skripsi - digilib.uns.ac.id...meningkatkan keaktifan belajar pesawat sederhana v sd 02 negeri kramat...
TRANSCRIPT
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI
KRAMAT 02 PENAWANGAN PURWODADI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
SKRIPSI
Oleh:
RETNO WITANTI
X 7107065
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK MENINGKATKAN
KEAKTIFAN BELAJAR IPA SISWA KELAS V SD NEGERI
KRAMAT 02 PENAWANGAN PURWODADI
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
Oleh:
RETNO WITANTI
X 7107065
Skripsi
Ditulis dan diajukan untuk memenuhi sebagian persyaratan mendapatkan
gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
ABSTRAK
Retno Witanti. PENERAPAN METODE EKSPERIMEN UNTUK
MENINGKATKAN KEAKTIFAN BELAJAR PESAWAT SEDERHANA
IPA KELAS V SD 02 NEGERI KRAMAT PENAWANGAN GROBOGAN.
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret, Juni
2010/2011.
Tujuan penelitian keaktifan ini adalah: Meningkatkan keaktifan belajar
siswa tentang pesawat sederhana dengan metode eksperimen siswa kelas V SDN 02 Kramat Penawangan Grobogan. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas yang terdiri dari dua siklus, tiap siklus terdiri dari empat tahapan yaitu, perencanaan, tindakan, observasi, refleksi. Sebagai subjek penelitian adalah siswa kelas V SD 02 Negeri Kramat Penawangan Grobogan. Teknik pengumpulan data menggunakan observasi,tes, angket. Teknik analisis menggunakan teknik analisis interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi.
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan: Proses belajar IPA
materi pelajaran pesawat sederhana meningkat keaktifannya, keaktifan belajar
ataupun keaktifan mengemukakan pendapat hal tersebut dapat dilihat dari hasil
observasi yang meliputi lima aspek.
pada aspek keaktifan peserta didik pada saat pembelajaran diperoleh hasil sebagai
berikut: Pada pra siklus siswa yang aktif 0% siklus I pertemuan I 40% dan pada
pertemuan ke II 48 % diperoleh rata-rata 44%. Namun pada siklus II pertemuan I
60% dan pada pertemuan II keaktifan meningkat 92% jika rata-rata 76%.
Secara keseluruhan tingkat keaktifan siswa naik dari kondisi awal 0% dan
setelah melalui dua siklus menjadi 92%. Maka tingkat keaktifan siswa mengalami
peningkatan sebesar 92%. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa metode
eksperimen dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa IPA pada kelas V SD
Negeri Kramat 2 tahun ajaran 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
ABSTRACT
Retno Witanti. The Application of Experimental Method to Improve the
Learning Activity of Science Simple Instrument in the V Graders of SDN 02
Kramat Penawangan Grobogan. Thesis. Teacher Training and Education
Faculty. Surakarta Sebelas Maret University, June 2010/2011.
The objectives of this research are: to improve student learning activity
of science simple instrument by use of experimental method in the V graders of
SDN 02 Kramat Penawangan Grobogan.
The study belong to a classroom action research consisting of two cycles.
Each cycle consisted of four steps: planning, acting, observing, and reflecting. As
the subject of study are V graders of SDN 02 Kramat Penawangan Grobogan.
Techniques of collecting data used were observation, poll and questionnaire.
Techniques of analyzing data was an interactive analysis encompassing three
component: data reduction, display and conclusion drawing or verification.
Considering the result of research, it can be concluded that: the activity
of learning process in science simple instrument of V graders of SDN 02 Kramat
penawangan grobogan is increase, the learning activity or learning enthusiasm it
can be seen from the result of observation that include of five aspects.
In the aspect of student activity in learning process as a result are: in pre-
cycles active student 0%, in cycle I meeting I active student 40%, in cycle I
meeting II active student 48% and average 44%. However in cycles II meeting I
active student 60% and in cycles II meeting II active student increase to 92% if
average 76%.
As a whole, degree of student activity from beginning is 0% and after
passed two cycles is increase to 92%. Therefore the student activity is increase up
to 92%. So inferential that experimental method can increase student activity of
science in the V graders of SDN 02 Kramat period 2010/2011.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“ sesungguhnya sesudah kesulitan ituada kemudahan, maka apabila
kamu telah selesai dari pekerjaan atau tugas, kerjakanlah yang lain
denga sungguh”
(terjemahan: QS.Al Nasyirah :6-7)
“ Keinginan adalah sumber penderitaan dan tempatnya adalah didalam
pikiran, tujuan bukanlah utama yang utama adalah prosesnya”
( Iwan Fals)
Kita hanya harus yakin dan benar-benar percaya maka semua akan
terjadi. (Penulis)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan kepada:
Allah SWT yang senantiasa memberi petunjuk
untukku, dan semua keajaiban dalam hidupku.
Ayahku (Bambang Pudjiono) dan bundaku
(Indarwati) tercinta yang telah membesarkan
dengan penuh kasih sayang yang tak lengkang
oleh waktu dan selalu mendoakan, memberi
motivasi, bimbingan dan kasih sayang dengan
tulus ikhlas serta menuntun ananda dengan
penuh kesabaran.
Adik tersayang dan semata wayang (Langgeng
Asmoro)
Sahabat-sahabat yang aku sayangi terimakasih
atas dukungannya dan motivasi yang selalu
diberikan.
Rekan-rekan SI PGSD dan Almamaterku.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah dzat yang Esa atas limpahan rahmat
serta karunia iman dan islam, taufik dan hidayah-Nya sehingga peneliti dapat
menyelesaikan skripsi ini guna memenuhi sebagai persyaratan mendapatkan gelar Sarjana
pendidikan yang berjudul ”Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar IPA Tahun pelajaran 2010/2011”.
Selama penelitian skripsi ini tidak terlepas dari bantuan dan dukungan dari
berbagai pihak. Terimakasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd., Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Drs. R.Indianto, M. pd., Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
3. Drs. Kartono, M. pd., Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
4. Dra. Rukayah M.Hum, Dosen Pembimbing I dan Drs.Tri Budiharto, M.pd.,Dosen
Pembimbing II yang telah memberikan bimbingan, arahan, dan dorongan kepada
peneliti sehingga skripsi ini dapat peneliti selesaikan .
5. Darwoto A.Ma. Pd., Kepala Sekolah SD Negeri Kramat 02 yang telah memberikan
ijin tempat dalam penelitian, beserta tenaga guru dan karayawan yang telah
membantu peneliti melaksanakan penelitian.
6. Siswa-siswi kelas V SD Negeri 02 Kramat Tahun ajaran 2011 yang menjadi
subyek penelitian dan telah membantu dalam memperoleh data dalam
penelitian ini.
7. Dosen-dosen PGSD yang secara tulus memberikan ilmu dan masukan kepada
peneliti.
8. Kepada bapak, Ibu dan adik yang dengan ikhlas memberikan kasih sayang dan
pengerbonan kepada adinda dan selalu memberi dukungan moral maupun
material.
9. Sahabat- sahabat mahasiswa PGSD, khususnya STF yang telah membantu peneliti
selama menjadi mahasiswa dan dalam menyelesaikan skripsi ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
10. Kepada teman- temanku yang kost di pak Mursito, Terima kasih atas dukungan serta
semangat yang telah diberikan kepada adinda
11. Berbagai pihak yang telah membantu peneliti, yang tidak mungkin peneliti sebutkan
satu persatu.
Semoga amal kebaikan semuanya mendapatkan balasan kebaikan yang berlipat
dari Allah SWT.
Peneliti menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekerungan yang jauh dari
sempurna. Dengan segala kerendahan hati, kritik dan saran yang membangun sangat kami
harapkan. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat dan menambah
wawasan bagi para pembaca.
Surakarta, 8 Juni 2011
Peneliti
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
HALAMAN PENGAJUAN ii
HALAMAN PERSETUJUAN............................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN iv
HALAMAN ABSTRAK ....................................................................... v
HALAMAN MOTO vii
HALAMAN PERSEMBAHAN viii
KATA PENGANTAR ix
DAFTAR ISI ......................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ................................................................................. xv
DAFTAR GAMBAR xvi
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................... xvii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah...................................................................... 4
D. Rumusan Masalah 4
E. Tujuan Penelitian 4
F. Manfaat Penelitian 4
BAB II LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka 6
1. Tinjauan Tentang Keaktifan Belajar IPA 6
2. Tinjauan Tentang Metode Eksperimen 20
B. Penelitian yang Relevan 24
C. Kerangka Berfikir 25
D. Hipotesis 27
BAB III METODE PENELITIAN
A. Setting dan Karakteristik Subjek Penelitian 28
B. Bentuk dan Strategi Penelitian 29
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xii
C. Subjek Penelitian 30
D. Prosedur Penelitian ....................................................................... 30
E. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data ................................... 34
F. Jenis Instrumen .............................................................................. 35
G. Validitas Data ................................................................................ 35
H. Sumber Data .................................................................................. 35
I. Teknik Analisis Data ..................................................................... 35
J. Indikator Kinerja............................................................................ 37
BAB IV HASIL PENELITIAN
A. Profil Tempat Penelitian 38
B. Deskripsi Kondisi Awal 38
C. Deskripsi Penelitian ....................................................................... 39
1. Tindakan Siklus I ................................................................. 40
2. Tindakan Siklus II ................................................................ 49
D. Deskripsi Hasil Pembahasan ........................................................ 57
BAB V SIMPULAN DAN IMPLIKASI SARAN
A. Simpulan 61
B. Implikasi 63
C. Saran ............................................................................................. 64
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................ 66
LAMPIRAN ........................................................................................... 69
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Waktu Penelitian ......................................................................... 28
Tabel 2. Indikator Keaktifan Tindakan Penelitian Untuk
Aspek Kualitas Proses ................................................................. 37
Tabel 3. Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ............................ 43
Tabel 4. Keaktifan Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ........................... 45
Tabel 5. Rata- Rata Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ............................... 46
Tabel 6. Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan I ........................... 53
Tabel 7. Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 Pertemuan II ......................... 54
Tabel 8. Rata- Rata Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2 .............................. 55
Tabel 9. Perbandingan Rata-Rata Hasil Observasi Keaktifan ................... 59
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Alat-Alat Yang Bekerja Dengan Prinsip Pengungkit ............... 18
Gambar 2. Alat-Alat Yang Bekerja Dengan Prinsip Bidang Miring .......... 19
Gambar 3. Alat Yang Bekerja Dengan Prinsip Katrol. .............................. 19
Gambar 4. Alat Yang Bekerja Dengan Prinsip Roda Berporos. ................. 20
Gambar 5. Kerangka Pemikiran ................................................................. 26
Gambar 6. Langkah – Langkah Pelaksanaan
Penelitian Tindakan Kelas ........................................................ 29
Gambar 7. Alur Penelitian Tindakan Kelas ................................................ 31
Gambar 8. Komponen- Komponen Analisa Data Model Interaktif ........... 36
Gambar 9. Grafik Keaktifan Siklus I Pertemuan I .................................... 44
Gambar 10. Grafik Keaktifan Siklus I Pertemuan I ..................................... 45
Gambar 11. Rata-Rata Keaktifan Siklus I . .................................................. 46
Gambar 12. Grafik Keaktifan Siklus II Pertemuan I . ................................. 54
Gambar 13. Grafik Keaktifan Siklus II Pertemuan II . ................................ 55
Gambar 14. Rata-Rata Hasil Keaktifan Siklus II. ......................................... 56
Gambar 15. Grafik Perkembangan Nilai Keakifan Siswa
Pra Siklus, Siklus I, Siklus II. ................................................... 60
Foto – Foto Kegiatan Belajar Siswa .............................................................. 148
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Silabus ....................................................................................... 69
Lampiran 2. RPP Pra Siklus .......................................................................... 70
Lampiran 3. LKS Pra Siklus .......................................................................... 78
Lampiran 4. Evaluasi Pra Siklus ................................................................... 79
Lampiran 5. RPP Siklus 1 ............................................................................. 81
Lampiran 6. LKS Siklus I Pertemuan I & II ................................................. 90
Lampiran 7. Evaluasi Siklus I ....................................................................... 93
Lampiran 8. RPP Siklus 2 ............................................................................. 95
Lampiran 9. LKS Siklus II Pertemuan I & II ................................................ 104
Lampiran 10. Evaluasi Siklus II ...................................................................... 106
Lampiran 11. Hasil Keaktifan Belajar Siswa Pra Siklus ................................. 108
Lampiran 12. Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I ..................................... 110
Lampiran 13. Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus II ................................... 112
Lampiran 14. Lembar Penilaian Guru Siklus I Ke 1 Dan II ............................ 114
Lampiran 15. Lembar Penilaian Guru Siklus 2 Ke 1 Dan II .......................... 119
Lampiran 16. Hasil Observasi Pra Siklus Keaktifan Siswa ........................... 125
Lampiran 17. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan I Keaktifan Siswa ............ 127
Lampiran 18. Hasil Observasi Siklus I Pertemuan 2 Keaktifan Siswa ........... 129
Lampiran 19. Rata Rata Hasil Observasi Siklus I ........................................... 131
Lampiran 20. Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan I Keaktifan Siswa ........... 132
Lampiran 21. Hasil Observasi Siklus 2 Pertemuan 2 Keaktifan Siswa ........... 134
Lampiran 22. Rata Rata Hasil Observasi Siklus II .......................................... 136
Lampiran 23. Rubrik Penilaian Lembar Observasi Keaktifan Siswa .............. 137
Lampiran 24. Hasil Angket Keaktifan Pra Siklus Keaktifan Siswa ............. 139
Lampiran 25. Hasil Angket Siklus I Keaktifan Siswa ................................... 141
Lampiran 26. Hasil Angket Siklus II Keaktifan Siswa ................................ 143
Lampiran 27. Angket Siswa Pra Siklus ........................................................... 145
Lampiran 28. Angket Siswa I ......................................................................... 146
Lampiran 29. Angket Siswa II ....................................................................... 147
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan usaha untuk mencerdaskan kehidupan bangsa.
Hal ini tertuang dalam UUD 1945 pasal 33 ayat (1) yang berbunyi “Tiap-tiap
warga negara berhak untuk mendapatkan pendidikan. ”Pendidikan bagi setiap
warga negara pada hakekatnya adalah merupakan suatu upaya untuk
mengembangkan potensi yang dimiliki sehingga dengan kemampuannya siswa
akan dapat memenuhi kebutuhan hidupnya dan kelak akan berguna bagi dirinya
sendiri, keluarga, masyarakat dan negara.
Dalam rangka melaksanakan pendidikan nasional perlu diambil langkah-
langkah yang dapat memungkinkan terbentuknya manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berbudi pekerti luhur, berkepribadian,
bekerja keras, bertanggung jawab, disiplin, kreatif serta sehat jasmani dan rohani,
yang semuanya dapat digali melalui pendidikan keluarga, sekolah dan dalam
lingkungan masyarakat.
Upaya peningkatan mutu pendidikan perlu dilakukan secara menyeluruh
yang meliputi aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap. Pengembangan aspek-
aspek tersebut dilakukan untuk meningkatkan dan mengembangkan kecakapan
hidup yang diwujudkan melalui pencapaian seperangkat kompetensi, agar siswa
dapat bertahan hidup serta dapat menyesuaikan diri dan berhasil dalam kehidupan
pada masa yang akan datang. Untuk itu diharapkan dapat mewujudkan tujuan
pendidikan nasional tersebut.
Sekolah sebagai tempat siswa belajar, diharapkan siswa aktif dalam
pembelajaran. Hal ini karena daya serap tiap-tiap siswa berbeda-beda ada yang
memperhatikan pelajaran, ada yang ramai sendiri, bahkan ada yang enggan
menyimak pelajaran yang disampaikan guru. Untuk memperoleh kemampuan
sesuai yang diharapkan baik guru ataupun siswa harus mengetahui faktor-faktor
yang mempengaruhi keaktifan belajar tersebut, termasuk keaktifan belajar IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Berdasarkan Depdiknas (2006: 483) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, IPA tidak
hanya menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga
merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat menjadi wahana
bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar, serta prospek
perkembangan lebih lanjut untuk menerapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Pendidikan IPA diarahkan untuk inkuiri sehingga dapat membantu peserta didik
untuk memperoleh pemahaman tentang Alam Sekitar yang lebih mendalam.
IPA diperlukan dalam kehidupan sehari-hari untuk memenuhi kebutuhan
manusia melalui pemecahan masalah yang dapat diidentifikasikan, Penerapan IPA
perlu dilaksanakan secara bijaksana agar tidak berdampak buruk bagi lingkungan.
Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri ilmiah
(scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan berfikir, bekerja dan
bersikap ilmiah serta mengomunikasikannya sebagai aspek penting dalam
kehidupan. Oleh karena itu pembelajaran IPA di SD menekan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan pengembangan
ketrampilan proses.
Kewajiban para guru untuk menanamkan rasa senang terhadap materi
pelajaran IPA, dengan memberi rangsangan dan dorongan kepada siswa. Sehingga
metode pembelajaran memegang peranan penting dalam meningkatkan kualitas
proses belajar mengajar.
Setelah melakukan pengamatan di kelas V SD Negeri 2 Kramat
Penawangan Purwodadi keaktifan belajar siswa dalam pembelajaran IPA saat ini
rendah karena disebabkan oleh beberapa faktor yaitu penyampaiannya hanya
mengggunakan metode ceramah yang mungkin dianggap guru adalah metode
paling praktis, mudah dan efisien, sedangkan siswa pasif selama proses
pembelajaran berlangsung. Siswa tidak diberi kesempatan untuk
mengkontruksikan pengetahuan yang sudah mereka miliki dengan kehidupan
nyata. Pembelajaran seperti itu kurang tepat karena tidak ada keterlibatan siswa
dalam proses pembelajaran. Jika pada pembelajaran IPA materi pesawat
sederhana dilakukan dengan cara konvensional maka hasil belajar rendah. Oleh
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
karena itu untuk mengatasi masalah tersebut perlu diterapkan metode
pembelajaran yang tepat sehingga siswa dapat memahami dan aktif dalam
pembelajaran IPA materi pesawat sederhana.
Salah satu metode dalam pembelajaran IPA adalah Metode Eksperimen.
Metode Eksperimen adalah metode atau cara guru dan murid bersama-sama
mengerjakan sesuatu latihan atau percobaan untuk mengetahui pengaruh atau
akibat dari sesuatu aksi. Kelebihan dari metode eksperimen yaitu: Pertama,
membuat siswa lebih percaya pada kebenaran kesimpulan percobaan sendiri
daripada menurut cerita atau buku. Kedua, siswa aktif mengumpulkan fakta,
informasi atau data yang di perlukan melalui percobaan yang di lakukan. Ketiga,
dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur metode ilmiah. Keempat, Hasil
belajar di kuasai oleh siswa dan tahan lama dalam ingatan. Dengan metode ini
diharapkan siswa lebih tahu dan jelas tentang pembelajaran IPA, sehingga
diharapkan keaktifan siswa dapat meningkat.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa keaktifan belajar IPA akan
meningkat, jika dalam pembelajarannya digunakan metode yang tepat, salah satu
metode yang tepat untuk pelajaran IPA adalah metode Eksperimen karena siswa
lebih senang belajar sambil bermain. Hal inilah yang mendorong penulis untuk
mengambil judul penelitian “Penerapan Metode Eksperimen untuk Meningkatkan
Keaktifan Belajar IPA Siswa Kelas V SD Negeri Kramat 02 Penawangan
Purwodadi Tahun Pelajaran 2011”
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, permasalahan yang timbul
dalam pembelajaran ilmu pengetahuan alam dapat diidentifikasi sebagai berikut:
1. Kurang tepatnya penggunaan metode pembelajaran guru dalam menyampaikan
materi IPA kelas V khususnya pokok bahasan pesawat sederhana.
2. Guru belum terbiasa dalam menggunakan metode pembelajaran eksperimen
pada proses belajar mengajar, dan
3. Perbedaan pengetahuan yang dimiliki masing-masing guru dalam proses
penyampaian materi IPA kelas V.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
C. Pembatasan Masalah
Adapun pembatasan masalah dalam penelitian sebagai berikut:
1. Keaktifan belajar yang akan diteliti dibatasi pada keaktifan belajar kegiatan-
kegiatan metrik yaitu melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, menari dan berkebun.
2. Metode pembelajaran eksperimen yang dimaksud dalam penelitian ini adalah
pembelajaran yang memberikan gambaran nyata anak dan di alam lingkungan
sekitar.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang terdapat dalam penelitian ini,
maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah: Apakah penerapan metode
eksperimen dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa tentang pesawat
sederhana dalam pembelajaran IPA kelas V SDN 02 Kramat Penawangan
Purwodadi tahun ajaran 2011?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah yang terdapat dalam penelitian ini, maka
tujuan yang hendak dicapai adalah untuk meningkatkan keaktifan belajar siswa
tentang pesawat sederhana dengan metode eksperimen siswa kelas V SDN
Kramat 02 Penawangan Purwodadi.
F. Manfaat Penelitian
Penelitian diharapkan mempunyai manfaat sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan kepada
pembelajaran IPA.
b. Hasil penelitian ini bisa digunakan sebagai rujukan bagi peneliti yang akan
datang.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
2. Manfaat Praktis
a. Bagi lembaga/sekolah
Mendorong terjadinya inovasi para guru untuk meningkatkan
kualitas pendidikan dan untuk kemajuan sekolah.
b. Bagi Guru
Guru mendapatkan pengalaman dan kerampilan menggunakan alat
peraga, sehingga dapat berkembang secara profesional karena dapat
menunjukkan bahwa guru mampu menilai dan memperbaiki pelajaran
sehingga tercipta pembelajaran yang aktif. Dan dapat dijadikan referensi
penelitian dengan perancang penelitian lebih lanjut dan fokus yang berbeda
tentang pembelajaran IPA.
c. Bagi Siswa
Siswa lebih trampil dan aktif mengikuti kegiatan pelajaran IPA
dengan metode eksperimen sehingga dapat membantu mereka untuk
memahami materi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
1. Tinjauan tentang Keaktifan Belajar IPA
a. Pengertian Keaktifan
Menurut Sriyono (1992: 74) yang dimaksud dengan keaktifan adalah
bahwa pada waktu guru mengajar ia harus mengusahakan agar murid-muridnya
aktif, jasmani maupun rohani. Keaktifan jasmani maupun rohani itu meliputi
antara lain: 1) Keaktifan indra: pendengaran, penglihatan, peraba dan lain–lain.
Murid harus di rangsang agar dapat menggunakan alat inderanya sebaik mungkin.
2) Keaktifan akal: akal anak-anak harus aktif atau diaktifkan untuk memecahkan
masalah. 3) Keaktifan ingatan: waktu mengajar anak harus aktif menerima bahan
pengajaran yang di sampaikan oleh guru, dan menyimpan dalam otak, kemudian
pada suatu saat bila di butuhkan siap dan mampu mengutarakan kembali. 4)
Keaktifan emosi: murid hendak senantiasa berusaha mencintai pelajarannya.
Bukankah senang ataupun tidak ia tetap di mintai pertanggung jawaban, maka
tidak ada gunanya membenci atau tidak mencintai pelajaran. Sesunggguhnya
mencintai pelajaran akan menambah hasil studi seseorang.
Keaktifan menurut Martinis (2007: 82) keaktifan belajar adalah suatu
kegiatan atau usaha individu untuk membangun pengetahuan dalam dirinya yang
dapat membawa perubahan kearah yang lebih baik karena adanya interaksi antara
individu dengan lingkungan. Keaktifan menurut Sardiman (2004: 100) keaktifan
adalah aktivitas yang bersifat fisik maupun mental. Selama kegiatan belajar kedua
aktivitas tersebut harus terbaik sehingga akan mendapatkan aktivitas yang
optimal. Menurut kamus besar bahasa Indonesia keaktifan adalah kegiatan, sedang
belajar merupakan proses belajar pada diri indivudu kearah yang lebih baik yang
bersifat tetap karena adanya interaksi dan latihan (Poerwodarminto, 1992: 17).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
Hal ini seperti yang tercantum pada jurnal internasional berikut ini:
active learning is any teaching method which gets students
actively involved: some general characteristics are commonly associated
with the use of strategies promoting active learning in the classroom:
student are involved in more than listening less emphasis is placed on
transmitting information and more on developing students skill student
are engaged in activities (e.g, reading, discussing, writing) greater
emphasis is placed on student’ exploration of their own attitudes and
values. As a working definition, Bonwell and Eison suggest that “active
learning be defined as anyting that involves student in doing things and
thinking about what they are doing.” (Keyser, Marcia. 2000 Vol. 17
issue 1)
Berdasarkan jurnal international di atas dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran aktif adalah metode pembelajaran yang melibatakan siswa secara
aktif, siswa tersebut dilibatkan lebih dari mendengarkan kurangnya penekanan
terletak pada penyampaian informasi dan lebih banyak pada pengemangan
kemampuan siswa (misalnya, membaca, berdiskusi, menulis) penekanan yang
lebih besar ditempatkan pada eksplorasi siswa, sikap dan nilai mereka sendiri.
Bonwell dan Eison menunjukkan bahwa ”keaktifan didefinisikan sebagai suatu
yang melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan berfikir tentang apa yang
mereka lakukan.”
Menurut Hollingsworth dan Lewis (2008: viii) keaktifan adalah siswa
terlibat secara terus menerus baik mental maupun fisik. Keaktifan belajar itu
penuh semangat, hidup, giat, berkesinambungan, kuat dan efektif. Sedangkan
menurut Rosdjati (2002: 16) keaktifan belajar adalah proses belajar yang dapat
menumbuhkan motivasi dalam diri siswa untuk menumbuhkan motivasi dalam
diri siswa untuk terlibat secara aktif. Guru harus menciptakan suasana sedemikian
rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, mengemukakan gagasan,
berinteraksi dengan lingkungan dsb.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa keaktifan adalah proses
pembelajaran harus dapat menumbuhkan motivasi dalam diri siswa secara aktif
dengan tingkah laku saat pembelajaran diharapkan akan mudah mencapai tujuan
pembelajaran yang telah diterapkan guru. Peran aktif guru sebagai fasilitator dan
motivator terhadap siswa dan guru harus dapat menciptakan kondisi didalam
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
pembelajaran menyanangkan sehingga siswa tidak merasa bosan dan enggan
untuk menyimak pelajaran. Guru harus dapat memfariasi dalam proses belajar
mengajar sehingga dapat menciptakan kondisi pembelajaran yang aktif ketika
siswa terlibat terus-menerus, baik secara mental maupun secara fisik. Sebuah
pembelajaran yang aktif mengindikasikan adanya aktivitas yang dilakukan siswa
misal, berdiskusi, tanya jawab, dsb. Pembelajaran aktif penuh semangat, giat, kuat
dan efektif.
b. Tinjauan Asas Keaktifan
1) Segi pendidikan
Jhon Dewey dalam Sriyono (1992: 76), Seorang ahli didik Amerika
mempunyai perhatian yang besar terhadap pengalaman. Setiap pengalaman poitif
maupun negative yang berguna bagi anak. berdasarkan pengalaman ia akan dapat
membentuk pengertian dan pendapat, mengambil keputusan, bersikap tepat dan
memiliki keterampilan belajar.
2) Segi pengamatan
Diantara alat indra yang paling penting untuk memperoleh pengetahuan
adalah pendengaran dan penglihatan. Akan tetapi bukanlah berarti alat-alat yang
lain kurang atau tidak penting. Montessori menghargai sekali arti pengamatan
yang dilakukan oleh alat-alat indra.
3) Segi berfikir
Dimaklumi bahwa semua tugas di sekolah memerlukan pikiran. Maka
dari itu semua pengajaran harus membentuk pikiran anak, pendengaran,
penglihatan, dan akal harus selalu di usahakan aktif.
4) Segi kejiwaan
Gerakan- gerakan yang di lakukan anak adalah sesuai dengan keadaan
dan nalurinya. Dan demikian ia akan dapat mengggunakan alat indra dengan baik.
Dalam situasi belajar, ia akan lebih menerima dan menguasai bahan jika ia aktif
jasmaniah maupun rohani.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
c. Jenis-jenis Keaktifan dalam Belajar.
Menurut Paul D. Dierich dalam Oemar Hamalik (2001: 172) keaktifan
belajar dapat diklasifikasikan dalam delapan kelompok, yaitu:
1) Kegiatan-kegiatan visual
Membaca, melihat gambar-gambar, mengamati eksperimen,
demonstrasi, pameran, dan mengamati orang lain bekerja atau bermain.
2) Kegiatan-kegiatan lisan
Mengemukakan suatu fakta atau prinsip, menghubungkan suatu
tujuan, mengajukan suatu pertanyaan, memberi saran, mengemukakan
pendapat, wawancara, diskusi, dan interupsi.
3) Kegiatan-kegiatan mendengarkan.
Mendengarkan penyajian bahan, mendengarkan percakapan atau
diskusi kelompok, mendengarkan suatu permainan, mendengarkan radio.
4) Kegiatan-kegiatan menulis
Menulis cerita, menulis laporan, memeriksa karangan, bahan-
bahan kopi, membuat rangkuman, mengerjakan tes, dan mengisikan
angket.
5) Kegiatan-kegiatan menggambar
Menggambar, membuat grafik, chart, diagram peta, dan pola.
6) Kegiatan-kegiatan metrik
Melakukan percobaan, memilih alat-alat, melaksanakan
pameran, menari dan berkebun.
7) Kegiatan-kegiatan mental
Merenungkan, mengingatkan, memecahkan masalah,
menganalisa faktor-faktor, melihat hubungan-hubungan, dan membuat
keputusan.
8) Kegiatan-kegiatan emosional
Minat, membedakan, berani, tenang, dan lain-lain. Kegiatan-
kegiatan dalam kelompok ini terdapat dalam semua jenis kegiatan
overlap satu sama lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
Dari jenis-jenis keaktifan di atas yang lebih ditekankan oleh peneliti
adalah keaktifan kegiatan-kegiatan metrik yaitu melakukan percobaan, memilih
alat-alat, melaksanakan presentasi. Karena karena kegiatan-kegiatan metrik
bersangkut-pautan dengan kegiatan pembelajaran IPA pesawat sederhana
dengan menggunakan metode eksperimen atau percobaan.
d. Ciri-ciri keaktifan
Keaktifan siswa saat pembelajaran dapat dilihat dari kegiatan-kegiatan
siswa saat pembelajaran, keaktifan siswa saat pembelajaran akan melatih jiwa
sosial siswa, mengajarkan arti pentingnya kerjasama, dengan aktif saat
pembelajaran siswa akan lebih mudah mencapai tujuan pembelajaran yang
telah diterapkan oleh guru. Siswa dikatakan aktif apabila, saat pembelajaran
siswa menunjukkan hal, hal yaitu: sering bertanya kepada guru atau siswa lain,
bersedia mengerjakan tugas yang diberikan guru, mampu menjawab
pertanyaan, senang diberi tugas belajar, tepat waktu dalam mengerjakan dll.
(http//id.Shyoong.com/social-sciences/196112-aktifitas-belajar diakses pada
senin, 11 april 2011 pukul 14.35 wib)
e. Pengertian Belajar
Pengertian kata “belajar” adalah suatu proses usaha yang di lakukan
seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamanya sendiri dalam interaksi dengan
lingkungannya (Daryanto, 2010:2). Belajar menurut Skinner dalam M. Sobry
(2009: 3) mengartikan belajar sebagai proses adaptasi atau penyesuaian tingkah
laku yang berlangsung secara progressif.
Muhibbin Syah (2009:64) mengemukakan belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafalkan fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi atau materi pelajaran. Informasi dapat diperoleh dari buku ataupun
guru. Guru adalah sumbernya informasi. Menurut Sri Anantah dalam bukunya
strategi belajar mengajar (2005: 2) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu
proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang. Perubahan
tinggkah laku tersebut dipengaruhi oleh faktor dari dalam diri siswa misalnya:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
minat, perhatian, kebiasaan, motivasi, usaha, dsb dan faktor luar misalnya
lingkungan, keluarga, sekolah, dan masyarakat. Sedangkan menurut Slameto
(2003: 2) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan yangbaru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalaman sendiri dalam interaksi dengan
lingkungan. Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa belajar
adalah suatu aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri seseorang,
perubahan tidak berlaku pada perubahan perilaku melainkan juga perubahan
dalam pengetahuan, keterampilan, dll.
f. Faktor–faktor yang Mempengaruhi Belajar
Secara umum faktor-faktor yag mempengaruhi proses hasil belajar
dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. kedua
faktor tersebut saling memengaruhi dalam proses individu sehingga
menentukan kualitas hasil belajar.
1) Faktor Internal
Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri
individu dan dapat memengaruhi hasil belajar individu. Faktor-faktor
internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.
2) Faktor Fisiologis
Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan
dengan kondisi fisik individu. Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua
macam,yaitu keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada
umumnya sangat memengaruhi aktivitas belajar seseorang. kondisi fisik
yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh positif terhadap
kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit
akan menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena
itu keadaan tonus jasmani sangat memengaruhi proses belajar, maka
perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani dan keadaan fungsi
jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi
fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar,
terutama panca indra. Panca indra yang berfungsi dengan baik akan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula. Dalam proses belajar,
merupakan pintu masuk bagi segala informasi yang diterima dan
ditangkap oleh manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar.
3) Faktor Psikologis
Faktor-faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang
yang dapat memengaruhi proses belajar. Beberapa faktor psikologis yang
utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan siswa, motifasi,
minat, sikap dan bakat.
4) Faktor - faktor Eksogen/Eksternal
Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-
faktor eksternal juga dapat memengaruhi proses belajar siswa. ini, Syah
bahwa faktor-faktor eksternal yang memengaruhi balajar dapat
digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor lingkungan sosial dan
faktor lingkungan non sosial.
a) Lingkungan Sosial
Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan
teman-teman sekelas dapat memengaruhi proses belajar seorang siswa.
Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi motivasi bagi siswa
untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat
menjadi teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong
bagi siswa untuk belajar.
Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat
tempat tinggal siswa akan memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa
yang kumuh, banyak pengangguran dan anak terlantar juga dapat
memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika
memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang
kebetulan belum dimilkinya.
Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat
memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan keluarga, sifat-sifat orangtua,
demografi keluarga (letak rumah), pengelolaankeluarga, semuannya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan
anatara anggota keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang
harmonis akan membantu siswa melakukan aktivitas belajar dengan baik.
b) Lingkungan non Sosial
Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak
panas dan tidak dingin, sinar yang tidak terlalu silau/kuat, atau tidak
terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang. Lingkungan alamiah
tersebut mmerupakan faktor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas
belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak
mendukung, proses belajar siswa akan terlambat.
Faktor instrumental, yaitu perangkat belajar yang dapat
digolongkan dua macam. Pertama, hardware, seperti gedung sekolah,
alat-alat belajar, fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain sebagainya.
Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah,
bukupanduan, silabi dan lain sebagainya.
Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini
hendaknya disesuaikan dengan usia perkembangan siswa begitu juga
dengan metode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi perkembangan
siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang postif
terhadap aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi
pelajaran dan berbagai metode mengajar yang dapat diterapkan sesuai
dengan kondisi siswa.
(http://ekosuprapto.wordpress.com/2009/04/18/faktor-faktor-yang-
mempengaruhi-proses-belajar/ diakses 11-4-11 jam 15.59)
g. Berbagai Metode Belajar yang Baik
Menurut Rudolf Pintner dalam Purwanto (1997: 113) ada sepuluh
macam metode dalam belajar yaitu
1) Metode Keseluruhan kepada Bagian (Whole to Part Method).
Di dalam mempelajari sesuatu kita harus memulai dahulu dari
keseluruhan, kemudian baru mendetail kepada bagian- bagiannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
2) Metode Keseluruhan Lawan Bagian (Whole versus Part Method)
Untuk bahan- bahan pelajaran yang skopnya tidak terlalu luas,
tepat digunakan metode keseluruhan seperti menghafal syair, membaca
cerpen.
3) Metode Campuran antara keseluruhan dan Bagian (Mediating
Method)
Metode ini baik digunakan untuk bahan-bahan pelajaran yang
skopnya sangat luas atau yang sukar.
4) Metode Resitasi (Recitation Method)
Mengulangi atau mengucapkan kembali (sesuatu) yang telah di
pelajari. Metode ini dapat digunakan untuk semua bahan pelajaran yang
bersifat verbal maupun nonverbal.
5) Jangka Waktu Belajar (Length of Practice Periods)
Dari hasil eksperimen ternyata bahwa jangka waktu(periode)
belajar yang produktif seperti menghafal, mengetik, mengerjakan
adalah antara 20-30 menit.
6) Pembelajaran Waktu Belajar (Distribution of Practice Periods)
Bahwa belajar yang terus menerus dalam jangka waktu yang
lama tanpa istirahat tidak efesien dan efektif.
7) Membatasi Kelupaan
Bahan pelajaran yang telah di pelajari sering kali mudah lupa.
Maka dari itu jangan sampai lekas lupa sama sekali dalam pelajaran
perlu adanya ulangan atau review. Guna review untuk meninjau
kembali atau mengingatkan kembali bahan yang telah di pelajari.
8) Menghafal (Cramming)
Bertujuan untuk dapat menguasai serta mereproduksi kembali
dengan cepat bahan- bahan pelajaran yang luas atau banyak dalam
waktu yang relatif singkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
9) Kecepatan Belajar dalam Hubungannya dengan Ingatan
Kita mengenal quick learning means quick forgetting.
Didalamnya terdapat korelasi 15egative antara kecepatan memperoleh
sesuatu pengetahuan dengan daya ingatan terhadap pengetahuan.
10) Retroactive Inhibilition
Bahwa belajar merupakan suatu proses yang di dalamnya
terdapat asosiasi dan interaksi antara berbagai pengalaman yang
kemudian berbentuk pola- pola pengetahuan yang terorganisasi di
dalam diri kita.
h. Pengertian IPA
Menurut Iskandar (2001: 2) Kata IPA merupakan singkatan dari ”Ilmu
Pengetahuan Alam”. Kata- kata “ilmu pengetahuan alam” merupakan
terjemahan dari kata-kata bahasa inggris ”natural science” secara singkat
sering di sebut “science". Natural berarti alamiah, berhubungan dengan alam
atau bersangkut paut dengan Alam. Science artinya ilmu pengetahuan. Ilmu
Pengetahuan Alam menurut kurikulum Pendidikan Dasar Kelas III SD
(1994:53) merupakan hasil kegiatan manusia berupa pengetahuan, gagasan,
dan konsep yang terorganisir, tentang alam sekitar yang diperoleh dari
pengalaman melalui serangkaian proses ilmiah.
Berdasarkan Depdiknas (2006: 483) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, IPA
tidak hanya menguasai fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja
tetapi juga merupakan proses penemuan. Pendidikan IPA diharapkan dapat
menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam
sekitar, serta prospek perkembangan lebih lanjut untuk menerapkan dalam
kehidupan sehari-hari. Menurut Team (2003: 1) Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
adalah ilmu yang mempelajari alam dengan segala isinya secara sederhana
suatu kumpulan pengetahuan yang tersusun secara sistematis tentang gejala
alam. Gejala alam dibedakan menjadi dua yaitu fisik (fisika) dan hayati
(biologi). Sedangkan menurut Usman Samatowa (2006: 1) mendefinisikan IPA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
sebagai suatu deretan konsep serta skema konseptual yang berhubungan satu
sama lain, dan sebagai hasil eksperimentasi dan observasi, serta berguna untuk
diamati dan dieksperimentasi lebih lanjut. Menurut Hendro Darmojo (dalam
Usman Samatowa, 2006: 2) menjelaskan secara singkat IPA adalah
pengetahuan yang rasional dan obyektif tentang alam semesta dengan segala
isinya.
Dari uraian di atas dapat disimpulkan IPA adalah ilmu pengetahuan
yang mempelajari gejala alam, baik yang menyangkut makhluk hidup maupun
benda mati. IPA merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang
diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode
ilmiah dan didapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum
sehingga akan terus di sempurnakan. Pada prinsipnya IPA diajarkan untuk
membekali siswa agar mempunyai pengetahuan dan keterampilan yang dapat
membantu siswa untuk mendalami gejala alam secara mendalam. Pelajaran
IPA memiliki banyak sub bab pokok salah satunya pesawat sederhana.
i. Tujuan Pembelajaran IPA
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nasional (2006: 536) mata
pelajaran IPA bertujuan agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai
berikut: 1) Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa
berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam dan ciptaan-NYA. 2)
Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang
bermanfaat dan di terapkan dalam kehidupan sehari-hari. 3) Mengembangkan
rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanyahubungan yang
saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, masyarakat. 4)
Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar,
memecahkan masalah dan membuat keputusan. 5) Meningkatkan kesadaran
untuk berperan serta daalm memilihara, menjaga dan melestarikan lingkungan.
6) Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya
sebagai salah satu ciptaan Tuhan. 7) Memperoleh bekal pengetahuan, konsep
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan kejenjang
berikutnya.
j. Tinjauan tentang Pesawat Sederhana
Berdasarkan macam-macam pesawat sederhana diatas maka akan
mempermudah pemahaman siswa tentang pesawat sederhana jika siswa
melakukan percobaan secara langsung dengan menggunakan Metode
Eksperimen. Pengertian pesawat sederhana menurut Haryanto (2007: 120)
adalah suatu alat yang berguna untuk memudahkan manusia. Tujuan
penggunaan pesawat sederhana adalah untuk: 1) Melipat gandakan gaya atau
kemampuan kita. 2) Mengubah arah gaya yang kita lakukan. 3) Menempuh
jarak yang lebih jauh atau memperbesar kecepatan.
Menurut Azmiyawati, Choiril dkk (2008:98) Jenis-jenis pesawat
sederhana adalah untuk memudahkan manusia melakukan usaha banyak
terdapat jenis-jenis pesawat sederhana. Jenis pesawat sederhana dibedakan atas
prinsip kerjanya. Jenis pesawat sederhana sebagai berikut:
1) Tuas pengungkit
Tuas yaitu pesawat sederhana yang berupa papan/ batang kayu atau
besi bahkan benda lain yang sering digunakan untuk mengukit benda yang
besar dan berat.Pengungkit di bagi menjadi tiga golongan, yaitu pengungkit
golongan pertama, pengungkit golongan kedua, dan ketiga. Pada pengungkit
golongan pertama, posisi posisi titik tumpu berada diantara beban dan kuasa.
Contoh jungkat- jungkit, gunting, palu dsb. Pengungkit golongan dua, posisi
beban berada diantara posisi kuasa dan titik tumpu. Contohnya saat kita
mendorong gerobak pasir dan alat pemecah buah atau biji. Pengungkit
golongan tiga, posisi kuasa berada diantara titik tumpu dan beban. Contohnya
pada saat menggunakan skop untuk mengambil tanah. Berbagai contoh alat
yang menggunakan prinsip tuas atau pengungkit dapat dilihat dari gambar 1.
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Gambar 1 Alat-Alat yang Bekerja dengan Prinsip Pengungkit.
2) Bidang Miring
Bidang Miring adalah permukaan datar dengan salah satu ujungnya
lebih tinggi daripada yang lain. Bidang miring berguna untuk memindahkan
benda- benda yang terlalu berat. Keuntungan menggunakan bidang miring
ialah gaya yang dibutuhkan untuk memindahkan suatu benda. Bidang miring
memiliki kelemahan, yakni untuk melaluinya harus menempuh perjalanan yang
jauh. Prinsip bidang miring diterapkan dalam pembuatan baji. Bidang miring
baji yang bergerak adalah bidang miringnya benda diam, sedangkan pada
bidang miring biasa yang bergerak bendanya bidang miring diam. Contoh
bidang miring yaitu jalan pegunungan, tangga, kapak, obeng dsb. Contoh alat
yang menggunakan prinsip bidang miring dapat dilihat pada gambar.2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
Gambar 2. Alat-Alat yang Bekerja dengan prinsip bidang miring
3) Katrol
Katrol adalah suatu roda yang berputar pada porosnya. Katrol
biasanya digunakan secara bersama-sama dengan rantai atau tali. Katrol dapat
mengubah arah gaya yang di gunakan untuk menarik atau menganggkat benda.
Katrol merupakan pengumgkit karena mempunyai titik tumpu, kuasa dan
beban. Katrol di bedakan menjadi tiga yaitu: katrol bebas, katrol terikat, katrol
majemuk. Katrol tetap adalah katrol yang tempat dan posisinya tidak berubah,
kuasa yang dibutuhkan sama denagn berat benda itu sendiri. Contoh: tiang
bendera, sumur timba, sangkar burung. Katrol bebas merupakan katrol yang
dapat bergerak bebas atau dapat dipindah-pindah. Kuasa yang diperlukan pada
katrol bebas untuk mengankat beban lebih kecil daripada yang diperlukan
katrol tetap. Katrol majemuk merupan perpaduan antara katrol tetap dan katrol
bebas yang dihubungkan dengan tali. Contoh alat yang digunakan dengan
prinsip katrol dapat dilihat pada gambar 3. berikut ini:
Gambar 3. Alat yang Bekerja dengan prinsip Katrol.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
4) Roda Berporos
Roda berporos merupakan jenis pesawat sederhana yang
memanfaatkan roda untuk memudahkan memindah suatu benda. Suatu alat
yang memanfaatkan prinsip kerja roda berporos antara lain: mobil, sepeda,
grobak dsb. Contoh alat yang menggunakan prinsip roda berporos dapat dilihat
dari gambar 4. sebagai berikut:
Gambar 4. Alat yang bekerja dengan prinsip roda berporos.
2. Tinjauan tentang Metode Eksperimen
a. Pengertian Metode
Menurut Sumantri dan Permana (2001: 114) metode pembelajaran
adalah cara-cara yang ditempuh guru untuk menciptakan situasi pengajaran
yang benar-benar menyenangkan dan mendukung bagi kelancaran proses
belajar dan tercapainya prestasi belajar anak yang memuaskan. Metode
diartikan sebagai tindakan-tindakan pendidik dalam lingkup peristiwa untuk
memperngaruhi siswa kearah pencapaian hasil belajar yang maksimal.
Metode menurut Roestiyah N. K. dalam Syaiful Bahri Djamaran dan
Aswan Zain (2001: 59) yaitu suatu langkah guru dalam kegiatan belajar
mengajar, guru harus memiliki strategi agar anak didik dapat belajar secara
efektif dan efisien mengenai tujuan yang diharapkan. Sedangkan menurut
Muhibbin Syah (2006: 202) cara yang berisi prosedur baku untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
melaksanakan kegiatan kependidikan khususnya kegiatan penyajian materi
pembelajaran kepada siswa.
Menurut Purwoto (2003: 70) metode adalah cara-cara yang tepat dan
serasi dengan sebaik baiknya agar guru berhasil dalam mengerjakannya dan
dapat mencapai tujuan. Menurut Slameto (2003: 82) Metode adalah cara atau
jalan yang harus dilalui untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Syahidin,
(2009: 44) metode diartikan sebagai suatu cara untuk menyampaikan suatu
nilai tertentu dari si pembawa pesan kepada si penerima pesan. dalam konteks
pendidikan, si pembawa pesan disebut guru dan si penerima pesan disebut
murid. Sedangkan menurut Akhmad sudrajad (2008: http// Pengertian
Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran Ahmad
Sudrajat Tentang Pendidikan.html) metode pembelajaran dapat diartikan
sebagai cara yang digunakan untuk mengimplementasikan rencana yang sudah
disusun dalam bentuk kegiatan nyata dan praktis untuk mencapai tujuan
pembelajaran.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa metode adalah
cara untuk menciptakan situasi yang menyenangkan dalam proses belajar
mengajar banyak sekali metode yang dapat di gunakan dalam proses belajar
mengajar salah satunya metode eksperimen.
b. Tinjauan tentang Metode Eksperimen
1) Pengertian Metode Eksperimen
Menurut Sagala, Sumantri dan Permana dalam Depdiknas (2008: 7-77)
Sumantri dan permana menyatakan bahwa eksperimen adalah percobaan untuk
membuktikan suatu pertanyaan atau hipotesis tertentu.Hal ini seperti yang
tercantum dalam jurnal international berikut ini:
“The class experiment teaching method involves supervised
learning activities with students doing practical work individually or in-
group” (Wachange, Samuel W dan Mwangi, Jhon Gowland 2004: Vol.5
issue 1)
Berdasarkan kutipan jurnal international diatas dapat disimpulkan bahwa
mengajar kelas dengan menggunakan metode eksperimen meliputi pengawasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
kegiatan belajar dengan siswa melakukan kerja praktik secara individual atau
kelompok.
Sedangkan metode Eksperimen dalam pembelajaran adalah cara
penyajian bahan pelajaran yang memungkinkan siswa melakukan percobaan
untuk membuktikan sendiri suatu pertanyaan atau hipotesis yang di pelajari.
(http//undhiexs.wordpress.com diakses 16 januari 2010 pukul 21.30 WIB).
Menurut Iskandar (2001: 58) eksperimen adalah suatu proses yang rumit untuk
mendapatkan data yang terdiri dari banyak-banyak langkah komponen. Menurut
Soli Abimanyu (2008: 26) eksperimen adalah usaha untuk menguji atau
percobaan melalui penyelidikan praktis. Umumnya kegiatan eksperimen
dilaksanakan dalam pelajaran ilmu pengetahuan alam. Dalam melakukan
eksperimen atau penelitian sederhana, guru perlu melatih siswa untuk
merencanakan eksperimen atau penelitian sederhana itu, karena tanpa rencana
terjadi pemborosan waktu, dsb.
Jadi dapat disimpulkan bahwa metode eksperimen adalah suatu cara
mengajar yang digunakan oleh guru dimana siswa melakukan suatu percobaan
atau mempraktikan suatu proses setelah melihat apa yang telah didemonstrasikan
oleh guru yang cara kerjanya berpegang pada prinsip metode ilmiyah, dan dari
hasil kegiatan percobaannya, siswa menuliskan hasil dan melaporkannya untuk
dievaluasi oleh guru.
2) Tujuan Metode Eksperimen
Menurut Abimanyu (2008: 7) metode eksperimen bertujuan agar: a)
Siswa mampu menyimpulkan fakta- fakta, informasi atau data yang di peroleh.b)
Siswa mampu merancang, mempersiapkan, melaksanakan dan melaporkan
percobaan. c) Siswa mampu menggunakan logika berfikir induktif untuk menarik
kesimpulan dari fakta, informasi atau data yang di kumpulkan melalui percobaan.
d) Siswa mampu berfikir sistematis, disiplin tinggi, hidup teratur. Metode
eksperimen mempinyai kelebihan dan kelemahan
Kelebihan Metode eksperimen: a) Membuat siswa percaya pada
kebenaran kesimpulan percobaan sendiri dari pada menurut cerita atau buku. b)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
Siswa aktif mengumpulkan fakta, informasi atau data yang di perlukan melalui
percobaan yang di lakukan. c) Dapat digunakan untuk melaksanakan prosedur
metode ilmiah. d) Hasil belajar di kuasai oleh siswa dan tahan lama dalam
ingatan.
Kelemahan metode Eksperimen: a) Memerlukan peralatan dan bahan
percobaan yang lengkap pada umumnya mahal. b) Dapat menghambat
pembelajaran karena memerlukan waktu yang lama. c) Kesalahan eksperimen
akan berakibat kesalahan kesimpulan. d) Belum tentu guru dan siswa menguasai
metode eksperimen.
Cara mengatasai kelemahan metode Eksperimen: a) Guru harus
menjelaskan terlebih dahulu hasil yang ingin di capai dengan Eksperimen. b)
Guru harus menjelaskan prosedur Eksperimen, bahan- bahan Eksperimen yang di
perlukan, peralatan dan cara penggunaanya, variable yang perlu di control dan di
catat selama eksperimen berlangsung. c) Mengawasi pelaksanaan Eksperimen dan
member bantuan pada siswa jika mengalami kesulitan. d) Meminta siswa
melaporkan hasil Eksperimen dan membanding-mandingkan atau mendiskusikan
untuk mengeetahui kekurangan dan kekeliruan yang terjadi. (Soli Abimanyu,
2008: 7.17)
3) Penerapan Metode Eksperimen pada pesawat sederhana pembelajaran
IPA Siswa Kelas V SD
Metode Eksperimen dapat diterapkan di SD kelas V khususnya pada
pelajaran pesawat sederhana pelajaran IPA. Tujuannya agar siswa mampu
memecahkan masalah dan menarik kesimpulan dari permasalahan yang dihadapi.
Adapun langkah- langkah metode eksperimen sebagai berikut: 1) Metode
eksperimen ini dibuat secara berkelompok, guru membagi kelompok- kelompok.
2) Guru memberi LKS sebagai petunjuk kegiatan. 3) Siswa melakukan percobaan
tentang pesawat sederhana sesuai petunjuk guru. Misal: Siswa memotong kertas
dengan tangan dan memotong kertas dengan gunting, Siswa membuka tutup botol
dengan sendok dan membuka tutup botol dengan alat pembuka, siswa melubangi
kertas dengan alat pelubang kertas dan melubangi kertas dengan tanggan, Siswa
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
memasang paku dengan tangan dan memasang paku dengan palu dsb. Meskipun
kegiatan ini dilakukan secara berkelompok akan tetapi masing- masing siswa
melakukan percobaan secara bergantian. Hal ini dilakukan agar agar semua siswa
aktif dalam pembelajaran IPA pesawat sederhana.
B. Penelitian yang Relevan
April Lina Sri Windayani Dengan Judul “Upaya Meningkatkan Prestasi
Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Demonstrasi-Eksperimen Siswa Kelas III
SDN 3 Jenengan Sawit Boyolali Tahun 2009-2010.” Berdasarkan hasil penelitian
tindakan kelas yang telah dilaksanakan dalam 3 siklus dengan menerapkan
metode Demonstrasi-Eksperimen dalam pembelajaran IPA Kelas III SD N 03
Jenengan Sawit Boyolali Tahun 2009-2010 dapat disimpulkan bahwa dalam
penerapan metode Demonstrasi-Eksperimen dapat meningkatkan prestasi belajar
IPA Kelas III SD N 03 Jenengan Sawit Boyolali. Hal ini dilihat dari prosentase
kenaikan nilai IPA kelas III dari siklus I sampai Siklus III. Pada Siklus I siswa
yang mendapatkan nilai minimal 60 ada 12 anak atau 46,15%, pada siklus II siswa
yang mendapat nilai minimal 60 ada 14 anak atau 53,85% dari 26 siswa, dan
siklus III siswa yang mendapat nilai minimal 60 dari 23 anak atau 88,46% dari 26
anak. Dari siklus I kemudian di laksanakan siklus II prestasi siswa mengalami
prosentase kenaikan 7,70% dadri siklus II kemudian di laksanakan siklus III
mengalami prosentase kenaikan 334, 61%. Penelitian April Lina Sri Windayani
relevan dengann penelitian ini karena sama-sama menerapkan metode eksperimen
dan perbedaannya terletak pada hasil penelitian karena penelitian April Lina Sri
Windayani meneliti tentang hasil belajar sedangkan penelitian ini tentang
keaktifan belajar siswa.
Penelitian Agus Riyanto dengan judul “Meningkatkan Keaktifan dan
Kemampuan Mengidentifikasi Jenis Besar Sudut Melalui Metode STAD pada
kelas III B Negeri Wonorejo tahun 2009-2010.” Berdasarkan hasil penelitian
dapat diketahui bahwa: 1) Prosentase keaktifan peserta didik pada siklus I
menunjukan angka 47,4% (9 peserta didik aktif dari 19 peserta didik) dan
prosentase keaktifan peserta didik pada siklus II menunjukkan angka 68,4% (13
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
peserdik aktif dari 19 peserdik dari siklus I dan II. 2) Prosentase ketentusan
belajar peserdik pada siklus I menunjukkan angka 63,2% (12 peserta didik dari
jumlah 19 peserta didik) dan siklus II prosentase ketuntasan 78,9 (15 peserta didik
dari 19 peserta didik). Dengan demikian terdapat peningkatan ketuntasan belajar
peserta didik dari siklus I ke siklus II. Berdasarkan keterangan di atas, maka dapat
disimpulkan bahwa penggunaan metode Student Team Achivement Division
(STAD) dapat meningkatkan keaktifan dan kemampuan mengidentifikasi jenis
dan besar sudut dikelas III B SD N Wonorejo. Penelitian Agus Riyanto relevan
dengan penelitian ini karena sama-sama meningkatkan keaktifan belajar dan
perbedaannya terletak pada metode yang digunakan dalam penelitian karena
penelitian Agus Riyanto menggunakan metode STAD.
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teoritik dan hasil penelitian yang relevan, telah
diuraikan sebelumnya diperoleh alur kerangka berfikir bahwa kondisi awal di
SDN 2 Kramat Penawangan Purwodadi pada pembelajaran IPA di kelas V lebih
banyak berpusat pada guru. Dengan kondisi awal yang seperti ini kemudian
peneliti akan melakukan suatu tindakan untuk mengatasinya. Peneliti akan
menerapkan metode pembelajaran Eksperimen dalam proses pembelajaran IPA,
khususnya pesawat sederhana. Peneliti akan memberi motivasi kepada siswa
dengan memberi penguatan agar siswa merasa senang. Dalam metode Eksperimen
siswa diajak langsung dalam kegiatan percobaan sehingga individu siswa dapat
menemukan konsep yang dipelajari. Dengan melibatkan siswa secara langsung
akan meningkatkan keaktifan belajar siswa, sehingga diharapkan keaktifan siswa
akan meningkat. Dari tindakan yang dilaksanakan peneliti diharapkan mencapai
kondisi akhir yaitu dengan menggunakan metode Eksperimen dapat meningkatkan
keaktifan siswa. Berdasarkan uraian di atas dapat digambarkan kerangka
pemikiran seperti pada gambar.5
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
1. Keaktifan belajar IPA
tentang pesawat sederhana
meningkat
2. Siswa lebih senang dan
tertarik belajar IPA
khususnya tentang pesawat
sederhana dengan
menggunakan Metode
Eksperimen
Kondisi akhir
Siswa
Mendemonstrasi
kan cara
penggunaan
pesawat
sederhana
Tindakan
1. Menerapkan metode
pembelajaran
eksperimen dalam
pengajaran IPA Pesawat
Sederhana
2. Guru menberi motivasi
belajar
3. Siswa mendapatkan
pengalaman langsung
dan lebih bermakna
sehingga keaktifan
belajar meningkat
Kondisi awal 1. Pembelajaran lebih
berpusat pada guru
2. Siswa bosan dan enggan
belajar IPA
3. Keaktifan belajar IPA
cenderung rendah
Rendahnya
keaktifan siswa
Secara
berkelompok
siswa
mengidentifikasi
pesawat
sederhana
Siklus I
Siklus II
Gambar 5. Kerangka pemikiran
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
D. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori dan kerangka berpikir di atas dapat diajukan
hipotesis penelitian tindakan kelas ini sebagai berikut: Jika dalam pembelajaran
IPA digunakan metode Eksperimen, maka keaktifan pembelajaran IPA tentang
Pesawat Sederhana siswa kelas V meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Setting dan Karakteristik Subyek Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Kramat 02, Kecamatan
Penawangan, Kabupaten Grobogan. Meskipun SD ini SD inti proses belajar
mengajarnya kebanyakan masih menggunakan metode ceramah sehingga siswa
bosan atau malas menyimak pelajaran dan prestasinya masih rendah.
2. Waktu Penelitian
Kegiatan ini dilaksanakan pada bulan Januari 2011 sampai dengan
bulan Juni 2011 dan dilakukan secara bertahap. Dimulai dari tahap
perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Jadwal penelitian selanjutnya tertera
pada tabel.I.
Tabel 1. Waktu Penelitian
No Kegiatan Bulan
Januari Februari maret April Mei Juni
1 Penyusunan
Proposal
XXXX
2 Penyusunan Ijin X
3 Pelaksanaan
Tindakan
XXX XXXX X
4. Analisis Data XXX
5 Ujian dan Revisi XXXX
6 Penyusunan
Laporan
XXXX
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
B. Bentuk dan Strategi Penelitian
1. Bentuk Penelitian
Berdasarkan masalah yang diajukan dalam penelitian, maka jenis
penelitian yang tepat adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Menurut Slamet
dan Suwarto (2007: 61) penelitian tindakan kelas merupakan terjemahan dari
Classroom Actioan Research, yaitu satu yang dilakukan dikelas. Penelitian
tindakan kelas adalah penilitian yang dilakukan oleh guru didalam kelasnya
sendiri melalui refleksi guru dengan tujuan untuk memperbaiki dan
meningkatkan Kualitas pembelajaran dan penilaian hasil siswa, penyediaan
bahan ajar yang memadahai, dan penyadian sarana belajar untuk meningkatkan
praktik-praktik pembelajaran yang lebih profesional. Sehubungan dengan
bentuk penelitian yang digunakan maka Strategi penelitian adalah guru sebagai
peneliti sekaligus pelaksana pembelajaran atau tindakan (action) yang
diwujutdkan dalam bentuk siklus-siklus yang diterapkan. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode eksperimen.
Skema langkah- langkah tersebut dapat dilihat pada gambar.6 berikut:
Gambar 6. Langkah – Langkah Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas
Refleksi
(Reflecting)
Perencanaan
(Planning)
Tindakan
(Acting)
Pengamat
(Observer)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
C. Subjek Penelitian
Subjek penelitian ini adalah kelas V semester 2 tahun ajaran 2011.
Jumlah siswa kelas V adalah 25 siswa yang terdiri dari 15 siswa perempuan dan
10 siswa laki-laki. Pada dasarnya mereka dari latar belakang berbeda-beda, tetapi
sebagian besar mereka adalah siswa dari golongan menengah ke bawah tetapi
tidak ada siswa yang berkebutuhan khusus atau ABK. Usia rata-rata siswa di kelas
V adalah 9 sampai 10 tahun. Sehari-hari mereka masih suka bermain dan jarang
meluangkan waktu senggang untuk belajar. Mayoritas orang tua siswa-siswa ini
adalah bertani dan berkebun. Biasanya orang tua tersebur sibuk dengan
pekerjaannya di sawah dan di kebun, sehingga orang tua kurang memberi
motivasi anaknya untuk belajar.
D. Prosedur Penelitian
Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas. Masing-masing
siklus terdiri dari 4 (empat) pertemuan. Pada siklus, perencanaan direvisi dengan
modifikasi dalam bentuk mengurangi pertanyaan-pertanyaan yang bersifat
mengontrol siswa, agar strategi bertanya berlangsung dengan baik.
Secara umum PTK meliputi 4 tahap, yaitu:
1. Perencanaan (Planing)
2. Pelaksanaan Tindakan (Action)
3. Observasi (Observer)
4. Refleksi (Reflection)
Sebelum melaksanakan tindakan peneliti melakukan diskusi dengan guru
kelas. Materi yang akan digunakan pada saat penelitian. Pada penelitian ini
peneliti melakukan dua siklus pembelajaran, yang masing-masing siklus melalui
empat tahapan/ pertemuan yaitu perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi
dapat dilihat pada gambar 7.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
Permasalahan Perencanaan
Tindakan I
Pelaksanaan
Tindakan I
Pengamatan /
Pengumpulan Data
I
Refleksi I
Perencanaan
Tindakan II
Permasalahan
Baru Hasil
Refleksi
Apabila
Permasalahan
Belum
Terselesaikan
Pelaksanaan
Tindakan II
Pengamatan /
Pengumpulan Data
II
Refleksi II
Dilanjutkan ke
siklus berikutnya.
Gambar 7. Alur Penelitian Tindakan Kelas
(Suhardjono dalam Suharsimi Arikunto, Suharjono, dan Supardi, 2006: 74)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
Siklus I
1. Tahap Perencanaan Tindakan, meliputi langkah-langkah sebagai berikut:
a. Membuat rencana pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA dengan
KD: Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan
lebih mudah dan cepat dengan menggunakan metode Eksperimen.
b. Menyiapkan media pembelajaran yang dibutuhkan.
c. Menyiapkan soal tes yang dilaksanakan setelah pembelajaran.
d. Menyiapkan lembar penilaian.
e. Membuat lembar observasi.
2. Tahap pelaksanaan tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai dengan rencana
pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran IPA dengan KD : Menjelaskan
pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat
dengan menggunakan metode Eksperimen
3. Tahap observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan yaitu pada proses pembelajaran IPA dengan KD : Menjelaskan
pesawat sederhana yang daapt membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat
dengan menggunakan metode Eksperimen. Kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah :
a. Memonitor siswa selama proses pembelajaran.
b. Menilai hasil tes siswa setelah pelaksanaan pembelajaran.
4. Tahap refleksi
Guru mengadakan refleksi setelah diketahui adanya kelemahan-
kelemahan dalam proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru, dapat
digunakan untuk menentukan tindakan kelas pada siklus berikutnya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
Siklus II
1. Tahap Perencanaan Tindakan meliputi langkah-langkah sebagai berikut :
a. Membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) mata pelajaran IPA dengan KD : menjelaskan pesawat sederhana
yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat dengan
mengunakan metode Eksperimen, Menyiapkan media pembelajaran yang
dibutuhkan.
b. Menyiapkan soal tes setelah dilaksanakan pembelajaran.
c. Menyiapkan lembar penilaian.
d. Membuat lembar observasi.
2. Tahap Pelaksanaan Tindakan
Peneliti melaksanakan proses pembelajaran sesuai RPP yang telah
dibuat dalam mata pelajaran IPA dengan KD: menjelaskan pesawat sederhana
dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan cepat.
3. Tahap Observasi
Kegiatan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan
tindakan yaitu pada proses pembelajaran IPA pada KD : menjelaskan pesawat
sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat
dengan mengunakan metode Eksperimen. Kegiatan yang dilakukan peneliti
adalah :
a. Memonitor siswa selama proses pembelajaran
b. Peneliti menilai hasil yang dicapai siswa setelah pelaksanaan
pembelajaran.
4. Tahap Refleksi
Guru dan kepala sekolah bersama-sama membahas hasil
pembelajaran. Hasil pembelajaran akan menentukan perlu ada tidaknya
melaksanakan siklus berikutnya. Apabila dalam siklus kedua peneliti belum
berhasil, maka peneliti melaksanakan siklus ketiga dan seterusnya, sampai
keaktifan belajar siswa tentang pesawat sederhana pembelajaran IPA kelas V
benar-benar meningkat keaktifan belajar siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
E. Teknik dan Instrument Pengumpulan Data
1. Teknik pengumpulan data.
Narbuko dan Achmadi (2007: 70) mengemukakan pengumpulan data
yang dilakukan peneliti menggunakan cara sebagai berikut:
a. Observasi Keaktifan
Observasi adalah kegiatan pengumpulan data dengan berkunjung
langsung ke obyek yang akan diteliti, kemudian mencatat data-data yang
dibutuhkan.Berdasarkan penelitiamn ini penelitian menggunakan teknik observasi
partisipasif secara lenggkap dan tertutup, dimana peneliti terlibat sepenuhnya
dalam kegiatan narasumber atau subyek tetapi narasumber tidak mengetahui jika
mereka sedang diamati.
b. Angket Keaktifan Siswa
Melalui angket ini dapat diketahui keadaan atau data diri, pengalaman,
pengetahuan, sikap atau pendapat responden, dan lain-lain.Angket dalam
penelitian ini adalah angket keaktifan siswa yang berbentuk angket tersetruktur
dengan jawaban pada setiap pertanyaan yang sudah tersedia. Angket diisi oleh
siswa kelas V SD Negeri 2 Kramat disetiap akhir siklus. Hasil angket digunakan
untuk mengetahui peningkatan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA dan
sudah dilaksanakan pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen.
c. Tes
Menurut Arikunto (2002: 127) Tes adalah serentetan pertanyaan atau alat
yang digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan, inteligens,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok. Jika siswa
aktif maka hasil tesnya baik dan jika siswa kurang aktif maka hasil tesnya rendah
jadi dari hasil tes dapat mengukur keaktifan siswa.
F. Jenis Instrumen
Intrumen penelitiannya adalah guru sendiri sebagai peneliti, dengan alat
berupa: (1) Lembar observasi keaktifan berupa aktifitas siswa, (2) Lembar
observasi KBM terhadap guru, (3) Angket keaktifan siswa, (4)Lembar evaluasi
siswa.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
G. Validitas Data
Data yang telah berhasil dikumpulkan dalam penelitian harus diusahakan
kemantapan dan kebenarannya guna menjamin dan mengembangkan validitas
data yang biasa digunakan dalam penelitian kualitatif yaitu teknik trianggulasi.
Trianggulasi merupakan teknik yang didasari pola pikir fenomenologi yang
bersifat multiperspektif, artinya untuk menarik simpulan yang mantap
memerlukan beberapa pandangan. Dari berbagai pandangan tersebut akan dapat
dipertimbangkan beragam fenomena yang muncul dan selanjutnya dapat ditarik
simpulan yang lebih mantap dan lebih bisa diterima kebenarannya. Teknik
trianggulasi data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah Validitas isi.
Validitas isi merupakan validitas yang diperhitungkan melalui pengujian
terhadap isi alat ukur dengan analisis rasional. Pertanyaan yang dicari jawabannya
dalam validitas ini adalah sejauh mana item-item dalam suatu alat ukur mencakup
keseluruhan kawasan isi objek yang hendak diukur oleh suatu alat ukur yang
bersangkutan. Dalam validitas isi tidak melibatkan perhitungan statistik,
melainkan hanya dengan analisis rasional maka tidak diharapkan bahwa setiap
orang akan sependapat dan sepaham dengan sejauh mana validitas isi suatu alat
ukur telah tercapai.
Uji validitas ini akan menguji dari standar kompetensi yaitu Memahami
hubungan antar gaya, gerak, dan energi beserta sifatnya. Dari kompetensi dasar
yaitu menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih
mudah, Kompetensi dasar ini akan dibagi beberapa indikator antara lain
mengidentifikasikan berbagai pesawat sederhana, dan mendemonstrasikan cara
menggunakan pesawat sederhana.
H. Sumber Data
Pengumpulan data penelitian berupa informasi keaktifan siswa pada
pokok bahasan pesawat sederhana. Pengambilan data penelitian dari berbagai
sumber antara lain :
1. Narasumber, yaitu siswa kelas V dan guru kelas V SD Negeri 2
Kramat Penawangan-Purwodadi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
2. Tempat dan pristiwa berlangsung pembelajaran (SD Negeri 2 Kramat
Penawangan- Purwodadi)
3. Hasil angket, observasi dan tes.
I. Teknik Analisis Data
Agar hasil penelitian terwujud sesuai dengan tujuan, maka dalam
menganalisis data peneliti menggunakan model interaktif Milles dan Hubberman.
Kegiatan pokok analisis model ini meliputi reduksi data, penyajian data, dan
penarikan kesimpulan/verifikasi. Adapun rincian model ini dapat dijelaskan
sebagai berikut: 1) Reduksi data, data-data penelitian yang telah dikumpulkan
selanjutnya direduksi. Reduksi adalah proses-proses pemilihan dan
penyederhanaan data kasar yang muncul dari catatan-catatan tertulis dilapangan.
Reduksi data merupakan suatau bentuk analisis uang menajamkan,
menggolongkan, mengarahkan, membuang yang tidak perlu dan
mengorganisasikan dengan cara sedemikian sehingga kesimpulan-kesimpulan
finalnya dapat ditarik dan diverifikasi. 2) Penyajian Data yaitu sekumpulan
informasi tersusun yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan
pengambilan tindakan. Dalam penyajian ini dapat dilakukan melalui berbagai
macam cara visual gambar, grafik dsb. 3) Penarikan Kesimpulan hasil data –data
yang telah didapatkan dari laporan penelitiam selanjutnya digabungkan dan
disimpulkan serta diuji kebenarannya. Penarikan kesimpulan merupakan bagian –
bagian dari konfigurasi yang utuh sehingga kesimpulan- kesimpulan juga dapat
diverifikasi selama penelitian berlangsung. Verifikasi data yaitu, pemeriksaan
benar atau tidaknya hasil penelitian. Sedangkan kesimpulan adalah tinjauan ulang
pada catatan lapangan atau kesimpulan dapat diuji kebenarannya, kekokohannya
merupakan validitasnya (Milles dan Huberman 2007: 16-20). Bagan yang
menjelaskan tentang teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
dapat dilihat pada gambar 8.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
Gambar 8. Komponen-komponen Analisa Data model Interaktif (Milles dan
Huberman 2007: 20)
J. Indikator Kinerja
Indikator kinerja merupakan rumusan kinerja yang akan dijadikan acuan
atau tolok ukur dalam menentukan keberhasilan atau keefektifan peneliti.
Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian adalah meningkatkan keaktifan
belajar siswa tentang pesawat sederhana IPA melalui Metode Eksperimen pada
kelas V SD N Kramat 02 Penawangan- Purwodadi. Keberhasilan tindakan ini
dirumuskan dalam tabel 2. sebagai berikut:
Tabel 2. Indikator Keaktifan Tindakan Penelitian untuk Aspek Kualitas Proses
Aspek yang
diukur Target Capaian Cara Mengukur
Kualitas
Proses
1. Siswa menunjukan kesungguhan dan
keaktifan dalam mengikuti pelajaran
IPA, khususnya pada pokok bahasan
pesawat sederhana. Dari 25 siswa
diharapkan 20 siswa aktif sehingga
keaktifan mencapai 80%.
Diamati saat pembelajaran
dengan menggunakan
lembar observasi oleh
peneliti dan hitung dari
jumlah siswa yang aktif
dalam mengikuti pelajaran
IPA pokok bahasan
pesawat sederhana.
2. Siswa bersemangat dalam pelajaran
IPA dengan di tunjukan melalui sikap
antusias atau keaktifan siswa dalam
proses pembelajaran. Dari 25 siswa
diharapkan 18 siswa bersemangat atau
antusias sehingga keaktifan mencapai
72%.
Dinilai dan diamati dengan
menggunakan angket.
Reduksi data
Penyajian Data
Kesimpulan-
kesimpulan
penarikan
/kesimpulan
Pengumpulan Data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Profil Tempat Penelitian
Instansi pendidikan yang digunakan sebagai tempat penelitian ini adalah
Sekolah Dasar Negeri 2 Kramat. Sekolah ini terletakdi Desa Kramat Kecamatan
Penawangan Kabupaten Grobogan. Sekolah ini secara keseluruhan memiliki 6
kelas, dengan jumlah seluruh siswa-siswi yang terdaftar dalam instutisi ini pada
tahun ajaran 2010-2011 adalah sebanyak 168 siswa, yang terdiri dari kelas I
sebanyak 33 siswa, kelas II sebanyak 16 siswa, kelas III sebanyak 35 siswa, kelas
IV sebanyak 30 siswa, kelas V sebanyak 25 siswa, kelas VI sebanyak 29 siswa.
SDN 2 Kramat dipimpin oleh seorang kepala sekolah dengan jumlah
tenaga pengajar seluruhnya 10 orang yaitu 4 guru kelas 2 guru wiyata bakti, 1
guru agama, 1 guru bahasa inggris, 1 guru olah raga dan 1 penjaga sekolah. Alat
peraga yang ada sudah cukup memadai. Berbagai jenis alat peraga untuk
berbagaimata pelajaran termasuk KIT IPA didapat dari bantuan dana BOS
(Bantuan Operasional Siswa). Alat peraga ini pemanfaatanya kurang optimal
disekolah ini karena guru belum terampil menggunakannya. Setelah adanya
penelitian ini guru berlatih menggunakan media yang ada dan memanfaatkannya.
Karakter siswa-siswi kelas V tempat penelitian tidak jauh berbeda
dengan kelas lain dalam pembelajaran IPA. Kebanyakan siswa menganggap IPA
sebagai suatu mata palajaran yang sulit, sehingga partisipasi pembelajaran IPA
kurang optimal. Diharapkan pembelajaran IPA Pesawat sederhana pada siswa
SDN 2 Kramat lebih menarik dan siswa termotivasi sehinga pembelajaran IPA
pesawat sederhana dapat meningkatkan keaktifan belajar siswa.
B. Deskripsi Kondisi Awal
Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti
melakukan kegiatan survey awal dengan tujuan untuk mengetahui keadaan nyata
yang telah ada dilapangan. Hasil survey berdasarkan data hasil pengamatan
langsung pada tanggal 7 maret 2011 terhadap pelaksanaan pembelajaran yang
dilakukan guru dalam pembelajaran IPA materi pesawat sederhana untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
mengetahui gambaran awal pembelajaran terdapat kekurangan, anatara lain guru
belum memanfaatkan alat peraga dengan optimal, dan siswa kurang aktif dalam
pembelajaran. Keaktifan belajar siswa dapat diukur atau dinilai dengan lembar
observasi (lampiran 16). Analisis hasil evaluasi dari tes awal siswa belum ada
siswa yang aktif dalam pembelajaran peneliti, sedangkan indikator keberhasilan
80%. Dari analisis data keaktifan tersebut, maka diadakan tindakan lanjut untuk
meningkatkan keaktifan belajar siswa.
Dapat disimpulkan bahwa penguasaan materi pesawat sederhana oleh
siswa kelas V SDN 2 Kramat masih kurang karena kebanyakan siswa belum
paham tentang beberapa indikator belajar materi pesawat sederhana. Berdasarkan
kenyataan tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian tindakan kelas dengan
menggunakan metode eksperimen dalam pembelajaran materi mengidentifikasi
pesawat sederhana.
C. Deskripsi Penelitian
Siklus I
Tindakan siklus I dilaksanakan selama I minggu. Penelitian ini
dilakukan dengan menggunakan metode Penelitian Tindakan Kelas yang terdiri
dari siklus-siklus, setiap siklus terdiri 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakuakan
sebagai berikut:
a. Tahap Perencanaan Tindakan
Kegiatan perencanaan tindakan 1 dilaksanakan pada hari senin tanggal
7 Maret 2011 diruang guru SD Negeri 2 Kramat, peneliti membuat rancangan
tindakan yang akan dilaksanakan dalam penelitian ini. Pelaksanaan tindakan
pada siklus I akan dilakukan 2 pertemuan yaitu pada hari rabu, 9 Maret 2011
dan pada hari jumat 11 Maret 2011. Berdasarkan hasil survai dan pengamatan
peneliti pada penelitian bahwa siswa kurang bersemangat dalam
pembelajaran. Dalam kesempatan ini peneliti akan merencanakan
pembelajaran IPA pada pokok bahasan pesawat sederhana dengan
menggunakan metode eksperimen yang pelaksanaan tindakan pada siklus I
dilaksanakan 2 pertemuan dengan alokasi waktu (3X35 menit). Dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
berpedoman pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD Tahun 2006
kelas V, peneliti melakukan langkah-langkah perencanaan pembelajaran
sebagai berikut: Mempelajari dan memilih KTSP SD dan Silabus Kelas V
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya, gerak,
dan energi serta fungsinya.
Kompetensi Dasar : 5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang
dapat membuat pekerjaan menjadi lebih
mudah dan cepat.
Indikator : 5.2.1 Mengidentifikasi berbagai jenis pesawat
Sederhana, misal: pengungkit, bidang
miring katrol, dan roda.
5.2.2 Menggolongkan berbagai alat rumah
tangga sebagai pengungkit, bidang miring,
katrol,roda.
5.2.3 Mengidentifikasi kegiatan yang
menggunakan pesawat sederhana.
5.2.4 Mendemonstrasikan cara menggunakan
pesawat Sederhana.
1) Tindakan Siklus I
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen sesuai dengan rencana pembelajaran
yang telah disusun. Pembelajaran yang telah disusun pada siklus I dengan
menggunakan media atau alat-alat pada kehidupan sehari-hari yang
berprinsip pada pesawat sederhana.
a) Pertemuan Pertama
Pada pertemuan pertemuan dilaksanakan pada hari rabu 9 Maret
2011 materi tentang mengidentifikasi berbagai jenis pesawat
sederhana, misal pengukit, bidang miring, katrol, roda. Sebagai
kegiatan awal dimulai dengan salam dan dilanjut dengan apersepsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
atau tanya jawab tentang alat –alat yang sering digunakan dalam
kehidupan sehari-hari. Guru juga menyampaikan tujuan yang akan
dicapai pada pembelajaran ini. Pada pertemuan ini siswa bersama
guru menggunakan suatu alat kemudian mengidentifikasi alat
tersebut digolongkan dalam pesawat sederhana jenis pengukit, bidang
miring, katrol dan roda. Bersama kelompok siswa melakukan
pembelajaran sesuai yang diperintahkan guru. Pada saat melakukan
eksperimen guru sambil menerangkan tentang materi yang sedang
dipelajari. Semua siswa dilibatkan dalam kegiatan eksperimen agar
mereka dapat mengalami langsung apa yang sedang mereka pelajari
sehingga akan lebih bermakna.jika sudah selesai maka perwakilan
kelompok mempresentasikan hasil diskusi di depan kelas sedangkan
kelompok lain menanggapi, dan menambah jika ada yang kurang
lengkap. Setelah itu guru memberikan kesempatan pada siswa untuk
menanyakan hal–hal yang mereka belum paham. Sebagai tindak
lanjut, pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi
pembelajaran guru memberikan penekanan pada materi yang
dianggap penting serta memberi tugas agar para siswa mencari alat-
alat yang mereka temui dilingkungan sekitar yang menggunakan
prinsip kerja pesawat sederhana.
b) Pertemuan kedua
Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat 11 Maret
2011 pada materi tentang mengidentifikasi alat-alat sehari-hari yang
menggunakan prinsip kerja pesawat sederhana. Pada pertemuan
kedua ini guru telah menyidiakan peralatan sehari- hari yang akan
diidentifikasi. Siswa dibagi menjadi 5 kelompok, masing- masing
kelompok terdiri dari 5 orang masing-masing kelompok diberi tugas
untuk mengidentifikasi peralatan sudah dipersiapkan oleh guru.
Setelah selasai diskusi, perwakilan dari masing-masing kelompok
membacakan hasil pengamatannya didepan kelas. Maka kelompok
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
yang lain memperhatikan serta memberikan masukan bagi kelompok
yang sedang maju. Guru memberikan penilaian pada kegiatan ini,
selain itu guru juga memberikan reward, seperti tepuk tangan, ucapan
bagus, kepada siswa agar mereka lebih bersemangat dalam mengikuti
pelajaran. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pesan agar anak-
anak rajin belajar dan berlatih, di akhir pembelajaran guru bersama
siswa menyimpulkan materi pembelajaran.
c) Observasi atau pengamatan
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung.
Guru terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Observasi dilakukan dengan menggunakan lembar
pedoman observasi siswa dan lembar observasi guru, yang berisi
pernyataan mengenai perilaku siswa dan perilaku guru selama
pembelajaran berlangsung. Observasi ini dilakukan agar memperoleh
data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran dengan
menggunakan metode eksperimen dengan tingkat keaktifan siswa
dalam pembelajaran IPA pokok bahasan pesawat sederhana serta
partisipasi guru untuk meningkatkan keaktifan siswa tersebut.
(1) Hasil observasi bagi guru
Dari data observasi dalam siklus1 selama 2 pertemuan diperoleh
hasil observasi sebagai berikut (lampiran 14.)
(a) Penampilan guru sudah baik
(b) Cara menyampaikan materi sudah baik.
(c) Cara menggunakan alat dan media pelajaran guru
terampildan baik tapi siswa belum dilibatkan.
(d) Kelas yang dikelolanya dengan baik
(e) Cara merespon pertanyaan dan pendapat siswa cukup
(f) Memberi pujian dan pernyataan keberhasilan siswa cukup
karena kurang merata.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
(g) Interaksi dengan siswa cukup
(h) Sudah memotivasi siswa
(i) Memberi bimbingan individu atau kelompok cukup
(j) Pengelolaan waktu cukup
(2) Hasil observasi keakifan dan kesungguhan belajar bagi siswa
Dari data observasi pada siklus I pertemuan I diperoleh data
keaktifan sebagai berikut:
(a) Kurangnya antusiasme siswa terhadap pembelajaran.
(b) Siswa kurang merespon pertanyaan dari guru.
(c) Kurang aktifnya siswa dalam pembelajaran.
(d) Siswa kurang aktif mengemukakan pendapat
(e) Belum ada kerjasama dalam diskusi kelompok.
Tabel 3. keaktifan belajar siswa siklus I pertemuan I
NO Kriteria Keaktifan
Siswa Frekuensi Prosentase
1 Sangat Aktif 0 0%
2 Aktif 10 40%
3 Sedang 0 0%
4 Tidak Aktif 15 60%
5 Sangat Tidak Aktif 0 0%
Rata- Rata Kelas 12,36
Berdasarkan tabel 3 sesuai pada lampiran 17 frekuensi belajar IPA Pesawat
Sederhana siklus I pertemuan I dapat dilihat dari dari grafik pada gambar 9
sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Gambar 9 Grafik keaktifan Siklus I pertemuan I
Hasil keaktifan belajar siswa pada tabel 3 Sesuai dengan lampiran 17
pada siklus I pertemuan I.
Pada siklus I pertemuan II diperoleh data keaktifan sebagai berikut:
a) Antusias siswa sudah ada peningkatan dibanding pertemuan
pertama.
b) Siswa sudah mulai berani mengemukakan pendapat.
c) Dalam kegiatan pembelajaran keaktifan siswa sudah meningkat.
d) Adanya kerja kelompok dalam diskusi
e) Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas individu
maupun kelompok.
sangat aktif aktifsedang
tidak aktifsangat
tidak aktif
0
10
0
15
0
0%
40%
0%
60%
0%
Hasil Keaktifan Belajar Siswa Siklus I pertemuan I
frekuensi prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Tabel 4 Keaktifan belajar siswa siklus I pertemuan II
No Kriteria keaktifan Frekuensi Prosentase
1 Sangat Aktif 0 0%
2 Aktif 12 48%
3 Sedang 0 0%
4 Tidak Aktif 13 52%
5 Sangat Tidak Aktif 0 0%
Rata- rata skor kelas 13,08
Berdasarkan tabel 4 Sesuai lampiran 18 frekuensi belajar keaktifan IPA pesawat
sederhana Siklus I pertemuan II dapat dilihat pada grafik 10 sebagai berikut:
Gambar 10 grafik keaktifan siklus I pertemuan I
Keaktifan belajar siswa pada tabel 4 diatas sesuai dengan
lampiran18: Pada siklus I selama 2 pertemuan mengalami peningkatan
pada pertemuan pertama keaktifan belajar 40 % atau 10 siswa dan pada
pertemuan II mengalami peningkatan yaitu 48% atau 12 siswa.
sangataktif
aktifsedang
tidak aktifsangat
tidak aktif
0
12
0
13
0
0%
48%
0%
52%
0%
Keaktifan Belajar Siswa Siklus I pertemuan II
frekuensi prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
Dari hasil observasi keaktifan belajar pada siklus I pertemuan I dan
pertemuan II diperoleh rata- rata sebagai berikut: diperoleh data keaktifan
rata-rata sebagai berikut (lampiran 19.)
a) Perhatian siswa sudah baikdalam memperhatikan pelajaran yang
disampaikan oleh guru tapi masih perlu ditingkatkan.
b) Perhatian, minat dan merespon pertanyaan guru meningkat.
c) Siswa aktif mengemukakan pendapat dalam pembelajaran.
d) Siswa menunjukan peningkatan kerjasama, berinisiatif dalam
kelompok.
e) Siswa dengan sungguh-sungguh mengerjakan tugas, baik individu
maupun kelompok
Tabel 5 Rata- rata Keaktifan belajar siswa siklus I
No Kriteria Keaktifan Frekuensi Prosentase
1 Sangat Aktif 0 0%
2 Aktif 11 44%
3 Sedang 0 0%
4 Tidak Aktif 14 56%
5 Sangat Tidak Aktif 0 0%
Rata-rata skor kelas 25,44
Berdasarkan tabel 5 Sesuai lampiran 19 frekuensi rata-rata keaktifan IPA
Pesawat Sederhana Siklus I dapat dilihat grafik pada gambar 11 .Sebagai
berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
Gambar 11 Rata-Rata Keaktifan Siklus I
Hasil keaktifan belajar siswa pada tabel 5 diatas sesuai lampiran 19. pada
siklus I pertemuan II mengalami peningkatanyaitu pada siklus I pertemuan I siswa
yang aktif sebanyak 11 orang atau 44% sedangkan yang tidak aktif 14 siswa atau
56%. Keaktifan belajar siswa pada tabel 7. Diatas sesuai dengan lampiran 12:
pada siklus I selama 2 pertemuan mengalami peningkatan pada pertemuan
pertama keaktifan belajar 56% atau 14 siswa dan pada pertemuan 2 mengalami
peningkatan yaitu 64% atau 16 siswa.
Dari hasil observasi keaktifan belajar pada siklus I pertemuan I dan
pertemuan II diperoleh rata- rata sebagai berikut: diperoleh data keaktifan rata-
rata sebagai berikut (lampiran 19)
a) Perhatian siswa sudah baik dalam memperhatikan pelajaran yang
disampaikan oleh guru tapi masih perlu ditingkatkan.
b) Perhatian, minat dan merespon pertanyaan guru meningkat.
c) Siswa aktif mengemukakan pendapat dalam pembelajaran.
d) Siswa menunjukan peningkatan kerjasama, berinisiatif dalam
kelompok.
e) Siswa dengan sungguh-sungguh mengerjakan tugas, baik individu
maupun kelompok.
sangataktif
aktifsedang
tidak aktifsangat
tidak aktif
0
11
0
14
0
0%
44%
0%
56%
0%
Rata-rata Keaktifan Siklus I frekuensi prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
(3) Hasil angket siswa
Angket siswa diberikan setelah akhir siklus I. Hasil dari
pengamatan terhadap keaktifan siswa melalui angket untuk menentukan
tingkat keberhasilan penelitan yang berkaitan dengan keaktifan dan
ketertarikan siswa terhadap IPA. Hasil angket mengenai keaktifan siswa
dalam pembelajaran terdapat pada lampiran 25. Dari data yang diperoleh
diketahui bahwa siswa yang tertarik IPA, sebanyak 60% atau 15 siswa
(memberikan positif sesuai yang diharapkan) berada di kategori sedang,
tetapi belum sesuai harapan yaitu lebih dari atau sama dengan 74%.
Indikator yang sudah berhasil pada siklus I adalah indicator yang
memiliki tingkat keaktifan siswa diatas 74%. Sedangkan yang belum
berhasil adalah indikator yang memiliki tingkat keaktifan siswa dibawah
74%. Kelemahan yang terdapat pada siklus I yaitu adanya beberapa
kelompok yang kurang akrab atau kurang rukun dengan teman
sekelompok, sehingga hal ini dapat menimbulkan ketidak-tercapaian
indikator yang diharapkan. Guru perlu menindak lanjuti permasalahan di
siklus I tersebut pada siklus II dengan cara guru memberi motivasi
berupa nilai tambahan bagi kelompok terbaik atau yang paling kompak.
(4) Refleksi
Setelah dilakukan tindakan dan observasi, peneliti melakukan
analisis data terhadap hasil observasi, keaktifan belajar, angket yang telah
dilakukan. Analisis ini bertujuan untuk mengetahui kelebihan dan
kekurangan dalam proses pembelajaran siklus I, kelebihan dan
kekurangan metode eksperimen, dan tindakan yang dilakukan oleh
siswaselama proses pembelajaran.
Dari hasil penelitian pada siklus I, maka peneliti mengulas
masih ada siswa yang belum aktif, keaktifan siswa belum mencapai
target minimal.Maka peneliti menindak lanjuti siklus II.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
49
Siklus II
1) Tindakan Siklus II
a Perencanaan
Berdasarkan refleksi pada siklus I, karena hasil yang dicapai belum
memenuhi target, maka peneliti sebagai pengelola pembelajaran, sekali lagi
mempersiapkan segala perangkat yang dibutuhkan dalam proses
pembelajaran. Dalam tahap perencanaan siklus ke II ini, peneliti membuat
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) lengkap dengan lembar kerja
Kelompok, lembar observasi peserta didik, lembar observasi guru dan media
pembelajaran. Kegiatan perencanaan tindakan II dilaksanakan pada hari
Rabu, 16 Maret 2011 Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan
dalam 2 pertemuan (alokasi waktu 3X35 Menit). Untuk mengatasi berbagai
kekurangan yang ada pada siklus I upaya yang dilakukan guru adalah
sebagai berikut:
1) Guru sebaiknya memberikan dorongan dan motivasi kepada siswa agar
mereka berminat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
2) Guru sebaiknya memberi metode pembelajaran yang tepat, yang dapat
menyenangkan siswa sehingga lebih aktif, kreatif dan inovatif.
Mengingat hasil analisis terhadap kemampuan siswa tentang
pesawat sederhana pada siklus I masih ada sebagian yang belum
menunjukkan hasil yang maksimal. Dengan berpedoman pada kurikulum
KTSP 2006 Kelas V peneliti melakukan langkah- langkah perencanaan
pembelajaran tentang pesawat sederhana dengan menggunakan metode
eksperimen dengan media alam sekitar dalam kehidupan sehari-hari yaitu
memanfaatkan peralatan yang ada di lingkungan sekitar sebagai media,
misalnya: gunting, pisau, pembuka botol, palu, paku ukir, timba, kerekan
bendera dll. Adapun perencanaan sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
50
Standar Kompetensi : 5. Memahami hubungan antara gaya,
gerak, energi serta fungsinya.
Kompetensi Dasar : 5.2 Menjelaskan pesawat sederhanayang
dapat membuat pekerjaan lebih
mudahdan cepat.
Indikator : 5.2.1 Mengidentifikasi berbagai jenis
pesawat sederhana, misal: pengukit,
bidang Miring, katrol, roda.
5.2.2 Menggolongkan berbagai alat rumah
Tangga sebagai pengungkit, bidang
Miring, katrol, roda.
5.2.3 Mengidentifikasi kegiatan yang
Menggunakan pesawat sederhana.
5.2.4 Mendemonstrasikan cara menggunakan
Pesawat sederhana.
b Pelaksanaan Tindakan
Dalam tahap ini guru menerapkan pembelajaran dengan menggunakan
media pesawat sederhana yang sering digunakan dalam kehidupan sehari-hari
sesuai dengan rencana pembelajaran yang akan dilaksanakan 2 kali pertemuan.
1) Pertemuan Pertama
Dalam pertemuan pertama dilaksanakan pada hari rabu, 16
Maret 2011 dengan materi pesawat sederhana yaitu menggolongkan
berbagai alat rumah tangga kedalam jenis pesawat sederhana serta
mengidentifikasi kegiatan yang menggunakan prinsip pesawat sederhana.
Sebagai kegiatan awal guru mengulang materi pada pertemuan
sebelumnya dan melakukan tanya jawab yang masih berhubungan
dengan materi yang dipelajari. Selain itu guru juga menyampaikan tujuan
pembelajaran yang akan dicapai pada kesempatan ini. Untuk
memperdalam penguasaan materi siswa secara berkelompok berdiskusi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
51
tentang menggolongkan peralatan rumah tangga yang sudah mereka
siapkan, mereka membuat sebuah laporan hasil pengamatan untuk
merangsang otak siswa dan membantu memahami materi sesuai indikator
yang sudah ditetapkan. Jika sudah selesai perwakilan dari masing-masing
kelompok membacakan hasil diskusinya didepan kelas sedangkan
kelompok lain mengamati dan menambah jika masih ada kekurangan,
Guru memberikan penilaian terhadap proses pelaksananaan diskusi mulai
dari awal hingga akhir. Kegiatan selanjutnya guru melakukan refleksi
dengan memberikan kesempatan kepada siswa untuk bertanya apabila
ada materi yang mereka belum paham. Pada akhir kegiatan guru
menyimpulkan dan memberi pemantapan tentang materi yang telah
dipelajari.
2) Pertemuan Kedua
Pada pertemuan kedua dilaksanakan pada hari jumat, tanggal 18
Maret 2011 dengan materi mengidentifikasi kegiatan sehari-hari yang
menggunakan prinsip pesawat sederhana. Sebagai awal kegiatan guru
mengadakan tanya jawab tentang materi pada pertemuan yang lalu.
Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang rencana kegiatan yang
akan dilakukan pada kesempatan ini. Guru membimbing siswa untuk
membuat kelompok, kemudian siswa melakukan percobaan cara kerja
pesawat sederhana contoh: cara kerja timbangan, jungkat-jungkit,
gunting, katrol, bidang miring, dan roda berporos. Guru mengawasi
kegiatan sambil menilai proses pembelajaran yang berlangsung. Setelah
pengamatan selesai semua siswa kembali ke masing-masing tempat
duduk untuk membahas percobaan yang telah dilakukan siswa.
Perwakilan kelompok maju ke depan kelas untuk menyampaikan hasil
percobaan atau hasil diskusi sedangkan kelompok lain memperhatikan
serta member tanggapan. Guru memberikan reward berupa tepuk tangan
pada siswa yang telah menyampaikan hasil percobaan mereka. Kegiatan
selanjutnya guru memberikan kesempatan bertanya untuk menanyakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
52
hal-hal yang belum paham dan guru bersama siswa menyimpulkan materi
yang telah dipelajri. Sebagai tindak lanjut guru memberikan pekerjaan
rumah, agar siswa mau belajar. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran,
Instrumen, data, foto pada siklus II (lampiran 27).
c. Pengamatan atau Observasi
Observasi dilakukan pada saat proses pembelajaran berlangsung. Guru
terlibat langsung dalam kegiatan pembelajaran sampai akhir pembelajaran.
Observasi dilakukan dengan menggunakan pedoman observasi siswa yang
berisi pernyataan mengenai perilaku siswa selama pembelajaran berlangsung.
Observasi ini dilakukan agar memperoleh data mengenai kesesuaian
pelaksanaan pembelajaran melalui metode eksperimen dengan tingkat
keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA pokok bahasan pesawat sederhana
serta partisipasi guru untuk meningkatkan keaktifan siswa tersebut
1) Hasil observasi guru
Dari hasil observasi akhir siklus II dapat dilihat aktifitas guru
sebagai berikut: (lampiran 15).
a) Penampilan guru didepan kelas sangat baik
b) Cara penyampaian materi pelajaran sangat baik.
c) Cara penggunaan alat peraga sudah baik
d) Cara pengelolaan kelas baik
e) Cara merespon pertanyaan dan pendapat siswa sangat baik.
f) Memberi reward dengan baik.
g) Adanya interaksi dengan siswa
h) Memotivasi siswa sangat baik.
i) Memberi bimbingan individu sangat baik
j) Pengelolaan waktu dengan baik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
53
2) Hasil observasi keaktifan dan kesungguhan belajar siswa
Dari data observasi pada siklus 2 pertemuan I diperoleh data
keaktifan sebagai berikut:
a) Antusias siswa terhadap pembelajaran sudah baik.
b) Siswa merespon pertanyaan dari guru dengan baik.
c) Siswa sudah aktif dalam pembelajaran.
d) Siswa aktif mengemukakan pendapat dan pertanyaan.
e) Siswa menunjukkan kerjasama, berinisiatif dalam diskusi
kelompok.
Tabel 6 keaktifan belajar siswa siklus 2 pertemuan I
NO Kriteria Keaktifan
Siswa Frekuensi Prosentase
1 Sangat Aktif 0 0%
2 Aktif 15 60%
3 Sedang 3 12%
4 Tidak Aktif 7 28%
5 Sangat Tidak Aktif 0 0%
Rata- Rata kelas 15,44
Berdasarkan table 6 sesuai lampiran 20 frekuensi belajar keaktifan
IPA Pesawat sederhana pada siklus II pertemuan I dapat dilihat grafik
pada gambar 12 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
54
Gambar 12. grafik keaktifan siklus II pertemuan I
Pada siklus 2 pertemuan II diperoleh data keaktifan sebagai
berikut:
a) Antusias siswa sudah ada peningkatan dibanding siklus pertama.
b) Siswa sudah mulai berani mengemukakan pendapat.
c) Dalam kegiatan pembelajaran keaktifan siswa meningkat.
d) Adanya kerja kelompok dalam diskusi dengan baik
e) Secara sungguh-sungguh siswa mengerjakan tugas individu
maupun kelompok.
Tabel 7 Keaktifan belajar siswa siklus 2 pertemuan II
No Kriteria keaktifan Frekuensi Prosentase
1 Sangat Aktif 6 24%
2 Aktif 17 68%
3 Sedang 2 0%
4 Tidak Aktif 0 8 %
5 Sangat Tidak Aktif 0 0%
Rata- rata kelas 19,52
sangataktif
aktifsedang
tidak aktifsangat
tidak aktif
0
15
3 7
0
0%
60%
12% 28%
0%
Hasil Keaktifan Belajar Siklus II Pertemuan I
frekuensi prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
55
Berdasaran tabel 7 frekuensi keaktifan belajar IPA Pesawat
sederhana siklus II pertemuan II dapat dilihat grafik pada gambar
13.sebagai berikut :
Gambar 13. grafik keaktifan siklus II pertemuan II
Keaktifan belajar siswa pada tabel 7 diatas sesuai dengan lampiran
21.pada siklus 2 selama 2 pertemuan mengalami peningkatan yang sangat
tinggi pada pertemuan pertama keaktifan belajar 60 % atau 15 siswa dan
pada pertemuan 2 mengalami peningkatan yaitu 92%atau 23 siswa.
Dari hasil observasi keaktifan belajar pada siklus 2 pertemuan I dan
pertemuan II diperoleh rata- rata sebagai berikut:
Tabel 8 Rata- Rata Keaktifan Belajar Siswa Siklus 2
No Kriteria Keaktifan Frekuensi Prosentase
1 Sangat Aktif 4 16%
2 Aktif 16 64%
3 Sedang 5 20%
4 Tidak Aktif 0 0%
5 Sangat Tidak Aktif 0 0%
Rata-rata kelas 71,64
sangataktif
aktifsedang
tidak aktifsangat
tidak aktif
6 17 2
0 0
24%
68%
8% 0%
0%
Hasil Keaktifan Siklus II pertemuan II
frekuensi prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
56
Berdasarkan table 8 sesuai lampiran 22 frekuensi rata-rata
keaktifan belajar IPA pesawat sederhana Siklus II dapat dilihat grafik
pada gambar 14 sebagai berikut:
Gambar 14 Rata-rata Hasil Keaktifan Siklus II
d. Hasil Angket Siswa
Angket siswa diberikan setelah akhir siklus II.Hasil
pengamatan terhadap keaktifan siswa melalui angket untuk
menentukan tingkat keberhasilan penelitian yang berkaitan
dengan keaktifan dan ketertarikan siswa terhadap IPA. Data hasil
angket mengenai keaktifan siswa dalam pembelajaran
selengkapnya terdapat pada lampiran 26. Dari data yang
diperoleh diketahui bahwa siswa yang tertarik IPA, sebanyak
88% atau 22 siswa (memberi jawaban positif sesuai harapan
peneliti), berada pada kategori sangat baik, karena sudah sesuai
harapan yaitu lebih dari 80% atau sama dengan 80%.
e. Refleksi
Setelah dilaksanakan tindakan dan observasi, penulis melakukan
analisis data terhadap hasil observasi, hasil belajar, angket yang telah
dilakukan. Dapat diketahui tingkat keaktifan siswa pada siklus 2.
sangataktif
aktifsedang
tidak aktifsangat
tidak aktif
4
16
5
0 0
16%
64%
20%
28% 0%
Rata-rata Hasil Keaktifan Siklus II
frekuensi prosentase
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
57
D. Deskripsi Hasil Pembahasan
Berdasarkan analisis data tingkat keaktifan siswa, merefleksikan bahwa
pembelajaran IPA melalui metode eksperimen dinyatakan berhasil karena secara
klasikal telah menunjukkan peningkatan keaktifan siswa kelas V dalam
pembelajaran pesawat sederhana IPA. Peningkatan keaktifan tersebut tercapai
secara bertahap. Dimulai dari pelaksanaan siklus 1 pertemuan pertama ternyata
tingkat keaktifan siswa berdasarkan observasi terhadap siswa mencapai 40%
Sehingga belum mencapai target minimalnya. Kemudian pada pertemuan yang
ke-2 mencapai 48%, tingkat keaktifannya juga belum mencapai target
minimalnya. Data dari angket siswa diketahui bahwa siswa yang tertarik pada
IPA, sebanyak 60% atau 15 siswa (memberikan jawaban positif sesuai harapan)
dan berada pada kategori sedang. Hasil observasi terhadap guru pada siklus I
pertemuan I mencapai skor 47 dengan prosentase 73% sedangkan pada pertemuan
kedua mencapai sekor 50 dengan prosentasi 78,1%. Maka dapat dikatakan
kemampuan guru dalam pengelolaan pembelajaran sudah baik namun juga masih
terdapat kekurangan. Aktivitas siswa secara fisik pada siklus I sudah mulai
terlihat, namun aktivitas secara mental belum nampak jelas. Aktivitas siswa secara
mental tersebut adalah siswa yang berani mengajukan pertanyaan, dan siswa yang
berani bekerja sama dengan kelompoknya. Hal ini menjadi hambatan pada siklus I
yang dapat menimbulkan ketidaktercapaian indikator yang sudah ditentukan.
Sedangkan aktifitas siswa secara fisik yang sudah mulai terlihat menonjol adalah
siswa yang menunjukkan kesiapan dan sudah dapat terlibat dalam pembelajaran
metode eksperimen, siswa yang merespon penjelasan guru dan mengerjakan
setiap soal dibuku tulis. Keadaan tersebut menunjukkan belum ada keserasian
antara aktivitas fisik dengan aktifitas mental, sehingga keaktifan siswa pada siklus
I belum mencapai target minimal indikator keberhasilan yaitu lebih dari atau sama
dengan 80%. Harus ada keseimbangan antara kedua aktivitas tersebut.
Tingkat keaktifan siswa berdasarkan observasi terhadap siswa pada
siklus II tampak semakin meningkat yaitu pada pertemuan ke-I sudah mencapai
76% dan pada pertemuan yang ke-2 meningkat menjadi 92%. Sehingga tingkat
keaktifan dua pertemuan pada siklus II dan jika dira-rata 84% sudah melebihi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
58
target minimalnya. Dari data angket yang diperoleh diketahui bahwa siswa yang
tertarik IPA, sebanyak 88% atau 22 siswa. (memberi jawaban positif sesuai
harapan peneliti), berada kategori sangat baik. Hasil observasi terhadap guru pada
siklus II pertemuan ke-I mencapai 54 skor dengan prosentase 84% sedangkan
pada pertemuan ke-II mencapai skor 58 dengan prosentase 90,8 %. Pembelajaran
pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I, maka kinerja guru dalam
pengelolaan pembelajaran sudah semakin meningkat.
Keaktifan siswa di siklus II sudah meningkat dibanding dengan keaktifan
siswa siklus I. Peningkatan ini disebabkan karena guru menggunakan metode
eksperimen dalam pembelajaran IPA pesawat sederhana, sehingga siswa lebih
termotivasi untuk aktif dalam pembelajaran.
Dengan demikian hipotesis tindakandan indikator kinerja sudah dapat
dicapai, maka tidak perlu dilanjutkan pada siklus berikutnya. Keaktifan siswa
pada siklus II sudah meningkat dibanding denagn keaktifan siswa pada siklus I.
Keadaan tersebut jika dikaitkan dengan data di lapangan ternyata sudah sesuai
indikator yang sudah ditentukan.
Melalui keseluruhan tindakan atau siklus yang telah dilaksanakan dapat
disimpulkan bahwa dengan penggunaan metode eksperimen dapat meningkatkan
keaktifan belajar siswa.Hal ini terlihat jelas dengan adanya peningkatan jumlah
skor keaktifan siswa yang dicapai dari siklus ke siklus secara kelompok. Dengan
demikian dapat dibuat suatu rekomendasi bahwa terjadi peningkatan keaktifan
siswa dalam pembelajaran IPA dengan menggunakan metode eksperimen pada
siswa kelas V SDN 2 Kramat Tahun Ajaran 2011.
Indikator keberhasilan penggunaan metode eksperimen antara lain:
1) Pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
berlangsung, siswa terlihat lebih bersemangat, lebih aktif tidak bosan
dan tidak mengantuk.
2) Pada saat pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen
siswa dapat lebih bekerja sama dengan temannya.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
59
3) Dengan penerapan metode eksperimen siswa lebih aktif dan berani
mengungkapkan pendapatnya dan tidak ragu-ragu lagi dalam bertanya
atau mengungkapkan ide.
4) Adanya peningkatan keaktifan dan prestasi belajar siswa yang dapat
dilihat dari lembar observasi yang mengalami kenaikan pada setiap
siklusnya.
Dengan demikian, peneliti menilai bahwa penelitian ini sudah cukup dan
tidak perlu dilanjutkan pada siklus selanjutnya, hal ini atas pertimbangan bahwa
dari siklus II sudah meningkat. Selain itu, dari hasil diskusi dengan teman-teman
sejawat dan guru mata pelajaran yang bersangkutan maka penelitian tindakan
kelas ini hanya sampai pada siklus II. Analisis hasil penelitian berdasarkan
pelaksanaan tindakan kelas, observasi siswa dalam hal kesungguhan keaktifan
belajar siswa mata pelajaran IPA Pesawat Sederhana.
Tabel 9 perbandingan rata-rata hasil observasi keaktifan
Kriteria keaktifan Pra siklus Siklus I Siklus II
Frekuensi prosentase frekuensi prosentase frekuensi Prosentase
Sangat aktif 0 0% 0 0% 4 16%
Aktif 0 0% 11 44% 16 64%
Sedang 3 12% 0 0% 5 20%
Tidak aktif 22 88% 14 56% 0 0%
Sangat tidak aktif 0 0% 0 0% 0 0%
Berdasarkan tabel 9 rata-rata keaktifan belajar IPA pesawat sederhana
pada pra siklus, siklus I, siklus II mengalami peningkatan dapat dilihat grafik pada
gambar 15 sebagai berikut:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
60
Gambar 15. Grafik perkembangan nilai keakifan siswa pra siklus, siklus I, siklus II
Dari hasil rata-rata observasi keaktifan mengalami peningkatan dari pra
siklus siswa yang sangat aktif 0% atau 0 siswa , aktif 0% atau 0 siswa, sedang 12
12 % atau 3 siswa, tidak aktif 88% atau 22 siswa,dan siswa yang sangat tidak
aktif 0% atau 0 siswa. Pada siklus I siswa yang sangat aktif 0, aktif 11, sedang 0,
tidak aktif 14 siswa dan yang sangat tidak aktif 0. Pada siklus II siswa yang
sangat aktif 16% atau 4 siswa, aktif 64% atau 16 siswa yang aktif, sedang 20%
atau 5 siswa, tidak aktif 0% atau tidak ada siswa yang tidak aktif bahkan sangat
tidak aktif
Sangat aktifAktif
SedangTidak aktif
Sangat tidakaktif
0 0
3
22
0
0
11
0
14
0
4
16
5
0 0
Perbandingan Rata- rata hasil keaktifan Siswa
pra siklus siklus I siklus II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
61
BAB V
SIMPULAN DAN APLIKASI SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas yang telah dilaksanakan
dalam dua siklus penerapan metode eksperimen dengan media alat-alat rumah
tangga yang menggunakan cara kerja pesawat sederhana dalam pembelajaran
pesawat sederhana IPA pada kelas V SDN 2 Kramat Penawangan – Purwodadi
dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Penggunaan Metode Eksperimen pembahasan pada bab IV dibuat kesimpulan
pada pembelajaran IPA materi mengidentifikasi pesawat sederhana dapat
meningkatkan keaktifan peserta didik kelas V SD Kramat 2 Penawangan-
Purwodadi tahun ajaran 2011. Pengamat pada aspek keaktifan peserta didik
pada saat pembelajaran diperoleh hasil sebagai berikut: Pada pra siklus siswa
yang aktif 0 atau 0%, siklus I pertemuan I, Peserta didik yang aktif sebanyak
10 siswa atau 40%. Dan pada pertemuan ke -2 yang aktif sebanyak 12 siswa
yaitu 48%, jika dirata-rata menjadi 44%. Namun pada siklus II terjadi
peningkatan keaktifan yaitu pada siklus II pertemuan ke-I yang aktif 17 siswa
yaitu 68 %. Dan pada siklus II pertemuan ke-II keaktifan meningkat yaitu
siswa yang aktif 23 siswa dan 92 % jika dirata- rata 80%. Maka mengalami
peningkatan 84 %. Dan pada keaktifan mengemukakan pendapat pada pra
siklus siswa tidak ada yang berani mengemukakan pendapat,dan yang ragu-
ragu mengemukakan pendapat sebanyak 10 siswa atau 40 %,sedangkan yang
tidak berani mengemukakan pendapat sebanyak 11 siswa atau 44%, dan yang
sangat tidak berani mengemukakan pendapat 4 siswa atau 12%. sedangkan
pada siklus I pertemuan I siswa yang berani mengemukakan pendapat 3 siswa
atau 12%, dan yang tidak berani mengemukakan pendapat 22 siswa atau 88%.
Dan pada pertemuan kedua siswa yang berani mengemukakan pendapat 5
siswa atau 20% yang menjawab malu-malu atau sedang sebanyak 8 siswa
atau 32%, sedangkan yang tidak berani mengemukakan pendapat 12 siswa
atau 48%. Jadi rata-rata keaktifan mengemukakan pendapat pada siklus I
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
62
yang berani mengemukakan pendapat 4 siswa atau 16%, yang malu malu atau
sedang 4 atau 16%, dan yang pasif atau tidak berpendapat 17 atau 68%.
Sedangkan pada siklus II pertemuan I yang berani mengamukakan pendapat
sebanyak 21 siswa atau 84%, yang malu malu atau sedang 4 atau 16%, dan
pada siklus II pertemuan II siswa yang berani mengamukakan pendapat
sebanyak 23 siswa atau 92%, yang malu malu mengemukakan pendapat
sebanyak 2 siswa atau 8%. Jadi pada siklus II keaktifan keberanian siswa
mengemukakan pendapat diperoleh rata-rata: siswa yang berani
mengemukakan pendapat 22 siswa atau 88%, dan yang malu atau ragu-ragu
mengemukakan pendapat sebanyak 3 siswa atau 12%. Dengan demikian
dapat dibuat suatu kesimpulan bahwa ketika dalam pembelajaran IPA
digunakan metode eksperimen maka keaktifan siswa kelas V SD Negeri 2
Kramat dapat meningkat.
2. Penelitian ini dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA
dengan menggunakan metode eksperimen, antara lain:
a. Siswa lebih senang melakukan aktivitas dalam pelajaran IPA dengan
menggunakan metode eksperimen.
b. Siswa lebih aktif bekerja sama dalam kelompok.
c. Siswa lebih aktif melakukan percobaan.
d. Rasa ingin tahu dan keberanian siswa untuk bertanya semakin meningkat.
e. Siswa lebih aktif dalam mengeluarkan pendapat.
f. Siswa lebih memperhatikan penjelasan guru.
g. Siswa lebih termotivasi dan tertarik pada pembelajaran IPA dengan
menggunakan metode eksperimen.
3. Terdapat beberapa hambatan yang dihadapi dalam penerapan
Metode eksperimen untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam
pembelajaran IPA, misalnya: adanya beberapa kelompok yang kurang akrab
atau kurang rukun menimbulkan kurang tercapainya indikator yang
diharapkan. Cara mengatasi hambatan penerapannya pendekatan metode
eksperimen untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA
pesawat sederhana pada siswa kelas V SD Negeri 2 Kramat Penawangan-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
63
Purwodadi tahun ajaran 2011. (1) Siswa diberi kebebasan namun dengan
arahan guru dan diberi kebebasan penuh memilih anggota kelompoknya, (2)
guru member motivasi berupa nilai tambahan penghargaan hadiah bagi
kelompok terbaik atau yang paling kompak.
B. IMPLIKASI
Penerapan pembelajaran dan prosedur penilaian didasarkan pada
pembelajaran dengan menggunakan metode eksperimen untuk meningkatkan
keaktifan siswa pada pembelajaran IPA. Prosedur penilaiannya terdiri dari 4
tahapan, yaitu perencanaan tindakan, peleksanaan siklus, obsesvasi, refleksi.
Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang. Sebelum melaksanakan tindakan
disetiap siklus perencanaan. Perencanaan ini selalu memperhatikan setiap
perubahan yang dicapai pada siklus sebelumnya terutama disetiap tindakan yang
dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA. Hal ini didasarkan
pada hasil analisis peningkatkan keaktifan siswa dari pertemuan yang lain dalam
siklus I sampai II.
Berdasarkan kesimpulan bahwa ketika dalam pembelajar IPA digunakan
metode eksperimen maka keaktifan siswa kelas V SD Negeri 2 Kramat dapat
meningkat, serta adanya kriteria temuan dan pembahasan penelitian seperti yang
diuraikan pada bab IV. Oleh karena itu penelitian ini dapat dipergunakan dan
dikembangkan untuk membantu guru dalam menghadapi permasalahan yang
sejenis. Terutama dalam mengatasi masalah peningkatan keaktifan siswa, yang
pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. DI samping itu, perlu
penelitian lebih lanjut tentang upaya guru mempertahankan atau menjaga dan
meningkatkan keaktifan siswa. Di samping itu, perlu penelitian lebih lanjut
tentang upaya guru mempertahankan atau menjaga dan meningkatkan keaktifan
siswa. Adapun kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan penelitian ini harus
diminimalkan, oleh karena itu itu kreatifitas dan keaktifan guru sangat diperlukan
dalam meningkatkan keaktifan siswa pada pembelajaran IPA.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
64
C. SARAN
Berdasarkan hasil penelitian mengenai penggunaan metode eksperimen
untuk meningkatkan keaktifan belajar IPA materi pesawat sederhana pada kelas V
SDN 2 Kramat kecamatan Penawangan- Kabupaten Grobogan tahun ajaran 2011,
maka saran-saran yang diberikan sebagai sumbangan pemikiran untuk
meningkatkan mutu pendidikan pada umumnya dan meningkatkan kompetensi
peserta didik SDN2 Kramat khususnya sebagai berikut:
1. Bagi Siswa
a. Siswa hendaknya ikut berperan aktif dalam proses pembelajaran dengan
menyampaikan idea atau pemikirannya, berani mengerjakan soal dan
berani menyampaikan hasil diskusi, berani bertanya ketika mengalami
kesulitan, dan selalu bekerjasama saat diskusi kelompok, sehingga proses
pembelajaran dapat berjalan dengan lancar.
b. Siswa hendaknya dapat mengaplikasikan kedalam kehidupan sehari-hari
2. Bagi Guru
a. Untuk meningkatkan keaktifan siswa dalam pembelajaran IPA
diharapkan sesekali guru mengunakan metode eksperimen atau
percobaan.
b. Untuk memperoleh jawaban yang tepat sesuai dengan tujuan penelitian
disarankan untuk menggali pendapat atau tanggapan siswa dengan
kalimat yang mengarah pada proses pembelajaran metode eksperimen.
c. Adanya tindak lanjut terhadap penggunaan metode eksperimen pada
materi pesawat sederhana.
3. Bagi Sekolah
Hendaknya sekolah mengupayakan agar para guru selalu
menggunakan metode eksperimen atau percobaan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan untuk dan kemajuan sekolah.
4. Bagi Orang Tua
Peran serta orang tua dalam meningkatkan keaktifan siswa sangat
diperlukan, apapun usaha guru tidak akan berhasil secara optimal apabila tidak
ada bimbingan dari orang tua dirumah dan masukan informasi tentang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
65
kemajuan serta kekurangan siswa yang bersangkutan. Oleh karena peran serta
orang tua sangatlah diperlukan guna menunjang keberhasilan pendidikan
anak, maka kerja sama dan jalinan kekurangan antara orang tua dan sekolah
harus selalu dibina.