skripsi pengaruh media permainan lintasan arus …repository.stikes-bhm.ac.id/627/1/1.pdf · ii...
TRANSCRIPT
-
i
SKRIPSI
PENGARUH MEDIA PERMAINAN LINTASAN ARUS
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
TENTANG KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA DI
SDN 01 TAWANGREJO MADIUN
OLEH :
YULIARGIE DEBBI HARFIYANTO
NIM : 201503048
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
2019
-
ii
SKRIPSI
PENGARUH MEDIA PERMAINAN LINTASAN ARUS
TERHADAP PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP
TENTANG KONSUMSI BUAH DAN SAYUR PADA SISWA DI
SDN 01 TAWANGREJO MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Kesehatan Masyarakat (S.KM)
OLEH :
YULIARGIE DEBBI HARFIYANTO
NIM : 201503048
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
PRODI S1 KESEHATAN MASYARAKAT
PEMINATAN PROMOSI KESEHATAN
2019
-
iii
-
iv
-
v
-
vi
LEMBAR PERSEMBAHAN
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Skripsi. Dalam pembuatan Skripsi,
banyak sekali pihak yang telah mendoakan, membantu, dan menyemangati
penulis sehingga penilis dapat menyelesaikan Skripsi dengan baik. Maka
pada kesempatan ini izinkan lah penulis untuk mengucapkan rasa syukur
dan terimakasih kepada:
1. IBU (Sri Harnanik) yang telah mengandung, melahirkan, merawat,
mendidik dengan penuh kasih sayang, tanpa mengeluh dalam setiap
peluh. Menguatkan dengan segala kepercayaan kalau debbi pasti
bisa. Terima kasih sudah menjadi sosok yang selalu debbi kagumi,
memberi contoh dalam hidup agar bisa bermanfaat bagi orang lain,
bahwa kita harus selalu menolong dan bersimpati kepada yang lain.
Memberi contoh dan mengingatkan bahwa hidup yang kekal bukan
di dunia, tetapi di akhirat. Terima kasih juga atas segala perhatian
dan canda tawa yang diberikan. Maaf debbi belum bisa menjadi
anak yang selalu berbakti. Maaf karena putra tunggal ini masih
kurang dalam menjadi lelaki yang hebat seperti ALM Bapak,
tetapi debbi selalu akan berusaha menjadi seperti IBU dan ALM
Bapak. Semua yang Ibu pernah lakukan untuk debbi tidak akan
pernah bisa terbalas, tetapi debbi akan selalu berusaha dan berdoa
-
vii
agar Ibu selalu sehat dan berada pada lindunganNya. Debbi akan
selalu mengingat nama Ibu dan ALM Bapak dalam setiap sujud
kepadaNya.
2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun, dan selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk dan kesempatan dalam menyusun skripsi ini.
3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku ketua Program Studi
S1 Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan
Dosen Pembimbing 2, yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk
dalam penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Hanifah Ardiani, S.KM.,M.KM selaku Ketua Dewan Penguji, yang
senantiasa mendampingi dan membantu dalam skripsi ini.
5. Seluruh Dosen Kesehatan Masyarakat yang namanya tidak dapat
disebutkan satu persatu. Terimakasih atas didikannya selama perkuliahan
ini.
-
viii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Yuliargie Debbi Harfiyanto
Jenis Kelamin : Laki-Laki
Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 28 Juli 1996
Agama : Islam
Alamat : Jl. Pilangboga No.19 Madiun
Email : [email protected]
Riwayat Pendidikan : 1. TK YWKA Madiun (2001-2003)
2. SDN 01 Kartoharjo Madiun (2003-2009)
3. SMPN 13 Madiun (2009-2012)
4. SMAN 5 Madiun (2012-2015)
5. STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun (2015-
2019)
-
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan hidayah-Nya, Skripsi ini dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang
telah ditentukan.
Pada kesempatan ini kami ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
pihak – pihak yang telah memberikan bimbingan serta turut membantu kelancaran
pelaksanaan penyusunan Skripsi ini, yaitu :
1. Ibu Nurul Hayati selaku kepala Sekolah SDN 01 TawangRejo telah
memberikan izin dalam pengambilan data awal di SDN 01 TawangRejo
2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku ketua STIKES Bhakti Husada
Mulia Madiun, dan selaku Dosen Pembimbing 1 yang telah memberikan
bimbingan, petunjuk dan kesempatan dalam menyusun skripsi ini.
3. Ibu Avicena Sakufa Marsanti, S.KM., M.Kes selaku ketua Program Studi S1
Kesehatan Masyarakat STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun dan Dosen
Pembimbing 2, yang telah memberikan bimbingan dan petunjuk dalam
penyusunan skripsi ini.
4. Ibu Riska Ratnawati,S.KM.,M.Kes selaku Ketua Dewan Penguji, yang
senantiasa mendampingi dan membantu dalam skripsi ini.
5. Semua pihak yang telah membantu pelaksanaan praktek peminatan.
Kami menyadari bahwa Skripsi ini masih ada kekurangan baik isi maupun
penyajiannya, semoga Skripsi ini bermanfaat bagi semua pihak dan dapat
digunakan sebagai awal dalam melakukan penelitian.
Madiun, 20 Agusutus 2019
Yuliargie Debbi Harfiyanto
-
ix
Program Studi Kesehatan Masyarakat
Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
2015
ABSTRAK
Yuliargie Debbi Harfiyanto
PENGARUH MEDIA PERMAINAN LINTASAN ARUS TERHADAP
PENINGKATAN PENGETAHUAN DAN SIKAP TENTANG KONSUMSI
BUAH DAN SAYUR PADA SISWA DI SDN 01 TAWANGREJO MADIUN
132 halaman+ 16 tabel + 12 gambar + 9 lampiran
Latar belakang : Hasil survei Riskesdas 2013, menunjukkan 93,5% penduduk
Indonesia yang berusia ≥ 10 tahun tergolong kurang dalam mengkonsumsi sayur
dan buah. Anak dapat mempunyai peluang besar untuk menderita kurang gizi
karena makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit sehingga tidak memenuhi
kebutuhan nutrisinya. Salah satu upaya dapat dilakukan yaitu melalui kegiatan
penyuluhan gizi, karena perubahan pengetahuan seseorang dapat dimulai dengan
pemberian informasi. Penelitian ini bertujuan meningkatkan pengetahuan buah
dan sayur pada anak sehingga dapat memotivasi anak untuk mengkonsumsi buah
dan sayur dalam jumlah yang memadai.
Metode : Desain penelitian kuantitatif dengan menggunakan metode Quasi
Eksperiment One group pretest-postest. Siswa Siswi Kelas 4 dan 5 SDN 01
Tawang Rejo Madiun sebanyak 54 anak. Data penelitian diperoleh melalui
kuesioner dan observasi. Analisis data menggunakan uji Wilcoxon. Penelitian ini
dilaksanakan bulan Agustus 2019.
Hasil : Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara pemberian media lintasan arus dengan tingkat pengetahuan siswa (p-value
= 0,000) dan sikap siswa (p-value = 0,000).
Simpulan : pemberian informasi mengenai konsumsi buah dan sayur kepada anak
sebaiknya menggunakan media permainan sehingga informasi dapat diterima
dengan mudah.
Kata Kunci : Konsumsi Buah dan Sayur, Pengetahuan, Sikap, Permainan
Media Lintasan Arus
Kepustakaan : 39 (2007-2019)
-
x
Public Health Study Program Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun
2015 ABSTRACT
Yuliargie Debbi Harfiyanto
THE INFLUENCE OF GAME LINE METHOD TO KNOWLEDGE AND
ATTITUDES ABOUT CONSUMPTION FRUIT AND VEGETABLES IN
STUDENTS IN SDN 01 TAWANGREJO MADIUN
132 pages + 16 tables + 12 images + 9 attachments
Background: The survey results showed Riskesdas 2013, 93.5% of Indonesia who was ≥ 10 years belongs in consuming less vegetables and fruits . Child can have great opportunity to suffer from malnutrition because of food are consumed
in amounts slightly so that it does not meet his nutritional needs. One of the
efforts can be done through public awareness of nutrition, since the change of
knowledge one can begin with the giving of the information. This research aims to
increase the knowledge of fruits and vegetables in children so that they can
motivate children to consume adequate amounts of fruits and vegetables.
Method: The design of quantitative research methods Quasi Alphabets Experiment One group pretest-postest. Students grade 4 and 5 SDN 01 Tawang Rejo Madison as much as 54. Research Data obtained through questionnaires and observation. Data analysis used the Wilcoxon test. This research was carried out in
August 2019. Results: The results of this study showed that there was significant influence between the granting of the current trajectory with medium level of knowledge of
students (p-value = 0.000) and the attitude of the students (p-value = 0.000). Summary: providing information about fruit and vegetable consumption to children should use media games so that information can be received easily.
Keywords: fruit and vegetable Consumption, knowledge, attitude, the game's
Line Media Libraries: 39 (2007-2019)
-
xi
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
LEMBAR PERSETUJUAN .......................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN ........................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN ........................................................................ v
LEMBAR PERSEMBAHASAN ................................................................... vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ...................................................................... viii
KATA PENGANTAR .................................................................................... ix
ABSTRAK ...................................................................................................... x
ABSTRACT .................................................................................................... xi
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. xvi
DAFTAR ISTILAH ....................................................................................... xvii
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................ xviii
BAB 1. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1 1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 5 1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................... 5 1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................. 6 1.5 Keaslian Penelitian............................................................................. 7
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Promosi Kesehatan............................................................................. 9 2.2 Domain Perilaku Kesehatan ............................................................... 10 2.3 Konsumsi ........................................................................................... 29 2.4 Buah dan Sayur .................................................................................. 30 2.5 Kerangka Teori .................................................................................. 51
BAB 3. KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ......................................................................... 52 3.2 Hipotesis Penelitian ........................................................................... 52
BAB 4. METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian ............................................................................... 54 4.2 Populasi dan Sampel .......................................................................... 55 4.3 Kerangka Kerja Penelitian ................................................................. 57 4.4 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................... 58 4.5 Instrumen Penelitian .......................................................................... 62 4.6 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................. 66 4.7 Prosedur Pengumpulan Data .............................................................. 67 4.8 Teknik Analisis Data.......................................................................... 69 4.9 Etika Penelitian .................................................................................. 71
BAB 5. HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian .................................................. 73 5.2 Hasil Penelitian .................................................................................. 75 5.3 Pembahasan ....................................................................................... 83
-
xii
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................................ 93
6.2 Saran .................................................................................................. 94
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 95
LAMPIRAN .................................................................................................... 98
-
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Tabel Keaslian Penelitian .............................................................. 7
Tabel 4.1 Definisi Operasional Variabel ....................................................... 60
Tabel 4.2 Validitas instrument penelitian variabel pengetahuan dan sikap . 63
Tabel 4.3 Nilai Alpha Cronbach’s ................................................................ 65
Tabel 4.4 Reliabilitas instrumen penelitian variabel pengetahuan dan sikap. 65
Tabel 4.5 Realisasi pelaksanaan penelitian di SDN 01 Tawang Rejo........... 66
Tabel 4.6 Coding variabel penelitian ........................................................... 69
Tabel 5.1 Distribusi frekuensi responden (siswa – siswi kelas 4 dan 5)
berdasarkan usia di SDN 01 Tawang Rejo Kota Madiun,
Agustus 2019. ................................................................................ 76
Tabel 5.2 Distribusi frekuensi responden (siswa – siswi kelas 4 dan 5)
berdasarkan jenis kelamin di SDN 01 Tawang Rejo Kota Madiun,
Agustus 2019. ................................................................................ 76
Tabel 5.3 Distribusi frekuensi responden (siswa – siswi kelas 4 dan 5)
berdasarkan kelas di SDN 01 Tawang Rejo Kota Madiun,
Agustus 2019. ................................................................................ 77
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi berdasarkan Variabel pengetahuan tentang
Konsumsi Buah dan Sayur sebelum permainan media lintasan arus
(Pre-test) ........................................................................................ 77
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi berdasarkan Variabel pengetahuan tentang
Konsumsi Buah dan Sayur Sesudah permainan media lintasan arus
(Post-test) ...................................................................................... 78
Tabel 5.6 Distribusi Frekuensi berdasarkan Variabel sikap tentang
Konsumsi Buah dan Sayur sebelum permainan media lintasan arus
(Pre-test) ........................................................................................ 78
Tabel 5.7 Distribusi Frekuensi berdasarkan Variabel sikap tentang
Konsumsi Buah dan Sayur Sesudah permainan media lintasan arus
(Post-test) ...................................................................................... 79
Tabel 5.8 Uji Normalitas Variabel Pengetahuan dan Sikap .......................... 80
Tabel 5.9 Uji Wilcoxon Terhadap Variabel Pengetahuan ........................... 81
Tabel 5.10 Uji Wilcoxon Terhadap Variabel Sikap .......................................... 82
-
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerucut pengalaman Edgar Dale .............................................. 19
Gambar 2.2 Kerangka Teori ......................................................................... 51
Gambar 3.1 Kerangka Konseptual ............................................................... 52
Gambar 4.1 Rancangan Penelitian ............................................................... 55
Gambar 4.2 Kerangka Kerja Penelitian ........................................................ 57
Gambar 7.1 Memperkenalkan Diri ............................................................... 135
Gambar 7.2 Foto Saat membagikan soal pre-test ......................................... 135
Gambar 7.3 Foto ketika siswa dan siswi bertanya mengenai soal pre-test .. 135
Gambar 7.4 Foto saat siswa siswi mengerjakan soal pre-test ...................... 135
Gambar 7.5 Foto ketika menjalankan permainan media lintasan arus ......... 136
Gambar 7.6 Foto ketika menjalankan perminan media lintasan arus........... 136
Gambar 7.7 Foto siswa siswi mengerjakan soal post-test setelah
dilakukan penyuluhan ............................................................... 136
Gambar 7.8 Foto siswa siswi mengerjakan soal post-test setelah
dilakukan penyuluhan ............................................................... 136
-
xv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 = Kartu Audiens Mengikuti Seminar 7x .........................100
Lampiran 2 = Kartu Bimbingan ..........................................................102
Lampiran 3 = Surat Validitas dan Reliabilitas ....................................103
Lampiran 4 = SAP ...............................................................................105
Lampiran 5 = Informed Consent Kuesioner ........................................115
Lampiran 6 = Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Pengetahuan ...120
Lampiran 7 = Uji Validitas dan Reliabilitas Variabel Sikap ...............124
Lampiran 8 = Output Analisis Univariat ............................................128
Lampiran 9 = Output Analisis Bivariat ..............................................130
Lampiran 10 = Dokumentasi .................................................................135
-
xvi
DAFTAR ISTILAH
And = Dan
Analysis = Analisis
Application = Aplikasi
Bill Board = Papan Pengumuman
Channel = Saluran
Cleaning = Pembersihan
Coding = Menyandi
Control = Kontrol
Comprehension = Memahami
Counceling = Konseling
Criteria = Kriteria
Confidentiality = Kerahasiaan
Dependent = Terikat
Design = Desain
Editing = Suntingan
Enabling = Pendukung
Entry = Memasukkan Data
Expected = Diharapkan
Factor = Faktor
Fase = Tahap
Ganchart = Grafik Kegiatan
Independent = Bebas
Informed Consent = Lembar Persetujuan
Know = Tahu
Picky Eaters = Pilih-pilih makanan
Public = Publik
Predisposing = Predisposisi
Pre-Test = Sebelum Tes
Post Test = Sesudah Tes
Prevalensi = Prevalensi
Probability = Kemungkinan
Random = Acak
Ratio = Perbandingan
Reinforcing = Pendorong
Responding = Jawaban
Sampling = Penarikan Contoh
Simple = Sederhana
Significant = Penting
Software = Perangkat Lunak
Syntesis = Sintesis
Valid = Benar
-
xvii
DAFTAR SINGKATAN
Ca = Kalsium
DEPKES = Departemen Kesehatan
dkk = dan kawan-kawan
Fe = Besi
IGF = Insulin Growth Factor
KBBI = Kamus Besar Bahasa Indonesia
mg = milligram
MTs = Madrasah Tsanawiyah
L.Green = Lawrence Green
PUSKESMAS = Pusat Kesehatan Masyarakat
RI = Republik Indonesia
RISKESDAS = Riset Kesehatan Dasar
RP = Ratio Prevalensi
SD = Sekolah Dasar
SDN = Sekolah Dasar Negeri
SPSS = Statistical Package for the Social Sciences
STIKES = Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
TV = Televisi
WHO = World Health Organization
-
1
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pemenuhan zat gizi pada anak usia sekolah harus terpenuhi secara kualitas
maupun kuantitas untuk dapat mengoptimalkan proses pertumbuhan dan
perkembangan anak (Adriani M, Bambang W, 2014). Salah satu pola makan
yang tidak benar pada anak sekolah adalah kurangnya konsumsi sayur dan
buah sehingga kebutuhan zat gizi mikro tidak terpenuhi secara maksimal (Devi
N, 2012).
Zat gizi mikro yang terkandung dalam sayur dan buah adalah serat,
vitamin, dan mineral dengan kebutuhan relatif kecil namun fungsinya tidak
dapat digantikan oleh zat gizi lain (Almatsier, S. 2009). Pada masa anak
sekolah, vitamin berperan untuk proses pertumbuhan gigi, tulang, dan kerangka
tubuh, essensial untuk mata, diferensiasi sel, reproduksi serta integritas sistem
imun. Fungsi mineral bagi masa anak sekolah adalah pembentukan massa
tulang, proses metabolisme, dan perkembangan fungsi otak (Adriani M,
Bambang W,2014).
Rekomendasi konsumsi sayur buah menurut WHO 2003 adalah 400 gram
atau setara dengan 5 porsi per hari untuk semua kelompok usia (WHO,2003).
Hasil survei Riskesdas 2013, menunjukkan 93,5% penduduk Indonesia yang
berusia ≥ 10 tahun tergolong kurang dalam mengkonsumsi sayur dan buah.
Selain itu, di Provinsi Jawa Timur menunjukkan persentase kelompok umur ≥
10 tahun yang kurang dalam mengkonsumsi buah dan sayur di Jawa Timur
-
2
sebesar 95,4% (Profil Kesehatan Jawa Timur , 2017). Pada Tahun 2017 di Kota
Madiun terdapat 14 kasus gizi buruk pada anak usia ≥ 5 tahun, hal ini
mengalami peningkatan dari Tahun 2016 sebanyak 12 kasus gizi buruk. Hal
tersebut disebabkan karena tingkat kepatuhan pola makan balita dipengaruhi
banyak faktor, diantaranya adalah pola asuh orang tua, lingkungan dan
kebiasaan pola makan di keluarga (Profil Kota Madiun,2017).
Anak dapat mempunyai peluang besar untuk menderita kurang gizi karena
makanan yang dikonsumsi dalam jumlah sedikit sehingga tidak memenuhi
kebutuhan nutrisinya. Hasil survei Riskesdas 2018 status gizi kurang turun
menjadi 17,7% dari 19,6% tetapi penurunan yang tercatat dinilai masih kurang
signifikan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menetapkan batas prevalensi
20% untuk gizi buruk, selain itu Kurangnya konsumsi buah dan sayur akan
menimbulkan resiko terjadinya gangguan kesehatan di masa yang akan datang
dan dapat beresiko dalam memicu perkembangan penyakit degeneratif seperti
obesitas, diabetes, hipertensi dan kanker yang biasa muncul di usia dewasa
(Astuti, 2013)
Melihat masalah tersebut maka diperlukan upaya pendidikan gizi sejak
dini yaitu pada siswa Sekolah Dasar guna meningkatkan pengetahuan buah dan
sayur pada anak. Upaya tersebut diharapkan dapat memotivasi anak untuk
mengkonsumsi buah dan sayur dalam jumlah yang memadai. Pada usia
sekolah, anak sudah mulai lepas dari pengawasan orang tua sehingga mulai
pilih-pilih makanan (picky eaters) dan hanya mengkonsumsi makanan yang
disukainya sehingga jarang menkonsumsi sayur dan buah. Padahal anak
-
3
memerlukan nutrisi yang cukup dan seimbang dalam proses berpikir, belajar
dan beraktivitasnya (Devi, 2012).Oleh karena itu, mengingat konsumsi
terhadap sayur dan buah rendah pada kelompok anak sekolah dasar terutama di
kota, maka dibutuhkan usaha untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah
melalui edukasi. Karena perubahan perilaku seseorang dapat dimulai dengan
memberikan informasi dan pengetahuan (Iana Tresia, 2016). Menurut hasil
Riskesdas tahun 2018, dalam hal konsumsi sayur dan buah, 95,5% anak usia ≤
5 tahun kurang makan sayur dan buah. Konsumsi sayur dan buah yang rendah
menyebabkan asupan serat tidak mencukupi.
Salah satu upaya dapat dilakukan yaitu melalui kegiatan penyuluhan gizi,
karena perubahan pengetahuan seseorang dapat dimulai dengan pemberian
informasi. Penyuluhan gizi didukung oleh media yang sesuai dengan sasaran
yang akan dituju. Media sangat mempengaruhi sebuah penyuluhan karena
membantu dalam penyampain materi dan membantu untuk memperagakan
sesuatu yang ingin disampaikan oleh penyuluh (Notoatmodjo, 2015).
Penerapan atau penyampaian promosi kesehatan ini akan menggunakan
media permainan lintasan arus, karena dengan media permainan siswa dapat
lebih mudah memahami, selain itu siswa juga tidak mengalami kebosanan
dalam penyampaian materi. Salah satu keunggulan tehnik ini adalah siswa
mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam
suasana yang menyenangkan selain itu permainan ini juga dapat melatih siswa
untuk memiliki sikap sosial yang baik dan melatih kemampuan siswa dalam
bekerja sama disamping melatih kecepatan berfikir siswa dan melatih siswa
-
4
agar lebih cermat dan lebih kuat pemahamannya terhadap suatu materi pokok.
Permainan lintasan arus ini adalah permainan yang dapat dilakukan oleh 6-8
orang, dan membutuhkan waktu selama 30 menit. Permainan lintasan arus
peserta diharapkan mampu mengisi bagan lintasan arus dengan
menghubungkan gambar dan informasi dengan benar sesuai dengan petunjuk
yang telah diberikan berupa kata kunci (Reza Gema, 2014).
Kelurahan Tawangrejo memiliki 2 SDN yaitu SDN 1 Tawangrejo dan
SDN 2 Tawangrejo, berdasarkan hasil survei pendahuluan yang telah dilakukan
oleh peneliti yaitu dari 2 SDN tersebut pengetahuan dan sikap mengenai
konsumsi buah dan sayur yang terendah adalah SDN 1 Tawangrejo. Hasil
untuk pengetahuan konsumsi buah dan sayur masih cukup rendah karena angka
capaian hanya 30% dan untuk hasil mengenai sikap yang tidak setuju mengenai
konsumsi buah dan sayur sebanyak 60% yang diambil dari 20 siswa/I kelas 4
dan 5 Sekolah Dasar. Penjelasan di atas menunjukan bahwa pengetahuan dan
sikap konsumsi buah dan sayur di SDN tersebut masih kurang sehingga
penerapan promosi kesehatan tentang konsumsi buah dan sayur perlu diadakan
di SDN 1 Tawangrejo.
Alasan peneliti mengambil responden kelas 4 dan 5 adalah dimana masa
keserasian bersekolah dibagi dalam dua fase yaitu kelas 1 sampai dengan kelas
3 termasuk dalam kategori kelas rendah dan kelas 4 sampai dengan kelas 6
termasuk dalam kategori kelas tinggi. Dimana ciri-ciri kelas tinggi tersebut
adalah sudah mulai mandiri, sudah ada rasa tanggung jawab pribadi, penilaian
terhadap dunia luar tidak hanya dipandang dari dirinya sendiri tetapi juga
-
5
dilihat dari diri orang lain, dan sudah menunjukkan sikap yang kritis dan
rasional. (Eka, F. 2012)
Berdasarkan masalah diatas, maka peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian guna mengkaji pengaruh media permainan lintasan arus terhadap
pengetahuan dan sikap tentang pentingnya konsumsi buah dan sayur pada
Siswa di SDN 1 Tawang Rejo Kota Madiun.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas ―Apakah ada pengaruh media
permainan lintasan arus terhadap meningkatnya pengetahuan dan sikap tentang
konsumsi buah dan sayur pada siswa kelas 4 dan 5 di SDN 01 Tawang Rejo
Kota Madiun‖
1.3 Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk menganalisis pengaruh media permainan lintasan arus
terhadap meningkatnya pengetahuan dan sikap tentang konsumsi buah
dan sayur pada siswa kelas 4 dan 5 di SDN 01 Tawang Rejo Kota
Madiun.
2. Tujuan Khusus
a. Menganalisis pengetahuan siswa SDN 01 Tawang Rejo Kota
Madiun mengenai konsumsi buah dan sayur sebelum dilakukan
penyuluhan kesehatan menggunakan media permainan lintasan arus.
-
6
b. Menganalisis pengetahuan siswa SDN 01 Tawang Rejo Kota
Madiun mengenai konsumsi buah dan sayur sesudah dilakukan
penyuluhan kesehatan menggunakan media permainan lintasan arus.
c. Menganalisis sikap siswa SDN 01 Tawang Rejo Kota Madiun
mengenai konsumsi buah dan sayur sebelum dilakukan penyuluhan
kesehatan menggunakan media permainan lintasan arus.
d. Menganalisis sikap siswa SDN 01 Tawang Rejo Kota Madiun
mengenai konsumsi buah dan sayur sesudah dilakukan penyuluhan
kesehatan menggunakan media permainan lintasan arus.
e. Menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media
permainan lintasan arus terhadap pengetahuan siswa SDN 01
Tawang Rejo Kota Madiun.
f. Menganalisis pengaruh penyuluhan kesehatan menggunakan media
permainan lintasan arus terhadap sikap siswa SDN 01 Tawang Rejo
Kota Madiun.
1.3 Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis
a. Bagi STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun
Terlaksananya salah satu upaya untuk mengimplementasikan Tri
Dharma Perguruan Tinggi, yaitu akademik, penelitian dan
pengabdian masyarakat. Serta dapat menambah kepustakaan sebagai
bahan reverensi untuk mahasiswa dalam melakukan penelitian
selanjutnya.
-
7
b. Bagi Tempat Penelitian
Sebagai acuan untuk meningkatkan konsumsi sayur dan buah pada
anak sekolah dasar.
c. Bagi Masyarakat
Sebagai tambahan referensi karya tulis penelitian yang berguna bagi
masyarakat luas di bidang kesehatan masyarakat, khususnya terkait
konsumsi buah dan sayur.
1.5 Keaslian Penelitian
Dari hasil yang telah ditemukan oleh peneliti, ada beberapa judul
penelitian yang hampir sama dengan judul penelitian yang akan dilakukan
oleh peneliti, antara lain :
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian
No Judul Penelitian Metode
Penelitian
Variabel Hasil
1 Agus Hendra Al Rahmad
,2017
―Pemanfaatan Media
Flipchart Dalam
Meningkatkan Pengetahuan
Ibu Tentang Konsumsi
Sayur Dan Buah‖
Quasi
Experiment
Pengetahu
an ibu
Hasil penelitian
menunjukan bahwa
pelatihan menggunakan
media flipchart (p= 0,000)
dan ceramah (p=
0,020)berpengaruh
signifikan (p-value <
0,05) dalam
meningkatkan
pengetahuan ibu, namun
demikian penggunaan
media flipchart lebih baik
atau mempunyai nilai
efektifitas tinggi (p=
0,000) dalam
meningkatkan
pengetahuan ibu tentang
konsumsi sayur dan
buahbuahan dibandingkan
tanpa
-
8
No Judul Penelitian Metode
Penelitian
Variabel Hasil
media atau ceramah (p-
value < 0,05).
Kesimpulan, penyuluhan
menggunakan media
maupun tanpa media
sangat bermanfaat dalam
meningkatkan
pengetahuan, tetapi
penyuluhan menggunakan
media flipchart lebih baik
dibandingkan tanpa media
atau ceramah
2 Irma Handayani ,2017
―Pengaruh Penyuluhan
Dengan Media Permainan
Ular Tangga Terhadap
Pengetahuan Tentang Buah
Dan Sayur Pada Siswa Mts-
S Almanar Kecamatan
Hamparan Perak‖
eksperimen
semu (quasi
eksperimen)
dengan
rancangan
pretest-
posttest
control
group design
Pengetahu
an
Hasil penelitian dianalisa
bahwa setelah intervensi
diperoleh nilai p (0,0001)
< α (0,05), yang
bermakna bahwa ada
pengaruh intervensi
permainan ular tangga
terhadap pengetahuan
post-test antara kelompok
perlakuan dan kelompok
kontrol.
Beberapa hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian sebelumnya
adalah sebagai berikut:
1. Responden dalam penelitian ini adalah siswa/i SDN 1 Tawang Rejo Kota
Madiun.
2. Variable bebas yang digunakan adalah pengetahuan dan sikap.
3. Teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Random sampling
4. Waktu penelitian dilaksanakan di tahun 2019.
5. Tempat penelitian dilaksanakan di SDN 1 Tawang Rejo Kota Madiun
-
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Promosi Kesehatan
2.1.1 Pengertian Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan mencakup aspek perilaku yaitu upaya untuk
memotivasi, mendorong dan membangkitkan kesadaran akan potensi
yang dimiliki masyarakat agar mereka mampu memelihara dan
meningkatkan kesehatan (Macfoedz dan Eko, 2007).
Promosi Kesehatan adalah proses untuk meningkatkan kesehatan.
Selain itu, untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik,
mental, dan sosial, maka masyarakat harus mampu mewujudkan
aspirasinya, kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi
lingkungannya (lingkungan fisik, sosial budaya, dan sebagainya)
(Notoatmodjo,2007).
2.1.2 Tujuan Promosi/ Penyuluhan Kesehatan
Merumuskan tujuan penyuluhan kesehatan merupakan salah satu
langkah yang paling penting dalam perencanaan penyuluhan, berikut
pengertian tujuan secara umum dapat didefinisikan sebagai berikut:
Tujuan adalah suatu pernyataan atau gambaran tentang suatu
keadaan dimasa datang yang akan dicapai melalui pelaksanaan
kegiatan-kegiatan tertentu yang telah direncanakan. Dalam
perencanaan penyuluhan kesehatan, cara merumuskan tujuan
-
10
penyuluhan hendaknya berkaitan dengan perubahan perilaku
masyarakat yang berhubungan dengan kesehatan.
Tujuan jangka panjang promosi kesehatan adalah meningkatkan
derajat kesehatan masyarakat yang optimal, tujuan jangka menengah
adalah perilaku hidup bersih dan sehat sedang tujuan jangka
pendeknya adalah terciptanya pengetahuan, sikap, norma dan
keterampilan yang diharapkan. Perlu diingat, bahwa terciptanya
pengetahuan, sikap, norma, keterampilan tersebut tidak selalu akan
menuju kepada terciptanya perilaku hidup bersih dan sehat.
Menentukan tujuan promosi kesehatan pada dasarnya tujuan
utama promosi kesehatan adalah untuk mencapai 3 hal, yaitu:
a) Peningkatan pengetahuan atau sikap masyarakat.
b) Peningkatan perilaku masyarakat.
c) Peningkatan status kesehatan masyarakat.
2.2 Domain Perilaku Kesehatan
Perilaku manusia itu sangat komplek dan mempunyai ruang lingkup
yang sangat luas. Benyamin Bloom (1908) dalam Notoatmodjo (2011)
membagi perilaku ke dalam tiga domain (ranah), pembagian kawasan tersebut
dilakukan untuk kepentingan tujuan pendidikan. Bahwa dalam tujuan
pendidikan adalah mengembangkan atau meningkatkan ketiga domain
perilaku tersebut, yang terdiri dari: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah
psikomotor.
-
11
Menurut L.Green dalam Notoatmodjo (2011) menjelaskan bahwa
perilaku itu dilatar belakangi atau dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yakni
faktor predisposisi (predisposing factors) faktor yang mendukung (enabling
factors) dan faktor yang memperkuat atau mendorong, atau penguat
(reinforcing factors). Oleh karena itu, pendidikan kesehatan sebagai upaya
intervensi perilaku harus diarahkan pada ketiga faktor pokok tersebut.
1. Faktor Predisposisi (Predisposing Factors)
Faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap masyarakat terhadap
kesehatan, tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal – hal yang
berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat, tingkat
pendidikan, tingkat sosial ekonomi dan sebagainya (Notoatmodjo, 2012).
Faktor predisposisi yang mempengaruhi adalah sebagai berikut :
a. Pengetahuan
Pengetahuan merupakan aspek kognitif yang memiliki peran
penting dalam membentuk tindakan seseorang. Pengetahuan
seseorang terbentuk dari rasa ingin tahu terhadap sesuatu yang
diperoleh melalui panca indera manusia, baik melalui penglihatan,
pendengaran, penciuman, perasa, maupun peraba. Jumlah alat indera
yang digunakan menentukan besarnya daya serap dan pemahaman
seseorang terhadap pengetahuan baru (Notoatmodjo, 2012).
1) Tingkat Pengetahuan
Menurut Notoadmojo (2012), pengetahuan yang dicakup
didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkat, yaitu:
-
12
a) Tahu (know)
Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang
telah dipelajari sebelumnya, yang termasuk kedalam
pengetahuan tingkat ini adalah mengingat kembali
terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab
itu ―tahu‖ ini adalah merupakan tingkat pengetahuan yang
paling rendah.
b) Memahami (comperehension)
Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan
menjelaskan secara benar tentang objek yang diketahui dan
dapat menginterpretasi materi yang telah dipelajari dengan
benar. Orang telah paham terhadap obyek atau materi harus
dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan,
meramalkan dan sebagainnya terhadap suatu obyek yang
dipelajari.
c) Aplikasi (application)
Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk
menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi
atau kondisi riil (sebenarnya). Aplikasi ini diartikan
aplikasi atau penggunaaan hukum-hukum, rumus, metode,
-
13
prinsip dan sebagainnya dalam konteks atau situasi yang
lain.
d) Analisis (analysis)
Analisis adalah suatu kemampuan untuk
menjabarkan materi atau suatu obyek ke dalam
komponen-komponen, tetapi masih didalam suatu struktur
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama
lainnya. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari
penggunaan kata-kata kerja dapat menggambarkan
(membuat bagan), membedakan, memisahkan,
mengelompokkan dan sebagainnya.
e) Sintesis (synthesis)
Sintesis menunjukkan pada suatu kemampuan untuk
meletakkan atau menghubungkan bagiam-bagian di dalam
suatu bentuk keseluruhan yang baru. Dengan kata lain
sintesis itu adalah suatu kemampuan untuk menyusun
formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.
Misalnya: dapat menyusun, dapat merencanakan, dapat
meringkaskan, dapat menyesuaikan, dan sebagainnya
terhadap suatu teori atau rumusan-rumusan yang telah ada.
f) Evaluasi
Evaluasi terkait dengan kemampuan untuk
melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi
-
14
atau obyek. Penilaian-penilaian itu berdasarkan suatu
criteria yang ditentuksn sendiri atau menggunakan criteria-
kriteria.yang telah ada.
b. Usia
Umur adalah rentang kehidupan yang diukur dengan tahun, umur
adalah lamanya hidup dalam tahun yang dihitung sejak dilahirkan.
Umur memiliki hubungan terhadap status imunisasi respondennya.
Status kesehatan dapat ditentukan oleh faktor usia dalam hal ini
adalah pertumbuhan dan perkembangan, dengan demikian setiap
rentang usia (bayi-lansia) memiliki pemahaman dan respon terhadap
perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Halajur,Untung, 2018).
c. Sikap
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus atau
objek tertentu, yang sudah melibatkan faktor pendapat dan emosi
yang bersangkutan (senang-tidak senang, setuju-tidak setuju, baik-
tidak baik, dan sebagainya). Sikap melibatkan pikiran, perasaan,
perhatian dan gejala kejiwaan yang lain Notoatmodjo (2010).
Sikap tidak sama dengan perilaku dan perilaku tidak selalu
mencerminkan sikap seseorang. Individu seringkali memperlihatkan
tindakan bertentangan dengan sikapnya (Maulana,2009) akan tetapi,
sikap dapat menimbulkan pola-pola cara berpikir tertentu dalam
masyarakat dan sebaliknya, pola-pola cara berpikir ini
mempengaruhi tindakan dan kelakuan masyarakat baik dalam
-
15
kehidupan sehari-hari maupun dalam hal membuat keputusan yang
penting dalam hidup (Maulana, 2009).
Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan:
a. Menerima (receiving)
Menerima diartikan bahwa orang (subjek) mau dan
memperhatikan stimulus yang diberikan (objek). Misalnya
sikap sorang terhadap gizi dapat dilihat dari kesediaanan dan
perhatian orang itu terhadap ceramah – ceramah tentang gizi.
b. Merespon (responding)
Memberikan jawaban apalagi ditanya, mengerjakan, dan
menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu usaha untuk
menjawab pertanyaan atau mengerjakan tugas yang diberikan,
terlepas dari pekerjaan itu benar atau salah, adalah berarti
bahwa menerima ide tersebut.
c. Menghargai (valuing)
Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan
suatu masalah adalah suatu indikasi tingkat tiga. Misalnya:
seorang ibu yang mengajak ibu yang lain (tetangga, saudara,
dan sebagainya) untuk pergi meniumbang anaknya ke
posyandu, atau mendiskusikan tentang gizi, adalah suatu bukti
adalah si ibu tersebut mempunyai sikap positif terhadap gizi
anak.
-
16
d. Bertanggung jawab (responsible)
Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya
dengan resiko merupakan sikap yang paling tinggi.
Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan tidak
langsung.
2. Faktor pendukung (enabling factor),
Adalah faktor-faktor yang memungkinkan atau yang memfasilitasi
perilaku atau tindakan. Yang dimaksud dengan faktor pendukung
adalah sarana dan prasarana atau fasilitas, bisa berupa media untuk
terjadinya perilaku kesehatan.faktor pendukung terwujud dalam fasilitas
atau sarana-sarana kesehatan.
a. Metode Promosi Kesehatan
Promosi kesehatan pada hakekatnya merupakan suatu kegiatan
atau usaha menyampaikan pesan kepada masyarakat, kelompok
atau individu. Dengan adanya pesan tersebut diharapkan
masyarakat, kelompok atau individu dapat memperoleh
pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik sehingga
diharapkan dapat berpengaruh terhadap perilaku.(Notoatmodjo,
2007). Metode yang bisa digunakan dalam promosi kesehatan
antara lain:
1) Metode Promosi Individual
Metode ini digunakan untuk membina perilaku baru, atau
-
17
membina seseorang yang mulai tertarik pada suatu perubahan
perilaku atau inovasi. Metode ini dapat berupa :
a. Bimbingan dan penyuluhan (guidance and counceling)
Dengan cara ini kontak antara klien dengan petugas lebih
intensif. Setiap masalah yang dihadapi oleh klien dapat
diteliti dan dibantu penyelesaiannya. Akhirnya klien
tersebut dengan sukarela, berdasarkan kesadaran dan
penuh pengertian akan menerima perilaku tersebut.
b. Wawancara
Cara ini sebenarnya merupakan bagian dari bimbingan
dan penyuluhan.
2) Metode Promosi Kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus diingat
besarnya kelompok sasaran serta tingkat pendidikan formal
dari sasaran. Metode yang digunakan untuk promosi
kelompok yang pesertanya lebih dari 15 orang adalah
ceramah dan seminar. Ceramah bisa digunakan pada sasaran
dengan tingkat pendidikan tinggi maupun rendah, sedangkan
seminar untuk tingkat pendidikan menengah ke atas.
3) Metode Promosi Kesehatan Massa
Metode promosi kesehatan massa tepat digunakan untuk
menyampaikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan
kepada masyarakat yang sifatnya massa atau publik.
-
18
Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah
awareness atau kesadaran masyarakat terhadap suatu
inovasi dan belum begitu diharapkan untuk sampai pada
perubahan perilaku. Metode promosi kesehatan secara massa
ini, antara lain :
a. Ceramah umum (public speaking)
b. Pidato-pidato/diskusi melalui media elektronik baik TV
maupun radio.
c. Simulasi
d. Tulisan di majalah atau koran
e. Bill Board yang dipasang di pinggir jalan.
b. Media Penyuluhan
Media adalah saluran atau alat yang dipakai sumber untuk
menyampaikan pesan pada sasaran. Jenis dan bentuk media sangat
bervariasi, dari yang tradisional, misalnya getok tular (mulut ke
mulut), kentongan, tulisan, sampai dengan penggunaan media
elektronik yang modern, yakni telepon seluler, TV, dan internet.
(Maulana, 2009).
Elgar Dale membagi alat peraga tersebut menjadi 11 macam
dan menggambarkan tingkat intensitas tiap-tiap alat tersebut dalam
sebuah kerucut.
-
19
Gambar 2.1 Kerucut pengalaman Edgar Dale
Sumber : Notoatmodjo (2007)
Dapat dilihat bahwa lapisan yang paling besar adalah
pengalaman langsung atau benda asli dan yang paling atas adalah
kata-kata atau verbal.
Alat peraga akan sangat membantu didalam melakukan
penyuluhan agar pesan-pesan kesehatan dapat disampaikan lebih
jelas, dan masyarakat sasaran dapat menerima pesan tersebut
dengan jelas dan tepat (Notoatmodjo, 2010).
1) Menetapkan media
Belajar yang paling mudah adalah dengan menggunakan
media. Media yang dipilih harus bergantung pada jenis sasaran,
tingkat pendidikan, aspek yang ingin dicapai, metode yang
digunakan dan sumber daya yang ada, kemampuan fasilitator
untuk menggunakan media. Media promosi kesehatan pada
hakikatnya adalah alat bantu pendidikan (AVA). Disebut media
promosi kesehatan karena alat-alat tersebut merupakan alat
saluran (channel) untuk menyampaikan pesan kesehatan karena
-
20
alat-alat tersebut digunakan untuk mempermudah penerimaan
pesan-pesan kesehatan bagi masyarakat. berdasarkan fungsinya
sebagai penyaluran pesan-pesan kesehatan. media ini dibagi
menjadi 3, yakni media cetak, media elektronik, dan media
papan.
a) Media cetak: media cetak sebagai alat untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan sangat bervariasi antara lain:
1) Booklet
Ialah suatu media untuk menyampaikan pesan-
pesan kesehatan dalam bentuk buku, baik tulisan maupun
gambar.
2) Leaflet
Ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-
pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat, isi
informasi dapat dalam bentuk kalimat maupun gambar,
atau kombinasi keduanya.
3) Flyer (selebaran)
Ialah bentuk penyampaian informasi atau pesan-
pesan kesehatan seperti leaflet tetapi, tidak dalam bentuk
lipatan.
4) Flip chart (lembar balik)
Media penyampaian pesan atau informasi-
informasi kesehatan dalam bentuk lembar balik.
-
21
Biasanya dalam bentuk buku, dimana tiap lembar
(halaman) berisi gambar peragaan dan dibaliknya berisi
kalimat sebagai pesan atau informasi berkaitan dengan
gambar tersebut.
5) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar atau majalah,
mengenai bahasan suatu masalah kesehatan, atau hal-hal
yang berkaitan dengan kesehatan.
6) Poster
Ialah bentuk media cetak berisi pesan-pesan/informasi
kesehatan, yang biasnya ditempel di tembok-tembok, di
tempat-tempat umum, atau di kendaraan umum.
7) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi
kesehatan.
b) Media elektronik
Sebagai sasaran untuk menyampaikan pesan-pesan atau
informasi-informasi kesehatan jenisnya berbeda-beda, antara
lain:
1) Televisi: penyamapaian pesan atau informasi-informasi
kesehatan melalui media televise dapat dalam bentuk:
sandiwara, sinetron, forum diskusi atau hanya Tanya jawab
sekitar masalah kesehatan, pidato (ceramah), dan
sebagainya.
-
22
2) Radio: penyampaian informasi atau pesan-pesan kesehatan
melalui radio juga dapat berbentuk macam-macam antara
lain: obrolan (Tanya jawab), sandiwara radio, ceramah, dan
sebagainya.
3) Slide: slide juga dapat digunakan untuk menyampaikan
pesan-pesan kesehatan.
c) Media papan (Bill Board): yang dipasang di tempat-tempat
umum dapat dipakai diisi dengan pesan-pesan atau informasi-
informasi kesehatan. media papan diisi juga mencakup pesan-
pesan yang ditulis pada lembaran seng yang ditempel pada
kendaraan-kendaraanumum (bus atau taksi).
2) Media Permainan Lintasan Arus
Permainan lintasan arus adalah permainan yang
menghubungkan dan mencocokan antara gambar dengan isi yang
terkandung dari gambar tersebut dan dimainkan secara
kelompok. Permainan lintasan arus ini dilakukan untuk
menyampaikan materi kepada siswa – siswi TK atau Sekolah
Dasar agar dalam penerapanya dan pemberian materi informasi
anak – anak mampu menerima dengan lebih mudah dan tidak
mengalami kebosanan. Cara permainan lintasan arus sebagai
berikut:
1. Masing – masing kelompok diminta untuk duduk melingkar, 1
kelompok minimal terdiri 8 siswa.
-
23
2. Fasilitator membagi lembar bagan yang berisi satu set kartu
informasi.
3. Masing – masing kelompok berdiskusi dan menghubungkan
gambar pada lembar bagan
4. Fasilitator memberi penugasan kepada peserta:
a. Diskusi dan hubungkan gambar dengan informasi pada
kotak – kotak yang tersedia pada bagan sedemikian rupa
sehingga membentuk alur cerita tentang pentingnya
konsumsi buah dan sayur.
b. Setelah tersusun masing – masing ketua kelompok
menyajikan atau mempresentasikan di depan peserta lain
untuk dibahas.
5. Fasilitator medorong diskusi yang melibatkan peran aktif
semua peserta dan pada akhirnya seluruh pembahasan,
fasilitator menutup permainan dengan member kunci jawaban
dan kesimpulan.
6. Akhir dari penyuluhan dengan media permainan lintasan arus
fasilitator memberikan hadiah kepada siswa – siswi yang
berani berperan aktir dalam game tersebut.
3. Faktor Penguat (Reinforcing Factors)
Faktor pendorong adalah faktor yang memperkuat atau mendorong
seseorang untuk berprilaku, yang berasal dari orang lain seperti teman.
1. Teman
-
24
Teman sebaya mempunyai pengaruh yang sangat besar
pada anak dalam hal memilih jenis makanan. Ketidakpatuhan
terhadap teman dikhawatirkan dapat menyebabkan dirinya
terkucil dan akan merusak kepercayaan dirinya.
2. Guru
Dalam hal mendorong anak untuk mau dan membiasakan
diri mengkonsumsi sayuran dan buah dalam rangka
menyeimbangkan asupan gizi mereka untuk itu diharapkan
adanya dukungan dari para guru di sekolah. Hal ini perlu
dilakukan karena sebagian waktu anak sehari-hari berada di
sekolah. Tidak cukup sampai disitu. Diharapkan soal asupan gizi
seimbang ini bisa mendapatkan perhatian lebih dari instansi yang
mengelola pendidikan. Bahkan jika memungkinkan, upaya
meningkatkan pengetahuan dan pemahaman gizi pada anak-anak
bisa menjadi kurikulum pendidikan. (Soraya Farisa,2012)
Anak-anak dilatih untuk lebih memahami pentingnya
asupan gizi yang seimbang dan tentang gizi pada umumnya.
Pengetahuan itu penting agar para guru bisa ikut mengontrol
asupan gizi pada anak ketika mereka berada di lingkungan
sekolah. Baik asupan gizi dari bekal yang dibawa anak dari rumah
maupun makanan yang mereka konsumsi dari jajanan yang dijual
di lingkungan sekolah. (Soraya Farisa,2012).
-
25
3. Dukungan Keluarga
Keluarga adalah sekumpulan orang dengan ikatan
perkawinan, kelahiran dan adopsi yang bertujuan untuk
menciptakan, mempertahankan budaya dan meningkatkan
perkembangan fisik, mental, emosional serta sosial dari tiap
anggota keluarga. Dukungan keluarga adalah proses yang terjadi
terus menerus disepanjang masa kehidupan manusia. Dukungan
keluarga berfokus pada interaksi yang berlangsung dalam
berbagai hubungan sosial sebagaimana yang dievaluasi oleh
individu. Dukungan keluarga adalah sikap, tindakan dan
penerimaan keluarga terhadap anggotanya. Anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu siap
memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan
(Hernilawati, 2013).
Dukungan keluarga ini sangat berpengaruh dalam suatu
tindakan yang akan dilakukan oleh anggota keluarganya, dalam
hal ini berpengaruh dalam konsumsi buah dan sayur. Dukungan
keluarga ini menjadi pondasi dasar untuk menjadi dorongan yang
akan dilakukan oleh anggota keluarga dalam memperhatikan pola
makannya khususnya untuk konsumsi buah dan sayur.
a. Jenis Dukungan Keluarga
Menurut (Hernilawati, 2013) sumber dukungan keluarga
terdapat berbagai macam bentuk, yaitu :
-
26
1) Dukungan Informasional
Dukungan informasional adalah keluarga berfungsi sebagai
pemberi informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang
pemberian saran, sugesti, informasi yang dapat digunakan
untuk menentukan suatu pilihan, dalam hal ini dukungan
informasi tentang pentingnya mengonsumsi buah dan sayur
guna menambah keinginan dalam menentukan langkah setiap
anggota keluarganya.
2) Dukungan Penilaian atau Penghargaan
Dukungan penilaian adalah keluarga yang bertindak
membimbing dan menengahi pemecahan masalah dimana
seorang anggota keluarga yang memiliki suatu penyakit dapat
diberikan dorongan untuk mengonsumsi buah dan sayur
Semakin tinggi dukungan support dalam keluarga yang
diberikan maka semakin tinggi pula keinginan untuk
mengatur pola makan yang sehat.
3) Dukungan Instrumental
Dukungan instrumental adalah keluarga merupakan sumber
pertolongan praktis dan konkrit, diantaranya kebutuhan
keuangan, makan, minum dan istirahat dalam suatu keluarga
mampu terpenuhi serta kebutuhan kesehatannya juga
tercukupi dengan menyediakan konsumsi makanan dan
minuman yang mengandung gizi seimbang.
-
27
4) Dukungan Emosional
Dukungan emosional adalah keluarga sebagai tempat yang
aman dan damai untuk istirahat serta pemulihan dan
membantu penguasaan terhadap emosi. Dukungan emosional
diwujudkan dalam bentuk adanya kepercayaan dan perhatian
dalam memberikan saran dan wawasan kepada anggota
keluarganya untuk mengonsumsi buah dan sayur.
b. Manfaat Dukungan Keluarga
Manfaat dukungan keluarga menurut (Hernilawati, 2013)
dengan pemeriksaan kesehatan bahwa dukungan keluarga akan
mampu meningkatkan :
1) Kesehatan fisik, individu yang mempunyai hubungan dekat
dengan orang lain jarang terkena penyakit dan lebih cepat
sembuh jika terkena penyakit dibanding individu yang
terisolasi.
2) Manajemen reaksi stres, melalui perhatian, informasi, dan
umpan balik yang diperlukan untuk melakukan koping
terhadap stres.
3) Produktivitas, melalui peningkatan motivasi, kualitas
penalaran, kepuasan kerja dan mengurangi dampak stres
kerja.
4) Kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri
melalui perasaan memiliki, kejelasan identifikasi diri,
-
28
peningkatan harga diri, pencegahan neurotisme dan
psikopatologi, pengurangan dister dan penyediaan sumber
yang dibutuhkan.
Berdasarkan penjelasan diatas, dapat disimpulkan
bahwa dukungan keluarga dapat meningkatkan kesehatan
fisik, manajemen, reaksi stres, produktivitas, dan
kesejahteraan psikologis dan kemampuan penyesuaian diri.
a) Sumber Dukungan Keluarga
Sumber dukungan keluarga adalah sumber
dukungan yang berupa dukungan secara internal seperti
dukungan dari suami atau istri serta dukungan dari
saudara kandung atau dukungan sosial keluarga secara
eksternal seperti paman dan bibi (Hernilawati, 2013).
Dukungan keluarga mengacu kepada dukungan
yang dipandang oleh keluarga sebagai sesuatu yang dapat
diakses atau diadakan untuk keluarga yaitu dukungan
dapat atau tidak digunakan, tetapi anggota keluarga
memandang bahwa orang yang bersifat mendukung selalu
siap memberikan pertolongan dan bantuan jika diperlukan
(Hernilawati, 2013).
2.3 Konsumsi
Konsumsi adalah suatu kegiatan dari individu untuk memenuhi
kebutuhan dirinya, baik berupa barang produksi, bahan makanan dan
-
29
lainlain. Dalam penelitian ini, konsumsi lebih dititik beratkan pada bahan
makanan, khususnya konsumsi buah dan sayur. Jadi, perilaku konsumsi
adalah suatu kegiatan atau aktivitas individu untuk memenuhi kebutuhannya
akan bahan makanan agar terpenuhi kecukupan gizi individu tersebut.
Konsumsi adalah kegiatan dari individu untuk memenuhi kebutuhan dirinya,
baik berupa barang produksi, bahan makanan dan lainlain (KBBI, 2014).
Dalam penelitian ini, konsumsi lebih di titik beratkan pada bahan makanan,
khususnya sayur dan buah. Jadi, perilaku konsumsi adalah suatu kegiatan
atau aktivitas individu untuk memenuhi kebutuhan akan bahan makanan
sayur dan buah agar kecukupan gizi individu terpenuhi (Farida, 2010).
2.4 Sayur dan Buah
2.4.1 Pengertian
Istilah sayuran biasanya digunakan untuk merujuk pada tunas,
daun, buah, dan akar tanaman yang lunak yang dapat dimakan secara
utuh atau sebagian, segar/mentah atau dimasak, sebagai pelengkap
pada makanan berpati atau daging. Dari sudut pengetahuan gizi,
sayur merupakan sumber zat pengatur, yaitu sumber vitamin dan
mineral. Sayuran merupakan salah satu sumber provitamin A,
vitamin C, vitamin B, Ca, Fe, menyumbang sedikit kalori serta
sejumlah elemen mikro. Vitamin dan mineral dibutuhkan oleh tubuh.
Apabila orang kekurangan vitamin dan mineral dalam susunan
hidangannya sehari-hari dalam waktu yang lama, maka akan
menderita berbagai penyakit kekurangan vitamin dan mineral. Selain
-
30
itu sayuran juga merupakan sumber serat pangan (dietary fiber)
serta sejumlah antioksidan yang telah terbukti mempunyai peranan
penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Sayur seringkali diartikan
sebagai pembasah nasi agar mudah ditelan dan dapat digunakan
untuk memperkaya variasi dalam hidangan. (Astawan,2008)
Buah merupakan salah satu sumber pangan nabati yang
potensial dan banyak mengandung zat gizi, terutama vitamin. Buah
juga merupakan bahan makanan sumber zat pengatur dan pelindung
yang penting untuk mengatur proses-proses biokimiawi di dalam
tubuh, diantaranya dalam metabolisme energi. Setiap macam buah
mempunyai komposisi yang berbeda-beda dan dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya perbedaan varietas, keadaan iklim
tempat tumbuh, pemeliharaan tanaman, cara pemanenan, dan kondisi
penyimpanan. Pada umumnya buah-buahan mempunyai kadar air
yang tinggi, yaitu 65-90%, tetapi rendah dalam kadar protein dan
lemak kecuali buah alpukat. Vitamin yang umumnya terdapat dalam
buah adalah vitamin C dan vitamin A, disamping vitamin B1 serta
beberapa macam mineral seperti kalsium dan zat besi. Buah biasanya
dihidangkan setelah selesai makan nasi. Artinya sebagai penutup
hidangan atau pencuci mulut setelah makan. (Astawan,2008)
Sebagai Negara tropis, Indonesia sangat kaya akan buah dan
sayur. Oleh karena itu, patut disayangkan jika konsumsi buah dan
-
31
sayur 17 masyarakat masih relatif rendah dibandingkan Negara lain
yang bukan penghasil buah dan sayur (Astawan, 2008).
2.4.2 Pentingnya Konsumsi Buah dan Sayur
Buah dan sayur merupakan sumber serat, vitamin A, vitamin C,
vitamin B khususnya asam folat, berbagai mineral seperti
magnesium, kalium, kalsium dan Fe, namun tidak mengandung
lemak maupun kolesterol. Setiap buah dan sayur mempunyai
kandungan vitamin dan mineral yang berbeda. Misalnya belimbing,
durian, jambu, jeruk, mangga, melon, papaya, rambutan, sawo dan
sirsak merupakan contoh buah yang mengandung vitamin C relatif
tinggi dibandingkan buah lainnya. Sedangkan jambu biji, merah
garut, mangga matang, pisang raja dan nangka merupakan sumber
provitamin A yang sangat tinggi (Astawan, 2008).
Menurut (Sekarindah 2008), kandungan vitamin dan mineral
pada buah dan sayur memang berbeda-beda, tidak saja diantara
berbagai spesies dan varietas, namun juga di dalam varietas sendiri
yang tumbuh pada kondisi lingkungan yang berbeda, iklim, macam
tanah dan pupuk, semuanya berpengaruh terhadap kandungan
vitamin dan mineral dalam produk buah dan sayur yang dihasilkan.
Menurut Khomsa, dkk (2013), buah dan sayur mempunyai
banyak manfaat bagi kesehatan. Ada dua alasan utama yang
membuat konsumsi buah dan sayur penting untuk kesehatan, yaitu:
-
32
1. Buah dan sayur sangat kaya akan kandungan vitamin, mineral
dan zat gizi lainnya yang dibutuhkan oleh tubuh manusia. Tanpa
mengonsumsi buah dan sayur, maka kebutuhan gizi seperti
vitamin C, vitamin A, potassium dan folat kurang terpenuhi.
Oleh karena itu, buah dan sayur merupakan sumber makanan
yang baik dan menyehatkan.
2. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa orang yang
mengonsumsi tinggi buah dan sayur dapat menurunkan insiden
terkena penyakit kronis. Salah satu studi epidemiologi yang
mengkaji secara umum terhadap perilaku sekelompok
masyarakat menunjukkan bahwa masyarakat Cina, Jepang dan
Korea lebih sedikit terkena kanker dan penyakit jantung koroner
dibandingkan masyarakat Eropa dan Amerika. Hal ini
disebabkan karena masyarakat Korea, Jepang dan Cina dikenal
sangat suka mengonsumsi sayuran dan buah-buahan lebih
banyak dari Negara Eropa dan Amerika.
Buah-buahan dan sayuran segar juga mengandung enzim
aktif yang dapat mempercepat reaksi-reaksi kimia di dalam
tubuh. Komponen gizi dan komponen aktif non nutrisi yang
terkandung dalam buah dan sayur berguna sebagai antioksidan
untuk menertalkan radikal bebas, antikanker dan menetralkan
kolesterol jahat. Selain itu, dalam sayuran dan buah terdapat
dua jenis serat yang bermanfaat bagi kesehatan pencernaan dan
-
33
mikroflora usus, yaitu serat larut air dan tidak larut air. Serat
larut air dapat memperbaiki performa mikroflora usus sehingga
jumlah bakteri baik dapat tumbuh dengan sempurna. Sedangkan,
serat tidak larut air akan menghambat pertumbuhan bakteri jahat
sebagai pencetus berbagai macam penyakit (Khomsa, dkk,
2013).
2.4.3 Kandungan yang terdapat dalam sayuran beserta manfaatnya
(Junaidi, 2012) :
1. Buncis
Kadar seratnya tinggi khususnya gums dan pektin. Juga
mengandung protein, lignin dan enzim protease inhibator. Kaya
vitamin A, C, B1, B2 dan B3 (niasin). Mineralnya meliputi besi,
kalium, dan fosfor. Baik untuk mencegah stroke, jantung,
kanker, hipertensi, kencing manis dan sembelit.
2. Wortel
Wortel mengandung 27mg kalsium; 26mg fosfor; 0,5mg zat
besi; 34mg sodium; 246mg potasium; 7,93 IU vitamin A;
sejumlah vitamin B kompleks; dan 6mg vitamin C. Sumber beta
karoten dan vitamin A yang terdapat dalam wortel baik untuk
mengatasi kanker, hati, dan rabun senja. Sementara itu gltation,
vitamin C dan asam folat berfungsi sebagai antioksidan.
-
34
3. Mentimun
Kalorinya rendah tetapi kaya akan silikon, boron, klorin, dan
fluorin. Satu cangkir mentimun mentah yang telah dicacah
mengandung 26mg kalsium, 28mg fosfor, 1,2mg zat besi, 6mg
sodium, 160mg potasium, 260IU vitamin A, dan sejumlah
vitamin B (seperti tiamin, riboflamin dan niasin), 12 mg vitamin
C dan 13mg magnesium.
4. Selada
Selada mengandung kalsium, zat besi, fosfor, vitamin A,
vitamin C, magnesium, seng dan sodium. Zat besi dan
magnesium pada selada berfungsi sebagai diuretik (membantu
memperlancar berkemih), membantu meningkatkan
metabolisme, dan merangsang pembuluh darah. Baik untuk
mengatasi batuk, insomnia, membuang deposit lemak dan
efektif menurunkan berat badan.
5. Kangkung
Mengandung kalsium, zat besi, kalium, vitamin A, dan vitamin
C. Kangkung adalah sumber kalori yang baik.
6. Tomat
Banyak mengandung beta karoten, vitamin C, likopen, bahan
penangkal kanker, bioflavonoid, asam sitrat dan kalium. Kadar
natrium dan kalorinya rendah.
-
35
7. Terong
Kaya akan enzim protease dan tripsin inhibitor, yang bermanfaat
dalam memecah protein dan menjaga keseimbangan protein
tubuh.
8. Daun papaya
Mengandung enzim papain, vitamin A, vitamin C dan serat
kasar. Enzim papin berfungsi untuk melunakkan protein.
Vitamin A baik untuk penglihatan. Vitamin C berguna sebagai
antioksidan dan menguatkan dinding sel/arteri sehingga dapat
mencegah atau mengobati perdarahan yang terjadi dibawah kulit
atau meningkatkan daya tahan tubuh. Serat kasar berguna untuk
mengurangi penyerapan kadar lemak atau kolesterol dalam
darah.
9. Daun singkong
Mengandung vitamin A dan berbagai antioksidan lainnya. Juga
serat kasar yang baik untuk memperlancar pencernaan.
10. Jamur kuping
Mengandung polisakarida, ergosterin, dehydroergosterin,
ergosterol, cephalin, karoten, lesitin, mannitan, glukosa, xylosa,
pentosa, metil pentosa, asam glukoronik, protein, lemak,
kalsium, fosfor, besi vitamin B1, vitamin B2, dan niasin.
Digunakan untuk mengatasi badan lemah, kurang darah, batuk
darah, mimisan, muntah darah, sembelit dan hipertensi.
-
36
11. Jagung
Jagung termasuk kelompok tanaman serelia (biji-bijian).
Mengandung karbohidrat, protein dan vitamin (A,B1, B2, B3,
B6, dan C). Mineralnya adalah fosfor, besi, potasium, kalsium,
dan magnesium. Jagung juga mengandung serat dan lesitin
(yang membantu mengurangi kelebihan kolesterol) dan vitamin
K (yang membantu menghentikan perdarahan, seperti mimisan
atau batuk darah).
12. Kacang hijau
Kaya akan vitamin B, serat, asam folat; tiga senyawa yang
ampuh mengurangi kolesterol total dan LDL. Juga mengandung
beta karoten. Kacang hijau juga berkhasiat untuk menstabilkan
tekanan darah.
13. Kacang kedelai
Kaya akan protein, bahkan mendekati protein daging.
Mengandung isoflavin yang berfungsi menghambat proses
aterogenesis pembentukan plak arteri dan juga mengandung beta
karoten, vitamin E, dan lesitin.
14. Kacang Panjang
Mengandung kalsium, fosfor, zat besi, sodium, potasium,
vitamin A, asam folik, vitamin C, dan magnesium. Kacang
panjang dapat membantu memperbaiki fungsi hati.
-
37
15. Bayam
Mengandung vitamin A, vitamin B, vitamin C, vitamin E, asam
folat, mineral kalium, sodium, kalsium, iodin, magnesium,
fosfor dan besi. Bermanfaat dalam meningkatkan daya tahan
tubuh, menurunkan kadar kolesterol darah, dan mencegah
kurang darah (anemia). Catatan: karena kadar purinnya tinggi,
jangan diberikan kepada penderita asam urat (gout).
16. Kentang
Kentang mengandung vitamin B, terutama tiamin, zat besi,
kalsium, serat dan protein. Mineral dalam kentang banyak
terdapat pada kulitnya.
17. Taoge
Taoge sangat kaya akan mineral dan vitamin, dan mengandung
protein yang cukup untuk dikelompokkan sebagai makanan
pelengkap. Taoge juga mengandung enzim yang berfungsi untuk
mengendalikan katalisator kompleks pada sebagian besar reaksi
kimia yang berada dalam tubuh. Vitamin C yang terkandung
dalam taoge lebih banyak ketimbang jus jeruk pada jumlah yang
sama.
2.4.4 Kandungan yang terdapat dalam buah-buahan beserta
manfaatnya (Junaidi, 2012):
-
38
1. Alpukat
Alpukat mengandung asam lemak tak jenuh tunggal, asam folat,
asam pantotenat, niasin, vitamin B1, vitamin B6, vitamin C,
vitamin A, vitamin E, mineral kalium, magnesium, besi, dan
glutation (yang mereduksi radikal bebas). Secara umum alpukat
berfungsi menurunkan kolesterol dalam darah, trigliserida
(melalui niasin) dan asam lemak tak jenuh.
2. Pir
Kaya akan vitamin A, vitamin C, asam folat, kalium, vitamin E
yang membantu memperlancar pencernaan.
3. Jeruk
Jeruk mengandung kalsium, fosfor, besi, sodium, potasium,
vitamin A, sejumlah vitamin B kompleks dan vitamin C.
4. Apel
Apel mengandung vitamin C, serat yang larut dalam air
(terutama pada kulitnya karena mengandung karoten, dan
pektin—berfungsi untuk menurunkan lemak dan kolesterol, baik
untuk konstipasi), ellagic, asam kafeat dan klorogenik.
Dagingnya membantu melarutkan kristal asam urat didalam
sendi sehingga baik untuk arthritis gout. Apel kaya akan
flavonoid yang membantu melindungi jantung.
-
39
5. Pisang
Pisang kaya akan kalium yang berfungsi menjaga keseimbangan
air dalam tubuh, kestabilan tekanan darah, fungsi jantung dan
kerja otot. Pisang mengandung kromium (yang diperlukan untuk
pembentukan enzim), vitamin A, vitamin B1 vitamin B2,
vitamin B6, vitamin B12 dan vitamin C.
6. Anggur
Mengandung flavonoid, polifenol, pektin, tannin, vitamin C,
asam kafeat, dan resveratrol.
7. Jambu biji
Mengandung vitamin C dalam kadar tinggi (dalam keadaan
matang kadarnya bisa mencapai enam kali kadar vitamin C yang
terdapat dalam jeruk). Kulit luarnya mengandung serat kasar
yang sangat tinggi.
8. Pepaya
Mengandung beta karoten, pektin, fitokinase, papayotimin
papain, dan papain (yang berfungsi sebagai permecah protein).
Kaya akan vitamin C dan asam folat (selaku antioksidan).
9. Sirsak
Mengandung vitamin C, serat, antioksidan. Bermanfaat
meningkatkan daya tahan tubuh dari serangan infeksi.
-
40
10. Kiwi
Kadar vitamin C buah kiwi dua kali lebih banyak ketimbang
jeruk dan seratnya lebih tinggi dari apel. Vitamin C dalam buah
kiwi tahan dalam penyimpanan suhu dingin selama enam bulan.
Kandungan kaliumnya berfungsi menjaga kestabilan tekanan
darah.
11. Mangga
Kaya akan beta karoten, kalium, vitamin C, flavonoid dan serat.
Kadar kaliumnya sangat tinggi sebuah ukuran sedang terdapat
200-250 gr kalium.
12. Melon
Kadar airnya tinggi, kaya vitamin A dan C. Dagingnya yang
berwarna jingga atau merah kaya akan beta karoten. Juga
mengandung vitamin B kompleks, kalium, magnesium, gula dan
likopen.
13. Kurma
Buah kurma mengandung kalsium, fosfor, potasium, vitamin A,
sodium, niasin dan sedikit vitamin C. Baik untuk meredakan
celiac, insomnia dan batuk.
14. Semangka
Mengandung kalsium, fosfor, zat besi, sodium, potasium,
vitaminA, vitamin C, asam folik, magnesium dan seng. Berguna
untuk mengatasi encok, keracunan urea, gangguan kulit dan
-
41
menghilangkan kolik. Kulitnya mengandung klorofil yang baik
untuk kelenjar dan darah.
2.4.5 Kandungan Macam-macam Vitamin
1. Vitamin A
Fungsi : Penting untuk indra penglihatan, menjaga kesehatan
Kulit dan imunitas Tubuh
Penyakit akibat kekurangannya : Rabun Senja, Katarak,
Hyperkeratosis (benjolan putih pada folikel rambut),
Keratomalacia (Perusakan Kornea)
Sumber Makanan Vitamin A : Buah-buahan berwarna Merah
dan Kuning (Wartel, Cabe Merah, Pisang, Pepaya), Susu,
Margarine, Hati dan Ginjal, Sayuran yang berwarna Hijau dan
Kuning.
2. Vitamin B1
Fungsi : Penting untuk system saraf dan fungsi jantung,
Mencegah penyakit beri-beri
Penyakit akibat kekurangannya : Daya tahun tubuh berkurang,
Penyakit Beri-beri, kurang nafsu makan, kulit kering, kulit
bersisik, susah buah air besar.
Sumber Makanan Vitamin B1 : Gandum, kacang hijau, kacang
kedelai, daging, susu, roti, tepung, ikan, daging tanpa lemak,
ayam dan lain sebagainya.
-
42
3. Vitamin B2
Fungsi: Penting untuk Kulit, Pertumbuhan jaringan tubuh,
mencegah kepekaan mata terhadap cahaya
Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Ariboflavinosis,
Turunnya daya tahan tubuh, kulit kering, kulit bersisik, mulut
kering, bibir pecah-pecah.
Sumber Makanan Vitamin B2 : Susu, Pisang, Kacang hijau,
asparagus, sayuran hijau yang berdaun, daging tanpa lemak.
4. Vitamin B3
Fungsi : Membantu makanan menjadi energi, membantu sistem
saraf, mencegah penyakit pellagra, mencegah berkurangnya
nafsu makan.
Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Pellagra (Penyakit
karena kurang makan), insomnia mual-mual, badan lemas, otot
mudah keram dan kejang.
Sumber Makanan Vitamin B3 : Telur, Roti, daging ayam,
daging sapi, ikan (tuna dan salmon), Sayur-sayuran, berdaun,
asparagus, hati, ragi, susu, Avokado, Brokoli.
5. Vitamin B5
Fungsi : Membantu pemecahan nutrisi makanan (terutama pada
lemak), menjaga komunikasi sistem saraf dan otak,
memproduksi senyawa asam lemak, sterol, neurotransmiter, dan
hormon tubuh.
-
43
Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Paresthesia, Otot
mudah kram, sulit tidur, kulit kering dan bersisik.
Sumber Makanan Vitamin B5 : Brokoli, Avokado, daging,
Sayur-sayuran.
6. Vitamin B6
Fungsi : Penting kesehatan gigi dan gusi, penting untuk sel-sel
darah merah dan sistem saraf, memproduksi antibodi.
Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Anemia (kekurangan
darah), Gangguan sistem saraf
Sumber Makanan Vitamin B6 : Daging, Pisang, sayur-sayuran
dan kacang-kacangan.
7. Vitamin B7
Fungsi : Membantu reaksi biokimia pada tubuh seperti transfer
karbondioksida dan metabolisme karbohidrat dan lemak.
Penyakit akibat kekurangannya : Dermatitis, Enteritis, depresi,
nusea, anemia dan kerontokan rambut.
Sumber Makanan Vitamin B7 : Daging, kuning telur, pisang,
kacang-kacangan, ragi dan gandum.
8. Vitamin B9
Fungsi : Mencegah kecacatan pada janin, membantu tubuh
dalam proses metobolisme protein yang berlangsung,
membangun sel-sel darah merah yang sehat, menurunkan resiko
penyakit jantung.
-
44
Penyakit akibat kekurangannya : Kecacatan pada janin
Sumber Makanan Vitamin B9 : Bayam, Kacang polong, biji
Bunga matahari, kentang, tomat, jeruk, Telur dan hati.
9. Vitamin B12
Fungsi : Menjaga kesehatan sistem saraf, mencegah penyakit
anemia dan penting untuk pertumbuhan bagi anak-anak.
Penyakit akibat kekurangannya : Penyakit Anemia (Kurang
darah), cepat lelah.
Sumber Makanan Vitamin B12 : Ikan, daging, telur, susu, hati.
10. Vitamin C
Fungsi : Penting untuk kesehatan gigi dan gusi serta tulang,
Membentuk sel-sel tubuh dan pembuluh darah, mencegah
penyakit kudis, meningkatkan daya tahan tubuh, sebagai
antioksidan.
Penyakit akibat kekurangannya : Lidah pecah-pecah,
berkurangnya energi / cepat lelah, penyakit kudis, penyakit
sariawan, anemia.
Sumber Makanan Vitamin C : Jeruk, Tomat, arbei, Strawberry,
asparagus, kol, susu, mentega dan ikan.
11. Vitamin D
Fungsi : Penting untuk Gigi dan tulang, membantu tubuh
menggunakan Kalsium dan Phospor, mencegah penyakit rahkitis
(pelunakan tulang pada anak-anak).
-
45
Penyakit akibat kekurangannya : Rheumatoid arthritis (radang
sendi), Penyakit Osteomalasia (hilangnya unsur fosfor dan
kalsium secara berlebihan), diabetes, Penyakit Rahkitis.
Sumber Makanan Vitamin D : Ikan, telur, hati, Jamur,
Kedelai, Susu, udang, tiram. Paparan sinar Matahari.
12. Vitamin E
Fungsi : Penting untuk fungsi darah, mencegah asam lemak
yang berlebihan, menjaga jaringan kesehatan kulit, mata, darah
merah dan hati, Sebagai antioksidan alami, melindungi paru-
paru dari polusi udara.
Penyakit akibat kekurangannya : kemandulan, gangguan saraf
dan otot.
Sumber Makanan Vitamin E : minyak sayur, gandum, padi-
padian, lettuce, ikan, ragi, kuning telur.
13. Vitamin K
Fungsi : membantu metabolisme tubuh dan mencegah penyakit
diabetes, menekan proses pendarahan akibat pemakain senyawa
aspirin atau antibiotik berlebihan, menurunkan risiko terkena
penyakit osteoporosis.
Penyakit akibat kekurangannya : menghambat pembekuan
darah, menurunnya kepadatan tulang.
Sumber Makanan Vitamin K : Sayuran berdaun hijau, avocado,
kiwi, peterseli (parsley).
-
46
2.4.6 Dampak Kurang Konsumsi Buah dan Sayur bagi Kesehatan
Beberapa dampak apabila seseorang kurang konsumsi buah dan
sayur antara lain:
1. Meningkatkan Kolesterol Darah
Jika tubuh kurang konsumsi buah dan sayur yang kaya akan
serat, maka dapat mengakibatkan tubuh kelebihan kolesterol
darah, karena kandungan serat dalam buah dan sayur mampu
menjerat lemak dalam usus, sehingga mencegah penyerapan
lemak oleh tubuh. Dengan demikian, serat membantu
mengurangi kadar kolesterol dalam darah.Serat tidak larut
(lignin) dan serat larut (pectin,β-glucans) mempunyai efek
mengikat zat-zat organik seperti asam empedu dan kolesterol
sehingga menurunkan jumlah asam lemak di dalam saluran
pencernaan. Pengikatan empedu oleh serat juga menyebabkan
asam empedu keluar dari siklus enterohepatic, karena asam
empedu yang disekresi ke usus tidak dapat diabsorpsi, tetapi
terbuang ke dalam feses. Penurunan jumlah asam empedu
menyebabkan hepar harus menggunakan kolesterol sebagai
bahan untuk membentuk asam empedu. Hal inilah yang
menyebabkan serat dapat menurunkan kadar kolesterol, jika
konsumsi serat kurang, maka proses tersebut tidak terjadi dan
akan menyebabkan kolesterol darah meningkat.
-
47
2. Gangguan Penglihatan/Mata
Kandungan vitamin A dalam buah dan sayur penting untuk
pertumbuhan, penglihatan dan meningkatkan daya tahan tubuh
terhadap penyakit dan infeksi. Vitamin A berfungsi dalam
penglihatan normal pada cahaya remang. Kecepatan
mataberadapatasi setelah terkena cahaya terang berhubungan
langsung dengan vitamin A yang tersedia di dalam darah untuk
membentuk rodopsin yang membantu proses.
3. Menurunkan Kekebalan Tubuh
Buah dan sayur sangat kaya dengan kandungan vitamin C
yang merupakan antioksidan kuat dan pengikat radikal bebas.
Vitamin C juga meningkatkan kerja sistem imunitas sehingga
mampu mencegah berbagai penyakit infeksi bahkan dapat
menghancurkan sel kanker. Jika tubuh kekurangan asupan
buah dan sayur, maka imunitas/kekebalan tubuh akan
menurun.
4. Meningkatkan Resiko Kegemukan
Kurang konsumsi buah dan sayur dapat meningkatkan
risiko kegemukan dan diabetes pada seseorang (WHO, 2003).
Buah berperan sebagai sumber vitamin dan mineral yang
penting dalam proses pertumbuhan. Buah juga bisa menjadi
alternatif cemilan (snack) yang sehat dibandingkan dengan
makanan jajanan lainnya, karena gula yang terdapat dalam
-
48
buah tidak membuat seseorang menjadi gemuk namun dapat
memberikan energi yang cukup (Khomsa, dkk, 2009). Sayuran
juga merupakan sumber vitamin dan mineral yang sangat
bermanfaat untuk pertumbuhan dan perkembangan individu.
Seseorang yang mengonsumsi cukup sayuran dengan jenis
yang bervariasi akan mendapatkan kecukupan sebagian besar
mkineral mikro dan serat yang dapat mencegah terjadinya
kegemukan. Selain itu, sayuran juga berperan dalam upaya
pencegahan penyakit degeneratif seperti PJK (Penyakit
Jantung Koroner), kanker, diabetes dan obesitas (Khomsa, dkk,
2009).
5. Meningkatkan Resiko Kanker Kolon
Diet tinggi lemak dan rendah serat (buah dan sayur) dapat
meningkatkan risiko kanker kolon. Penelitian epidemiologis
menunjukkan perbedaan insiden kanker kolorektal di Negara
maju seperti Amerika, Eropa dan di Negara berkembang
seperti Asia dan Afrika. Hal itu dikarenakan perbedaan jenis
makanan di Negara maju dan Negara berkembang tersebut,
dimana masyarakat di Negara maju lebih banyak mengonsumsi
lemak daripada di Negara berkembang (Puspita I, 2012). Serat
dapat menekan risiko kanker karena serat makanan diketahui
memperlambat penyerapan dan pencernaan karbohidrat, juga
membatasi insulin yang dilepas ke pembuluh darah. Terlalu
-
49
banyak insulin (hormon pengatur kadar gula darah) akan
menghasilkan protein dalam darah yang menambah risiko
munculnya kanker, yang disebut insulin growth factor (IGF).
Serat dapat melekat pada partikel penyebab kanker lalu
membawanya keluar dari dalam tubuh (Puspita I, 2012).
6. Meningkatkan Resiko Sembelit (Konstipasi)
Konsumsi serat makanan dari buah dan sayur, khususnya
serat tak larut (tak dapat dicerna dan tak larut air)
menghasilkan tinja yang lunak. Sehingga diperlukan kontraksi
otot minimal untuk mengeluarkan feses dengan lancar.
Sehingga mengurangi konstipasi (sulit buang air besar). Diet
tinggi serat juga dimaksudkan untuk merangsang gerakan
peristaltik usus agar defekasi (pembuangan tinja) dapat
berjalan normal. Kekurangan serat akan menyebabkan tinja
mengeras sehingga memerlukan kontraksi otot yang besar
untuk mengeluarkannya atau perlu mengejan lebih kuat. Hal
inilah yang sering menyebabkan konstipasi. Oleh karena itu,
diperlukan konsumsi serat yang cukup khususnya yang berasal
dari buah dan sayur (Puspitasari, 2009).
-
50
2.5 Kerangka Teori
Perilaku
Konsumsi
Buah dan
Sayur pada
Anak SD
Teman
Guru
Dukungan Keluarga
Media Penyuluhan
Pengetahuan
Sikap
Usia
Metode penyuluhan
Faktor Predisposisi
Faktor Pemungkin
Faktor Penguat
-
51
BAB 3
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep penelitian adahal suatu hubungan atau kaitan
antara konsep-konsep atau variabel-variabel yang akan diamati (diukur)
melalui penelitian yang dimaksud (Notoatmodjo, 2012). Dibawah ini
dijelaskan kerangka konsep yang akan dilakukan peneliti di SDN 01
Tawang Rejo Kota Madiun sebagai berikut :
3.2 Hipotesis Penelitian
Hipotesis adalah pernyataan dugaan tentang hubungan antara dua
variabel atau lebih yang menghubungkan variabel satu dengan variabel
lain (Rosjidi, Cholik Harun 2017). Hipotesis merupakan jawaban
sementara terhadap masalah penelitian yang kebenarannya harus diuji
secara empiris. Hipotesis menyatakan hubungan apa yang kita cari atau
1. Pengetahuan buah dan
sayur
2. Sikap Konsumsi Buah
dan Sayur
(Pre-Test)
Pemberian Media
Lintasan Arus
1. Pengetahuan buah dan
sayur
2. Sikap Konsumsi Buah
dan Sayur
(Post-Test)
Variabel Independen
(X)
Variabel Dependen (O1) Variabel Dependen (O2)
Gambar 2.2 Kerangka Teori
Sumber : Teori L. Green modifikasi ( Notoatmodjo, 2012)
-
52
ingin kita pelajari. Hipotesis adalah keterangan sementara dari hubungan
fenomena yang kompleks, oleh karena itu hipotesis menjadi sangat
penting dalam sebuah penelitian (Nasir,2011). Ditinjau dari operasi
rumusannya, ada dua jenis hipotesis yaitu:
1. Hipotesis nol atau hipotesis nihil, hipotesis ini dituliskan dengan ―Ho‖
adalah hipotesis yang meniadakan perbedaan antar kelompok atau
meniadakan hubungan sebab akibat antar variabel.
2. Hipotesis Ha, hipotesis ini ditulis dengan ―Ha‖. Hipotesis ini digunakan
untuk menolak atau menerima hipotesis nihil (nol). Hipotesis ini
menyatakaannya adanya hubungan antar variabel.
Dari penjelasannya diatas dapat disimpulkan bahwa hipotesis penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Ha: Ada pengaruh media permainan Lintasan Arus terhadap perubahan
pengetahuan tentang Konsumsi Buah dan Sayur pada siswa kelas 4
dan 5 SD 01 Tawang Rejo Kota Madiun
Ha: Ada pengaruh media permainan Lintasan Arus terhadap perubahan
sikap tentang Konsumsi Buah dan Sayur pada siswa kelas 4 dan 5 SD
01 Tawang Rejo Kota Madiun
-
53
BAB 4
METODE PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain penelitian merupakan perencanaan, pola dan strategi
penelitian sehingga dapat menjawab pertanyaan penelitian atau masalah
penelitian. Desain penelitian merupakan prosedur perencanaan dimana
peneliti dapat menjawab pertanyaan penelitian secara valid, objektif,
akurat dan hemat ekonomis (Rosjidi, Cholik Harun 2017).
Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian Quasi
Eksperiment, yaitu penelitian dengan melakukan intervensi (perlakuan)
pada subjek penelit