skripsi kecerdasan moral anak usia pra sekolah 4-6 tahun …repository.unair.ac.id/76491/2/kkc kk...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT KECERDASAN MORAL ANAK USIA PRA SEKOLAH 4-6 TAHUN DI TK
PELITA JAYA SURABAYA
PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL
Oleh: Kharisma Matahari Virgita Hermanta Putri
NIM. 131311133021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2017
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
SKRIPSI
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT KECERDASAN MORAL ANAK USIA PRA SEKOLAH 4-6 TAHUN DI TK
PELITA JAYA SURABAYA
PENELITIAN DESKRIPTIF KORELASIONAL
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep) Dalam Program Studi Pendidikan Ners
Pada Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan UNAIR
Oleh: Kharisma Matahari Virgita Hermanta Putri
NIM. 131311133021
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN NERS FAKULTAS KEPERAWATAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SURABAYA 2017
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
ii
SURAT PERNYATAAN
Saya bersumpah bahwa skripsi ini adalah hasil karya saya sendiri dan belum pernah dikumpulkan oleh orang lain untuk memperoleh gelar dari berbagai
jenjang pendidikan di Perguruan Tinggi manapun
Surabaya, 17 Juli 2017 Yang Menyatakan
Kharisma Matahari Virgita Hermanta Putri NIM. 131311133021
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
iii
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
iv
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
v
MOTTO
“Lakukan Hal-Hal Yang Kau Pikir Tidak Bisa Kau Lakukan”
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
vi
UCAPAN TERIMA KASIH
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya saya dapat menyelesaikan skripsi ini. Penulisan skripsi ini dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan pada Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga. Dalam menyelesaikan skripsi saya yang berjudul ” Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 Tahun di TK Pelita Jaya Surabaya” ini. Saya menyadari bahwa tanpa bantuan,dukungan,serta bimbingan dari berbagai pihak, sulit bagi saya untuk menyelesaikan skripsi ini. Oleh karena itu,saya mengucapkan terimakasih kepada :
1. Prof. Dr. Nursalam, M.Nurs (Hons)., selaku Dekan Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang telah memberikan izin untuk melakukan penelitian ini.
2. Erna Dwi Wahyuni, S.Kep.,Ns., M.Kep., selaku dosen pembimbing 1 yang telah memberikan bimbingan, ilmu dan motivasi dengan penuh kesabaran hingga skripsi ini selesai dengan baik.
3. Praba Diyan Rachmawati, S.kep. Ns., M,Kep., selaku dosen pembimbing 2 yang telah meluangkan waktu untuk memberikan ilmu,koreksi,saran,dan motivasi dengan penuh kesabaran hingga skripsi ini selesai dengan baik.
4. Ilya Krisnana, S.kep. Ns., M,Kep.,selaku dosen penguji yang telah memberikan koreksi dan saran terhadap naskah dan presentasi skripsi, sehingga skripsi ini semakin bermanfaat.
5. Iqlima Dwi Kurnia, S.Kep.Ns., M.Kep., selaku dosen penguji yang telah memberikan koreksi dan saran terhadap naskah dan presentasi skripsi, sehingga skripsi ini semakin bermanfaat.
6. Seluruh sivitas akademik Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga Surabaya yang telah berkontribusi dan membantu saya untuk mengadakan penelitian sehingga tercapainya penulisan skripsi ini.
7. Kepala sekolah, guru, dan karyawan TK Pelita Jaya yang telah mengizinkan dan membantu dalam penelitian ini.
8. Seluruh responden yaitu ibu dari anak di TK Pelita Jaya yang telah bersedia ikut serta dalam peneitian ini.
9. Papa (Drs. Nerius Hermanta P.), mama (Wahyuni Dwi S.), dan adek (Bintang) yang senantiasa memberikan doa dan dukungan keluarga yang baik sehingga memotivasi saya menyelesaikan skripsi ini.
10. Dodo Rusiady dan sahabatku Irma Farikha, Marita Selvia serta penghuni kos kodim mulyorejo indah yang telah membantu dan memberikan semangat selama menempuh Program Studi Pendidikan Ners.
11. Semua pihak yang telah membantu tetapi tidak dapat saya sebutkan satu per satu.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
vii
Semoga Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga skripsi ini nantinya dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu keperawatan di Indonesia.
Surabaya, 17 Juli 2017
Penulis
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
viii
ABSTRACT
CORELATION OF PARENTING MOTHER TO MORAL INTELLIGENCE PRESCHOOL AGE CHILDREN (4-6 YEARS)
Descriptive Corelation Study
By : Kharisma Matahari Virgita Hermanta Putri
Introduction: Parenting mother is an active role against the development of their childrens to improve the moral intelligence of children from an early ( manners, rules of religious norms and morals, ethics ). Parenting mother used there are 3 kinds of parenting that is democratic, authoritarian, permissive. The purpose of this study was to analyze the relationship between parenting mother with the level of moral intelligence preschool. Methods : This study was using cross sectional study. The population were mother and teachers with total sampling. 75 mothers and 8 teachers as respondents, taken according to inclusion and exclusion criteria. The dependent variable was moral intelligence. The independent variable was parenting mother. Data collection for parenting mother and moral intelligence through form questionnaires. Data analyzed using Chi-Square test with significant level p=<0,05. Result: The Result showed significant relationship between parenting mother with the level of moral intelligence of preshool children (4-6) years, with p=0,006. Discussion: Parenting and moral intelligence of children was influenced by several factor; external and internal factor. In this research most of the mother use democratic parenting style and the children had high level in moral intelligence. Result of this study can be used as recomendation for school to improved moral intelligence of each children. Keywords: Parenting, Mother, Preschool, Moral intelligence
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
ix
ABSTRAK
HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT KECERDASAN MORAL ANAK USIA PRA SEKOLAH (4-6 TAHUN)
Penelitian Deskriptif Korelasional
Oleh : Kharisma Matahari Virgita Hermanta Putri
Pendahuluan: Pola asuh ibu merupakan peran aktif ibu terhadap perkembangan anak – anaknya, terutama pada saat mereka masih berada pada tahap prasekolah, untuk meningkatkan kecerdasan moral anak sejak dini (tata karma, sopan santun, aturan norma agama dan moral, etika). Pola asuh ibu yang digunakan ada 3 macam pola asuh yaitu demokratis, otoriter dan permisif. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara pola asuh ibu dengan tingkat kecerdasan moral anak usia prasekolah. Metode: Jenis penelitian ini adalah deskriptif korelasional dengan pendekatan cross sectional, pemilihan sampel dengan total sampling. Sampel penelitian yaitu ibu dari anak usia prasekolah (4-6) tahun sebanyak 75 responden. Variabel dependen yaitu kecerdasan moral dan variabel independen yaitu pola asuh ibu. Isntrumen penelitian pola asuh ibu dan kecerdasan moral menggunakan kuesioner. Analisis data yang digunakan adalah Chi-Square test. Hasil: Hasil uji statistik didapatkan hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu dengan tingkat kecerdasan moral anak usia prasekolah (4-6) tahun, dengan nilai p =0,006. Diskusi: Pola asuh ibu dan kecerdasan moral anak dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor internal maupun eksternal. Dari hasil penelitian didapatkan sebagian besar ibu menerapkan pola asuh demokratis, serta untuk tingkat kecerdasan moral anak masuk dalam kategori tinggi. Penelitian ini merekomendasikan sekolah agar lebih meningkatkan kecerdasan moral pada masing-masing siswa. Kata kunci : Pola asuh, Ibu, Anak prasekolah, Kecerdasan moral
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
x
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul dan Prasyarat Gelar .............................................................. i Lembar Pernyataan ....................................................................................... ii Lembar Persetujuan ...................................................................................... iii Lembar Penetapan Panitia Penguji ................................................................ iv Motto ............................................................................................................ v Ucapan Terima kasih .................................................................................... vi Abstract ........................................................................................................ viii Daftar Isi ..................................................................................................... x Daftar Gambar .............................................................................................. xii Daftar Tabel .................................................................................................. xiii Daftar Lambang ............................................................................................ xiv Daftar Singkatan dan Istilah .......................................................................... xv Daftar Lampiran............................................................................................ xvi
BAB 1 Pendahuluan
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 4 1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................... 4
1.3.1 Tujuan umum ................................................................ 4 1.3.2 Tujuan khusus ............................................................... 4
1.4 Manfaat Penelitian .................................................................... 4 1.4.1 Manfaat teoritis ............................................................. 4 1.4.2 Manfaat praktis ............................................................. 5
BAB 2 Tinjauan Pustaka
2.1 Konsep Pola Asuh .................................................................... 6 2.1.1 Definisi Pola Asuh ........................................................ 6 2.1.2 Tipe Pola Asuh ............................................................. 7
2.2 Konsep Orang Tua.................................................................... 9 2.2.1 Pengertian Orang Tua ................................................... 9 2.2.2 Peran Orang Tua ........................................................... 10 2.2.3 Peran Ibu....................................................................... 11
2.4 Konsep Anak Usia Pra Sekolah ................................................ 12 2.4.1 Definisi Anak Usia Pra Sekolah .................................... 12 2.4.2 Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Pra Sekolah ...... 12
2.5 Konsep Kecerdasan Moral ........................................................ 15 2.5.1 Konsep Perkembangan Moral ....................................... 15 2.5.2 Definisi Kecerdasan Moral ............................................ 19 2.5.3 Aspek Kecerdasan Moral Anak ..................................... 20 2.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Moral ............. 23
2.6 Keaslian Penelitian ................................................................... 27 BAB 3 Kerangka Konseptual dan Hipotesis Penelitian
3.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 29 3.2 Hipotesis Penelitian .................................................................. 31
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
xi
BAB 4 Metode Penelitian 4.1 Desain Penelitian ...................................................................... 32 4.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan sampel .................. 32
4.2.1 Populasi ........................................................................ 32 4.2.2 Sampel .......................................................................... 33 4.2.3 Teknik pengambilan sampel (sampling) ........................ 33
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional ............................ 33 4.3.1 Variabel independen ..................................................... 33 4.3.2 Variabel dependen ........................................................ 34 4.3.3 Definisi Operasional ..................................................... 34
4.4 Instrumen Penelitian ................................................................. 40 4.5 Lokasi ...................................................................................... 44 4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data ........................ 44 4.7 Cara Analisis Data .................................................................... 45 4.8 Kerangka kerja ......................................................................... 47 4.9 Masalah Etik ............................................................................ 48
4.9.1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden ....................... 48 4.9.2 Anonimity (Tanpa Nama) .............................................. 48 4.9.3 Convidentiality (Kerahasiaan) ....................................... 48 4.9.10 Keterbatasan Penelitian ................................................. 48
BAB 5 Hasil Penelitian dan Pembahasan 5.1 Hasil penelitian ......................................................................... 49
5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian .......................................... 49 5.1.2 Karakteristik Demografi Responden .............................. 51 5.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian ........................................ 52 5.1.4 Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Kecerdasan Moral ..... 54
5.2 Pembahasan .............................................................................. 54 5.2.1 Pola Asuh Ibu ............................................................... 54 5.2.2 Tingkat Kecerdasan Moral Anak ................................... 56 5.2.3 Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Kecerdasan Moral ..... 56
BAB 6 Kesimpulan dan Saran 6.1 Kesimpulan .............................................................................. 60 6.2 Saran ........................................................................................ 60 DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 61
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
xii
DAFTAR GAMBAR Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ................................................................. 29 Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian ......................................................... 47
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Keaslian Penelitian ........................................................................ 28 Tabel 4.2 Kriteria Inklusi dan Eksklusi ......................................................... 34 Tabel 4.2 Definisi Operasional ...................................................................... 36 Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Kuesioner .......................................................... 42 Tabel 4.4 Skor Untuk Masing-Masing Kriteria Jawaban................................ 43 Tabel 4.5 Kisi-Kisi Kuesioner Kecerdasan Moral .......................................... 44 Tabel 5.1 Jadwal Pelajaran TK A .................................................................. 52 Tabel 5.2 Jadwal Pelajaran TK B .................................................................. 52 Tabel 5.1 Data Demografi Responden (Ibu) .................................................. 53 Tabel 5.2 Data Demografi Responden (Anak) ............................................... 53 Tabel 5.3 Pola Asuh Ibu ................................................................................ 54 Tabel 5.4 Tingkat Kecerdasan Moral Anak ................................................... 54 Tabel 5.5 Hubungan Pola Asuh Ibu dan Kecerdasan Moral Anak .................. 55
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
xiv
DAFTAR LAMBANG > : Lebih dari < : Kurang dari % : per seratus ∑ : total
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
xv
SINGKATAN DAN ISTILAH
SD : Sekolah Dasar SLTP : Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama SLTA : Sekolah Lanjutan Tingkat Kedua TNI : Tentara Nasional Indonesia POLRI : Polisi Republik Indonesia
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Information Form For Consent .................................................. 66 Lampiran 2 Informed Consent ....................................................................... 66 Lampiran 3 Kuesioner Penelitian .................................................................. 67 Lampiran 4 Kuesioner Pola Asuh .................................................................. 69 Lampiran 5 Kuesioner Kecerdasan Moral ..................................................... 72 Lampiran 6 Data Statistik Variabel ............................................................... 75 Lampiran 7 Uji Analisis Statistik .................................................................. 76 Lampiran 8 Surat Ijin Pengambilan Data Awal ............................................. 77 Lampiran 9 Surat Ijin Penelitian .................................................................... 78 Lampiran 10 Ethical Clearance .................................................................... 79 Lampiran 11 Data Pola Asuh Ibu .................................................................. 80 Lampiran 12 Data Kecerdasan Moral Anak ................................................... 82
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Anak memerlukan kualitas moral yang tinggi untuk mencapai kesuksesan.
Anak membutuhkan kecerdasan moral untuk bersosialisasi dengan orang lain.
Kecerdasan moral merupakan kemampuan individu untuk memahami mana hal
yang benar dan yang salah. Kecerdasan ini meliputi kemampuan untuk bisa
memahami pilihan-pilihan yang berbeda, memiliki rasa empati, memperjuangkan
keadilan, dan menunjukkan kasih sayang dan rasa hormat terhadap orang lain
(Borba 2001). Drawati (2005) seperti dikutip dalam Azhar (2009), menyebutkan
bahwa faktor pemicu anak melakukan tindakan kriminal adalah masalah
pendidikan moral, kurangnya perhatian orang tua serta perkembangan zaman.
Maka tidak mengherankan apabila karakter anak menjadi keras atau liar, sebab
mereka tidak diberikan pengetahuan soal etika atau moral, pemahan benar dan
salah, mana yang baik dan yang buruk.
Menurut Hidayat (2006), Peran aktif orang tua terhadap perkembangan
anak – anaknya sangat diperlukan terutama pada saat mereka masih berada
dibawah usia lima tahun atau balita untuk meningkatkan kecerdasan moral anak.
Salah satu upaya yang dapat dilakukan adalah orang tua hendaknya selalu
menunjukkan contoh perilaku dan kepribadian yang terpuji atau bernilai luhur
serta disiplin, sementara itu terkait proses sosialisasi moral di sekolah, penelitian
oleh Nazar (2001) menyatakan bahwa anak pun melakukan proses sosialisasi
moral di sekolah dengan adanya proses pembelajaran atau kegiatan yang berbasis
agama, memberikan kesempatan pada anak belajar memberikan judgment atas
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
2
perilaku moral. Data awal yang diperoleh di TK Pelita Jaya Surabaya ada 6 dari
10 anak masih banyak ditemukan anak yang suka pilih-pilih teman dan
menyerobot antrian, 4 dari 10 anak suka menertawakan temannya yang menangis.
Disana masih didapatkan anak yang belum memahami kriteria dalam bermoral.
Anak sudah memiliki dasar tentang sikap moralitas terhadap kelompok
sosialnya (orang tua, saudara, dan teman sebaya) melalui pengalaman
bersosialisasi dengan orang lain pada masa pra sekolah. Anak usia pra sekolah
harus diajarkan untuk belajar berkomunikasi dengan orang lain serta
memahaminya. Anak harus selalu dilatih dan dibiasakan bagaimana seharusnya
bertingkah laku yang baik. Stimulasi yang diberikan oleh orang tua adalah untuk
memahami tata krama, sopan santun, aturan, norma, etika, dan hal-hal yang terkait
dengan kehidupan dunia.
Kecerdasan moral anak agar lebih optimal membutuhkan penanaman nilai-
nilai moral. Konsep kecerdasan moral anak usia prasekolah perlu dipahami dan
dikaji lebih dalam agar menjadi bahan masukan bagi orangtua, guru atau orang
dewasa lainnya untuk dapat dilakukan pengembangan kecerdasan moral sejak dini
(Gunarsa 2004). Pada anak usia prasekolah, nilai diri anak belum dapat
didasarkan pada penghargaan realistik. Penelitian oleh Wellman, Larkey dan
Somerville (1979) menunjukkan bahwa pada anak usia 5 tahun lebih mampu
memahami kriteria moral dan memberikan moral judgment yang lebih tepat
dibandingkan anak usia 3 dan 4 tahun meskipun pada anak usia 3-4 tahun sudah
menunjukkan kesadaran atas kriteria moral.
Salah satu aspek penting dalam hubungan orang tua dan anak adalah gaya
pengasuhan yang diterapkan oleh orang tua. Pratt dkk (dalam Noe 2008)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
3
menyatakan bahwa orang tua yang responsif akan meningkatkan kematangan
penalaran moral anak. Studi klasik tentang hubungan orang tua dan anak yang
dilakukan oleh Baumrind (dalam Berns 2007) gaya pengasuhan merupakan cara-
cara yang digunakan orang tua sebagai pendekatan umum dalam mengasuh anak.
Terdapat tiga gaya pengasuhan yang cenderung dilakukan orang tua, yaitu
otoriter, demokratis, permissive(Baumrind dalam Berns 2007).
Menurut Borba (2001) Penyebab merosotnya moralitas sangatlah
kompleks, lingkungan moral tempat anak-anak dibesarkan saat ini sangat
berpengaruh terhadap kecerdasan moral mereka karena sejumlah faktor sosial
kritis yang membentuk karakter bermoral secara perlahan mulai runtuh yaitu,
pengawasi orang tua, teladan perilaku bermoral, pendidikan spiritual dan agama,
hubungan akrab dengan orang dewasa, dukungan masyarakat dan pola asuh orang
tua yang benar. Melalui pendekatan teori dari Michele Borba yaitu kemampuan
untuk memahami benar dan salah serta pendirian yang kuat untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan norma moral, Borba memberikan tingkatan
pembentukan kecerdasan moral dalam tujuh aspek yaitu, empati, nurani, kontrol
diri, kebaikan hati, toleransi, respek, adil.
Budaya moral harus dibangun mulai dari rumah. Moralitas dibangun atas
dasar hubungan yang harmonis dari orangtua baik ayah kepada anak maupun ibu
kepada anak. Akar dari kecerdasan moral anak terdiri dari tujuh aspek utama yang
orang tua tanamkan kepada anak. Anak akan menggunakan aspek tersebut sebagai
pola dasar dalam membentuk karakter dan sisi kemanusiaanya, dan sepanjang
hidup anak akan menggunakannya.Konsep ini telah digunakan secara meluas di
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
4
beberapa negara bagian di Amerika Serikat sebagai metode untuk ibu dalam
membantu anak-anaknya mengembangkan kecerdasan moral (Borba 2001).
Fenomena diatas membuat peneliti tertarik untuk meneliti sejauh mana
hubungan antara pola asuh orang ibu dengan tingkat kecerdasan moral pada anak
usia pra sekolah 4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya.
1.2 Rumusan Masalah
Apakah ada hubungan antara pola asuh ibu dengan tingkat kecerdasan
moral anak usia pra sekolah 4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Mengidentifikasi tentang hubungan antara pola asuh ibu dengan tingkat
kecerdasan moral anak usia pra sekolah 4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi pola asuh ibu pada anak pra sekolah di TK Pelita jaya
Surabaya
2. Mengidentifikasi tingkat kecerdasan moral anak di TK Pelita Jaya
Surabaya
3. Menganalisis tentang hubungan antara pola asuh ibu dengan tingkat
kecerdasan moral anak pra sekolah di TK Pelita Jaya Surabaya
1.4 Manfaat
1.4.1 Teoritis
Penelitian ini dapat memberikan informasi bagi ilmu keperawatan
khusunya ilmu keperawatan keluarga
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
5
1.4.2 Praktis
1. Penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan wawasan baru bagi ibu
agar lebih memperhatikan perkembangan moral anak dengan
memanfaatkan dan memodifikasi waktu semaksimal mungkin ibu ketika
berada dirumah
2. Penelitian ini dapat menjadi suatu masukan bagi sekolah untuk
perkembangan pendidikan moral anak
3. Penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan baru kepada
guru agar dapat memberikan pendekatan khusus terkait moral anak
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
6
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab 2 ini akan disajikan konsep materi mengenai: 1) konsep pola
asuh; 2) konsep orang tua; 3) konsep anak usia pra sekolah; dan 4) konsep
kecerdasan moral.
2.1 Konsep Pola Asuh
Setiap anak tumbuh dan berkembang melalui proses belajar tentang
dirinya sendiri dan dunia sekitarnya. Proses pembelajaran ini berlangsung dan
berkesinambungan terus selama masa hidup seseorang, sejak anak usia bayi
sampai mencapai usia dewasa. Kewajiban orang tua adalah terlibat dalam
pengasuhan positif dan memandu anak menjadi manusia yang
kompeten.Kewajiban anak adalah merespon sesuai dengan inisiatif dari orang tua
dan mempertahankan hubungan positif dengan orang tua (Santrock 2007). Pola
asuh yang tepat dari orang tua terutama ibu sangat mempengaruhi proses
pembelajaran ini. Diperlukan kesabaran dan kebijakan orang tua untuk dapat
memberikan pertimbangan terbaik dalam pengambilan keputusan-keputusan
penting di dalam kehidupan anak.
2.1.1 Definisi Pola Asuh
Pola asuh adalah asuhan yang diberikan ibu atau pengasuh lain berupa
sikap, dan perilaku dalam hal kedekatannya dengan anak, memberikan makanan,
merawat, menjaga kebersihan, memberi kasih sayang, dan sebagainya (Soekirman
2000 dalam Bety 2012). Menurut Kasmini (2007) dikutip dalam Bety (2012) pola
asuh adalah bagaimana orang tua memperlakukan anak, mendidik, membimbing
dan mendisiplinkan anak dalam mencapai proses kedewasaan hingga pupaya
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
7
pembentukan norma-norma yang diharapkan masyarakat.Menurut Aisyah (2010)
pola asuh orang tua merupakan interaksi antara anak dan orang tua selama
mengadakan kegiatan pengasuhan.
2.1.2 Tipe-tipe Pola Asuh
Menurut Baumrind (dalam Berns 2007) gaya pengasuhan merupakan cara-
cara yang digunakan orang tua sebagai pendekatan umum dalam mengasuh anak.
Terdapat empat gaya pengasuhan yang cenderung dilakukan orang tua, yaitu
otoriter, demokratis, permissive (Baumrind dalam Berns 2007).
1. Gaya pengasuhan demokratis, ditandai dengan adanya kontrol dari orang
tua terhadap anak tetapi orang tua tetap menghargai kebebasan anak
sebagai individu, penetapan standar dan atau tuntutan yang bersifat
rasional dan fleksibel, serta ada pengutamaan disiplin anak. Dengan kata
lain, pola asuh demokratis ini memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya dengan
tidak melewati batas-batas atau aturan-aturan yang telah ditetapkan orang
tua. Orang tua juga selalu memberikan bimbingan dan arahan dengan
penuh pengertian terhadap anak mana yang boleh dilakukan dan mana
yang tidak. Hal tersebut dilakukan orang tua dengan lemah lembut dan
penuh kasih sayang (Baumrind 1967 dalam Berns 2007). Ciri-ciri pola
asuh demokratis adalah sebagai berikut:
1) Menentukan peraturan dan disiplin dengan memperhatikan dan
mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima, dipahami dan
dimengerti oleh anak
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
8
2) Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yangperlu
dipertahankan dan yang tidak baik agar di tinggalkan
3) Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian
4) Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga
5) Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua dan anak
serta sesama keluarga.
2. Gaya pengasuhan otoriter, ditandai oleh kontrol yang ketat dari orang tua,
pengekangan akan kebebasan dan atau inisiatif anak, dan pengutamaan
kepatuhan pada orang tua, bahkan dengan menggunakan hukuman fisik
ciri ciri pola asuh ototiter menurut Hurlock (1994) adalah :
1) Adanya kontrol yang ketat dan kaku dari orang tua
2) Aturan dan batasan dari orang tua harus ditaati oleh anak
3) Anak harus bertingkah laku sesuai aturan yang diterapkan orang tua
4) Orang tua tidak mempertimbangkan pandangan dan pendapat anak
5) Orang tua memusatkan perhatian dan pengendalian cara otoriter
yaitu berupa hukuman fisik.
3. Permissive, ditandai dengan kontrol dari orang tua lemah, terdapat
pemberian kebebasan pada anak, dan penerimaan orang tua terhadap
respon impulsif anak. Menurut hurlock (1994) ciri-ciri pola asuh permisif
yaitu :
1) Tidak ada bimbingan maupun aturan yang ketat dari orang tua
2) Tidak ada pengendalian atau pengontrolan serta tuntutan kepada
anak.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
9
3) Anak diberi kebebasan dan diizinkan membuat keputusan untuk
dirinya sendiri
4) Tidak ada kontrol dari orang tua
5) Anak harus belajar sendiri untuk berperilaku dalam lingkungan
sosial
6) Anak tidak akan dihukum meskipun melanggar peratruran
7) Tidak diberi hadiah jika berprestasi atau berperilaku sosial yang
baik.
Menurut Durkin, Hetherington, dan Parke (1999) gaya pengasuhan
merupakan refleksi dari dua dimensi perilaku. Pertama, tergantung dari kondisi
emosional: pendekatan yang dilakukan orang tua pada anak yang hangat,
responsif, dan berpusat pada anak, atau menolak, tidak responsif, dan tidak
terlibat dengan anak dan lebih fokus pada kebutuhan dan harapan orang tua
sendiri. Dimensi kedua lebih melihat dari sudut kontrol: orang tua yang
memberikan tuntutan pada anak, membatasi perilakunya, atau orang tua yang
permisif dan tanpa tuntutan, selalu menuruti apa yang dinginkan dan diharapkan
seorang anak.
2.2 Konsep Orang Tua
2.2.1 Pengertian Orang Tua
Orang tua merupakan konsep ayah dan ibu, orang tua sebagai pihak yang
berperan dalam membimbing anak untuk mengembangkan potensi (Santrock
2002).
Orang tua merupakan dunia sosial pertama bagi seorang anak karena orang
tua dan keluarga merupakan contoh dasar akan pola asuh kepribadian anak
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
10
sehingga perlakuan orang tua terhadap anak menjadi faktor yang berpengaruh
dalam pembentukan konsep diri anak. Konsep diri anak terbentuk dalam
hubungan keluarga (Hurlock 1999) dan konsep diri akan menjadi pedoman yang
berpengaruh bagi perkembangan potensi anak secara optimal.
2.2.2 Peran Orang Tua
Peran orang tua adalah suatu fungsi yang menyertai seseorang ketika
menduduki suatu karakteristik (posisi) tertentu dalam struktur sosial. Peran orang
tua dalam menyiapkan anak untuk menghadapi tantang di masa mendatang
merupakan fase kehidupan penting yang membutuhkan perencanaan dan
koordinasi yang baik (Santrock 2002). Perencanaan dan koordinasi yang baik
menuntut orang tua untuk selalu mengasah kepekaan dalam memahami,
merencanakan serta mengkoordinasikan peran orang tua dalam proses interaksi
kepada anak, terutama apabila seorang ibu juga ikut bekerja.
Orang tua dalam proses mendidik anak terkait dengan peran sosialisasi.
Peran sosialisasi adalah peran yang melibatkan tanggung jawab keluarga, sekolah
dan masyarakat dalam memberikan nilai, keyakinan dan perilaku yang dianggap
bernilai penting bagi individu untuk untuk mengakomodasikan lingkungan
dimana individu berada (Mussen dan Conger 1979).
Menurut Gunarsa (2002) peran orang tua adalah sebagai berikut :
1. Sebagai orang tua yang berkewajiban membesarkan, merawat, memelihara
dan memberikan kesempatan anak untuk berkembang secara optimal
2. Sebagai guru yang memiliki peran untuk mengajarkan ketangkasan
motorik, keterampilan melalui latihan-latihan, mengajarkan peraturan, tata
cara keluarga dan juga tatanan lingkungan di masyarakat
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
11
3. Sebagai tokoh teladan
2.2.3 Peran Ibu
Sering dikatakan bahwa ibu adalah jantung dari keluarga.Jantung dalam
tubuh merupakan alat yang sangat penting bagi kehidupan seseorang.Apabila
jantung berhenti berdenyut maka orang itu tidak bisa melangsungkan
hidupnya.Perumpaan ini menyimpulkan bahwa kedudukan seorang ibu sebagai
tokoh sentral dan sangat penting untuk melaksanakan kehidupan.Pentingnya
seorang ibu terutama terlihat sejak kelahiran anaknya (Gunarsa 2004).
Peran ibu sangat banyak, peranan ibu sebagai istri dan ibu dari anak-
anaknya, mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik anak-anaknya,
dan sebagai salah satu kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya. Disamping itu, ibu juga dapat berperan sebagai
pencari nafkah tambahan bagi keluarganya (Effendy 1998).
Menurut Friedman dalam Effendy (1998), peran ibu didefinisikan sebagai
kemampuan untuk mengasuh, mendidik dan menentukan nilai kepribadian.Peran
pengasuh adalah peran dalam memenuhi kebutuhan pemeliharaan dan perawatan
anak agar kesehatannya terpelihara sehingga diharapkan mereka menjadi anak-
anak yang sehat baik fisik, mental, sosial dan spiritual. Selain itu peran pengasuh
adalah peran dalam memberikan kasih sayang, perhatian, rasa aman, kehangatan
kepada anggota keluarga sehingga memungkinkan mereka tumbuh dan
berkembang sesuai usia dan kebutuhannya.
Realitas peran ibu kini adalah bahwa di banyak keluarga, tanggung jawab
utama atas anak maupun pekerjaan rumah tangga dan bentuk lainnya dari
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
12
pekerjaan keluarga masih dibebankan di pundak ibu (Barnard & Martell 1995
dalam Santrock 2007).
2.4 Konsep Anak Usia Pra Sekolah
2.4.1 Definisi Anak Usia Pra Sekolah
Usia prasekolah adalah usia anak pada masa prasekolah dengan rentang
tiga hingga enam tahun (Potter dan Perry 2009). Pengertian yang sama juga
dikemukakan oleh Hockenberry dan Wilson (2009) bahwa usia prasekolah
merupakan usia perkembangan anak antara usia tiga hingga lima tahun. Pada
usia ini terjadi perubahan yang signifikan untuk mempersiapkan gaya hidup
yaitu masuk sekolah dengan mengkombinasikan antara perkembangan biologi,
psikososial, kognitif, spiritual dan prestasi sosial. Anak pada masa prasekolah
memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai laki-laki atau perempuan, dapat
mengatur diri dalam toilet training dan mengenal beberapa hal yang berbahaya
dan mencelakai dirinya.
2.4.2 Perkembangan dan Pertumbuhan Anak Usia Pra Sekolah
Anak usia prasekolah masih dalam peningkatan pertumbuhan dan
perkembangan yang berlanjut dan stabil terutama kemampuan kognitif serta
aktivitas fisik (Hidayat 2008). Selain itu anak berada pada fase inisiatif dan rasa
bersalah (inisiative vs guilty).Rasa ingin tahu (courius) dan daya imajinasi anak
berkembang, sehingga anak banyak bertanya mengenai segala sesuatu di
sekelilingnya yang tidak diketahui. Selain itu anak dalam usia prasekolah belum
mampu membedakan hal yang abstrak dan tidak abstrak.
Menurut Wong (2009) proses pertumbuhan dan perkembangan bersifat
dinamis dinamis dimana terjadi sepanjang siklus hidup anak. Anak pada masa
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
13
prasekolah akan mengalami proses perubahan baik dalam pola makan, proses
eliminasi dan perkembangan kognitif menunjukan proses kemandirian (Hidayat
2008). Proses perkembangan pada anak:
1. Perkembangan biologis
Pada anak usia prasekolah akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan fisik yang melambat dan stabil. Dimana pertambahan
berat badan 2-3kg pertahun dengan rata-rata berat badan 14,5 kg pada
usia 3 tahun, 16,5 kg pada usia 4 tahun dan 18,5 kg pada usia 5 tahun.
Tinggi badan tetap bertambahdengan perpanjangan tungkai dibandingkan
dengan batang tubuh. Rata-rata pertambahan tingginya 6,5-9 cm
pertahun. Pada anak usia 3 tahun, tinggi badan rata-rata adalah 95 cm dan
103 cm pada usia 4 tahun serta 110 cm pada usia 5 tahun (Wong et al
2009). Pada perkembangan motorik, anak mengalami peningkatan
kekuatan dan penghalusan keterampilan yang sudah dipelajari
sebelumnya seperti berjalan, berlari dan melompat.Namun pertumbuhan
otot dan tulang masih jauh dari matur sehingga anak mudah cedera
(Hockenberry dan Wilson 2007).
2. Perkembangan kognitif
Anak usia pra sekolah pada perkembangan kognitif mempunyai tugas
yang lebih banyak dalam mempersiapkan anak mencapai kesiapan
tersebut. Serta proses berpikir yang sangat penting dalam mencapai
kesiapan tersebut (Wong, et al 2009). Pemikiran anak akan lebih
kompleks pada usia ini, dimana mengkategorikan obyek berdasarkan
warna, ukuran maupun pertanyaan yangdiajukan (Potter dan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
14
Perry2009). Menurut Marry (2005) tinjauan teori mengenai
perkembangan kognitif menggunakan tahap berpikir pra operasional oleh
Piaget. Dimana dibagi menjadi dua fase yaitu:
1) Fase pra konseptual (usia 2-4 tahun) dimana pada fase ini konsep
anak belum matang dan tidak logis dibandingkan dengan orang
dewasa. Mempunyai pemikiran yang berorientasi pada diri sendiri,
dan membuat klasifikasi yang masih relatif sederhana.
2) Fase intuitif (4-7 tahun) dimana anak mampu bermasyarakat namun
belum dapat berpikir timbal balik. Anak biasanya banyak meniru
perilaku orang dewasa tetapi sudah mampu memberi alasan pada
tindakan yangdilakukan.
3. Perkembangan moral
Anak pada usia prasekolah mampu mengadopsi serta menginternalisasi
nilai-nilai moral dari orang tuanya. Perkembangan moral anak berada
pada tingkatan paling dasar. Anak mempelajari standar perilaku yang
dapat diterima untuk bertindak sesuai dengan standar norma yang berlaku
serta merasa bersalah bila telah melanggarnya (Kohlberg, 1994 dalam
Wong, 2009).
4. Perkembangan psikososial
Anak usia prasekolah menurut Hockenberry & Wilson (2009) sudah siap
dalam menghadapi dan berusaha keras mencapai tugas perkembangan.
Tugas perkembangan yang dimaksud adalah menguasai rasa inisiatif
yaitu bermain, bekerja serta mendapatkan kepuasan dalam kegiatannya,
serta merasakan hidup sepenuhnya. Konflik akan timbul akibat rasa
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
15
bersalah, cemas dan takut yang timbul akibat pikiran berbeda dengan
perilaku yang diharapkan.
2.5 Konsep Kecerdasan Moral Anak
2.5.1 Konsep Perkembangan Moral Anak
Piaget pada awal pengamatannya terhadap perkembangan kognitif anak
pada tahun 1932 (Santrock, 1999) mulai mengkaji masalah perkembangan moral.
Berdasarkan pengamatannya terhadap sejumlah anak berusia 4-12 tahun, Piaget
berkesimpulan bahwa kemampuan memahami isu-isu moral seperti kebohongan,
pencurian, hukuman, dan keadilan berlangsung berdasarkan tahapan pertama pada
usia 4-7 tahun disebut sebagai heteronomous morality, tahapan kedua pada usia 7-
10 tahun disebut tahap transisi, tahapan ketiga pada usia 10 tahun dan selanjutnya
disebut autonomous morality (Gibbs, et al dalam Santrock 1999).
Proses perkembangan moral anak yang dipaparkan oleh Piaget sesuai
dengan konsep dasarnya mengenai perkembangan kognitif (Santrock 1999). Anak
memahami isu moral melalui proses yang bertahap sesuai dengan fenomena sosial
dan relasi anak dengan lingkungannya. Pendapat Piaget didukung oleh Kohlberg
(dalam Lickona 1987), bahwa pemahaman moral anak berupa penalaran moral
anak terhadap fenomena sosial yang senantiasa berhubungan dengan norma sosial.
Konsep kunci perkembangan moral menurut teori Kohlberg (dalam Santrock
1999) adalah proses internalisasi, yaitu perubahan perilaku yang berawal dari
pengendalian dari lingkungan (eksternal) ke perilaku yang dikendalikan oleh diri
sendiri (internal).
Menurut Kohlberg dalam (Bertens 2007), enam tahap (stages) dalam
perkembangan moral dapat dikaitkan satu sama lain dalam tiga tingkat (levels)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
16
demikian rupa sehingga setiap tingkat meliputi dua tahap. Tiga tingkat itu
berturut-turut adalah tingkat prakonvensional, tingkat konvensional dan tingkat
pascakonvensional.
Tabel 2.1 Enam Tahap dalam Perkembangan Moral Menurut Kohlberg (Sarayati 2016)
Tingkat Tahap Usia Rata-rata
I. Prakonvensional Individu berespons terhadap peraturan budaya mengenai label baik-buruk, benar atau salah. Peraturan yang terbentuk secara eksternal menentukan tindakan yang benar atau salah. Individu memahaminya dalam istilah hukuman, penghargaan, atau pertukarankebaikan. Fokus egosentrik
1. Orientasi Hukuman dan Kepatuhan Takut terhadap hukuman, bukan rasa hormat terhadap otoritas merupakan alasan terbentuknya keputusan, perilaku, dan konformitas.
2. Orientasi Relativist
Instrumental Konformitas didasarkan pada kebutuhan egosentris dan narsisistik. Tidak ada rasa keadilan, loyalitas, dan terima kasih. “saya bersedia melakukan sesuatu asalkan saya mendapatkan imbalan atau karena hal tersebutmenyenangkanAnda.”
Todler – usia 7 tahun. Prasekolah – usia sekolah.
II. Konvensional Individu memikirkan upaya untuk mempertahankan harapan dan peraturan keluarga, kelompok, Negara, serta masyarakat. Perasaan bersalah telah berkembang dan mempengaruhi perilaku. Individu menerima nilai konformitas, loyalitas, dan berupaya aktif dalam mempertahankan tata tertib dan kontrol sosial. Konformitas berarti perilaku yang baik atau sesuatu yang dapat menyenangkan dan membantu orang lain, dan hal tersebut disetujui. Fokus Sosial
3. Orientasi Persetujuan Interpersonal Keputusan dan perilaku didasarkan pada kekhawatiran akan reaksi orang lain. Individu menginginkan persetujuan dan penghargaan dari orang lain. Respons empati, yang didasarkan pada pemahaman tentang perasaan orang lain, merupakan faktor penentu terbentuknya keputusan dan perilaku. (“Saya dapat menempatkan diri saya pada posisi Anda.”)
4. Orientasi Hukum dan Tata
Tertib Individu ingin menerapkan peraturan yang berasal dari otoritas dan alasan
Usia sekolah – dewasa. (sebagian besar wanita berada pada tahap ini). Remaja dan dewasa (sebagian besar pria berada pada tahap ini).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
17
Tingkat Tahap Usia Rata-rata terbentuknya keputusan dan perilaku adalah bahwa peraturan dan tradisi sosial dan seksual menuntut respons tersebut. (“Saya bersedia melakukan sesuatu karena itu adalah tugas saya dan begitulahhukumnya.”)
III. Postkonvensional Individu hidup secara otonom dan mendefinisikan nilai-nilai serta prinsip- prinsip moral yang membedakan antara identifikasi pribadi dengan nilai-nilai kelompok. Individu hidup menurut prinsip-prinsip yang disetujui secara universal dan yang dianggap sesuai untuk kehidupannya. Fokus bersifat universal
5. Orientasi Legalistik KontrakSosial Peraturan sosial bukan merupakan satu-satunya dasar utama terbentuknya keputusan dan perilaku. Sebab, individu meyakini adanya prinsip moral yang lebih tinggi sperti kesetaraan, keadilan, atau proses yangseharusnya.
6. Orientasi Prinsip Etis
Universal Keputusan dan perilaku didasarkan pada peraturan yang terinternalisasi, lebih kepada hati nurani bukan hukum sosial, dan juga berdasarkan prinsip- prinsip etis dan abstrak pilihan pribadi yang bersifat universal, komprehensif, dan konsisten
Usia pertengahan atau lansia. Usia pertengahan ataulansia. Beberapa orang mencapai atau mempertahankan tahapini. Contoh tahap ini terlihat dalam situasi krisis atau ekstrem.
Konsep Piaget dan Kohlberg memiliki pengaruh yang signifikan dalam
perkembangan kognitif dan moral anak. Namun berbagai kritikan muncul
berkaitan dengan pertimbangan bahwa orangtua tidak hanya membutuhkan
pemahaman apakah anaknya sudah mencapai tahapan penalaran moral sesuai
usianya, orangtua lebih membutuhkan pemahaman bagaimana cara mencerdaskan
moral anak, anak bukan hanya berpikir secara moral namun berperilaku secara
moral (Coles 1999). Sedangkan menurut Coles (1999) konsep kecerdasan moral
lebih tepat untuk memberikan pemahaman yang jelas tentang sejauh mana
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
18
kapasitas anak berpikir, merasakan dan berperilaku secara norma moral atau solid
character.
Sejalan dengan Coles, Borba mencoba memaparkan konsep yang
memadukan teori perkembangan moral. Teori perkembangan moral terbagi
menjadi tiga yaitu : (1) moral feeling (rasa bersalah, malu, dan empati) yang
dikembangkan oleh Hoffman, (2) moral reasoning (kemampuan memahami
aturan, membedakan benar dan salah, dan mampu menerima sudut pandang orang
lain serta pada pengambilan keputusan), yang dikembangkan oleh Piaget dan
Kohlberg dan (3) moral action (respon atas godaan yang datang untuk tetap
berpegang teguh pada aturan, perilaku prososial, kontrol diri atas dorongan yang
muncul yang dikembangkan oleh Eisenberg dan Fabes (Berns 2007).
Menurut Borba (2001) Penyebab merosotnya moralitas sangatlah
kompleks, lingkungan moral tempat anak-anak dibesarkan saat ini sangat
mempengaruhi kecerdasan moral mereka karena sejumlah faktor sosial kritis yang
membentuk karakter bermoral secara perlahan mulai runtuh yaitu, pengawasi
orang tua, teladan perilaku bermoral, pendidikan spiritual dan agama, hubungan
akrab dengan orang dewasa, dukungan masyarakat dan pola asuh orang tua yang
benar. Melalui pendekatan teori dari Michele Borba yaitu kemampuan untuk
memahami benar dan salah serta pendirian yang kuat untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan norma moral, Borba memberikan tingkatan
pembentukan kecerdasan moral dalam tujuh kebajikan yaitu, empati, nurani,
kontrol diri, menghargai, baik budi, toleransi, adil (Borba 2001).
Menurut Borba (2001) membangun budaya moral harus dimulai dari
rumah. Moralitas dibangun atas dasar hubungan yang harmonis dari orangtua baik
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
19
ayah maupun ibu kepada anak. Akar dari kecerdasan moral anak terdiri dari tujuh
aspek utama yang orang tua tanamkan kepada anak. Anak akan menggunakan
aspek tersebut sepagai pola dasar dalam membentuk karakter dan sisi
kemanusiaanya, dan sepanjang hidup anak akan menggunakannya. Konsep ini
telah digunakan secara meluas di beberapa negara bagian di Amerika Serikat
sebagai metode untuk membantu orangtua maupun dalam membantu anak-
anaknya mengembangkan kecerdasan moral.
2.5.2 Definisi Kecerdasan Moral
Kecerdasan moral didefinisikan oleh Borba (2001) sebagai kemampuan
untuk memahami benar dan salah dan pendirian yang kuat untuk berpikir dan
berperilaku sesuai dengan nilai moral. Lebih lanjut, Borba (2001) merumuskan
kecerdasan moral dalam tujuh aspek moral yaitu : emphaty, conscience, self
control, respect, kindness, tolerance dan fairness. Aspek-aspek tersebut yang
akan melindungi anak agar tetap berada di jalan yang benar dan mendorong anak
untuk beperilaku moral. Perkembangan moral merupakan suatu proses yang terus
menerus berkelanjutan sepanjang hidup. Meningkatnya kapasitas moral anak dan
didukung dengan lingkungan yang kondusif, sehingga anak berpotensi menguasai
moralitas yang lebih tinggi. Ketika anak berhasil menguasai satu kebajikan,
kecerdasan moralnya semakin meningkat dan anak mencapai tingkat kecerdasan
moral yang lebih tinggi (Borba 2001).
Berdasarkan paparan di atas disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan
perkembangan kecerdasan moral anak usia prasekolah merujuk pada pendapat
Borba yaitu kemampuan anak prasekolah untuk memahami benar dan salah dan
pendirian yang kuat untuk merasakan, berpikir dan berperilaku sesuai dengan nilai
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
20
moral yang didasarkan atas ketaatan akan aturan dan hukuman dari orang dewasa,
yang meliputi tujuh aspek moral utama yaitu empati, nurani, kontrol diri, serta
aspek moral yang lainnya yaitu respek, baik budi, toleran dan adil.
2.5.3 Aspek Kecerdasan Moral Anak
Borba (2001) menjabarkan kecerdasan moral anak dalam tujuh aspek yang
dimiliki seorang anak yang cerdas moral. Ketujuh aspek tersebut yaitu :
1. Empati (emphaty)
Anak yang memiliki empati cenderung sensitif, menunjukkan kepekaan
pada kebutuhan dan perasaan orang lain, membaca isyarat nonverbal orang
lain dengan tepat dan bereaksi dengan tepat, menunjukkan pengertian atas
perasaan orang lain, berperilaku menunjukkan kepedulian ketika seseorang
diperlakukan tidak adil, menunjukkan kemampuan untuk memahami sudut
pandang orang lain, mampu mengidentifikasi secara verbal perasaan orang
lain. Indikator dari empati yaitu (1) merasakan perasaan orang lain dan (2)
memahami perasaan orang lain (Borba 2001).
2. Nurani (conscience)
Anak yang memiliki tingkat nurani tinggi cenderung berani mengakui
kesalahan dan mengucapkan kata maaf, mampu mengidentifikasi
kesalahannya dalam berperilaku, jujur dan dapat dipercaya, jarang
membutuhkan teguran atau peringatan dari seseorang yang berwenang
untuk berperilaku benar, mengakui konsekuensi atas perilakunya yang
tidak patut/salah, tidak melimpahkan kesalahan pada orang lain. Indikator
dari hati nurani yaitu (1) tidak menimpakan kesalahannya pada orang lain,
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
21
(2) merasa bersalah dan malu atas perbuatan buruknya, dan (3) bersikap
baik meskipun ada tekanan untuk berbuat sebaliknya (Borba 2001).
3. Kontrol diri (self-control)
Anak dengan kontrol diri cenderung menunggu giliran dan jarang
memaksakan pendapatnya atau menyela; mampu mengatur impuls dan
dorongan tanpa bantuan orang dewasa; mudah kembali tenang ketika
frustrasi/kecewa atau marah; jarang membutuhkan peringatan, bujukan,
atau teguran untuk bertindak benar.
4. Respek (respect)
Respek mendorong anak bersikap baik dan menghormati orang
lain. Kebajikan ini mengarahkan anak memperlakukan orang lain
sebagaimana ia ingin orang lain memperlakukan dirinya, sehingga
mencegah anak bertindak kasar, tidak adil, dan bersikap memusuhi. Jika
anak terbiasa bersikap hormat terhadap orang lain, ia akan memerhatikan
hak-hak serta perasaan orang lain, akibatnya, ia juga akan menghormati
dirinya sendiri. Indikator respek yaitu (1) Menghormati orang yang lebih
tua, (2) tidak menyela pembicaraan pada waktu yang tidak tepat, dan (3)
memberi salam setiap berjumpa dengan orang lain.
5. Kebaikan hati (kindness)
Anak dengan karakter kindness yang kuat cenderung mengucapkan
komentar yang baik yang mampu membangun semangat pada orang lain
tanpa bujukan, sungguh-sungguh peduli ketika orang lain diperlakukan
tidak adil, memperlakukan binatang dengan lembut; berbagi, membantu,
dan menghibur orang lain tanpa mengharapkan imbalan, menolak untuk
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
22
menjadi bagian dari orang-orang yang mengintimidasi dan mengejek orang
lain, selalu menunjukkan kebaikan hati dan perhatian pada orang lain
dengan contoh dari orangtua/guru berikan.Indikator dari kebaikan hati
yaitu (1) peduli terhadap orang yang diperlakukan tidak adil, (2)
memperlakukan makhluk ciptaan-Nya dengan baik, dan (3) suka
melakukan sesuatu yang membuat orang lain senang (Borba 2001).
6. Toleransi (tolerance)
Anak yang toleran cenderung menunjukkan toleran pada orang lain tanpa
menghiraukan perbedaan; menunjukkan penghargaan pada orang dewasa
dan figur yang memiliki wewenang; terbuka untuk mengenal orang dari
berbagai latar belakang dan keyakinan yang berbeda dengannya;
menyuarakan perasaan tidak senang dan kepedulian atas seseorang yang
dihina; mengulurkan tangan pada anak lain yang lemah, tidak
membolehkan adanya kecurangan; menahan diri untuk memberikan
komentar yang akan melukai hati kelompok atau anak lain; fokus pada
karakter positif yang ada pada orang lain meskipun ada perbedaan di
antara mereka; menahan diri untuk tidak menilai orang lain. Borba (2008)
mengemukakan indikator toleransi yaitu (1) memperlakukan orang lain
dengan cara yang sama dan tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, dan
golongan dan (2) menghargai perbedaan yang ada tanpa melecehkan
kelompok lain.
7. Adil (fairness)
Anak yang memiliki sense of fairness yang kuat : sangat senang atas
kesempatan yang diberikan untuk berbuat membantu orang lain, tidak
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
23
menyalahkan orang lain dengan semena-mena, rela berkompromi untuk
memenuhi kebutuhan orang lain, berpikiran terbuka, berlaku sportif dalam
pertandingan olahraga, menyelesaikan masalah dengan cara damai dan
adil, bermain sesuai aturan; mau mengakui hak orang lain yang dapat
menjamin bahwa mereka patut diperlakukan dengan sama dan adil. Borba
(2008) mengemukakan indikator keadilan yaitu (1) memperlakukan orang
lain dengan sikap tidak memihak dan wajar dan (2) mempunyai pandangan
yang jujur dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam situasi khusus, tanpa
terpengaruh dari manapun dan siapapun.
Berdasarkan paparan di atas, disimpulkan bahwa pendapatBorba mengenai
aspek perkembangan kecerdasan moral anak lebih tepat digunakan untuk
mengetahui sejauh mana kapasitas anak berpikir dan berperilaku moral. Sesuai
dengan yang dikemukakan Borba, perkembangan kecerdasan moral anak meliputi
beberapa aspek kebajikan yaitu empati, nurani, kontrol diri, respek, kebaikan hati,
toleran dan adil.
2.5.4 Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Moral Anak
Menurut Borba (2001) dalam Berns (2007) berpendapat bahwa ada tiga
keadaan (contexts) yang berpengaruh terhadap perkembangan moral seseorang,
yaitu: situasi, individu, dan sosial. Tiga keadaan tersebut yaitu :
1. Konteks situasi
Konteks situasi meliputi sifat hubungan antara individu dan yang terkait
dengan apakah ada orang lain yang melihatnya, pengalaman yang sama
sebelumnya, dan nilai sosial atau norma di masyarakat tempat tinggal
(Turiel, dalam Berns 2007).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
24
2. Konteks individu
Konteks individu meliputi yaitu :
1) Temperamen; Perkembangan moral mungkin dipengaruhi oleh
temperamen individu, karakteristik bawaan seseorang sensitif
terhadap berbagai pengalaman dan kemampuan bereaksi pada variasi
interaksi sosial
2) Kontrol diri (self-control); Perkembangan moral mungkin juga
dipengaruhi oleh kontrol diri, yaitu kemampuan untuk mengatur
dorongan, perilaku, dan emosi. Penelitian yang dilakukan oleh
Mischel dkk. (dalam Berns, 2007) menemukan bahwa anak taman
kanak-kanak yang memiliki kontrol diri lebih sukses daripada anak
yang impulsif dengan menahan godaan untuk curang pada saat
eksperimen bermain
3) Harga diri (self-esteem); Pada anak, harga diri belum berkembang
secara sempurna. Konsep yang lebih tepat untuk menggambarkannya
adalah self-worth. Pada anak usia prasekolah, nilai diri anak belum
dapat didasarkan pada penghargaan realistik. Anak mampu membuat
penilaian atas kompetensinya namun belum mampu memilah nilai
pentingnya (Harter, dalam Papalia dkk 2003)
4) Umur dan kecerdasan; Penalaran moral berkaitan secara signifikan
dengan usia dan IQ (Kohlberg dkk., dalam Berns 2007). Semakin
bertambah usia anak maka penalaran moral anak pun berkembang
sesuai dengan tahapannya. Seiring dengan berubahnya kemampuan
anak dalam menangkap dan mengerti, anak-anak bergerak ke tingkat
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
25
perkembangan moral yang lebih tinggi. Penelitian oleh Wellman,
Larkey dan Somerville (1979) menunjukkan bahwa pada anak usia 5
tahun lebih mampu memahami kriteria moral dan memberikan moral
judgment yang lebih tepat dibandingkan anak usia 3 dan 4 tahun
meskipun pada anak usia 3-4 tahun sudah menunjukkan kesadaran
atas kriteria moral
5) Pendidikan; Melalui pendidikan anak memiliki kesempatan untuk
mengembangkan pemikiran kritis yang dimiliki anak. Pemikiran
kritis dapat dibangun melalui kebiasaan berdiskusi untuk
meningkatkan perkembangan penalaran moral. Anak yang
dibiasakan dan diberi kesempatan untuk berdialog dapat membantu
meningkatkan kapasitas moral
6) Interaksi sosial; Beberapa penelitian percaya bahwa moral
berkembang karena interaksi sosial, misalnya karena diskusi atau
dialog (Walker & Taylor; Younis; dalam Berns 2007). Interaksi anak
dengan orang lain memungkinkan adanya komunikasi yang terbuka
dan dialog, anak memiliki kesempatan mengutarakan pandangan-
pandangannya,
7) Emosi; Menurut Jerome Kagan (dalam Berns 2007) pada sebagian
besar orang, moral lebih berkaitan dengan emosi daripada penalaran
atau pikiran. Individu termotivasi untuk berperilaku moral ketika
kondisi emosinya diwarnai perasaan yang menyenangkan dibanding
perasaan yang tidak menyenangkan.
3. Konteks sosial
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
26
Konteks sosial meliputi yaitu :
1) Keluarga; Borba (2001) berpendapat bahwa untuk membangun
budaya moral harus dimulai dari rumah. Moralitas dibangun atas
dasar hubungan yang harmonis antara orang tua ayah maupun ibu
kepada anak. Lebih lanjut, Pratt dkk. (dalam Noe, 2008) menyatakan
bahwa orangtua yang responsif akan meningkatkan kematangan
penalaran moral anak
2) Teman sebaya; Anak yang memiliki kesempatan untuk berpartisipasi
dalam kelompok teman sebaya dapat lebih mengembangkan
penalaran dan perilaku moral. Sebagaimana dikatakan oleh Hartup
(dalam Grusec & Kuczynsky 1997) bahwa interaksi dengan teman
sebaya menyediakan sumber pengetahuan, nilai-nilai dan
keterampilan yang berbeda dari yang disajikan oleh orang tua
mereka.
3) Sekolah; Sekolah mempengaruhi perkembangan moral melalui
program pembelajaran dan para stafnya (Kohlberg & Salker dalam
Berns 2007). Sejalan dengan penelitian oleh Nazar (2001)
menyatakan bahwa anak pun melakukan proses sosialisasi moral di
sekolah dengan adanya proses pembelajaran atau kegiatan yang
berbasis agama, memberikan kesempatan pada anak belajar
memberikan judgment atas perilaku moral
4) Media masa; Hasil penelitian tentang pengaruh televisi dan
pertimbangan moral pada anak menunjukkan bahwa anak yang
banyak menghabiskan waktunya untuk menonton televisi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
27
menunjukkan level penalaran moral yang lebih rendah (Rosenkoetter
dkk., dalam Berns 2007). Anak melakukan identifikasi melalui
model dalam televisi, anak menerima sikap dan perilaku tokoh
dalam televisi dan pada akhirnya anak meniru
5) Masyarakat; Beberapa ahli percaya bahwa perkembangan moral
dipengaruhi oleh ideologi budaya dalam masyarakatnya. Anak
belajar budi pekerti melalui proses yang alami di dalam keluarga
yang tentunya diwarnai oleh nilai-nilai filosofis budaya yang
diyakini oleh keluarga.
2.6 Keaslian Penelitian
Tabel 2.2 Keaslian Penelitian Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya.
No. Judul Penelitian Variabel
Metode Penelitia
n Hasil Penelitian
1. Hubungan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dengan Kepercayaan Diri pada Anak Pra Sekolah di TK Islam Terpadu Permata Hati Balung Jember (Ratna Tri, 2015)
- Pola asuh - Kepercayaan
diri
D:cross sectional. S:48 responden I :Kuesioner A:Spearman Rho
Hasil penelitian didapatkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara pola asuh ibu yang bekerja dengan kepercayaan diri anak prasekolah dengan derajat korelasi sangat kuat.
2. Hubungan antara Ibu Bekerja dan Ibu Rumah Tangga terhadap Tumbuh Kembang Anak Usia 2-5 Tahun (febrianita,2012)
- Ibu bekerja - Ibu rumah
tangga - Tumbuh
kembang
D:Cross Sectional. S:80 responden I: kuesioner A: Chi Square
Penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang bermakna antara profesi ibu dengan perkembangan anak, namun tidak terdapat hubungan yang bermakna antara profesi ibu dengan pertumbuhan anak, pola asuh makan, dan pola asuh pemberian stimulus.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
28
No. Judul Penelitian Variabel Metode Penelitian Hasil Penelitian
3. Hubungan Pola Asuh Ibu yang Bekerja dan Ibu yang Tidak Bekerja terhadap Perilaku Anak Usia Pra Sekolah (Seftiansyah,2012)
- Pola Asuh - Perilaku
Anak
D:Cross Sectional S:66 responden I: kuesioner A:chi Square
Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan ibu bukan hal yang berhubungan dengan perilaku anak, pada penelitian ini didapatkan hal yang sangat berhubungan terhadap perilaku anak adalah jenis pola asuh yang diterapkan.
4. Hubungan antara Pola Asuh Ibu Bekerja dan Tidak Bekerja terhadap Kepercayaan Diri Anak di TK Purbonegaran Yogyakarta (Sinaga,2004)
- Pola asuh - Kepercayaa
n diri
D:Cross Sectional S:80 responden I: Kuesioner A: Chi Square
Hasil penelitian menunjukkan tidak ada perbedaan yang signifikan dari gaya pengasuhan antara bekerja dan tidak bekerja, ada perbedaan yang signifikan kepercayaan diri anak antara anak yang diasuh dengan pola asuh otoriter, permisif, dan demokratis.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
29
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
: diteliti
: tidak diteriti
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 tahun (Adopsi Teori Michele Borba 2001).
Kecerdasan Moral Anak
Pola asuh ibu keluarga
Otoriter Demokratis Permisif
Faktor yang Mempengaruhi Kecerdasan Moral
Konteks situasi
Konteks Individu
Konteks sosial
teman
sekolah
masyarakat
Media massa
Aspek kecerdasan moral anak : 1. Empati 2. Nurani 3. Kontrol diri 4. Kebaikan hati 5. Respek 6. Tolerasi 7. Adil
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
30
Teori Michele Borba (2001) ini menjelaskan ada tiga faktor yang
mempengaruhi kecerdasan moral yaitu, konteks situasi, konteks individu dan
konteks sosial. Dimana pada konteks sosial meliputi keluarga, teman, sekolah dan
media massa. Membangun budaya moral dimulai dari keluarga. Di dalam
keluarga terdiri dari ayah, ibu dan anak. Dalam keluarga tebentuk pola asuh. Pola
asuh sendiri terbagi menjadi tiga yaitu otoriter, demokratis dan permisif. Pola
asuh ibu mempengaruhi kecerdasan moral anak . Kecerdasan moral mempunyai
tujuh kebajikan moral yaitu : emphaty, conscience, self control, respect, kindness,
tolerance dan fairness. Kebajikan-kebajikan utama tersebut yang akan melindungi
anak agar tetap berada di jalan yang benar dan mendorong anak untuk beperilaku
moral. Meningkatnya kapasitas moral anak dan didukung dengan lingkungan yang
kondusif, sehingga anak berpotensi menguasai moralitas yang lebih tinggi. Ketika
anak berhasil menguasai satu kebajikan, kecerdasan moralnya semakin meningkat
dan anak mencapai tingkat kecerdasan moral yang lebih tinggi.
Pola asuh ibu menjadi variabel independen dengan kategori tipe pola asuh
otoriter, demokratis dan permissive sedangkan kecerdasan moral menjadi variabel
dependen dengan tujuh aspek moral meliputi emphaty, conscience, self control,
respect, kindness, tolerance dan fairness sehingga dapat diketahui apakah ada
hubungan antara pola ibu dengan tingkat kecerdasan moral anak usia pra sekolah
4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
31
3.2 Hipotesis Penelitian
H1 : Ada hubungan antara pola asuh ibu dengan tingkat kecerdasan moral anak
usia pra sekolah 4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
32
BAB 4
METODE PENELITIAN
Metode penelitian dalam penelitian ini membahas tentang desain
penelitian, populasi, sampel, sampling, identifikasi variabel, definisi operasional,
instrumen penelitian, lokasi dan waktu penelitian, prosedur pengambilan dan
pengumpulan data, kerangka kerja, analisis data, dan etik penelitian
4.1 Desain Penelitian
Penelitian ini menggunakan rancangan penelitian deskriptif korelasional
dengan pendekatan cross sectional. Penelitian cross sectional adalah jenis
penelitian yang menekankan waktu pengukuran (observasi) data variabel
independen dan dependen hanya satu kali pada waktu yang sama (Nursalam 2008)
Studi ini akan memperoleh efek suatu fenomena (variabel dependen)
dihubungkan dengan penyebab (variabel independen). Peneliti mempelajari
hubungan antara pola asuh ibu dengan tingkat kecerdasan moral anak usia pra
sekolah 4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya pada penelitian ini.
4.2 Populasi, Sampel, dan Sampling
4.2.1 Populasi
Populasi adalah subyek yang memenuhi kriteria yang telah ditetapkan
(Nursalam 2008). Populasi target pada penelitian ini adalah semua ibu dari anak
prasekolah di Taman Kanak – Kanak Pelita Jaya Surabaya kelas A dan B usia(4-
6) tahun. Jumlah populasi dalam penelitian ini adalah 75 ibu dan 8 guru.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
33
4.2.2 Sampel
Sampel adalah populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sebagai subyek
penelitian melalui sampling (Nursalam 2008). Sampel dalam penelitian ini didapat
75 ibu dari anak pra sekolah usia 4-6 tahun.
Tabel 4.1 Kriteria Inklusi dan Eksklusi
IBU GURU Kriteria inklusi 1) Ibu bisa menulis dan membaca 2) Ibu yang bersedia menjadi
responden 3) Ibu yang mempunyai anak usia
pra sekolah
Kriteria Inklusi 1) Guru dari anak usia 4-6 tahun 2) Guru yang sudah mengajar lebih
dari 3 bulan
Kriteria Eksklusi 1) Ibu yang tidak hadir pada saat itu
Kriteria Eksklusi 1) Guru yang tidak hadir pada saat itu
4.2.3 Sampling
Penelitian ini menggunakan total sampling. Menurut Nursalam (2008)
total sampling adalah teknik penentuan sampel dengan sampel yang digunakan
adalah total populasi.
4.3 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
Variabel merupakan karakteristik yang memberikan nilai beda terhadap
sesuatu (benda, manusia, dan lain-lain) (Nursalam2008).
4.3.1 Variabel Independen
Variabel independen adalah variabel yang mempengaruhi variabel
dependen (Nursalam2008). Variabel independen dalam penelitian ini adalah pola
asuh ibu.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
34
4.3.2 Variabel Dipenden
Variabel yang nilainya ditentuka oleh variabel lain, atau variabel terikat
adalah faktor yang diamati dan diukur untuk menentukan ada tidaknya hubungan
atau pengaruh dari variabel bebas (Nursalam 2008). Variabel dependen dalam
penelitian ini adalah tingkat kecerdasan moral anak.
4.3.3 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah penjelasan semua variabel dan istilah yang
akan digunakan dalam pnelitian secara operasional sehingga mempermudah
pembaca maupun penguji dalam mengartikan makna penelitian (Nursalam 2008).
Definisi operasional dari variabel yang dapat diteliti dapat dilihat pada tabel
berikut ini:
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
35
Tabel 4.2 Definisi Operasional Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 Tahun di TK Pelita Jaya Surabaya.
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skor Skala
Variabel Independen: Pola asuh ibu
Cara ibudalam membimbing dan mendidik anak serta memberikan perlindungan dan kasih sayang untuk perkembangan anak yang lebih baik
Pola asuh : 1. Otoriter, yaitu orang tua mengatur
segalaya untuk anak. Memiliki ciri-ciri : 1) Adanya kontrol yang ketat dan
kaku dari orang tua 2) Aturan dan batasan dari orang tua
harus ditaati oleh anak 3) Anak harus bertingkah laku
sesuai aturan yang diterapkan orang tua
4) Orang tua tidak mempertimbangkan pandangan dan pendapat anak
5) Orang tua memusatkan perhatian dan pengendalian cara otoriter yaitu berupa hukuman fisik.
2. Permisif, mempunyai ciri-ciri: 1) Tidak ada bimbingan maupun
aturan yang ketat dari orang tua 2) Tidak ada pengendalian atau
pengontrolan serta tuntutan kepada anak.
Kuisioner berdasarkan Taamu (2007)dalam hubungan faktor keluarga, pola asuh dan tempramen dengan kelainan perilaku anak usia pra sekolah pada taman kanak-kanak di wilayah kecamatan Poasia kota Kendari
Nominal Kriteria 25x bobot maksimal (3)= 75 dan bobot Minimal 25. Penilaian didasarkan pada kuesioner yang bersifat choice yang terdiri dari angka 1(satu) sampai dengan 3 (tiga). Kategori 1. Otoriter= 25-42 2. Permisif= 43-59 3. Demokratis=60-75
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
36
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skor Skala
3) Anak diberi kebebasan dan diizinkan membuat keputusan untuk dirinya sendiri
4) Tidak ada kontrol dari orang tua 5) Anak tidak akan dihukum
meskipun melanggar peratruran 3. Demokrasi, mempunyai ciri:
1) Menentukan peraturan dan disiplin dengan memperhatikan dan mempertimbangkan alasan-alasan yang dapat diterima, dipahami dan dimengerti oleh anak
2) Memberikan pengarahan tentang perbuatan baik yangperlu dipertahankan dan yang tidak baik agar di tinggalkan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
37
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skor Skala
3) Memberikan bimbingan dengan penuh pengertian
4) Dapat menciptakan keharmonisan dalam keluarga
5) Dapat menciptakan suasana komunikatif antara orang tua dan anak serta sesama keluarga.
Variabel Dependen: kecerdasan moral
Kemampuan untuk memahami benar dan salah dan berperilaku sesuai dengan nilai moral.
Empati : 1. Merasakan perasaan orang
lain 2. Memahami perasaan orang
lain Nurani : 1. Tidak menimpakan
kesalahan kepada orang lain 2. Tetap bersikap baik
meskipun ada tekanan untuk berbuat sebaliknya
Kuesioner Kecerdasan moral yang diadopsi dari Nurrochman (2014)
Ordinal SkalaLikert SS = 4 S= 3 TS = 2 STS = 1 Pemberian skordankode : Rendah :0-44 (kode1)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
38
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skor Skala
Kontrol Diri : 1. Merasa bersalah dan
malu atas perbuatan buruknya
2. Menunggu giliran dan tidak memotong antrian
Kebaikan Hati : 1. Peduli terhadap orang
yang diperlakukan tidak adil
2. Suka melakukan sesuatu yang membuat orang lain senang
Toleransi : 1. Memperlakukan orang
lain dengan cara yang sama dan tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, dan golongan
2. Menghargai perbedaan yang ada tanpa melecehkan kelompok lain.
Sedang : 45-88 (kode 2) Tinggi : 89– 132 (kode 3)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
39
Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skor Skala
Adil : 1. Memperlakukan orang lain
dengan sikap tidak memihak dan wajar
2. Mempunyai pandangan yang jujur dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam situasi khusus, tanpa terpengaruh dari manapun dan siapapun.
Respek : 1. Menghormati orang yang lebih
tua 2. Tidak menyela pembicaraan
pada waktu yang tidak tepat 3. Memberi salam setiap
berjumpa dengan orang lain
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
40
4.4 Instrumen Penelitian
1. Instrumen Variabel Independen
Instrumen yang digunakan adalah kuisioner pola asuh. Kuisioner pola asuh
terdiri dari 25 pertanyaan tentang pola asuh yang diadopsi berdasarkan kuisioner
yang dibuat dan diuji validitas oleh Taamu (2007), kuisioner tersebut terdiri dari
praktik-praktik yang dilaksanakan orang tua atau keluarga dalam memberikan
asuhan kepada anak yang digolongkan dalam tiga bentuk pola asuh. Hasil
pertanyaan dengan jawaban/ nilai terbanyak mengidentifikasikan tipe pola
asuhyang diterapkan orang tua kepada anak. Pada setiap pertanyaan terdapat
choice yang masing-masing memiliki nilai berbeda-beda nilainya mulai dari 1
(satu) sampai dengan 3 (tiga). Penggunaan dari lembar kuisioner ini dengan
melingkari salah satu jawaban. Pengisian kuisioner ini dikerjakan oleh responden
(ibu) selama 15 menit.
Tabel 4.3 Kriteria Penilaian Kuisioner
No. Pertanyaan
Pilihan ganda A B C
1 1 3 2 2 2 1 3 3 1 3 2 4 1 2 3 5 2 3 1 6 2 3 1 7 2 3 1 8 1 2 3 9 2 3 1 10 1 2 3 11 1 2 3 12 1 2 3 13 2 3 1 14 1 2 3 15 1 2 3 16 1 3 2 17 1 3 2 18 1 3 3 19 1 2 3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
41
(Sumber: Kuisioner berdasarkan Taamu (2007) dalam Hubungan faktor keluarga, pola asuh dan tempramen dengan kelainan perilaku anak usia pra sekolah pada taman kanak-kanak di wilayah kecamatan Poasia kota Kendari) Keterangan : 1. Otoriter 2. Demokratis 3. Permisif
Kriteria penelitian yaitu, 25 x bobot maksimal (3)= 75 dan minimal 25.
Penilaian didasarkan pada kuesioner yang bersifat choice yang terdiri dari angka 1
(satu) sampai dengan 3 (tiga) dengan kategori :
1. Otoriter= 25-42
2. Permisif= 43-59
3. Demokratis=60-75.
2. Instrumen Variabel Dependen
Instrumen dalam penelitian ini adalah angket tertutup yang diadopsi dari
kuesioner kecerdasan moral anak dari Nurrochman (2014). Angket tertutup adalah
angket yang sudah disediakan jawabannya sehingga responden tinggal memilih
saja. Untuk keperluan analisis kuantitatif, maka jawaban pada angket diberi skor
dengan menggunakan Skala Likert dengan empat pilihan jawaban untuk angket.
Adapun pilihan jawaban untuk kecerdasan moral anak sebagai berikut:
No. Pertanyaan
Pilihan ganda A B C
20 1 2 1 21 2 3 3 22 2 1 3 23 1 2 3 24 1 2 3 25 1 2 3
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
42
a. Sangat Sesuai (SS)
b. Sesuai (S)
c. Tidak Sesuai (TS)
d. Sangat Tidak Sesuai (STS)
Skor untuk masing-masing kategori jawaban sebagai berikut:
Tabel 4.4 Skor Untuk Masing-Masing Kategori Jawaban
Kategori Jawaban SS S TS STS
Positif (+) 4 3 2 1
Negatif (-) 1 2 3 4
Kriteria penilaian yaitu :
1. rendah dengan nilai 0-44 ( kode1 )
2. sedang :45-88 ( kode 2 )
3. tinggi : 89–132 ( kode 3 )
Kuesioner ini memuat tujuh indikator kecerdasan moral anak yaitu
empati, nurani, kontrol diri, kebaikan hati, toleransi, adil, dan respek.
Penggunaan lembar kuesioner ini dengan memberikan tanda checklist pada
kolom yang tersedia dengan jawaban yang dianggap sesuai dengan karakter
anak sehari-hari. Agar hasilnya valid peneliti memberikan kuesioner
kecerdasan moral anak kepada guru. Pengisian kuesioner ini dikerjakan oleh
guru selama 15 menit.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
43
Tabel 4.5 Kisi Kisi Kuesioner Kecerdasan Moral
No
Dimensi
Indikator
Nomor Item Jumlah Positif Negatif
1
Empati
a. Merasakan perasaan orang lain 9, 11 22 3
b. Memahami perasaan orang lain 1 5 2
2
Respek
a. Menghormati orang yang lebih tua 24 10, 18 3
b. Tidakmenyela pembicaraanpada waktu yang tidaktepat
14
25 2
c. Memberi salam setiap berjumpa dengan orang lain
21 6, 12 3
3
Toleransi
a. Memperlakukan orang lain dengan cara yang sama dan tidak membeda-bedakan agama, suku, ras, dan golongan
3
20
2
b. Menghargai perbedaan yang ada tanpamelecehkan kelompoklain
4
16 2
4 Nurani
a. Tidak menimpakan kesalahan kepada orang lain
13 7 2
b. Tetap bersikap baik meskipun ada tekananuntuk berbuat sebaliknya
15 17 2
5 Kontrol diri a. Merasa bersalah dan malu
atas perbuatan buruknya
8 21 2
b. Menunggu giliran dan tidak memotong antrian
23 26 2
6 Kebaikan Hati
a. Peduli terhadap orang yang diperlakukan tidak adil
19 27 2
b. Suka melakukan sesuatu yang membuat orang lain senang
c.
32 28 2
7 Adil
a. Memperlakukan orang lain dengan sikap tidak memihak dan wajar
29 31 2
b. Mempunyai pandangan yang jujur dalam kehidupan sehari-hari dan di dalam situasi khusus, tanpa terpengaruh dari manapun dan siapapun.
33 30 2
Jumlah 16 17 33
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
44
4.5 Lokasi dan Waktu
Lokasi penelitian berada di TK Pelita Jaya Surabaya pada bulan Juni 2017
4.6 Prosedur Pengambilan atau Pengumpulan Data
Pengumpulan data merupakan suatu proses pendekatan pada subyek dan
proses pengumpulan karakteristik dari subyek yang diperlukan dalam penelitian.
Langkah-langkah dalam pengumpulan data bergantung pada rancangan penelitian
dan teknik instrumen yang diinginkan (Burns dan Grooe, 1999 dalam Nursalam
2016). Prosedur dan pengumpulan data penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Administratif
Pelaksanaan penelitian ini diawali dengan mengajukan surat permohonan
pengantar permintaan data awal dari Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga untuk melakukan pengambilan data awal. Surat pengantar
ditujukan kepada Kepala TK Pelita Jaya Surabaya. Peneliti meminta ijin
kepada Kepala TK Pelita Jaya untuk melakukan pengambilan data awal
dan menjelaskan tujuan penelitian yang dilakukan di TK Pelita Jaya
Surabaya. Selanjutnya setelah sidang proposal mengajukan surat
permohonan pengantar penelitian dari Fakultas Keperawatan Universitas
Airlangga untuk melakukan penelitian. Surat pengantar ditujukan kepada
Kepala TK Pelita Jaya Surabaya.
2. Pengumpulan data
Diawali dari peneliti datang ke TK Pelita Jaya pada bulan Juni 2017
setelah itu meminta ijin kepada kepala TK dan guru untuk membagikan
kuesioner kepada ibu dari anak yang bersekolah di TK tersebut dan juga
kepada guru. Sebelumnya peneliti sudah berkomunikasi mengenai lokasi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
45
dan waktu pengumpulan data agar tidak mengganggu kegiatan belajar
mengajar. Pada saat pengumpulan data responden (ibu) berada di tempat
yang sudah disediakan yaitu di ruang pertemuan lantai 1 dan anak-anak
tetap berada di kelas, untuk pengambilan data pada responden (guru)
dilakukan pada jam setelah kegiatan belajar mengajar selesai. Untuk
kuesioner pola asuh ibu dibagikan kepada ibu dari anak di TK Pelita Jaya
Surabaya yang berjumlah 75 orang. Sedangkan kuesioner kecerdasan
moral anak dibagikan kepada guru di TK Pelita Jaya Surabaya yang
berjumlah 8 orang. Sebelum membagikan kuesioner terlebih dahulu
peneliti menjelaskan tujuan penelitian. Setelah itu kuesioner diisi oleh
responden yang bersedia menjadi objek penelitian dan dikumpulkan sesuai
dengan batas waktu yang di tentukan. Setelah pengumpulan data selesai
responden akan diberi souvenir. Selanjutnya, setelah data terkumpul
semua maka peneliti akan melakukan analisis dan menarik sebuah
kesimpulan dalam penelitiannya.
4.7 Cara Analisis Data
Menurut Arikunto (2009), secara garis besar analisis data meliputi langkah
persiapan dan tabulasi data. Proses yang dilakukan setelah pengumpulan data
adalah pengolahan dan analisis data dengan tahapan sebagai berikut coding,
editing, entry, dan tabulating.
1. Coding, dilakukan dengan memberikan kode terhadap jawaban yang ada pada
kuisoner bertujuan untuk mempermudah dalam analisis data dan dapat
mempercepat proses memasukan data.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
46
2. Editing, yaitu pemeriksaan kelengkapan isi kuisoner atau dengan kata lain
memastikan semua pertanyaan telah dijawab oleh responden. Editing dilakukan
dilapangan sebelum proses pemasukan data agar data yang salah atau
meragukan masih dapat ditelursuri kepada responden atau informan yang
bersangkutan.
3. Entry, merupakan proses memasukan data yakni berupa jawaban dari masing-
masing responden dalam bentuk kode ke dalam program atau software
komputer (Notoadmojo 2012). Setelah dilakukan editing data tersebut
dimasukan ke dalam program yang digunakan untuk mengolah data
menggunakan komputer dan perangkat lunak yang sesuai, data yang sudah
dimasukan kemudian di cek kebenarannya.
4. Tabulating, merupakan penyusunan data atau pengelompokan data dengan
tujuan supaya mudah dalam dilakukan penjumlahan, disusun dan ditata agar
dapat disajikan dan dilakukan analisis.
Selanjutnya dilanjutkan tahap pengolahan data menggunakan software
SPSS for windows versi 21. Penelitian ini menggunakan analisis Bivariat. Analisis
bivariat dilakukan untuk mengetahui hubungan antara dua variable yaitu variable
independent (pola asuh ibu) dengan variable dependent (kecerdasan moral anak)
(Notoatmodjo 2012).
Tujuan penelitian dengan mengukur tingkat atau eratnya hubungan antara
variabel dengan skala ordinal maka digunakan uji Chi square dengan kemaknaan
(α) = 0,05. Apabila p-value ≤ = 0.05 maka dapat dikatakan ada hubungan yang
bermakna antara dua variabel, sehingga Ho ditolak, sedangkan apabila p-value > α
= 0,05 artinya tidak ada hubungan yang bermakna, maka Ho diterima.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
47
Jika Chi square hitung α > (0,05), maka Hi ditolak. Sebaliknya, bila Hi
diterima berarti α < (0,05) maka ada hubungan yang bermakna antara pola asuh
ibu dengan tingkat kecerdasan moral anak. Bila Hi ditolak berarti tidak ada
hubungan yang bermakna antara pola asuh ibu dengan tingkat kecerdasan moral
anak.
4.8 Kerangka Kerja
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 Tahun di TK Pelita Jaya Surabaya.
Populasi : 75 ibu dari anak pra sekolah di TK Pelita Jaya Surabaya
kelas A dan B usia (4-6) tahun
Total Sampling
75 Responden
Pengumpulan data : Kuisioner pola asuh dan kecerdasan moral
Variabel Dependen: Kecerdasan moral
anak
Variabel Independen: Pola asuh ibu
Analisis data : Uji Chi square
Hasil penelitian
Penyajian data
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
48
4.9 Masalah Etika
Penelitian ini berpedoman pada prinsip etika penelitian yang dinyatakan
dalam Nursalam (2008), yaitu untuk melindungi hak-hak responden.Etika
penelitian merupakan prosedur penelitian dengan tanggung jawab profesional,
legal dan sosial bagi responden penelitian. Penelitian ini sudah lolos uji etik No.
383-KEPK di Fakultas Keperawatan Universitas Airlangga.
4.9.1 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Self-determination merupakan kebebasan untuk terlibat atau tidak terlibat
dalam penelitian. Responden memiliki hak untuk memutuskan bersedia menjadi
responden atau tidak bersedia menjadi responden dalam penelitian. Penelitian ini
dilakukan dengan sukarela dan tanpa paksaan. Dalam pelaksanaannya, peneliti
akan menanyakan kepada responden, apakah responden bersedia untuk ikut serta
dalam penelitian ini dengan sukarela dan tanpa paksaan.
4.9.2 Anonimity (tanpa nama)
Identitas responden tidak mencantumkan nama responden, hanya dengan
mencantumkan inisial responden dan kode responden pada lembar kuesioner.
4.9.3 Confidentiality (kerahasiaan)
Confidentiality adalah hak dimana data atau informasi pribadi terkait
responden yang dikumpulkan oleh peneliti tetap dijaga kerahasiaannya. Hanya
peneliti dan pihak-pihak terkait yang akan mengetahui identias responden.
4.9.10 Keterbatasan Penelitian
Peneliti sedikit kesulitan menghadapi ibu untuk meyakinkan dan memberi
penjelasan secara berulang supaya bisa dimengerti oleh responden.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
49
BAB 5
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
5.1.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di TK Pelita Jaya Surabaya pada bulan Juni 2017.
TK Pelita Jaya Surabaya berlokasi di jalan Dharmahusada Indah Utara 125,
Mulyorejo, Surabaya. TK ini terdiri dari 2 lantai, untuk lantai bawah adalah TK A
dan lantai atas adalah TK B. Sekolah ini memiliki siswa sebanyak 35 siswa TK A
dan 40 siswa TK B, 8 guru, 4 satpam, 8 ruang kelas dan 3 sanitasi siswa. Bahasa
yang digunakan dalam proses belajar mengajar maupun berkomunikasi di lingkup
sekolah menggunakan bahasa Inggris dan Indonesia. TK Pelita Jaya juga
menekankan pendidikan karakter untuk setiap siswa. Setiap 3 bulan sekali sekolah
mengadakan acara character building dan outbound bersama siswa, orang tua
murid serta guru yang bertujuan untuk peningkatan moral siswa. Laporan hasil
peningkatan character building siswa di berikan kepada orang tua murid.
Kegiatan belajar mengajar TK A dilaksanakan setiap hari Senin hingga Jumat
pukul 08.00-10.00 WIB. Sedangkan untuk TK B kegiatan belajar mengajar
dilaksanakan setiap hari Senin-Sabtu pukul 08.00-10.30 WIB. Penelitian ini terdiri
dari 75 responden ibu dan 8 guru. Berikut ini adalah jadwal pelajaran TK A dan B
di TK Pelita Jaya Surabaya :
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
50
Tabel 5.1 Jadwal Pelajaran TK A Pelita Jaya Surabaya
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Pk.07.30-07.50 Pk.07.30-07.50 Pk.07.30-07.50 Pk.07.30-07.50 Pk.07.30-07.50 Upacara Pemeriksaan
kebersihan Pemeriksaan kebersihan
Pemeriksaan kebersihan
Pemeriksaan kebersihan
Pemeriksaan kebersihan
Character building
Character building
Pk.07.50-08.30 Senam/OR
Character building Pk.07.50-08.30 Pk.07.50-08.30 Menyalin/dikte Berenang (minggu ke 2)
Pk.07.50-08.30 Musik Menyalin/dikte Pk.08.30-09.00 Pk.07.50-08.30 matematika Pk.08.30-09.00 Pk.08.30-09.00 B. Inggris B. inggris Pk.08.30-09.00 B. Inggris B. mandarin Pk.09.00-09.30 Pk.08.30-09.00 B. Mandarin Pk.09.00-09.30 Pk.09.00-09.30 Makan
bekal/bermain B. mandarin
Pk. 09.00-09.30 Makan bekal/bermain
Menggambar 09.30-10.00 Pk.09.00-09.30
Makan bekal/bermain
09.30-10.00 09.30-10.00 Komputer MMM
09.30-10.00 Agama, penutup Bermain Diskiusi penutup
Diskusi penutup
Menyalin, penutup Diskusi penutup Pemeriksaan badan
TB, BB, lingkar kepala (sebulan sekali)
Tabel 5.2 Jadwal Pelajaran TK B Pelita Jaya Surabaya
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat
Pk.07.30-07.50 Pk.07.30-07.50 Pk.07.30-07.50 Pk.07.30-07.50 Pk.07.30-07.50 Upacara Pemeriksaan
kebersihan Pemeriksaan kebersihan
Jumpa pagi Jumpa pagi
Agama Caracter building
Pk.07.50-08.30 komputer Caracter building
Pk.07.50-08.30 Pk.07.50-08.30 Menyalin/dikte Pk.07.50-08.30 Berenang (minggu ke 4)
Sempoa B. Inggris Pk.08.30-09.00 B. Mandarin Pk.07.50-08.30 Pk.08.30-09.00 Pk.08.30-09.00 B. Inggris Pk.08.30-09.00 B. inggris B. Mandarin Musik Pk.09.00-09.30 MMM Pk.08.30-09.00 Pk. 09.00-09.30 Pk.09.00-09.30 Matematika Pk.09.00-09.30 Makan Bekal Makan bekal/bermain
Makan bekal/bermain
09.30-10.00 Makan bekal/bermain
Pk.09.00-09.30
09.30-10.00 09.30-10.00 Bermain 09.30-10.00 Gosok gigi Menyalin, penutup Agama, penutup Ke perpustakaan Membaca Diskusi penutup Diskusi penutup Diskiusi
penutup
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
51
5.1.2 Karakteristik Demografi Responden
Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 75 responden. Penjelasan
tentang karakteristik demografi responden akan dijelaskan dalam tabulasi data
pada tabel berikut :
1. Karakteristik Ibu
Tabel 5.3 Data Demografi Responden (Ibu) dalam Penelitian Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya.
No. Karakteristik Responden Parameter (f) (%) 1 Usia < 20 tahun 0 0
20-30 tahun 6 8 31-40 tahun 69 92 >50 tahun 0 0
∑ 75 100 2 Pendidikan Terakhir Tidak tamat sekolah/tdk tamat SD 0 0
SD 0 0 SLTP 0 0 SLTA 20 26,6 Perguruan Tinggi 45 60
∑ 75 100 3 Pekerjaan Tidak bekerja/ibu rumah tangga 24 32
Wiraswasta 19 25,3 Pegawai negeri 3 4 Lain-lain 29 38,7
∑ 75 100 4 Penghasilan Per Bulan < 3.296.000 27 36
> 3.296.000 48 64 ∑ 75 100
5 Jumlah Anak 1 9 12 2 63 84 >2 3 4
∑ 75 100
Berdasarkan tabel 5.3 dapat diketahui bahwa hampir seluruh responden ber
umur antara 31 – 40 tahun, selanjutnya dapat diketahui juga sebagian besar
responden memiliki pendidikan terakhir perguruan tinggi. Pada penelitian ini
didapatkan setengah dari responden bekerja. Sebagian besar ibu di TK Pelita Jaya
memiliki penghasilan lebih dari 3 juta, selanjutnya dapat diketahui bahwa hampir
seluruh responden memiliki 2 anak.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
52
2. Karakteristik Anak
Tabel 5.4 Data Demografi Responden (Anak) dalam Penelitian Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya.
No. Karakteristik Responden Parameter (f) (%)
1 Jenis Kelamin Laki-Laki 30 40 Perempuan 45 60
∑ 75 100 2 Usia 4 tahun 8 10,7
5 tahun 35 46,6 6 tahun 32 42,7
∑ 75 100 3 Urutan Anak Ke-1 30 40
Ke-2 43 57,3 Ke-3 2 2,7
∑ 75 100
Berdasarkan tabel 5.4 di atas dapat diketahui bahwa responden sebagian
besar berjenis kelamin perempuan. Selain itu, dapat diketahui juga bahwa hampir
setengah dari responden berusia 5 tahun. Berdasarkan gambar di atas juga dapat
diketahui bahwa sebagian besar responden menjadi anak urutan kedua.
5.1.3 Deskripsi Variabel Penelitian
Karakteristik variabel pola asuh ibu dan kecerdasan moral dapat dilihat
pada tabel 5.5 dan 5.6.
1. Pola Asuh Ibu
Tabel 5.5 Pola Asuh ibu dalam Penelitian Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya.
No. Variabel Kategori (f) (%) 1 Pola Asuh Otoriter 6 8
Permisif 19 25,3 Demokratis 50 66,7
∑ 75 100
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
53
Berdasarkan tabel 5.5 diketahui bahwa sebagian besar ibu menerapkan tipe
pola asuh demokratis. Terdapat 6 responden dengan pola asuh otoriter, 19
responden dengan pola asuh permisif dan 50 responden dengan pola asuh
demokratis.
2. Kecerdasan Moral Anak
Tabel 5.6 Kecerdasan Moral Anak dalam Penelitian Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 tahun di TK Pelita Jaya Surabaya.
No. Variabel Kategori (f) (%) 1 Kecerdasan Moral Rendah 7 9,3
Sedang 29 38,7 Tinggi 39 52
∑ 75 100 Empati Rendah 2 2,7 Sedang 28 37,3 Tinggi 45 60 Nurani Rendah 3 4 Sedang 20 26,7 Tinggi 52 69,3 Kontrol diri Rendah 11 14,7 Sedang 25 33,3 Tinggi 39 52 Respek Rendah 4 5,3 Sedang 15 20 Tinggi 56 74,7 Toleransi Rendah 5 6,6 Sedang 17 22,7 Tinggi 53 70,7 Kebaikan hati Rendah 2 2,7 Sedang 21 28 Tinggi 52 69,3 Adil Rendah 4 5,3 Sedang 16 22,7 Tinggi 55 72
Berdasarkan tabel 5.6 diketahui bahwa sebagian besar anak memiliki
kecerdasan moral tinggi. Terdapat 7 responden dengan kecerdasan moral rendah,
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
54
29 responden dengan kecerdasan moral sedang dan 39 responden dengan
kecerdasan moral tinggi.
5.1.4 Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak
Tabel 5.7 Analisa Tabulasi Hubungan Pola Asuh Ibu dan Kecerdasan Moral Anak
Berdasarkan tabel 5.7 diketahui bahwa dari 75 responden terdapat 6
responden dengan pola asuh otoriter yang 3 diantaranya memiliki kecerdasan
moral sedang dan 3 memiliki kecerdasan moral tinggi. 19 responden dengan pola
asuh permisif yang 5 diantaranya memiliki kecerdasan moral rendah, 10 memiliki
kecerdasan moral sedang dan 4 memiliki kecerdasan moral tinggi. Sedangkan 50
responden dengan pola asuh demokratis yang 2 diantaranya memiliki kecerdasan
moral rendah, 16 memiliki kecerdasan moral sedang dan 32 memiliki kecerdasan
moral tinggi.
Berdasarkan hasil di atas didapatkan nilai pearson chi square 14,456
dengan signifikansi sebesar 0,006 < 0,05, maka dapat diambil kesimpulan bahwa
terdapat hubungan positif signifikan antara pola asuh ibu dengan kecerdasan
moral anak.
5.2 Pembahasan
5.2.1 Pola Asuh Ibu
Penelitian pada responden didapatkan sebagian besar pola asuh ibu
termasuk dalam pola asuh demokratis. Hal ini disebabkan karena peran orang tua
Kecerdasan Moral Total Rendah Sedang Tinggi Pola asuh Otoriter 0(0% ) 3 (4% ) 3 (4% ) 6 (8% ) Permisif 5(6,7%) 10 (13,3%) 4 (5,3% ) 19 (25,3%) Demokratis 2(2,7%) 16 (21,3%) 32 (42,7%) 50 (66,7%)
Total 7 29 39 75 Chi-Square 0,006
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
55
sebagai pola asuh yang baik dan demokratis lebih dominan untuk menjadikan
anak yang mempunyai sopan santun, tata karma, aturan, norma agama dan moral,
serta etika yang baik sampai dibawa dewasa (Baumrind 1991). Gaya pengasuhan
demokratis ditandai dengan adanya kontrol dari orang tua terhadap anak tetapi
orang tua tetap menghargai kebebasan anak sebagai individu, penetapan standar
dan atau tuntutan yang bersifat rasional dan fleksibel, serta ada pengutamaan
disiplin anak. Pola asuh demokratis ini memberikan kebebasan kepada anak untuk
mengemukakan pendapat, melakukan apa yang diinginkannya dengan tidak
melewati batas-batas atau aturan-aturan yang telah ditetapkan orang tua. Orang
tua juga selalu memberikan bimbingan dan arahan dengan penuh pengertian
terhadap anak mana yang boleh dilakukan dan mana yang tidak. Hal tersebut
dilakukan orang tua dengan lemah lembut dan penuh kasih sayang (Berns 2007).
Hasil penelitian didapatkan data bahwa sebagian besar ibu memiliki tingkat
pendidikan Perguruan Tinggi. Penelitian oleh Taamu (2006) mengungkapkan
salah satu faktor yang bisa mempengaruhi pola asuh orang tua adalah tingkat
pendidikan ibu. Menurut Lennick, (2005), Pendidikan berarti bimbingan atau
pertolongan yang diberikan dengan sengaja terhadap anak didik oleh orang dewasa
agar anak menjadi dewasa. Latar belakang pendidikan orang tua dapat
mempengaruhi pola pikir orang tua baik formal maupun non formal kemudian
juga berpengaruh pada aspirasi atau harapan orang tua kepada anaknya.
Data dari penelitian didapatkan bahwa pola asuh demokratis cenderung
lebih diterapkan oleh orang tua yang mempunyai 2 anak. Penelitian oleh Taamu
(2006) mengungkapkan faktor lain yang berpengaruh dalam penerapan pola asuh
adalah jumlah anak yang dimiliki. Semakin sedikit jumlah anak yang dimiliki
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
56
maka penerapan pola asuh ibu kepada anak lebih efekitf karena dengan jumlah
anak yang sedikit ibu lebih bisa mengontrol, mengawasi dan membimbing anak
secara intensif.
5.2.2 Tingkat Kecerdasan Moral Anak
Berdasarkan hasil penelitian yang didapatkan bahwa tingkat kecerdasan
moral anak sebagian besar anak mempunyai tingkat kecerdasan moral tinggi.
Borba (2001) merumuskan kecerdasan moral dalam tujuh aspek moral yaitu :
emphaty, conscience, self control, respect, kindness, tolerance dan fairness.
Aspek-aspek tersebut yang akan melindungi anak agar tetap berada di jalan yang
benar dan mendorong anak untuk beperilaku moral. Perkembangan moral
merupakan suatu proses yang terus menerus berkelanjutan sepanjang hidup.
Meningkatnya kapasitas moral anak dan didukung dengan lingkungan yang
kondusif, sehingga anak berpotensi menguasai moralitas yang lebih tinggi. Ketika
anak berhasil menguasai satu kebajikan, kecerdasan moralnya semakin meningkat
dan anak mencapai tingkat kecerdasan moral yang lebih tinggi (Coles 1999).
Hasil penelitian ini juga didapatkan sebagian besar anak yang memiliki
kecerdasan moral tinggi adalah berusia 5 tahun. Penelitian oleh Wellman, Larkey
dan Somerville (2009) menunjukkan bahwa pada anak usia 5 tahun lebih mampu
memahami kriteria moral dan memberikan moral judgment yang lebih tepat
dibandingkan anak usia 3 dan 4 tahun meskipun pada anak usia 3-4 tahun sudah
menunjukkan kesadaran atas kriteria moral.
5.2.3 Hubungan Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak
Hasil penelitian didapatkan bahwa sebagian besar ibu dengan pola asuh
demokratis kecerdasan moral anaknya tinggi. Fakta ini sesuai dengan penelitian
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
57
Krisnana (2016) yang menyatakan pemberian asah oleh pengasuh dalam kategori
baik karena pengasuh memberikan asah dengan memberi contoh, pembiasaan,
latihan, dan kompetisi secara rutin. Oladipo (2009) mengungkapkan bahwa peran
aktif orang tua terhadap perkembangan anak – anaknya sangat diperlukan
terutama pada saat mereka masih berada dibawah usia lima tahun atau balita,
untuk meningkatkan kecerdasan moral anak. Adapun upayanya adalah menjadi
teladan yang baik atau sebagai role model maksudnya orang tua hendaknya selalu
menuunjukkan contoh perilaku dan kepribadian yang terpuji atau bernilai luhur
serta disiplin. Dengan cara itu diharapkan anak dapat belajar dari pada yang
dilihat, dialami dan dihayati dalam kehidupannya sehari – hari di keluarganya.
Menurut Borba, (2001), pada aspek fisik, dan motorik tugas ibu adalah
meningkatkan aktivitas, dan untuk aspek moral ibu bisa berinteraksi
dengan anak, termasuk cara penerapan aturan, mengajarkan nilai / norma,
memberikan perhatian dan kasih sayang serta menunjukkan sikap dan perilaku
baik sehingga dijadikan panutan bagi anaknya. Kebajikan- kebajikan utama
tersebut yang akan melindunginya agar tetap berada di jalan yang benar dan
membantunya agar selalu bermoral dalam bertindak. Perkembangan moral
merupakan suatu proses yang terus menerus berkelanjutan sepanjang hidup.
Tetapi pada hasil penelitian juga didapatkan ibu dengan pola asuh
demokratis memliki anak dengan kecerdasan moral rendah. Kecerdasan moral
tidak hanya dipengaruhi oleh pola asuh tetapi juga karena faktor lingkungan sosial
di sekolah. Sekolah mempengaruhi perkembangan moral melalui program
pembelajaran dan para stafnya (Kohlberg & Salker dalam Sarayati 2016). Sejalan
dengan penelitian oleh Nazar (2001) menyatakan bahwa anak pun melakukan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
58
proses sosialisasi moral di sekolah dengan adanya proses pembelajaran
memberikan kesempatan pada anak belajar memberikan judgment atas perilaku
moral. Menurut peneliti meskipun ibu sudah menerapkan pola asuh yang baik dan
benar tetapi lingkungan sekolah juga berpengaruh terhadap pola pikir anak atas
perilaku moral.
Pada hasil penelitian didapatkan juga ibu dengan pola asuh otoriter yang
memiliki anak dengan kecerdasan moral tinggi. Hal tersebut dapat terjadi karena
faktor teman sebaya. Anak yang memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam
kelompok teman sebaya dapat lebih mengembangkan penalaran dan perilaku
moral. Sebagaimana dikatakan oleh Hartup (dalam Grusec & Kuczynsky 1997)
bahwa interaksi dengan teman sebaya menyediakan sumber pengetahuan, nilai-
nilai dan keterampilan yang berbeda dari yang disajikan oleh orang tua mereka.
Ibu yang menerapkan pola asuh otoriter menerapkan peraturan yang ketat
kepada anaknya dan anak harus mematuhi segala perintah orang tua dengan
menganggap agar dapat tercipta ketertiban dan kedisiplinan anak dimana pada
anak pra sekolah masih membutuhkan bimbingan untuk mengetahui yang mana
yang boleh dan yang mana yang dilarang (Hurlock 2006). Pada usia prasekolah
dimana anak mempunyai ciri-ciri bersifat sangat ingin tahu, banyak bertanya
berbagai macam dan meniru kegiatan sekitarnya, menunjukkan inisiatif untuk
mengerjakan sesuatu tetapi tidak mementingkan hasilnya dan tanpa mengetahui
resiko dari kegiatan tersebut, dalam kondisi tertentu orang tua memang harus
bersikap tegas bila berhubungan dengan keselamatan jiwa anak atau orang lain
(Yusuf 2012). Menurut peneliti meskipun orang tua otoriter selalu membatasi dan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
59
membuat segala aturan untuk anak, tetapi anak masih bisa mengembangkan
penalaran dan perilaku moral sosial melalui teman sebaya di sekolah.
Sementara itu, pada hasil penelitian juga diperoleh anak yang kecerdasan
moralnya tinggi dengan pola asuh permisif cenderung anak pertama. Ibu yang
menerapkan pola asuh permisif cenderung memberi kebebasan kepada anaknya
dan orang tua hanya berperan sebagai pemberi fasilitas (Hurlock 2006).
Karakteristik anak pertama yaitu bertaggung jawab, menjaga peraturan, selalu
berusaha menyenagkan orang lain terutama orang tua, lebih peduli dan
menyanyangi keluarga (Lickona 2005). Menurut peneliti anak pertama selalu
memiliki tanggung jawab walaupun orang tua yang permisif cenderung memberi
kebebasan. Beberapa pola asuh yang telah dilakukan oleh ibu kepada anaknya
memiliki pengaruh yang besar dalam membentuk kepribadian anak mereka. Peran
orang tua sebagai pola asuh yang baik akan menjadikan kepribadian anak yang
baik pula untuk menjadi pribadi yang mempunyai tata karma, sopan santun,
aturan, norma agama dan moral serta etika yang baik, dan mampu menjalin
hubungan interpersonal yang positif (Tappang 2012).
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
60
BAB 6
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
1. Pola asuh demokratis dapat membentuk kecerdasan moral yang tinggi.
Karena pola asuh demokratis cenderung menerapkan kontrol terhadap
anak tetapi teap menghargai kebebasan anak sebagai individu
2. Kecerdasan moral anak di TK Pelita Jaya Surabaya dalam kategori tinggi
3. Semakin baik pola asuh yang diterapkan oleh ibu maka semakin tinggi
kecerdasan moral anak
6.2 Saran
1. Ibu
Ibu dapat memanfaatkan dan memodifikasi waktu semaksimal mungkin
ketika berada di rumah agar dapat lebih memperhatikan perkembangan
moral anak
2. Sekolah
Diharapkan pihak sekolah terus meningkatkan pendidikan karater siswa
agar lebih baik dengan mengintegrasikan moral building dalam setiap
pembelajaran di sekolah
3. Guru
Guru dapat memasukkan pembelajaran terkait nilai moral pada saat
mengajar
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
61
DAFTAR PUSTAKA
Arikunto, S. 2009. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, edisi revisi 6.
Jakarta: Rineka Cipta. Azhar, M.H; & Putri, D.E. 2009. Kecerdasan Moral Pada Remaja Yang
Mengalami Deviasi Mothering. Diakses pada 20 Maret 2017, <http://ejournal.gunadarma.ac.id/index.p hp/psiko/article/view/410>.
Baumrind, D,. 1991. Parenting style and adolescent development. In the
encyclopedia of adolescence. New York: Garland. Berns, R.M. 2007. Child, Family, School, Community, Social Support. Canada:
Thomson Wadsworth. Borba, M. 2001. Building moral intelligence. San Fransisco : Josey-Bass. Coles, R. 1999. The Moral Intelligence of Children. Madison : Random House. Durkin, K. 1995. Developmental Social Psychology : From Infancy to Old Age.
Massachusetts: Blackwel. Effendy, N. 1998. Dasar – Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat Edisi 2.
Jakarta : EGC. Gunarsa, Singgih. (2004). Psikologi perkembangan. Jakarta : PT BPK Gunung
Mulia. Hidayat, Aziz Alimul. 2006. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta :Salemba
Medika. Hidayat,A.A. (2008). Pengantar Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta:SalembaMedika.
Hurlock, E. B. 1994. Child Development. New York : Mc.Grow & Hill. Hurlock, Elizabeth. 2006. Psikologi Perkembangan Anak Edisi 5.
Jakarta:Erlangga Hockenberry, M.J & Wilson, D. (2009). Essential of Pediatric Nursing. St.Louis
Missoury: Mosby.
Krisnana Ilya, Rachmawati Praba, Mar’atus Sholihah. 2016. Role Of Care Giver Stimulation On Toddler’s Language Development in Day Care. Jurnal Ners, 11 (2), 240-245.
Lennick, D., & Kiel, F. 2005. Moral intelligence : Enhancing Business Performance and Leadership Success.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
62
Lickona, T. 2005. Moral stages and moralization : The Cognitive Development Approach. New York : HOH, Reehart & Winston.
Lickona, T. 1998. Do parents make a difference in children’s character
development : What the Research Show. Nazar, F. 2001. Moral judgement of preschool children of the state of Kuwait.
International Education Journal, 2 (2), 116-122. Noe, S. 2008. History of parenting as predictor of delinquency, moral reasoning
and substance abuse in homeless adolescents. Thesis. Presented in Partial Fulfillment of the Requirements for the Degree Master of Science in the Graduate School of The Ohio State University.
Notoatmodjo, S. 2007. Promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Jakarta: Rineka
Cipta. Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta. Nurrochman, 2014. Hubungan Antara Kecerdasan Moral Dengan Hasil Belajar
pada Siswa Kelas VA SD Negeri Kota Bengkulu. Dilihat pada 20 Maret 2017, <http://repository.unib.ac.id/8837/2/I,II,I II,II-14 muh.FK.pdf>.
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan
edisi 2. Jakarta : Salemba Medika. Oladipo, S.E. 2009. Moral education of the child : whose resposibility?. Journal
of Social Science, 20 (2), 149-156. Papalia, D.E., Olds, S.W., & Feldmen, R.D. 2003. Human Development (9th ed).
New York : McGraw-Hill. Perry & Potter. 2005. Buku Ajar Fundamental Keperawatan Konsep, Proses, dan Praktik Volume 1. Edisi 4. Jakarta :EGC.
Qudsyi, H. & Gusniarti, U. 2007. Hubungan antara keberfungsian keluarga dengan penalaran moral pada anak usia akhir.
Riyadi, Sujono. (2009). Asuhan Keperawatan Pada Anak. Yogyakarta: Graha
Ilmu Santrock, J.W. 1999. Child Development. Boston : Mc Graw-Hill International
Edition. Santrock, J.W. 2002.A Tropical Approuch to Life-Span Development.
Perkembangan Masa Hidup. Boston, Mc. Graw Hill. Santrock, J. W. 2007. Perkembangan Anak. Boston, Mc. Graw Hill.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
63
Sarayati, Safirah. 2016. "Analisis Faktor Perilaku Seksual Pada Anak SD di SDN Dukuh Kupang II-489 Kecamatan Dukuh Pakis Kelurahan Dukuh Kupang Surabaya". Skripsi. Universitas Airlangga. Surabaya.
Sofia, A. Adiyanti, M.G. 2013. Hubungan Pola Asuh Otoritatif Orang Tua dan Konformitas Teman Sebaya Terhadap Kecerdasan Moral. Diakses pada 20 Maret<http://jurnal.fkip.unila.ac.id/index.php/jpp/article/download/7760/pdf_6>.
Taamu, 2007. Hubungan faktor keluarga, pola asuh dan tempramen dengan
kelainan perilaku anak usia pra sekolah pada taman kanak-kanak di wilayah kecamatan Poasia kota Kendari. Tidak dipublikasikan. Thesis. Program Pasca Sarjana Universitas Airlangga.
Tappang, I.R. 2012. Perbedaan Pola Asuh Orang Tua Yang Bekerja Dan Tidak
Bekerja Dengan Motivasi Belajar Anak Usia 12-15 Tahun Di Smp Negeri Makassar.<http://library.stikesnh.ac.id/files/disk1/1/elibrary%20stikes%20nani%20hasanuddin iskandarmu-12-1- 12.iska-a.pdf>. Diakses 20 Maret 2017.
Wellman, H.M., Larkey, C., & Somerville, S.C. 2009. The early development of
moral criteria. Child Development, 50 (3), 869-873. Wong,L. Donna.2009. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik.Vol. 1. Edisi 6. .
Jakarta:EGC.
Wong, L.D., Hockenberry. (2009). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Edisi 6 vol 2. Jakarta: EGC.
Yusuf,L. (2012). Psikologi perkembangan anak dan remaja. Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offset
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
64
Lampiran 1
INFORMATION FORM FOR CONSENT
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Kharisma Matahari Virgita Hermanta Putri
NIM : 131311133021
Adalah mahasiswa Program Studi Pendidikan Ners Fakultas Keperawatan
Universitas Airlangga Surabaya yang akan melakukan penelitian tentang
“Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Pra
Sekolah Usia 4-6 Tahun Di TK Pelita Jaya Surabaya”.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pola asuh ibu
dengan tingkat kecerdasan moral anak usia pra sekolah 4-6 tahun. Adapun
manfaat penelitian ini adalah memberikan informasi kepada ibu agar selalu
memperhatikan perkembangan moral anak, penelitian ini dapat menjadi suatu
masukan bagi sekolah untuk perkembangan pendidikan moral anak serta
penelitian ini dapat memberikan informasi dan pengetahuan baru kepada guru
agar dapat memberikan pendekatan khusus terkait moral anak.
Tidak ada bahaya potensial yang diakibatkan oleh keterlibatan responden
dalam penelitian ini. Pengisian kuesioner ini membutuhkan waktu 10 menit pada
masing-masing kuesioner. Kuesioner pertama berisi tentang pola asuh berupa
pertanyaan pilihan ganda yang diisi oleh ibu yang bersedia menjadi responden dan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
65
kuesioner kedua berisi tentang kecerdasan moral berupa pertanyaan tertutup yaitu
dengan memilih jawaban yang telah tersedia dengan memberikan tanda centang
(√) pada jawaban yang telah disediakan yang akan diisi oleh guru di TK Pelita
Jaya Surabaya. Pada kuesioner kecerdasan moral ini meliputi tujuh aspek yaitu,
empati, nurani, kontrol diri, respek, kebaikan hati, toleransi dan adil. Pada saat
pengisian kuesioner responden berada di ruangan yang telah disediakan dan untuk
anak-anak tetap berada di dalam kelas. Penelitian ini di lakukan pada waktu dan
tempat yang sudah di diskusikan dengan kepala TK sehingga tidak mengganggu
kegiatan belajar mengajar. Setelah penelitian selesai dilakukan responden
memiliki akses terhadap hasil penelitian. Semua responden diberikan perlakuan
dan perlindungan yang sama.
Sehubungan dengan penelitian yang akan dilakukan, maka dengan ini saya
mohon kesediaan Ibu/Saudara menjadi responden. Semua informasi dan identitas
responden akan dirahasiakan dan hanya untuk kepentingan penelitian. Apabila
dalam penelitian ini Ibu/Saudara merasa tidak nyaman dengan kegiatan yang akan
dilakukan, maka Ibu/Saudara dapat mengundurkan diri. Setelah pengisian
kuesioner selesai responden akan diberikan souvenir berupa tempat minum.
Responden yang membutuhkan informasi lebih lanjut silahkan menghubungi
peniliti melalui nomor 085815377756.
Saksi Hormat Saya
( ) (Kharisma M. Virgita)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
66
Lampiran 2
INFORMED CONSENT
(PERSETUJUAN SETELAH PENJELASAN)
Setelah mendapatkan penjelasan yang telah saya mengerti dan pahami dengan baik, maka saya: Nama : Alamat : Nama Anak : Telah mendapat keterangan secara terinci dan jelas mengenai : 1. Penelitian yang berjudul “Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat
Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 Tahun di TK Pelita Jaya Surabaya)”
2. Perlakuan yang akan diterapkan pada subyek 3. Manfaat ikut sebagai subyek penelitian 4. Bahaya yang akan timbul 5. Pada prosedur penelitian mendapat kesempatan mengajukan pertanyaan
mengenai segala sesuatu yang berhubungan dengan penelitian tersebut.
Bahwa saya mengatakan setuju dengan sukarela ikut sebagai subyek dalam penelitian yang berjudul: Hubungan antara Pola Asuh Ibu dengan Tingkat Kecerdasan Moral Anak Usia Pra Sekolah 4-6 Tahun di TK Pelita Jaya Surabaya. Demikian persetujuan ini saya buat dengan penuh kesadaran. Surabaya,...................................2017 Yang membuat persetujuan Yang memberi penjelasan
( ) (Kharisma M. Virgita)
Saksi
( )
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
67
Lampiran 3
KUESIONER PENELITIAN HUBUNGAN ANTARA POLA ASUH IBU DENGAN TINGKAT
KECERDASAN MORAL ANAK USIA PRA SEKOLAH 4-6 TAHUN DI TK PELITA JAYA SURABAYA
No. Responden :
Tanggal pengisian :
Petunjuk pengisian jawaban
1. Pilihlah jawaban yang menurut Anda sesuai dengan memberikan tanda centang
(√) pada salah satu jawaban yang telah disediakan.
2. Silahkan bertanya pada peneliti apabila ada pertanyaan yang kurang jelas.
IDENTITAS RESPONDEN (IBU)
1. Nama responden :
2. Umur responden :
a. < 20 tahun
b. 35-50 tahun
d. > 50 tahun
3. Pendidikan terakhir :
a. Tidak tamat sekolah atau tidak tamat SD
b. SD
c. SLTP
d. SLTA
e. Perguruan tinggi
4. Pekerjaan responden :
a. Tidak bekerja (Ibu rumah tangga)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
68
b. Wiraswasta
c. Pegawai negeri
e. Lain-lain
5. Penghasilan per bulan :
a. < Rp.3.296.000
b. > Rp.3.296.000
6. Jumlah anak
a. 1
b. 2
c. > 2
IDENTITAS RESPONDEN (ANAK)
1. Nama :
2. Jenis kelamin :
3. Umur :
4. Anak Ke :
5. TK : atau
6. Anak sekolah mulai umur :
A B
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
69
Lampiran 4
KUESIONER POLA ASUH
Petunjuk Pengisian :
Lingkari 1 (satu) jawaban yang sesuai dengan kenyataan yang sering dilakukan pada anak anda.
1. Bila anak memecahkan barang-barang yang sangat berharga apa yang orang tua lakukan a. Sangat marah pada anak b. Menanyakan bagaimana hal Itu biasa terjadi, orang tua tidak marah
hanya menyarankan agar lain kali dapat berhati-hati c. Tidak marah dan tidak memerlukan alasan dari anak
2. Bila anak menginginkan sesuatu bagaimana sikap orang tua a. Keinginan anak selalu dipenuhi b. Anak boleh berkeinginan tetapi orang tua yang harus dituruti c. Hasil akhir adalah kesepakatan anak dan orang tua
3. Bila anak menghilangkan barang orang lain apa yang orang tua lakukan a. Orang tua sangat marah pada anak b. Orang tua berusaha menggantinya tapi anak disarankan untuk tidak
mengulanginya lagi c. Orang tua tidak peduli
4. Bila anak bermain dengan teman sebayanya bagaimana menurut pandangan orang tua a. Orang tua memilihkan teman b. Orang tua tidak peduli c. Orang tua memberi saran tentang cara berteman yang baik
5. Jika jenis-jenis permainan anak diletakkan tidak pada tempatnya apa yang orangtua lakukan a. Dibiarkan karena belum besar b. Dengan marah ibu menasehati anak c. Anak dimarahi dan dikatakan sembrono
6. Bila anak belajar dan hasilnya tidak sesuai yang diharapkan orang tua apa yang orang tua lakukan a. Orang tua menerima apa adanya b. Orang tua menunjukkan kesalahannya dan disuruh membuatnya lagi
sesuai bimbingannya c. Orang tua mengatakan anak bodoh
7. Bila nilai karya anak di sekolah kurang baik, apa yang orang tua lakukan a. Orang tua menerima adanya b. Orang tua marah dan membandingkan dengan saudaranya yang lain c. Menanyakan kesulitan yang dialami anak dan mencari jalan keluar
untuk meningkatkan prestasi anak 8. Dalam menanamkan kedisiplinan pada anak, bagaimana cara orang tua
melakukannya a. Orang tua menghukum anak bila ada yang tidak beres b. Orang tua tidak peduli
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
70
c. Merupakan tanggung jawab orang tua dalam membimbing anak agar berjiwa disiplin
9. Bila anak tidak menepati janji apa yang orang tua lakukan a. Tidak apa-apa karena menganggap hal itu biasa b. Berusah memberikan pengertian tentang pentingnya menepati janji c. Sinis dan merendahkan anak
10. Bila anak disuruh kemudian menolak apa yang orang tua lakukan a. Anak tidak boleh menolak dan harus penurut b. Anak boleh menolak sesuai kehendaknya c. Berusaha memberikan pengertian agaar dapat berpatisipasi dalam
bekerja 11. Bila ada teman anak yang bermain dirumah, tetapi sikapnya kurang baik
apa yang orang tua lakukan a. Melarang anak untuk bergaul dengannya b. Membiarkan anak c. Memberi pengertian kepada anak
12. Bagaimana cara orang tua dalam memenuhi kebutuhan anak seperti kebutuhan pakaian, sepatu, dll a. Semua harus sesuai dengan keinginan orangtua b. Diadakan apa adanya c. Orang tua membimbing anak bagaimana memilih kebutuhan yang baik
13. Bagaimana cara orang tua menyajikan makanan pada anak a. Membiarkan anak untuk memilih makanan sendiri b. Menawarkan makanan yang banyak dan bermanfaat bagi anak c. Menyediakan sesuai keinginan orang tua
14. Bila pakaian anak kotor apa yang orang tua lakukan a. Orang tua marah pada anak b. Orang tua tidak marah lalu pakaian dicuci c. Orang tua menyarankan anak agar jangan bermain kotor-kotor
15. Bila anak sakit dan selalu menangis apa yang orang tua lakukan a. Menuntut anak agar mengatasi sendiri b. Tidak memperdulikan anak c. Merawat anak dengan sungguh-sungguh
16. Jika anak tidak mau mandi dan menangis apa yang orang tua lakukan a. Orang tua menggendong anak ke kamar mandi b. Anak dibujuk dengan ramah c. Anak dibiarkan
17. Jika sudah waktu makan tetapi anak belum mau makan cara apa yang orang tua lakukan a. Anak dimarahi agar mau makan b. Menjelaskan dengan bijaksana dan membujuk anak agar mau makan c. Anak dibiarkan menurut kehendaknya sendiri
18. Jika makanan 1 porsi tidak habis apa yang dilakukan orang tua a. Memarahi anak karena menyia-nyiakan makanan b. Membujuk anak dengan ramah agar mau menghabiskan makannya c. Orang tua tidak peduli dengan hal itu
19. Jika sudah waktu tidur tetapi anak belum mau tidur cara apa yang orang tua lakukan
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
71
a. Anak digendong dan dibawah ketempat tidur b. Anak dibiarkan menurut kehendaknya sendiri c. Menjelaskan dengan bijaksana dan memanggil anak menuju ketempat
tidur 20. Jika jenis-jenis permainan anak yang diletakkan tidak pada tempatnya apa
yang orang tua lakukan a. Anak dimarahi dan dikatakan sembrono b. Dibiarkan karena belum besar c. Dengan ramah ibu menasehati anak
21. Jika anak menangis dan tidak beralasan apa yang orang tua lakukan a. Orang tua tidak memperduliakn tangisan anak b. Menanyakan kepada anak apa yang menyebabkan ia menangis c. Anak dilarang agar tidak menangis
22. Bagaimaan cara penyambutan anak pulang dari sekolah a. Anak tidak disambut b. Kadang-kadang disambut c. Dengan ramah anak disambut dan ditanyakan hasilnya
23. Jika anak tidak mau melakukan ibadah bersama apa yang dilakukan a. Anak dimarahi karena anak akan berdosa b. Anak dibiarkan karena masik kecil c. Menjelaskan dengan bijaksana dan membujuk anak untuk ibadah
bersama 24. Jika anak diminta untuk belajar agama bersama di sarana pembelajaran
umum bagaimana sikap orang tua a. Tidak perlu karena sudah belajar dirumah b. Terserah keputusan anak c. Anak disarankan dan diaktifkan sesuai dengan jadwal
25. Bila anak menunjukan suasana sedih dan murung apa yang dilakukan a. Anak dimarahi agar tidak menunjukan suasana seperti itu b. Tidak usah dipedulikan c. Menanyakan penyebabnya dan berusaha membantu mengatasi
kesulitan tersebut
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
72
Lampiran 5
KUESIONER KECERDASAN MORAL
PEDOMAN PENGISIAN ANGKET INSTRUMEN PENILAIAN KECERDASAN
MORAL
Nama Anak :
Kelas :
PETUNJUK PENGISIAN
Berikut ini terdapat sejumlah pernyataan dan pilihan jawaban yang berhubungan
dengan kecerdasan moral anak. Pilihlah satu jawaban yang paling sesuai dengan
keadaan adik-adik yang sebenarnya, dengan cara memberi tanda silang (√) pada kotak
tersebut. Jawaban disediakan pada kolom pilihan jawaban yang terdiri dari.
SS = SangatSesuai
S =Sesuai
TS = TidakSesuai
STS = Sangat Tidak Sesuai
Semua jawaban yang Ibu berikan akan dianggap benar bila jawaban
tersebut sesuai dengan keadaan anak-anak yang sebenarnya. Jawaban ini
akan dirahasiakan. Peneliti mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
atas kerjasama yang telah ibu guru berikan.
No. Pernyataan SS S TS STS 1 Anak bisa memaklumi kondisi teman yang prestasi
belajarnya kurang darinya.
2 Anak selalu menyapa guru bila bertemu dengan mereka.
3 Anak selalu menghargai perbedaan agama yang dianut di lingkungan sekolahnya.
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
73
4 Anak dapat bekerja sama dengan siswa lain tanpa membeda-bedakan teman.
5 Anak kurang tertarik bergaul dengan teman-teman yang akan menghambat prestasi belajarnya di kelas.
6 Anak memalingkan muka ketika berjumpa dengan guru di luarsekolah.
7 Saat anak merusak barang temannya di kelas anak menimpakan kesalahannya kepada teman yang lainya
8 Anak merasa bersalah dan malu ketika dia membuat temannya menaingis karena perbuatannya
9 Anak kasihan pada teman yang mengalami kesulitan belajar.
10 Anak santai kalau dimarahi orang tua. 11 Anak tetap sabar melayani teman yang sedikit lambat
dalam mencerna materi.
12 Ketika lewat di depan guru, saya pura-pura tidak tahu. 13 Anak meminta maaf setelah merusak barang
temannya
14 Jika teman berbicara, saya mendengarnya dan tidak memotong pembicaraan
15 Anak tetap bersikap baik kepada teman yang selalu menjailinya
16 Anak dalam bergaul memilih-milih teman. 17 Anak membalas perbuatan temannya yang telah
menjailinya
18 Ketika berangkat sekolah, anak tidak pamit dengan orang tua.
19 Anak suka membela saat temannya diperlakukan tidak adil dengan teman lainnya
20 anak tidak suka berteman dengan teman yang beda suku dengannya.
21 Anak tidak mau meminta maaf saat dia melakukan kesalahan terhadap temannya
22 Anak senang jika temannya dimarahi oleh guru.
23 Anak tertib antre saat menunggu giliran untuk mengambil hadiah
24 Anak salim dengan guru sebelum pulang
25 Ketika ada orang berbicara anak sering memotong pembicaraannya.
26 Anak selalu memotong antrian ketika teman-temannya sedang antre menunggu giliran untuk mengambil hadiah
27 Anak bersikap tidak adil saat memberi sesuatu kepada teman yang satu dengan yang lain
28 Anak sering menjaili temannya sampai menangis
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
74
29 Anak tidak memihak kepada teman yang membawa jajan banyak dan menjauhi temannya yang membawa jajan sedikit
30 Saat ditanya anak suka berbohong kepada guru
31 Anak suka berteman dengan temannya yang punya jajanan banyak dan menjauhi temannya yang membawa jajan sedikit
32 Anak suka menghibur temannya yang sedang menangis agar temannya senang dan tidak menangis lagi
33 Anak selalu jujur saat ditanya oleh guru
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
75
Lampiran 6
Data statistik variabel
Statistics
Pola Asuh Kecerdasan Moral
N Valid 75 75
Missing 0 0
Pola Asuh
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Otoriter 6 8,0 8,0 8,0
Permisif 19 25,3 25,3 33,3
Demokratis 50 66,7 66,7 100,0
Total 75 100,0 100,0
Kecerdasan Moral
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Rendah 7 9,3 9,3 9,3
Sedang 29 38,7 38,7 48,0
Tinggi 39 52,0 52,0 100,0
Total 75 100,0 100,0
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
76
Lampiran 7
Uji analisis statistik
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Pola Asuh *
Kecerdasan
Moral
75 100,0% 0 ,0% 75 100,0%
Pola Asuh * Kecerdasan Moral Crosstabulation
Count
Kecerdasan Moral
Total rendah sedang tinggi
Pola Asuh otoriter 0 3 3 6
permisif 5 10 4 19
demokratis 2 16 32 50
Total 7 29 39 75
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 14,576a 4 ,006
Likelihood Ratio 14,450 4 ,006
Linear-by-Linear Association 5,129 1 ,024
N of Valid Cases 75
a. 5 cells (55.6%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
.56.
Risk Estimate
Value
Odds Ratio for Pola Asuh
(otoriter / permisif)
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
77
Lampiran 8
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
78
Lampiran 9
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
79
Lampiran 10
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
80
Lampiran 11
Data Pola Asuh Ibu
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
81
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
82
Lampiran 12
Data Kecerdasan Moral Anak
No Pertanyaan
Kategori Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
1 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 tinggi 2 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 3 3 4 2 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 1 2 sedang 3 4 4 3 3 2 3 4 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 sedang 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 1 3 4 3 3 3 4 4 4 4 4 3 1 3 3 3 1 4 3 3 2 sedang 5 4 4 4 3 3 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 tinggi 6 1 1 2 2 1 3 2 2 1 2 2 2 2 2 2 1 2 3 3 1 3 3 1 1 3 1 2 2 3 2 2 3 3 1 rendah 7 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 sedang 8 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 tinggi 9 4 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 tinggi
10 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 3 tinggi 11 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 sedang 12 1 1 2 3 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 1 2 3 3 2 3 3 1 2 3 1 2 3 3 2 3 3 1 1 rendah 13 1 1 2 3 1 2 2 2 2 3 3 2 3 2 2 1 2 3 3 1 3 1 1 2 3 2 2 3 3 1 3 2 1 1 rendah 14 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 sedang 15 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 4 3 3 tinggi 16 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 3 4 2 3 3 4 4 3 2 4 3 3 4 4 3 4 4 2 3 3 4 2 3 2 sedang 17 4 3 4 3 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 tinggi 18 3 4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 4 3 4 2 sedang 19 4 4 4 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 2 3 4 3 4 4 3 3 2 4 2 3 3 tinggi 20 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 4 3 4 2 sedang
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
83
No. Pertanyaan Kategori Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
21 3 4 4 4 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 4 3 4 2 sedang 22 4 4 3 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 tinggi 23 4 4 3 4 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 4 3 4 2 sedang 24 3 4 3 4 3 3 3 4 4 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 3 tinggi 25 4 4 3 3 4 3 4 4 4 2 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 2 3 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 tinggi 26 2 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 2 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 tinggi 27 3 4 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 4 3 3 2 sedang 28 3 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 2 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 2 sedang 29 4 4 3 3 4 4 2 2 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 3 3 3 2 sedang 30 3 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 3 4 3 2 4 4 3 3 4 2 3 3 4 4 4 3 4 3 2 4 3 3 2 sedang 31 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 sedang 32 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 tinggi 33 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 2 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 tinggi 34 4 3 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 tinggi 35 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 tinggi 36 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 4 4 3 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 2 4 3 3 2 sedang 37 4 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 tinggi 38 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 2 4 4 4 3 3 3 4 2 4 3 4 4 3 2 3 3 4 3 3 tinggi 39 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 4 3 3 tinggi 40 4 4 4 4 3 3 2 4 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 tinggi 41 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 tinggi 42 3 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 3 3 2 4 3 2 2 sedang 43 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 4 3 3 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 4 4 3 tinggi 44 4 4 4 3 4 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 4 3 3 4 3 4 4 4 4 3 4 3 3 3 tinggi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
84
No. Pertanyaan Kategori Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
45 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 4 4 3 2 2 3 3 3 4 3 3 3 3 3 2 2 sedang 46 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 tinggi 47 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 tinggi 48 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 4 4 4 4 3 3 3 2 3 3 3 3 tinggi 49 3 4 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 2 sedang 50 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 tinggi 51 3 3 3 3 4 3 3 4 4 2 4 2 4 3 4 4 2 2 3 2 3 4 3 3 3 3 1 4 3 1 4 3 3 2 sedang 52 3 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 4 3 2 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 sedang 53 4 4 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 tinggi 54 2 2 2 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 2 2 3 2 2 3 1 2 2 2 2 2 2 1 rendah 55 1 1 1 3 3 3 3 1 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 2 3 2 3 3 2 2 2 2 2 2 2 1 rendah 56 4 4 4 3 4 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 3 2 3 4 4 2 sedang 57 4 4 4 4 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 4 4 3 4 3 tinggi 58 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 4 3 tinggi 59 4 4 4 3 3 3 3 4 3 3 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 4 2 4 2 3 3 2 3 4 3 3 tinggi 60 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 tinggi 61 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 3 2 sedang 62 4 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 3 4 2 sedang 63 3 3 4 3 4 3 4 4 3 3 3 4 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 sedang 64 3 3 4 3 3 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 4 4 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 2 sedang 65 2 2 2 3 4 2 2 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 2 3 1 3 3 3 1 3 2 2 2 3 2 3 3 3 1 rendah 66 4 4 3 4 4 3 4 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 3 4 3 2 sedang 67 4 4 4 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 tinggi 68 4 3 4 3 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 2 4 3 tinggi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA
85
No. Pertanyaan Kategori Keterangan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33
69 3 4 4 3 4 2 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 3 3 3 4 4 2 3 4 3 4 4 2 3 3 2 4 4 3 tinggi 70 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 3 tinggi 71 3 2 2 1 1 1 1 2 2 3 3 3 3 3 1 2 1 1 2 2 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 1 rendah 72 3 4 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 4 3 4 4 3 3 3 3 3 3 2 sedang 73 4 2 4 3 3 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 3 3 3 tinggi 74 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 tinggi 75 4 4 4 3 4 3 3 4 4 3 3 3 3 3 3 4 4 3 3 4 4 3 3 4 3 4 3 3 3 3 4 4 3 3 tinggi
IR - PERPUSTAKAAN UNIVERSITAS AIRLANGGA
SKRIPSI HUBUNGAN ANTARA POLA... KHARISMA