skripsi pengembangan kapasitas pemerintah ...repo.apmd.ac.id/564/1/skripsi 2.pdfpenyelenggaraan...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAH DESA MELALUI
PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI DESA DI DESA PAGERHARJO,
KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO
Disusun Oleh :
MAKELON SELEPOLE 13520030
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2018
ii
SKRIPSI
PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAH DESA MELALUI
PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI DESA DI DESA PAGERHARJO,
KECAMATAN SAMIGALUH,KABUPATEN KULONPROGO
Skripsi ini Diajukan Sebagai Syarat Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Ilmu Politik
(SIP), Program Studi Ilmu Pemerintahan Pada Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta
Disusun Oleh :
MAKELON SELEPOLE 13520030
PROGRAM STUDI ILMU PEMERINTAHAN
SEKOLAH TINGGI PEMBANGUNAN MASYARAKAT DESA “APMD”
YOGYAKARTA
2018
iii
HALAMAN PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi sebagai syarat memperoleh gelar sarjana
bukan merupakan hasil karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh
orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah dan disebutkan dalam daftar
pustaka. Saya menyatakan bersedia menerima sanksi pencabutan gelar akademik yang
saya peroleh dan sanksi-sanksi lainya sesuai dengan peraturan yang berlaku, apa bila
kemudian hari ditemukan adanya plagiasi dalam skripsi ini.
Yogyakarta 18 Oktober 2018
MAKELON SELEPOLE 13520030
v
MOTTO
Takut akan TUHAN adalah permulaan pengetahuan, tetapi orang bodoh
menghina hikmat dan didikan, (Amsal 1:7)
Mengucap syukurlah dalam segala hal, sebab ituiah yang dikendaki Allah di
dalam Kristus Yesus bagi kamu. (1 Tesalonika 5:18)
Hati Manusia Memikir-mikirkan Jalannya, Tetapi TUHAN Allahlah Yang
menentukan arah langkahnya. (Amsal 16:9)
Iman adalah segala sesuatu yang kita harapkan dan bukti dari segala sesuatu
yang kita lihat. (Ibrani 11:1)
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan memanjatkan rasa syukur kepada Tuhan yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan anugerah-NYA, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik, ada pun skripsi ini dipersembahkan kepada :
Ayah Kandung Tersayang Enot Selepole dan Ibu tercinta(Almalhuma)
Lerogo Yelemaken
Almamaterku Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD”
Yogyakarta
Istri Tercinta Omina Gombo,dan satu anak tersayang Rizmon Zhandrow
Selepole yang selalu ada hadir untuk mendapingi dan selalu menjadi
penyemangat hidup saya.
Kaka-Kaka Tersayang Elugun Selepole, S.Pak dan Ibu Dina Heselo, S.kep,
Yotaniel Selepole S.IP Terna Selepole, S.Kom Matius Selepole, S.Th Eli
Holanue, S.pak dan Kaka-Kaka Tersayang Nerry Selepole Hasue Selepole,
Ekamene Selepole, yang selalu mendukung saya dalam menempuh
perkuliahan
Neris Boruthnaban, S.IP Marthen Luter Gewo, S.IP Manase Halitopo, S.Pd
Jehuda Glamop,atas dukungan berupa moril maupun material sehingga
membantu saya dalam menempu gelar sarjana
Pemerintah Daerah Kabupaten Yahukimo
Jimi Wombi, S.T Sakina Suhuniap, S.Kep Deri Beanal, S.IP Tery Bahabol,
Attu Dapla, Riky Sobolim, Ben Makewa Pigai Andrian Yeimo, Moses
Douw selaku Teman-teman Seperjuangan
Adik-adik tersayang Elis Selepole, Tan Selepole, Olin Sobolim, Nahason
Siep, Alex Giban, Eneas Asso, Nikson Esema, Nikson Salak Thimotius
Matuan, (Almalhuma) Andew Sobolim, Arince Selepole, Feredy Sub, Etis
Sub, Antius Heselo, Ninius Mirin, Exzoni Molama, Eliana Bertha Holanue,
Dan teman-teman se-angkatang 2013 yang tak di sebut namanya.
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur dipanjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas berkat dan rahmatnya yang
selalu melimpa di dalam kehidupan ini, sehingga penulis dapat menyelesaikan
pembuatan skripsi yang berjudul “PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAH
DESA MELALUI PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI DESA DI DESA
PAGERHARJO, KECAMATAN SAMIGALUH, KABUPATEN KULONPROGO”
dengan baik. Skripsi ini merupakan salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh
mahasiswa dalam memperoleh gelar sarjana dari Progran Studi Ilmu Pemerintahan
Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa “APMD” Yogyakarta.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih banyak
kekurangan. Tampa bantuan dari berbagai pihak, tidak mungkin bagi menulis untuk
menyelesaikan studi dan penyusunan skripsi ini. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya atas petunjuk
dan bimbingan yang telah penulis terima selama malakukan penyusunan skripsi ini
kepada :
1. Bapak Habib Muhsin, S.Sos, M.Si selaku Ketua Sekolah Tinggi Pembangunan
Masyarakat Desa”APMD” Yogyakarta;
2. Bapak Gregorius Sahdan, S.IP, M.A selaku Ketua Program Studi Ilmu
Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat Desa”APMD”
Yogyakarta yang telah memberikan izin penelitian untuk penulis;
3. Bapak Drs. Supardal, M.Si selaku dosen pembimbing penulis, yang telah banyak
memberikan bimbingan dan masukan dalam penulisan ini.
viii
4. Bapak Drs. Parwoto, M.Si dan Bapak Ir. Muhammad Barori, M.Si selaku dosen
penguji dan sekalian yang memberikan saran dan kritik untuk memperbaiki skripsi
penulis
5. Seluruh Dosen Ilmu Pemerintahan Sekolah Tinggi Pembangunan Masyarakat
Desa”APMD” Yogyakarta
6. Pihak Pemerintah Desa Pagerharjo, Kepala Dukuh-Kepala Dukuh serta seluruh
masyarakat Desa Pagerharjo yang tak dapat disebutkan namanya satu per-satu
penulis mengucapkan banyak terimah kasih yang tak terhingga atas kerja samanya
sehinga dapat membantu penulis dalam memberikan data-data yang dibutuhkan.
7. Serta semua pihak yang tak dapat penilis menyebutkan namanya satu per-satu yang
telah membantu penulis dalam penyelesaian skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan, sehingga kritik
dan saran membangun masih penyusun butuhkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Yogyakarta 18 Oktober 2018 Penulis
MAKELON SELEPOLE
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN
HALAMAN JUDUL ................................................................................................. i
HALAM PERNYATAAN ......................................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................... iii
HALAMAN MOTTO................................................................................................. iv
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................................. v
KATA PENGANTAR ............................................................................................... vi
DAFTAR ISI .............................................................................................................. vii
DAFTAR TABEL ..................................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................................ xii
INTISARI ................................................................................................................. xiv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ....................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .............................................................................. 4
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 4
D. Manfaat Penelitian ............................................................................... 4
E. Kerangka Konseptual......................................................................... 4
1. Pengembnagan Kapasitas................................................................. 4
2. Tujuan Pengembangan Kapasitas ................................................... 7
3. Karakteristik Pengembangan Kapasitas ..........................................
4. Dimensi dan Tingkat Pengembangan Kapasitas................................
5. Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kapasitas ...................
8
9
14
x
F. Ruang Lingkup Penelitian .................................................................. 29
G. Metode Penelitian ................................................................................. 30
1. Jenis Penelitian ................................................................................ 30
2. Unit Analisis ................................................................................... 31
3. Teknik Pengumpulan Data .............................................................. 32
4. Teknik Analisis Data ....................................................................... 33
BAB II PROFIL DESA PAGERHARJO ........................................................ 35
A. Keadaan Umum Desa Pagerharjo ....................................................... 35
B. Geografis Desa Pagerharjo .................................................................. 37
C. Demografis Desa Pagerharjo ............................................................... 40
D. Keadaan Ekonomi Desa ....................................................................... 50
E. Sarana dan Prasarana Desa .................................................................. 53
F. Pemerintah Desa Pagerharjo ................................................................ 60
BAB III PENGEMBANGAN KAPASITAS PEMERINTAH DESA
MELALUI PENGELOLAAN SISTEM INFORMASI DESA.............
80
A. Deskripsi Informan ............................................................................... 83
B. Analisis Tingkat Individu,Organisai,Sistem......................................... 88
1. Pengembangan Kapasitas yang dilakukan oleh Pemerintah Desa di Desa Pagerharjo ..........................................................................
92
2. Kelengkapan Fasilitas Pengelolaan Melalui Sistem Informasi Desa Di Desa Pagerharjo............................................................................
93
3. Kualitas Proses Pengelolaan Sistem Informasi Desa di Desa
Pagerharjo...........................................................................................
95
xi
4. Kinerja Pemerintah Desa dalam Menjawab Keluhan Masyarakat
Desa di Desa Pagerharjo....................................................................
96
5. Proses Pengelolaan Sistem Informasi Desa yang di Berikan Kepada
Masyarakat di Desa Pagerharjo.........................................................
97
6. Sikap Pemerintah Desa Pagerharjo dalam Merespon Keluhan dari
Masyarakat Penguna Sistem Informasi Desa Pagerharjo....................
99
7. Penguna keluhan dari masyarakat sebagai referensi ....................... 100
8. Pemerintaha desa melalui pengelolaan sistem informasi desa .......
101
9. Pemerintah desa di Desa Pagerharjo dalam menjaring aspirasi
masyarakat .....................................................................................
103
BAB IV PENUTUP .......................................................................................... 106
A. Kesimpulan ..................................................................................... 106
B. Saran …………………………………………................................... 114
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 117
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Daftar Nama Lurah/ Kepala DesaSebelum dan Sesudah Berdirinya
Desa Pagerharjo ....................................................................................
36
Tabel 2.1 Pola Penggunaan Tanah ........................................................................ 38
Tabel 2.3 Jumlah Penduduk menurut Pedukuhan ................................................. 41
Tabel 2.4 Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin ............................................ 42
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk menurut Kelompok Usia .......................................... 43
Tabel 2.6 Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan ................................... 44
Tabel 2.7 Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian ...................................... 46
Tabel 2.8 Jumlah Penduduk menurut Agama ....................................................... 48
Tabel 2.9 Jumlah Kepala Keluarga menurut Status Kesejahteraan Sosial ............ 49
Tabel 2.10 Jenis Hasil Bidang Pertanian, Perkebunan dan Perikanan .................... 50
Tabel 2.11 Usaha Jasa/ Ketrampilan ..................................................................... 52
Tabel 2.12 Sarana dan Prasarana Kesehatan ......................................................... 54
Tabel 2.13 Tenaga Kesehatan ................................................................................. 55
Tabel 2.14 Sarana dan Prasarana Pendidikan ......................................................... 56
Tabel 2.15 Sarana dan Prasarana Peribadatan ........................................................ 57
Tabel 2.16 Sarana dan Prasarana Umum ............................................................... 58
Tabel 2.17 Data Pemerintah Desa Pagerharjo ......................................... 72
Tabel 2.18 Data Pemerintah Desa Pagerharjo menurut Jenis Kelamin .................. 73
Tabel 2.19 Data Pemerintah Desa Pagerharjo menurut Tingkat Pendidikan .......... 74
Tabel 2.20 Data Pemerintah Desa Pagerharjo menurut Kategori Usia ................... 75
Tabel 2.21 Data Keadaan Kelembagaan Desa Pagerharjo ...................................... 76
xiii
Tabel 2.22 Fasiitas Sistem Informasi Desa Pageharjo............................................. 79
Tabel 3.1 Identitas informan ................................................................................. 83
Tabel 3.2 Data informan berdasarkan Usia ........................................................... 84
Tabel 3.3 Data informan berdasarkan jenis kelamin ............................................. 85
Tabel 3.4 Data informan berdasarkan jabatan ....................................................... 86
Tabel 3.5 Data informan berdasarkan tingkat pendidikan .................................... 87
xiv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Sistem informasi...................................................................................25
Gambar 1.2 Model Sistem Informasi Desa..............................................................29
Gambar 1.3 Bagan Struktur Organisasi Pemerintah desa Pagerharjo Periode 2014 –
2020 ....................................................................................................64
xv
DAFTAR LAMPIRAN
1. Surat Permohonan Ijin Penelitian
2. Surat Tugas
3. Surat Keterangan Izin Penelitian Dari Pemerintah Daerah Kabupaten
Kulonprogo, Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
xvi
INTISARI
Latar Belakang Masalah Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pengembangan kapasitas pemerintah desa melalui pengelolaan sistem informasi desa. Informasi merupakan kebutuhan mendasar di era sekarang ini bagi setiap organisasi dalam rangka mengantisipasi segala kemungkinan yang terjadi sebagai akibat dari semakin pesatnya perubahan yang sedemikian kompleks. Sistem informasi yang digunakan berfokus pada sistem informasi berbasis computer (computerbased information system) dengan tujuan: informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, efektif, efisien, transparan dan akuntabel. Perkembangan teknologi informasi sekarang ini juga sangat perlu diterapkan dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan di Indonesia sebagai organisasi formal yang memiliki peran terdepan dalam konteks berbangsa dan bernegara baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/kota maupun pemerintah desa, dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik (good governances) Metode Penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data inferkualitatif berupa kata-kata tertulis atau lisan yang dapat diamati penelitian kualitatif dapat digunakan untuk mengkaji kualitas hubungan, kegiatan, situasi atau material.wilayah pedukuhan yang dapat ditugaskan untuk membantu pemerintah desa namun pada kenyataannya tidak diberdayakan dan difungsikan untuk membantu dan mengelola sistem informasi desas sesuai dengan cakupan wilayah pelayanannya. Melihat masyarakat Desa Pagerharjo yang semakin meningkat baik kualiatas maupun kuantitasnya dengan wilayah pemerintahannya yang cukup luas sehingga masyarakat akan membutuhkan adanya pelayanan yang cepat, tepat dan berkualitas pada satu sisi, sedangkan pada sisi lainnya adanya perubahan sistem informasi desa, dan perkembangan desa yang sangat pesat seiring dengan perubahan arah pembangun nasional yang memjadikan desa sebagai basis utamanya, perlu ditata dan dikendalikan sebagaimana diamanatkan dalam sistem informasi desa Hasil Penelitian adalah model penerapan SID pengaruhnya terhadap pelayanan publik di Desa Pagerharjo.Subjek penelitian adalah Teknik Pengumpulan data yang digunakan diantaranya observasi dilakukan untuk mengamati berbagai peraktek melalui pengelolaan SID di Desa Pagerharjo.Wawancara mendalam dipergunakan untuk memperoleh wawasan dan perspektif informan penerapan SID dalam mendorong percepatan pelayanan publik aparat petugas pelayana dan warga masyarakat. Pemerintahan Desa secara struktural, Kepala Desa selaku pemimpin (leader ship) dapat mengorganisir aparatur pelaksana dibawahnya, yaitu sekretaris desa, kepala seksi,Permusyawaratan desa kepala seksi Badan Pemerintah Desa Kepala seksi umum serta staf adminstrasi desa dan Kaur Prencanaan dan terkait,dengan mengembangkan kapasitas guna mendistribusikan kewenangannya sesuai bidang tugas dan cakupan wilayah pelayanan yang dimiliki, Namun jika dilihat dari realitas dilapangan, pengelolaan Sistem Informasi Desa belum berjalan secara maksimal karena sistem informasi desa bisa meningkatkan untuk kualitas pengelolaan dilaksanakan melalui internet Pemerintah Desa, melalui pengelolaan sistem informasi yang diselenggarakan oleh Pemerintah Desa masih di akomodir oleh Pemerintah Desa, sehingga Pemerintah Desa mengalami kendala dalam pengembangan kapasitas sistem informasi desa,.
Kata Kunci: Pengembagan, Kapasitas, Pemerintah Desa, Sistem Informasi Desa.
xvii
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Informasi merupakan kebutuhan mendasar di era sekarang ini bagi
setiap organisasi dalam rangka mengantisipasi segala kemungkinan yang
terjadi sebagai akibat dari semakin pesatnya perubahan yang sedemikian
kompleks. Sistem informasi yang digunakan berfokus pada sistem informasi
berbasis komputer (computerbased information system) dengan tujuan:
informasi yang dihasilkan dapat lebih akurat, berkualitas, efektif, efisien,
transparan dan akuntabel.
Perkembangan teknologi informasi sekarang ini juga sangat perlu diterapkan
dalam penyelenggaraan sistem pemerintahan di Indonesia sebagai organisasi
formal yang memiliki peran terdepan dalam konteks berbangsa dan bernegara
baik pemerintah pusat, pemerintah provinsi, pemerintah kabupaten/ kota
maupun pemerintah desa, dalam upaya mewujudkan tata kelola pemerintahan
yang baik (good governances).
Hadirnya Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa
mempertegas pengakuan akan keberadaan desa sebagai kesatuan masyarakat
hukum yang memiliki batas wilayah yang berwenang untuk mengatur dan
mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan/ atau hak tradisional
yang diakui dan dihormati dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan
Republik Indonesia. Hal ini berati bahwa desa merupakan basis kekuatan
2
penyelenggaraan pemerintahan, memiliki kewenangan untuk mengatur rumah
tangganya secara mandiri sesuai dengan potensi dan karakterisitik yang
dimiliki melingkupi empat bidang utama, yaitu, bidang penyelenggaraan
pemerintahan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa, yang dilakukuan mulai dari tahapan perencanaan,
pelaksanaan serta evaluasi. Kewenangan tersebut bukan hanya menjadi
tanggung jawab pemerintah desa semata, melainkan juga dibutuhkan peran
aktif seluruh komponen yang ada di desa termasuk masyarakat.
Berdasarkan UU Desa Pasal 86 tentang sistem informasi desa
disebutkan bahwa desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem
informasi yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten atau Kota.
Pada pasal 82 dan 86 terdapat beberapa kelengkapan penerapan pasal tersebut
antara lain Internet Jaringan Internet Desa, Situs Web Desa, Sistem Informasi
Desa, Kantor Elektronik (E-office), dan Sosial Media. Kelengkapan UU Desa
pasal 86 membantu masyarakat agar dapat mengakses informasi melalui
sistem informasi desa dan kelengkapan undang- undang Desa ini juga untuk
meminimalisir dominasi pemerintah desa dalam penyelenggaraan
pemerintahan pada satu sisi dan pada sisi lainnya dapat memberi penguatan
terhadap peningkatan pemberdayaan masyarakat sehubungan dengan
penyusunan, pelaksanaan, dan pengawasan kebijakan di desa serta
memberikan kontribusi positif bagi perkembangan desa itu sendiri sebagai
media publikasi penyebarluasan informasi potensi desa secara terbuka kepada
masyarakat, meningkatkan pelayanan administrasi publik secara cepat, hemat
3
waktu dan hemat anggaran, sebagai media untuk menyampaikan aspirasi,
permasalahan dan hasil pelaksanaan sistem informasi kepada pemerintah
dengan cepat, serta memudahkan investor dan pelaku usaha untuk
berinvestasi, memasarkan usaha masyarakat melalui konten iklan desa dengan
terarah dan mudah diakses oleh semua kalangan.
Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo,
merupakan salah satu desa di Indonesia yang hingga saat ini belum memiliki
kelengkapan fasilitas penunjang sistem informasi desa. Kondisi ini
mengakibatkan penyelenggaraan pemerintahan dalam pelaksanaan pembinaan
kemasyarakatan dan pemberdayaan masyarakat yang dilakukan oleh
pemerintah desa terkesan statis, artinya walaupun secara kasat mata terlihat
perubahan yang cukup signifikan dalam proses secara fisikal, namun hal
tersebut terjadi bukan karena menguatnya nilai kemandirian desa secara
politik dan ekonomi, tetapi lebih disebabkan oleh sifat konsumeristik desa
pada bantuan finansial pemerintah supra melalui kucuran dana desa (DD) dari
pemerintah pusat dan dana alokasi desa (ADD) dari pemerintah daerah
kabupaten/ kota, yang sekaligus dapat menjadi kelemahan desa itu sendiri
untuk tunduk dan patuh pada kepentingan pemerintah di atasnya.
Keterbatasan fasilitas penunjang systeminformasi di Desa Pagerharjo,
Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo juga mempengaruhi
pengolahan data desa yang tidak ter-up to date, yaitu bahwa pengolahan data
desa secara manual tidak mampu mengimbangi arus perubahan yang begitu
pesat dalam segala aspek, baik dalam lingkup desa itu sendiri, maupun dalam
4
lingkup yang lebih luas di luar desa, sehingga upaya untuk memetakan
potensi yang menjadi kekuatan desa menjadi terbengkalai dan tidak optimal,
dengan demikian tentunya akan sulit untuk menghadapi tantangan dan
ancaman masa depan.
B. Rumusan Masalah
Bagaimana pengembangan kapasitas pemerintah desa melalui pengelolaan
Sistem Informasi Desa?
C. Tujuan Penelitian
Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk
mendeskripsikan pengembangan kapasitas pemerintah desa melalui
pengelolaan sistem informasi desa.
D. Manfaat Penelitian
Penelitian ini, diharapkan dapat memberikan secara teoritis dan secara
praktis manfaat sebagai suatu masukan bagi Pemerintah Desa dalam
meningkatkan kapasitasnya guna pengelolaan sistem informasi desa secara
baik dan benar sehingga mudah diakses oleh masyarakat desa dan seluruh
pemangku kepentingan.
E. Kerangka Konseptual
1. Pengembangan Kapasitas
1.1. Pengertian Pengembangan Kapasitas
Dalam perkembangannya, pendefinisian pengembangan kapasitas
sampai saat ini cukup beragam didefinisikan oleh para ahli dengan
alasan bahwa pengembangan kapasitas merupakan konsep yang
5
universal dan memiliki dimensi yang beragam. Menurut Morgan
(Soeprapto, 2010 : 10) pengembangan kapasitas adalah kemampuan,
ketrampilan, pemahaman, sikap, nilai-nilai hubungan, perilaku,
motivasi, sumber daya dan kondisi-kondisi yang memungkinkan
setiap individu, organisasi, jaringan kerja/ sektor, dan sistem yang
lebih luas untuk melaksanakan fungsi-fungsi mereka dan mencapai
tujuan yang telah ditetapkan dari waktu ke waktu.
Pendapat di atas sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Yap
(Gandara, 2008 : 9) bahwa capacity building adalah sebuah proses
untuk meningkatkan induvidu, group, organisasi, komunitas dan
masyarakat untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Selain itu
definisi Capacity Building menurut Grindel (Keban, 2008 : 201) lebih
khusus dalam bidang pemerintahan berpendapatan bahwa, capacity
building merupakan serangkaian strategi ditunjukan untuk
meningkatkan efesiensi, efektivitas, dan responsitas dari kinerja
pemerintah, dengan memusatkan perhatian kepada pengembangan
dimensi, sumberdaya manusia, penguatan organisasi, dan reformasi
kelembagaan atau lingkungan.
Berdasarkan definisi capacity building di atas terkandung makna suatu
supaya yang berhubungan dengan perbaikan kualitas sumber daya
manusia, upaya untuk mendorong organisasi agar dapat berjalan
sesuai dengan fungsinya, serta upaya untuk menciptakan kondisi
6
lingkungan, yang dibutuhkan oleh organisasi agar dapat berfungsi
dengan baik.
Berdasarkan penjelasan di tas dapat menjelaskan bahwa pengertian
capacity building biasanya dipahami sebagai upaya membantu
pemerintah, masyarakat atau induvidu-induvidu dalam
mengembangkan keterampilan dan keahlian yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan-tujuan. Program capactity building (pengembangan
kapasitas) pada dasarnya didesain untuk memperkuat kemampuan
dalam mengevaluasi pilihan-pilihan kebijakan mereka dan
menjalankan keputusan-keputusan dengan efektif. Pengembangan
kapasitas termasuk di dalamnya pendidikan dan pelatihan, reformasi
peraturan dan kelembagaan, pengetahuan, tekhnologi dan juga
asistensi finensial. Pendekatan utama yang bertujuan untuk
memperkuat kemampuan manusia agar dapat menentukan sendiri.
pengembangan kapasitas (capacity building) merupakan suatu
pendekatan utama yang bertujuan memperkuat kemampuan manusia
agar dapat menentukan sendiri apa yang berguna bagi dirinya dan
prioritas hidupnya serta kemampuan mengorganisir diri untuk
melakukan perubahan bagi masa depan. Pengembangan kapasitas
umumnya dipahami sebagai upaya membantu pemerintah, masyarakat
ataupun induvidu dalam mengembangkan keahlian dan keterampilan
yang dibutuhkan untuk mewujudkan tujuan-tujuan.
7
Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (2001) mendefinisikan
bahwa capacity building adalah peningkatan kemampuan (kapasitas)
secara dinamis untuk mencapai kinerja dalam menghasilkan out-
put dan out-come pada kerangka tertentu. Kebijakan dalam
mewujudkan tujuan-tujuan.
Berdasarkan beberapa penjelasan di atas maka dapat disimpulkan
bahwa pengembangan kapasitas (capacity building) adalah usaha
yang dilakukan untuk meningkatkan kemampuan aparatur (sumber
daya manusia) untuk mewujudkan tujuan-tujuan dari suatu organisasi
dalam menjalankan keputusan-keputusan secara efektif melalui
peningkatan pemahaman, ketrampilan dan kemampuan.
1.2. Tujuan Pengembangan Kapasitas
pengembangan kapasitas adalah serangkaian strategi yang ditujukan
untuk meningkatkan efisiensi, efektifitas dan responsifitas dari
kinerja.
pengembangan kapasitas adalah pembelajaran, berawal dari
mengalirnya kebutuhan untuk mengalami suatu hal, mengurangi
ketidaktahuan dan ketidakpastian dalam hidup dan mengembangkan
kemampuan yang dibutuhkan untuk beradaptasi menghadapi
perubahan.
Berdasarkan pendapat kedua ahli di atas, maka tujuan dari
pengembangan kapasitas dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu :
8
1) Secara umum diidentikan pada perwujudan keberlanjutan suatu
sistem;
2) Secara khusus ditujukan untuk mewujudkan kinerja yang lebih
baik yang dapat dilihat dari beberapa aspek sebagai berikut :
3) Efisiensi dalam hal waktu dan tenaga (sumber daya) yang
dibutuhkan guna mencapai hasil yang diinginkan;
4) Efektifitas berupa kepantasan yang dilakukan demi hasil yang
diinginkan;
5) Responsifitas yakni bagaimana mensinkronkan antara kebutuhan
dan kemampuan untuk maksud tertentu;
6) Pembelajaran yang berdampak pada kinerja individu, kelompok,
organisasi dan sistem.
1.3. Karakteristik Pengembangan Kapasitas
Pengembangan kapasitas (Gandara, 2008:16) dapat dicirikan dengan
hal-hal sebagai berikut :
1) Merupakan sebuah proses yang berkelanjutan;
2) Memiliki esensi sebagai sebuah proses internal
3) Dibangun dari potensi yang telah ada;
4) Memiliki nilai intrinsik tersendiri;
5) Mengurus masalah perubahan;
6) Menggunakan pendekatan terintegrasi dan holistik.
Dari ciri-ciri di atas, dapat dimaknai bahwa peningkatan kapasitas
bukan proses yang berangkat dari ketiadaan, melainkan berawal dari
9
membangun potensi yang sudah ada yang selanjutnya diproses untuk
meningkat kualitas baik secara individu, kelompok, organisasi serta
sistem agar dapat bertahan di tengah lingkungan yang mengalami
prubahan secara terus menerus.
Peningkatan kualitas dimaksud bukan hanya ditujukan pada satu
komponen atau bagian dari sebuah sistem saja melainkan
diperuntukan bagi seluruh komponen yang bersifat satu kesatuan yang
tidak terpisahkan atau saling terkait antar bagian-bagian yang ada
dalam sebuah sistem yang mencakup multi dimensi serta bersifat
dinamis.
Konsep dasar dari Pengembangan Kapasitas adalah pembelajaran,
namun penerapannya dapat diukur sesuai dengan tingkat
pencapaiannya, apakah diperuntukan dalam jangka waktu yang
pendek, menengah atau panjang, dimana proses pada tingkatan yang
terkecil berkaitan dengan pembelajaran dalam diri individu, kemudian
pada tingkat kelompok, organisasi dan sistem yang juga turut
dipengaruhi oleh faktor eksternal yang merupakan lingkungan
pembelajaran.
1.4. Dimensi dan Tingkat Pengembangan Kapasitas
Untuk menilai fokus dari pengembangan kapasitas banyak kriteria
yang digunakan, akan tetapi sangat sulit untuk menentukan secara
tepat fokus yang mempengaruhi kapasitas. Oleh karena itu,
melakukan peninjauan terhadap berbagai pendapat para ahli maupun
10
melihat berbagai penelitian yang telah dilakukan sebelumnya.
Pengembangan kapasitas menurut pendapat Bank Dunia (Keban, 2008
: 202) yang mencakup peningkatan kemampuan kepada:
1) Pengembangan sumber daya manusia.
2) Organisasi yaitu peraturan, struktur, proses, sumberdaya, dan gaya
manajemen.
3) Jaringan kerja interaksi organisasi, yaitu koordinasi kegiatan-
kegiatan organisasi, fungsi jaringan kerja, dan interaksi formal dan
informal.
4) Lingkungan organisasi, yaitu aturan dan perundang-undang
yang mengatur pelayan publik, tanggung jawab dan kekuasaan
antara lembaga, kebijakan yang menghambat tugas-tugas
pembangunan, dan dukungan keuangan dan anggaran.
5) Lingkunagan kegiatan yang luas,yaitu mencakup faktor politik,
ekonomi, dan kondisi-kondisi yang berpengaruh terhadap kinerja.
Grindle (Kumortomo dan Widaningrum, 2010: 32) membedakan
langkah-langkah pengembangan kapasitas atas tiga kelompok, yakni
pengembangan sumber daya manusia, penguatan organisasi, dan
reformasi dan kelembagaan. Djumadi (2006 : 153) menyatakan bahwa
pengembangan kapasitas harus dilakukan secara efektif melalui tiga
tingkatan yaitu :
11
1) Tingkat sistem, seperti kerangka kerja yang berhubungan dengan
pengaturan, kebijakan-kebijakan, dan kondisi dasar yang
mendukung pencapaian objektifitas kebijakan tertentu.
2) Tingkat institusional atau keseluruhan satuan, contoh: struktur
organisasi, proses pengambilan keputusan di dalam organisasi-
organisasi, prosedur dan mekanisme pekerjaan, penguatan sarana
dan prasana, hubungan-hubungan dan jaringan-jaringan organisasi.
3) Tingkat individu, contohnya pengembangan keterampilan individu
dan persyaratan-persyaratan, pengetahuan, tingkah laku,
pengelompokan pekerjaan, dan motivasi-motivasi dari pekerjaan
orang-orang didalam organisasi.
Sagune (2009:45-46) menyatakan pengembangan kapasitas ini
sendiri merupakan sebuah proses di mana individu, organisasi,
institusi, dan masyarakat mengembangkan kemampuan secara
sendiri maupun bersama untuk menjalankan fungsi, memecahkan
masalah, dan merancang dalam mencapai tujuan, secara efektif,
efisien, dan berkelanjutan. Seperti yang dikemukakan diatas bahwa
dimensi pengembangan kapasitas mencakup 3 (tiga) aspek, yaitu:
1) Individu, Orang-orang pada organisasi maupun di luar organisasi
yang terkait dengan tujuan yang akan dicapai
2) Organisasi, baik organisasi formal maupun non-formal tidak
saja yang ada dalam struktur pemerintahan tetapi juga mencakup
pihak swasta dan masyarakat
12
3) Sistem, menyangkut seluruh proses yang terkait dengan
perumusan-perumusan kebijakan dan pengambilan keputusan”.
Kegiatan administrasi dan manajemen yang efektif tentu
memperhatikan dan memahami perbedaan setiap individu yang
ada di dalam organisasi tersebut. Dengan memperhatikan dan
memahami setiap individu, tentu akan mempermudah penempatan
dan pengelompokan kerja setiap individu sesuai dengan kemampuan
yang dimiliki. Sofyan Arif (2011:5.34) menjelaskan bahwa “Dengan
memahami pola tingkah laku individu dan motivasinya diharapkan
pada manajer dapat meramalkan atau memperkirakan apa tindakan
individu yang akan terjadi pada berbagai situasi sehingga sebelumnya
dapat menyesuaikan kebijakannya dalam mengelola organisasi”.
Dilakukannya ketiga aspek tersebut secara efektif dan
berkesinambungan akan memberikan hasil yang berpengaruh kepada
good governance, sehingga dalam pengembangan kapasitas tersebut
akan menghasilkan tenaga-tenaga profesional yang mampu dalam
kapasitas teknis yang pelaksanaannya didasarkan pada 3 (tiga)
tingkatan, yaitu :
1. Tingkat Individu
Tingkatan individu merupakan tingkatan pengembangan kapasitas
yang dilakukan dari masing-masing individu Perangkat Desa
melalui kemampuan dan pengelompokan kerja.
13
a. Ketrampilan, yaitu pengembangan kemampuan yang dilakukan
melalui pendidikan, pelatihan, pengajaran, dan pembelajaran
secara luas kepada perangkat Desa pagerharjo, baik secara
formal, maupun secara informal seperti kursus, pelatihan,
magang, sosialisasi, dan lain-lain.
b. Kemampuan, yaitu potensi yang dimiliki perangkat Desa
Pagerharjo yang kemudian diaplikasikan kedalam tugas yang
dibebankannya sebagai pengelola sistem informasi desa.
c. Pengelompokan kerja, yaitu bidang pekerjaan yang dibebankan
kepada Perangkat Desa Pagerharjo sesuai dengan keahlian yang
mereka miliki.
2. Tingkat Organisasi
Tingkatan Organisasi merupakan tingkatan pengembangan
kapasitas yang dilakukan dari organisasi Pemerintah Desa
Pagerharjo melalui pengembangan aturan main organisasi, sistem
kepemimpinan, pengembangan sumber daya, dan penediaan sarana
dan prasarana kerja.
a. Pengambilan Keputusan, yaitu proses menentukan suatu
kebijakan atau program Pemerintah Desa Pagerharjo yang
dilakukan secara musyawarah.
b. Sumber Daya, yaitu nilai yang dimiliki Pemerintah Desa
Pagerharjo berupa anggaran yang disediakan untuk mendukung
peningkatan kualitas kinerja aparatur pemerintahan.
14
c. sarana dan prasarana kerja, yaitu penyediaan fasilitas pendukung
yang sesuai dengan kebutuhan dan tuntutan tugas.
3. Tingkat Sistem
Tingkatan Sistem merupakan tingkatan pengembangan kapasitas
yang dilakukan dari sistem penyelenggaraan. Pemerintah Desa
Pagerharjo meliputi kerangka kerja dan kebijakan.
a. Kerangka Kerja, yaitu dasar acuan atau Standard Operating
Procedure (SOP) yang dijadikan sebagai pedoman kerja bagi
pemerintah desa Pagerharjo melalui mengelola sistem
informasi desa.
b. Kebijakan, yaitu program-program yang dibuat pemerintah desa
Pagerharjo sebagai pengelola sistem informasi desa yang
bertujuan untuk membangun serta memberdayakan masyarakat
desa.
1.5. Faktor yang Mempengaruhi Pengembangan Kapasitas
Terdapat banyak faktor yang mempengaruhi penyelenggaraan
maupun kesuksesan program pengembangan kapasitas (capacity
building) dalam pemerintahan desa. Namun secara khusus, faktor-
faktor yang mempengaruhi pengembangan kapasitas meliputi hal lima
yaitu, komitmen besama, kepemimpinan, reformasi peraturan,
reformasi kelembagaan, dan pengakuan tentang kekuatan dan
kelemahan yang dimiliki (Djumandi, 2006 : 154-156), antara lain :
15
1) Komitmen bersama (collective commitments) dari seluruh aktor
yang terlibat dalam sebuah organisasi (termasuk pemerintah desa),
hal ini sangat menentukan sejauh mana pengembangan kapasitas
akan dilaksanakan ataupun disukseskan. Komitmen bersama ini
merupakan modal dasar yang harus terus menerus ditumbuh
kembangkan dan dipelihara secara baik karena faktor ini akan
menjadi dasar dari seluruh rancangan kegiatan yang akan dilakukan
oleh sebuah organisasi. Tanpa adanya komitmen baik dari
pemimpin tingkat atas, menengah maupun bawah dan juga staf
yang dimiliki, sangatlah mustahil mengharapkan program
pengembangan kapasitas untuk bisa berlangsung apalagi berhasil
dengan baik.
2) Kepemimpinan (leardership). Faktor kepemimpinan merupakan
salah satu hal yang paling mendasar dalam mempengaruhi inisiasi
dan kesuksesan program pengembangan kapasitas. Dalam kontek
lingkungan organisasi publik, harus terus menerus di dorong oleh
mekanisme kepemimpinan yang dinamis sebagaimana yang
dilakukan oleh sektor swasta. Hal ini karena tantangan ke depan
yang semakin berat dan realitas keterbatasan sumber daya yang
dimiliki sektor publik, selain itu gaya kepemimipinan merupakan
salah satu pendorong efektifitas suatu kelompok organisasi.
3) Reformasi peraturan. Kontekstualitas politik pemerintahan desa di
Indonesia serta aparatur desa yang selalu berlindung pada peraturan
16
yang ada serta faktor legal formal proseural merupakan hambatan
yang paling serius dalam kesuksesan program pengembangan
kapasitas. Oleh karena itu, sebagai sebuah bagian dari
implementasi program yang sangat dipengaruhi oleh faktor
kepemimpinan maka reformasi peraturan merupakan salah satu
cara yang perlu dilakukan dalam rangka menyukseskan program
kapasitas ini.
4) Reformasi kelembagaan. Reformasi peraturan di atas tentunya
merupakan salah satu bagian yang penting dari reformasi
kelembagaan. Reformasi kelembangaan pada intinya menunjuk
kepada pengembangan iklim budaya yang kondusifbagi
penyelenggaraan program pengembangan kapasitas induvidu dan
kelembangaan menuju pada realitas tujuan yang ingin dicapai.
Reformasi kelembagaan menunjuk dua aspek penting yaitu
struktural dan kultural. Kedua aspek ini harus dikelola sedemikian
rupa dan menjadi aspek yang penting dan kondusif dalam
menopang program pengembangan kapasitas dalam pemerintahan
desa di Indonesia.
5) Pengakuan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Karena
pengembangan kapasitas harus diawali pada identifikasi kapasitas
yang dimiliki maka harus ada pengakuan dari personal dan
lembaga tentang kelemahan dan kekuatan yang dimiliki dari
kapasitas yang tersedia. Pengakuan ini penting karena kejujuran
17
tentang kemampuan yang dimilki merupakan salah satu syarat yang
harus dimiliki dalam rangka menyukseskan program
pengembangan kapasitas.
Dari pemaparan di atas, maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor
yang mempengaruhi pengembangan kapasitas adalah, Komitmen
bersama, Kepemimpinan, Reformasi peraturan, Reformasi
kelembagaan, dan pengakuan tentang kekuatan dan kelemahan yang
dimiliki oleh Pemerintah Desa Pagerharjo melalui pengelolaan
sistem informasi desa.
1.Pemerintah Desa
Pemerintah Desa menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang
Desa adalah kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan
perangkat desa atau yang disebut dengan nama lain.
Pemerintah desa yang terdiri dari kepala desa dan perangkat desa bertugas
menyelenggarakan sistem kepemerintahan desa, pemberdayaan
masyarakat, pemberian pelayanan dan pembinaan kemasyarakatan desa.
Sejalan dengan itu, Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2014 tentang
Perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Peraturan
Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa juga
mengartikan bahwa pemerintah desa adalah kepala desa atau yang
disebut dengan nama lain dibantu perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara kepemerintahan desa.
18
Pada pasal 26 ayat (2) UU Nomor 6 Tahun 2014 menyatakan, bahwa
dalam melaksanakan tugas, Kepala Desa berwenang:
a. memimpin penyelenggaraan Pemerintahan Desa;
b. mengangkat dan memberhentikan perangkat Desa;
c. memegang kekuasaan pengelolaan Keuangan dan Aset Desa;
d. menetapkan Peraturan Desa;
e. menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
f. membina kehidupan masyarakat Desa;
g. membina ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;
h. membina dan meningkatkan perekonomian Desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala produktif
untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat Desa;
i. mengembangkan sumber pendapatan Desa;
j. mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian kekayaan negara
guna meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
k. mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat Desa;
l. memanfaatkan teknologi tepat guna;
m. mengoordinasikan Sistem informasi Desa secara partisipatif;
n. mewakili Desa didalam dan diluar pengadilan atau menunjuk kuasa
hukum untuk mewakilinya sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan; dan
o. melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
19
Berdasarkan kewenangan yang dimiliki oleh kepala desa, maka secara
hukum memiliki tanggung jawab yang besar, oleh karena itu untuk efektif
harus ada pendelegasian kewenangan kepada para pembantunya atau
memberikan mandat. Oleh karena itu dalam melaksanakan kewenangan
Kepala Desa diberikan sebagaimana ditegaskan pada pasal 26 ayat (3) UU
No 6 Tahun 2014, yaitu : dalam melaksanakan tugas Kepala Desa berhak:
a. mengusulkan struktur organisasi dan tata kerja Pemerintah Desa;
b. mengajukan rancangan dan menetapkan Peraturan Desa;
c. menerima penghasilan tetap setiap bulan, tunjangan, dan penerimaan
lainnya yang sah, serta mendapat jaminan kesehatan;
d. mendapatkan pelindungan hukum atas kebijakan yang dilaksanakan;
dan
e. memberikan mandat pelaksanaan tugas dan kewajiban lainnya kepada
perangkat Desa.
Patut disadari, bahwa disamping kewenangan dan hak yang dimiliki
Kepala Desa memiliki kewajiban yang ditegaskan dalam UU No 6 Tahun
2014 pada pasal 26 ayat (4). Dalam melaksanakan tugas Kepala Desa
berkewajiban:
a. memegang teguh dan mengamalkan Pancasila, melaksanakan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta
mempertahankan dan memelihara keutuhan Negara Kesatuan Republik
Indonesia, dan Bhinneka Tunggal Ika;
b. meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa;
20
c. memelihara ketenteraman dan ketertiban masyarakat Desa;
d. menaati dan menegakkan peraturan perundang-undangan;
e. melaksanakan kehidupan demokrasi dan berkeadilan gender;
f. melaksanakan prinsip tata Pemerintahan Desa yang akuntabel,
transparan, profesional, efektif dan efisien, bersih, serta bebas dari
kolusi, korupsi, dan nepotisme;
g. menjalin kerja sama dan koordinasi dengan seluruh pemangku
kepentingan di Desa;
h. menyelenggarakan administrasi Pemerintahan Desa yang baik;
i. mengelola Keuangan dan Aset Desa;
j. melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan Desa;
k. menyelesaikan perselisihan masyarakat di Desa;
l. mengembangkan perekonomian masyarakat Desa;
m. membina dan melestarikan nilai sosial budaya masyarakat Desa;
n. memberdayakan masyarakat dan lembaga kemasyarakatan di Desa;
o. mengembangkan potensi sumber daya alam dan melestarikan
lingkungan hidup; dan
p. memberikan informasi kepada masyarakat Desa.
Penyelenggaraan pemerintahan desa berdasakan asas dalam Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa yaitu:
a. Kepastian hukum
b. Tertib penyelenggaraan pemerintahan
c. Tertib kepentingan umum
21
d. Keterbukaan
e. Proposionalitas
f. Profesionalitas
g. Akuntanbilitas
h. Efektifitas dan efesiensi
i. Kearifan local
j. Keberagaman
k. Partisipasif
Peraturan Pemerintah Nomor 47 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 43 Tahun 2014 tentang Pelaksanaan Undang-Undang
Desa menyebutkan bahwa yang dimaksud dengan Pemerintahan Desa
adalah penyelenggaraan urusan pemerintahan dan kepentingan masyarakat
setempat dalam sistem pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Adapun Widjaja (Budiarti, 2016:13) menyatakan bahwa penyelenggaraan
pemerintahan desa merupakan subsistem dari sistem penyelenggaraan
pemerintah Indonesia. Sebagai subsistem dari penyelenggaraan
kepemerintahan Indonesia, desa yang dipimpin oleh kepala desa memiliki
kewenangan untuk mengatur dan mengurus kepentingan masyarakatnya.
Selain itu, kepala desa juga bertanggung jawab kepada Badan
Permusyawaratan Desa dan menyampaikan laporan pelaksanaan tersebut
kepada Bupati.
22
Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa pemerintahan
desa merupakan komunitas terendah dari sistem kepemerintahan negara
yang memiliki otoritas dan kewenangan untuk mengatur dirinya sendiri.
Sebagai komunitas terendah, pemerintahan desa atau yang disebut dengan
nama lain berhak di akui akan keberadaanya oleh bangsa sebagai wilayah
yang otonomi dan berdikari.
Pemerintahan desa, diselenggarakan oleh pemerintah desa yang terdiri dari
kepala desa atau yang disebut dengan nama lain dan perangkat desa atau
yang disebut dengan nama lain. Sedangkan pemerintah desa dapat
disimpulkan sebagai pelaksana tugas dan fungsi kepemerintahan desa yang
terdiri dari kepala desa, sekretaris desa dan perangkat desa yang lain.
Sebagai pelaksana tugas dan fungsi kepemerintahan desa, pemerintah desa
di tuntut untuk bertanggung jawab dan patuh terhadap aturan perundang-
undangan yang berlaku.
2. Sistem Informasi
Untuk mendefinisikan sistem informasi, perlu terlebih dulu memahami apa
itu sistem dan apa itu informasi. Pengertian sistem menurut Sumantri (Inu
Kencana, 2015 : 20) adalah sekelompok bagian-bagian yang bekerja
bersama-sama untuk melakukan suatu maksud, apabila salah satu bagian
rusak atau tidak dapat menjalankan tugasnya, maka maksud yang hendak
23
dicapai tidak akan terpenuhi atau setidaknya sistem yang sudah terwujud
akan mendapat gangguan.
Menurut Rustianto (2012 : 1), sistem adalah sekumpulan unsur yang
berhubungan antara satu dengan yang lainnya sedemikian rupa berproses
mencapai tujuan tertentu, atau suatu tatanan dimana terjadi suatu kesatuan
dari berbagai unsur yang saling berkaitan secara teratur menuju
pencapaian ussur dalam batas lingkungan tertentu.
Dari pengertian di atas, dapat dikatakan bahwa sistem merupakan suatu
rangkaian unsur atau komponen yang saling berhubungan, dimana bila
salah satu unsur atau komponen terganggu, maka akan berpengaruh pada
unsur atau komponen yang lainnya.
Pengertian informasi menurut Rustianto (2012 : 4) adalah merupakan data
yang telah diolah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi pengambilan
keputusan.
Menurut Fakhri Husein (2006 : 5), informasi adalah data yang telah diolah
menjadi suatu bentuk yang mempunyai arti yang bermanfaat bagi
manusia. Lebih lanjut dikatakan, bahwa data adalah aliran fakta-fakta
mentah yang menunjukan peristiwa yang terjadi dalam organisasi dan
lingkungan fisik sebelum diorganisir dan ditata menjadi suatu bentuk yang
bisa dipahami dan digunakan.
Dari kedua pendapat di atas, dapat dikatakan bahwa infomasi merupakan
data yang diolah menjadi sesuatu yang berarti dan bermanfaat bagi suatu
organisasi dalam membantu pengambilan keputusan dan pengawasan.
24
Setelah menguraikan arti dari sistem dan informasi, maka dapat
disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan sistem informasi adalah
rangkaian komponen yang saling berhubungan untuk melakukan aktivitas
pengumpulan dan pengolahan data menjadi sesuatu yang berarti dan
bermanfaat bagi organisasi dalam membantu pengambilan keputusan dan
pengawasan.
Fakhri Husein (2006 : 5) menjelaskan bahwa terdapat tiga aktivitas yang
terjadi pada sistem informasi, yaitu:
a. Input, adalah sekumpulan data mentah dalam organisasi maupun luar
organisasi untuk diproses dalam suatu sistem informasi.
b. Processing, adalah konversi/ pemindahan, manipulasi dan analisis input
mentah menjadi bentuk yang lebih berarti bagi manusia.
c. Output. adalah distribusi informasi yang sudah diproses ke anggota
organisasi dimana output trsebut akan digunakan. Infomrasi dalam hal
ini juga membutuhkan umpan balik (feedback), yaitu output yang
dikembalikan ke anggota organisasi yang berkepentingan untuk
membantu mengevaluasi atau memperbaiki input, sebagaimana terlihat
dalam gambar berikut ini :
25
Gambar 1
Sistem Informasi
Sumber: Fakhri Husein, 2006. Sistem Informasi Manajemen.
UPP STIM YKPN: Yogyakarta: Hal. 5
Sistem infomrasi memiliki tujuan sebagaimana yang dikemukakan oleh
Rustiyanto (2012 : 8), untuk :
a. Menyediakan informasi yang dipergunakan di dalam perhitungan harga
pokok jasa, produk dan tujuan lain yang diinginkan manajemen.
b. Menyediakan informasi yang dipergunakan dalam perencanaan,
pengendalian, pengevaluasian dan perbaikan berkelanjutan.
c. Menyediakan informasi untuk pengambilan keputusan.
Sistem informasi yang dimaksudkan dalam penelitian ini adalah sistem
informasi desa yang menyediakan informasi tentang proses pembangunan
desa.
26
3. Sistem Informasi Desa
Sistem Informasi Desa (SID) telah menjadi bagian yang tidak dapat
dipisahkan dari pembangunan desa dan pembangunan kawasan pedesaan.
Dengan adanya peran perubahan paradigma pembangunan desa membuat
SID menjadi sangat penting. SID dikembangkan sesuai dengan visi UU
Desa yaitu menjadikan desa kuat, mandiri, sejahtera, dan demokratis. Oleh
sebab itu, SID di atur khusus dalam UU Desa melalui pasal 86.
Sehubungan dengan itu, dalam Pasal 86 undang-undang dimaksud
menyatakan bahwa, desa berhak mendapatkan akses informasi melalui
sistem informasi desa yang dikembangkan oleh pemerintah daerah
kabupaten/kota, meliputi penyediaan fasilitas perangkat keras dan
perangkat lunak, jaringan serta sumber daya manusia yang dikelola oleh
pemerintah desa sebagai penyelenggara pemerintahan di desa untuk
menyediakan informasi, meliputi data desa, serta informasi lain yang
berhubungan dengan desa.
Berdasarkan UU Desa No 32/24 tentang Pemerintah Daerah dan PP
no 72/2005 tentang Desa tidak diatur secara khusus tentang sistem
informasi seperti SID. Undang-Undang Desa ini menegaskan pentingnya
SID dalam perencanaan dan pembangunan desa, oleh karena itu dalam
pasal 86 ayat 2 dan ayat 5 mewajibkan kepada pemerintah dan pemda
untuk mengembangkan SID, dan pengelolahannya dilakukan oleh
pemerintah desa agar dapat diakses oleh masyarakat desa dan pemangku
kepentingan lainya. Ayat 6 menjelaskan bahwa pemerintah daerah
27
kabupaten/kota menyediakan informasi perencanaan pembangunan
kabupaten/kota untuk desa. Berdasarkan UU Desa pasal 86 dibagi menjadi
6 ayat sebagai berikut:
1. Desa berhak mendapatkan akses informasi melalui sistem informasi
Desa yang dikembangkan oleh Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.
2. Pemerintah dan Pemerintah Daerah wajib mengembangkan sistem
informasi Desa dan pembangunan Kawasan Perdesaan.
3. Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi
fasilitas perangkat keras dan perangkat lunak, jaringan, serta sumber
daya manusia.
4. Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) meliputi
data Desa, data Pembangunan Desa, Kawasan Perdesaan, serta
informasi lain yang berkaitan dengan Pembangunan Desa dan
pembangunan Kawasan Perdesaan.
5. Sistem informasi Desa sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dikelola
oleh Pemerintah Desa dan dapat diakses oleh masyarakat Desa dan
semua pemangku kepentingan.
6. Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota menyediakan informasi.
Perencanaan sistem informasi desa idealnya dilakukan dengan mengacu pada
prinsip-prinsip penting. Antara lain:
1. Sistem informasi desa adalah kewenangan da kewajiban pemerintah
daerah di tingkat kabupaten/kota;
28
2. Data yang dikelola melalui sistem informasi desa perlu ditetapkan
sebagai data terbuka (open data);
3. Sistem Informasi Desa bukan semata teknologi, melainkan sumber
daya manusia.
4. Penerapan Sistem informasi desa tidak boleh menghilangkan peluang,
kesempatan dan upaya desa untuk membangun data yang relevan
dengan kewenangan lokal berskala desa;
5. Penerapan Sistem Informasi Desa harus mengakomodir kebutuhan
desa untuk tetap memiliki, mengembangkan dan menggunakan data
sebagai bagian tidak terpisahkan dari perencanaan di tingkat desa;
6. Standardisasi Data dalam informasi desa tidak boleh menghilangkan
kesempatan pemeratah desa untuk mengembangkan data yang relevan
terkait dengan kewenangan lokal berskala desa;
Penggunaan ICT dapat mengubah transformasi pemerintah desa terutama
dalam pengawasan maupun dalam hal penguatan kapasitas. Dengan
terjadinya perubahan ini dapat mengoprasikan aplikasi sistem yang di
gunakan mulai dari memasukan data, mengelolah sampai menganalisis
data. Upaya yang di lakukan pemerintah desa dalam meningkatkan
kualitas adalah dengan menggunakan aplikasi Sistem Pemerintah Desa
(SISPEMDES) dengan adanya SISPEMDES ini dapat memberikan
pelayanan kepada masyarakat dan dapat menghemat waktu yang sangat
singkat.
29
Gambar 2. Model Sistem Informasi Desa.
Maka dari itu, dengan adanya Udang-Undang Desa Pasal 86 tentang
Sistem Informasi Desa (SID) dan SISPEMES tidak hanya memberikan
kontribusi positif bagi perkembangan dan kemajuan desa itu sendiri tetapi
juga membantu masyarakat dalam membangun komunikasi antara
pemerintah pusat dan Pemerintah Desa.
F. Ruang Lingkup Penelitian
Setelah memaparkan kerangka teori, maka yang menjadi ruang lingkup
pengembangan kapasitas pemerintah desa melalui pengelolaan sistem
informasi desa, akan difokuskan pada pengembangan kapasitas tingkat
individu, tingkat organisasi, dan tingkat sistem, sebagai berikut:
1. Tingkat Individu
SISTEM INFORMASI DESA
Data Desa
Pembangunan Desa
Pembangunan Kawasan
Kawasan Pedesaan
Pemangku Kepentingan Informasi Kabupaten
Akses dan Info Warga
30
a. Kemampuan aparatur Pemerintah Desa Pagerharjo melalui
pengelolaan sistem informasi desa.
b. Pengelompokan kerja sesuai keahlian Aparatur Pemerintah Desa
Pagerharjo melalui pengelolaan sistem informasi desa.
2. Tingkat Organisasi
a. Program kerja Pemerintah Desa Pagerharjo melalui pengelolaan sistem
informasi desa.
b. Penyediaan anggaran/dana Pemerintah Desa melalui pengelolaan sistem
informasi desa.
3. Tingkat Sistem
a. Pedoman kerja Pemerintah Desa Pagerharjo melalui pengelolaan sistem
informasi desa
b. Kebijakan pemerintah desa dalam penguatan aparatur Pemerintah Desa
Pagerharjo melalui pengelolaan sistem informasi desa.
G. Metode Penelitian
a. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
penelitian kualitatif.Menurut Bogdan dan Guba (Suharsaputra, 2014:181),
penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan
data diskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan
perilaku yang dapat diamati.Sedangkan menurut Fraengkel dan Wallen
(Suharsaputra, 2014:181), menyatakan bahwa penelitian kualitatif dapat
31
digunakan untuk mengkaji kualitas hubungan, kegiatan, situasi atau
material.
Dari pernyataan beberapa ahli di atas, maka dapat disimpulkan
bahwa penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang lebih
dititik beratkan pada penguatan kualitas yang dikembangkan dari data dan
informasi dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan dan disajikan secara
naratif.
Dalam penelitian kualitatif, pernyataan tujuan penelitian memegang
peranan penting, disamping sebagai gambaran umum mengenai orientasi
teoritis yang akan digunakan, juga berperan dalam mengarahkan
pelaksanaan penelitian. Biasanya tujuan penelitian mengacu pada masalah
yang akan diteliti, namun demikian bisa juga tujuan penelitian menjadi
titik tolak dalam perumusan masalah, meskipun dalam penelitian kualitatif
bersifat relatif karena berkembang terus sejalan dengan aktivitas penelitian
serta temuan-temuan yang diperoleh dalam kerja lapangan.
b. Unit Analisis
Unit analisis dari sebuah penelitian meliputi obyek dan subyek dari
penelitian, dimana yang menjadi objek penelitian ini
adalahpengembangan kapasitas pemerintah desa melalui pengelolaan
sistem informasi desa dan yang menjadi subjek penelitian ini adalah
Aparatur Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten
Kulonprogo sebagai penyelenggara administrasi kependudukan di desa,
sedangkan yang menjadi informan atau narasumber yang penentuannya
32
dilakukan dengan menggunakan teknik purposive yaitu informan dipilih
berdasarkan pertimbangan-pertimbangan tertentu sesuai tujuan penelitian.
Adapun informan atau narasumber yang ditentukan dalam penelitian ini
sebanyak 12 (duabelas) orang, antara lain:
a. Kepala Desa
b. Sekretaris Desa
c. Kepala Seksi Pemerintahan
d. Staf administrasi desa
e. Badan Permusyawaratan Desa
f. Masyarakat
g. Sie Umum
h. Kaur Perencanaan
4 .Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam pelaksanaan penelitian ini menggunakan
beberapa teknik, antara lain:
a. Observasi, melakukan pengamatan atau peninjauan langsung ke Desa
Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo untuk
melihat kelengkapan fasilitas penunjang sistem informasi desa dan
proses pengelolaan sistem informasi desa.
b. Wawancara, yaitu mewawancarai para informan atau narasumber
yang terlibat secara langsung maupun yang berpartisipasi serta
merasakan dampak dalam pengelolaan sistem informasi pembangunan
desa, mulai dari tahapan perencanaan pembangunan, pelaksanaan
33
pembangunan, hingga tahapan monitoring dan evaluasi pembangunan
di Desa Pagerharjo.
c. Dokumen, yaitu teknik memperoleh data dengan mempelajari
dokumen-dokumen desa yang berhubungan dengan pengelolaan
sistem informasi desa, antara lain dokumen perencanaan desa
(RPJMDesa, RKPDesa, APBDesa, pedoman kerja aparatur desa, dan
lain-lain). Diharapkan, dokumen-dokumen dimaksud dapat
mendukung dan memboboti proses analisis hasil penelitian.
5.Teknik Analisis Data
Teknik analisa data dapat dilakukan dengan model analisis inferkualitatif
kualitatif di mana intinya adalah interaksi antar komponen penelitian
maupun pengumpulan data selama pelaksanaan penelitian. Analisa data
dilakukan untuk menganalisis pengembangan kapasitas pemerintah desa
dalam pengelolaan sistem informasi desa. Analisis pada data kualitatif
yang dilakukan meliputi (Sugiyono, 2012).
a. Reduksi Data
Reduksi data diartikan proses pemilihan, pemusatan, atau
penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data kasar yang
mengacu dari catatan lapangan, reduksi data berlangsung terus
menerus selama penelitian berlangsung. Reduksi data merupakan
suatu bentuk analisis yang menajamkan, menggolongkan,
34
mengarahkan, membuang data yang tidak perlu, mengorganisasi data
sedemikian rupa sehingga dapat ditarik suatu kesimpulan.
b. Penyajian Data
Penyajian data merupakan upaya penyusunan, pengumpulan informasi
kedalam suatu matriks atau konfigurasi yang mudah dipahami.
Konfigurasi semacam ini akan memudahkan dalam penarikan
kesimpulan atau penyerderhanaan informasi yang komplek kedalam
suatu bentuk yang dapat dipahami. Penyajian data yang sederhana dan
mudah dipahami adalah cara utama untuk menganalisis data deskriptif
kualitatif yang valid.
35
BAB II
PROFIL DESA PAGERHARJO
A. Keadaan Umum Desa Pagerharjo
1. Sejarah Desa Pegerharjo
Setiap Desa atau Daerah memiliki sejarah dan latar belakang yang berbeda, yang
merupakan pencerminan dari karakter dan ciri khas tertentu dari suatu daerah.
Sejarah desa atau daerah selalu menjadi cerita turun temurun dari penduduk desa
atau daerah setempat sehingga sulit untuk mencari fakta, karena masing-masing
individu menjabarkan dengan kapasitas kemampuan dirinya dalam menyerap isi
sejarah tersebut. Dan tidak jarang cerita tersebut dihubungkan dengan mitos pada
tempat-tempat tertentu yang dianggap keramat oleh masyarakat setempat, seperti
halnya di desa Pagerharjo memiliki adat atau tradisi yang merupakan identitas
desa secara turun temurun.
Berdasarkan hal tersebut diatas, akhirnya melahirkan gagasan dan pemikiran dari
para tokoh, baik tokoh agama, tokoh adat, tokoh masyarakat dan semua elemen
masyarakat yang ada, dengan penuh semangat dan harapan membangun
Kelurahan maka timbullah satu ide, bagaimana jika tiga kalurahan tersebut
digabung yaitu kelurahan Plono dengan seorang Lurah bernama Slamet Karyo
Sentono.
Dari ketiga kelurahan tersebut akhirnya digabung menjadi satu Kelurahan dan
nama kelurahan diambil dari huruf-huruf tertentu dari tiga kelurahan yaitu P
adalah Plono, GER adalah Gegerbajing dan Jo adalah Kalirejo maka tersusunlah
36
sebuah kalimat yang berbunyi PAGERHARJO yang berarti desa yang ramai dan
kaya.
Adapun Nama-Nama yang pernah menjabat sebagai Kepala Desa berdasarkan
periode tahun kepemimpinan di Desa Pagerharjo,:
Periode Nama Lurah / Kepala
Desa
Keterangan
1. S/d tahun 1948 Kariyo Sentono Kelurahan Plono
2. S/d tahun 1948 R. Dermo Kelurahan Gegerbajing
3. S/d tahun 1948 R. Udikromo Kelurahan Kalirejo
4. 1949 – 1990 Kariyo Sentono Desa Pagerharjo
5. 1991 – 1999 Samso -
6. 2000 – 2013 Dra. Keksi Wuryaningsih -
7. 2014 – 2020 Widayat -
Nama-Nama di atas menjelaskan bahwa Desa Pagerharjo terbentuk pada tahun
1949 dengan menggabungkan tiga keluharahan, yakni Kelurahan Plono,
Kelurahan Gegerbajing dan Kelurahan Kalirejo. Pemerintahan Desa Pagerharjo
telah mengalami pergantian periodesasi sebanyak empat kali, hingga sekarang
dipimpin oleh Widayat selaku Kepala Desa untuk periode tahun 2014-2020
37
B. Geografis Desa Pagerharjo
1. Luas dan Batas Wilayah
Desa Pagerharjo, Kecamatan Samigaluh, Kabupaten Kulonprogo memiliki luas
wilayah sebesar 1.069,5115 Ha dengan batasan wilayah sebagai berikut :
• Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kabupaten Magelang
• Sebelah Selatan berbatasan dengan Desa banjarsari
• Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Purworejo
• Sebelah Timur berbatasan dengan Desa Ngargosari Samigaluh
2. Pola Penggunaan Tanah
Pola penggunaan lahan di Desa Pagerharjo terdiri dari wilayah untuk pemukiman,
persawahan, perkebunan, perikanan, pemakaman, perkantoran dan prasarana
umum. Adapun perinciannya dapat dilihat pada tabel berikut ini
38
Tabel 2.1.
Pola Penggunaan Tanah
No. Pembangunan Luas (Ha) %
1. Pemukiman 351,2375 32,84
2. Persawahan 108,4500 10,14
3. Perkebunan 123,7200 11,57
4. Perikanan 2,8000 0,26
5. Pemakaman 3,2060 0,30
6. Perkantoran 0,5000 0,05
7 Prasarana Umum 479,5980 44,84
Jumlah 1.069,5115 100
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa pola penggunaan tanah di
Desa Pagerharjo paling banyak digunakan untuk pembangunan Prasarana Umum
seluas 351,2375 Ha atau sebesar 44,84%, sedangkan pola penggunaan tanah
paling sedikit digunakan pada pembangunan perikanan seluas 2,8000 Ha atau
sebesar 0,26%, pemakaman seluas 3,2060 atau sebesar 0,30% dan perkantoran
seluas 0.5000 atau sebesar 0.05%.
39
3. Kondisi Topografi
Desa Pagerharjo terletak di wilayah Kecamatan Samigalu, Kabupaten
Kulonprogo, Jawa Tengah. Secara topografis, Desa Pagerharjo terletak pada
ketinggian 600-700 m dari permukaan air laut, dengan dataran seluas 32.085 Ha
dan tingkat kemiringan sebesar 1.037,426 Ha. Kondisi seperti ini, sangat
menunjang pengembangan pertanian penduduk.
4. Kondisi Hidrologi
Desa Pagerharjo adalah daerah pertanian dengan irigasi berpengairan teknis,
didukung oleh aliran sungai kecil dan beberapa sumur galian sehingga dapat
mencukupi kebutuhan irigasi pertanian. Curah hujan rata-rata 2.500-3000 mm
pertahun dengan suhu udara 18-300c.
5. Kondisi Geologi
Kondisi tanah di wilayah Desa Pagerharjo merupakan daerah perbukitan/
pegunungan yang subur dengan struktur tanah yang merupakan tanah berpasir dan
berbatu cadas sehingga dapat memicu terjadinya tanah longsor.
40
C. Demografis Desa Pagerharjo
1. Jumlah Penduduk
Desa Pagerharjo memiliki jumlah penduduk sebanyak 5.111 jiwa dari 1.467
kepala keluarga. Data-data kependudukan ini meliputi keadaan penduduk menurut
pedukuhan, jenis kelamin, kelompok usia, tingkat pendidikan, agama, mata
pencarian dan status kesejahteraan sosial
a. Jumlah Penduduk Menurut Pedukuhan
Jumlah penduduk yang tersebar di 20 (dua puluh) pedukuhan dapat diuraikan pada
tabel sebagai beriku
41
Tabel 2.3.
Jumlah Penduduk menurut Pedukuhan
No. Pendukuhan Jumlah %
1. Separang 201 3,93
2. Sarigono 289 5,65
3. Ngemplak 246 4,81
4. Plono Barat 232 4,54
5. Plono Timur 369 7,22
6. Nglingo Barat 252 4,93
7. Nglingo Timur 238 4,66
8. Jabolawang 233 4,56
9. Ngaglik 242 4,73
10. Ngentak 267 5,22
11. Sinogo 312 6,10
12. Gegerbajing 221 4,32
13. Kemesu 220 4,30
14. Kalirejo Utara 228 4,66
15. Kalirejo Selatan 259 5,07
16. Kalinongko 258 5,05
17. Jetis 301 5,89
18. Beteng 254 4,97
19. Suren 261 5,11
20. Mendolo 228 4,46
Jumlah 5.111 100
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
42
Penyebaran penduduk berdasarkan tabel di atas, terlihat cukup merata pada setiap
pedukuhan yang ada di Desa Pagerharjo. Jumlah penduduk yang paling menonjol
berada di Pedukuhan Plono Timur sebanyak 369 jiwa atau sebesar 7,22% dan
yang paling sedikit berada di Pedukuhan Separang dengan jumlah penduduk
sebanyak 201 jiwa atau sebesar 3,93
b. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin
Jumlah penduduk Desa Pagerharjo menurut jenis kelamin dapat disajikan pada
tabel berikut ini :
Tabel 2.4.
Jumlah Penduduk menurut Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah %
1. Laki-laki 2.573 50,34
2. Perempuan 2.538 49,66
Jumlah 5.111 100
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Jumlah penduduk menurut jenis kelamin, lebih banyak didominasi oleh laki-laki.
Sesuai data pada tabel di atas, menjelaskan bahwa penduduk berjenis kelamin
laki-laki berjumlah 2.573 jiwa atau sebesar 50,34% sedangkan perempuan
berjumlah 2.538 jiwa atau sebesar 49,66%.
43
c. Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia
Jumlah penduduk Desa Pagerharjo berdasarkan kelompok usia dapat diuraikan
dalam tabel berikut ini :
Tabel 2.5.
Jumlah Penduduk menurut Kelompok Usia
No. Kelompok Usia Jumlah %
1. 0-15 tahun 890 17,41
2. 16-30 tahun 1,586 31,03
3. 31-45 tahun 1,586 31,03
4. 46-60 tahun 1.049 20,53
Jumlah 5.111 100
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa sebagian besar penduduk berada
pada kelompok usia 16-55 tahun yang dikategorikan sebagai kelompok usia
produktif sebanyak 3.172 jiwa atau sebesar 62,06%. Ini berupakan potensi sumber
daya manusia yang harus diperhatikan dan diberdayakan sebagai kekuatan dalam
penyelenggaraan pembangunan di Desa Pagerharjo.
44
d. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
Jumlah penduduk Desa Pagerharjo berdasarkan tingkat pendidikan dapat disajikan
pada tabel berikut ini :
Tabel 2.6.
Jumlah Penduduk menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah %
1. Tidak Tamat SD 2 0,10
2. SD 221 11,52
3. SLTP 730 38,06
4. SLTA 872 45,46
5. Diploma 36 1,88
6. Sarjana 57 2,97
Jumlah 1.918 100
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
e .Jumlah Penduduk Menurut Kelompok Usia dan
Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidiknan
Dari tabel diatas,disimpulkan bahwa penduduk usia dan tingkat pendidikan desa
pagerharjo berjumlah total 7,029 jiwa
45
Dari tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa penduduk Desa Pagerharjo yang
(sempat) mengenyam pendidikan berjumlah 5.111 jiwa bila dibandingkan dengan
total penduduk 1.918 jiwa. Hal ini berarti, sebanyak 3.193 jiwa penduduk desa
tidak/ belum sempat mengenyam pendidikan. Namun dari penduduk yang pernah
mengenyam bangku pendidikan, sebagian besar dapat menyelesaikan pendidikan
SLTA sebanyak 872 jiwa dan SLTP sebanyak 730 jiwa. Hal ini merupakan modal
besar Desa Pagerharjo karena memiliki potensi sumber daya manusia yang
berkualitas dalam menunjang penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan di
desa. Oleh karena itu, Pemerintah Desa Pagerharjo perlu secara berkelanjutan
mempertahankan atau bahkan berupaya meningkatkan kualitas sumber daya
manusianya dengan menyelenggarakan pembangunan di bidang pendidikan
sebagai prioritasnya.
Jumlah Penduduk menurut Kelompok Usia
a. Jumlah Penduduk Menurut Mata Pencaharian
Jumala penduduk Desa Pagerharjo menurut mata pencaharian dapat disajikan
dalam tabel berikut ini :
46
Tabel 2.7.
Jumlah Penduduk menurut Mata Pencaharian
No. Mata Pencarian Jumlah %
1. Buruh Tani 132 3,39
2. Petani 1.905 48,93
3. Peternak 1.203 30,90
4. Pedagang 60 1,54
5. Tukang Kayu 87 2,23
6. Tukang Batu 91 2,34
7. Penjahit 13 0,33
8. PNS 63 1,62
9. Pensiunan 92 2,36
10. TNI/ Polri 8 0,21
11. Perangkat Desa 26 0,67
12. Buruh Industri 205 5,27
13. Tukang Cukur 8 0,21
Jumlah 3.893 100
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
47
Dari tabel di atas, dapat terlihat bahwa mata pencarian penduduk Desa Pagerharjo
cukup variatif, dan yang paling menonjol adalah penduduk dengan mata pencarian
sebagai petani sebanyak 1.905 jiwa atau sebesar 48,93% kemudian disusul oleh
penduduk dengan mata pencarian sebagai peternak sebanyak 1.203 jiwa atau
sebesar 30,90%. Hal ini disebabkan oleh karakteristik Desa Pagerharjo sebagai
desa agararis sehingga sangat cocok untuk pengembangan usaha di bidang
pertanian dan peternakan. Oleh karena itu, Pemerintah Desa Pagerharjo perlu
mengembangkan usaha pertanian dan peternakan sebagai usaha unggulan desa
secara profesional dengan menggunakan teknologi tepat guna untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
b. Jumlah Penduduk Menurut Agama
Pada tabel berikut ini akan diuraikan jumlah penduduk Desa Pagerharjo menurut
agama sebagai berikut :
48
Tabel 2.8.
Jumlah Penduduk menurut Agama
No. Agama Jumlah %
1. Islam 3.924 76,78
2. Kristen Protestan 425 8,32
3. Kristen Katolik 759 14,85
4. Hindu - 0
5. Budha - 0
6. Aliran Kepercayaan 3 0,06
Jumlah 5.111 100
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Tabel di atas menjelaskan bahwa penduduk Desa Pagerharjo hampir seluruhnya
memeluk agama Islam sebanyak 3.924 jiwa atau sebesar 76,78%, berikutnya
penduduk yang beragama Kristen Katolik sebanyak 759 jiwa atau sebesar
14,85%, sedangkan penduduk yang beragama Kristen Protestan sebanyak 425
jiwa atau sebesar 8,32% dan Aliran Kepercayaan sebanya 3 jiwa atau sebesar 0,06
c. Jumlah Kepala Keluarga Menurut Status Kesejahteraan
Sosial
Jumlah Kepala Keluarga Desa Pagerharjo menurut status kesejahteraan sosial
dapat diuraikan pada tabel berikut ini :
49
Tabel 2.9.
Jumlah Kepala Keluarga menurut Status Kesejahteraan Sosial
No. Kesejahteraan Sosial Jumlah %
1. Prasejahtera 789 53,78
2. Sejahtera I 180 12,27
3. Sejahtera II 103 7,02
4. Sejahtera III 360 24,54
5. Sejahtera III Plus 35 2,39
Jumlah 1.467 100
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Berdasarkan tabel di atas, dapat disimpulkan bahwa tingkat kesejahteraan sosial
setiap kepala keluarga di Desa Pagerharjo sebagian besar berada pada kategori
prasejahtera sebanyak 789 KK atau sebesar 53,78%. Ini mengindikasikan, Desa
Pagerharjo masih berada dalam kategori miskin dan tertinggal. Diharapkan
kondisi ini menjadi perhatian serius Pemerintah Desa Pagerharjo untuk dapat
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.
50
D. Keadaan Ekonomi Desa
Keadaan perekonomian Desa Pagerharjo terbagi menjadi beberapa sektor, yakni
sektor pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, serta usaha jasa dan
ketrampilan.
1. Hasil tanaman berdasarkan sektor
Hasil tanaman Desa Pagerharjo terbagi menjadi beberapa sektor, yakni sektor
pertanian, perkebunan, peternakan, perikanan, yang hasilnya dapat disajikan pada
tabel berikut ini
Tabel 2.10.
Jenis Hasil Bidang Pertanian, Perkebunan dan Perikanan
No. Jenis Hasil Bidang
1. Padi Pertanian
2. Umbi-umbian
3. Sayuran
4. Holtikultura
5. Cengkih Perkebunan
6. Coklat
7. Kelapa
8. Teh
9. Kopi
10. Kambing PE Peternakan
11. Unggas
12. Lele Perikanan
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
51
Lahan yang diperuntukan atau dimanfaatkan oleh masyarakat desa Pagerharjo
untuk mengembangkan usaha pertanian dan perkebunan cukup besar, teristimewa
untuk tanaman padi, umbi-umbian, sayuran, holtikultura, cengkih, coklat, kelapa,
teh dan kopi. Di samping itu, pemanfaatan lahan untuk pengembangan usaha
perikanan dan peternakan juga mendapat perhatian masyarakat desa teristimewa
untuk usaha bididaya ikan lele, ternak kambing dan unggas. Pemanfaatan lahan
secara produktif dilakukan karena ditunjang juga oleh kondisi geografis dan iklim
sehingga mampu meningkatkan produktifitas hasil.
2. Usaha jasa dan ketrampilan
Jenis usaha di bidang jasa dan kertampilan yang ada di Desa Pagerharjo dapat
diuraikan pada tabel berikut ini :
52
Tabel 2.11
Usaha Jasa/ Ketrampilan
No. Jenis Usaha/ Ketrampilan Jumlah
(Orang/ Unit)
1. Tukang Kayu 17
2. Tukang Batu 79
3. Tukang Jahit 7
4. Tukang Cukur 5
5. Tukang Service Elektronik 2
6. Tukang Besi 3
7. Tukang Pijat 13
8. Persewahan Kamar 7
9. Home Stay 1
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Data yang terlihat pada beberapa tabel di atas, mengindikasikan bahwa
masyarakat Desa Pagerharjo mampu mengembangkan kreativitas dan inovasinya
untuk mengembangkan dan meningkatkan perekonomiannya. Hal ini perlu
disambut positif oleh pemerintah desa dalam upaya memotivasi, memfasilitasi dan
membuka akses informasi dan komunikasi sehingga usaha-usaha yang dibangun
semakin produktif.
53
Selain usaha di masyarakat desa juga telah mengembangkan usaha perekonomian
di bidang jasa dan ketrampilan yang disesuaikan dengan perkembangan dan
kebutuhan pembangunan desa, diantaranya jasa tukang kayu, tukang batu, tukang
jahit, tukang cukur, tukang service elektronik, tukang besi, tukang pijat, sewa
kamar dan home stay, sebagaimana.
E. Sarana Dan Prasarana Desa
Tersedianya sarana dan prasarana merupakan wujud nyata penyelenggaraan suatu
pembangunaan. Desa Pagerharjo, hingga saat ini telah menyediakan sarana dan
prasarana untuk menunjang terselenggaranya pelayanan kemasyarakatan yang
lebih bermutu. Untuk lebih jelas, akan disajikan data sarana dan prasarana Desa
Pagerharjo di bidang kesehatan, pendidikan, keagamaan dan umum, sebagai
berikut :
1. Sarana Dan Prasarana Kesehatan
Beberapa sarana dan prasarana kesehatan yang berada di Desa Pagerharjo dapat
diuraikan pada tabel berikut ini :
54
Tabel 2.12
Sarana Dan Prasarana Kesehatan
No. Jenis Sarana Jumlah Ket
1. Puskesmas 1 Baik
2. Puskesmas Pembantu 1 Baik
3. Posyandu 20 Baik
4. Rumah Praktik Dokter 2 Baik
5. Laboratorium Kesehatan 1 Baik
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Tabel di atas menjelaskan bahwa sarana dan prasarana kesehatan di Desa
Pagerharjo sudah cukup memadai untuk menunjang pelayanan kesehatan
masyarakat, mulai dari lingkup yang paling kecil di desa, yakni tersedianya
posyandu pada setiap pedukuhan, puskesmas pembantu yang dibangun di tempat
strategis untuk melayani kebutuhan masyarakat yang jaraknya jauh dari
puskesmas.
Selain tersedianya saran dan prasarana kesehatan di Desa Pagerharjo terdapat pula
beberapa tenaga kesehatan yang ditempatkan. Adapun jalan tenaga kesehatan
dapat diuraikan pada tabel sebagai berikut :
55
Tabel 2.13.
Tenaga Kesehatan
No. Jenis Tenaga Jumlah
1. Dokter Umum 1
2. Dokter Gigi 1
3. Dokter Spesialis 1
4. Paramedis 7
5. Dukun Bersalin Terlatih 4
6. Bidan 2
7. Perawat 5
8. Dukun Pengobatan Alternatif 2
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Berdasarkan pada tabel di atas dapat dijelaskan bahwa selain sarana dan prasarana
kesehatan, tenaga yang ditempatkan untuk melayani kesehatan masyarakat juga
cukup tersedia. Mulai dari dukun pengobatan alternatif, dukun bersalin terlatih
hingga dokter spesialis.
56
2. Sarana Dan Prasarana Pendidikan
Adapun sarana dan prasarana pendidikan yang berada di Desa Pagerharjo dapat
diuraikan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.14.
Sarana Dan Prasarana Pendidikan
No. Jenis Sarana Jumlah Ket
1. SMA/ Sederajat 1 Baik
2. SMP/ Sederajat 1 Baik
3. SD/ Sederajat 5 Baik
4. TK 5 Baik
5. Gedung Tempat
Bermain Anak 7
Baik
6. Lembaga Pendidikan
Agama 5
Baik
7. Perpustakaan Desa 1 Baik
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Penyediaan sarana dan prasarana pendidikan di Desa Pagerharjo sebagaimana
terlihat pada tabel di atas dapat dikatakan cukup memadai. Selain bangunan
sekolah dari tingkat TK hingga SMA yang masing-masing berada dalam kondisi
57
baik, Pemerintah Desa Pagerharjo juga menyediakan sarana dan prasarana
pendukung lainnya, seperti gedung tempat bermain anak dan perpustakaan desa
yang dapat dimanfaatkan untuk mengembangkan kreativitas dan pengetahuan
masyarakat, khususnya dalam upaya mengembangkan kreativitas dan
pengetahuan generasi muda ke depan sebagai pemegang tongkat estafet
penyelenggaraan pembangunan pada masa yang akan datang
3. Sarana Dan Prasarana Peribadatan
Beberapa sarana dan prasarana peribadatan yang berada di Desa Pagerharjo dapat
diuraikan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.15
Sarana Dan Prasarana Peribadatan
No. Jenis Sarana Jumlah Ket
1. Masjid 30 Baik
2. Gereja Katolik 1 Baik
3. Gereja Protestan 1 Baik
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Dalam rangka meningkatkan spiritualitas dan moralitas masyarakat desa, maka
telah disediakan sarana dan prasarana peribadatan sebagaimana terlihat pada tabel
di atas. Jumlah sarana dan prasarana peribadatan terbanyak adalah masjid
58
sebanyak 30 unit yang masing-masing berada dalam kondisi baik, karena
mayoritas penduduk Desa Pagerharjo lebih dominan memeluk agama Islam.
Selain itu, sarana peribadatan untuk pemeluk agama minoritas juga tersedia dan
berada dalam kondisi yang baik pula. Hal imi mengindikasikan, nilai toleransi
antar umat beragama di Desa Pagerharjo sangat tinggi dan masih terjaga hingga
saat ini.
4. Sarana Dan Prasarana Umum
Adapun sarana dan prasarana umum yang berada di Desa Pagerharjo dapat
diuraikan pada tabel berikut ini :
Tabel 2.16
Sarana Dan Prasarana Umum
No. Jenis Sarana Jumlah Ket
1. Olahraga 1 Baik
2. Pasar Tradisional 1 Baik
3. Toko 46 Baik
4. Tempat Wisata 2 Baik
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
59
Berdasarkan tabel di atas, dapat terlihat bahwa di Desa Pagerharjo juga tersedia
sarana dan prasarana umum lainnya seperti sarana olahraga, perdagangan dan
pariwisata. Penyediaan sarana olahraga dimaksudkan sebagai wadah penyaluran
untuk menumbuhkan dan mengembangkan minat dan bakat generasi muda secara
positif, sehingga tidak mudah terkontaminasi untuk merusak diri dengan miras,
narkoba dan obat-obat terlarang lainnya.
Untuk meningkatkan pedapatan masyarakat di bidang perdagangan, pasar
tradisional disediakan sebagai tempat bagi masyarakat Desa Pagerharjo untuk
menjual hasil produksi di bidang pertanian, perkebunan, perikanan dan
peternakan. Sebaliknya, untuk menunjang kebutuhan primer dan sekunder
masyarakat, telah tersedia toko sebanyak 46 unit sebagai tempat untuk menjual
kebutuhan sembako (sembilan bahan pokok), pakaian, dan kebutuhan lainnya.
Sebagai tempat rekreasi, potensi alam pada beberapa lokasi Desa Pagerharjo,
dijadikan sebagai objek wisata yang cukup menarik. Seperti perkebunan teh dan
hutan pinus dengan ketersediaan sarana yang cukup memadai. Objek wisata
tersebut, tidak hanya menjadi perhatian masyarakat setempat, namun sudah
mampu menarik perhatian masyarakat luar yang ingin menikmati keindahan alam
di Desa Pagerharjo.
60
F. Pemerintahan Desa Pagerharjo
1. Visi, Misi dan Program Kerja Pemerintahan Desa
a. Visi
Visi Pemerintah Desa Pagerharjo, yakni “Terwujudnya Desa Pagerharjo lebih
maju, bersatu, aman dan tenteram”
b. Misi
Untuk mewujudkan visi sebagaimana disebutkan di atas, maka misi Pemerintah
Desa Pagerharjo, antara lain :
1) Optimalisasi potensi desa bagi kesejahteraan dan kemajuan
masyarakat Desa Pagerharjo;
2) Pemberdayaan masyarakat sesuai dengan profesinya;
3) Peningkatan sumber daya manusia.
c. Program Kerja
Sebagai bentuk tindakan konkrit dari misi di atas, Pemerintah Desa Pagerharjo
telah menyusun program kerja untuk rentang waktu jangka pendek (100 hari
kerja pertama periodesasi), jangka menengah dan jangka panjang, yang secara
garis besar dapat diuraikan sebagai berikut :
1) Program Kerja 100 hari
61
a) Mengetahui permasalahan yang ada di masyarakat dengan
melakukan kunjungan ke bawah karena sudah tidak waktunya
lagi hanya mendengar laporan dari bawah, tetapi dengan
langsung terjun ke masyarakat sekaligus mempererat hubungan
antar masyarakat dengan pimpinan;
b) Peningkatan administrasi dan mengolah data potensi dusun se
Desa Pagerharjo.
2) Program jangka menengah
a) Penertiban administrasi pertanahan (menfasilitasi program
prona);
b) Menghidupkan semangat gotong royong keterlibatan masyarakat
dalam pembangunan, terutama perekonomian yang berbasis
kerakyatan, seperti kelompok tani, home industry, dll;
c) Mempertahankan pasar tradisional;
d) Menjaga iklim usaha yang kondusif dan adil bagi pengusaha dan
pekerja.
3) Program jangka panjang
a) Bidang umum: memfasilitasi perbaikan sarana umum yang telah
rusak;
62
b) Bidang pendidikan: ikut mensukseskan program pendidikan 9
tahun, dengan cara memfasilitasi anak usia sekolah di wilayah
Desa Pagerharjo jangan sampai droup out dan memberikan
apresiasi terhadap anak/ siswa yang berprestasi;
c) Bidang kesehatan: mendorong peningkatan kualitas kesehatan
masyarakat melalui usulan jaminan kesehatan bagi masyarakat
yang kurang mampu;
d) Bidang keamanan: menjaga kerukunan dan kenyamanan hidup
bermasyarakat di Dea Pagerharjo melalui pengembangan
olahraga, agama dan seni budaya;
e) Bidang budaya: melestarikan budaya yang sudah ada;
f) Bidang pembangunan fisik dan pertanian, transportasi, informasi
tentang program-program pembangunan.
Selain program kerja yang telah diuraiakan sebelumnya, Pemerintah Desa
Pagerharjo juga bertanggung jawab untuk melaksanakan kebijakan yang mengacu
pada program kerja tahunan desa yang disusun dan disetujui bersama antar kepala
desa dengan Badan Permusyawaratan Desa, dengan memperhatikan kebijakan
dari pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maupun pemerintah kabupaten serta
dengan mempertimbangkan permasalahan-permasalahan yang mendesak untuk
segera dilaksanakan pada tahun anggaran persangkutan dan aspirasi yang
berkembang di masyarakat.
63
2. Struktur Organisasi
Susunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintahan Desa Pagerharjo adalah sebagai
berikut:
1) Kepala Desa
2) Sekretaris
3) Kepala Urusan Umum
4) Kepala Urusan Perencanaan dan Pendapatan
5) Kepala Seksi Pemerintahan
6) Kepala Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan
7) Kepala Seksi Kemasyarakatan
8) Dukuh
64
Gambar 2.1.
Bagian Struktur Organisasi Pemerintahan Desa Pagerharjo
Periode 2014 - 2020
Sumber: Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
3. Tugas Pokok, Fungsi
Kewenangan desa meliputi kewenangan di bidang penyelenggaraan pemerintahan
desa, pelaksanaan pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan
pemberdayaan masyarakat berdasarkan prakarsa masyarakat, hak asal usul, dan
adat istiadat desa. Untuk menyelenggarakan kewenangan tersebut, maka
65
pemerintah desa sebagai penyelenggara pemerintahan diberikan tugas dan fungsi,
yang diuraikan sebagai berikut :
1) Kepala Desa
Kepala desa bertugas menyelenggarakan pemerintahan desa, melaksanakan
pembangunan desa, pembinaan kemasyarakatan desa dan pemberdayaan
masyarakat desa. Dalam menyelenggarakan tugas tersebut, kepala desa
berwenang, untuk :
a. Memimpin penyelenggaraan pemerintahan desa;
b. Mengangkat dan memberhentikan perangkat desa;
c. Memegang kekuasaan pengelolaan keuangan dan aset
desa;
d. Menetapkan peraturan desa;
e. Menetapkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Desa;
f. Membina kehidupan masyarakat desa;
g. Membina kentraman dan keteertiban masyarakat desa;
h. Membina dan meningkatkan perekonomian desa serta
mengintegrasikannya agar mencapai perekonomian skala
66
produktif untuk sebesar-besarnya kemakmuran masyarakat
desa;
i. Mengembangkan sumber pendapatan desa;
j. Mengusulkan dan menerima pelimpahan sebagian
kekayaan negara guna meningkatkan kesejahteraan
masyarakat desa;
k. Mengembangkan kehidupan sosial budaya masyarakat
desa;
l. Memanfaatkan teknologi tepat guna;
m. Mengkoordinasikan pembangunan desa secara partisipatif;
n. Mewakili desa di dalam dan di luar pengadilan atau
menunjuk kuasa hukum untuk mewakilinya sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan;
o. Melaksanakan wewenang lain yang sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.
2) Sekretaris Desa
Sekretaris Desa Pagerharjo mempunyai tugas :
a. melaksanakan urusan surat-menyurat, kearsipan, laporan,
melaksanakan urusan keuangan, urusan administrasi
67
umum serta memberikan pelayanan teknis dan
administrasi kepada perangkat desa;
b. melakukan koordinasi terhadap kegiatan yang dilakukan
perangkat desa;
c. mengumpulkan bahan evaluasi data dan urusan program
serta petunjuk untuk keperluan pembinaan
penyelenggaraan tugas pemerintahan desa, pembangunan
dan kemasyarakatan;
d. melakukan pelayanan kepada masyarakat di bidang
pemerintahan, perekonomian dan kesejahteraan;
e. menyusun program tahunan desa;
f. melaksanakan tugas dan fungsi kepala desa apabila kepala
desa berhalangan sesuai bidang tugas kesekretariatan.
3) Kepala Seksi, Kepala Urusan dan Dukuh
Kepala Seksi, Kepala Urusan dan Dukuh mempunyai tugas melaksanakan
kegiatan teknis dan administrasi sesuai bidang tugas/ wilayah kerjanya, yaitu :
a. Kepala Seksi Pemerintahan
1) Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data di
bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban;
68
2) Membantu perencanaan dan pelaksanaan tugas bidang
keamanan sesuai perundang-undangan yang berlaku;
3) Membantu perencanaan dan penyelenggaraan pertahanan
sipil;
4) Mengumpulkan bahan dalam rangka pengembangan
wilayah dan masyarakat;
5) Melakukan pelayanan dan pembinaan kepada masyarakat
di bidang pemerintahan, ketentraman dan ketertiban;
6) Membantu tugas-tugas di bidang administrasi
kependudukan dan pertanahan;
7) Menyiapkan bahan rapat kepala desa;
8) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan kepala desa
sesuai bidang tugasnya.
b. Kepala Seksi Pembangunan dan Pemberdayaan
1) Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi dan serta
pembinaan di bidang pembangunan dan pemberdayaan
masyarakat;
2) Membantu koordinasi pelaksanaan pembangunan,
menjaga terpeliharanya sarana dan prasarana fisik
lingkungan dan pelaksanaan pemberdayaan masyarakat;
69
3) Meyiapkan bahan rapat kepala desa di bidang
pembangunan dan pemberdayaan masyarakat;
4) Membantu menyiapkan bahan-bahan dalam rangka
musyawarah pembangunan desa;
5) Membantu mengumpulkan dan menyalurkan bantuan
terhadap korban bencana;
6) Memberikan tugas-tugas lain yang diberikan kepala desa
sesuai bidang tugasnya.
c. Kepala Seksi Kemasyarakatan
1) Mengumpulkan, mengolah dan mengevaluasi data di
bidang kemasyarakatan;
2) Melakukan pembinaan kemasyarakatan;
3) Melakukan dan menyiapkan administrasi pembinaan
kemasyarakatan;
4) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan kepala desa
sesuai bidang tugasnya.
d. Kepala Urusan Perencanaan dan Pendapatan.
1) Melakukan administrasi perencanaan dan penganggaran
desa;
70
2) Menyiapkan bahan pertanggungjawaban keuangan desa;
3) Melakukan tugas-tugas lain yang diberikan kepala desa
sesuai bidang tugasnya.
e. Kepala Urusan Umum
1) melakukan urusan administrasi perlengkapan dan
inventaris kekayaan desa;
2) melakukan urusan rumah tangga;
3) melakukan peraturan pelaksanaan rapat-rapat dinas dan
upacara;
4) melakukan tugas-tugas yang diberikan kepala desa sesuai
bidang tugasnya.
f. Dukuh :
1) Melaksanakan kegiatan pemerintahan, pembangunan,
kemasyarakatan, ketentraman dan ketertiban di wilayah
kerjanya;
2) Membantu kepala desa dalam kegiatan penyuluhan,
pembinaan dan kerukunan warga di wilayah kerjanya;
3) Melaksanakan keputusan dan kebijakan kepala desa di
wilayah kerjanya;
71
4) Melaksanakan tugas lainnya yang diberikan oleh kepala
desa.
Pelaksanaan tugas pokok, kewenangan dan kewajiban Pemerintahan Desa
Pagerharjo secara efektif dan efisien merupakan harapan seluruh masyarakat Desa
Pagerharjo dimana ukuran keberhasilan baik dari sisi manajemen, perencanaan
serta sistem kinerja yang baik, dan yang sangat berperan untuk menentukan
keberhasilan tersebut adalah ketersediaan sumber daya aparatur pemerintahan
desa yang ada dalam organisasi pemerintahan baik secara kapasitas, kuantitas
maupun kualitas dalam penyelenggaraan tugasnya serta didukung oleh seluruh
komponen masyarakat.
Kapasitas aparatur merupakan motor penggerak dan juga sebagai penentu
keberhasilan organisasi ditunjukan dengan sistem manajemen yang baik serta
mempunyai mekanisme kinerja yang jelas untuk mencapai tujuan bersama.
Susunan Perangkat pemerintah desa, selanjutnya dapat dirinci dalam tabel berikut:
72
Tabel 2.17
Data Pemerintah Desa Pagerharjo
No. Nama Jabatan Jenis Kelamin
Usia Pendidikan
1. Widayat Kepala Desa L 50 SLTA 2. Setoyoko, S.Pd Sekdes L 24 S1 3. Heri Yuliati Kaur Umum P 42 SLTA 4. Katri Maharsiwi, SE Kaur Perencanaan P 32 S1 5. Bambang Untoro, S.Si Kasi. Pementahan L 47 S1 6. Wackid Cahyono,
S.Pd Kasi. Pembangunan dan Pemberdayaan
L 31 S1
7. Supanto Kasi. Kemasyarakatan L 36 SLTA 8. Wasito Staf L 39 SLTA 9. Tauhid Staf L 43 SLTP 10. Yekti Endah Pambudi Dukuh Separang P 38 SLTA 11. Catur Yulianto Dukuh Sarigono L 41 SLTA 12. Sukimo Dukuh Ngemplak L 49 SLTA 13. Y. Suyati Dukuh Plono Barat P 57 SLTA 14. Paulus Prio Saptono Dukuh Plono Timur L 37 SLTA 15. Teguh Kumoro Dukuh Nlinggo Barat L 50 SLTA 16. Hendi Mensale Dukuh Nglinggo Timur L 44 SLTA 17. Sarkoro Dukuh Nglinggo Timur L 63 SD 18. Utomo Dukuh Ngaglik L 45 SLTA 19. Setya Basuki Dukuh Gegerbajing L 55 SLTA 20. Purwanto Dukuh Kemesu L 45 SLTA 21. Ag. Toto Suwanto Dukuh Ngentak L SLTA 22. Tukijan Dukuh Sinogo L 51 SLTA 23. Slamet Dukuh Kalirejo Utara L 40 SLTA 24. Winardi Dukuh Kalirejo Selatan L 58 SLTA 25. Andar Kusnanto Dukuh Kalinongko L 39 SLTA 26. Ponijo Dukuh Jetis L 48 SLTA 27. Y. Priyata Dukuh Bateng L 42 SLTA 28. Totok Winardi Dukuh Suren L 46 SLTA 29. Siran Dukuh Mendolo L 43 SLTA
Sumber : Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
73
Tabel di atas menjelaskan bahwa struktur organisasi Pemerintah Desa Pagerharjo
telah terisi, dengan jumlah keseluruhan aparatur desa sebanyak 29 orang.
Berikut akan disajikan data aparatur Desa Pagerharjo menurut jenis kelamin,
tingkat pendidikan dan kategori usia dalam beberapa tabel berikut :
Tabel 2.18
Data Pemerintah Desa Pagerharjo menurut Jenis Kelamin
No. Jenis Kelamin Jumlah %
1. Laki-laki 25 86,21
2. Perempuan 4 13,79
Jumlah 29 100
Sumber : Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Dari tabel di atas, terlihat bahwa Aparatur Desa Pagerharjo lebih didominasi oleh
laki-laki sebesar 86,21%. Walapun keterlibatan perempuan hanya mencapai
13,79%, namun hal tersebut menunjukan bahwa perempuan di Desa Pagerharjo
juga memiliki kemampuan yang daapt diandalkan dalam penyelenggaraan
pemerintahan.
74
Tabel 2.19
Data Pemerintah Desa Pagerharjo menurut Tingkat Pendidikan
No. Tingkat Pendidikan Jumlah %
1. SD 1 3,45
2. SLTP 1 3,45
3. SLTA 23 79,31
4. S1 4 13,79
Jumlah 29 100
Sumber : Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Berdasarkan tabel di atas, dapat dikatakan bahwa Aparatur Desa Pagerharjo
hampir seluruhnya berlatar belakang pendidikan SLTA sebesar 79,31%. Ini berarti
bahwa aparatur desa yang ada memiliki kualitas yang mumpuni sehingga dapat
berpengaruh pada penyelenggaraan sistem pemerintahan desa dengan lebih baik.
75
Tabel 2.20
Data Pemerintah Desa Pagerharjo menurut Kategori Usia
No. Jenis Kelamin Jumlah %
1. s/d 45 Tahun 18 62,07
2. 45 Tahun ke atas 11 37,93
Jumlah 29 100
Sumber : Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Pemerintah Desa Pagerharjo menurut kategori usia sebagaimana terlihat pada
tabel di atas, sebagian besar berusia s/d 45 tahun sebesar 62,07%. Hal ini
mengindikasikan bahwa aparatur desa yang ada masih sangat enerjik dalam
melaksanakan tugasnya, walaupun tidak dapat disangkal bahwa masih ada
aparatur yang memiliki usia di atas 46 tahun sebesar 37,93%.
4. Kelembagaan Desa
Desa Pagerharjo menganut sistem kelembagaan pemerintahan desa dengan pola
minimal, yang terdiri dari Badanan Permusyawaratan Desa (BPD), Rukun Warga
(RW), Rukun Tetangga (RT), Badan Usaha Milik Desa (BUMDesa), dan Karang
Taruna sebagaimana terlihat dalam tabel berikut :
76
Tabel 2.21
Data Keadaan Kelembagaan Desa Pagerharjo
No Kelembagaan Jumlah
Lemabaga Pengurus/ Anggota
1. BPD 1 11
2. RW 43 129
3. RT 87 261
4. BUMDES 1 3
5. Karang Taruna 21 105
Sumber : Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
5. Deskripsi koordinasi Pemerintah Desa dalam sistem
informasi desa
Pemerintah desa pagerharjo dalam pembanguna sistem informasi desa
penataan atau pelatihan dilaksanakan melalui rapat koordinasi yang dilakukan
secara rutin per-bulan sekali dan pada setiap akhir tahun dengan melibatkan
perangkat desa dan Dukuh dengan agenda pembahasan terhadap pelatihan
administrasi desa seperti penataan komputer buku induk penduduk, mutasi
penduduk, rekapitulasi jumlah penduduk, penduduk sementara dan kartu tanda
77
penduduk dan kartu keluarga serta administrasi lain juga seperti akte nikah, akte
lahir, dan akte kematian
6. Sistem Informasi Desa
Mengacu pada Pasal 86 UU Desa, Sistem Informasi Desa dikembangkan
oleh Pemerintah Kabupaten/Kota. Pendekatan dalam skala yang lebih kecil ini
dibandingkan dengan nasional bertujuan untuk memperkecil hilangnya
kewenangan lokal berskala desa akibat penyeragaman di tingkat nasional. Tujuan
dari pengaturan skala kewajiban penyediaan Sistem Informasi Desa dalam lingkup
Kabupaten juga bertujuan untuk menjaga prinsip rekognisi dan subsidiaritas yang
menjadi prinsip UU Desa Pemerintah Daerah (Kabupaten/Kota) berkewajiban
untuk mengembangkan Sistem Informasi Desa dan Pembangunan Kawasan (pasal
86 ayat 3). Kewajiban ini melekat pada Kabupaten/Kota, bukan pada pemerintah
di tingkat nasional (pusat). Sistem informasi desa juga mengandung maksud
bukan sebatas aplikasi, melainkan perangkat keras, perangkat lunak (aplikasi),
jaringan dan sumber daya manusia. Sistem informasi desa mengandaikan adanya
bisnis proses yang jelas, tanpa mengenyampingkan jenis-jenis data dan informasi
yang bersifat atau mengandung kewenangan lokal berskala desa. Penegasan
pentingnya sumber daya manusia sebagai bagian dari Sistem Informasi Desa
menunjukkan kewajiban pada pihak Kabupaten/Kota untuk memberikan
pendampingan dan penguatan atas tata kelola informasi dan data pembangunan di
tingkat desa.
78
Sistem informasi desa mengandung data desa, data pembangunan desa,
kawasan desa dan informasi lain yang berkaitan dengan pembangunan desa.
Informasi berkaitan dengan pembangunan kawasan perdesaan juga wajib
disediakan oleh pemerintah di tingkat Kabupaten/Kota. Informasi-informasi ini
dibuka menjadi data atau informasi publik yang dapat diakses dengan mudah oleh
masyarakat.
Belajar dari pembelajaran penerapan Profil Desa yang berskala nasional,
penerapan sistem informasi desa yang dikontrol dan diseragamkan oleh
pemerintah pusat tidak lagi relevan. Penerapan secara nasional dengan
menerapkan standar baku yang mengabaikan kewenangan lokal berskala desa
melanggar prinsip penerapan sistem informasi yang diatur oleh UU Desa.
Akses data menjadi salah satu tantangan lain. Pengalaman profil desa
menunjukkan bahwa desa hanya sebagai “pengumpul data” atau petugas dari
pemerintah pusat. Implikasinya, desa tidak memiliki data yang memadai karena
sudah “disetorkan” kepada pemerintah pusat. Hal ini berimplikasi kepada
perencanaan pembangunan di tingkat desa. Penerapan profil desa juga tidak
mempertimbangkan keragaman kebutuhan akan jenis data sesuai dengan konteks
lokal. Hal ini justeru menghambat desa dalam menemukenali jenis-jenis
kebutuhan data yang kontekstual dengan kebutuhan pembangunan desa dan
kewenangan lokal berskala desa.
79
Table. 2.22
Fasilitas Sistem Informasi Desa Pagerharjo
No Nama Fasilitas Jumlah
1. Komputer 4
2. Leptop 8
3. Printer 4
4. Kontraktor 1
5. Parabola 1
6. Router wifi 1
Sumber : Profil Desa Pagerharjo Tahun 2017
Dari table di atas, fasilitas-fasilitas system informasi desa yang ada di desa
Pagerharjo sebagai berikut: 4 unit komputer, 8 unit leptop, 4 buah printer, 1
kontraktor, 1 parabola, dan 1 router wifi.