skripsi jadi

79
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Proses pembangunan hampir dipastikan akan membawa dampak yang meluas pada berbagai aspek kehidupan manusia, seperti dikemukakan Soerjono Soekanto (Dikdik M. Arief mansur, 2009: 84) bahwa pembangunan merupakan perubahan terencana dan teratur yang antara lain mencakup aspek-aspek politik, ekonomi, demografi psikologi, hukum, intelektual maupun teknologi. Berkaitan dengan pembangunan di bidang teknologi, pada masa kini peradaban dunia dicirikan dengan fenomena kemajuan teknologi informasi dan globalisasi yang berlangsung hampir di semua bidang kehidupan. Berkaitan dengan kemajuan teknologi informasi,manusia dihadirkan dengan adanya fenomena baru yang mampu mengubah hampir setiap aspek kehidupan, yaitu 1

Upload: tommy-andryan

Post on 28-Dec-2015

31 views

Category:

Documents


1 download

TRANSCRIPT

Page 1: skripsi jadi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Proses pembangunan hampir dipastikan akan membawa dampak

yang meluas pada berbagai aspek kehidupan manusia, seperti

dikemukakan Soerjono Soekanto (Dikdik M. Arief mansur, 2009: 84)

bahwa pembangunan merupakan perubahan terencana dan teratur yang

antara lain mencakup aspek-aspek politik, ekonomi, demografi psikologi,

hukum, intelektual maupun teknologi.

Berkaitan dengan pembangunan di bidang teknologi, pada masa

kini peradaban dunia dicirikan dengan fenomena kemajuan teknologi

informasi dan globalisasi yang berlangsung hampir di semua bidang

kehidupan. Berkaitan dengan kemajuan teknologi informasi,manusia

dihadirkan dengan adanya fenomena baru yang mampu mengubah

hampir setiap aspek kehidupan, yaitu perkembangan teknologi informasi

melalui internet (interconnection network).

Kemajuan teknologi informasi khususnya media internet, dirasakan

banyak memberikan manfaat seperti dari segi keamanan, kecepatan serta

kenyamanan. Contoh sederhana, dengan menggunakan media internet

sebagai sarana pendukung dalam pembayaran tagihan telepon, tagihan

listrik, telah membuat konsumen semakin nyaman dan antri untuk

1

Page 2: skripsi jadi

memperoleh layanan yang diinginkan karena proses pembayaran dapat

dilakukan di dalam rumah,kantor, bahkan di dalam kendaraan, begitu pula

tingkat keamanan dalam bertransaksi relatif terjamin karena transaksi

dilakukan secara online.

Kemudahan yang diperoleh melalui internet tentunya tidak menjadi

jaminan bahwa aktivitas yang dilakukan di media tersebut adalah aman

atau tidak melanggar norma. Di situlah kita harus jeli dalam melihat

permasalahan yang berkembang di dalam masyarakat.

Perkembangan teknologi informasi khususnya teknologi media

internet tidak hanya memenuhi kebutuhan dan memberikan kenyamanan

bagi masyarakat yang menginginkan sesuatu yang praktis tapi juga

menyebabkan munculnya jenis-jenis kejahatan baru, yaitu dengan

memanfaatkan komputer dan media internet sebagai modus operandi.

Melalui media internet beberapa jenis tindak pidana semakin mudah untuk

dilakukan seperti, tindak pidana pencemaran nama baik, pornografi,

pembobolan rekening, penipuan hingga tindak pidana perjudian

Kejahatan perjudian termasuk kejahatan yang hampir semua

lapisan masyarakat bisa melakukannya, mulai dari orang tua maupun

remaja. Yang marak terjadi sekarang ini adalah perjudian melalui media

online. Kejahatan perjudian yang biasanya dilakukan menggunakan alat

atau barang, sekarang bisa dilakukan melalui media internet. Dengan

menggunakan seperangkat komputer lengkap dengan sarana internet

2

Page 3: skripsi jadi

yang terhubung dengan komputer lain, orang bisa mengakses website

yang telah berisi permainan-permainan yang merupakan sarana untuk

melakukan perjudian.

Banyak jenis permainan yang dapat diakses untuk melakukan

perjudian, tapi tidak sedikit yang bisa dibuktikan dan dapat dengan mudah

diidentifikasi, tidak demikian halnya untuk kejahatan yang dilakukan

dengan menggunakan komputer. Banyak situs yang dapat diakses untuk

melakukan perjudian contohnya online gambling, atau online casino dalam

situs www.altavista.com atau www.lycos.com.

Para pembuat situs perjudian yang beredar di media internet

sebagian besar merupakan orang asing atau bukan orang indonesia yang

berada di luar negeri seperti di amerika atau negara-negara maju lainnya,

membuat adanya keterbatasan kemampuan para penegak hukum di

indonesia dalam menindak tegas kejahatan perjudian melalui media

online. Para pengguna dengan bebas mengakses situs-situs perjudian

yang memang dibuat gampang untuk diakses.

Permainan game online yang cukup marak di internet dan

berpeluang dijadikan ajang judi adalah poker. Selama tak ditukar dengan

benda materil maupun uang, permainan tersebut tak bisa dikategorikan

judi.

3

Page 4: skripsi jadi

Adapun aktivitas perjudian melaui media online yang dapat ditindak

oleh pihak penegak hukum di indonesia adalah penyedia jasa perjudian

yang dilakukan para pemilik warung internet (warnet). Permainan

dikendalikan oleh Server yang juga adalah penjaga warnet itu sendiri.

Server adalah orang yang mengakses situs perjudian yang akan

disambungkan ke beberapa komputer yang terpasang di warnet.

Perjudian melalui media online ini dilakukan di sebuah warung internet

atau warnet yang mempunyai banyak komputer dan semua terhubung

dengan internet yang akan menghubungkan pemain satu dengan yang

lainnya.

Khusus di Kota Makassar, salah satu modus operandi warnet yang

menyediakan judi online kepada pelanggannya itu, berupa permainan sky

menggunakan sebuah kartu. Setiap pelanggan yang ingin bermain harus

membeli kartu seharga Rp. 50.000,- yang dalam permainannya bernilai

Rp. 5.000,-

Permainannya cukup mudah, hanya dengan menebak gambar

dalam komputer yang tersambung ke internet, sistemnya pun juga dinilai

tidak sulit, jika tebakannya benar pemain langsung mendapatkan voucher

ratusan ribu, bahkan jutaan rupiah, sebaliknya, jika salah maka seluruh

poinnya hilang. Permainan yang cukup mudah ini membuat semua orang

bisa memainkannya.

4

Page 5: skripsi jadi

Berdasarkan uraian tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk

meneliti dan mengkaji masalah tersebut sebagai bentuk karya ilmiah

(skripsi) dengan judul : Tinjauan Kriminologis Terhadap Kejahatan

Perjudian Melalui Media Online (Studi Kasus Di Kota Makassar 2011-

2012)

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut di atas, maka

rumusan masalah yang akan dibahas adalah

1. Faktor-faktor apakah yang menjadi penyebab terjadinya

kejahatan perjudian melalui media online di Kota Makassar?

2. Bagaimanakah upaya yang dapat ditempuh oleh aparat

kepolisian dalam menanggulangi kejahatan perjudian melalui

media online di Kota Makassar?

C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu:

1. Untuk mengetahui faktor-faktor penyebab terjadinya kejahatan

perjudian melalui media online di Kota Makassar.

2. Untuk mengetahui upaya-upaya yang ditempuh oleh aparat

kepolisian dalam menanggulangi kejahatan perjudian melalui

media online di Kota Makassar.

5

Page 6: skripsi jadi

D. Kegunaan Penelitian

Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui :

1 Sebagai data kepada pembaca tentang tingkat kejahatan

perjudian melalui media online di Kota Makassar.

2. Untuk mendapatkan informasi sampai sejauh manakah upaya-

upaya yang ditempuh pihak kepolisian dalam meminimalisasi

terjadinya kejahatan perjudian melalui media online di Kota

Makassar.

3. Sebagai suatu karya yang dapat dijadikan referensi bagi para

peneliti yang akan meneliti lebih lanjut dengan tema yang sama.

6

Page 7: skripsi jadi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian dan Ruang Lingkup Kriminologi

Secara etimologi, Kriminologi berasal dari bahasa latin, yaitu kata

”crimen” dan ”logos”. Crimen berarti kejahatan, dan logos berarti ilmu.

Sehingga kriminologi secara harafiah berarti ilmu yang mempelajari

tentang kejahatan.

Ilmu kriminologi memiiki hubungan yang sangat erat dengan hukum

pidana. Dimana di antara ilmu kriminologi dan hukum pidana memiliki

hubungan yang bersifat timbal-balik dan saling tergantung. Hukum pidana

mempelajari akibat hukum dari perbuatan yang dilarang, sedangkan

kriminologi mempelajari sebab dan cara menghadapi kejahatan.

Adapun beberapa definisi-definisi tentang pengertian serta

pemahaman para pakar-pakar hukum tentang pengertian kriminologi,

antara lain :

Menurut Soejono Dirjosisworo (1984:3) mengemukakan pengertian

kriminologi sebagai berikut:

“Kriminologi adalah ilmu yang mempelajari sebab akibat, perbaikan dan pencegahan kejahatan, sebagai gejala manusia dengan menghimpun sumbangan-sumbangan berbagai ilmu pengetahuan, tugas, kriminologi merupakan sasaran atau sarana untuk mengetahui sebab-sebab kejahatan dan akibatnya mempelajari cara-cara mencegah kemungkinan timbulnya kejahatan”

7

Page 8: skripsi jadi

Sutherland (W.M.E Noach, 1992:7) memberikan definisi bahwa :

“Kriminologi adalah keseluruhan ilmu pengetahuan yang bertalian dengan perbuatan jahat sebagai gejala sosial. Termasuk dalam bidang kriminologi ialah terbentuknya undang-undang, pelanggaran terhadap ketentuan perundang-undangan dan reaksi terhadap pelanggaran itu”

Selanjutnya Bonger (Topo Santoso dan Eva, 2003:9)

mendefinisikan bahwa “Kriminologi adalah suatu ilmu pengetahuan yang

bertujuan menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya.”

Constant (W.M.E Noach, 1992:8) memandang kriminologi

Sebagai :

Ilmu pengetahuan empirik, yang bertujuan menentukan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya perbuatan jahat dan penjahat (aetiologi). Untuk itu diperhatikannya, baik faktor-faktor sosial dan ekonomi maupun faktor-faktor individual dan psikologi.

Kriminologi sebagai ilmu pengetahuan dari semua aspek

kriminalitas terletak diantara ilmu-ilmu pengetahuan lain yang juga sibuk

membahas aspek-aspek kriminalitas. Ilmu-ilmu pengetahuan terpenting

yang dimaksudkan yaitu ilmu hukum pidana, sosiologi dan psikologi, yang

semuanya saling berhubungan, dan bersama dengan kriminologi

dipayungi sebahagian oleh etika. Di samping itu kriminologi menggunakan

sedikit banyak hasil-hasil dari ilmu-ilmu pengetahuan lain. Tetapi

hubungan dengan ilmu-ilmu pengetahuan itu bersifat sepihak. Sebaiknya,

terhadap ilmu hukum pidana, sosiologi, psikologi, dan etika dapat

dikatakan hubungan timbal balik, dalam arti, bahwa kriminologi ada

8

Page 9: skripsi jadi

kalanya menggunakan hasil-hasil dari ilmu-ilmu tersebut, dan ada kalanya

juga memberikan hasil-hasilnya sendiri kepada ilmu-ilmu tadi.

Objek kriminologi adalah yang melakukan kejahatan itu sendiri,

yang dimana tujuannya adalah mempelajari apa sebabnya orang

melakukan kejahatan, apakah kejahatan itu timbul karena bakat orang itu

adalah jahat ataukah disebabkan karena keadaan masyarakat sekitarnya

baik keadaan sosiologis maka dapatlah diadakan tindakan-tindakan agar

orang tidak berbuat demikian lagi dan mengadakan pencegahan

disamping pemidanaan

Ilmu kriminologi tidak mengenal perbedaan antara pelanggaran dan

kejahatan. Jadi semua pelanggaran jika dikaji dalam ilmu kriminologi

disamakan dengan tindak kejahatan. Dengan ini Penulis merasa perlunya

turut memberikan penjelasan mengenai kejahatan.

Kejahatan menurut tata bahasa merupakan perbuatan atau tindakan

yang jahat seperti yang lazim orang ketahui atau dengarkan.

Menurut Wood (Sahetapy,1992:7), merumuskan definisi kriminologi

bahwa: “Sebagai ilmu pengetahuan tentang perbuatan jahat dan perilaku

tercela yang menyangkut orang-orang yang terlibat dalam perilaku jahat

dan perbuatan tercela”.

Demikian pula menurut W.A Bonger (Topo Santoso dan Eva,2003:9)

mengemukakan bahwa “Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang

bertujuan untuk menyelidiki gejala kejahatan seluas-luasnya”.

9

Page 10: skripsi jadi

Lebih lanjut menurut W. A. Bonger (Topo Santoso,2003:9-10)

membagi kriminologi menjadi kriminologi murni yang mencakup:

1. Antropologi Kriminal, yaitu ilmu pengetahuan tentang manusia

yang jahat (somatis).

2. Sosiologi Kriminal, yaitu ilmu pengetahuan tentang kejahatan

sebagai suatu gejala masyarakat.

3. Psikologi kriminal, yaitu ilmu pengetahuan tentang penjahat

dilihat dari sudut jiwanya.

4. Psikopatologi dan Neuropatologi Krimina, yaitu ilmu tentang

penjahat yang sakit jiwa.

5. Penologi, yaitu ilmu tentang tumbuh dan berkembangnya

hukuman.

Ruang lingkup kriminologi yaitu Kriminologi harus dapat

menjelaskan faktor-faktor atau aspek-aspek yang terkait dengan

kehadiran kejahatan dan menjawab sebab-sebab seseorang melakukan

kejahatan.

Menurut Sutherland (Topo Santosos dan Eva 2003:9), kriminologi

terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:

a) Etiologi kriminal, yaitu usaha secara ilmiah untuk mencari

sebab-sebab kejahatan;

10

Page 11: skripsi jadi

b) Penologi, yaitu pengetahuan yang mempelajari tentang

sejarah lahirnya hukuman, perkembangannya serta arti dan

faedahnya;

c) Sosiologi hukum (pidana), yaitu analisis ilmiah terhadap

kondisi yang mempengaruhi perkembangan hukum pidana;

Sedangkan menurut A.S Alam (2010: 2) kriminologi mencakup tiga

hal pokok, yakni :

1. Proses pembuatan hukum pidana dan acara pidana (making

laws). Yang dibahas dalam proses pembuatan hukum

pidana adalah:

a) Definisi kejahatan

b) Unsur-unsur kejahatan

c) Relativitas pengertian kejahatan

d) Penggolongan kejahatan

e) Statistik kejahatan

2. Etiologi kriminal, yang membahas teori-teori yang

menyebabkan terjadinya kejahatan (breaking of laws). Yang

dibahas dalam etiologi kriminal adalah:

a) Aliran-aliran (mazhab-mazhab) kriminologi

b) Teori-teori kriminologi

c) Berbagai perspektif kriminologi

3. Reaksi terhadap pelanggaran hukum (reacting toward the

breaking laws). Reaksi dalam hal ini bukan hanya ditujukan

11

Page 12: skripsi jadi

kepada pelanggar hukum berupa tindakan represif tetapi

juga rekasi terhadap calon pelanggar hukum berupa upaya-

upaya pencegahan kejahatan (criminal prevention). Yang

dibahas dalam bagian ketiga adalah perlakuan terhadap

pelanggar-pelanggar hukum adalah:

a) Teori-teori penghukuman

b) Upaya-upaya penanggulangan kejahatan, baik berupa

tindakan pre-emtif, preventif, represif dan rehabilitatif

Berdasar rumusan para ahli di atas tentang kriminologi, mereka

mempunyai persamaan satu dengan yang lainnya, meskipun variasi

bahasa dalam mengungkapkan kriminologi berbeda, tetapi perbedaan itu

tidak mempengaruhi hakekat kriminologi sebagai suatu ilmu yang

berorientasi kepada kejahatan, mencari sebab orang melakukan kejahatan

dan mencari mengapa orang menjadi jahat, reaksi masyarakat terhadap

kejahatan dan pelaku,sekaligus mencari cara atau upaya untuk

menanggulangi kejahatan serta mendidik penjahat agar kembali baik di

mata masyarakat

B. Pengertian dan Unsur-Unsur Kejahatan

1. Pengertian Kejahatan

Menurut A.S. Alam (2010: 16-17) ada dua sudut pandang untuk

mendefenisikan kejahatan, Yaitu :

12

Page 13: skripsi jadi

a) Sudut pandang hukum, kejahatan dari sudut pandang ini adalah

setiap tingkah laku yang melanggar hukum pidana.

Bagaimanapun jeleknya suatu perbuatan sepanjang perbuatan

itu tidak dilarang diperundang-undangan pidana perbuatan itu

tetap sebagai perbuatan yang bukan kejahatan.

b) Sudut pandang masyarakat, kejahatan dari sudut pandang ini

adalah setiap perbuatan yang melanggar norma-norma yang

masih hidup di dalam masyarakat.

Sedangkan menurut M. A. Elliat ( Gumilang, 1993: 4 )

mengemukakan bahwa:

“Kejahatan adalah suatu masalah dalam masyarakat modern atau tingkah laku yang gagal dan melanggar hukum dapat dijatuhi hukuman penjara, hukuman mati dan hukuman denda dan lain-lain”.

Menurut Bonger (Gumilang, 1993:4) bahwa :

“Kejahatan merupakan perbuatan anti sosial yang secara sadar mendapat reaksi dari Negara merupakan pemberian derita, dan kemudian sebagai reaksi terhadap rumusan-rumusan hukum mengenai kejahatan”

Selanjutnya Bonger (A. S. Alam, 2010: 21) membagi kejahatan

berdasar motif pelakunya sebagai berikut:

a) Kejahatan ekonomi (economic crime), misalnya penyelundupan

b) Kejahatan seksual (sexual crime), misalnya perbuatan zinah

c) Kejahatan politik (political crime), misalnya pemberontakan PKI

13

Page 14: skripsi jadi

d) Kejahatan lain-lain (miscelianeaus crime), misalnya

penganiayaan

Berdasarkan pengertian-pengertian diatas, maka kejahatan dapat

ditinjau dari dua segi, yaitu dari segi yuridis dan dari segi sosiologis.

Secara yuridis, kejahatan merupakan segala tingkah laku atau perbuatan

manusia yang dapat dipidana sesuai dengan aturan hukum pidana.

Sedangkan secara sosiologis, kejahatan merupakan perbuatan anti sosial

yang sifatnya merugikan masyarakat.

2. Unsur-unsur pokok Kejahatan

Kejahatan juga mempunyai beberapa unsur. Seperti yang

dikemukakan A.S. Alam (2010: 18-19) untuk menyebut sesuatu perbuatan

sebagai kejahatan ada tujuh unsur pokok yang saling berkaitan yang

harus dipenuhi. Ketujuh unsur tersebut adalah:

a) Ada perbuatan yang menimbulkan kerugian;

b) Kerugian tersebut telah diatur di dalam Kitab Undang-

undang Hukum Pidana (KUHP);

c) Harus ada perbuatan;

d) Harus ada maksud jahat;

e) Ada peleburan antara maksud jahat dan perbuatan jahat;

f) Harus ada perbauran antara kerugian yang telah diatur di

dalam KUHP dengan perbuatan;

14

Page 15: skripsi jadi

g) Harus ada sanksi pidana yang mengancam perbuatan

tersebut.

3. Klasifikasi Kejahatan

Kejahatan dapat digolongkan atas beberapa golongan berdasarkan

beberapa pertimbangan:

Menurut Bonger (A. S. Alam 2010: 21) membagi kejahatan

berdasarkan motif pelakunya sebagai berikut:

a) Kejahatan (economic crime), misalnya penyelundupan.

b) Kejahatan seksual (sexual crime), misalnya perbuatan zinah.

c) Kejahatan politik (political crime), misalnya pemberontakan

PKI

d) Kejahatan lain-lain (miscelianeaus crime), misalnya

penganiayaan.

Sedangkan menurut A. S. Alam (2010: 21-23) menbagi kejahatan

berdasarkan berat atau ringan ancaman pidana:

a) Kejahatan, yakni semua pasal-pasal yang disebut di dalam

buku ke-II (dua) KUHP. Seperti pembunuhan, pencurian, dll.

Golongan inilah dalam bahasa inggris disebut felony.

Ancaman pidana pada golongan ini kadang-kadang pidana

mati, penjara seumur hidup, atau pidana penjara sementara.

b) Pelanggaran, yakni semua pasal-pasal yang disebut di

dalam buku ke-III (tiga) KUHP, seperti saksi di depan

15

Page 16: skripsi jadi

persidangan memakai jimat pada waktu ia harus memberi

keterangan dengan bersumpah, dihukum dengan kurungan

selama-lamanya 10 hari atau denda. Pelanggaran di dalam

bahasa inggris disebut misdemeanor. Ancaman

hukumannya biasanya hukuman denda saja.

C. Pengertian Perjudian

Pada hakekatnya perjudian sangat bertentangan dengan agama.

Tidak ada agama yang membolehkan seseorang untuk berjudi. Juga

bertentangan dengan kesusilaan dan moral pancasila serta

membahayakan masyarakat, bangsa dan negara. Perjudian mempunyai

dampak yang negatif merugikan mental dan moral masyarakat terutama

generasi muda. Judi adalah suatu masalah sosial yang sulit untuk

ditanggulangi dan timbulnya judi tersebut sudah ada sejak adanya

peradaban manusia.

Menurut kamus besar Bahasa indonesia, “judi” atau “perjudian”

adalah “permainan dengan memakai uang sebagai taruhan”. Berjudi

adalah “mempertaruhkan sejumlah uang atau harta dalam permainan

tebakan berdasarkan kebetulan, dengan tujuan mendapatkan sejumlah

uang atau harta yang lebih besar daripada jumlah uang atau harta

semula”.

Menurut kamus bahasa belanda “hazardspel” yang juga

diterjemahkan dalam KUHP yang menyertakan komentar, judi adalah

tiap-tiap permainan yang mendasarkan pengaharapan buat menang pada

16

Page 17: skripsi jadi

umumnya bergantung kepada untung-untungan saja, dan juga kalau

pengharapan itu menjadi tambah besar karena kepintaran dan kebiasaan

pemain.

Termasuk juga “hazardspel” ialah pertaruhan tentang keputusan

perlombaan atau permainan lain yang tidak diadakan oleh mereka yang

turut berlomba atau bermain itu juga segala pertaruhan yang lain-lain.

Menurut Kartini Kartono (2005 : 56), perjudian adalah pertaruhan

dengan sengaja, yaitu mempertaruhkan satu nilai atau sesuatu yang

dianggap bernilai dengan menyadari adanya resiko dan harapan-harapan

tertentu pada peristiwa-peristiwa, permainan pertandingan, perlombaan

dan kejadian-kejadian yang tidak/belum pasti hasilnya.

Penjelasan tentang perjudian terdapat dalam Pasal 303 ayat (3)

KUHP yang telah dirubah dengan Undang-undang nomor 7 tahun 1974

tentang Penertiban Perjudian disebutkan bahwa yang disebut permainan

judi adalah “tiap-tiap permainan, yang mendasarkan pengharapan agar

menang pada umumnya bergantung kepada untung-untungan saja, dan

juga kalau pengharapan itu bertambah besar karena kepintaran dan

kebiasaan pemain. Yang juga terhitung main judi adalah pertaruhan

tentang keputusan perlombaan atau permainan lain, yang tidak diadakan

oleh mereka yang turut berlomba atau bermain itu, demikian juga segala

pertaruhan yang lain-lain”.

Perjudian dalam pasal 1 Undang-undang Nomor 7 tahun 1974

tentang Penertiban Perjudian disebut sebagai “tindak pidana dan identik

17

Page 18: skripsi jadi

dengan kejahatan, tetapi pengertian dari tindak pidana perjudian pada

dasarnya tidak disebutkan secara jelas dan terinci baik dalam KUHP

maupun dalam Undang-undang Nomor 7 tahun tahun 1974 tentang

penertiban perjudian”. Dalam penjelasan Undang-undang Nomor 7 tahun

1974 disebutkan adanya pengklasifikasian terhadap segala terhadap

segala macam bentuk tindak pidana perjudian sebagai kejahatan, dan

memberatkan ancaman hukumannya. Ancaman hukuman yang berlaku

sekarang ternyata sudah tidak sesuai lagi dan tidak membuat pelakunya

jera. Salah satu ketentuan merumuskan ancaman terhadap tindak pidana

perjudian adalah Pasal 303 dan Pasal 303 bis KUHP yang telah dirubah

dengan Undang-undang Nomor 7 tahun 1974. Dengan adanya ketentuan

dalam KUHP tersebut, maka permainan perjudian dapat digolongkan

menjadi dua macam, yaitu :

1. Perjudian yang bukan merupakan tindak pidana kejahatan

apabila pelaksanaannya telah mendapat ijin dari pejabat yang

berwenang.

2. Perjudian yang merupakan tindak pidana kejahatan, apabila

pelaksanaannya tidak mendapat ijin dari dari pejabat yang

berwenang.

Pasal 303 bis KUHP juga menyebutkan unsur- unsurnya, yaitu:

a) Menggunakan kesempatan untuk bermain judi dan

b) Melanggar Pasal 303 KUHP.

18

Page 19: skripsi jadi

Rumusan Pasal 303 KUHP bis tersebut sama dengan Pasal 542

KUHP yang telah dihapus dan diganti dengan Pasal 303 bis KUHP yang

semula merupakan pelanggaran dengan ancaman pidana pada ayat (1)

nya maksimal satu bulan pidana kurungan atau pidana denda paling

banyak tiga ratus rupiah.

Masalah judi maupun perjudian lebih tepat disebut sebagai suatu

tindak kriminal karena dampak buruk dari perjudian dapat menyebabkan

seseorang melakukan tindakan kejahatan yang mau tidak mau akan dia

lakukan agar mendukung kejahatan perjudian, seperti pencurian dan

pemerasan agar mendapatkan uang untuk modal untuk melakukan

perjudian. Kejahatan perjudian bukan hanya dilakukan oleh orang dewasa

saja, remaja dan bahkan anak-anak sudah mulai mencoba dan tidak

sedikit yang telah mahir.

Letak kepuasan dari perjudian itu ada di unsur minat dan

pengharapan yang meninggi dan juga unsur ketegangan yang disebabkan

oleh ketidakpastian untuk menang atau kalah. Membuat hati menjadi

tegang dan hasrat untuk terus bermain. Ketegangan semakin memuncak

karena merasa nasibnya akan selalu beruntung karena kepercayaan akan

sesuatu yang bisa membuat mereka semakin percaya jika mereka akan

selalu memang. Inilah faktor-faktor yang membuat semakin maraknya

perjudian dan menjadikan orang-orang dengan nafsu berjudi yang tidak

terkendali lagi dan menjadikan mereka penjudi-penjudi dengan tidak

mengenal rasa jera

19

Page 20: skripsi jadi

D. Perjudian Dalam Perspektif Hukum

Dalam perspektif hukum, perjudian merupakan salah satu tindak

pidana yang sangat meresahkan masyarakat. Maka, sehubungan dengan

itu semua tindak pidana perjudian dikatakan sebagai kejahatan

sebagaimana diatur dalam Undang-undang nomor 7 tahun 1974 tentang

Penertiban Perjudian.

Mengenai batasan perjudian sendiri diatur dalam dalam Pasal 303

Ayat (3) KUHP dirumuskan bahwa :

“Yang disebut permainan judi adalah tiap-tiap permainan, di mana pada umumnya kemungkinan mendapat untung bergantung pada peruntungan belaka, juga karena permainannya lebih terlatih atau lebih mahir. Di situ termasuk segala pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau permainan lain-lainnya yang tidak diadakan antara mereka yang turut berlomba atau bermain, demikian juga segala pertaruhan lainnya. Ancaman pidana perjudian sebenarnya sudah cukup berat, yaitu dengan hukuman pidana penjara paling lama 10 tahun atau denda sebanyak-banyaknya Rp. 25.000.000,- (Dua puluh lima juta rupiah).

Dalam pasal 303 KUHP jo. Pasal 2 Undang-undang nomor 7 tahun

1974 dirumuskan bahwa :

1) Diancam dengan pidana penjara paling lama sepuluh tahun atau pidana denda paling banyak dua puluh lima juta rupuah, barangsiapa tanpa mendapat ijin:1. Dengan sengaja menawarkan atau memberikan

kesempatan untuk permainan judi dan menjadikannya sebagai mata pencaharian atau dengan sengaja turut serta dalam suatu perusahaan untuk itu.

2. Dengan sengaja menawarkan atau memberi kesempatan kepada khalayak umum untuk bermain judi atau dengan sengaja turut serta dalam perusahaan untuk itu, dengan tidak peduli apakah untuk menggunakan kesempatan adanya sesuatu syarat atau dipenuhinya sesuatu tata cara.

3. Menjadikan turut serta pada permainan judi sebagai pencaharian.

20

Page 21: skripsi jadi

2) Kalau yang bersalah melakukan kejahatan tersebut dalam menjalankan pencahariannya, maka dapat dicabut haknya untuk menjalankan pencahariannya itu.

Meskipun masalah perjudian sudah diatur dalam peraturan

perundang-undangan, tetapi baik dalam KUHP maupun Undang-undang

Nomor 7 tahun 1974 ternyata masih mengandung beberapa kelemahan.

Beberapa kelemahannya adalah:

1) Perundang-undangan hanya mengatur perjudian yang dijadikan

mata pencaharian, sehingga kalau seseorang melakukan

perjudian yang bukan sebagai mata pencaharian maka dapat

dijadikan celah hukum yang memungkinkan perjudian tidak

dikenakan hukuman pidana.

2) Perundang-undangan hanya mengatur tentang batas maksimal

hukuman, tetapi tidak mengatur tentang batas minimal

hukuman, sehingga dalam praktek peradilan, majelis hakim

seringkali dalam putusannya sangat ringan hanya beberapa

bulan saja atau malah dibebaskan.

3) Pasal 303 bis Ayat (1) ke-2, hanya dikenakan terhadap

perjudian yang bersifat ilegal, sedangkan perjudian yang legal

atau ada izin penguasa sebagai pengecualian sehingga tidak

dapat dikenakan pidana terhadap pelakunya. Dalam praktek izin

penguasa ini sangat mungkin disalahgunakan, seperti adanya

KKN (Korupsi, kolusi, dan nepotisme) dengan pejabat yang

berwenang.

21

Page 22: skripsi jadi

Dalam Undang-undang Nomor 11 tahun 2008 tentang Informasi

dan Transaksi Elektronik, perjudian online diatur dalam Pasal 27 ayat (2)

yaitu :

Setiap Orang dengan sengaja dan tanpa hak mendistribusikan dan/atau mentransmisikan dan/atau membuat dapat diaksesnya Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik yang memiliki muatan perjudian dengan pidana penjara paling lama 6 (enam) tahun dan/atau denda paling banyak Rp1.000.000.000,00 (satu miliar rupiah).

Seperti yang sudah diketahui, didalam kehidupan bermasyarakat,

perjudian sudah menjadi suatu penyakit yang susah untuk disembuhkan.

Maka perlu upaya-upaya yang sungguh-sungguh dan sistematis, tidak

hanya dari pemerintah dan aparat penegak hukum saja, tetapi juga dari

kesadaran hukum dan partisipasi masyarakat untuk bersama-sama dan

bahu membahu menanggulangi dan memberantas semua bentuk

perjudian.

E. Pengertian Media Online & Munculnya sebuah Fasilitas Kriminal

Baru

1. Media Online

Media online merupakan salah satu sarana untuk berhubungan

dengan orang lain melalui internet. Media internet yang juga disebut

media online seperti yang dinyatakan oleh Ashadi Siregar (http://arya-

neo.blogspot.com/2010/10/pengertian-media-online.html) adalah

“sebutan umum untuk sebuah bentuk media yang berbasis telekomunikasi

22

Page 23: skripsi jadi

dan multimedia (baca-komputer dan internet). Didalamnya terdapat portal,

website (situs web), radio-online, TV-online, pers online, mail-online, dll,

dengan karakteristik masing-masing sesuai dengan fasilitas yang

memungkinkan user memanfaatkannya”.

Menurut iswara (http://ciptoabiyahya.wordpress.com/2012/

03/09/sekilas-tentang-media-online/) Salah satu desain media online

yang paling umum diaplikasikan dalam praktik jurnalistik modern dewasa

ini adalah berupa situs berita. Situs berita atau portal informasi sesuai

dengan namanya merupakan pintu gerbang informasi yang

memungkinkan pengakses informasi memperoleh aneka fitur fasilitas

teknologi online dan berita didalamnya. Content-nya merupakan

perpaduan layanan interaktif yang terkait informasi secara langsung,

misalnya tanggapan langsung, pencarian artikel, forum diskusi, dll; dan

atau yang tidak berhubungan sama sekali dengannya, misalnya games,

chat,kuis,dll.

Lebih lanjut tentang media online berupa portal informasi ini,

dijelaskan bahwa karakteristik umum yang dimiliki media jenis ini, yaitu:

1) Kecepatan (aktualitas) informasi Kejadian atau peristiwa yang  terjadi di lapangan dapat langsung di upload ke dalam situs web media online ini, tanpa harus menunggu hitungan menit, jam atau hari, seperti yang terjadi pada media elektronik atau media cetak. Dengan demikian mempercepat distribusi informasi ke pasar (pengakses), dengan jangkauan global lewat jaringan internet, dan dalam waktu bersamaan .dan umumnya informasi yang ada tertuang dalam bentuk data dan fakta bukan cerita.

23

Page 24: skripsi jadi

2) Adanya pembaruan (updating) informasi.Informasi disampaikan secara terus menerus, karena adanya pembaruan (updating) informasi. Penyajian yang bersifat realtime ini menyebabkan tidak adanya waktu yang diiistemewakan (prime time) karena penyediaan informasi berlangsung tanpa putus, hanya tergantung kapan pengguna mau mengaksesnya.

3) InteraktivitasSalah satu keunggulan media online ini yang paling membedakan dirinya dengan media lain adalah fungsi interaktif. Model komunikasi yang digunakan media konvensional biasanya bersifat searah (linear) dan bertolak dari kecenderungan sepihak dari atas (top-down). Sedangkan media online bersifat dua arah dan egaliter. Berbagai features yang ada seperti chatroom, e-mail, online polling/survey, games, merupakan contoh interactive options yang terdapat di media online. Pembaca pun dapat menyampaikan keluhan, saran, atau tanggapan ke bagian redaksi dan bisa langsung dibalas.

4) PersonalisasiPembaca atau pengguna semakin otonom dalam menentukan informasi mana yang ia butuhkan. Media online memberikan peluang kepada setiap pembaca hanya mengambil informasi yang relevan bagi dirinya, dan menghapus informasi yang tidak ia butuhkan. Jadi selektivitas informasi dan sensor berada di tangan pengguna (self control).

5) Kapasitas muatan dapat diperbesarInformasi yang termuat bisa dikatakan tanpa batas karena didukung media penyimpanan data yang ada di server komputer dan sistem global. Informasi yang pernah disediakan akan tetap tersimpan, dan dapat ditambah kapan saja, dan pembaca dapat mencarinya dengan mesin pencari (search engine).

6) Terhubung dengan sumber lain (hyperlink) Setiap data dan informasi yang disajikan dapat dihubungkan dengan sumber lain yang juga berkaitan dengan informasi tersebut, atau disambungkan ke bank data yang dimiliki media tersebut atau dari sumber-sumber luar. Karakter hyperlink ini juga membuat para pengakses bisa berhubungan dengan pengakses lainnya ketika masuk ke sebuah situs media online dan menggunakan fasilitas yang sama dalam media tersebut, misalnya dalam chatroom, lewat e-mail atau games.

24

Page 25: skripsi jadi

2. Munculnya Sebuah Fasilitas Kriminal Baru

Dari beberapa karakteristik umum dari media online yang telah

dipaparkan, salah satunya adalah terhubung dengan sumber lain.

Membuat para pengakses bisa berhubungan dengan pengakses lainnya

ketika masuk ke sebuah situs media online.

Menurut Dikdik M. Arief Mansur (2009: 87-88), Dengan

memperhatikan karakteristik internet yang demikian khusus, maka internet

dapat menjadi media yang memudahkan seseorang untuk melakukan

berbagai tindak pidana yang berbasiskan teknologi informasi. Lebih lanjut

Dikdik mengatakan bahwa bahkan di beberapa websites dijumpai adanya

space (ruang) untuk melakukan aktivitas perjudian.

Ini adalah sebuah faktor pendorong para pelaku kejahatan

perjudian membuat sebuah fasilitas bernama “Judi Online”. Judi online

sendiri tidak jauh beda dengan aktifitas perjudian yang lain, yang

membedakannya adalah judi online membutuhkan komputer yang

menggunakan internet sebagai sarana penghubung dengan orang lain

yang juga juga sedang bermain judi yang telah diatur oleh bandar atau

server.

F. Teori Sebab Terjadinya Kejahatan

Ada beberapa teori sebab-sebab terjadinya kejahatan, antara lain

adalah :

25

Page 26: skripsi jadi

1. Teori Born Criminal

Teori ini lahir dari Cesare Lombrosso yang berasal dari ide

yang diilhami oleh teori Darwin tentang evolusi manusia. Di sini

Lombroso membantah tentang sifat free will yang dimiliki manusia.

Doktrin atavisme menurutnya membuktikan adanya sidat hewani

yang diturunkan oleh nenek moyang manusia. Gen ini dapat

muncul sewaktu-waktu dari turunannya yang memunculkan sifat

jahat pada manusia modern.

Berdasarkan penelitiannya ini, lombrosso mengklasifikasikan

penjahat kedalam 4 golongan, yaitu:

a. Born criminal, yaitu orang yang berdasarkan pada

doktrin atavisme.

b. Insane criminal, yaitu yang menjadi penjahat sebagai

hasil dari beberapa perubahan dalam otak mereka yang

mengganggu kemampuan mereka untuk membedakan

antar benar dan salah.

c. Occasional criminal, atau criminaloid, yaitu pelaku

kejahatan berdasarkan pengalaman yang terus-

menerus sehingga mempengaruhi pribadinya.

d. Criminal of passion, yaitu pelaku kejahatan yang

melakukan tindakannya karena marah, cinta, atau

karena kehormatan.

26

Page 27: skripsi jadi

2. Teori Anomie

Teori ini memusatkan perhatian pada kekuatan-kekuatan

sosial (social forces) yang menyebabkan orang melakukan aktivitas

kriminal. Teori ini berasumsi bahwa kelas sosial dan tingkah laku

kriminal saling berhubungan. Pada penganut teori anomie

beranggapan bahwa seluruh anggota masyarakat mengikuti

seperangkat nilai-nilai budaya, yaitu nilai-nilai budaya kelas

menengah, yakni adanya anggapan bahwa nilai budaya terpenting

adalah keberhasilan dalam ekonomi. Karena orang-orang kelas

bawah tidak mempunyai sarana-sarana yang sah (legitimate

means) untuk mencapai tujuan tersebut, seperti gaji tinggi, bidang

usaha yang maju, mereka menjadi frustasi dan beralih

menggunakan sarana-sarana yang tidak sah (illegitimate means).

3. Teori Penyimpangan Budaya (Cultural Deviance Theories)

Cultural deviance theories terbentuk antara 1925 dan 1940.

Teori ini memusatkan perhatian kepada kekuatan-kekuatan sosial

(social forces) yang menyebabkan orang melakukan aktivitas

kriminal. Teori ini juga memandang kejahatan sebagai seperangkat

nilai-nilai yang khas pada lower class. Proses penyesuaian diri

dengan sistem nilai kelas bawah yang menentukan tingkah laku di

daerah-daerah kumuh, menyebabkan benturan dengan hukum-

hukum masyarakat.

27

Page 28: skripsi jadi

4. Teori Positivis

Teori ini berkeyakinan bahwa prilaku manusia di sebabkan/di

tentukan sebagian oleh faktor-faktor biologis,sebagian besar

merupakan pencerminan karakteristik dunia sosial cultural dimana

manusia hidup. Dalam teori ini bahwa kejahatan yang dilakukan

oleh seseorang bisa di sebabkan oleh pengaruh-pengaruh baik dari

dalam maupun dari luar sehingga para pelaku kejahatan tidak

dapat hanya di pidana saja,akan tetapi harus dilakukan dengan

menyelesaikan penyebab nya terlebih dahulu. Jadi dalam teori ini

kita harus bisa mencari mengapa seseorang melakukan kejahatan.

5. Teori Lingkungan

Teori lingkungan disebut juga dengan mazhap perancis yang

dipelopori oleh seseorang sarjana Perancis yang bernama A.

Lacassagne. Seperti yang dikutip oleh R. Soesilo (1996) A.

Lacassagne berpendapat bahwa penyebab dari suatu kejahatan

yang terpenting adalah keadaan sosial di sekeliling manusia yang

merupakan salah satu pemberian untuk kejahatan. Adaikata si

penjahat itu adalah kuman, maka ia tidak berarti apa-apa, barulah

apabila kuman itu mejumpai pembenihan yaitu unsur dari luar baru

ia dapat berkembang.

Kemudian A.Lacassgne menyatakan bahwa kejahatan itu

terjadi disebabkan oleh:

28

Page 29: skripsi jadi

a. Lingkungan yang memberikan kesempatan untuk

melakukan kejahatan

b. Lingkungan pergaulan yang member contoh (teladan)

c. Lingkungan pergaulan yang berbeda- beda

G. Teori Upaya Penanggulangan Kejahatan

Perjudian dalam bentuk apapun mempunyai akibat yang negatif

baik bagi masyarakat umum maupun bagi diri kita sendiri. Karena dalam

kriminologi tidak mengenal perbedaan antara pelanggaran dan kejahatan,

maka Penulis menyatukannya dalam upaya penanggulangan kejahatan.

Berbagai pihak berusaha melakukan upaya penanggulangan

kejahatan, baik dari unsur pemerintah maupun dari unsur masyarakat

pada umumnya. Berbagai program telah dilakukan sambil terus mencari

solusi yang tepat dan efektif dalam mengatasi masalah tersebut.

Barda Nawawi Arief (2007:77) mengemukakan bahwa:

“Upaya atau kebijakan untuk melakukan pencegahan dan penanggulangan kejahatan termasuk bidang kebijakan kriminal. Kebijakan kriminal ini pun tidak terlepas dari kebijakan yang lebih luas yaitu kebijakan social yang terdiri dari kebijakan/upaya-upaya untuk kesejahteraan sosial dan kebijakan/upaya-upaya untuk perlindungan masyarakat.”

Lebih lanjut Barda Nawawi Arief (2007:77) mengemukakan bahwa:

Kebijakan penanggulangan kejahatan dilakukan dengan menggunakan sarana (hukum pidana), maka kebijakan hukum pidana khususnya pada tahap kebijakan yudikatif harus memperhatikan dan mengarah pada tercapainya tujuan dari kebijakan sosial itu berupa “Sosial Welfare” dan “Sosial Defence”.

29

Page 30: skripsi jadi

Lain halnya menurut Baharuddin Lopa (2001:16) yang

mengemukakan bahwa:

Upaya dalam menanggulangi kejahatan dapat diambil beberapa langkah-langkah terpadu, meliputi langkah penindakan represif di samping langkah pencegahan preventif

Langkah-langkah preventif menurut Baharuddin Lopa (2001:16-17)

meliputi:

a) Peningkatan kesejahteraan rakyat untuk mengurangi pengangguran, yang dengan sendirinya akan mengurangi kejahatan.

b) Memperbaiki system administrasi dan pengawasan untuk mencegah terjadinya penyimpangan-penyimpangan.

c) Peningkatan penyuluhan hukum untuk memeratakan kesadaran hukum rakyat.

d) Menambah personil kepolisian dan personil penegak hukum lainnya untuk lebih meningkatkan tindakan represif maupun preventif.

e) Meningkatkan ketangguhan moral serta profesionalisme bagi para pelaksana penegak hukum.

Seperti yang dikemukakan oleh E. H. Sutherland dan Cressey

(Ramli Atmasasmita, 1995:66) yang mengemukakan bahwa dalam (crime

prevention) dalam pelaksanaannya ada dua metode yang dipakai untuk

mengurangi frekuensi dari kejahatan, yaitu:

a) Metode untuk mengurangi pengulangan dari kejahatan

Merupakan suatu cara yang ditujukan kepada pengurangan

jumlah residivis (pengulangan kejahatan) dengan suatu

pembinaan yang dilakukan secara konseptual.

30

Page 31: skripsi jadi

b) Metode untuk mencegah the (first crime)

Merupakan suatu cara yang ditujukan untuk mencegah

terjadinya kejahatan yang pertama kali (the first crime) yang

akan dilakukan oleh seseorang dan metode ini juga dikenal

sebagai metode prevention (preventif).

Berdasarkan uraian di atas, dapat dilihat bahwa upaya

penanggulangan kejahatan mencakup langkah preventif dan sekaligus

berupaya untuk memperbaiki perilaku seseorang yang telah dinyatakan

bersalah (narapidana) di lembaga permasyarakatan. Dengan kata lain,

upaya penanggulangan kejahatan dapat dilakukan secara preventif

maupun secara represif

1. Upaya Preventif

Penanggulangan kejahatan secara preventif dilakukan untuk

mencegah terjadinya atau timbulnya kejahatan yang pertama kali.

Mencegah suatu kejahatan lebih baik daripada mencoba untuk mendidik

penjahat menjadi lebih baik kembali, seperti semboyan dalam ilmu

kriminologi yaitu usaha-usaha memperbaiki penjahat perlu diperhatikan

dan diarahkan agar tidak terjadi lagi kejahatan ulangan.

Sangat beralasan bila upaya preventif lebih diutamakan karena

upaya preventif dapat dilakukan oleh siapa saja tanpa suatu keahlian

khusus dan ekonomis. Kejahatan dapat kita tanggulangi apabila keadaan

ekonomi atau keadaan lingkungan sosial yang mempengaruhi seseorang

31

Page 32: skripsi jadi

ke arah tingkah laku kriminal dapat dikembalikan pada keadaan baik.

Dengan kata lain, perbaikan keadaan ekonomi mutlak harus dilakukan,

sedangkan faktor biologis dan psikologis merupakan faktor sekunder saja.

Jadi yang paling utama dalam upaya preventif yaitu bagaimana

melakukan suatu usaha yang positif, serta bagaimana kita menciptakan

suatu kondisi seperti keadaan ekonomi, lingkungan, juga kultur

masyarakat yang menjadi suatu dinamika dalam pembangunan dan bukan

sebaliknya seperti menimbulkan ketegangan-ketegangan sosial yang

mendorong timbulnya perbuatan menyimpang juga di samping itu

bagaimana meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat bahwa

keamanan dan ketertiban merupakan tanggung jawab bersama.

2. Upaya Represif

Upaya represif merupakan upaya penanggulangan kejahatan

secara konsepsional yang ditempuh setelah terjadinya kejahatan.

Penanggulangan secara represif dimaksudkan untuk menindak para

pelaku kejahatan sesuai dengan perbuatannya serta memperbaikinya

kembali agar mereka sadar bahwa perbuatan yang dilakukannya

merupaka perbuatan yang melanggar hukum dan merugikan masyarakat

sehingga tidak akan mengulanginya dan orang lain juga tidak akan

melakukannya mengingat sanksi yang akan ditanggungnya sangat berat.

Dalam membahas upaya represif, tentu tidak terlepas dari sistem

peradilan pidana di negara kita, di mana dalam sistem peradilan di

32

Page 33: skripsi jadi

Indonesia paling sedikit terdapat 5 (lima) sub sistem yaitu sub sistem

kehakiman, kejaksaan, kepolisian, pemasyarakatan, dan kepengacaraan,

yang merupakan suatu keseluruhan yang terangkai dan berhubungan

secara fungsional.

Dalam pelaksanaan upaya represif dilakukan pula metode

perlakuan (treatment) dan penghukuman (punishment). Lebih jelasnya

uraiannya sebagai berikut :

1. Perlakuan (Treatment)

Dalam penggolongan perlakuan, Penulis tidak membahas

perlakuan yang pasti terhadap pelanggar hukum, tetapi lebih

menitikberatkan terhadap berbagai kemungkinan dan bermacam-

macam bentuk perlakuan terhadap pelanggar hukum sesuai

dengan akibat yang ditimbulkannya.

Perlakuan berdasarkan penerapan hukum menurut

Abdulsyani (1987:139) yang membedakan dari segi jenjang berat

dan ringannya suatu perlakuan yaitu:

(a) Perlakuan yang tidak menerapkan sanksi-sanksi pidana,

artinya perlakuan yang paling ringan diberikan kepada orang

yang belum terlanjur melakukan kejahatan. Dalam perlakuan

ini, suatu penyimpangan dianggap belum begitu berbahaya

sebagai usaha pencegahan.

33

Page 34: skripsi jadi

(b) Perlakuan dengan sanksi-sanksi pidana secara tidak

langsung, artinya tidak berdasarkan putusan yang

menyatakan suatu hukum terhadap si pelaku kejahatan.

Adapun yang diharapkan dari penerapan perlakuan-

perlakuan ini adalah tanggapan-tanggapan baik dari pelanggar

hukum terhadap perlakuan yang diterimanya. Perlakuan ini dititik

beratkan pada usaha pelaku kejahatan agar dapat kembali sadar

akan perbuatannya dan dapat kembali hidup damai di masyarakat.

Jadi dapat disimpulkan bahwa perlakuan mengandung dua

tujuan pokok, yaitu sebagai upaya pencegahan dan penyadaran

terhadap pelaku kejahatan agar tidak melakukan hal-hal yang lebih

buruk lagi di kemudian hari yang dapat merugikan masyarakat.

2. Penghukuman (Punishment)

Jika terdapat pelanggar hukum yang tidak memungkinkan

untuk diberikan perlakuan (treatment) disebabkan karena suatu

alasan tertentu, maka perlu diberikan penghukuman yang sesuai

dengan perundang-undangan dalam hukum pidana.

Oleh karena di Indonesia telah menganut sistem

permasyarakatan, bukan lagi sistem kepenjaraan yang penuh

dengan penderitaan, maka dengan sistem permasyarakatan

hukuman yang dijatuhkan kepada pelanggar hukum adalah

hukuman yang semaksimal mungkin (bukan pembalasan) dengan

34

Page 35: skripsi jadi

berorientasi kepada pembinaan dan perbaikan pelaku kejahatan.

Jadi dengan sistem permasyarakatan, di samping narapidana harus

menjalani hukumannya di lembaga permasyarakatan, mereka pun

dididik dan dibina serta dibekali dengan suatu keterampilan agar

kelak setelah menjalani masa hukumannya dan kembali pada

masyarakat dapat menjadi orang yang berguna, bukan lagi menjadi

seorang narapidana yang meresahkan di masyarakat karena

segala perbuatan jahatnya di masa lalu yang sudah banyak

merugikan masyarakat sehingga kehidupan yang mereka jalani

setelah keluar dari penjara menjadi semakin baik karena kesadaran

mereka untuk melakukan perubahan dalam dirinya

35

Page 36: skripsi jadi

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Lokasi Penelitian

Penulis memilih lokasi penelitian di Instansi Kepolisian Negara

Republik Indonesia Daerah Sulawesi Selatan Resort Kota Besar

Makassar, Perpustakaan Fakultas Hukum Universitas Hasanuddin, dan

Perpustakaan Pusat Universitas Hasanuddin.

B. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang Penulis gunakan dalam penelitian ini

terbagi atas 2 (dua) yakni:

(a) Data Primer, yaitu data dan informasi yang diperoleh langsung dari

sumber pertama. Adapun sumber data yang Penulis peroleh

berasal dari anggota kepolisian yang berwenang menangani kasus

yang diteliti oleh Penulis.

(b) Data sekunder, yaitu data dan informasi yang Penulis peroleh

secara tidak langsung. Data sekunder dapat berupa bahan hukum

primer, bahan hukum sekunder, maupun bahan hukum tersier.

(a) Bahan Hukum Primer

Bahan hukum primer merupakan bahan hukum yang bersifat

autoritatif artinya memiliki otoritas. Bahan-bahan hukum primer

36

Page 37: skripsi jadi

dalam penelitian ini terdiri dari peraturan perundang-undangan

antara lain Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Kitab

Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP), Undang-Undang

No. 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik,

serta peraturan perundang-undangan lain yang terkait dengan

masalah yang dibahas dalam penelitian ini

(b) Bahan Hukum Sekunder

Bahan hukum sekunder merupakan bahan hukum

pendukung yang memberi penjelasan mengenai bahan hukum

primer, meliputi buku-buku teks, dokumen-dokumen, artikel dan

jurnal-jurnal hukum. Pada peneltian ini sebagai bahan hukum

sekunder peneliti menggunakan buku-buku ilmu hukum, jurnal,

publikasi media cetak maupun elektronik yang berkaitan dengan

masalah yang dibahas pada penelitian ini.

(c) Bahan Hukum Tersier

Bahan hukum tersier yaitu bahan yang memberi petunjuk

maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan sekunder,

baik itu berupa rancangan undang-undang, kamus hukum, maupun

ensiklopedia.

37

Page 38: skripsi jadi

C. Teknik Pengumpulan Data

Untuk mengumpulkan data dimaksud di atas digunakan teknik

sebagai berikut:

a. Studi Kepustakaan (library research)

Dilakukan dengan mencari, mencatat, menginventarisasi,

menganalisis, dan mempelajari data-data yang berupa bahan-

bahan pustaka yang relevan dengan permasalahan yang

dibahas.

b. Wawancara

Wawancara dilakukan dengan mengumpulkan data secara

langsung melalui tanya jawab dengan aparat kepolisian, atau

setidaknya mengetahui tahapan dalam proses penyelidikan

maupun penyidikan kasus kejahatan perjudian melalui media

sosial

D. Analisis Data

Setelah data terkumpul kemudian dianalisa menggunakan metode

analisis kualitatif. Analisis kualitatif adalah suatu analisa yang memahami

kebenaran yang diperoleh dari hasil penelitian dan jawaban-jawaban

responden untuk dicari hubungan antara satu dengan yang lain, kemudian

disusun secara sistematis. Dengan demikian, data yuridis yang

didapatkan serta data empiris dari hasil penelitian akan dianalisis

sedemikian rupa, kemudian dapat disimpulan dengan metode induktif.

38

Page 39: skripsi jadi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Modus Operandi Perjudian Melalui Media Online

Kejahatan perjudian merupakan suatu tindak pidana yang sangat

meresahkan masyarakat, karena kejahatan perjudian dapat dilakukan

dimana saja dan oleh siapa saja. Orang dewasa maupun anak-anak

sudah pernah melakukannya. Ini menjadikan kejahatan perjudian menjadi

tidak asing di telinga masyarakat karena, kasus perjudian banyak dijumpai

di media cetak maupun media elektronik.

Perjudian adalah suatu tindakan pidana dimana pemain dan bandar

sepakat untuk mengadakan serah terima uang atau segala sesuatu yang

berharga diantara mereka, tergantung pada hasil dari suatu permainan

yang bersifat untung-untungan, baik yang turut terlibat maupun segala

macam pertaruhan dimana yang bertaruh tidak ikut terlibat dalam

permainan tersebut, termasuk juga segala macam pertaruhan lainnya.

Dalam perjudian ini, masing-masing pihak berusaha mendapatkan

keuntungan sebesar-besarnya dengan mengarapka kekalahan/kerugian

pihak lain.

Perjudian itu sendiri telah berkembang seiring kemajuan teknologi.

Perjudian yang telah muncul dikalangan masyarakat sekarang ini,

khususnya wilayah Kota Makassar adalah perjudian melalui media

39

Page 40: skripsi jadi

internet atau biasa disebut media online, dimana para pemain sudah

memakai perangkat komputer dan terhubung melalui media internet.

Perjudian melalui internet ini dikendalikan oleh server yang juga

adalah penjaga warnet itu sendiri. Server adalah orang yang mengakses

situs perjudian yang akan disambungkan ke beberapa komputer yang

terpasang di warnet. Perjudian melalui media online ini dilakukan di

sebuah warung internet atau warnet yang mempunyai banyak komputer

dan semua terhubung dengan internet yang akan menghubungkan

pemain satu dengan yang lainnya.

Aktivitas perjudian melaui media online dilakukan para pemilik

warung internet (warnet). Server yang juga adalah penjaga warnet itu

sendiri berperan sebagai bandar. Server adalah orang yang mengakses

situs perjudian yang akan disambungkan ke beberapa komputer yang

terpasang di warnet. Perjudian melalui media online ini dilakukan di

sebuah warung internet atau warnet yang mempunyai banyak komputer

dan semua terhubung dengan internet yang akan menghubungkan

pemain satu dengan yang lainnya.

Salah satu modus operandi warnet yang menyediakan judi online

kepada pelanggannya itu, berupa permainan tebak kartu. Setiap

pelanggan yang ingin bermain harus membeli kartu untuk mulai bermain

seharga Rp. 50.000,- yang dalam permainannya itu bernilai Rp. 5.000,-

40

Page 41: skripsi jadi

Permainannya cukup mudah, hanya dengan menebak gambar

dalam komputer yang tersambung ke internet, sistemnya pun juga dinilai

tidak sulit, jika tebakannya benar pemain langsung mendapatkan voucher

ratusan ribu, bahkan jutaan rupiah, sebaliknya, jika salah maka seluruh

poinnya hilang.

B. Data Tindak Pidana Perjudian Melalui Media Online Di Kota

Makassar

Perjudian adalah salah satu contoh tindak pidana yang merupakan

masalah sosial yang nyata untuk dihadapi, yang dapat berakibat

langsung atau tidak langsung dalam masyarakat, khususnya masyarakat

Kota Makassar. Tindak pidana perjudian yang telah dipaparkan

sebelumnya adalah Perjudian melalui media online, yang merupakan

salah satu tindak pidana perjudian yang bisa dikatakan baru di Kota

Makassar. Perjudian melalui media online ini tergolong baru dan ada

beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya tindak pidana ini, oleh

karena itu kita perlu mengerti mengapa perjudian itu bisa sampai terjadi,

sehingga kita dapat mengambil tindakan untuk mencegah dan

memberantasnya.

Sebelum Penulis menguraikan lebih lanjut mengenai faktor-faktor

yang menyebabkan terjadinya tindak pidana perjudian, terlebih dahulu

41

Page 42: skripsi jadi

Penulis akan menguraikan data mengenai kasus perjudian secara umum

dan secara khusus kasus perjudian melalu media online.

1. Data Tindak Perjudian di Kota Makassar di Polrestabes Makassar

Berdasarkan hasil penelitian dari Polrestabes Makassar dapat

dilihat data kasus tindak pidana perjudian seperti table dibawah ini :

Tabel 1

Data kasus Perjudian di Polrestabes Makassar dari tahun 2007

sampai tahun 2011

No.1 Tahun Masuk Selesai

1 2007 83 66

2 2008 36 22

3 2009 - -

4 2010 52 42

5 2011 41 31

Total kasus 212 161

Sumber Data : Polrestabes Makassar Tanggal 8 Oktober 2012

Berdasarkan data pada tabel 1 di atas, jumlah kasus perjudian

yang telah masuk ke Polrestabes Makassar dari tahun 2007 sampai

dengan tahun 2011 adalah sebanyak 212 kasus. Setiap bulannya rata-

rata 3 sampai 4 kasus yang berhasil ditangani oleh pihak Polrestabes.

Maraknya kasus perjudian yang terjadi ditengah-tengah masyarakat,

42

Page 43: skripsi jadi

menjadikan jumlah kasus yang selesai masih sangat jauh dari yang

diharapkan. Kasus yang telah selesai adalah 161 kasus. Kasus yang telah

dilimpahkan ke kejaksaan adalah kasus yang dianggap telah selesai,

sedangkan yang belum selesai masih dalam proses penyidikan mengingat

beberapa tersangka utama masih dalam pencarian (DPO).

2. Data Tindak Pidana Perjudian Melalui Media Online di Polrestabes

Kota Makassar

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan Penulis di Polrestabes

di Kota Makassar mengenai kasus perjudian melalui media online di

wilayah Kota Makassar hanya terdapat satu kasus. Hal ini disebabkan

karena kasus perjudian seperti ini tergolong baru di indonesia khususnya

di Makassar. Karena untuk membuat perjudian online itu sendiri

membutuhkan tempat dan beberapa unit perangkat komputer.

Menurut Bripda Abdillah Mansur dari Unit 5 Jatarnas Polrestabes

Makassar (wawancara 2 oktober 2012), mengatakan bahwa:

“Kasus perjudian melalui media online ini tergolong baru karena tidak semua orang bisa membuat modus operandi seperti ini. Rata-rata orang yang membuat perjudian seperti ini mempunyai usaha warnet, dimana mereka mengumpulkan pemain dari pelanggan atau orang-orang yang sebenarnya tidak berniat untuk berjudi, tetapi karena sering datang dan melihat orang lain di dalam warnet melakukan aktifitas perjudian, maka banyak yang mencoba sehingg menjadi ketagihan dan selalu datang ke warnet bukan sekedar bermain internet tapi juga berjudi”.

Pelaku modus perjudian melalui media online ini hanya satu orang

yang memiliki usaha warnet dan ada beberapa orang yang membantu

43

Page 44: skripsi jadi

untuk menjalankan usaha warnet yang dijadikan tempat perjudian. Lanjut

menurut Bripda Abdillah Mansur, awalnya warnet ini bukan usaha untuk

melakukan aktifitas perjudian, tetapi ketika usaha warnetnya sudah besar

dan memiliki pelanggan tetap, mereka mencoba meraih keuntungan lebih

dengan memulai usaha perjudian dalam warnetnya. Faktor yang

mendukung untuk melakukan tindak pidana ini adalah terpencilnya usaha

warnet dan sadarnya para pelaku bahwa modus perjudian melalui warnet

ini belum pernah ada di Kota Makassar. Dan juga mereka sadar bahwa

pihak kepolisian tidak akan menggrebek warnet mereka karena dicurigai

melakukan tindak pidana.

Dalam hal penjatuhan hukuman, Bripda Abdillah Mansur

menjelaskan bahwa dalam kasus perjudian online ini yang dijatuhi

hukuman hanyalah para penyedia sarananya saja. Menurut Pak Abdillah,

para pelaku yang bermain judi di dalam warnet itu sendiri hanya diberi

peringatan dan tidak dijatuhi hukuman. Karena sebagian besar pemainnya

adalah para remaja yang mungkin saja tidak mengetahui bahwa

permainan yang mereka mainkan itu tergolong dalam tindak pidana

perjudian.

C. Faktor-faktor Penyebab Terjadinya Tindak Pidana Perjudian Media

Online

44

Page 45: skripsi jadi

Terjadinya tindak pidana perjudian melalui media online tentunya

disebabkan atau didorong oleh berbagai faktor. Dalam membahas faktor-

faktor penyebab terjadinya perjudian media online ini tentunya setiap

orang memiliki pandangan yang berbeda-beda. Hal ini tergantung dari

sudut mana setiap orang melihat dan juga dimana suatu kelompok

masyarakat berada. Dari hasil penelitian, telah dicoba untuk menjawab

apa saja faktor yang menyebabkan terjadinya tindak pidana judi online.

Faktor tersebut antara lain mencakup : faktor ekonomi, faktor banyaknya

pengangguran, faktor keisengan dan sekedar coba-coba, faktor kemajuan

teknologi, serta faktor lingkungan.

1. Faktor Ekonomi

Faktor utama dan yang paling mendasar yang menyebabkan

terjadinya tindak pidana judi adalah masalah ekonomi. Masyarakat

dengan status sosial dan ekonomi yang rendah, seringkali menganggap

perjudian sebagai suatu sarana untuk meningkatkan taraf hidup mereka.

Dengan mengharapkan keuntungan sebesa-besarnya, orang-orang yang

memiliki tingkat ekonomi yang rendah ingin mencoba hal yang baru. Hal

ini disebabkan karena kemampuan ekonomi seseorang sangat rendah

dan tidak sebanding dengan jumlah kebutuhan yang sangat mendesak

untuk dipenuhi. Inilah yang menjadi alasan atau penyebab seseorang atau

kelompok orang melakukan perjudian.

45

Page 46: skripsi jadi

2. Faktor Iseng dan Coba-coba

Faktor lain yang mempengaruhi seseorang untuk bermain judi

adalah faktor iseng dan coba-coba. Bermain judi karena mempunyai

banyak waktu luang dan seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa rata-

rata yang bermain judi adalah para pengangguran. Seperti penjelasan

Bripda Abdillah Mansur, bahwa orang yang bermain judi online ini awalnya

tidak berniat untuk ikut, tetapi karena pemakai sarana internet di warnet

yang telah menjadi pelanggan selalu bermain dan seiring waktu hampir

semua pelanggan warnet itu mencoba untuk bermain, kemudian menjadi

ketagihan untuk terus bermain.. Mereka yang awalnya membuat usaha

warnet ini mencoba untuk membuat sebuah usaha baru dalam warnet

mereka, dan judi adalah salah satu keisengan yang menjadi usaha baru

bagi para pemilik warnet. Judi juga merupakan salah satu bentuk hiburan,

sehingga seringkali menjadi pelarian dari kegiatan atau rutinitas,

kebosanan, dan kesibukan sehari-hari. Para penyedia jasa judi online ini

juga awalnya iseng dan coba-coba. Judi membuat orang pada awalnya

hanya mencoba saja, tetapi lama kelamaan akan membuat orang selalu

berpengharapan, karena judi ini menjanjikan suatu kemenangan tau

perbaikan kehidupan sosial para pecandunya.

4. Faktor Penyalahgunaan Kemajuan Teknologi

Kemajuan teknologi yang semakin tak terbendung dan melaju

secara cepat menjadi salah satu faktor dalam kasus perjudian melalui

46

Page 47: skripsi jadi

media online ini. Kemajuan teknologi turut pula mempengaruhi cara

berpikir, bersikap, dan bertindak. Perubahan sikap, pandangan, dan

orientasi warga masyarakat inilah yang juga mempengaruhi kesadaran

hukum dari masyarakat tersebut. Hampir semua kejahatan telah

berkembang, tidak membatasi juga kejahatan perjudian semakin

berkembang. Judi yang dulu hanya memakai sarana seadanya, sekarang

telah merambah ke teknologi yang lebih canggih seperti memakai sarana

komputer dan sambungan internet untuk melakukan permainan judi. Ini

menjadi salah satu faktor yang penting dalam perkembangan kejahatan di

dunia, indonesia umumnya dan kota makassar khususnya. Orang-orang

yang awalnya tidak bermaksud untuk bermain judi, akan terikut arus

karena mau tidak mau ditarik oleh kemajuan teknologi yang semakin

ganas.

5. Faktor Lingkungan

Lingkungan yang baik adalah pengaharapan setiap orang tua

kepada anak-anak mereka. Tapi kenyataannya anak-anak dan remaja

sekarang ini, bahkan dari dulu hampir semua anak-anak dan remaja

dalam pergaulan yang salah. Lingkungan yang tidak terkontrol inilah yang

menjadikan remaja-remaja berpotensi melakukan tindakan pidana yang

seharusnya tidak mereka lakukan.

Lingkungan juga merupakan salah satu faktor pendorong terjadinya

tindak pidana perjudian. Orang yang bergaul dengan orang lain yang

47

Page 48: skripsi jadi

pekerjaannya memang bermain judi dalam lingkungannya, maka suatu

saat nanti akan sangat gampang terjerumus dan ikut menjadi penjudi,

karena hampir setiap waktu yang mereka saksikan dan melihat adalah

perjudian, sehingga semakin lama menjadi suatu kebiasaan.Dijelaskan

oleh Bonger (1982:87), bahwa :

“Harus diakui bahwa peniruan dalam masyarakat memang mempunyai

pengaruh yang lebih besar sekali. Biarpun setiap kehidupan manusia

bersifat khas sekali, dapat disetujui bahwa banyak orang dalam kebiasaan

hidupnya dan pendapatnya amat sangat mengikuti keadaan lingkungan

dimana mereka hidup”.

Lingkungan tempat tinggal seseorang sangat berpengaruh

terhadap karakter yang bersangkutan. Kalau ingin sesuatu yang baik,

maka perilaku orang itu pun akan baik, tetapi sebaliknya jika bergaul

dengan seorang pemain judi maka kemungkinan akan terpengaruh

sehingga perjudian itu diistilahkan sebagai salah satu penyakit

masyarakat yang hingga saat ini sangat sulit untuk diberantas.

D. Upaya-upaya Penanggulangan Kejahatan Perjudian Melalui Media

Online di Kota Makassar

Ada dua metode yang dipakai untuk mengurangi frekuensi

kejahatan yaitu:

1. Metode untuk mengurangi pengulangan kejahatan.

48

Page 49: skripsi jadi

Ini merupakan salah satu metode yang ditujukan kepada

pengurangan jumlah residivis (kejahatan ulang) dengan suatu

pembinaan yang dilakukan secara konseptual.

2. Metode untuk mencegah kejahatan pertama kali.

Suatu cara yang ditujukan kepada upaya untuk mencegah

terjadinya kejahatan untuk pertama kali.

Berdasarkan uraian diatas dapat dilihat bahwa upaya

penanggulangan kejahatan mencakup upaya represif dan upaya preventif.

1. Upaya Preventif

Upaya penanggulangan dengan cara ini tidak memakai sarana

pidana, tetapi berusaha memanfaatkan potensi-potensi di dalam

masyarakat secara terpadu. Sasaran utamanya adalah menangani faktor-

faktor kondusif terjadinya kejahatan. Faktor kondusif itu berpusat pada

masalah-masalah atau kondisi sosial yang secara langsung atau tidak

langsung dapat menimbulkan kejahatan. Pencegahan kejahatan menurut

upaya ini didasarkan pada penghapusan sebab dan kondisi yang

menimbulkan kejahatan.

Upaya yang dapat dilakukan untuk menanggulangi tindak pidana

perjudian media online adalah:

a). Menutup semua akses perjudian

Langkah awal dalam mencegah perjudian melalui media online

adalah dengan menutup semua akses masuk ke situs-situs judi.

49

Page 50: skripsi jadi

Menurut Bripda Abdillah, dari tim IT cybercrime telah berusaha

untuk bekerjasama dengan beberapa provider atau para pemilik

perusahaan penyedia jasa internet untuk menutup semua situs-situs yang

berpotensi bermuatan konten perjudian. Pak Abdillah kembali

menjelaskan apabila para pengguna internet di Makassar ingin

mengakses situs perjudian, maka akan langsung diberi peringatan.

b). Memberikan peringatan melalui iklan

Langkah berikutnya untuk mencegah perjudian melalui media

online adalah memberikan teguran atau peringatan melalui iklan. Melalui

media online seperti iklan iklan di media sosial atau situs-situs yang

berhubungan dengan kejahatan, atau melaui media elektronik lainnya

seperti iklan televisi dan iklan radio. Langkah peringatan juga bisa

diiklankan di media surat kabar dengan mencantumkan kalimat melarang

disertakan sanksi.

c). Melakukan Razia warnet

Langkah terakhir yaitu dengan melakukan razia warnet secara

berkala dan tidak terpusat pada suatu wilayah yang dicurigai saja. Agar

tidak menimbulkan kecurigaan oleh para pelaku usaha judi online.

Langkah ini memang kelihatan susah karena sebagaimana telah diketahui

bahwa ada ratusan warnet di kota makassar ini. Tetapi menurut Pak

Abdillah, mereka akan mengusahakan agar razia warnet ini terlaksana

secara berkala.

50

Page 51: skripsi jadi

Terakhir Pak Abdillah mengatakan bahwa semua usaha yang

dilakukan aparat kepolisian tidak akan terlalu berhasil apabila tidak ada

dukungan dari warga masyarakat Kota Masyarakat yang tidak sadar

hukum dan tidak bekerja sama dalam mencegah tindak pidana judi ini.

Jadi, beliau mengharapkan bantuan dari masyarakat sebagi penyambung

apabila mendengar atau melihat kegitan perjudian ini, lantas

melaporkannya ke pihak yang berwajib untuk ditangani lebih serius.

2. Upaya Represif

Upaya yang dapat dilakukan selain upaya preventif adalah upaya

represif. Yakni upaya yang dilakukan para penegak hukum berupa

penjatuhan sanksi pidana kepada pelaku kejahatan. Disini para penegak

hukum adalah pihak pengadilan bekerja sama dengan pihak kepolisian

beserta kejaksaan mengambil tindakan berupa penjatuhan hukuman.

Hakim dalam menjatuhkan hukuman mempertimbangkan bahwa hukuman

yang dijatuhkan berfungsi sebagai pembalasan setimpal terhadap pelaku

atas apa yang telah dilakukannya agar pelaku menjadi jera dan tidak

melakukan kembali perbuatannya.

Tindakan pencegahan dianggap lebih baik daripada tindakan

represif. Usaha preventif tidak menimbulkan akibat negatif seperti antara

lain : (pemberian cap pada yang dihukum/dibina), pengasingan,

penderitaan dalam berbagai bentuk, pelanggaran hak asasi,

permusuhan/kebencian terhadap satu sama lain.

51

Page 52: skripsi jadi

Dalam usaha pencegahan kriminalitas, berarti mengadakan usaha

perubahan yang positif. Dalam rangka mengubah pelaku kriminal, kita

harus mengubah lingkungan dengan mengurangi hal yang mendukung

perbuatan tindak pidana perjudian.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

52

Page 53: skripsi jadi

Berdasarkan pembahasan yang telah diuraikan diatas, akhirnya

dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

1. Faktor penyebab terjadinya tindak pidana pidana perjudian melalui

media online di Kota makassar antara lain faktor ekonomi, faktor

iseng dan coba-coba, faktor penyalahgunaan teknologi, dan faktor

lingkungan.

2. Upaya yang ditempuh aparat kepolisian dalam menanggulangi

kejahatan perjudian melalui media online dilakukan dengan dua

tindakan yaitu tindakan preventif, yakni keseluruhan tindakan yang

diambil sebelum terjadinya tindak pidana perjudian online seperti:

- Menutup semua akses situs- situs perjudian

- Memberikan peringatan melalui iklan

- Melakukan Razia warnet

Selain tindakan preventif, upaya yang dilakukan adalah upaya

represif yakni tindakan yang dilakukan setelah terjadinya tindak pidana

perjudian online.

B. Saran

Selanjutnya akan dikemukakan saran-saran menyangkut hal yang

ada kaitannya dengan skripsi ini sebagai bahan pertimbangan bagi semua

pihak yang bersangkutan, yaitu :

53

Page 54: skripsi jadi

1. Melihat dari faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya tindak

pidana Perjudian melalui media online, maka diharapkan

kepada aparat penegak hukum yang berwenang lebih aktif untuk

melakukan tindakan pencegahan dan penanggulangan secara

serius dan terpadu, serta melibatkan instansi terkait dan

masyarakat.

2. Menindak tegas anggota aparat penegak hukum selaku pimpinan

apabila terbukti terlibat atau menjadi pembantu perjudian online ini.

3. Diharapkan para aparat penegak hukum agar senantiasa

melakukan operasi khusus secara rutin untuk mencegah dan

mengungkap serta menindak para penyedia fasilitas judi tersebut.

4. Diharapkan kepada tokoh-tokoh masyarakat dan masyarakat pada

umumnya, pemerintah, serta bekerja sama dengan instansi

penegak hukum untuk melakukan sosialisasi kepada masyarakat

serta melakukan razia-razia di warnet-warnet yang ramai.

Daftar Pustaka

Abdulsyani. 1987. Sosiologi Kriminalitas. Bandung : C.V. Remaja Karya

54

Page 55: skripsi jadi

Alam, A. S. 2010. Pengantar kriminologi. Pustaka Refleksi: Makassar

Arief, Barda Nawawi. 2007. Masalah Penegakan Hukum dan Kebijakan

Hukum Pidana dalam Penanggulangan Kejahatan. Jakarta :

Kencana Prenada Media Group.

Atmasasmita, Ramli. 1995. Teori dan Kapita Selekta Kriminologi. Jakarta :

PT. Eresco.

Gumilang A. 1993. Kriminalistik (pengetahuan tentang teknik dan taktik

penyidikan). Bandung: Angkasa.

Kartono, Kartini. Patologi Sosial, Cet. 1, Jilid I, (Jakarta: Raja Grafindo

Persada, 2005).

Lopa, Baharuddin. 2001. Kejahatan Korupsi dan Penegakan Hukum.

Jakarta : Rajawali Press.

Mansur, Dikdik M. Dan Elisatris Gultom. 2009. Cyberlaw Aspek Hukum

teknologi informasi. Bandung: PT. Refika Aditama

Noach, W.M.E. 1992. Kriminologi Suatu Pengantar. Bandung : PT. Citra

Aditya Bakti.

Sahetapy, J.E. 1992. Kriminologi Suatu Pengantar. PT. Citra Aditya Bakti:

Bandung

Santoso, Topo dan Eva Achajani Ulfa. 2003. Kriminologi. Cetakan Ketiga.

PT Grafindo Persada: Jakarta.

55

Page 56: skripsi jadi

Soedjono, D., 1984.. Sosio kriminologi ( awalan ilmu-ilmu sosial dalam

studi kepustakaan), Bandung: Amico.

Soesilo, R. 1996. Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP), Bogor :

Politea.

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 Tentang

Informasi dan Transaksi Elektronik

Undang-undang nomor 7 tahun 1974 tentang Penertiban Perjudian

http://arya-neo.blogspot.com/2010/10/pengertian-media-online.html

(diakses pada tanggal 1 juni 2012 pukul 22: 10 )

http://ciptoabiyahya.wordpress.com/2012/03/09/sekilas-tentang-media-

online/ (diakses pada tanggal 1 juni 2012 pukul 22:30 )

56