skripsi implementasi kebijakan asuransi usaha …

106
i SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA TANI PADI (AUTP) DALAM MENGATASI GAGAL PANEN DI KECAMATAN LIBURENG KABUPATEN BONE Oleh: SUPRIANDI Nomor Induk Mahasiswa : 105611126516 PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR 2020

Upload: others

Post on 24-Nov-2021

10 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

i

SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA TANI

PADI (AUTP) DALAM MENGATASI GAGAL PANEN DI

KECAMATAN LIBURENG KABUPATEN BONE

Oleh:

SUPRIANDI

Nomor Induk Mahasiswa : 105611126516

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 2: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

ii

SKRIPSI

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA TANI

PADI (AUTP) DALAM MENGATASI GAGAL PANEN DI

KECAMATAN LIBURENG KABUPATEN BONE

Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Studi dan

Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S.Sos)

Disusun dan diajukan oleh:

SUPRIANDI

Nomor induk mahasiswa : 105611126516

Kepada

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTASILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR

2020

Page 3: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

i

Page 4: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

ii

Page 5: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

iii

HALAMAN PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Supriandi

Nomor Induk Mahasiswa : 105611126516

Program Studi : Ilmu Administrasi Negara

Menyatakan bahwa benar proposal penelitian ini adalah karya saya sendiri dan

bukan hasil plagiat dari sumber lain. Pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya

dan apabila dikemudian hari pernyataan ini tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik sesuai aturan yang berlaku di Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Makassar, 21 Januari 2020

Yang Menyatakan,

Supriandi

Page 6: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

iv

KATA PENGANTAR

Penulis panjatkan rasa syukur yang tidak terhingga kehadirat Allah SWT,

yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-Nya, sehingga penulis dapat

menyelesaikanskripsiyang berjudul “Implementasi Kebijakan Asuransi Usaha

Tani Padi (AUTP) Dalam Mengatasi Gagal Panen Di Kecamatan Libureng

Kabupaten Bone”.

Penyusunan skripsi ini dalam rangka memenuhi syarat memperoleh gelar

sarjana Ilmu Sosial pada Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.Penulis sangat menyadari bahwa keberhasilan dari

penyusunan skripsi ini berkat bimbingan, bantuan, dan saran-saran dari beberapa

pihak.Oleh karena itu pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terimah

kasih kepada kedua orang tua penulis yang senantiasa mendo’akan, mendukung,

dan memberikan motivasi yang tiada henti kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini tidak akan terwujud

tanpa adanya bantuan dan dorongan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada yang

terhormat:

1. Bapak Dr. Jaelan Usman, M.Si selaku Pembimbing I dan Ibu Riskasari, S.

Sos.,M.APselaku Pembimbing II yang senantiasa meluangkan waktunya

membimbing dan mengarahkan penulis, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.

2. Ibu Dr. Ihyani Malik, M.Si selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu

Politik Universitas Muhammadiyah Makassar

3. Bapak Nasrul Haq, S.Sos., MPA selaku Ketua Prodi Ilmu Administrasi Negara

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas MuhammadiyahMakassar

Page 7: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

v

4. Segenap keluarga yang senantiasa memberikan semangat dan bantuan, baik

moril maupun materil.

5. Seluruh staf pengajar, baik dosen maupun asisten dosen, staf pegawai yang ada

di lingkup fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah

Makassar

Seluruh pemerintah Kabupaten Bone khusunya para aparatur Dinas Pertanian

Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Libureng, yang telah

banyak membantu kemudahan serta kelancaran dalam melakukan penyusunan

tugas akhir ini.

6. Teman- teman kelas seperjuangan Ilmu Administrasi Negara terimakasih

untuk segala cerita, kenangan dan kebersamaannya selama ini.

7. Seluruh mahasiswa fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas

Muhammadiyah Makassar.

Demi kesempurnaan skripsi ini, saran dan kritik yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan.Semoga karya skripsi ini bermanfaat dan dapat

memberikan sumbangan yang berarti bagi pihak yang membutuhkan.

Makassar, 04 November 2020

Supriandi

Page 8: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

vi

ABSTRAK

Supriandi, Jaelan Usman dan Riskasari.Implementasi Kebijakan Asuransi

Usaha Tani Padi (AUTP) Dalam Mengatasi Gagal Panen Di Kecamatan

Libureng Kabupaten Bone

Penelitian ini memiliki tujuan mendeskripsikan serta

menjelaskanImplementasi Kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Dalam

Mengatasi Gagal Panen Di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.Penelitian ini

menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan melakukan teknik pengumpulan

data melalui observasi dan wawancara untuk mendeskripsikan serta menjelaskan

Implementasi Kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Dalam Mengatasi

Gagal Panen Di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.Informan dari penelitian

ini meliputi Kepala PPK, PPL, Kelompok tani dan petani.Data yang diperoleh dari

hasil penelitian dikaji dengan menggunakan teknik reduksi data, penyajian data,

dan penarikan kesimpulan.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa Implementasi Kebijakan

Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Dalam Mengatasi Gagal Panen Di Kecamatan

Libureng Kabupaten Bone: Hasil penelitian menunjukkan bahwa aspek (1)

komunikasi yakni bentuk sosialisasi sudah terlaksana dengan baik di 20 Desa yang

ada di kecamatan Libureng, (2) sumber daya, sumber daya telah memadai dari

segi sumber daya pelaksana, namun masih terbatas dari sumber daya dari segi

peserta AUTP, (3) disposisi para implementor sudah bekerja dengan baik

berdasarkan standar yang ada dalam pedoman AUTP , dan (4) struktur birokrasi

dalam segi struktur birokrasi tidak ada jabatan yang kosong dan telah terisi

sepenuhnya

Kata Kunci: Implementasi kebijakan, asuransi usaha tani padi, gagal panen

Page 9: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

vii

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN............................................................................... i

HALAMAN PENERIMAAN TIM……………………………………………...ii

HALAMAN PERNYATAAN ............................................................................. .iii

KATA PENGANTAR .......................................................................................... iii

ABSTRAK ............................................................................................................. v

DAFTAR ISI ........................................................................................................ .vi

DAFTAR TABEL............................................................................................... viii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... .ix

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 6

C. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 8

A. Penelitian Terdahulu ................................................................................. 8

B. Pengertian Implementasi Kebijakan ...................................................... 13

C. Pengertian Asuransi ................................................................................. 18

D. Konsep Asuransi Usaha Tani Padi ......................................................... 20

E. Kerangka Pikir ......................................................................................... 24

F. Fokus Penelitian ....................................................................................... 26

G. Deskripsi Fokus ........................................................................................ 26

BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 28

A. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................. 28

B. Jenis dan Tipe Penelitian ......................................................................... 28

C. Sumber Data ............................................................................................. 29

D. Informan Penelitian ................................................................................. 29

Page 10: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

vii

E. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 31

F. Teknik Analisis data ................................................................................ 32

G. Pengabsahan Data .................................................................................... 33

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN............................................................. 35

A. Deskripsi Lokasi Penelitian ..................................................................... 35

B. Pembahasan Dan Hasil Penelitian .......................................................... 40

BAB VPENUTUP ................................................................................................ 73

A. Kesimpulan ............................................................................................... 73

B. Saran.......................................................................................................... 75

DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 76

Page 11: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

viii

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Daftar Kelompok Tani Yang Terdaftar AUTP .................................. 3

Tabel 1.2 Daftar Petani Yang Pernah Menerima Bantuan AUTP……………4

Tabel 3.1 Informan Penelitian ............................................................................ 30

Tabbel 4.1 Jumlah Desa ....................................................................................... 36

Tabel 4.2 Daftar Desa Yang Telah Masuk Pada Tahap survei Program

AUTP…………………………………………………………………………… 54

Tabel 4.3 Implementor Program AUTP di Kecamatan Libureng .................. 64

Page 12: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

ix

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Mekanisme Pelaksanaan AUTP .................................................... 20

Gambar 2.2 Kerangka Pikir ............................................................................... 25

Gambar 4.1 Sketsa Peta Kecamatan Libureng ................................................. 35

Gambar 4.2 Struktur Organisasi ........................................................................ 39

Gambar4.3 mekanisme pelaksanaan AUTP ...................................................... 46

Gambar 4.4 Sosialisasi Program AUTP ............................................................. 56

Gambar 4.5 Proses Klaim AUTP ........................................................................ 72

Page 13: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Program Asuransi Usaha Tani Padi dibentuk oleh Kementrian Pertanian atas

dasar Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 tentang Perlindungan dan

Pemberdayaan Petani. Dalam regulasi tersebut Pasal 39 ayat 1 dan 2 menyatakan

bahwa sesuai dengan kewenanganya, pemerintah pusat dan pemerintah daerah

memfasilitasi setiap petani menjadi peserta Asuransi. Salah satu bentuk fasilitas

tersebut adalah bantuan pembayaran premi, bantuan tersebut berasal dari APBN

dan APBD yang telah ditindak lanjuti dengan penerbitan Peraturan Menteri

Pertanian nomor 40 Tahun 2015 tentang Fasilitas Asuransi Pertanian.

Asuransi Usaha Tani sangatlah penting bagi para petani karena AUTP

bertujuan untuk melindungi para petani dari berbagai resiko dari usaha

taninya.Asuransi pertanian merupakan pengalihan resiko yang dapat memberikan

jaminan ganti rugi akibat kerugian usaha tani sehingga keberlangsungan usaha

tani dapat terjamin. Melalui asuransi usaha tani petani akan mendapatkan jaminan

terhadap kerusakan tanaman akibat kekeringan, banjir, serta serangan hama dan

penyakit tumbuhan,sehingga petani akan mendapatkan ganti rugi sebagai modal

kerja untuk keberlangsungan usaha lainnya, (www.pertanian.go.id).

Pelaksanaan Asuransi pertanian melibatkan berbagai pihak, adapun

mekanisme pelaksanaan AUTP (pedoman bantuan premi, 2019) yaitu Dinas

Pertanian di Provinsi akan mencatat calon petani maupun calon lokasi, selanjutnya

Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, yang kemudian UPTD Kecamatan dengan PPL

Page 14: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

2

akan melaksanakan sosialisasi serta pendaftaran dan pembayaran premi swadaya,

dari pihak UPTD Kecamatan akan memberikan data untuk calon peserta yang

akan ditujukan pada Dinas Pertanian Kabupaten/Kota dan pihak pelaksana

perusahaan asuransi yaitu PT jasindo, selanjutnya petani akan mendapatkan

sertifikat polis, kemudian pihak asuransi akan melaporkan kuitansi kepada dinas

pertanian Kabupaten/kota, selanjutnya pihak Asuransi akan menagih bantuan

premi kepada Kementan Ditjen PSP, dan Asuransi pelaksana akan mendapatkan

pembayaran bantuan premi asuransi dari Kementan Ditjen PSP.

Pendaftaran AUTP dilaksanakan satu bulan sebelum musim tanam akan

dimulai, kelompok tani akan didampingi oleh PPL dan UPTD Kecamatan mengisi

formulir sesuai dengan formulir yang telah disediakan. Premi AUTP untuk saat ini

3%, berdasarkan besar biaya input AUTP sebesar enam juta rupiah per hektar per

musim tanam. Bantuan pemerintah sebesar 80% sekitar 144 ribu rupiah per hektar

per musim tanam, dan petani membayar premi swadaya sebesar 20% atau sebesar

36 ribu rupiah per hektar per musim tanam, (www.pertanian.go.id).

Asuransi Usaha Tani Padi di Kecamatan Libureng dimulai pada Tahun

2018, untuk musim tanam Oktober 2018- Maret 2019.Program AUTP sudah 2

tahun dilaksanakan di kecamatan libureng, tentu program ini sangat bermanfaat

bagi masyarakat di Kecamatan Libureng karena memiliki lahan sawah terluas di

Kabupaten Bone dengan luas 10.016 ha.(Data yang diambil saat observasi awal).

Adanya program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) di Kecamatan Libureng

diharapkan mampu membantu petani dengan menjadikan petani jadi mandiri yang

tidak hanya bergantung program-program yang bersifat bantuan sehingga program

Page 15: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

3

AUTP juga mampu mewujudkan petani di Kecamatan Libureng menjadi mandiri.

Sehingga petani bisa melihat kesempatan peluang untuk membantu modal kerja

pada musim pertanaman berikutnya apabila terjadi resiko gagal panen atau resiko

lainya.

Tabel 1.1

Daftar kelompok Tani Yang Terdaftar AUTP Untuk Musim Tanam

Oktober 2018-Maret 2019

N0 Desa Nama Kelompok Tani Nama Ketua

kelompok Tani

Luas

Lahan

(ha)

Jumlah

premi (RP)

1 Bune

Patironge Amiruddin 25 900.000

Caloppeng Darwis 25 900.000

Sipatuo 2 H. Udding 25 900.000

Sipatuo 4 Halimun 25 900.000

Tawarae Tasbih 25 900.000

Sejahtera Hasbi 25 900.000

2 Poleonro

Sipamase mase Abd. Jafar 12 432.000

Siamasei Sapuddin 10 360.000

Lembah Harapan Arape 15 540.000

Uru Jumana 10 360.000

Mamminasae 1 Halim 13 468.000

Mamminasae 2 H.A. Rasultan 10 360.000

Kaluppang H. Baharuddin 10 360.000

Sipatokkong Mursalam 10 360.000

Mekar Basri 12 432.000

3 Mario

Batu Tokkong Harianto 17 612.000

Pada Elo A. Sulaeman 19 684.000

Mali Siparappe Suardi M 23 828.000

Ammateng Otae Abd. Hadi 21 756.000

Maroangin A. Ardi 22 792.000

Sipakatau A. Rustang 18 648.000

Page 16: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

4

Duppa Mata A. Zakir 19 684.000

Allangirenge Suheli 25 900.000

Pammase Syarif H 17 612.000

Sipakaenre Nurdin 21 756.000

Jumlah 454 16.344000

Kelompok Tani yang terdaftar Asuransi Usaha Tani Padi untuk musim

tanam Oktober 2018- Maret 2019 yang terdiri dari 3 Desa dengan jumlah petani

sebanyak 316 petani yaitu, 1. Desa Bune dengan jumlah 6 kelompok, luas lahan

150 ha dan jumlah premi Rp. 5.400.000.2. Desa Poleonro dengan jumlah 9

kelompok tani, luas lahan 102 ha dan jumlah premi Rp. 3.512.000. 3. Desa Mario

dengan jumlah 10 kelompok tani, luas lahan 202 ha dan jumlah premi Rp.

6.436.000. Adapun jumlah keseluruhan lahan kelompok tani yang terdaftar di

AUTP dari 3 Desa dengan lahan 454 ha dengan jumlah premi Rp.

16.344.000.(Data yang diambil saat observasi awal).

Berikut data petani yang pernah mengalami gagal panen dan menerima

bantuan program AUTP:

Tabel 1.2

Daftar Petani Yang pernah Mengalami Gagal Panen dan menerima

bantuan AUTP di Kecamatan Libureng

No Nama Petani Desa Luas Lahan/ha Kelompok Tani

1 A. Nawir Bune 1.5 Sipatuo 2

2 H. A. Mappalewa Poleonro 1 Siamasei

3 Nuhung Poleonro 1.3 Kaluppang

Page 17: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

5

4 H.M. Ali Poleonro 1 Kaluppang

5 Abd. Kadir Mario 1 Sipakaenre

6 Iskandaria Mario 1.5 Pammase

7 Sofyan Mario 1 Pammase

8 Abdul Jabbar Mario 1 Allangirengge

9 Amiruddin Mario 1.25 Sipakatau

10 A. Syamsuddin Mario 1 Maroanging

Permasalahan yang terjadi pada Implementasi Kebijakan Asuransi Usaha

Tani padi (AUTP) dalam mengatasi gagal panen di Kecamatan Libureng

Kabupaten Bone adalah Kurangya sosialisasi dari pihak Balai Penyuluh Pertanian

(BPP) Kecamatan Libureng sehingga banyak kelompok tani tidak mengetahui

mekanisme pelaksanaan AUTP, banyaknya lahan kelompok tani yang tidak di

klaim oleh pihak BPP yang disebabkan lahan tersebut jauh dari area perairan.

(Data yang diambil saat observasi awal)

Dapat dilihat bahwa dari 20 desa yang terdapat di Kecamatan Libureng baru

3 desa yang tersentuh AUTP. Dengan adanya program Asuransi Usaha Tani Padi

yang sudah berjalan selama 2 tahun terakhir, dan tingkat kegagalan panen di

Kecamatan Libureng tinggi saat musim kemarau. Dari masalah tersebut layak

dikaji menggunakan teori Edward III.

Menurut Edward III terdapat empat variabel yang saling berkaitan dalam

menentukan keberhasilan suatu implementasi kebijakan. Adapun model Edward

Page 18: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

6

III terdiri dari 4 variabel yaitu, 1. Komunikasi; 2.Sumberdaya; 3.Disposisi;

4.Struktur birokrasi. (Agustino, 2012: 150).

Sesuai dengan permasalahan kurangnya sosialisasi BPP mengenai Program

Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) sehingga peneliti tertarik untuk meneliti

mengenai “ Implemetasi Kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi ( AUTP)

Dalam Mengatasi Gagal Panen di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan fenomena yang telah dikemukakan pada latar belakang, maka

peneliti mengambil rumusan masalah yaitu: Bagaimana implementasi kebijakan

Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dalam mengatasi gagal panen di Kecamatan

Libureng Kabupaten Bone?.

C. Tujuan Penelitian

Sehubungan dengan rumusan masalah penelitian yang telah diungkapkan ,

maka tujuan penelitian yang ingin dicapai adalah: Untuk menghasilkan gambaran

implementasi kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dalam mengatasi

gagal panen di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone.

D. Manfaat Penelitian

1. Memberikan kajian dan mengevaluasi Implementasi kebijakan

AsuransiUsaha Tani Padi dalam mengatasi gagal panen di Kecamatan

Libureng Kabupaten Bone.

2. Memberikan masukan dan kontribusi pemikiran mengenai metode dalam

pelaksanaan kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi.

Page 19: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

7

3. Menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman bagi peneliti terkait

implementasi kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) dalam

mengatasi gagal panen.

4. Memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang Asuransi Usaha Tani

Padi.

Page 20: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penelitian Terdahulu

Penulisan penelitian ini mengambil tiga rujukan penelitian sebelumnya

sebagai pedoman bagi peneliti yang sangat berguna dan memiliki manfaat yang

begitu besar, adapun penelitian yang dimaksud adalah sebagai berikut:

1. Penelitian oleh Nurisha Iqlyma (2019)

Nurisha Iqlyma adalah Mahasiswa Universitas Sultan Ageng Tirtayasa di

Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik mengambil jurusan Ilmu Administrasi

Negara.Penelitian yang dilakukan mengambil judul Implementasi Asuransi

Usaha Tani Padi Di Kecamatan Ciruas Kabupaten Serang Pada Tahun 2019.

Permasalahan yang diangkat oleh peneliti adalah PT Jasindo tidak evektif

dalam melakukan pengecekan pada lahan yang mengalami kerusakan, dan

sosialisasi mengenai program asuransi usaha tani belum optimal.Tujuan dari

penelitian ini adalah untuk mengetahui jalanya program Asuransi Usaha

Tani di Kecamatan Ciruas Kabupaten serang.

Penelitian ini berguna memperbanyak ataupun memperluas khazanah ilmu

pengetahuan dalam dunia pendidikan, serta diharapkan mampu memberikan

manfaat yang besar bagi perkembangan Ilmu administrasi Publik terutama

pada bidang pendidikan. Kesimpulan penelitian Nurisha Iqlyma yaitu:

a. Kepentingan bagi program asuransi usaha tani yaitu dalam bidang

pertanian sebagian besar usaha tani merupakan usaha pertanian berskala

Page 21: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

9

kecil, yang kurang mampu memberikan perlindungan bagi usahanya

dengan mandiri. Serta dalam perkembangan dibidang usaha pertanian

dihadapkan resiko yang disebabkan oleh serangan organisme

penggangu tumbuhan dan bencana alam.

b. Program Asuransi Usaha Tani Padi ingin mencapai perubahan

pemikiran petani, yaitu petani yang semula jika mengalami gagal panen

atau mengalami kerusakan mereka meminjam ke rentenir.

c. Memberikan masukan kepada petani agar kedepanya petani dapat

mengikuti program asuransi usaha tani padi dengan kesadaran sendiri,

dalam memeberikan masukan tersebut pemerintah memberikan 50

hektar lahan sawah secara gratis bagi kecamatan ciruas yang dibiayai

oleh APBD setelah disubsidi 80% oleh APBN.

d. Yang membuat Program Asuransi Usaha Tani terhambat di Kecamatan

Ciruas Kabupaten Serang yaitu: 1) Bentuk pemikiran petani yang sulit

untuk diubah ketikan lahan pertanian mereka mengalami kerusakan,

petani masih meminjam modal untuk penanaman berikutnya. 2) Petani

masih melihat pengalaman sebelumnya yang telah terjadi, ketika PT

jasindo tidak ada kejelasan untuk melakukan pengecekana kelapangan.

Perbedaan penelitian yang dilakukan oleh Nurisha Iqlyma dengan peneliti

terdapat pada rumusan masalah, dan teori yang di gunakan Nurisha Iqlyma

menggunakan teori Merilee S. Grindlee sedangkan peneliti mnggunakan

teori Edward III.

Page 22: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

10

2. Penelitian oleh M. Bagus Prayuda (2017).

Penelitian yang dilakukan oleh M. Bagus Prayuda salah satu Mahasiswa

Universitas Lampung Prodi Ilmu Administrasi Negara dengan mengambil

judul, Implementasi Program Asuransi Usaha Tani Padi Provinsi lampung,

pada tahun 2017. Penelitian ini mengangkat permasalahan P3H pusat

dibubarkan sehingga mengakibatkan dana kegiatan dipangkas dan sangat

mempengaruhi program AUTP sehingga program ini tidak mencapai target.

Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk menghasilkan gambaran implementasi

kebijakan asuransi usaha tani padi di provinsi lampung, penelitian ini

menggunakan teori dari Edward III dan metode yang digunakan dalam

penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Manfaat penelitian

M. Bagus Prayuda yaitu: a. Manfaat teoritis, adapun manfaat teoritis dari

penelitian ini adalah memberikan kajian tentang kinerja implementasi

Kebijakan Asuransi Usaha Tani pada Provinsi Lampung.b. Manfaat Praktis,

manfaat Praktis dari penelitian ini yaitu untuk menyalurkan konstribusi

pemikiran metode dalam melaksanakan kebijakan asuransi usaha tani.

Adapun kesimpulan penelitian M. Bagus Prayuda yaitu:

a. Faktor Komunikasi, adanya ketua kelompok tani yang belum

mendapatkan sosialisasi, sehingga prosedur premi asuransi usaha tani

yang di berikan oleh pemerintah tidak di ketahui oleh kelompok tani

tersebut. Sehingga implementasi Asuransi Usaha Tani Padi Di Provinsi

Lampung belum tersalurkan dengan baik.

Page 23: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

11

b. Faktor Sumber daya, Kuantitas agen marketing PT Jasindo kurang

memadai sehingga sumber daya belum memenuhi kapasitas untuk

menunjang berjalanya program asuransi usaha tani.

c. Faktor Disposisi Pelaksana, ditemukanya agen pelaksana yang pasif dan

secara umum tidak mendapatkan insentif sehingga dapat disimpulkan

pada aspek disposisi sikap agen belum terpenuhi hal tersebut

berpengaruh pada kemampuan para agen pelaksananya dalam

menyikapi maupun melaksanakan kebijakan asuransi usaha tani.

d. Faktor Struktur Birokrasi, Aspek struktur Birokrasi dapat disimpulkan

bahwa aspek birokrasi ini belum terpenuhidisebabkan agen pelaksana

ada yang tidak mendapatkan SOPs dan adapun yang mendapatkan

namun sukar untuk merealisasikan. Sehingga kinerja struktur birokrasi

belum bisa maksimal sesuai yang digariskan sebelumnya.

Perbedaan penelitian oleh M, Bagus Prayuda dan Peneliti adalah terdapat

pada fenomena masalahnya dimana pada penelitian Bagus Prayuda

fenomena masalahnya yaitu dibubarkannya P3H pusat sehingga

menimbulkan masalah permodalan untuk pelaksanaan kebijakan terhenti

dan target yang sudah ditentukan tidak tercapai, sedangkan peneliti

fenomena masalahnya yaitu kurangnya sosialisasi AUTP di Kecamatan

Libureng.

Page 24: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

12

3. Penelitian oleh Osi Deka Saputri (2019).

Penelitian yang dilakukan oleh Osi Deka Saputri, Mahasiswa Insitut Agama

Islam Negeri Tulungagung pada tahun 2019 Jurusan Ekonomi Syariah

mengambil Judul penelitian Penerapan Asuransi Usaha Tani Padi Dalam

Upaya Meningkatkan Kesejahteraan Petani Di Kabupateng Tulungagung.

Pendekatan penelitian ini adalah pendekatan Kualitatif dengan Tujuan

penelitan Osi Deka Saputri yaitu, untuk menjelaskan dan mengetahui

program AUTP dalam upaya meningkatkan kualitas petani di kanupaten

tulungagung, untuk mengetahui faktor yang menunjang dan faktor apa saja

yang menghambat AUTP dalam meningkatkan kesejahteraan petani

Tulungagung. Jenis penelitian ini yaitu menggunakan jenis penelitian

kualitatif dengan metode atau dengan pendekatan studi kasus.

Manfaat penelitian yang dilakukan oleh Osi Deka Saputri Yaitu:

a. Manfaat teoritis

Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan sumbangsih pada

dunia pendidikan dan perkembangan ilmu pengetahuan.

b. Manfaat Praktis

1) Untuk petani, agar dapat memberikan masukan mengenai

pelaksanaan AUTP serta hambatan yang dapat terjadi dalam

penerapan kebijakan tersebut.

2) Untuk Dinas pertaian Tulungagung, peneliti mengharapkan agara

memberi masukan kepada dinas pertanian dalam upaya

Page 25: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

13

meningkatkan kesejahteraan petani. Khususnya penerapan program

Asuransi Usaha Tani Padi.

3) Untuk akademis, Peneliti mengharapkan dengan penelitian ini bisa

menambah pembendaharaan di perpustakan IAIN Tulungagung.

4) Bagi Peneliti Selanjutnya, peneliti mengharapkan penelitian ini

mampu memberikan informasi dan menambah penegetahuan untuk

melakukan penelitian yang sama.

Perbedaan Penelitian Osi deka Saputri dengan penelitan yang dilakukan

oleh peneliti yaitu pendekatan yang di lakukan pada jenis penelitian,

penelitian Osi Deka Saputri menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan

metode pendekatan studi kasus sedangan peneliti menggunakan jenis

penelitian kualitatif dengan metode fenomenologi.

B. Pengertian Implementasi Kebijakan

1. Definisi Implementasi Kebijakan

Impelementasi dalam kamus besar bahasa Indonesia mengartikan

implementasi merupakan pelaksanaan atau penerapan, sedangkan pengertian

implementasi dalam artian umum merupakan suatu tindakan dalam

melaksanakan suatu program yang sudah di rencanakan dengan matang yang

disusun secara teliti, (https://alihamdan.id/implementasi/). Implementasi

berasal dari bahasa Inggris (to Implement) yang artinya mengimplementasikan.

Implementasi merupakan kegiatan yang telah di rencanakan dan sudah

dilakanakan dengan mengacu pada peraturan tertentu guna mencapai tujuan

yang sudah di rencanakan, (https://alihamdan.id/implementasi/)

Page 26: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

14

Grindle (Mulyadi, 2015: 47) mendefinisikan implementasi sebagai proses

umum tindakan administratif yang mampu diteliti pada tingkat program

tertentu. Sedangkan menurut Ekawati (Taufik dan Israil, 2013: 136)

implementasi yaitu mencakup tindakan seseorang atau kelompok privat ataupun

publik yang langsung pada pencapaian tujuan dalam keputusan kebijakan yang

telah ditetapkan.

Implementasi menurut Van Meter dan Van Horn (Taufik dan Israil, 2013:

136) mendefinisikan implementasi sebagai tindakan yang dilakukan dalam

keputusan sebelumnya, tindakan ini mencakup usaha-usaha dalam mengubah

suatu keputusan menjadi sebuah tindakan-tindakan pada janga waktu tertentu,

serta dalam rangka melanjutkan aktivitas dalam mencapai perubahan besar

maupun kecil yang sudah ditetapkan oleh keputusan kebijakan yang dilakukan

oleh suatu organisasi publik yang dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang

telah ditetapkan. Selanjutnya Gordon (Mulyadi, 2015: 24) mendefinisikan

implementasi merupakan kegiatan yang diarahkan untuk realisasi program.

Dari penjelasan tersebut peneliti dapat menyimpulkan bahwa implementasi

kebijakan tidak akan bisa dimulai sebelum semua tujuan dan sasaran kebijakan

yang sudah diidentifikasi ditetapkan oleh keputusan-keputusan kebijakan. Jadi

Implementasi merupakan kegiatan yang dilakukan oleh kelompok organisasi

untuk mendapatkan hasil sesuai dengan tujuan dan sasaran kebijakan telah

ditetapkan.

Page 27: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

15

2. Teori-Teori Implementasi Kebijakan

Adapun teori implementasi kebijakan dari beberapa ahli yaitu:

Teori Daniel A. Mazmanian dan Paul A. Sabatier, menurut Mazmanian dan

Sabatier (Subarsono, 2011: 94) terdapat tiga faktor yang mempengaruhi

suksesnya implementasi, yaitu: bentuk kebijakan atau undang-undang,

karakteristik dari sebuah masalah, dan faktor lingkungan.Model Implementasi

menurut Mazmanian dan paul Sabatier disebut dengan model kerangka analisis

implementasi. Dalam model tersebut mereka mengklasifikasikan proses

imlementasi kedalam tiga faktor yaitu: Pertama, Faktor Independen, yakni

mudah atau sulitnya masalah diatasi yang berkenaan dengan masalah teknis

pelaksanaan, teori, keragaman obyek, serta bentuk perubahan yang diinginkan.

Kedua, Faktor Intervening, merupakan kemampuan dalam menstrukturkan

proses implementasi dengan jelas dan konsisten, kesamaan hierarki diantara

lembaga pelaksana, serta kebijakan oleh lembaga pelaksana. Ketiga, Faktor

diluar kebijakan, yaitu faktor yang mempengaruhi proses implementasi

berkenaan dengan kondisi ekonomi dan teknologi, dukungan publik, sikap dari

konsituen, dukungan pejabat yang lebih tinggi, sikap konsisten dari pejabat

pelaksana dan kuliatas kepemimpinan.

Teori George C. Edward III berpendapat bahwa keberhasilan Implementasi

kebijakan di pengaruhi oleh empat faktor (Subarsono, 2011: 90-92). Yaitu:

a. Komunikasi, Keberhasilan suatu implementasi kebijakan dipengaruhi

oleh seorang implementor, seorang implementor diwajibkan

mengetahui target fokus dan sasaran kebijakan yang harus disampaikan

Page 28: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

16

kepada kelompok sasaran, mengetahui apa yang harus dikerjakan,

sehingga mampu mengurangi bentuk penyimpangan dalam

implementasi kebijakan.

b. Sumber daya, jika implementor mengalami kekurangan sumber daya

walaupun isi semua kebijakan sudah disampaikan dengan jelas dan

konsisten oleh implementor, maka implementasi tidak akan berjalan

dengan efektif. Sumber daya tersebut biasanya berwujud kompetensi

implementor dan sumber daya finansial.

c. Disposisi, disposisi merupakan karakter yang dimiliki seorang

implementor seperti kejujuran, komitmen, dan sifat demokratis. Apabila

implementor memiliki sifat yang baik maka keberhasilan implementasi

kebijakan pun tinggi, dan implementor mampu mengerjakan kebijakan

dengan efektif seperti yang diharapkan pembuat kebiajakan. Namun

sebaliknya jika implementor memiliki sikap yang bersebrangan dengan

pembuat kebijakan maka proses implementasi kebijakan tidak bisa

berjalan sesuai yang diinginkan pembuat kebijakan.

d. Struktur Birokrasi, apabila struktur organisasi terlalu penjang maka

birokrasi akan mengalami prosedur yang rumit dan kompleks, oleh

karena itu struktur organisasi sangat berpengaruh terhadap

implementasi kebijakan. Aspek dari struktur organisasi adalah Standard

Operating Procedure dan Fragmentasi.

Teori Merilee S. Grindlee, Kesuksesan Implementasi kebijakan oleh

Grindlee disebabkan oleh dua faktor (Subarsono, 2011: 93), yaitu:

Page 29: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

17

a. Isi kebijakan (Content of Policy)

b. Lingkungan Implementasi (Context of Implementation)

Faktor tersebut melingkupi manfaat yang diperoleh target group, sejauh

mana kepentingan organisasi sasaran tercantum dalam isi sebuah kebijakan,

sejauh mana perubahan yang diinginkan isi kebijakan, apakah isis kebijakan

menyatakan implementornya dengan cermat dan apakah program yang

dilaksanakan didukung sumberdaya yang memadai.

Teori Jan Merse, Jans Merse (Yulianto, 2015: 70) mendefinisikan teori

implementasi kebijakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:

a. Informasi

b. Isi kebijakan

c. Dukungan masyarakat

d. Pembagian potensi

Jan Merse menegaskan bahwa partisipasi masyarakat (Dukungan

masyarakat) merupakan stake holder bagi pelaksanaan program.

Teori Marmic, Marmic (Yulianto, 2015: 70-71) mengemukakan bahwa

keberhasilan implementasi kebijakan dipengaruhi oleh beberapa faktor, yakni:

a. Kemampuan Organisasi, Faktor ini menjelaskan implementasi

merupakan kemampuan melaksanakan tugas yang diberikan atau

dibebankan. Kemampuan organisasi terdiri dari tiga unsur yaitu, 1)

Kemampuan teknis, 2) Kemampuan menjalin hubungan dengan

organisasi lain, 3) meningkatkan SOP dalam memberikan pelayanan.

Page 30: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

18

b. Informasi, kurangnya informasi yang diberikan oleh organisasi

pelaksana dengan objek kebijakan akan berdampak pada proses

implementasi.

c. Dukungan, suksesnya implementasi kebijakan, di pengaruhi oleh objek

kebijakan yang selalu patuh kepada pelaksana walaupun isi kebijakan

bertentangan dengan pendapat mereka.

d. Pembagian potensi, pembagian tanggung jawab yang kurang

disesuaikan dengan pembagian tugas seperti pembatasan yang tidak

jelas dan desentralisasi pelaksanaan.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori dari Edward III, menurut

Edward yang mempengaruhi keberhasilan implementasi kebijakan di pengaruhi

empat faktor yaitu, Komunikasi, Sumberdaya, Disposisi, dan Struktur

Organisasi.Alasan peneliti menggunakan teori Edward III karena teori ini cocok

untuk menyelesaikan rumusan masalah penelitian ini.

C. Pengertian Asuransi

1. Definisi Asuransi

Pengertian asuransi pada UU No. 40 Tahun 2014 tentang perasuransian,

asuransi adalah perjanjian yang dilakukan oleh dua pihak, yaitu perusahaan

asuransi dengan pemegang polis. Selain pengertian menurut undang-undang, ada

beberapa pengertian yang di kemukakan oleh beberapa ahli yaitu:

Menurut Mark R. Greene (https://www.asuransiku.id) asuransi merupakan

organisasi ekonomi yang memiliki tujuan untuk mengurangi berbagai resiko

dengan cara menggabungkan diri pada satumanejemen dan kelompok objek di

Page 31: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

19

dalam lingkup yang lebih rinci. Sedangkan menurut William dan Haeins

(Danarti, 2011: 7) mendefinisikan asuransi berdasarka dua sudut pandang yaitu:

a. Asuransi merupakan pengaman apabila terjadi kerugian finansial yang

dilakukan oleh seorang penanggung, b. Asuransi merupakan persetujuan yang

dilakukan oleh dua orang atau lebih yang bertujuan untuk menanggulangi

kerugian finansial

Berdasarkan definisi-definisi tersebut, maka dapat diambil pengertian yang

mencakup semua sudut pandang diatas, yaitu: Asuransi merupakan perjanjian

yang dilakukan oleh pihak tertanggung dan penanggung yang bertujuan untuk

melindungi tertanggung dari berbagai resiko yang belum pasti.

2. Manfaat Asuransi

Adapun manfaat secara umum yang akan didapatkan dalam mengikuti

asuransi (Deny, 2016: 30-32), yaitu: a. Memberikan ketenangan, dengan

mengikuti asuransi resiko kerugian yang diakibatkan oleh suatu kejadian yang

tidak terduga bisa diminimalisir dengan mudah sehingga memberikan

ketenangan bagi yang mengikuti asuransi, b. Sebagai investasi dan tabungan,

dengan mengikuti asuransi anda akan mendapatkan jaminan untuk pengembalian

investasi pada akhir kontrak, c. Membantu meminimalkan kerugian, dengan

mengikuti asuransi maka pihak penanggung akan membantu pihak tertanggung

untuk mengurangi kerugian akibat kejadian tertentu, d. Membantu mengatur

keuangan, adanya asuransi akan membantu mengurangi pengeluaran yang tidak

terduga karena penyedia layanan jasa asuransi akan menyediakan ganti rugi.

Page 32: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

20

Sedangkan manfaat asuransi menurut UU No. 40 Tahun 2014 yaitu: a.

Memberikan penggantian kepada tertanggung karena adanya kerugian, biaya

yang timbul, kerusakan, kehilangan keuntungan atau tanggung jawab hukum

karena terjadi suatu peristiwa yang tidak pasti, b. Memberikan pembayaran yang

didasarkan meninggalnya pihak yang tertanggung atau pembayaran yang

didasarkan hidupnya tertanggung dengan ketetapan pada hasil pengelolaan dana.

D. Konsep Asuransi Usaha Tani Padi

1. Pengertian Asuransi Usaha Tani Padi

Asuransi Usaha Tani Padi merupakan bentuk perjanjian antara pihak petani

(Pihak tertanggung) dengan pihak perusahaan asuransi (Penanggung) untuk

mengikatkan diri dalam pertanggungan resiko dalam mengatasi kerugian yang

akan dialami.

Pemerintah telah mengupayakan perlindungan usaha tani dalam mengatasi

kerugian yang suatu saat akan dialami oleh petani. Seperti yang tercantum dalam

Undang-undang Nomor 19 Tahun 2013, yang membahas mengenai perlindungan

dan pemberdayaan petani yang telah disahkan oleh pemerintah dengan

menerbitkan peraturan kementan No. 40 Tahun 2015 tentang fasilitas asuransi

pertanian.

Adapun mekanisme pelaksanaan AUTP (pedoman bantuan premi, 2019)

yaitu Dinas Pertanian di Provinsi akan mencatat calon petani maupun calon

lokasi, selanjutnya Dinas Pertanian Kabupaten/Kota, yang kemudian UPTD

Kecamatan dengan PPL akan melaksanakan sosialisasi serta pendaftaran dan

pembayaran premi swadaya, dari pihak UPTD Kecamatan akan memberikan

Page 33: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

21

data untuk calon peserta yang akan ditujukan pada Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota dan pihak pelaksana perusahaan asuransi yaitu PT jasindo,

selanjutnya petani akan mendapatkan sertifikat polis, kemudian pihak asuransi

akan melaporkan kuitansi kepada dinas pertanian Kabupaten/kota, selanjutnya

pihak Asuransi akan menagih bantuan premi kepada Kementan Ditjen PSP, dan

Asuransi pelaksana akan mendapatkan pembayaran bantuan premi asuransi dari

Kementan Ditjen PSP. Mekanisme pelaksanaan AUTP dapat dilihat pada

gambar berikut:

Gambar 2.1 Mekanisme Pelaksanaan AUTP

(Sumber Pedoman Bantuan Premi 2019)

DINAS PERTANIAN

PROVINSI

KEMENTAN

DITJEN PSP

DINAS PERTANIAN

KABUPATEN KOTA

UPTD KECAMATAN

DAN PPL

PT ASURANSI JASA

INDONESIA

(penanggung)

PETANI/KELOMPOK

TANI (tertanggung)

1).Sosialisasi dan Koordinasi

2)Sosalisasi

dan

Pendampingan

3) Sosialisasi

dan

Pendampingan

14)

Pembayaran

Bantuan Premi

11) Penetapan

Daftar

PesertaDefinitif

(Form 3)

13)Penagihan

Bantuan

Premi

4)Sosialisasi& Pendaftaran (Form 1)

7) Premi

Swadaya

12)Rekap Daftar

Peserta Definitif

(From 4)

9) Daftar Pserta

(Form 2) 8) Polis

Asuransi

10) Penyampaian Polis Asuransi

6)

Verifikasi

Kelayakan

Data

Peserta 5)

Penyampaian

Data Peserta

Page 34: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

22

2. Maksud, Tujuan dan Sasaran AUTP

Maksud diselenggarakanya program asuransi usaha tani padi (AUTP) adalah

untuk melindungi dan mengganti kerugian ekonomi akibat gagal panen.

a. Tujuan AUTP (Asuransi Usaha Tani Padi)

1) Membentengi petani apabila terjadi gagal panen akibat resiko

kekeringan,serangan OPT, dan banjir.

2) Mengalihkan kerugian akibat resiko kekeringan, banjir, dan

serangan OPT/hama melalui pertanggungan asuranji.

b. Manfaat yang akan Diperoleh Petani melalui AUTP

1) Petani akan memperoleh ganti rugi akibat resiko yang terjadi yang

dimaksudkan agar petani memiliki modal untuk penanaman

selanjutnya.

2) Meningkatkan aksebilitas petani akan sumber-sumber pembiayaan.

3) Petani akan didorong menggunakan input produksi sesuai dengan

anjuran usaha tani yang baik.

c. Sasaran penyelenggaraan AUTP

1) Petani akan terlindungi dari kerugian karena mendapatkan ganti

rugi apabila terjadi gagal panen akibat resiko kekeringan,

banjir,dan serangan OPT.

2) Kerugian petani akan teralihkan akibat resiko gagal panen melalui

bentuk pertanggungan asuransi.

Page 35: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

23

3. Kriteria Peserta AUTP

a. Petani yang mempunyai lahan sawah dengan luas dua hektar, dan

melakukan usaha tanaman padi.

b. Petani yang menggarap lahan pertanian, namun tidak memiliki lahan

sendiri. Maksimal luas lahan yang digarap dua hektar.

c. Petani harus memiliki NIK.

4. Resiko Yang Di Jamin AUTP

AUTP membentengi para petani apabila kerusakan pada tanaman yang

diasuransikan disebabkan oleh kekeringan, banjir, dan serangan dari OPT.

a. Kekeringan, yaitu tanaman padi mengalami pertumbuhan yang tidak

optimal yang disebabkan tidak terpenuhinya kebutuhan air selama

priode pertumbuhan.

b. Banjir, yaitu rusaknya tanaman padi akibat tergenang selama priode

pertumbuhan sehingga berdampak buruk pada tingkat produktifitas

tanaman.

c. OPT atau hama penggangu, yaitu diserangnya tanaman padi oleh hama

selama pertumbuhan sehingga tanaman menjadi rusak atau mati.

5. Harga Pertanggungan

Harga pertanggungan yaitu dasar yang menjadi perhitungan premi dan batan

maksimum ganti rugi, harga pertanggngan AUTP adalah sebesar RP.

6.000.000/hektar.

Page 36: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

24

6. Premi AUTP

Premi Asuransi merupakan nilai uang yang harus dibayar oleh tertanggung

untung mendapatkan perlindungan dan jaminan, Total premi AUTP yaitu

sebesar RP.180.000/hektar permusim tanam.

Dan besaran bantuan premi dari pemerintah yaitu sebesar RP.144.00

0/hektar permusim tanam dan sisanya merupakan swadaya dari petani sebesar

RP.36.000/hektar permusim tanam.

7. Ganti Rugi

Petani akan mendapatkan ganti rugi apabila terjadi resiko kekeringan, banjir

dan serangan OPT. Sehingga tanaman padi yang dipertanggungkan mengalami

kerusakan, dengan kondisi persyaratan yaitu:

a. Umur padi telah melewati 10 hari atau seminggu lebih setelah ditanam

b. Umur padi telah melewati 30 hari atau sebulan setelah tebar

c. Besar kerusakan dan luas kerusakan pada setiap petak alami kurang

lebih 75%.

E. Kerangka Pikir

Kerangka pikir merupakan alur pemikiran yang diambil dari suatu teori

yang relavan dengan fokus atau judul penelitian dalam upaya menjawab masalah-

masalah dalam rumusan masalah penelitian tersebut.

Asuransi usaha tani padi dibentuk oleh pemerintah agar petani mendapatkan

perlindungan dan untuk mengatasi kerugian akibat resiko ketidakpastian yang

disebabkan oleh perubahan iklim, maksud dan tujuan AUTP adalah untuk

melindungi petani.

Page 37: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

25

Namun sejak AUTP dilaksanakan di Kecamatan Libureng tahun 2018,

masyarakat mengaku kurangnya sosialisasi AUTP sehingga pelaksanaan AUTP

belum bisa dikatakan berhasil. Pada tahun 2019 banyak lahan pertanian di

Kabupaten Bone mengalami gagal panen akibat kekeringan dan hama tanaman

terkhususnya di Kecamatan Libureng, dan itulah menjadi penyebab peneliti ingin

melakukan penelitian yang berjudul “Implementasi Kebijakan Asuransi Usaha

Tani Padi (AUTP) Dalam Mengatasi Gagal Panen Di Kecamatan Libureng

Kabupaten Bone”

Berdasarkan permasalahan tersebut peneliti menggunakan teori Edward III

untuk mengkaji lebih dalam untuk mencari jawaban ataupun menyelesaikan

masalah dalam penelitian ini.Dalam teori Edward III terdapat empat (4) faktor

yang mempengaruhi suksesnya imlementasi kebijakan. Yaitu Komunikasi,

Sumber daya, Disposisi, Struktur Birokrasi

`

Gambar 2.2Kerangka Pikir

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN

Komunikasi Sumber

daya Disposisi Struktur

Birokrasi

Keberhasilan Implementasi Kebijakan Asuransi Usaha

Tani Padi Di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone

Page 38: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

26

F. Fokus Penelitian

Penetapan fokus penelitian merupakan hal terpenting dalam penelitian

kualitatif karena untuk memberikan batasan studi dan mengarahkan penelitian.

Dalam penelitian ini peneliti fokus pada Implementasi AUTP dengan faktor yang

terdapat dalam teori Edward III, yaitu:

1. Komunikasi

2. Sumberdaya

3. Disposisi

4. Struktur Birokrasi

G. Deskripsi Fokus

Konsep-konsep yang digunakan dalam penelitian ini perlu diperjelas dengan

dikemukakannya deskripsi fokus penelitian sebagai berikut:

1. Komunikasi dalam hal ini berkaitan dengan bagaimana cara Dinas Pertanian

mengimplementasikan kebijakan serta melakukan sosialisasi Asuransi

Usaha Tani Padi (AUTP) kepada masyarakat khususnya para petani untuk

mencegah gagal panen.

2. Sumber daya, dalam hal ini jika Dinas Pertanian mengalami kekurangan

sumber daya alam maupun sumber daya manusia lainya walaupun isi semua

kebijakan sudah disampaikan dengan jelas kepada masyarakat, maka

Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) tidak akan berjalan dengan efektif.

3. Disposisi, disposisi merupakan karakter yang dimiliki oleh Dinas Pertanian

seperti kejujuran, komitmen, dan sifat demokratis. Apabila Dinas Pertanian

memiliki sifat yang baik maka keberhasilan implementasi Asuransi Usaha

Page 39: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

27

Tani Padi (AUTP) akan terlaksana dengan baik, serta Dinas Pertanian

mampu melaksanakan kebijakan AUTP dengan efektif seperti yang

diharapkan. Namun sebaliknya jika Dinas Pertanian memiliki sikap yang

sebaliknya, maka proses implementasi AUTP tidak dapat berjalan sesuai

dengan yang direncanakan.

4. Struktur Birokrasi, apabila struktur organisasi dari Dinas Pertanian terlalu

penjang maka akan mengalami prosedur yang rumit dan kompleks yang

dapat mempersulit masyarakat khususnya para petani, oleh karena itu

struktur organisasi Dinas Pertanian sangat berpengaruh terhadap

implementasi kebijakan AUTP.

Page 40: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

28

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Lokasi Penelitian

Berdasarkan Judul Penelitian “ Implementasi Kebijakan Asuransi Usaha

Tani Padi (AUTP) Dalam Mengatasi Gagal Panen Di Kecamatan Libureng

Kabupaten Bone” Penelitian ini dilaksanakan pada tanggal 07 September 2020-

07 November 2020 di Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan Kecamatan Libureng, BPP (Balai Penyuluh Pertanian).

B. Jenis dan Tipe Penelitian

1. Jenis Penelitian

Berkaitan dengan judul penelitian maka untuk menghasilkan gambaran

Implementasi Kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi Dalam Mengatasi Gagal

Panen Di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone, maka penelitian ini

menggunakan metode kualitatif yang menggambarkan realita secara empirik

dibalik suatu gejala secara mendalam, rinci dan tandas dengan penjelasan detail

objek dan masalah penelitian ini berdasarkan fakta. Metode ini juga disebut

metode artistik, disebabkan karena dengan menggunakan metode kualitatif

teknik penelitian lebih bersifat seni dan disebut sebagai metode interpretive,

(Sugiyono,2014: 9).

2. Tipe Penelitian

Tipe penelitian yang digunakan peneliti adalah pendekatan fenomenologi

sebagaimana peneliti berusaha mengungkap suatu fakta dan realita yang

Page 41: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

29

berkaitan dengan permasalahan yang terjadi pada lokus maupun fokus

penelitian yang tentunya berada di wilayah penelitian yaitu Kecamatan

Libureng.

C. Sumber Data

Dalam penelitian ini dengan judul “Implementasi Kebijakan Asuransi Usaha

Tani Padi (AUTP) Dalam Mengatasi Gagal Panen Di Kecamatan Libureng

Kabupaten Bone” menggunakan sumber data yang terdiri dari dua sumber yaitu:

1. Data Primer

Data primer merupakan data dari informan, informan akan diwawancarai

untuk mendapatkan data primer. Dimana data primer ini didapatkan dari peneliti

selama proses pengumpulan data dengan teknik wawancara secara mendalam

dan observasi terhadap Implementasi Asuransi Usaha Tani Padi Dinas Pertanian

Kecamatan Libureng Dalam Mengatasi Gagal Panen.

2. Data Sekunder

Data sekunder merupaka data tertulis yang dapat digunakan sebagai

informasi pendukung dalam menganalisis data primer. Data ini berupa

dokumen-dokumen yang tertulis terkait dengan dibentuknya program AUTP.

D. Informan Penelitian

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teknik purposive sampling

menentukan informan penelitian yang dilakukan. Alasan peneliti memakai teknik

purposive sampling dalam penelitian ini agar data yang diperoleh nantinya bisa

lebih reperesentatif, karena penentuan informan berdasarkan tujuan dan

Page 42: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

30

pertimbangan tertentu yang berhubungan dengan permasalahan peneliti,

(Sugiyono, 2014: 122)

Adapun informan yang direncanakan peneliti yaitu: Kepala BPP, PPL,

Ketua Kelompok Tani dan Masyarakat Libureng.

Tabel 3.1 Informan Penelitian

No Informan Nama Informan Inisial Jumlah

1 Kepala PPK Harding HD 1

2

PPL

M. Rusdi

Haslinda

Suriani

MI

HA

SR

8

Sutriani. SP SI

Sukmawati. SP SW

Andi Rustan AR

Cuddin Abbas CA

Andi syamsir AS

3

Ketua Kelompok

Tani

Amiruddin

Abdul Jafar

Harianto

AN

AJ

HO

8

Usman UN

Andi patta AP

Udding UG

Andi Nurdin R AR

Abbas AS

Page 43: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

31

E. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang peneliti gunakan dalam penyusunan

proposal yaitu dengan cara observasi, dokumentasi dan wawancara.

1. Observasi

Observasi pada penelitian ini dilakukan dengan mengamati gejala-gejala

yang diselidiki di lokasi penelitian Balai penyuluh Pertanian (BPP). Hasil

observasi ini sangat membantu dalam proses penelitian ini karena penulis dapat

mengetahui mengenai implementasi kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi

(AUTP) dalam mengatasi gagal panen di Kecamatan Libureng Kabupaten

Bone.

2. Wawancara

Wawancara merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan proses

tanya jawab dengan informan agar mendapat informasi lebih mendalam.

Maksud dari mengadakan wawancara antara lain: Mengkonstrukskan orang,

kejadian, kegiatan, lembaga suatu organisasi, motivasi, tuntutan dan lain- lain.

Wawancara dalam penelitian ini dilakukan untuk memperoleh data dari

informan terkait dengan fokus penelitian, sehingga sasaran yang akan di

wawancarai adalah pihak-pihak yang terkait dengan permasalahan yang

dijadikan sumberdata. Proses wawancara dilakukan secara terstruktur, yaitu

peneliti memberikan batasan pertanyaan terhadap informan dengan

mempersiapkan pertanyaan-pertanyaan secara tertulis, sehingga proses

wawancara tidak menyimpang dari fokus penelitian.

3. Dokumentasi

Page 44: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

32

Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan data dimana data diperoleh

dari barang-barang tertulis, buku, yang berkaitan dengan penelitian, agar

peneliti mendapat data yang jelas, sehingga dapat diuji dan digunakan dalam

proses penelitian berlangsung. Studi dokumentasi dilakukan untuk mendapatkan

sumber-sumber data tertulis sebagai penguat suatu datayang didapatkan yang

sumbernya dari informan.Cara ini adalah teknik mengumpulkan data dengan

media dokumentasi, peneliti mengumpulkan data melalui dokumen, gambar,

sebagai pelengkap data tertulis yang diperoleh melalui wawancara.

F. Teknik Analisis data

Teknik analisis data merupakan langkah terpenting dalam memperoleh

temuan-temuan hasil dari penelitian.Analisis data merupakan langkah selanjutnya

untuk mengolah data dari hasil penelitian menjadi data, dimana data didapatkan,

dikerjakan dan dimanfaatkan sedemikian rupa untuk memberi kesimpulan

masalah atau persoalan yang diajukan dalam menyusun hasil penelitian.Model

analisis data yang di gunakan yaitu, model analisis interaktif.Model ini memiliki 3

komponen utama. Menurut Miles dan Huberman (Sugiyono, 2014: 246-252)

ketiga komponen tersebut yaitu:

1. Reduksi data

Reduksi data adalah komponen pertama dalam menganalisis data yang

memperpendek, mempertegas, membuang hal yang tidak penting, membuat

fokus dan mengatur data menjadi lebih baik sehingga simpulan peneliti mampu

dilakukan. Peneliti memfokuskan pada hal yang dianggap penting oleh peneliti,

tujuanya agar mudah memahami suatu data yang peneliti kumpulkan

Page 45: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

33

sebelumnya, dari data yang ditemukan di tempat penelitian/lapangan yang

kemudian disatukan dan dipilah berdasarkan pengelompokan yang sinkron dari

aspek suatu masalah yang diamati dalam penelitian

2. Sajian Data

Sajian data merupakan kesimpulan informasi yang sistematis dan logis dan

mudah untuk dipahami.Hasil dari reduksi data disusun dan disajikan dalam

bentuk teks narasi deskriptif.Peneliti melakukan pengumpulan data yang telah

melalui reduksi untuk menggambarkan kejadian yang terjadi di lokasi

penelitian.Catatan-catatan penting di lapangan kemudian disajikan dalam

bentuk teks deskriptif untuk mempermudah pembaca memahami secara praktis.

3. Penarikan kesimpulan

Dalam awal penelitian, peneliti harus mulai mengerti apa maksud dari hal-

hal yang ia temui dengan mencatat berbagai proporsi dan peratutan-peraturan

sehingga dalam penarikan kesimpulan dapat dipertanggung jawabkan.Tahap ini

merupakan tahap terakhir dalam menganalisis data. Peneliti menguji

keabsahanya melalui validitas internalyaitu aspek kebenaran.Penarikan

kesimpulan merupakan tahap mencari arti, makna dan menjelaskan kemudian

disatukan agar mudah dipahami sesuai tujuan penelitian.

G. Pengabsahan Data

Pengabsahan data merupakan batasan yang berkaitan dengan suatu

kepastian bahwa yang berukur benar-benar merupakan variabel yang ingin diukur.

Dalam Penelitian Kualitatif, agar data dapat dipertanggung jawabkan sebagai

bentuk penelitian ilmiah maka perlu dilakukan pengujian keabsahan data. Salah

Page 46: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

34

satu caranya adalah Teknik Triangulasi. Adapun bentuk triangulasi (Sugiyono,

2014: 273-274) yaitu:

1. Triangulasi Sumber

Triangulasi sumber yaitu mengecek data yang telah diperoleh dari beberapa

sumber untuk menguji kredibilitas data

2. Triangulasi teknik

Triangulasi teknik yaitu cara mengecek keabsahan data dengan mengecek

data kepada sumber yang sama dengan cara yang berbeda.

3. Triangulasi waktu

Waktu sering mempengaruhi kredibilitas suatu data, misalnya ketika kita

mewancarai informan yang masih segar dipagi hari dengan kondisi masih segar

akan memberikan data yang lebih valid sehingga lebih kredibel. Maka untuk

menguji kredibilitas data dapat dilakukan dengan melakukan wawancara dan

observasi untuk melakukan pengecekan kredibilitas data dengan teknik lain

dalam waktu dan situasi yang berbeda.

Page 47: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

35

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Lokasi Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

Gambar 4.1

Sketsa Peta Kecamatan Libureng ( BPS Kecamatan Libureng)

Kecamatan Libureng adalah salah satu kecamatan yang terletak pada

bagianselatan Kabupaten Bone, Sulawesi Selatan yang memiliki jarak sekitar 110

km dari ibukota kabupaten. Kecamatan Libureng memiliki luas daerah dengan

besar 344,25 ha, yang juga merpakan daerah kedua kecamatan yang terbesar yang

ada dikabupaten Bone setelah kecamatan Bontocani. Letak astronomis terletak

pada posisi 4º36- 5º06’ Lintang Selatan dan 119º42’-120º40’ Bujur Timur dan

batas wilayah berikut ini:

Page 48: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

36

Sebelah Utara : berbatasan langsung dengan Kecamatan Ponre.

Sebelah Timur: berbatasan langsungdengan Kecamatan Patimpeng.

Sebelah Selatan : berbatasan langsung dengan Kecamatan Kahu.

Berdasarkan cacatan badan klimatologi, rata-rata suhu Kecamatan Libureng

umumnya sekitar 28,5ºC serta suhu minimum 25,6ºC dan dengan suhu maksimum

28ºC. Kecamatan Libureng memilki iklim tropis serta mempunyai 2 musim yakni

musim kemarau serta musim hujan,Kecamatan Libureng memiliki 20 desa sebagai

berikut:

Tabel 4.1 Jumlah Desa

(Sumber BPS Kabupaten Bone)

No. Desa Luas

1. Desa Labuseng 10,25

2. Desa Polewali 19,68

3. Desa Wanuawaru 19,00

4. Desa Mario 14,55

5. Desa Swadaya 7,00

6. Desa Bune 24,00

7. Desa Mat. Bulu 15,23

8. Desa Mat. Deceng 11,45

9. Desa Mat. Walie 16,23

10. Desa Tompo Bulu 20,00

Page 49: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

37

11. Desa Mallinrung 38,35

12. Desa Tana Batue 21,00

13. Desa Ponre-Ponre 11,50

14. Desa Pitumpidange 20,29

15. Desa Binuang 16,56

16. Desa Poleonro 16,85

17. Desa Baringeng 22,10

18. Desa Ceppaga 25,00

19. Desa Tappale 4,96

20. Desa Suwa 10,25

a. Demografi

Berdasarkan dari data Badan Pusat Statistik bahwa jumlah penduduk yang

ada di Kecamatan Libureng sebanyak 30.200 jiwa, dengan pola penyebaran

penduduk yang ada diKecamatan Libureng cukup tersebar merata di masing-

masingdesa, ini disebabkan oleh letak geografis, di Kecamatan Libureng

merupakan wilayah bagian selatan yang ada di kabupaten Bone atau sebutan lain

Bone selatan. Masyarakat dari Kecamatan Libureng berpemukiman sepanjang

kota kecamatan, yang berada didaratan rendah, daratan tinggi serta dipegunungan

Page 50: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

38

Sumber utama atau mata pencarian penduduk ialah pertanian, peternakan

serta pedagang hal ini dilatarbelakangi dari sumber daya alam yang tersediaserta

letak geografis yang rata-rata merupakan wilayah pertanian serta pelosok.

b.Visi dan Misi Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan Kecamatan Libureng/BPP.

1) Visi

Mewujudkan penyuluhan pertanian yang tangguh, kreatif serta dinamis

dalam memberdayakan dan mendirikan petani dalam meningkatkan

pendapatan serta keserjahteraan.

2) Misi

i. Mengembangkan sumberdaya manusia serta lembaga penyuluhan

yang berkualitas.

ii. Menambah kualitas proses penyelenggaraan penyuluhan.

iii. Menambah fungsi kontrol dalam proses pelaksanaan penyuluhan.

iv. Menekankan partisipasi yang aktif para pelaku utama, usaha serta

pemerintah khususnya daerah dalam proses pelaksanaan penyuluhan.

v. Menambah kerjasama secara teknis dan melakukan mitra kerjasama

dalam proses pelaksanaan penyuluhan.

vi. Melakukan penerapan teknologi dalam upaya pelaksanaan

penyuluhan.

Page 51: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

39

vii. Memberdayakan masyarkat untuk melestarikan fungsi serta manfaat

sumberdaya alam dalam meningkatkan kesejahteraan.

c. Struktur Organisasi Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan Kecamatan Libureng/ BPP.

Berikut ini merupakan struktur organiasi yang ada di Dinas Pertanian

Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan/ BPP Kecamatan Libureng:

Gambar 4.2 Struktur Organisasi BPP Kecamatan Libureng

Kepala PPK

Harding, SP

Ketatausahaan

M. Yunus

Petugas Cyber

Rahmaningsi

Urusan Program

Cuddin Abbas

Urusan SDM

Hj. Haerawati

Urusan Supervisi

A.M. Yunus. ST

Wilayah Binaan PPL

Page 52: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

40

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Program Asuransi Usaha Tani (AUTP) bertujuan agar dapat menekan atau

mengurangi resiko dari kegagalan usaha tani terutama padi. Objek dari adanya

program ini diharapakan agar dapat memberikan pelindungan usaha tani akibat

kerugian karena banjir, akibat kekeringan, dan juga serangan dari hama penyakit

tumbuhan. Akibat dari resiko yang begitu tinggi yang tidak pasti dalam hal

berusaha tani yang mengakibatkan kerugian dengan jumlah yang sangat besar

membuat produksi padi menurun.

Program ini merupakan pogaram yang berorientasi pada pertanian

mempunyai suatu makna penting dalam usaha mensejahterakan petani melalui

cara mengurangi sedikit beban petani karena gagal panen yang dialami dan juga

menekankan para petani agar memanfaatkan pemasukan produksi yang telah

disarankan. Strategi ini merupakan suatu strategi komunikasi yang dilakukan agar

dapat mendukung penerapa program selama di lapangan dalam pelaksanan

Program Asuans Usaha Tani berlandaskan pada Peratura Menteri Pertanian No.

40 tahun 2015 mengenai Fasilitas Asuransi Pertanian serta penerapan Asuransi

Usaha Tani Padi bisa terlaksana sesuai dengan yang direncanakan dan berjalan

dengan baik, dengan adanya penetapan program Asuransi Usaha Tani

Padi,diharapkan dapat disosialisasikan dengan masyarakat khususnya petani

sehingga para petani paham dan mengetahui maksud dan tujuan di terapkannya

program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

“Dilakukan pertemuan untuk di adakan penyuluhan sekabupaten Bone

untuk memberikan sosialisasi mengenai pemberitahuan seluruh jadwal

Page 53: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

41

penyuluhan yang ada di kecamatan – kecamatan termasuk kecamatan

Libureng”. (wawancara kepala PPK, 24 September 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat diketahui adanya pola

penyebaran sosialisasi atau informasi tentang program Asuransi Usaha Tani Padi

yang dilakukan para penyuluh yang sebelumnya terlebih dahulu mengadakan

sosialisasi dengan para kelompok tani, yang sebelumnya para penyuluh telah

memperoleh informasi tentang program AUTP yang kemudengan para dian di

perluas lagi melalui pertemuan atau perkumpulan rutin dengan para ketua

kelompok tani yang ada di Kecamatan Libureng serta pihak – pihak lain yang

paham akan program AUTP ini.

Berikut ini wawancara yang dilakukan bersama ketua kelompok tani AN

wilayah binaan Ceppage yang mengatakan bahwa:

“Dari begitu banyak kelompok tani yang ada di Kecamatan Libureng,

kelompok tani di wilayah binaan Ceppage ikut serta dalam pelaksanaan

sosialisasi yang kemudian apa yang diperoleh pada saat sosialisasi akan

disampaikan kepada para anggota kelompok”.(Wawancara 24 September

2020)

Berdasarkan pernyataan tersebut, dengan ini dapat memudahkan proses

penyebarluasan informasi tentang program AUTP sebagai ketua kelompok tani

sangat berperan penting mengenai semua bentuk informasi dari pemerintah yang

nantinya akan disampaikan kembali kepada anggota kelompok masing – masing.

Munculnya program Asuransi Usaha Tani Padi diharapkan dapat membantu

para petani dalam memberikan modal utama tanam untuk musim berikutnya serta

mendorong pemerintah dalam meningkatkan swasembada pangan. Peningkatan

banjir serta kekeringan dan hama penyakit tanaman yang muncul karena

Page 54: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

42

ketidakpastian iklim yang selalu berubah – ubah mengakibatkan penurunan

produksi tani padi, karenanya perlu menjadi suatu pertimbangan pemerintah untuk

mengambil suatu keputusan agar bisa melindungi para petani. Terjadinya

penurunan produksi tani padi bukan hanya disebabkan perubahan iklim yang tidak

menentu akan tetapi juga disebabkan oleh hama penyakit tanaman yang bukan

saja dapat merugikan secara ekonomi melainkan juga berdampak buruk bagi

lingkungan.

Berikut ini merupakan kategori yang dikatakan gagal panen yang juga

dijamin oleh Direktorat Jenderal Prasarana dan Sarana Pertanian Kementerian

(2016):

a. Banjir, termasuk tergenangnya semua lahan pertanian dalam masa

pertumbuhan yang dialami tanaman dalam kurun waktu tertentu, yang

dapat menurunkan produktivitas tanaman.

b. Kekeringan, yang di maksud ialah tidak tersedianya air yang memadai

untuk tanaman dalam masa pertumbuhan yang dialami tanaman

sehingga dapat menyebabkan tanaman tidak bertumbuh secara optimal,

dan dapat menurunkan produksi tanaman.

c. Organisme Pengganggu Tanaman, merupakan suatu organisme yang

bisa merusak tanaman bahkan mengakibatkan kematian, yang

didalamnya termasuk:

1) Hama Tanaman, yaitu: Walang sangit, Keong mas, Ulat, tikus,serta

Wereng batang coklat dan juga Penggerek batang.

Page 55: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

43

2) Penyakit Tanaman, yaitu: Busuk batang, Kerdil rumput, Kresek,

Tungro, Bercak coklat, Kerdil hampa, dan Blast.

Program Asuransi Usaha Tani Padi memberikan begitu banyak manfaat

kepada para petani diantaranya:

a. Melindungi para petani secara fiansial akibat kerugian dari gagal panen,

b. Meningkatkan kurva petani dari sisi lembaga pembiayaan agar

memperoleh kredit petani,

c. Mengendalikan penghasilan petani dikarenakan tersedianya tanggungan

kerugian yang dilakukan perusahaan asuransi apabila terjadi kerugian

karena gagal panen,

d. Meningkatkan produktivitas pertanian dengan melakukan metode cocok

tanam dengan benar yang merupakan salah satu syarat dalam mengikuti

asuransi tani.

Selanjutnya manfaat yang dirasakan pemerintah karena adanya program

Asuransi Usaha Tani Padi ialah:

a. Mengamankan APBN akibat kerugian bencana alam yang ada di

pertanian karena telah ditanggung oleh perusahaan asuransi.

b. Menurunkan dana alokasi karena bencana alam.

c. Terjadinya kepastian dana yang terdapat dalam APBN, yaitu setara

dengan bantuan dari perusahaan asuransi.

Page 56: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

44

d. Mengurangi kemiskinan pada bidang pertanian dalam kurun waktu yang

panjang.

e. Meningkatkan produktivitas pertanian skala nasional dalam kurun waktu

panjang yang dapat mengurangi impor.

Kriteria pelaksanaan program Asuransi Usaha Tani Padi yaitu petani yang

mempunyai lahan pertanian atau persawahan serta memiliki usaha tanam padi

dengan luas lahan 2 hektar per pendaftaran, untuk lokasi yang mendapatkan

AUTP yatu persawahan yan memilik irigasi baik irigasi sederhana, lahan rawa.

Sedangka ganti rugi yang dijamikan ialah jika terjadi banjir atau kekeringan atau

serangan hama penyakit tanaman sehingga menimbulkan kerusakan tanaman

denga melihat persyaratan yang belaku yaitu: padi telah bermur 10 hari sesudah

melakukan tanam, padi telah melewati umur30 hari sesudah melakukan sistem

tebar, dan juga kerusakan yang dialami mencapai target ≥75%.

Adapun proses pembayaran klaim AUTP ialah sebagai berikut:

a. Pembayaran atas klaim yang diajukan akibat gagal panen diukur sesua

dengan tingkat kerusakan yang terjadi.

b. Pembayaran klaim dilaksanakan paling lambat 14 (empat belas) hari

kerja sejak surat persetujuan pembayaran klaim.

c. Pembayaran klaim dilaksanakan melalui pemindah bukuan ke rekening

aktif kelompok Tani Tertanggung.

Page 57: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

45

Selanjutnya Ketentuan klaim, jika terjadi risiko terhadap tanaman yang

diasuransikan, kerusakan tanaman atau gagal panen dapat diklaim. Klaim AUTP

akan diproses jika memenuhi ketentuan sebagai berikut:

a. Tertanggung menyampaikan pemberitahuan kejadian kerusakan kepada

petugas (PPL/POPT) tentang indikasi terjadinya kerusakan (banjir,

kekeringan, dan OPT).

b. Petugas (PPL/POPT) bersama-sama dengan tertanggung mengisi form 6

selambat lambatnya enam hari kerja melalui aplikasi SIAP.

c. Tertanggung tidak diperkenangkan menghilangkan bukti kerusakan

tanaman sebelum petugas asuransi dan penilai kerugian melakukan

pemeriksaan. Tertanggung dapat melakukan penanaman kembali disertai

bukti foto open camerakerusakan dengan menyertakan titik kordinat

yang disebabkan eradikasi (Pemusnahan).

d. Saran pengendalian diberikan oleh PPL/POPT dan asuransi pelaksana

dalam upaya menghindari kerusakan yang lebih luas.

e. Tertanggung mengambil langkah-langkah pengendalian yang dianggap

perlu bersama-sama dengan petugas dinas pertanian setempat untuk

menghindari kerusakan tanaman yang lebih luas.

f. Jika kerusakan tanaman tidak dapat dikendalikan lagi, PPL/POPT

bersama petugas penilai kerugian yang ditunjuk oleh perusahaan asuransi

pelaksana, melakukan pemeriksaan dan perhitungan kerusakan.

g. Berita acara hasil pemeriksaan kerusakan diisi oleh tertanggung dengan

melampirkan bukti kerusakan ditandatangani oleh tertanggung, POPT,

Page 58: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

46

dan petugas dari asuransi pelaksana, serta diketahui oleh Dinas Pertanian

Kabupaten/Kota

Harga pertanggungjawaban atau asuransi ganti rugi kerusakan yang dialami

petani adalah Rp. 6.00.000, per hektar atau per musim tanam. Sedangkan untuk

premi asuransi usaha tani yaitu besaran jumlah uang yang yang dibayarkan

sebagai bentuk biaya dalam memperoleh perlindungan asuransi. Jadi jumlah

premi asuransi yaitu Rp. 180.00 per hektar atau per musim tanam. Apabila luas

lahan pertanian yang memiliki asuransi lebih atau bahkan kurang dari 1 hektar

maka besarnya ganti rugi dengan pehitungan yang proposional. Asuransi

diberlakukan selama satu musim tanam dan dalam kurun waktu tanggungan mulai

dari tanggal tanam smpai berakhir tanggal panen.

Berikut ini alur pelaksanaan AUTP yang melibatkan banyak instansi:

Gambar 4.3 Mekanisme Pelaksanaan AUTP

Dinas Pertanian

Provinsi

KEMENTAN Ditjen

PSP

PT. Asuransi Jasa

Indonesia

Dinas Pertanian

Kabupaten/kota

UPTD Kecamatan

dan PPL

Petani/Kelompok

tani

Page 59: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

47

Tahap Pelaksanaan Program AUTP dilakukan dengan beberapa tahapan

secara urut sebagai berikut:

a. Tahap Pendafaran AUTP

Menurut pedoman umum pelaksanaan program AUTP yang dterbitkan

oleh Kementrian Pertanian, lahan sawah yang dapat didaftarkan ialah

sawah yang umur tanaman padi berusia kurang lebih 10 hari. Proses

pendaftaran oleh setiap kelompok tani yaitu ketua kelompok tani

mendatangi petani secara personal dan menanyakan kesediaan petani

untuk ikut serta dalam pendaftaran program AUTP dan meminta iuran

dana sesuai lahan yang terdampak bencana. Setelah mengumpulkan data

anggota kelompok tani, ketua kelompok tani melakukan pendaftaran

kepada tim teknis program AUTP tingkat kecamatan dan memberikan

rekapitulasi data anggota kepada BPP kecamatan.

b. Tahap Survei Lokasi

Pada tahap survei lokasi ini dilakukan oleh tim teknis AUTP Kecamatan

dan petugas penyuluh pertanian. Kawasan yang dilakukan survei adalah

lahan sawah irigasi teknis dan semi teknis yang diairi tanggul besar.

Setelah dilakukan survei lokasi yang didaftarkan AUTP, petugas asuransi

bersama penyuluh pertanian dan tim teknis AUTP melakukan penilaian

terhadap kelayakan lokasi yang didaftarkan.

c. Tahap Pembayaran Premi Asuransi

Tahap pembayaran yang dilakukan oleh setiap kelompok tani yang

menjadi objek penelitian cenderung memiliki tahapan yang sama yaitu

Page 60: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

48

membayar dengan cara tunai kepada Kepala Dinas Pertanian Kecamatan

kemudian Dinas Pertanian Kecamatan akan membayarkan premi

kelompok tani kepada PT. Jasindo dan akan mendapatkan bukti

pembayaran.

d. Penerbitan Polis Asuransi

Penerbitan polis asuransi dilakukan setelah kelompok tani membayar

premi sesuai dengan lahan yang diasuransikan kepada pihak pelaksana

asuransi. Kelompok tani akan mendapatkan polis asuransi sesuai dengan

kesepakatan yang tertulis dan adanya keterikatan antara pihak

tertanggung dan penanggung. Polis asuransi akan dikeluarkan dan

diserahkan langsung kepada kelompok tani yang memenuhi persyaratan

sehingga anggota kelompok tidak mengetahui terkait polis asuransi.

e. Pembayaran Klaim

Pembayaran klaim AUTP pada kelompok tani yang mengalami gagal

panen akibat salah satu faktor yang sudah ditetapkan dibayar saat semua

kelompok tani sudah mengisi berkas hasil berita acara dari tim pemeriksa

kerusakan. Pada seluruh kelompok tani proses pembayaran klaim

dilakukan antara 7-13 hari kerja sejak berita acara hasil pemeriksaan

kerusakan dilaporkan. Nominal klaim AUTP yang dibayarkan pada

kelompok tani sesuai dengan ketentuan yang sudah ditetapkan dalam

pedoman umum AUTP yaitu dengan tingkat kerusakan yang terjadi

kurang lebih 75% pada setiap luas petak dalam satu hamparan

Page 61: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

49

Program Asuransi Usaha Tani Padi muncul karena dilatarbelakangi oleh

kebutuhan petani yang berkurang akibat gagal panen. Hal ini sesuai dengan

pernyataan dari kepala PPK HD berikut ini:

“ Persoalan Asuransi Usaha Tani Padi memberikan begitu banyak manfaat

untuk para petani, sebenarnya kebijakan atau program ini dibentuk agar

dapat membantu petani jika mengalami gagal panen, jadi apabila para petani

mengalami gagal panen memperoleh ganti rugi akibat kerusakan sehingga

mendapatkan modal untuk menanam kembali di lahan yang telah rusak

sebelumnya.” (Wawancara 24 September 2020)

Artinya, dalam proses penerapan program ini telah berjalan cukup baik

khususnya dibidang pertanian, dimana program ini dapat membantu petani dalam

mengatasi gagal panen yang bisa meminimalisir resiko kerugian yang dialami dan

dapat mengasuransikan kepada pihak ke tiga yaitu perusahaan asuransi untuk

dapat menjamin tetap berlangsungnya usaha pertaniannya.

Mekanisme pendaftaran AUTP dengan melalui aplikasi SIAP yag dimana:

a. Tanaman atau padi yang bisa didaftarkan untuk jadi peserta umur padi

maksimal 30 hari sesudah melakukan tanam, untuk penilaian kelayakan

akan dinilai langsung oleh pihak asuransi.

b. Para kelompok tani bisa didampingi petugas dari pertanian untuk teknis

pengisian formulir .

c. Bantuan ganti rugi swadaya dikirim secara langsung ke rekening

penanggung serta menyetor bukti pembayaran ke perusahaan asuransi.

d. Perusahan asuransi menyeahkan hasil bukti asli polis ke kelompok tani

dengan perantara Dinas Pertanian Kabupaten.

Page 62: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

50

e. Penyerahan bukti yang dimaksud diatas paling lama 14 hari setelah form

pendaftaran diserahkan.

f. UPTD terkait penyuluhan Kecamatan melakukan rekapitulasi atau

penyusuna para peserta asuransi.

g. Dinas Pertanian Kabupaten melakukan daftar peserta AUTP dengan cara

mengecek hasil bukti pembayaran ganti rugi (premi) sebesar 20%.

h. Setelah itu, dilakukan penyampaian untuk menetapkan DPD secara

berperiode per bulandengan Dinas Pertanian.

i. Dinas pertanian melakukan rekapitulasi DPD setiap masing-masiing

Kabupaten, serta menyalurkannnya atau menyebarluaskan kepada Ditjen

Prasarana dan Sarana Pertanian

Manfaat yang diberikan dari adanya Asuransi Usaha Tani Padi dapat

membantu petani dalam mengganti atau mengurangi kerugian akibat gagal panen

yang dialami dengan memberikan modal yang dapat dipergunakan dalam

bertanam selanjutnya, dapat membantu petani dalam mengelola hasil produksi

pertanian khususnya padi.

Pernyataan lain diungkapkan oleh petani IF yang belum merasakan atau

mengalami gagal panen, ini disebabkan oleh bukti yang harus diajukan telah tiada

karena beliau telah membersihkan lahan pertaniannya disebabkan oleh lamanya

proses pengecekan yang dilakukan Dinas tekait. Berikut ini hasil wawancara

dengan Kelompok TaniAJ:

Page 63: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

51

“ Saya pribadi tidak merasakan adanya manfaat dari program ini, saya

pernah mengalami gagal panen pada saat mengikuti program tersebut, akan

tetapi saya tidak sempat memperoleh ganti rugi disebabkan saya terlebih

dahulu membersihkannya kembali karena petugas yang terlalu lama datang

untuk mengecek lahan yang rusak.”(Wawancara 24 September 2020)

Pernyataan lain dikatakan oleh petani BN yang pernah mendapatkan atau

merasakan manfaat dari adanya program ini dengan memperoleh uang atau modal

untuk ganti rugi dari perusahaan asuransi, akan tetapi modal yang diberikan dirasa

belum cukup untuk dapat menutupi kerugian lahan pertanian yan mengalami

gagal panen. Berikut ini adalah wawancara dengan Kelompok Tani yang pernah

memperoleh bantuan asuransi usaha tani padi:

“program ini dapat membantu dan saya merasakan manfaatnya karena ikut

serta program ini , akan tetapi saya belum bisa merasakan sepenuhnya

meskipun kerusakan lahan sering saya alami dan sering terjadi, ini

disebabkan kerusakan lahan yang dialami tidak mencapai 75% dimana

manfat dari adanya asuransi usaha tani padi belum bisa dirasakan

sepenuhnya.”(Wawancara 24 September 2020)

Pernyataan tersebut dapat dilihat bahwa manfaat dari adanya penerapan

Program Asuransi Usaha Tani Padi yang ada di Kecamatan Libureng, para petani

yang ikut serta dalam program ini mengatakan bahwa belum merasakan atau

belum memperoleh manfaatnya disebabkan karena gagal panen yang dialami tidak

mencapai 75% , meskipun para petani mendapatkan gagal panen melebihi target

yang ditetapkan masih saja belum memperoleh manfaatnya disebabkan oleh

lamanya petugas yang bertugas melakukan pengecekan lahan pertanian yang

mengalami kerusakan sehingga petani mengarit atau membersihkan lahan

pertanian yang mengalami kerusakan tersebut yang mengakibatkan hilangnya

barang bukti yang dimiliki petani.

Page 64: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

52

Pemerintah Daerah Kabupaten Bone Khususnya Kecamatan Libureng

didalam membuat kebijakan selalu mepertimbangkan target atau sasaran yang ngn

dicapai dari diterapkannya kebijakan tersebut. Melalui program atau kebijakan ini

diharapkan dapat mendatangkan atau menciptakan perubahan seperti yang

diharapkan seperti pola fikir petani yang dapat berubah yang sering melakukan

pinjaman kepada rentenir untuk menutupi kerugian yang dialami. Apabila petani

melakukan pinjaman kepada tengkulak, petani tidak mempunyai upaya untuk

menjual hasil panen karena harga jual terlalu ditekan oleh para tengkulak, dimana

disisi lain pinjaman kepada rentenir memiliki suku bunga yang sangat tinggi.

Petani yang mendaftarkan diri asuransi usaha tani padi, memiliki harapan

agar ada perubahan setelah melakukan pendaftaran diri dalam program ini dapat

memperoleh ganti rugi kerusakan jika mengalami kerusakan lahan, sebab ada para

petani yang tidak mempunyai usaha lain. Akan tetapi setelah mendaftarkan diri

kedalam program ini para petani banyak tidak merasakan perubahan karena target

yang ditetapkan minimal 75%, sedangkan di Kecamatan Libureng kerusakan yang

dialami banyak tidak mencapai 75% sehingga tidak dapat dikatakan mengalami

kerusakan. Adapun petani yang pernah memperoleh bantuan kerugian, tidak

sepenuhnya diberikan akibatnya tidak dapat menutupi kerugian yang dialami.

Dalam penelitian ini, pendekatan yang digunakan dalam menganalisis

implementasi kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Dalam Mengatasi

Gagal Panen Di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone adalah teori yang

dikemukakan oleh George C. Edwards III.Menurut pandangan Edward III ada

Page 65: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

53

empat faktor yang mempengaruhi kebijakan publik yaitu faktor komunikasi,

sumber daya, dsiposisi, dan struktur birokrasi.

Pengaruh keempat faktor ini pada implementasi kebijakan Asuransi Usaha

Tani Padi (AUTP) Dalam Mengatasi Gagal Panen Di Kecamatn Libureng

Kabupaten Bone adalah sebagai berikut:

1. Komunikasi

Komunikasi yaitu proses dalam menyampaikan pesan yang melibatkan

orang banyak, karena komunikasi orang dapat berusaha untuk saling mengenal.

Komunikas sendiri tidak hanya seputar antara individu dengan kelompok,

individu dengan individu, maupun kelompk dengan kelompok akan tetapi

komunikasi dapat dimanfaatkan oleh segala macam kalangan, contohnya

organisasi yang akan mensejahterakan masyarakat pada umumnya. Komunikasi

yang baik akan sangat memerlukan suatu strategi dalam berkomunikasi yang

kemudian akan menimbulkan timbal balik atau respon yang diharapkan.

Seperti komunikasi yang diungkapkan oleh Effendy (Wahab, 2015)

bahwa suatu strategi dalam berkomunikasi adalah suatu gabungan antara

perencanaan komunikasi dengan manajemen komunikasi, keduanya dimanfatkan

didalam pencapaian tujuan. Sedangkan untuk peyuluhan dapat memberikan

perencanaan komunikasi yang selanjutnya dapat digunakan untuk pencapaian

tujuan.

Dalam wawancara mengenai hambatan sosialisasi AUTP yang dilakukan

peneliti dengan PPK HD mengatakan bahwa:

Page 66: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

54

“Sosialisasi AUTP sudah menyeluruh ke 20 desa yang ada di Kecamatan

Libureng, namun baru 3 desa yang keseluruhan kelompok taninya terdaftar

ataupun sudah memasuki tahap klaim dari pihak asuransi, sisanya untuk

tahun 2020 beberapa desa sudah memasuki tahap survei untuk pendaftaran

asuransi usaha tani pada” (Wawancara 24 September 2020).

Pernyataan serupa juga dikatakan oleh SI selaku PPL yang mengatakan

bahwa:

“Program AUTP ini telah disosialisasikan ke 20 Desa yang ada di

Kecamatan Libureng, akan tetapi baru 3 desa yang baru terdaftar kelompok

taninya dalam Program AUTP sisanya masih dalam tahap survai”.

(Wawancara 25 September 2020).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa untuk

beberapa desa yang belum terdaftar program AUTP untuk saat ini telah memasuki

tahap survei untuk pendaftaran calon peserta AUTP, sehingga hanya 3 desa saja

untuk saat ini yang telah terdaftar program AUTP. Berikut daftar kelompok tani

yang masih masuk dalam tahap survei:

Tabel 4.2

Daftar Kelompok Tani Yang Masuk Pada Tahap Survei

No Desa/Kelurahan Kelompok Tani Nama Ketua Luas

Lahan

(Ha)

1 Ponre-Ponre Jawi-Jawi Usman 4

Bila-Bilae Jamaluddin 3.5

Mabbulosipeppa Achmad 7.5

Mattirowalie Syamsuddin 17

Bina Tani Amiruddin 19.75

Mattumpare Darwis 3.75

Jumlah 65.5

2 Tappale Allangkarasenge A. Patta 4

Pao-Paoe Albar 1.5

Sipurennu II Mallira 1

Benteng Tenggae A. Sudirman 12.5

Assarajange II Sofyan 18

Page 67: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

55

Laele Mardaus 3

Siapkainge II Muh. Yunus 0.5

Mario Rilau I M. Umar 5.5

Mario Rilau II Udding 6.5

Assarajange I Muh. Saing 4

Mattirowalie Muhsin 4

Jumlah 60.5

3 Tana Batu Sipurennu Abd. Jabbar 7.5

Jumlah 7.5

4 Polewali Menre Sibalie Harianto 17.5

Sipamase-Mase Nasir 2

Sipakatuo Baharuddin 1

Sipakaenre Lukman 4

Jumlah 24,5

5 Pitumpidange Matekko II A. Nurdin R 3

Bulu-Bulue H.A. Mappelawa 1

Samaenre II Akmal 1

Jumlah 5

6 Wanua Waru Spakainge Abbas 4.5

Malampekke’e A. arfinas 10

Panaungeng Agus 1.5

Jumlah 16

7 Mattirowalie Masempodalle Baharuddin 2.25

Pada idi Baharuddin 2

Mattirodeceng Suyuti 3.25

Bina Muda A. Suyuti 2.5

Jumlah 10

8 Mallinrung Sipakaenre I Abd kadir 4.5

Mekar Kamaruddin 1.5

Jumlah 6

Guna memastikan hasil wawancara maka peneliti melakukan observasi.

Berdasarkan hasil observasi dilapangan, BPP melakukan sosialisasi di kantor BPP

yang dihadiri seluruh ketua Kelompok Tani, PPL, PPK, yang dilakukan pada

tanggal 1 Oktober 2020 Pukul 10.00- selesai. Hasil dari sosialisasi itu selanjutnya

diharapkan agar setiap ketua kelompok tani dan PPL yang mendampingi

menyampaikan hasil sosialisasi tersebut kepada seluruh anggota kelompok tani.

Page 68: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

56

Gambar 4.4 Sosialisasi Program AUTP

Komunikasi juga mempunyai tujuan lain yaitu memberikan suatu

informasi memberikan arahan atau ajakan, serta dapat merubah suatu perilaku,

cara pandang masyarakat umum yang sesuai dengan tujuan program yang telah

disosialisasikan. Penjelasan ini sejalan dengan pernyataan yang diungkapkan oleh

PPL SI yang mengatakan:

“komunikasi dilakukan agar dapat memudahkan para petani dalam

memahami dibentuknya AUTP agar swasembada pangan yang diharapkan

pemerintah daerah dapat berjalan dan tidak terlepas dari partisipasi yang

dibutuhkan dari masyarakat dimana asuransi ini bisa membantu para petani

dalam mengatasi gagal panen yang dialami dengan resiko kerusakan 70-

75% yang nantinya akan mendapatkan ganti rugi dari perusahaan asuransi

yang dapat sedikit mensejahterakan para petani.”

(Wawancara 25 September 2020)

Melihat pernyataan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa objek utama

dari adanya program AUTP adalah para petani yang telah bergabung dengan

kelompk tani yang ada di Desa masing- masing, khalayak menjadi sesuatu yang

penting dalam yang digunakan untuk mengetahui siapa saja yang akan menerima

informasi dari adanya sosialisasi Program AUTP. Kelompok tani sendiri dibentuk

Page 69: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

57

dengan tujuan agar dapat memudahkan proses pelaksanaan program dari

Pemerintah Daerah misalnya bantuan pupuk bersubsidi, sosialisasi penyuluhan

tentang pertanian serta program- program lainnya. Beberapa program kebijakan

tentang pertanian, kelompok tani menjadi salah satu keharusan agar dapat

menajadi peserta dari salah satu program bantuan bagi para petani.

Kemudian penulis melakukan wawancara mengenai sosialisasi AUTP yang

dilakukan PPL Kepada ketua kelompok tani AN mengatakan bahwa:

“Pihak PPL pada proses sosialisasi awal AUTP telah berjalan dengan baik,

dimana PPL memberikan penjelasan mendetail mengenai maksud dan

tujuan dari program AUTP, sehingga kami selaku kelompok tani bisa

memahami dengan baik maksud dan tujuan dari program AUTP.”

(wawancara 26 september 2020).

Dari hasil wawancara di atas dapat dipahami bahwa proses sosialisasi awal

yang dilakukan oleh pihak PPL telah berjalan dengan baik.Menjadi pertimbangan

utama dalam sebuah komunikasi adalah dalam menyampaikan sebuah informasi

atau pesan terlebih dahulu mengetahui siapa saja yang nantinya akan memperoleh

informasi, ini karena khalayak merupakan salah satu penentu keberhasilan dalam

komunikasi. Masyarakat akan sadar dengan sendirinya jika bisa mendapatkan

sebuah komunikasi berupa informasi lengkap tentang Program AUTP, dalam

menyampaika informasi harus memperhatikan dari sisi usia, pendidikan serta

situasi dan kondisiyang ada di lingkungan sekitar.

Pernyataan ini didukung oleh PPL SR yang mengatakan:

“ dalam memahami khalayak berdasarkan karakteristk yang dimiliki petani

itu sangatlah beragam, misalkan dilihat dari sisi usia, jenjang pendidikan,

dan pengalamannya dalam bertani sangatlah beragam. Jika para petani

mengalami gagal panen, mereka akan sangat kesulitan dalam mendaptkan

modal kembali untuk bertanam di musim berikutnya. Untuk persoalan

Page 70: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

58

sosialisasi sebenarnya telah berusaha meyampaikannya dengan sebaik

mungkin, akan tetapi pemikiran petani kita maklumi denga cara mereka

yang kurang memahami hukum”(Wawancara 25 September 2020).

Berdasarka hasil wawancara tersebut dapat dilihat penyuluh dalam

memahami khalayak telah berusaha dalam memahami dan juga mengenal para

petani berdasarkan latar belakang pendidikan, usia, keadaan ekonomi, maupun

keadaan individu setempat. Masyarakat khsusnya petani didalam memahami suatu

informasi dari penyuluh terkadang terjadi kendala sulitnya mengerti informasi yag

disampaikan, ini dapat berdampak pada komunikasi yang bertolak belakang yang

mengakibatkan komunikasi tidak berjalan dengan baik.

Lebih lanjut dalam mengenal khalayak bisa dilakukan dengan cara

pendekatan bersama kelompok melalui pertemuan rutin. Kegiatan ini dilakukan

oleh pemberi pesan kepada penerima pesan pada saat diadakannya pertemuan

rutinmaupun temu di lapangan. Pertemuan yang dilakukan kelompok tani secara

rutin adalah salah satu kegiatan tempat berkumpulnya para kelompok tani dan

juga dihadiri oleh penyuluh yang menjadi pihak penanggugjawab dalam

penyampaian informasi, diskusi juga dilakukan agar dapat membantu masyarakat

kususnya petani dalam berfikir, dalam hal ini petani daat mengutarakan

pendapatnya secara individu maupun bersama-sama tenang permasalahan yang

mereka rasakan.

Selanjutnya ketika telah memahami khalayak yaitu melakukan peyusunan

pesan yang nantinya akan disampaikan pada saat sosialisasi. Proses penyusunan

pesan sangat penting dilakukan sebab tidak semua orang bisa mengerti,

memahami informasi yang sedang disampaikan pada saat proses sosialisasi.

Page 71: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

59

Berikut ini merupakan hasil wawancara yang dilakukan dengan PPL SW yang

mengatakan:

“penyuluh biasanya sebelum mengadakan penyuluhan menyediakan

lembaran penyuluhan berupa materi yang akan disampaikan pada saat

proses sosialisasi tentang program AUTP.”

(Wawancara 25 September 2020)

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa Penyuluh

dalam menyampaikan pesan berupa informasi didalamya mengenai manfaat yang

dirasakan dari adanya program, cara pendaftaran sampai pada proses ganti rugi

sudah sangat detail agar seluruh petani bisa memahami program AUTP.

Berdasarkan hasil wawancara, observasi dan dokumentasi maka dapat

disimpulkan bahwa pada indikator komunikasi sudah sejalan dengan teori yang di

kemukakan oleh purwanto dan sulistyastuti (2015) bahwa tujuan pemberian

informasi adalah agar kelompok sasaran dapat memahami kebijakan yang akan

diimplementasikan sehingga mereka tidak hanya menerima berbagai program

yang akan dilaksanakan oleh pemerintah tetapi turut berpartisipasi aktif dalam

upaya mewujudkan tujuan-tujuan kebijakan.

2. Sumber Daya

Proses penerapan kebijakan haruslah didukung dengan sumber daya

pelaksana yang memadai agar dapat berjalan sesuai yang diinginkan.

Keberhasilan dari suatu pelaksanaan pogram bergantung dari bagaimana

memanfatkan sumber daya yang tersedia, baik sumber daya manusia, maupun

sumberdaya lainnya.

Page 72: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

60

Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan peneliti menunjukkan bahwa

sumber daya manusia yang ada di kantor Balai penyuluh Pertanian (BPP) sudah

memadai dan anggaran yang diberikan oleh Kementrian Pertanian dalam

membiayai AUTP terbilang cukup baik sehingga mampu mencukupi dan

menutupi kebutuhan dana program Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP).

Untuk memastikan hasil Obervasi, maka peneliti melakukan wawancara

terhadap informan mengenai sumber daya.Berikut ini hasil wawancara dengan

kepala PPK HD yang mengatakan:

“ Anggaran program ini berasal dari pemerintah pusat dari Kementrian

Pertanian dalam membiayai program AUTP. Bantuan gratis yang ada

dibiayai oleh anggarn APBD. Akan tetapi hal ini dibatasi per orang bisa

melakukan pendaftaran dengan luas lahan 0,5 hektar. Kecamatan juga

diberikan bantuan gratis akan tetapi sedikit berbeda bergantung pada

apresiasi masing-masing kecamatan, maksimal 198 hektar per kecamatan.

Tujuan dari bantuan gratis ini adalah sebagai pemacu agar para petani mau

mendaftarkan diri.(Wawancara 24 September 2020).

Hal serupa yang diungkapkan oleh PPL HA mengenai sumber daya

anggaran yang mengatakan bahwa:

“Terkait anggaran yang dipergunakan sudah mampu mencukupi untuk

menutupi kebutuhan dana yang ada selama proses AUPT berjalan. sumber

dana yaitu menggunakan dana APBN dan APBD” (Wawancara 25

September 2020)

Sumber daya manusia adalah salah satu faktor terpenting didalam

melaksanakan suatu kebijakan. Dalam proses pelaksanaannya Dinas Pertanian

Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Libureng, sumber

daya manusia yang ada telah memadai, ini dikarenakan tingkat pendidikan yang

cukup baik. Berikut ini hasil wawancara dengan kepala PPK HD yang

mengatakan:

Page 73: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

61

“dari sumber daya manusia mereka telah cukup mengerti, karena AUTP

tersedia semusim sekali, untuk sumber daya manusia dari penyuluh sudah

cukup. Akan tetapi untuk sumber daya yang ada di perusahaan asuransi

perlu ditambah, agar lebih memudahkan dalam menindaklanjuti proses

pelayanan, seringkali petugas POPT kewalahan, disebabkan para petani

yang tidak sabar sehingga lahan pertanian yang rusak mereka olah kembali

sendiri.”(Wawancara 24 September 2020)

Pernyataan serupa yang diungkapkan oleh PPL SI mengenai sumber daya

manusia yang mengatakan:

”sumber daya manusia dari penyuluh sudah cukup, tetapi perlu adanya

tambahan untuk sumber daya yang ada diperusahaan asuransi, karena

sumberdaya manusia merupakan faktor dalam menunjang keberhasilan dari

suatu program”.

(Wawancara 25 September 2020)

Pernyataan tersebut menunjukan bahwa masih kurangnya Sumber Daya

Manusia yang dimiliki oleh pihak perusahaan asuransi, yang dapat menyebabkan

kurang responnya terhadap kerusakan lahan yang dialami para petani, sedangkan

petani kurang sabar dalam menunggu penindaklanjutan dari pihak terkait karena

para petani mengejar waktu tanam musim selanjutnya.

Dalam wawancara mengenai manfaat dari program AUTP yang dilakukan

peneliti dengan kelompok tani AS mengatakan bahwa:

“dengan adanya program AUTP kami selaku petani merasa sangat terbantu

karena dengan program tersebut kami para petani tidak perlu khawatir lagi

apabila terjadi gagal panen”. (wawancara 26 september 2020).

Pernyataan tersebut didukung hasil wawancara ketua kelompok tani UN

yang anggotanya pernah mengalami gagal panen, mengatakan bahwa:

“saya sudah melihat buktinya, salah satu anggota kelompok tani kami

pernah mengalami gagal panen dan betul-betul program ini sangat

bermanfaat, anggota kami diberikan bantuan untuk modal tanam berikutnya

sehinga banyak orang termotivasi untuk mendaftarkan diri untuk mengikuti

AUTP”. (Wawancara tanggal 26 september 2020).

Page 74: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

62

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa program

AUTP memang sangat membantu para petani, sebab para petani tidak akan

merasa khawatir bila terjadi gagal panen, karena dengan adanya program tersebut

maka para petani jika mengalami gagal panen tetap mendapatkan pendapatan dari

asuransi usaha tani padi.

Sumber daya yang diperlukan dalam program AUTP ini yaitu berupa dana

atau anggaran, yang tidak lain anggaran ini digunakan dalam membiayai premi

yang perlu dibayarkan. Sumber daya lainnya seperti sumber daya manusia yang

ada di Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan

Libureng yaitu terdiri dari penyuluh, petugas POPT, Dinas Pertanian serta

perusahaan asuransi.

Dalam wawancara ketua PPK HD mengenai pembayaran premi oleh petani

yang terdaftar AUTP mengatakan bahwa:

“petani yang terdaftar AUTP dalam 2 tahun ini dalam proses pembayaran

premi AUTP ke pihak PT. Jasindo sangat lancar bahkan petani biasanya

yang mendatangi kantor BPP untuk membayar premi yang selanjutnya

pihak BPP yang membayarkanya ke pihak Asuransi”. (wawancara 24

September 2020).

Pernyataan tersebut didukung hasil wawancara bersama ketua kelompk tani

UG yang mengatakan bahwa:

“anggota kelompok tani kami apabila musim panen tiba selalu membayar

premi sebesar Rp. 36.000, agar saat musim tanam jika lahan kami

mengalami kerusakan atau gagal panen kami mendapatkan pertanggungan”.

(Wawancara 26 september 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa untuk

pembayaran premi yang harus dibayar oleh petani yang terdaftar AUTP tidak ada

Page 75: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

63

masalah sehingga anggaran untuk program AUTP sudah memadai. Salah satu

yang menjadi penunjang dalam melaksanakan sebuah kebijakan adalah

tersedianya sumber daya yang memadai seperti halnya yang dijelaskan oleh

winarno (2014), yakni yang perlu mendapatkan perhatian dalam proses

implementasi adalah sumber daya yang tersedia. Kebijakan menuntut tersedianya

sumberdaya yang memadai.Dalam hal ini ditemukan bahwa dukungan Pemerintah

sudah maksimal dalam pengimplementasian AUTP.

Suatu kebijakan tentunya bukan hanya memerlukan sumber daya manusia

saja, namun membutuhkan sumber daya lainnya seperti sumber daya finansial

juga perlu diperhatikan dalam melaksanakan program kebijakan, jika para

pelaksana kebijakan secara sumber daya finansial kurang dalam pengelolaannya,

maka akan menimbulkan permasalahan dalam menerapkan suatu kebijakan.

Proses pengambilan suatu keputusan yang diambil para implementor yaitu

petugas POPT dan juga penyuluh jika para petani tidak berminat mendaftarkan

diri kedalam program AUTP mereka selalu berusaha melakukan sebuah

pendekatan secara rutin. Kemudian jika petani mendapatkan kerusakan lahan

pertanian cukup berat dan tidak mengikuti program AUTP, maka pihak penyuluh

dapat melaporkan ke petugas agar dapat memberikan saran untuk dibantu, jika

permasalahan cukup berat petugas POPT akan melaporkan ke koordinator POPT

jika memiliki Cadangan Benih Daerah petani yang mendapatkan kerusakan lahan

akan memperoleh ganti rugi benih untuk ditanam kembali dilahan yang rusak.

Page 76: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

64

3. Disposisi

Lingkungan yang berada dalam suatu kebijakan yang akan diterapkan

sangat berpengaruh bagi keberhasilan dari sebuah kebijakan. Para pelaksana

dalam menerapkan suatu kebijakan AUTP di Kecamatan Libureng Kabupaten

Bone yang ikut andil dalam program pertama ialah penyuluh bertugas sebagai

salah satu media dalam mendaftarkan petani ke perusahaan asuransi.

Disposisi merupakan karakter yang dimiliki seorang implementor seperti

kejujuran, komitmen, dan sifat demokratis.Apabila implementor memiliki sifat

yang baik maka keberhasilan implementasi kebijakan pun tinggi, dan implementor

mampu mengerjakan kebijakan dengan efektif seperti yang diharapkan pembuat

kebijakan. Namun sebaliknya jika implementor memiliki sikap yang bersebrangan

dengan pembuat kebijakan maka proses implementasi kebijakan tidak bisa

berjalan sesuai yang diinginkan pembuat kebijakan. Berikut dapat dilihat

Implementor program AUTP:

Tabel 4.3

Implementor Program AUTP di Kecamatan Libureng

No Nama Status Pegawai Jabatan Wilayah Binaan

1 Harding, SP PNS PPK Kec. Libureng/MT. Bulu

2 A. Bastian, SP PNS POPT Kec. Kahu/Kec Libureng

3 A. M. Yunus THL PPL Ceppaga

4 Syamsir THL PPL Tompobulu/Baringeng

5 Abd Rahman THL PPL Laburasseng

6 Sutriani, SP THL PPL Tanabatue

Page 77: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

65

7 Suriani THL PPL Bune

8 Suriani Spt THL PPL Mattirowalie

9 Cuddin Abbas THL PPL Mattiro Deceng/Poleonro

10 Haslinda, SP THL PPL Ponre-Ponre

11 Sukmawati THL PPL Polewali/ Suwa

12 M. Rusdi THL PPL Binuang

13 HJ. Haerawati THL PPL Tappale

14 Rosmini THL PPL Wanuawaru

15 M. Tawowi SP THL PPL Mario

16 A. Syamsir THL PPL Mallinrung

17 A. Rustan THL PPL Pitumpidange

18 Juama, SP THL PPL Swadaya

Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa para implementor dari

Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan

Libureng telah bekerja dengan baik berdasarkan aturan dan standar yang

ditetapkan yang ada dalam pedoman AUTP. Menurut para petani sikap

implementor program AUTP meliputi penyuluhan, dan petugas POPT selalu baik,

ini disebabkan selalu adanya perkumpulan apabila musim tanam tiba. Namun

disisi lain dari pihak perusahaan asuransi belum berjalan dengan baik karena

dalam melakukan penaganan selalu terlambat yang mengakibatkan jika ada

kerusakan lahan para petani turu langsung membersihkan lahan yang rusak dan

kemudian melakukan penanaman ulang. Berikut ini hasil wawancara dengan

kelompok taniUG yang mengatakan:

Page 78: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

66

“ Saya pribadi berpendapat bahwa sikap pelaksana sudah sangat baik,

karena para penyuluh yang ditunjuk selalu melakukan perkumpulan rutin

bagi tiap - tiap kelompok tani.”(Wawancara 26 September 2020)

Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada AN Ketua

Kelompok Tani mengenai disposisi beliau mengatakan:

“ Kalau saya lihat sikap para pelaksana sudah cukup bagus dalam

melaksanakan program AUTP. Mereka juga sangat memahami program

tersebut dan apa yang harus mereka lakukan mereka juga mengerti

kebutuhan para petani. Dan mereka juga rajin melakukan penyuluhan dan

bersosialisasi kepada petani disini” (Wawancara 26 September 2020)

Berdasarkan wawancara tersebut dapat dilihat bahwa sikap implementor

dalam melaksanakan program telah berjalan dengan baik dimana para penyuluh

selalu melakukan perukmpulan rutin dengan kelompok tani pada saat musim

tanam talah tiba. Hal ini dapat sedikit membantu para petani dalam memahami

program AUTP yang dimana bertujuan untuk sedikit mengurangi kerugian yang

dialami petani pada saat gagal panen.

Dalam wawancara mengenai pengawasan program AUTP yang dilakukan

peneliti dengan PPK HD mengatakan bahwa:

“proses pengawasan yang dilakukan yakni dengan melaksanakan rapat

koordinasi setiap hari kamis, dimana rapat tersebut membahas mengenai

kendala yang terjadi dilapangan sehingga bisa dicarikan solusi di dalam

rapat tersebut” (wawancara 24 september 2020).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat disimpulkan bahwa pada proses

pengawasan program AUTP Pimpinan Penyuluh Kecamatan melaksanakan rapat

rutin di hari kamis yang mana rapat tersebut membahas mengenai semua kendala

yang terjadi dilapangan , sehingga Pimpinan Penyuluh Kecamatan beserta dengan

Page 79: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

67

Penyuluh Pertanian Lapangan dapat bekerja sama dalam proses pengambilan

tindakan lanjut untuk kendala yang ada dilapangan.

Pihak PPL AS juga menambahkan pendapat mengenai hambatan yang

terjadi dilapangan kepada peneliti yang mengatakan bahwa :

“kendala yang kami hadapi dilapangan yakni adanya beberapa lahan

pertanian jauh dari sumber perairan sehingga tidak bisa di klaim oleh

pihak asuransi maka lahan tersebut tidak dapat terdaftar di AUTP”

(wawancara 25 september).

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa kendala

yang pihak PPL alami yakni terdapat beberapa lahan pertanian yang jaraknya

cukup jauh dengan sumber perairan sehingga pihak asuransi tidak dapat

mengklaim sehingga lahan tersebut dan tidak dapat terdaftar AUTP.

Sikap implementor dalam melaksanakan suatu kebijakan yang tidak kalah

penting yaitu sikap kepatuhan serta respon yang ditunjukan para implementor,

melihat bahwa suatu kebijakan yang akan diterapkan selalu melibatkan beberapa

aktor yang ikut didalamnya untuk tercapainya suatu tujuan yang di inginkan.

Penyuluh yang ditunjuk selau melakukan pendampingan dalam setiap program

AUTP di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone ini dikarenakan penyuluhlah yang

akan mendaftarkan para petani ikut serta dalam Asuransi Usaha Tani Padi.

Seperti yang diungkapkan oleh HD selaku kepala PPK mengenai sikap

implementor dalam melaksanakan kebijakan AUTP yang menyatakan bahwa:

“para PPL telah ditugaskan untuk selalu melakukan pendekatan kepada para

petani dan selalu melakukan pendampingan baik sosialisasi maupun

pertemuan rutin agar petani mengetahui betul mekanisme pelaksanaan

Page 80: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

68

AUTP agar petani bisa terdaftar dalam program AUTP” (Wawancara 24

September 2020).

Pernyataan tersebut didukung oleh wawancara dengan kelompok tani AJ

yang mengatakan bahwa:

“Sikap PPL sudah sangat baik, PPL yang bertugas di Desa kami selalu

melakukan pendampingan dan melaksanakan pertemuan rutin dengan

kelompok tani sehingga kami bisa mengerti dengan baik apa itu AUTP”

(Wawancara tanggal 26 september 2020).

Berdasarkan hasil wawancara tersebut dapat disimpulkan bahwa sikap

implementor dalam melaksanakan program AUTP sudah sangat baik, dapat dilihat

dari keseriusan PPL melakukan pendekatan dan pertemuan rutin agar petani

mampu memahami dengan jelas maksud dan tujuan maupun mekanisme program

AUTP.

Mekanisme didalam menerapkan program AUTP berjalan dengan baik,

karena para petani apabila mengalami kerusakan akibat gagal panen, petani bisa

langsung menghubungi pihak terdekat lebih dahulu yaitu ketua kelompok. Setelah

itu, ketua kelompok bisa langsung mengubungi perusahaan asuransi atau kantor

dinas terkait dalam kasus ini melibatkan penyuluh serta petugas POPT agar dapat

memberikan saran mengenai kerusakan jika masih dapat ditangani, namu jika

gagal panen petugas POPT akan menghubungi perusahaan asuransi, setelah itu

pihak asuransi akan melakukan pengecekan kerusakan yang dialami.

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi dilokasi penelitian Implementasi

Kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP) Dalam Mengatasi Gagal Panen Di

Kecamatan Libureng Kabupaten Bone pada disposisi implementor.Ke semua

implementor menjadi faktor penentu program AUTP ini berjalan sesuai yang

Page 81: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

69

diinginkan atau tidak. Karena merekalah yang melaksanakan dan mengerjakan

hal-hal yang berkaitan dengan program AUTP. Semakin implementor tersebut

memberi respon yang baik semakin efektiflah program AUTP ini ketika

dijalankan. Berdasarkan hal diatas Wayan (2015), variabel ini tigal hal penting,

yaitu respon implementor terhadap kebijakan yang akan mempengaruhi

kemauanya untuk melaksanakan kebijakan, kondisi yang merupakan pemahaman

implementor terhadap kebijakan, serta intensitas disposisi implementor yang

merupakan preferensi nilai yang dimiliki oleh implementor.

4. Struktur Birokrasi

Apabila struktur organisasi terlalu panjang maka birokrasi akan mengalami

prosedur yang rumit dan kompleks, oleh karena itu struktur organisasi sangat

berpengaruh terhadap implementasi kebijakan.Jika struktur organisasi dari Dinas

Pertanian terlalu penjang maka akan mengalami prosedur yang rumit dan

kompleks yang dapat mempersulit masyarakat khususnya para petani, oleh

karena itu struktur organisasi Dinas Pertanian sangat berpengaruh terhadap

implementasi kebijakan AUTP.

Berdasarkan hasil observasi dapat dilihat bahwa carayang telah dibuat oleh

Dinas terkait yaitu dengan merampingkan struktur birokasi agar tidak teralu

berbelit-belit dan memudahkan para petani dalam melakukan klaim pada Dinas

terkait. Dalam proses pelaksanaannya Dinas Pertanian Tanaman Pangan,

Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Libureng untuk struktur birokrasi tidak

adanya jabatan yang kosong dan telah terisi sepenuhnya.

Page 82: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

70

Untuk memastikan hasil observasi penulis melakukan wawancara mengenai

struktur organisasi di kantor BPP dengan PPK HD selaku Pimpinan penyuluh

kecamatanyang mengatakan bahwa:

“bahwa seluruh struktur organisasi di kantor BPP telah terisi semua baik

dari penyuluh maupun posisi pegawai lainya, namun kekuranganya adalah

kurangnya pegawai negeri sipil di kantor BPP” (Wawancara 24 September

2020).

Pernyataan serupa diungkapkan oleh SW selaku PPL yang mengatakan

bahwa:

“Seluruh jabatan yang ditugaskan untuk menjadi PPL telah terisi

sepenuhnyadan tidak ada satupun kekosongan jabatan, akan tetapi di

kantor BPP masih kekurangan Pegawai Negeri Sipil” (Wawancara 25

September 2020).

Berdasarakan hasil wawancara tersebut dapat di ketahui bahwa struktur

birokrasi yang ada dikantor BPP telah terisi semua namun masih ada kendala

yaitu kurangnya pegawai negeri sipil di kantor BPP.

Dalam wawancara yang dilakukan peneliti dengan CA selaku PPLpada

kantor BPP tentang pembagian wilayah binaan mengatakan bahwa:

“pada pembagian wilayah binaan untuk PPL sudah terbagi sesuai dengan

struktur organisasi yang ada karena setiap PPL sudah memiliki wilayah

binaan masing-masing disetiap Desa sehingga tidak ada PPL yang

memiliki 2 wilayah binaan ataupun dalam strtuktur organisasi dalam

wilayah binaan sudah terpenuhi” (Wawancara 25 September 2020).

Pernyataan serupa diungkapkan oleh AS selaku PPL yang mengatakan

bahwa:

“Dalam setiap Desa atau Kelurahan telah memiliki PPL dalam setiap

wilayah binaanya, jadi tidak ada lagi Desa atau Kelurahan yang

kekurangan PPL” (wawancara 25 September 2020).

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa terkait struktur

birokrasi yang ada dikantor BPP sudah terbagi sesuai dengan struktur organisasi

Page 83: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

71

yang ada dan setiap PPL sudah memiliki wilayah binaan masing-masing disetiap

Desa sehingga tidak ada PPL yang memiliki 2 wilayah binaan.

Adapun wawancara yang dilakukan peneliti dengan salah satu ketua

kelompok tani yaitu AR yang menanyakan pelaksanaan tugas PPL sebagai

implementor AUTP mengatkan bahwa :

“Pihak PPL selalu mendampingi para petani dalam melakukan pelayanan

seperti pendaftaran untuk program AUTP di kecamatan Labureng kabupaten

Bone”. (wawancara 26 september 2020).

Berdasarkan hasil wawancara diatas dapat dipahami bahwa PPL yang

bertugas sebagai implementor pelaksana program AUTP telah melaksanakan

tugasnya dengan baik, dimana pihak PPL selalu melakukan pendampingan

terhadap kelompok tani dalam pendaftaran program AUTP hingga pada tahap

survai dan klaim.

Tingkat kepatuhan dari para pelaksana serta respon yang ditunjukan sangat

mendukung dan bisa diterima oleh masyarakat terutama petani. Hal ini dapat

dilihat ketika para implementor program AUTP yang ada di Kecamatan Libureng

telah melaksanakan tugas sesuai `dengan prosedur yang tedapat dalam program

AUTP. Mengenai respon yang ditunjukan dari petugas pelaksana sangatlah

mendukung, kehadiran program AUTP sangat membantu para petani untuk

mengurangi biaya mengelola lahan hingga panen tiba.

Adapun mekanisme pemberian klaim AUTP kepada petani yang mengalami

gagal panen melibatkan beberapa instansisebagai berikut:

Page 84: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

72

Gambar 4.5 Proses Klaim AUTP

Dinas

Pertanian

Provinsi

Dinas

Pertanian

Kab/Kota

POPT-PHP

dan PPL

KEMENTAN

DITJEN PSP

Asuransi

Pelaksana

Petani/kelompok

Tani ( Tertanggung)

Petugas Pemeriksa

Kerusakan

Lahan

Terserang

1.pemberitahuan

serangan

5.pelaporan

6. Pelaporan

7. Pelaporan

2. pemberitahuan

Kerusakan

3.Pemeriksaan

Kerusakan

4.Persetujuan

dan Pembayaran

3.Pemeriksaan

Kerusakan

Page 85: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

73

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan temuan yang ada di lapangan tentang Implementasi Program

Asuransi Usaha Tani di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone, dapat disimpulkan

sebagai berikut:

1. Komunikasi

Petugas yang melakukan penyuluhan terkait Program AUTP telah

berusaha dengan baik dalam memahami dan juga mengenal para petani

berdasarkan latar belakang pendidikan, usia, keadaan ekonomi, maupun

keadaan individu setempat. Masyarakat khususnya petani didalam memahami

suatu informasi dari penyuluh terkadang terjadi kendala sulitnya mengerti

informasi yag disampaikan, ini dapat berdampak pada komunikasi yang

bertolak belakang yang mengakibatkan komunikasi tidak berjalan dengan

baik. Akan tetapi dalam hal ini petugas penyuluh selalu berusaha untuk

memberikan sebuah pemahaman kepada petani tentang pogram

AUTP.Bahkan sosialisasi AUTP sudah terlaksana dengan baik di 20 Desa

yang ada di Kecamatan Libureng.

2. Sumber Daya

Sumber daya manusia adalah salah satu faktor terpenting didalam

melaksanakan program AUTP. Proses penerapan kebijakan haruslah

didukung dengan sumber daya pelaksana yang memadai agar dapat berjalan

Page 86: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

74

sesuai yang diinginkan. Keberhasilan dari suatu pelaksanaan pogram

bergantung dari bagaimana memanfatkan sumber daya yang tersedia, baik

sumber daya manusia, maupun sumberdaya lainnya.Dalam proses

pelaksanaan AUTPDinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan Kecamatan Libureng/ BPP sumber daya telah memadai dari segi

sumber daya pelaksana, namun masih terbatas dari segi SDM peserta program

AUTP. Hal ini berdampak pada masih terbatasnya jumlah Desa yang

bersyarat, dari 20 Desa yang ada di Kecamatan Libureng baru 3 Desa yang

kelompok taninya terdaftar program AUTP.

3. Disposisi

Para implementor dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura

dan Perkebunan/ BPP Kecamatan Libureng telah bekerja dengan baik

berdasarkan aturan dan standar yang ditetapkan yang ada dalam pedoman

AUTP. Sikap para implementor program AUTP meliputi penyuluhan, dan

petugas POPT secara profesional. Adanya perkumpulan apabila musim tanam

tiba, bahkan pihak BPP selalu mengadakan rapat rutin untuk membahas

berbagai permasalahan dan solusi program AUTP. Selain itu POPT, PPL dan

PT.Jasindo secara provisional dalam proses survei sampai penetapan atau

tahap klaim atas kelompok tani yang bersyarat mengikuti program AUTP.

4. Struktur Birokrasi

Strategi yang telah dibuat oleh Dinas terkait yaitu dengan

merampingkan struktur birokrasi agar tidak teralu berbelit-belit dan

memudahkan para petani dalam melakukan klaim pada Dinas terkait. Dalam

Page 87: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

75

proses pelaksanaan AUTPDinas Pertanian Tanaman Pangan, Hortikultura dan

Perkebunan/ BPP Kecamatan Libureng untuk struktur birokrasi tidak adanya

jabatan yang kosong dan telah terisi sepenuhnya.

B. Saran

1. Diharapkan para petugas dari Dinas Pertanian Tanaman Pangan,

Hortikultura dan Perkebunan Kecamatan Libureng dan juga pihak

perusahaan Asuransi agar lebih memberikan kepastian kepada para petani

yang mengalami kerusakan lahan akibat gagal panen agar petani tidak

menunggu lebih lama.

2. Pemerintah setempat bersama dengan perusahaan asuransi leih

memberikan sosialisasi yang dapat dimengerti dan dipahami oleh petani,

tidak hanya ajakan untuk mendaftarkan diri di program AUTP, akan tetapi

lebih memberikan pemahaman agar petani mengikuti program tersebut

dengan kesadaran dirinya sendiri.

Page 88: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

76

DAFTAR PUSTAKA

Alihamdan.2017. Pengertian Implementasi secara Umum Dan Menurut Ahli

terlengkap. Diperoleh dari https://alihamdan.id/implementasi/

Asuransiku.id. 2016.Pengertian Asuransi. Dalam

https://www.asuransiku.id.Diakses Pada Tanggal 26 Januari 2020.

Bone.go.id. 2016.Potensi Pertanian Tanaman Pangan, Dan Perkebunan Di

Kabupaten Bone. Dalam https://bone.go.id/2016/11/01.Diakses Pada

Tanggal 27 Januari 2020.

BPS Kabupaten Bone . 2017. Kecamatan Libureng Dalam Angka 2017. Dalam

https://bonekab.bps.go.id.Diakses Pada tanggal 27 Januari 2020.

Danarti. 2011. Jurus Pintar Asuransi Agar Anda Tenang, Aman Dan Nyaman,

Jakarta: G-Medis.

Fajar.co.id.Watampone. 2019.Petani Bone Gagal Panen, Ini Penyebabnya. Dalam

https://fajar.co.id/2019/08/26/petani-bone-gagal-panen-ini-

penyebabnya/.Diakses Pada Tanggal 26 Januari 2020.

Guntara, Deny. 2016. Asuransi Dan Ketentuan-Ketentuan Hukum Yang

Mengaturnya.Jurnal Justisi Ilmu Hukum, Volume 1, No 1. Halaman 30-

32.

Iqlmya, Nurisha. 2019. Implementasi asuransi Usaha Tani Padi Di Kecamatan

Ciruas Kabupaten serang. Skripsi. Serang: Universitas Sultan Ageng

Tirtayasa.

Kementrian Pertanian Republik Indonesia.(2020). Asuransi Usaha Tani Padi,

Solusi Kegagalan Panen.Dalam www.pertanian.go.id.Diakses Pada

Tanggal 12 Maret 2020.

Keputusan Menteri Pertanian No. 01/Kpts/SR.220/B01/2016 Tentang Pedoman

Bantuan Premi AUTP.

Mulyadi, Deddy. 2015. Study Kebijakan Publik Dan Pelayanan Publik, Bandung:

Alfabeta.

Pedoman Bantuan Premi 2019.

Peraturan Menteri Pertanian No. 40/Pementan/SR.230/7/2015 Tentang Fasilitas

Asuransi Pertanian.

Prayuda, M. Bagus. 2017. Implementasi Program Asuransi Usaha Tani Padi

Provinsi Lampung.Skripsi. Lampung: Universitas Lampung.

Page 89: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

77

Saputri, Osi Deka. 2019. Penerapan Asuransi Usaha Tani Padi Dalam Upaya

Meningkatkan Kesejahteraan Petani Di Kabupaten Tulungagung.

Skripsi. Tulungagung: IAIN Tulungagung.

Subarsono, AG. 2011. Analisis Kebijakan Publik Konsep Teori dan Aplikasi.

Yokyakarta: Pustaka Pelajar.

Sugiyono. 2014. Metode Peneleitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Taufik, Mhd. Dan Isril. 2013. Implementasi Peraturan Daerah Badan

Permusyarawatan Desa. Jurnal Kebijakan Publik, Volume 4, Nomor 2,

Halaman 136.

Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2013 Tentang Perlindungan dan Pemberdayaan

Petani.

Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2015 Tentang Perasuransian

Wahab, Solichin. 2012. Analisis Kebijakan. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Winarno, Budi. 2008. Kebijakan Publik Teori dan Proses Edisi Revisi.

Yokyakarta: Media Pressindo.

Yulianto. 2015. Formulasi Dan Implementasi Kebijakan Publik. Gorontalo: UNG

Press Gorontalo.

Page 90: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

78

Page 91: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

79

Lampiran 1

Gambar 7.1

Surat Izin Penelitian

Page 92: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

80

Lampiran 2

Gambar 7.2

Surat Rekomendasi

Page 93: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

81

Lampiran 3

Gambar 7.3

Surat Telah Melakukan Penelitian

Page 94: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

82

Lampiran 4

1. Gambar 7.4

Wawancara bersama Kepala PPK (24 September 2020)

Page 95: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

83

2. Gambar 7.5

Wawancara bersama PPL (25 September 2020)

Page 96: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

84

Page 97: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

85

Page 98: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

86

3. Gambar 7.6

Wawancara bersama Ketua Kelompok Tani (26 September 2020)

Page 99: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

87

Page 100: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

88

Page 101: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

89

4. Gambar 7. 7

Pertemuan bersama PPL dan kelompok tani (Kamis 1 Oktober 2020)

Page 102: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

90

Page 103: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

91

5. Gambar 7.8 Peraturan Menteri Pertanian Republik Indonesia

No 40/Permentan/SR.230/7/2015

Page 104: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

92

Page 105: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

93

Page 106: SKRIPSI IMPLEMENTASI KEBIJAKAN ASURANSI USAHA …

94

RIWAYAT HIDUP

SUPRIANDI, lahir pada 1 September 1998 di Desa Cenrana

Kecamatan Kahu Kabupaten Bone, Provinsi Sulawesi Selatan

Puta kedua dari pasangan Bapak Saparuddin dan Ibu

Mahpia. Jenjang pendidikan penulis dimulai dari Taman

Kanak-Kanak IDHATA Cenrana di Deca Cenrana, kemudian

melanjutkan kejenjang Sekolah Dasar di SD INP 12/79 Carima pada tahun 2004

dan selesai pada tahun 2010. Menyelesaikan Pendidikan Sekolah Menengah

Pertama di SMP NEGERI 1 KAHU pada tahun 2013, dan Pendidikan Sekolah

Menengah Atas di SMA NEGERI 1 KAHU pada tahun 2016. Setelah

menyelesaikan pendidikan SMA pada tahun yang sama penulis terdaftar sebagai

salah satu mahasiswa di Program Studi Ilmu Administrasi Negara, Fakultas Ilmu

Sosial dan Ilmu Politik Universitas Muhammadiyah Makassar. Pada tahun 2021,

penulis berhasil mendapatkan gelar S1 Program Ilmu Administrasi Negara dengan

Judul Skripsi “ Implementasi Kebijakan Asuransi Usaha Tani Padi (AUTP)

Dalam Mengatasi Gagal Panen Di Kecamatan Libureng Kabupaten Bone” Penulis

berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi Pemerintah dan dapat menjadi referensi

bagi peneliti selanjutnya terkhusus di Program Studi Ilmu Administrasi Negara

Unismuh Makassar.