skripsi pai 2
TRANSCRIPT
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Secara mikro fungsi pendidikan adalah memelihara dan mengembangkan
fitrah dan daya insan menuju terbentuknya insal kamil (manusia seutuhnya) sesuai
dengan norma Islam atau dengan istilah lain membentuk kepribadian muslim.
Kepribadian muslim inilah tujuan akhir pendidikan Islam. ( Ahmad D Marimba.
1989 : 49)
Untuk membentuk kepribadian muslim tersebut perlu menanamkan nilai-nilai
ajaran Islam kepada anak didik, sehingga mereka dapat memahami menghayati
nilai-nilai ajaran tersebut. Kemudian diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari baik
dalam bentuk ibadah maupun mu’amalah. Karena itu anak sejak dini harus diberi
pendidikan agama supaya tingkah laku sehari-harinya sesuai dengan ajaran agama.
lebih-lebih pada masa remaja yang emosinya masih labil dan tindakannya kadang-
kadang dinilai sebagi tindakan nakal.
Dalam menanggulangi kenakalan remaja ini sering para pendidik
menggunakan pendekatan agama sebagai upaya pemecahannya. Tentunya agama
tersebut perlu dipahami dihayati serta diamalkan nilai-nilai ajarannya.
Dalam pendidikan agama Islam, yang didalamnya mengajar berbagai macam
ilmu , termasuk didalamnya adalah ilmu akhlak yang mengajarkan berbagi cara
bergaul atau hubungan, baik yang berkaitan dengan Tuhan atau sesama mahluk.
Dengan menerima pelajaran ilmu akhlak diharapkan siswa SD Negeri Nyaen 2
2
dapat menjadi manusia yang cerdas, terampil berpengetahuan agama, ber akhlakul
karimah dan akhirnya mampu berprilaku sosial dengan nilai-nilai agama Islam.
Sebagai seorang pendidik yang diberi mandat oleh orang tua ,masyarakat dan
Negara untuk mrendidik anak yang berpedoman pada falsafah bangsa yaitu manusia
berbudi luhur, berakhlak mulia berjiwa sosial, dan mendidik anak dengan
pendidikan agama .sehingga dapat menghasilkan manusia yang beriman, bertaqwa
dan mengabdi pada Allah serta memiliki perilaku sosial yang sesuai dengan nilai-
nilai Islami serta memiliki jiwa pengabdian kepada Allah dan masyarakat
sekitarnya.
Firman Allah dalam surat Adz Dzariyaatr ayat 56 adalah sebagai berikut :
$ tΒ uρ àMø) n= yz £⎯Åg ø:$# }§Ρ M}$# uρ ω Î) Èβρ ߉ç7 ÷è u‹Ï9 ∩∈∉∪
Artinya : “Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan
supaya mereka mengabdi kepada-Ku.”( R.H.A. Soenarjo,
SH, 1978 : 862)
Untuk mencapai tujuan yang tersebut di atas, pendidikan harus mampu
memanfaatkan segala potensi yang ada dalam lingkungan sekolah guna mengatasai
masalah aktifitas sosial keagamaan yang berupa ketidak kepedulian sesama ataupun
pada lingkungannya. Hal ini sering kali nampak sikap pelajar yang sengaja
melakukan kegiatan menyimpang, misalnya melakukan pemogokan ketika ada
kegiatan keagamaan seperti mengikuti ceramah-ceramah/pengajian-pengajian,
berta’ziah dan sebagainya.
3
Berangkat dari hal tersebut di atas, maka penulis tertarik untuk meneliti
masalah “ Pemahaman Keagamaan dengan Aktifitas Sosial Keagamaan Siswa SD
Negeri Nyaen 2 Jabung Pandowoharjo Sleman.”
Untuk membentuk kepribadian muslim siswa perlu menanamkan nilai-nilai
ajaran agama kepadanya, sehingga mereka dapat memahami dan menghayati nilai-
nilai ajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Kemudian diwujudkan dalam
kehidupan sehari-hari baik berupa ibadah maupun muamalah. Karena itu anak sejak
dini harus diberi pendidikan agama supaya tingkah lakunya sesuai denagan ajaran
agama, lebih-lebih pada masa remaja yang emosinya masih lebih labil dan kadang-
kadang tindakanya dinilai sebagai tindakan nakal.
Usaha pembinaan anak dimulai sejak anak itu masih dalam kandungan hingga
anak mulai mengenal dunia luar dengan berbagai macam tingkat perkembangan
yang begitu cepat. Oleh karena itu tingkat pendidikan keluarga perlu di perhatikan
sehingga didalam pembinaan anak dapat diarahkan pada pertumbuhan kesadaran
akan perilaku hidup sehat, memperoleh jati diri serta dapat meningkatkan
ketaqwaan dan keimanan terhadap Allah Maha Esa.
Di dalam memberikan pembinaan kepada anak , bukan semata-mata menjadi
tanggung jawab guru atau orang tua/keluarga ,tetapi perlu mendapat perhatian dari
kita semua pihak. Didalam pengawasan atas segala tingkah laku atau perbuatan si
anak dalam pergaulan di masyarakat,peran keluarga sangat dibutuhkan dalam
meningkatkan perhatian dan perlindungan terhadap anak,sehingga jiwa anak akan
merasa damai didalam menerima segala tantang kehidupan yang semakin berat.
Upaya untuk mengembangkan sifat dan prilaku anak ,tidak dapat terlepas dari
peran orang tua atau keluarga, sekolah dan masyarakat. Hal ini perlu dicari sistem
4
pembinaan anak sehingga usaha pembinaan anak dapat berjalan sesuai dengan
tugas dan tanggung jawab nya masing-masing, sehingga akan diperoleh anak yang
mempunyai prilaku dan moral yang baik.
Dari urain di atas penulis tertarik untuk meneliti “Pemahaman Keagamaan
dengan Aktifitas Sosial Keagamaan di SD Negeri Nyaen 2 Jabung Pandowoharjo
Sleman Yoyakarta.”
B. Rumusan Masalah
Bertitik tolak dari latar belakang di atas, dapat dikemukakan suatu rumusan
permasalahan yaitu :
1. Seberapa besar pengaruh tingkat pemahaman keagamaan terhadap aktivitas
sosial keagamaan Siswa di SD Negeri Nayen 2 Sleman
2. Faktor-faktor apa yang sangat mempengaruhi tingkat pemahaman
keagamaan siswa di SD Negeri Nyaen 2 Sleman
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
a. Untuk mengetahui tingkat pemahaman keagamaan siswa di SD Negeri
Nyaen 2 Jabung Pendowoharjo Sleman .
b. Untuk mengetahui aktifitas sosial keagamaan siswa di SD Negeri
Nyaen 2 Jabung Pendowoharjo Sleman .
c. Untuk mengetahui Hubungan tingkat pemahaman keagamaan dan
aktifitas sosial keagamaan siswa di SD Negeri Nyaen 2 Jabung
Pendowoharjo Sleman.
5
2. Manfaat Penelitian
a. Hasil penelitian dapat digunakan untuk menambah wawasan dalam
penerapan pembinaan anak.
b. Hasil penelitian dapat digunakan sebagai acuan dan gambaran didalam
memahami berbagai kegiatan keagamaan.
D. Telaah Pustaka
Dalam telaah pustaka ini, penulis mencoba mengangkat dari beberapa karya
ilmiah atau kripsi yang dilakukan oleh mahasiswa tentang tingkat pendidikan antar
lain :
1. Skripsi Berjudul “Pengaruh Tingkat Pendidikan terhadap Tingkat Kesadaran
Beragama warga rumah rusun RW X11 Kelurahan Gowangan Kecamatan
Jetis Yogyakarata “ oleh Nelvi Lucyana, tahun 2001.
Pada penelitian ini mengangkat pengaruh tingkat pendidikan terhadap
kesadaran warga rumah rusun secara individu yang diukur dari tingkat
pendidikan formal di dalam pemahaman beragama dalam kehidupan
bermasyarakat. Dalam pengambilan keputusan hasil penelitian peneliti
mengunakan analisa korelasi Produk Moment.
2. Skripsi berjudul “Pengaruh tingkah laku Belajar Terhadap Perilaku
Keagamaan Siswa MTs N Maguwoharjo Yogyakarta” oleh Zikri Safkah
Hadi, tahun 2005. Dalam penelitian ini tidak jauh beda dengan penelitian
sebelumnya dimana, penelitan ini mencari hubungan atau pengaruh dari dua
variabel yang mana tingkat pendidikkan anak MTsN Maguwoharjo
berpengaruh terhadap kesadaran beragama di dalam masyarakat.
6
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Pemahaman Keagamaan
Agama memberikan motifasi hidup dan kehidupan serta
merupakan alat pengemnangan dan pengendalian diri yang amat penting .
Oleh karena itu agama perlu diketahui, dipahami, diyakini, dan diamalkan
oleh manusia Indonesiaagar dapat menjadi dasar kepribadian sehingga
dapat menjadi manusia yang utuh .( Dirjen Bimbaga Islam, Depag R I ,
1986 : 10)
Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia, pemahaman berarti
“Memahamkan” maksudnya mempelajari baik-baik supaya paham.”
Sedangkan Keagamaan berasal dari kata agama, yang artinya “Segenap
kepercayaan (kepada Tuhan, dewa dsb) serta dengan ajaran kebaktian dan
kewajiban-kewajiban yang bertalian dengan kepercayaan itu.
(Poerwadarminta ,1984 : 694).
Harun Nasition menjelaskan bahwa Agama berasal dari kata Al
din, religi dan agama. Al din berarti undang-undang atau hokum.
Kemudian dalam bahasa arab kata ini mengandung pengertian menguasai
menundukkan, patuh, utang, balasan dan kebiasaan. Dari kata religi
(latihan, relegere) berati mengumpulkan dan membaca. Kemudian relege
berati mengikat. (Dirjen Binbaga Islam , Depag RI, 1986: 10).
Pengertian Agama ( Islam ) menurut Pembinaan Kelembagaan
Agama Islam adalah:” Satu-satunya sistem atau tata kehidupan yang pasti
7
bisa membuat manusia menjadi damai, selamat dan sejahtera untuk
selama-lamanya, karena hidupnya berserah diri pada penciptanya.” .
(Dirjen Binbaga Islam Depag RI, 1986: 10). . (Dirjen Binbaga Islam
Depag RI, 1986: 12).
Dalam Al Qur’an surat Ali Imran Ayat 19 disebutkan :
¨β Î) š⎥⎪ Ïe$! $# y‰Ψ Ïã «! $# ÞΟ≈ n= ó™ M}$# 3 ..…
Artinya : “ Sesungguhnya satu-satunya tata cara kehidupan yang
diajarkan oleh Allah ialah Agama Islam.” ( R.H.A. Soenarjo,S.H. dkk,Al
Quran dan terjemahannya, PT Bumi Restu, 1977/1978 : 78)
Dengan demikian yang dimaksud dengan Pemahaman
Keagamaan adalah mempelajari baik-baik supaya paham terhadap nilai-
nilai ajaran yang terkandung dalam ajaran agama ( Islam ).
1. Dasar-dasar Pemahaman Keagamaan
Pemahaman keagamaan yang dimaksud disini adalah
pandangan yang mendasari seluruh aktifitas proses pemahaman
keagamaan baik dalam rangka menyusun teori, perencanaan maupun
pelaksanaan.
Pada hakekatnya dasar pemahaman keagamaan tak lepas dari
dasar pendidikan agama, karena pemahaman keagamaan dapat
diperoleh melalui pendidikan agama, baik pendidikan formal
maupun non formal. Oleh karena dasar itulah dasar pemahaman
keagamaan tentunya tidak bisa lepas dari dasar pendidikan agama.
8
Pembahasan tentang dasar-dasar pemahan keagamaan ini adalah
dasar-dasar dari penyelenggaraan pendidikan agama Islam.
Adapun dasar-dasar atau landasan penyelenggaraan pendidikan
agama Islam di sekolah dapat ditinjau dari beberapa aspek :
-Aspek Normatif
-Aspek Psikologis
-Aspek Historis
-Aspek Yuridis (H.M. Chabib Thoha dan Mu’ti, 1998 : 33)
a. Aspek Normatif
Al Qur’an dan Sunnah Nabi adalah sumber dan dasar ajaran
Islam yang orisional. Ajaran substentif dari Al Qur an dan Sunnah
Nabi yang merupakan nilai Illahiyah yang harus dilaksanakan oleh
setiap muslim. Karena Itu merupakan standar norma atau nilai yang
memberikan motifasi dan bimbingan bagi manusia dalam perilaku
socialnya.
Banyak ayat –ayat Al Quran dan sunnah Nabi yang secara
langsung atau tidak langsung mewajibkan umat Islam untuk
melaksanakan pendidikan agama.” Ayat –ayat Al-quran dan Sunnah
itulah yang dimaksud dasar normative pelaksanaan penddikan
Islam.”(H.M.Chabib Thoha dan , Mu’ti,1998 : 33).
b. Aspek Psikologis
Agama merupakan fenomena kehidupan manusia. Karena
agama itu banyak menyangkut aspek kejiwaan, maka dalam
9
pemahaman keagamaan ini pun tidak bias lepas dari masalah
kejiwaan seseorang.
Biasanya orang-orang yang mengerti agama dan rajin
melaksanakan ajaran agama dalam hidupnya, moralnya dapat
dipertanggungjawabkan . sebaliknya orang-orang yang akhlaknya
merosot, biasanya keyakinan terhadap agama, kurang atau tidak ada
sama sekali.Karena itu maka,…ilmu jiwa agama mempelajari
pertumbuhan dan perkembangan jiwa agamapada seseorang, dan
factor-faktor yang mempengaruhi keyakinan tersebut . ( Zakiah
Darajat , 1970 :11).
c. . Aspek Historis
Pendidikan agama Islam tumbuh dan berkembang bersamaan
dengan datangnya agama Islam . Hal ini terjadi sejak Nabi
Muhammad SAW. mendakwahkan ajaran Islam kepada Masyarakat
disekitarnya yang dilaksanakan secara bertahab, lama-lama ajaran
agama Islam dapat tersebar keseluruh penjuru dunia dan akhirnya
sampailah kepada kita. Sedangkan pendidikan Islam di Indonesia
tumbuh dan berkembang bersamaan dengan datangnya Islam di
Indonesia.
Sejak Indonesia memprokamasikan kemerdekaan nya, telah
ada tiga model pendidikan Islam yaitu model pendidikan pesantren,
madrasah dan sekolah Islam.Dengan ditetapkannya Undang-Undang
Dasar 1945 sebagai dasar negara, pemerintah Negara Indonesia
10
mengakui dan mulai menyelenggarakan pelajaran agama. ( H.M.
Chabib Thoha dan Mu’ti,1998 : 11).
d. . Aspek Yuridis
Yang dimaksud yuridis adalah kekuatan hukum dalam
pelaksanaan pendidikan agama. Karena Indonesia adalah Negara
hukum , maka seluruh aspek kehidupan, termasuk kegiatan
pendidikan agama harus didasarkan pada hukum ( undang-undang )
yang berlaku. Hukum atau undang-undang yang melandasi
pelasanaan pendidikan agama ada dua landasan yaitu landasan idiil
dan landasan operasional.
Pancasila dan UUD 1945 merupakan landasan idiil dan
konstitusional bagi kehidupan keagamaan dan juga bagi pelaksanaan
pendidikan agama.Karena Pancasila merupakan sumber dari segala
hukum dan UUD 1945 merupakan dasar hukum yang baru
merupakan aturan pokok, maka untuk operasionalnya diperlukan
aturan-aturan penyelenggaraan dari aturan pokok tersebut, yang
selanjutnya disebut landasan operasional yang termuat dalam
Undang-Undang , GBHN, Peraturan Pemerintah, Keputusan Presiden
dan juga Keputusan Mentri yang terkait.
2. Tujuan Pemahaman Keagamaan
Tujuan pemahaman keagamaan pada dasarnya sama dengan
tujuan pendidikan agama Islam, yang mana anak didik setelah
11
menerima materi pendidikan agama Islam anak didik diharapakan
dapat memahami nilai-nilai ajaran agama tersebut, yang pada
gilirannya nanti diharapkan dapat menerapkan atau mengamalkan
nilai yang terkandung didalam pendidikan agama Islam tersebut.
Tujuan pendidikan agama Islam lebih mengutamakan
keluhuran budi pekerti dan latihan spiritual/mental. Sebagaimana di
ungkapkan oleh Muhammad Atiyah Al Ibrosyi, dalam bukunya
‘Iducational In Islam, yakni : “ The first and highest goal of Islamic
educational is moral refinement and spiritual training.” Artinya
“Tujuan Pendidikan Agama Islam yang pertama dan yang paling
utama adalah kehalusan budi pekerti dan latihan spiritual.”
(Muhammad Atiyah Al Ibrosyi, 1963 : 12)
Adapun tujuan dari Pendidikan Nasional adalah :
mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia
Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa
terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki
pengetahuan dan ketrampilan, sehat jasmani dan rohani kepribadian
yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab kemasyarakatan
dan kebangsaan.( Hasan Langgulung, 1993 : 13)
Pendidikan Agama Islam memiliki tujuan yang merupakan
arah yang akan dicapai didalam pengembangan kualitas dari program
yang telah dijalankan, salah satunya tujuan pendidikan Agama Islam
menurut Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah yaitu untuk
meningkatkan keimanan, pemahaman,penghayatan dan pengalaman
12
peserta didik dan bertaqwa kepada Allah SWT serta berakhlak mulia
dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat,berbangsa, dan bernegara.
Pendidikan agama Islam diarahkan untuk membawa, mengantar,dan
membina peserta didik menjadi umat yang taat beragama dan
sekaligus menjadi warga Negara Indonesia yang bertanggung jawab
(intergritas diniyah dan integritas sosial).
Pendidikan agama Islam memiliki tujuan seperti yang
dikemukakan oleh H.M. AL Toumy As Syaibany menyatakan bahwa
tujuan dari Pendidikan agama Islam adalah membina pribadi muslim
yang terpadu pada perkembangan spiritual, emosional, intelektual
dan sosial.
Tujuan pendidikan agama Islam menurut At Tiyah Al Abrasy
yaitu memberikan tafsiran bahwa tujuan pendidikan agama Islam
adalah membantu membentuk akhlak muslim yang mulia, persiapkan
untuk kehidupan dunia akhirat, pencarian rezki, dan manfaatnya
membersihkan roh ilmiah serta menyiapakan perserta didik dari roh
spiritual.
Selain itu tujuan umum pendidikan agama Islam adalah
membimbing anak agar mereka menjadi seorang muslim
sejadi,beriman,beramal sholeh, dan berakhalak mulia serta berguna
bagi agama, masyarakat, dan Negara.
13
Pendidikan Agama Islam di Sekolah Dasar memiliki beberapa fungsi
antara lain :
a. Pengembangan
Yaitu meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik
kepada Allah SWT yang telah ditanamkan dalam lingkungan
keluarga.
b. Penyaluran
Yaitu menyalurkan peserta didik yang memiliki bakat
khusus yang ingin mendalami bidang agama, agar minat tersebut
dapat berkembang secara optimal sehingga dapat bermanfaat
untuk didirinya sendiri dan orang lain.
c. Perbaikan
Yaitu untuk menangkal hal-hal negatif dari lingkungannya
atau dari budaya asing yang dapat membahayakan peserta didik
dan mengganggu perkembangan dirinya menjadi manusia
seutuhnya.
d. Penyesuaian
Yaitu untuk menyesuaikan diri dengan lingkungan, baik
lingkungan fisik maupun lingkungan yang sesuai dengan ajaran
agama Islam.
14
e. Sumber nilai
Yaitu memberikan pedoman hidup untuk mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
f. Pengajaran.
Yaitu pengetahuan keagamaan yang fungsional. (An-
Nahlawi Abdurrahman, 1996 : 32)
3. Ruang Lingkup Pendidikan Agama Islam
Ruang lingkup Pendidikan Agama Islam meliputi hubungan
manusia dengan sang pencipta (ALLah SWT), hubungan manusia
dengan sesamanya serta hubungan manusia dengan ciptaannya. Pada
hakekatnya rung lingkup pendidikan agama Islam terdiri atas 7
(tujuh) unsur pokok yaitu meliputi Keimana, ibadah, Al qur’an,
akhlak, mu’amalah, syariah dan tarikh.(Depdilnas, 2001).
a. Keimanan / Aqidah
Keimanan berhubungan dengan kebesaran Allah SWT,
dimana aspek aqidah berkaitan dengan kenyakinan atau keimanan
seseorang terhadap hal-hal yang goib (tidak bias dijangkau oleh
panca indra manusia). Aspek aqidah meliputi
1) Iman kepada Allah SWT
2) Iman kepada Malaikat
3) Iman kepada Nabi dan Rasul
15
4) Iman kepada kitab-kitab Allah
5) Iman kepada hari Akhir
6) Iman kepada takdir Allah
Berdasarkan aspek aqidah tersebut dapat diketahui bahwa
untuk membahas dan mempelajari tentang ke Esaan Allah
SWT perlu kenyakinan atau kepercayaan yang tumbuh
dalam sanubarinya sehingga akan tumbuh rasa kepada Allah,
malaikat, kitab, rasul, hari kiamat, dan takdir yang baik dan yang
buruk.
b. Ibadah
Ibadah merupakan pengabdian yang menyeluruh dalam
kehidupam manusia kepada Allah SWT karena pada hakekatnya
penciptaan manusia tidak lain untuk beribadah kepada Allah
SWT . Ibadah meliputi bersuci ,sholat ,puasa ,dan haji.
Keberhasilan dalam pembelajaran ibadah adalah siswa dapat
beribadah dengan baik dan tertib .Indikasi keberhasilan
pengajaran ibadah khususnya sholat adalah :
1) Siswa menunaikan sholat lima waktu dengan baik dan
tertib.
2) Siswa menentukan sholat Jum’at dengan baik dan tertib.
3) Siswa suka melakukan sholat berjamaah .
4) Siswa suka melakukan sholat sunnah .
5) Siswa menunaikan ibadah puasa bulan Ramadan .
( Garis –garis besar Pedoman Pengajaran, 1994)
16
Berdasarkan Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah,
maka kompetensi dasar Khususnya untuk unsur pokok
bidang studi ibadah adalah :
1) Mengenal rukun iman.
2) Mampu melakukan cara bersuci dan wudlu
3) Mampu menghafal doa-doa dalam sholat
4) Mampu mengerjakan gerakan sholat
5) Mengenak dan mampu melakukan azan.
6) Mampu mengikuti sholat berjamaah.
7) Mengenal ketentuan sunnah dalam sholat dan yang
membatalkan.
8) Mampu mengikuti shalat jum’at dan sunnah-sunnahnya.
9) Mengenal macam-macam sholat tathowu’ dan dapat
mengamalkannya.
10) Mengenal zakat, shodaqoh, dan ketentuan serta hikmahnya.
11) Mengenal haji dan umroh serta ketentuannya
12) Mampu melaksanakan shalat Idul Fitri dan Idul Adha.
13) Mengenal Kurban dan aqiqah.
14) Mengenal bersuci dan menghilangkan hadist besar.
c. Al Qur’an
Dalam pembelajaran Al Qur’an dapat dilakukan dengan
menggunakan beberapa metode yang tepat seperti metode
17
iqro, metode Al baqri,metode qiraati, metode bagdadiyah,
metode praktis pengajaran Al qur’an dan lain sebagainya
yang merupakan tehnik pembelajaran Al Qur’an di TPA.
Adapun tujuan dari pembelajaran Al qur’an tingkat Sekolah
dasar adalah :
1) Siswa mampu membaca huruf Al qur’an serta
menerapkannya dalam membaca ayat-ayat dan surat pendek.
2) Siswa mampu membaca huruf Al qur’an dengan tajwid
dasar bacaan abjad dan menerapkannya dalam bacaan surat-
surat pendek.
3) Siswa mampu menyalin huruf Al Qur’an berikut tanda
bacaannya, Ayat Al Qur’an serta surat-surat pendek. (Garis-
garis Besar Pedoman Pengajaran, 1994)
d. Akhlak
Menurut pendapat Ahmad Amin (1983) menyatakan
bahwa ahklak adalah suatu ilmu yang menjelaskan arti baik
dan buruknya menerangkan apa yang seharusnya dilakukan
oleh setengah manusia kepada lainnya menyatakan tujuan yang
harus dituju oleh manusia dalam perbuatan mereka dan
menunjukkan jalan untuk melakukan apa yang harus diperbuat.
Perbuatan ahklak ini di tujukan kepada manusia kepada Allah
SWT, manusia kepada diri sendiri dan sesamanya serta manusia
kepada mahluk ciptaan Allah SWT.
18
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari pembelajaran ahklak
ini adalah :
1) Siswa suka berbakti terhadap orang tua dalam kehidupan
sehari-hari ketika sakit dan sesudah meninggal.
2) Siswa suka bertutur kata sopan dan berbuat baik terhadap
guru.
3) Siswas suka bertutur kata sopan dan berbuat baik terhadap
orang lain
4) Siswa suka bersih dan bersih baik badan,pakaian, tempat
tinggal dan sekolah.
5) Siswa suka mengucapkan kalimat thayyibah sesuai dengan
penggunaannya.
6) Siswa suka melakukan kebiasaan-kebiasaan yang baik dalam
kehidupan sehari-hari dengan lingkungan.
7) Siswa senantiasa melakukan sifat-sifat terpuji
(sabar,jujur,pemaaf,rajin, dan dermawan).
8) Siswa senantiasa menghindari perbuatan tercela ( marah,
dendam, dusta, dengki). (Garis-garis besar Pedoman
Pengajaran, 1994)
e. Tarikh.
Tarihk merupakan suatu sejarah yang berkaitan dengan
perjuangan perjuangan Islam dalam penyebaran pengaruhnya
dikalangan umat manusia di muka bumi, serta sejarah
mengenai kisah- kisah perjuangan nabi dalam menyebarkan dan
19
menyampaikan amanah atau tutunan yang diberikan oleh Allah
kepada semua umat manusia untuk melakukan perbuatan
yang sesuai dengan yang di kehendakNya.
Dalam hal ini tarikh sangat berpengaruh bagi siswa untuk
mempelajari dan mengetahui bagaimana umat-umat yang
menentang dan mendukung kegiatan Nabi besar
Muhammmad. SAW Adapun unsur pokok bidang studi
tarikh adalah :
1) mengenal kota Mekah dan Ka’bah.
2) Mengenal kelahiran Nabi Muhammad SAW.
3) Mengenal kehidupan Nabi Waktu remaja.
4) Mengenal sifat dan pribadi Nabi Muhammad SAW.
5) Mengenal penyiar Islam secara tersembunyi dan terang-
terangan.
6) Mengenal tokoh-tokoh awal yang masuk Islam.
7) Mengenal Islam masuk ke Yatrib.
8) Mengenal pembinaan Islam di Madinah.
9) Mengenal peperangan yang terjadi jaman Nabi.
10) Mengenal dan paham peristiwa fathul makkah.
11) Mengenal riwayat akhir hayat Nabi.
B. Pengertian Aktivitas Sosial Keagamaan
20
Aktivitas sosial keagamaan terdiri dari kata aktivitas dan sosial
keagamaan. Kata aktivitas berati kegiatan atau kesibukkan , sedangkan sosial
keagamaan merupakan kata majemuk yang terdiri dari kata sosial dan
keagamaan.
Pengertian sosial menurut Poerwadarminta (1984 : 19) adalah segala
sesuatu yang mengenai masyarakat atau suka memperhatikan kepentingan
umum (suka menolong, dermawan dsb).Sedangkan kata keagamaan berarti :
sifat-sifat yang terdapat dalam agama, segala sesuatu mengenai agama.
Menurut Phil Astrid S. (1877:2) kata Sosial berasal dari bahasa latin
yaitu : “ Sizius yang berarti kawan.” Maksudnya hubungan antar manusia
dalam suatu masyarakat tertentu yang berlangsung secara harmonis , serasi
antara mereka dan diwujudkan dalam bentuk tindakan yang saling
menguntungkan.
Dari beberapa pendapat di atas , memberikan petunjuk bahwa yang
dimaksud dengan aktivitas sosial keagamaan adalah segala bentuk kegiatan
individu dalam berhubungan dengan manusia lain berdasar nilai-nilai yang
terdapat dalam agama.
1. Bentuk-bentuk Aktivitas Sosial Keagamaan
Bentuk-bentuk aktivitas sosial keagamaan itu antara lain :
a. Menjenguk orang sakit
Apabila ada diantara saudara kita yang terkena musibah atau
menderita sakit, agama Islam menganjurkan kepada kita supaya
21
menjenguknya, karena dengan kehadiran kita hatinya menjadi terhibur
sehingga dapat menjadi obat.
Dalam ini Rasulullah bersabda :
حّق المسلم على المسلم خمس رد السألم وعيادة
المريض واتباع الجنائز واجابة الدعوة وتشميت
( العاطش .( رواه البخارى ومسلم
Artinya : “ Hak seorang muslim atas muslim yang lain ada lima, yaitu
: menjawab salam, mengunjungi orang sakit mengantar
jenazah ,memenuhi undangan dan mendoakan orang yang
bersin.”( Muhammad Ibnu Ismail .Al Bukhori. : 157)
b. Berta’ziah
Apabila ada saudara muslim yang meninggal dunia, maka
kewajiban saudara yang masih hidup adalah menyelenggarakan
pemakamannya yaitu semua rangkaian kegiatan untuk mengantarkan
almarhum sampai ketempat peristirahatan, seperti memandikan,
mengkafani, mensholatkan dan mengantar kekuburan untuk
dimakamkan.
Nabi Muhammad SAW. bersabda :
من شهد الجتازة حتّى يصلّى عليها فله قيراط,ومنشهد ها حتاتدفن فله قراطان,قيل وما القيراطان ؟
قال مثل الجبلين العظيمين,
22
(متفق عليه)Artinya :“Barang siapa yang menghadiri jenaza sampai
menyalatkannya, maka ia mendapatkan pahala satu qirat,
dan barang siapa menghadiri janazah sampai
menguburnya maka ia mendapat pula dua qirat ,
dikatakan apakah dua qirat itu ? Rasul bersabda : ‘Dua
qirat yaitu sama dengan dua gunung yang besar ‘ .”
( Al Hafidz Ibnu Hajar Al ‘Asqolani . 1999 : 120 )
c. Menempati Janji
Janji merupakan perbuatan hablum minan naas, sehingga hal ini
berhubungan dengan keridhoan sesama kawannya. Kadang-kadang
janji dianggap perbuatan yang sepele, akan tetapi dengan mengingkari
janji dapat berakibat fatal bila kawannya kecewa dengan janji yang
diucapkan, Allah menyuruh manusia untuk memenuhi janji yang
diucapkannya.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 1:
$ yγ •ƒ r'̄≈ tƒ š⎥⎪Ï%©! $# (# þθãΨtΒ# u™ (#θèù ÷ρ r& ÏŠθà) ãè ø9 $$ Î/ 4. ô ..…
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, penuhilah aqad-aqad
itu,…. “ ( R.H. A. Soenarjo, 1978 : 156 )
Dalam Surat Al-Isro’ ayat : 34 , juga disebutkan :
23
Ÿωuρ (#θ ç/t ø) s? tΑ$tΒ ÉΟŠ ÏKuŠø9 $# ω Î) © ÉL©9 $$Î/ }‘Ïδ ß⎯ |¡ômr& 4© ®Lym xè= ö7 tƒ …ç
ν £‰ ä©r& 4 (#θ èù÷ρ r&uρ ωôγ yè ø9 $$Î/ ( ¨β Î) y‰ ôγyè ø9 $# šχ%x. Zωθ ä↔ ó¡tΒ ∩⊂⊆∪
Artinya : “ Dan janganlah kamu mendekati harta anak yatim, kecuali
dengan cara yang lebih baik (bermanfaat) sampai ia
dewasa dan penuhilah janji; Sesungguhnya janji itu pasti
diminta pertanggungan jawabnya.” ( R.H.A. Soenarjo,
1978 : 429)
d. Mengikuti ceramah agama /pengajian
Ajaran Islam sangat memperhatikan adanya hubungan yang
harmonis diantara sesama muslim. Dalam hubungan sosial tersebut
harus selalu mengajak orang lain kepada jalan kebaikkan dan
mencegah jika ada orang yang melakukan suatu perbuatan yang
tercela dan sesat. Atau mendengarkan petuah atau pengajian yang
bermanfaat bagi pribadi dan orang lain.
Al Qur’an Surat Ali Imron : 104
⎯ ä3 tF ø9 uρ öΝ ä3Ψ ÏiΒ ×π ¨Β é& tβθãã ô‰tƒ ’ n< Î) Î ö sƒ ø: $# tβρ ããΒ ù' tƒ uρ Å∃ρ ã÷è pRùQ $$Î/ tβöθ yγ ÷Ζ tƒuρ Ç⎯ tã Ìs3Ψ ß
ϑ ø9 $# 4 y7 Í× ¯≈ s9 'ρé& uρ ãΝ èδ šχθ ßs Î=ø ßϑ ø9 $# ∩⊇⊃⊆∪
24
�Artinya : “ Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat
yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada yang
ma'ruf dan mencegah dari yang munkar ; merekalah
orang-orang yang beruntung. ( R. H. A. Soenarjo. dkk ,1978: 93
)
e. Menghadiri Undangan
Pada umumnya apabila teman atau saudara kita mempunyai
hajat, misalnya perayaan ulang tahun , atau tasyakuran , biasanya
mengundang teman dan sanak saudara. Dalam hal ini Islam
mengajarkan supaya mau menghadiri undangan bila kita mendapat
undangan tersebut . Rasulullah bersabda dalam hatits nya yaitu :
اذا دعي احدكم الى وليمة فليأ تها ( متفق عليه )
Artinya : “ Apabila salah satu kalian diundang untuk walimah maka
hendaklah untuk mendatangi.” ( H.R. Bukhori Muslim )
( Al Hafid Ibnu Hajar Al Asqolani, 1999 : 218)
Dari pendapat di atas memenuhi undangan bagi seorang
muslim kepada sesama muslim adalah sangat dianjurkan dan hal ini
termasuk dari ajaran agama Islam.
f. Tolong menolong
25
Tolong menolong merupakan tindakan yang terpuji,
wujudnya dapat berupa nasehat kepada teman, membimbing belajar
yang kesulitan dalam bejalar, meminpinjamkan barang, atau bekerja
sama dalam melakukan sesuatu,atau kegiatan lain yang ditujukan
kepada masyarakat.
Ahmad Rifa’i (1992 : 27) membagi tolong menolong kedalam 2
macam yaitu :
1) Tolong menolong dalam bentuk benda yaitu dengan mengulurkan
bantyuan kepada para penderita atau siapa saja yang memerlukan
bantuan untuk mempertahankan atau meringankan beban hidup.
2) Tolong menolong dalam bentuk perbuatan yang baik seperti
membimbing dan memberi petunjuk kepada masyarakat untuk
melakukan kebaikan dan menolak kejelekan.
Tolong –menolong yang dilakukan harus berdasarkan agama
Allah. .Sebagaimana firmannya yang terdapat dalam Al Qur’an
surat Al Maidah ayat : 2
(#θçΡ uρ$ yè s? uρ ’n? tã ÎhÉ9ø9$# 3“uθ ø) −G9$# uρ ( Ÿωuρ (#θçΡ uρ$ yès? ’n? tã ÉΟøO M}$# Èβ≡ uρ ô‰ãè ø9$# uρ
4 (#θà) ¨? $# uρ ©!$# ( ¨β Î) ©!$# ߉ƒ ωx© É>$s) Ïè ø9$# ∩⊄∪
Artinya : “ …dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan
26
pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya
Allah Amat berat siksa-Nya.” ( R. H.A. Soenarjo , dkk .1978 : 157 )
2. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pembentukan Aktivitas Sosial
Keagamaan
Sikap sosial merupakan persoalan yang sangat penting untuk
mendapatkan perhatyian dalam dunia pendidikan, karena pendidikan itu
dalam upaya membentuk sikap atau kepribadian peserta didik yang nantinya
akan mewarnai sepak terjang dalam kehidupan sehari-hari.
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas sosial
keagamaan, sebagai berikut :
a. Faktor Intern
Menurut Gerungan (1991 : 156) faktor intern yaitu selektifnya
sendiri, daya pilihnya sendiri, atau minat perhatiannya untuk menerima
dan mengolah pengaruh-pengaruh yang datang dari luar dirinya. Obyek
yang menjadi pusat perhatian individu ada dua kemungkinan, mungkin
berpengaruh dan mungkin tidak berpengaruh. Yang berpengaruh akan
membentuk Attitude baru. Attitude itulah yang akan membentuk cara
tingkah lakunya dan menyebabkan bahwa manusia akan bertindak
secara khas terhadap obyek-obyeknya.
b. Faktor eksteren
Yaitu faktor yang bersumber dari luar individu yang bersangkutan.
Disini dikemukakan bahwa kehidupan sosial disekolah sangat
27
berpengaruh dalam membentuk sikap anak didik. Sekolah dan seluruh
personalnya memiliki tugas dan tanggung jawab dalam pengembangan
dan pembentukan sikap baru pada anak.
Antara pendidikan disekolah dengan dirumah harus ada
kerjasama yang baik, antara lain dengan mengisi kekurangan-
kekurangan pendidikan dalam keluarga. Mengenai kemasyarakatan
dari persekolahan ditekankan bahwa : “ Sekolah bukan semata-mata
‘toko jual ilmu ‘, tetapi juga mengembangkan nilai-nilai dan sikap.”
(Sanapiah Faizal Nur Yasik, 1991 : 127 )
Aktivitas sosial keagamaan pada diri seseorang tidaklah terjadi
dengan sendirinya, akan tetapi diperoleh melalui interaksi dengan
sesamanya ,melalui bimbingan orang tua/guru serta dengan memahami
ilmu agama.
Dengan demikian pembentukan dan perubahan sikap terhadap
kegiatan keagamaan terjadi sepanjang kehidupan manusia dan
perubahan itu bisa terjadi melalui interaksi diluar kelompok, yakni
interaksi dengan hasil buah kehidupan manusia seperti : membaca,
surat kabar, buku-buku keagamaan , siaran telefisi, radio, internet dan
lain sebagainya.
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Penelitian digunakan untuk menemukan, mengembangkan serta menguji
kebenaran dari suatu penngetahuan tertentu. Dalam penelitian meliputi berbagai hal
antara lain bagaimana cara menentukan subyek, mengumpulkan data, cara
menyusun hasil, analis data dan sebagainya. Penggunaan metode dalam suatu
penelitian sangat besar pengaruhnya, ketepatan metode yang digunakan akan
menghasilkan kebenaran yang dapat dipertanggungjawabkan.
A. Variabel Penelitian
1. Pengertian Variabel
Menurut Sumadi Suryabrata, (2003 : 25 ) variable ialah sesuatu yang
akan menjadi obyek pengamatan / penelitian. Pendapat tersebut
menegaskan bahwa variabel sebagai factor-faktor yang berperan dalam
peristiwa atau gejala yang akan diteliti. Hal yang sama dikemukakan
Margono (2003:82) menjelaskan variabel sebagai segala sesuatu yang akan
menjadi obyek pengamatan/penelitian. Dengan arti lain variabel sebagai
pengelompokan yang logis dari dua atribut atau lebih.
Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa variabel adalah
suatu gejala yang bervareasi yang nilainya dapat berubah-ubah melalui
pengukuran secara kuantitatif maupun secara kualitatif yang semula
detetapkan oleh penelitiuntuk menarik kesimpulan.
29
2. Macam-Macam Variabel
Menurut Sugiyono (2002:3-4)variabel dibedakan menjadi lima yaitu :
a. Variabel independent
b. Variabel dependent
c. Variabel moderator
d. Variabel intervening
e. Variabel control
Variabel independent adalah variable yang sering disebut sebagai
variable stimulus , input , predictor dan antecendent atau sering disebut
dengan istilah variable bebas, yaitu variabel yang terjadi sebab timbulnya
atau berubahnya variabel dependent (variable terikat).
Variabel dependent sering disebut sebagai respon, output, criteria
konsekwen. Atau sering disebut sebagai variable teikat, yaitu variable yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas.
Variabel moderator adalah variabel yang mempengaruhi
(memperkuat atau pemperlemah) hubungan antara variabel independent
dan dependent.
Variabel intervening adalah variabel yang secara teoritis
mempengaruhi ( memperkuat atau memperlemah ) hubungan antara
variabel independent dan dependent tetapi tidak diukur.
Variabel control merupakan variabel yang dikendalikan atau dibuat
konstan, sehingga tidak akan mempengaruhi variabel utama yang diteliti.
Sementara Soekidjo Notoatmodjo (2002 : 70) membedakan variabel
menjadi dua, yakni variabel tergantung, akibat, terpengaruh atau variabel
30
dependent, dan variabel terganntung karena faktor yang diakibatkan oleh
pengaruh atau yang tergantung dari variabel yang mendahuluinya.
3. Variabel yang digunakan dalam penelitian
Dalam penelitian ini menggunakan dua macam variabel, yaitu :
terdapat dua variabel yaitu:
a. Variabel tingkat pemahaman keagamaan sebagai variabel bebas
(independent), variabel yang di selidiki pengaruhnya. Disebut dengan
variabel X.
b. Variabel aktivitas sosial keagamaan sebagai variabel terikat
(dependent), variabel yang dipengaruhi, disebut dengan variabel Y
Hubungan antara variabel tersebut dapat digambarkan dalam diagram
paradigma sebagai berikut:
4. Definisi Operasional
a. Pemahaman Keagamaan
Pemahaman Keagamaan yang di maksud dalam penelitian ini adalah
Pemahaman tentang pelajaran pendidikan agama Islam yang menyangkut
aqidah, ibadah, akhlak, muamallah di SD Negeri Nyaen 2 Jabung
Pondowoharjo Sleman
Pemahaman Keagamaan
X
Aktivitas Sosial Keagamaan
Y
31
b. Aktivitas Sosial Keagamaan
Tingkah laku/ aktivitas sosial keagamaan yang di maksud dalam
penelitian ini adalah segala aktivitas, perbuatan dan penampilan diri dari
anak yang berkenaan dengan masalah : menjenguk orang sakit,
berta’ziah, metepati janji, menghadiri undangan, mengikuti kegiatan
keagamaan ( PHBI )serta tolong menolong yang dilakukan siswa di SD
Negeri Nyaen 2 Jabung Pondowoharjo Sleman.
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi Penelitian
Menurut Suprapto (1998 : 8 ) “ Populasi ialah kumpulan yang lengkap dari
elemen-elemen yang sejenis akan tetapi dapat dibedakan karena
karakteristiknya”. Pendapat tersebut menegaskan bahwa populasi
merupakan obyek penelitian sebagai sasaran untuk mendapatkan dan
mengumpulkan data. Sementara itu, Sanapiah Faizal (2003:109)
menjelaskan bahwa populasi identik dengan subyek penelitian, yaitu
menunjuk pada orang/individuatau kelompok yang dijadikan unit atau
saatuan (kasus)yang diteliti. Dengan kata lain dapat dinyatakan populasi
adalah keseluruhan obyek penelitian atau obyek yang diteliti.
Dalam penelitian populasi sangat penting , sebab populasi itu
merupakan subyek yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V dan VI Sekolah Dasar Negeri Nyaen 2 Sleman tahun
pelajaran 2008/2009 yang berjumlah 29 siswa.
32
f. Sampel Penelitian
Menurut Margoro (2003 : 121), sampel merupakan bagian dari
populasi, sebagai contoh yang diambil dengan menggunakan cara-cara
tertentu. Supranto (1998 : 9) mengidentifikasikan sampel ialah sebagian dari
populasi. Dengan kata lain sampel adalah sebagian dari jumlah populasi.
Dalam menentukan sampel, Suharsimi Arikunto (1998 : 120)
menjelaskan bahwa jika subyek kurang dari 100, lebih baik diambil semua..
Jika jumlah subyek besar dapat diambil antara 10-15 %, 20-25 % atau lebih.
Pendapat tersebut menegaskan bahwa apabila populasi lebih dari 100 dapat
diambil 25 % atau lebih. Kaitannya dalam menentukan sampel, Sugiyono
(2002 : 62) mengatakan bahwa bila jumlah populasi 1000 dan hasil
penelitian itu akan diberlakukan untuk 1000 orang. Jadi makin besar jumlah
sampel mendekati populasi , maka peluang jumlah sampel menjauhi
populasi , maka makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum ).
Sehubungan populasi hanya berjumlah 29 siswa maka penelitian ini
menggunakan penelitian populasi
C. Metode Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diharapkan , penulis menggunakan metode
penelitian sebagai berikut :
1. Libraly Research
Sutrisno Hadi (198i : 9) menjelaskan Librari Research adalah suatu
research kepustakaan. Artinya meneliti buku-buku yang ada hubungannya /
relefansinya dengan permasalahanyang penulis bahas dalam skripsi ini.
33
2. Field Research
Field Research menurut Sutrisno Hadi (1981 : 10) yaitu pengumpulan
data yang dilakukan langsung dikancah atau medan terjadinya gejala-gejala.
Sanapiah Faisal ( 2003 : 122 ) menggolongkan jenis-jenis alat pengumpul
data yang lazim digunakan dalam penelitian adalah : angket, pedoman
obserfasi , form dokumentasi dan test.
Berdasarkan pendapat diatas , metode pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini ialah angket / kuesioner dan dokumentasi.
Alasan penggunaan metode ini karena dapat menghemat waktu tenaga dan
biaya.
a. Metode Angket
Bimo Walgito (1997 : 45) mengemukakan angket berikut : angket
merupakan suatu dafrat yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang
harus dijawab oleh orangatau anak yang ingin diselidiki atau
responden.
Sutrisno Hadi (2001: 158) menyatakan bahwa berdasarkan atas cara
menjawab, angket dibedakan atas angket langsung dan angket tidak
langsung. Angket langsung yaitu jika responden menjawab tentang
dirinya . Sebaliknya angket tidak langsung jika responden menjawab
tentang orang lain.
Bimo Walgito (1995 :60-61) mengemukakan beberapa macam
angket sebagai berikut :
34
1) Pertanyaan tertutup ( close questions ) yaitu pertanyaan-
pertanyaan yang tertutup dimana responden tinggal memilih
jawaban-jawaban yang telah disediakan .
2) Pertanyaan terbuka ( open questions ) yaitu dimana pertanyaan-
pertanyaan itu masih memberikan kesempatan yang seluas-
luasnya bagi respondenuntuk memberikan jawaban atau
tanggapannya terhadap questioner tersebut.
3) Pertanyaan terbuka dan tertutup yaitu merupakan percampuran
dari keduamacam pertanyaan tersebut diatas.
Adapun jika dilihat dari cara memberikan jawabannya dibagi
menjadi dua :
1) Kuesioner langsung yaitu bila kuesioner itu langsung
diberikan kepada respponden yang ingin diselidiki , jadi
mendapatkan jawaban dari sumber.
2) Kuestioner tidak langsung yaitu kuestioner yang untuk
mendapatkan jawaban membutuhkan perantara sehingga
jawaban yang diperolehnya tidak langsung dari sumber
pertama.
Alasan pemilihan metode angket dalam penelitian ini didasarkan
atas asumsi seperti yang dikemukakan Sutrisno Hadi (2000 : 157)
bahwa :
1) Subyek adalah seseorang yang paling tahu tentang dirinya
35
2) Apa yang ditanyakan subyek kepada peneliti adalah benar dan
dapat dipercaya
3) Interpretasi subyek tentang pertanyaan yang diajukan adalah
sama dengan yang dimaksudkan penyelidik.
b. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi merupakan suatu tehnik untuk mengumpulkan
data dengan menggunakan dokumen yang ada .
Menurut Suharsimi Arikunto (1996 : 148) pengertian dokumen
adalah barang-barang tertulis . Didalam melaksanakan pengumpulan
data menggunakan metode ini, peneliti menyelidiki benda-benda
tertulis seperti : buku-buku, majalah, dokumen, peraturan-peraturan,
notulen rapat, catatqan harian dan sebagainya.
D. Prosedur Pengumpulan Data
1. Jenis data
Penelitian ini menggunakan jenis data kuantitatif. Penelitian kuantitatif
adalah suatu proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data
berupa angka sebagai alat menemukan keterangan mengenai apa yang ingin
kita ketahui (Margono, 2004:105-106).
Jenis data kuantitatif dengan alasan bahwa semua gejala (pemahaman
keagamaan dan aktivitas sosial keagamaan) dapat diukur dalam bentuk
angka, sehingga memungkinkan digunakan teknik analisis statistik.
36
2. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini angket yang digunakan adalah bentuk angket
langsung dan tertutup, karena responden menjawab semua pertanyaan yang
disediakan oleh peneliti tanpa melalui perantara orang lain. Atau dengan
kata lain responden secara langsung memilih jawaban yang sudah disediakan
oleh peneliti.
Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data dengan mencari data
mengenai hal-hal atau variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat
kabar dan sebagainya. Metode ini digunakan untuk menghimpun data
mengenai Sekolah Dasar Negeri Nyaen 2 Jabung Pondowoharjo Sleman
Yogyakarta.
3. Uji validitas Instrumen
Menurut Sumadi Suryabrata (1983 : 86) Validitas menunjukkan
sejauh mana alat itu mengukur apa yang seharusnya diukur, sedangkan
menurut Suharsimi Arikunto (1993 : 136) menjelaskan bahwa validitas
adalah suatu ukuran yang menunjukkan tingkat kevalidan atau kesahihan
suatu instrument yang valid atau sohih mempunyai validitas tinggi ,
sebaliknya instrument yang kurang berarti memiliki validitas rendah.
Sebuah instrument dikatakan valid akan mampu mengukur apa yang
diinginkan dan juga dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti
secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrument menunjukkan sejauh
mana data yang terkumpul menyimpang dari gambaran tentang variable
yang dimaksud.
37
Untuk mengetahui validitas suatu butir soal digunakan rumus
korelasi produk moment dari person. Yang dikutip oleh Anas Sudijono
(2003 : 193) .
E. Teknik Analisis DataTeknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
statistik korelasi product moment . adapun rumus yang digunakan dalampenelitian ini adalah menggunakan teknik analisis korelasi Product moment dariKarl Pearson yang dikutip oleh Saifuddin Azwar , (1996: 48), yaitu denganformula sebagai berikut :
Rumus Korelasi Prodak Moment :
N ∑XY - ( ∑X) ( ∑Y )r xy =
( N. ∑X ² - ( ∑X ) ² ) . ( N . ∑Y ² - ( ∑Y ) ² ) Keterangan :
rxy = Angka indek koefisien korelasi “ r “ prodak momentN = Number of casesΣ XY = Jumlah hasil perkalian antara sekor X dan sekor YΣ X = Jumlah seluruh sekor XΣ Y = Jumlah seluruh sekor Y
Setelah rxy (koefisien korelasi) diketahui , untuk menguji signifikansi
tidaknya dipergunakan harga p . jika sama atau lebih kecil dari dari 0.05 berarti
signifikan, jika lebih besar dari 0.05 berarti non signifikan.
F. Hipotesis
Penelitian mengemukakan kesimpulan sementara yang merupakan
jawaban dari permasalahan dan kebenarannya yang memerlukan pengujian
yang berdasarkan dari penelitian lapangan. Penelitian ini merumuskan dua
38
hipotesis, yaitu hipotesis nihil (Ho) dan hipotesis alternative (Ha). Dimana
kedua hipotesis tersebut adalah :
a. Hipotesis nihil (Ho) yaitu “tidak ada pengaruh tingkat pemahaman
keagamaan terhadap aktifita keagamaan sosial siswa di SDN Negeri
Nyaen 2 Jabung Pendowoharjo Sleman .
b. Hipotesis alternative (Ha) yaitu “ada pengaruh tingkat pemahaman
keagamaan terhadap aktifita keagamaan sosial siswa di SDN Negeri
Nyaen 2 Jabung Pendowoharjo Sleman .
39
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. . Deskripsi Umum SD Negeri Nyaen 2 Jabung Pondowoharjo
1. Sejarah Berdirinya SD Negeri Nyaen 2 Jabung Pondowoharjo
Sekolah Dasar Negeri Nyaen 2 Jabung Pandowoharjo sudah ada
sejak jaman Kasultanan Mataram, Awal mulanya sekolah ini didirikan oleh
para kerabat keratin Yogyakarta , Para guru-gurunya pun semuanya dari
kalangan bangsawan/ kaum ningrat. Karena waktu berdirinya sudah terlalu
lama dan tidak ada dokumen atau sumber informasi maka penulis tidak dapat
mengungkap atau menuliskan Tokoh pendiri Sekolah Dasar ini .
Awal mulanya Sekolah Dasar Nyaen 2 Jabung Pandowoharjo Sleman,
lokasinya didesa Nyaen, dengan nama Sekolah dasar Nyaen. Karena
keberadaan sekolah ini sangat dibutuhkan masyarakat, maka ada kebijakan
dari para pendiri Sekolah Dasar Nyaen untuk mendirikan sekolah lagi didesa
Jabung Plalangan dengan nama Sekolah Dasar Nyaen 2 , dan sampai
sekarang Sekolah Dasar Nyaen ada 2 yaitu Sekolah Dasar Negeri Nyaen 1
yang berlokasi di desa Nyaen Pandowoharjo Sleman , dan Sekolah Dasar
Negeri Nyaen 2 yang berlokasi di desa Jabung Plalangan Pandowoharjo
Sleman.
Keberadaan Sekolah Dasar Negeri Nyaen 2 Jabung Pondowoharjo
Sleman saat ini sangat dibutuhkan oleh warga masyarakat sekitar karena
kiprahnya didalam dunia pendidikan yang terjangkau oleh keuangan/
ekonomi warga yang rata-rata pendapatannya dibawah UMR/ tenaga buruh
40
atau bangunan. Adapun dalam mengembangkan tugasnya mencerdaskan
kehidupan bangsa Sekolah Dasar Negeri Nyaen 2 Jabung Pondowoharjo
memilik misi dan visi yang telah ditetapkan oleh sekolah beserta beberapa
tokoh masyarakat.
2. Visi, Misi dan Tujuan Pendidikan SD Nyaen 2
a. Visi Sekolah
“ Cerdas, Tangkas dan Terampil yang berlandaskan Iman dan Taqwa”
Terwujutnya lulusan sekolah yang berbudi pekerti luhur, cerdas dalam
berfikir tangkas dalam bekerja dan kreatif dalam berfikir kritis berdasarkan
ajaran agama. dengan indikator :
1) Berkwalitas dalam Iman dan Taqwa
2) Berkwalitas dalam pengamalan Agama
3) Kreatifitas dalam menguasai Ilmu Pengetahuan dan Teknologi
4) Prestaaasi dalam Olahraga dan budaya
5) Berjiwa social yang tinggi
b. Misi Sekolah
Sekolah Dasar Negeri Nyaen 2 memiliki misi sebagai berikut :
1) Mendisiplinkan semua unsure sekolah
2) Memupuk semangat kerja guru
3) Menumbuhkan semangat belajar siswa
4) Melaksanakan pembelajaran / bimbingan secara efektif
5) Peningkatan gisi siswa
6) Menciptakan suasana lingkungan sekolah yang kondusif.
c. Tujuan Pendidikan SD Negeri Nyaen 2
41
Sekolah Dasar Negeri Nyaen 2 Jabung Pendowoharjo Sleman ,
dalam melaksanakan pendidikan mempunyai tujuan sebagai berikut :
1) Dapat mengamalkan ajaran agama hasil proses pembelajaran dan
kegiatan pembiasaan
2) Meraih prestasi akademik maupun non akademik , minimal Tingkat
Kabupaten Sleman
3) Menguasai dasar –dasar ilmu pengetahuan dan tehnologi sebagai bekal
untuk melanjutkan sekolah yang lebih tinggi
4) Menjadi sekolah pelopor dan penggerak dilingkungan masyarakat
sekitar.
3. Perkembangan SD Negeri Nyaen 2 Jabung Pandowoharjo
Dalam proses perkembangannya SD Negeri Nyaen 2 Jabung
Pondowoharjo banyak mengalami kemajuan, hal ini dapat dilihat dari
perkembangan infrastruktur jumlah tenaga pengajar, anak didik dan media
pembelajaran yang saat ini tersedia.
Di dalam pengelolaan dana dan perkembangan sekolah , tidak terlepas
dari peran guru dan masyarakat didalam pengelolaan sekolah atau
manajemennya, yaitu dengan adanya komite sekolah yang terdiri dari tokoh
masyarakat dan dewan guru.
Adapun susunan pengurus komite sekolah, daftar guru dan karyawan serta
data siswa terdapat dalam lampiran.
42
B. Hasil Penelitian
Untuk menmgetahui ada tidaknya hubungan antara pemahaman
keagamaan dengan aktivitas sosial keagamaan siswa SD Negeri Nyaen 2
Jabung Pondowoharjo Sleman Yogyakarta , maka penulis akan mengadakan
analisa data yang telah terkumpulkan dengan menggunakan analisa data
kwantitatif yakni sebagai berikut :
1. Analisis pendahulu
a. Analisis Pemahaman Keagamaan
Dalam analisis ini akan dicari nilai pemahaman
keagamaan siswa dengan melalui tes, yang meliputi bidang agidah,
ibadah, ahklak dan muamalah. Dari hasil tes kemudia dijumlah dan
dinilai dan diambil rata-ratanya.. Berdasarkan nilai pemahaman
keagamaan siswa tersebut, maka dapat diketahui jumlah total nilai
kualitas pemahaman siswa SD Negeri Nyaen 2 Jabung
Pondowoharjo sebagaimana tertera dalam tabel II.(lampiran)
Adapun jumlah responden sebanyak 29 siswa .
b. Analisis Aktivitas Sosial Keagamaan
Dalam analisis ini akan dicari nilai aktivitas sosial
keagamaan siswa melalui angket. Berdasarkan hasil jawaban dari
angket tersebut maka hasilnya adalah sebagai berikut :
1) Nilai masing-masing allternatif adalah :
43
- Alternatif jawaban a nilai 3
- Alternatif jawaban b nilai 2
- Alternatif jawaban c nilai 1
2) Nilai aktivitas sosial keagamaan siswa diperoleh dari jumlah nilai
angket yang telah dijawab oleh siswa.
3) Untuk menentukan kwalitas nilai aktivitas sosial keagamaan
siswa, didasarkan pada bobot nilai angket dengan kategori
sebagai berikut :
- Nilai 20 – 29 termasuk kurang
- Nilai 30 – 49 termasuk cukup
- Nilai 50 – 60 termasuk Baik
Dengan melalui perhitungan sebagai tersebut atas, nilai
aktivitas sosial keagamaan siswa SD Negeri Nyaen 2 Jabung
Pondowoharjo,dapat dilihat dalam table IV.(lampiran)
Berdasarkan nilai aktivitas sosial Keagamaan tersebut,
maka dapat diketahui jumlah total nilai aktivitas sosial
keagamaan siswa SD Negeri Nyaen 2 Jabung Pondowoharjo yaitu
sebesar 278,44 dari responden sebanyak 29 siswa.
2. Pengujian Hipotesis
Untuk membuktikan ada dan tidaknya hubungan pemahaman
keagamaan dengan aktivitas sosial keagamaan siswa Sekolah Dasar
44
Negeri Nyaen 2 Jabung Pondowoharjo, digunakan rumus
Koefisien korelasi dengan menggunakan rumus korelasi Produck
moment, kemudian dilakukan pembuktiannya dari hasil perhitungan
korelasi, dimana dalam pengujian hipotesis menggunakan
pengujian dua arah dengan tingkat kepercaan atau level of
significance sebesar 0.05 %.
Adapun perhitungan koefisien dan pengujian hipotesisnya
dapat dilihat di lampiran dan pada Tabel XI
Jadi koefisien korelasi 0.842 ini menunjukkan bahwa
pemahaman keagamaan dengan aktivitas sosial keagamaan siswa SD
Negeri Nyaen 2 Jabung Pandowoharjo Sleman sangat kuat hubungan
atau pengaruhnya.
3. Analisis Lanjut
Selanjutnya untuk menguji apakah ada korelasi setara Pemahaman
Keagamaan dengan dengan Aktivatas Sosial Keagaamaan Siswa, maka
dikonsultasikan dengan Tabel Nilai “ r ” Product Moment dengan df
sebesar N – nr = 29 – 2 = 27, maka diperoleh hagra r tabel pada taraf signifikan
5% = 0.367, sedangkan pada taraf signifikan 1 % = 0.470
rxy lebih besar dari dari pada r tabel baik pada taraf signifikan 5% maupun 1%
0.842 > 0.367 signifikansi 5%0.842 > 0.470 signifikansi 1%Dengan demikian maka hipotesis alternatife diterima dan ada
hubungan yang positif antara pemahaman keagamaan dengan aktivitas social
45
keagamaan siswa di SD Negeri Jabung Pandowoharjo Sleman. Maksudnya
semakin tinggi tingkat pemahaman keagamaan semakin baik pula aktivitas
sosial keagamaan nya.
C. Pembahasan Hasil Penelitian
Hasil uji hipotesis yang menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh positif dan signifikan antara pemahaman keagamaan (X) dengan
aktivitas sosial keagamaan (Y) siswa di SD Negeri Nyaen 2 Jabung
Pandowoharjo Sleman Tahun Pelajaran 2008/2009. Oleh karena harga
koefisien korelasi antara variabel pemahaman keagamaan (X) dengan
aktivitas sosial keagamaan (X) siswa di SD Negeri Nyaen 2 memiliki sitaraf
signifikansi yang cukup tinggi , maka dapat diartikan kenaikan skor variabel
X akan diikuti oleh skor variabel Y.
Naik turunnya skor diatas mengandung makna semakin baik
pemahaman keagamaan siswa semakin baik pula aktivitas sosial
keagamaannya, sebaliknya semakin rendah pemahaman keagamaan siswa
tersebut, cenderung aktivitas sosial keagamaannya rendah pula. Hal ini
berarti bahwa semakin baik tingkat pemahaman keagamaan siswa akan
menyebabkan semakin baik pula aktivitas sosial keagamaan siswa di SD
Negeri Nyaen 2 Jabung Pandowoharjo Sleman Yogyakarta.
Berdasarkan hasil diskriptif variabel X dan Y berada pada
kategori baik. Oleh karena itu pemahaman keagamaan siswa dapat
ditingkatkan secara maksimal.
46
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa yang
memiliki tingkat pemahaman keagamaan yang baik akan cenderung
melakukan aktivitas sosial keagamaan secara maksimal , sebaliknya siswa
yang tingkat pemahaman keagamaannya kurang maka akan cenderung kurang
pula aktivitas sosial keagamaannya.
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian baik penelitian yang bersifat library
research maupun yang bersifat field research dapat disimpulkan bahwa :
1. Agama Islam sebagai Rahmatan lil ‘alamin, yang mempunyai peranan
penting dalah kehidupan manusia, karena itu perlu dipelajari , digali dan
dipahami serta diimani kemudian diamalkan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Aktivitas social keagamaan adalah tindakan individu yang ada hubungannya
dengan individu lain (kelompok) berdasarkan nilai-nilai agama Islam.
3. Dengan pemahaman keagamaan yang tinggi diharapkan siswa Sekolah
Dasar Negeri Nyaen 2 Jabung Pendowoharjo Sleman dapat menguasai
materi pendidikan agama Islam yang baik, yang pada gilirannya nanti dapat
menjalankan aktivitas social keagamaan dengan baik pula.
4. Aktivitas sosial keagamaan adalah tindakan individu (siswa SD Negeri
Nyaen 2 Jabung Pondowoharjo) yang ada hubungannya dengan individu
lain (kelompok) berdasarkan nilai-nilai agama Islam.
47
5. Berdasarkan perhitungan hipotesis dan koefisien korelasi sebesar 0.842
menunjukan bahwa pemahaman keagamaan dengan aktivitas sosial
keagamaan siswa SD Negeri Nyaen 2 Jabung Pandowoharjo Sleman
mempunyai pengaruh yang kuat atau tinggi.
B. Saran-Saran
1. Untuk sekolah
a. Hendaknya diupayakan untuk melengkapi fasilitas belajar dan mengajar
pada umumnya dan dalam pendidikan agama pada khususnya, agar
siswa bergairah dalam belajar.
b. Hendaklah lebih ditingkatkan kerja sama yang baik antara sekolah
dengan orang tua / walli murid sehingga diharapkan dapat saling
mendukung terciptanya tujuan pendidikan yang diharapkan.
c. Khusus kepada guru, hendaknya betul-betul memperhatikan unsur-unsur
ditaktis, metodis dan spikologis dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar mengajar, sehingga dapat tercapai secara optimal.
2 Untuk orang tua / wali murid
Hendaklah selalu memperhatikan belajar putra-putrinya dengan
memberikan bimbingan dan pengawasan , memberi motivasi serta
memenuhi kebutuhan belajar putra-putrinya ,agar mereka dapat
memperoleh prestasi belajar yang memuaskan.
48