skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji ... · pdf filekata kunci: skabies,...
TRANSCRIPT
iii
Skripsi ini telah diuji dan dinilai oleh panitia penguji pada
Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana
Tanggal 9 Desember 2014
Panitia Penguji Skripsi adalah:
Ketua :
Anggota :
1.
2.
Ketua :
Anggota :
1.
2.
iv
KATA PENGANTAR
Pertama-tama perkenankanlah penulis memanjatkan puji syukur kepada Tuhan
Yang Maha Esa, karena hanya atas kurnia-Nya, skripsi dengan judul “Insiden,
Karakteristik dan Manajemen Skabies Pasien Rawat Jalan di Rumah Sakit Indera
Denpasar Periode Januari – Juni 2014” dapat terselesaikan dengan baik.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan saran dan masukan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan kali ini penulis mengucapkan
terima kasih kepada:
1. Dr. dr. Dewa Putu Gde Purwa Samatra, SpS(K), selaku Ketua Program Studi
Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran Universitas Udayana atas kesempatan
yang diberikan kepada penulis untuk menjadi mahasiswa program S1.
2. dr. Putu Ayu Asri Darmayanti, M.Kes, selaku dosen ketua blok, yang telah
banyak membimbing dan membantu dalam penyusunan skripsi ini.
3. Drs. I Gede Made Adioka, Apt., M. Kes, selaku dosen pembimbing, atas segala
nasehat dan bimbingannya selama penyusunan proposal sampai skripsi ini
mendapat persetujuan dan terlaksana dengan baik.
4. Drs. I.N. Toya Wiartha, Apt., selaku penguji yang telah memberikan masukan,
saran, sanggahan, dan koreksi terhadap skripsi ini.
5. Pihak Rumah Sakit Indera Denpasar yang telah mengijinkan pengambilan data
rekam medis yang merupaka bahan utama pembuatan skripsi ini.
6. Semua pihak yang telah memberikan dukungan baik dukungan moral maupun
material.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karenanya,
kritik dan saran yang bersifat membangun sangat penulis harapkan dalam rangka
penyempurnaan skripsi ini. Akhir kata, semoga skripsi ini dapat memberikan
manfaat bagi perkembangan dunia pendidikan dan pengetahuan kesehatan secara
luas.
Denpasar, 26 November 2014
Penulis
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya
tulis yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan
tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya tidak terdapat karya atau pendapat yang
pernah ditulis atau diterbitkan orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam
naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.
Apabila kemudian hari terbukti bahwa saya melakukan tindakan menyalin
atau meniru tulisan orang lain sebagai hasil pemikiran saya sendiri, maka gelar dan
ijazah yang telah diberikan oleh universitas batal saya terima.
Denpasar, 26 November 2014
Yang menyatakan,
Materai
Diandra Sabila Giana
vi
ABSTRAK
INSIDEN, KARAKTERISTIK DAN MANAJEMEN SKABIES PASIEN
RAWAT JALAN DI RUMAH SAKIT INDERA DENPASAR PERIODE
JANUARI – JUNI 2014
Skabies adalah penyakit kulit yang disebabkan oleh infeksi Sarcoptes scabei varian
hominis dan produknya. Skabies ditemukan hampir di semua negara dengan
prevalensi yang berbeda-beda. Sampai saat ini, belum ada penelitian yang
dilakukan di Bali yang berkaitan dengan skabies. Penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui insiden, karakteristik, dan manajemen skabies yang dilakukan di
Rumah Sakit Indera Denpasar. Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian
deskriptif dimana data merupakan data retrospektif yang diambil secara cross
sectional pada bulan Juni 2014. Data didapat dengan cara observasi dan pencatatan
data rekam medis. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Dari 50 kasus skabies di Rumah Sakit Indera Denpasar periode Januari-Juni 2014
diketahui bahwa kasus terbanyak yaitu laki-laki (70%), kelompok usia 0-10 tahun
(50%), lokasi sela jari tangan (56%), dengan keluhan tersering gatal (98%),
effloresensi yang paling sering ditemukan berupa papula (100%), serta manajemen
yang dilakukan adalah dengan farmakoterapi berupa sediaan topikal dan per oral.
Sediaan topikal yang digunakan mengandung anti ektoparasit (100%) dan sediaan
per oral mengandung antihistamin (94%). Hasil penelitian ini diharapkan dapat
dipakai sebagai dasar penelitian lebih lanjut.
Kata kunci: skabies, gatal, papula, anti ektoparasit
vii
ABSTRACT
INCIDENCE, CHARACTERISTIC AND MANAGEMENT OF SCABIES
ON OUTPATIENT AT INDERA HOSPITAL DENPASAR PERIOD
JANUARY-JUNE 2014
Scabies is a skin disease caused by infection of Sarcoptes scabei hominis variant
and its products. Scabies is found in almost all countries with different prevalence.
Up to now, there has been no research conducted in Bali associated with scabies.
This study was conducted to determine the incidence, characteristics, and
management of scabies which undergone at Indera Hospital Denpasar. This study
used a descriptive research design in which data is retrospective that was taken by
cross-sectional method in June 2014. Data obtained by observation and recording
of medical records. The samples were selected using purposive sampling technique.
From 50 cases of scabies in Indera Hospital Denpasar period from January to June
2014 was obtained that most cases were male (70%), age group 0-10 years (50%),
location of symptoms was on fingers (56%), with the most common complaint was
itching (98%), the most common efflorescence was papule (100%), as well as the
management was carried out by pharmacotherapy in the form of topical and oral
preparations. Topical preparations contained anti ectoparasites (100%) and oral
preparations contained antihistamines (94%). The results of this study can be used
as a basis for further research.
Keyword: scabies, itching, papule, anti ectoparasite
viii
RINGKASAN
Skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabei varian hominis dan produknya. Penyakit ini
dikenal juga dengan nama the itch, gudik atau gatal agogo. Skabies ditemukan
hampir di semua negara dengan prevalensi yang berbeda-beda. Sebanyak 300 juta
orang per tahun di dunia dilaporkan terserang skabies.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui insiden, karakteristik dan
manajemen skabies di Rumah Sakit Indera Denpasar. Desain penelitian ini
menggunakan rancangan penelitian deskriptif dengan cara observasi dan pencatatan
data rekam medis. Sampel dipilih dengan menggunakan teknik purposive sampling.
Berdasarkan jenis kelamin menunjukkan bahwa dari 50 pasien terdistribusi
sebagai berikut, yaitu pasien pasien laki-laki sebanyak 35 pasien (70%) dan
perempuan sebanyak 15 pasien (30%).
Berdasarkan kelompok usia menunjukkan bahwa dari 50 pasien terdistribusi
sebagai berikut, yaitu pasien dengan kelompok usia 0-10 tahun sebanyak 25 pasien
(50%), 11-20 tahun sebanyak 10 pasien (20%), 21-30 tahun sebanyak 4 pasien
(8%), 31-40 tahun sebanyak 7 pasien (14%), 51-60 tahun sebanyak 1 pasien (2%),
61-70 tahun sebanyak 1 pasien (2%), dan diatas 70 tahun sebanyak 2 pasien (4%).
Berdasarkan lokasi timbulnya gejala, diperoleh data yaitu kepala sebanyak
1 pasien (2%), wajah sebanyak 1 pasien (2%), leher sebanyak 2 pasien (4%), badan
sebanyak 9 pasien (18%), bawah payudara sebanyak 1 pasien (2%), perut sebanyak
23 pasien (46%), punggung sebanyak 5 pasien (10%), ketiak sebanyak 19 pasien
(38%), tangan sebanyak 12 pasien (24%), lengan sebanyak 3 pasien (6%), siku
sebanyak 3 pasien (6%), pergelangan tangan sebanyak 2 pasien (4%), sela jari
tangan sebanyak 28 pasien (56%), telapak tangan sebanyak 3 pasien (6%), bokong
sebanyak 16 pasien (32%), kemaluan sebanyak 8 pasien (16%), selangkangan
sebanyak 6 pasien (12%), kaki sebanyak 9 pasien (18%), lutut sebanyak 2 pasien
(4%), pergelangan kaki sebanyak 1 pasien (2%), sela jari kaki sebanyak 11 pasien
(22%), telapak kaki sebanyak 2 pasien (4%), dan seluruh tubuh sebanyak 19 pasien
(38%).
Berdasarkan gejala dan tanda klinis yang dikeluhkan, menunjukkan bahwa
49 pasien (98%) mengeluh gatal, 1 pasien (2%) mengeluh munculnya lesi, 5 pasien
(10%) mengeluh timbul bintik, dan 3 pasien (6%) mengeluh kemerahan.
Berdasarkan effloresensi terlihat bahwa papula ditemukan pada 50 pasien
(100%), makula pada 12 pasien (24%), erosi pada 29 pasien (58%), skuama pada 7
pasien (14%), pustula dan krusta pada masing-masing 5 pasien (10%), serta vesikel
dan plak pada masing-masing 1 pasien (2%).
Berdasarkan manajemen menunjukkan bahwa manajemen secara
farmakoterapi dibagi menjadi dua, yaitu per oral dan topikal. Obat-obatan yang
diberikan per oral yakni antihistamin diberikan kepada 47 pasien (94%),
kortikosteroid diberikan kepada 20 pasien (40%), antibiotik kepada 1 pasien (2%),
ix
dan vitamin diberikan kepada 2 pasien (4%). Sedangkan, obat-obatan yang
diberikan secara topikal yakni antiektoparasit diberikan kepada 50 pasien (100%),
kortikosteroid diberikan kepada 41 pasien (82%), antibiotik diberikan kepada 42
pasien (84%), serta analgesik diberikan kepada 8 pasien (16%).
Dari data diatas dapat disimpulkan gambaran umum karakteristik skabies
pasien rawat jalan di Rumah Sakit Indera Denpasar periode Januari-Juni 2014 yang
paling sering dijumpai adalah jenis kelamin laki-laki, kelompok usia 0-10 tahun,
lokasi sela jari tangan, gejala dan tanda klinis berupa gatal pada satu atau beberapa
lokasi, serta effloresensi berupa papula.
Manajemen skabies pasien rawat jalan di Rumah Sakit Indera Denpasar
periode Januari-Juni 2014 meliputi pemberian obat topikal maupun per oral. Jenis
obat topikal yang paling sering diberikan adalah obat anti-ektoparasit dan jenis obat
per oral yang paling sering diberikan adalah anti histamin.
x
SUMMARY
Scabies is a contagious skin disease caused by infestation and sensitization
to Sarcoptes scabei hominis variant and its products. This disease is also known as
the itch, scabies or agogo itch. Scabies is found in almost all countries with different
prevalence. As many as 300 million people per year in the world reportedly attacked
by scabies.
This study was conducted to determine the incidence, characteristics and
management of scabies in Indera Hospital Denpasar. This study used descriptive
research design by observation and recording of medical records. The samples were
selected using purposive sampling technique.
Based on gender, it showed that of 50 patients were distributed as follows,
namely 35 male patients (70%) and 15 female patients (30%).
Based on age group, it showed that of 50 patients distributed as follows,
namely 25 patients (50%) aged 0-10 years, 10 patients (20%) aged 11-20 years, 4
patients (8 %) aged 21-30 years, 7 patients (14%) aged 31-40 years, 1 patient (2%)
aged 51-60 years, 1 patient (2%) aged 61-70 years, and 2 patients (4%) aged over
70 years .
Based on the location of symptoms, obtained that head in 1 patient (2%),
face in 1 patient (2%), neck in 2 patients (4%), body in 9 patients (18%), under the
breast in 1 patient (2%), abdominal in 23 patients (46%), back in 5 patients (10%),
armpits in 19 patients (38%), hand in 12 patients (24%), arm in 3 patients (6%),
elbow in 3 patients (6%), wrist in 2 patients (4%), fingers in 28 patients (56%),
palms in 3 patients (6%), buttocks in 16 patients (32%), genitals in 8 patients (16%),
groin in 6 patients (12%), foot in 9 patients (18%), knee in 2 patients (4%), ankle
in 1 patient (2%), toes in 11 patients (22%), sole in 2 patients (4%), and whole body
in 19 patients (38%).
Based on clinical signs and symptoms, showed that 49 patients (98%)
complained of itching, lesions in 1 patient (2%), emergence spots in 5 patients
(10%), and redness in 3 patients (6%).
Based efflorescence, seen that papules found in 50 patients (100%), macula
in 12 patients (24%), erosion in 29 patients (58%), scaling in 7 patients (14%),
pustules and crusts on each of 5 patients (10%), as well as vesicles and plaques on
each 1 patient (2%).
Based on the management, showed that pharmacotherapy was divided into
two, namely oral and topical. Drugs administered orally were antihistamine given
to 47 patients (94%), corticosteroids for 20 patients (40%), antibiotics for 1 patient
(2%), and vitamins for 2 patients (4%). Meanwhile, drugs administered topically
were anti ectoparasite given to 50 patients (100%), corticosteroids for 41 patients
(82%), antibiotics for 42 patients (84%), and analgesics for 8 patients (16%).
xi
From the data above, it can be concluded general overview of the most
common characteristics of scabies outpatient at Indera Hospital Denpasar period
from January to June 2014 was male gender, age group 0-10 years, location on the
fingers, symptoms and clinical signs was itching in one or several locations, and
efflorescence was papules.
Management of scabies outpatients at Indera Hospital Denpasar period from
January to June 2014 included the provision of topical and oral medications. Types
of topical drugs most often given was anti ectoparasites and types of oral was anti-
histamine.
xii
DAFTAR ISI
SAMPUL DALAM ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................. ii
HALAMAN PENETAPAN PANITIA PENGUJI .............................................. iii
KATA PENGANTAR ....................................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI ................................ v
ABSTRAK …………………………………………………………………….. vi
ABSTRACT …………………………………………………………………… vii
RINGKASAN …………………………………………………………………. viii
SUMMARY …………………………………………………………………… x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………………………… .. xvii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah............................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ................................................................................ 4
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................ 4
1.4 Manfaat Penelitian ………………………………………………… . 5
1.4.1 Manfaat bagi Peneliti .............................................................. 5
1.4.1.1 Manfaat Praktis ……………………………………… 5
1.4.1.2 Manfaat Teoritis ……………………………………… 5
1.4.2 Manfaat bagi Perguruan Tinggi……………………………… 5
1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat....................................................... 6
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ………………………………………………. 7
2.1 Skabies……………………………………………………………….. 7
2.1.1 Definisi...................................................................................... 7
2.1.2 Etiologi...................................................................................... 7
2.1.3 Patogenesis dan Patofisiologi.................................................... 7
2.1.4 Diagnosis……………………………………………………… 8
xiii
2.1.5 Tanda dan Gejala……………………………………………… 9
2.1.6 Manajemen……………………………………………………. 10
BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................... 11
3.1 Desain Penelitian …………… ........................................................... 11
3.2 Tempat dan Waktu Penelitian........................................................ 11
3.3 Populasi dan Sampel Penelitian .......................................................... 11
3.3.1 Populasi Penelitian ................................................................. 11
3.3.2 Sampel Penelitian ................................................................... 11
3.3.2.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi Sampel........................ . 12
3.3.2.2 Besar Sampel.......................................................... 12
3.3.2.3 Teknik Pemilihan Sampel……………………………. 13
3.4 Data........................ …………………………………………………. 13
3.4.1 Jenis dan Sumber Data........................................................ 13
3.4.2 Teknik Pengumpulan Data........................................................ 13
3.4.3 Definisi Operasional............................................................ 14
3.4.4 Analisis Data secara Deskriptif.............................................. 15
3.5 Alur Penelitian ................................................................................... 16
3.6 Anggaran Biaya ................................................................................. 17
3.7 Jadwal Penelitian ................................................................................ 18
BAB IV HASIL PENELITIAN ......................................................................... 19
4.1 Insiden ………………………. .......................................................... 19
4.2 Karakteristik ………………………………………………………… 19
4.2.1 Jenis kelamin ………………………………………………. .. 19
4.2.2 Kelompok usia ……………………………………………….. 20
4.2.3 Lokasi ……………………………………………………….. 22
4.2.4 Gejala dan karakteristik ……………………………………… 24
4.2.5 Effloresensi ………………………………………………….. 25
4.3 Manajemen dan Bahan Aktif Obat …………………………………. 27
BAB V PEMBAHASAN ……………………………………………………… 30
5.1 Insiden ………………………. .......................................................... 30
5.2 Karakteristik ………………………………………………………… 30
5.2.1 Jenis kelamin ………………………………………………. .. 30
xiv
5.2.2 Kelompok usia ……………………………………………….. 31
5.2.3 Lokasi ……………………………………………………….. 32
5.2.4 Gejala dan karakteristik ……………………………………… 33
5.2.5 Effloresensi ………………………………………………….. 33
5.3 Manajemen dan Bahan Aktif Obat …………………………………. 34
5.4 Keterbatasan Penelitian …………………………………………….. 35
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ……………………………………… 36
6.1 Kesimpulan …………………………………………………………. 36
6.2 Saran ………………………………………………………………… 36
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 37
LAMPIRAN …………………………………………………………………… 39
Lampiran 1 ... ................................................................................................ 39
Lampiran 2 ……… ....................................................................................... 51
Lampiran 3 ………….. ................................................................................. 52
xv
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Anggaran Biaya................................................................................... 17
Tabel 3.2 Jadwal Penelitian ................................................................................ 18
Tabel 4.1 Jenis Kelamin ……………………………………………………… . 19
Tabel 4.2 Kelompok Usia …………………………………………………….. 20
Tabel 4.3 Lokasi Munculnya Gejala ………………………………………… .. 22
Tabel 4.4 Gejala dan Karakteristik ……………………………………………. 24
Tabel 4.5 Effloresensi …………………………………………………………. 25
Tabel 4.6 Manajemen yang Didapat …………………………………………… 27
Tabel 4.7 Bentuk Sediaan dan Bahan Aktif Obat ……………………………… 28
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 Alur Penelitian .............................................................................. 16
Diagram 4.1 Jenis Kelamin …………………………………………………… 20
Grafik 4.1 Kelompok Usia …………………………………………………. 21
Grafik 4.2 Lokasi Munculnya Gejala ……………………………………… 23
Grafik 4.3 Gejala dan Karakteristik ……………………………………… .. 24
Grafik 4.4 Effloresensi …………………………………………………… .. 26
Grafik 4.5 Manajemen yang Didapat ………………………………………. 27
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Rekapan Rekam Medis ................................................................... 39
Lampiran 2. Surat Izin Melakukan Penelitian..................................................... 51
Lampiran 3. Ethical Cleareance ......................................................................... 52
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian
Kulit adalah organ tubuh terbesar yang memiliki beberapa fungsi, fungsi
yang terpenting adalah menjadi pelindung fisik terhadap lingkungan luar,
mengatur keluar masuknya air, elektrolit, dan berbagai zat lain yang
memberikan perlindungan terhadap mikroorganisme, radiasi ultraviolet,
zat-zat beracun, serta ancaman mekanik.
Kulit membentuk 16% dari berat tubuh manusia, dengan luas area
permukaan 1,8 m2 (Sanchez, 2005). Penyakit kulit dapat disebabkan oleh
beberapa hal, seperti bakteri, jamur, virus, kuman, parasit hewani, dan
sebagainya. Beberapa contoh penyakit kulit yang disebabkan oleh parasit
hewani yaitu pedikulosis, skabies, dan creeping disease (Putri, 2011).
Penyakit skabies adalah penyakit kulit menular yang disebabkan oleh
infestasi dan sensitisasi terhadap Sarcoptes scabei varian hominis dan
produknya. Penyakit ini dikenal juga dengan nama the itch, gudik atau gatal
agogo (Chandra, 2013).
Skabies terjadi hampir di seluruh belahan dunia terutama pada daerah-
daerah yang erat sekali kaitannya dengan lahan kritis, kemiskinan, padat
penduduk serta rendahnya sanitasi dan status gizi, baik pada hewan maupun
manusia. Penularan scabies terjadi melalui kontak langsung. Gejala utama
adalah gatal pada malam hari, lesi kulit berupa terowongan, papula,
vesikula, terutama pada tempat dengan stratum korneum yang tipis seperti
xix
sela-sela jari tangan, pergelangan tangan, siku bagian luar (sikut), lipat
ketiak, umbilikus, genetalia eksterna pria, areola mammae, telapak kaki dan
telapak tangan.
Skabies ditemukan hampir di semua negara dengan prevalensi yang
berbeda-beda (Putri, 2011). Sebanyak 300 juta orang per tahun di dunia
dilaporkan terserang skabies (Wardhana dkk, 2006). Suatu survei yang
dilakukan pada tahun 1983 diketahui bahwa disepanjang sungai Ucayali,
Peru, ditemukan beberapa desa di mana semua anak-anak dari penduduk
asli desa tersebut mengidap skabies. Behl pada tahun 1985 menyatakan
bahwa prevalensi skabies pada anak-anak di desa-desa Indian adalah 100%.
Sebuah penelitian yang dilakukan di Santiago, Chili, menunjukkan
bahwa insiden tertinggi terdapat pada kelompok umur 10-19 tahun (45%)
sedangkan di Sao Paolo, Brazil insiden tertinggi terdapat pada anak dibawah
umur 9 tahun. Di India, Gulati melaporkan prevalensi tertinggi pada anak
usia 5-14 tahun. Hal tersebut berbeda dengan laporan Srivatava yang
menyatakan prevalensi skabies tertinggi terdapat pada anak dibawah 5
tahun. Di negara maju prevalensi skabies sama pada semua golongan umur.
Pada tahun 1975 terjadi wabah skabies di perkampungan Indian di
Kepulauan San Blas, Panama. Penduduk didaerah tersebut hidup dalam
lingkungan yang padat dengan jumlah penghuni tiap rumah 13 orang atau
lebih. Pada survei pertama didapatkan prevalensi skabies sebesar 28% pada
suatu kelompok dan pada kelompok yang lain 42%. Dua tahun kemudian
dilakukan survei pada pulau Van lebih besar yang berpenduduk 2.000
orang. Pada survei tersebut ditemukan bahwa 90% penduduk mengidap
xx
skabies. Pada tahun 1986 survei di Indian lainnya berpenduduk 756 orang
didapatkan bahwa prevalensi skabies anak-anak yang berumur 10 tahun
adalah 61% dan pada bayi yang kurang dari 1 tahun adalah 84%.
Skabies merupakan penyakit endemik pada banyak masyarakat.
Penyakit ini dapat mengenai semua ras dan golongan di seluruh dunia.
Penyakit skabies banyak dijumpai pada anak dan orang dewasa muda,
insidennya sama terjadi pada pria dan wanita. Insiden skabies di negara
berkembang menunjukkan siklus fluktuasi yang sampai saat ini belum dapat
dijelaskan. Interval antara akhir dari suatu endemik dan permulaan
epidemik berikutnya kurang lebih 10-15 tahun (Anonim).
Skabies di beberapa negara berkembang termasuk Indonesia
mempunyai prevalensi yang cukup tinggi yaitu 6% hingga 27% dari
populasi umum dan cenderung tinggi pada anak-anak sampai dewasa. Di
pusat kesehatan masyarakat (PUSKESMAS) maupun di rumah sakit
rujukan, rata-rata infeksi kulit menduduki peringkat ke-2 setelah dermatitis.
Skabies menempati urutan ke-3 dari 10 urutan penyakit kulit terbesar pada
pelita IV (Syammarhan, 2011). Menurut Departemen Kesehatan RI (2000)
prevalensi skabies di Puskesmas seluruh Indonesia pada tahun 1986 adalah
4,6%-12,9%, dan skabies menduduki urutan ketiga dari 12 penyakit kulit
tersering. Di Bagian Kulit dan Kelamin FKUI/RSCM pada tahun 1988,
dijumpai 734 kasus skabies yang merupakan 5,77% dari seluruh kasus baru.
Pada tahun 1989 dan 1990 prevalensi skabies adalah 6% dan 3,9%.
Prevalensi skabies sangat tinggi pada lingkungan dengan tingkat kepadatan
penghuni yang tinggi dan kebersihan yang kurang memadai.
xxi
Berdasarkan latar belakang di atas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian mengenai insiden, karakteristik dan manajemen skabies di
Rumah Sakit Indera Denpasar.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalahnya adalah:
1. Bagaimana insiden skabies pasien rawat jalan di Rumah Sakit Indera
pada periode Januari-Juni 2014?
2. Bagaimana gambaran umum karakteristik skabies pasien rawat jalan di
Rumah Sakit Indera pada periode Januari-Juni 2014?
3. Bagaimana manajemen penyakit skabies pasien rawat jalan di Rumah
Sakit Indera pada periode Januari-Juni 2014?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Mengetahui gambaran umum dan manajemen skabies pasien rawat
jalan di Rumah Sakit Indera Denpasar pada periode Januari-Juni
2014.
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengetahui insiden skabies pasien rawat jalan di Rumah Sakit
Indera pada periode Januari-Juni 2014
2. Mengetahui gambaran umum karakteristik skabies pasien rawat
jalan di Rumah Sakit Indera pada periode Januari-Juni 2014
3. Mengetahui manajemen penyakit skabies pasien rawat jalan di
Rumah Sakit Indera pada periode Januari-Juni 2014
xxii
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat bagi Peneliti
1.4.1.1 Manfaat Praktis
1. Sebagai bahan pertimbangan untuk membuat
intervensi, baik farmakologis maupun non-
farmakologis, terhadap pasien skabies
2. Sebagai penerapan ilmu yang telah diperoleh kepada
masyarakat
1.4.1.2 Manfaat Teoritis
1. Memberikan informasi dan wawasan terbaru
mengenai skabies
2. Menambah pustaka pengetahuan di bidang
kesehatan, terutama kesehatan kulit dan menjadi
dasar atau referensi bagi peneliti selanjutnya
3. Menambah keterampilan peneliti dalam penyusunan
proposal penelitian sebagai salah satu aplikasi ilmu
selama menjalani pendidikan di Fakultas Kedokteran
Universitas Udayana
1.4.2 Manfaat bagi Perguruan Tinggi
1. Mewujudkan Tri Dharma Perguruan Tinggi, khususnya dalam
bidang penelitian
2. Meningkatkan kerjasama antara mahasiswa dan staff pengajar di
Universitas Udayana
xxiii
1.4.3 Manfaat bagi Masyarakat
Memberikan informasi dan referensi terbaru kepada masyarakat
mengenai skabies, sehingga masyarakat dapat mengenali dan
melakukan upaya preventif terhadap skabies