharapkan tersebut merupakan variabel pokok,
maka item perlu di drop.
2. Memberi Tanda Kode (Coding)
45
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data yang
terdiri atas beberapa kategori (Hidayat, 2014). Coding dalam penelitian ini
yaitu dengan data demografi umum dan khusus.
1) Data umum meliputi :
a. Umur :
a) 25 – 30 tahun = A1
b) 31 – 35 tahun = A2
c) 36 – 40 tahun = A3
d) 41 – 45 tahun = A4
b. Pendidikan :
a) SD = B1
b) SMP = B2
c) SMA = B3
d) PT = B4
e) Tidak Sekolah= B5
c. Pekerjaan :
a) PNS = C1
b) TNI/POLRI = C2
c) Swasta = C3
d) Wiraswasta = C4
e) Petani = C5
f) IRT = C6
d. Riwayat menstruasi :
a) Lancar menstruasi / bulan = D1
46
b) Tidak lancar menstruasi/ bulan = D2
c) Tidak menstruasi = D3
e. Lama pernikahan :
a) < 5 tahun = E1
b) 6 - 10 tahun = E2
c) > 11 tahun = E3
f. Agama / kepercayaan
a) Islam = F1
b) Kristen = F2
c) Hindu = F3
d) Lainnya = F4
2) Data khusus meliputi :
a. Persepsi positif = J1
b. Persepsi negatif = J2
c. Adaptasi positif (adaptif) =J3
d. Adaptasi negatif (inefektif) =J4
3. Scoring
Scoring adalah proses pemberian nilai pada jawaban kuesioner (Hidayat,
2014). Menurut Najmah (2011), pada data normal pembagian skor menjadi 2
kategori dapat dilakukan dengan menggunakan cut of point mean dengan kriteria
skor :
Scoring untuk persepsi wanita infertil
1) Penyataan positif yaitu:
Sangat setuju (SS) : 4
Setuju (S) : 3
Tidak setuju (TS) : 2
47
Sangat tidak setuju : 1
2) Penyataan negatif yaitu:
Sangat setuju (SS) : 1
Setuju (S) : 2
Tidak setuju (TS) : 3
Sangat tidak setuju : 4
Scoring untuk persepsi adaptasi sosial
1) Penyataan positif yaitu:
Sangat setuju (SS) : 4
Setuju (S) : 3
Tidak setuju (TS) : 2
Sangat tidak setuju : 1
2) Penyataan negatif yaitu:
Sangat setuju (SS) : 1
Setuju (S) : 2
Tidak setuju (TS) : 3
Sangat tidak setuju : 4
Menurut Najmah (2011), pada data normal pembagian skor menjadi 2
kategori dapat dilakukan dengan menggunakan cut of point mean dengan kriteria
skor :
a. Persespsi positif jika T skor ≥ T mean atau ≥ 50
b. Persepsi negatif jika T skor < T mean atau < 50
4. Tabulating
48
Tabulating yaitu penyusunan data dalam bentuk tabel. Adalah kegiatan
untuk meringkas data yang masuk (data mentah) ke dalam tabel-tabel yang telah
dipersiapkan (Notoadmojo, 2010).
Adapun hasil pengolahan data tersebut diinterprestasikan menggunakan
skala kumulatif :
100 % = seluruhnya
76 % - 99 % = hampir seluruhnya
51 % - 75 % = sebagian besar dari responden
50 % = setengah responden
26 % - 49 % = hampir dari setengahnya
1 % - 25 % = sebagian kecil dari responden
0 % = tidak ada satupun dari responden
4.9 Analisa Data
Analisa data merupakan suatu proses yang dilakukan secara sistematis
terhadap data yang telah dikumpulkan dengan tujuan supaya mudah dideteksi
(Nursalam, 2017). Analisa data menggunakan uji Chi Square. Uji ini digunakan
untuk mengestimasi atau mengevaluasi frekuensi yang diselidiki atau
menganalisis hasil observasi untuk mengetahui, apakah ada hubungan atau
perbedaan yang signifikan pada penelitian yang menggunakan skala nominal.
Cara penggunaan uji ini adalah sebagai berikut: Mencari frekuensi harapan (fe)
pada tiap sel dengan rumus:
49
Keterangan:
= frekuensi yang diharapkan
jumlah frekuensi pada kolom
jumlah frekuensi pada baris
= jumlah keseluruhan baris dan kolom
` mencari nilai Chi Square hitung dengan rumus:
mencari nilai x² tabel dengan rumus:
dk = (k-1) (b-1)
keterangan:
k = banyaknya kolom
b = banyaknya baris
Membandingkan x² hitung dengan x² tabel:
Jika x² hitung ≥ x² tabel maka Ho ditolak artinya signifikan, ada hubungan
persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan
adaptasi sosial pendekatan model keperawatan calysta roy. Jika x² hitung ≤ x²
tabel maka Ho diterima artinya tidak signifikan, tidak ada ada hubungan persepsi
wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi
sosial pendekatan model keperawatan calysta roy.
50
4.9.1 Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2010). Dalam penelitian ini
analisa univariat yang digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan angka
atau nilai karakteristik responden berdasarkan persepsi wanita infertil dengan
menggunakan rumus penentuan besarnya prosentase sebagai berikut :
Untuk mengukur sikap digunakan skala likert. Pada skala likert disediakan
empat alternative jawaban dan setiap jawaban sudah tersedia nilainya. Dalam
skala likert item ada yang bersifat positif (favorable) terhadap masalah yang
diteliti, sebaliknya ada yang bersifat negatif (unfavorable) terhadap masalah yang
diteliti.
Untuk pernyataan positif (favorable) yaitu:
1. Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner,
dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 4.
2. Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner, dan diberikan
melalui jawaban kuesioner skor 3.
3. Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pernyaan kuesioner, dan
diberikan melalui kuesioner skor 2.
4. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan
pernyataan kuesioner, dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 1.
Untuk pernyataan negatif (unfavorable) yaitu :
1. Sangat setuju (SS) jika responden sangat setuju dengan pernyataan kuesioner,
dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 1.
2. Setuju (S) jika responden setuju dengan pernyataan kuesioner, dan diberikan
51
SD
X X T 10 50
melalui jawaban kuesioner skor 2.
3. Tidak setuju (TS) jika responden tidak setuju dengan pernyataan kuesioner,
dan diberikan melalui kuesioner skor 3.
4. Sangat tidak setuju (STS) jika responden sangat tidak setuju dengan
pernyataan kuesioner, dan diberikan melalui jawaban kuesioner skor 4.
(Hidayat, 2010).
Kemudian dari jawaban responden masing-masing item pertanyaan
dihitung tabulasi. Untuk sikap dikategorikan menjadi positif dan negatif dengan
menghitung terlebih dahulu skor-T
Untuk mencari T-skor menggunakan rumus (Azwar, 2011).
Dimana :
X : Skor responden pada skala sikap yang hendak diubah menjadi skor T
X : Mean skor kelompok
sd : Deviasi standar skor kelompok
Untuk mencari s digunakan rumus :
1
2
n
XX
SD
SD : varian skor pernyataan
n : jumlah responden
Skor T responden
Skor mean T =
Jumlah responden
Positif jika T hitung ≥ T mean atau ≥ 50
52
Negatif jika T hitung < T mean atau < 50
4.9.2 Analisis Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis
pengaruh pemberian. Analisis bivariat dalam penelitian ini untuk mengetahui
apakah ada hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada
wanita infertil dengan adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan
Calysta Roy di Kabupaten Madiun.
Untuk mengetahui hubungan antara dua variabel apakah signifikansi atau
tidak dengan signifikan atau kebenaran 0,05 dengan menggunakan uji Chi Square
dengan software SPSS, dimana p value < α 0,05 maka H1 diterima yang artinya
ada hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita
interfil dengan adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan calysta roy
di wilayah kerja UPTD Puskemas Kebonsari Kecamatan Madiun Kabupaten
Madiun, sedangkan p value > α 0,05 maka H1 ditolak yang artinya tidak ada
hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil
dengan adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan Calysta Roy di
Kabupaten Madiun.
4.10 Etika Penelitian
Sebelum melakukan penelitian, peneliti mengajukan permohonan kepada
institusi Program Studi S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang untuk
mendapatkan persetujuan. Setelah itu baru melakukan penelitian pada responden
dengan menekankan pada masalah etika yang meliputi :
53
4.10.1 Informed Consent (Lembar persetujuan)
Informed Consent diberikan sebelum penelitian dilakukan pada subjek
penelitian. Subjek diberi tahu tentang maksud dan tujuan penelitian. Jika subjek
bersedia responden menandatangani lembar persetujuan.
4.10.2 Anonimity (Tanpa nama)
Responden tidak perlu mencantumkan namanya pada lembar pengumpulan
data. Cukup menulis nomor responden atau inisial saja untuk menjamin
kerahasiaan identitas.
4.10.3 Confidentiality (Kerahasiaan)
Kerahasiaan informasi yang diperoleh dari responden akan dijamin
kerahasiaan oleh peneliti. Penyajian data atau hasil penelitian hanya ditampilkan
pada forum akademis.
54
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini disajikan hasil dari penelitian hubungan persepsi wanita
infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi sosial
pendekatan model keperawatan Calysta Roy. Data dihasilkan dari kuesioner yang
diberikan kepada responden. Pengumpulan data dilaksanakan pada tanggal 25 Mei
– 2 Juni 2018 didapatkan responden sebanyak 31 responden yang memenuhi
kreteria peneliti yang bertempat tinggal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Kebonsari Kabupaten Madiun.
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Deskripsi Lokasi Penelitian
Wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari terdiri dari empat Desa
dengan jumlah penduduk PUS 545 orang, Desa Balerjo sejumlah 186 PUS, Desa
Selopuro sejumlah 124 PUS, Desa Binowo sejumlah 76 PUS dan Desa Nglongko
sejumlah 159 PUS.
Berdasarkan metode pengkajian Windshield Survey data demografi
masyarakat akan disajikan sebagai berikut : tipe masyarakat di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Madiun adalah masyarakat rural atau masyarakat
pedesaan yang hidup bertetangga. Karakteristik di wilayah kerja UPTD
Puskesmas Kebonsari Madiun berupa dataran rendah yang merupakan daerah
pedesaan.
Gambaran geografisnya yakni berupa kumpulan rumah yang agak padat
sehingga jarak antara rumah yang satu dengan yang lainnya cukup dekat. Iklim di
55
wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Madiun beriklim tropis. Batas wilayah
di wilayah kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Madiun yaitu utara Desa Selopuro
berbatasan dengan Desa Mbacem, Selatan Desa Balerjo berbatasan dengan Desa
Belar dan Desa Singgahan, Timur Desa Nglongko berbatasan dengan Desa Surut
Sewu, Barat Desa Binowo berbatsan dengan Desa Balerjo dan Desa Padas.
5.1.2 Data Umum
1. Karakteristik responden
Sampel pada penelitian ini berjumlah 31 responden wanita infertil yang
bertempat tinggal di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten
Madiun. Data mengenai karakteristik responden dijelaskan pada tabel-tabel
dibawah ini :
1) Karakteristik responden berdasarkan usia
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Usia Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 25 Mei – 2 Juni 2018
No Umur Jumlah Persentase (%)
1 25 - 30 tahun 7 22,6
2 31 - 35 tahun 19 61,3
3 36 - 40 tahun 5 16,1
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
berumur 31-35 tahun yaitu sebanyak 19 responden (61,3%).
2) Karakteristik responden berdasarkan pendidikan
Tabel 5.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Pendidikan Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 25 Mei – 2 Juni 2018
No Pendidikan Jumlah Persentase (%)
1 SMP 7 22,6
2 SMA 24 77,4
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2018
56
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden
berpendidikan SMA yaitu sebanyak 24 responden (77,4%).
3) Karakteristik berdasarkan pekerjaan
Tabel 5.3 Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 25 Mei – 2 Juni
2018
No Pekerjaan Jumlah Persentase (%)
1 Wiraswasta 8 25,8
2 Petani 7 22,6
3 IRT 16 51,6
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.3 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
mempunyai pekerjaan sebagai ibu rumah tangga yaitu sebanyak 16 responden
(51,6%).
4) Karakteristik responden riwayat menstruasi
Tabel 5.4 Karakteristik Responden Berdasarkan Riwayat Menstruasi Di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 25 Mei – 2
Juni 2018
No Riwayat Menstruasi Jumlah Persentase (%)
1 Lancar perbulan 18 58,1
2 Tidak Lancar perbulan 13 41,9
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
riwayat mestruasi lancar perbulan yaitu sebanyak 18 responden (58,1%).
57
5) Karakteristik responden berdasarkan lama menikah
Tabel 5.5 Karakteristik Responden Berdasarkan Lama Menikah Di Wilayah
Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 25 Mei – 2
Juni 2018
No Lama Menikah Jumlah Persentase (%)
1 0 - 5 Tahun 6 19,4
2 6 - 10 Tahun 19 61,3
3 > 10 Tahun 6 19,4
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
lama menikah 6 – 10 tahun yaitu sebanyak 19 responden (61,3%).
6) Karakteristik responden berdasarkan agama
Tabel 5.6 Karakteristik Responden Berdasarkan agama Di Wilayah Kerja UPTD
Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 25 Mei – 2 Juni 2018
No Agama Jumlah Persentase (%)
1 Islam 31 100,0
Jumlah 31 100,0
Sumber : Data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.6 menunjukkan bahwa seluruhnya responden
beragama islam sebanyak 31 responden (100,0%).
5.1.3 Data Khusus
1. Karakteristik variabel
1) Persepsi wanita infertil tentang stigma mayarakat
Tabel 5.7 Karakteristik Responden Berdasarkan Persepsi Wanita Infertil
Tentang Stigma Mayarakat Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Kebonsari Kabupaten Madiun 25 Mei – 2 Juni 2018
No Persepsi Jumlah Persentase (%)
1 Persepsi Positif 12 38,7
2 Persepsi Negatif 19 61,3
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2018
58
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
persepsi wanita infertil tentang stigma mayarakat yaitu persepsi negatif
sebanyak 19 responden (61,3%).
2) Adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan Calysta Roy
Tabel 5.8 Karakteristik Responden Berdasarkan Adaptasi Sosial Dengan
Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 25 Mei – 2 Juni
2018
No Adaptasi Sosial Jumlah Persentase (%)
1 Adaptasi Positif (Adaptif) 6 19,4
2 Adaptasi Negatif (Inefektif) 25 80,6
Total 31 100,0
Sumber : Data primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden
adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan Calysta Roy yaitu
adaptasi negatif sebanyak 25 responden (80,6%).
3) Hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita
infertil dengan adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan
Calysta Roy
Tabel 5.9 Tabulasi Silang Analisis Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma
Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial
Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 25 Mei – 2 Juni
2018
Adaptasi Sosial
Persepsi Wanita
Infertil Positif Negatif Total
Jumlah % Jumlah % Jumlah %
Positif 3 9,7 3 9,7 6 19,4
Negatif 9 29 16 51,6 25 80,6
Jumlah 12 38,7 19 61,3 31 100 Sumber : Data Primer, 2018
59
Berdasarkan tabel 5.9 menunjukan bahwa sebagaian besar responden
memiliki pesepsi tentang wanita infertil negatif dan hampir seluruhnya dari
responden adaptasi sosial negatif.
Tabel 5.10 Hasil Uji Statistik Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma
Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial
Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun 25 Mei – 2 Juni
2018
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 11.780a 1 .001
Continuity Correctionb 8.794 1 .003
Likelihood Ratio 13.827 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear
Association 11.400 1 .001
N of Valid Casesb 31
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count
is 2,32.
b. Computed only for a 2x2 table
Uji Chi Square p value=0,001
Sumber : Data Primer, 2018
Berdasarkan tabel 5.10 menunjukan bahwa analisis data dilakukan
menggunakan uji Chi Square dengan SPSS 16 pada taraf kesalahan 5%.
Berdasarkan hasil uji Chi Square antara variabel persepsi wanita infertil tentang
stigma masyarakat dengan adaptasi sosial pendekatan model keperawatan Calysta
Roy, didapatkan nilai p value = 0,001 dimana p value < α 0,05, maka H1 diterima
yang artinya ada hubungan persepsi wanita infertil stigma masyarakat dengan
adaptasi sosial pendekatan model keperawatan Calysta Roy.
60
5.2 Pembahasan
5.2.1 Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma Mayarakat Di Wilayah Kerja
UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden
persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat yaitu persepsi negatif. Menurut
peneliti persepsi yang negatif dipengaruhi oleh beberapa hal diantaranya umur,
agama, tingkat pengetahuan atau pendidikan dan masalah kesehatan yang diderita
seperti menstruasi tidak lancar dapat menyebabkan terjadinya komplikasi yang
berpengaruh pada tingkat kesuburan wanita dan menstruasi tidak lancar juga bisa
mengalami kesulitan hamil, jika masa ovulasi yang ditunggu tidak segera tiba. Hal
ini menyebabkan perasaan wanita tersebut menjadi lemah yang membuat
masyarakat berfikiran negatif tentang seseorang individu tersebut.
Hal ini sejalan menurut Ramadhan, (2009) Persepsi merupakan informasi
yang pertama kali diperoleh sangat mempengaruhi pembentukan persepsi.
Oleh karena itu, pengalaman pertama yang tidak menyenangkan akan sangat
mempengaruhi pembentukan persepsi seseorang. Tetapi karena stimulus yang
dihadapi oleh manusia senantiasa berubah, maka persepsi pun dapat berubah-
ubah sesuai dengan stimulus yang diterima.
Riswandi, (2009) menjelaskan bahwa terdapat dua jenis persepsi
menurut yaitu persepsi lingkungan fisik dan persepsi sosial atau persepsi terhadap
manusia. Persepsi lingkungan fisik yaitu suatu kegiatan dalam menafsirkan
stimulus berupa lambang-lambang yang bersifat fisik baik terhadap suatu
objek. Persepsi sosial yaitu menanggapi sifat-sifat luar dan dalam yang meliputi
perasaan, motif, harapan, keyakinan. Persepsi terhadap manusia bersifat
61
interaktif, dimana ketika sesorang mempersepsikan orang lain terhadap
kemungkinan timbul reaksi dari orang yang dipersepsikan.
Berdasarkan tabel 5.1 menunjukkan bahwa sebagian besar dari responden
berumur 31-35 tahun, persepsi yang negatif juga dipengaruhi oleh umur. Menurut
peneliti umur akan menentukan tingkat kematangan seseorang baik secara fisik
maupun psikologi. Seseorang yang berumur 31 tahun cenderung sudah memiliki
pemikiran yang baik karena semakin bertambah umur seseorang maka
pengetahuan yang didapat juga semakin bertambah sehingga tingkat persepsi juga
semakin tinggi.
Hal ini sejalan dengan teori Paryati (2012) menjelaskan bahwa umur
merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi stigma seseorang. Semakin
bertambah umur seseorang maka semakin berubah sikap dan perilaku seseorang
sehingga pemikiran seseorang bisa berubah. Jenis kelamin merupakan salah satu
faktor yang mempengaruhi kerja seseorang (Paryati, 2012). Perempuan juga
cenderung memiliki stigma yang tinggi dimana bersikap menyalahkan
dibanding dengan laki-laki (Salmon et al, 2014).
Berdasarkan tabel 5.4 menunjukkan bahwa sebagian besar responden
riwayat mestruasi lancar perbulan, akan tetapi ada sebagian responden walaupun
menstruasi lancar ternyata masih mengalami persepsi negatif dan lama menikah
juga dapat memicu terjadinya persepsi negatif.
Menurut peneliti status kesehatan fisik yang baik seperti menstruasi lancar
setiap bulan dan kondisi tubuh yang sehat (memiliki gaya hidup yang sehat) akan
membuat sesorang memiliki persepsi yang positif atau baik terhadap orang lain
atau suatu objek tertentu.
62
Hal ini sejalan menurut Nurhidayat, (2012) menjelaskan bahwa faktor
interpersonal merupakan faktor yang mempengaruhi persepsi, meliputi latar
belakang sosio-kultural, faktor emosi, gender, status kesehatan fisik. Variabel
struktural meliputi pengetahuan Cues of action, dapat berupa isyarat internal atau
eksternal misalnya perasaan lemah, gejala yang tidak menyenangkan atau
anggapan seseorang terhadap kondisi orang terdekat yang menderita suatu
penyakit.
Berdasarkan tabel 5.2 menunjukkan bahwa hampir seluruh responden
berpendidikan SMA tingkat pendidikan mempengaruhi terbentuknya persepsi
pada seseorang. Faktor lain yang mempengaruhi persepsi yaitu nilai kepercayaan
atau agama hal ini dibuktikan pada tabel 5.6 menunjukkan bahwa seluruhnya
responden beragama islam.
Menurut peneliti persepsi positif atau negatif akan dipengaruhi oleh
tingkat pengetahuan dan pendidikan, semaikan tinggi pendidikan seseorang maka
pengetahuan dan wawasan tentang wanita infertil akan semakin luas dan akan
menimbulkan persepsi positif. Nilai kepercayan atau agama menjadi landasan
terbesar seseorang memiliki persepsi positif maupun negatif karena ajaran agama
akan memberikan sudut pandang gambaran seseorang terhadap keyakinan kepada
Tuhan Nya yang Maha Berkuasa dalam kondisi apapun itu, jika sesorang percaya
kepada Tuhan Nya maka tidak ada yang tidak mungkin bagi Tuhannya untuk
memberikan keturunan meski sudah dianggap masyarakat tidak memiliki
keturunan.
Hal ini sejalan menurut Nurhidayat, (2012) menjelaskan bahwa faktor
yang mempengaruhi persepsi meliputi tingkat pendidikan, tingkat pengembangan,
63
nilai dan kepercayaan keyakinan atau agama. Variabel sosio-psikologi yaitu
faktor sosial dan emosional, Tekanan sosial, merupakan pengaruh dari teman
kelompok dapat mempengaruhi seseorang dalam mempersepsikan mengenai suatu
hal yang dapat dipengaruhi oleh tingkat pendidikan nilai dan kepercayaan.
Tingkat Pendidikan dapat mempengaruhi munculnya stigma. Jika tingkat
pendidikan tinggi maka tingkat pengetahuan juga akan tinggi (Erkki & Hedlund,
2013).
5.2.2 Adaptasi Sosial Dengan Pendekatan Model Keperawatan Calysta Roy Di
Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun
Berdasarkan tabel 5.8 menunjukkan bahwa hampir seluruhnya dari
responden adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan Calysta Roy
yaitu adaptasi negatif.
Menurut peneliti adaptasi sosial yang negatif dipengaruhi oleh suatu
proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon terhadap perubahan
yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan tubuh baik secara
fisiologis dan psikologis yang akan menghasilkan perilaku adiptif.
Hal ini sejalan menurut Winata, (2014) menjelaskan bahwa adaptasi
adalah suatu penyesuaian pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian ini dapat
berarti mengubah diri pribadi sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat
berarti mengubah lingkungan sesuai dengan keinginan pribadi. Adaptasi
merupakan suatu proses perubahan yang menyertai individu dalam berespon
terhadap perubahan yang ada di lingkungan dan dapat mempengaruhi keutuhan
tubuh baik secara fisiologis dan fsikologis yang akan menghasilkan perilaku
adiptif (Hidayat, 2008).
64
Proses adaptasi sosial melibatkan perubahan identitas dilihat dari status
pekerjaan dilihat dari jenis pekerjaan ditunjukkan berdasarkan tabel 5.3
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai pekerjaan sebagai ibu
rumah tangga.
Menurut peneliti yang dapat melakukan adaptasi sosial masyarakat lebih
mudah karena memiliki waktu luang yang lebih banyak dari pada pekerjaan
lainnya. Hal ini sejalan menurut Winata (2014) menjelaskan bahwa proses
adaptasi sosial melibatkan perubahan identitas dan dukungan bagi sebagai berikut
rasa tenteram dan meningkatnya harga diri fleksibilitas dan keterbukaan kognitif,
kompetensi dalam interaksi social dan meningkatnya kepercayaan diri dan rasa
percaya pada orang lain. Perubahan identitas ini bisa dilihat dari status pekerjaan
yang dimiliki oleh seseorang semakin feksibel pekerjaan seseorang interaksi
sosial akan mudah dan adaptasi sosial berjalan dengan lancar.
Berdasarkan tabel 5.5 menunjukkan bahwa sebagian besar responden lama
menikah 6 – 10 tahun. Lama menikah membantu seseorang untuk beradaptasi dan
meningkatkan kesehatannya dengan cara mempertahankan perilaku adaptif serta
merubah perilaku maladaptif.
Menurut peneliti proses adaptasi sosial juga dipengaruhi oleh lama status
perkawinan akan membentuk dukungan dari keluarga, masyarakat untuk
melakukan adaptasi sosial hal ini akan membuat rasa tenteram dan meningkatnya
harga diri dalam interaksi social dan meningkatnya kepercayaan diri dan rasa
percaya pada orang lain untuk beradaptasi sosial, karena manusia sebagai mahluk
holistik yang dalam sistem kehidupannya akan selalu berinteraksi dengan
lingkungannya.
65
Hal ini sejalan menurut Yani & Ibrahim (2017) menjelaskan konsep
sistem, Roy mengemukakan beberapa pandangannya tentang manusia antara lain:
manusia sebagai makhluk biopsikososial yang selalu berinteraksi dengan
lingkungannya secara terus menerus : untuk mencapai suatu keseimbangan,
seseorang harus beradaptasi sesuai dengan perubahan yang terjadi dengan
menggunakan koping, baik yang bersifat positif maupun negatif : semua individu
harus beradaptasi terhadap tekanan internal dan eksternal dalam memenuhi empat
mode adaptasi (fisiologis, konsep diri, fungsi peran dan interdependensi) :
individu selalu berada pada rentang sehat sakit dan hal ini berhubungan dengan
keefektifan koping yang dilakukan untuk beradaptasi terhadap perubahan.
5.2.3 Hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita
infertil dengan adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan
Calysta Roy Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten
Madiun
Berdasarkan analisis data dilakukan menggunakan uji Chi Square dengan
SPSS pada taraf kesalahan 5%. Berdasarkan hasil uji Chi Square antara variabel
persepsi wanita infertil stigma masyarakat dengan adaptasi sosial pendekatan
model keperawatan Calysta Roy Di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebonsari
Kabupaten Madiun, didapatkan nilai p value = 0,001 dimana p value < α 0,05.
Maka H1 diterima yang artinya ada hubungan persepsi wanita infertil stigma
masyarakat dengan adaptasi sosial pendekatan model keperawatan Calysta Roy.
Menurut peneliti setelah persepsi terhadap seseorang yang berbeda dari
orang lain dapat mempengaruhi perilaku dan sikap terhadap orang tersebut.
Stigma bisa berhubunga dengan persepsi seperti rasa malu dan menyalahkan
66
orang yang memiliki penyakit Infertilitas hal ini dibuktikan pada berdasarkan
tabel 5.7 menunjukkan bahwa sebagian besar responden persepsi wanita infertil
tentang stigma mayarakat yaitu persepsi negatif.
Hal ini sejalan menurut Notoatmodjo, (2010) menjelaskan bahwa persepsi
adalah mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan tindakan yang
akan diambil. Persepsi adalah satu proses pengorganisasian dan penginter
pretasian terhadap stimulus yang diterima oleh organisme atau individu
sehingga menjadi sesuatu yang berarti dan merupakan aktivitas yang terintegrasi
dalam diri individu.
Arifin (2011) menjelaskan faktor yang mempengaruhi persepsi yaitu
orang yang melakukan persepsi yaitu sikap individu yang bersangkutan terhadap
objek persepsi, motivasi atau keinginan yang belum terpenuhi yang ada
didalam diri seseorang akan berpengaruh terhadap persepsi, interest atau
keterkaritan, faktor perhatian individu dipengaruhi oleh keterkaritan tentang
sesuatu. Harapan, seseorang akan mempersepsikan suatu objek atau kejadian
sesuai dengan apa yang diharapkan pada orang tersebut dan pengalaman.
Target atau objek persepsi faktor keadaan atau situasi lingkungan yaitu konteks
sosial, pekerjaan, persepsi seseorang terhadap suatu peristiwa dalam lingkup
pekerjaan dan waktu saat objek dipersepsikan.
Menurut Liamputtong, (2013) menjelaskan bahwa stigma terbentuk karena
ketidak tahuan, kurangnya pengetahuan tentang Infertilitas, dan kesalah pahaman
tentang penularan Infertilitas. Hal tersebut dikarenakan rendahnya tingkat
pengetahuan seseorang. Pengetahuan adalah hasil tahu dari informasi yang
ditangkap oleh panca indera. Pengetahuan dipengaruhi oleh faktor pendidikan,
pekerjaan, umur, lingkungan, sosial dan budaya (Wawan & Dewi, 2011).
67
Bhugra, (2016) menjelaskan bahwa stigma berhubungan dengan
kehidupan sosial yang biasanya ditujukan kepada orang-orang yang dipandang
berbeda, diantaranya seperti menjadi korban kejahatan, kemiskinan, serta orang
yang berpenyakitan salah satunya orang infertilitas. Orang yang mendapat stigma
dilabelkan atau ditandai sebagai orang yang bersalah Stigma masyarakat (stigma
sosial) adalah pandangan dari masyarakat pada seseorang yang dianggap ternoda
dan karenanya mempunyai watak yang tercela.
Winata, (2014) menjelaskan bahwa adaptasi adalah suatu penyesuaian
pribadi terhadap lingkungan, penyesuaian ini dapat berarti mengubah diri pribadi
sesuai dengan keadaan lingkungan, juga dapat berarti mengubah lingkungan
sesuai dengan keinginan pribadi
68
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil
sebagian besar adalah mengalami persepsi negatif
2. Adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan Calysta Roy
hampir seluruhnya adalah mengalami proses adaptasi sosial negatif
(inefektif)
3. Ada hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada
wanita infertil dengan adaptasi sosial di wilayah kerja UPTD Puskesmas
Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun.
6.2 Saran
1. Bagi UPTD Pusksesmas Kebonsari Madiun
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan wawasan tentang
persepsi wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil
dengan adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan Calysta
Roy dan petugas puskesmas bisa mengarahkan wanita infertil untuk
memiliki persepsi positif dengan memberikan edukasi tentang cara
pengobatan infertil dan pelayanan kesehatan yang mendukung terjadinya
adaptasi yang positif dilingkungan masyarakat.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat menjadi bahan referensi bagi
institusi pendidikan untuk bahan kegiatan belajar mengajar tentang
69
persepsi wanita infertil tentang stigma materi masyarakat pada wanita
infertil dengan adaptasi sosial dengan pendekatan model keperawatan
Calysta Roy dan dapat diaplikasikan ke masyarakat lewat pengabdian
masyarakat baik bagi dosen dan mahasiswa.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi atau
gambaran dan bahan referensi bagi peneliti berikutnya terkait persepsi
wanita infertil tentang stigma masyarakat dapat diteliti lebih lanjut yang
berhubungan dengan dukungan kelurga terhadap wanita infertil untuk
meningkatkan adaptasi sosial yang efektif dilingkungan masyarakat,
sehingga nantinya didapatkan hasil penelitian yang lebih maksimal.
70
DAFTAR PUSTAKA
Agarwal, A, et al, (2015), A Unique View On Male Infertility Around The Globe,
Reproductive Biology and Endrocrinology,Dilihat 07 Maret 2018
https://rbej.biomedcentral.com/articles/10.1186/s12958-015-0032-1
Alligood, M, R, (2014), Nursing Theorist and Their Work, Eighth Edition, United
States of America : Elsevier
Alligood, M, R, & Tomey, A, M, (2010), Nursin gtheorists and their work, seven,
United States of America: Elsevie
Arifin, Z, (2011), Penelitian Pendidikan (Metode dan Paradigma Baru),
Bandung: PT.Remaja Rosdakarya
Bennet et al, (2014), Reproductive knowledge and patient education needs among
Indonesian women infertility patients attending three fertility clinics,
Contents lists available at Science Direct
Bhugra, D, (2014), Health Promotion & Prevention in 61 Schizophrenia.
http://supportingfamillies.org.nz
Demartoto, A, (2008) Dampak Fertilitas Terhadap Perkawinan (Suatu Kajian Persperktif
Gender), Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Available at: http://argyo.staff.uns.ac.id/files/2010/08/infertilitas-
dalam-prespektif-gender.pdf
Ezzel, W, (2016), The Impact of Infertility on Women's Mental Health, North
California Medical Journal, 77 (6), 427 - 428, Dilihat 06 Maret 2018
http://www.ncmedicaljournal.com/content/77/6/427.full
Erkki, Linn, dan Johanna Hedlund, (2013), Nurses’ Experiences and Perceptions
of Caring for Patients with HIV/AIDS in Uganda, UPPSALA Universitet
Gokler, et al, (2014) The Prevalence of Infertility and Loneliness among Women
Aged 18-49 Years Who Are Living in Semi-Rural Areas in Western Turkey,
Journal International Journal of Fertility and Sterility, Vol 8 (2): 155-162
Hidayat, A, A, (2014),Metode penelitian keperawatan dan teknis analisis data,
Jakarta : Salemba Medika
Louis, et al, ( 2013), The Prevalence Of Couple Infertility In The United States
From A Male Perspective : Evidence From A Nationally Representative
Sample. Journal Andrology Dilihat 05 Maret 2018
http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubme d/23843214
Liamputtong, (2011), Living Positively : The Experiences of Thai Women Living
With HIV/AIDS in Central Thailand, Qualitative Health Research:441-451
71
Ramadhan, Ben Fauzi, (2009), Persepsi Siswa/I SMA Terhadap Keselamatan
Berkendara, Motor, Skripsi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas
Indonesia
Riswandi, (2009) Ilmu Komunikasi (cetakan Pertama), Yogyakarta : Graha Ilmu
Notoatmodjo, (2010), Ilmu Perilaku Kesehatan, Jakarta: Rineka Cipta
Najmah, (2011), Managemen Analisis Data Kesehatan : Nuha Medika.
Yogyakarta
Nurhidayat, (2012), Persepsi siswa SMP Putra Bangsa terhadap perilaku
merokok Di Kelurahan Kemiri Muka, Depok, Universitas Indonesia,
Skripsi
Notoatmodjo, (2010), Promosi Kesehatan Teori Dan Perilaku, Jakarta: Rineka
Cipta
Notoadmodjo, (2010), Metodelogi Penelitian Kesehatan, Jakarta : PT Rineka
Cipta
Nursalam, (2017), Metodelogi Penelitian Ilmu Keperawatan : Pendekatan
Praktis, Edisi 4, Jakarta Selatan: Salemba Medika
Paryati, T., Raksanagara, A. S., dan Afriandi, I. (2012). Faktor-Faktor yang
Mempengaruhi Stigma dan Diskriminasi kepada infertil oleh Petugas
Kesehatan: Kajian Literatur. Jurnal. Bandung: Universitas Padjajaran.
Dilihat 10 Maret 2018 http://repository.unpad.ac.id/15511/
Wawan & Dewi M. (2011), Teori dan Pengukuran Pengetahuan, Sikap, dan
Perilaku Manusia, Cetakan II, Yogyakarta: Nuha Medika
Wiweko, B, (2017), Distribution Of Stress Level Among Infertility Patients,Middle East
Fertility Society Journal, 1-4
Winata, Andi, (2014), Adaptasi Mahasiswa Perantau dalam mencapai prestasi
akademik, Fakultas Ilmu Sosial dan Politik. Universitas Akademik
Zainubi, (2016), Budaya Patriarki Masyarakat Desa Bungkuk Dalam Pemilihan
Kepala Daerah Kabupaten Lampung Timur. Jurnal : Bandar Lampung :
Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Lampung
JADWAL KEGIATAN PELAKSANAAN SKRIPSI MAHASISWA REGULER
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN TAHUN 2018
No Jadwal Kegiatan
Bulan
Februari Maret April Mei Juni Juli Agustus
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Persamaan persepsi
2 Pengumuman bimbingan
3 Pendaftarn mahasiswa peserta
skripsi
4 Bimbingan proposal Skripsi
5 Pengurusan izin
6 Studi pendahuluan
7 Pendaftaran ujian proposal
penelitian
6 Ujian Proposal Penelitian
7 Revisi Proposal Penelitian
8 Pengambilan dan Pengelolaan
Data
9 Bimbingan Hasil
10 Pendaftaran Ujian Sidang Skripsi
11 Ujian Sidang Skripsi
12 Revisi Skripsi
13 Penggandaan dan Pengumpulan
Tugas Akhir
PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : Sari Murdiyani
NIM : 14.321.0042
Adalah mahasiswa S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang yang akan
melakukan karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi tentang “Hubungan persepsi
wanita infertil tentang stigma masyarakat pada wanita infertil dengan adaptasi
sosial pendekatan model keperawatan Calysta Roy di wilayah kerja Puskesmas
Kebonsari Kecamatan Kebonsari Kabupaten Madiun” upaya untuk megetahui
wanita infertil tentang presepsi stigma masyaraka.
Tugas akhir ini bermanfaat sebagai meningkatkan mutu pelayanan dan perawatan
pada klien infertilitas untuk itu saya mohon partisipasi Bapak/Ibu menjadi
responden dalam karya tulis ilmiah ini. Semua data yang telah dikumpulkan akan
dirahasiakan. Data responden disajikan untuk keperluan karya tulis ilmiah ini.
Apabila dalam penelitian ini responden merasa tidak nyaman dengan kegiatan
yang dilakukan, maka responden dapat mengundurkan diri.
Apabila Ibu bersedia menjadi responden, silahkan menandatangani pada lembar
persetujuan yang telah disediakan. Atas perhatian dan partisipasinya saya ucapkan
terimakasih.
Hormat Saya,
Sari Murdiyani
Lampiran 2
Lampiran 3
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
INFORMED CONSENT
Setelah mendapatkan penjelasan dari peneliti, saya yang bertandatangan dibawah
ini :
Nama :.........................................................................
Umur :..........................................................................
Jenis Kelamin :.........................................................................
Pekerjaan :.........................................................................
Alamat :.........................................................................
Menyatakan bersedia menjadi responden dalam penelitian yanag dilakukan
saudara Sari Murdiyani , Mahasiswa S1 Keperawatan STIKes ICMe Jombang dan
telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai :
Penelitian yang berjudul Hubungan Persepsi Wanita Infertil Tentang Stikma
Masyarakat Pada Wanita Infertil Dengan Adaptasi Sosial Pendekatan Model
Keperawatan Calysta Roy di wilayah Kerja UPTD Puskesmas Kebosari
Kabupaten Madiun.
Perlakuan yang akan diterapkan pada subjek
Manfaat ikut sebagai subyek penelitian
Bahaya yang akan timbul
Prosedur penelitian
Dan prosedur penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan mengenai
segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut. Oleh karena itu saya
bersedia/tidak bersedia*) secara sukarela untuk menjadi subyek penelitian dengan
penuh kesadaran serta tanpa keterpaksaan.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya tanpa tekanan dari pihak
manapun. Demikian lembar persetujuan ini untuk digunakan sebagimana
mestinya.
Madiun , Mei 2018
Peneliti, Responden,
Sari Murdiyani .…………………
No. Responden :
LEMBAR
DATA DEMOGRAFI
Judul : Hubungan persepsi wanita infertil tentang stigma
masyarakat
pada wanita infertil dengan adaptasi sosial dengan pendekatan
model keperawatan calysta roy
Petunjuk : Berilah tanda check () pada kotak yang telah disediakan sesuai
dengan jawaban saudara.
No. Responden :…….
Tgl Pengisian :…….
Data Demografi
1. Pendidikan
Tidak sekolah
SD
SMP
SMA
Pendidikan Tinggi
2. Umur
25 – 30 tahun
31 – 35 tahun
36 – 40 tahun
41 – 45 tahun
3. Lama menikah
0 – 5 tahun
6 – 10 tahun
Lebih dari 10 tahun
Lampiran 4
4. Pekerjaan
Ibu rumah tangga
Pensiunan
Petani
Wiraswasta
5. Agama / kepercayaan
Islam
Kristen
Hindu
katolik
6. Riwayat menstruasi
1) Lancar / bulan
2) Tidak lancar / bulan
3) Tidak menstruasi
7. Riwayat kehamilan
` 1) Pernah hamil
2) Belum pernah hamil
KISI-KISI KUESIONER PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG
STIGMA MASYARAKAT
No Komponen yang diukur Nomor item pernyataan Total
Positif Negatif
1. Stikma masyarakat
tentang peran wanita yang
tidak bisa memberi
keturunan
1, 2 3, 4 4
2. Siklus menstruasi wanita
infertil yang berkaitan
dengan kesehatan sistem
reproduksi wanita
5, 6 7, 8 4
3. Wanita selalu jadi
tumpuhan kesalahan jika
tidak memiliki keturunan
9, 10 11, 12 4
4. Kebudaya patriarki yang
menyalahkan kaum
wanita jika tidak memiliki
keturunan
13, 14 15, 16 4
Lampiran 5
LEMBAR KUESIONER
PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG STIGMA MASYARAKAT
Nomor Responden :
Tgl pengisian :
Petunjuk pengisian!
Mohon untuk dijawab pada kolom yang sudah tersedia dengan cara memberikan
tanda cek (√) pada kotak sebelah kiri jawaban yang telah anda pilih.
Mohon jangan ada pertanyaan yang terlewatkan untuk anda jawab.
Petunjuk jawaban kuesioner persepsi infertil tentang stigma masyarakat sudah ada
dilembar kuesioner masing- masing.
Pilihan jawaban sebagai berikut :
Sangat Setuju : SS
Setuju : S
Tidak Setuju : TS
Sangat Tidak Setuju : STS
No Pertanyaan SS S TS STS
1. Saya merasa baik-baik saja walaupun
masyarakat menganggap buruk oleh
masyarakat karena tidak punya
keturunan
2. Saya bersikap biasa saja saat
masyarakat atau seseorang memberikan
komentar negatif tentang hidup saya
yang tidak memiliki keturunan
3. Saya merasa takut jika di pandang
masyarakat buruk atas kondisi saya
yang belum memiliki keturunan
4. Saya menjauhi masyarakat atau
seseorang yang mencela saya tentang
keadaan saya yang belum punya
keturunan
5. Saya rasa menstruasi yang tidak teratur
bukan penyebab / indikasi untuk
mempunyai keturunan
6. Saya merasa sedih jika menilai
masyarakat kalau siklus menstruasi saya
bermasalah
Lampiran 6
7. Saya selama menstruasi merasa tidak
nyamanan didekat masyarakat karena
masyarakat menyudutkan terkait belum
punya keturunan
8. Saya sebelum menstruasi merasakan
gejala tertentu pertanda bahwa
menstruasi hamper mulai/ datang seperti
yang di rasakan oleh masyarakat pada
umumnya
9. Saya disalahkan oleh masyarakat dan
keluarga karena belum bisa memberikan
keturunan
10. Saya melakukan pengobatan medis
berharap bisa memiliki keturunan meski
sering disudutkan oleh kelurga dan
masyarakat akan kondisi saya ini
11 Saya malu jika masyarakat selalu
menyudutkan saya dan menanyakan
kapan saya akan hamil
12 Saya rutin melakukan altervative akan
tetapi tetap disalahkan oleh keluarga
karena belum juga bisa memiliki
keturunan
13 Saya berharapan mendapat dukungan
dari masyarakat untuk memiliki
keturunan
14. Saya dianggap bersalah oleh masyarakat
karena belum memiliki keturunan
15 Saya dikucilkan oleh masyarakat karena
tidak bisa memiliki keturunan
16 Saya merasa iri, minder dan kecewa saat
masyarakat memandang buruk saya
karena saya belum memiliki keturunan
Total skor
KISI-KISI KUESIONER ADAPTASI SOSIAL
No Komponen yang diukur Nomor item pernyataan Total
Positif Negatif
1. Rasa tenteram dan
meningkatnya harga diri
1, 2, 3 4, 5, 6 6
2. Fleksibilitas dan
keterbukaan kognitif
7, 8, 9 10, 11, 12 6
3. Kompetensi dalam
interaksi social dan
meningkatnya
kepercayaan diri dan rasa
percaya pada orang lain
13, 14, 15 16, 17, 18 6
Lampiran 7
LEMBAR KUESIONER
ADAPTASI SOSIAL
Nomor Responden :
Tgl pengisian :
Petunjuk pengisian!
Mohon untuk dijawab pada kolom yang sudah tersedia dengan cara memberikan
tanda cek (√) pada kotak sebelah kiri jawaban yang telah anda pilih.
Mohon jangan ada pertanyaan yang terlewatkan untuk anda jawab.
Petunjuk jawaban kuesioner persepsi dan kuesioner adaptasi sosial sudah ada
dilembar kuesioner masing- masing.
Pilihan jawaban sebagai berikut :
Sangat Setuju : SS
Setuju : S
Tidak Setuju : TS
Sangat Tidak Setuju : STS
No. Pertanyaan SS S TS STS
1. Saya belum punya keturunan tapi merasa
rileks saat bergaul dengan orang lain
2. Saya nyaman berkumpul dengan orang lain
saat arisan atau perkumpulan warga, meski
kondisi saya belum memiliki keturunan
3. Saya membantu orang lain ketika ada yang
meminta bantuan kepada saya
4. Saya belum memiliki keturunan oleh karena
itu saya tidak mudah bergaul dengan orang
lain
5. Saya belum memiliki keturunan saya tetap
aktif mengikuti pengajian
6. Saya tidak peduli omongan orang lain
tentang keadaan saya yang belum memiliki
keturunan
7. Saya berbagi cerita akan diri saya yang
belum memiliki keturunan kepada orang
lain
8. Saya menyadari keterbukaan orang lain
terhadap saya yang belum memiliki
Lampiran 8
keturunan
9. Saya merasa tenang saat bercerita tentang
keadaan saya yang belum memiliki
keturunan dengan orang lain
10. Saya mencoba membuat orang lain merasa
baik saat dekat dengan saya meski saya
belum memiliki keturunan
11. Saya tidak merasa malu berjumpa teman
yang sudah punya anak
12 Saya ketika ada masalah tentang keturunan
saya tidak menceritakan kepada orang lain
13 Saya akan mersponnya dengan baik saat
masyarakat atau seorang memberikan
komentar negatif tentang hidup saya yang
belum memiliki keturunan
14. Saya tidak membalasnya ketika ada orang
lain yang mencela saya belum memiliki
keturunan
15. Saya mencoba akrab dengan teman atau
masyarakat sekitar meski saya belum
memiliki keturunan
16. Saya akan malas untuk bergaul dengan
orang lain saat masyarakat atau seorang
yang mengkritik saya belum memiliki
keturunan,
17. Saya tidak aktif dalam berbagai kelompok
sosial dimasyarakat karena saya belum
memiliki keturunan
18. Saya merasa gugup saat berbicara dengan
orang lain yang membahasa tentang
keadaan saya yang belum memiliki
keturunan saya sering membuat lelucon
Tabulasi Data Umum
Hubungan Persepsi Wanita Infertil Tentang Stigma Masyarakat Pada Wanita
Infertil Dengan Adaptasi Sosial Dengan Pendekatan Model Keperawatan
Calysta Roy di UPTD Puskesmas Kebonsari Kabupaten Madiun
No.
Responden
Data umum
Umur Pendidikan Pekerjaan Riwayat
menstruasi
Lama
pernikahan Agama
1 A1 B3 C6 D1 E2 F1
2 A2 B3 C4 D1 E2 F1
3 A2 B3 C6 D1 E2 F1
4 A1 B2 C6 D1 E1 F1
5 A1 B3 C6 D1 E2 F1
6 A2 B3 C4 D2 E1 F1
7 A3 B2 C5 D1 E3 F1
8 A2 B3 C6 D2 E2 F1
9 A1 B3 C4 D1 E2 F1
10 A2 B3 C5 D2 E2 F1
11 A2 B3 C4 D1 E2 F1
12 A3 B2 C5 D1 E3 F1
13 A2 B3 C4 D2 E2 F1
14 A2 B2 C6 D2 E1 F1
15 A2 B2 C5 D2 E2 F1
16 A3 B3 C6 D1 E2 F1
17 A1 B3 C6 D1 E2 F1
18 A2 B2 C4 D1 E2 F1
19 A2 B2 C6 D1 E2 F1
20 A3 B3 C6 D2 E3 F1
21 A2 B3 C6 D1 E2 F1
22 A3 B3 C5 D2 E2 F1
23 A2 B3 C6 D2 E3 F1
24 A2 B3 C6 D2 E3 F1
25 A2 B3 C4 D1 E3 F1
26 A2 B3 C6 D1 E2 F1
27 A1 B3 C6 D2 E1 F1
28 A2 B3 C5 D1 E2 F1
29 A2 B3 C5 D1 E1 F1
30 A2 B3 C4 D2 E2 F1
31 A1 B3 C6 D2 E1 F1
Lampiran 9
Keterangan:
Umur
25 – 30 tahun kode A1
31 – 35 tahun kode A2
36 – 40 tahun kode A3
41 – 45 tahun kode A4
Pendidikan
SD kode B1
SMP kode B2
SMA kode B3
PT kode B4
Pekerjaan
PNS kode C1
TNI/POLRI kode C2
Swasta kode C3
Wiraswasta kode C4
Petani kode C5
IRT kode C6
Riwayat menstruasi :
Lancar menstruasi / bulan kode D1
Tidak lancar menstruasi/ bulan kode D2
Tidak menstruasi kode D3
Lama pernikahan :
< 5 tahun kode E1
- 10 tahun kode E2
> 11 tahun kode E3
Agama / kepercayaan
Islam kode F1
Kristen kode F2
Hindu kode F3
Lainnya kode F4
Lampiran 10
DATA TABULASI VALIDITAS DAN REABILITAS PERSEPSI WANITA INFERTIL
No
Resp
Jumlah Soal Perspsi Wanita Infertil Skor
Total 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 1 2 1 2 2 2 37
2 1 3 1 2 2 3 2 1 2 3 1 1 3 1 1 2 29
3 1 3 3 4 3 3 1 1 2 3 2 3 2 1 2 3 37
4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 48
5 3 3 3 4 2 3 2 3 1 1 1 3 2 3 1 2 37
6 1 3 1 2 1 3 2 2 1 1 2 1 3 1 2 2 28
7 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 40
8 2 3 3 2 1 4 2 1 2 1 4 4 3 2 3 4 41
9 3 4 4 1 3 3 3 3 3 1 1 3 2 2 3 3 42
10 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 57
11 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 40
12 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 1 4 1 3 2 2 29
13 1 2 3 2 1 4 2 3 2 1 2 3 2 1 2 2 33
14 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 44
15 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 4 1 3 1 2 2 29
16 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 42
17 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 45
18 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 2 3 2 3 40
19 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 40
20 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 37
21 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 4 3 1 3 1 2 39
22 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 1 3 1 3 1 3 34
23 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 4 1 3 1 1 3 29
24 3 3 4 3 3 3 2 4 2 4 4 3 3 2 1 3 47
25 3 3 4 3 2 2 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 42
26 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 54
27 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 2 3 1 3 2 2 29
28 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 40
29 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 54
30 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 42
31 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 2 4 54
DATA TABULASI VALIDITAS DAN REABILITAS ADAPTASI SOSIAL
No
Resp Jumlah Soal Adaptasi sosial
Skor
Total
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 3 1 1 1 3 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 29
2 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 3 28
3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 35
4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 1 3 42
5 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 3 27
6 1 3 1 2 4 2 1 2 2 2 2 1 3 1 2 2 2 2 35
7 3 4 2 1 1 1 3 1 1 3 3 2 3 2 2 1 2 1 36
8 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 36
9 2 3 2 3 1 3 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 1 1 38
10 1 3 1 1 3 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 1 1 3 28
11 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 3 28
12 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 36
13 2 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 2 3 1 2 2 1 36
14 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 48
15 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 36
19 3 3 4 3 2 4 3 2 1 3 3 4 1 3 1 2 3 1 46
17 3 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 27
18 3 2 2 2 3 2 3 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 2 36
19 1 3 1 3 3 3 2 2 1 3 3 1 1 2 2 1 3 1 36
20 1 1 2 3 2 1 3 1 1 2 2 2 4 3 1 2 2 2 35
Lampiran 11
21 3 1 1 1 3 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 29
22 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 36
23 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 36
24 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 3 28
25 3 2 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 2 2 36
26 3 1 1 2 2 3 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 29
27 3 1 1 1 3 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 29
19 1 2 2 3 1 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 35
29 3 1 1 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 29
30 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3 2 3 52
31 3 4 4 2 3 3 1 2 3 1 2 3 2 1 3 2 1 2 42
VALIDITAS PERSEPSI WANITA INFERTIL TENTANG STIGMA MASYRAKAT
Correlations
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16
P1 Pearson Correlation 1 .678** .535** .401* .607** -.026 .522** .652** .649** .450* .157 .429* .289 .651** .388* .592**
Sig. (2-tailed) .000 .002 .025 .000 .890 .003 .000 .000 .011 .399 .016 .114 .000 .031 .000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P2 Pearson Correlation .678** 1 .160 .513** .679** .169 .424* .411* .594** .450* .004 .316 .273 .279 .316 .550**
Sig. (2-tailed) .000 .389 .003 .000 .364 .018 .021 .000 .011 .984 .083 .137 .129 .083 .001
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P3 Pearson Correlation .535** .160 1 .054 .250 .080 .315 .541** .347 .178 .402* .480** .060 .395* .269 .465**
Sig. (2-tailed) .002 .389 .773 .175 .670 .084 .002 .056 .337 .025 .006 .750 .028 .144 .008
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P4 Pearson Correlation .401* .513** .054 1 .466** -.153 .174 .264 .148 .436* .052 .189 .102 .196 .013 .169
Sig. (2-tailed) .025 .003 .773 .008 .410 .349 .151 .427 .014 .780 .308 .586 .292 .944 .365
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P5 Pearson Correlation .607** .679** .250 .466** 1 .027 .342 .437* .594** .660** .027 .252 .105 .342 .246 .500**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .175 .008 .884 .060 .014 .000 .000 .886 .172 .573 .060 .183 .004
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P6 Pearson Correlation -.026 .169 .080 -.153 .027 1 -.163 .016 .205 -.031 .215 .373* -.012 -.132 .096 .226
Sig. (2-tailed) .890 .364 .670 .410 .884 .381 .934 .268 .868 .246 .039 .948 .480 .606 .221
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P7 Pearson Correlation .522** .424* .315 .174 .342 -.163 1 .698** .453* .252 .189 .208 .223 .509** .341 .429*
Sig. (2-tailed) .003 .018 .084 .349 .060 .381 .000 .011 .171 .309 .261 .227 .003 .061 .016
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
Lampiran 12
P8 Pearson Correlation .652** .411* .541** .264 .437* .016 .698** 1 .409* .336 .180 .273 .105 .445* .103 .291
Sig. (2-tailed) .000 .021 .002 .151 .014 .934 .000 .022 .064 .334 .138 .574 .012 .581 .112
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P9 Pearson Correlation .649** .594** .347 .148 .594** .205 .453* .409* 1 .640** .051 .382* .299 .516** .412* .560**
Sig. (2-tailed) .000 .000 .056 .427 .000 .268 .011 .022 .000 .784 .034 .102 .003 .021 .001
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P10 Pearson Correlation .450* .450* .178 .436* .660** -.031 .252 .336 .640** 1 .105 .183 .216 .382* .074 .385*
Sig. (2-tailed) .011 .011 .337 .014 .000 .868 .171 .064 .000 .575 .324 .244 .034 .692 .032
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P11 Pearson Correlation .157 .004 .402* .052 .027 .215 .189 .180 .051 .105 1 .004 .382* .020 .011 .329
Sig. (2-tailed) .399 .984 .025 .780 .886 .246 .309 .334 .784 .575 .984 .034 .913 .954 .071
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P12 Pearson Correlation .429* .316 .480** .189 .252 .373* .208 .273 .382* .183 .004 1 -.288 .574** .259 .494**
Sig. (2-tailed) .016 .083 .006 .308 .172 .039 .261 .138 .034 .324 .984 .117 .001 .160 .005
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P13 Pearson Correlation .289 .273 .060 .102 .105 -.012 .223 .105 .299 .216 .382* -.288 1 -.135 .331 .386*
Sig. (2-tailed) .114 .137 .750 .586 .573 .948 .227 .574 .102 .244 .034 .117 .468 .069 .032
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P14 Pearson Correlation .651** .279 .395* .196 .342 -.132 .509** .445* .516** .382* .020 .574** -.135 1 .217 .328
Sig. (2-tailed) .000 .129 .028 .292 .060 .480 .003 .012 .003 .034 .913 .001 .468 .241 .072
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P15 Pearson Correlation .388* .316 .269 .013 .246 .096 .341 .103 .412* .074 .011 .259 .331 .217 1 .451*
Sig. (2-tailed) .031 .083 .144 .944 .183 .606 .061 .581 .021 .692 .954 .160 .069 .241 .011
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
P16 Pearson Correlation .592** .550** .465** .169 .500** .226 .429* .291 .560** .385* .329 .494** .386* .328 .451* 1
Sig. (2-tailed) .000 .001 .008 .365 .004 .221 .016 .112 .001 .032 .071 .005 .032 .072 .011
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
VALIDITAS ADAPTASI SOSIAL
Correlations
AS1 AS2 AS3 AS4 AS5 AS6 AS7 AS8 AS9 AS10 AS11 AS12 AS13 AS14 AS15 AS16 AS17 AS18
AS1 Pearson Correlation 1 .067 -.178 .033 .278 .551** -.256 .181 .208 -.471** .014 .121 .200 .116 .324 .426* -.136 -.318
Sig. (2-tailed) .722 .339 .861 .129 .001 .165 .329 .262 .007 .939 .516 .280 .535 .075 .017 .466 .081
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS2 Pearson Correlation .067 1 .085 .250 .178 .244 .100 .213 .333 .214 .310 .473** .225 .216 .339 .014 .224 -.286
Sig. (2-tailed) .722 .649 .175 .339 .185 .592 .249 .067 .248 .090 .007 .224 .244 .062 .938 .226 .119
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS3 Pearson Correlation -.178 .085 1 .151 -.477** -.007 .521** .085 .234 .241 .229 .579** -.220 .246 .128 -.026 .166 .140
Sig. (2-tailed) .339 .649 .417 .007 .969 .003 .648 .205 .192 .215 .001 .234 .182 .493 .888 .371 .453
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS4 Pearson Correlation .033 .250 .151 1 -.073 .355* .231 .333 .361* -.045 .305 .231 .225 .715** .370* .259 .393* -.299
Sig. (2-tailed) .861 .175 .417 .695 .050 .212 .067 .046 .808 .096 .210 .223 .000 .040 .159 .029 .102
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS5 Pearson Correlation .278 .178 -.477** -.073 1 .369* -.607** .107 .033 -.411* -.119 -.155 .243 -.191 .014 .331 .002 -.103
Sig. (2-tailed) .129 .339 .007 .695 .041 .000 .566 .859 .021 .525 .405 .187 .304 .941 .069 .993 .581
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS6 Pearson Correlation .551** .244 -.007 .355* .369* 1 -.144 .472** .383* -.271 .191 .276 .048 .138 .314 .440* .170 -.307
Sig. (2-tailed) .001 .185 .969 .050 .041 .441 .007 .033 .140 .302 .132 .797 .460 .085 .013 .361 .093
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS7 Pearson Correlation -.256 .100 .521** .231 -.607** -.144 1 -.079 .118 .571** .347 .492** .000 .471** .100 -.179 .144 .220
Sig. (2-tailed) .165 .592 .003 .212 .000 .441 .671 .526 .001 .056 .005 1.000 .007 .593 .336 .440 .235
Lampiran 13
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS8 Pearson Correlation .181 .213 .085 .333 .107 .472** -.079 1 .460** -.106 .298 .182 .257 .400* .299 .610** .528** -.205
Sig. (2-tailed) .329 .249 .648 .067 .566 .007 .671 .009 .571 .103 .326 .162 .026 .103 .000 .002 .269
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS9 Pearson Correlation .208 .333 .234 .361* .033 .383* .118 .460** 1 -.082 .175 .274 .338 .311 .595** .440* .093 .119
Sig. (2-tailed) .262 .067 .205 .046 .859 .033 .526 .009 .659 .347 .136 .063 .088 .000 .013 .620 .522
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS10 Pearson Correlation -.471** .214 .241 -.045 -.411* -.271 .571** -.106 -.082 1 .140 .147 -.206 .141 .016 -.500** .271 .382*
Sig. (2-tailed) .007 .248 .192 .808 .021 .140 .001 .571 .659 .452 .429 .266 .449 .931 .004 .140 .034
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS11 Pearson Correlation .014 .310 .229 .305 -.119 .191 .347 .298 .175 .140 1 .049 .165 .479** .130 .231 .519** -.175
Sig. (2-tailed) .939 .090 .215 .096 .525 .302 .056 .103 .347 .452 .795 .376 .006 .486 .211 .003 .347
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS12 Pearson Correlation .121 .473** .579** .231 -.155 .276 .492** .182 .274 .147 .049 1 .000 .333 .135 .162 .100 -.162
Sig. (2-tailed) .516 .007 .001 .210 .405 .132 .005 .326 .136 .429 .795 1.000 .067 .469 .385 .592 .384
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS13 Pearson Correlation .200 .225 -.220 .225 .243 .048 .000 .257 .338 -.206 .165 .000 1 .389* .381* .555** .111 .000
Sig. (2-tailed) .280 .224 .234 .223 .187 .797 1.000 .162 .063 .266 .376 1.000 .031 .035 .001 .551 1.000
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS14 Pearson Correlation .116 .216 .246 .715** -.191 .138 .471** .400* .311 .141 .479** .333 .389* 1 .367* .363* .534** -.206
Sig. (2-tailed) .535 .244 .182 .000 .304 .460 .007 .026 .088 .449 .006 .067 .031 .042 .045 .002 .265
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS15 Pearson Correlation .324 .339 .128 .370* .014 .314 .100 .299 .595** .016 .130 .135 .381* .367* 1 .393* .186 .058
Sig. (2-tailed) .075 .062 .493 .040 .941 .085 .593 .103 .000 .931 .486 .469 .035 .042 .029 .316 .758
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS16 Pearson Correlation .426* .014 -.026 .259 .331 .440* -.179 .610** .440* -.500** .231 .162 .555** .363* .393* 1 .354 -.168
Sig. (2-tailed) .017 .938 .888 .159 .069 .013 .336 .000 .013 .004 .211 .385 .001 .045 .029 .051 .366
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS17 Pearson Correlation -.136 .224 .166 .393* .002 .170 .144 .528** .093 .271 .519** .100 .111 .534** .186 .354 1 -.354
Sig. (2-tailed) .466 .226 .371 .029 .993 .361 .440 .002 .620 .140 .003 .592 .551 .002 .316 .051 .051
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
AS18 Pearson Correlation -.318 -.286 .140 -.299 -.103 -.307 .220 -.205 .119 .382* -.175 -.162 .000 -.206 .058 -.168 -.354 1
Sig. (2-tailed) .081 .119 .453 .102 .581 .093 .235 .269 .522 .034 .347 .384 1.000 .265 .758 .366 .051
N 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31 31
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
REABILITAS PERSEPSI WANITA INFERTIL
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items N of Items
.872 .870 16
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
P1 37.68 51.892 .828 .880 .849
P2 37.23 54.647 .679 .772 .857
P3 36.97 57.699 .517 .708 .865
P4 37.58 58.518 .367 .574 .871
P5 37.71 52.413 .653 .717 .857
P6 37.03 62.766 .096 .664 .878
P7 37.48 57.191 .570 .823 .863
P8 37.35 55.703 .600 .843 .861
P9 37.84 53.273 .732 .783 .854
P10 37.74 54.398 .564 .704 .862
P11 37.58 59.585 .211 .585 .880
P12 37.23 57.381 .452 .790 .867
P13 37.55 60.323 .257 .683 .875
P14 37.52 55.725 .535 .793 .864
P15 37.90 59.490 .383 .504 .870
P16 37.13 56.183 .709 .759 .858
Lampiran14
REABILITAS ADAPTASI SOSIAL
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha
Cronbach's Alpha
Based on
Standardized
Items N of Items
.751 .765 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if Item
Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's Alpha
if Item Deleted
AS1 32.65 37.770 .137 .704 .756
AS2 32.94 34.196 .433 .848 .730
AS3 32.71 36.146 .243 .763 .749
AS4 32.94 34.796 .509 .763 .725
AS5 32.68 40.226 -.093 .739 .776
AS6 32.74 34.798 .415 .761 .732
AS7 32.71 36.480 .278 .844 .744
AS8 33.03 35.366 .521 .666 .727
AS9 33.23 34.114 .589 .607 .719
AS10 32.77 39.047 .021 .892 .765
AS11 32.65 36.903 .439 .766 .736
AS12 32.94 34.596 .467 .899 .728
AS13 32.81 36.295 .329 .652 .740
AS14 32.94 32.729 .637 .841 .711
AS15 33.13 34.183 .557 .682 .721
AS16 33.00 36.533 .478 .899 .733
AS17 33.06 35.529 .416 .875 .733
AS18 32.81 41.295 -.199 .833 .777
Lampiran15
TABULASI PERSEPSI WANITA INFERTIL
No
Resp
Jumlah Soal Perspsi Wanita Infertil Skor
Total Kriteria T Skor Ket T Mean
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 2 3 2 3 4 3 2 3 2 3 1 2 1 2 2 2 37 Negatif 46 < 50
2 1 3 1 2 2 3 2 1 2 3 1 1 3 1 1 2 29 Negatif 36 < 50
3 1 3 3 4 3 3 1 1 2 3 2 3 2 1 2 3 37 Negatif 46 < 50
4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 4 48 Positif 58 > 50
5 3 3 3 4 2 3 2 3 1 1 1 3 2 3 1 2 37 Negatif 46 < 50
6 1 3 1 2 1 3 2 2 1 1 2 1 3 1 2 2 28 Negatif 35 < 50
7 2 3 3 3 1 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 40 Negatif 49 < 50
8 2 3 3 2 1 4 2 1 2 1 4 4 3 2 3 4 41 Negatif 49 < 50
9 3 4 4 1 3 3 3 3 3 1 1 3 2 2 3 3 42 Positif 51 > 50
10 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 57 Positif 69 > 50
11 3 2 3 3 2 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 2 40 Negatif 49 < 50
12 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 1 4 1 3 2 2 29 Negatif 36 < 50
13 1 2 3 2 1 4 2 3 2 1 2 3 2 1 2 2 33 Negatif 41 < 50
14 3 3 3 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 44 Positif 51 > 50
15 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 4 1 3 1 2 2 29 Negatif 36 < 50
16 3 3 3 2 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 3 42 Positif 51 > 50
17 3 3 3 2 1 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 45 Positif 55 > 50
18 3 3 3 3 2 3 2 2 2 1 3 3 2 3 2 3 40 Negatif 49 < 50
19 2 3 2 3 3 2 3 2 2 3 2 3 2 3 2 3 40 Negatif 49 < 50
20 2 2 3 2 2 3 2 2 2 3 2 3 2 2 2 3 37 Negatif 48 < 50
21 2 3 3 3 2 3 3 3 1 2 4 3 1 3 1 2 39 Negatif 48 < 50
22 2 2 3 2 1 2 3 3 2 2 1 3 1 3 1 3 34 Negatif 42 < 50
23 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 4 1 3 1 1 3 29 Negatif 36 < 50
24 3 3 4 3 3 3 2 4 2 4 4 3 3 2 1 3 47 Positif 57 > 50
25 3 3 4 3 2 2 3 3 1 2 3 2 3 2 3 3 42 Positif 51 > 50
26 3 4 4 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 54 Positif 65 > 50
27 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 2 3 1 3 2 2 29 Negatif 36 < 50
Lampiran 16
No
Resp
Jumlah Soal Perspsi Wanita Infertil Skor
Total Kriteria T Skor Ket T Mean
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
28 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 2 3 3 2 2 3 40 Negatif 49 < 50
29 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 2 3 54 Positif 65 > 50
30 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 3 42 Positif 51 > 50
31 4 4 4 2 4 4 2 3 4 4 3 4 2 4 2 4 54 Positif 65 > 50
TABULASI ADAPTASI SOSIAL
No
Resp
Jumlah Soal Adaptasi sosial Skor
Total Kriteria T Skor Ket T Mean
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 3 1 1 1 3 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 29 negatif 40 < 50
2 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 3 28 negatif 39 < 50
3 2 2 2 2 2 1 2 1 2 2 3 1 2 3 2 2 2 2 35 negatif 47 < 50
4 3 2 2 3 2 3 3 2 3 3 2 2 2 3 2 1 1 3 42 positif 55 > 50
5 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 2 1 1 1 1 1 1 3 27 negatif 38 < 50
6 1 3 1 2 4 2 1 2 2 2 2 1 3 1 2 2 2 2 35 negatif 47 < 50
7 3 4 2 1 1 1 3 1 1 3 3 2 3 2 2 1 2 1 36 negatif 48 < 50
8 2 2 3 2 1 2 2 3 2 2 2 3 2 2 1 2 2 1 36 negatif 48 < 50
9 2 3 2 3 1 3 3 2 3 1 2 3 2 2 2 2 1 1 38 positif 51 > 50
10 1 3 1 1 3 1 1 1 1 3 1 2 2 1 1 1 1 3 28 negatif 39 < 50
11 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 3 28 negatif 39 < 50
12 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 36 negatif 48 < 50
13 2 2 3 2 3 2 2 2 1 1 2 3 2 3 1 2 2 1 36 negatif 48 < 50
14 2 3 2 1 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3 3 3 48 positif 62 > 50
15 2 1 3 2 2 2 2 2 2 2 2 1 2 2 2 2 3 2 36 negatif 48 < 50
19 3 3 4 3 2 4 3 2 1 3 3 4 1 3 1 2 3 1 46 positif 60 > 50
17 3 1 1 1 3 1 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 27 negatif 38 < 50
18 3 2 2 2 3 2 3 1 1 1 2 3 2 2 2 2 1 2 36 negatif 48 < 50
19 1 3 1 3 3 3 2 2 1 3 3 1 1 2 2 1 3 1 36 negatif 48 < 50
20 1 1 2 3 2 1 3 1 1 2 2 2 4 3 1 2 2 2 35 negatif 47 < 50
21 3 1 1 1 3 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 1 2 29 negatif 40 < 50
22 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 1 36 negatif 48 < 50
23 2 1 3 2 1 2 2 2 2 2 2 2 2 2 3 2 2 2 36 negatif 48 < 50
Lampiran 17
No
Resp
Jumlah Soal Adaptasi sosial Skor
Total Kriteria T Skor Ket T Mean
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
24 1 1 3 1 1 1 3 1 1 3 2 2 1 1 1 1 1 3 28 negatif 39 < 50
25 3 2 1 2 2 2 2 2 1 3 1 2 2 2 3 2 2 2 36 negatif 48 < 50
26 3 1 1 2 2 3 1 1 1 1 2 1 2 1 2 2 1 2 29 negatif 40 < 50
27 3 1 1 1 3 3 1 2 1 1 2 1 2 1 1 2 2 1 29 negatif 40 < 50
19 1 2 2 3 1 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 2 35 negatif 47 < 50
29 3 1 1 2 3 2 1 1 2 1 2 1 2 1 1 2 1 2 29 negatif 40 < 50
30 3 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3 2 4 4 4 3 2 3 52 positif 67 > 50
31 3 4 4 2 3 3 1 2 3 1 2 3 2 1 3 2 1 2 42 positif 55 < 50
DISKRIPTIF STATISTIK KARAKTERISTIK RESPONDEN
Frequencies
Statistics
Umur Pendidikan Pekerjaan
Riwayat_
Menstruasi
Lama_
Menikah Agama
N Valid 31 31 31 31 31 31
Missing 0 0 0 0 0 0
Mean 1.94 2.77 5.26 1.42 2.00 1.00
Median 2.00 3.00 6.00 1.00 2.00 1.00
Std. Deviation .629 .425 .855 .502 .632 .000
Minimum 1 2 4 1 1 1
Maximum 3 3 6 2 3 1
Umur
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid 25-30 Tahun 7 22.6 22.6 22.6
31-35 tahun 19 61.3 61.3 83.9
36-40 Tahun 5 16.1 16.1 100.0
Total 31 100.0 100.0
Pendidikan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid SMP 7 22.6 22.6 22.6
SMA 24 77.4 77.4 100.0
Total 31 100.0 100.0
Pekerjaan
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Wiraswasta 8 25.8 25.8 25.8
Petani 7 22.6 22.6 48.4
IRT 16 51.6 51.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
Lampiran 18
Riwayat_Menstruasi
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Lancar menstruasi /
bulan 18 58.1 58.1 58.1
Tidak lancar menstruasi
/ bulan 13 41.9 41.9 100.0
Total 31 100.0 100.0
Lama_Menikah
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid < 5 Tahun 6 19.4 19.4 19.4
6-10 Tahun 19 61.3 61.3 80.6
> 11 tahun 6 19.4 19.4 100.0
Total 31 100.0 100.0
Agama
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Islam 31 100.0 100.0 100.0
Persepsi_Wanita_Infertil
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Persepsi Positif 12 38.7 38.7 38.7
Persepsi Negatif 19 61.3 61.3 100.0
Total 31 100.0 100.0
Adaptasi_Sosial
Frequency Percent
Valid
Percent
Cumulative
Percent
Valid Adaptasi Positif
(Adaptif) 6 19.4 19.4 19.4
Adaptasi Negatif
(Inefektif) 25 80.6 80.6 100.0
Total 31 100.0 100.0
HASIL UJI STATISTIK
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Persepsi_Wanita_Infertil_
Tentang_Stigma_Masyara
kat * Adaptasi_Sosial
31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Persepsi_Wanita_Infertil_
Tentang_Stigma_Masyara
kat
Mean 1.61 .089
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 1.43
Upper Bound 1.79
5% Trimmed Mean 1.63
Median 2.00
Variance .245
Std. Deviation .495
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -.487 .421
Kurtosis -1.889 .821
Adaptasi_Sosial Mean 1.81 .072
95% Confidence Interval
for Mean
Lower Bound 1.66
Upper Bound 1.95
5% Trimmed Mean 1.84
Median 2.00
Variance .161
Std. Deviation .402
Minimum 1
Maximum 2
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness -1.631 .421
Kurtosis .702 .821
Lampiran 19
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(2-sided)
Exact Sig.
(1-sided)
Pearson Chi-Square 11.780a 1 .001
Continuity Correctionb 8.794 1 .003
Likelihood Ratio 13.827 1 .000
Fisher's Exact Test .001 .001
Linear-by-Linear
Association 11.400 1 .001
N of Valid Casesb 31
a. 2 cells (50,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is 2,32.
b. Computed only for a 2x2 table
TABULASI CROSSTAB PERSEPSI WANITA INFERTIL
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Persepsi_Wanita_Infertil
* Umur 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Persepsi_Wanita_Infertil
* Pendidikan 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Persepsi_Wanita_Infertil
* Pekerjaan 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Persepsi_Wanita_Infertil
* Riwayat_Menstruasi 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Persepsi_Wanita_Infertil
* Lama_Menikah 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Persepsi_Wanita_Infertil
* Agama 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Persepsi_Wanita_Infertil * Umur Crosstabulation
Umur
Total
25-30
Tahun
31-35
tahun
36-40
Tahun
Persepsi_
Wanita_
Infertil
Persepsi
Positif
Count 4 5 3 12
% within Persepsi_Wanita_Infertil 33.3% 41.7% 25.0% 100.0%
% within Umur 57.1% 29.4% 42.9% 38.7%
% of Total 12.9% 16.1% 9.7% 38.7%
Persepsi
Negatif
Count 3 12 4 19
% within Persepsi_Wanita_Infertil 15.8% 63.2% 21.1% 100.0%
% within Umur 42.9% 70.6% 57.1% 61.3%
% of Total 9.7% 38.7% 12.9% 61.3%
Total Count 7 17 7 31
% within Persepsi_Wanita_Infertil 22.6% 54.8% 22.6% 100.0%
% within Umur 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 22.6% 54.8% 22.6% 100.0%
Lampiran 20
Persepsi_Wanita_Infertil * Pendidikan Crosstabulation
Pendidikan
Total SD SMP SMA
Persepsi_
Wanita_
Infertil
Persepsi
Positif
Count 2 5 5 12
% within Persepsi_Wanita_Infertil 16.7% 41.7% 41.7% 100.0%
% within Pendidikan 66.7% 38.5% 33.3% 38.7%
% of Total 6.5% 16.1% 16.1% 38.7%
Persepsi
Negatif
Count 1 8 10 19
% within Persepsi_Wanita_Infertil 5.3% 42.1% 52.6% 100.0%
% within Pendidikan 33.3% 61.5% 66.7% 61.3%
% of Total 3.2% 25.8% 32.3% 61.3%
Total Count 3 13 15 31
% within Persepsi_Wanita_Infertil 9.7% 41.9% 48.4% 100.0%
% within Pendidikan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 9.7% 41.9% 48.4% 100.0%
Persepsi_Wanita_Infertil * Pekerjaan Crosstabulation
Pekerjaan
Total Wiraswasta Petani IRT
Persepsi_
Wanita_
Infertil
Persepsi
Positif
Count 3 2 7 12
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 25.0% 16.7% 58.3% 100.0%
% within Pekerjaan 33.3% 33.3% 43.8% 38.7%
% of Total 9.7% 6.5% 22.6% 38.7%
Persepsi
Negatif
Count 6 4 9 19
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 31.6% 21.1% 47.4% 100.0%
% within Pekerjaan 66.7% 66.7% 56.2% 61.3%
% of Total 19.4% 12.9% 29.0% 61.3%
Total Count 9 6 16 31
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 29.0% 19.4% 51.6% 100.0%
% within Pekerjaan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 29.0% 19.4% 51.6% 100.0%
Persepsi_Wanita_Infertil * Riwayat_Menstruasi Crosstabulation
Riwayat_Menstruasi
Total
Lancar
menstruasi /
bulan
Tidak lancar
menstruasi /
bulan
Persepsi_
Wanita_
Infertil
Persepsi
Positif
Count 7 5 12
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 58.3% 41.7% 100.0%
% within
Riwayat_Menstruasi 38.9% 38.5% 38.7%
% of Total 22.6% 16.1% 38.7%
Persepsi
Negatif
Count 11 8 19
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 57.9% 42.1% 100.0%
% within
Riwayat_Menstruasi 61.1% 61.5% 61.3%
% of Total 35.5% 25.8% 61.3%
Total Count 18 13 31
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 58.1% 41.9% 100.0%
% within
Riwayat_Menstruasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 58.1% 41.9% 100.0%
Persepsi_Wanita_Infertil * Lama_Menikah Crosstabulation
Lama_Menikah
Total < 5 Tahun 6-10 Tahun > 11 tahun
Persepsi_
Wanita_
Infertil
Persepsi
Positif
Count 4 6 2 12
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 33.3% 50.0% 16.7% 100.0%
% within Lama_Menikah 66.7% 31.6% 33.3% 38.7%
% of Total 12.9% 19.4% 6.5% 38.7%
Persepsi
Negatif
Count 2 13 4 19
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 10.5% 68.4% 21.1% 100.0%
% within Lama_Menikah 33.3% 68.4% 66.7% 61.3%
% of Total 6.5% 41.9% 12.9% 61.3%
Total Count 6 19 6 31
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 19.4% 61.3% 19.4% 100.0%
% within Lama_Menikah 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 19.4% 61.3% 19.4% 100.0%
Persepsi_Wanita_Infertil * Agama Crosstabulation
Agama
Total Islam
Persepsi_Wanita_Infertil Persepsi Positif Count 12 12
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 100.0% 100.0%
% within Agama 38.7% 38.7%
% of Total 38.7% 38.7%
Persepsi Negatif Count 19 19
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 100.0% 100.0%
% within Agama 61.3% 61.3%
% of Total 61.3% 61.3%
Total Count 31 31
% within
Persepsi_Wanita_Infertil 100.0% 100.0%
% within Agama 100.0% 100.0%
% of Total 100.0% 100.0%
TABULASI CROSSTABS ADAPTASI SOSIAL
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Adaptasi_Sosial * Umur 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Adaptasi_Sosial *
Pendidikan 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Adaptasi_Sosial *
Pekerjaan 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Adaptasi_Sosial *
Riwayat_Menstruasi 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Adaptasi_Sosial *
Lama_Menikah 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Adaptasi_Sosial * Agama 31 100.0% 0 .0% 31 100.0%
Adaptasi_Sosial * Umur Crosstabulation
Umur
Total
25-30
Tahun
31-35
tahun
36-40
Tahun
Adaptasi_
Sosial
Adaptasi_
Positif
Count 3 2 1 6
% within Adaptasi_Sosial 50.0% 33.3% 16.7% 100.0%
% within Umur 42.9% 11.8% 14.3% 19.4%
% of Total 9.7% 6.5% 3.2% 19.4%
Adaptasi_
Negatif
Count 4 15 6 25
% within Adaptasi_Sosial 16.0% 60.0% 24.0% 100.0%
% within Umur 57.1% 88.2% 85.7% 80.6%
% of Total 12.9% 48.4% 19.4% 80.6%
Total Count 7 17 7 31
% within Adaptasi_Sosial 22.6% 54.8% 22.6% 100.0%
% within Umur 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 22.6% 54.8% 22.6% 100.0%
Lampiran 21
Adaptasi_Sosial * Pendidikan Crosstabulation
Pendidikan
Total SD SMP SMA
Adaptasi_Sosial Adaptasi_
Positif
Count 1 3 2 6
% within Adaptasi_Sosial 16.7% 50.0% 33.3% 100.0%
% within Pendidikan 33.3% 23.1% 13.3% 19.4%
% of Total 3.2% 9.7% 6.5% 19.4%
Adaptasi_
Negatif
Count 2 10 13 25
% within Adaptasi_Sosial 8.0% 40.0% 52.0% 100.0%
% within Pendidikan 66.7% 76.9% 86.7% 80.6%
% of Total 6.5% 32.3% 41.9% 80.6%
Total Count 3 13 15 31
% within Adaptasi_Sosial 9.7% 41.9% 48.4% 100.0%
% within Pendidikan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 9.7% 41.9% 48.4% 100.0%
Adaptasi_Sosial * Pekerjaan Crosstabulation
Pekerjaan
Total Wiraswasta Petani IRT
Adaptasi_
Sosial
Adaptasi_
Positif
Count 2 0 4 6
% within Adaptasi_Sosial 33.3% .0% 66.7% 100.0%
% within Pekerjaan 22.2% .0% 25.0% 19.4%
% of Total 6.5% .0% 12.9% 19.4%
Adaptasi_
Negatif
Count 7 6 12 25
% within Adaptasi_Sosial 28.0% 24.0% 48.0% 100.0%
% within Pekerjaan 77.8% 100.0% 75.0% 80.6%
% of Total 22.6% 19.4% 38.7% 80.6%
Total Count 9 6 16 31
% within Adaptasi_Sosial 29.0% 19.4% 51.6% 100.0%
% within Pekerjaan 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 29.0% 19.4% 51.6% 100.0%
Adaptasi_Sosial * Riwayat_Menstruasi Crosstabulation
Riwayat_Menstruasi
Total
Lancar
menstruasi /
bulan
Tidak lancar
menstruasi /
bulan
Adaptasi_
Sosial
Adaptasi_
Positif
Count 3 3 6
% within Adaptasi_Sosial 50.0% 50.0% 100.0%
% within
Riwayat_Menstruasi 16.7% 23.1% 19.4%
% of Total 9.7% 9.7% 19.4%
Adaptasi_
Negatif
Count 15 10 25
% within Adaptasi_Sosial 60.0% 40.0% 100.0%
% within
Riwayat_Menstruasi 83.3% 76.9% 80.6%
% of Total 48.4% 32.3% 80.6%
Total Count 18 13 31
% within Adaptasi_Sosial 58.1% 41.9% 100.0%
% within
Riwayat_Menstruasi 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 58.1% 41.9% 100.0%
Adaptasi_Sosial * Lama_Menikah Crosstabulation
Lama_Menikah
Total
< 5
Tahun
6-10
Tahun
> 11
tahun
Adaptasi_
Sosial
Adaptasi_
Positif
Count 3 3 0 6
% within Adaptasi_Sosial 50.0% 50.0% .0% 100.0%
% within Lama_Menikah 50.0% 15.8% .0% 19.4%
% of Total 9.7% 9.7% .0% 19.4%
Adaptasi_
Negatif
Count 3 16 6 25
% within Adaptasi_Sosial 12.0% 64.0% 24.0% 100.0%
% within Lama_Menikah 50.0% 84.2% 100.0% 80.6%
% of Total 9.7% 51.6% 19.4% 80.6%
Total Count 6 19 6 31
% within Adaptasi_Sosial 19.4% 61.3% 19.4% 100.0%
% within Lama_Menikah 100.0% 100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 19.4% 61.3% 19.4% 100.0%
Adaptasi_Sosial * Agama Crosstabulation
Agama
Total Islam
Adaptasi_Sosial Adaptasi_Positif Count 6 6
% within Adaptasi_Sosial 100.0% 100.0%
% within Agama 19.4% 19.4%
% of Total 19.4% 19.4%
Adaptasi_Negatif Count 25 25
% within Adaptasi_Sosial 100.0% 100.0%
% within Agama 80.6% 80.6%
% of Total 80.6% 80.6%
Total Count 31 31
% within Adaptasi_Sosial 100.0% 100.0%
% within Agama 100.0% 100.0%
% of Total 100.0% 100.0%
SURAT-SURAT IJIN PENELITIAN
Lampiran 22
Lampiran 23
DOKUMENTASI KEGIATAN PENELITIAN
Lampiran 24