skripsi - · pdf filedaftar pustaka lampiran . daftar tabel nomor teks halaman 1 ... lemah...
TRANSCRIPT
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN KAPUR DOLOMIT
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA
(Brassica oleracea var botrytis L.) PADA TANAH GAMBUT PEDALAMAN
SKRIPSI
Oleh :
AHMAD SAUKANI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2015
PENGARUH PEMBERIAN PUPUK KANDANG DAN KAPUR DOLOMIT
TERHADAP PERTUMBUHAN DAN HASIL TANAMAN KUBIS BUNGA
(Brassica oleracea var botrytis L.) PADA TANAH GAMBUT PEDALAMAN
SKRIPSI
Disampaikan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya
Oleh :
AHMAD SAUKANI
NIM. 11.31.31241
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALANGKARAYA
FAKULTAS PERTANIAN DAN KEHUTANAN
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
2015
Skripsi ini ku persembahkan kepada :
1. Ayah, Ibu, dan saudara (i) yang tercinta yang selalu
mendoakan setiap waktu, serta memberi dukungan baik moral
maupun materiil.
2. Teman-teman ku Adi, Ary, Mirna, Eva, Ica dan masih
banyak lagi yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu terima
kasih untuk dukungan.
3. Almamater Universitas Muhammadiyah Palangkaraya yang
saya banggakan.
RINGKASAN
Ahmad Saukani. 11.31.13241. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kapur Dolomit
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleracea var botrytis L)
pada Tanah Gambut Pedalaman, dibawah bimbingan Bapak Hertos dan Bapak Fitriadi Yusuf.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh interaksi pupuk kandang dan kapur
dolomit terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga, serta pengaruh tunggal pemberian pupuk
kandang ayam dan kapur dolomit terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga.
Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan 2 faktor, menggunakan Rancangan
Acak Lengkap ( RAL ) dengan 3 ulangan. Faktor I : adalah pemberian pupuk kandang (KA)
dengan 4 taraf yaitu : KA0 = 0 Ton/Ha (0 g/polybag), KA1 = 10 Ton/Ha.(200 g / polybag), KA2
= 20 Ton/Ha. (400 g/polybag), KA3 = 30 Ton/Ha. (600 g/polybag), Faktor II : adalah pemberian
kapur dolomit (D) yang terdiri atas 3 taraf, yaitu: D 1 = 2 ton / Ha (40 g/polybag), D2 = 4 ton / Ha
(80g/polybag) dan D3 = 6 ton / Ha (120 g/polybag). Dari kombinasi kedua faktor tersebut
diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yang di ulang 3 kali sehingga diperoleh 36 satuan percobaan.
Hasil penelitian yang diperoleh menunjukan parameter pertumbuhan dan hasil tanaman
kubis bunga yang meliputi : tinggi tanaman,jumlah daun, berat brangkasan dan berat basah
bunga segar. Perlakuan interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan kapur dolomit
menunjukkan pengaruh sangat nyata terhadap parameter-parameter tersebut.
Hasil tertinggi untuk parameter tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST (15,5 cm, 25,9
cm, dan 35,8 cm), jumlah daun umur 15,30 dan 45 HST ( 15,0 helai, 26,0 helai dan 31,3 helai),
bobot brangkasan (704,68 gram), dan bobot bunga segar (312,65 gram), dihasilkan oleh
perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan kapur dolomit dengan dosis 30 ton/ha dan kapur
dolomit dengan dosis 6 ton/ha.
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
rahmad dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan Penulisan Skripsi yang berjudul:
Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang dan Kapur Dolomit terhadap Pertumbuhan dan
Hasil Tanaman Kubis Bunga (Brassica oleracea var botrytis L.) pada Tanah Gambut
Pedalaman.
Penulisan Skripsi ini sebagai salah satu syarat menyelesaikan studi pada Fakultas
Pertanian dan Kehutanan, Program Studi Agroteknologi, Universitas Muhammadiyah
Palangkaraya.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Ibu Siti Maimunah,S,Hut, MP selaku Dekan Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya.
2. Bapak Ir. Fitriadi Yusuf selaku Kepala Bidang Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian dan
Kehutanan Universitas Muhammadiyah Palangkaraya.
3. Bapak Ir. M. Hertos selaku Dosen Pembimbing I dan Bapak Ir. Fitriadi Yusuf selaku Dosen
Pembimbing II yang telah membimbing dan memberikan arahan serta petunjuk sehingga
penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
4. Ibu Pienyani Rosawanti, S.P., M.Si dan Bapak Fahruddin Arfianto, S.Pi selaku dosen
penguji yang telah memberikan arahan serta petunjuk sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
5. Bapak dan Ibu dosen pengajar pada Fakultas Pertanian dan Kehutanan Universitas
Muhammadiyah Palangkaraya
6. Sahabat-sahabatku serta semua pihak yang telah memberikan bantuan dalam pelaksanaan
pembuatan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penulisan Skripsi Penelitian ini masih terdapat
kekurangan dan kelemahan, oleh karena itu saran dan kritik dari semua pihak demi perbaikan
sangat diharapkan.
Palangkaraya, Juni 2015
Penulis
RIWAYAT HIDUP
Ahmad Saukani merupakan anak ketiga dari empat bersaudara, dari pasangan Bapak bernama
Maslan dan Ibu Siti Bulkis. Penulis dilahirkan pada tanggal 21 april 1992 di Kabupaten Seruyan,
Kuala Pembuang, Kalimantan Tengah.
Penulis menyelesaikan pendidikan sekolah dasar di SDS Asseruyaniyyah Kuala
Pembuang pada tahun 2004, lulus SMP Asseruyaniyyah Kuala Pembuang pada tahun 2008 dan
pada tahun 2011 menyelesaikan studi di SMA Asseruyaniyyah Kuala Pembuang , Kalimantan
Tengah.
Pada tahun 2011 penulis diterima di Universitas Muhammadiyah Palangkaraya Fakultas
Pertanian dan Kehutanan Jurusan Agroteknologi.
Penulis dinyatakan lulus dari Jurusan Agroteknologi Fakultas Pertanian dan Kehutanan,
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya pada tanggal 5 Juni 2015, setelah mengikuti ujian
komperhensif dan mempertahankan skripsi di depan dewan penguji.
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................. v
DAFTAR ISI ............................................................................................ vii
DAFTAR TABEL .................................................................................... ix
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ x
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ xi
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
1.3. Hipotesis ....................................................................................... 4
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani dan Ekologi Tanaman Kubis Bunga .................................... 5
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kubis Bunga .......................................... 7
2.3. Tanah Gambut Pedalaman ............................................................. 9
2.4. Pupuk Kandang Kotoran Ayam ..................................................... 10
2.5. Kapur Dolomit............................................................................... 11
III. METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat ........................................................................ 14
3.2. Alat dan Bahan .............................................................................. 14
3.3. Metode Penelitian .......................................................................... 14
3.4. Pelaksanaan Penelitian ................................................................... 15
3.4.1. Persiapan Lokasi Penelitian ................................................... 15
3.4.2. Persiapan Media Tanam ........................................................ 15
3.4.3. Penyemaian Benih ................................................................ 16
3.4.4. Pemupukan ........................................................................... 16
3.4.5. Penanaman ............................................................................ 17
3.4.6. Pemeliharaan ........................................................................ 17
3.4.7. Panen .................................................................................... 18
3.5. Pengamatan ................................................................................... 18
1. Tinggi Tanaman.......................................................................... 18
2. Jumlah Daun ............................................................................... 19
3. Bobot Segar Brangkasan Per Tanaman ........................................ 19
4. Bobot Segar Bunga Per Tanaman ............................................... 19
3.6. Analisa Data .................................................................................. 19
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian.............................................................................. 20
4.2. Pembahasan ................................................................................... 24
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan .................................................................................. 28
5.2. Saran ........................................................................................... 28
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Nomor Teks Halaman
1. Kombinasi Perlakuan Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam ( KA )
dan Kapur Dolomit (D). .................................................................. 14
2. Hasil Uji Beda Nyata Jujur (BNJ) Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur
15, 30 Dan 45 HST ........................................................................ 20
3. Hasil Uji Beda Rata-Rata Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 15, 30,
Dan 45 HST .................................................................................. 21
4. Hasil Uji Beda Rata-Rata Berat Brangkasan Per Tanaman Umur 55 HST. 22
5. Hasil Uji Beda Rata-Rata Berat Brangkasan ……………………… 23
\
DAFTAR GAMBAR
Nomor Teks Halaman
1. Varietas PM 126 F1 ...................................................................... 42
2. Deskripsi Varietas ........................................................................ 43
3. Trai Tempat Semai Kubis Bunga .................................................. 44
4. Kubis Bunga Siap Tanam Umur 21 Hari ....................................... 44
5. Kubis Bunga Umur 15 HST .......................................................... 45
6. Kubis Bunga Umur 30 HST .......................................................... 45
7. Kubis Bunga Umur 45 HST .......................................................... 46
8. Bunga Tanaman Kubis Bunga ..................................................... . 46
9. Brangkasan Kubis Bunga. ............................................................. 47
10. Hasil Kubis Bunga Perlakuan Tertinggi ........................................ 47
11. Hasil Kubis Bunga Perlakuan Terkecil ......................................... 48
12. Hasil Tanaman Kubis Bunga ........................................................ 48
13. Rumah Plastik .............................................................................. 49
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Teks Halaman
1. Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur 15 HST ............................... 31
2. Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur 30 HST ............................... 31
3. Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur 45 HST. .............................. 32
4. Hasil Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 15, 30, dan 45 HST.. 33
5. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 15 HST .................................... 34
6. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 30 HST .................................... 34
7. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 45 HST .................................... 35
8. Hasil Analisis Ragam Jumlah Daun Tanaman Umur 15, 30, dan
45 HST ......................................................................................... 36
9. Berat Brangkasan Kubis Bunga Umur 55 HST ............................. 37
10. Berat Bunga Kubis (g) Umur 55 HST ........................................... 37
11. Hasil Analisis Ragam Brangkasan dan Bobot Segar Bunga
Umur 55 HST ............................................................................... 38
12. Data Hasil Analisis Tanah Gambut ............................................... 39
13. Bagan Percobaan .......................................................................... 40
14. Perhitungan Dosis......................................................................... 41
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Kubis bunga merupakan tumbuhan yang termasuk dalam kelompok botrytis dari jenis
Brassica oleracea (suku Brassecaceae). Sebagai sayuran, tumbuhan ini lazim dikenal
sebagai kembang kol yang merupakan terjemahan harfiah dari bahasa Belanda (bloemkool).
Kubis bunga berbentuk mirip dengan brokoli. Perbedannya kubis bunga memiliki kepala bunga
yang banyak dan teratur dan padat (Anonim, 2013a).
Kubis bunga (Brassica olaracea var botrytis L) adalah jenis sayuran yang mempunyai
peran penting untuk kesehatan karena mengandung mineral dan vitamin yang sangat dibutuhkan
tubuh manusia. Mineral yang terkandung dalam kubis antara lain adalah kalsium, besi, fosfor,
dan sulfat. Sedangkan vitamin yang terkandung dalam kubis bunga antara lain Vitamin A dapat
menjaga kesehatan mata, vitamin C dapat mencegah gusi berdarah, radang atau luka-luka
dimulut (sariawan). sedangkan vitamin B dapat mencegah penyakit beri–beri, radang syaraf,
lemah otot–otot, dermatitis, bibir menjadi merah, ataupun radang lidah. Adapun serat yang
terkandung dalam kubis bunga bermanfaat untuk mieningkatkan proses pencernaan makanan
didalam perut dan mempermudah pembuangan kotoran (Cahyono, 2001).
Pembudidayaan tanaman kubis bunga banyak dilakukan di dataran tinggi, karena kubis
bunga menginginkan suhu tertentu untuk membentuk bunganya. Akan tetapi sekarang ini banyak
bermunculan varietas–varietas yang dapat ditanaman di dataran rendah, paling tidak untuk
pergantian atau pergiliran tanaman, dengan tanaman padi, jagung, dan palawija lain. Meskipun
dapat tumbuh di dataran rendah kebutuhan akan air, masih banyak untuk pertumbuhannya.
Kekurangan air di masa pertumbuhan akan menghambat pertumbuhan dan hasil panen (Harjono
1996).
Prospek usaha tani kubis bunga cukup cerah. Serapan pasarnya dapat dilihat dari tingkat
perkembangan jumlah penduduk, pendidikan, pendapat masyarakat, dan kesukaan masyarakat
terhadap kubis bunga. Bertambahnya jumlah penduduk akan meningkatkan jumlah kebutuhan
pangan terutama sayuran, termasuk di dalamnya adalah kubis bunga. Peningkatan pendidikan
dan pendapatan masyarakat akan mengubah pola konsumsi masyarakat yang lebih mengarah
pada peningkatan gizi (Cahyono, 2001).
Pada umumnya tanah di kota Palangkaraya adalah tanah marginal yang salah satunya
yakni tanah gambut yang memiliki kandungan asam yang tinggi dengan sedikit unsur hara,
dalam hal budidaya, tanah gambut harus diolah dan ditambahkan unsur hara guna meningkatkan
produktivitas dan memberikan lingkungan yang sesuai dengan syarat tumbuh tanaman yang
salah satunya yakni dengan penambahan pupuk kandang dan kapur dolomit.
Menurut soepardi (1983), pemanfaatan tanah gambut pedalaman untuk lahan pertanian
memiliki beberapa kendala, yaitu buruknya sifat kimia tanah berupa rendahnya tingkat
ketersediaan unsur hara, kapasitas tukar kation (KTK) tinggi, kejenuhan basa (KB) rendah dan
bereaksi masam (pH rendah) karena kandungan asam-asam organik tinggi, terutama senyawa
turunan dari asam-asam fenolat yang bersifat racun bagi tanaman. Kondisi demikian
menyebabkan ketersedian unsur hara bagi tanaman relatif sedikit.
Lahan gambut adalah lahan yang memiliki lapisan tanah kaya bahan organik (C-organik
> 18%) dengan ketebalan 50 cm atau lebih. Bahan organik penyusun tanah gambut terbentuk
dari sisa-sisa tanaman yang belum melapuk sempurna karena kondisi lingkungan jenuh air dan
miskin hara. Oleh karenanya lahan gambut banyak dijumpai di daerah rawa belakang (back
swamp) atau daerah cekungan yang drainasenya buruk (Anonim, 2010).
Tanah gambut bereaksi masam. Dengan demikian diperlukan upaya ameolarasi untuk
meningkatkan pH tanah sehingga memperbaiki media perakaran tanaman. Kapur, tanah mineral,
pupuk kandang, dan abu sisa pembakaran dapat diberikan sebagai bahan amelioran untuk
meningkatkan pH tanah dan basa-basa tanah (Anonim, 2014a).
Pupuk kandang merupakan pupuk yang berasal dari kotoran hewan yang digunakan
untuk menyediakan unsur hara bagi tanaman. Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat
fisik, kimia dan biologi tanah. Secara umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro
seperti nitrogen (N), posfor (P), kalium (K), kalsium (Ca), magnesium (Mg) dan belerang (S)
(Anonim, 2011b).
Apabila dibandingkan antara berbagai macam pupuk kandang, kotoran ayam memiliki
nilai hara yang tertinggi karena bagian cair tercampur dengan bagian padat oleh sebab itu Pupuk
kandang kotoran ayam mengandung N tiga kali lebih banyak dari pupuk kandang lainnya
(Musnamar, 2009).
Keberadaan unsur hara untuk dapat diserap oleh tanaman juga dipengaruhi oleh pH
tanah. Keadaan pH tanah yang masam berakibat dapat atau tidaknya unsur hara dipenuhi dan
dapat atau tidaknya diserap oleh tanaman. Pemberian kapur dolomit mempengaruhi pH tanah
sehingga berakibat pada keefisienan serapan hara oleh tanaman dan menambahkan unsur hara
yang dibutuhkan tanaman ke dalam tanah atau ke tanaman.
Dari uraian diatas, maka dilakukanlah penelitian tentang pengaruh pemberian pupuk
kandang ayam dan kapur dolomit terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kubis bunga
(brassica oleracea var.botrytis L) pada tanah gambut pedalaman guna meningkatkan
produktivitas tanaman bunga kubis.
1.2. Tujuan penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui :
Pengaruh interaksi pupuk kandang dan kapur dolomit terhadap pertumbuhan dan hasil
kubis bunga, serta pengaruh tunggal pemberian pupuk kandang ayam dan kapur dolomit
terhadap pertumbuhan dan hasil kubis bunga.
1.3. Hipotesis
Hipotesis penelitian ini adalah :
1. Interaksi pemberian pupuk kandang dengan kapur dolomit berpengaruh terhadap
pertumbuhan dan hasil kubis bunga pada tanah gambut.
2. Pemberian pupuk kandang dan dolomit secara tunggal berpengaruh terhadap pertumbuhan
dan hasil bunga kubis pada tanah gambut.
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Botani dan Ekologi Tanaman Kubis Bunga
Menurut Cahyono (2001), tanaman kubis bunga diklasifikasi sebagai berikut :
Divisio :Spermatophyta
Sub division :Angiospermae
Kelas :Dicotyledoneae
Ordo :Rhoeedales
Family :Cruiciferae
Genus :Brassica
Spesies :Brassica oleracea var.botrytis L.
Yang terdiri dari Organ–organ tanaman yang penting antara lain:
1. Tanaman memiliki akar tunggang dan akar serabut. Akar tunggang tumbuh ke pusat bumi
(ke arah dalam), sedangkan akar serabut tumbuh kearah samping (horizontal), menyebar dan
dangkal (20 cm–30 cm). Dengan perakaran yang dangkal tersebut, tanaman akan tumbuh
cukup baik apabila ditanam pada tanah yang gembur dan poros.
2. Batang tanaman kubis bunga tumbuh tegak dan pendek (± 30 cm). Batang tersebut berwarna
hijau, tebal dan lunak namun cukp kuat. Batang tanaman tidak bercabang, batang tanaman
tersebut halus tidak berambut, dan tidak begitu tampak jelas karena tertutup oleh daun–daun.
3. Daun kubis bunga berbentuk bulat telur (oval) dengan bagian tepi daun bergeri, agak
panjang seperti daun tembakau dan membentuk celah–celah yang menyirip agak
melengkung kedalam. Daun tersebut berwarna hijau dan tumbuh berselang seling pada
batang tanaman. Daun memiliki tangkai agak panjang dengan pangkal daun yang menebal
dan lunak. Daun–daun yang tumbuh pada pucuk batang sebelum masa bunga terbentuk,
berukuran kecil dan melengkung kedalam melindungi bunga yang sedang atau baru mulai
tumbuh.
4. Bunga tanaman merupakan kumpulan massa bunga yang berjumlah banyak. Bunga tanaman
tersebut tersusun dari kuntum–kuntum bunga yang berjumlah dari 5.000 kuntum bunga yang
bersatu membentuk bulatan yang tebal serta padat (kompak). Pada kubis bunga (kol bunga),
bunga tersebut bervariasi sesuai dengan varietasnya. Ada yang memiliki masa bunga dengan
warna putih bersih, namun adapula yang memiliki warna putih kekuningan. Kubis bunga
bunga memiliki berat antara 0,5 kg–1,3 kg dengan diameter 20 cm atau lebih, tergantung
pada varietasnya. Kubis bunga memilki tangkai bunga yang berwarna hijau muda hingga
hijau.Bunga pada kubis bunga merupakan bagian yang paling penting dari tanaman, yang
dikonsumsi sebagai sayuran yang bergizi tinggi. Apabila dibiarkan tumbuh terus (tanpa
dipanen), maka bunga pada tanaman kubis tersebut memanjang menjadi tangkai bunga yang
penuh dengan kuntum bunga. Setiap bunga memiliki 4 helai daun kelopak, 4 helai daun
mahkota, dan 6 helai benang sari.
5. Tanaman kubis bunga dapat menghasilkan buah yang mengandung banyak biji. Buah
tersebut terbentuk dari hasil penyerbukan sendiri ataupun penyerbukan silang dengan
bantuan serangga lebah madu. Buah berbentuk polong, berukuran kecil, dan ramping,
dengan panjang antara 3 cm–5 cm. Di dalam buah tersebut terdapat biji berbentuk bulat
kecil, berwarna coklat kehitam–hitaman. Biji–biji tersebut dapat dipergunakan sebagai benih
perbanyakan tanaman.
Tanaman kubis bunga termasuk dalam golongan tanaman sayuran semusim atau berumur
pendek. Tanaman tersebut hanya dapat berproduksi satu kali dan setelah itu mati. Pemanen kubis
bunga dapat dilakukan pada umur 40-50 hari setelah pindah tanam, tergantung pada varietasnya.
Tanaman kubis bunga berbentuk perdu dan perakaran dangkal (Harjono, 1996).
2.2. Syarat Tumbuh Tanaman Kubis Bunga
Tanaman kubis dapat tumbuh pada berbagai jenis tanah, baik dari mulai jenis tanah
pasiran misalnya Regosol sampai pada jenis tanah yang berlempung atau tanah berat misalnya
jenis tanah Gromosol. Tanah yang bertekstur ringan, akan sangat baik untuk pertumbuhan awal
tanaman kubis. Pada pertumbuhana awal akan terjadi pertumbuhan akar, baik panjang maupun
jumlah, sehingga diperlukan media yang gembur agar ujung agar terbentuk lebih banyak dan
panjang, maka logikanya penyerapan unsur hara di dalam tanahpun lebih efektif, dan hasil
asimilasi akan lebih banyak untuk kebutuhan pertumbuhannya. Semakin banyak akar yang
terbentuk maka tanaman akan semakin kuat dan kokoh. Akan tetapi sebaliknya pada
pertumbuhan selanjutnya tanaman kubis membutuhkan media jenis tanah yang dapat mengikat
air lebih banyak. Tanah yang berkemampuan mengikat air lebih banyak adalah tanah berat/liat.
Pada jenis tanah berat, pertumbuhan tanaman lambat, akan tetapi hasil komponen yang didapat
mempunyai kualitas lebih baik, yaitu lebih padat, keras dan tahan lama bila disimpan (Harjono,
1996).
Adapun berdasarkan sifat fisiknya, tanah yang baik digunakan untuk membudidayakan
kubis bunga adalah tanah yang berstruktur remah (gembur), kaya bahan organik, mudah
mengikat air sehingga tidak menimbulkan genangan air yang menyebabkan tanah becek,
memiliki solum tanah dalam dan bersifat subur. Tanah yang bersifat fisik demikian akan dapat
meningkatkan peredaran udara (aerasi) dan drainase tanah. Sehingga dengan demikian, oksigen
di dalam tanah akan tersedia dengan cukup. Oksigen tersebut sangat diperlukan bagi pernafasan
akar tanaman dan aktifitas organisme tanah yang bermanfaat dalam membantu proses penguraian
bahan organik menjadi bahan zat yang tersedia yang dapat diserap oleh tanaman. Selain itu,
struktur tanah yang remah akan mempermudah berkembangnya akar tanaman karena tanah
mudah ditembus. Sehingga dengan demikian, akan dapat meningkatkan pertumbuhan tanaman
dan pembentukan hasil (Cahyono, 2001).
Sifat tanah yang perlu mendapat perhatian adalah derajat kemasaman tanah (pH).
Keadaan pH tanah selain berpengaruh secara langsung terhadap pertumbuhan tanaman dan
pembentukan hasil, juga berpengaruh terhadap kehidupan organisme tanah dan ketersediaan zat
hara tertentu. Kisaran keasaman tanah yang sesuai bagi pertumbuhan dan pembentukan hasil
(masa bunga) adalah antara 5,5-6,5. Keasaman tanah rendah dibawah 5 sudah merupakan faktor
penghambat bagi pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil, karena tanaman akan tumbuh
merana (tidak normal) sehingga hasilnya pun (masa bunga) tidak normal. Bahkan sering terjadi
masa bunga yang terbentuk menjadi rusak dan membusuk. Kerusakan ini timbul karena tanaman
kekurangan unsur Boron (B) akibat nilai pH yang rendah (sangat asam). Keadaan pH tanah yang
sangat asam juga dapat menyebabkan terjadinya kekurangan unsur Magnesium (Mg) dan
Molybdenum (Mo) sehingga tanaman mudah terserang penyakit fisiologis (Cahyono, 2001).
2.3. Tanah Gambut Pedalaman
Tanah gambut di Indonesia sangat ditentukan oleh kandungan mineral pada substratum
(di dasar gambut) dan tingkat dikomposisi gambut. Kandungan mineral gambut di Indonesia
umumnya kurang dari 5% dan sisanya adalah bahan organik (Anonim, 2011a).
Menurut Reksowardoyo (1988 dalam Ulumiyah, 2003), tanah gambut yang dijumpai di
Kalimantan tengah termasuk gambut pedalaman, yaitu gambut yang tidak dipengaruhi oleh
pasang surut air laut dan biasanya terdapat di atas pasir kuarsa. Halim (1985) menyatakan bahwa
ciri yang menonjol dari tanah gambut pedalaman di Kalimantan tengah adalah
keombrogenannya, artinya tanah gambut tersebut memiliki tingkat kesuburan yang rendah, KTK
yang tinggi dan KB yang rendah. Akibatnya kation-kation basa seperti K, Ca dan Mg sukar
tersedia bagi tanaman. Selain itu reaksi tanah sangat masam dengan tingkat pelapukan yang
rendah.
Kesuburan gambut bergantung pada susunan kimia dan tingkat kematangannya. Tingkat
kematangan atau derajat perombakan gambut adakah fibrik (kurang dari 33%) hemik (terombak
33-66%) dan saprik (terombak lebih dari 66%), makin tinggi tingkat kematangan gambut, maka
makin banyak pula unsur hara yang dilepas (Anonim,2014b).
Lahan gambut umumnya mempunyai tingkat kemasaman yang relatif tinggi dengan
kisaran pH 3–5, mempunyai kandungan kation basa seperti Ca, Mg, K dan Na sangat rendah
terutama pada gambut tebal. Semakin tebal gambut, basa-basa yang di kandungnya semakin
rendah dan reaksi tanah menjadi semakin masam. Di sisi lain kapasitas tukar kation (KTK)
gambut tergolong tinggi, sehingga kejenuhan basa (KB) menjadi sangat rendah (Anonim,
2011b).
2.4. Pupuk Kandang
Pupuk kandang merupakan pupuk yang penting di Indonesia. Selain jumlah ternak di
Indonesia cukup banyak dan volume kotoran ternak cukup besar, pupuk kandang secara
kualitatif relatif lebih kaya hara dan mikroba dibandingkan dengan limbah pertanian. Yang
dimaksud dengan pupuk kandang adalah campuran kotoran hewan/ternak dan urin ( Rosmarkam
dan Yuwono, 2011 ).
Pupuk kandang dibagi menjadi dua yaitu pupuk panas dan pupuk dingin. Yang dimaksud
pupuk panas adalah pupuk yang dalam pelapukannya berlangsung secara cepat oleh mikro
organisme sehingga menghasilkan suhu yang panas, sedangkan pupuk kandang dingin adalah
yang berasal dari kotoran hewan yang diuraikan secara perlahan oleh mikro organisme sehingga
kenaikan suhunya perlahan juga. Pupuk kandang berperan untuk memperbaiki sifat fisik, kimia
dan biologi tanah. Komposisi unsur hara yang terdapat pada pupuk kandang sangat tergantung
pada jenis hewan, umur, alas kandang dan pakan yang diberikan pada hewan tersebut. Setiap
jenis hewan tentunya menghasilkan kotoran yang memiliki kandungan hara. Namun secara
umum kotoran hewan mengandung unsur hara makro seperti nitrogen (N), posfor (P), kalium
(K), kalsium (Ca), magnesium (Mg), belerang (S) dan unsur hara mikro seperti sulfur (S), ferrum
(Fe), zinc (Zn), boron (Bo), dan cuprum (Cu) (Anonim, 2009b).
Apabila dibandingkan antara berbagai macam pupuk kandang, kotoran ayam mempunyai
nilai hara yang tertinggi karena bagian cair tercampur dengan bagian padat. Pupuk kandang
kotoran ayam mengandung N tiga kali Iebih banyak dari pupuk kandang lainnya.
Beberapa hasil penelitian aplikasi pupuk kotoran ayam selalu memberikan respon
tanaman yang terbaik pada musim pertama. Hal ini terjadi karena kotoran ayam relatif lebih
cepat terdekomposisi serta mempunyai kadar hara yang cukup pula dibandingkan dengan jumlah
unit yang sama dengan kotoran hewan yang lainnya (Anonim 2014a).
2.5. Kapur Dolomit
Pengapuran adalah suatu teknologi pemberian kapur kedalam tanah, yang dimaksudkan
untuk memperbaiki kesuburan tanah yaitu memperbaiki sifat-sifat kimia, fisika dan biologi dari
tanah. Dolomit adalah pupuk yang memiliki kandungan hara Kalsium (CaO) dan Magnesium
(MgO) tinggi dan sangat bermanfaat untuk pengapuran tanah masam dan dan juga sebagai pupuk
bagi tanah dan tanaman yang berfungsi menyuplai unsur Kalsium (CaO) dan Magnesium (MgO)
untuk kebutuhan tanaman (Anonim 2013b).
Pengapuran pada tanah-tanah masam kenyataannya dapat memperbaiki kesuburan tanah
tersebut, akibat pengapuran jasad renik mulai braktivitas kembali dan unsur-unsur hara makro
menjadi tersedia bagi tanaman (Sutedjo, 1995).
Kebanyakan petani hanya mengetahui fungsi dolomit adalah untuk menetralkan pH tanah
dan tidak mengetahui fungsi lain dari dolomit adalah sebagai pupuk bagi tanaman. Seperti yang
dikatakan di atas bahwa dolomit mengandung unsur hara Mg dan Ca yang juga dibutuhkan oleh
tanaman dengan beberapa manfaatnya sehingga jika kekurangan kedua hara tersebut akan
mengakibatkan beberapa efek bagi tanaman. Sehingga pemberian dolomit pada tanaman akan
mengatasi kekurangan unsur hara Ca dan Mg tersebut.
Secara keseluruhan manfaat dolomit yang mengandung hara Kalsium (Ca) dan
Magnesium (Mg) adalah : mengoreksi keasaman tanah agar sesuai dengan pH yang diperlukan
tanaman, menetralisir kejenuhan zat-zat yang meracuni tanah, tanaman, bila mana zat tersebut
berlebihan seperti zat Al (alumunium), Fe (zat besi), Cu (tembaga), meningkatkan efektifitas dan
efisiensi penyerapan zat - zat hara yang sudah ada dalam tanah baik yang berasal dari bahan
organik maupun pemberian pupuk lainnya seperti Urea, TSP dan KCL, menjaga tingkat
ketersediaan unsur hara mikro sesuai kebutuhan tanaman. Artinya dengan Kalsium (CaO) dan
Magnesium (MgO) yang cukup unsur mikro pun memadai,memperbaiki porositas tanah, struktur
serta aerasi tanah sekaligus bermanfaat bagi mikrobiologi dan kimiawi tanah sehingga tanah
menjadi gembur, sirkulasi udara dalam tanah lancar dan menjadikan akar semai bebas bergerak
menghisap unsur hara dari tanah dan aktifator berbagai jenis enzim tanaman, merangsang
pembentukan senyawa lemak dan minyak, serta karbohidrat (Anonim, 2013b).
III. METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai bulan Juni 2015. Penelitian ini
dilaksanakan di kebun percobaan Kampus II Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Jl.
Mahir Mahar, Kelurahan Kereng Bengkirai, Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya.
3.2. Bahan dan Alat
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah benih kubis bunga varietas PM 126 F1
cap Panah Merah, pupuk kandang kotoran ayam, kapur dolomit, trai untuk tempat penyemaian,
polybag ukuran 50 cm x 50 cm, dan tanah gambut.
Sedangkan alat yang digunakan pada penelitian ini adalah cangkul, parang, pisau,
meteran, gergaji, palu, paku, ayakan, kayu, plastik bening, kasa/paranet, kamera, timbangan
analitik, pH meter dan alat tulis.
3.3. Metode Penelitian
Penelitian ini merupakan percobaan faktorial dengan 2 faktor, menggunakan Rancangan
Acak Lengkap ( RAL ) dengan 3 ulangan.
Faktor I : adalah pemberian pupuk kandang (KA) dengan 4 taraf yaitu :
KA0 = 0 Ton/Ha (0 g/polybag)
KA1 = 10 Ton/Ha.(200 g / polybag)
KA2 = 20 Ton/Ha. (400 g/polybag)
KA3 = 30 Ton/Ha. (600 g/polybag)
Faktor II : adalah pemberian kapur dolomit (D) yang terdiri atas 3 taraf, yaitu:
D 1 = 2 ton / Ha (40 g/polybag)
D2 = 4 ton / Ha (80g/polybag)
D3 = 6 ton / Ha (120 g/polybag)
Dari kombinasi kedua faktor tersebut diperoleh 12 kombinasi perlakuan, yang di ulang 3
kali sehingga di peroleh 36 satuan percobaan.
Tabel 1. Kombinasi perlakuan pemberian pupuk kandang kotoran ayam ( KA ) dan
kapur dolomit (D).
Pupuk Kandang
Kapur Dolomit
D 1 D2 D3
KA0
KA1
KA2
KA3
KA0 D 1
KA1 D 1
KA2 D 1
KA3 D 1
KA0 D2
KA1 D2
KA2 D2
KA3 D2
KA0 D3
KA1 D3
KA2 D3
KA3 D3
3.4. Pelaksanaan Penelitian
3.4.1. Persiapan Lokasi Penelitian
Tempat penelitian dibersihkan terlebih dahulu dari tanaman liar atau gulma, dilanjutkan
dengan pembuatan rumah plastik dengan ukuran 10 m, dan lebar 4 m dengan tinggi 2,5 m. Atap
terbuat dari plastik transparan dan dinding dari kain kasa.
3.4.2. Persiapan Media Tanam
Media yang digunakan adalah tanah gambut yang diambil di kebun percobaan kampus II
Universitas Muhammadiyah Palangkaraya, Jl. Mahir Mahar, Kelurahan Kereng Bengkirai,
Kecamatan Sebangau, Kota Palangka Raya dengan kedalaman pengambilan 0–20 cm. Tanah
gambut kemudian dikering anginkan selama 1 minggu dan di pisahkan dari dari sisa ranting atau
akar ( diayak dengan ukuran lubang ayakan 9 mesh), kemudian diisikan kedalam polybag
berukuran 50 cm x 50 cm dengan berat 10 kg, dan dicampur dengan pupuk kandang kotoran
ayam serta kapur dolomit pada masing-masing polybag sesuai dengan dosis perlakuan, lalu
diinklubasi selama dua minggu sebelum tanam.
3.4.3. Penyemaian Benih
Penyemaian benih kubis bunga dilakukan pada trai polybag semai, dengan media yang
digunakan adalah komposisi tanah gambut, pupuk kandang kotoran ayam, dengan perbandingan
2:1, dan ditambahkan dengan kapur dolomit, kemudian di inklubasi selama dua minggu.
Penyemaian dilakukan dengan cara memasukkan satu benih kubis bunga kedalam satu
lubang tray semai dan ditutup tipis dengan tanah. Bibit kubis bunga ditutup daun pisang selama
3 hari, untuk menghindari sinar matahari langsung dan curah hujan yang tinggi pada persemaian,
maka dilakukan pembuatan naungan dengan tinggi 1 meter pada bagian Timur, dan 0.8 meter
pada bagian Barat, penyemaian bunga kubis dilakukan selama 3 minggu terhitung dari penebaran
biji bunga kubis.
3.4.4. Pemupukan
Pemberian pupuk kandang dan kapur dolomit dilakukan saat menyiapkan media tanam,
yaitu 2 minggu sebelum tanam dengan dosis sesuai dengan perlakuan, diberikan dengan cara
diaduk dengan tanah gambut untuk masing-masing polybag.
3.4.5. Penanaman
Sebelum melakukan pemindahan bibit, media persemaian disiram terlebih dahulu guna
mempermudah dalam proses pengambilannya (pencungkilan). Penanaman atau pemindahan bibit
ke polybag dilakukan pada sore hari dan tanaman telah berumur 3 minggu setelah semai atau
sudah berumur 21 hari, dengan minimal daunnya telah berhelai dua.
Bibit yang akan digunakan adalah bibit yang sehat, dengan ciri batang tumbuh tegak,
daunnya hijau segar, tidak terserang hama,dan penyakit, dan setiap polybag ditanam 1 bibit
kubis bunga. Setelah proses penanaman selesai, maka dilakukan penyiraman guna menjaga
kelembapan tanah.
3.4.6. Pemeliharaan
Pemeliharan dilakukan sejak benih ditanam hingga panen yang meliputi, penyiraman,
penyiangan, pencegahan hama dan penyakit.
1. Penyiraman
Penyiraman dilakukan 1 kali sehari yaitu sore hari dengan jumlah takaran air yang sama
pada setiap tanaman.
2. Penyiangan
Penyiangan dilakukan pada umur tanaman 14 HST dengan cara mencabut gulma yang
tumbuh pada media tanaman beserta akar-akarnya.
3. Pencegahan hama dan Penyakit
Pencegahan hama dan penyakit dilakukan dengan cara memasang jaring
penghalang/pagar disekeliling tanaman penelitian dengan jarak 0,5 m dari tanaman penelitian,
dan menjaga kebersihan lingkungan penelitian.
Hama yang menyerang pada penelitian ini adalah jenis hama ulat tritip (Plutela xylostella
L.). cara pengendalian hama ulat tritip dilakukan secara manual, yang dilakukan pada saat terjadi
serangan pada masa pertumbuhan tanaman umur 14 HST yaitu dengan memperhatikan dan
mewaspadai setiap tanaman, hama ulat harus segera diambil dan dimatikan.
4. Penutupan Masa Bunga
Kegiatan penutupan massa bunga dilakukan khusus pada budidaya tanaman kubis bunga.
Massa bunga ditutup dengan daunnya atau plastik. Penutupan massa bunga ini bertujuan untuk
menghindari massa bunga dari pengaruh sinar matahari secara langsung, sehingga massa bunga
tetap berwarna putih bersih dan berkualitas baik (Cahyono, 2001).
3.4.7. Panen
Panen tanaman kubis bunga dapat dilakukan setelah tanaman berumur 55 HST, ciri-ciri
bunga yang siap panen yaitu bentuk bunga sudah seperti kubah (permukaan atas bunga sudah
tidak rata lagi) dan kepadatan bunga masih kompak, belum tampak adanya anak bunga yang
mekar (Anonim, 2015).
1.5. Pengamatan
Parameter yang di amati meliputi :
1. Tinggi Tanaman (cm)
Tinggi tanaman diukur dari pangkal bawah di atas permukaan tanah sampai ujung daun
tertinggi pada umur 15, 30 dan 45 HST, dengan cara mengukur tanaman mulai pangkal batang
sampai ujung daun tertinggi, dengan menggunakan meteran.
2. Jumlah Daun (helai)
Jumlah daun dilakukan dengan cara menghitung jumlah daun yang baik atau tidak rusak
dan telah membuka sempurna serta dihitung pada umur 15, 30,dan 45 HST, dihitung mulai dari
daun paling bawah sampai daun teratas (pucuk).
3. Bobot Segar Brangkasan Per Tanaman (gram)
Bobot basah brangkasan per tanaman ditimbang segera setelah panen pada umur 55 HST,
dengan cara menimbang seluruh bagian tanaman yang telah dibersihkan dari tanah yang melekat
di akar.
4. Bobot Segar Bunga Per Tanaman (gram)
Pengukuran bobot basah bunga per tanaman dilakukan segera setelah panen pada umur
55 HST, dengan cara menimbang seluruh bagian kubis bunga yang telah di potong pada pangkal
bunga.
3.6. Analisa Data
Data dianalisa dengan menggunakan analisis ragam ( uji F ) pada taraf 5% dan 1 %.
Apabila uji F menunjukan adanya pengaruh perlakuan, maka dilanjutkan dengan uji BNJ pada
taraf 5 %.
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Tinggi Tanaman
Data hasil pengamatan untuk parameter jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST disajikan
pada Lampiran 1, 2 dan 3 sedangkan analisis ragam disajikan pada Lampiran 4.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan
kapur dolomit berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun umur 15, 30 dan 45
HST. Hasil uji beda rara-rata untuk parameter jumlah daun disajikan pada Tabel 2.
Tabel 2. Hasil Uji Beda Rata-Rata Tinggi Tanaman Kubis Bunga umur 15, 30 dan 45 HST
Perlakuan Tinggi tanaman
15 HST 30 HST 45 HST
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
7,2 a
7,3 a
8,2 b
8,9 b
10,1 c
10,6 c
10,9 c
12,9 d
13,0 d
13,3 d
13,4 d
15,5 e
12,5 a
12,9 ab
13,9 bc
14,0 c
14,1 c
16,3 d
16,9 d
20,6 e
24,0 f
24,2 f
25,0 f
25,9 f
17,1 a
17,3 a
18,0 ab
18,5 bc
19,1 c
22,9 d
23,3 d
27,1 e
31,3 f
32,7 g
34,7 h
35,8 i
BNJ 5% 1,14 1,06 1,06
Keterangan : angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang
sama tidak berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 3, terlihat bahwa rata-rata tanaman tertinggi pada umur 15, 30, dan 45
HST dihsilkan oleh perlakuan interksi pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 30 ton/Ha
dan kapur dolomit dengan dosis6 ton/ha (KA3D3) dengan rata-rata setinggi 15,5 cm, 25,9 cm,
dan 35,8 cm dan tidak berbeda nyata hanya dengan perlakuan KA3D2, KA3D1 dan KA2D3 pada
umur 30 HST.
4.1.2. Jumlah Daun
Data hasil pengamatan untuk parameter jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST disajikan
pada Lampiran 5, 6 dan 7 sedangkan analisis ragam disajikan pada Lampiran 8.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan
kapur dolomit berpengaruh sangat nyata terhadap parameter jumlah daun umur 15, 30 dan 45
HST. Hasil uji beda rata-rata untuk parameter jumlah daun disajikan pada Tabel 3.
Tabel 3. Hasil Uji Beda Rata-Rata Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 15, 30 dan 45HST.
Perlakuan Jumlah Daun
15 HST 30 HST 45 HST
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
5,0 a
6,7 b
7,0 bc
7,7 bcd
8,0 cd
8,7 de
9,3 ef
9,7 ef
10,3 fg
11,0 g
11,3 g
15,0 h
10,0 a
12,0 b
14,0 c
14,0 c
15,3 c
18,0 d
19,7 de
21,0 ef
22,0 fg
23,3 g
22,3 fg
26,00 h
16,7 a
17,0 a
18,0 ab
18,0 ab
20,7 bc
22,3 cd
22,7 cd
24,0 d
25,0 d
25,0 d
30,0 e
31,3 e
BNJ 5% 1,28 1,76 3,14
Keterangan : angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang
sama tidak berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%.
Berdasarkan pada Tabel 3, terlihat bahwa rata-rata jumlah daun terbanyak pada umur 15,
30 dan 45 HST dihasilkan oleh perlakuan interaksi pemberian pupuk kandang ayam dengan
dosis 30 ton/Ha dan kapur dolomit dengan dosis 6 ton/ha (KA3D3) dengan rata-rata jumlah daun
sebanyak 15,0 helai, 26,0 helai dan 31,3 helai dan tidak berbeda nyata hanya dengan perlakuan
KA3D2 pada umur 45 HST.
4.1.3. Bobot Segar Brangkasan (g)
Data hasil pengamatan untuk parameter berat brangkasan disajikan pada Lampiran 9,
sedangkan analisis ragamnya disajikan pada Lampiran 11.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kandang ayam
dengan kapur dolomit berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot brangkasan per
tanaman. Hasil uji beda rata-rata disajikan pada Tabel 4.
Tabel 4. Hasil Uji Beda Rata-Rata Bobot Segar Brangkasan Per tanaman umur 55 HST.
Perlakuan Berat brangkasan
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
190,19 a
246,05 b
267,72 bc
298,37 cd
335,44 d
447,80 e
421,42 e
511,89 f
577,35 g
601,30 g
693,36 h
704,68 h
BNJ 5% 39,50
Keterangan : angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang
sama tidak berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 4, terlihat bahwa rata-rata berat brangkasan terberat pada umur 55
HST dihasilkan oleh perlakuan interaksi pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 30
ton/Ha dan kapur dolomit dengan dosis 6 ton/ha (KA3D3) dengan rata-rata berat 704,68 gram dan
tidak berbeda nyata hanya dengan perlakuan KA3D2.
4.1.3.Bobot Segar Bunga (g)
Data hasil pengamatan untuk parameter berat bunga pertanaman disajikan pada Lampiran
10 sedangkan analisis ragamnya disajikan pada Lampiran 11.
Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kandang ayam
dengan kapur dolomit berpengaruh sangat nyata terhadap parameter bobot segar bunga. Hasil uji
beda rata-rata untuk parameter tersebut disajikan pada Tabel 5.
Tabel 5. Hasil Uji Beda Rata-Rata Bobot Segar Bunga (g)
Perlakuan Bobot Segar Bunga
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
89,51 a
91,79 a
92,38 a
102,60 ab
117,52 b
147,95 c
154,17 c
212,41 d
250,01 e
268,54 e
290,87 f
312,65 g
BNJ 5% 21,48
Keterangan : angka-angka yang didampingi huruf yang sama pada kolom yang sama tidak
berpengaruh nyata pada uji BNJ 5%.
Berdasarkan Tabel 5, terlihat bahwa rata-rata berat bunga kubis tertinggi pada umur 55
HST dihasilkan oleh perlakuan interaksi pemberian pupuk kandang ayam dengan dosis 30
ton/Ha dan kapur dolomit dengan dosis 6 ton/ha (KA3D3) dengan rata-rata berat 312,65 gram per
tanaman berbeda nyata terhadap semua perlakuan lainnya.
4.2. Pembahasan
4.2.1. Pertumbuhan Tanaman
Berdasarkan hasil pengamatan terhadap parameter pertumbuhan tanaman yang meliputi
tinggi tanaman dan jumlah daun menunjukkan bahwa interaksi pemberian pupuk kandang dan
kapur dolomit berpengaruh sangat nyata. Hal ini disebabkan karena kombinasi keduanya mampu
menciptakan lingkungan tumbuh yang baik dengan satu sama lainnya mampu menyediakan
unsur hara untuk pertumbuhan tanaman, sehingga pertumbuhan tanaman bisa lebih optimal.
Meningkatnya pertumbuhan vegetatif seperti tinggi tanaman rata-rata umur 15, 30 dan 45
HST ( 15,5 cm, 25,9 cm, dan 35,8 cm), dan jumlah daun umur 15, 30 dan 45 HST ( 15,0 helai,
26,0 helai dan 31,3 helai) pada perlakuan KA3D3 erat kaitannya dengan kandungan unsur hara
yang terdapat pada kedua pupuk tersebut, baik unsur hara nitrogen, fosfor, kalium dan
magnesium yang berperan penting dalam pertumbuhan vegetatif dan generatif tanaman.
Kapur dolomit berperan dalam memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah, karena
secara langsung dapat menyuplai unsur hara makro berupa Ca dan Mg, serta kondisi pH tanah
dapat meningkat sehingga memberikan kondisi lingkungan yang lebih baik bagi perkembangan
dan aktivitas mikroorganisme tanah. Sedangkan pupuk kandang kotoran ayam berfungsi
menambah unsur hara makro seperti N, P dan K yang sangat berperan pada pertumbuhan
vegetatif dan generatif tanaman (Setiawan, 2010)
Lingga (2008) mengemukan bahwa komponen utama penyusun tubuh tanaman, yaitu
asam amino, protein dan klorofil yang tersusun dari senyawa yang mengamdung nitrogen.
Klorofil terkandung dalam sel tanaman mempengaruhi pembentukkan karbohidrat yang akhirnya
berpengaruh terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman. Syarief (2000) dalam Susanto (2010)
menyatakan bahwa karbohidrat merupakan bahan yang sangat diperlukan tanaman dalam
pembelahan sel, pembesaran sel dan pembentukkan jaringan untuk pembesaran batang, daun dan
akar yang akhirnya berpengaruh terhadap pertumbuhan secara keseluruhan.
Paada Tabel 2 dan 3 menunjukkan, bahwa tinggi tanaman dan jumlah daun pada
perlakuan KA0D1 paling rendah dibandingkan perlakuan lainnya karena unsur hara yang tersedia
dan yang dapat diserap tanaman hanya sedikit.
Rendahnya unsur hara yang dapat diserap yang mengakibatkan rendahnya tinggi tanaman
dan jumlah daun pada perlakuan KA0D1 disebabkan oleh rendahnya pH tanah yang hanya 4,00
(lampiran 12). Menurut Cahyono (2001) untuk mendapatkan hasil yang baik, tanaman kubis
bunga memerlukan tanah dengan derajat kemasaman (pH tanah 5,5-6,5). Menurut Lingga
(2008), unsur hara makro khususnya N, P dan K merupakan unsur hara yang penting bagi
pertumbuhan tanaman. Pada fase vegetatif unsur-unsur tersebut sangat memacu pertumbuhan
tanaman muda dan pembentukan organ-organ vegetatif. Unsur nitrogen untuk pembentukkan
klorofil daun, penyusun protein dan karbohidrat dalam proses fotosintesis. Fosfor diperlukan
untuk perkembangan perakaran tanaman muda dan proses pembelahan sel-sel meristem,
sedangkan kalium untuk mendukung proses metabolisme tubuh tanaman. Dengan demikian,
peningkatan proses-proses tersebut akan meningkatkan tinggi tanaman dan jumlah daun.
4.2.2. Hasil Tanaman
Terjadi peningkatan pertumbuhan tanaman yang optimal pada fase vegetatif akan terus
berlanjut sampai fase generatif. Hal ini ditunjukkan dengan meningkatnya bobot bunga
pertanaman dan bobot brangkasan rata-rata sebesar 312,65 gram dan 704,68 gram pada
perlakuan KA3D3, yaitu pemberian pupuk kandang 30 ton/ha dan kapur dolomit 6 ton/ha.
Untuk parameter bobot bunga segar per tanaman, perlakuan KA3D3 menunjukkan bobot
bunga terberat dibandingkan perlakuan lainnya, hal ini disebabkan karena pada perlakuan
tersebut tercipta media tumbuh yang baik akibat kenaikkan pH tanah sehingga unsur hara yang
dapat diserap tanaman khususnya P bisa lebih optimal. Menurut Jumin (2000), dijelaskan bahwa
pada fase generatif phosphor sangat diperlukan tanaman untuk memacu proses pembungaan,
pembesaran bunga, pemasakan buah, memperbaiki kualitas hasil dan waktu panen dapat lebih
cepat.
Pada parameter bobot segar brangkasan tanaman sama halnya dengan parameter-
parameter yang lain, dimana hasilnya tertinggi diperoleh pada perlakuan KA3D3 dan terendah
diperoleh pada perlakuan KA0D1.
Peningkatan bobot segar brangkasan tanaman merupakan imbang alokasi fotosintat pada
masing-masing organ tanaman. Peningkatan tinggi tanaman, jumlah daun dan bobot segar bunga
berhubungan dengan bobot segar brangkasan tanaman. Karena fotosintesis pada umumnya
terjadi pada daun hijau yang berklorofil, maka sampai batas tertentu laju fosintesis akan
meningkat dengan meningkatnya jummlah daun maupun luas daun dan pertumbuhan tanaman
akan mengikutinya. Hal ini sejalan dengan pendapat Soedarsono (2000) yang menyatakan
bahwa, pertumbuhan tanaman tergantung pada imbangan fotosintesis yang mengimbangi
karbohidrat dan bahan tanaman serta respirasi.
Rendahnya bobot segar bunga dan bobot segar brangkasan tanaman pada perlakuan
KA0D1 ini disebabkan karena kurang tersedia unsur hara terutama N, P dan K akibat rendahnya
pH tanah yang hanya 4,0. Lingga (2008) menyatakan bahwa N, P dan K dimamfaatkan tanaman
untuk pembentukan organ-organ vegetatif terutama batang, daun dan akar serta untuk
pembentukan bunga pada masa generatif, sehingga apabila tanaman kekurangan unsur-unsur
tersebut pertumbuhannya tidak optimal.
V. KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan
1. Interaksi pemberian pupuk kandang ayam dan kapur dolomit berpengaruh sangat nyata
terhadap parameter tinggi tanaman, jumlah daun, bobot brangkasan dan bobot segar bunga
tanaman kubis bunga.
2. Hasil tertinggi untuk parameter tinggi tanaman umur 15, 30 dan 45 HST (15,5 cm, 25,9 cm,
dan 35,8 cm), jumlah daun umur 15,30 dan 45 HST ( 15,0 helai, 26,0 helai dan 31,3 helai),
bobot brangkasan (704,68 gram), dan bobot bunga segar ( 312,65 gram), dihasilkan oleh
perlakuan pemberian pupuk kandang ayam dan kapur dolomit dengan dosis 30 ton/Ha dan
kapur dolomit dengan dosis 6 ton/ha (KA3D3)
5.2. Saran
Dalam pembudidayaan tanaman kubis bunga pada tanah gambut disarankan untuk
mempertimbangkan memakai pupuk kandang ayam dengan dosis 30 ton/Ha dan kapur dolomit
dengan dosis 6 ton/ha.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2009a. Pemamfaatan Dan Pengelolaan Lahan Gambut Di Kalimantan Tengah.
http;//Kalimantankita.blogspot.com/2009/12/pemamfaatan-dan- pengelolaan-lahan.
Diakses pada tanggal 05 Mei 2015.
─────.2009b.Pupuk Kandang.https://blog.djarumbeasiswaplus.org/muhanugrah
/2009/09/22/jenis-pupuk-dan-perbedaannya/comment-page1/.Diakses pada tanggal
12 September 2014.
─────. 2010. Gambut. http://id.wikipedia.org/wiki/Gambut. Diakses pada tanggal 12
September 2014.
─────. 2011a. Lahan Gambut. http;// deslisumatran.wordpress.com/2011/04
/30/lahan-gambut/. Diakses pada tanggal 12 September 2014.
─────. 2011b. Pupuk Kandang. http;//www.alamtani.com/pupuk-kandang.html. diakses
pada tanggal 12 September 2014.
─────. 2013a. Kubis Bunga.http://id.wikipedia.org/wiki/Kubis_bunga_2014. Diakses pada
tanggal 12 September 2014.
─────. 2013b. Manfaat Pupuk Dolomite Bagi Tanaman.http;//npkgresik.
blogspot.com/2013/11/mamfaat-pupuk-dolomite-bagi-tanaman.html
?m=1. Diakses pada tanggal 10 Februari 2015
─────. 2014a. Manfaat Kotoran Ayam Sebagai Pupuk. http://nangimam. blogspot.com
/2014/02/ manfaat-kotoran-ayam-sebagai- pupuk.html=1. Diakses 12 September 2014
─────2014b.KlasifikasiGambut.http;//www.wprdagroforestry.org/sea/publications/book/BK0
135-09. PDF(klasifikasi gambut). Diakses pada tanggal 12 September 2014.
─────. 2015. Petunjuk Budidaya Brokoli Dan Bunga Kol. http;//blog.
faedahjaya.com/petunuk-budidaya-brokoli-bunga-kol.html=1. Diakses pada tanggal
21 Februari 2015.
Cahyono, B. 2001. Kubis Bunga dan Broccoli. Kanisius. Yogyakarta.
Halim, A. 1985. Upaya Memproduksi Tanah Gambut Pedalaman Kalimantan Tengah. Kasus
Bereng Bengkel. Makalah Seminar Kebutuhan dan Peamfaatan Tanah Gambut
Di Kalimantan Tengah. Universitas Palangkaraya. Palangkaraya.
Harjono, I. 1996. Kubis Bunga. C.V.Aneka. Solo.
Jumin, H. B. 2000. Dasar-Dasar Agronomi. Rajawali. Bandung
Lingga, P. 2008. Petunjuk Penggunaan Pupuk. Penebar Swadaya
Musnamar, E. Pupuk organik. 2009. Penebar Swadaya. Jakarta.
Rukmana, R. 1994. Budidaya kubis bunga dan broccoli. Kanisius. Yogyakarta.
Rosmarkam, A dan Yuwono, N. 2011. Ilmu Kesuburan Tanah. Kanisus.
Yogyakarta.
Soepardi. 1983. Sifat dan Ciri Tanah. Fakultas Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.
Sutedjo. 1995. Pupuk dan cara pemupukan. Rineka Cipta. Jakarta .
Soedarsono. 2000. Pupuk dan Pemupukan. CV. Simplek. Jakarta.
Susanto, H. 2010. Pengaruh Pemberian Pupuk Kandang Kotoran Ayam dan Pupuk
Petrobio Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tomat Pada Tanah Gambut.Skripsi.
Fapertahut. UMP.
Setiawan, B. S. 2010. Membuat Pupuk Kandang Cepat. Penebar Swadaya. Jakarta.
Ulumiyah, F. 2003. Pengaruh Pemberian Dosis Pupuk Daun Gandasil D Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi (Brassica Juncea L.) pada Tanah Gambut
Pedalaman. Skripsi. Universitas Muhammadiyah Palangkaraya. Palangka Raya
Lampiran 1.Tinggi Tanaman Umur 15 HST
Perlakuan Ulangan
Total
Rata-rata I II III
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
7,0
7,5
8,3
9,0
10,0
10,5
11,0
13,4
12,7
13,6
13,5
15,4
7,8
7,5
7,9
9,0
10,4
10,0
11,0
12,5
13,3
12,8
13,0
15,2
6,7
6,8
8,3
8,7
10,0
11,3
10,6
12,8
13,0
13,5
13,8
15,0
21,5
21,8
24,5
26,7
30,4
31,8
32,6
38,7
39,0
39,9
40,3
45,6
7,2
7,3
8,2
8,9
10,1
10,6
10,9
12,9
13,0
13,3
13,4
15,5
392,8
Lampiran 2.Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur 30 HST
Perlakuan Ulangan
Total
Rata-rata I II III
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
12,0
12,9
13,0
13,5
14,0
16,5
16,7
20,4
23,7
24,4
25,5
26,0
12,8
13,0
14,0
14,5
14,4
16,0
16,9
20,5
24,3
23,7
25,0
25,8
12,7
12,8
14,0
14,0
14,0
16,3
17,2
20,8
24,0
24,5
24,4
25,9
37,5
38,7
41,0
42,0
42,4
48,8
50,8
61,7
72,0
72,6
74,9
77,7
12,5
12,9
13,9
14,0
14,1
16,3
16,9
20,6
24,0
24,2
25,0
25,9
660,1
Lampiran 3.Tinggi Tanaman Kubis Bunga Umur 45 HST.
Perlakuan Ulangan
Total
Rata-rata I II III
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
17,0
17,8
17,7
18,4
19,0
22,5
22,9
26,9
31,7
32,6
35,0
36,2
17,1
17,4
18,0
18,5
19,4
23,0
23,5
26,5
31,3
33,0
34,6
35,7
17,1
16,8
18,3
18,7
19,0
23,3
23,6
27,8
31,0
32,5
34,4
35,4
51,2
52,0
54,0
55,6
57,4
68,8
70,0
81,2
94,0
98,1
104,0
107,3
17,1
17,3
18,0
18,5
19,1
22,9
23,3
27,1
31,3
32,7
34,7
35,8
893,6
Lampiran 4. Hasil Analisis Ragam Tinggi Tanaman Umur 15, 30, dan 45 HST
SK
DB
JK
KT
F HIT F TABEL
5 % 1%
UMUR 15 HST
PERLAKUAN
W
M
W X M
GALAT
11
3
2
6
24
235,10
213,20
17,01
4,89
3,60
21,37
71,06
8,50
0,81
0,15
142,46 ⃰ ⃰
473,73 ⃰ ⃰
56,66 ⃰ ⃰
5,40 ⃰ ⃰
2,22
3,01
3,40
2,51
3,09
4,72
5,61
3,67
TOTAL 35
UMUR 30 HST
PERLAKUAN
W
M
W X M
GALAT
11
3
2
6
24
902,25
811,16
56,50
34,59
3,20
82,02
270,39
28,25
5,76
0,13
630,92 ⃰ ⃰
2079,92 ⃰ ⃰
217,31 ⃰ ⃰
44,31 ⃰ ⃰
2,22
3,01
3,40
2,51
3,09
4,72
5,61
3,67
TOTAL 35
UMUR 45 HST
PERLAKUAN
W
M
W XM
GALAT
11
3
2
6
24
1699,97
1553,80
102,19
43,98
3,25
154,54
517,93
51,09
7,33
0,13
1188,77 ⃰ ⃰
3084,07 ⃰ ⃰
393,00 ⃰ ⃰
56,38 ⃰ ⃰
2,22
3,01
3,40
2,51
3,09
4,72
5,61
3,67
TOTAL 35
Keterangan : ⃰ ⃰ (berpengaruh sangat nyata terhadap F tabel 1 %)
Lampiran 5. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 15 HST
Perlakuan Ulangan
Total
Rata-rata I II III
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
5,0
6,0
7,0
8,0
8,0
9,0
9,0
10,0
11,0
11,0
11,0
15,0
5,0
7,0
7,0
8,0
8,0
9,0
9,0
10,0
11,0
11,0
12,0
15,0
5,0
7,0
7,0
7,0
8,0
8,0
10,0
9,0
10,0
11,0
11,0
15,0
15,0
20,0
21,0
23,0
24,0
26,0
28,0
29,0
31,0
33,0
34,0
45,0
5,0
6,7
7,0
7,7
8,0
8,7
9,3
9,7
10,3
11,0
11,3
15,0
329,0
Lampiiran 6. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 30 HST
Perlakuan Ulangan
Total
Rata-rata I II III
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
10,0
12,0
14,0
13,0
15,0
18,0
20,0
21,0
22,0
23,0
23,0
26,0
10,0
12,0
14,0
14,0
16,0
17,0
19,0
20,0
22,0
23,0
22,0
26,0
10,0
12,0
14,0
15,0
15,0
19,0
20,0
22,0
22,0
24,0
22,0
26,0
30,0
36,0
42,0
42,0
46,0
54,0
59,0
63,0
66,0
70,0
67,0
78,0
10,0
12,0
14,0
14,0
15,3
18,0
19,7
21,0
22,0
23,3
22,3
26,00
653,0
Lampiran 7. Jumlah Daun Kubis Bunga Umur 45 HST
Perlakuan Ulangan
Total
Rata-rata I II III
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
17,0
18,0
18,0
19,0
19,0
22,0
23,0
23,0
24,0
23,0
29,0
30,0
16,0
16,0
18,0
17,0
21,0
23,0
22,0
24,0
25,0
27,0
30,0
32,0
17,0
17,0
18,0
18,0
22,0
22,0
23,0
25,0
26,0
25,0
31,0
32,0
50,0
51,0
54,0
54,0
62,0
67,0
68,0
72,0
75,0
75,0
90,0
94,0
16,7
17,0
18,0
18,0
20,7
22,3
22,7
24,0
25,0
25,0
30,0
31,3
812,0
Lampiran 8. Hasil Analisis Ragam jumlah daun Tanaman Umur 15, 30, dan 45 HST
SK
DB
JK
KT
F HIT F TABEL
5 % 1%
UMUR 15 HST
PERLAKUAN
W
M
W X M
GALAT
11
3
2
6
24
227,64
188,09
24,89
14,66
4,67
20,69
62,69
12,44
2,44
0,19
108,89 ⃰ ⃰
329,95 ⃰ ⃰
65,47 ⃰ ⃰
12,84 ⃰ ⃰
2,22
3,01
3,40
2,51
3,09
4,72
5,61
3,67
TOTAL 35
UMUR 30 HST
PERLAKUAN
W
M
W X M
GALAT
11
3
2
6
24
833,64
754,97
67,39
11,28
8,67
75,78
251,65
33,69
1,88
0,36
210,50 ⃰ ⃰
699,03 ⃰ ⃰
93,58 ⃰ ⃰
5,22 ⃰ ⃰
2,22
3,01
3,40
2,51
3,09
4,72
5,61
3,67
TOTAL 35
UMUR 45 HST
PERLAKUAN
W
M
W XM
GALAT
11
3
2
6
24
771,55
664,89
79,39
27,27
27,34
70,14
221,63
39,69
4,54
1,14
61,53 ⃰ ⃰
194,41 ⃰ ⃰
34,81 ⃰ ⃰
3,98 ⃰ ⃰
2,22
3,01
3,40
2,51
3,09
4,72
5,61
3,67
TOTAL 35
Keterangan : ⃰ ⃰ (berpengaruh sangat nyata terhadap F tabel 1 %)
Lampiran 9. Bobot Segar Brangkasan Kubis Bunga Umur 55 HST
Perlakuan Ulangan
Total
Rata-rata I II III
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
196,55
221,31
255,64
300,30
358,77
448,76
402,74
521,36
576,22
604,50
641,54
643,06
184,02
272,11
280,51
293,76
323,00
444,31
423,76
508,88
581,12
600,32
632,08
725,02
190,00
244,72
270,01
301,04
324,55
450,34
437,75
505,43
574,72
599,07
644,45
705,97
570,57
738,14
806,16
895,10
1.006,32
1.343,41
1.264,25
1.535,67
1.732,06
1.803,89
1.918,07
2.114,05
190,19
246,05
267,72
298,37
335,44
447,80
421,42
511,89
577,35
601,30
693,36
704,68
15.727,69
Lampiran 10. Bobot Segar Bunga Kubis Umur 55 HST
Perlakuan Ulangan
Total
Rata-rata I II III
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
89,88
90,00
90,81
103,53
119,77
153,95
148,76
210,63
268,93
274,09
298,70
309,83
88,04
92,67
92,78
100,60
118,04
146,54
154,98
220,60
242,12
255,67
280,00
318,06
90,60
92,72
93,55
103,67
114,75
143,36
158,76
206,00
238,97
275,86
293,92
310,07
268,52
275,39
277,14
307,80
352,56
443,85
462,50
637,23
750,02
805,62
872,62
937,96
89,51
91,79
92,38
102,60
117,52
147,95
154,17
212,41
250,01
268,54
290,87
312,65
6.391,21
Lampiran 11. Hasil Analisis Ragam Bobot Segar Brangkasan dan Bobot Segar
Bunga Umur 55 HST
SK
DB
JK
KT
F HIT F TABEL
5 % 1%
BOBOT BRANGKASAN
PERLAKUAN
W
M
W X M
GALAT
11
3
2
6
24
961479,24
862154,91
89290,35
10033,98
4319,16
87407,20
287384,97
44645,17
1672,33
179,96
485,70 ⃰ ⃰
1596,94 ⃰ ⃰
248,08 ⃰ ⃰
9,29 ⃰ ⃰
2,22
3,01
3,40
2,51
3,09
4,72
5,61
3,67
TOTAL 35
SK
DB
JK
KT
F HIT F TABEL
5 % 1%
BOBOT SEGAR
PERLAKUAN
W
M
W X M
GALAT
11
3
2
6
24
236528,07
216398,78
13285,73
5843,53
1277,48
21502,55
72132,93
6642,88
1140,59
53,23
403,95 ⃰ ⃰
1355,12 ⃰ ⃰
124,79 ⃰ ⃰
21,43 ⃰ ⃰
2,22
3,01
3,40
2,51
3,09
4,72
5,61
3,67
TOTAL 35
Keterangan : ⃰ ⃰ (berpengaruh sangat nyata pada F tabel 1%)
TabeLampiran 12. Data Hasil Pengukuran pH Tanah Gambut
Perlakuan pH Tanah
KA0D1
KA0D2
KA0D3
KA1D1
KA1D2
KA1D3
KA2D1
KA2D2
KA2D3
KA3D1
KA3D2
KA3D3
4,0
4,3
4,6
4,3
4,7
4,8
4,9
5,0
5,4
5,5
6,1
6,5
Lampiran13. Bagan Percobaan
U
Keterangan :
KA0 = 0 Ton/Ha
KA1 = 10 Ton/Ha.(200 g/polybag)
KA2 = 20 Ton/Ha. (400 g/polybag)
KA3 = 30 Ton/Ha. (600 g/polybag)
D 1 = 2 ton / Ha (40 g/polybag)
D2 = 4 ton / Ha (80g/polybag)
D3 = 6 ton / Ha (120g /polybag)
S
KA0D1(II)
KA2D3(II)
KA2D1(III)
KA1D2(III)
KA3D1(I)
KA2D2(I)
KA1D1(I)
KA2D1(I)
KA3D3(I)
KA0D3(I)
KA0D2(I)
KA3D2(III)
KA2D2( II)
KA3D3(III)
KA0D2(II)
KA1D1(II)
KA1D1(III)
(III)
KA1D3(I)
KA2D2(II)
KA1D3(II)
KA0D1(II)
V
KA0D1(I)
KA0D2(III)
KA3D2(II)
KA2D1(II)
KA3D3(II)
KA0D3(III
)
KA2D3(I)
KA2D3(III)
KA3D1(I)
KA3D2(I)
KA0D3(II)
KA0D1(III)
KA1D2(I)
KA3D1(III)
KA1D2(II)
KA1D3(III)
N0 Uraian Perhitungan
1 Ukuran polybag 50×50 cm
2 Jarak antar barisan polybag 30 cm
3 Jarak antar polybag 30 cm
4 BV tanah gambut = 0,25 g/cm3
5 Kedalaman tanah gambut yang diambil (K) = 20 cm = 0,2 m
6 Luaslahan 1 ha
= 10.000 m2 = 100 m x 100 m
7 Volume tanah gambut = 100 m × 100 m × 0,2 m
= 2.000 m3/ha
8 Berat tanah gambut perhektar = V x BV
= 2.000 m3 × 0,25 g/cm
3
= 2.000.000.000 cm3
× 0,25 g/cm3
= 500.000.000 g
= 500 ton/ha
= 500.000 kg/ha
9 K1 = dosis 10ton/ha pupuk kandang kotoran
ayam
= 10 Kg
500.000× 10.000 kg
= 0,2 kg
= 200 g/polybag
10 K2 = dosis 20 ton/ha pupuk kandang kotoran
ayam
= 10Kg
500.000 × 20.000 kg
= 0,4 kg
= 400 g/polybag
Lampir
an 14.
Perhitu
ngan
Dosis
11 K3 = dosis 30 ton/ha pupuk kandang kotoran
ayam =
10 Kg
500.000 × 30.000 kg
= 0,6 kg
=600 g/polybag
D1 = dosis kapur dolomit 2 ton/ha =
10 Kg
500.000 × 2.000 kg
= 0,04 kg
= 40 g/polybag
13 D1 = dosis kapur dolomit 4 ton/ha =
10 Kg
500.000 × 4.000 kg
= 0,08 kg
= 80 g/polybag
14 D1 = dosis kapur dolomit 6 ton/ha =
10 Kg
500.000 × 6.000 kg
= 0,12 kg
= 120 g/polybag
Gambar 1. Varietas PM 126 F1
Gambar 2. Deskripsi Varietas
Gambar 3. Trai Tempat Semai Kubis Bunga
Gambar 4. Kubis Bunga Siap Tanam Umur 21 Hari
Gambar 5. Kubis Bunga Umur 15 HST
Gambar 6. Kubis Bunga Umur 30 HST
Gambar 7. Kubis Bunga Umur 45 HST
Gambar 8. Bunga Tanaman Kubis Bunga
Gambar 9. Brangkasan Kubis Bunga.
Gambar 10. Hasil Kubis Bunga Perlakuan Tertinggi
Gambar 11. Hasil Kubis Bunga Perlakuan Terkecil
Gambar 12. Hasil Tanaman Kubis Bunga
Gambar 13. Rumah Plastik