skripsi pengaruh konseling perawatan masa …
TRANSCRIPT
SKRIPSI
PENGARUH KONSELING PERAWATAN MASA NIFASTERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG
PEMANFAATAN BUKU KIA (PADA MASA NIFAS DAN BAYI BARU LAHIR) DI PRAKTIK
MANDIRI BIDAN AFRIANA DAN KLINIK PRATAMA NIAR
TAHUN 2018
Oleh:
KHAIFAH KHOIRUNNISA P07524517053
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018
SKRIPSI
PENGARUH KONSELING PERAWATAN MASA NIFAS TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PEMANFAATAN BUKU KIA (PADA MASA NIFAS
DAN BAYI BARU LAHIR) DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN AFRIANA DAN
KLINIK PRATAMA NIAR TAHUN 2018
Sebagai Syarat Menyelesaikan Pendidikan
Program Studi Diploma IV
KHAIFAH KHOIRUNNISA P07524517053
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES RI MEDAN JURUSAN KEBIDANAN MEDAN
PRODI D-IV KEBIDANAN TAHUN 2018
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MEDAN
JURUSAN DIV KEBIDANAN ALIH JENJANG
SKRIPSI, 08 Agustus 2018 Khaifah Khoirunnisa Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA di Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018.
Vii + 41 halaman + 8 tabel + 2 gambar + 8 lampiran
ABSTRAK Berdasarkan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015,
angka kematian ibu(yang berkaitan dengan kehamilan,persalinan dan nifas) sebesar 305/100.000Kelahiran Hidup.Angka ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara–negaratetangga(Kemenkes RI, 2015). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh konseling perawatan masa nifas terhadap pengetahuan ibu nifas tentang pemanfaatan buku KIAdi Praktik Mandiri Bidan Afriana danKlinikPratamaNiar Tahun 2018.
Jenis penelitian yang digunakan adalah Pre Eksperimental Design dengan rancangan One Group Pretest Posttest. Pengamblan sampel menggunakan teknik total sampling dengan jumlah sampel 35 responden, pengumpulan data menggunakan kuesioner dan dianalisis menggunakan uji Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwapendidikan mempengaruhi pengetahuan ibu nifas. Didapatkanadanyapeningkatan pengetahuan dari sebelum konseling 17 responden (48,57%) berpengetahuan baik, mengalami peningkatan menjadi 26 responden (74,28%)setelah diberikan konseling dengan p <0.05.Hal ini disebabkan karena konseling merupakan pendidikan kesehatan yang diberikan secara perorangan dan terbukti efektif untuk meningkatkan pengetahuan ibu nifas.
Konselingyang diberikan kepada ibu nifas dapat meningkatkan pengetahuan sehingga menyebabkan perubahan pengetahuan sebelum dan sesudahdilakukan konseling.Dan diharapkan kepada setiap ibu dapat memanfaatkan buku KIA semaksimalmungkin. Kata Kunci : Konseling, Ibu Nifas, Pengetahuan Daftar Bacaan : 17 buku (2003-2017), 4 peneletian (2011-2016), 5 e-
journal (2012-2017)
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan
rahmat-Nya sehingga dapat terselesaikanSkripsi yang berjudul “Pengaruh
Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang
Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Di Praktik
Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018”, sebagai salah satu
syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana Sains Terapan Kebidanan pada
Program Studi D-IV Kebidanan Medan Poltekkes Kemenkes RI Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak,
karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih
kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan,
yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun skripsi
ini.
3. Yusniar Siregar, SST, M.Kes selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah memberikan kesempatan
menyusun skripsi ini.
4. Melva Simatupang, SST, M.Kes, selaku ketua penguji yang telah
membimbing saya sehingga skripsi ini dapat terselesaikan.
5. Arihta Br. Sembiring, SST, M.Kes, selaku Dosen Pembimbing I yang telah
memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
6. Julietta Hutabarat, SST, S.Psi, M.Keb, selaku Dosen Pembimbing II yang
telah memberikan bimbingan sehingga skripsi ini dapat terselesaikan
7. Bidan Afriana Amd.Keb selaku Ibu pemilik klinik yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Praktik Mandiri
BidanBromo Ujung Medan tahun 2018.
8. Bidan Juniarsih, Amd.Keb selaku Ibu pemilik klinik yang telah memberi
kesempatan kepada penulis untuk melakukan penelitian di Klinik Pratama
Niar Medan Amplas Tahun 2018.
ii
9. Kepada orang tua Ayahanda Misran Simanungkalit, M.Pd dan Ibunda
Samsidarni Hutasuhut, yang telah membesarkan, membimbing, dan
mengasuh saya dengan penuh cinta dan kasih sayang, yang selalu menjadi
inspirasi dan motivasi penulis dan juga telah memberikan dukungan moral
selama penulis menyelesaikan pendidikan.
10. Seluruh teman-teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI Medan,
terima kasih atas kebersamaan dan kerjasamanya sampai kita sama-sama
tuntas dalam penyelesaian skripsi ini
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala
amal baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak
yang memanfaatkan.
Medan, Agustus 2018
Khaifah Khoirunnisa
iii
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL HALAMAN PERSETUJUAN HALAMAN PENGESAHAN ABSTRAK KATA PENGANTAR ...................................................................................... i DAFTAR ISI ..................................................................................................... iii DAFTAR TABEL ............................................................................................. v DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... vi DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................... 1 A. Latar Belakang ............................................................................................ 1 B. Rumusan Masalah ...................................................................................... 4 C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4
C.1 Tujuan Umum ....................................................................................... 4 C.2 Tujuan Khusus ...................................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4 D.1 Manfaat Teorotis ................................................................................... 4 D.2 Manfaat Praktis ..................................................................................... 5
E. Keaslian Penelitian ........................................................................... 5 BAB II TINJAUAN PUSTAKA ............................................................ 7 A. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) ......................................................... 7
A.1 Pengertian Buku Kesehatan Ibu Dan Anak (KIA) ................................ 7 A.1.1 Penggunaan Buku KIA Pada Ibu Nifas ...................................... 7 A.1.2 Perawatan Nifas ......................................................................... 9 A.1.3 Penggunaan Buku KIA Pada Bayi Baru Lahir ........................... 12 A.1.4 Perawatan bayi Baru Lahir ......................................................... 13
A.2 Konsep Pengetahuan ........................................................................... 14 A.2.1 Tingkat Pengetahuan ................................................................. 15 A.2.2 Faktor – Faktor Yang Mempengaruhi Pengetahuan ................. 15
A.3 Konseling .............................................................................................. 16 A.3.1 Pengertian Konseling ................................................................. 16 A.3.2 Tujuan Konseling. ....................................................................... 17 A.3.3 Langkah – langkah Konseling .................................................... 18 A.3.4 Hambatan – Hambatan Konseling Kebidanan........................... 19 A.3.5 Konseling Pada Ibu Nifas. .......................................................... 20
B. Kerangka Teori ............................................................................................ 21 C. Kerangka Konsep ....................................................................................... 21 D. Defenisi Operasional ................................................................................... 22 E. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 23
iv
BAB III METODE PENELITIAN .......................................................... 24
A. Jenis Dan Desain Penelitian ....................................................................... 24 B. Lokasi Dan Waktu Penelitian ...................................................................... 25
B.1 Lokasi Penelitian ............................................................................... 24 B.2 Waktu Penelitian................................................................................ 25
C. Populasi dan Sampel Penelitian ................................................................ 25 C.1 Populasi .............................................................................................. 25 C.2 Sampel ............................................................................................... 25
D. Jenis Dan Cara Pengumpulan Data ......................................................... 25 D.1 Jenis Data........................................................................................... 25 D.2 Cara Pengumpulan Data.................................................................... 26
E. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan penelitian .............................................. 27 F. Uji Validitas dan Reliabilitas....................................................................... 27 G. Prosedur Penelitian .................................................................................... 29 H. Pengolahanan Dan Analisa Data .............................................................. 30 I. Etika Penelitian .......................................................................................... 31 BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................. 31 A. Hasil Penelitian .......................................................................................... 31
A.1 Analisi Univariat ................................................................................... 32 A.2 Analisi Bivariat ..................................................................................... 32
B. Pembahasan .............................................................................................. 33
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .................................................. 38 A. Kesimpulan ................................................................................... 38 B. Saran ........................................................................................... 38 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
v
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian ......................................................................... 5
Tabel 2.1 Penyimpanan ASI Perah (ASIP) ..................................................... 11
Tabel 2.2 Defenisi Operasional...................................................................... 22
Tabel 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur, Pendidikan ....... 31
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Sebelum Dan Setelah Diberikan Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Di Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018 ............................... 32
Tabel 4.3 Uji Normalitas Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas
Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Di Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018.................... 32 Tabel 4.4 Uji Normalitas Dari Variabel Selisih Pengaruh Konseling
Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Di Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018 .................................................... 33 Tabel 4.5 Hasil Analisa Bivariate Uji Wilcoxon Signed RanksTest
Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Di Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018 ............................... 33
vi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitian. ......................................................... 21
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian. .................................................... 22
vii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Surat Pernyataan Persetujuan (Informed Consent)
Lampiran 2 : SOP Konseling
Lampiran 3 : Lembar Ceklis
Lampiran 4 : Kisi – Kisi Kuesioner
Lampiran 5 : Kuesioner
Lampiran 6 :SPSS
Lampiran 7 : Surat Balasan Izin Penelitian
Lampiran 8 : Lembar Konsultasi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Angka kematian ibu melahirkan di Indonesia saat ini tergolong masih cukup
tinggi dibandingkan negara-negara lain, padahal Angka Kematian Ibu (AKI) dan
Angka Kematian Bayi (AKB) menjadi salah satu indikator penting dalam
menentukan derajat kesehatan di masyarakat. Berdasarkan Survei Demografi
dan Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015, angka kematian ibu (yang
berkaitan dengan kehamilan, persalinan dan nifas) sebesar 305/100.000
Kelahiran Hidup. Angka ini masih cukup tinggi dibandingkan dengan negara-
negara tetangga (Kemeskes RI, 2015).
Menurut WHO tahun 2015 angka kematian ibu (AKI) di negara-negara Asia
Tenggara seperti Malaysia (40/100.000 Kelahian Hidup), Brunei Darussalam
(23/100.000 Kelahiran Hidup), Vietnam (54/100.000 Kelahiran Hidup), serta
Singapore (10/100.000 Kelahiran Hidup). Dibandingkan dengan negara-negara
di Asia Tenggara, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih cukup tinggi
yaitu (126/100.000 Kelahiran Hidup).
Ditinjau berdasarkan laporan Profil Kesehatan Kabupaten/Kota, jumlah
kematian ibu pada tahun 2016 dilaporkan tercatat sebanyak 239 kematian.
Namun bila dikonversi, maka berdasarkan Profil Kabupaten/Kota maka AKI
Sumatera Utara adalah sebesar 85/100.000 Kelahiran Hidup. Angka tersebut
jauh berbeda dan diperkirakan belum menggambarkan AKI yang sebenarnya
pada populasi, terutama bila dibandingkan dengan hasil sensus penduduk 2010.
AKI di Sumatera Utara sebesar 328/100.000 Kelahiran Hidup namun, masih
cukup tinggi bila dibandingkan dengan angka nasional hasil sensus 2010 yaitu
sebesar 259/100.000 Kelahiran Hidup (Kemenkes RI, 2014).
Fokus asuhan perawatan pada ibu postpartum yaitu tidak hanya pemulihan
secara fisik tetapi juga menyiapkan ibu secara psikologis dan emosional agar
mampu menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik. Penelitian
Astutiningrum, D.dkk (2014) yang berjudul Peningkatan Parenting Self Efficacy
Pada Ibu Pasca Seksio Sesaria Melalui Konseling dengan hasil Peningkatan skor
PSE yang bermakna setelah dilakukan intervensi pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol (6,19±0,93 Vs 7,54±0,71, P=0,001; 5,56±0,85 Vs
2
5,87±0,68, P=0,001). Perubahan skor setelah intervensi secara bermakna
lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibanding kelompok kontrol (1,35±0,58
Vs 0,31±0,26, p= 0,000) yaitu Konseling dengan menggunakan booklet
berpengaruh terhadap parenting self efficacy pada ibu postpartum dengan
Secsio Cesarea.
Asuhan masa nifas diperlukan dalam periode ini karena merupakan masa
kritis baik ibu maupun bayinya. Diperkirakan 60% kematian ibuakibat kehamilan
terjadi setelah persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam
pertama. Masa neonatus merupakan masa kritis bagi kehidupan bayi, 2/3
kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah persalinan dan 60% kematian Bayi
Baru Lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah lahir. Dengan pemantauan melekat
dan asuhan pada ibu dan bayi pada masa nifas dapat mencegah beberapa
kematian ini (Purwoastuti, EdanElisabeth S. 2015b).
Berdasarkan hasil penelitian Norlina, S (2016) yang berjudul Gambaran
Pengetahuan Ibu Nifas Dalam Perawatan Neonatus Di Puskesmas Sungai Bilu
Banjarmasin mengatakan bahwa pengetahuan ibu nifas dalam perawatan
neonatus dengan jumlah responden sebanyak 34 orang dari responden, yang
berpengetahuan baik ada 11 orang (32,4%), dan yang berpengetahuan cukup
ada 14 orang (41,2%), dan yang berpengetahuan kurang ada 9 orang (26,4%),
dengan demikian pengetahuan ibu nifas berpengaruh dalam perawatan
neonatus.
Penelitian Priscilla, V (2011) yang berjudul Perawatan Bayi Baru Lahir
Dengan Pendekatan Model Mother-Baby Care (M-BC) Sebagai Inovasi Daam
Upaya Memandirikan Ibu Postpartum mengatakan Dari 10 orang ibu yang
diobservasi, sekitar 20% ibu yang terlihat mandiri merawat bayinya, sedangkan
yang lainnya masih terlihat binggung bagaimana berperilaku benar terhadap
perawatan bayi.
Pemilihan metode pendidikan kesehatan yang diberikan secara individual
yang disebut dengan konseling didasarkan pada keyakinan bahwa setiap individu
itu unik serta memiliki minat dan kebutuhan yang berbeda, sehingga konseling
menjadi pilihan yang tepat dalam metode pendidikan yang bersifat individual dan
terstruktur. Hasil penelitian yang dilakukan Runiarti, dkk (2005) menunjukkan
bahwa metode pendidikan kesehatan yang efektif dan menjadi pilihan
kebanyakan ibu postpartum adalah pendidikan kesehatan perorangan. Selain
3
karena masalah yang dialami oleh setiap ibu berbeda metode perorangan juga
lebih bersifat privasi.
Hasil penelitian Herawati, T (2015) dengan judul Kemandirian Ibu Nifas
Primipara Dan Perawatan Bayi Baru Lahir menunjukkan bahwa tingkat
kemandirian ibu nifas primipara dalam perawatan bayi baru lahir khusunya
memandikan bayi baru lahir adalah 20 (67%) mandiri dan 10 (33%) tidak mandiri.
Untuk perawatan tali pusat diperoleh hasil 25 (83%) mandiri dan 5 (17%) tidak
mandiri. Penelitian ini merekomendasikan bagi tim pelayanan kesehatan untuk
memberi informasi dan penyuluhan tentang perawatan bayi baru lahir pada
setiap ibu yang melahirkan baik primipara maupun multipara.
Salah satu upaya pemerintah unt uk meningkatkan pengetahuan ibu adalah
dengan cara membuat buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) yang dapat
digunakan sebagai pedoman praktis untuk mengatasi berbagai masalah
kesehatan, termasuk anak balita. Buku ini berisi petunjuk dan catatan kesehatan
untuk ibu dan anak dalam bahasa yang mudah dipahami serta dilengkapi dengan
gambar yang menarik. Distribusi buku KIA di Indonesia cukup merata kepada
hampir seluruh ibu yang memiliki anak mulai dari masa kehamilan hingga anak
lahir, sehingga buku ini dapat menjadi salah satu sumber yang penting untuk
meningkatkan pengetahuan ibu tentang kesehatan anak.
(Adiningrum, F. dkk. 2016).
Berdasarkan hasil penelitian Limoy, M dan Devi Elvira (2017) dengan judul
Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perubahan Fisik Fisiologis Masa Nifas
Di BPM Hj. Uray Rosdiana Pontianak didapatkan pengetahuan ibu tentang
perubahan fisik fisiologis masa nifas sebagian besar responden yaitu 27 otang
(77%) dengan pengetahuan kurang tentang perubahan fisik fisiologis masa nifas
dan sebagain kecil responden yaitu 8 orang (23%) dengan pengetahuan cukup
tentang perubahan fisik fisiologis masa nifas. Periode nifas merupakan masa
kritis bagi ibu, diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi
setelah persalinan, yang mana 50% dari kematian ibu tersebut terjadi dalam 24
jam pertama setelah persalinan. Selain itu, masa nifas ini juga merupakan masa
kritis bagi bayi, sebab dua pertiga kematian bayi terjadi dalam 4 minggu setelah
persalinan dan 60% kematian bayi baru lahir terjadi dalam waktu 7 hari setelah
lahir.
4
Berdasarkan survei awal yang saya lakukan terdapat 12 ibu nifas
primigravida, dari 12 orang tersebut saya melakukan wawancara kepada 8 orang
ibu terhadap pengetahuan ibu nifas mengenai perawatan masa nifas dan tentang
pemanfaatan Buku KIA. Dari 8 orang ibu yang saya wawancarai mengenai
perawatan nifas, terdapat 5 orang ibu masih memiliki pengetahuan kurang
mengenai perawatan nifas. Berdasarkan masalah di atas penulis tertarik
melakukan penelitian tentang Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas
Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfataan Buku KIA (Pada Masa
Nifas Dan Bayi Baru Lahir) di Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama
Niar Tahun 2018.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah penelitian ini
adalah Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu
Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) di
Praktik Mandiri Bidan Afriana dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018.
C. Tujuan Penelitian
C.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui pengaruh konseling perawatan masa nifas terhadap
pengetahuan ibu nifas tentang pemanfaatan buku KIA (Pada Masa Nifas Dan
Bayi Baru Lahir) di Praktik Mandiri Bidan Afriana dan Klinik Pratama Niar Tahun
2018.
C.2Tujuan Khusus
a. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu nifas tentang
pemanfaatan buku KIA (pada masa nifas dan bayi baru lahir) sebelum
diberikan konseling perawatan masa nifas
b. Mengetahui distribusi frekuensi pengetahuan ibu nifas tentang
pemanfaatan buku KIA (pada masa nifas dan bayi baru lahir) setelah
diberikan konseling perawatan masa nifas
c. Menganalisis pengaruh konseling perawatan masa nifas terhadap
pengetahuan ibu nifas tentang pemanfaatan buku KIA (pada masa nifas
dan bayi baru lahir)
5
D. Manfaat Penelitian
D.1 Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai bahan
masukan dan tambahan informasi bagi tenaga kesehatan untuk dapat
meningkatkan pelayanan kesehatan bagi ibu dan bayi khususnya dalam
pemanfaatan buku KIA sebagai alat komunikasi dan pemantauan kesehatan ibu
dan bayinya.
D.2 Manfaat Praktis
Dapat diaplikasikan secara langsung kepada ibu nifas untuk meningkatan
pengetahuan ibu pada masa nifas agar lebih mandiri dalam merawat dan
memonitor kesehatan diri dan bayinya.
E. Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Nama Peneliti Judul Penelitian Hasil Penelitian
1 2 3 4
1 Astituningrum,dkk. 2014
Peningkatan Parenting Self Efficacy Pada Ibu
Pasca Seksio Sesaria Melalui Konseling.
Perubahan skor setelah intervensi secara bermakna lebih tinggi pada kelompok eksperimen dibanding kelompok kontrol (1,35±0,58 Vs 0,31±0,26, p= 0,000), Konseling dengan menggunakan booklet berpengaruh terhadap parenting self efficacy pada ibu postpartum dengan SC.
2 Sistiarani, Gamelia dan Sari, (2012)
Fungsi pemanfaatan Buku KIA terhadap pengetahuan KIA ibu pada ibu di Puskesmas Ajibarang I.
Hasil fungsi pencatatan buku KIA kurang baik ditemukan sekitar 44 %, fungsi edukasi buku KIA baik sekitar 57,1%, fungsi komunikasi buku KIA baik sekitar 61,5%, dan pengetahuan ibu tentang KIA baik adalah sekitar 56%. Ada hubungan antara fungsi pencatatan buku KIA dengan pengetahuan KIA, tidak ada hubungan antara fungsi edukasi dan komunikasi buku KIA dengan pengetahuan KIA.
6
3 Khaifah Khoirunnisa
Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Di Praktik Mandiri Bidan Afriana dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018
Persamaan dan perbedaan penelitian Astituningrum,dkk. 2014 dengan penelitian saya adalah variabel independen yaitu konseling dan perbedaanya andalah metode penelitian dan pengambilan populasi dan sampel. Persamaan dan perbedaan penelitian Sistiarani, Gamelia dan Sari, (2012) adalah analisi data menggunakan analisis univariat dan analisis bivariat, perbedaan yaitu jenis penelitian, lokasi penelitian, waktu penelitian, dan jumlah populasi dan sampel.
7
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
A.1 Pengertiaan Buku kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
Buku Kesehatan Ibu dan Anak berisi catatan kesehatan ibu (hamil, bersalin
dan nifas) dan anak (bayi baru lahir sampai anak usia 6 tahun) serta berbagai
informasi cara memelihara dan merawat kesehatan ibu dan anak.
Setiap ibu hamil mendapat 1 (satu) Buku KIA. Jika ibu hamil atau melahirkan
bayi kembar, maka ibu memerlukan tambahan buku Kesehatan KIA lagi. Buku
KIA tersedia di Posyandu, Polindes/Poskesdes, Puskesmas Pembantu,
Puskesmas, bidan praktik, dokter praktik, rumah bersalin dan rumah sakit
(Kemenkes RI. 2016).
A.1.1 Penggunaan Buku KIA Pada Ibu Nifas
a. Pengertian Masa Nifas
Masa nifas (puerperium) dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas
atau puerperium dimulai sejak 2 jam setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6
minggu (42 hari) setelah itu (Sunarsih, T dan Vivian N. 2014).
Masa nifas (puerperium) adalah masa setelah keluarnya plasenta sampai
alat-alat reproduksi pulih seperti sebelum hamil dan secara normal masa nifas
berlangsung selama 6 minggu atau 40 hari (Ambarwati, E dan Diah, W. 2010).
Masa setelah melahirkan selama 6 minggu atau 40 hari menurut hitungan
awam merupakan masa nifas. Masa ini penting sekali untuk terus dipantau. Nifas
merupakan masa pembersihan rahim, sama halnya seperti masa haid. Masa
nifas (puerperium) adalah masa setelah plasenta lahir dan berakhir ketika alat-
alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas berlangsung
kira-kira 6 minggu (Siti, S. 2013).
b. Tahapan Masa Nifas
Masa nifas dibagi dalam tiga periode, yaitu :
(Purwoastuti, EdanElisabeth S. 2015b).
1. Puerperium dini, yaitu kepulihan ketika ibu telah diperbolehkan berdiri dan
berjalan.
8
2. Puerperium intermedial, merupakan masa kepulihan menyeluruh alat-alat
genitalia yang lamanya 6-8 minggu.
3. Remote puerperium, yaitu waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat
sempurna, terutama bila selama hamil atau waktu persalinan mempunyai
komplikasi. Waktu untuk sehat sempurna mungkin beberapa minggu,
bulan atau tahun.
c. Perubahan fisik masa nifas :
1. Rasa kram dan mules dibagaian bawah perut akibat penciutan rahim
(involusi).
2. Keluarnya sisa-sisa darah dari vagina
3. Kelelahan karena proses melahirkan
4. Pembentukan ASI sehingga payudara membesar
5. Kesulitan buang air besar (BAB) dan BAK
6. Gangguan otot (betis, dada, perut, panggul dan bokong)
7. Perlukaan jalan lahir (lecet atau jahitan).
d. Perubahan psikis masa nifas:
1. Perasaan ibu terfokus pada dirinya, berlangsung setelah melahirkan
sampai hari ke- 2 (fase taking in)
2. Ibu merasa khawatir akan ketidak mampuan merawat bayi, muncul
perasaan sedih (baby blues) disebut fase taking hold (hari ke-3 sampai
ke-10)
3. Ibu merasa percaya diri untuk merawat diri dan bayinya disebut fase
letting go (hari ke-10 akhir masa nifas).
e. Pengeluaran lochea terdiri dari:
1. Lochea rubra: hari ke-1−2, terdiri dari darah segar bercampur sisa-sisa
ketuban, sel-sel desidua, sisa-sisa vernix kaseosa, lanugo, dan
mekonium.
2. Lochea sanguinolenta: hari ke3 – 7, terdiri dari darah bercampur lendir,
warna kecoklatan.
3. Lochea serosa: hari ke7−14, berwarna kekuningan.
4. Lochea alba: hari ke14selesai nifas, hanya merupakan cairan putih,
lochea yang berbau busuk dan terinfeksi disebut lochea purulent.
9
A.1.2 Perawatan Ibu Nifas
a. Pelayanan kesehatan ibu nifas oleh bidan dan dokter dilaksanakan minimal 3
kali yaitu:
Pertama : 6 jam – 3 hari setelah melahirkan.
Kedua : hari ke 4 – 28 hari setelah melahirkan
Ketiga : hari ke 29 – 42 hari setelah melahirkan.
b. Pelayanan kesehatan ibu nifas meliputi:
1. Menanyakan kondisi ibu nifas secara umum
2. Pengukuran tekanan darah, suhu tubuh, pernafasan, dan nadi
3. Pemeriksaan lokhia dan perdarahan
4. Pemeriksaan kondisi jalan lahir dan tanda infeksi
5. Pemeriksaan kontraksi rahim dan tinggi fundus uteri
6. Pemeriksaan payudara dan anjuran pemberian ASI eksklusif
7. Pemberian Kapsul Vit. A
8. Pelayanan kontrasepsi Pasca Persalinan
9. Konseling
10. Tatalaksana pada ibu nifas sakit atau ibu nifas dengan komplikasi
11. Memberikan nasihat yaitu:
a) Makan makanan yang beraneka ragam yang mengandung karbohidrat,
protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah-buahan.
b) Kebutuhan air minum pada ibu menyusui pada 6 bulan pertama
adalah 14 gelas sehari dan pada 6 bulan kedua adalah 12 gelas sehari
c) Menjaga kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah kemaluan, ganti
pembalut sesering mungkin.
d) Istirahat cukup, saat bayi tidur ibu istirahat
e) Bagi ibu yang melahirkan dengan cara operasi caesar maka harus
menjaga kebersihan luka bekas operasi
f) Cara menyusui yang benar dan hanya memberi ASI saja selama 6
bulan
g) Perawatan bayi yang benar
h) Jangan membiarkan bayi menangis terlalu lama, karena akan
membuat bayi stress
i) Lakukan stimulasi komunikasi dengan bayi sedini mungkin bersama
suami dan keluarga
10
j) Untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan untuk pelayanan KB
setelah persalinan
c. Hal-hal yang harus dihindari oleh ibu nifas
1. Membuang ASI yang pertama keluar (kolostrum) karena sangat berguna
untuk kekebalan tubuh anak
2. Membersihkan payudara dengan alkohol/povidon iodine/obat merah atau
sabun karena bisa terminum oleh bayi
3. Mengikat perut terlalu kencang
4. Menempel daun-daunan pada kemaluan karena akan menimbulkan
infeksi
d. Cara menyusui bayi
1. cara menyusui yang benar
a) susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali sehari
b) bila bayi tidur lebih dari 3 jam, bangunkan lalu susui
c) susui sampai payudara terasa kosong, lalu pindah ke payudara sisi
yang lain
d) bila bayi sudah kenyang, tapi payudara masih tersa penuh/kencang,
perlu dikosongkan dengan diperah untuk disimpan. Hal ini agar
payudara tetap memproduksi ASI yang cukup
2. posisi dan pelekatan menyusui yang benar
a) pastikan posisi ibu ada dalam posisi yang nyaman
b) kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus
c) wajah bayi menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting
d) ibu harus memeluk badan bayi dekat dengan badannya
e) jika bayi baru lahir, ibu harus menyangga seluruh badan bayyi
f) sebagian besar areola (bagian hitam sekitar puting) masuk ke dalam
mulut bayi
g) mulut terbuka lebar
h) bibir bawah melengkung ke luar
i) dagu menyentuh payudara ibu
3. cara memerah ASI dan menyimpan asi
a) duduk dan bungkukkan tubuh sedikit kedapan
b) letakkan jemari anda pada kelenjar susu di payudara anda
c) tekan ke arah dalam ke arah didnding dada
11
d) keluarkan asi
e) tampung ASI yang keluar dalam wadah (gunakan gelas kaca/keramik
dan mangkok kaca/keramik jangan menggunakan bahan dari plastik
ataupun melamin
f) ulangi proses yang sama pada payudara yang sebelah lagi
Tabel 2.1 Penyimpanan ASI Perah (ASIP)
Tempat penyimpanan Suhu Lama penyimpanan
Dalam ruangan (ASIP Segar) 19 C s.d 26 C 6-8 jam rungan ber AC
dan 4 jam ruangan non
AC
Dalam ruangan (ASIP beku 4
jam yang sudah dicairkan)
4 jam
Kulkas < 4 C 2-3 hari
Freezer pada lemari es 1 pintu -18 C s.d 0 C 2 minggu
Freezer pada lemari es 2 pintu - 20 C s.d -18 C 3-4 bulan
e. Tanda bahaya pada ibu nifas
1. Perdarahan lewat jalan lahir
2. Keluar cairan berbau dari jalan lahir
3. Bengkak di wajah, tangan dan kaki, atau sakit kepala dan kejang-kejang
4. Demam lebih dari 2 hari
5. Payudara bengkak, merah disertai rasa sakit
6. Ibu terlihat sedih, murung dan menangis tanpa sebab (depresi)
f. Keluarga berencana
KB pasca persalinan adalah pemanfaatan atau penggunaan alat kontrasepsi
langsung sesudah melahirkan sampai 6 minggu/42 hari sesudah melahirkan.
Prinsip pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan tidak mengganggu
produksi Asi.
1. Mengapa perlu ikut ber KB ?
a) Mengatur jarak dan mencegah kehamilan agar tidak terlalu rapat
(minimal 2 tahun setelah melahirkan)
b) Mencegah kehamilan yang tidak diinginkan
c) Menjaga dan meningkatkan kesehatan ibu, bayi dan balita
d) Ibu memiliki waktu dan perhatian yang cukup untuk dirinya sendiri,
anak dan keluarga.
12
2. Metode kontrasepsi jangka panjang:
a) Metode Operasi Wanita (MOW), Metode Operasi Pria (MOP)
b) Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)/Spiral, jangka waktu
penggunaan bisa sampai 10 tahun
c) Implan (alat kontrasepsi bawah kulit), jangka waktu penggunaan 3
tahun
3. Metode kontrasepsi jangka pendek
a) Suntik, terdapat 2 jenis suntikan yaitu suntikan 1 bulan dan suntikan 3
bulan. Untuk ibu menyusui, tidak disarankan menggunakan suntikan 1
bulan, karena akan mengganggu produksi ASI
b) Pil KB
c) Kondom
A.1.3 Penggunaan Buku KIA Pada Bayi Baru Lahir/Neonatus (0-28 Hari)
a. Pengertian Bayi Baru Lahir
Bayi baru lahir normal adalah bayi yang lahir dalam presentasi belakang kepala
melalui vagina tanpa memakai alat, pada usia kehamilan genap 37 minggu
sampai dengan 42 minggu, dengan berat badan 2500-4000 gram, nilai Apgar > 7
dan tanpa cacat bawaan (Rukiah, A. 2010).
b. Tanda bayi baru lahir sehat
1. Bayi lahir langsung menangis
2. Tubuh bayi kemerahan
3. Bayi bergerak aktif
4. Berat lahir 2500 sampai 4000 gram
5. Bayi menyusu dari payudara ibu dengan kuat
c. Pelayanan essensial pada bayi baru lahir sehat oleh dokter/bidan/perawat
meliputi:
1. Jaga bayi tetap hangat
2. Bersihkan jalan napas (bila perlu)
3. Keringkan dan jaga bayi tetap hangat
4. Potong tali pusar tanpa membubuhi apapun, kira-kira 2 menit setelah lahir
5. Segera lakukan Inisiasi Menyusu Dini
6. Beri salep mata antibiotika tetrasiklin 1% pada kedua mata
7. Beri suntikan vitamin K1 1 mg intramuskular, di paha kiri anterolateral
setelah Inisiasi Menyusu Dini (IMD)
13
8. Beri imunisasi Hepatitis B0 0,5 ml, intramuskular, di paha kanan
anterolateral, diberikan kira-kira 1-2 jam setelah pemberian vitamin k1
9. Pemberian identitas
10. Pemulangan bayi baru lahir normal, konseling dan kunjungan ulang
A.1.4 Perawatan Bayi Baru Lahir
a. Pemberian ASI
1. Segera lakukan Inisiasi Menyusui Dini (IMD)
2. ASI yang keluar pertama berwarna kekuningan (kolostrum) mengandung
zat kekebalan tubuh, langsung berikan pada bayi, jangan dibuang
3. Berikan hanya ASI saja sampai berusia 6 bulan (ASI Eksklusif)
b. Manfaat pemberian ASI
1. Sehat praktis dan tidak butuh biaya
2. Meningkatkan kekebalan alamiah pada bayi
3. Mencegah perdarahan pada ibu nifas
4. Menjalin kasih sayang ibu dan bayi
5. Mencegah kanker payudara
c. Cara menjaga bayi tetap hangat
1. Mandikan bayi setalah 6 jam, dimandikan dengan air hangat
2. Bayi harus tetap berpakaian dan diselimuti setiap saat, memakai pakaian
kering dan lembut
3. Ganti popok dan baju jika basah
4. Jangan tidurkan bayi ditempat dingin atau banyak angin
5. Jaga bayi tetap hangat dengan enggunakan topi, kaos kaki, kaos tangan
dan pakaian yang hangat pada saat tidak dalam dekapan
6. Jika berat lahir kurang dari 2500 gram, lakukan perawatan dengan Metode
Kanguru (dekap bayi di dada ibu/bapak/anggota keluarga lain kulit bayi
menempel kulit ibu/bapak/anggota keluarga lain)
7. Bidan/perawat/dokter menjelaskan cara perawatan Metode Kanguru
d. Perawatan tali pusar
1. Selalu cuci tangan dengan sabun dan air bersih mengalir sebelum dan
sesudah memegang bayi
2. Jangan memberikan apapun oada tali pusar
3. Rawat tali pusar terbuka dan kering
14
4. Bila tali pusar kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan sabun mandi
dan keringkan dengan kain bersih
d. Pelayanan kesehatan pada bayi baru lahir (kunjungan neonatal)
Pelayanan kesehatan bayi baru lahir oleh bidan/perawat/dokter dilaksanakan
minimal 3 kali, yaitu:
1. Pertama pada 6 jam – 48 jam setelah lahir
2. Kedua pada hari ke 3 – 7 setalah lahir
3. Ketiga pada hari ke 8 – 28 setelah lahir
e. Tanda bahaya pada bayi baru lahir
Jika ditemukan 1 (satu) atau lebih tanda bahaya di bawah ini, bayi segera
dibawa ke fasilitas kesehatan.
1. Tidak mau menyusu
2. Kejang – kejang
3. Lemah
4. Sesak nafas (lebih besar atau sama dengan 60 kali/menit), tarikan dinding
dada bagian bawah ke dalam
5. Bayi merintih atau menangis terus menerus
6. Tali pusar kemerahan sampai dinding perut, berbau atau bernanah
7. Demam/ panas tinggi
8. Mata bayi bernanah
9. Diare/buang air besar cair lebih dari 3 kali sehari
10. Kulit dan mata bayi kuning
11. Tinja bayi saat buang air besar berwarna pucat
A.2 Konsep Pengetahuan
Pengetahuan adalah merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi setelah orang
mengadakan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan
terhadap obyek tertentu melalui panca indra manusia yakni penglihatan,
pendengaran, penciuman, rasa dan raba dengan sendiri. Pada waktu
pengindraan sampai mengahasilkan pengetahuan tersebut sangat dipengaruhi
oleh intensitas perhatian persepsi terhadap obyek. Sebagian besar pengetahuan
manusia diperoleh melalui mata dan telinga (Notoatmodjo, 2012).
15
Pengetahuan adalah hasil dari suatu proses pembelajaran seseorang
terhadap sesuatu baik itu yang didengar maupun yang dilihat
(Notoatmodjo, 2016).
A.2.1 Tingkat Pengetahuan
a. Tahu (know)
Tahu berarti seseorang tersebut dapat mengingat kembali materi yang
pernah dipelajari sebelumnya dengan cara menyebutkan, menguraikan,dan
sebagainya.
b. Memahami (comprehension)
Memahami yaitu mampu untuk dapat menjelaskan sesuatu yang telah
dipelajari sebelumnya dengan jelas serta dapat membuat suatu kesimpulan dari
suatu materi.
c. Aplikasi (application)
Aplikasi berarti seseorang mampu untuk dapat menerapkan materi yang
telah dipelajari ke dalam sebuah tindakan yang nyata.
d. Analisi (Analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau suatu
objek kedalam komponen-komponen tetapi masih di dalam struktur organisasi
tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain. Dalam menganalisis,
seseorang bisa membedakan atau mengelompokkan materi berdasarkan kriteria
yang sudah ditentukan.
e. Sintesis (synthetis)
Sintesis adalah kemampuan seseorang dalam membuat temuan ilmu
yang baru berdasarkan ilmu lama yang sudah dipelajari sebelumnya.
f. Evaluasi (evaluation)
Tingkatan pengetahuan yang paling tinggi adalah evaluasi. Dari hasil
pembelajaran yang sudah dilakukan, seseorang dapat mengevaluasi seberapa
efektifnya pembelajaran yang sudah ia lakukan. Dari hasil evaluasi ini dapat
dinilai dan dijadikan acuan untuk meningkatkan strategi pembelajaran baru yang
lebih efektif lagi (Notoatmodjo, 2016).
A.2.2 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan
Faktor-faktor pengetahuan dibedakan menjadi faktor internal dan faktor
eksternal.
16
a. Faktor internal
1) Pendidikan Pendidikan dapat mempengaruhi perilaku seseorang
terhadap pola hidup terutama dalam motivasi sikap. Semakin tinggi
pendidikan seseorang, maka semakin mudah untuk penerimaan
informasi.
2) Pekerjaan merupakan suatu cara mencari nafkah yang membosankan,
berulang, dan banyak tantangan. Pekerjaan dilakukan untuk menunjang
kehidupan pribadi maupun keluarga.Bekerja dianggap kegiatan yang
menyita waktu.
3) Umur adalah umur individu yang terhitung mulai dari dilahirkan sampai
berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat kematangan dan kekuatan
seseorang akan lebih matang dalam berfikir.
b. Faktor eksternal
1) Faktor lingkungan
Lingkungan sekitar dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku
individu maupun kelompok. Jika lingkungan mendukung ke arah positif,
maka individu maupun kelompok akan berperilaku positif, tetapi jika
lingkungan sekitar tidak kondusif, maka individu maupun kelompok
tersebut akan berperilaku kurang baik.
2) Sosial budaya
Sistem sosial budaya yang ada dalam masyarakat juga mempengaruhi
sikap dalam penerimaan informasi.
c. Kriteria tingkat pengetahuan
Penilaian pengetahuan diinterpretasikan dengan skala yang bersifat
kualitatif, yaitu :
a) Baik : dengan presentase 76% - 100% (benar 16-20)
b) Cukup : dengan presentase 56% - 75% (benar 11-15)
c) Kurang : dengan presentase < 56% (benar < 11 )
( Wawan dan Dewi, 2017).
A.3 Konseling
A.3.1 Pengertian Konseling
Secara etimiologi konseling berasal dari bahasa Latin “Consilium” artinya
“dengan” atau “bersama” yang dirangkai dengan “menerima” atau “memahami”.
Sedangkan dalam bahasa Anglo Saxon istilah konseling berasal dari “ sellan”
17
yang berarti “menyerahkan” atau “menyampaikan”. Berikut ini adalah pendapat
dari para ahli tentang konseling:
C. Petterson (1959) dalamPurwoastuti, E&Elisabeth S. (2015a: 91)
mengemukakan bahwa konseling adalah proses yang melibatkan hubungan
antar pribadi antara seseorang terapis menggunakan metode-metode psikologis
atas dasar pengetahuan sistematik tentang kepribadian manusia dalam upaya
meningkatkan kesehatan tentang kepribadiaan manusia dalam upaya
meningkatkan kesehatan mental konseling. Bila defenisi ini dikaji lebih jauh,
maka beberapa ciri-cirinya yang menonjol akan terlihat:
a. Merupakan suatu proses,
b. Bisa dilakukan dengan satu atau lebih konseling,
c. Konselor harus dipersiapkan secara professional, dan
d. Hubungan antar pribadi yang andalanya adalah upaya bersama
Konseling juga merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
hubungan yang bersifat pribadi dan memerlukan tingkat keterampilan yang tinggi.
Oleh karna itu dalam kegiatanya konseling melibatkan emosional dan intelektual
untuk memiliki pengendaliaan prilaku yang cermat, kepekaaan terhadap manusia
dan masalahnya, dan keterampilan – keterampilan teknis yang memadai
(Purwoastuti, E&Elisabeth S. 2015a).
A.3.2 Tujuan Konseling
Tujuan konseling menurut Krumbltz dalam Purwoastuti, E&Elisabeth S.
(2015a)yaitu :
a. Mengubah perilaku yang salah penyesuaian
Para ahli konseling dan psikoterapi berpandangan bahwa tujuan konseling
adalah mengubah tingkah laku klien yang salah penyesuaian menjadi perilaku
yang tepat penyesuaiannya. Seseorang yang salah penyesuaian perlu
mendapatkan konseling, jika tidak dibantu maka akan berpengaruh pada
perkembangan kepribadiaanya.
Terkadang ada klien yang tidak dapat memahami diri dan perilakunya sendiri,
jika klien memang ingin penyesuaaian yang baik maka klien harus menyadari
dan memiliki kemauan untuk berubah, agar proses konseling dapat berjalan
dengan lancar.
18
b. Belajar membuat keputusan
Dalam proses konseling juga harus belajar dalam membuat keputusan.
Memang tidak gampang dalam pengambilan keputusan, tetapi klien harus belajar
dan berani dalm hal itu, karena yang lebih tau dan paham tentang masalah
tersebut adalah klien itu sendiri.
Setiap keputusan yang diambil pasti memiliki knsekuensi positif dan negatif,
menguntungkan dan merugikan, yang menunjang maupun yang
menghambat.Maka dari itu, dorongan dari konselor juga diperlukan tetapi dengan
resiko yang sudah dipertimbangkan sebelumnya sebagai konsekuensi alamiah.
c. Mencegah munculnya masalah
Mencegah munculnya masalah mengandung tiga pengertiaan, yaitu
mencegah jangan sampai mengalami masalah dikemudiaan hari, mencegah
jangan sampai masalah yang dihadapi berakibat gangguan yang menetap.
Ketiga tujuan tersebut bersifat kontinum.Maksudnya bahwa konseling
tersebut dapat dicapai secara bertahap, dan pada akhirnya hendak mencapai
tujuan akhirnya. Karena tujuan akhir tidak akan tercapai jika tidak melalui tujuan
yang sebelumnya.
A.3.3 Langkah-langkah Konseling
a. Pendahuluan
Langkah pendahuluan atau langkah pembuka merupakan kegiatan
menciptakan kontak, melengkapi data konseli untuk merumuskan peyebab
masalah, dan menentukan jalan keluar.
b. Bagian Inti/Pokok
Bagian inti/pokok dalam konseling mencakup kegiatan mencari jalan keluar,
memilih salah satu jalan keluar yang tepat bagi konseli, dan melaksanakan jalan
keluar
c. Bagiar akhir
Bagian akhir kegiatan konseling merupakan kegiatan penyimpulan dari
seluruh aspek kegiatan dan pengambilan jalan keluar. Langkah ini merupakan
langkah penutupan dari pertemuan dan juga penetapan untuk pertemuan
berikutnya (Purwoastuti, E & Elisabeth S. 2015a).
Berikut langkah-langkah dalam konseling
a. Teknik konseling Gallen dan Leitenmaier, lebih dikenal dengan GHATER
yaitu:
19
G: Greet
Berikan salam, kenalkan diri dan buka komunikasi.
A: Ask
Tanya keluhan/kebutuhan pasien dan menilai apakah keluhan/kebutuhan
sesuai dengan kondisi yang dihadapi?
T: Tell
Beritahukan persoalan pokok yang dihadapi pasien dari hasil tukar informasi
dan carikan upaya penyelesaiannya.
H:Help
Bantu klien memahami dan menyelesaikan masalahnya.
E: Explain
Jelaskan cara terpilih telah diajukan dan hasil yang diharapkan mungkin dapat
segera terlihat/diobservasi.
R: Refer/Return Visit
Rujuk bila fasilitas ini tidak dapat memberikan pelayanan yang sesuai. Buat
jadwal kunjungan ulang.
b. Adapun tahap-tahap konseling terbagi menjadi lima tahap menurut Prayitno
(2012:120) yaitu :
1. Penghantaran (introduction)
2. Penjajakan (investigation)
3. Penafsiran (interpretation)
4. Pembinaan (intervention)
5. Penilaian (inspectation).
Dalam kelima tahapan di atas harus dipahami dan dipahami setiap
tahapannya, agar tidak tertinggal atau terlewatkan.
A.3.4 Hambatan-Hambatan Konseling Kebidanan
a. Hambatan Internal
Merupakan hambatan pribadi yang berasal dari diri bidan sebagai
konselor.Hambatan pribadi yang sering muncul adalah bidan kurang percaya diri,
kurang pengetahuan, dan keterampilan tentang konseling, serta ketidak
mampuan dalam membentuk jejaring.
b. Hambatan Eksternal
Ini sering muncul pada organisasi yaitu dari mitra kerja bidan. Persaingan -
persaingan dalam pekerjaan, fasilitas (keuangan, alat peraga, dan sebagainya),
20
dan budaya sering kali menjadi factor pemicu hambatan eksternal dalam proses
pemberiaan konseling (Purwoastuti, E&Elisabeth S. 2015a).
A.3.5Konseling pada Ibu Nifas
a. Konseling pada ibu
1. Proses masa nifas
2. Keluhan umum 1-72 jam masa nifas
3. Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada ibu
4. Tanda komplikasi masa nifas
5. Kebersihan ibu
6. Kolostrum dan pemberian ASI
7. Teknik menyusui
8. Kebutuhan nutrisi ibu masa nifas
b. Konseling pada bayi
1. Tanda-tanda kegawatan masa nifas pada bayi
2. Kebersihan bayi
3. Perawatan tali pusat bayi
4. Imunisasi
5. Status kesehatan bayi (Penilaian pertumbuhan dan perkembangan bayi).
21
F. Kerangka Teori
Kerangka teori merupakan modifikasi dari teori Green Lawrance.
Gambar 2.1 Kerangka Teori Penelitiaan
Kerangka teori menerut teori Green 1980, dan Notoadmodjo 2007.
Keterangan :
: Tidak diteliti : Faktor Predisposisi: sikap, Kepercayaan,
Nilai-nilai dan Keyakinan, faktor pendukung ketersediaan
sarana dan prasarana, faktor pendorong yaitu pendidikan
kesehatan dan tenaga kesehatan.
: Diteliti : Faktor Predisposisi : Pengetahuan
C. Kerangka Konsep
Adapun kerangka konsep dari pengaruhkonseling perawatan masa nifas
terhadap ibu nifas tentang pemanfaatan Buku KIA (pada masa nifas dan bayi
baru lahir) di Praktek Mandiri Bidan Afriana dan Klinik Pratama Niar 2018.
Konseling
1. Pengertian Buku KIA
2. Penggunaan Buku KIA pada ibu nifas
3. Penggunaan Buku KIA pada bayi baru lahir/neonatus (0-28 hari)
Faktor Pendukung
1. Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Faktor Pendorong:
1. Pendidikan Kesehatan
2. Tenaga Kesehatan
Perawatan Masa Nifas
1. Perawatan ibu nifas
2. Perawatan bayi baru lahir
3.
1. Pengetahuan
2. nn
Faktor Predisposisi:
2. Sikap 3. Kepercayaan 4. Nilai-nilai 5. Keyakinan
1. pengetahuan
22
Variabel Indenpent Variabel Dependent
Gambar 2.2 Kerangka Konsep Penelitian
D. Defenisi Operasional
Tebal 2.2 Defenisi Operasional
Variabel Defenisi Operasional
Instrumen Penelitiaan
Hasil Ukur Skala Ukur
1 2 3 4 5
Variabel Independen
Konseling
Suatucara pemberian informasi secara individu yang dilakukan oleh bidan untuk meningkatkan kemampuan pasien dalam mengatasi permasalahan yang dialaminya.
SOP Konseling
Efektif
Variabel Dependen
Pengetahuan ibu nifas tentang pemanfaatan Buku KIA (pada masa nifas dan bayi baru lahir)
Segala sesuatu yang diketahui oleh ibu nifas tentang pemanfaatan Buku KIA (pada masa nifas dan bayi baru lahir)
Kuesioner 1. Baik: hasil presentase 76%-100% (benar 16 -20)
2. Cukup: hasil presentase 55%-75% (benar 11-15)
3. Kurang: hasil presentase < 55% (benar <11)
Ordinal
Pengetahuan ibu nifas Konseling
Perawatan Nifas(kesehata
n Ibu dan bayi)
23
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan asumsi/ perkiran/ dugaan sementara mengenai
suatu hal atau permasalahan yang harus dibuktikan kebenarannya dengan
menggunakan data/fakta atau informasi yang diperoleh dari hasil penelitian yang
valid dan reliabel dengan cara yang telah ditentukan.
Ha:Ada PengaruhKonseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Penggunaan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru
Lahir) di Praktek Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis dan Desain Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah metode penelitian Pra
Experimental dengan rancangan One Group Pretest Posttest designtanpa
menggunakan kelompok pembanding (kontrol) dimana dalam desain penelitian
ini terdapat satu kelompok yang diberi perlakuan (treatment) dan sudah
dilakukan observasi sebelumnya (pretest) yang memungkinkan peneliti dapat
menguji perubahan – perubahan yang terjadi setelah adanya eksperimen
(program). Pada penelitian ini, peneliti melakukan treatment yaitu konseling
sebanyak 4 kali pertemuan tentang pemanfaatan buku KIA pada masa nifas dan
bayi baru lahir terhadap subjek penelitian dengan sengaja, terencana, kemudian
dinilai pengaruhnya pada pengujian kedua (posttest) (Notoatmodjo, 2012).
Pretest Posttest
Keterangan:
01 : Pengetahuan Ibu nifas sebelum diberikan konseling tentang perawatan
masanifas dalam pemanfaatan Buku KIA (pada masa nifas dan bayi baru
lahir)
02 : Pengetahuan Ibu nifas setelah diberikan konseling perwatan masa nifas
dalam pemanfaatan Buku KIA (pada masa nifas dan bayi baru lahir)
X : Konseling pemanfaatan buku Kesehatan Ibu dan Anak (KIA) (pada masa
nifas dan bayi baru lahir)
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
B.1 Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Praktek Mandiri BidanAfrianaJl. Selamat
No. 9 Bromo Ujung Medan Denai dan Klinik Pratama Niar Jl. Balai Desa II, Pasar
XII, Marindal II, Patumbak, Deli Serdang, Medan Amplas Tahun 2018.Alasan
pemilihan tempat penelitian di kedua tempat tersebut adalah karena jumlah ibu
nifas primigavida cukup banyak dan menggunakan Buku KIA sehingga
memungkinkan dilakukan penelitian.
01 x 02
25
B.2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian ini dimulai dari bulan Februari sampai bulan Juli tahun
2018 dan pengumpulan data dimulai dari bulan Mei sampai bulan Juni di Praktek
Mandiri BidanAfrianaJl. Selamat No. 9 Bromo Ujung Medan Denai dan Klinik
Pratama Niar Jl. Balai Desa II, Pasar XII, Marindal II, Patumbak, Deli Serdang,
Medan Amplas Tahun 2018.
J. Populasi dan Sampel Penelitian
C.1 Populasi
Populasi penelitian adalah merupakan seluruh ibu nifas yang melahirkan
dan melakukan pemeriksaan di Praktek Mandiri BidanAfrianasebanyak 15 orang
dan Klinik Pratama Niarsebanyak 20 orang Tahun 2018 dengan jumlah 35 orang
dari mulai bulan Mei sampai bulan Juni tahun 2018.
C.2 Sampel
Dalam penelitian ini pengambilan sampel menggunakan metode non
random sampling dengantekniktotal sampling adalah teknik pengambilan sampel
bila semua anggota populasi digunakan sebagai sampel. Agar karakteristik
sampel tidak menyimpang dari populasinya, maka sebelum dilakukan
pengambilan sampel perlu ditentukan kriteria inklusi, maupun kriteria
eksklusinya. Kriteria inklusi adalah ciri-ciri yang perlu dipenuhi oleh setiap
anggota populasi yang dapat diambil sebagai sampel. Sedangkan kriteria
eksklusi adalah ciri-ciri anggota populasi yang tidak dapat diambil sebagai
sampel (Sugiono, 2017).
Adapun Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Ibu nifas primi gravida
2. Ibu dengan persalinan pervaginam
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
1. Ibu nifas dengan multigravida
2. Ibu dengan persalinan seksio sesaria
K. Jenis dan cara pengumpulan data
D.1 Jenis Data
Jenis data dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan data primer
dan data sekunder.Data primer diperoleh secara langsung dari responden
dengan menggunakan lembar kuesioner. Peneliti meminta persetujuan
26
responden menggunakan lembar informed consent, sebagia pernyataan bahwa
renponden bersedia diberikan konseling, kemudian peneliti menjelaskan tentang
konseling perawatan nifas (perawatan masa nifas dan perawatan bayi baru lahir)
yang terdapat dalam buku KIA meliputi pengertian Buku KIA, penggunaan Buku
KIA pada ibu nifas dan bayi baru lahir, perawatan ibu nifas dan bayi baru lahir,.
Sedangkan data sekunder diperoleh dari Praktek Mandiri Bidan Afriana dan
Klinik Pratama Niar yaitu dengan melihat data responden nifas mulai bulan Mei
sampai Juni Tahun 2018.
D.2 Cara Pengumpulan Data
Pada tanggal 03 Mei 2018saya menyerahkan surat permohonan izin untuk
melakukan penelitian kePraktek Mandiri Bidan Afriana Jl. Selamat No. 9 Bromo
Ujung Medan Denai dan Klinik Pratama Niar Jl. Balai Desa Pasar XII, Marindal II,
Patumbak Deli Serdang, Medan Amplas. Setelah mendapatkan izin,
sayamenjelaskan kepada ibu bidan klinik dan teman – teman yang membantu
saya dalam melakukan penelitian tentang maksud dan tujuan peneliti dan
menjelaskan tatacara memberikan konseling kepada ibu nifas sampai ibu bidan
dan teman – teman saya mengerti bagaimana cara memberikan konseling.
Dengan dibantu oleh bidan klinik dan teman – teman saya membagikan
kuesioner (pretest) kepada ibu nifas pada kunjungan pertama, dan pada hari
yang sama konseling pertama dilakukan. Konseling dilanjutkan sampai 4 kali
berturut – turut pada saat ibu bidan melakukan kunjungan (saat memandikan
bayi dan memantau kesehatan ibu di rumah). Pada hari ke 4 setelah dilakukan
konseling dilakukan pengisian kuesioner kembali(posttest) dengan kuesioner
yang sama. Setelah semua kuesioner sebelum (pretest) konseling dan sesudah
(posttest) konselingterkumpul selanjutnya saya memeriksa kuesioner
tersebut.Untuk kuesioner pengetahuan dibagi dalam tiga kategori yaitu baik,
cukup, kurang, kemudian saya mengolah data dengan manggunakan SPSS 22.
L. Alat Ukur / Instrumen dan Bahan penelitian
Instrumen adalah alat-alat yang digunakan untuk pengumpulan data.
Instrument penelitian ini berupa kuesioner (daftar pernyataan), yang disusun
secara terstektur berdasarkan teori dan berisikan pertanyaan yang harus dijawab
responden. Kuesioner ini terdiri dari dua bagian yaitu pada bagian pertama terdiri
dari 6 pertanyaan identitas yang harus di jawab responden, terdiri dari nama
responden, umur, agama, pendidikan, pekerjaan, alamat. Bagian kedua adalah
27
kuesioner pengetahuan terdiri dari 20 pertanyaan yang dirancang oleh peneliti
mengenai masa nifas dan bayi baru lahir yang terdapat dalam Buku KIA. Untuk
kuesioner pengetahuan menggunakan skala yang bersifat kualitatif, yaitu :
1) Baik : jika responden mampu menjawab 16 – 20 pertanyaan dengan
benar. Hasil persentase >75%
2) Cukup : jika responden mampu menjawab 11 – 15 pertanyaan dengan
benar. Hasil persentase 55 – 75%
3) Kurang : jika responden mampu menjawan 0 – 10 pertanyaan dengn
benar. Hasil persentase < 55%
M. Uji Validitas dan Reliabilitas
Menurut Arikunto (2012), kuesioner adalah sejumlah pernyataan tertulis
yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden mengenai hal-hal
yang diketahui dan sudah disediakan jawabannya. Agar diperoleh data yang
valid dan reliabel, maka kuesioner diuji terlebih dahulu dengan uji validitas dan uji
reliabilitas.Uji coba instrumen dilaksanakan di Klinik Hanum Husada Bromo
Ujung.
1. Uji Validitas
Penelitian ini menggunakan instrumen penelitian berupa kuesioner (daftar
pertanyaan) untuk mengumpulkan data yang diperlukan. Kuesioner yang telah
disusun sebelum digunakan sebagai data penelitian terlebih dahulu dilakukan uji
validitas terhadap Ibu nifas pengaruh konseling perawatan masa nifas terhadap
pengetahuan ibu nifas tentang pemanfaatan buku KIA di tempat bidan praktik
yang lain yaitu di Klinik Hanum Husada di Bromo karena memiliki karakteristik
yang sama.
Uji validitas bertujuan untuk mengetahui sejauh mana suatu ukuran atau
nilai yang menunjukkan tingkat kehandalan atau kesahihan suatu alat ukur
dengan cara mengukur korelasi antara variabel atau item dengan skor total
variabel. Uji validitas instrumen pengetahuan menggunakan korelasi product
moment dengan rumus sebagai berikut:
𝑅𝑁( 𝑋𝑌)− ( 𝑋 𝑌)
𝑛 𝑥2 − ( 𝑥)2 𝑛 𝑦2 − ( 𝑦)2
28
Keterangan:
R : Koefisien korelasi setiap item dengan skor total
N : Jumlah responden
X : Skor pertanyaan
Y : Skor total
XY : Skor pertanyaan di kali skor total
Instrumen dikatakan valid apabila r hitung > r tabel dan dikatakan
tidak valid jika r hitung < r tabel yaitu 0,444 dengan tingkat kemaknaan 5 %
(Arikunto, 2006 dalam Budiman dan Riyanto A, 2013).
2. Uji Realibilitas
Instrumen disebut reliabel adalah instrumen yang bila di gunakan
beberapa kali untuk mengukur obyek yang sama, akan menghasilkan data yang
sama berarti instrumen sudak baik serta konsisten (Sugiyono, 2017).
Teknik uji reliabilitas yang digunakan dengan koefisien Alpha Cronbach, yaitu:
𝑟11 =𝑘
(𝑘 − 1) 1 −
𝜎𝑏2
𝜎𝑡2
Keterangan:
𝑟𝑖 : Reliabilitas instrumen
k : Banyaknya butir pertanyaan
𝜎𝑏2 : Jumlah varians butir
𝜎𝑡2 : Varians total
Instrumen penelitian dinyatakan reliabel apabila r alpha lebih besar dari
konstanta yaitu 0,7 (Riyanto, 2014).
N. Prosedur Penelitian
Langkah – langkahpenelitian ini adalah:
1. Menentuka masalah penelitian, dalam tahap ini peneliti mengadakan studi
pendahuluan terhadap jumlah ibu nifas yang menggunakan buku KIA di
Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Paratama Niar.
2. Penelusuran kepustakaan yaitu, pada tahap ini peneliti melakukan
penelusuran kepustakaan yang dapat dilakukan berdasarkan buku dan jurnal
yang berkaitan dengan permasalahan yang akan diteliti untuk memperoleh
informasi yang relevan.
29
3. Pelaksanaan, dimana peneliti setelah melakukan informed consent,
selanjutnya peneliti memberikan kuesioner pengetahuan
tentangpemanfaatan buku KIA pada masa nifas dan bayi baru lahir sebelum
dilakukan konselinguntuk melihat pengetahuan responden. Kemudian peneliti
memberikan konseling selama empat kali berturut – turut dengan dibantu
oleh bidan klinik. Setelah koseling keempat dilakukan, peneliti memberikan
kuesioner pengetahuan yang samakembali kepada ibu nifas untuk
mengetahui pengetahuan responden setelah diberikan konseling.
4. Setelah data terkumpul peneliti melakukan analisa univariat dan bivariat.
Terkait uji bivariat peneliti menggunakan uji independent Wilcoxon Match
Pairs Test yaitu teknik yang digunakan untuk menguji hipotesis komparatif
dua sampel yang berkolerasi bila datanya berbentuk ordinal (berjenjang).
O. Pengolahanan Dan Analisa Data
H.1 Pengolahan Data
Setelah semua data terkumpul selanjutnya data diolah dengan pengolahan
data secara manual menurut notoadmodjo (2012) adalah:
a. Pengeditan (Editing)
Editing adalah proses yang dilakukan untuk menilai kelengkapan data.
Peneliti mengecek kuesioner yang telah diisi oleh responden dan melihat
kelengkapan, kejelasan jawaban dengan pertanyaan.Apabila terdapat
pertanyaan yang belum terisi atau jawaban yang kurang jelas, peneliti
kembali menanyakan langsung kepada responden. Proses ini dilakukan
ditempat pengumpulan data.
b. Pengkodean (Coding)
Coding adalah kegiatan pemberian kode numerik (angka) terhadap data
yang terdiri atas beberapa kategori.Setelah data diperoleh, penulis
melakukan pengkodean untuk mempermudah analisis data.
c. Pemasukan data (Entering)
Pemasukan data merupakan proses memasukkan data kedalam program
pengolahan data untuk dilakukan analisis menggunakan program statistik
dengan komputer. Setelah dilakukan pengkodean, peneliti memasukkan
data untuk dilakukan proses pengolahan data.
d. Pembersihan (Cleaning)
30
Merupakan pembersihan seluruh data supaya terhindar dari kesalahan
sebelum dilakukan proses analisis data. Peneliti memeriksa kembali seluruh
proses mulai dari pengkodean serta memastikan bahwa data yang diinput
tidak terdapat kesalahan sehingga analisis dapat dilakukan dengan benar.
Proses cleaning dapat dilakukan dengan bantuan program analisis statistik-
computer.
H.2 Analisa Data
Analisa yang dilakukan dengan program computer, salah satu paket
program yang digunakan adalah SPSS for Window.Setelah dilakukan
pentabulasian maka dilakukan analisis data dengan menggunakan program yang
disesuaikan dengan langkah – langkahsebagai berikut:
1. Analisis Data Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk melihat distribusi masing-masing
variabel penelitian dengan menyajikan distribusi frekuensidependent dan
variabel independent.Variabelindependent berupa konseling perawatan nifas
sedangkan viarabel dependentyang disajikan meliputi pengetahuan ibu
tentang perawatan masa nifas dan bayi baru lahir.
2. Analisis Data Bivariat
Analisis data bivariat ini digunakan untuk mengetahui hubungan antara 2
variabel dependent dengan peningkatan pengetahuan ibu dalam masa nifas.
Uji yang digunakan adalah Wilcoxon Match Pairs Test.
P. Etika Penelitian`
Etika penelitian bertujuan menjamin kerahasiaan identitas responden,
melindungi dan menghormati hak responden dengan mengajukan sudut
pertanyaan persetujuaan (informend consent), sebelum menandatangani surat
persetujuan, penelitian menjelaskan judul penelitian, tujuan peneitian, manfaat
penelitian dan menjelaskan kepada responden bahwa penelitian tidak akan
membahayakan bagi responden. Peneliti akan menjamin identitas responden,
dimana data yang diperoleh hanya akan digunakan untuk kepentingan
penelitiaan dan apabila peneliti telah selesai maka data tersebut akan
dimusnahkan.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Setelah dilkukan penelitian terhadap 35 responden ibu nifas mengenai
“Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Di
Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018” maka dapat
didistribusikan karakteristik responden sebagai berikut :
Distribusi karakteristik responden :
Tabel 4.1
Distribusi Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Dan Pendidikan
No Karakteristik F %
1 Umur
< 20 2 5,71 20 – 35 33 94,29 > 36 0 0
Total 35 100
2 Pendidikan
Tinggi 9 25,7
Rendah 26 74,29
Total 35 100
Pada tabel 4.1 di atas diketahui mayoritas responden memiliki umur 20 –
35 tahun sejumlah 33 orang (94,29%) dan mayoritas responden berpendidikan
tingkat rendah dengan jumlah 26 orang (74,29%).
32
A.1 Analisis Univariat
Tabel 4.2 Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Sebelum Dan Setelah Diberikan
Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi
Baru Lahir) Di Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018
No Tingkat Pengetahuan
Sebelum Setelah
F % F %
1 Baik 17 48,57 26 74,28
2 Cukup 7 20,00 8 22,86
3 Kurang 11 31,43 1 2,86
Total 35 100 35 100
Berdasarkan tabel 4.2 diatas, diketahui bahwa dari 35 responden yang belum
dilakukan konseling mayoritas mempunyai pengetahuan baik sebanyak 17
responden (48,57%). Kemudian setelah diberikan konseling mayoritas
mempunyai pengetahuan baik sebanyak 26 orang (74,28%).
A.2 Analisis Bivariat
Analisis bivariate dalam penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh pengetahuan sebelum dan setelah dilakukan konseling dengan uji
Analisis Wilcoxon.
Tabel 4.3 Uji Normalitas Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Di Praktik
Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018
Variable Pengetahuan
Shapiro Wilk
Statistik Df Sig
Sebelum .910 35 .007 Sesudah .919 35 .014
Berdasarakan tabel 4.4 nilai p pada uji normalitas dengan Shapiro Wilk
0.000, artinya nilai p<0,05 maka sebaran data selisih nilai berpasangan tidak
berdistribusi normal. Sehingga dilakukan uji non parametrik menggunakan uji
analisis wilcoxson.
33
Tabel 4.4
Uji Normalitas Dari Variable Selisih Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku
KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Di Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik
Pratama Niar Tahun 2018
Kolmogorov-smirnov Shapiro-wilk
statistic Df Sig Statistic df sig
Selisih ,203 35 ,001 ,846 35 ,000
Nilai p pada uji shapiro-wilk 0,000. Artinya nilai p>alfa (alfa 5% [0,05]).
Artinya sebaran data selisih nilai berpasangan tersebut berbeda signifikan
dengan sebaran data normal atau sebaran data tidak berdistribusi
normal.Sehingga tidak dapat dilakukan uji secara parametrik, maka dapat
dilakukan uji Wilcoxon.
Tabel 4.5 Hasil Analisa Bivariate Uji Wilcoxon Signed Ranks Test Terhadap Pengaruh
Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru
Lahir) Di Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Tahun 2018
Pretest – Posttest Pengetahuan Tentang Konseling Buku KIA
N Mean Rank
Sum of Rank
Z P
Negative Ranks 0 0,00 0,00 -4.114 .000 Positive Ranks 22 11,50 253.00
Ties 13 Total 35
Dari hasil uji Rank Wilcoxon terlihat bahwa mean ranks positif lebih besar
dari pada mean rank negatif untuk pengetahuan yakni menunjukkan bahwa
perbedaan bernilai positif. Hasil pengujian ini di peroleh p (0,000)<0,05 maka
dapat disimpulkan Ho ditolak artinya ada pengaruh perbedaan rata – rata
pengetahuan sebelum dan setelah pelaksanaan konseling perawatan masa nifas
terhadap pengetahuan ibu nifas tentang pemanfaatan Buku KIA.
B. Pembahasan
Pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan peneliti dengan judul
“Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan Ibu Nifas
Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Di
34
Praktik Mandiri Bidan Afriana Bromo Dan Klinik Paratama Niar Tahun 2018”
maka didapat hasil sebagai berikut.
B.1Distribusi Frekuensi Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku
KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi Baru Lahir) Sebelum dan setelah
Diberikan Konseling
Berdasarkan tabel 4.2 diketahui bahwa dari 35 responden sebelum
dilakukan konseling mayoritas mempunyai pengetahuan baik sebanyak 17
responden (48,57%) dalam kategori cukup sebanyak 7 orang (20,00%) dan
kurang sebanyak 11 orang (31,43%). Pengetahuan ibu nifas setelah diberikan
konseling kategori baik sebesar 26 orang (74,28%), cukup 8 orang (22,86%) dan
kurang 1 orang (2,86%). Dimana pengetahuan ibu nifas setelah konseling
mengalami peningkatan sebanyak 9 orang (25,71%). Hal ini menunjukkan
konseling dapat mempengaruhi pengetahuan ibu nifas setalah diberikan
konseling perawatan masa nifas terhadap pengetahuan ibu nifas tentang
pemanfaatan buku KIA (pada masa nifas dan bayi baru lahir).
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.1 mayoritas responden memiliki
umur 20 – 35 tahun sejumlah 33 orang (94,29%) dan hanya 2 orang (5,71%)
yang memiliki umur <20 tahun. Menurut Notoatmodjo (2007) umur merupakan
salah satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Sukesih
(2012) bahwa ibu yang masih berada pada usia produktif (20-35 tahun)
berpeluang 7,3 kali akan lebih dapat menerima pengetahuan dan memiliki
pengalaman yang dapat mempengaruhi pola pikir terhadap suatu objek atau
informasi yang diberikan.
Karakteristik responden berdasarkan umur dilihat pada tabel 4.1 mayoritas
responden berada pada tingkat pendidikan rendah sebanyak 26 orang (94,29%).
Menurut Notoadmojo (2003) yaitu pendidikan dapat mempengaruhi seseorang
termasuk juga perilaku akan pola hidup, terutama dalam memotivasi untuk
berperan serta dalam pembangunan.
Hal ini sejalan dengan penelitian Budiman dan Riyanto (2013), bahwa makin
tinggi pendidikan seseorang tersebut akan semakain mudah untuk menerima
informasi. Dengan pendidikan tinggi maka seseorang akan cenderung untuk
mendapatkan informasi, baik dari orang lain maupun dari media massa.
35
Menurut asumsi peneliti pengetahuan ibu nifas yang mayoritasnya baik
sangat dipengaruhi oleh usia yang masih produktif dan ibu merasa membutuhkan
informasi mengenai keadaan yang di rasakannya sehingga ibu nifas cenderung
mencari informasi dari media manapun untuk mengetahui penyebab perubahan
kondisi yang dialaminya. Sedangkan pendidikan juga memberikan pengaruh
besar terhadap pengetahuan dimana ibu yang berpendidikan tinggi akan lebih
mudah menerima informasi yang diberikan.
B.2 Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap Pengetahuan
Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA (Pada Masa Nifas Dan Bayi
Baru Lahir) Di Praktik Mandiri Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar
Tahun 2018.
Hasil penelitian pengaruh konseling perawatan masa nifas terhadap
pengetahuan dalam pemanfaatan Buku KIA (pada masa nifas dan bayi baru
lahir) di Praktik Mandiri Bidan Afriana dan Klinik Pratama Niar, menunjukkan
perubahan pengetahuan ibu nifas, diketahui bahwa dari 35 responden mayoritas
mempunyai pengetahuan baik sebelum dilakukan konseling (pre test) sebanyak
17 responden (48,57%), dan terdapat peningkatan setelah dilakukan konseling
(post test) yaitu tingkat pengetahuan baik mengalami kenaikan sebanyak 9 orang
(25.71%) menjadi 26 orang (74,28%). Dari hasil uji Rank Wilcoxon terlihat
bahwa mean ranks positif lebih besar dari pada mean rank negatif untuk
pengetahuan yakni menunjukkan bahwa perbedaan bernilai positif. Hasil
pengujian ini di peroleh p (0,000)<0,05 maka dapat disimpulkan Ho ditolak
artinya ada pengaruh perbedaan rata – rata pengetahuan sebelum dan setelah
pelaksanaan konseling perawatan masa nifas terhadap pengetahuan ibu nifas
tentang pemanfaatan Buku KIA.
Menurut Winkell (2005) dalam buku Elisabeth dan Endang. Konseling
merupakan serangkaian kegiatan paling pokok dari bimbingan dalam usaha
membantu klien secara tatap muka langsung dengan tujuan agar klien dapat
mengambil tanggung jawab sendiri terhadap berbagai persoalan atau masalah
khusus maka masalah yang dhadapi oleh klien dapat teratasi semuanya
Hasil penelitian ini juga mempunyai nilai sama dengan penelitian
Astutiningrum, D.dkk (2014) yang berjudul Peningkatan Parenting Self Efficacy
Pada Ibu Pasca Seksio Sesaria Melalui Konseling dengan hasil Peningkatan skor
36
PSE yang bermakna setelah dilakukan intervensi pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Perubahan skor setelah intervensi secara bermakna lebih
tinggi pada kelompok eksperimen dibanding kelompok kontrol (p= 0,000) yaitu
Konseling dengan menggunakan booklet berpengaruh terhadap parenting self
efficacy pada ibu postpartum dengan Secsio Cesarea.
Hasil penellitian melalui konseling terbukti dapat meningkatkan pengetahuan
ibu nifas hal ini sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan Runiarti, dkk
(2005) menunjukkan bahwa metode pendidikan kesehatan yang efektif dan
menjadi pilihan kebanyakan ibu nifas adalah pendidikan kesehatan perorangan
(koseling).
Dilihat dari karakteristik responden yaitu dari segi umur, bahwa sebagian
besar rensponden berumur antara 20 – 35 tahun (94,29%) dan umur < 20 tahun
hanya 2 orang (5,71%). Menurut Notoatmodjo (2007) umur merupakan salah
satu faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan seseorang. Sukesih (2012)
bahwa ibu yang masih berada pada usia produktif (20-35 tahun) berpeluang 7,3
kali akan lebih dapat menerima pengetahuan dan memiliki pengalaman yang
dapat mempengaruhi pola pikir terhadap suatu objek atau informasi yang
diberikan.
Berdasarkan hasil penelitian didapatkan tingkat pendidikan ibu mayoritas
adalah SMA 26 orang (74,29%) yang masuk kedalam kategori pendidikan rendah
hal ini sejalan dengan Undang - Undang Republik Indonesia Nomor 12 Tahun
2012 tentang pendidikan tinggi dalam pasal 1 ayat 2 menyebutkan pendidikan
tinggi adalah jenjang pendidikan setelah pendidikan menengah. Dan pendidikan
tinggi sebanyak 9 orang (25,7%), berdasarkan distribusi pendidikan, ibu nifas
yang mempunyai tingkat pendidikan lebih tinggi mempunyai pengetahuan yang
lebih baik menjawab soal pertanyaan yang diberikan, baik sebelum dan sesudah
diberikan konseling.
Hal ini sejalan dengan teori menurut Notoadmojo (2003) yaitu pendidikan
dapat mempengaruhi seseorang termasuk juga perilaku seseorang akan pola
hidup terutama dalam memotivasi untuk berperan serta dalam pembangunan,
Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Kristina dan Latifah (2013),
tingkat pendidikan berpengaruh dalam memberikan respon terhadap segala
sesuatu yang datang dari luar, dimana seseorang dengan tingkat pendidikan
37
yang lebih tinggi akan memberikan respon yang lebih rasional daripada yang
berpendidikan lebih rendah.
Menurut asumsi peneliti konseling dapat mempengaruhi pengetahuan ibu
nifas tentang pemanfaatan Buku KIA (pada masa nifas dan bayi baru lahir) di
Praktik Mandiri Bidan Afriana dan Klinik Pratama Niar tahun 2018.Dengan
adanya konseling ibu nifas lebih memahami tentang perawatan masa nifas dan
tanda bahaya yang ada pada masa nifas.Sesuai dengan hasil penelitian
didapatkan ada perbedaan peningkatan pengetahuan antara kelompok diberi
konseling dengan kelompok tidak diberi konseling.Hal ini terjadi karena melalui
konseling klien dapat melihat permasalahannya secara lebih jelas sehingga
dapat memilih sendiri jalan keluarnya sesuai dengan informasi yang telah
diterima sebelumnya.
Konseling juga merupakan suatu proses yang kompleks dan melibatkan
hubungan yang bersifat pribadi dan memerlukan tingkat keterampilan yang
tinggi..Namun pada tingkat pengetahuan setelah (post test) diberikan konseling
masih terdapat pengetahuan ibu dalam tingkat cukup sebanyak 8 orang (22,86%)
dan kurang 1 orang (2,86%), menurut asumsi peneliti ini berkaitan dengan
pendidikan responden yang mayoritas adalah pendidikan rendah sehingga
mempengaruhi dalam menerima informasi yang diberikan melalui konseling.
Menurut asumsi peneliti dengan pendidikan yang semakin tinggi, setiap
informasi yang berikan akan lebih mudah dimengerti karena responden yang
berpendidikan yang semakin tinggi akan cenderung ingin tahu tentang informasi
yang baru diberikan padanya.
38
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tingkat pengetahaun ibu nifas
sesudah pelaksanaan konseling Buku KIA pada masa nifas meyoritas
berpengetahuan baik sebanyak 17 orang (48,57%)
2. Hasil penelitian ini menjelaskan bahwa tingkat pengetahuan ibu nifas setelah
dilaksanakan konseling Buku KIA pada masa nifas mayoritas mempunyai
pengetahuan baik yaitu 26 orang (74,28%). Tingkat pengetahuan baik
mengalami peningkatan sebesar 25,71% sebanyak 9 orang.
3. Kesimpulan dari penelitian ini mengatakan bahwa terdapat pengaruh
konseling perawatan masa nifas terhadap pengetahuan ibu nifas tentang
pemanfaatan Buku KIA (pada masa nifas dan bayi baru lahir) di Praktik
Mandiri Bidan Afriana dan Klinik Paratama Niar tahun 2018.
B. Saran
1. Bagi Tempat Penelitian
Diharapkan pagi klinik agar tetap menggunakan Buku KIA menjadi media
informasi dalam meningkatkan pengetahuan ibu menghadapi perubahan
setelah persalinan.Menjadikan Buku KIA sebagai wadah dalam
menyampaikan informasi bagi ibu dan keluarga pasien.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan bahan bacaan bagi Poltekkes
Kemenkes RI Medandan menambah materi pendidikan kesehatan dan dapat
menambah referensi untuk perpustakaan serta mata kuliah maternitas,
khususnya tentang pemanfaatan Buku KIA dalam meningkatkan
pengetahuan ibu.Serta dapat dijadikan bahan acuan peneliti selanjutnya
khususnya tentang pemanfaatan Buku KIA.
3. Bagi Responden
Hasil penelitian ini dapat memberikan informasi pada ibu nifas agar lebih
memanfaatnkan Buku KIA yang telah dimiliki serta untuk mendeteksi tanda
bahaya ibu dan bayi sesuai dengan penjelasan yang terdapat di dalam Buku
KIA
39
4. Bagi Peneliti Selanjutnya
Kepada peneliti selanjutnya, agar mengembangkan penelitian mengenai
pemanfaatan Buku KIA bagi ibu mulai dari masa hamil sampai
menggunakan KB, sehingga peneliti dapat menilaiperbedaan peningkatan
pengetahuan ibu dalam menghadapi perubahan selama masa kehamilan
sampai nifasnya. Dan diharapkan kepada peneliti selanjutnya agar dapat
melakukan penelitian bukan hanya di dua klinik saja dan meningkatkan
jumlah populasi lebih banyak lagi serta dengan metode penelitian yang
berbeda agar hasil penelitian menjadi lebih baik lagi.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningrum, F, dkk 2016. Hubungan Antara Penegtahuan Ibu Tentang Buku Kia Dengan Status Gizi Anak Balita Di Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran.
Ambarwati E dan Diah W. 2010. Asuhan Kebidanan Nifas. Yogyakarta: Nuha Medika
Arikunto, Suharsimi. 2012. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta
Astutiningrum, D. dkk. 2014. Peningkatan Parenting Self Efficacy Pada Ibu Pasca Seksio Sesaria Melalui Konseling (Improving Parenting Self Efficacy after Caesarean Section through Counselling). Jurnal Ners Vol. 11 No. 1 April 2016: 134-141. Stikes Muhammadiyah Gombong Magister Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada.
Herawati, T. 2015. Kemandirian Ibu Nifas Primipara Dan Perawatan Bayi Baru Lahir. Jurnal Keperawatan Terapan, Volume 1, NO. 1, MARET 2015: 36-40.
Kemenkes RI. 2014. Profil Kesehatan Provinsi Sumatera Utara Tahun2014.
Dinas Kesehatan Provinsi Sumatera Utara.
. 2015. Profil Kesehatan Indonesia. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
. 2016. Buku Kesehatan Ibu Dan Anak. Jakarta: Kementrian Kesehatan dan JICA, 1997
Kristiani dan Latifah.2013. Pengaruh Teknik Relaksasi Autogenic Terhadap Skala Nyeri Pada Ibu Post Operasi Section Caesarea (SC) Di RSUD BANYUMAS.Skripsi. Universitas Jenderal Soedirman
Limoy, M dan Devi Elvira 2017. Tingkat Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Perubahan Fisik Fisiologis Masa Nifas Di BPM Hj. Uray Rosdiana Pontianak. Jurnal Kebidanan-ISSN 2252-8121. Volume 7 Nomor 2 Oktober 2017.
Norlina, S. 2016. Gambaran Pengetahuan Ibu Nifas Dalam Perawatan Neonatus Di Puskesmas Sungai Bilu Banjarmasin. journal.umbjm. Vol. 1 No. 1 (September, 2017).
Notoatmodjo, S. 2003. Prinsip – prinsip dasar ilmu kesehatan masyarakat. Cetakan Ke-2.Jakarta : Rineka Cipta.
. 2007. Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Jakarta: Rineka Cipta
. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta.
. 2016. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Priscilla, V. 2011. Perawatan Bayi Baru Lahir Dengan Pendekatan Model Mother-Baby Care (M-BC) Sebagai Inovasi Dalam Upaya Memandirikan Ibu Postpartum. Fakultas Keperawatan Universitas Andalas.
Purwoastuti, EdanElisabeth S. 2015a.Komunikasi Dan Konseling Kebidanan. 2015. Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
. 2015b. Asuhan kebidanan Masa Nifas Dan Menyusui. Yogyakarta : Pustaka Baru Press.
Rukiah, A. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta: TIM, 2010.
Siti, S. 2013. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika
Sistiriani, 2012. Fungsi Pemanfaatn Buku Kia Terhadap Pengetahuan Ibu Di Puskesmas Ajibarang I.Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8, Mei 2014. http://journal.fkm.ui.ac.id/kesmas/article/view/404/401
Sunarsih, T dan Vivian N. 2014. Asuhan Kebidanan Pada Ibu Nifas. Jakarta: Salemba Medika.
Sugiyono, 2017.Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, Dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sukesih, Ayu. 2012. Faktor – Faktor Berhubungan Dengan Pengetahuan Ibu Hamil Tentang Tanda Bahaya Kehamilan Di Puskesmas Tegal. Kota Tegal.
Undang-Undang RI No. 12 Tahun 2012. Tentang Pendidikan Tinggi
Wawan, A dan Dewi M. 2017. Teori & Pengukuran Pengetahuan, Sikap, Dan Perilaku Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
PENGARUH KONSELING PERAWATAN MASA NIFAS TERHADAP PENGETAHUAN IBU NIFAS TENTANG PEMANFAATAN
BUKU KIA DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN AFRIANA DAN KLINIK PRATAMA NIAR TAHUN 2018
Saya adalah mahasiswa program D-IV kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan. Penelitian ini dianjurkan sebagai salah satu
kegiatan dalam menyelesaikan tugas akhir di program studi D-IV
Kebidanan Poltekkes Kemenkes RI Medan, tujuan penelitian ini untuk
mengidentifikasi “Pengaruh Konseling Perawatan Masa Nifas Terhadap
Pengetahuan Ibu Nifas Tentang Pemanfaatan Buku KIA Di Praktik Mandiri
Bidan Afriana Dan Klinik Pratama Niar Medan Amplas Tahun 2018”.
Saya mengharapkan tanggapan yang diberikan tanpa dipengaruhi
oleh orang lain. Informasi yang diberikan ibu hanya akan digunakan untuk
pengembangan ilmu kebidanan dan tidak akan dipergunakan untuk
bermaksud lain. Partisipasi dari saudara dalam penelitian ini bersifat
sukarela, saudara bebas menjawab semua pernyataan tanpa sanksi
apapun. Jika saudara bersedia menjadi peserta penelitian ini silahkan
saudara menandatangani surat persetujuan ini pada tempat yang telah
disediakan dibawah ini sebagai bukti sukarela saudara.
Responden Medan, 2018
Peneliti
( ) (Khaifah Khoirunnisa )
STANDAR OPERASIONAL KONSELING
No Tingkah Laku Yang Diamati Ya Tidak Catatan
1 Menyediakan lingkungan fisik yang dapat
membuat pasien merasa nyaman
2 Menyambut dan mempersilahkan duduk
dengan ramah
3 Duduk menghadap klien
4 Senyum dan mengangguk
5 Ekspresi wajah menunjukkan mendengar
dengan penuh perahatian
6 Tubuh condong ke klien
7 Kontak mata/tatapan mata sesuai yang
diterima budaya setempat
8 Santai dan sikap bersahabat
9 Volume suara memadai
10 Intonasi dan kecepatan berbicara memadai
11 Memberi pujian /dukungan
12 Menyampaikan akan menjaga kerahasiaan
13 Tidak menginterupsi/ memotong
pembicaraan klien
14 Tidak melakukan penilaian (menyalahkan,
komentar negatif)
15 Menanyakan alasan kedatangan klien
16 Menghargai apapun pertanyaan dan
pendapat klien
(sumber : Tarigan, 2002. Dalam Purwoastuti, EdanElisabeth S. 2015a)
LEMBAR CEKLIS
PENGARUH KONSELING PERAWATAN MASA NIFAS TERHADAP PENGETAHUANIBU NIFAS TENTANG PEMANFAATAN BUKU
KIA DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN AFRIANA DAN KLINIK PRATAMA NIARTAHUN 2018
A. Indentitas Responden
1. Nama : …………….
2. Umur : …………….
3. Pendidikan : ……………..
4. Pekerjaan :
Berikan penilaian pada kolom sesuai dengan pendapat responden:
0 : responden tidak dapat mengetahui item-item dari pertanyaan
1 : responden mengetahui item-item dari pertanyaan
No PERTANYAAN
0 1
KONSELING BUKU KIA
1 Apakah ibu memiliki buku KIA
2 Apakah ada himbauan untuk selalu membawa buku KIA pada saat periksa
3 Apakah pada waktu buku diberikan, ibu dijelaskan secara rinci tentang isi buku KIA tersebut
4 Apakah menurut ibu penggunaan buku KIA itu penting dalam pelayanan kesehatan Ibu dan Anak
5 Apakah petugas kesehatan menganjurkan ibu dan keluarga agar mempelajari isi buku KIA sesuai dengan kebutuhan ibu saat pelayanan kesehatan
Nilai
Jumlah
Nilai akhir = jumlah score × 100%
10
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
PENGARUH KONSELING PERAWATAN MASA NIFAS TERHADAP PENGETAHUANIBU NIFAS TENTANG PEMANFAATAN BUKU
KIA (PADA MASA NIFAS DANBAYI BARU LAHIR) DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN AFRIANA
DAN KLINIK PRATAMA NIAR TAHUN 2018
Jumlah instrumen pengetahuan adalah 20 butir pertanyaan yang terbagi
dalam 9 indikator.
Kisi-Kisi Intrumen Kuesioner pengetahuan
No Indikator pengetahuan No Item Jumlah
Soal
1 Pengertian buku KIA 1 1
2 Perawatan ibu nifas 2, 3, 4 3
3 Tanda bahaya pada ibu nifas 5, 6 2
4 Cara menyusui 7, 8 2
5 Penyimpanan ASI Perah 9 1
6 Keluarga Berencana (KB) 10, 11 2
7 Tanda bayi baru lahir 12 1
8 Perawatan Bayi Baru lahir
(pemberian ASI, manfaat pemberian
ASI, cara menjaga bayi tetap hangat,
perawatan tali pusat)
13, 14, 15, 16, 17 5
9 Tanda bahaya pada bayi baru lahir 18, 19, 20 3
Total 20
KUESIONER PENELITIAN
PENGARUH KONSELING PERAWATAN MASA NIFAS TERHADAP PENGETAHUANIBU NIFAS TENTANG PEMANFAATAN BUKU
KIA (PADA MASA NIFAS DANBAYI BARU LAHIR) DI PRAKTIK MANDIRI BIDAN AFRIANA
DAN KLINIK PRATAMA NIAR TAHUN 2018
B. Indentitas Responden
1. Nama : …………….
2. Umur : …………….
3. Agama : ……………..
4. Pendidikan : ……………..
5. Pekerjaan : ……………..
6. Alamat : ……………..
B.Kuesioner Tentang Pengetahuan
Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan memilih salah satu jawaban
dengan memberi tanda silang ( X ) untuk jawaban yang benar
NO PERTANYAAN
1. Apakah isi dari Buku KIA
a. Buku kesehatan ibu dan anak yang berisi catatan kesehatan ibu
(hamil, bersalin, nifas) dan anak (bayi baru lahir sampai anak usia
6 tahun)
b. berisi catatan imunisasi jadwal imunisasi saja
c. a dan b benar
2. Sebutkan salah satu dari nasihat perawatan ibu nifas yang terdapat dalam buku KIA
a. Menjaga kebersihan diri, termasuk kebersihan daerah kemaluan,
ganti pembalut sesering mungkin
b. Membuang ASI yang pertama keluar (kolostrum)
c. Membersihkan payudara dengan alkohol/povidon iodein/ obat
merah atau sabun
3. Apakahibu masa nifas boleh membuang ASI yang pertama keluar
(kolostrum), sebutkan alasannya
a. Ya, karena ASI yang keluar pertama adalah ASI yang kotor
b. Tidak boleh, karena sangat berguna untuk kekebalan tubuh anak
c. Tidak tahu
4. Sebutkan apa saja hal-hal yang harus dihindari oleh ibu nifas
a. Memakan makanan yang beraneka ragam yang mengandung
karbohidrat, protein hewani, protein nabati, sayur, dan buah-
buahan
b. Membersihkan payudara dengan alkohol, obat merah dan sabun,
Mengikat perut terlalu kencang, Menempelkan daun-daunan pada
kemaluan
c. Istirahat yang cukup, saat bayi tidur ibu istirahat
5 Menurut ibu apa tanda bahaya pada ibu nifas yang terdapat dalam Buku KIA
a. Perdarahan lewat jalan lahir, keluar cairan berbau dari jalan lahir
b. Ibu tidur dengan nyaman
c. Ibu merasa lelah setelah melahirkan
6 Apakahibu nifas yang terlihat sedih, murung dan menagis tanpa sebab (depresi) termasuk ciri – ciri tanda bahaya pada ibu nifas
a. Ya, termasuk tanda bahaya ibu nifas
b. tidak termasuk tanda bahaya ibu nifas
c. tidak tahu
7. Cara menyusui bayi yang benar adalah
a. Susui bayi sesering mungkin, semau bayi, paling sedikit 8 kali
sehari
b. Susui bayi ketika ibu ingin menyusui bayi
c. Susui bayi setelah tidur lebih dari 3 jam
8. Berikut adalah posisi dan pelekatan menyusui yang benar adalah
a. Kepala dan badan bayi berada dalam garis lurus, wajah bayi
menghadap payudara, hidung berhadapan dengan puting
b. Bayi tidur terlentang dan ibu dalam posisi menyamping
c. Tampak hanya puting yang masuk ke dalam mulut bayi saat
menyusui
9. Berapa lama penyimpanan ASI Perah dalam ruangan tanpa menggunakan AC
a. 4 jam
b. 12 jam
c. 24 jam
10. Apakah yang dimaksud dengan KB pasca persalinan
a. pemanfaatan atau penggunaan alat kontrasepsi langsung
sesudah melahirkan sampai 6 minggu/42 hari sesudah
melahirkan.
b. alat kontrasepsi dalam rahim
c. agar tidak memiliki keturunan
11. Apakah Alat Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR) termasuk metode kontrasepsi jangka panjang
a. Ya
b. Tidak
c. Tidak tahu
12. Berikut ini adalah tanda bayi baru lahir sehat yang terdapat di dalam Buku KIA, yaitu
a. Bayi lahir langsung menagis, tubuhnya kemerahan, dengan berat
lahir 2500 sampai 4000 gram
b. Bayi lahir tidak menangis
c. Bayi lahir dengan berat lahir < 2500 gram
13. Apakah yang dinamakan dengan ASI Eksklusif ?
a. Makanan alamiah bayi selama 2 bulan
b. Memberikan ASI saja sampai bayi berusia 6 bulan
c. Pemberian ASI ditambah makanan tambahan sampai usia 6
bulan
14. Apakah manfaat pemberian ASI pada bayi ?
a. Mencegah kanker payudara
b. Meningkatkan kekebalan alamiah pada bayi
c. Mencegah perdarahan pada ibu nifas
15. Apakah manfaat pemberian ASI pada ibu ?
a. Membuat bayi kenyang
b. Mencegah peradarahan pada masa ibu nifas
c. Meningkatkan kekebalan alamiah pada bayi
16. Bagaimana cara menjaga bayi tetap hangat
a. Tidurkan bayi ditempat dingin dan banyak angina
b. Bayi harus tetap berpakain dan diselimuti setiap saat, memakai
pakaian kering dan lembut
c. a dan b benar
17. Cara merawat tali pusat yang benar adalah
a. Bila tali pusar kotor atau basah, cuci dengan air bersih dan sabun
mandi dan keringkan dengan kain bersih
b. Membubuhi pangkal tali pusat dengan betadine
c. Membalut tali pusat dengan kassa yang basah
18. Sebutkan salah satu tanda bahaya pada bayi baru lahir yang terdapat dalam buku KIA
a. Bayi menyusu dengan kuat
b. Bayi menangis ketika merasa lapar
c. Tali pusat kemerahan sampai dinding perut, berbau atau
bernanah
19. Jika terdapat salah satu tanda bahaya pada bayi baru lahir yang dituliskan dalam buku KIA apa tindakan yang seharusnya ibu/keluarga lakukan ?
a. Menunggu sampai gejala sakit yang di alami bayi sembuh sendiri
b. Berdoa agar bayi tetap diberi kesehatan
c. Bayi segera dibawa ke fasilitas kesehatan
20 Menurut ibu, apakah bayi yang merintih atau menangis terus menerus merupakan tanda bahaya pada bayi baru lahir ?
a. Ya
b. Tidak
c. tidak tahu
COMPUTE selisih=sebelum - setelah. EXECUTE. EXAMINE VARIABLES=selisih /PLOT BOXPLOT HISTOGRAM NPPLOT /COMPARE GROUPS /STATISTICS DESCRIPTIVES /CINTERVAL 95 /MISSING LISTWISE /NOTOTAL. Explore
Notes
Output Created 06-AUG-2018 23:46:16
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 35
Missing Value
Handling
Definition of Missing User-defined missing values for
dependent variables are treated
as missing.
Cases Used Statistics are based on cases
with no missing values for any
dependent variable or factor
used.
Syntax EXAMINE VARIABLES=selisih
/PLOT BOXPLOT
HISTOGRAM NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Resources Processor Time 00:00:03.33
Elapsed Time 00:00:02.81
[DataSet0]
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
selisih 35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%
Descriptives
Statistic
Std.
Error
selisih Mean -3.6000 .65619
95% Confidence
Interval for Mean
Lower
Bound -4.9335
Upper
Bound -2.2665
5% Trimmed Mean -3.3571
Median -2.0000
Variance 15.071
Std. Deviation 3.88209
Minimum -12.00
Maximum .00
Range 12.00
Interquartile Range 6.00
Skewness -.753 .398
Kurtosis -.693 .778
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
selisih .203 35 .001 .846 35 .000
a. Lilliefors Significance Correction
Selisih
Explore
Notes
Output Created 24-JUL-2018 06:18:24
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working Data
File 35
Missing Value Handling Definition of Missing User-defined missing values for
dependent variables are treated as
missing.
Cases Used Statistics are based on cases with no
missing values for any dependent
variable or factor used.
Syntax EXAMINE VARIABLES=VAR00001
VAR00002
/PLOT BOXPLOT STEMLEAF
NPPLOT
/COMPARE GROUPS
/STATISTICS DESCRIPTIVES
/CINTERVAL 95
/MISSING LISTWISE
/NOTOTAL.
Resources Processor Time 00:00:04.45
Elapsed Time 00:00:05.89
[DataSet0]
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
VAR00001 35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%
VAR00002 35 100.0% 0 0.0% 35 100.0%
Descriptives
Statistic Std. Error
Pretest Mean 13.2286 .91678
95% Confidence Interval for
Mean
Lower Bound 11.3655
Upper Bound 15.0917
5% Trimmed Mean 13.4841
Median 15.0000
Variance 29.417
Std. Deviation 5.42373
Minimum 1.00
Maximum 20.00
Range 19.00
Interquartile Range 9.00
Skewness -.591 .398
Kurtosis -.809 .778
Posttest Mean 16.8286 .43865
95% Confidence Interval for Lower Bound 15.9371
Mean Upper Bound 17.7200
5% Trimmed Mean 16.9841
Median 17.0000
Variance 6.734
Std. Deviation 2.59508
Minimum 10.00
Maximum 20.00
Range 10.00
Interquartile Range 4.00
Skewness -.839 .398
Kurtosis .151 .778
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic Df Sig. Statistic df Sig.
Pretest .214 35 .000 .910 35 .007
Posttest .155 35 .033 .919 35 .014
a. Lilliefors Significance Correction
NPAR TESTS
/WILCOXON=sebelum WITH setelah (PAIRED)
/MISSING ANALYSIS.
NPar Tests
Notes
Output Created 06-AUG-2018 23:48:57
Comments
Input Active Dataset DataSet0
Filter <none>
Weight <none>
Split File <none>
N of Rows in Working
Data File 35
Missing Value
Handling
Definition of Missing User-defined missing values are
treated as missing.
Cases Used Statistics for each test are
based on all cases with valid
data for the variable(s) used in
that test.
Syntax NPAR TESTS
/WILCOXON=sebelum WITH
setelah (PAIRED)
/MISSING ANALYSIS.
Resources Processor Time 00:00:00.02
Elapsed Time 00:00:00.03
Number of Cases
Alloweda 112347
a. Based on availability of workspace memory.
Wilcoxon Signed Ranks Test
Ranks
N
Mean
Rank
Sum of
Ranks
setelah –
sebelum
Negative
Ranks 0a .00 .00
Positive Ranks 22b 11.50 253.00
Ties 13c
Total 35
a. setelah < sebelum
b. setelah > sebelum
c. setelah = sebelum
Test Statisticsa
setelah –
sebelum
Z -4.114b
Asymp. Sig. (2-
tailed) .000
a. Wilcoxon Signed Ranks Test
b. Based on negative ranks.