skripsi - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang...

49
SKRIPSI MODEL PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MODIFIKASI PERKASBOL UNTUK SISWA KELAS V SDN SEKARAN 02 GUNUNGPATI SEMARANG TAHUN 2016 Oleh Ekayanti 6102412016 PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2016

Upload: phamnhan

Post on 06-Mar-2019

250 views

Category:

Documents


2 download

TRANSCRIPT

Page 1: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

SKRIPSI

MODEL PEMBELAJARAN SEPAK BOLA MODIFIKASI

PERKASBOL UNTUK SISWA KELAS V

SDN SEKARAN 02 GUNUNGPATI

SEMARANG TAHUN 2016

Oleh

Ekayanti

6102412016

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI

FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2016

Page 2: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

ii

ABSTRAK

Ekayanti. 2016. Model Pembelajaran Sepak Bola Modifikasi Perkasbol untuk Siswa Kelas V SDN Sekaran 02 Gunungpati Semarang Tahun 2016. Skripsi, Jurusan Pendidikan Jasmani Kesehatan dan Rekreasi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Universitas Negeri Semarang. Pembimbing I: Drs. Tri Rustiadi, M.Kes dan Pembimbing II: M. Annas, M. Pd.

Kata kunci: pembelajaran sepak bola dan perkasbol

Latar belakang penelitian ini bersumber dari hasil pengamatan dan observasi di SDN Sekaran 02 Gunungpati. Pembelajaran sepak bola yang belum maksimal, penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya pembelajaran sepak bola bagi siswi. Siswi kurang berminat dengan pembelajaran sepak bola. Berdasarkan latar belakang tersebut, maka perumusan masalahnya “Bagaimana Model Pembelajaran Sepak Bola Modifikasi Perkasbol untuk Siswa Kelas V SDN Sekaran 02 Gunungpati Semarang Tahun 2016”. Tujuannya membuat siswi tertarik dengan pembelajaran sepak bola, mempermudah siswi dalam melakukan keterampilan dasar sepak bola dan untuk menghasilkan pengembangan model sepak bola kelas V SDN Sekaran 02 Gunungpati Semarang.

Penelitian ini merupakan penelitian pengembangan. Teknik pengumpulan data pengamatan dan observasi. Prosedurnya: (1) observasi awal, (2) mengidentifikasi permasalahan, (3) merumuskan permasalahan yang ada di lapangan, (4) pengembangan produk, (5) evaluasi ahli penjas dan ahli pembelajaran, (6) revisi produk awal, (7) revisi produk akhir perkasbol. Instrumen berupa lembar evaluasi ahli penjas dan ahli pembelajaran dan kuisioner siswa. Jenis data yang digunakan kuantitatif dan kulitatif. Teknik analisis data adalah deskriptif persentase.

Dari hasil validasi ahli penjas dan ahli pembelajaran kualitas model permain persentasenya 90% (baik). Evaluasi ahli penjas, gawang diperbaiki dengan pondasi yang kuat supaya tidak mudah roboh saat terkena tendangan keras. Evaluasi ahli pembelajaran, permainan dimainkan secara campuran siswa dan siswi .Hasil rata-rata pengamatan dan kuisioner siswa persentasenya 89,82% (baik).

Kesimpulan dari hasil penelitian dan pembahasan, bahwa perkasbol dapat diterapkan sebagai model pembelajaran sepak bola dalam penjasorkes. Diharapkan perkasbol dapat digunakan oleh guru penjasorkse dalam pembelajaran sepak bola.

Page 3: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

iii

Page 4: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

iv

Page 5: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

v

Page 6: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

vi

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

Motto

Ada tujuh alasan seseorang itu begitu mudah untuk bersu’uzhan. Ketujuh

alasan tersebut adalah: krisis makna, masa lalu, ketakutan, kewaspadaan

yang keliru, keterbatasan akal, pengalaman, dan pertahanan diri

(Muhammad Muhyidin)

Kebenaran empiris adalah tingkat kebenaran yang pertama. Tetapi,

kebenaran ini bersifat relatif, sehingga apa yang benar secara empiris dapat

menjadi keliru atau salah secara akal (Muhammad Muhyidin)

Orang belajar tidak mesti dengan buku, membaca, alat tulis; bila buku tidak

ada, bahan tulis-menulis pun tidak. Bukankah orang harus belajar juga?.

Dengan mengamati, memperhatikan, menghafal, mendengarkan, orangpun

belajar (Ali Maksum).

Hidup adalah sebuah tantangan, maka hadapilah. Hidup ini juga sebuah

persoalan, maka selesaikanlah. Hidup ini juga sebuah kebahagiaan maka

nikmatilah (Ali Maksum).

Persembahan

1. Kedua orang tua tersayang, yang selalu mendoakan

dan mendukung

2. Kepada petugas perpustakaan fik yang selalu

melayani sepenuh hati

3. Kepada pak Ipang Setiawan S.Pd, M.Pd yang baik

hatinya membantu dari awal

4. Kepada seluruh teman mahasiswa FIK yang

memberikan penerangan dan solusi.

5. Kepada siswa siswi dan guru penjas SDN Sekaran

02 Gunungpati Semarang.

6. Kepada tenaga pendidik fakultas ilmu keolahragaan

yang telah memberikan ilmu sehingga bisa

digunakan untuk menyusun konsep skripsi.

Page 7: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan karunia dan

hidayah-Nya terciptalah sebuah karya ilmiah skripsi yang berjudul “Model

Pembelajaran Sepak Bola Modifikasi Perkasbol untuk Siswa Kelas V SDN

Sekaran 02 Gunungpati Semarang Tahun 2016” dengan baik dan lancar.

Keberhasilan penyusunan skripsi tidak terlepas dari pihak-pihak yang telah

mendukung. Maka penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Rektor Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan kesempatan

kepada peneliti menjadi mahasiswa UNNES.

2. Dekan Fakultas Ilmu Keolahragaan, Universitas Negeri Semarang yang telah

memberikan ijin dan kesempatan kepada peneliti untuk menyelesaikan

skripsi.

3. Ketua Jurusan PJKR, FIK UNNES, yang telah memberikan ijin dan

kesempatan untuk menyelesaikan penulisan skripsi.

4. Drs. Tri Rustiadi, M. Kes sebagai pembimbing I dan M. Annas, M. Pd

sebagai pembimbing II yang setia dan sabar membimbing skripsi.

5. Martin Sudarmono S.Pd, M. Pd sebagai ahli penjas yang memberikan solusi

dan arahan.

6. Tenaga pendidik Fakultas Ilmu Keolahragaan yang telah memberikan ilmu

sehingga bisa digunakan untuk menyusun konsep skripsi

7. Petugas perpustakaan FIK yang selalu melayani sepenuh hati

8. Ketua bagian umum Eko Febrianto yang telah memberi izin peminjaman

lapangan Auditorium.

9. Prihartiningsih selaku guru penjas di SD Negeri Sekaran 02 Gungpati

Semarang.

10. Semua pihak yang telah membantu dalam menyelasaikan penulisan skripsi

ini.

Semarang,.................................2016

Penulis

Page 8: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

viii

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i ABSTRAK ..................................................................................................... ii PERNYATAAN ............................................................................................. iii HAL PERSETUJUAN ................................................................................... iv PENGESAHAN ............................................................................................ .. v MOTO DAN PERSEMBAHAN ...................................................................... vi KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii DAFTAR ISI .................................................................................................. viii DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah ............................................................. 1 1.2. Perumusan Masalah .................................................................. 6 1.3. Tujuan Pengembangan .............................................................. 6 1.4. Manfaat Pengembangan ............................................................ 6 1.5. Spesifikasi Produk ...................................................................... 6 1.6. Pentingnya Pengembangan ....................................................... 7

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN KERANGKA BERFIKIR 2.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 8 2.1.1 Pendidikan .................................................................................. 8 2.1.1.1 Pengertian Pendidikan................................................................ 8 2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Nasional ....................................................... 9 2.1.1.3 Pengertian Pendidikan Jasmani ................................................. 9 2.1.1.4 Hakikat Pendidikan Jasmani ....................................................... 11 2.1.1.5 Ciri Unik Pendidikan Jasmani ..................................................... 11 2.1.1.6 Tujuan Pendidikan Jasmani ........................................................ 11 2.1.1.7 Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar ........................................... 13 2.1.2 Perkembangan Anak .................................................................. 14 2.1.2.1 Periodesasi Perkembangan ........................................................ 14 2.1.2.2 Perkembangan Fisik Anak Besar ................................................ 14 2.1.2.3 Perkembangan Gerak................................................................. 14 2.1.2.4 Kemampuan Gerak .................................................................... 16 2.1.2.5 Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar ................................. 16 2.1.2.6 Tahap Belajar Gerak .................................................................. 16 2.1.3 Pembelajaran ............................................................................. 17 2.1.3.1 Strategi ....................................................................................... 17 2.1.3.2 Model ......................................................................................... 18 2.1.3.3 Asas Diktatik Pendidikan Jasmani .............................................. 19 2.1.4 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani ........................................... 20 2.1.5 Permainan .................................................................................. 20 2.1.5.1 Gerak Sebagai Kebutuhan Anak ................................................ 20 2.1.5.2 Konsep Dasar Bermain ............................................................... 21 2.1.6 Fasilitas Pembelajaran ............................................................... 21 2.1.7 Modifikasi ................................................................................... 22

Page 9: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

ix

2.1.7.1 Konsep Modifikasi ...................................................................... 23 2.1.7.2 Aspek Analisis Modifikasi ........................................................... 24 2.1.7.3 Sepak Bola ................................................................................. 25 2.1.7.4 Ketentuan dan Peraturan Utama ................................................ 27 2.1.7.5 Istilah-Istilah dalam Sepak Bola .................................................. 27 2.1.7.6 Sepak Bola Untuk Anak Sekolah Dasar......................... ............. 29 2.1.7.7 Teknik Dasar Sepak Bola............................................ ................ 29 2.1.7.8 Permainan Perkasbol ................................................................. 29

BAB III METODE PENGEMBANGAN 3.1 Model Pengembangan ............................................................... 32 3.2 Prosedur Pengembangan .......................................................... 34 3.2.1 Analisis Kebutuhan ..................................................................... 34 3.2.2 Pembuatan Produk Awal ............................................................ 35 3.2.2.1 Validasi Ahli ................................................................................ 35 3.2.2.2 Uji Coba Skala Kecil ................................................................... 36 3.2.3 Revisi Produk Pertama ............................................................... 36 3.2.4 Uji Coba Skala Besar.................................................................. 36 3.2.5 Revisi Produk Akhir .................................................................... 36 3.2.6 Produk Akhir ............................................................................... 36 3.3 Uji Coba Produk ......................................................................... 36 3.3.1 Desain Uji Coba .......................................................................... 37 3.3.1.1 Uji Coba Skala Kecil ................................................................... 37 3.3.1.2 Uji Coba Skala Besar.................................................................. 37 3.3.2 Subjek Uji Coba .......................................................................... 37 3.4 Rancangan Produk ..................................................................... 38 3.4.1 Deskripsi Perkasbol .................................................................... 38 3.4.2 Peraturan Perkasbol ................................................................... 39 3.4.3 Cara Perkasbol ........................................................................... 39 3.4.4 Peraturan Permainan.................................................................. 40 3.4.5 Sarana dan Prasarana ................................................................ 41 3.5 Jenis Data .................................................................................. 42 3.6 Instrumen Pengumpulan Data..................................... ................ 43 3.7 Analisis Data............................................................ .................... 49

BAB IV HASIL PENGEMBANGAN 4.1. Penyajian Data ........................................................................... 50 4.1.1. Analisis Kebutuhan ..................................................................... 50 4.1.2. Deskripsi Draf Pembuatan Produk Awal ..................................... 51 4.1.2.1 Validasi Ahli ................................................................................ 53 4.1.2.2 Uji Coba Skala Kecil ................................................................... 54 4.1.2.3 Data Uji Coba Skala Kecil ........................................................... 55 4.2 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Kecil ..................................... 57 4.2.1 Aspek Kognitif ............................................................................ 57 4.2.2 Aspek Psikomotor ....................................................................... 60 4.2.3 Aspek Afektif .............................................................................. 60 4.3 Revisi Produk Awal ..................................................................... 61 4.4 Penyajian Data Hasil Uji Coba Besar .......................................... 62 4.4.1 Data Uji Coba Skala Besar ......................................................... 63 4.5 Hasil Analisis Data Uji Coba Skala Besar ................................... 68 4.5.1 Aspek Kognitif ............................................................................ 68

Page 10: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

x

4.5.2 Aspek Psikomotor ....................................................................... 70 4.5.3 Aspek Afektif .............................................................................. 71 4.6 Prototipe Produk ......................................................................... 72 4.6.1 Pengertian Perkasbol ................................................................. 72 4.6.2 Kelebihan Produk ....................................................................... 75 4.6.3 Kelemahan Produk ..................................................................... 75

BAB V KAJIAN DAN SARAN 5.1 Kajian Prototipe Produk .............................................................. 76 5.2 Saran Pemanfaatan, Diseminasi dan Pengembangan lebih

lanjut ........................................................................................... 77

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 79 LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................ 81

Page 11: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

xi

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1.1 Hasil Observasi di SDN Sekaran 02 Gunungpati ................................. 3 2.1 Perbedaan antara Pendidikan Jasmani dengan Pendidikan Olahraga . 10 2.2 Fase Perkembangan Anak ............................................................... ... 14 2.3 Ukuran Lapangan dan Gawang Sepak Bola ....................................... 28 2.4 Durasi Waktu Permainan ..................................................................... 29 3.1 Indikator Kognitif Kuisioner untuk Siswa .............................................. 44 3.2 Skor Jawaban Kuisioner Siswa ............................................................ 44 3.3 Indikator Pengamatan Ahli Penjas dan Pemebelajaran ....................... 46 3.4 Kisi-Kisi Instrumen Aspek Kognitif ....................................................... 47 3.5 Kisi-Kisi Instrumen Aspek Afektif ......................................................... 48 3.6 Kisi-Kisi Instrumen Aspek Psikomotor.................................................. 48 3.7 Persentase Hasil Analisis .................................................................... 49 4.1 Data Hasil Validasi Uji Coba Skala Kecil oleh Ahli .............................. 53 4.2 Perbaikan Produk dari Ahli Pembelajaran dan Ahli Penjas ................. 54 4.3 Hasil Pengamatan dan Kuisioner Siswa Uji Coba Skala Kecil ............. 54 4.4 Data Kriteria Nilai Kognitif Siswa Uji Coba Skala Kecil ......................... 55 4.5 Data Kriteria Nilai Psikomotor Siswa Uji Coba Skala Kecil ................... 56 4.6 Data Kriteria Nilai Afektif Siswa Uji Coba Skala Kecil ........................... 57 4.7 Perbaikan Produk dari Ahli .................................................................. 61 4.8 Perbaikan Produk dari Ahli Pembelajaran dan Ahli Penjas ................. 62 4.9 Hasil Pengamatan dan Kuisioner Siswa Uji Coba Skala Besar ............ 63 4.10 Data Kriteria Nilai Kognitif Siswa Uji Coba Skala Besar ....................... 63 4.11 Data Kriteria Nilai Psikomotor Siswa Uji Coba Skala Besar ................. 64 4.12 Data Kriteria Nilai Afektif Siswa Uji Coba Skala Besar ......................... 66

Page 12: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

3.1 Penelitian dan Pengembangan ............................................................ 32 3.2 Langkah-Langkah Penggunaan Metode Research and Development . . 33 3.3 Prosedur Pengembangan Perkasbol ................................................... 34 3.4 Lapangan Sepak Bola Perkasbol ......................................................... 41 3.5 Gawang ............................................................................................... 42 3.6 Bola Plastik ......................................................................................... 42 3.7 Macam-macam Teknik Pengumpulan Data ......................................... 43 4.1 Lapangan Perkasbol ............................................................................ 52 4.2 Gawang ............................................................................................... 52 4.3 Bola Sepak Plastik ............................................................ ................... 53 4.4 Grafik hasil persentase evaluasi ahli penjas dan ahli pembelajaran ..... 72 4.5 Grafik hasil pengamatan skala kecil dan skala besar pada siswa ........ 72 4.6 Lapangan Perkasbol ............................................................................ 74 4.6 Bola Sepak Plastik ............................................................................... 74 4.7 Gawang ............................................................................................... 75

Page 13: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Usulan Judul dan Topik .......................................................................... 82 2. Surat Keputusan Pembimbing ............................................................... 83 3. Surat Observasi Skripsi ......................................................................... .. 84 4. Surat Ijin Penelitian ................................................................................ .. 85 5. Surat Telah melakukan Penelitian .......................................................... .. 87 6. Lembar Evaluasi Ahli Lembar Evaluasi Ahli Penjas ............................... .. 88 7. Lembar Evaluasi Ahli Lembar Evaluasi Ahli Pembelajaran .................... .. 91 8. Lembar Kuesinoner Siswa Aspek Kognitif .............................................. . 100 9. Lembar Pengamatan Aspek Psikomotor ................................................ . 102 10. Lembar Pengamatan Aspek Afektif ........................................................ . 103 11. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Aspek Kognitif Skala Kecil........................ . 104 12. Hasil Pengamatan Aspek Psikomotor Skala Kecil .................................. . 105 13. Hasil Pengamatan Aspek Afektif Skala Kecil.......................................... . 106 14. Hasil Rekapitulasi Kuesioner Aspek Kognitif Skala Besar ...................... . 107 15. Hasil Pengamatan Aspek Psikomotor Skala Besar ................................ . 110 16. Hasil Pengamatan Aspek Afektif Skala Besar ........................................ . 111 17. Dokumentasi Penelitian ......................................................................... . 113

Page 14: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan jasmani adalah suatu proses pembelajaran melalui aktivitas

jasmani yang didesain untuk meningkatkan kebugaran jasmani,

mengembangkan keterampilan motorik, pengetahuan dan perilaku hidup sehat

dan aktif, sikap sportif dan kecerdasan emosi. Lingkungan belajar diatur secara

saksama untuk meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan seluruh ranah,

jasmani, psikomotor, kognitif dan afektif setiap siswa (Samsudin, 2008:2).

Menurut Soemitro, (1992:5) dalam Bagas Chabib Kurniawan, (2012:2)

Pendidikan jasmani di sekolah dasar pada hakekatnya mempunyai arti, peran,

dan fungsi yang penting dan strategi dalam upaya menciptakan suatu

masyarakat yang sehat, karena peserta didik di sekolah dasar adalah kelompok

masyarakat yang sedang tumbuh berkembang, ingin rasa gembira dalam

bermain dan memiliki kerawanan yang memerlukan pembinaan dan bimbingan.

Oleh karena itu pendidikan jasmani merupakan suatu wadah pembinaan yang

sangat tepat.

Membahas mengenai penjas adalah suatu wadah yang tepat untuk

membina kembang tumbuhnya anak-anak, SDN Sekaran 02, SDN Ngijo 02, dan

SDN Kalisegoro merupakan sekolah dasar yang ada di Gunungpati. Penyajian

penjas yang kurang menarik menyebabkan menurunya minat siswa siswi

terhadap pembelajaran. Sarana dan prasana dalam penjas sangat mendukung

berjalanya pembelajaran. Pada sepak bola komponennya terdiri dari lapangan

yang cukup luas, bola yang layak digunakan, dan gawang yang layak pula.

Page 15: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

2

Komponen tersebut sangat dibutuhkan untuk pembelajaran sepak bola, jika

salah satunya tidak ada maka pembelajarannya tidak masksimal bahkan tidak

bisa berjalan.

Di SDN Sekaran 02 terdapat bola plastik yang cepat rusak, karena

bahannya lunak dan tipis. Kondisi gawang terbuat dari besi. Kondisi gawang

yang seperti itu ketika digunakan kurang aman ketika mencetak gol. Kemudian

kondisi lapangan yang belum ada garisnya hanya menggunakan batas halaman

yang sudah dipaving sebagai batas lapangan sepak bola, maka dari itu sarana

yang digunakan harus aman bagi pemian usia kelas V dan ukuran lapangan jelas

supaya memperlancar pembelajaran. Selain itu minat siswinya tidak senang

terhadap pembelajaran sepak bola karena sulit mengotrol bola.

Begitu juga dengan keadaan SDN Ngijo 02 halaman sekolah tidak begitu

luas untuk pembelajaran penjas. Pembangunan gedung sekolah menggurangi

luas halaman SDN Ngijo 02. Sebelum halaman sekolah dibuat gedung baru,

pembelajaran sepak bola lebih maksimal setelah halaman sekolah dibuat gedung

baru pembelajaran sepak bola tidak masksimal. Pembelajaran sebelumnya

menggunakan sepak bola mini dengan lapangan yang lebih luas, sekarang

hanya bisa menggunakan setengah dari halaman sekolah. Setengah halaman

tersebut juga terdapat bak untuk lompat jauh sehingga halaman semakin sempit.

Lapangan SDN Kalisegoro cukup bagus untuk digunakan pembelajaran

sepak bola tetapi gawangnya masih perlu dimodifikasi. Gawang yang terbuat dari

besi cukup berat dan ukuran gawang yang kecil menyulitkan siswa siswi

memasukan bola ke gawang. Ukuran gawang tinggi dan lebarnya kurang dari 60

cm. Ukuran lapangan dan gawang yang tidak sesuai menyebabkan menurunya

daya tarik siswa siswi dalam pembelajaran sepak bola.

Page 16: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

3

Peserta didik sekolah dasar termasuk dalam usia 6-12 tahun maka perlu

pembelajaran sepak bola modifikasi. Tujuan dari modifikasi adalah untuk

mempermudah siswa dalam menyerap materi. Pembelajaran yang disajikan

dengan modifikasi akan membuat daya ingat siswa siswi lebih tajam dan peserta

didik lebih mudah mempraktikan teknik dasar sepak bola.

Orang dewasa sering lupa bahwa yang mereka ajar adalah anak-anak.

Orang dewasa dapat memainkan permainan anak-anak, tetapi anak-anak tidak

selalu dapat memainkan permainan orang dewasa. Maka dari itu dalam proses

pembelajaran memerlukan pendekatan bermain. Dengan demikian anak-anak

akan banyak bergerak dan mendapatkan kemajuan belajar seiring dengan

bertambahnya usia. (Tom Fleck dan Ron Quinn, 2007:1).

Berdasarkan hasil observasi di lapangan, pengamatan dan wawancara

pada tanggal 25 Januari 2016 di sekolah didapatkan bahwa sarana dan

prasarana sepak bola di SDN Sekaran 02 Gunungpati sebagai berikut:

Tabel 1.1 Hasil Observasi SDN Sekaran 02 Gunungpati

No. Sarana dan Prasarana Jumlah Keterangan

1. Lapangan sepak bola 1 Halaman sekolah

2. Gawang 2 Gawang besi

3. Bola 2 Bola plastik

Ketika siswi mendapat giliran melakukan pembelajaran, siswi kurang

semangat dan lebih memilih melakukan kasti. Hal itu dibuktikan dari observasi

jumlah 24 terdiri dari 13 siswi dan 11 siswa, sebagai berikut: 15 siswa siswi

senang dengan permainan kasti dan 9 siswa siswi senang dengan sepak bola.

Artinya bahwa perbandingan 62,5% senang kasti dan 37,5% senang sepak bola.

Olahraga bersifat universal artinya menyeluruh, olahraga bisa dimainkan

oleh siapa saja tidak memandang lapisan, gender, strata, dan status. Pendidikan

Page 17: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

4

jasmani, mengajarkan siswa siswi untuk mengolah tubuh dengan aktivitas yang

terarah. Pembelajaran sepak bola adalah salah satunya, itu artinya sepak bola

bisa dimainkan baik siswa maupun siswi.

Penjas melibatkan interaksi sosial baik guru dengan siswanya dan

interaksi antar siswa siswi. Dengan adanya interaksi sosial siswa siswi saling

mengenal dan memahami. Guru menyampaikan meteri sepak bola, materi yang

disampaikan harapannya bisa dipraktikan oleh siswa siswi dengan baik. Maka

perlu memberikan pemahaman dan wawasan terhadap siswi supaya tidak

terkonsep dalam pikiran bahwa sepak bola hanya dimainkan oleh siswa saja.

Maka perlu media untuk mengubah pola pikir siswi terhadap pembelajaran sepak

bola.

Perkasbol adalah permainan kasti dan sepak bola. Permainan ini

menggunakan teknik sepak bola dan lapangan berbentuk segi lima, serta

peraturan menggunakan permaina kasti yang dimodifikasi. Perkasbol dimainkan

oleh 10 pemain, tiap tim terdiri dari 5 anggota. Untuk prosedur permainannya

seperti lari estafet dengan membawa bola didribble atau dipassing dengan cara

mengoperkan ke rekan se-timnya yang ada di base. Setiap base diisi oleh 2

pemain. Bola yang digunakan dalam perkasbol sebanyak 2 buah. Hasil akhir dari

permainan ini adalah mencetak bola ke gawang sebanyak mungkin dengan

waktu yang telah ditentukan yaitu 2 babak 2x10 menit dengan waktu istirahat 4

menit.

Berdasarkan pengamatan di lapangan saat guru melakukan proses

pembelajaran sepak bola didapatkan bahwa:

1) Lapangan yang tidak begitu luas, minat siswa siswi terhadap sepak bola

kurang, dan gawang yang sempit.

Page 18: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

5

2) Pola penyajian yang memisahkan siswa dan siswi pada saat melakukan

pembelajaran

3) Jika ada waktu siswi main sepak bola, tapi jika waktu pelajaran selesai

sebelum bermain sepak bola, siswi tidak mendapatkan kesempatan untuk

bermain.

4) Minat siswi lebih senang terhadap permainan kasti dari pada sepak bola

5) Pengaplikasian pembelajaran sepak bola ke dalam sepak bola mini untuk

siswa siswi belum bisa terpantau dengan baik karena tidak semua siswa

siswi mendapatkan kesempatan menendang.

Berdasarkan hasil pengamatan seperti yang telah diuraikan di atas, maka

peneliti bertujuan untuk mengembangkan model pembelajaran sepak bola

dengan perkasbol untuk siswa kelas V sekolah dasar Gunungpati.

Dengan mengembangkan permainan sepak bola melalui perkasbol

diharapkan pembelajaran sepak bola bisa:

1) Permainan lebih menarik sehingga siswi termotivasi untuk mempraktikan

sepak bola dan kemampuanya meningkat untuk siswa.

2) Permainan sepak bola lebih mengutamakan keamanan dan keefektifan

pembelajaran sepak bola

3) Pembelajaran dengan modifikasi perkasbol diharapkan bisa memberikan

kesempatan yang sama untuk mempraktikan keterampilan sepak bola pada

siswa siswi.

4) Pembelajaran dengan model ini tinggkat keterampilan tiap siswa siswi bisa

terpantau dengan jelas.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan permasalahan yang telah diuraiakan pada latar belakang,

maka rumusan masalahnya adalah:

Page 19: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

6

1) Bagaimana model pembelajaran sepak bola modifikasi perkasbol untuk

siswa kelas V SDN Sekaran 02 Gunungpati Semarang tahun 2016?”

2) Apakah efektif modifikasi perkasbol untuk kelas V SDN Gunungpati

Semarang tahun 2016?

1.3 Tujuan Pengembangan

Tujuan dari pengembangan pembelajaran sepak bola adalah untuk

menghasilkan produk “Model pembelajaran sepak bola modifikasi perkasbol

untuk siswa kelas V SDN Sekaran 02 Gunungpati Semarang tahun 2016”.

1.4 Manfaat Pengembangan

Manfaat dari pengembangan sepak bola dengan modifikasi perkasbol

adalah sepak bola bisa dimainkan oleh siswa ataupun siswi. Dalam

pembelajaran siswa siswi bisa mempraktikan beberapa keterampilan dasar

sepak bola. Guru lebih mudah memantau kemampuan penguasaan keterampilan

dasar sepak bola tiap siswa siswi.

1.5 Spesifikasi Produk

Perkasbol adalah perpaduan permainan kasti dan sepak bola yang

dimodifikasi. Perkasbol itu mengggunakan satu gawang yang telah dimodifikasi,

lapangan berbentuk segilima, teknik menggunakan sepak bola, dan peraturan

main menggunakan peraturan kasti yang telah dimodifikasi.

Perkasbol merupakan media untuk menarik siswa siswi dalam

pembelajran sepak bola. Perkasbol akan meningkatkan aspek teknik mengoper

dan mengontrol bola. Permainan ini menggunakan satu gawang, maka dari itu

pemain harus berlomba memasukan bola ke gawang, kemenangan tim

ditentukan oleh keberhasil anggota memasukan bola itu kegawang. Perkasbol

Page 20: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

7

dimainkan oleh 10 pemain dimana masing –masing tim terdiri dari 5 orang.

Setiap base di isi oleh 2 pemain, 1 pemain sebagai lawan.

1.6 Pentingnya Pengembangan

Pentingnya pengembangan perkasbol untuk memecahkan permasalahan

kurang menariknya pembelajaran sepak bola yang ada di SD Negeri Sekaran 02.

Hal tersebut untuk mengembangkan terori -teori dan menambah model

pembelajaran baru pada pebelajaran sepak bola. Sehingga model pembelajaran

sepak bola akan semakin beragam. Ini bisa dijadikan referensi untuk

pembelajaran sepak bola.

Perkasbol merupakan media untuk melatih siswa siswi supaya teknik

mengontrol dan mengoper lebih baik.Tujuan dari perkasbol untuk membuat siswi

tertarik terhadap pembelajaran sepak bola sehingga siswi lebih termotivasi ingin

mempraktikan keterampilan sepak bola dan mempermudah siswi dalam

menguasai keterampilan sepak bola.

Pentingnya pengembangan perkasbol untuk memecahkan permasalahan

kurang menariknya pembelajaran sepak bola yang ada di SD Negeri Sekaran 02.

Hal tersebut untuk mengembangkan terori-teori dan menambah model

pembelajaran baru pada pebelajaran sepak bola. Sehingga model pembelajaran

sepak bola akan semakin bergam. Ini bisa dijadikan referensi untuk

pembelajaran sepak bola.

Page 21: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

8

BAB II

LANDASAN TEORI DAN KERANGKA BERFIKIR

2.1 Landasan Teori

2.1.1 Pendidikan

2.1.1.1 Pengertian Pendidikan

Menurut Hoogveld dalam Achmad Munib (2010:29) menyatakan bahwa

mendidik adalah membantu anak supaya ia cakap menyelenggarakan tugas

hidupnya atas tanggung jawabnya sendiri.

Menurut Langveld dalam Achmad Munib (2010:29) menyatakan bahwa

mendidik adalah mempengaruhi anak dalam usaha membimbingnya supaya

menjadi dewasa. Usaha membimbing adalah usaha yang didasari dan

dilaksanakan dengan sengaja. Pendidikan hanya terdapat dalam pergaulan yang

disengaja antara orang dewasa dan anak.

Menurut Ki Hajar Dewantara dalam Achmad Munib (2010:29) menyatakan

bahwa mendidik adalah menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak

agar mereka sabagai manusia dan sebagai anggota masyarakat dapat mencapai

keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-tingginya.

Menurut Criyns dan Reksoswoyo dalam Achmad Munib (2010:29)

menyatakan bahwa mendidik adalah pertolongan yang diberikan oleh siapapun

yang bertanggug jawab atas pertumbuhan anak untuk membawanya ketingkat

dewasa.

Berdasarkan pendapat para ahli diatas maka pendidikan adalah membantu

mempengaruhi anak-anak dalam tumbuh kembangnya untuk mewujudkan

Page 22: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

9

terselenggaranya kemandirian sehingga tercapainya tingkat kedewasaan yang

akan mempermudah anak dalam menghadapi kehidupan.

2.1.1.2 Tujuan Pendidikan Nasional

Tujuan dari pendidikan nasional adalah pendidikan yang berdasarkan

Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

yang berakar pada nilai-nilai agama, kebudayaan nasional Indonesia, dan

tanggap terhadap tuntunan perubahan zaman (Achmad Munib, 2010:143).

Di Indonesia ada Undang-Undang yang mengatur mengenai masalah

kependidikan. Karena pendidikan berlangsung sepanjang hayat dan sangat

berfungsi untuk perkembangan atau kemajuan bangsa maka Indonesia membuat

Undang-Undang terkait dengan pendidikan nasional.

Sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003, menyatakan

bahwa: “Sistem pendididikan nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan

yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional”

(Achmad Munib, 2010:37).

2.1.1.3 Pengertian Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani merupakan usaha pendidikan dengan menggunakan

aktivitas otot-otot besar hingga proses pendidikan yang berlangsung tidak

terhambat oleh gangguan kesehatan dan pertumbuhan badan. Sebagai bagian

integral dari proses pendidikan keseluruhan, pendidikan jasmani merupakan

usaha yang bertujuan untuk mengembangkan kawasan organik neuromuskuler,

intelektual dan sosial ( Abdulkadir Ateng, 1992:4)

Menurut Siedentop (1991) yang telah dikutib dalam (Husdarta,2010:142)

mengatakan bahwa “education through and of physcal activities”. Pendidikan

jasmani merupakan bagian integral dari proses keseluruhan proses pendidikan.

Page 23: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

10

Artinya, pendidikan jasmani menjadi salah satu media untuk membantu

ketercapaian tujuan pendidikan secara keseluruhan.

Penjas adalah berarti program pendidikan lewat gerak atau permainan dan

olahraga. Di dalamnya terkandung arti bahwa gerakan, permainan, atau cabang

olahraga tertentu yang dipilih hanyalah alat untuk mendidik. (Husdarta,2009:21).

Perbedaan penjas dan olahraga, penjas lebih menekankan pada mendidik

jasmani anak supaya pertumbuhan dan perkembangan anak lebih baik.

Sedangkan olahraga adalah pendidikan yang membina anak untuk menguasai

beberapa cabang olahraga tertentu, hasilnya berupa prestasi.

Berikut ini tabel perbedaan antara pendidikan jasmani dengan pendidikan

olahraga ditekankan pada:

Tabel 2.1 Perbedaan antara pendidikan jasmani dengan pendidikan olahraga

No. Penjas Pendidikan olahraga

1. Sosialisasi atau mendidik

dengan olahraga

Sosialisasi atau mendidik ke dalam

olahraga

2. Menekankan perkembangan

kepribadian menyeluruh

Mengutamakan penguasaan

keterampilan berolahraga

3. Menekankan penguasaan

keterampilan dasar

Menekankan penguasaan teknik

dasar

Sumber: (Husdarta,2009:22).

Pendidikan jasmani adalah proses pendidikan yang memanfaatkan

aktivitas jasmani yang direncanakan secara sistematik bertujuan untuk

mengembangkan dan meningkatkan individu secara organik, neuromuskuler,

perseptual, kognitif, dan emosional, dalam kerangka sistem pendidikan nasional

(Ega Trisna Rahayu, 2013:2).

Berdasarkan pengertian dari beberapa pendapat maka bisa disimpulkan

bahwa penjas adalah pendidikan yang menggunakan otot-otot besar untuk

Page 24: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

11

mengolah tubuh manusia melalui permainan sebagai media untuk menguasai

keterampilan gerak dasar bertujuan untuk mengembangkan dan meningkatkan

individu secara organik, neuromuskuler, perseptual, kognitif, dan emosional,

dalam rangka sistem pendidikan nasional.

2.1.1.4 Hakikat Pendidikan Jasmani

Pendidikan jasmani dan kesehatan pada hakikatnya adalah proses

pendidikan yang memanfaatkan aktifitas fisik dan kesehatan untuk menghasilkan

perubahan holistik dalam kualitas individu, baik dalam hal fisik, mental, serta

emosional. Pendidikan jasmani memerlakukan anak sebagai sebuah kesatuan

utuh, makhluk total daripada hanya mengangapnya sebagai seseorang yang

terpisah kualitas fisik dan mentalnya (Husdarta,2009:3).

2.1.1.5 Ciri Unik Pendidikan Jasmani

Ada 3 hal penting yang bisa menjadi sumbangan unik dari pendidikan

jasmani yaitu (Husdarta,2009:24):

1) Meningkatkan kebugaran jasmani dan kesehatan siswa

2) Meningkatkan terkuasainya keterampilan fisik yang kaya

3) Meningkatkan pengertian siswa dalam prinsip-prinsip gerak serta bagaimana

menerapkanya dalam praktik.

2.1.1.6 Tujuan Pendidikan Jasmani

Secara sederhana, pendidikan jasmani memberikan kesempatan kepada

siswa untuk (Husdarta,2009:9):

1) Mengembangkan pengetahuan dan keterampilan yang berkaitan dengan

aktivitas jasmani, perkembangan estetika, dan perkembangan sosial

Page 25: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

12

2) Mengembangkan kepercayaan diri dan kemampuan untuk menguasai

keterampilan gerak dasar yang akan mendorong partisipasinya dalam aneka

aktivitas jasmani

3) Memperoleh dan mempertahankan derajad kebugaran jasmani yang optimal

untuk melaksanakan tugas sehari-hari secara efesien dan terkendali

4) Mengembangkan nilai-nilai pribadi melalui partisipasi dalam aktivitas jasmani

baik secara kelompok maupun perorangan

5) Berpartisipasi dalam aktivitas jasmani yang dapat mengembangkan

keterampilan sosial yang memungkinkan siswa berfungsi secara efektif

dalam hubungan antar orang

6) Menikmati kesenangan dan keriangan melalui aktivitas jasmani, termasuk

permainan olahraga.

Menurut Ega Trisna Rahayu (2013:19) secara rinci pendidikan jasmani

tentunya mempunyai tujuan diantaranya:

1) Meletakan landasan karakter yang kuat melalui internalisasi nilai dalam

pendidikan jasmani.

2) Membangun landasan kepribadian yang kuat, sikap cinta damai, sikap sosial

dan toleransi dalam kemajemukan budaya, etnis dan agama.

3) Menumbuhkan kemampuan berfikir kritis melalui tugas-tugas pembelajaran

pendidikan jasmani.

4) Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin, bertanggung jawab, kerjasama,

percaya diri, dan demokratis melalui aktivitas jasmani.

5) Mengembangkan keterampilam gerak dan keterampilan teknik serta strategi

berbagai permainan dan olahraga, aktivitas pengemabangan, senam,

Page 26: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

13

aktivitas ritmik, akuatik (aktivitas air) dan pendidikan luar kelas (outdoor

education).

6) Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya

mengembangkan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola hidup

sehat melalui berbagai aktivitas jasmani

7) Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri sendiri dan

orang lain.

8) Mengetahui dan memahami konsep aktivitas jasmani sebagai informasi

untuk mencapai kesehatan, kebugaran dan pola hidup sehat.

9) Mampu mengisi waktu luang dengan aktivitas jasmani yang bersifat rekreatif.

2.1.1.7 Pendidikan Jasmani Sekolah Dasar

Aktivitas jasmani dalam pengertian ini dipaparkan sebagai kegiatan siswa

untuk meningkatkan keterampilan motorik dan nilai-nilai fungsional yang

mencakup aspek kognitif, aspek psikomotor, dan aspek afektif. Aktivitas ini harus

dipilih dan disesuaikan dengan tingkat perkembangan siswa didik. Melalui

kegiatan pendidikan jasmani diharapkan peserta didik akan tumbuh dan

berkembang secara sehat, dan segar jasmaninya, serta berkembang

kepribadianya agar lebih harmonis dalam menjalankan kehidupanya sekarang

maupun yang akan datang (Husdarta, 2009:168).

Bila ditelusuri secara mendalam, proses belajar mengajar yang merupakan

inti dari proses pendidikan formal di sekolah didalamnya terjadi interaksi antara

berbagai komponen pengajaran (2008:4).

Page 27: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

14

2.1.2 Perkembangan Anak

2.1.2.1 Periodesasi Perkembangan

Pembagian fase-fase perkembangan berdasarkan identifikasi

kecenderungan karakteristik perkembangan pada masa-masa usia tertentu. Usia

tertentu itu yang menjadi dasar pembatasan setiap fase perkembangan

(Sugiyanto,2008:1.10).

Tabel 2.2 Fase Perkembangan Anak

Fase Perkembangan Umur

Anak-anak

- Anak kecil

- Anak besar

6-10 tahun

10- 12 tahun

Sumber: (Sugiyanto,2008:1.11)

2.1.2.2 Perkembangan Fisik Anak Besar

Anak besar adalah anak yang berusia antara 10 atau 12 tahun.

Perkembangan fisik anak yang terjadi pada masa ini menunjukan adanya

kecenderungan yang berbeda dibanding pada masa sebelumnya.

Kecenderungan perbedaan yang terjadi adalah dalam hal kepesatan dan pola

pertumbuhan yang berkaitan dengan porprosi ukuran bagian-bagian tubuh. Pada

anak besar pertumbuhan fisik anak laki-laki dan anak perempuan sudah

menunjukan kecenderungan semakin jelas tampak adanya perbedaan

(Sugiyanto, 2008:4.1).

2.1.2.3 Perkembangan Gerak

Berdasarkan sifat perkembangan anak di sekolah dasar, seorang guru

perlu mengetahui karakteristik siswa dan siswi untuk mengetahui kebutuhan

aktivitas siswa dan siswinya sehingga guru dapat merencanakan model

pembelajaran yang tepat bagi peserta didiknya. Sifat perkembangan fisik dan

Page 28: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

15

gerak, minat serta sifat-sifat psikologis dan sosial perlu diperhatikan dalam

penanganan pemenuhan keperluan akan aktivitas pada anak usia sekolah dasar.

Menurut Sugiyanto (2008:4.37- 4.40) berdasarkan perkembangan anak,

berikut adalah aktivitas yang diperlukan anak besar:

1) Aktivitas yang menggunakan keterampilan untuk mencapai tujuan tertentu.

Dalam hal ini anak-anak diberi kesempatan untuk ikut ambil bagian dalam

berbagai macam aktivitas untuk memperoleh pengetahuan dan penguasaan

keterampilan. Berikut ini adalah aktivitas:

a) Pengenalan keterampilan berolahraga. Anak diperkenalkan dengan

beberapa macam cabang olahraga.

b) Bermain dalam situasi berlomba atau bertanding, dengan pengorganisasi

yang sederhana.

c) Aktivitas pengujian diri dan aktivitas yang menggunakan alat

d) Berlatih dalam situasi “ drill “

2) Aktivitas secara beregu atau berkelompok

Anak-anak diberi kesempatan untuk bekerjasama dengan teman-temanya

dalam melakukan aktivitas untuk membina kebersamaan diantara mereka.

a) Aktivitas bermain atau berlomba beregu

b) Bermain atau menari berkelompok dengan membentuk komposisi tertentu.

Berdasarkan usia anak sekolah dasar yang dalam tahap perkembangan

secara fisik dan mental, dalam pembelajaran perlunya kehati-hatian untuk

mengajarkan penjas. Maka perlu adanya modifikasi permainan supaya

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tetap baik dan kebutuhan akan

aktivitas peserta didik bisa terpenuhi tanpa adanya salah penanganan.

Page 29: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

16

2.1.2.4 Kemampuan Gerak

Perilaku dapat dibagi menjadi 3 kategori yaitu (Abdulkabir Ateng,1992:127):

1) Non-lokomotor

2) Lokomotor

3) Manipulasi

2.1.2.5 Perkembangan Penguasaan Gerak Dasar

Sejalan dengan meningkatnya ukuran tubuh dan meningkatnya

kemampuan fisik, maka meningkat pulalah kemampuan gerak anak besar.

Berbagai kemampuan gerak dasar yang sudah mulai bisa dilakukan pada masa

anak kecil semakin dikuasai. Kemampuan peningkatan gerak bisa diidentifikasi

dalam bentuk (Sugiyanto,2008:4.26):

1) Gerakan bisa dilakuakn dengan mekanika tubuh yang makin efesien

2) Gerakan bisa dilakukan semakin lancar dan terkontrol

3) Pola atau bentuk gerakan semakin bervariasi

4) Gerakan semakin bertenaga

2.1.2.6 Tahap Belajar Gerak

Cara yang bermanfaat untuk menggambarkan bagaimana suatu

keterampilan gerak dipelajari oleh seseorang di uraian oleh Fitts dan Posner

(1967) dalam Ega Trisna Rahayu (2013:170-172) ada tiga tahap untuk

menguasai suatu gerakan keterampilan:

1) Tahap kognitif

Siswa menggunakan informasi tentang bagaimana pelaksanaan suatu

keterampilan untuk mengembangkan rancangan gerak suatu keterampilan

gerakan.

2) Tahap asosiatif

Page 30: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

17

Siswa telah mulai bisa berkonsentrasi pada pengolahan sementara dan

penghalusan tatanan gerakan.

3) Tahap otomatis

Tujuan belajar gerak untuk melakukan suatu keterampilan secara otomatis.

2.1.3 Pembelajaran

2.1.3.1 Strategi

Secara umum strategi mempunyai pengertian suatu garis-garis besar

haluan untuk bertindak dalam usaha mencapai sasaran yang telah ditentukan.

Dihubungkan dengan belajar mengajar, strategi bisa diartikan sebagai pola-pola

umum kegiatan guru –anak didik dalam perwujudan kegiatan belajar mengajar

untuk mencapai tujuan yang telah digariskan (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan

Zain, 2002:5).

Strategi pembelajaran merupakan suatu serangkain rencana kegiatan yang

termasuk didalamnya penggunaan metode dan pemanfaatan berbagai

sumberdaya atau kekuatan dalam suatu pembelajaran. Strategi pembelajaran

disusun untuk mencapai tujuan tertentu. Strategi pembelajaran di dalamnya

mencakup pendekatan, model, metode, dan teknik pembelajaran secara spesifik

(Ega Trisna Rahayu, 2013:58).

Berbagai persoalan yang dihadapi oleh guru diantaranya adalah: tujuan

yang hendak dicapai, metode yang akan digunakan, materi yang diperlukan, dan

prosedur yang seperti apa yang akan di gunakan untuk melakukan evaluasi.

Ada beberapa pendekatan proses belajar mengajar yaitu:

1) Pendekatan individual

2) Pendekatan kelompok

3) Pendekatan bervariasi

4) Pendekatan edukatif

Page 31: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

18

5) Pendekatan pengalaman

6) Pendekatan pembiasaaan

7) Pendekatan emosional

8) Pendekatan rasional

9) Pendekatan fungsional

10) Pendekatan keagamaan

11) Pendekatan kebermaknaan

Dalam penelitian kali ini akan membahas strategi pembelajaran melalui

pendekatan kelompok. Berhubung peserta didik yang ada di sekolah dasar

banyak siswa dan karakter yang beragam serta waktu pembelajaran di sekolah

terbatas maka pendekatan yang tepat adalah pendekatan kelompok.

Dengan pendekatan kelompok, diharapkan dapat ditumbuh-kembangkan

rasa sosial yang tinggi pada diri setiap anak didik. Mereka dibina untuk

mengendalikan emosi yang ada di dalam diri mereka masing-masing, sehingga

terbina sikap kesetiakawanan sosial di kelas (Syaiful Bahri Djamarah dan Aswan

Zain, 2002:63).

2.1.3.2 Model

Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang

digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau

pembelajaran dalam tutorial dan untuk menentukan perangkat-perangkat

pembelajaran termasuk di dalamnya buku-buku, film, komputer, kurikulum dan

lainya (Joyce, 1992:4). Selanjutnya Joyce menyatakan bahwa setiap model

pembelajaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk

membantu peserta didik sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai

(Trianto, 2007:5).

Page 32: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

19

Dalam mengajarkan suatu pokok bahasan (materi) tertentu harus dipilih

model pembelajaran yang paling sesuai dengan tujuan yang akan dicapai. Oleh

karena itu, dalam memilih suatu model pembelajaran harus memilih

pertimbangan-pertimbangan. Misalnya materi pelajaran, tingkat perkembangan

kognitif siswa dan sarana atau fasilitas yang tersedia, sehingga tujuan

pembelajaran yang telah di tetapkan dapat tercapai (Trianto, 2007:9).

Menurut Ega Trisna Rahayu (2013:198) ada beberapa jenis model

pembelajaran pendidikan jasmani:

1) Model belajar kerjasama (cooperative learning model)

2) Model pendekatan taktis

3) Model mengajar inkuiri

4) Model mengajar teman sebaya

5) Model pembelaajaran langsung/ direct instruction

Model pembelajaran kerjasama adalah model pembelajaran yang

mengutamakan pembentukan kelompok yang bertujuan untuk menciptakan

pendekatan pembelajaran efektif (Ega Trisna Rahayu, 2013:198)

Tujuan dari model pembelajaran kerjasama untuk menghasilkan

pembelajaran yang efektif dan efesien dalam menyajikan pembelajaran. Dengan

sosialisasi antar sesama maka akan menciptakan kekerabatan dan siswa bisa

menerima keberagaman perbedaan.

2.1.3.3 Asas Dikdaktik Penjas

Didaktik berasal dari bahsa Yunani, didasko asal kata didaskein atau

pembelajaran yang berarti perbuatan atau aktivitas yang menyebabkan

timbulnya kegiatan baru pada orang lain (Ega Trisna Rahayu, 2013:48 ).

Page 33: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

20

Prinsip-prinsip atau asas-asas dalam menyampaikan pelajaran dan

umumnya mencakup asas motivasi, asas aktivitas, asas individualis, asas

peragaan, asas apersepsi, asas sosialisasi (kerjasama), asas pengulangan, dan

asas evaluasi (Ega Trisna Rahayu, 2013:48).

Di dalam asas didaktik penjas ada asas yang menarik untuk dibahas yaitu:

asas aktivitas adalah asas untuk mengaktifkan fisik dan pskis siswa yang sedang

belajar. Tujuan yang diharapkan untuk menguasai keterampilan gerak melalui

latihan atau perbuatan yang nyata secara berulang-ualang (Ega Trisna Rahayu,

2013:50).

2.1.4 Ruang Lingkup Pendidikan Jasmani

Ruang lingkup pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan ada 7 yang

meliputi aspek permainan dan olahraga, aktivitas pengembangan, aktivitas

senam, aktivitas ritmik, aktivitas air, pendidikan luar kelas dan kesehatan.

Ruang lingkup permainan dan olahraga meliputi olahraga tradisional,

permainan eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor non lokomotor manipulatif,

atletik, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja, tenis

lapangan, bulutangkis, beladiri, dan aktivitas lainya (Ega Trisana Rahayu,

2013:18).

2.1.5 Permainan

2.1.5.1 Gerak Sebagai Kebutuhan Anak

Belajar dan keceriaan merupakan 2 hal yang penting dalam masa kanak-

kanak. Hal ini termasuk upaya mempelajari tubuhnya sendiri dan berbagai

kemungkinan geraknya. Gerak adalah rangsangan utama bagi pertumbuhan dan

perkembangan anak. Kian banyak ia bergerak, kian banyak hal yang ditemui dan

dijelajahi. Kian baik pula kualitas pertumbuhanya (Husdarta,2009:12)

Page 34: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

21

Perhatikan 3 kata kunci tersebut: gerak, gembira, dan belajar. Anak-anak

suka bergerak dan suka belajar. Perhatikan bagaimana anak-anak bermain di

lapangan. Di sana akan tampak, mereka bergerak dengan keterlibatan yang total

dan dipenuhi kegembiraan. Bagi anak, gerak semata-mata untuk kesenangan,

bukan didorong oleh maksud dan tujuan tertentu. Gerak adalah kebutuhan

mutlak anak-anak (Husdarta,2009:12).

2.1.5.2 Konsep Dasar Bermain

Menurut karya klasik Johan Huizinga Homo Ludens (1950) dalam

(Husdarta,2010:130) memaparkan bahwa karakteristik bermain sebagai aktivitas

yang dilakukan secara bebas dan sukarela.

Menurut Roger Caillois (1955) dalam (Husdarta,2010:131) konsep

permainan dibagai menjadi 4 bagaian sebagai berikut: agon, alea, mimikri, dan

illin.

Gerak merupakan kebutuhan anak-anak untuk pertumbuhan dan

perkembangan. Karakteristik pada anak adalah belajar sambil bermain. Tujuan

pendidikan jasmani di sekolah dasar adalah untuk membantu siswa-siswi

meningkatkan kemampuan aspek yaitu kognitif, psikomotor, fisik, dan afektif

dengan permainan yang mengandung unsur gembira, senang, dan ceriah.

2.1.6 Fasilitas Pembelajaran

Fasilitas pembelajaran pendidikan jasmani bagi anak SD berupa

tersedianya sarana dan prasarana yang digunakan untuk mencapai tujuan dari

proses belajar mengajar dalam pembelajaran pendidikan jasmani (Husdarta,

2009:175)

Peran dan fungsi alat dan media pembelajaran pendidikan jasmani SD

adalah (Husdarta, 2009:176):

Page 35: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

22

1) Meningkatkan kualitas sumber daya manusia yang mampu bersaing dan

kerjasama di era global

2) Meningkatkan keterampilan dan kualitas fisik untuk mendukung aktivitas

sehari-hari

3) Meningkatkan kemandirian dalam mengikuti intra kurikuler maupun ekstra

kurikuler dan belajar dirumah

2.1.7 Modifikasi

Menurut Lutan (1988) dalam (Husdarta, 2009:175) mengatakan bahwa

modifikasi dalam mata pelajaran pendidikan jasmani diperlukan dengan tujuan

agar:

1) Siswa memperoleh kepuasan dalam mengikuti pelajaran

2) Meningkatkan kemungkinan keberhasilan dalam berpartisipasi

3) Siswa dapat melakukan pola gerak secara benar

Menurut Samsudin (2008:58) Modifikasi pembelajaran pendidikan jasmani

penulis dianggap penting untuk diketahui oleh para guru pendidikan jasmani.

Diharapakan mereka dapat menjelaskan pengertian dan konsep modifikasi,

menyebutkan apa yang dimodifikasi, dan bagaimana cara memodifikasinya,

menyebutkan dan menerangkan beberapa aspek analisis modifikasi,

menerapkan contoh-contoh analisis modifikasi.

Penyelenggaraan program pendidikan jasmani itu sendiri, yaitu

“Developmentally Appropriate Practice“ (DAP). Artinya tugas ajar yang

disampaikan harus memperhatikan perubahan atau kondisi anak, dan dapat

membantu mendorong perubahan tersebut. Dengan demikian tugas ajar tersebut

harus sesuai dengan tingkat perkembangan dan tingkat kematangan anak didik

Page 36: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

23

yang diajarnya. Perkembangan atau kematangan dimaksud mencakup fisik,

psikis maupun keterampilan.

Tugas ajar itu juga harus mampu mengakomodasi setiap perubahan dan

perbedaan karakteristik individu dan mendorongnya ke arah perubahan yang

lebih baik.

2.1.7.1 Konsep Modifikasi

Modifikasi merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh guru agar

proses pembelajaran dapat mencerminkan DAP. Esensi modifikasi adalah

menganalisis sekaligus mengembangkan materi pelajaran dengan cara

meruntunnya dalam bentuk aktivitas belajar yang potensial sehingga dapat

memperlancar siswa dalam belajar (Samsudin,2008:59).

1. Apa yang dimodifikasi

Berdasarkan pada dua tokoh yaitu Aussie (1996) dan Anteg (1992) dalam

(Husdarta, 2009:180) dapat disimpulkan bahwa komponen penting dalam

pembelajaran jasmani SD yang perlu dimodifikasi sebagai berikut:

1) Ukuran, berat atau bentuk peralatan yang digunakan

2) Ukuran lapangan permainan

3) Lamanya waktu bermain atau lamanya permainan

4) Peraturan permainan yang digunakan

5) Jumlah pemain atau jumlah siswa yang dilibatkan dalam suatu permainan

2. Mengapa dimodifikasi

Menurut Ngasmain dan Soepartono (1997) dalam (Husdarta, 2009:179)

menyatakan bahwa alasan fasilitas pendidikan penjas SD perlu di modifikasi

sebagai berikut:

Page 37: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

24

1) Anak bukanlah orang dewasa dalam bentuk kecil, kematangan fisik dan

mental anak belum selengkap orang dewasa

2) Pendekatan pembelajaran pendidikan jasmani selama ini kurang efektif,

hanya bersifat lateral dan monoton

3) Fasilitas pembelajaran penjas yang ada sekarang hampir semuanya di

desain untuk orang dewasa.

Dengan melakukan modifikasi sarana maupun prasarana, tidak akan

mengurangi aktivitas siswa dalam melaksanakan pembelajaran pendidikan

jasmani. Bahkan sebaliknya karena siswa bisa difasilitasi untuk lebih banyak

bergerak, melalui pendekatan bermain dalam suasana riang gembira. Jangan

lupa kata kunci pendidikan adalah “bermain-bergerak-ceriah“

(Samsudin,2008:60).

2.1.7.2 Aspek Analisis Modifikasi

Pendekatan modifikasi ini dimaksudkan agar materi yang ada di dalam

kurikulum dapat disajikan sesuai dengan tahap-tahap perkembangan kognitif,

afektif, dan psikomotorik anak. Menurut Aussie (1996) dalam Samsudin,2008:60

mengatakan bahwa pengembangan modifikasi di Australia dilakukan dengan

pertimbangan:

1) Anak-anak belum memiliki kematangan fisik dan emosional seperti orang

dewasa

2) Berolahraga dengan peralatan dan peraturan yang dimodifikasi akan

mengurangi cidera pada anak

3) Olahraga yang dimodifikasi akan mampu mengembangkan keterampilan

anak lebih cepat dibandingkan degan peralatan dan standar untuk orang

dewasa

Page 38: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

25

4) Olahraga yang dimodifikasi menumbuhkan kegembiraan dan kesenangan

pada anak-anak pada situasi kompetitif.

2.1.7.3 Ketentuan dan Peraturan Utama

Ketentuan utama dalam sepak bola adalah para pemain dilarang keras

menggunakan tangan saat permainan sedang berlangsung. Karena itu berhati-

hatilah di sepanjang pertandingan untuk menjaga tangan agar jangan sampai

menyentuh bola (Andi Cipta Nugraha, 2013:23).

Pemain yang boleh memegang bola hanya seorang kiper itupun terbatas

hanya pada daerah sekitar gawang (kotak penalti). Pelanggaran seorang pemain

yang bolanya mengenai tangan disebut hansball. Hansball menghasilkan

keuntungan bagi lawan yaitu berupa hukuman tendangan bebas atau bahkan

penalti.

Permainan sepak bola dimainkan oleh 11 orang pemain. Lama waktu

permainan 90 menit dibagi menjadi 2 babak berdurasi 45 menit. Dengan jeda

istirahat 15 menit. Jika skor draw, maka diberi waktu tambah (extra-time) selama

setengah jam yang terbagi menjadi 2x15 menit. Jika penendang 5 yang

dilakukan oleh 5 orang pemain tetepi skor tetap sama, maka penalti ke dua akan

dilakukan oleh 3 pemain lain (Andi Cipta Nugraha, 2013:34).

Tempo pertandingan sepak bola untuk tim sekolah, tim anak muda serta

wanita, durasi waktunya lebih pendek dan biasanya di sepakati sebelum

pertandingan dimulai, yakni 35 menit x 2 atau 25 menit x 2 (Andi Cipta Nugraha,

2013:69).

Page 39: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

26

2.1.7.4 Istilah-Istilah dalam Sepak Bola

Istilahh –istilah dalam sepak bola sebagai berikut:

1) Tendangan sudut (corner kick)

Tendangan sudut disebut juga tendangan penjuru atau sepak pojok.

Tendangan sudut dilakukan sebab tim salah satu anggotanya membuang bola

tim penyerang.

2) Menjatuhkan bola (dropped)

Menjatuhkan bola dilakukan di tempat terakhir dimana bola berada ketika

permainan terhenti. Sebab dropped karena pemain terjatuh karena lawan dan

tidak bisa melanjutkan pertandingan serta dilakukan karena tidak berhubungan

langsung dengan permainan dari kedua tim (Andi Cipta Nugraha, 2013:50).

3) Pelanggaran (foul)

Dikatakan pelanggaran jika antar pemain terjadi benturan fisik yang dapat

menyebabkan pemain mengalami cidera.

4) Tendangan bebas (free kick)

Tendangan bebas dilakukan oleh pemain tanpa adanya gangguan dari tim

lawan. Tendangan bebas ada dua jenis yakni tendangan bebas langsung dan

tendangan bebas tidak langsung.

Tendangan bebas tidak langsung langsung adalah sebelum tendangan yang

sebenarnya, bola harus terlebih dahulu pemain lain satu tim, setelah itu bola

boleh ditendang ke arah gawang. Tendangan bebas langsung diberikan karena

ada pelanggaran yang lebih serius. Dimana bola tidak boleh menyentuh pemain

lain dahulu (Andi Cipta Nugraha, 2013 : 54)

5) Tendangan penalti (penalty kick)

Page 40: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

27

Tendangan penalti dilakukan oleh satu pemain dari tim yang sedang

diserang. Tendangan penalti dilakukan sejauh 11 meter dari tengah garis

gawang (Andi Cipta Nugraha, 2013:56-57).

6) Offiside

Peraturan offiside pada sepak bola cukup sederhana, yakni ketika seorang

pemain bergerak atau berlari lebih dahulu dari barisan pertahanan kesebelasan

yang sedang diserang (Andi Cipta Nugraha, 2013:59)

7) Lemparan kedalam (throw in)

Lemparan ke dalam adalah salah satu aturan yang digunakan untuk

memulai kembali permainan yang sebelumnya terhenti karena bola melewati

garis sisi atau keluar lapangan (Andi Cipta Nugraha, 2013:63).

2.1.7.5 Sarana dan Prasarana Sepak Bola

1) Lapangan

Untuk ukuran normal lapangan sepak bola minimal adalah 100 m x 64 m

(110 yard x 70 yard) ada yang lebih beasar lagi 110 m x 75 m (120 yard x 80

yard) (Andi Cipta Nugraha, 2013:27).

2) Bola

Ukuran keliling antara 27 dan 28 inci (680 – 710). Berat bola 14 dan 16 ons

(396 – 453). Tekanan pompa 0,6 dan 1,1 bar (8,5 – 1,6 lb in ²) (Andi Cipta

Nugraha, 2013:46).

3) Gawang

Ukuran panjang gawang sesungguhnya adalah panjang gawang 7,32 m dan

tinggi 2,44 m. Panajang serta ketinggian tiang dan mistar gawang (batang

horizontal atas) (Andi Cipta Nugraha, 2013:29).

Page 41: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

28

2.1.7.6 Sepak Bola Untuk Anak Sekolah Dasar

Sepak bola adalah permainan beregu yang dimainkan oleh dua regu

masing-masing regunya terdiri dari sebelas orang pemain termasuk seorang

penjaga gawang. Permainan boleh dilakukan dengan seluruh bagian badan

kecuali dengan kedua lengan (tangan). Hampir seluruh permainan dilakukan

dengan keterampilan kaki, kecuali penjaga gawang dalam memainkan bola

bebas menggunakan anggota badanya, dengan kaki maupun tangan (Toto

Subroto, 2007:7.3).Tentunya dalam menyusun pembelajaran sepak bola seorang

guru harus mengetahui pertumbuhan dan perkembangan siswa-siswanya.

Tujuanya untuk mengetahui secara fisik mampu tidaknya seorang siswa dalam

mengikuti pembelajaran sepak bola. Pada usia 7-12 tahun siswa bisa melakukan

tahap persiapan atau tahap pemasalan, ialah tahap belajar dasar-dasar

permainan sepak bola, penguasaan teknik dasar, pengajaran permainan sepak

bola.

Menurut Toto Subroto (2007:7.46) untuk pembelajaran sepak bola dari segi

ukuran lapangan berdasarkan klasifikasi usia tentu berbeda. Berikut ini ukuran

lapangan sepak bola untuk kelompok umur 10-12 tahun sekolah dasar:

Tabel 2.3 Ukuran lapangan dan gawang sepak bola

Keterangan Meter

Panjang (garis samping) 60-70

Lebar (garis gawang) 30-40

Daerah gawang 4,5 dari masing-masing tiang gawang

Daerah hukuman 13,5 dari masing-masing tiang gawang

Garis tengah lapangan 14

Titik pinalti 9 dari gawang

Panjang gawang 5 diukur sebelah dalam gawang

Tinggi gawang 2 diukur dari bawah mistar sampai permukaan tanah

Mengingat peserta didik yang diajar adalah usia sekolah dan kemampuan

anak berbeda dengan orang dewasa, karena anak masih mengalami

Page 42: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

29

pertumbuhan jasmani dan perkembangan rohani. Mengingat hal ini sangat

berpengaruh terhadap pertumbuhan dan perkembangan anak, dibawah ini

klasifikasi durasi permainan sepak bola:

Tabel 2.4 Durasi Waktu Permainan

Umur

Lamanya waktu pelajaran / latihan

Lamanya waktu permainan/ pertandingan

Ukuran lapangan permainan/ pertandingan

7-9 tahun 50-60 menit 2 x 20 menit/ 2 x 25 menit

P : 70 m, L: 40 m

10-12 tahun 60-70 menit 2 x 25 menit/ 2 x 30 menit

P : 70 m, L: 40 m

Sumber: Toto Subroto (2007:7.37).

2.1.7.7 Teknik dasar sepak bola

Teknik dasar sepak bola sebagai berikut (Ferri Kurniawan,2012:77):

1) Menendang bola (shooting)

2) Menerima bola: menghentikan dan mengontrol bola

3) Menggiring bola (dribbling)

4) Menyundul (heading)

5) Melempar bola (throwing)

Teknik menendang, menerima, dan menggiring masing-masing terdiri dari

3 teknik khusus yaitu teknik menggunakan kaki bagian luar, kaki bagian dalam,

dan punggung kaki.

2.1.7.8 Perkasbol

Perkasbol adalah permainan kasti dan sepak bola. Permainan perkasbol itu

menggunakan satu gawang yang dimodifikasi, lapangan berbentuk segilima,

teknik menggunakan sepak bola, dan peraturan main menggunakan peraturan

kasti yang telah dimodifikasi.

Page 43: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

30

Kasti berasal dari bahasa belanda. Kasti adalah permainan bereguyang

dimainkan oleh 2 regu dimana masing-masing regu beranggotakan 12 orang

pemain. 2013:70. Sepak bola adalah olahraga yang menyenangkan. Alat-alatnya

sederhana dan dapat dimainkan dimana saja. tetapi untuk dapat bermain secara

baik dan benar kita harus rajin berlatih sesuai dengan peraturan permainan yang

berlaku. Sepak bola yang sesungguhnya, apabila dalm pertandingan, dilakukan

di lapangan sepakbola dengan ukuran tertentu. 1989:19.

Permianan perkasbol dimainkan maksimal oleh 10 pemain dengan waktu

permainan 2 babak 2x10 menit, waktu istirahat 4 menit. Permainan ini adalah

permainan tim yang menggunakan kerjasama, kemenangan di tentukan oleh

kerjasama tim. Kemenangan diperoleh dari tim yang memasukan bola paling

banyak dengan waktu yang telah ditentukan. Supaya tim menang dengan waktu

yang ditentukan maka perlu mengurangi pelanggaran. Pelanggaran dalam

permainan perkasbol yaitu ketika bola keluar akan membuang waktu banyak

karena bola yang keluar, maka pemain harus memulai dari base awal. Tim yang

menang adalah tim yag berhasil memasukan bola kegawang paling banyak.

Perkasbol merupakan media untuk mengemas beberapa keterampilan

dasar sepak bola seperti mengontrol bola dengan kaki bagian dalam dan luar,

menendang bola dengan punggung kaki, menerima, mengumpan dan shooting

ke gawang supaya mudah dikontrol kemampuanya. Hal ini untuk mengevaluasi

kemampuan siswa yang belum bisa atau sudah mahir bisa terlihat jelas.

Tujuan dari permainan ini untuk menarik siwa putri supaya termotivasi

dengan pembelajaran sepak bola dan mempermudah siswa menguasai

keterampilan dasar sepak bola. Dengan perkasbol siswa bisa menjadi lebih aktif

karena permainan ini menganjurkan semua siswa bergerak karena permainan ini

Page 44: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

31

bersifat kompetisi dan dipastikan setiap siswa mendapatkan kesempatan yang

sama. Sehingga kemampuan setiap siswa bisa terpantau dengan jelas.

Peraturan dan cara bermain perkasbol mudah dipahami dan dipraktikan.

Siswa siswi bisa dengan mudah mempraktikan permainan itu. Keunggulan dari

perkasbol adalah bersifat kompetisi dengan tim dan waktu sehingga permainan

ini menjadi menyenangkan dan menantang.

Page 45: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

76

BAB V

KAJIAN DAN SARAN

5.1 Kajian Prototipe Produk

Hasil dari penelitian pengembangan ini adalah menghasilkan perkasbol

pada pembelajaran sepak bola di kelas V. Perkasbol dibuat disesuaikan dengan

karakter dan permasalahan yang ada di sekolah dasar. Model pengembangan

sepak bola ini dapat digunakan di sekolah dasasr kelas V. Data uji coba berupa

kuisioner untuk mengetahui aspek kognitif dan aspek psikomotor dan afektif

dilihat dari pengamatan praktik di lapangan. Hasil dari uji coba keseluruhan

menunjukan berkriteria “baik” dan klasifikasi “layak” digunakan.

Hasil uji coba menunjukan berkategori “baik” dan “layak” digunakan

karena pada uji coba skala kecil data pengamatan dan kuisioner aspek secara

keseluruhan menunjukan 87% dan pada skala besar 89,82%. Dalam penelitian

perkasbol dapat dimainkan baik oleh siswa dan siswi dengan aman, semua

siswa mejadi aktif karena bersifat kompetisi , dan semua siswa mendapatkan

kesempatan yang sama.

Produk perkasbol sudah dievaluasi dan di validasi oleh ahli penjas dan ahli

pembelajaran dengan persentase 90% untuk skala kecil dan 98,18% untuk skala

besar. Aspek yang dievaluasi oleh ahli penjas adalah perbaikan gawang,

gambar pada produk buku dan cover. Sedangkan aspek yang dievaluasi oleh

ahli pembelajaran pada pola permainan agar perkasbol dimainkan oleh siswa

dan siswi dalam satu permainan.

Perkasbol dapat diterima oleh seluruh kelas V di sekolah dasar sebagai

model pembelajaran sepak bola. Hal tersebut bisa diterima karena berdasarkan

Page 46: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

77

uji coba yang telah dilakukan pada siswa siswi kelas V kenyataanya bisa

mempraktikan dengan baik. Dapat dilihat dari pemahaman siswa siswi terhadap

cara permainan yang mudah dan peraturan yang sederhana. Mengingat

perbedaan minat terhadap sepak bola dan bola kasti pada siswi, sehingga

mudah untuk memberikan pemahaman dan siswa siswi mudah menangkap

materi.

Secara keseluruhan model perkasbol pada model pembelajaran sepak bola

kelas V di sekolah dasar dapat diterima. Hal itu dapat ditunjukan pada uji coba

skala kecil dan skala besar siswa dapat mempraktikan perkasbol. Perkasbol

dibuat berdasarkan kebutuhan dan permasalahan siswa kelas V sekolah dasar.

Perbedaan minat olahraga sepak bola dan permainan kasti pada siswi. Respon

dari siswa khususnya siswi lebih senang bermain sepak bola dengan model

perkasbol.

5.2 Saran Pemanfaatan, Diseminasi dan Pengembangan Lebih Lanjut

5.2.1 Saran Pemanfaatan

Penulis menyarankan supaya perkasbol dapat dimanfaatkan oleh:

1. Guru penjas: model perkasbol bisa dijadikan referensi sebagai media

pembelajaran sepak bola khususnya kelas V.

2. Siswa: produk ini dapat dijadikan sarana bermain maupun latihan

menguasai keterampilan sepak bola yaitu mengoper dan mengontrol.

3. Lembaga: sebagai sumber informasi dan arsip untuk ditindak lanjut untuk

penelitian khususnya penelitian pengembangan.

5.2.2 Deseminasi

Desiminasi dari produk perkasbol dapat disajikan melalui penulisan dalam

bentuk buku dan jurnal.

Page 47: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

78

5.2.3 Pengembangan Lebih Lanjut

Peneliti menyarankan supaya penelitian pengembangan yang berjudul

“Model Pembelajaran Sepak Bola Modifikasi Perkasbol untuk Siswa Kelas V

SDN Sekaran 02 Gunungpati Semarang Tahun 2016” dapat dikembangkan lebih

lanjut. Pengembangan tindak lanjut dapat dilakukan dengan memperbaiki

kesalahan yang ada pada penelitian ini atau digunakan untuk penelitian tindakan

kelas.

Page 48: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

79

79

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Kadir Ateng. 1992. Asas dan Landasan Pendidikan Jasmani.

Abdul Rohim. 2008. Bermain Sepak Bola. Semarang : Aneka Ilmu

Achmad Munib. 2010. Pengantar Ilmu Pendidikan. Semarang: Upt Ukk Unnes.

Ahmad Abbas Nugroho. 1994. Buku Pintar Orkes. Solo: Cv Aneka

Ali Maksum. 2008. Psikologi Olahraga Teori dan Aplikasinya. Unesa

University Press.

Andi Cipta Nugraha. 2013. Mahir Sepak Bola. Bandung: Nuansa Cendekia.

Ega Trisna Rahayu. 2013. Strategi Pembelajaran Pendidikan Jasmani.

Bandung: Alfabeta.

Ferri Kurniawan. 2012. Buku Pintar Pengetahuan Olahraga. Jakarta Timur:

Laskar Aksara

H. Muhammad Ali. Guru dalam Proses Belajar Mengajar.2008.Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Husdarta. 2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta

Husdarta. 2010. Sejarah Dan Filsafat Olahraga. Bandung: Alfabeta

M. Sakir dan Genikarsa. 1989. Pendidikan Jasmani 6. Klaten: PT. Intan

Pariwara.

Muhammad Muhyidin. 2010.Melawan Pikiran Negatif. Jogjakarta: Divapress.

Musfiqon. 2012. Panduan Lengkap Metodelogi Penelitian Pendidikan.

Jakarta: Pt Prestasi Pustakaraya.

Samsudin .2008. Pembelajaran Pendidikan Jasmani Olahraga dan

Kesehatan. Jakarta: Litera Prenada Media Group.

Page 49: SKRIPSI - lib.unnes.ac.idlib.unnes.ac.id/27236/1/6102412016.pdf · penyajian pembelajaran yang monoton, fasilitas sarana dan prasarana yang ada belum memenuhi kuota dan kurang menariknya

80

Sri Mulyani. 2013. 45 Permainan Tradisional Anak Indonesia. Yogyakarta:

Langensari Publishing.

Sugiyanto. 2008. Perkembangan dan Belajar Motorik. Jakarta: Universitas

Terbuka

Sugiyono. 2010 . Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif,

Kualitatif, Dan R& D). Bandung : Alfabbeta, Cv

Syaiful Bahri Djamarah dan Azwan Zain. 2002. Strategi Belajar Mengajar.

Rineke Cipta.

Tim Redaksi Fokusmedia. 2008. Standar Pendidikan Nasional (SNP).

Bandung: Fokus Media.

Timo Scheuemann. 2008. Dasar-Dasar Sepak Bola Modern untuk Pemain dan

Pelatih.Malang: Dioma.

Tom Fleck Dan Ron Quinn .2007. Panduan Latihan Sepak Bola Andal. Jakarta

Selatan: Sunda Kelapa Pustaka.

Tonny Erlangga. Rangkuman Pengetahuan Penjas-Orkes. Solo:Cv Bringin 55.

Toto Subroto Dkk . 2007. Permainan Bola Besar (Voli Dan Sepak Bola).

Jakarta: Univeritas Terbuka.

Trianto. 2007. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Konstruktif.

Jakarta: Prestasi Pustaka Publiser.

Unnes. 2014. Pedoman Penyusunan Skripsi. Semarang: Fik Unnes