skripsi pengaruh faktor keperilakuan organisasi … · musfirah hasan, 2017. “pengaruh faktor...
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASITERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI
KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GOWA
MUSFIRAH HASAN105 73 04417 13
PROGRAM STUDI AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2017
i
SKRIPSI
PENGARUH FAKTOR KEPERILAKUAN ORGANISASITERHADAP KEGUNAAN SISTEM AKUNTANSI
KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GOWA
MUSFIRAH HASAN10573 04417 13
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar SarjanaEkonomi pada Jurusan Akuntansi
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2017
v
MOTTO
Kemarin adalah masa lalu dan masa lalu adalah
sejarah yang dapat dijadikan contoh bagi kita. Hari ini
adalah perjuangan untuk masa depan dan masa depan
adalah cita-citaku. (Kahlil Gibran)
Dinilai jelek atau bahkan dijelek-jelekan tidak akan
menjadi jelek, jika kita tidak berbuat jelek. Dinilai baik
atau bahkan dipuji-puji tidak akan menjadi baik juga,
jika tidak berbuat baik. (Yang Mulia Bhante
Saddhaviro Maha Thera)
iv
ABSTRAK
Musfirah Hasan, 2017. “Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi TerhadapKegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah”. Skripsi.Jurusan Akuntansi.Fakultas Ekonomi. Universitas Muhammadiyah Makassar.Pembimbing:Dr.H.Ansyarif Khalid dan Faidhul Adzhiem.
Populasi penelitian ini adalah kantor bupati kabupaten gowa pada badanpengelola keuangan daerah. Sampel pada penelitian ini diambil dari pegawaibadan pengelola keuangan daerah dikantor bupati kabupaten gowa provinsiSulawesi selatan.
Berdasarkan hasil uji t diperoleh hasil perilaku organisasi mempunyaipengaruh positif terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.Berdasarkan hasil penelitian tersebut dapat disimpulkan bahwa keperilakuanorganisasi berperan untuk meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangandaerah.
Kata Kunci :Faktor Keperilakuan Organisasi, dan Kegunaan SistemAkuntansi Keuangan Daerah.
ABSTRAK
Musfirah Hasan, 2017. "The Influence of Organizational Factor Factor on theUse of Regional Financial Accounting System". Essay. Accounting major. Facultyof Economics. University of Muhammadiyah Makassar. Advisor: Dr.H.AnsyarifKhalid and Faidhul Adzhiem.
The population of this research is district gowa regent office at regionalfinance management board. The sample in this study was taken from theemployees of the regional financial management agency at the regent office ofgowa district of South Sulawesi province.
Based on the results of t test results obtained organizational behavior hasa positive influence on the usefulness of regional financial accounting system.Based on the results of this study can be concluded that the behavior of theorganization role to improve the usefulness of regional financial accountingsystem.
Keywords: Organizational Behavior Factor, and Usefulness of RegionalFinancial Accounting System.
vi
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah
senantiasa memberikan nikmat Islam dan Iman dan rahmat serta hidayah-Nya
karena sampai detik ini penulis masih diberi kesehatan lahir dan batin sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul Pengaruh Faktor Keperilakuan
Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Kabupaten
Gowa. Shalawat serta salam semoga selamanya tetap terlimpahkan kepada Nabi
Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat bagi seluruh alam.
Penulis juga haturkan terimah kasih kepada orang tua tercinta yang terus
mengucurkan keringat dan air mata cinta di hamparan kasih sayang tanpa kenal
lelah dalam mendidik putrinya. Ibuku tercinta Syamsinar, tiada kata terucap untuk
membalas kucuran air mata sajadahmu karena kata tak seagung kasihmu. Dan
Ayahanda Muh Hasan yang telah membanting tulang hari demi hari tanpa
mengenal lelah hanya untuk membiayai kebutuhan putri tercinta.
Seiring berjalannya waktu, hingga akhir karya ilmiah ini dapat
terselesaikan. Penulis menyadari bahwa karya ilmiah ini tidak dapat terselesaikan
dengan baik tanpa adanya dukungan, bantuan serta arahan dari berbagai pihak.
Penyusunan karya ilmiah ini disusun guna memenuhi syarat untuk memperoleh
gelar sarjana S1 di Fakultas Ekonomi Universitas Muhammadiyah Makassar.
Sehingga pada kesempatan ini penulis menyampaikan terimah kasih kepada:
1. Bapak Dr. H. Abdul Rahman Rahim, SE., MM selaku rektor Universitas
Muhammadiyah Makassar
vii
2. Bapak Ismail Rasulong, SE, MM selaku dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Bapak Ismail Badollahi, SE,M.Si,Ak.CA selaku ketua jurusan Fakultas
Ekonomi Jurusan Akuntansi
4. Bapak Dr. H. Ansyarif Khalid, SE.,M.Si.Ak.CA selaku pembimbing I yang
senantiasa meluangkan waktu dan memberikan arahan dalam menyelesaikan
karya ilmiah ini
5. Bapak Faidhul Adzhiem, SE,M.Si selaku pembimbing II yang senantiasa
meluangkan waktu dan memberikan arahan dalam menyelesaikan karya ilmiah
ini
6. Seluruh Dosen dan karyawan Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
membantu kegiatan penulis dan memberikan ilmunya dari awal perkuliahan
sampai pada penyusunan karya ilmiah ini
7. Bapak Mahmud sub bidang penyusunan laporan keuangan, serta seluruh
pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah pada Kantor Bupati Kabupaten
Gowa yang telah membantudalam penelitian ini
8. Keluarga besar saya yang selalu memberikan saran dan semangat dalam
penyusunan karya ilmiah ini
9. Teman-teman Ak 9.13 yang telah memberikan semangat, dukungan, serta
warnadan pengalaman-pengalaman dalam hidup penulis yang tidak bisa
terlupakan.
viii
Dengan selesainya penyusunan karya tulis ilmiah ini, tentu penulis
menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu,
kritik, saran, dan masukan yang membangun sangat diharapkan dari semua pihak.
Akhir kata, semoga karya tulis ini dapat bernilai ibadah dan dapat
memberikan manfaat bagi para pembaca khususnya pihak yang menekuni Bidang
Akuntansi, serta menjadi sumbangsih yang berharga bagi pengembangan Ilmu
Akuntansi.
Makassar, 03Juni 2017
Penulis,
Musfirah Hasan105730441713
viiii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN.............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN............................................................................... iii
PERNYATAAN SKRIPSI.................................................................................... iv
MOTTO ................................................................................................................v
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
KATA PENGANTAR ..........................................................................................vi
DAFTAR ISI.......................................................................................................viiii
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................. 3
C. Tujuan Penelitian.................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian.................................................................. 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Organisasi................................................................. 5
B. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah ......................................10
C. Penelitian Terdahulu...............................................................21
D. Kerangka Pikir........................................................................31
E. Hipotesis .................................................................................31
ixi
F. Pengujian Hipotesis ................................................................32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi Dan Waktu Penelitian.................................................34
B. Jenis Dan Sumber Data ..........................................................34
C. Teknik Pengumpulan Data .....................................................34
D. Populasi dan Sampel ..............................................................36
E. Metode Analisis Data .............................................................37
BAB IV GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah berdirinya Pemerintah Kabupaten Gowa ..................41
B. Visi, Misi dan Tujuan.............................................................45
C. Struktur Organisasi.................................................................48
D. Job Description.......................................................................49
BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kuesioner ......................................................................51
B. Pembahasan ............................................................................66
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan.............................................................................68
B. Saran.......................................................................................68
DAFTAR PUSTAKA ...........................................................................................70
LAMPIRAN..........................................................................................................72
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Penelitian Terdahulu ...............................................................................21
Tabel 5.1 Hasil Statistik Deskriptif.......................................................................54
Tabel 5.2 Validitas Instrumen Pertanyaan Perilaku Organisasi............................56
Tabel 5.3 Validitas Instrumen Pertanyaan SAKD ................................................57
Tabel 5.5 Variables Entered/RemovedP ...............................................................62
Tabel 5.6 Model Summary....................................................................................63
Tabel 5.7 Anova ....................................................................................................64
Tabel 5.8 Coefficients ...........................................................................................64
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Kedudukan Akuntansi keuangan daerah ..............................................14
Gambar 2 Kerangka Pikir......................................................................................31
Gambar 5.1 Normal P-Plot....................................................................................60
Gambar 5.2 Histogram..........................................................................................60
Gambar 5.3 ScatterPlot .........................................................................................61
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Otonomi daerah merupakan bagian dari demokratisasi dalam menciptakan
sebuah sistem yang power share pada setiap level pemerintahan, serta menuntut
kemandirian sistem manajemen di daerah. Pemberian otonomi daerah pada
kabupaten dan kota, pengelolaan keuangan sepenuhnya berada ditangan
pemerintah daerah. Sejalan dengan pelaksanaan otonomi daerah, sistem
pengelolaan keuangan daerah yang baik difokuskan untuk mengelola sistem
dana secara desentralisasi dengan transparan, efisien, dan dapat dipertanggung
jawabkan kepada masyarakat luas.
Sistem akuntansi pemerintah pada tingkat pemerintah diatur dengan
peraturan menteri keuangan yaitu PMK no.59/PMK.06/2005 tentang sistem
akuntansi dan pelaporan keuangan pemerintah pusat, maka sistem akuntansi
pemerintah pada tingkat pemerintah daerah diatur dengan Pemendagri No.59
tahun 2007 tentang pedoman pengelolaan keuangan daerah perubahan atas
Permendagri No.13 tahun 2006 yaitu pada pasal 232 yang mengatur tentang
sistem akuntansi pemerintah daerah. Oleh karena itu, penerapan standar
akuntansi pemerintahan dan penerapan sistem akuntansi keuangan daerah
merupakan salah satu syarat dan pedoman bagi pemerintah untuk dapat
menghasilkan laporan keuangan daerah yang berkualitas.
2
Sistem akuntansi keuangan pemerintah daerah lemah akan menyebabkan
pengendalian intern lemah dan pada akhirnya laporan keuangan yang dihasilkan
juga kurang handal dan kurang relevan untuk pembuatan keputusan. Kegunaan
sistem akuntansi keuangan daerah meliputi: validity, informasi yang dihasilkan
dalam sistem akuntansi yang digunakan memiliki kandungan akurasi yang
tinggi. Reliability, informasi yang dihasilkan dalam sistem informasi adalah
informasi yang dapat dipercaya.Efisien, melalui sistem informasi yang
digunakan anggota organisasi dapat menghemat penggunaan biaya dan
kegunaan SAKD selanjutnya adalah efektif, melalui sistem informasi yang
digunakan anggota organisasi dapat memanfaatkan waktu secara optimal
(Carolin, 2009).Agar dapat meningkatkan kegunaan SAKD ini maka perlu
adanya faktor perilaku dalam suatu organisasi yang mendukung dalam
penerapan SAKD tersebut (Latifah, 2007).
Kejelasan tujuan dapat menentukan suatu keberhasilan sistem karena
individu dengan suatu kejelasan tujuan, target yang jelas dan paham bagaimana
mencapai tujuan, mereka dapat melaksanakan tugas dengan keterampilan dan
kompetensi yang dimiliki (Latifah dan sabeni, 2007).Dukungan atasan
berpengaruh dalam mendukung suksesnya implementasi sistem baru.Menurut
Shield (1995) dalam Latifah dan Sabeni (2007) dukungan manajemen puncak
(atasan) dalam suatu inovasi sangat penting dikarenakan adanya kekuasaan
manajer terkait dengan sumber daya.
3
Berdasarkan hasil penelitian Fung jen (2002) dalam Dewi (2011)
diperoleh hasil bahwa pada perusahaan yang memiliki program pelatihan dan
pendidikan pengguna terdapat perbedaan yang signifikan dengan kepuasan
pengguna tetapi tidak terbukti adanya perbedaan pengguna sistem.
Penelitian ini mereplikasi dari penelitian Nurlaela dan Rahmawati (2010)
dengan judul Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap Kegunaan
Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.Perbedaan dari penelitian adalah pada
jumlah variabel dan cakupan wilayah. Peneliti hanya fokus pada tiga variabel
yang mencakup Dukungan Atasan, Kejelasan Tujuan dan Pelatihan serta tidak
melibatkan konflik Kognitif dan Efektif yang telah disebutkan oleh peneliti
sebelumnya serta penelitian sebelumnya meneliti di Subokawonosraten.
Sedangkan penelitian ini hanya pada Sekretariat Daerah dan Sekretariat DPRD
Kabupaten Karanganyar.
Berdasarkan uraian tersebut diatas peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian lebih lanjut dengan judul ”PENGARUH FAKTOR
KEPERILAKUAN ORGANISASI TERHADAP KEGUNAAN SISTEM
AKUNTANSI KEUANGAN DAERAH KABUPATEN GOWA ( Pada Badan
Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Gowa)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang penelitian maka peneliti merumuskan
permasalahan, yaitu apakah Faktor PerilakuOrganisasi berpengaruh Terhadap
kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah Kabupaten Gowa.
4
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian untuk mengetahui dan menganalisis “Pengaruh
Faktor Perilaku Organisasi TerhadapKegunaan Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah Kabupaten Gowa.”
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Dapat dijadikan sebagai wahana pengembangan ilmu pengetahuan
melalui penelitian dengan mengaplikasikan teori yang sudah di terima
selama studi diperguruan tinggi.
2. Bagi Pemerintah
Diharapkan dapat menjadi bahan masukan mengenai sistem Akuntansi
Keuangan Daerah yang saat ini ditetapkan.
3. Bagi Pembaca
Dapat menjadi sumber informasi dan bahan masukan yang dapat
digunakan dalam penelitian selanjutnya.
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Perilaku Organisasi
1. Pengertian Perilaku Organisasi
Perilaku organisasi pada hakikatnya mendasarkan pada ilmu perilaku
itu sendiri yang dikembangkan dengan pusat perhatiannya pada tingkah laku
manusia dalam suatu organisasi.Bidang pengetahuan perilaku organisasi
yang sudah dikembangkan sejak lama, Nampak akhir-akhir ini mulai
dirasakan kepentingannya.Perilaku organisasi merupakan bidang ilmu
terapan yang dibentuk berdasarkan kontribusi dari sejumlah bidang yang
berkaitan dengan perilaku.
Adapun pengertianperilaku organisasi yang dikemukakan oleh Kelly
dalam Thoha (2014:9) “perilaku organisasi merupakan sebagai suatu sistem
studi dari sifat organisasi seperti misalnya bagaimana organisasi dimulai,
tumbuh dan berkembang dan bagaimana pengaruh terhadap anggota-
anggota sebagai individu, kelompok-kelompok pemilih, organisasi-
organisasi lainnya dan institusi-institusi yang lebih besar.
Menurut Robbins (2007:10), Perilaku organisasi adalah “suatu bidang
studi yang mempelajari dampak perorangan, kelompok, dan struktur pada
perilaku dalam organisasi dengan maksud menerapkan pengetahuan tentang
hal-hal tersebut dengan perbaikan efektivitas organisasi”.
6
Thoha (2014:5) “perilaku organisasi adalah suatu studi yang
menyangkut aspek-aspek tingkah laku manusia dalam suatu organisasi atau
suatu kelompok tertentu”.
Dari pendapat diatas dapat dikemukakan bahwa perilaku organisasi
adalah sebuah bidang studi dan sebuah bidang keahlian khusus yang
mempunyai pokok ilmu pengetahuan yang umum.
Faktor organisasi dalam implementasi sistem ada tiga aspek, meliputi
dukungan atasan, kejelasan tujuan, dan pelatihan.Faktor-faktor tersebut
didefinisikan sebagai berikut (Chenhall, 2004 dalam Nurlaela dan
Rahmawati 2010).
2. Fungsi Tujuan Organisasi
Terdapat beberapa fungsi tujuan organisasi, antara lain:
a. Pedoman bagi kegiatan
Ini dilakukan melalui penggambaran hasil-hasil diwaktu yang akan
datang. Fungsi tujuan memberikan arah dan permusatan kegiatan
organisasi mengenai apa yang harus dan tidak harus dilakukan.
b. Sumber legitimasi
Ini akan meningkatkan kemampuan organisasi untuk mendapatkan
sumber daya dan dukungan dari lingkungan di sekitarnya.
c. Standar pelaksanaan
Bila tujuan dilaksanakan secara jelas dan dipahami, ini dapat
memberikan standar langsung bagi penilaian pelaksanaan kegiatan
(prestasi) organisasi.
7
d. Standar motivasi
Ini berfungsi sebagai motivasi dan identifikasi karyawan yang
penting. Pada kenyataannya tujuan organisasi sering memberikan
insentif bagi para anggota.
e. Dasar rasional pengorganisasian
Tujuan organisasi merupakan suatu dasar perancangan organisasi
f. Ciri-ciri Organisasi
Adapun ciri-ciri suatu organisasi adalah sebagai berikut.
1. Lembaga sosial yang terdiri atas kumpulan orang dengan
berbagai pola interaksi yang ditetapkan.
2. Dikembangkan untuk mencapai tujuan
3. Secara sadar dikoordinasikan dan dengan sengaja disusun
4. Instrumen sosial yang mempunyai batasan yang secara relatif
dapat diidentifikasi
g. Karakteristik Organisasi dan Pengaruhnya Terhadap Perilaku
Individu
Karakteristik organisasi adalah ciri khusus yang dimilik oleh
suatu organisasi tertentu, misalnya:
1. Terdapat komunikasi dua arah
2. Tujuan kelompok jelas dan diterima oleh anggota
3. Kontroversi dan konflik tidak diabaikan, diingkari atau ditekan.
8
Namun, karakteristik organisasi tidak memiliki pengaruh yang
signifikan terhadap perilaku individu. Hanya saja, perilaku individu itu akan
menyesuaikan dengan karakteristik organisasi tersebut, yaitu berupa
peraturan-peraturan. Hal itu hanya berlaku ketika individu tersebut berada di
lingkungan organisasi. Namun, tidak dapat di pungkiri juga bahwa hal itu
akan berdampak pada perilaku di lingkungan luar, misalnya keluarga dan
masyarakat, yaitu sikap yang sering dilakukan individu dalam organisasi
seperti cara berpikir, berbicara dan mengambil keputusan serta gaya atau cara
ia dalam menghadapi suatu permasalahan yang timbul.
h. Prinsip-prinsip yang harus dipertimbangkan dalam perilaku
organisasi
Perilaku organisasi hakikatnya adalah hasil-hasil interaksi
antara individu-individu dalam organisasinya.Oleh karena itu, untuk
memahami perilaku organisasi sebaiknya diketahui terlebih dahulu
individu-individu sebagai pendukung organisasi tersebut.Salah satu
cara untuk memahami sifat-sifat manusia ialah dengan menganalisis
prinsip-prinsip dasar yang merupakan salah satu bagian daripadanya.
Menurut Thoha (2014:36)bahwa terdapat prinsip-prinsip perilaku
organisasi antara lain :
1. Manusia berbeda perilakunya, karena kemampuannya tidak
sama. Manusia mempunyai kebutuhan yang berbeda.
2. Orang berpikir tentang masa depan, dan membuat pilihan tentang
bagaimana bertindak.
9
3. Seseorang memahami lingkungannya dalam hubungannya
dengan pengalaman masa lalu kebutuhannya.
4. Seseorang itu mempunyai reaksi-reaksi senang atau tidak
senang.
5. Banyak faktor yang menentukan sikap dan perilaku seseorang.
Larry L. Cummings, (Dalam Thoha, 2007:7) Presiden dari Akademi
Manajemen di Amerika Serikat memberikan suatu analisa perbedaan antara perilaku
organisasi dengan disiplin lain yang erat hubungannya dengan ilmu perilaku.
Menurut Cummings perbedaan yang dimaksud sebagai berikut :
a. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan psikologi organisasi antara
lain: psikologi organisasi membatasi konstruksi penjelasannya pada
tingkat psikologi saja, akan tetapi perilaku organisasikonstruksi
penjelasannya berasal dari mulsti disiplin.
b. Kesamaan keduanya ialah kedua bidang tersebut menjelaskan perilaku
orang-orang di dalam suatu organisasi.
c. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan teori organisasi didasarkan
pada dua perbedaan antaranya unit analisanya dan pusat variabel tak
bebas. Perilaku organisasi dirumuskan sebagai suatu studi dari tingkah
laku individu dan kelompok didalam suatu organisasi dan penerapan dari
ilmu pengetahuan tertentu.
d. Perbedaan antara perilaku organisasi dengan Personnel dan Human
Resourcer adalah bahwa perilaku organisasi lebih menekankan pada
10
orientasi konsep, sedangkan Personnel dan Human Resourcer (P&HR)
menekankan pada teknik dan teknologi.
i. Perilaku Individu dalam Organisasi
Menurut David A.Nadler (1970) sebagaimana dikemukakan
oleh Anoraga (1995:54) dan Thoha (2007:33) bahwa perilaku
manusia adalah sebagai suatu fungsi dari integrasi antara person atau
individu dengan lingkungannya.
Ungkapan pengertian diatas dapat dirumuskan dengan formula
sebagai berikut:
P = F(I,L)
Keterangan :
P : Perilaku
F : Fungsi
I : Individu
L : Lingkungan.
Ungkapan tersebut dapat dibaca sebagai berikut :
“Perilaku adalah suatu fungsi dari integrasi antara seorang individu
dengan lingkungannya”
B. Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
1. Pengertian Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Elina (2013:6) “sistem akuntansi keuangan daerah adalah sistem
akuntansi yang meliputi proses pencatatan, penggolongan, penafsiran,
peringkasan transaksi atau kejadian keuangan serta pelaporan keuangan
11
dalam rangka pelaksanaan Anggaran Pendapatan Belanja Daerah
(APBD)”.
Abdul (2007:43) “sistem akuntansi keuangan daerah adalah suatu
proses identifikasi, pengukuran, dan pelaporan transaksi ekonomi,
(keuangan) dari suatu daerah (provinsi, kabupaten, kota) yang dijadikan
sebagai informasi dalam pengambilan keputusan ekonomi oleh pihak-pihak
yang memerlukan”.
Deddi (2010:201) dan Permendagri No.13 tahun 2006 Tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah “sistem akuntansi keuangan daerah
adalah serangkaian prosedur mulai dari proses pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran, sampai dengan pelaporan keuangan, dalam
rangka pertanggungjawaban pelaksanaan anggaran pendapatan belanja
daerah (APBD) yang dapat dilakukan secara manual atau menggunakan
aplikasi komputer”.
Dari pengertian-pengertian diatas dapat dikemukakan bahwa sistem
akuntansi keuangan daerah adalah proses akuntansi dalam rangka
pertanggungjawaban pelaksanaan APBD secara manual.
2. Tujuan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Adapun tujuan dari akuntansi pemerintahan menurut Nurlan
(2008:28) mengatakan bahwa tujuan akuntansi pemerintahan adalah:
a. Pertanggungjawaban
Memberikan informasi keuangan yang lengkap, cermat, dalam
bentuk danwaktu yang tepat yang berguna bagi pihak yang
12
bertanggungjawab yangberkaitan dengan operasi unit-unit
pemerintahan.
b. Manajerial
Akuntansi pemerintah harus menyediakan informasi keuangan
yangdiperlukan untuk perencanaan, penganggaran, pelaksanaan,
pemantauan,pengendalian anggaran, perumusan kebijaksanaan,
dan pengambilan keputusan serta penilaian kinerja pemerintah.
c. Pengawasan
Akuntansi pemerintah harus memungkinkan terselenggaranya
pemeriksaanoleh aparat pengawasan fungsional secara efektif dan
efisien.
3. Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah
Erlina (2013:2) mengatakan secara umum akuntansi dibedakanatas
akuntansi sektor privat dan akuntansi sektor publik.
Menurut Erlina (2013:2) mengemukakan bahwa akuntansi terdiri dari
2 bidang utama,yaitu:
a. Akuntansi Komersial Perusahaan
Dalam akuntansi komersil, data akuntansi digunakan untuk
memberikaninformasi keuangan kepada manajemen, pemilik
modal, penanamanmodal, kreditor, dan pihak-pihak lain yang
berkepentingan penetapanpajak.Akuntansi komersial perusahaan
adalah akuntansi yang digunakanuntuk mencatat peristiwa
13
ekonomi pada entitas bisnis (perusahaan) yangmencari
keuntungan atau laba.
b. Akuntansi Sektor Publik
Akuntansi sektor publik adalah yang digunakan untuk mencatat
peristiwaekonomi pada organisasi non profit atau nirlaba.Laporan
yang disajikansesuai dengan standar akuntansi keuangan sektor
publik atau lebih dikenaldengan standar akuntansi pemerintahan.
Akuntansi sektor publik dibagiatas :
1. Akuntansi Pemerintah
Akuntansi digunakan untuk memberi informasi mengenai
transaksiekonomi dan keuangan pemerintah kepada pihak
eksekutif, legislatif,yudikatif, dan masyarakat.Akuntansi
pemerintah dibedakan atasakuntansi pemerintah pusat dan
akuntansi pemerintah.Akuntansipemerintah daerah terdiri dari
akuntansi pemerintahan provinsi danakuntansi pemerintah
kabupaten/kota.Pemerintah perlu mengaturstandar akuntansi
pemerintahan daerah agar dapat digunakan secaraseragam
diseluruh pemerintah daerah.
2. Akuntansi Sosial
Akuntansi sosial merupakan bidang akuntansi khusus untuk
diterapkanpada lembaga dalam artian makro yang melayani
perekonomian nasional.Akuntansi sosial adalah akuntansi
yang digunakan untukmencatat peristiwa ekonomi pada
14
organisasi non profit atau nirlaba. Akuntansi ini banyak
dipakai oleh organisasi sektor publik, sepertipartai politik,
masjid, puskesmas, rumah sakit, sekolah atauuniversitas,
lembaga swadaya masyarakat.
Berdasarkan klasifikasi di atas, kedudukan akuntansi keuangan
daerah dapat dilihat pada Gambar 1 berikut ini:
Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah
Gambar 1Kedudukan Akuntansi Keuangan Daerah
Sumber: Erlina Rasdianto (2013:4)
4. Sistem Pencatatan
Menurut Erlina (2013:4) mengatakan bahwa akuntansikeuangan
daerah terdapat proses pencatatan, pengidentifikasian, dan
15
pelaporantransaksi-transaksi ekonomi yang terjadi di pemerintah daerah.
Menurut Erlina (2013:4) dalam proses pencatatan yang merupakan salah
satu prosesakuntansi, akuntansi menggunakan sistem pencatatan.Menurut
Erlina Rasdianto (2013:4) Ada tiga sistem pencatatan yang
dapatdigunakan yaitu:
a. Single entry
b. Double entry
c. Triple entry
Adapun penjelasan sistem pencatatan yaitu sebagai berikut:
1. Single Entry
Sistem pencatatan single entry disebut dengan sistem tata buku
tunggal.Pencatatan transaksi ekonomi dilakukan dengan mencatat satu
kali.Transasksi yang berakibat ditambahkannya kas akan dicatat
disisipenerimaan di dalam Buku Kas Umum (BKU) sedangkan transaksi
yangberakibat kurangnnya kas akan dicatat disisi pengeluaran di dalam
BukuKas Umum. Single entry ini disebut dengan pembukuan, sedangkan
dalamakuntansi sistem pencatatan yang digunakan adalah sistem double
entryatau triple entry.
2. Double Entry
Sistem pencatatan double entry disebut sistem tata buku
berpasangan.Pencatatan transaksi ekonomi dua kali, dalam arti, bahwa setiap
transaksiminimal akan mempengaruhi dua perkiraan, yaitu disisi debit dan
satudisisi kredit. Setiap Pencatatan harus menjaga keseimbangan antara
16
sisidebit dan sisi kredit dari persamaan dasar akuntansi.Pencatatan
dengansistem double entry sering disebut dengan istilah menjurnal.Pada
masasebelum reformasi, sistem pencatatan yang dilakukan oleh
akuntansikeuangan daerah adalah sistem tata buku tunggal (single
entry).Tetapisetelah reformasi yaitu dengan dikeluarkannya Peraturan
PemerintahNomor 105/2000, sistem pencatatan yang digunakan adalah
sistempencatatan double entry.
3. Triple Entry
Sistem pencatatan triple entry adalah sistem pencatatan yang menggunakan
double entry ditambah dengan pencatatan pada buku anggaran. Pencatatan
pada buku anggaran ini merupakan pencatatan tentang anggaran yang telah
digunakan sesuai dengan pencatatan padadouble entry.Dengan adanya
pencatatan ini maka dapat dilihat sisa anggaran untuk masing-masing
komponen yang ada di anggaran pendapatan belanja daerah. Pencatatan
dengan sistem triple entry ini dilaksanakan saat pencatatan double entry
dilaksanakan, maka sub bagian keuangan pemerintah daerah juga mencatat
transaksi tersebut pada buku anggaran. Berdasarkan penjelasan diatas dapat
dikatakan bahwa Akuntansi keuangandaerah menggunakan sistem pencatatan
berpasangan (double entry) artinya bahwasetiap transaksi akan
mempengaruhi dua perkiraan, yaitu disisi debit dan satudisisi kredit.
5. Pembiayaan Daerah
a. Penerimaan pembiayaan
17
Untuk membiayai penyelenggaraan pemerintah daerah, pemerintah
daerah dapat melakukan pinjaman yang bersumber dari pemerintah,
pemerintah daerah lain, lembaga keuangan bank, lembaga keuangan
bukan bank, dan masyarakat.
Ketentuan mengenai pinjaman daerah dan obligasi daerah diatur
dengan peraturan pemerintah, yang sekurang-kurangnya mengatur
tentang:
1. Persyaratan bagi pemerintah daerah dalam melakukan pinjaman;
2. Penganggaran kewajiban pinjaman daerah yang jatuh tempo dalam
APBD;
3. Pengenaan sanksi dalam hal pemerintah daerah tidak memenuhi
kewajiban membayar pinjaman kepada pemerintah, pemerintah
daerah lain, lembaga perbankan, serta lembaga keuangan bukan bank
dan masyarakat;
4. Tata cara pelaporan posisi kumulatif pinjaman dan kewajiban
pinjaman setiap semester dalam tahun anggaran berjalan
5. Penerbitan obligasi daerah, pembayaran bunga dan pokok obligasi;
6. Pengelolaan obligasi daerah mencakup pengendalian risiko, penjualan
dan pembelian obligasi, pelunasan dan penganggaran dalam APBD
pasal(171).
b. Pengeluaran pembiayaan
Pemerintah daerah dapat membentuk dana cadangan guna membiayai
kebutuhan tertentu yang dananya tidak dapat disediakan dalam satu
18
tahun anggaran, yang pengaturannya ditetapkan dengan peraturan
pemerintah, yang sekurang-kurangnya mengatur persyaratan
pembentukan dana cadangan, serta pengelolaan dan
pertanggungjawabannya.
c. Pertanggungjawaban keuangan Daerah
Pengaturan bidang akuntansi dan pelaporan dilakukan dalam rangka
menguatkan pilar akuntabilitas dan transparansi. Dalam rangka pengelolaan
keuangan daerah yang akuntabel dan transparan, pemerintah daerah wajib,
menyampaikan pertanggungjawabannya berupa:
1. Laporan Realisasi Anggaran,
2. Neraca,
3. Laporan Arus Kas, dan
4. Catatan atas Laporan Keuangan.
d. Basis Akuntansi yang digunakan di sektor pemerintahan
Pada tahun 2010, untuk meningkatkan kualitas
pertanggungjawaban kinerja, pemerintah menerbitkan Peraturan
Pemerintah Nomor 71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi
Pemerintahan (SAP). Perubahan yang sangat nyata dari SAP
sebelumnya yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Nomor 24 tahun
2005 adalah diwajibkannya penggunaan akuntansi berbasis akrual
(accrual) oleh pemerintah, termasuk pemerintah daerah, dari yang
sebelumnya menggunakan akuntansi berbasis kas menuju akrual (cash
towardaccrual).
19
e. Jenis dan Bentuk Laporan Keuangan
Berdasarkan PSAP 1 Peraturan Pemerintah Nomor 71 tahun 2010,
laporan keuangan merupakan laporan yang terstruktur mengenai posisi
keuangan dan transaksi-transaksi yang dilakukan oleh suatu entitas.
Pelopran keuangan pemerintah seharusnya menyajikan informasi
yang bermanfaat bagi para pengguna dalam menilai akuntabilitas dan
membuat keputusan, baik keputusan ekonomi, maupun politik, yaitu sebagai
berikut.
1. Menyediakan informasi tentang sumber, alokasi dan penggunaan sumber
daya keuangan.
2. Menyediakan informasi mengenai kecukupan penerimaan periode berjalan
untuk membiayai seluruh pengeluaran.
3. Menyediakan informasi mengenai jumlah sumber daya ekonomi yang
digunakan dalam kegiatan entitas pelaporan serta hasil-hasil yang telah
dicapai
4. Menyediakan informasi mengenai bagaimana entitas pelaporan mendanai
seluruh kegiatannya dan mencukupi kebutuhan kasnya.
5. Menyediakan informasi mengenai posisi keuangan dan kondisi entitas
pelaporan berkaitan dengan sumber-sumber penerimaannya, baik jangka
pendek maupun jangka panjang, termasuk yang berasal dari pungutan pajak
dan pinjaman.
20
6. Menyediakan informasi mengenai perubahan posisi keuangan dan kondisi
entitas pelaporan apakah mengalami kenaikan atau penurunan, sebagai akibat
kegiatan yang dilakukan selama periode pelaporan.
f. Karakteristik Akuntansi Pemerintahan
Lingkungan akuntansi pemerintahan sebagaimana diuraikan
sebelumnya mempengaruhi karakteristik akuntansi pemerintahan.
Menurut A Guide to Accounting, Financial Reporting, and Auditing in
Federal Government, ciri-ciri akuntansi pemerintahan adalah sebagai
berikut.
a. Tidak terdapat pencatatan laba-rugi karena tujuan utama lembaga pemerintah
bukanlah mencari laba.
b. Tidak perlu dilakukan pencatatan pemilikan pribadi karena lembaga
pemerintah adalah milik seluruh rakyat, dan kepemilikan itu tidak dituliskan
dalam sebuah surat bukti kepemilikan.
21
C. PenelitianTerdahulu
Tabel. 1 Penelitian Terdahulu
No. Penulis Judul Variabel
Dependen
Metode
Analisis
Hasil Sumber Referensi
1. Rheny AfrianaHanif , R. AdriSatriawandanTriyantoHadiSaputra(2014)
Pengaruh
keperilakuan
organisasi
terhadap
kegunaan sistem
akuntansi
keuangan rumah
sakit dengan
konflik kognitif
dan afektif
sebagai variabel
intervening (studi
pada rumah sakit
pemerintah di
Sistem
Akuntansi
Keuangan
Rumah
Sakit
Metode
regresi
berganda
Hasil penelitian bahwa hanya konflik
afektif mampu menjadi penyela
hubungan keperilakuan organisasi
dan kegunaan sistem akuntansi
keuangan rumah sakit
Karyawan, p. K., &pekanbaru, s. W.(2014). Jurnal ekonomiVolume 22, Nomor 2Juni 2014, 22, 138–150.
22
kota pekan baru)
2 Muji Mranani
Beti Lestiorini(2011)
Faktor
keperilakuan
organisasi
terhadap
kegunaan sistem
akuntansi
Keuangan daerah
dengan konflik
kognitif dan
konflik afektif
sebagai
Intervening
Metode
regresi
berganda
Semua instrument memiliki nilai
korelasi dengan Sig.(2-tailed)
signifikan di bawah 0,01dengan nilair
hitung positif. Jadi dapat disimpulkan
bahwa seluruh butir instrumen
valid,sehingga semua instrument dapat
diikutsertakan dalam uji lanjutan.
Organisasi, F. P., Kognitif,K., Konflik, A., &Akuntansi, S. (2011). Faktorkeperilakuan organisasiterhadap kegunaan sistemakuntansi keuangan daerahdengan konflik kognitif dankonflik afektif sebagai,10(3), 193–203.
3 Dewi Andini,Yusrawati(2015)
Pengaruh
kompetensi
sumber daya
manusia dan
penerapan system
Kegunaan
Sistem
Akuntansi
Keuangan
Regresi
linier
berganda
Hasil dari penelitian ini kompetensi
SDM dan penerapan system
akuntansi keuangan daerah
berpengaruh terhadap kualitas
laporan
Andini, D., & Yusrawati.(2015). PengaruhKompetensi SumberDaya Manusia DanPenerapan SistemAkuntansi KeuanganDaerah TerhadapKualitas Laporan
23
Akuntansi
keuangan daerah
terhadap kualitas
laporan Keuangan
daerah Pada
satuan kerja
perangkat daerah
(skpd) kabupaten
empat lawing
Sumatera selatan
Daerah Keuangan daerah pada SKPD di
Kabupaten Empat Lawang
Keuangan Daerah.Jurnal Ekonomi,Manajemen DanAkutansi, 24(Juni2015), 65–82.
4 Akhmadnotowardoyo(2012)
Pengaruhkeperilakuan
organisasiterhadap
kegunaan systemakuntansi
keuangan daerahDi kabupaten
boyolali
kegunaan
sistem
akuntansi
keuangan
daerah
Analisis
Regresi
Berganda
Hasil penelitiannya menunjukan
konflik afektif berhubungan positif
terhadap kegunaan system akuntansi
keuangan daerah, hal ini dikarenakan
bahwa konflik afektif pada pegawai
dapat memperlambat komunikasi dan
proses kognitif, mengurangi
kekohesifan kelompok dalam
menerima ide baru, dan usaha saling
Boyolali, D. I. K., &Wardoyo, A. N. (2012).Pengaruh keperilakuanorganisasi terhadapkegunaan sistemakuntansi keuangandaerah di kabupatenboyolali.
24
menjatuhkan diantara anggota tim
sehingga dapat menghambat
kesuksesan
5 Shoffiyatuzzahro (2014)
Pengaruh factorkeperilakuanorganisasi dalamimplementasisystem akuntansikeuangan daerah( studi kasusinstansipemerintah se-kota madiun)
Kegunaan
Sistem
Akuntansi
Keuangan
Daerah
Regresi
Linear
Berganda
Hasil penelitian menunjukkan
implikasi yang luas dimasa yang
akan datang, khususnya untuk
penelitian-penelitian yang berkaitan
dengan hubungan factor perilaku
dalam implementasi inovasi system.
Penelitian ini juga di harapkan dapat
memberikan suatu gambaran kepada
Pemerintah Daerah bahwa
kesuksesan implementasi system
tidak hanya ditentukan oleh factor
teknis dan dana, namun factor
perilaku dari pengguna juga perlu
diperhatikan.
Surakarta, U. M., &Keuangan, S. A. (n.d.).Pengaruh faktorkeperilakuan organisasidalam implementasisistem akuntansikeuangan daerah.
6 Cyntia Pengaruhkejelasan tujuan
Kegunaan Regresi Menunjukan bahwa Kejelasan September, W. P. (2013).Wisuda Periode September
25
Carolina (2013) dan dukunganatasan terhadapkegunaan systemakuntansikeuangan daerah(pada dinas dipemerintah kotapadang)
Sistem
Akuntansi
Keuangan
Daerah
Linear
Berganda
Tujuan berpengaruh signifikan
positif terhadap Kegunaan SAKD.
Semakin tinggi Kejelasan Tujuan
maka Kegunaan SAKD juga akan
semakin tinggi
2013, (September).
7 Dra.SitiNurlaela,SE., M.Si.,Ak.Dan Prof. Dr.Rahmawati,M.Si., Ak(2010)
Pengaruh factor
keperilakuan
organisasi
terhadap
kegunaan system
akuntansi
keuangan daerah
di
subosukawonosra
ten
Kegunaan
sistem
akuntansi
keuangan
daerah
Regresi
Linear
Sederhana
Menunjukan bahwa factor
organisasional yang diuji, Pengaruh
pelatihan dan kejelasan tujuan
terhadap kegunaan Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah tidak berhasil
dibuktikan. Konflik
Nurlaela, S., & Rahmawati.(2010). Pengaruh FaktorKeperilakuan Organisasiterhadap Kegunaan SistemAkuntansi Keuangan Daerahdi Subosukawonosraten.Simposium NasionalAkuntansi XIII.
8 Juwita R.(2013)
Pengaruh
Implementasi
Regresi
Linear
Menunjukan Bahwa implementasi
standar akuntansi pemerintahan
Juwita, R. (2013). PengaruhImplementasi StandarAkuntansi
26
Standar
Akuntansi
Pemerintahan dan
Sistem Informasi
Akuntansi
Terhadap Kualitas
Laporan
Keuangan
Berganda
berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kualitas laporan
keuangan. Hasil penelitian ini
memberikan bukti empiris bahwa
implementasi standar akuntansi
pemerintahan yang baik akan
meningkatkan kualitas laporan
keuangan pada pemerintah
kabupaten/kota di PropinsiJawa
Barat sebagaimana Peraturan
PemerintahNomor 24 tahun 2005
mengenai Standar Akuntansi
Pemerintahan(SAP)
Pemerintahan danSistem InformasiAkuntansi TerhadapKualitas LaporanKeuangan.Trikonomika, 12(2),201–214.
9 WildomsSahusilawane(2016)
Pengaruhpelatihan dankejelasan tujuandalampenggunaansystem informasikeuangan daerah
Kegunaan
sistem
akuntansi
keuangan
daerah
Regresi
Linear
Berganda
Menunjukkan bahwa pelatihan
berpengaruh positif dan signifikan
terhadap penggunaan Sistem
Informasi Keuangan Daerah
Sahusilawane, W. (2017).Pengaruh Pelatihan DanKejelasan TujuanDalam PenggunaanSistem InformasiKeuangan DaerahKasp. JurnalOrganisasi Dan
27
Manajemen, (59).
10 Sang AyuNyomanTrisna Dewi,AANBDwirandra(2013)
Pengaruhdukunganmanajemenpuncak, kualitassistem, kualitasinformasi,pengguna actualdan kepuasanpenggunaterhadapimplementasisysteminformasikeuangandaerah dikotadenpasar
Regresi
Linear
Berganda
Menunjukkan bahwa keterlibata
nmanajemen puncak, motivasi, dan
perhatian manajemen puncak akan
meningkatkan pengguna untuk
menggunakan sistem yang ada dan
berhasil mengimplementasikan
system informasi keuangan daerah.
Sistem, K., Informasi, K.,Dan, A., & Pengguna,K. (2013). Sang AyuNyoman Trisna Dewi 1Fakultas EkonomiUniversitas Udayana (Unud ), Bali , IndonesiaFakultas EkonomiUniversitas Udayana (Unud ), Bali , IndonesiaPenyelenggaraanSistem InformasiKeuangan Daerahsecara nasionalbertujuan untukpercepatan trans, 1,196–214.
11 Andiradewanti (2015)
Pengaruh faktor
keperilakuan
organisasi
Sistem
Akuntansi
keuangan
Regresi
linear
berganda
Kejelasan tujuan, dukungan atasan
dan pelatihan sangat berpengaruh
pada sistem akuntansi keuangan
http://eprints.ums.ac.id/38835/1/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
28
terhadap
implementasi
sistem akuntansi
keuangan daerah
di kabupaten
ngawi
daerah daerah.
12 Himmahbandariy(2011)
Pengaruh
penyajian laporan
keuangan daerah
dan aksesibilitas
laporan keuangan
terhadap
penggunaan
informasi keuangan
daerah (Studi Pada
Kabupaten Eks
Karesidenan
Banyumas)
Akuntansi
keuangan
daerah
Regresi
linear
berganda
Fungsi laporan keuangan daerah
yaitu untuk menyajikan informasi
posisi keuangan, realisasi anggaran,
arus kas, dan informasi-informasi
terkait lainnya sebagai alat ukur
kinerja manajemen di pemerintah
daerah yang kemudian dinilai oleh
pengguna informasi laporan
keuangan
http://eprints.undip.ac.id/30992/1/Skripsi019.pdf
29
13 Ani Khubiyati,Johan Arifin(2016)
Analisis pengaruh
faktor
institusional
terhadap minat
adopsi sistem
informasi
akuntansi
keuangan daerah
yogyakarta
Akuntansi
keuangan
daerah
Regresi
linear
berganda
Penelitian ini bertujuan untuk
meneliti pengaruh faktor institusional
yang terdiri dari faktor mimetic,
normative, coercive dan juga
pengaruh tekanan mimetic yang
dimoderasi oleh kompleksitas sistem
terhadap minat Pemerintah
Kabupaten Sleman dalam
mengadopsi software SIAKD yang
dikembangkan oleh Pemerintah pusat
http://gondata.feb.unila.ac.id/galerry/wp-content/uploads/2016/08/SIPE-081-Camera-ready-Fullpaper-Edit-Revisi-Final-Paper-SNA2016-Ani-Khubiyati.pdf
14 RahmadHidayat (2015)
Pengaruh
pengelolaan
keuangan daerah
dan sistem
akuntansi
keuangan daerah
terhadap kinerja
pemerintah
daerah (studi
Akuntansi
keuangan
daerah
Regresi
linear
berganda
Pengelolaan keuangan daerah
berpengaruh singnifikan positif
terhadap kinerja pemerintah daerah
pada instansi pemerintah di
Kabupaten Padang Pariaman.
http://ejournal.unp.ac.id/students/index.php/akt/article/viewFile/1624/1247
30
empiris pada
satuan kerja
perangkat daerah
di kabupaten
padang pariaman)
15 Usman,s.pd.,se., msiLukmanPakaya,s.pd.,msa (2014)
Pengaruh
pemahaman
sistem akuntansi
keuangan daerah
terhadap kinerja
skpd pada
pemerintah
daerah kabupaten
bone bolango
Akuntansi
keuangan
daerah
Regresi
linear
berganda
Berdasarkan hasil penelitian dan
pembahasan yang telah dilakukan
membuktikan bahwa pemahaman
sistem akuntansi keuangan
pemerintah daerah memiliki
pengaruh yang positif terhadap
kinerja SKPD pada pemerintah
daerah kabupaten bone bolango
file:///C:/Users/asus/Downloads/pengaruh-pemahaman-sistem-akuntansi-keuangan-daerah-terhadap-kinerja-keuanganpemerintah-daerah-kabupaten-bone-bolango.pdf
Sumber:Penelitian 2017
31
D. Kerangka Pikir
Berdasarkan teori-teori penghubung diatas, maka dapat dikatakan
bahwa Perilaku Organisasi berpengaruh terhadap sistem akuntansi keuangan
daerah.Berdasarkan uraian diatas, penulis menuangkan kerangka pemikiran
daripenelitian ini adalah sebagai berikut.
Perilaku Organisasi
(X)
Gambar. 2 Kerangka Pikir
E. Hipotesis
Perumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ke tiga
dalampenelitian.Setelah peneliti mengemukakan Landasan Teori dan
Kerangka Pemikiran. Menurut Sugiyono (2013:99) Hipotesis merupakan
jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian, dimana urusan
penelitian telah dinyatakan dalam bentuk kalimat pernyataan.
Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah Kabupaten Gowa
(Y)
Hasil Penelitian
32
Hipotesis merupakan jawaban sementara yang diberikan
penulis.Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah faktor keperilakuan
organisasi berpengaruh terhadap sistem akuntansi keuangan daerah.
F. Pengujian Hipotesis
1. Hipotesis diterima jika nilai p value pada kolom significant lebih
besar dari level of significant (α) dan nilai thitunglebih kecil dari
ttabelyang menunjukkan perilaku organisasi berpengaruh terhadap
sistem akuntansi keuangan daerah kabupaten gowa.
2. Hipotesis diterima jika nilai p value pada kolom significant lebih
kecil dari level of significant (α) dan nilai thitunglebih besar dari
ttabelyang menunjukkanperilaku organisasi berpengaruh terhadap
sistem akuntansi keuangan daerah kabupaten gowa.
3. Pengujian Instrumen Penelitian
Kuesioner penelitian sebagai instrumen penelitian adalah teknik
kuesioner yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dari
para responden yang menjadi sampel penelitian. Kuesioner
penelitian disusun dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan
yang disusun menurut indikator-indikator penelitian yang diperoleh
dari pengembangan hasil kajian pustaka. Penyusunan kuesioner
menggunakan Skala Likert. Sugiyono (2012:73) menjelaskan :
Skala Likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat dan
persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena
sosial.Jawaban setiap item instrumen yang menggunakan Skala
33
Likert mempunyai gradasi dari sangat positif sampai sangat negatif,
yang berupa kata-kata antara lain :
1. Sangat setuju
2. Setuju
3. Kurang setuju
4. Tidak setuju
5. Sangat tidak setuju
34
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilaksanakan di Kantor Bupati Kabupaten Gowa yang
beralamat di Jalan Mesjid Raya No. 30 Sungguminasa, Somba Opu,
Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan 92114 Telepon:(0411) 862261.
Penelitian ini akan dilaksanakan selama dua bulan mulai dari tanggal 19
April sampai dengan tanggal 10 Mei 2017.
B. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif , yaitu data yang berupa pendapat atau judgment
sehingga tidak berupa angka akan tetapi berupa kata atau kalimat.
b. Data Kuantitatif, yaitu data yang berupa angka atau bilangan.
2. Sumber Data
a. Data Primer, yaitu data yang diperoleh secara langsung berdasarkan
hasil observasi dan wawancara
b. Data Sekunder, yaitu data yang diambil dari hasil kuesioner
responden.
C. Teknik Pengumpulan Data
Untuk memperoleh data yang diperlukan maka panulis menggunakan
metode sebagai berikut.
a. Metode kepustakaan (Library Research)
35
Metode kepustakaan adalah metode pengumpulan data dengan
jalan mengutip dari buku – buku yang ada kaitannya dengan
obyek yang sedang diteliti oleh penulis.
b. Metode Penelitian Lapang (Field Research)
Metode penelitian lapang adalah metode yang dilakukan untuk
menganalisis permasalahan yang di hadapi dengan cara :
1. Metode Pengamatan (Observasi)
Metode pengamatan adalah pencatatan secara langsung dan
sistematis dari obyek penelitian untuk memperoleh gambaran
nyata kegiatan perusahaan.
2. Metode Wawancara
Metode Wawancara adalah pengumpulan data dengan cara
mengadakan tanya jawab secara lisan dan pihak yang
bersangkutan.
3. Metode kuesioner
Adalah suatu teknik pengumpulan informasi yang
memungkinkan analis mempelajari sikap-sikap, keyakinan,
perilaku, dan karakteristik beberapa orang utama di dalam
organisasi yang bisa terpengaruh oleh sistem yang diajukan
atau oleh sistem yang sudah ada.
c. Studi Internet
Sehubungan dengan adanya keterbatasan sumber referensi dari
perpustakaan yang ada, maka penulis juga melakukan penelusuran
36
guna mendapatkan referensi yang terpercaya pada situs-situs
terkait guna memperoleh tambahan literatur atau data relevan,
terpercaya lainnya yang dibutuhkan.
D. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dapat didefinisikan sebagai kelompok elemen yang lengkap,
dimana kita tertarik untuk mempelajarinya atau menjadi objek
penelitian (Kuncoro, 2009:53), sedang menurut Sugiyono (2013:117)
menjelaskan bahwa populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik
tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya.
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Gowa.
2. Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti (Suharsimi,
2006:131).Sampel adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang
dimilki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2013:118). Sampel yang
diambil mewakili dan diberlakukan untuk populasi, untuk itu sampel
tersebut harus betul-betul representativ (mewakili).
Menurut Kuncoro, (2009:53), Sampel adalah suatu himpunan bagian
dari unit populasi.Sampel pada penelitian ini diambil dari Pegawai
yang mempunyai kewenangan bagian keuangan pada Kantor Bupati
37
Kabupaten Gowa Provinsi Sulawesi Selatan. Jumlah sampel yang
diambil yang sesuai kriteria yang sudah ditetapkan pada Pegawai
Badan Pengelola Keuangan Daerah Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan berjumlah 32 orang.
E. Metode Analisis Data
Analisis data yang digunakan adalah analisis statistik kuantitatif.
Adapun metode analisis data yaitu sebagai berikut:
1. Analisis Statistik Kuantitatif
Analisis data dimaksudkan untuk memahami apa yang terdapat
dibalik semua data tersebut, mengelompokannya, meringkasnya
menjadi suatu yang kompak dan mudah dimengerti, serta
menemukan pola umum yang timbul dari data tersebut. Dalam
menganalisa data penelitian strukturalistik (kuantitatif) hendaknya
konsisten dengan paradigma, teori dan metode yang dipakai dalam
penelitian.
2. Analisis Regresi Linear Sederhana (Simple Linear Regression)
Regresi Linear Sederhana adalah Metode Statistik yang berfungsi
untuk menguji sejauh mana hubungan sebab akibat antara Variabel
Faktor Penyebab (X) terhadap Variabel Akibatnya.Faktor Penyebab
pada umumnya dilambangkan dengan X atau disebut juga dengan
Predictor sedangkan Variabel Akibat dilambangkan dengan Y atau
disebut juga dengan Response.Regresi Linear Sederhana atau sering
disingkat dengan SLR (Simple Linear Regression) juga merupakan
38
salah satu Metode Statistik yang dipergunakan dalam produksi
untuk melakukan peramalan ataupun prediksi tentang karakteristik
kualitas maupun Kuantitas.
Model Persamaan Regresi Linear Sederhana adalah seperti berikut
ini:
Y = a + bX
Dimana:
Y = Variabel Response atau Variabel Akibat (Dependent)
X = Variabel Predictor atau Variabel Faktor Penyebab
(Independent)
a = konstanta
b = koefisien regresi (kemiringan); besaran Response yang
ditimbulkan oleh Predictor.
Nilai-nilai a dan b dapat dihitung dengan menggunakan Rumus
dibawah ini :
a = (Σy) (Σx²) – (Σx) (Σxy)
. n(Σx²) – (Σx)²
b = n(Σxy) – (Σx) (Σy)
. n(Σx²) – (Σx)²
3. Analisis Korelasi
Untuk mengetahui nilai korelasi Jika nilai r berada diantara –1
dengan > 1. Untuk mendapatkan nilai analisis korelasi maka
39
pengolahan data dilakukan dengan menggunakan program SPSS
versi 16.
4. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengukur seberapa besar
kemampuan variabel dependen dalam output SPSS. Koefisien
determinasi terletak pada tabel Model Summary dan tertulis R
Square (Nugroho,2005:50).
5. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengetahui kelayakan butir-butir
dalam suatu daftar pertanyaan dalam mendefinisikan variabel.
Validitas suatu pertanyaan dapat dilihat pada hasil output Statistical
Program Social Scinces (SPSS) pada table dengan judul item – total
statistics. Menilaii kevalidan masing-masing butir pertanyaan dapat
dilihat dari jika nilai Corrected Item Total Correlation > 0,30.
Masing-masing butir pertanyaan.Suatu butir pertanyaan dikatakan
valid jika ada rhitung yang merupakan nilai dari Corrected ItemTotal
Correlation lebih besar dari rtable (Nugroho 2005:67).
6. Uji Reliabilitas
Uji realibilitas (keandalan) merupakan ukuran suatu kestabilan dan
konsistensi responden dalam menjawab hal yang berkaitan dengan
daftar-daftar pertanyaan yang merupakan dimensi suatu variabel
dan disusun dalam suatu bentuk kuesioner. Realibilitas suatu
40
variabel dikatakan baik jika memiliki nilai Cronbach’s Alpha lebih
besar dari 0,6 (Nugroho,2005:72).
7. Uji Koefisien Regresi Sederhana (Uji t)
Uji ini digunakan untuk mengetahui apakah variabel independen
(X) berpengaruh secara signifikan terhadap variabel dependen
(Y).Signifikan berarti pengaruh yang terjadi dapat berlaku untuk
populasi (dapat digeneralisasikan).
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM TEMPAT PENELITIAN
A. Sejarah Berdirinya Pemerintah Kabupaten Gowa
Sistem kekuasaan yang berhubungan dengan pemilikan tanah lebih
jelas lagi terlihat dalam surat pemerintahan kerajaan. Dalam uraian
kesejarahan, kita dapat melihat bahwa gelar kebangsawanan selalu
dihubungkan dengan nama negeri tertentu. Dalam kehidupan adat feodelisme
masyarakat Makassar terdapat dua macam kepemimpinan. Kepemimpinan
yang pertama disebut Pamminawangang Tojeng yang dapat diterjemahkan
sebagai kepemimpinan murni. Kepemimpinan kedua diberi nama
Pamminawangngang Tunipinawang yang dapat diterjemahkan sebagai
Kepemimpinan Penguasa. Kepemimpinan Tojeng terdapat di Desa-desa ,
menurunkan pula gelar-gelar yang berbeda-beda menurut sejarah desa
masing-masing. sedangkan Kepemimpinan Tunipinawang berkembang di
pusat pemerintahan kerajaan. Kerajaan Gowa pada fase terakhir
perkembangannya digambarkan sebagai berikut :
1). Gallarang, seperti gallarang Mangasa, Gallarang Tombolo
Pada tanggal 31 Desember 1906, Gubernur Celebes dan daerah takluknya
mengeluarkan surat keputusan No. 6041/2 , yang kemudian disahkan oleh Gubernur
Jenderal Hindia Belanda pada tanggal 30 Maret 1907 No. 16, untuk menetapkan
wilayah Gowa Barat. Daerah ini meliputi distrik-distrik : Jongaya, Borisallo,
42
Manuju, Pattallasang, dan Paccelokang. Daerah ini dipimpin oleh seorang
Pamongpraja Belanda, yaitu Controluer yang berkedudukan di Pandang-Pandang.
Pada Tanggal 01 Juli 1926 dibentuklah oleh pemerintah Belanda sebuah
pemerintahan yang disebut Federasi Gowa, yang memiliki perlengkapan dan
anggaran rumah tangga sendiri.Lembaga ini merupakan suatu langkah untuk
merehabilitir Gowa kembali sebagai sebuah kerajaan seperti sebelum tahun 1906.
Susunan Pemerintahan di Gowa pada Tahun 1935 adalah sebagai berikut :
a. Onderafdeling Gowa di kepalai oleh seorang Controleur dibantu oleh seorang
aspirant controleur dan tiga orang Pamongpraja Bumi Putra.
b. Federasi Gowa diketuai oleh I Tjoneng Daeng Mattajang Karaeng
Mandjalling.
c. Tiga Belas Adatgemeenschap :
1). Mangasa dikepalai oleh seorang Gallarang
2). Tombolo dikepalai oleh seorang Gallarang
3). Borongloe dikepalai oleh seorang Gallarang
4). Karuwisi dikepalai oleh seorang Karaeng
5). Pattallassang dikepalai oleh seorang Karaeng
6). Borisallo dikepalai oleh seorang Karaeng
7). Parigi dikepalai oleh seorang Karaeng
8). Manuju dikepalai oleh seorang Karaeng
9). Bontonompo dikepalai oleh seorang Karaeng
10). Limbung dikepalai oleh seorang Nulbestuur Assistant
43
11). Malakaji dikepalai oleh seorang Bestuur Assistant
12). Pao dikepalai oleh seorang Arung
13). Kindang dikepalai oleh seorang Karaeng
Untuk mendampingi Raja Gowa oleh Residen Celebes Selatan diangkat dua
orang pejabat tinggi kerajaan :
1. I Pabisei Daeng Paguling Karaeng Kepatang sebagai Tumailalang Towa.
2. I Tjoneng Daeng Mattojeng Karaeng Mandjalling sebagai Tumailalang Lolo.
Pada tahun 1946, Raja Gowa I Mangngimangi Karaeng Bontonompo wafat lalu
digantikan oleh putranya yang bernama Andi Idjo Karaeng Lalolang dengan gelar
Sultan Muhammad Abdulkadir Aididdin. Pelantikan Raja inipun harus disertai
dengan penandatanganan perjanjian bersama pemerintah Hindia Belanda seperti apa
yang telah dilakukan oleh Ayahandanya. Untuk membantu melaksanakan
pemerintahan, oleh residen Celebes Selatan diangkat pejabat-pejabat tinggi kerajaan,
yakni :
1). Andi Baso Daeng Rani Karaeng Bontolangkasa menjadi Pabbicara butta.
2). Andi Manrurungi Daeng Muang Karaeng Sumanna sebagai tumailalang towa,
3). Andi Laodanriu Bontonompo sebagai Tukkajannangang.
4). Andi Mappasiling Daeng Ngeppo Karaeng Sapanang sebagai tumailalang lolo.
5). Hamzah Daeng Tompo Gallarang Borongloe sebagai Paccallaya.
Dengan melihat bahwa dalam kehidupan adapt dan feodalisme masyarakat
Makassar terdapat dua macam kepemimpinan. Kepemimpinan pertama disebutnya
Pamminawangngang tojeng (Kepemimpinan murni) terdapat di desa-
44
desa.Kepemiminan kedua diberi namaPamminawangngang tunipinawang
(Penguasa) berkembang di pusat pemerintahan kerajaan.
Gelar penguasa desa terdapat dalam lingkungan Kerajaan Gowa pada fase
terakhir perkembangannya, sebagai berikut :
1. gallarang, seperti gallarang Mangasa, gallarang tombolo, dsb.
2. anrongguru, seperti anrongguru Lempangang, anrongguru Moncobalang, dsb.
3. daeng, seperti daeng pallangga, daeng paku.
4. batang banoa, seperti batang banoa Bajeng, batang banoa Pammase.
5. jannang, seperti jannang Gentungan, jannang Data, dsb.
6. aruk, seperti aruk Pao.
Adapun Wilayah kekuasaan Kerajaan Gowa dalam periode ini, sama dengan
wilayah Kabupaten Gowa sebelum Kepres 19/1069 tentang perluasan Ibukota
Propinsi Selawesi Sleatan.
Andi Idjo Karaeng Lalolang menjadi kepala daerah Gowa pertama dengan
surat keputusan Menteri Dalam negeri Tanggal 16 Februari 1957, No. 7/2/24, dengan
resmi diangkat menjadi Kepala Daerah Gowa, Pamongpraja atau pegawai negeri
dalam struktur pemerintahan Negara Republik Indonesia.
Dalam masa pemerintahan Negara Indonesia Timur (NIT), dari tahun 1946
sampai tahun 1950, Kerajaan Gowa termasuk anggota dari pemerintahan gabungan
Celebes Selatan yang dibentuk oleh NIT. Raja Gowa yang menjadi kepala
Pemerintahan negeri di Gowa.Andi Idjo Karaeng Lalolangsebagai ketua Hadat
45
Tinggi Celebes Selatan keluar dari ikatan ketatanegaraan NIT dan bergabung ke
dalam pemerintahan Republik Indonesia Jogyakarta pada tanggal 26 April 1950.
Akhir dari fase transisi ini terjadi ketika Gowa yang merupakan daerah
swapraja yang bergabung dalam pemerintahan afdeling Makassar meminta untuk
berdiri sendiri sebagai daerah otonom.
B. Visi, Misi dan Tujuan
1. Visi
a. Berkualitas, mengandung makna sebagai kondisi masyarakat yang
cerdas, sehat, religious dan bermartabat sehingga dapat
mengembangkan kehidupan sosial ekonominya secara inklusif.
Kondisi tersebut ditandai dengan terpenuhinya hak-hak dasar
masyarakat yang inklusif, meningkatnya kesetaraan dan keadilan
gender, terpenuhinya hak-hak anak, dan meningkatnya kehidupan
masyarakat yang berbudaya dan religius.
b. Mandiri, dimaknakan sebagai kondisi masyarakat yang memiliki
kemampuan ekonomi sehingga mampu memecahkan masalahnya
sendiri dengan mengoptimalkan sumberdaya yang ada. Kondisi
tersebut ditandai dengan meningkatnya pengembangan potensi
sumberdaya alam lokal dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan.
c. Berdayasaing, dimaknakan sebagai kondisi daerah yang memiliki
keunggulan komparatif dan kompetitif melalui pembangunan
infrastruktur dan pengembangan wilayah kecamatan, desa dan
kelurahan dengan memperhatikan kelestarian lingkungan. Kondisi
46
tersebut ditandai dengan meningkatnya aksesibilitas dan kualitas
infrastruktur, terkendalinya pemanfaatan ruang, meningkatnya
kualitas kawasan permukiman, meningkatnya kapasitas pemerintah
kecamatan, desa dan kelurahan, meningkatnya pengelolaan kawasan,
dan meningkatnya kualitas lingkungan.
d. Tata kelola pemerintahan yang baik, dimaknakan sebagai kondisi
pemerintahan yang inovatif dalam penyelenggara Antara kelola
pemerintahan yang baik, bersih dan demokratis. Kondisi tersebut
ditandai dengan meningkatnya kualitas pelayanan publik,
meningkatnya kapasitas, transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas
kinerja instansi pemerintah, serta terselenggaranya pemerintahan yang
bersih, bebas KKN dan demokratis.
2. Misi
a. Meningkatkan kualitas sumberdaya manusia berbasis pada hak-hak
dasar, kesetaraan gender, nilai budaya dan agama.
b. Meningkatkan perekonomian daerah berbasis pada potensi unggulan
dan ekonomi kerakyatan.
c. Meningkatkan pembangunan infrastruktur berorientasi pada inter
koneksitas anta rwilayah dan sektor.
d. Meningkatkan pengembangan wilayah kecamatan, desa dan kelurahan
e. Meningkatkan penyelenggaraan pemerintahan yang baik, bersih dan
demokratis.
47
3. Tujuan
a. menurunkan angka kemiskinan dan angka pengangguran
b. meningkatkan pendapatan per kapita
c. mendorong pertumbuhan nilai investasi
d. Laporan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (LPPD) dan opini
BPK terhadap laporan keuangan
e. Meningkatkan kualitas sumber daya manusia berbasis pada hak-
hak dasar, kesetaraan gender, nilai budaya dan agama
f. Meningkatkan pemenuhan hak-hak dasar masyarakat yang
inklusif.
48
C. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi
Badan Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Gowa
KEPALA BADAN
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL SEKRETARIS
BIDANGANGGARAN
BIDANGPERBENDAHARA
AN DAN KASDAERAH
BIDANGAKUNTANSI
BIDANG ASETDAERAH
UPTD
49
D. Job Description
KEPALA BADAN KEUANGAN : merumuskan konsep sasaran,
mengkoordinasikan, menyelenggarakan, membina, mengarahkan,
mengevaluasi serta melaporkan pelaksanaan urusan pemerintahan daerah di
bidang pengelolaan keuangan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan sesuai dengan urusan pemerintahan yang menjadi
kewenangannya berdasarkan ketentuan yang berlaku.
SEKRETARIAT : merencanakan operasionalisasi, memberi tugas, memberi
petunjuk, menyedia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan
penyelenggaraan tugas kesekretariatan, meliputi urusan umum dan
kepegawaian, perencanaan dan pelaporan serta pengelolaan keuangan.
BIDANG PENDAPATAN ASLI DAERAH : merencanakan
operasionalisasi, memberi tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur,
mengevaluasi dan melaporkan penyelenggaraan tugas Bidang Pendapatan
Asli Daerah.
BIDANG AKUNTANSI : merencanakan operasionalisasi, memberi tugas,
memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan
penyelenggaraan tugas Bidang Akuntansi.
BIDANG ANGGARAN : merencanakan operasionalisasi, memberi tugas,
memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan
penyelenggaraan tugas Bidang Anggaran.
50
BIDANG ASET DAERAH : merencanakan operasionalisasi, memberi
tugas, memberi petunjuk, menyelia, mengatur, mengevaluasi dan melaporkan
penyelenggaraan tugas Bidang Aset Daerah.
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL: setiap pimpinan unit organisasi
dan kelompok tenaga fungsional wajib menerapkan prinsip koordinasi,
integrasi dan sinkronisasi, baik dalam lingkungan masing-masing maupun
antar satuan organisasi di lingkungan Pemerintah Daerah serta dengan
instansi lain sesuai dengan tugas masing-masing.
51
BAB V
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Kuesioner
Identitas responden adalah gambaran tentang kondisi atau keadaan
narasumber yang menjadi obyek penelitian. Identitas responden dalam
penelitian ini meliputi keadaan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan.
1. Umur Responden
Umur juga menentukan kemampuan seorang untuk bekerja, termasuk
bagaimana dia merespon stimulus yang dilancarkan individu/pihak
lain. Berdasarkan penelitian dari hasil jawaban kuesioner responden
pegawai BPKD berkisar antara 20-50 tahun. Jumlah responden
kelompok umur dapat di lihat pada tabel 5.
Tabel 4.1. Jumlah Responden Berdasarkan Kelompok UmurKelompok Umur Jumlah (Orang)
20-29
30-39
40-49
50-59
2
16
10
6
Jumlah 34
Sumber: Data Diolah 2017
52
Berdasarkan Tabel diatas diketahui bahwa sebanyak 2 orang
berumur 20-29 tahun, 16 orang berumur 30-39, 10 orang berumur 40-
49, dan sebanyak 6 orang yang berumur 50-59 tahun.
2. Jenis kelamin
Laki-laki dan perempuan memiliki peran, tugas, dan tanggung
jawab yang berbeda sehingga peran laki-laki dan perempuan
berbeda disetiap bidangnya. Jumlah responden berdasarkan jenis
kelamin dapat dilihat pada tabel 6.
Tabel 4.2. Jumlah Responden Berdasarkan Jenis KelaminJenis kelamin (L/P) Jumlah(Orang)
Laki-laki
Perempuan
19
15
Jumlah 34
Sumber: Data Diolah 2017
Berdasarkan tabel 6 di ketahui bahwa Pegawai BPKD kabupaten
gowa yang berjenis kelamin laki-laki sebanyak 19 orang dan jenis
kelamin perempuan sebanyak 15 orang.
53
3. Tingkat pendidikan
Tabel 4.3. Tingkat Pendidikan Responden Pegawai BPKDKabupaten GowaNo Tingkat Pendidikan Jumlah
1.
2.
3.
SMA/SMK
Diploma
Sarjana
4
0
30
Jumlah 34
Sumber: Data Diolah 2017
Berdasarkan tabel diatas di bahwa dari 34 orang responden pada
pegawai Badan Pengelola Keuangan Daerah, tingkat SMA/SMK
sebanyak 4 orang, tingkat Diploma nol responden artinya Pegawai
BPKD tidak ada yang berpendidikan Diploma, dan sarjana
sebanyak 30 orang.
Pendidikan sangat penting untuk dimiliki seseorang. Tingkat
pendidikan yang semakin tinggi akan mempermudah seseorang
dalam melakukan aktifitas yaitu dalam mencari pekerjaan. Dengan
adanya pendidikan seseorang akan memiliki kemampuan berfikir
yang baik dan mudah mencari solusi dari masalah-masalah yang
dihadapi khususnya dalam hal penyusunan laporan keuangan
dengan kemampuan dan keahlian di bidangnya yang di miliki oleh
karyawan atau pegawai pada instansi dan perusahaan.
54
a. Statistik Deskriptif
Peneliti menggunakan tabel deskriptif padatabel 5.1 di
bawah ini.
Tabel 5.1
Hasil Statistik Deskriptif
N Min Max Sum MeanStd.
DeviationVariance
PERILAKU
ORGANISASI34 51 90 2476 72.82 7.602 57.786
SISTEM
AKUNTANSI
DAERAH
34 24 35 1009 29.68 2.625 6.892
Valid N (listwise) 34
Sumber : HasilPengolahan Data Primer dengan SPSS 16.00, 2017 (data diolah)
Dari tabel tersebut, berdasarkan jawaban dari 34 responden maka hasil
pengukuran variabel Perilaku Organisasi mempunyai total jawaban seluruhnya
berjumlah 2476 dengan jawaban terendah 51 dan jawaban tertinggi 90, sehingga
diperoleh skor jawaban rata-rata (mean) 72,82 dengan standar deviasi 7.602.
Hasil pengukuran variabel komitmen organisasi pada tabel terlihat, dari 34
responden diperoleh total jawaban seluruhnya 1009 dengan jawaban terendah 2
dan jawaban tertinggi 35, sehingga diperoleh skor jawaban responden
mempunyai rata-rata 29,68 dengan standar deviasi 6, 892.
55
b. Hasil Uji Kualitas Data
Ada dua prosedur yang dilakukan untuk mengukur reliabilitas dan
validitas, yaitu:
1. Uji reliabilitas dengan melihat koefisien (Cronbach) Alpa. “Nilai reliabilitas
dilihat dari cronbachalpa masing-masing instrumen penelitian yaitu harus
lebih besar dari pada 0,6” (Sekaran, 2000:39).
2. Uji validitas dilakukan dengan melihat “korelasi antara skor butir dengan
skor faktor hams berkorelasi positif, kemudian membandingkan r tabel
dengan r hitung dari tiap butir pertanyaan pada a = 0,05 dengan derajat
kebebasan(n-k)” (Santoso, 2000:41). Secara rinci hasil uji reliabilitas dan
validitas disajikan pada lampiran 4 dan 5.
Dari hasil output reliability variabel perilaku organisasi pada lampiran
tersebut, menunjukkan bahwa variabel perilaku organisasi adalah reliabel
dengan cronbachalpa 0,941, yang berarti bahwa 0,941> 0,60. Berdasarkan
hasil ini juga dapat disimpulkan item pertanyaan kuesioner sudah memiliki
reliabilitas yang tinggi.
Hasil tersebut juga menunjukkan data singkat dari delapan belas
pertanyaan yang mencakup mean dan standar deviasi dari masing-masing
butir, yang dilanjutkan dengan mean dan standar deviasi untuk keenam butir
tersebut, yaitu 72.82 dan 7.602.
56
Tabel 5.2
Validitas Instrumen Pertanyaan Perilaku Organisasi
ItemCorrected item total
correation(r hitung)r
tabel Keterangan
Pertanyaan 1 0.788 0,349 Valid
Pertanyaan 2 0.489 0,349 Valid
Pertanyaan 3 0.855 0,349 Valid
Pertanyaan 4 0.642 0,349 Valid
Pertanyaan 5 0.659 0,349 Valid
Pertanyaan 6 0.703 0,349 Valid
Pertanyaan 7 0.749 0,349 Valid
Pertanyaan 8 0.639 0,349 Valid
Pertanyaan 9 0.681 0,349 Valid
Pertanyaan 10 0.734 0,349 Valid
Pertanyaan 11 0.851 0,349 Valid
Pertanyaan 12 0.516 0,349 Valid
Pertanyaan 13 0.716 0,349 Valid
Pertanyaan 14 0.632 0,349 Valid
Pertanyaan 15 0.758 0,349 Valid
57
Pertanyaan 16 0.500 0,349 Valid
Pertanyaan 17 0.667 0,349 Valid
Pertanyaan 18 0.695 0,349 Valid
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.00, 2017 (data diolah)
Kolom Corrected Item Total Correlation merupakan korelasi antara skor
item dengan total item yang dapat digunakan untuk menguji validitas instrumen.
Untuk menguji validitas, butir pernyataan tersebut harus dibandingkan dengan
rtabel pada α = 0,05dengan derajat kebebasan. Pada signifikansi 5% dengan derajat
bebas df = 32, jumlah (kasus - k), rtabel sebesar 0,349. Berdasarkan gambar pada
tabel 5.2 terlihat bahwa hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid
karena r hitung >r tabel pada taraf signifikansi 5%.
Tabel 5.3
Validitas Instrumen Pertanyaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
ItemCorrected item total
correation(r hitung)rtabel Keterangan
Pertanyaan 1 0.3030,349
Valid
Pertanyaan 2 0.8190,349 Valid
Pertanyaan 3 0.5870,349
Valid
Pertanyaan 4 0.7870,349
Valid
58
Pertanyaan 5 0.5880,349
Valid
Pertanyaan 6 0.8630,349
Valid
Pertanyaan 7 0.8100,349
Valid
Sumber :Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.00, 2017 (data diolah)
Selanjutnya, output realibility menunjukkan hasil dari proses validitas untuk
variabel perilaku organisasi. Berdasarkan gambar pada tabel 5.3 terlihat bahwa
hasil uji validitas menunjukkan semua pertanyaan valid karena rhitung> r tabel
pada taraf signifikansi 5%.
Berdasarkan hasil output reliabilityvariabel sistem keuangan daerah dapat
diketahui bahwa variabel tersebut reliabel dengan cronbach alpha adalah 0,876
yang berarti 0,876> 0,60. Berdasarkan hasil ini juga dapat disimpulkan item
pertanyaan kuesioner sudah memiliki reliabilitas yang tinggi. Hasil tersebut juga
menunjukkan data singkat dari kesembilan butir pertanyaan yang mencakup
mean dan standar deviasi untuk kesembilan butir tersebut, yaitu 29.68 dan 2.625.
59
c. Hasil Uji Asumsi Klasik
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dideteksi dengan melihat penyebaran data (titik)
pada sumbu diagonal dari grafik atau dapat juga dengan melihat
histogram dari residualnya.Jika data menyebar di sekitar garis
diagonal dan mengikuti arah garis diagonal atau grafik
histogramnya menunjukkan pola distribusi normal, maka model
regresi memenuhi asumsi normalitas, demikian sebaliknya.
Pada penelitian ini hasil pengolahan data menampilkan grafik
normal, plot yang ada menunjukkan titik menyebar sekitar garis
diagonal,serta penyebarannya mengikuti arah garis diagonal,
demikian juga dengan grafik histogram memberikan pola
distribusi normal.Maka model regresi layak dipakai untuk
memprediksikan Perilaku Organisasi berdasarkan masukan
variabel independennya yaitu Sistem Akuntansi Keuangan
Daerah.
60
Normal P-P Plot of Regression Standardized ResidualDependent Variable: Sistem Akuntansi Daerah
Observed Cum Prob
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.00, 2017 (data diolah)
Gambar 5.1 : Normal P-Plot
Histogram
Dependent Variable: Sistem Akuntansi Daerah
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.00, 2017 (data diolah)
Gambar 5.2 : Histogram
61
d. Uji Heteroskedastisitas
Uji heteroskedastisitas dilakukan dengan melihat ada tidaknya
pola tertentu pada grafik Scatterplot antara SREISD dan ZPRED
dimana dasar analisisnya adalah :
1. Jika titik-titik yang ada membentuk suatu pola tertentu yang teratur,
bergelombang, melebar kemudian menyempit maka terjadi
heteroskedastisitas.
2. Jika tidak ada pola yang jelas titik-titik menyebar di atas dan di bawah
angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskedastisitas.
ScatterplotDependent Variable: Sistem Akuntansi Daerah
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.00, 2017 (data diolah) Gambar
5.3 : Scatterplot
62
Dari grafik Scatterplot penelitian ini terlihat titik-titik menyebar secara
acak serta tersebar baik di atas maupun angka 0 pada sumbu Y, hal ini
menunjukkan tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (lampiran
4), sehingga model regresi layak dipakai untuk memprediksi Perilaku
Organisasi berdasarkan masukan variabel independennya (Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah).
e. Hasil Pengujian Hipotesis
Tabel 5.5Variables Entered/RemovedP
Model Variables Entered Variables Removed Method
1 PERILAKU_ORGANISASIa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: SISTEM_AKUNTANSI_KEUANGAN_DAERAH
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.00, 2017 (data diolah)
Berdasarkan Tabel 5.5 variables Entered Removed menunjukkan analisis
statistik deskriptif yaitu sebagai berikut:
a. Variabel yang dimasukkan kedalam persamaan adalah variabel independen
yaitu Sistem Akuntansi Keuangan Daerah.
b. Tidak ada variabel dependen yang dikeluarkan (removed).
c. Metode yang digunakan untuk memasukkan data yaitu metode enter.
63
Tabel 5.6
Model Summaryb
Model RR
Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change
F
Changedf1 df2
Sig. F
Change
1 .832a .693 .683 1.478 .693 72.080 1 32 .000
a. Predictors: (Constant), PERILAKU_ORGANISASI
b. Dependent Variable: SISTEM_AKUNTANSI_KEUANGAN_DAERAH
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 12.00, 2007 (data diolah)
Dari tabel model summary di atas dapat kita lihat hasil analisa regresi
secara keseluruhan menunjukkan R sebesar 0,832 yang berarti bahwa hubungan
antara perilaku organisasi dengan sistem akuntansi daerah mempunyai hubungan
yang kuat yaitu sebesar 83,2%. Dikatakan kuat, karena angka tersebut di atas 0,5
atau di atas 50%. Sedangkan nilai R Square atau nilai koefisien determinasi
sebesar 0,693. Yang berarti bahwa variabel independen (Sistem Akuntansi
Keuangan Daerah) mampu dijelaskan oleh variabel independent (Perilaku
Organisasi) sebesar 69,3%, dan selebihnya 30,7% (100% - 69,3%) dapat
dijelaskan oleh faktor-faktor lain yang tidak diikutsertakan dalam penelitian ini.
64
Tabel 5.7
ANOVAb
ModelSum of
SquaresDf Mean Square F Sig.
1 Regression 157.513 1 157.513 72.080 .000a
Residual 69.928 32 2.185
Total 227.441 33
a. Predictors: (Constant), PERILAKU_ORGANISASI
b. Dependent Variable: SISTEM_AKUNTANSI_KEUANGAN_DAERAH
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.00, 2017 (data diolah)
Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 72,080 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena profitabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05,
maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi Sistem Akuntansi Keuangan
daerah. Atau bisa dikatakan bahwa perilaku organisasi berpengaruh terhadap
sistem akuntansi daerah.
Tabel 5.8
Coefficients3
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
CoefficientsT Sig.
B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.747 2.478 3.529 .001
PERILAKU_ORGANISASI .287 .034 .832 8.490 .000
a. Dependent Variable: SISTEM_AKUNTANSI_KEUANGAN_DAERAH
65
Sumber : Hasil Pengolahan Data Primer dengan SPSS 16.00, 2017 (data diolah)
Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada 4.15 pada kolom
Unstandardized Coefficients bagian B diperoleh model persamaan regresi linier
berganda sebagai berikut:
Sistem Akuntansi Daerah = 8,747 + 0,287
(Perilaku Organisasi)
Konstanta sebesar 8,747 menyatakan bahwa jika tidak ada perilaku
organisasi, maka sistem akuntansi keuangan daerah adalah sebesar 9.034
Berdasarkan hasil pengolahan data yang terlihat pada data diatas diperoleh
hasil uji t yang diperlukan untuk menguji signifikansi konstanta dan variabel
independen.Pada kolom signifikan, konstanta dan variabel independen (perilaku
organisasi) mempunyai angka signifikan di bawah 0,05 yaitu 0,000 Hal ini
menunjukkan bahwa model regresi sudah layak untuk memprediksi pengaruh
perilaku organisasi terhadap sistem akuntansi keuangan daerah.
Dengan demikian hasil penelitian ini menerima hipotesis, yang berarti
perilaku organisasi berpengaruh terhadap sistem akuntansi keuangan daerah.Dari
hasil penelitian juga didapat bahwa pada Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kabupaten Gowa, perilaku organisasi berpengaruh positif terhadap sistem
akuntansi keuangan daerah. Artinya, semakin tinggi perilaku organisasi maka
akan semakin tinggi pula sistem akuntansi keuangan daerah.
66
Dari penelitian ini dihasilkan juga bahwa para pegawaidi Badan Pengelola
Keuangan Daerah Kabupaten Gowa tergolong pada manusia Y, yaitu manusia
baik menurut Teori X dan Y dari Mc Gregor. Dimana para karyawan menikmati
pekerjaannya, bersedia memberi kontribusi, bersedia menerima tanggung jawab,
dapat membuat keputusan bagi diri sendiri, mampu membuat rencana-rencana
jangka panjang dan mencapainya.
B. Pembahasan
Dari grafik Scatterplot penelitian ini terlihat titik-titik menyebar secara acak
serta tersebar baik di atas maupun angka 0 pada sumbu Y, hal ini menunjukkan
tidak terjadi heteroskedastisitas pada model regresi (lampiran 4), sehingga model
regresi layak dipakai untuk memprediksi Perilaku Organisasi berdasarkan
masukan variabel independennya (Sistem Akuntansi Keuangan Daerah).
Dari tabel model summary dapat kita lihat hasil analisa regresi secara
keseluruhan menunjukkan R sebesar 0,832 yang berarti bahwa hubungan antara
perilaku organisasi dengan sistem akuntansi daerah mempunyai hubungan yang
kuat yaitu sebesar 83,2%. Dikatakan kuat, karena angka tersebut di atas 0,5 atau
di atas 50%. Sedangkan nilai R Square atau nilai koefisien determinasi sebesar
0,693.
Hasil uji t dalam penelitian ini menunjukkan bahwa nilai signifikan
perilaku organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah
mempunyai angka signifikan di bawah 0,05 yaitu 0,000 Hal ini menunjukkan
bahwa model regresi sudah layak untuk memprediksi pengaruh perilaku
organisasi terhadap sistem akuntansi keuangan daerah.
67
Hasil penelitian ini perilaku organisasi berpengaruh positif terhadap sistem
akuntansi keuangan daerah. Artinya, semakin tinggi perilaku organisasi maka
akan semakin tinggi pula sistem akuntansi keuangan daerah.
Dari uji ANOVA atau F test, didapat F hitung adalah 72,080 dengan
tingkat signifikansi 0,000. Karena profitabilitas (0,000) lebih kecil dari 0,05,
maka model regresi bisa dipakai untuk memprediksi Sistem Akuntansi Keuangan
daerah. Atau bisa dikatakan bahwa perilaku organisasi berpengaruh terhadap
sistem akuntansi daerah.
Dengan demikian hasil penelitian ini menerima hipotesis, yang berarti
perilaku organisasi berpengaruh terhadap sistem akuntansi keuangan daerah.Dari
hasil penelitian juga didapat bahwa pada Badan Pengelola Keuangan Daerah
Kabupaten Gowa, perilaku organisasi berpengaruh positif terhadap sistem
akuntansi keuangan daerah. Artinya, semakin tinggi perilaku organisasi maka
akan semakin tinggi pula sistem akuntansi keuangan daerah.
68
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian maka dapat disimpulkan bahwa: Faktor
perilaku organisasi berpengaruh positif terhadap kegunaan sistem akuntansi
keuangan daerah Semakin tinggi perilaku organisasi maka akan semakin
tinggi pula sistem akuntansi keuangan daerah. Keperilakuan organisasi
berperan untuk meningkatkan kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah.
A. Saran
Adapun saran yaitu:
1. Pemerintah daerah perlu melibatkan para pegawainya terutama bagian
keuangan dalam pengembangan kegunaan sistem akuntansi keuangan
daerah.
2. Diharapkan adanya partisipasi mereka mampu mengeliminasi keluhan-
keluhan yang sering terjadi selama ini.
DAFTAR PUSTAKA
Andini, D., & Yusrawati. (2015). Pengaruh Kompetensi Sumber Daya Manusia Dan
69
Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah Terhadap Kualitas LaporanKeuangan Daerah. Jurnal Ekonomi, Manajemen Dan Akutansi, 24(Juni 2015),65–82.
Boyolali, D. I. K., & Wardoyo, A. N. (2012). Pengaruh keperilakuan organisasiterhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerah di kabupaten boyolali.
Juwita, R. (2013). Pengaruh Implementasi Standar Akuntansi Pemerintahan danSistem Informasi Akuntansi Terhadap Kualitas Laporan Keuangan.Trikonomika, 12(2), 201–214.
Karyawan, P. K., & Pekanbaru, S. W. (2014). JURNAL EKONOMI Volume 22,Nomor 2 Juni 2014, 22, 138–150.
Nurlaela, S., & Rahmawati. (2010). Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasiterhadap Kegunaan Sistem Akuntansi Keuangan Daerah diSubosukawonosraten. Simposium Nasional Akuntansi XIII.
Organisasi, F. P., Kognitif, K., Konflik, A., & Akuntansi, S. (2011). Faktorkeperilakuan organisasi terhadap kegunaan sistem akuntansi keuangan daerahdengan konflik kognitif dan konflik afektif sebagai, 10(3), 193–203.
Sahusilawane, W. (2017). Pengaruh Pelatihan Dan Kejelasan Tujuan DalamPenggunaan Sistem Informasi Keuangan Daerah Kasp. Jurnal Organisasi DanManajemen, (59).
September, W. P. (2013). Wisuda Periode September 2013, (September).
Surakarta, U. M., & Keuangan, S. A. (n.d.). Pengaruh faktor keperilakuan organisasidalam implementasi sistem akuntansi keuangan daerah.
Sistem, K., Informasi, K., Dan, A., & Pengguna, K. (2013). Sang Ayu NyomanTrisna Dewi 1 Fakultas Ekonomi Universitas Udayana ( Unud ), Bali , IndonesiaFakultas Ekonomi Universitas Udayana ( Unud ), Bali , IndonesiaPenyelenggaraan Sistem Informasi Keuangan Daerah secara nasional bertujuanuntuk percepatan trans, 1, 196–214.
Azlina, R. (2012). Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap KegunaanSistem Akuntansi Keuangan Daerah di Kabupaten Karanganyar.NaskahPublikasi, 1–17.
Ani, K, & Johan, A. (2016). Analisis Pengaruh Faktor Institusional Terhadap MinatAdopsi Sistem Informasi Akuntansi Keuangan Daerah.
Andira, D. (2015). Pengaruh Faktor Keperilakuan Organisasi Terhadap ImplementasiSistem Akuntansi Keuangan Daerah di Kabupaten Ngawi.
70
Angga, DP., (2013). Pengaruh Penerapan Sistem Akuntansi Keuangan PemerintahDaerah Terhadap Kualitas Laporan Keuangan Pemerintah Daerah.
Erlina, Omar, Rasdianto. 2015. Akuntansi Keuangan Daerah Berbasis Akrual.Penerbit Salemba Empat.
Fatimah, (2013).Tujuan, K., Efektivitas, T., Informasi, S., & Daerah, A. K.PROGRAM STUDI AKUNTANSI Wisuda Periode Maret 2013 PengaruhPelatihan , Dukungan Manajemen Puncak Dan Kejelasan Tujuan.
Himmah, B., (2011). Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah danAksesibilitas Laporan Keuangan Terhadap Penggunaan Informasi KeuanganDaerah Banyumas.
Lyna, L, & Arifin, S. (2007). Faktor Keperilakuan Organisasi Dalam ImplementasiSistem Akuntansi Keuangan Daerah. Simposium Nasional Akuntansi X, 1–30.
Leina, Z., (2012). Pengaruh Faktor Organisasi Terhadap Implementasi SistemAkuntansi Keuangan Daerah.
Rahmat, H., (2015). Pengaruh Pengelolaan Keuangan Daerah dan Sistem AkuntansiKeuangan Daerah Terhadap Kinerja Pemerintah Daerah.
Usman, & Lukman, P. (2014). Pengaruh Pemahaman Sistem Akuntansi KeuanganDaerah Terhadap Kinerja SKPD Pada Pemerintah Daerah.
71
L
A
M
P
I
R
A
N
72
KUISIONER PENELITIAN
1. Identitas/Karakteristik Responden
Nomor Responden/KK :
Nama :
Umur :
Jenis Kelamin : (P/L*)
Tingkat pendidikan : a. SMA
b. Diploma
d. Sarjana(S1)
2. Petunjukpengisian :
a. Isilahidentitasrespondendenganbenardanlengkappadatempat yang telahdisediakan.
b. Kuesioneriniterdiridaripertanyaandengan 5 alternatifjawaban.
c. Jawablahpertanyaandalamkuesionerinisesuaidenganapa yang Bapak/ Ibu/ Saudara/Saudarirasakan.
d. Cara mengisijawabandengancaramemberitandacentang (√) padakolom:
SangatSetuju (SS)
Setuju (S)
KurangSetuju (KS)
TidakSetuju (TS)
SangatTidakSetuju (STS)
e. ApabilaBapak/ Ibu/ Saudara/ Saudarimerasajawaban yang telahdipilihkurangtepat,
makadapatdiperbaikidenganmemberitandasamadengan (=) padajawaban yang dirasakurangtepattersebut,
kemudianberilahtanda (√) padajawaban yang tepat.
Contoh:
SS S KS T STS
√ √
Kuesioner
X :PerilakuOrganisasi
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1 Cara-carakerjaspesifiktelahdijelaskan
2 berbagaibidangketerampilankerjadipunyaipimpinan
3 Kontribusiandakepadalembagamendapattanggapan yang menyenangkan
4 Melaksanakanpekerjaandengankualitasbagusmembuatsayamerasadapatmengembangkankemampuansaya.
5 Tugas-tugas yang diberikantelahdisederhanakansehinggasetiappegawaidapatmengerjakannya
6 Tujuansetiappekerjaan yang andakerjakandidefinisikandenganjelas.
7 Prosedurantarakeuangan yang adatidakbertentangandenganPermendagri No. 13 tahun 2006
danPermendagri No.59 tahun 2007 sertaprosedur yang disusunpejabatberwenangdaerah/Perda.
8 Andatelahmengetahuibahwapekerjaanandaberkaitandengantujuankelompok/organisasi.
9 Tingkat sasaranprestasi yang ingindicapaiolehorganisasisangattinggi.
10 Terdapatkesetiakawananpadakelompokkerjaandamasing-masingsalingmemberibantuan.
11 Berbagaimasalah yang muncultelahdiberikanpemecahannyadenganteliti.
12 Para pegawaipatuhdan loyal kepadapimpinan.
13 Para pegawaiselalumenekankanuntukdapatmelaksanakanpekerjaandengankualitas yang tinggi
14 Para pegawaimerasabebasdantidaktakutuntuktidakmenyetujuipendapatdantindakanatasan.
15 Pimpinanmenaruhkepercayaankepadaanda
16 Andadiberikankebebasanuntukmendiskusikanberbagaimasalahdenganatasan.
17 Pimpinanmenyetujuipendapatdaninisiatifanda
18 Atasanmemberikanwewenangkepadaandauntukmelakukanpekerjaanmenurutcaraanda.
Y: SistemAkuntansi Daerah
NO PERNYATAAN SS S KS TS STS
1 Pencatatantransaksikeuangandalamjurnalselalumenggunakanbuktitransaksi yang
sahsecarakronologis
2 Posting darijurnalkebukubesardilakukansecaraperiodik (berkala)
3 Paling lambatLaporanRealisasi semester 1 diserahkanke PPKD
(PejabatPengelolaKeuangan Daerah) tidaklebihdari 10 harisetelah semester
pertamatahunanggaranakhir.
4 Laporankeuanganmendorong SKPD
untukmenggunakansumberdayasecaraefisiensidanefektif
5 Laporankeuangan yang baikmencerminkantatakelolapemerintah yang baik
6 PenggunaAnggaranbertanggungjawabataspenggunaanggaranmelaluilaporankeuangan
yang disusuntelahberdasarkanPermendagri No. 13 tahun 2006 danPermendagri No.
59 Tahun 2007.
7 Prosedurantarakeuangan yang adatidakbertentangandenganPermendagri No. 13
tahun 2006 danPermendagri No.59 tahun 2007 sertaprosedur yang
disusunpejabatberwenangdaerah/Perda
LAMPIRAN 1TABULASI HASIL PERILAKU ORGANISASI
NO P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 TOTAL
1 4 3 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 70
2 4 5 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 4 3 4 4 4 2 68
3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 71
4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 69
5 4 4 4 4 4 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 70
7 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 69
8 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 70
9 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 68
10 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 69
11 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 74
12 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 3 4 3 70
13 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 75
14 4 5 4 5 4 4 4 4 5 5 5 4 4 3 5 5 4 4 78
15 4 5 4 5 4 4 4 3 4 5 4 5 5 3 4 5 4 3 75
16 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 4 74
17 4 4 4 4 4 4 4 2 3 4 4 4 4 4 4 4 4 65
18 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 76
19 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
20 3 2 4 4 4 3 3 5 5 4 4 5 4 3 4 5 3 4 69
21 4 3 4 5 3 3 4 4 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 69
22 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
25 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 83
26 4 4 4 5 4 5 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 77
27 4 3 4 4 3 5 4 4 4 5 4 4 4 2 4 3 3 2 66
28 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 72
29 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 5 3 4 79
30 4 3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 3 3 68
31 4 5 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 3 4 4 4 4 78
32 4 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 3 70
33 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 3 4 3 69
34 3 4 2 3 4 2 3 3 2 2 2 4 2 2 3 4 3 3 51
LAMPIRAN 2TABULASI HASIL KUESIONER SISTEM AKUNTANSI DAERAH
NO 1 2 3 4 5 6 7 TOTAL1 4 4 4 4 4 4 4 282 5 5 5 4 5 4 4 323 4 4 4 4 4 4 4 284 4 4 5 4 4 4 4 295 5 4 4 4 4 4 4 296 4 4 4 4 4 4 4 287 4 4 4 4 4 4 4 288 4 4 4 4 4 4 4 289 4 4 4 4 4 4 4 2810 4 4 4 4 4 4 4 2811 4 4 4 4 5 4 4 2912 4 4 4 4 4 4 4 2813 4 4 4 5 5 5 4 3114 5 4 4 4 5 4 4 3015 3 4 5 4 5 4 4 2916 4 4 4 4 5 4 4 2917 4 4 4 4 4 4 4 2818 5 4 4 4 4 4 4 2919 5 5 5 5 5 5 5 3520 4 5 4 5 5 5 4 3221 5 5 3 4 4 4 4 2922 5 5 5 5 5 5 5 3523 5 5 5 5 5 5 5 3524 4 4 4 4 4 4 4 2825 5 5 5 5 5 5 5 3526 5 4 4 4 5 4 4 3027 4 4 5 4 4 4 4 2928 4 4 4 4 4 4 4 2829 5 4 4 4 5 4 4 3030 4 4 4 4 4 4 4 2831 5 5 5 5 5 5 5 3532 4 4 4 4 5 4 4 2933 4 4 4 4 4 4 4 2834 5 3 3 2 4 3 4 24
LAMPIRAN 3
Reability Perilaku Organisasi
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 33 97.1
Excludeda 1 2.9
Total 34 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.941 .946 18
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ITEM_1 4.06 .496 33
ITEM_2 4.09 .765 33
ITEM_3 4.12 .545 33
ITEM_4 4.27 .517 33
ITEM_5 4.06 .429 33
ITEM_6 4.06 .609 33
ITEM_7 4.03 .467 33
ITEM_8 4.15 .566 33
ITEM_9 4.21 .650 33
ITEM_10 4.24 .708 33
ITEM_11 4.18 .584 33
ITEM_12 4.33 .479 33
ITEM_13 4.09 .579 33
ITEM_14 3.70 .728 33
ITEM_15 4.12 .415 33
ITEM_16 3.97 .684 33
ITEM_17 3.79 .600 33
ITEM_18 3.58 .751 33
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 4.059 3.576 4.333 .758 1.212 .039 18
Item Variances .356 .172 .585 .413 3.396 .017 18
Inter-Item
Covariances.167 .017 .367 .350 21.556 .004 18
Inter-Item
Correlations.494 .039 .910 .871 23.109 .023 18
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ITEM_1 69.00 51.750 .788 . .936
ITEM_2 68.97 51.655 .489 . .943
ITEM_3 68.94 50.684 .855 . .934
ITEM_4 68.79 52.547 .642 . .938
ITEM_5 69.00 53.312 .659 . .938
ITEM_6 69.00 51.125 .703 . .937
ITEM_7 69.03 52.343 .749 . .937
ITEM_8 68.91 52.085 .639 . .938
ITEM_9 68.85 50.883 .681 . .937
ITEM_10 68.82 49.778 .734 . .936
ITEM_11 68.88 50.235 .851 . .934
ITEM_12 68.73 53.767 .516 . .940
ITEM_13 68.97 51.343 .716 . .937
ITEM_14 69.36 50.551 .632 . .939
ITEM_15 68.94 52.871 .758 . .937
ITEM_16 69.09 52.210 .500 . .942
ITEM_17 69.27 51.517 .667 . .938
ITEM_18 69.48 49.695 .695 . .937
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
73.06 57.621 7.591 18
Hotelling's T-Squared Test
Hotelling's T-
Squared F df1 df2 Sig
139.076 4.090 17 16 .004
Reability Sistem Akuntansi Keuangan Daerah
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 34 100.0
Excludeda 0 .0
Total 34 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
.876 .887 7
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
ITEM_1 4.35 .544 34
ITEM_2 4.21 .479 34
ITEM_3 4.21 .538 34
ITEM_4 4.15 .558 34
ITEM_5 4.44 .504 34
ITEM_6 4.18 .459 34
ITEM_7 4.15 .359 34
Summary Item Statistics
Mean Minimum Maximum Range
Maximum /
Minimum Variance N of Items
Item Means 4.239 4.147 4.441 .294 1.071 .013 7
Item Variances .246 .129 .311 .182 2.407 .004 7
Inter-Item
Covariances.123 .016 .246 .230 15.333 .003 7
Inter-Item
Correlations.528 .055 .962 .907 17.550 .049 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Squared Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
ITEM_1 25.32 5.801 .303 .510 .906
ITEM_2 25.47 4.923 .819 .738 .837
ITEM_3 25.47 5.166 .587 .596 .868
ITEM_4 25.53 4.681 .787 .958 .839
ITEM_5 25.24 5.276 .588 .417 .867
ITEM_6 25.50 4.924 .863 .966 .832
ITEM_7 25.53 5.408 .810 .822 .847
Scale Statistics
Mean Variance Std. Deviation N of Items
29.68 6.892 2.625 7
Hotelling's T-Squared Test
Hotelling's T-
Squared F df1 df2 Sig
20.686 2.925 6 28 .024
Perilaku Organisasi Terhadap Kegunaan Sistem AkuntansiKeuangan DaerahDescriptives
Descriptive Statistics
N Range Minimum Maximum Sum Mean
Std.
Deviation Variance
Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic Statistic
Std.
Error Statistic Statistic
PERILAKU_ORGANISASI 34 39 51 90 2476 72.82 1.304 7.602 57.786
SISTEM_AKUNTANSI_
DAERAH34 11 24 35 1009 29.68 .450 2.625 6.892
Valid N (listwise) 34
Regression
Variables Entered/Removedb
Model Variables Entered
Variables
Removed Method
1 PERILAKU_ORGANISASIa . Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable:
SISTEM_AKUNTANSI_KEUANGAN_DAERAH
Model Summaryb
Model R
R
Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
Change Statistics
R Square
Change F Change df1 df2
Sig. F
Change
1 .832a .693 .683 1.478 .693 72.080 1 32 .000a. Predictors: (Constant), PERILAKU_ORGANISASIb. Dependent Variable: SISTEM_AKUNTANSI_KEUANGAN_DAERAH
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 157.513 1 157.513 72.080 .000a
Residual 69.928 32 2.185
Total 227.441 33
a. Predictors: (Constant), PERILAKU_ORGANISASI
b. Dependent Variable: SISTEM_AKUNTANSI_KEUANGAN_DAERAH
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.B Std. Error Beta
1 (Constant) 8.747 2.478 3.529 .001
PERILAKU_ORGANISASI .287 .034 .832 8.490 .000
a. Dependent Variable:
SISTEM_AKUNTANSI_KEUANGAN_DAERAH
CollinearityDiagnosticsa
Model
Dimensi
on Eigenvalue Condition Index
Variance Proportions
(Constant)
PERILAKU_OR
GANISASI
1 1 1.995 1.000 .00 .00
2 .005 19.499 1.00 1.00
a. Dependent Variable:
SISTEM_AKUNTANSI_KEUANGAN_DAERAH
Residuals Statisticsa
Minimum Maximum Mean Std. Deviation N
Predicted Value 23.40 34.61 29.68 2.185 34
Residual -1.589 3.836 .000 1.456 34
Std. Predicted Value -2.871 2.260 .000 1.000 34
Std. Residual -1.075 2.595 .000 .985 34
a. Dependent Variable: SISTEM_AKUNTANSI_KEUANGAN_DAERAH
Charts
RIWAYAT HIDUP
Musfirah Hasan, lahir di Parang-parang Kabupaten
Gowa Provinsi Sulawesi Selatan tanggal 18 Juli 1995.
Penulis adalah anak pertama dari dua bersaudara, buah
hati dari Muh Hasan dan Syamsinar. Penulis mulai
memasuki jenjang pendidikan sekolah dasar di bangku
SD Inpres Parang Beru Kabupaten Gowa Provinsi
Sulawesi Selatan pada tahun 2002 dan tamat pada tahun 2007.
Selanjutnya, Penulis melanjutkan pendidikan ke SMP Negeri 02 Bontonompo
Selatan Kabupaten Gowa pada tahun 2007 dan tamat pada tahun 2010. Kemudian
pada tahun yang sama juga, Penulis melanjutkan pendidikannya ke MA Syekh
Yusuf Sungguminasa Gowa Kabupaten Gowa dan Berhasil lulus pada tahun 2013.
Penulis melanjutkan pendidikannya ke Universitas Muhammadiyah Makassar
pada Fakultas Ekonomi dan Bisnis Jurusan Akuntansi pada tahun 2013.
Berkat pertolongan Allah SWT, perjuangan dan kerja keras yang disertai
iringan doa dari kedua orang tua dan saudara, perjuangan panjang Penulis dalam
mengikuti pendidikan diperguruan tinggi dapat berhasil dengan terkhususnya
skripsi ini.