skripsi rancang bangun sistem informasi spasial...
TRANSCRIPT
i
SKRIPSI
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL
POTENSI ENERGI LISTRIK ALTERNATIF LIMBAH BIOMASSA PADI
BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kab. Indramayu)
JUDUL
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Disusun Oleh :
HADY SAFRUDDIN NUR
109093000028
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015M/1436 H
ii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL
POTENSI ENERGI LISTRIK ALTERNATIF LIMBAH BIOMASSA PADI
BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kab. Indramayu)
HALAMAN JUDUL
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Oleh :
HADY SAFRUDDIN NUR
109093000028
PROGRAM STUDI SISTEM INFORMASI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2015 M/ 1436 H
iii
RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI SPASIAL
POTENSI ENERGI LISTRIK ALTERNATIF LIMBAH BIOMASSA PADI
BERBASIS WEB (Studi Kasus : Kab. Indramayu)
Skripsi
Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sistem Informasi
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
LEMBAR PERSETUJUAN
Oleh :
HADY SAFRUDDIN NUR
109093000028
Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Bakri La Katjong, M.T, M.Kom Eri Rustamaji, MBA
NIP. 19461006 197507 1 001 NIP.
Mengetahui,
iv
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN
Skripsi yang berjudul “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Potensi
Energi Listrik Alternatif Limbah Biomassa Padi Berbasis Web (Studi Kasus
: Kab. Indramayu)”, telah diuji dan dinyatakan lulus pada sidang munaqosyah
Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta pada 12 Maret 2015. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat
untuk memperoleh gelar sarjana Strata Satu (S1) Program Studi Sistem Informasi.
Menyetujui,
Penguji I Penguji II
Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis Nur Aeni Hidayah, MMSI
NIP. 19680117 200112 1 001 NIP. 19750818 200501 2 008
Pembimbing I Pembimbing II
Ir. Bakri La Katjong, M.T, M.Kom Eri Rustamaji, MBA
NIP. 19461006 197507 1 001 NIP.
Mengetahui,
v
PERNYATAAN
DENGAN INI SAYA MENYATAKAN BAHWA SKRIPSI INI BENAR-
BENAR HASIL KARYA SENDIRI DAN BELUM PERNAH DIAJUKAN
SEBAGAI SKRIPSI ATAU KARYA ILMIAH PADA PERGURUAN TINGGI
ATAU LEMBAGA MANAPUN.
Jakarta, Maret 2015
Hady Safruddin Nur
vi
ABSTRAK
HADY SAFRUDDIN NUR, NIM 109093000028, dengan skripsi berjudul
Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Potensi Energi Listrik Limbah
Biomassa Padi Berbasis Web (Studi Kasus: Kab. Indramayu). Dibawah
Bimbingan BAKRI LA KATJONG dan ERI RUSTAMAJI.
Sebagian besar listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik non-terbarukan
menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan gas alam. Menurut
Blueprint Pengelolaan Energi Nasional yag dikeluarkan oleh Departemen Energi
dan Sumber Daya Mineral (DESDM) pada tahun 2005, cadangan minyak bumi di
Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 18 tahun.
Sedangkan gas diperkirakan akan habis dalam kurun waktu 61 tahun dan batubara
147 tahun. Kab. Indramayu merupakan salah satu daerah penghasil padi terbanyak
di Indonesia. Berdasarkan Perpres no. 5 tahun 2006 dan PP no. 79 tahun 2014
tentang kebijakan energi nasional, Ditjen EBTKE mempunyai tugas
meningkatkan bauran energi primer khususnya jenis komoditi bioenergi menjadi
8,9 % di tahun 2025, dengan cara meningkatkan pemanfaatan energi terbarukan,
membuat regulasi , menciptakan pasar dan transaksi di bidang bioenergi, serta
memberikan dan mempermudah akses untuk masyarakat dalam memperoleh
informasi mengenai energi. Data potensi energi biomassa padi yang terdapat pada
Direktorat Bioenergi masih berupa data dalam bentuk file Microsoft Excel
sehingga belum terintegrasi, dan masyarakat yang membutuhkannya harus datang
langsung. Tujuan dari penelitian ini adalah membuat sistem berbasis web yang
dapat mengolah dan mencari data dengan menggunakan database yang terintegrasi
secara spasial. metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode
berorientasi objek dengan model RAD (Rapid Application Development) dan
bahasa pemodelan unified modeling language (UML). Dari penelitian ini
dihasilkan sistem informasi spasial berbasis web yang menampilkan informasi
potensi energi listrik limbah biomassa padi di Kab. Indramayu dalam bentuk
spasial (peta).
Kata Kunci : Sistem Informasi Spasial, Potensi Energi Listrik, Limbah Biomassa
Padi, RAD (Rapid Application Development), UML (Unified Modelling
Language)
BAB I-V + 194 halaman + xxvii halaman +112 gambar + 62 tabel + 37 daftar
pustaka + lampiran
Pustaka Acuan (2003-2014)
vii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi “Rancang Bangun Sistem Informasi
Spasial Potensi Energi Listrik Alternatif Limbah Biomassa Padi (Studi Kasus :
Kabupaten Indramayu)” ini dapat diselesaikan dengan baik. Shalawat serta salam
semoga selalu tercurahkan kepada suri tauladan kita Nabi Muhammad SAW.
Penyusunan skripsi merupakan salah satu syarat untuk memenuhi
kelulusan pada Program Studi Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Dalam menyelesaikan
penyusunan skripsi ini, peneliti mendapatkan bimbingan dan bantuan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Dr. Agus Salim, S.Ag., M.Si, selaku Dekan Fakultas Sains dan Teknologi.
2. Ibu Nia Kumaladewi, MMSI, selaku Ketua Prodi Sistem Informasi.
3. Ibu Meinarini Catur Utami, MT, selaku Sekretaris Prodi Sistem Informasi.
4. Bapak Ir. Bakri La Katjong, M.T, M.Kom selaku Dosen Pembimbing I dan
Bapak Eri Rustamaji, MBA selaku Dosen Pembimbing II yang telah bersedia
meluangkan waktu, tenaga, serta pikirannya dalam membantu dan
membimbing.
5. Bapak Dr. Syopiansyah Jaya Putra, M. Sis dan Ibu Nur Aeni Hidayah, MMSI
selaku Dosen Penguji.
6. Bapak Zulfan Zul, MBA, selaku Kasi Perencanaan Bioenergi, yang telah
meluangkan waktunya dalam proses penelitian.
viii
7. Ibu Yusnia, selaku staf Perencanaan Bioenergi pada Sub Dit. Penyiapan
Program Bioenergi yang telah meluangkan waktunya dalam proses penelitian.
8. Kedua Orang tua, Drs. H. Nuril Anwar, M.Si & Hj. Saodah, yang selalu sabar
dan ikhlas memberikan do‟a.
9. Adik, kakak, abang, dan seluruh saudara-saudara saya, yang telah bersedia
membantu memberikan do‟a.
10. Teman-teman di kmm riak dan di kc, di himpunan SI dan himpunan TI,
pro9eni, forum gitar melulu, suara kuricang, sombrero, night vision, kks
ketupat, exzentrisch, dan para guru-guru/ dosen-dosen (yang baik).
11. Bapak dan ibu penjaga perpustakaan, parkir, sekuriti, kantin dan fotokopi.
12. Teman-teman SI A,B,C,D, dan G 2009, teman-teman senior SI 2007 dan SI
2008, kawan-kawan SI 2010 dan SI 2011.
13. Seluruh teman se-SDN, se-MTsN, se-MAN, dan se-UIN.
14. Seluruh pihak yang telah bersedia membantu dalam menyelesaikan skripsi
ini.
Penulis sadar bahwa penyusunan skripsi ini masih jauh dari sempurna,
oleh karena itu kritik dan saran dapat disampaikan melalui e-mail ke
[email protected]. peneliti berharap skripsi ini bermanfaat bagi yang
membacanya. Terimakasih
Jakarta, Maret 2015
Hady Safruddin Nur
ix
DAFTAR ISI
JUDUL .................................................................................................................... i
HALAMAN JUDUL ............................................................................................. ii
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................... iii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN .................................................................... iv
PERNYATAAN .................................................................................................... v
ABSTRAK ............................................................................................................ vi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xvi
DAFTAR TABEL .............................................................................................. xxi
DAFTAR SIMBOL .......................................................................................... xxiv
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................. 1
1.2 Perumusan Masalah ....................................................................... 6
1.3 Batasan Masalah ............................................................................ 7
1.4 Tujuan Penelitian ........................................................................... 7
1.5 Manfaat Penelitian ......................................................................... 8
1.6 Metode Penelitian .......................................................................... 9
1.6.1 Metode Pengumpulan Data ..................................................... 9
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem .............................................. 10
x
1.7 Sistematika Penulisan .................................................................. 10
BAB II LANDASAN TEORI ............................................................................ 12
2.1 Rancang Bangun.......................................................................... 12
2.2 Konsep Dasar Sistem ................................................................... 13
2.2.1 Pengertian Sistem .................................................................. 13
2.2.2 Karakteristik Sistem .............................................................. 13
2.3 Konsep Dasar Informasi .............................................................. 15
2.3.1 Pengertian Informasi ............................................................. 15
2.3.2 Siklus Informasi .................................................................... 16
2.3.3 Atribut Informasi ................................................................... 16
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi .................................................. 17
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi .................................................. 17
2.4.2 Kriteria Sistem Informasi ...................................................... 18
2.5 Sistem Informasi Spasial ............................................................. 19
2.6 Sistem Informasi Geografis ......................................................... 19
2.6.1 Pengertian SIG ...................................................................... 19
2.6.2 Komponen SIG ...................................................................... 20
2.6.3 Subsistem SIG ....................................................................... 22
2.6.4 Jenis Data SIG ....................................................................... 23
2.6.5 Kemampuan SIG ................................................................... 27
xi
2.6.6 Kelebihan SIG ....................................................................... 28
2.6.7 SIG Berbasis Web ................................................................. 30
2.6.8 Basis Data SIG ...................................................................... 31
2.6.9 Peta ........................................................................................ 34
2.6.9.1 Pengertian Peta ............................................................... 34
2.6.9.2 Skala Peta ....................................................................... 34
2.6.9.3 Komponen Peta .............................................................. 35
2.6.9.4 Garis Lintang dan Bujur ................................................. 38
2.7 Energi .......................................................................................... 39
2.7.1 Bentuk dan Sifat Energi ......................................................... 40
2.7.2 Sumber Daya Energi dan Klasifikasi Energi ......................... 42
2.7.3 Satuan Energi ........................................................................ 44
2.7.4 Konversi Energi ..................................................................... 44
2.7.5 Aliran Energi ......................................................................... 45
2.7.6 Konservasi Energi ................................................................. 46
2.8 Listrik .......................................................................................... 47
2.8.1 Proses Pembangkitan ............................................................. 47
2.8.2 Jenis-jenis Pembangkit Listrik (Pusat Listrik) ....................... 49
2.9 Potensi Energi Listrik Alternatif .................................................. 50
2.9.1 Definisi Potensi ..................................................................... 50
xii
2.9.2 Energi listrik Alternatif .......................................................... 50
2.10 Limbah Biomassa Padi ............................................................ 51
2.10.1 Pengertian Tanaman Padi .................................................... 51
2.10.2 Pengertian Biomassa ........................................................... 52
2.10.3 Limbah Padi Sebagai Bahan Baku Bioenergi ...................... 52
2.10.4 Estimasi Potensi Bahan Baku Dari Limbah Padi ................. 54
2.10.5 Pendayagunaan Jerami dan Sekam Padi .............................. 54
2.10.6 Karakteristik Nilai Kalor Limbah Biomassa Padi ............... 55
2.10.7 Analisis Limbah Biomassa Padi menjadi Energi Listrik ..... 56
2.10.8 Klasifikasi Potensi Energi Limbah Biomassa Padi .............. 57
2.11 Metode Pengembangan Sistem ................................................ 58
2.11.1 Metode Rapid Application Development (RAD) ................. 58
2.11.2 Tahapan dalam Rapid Application Development ................. 59
2.11.3 Kelebihan-kelebihan RAD .................................................. 73
2.12 Pengembangan Sistem Berorientasi Objek .............................. 74
2.12.1 Analisis dan Desain Berorientasi Objek (Object Oriented
Analysis and Design) .................................................................................... 75
2.12.2 Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek .............................. 76
2.12.3 Hubungan Objek/Kelas ....................................................... 77
2.13 Konsep Unified Modeling Language (UML) ........................... 77
xiii
2.14 Pengujian Sistem (testing) ....................................................... 79
2.15 Perangkat Lunak Dalam Pembuatan Sistem ............................ 80
2.15.1 ArcGIS Desktop .................................................................. 80
2.15.2 Mapguide ............................................................................. 84
2.15.3 PHP ..................................................................................... 85
2.15.4 MySql .................................................................................. 86
2.16 Metode Pengumpulan Data ...................................................... 86
2.16.1 Observasi ............................................................................. 86
2.16.2 Wawancara .......................................................................... 87
2.16.3 Studi Pustaka ....................................................................... 88
2.16.4 Studi Literatur ...................................................................... 88
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 90
3.1 Metode Pengumpulan Data ......................................................... 90
3.1.1 Observasi ............................................................................... 90
3.1.2 Wawancara ............................................................................ 91
3.1.3 Studi Pustaka ......................................................................... 91
3.1.4 Studi Literatur........................................................................ 91
3.2 Bahan dan Perangkat Penelitian .................................................. 92
3.2.1 Bahan ..................................................................................... 92
3.2.2 Perangkat Penelitian .............................................................. 92
xiv
3.3 Metode Pengembangan Sistem .................................................... 93
3.3.1 Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning) ................. 93
3.3.2 RAD Workshop Design .......................................................... 95
3.3.3 Implementasi (Implementation) ............................................. 96
3.4 Kerangka Berfikir ........................................................................ 98
BAB IV SISTEM INFORMASI SPASIAL POTENSI BIOMASSA PADI .... 99
4.1 Requirements Planning ............................................................... 99
4.1.1 Tahap Pengumpulan Data dan Syarat-Syarat Informasi ........ 99
4.1.1.1 Gambaran Umum Kab. Indramayu ................................. 99
4.1.1.2 Profil Instansi ............................................................... 101
4.1.2 Tahap Identifikasi Sistem Untuk Menyelesaikan Masalah .. 110
4.1.2.1 Identifikasi Masalah ..................................................... 110
4.1.2.2 Analisis Sistem Berjalan ............................................... 110
4.1.2.3 Identifikasi Kebutuhan ................................................. 113
4.1.2.4 Sistem Yang Diusulkan ................................................ 113
4.1.2.5 Analisis Perbandingan Sistem ...................................... 115
4.2 RAD Workshop Design .............................................................. 116
4.2.1 Desain Proses ...................................................................... 116
4.2.1.1 Use Case Diagram ....................................................... 116
4.2.1.2 Activity Diagram .......................................................... 128
xv
4.2.1.3 Sequence ....................................................................... 142
4.2.2 Desain Database .................................................................. 153
4.2.2.1 Potential Object ............................................................ 153
4.2.2.2 Class Diagram .............................................................. 156
4.2.2.3 Matriks CRUD ............................................................. 157
4.2.2.4 LRS (Logical Record Structured) ................................. 159
4.2.2.5 Skema database ............................................................ 160
4.2.2.6 Spesifikasi database ..................................................... 161
4.2.3 Desain Interface .................................................................. 165
4.2.3.1 Struktur Menu ............................................................... 165
4.2.3.2 Perancangan Layout ...................................................... 168
4.3 Implementasi Sistem (System Implementation) ......................... 176
4.3.1 Pembangunan dan Pemrograman (coding) .......................... 176
4.3.2 Pengujian Sistem (Black-box Testing) ................................. 177
BAB V SIMPULAN DAN SARAN .................................................................. 194
5.1 Simpulan ................................................................................... 194
5.2 Saran .......................................................................................... 194
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 195
xvi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Kebutuhan Energi Menurut Wilayah di Indonesia ............................ 2
Gambar 1.2 Produksi Padi (GKD) di Jawa Barat (2011) ...................................... 4
Gambar 2.1 Atribut Informasi ............................................................................. 16
Gambar 2.2 Model Data Raster ........................................................................... 24
Gambar 2.3 Model Data Vector .......................................................................... 25
Gambar 2.4 Contoh Tampilan Model Basis Data Hirarki Sederhana .................. 32
Gambar 2.5 Contoh Tampilan Model Basis Data Network Sederhana ................ 32
Gambar 2.6 Skala Grafik ..................................................................................... 35
Gambar 2.7 Komponen Peta ............................................................................... 38
Gambar 2.8 Garis Lintan dan Bujur Utara .......................................................... 39
Gambar 2.9 Konversi Energi Kimia (biomassa padi) ke Energi Listrik .............. 45
Gambar 2.10 Tanaman Padi Yang menghasilkan jerami dan sekam ................... 53
Gambar 2.11 Proses Menghasilkan Limbah Jerami dan Sekam Padi .................. 53
Gambar 2.12 Pohon Industri Pertanian Tanaman Padi ........................................ 55
Gambar 2.13 Proses Perhitungan Potensi Biomassa Padi (gasifikasi) ................. 56
Gambar 2.14 Contoh Use Case Diagram ............................................................ 63
Gambar 2.15 Contoh Activity Diagram ............................................................... 66
Gambar 2.16 Contoh Sequence Diagram ............................................................ 67
Gambar 2.17 Contoh Class Diagram ................................................................... 70
Gambar 2.18 Contoh LRS ................................................................................... 72
Gambar 2.19 Contoh Skema Database ............................................................... 72
xvii
Gambar 2.20 Tahap Pengembangan Sistem RAD ............................................... 73
Gambar 2.21 Diagram Unified Modeling Language (UML) ............................... 78
Gambar 2.22 Tampilan ArcGis............................................................................ 81
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir ............................................................................ 98
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Ditjen EBTKE ............................................... 105
Gambar 4.2 Prosedur Sistem Yang Berjalan ..................................................... 111
Gambar 4.3 Analisis Sistem Usulan .................................................................. 114
Gambar 4.4 Diagram Use Case SISPELPA ...................................................... 118
Gambar 4.5 Activity Diagram Login .................................................................. 128
Gambar 4.6 Activity Diagram Mengelola Peta .................................................. 129
Gambar 4.7 Activity Diagram Mengelola Berita ............................................... 130
Gambar 4.8 Activity Diagram Mengelola Kategori ........................................... 131
Gambar 4.9 Activity Diagram Melihat Pesan Masuk ......................................... 132
Gambar 4.10 Activity Diagram Update Halaman Statis .................................... 133
Gambar 4.11 Activity Diagram Update Slide .................................................... 134
Gambar 4.12 Activity Diagram Update Ringkasan ............................................ 135
Gambar 4.13 Activity Diagram Update Site ...................................................... 136
Gambar 4.14 Activity Diagram Melihat Profil ................................................... 137
Gambar 4.15 Activity Diagram Melihat Visi-Misi ............................................ 137
Gambar 4.16 Activity Diagram Melihat Struktur ............................................... 138
Gambar 4.17 Activity Diagram Mengirim Pesan ............................................... 138
Gambar 4.18 Activity Diagram Melihat Berita .................................................. 139
Gambar 4.19 Activity Diagram Melihat Peta ..................................................... 140
xviii
Gambar 4.20 Activity Diagram Logout .............................................................. 140
Gambar 4.21 Activity Diagram Validasi Peta .................................................... 141
Gambar 4.22 Sequence Diagram Login ............................................................. 142
Gambar 4.23 Sequence Diagram Mengelola Peta ............................................. 143
Gambar 4.24 Sequence Diagram Mengelola Berita .......................................... 144
Gambar 4.25 Sequence Diagram Mengelola Kategori ...................................... 145
Gambar 4.26 Sequence Diagram Melihat Pesan Masuk .................................... 146
Gambar 4.27 Sequence Diagram Update Halaman Statis ................................. 146
Gambar 4.28 Sequence Diagram Update Slide.................................................. 147
Gambar 4.29 Sequence Diagram Update Ringkasan ......................................... 147
Gambar 4.30 Sequence Diagram Update Site ................................................... 148
Gambar 4.31 Sequence Diagram Melihat Profil ................................................ 148
Gambar 4.32 Sequence Diagram Melihat Visi-Misi .......................................... 149
Gambar 4.33 Sequence Diagram Melihat Struktur ............................................ 150
Gambar 4.34 Sequence Diagram Mengirim Pesan ............................................ 150
Gambar 4.35 Sequence Diagram Melihat Berita ............................................... 151
Gambar 4.36 Sequence Diagram Melihat Peta .................................................. 151
Gambar 4.37 Sequence Diagram Logout ........................................................... 152
Gambar 4.38 Sequence Diagram Validasi Data Peta ......................................... 152
Gambar 4.39 Class Diagram SISPELPA .......................................................... 156
Gambar 4.40 LRS .............................................................................................. 159
Gambar 4.41 Skema Database .......................................................................... 160
Gambar 4.42 Struktur Menu Frontend SISPELPA ........................................... 165
xix
Gambar 4.43 Struktur Menu Backend SISPELPA ............................................ 167
Gambar 4.44 Layout Halaman Home ................................................................ 169
Gambar 4.45 Layout Halaman Profil ................................................................. 169
Gambar 4.46 Layout Halaman Visi-Misi .......................................................... 170
Gambar 4.47 Layout Halaman Struktur ............................................................. 170
Gambar 4.48 Layout Halaman Peta ................................................................... 170
Gambar 4.49 Layout Halaman Berita ................................................................ 171
Gambar 4.50 Layout Halaman Detail Berita ..................................................... 171
Gambar 4.51 Layout Halaman Contact Us ........................................................ 171
Gambar 4.52 Layout Halaman Beranda ............................................................ 172
Gambar 4.53 Layout Halaman Peta ................................................................... 172
Gambar 4.54 Layout Halaman Kelola Berita .................................................... 173
Gambar 4.55 Layout Halaman Kelola Kategori ................................................ 173
Gambar 4.56 Layout Halaman Pesan Masuk ..................................................... 173
Gambar 4.57 Layout Halaman Pengaturan Halaman Statis ............................... 174
Gambar 4.58 Layout Halaman Pengaturan Ringkasan ...................................... 174
Gambar 4.59 Layout Halaman Pengaturan Slideshow ....................................... 174
Gambar 4.60 Layout Halaman Pengaturan Site ................................................. 175
Gambar 4.61 Layout Halaman Login ................................................................ 175
Gambar 4.62 Tampilan Form Login .................................................................. 178
Gambar 4.63 Tampilan Notifikasi Login Gagal ................................................ 178
Gambar 4.64 Tampilan Beranda (Setelah Login Berhasil) ................................ 178
Gambar 4.65 Tampilan Peta layout Admin ....................................................... 179
xx
Gambar 4.66 Tampilan Form Data Peta ............................................................ 179
Gambar 4.67 Tampilan Notifikasi Data Peta berhasil di-update ....................... 179
Gambar 4.68 Tampilan Form Data Berita ......................................................... 181
Gambar 4.69 Tampilan Notifikasi Data Berhasil ditambah/ diubah .................. 181
Gambar 4.70 Tampilan Kotak Dialog Konfirmasi Hapus Data ......................... 181
Gambar 4.71 Tampilan Form Data Kategori ..................................................... 182
Gambar 4.72 Tampilan Melihat Pesan Masuk .................................................. 183
Gambar 4.73 Tampilan Data Halaman Statis .................................................... 184
Gambar 4.74 Tampilan Data Slideshow ............................................................ 185
Gambar 4.75 Tampilan Data Ringkasan............................................................ 185
Gambar 4.76 Tampilan Data Site ...................................................................... 186
Gambar 4.77 Tampilan Melihat Profil .............................................................. 187
Gambar 4.78 Tampilan Melihat Visi & Misi .................................................... 188
Gambar 4.79 Tampilan Melihat Struktur Organisasi......................................... 188
Gambar 4.80 Tampilan Form Contact Us ......................................................... 189
Gambar 4.81 Tampilan Notifikasi Jika Captcha Salah Pada Form Contact Us 189
Gambar 4.82 Tampilan Melihat Berita .............................................................. 190
Gambar 4.83 Tampilan Melihat Detail Berita ................................................... 190
Gambar 4.84 Tampilan Melihat Peta ................................................................. 191
Gambar 4.85 Tampilan Validasi Data Peta ....................................................... 192
Gambar 4.86 Tampilan Kotak Dialog Konfirmasi Logout ................................ 193
Gambar 4.87 Tampilan Form Login Setelah Proses Logout ............................. 193
xxi
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Cadangan Energi Fosil ........................................................................... 1
Tabel 2.1 Perbandingan Model Data Raster dan Vektor ...................................... 25
Tabel 2.2 Contoh Tabel Relasional ...................................................................... 33
Tabel 2.3 Konversi Satuan Energi ........................................................................ 44
Tabel 2.4 Diagram Aliran energi .......................................................................... 46
Tabel 2.5 Nilai Kalor Jenis Limbah Biomassa Padi ............................................. 55
Tabel 2.6 Nilai pada masing-masing kategori ...................................................... 58
Tabel 2.7 Notasi pada Use Case Diagram ............................................................ 64
Tabel 2.8 Notasi Sequence Diagram .................................................................... 68
Tabel 2.9 Komponen Class Diagram ................................................................... 69
Tabel 2.10 Contoh CRUD Matrix ........................................................................ 71
Tabel 2.11 Contoh Black Box Testing .................................................................. 79
Tabel 2.12 Perbandingan Black Box dan White Box Tesing ................................. 80
Tabel 4.1 Analisis PIECES ................................................................................ 112
Tabel 4.2 Perbandingan Sistem Berjalan dan Usulan ......................................... 115
Tabel 4.3 Identifikasi Aktor ............................................................................... 116
Tabel 4.4 Identifikasi Use Case ......................................................................... 117
Tabel 4.5 Narasi Use Case Login ....................................................................... 118
Tabel 4.6 Narasi Use Case Mengelola Peta ....................................................... 119
Tabel 4.7 Narasi Use Case Mengelola Berita .................................................... 120
Tabel 4.8 Narasi Use Case Mengelola Kategori ................................................ 121
xxii
Tabel 4.9 Narasi Use Case Melihat Pesan Masuk .............................................. 121
Tabel 4.10 Narasi Use Case Update Halaman Statis ......................................... 122
Tabel 4.11 Narasi Use Case Update Slide.......................................................... 122
Tabel 4.12 Narasi Use Case Update Ringkasan ................................................. 123
Tabel 4.13 Narasi Use Case Update Site............................................................ 123
Tabel 4.14 Narasi Use Case Melihat Profil ........................................................ 124
Tabel 4.15 Narasi Use Case Melihat Visi-Misi .................................................. 124
Tabel 4.16 Narasi Use Case Melihat Struktur .................................................... 125
Tabel 4.17 Narasi Use Case Mengirim Pesan .................................................... 125
Tabel 4.18 Narasi Use Case Melihat Berita ....................................................... 126
Tabel 4.19 Narasi Use Case Melihat Peta .......................................................... 126
Tabel 4.20 Narasi Use Case Logout ................................................................... 127
Tabel 4.21 Narasi Use Case Validasi Data Peta ................................................. 127
Tabel 4.22 Daftar Objek Potensial ..................................................................... 153
Tabel 4.23 Tabel Seleksi Objek Potensial .......................................................... 154
Tabel 4.24 Daftar Objek yang Diusulkan ........................................................... 155
Tabel 4.24 Tabel Matriks CRUD ....................................................................... 157
Tabel 4.25 Spesifikasi Database Kecamatan Indamayu .................................... 161
Tabel 4.27 Spesifikasi Database Berita ............................................................. 162
Tabel 4.28 Spesifikasi Database kategori .......................................................... 162
Tabel 4.29 Spesifikasi Database User ............................................................... 163
Tabel 4.30 Spesifikasi Database Masyarakat .................................................... 163
Tabel 4.31 Spesifikasi Database Pesan .............................................................. 164
xxiii
Tabel 4.32 Spesifikasi Database profil .............................................................. 164
Tabel 4.33 Pengujian Proses Login .................................................................... 177
Tabel 4.34 Pengujian Proses Mengelola Peta ..................................................... 178
Tabel 4.35 Pengujian Proses Mengelola Berita .................................................. 180
Tabel 4.36 Pengujian Proses Mengelola Kategori .............................................. 181
Tabel 4.37 Pengujian Proses Melihat Pesan Masuk ........................................... 183
Tabel 4.38 Pengujian Proses Update Halaman Statis ......................................... 183
Tabel 4.39 Pengujian Proses Update Slide ......................................................... 184
Tabel 4.40 Pengujian Proses Update Ringkasan ................................................ 185
Tabel 4.41 Pengujian Proses Update Site ........................................................... 186
Tabel 4.42 Pengujian Proses Melihat Profil ....................................................... 186
Tabel 4.43 Pengujian Proses Melihat Visi-Misi ................................................. 187
Tabel 4.44 Pengujian Proses Melihat Struktur ................................................... 188
Tabel 4.45 Pengujian Proses Mengirim Pesan ................................................... 189
Tabel 4.46 Pengujian Proses Melihat Berita ...................................................... 190
Tabel 4.47 Pengujian Proses Melihat Peta ......................................................... 191
Tabel 4.48 Pengujian Proses Validasi Data Peta ................................................ 191
Tabel 4.49 Pengujian Proses Logout .................................................................. 192
xxiv
DAFTAR SIMBOL
SIMBOL USE CASE MODEL DIAGRAM
(Whitten et.al, 2004)
Simbol Keterangan
Actor
Use case
Association
<<extends>> Extends
<<include>> Uses (includes)
System boundary
Actor
Usecase
System
xxv
SIMBOL ACTIVITY DIAGRAM
(Whitten et al, 2004)
Simbol Keterangan
State
Control Flow
Initial State
Final State
Transition
Decision
Swimlane
State 1
Swimlane1
xxvi
SIMBOL SEQUENCE DIAGRAM
(Whitten & Bentley, 2007)
Notasi Keterangan
Actor
Lifeline
Boundary
Control
Entity
Message
Self message
actor
xxvii
SIMBOL CLASS DIAGRAM
(Whitten et.al, 2004)
Simbol Keterangan
Class:
1. Class name
2. Attribute
3. Operation
Association
Generalization
Class name
+Attribute1
+Operation1()
1
(Sumber : DESDM 2005,
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Energi listrik merupakan salah satu kebutuhan pokok manusia,
hampir semua kegiatan aktifitas yang dilakukan manusia memerlukan
energi listrik. Umumnya Energi listrik dihasilkan dari pusat pembangkit
listrik dengan cara mengubah energi kinetik melalui generator menjadi
listrik. Energi kinetik untuk menggerakkan generator bisa diperoleh dari
uap yang dihasilkan dari pembakaran sumber energi fosil, seperti minyak,
batubara dan gas atau bisa juga dari aliran air atau dari aliran udara.
Sebagian besar listrik dihasilkan oleh pembangkit listrik non-
terbarukan menggunakan bahan bakar fosil seperti batu bara, minyak dan
gas alam. Jika sumber energi ini digunakan secara terus menerus maka
akan mengalami kelangkaan yang akhirnya berakibat pada krisis energi.
Maka dari pada itu penggunaan energi dari bahan bakar fosil harus
diseimbangkan dengan sumber energi terbarukan seperti energi angin,
energi surya, geothermal, aliran sungai, biomassa, energi kelautan, dan
lain-lain.
Tabel 1.1 Cadangan Energi Fosil
Jenis Energi Fosil Cadangan / Produksi
Indonesia Dunia
Minyak 18 Tahun 18 Tahun
Gas 61 Tahun 60 Tahun
Batu Bara 147 Tahun 200 Tahun
2
Menurut Blueprint Pengelolaan Energi Nasional yag dikeluarkan
oleh Departemen Energi dan Sumber Daya Mineral (DESDM) pada tahun
2005, cadangan minyak bumi di Indonesia pada tahun 2004 diperkirakan
akan habis dalam kurun waktu 18 tahun dengan rasio cadangan/produksi
pada tahun tersebut. Sedangkan gas diperkirakan akan habis dalam kurun
waktu 61 tahun dan batubara 147 tahun. Perkiraan rasio ini dihitung
berdasarkan jumlah penduduk dan pola konsumsi energi pada saat itu.
Apabila mempertimbangkan laju pertambahan penduduk yang
eksponensial dan konsumsi energi yang terus meningkat, tentunya kurun
waktu tersebut dapat diperkirakan akan jauh lebih cepat lagi.
Gambar 1.1 Kebutuhan Energi Menurut Wilayah di Indonesia
(menurut BAU)
(Sumber : Kajian Energi Outlook 2012)
Menurut Gambar 1.1 kebutuhan energi di Indonesia terus
meningkat dari tahun ke tahun. Kebutuhan energi di Indonesia didominasi
oleh jawa. Pada tahun 2030 kebutuhan energi final diwilayah jawa
mencapai 253,91 juta TOE atau 38,55 % dari total kebutuhan energi final
3
di Indonesia. Dengan rata-rata pertumbuhan 6,88 % pertahun. Sumatera
138,19 juta TOE atau 20,9% dari total kebutuhan energi final Indonesia,
dengan rata-rata pertumbuhan per tahun 8,33%. Kalimantan 81,23 juta
TOE, Sulawesi Maluku Utara 68,83 juta TOE, Bali dan Nusa Tenggara
63,2 juta TOE, serta Papua Maluku 53,38 juta TOE.
Indonesia memiliki potensi yang besar untuk energi terbarukan
salah satunya adalah biomassa. Biomassa merupakan material biologis
yang dapat digunakan sebagai sumber bahan bakar, baik secara langsung
maupun setelah diproses melalui serangkaian proses yang dikenal sebagai
konversi biomassa. Biomassa juga meliputi sampah bio yang dapat
diuraikan yang dapat digunakan sebagai bahan bakar. Salah satunya yaitu
limbah pertanian seperti jerami dan sekam padi. biomassa bisa dijadikan
penyeimbang dan meminimalisir ketergantungan terhadap bahan bakar
fosil.
Kab. Indramayu merupakan salah satu daerah penghasil padi
terbanyak di Indonesia yang sampai memproduksi 1.415.050 Ton pada
tahun 2011. Tingginya produksi padi Indramayu ini disebabkan oleh
luasnya lahan sawah yang ada dan sebagian besar penduduknya bermata
pencaharian sebagai petani. Dari luas wilayah Indramayu yang mencapai
204 ribu ha, 114 ribu ha (55%) di antaranya adalah lahan sawah. Dengan
luas sebesar itu, Indramayu menempati urutan pertama di Jawa Barat.
(BPS Kab. Indramayu).
4
Gambar 1.2 Produksi Padi (GKD) di Jawa Barat (2011)
(Sumber : BPS Provinsi Jawa Barat)
Berdasarkan Perpres no. 5 tahun 2006 dan PP no. 79 tahun 2014
tentang kebijakan energi nasional, Ditjen EBTKE mempunyai tugas
meningkatkan bauran energi primer khususnya jenis komoditi bioenergi
menjadi 8,9 % di tahun 2025, dengan cara meningkatkan pemanfaatan
energi terbarukan, membuat regulasi sebagai kebijakan yang mendukung
pemanfaatan bioenergi, menciptakan pasar dan transaksi di bidang
bioenergi, serta memberikan dan mempermudah akses untuk masyarakat
dalam memperoleh informasi mengenai energi.
Saat ini Direktorat Bioenergi Ditjen EBKTE belum mempunyai
sistem yang terintegrasi sehingga sulit dalam proses pengolahan dan
pencarian data mengenai data potensi energi biomassa padi. Masyarakat
yang membutuhkan informasi mengenai potensi energi khususnya
biomassa padi ini harus datang ke Ditjen EBTKE, sehingga memerlukan
waktu yang lama. Selain itu belum adanya data spasial sebagai visualisasi
data potensi energi limbah biomassa padi, sehingga tidak menampilkan
5
lokasi geografis suatu wilayah yang berpotensi. Hal ini menyebabkan
sulitnya dalam memperoleh dan membaca informasi mengenai potensi
energi limbah biomassa padi.
Sistem informasi atau data yang berbasiskan spasial (keruangan)
pada saat ini merupakan salah satu elemen yang paling penting karena
berfungsi sebagai pondasi dalam melaksanakan dan mendukung berbagai
macam aplikasi. Hal tersebut berkaitan dengan meluasnya pemanfaatan
Sistem Informasi Geografis (SIG) dan perkembangan teknologi dalam
memperoleh, merekam, mengumpulan, dan menganalisis data yang
bersifat keruangan (spasial). Selain itu data yang didapat tidak lagi statis
tetapi menjadi lebih dinamis karena dapat terhubung dengan database.
Oleh karena itu berbagai macam organisasi dan institusi menginginkan
untuk mendapatkan data spasial yang konsisten, tersedia, serta mempunyai
aksesibilitas yang baik, terutama untuk hal-hal yang berkaitan dengan
perencanaan ke depan (Prahasta, 2005).
Dengan menggunakan sistem informasi spasial (berbasis
keruangan) yang menggunakan teknologi internet, informasi yang
diperoleh akan lebih mudah dan akan terlihat lebih menarik. Data yang
disajikan dapat berupa data tabular (non spasial) dan peta (spasial) yang
dapat memberikan informasikan mengenai potensi energi biomassa padi.
Informasi mengenai potensi energi biomassa padi selanjutnya dapat
disajikan dengan berbasis keruangan (spasial) dalam bentuk peta interaktif
sehingga dapat dimanfaatkan oleh pihak-pihak yang membutuhkannya.
6
Berdasarkan hal tersebut maka peneliti tertarik untuk menyusun
skripsi dengan judul “Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial
Berbasis Web Potensi Energi Listrik Alternatif Limbah Biomassa
Padi (Studi Kasus: Kab. Indramayu)”.
1.2 Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian yang telah dipaparkan, maka identifikasi
masalah yang akan dibahas adalah :
1. Data potensi energi biomassa padi yang terdapat pada Direktorat
Bioenergi masih berupa data dalam bentuk file Microsoft Excel
sehingga belum terintegrasi.
2. Masyarakat yang membutuhkan data potensi energi limbah biomassa
padi harus datang ke Ditjen EBTKE, sehingga memerlukan waktu
yang lama.
3. Belum adanya data spasial sebagai visualisasi data potensi energi
limbah biomassa padi, sehingga tidak menampilkan lokasi geografis
suatu wilayah yang berpotensi.
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, rumusan masalah yang
yang dikembangkan dalam penelitian skripsi ini adalah bagaimana
merancang dan membangun sistem informasi spasial berbasis web potensi
energi listrik alternatif limbah biomassa padi di Kabupaten Indramayu ?
7
1.3 Batasan Masalah
Untuk lebih memfokuskan penelitian yang dilakukan yang sesuai
dengan judul penelitian ini, maka batasan permasalahan penelitian ini
adalah pada :
1. Wilayah yang diteliti adalah Kabupaten Indramayu.
2. Informasi yang ditampilkan bersifat spasial, yaitu berupa potensi
energi limbah biomassa padi berbasiskan WebGIS, Data Spasial dan
tabular yang digunakan dan ditampilkan adalah data yang berasal dari
Direktorat Bioenergi Ditjen EBTKE.
3. Metode yang digunakan dalam pengembangan sistem ini adalah
metode berorientasi objek dengan model pengembangan RAD (Rapid
Application Development) dari tahap awal sampai tahap pengujian
(testing)
4. Tools pengembangan sistem ini menggunakan notasi UML (Unified
Modelling language) yang meliputi use case diagram, activity diagram,
sequence diagram dan class diagram, sedangkan untuk membangun
program menggunakan bahasa pemrograman web PHP dan database
MySQL.
1.4 Tujuan Penelitian
1. Membuat sistem yang dapat mengolah dan mencari data dengan
menggunakan database yang terintegrasi secara spasial.
8
2. Menyediakan informasi data potensi energi listrik limbah biomassa
padi berbasis web, sehingga dapat diakses kapanpun dan dimanapun.
3. Membuat sistem informasi spasial berbasis web potensi energi limbah
biomassa padi, yang menampilkan lokasi geografis suatu wilayah yang
berpotensi.
1.5 Manfaat Penelitian
Sesuai dengan permasalahan dan tujuan penelitian yang sudah
disebutkan, maka manfaat penelitian yang diharapkan adalah :
1. Menerapkan ilmu yang diperoleh selama kuliah, serta menambah
wawasan dibidang bioenergi.
2. Memenuhi salah satu syarat kelulusan strata satu (S1) Program Studi
Sistem Informasi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Mengetahui kemampuan mahasiswa dalam menguasai materi dan teori
yang telah diperoleh selama kuliah.
4. Menjadi referensi bagi penelitian di bidang sistem informasi spasial.
5. Membantu Ditjen EBTKE dalam memberikan informasi mengenai
potensi energi biomassa padi., dengan menyajikan peta potensi energi
listrik limbah biomassa padi berdasarkan klasifikasi secara spasial
dalam bentuk peta interaktif.
6. Mempermudah masyarakat dalam mengakses informasi mengenai
potensi energi limbah biomassa padi pada wilayah Kab. Indramayu.
9
1.6 Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam sistem informasi spasial berbasis
web potensi energi listrik alternatif limbah biomassa padi yaitu :
1.6.1 Metode Pengumpulan Data
1. Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana data-data yang
dibutuhkan tersebut diolah dan melalui pengamatan langsung dengan
bidang yang berkaitan diantaranya melakukan riset untuk mendapatkan
data-data yang diperlukan di Direktorat Jendral Energi Baru,
Terbarukan dan Konservasi Energi Kementerian Energi Sumber Daya
Mineral. Jl. Pegangsaan Timur No. 1, Cikini Jakarta Pusat yang
dimulai sejak tanggal 26 Februari sampai dengan 19 Maret 2014.
2. Wawancara
Metode ini dilakukan dengan mengadakan wawancara mengenai
masalah-masalah terkait yang dilakukan selama periode penelitian.
Wawancara dilakukan kepada Kasi Perencanaan Bioenergi, Ditjen
EBTKE Hal ini dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi
selengkap-lengkapnya tentang Sistem Informasi Spasial Potensi Energi
Biomassa Padi sebagai objek penelitian.
3. Studi Pustaka
Studi pustaka dilakukan dengan cara pengumpulan data dan informasi
melalui kegiatan mempelajari buku-buku refrensi, baik berupa buku
dan e-book serta jurnal sesuai dengan topik yang pembahasan.
10
4. Studi Literatur
Dilakukan dengan cara membedah dan membandingkan penelitian
sejenis yang telah dilakukan dan akan dilakukan dalam penelitian ini.
1.6.2 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang digunakan adalah metode
berorientasi objek dengan model pengembangan RAD (Rapid Application
Development) yang meliputi 3 tahap yaitu, Fase Requirement Planning,
Fase Workshop Design dan Fase Implementation. Metode pengembangan
sistem ini menggunakan notasi UML (Unified Modelling language).
Diagram yang digunakan yaitu, use case diagram, activity diagram,
sequence diagram dan class diagram.
1.7 Sistematika Penulisan
Dalam penyusunan laporan penelitian ini penulis membuat
sistematika penulisan dengan 5 (lima) bab, adapun uraian masing-masing
bab tersebut adalah :
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisi latar belakang, identifikasi masalah, rumusan
masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, manfaat
penelitian, metode penelitian, dan sistematika penulisan
sebagai acuan dalam penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini menguraikan serta menjelaskan teori-teori yang
mendukung dalam penelitian ini yang meliputi rancang
11
bangun, konsep dasar sistem informasi, sistem informasi
spasial, sistem informasi geografis, energi listrik limbah
biomassa padi, metode pengumpulan data, metode
pengembangan sistem, serta teori-teori lainnya yang
mendukung dalam topik penelitian yang dilakukan.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Bab ini menguraikan serta menjelaskan mengenai
metodologi penelitian yang dilakukan, yaitu pengumpulan
data dan metode pengembangan sistem termasuk kerangka
berfikir dalam penyusunan skripsi ini.
BAB IV SISTEM INFORMASI SPASIAL POTENSI ENERGI
BIOMASSA PADI
Bab ini menguraikan tahap requirement planning berupa
pengumpulan data dan syarat-syarat informasi, dan tahap
identifikasi sistem untuk menyelesaikan masalah, tahap
workshop berupa pembuatan desain perancangan proses,
desain perancangan database, dan perancangan user
interface, dan tahap implementation berupa tahap
pembangunan sistem, dan tahap pengujian sistem.
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
Bab ini berisi simpulan terhadap penelitian yang dilakukan
dan saran untuk pengembangan lebih lanjut.
12
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Rancang Bangun
Rancang merupakan serangkaian prosedur untuk menerjemahkan
hasil analisis dari sebuah sistem ke dalam bahasa pemrograman untuk
mendeskripsikan dengan detail bagaimana komponen-komponen sistem
diimplementasikan (Pressman, 2010). Sedangkan pengertian bangun atau
pembangunan sistem adalah kegiatan menciptakan sistem baru maupun
mengganti atau memperbaiki sistem yang telah ada baik secara
keseluruhan maupun sebagian (Pressman, 2010). Bangun sistem adalah
membangun sistem informasi dan komponen yang didasarkan pada
spesifikasi desain (Whitten & Bentley, 2007).
Sehingga dapat disimpulkan pengertian dari rancang bangun sistem
adalah serangkaian proses yang saling terintegrasi dengan baik untuk
menerjemahkan hasil analisa ke dalam bahasa pemrograman, dan
mengimplementasikan komponen-komponen sistem yang diperlukan
dalam rangka penciptaan maupun pengembangan sebuah sistem baik
secara keseluruhan maupun sebagian.
13
2.2 Konsep Dasar Sistem
2.2.1 Pengertian Sistem
Sistem adalah sekumpulan elemen yang saling terkait atau terpadu
yang dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan. Sebagai gambaran, jika
dalam sebuah sistem terdapat elemen yang tidak menmberikan manfaat
dalam mencapai tujuan yang sama, maka elemen tersebut dapat dipastikan
bukanlah bagian dari sistem (Kadir, 2003).
Sistem dapat didefinisikan sebagai sekumpulan objek, ide, berikut
saling keterhubungannya (inter-relasi) dalam mencapai tujuan atau sasaran
bersama (Prahasta, 2005).
Menurut Poerwadarminta, sistem adalah sekelompok bagian-
bagian (alat dan sebagainya) yang bekerja sama-sama untuk melakukan
suatu maksud dari sumber yang sama, informasi adalah makna atau
pengertian yang dapat diambil dari suatu data dengan menggunakan
konversi-konversi yang umum digunakan di dalam presentasinya (Aziz &
Pujiono, 2006).
2.2.2 Karakteristik Sistem
Karakteristik dari sistem adalah (Jogiyanto, 2005) :
1. Komponen sistem
Suatu sistem terdiri dari sejumlah komponen yang saling berinteraksi,
yang artinya saling bekerja sama membentuk satu kesatuan.
Komponen-komponen sistem atau elemen-elemen sistem dapat berupa
sub-sistem atau bagian-bagian dari sistem. Setiap sub-sistem
14
mempunyai sifat-sifat dari sistem yang menjalankan suatu fungsi
tertentu dan mempengaruhi proses sistem secara keseluruhan. Suatu
sistem dapat mempunyai suatu yang lebih besar yang disebut dengan
supra system.
2. Batas sistem
Batas sistem merupakan daerah yang membatasi antara suatu sistem
dengan sistem yang lainnya atau dengan lingkungan luarnya. Batas
sistem ini memungkinan suatu sistem dipandang sebagai satu kesatuan.
Batas suatu sistem menunjukkan ruang lingkup (scope) dari sistem
tersebut.
3. Lingkungan luar sistem
Lingkungan luar dari suatu sistem adalah apapun di luar batas dari
sistem yang mempengaruhi operasi sistem. Lingkungan luar sistem
dapat bersifat menguntungkan atau dapat juga bersifat merugikan
sistem.
4. Penghubung sistem
Penghubung merupakan media yang menghubungkan antara satu sub-
sistem dengan sub-sistem yang lainnya. Melalui penghubung ini
memungkinkan sumber daya mengalir dari satu sub-sistem ke sub-
sistem lainnya atau menjadikan output dalam satu sub-sistem menjadi
input pada sub-sistem lainnya.
15
5. Masukan sistem
Masukan adalah energi yang dimasukkan ke dalam sistem. Masukan
dapat berupa masukan input (maintenance input) dan masukan sinyal
(signal input).
6. Keluaran sistem
Keluaran dapat merupakan masukan untuk sub-sistem yang lain atau
kepada supra sistem.
7. Pengolah sistem
Suatu sistem dapat mempunyai suatu bagian pengolah atau sistem itu
sebagai pengolahnya. Pengolah akan merubah masukan menjadi
keluaran.
8. Sasaran sistem
Sasaran dari sistem sangat menentukan sekali masukan yang
dibutuhkan sistem dan keluaran yang akan dihasilkan sistem. Suatu
sistem dikatakan berhasil apabila dapat mengenai sasaran atau
tujuannya.
2.3 Konsep Dasar Informasi
2.3.1 Pengertian Informasi
Informasi dapat didefinisikan sebagai data yang telah diproses
sedemikian rupa sehingga meningkatkan pengetahuan seseorang yang
menggunakannya (Kadir, 2009).
16
Edward menyatakan bahwa informasi adalah data yang telah
diorganisasikan ke dalam bentuk yang sesuai dengan kebutuhan seseorang,
manajer, staf atau orang lain di dalam suatu organisasi atau perusahaan
(Prahasta, 2005).
2.3.2 Siklus Informasi
Siklus informasi dimulai dari data mentah yang diolah melalui
suatu model menjadi informasi (output), kemudian informasi diterima oleh
penerima, sebagai dasar untuk membuat keputusan dan melakukan
tindakan, yang berarti membuat data kembali. Kemudian data tersebut
akan ditangkap sebagai input dan selanjutnya membentuk siklus
(Ladjamuddin, 2005).
2.3.3 Atribut Informasi
Menurut Prahasta (2005), banyak atribut atau kualitas-kualitas
yang berkaitan dengan konsep informasi mambantu kita di dalam
mengidentifikasi dan mendeskripsikan kebutuhan-kebutuhan informasi
yang spesifik. Gambar 2.1 mengilustrasikan beberapa atribut informasi.
INFORMASI
TEPAT WAKTU
JELAS
DIBUTUHKAN
COMPREHENSIVE
NON-BIAS
ACCESSIBLE
VERIFIABLE
QUNTIFIABLE
AKURAT
PRESISI
Gambar 2.1 Atribut Informasi
(sumber : Prahasta 2005)
17
Berikut ini penjelasan dari Gambar 2.1:
1. Akurat ; derajat kebebasan informasi dari kesalahan.
2. Presisi ; ukuran detil yang digunakan di dalam penyediaan informasi.
3. Tepat Waktu ; penerimaan informasi masih dalam jangkauan waktu
yang dibutuhkan oleh si penerima.
4. Jelas ; derajat kebebasan informasi dari keraguan.
5. Dibutuhkan ; Tingkat relevansi informasi yang bersangkutan dengan
kebutuhan pengguna.
6. Quantifiable ; Tingkat atau kemampuan dalam menyatakan informasi
dalam bentuk numerik.
7. Verifiable ; tingkat kesepakatan atau kesamaan nilai sebagai hasil
pengujian informasi yang sama oleh berbagai pengguna.
8. Accessible ; tingkat kemudahan dan kecepatan dalam memperoleh
informasi yang bersangkutan.
9. Non-bias ; Derajat perubahan yang sengaja dibuat untuk merubah atau
memodifikasi informasi dengan tujuan mempengaruhi para
penerimanya.
10. Comprehensive ; Tingkat kelengkapan informasi.
2.4 Konsep Dasar Sistem Informasi
2.4.1 Pengertian Sistem Informasi
Sistem informasi adalah suatu sistem yang dibuat oleh manusia
yang terdiri dari komponen-komponen dalam organisasi untuk mencapai
suatu tujuan yaitu menyajikan informasi (Aziz & Pujiono, 2006).
18
Dari definisi di atas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi
merupakan suatu komponen yang terdiri atas manusia, teknologi informasi
dan prosedur kerja yang memproses, menyimpan, menganalisis dan
menyebarkan informasi untuk mencapai suatu tujuan (Mulyanto, 2009).
Sistem informasi adalah sekumpulan orang, data, proses dan
teknologi informasi yang saling berinteraksi untuk mengumpulkan,
memproses, menyimpan dan menyediakan informasi yang dibutuhkan
untuk mendukung sebuah organisasi (Whitten, Bentley, & Dittman, 2004).
2.4.2 Kriteria Sistem Informasi
Kriteria sistem informasi merupakan variabel keluaran sistem yang
dianggap sebagai ukuran unjuk kerja. Kriteria-kriteria tersebut mencakup
(Prahasta, 2005):
1. Debit
Jumlah data dan informasi yang mengalir (bits) per-satuan waktu.
2. Response Time
Waktu antara event, reaksi terhadap event sampai dengan proses
terhadap event selesai dilakukan.
3. Cost
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh informasi dari data.
4. Pemenuhan Fungsi
Fungsi yang didefinisikan harus dapat dijalankan sebagaimana
direncanakan.
19
2.5 Sistem Informasi Spasial
Pada dasarnya, istilah sistem informasi geografis merupakan
gabungan dari tiga unsur pokok: sistem, informasi, dan geografis. Dengan
demikian, pengertian terhadap ketiga unsur-unsur pokok ini akan sangat
membantu dalam memahami SIG. istilah “Geografis” merupakan bagian
dari spasial (keruangan). Kedua istilah ini sering digunakan secara
bergantian atau tertukar hingga timbul istilah yang ketiga, geospasial.
Ketiga istilah ini mengandung pengertian yang sama dalam di dalam
konteks SIG. Dengan memperhatikan pengertian sistem informasi, maka
SIG merupakan suatu kesatuan formal yang terdiri dari berbagai sumber
daya fisik dan logika yang berkenaan dengan objek-objek yang terdapat di
permukaan bumi. SIG juga merupakan sejenis perangkat lunak yang dapat
digunakan untuk pemasukan, penyimpanan, manipulasi, menampilkan,
dan keluaran informasi geografis berikut atribut-atributnya (Prahasta,
2005).
2.6 Sistem Informasi Geografis
2.6.1 Pengertian SIG
Pada dasarnya, istilah SIG merupakan gabungan dari tiga unsur
pokok, yaitu sistem, informasi dan geografis, Informasi geografis sendiri
mengandung pengertian informasi mengenai tempat-tempat yang terletak
dipekumkaan bumi, pengetahuan mengenai posisi dimana suatu objek
terletak dipermukaan bumi dan informasi mengenai keterangan-
20
keterangan (atribut) yang terdapat di permukaan bumi yang posisinya
diberikan atau diketahui (Prahasta, 2005).
Definisi SIG selalu berkembang, bertambah dan bervariasi, selain
itu SIG juga merupakan suatu bidang kajian ilmu dan teknologi yang
relatif baru, digunakan oleh berbagai bidang disiplin ilmu dan
dikembangkan dengan cepat. SIG didefinisikan sebagai kumpulan yang
terorganisir dari perangkat keras komputer, perangkat lunak, data
geografi dan personil yang dirancang secara efisien untuk memperoleh,
menyimpan, mengupdate, memanipulasi, menganalisis dan menampilkan
semua bentuk informasi yang bereferensi geografi (Prahasta, 2005).
2.6.2 Komponen SIG
Sistem Informasi geografi merupakan sistem kompleks yang
biasanya terintegrasi dengan lingkungan sistem-sistem komputer yang lain
ditingkat fungsional dan jaringan. Sistem tersebut terdiri dari empat
komponen utama yang terintegrasi menjadi satu kesatuan. Empat
komponen tersebut adalah (Prahasta, 2005):
1. Perangkat keras;
Pada saat ini sistem informasi geografi tersedia untuk berbagai
perangkat keras mulai dari PC, desktop, work station, hingga multi
user host yang banyak digunakan oleh banyak pengguna secara
bersamaan dalam jaringan komputer luas, berkemampuan tinggi,
memiliki ruang penyimpanan yang besar (hard disk), kapasitas memori
yang besar (RAM). Perangkat keras yang sering digunakan untuk
21
sistem informasi geografi adalah komputer (PC), mouse, digitizer,
printer dan plotter (untuk pegolahan) dan scanner untuk konversi data
ke dalam bentuk digital.
2. Perangkat lunak;
Sistem informasi geografi merupakan sistem perangkat lunak yang
tersusun secara modular dimana basis data memegang peranan
penting. Perangkat lunak sistem informasi goegrafi menyediakan
fungsi untuk masukan, menyimpan, menganalisis dan menampilkan
data dalam bentuk geografi. Sistem informasi geografi
diimplementasikan dengan menggunakan perangkat lunak yang terdiri
dari modul yang dapat dieksekusi sendiri. Perangkat lunak SIG yang
umum digunakan adalah ArcView, Map Info, Autocad Map.
3. Data dan Informasi geografi;
Sistem informasi goegrafi dapat mengumpulkan dan menyimpan data
yang diperlukan baik secara tidak langsung maupun mengimpornya
dari perangkat lunak sistem informasi geografi lainnya maupun secara
langsung dengan cara digitasi data spasial dari peta dan masukan data
atributnya dari tabel dengan menggunakan keyboard. Data geografik
juga dapat diperoleh dengan membelinya dari penyedia jasa peta.
4. User;
proyek sistem informasi geografi akan berhasil jika diatur dengan baik
dan dikerjakan oleh orang-orang yang memiliki keahlian yang tepat
pada semua tingkatan.
22
Dari komponen sistem infrmasi geografi yang telah disebutkan
diatas, sistem informasi geografis merupakan seluruh kesatuan cara kerja
sistem informasi goegrafi yang dapat merepresentasikan kondisi dunia
nyata kedalam kompuer seperti pada peta yang mampu merepresentasikan
keadaan dunia nyata diatas kertas. Adapun proses untuk
merepresentasikannya digambarkan pada Gambar 2.2 berikut :
Sistem Komputer
PenggunaData Geospasial
Hardware dan
Software untuk
pemasukan,
penyimpanan,
pengolahan,
analisis serta
tampilan data
Desain stadar, pemutakhiran/
updating, analisis dan penerapan
Peta, foto udara, citra satelit, data
statistik
Gambar 2.2 Komponen Kunci SIG
2.6.3 Subsistem SIG
Dari beberapa pemahaman tentang sistem informasi geografis di
atas, maka sistem informasi geografis dapat diuraikan menjadi beberapa
subsistem diantaranya (Prahasta, 2005):
1. Data input
Merupakan subsistem yang bertugas mengumpulkan, mempersiapkan,
dan menyimpan data spasial dan atributnya dari berbagai sumber.
Subsistem ini juga bertanggung jawab dalam mengkonversikan atau
23
mentransformasikan format-format data aslinya ke dalam format
(native ) yang dapat digunakan oleh perangkat SIG yang bersangkutan.
2. Data output
Subsistem ini bertugas untuk menampilkan atau menghasilkan
keluaran seluruh atau sebagian basis data ( spasial ) baik dalam bentuk
softcopy maupun hardcopy seperti halnya table, grafik, report, peta,
dan lain sebagainya.
3. Data management
Subsistem yang mengorganisasikan baik data spasial maupun tabel-
tabel attribute yang terkait ke dalam sebuah sistem basis data
sedemikian rupa sehingga mudah dipanggil kembali atau di retrieve,
di-update, dan di-edit.
4. Data manipulation dan analysis
Subsistem yang menentukan informasi-informasi yang dapat
dihasilkan oleh SIG. Selain itu dapat melakukan manipulasi (evaluasi
dan penggunaan fungsi-fungsi dan operator matematis dan logika) dan
pemodelan data untuk menghasilkan informasi yang diharapkan.
2.6.4 Jenis Data SIG
Data pada SIG dikelompokkan dalam 2 (dua) bagian, yakni: data
spasial (keruangan) dan data non spasial (atribut).
24
1. Data Spasial
Secara sederhana data spasial dapat didefinisikan sebagai data yang
berhubungan dengan ruang atau bersifat keruangan. Data spasial
mendeskripsikan sekumpulan entity baik yang memiliki lokasi atau
posisi yang tetap (memiliki kecenderungan untuk bertambah, bergerak
atau berkembang). Jenis data ini sering disebut sebagai data-data
posisi, koordinat, ruang atau spasial (Prahasta, 2009). Penyajian data
spasial dalam komputer dapat disajikan secara raster atau vektor.
a. Model Data Raster
Model data raster adalah model data yang dapat menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan content data spasial dengan
menggunakan struktur matriks atau susunan piksel-piksel yang
membentuk suatu grid (segi empat). Setiap piksel atau sel ini
memiliki atribut tersendiri dan koordinat yang unik. Akurasi
spasial model data raster sangat bergantung pada resolusi spasial
atau ukuran pikselnya di permukaan bumi (Prahasta, 2009).
Gambar 2.2 Model Data Raster
(Prahasta, 2009)
25
b. Model Data Vektor
Model data vektor adalah model data yang dapat menampilkan,
menempatkan, dan menyimpan data spasial dengan menggunakan
titik-titik, garis-garis, kurva, atau poligon beserta atribut-
atributnya. Bentuk-bentuk dasar representasi model data vektor
didefinisikan oleh sistem koordinat kartesian dua dimensi (x,y). Di
dalam model data vektor, garis-garis atau arcs merupakan
sekumpulan titik-titik terurut yang saling terhubung. Sedangkan
luasan atau poligon disimpan sebagai sekumpulan list titik-titik,
tetapi dengan catatan bahwa titik awal dan titik akhir geometri
poligon memiliki nilai koordinat yang sama (Prahasta, 2009).
Gambar 2.3 Model Data Vector
(sumber : Prahasta, 2009)
Tabel 2.1 Perbandingan Model Data Raster dan Vektor
Model
Raster Kelebihan Kekurangan
Raster - Memiliki struktur data
yang sederhana.
- Mudah dimanipulasi
dengan menggunakan
fungsi dan operator
matematis sederhana.
- Prosedur untuk
memperoleh data dalam
bentuk raster lebih murah,
sederhana, dan murah.
- Memerlukan ruang atau
tempat penyimpanan
yang lebih besar.
- Representasi dan akurasi
posisi bergantung pada
ukuran piksel.
- Sebuah citra raster, pada
umumnya hanya
mengandung satu
tematik saja dan sulit
26
- Memiliki kemampuan
pemodelan dan analisis
spasial tingkat lanjut.
- Harga sistem perangkat
lunak aplikasinya lebih
murah.
digabungkan dengan
atribut lainnya dalam
satu layer.
- Proses transformasi
koordinat lebih sulit
dilakukan.
Vektor - Memerlukan ruang atau
tempat penyimpanan yang
lebih kecil.
- Satu layer dapat dikaitkan
dengan banyak atribut
sehingga dapat menghemat
ruang penyimpanan.
- Hubungan topologi dan
network yang terdapat di
antara unsur-unsur
spasialnya dapat
dinyatakan dengan jelas.
- Transformasi koordinat dan
proyeksi petanya tidak sulit
dilakukan.
- Representasi grafis data
spasialnya sangat mirip
dengan peta garis buatan
tangan manusia.
- Memiliki struktur data
yang bervariasi mulai
dari sederhana hingga
kompleks.
- Data unsur-unsur
spasialnya tidak mudah
dimanipulasi.
- Proses overlay beberapa
layer vektor secara
simultan berpotensi
untuk memakan waktu
yang relatif lama.
- Proses pengambilan
keseluruhan data
memakan waktu lebih
lama, maka peta vektor
sering kali mengalami
out of date atau
kadaluarsa. (sumber : Prahasta, 2009)
2. Data Non-Spasial
Merupakan jenis data yang mempresentasikan aspek-aspek deskriptif
dari fenomena yang dimodelkannya. Aspek deskriptif ini mencakup
items atau properties dari fenomena yang bersangkutan hingga dimensi
waktunya. Jenis data atribut (non-spasial) banyak digunakan oleh
sistem-sistem manajemen basis data (DBMS-database management
system) (Prahasta, 2009).
27
2.6.5 Kemampuan SIG
Ada berbagai macam kemampuan SIG, salah satunya dapat dilihat
dari fungsi-fungsi analisis yang dapat dilakukannya. Secara umum,
terdapat dua jenis fungsi analisis yaitu fungsi analisis atribut (basis data
atribut) dan fungsi analisis spasial (Prahasta, 2005).
1. Fungsi analisis atribut, terdiri atas 2 macam, yaitu:
a. Operasi dasar basis data:
1) Membuat basis data baru (create database).
2) Menghapus basis data (drop database).
3) Membuat tabel basis data (create table).
4) Menghapus tabel basis data (drop table).
5) Mengisi dan menyisipkan data (record) ke dalam tabel (insert).
6) Membaca dan mencari data (field atau record) dari tabel basis
data (seek, find, search, retrieve).
7) Mengubah dan meng-edit data yang terdapat di dalam tabel
basis data (update, edit).
8) Menghapus data dari tabel basis data (delete, zap, pack).
9) Membuat indeks untuk setiap tabel basis data.
b. Perluasan operasi basis data:
1) Membaca dan menulis basis data dalam sistem basis data yang
lain (export dan import).
2) Dapat berkomunikasi dengan sistem basis data yang lain
(misalkan dengan menggunakan driver ODBC).
28
3) Dapat menggunakan bahasa basis data standar SQL (structured
query language).
4) Operasi-operasi atau fungsi analisis lain yang sudah rutin
digunakan di dalam sistem basis data.
2. Fungsi analisis spasial, berikut ini hanya beberapa fungsi dari analisis
spasial:
a. Klasifikasi (reclassify): fungsi ini mengklasifikasikan atau
mengklasifikasikan kembali suatu data spasial (atau atribut)
menjadi data spasial yang baru dengan menggunakan kriteria
tertentu.
b. Jaringan (network): fungsi ini merujuk data spasial titik-titik
(point) atau garis-garis (lines) sebagai suatu jaringan yang tidak
terpisahkan.
c. Overlay: fungsi ini menghasilkan data spasial baru dari minimal
dua data spasial yang menjadi masukannya.
d. Buffering: fungsi ini menghasilkan data spasial baru yang
berbentuk poligon atau zone dengan jarak tertentu dari data spasial
yang menjadi masukannya.
2.6.6 Kelebihan SIG
SIG mempunyai beberapa kelebihan. Kelebihan yang dimiliki oleh
SIG, diantaranya: (Prahasta, 2005)
1. SIG sangat efektif di dalam membatu proses-proses pembentukan,
pengembangan atau perbaikan peta manual yang telah dimiliki oleh
29
setiap orang yang menggunakannya dan selalu berdampingan dengan
lingkungan fisik dunia nyata yang penuh dengan kesan-kesan virtual.
2. SIG dapat digunakan sebagai alat bantu utama yang interaktif, menarik
dan menantang di dalam usaha-usaha untuk meningkatkan
pemahaman, pengertian, pembelajaran dan pendidikan mengenai
konsep-konsep lokasi, ruang (spasial), kependudukan dan unsur-unsur
geografis yang terdapat di permukaan bumi berikut data-data atribut
terkait yang menyertainya.
3. SIG memiliki kemampuan analisis spasial dan non-spasial.
4. SIG dapat memisahkan dengan tegas antara bentuk presentasi dengan
data-datanya (basis data) sehingga memiliki kemampuan-kemampuan
untuk merubah presentasi dalam berbagai bentuk.
5. SIG dapat menguraikan unsur-unsur yang terdapat di permukaan bumi
ke dalam bentuk beberapa layer atau coverage data spasial.
6. SIG memiliki kemampuan-kemampuan yang sangat baik dalam
memvisualisasikan data spasial berikut atribut-atributnya. Modifikasi
warna, bentuk dan ukuran simbol yang diperlukan untuk
merepresentasikan unsur-unsur permukaan bumi dapat dilakukan
dengan mudah.
7. Hampir semua operasi (termasuk analisis-analisisnya) yang dimiliki
oleh perangkat SIG (terutama desktop GIS) dapat dilakukan secara
interaktif dengan bantuan menu-menu dan help yang bersifat user
friendly.
30
8. SIG dapat menurunkan data-data secara otomatis tanpa keharusan
untuk melakukan intepretasi secara manual (terutama intepretasi secara
visual dengan menggunakan mata manusia).
9. Hampir semua aplikasi SIG dapat di-costumize, dengan menggunakan
perintah-perintah dalam bahasa skrip yang dimiliki oleh perangkat
lunak SIG yang bersangkutan, sedemikian rupa untuk memenuhi
kebutuhan-kebutuhan pengguna secara otomatis, cepat, lebih menarik,
informatif dan user friendly.
10. Perangkat lunak SIG, pada saat ini, sudah menyediakan fasilitas-
fasilitas untuk berkomunikasi dengan aplikasi-aplikasi perangkat lunak
lainnya hingga dapat bertukar data secara dinamis baik melalui
fasilitas OLE (Object linking and embedding) maupun driver ODBC
(Open DataBase Connectivity).
11. SIG, pada saat ini, sudah dapat diimplementasikan sedemikian rupa
sehingga dapat bertindak sebagai map-server atau GIS-server yang
siap melayani permmintaan-permintaan (queries) baik para clients
melalui jaringan lokal (intranet) maupun jaringan internet (web-based).
12. SIG sangat membantu pekerjaan-pekerjaan yang erat kaitannya dengan
bidang-bidang spasial dan geo-informasi.
2.6.7 SIG Berbasis Web
Sistem ini merupakan aplikasi yang berjalan pada media jaringan
media LAN dan atau internet; khususnya dengan layanan web-nya.
Dengan demikian, para pengguna yang memanfaatkan aplikasi browser
31
internet dapat mengirimkan beberapa request terhadap server-nya untuk
memperoleh informasi yang pada umumnya tersedia dalam bentuk teks
dan file gambar dengan format HTML (Prahasta, 2009).
2.6.8 Basis Data SIG
SIG tidak dapat dilepaskan dengan basis data, sebab SIG sendiri
memerlukan basis data (spasial dan atribut) yang disimpan di dalam basis
data spasial (dimana data atribut terdapat di dalamnya) (Prahasta, 2009).
Sistem manajemen basis data merupakan bagian penting di dalam SIG.
Dalam Prahasta (2009), menurut Elmasri (2000), yang dimaksud dengan
sistem manajemen basis data adalah paket perangkat lunak (software) atau
sistem yang digunakan untuk memudahkan pembuatan dan pemeliharaan
basis data yang terkomputerisasi. Masih dalam sumber yang sama,
menurut Kadir (1999), DBMS merupakan suatu program komputer yang
digunakan untuk menghapus, memanipulasi dan memperoleh data dan
informasi dengan praktis dan efisien.
Berikut ini adalah model basis data di dalam DBMS (Prahasta,
2009) :
1. Flat file (tabular): data (properties objek spasial) dituliskan dengan
menggunakan metode yang paling sederhana dan terletak di dalam
tabel yang berukuran relatif panjang tunggal (tidak terdapat kaitan
antara tabel suatu dengan tabel-tabel lainnya seperti halnya dokumen
atau file lembar kerja atau spreadsheets).
32
2. Hierarchical: model ini sering disebut dengan model pohon atau
hierarki karena mirip dengan struktur pohon (tetapi) terbalik. Model ini
menggunakan pola hubungan parent-child.
Budi S.
Fotogrametri IGeodesi
Satelit
Remote
Sensing
Dody P. R. MaulidaRoni T.
Root/ParentGuru
Pelajaran Parent/Child
Child
Gambar 2.4 Contoh Tampilan Model Basis Data Hirarki Sederhana
(sumber : Prahasta 2009)
3. Network: model basis data ini sering disebut juga sebagai model
DBTG (database task group) atau CODASYL (conference on data
systems languages) karena model ini telah distandarisasikan oleh
institusi DBTG (yang merupakan bagian dari CODASYL) pada tahun
1971. Model ini sebenarnya sangat mirip dengan model hierarchical,
tetapi pada model network ini, setiap child dapat memiliki lebih dari
satu parent.
Budi S.
Fotogrametri IGeodesi
Satelit
Remote
Sensing
Dody P. R. MaulidaRoni T.
Root/ParentGuru
Pelajaran
Parent/
Child
Child
Dodot
Astro MatGD
Rosi
Gambar 2.5 Contoh Tampilan Model Basis Data Network Sederhana
(sumber : Prahasta, 2009)
33
4. Relational: model ini terdiri atas tabel-tabel (dimana data
direpresentasikan dalam bentuk tabel yang terdiri atas baris-baris dan
kolom-kolom) yang ternormalisasi dengan field-field kunci sebagai
penghubung relasional antar tabel-tabelnya.
Tabel 2.2 Contoh Tabel Relasional
No. Kode
Kecamatan
Nama
Kecamatan
Jumlah
Produksi (Ton)
1 10 Haurgeulis 56,147.00
2 11 Gantar 99,796.23
3 20 Kroya 147,657.70
4 30 Gabuswetan 86,572.06
Sebagai model basis data yang paling terkenal dan sering
diimplementasikan di dalam DBMS, model relasional sangat banyak
digunakan di dalam sistem perangkat lunak SIG. Beberapa di antara
DBMS yang menggunakan model basis data relasional adalah:
a. Dbase (*.dbf): digunakan oleh ArcView GIS beserta beberapa
perangkat lunak SIG lainnya yang berbasiskan data spasial format
shapefile.
b. Dbase (*.dbf): digunakan oleh PC Arc/Info dan SIG lain yang
masih berbasiskan PC.
c. INFO: digunakan di dalam Arc/Info.
d. Oracle: digunakan oleh Arc/Info, Geovision dan lainnya.
e. Empress: digunakan oleh System/9.
34
2.6.9 Peta
2.6.9.1 Pengertian Peta
Peta merupakan suatu representasi konvensional (miniatur) dari
unsur-unsur (features) fisik (alamiah dan buatan manusia) dari sebagian
atau bahkan keseluruhan permukaan bumi di atas media bidang datar
dengan skala tertentu. Ditinjau dari peranannya, peta adalah bentuk
penyajian informasi spasial tentang permukaan bumi untuk dapat
digunakan dalam pengambilan keputusan. Sedangkan pemetaan adalah
proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran permukaan bumi
(terminologi geodesi) dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu
sehingga didapatkan hasil berupa softcopy maupun hardcopy peta yang
berbentuk vektor maupun raster (Prahasta, 2009).
2.6.9.2 Skala Peta
Skala peta adalah perbandingan jarak antara dua titik sembarang di
peta dengan jarak horisontal kedua titik tersebut di permukaan bumi
(dengan satuan ukuran yang sama) (Arham, 2008).
1. Skala Numeris
Digambarkan dalam bentuk 1:50.000 (numerik skala) atau 1/500.000.
Artinya 1 satuan panjang di peta sama dengan 50.000 satuan panjang
di lapangan misalkan 1 cm di peta dengan 50.000 cm (0.5 km) di
lapangan.
35
2. Skala dengan kalimat
Biasanya digunakan untuk peta-peta buatan Inggris. Bentuknya adalah
1 inch to 1 mile (1:63.660).
3. Skala grafis
Skala yang menampilkan suatu garis dengan beberapa satuan jarak
yang menyatakan suatu jarak pada tiap satuan jarak tertentu.
Gambar 2.6 Skala Grafik
(sumber : Arham, 2008)
Macam-macam peta berdasarkan skala peta di antaranya:
1. Peta skala sangat besar > 1:10.000
2. Peta skala besar 1:10.000 < 1:100.000
3. Peta skala sedang 1:100.000 - < 1:1.000.000
4. Peta skala kecil ≥1:1.000.000
2.6.9.3 Komponen Peta
Peta memiliki fungsi menunjukkan suatu posisi, menggambarkan
atau lokasi suatu tempat yang ada di permukaan bumi, baik berupa benua,
negara, gunung, sungai serta bentuk – bentuk lainnya. Untuk
36
menggambarkan dan memberikan informasi terhadap pengguna peta itu
sendiri, maka dalam peta pun terdapat beberapa komponen dapat dilihat
pada Gambar 2.7 Adapun komponen – komponen dari peta tersebut adalah
(Prahasta, 2007):
1. Isi Peta
Isi peta menunjukkan isi dari makna ide penyusun peta yang akan
disampaikan kepada pengguna peta. Seperti contoh, jika ide yang akan
disampaikan berupa perbedaan curah hujan, maka isi dari peta tersebut
adalah berupa isohyet.
2. Judul Peta
Judul peta mencerminkan bagaimana isi peta. Isi peta berupa isohyet,
maka judul peta menjadi „„ Peta Distribusi Curah Hujan „„.
3. Skala Peta atau Simbol Arah
Untuk melihat tingkat ketelitian dan kedetailan suatu objek yang di
petakan, maka dibutuhkan suatu skala agar dapat tergambarkan secara
jelas. Sebuah belokan sungai akan tergambar jelas pada peta 1 : 10.000
dibandingkan dengan pada peta 1 : 50.000. Simbol arah dicantumkan
dengan tujuan sebagai orientasi peta. Arah utara yang mengarah pada
bagian atas peta. Arah ini dapat memudahkan pengguna peta untuk
menyamakan objek di peta dengan objek sebenarnya di lapangan.
37
4. Legenda atau Keterangan
Legenda memudahkan pembaca dalam memahami isi dari peta,
seluruh bagian yang ada harus dijelaskan dalam suatu legenda dan
keterangan.
5. Inzet dan Index Peta
Peta yang dibaca harus diketahui termasuk kedalam bagian bumi mana
yang di petakan tersebut. Seperti jika kita akan memetakan pulau Jawa,
pulau Jawa merupakan bagian dari kepulauan Indonesia yang di inzet.
Sedangkan index peta merupakan sistem tata letak peta, dimana
menunjukkan letak peta yang bersangkutan terhadap peta lain yang
berada disekitarnya.
6. Grid
Dalam selembar peta sering terlihat ditambahkan jaringan kotak-kotak
atau grid sistem. Tujuan grid adalah untuk memudahkan penunjukkan
lembar peta dari sekian banyak lembar peta dan untuk memudahkan
penunjukkan letak sebuah titik di atas lembar peta.
7. Nomor peta
Penomoran peta penting untuk lembar peta dengan jumlah besar dan
seluruh lembar peta terangkai dalam satu bagian muka bumi.
8. Sumber Peta
Sumber ditekankan pada pemberian identitas peta, meliputi penyusun
peta, percetakan, sistem proyeksi peta, penyimpangan deklinasi
magnetis , tanggal atau tahun pengambilan data dan tanggal pembuatan
38
atau pencetakan peta , dan lain sebagainya yang memperkuat identitas
penyusunan peta yang dapat dipertanggung jawabkan.
Gambar 2.7 Komponen Peta
(sumber : Prahasta 2007)
2.6.9.4 Garis Lintang dan Bujur
Garis lintang adalah garis khayal yang sejajar dengan garis
khatulistiwa. Garis khatulistiwa sering juga dinamakan garis lintang nol
derajat. Garis lintang yang terletak di sebelah utara khatulistiwa
dinamakan garis lintang utara dan garis lintang yang terletak di sebelah
selatan garis khatulistiwa dinamakan garis lintang selatan. Garis lintang
paling rendah adalah 00 dan paling tinggi 90
0. Garis lintang 90
0 berimpit di
titik kutub utara maupun di titik kutub selatan (Kusnadi, 2003).
Garis bujur adalah garis khayal yang membujur dari kutub utara ke
kutub selatan bumi. Garis bujur dinamakan pula garis meridian. Garis
lintang dan garis bujur sangat berguna untuk menentukan posisi suatu
tempat atau fenomena ada. Perpotongan antara garis lintang dan garis
bujur peta menunjukkan koordinat suatu tempat di permukaan bumi. Garis
39
bujur paling rendah adalah 0 dan paling tinggi adalah 180. Garis bujur 180
berimpit di 180 BT dan 180 BB (Kusnadi, 2003)..
Gambar 2.8 Garis Lintan dan Bujur Utara
(sumber : Kusnadi, 2003)
2.7 Energi
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
kerja. Dalam pengertian sehari-hari, energi dapat didefinisikan sebagai
kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan. Tanpa energi, dunia ini
akan diam atau statis. (Sutarno, 2013)
Energi dapat didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan
kerja oleh karena itu sifat dan bentuk energi dapat berbeda sesuai dengan
fungsinya, antara lain energi kinetik, potensial, termal, kimia, nuklir,
listrik dan energi elektromagnetik. (Sulasno, 2009)
40
Menurut Purwadarminta, energi adalah tenaga, atau gaya untuk
berbuat sesuatu. Definisi ini merupakan perumusan yang lebih luas dari
pada pengertian-pengertian mengenai energi yang pada umumnya dianut
di dunia ilmu pengetahuan. Dalam pengertian sehari-hari energi dapat
didefinisikan sebagai kemampuan untuk melakukan suatu pekerjaan.
(Kadir, 2005)
2.7.1 Bentuk dan Sifat Energi
Pada dasarnya bentuk atau sifat energi tersebut dapat saling
dikonversikan secara langsung ataupun tidak langsung. Panas pada benda
(energi kalor) dapat sebagai akibat dari gesekan oleh gerakan benda
(energi kinetik) atau sebagai akibat adanya listrik yang dialirkan (energi
listrik) adalah merupakan proses konversi energi langsung. Sedangkan
energi listrik pada generator (dinamo dan alternator) asalnya adalah energi
dari minyak, batu bara yang dibakar (energi termis) dirubah menjadi
energi kinetik pada motor bakar atau turbin (rotasi, energi kinetik),
berikutnya oleh dinamoatau generator dirubah menjadi energi listrik,
merupakan proses tidak langsung. (Sulasno, 2009)
Energi ditemukan dalam berbagai bentuk, contohnya antara lain
adalah : (Sutarno, 2013)
1. Energi Radiasi adalah energi elektromagnetik yang bergerak dalam
gelombang transversal. Energi sinaran termasuk, cahaya tampak, sinar
X, sinar gamma dan gelombang radio.
41
2. Energi kimia adalah energi yang tersimpan dalam ikatan atom dan
molekul. Biomassa, minyak bumi, gas alam, dan batu bara adalah
contoh-contoh bahan yang mengandung energi dalam bentuk kimia.
Semakin banyak kandungan energi pada suatu bahan akan semakin
besar pula nilai kalor dari bahan tersebut.
3. Energi Potensial adalah energi yang ditimbulkan oleh posisi relatif
atau konfigurasi objek pada suatu sistem fisik. Bentuk energi ini
memiliki potensi untuk mengubah keadaan objek-objek lain
disekitarnya, contohnya, konfigurasi atau gerakannya.
4. Energi Kinetik: adalah energi gerakan, yaitu energi yang dimiliki oleh
sebuah benda karena gerakannya.
5. Energi Termal, atau Panas, adalah getaran dan gerakan dari atom dan
molekul di dalam zat. Ketika suatu objek memanas, atom-atom dan
molekul-molekulnya bergerak dan bertabrakan lebih cepat. Energi ini
ditunjukan oleh suhu. Semakin tinggi suhu, semakin banyak energi
hadir dalam bentuk panas. Tubuh yang lebih besar berisi lebih banyak
panas. Energi geothermal/ panas bumi adalah energi panas di dalam
bumi.
6. Energi Mekanik, adalah energi yang dimiliki suatu benda karena sifat
geraknya. Bentuk transisi dari energi mekanik adalah kerja. Energi
mekanik yang tersimpan adalah energi potensial atau energi kinetik.
Pegas yang ditekan dan karet yang diregangkan adalah contoh-contoh
energi mekanik yang tersimpan.
42
7. Energi Listrik, adalah apa yang disimpan dalam sebuah baterai, dan
dapat digunakan untuk menyalakan sebuah telepon genggam atau
menyalakan sebuah mobil. Energi listrik dibawa oleh partikel super
kecil yang bernama electron, biasanya bergerak melalui kawat.
Dinamo atau generator dan baterai dapat memberikan energi listrik.
Semakin tinggi tegangan dan arus, semakin banyak energi listrik yang
tersedia. Petir adalah sebuah contoh energi listrik di alam yang begitu
kuat.
8. Energi Suara adalah gerakan energi melalui zat dalam gelombang
longitudinal (kompresi). Suara dihasilkan ketika gaya menyebabkan
suatu benda atau substansi untuk bergetar – energi ditransfer melalui
zat dalam gelombang. Biasanya, energi suara jauh lebih kecil dari
bentuk-bentuk energi lain.
2.7.2 Sumber Daya Energi dan Klasifikasi Energi
Menurut Sutarno (2013), Sumber Daya Energi adalah sumber daya
alam yang dapat diolah oleh manusia sehingga dapat digunakan bagi
pemenuhan kebutuhan energi. Sumber daya energi ini disebut sumber
energi primer, yaitu sumber daya energi dalam bentuk apa adanya yang
tersedia di alam.
Secara umum, sumber daya energi dapat diklasifikasikan menjadi :
(Sutarno, 2013)
43
1. Sumber Daya Energi Konvensional
Sumber daya energi konvensional adalah sumber daya energi yang
digunakan untuk memenuhi sebagian besar kebutuhan energi manusia
saat ini. Sumber energi konvensional terdiri dari :
- Minyak bumi,
- Gas alam,
- Batu bara.
2. Sumber Daya Energi Nuklir
Sumber daya energi nuklir merupakan sumber daya energi yang
tersedia di alam dan hanya dapat dikonversi menjadi bentuk energi
yang dapat dikonsumsi oleh manusia melalui reaksi nuklir. Sumber
energi nuklir terdiri dari :
- Sumber daya energi fissi nuklir (uranium, torium)
- Material radioaktiv alami,
- Sumber daya energi fusi nuklir (deuterium, litium)
3. Sumber Daya Energi Terbarukan
Sumber daya energi terbarukan adalah sumber daya energi yang
tersedia secara terus menerus dalam waktu sangat lama karena siklus
alaminya. Sumber daya energi terbarukan terdiri dari :
- Energi angin
- Energi surya
- Geothermal
- Aliran air (sungai)
44
- Biomassa (sampah, kultivasi)
- Energi kelautan (arus laut, gelombang, pasang surut, beda suhu)
- Energi badan air besar/danau (beda suhu)
2.7.3 Satuan Energi
Satuan-satuan bahan bakar fosil. Litertaur banyak mempergunakan
satuan juta kaki kubik (gas alam), juga barel minyak, dan ton batu bara,
dan sekalipun isi energi dari satuan-satuan itu berbeda-beda, dipergunakan
suatu nilai rata-rata, sebagaimana terlihat pada tabel berikut (Sutarno,
2013).
Tabel 2.3 Konversi Satuan Energi
Satuan energi Joule Kilowatt-jam Kalori BTU
1 J (Joule) 1 2,778 x 10-7 0,2389 9.48 x 10-4
1 kWH 3,6 x 106 1 8,6 x 105 3413
1 kal 4,186 1,163 x 10-6 1 3,969 x 10-3
1 BTU 1055 2,93 x 10-4 252 1
1 Therm 1,055 x 108 23,9 2,52 x 107 1 x 105
1 Quad (PBtu) 1,055 x 1018 2,39 x 1011 2,52 x 1017 1 x 1015
1 ft-lb 1,356 3,766 x 10-7 0,3239 1,285 x 103
1 kkal 4186 1,163 x 10-3 1000 3,969
1 eV 1,602 x 10-19 4,46 x 10-26 3,827 x 10-20 1,519 x 10-22
1 Barel minyak 6,12 x 209 1700 1,46 x 109 5,8 x 106
1 Galon bensin 1,32 x 108 36,7 3,16 x 107 1,25 x 105
1 ton (2000 lb) batu bara 2,36 x 1010 6,57 x 103 5,65 x 109 2,25 x 107
1 kaki kubik (cf) gas alam 1,08 x 106 0,299 0,299 1020 Sumber : Sutarno, 2013
2.7.4 Konversi Energi
Konversi energi adalah perubahan energi dari suatu bentuk energi
ke bentuk energi yang lain.. Memanfaatkan energi selalu berarti
melakukan konversi energi. Misalnya, untuk memanaskan ruangan kita
perlu memanfaatkan energi dengan mengubah energi kimia dari kayu
45
menjadi panas. Menghasilkan energi juga berarti mengubah energi dari
satu bentuk energi ke bentuk energi lainya (Sutarno, 2013).
Menurut Sutarno (2013), dalam menghasilkan energi kita membuat
energi yang tersedia dari suatu sumber, dengan mengubahnya menjadi
bentuk energi lain. Dalam memanfaatkan energi, kita juga mengubah
energi, seringkali beberapa bentuk peralihan menjadi bentuk yang
bermanfaat. Berikut contoh konversi energi kimia (biomassa padi) ke
energi listrik :
Gambar 2.9 Konversi Energi Kimia (biomassa padi) ke Energi Listrik
2.7.5 Aliran Energi
Pembangkitan dan penggunaan energi berarti mengkonversi energi
dari satu bentuk ke bentuk lain. Kadang-kadang, konversi ini melibatkan
tahap-tahap antara (intermediate steps). Energi mengalir melalui sejumlah
bentuk dan tahapan konversi, sumber energi sampai dengan penggunaan
akhir. Biaya konversinya meningkat sesuai dengan banyaknya tahapan
yang harus dilalui. Dalam aliran energi ini, kita membedakan energi
primer, energi sekunder, energi akhir, dan energi berguna (Sutarno, 2013).
Limbah Biomassa dibakar
dalam tungku besar Menghasilkan uap
Disalurkan ke mesin
(turbin)
Turbin berputar didalam
kumparan magnet Membangkitkan listrik
46
a. Energi Primer adalah energi yang tersedia dalam lingkungan alam,
yaitu sumber energi primer.
b. Energi Sekunder adalah energi yang siap untuk diangkut atau
ditransmisikan.
c. Energi Akhir adalah energi yang dibeli atau diterima konsumen.
d. Energi Berguna adalah energi yang merupakan input dalam aplikasi
penggunaan akhir.
Terminologi yang digunakan dalam aliran energi seperti disajikan
dalam tabel 2.4. (Sutarno, 2013)
Tabel 2.4 Diagram Aliran energi
Level Proses Contoh
Primer Kayu, hydro, matahari, kotoran ternak
Konversi Pembangkit daya, kiln, refineri, digester
Sekunder BBM, listrik, biogas
Transport/transmisi Truk, pipa, kabel
Akhir Minyak diesel, charcoal, listrik, biogas
Konversi Motor, heater, kompor/tungku
Berguna Daya poros, panas Sumber : Sutarno, 2013
2.7.6 Konservasi Energi
Konservasi energi adalah upaya dilakukan untuk mengurangi
konsumsi energi. Konservasi energi dapat dicapai melalui peningkatan
penggunaan energi energi yang efisien, dalam hubungannya dengan
menurunkan konsumsi energi dan/atau mengurangi konsumsi sumber
energi konvensional. Konservasi energi dapat mengakibatkan
meningkatnya modal keuangan, kualitas lingkungan, keamanan nasional,
keselamatan individu, dan kenyamanan manusia. (Sutarno, 2013)
47
Landasan pemikiran pada konservasi energi merupakan
pemanfaatan sumber-sumberdaya energi dengan daya guna yang lebih
tinggi dengan mempergunakan cara-cara yang mempunyai kelayakan
teknis, dapat dibenarkan secara ekonomis, tidak mengganggu lingkungan,
dan dapat diterima oleh masyarakat. Istilah konservasi energi dalam kaitan
itu merupakan semua langkah yang diambil kea rah menurunkan berbagai
kehilangan energi pada semua taraf pengelolaan, dari eksploatasi,
pengangkutan, pemrosesan, sampai pemanfaatan. Hemat energi
merupakan bagian dari konservasi. (Kadir, 2005).
2.8 Listrik
2.8.1 Proses Pembangkitan
Menurut Marsudi (2011), pembangkitan tenaga listrik sebagian
besar dilakukan dengan cara memutar generator sinkron sehingga didapat
tenaga listrik dengan tegangan bolak-balik tiga frasa. Energi mekanik yang
diperlukan untuk memutar generator sinkron didapat dari mesin penggerak
generator atau biasa disebut penggerak mula (prime mover). Mesin
penggerak generator yang banyak digunakan dalam praktir, yaitu : mesin
diesel, turbin uap, turbin air, dan turbin gas. Mesin-mesin penggerak ini
mendapat energi dari :
Proses pembakaran bahan bakar (mesin-mesin thermal)
Air terjun (turbin air)
48
Jadi, sesungguhnya mesin penggerak generator melakukan
konversi energi primer menjadi energi mekanik penggerak generator.
Pusat listrik adalah tempat di mana proses pembangkitan tenaga
listrik dilakukan. Mengingat proses pembangkitan tenaga listrik
merupakan proses konversi energi primer (bahan bakar atau potensi air)
menjadi energi mekanik penggerak generator, di mana selanjut nya energi
mekanik ini diubah menjadi energi listrik oleh generator, maka dalam
pusat listrik umumnya terdapat :
a. Instalasi Energi primer, yaitu instalasi bahan bakar atau instalasi
tenaga air.
b. Instalasi mesin penggerak generator, yaitu instalasi yang berfungsi
sebagai pengubah energi primer menjadi energi mekanik penggerak
generator. Mesin penggerak generator ini dapat berupa ketel uap
beserta turbin uap, mesin diesel, turbin gas, atau turbin air.
c. Instalasi pendinginan, yaitu instalasi yang berfungsi mendinginkan
instalasi mesin penggerak yang menggunakan bahan bakar.
d. Instalasi Listrik, yaitu instalasi yang secara garis besar terdiri dari :
Instalasi tegangan tinggi, yaitu : instalasi yang menyalurkan
energi listrik yang dibangkitkan generator.
Instalasi tegangan rendah, yaitu : instalasi alat-alat bantu dan
instalasi penerangan.
49
Instalasi Arus searah, yaitu : instalasi yang terdiri dari baterai aki
beserta sistem pengisian dan jaringan arus searah yang terutama
digunakan untuk proteksi, kontrol, dan telekomunikasi.
2.8.2 Jenis-jenis Pembangkit Listrik (Pusat Listrik)
Jenis-jenis Pusat Listrik (Marsudi, 2011) :
1. Pusat Listrik Tenaga Air (PLTA)
Pusat listrik menggunakan tenaga air sebagai sumber energi primer.
2. Pusat Listrik Tenaga Diesel (PLTD)
Pusat listrik ini menggunakan bahan bakar minyak atau bahan bakar
gas sebagai sumber energi primer.
3. Pusat Listrik Tenaga Uap (PLTU)
Pusat listrik ini menggunakan bahan bakar batu bara, minyak, atau gas
sebagai sumber energi primer.
4. Pusat Listrik Tenaga Gas (PLTG)
Pusat listrik ini menggunakan bahan bakar gas atau minyak sebagai
sumber energi primer.
5. Pusat Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU)
Pusat listrik ini merupakan kombinasi antara PLTG dengan PLTU. Gas
buang dari PLTG dimanfaatkan untuk menghasilkan uap dalam ketel
uap penghasil uap untuk penggerak turbin uap.
50
6. Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP)
Pusat Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) merupakan PLTU yang tidak
mempunyai ketel uap karena uap penggerak turbin uapnya didapat dari
dalam bumi.
7. Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN)
Pusat Listrik Tenaga Nuklir (PLTN) merupakan PLTU yang
menggunakan uranium sebagai bahan bakar yang menjadi sumber
energi primernya. Uranium menjalani proses fission (fisi) di dalam
reaktor nuklir yang menghasilkan energi panas yang digunakan untuk
menghasilkan uap dalam ketel uap. Uap ini selanjutnya digunakan
untuk menggerakkan turbin uap penggerak generator.
2.9 Potensi Energi Listrik Alternatif
2.9.1 Definisi Potensi
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) Potensi adalah
kemampuan yg mempunyai kemungkinan untuk dikembangkan, potensi
juga bisa bermakna kekuataan atau kesanggupan atau daya.
2.9.2 Energi listrik Alternatif
Energi alternatif adalah energi yang digunakan dengan bertujuan
untuk menggantikan bahan bakar yang ada saat ini tanpa akibat yang tidak
diharapkan dari hal tersebut. Minyak bumi dan batu bara sering disebut
sebagai bahan bakar fosil. Bahan bakar fosil ini terbentuk dari hewan dan
tumbuhan yang mati ratusan juta tahun lalu. Pembentukan bahan bakar ini
51
membutuhkan waktu sangat lama. Apabila kita tidak berhemat, bahan
bakar tersebut akan habis. Penggunaan energi alternatif merupakan salah
satu cara menghemat persediaan bahan bakar fosil (Mastugino, 2012).
Berikut merupakan ciri-ciri energi alternatif :
1) Dapat digunakan berulang-ulang,
2) Jumlahnya berlimpah,
3) Pengolahannya tidak merusak alam,
4) Tidak berbahaya, aman, serata tidak menimbulkan berbagai penyakit
akibat pengolahan/penggunaanya,
5) Ramah lingkungan.
2.10 Limbah Biomassa Padi
2.10.1 Pengertian Tanaman Padi
Dalam bahasa latin, padi disebut dengan "Oryza sativa L", masuk
dalam famili Poaccae (Gramincae), Tanaman semak semusim ini
merupakan tanaman yang berbatang basah, dengan tinggi antara 50 cm-1,5
m. Batangnya tegak, lunak, beruas, berongga, kasar dan berwarna hijau.
Padi mempunyai daun tunggal berbentuk pita yang panjangnya 15-30 cm.
Ujungnya runcing, tepinya rata, berpelepah, pertulangan sejajar, dan
berwarna hijau. Bunganya majemuk berbentuk malai. Buahnya seperti
buah batu (keras) dan terjurai pada tangkai. Setelah tua, warna hijau akan
menjadi kuning. Bijinya keras, berbentuk bulat telur, ada yang berwarna
putih atau merah. Butir-butir padi yang sudah lepas dari tangkainya
52
disebut gabah, dan yang sudah dibuang kulit luarnya disebut beras. Bila
beras ini dimasak, maka namanya menjadi nasi, yang merupakan bahan
makanan utama bagi sebagian besar penduduk Indonesia (Deptan, 2008).
2.10.2 Pengertian Biomassa
Biomassa dapat dipahami sebagai regeneratif (terbarukan) bahan
organik yang dapat digunakan untuk menghasilkan energi. Sumber-sumber
ini termasuk vegetasi akuatik atau terestrial, residu dari kehutanan atau
pertanian, limbah hewan dan limbah rumah tangga. Dalam istilah awam,
biomassa berarti dibuat dari tanaman, kayu, pupuk kandang, tanah mengisi
gas dan bahan bakar alkohol (Sutarno, 2013).
Dari perpspektif sumber daya energi, biomassa merupakan istilah
umum untuk sumber daya hewan dan tumbuhan serta limbah yang berasal
darinya, dimana ia terkumpul dalam jangka waktu tertentu (tidak termasuk
sumber fosil). Seiring dengan itu, biomassa tidak hanya mencakup
berbagai jenis tanaman pertanian, kayu, tumbuhan perairan, pertanian
konvensional yang lain, kehutanan, sumber daya perikanan tetapi juga
mencakup lumpur pulp, lindi hitam, sisa fermentasi alkohol, dan limbah
industri organik lainnya, sampah kota seperti sampah dapur dan limbah
kertas, serta lumpur limbah (Yokoyama, 2008).
2.10.3 Limbah Padi Sebagai Bahan Baku Bioenergi
Tanaman padi selain berguna sebagai bahan pangan, juga menjadi
sumber bahan baku bioenergi. Bagian dari tanaman padi (Oryza sativa)
yang menjadi bagian bioenergi adalah jerami dan sekam. Jerami padi
53
diperoleh saat panen padi dalam bentuk gabah, sedangkan sekam diperoleh
setelah melalui proses penggilingan padi menjadi beras (Nur, 2014).
Bagian dari tanaman padi yang menjadi bagian bioenergi di
jelaskan pada gambar berikut :
Gambar 2.10 Tanaman Padi Yang menghasilkan jerami dan sekam
(sumber : Nur, 2014)
Proses untuk mendapat bahan baku bioenergi dari tanaman padi
disajikan pada Gambar 2.11 yang akan menghasilkan jerami dan sekam
padi.
Gambar 2.11 Proses Menghasilkan Limbah Jerami dan Sekam Padi
(sumber : Nur, 2014)
54
2.10.4 Estimasi Potensi Bahan Baku Dari Limbah Padi
Perhitungan jumlah limbah padi berdasarkan atas besarnya
produksi padi setiap tahunnya (Xiong, 2009). Berdasarkan Ditjen EBTKE,
perbandingan untuk produksi gabah-jerami adalah 1:1,4, sedangkan untuk
gabah-sekam 1:0,2. Berarti setiap ton gabah yang dihasilkan maka akan
menyisakan jerami setara satu ton, sedangkan sekam yang dihasilkan
adalah 0,2 ton.
2.10.5 Pendayagunaan Jerami dan Sekam Padi
Pada Gambar 2.12 dijelaskan pohon industri dari tanaman padi
yang menghasilkan beras, jerami dan sekam. Selain menghasilkan bahan
pangan, pertanian padi juga menghasilkan limbah (jerami dan sekam)
yang dapat dijadikan bahan baku untuk bangunan, bahan baku industri,
bahan baku untuk pertanian, karbon aktif, dan lain-lain. Namun demikian,
kuantias bahan baku ini sangat berdayaguna jika dimanfaatkan sebagai
bioenergi (Nur, 2014).
55
Gambar 2.12 Pohon Industri Pertanian Tanaman Padi
(sumber : Nur, 2014)
2.10.6 Karakteristik Nilai Kalor Limbah Biomassa Padi
Nilai kalori adalah suatu angka yg menyatakan jumlah panas /
kalori yg dihasilkan dari proses pembakaran sejumlah tertentu bahan bakar
dengan udara / oksigen.
Kalor jenis biomassa digunakan untuk menghitung energi kalor
total. Tabel 2.5 menjelaskan nilai kalor pada limbah biomassa padi.
Tabel 2.5 Nilai Kalor Jenis Limbah Biomassa Padi
Jenis
Industri Bahan Baku (Feedstock)
Calorivic
Value
Moisture
kkal/kg %
Padi Sekam Padi (Rice husk) 3350 12
Jerami Padi 2800 50 (sumber : Ditjen EBTKE)
56
2.10.7 Analisis Limbah Biomassa Padi menjadi Energi Listrik
Proses analisis limbah biomassa padi menjadi satuan energi listrik
terlebih dahulu dengan cara menentukan besaran jerami padi (biomassa
sisa panen) dan sekam padi (biomassa sisa pengolahan). Besarnya jerami
padi yaitu 1,4 dari jumlah produksi, sedangkan sekam padi 0,2 dari jumlah
produksi. Kemudian dari setiap jumlah limbah yang dihasilkan dikalikan
pada masing-masing karakter nilai kalor jenisnya, jerami yaitu 2.800 CV
(Kcal/kg) dan sekam 3.350 CV (Kcal/kg). Kemudian di konversi menjadi
Start
- menentukan besaran jerami padi - menentukan besaran sekam padi
- Jumlah jerami = 1,4 * Jumlah produksi gabah- Jumlah sekam = 0,2 * Jumlah produksi gabah
Effisien Energi Pembangkit Listrik Jerami = (Jumlah Jerami * karakter nilai kalor jerami*4,1868 * 0.0002777778) *20%
Effisien Energi Pembangkit Listrik Sekam = (Jumlah Sekam * karakter nilai kalor sekam*4,1868 * 0.0002777778) *20%
End
Potensi = Eff Jerami + Eff Sekam
Gambar 2.13 Proses Perhitungan Potensi Biomassa Padi (gasifikasi)
(sumber : Ditjen EBTKE)
57
2.10.8 Klasifikasi Potensi Energi Limbah Biomassa Padi
Untuk menentukan potensi energi limbah biomassa padi penulis
menggunakan klasifikasi (reclassify) berdasarkan batas-batas atau kategori
yang ditentukan. Dengan cara menentukan jumlah kategori dengan
interval yang sama (equal interval). Yang dimaksud dengan interval disini
ialah jarak antara nilai masing-masing kategori.
Menurut prahasta (2009), metode equal interval membagi
jangkauan nilai-nilai atribut ke dalam sub-sub jangkauan dengan ukuran
yang sama.
Rumus Umum :
Keterangan :
Range (R) = nilai tertinggi – nilai terendah
Kategori (K) = banyaknya kriteria yang disusun pada kriteria objektif
suatu variable
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan 5 kategori yaitu :
sangat rendah, rendah, sedang, tinggi, dan sangat tinggi. Dengan nilai
tertinggi 157.644 di bulatkan menjadi 158.000 dan nilai terendah 0. Maka :
Berdasarkan perhitungan diatas, maka didapat kategori beserta
batas-batas (interval-interval), disajikan pada Tabel 2.6 berikut ini.
Interval (I) = ( 158.000 – 0 ) / 5 = 31.600
58
Tabel 2.6 Nilai pada masing-masing kategori
No. Kategori Nilai
1 Sangat rendah <=31.599
2 Rendah 31.600 – 63.199
3 Sedang 63.200 – 94.799
4 Tinggi 94.800– 126.399
5 Sangat tinggi >= 126.400
2.11 Metode Pengembangan Sistem
2.11.1 Metode Rapid Application Development (RAD)
Pengembangan aplikasi cepat (RAD) adalah sebuah pendekatan
berorientasi objek untuk pengembangan sistem yang mencakup metode
pengembangan serta software (Kendall & Kendall, 2008).
Rapid Application Development (RAD) adalah suatu pendekatan
desain sistem yang menggunakan teknik terstruktur prototyping (Whitten,
Bentley, & Dittman, 2004)
RAD adalah sebuah strategi pengembangan sistem yang
menekankan kecepatan pengembangan melalui keterlibatan pengguna
yang ekstensif dalam kontruksi, cepat berulang, dan bertambah
serangkaian prototyping bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya
berkembang kedalam sistem final (Whitten, Bentley, & Dittman, 2004).
Sebagai respons pada kemajuan ekonomi pada umumnya, RAD atau
pengembangan aplikasi cepat telah terjadi rute yang populer untuk
mengakselerasi pengembangan sistem, gagasan-gagasan dasar RAD, yaitu:
1. Lebih aktif melibatkan pengembangan sistem dalam aktivitas, analisis,
desain, kontruksi (Whitten, Bentley, & Dittman, 2004).
59
2. Mengorganisasikan pengembangan sistem ke dalam rangkaian seminar
yang intensif dan terfokus bersama pemilik, penggua, analis, desainer,
dan pembangun sistem.
RAD sebuah strategi pengembangan sistem yang menekankan
kecepatan pengembang melalui keterlibatan pengguna yang ekstensif
dalam kontruksi, cepat, berulang, dan bertambah serangkaian prototype
atau prototipe bekerja sebuah sistem yang pada akhirnya berkembang
kedalam sistem final (atau sebuah versi) (Whitten, Bentley, & Dittman,
2004)
2.11.2 Tahapan dalam Rapid Application Development
Menurut Kendall & Kendall (2008) RAD merupakan salah satu
metode prototyping yang memiliki tahapan-tahapan berikut :
A. Perencanaan Syarat (Requirements Planning)
Dalam fase ini akan diketahui apa saja yang menjadi kebutuhan sistem
yaitu dengan mengidentifikasi kebutuhan informasi dan masalah yang
dihadapi untuk menentukan tujuan, batasan-batasan sistem, kendala
dan juga alternatif pemecahan masalah. Analisis digunakan untuk
mengetahui perilaku sistem dan juga untuk mengetahui aktivitas apa
saja yang ada dalam sistem tersebut. Berikut ini adalah metodologi
dalam tahap perencanaan:
1. Tahap Pengumpulan Data dan Syarat-Syarat Informasi, yaitu
mengumpulkan data-data hasil observasi, wawancara, dan studi
pustaka untuk dapat mempermudah dalam identifikasi sistem.
60
2. Tahap Identifikasi Sistem Untuk menyelesaikan masalah, yaitu :
a. Identifikasi masalah, yaitu analyst melakukan analisa dan
identifikasi masalah apa saja yang dihadapi dengan
menggunakan sistem yang lama.
b. Analisis Sistem Berjalan, yaitu menganalisa permasalahan
sistem yang ada atau yang sedang berjalan pada saat ini
Analisis PIECES
Untuk mengidentifikasi suatu permasalahan, maka yang
harus dilakukan adalah menganalisa kinerja, informasi,
ekonomi, keamanan aplikasi, efisiensi, dan pelayanan
pelanggan. Panduan ini dikenal dengan PIECES analysis
(Performance, Information, Economic, Control, Efficiency,
Service). Berikut adalah uraian dari analisis PIECES, yaitu
(Suryanto, 2004) :
- Analisis kinerja (Performance), kinerja diukur dengan
jumlah produksi dan waktu tanggap. Jumlah produksi
adalah jumlah pekerjaan yang dilaksanakan selama
jangka waktu tertentu. Waktu tanggap adalah
keterlambatan rata-rata antara suatu transaksi dengan
tanggapan yang diberikan kepada transaksi tersebut.
- Analisis Informasi (Information), analisis informasi
memeriksa output sistem, analisis data, meneliti data
yang disimpan dalam sebuah sistem.
61
- Analisis Ekonomi (Economic), ekonomi barangkali
merupakan motivasi paling umum bagi suatu proyek.
Pijakan dasar bagi kebanyakan manajer adalah biaya
atau rupiah. Persoalan ekonomis dan peluang dengan
masalah biaya.
- Analisis Pengendali (Control), tugas bisnis perlu
dimonitor dan diperbaiki jika ditemukan adanya kinerja
yang dibawah standar. Pengendali dipasang untuk
meningkatkan kinerja sistem, mencegah atau
mendeteksi penyalahgunaan atau kesalahan sistem, dan
menjamin keamanan data, informasi, dan persyaratan.
- Analisis Efisiensi (Efficiency), efisiensi yang sering
dilakukan dengan istilah ekonomis yang sebenarnya
berbeda. Efisiensi ditetapkan sebagai output yang
dibagi oleh input. Oleh karena itu, masalah efisiensi dan
peluang membutuhkan peningkatan output,
pengurangan input, ataupun keduanya.
- Analisis Pelayanan (Service), peningkatan pelayanan
dimaksudkan untuk meningkatkan satu atau beberapa
hal, yaitu akurasi, realibilitas, ease of use, keluwesan,
koordinasi.
c. Identifikasi Kebutuhan, yaitu mengidentifikasi kebutuhan apa
saja yang diperlukan untuk membangun sistem yang baru.
62
d. Sistem yang diusulkan, yaitu sistem yang diusulkan oleh tim
proyek berdasarkan hasil analisis sistem berjalan sehingga
dapat dibuat sistem baru yang lebih baik.
e. Analisis perbandingan sistem, yaitu analisis yang dilakukan
untuk membuat perbandingan antara sistem berjalan dengan
sistem usulan.
B. Proses Desain (Workshop Design)
Fase ini adalah fase untuk merancang dan memperbaiki yang dapat
digambarkan sebagai workshop. Selama workshop design RAD,
pengguna merespon working prototype yang ada dan menganalisis,
memperbaiki modul-modul yang dirancang menggunakan perangkat
lunak berdasarkan respon pengguna. Berikut ini adalah metodologi
dalam tahap desain :
1. Desain Proses
Yaitu merancang proses apa saja yang terjadi di dalam sistem
dengan menggunakan diagram-diagram pada UML seperti use case
diagram, activity diagram dan sequence diagram.
a. Use Case Diagram
Use case diagram adalah diagram yang menggambarkan
interaksi antara sistem dengan eksternal sistem dan pengguna.
Dengan kata lain, secara grafis menggambarkan siapa yang
akan menggunakan sistem dan dengan cara apa pengguna
mengharapkan untuk berinteraksi dengan sistem. Sebuah use
63
case mereprentasikan sebuah interaksi antara actor dan sistem.
Use case menggambarkan sebuah pekerjaan tertentu.
Sedangkan actor merupakan segala sesuatu yang perlu
berinteraksi dengan sistem untuk pertukaran informasi
(Whitten & Bentley, 2007). Actor dihubungkan dengan use
case dengan sebuah asosiasi. Berikut adalah contoh dari use
case diagram :
Gambar 2.14 Contoh Use Case Diagram
System
Admin
Dir. Bioenergi
Masyarakat
Login Logout
Mengelola Peta
Melihat Peta
Mengelola Berita
Mengelola Kategori
Melihat Pesan Masuk
Update Halaman Statis
Update Slide
Update Ringkasan
Update Site
Melihat profil
Melihat Visi-Misi
Melihat Struktur
Mengirim Pesan
Melihat Berita
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<extend>>
<<extend>>
Validasi Data Peta
<<include>>
64
Tabel 2.7 Notasi pada Use Case Diagram
Notasi Keterangan
Actor, orang, proses, atau sistem lain yang berinteraksi
dengan sistem informasi yang akan dibuat diluar sistem
informasi yang akan dibuat itu sendiri, jadi walaupun
simbol dari aktor adalah gambar orang, tapi aktor belum
tentu merupakan orang, biasanya dinyatakan menggunakan
kata benda di awal frase nama aktor.
Use Case, fungsionalitas yang disediakan sistem sebagai
unit-unit yang saling bertukar pesan antar unit atau aktor,
biasanya dinyatakan dengan menggunakan kata kerja di
awal frase nama use case.
Association, merupakan penghubung antara actor dengan
use case.
Extends,digunakan untuk membuat use case baru dengan
menambahkan langkah-langkah pada use case yang sudah
ada.
Uses (atau Includes), menunjukkan bahwa sebuah use case
merupakan bagian dari use case lainnya.
Boundary, merupakan suatu batasan sistem yang akan
dijalankan oleh user.
(sumber : Sugiarti, 2013)
Dalam pembuatan use case diagram terbagi kepada 4 (empat)
fase yaitu :
1) Identifikasi Aktor
Yaitu menentukan siapa saja yang menjadi aktor yang
berinteraksi dengan sistem tersebut.
2) Identifikasi Use Case
Yaitu menentukan use case yang berada pada sistem.
actor
use case
<<extend>>
<<include>>
System
65
3) Use Case Model Diagram
Yaitu membuat rancangan use case sistem dengan model
gambar.
4) Narasi Use Case
Yaitu menjelaskan use case secara tekstual mengenai
interaksi dan langkah apa saja yang dapat dilakukan antara
sistem dengan penggunanya.
b. Activity diagram,
Activity diagram secara grafis digunakan untuk
menggambarkan rangkaian aliran aktifitas baik proses bisnis
atau use case (Whitten & Bentley, 2007). Activity diagram
menggambarkan workflow (aliran kerja) atau aktivitas dari
sebuah sistem atau proses bisnis. Activity diagram
menggambarkan berbagai alir aktivitas dalam sistem yang
sedang dirancang. Bagaimana masing-masing alir berawal,
keputusan yang mungkin terjadi, dan bagaimana mereka
berakhir (Sugiarti, 2013). Berikut adalah contoh gambar dan
penjelasan notasi dari activity diagram :
66
Gambar 2.15 Contoh Activity Diagram
Adapun keterangan dari activitiy diagram di atas adalah
sebagai berikut :
Notasi Keterangan
Initial State, menunjukkan suatu permulaan dari suatu
aktifitas.
Swimlane, menujukkan siapa yang bertanggung jawab
melakukan aktivitas dalam suatu diagram
Action State, merupakan suatu tindakan yang dilakukan
terhadap sistem.
Control Flow, merupakan penghubung antara action state
yang satu dengan action state lainnya.
Decision, menunjukan kegiatan yang digabungkan
Transition (Fork), menunjukkan kegiatan yang dilakukan
secara paralel
Transition (Join), menunjukan kegiatan yang digabungkan
Final State, merupakan akhir dari suatu aktifitas.
Admin System
klik "simpan"
menyimpan di database
menampilkan pesan data sudah diperbarui
pilih menu peta menampilkan peta dalam layout admin
pilih update data
isi luas panen, produktifitas, produksi
pilih batal
klik “tentukan potensi limbah padi”memproses dan mengkonversi data yang telah di-input
menampilkan form edit
Swimlane1
Activity1
67
c. Sequence diagram,
Sequence diagram merupakan diagram yang menggambarkan
interaksi antara aktor dan sistem untuk sebuah skenario use
case. Secara grafis sequence diagram menggambarkan
bagaimana objek berinteraksi dengan satu sama lain melalui
pesan eksekusi sebuah usecase atau operasi yang
mengilustrasikan bagaimana pesan terkirim dan diterima di
antara objek dan sequence (ruang waktu) (Whitten & Bentley,
2007). Oleh karena itu, untuk menggambarkan diagram
sequence maka harus diketahui objek-objek yang terlibat dalam
sebuah use case beserta metode-metode yang dimiliki kelas
yang diinstannsiasi menjadi objek itu (Sugiarti, 2013). Berikut
adalah contoh gambar dan penjelasan notasi dari sequence
diagram.
Gambar 2.16 Contoh Sequence Diagram
userform loginlogin
: Admin, Dir. Bioenergi
1 : membuka halaman backend()
2 : menampilkan form login()
3 : isi username , password, dan capthcha()
4 : pilih login()
5 : send data() 6 : validasi data chaptcha()
7 : get id_user()
8 : validasi data login user()
9 : send notifikasi berhasil()
10 : menampilkan halaman backend()
11 : send notifikasi gagal()
12 : menampilkan notifikasi gagal()
68
Tabel 2.8 Notasi Sequence Diagram
Notasi Keterangan
Actor, merepresentasikan
entitas yang berada di luar
sistem.
Lifeline, menggambarkan
hubungan suatu elemen yang
berbeda.
Boundary, biasanya berupa tepi
dari sistem, seperti user
interface atau suatu alat yang
berinteraksi dengan sistem lain.
Control, merupakan elemen
yang mengatur aliran dari
informasi untuk sebuah
skenario.
Entity, biasanya elemen yang
bertanggung jawab menyimpan
data dan atau informasi.
Message, relasi ini digunakan
untuk memanggil operasi atau
metode yang dimiliki oleh
suatu objek.
Self message, relasi ini
menunjukkan bahwa suatu
objek hendak memanggil
dirinya sendiri (sumber : Whitten & Bentley, 2007)
2. Desain database
a. Potential object,
yaitu menyelesaikan database dengan meninjau setiap kasus
penggunaan untuk menemukan kata benda yang sesuai dengan
entitas bisnis atau peristiwa (Whitten & Bentley, 2007).
b. Class diagram,
yaitu Gambar grafis yang mengenai struktur objek statis dari
suatu sistem, menunjukkan kelas-kelas objek yang menyusun
actor
69
sebuah sistem dan juga berhubungan antara kelas objek
tersebut (Whitten & Bentley, 2007).
Class diagram menggambarkan struktur sistem dari segi
pendefinisian kelas-kelas yang akan dibuat untuk membangun
sistem. Diagram class mendeskripsikan jenis-jenis objek
didalam sistem dan berbagai hubugan statis yang terdapat
diantara mereka. Diagram class juga menunjukkan property
dan operasi sebuah class dan batasan-batasan yang terdapat
dalam hubungan objek tersebut (Sugiarti, 2013).
Tabel 2.9 Komponen Class Diagram
Simbol Nama
Komponen
Keterangan
Agregasi Relasi antar kelas dengan makna
semua bagian
Assosiasi Relasi antar class dengan makna
umum, assosiasi biasanya juga
disertai multiplicity
Class Himpunan Objek-objek yang
berbagi attribut serta operasi yang
sama.
1. Class name, nama dari sebuah
objek class
2. Attribute, atribut atau properto
dari sebuah class yang
melukiskan batas nilai yang
mungkin ada pada objek.
3. Operation, operasi atau
sesuatu yang dapat dilakukan
oleh sebuah class.
Dependency
(ketergantungan)
Relasi antar class dengan makna
kebergantungan antar class
Generalisasi Relasi antar class denga makna
generalisasi – spesialisasi (umum
– khusus)
70
Interface Sama dengan konsep interface
dalam pemrograman berorientasi
objek.
(sumber : Sugiarti, 2013)
Multiplisitas merupakan hubungan antar objek dalam class, yang
menunjukkan jumlah suatu objek yang bisa berhubungan dengan objek
lain (Sugiarti, 2013).
- 1 (pasti 1),
- 0…1 (nol atau satu), 0…* (nol atau lebih) atau 1…* (satu atau
lebih)
- Tidak ada batasan (bisa 0,1,…,n),
- Biasanya didefinisikan batas bawah dan atas, kecuali untuk yang
bernialai 1.
Gambar 2.17 Contoh Class Diagram
c. Matriks CRUD, yaitu tabel dengan kolom yang
mengindikasikan entitas (dan kemungkinan atribut), kolom
tersebut mengindikasi lokasi, dan selnya (perpotongan baris
dan kolom) mengindikasikan tingkat akses dokumen dengan C
= create, R = read, U = update atau modify, dan D = delete atau
deactivate (Whitten & Bentley, 2007). Berikut adalah contoh
maktiks CRUD.
kategori
+id_kategori+nama_kategori+keterangan
+create()+read()+update()+delete()
berita
+id_berita+judul+ringkasan+isi+gambar+tanggal
+create()+read()+update()+delete()
10..*
71
Tabel 2.10 Contoh CRUD Matrix
Location
Entity Attribute
Masyarakat Dir.
Bioenergi
Admin
Berita
id_berita - - CRUD
Judul R - CRUD
Ringkasan R - CRUD
Isi gambar R - CRUD
Tanggal R - CRUD
d. LRS,
Logical Record Structure (LRS) adalah sebuah model sistem
yang digambarkan dengan sebuah diagram class akan
mengikuti pola/aturan pemodelan tertentu dalam kaitannya
dengan konversi ke LRS, maka perubahan yang terjadi adalah
mengikuti aturan-aturan berikut ini:Setiap entitas akan diubah
ke bentuk kotak; sebuah atribut relasi disatukan dalam sebuah
kotak bersama entitas jika hubungan yang terjadi pada
diagram class 1:M (relasi bersatu dengan cardinality M) atau
tingkat hubungan 1:1 (relasi bersatu dengan cardinality yang
paling membutuhkan referensi), sebuah relasi dipisah dalam
sebuah kotak tersendiri (menjadi entitas baru) jika tingkat
hubungannya M:M (many to many) dan memiliki foreign key
sebagai primary key yang ambil dari kedua entitas yang
sebelumnya saling berhubungan (Sugiarti, 2013). Berikut
contoh LRS :
72
Gambar 2.18 Contoh LRS
e. Skema database, yaitu model fisik atau cetak biru untuk
database (Whitten & Bentley, 2007). Berikut contoh skema
database
Gambar 2.19 Contoh Skema Database
f. Spesifikasi database, yaitu spesifikasi atau detail dari masing-
masing atribut database.
3. Desain Interface, yaitu tampilan antar muka yang digunakan user
untuk berinteraksi dengan sistem. Pada perancangan interface ini
terdiri dari dua, yaitu perancangan struktur menu dan perancangan
layout.
kategori
#id_kategori+nama_kategori+keterangan
berita
#id_berita+judul+ringkasan+isi+gambar+tanggal#id_kategori
id_kategori
kategori
+id_kategori+nama_kategori+keterangan
+create()+read()+update()+delete()
berita
+id_berita+judul+ringkasan+isi+gambar+tanggal#id_kategori
+create()+read()+update()+delete()
73
C. Penerapan (Implementation)
Analyst bekerja secara intens dengan pengguna selama workshop
design untuk merancang aspek-aspek bisnis dan non-teknis dari Instansi.
Segera setelah aspek-aspek ini disetujui dan sistem dibangun, sub-sub
sistem di ujicoba dan diperkenalkan kepada instansi.
Tahap pengembangan sistem RAD dapat dilihat pada gambar 2.20
berikut ini :
Gambar 2.20 Tahap Pengembangan Sistem RAD
(sumber : Kendall & Kendall, 2008)
2.11.3 Kelebihan-kelebihan RAD
Pendekatan RAD menawarkan beberapa kelebihan (Whitten et.al,
2004), yaitu:
1. Berguna untuk proyek-proyek tempat persyaratan-persyaratan
pengguna tidak pasti dan tidak tepat.
2. Mendorong pengguna aktif dan partisipasi manajemen (berkebalikan
dengan reaksi pasif pada model-model sistem yang tidak bekerja).
74
3. Proyek-proyek memiliki visibilitas dan dukungan tinggi karena
keterlibatan pengguna yang ekstensif selama proses.
4. Para pengguna dan manajemen melihat solusi-solusi yang berbasis
perangkat lunak dan bekerja lebih cepat dari pada pengembangan yang
model-driven.
5. Eror dan penghilangan cenderung untuk dideteksi lebih awal dalam
prototipe dari pada dalam model sistem.
6. Pengujian dan pelatihan adalah produk tambahan alami dari
pendekatan prototyping yang mendasar.
7. Pendekatan terulang adalah proses yang lebih alami karena perubahan
adalah faktor yang diharapkan selama pengembangan.
2.12 Pengembangan Sistem Berorientasi Objek
Menurut Whitten dan Bentley (2007), pemodelan objek merupakan
sebuah teknik yang mencoba untuk menyatukan data dan proses ke dalam
konsepsi tunggal yang disebut objek. Model-model objek adalah diagram-
diagram yang mendokumentasikan sebuah sistem dalam artian objek-
objek dan interaksi-interaksinya. Pemodelan objek adalah basis atau dasar
dari metodologi-metodologi analisis dan desain berorientasi objek. Teknik
pemodelan objek menyajikan penggunaan metodologi dan notasi diagram
yang sama sekali berbeda dengan teknik lainnya.
75
2.12.1 Analisis dan Desain Berorientasi Objek (Object Oriented Analysis and
Design)
Objek adalah pembungkusan data (disebut properti) yang
mendeskripsikan orang, objek, tempat, kejadian, atau sesuatu yang
berlainan, dengan semua proses (disebut metode) yang diizinkan untuk
menggunakan atau memperbaharui data dan properti-properti tersebut
(Whitten & Bentley, 2007).
Object Oriented Analysis / Analisis Berorientasi Objek adalah
sebuah teknik model driven yang mengintegrasikan data dan proses ke
dalam konstruksi yang disebut objek. Model-model OOA adalah gambar-
gambar yang mengilustrasikan objek-objek sistem dari berbagai macam
perspektif, seperti struktur, kelakuan, dan interaksi objek-objek (Whitten
& Bentley, 2007).
Object Oriented Design / Perancangan Berorientasi Objek adalah
sebuah pendekatan yang digunakan untuk menentukan solusi perangkat
lunak khususnya pada objek yang berkolaborasi, atribut mereka dan
metode mereka (Whitten & Bentley, 2007).
Pemodelan berorientasi objek biasanya dituangkan dalam
dokumentasi perangkat lunak dengan menggunakan perangkat pemodelan
berorientasi objek, diantaranya adalah UML (Unified Modelling
Language).
76
2.12.2 Konsep Sistem untuk Pemodelan Objek
Analisis sistem berorientasi objek didasarkan beberapa konsep.
Sebagian konsep ini membutuhkan cara pemikiran baru untuk sistem dan
proses pengembangannya (Whitten et.al, 2004).
1. Object adalah sesuatu yang ada atau dapat dilihat, disentuh, atau
dirasakan dan user menyimpan data serta mencatat perilaku mengenai
sesuatu itu.
2. Attribute adalah data yang mewakili karakteristik interest tentang
sebuah objek.
3. Object instance adalah setiap orang khusus, tempat, sesuatu, atau
kejadian, dan juga nilai untuk atribut dari objek.
4. Behavior adalah kumpulan dari sesuatu yang dapat dilakukan oleh
objek dan terkait dengan fungsi-fungsi yang bertindak pada data objek
(atau atribut). Pada siklus berorientasi objek, perilaku objek merujuk
kepada metode, operasi, atau fungsi (istilah ini digunakan berganti-
ganti di sepanjang buku ini).
5. Encapsulation adalah pengemasan beberapa item ke dalam satu unit.
Konsep penting lain mengenai pemodelan objek adalah konsep
pengkategorian objek menjadi class/kelas yaitu sebagai berikut (Whitten
et.al, 2004) :
1) Class adalah satu set objek yang memiliki atribut dan behavior yang
sama. Kadang-kadang disebut object class.
77
2) Generalization/specialization adalah sebuah teknik di mana atribut dan
behavior yang umum pada beberapa tipe kelas objek, dikelompokkan
(atau di abstraksi) ke dalam kelasnya sendiri di sebut supertype.
Atribut dan metode kelas objek supertype kemudian diwariskan oleh
kelas objek tersebut (subtype).
2.12.3 Hubungan Objek/Kelas
Object/class relationship adalah asosiasi bisnis yang ada di antara
satu atau lebih objek dan kelas. Multiplicity adalah jumlah kejadian
minimum dan maksimum dari satu objek/kelas untuk satu kejadian tunggal
dari objek/kelas yang terkait. Aggregation adalah sebuah hubungan di
mana satu kelas “whole” yang lebih besar berisi satu atau lebih kelas
“part” yang lebih kecil. Atau, kelas “part” yang lebih kecil adalah bagian
dari kelas “whole” yang lebih besar. Composition adalah hubungan
agregasi di mana “whole” bertanggung jawab atas pembuatan dan
perusakan “bagian-bagian”. Jika “whole” rusak, maka “part” juga akan
rusak (Whitten et.al, 2004).
2.13 Konsep Unified Modeling Language (UML)
Menurut Whitten dan Bentley (2007), pada tahun 1994 Grady
Boch dan James Rumbaugh bergabung untuk menggunakan metode
pengembangan berorientasi objek dengan tujuan mencipatakan sebuah
standar proses untuk mengembangkan sistem berorientasi objek. Ivan
Jacobson bergabung pada tahun 1995, dan mereka bertiga fokus membuat
78
suatu bahasa pemodelan objek standar sebagai ganti dari pendekatan atau
metode objek standar. Berdasarkan kerja mereka dan hasil kerja lainnya
pada industri, Unified Modeling Language (UML) versi 1.0 dirilis pada
tahun 1997. Hingga saat ini UML versi terbaru adalah versi 2.0. UML
tidak menentukan metode untuk sistem-sistem pengembangan, tetapi
sudah diterima luas sebagai standar untuk pemodelan objek.
UML sendiri menurut Booch et.al (2007) merupakan bahasa
pemodelan utama yang digunakan untuk melakukan analisis,spesifikasi
dan merancang sistem perangkat lunak. Unified Modeling Language
(UML) adalah sebuah “bahasa” yang telah menjadi standar dalam industri
untuk visualisasi, merancang dan mendokumentasikan sistem piranti
lunak. UML menawarkan sebuah standar untuk merancang model sebuah
sistem (Sugiarti, 2013).
Unified Modeling Language (UML) dapat dikelompokkan kedalam
dua kelompok, yaitu : diagram struktur (structure diagram) dan diagram
prilaku (behavioral diagram). Seperti dijelaskan dalam Gambar 2.21
pembagian kelompok UML.
Gambar 2.21 Diagram Unified Modeling Language (UML)
(sumber : Booch et.al, 2007)
79
2.14 Pengujian Sistem (testing)
Black Box Testing yaitu menguji perangkat lunak dari segi
spesifikasi tanpa menguji desain dan kode program. Pengujian
dimaksudkan untuk mengetahui apakah fungsi-fungsi, masukkan dan
keluaran dari perangkat lunak sesuai dengan spesifikasi yang dibutuhkan.
Pengujian ini dilakukan dengan membuat kasus uji yang bersifat mencoba
semua fungsi dengan memakai perangkat lunak apak sesuai dengan
spesifikasi yang dibutuhkan. Misalnya :
Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi
(password) yang benar.
Jika user memasukkan nama pemakai (username) dan kata sandi
(Password) yang salah, misalnya nama pemakai benar tapi kata
sandi salah, atau sebaliknya atau keduanya salah.
Tabel 2.11 Contoh Black Box Testing
No. Test Case Hasil Diharapkan Hasil Keluaran
1. Membuka sistem Tampil menu login Berhasil
2. Salah username dan
passord
Tampil peringatan pesan bahwa
username dan password salah, dan
kemudian dapat mengisi kembali
Berhasil
Testing ini hanya memandang perangkat lunak dari sisi spesifikasi
dan kebutuhan yang telah didefinisikan pada awal perancangan. Sebagai
contoh, jika terdapat sebuah perangkat lunak yang merupakan sebuah
sistem inventory disebuah perusahaan. Maka pada black box testing,
perangkat lunak akan dieksekusi kemudian di uji apakah telah memenuhi
kebutuhan pengguna yang didefinisikan sebelumnya (Rizki, 2011).
80
Tabel 2.12 Perbandingan Black Box dan White Box Tesing
Black Box Testing White Box Testing
Bersifat fungsional Bersifat struktural
Dilakukan oleh penguji independent Dilakukan oleh penguji yang
mengetahui tentang QA (Quality
Assurance )
Melakukan pengujian berdasarkan apa
yang dilihat, hanya fokus terhadap
fungsionalitas dan output. Pengujian lebih
ditujukan pada desain software sesuai
standar dan reaksi apabila terdapat celah-
celah bug pada program aplikasi tersebut
setelah dilakukan white box testing.
Melakukan testing pada
software/program aplikasi menyangkut
security dan performance program
tersebut (meliputi tes code, desain
implementasi, security, data flow,
software failure)
Dilakukan setelah white box testing. Dilakukan seiring dengan tahapan
pengembangan software atau pada
tahap testing.
2.15 Perangkat Lunak Dalam Pembuatan Sistem
Dalam pembuatan sistem, pemilihan perangkat lunak merupakan
salah satu pendukung keberhasilan dalam sistem. Perangkat lunak yang
digunakan dalam pengolahan data SIG haruslah merupakan alat (tools)
yang mudah digunakan, dan memungkinkan melakukan organisasi,
menyusun (maintain), menggambarkan, dan menganalisis peta atau
informasi spasial.
2.15.1 ArcGIS Desktop
ArcGIS desktop merupakan kumpulan aplikasi peragkat lunak SIG
utama yang berbasis desktop Ms. Window yang digunakan untuk
mengompilasikan, menuliskan, menganalisis, men-sharing, memetakan,
dan mempublikasikan informasi spasial. Framework (sistem) ini terdiri
dari ArcMap, ArcCatalog, ArcToolBox, ArcGlobe, ArcReader, dan
81
ModelBuilder dengan beberapa tingkatan fungsionalnya (Prahasta,
2011:7). ArcGIS desktop yang digunakan pada penelitian ini adalah
ArcGIS 9.3.
Gambar 2.22 Tampilan ArcGis
(sumber : Prahasta, 2011)
Beberapa bagian dari ArcGIS antara lain (Prahasta, 2011) :
a. ArcMap
Merupakan aplikasi sentral di dalam sistem ArcGIS desktop yang
ditujukan untuk memenuhi kenutuhan-kebutuhan yang berbasiskan
peta dijital seperti halnya kartografis, analisis peta, dan editing.
ArcMap merupakan aplikasi pembuat peta yang komperehensif di
dalam sistem ArcGIS desktop. Dalam operasinya ArcMap akan
menawarkan dua tipe map-view halaman layout. Pada tipe view yang
pertama, ArcMap akan memfasilitasi para penggunanya untuk bekerja
dengan layers geografis untuk diberi symbol, dianalisis, dikompilasi ke
dalam dataset SIG. Tipe view ini merupakan window dimana dataset
(layers) dimunculkan di , pada tipe dalam batas-batas spasial yang
ditentukan. Sementara itu, pada tipe view yang kedua, ArcMap akan
menyediakan fasilitas untuk bekerja dengan halaman-halaman peta
82
yang berisi eleme-elemen peta (seperti halnya symbol skala, legenda,
symbol arah utara, dan peta referensi) yang juga dimunculkan di dalam
tipe view data geografis. Hanya saja, pada tipe view yang terakhir ini,
ArcMap digunakan untuk menyusun peta dalam wujud halaman-
halaman yang siap dicetak atau dipublikasikan.
b. ArcCatalog
ArcCatalog merupakan aplikasi yang dapat membantu para
penggunaannya untuk mengorganisasikan dan mengelola semua
informasi spasial: peta, globe, dataset, model, metadata, beserta
layanan lainnya. Aplikasi ini mencakup beberapa alat bantu yang
berfungsi untuk:
1) Mencari (find) dan menampilkan (browse) informasi spasial
(geografis).
2) Menyimpan (record), menampilkan (view), dan mengelola
metadata.
3) Mendefinisikan, meng-export, dan meng-import model-model data
geodatabase.
4) Mencari (search) dan menemukan data SIG baik di jaringan lokal
(milik enterprise/ perusahaan yang bersangkutan) maupun di
internet (web).
5) Mengelola server SIG; administrator basis data SIG pada
umumnya menggunakan ArcCatalog sebagai alat bantu untuk
mendefinisikan dan mengembangkan geodatabase yang diperlukan.
83
c. ArcToolbox & ModelBuilder
Framework ArcGIS desktop menyediakan banyak fungsionalitas
geoprocessing yang dapat dijalankan dengan beberapa cara; [1]
melalui beberapa kotak dialog milik ArcToolBox sebagai masukann
bagi ModelBuilder, [2] sebagai command line, atau [3] sebagai fungsi
di dalam script. Bagian utama dari framework geoprocessing ini
mencakup ArcToolbox dan ModelBuilder. ArcToolbox berisi
kumpulan fungsi geoprocessing. ArcToolbox di-embed-kan ke dalam
aplikasi ArcCatalog dan ArcMap yang tersedia baik dalam tingkatan
fungsionalitas ArcView, ArcEditor, maupun ArcInfo. Adapun fungsi-
fungsi geoprocessing tersebut adalah : manajemen data, konversi data,
pemrosesan coverage, analisis vector, geocoding, linear referencing,
kartografis, analisis statistik.
User interface ModelBuilder akan menyediakan framework
pemodelan grafis yang dapat dimanfaatkan untuk merancang dan
mengimplementasikan model-model geoprocessing yang bisa
mencakup tools, script, dan data. Model yang dimaksud adalah
diagram (grafis) aliran data yang terkait dengan tool dan data dalam
membentuk prosedur dan aliran kerja. Dengan ModelBuilder, para
pengguna ArcGIS hanya perlu men-drag tool dan dataset ke dalam
modelnya, kemudian mengaitkannya untuk membentuk urutan
langkah-langkah tugas-tugas SIG kompleks.
84
d. ArcGlobe
ArcGlobe merupakan bagian dari extension “ArcGIS 3D Analyst”.
Aplikasi ini menyediakan tampilan informasi spasial yang bersifat
kontinu, multi-resolusi, dan interaktif. Seperti halnya ArcMap,
ArcGlobe bekerja dengan layer data SIG, dapat menampilkan
informasi yang terdapat di dalam geodatabase dan semua format data
spasial SIG yang telah didukung oleh ArcGIS. Meskipun demikian,
sebagai tambahan, ArcGlobe memiliki fasilitas tambilan 3D.
e. ArcReader
ArcReader merupakan aplikasi map-viewer dan globe-viewer yang
menyediakan metode untuk berbagi peta-peta elektronik; baik secara
lokal melalui jaringan lokal (internet) maupun internet. Dalam
operasinya, aplikasi ini akan tetap mempertahankan status live-
connection-nya terhadap datanya sehingga view datanya akan selalu
bersifat dinamis (actual). Hal inilah yang menyebabkan ArcReader
sering digunakan untuk memublikasikan peta-peta yang berbasiskan
ArcIMS atau layanan-layanan geography network.
2.15.2 Mapguide
MapGuide Open Source adalah sebuah platform berbasis web yang
memungkinkan pengguna untuk mengembangkan dan menyebarkan
aplikasi web pemetaan dan geospasial berbasis web. MapGuide
mempunyai fitur interaktif yang mencakup dukungan untuk fitur seleksi,
properti inspeksi, informasi peta, dan operasi seperti buffer, seleksi layer
85
dan measure atau pengukuran jarak. XML MapGuide termasuk database
untuk mengelola konten, dan paling populer mendukung format
filegeospasial, database, dan standar OGC. MapGuide dapat digunakan di
Linux atau Windows, mendukung Apache dan IIS web server dan
menawarkan ekstensif PHP,. NET, Jawa dan JavaScript API untuk
pengembangan aplikasi. MapGuide Open Source ini berlisensi di bawah
LGPL. (sumber http://mapguide.osgeo.org/home.html).
2.15.3 PHP
PHP (Hypertext Preprocessor) merupakan sebuah bahasa
pemrograman scripting berlisensi open source. Script ini dapat bercampur
dengan Script Tag HTML sehingga karena kemampuannya tersebut, ia
disebut sebagai bahasa yang embedded pada tag HTML.
PHP adalah program aplikasi yang bersifat Server Side, artinya
hanya dapat berjalan pada sisi server saja dan tidak dapat berfungsi tanpa
adanya sebuah server di dalamnya. PHP juga bukan sebuah bahasa
pemrograman yang lengkap. Maksudnya, program ini tidak menyertakan
sebuah compiler tersendiri yang membuat program.exe yang dapat
dijalankan tersendiri. Program ini akan selalu membutuhkan sebuah server
pendukung yang disebut Web Server dan program PHP itu sendiri untuk
menjalankan semua script program. Berikut adalah penggambaran aliran
data dari sebuah server dan database server hingga browser komputer
client (Nugroho, 2005).
86
2.15.4 MySql
MySQL adalah sebuah program database server yang mampu
menerima dan mengirim datanya dengan sangat cepat, multi user serta
menggunakan perintah standar SQL (Structured Query Language).
MySQL memiliki dua bentuk lisensi, yaitu FreeSoftware dan Shareware.
MySQL yang biasa kita gunakan adalah MySQL FreeSoftware yang
berada dibawah lisensi GNU/GPL (General Public License). MySQL
merupakan sebuah database server yang free, artinya kita bebas
menggunakan database ini untuk keperluan pribadi atau usaha tanpa harus
membeli atau membayar lisensinya. MySQL pertama kali dirintis oleh
seorang programmer database bernama Michael Widenus. Selain sebagai
database server, MySQL juga merupakan program yang dapat mengakses
suatu database yang dapat digunakan baik sebagai Client maupun Server.
MySQL memiliki kemampuan dapat berjalan baik di OS (Operating
Sistem) manapun, dengan Platform Windows maupun Linux. (Nugroho,
2005).
2.16 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini
adalah sebagai berikut :
2.16.1 Observasi
Observasi merupakan kegiatan pengamatan langsung terhadap
objek penelitian bila berkenaan dengan prilaku manusia, proses, kerja,
87
gejala alam, dan bila responden yang diamati tidak terlalu besar. Observasi
dapat dibedakan menjadi (Sugiyono, 2009):
a. Observasi Partisipan
Kegiatan ini peneliti terlibat langsung dengan objek penelitian. Turut
serta dalam mengerjakan apa yang dilakukan sumber data, dan
merasakan seperti apa yang dirasakan objek penelitian.
b. Observasi Nonpartisipan
Peneliti tidak terlibat langsung dan hanya menjadi pengamat
independen.
c. Observasi Terstruktur
Merancang dengan sistematis dengan merancang secara sistematis apa
yang akan diamati, tempat penelitian dan hal lain yang berkaitan
dengan objek penelitian.
d. Observasi Tidak Terstruktur
Dilakukan apabila peneliti tidak mengetahui sama sekali objek
penelitian yang akan diamati, sehingga tidak melakukan persiapan
secara sistematis.
2.16.2 Wawancara
Wawancara adalah proses memperoleh keterangan untuk tujuan
penelitian dengan cara tanya jawab, sambil bertatap muka antara si
penanya atau pewawancara dengan si penjawab atau responden dengan
menggunakan alat yang dinamakan interview guide (panduan wawancara).
(Nazir, 2009)
88
2.16.3 Studi Pustaka
Studi kepustakaan merupakan langkah yang penting dimana
setelah seorang peneliti menetapkan topik penelitian, langkah selanjutnya
adalah melakukan kajian yang berkaitan dengan teori yang berkaitan
dengan topik penelitian. Dalam pencarian teori, peneliti akan
mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya dari kepustakaan yang
berhubungan. Sumber kepustakaan diperoleh dari buku, jurnal, majalah,
hasil-hasil penelitian (tesis dan disertasi), dan sumber lainnya (internet,
koran dll). (Nazir, 2009)
2.16.4 Studi Literatur
Studi literatur merupakan suatu teknik pengumpulan data atau
analisis data dengan cara memperoleh informasi dari penelitian terdahulu,
tanpa memperdulikan sebuah penelitian menggunakan data primer atau
sekunder, apakah penelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan,
laboratorium atau museum. (Nazir, 2009)
Sumber litelatur yang digunakan dalam penelitian ini adalah studi
litelatur hasil dari penelitian yang berkaitan dengan sistem informasi
spasial dengam memperlihatkan kelebihan dan kekurangn berbagai aspek
yang ada sehingga menjadi referensi dan bahan pertimbangan terhadap
penelitian. Adapun litelatur yang menjadi refrensi dalam penelitian ini
adalah :
No. Peneliti Judul Penelitian Kelebihan Kekurangan
1. Muhammad
Nawawi
(2013)
Rancang Bangun
Sistem Informasi
Spasial Sentra
Penelitian ini berbasis
WebGis dengan
menggunakan
Komponen peta
yang terdapat
dalam system
89
Produksi Tanaman
Padi Nasional (Studi
Kasus: Kementerian
Pertanian RI)
MapServer .dapat
meng-update data
atribut pada peta. Serta
mencetak data peta.
tidak seluruhnya
ditampilkan.
2 Pranoto,
Bono ;
Pandin,
Marlina ;
Fithri, Silvy
Rahmah ;
Nasution,
Syaiful
(2013)
Peta Potensi Limbah
Biomassa Pertanian
dan Kehutanan
sebagai Basis Data
Pengembangan Energi
Terbarukan
Dapat menyajikan data
potensi biomassa
dalam bentuk layout
berdasarkan sebaran
potensi energi
biomassa dari limbah
padi, jagung,
singkong, kelapa
sawit, kelapa dan
limbah hutan produksi
Penelitian ini
belum berbasis
WebGis.
3 Rizki (2012) Sistem Informasi
Spasial Sentra
Produksi Kacang-
kacangan dan Umbi-
umbian Tingkat
Nasional
Penelitian ini berbasis
WebGis dengan
menggunakan
AlovMap.
belum adanya
feature update
pada data peta.
4 Janawir
(2005)
Pengembangan Sistem
Informasi Geografis
Untuk Pemetaan
Potensi Produksi Padi
di Pulau Jawa
Dapat memetakan
potensi padi masing-
masing kabupaten
dengan menginput
data dan selanjutnya
sistem melakukan
transormasi running
syntac SPSS
Penelitian ini
belum berbasis
WebGis.
Dari tinjauan yang ada, berikut point-point yang membedakan
antara penelitian ini dengan penelitian sebelumnya :
1. Sistem ini dapat melakukan update pada data atribut peta apabila
terjadi kesalahan dalam meng-input data dan dapat langsung
diperbarui.
2. Sistem ini berbasis WebGis dengan menampilkan komponen-
komponen yang terdapat pada peta yang dapat ditampilkan sesuai
kebutuhan pada layer yang dipilih dalam frame peta serta dapat
mencetak informasi peta.
90
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 Metode Pengumpulan Data
Dalam Penelitian ini, data dan informasi serta refrensi terkait yang
lengkap sangat mendukung dalam pengembangan sistem. Adapun tahapan
dalam metode dalam pengumpulan data yang dilakukan dan digunakan
pada penelitian ini terdari dari empat tahap, yaitu : observasi, wawancara,
studi pustaka dan studi litelatur :
3.1.1 Observasi
Observasi dilakukan untuk mengetahui bagaimana data-data yang
dibutuhkan tersebut diolah dan melalui pengamatan langsung dengan
bidang yang berkaitan diantaranya melakukan riset untuk mendapatkan
data-data yang diperlukan di Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan
dan Konservasi Energi Kementerian Energi Sumber Daya Mineral. Jl.
Pegangsaan Timur No. 1, Cikini Jakarta Pusat yang dimulai sejak tanggal
26 Februari sampai dengan 19 Maret 2014.
Adapun data yang diperoleh dalam observasi ini meliputi :
1. Data Potensi Biomassa Padi
2. Profil Instansi, berupa profil, Visi Misi dan Struktur Organisasi
91
3.1.2 Wawancara
Wawancara yang dilakukan untuk mengetahui tugas Ditjen EBTKE
Kementerian ESDM guna mengetahui prosedur serta kegiatan pengolahan
data yang dilakukan sehingga dapat memberikan informasi dan data yang
bersangkutan dengan penelitian. Hasil wawancara sebagaimana terdapat
pada halaman lampiran.
Narasumber : Zulfan Zul, MBA
Jabatan : Kasi Perencanaan Bioenergi Ditjen EBTKE
Waktu : 26 Februari 2014
3.1.3 Studi Pustaka
Peneliti melakukan studi pustaka dengan mencari data dan informasi yang
diperoleh dari buku, referensi jurnal baik cetak maupun elektronik atau
sumber lain yang berasal dari internet untuk mendapatkan landasan teori
terkait penelitian. Adapun daftar referensi dalam penelitian ini dapat
dilihat pada daftar pustaka
3.1.4 Studi Literatur
Peneliti melakukan suatu kajian dari hasil penelitian yang sudah ada
sebagai suatu perbandingan dan sumber referensi. Berikut daftar penelitian
sejenis yang digunakan peneliti dalam penelitian ini :
1 Muhammad Nawawi (2013), Judul : Rancang Bangun Sistem
Informasi Spasial Sentra Produksi Tanaman Padi Nasional (Studi
Kasus: Kementerian Pertanian RI).
92
2 Pranoto, Bono ; Pandin, Marlina ; Fithri, Silvy Rahmah ; Nasution,
Syaiful (2013), Judul : Peta Potensi Limbah Biomassa Pertanian dan
Kehutanan sebagai Basis Data Pengembangan Energi Terbarukan.
3 Rizki (2012), Judul : Sistem Informasi Spasial Sentra Produksi
Kacang-kacangan dan Umbi-umbian Tingkat Nasional.
4 Janawir (2005), Judul : Pengembangan Sistem Informasi Geografis
Untuk Pemetaan Potensi Produksi Padi di Pulau Jawa.
3.2 Bahan dan Perangkat Penelitian
3.2.1 Bahan
Dalam perancangan aplikasi ini terdapat beberapa bahan yang
diperlukan diantaranya :
1. Data Spasial berupa peta administrasi Kab. Indramayu dengan skala
1:50.000 yang diperoleh dari Ditjen EBTKE dalam format shapefile
dengan extension *shp dengan sistem proyeksi geografis.
2. Data non spasial berupa data Potensi Biomassa Padi yang diperoleh
dari Ditjen EBTKE.
3.2.2 Perangkat Penelitian
Perangkat yang digunakan pada penelitian ini adalah:
1. Hardware atau Perangkat Keras :
Satu unit Laptop
Intel core i3 @2.3 Ghz
RAM 3 Gb
Hardisk 500 Gb
Intel HD 3000
93
2. Software atau Perangkat Lunak :
Windows 7 Ultimate
Microsoft office
ArcGis 10
MapGuide Maestro 4.0rc1
Adobe Dreamweaver X5
Opera Web Browser
Xampp V1.7.2
PHPmyadmin v5.3.0
Star UML.
3.3 Metode Pengembangan Sistem
Metode pengembangan sistem yang penulis gunakan untuk
mengembangkan sistem ini yaitu metode pengembangan RAD (Rapid
Application Development) (Kendall & Kendall, 2008) menggunakan
pemodelan berorientasi objek, yaitu:
3.3.1 Perencanaan Kebutuhan (Requirement Planning)
Dalam fase ini terdiri dari dua tahap yaitu :
A. Tahap pengumpulan data dan syarat-syarat informasi, yaitu tahap
mengumpulkan data-data hasil observasi, wawancara, dan studi pustaka
untuk dapat mempermudah dalam identifikasi sistem, diantaranya yaitu :
1) Gambaran Umum Kab. Indramayu
2) Profil Instansi, berupa data mengenai Profil, Visi Misi dan Struktur
Organisasi yang ada di Ditjen EBTKE.
94
B. Tahap identifikasi sistem untuk menyelesaikan masalah yaitu:
1) Identifikasi masalah, tahap dimana analyst melakukan analisa dan
identifikasi masalah apa saja yang dihadapi dengan menggunakan
sistem yang lama.
2) Analisis Sistem Berjalan, berisi data dan informasi mengenai sistem
yang digunakan oleh Ditjen EBTKE dalam menginformasikan potensi
energi biomassa padi.
Analisis PIECES, membuat tabel analisis dari sistem berjalan yang
berisi tentang performance, information, economic, control,
efficiency, and service Sistem Informasi Spasial.
3) Identifikasi Kebutuhan
Tahap mengidentifikasi kebutuhan apa saja yang diperlukan untuk
membangun sistem yang baru. Kebutuhan inputnya, kebutuhan proses
dan kebutuhan output yang digunakan berupa sistem informasi spasial.
4) Sistem yang diusulkan
Tahap dalam membangun sistem yang baru yaitu berupa sistem
informasi spasial.
5) Analisa Perbandingan Sistem, tahap dalam membandingkan antara
sistem yang berjalan dengan sistem usulan.
95
3.3.2 RAD Workshop Design
Dalam tahapan ini, penulis melakukan serangkaian perancangan
baik perancangan proses, perancangan database, hingga perancangan
interface dengan tahapan sebagai berikut:
1. Desain Proses
menjelaskan bagaimana proses perancangan sistem informasi spasial
potensi biomassa padi dibuat dalam beberapa tahap yaitu :
a. Membuat use case diagram dengan tahapan yaitu:
- Mengidentifikasi siapa saja aktor yang dapat mengakses sistem
yang akan dibangun
- Mengidentifikasi use case dengan mendeskripsikan nama use
case dan aktor yang terkait dalam use case tersebut
- Membuat gambaran use case diagram
- Membuat narasi use case dengan menggunakan tabel
b. Membuat Activity Diagram, untuk menggambarkan alur aktivitas
dari setiap use case.
c. Membuat Sequence Diagram, untuk menjelaskan interaksi objek
yang disusun dalam suatu urutan waktu serta memperlihatkan
tahap demi tahap apa yang seharusnya terjadi pada sebuah use
case.
2. Desain Database
melakukan pembentukan terhadap atribut-atribut yang terkait yang
dilakukan melalui beberapa kegiatan :
96
- Menentukan Potential Object, membuat analisis objek-objek
yang mempunyai potensial untuk menjadi class.
- Membuat Class Diagram, membuat diagram yang menunjukan
hubungan antar kelas yang terdapat dalam sistem.
- Membuat Matriks CRUD, membuat tabel matriks untuk
database sistem informasi spasial potensi biomassa padi.
- Membuat LRS (Logical Record Structured), membuat mapping
database sistem informasi spasial potensi biomassa padi.
- Skema database, membuat gambar skema untuk detail foreign
key dari class diagram sistem informasi spasial potensi
biomassa padi.
- Membuat Spesifikasi database, membuat tabel yang berisi
spesifikasi dari masing-masing atribut.
3. Perancangan Interface
Pada tahap ini peneliti membuat rancangan tampilan antar muka pada
sistem yang meliputi antara lain.
a. Membuat struktur menu
b. Membuat rancangan layout system yang akan dibangun
3.3.3 Implementasi (Implementation)
Setelah workshop design dilakukan, selanjutnya sistem
diimplementasikan kedalam bentuk yang dimengerti oleh mesin yang
diwujudkan dalam bentuk program atau unit program. Fase ini tediri dari
dua tahap yaitu :
97
1. Pembangunan dan Pemrograman (Coding),
diawali dengan Membuat/ menambahkan field-field database spasial,
Meng-import data spasial ke dalam Mapguide Opensource 2.5.0.
Membuat layer, map definition, serta web layout menggunakan
Mapguide Maestro 4.0.3, meng-input seluruh data atribut kedalam
database MySQL, membuat website dan meng-eksport peta sehingga
menjadi web GIS.
2. Tahap Pengujian Sistem (Black-Box Testing)
Untuk menjamin sistem dapat berjalan dengan optimal. Pengujian
sistem dilakukan dengan menggunakan metode black box. Dalam
tahap ini digunakan XAMPP yang meliputi Apache sebagai web server
untuk menjalankan web html yang menjadi pengantar dari sistem
informasi geografis yang di buat.
98
3.4 Kerangka Berfikir
Mulai
Metode Pengumpulan Data
Wawancara
Studi Pustaka
Studi Literatur
Wawancara pada bagian Sub Direktorat Penyiapan
Program BioenergiWawancara (Nazir, 2009)
Memahami buku, artikel, jurnal cetak/ elektrinik yang
terkait dengan topik
Mengidentifikasi literatur yang berkaitan dengan topik
Metode Studi Pustaka (Nazir, 2009)
Studi Literatur Sejenis (Nazir, 2009)
Metode Pengembangan Sistem dengan
Model RAD (Kendall & Kendall, 2008)
Requerement Planning
Pengumpulan Data dan Syarat-syarat Informasi
Tahap Identifikasi Sistem Untuk Menyelesaikan Masalah
Workshop Design
Implementation
Desain Proses
Usecase Diagram
Activity Diagram
Sequence Diagram
Identifikasi Aktor
Identifikasi use case
Usecase diagram
Desain Database
Potensial Objek
Class Diagram
LRS
Skema Database
Spesifikasi Database
Desain Interface
Pembangunan dan Pemrograman (Coding)
Pengujian Sistem (Black-box Testing)
Gambaran Umum Kab. Indramayu
Profil Instansi
Identifikasi Masalah
Identifikasi Kebutuhan
Sistem Yang diusulkan
Observasi
Observasi langsung ke lapangan atau instansi untuk mendapatkan data-data riil
yang berkaitan dengan topik
Metode Observasi (Sugiyono, 2009)
Analisis Sistem Berjalan
Analisis Perbandingan Sistem
Matriks CRUD
Analisis PIECES
Selesai
Narasasi Usecase
Struktur Menu
Perancangan Layout
Gambar 3.1 Kerangka Berfikir
99
BAB IV
SISTEM INFORMASI SPASIAL POTENSI BIOMASSA PADI
4.1 Requirements Planning
4.1.1 Tahap Pengumpulan Data dan Syarat-Syarat Informasi
4.1.1.1 Gambaran Umum Kab. Indramayu
Secara geografi Kabupaten Indramyu terletak pada posisi 107° 52´
- 108° 36´ BT dan 6° 15´ - 6° 40´ LS dengan batas wilayah sebelah barat
berbatasan dengan Kabupaten Subang: sebelah utara berbatasan dengan
laut jawa: sebelah selatan berbatasan dengan Kabupaten Majalengka,
Kabupaten Sumedang Kabupaten Cirebon: sebelah timur berbatasan
dengan laut jawa dan Kabupaten Cirebon.
Cakupan wilayah administrasi pemerintah Kabupaten Indramayu
saat ini terdiri dari 31 Kecamatan,309 desa dan 8 kelurahan, dengan luas
wilayah 204,011 ha atau 2.040.110 Km dengan panjang garis pantai 147
km yang membentang sepanjang pantai utara antara Cirebon-Subang,
dengan banyaknya desa pantai 36 desa dari 11 kecamatan.
Berdasarkan topografinya ketinggian wilayah pada umumnya
berkisar antara 0 - 18 m diatas permukaan laut dan wilayah dataran
rendahnya berkisar antara 0 – 6 m di atas permukaan laut berupa rawa,
tambak, sawah,pekarangan. Kabupaten Indramayu sebagian besar
permukaan tanahnya berupa dataran dengan kemiringan antara 0% - 2%
seluas 201.285 ha (96,03%) dari total wilayah
100
Pada tahun 2010 berdasarkan hasil registrasi penduduk jumlah
penduduk Kabupaten Indramayu tercatat sebanyak 1.769.423 jiwa terdiri
dari laki-laki 885.345 jiwa dan perempuan 884.078 jiwa dan pada tahun
2011 tercatat sebanyak 1.675.790 jiwa yang terdiri dari laki-laki 862.846
jiwa dan perempuan 812.944 jiwa, dengan secratio 106,14. dengan lua
wilayah kabupaten Indramayu 2.040,11 km2, dengan jumlah penduduk
1.675.790 jiwa, berarti kepadatan penduduk di kabupaten Indramayu
kurang lebih 821 jiwa / km2.
Letak Kabupaten Indramayu yang membentang sepanjang posisi
pantai utara pulau jawa membuat suhu udara di Kabupaten Indramayu
cukup tinggi berkisar antara 22.9 – 30 C. Tipe iklim di Indramayu
termasuk iklim tropis, menurut klasifikasi schmidt dan ferguson termasuk
iklim tipe D (iklim sedang) dengan karakteristik iklim antara lain:
1) Suhu udara harian berkisar antara 22,9º-30º dengan suhu udara
tertinggi 32 C dan terendah 22 C
2) Kelembaban udara antara 70-80%
3) Curah hujan sepanjang tahun 2011 adalah sebesar 1.287 mm dengan
hari hujan 80 hari.
4) Curah hujan tertinggi sekitar 1287 mm dan jumlah hari hujan
sebanyak 80 hari yang terjadi dikecamatan Sindang dan Pasekan
sedangkan curah hujan terendah sekitar 538 mm dengan jumlah hari
hujan 54 hari terjadi di kecamatan Patrol.
101
5) Angin barat dan angin timur tertiup secara bergantian setiap 5-6 bulan
sekali.
Secara hidrologi sumber air yang terdapat di Kabupaten Indramayu
meliputi air permukaan dan air tanah. Air permukaan berupa sungai dan
air genangan yang merupakan Daerah Aliran Sungai (DAS) sedangkan air
tanah tertekan yang dieksploitasi melalui sumur-sumur pompa. Kabupaten
Indramayu merupakan daerah hilir dari aliran sungai yang sangat potensial
sebagai sumber air bagi kebutuhan masyarakat baik untuk pertanian,
industri maupun bahan baku air bersih.
Daerah Aliran Sungai tersebut yaitu Cipunegara, Cipancuh, Sewo,
Mang Setan, Bugel, Legok, Eretan, Cilet, Tuan, Cilalanang, Cipanas,
Cipondoh, Cibelerang, Pangkalan, Semak, Maja, Rambatan, Cimanuk,
Kelolo, Prawiro, Darung, Gebang, Sawit, Glayem, Kamal, Sigedang,
Bobos, Oyoran, Pamengkang, Cimanis, dan Kumpulkuista.
4.1.1.2 Profil Instansi
A. Profil Ditjen EBTKE
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi
Energi secara resmi dibentuk berdasarkan Peraturan Presiden No. 24
tahun 2010 tentang Kedudukan, Tugas, dan Fungsi Kementerian Negara
serta Susunan Organisasi, Tugas, dan Fungsi Eselon I Kementerian
Negara.
Peningkatan peranan EBT dalam bauran energi nasional sudah
lama dirasakan urgensi-nya. Berbagai kebijakan telah dikeluarkan untuk
102
mendorong pengembangan EBT ini. Pembentukan Ditjen EBTKE
merupakan salah satu terobosan penting. Selama ini, bidang EBTKE
ditangani terpisah-pisah di beberapa Ditjen dalam lingkungan
Kementerian ESDM.
Secara umum, bidang EBTKE ditangani oleh salah satu direktorat
di Ditjen Listrik dan Pemanfaatan Energi, yaitu Direktorat Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi, Untuk jenis EBT secara spesifik
ditangani terpisah oleh Direktorat Jenderal lainnya. Misalnya Panas Bumi
dan Pengelolaan Air Tanah di Ditjen Mineral Batu Bara dan Panas Bumi.
Sedangkan yang terkait Bahan Bakar Nabati, kebijakan niaga ditangani
oleh Ditjen MIGAS.
Seiring semakin pentingnya peranan EBTKE, dirasakan perlu
dibentuk organisasi Pemerintah pada level Eselon I. Dengan demikian,
diharapkan sinergi pengelolaan bidang EBTKE dapat lebih terjalin antar
stakeholder sehingga peranan EBTKE sebagaimana ditargetkan dalam
Perpres No. 5 tahun 2006 sebesar 17% dan eleastisitas energi kurang dari
1 dapat tercapai. Tak lain, ini adalah panduan menuju “Indonesia Hijau”.
Lahirnya Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi (Ditjen EBTKE) sebagai unit baru di lingkungan
Kementerian ESDM merupakan langkah penting dalam upaya percepatan
pengembangan energi baru, terbarukan dan konservasi energi di Indonesia
dalam rangka menjamin ketahanan energi nasional.
103
Adapun visi dan misi Ditjen EBTKE yaitu :
1) Visi
Terjaminnya ketersediaan energi bersih untuk memenuhi
kebutuhan energi nasional (secara efisien) dalam rangka pembangunan
yang berkelanjutan.
2) Misi
a. Memaksimalkan konservasi energi.
b. Mengoptimalkan penyediaan dan mengutamakan pemanfaatan EBT
dalam rangka diversifikasi.
c. Meningkatkan peran swasta dalam pengembangan EBT skala besar
dan partisipasi masyarakat dalam pengembangan EBT skala kecil.
d. Meningkatkan produksi dalam negeri/kandungan lokal dalam
mendukung pengembangan dan pemanfaatan EBTKE pada Misi a, b
dan c
B. Tugas dan Fungsi Organisasi
Berdasarkan Peraturan Menteri Nomor 18 Tahun 2010 tentang
Organisasi dan Tata Kerja Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral
Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
mempunyai tugas merumuskan serta melaksanakan kebijakan dan
standarisasi teknis di bidang energi baru, terbarukan, dan konservasi
energi. Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud Direktorat
Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi
menyelenggarakan fungsi:
104
a. Perumusan kebijakan di bidang energi baru, terbarukan, dan
konservasi energi;
b. Pelaksanaan kebijakan di bidang energi baru, terbarukan, dan
konservasi energi;
c. Penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di bidang energi
baru, terbarukan, dan konservasi energi;
d. Pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang energi baru,
terbarukan, dan konservasi energi;
e. Pelaksanaan administrasi Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan,
dan Konservasi Energi.
C. Struktur Organisasi
Struktur organisasi sesuai Peraturan Menteri Energi dan Sumber
Daya Mineral Nomor 18 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral adalah sebagai berikut :
a. Sekretariat Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan
Konservasi Energi;
b. Direktorat Panas Bumi;
c. Direktorat Bioenergi;
d. Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan;
e. Direktorat Konservasi Energi.
105
DIREKTUR JENDRAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN
KONSERVASI ENERGI
DIREKTUR BIOENERGI
SEKRETARIS DIREKTORAT JENDRAL ENERGI BARU, TERBARUKAN, DAN
KONSERVASI ENERGI
DIREKTUR PANAS BUMI
DIREKTUR ANEKA ENERGI BARU DAN
TERBARUKAN
DIREKTUR KONSERVASI ENERGI
KASUBDIT PELAYANAN DAN PENGAWASAN USAHA BIOENERGI
KASUBDIT INVESTASI DAN KERJA SAMA BIOENERGI
KASUBDIT PENYIAPAN PROGRAM BIOENERGI
KASUBDIT KETEKNIKAN DAN LINGKUNGAN BIOENERGI
KASI PERENCANAAN BIOENERGI
KASI ANALISIS DAN EVALUASI PROGRAM
BIOENERGI
KASI PELAYANAN USAHA BIOENERGI
KASI PENGAWASAN USAHA BIOENERGI
KASI INVESTASI BIOENERGI
KASI KERJASAMA BIOENERGI
KASI KETEKNIKAN BIOENERGI
KASI PERLINDUNGAN
LINGKUNGAN BIOENERGI
KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Ditjen EBTKE
D. Kedudukan, Tugas Pokok, dan Fungsi Ditjen EBTKE
1) Sekretariat Direktorat Jendral Energi baru, Terbarukan, dan
Konservasi
Mempunyai tugas melaksanakan koordinasi pelaksanaan tugas,
pembinaan dan pemberian dukungan administrasi kepada seluruh
unit di lingkungan Direktorat Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan
Konservasi Energi. Dalam melaksanakan tugas Sekretariat Direktorat
Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi
menyelenggarakan fungsi:
106
a. Koordinasi pelaksanaan kegiatan Direktorat Jenderal Energi Baru,
Terbarukan, dan Konservasi Energi;
b. Koordinasi dan penyusunan rencana, program dan anggaran,
laporan, akuntabilitas, dan evaluasi kinerja, serta pengelolaan sistem
informasi;
c. Pengelolaan administrasi perbendaharaan, barang milik negara,
serta akuntansi dan pertanggungjawaban keuangan;
d. Koordinasi dan penyusunan rancangan peraturan perundang-
undangan, pemberian pertimbangan dan penelaahan hukum, dan
urusan hubungan masyarakat;
e. Pengelolaan urusan ketatausahaan, perlengkapan, rumah tangga,
kepegawaian, organisasi dan tata laksana.
2) Direktorat Panas Bumi
Mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria,
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang panas bumi.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Panas Bumi
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang program, pengawasan
usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan kerja sama,
keteknikan dan lingkungan panas bumi;
107
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang program, pengawasan
usaha, pelayanan dan bimbingan usaha, investasi dan kerja sama,
keteknikan dan lingkungan panas bumi;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang program, pengawasan usaha, pelayanan dan bimbingan
usaha, investasi dan kerja sama, keteknikan dan lingkungan panas
bumi;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
program, pengawasan usaha, pelayanan dan bimbingan usaha,
investasi dan kerja sama, keteknikan dan lingkungan panas bumi.
3) Direktorat Bioenergi
Mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang bioenergi.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Bioenergi
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program,
pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta
keteknikan dan lingkungan bioenergi;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program,
pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta
keteknikan dan lingkungan bioenergi;
108
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha,
investasi dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan bioenergi;
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi
dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan bioenergi.
4) Direktorat Aneka Energi Baru dan Energi Terbarukan
Mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang aneka energi
baru dan energi terbarukan.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Aneka Energi Baru dan
Energi Terbarukan menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program,
pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta
keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan energi terbarukan;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program,
pelayanan dan pengawasan usaha, investasi dan kerja sama, serta
keteknikan dan lingkungan aneka energi baru dan energi terbarukan;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha,
investasi dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan aneka
energi baru dan energi terbarukan; dan
109
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
penyiapan program, pelayanan dan pengawasan usaha, investasi
dan kerja sama, serta keteknikan dan lingkungan aneka energi baru
dan energi terbarukan.
5) Direktorat Konservasi Energi
Mempunyai tugas melaksanakan perumusan dan pelaksanaan
kebijakan, penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria, serta
pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang konservasi energi.
Dalam melaksanakan tugas Direktorat Konservasi Energi
menyelenggarakan fungsi:
a. Penyiapan perumusan kebijakan di bidang penyiapan program
pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi, tekno ekonomi
energi, penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi energi,
bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi energi;
b. Penyiapan pelaksanaan kebijakan di bidang penyiapan program
pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan efisiensi, tekno ekonomi
energi, penerapan teknologi energi bersih dan efisiensi energi,
bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi energi;
c. Penyiapan penyusunan norma, standar, prosedur, dan kriteria di
bidang penyiapan program pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan
efisiensi, tekno ekonomi energi, penerapan teknologi energi bersih
dan efisiensi energi, bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi
energi;
110
d. Penyiapan pemberian bimbingan teknis dan evaluasi di bidang
penyiapan program pemanfaatan, pengaturan dan pengawasan
efisiensi, tekno ekonomi energi, penerapan teknologi energi bersih
dan efisiensi energi, bimbingan teknis, dan kerja sama konservasi
energi;
4.1.2 Tahap Identifikasi Sistem Untuk Menyelesaikan Masalah
4.1.2.1 Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah didapatkan berdasarkan penjabaran rumusan
masalah yaitu sebagai berikut:
1. Data potensi energi biomassa padi yang terdapat pada Direktorat
Bioenergi masih berupa data dalam bentuk file Microsoft Excel
sehingga belum terintegrasi.
2. Masyarakat yang membutuhkan data potensi energi limbah biomassa
padi harus datang ke Ditjen EBTKE, sehingga memerlukan waktu
yang lama.
3. Belum adanya data spasial sebagai visualisasi data potensi energi
limbah biomassa padi, sehingga tidak menampilkan lokasi geografis
suatu wilayah yang berpotensi.
4.1.2.2 Analisis Sistem Berjalan
Menganalisis sistem yang berjalan merupakan langkah yang
penting untuk mengetahui kelemahan sistem, sehingga dapat dirancang
111
sebuah sistem yang dapat membantu memperbaiki kelemahan dari sistem
yang berjalan. Berikut akan dijelaskan mengenai sistem yang berjalan :
Kesekretariat EBTKE
Potensi Energi Limbah Biomassa Padi
Masyarakat
Staff Perencanaan Bioenergi Sub Dit. Penyiapan Program Bioenergi
Surat Permohonan
2. menyerahkan
Direktur Bioenergi
7. memberikan surat disposisi
3. diambil
7. Menyerahkan surat permohonan
1. datang
Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan dan
Konservasi Energi
memberikanmendapatkan
Gambar 4.2 Prosedur Sistem Yang Berjalan
Gambar 4.2 menjelaskan mengenai sistem yang berjalan yaitu.
masyarakat yang membutuhkan data potensi energi listrik limbah
biomassa padi harus datang ke Direktorat Jenderal Energi Baru
Terbarukan dan Konservasi Energi dengan membawa dan menyerahkan
surat permohonan ke bagian Sekretariat, kemudian bagian Sekretariat
menyerahkan surat permohonan tersebut ke Direktur Bioenergi. Setelah itu
Direktur Bioenergi memberikan izin dan surat disposisi kepada staff
perencanaan bioenergi pada sub direktorat penyiapan program bioenergi.
Kemudian staff perencanaan bioenergi memberikan data yang dibutuhkan
tersebut kepada masyarakat.
Setelah melihat sistem yang sedang berjalan, penulis menganalisa
beberapa masalah pada sistem yang ada, terdapat beberapa kelemahan,
diantaranya adalah :
112
1) Tidak adanya sistem informasi yang memudahkan masyarakat dalam
memperoleh informasi mengenai potensi energi biomassa padi serta.
2) Tidak memiliki pendokumentasian yang baik secara spasial dalam
menginformasikan wilayah yang berpotensi.
Analisis PIECES
Analisis PIECES ini dibuat berdasarkan sistem berjalan yang ada,
sistem akan diuraikan dengan analisis PIECES sistem berjalan pada
tabel 4.1 sebagai berikut :
Tabel 4.1 Analisis PIECES
Jenis Analisis Penjelasan
Performance membutuhkan waktu lama untuk
meng-update data, karena untuk
mengolah data harus
mengumpulkan data pertanian
seluruh wilayah terlebih dahulu.
Information Informasi yang ditampilkan hanya
berupa tabel yang masih
menggunakan Microsoft Excel,
sehingga tidak memudahkan
dalam memahami informasi
wilayah yang berpotensi, serta
memungkinkan adanya masalah
integrasi data karena data
disimpan di banyak tempat.
Effisiency Membutuhkan proses yang lama
untuk mendapatkan informasi
mengenai potensi energi biomassa
padi khususnya bagi masyarakat
113
4.1.2.3 Identifikasi Kebutuhan
Mengidentifikasi kebutuhan merupakan langkah awal pada tahap
perencanaan sistem. Dari hasil penelitian diperoleh kebutuhan yang
diharapkan, yaitu:
1) Kebutuhan akan sistem yang dapat mengintegrasikan data spasial
(peta), atribut (tabel sistem basis data) dan properties penting dalam
bentuk lainnya.
2) Sistem informasi yang dirancang diharapkan dapat teruji secara
interaktif, mudah, efektif dan efisien dalam penggunaannya.
4.1.2.4 Sistem Yang Diusulkan
Dilihat dari masalah-masalah yang terdapat pada Direktorat
Bioenergi yang disebutkan di atas, maka diusulkan pemecahan masalah
yaitu dengan mengembangkan Sistem Informasi Spasial Berbasis Web
Potensi Energi Listrik Alternatif Limbah Biomassa Padi. Aplikasi ini
dibangun untuk dapat menyelesaikan beberapa permasalahan yang terjadi
pada sistem yang berjalan. Adapun kelebihan dalam aplikasi yang
diusulkan ini adalah:
1) Sistem ini dapat dengan mudah dalam pengolahan, dan pembaruan
data sehingga dapat terintegrasi dengan baik.
2) Sistem yang diusulkan merupakan sistem berbasis web sehingga dapat
diakses kapanpun dan dimanapun.
3) Dengan sistem ini user dapat dengan mudah mengetahui peta potensi
energi biomassa padi.
114
WEB SISPELPA
Masyarakat
Mengakses web
Mengelola web
Database
memiliki
Informasi
Menampilkan
Direktorat Jendral Energi Baru, Terbarukan dan Konservasi Energi
Mengakses Web
Gambar 4.3 Analisis Sistem Usulan
Dari Gambar 4.3 dapat terlihat bahwa sistem yang diusulkan
(SISPELPA) akan berkaitan dengan Ditjen EBTKE (Energi Baru,
Terbarukan dan Konsevasi Energi) dan masyarakat. Informasi yang
dihasilkan berupa informasi dalam bentuk peta (spasial). Sebagai salah
satu implementasi dari pemanfaatan teknologi SIG, maka
dikembangkanlah Rancang Bangun Sistem Informasi Spasial Berbasis
Web Potensi Energi Listrik Alternatif Limbah Biomassa Padi ini untuk
membantu pihak Direktorat Jendral EBTKE dalam memberikan informasi
mengenai potensi energi limbah biomassa padi.
115
4.1.2.5 Analisis Perbandingan Sistem
Berdasarkan hasil analisis yang telah dilakukan pada tahap
sebelumnya maka dapat dilihat perbandingan sistem berjalan dan sistem
usulan diklasifikasikan berdasarkan kekurangan dan kelebihan dapat
dilihat pada tabel 4.2 dibawah ini.
Tabel 4.2 Perbandingan Sistem Berjalan dan Usulan
Keterangan Kekurangan Kelebihan
Sistem
Berjalan
1. Membutuhkan waktu
yang lama dalam
memperoleh informasi
mengenai potensi
energi biomassa padi.
2. Informasi yang di
tampilkan dalam bentuk
tabel
1. Tidak adanya perawatan
khusus untuk memperbaiki
sistem
Sistem
Usulan
1. Memerlukan biaya
untuk memelihara dan
memperbaiki sistem
1. Informasi dapat diperoleh
secara real time, kapanpun
dan dimanapun
2. Informasi disajikan
menggunakan peta interaktif
sehingga memudahkan
dalam memperoleh
informasi wilayah-wilayah
yang berpotensi berdasarkan
layer-layer yang dipilih.
116
4.2 RAD Workshop Design
Setelah melakukan tahap requirement planning maka tahap
selanjutnya adalah workshop desain. Pada tahapan ini yang dilakukan
meliputi perancangan proses, perancangan database, dan perancangan
interface.
4.2.1 Desain Proses
4.2.1.1 Use Case Diagram
Use Case mendeskripsikan interaksi antara user dengan sistem.
Adapun langkah-langkah dalam membuat use case diagram yaitu
melakukan identifikasi aktor, identifikasi use case, use case diagram, dan
narasi use case.
a. Identifikasi Aktor
Tabel 4.3 Identifikasi Aktor
No. Aktor Deskripsi
1 Admin Aktor ini merupakan staf perencanaan bioenergi
pada sub dit. penyiapan program bioenergi dari
Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi. Aktor ini merupakan staf dari Ditjen
Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi,
karena nantinya aktor inilah yang akan meng-input
semua kegiatan sistem, aktor ini mempunyai
halaman Admin. Admin dapat mengelola sistem
diantaranya mengelola berita, mengelola peta,
melihat pesan masuk, update halaman statis,
update slide, update ringkasan, dan update site.
2 Dir.
Bioenergi
Aktor ini merupakan Direktur Bioenergi dari
Ditjen Energi Baru Terbarukan dan Konservasi
Energi, karena nantinya aktor inilah yang akan
mem-validasi data peta.
3 Masyarakat Aktor yang hanya dapat mengakses halaman web,
aktor ini dapat melihat informasi peta, melihat
berita, melihat profil, dan mengirimkan pesan.
117
b. Identifikasi Use Case
Tabel 4.4 Identifikasi Use Case
No Deskripsi Aktor Use Case
1 Usecase yang menggambarkan proses
memasukkan username dan password
untuk masuk ke sistem
Admin,
Dir.
Bioenergi
Login
2 Usecase yang digunakan dalam proses
pengelolaan data (luas panen, produktifias,
dan produksi) pada atribut peta (update
peta)
Admin Mengelola
peta
3 Usecase yang digunakan dalam proses
input, update, dan delete pada data berita.
Admin Mengelola
berita
4 Usecase yang digunakan dalam proses
input, update, dan delete pada data kategori
Admin Mengelola
Kategori
5 Usecase yang digunakan dalam proses
mengelola pesan yang masuk
Admin Melihat pesan
masuk
6 Usecase yang digunakan dalam proses
update pada data halaman statis
Admin Update
Halaman
Statis
7 Usecase yang digunakan dalam proses
update pada data slide
Admin Update slide
8 Usecase yang digunakan dalam proses
update pada data ringkasan
Admin Update
ringkasan
9 Usecase yang digunakan dalam proses
update pada data site
Admin Update site
10 Usecase yang digunakan untuk melihat
profil Ditjen EBTKE
Masyarakat Melihat profil
11 Usecase yang digunakan untuk melihat
visi-misi
Masyarakat Melihat visi-
misi
12 Usecase yang digunakan untuk melihat
struktur organisasi
Masyarakat Melihat
struktur
13 Usecase yang digunakan dalam proses
mengirim pesan melalui web
Masyarakat Mengirim
pesan
14 Usecase yang digunakan dalam proses
melihat berita
Masyarakat Melihat Berita
15 Usecase yang digunakan dalam proses
melihat peta potensi limbah padi didalam
peta
Masyarakat Melihat peta
16 Usecase yang digunakan dalam proses
keluar dari sistem
Admin,
Dir.
Bioenergi
Logout
17 Usecase yang digunakan dalam proses
validasi data peta potensi limbah padi
Dir.
Bioenergi
Validasi data
peta
118
c. Use Case Diagram
Gambar 4.4 Diagram Use Case SISPELPA
d. Narasi Use Case
Narasi use case digunakan untuk mendeskripsikan secara tekstual
interaksi dan langkah-langkah yang terjadi antara sistem dengan
penggunanya. Berikut adalah narasi use case yang akan menjelaskan
use case yang telah dibuat sebelumnya :
1) Narasi Use Case Login
Tabel 4.5 Narasi Use Case Login
Use case Name Login
Use case ID 1
Actor Admin, Dir. Bioenergi
Description Use case yang menggambarkan kegiatan memasukan
username, password dan captcha untuk masuk ke dalam
halaman backend system.
System
Admin
Dir. Bioenergi
Masyarakat
Login Logout
Mengelola Peta
Melihat Peta
Mengelola Berita
Mengelola Kategori
Melihat Pesan Masuk
Update Halaman Statis
Update Slide
Update Ringkasan
Update Site
Melihat profil
Melihat Visi-Misi
Melihat Struktur
Mengirim Pesan
Melihat Berita
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<include>>
<<extend>>
<<extend>>
Validasi Data Peta
<<include>>
119
Pre condition Actor sudah memiliki usename dan password
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Membuka halaman
backend
2. Menampilkan form login
3. Isi username,
password dan captcha
4. Pilih login 5. Melakukan validasi data
captcha
6. Melakukan validasi data
login user
7. Menampilkan halaman
backend
Alternate courses 5a. jika data captcha yang dimasukan tidak sesuai maka
system akan menampilkan notifikasi gagal dan
kembali ke nomor 2.
6a. jika data login user yang dimasukan tidak sesuai maka
system akan menampilkan notifikasi gagal dan
kembali ke nomor 2
Conclusion Actor berhasil masuk kedalam halaman backend
Post condition System menampilkan halaman backend masing-masing
actor
2) Narasi Use Case Mengelola Peta
Tabel 4.6 Narasi Use Case Mengelola Peta
Use case Name Mengelola Peta
Use case ID 2
Actor Admin
Description Use case yang menggambarkan kegiatan mengelola
peta
Pre condition Actor sebelumnya melakukan login
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu peta 2. Menampilkan peta
dalam layout admin
3. Pilih task-daftar lokasi 4. Menampilkan data
potensi
5. Pilih update 6. Menampilkan form
update peta
7. Isi data luas panen,
produktifitas, produksi
120
8. Pilih “tentukan potensi
limbah padi”
9. Memproses dan
mengkonversi data
yang telah di-input
10. Pilih “simpan” 11. Menyimpan di
database
12. Manampilkan
informasi data
berhasil di-update
Alternate courses 6a. Jika memilih “tidak” maka kembali pada nomor 4
Conclusion Actor berhasil mengelola data atribut peta potensi
energi biomassa padi
Post condition Menampilkan peta potensi energi biomassa padi
berdasarkan layer dan kategori yang telah dibuat
3) Narasi Use Case Mengelola Berita
Tabel 4.7 Narasi Use Case Mengelola Berita
Use case Name Mengelola Berita
Use case ID 3
Actor Admin
Description Use case yang menggambarkan kegiatan mengelola
berita
Pre condition Actor sebelumnya melakukan login
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu kelola berita 2. Menampilkan daftar
berita
3. Pilih tambah berita 4. Menampilkan form
data berita
5. Isi data berita.
6. Pilih simpan 7. Menyimpan di
database
8. Manampilkan pesan
data berhasil
ditambah/ diubah
Alternate courses 3a. pilih tombol ubah berita
3b. pilih tombol hapus berita
4a. system menampilkan seperti no 4
4b. system menampilkan konfirmasi hapus
5b. Jika pilih “ya” maka system menampilkan
notifikasi data berhasil dihapus, jika pilih “tidak”
maka system kembali ke nomor 4
Conclusion Actor berhasil mengelola berita
Post condition Menampilkan daftar berita
121
4) Narasi Use Case Mengelola Kategori
Tabel 4.8 Narasi Use Case Mengelola Kategori
Use case Name Mengelola Kategori
Use case ID 3
Actor Admin
Description Use case yang menggambarkan kegiatan mengelola
kategori
Pre condition Actor sebelumnya melakukan login
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu kelola
kategori
2. Menampilkan daftar
kategori
3. Pilih tambah kategori 4. Menampilkan form
data kategori
5. Isi data kategori
6. Pilih simpan 7. Menyimpan di
database
8. Manampilkan pesan
data berhasil
ditambah/ diubah
Alternate courses 3a. pilih tombol ubah kategori
3b. pilih tombol hapus kategori
4a. system menampilkan seperti no 4
4b. system menampilkan konfirmasi hapus
5b. Jika pilih “ya” maka system menampilkan
notifikasi data berhasil dihapus, jika pilih “tidak” maka
system kembali ke nomor 4
Conclusion Actor berhasil mengelola kategori
Post condition Menampilkan daftar kategori
5) Narasi Use Case Melihat Pesan Masuk
Tabel 4.9 Narasi Use Case Melihat Pesan Masuk
Use case Name Melihat Pesan Masuk
Use case ID 5
Actor Admin
Description Use case yang menggambarkan kegiatan melihat pesan
masuk
Pre condition Actor sebelumnya melakukan login
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Memilih menu pesan
masuk
2. Menampilkan daftar pesan
masuk
122
Alternate courses -
Conclusion Actor berhasil menampilkan dan melihat data pesan
masuk
Post condition -
6) Narasi Use Case Update Halaman Statis
Tabel 4.10 Narasi Use Case Update Halaman Statis
Use case Name Update Halaman Statis
Use case ID 6
Actor Admin
Description Use case yang menggambarkan kegiatan meng-update
halaman statis
Pre condition Actor sebelumnya melakukan login
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu halaman
statis
2. Menampilkan data
halaman statis
3. Pilih edit
4. Isi form edit
5. Memilih simpan 6. memperbarui data di
database
7. Menampilkan pesan
data sudah
tersimpan
Alternate courses -
Conclusion Actor berhasil memperbarui halaman statis
Post condition Menampilkan data halaman statis
7) Narasi Use Case Update Slide
Tabel 4.11 Narasi Use Case Update Slide
Use case Name Update Slide
Use case ID 7
Actor Admin
Description Use case yang menggambarkan kegiatan meng-update
slide
Pre condition Actor sebelumnya melakukan login
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu slide 2. Menampilkan data
slide
3. Pilih edit
123
4. Isi form edit
5. Memilih simpan 6. memperbarui data di
database
7. Menampilkan pesan
data sudah
tersimpan
Alternate courses -
Conclusion Actor berhasil memperbarui data slide
Post condition Menampilkan data slide
8) Narasi Use Case Update Ringkasan
Tabel 4.12 Narasi Use Case Update Ringkasan
Use case Name Update Ringkasan
Use case ID 8
Actor Admin
Description Use case yang menggambarkan kegiatan meng-update
ringkasan
Pre condition Actor sebelumnya melakukan login
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu ringkasan 2. Menampilkan data
ringkasan
3. Pilih edit
4. Isi form edit
5. Memilih simpan 6. memperbarui data di
database
7. Menampilkan pesan
data sudah
tersimpan
Alternate courses -
Conclusion Actor berhasil memperbarui data ringkasan
Post condition Menampilkan data ringkasan
9) Narasi Use Case Update Site
Tabel 4.13 Narasi Use Case Update Site
Use case Name Update Site
Use case ID 9
Actor Admin
Description Use case yang menggambarkan kegiatan meng-update
site
124
Pre condition Actor sebelumnya melakukan login
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu site 2. Menampilkan data
site
3. Pilih edit
4. Isi form edit
5. Memilih simpan 6. memperbarui data di
database
7. Menampilkan pesan
data sudah
tersimpan
Alternate courses -
Conclusion Actor berhasil memperbarui data site
Post condition Menampilkan data site
10) Narasi Use Case Melihat Profil
Tabel 4.14 Narasi Use Case Melihat Profil
Use case Name Melihat Profil
Use case ID 10
Actor Masyarakat
Description Use case yang menggambarkan kegiatan melihat
profil Ditjen EBTKE
Pre condition Actor sebelumnya membuka halaman frontend system
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu profil 2. Menampilkan halaman
profil
Alternate courses
Conclusion Actor berhasil menampilkan dan melihat data profil
Post condition -
11) Narasi Use Case Melihat Visi-Misi
Tabel 4.15 Narasi Use Case Melihat Visi-Misi
Use case Name Melihat Visi-Misi
Use case ID 11
Actor Masyarakat
Description Use case yang menggambarkan kegiatan melihat visi-
misi
Pre condition Actor sebelumnya membuka halaman frontend system
125
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu visi-misi 2. Menampilkan halaman
visi-misi
Alternate courses -
Conclusion Actor berhasil menampilkan dan melihat data visi-
misi
Post condition -
12) Narasi Use Case Melihat Struktur
Tabel 4.16 Narasi Use Case Melihat Struktur
Use case Name Melihat Struktur
Use case ID 12
Actor Masyarakat
Description Use case yang menggambarkan kegiatan melihat
struktur organisasi
Pre condition Actor sebelumnya membuka halaman frontend system
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu struktur 2. Menampilkan halaman
struktur
Alternate courses -
Conclusion Actor berhasil menampilkan dan melihat data struktur
organisasi
Post condition -
13) Narasi Use Case Mengirim Pesan
Tabel 4.17 Narasi Use Case Mengirim Pesan
Use case Name Mengirim pesan
Use case ID 13
Actor Masyarakat
Description Use case yang menggambarkan kegiatan mengirim pesan
Pre condition Actor sebelumnya membuka halaman frontend system
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu contact us 2. Menampilkan form
contact us & captcha
3. isi form contact us &
captcha
126
4. pilih submit 5. Melakukan validasi
captcha
6. Menampilkan notifikasi
pesan terkirim
Alternate courses 5a. Jika captcha yang dibuat tidak sesuai, maka system
akan kembali ke nomor 2
Conclusion Actor berhasil mengirim pesan
Post condition -
14) Narasi Use Case Melihat Berita
Tabel 4.18 Narasi Use Case Melihat Berita
Use case Name Melihat Berita
Use case ID 14
Actor Masyarakat
Description Use case yang menggambarkan kegiatan melihat berita
Pre condition Actor sebelumnya membuka halaman frontend system
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu berita 2. Menampilkan berita
3. Pilih detail berita yang
ingin dilihat
4. Menampilkan berita
yang dipilih
Alternate courses -
Conclusion Actor berhasil menampilkan dan melihat data berita
Post condition -
15) Narasi Use Case Melihat Peta
Tabel 4.19 Narasi Use Case Melihat Peta
Use case Name Melihat Peta
Use case ID 15
Actor Masyarakat
Description Use case yang menggambarkan kegiatan melihat
potensi energi biomassa padi yang terdapat pada peta
Pre condition Actor sebelumnya membuka halaman frontend system
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu peta
2.
2. Menampilkan peta
potensi energi
biomassa padi
127
Alternate courses -
Conclusion Actor berhasil menampilkan dan melihat data peta
Post condition -
16) Narasi Use Case Logout
Tabel 4.20 Narasi Use Case Logout
Use case Name Logout
Use case ID 16
Actor Admin, Dir. Bioenergi
Description Use case yang menggambarkan kegiatan untuk keluar
dari system
Pre condition Actor sebelumnya melakukan login terlebih dahulu
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih logout 2. Menampilkan
notifikasi konfirmasi
logout
3. Pilih “ya” 4. delete cache login
5. Menampilkan
notifikasi berhasil
logout dan form login
Alternate courses 3a. Jika pilih “tidak” maka actor tetap di dalam
halaman backend system
Conclusion Actor berhasil keluar dari system
Post condition System menampilkan form login
17) Narasi Use Case Validasi Data Peta
Tabel 4.21 Narasi Use Case Validasi Data Peta
Use case Name Validasi Data Peta
Use case ID 17
Actor Dir. Bioenergi
Description Use case yang menggambarkan kegiatan meng-
validasi data peta
Pre condition Actor sebelumnya melakukan login
Typical course of
event
Actor Action System response
1. Pilih menu validasi
data peta
2. Menampilkan form
validasi data peta
3. Pilih validasi data
peta
4. memperbarui data di
database
128
5. Menampilkan pesan
validasi berhasil
Alternate courses -
Conclusion Actor berhasil mem-validasi data peta
Post condition -
4.2.1.2 Activity Diagram
Berikut merupakan diagram yang menggambarkan aliran aktivitas
yang terbentuk dari use case :
1) Activity Diagram Login
Gambar 4.5 Activity Diagram Login
Gambar 4.5 menjelaskan kegiatan login untuk masuk kedalam
halaman backend system. Actor membuka halaman backend.
Kemudian system menampilkan form login, kemudian actor mengisi
username, password dan captcha, kemudian system akan melakukan
SystemAdmin, Dir. Bioenergi
membuka halaman backend menampilkan form login
isi username, password dan captcha
melakukan validasi data login user
pilih login
menampilkan notifikasi gagal
N
menampilkan halaman backend
Y
melakukan validasi data captcha
N
Y
129
validasi captcha, jika data captcha sesuai maka system akan
melakukan validasi kembali pada data login use. Jika data login user
sesuai maka system akan menampilkan halaman backend system pada
masing-masing actor. Namun jika captcha maupun data login user
yang ditulis tidak sesuai maka system akan menampilkan notifikasi
gagal dan kembali menampilkan form login.
2) Activity Diagram Mengelola Peta
Gambar 4.6 Activity Diagram Mengelola Peta
Gambar 4.6 menjelaskan kegiatan mengelola peta oleh admin.
Actor dapat melakukan update data peta. Data peta akan ditampilkan
oleh system dalam layout peta admin, actor memilih menu peta. Pilih
Admin System
pilih simpan
menyimpan di database
pilih menu peta menampilkan peta dalam layout admin
pilih task-daftar lokasi
isi luas panen, produktifitas, produksi
pilih batal
pilih “tentukan potensi limbah padi” memproses dan mengkonversi data yang telah di-input
menampilkan data potensi
pilih update
menampilkan informasi data berhasil di-update
menampilkan form update peta
130
“task-daftar lokasi”. Kemudian system menampilkan menu pop-up
berupa data potensi, actor memilih update dan kemudian system
menampilkan form update peta, setelah actor mengisi luas panen,
produktifitas, dan produksi pada form update, kemudian pilih
“tentukan potensi limbah padi”. System akan memproses dan
mengkonversi data yang telah di-input untuk melengkapi pada form
update. Data yang ada pada form update akan disimpan ke dalam
database apabila actor memilih “Simpan”, kemudian system
menampilkan informasi data berhasil di-update. Jika actor memilih
“Tidak” maka system hanya kembali menampilkan data potensi.
3) Activity Diagram Mengelola Berita
Gambar 4.7 Activity Diagram Mengelola Berita
Admin System
Pilih menu kelola berita menampilkan daftar berita
pilih tambah berita pilih tombol ubah berita pilih tombol hapus berita
isi data berita
pilih simpan menyimpan di database
menampilkan pesan data berhasil ditambah/ diubah
pilih batal
menampilkan konfirmasi hapus
tidak
menampilkan notifikasi data berhasil dihapus
ya
menampilkan form data berita
131
Gambar 4.7 menjelaskan kegiatan mengelola berita oleh admin.
Actor dapat melakukan penambahan, merubah dan menghapus data
berita. Data berita akan ditampilkan oleh system ketika actor memilih
menu kelola berita. Pilih “tambah berita” untuk menambahkan data
berita, pilih tombol “ubah” pada berita yang akan diubah. Semua data
yang di isi akan disimpan ke dalam database apabila actor memilih
“simpan”, jika actor memilih “batal” maka system hanya kembali
menampilkan daftar berita. Jika ingin menghapus data berita pilih
tombol “hapus”, kemudian system akan menampilkan konfirmasi
pesan penghapusan. Untuk setuju pilih “Ya” maka data akan terhapus,
sedangkan jika ingin membatalkan pilih “Tidak” maka akan kembali
ke data berita.
4) Activity Diagram Mengelola Kategori
Gambar 4.8 Activity Diagram Mengelola Kategori
Admin System
pilih kelola kategori
pilih tambah kategori pilih tombol ubah kategori pilih tombol hapus kategori
menampilkan form data kategori
menampilkan daftar kategori
menampilkan konfirmasi hapus
menampilkan notifikasi data berhasil dihapus
ya
tidak
isi data kategori
pilih batal
pilih simpan menyimpan di database
menampilkan pesan data berhasil ditambah/ diubah
132
Gambar 4.8 menjelaskan kegiatan mengelola kategori oleh admin.
Actor dapat melakukan penambahan, merubah dan menghapus data
kategori. Data berita akan ditampilkan oleh system ketika actor
memilih menu kelola kategori. Pilih “tambah kategori” untuk
menambahkan data kategori, pilih tombol “ubah” pada kategori yang
akan diubah. Semua data yang di isi akan disimpan ke dalam database
apabila actor memilih “simpan”, jika actor memilih “batal” maka
system hanya kembali menampilkan daftar kategori. Jika ingin
menghapus data kategori pilih tombol “hapus”, kemudian system akan
menampilkan konfirmasi pesan penghapusan. Untuk setuju pilih “Ya”
maka data akan terhapus, sedangkan jika ingin membatalkan pilih
“Tidak” maka akan kembali ke data kategori.
5) Activity Diagram Melihat Pesan Masuk
Gambar 4.9 Activity Diagram Melihat Pesan Masuk
Gambar 4.9 menjelaskan kegiatan untuk melihat pesan masuk oleh
admin. Actor memilih menu pesan masuk, kemudian system merespon
dengan menampilkan data pesan masuk.
Admin System
pilih menu pesan masukmenampilkan data pesan masuk
133
6) Activity Diagram Update Halaman Statis
Gambar 4.10 Activity Diagram Update Halaman Statis
Gambar 4.10 menjelaskan kegiatan untuk update halaman statis
oleh admin. Actor memilih menu halaman statis, kemudian system
merespon dengan menampilkan data halaman statis, kemudian admin
memilih tombol edit, kemudian system merespon dengan menampilkan
form halaman statis, kemudian admin mengisi form halaman statis dan
memilih simpan, kemudian system memperbarui data di database dan
menampilkan notifikasi data berhasil dirubah.
Admin System
pilih menu halaman statis menampilkan data halaman statis
pilih tombol edit
menampilkan form halaman statis
isi form halaman statis
pilih simpan menyimpan data di database
menampilkan notifikasi data berhasil diubah
134
7) Activity Diagram Update Slide
Gambar 4.11 Activity Diagram Update Slide
Gambar 4.11 menjelaskan kegiatan untuk update slide oleh admin.
Actor memilih menu slide, kemudian system merespon dengan
menampilkan data halaman statis, kemudian admin memilih tombol
edit, kemudian system merespon dengan menampilkan form slide,
kemudian admin mengisi form slide dan memilih simpan, kemudian
system memperbarui data di database dan menampilkan notifikasi data
berhasil dirubah.
Admin System
pilih menu slide menampilkan data slide
pilih tombol edit
menampilkan form slide
isi form slide
pilih simpan menyimpan data di database
menampilkan notifikasi data berhasil diubah
135
8) Activity Diagram Update Ringkasan
Gambar 4.12 Activity Diagram Update Ringkasan
Gambar 4.12 menjelaskan kegiatan untuk update ringkasan oleh
admin. Actor memilih menu ringkasan, kemudian system merespon
dengan menampilkan data ringkasan, kemudian admin memilih tombol
edit, kemudian system merespon dengan menampilkan form ringkasan,
kemudian admin mengisi form ringkasan dan memilih simpan,
kemudian system memperbarui data di database dan menampilkan
notifikasi data berhasil dirubah.
Admin System
pilih menu ringkasan menampilkan data ringkasan
pilih tombol edit
menampilkan form ringkasan
isi form ringkasan
pilih simpan menyimpan data di database
menampilkan notifikasi data berhasil diubah
136
9) Activity Diagram Update Site
Gambar 4.13 Activity Diagram Update Site
Gambar 4.13 menjelaskan kegiatan untuk update site oleh admin.
Actor memilih menu site, kemudian system merespon dengan
menampilkan data site, kemudian admin memilih tombol edit,
kemudian system merespon dengan menampilkan form site, kemudian
admin mengisi form site dan memilih simpan, kemudian system
memperbarui data di database dan menampilkan notifikasi data
berhasil dirubah.
Admin System
pilih menu site menampilkan data site
pilih tombol edit
menampilkan form site
isi form site
pilih simpan menyimpan data di database
menampilkan notifikasi data berhasil diubah
137
10) Activity Diagram Melihat Profil
Gambar 4.14 Activity Diagram Melihat Profil
Gambar 4.14 menjelaskan kegiatan untuk melihat halaman profil
yang dilakukan oleh masyarakat.
11) Activity Diagram Melihat Visi-Misi
Gambar 4.15 Activity Diagram Melihat Visi-Misi
Gambar 4.15 menjelaskan kegiatan untuk melihat halaman visi-
misi yang dilakukan oleh masyarakat.
12) Activity Diagram Melihat Struktur
SystemMasyarakat
pilih menu profil menampilkan profil
SystemMasyarakat
pilih menu visi-misi menampilkan visi-misi
138
Gambar 4.16 Activity Diagram Melihat Struktur
Gambar 4.16 menjelaskan kegiatan untuk melihat halaman struktur
organisasi yang dilakukan oleh masyarakat. Actor memilih menu
struktur, kemudian system merespon dengan menampilkan halaman
struktur organisasi.
13) Activity Diagram Mengirim Pesan
Gambar 4.17 Activity Diagram Mengirim Pesan
Gambar 4.17 menjelaskan kegiatan untuk melihat halaman visi-
misi yang dilakukan oleh masyarakat. Actor terlebih dahulu memilih
Masyarakat System
pilih struktur menampilkan struktur
SystemMasyarakat
pilih menu contact us menampilkan form contact us
isi form contact us & captcha
pilih submit
menampilkan pesan "pesan terkirim"
validasi captcha
N
Y
139
menu contact us, lalu system menampilkan form contact us & captcha,
kemudian actor mengisi form contact us & captcha, kemudian
memilih submit, kemudian system akan melakukan validasi captcha
yang di buat, jika sesuai maka system akan menampilkan notifikasi
pesan terkirim. Apabila captcha yang dibuat tidak sesuai maka system
akan kembali menampilkan halaman contact us.
14) Activity Diagram Melihat Berita
Gambar 4.18 Activity Diagram Melihat Berita
Gambar 4.18 menjelaskan kegiatan untuk melihat berita yang
dilakukan oleh masyarakat. Actor memilih menu berita, kemudian
system merespon dengan menampilkan daftar berita. Kemudian actor
memilih detail berita yang ingin dilihat, kemudian system merespon
dengan menampilkan berita yang dipilih.
SystemMasyarakat
pilih menu berita menampilkan daftar berita
pilih detail berita yang ingin dilihat
menampilkan berita yang dipilih
140
15) Activity Diagram Melihat Peta
Gambar 4.19 Activity Diagram Melihat Peta
Gambar 4.19 menjelaskan kegiatan untuk melihat peta potensi
yang dilakukan oleh masyarakat. Actor memilih menu peta, kemudian
system merespon dengan menampilkan peta potensi energi biomassa
padi.
16) Activity Diagram Logout
Gambar 4.20 Activity Diagram Logout
Gambar 4.20 menjelaskan kegiatan untuk logout yang
dilakukan oleh Admin dan Dir. Bioenergi. Actor memilih menu logout,
kemudian system merespon dengan menampilkan notifikasi konfirmasi
Actor System
pilih menu peta menampilkan peta potensi energi limbah biomassa padi
SystemAdmin, Dir. Bioenergi
pilih logoutmenampilkan notifikasi konfirmasi logout
menampilkan notifikasi berhasil logout beserta form login
pilih ya
menampilkan halaman sebelumnyapilih tidak
141
logout. Jika actor memilih “ya” maka system merespon dengan
menampilkan notifikasi logout berhasil beserta form login. Apabila
actor memilih “tidak” maka system hanya menampilkan halaman
sebelumnya.
17) Activity Diagram Validasi Data Peta
Gambar 4.21 Activity Diagram Validasi Peta
Gambar 4.21 menjelaskan kegiatan untuk validasi peta yang
dilakukan oleh Dir. Bioenergi. Actor memilih menu validasi data peta
kemudian system merespons dengan menampilkan data peta, kemudian
Dir. Bioenergi validasi data peta, kemudian system menyimpan di
database dan menampilkan pesan data peta sudah divalidasi.
SystemDir. Bioenergi
pilih menu validasi data peta menampilkan data peta
pilih validasi data peta
menyimpan didatabase
menampilkan pesan data peta sudah divalidasi
142
4.2.1.3 Sequence
1) Sequence Diagram Login
Gambar 4.22 Sequence Diagram Login
Gambar 4.22 menjelaskan rangkaian urutan dalam melakukan
login. Admin dan Dir. Bioenergi merupakan actor pada proses ini.
Actor terlebih dahulu harus membuka halaman backend, kemudian
melakukan login dengan cara mengisi username, password dan
captcha, kemudian system akan melakukan validasi captcha, jika data
captcha sesuai maka system akan melakukan validasi kembali pada
data login use. Jika data login user sesuai maka system akan
menampilkan halaman backend system pada masing-masing actor.
Namun jika captcha maupun data login user yang ditulis tidak sesuai
maka system akan menampilkan notifikasi gagal dan kembali
menampilkan form login.
userform loginlogin
: Admin, Dir. Bioenergi
1 : membuka halaman backend()
2 : menampilkan form login()
3 : isi username , password, dan capthcha()
4 : pilih login()
5 : send data() 6 : validasi data chaptcha()
7 : get id_user()
8 : validasi data login user()
9 : send notifikasi berhasil()
10 : menampilkan halaman backend()
11 : send notifikasi gagal()
12 : menampilkan notifikasi gagal()
143
2) Sequence Diagram Mengelola Peta
Gambar 4.23 Sequence Diagram Mengelola Peta
Gambar 4.23 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses
pengelolaan data peta. Admin merupakan actor pada proses ini. Actor
dapat mengubah data atribut peta pada menu layout peta admin.
: Admin
form update petaupdate peta kec_indramayu
1 : pilih menu peta()
2 : get fid()
3 : check data()4 : menampilkan peta layout admin()
5 : pilih task-daftar lokasi()
6 : menampilkan data potensi()
7 : pilih update()
8 : menampilkan form update peta()
9 : isi luas panen, produktifitas, produksi()
10 : pilih tentukan "potensi limbah padi"()
11 : memproses dan mengkonversi data yang telah di-input()
12 : pilih simpan()
13 : update()
14 : menampilkan informasi data berhasil di update()
144
3) Sequence Diagram Mengelola Berita
Gambar 4.24 Sequence Diagram Mengelola Berita
Gambar 4.24 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses
pengelolaan data berita. Admin merupakan actor pada proses ini.
Actor dapat melakukan penambahan, merubah, dan menghapus data
berita. Pada database data berita memiliki keterkaitan dengan data
kategori.
: Adminform berita
berita kategoriberita
1 : pilih kelola berita()
2 : get id_berita()
3 : cek data()
4 : get id_kategori()
5 : menampilkan data berita()
6 : pilih tambah berita()
7 : menampilkan form data berita()
8 : isi data berita()
9 : send data berita()
10 : add id_berita()
11 : get id_kategori()
12 : check data()
13 : save()
14 : pilih ubah berita()
15 : menampilkan form data berita()
16 : isi data berita()
17 : send data berita()
18 : update id_berita()
19 : update id_kategori()
20 : check data()
21 : save()
22 : pilih hapus berita()
23 : menampilkan konfirmasi hapus()
24 : pilih Ya()
25 : send request()
26 : delete id_berita()
27 : menampilkan notifikasi data berhasil dihapus()
145
4) Sequence Diagram Mengelola Kategori
Gambar 4.25 Sequence Diagram Mengelola Kategori
Gambar 4.25 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses
pengelolaan data kategori. Admin merupakan actor pada proses ini.
Actor dapat melakukan penambahan, merubah, dan menghapus data
kategori.
: Admin form kategorikategori
kategori
1 : pilih kelola kategori()
2 : get id_kategori()
3 : check kategori()
4 : menampilkan data kategori()
5 : pilih tambah kategori()
6 : menampilkan form data kategori()
7 : isi data kategori()
8 : send data kategori()
9 : add id_kategori()
10 : check data()
11 : save()
12 : pilih ubah kategori()
13 : menampilkan form data kategori()
14 : isi data kategori()
15 : send data kategori()
16 : update id_kategori()
17 : check data()
18 : save()
19 : pilih hapus kategori()
20 : menampilkan konfirmasi hapus()
21 : pilih ya()
22 : send request()
23 : delete id_kategori()
24 : menampilkan notifikasi data berhasil dihapus()
146
5) Sequence Diagram Melihat Pesan Masuk
Gambar 4.26 Sequence Diagram Melihat Pesan Masuk
Gambar 4.26 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses melihat
pesan masuk. Admin merupakan actor pada proses ini. Actor memilih
menu pesan masuk, dan system akan merespon dengan menampilkan
data pesan masuk.
6) Sequence Diagram Update Halaman Statis
Gambar 4.27 Sequence Diagram Update Halaman Statis
: Admin form pesan masuk pesan masukpesan masyarakat
1 : pilih menu pesan masuk()
2 : get id_pesan()
3 : get id_masyarakat()
4 : check data()
5 : send data pesan masuk()
6 : menampilkan data pesan masuk()
: Adminform halaman statis halaman statis profil
1 : pilih menu halaman statis()
2 : get id_profil()
3 : check data()
4 : menampilkan data halaman statis()
5 : pilih tombol update()
6 : menampilkan form halaman statis()
7 : isi form halaman statis()
8 : pilih simpan()
9 : save()
10 : update id_profil()
11 : menampilkan notifikasi data berhasil diubah()
147
Gambar 4.27 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses update
data halaman statis. Admin merupakan actor pada proses ini.
7) Sequence Diagram Update Slide
Gambar 4.28 Sequence Diagram Update Slide
Gambar 4.28 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses update
data slide. Admin merupakan actor pada proses ini.
8) Sequence Diagram Update Ringkasan
Gambar 4.29 Sequence Diagram Update Ringkasan
: Adminform slide slide profil
1 : pilih menu slide()
2 : get id_profil()
3 : check data()
4 : menampilkan data slide()
5 : pilih tombol update()
6 : menampilkan form slide()
7 : isi form slide()
8 : pilih simpan()
9 : save()
10 : update id_profil()
11 : menampilkan notifikasi data berhasil diubah()
: Adminform ringkasan ringkasan profil
1 : pilih menu ringkasan()
2 : get id_profil()
3 : check data()
4 : menampilkan data ringkasan()
5 : pilih tombol update()
6 : menampilkan form ringkasan()
7 : isi form ringkasan()
8 : pilih simpan()
9 : save()
10 : update id_profil()
11 : menampilkan notifikasi data berhasil diubah()
148
Gambar 4.29 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses update
data ringkasan. Admin merupakan actor pada proses ini.
9) Sequence Diagram Update Site
Gambar 4.30 Sequence Diagram Update Site
Gambar 4.30 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses update
data site. Admin merupakan actor pada proses ini.
10) Sequence Diagram Melihat Profil
Gambar 4.31 Sequence Diagram Melihat Profil
: Adminform site site profil
1 : pilih menu site()
2 : get id_profil()
3 : check data()
4 : menampilkan data site()
5 : pilih tombol update()
6 : menampilkan form site()
7 : isi form site()
8 : pilih simpan()
9 : save()
10 : update id_profil()
11 : menampilkan notifikasi data berhasil diubah()
: Masyarakatform melihat profil profil profil
1 : pilih menu profil()
2 : get id_profil()
3 : cek data()
4 : kirim data profil()
5 : menampilkan data profil()
149
Gambar 4.31 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses melihat
profil. Masyarakat merupakan actor pada proses ini. Actor memilih
menu profil, dan system akan merespon dengan menampilkan data
profil.
11) Sequence Diagram Melihat Visi-Misi
Gambar 4.32 Sequence Diagram Melihat Visi-Misi
Gambar 4.32 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses melihat
Visi-Misi. Masyarakat merupakan actor pada proses ini. Actor
memilih menu Visi-Misi, dan system akan merespon dengan
menampilkan data Visi-Misi.
: Masyarakatform melihat visi-misi visi-misi profil
1 : pilih menu visi-misi()
2 : get id_profil()
3 : cek data()
4 : kirim data visi-misi()
5 : menampilkan data visi-misi()
150
12) Sequence Diagram Melihat Struktur
Gambar 4.33 Sequence Diagram Melihat Struktur
Gambar 4.33 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses melihat
Struktur Organisasi. Masyarakat merupakan actor pada proses ini.
Actor memilih menu Struktur Organisasi, dan system akan merespon
dengan menampilkan data Struktur Organisasi.
13) Sequence Diagram Mengirim Pesan
Gambar 4.34 Sequence Diagram Mengirim Pesan
: Masyarakat form melihat struktur org. struktur org. profil
1 : pilih menu visi-misi()
2 : get id_profil()
3 : cek data()
4 : kirim data struktur org.()
5 : menampilkan data struktur org.()
: Masyarakat form contact us contact us pesan masyarakat
1 : pilih menu contact us()
2
3 : menampilkan form contact us()
4 : isi form contact us & captcha()
5 : pilih submit()
6 : send data()
7 : validasi captcha()
8 : create id_pesan()
9 : create id_masyarakat()
10 : menampilkan notifikasi pesan terkirim()
151
Gambar 4.34 menjelaskan rangkaian urutan pada proses mengirim
pesan. Masyarakat merupakan actor pada proses ini. Actor mengirim
pesan dengan mengisi data melalui form contact us beserta nilai
captcha yang muncul, dan system akan menyimpan data pesan dan
masyarakat.
14) Sequence Diagram Melihat Berita
Gambar 4.35 Sequence Diagram Melihat Berita
Gambar 4.35 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses melihat
berita. Masyarakat menjadi actor pada proses ini. Actor memilih menu
berita, dan system akan merespon dengan menampilkan data berita.
15) Sequence Diagram Melihat Peta
Gambar 4.36 Sequence Diagram Melihat Peta
: Masyarakatform melihat berita berita berita kategori
1 : pilih menu berita()
2 : get id_berita()
3 : get id_kategori()
4 : cek data()
5 : kirim data berita()
6 : menampilkan data berita()
7 : pilih detail berita yang ingin dilihat()
8 : menampilkan detail berita yang dipilih()
: Masyarakat form peta peta kec indramayu
1 : pilih menu peta()2 : get fid()
3 : cek data()
4 : kirim data peta()
5 : menampilkan peta potensi energi biomassa padi()
152
Gambar 4.36 Menjelaskan rangkaian urutan pada proses melihat
peta. Masyarakat menjadi actor pada proses ini. Actor memilih menu
peta, dan system akan merespon dengan menampilkan atribut peta.
16) Sequence Diagram Logout
Gambar 4.37 Sequence Diagram Logout
Gambar 4.37 Menjelaskan rangkaian urutan dalam melakukan
logout. Admin dan Dir. Bioenergi menjadi actor pada proses ini. Actor
memilih logout, dan system akan merespon dengan menampilkan
notifikasi berhasil logout dan menampilkan form login kembali.
17) Sequence Diagram Validasi Data Peta
Gambar 4.38 Sequence Diagram Validasi Data Peta
: Admin, Dir. Bioenergi form login login
1 : pilih logout()
2 : menampilkan notifikasi konfirmasi logout()
3 : pilih ya()
4 : delete cache login()
5 : kirim notifikasi berhasil logout()
6 : menampilkan notifikasi berhasil logout()
7 : menampilkan form login()
: Dir. Bioenergiprofilform validasi peta validasi peta kec indramayu batas wilayah
1 : pilih menu validasi peta()2 : get id_profil()
3 : get fid_kec()
4 : get fid_bat()
5 : cek data()
6 : kirim data()
7 : menampilkan form validasi peta()
8 : pilih validasi data peta()
9 : save id_profil()
10 : menampilkan pesan validasi berhasil()
153
Gambar 4.38 Menjelaskan rangkaian urutan dalam melakukan
validasi peta. Dir. Bioenergi menjadi actor pada proses ini. Actor
memilih menu validasi peta, dan system akan merespon dengan
menampilkan form validasi peta. Kemudian actor memilih validasi
data peta. Kemudian system menyimpan data.
4.2.2 Desain Database
Pada tahap ini akan dirancang kebutuhan database dengan
menggunakan tools class diagram. Class diagram menggambarkan grafis
mengenai struktur objek dari suatu sistem. Adapun teknik untuk
mengidentifikaskan objek yaitu menekankan pada kata-kata benda yang
mungkin menggambarkan objek potensial.
4.2.2.1 Potential Object
Tabel 4.22 Daftar Objek Potensial
Potential object List
Login Efisiensi Energi Listrik (Jerami)
username Efisiensi Energi Listrik (sekam)
password TOTAL MwH
Login KETERANGAN
Update form data berita
Admin judul berita
Dir. Bioenergi ringkasan berita
form daftar lokasi isi berita
form update peta gambar berita
luas kategori berita
produktif form data kategori
produksi nama kategori
Limbah Jerami detail kategori
Limbah sekam daftar pesan
Nilai Kalori Jerami isi pesan
154
Nilai Kalori Sekam Slide
Jerami (MJ) Ringkasan
Sekam (MJ) Profil
Jerami (MwH) Logout
Sekam (MwH) form validasi data peta
Tabel 4.23 Tabel Seleksi Objek Potensial
Potentian Object Cek Alasan
Login Tidak relevan
username Tidak relevan
password Tidak relevan
Login Tidak relevan
update Tidak relevan
Admin Item potensial user
Dir. Bioenergi Item potensial user
User Data User
Peta Tidak relevan
form daftar lokasi Tidak relevan
form update peta Tidak relevan
Luas Tidak relevan
Produktif Tidak relevan
Produksi Tidak relevan
Limbah Jerami Tidak relevan
Limbah sekam Tidak relevan
Nilai Kalori Jerami Tidak relevan
Nilai Kalori Sekam Tidak relevan
Jerami (MJ) Tidak relevan
Sekam (MJ) Tidak relevan
Jerami (MwH) Tidak relevan
Sekam (MwH) Tidak relevan
Efisiensi Energi Listrik (Jerami) Tidak relevan
Efisiensi Energi Listrik (sekam) Tidak relevan
TOTAL MwH Tidak relevan
Keterangan Tidak relevan
form data berita Tidak relevan
Berita Data berita
judul berita Tidak relevan
ringkasan berita Tidak relevan
isi berita Tidak relevan
gambar berita Tidak relevan
155
kategori berita Tidak relevan
form data kategori Tidak relevan
Kategori Data kategori
nama kategori Tidak relevan
detail kategori Tidak relevan
Pesan Data pesan
daftar pesan Tidak relevan
isi pesan Atribut data pesan
Slide Tidak relevan
Ringkasan Tidak relevan
Profil Data profil sispelpa
Masyarakat Data masyarakat
Logout Tidak relevan
form validasi data peta Tidak relevan
Tabel 4.24 Daftar Objek yang Diusulkan
Proposed Object List
User
Berita
Kategori
Pesan
Profil
Masyarakat
Tambahan : Kec_indramayu
156
4.2.2.2 Class Diagram
Database Spasial
user
+id_user+username+password+nama_lengkap+email_user+role
+create()+read()+update()+delete()
berita
+id_berita+judul+ringkasan+isi+gambar+tanggal
+create()+read()+update()+delete()
kategori
+id_kategori+nama_kategori+keterangan
+create()+read()+update()+delete()
masyarakat
+id_masyarakat+nama_masyarakat+email+telp
+create()+read()
profil
+id_profil+nama+judul+sub_judul+isi+url+gambar+diubah_tgl+is_enable+id_user
+update()+read()
pesan
+id_pesan+isi+dibuat_tgl
+create()+read()
0..*
1 1
0..*
0..*
1
0..*1
0..*
1
Kec_indramayu
+fid+kecamatan+luas+produktif+produksi+jerami+sekam+cal_jerami+cal_sekam+mj_jerami+mj_sekam+mwh_jerami+mwh_sekam+eff_jerami+eff_sekam+total+keterangan+id_user
+update()+read()
0..*
1
Gambar 4.39 Class Diagram SISPELPA
157
4.2.2.3 Matriks CRUD
Tabel 4.24 Tabel Matriks CRUD
Location
Entity Attribute Masyarakat
Dir.
Bioenergi Admin
Berita
id_berita - - CRUD
Judul R - CRUD
Ringkasan R - CRUD
Isi gambar R - CRUD
Tanggal R - CRUD
Kategori
id_kategori - - CRUD
nama_kategori R - CRUD
Keterangan R - CRUD
Masyarakat
id_masyarakat C - R
nama_masyarakat C - R
Email C - R
Telp C - R
Pesan
Id_pesan C - R
Isi C - R
Dibuat_tgl C - R
User
id_user - - -
Username - R R
Password - R R
Nama_lengkap - R R
Email_user - R R
Role - R R
Profil
id_profil - - -
158
Nama R - RU
Judul R - RU
Sub_judul R - RU
Isi R - RU
Gambar R - RU
Diubah_tgl R - RU
Is_enable R - RU
Kec_indramayu
Fid - - -
Kecamatan R R RU
Luas R R RU
Produktif R R RU
Produksi R R RU
Jerami R R RU
Sekam R R RU
Cal_jerami R R RU
Cal_sekam R R RU
Mj_jerami R R RU
Mj_sekam R R RU
Mwh_jerami R R RU
Mwh_sekam R R RU
Eff_jerami R R RU
Eff_sekam R R RU
Total R R RU
keterangan R R RU
159
4.2.2.4 LRS (Logical Record Structured)
Database Spasial
user
+id_user+username+password+nama_lengkap+email_user+role
+create()+read()+update()+delete()
berita
+id_berita+judul+ringkasan+isi+gambar+tanggal#id_kategori#id_user
+create()+read()+update()+delete()
kategori
+id_kategori+nama_kategori+keterangan
+create()+read()+update()+delete()
masyarakat
+id_masyarakat+nama_masyarakat+email+telp
+create()+read()
profil
+id_profil+nama+judul+sub_judul+isi+url+gambar+diubah_tgl+is_enable#id_user
+update()+read()
pesan
+id_pesan+isi+dibuat_tgl#id_masyarakat#id_user
+create()+read()
Kec_indramayu
+fid+kecamatan+luas+produktif+produksi+jerami+sekam+cal_jerami+cal_sekam+mj_jerami+mj_sekam+mwh_jerami+mwh_sekam+eff_jerami+eff_sekam+total+keterangan#id_user
+update()+read()
id_user id_kategori
id_user
id_user
id_user
id_masyarakat
Gambar 4.40 LRS
160
4.2.2.5 Skema database
user
+id_user+username+password+nama_lengkap+email_user+role
+create()+read()+update()+delete()
berita
+id_berita+judul+ringkasan+isi+gambar+tanggal#id_kategori#id_user
+create()+read()+update()+delete()
kategori
+id_kategori+nama_kategori+keterangan
+create()+read()+update()+delete()
masyarakat
+id_masyarakat+nama_masyarakat+email+telp
+create()+read()
profil
+id_profil+nama+judul+sub_judul+isi+url+gambar+diubah_tgl+is_enable#id_user
+update()+read()
pesan
+id_pesan+isi+dibuat_tgl#id_masyarakat#id_user
+create()+read()
Kec_indramayu
+fid+kecamatan+luas+produktif+produksi+jerami+sekam+cal_jerami+cal_sekam+mj_jerami+mj_sekam+mwh_jerami+mwh_sekam+eff_jerami+eff_sekam+total+keterangan#id_user
+update()+read()
Database Spasial
Gambar 4.41 Skema Database
161
4.2.2.6 Spesifikasi database
Dibawah ini merupakan spesifikasi database SISPELPA, antara
lain :
A. Database Spasial
1. Tabel Shp Kecamatan
Nama Tabel : kec_indramayu
Primary Key : fid
Foreign Key : id_user
Jenis Tabel : Tabel Transaksi
Tabel 4.25 Spesifikasi Database Kecamatan Indamayu
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
Fid Object Id - Id object kecamatan
kecamatan Text 30 Kecamatan
Luas Text 20 Luas Panen
produktif Text 20 Produktifitas Per Hektar
produksi Text 20 Jumlah Produksi (Ton)
jerami Text 50 Limbah Jerami
sekam Text 50 Limbah Sekam
cal_jerami Text 10 Nilai Kalori Jerami (Kcal/kg)
cal_sekam Text 10 Nilai Kalori Sekam (Kcal/kg)
mj_jerami Text 50 Nilai Jerami (MJ)
mj_sekam Text 50 Nilai Sekam (MJ)
mwh_jerami Text 50 Jerami (MwH)
mwh_sekam Text 50 Sekam (MwH)
eff_jerami Text 50 Effisiensi Konversi (teknologi gasifikasi)
eff_sekam Text 50 Effisiensi Konversi (teknologi gasifikasi)
total Text 50 Total Potensi
keterangan Text 50 Keterangan Potensi
id_user int 3 id user
162
B. Database Non Spasial
1. Berita
Nama Tabel : berita
Primary Key : id_berita
Foreign Key : id_kategori, id_user
Jenis Tabel : Tabel Transaksi
Tabel 4.27 Spesifikasi Database Berita
nama field tipe data ukuran keterangan
id_berita int 3 id berita
judul varchar 100 judul berita
ringkasan text ringkasan berita
isi text - isi berita
gambar varchar 100 gambar berita
tanggal datetime - tanggal
id_kategori int 3 id kategori
id_user int 3 id user
2. Kategori
Nama Tabel : kategori
Primary Key : id_kategori
Foreign Key : -
Jenis Tabel : Tabel Master
Tabel 4.28 Spesifikasi Database kategori
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_kategori Int 3 id kategori
nama_kategori varchar 50 nama kategori
keterangan Text - deskripsi kategori
163
3. User
Nama Tabel : user
Primary Key : id_user
Foreign Key : -
Jenis Tabel : Tabel Master
Tabel 4.29 Spesifikasi Database User
nama field tipe data ukuran keterangan
id_user int 3 id user
username varchar 30 username
password varchar 100 password
nama_lengkap varchar 30 nama lengkap
email varchar 50 Email
role enum
(„admin‟,‟dir_bio‟)
- Role
4. Masyarakat
Nama Tabel : masyarakat
Primary Key : id_masyarakat
Foreign Key : -
Jenis Tabel : Tabel Master
Tabel 4.30 Spesifikasi Database Masyarakat
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_masyarakat Int 3 Id masyarakat
nama_ masyarakat Varchar 50 Nama masyarakat
email Varchar 30 Email masyarakat
telp Varchar 15 Nomor telpon
164
5. Pesan
Nama Tabel : pesan
Primary Key : id_pesan
Foreign Key : id_user, id_masyarakat
Jenis Tabel : Tabel Transaksi
Tabel 4.31 Spesifikasi Database Pesan
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
id_pesan Int 3 Id pesan
Isi Text - Isi pesan
Dibuat_tgl datetime - Tanggal pesan dibuat
id_user int 3 Id user
id_masyarakat Int 3 Id masyarakat
6. Profil
Nama Tabel : profil
Primary Key : id_profil
Foreign Key : id_user
Jenis Tabel : Tabel Transaksi
Tabel 4.32 Spesifikasi Database profil
Nama Field Tipe data Ukuran Keterangan
Id_profil Int 3 Id profil
Nama Varchar 100 nama
Judul Varchar 50 Judul halaman
Sub_judul Varchar 100 Sub judul
Isi Text - Isi halaman
url varchar 100
Gambar Varchar 50 Gambar
diubah_tgl Datetime - dibuat tanggal
Is_enable Int 1 Ket
id_user Int 3 Id user
165
4.2.3 Desain Interface
Perancangan User Interface menggambarkan rancangan tampilan
antarmuka sistem yang akan dibuat. Perancangan User Interface sistem
informasi spasial potensi biomassa padi ini terdiri atas 2 bagian, yaitu
perancangan user interface frontend (Masyarakat) dan perancangan user
interface backend (Admin dan Dir. Bioenergi).
4.2.3.1 Struktur Menu
Pada tahap ini akan dirancang mengenai tampilan sistem untuk
pengguna yang terdiri dari struktur menu dan tataletak sistem. Struktur
menu ini terdiri atas 2 bagian, yaitu struktur menu frontend dan struktur
menu backend.
1. Struktur Menu (Frontend)
SISTEM INFORMASI SPASIAL POTENSI BIOMASSA PADI
HOME
PROFIL
PETA
BERITA
CONTACT US
VISI & MISI
STRUKTUR ORGANISASI
Gambar 4.42 Struktur Menu Frontend SISPELPA
Berdasarkan struktur menu di atas, dapat dijelaskan masing-
masing fungsi dari menu yang dibuat sebagai berikut :
166
a. Home
Merupakan halaman utama pada frontend system. Menu ini diakses
oleh masyarakat. Pada halaman ini terdapat informasi slide show dan
ringkasan informasi yang terdapat di dalam system.
b. Profil
Menu ini diakses oleh masyarakat. Pada halaman ini terdapat informasi
mengenai Profil Direktorat Jendral EBTKE, Visi-Misi, Serta Struktur
Organisasi.
c. Peta
Menu ini diakses oleh masyarakat. Pada halaman ini terdapat informasi
potensi energi biomassa padi dalam bentuk spasial (peta).
d. Berita
Menu ini diakses oleh masyarakat. Pada halaman ini terdapat informasi
mengenai berita. Pada halaman ini masyarakat dapat melihat informasi
lengkap berita dengan memilih read more pada berita yang dipilih.
Pada halaman ini terdapat kolom kategori untuk melihat informasi
berita pada kategori tertentu.
e. Contact Us
Menu ini diakses oleh masyarakat. Pada halaman ini masyarakat dapat
mengirimkan suatu pesan dengan mengisi form contact us kemudian
memilih submit.
167
2. Struktur Menu (Backend)
SISTEM INFORMASI SPASIAL
POTENSI BIOMASSA PADI
BERANDA
PETA
BERITA
MELIHAT PESAN
PENGATURAN
KELOLA BERITA
KELOLA KATEGORI
LOGOUT
HALAMAN STATIS
RINGKASAN
SLIDESHOW
SITE
Halaman Login
VALIDASI DATA PETA
Gambar 4.43 Struktur Menu Backend SISPELPA
Berdasarkan struktur menu di atas, dapat dijelaskan masing-masing
fungsi dari menu yang dibuat sebagai berikut :
a) Beranda
Merupakan halaman utama pada backend system yang berisi icon-icon
yang berfungsi menampilkan fungsi yang dipilih.
b) Peta
Menu ini diakses oleh admin, pada menu ini admin mengelola data
atribut peta.
c) Validasi Data Peta
Menu ini diakses oleh Dir. Bioenergi, pada menu ini Dir. Bioenergi
mengkonfirmasi/ validasi data yang akan dipublis kepada masyarakat.
d) Berita
Menu ini diakses oleh admin, pada menu berita ini terdapat 2 sub
menu yaitu kelola berita dan kelola kategori. Pada kelola berita admin
168
dapat melakukan tambah, edit, dan hapus pada data berita yang
ditampilkan oleh system.
e) Melihat pesan
Menu ini diakses oleh admin, pada menu ini admin melihat data pesan
masuk.
f) Pengaturan
Menu ini diakses oleh admin, pada menu pengaturan ini terdapat 4 sub
menu yaitu halaman statis, ringkasan, slide show, dan site. menu ini
berfungsi untuk memperbarui data pada halaman statis, ringkasan,
slide show, dan site.
g) Logout
Menu ini diakses oleh Admin dan Dir. Bioenergi. Menu ini digunakan
untuk keluar dari halaman backend system.
h) Login
Halaman ini diakses oleh Admin dan Dir. Bioenergi. Halaman ini
digunakan untuk masuk ke halaman backend system.
4.2.3.2 Perancangan Layout
Berikut adalah perancangan layout atau tata letak pada Sistem
Informasi Spasial Potensi Biomassa Padi. Perancangan layout ini terdiri
atas 2 bagian, yaitu perancangan layout frontend dan perancangan layout
backend.
169
1. Perancangan Layout (Frontend)
a) Halaman Home
Gambar 4.44 Layout Halaman Home
b) Halaman Profil
Gambar 4.45 Layout Halaman Profil
170
c) Halaman Visi-Misi
Gambar 4.46 Layout Halaman Visi-Misi
d) Halaman Struktur
Gambar 4.47 Layout Halaman Struktur
e) Halaman Peta
Gambar 4.48 Layout Halaman Peta
171
f) Halaman Berita
Gambar 4.49 Layout Halaman Berita
g) Halaman Detail Berita
Gambar 4.50 Layout Halaman Detail Berita
h) Halaman Contact Us
Gambar 4.51 Layout Halaman Contact Us
172
2. Perancangan Layout (Backend)
a) Halaman Beranda
Gambar 4.52 Layout Halaman Beranda
b) Halaman Peta
Gambar 4.53 Layout Halaman Peta
173
c) Halaman Kelola Berita
Gambar 4.54 Layout Halaman Kelola Berita
d) Halaman Kelola Kategori
Gambar 4.55 Layout Halaman Kelola Kategori
e) Halaman Pesan Masuk
Gambar 4.56 Layout Halaman Pesan Masuk
174
f) Halaman Pengaturan Halaman Statis
Gambar 4.57 Layout Halaman Pengaturan Halaman Statis
g) Halaman Pengaturan Ringkasan
Gambar 4.58 Layout Halaman Pengaturan Ringkasan
h) Halaman Pengaturan Slideshow
Gambar 4.59 Layout Halaman Pengaturan Slideshow
175
i) Halaman Pengaturan Site
Gambar 4.60 Layout Halaman Pengaturan Site
j) Halaman Halaman Login
Gambar 4.61 Layout Halaman Login
176
4.3 Implementasi Sistem (System Implementation)
4.3.1 Pembangunan dan Pemrograman (coding)
Pada tahap ini dilakukan proses implementasi dari rancangan-
rancangan yang telah dibuat dengan menggunakan barisan kode program
(coding) bahasa pemrograman PHP. Dalam perancangan sistem informasi
spasial potensi biomassa padi ini terdapat beberapa langkah pembuatan
program (coding) antara lain :
a) Membuat/ menambahkan field-field database spasial yang dibutuhkan
menggunakan ArcGis 10.
b) Meng-import data spasial dengan cara memasukan data (*shp) serta
mengatur sistem koordinatnya ke dalam server GIS melalui Mapguide
Opensource 2.5.0.
c) Membuat layer yang dibutuhkan, membuat map definition untuk
mengatur urutan layer, serta membuat web layout sebagai frame peta
dengan menggunakan Mapguide Maestro 4.0.3.
d) Membuat file *.php untuk menampilkan layout peta yang telah dibuat.
File *.php ini berfungsi untuk memvisualisasikan data spasial di dalam
layout.
e) Membuat modul-modul tambahan dengan menggunakan script PHP
serta terhubung dengan database MySQL.
f) Pembuatan website dengan menggunakan perangkat lunak Adobe
Dreamweaver CS3, source code program dilampirkan pada halaman
lampiran.
177
4.3.2 Pengujian Sistem (Black-box Testing)
Pada tahap pengujian dilakukan dengan cara Blackbox Testing.
Pengujian dilakukan dengan cara menjalankan aplikasi pada browser
(Google Chrome), melakukan input data yang diminta, menyimpan data
dan mengecek output yang ditampilkan apakah sesuai dengan yang
diharapkan atau tidak.
Untuk keseluruhan pengujian yang ada di dalam Sistem Informasi
Spasial Potensi Biomassa Padi , dapat diperjelaskan dengan detail sebagai
berikut :
1. Pengujian Proses Login
Tabel 4.33 Pengujian Proses Login
Pengujian Proses Login
Aktor Admin, Dir. Bioenergi
Menu -
Sub Menu -
Aktivitas Rancangan
Proses
1. Akses form login
2. Masukkan username, password, dan captcha
3. Klik tombol “Login”
Hasil yang diharapkan Masuk ke dalam backend system
Tanda Peringatan
Kesalahan
Muncul pesan “username or password or captcha is invalid”,
jika data username atau password atau captcha salah.
Kesesuaian
Sistem
Masuk ke dalam halaman utama (home) sesuai masing-
masing aktor atau level
Hasil Uji Warning OK
Accept OK
Keterangan -
178
Gambar 4.62 Tampilan Form Login
Gambar 4.63 Tampilan Notifikasi Login Gagal
Gambar 4.64 Tampilan Beranda (Setelah Login Berhasil)
2. Pengujian Proses Mengelola Peta
Tabel 4.34 Pengujian Proses Mengelola Peta
Aktor Admin
Menu Peta
Sub Menu -
Aktivitas Rancangan
Proses
Edit
1. Pilih menu peta
2. Pilih task-daftar lokasi
3. Pilih update
4. isi data padi
5. pilih tombol“tentukan potensi limbah padi”
4. pilih tombol simpan
179
Hasil yang diharapkan Edit 1. Form data padi berhasil tampil
2. Data berhasil diperbaharui
Tanda Peringatan
Kesalahan
Edit -
Kesesuaian
Sistem
Edit Muncul notifikasi: “Data berhasil di-update”
Hasil
Uji
Warning Edit -
Accept Edit OK
Keterangan -
Gambar 4.65 Tampilan Peta layout Admin
Gambar 4.66 Tampilan Form Data Peta
Gambar 4.67 Tampilan Notifikasi Data Peta berhasil di-update
180
3. Pengujian Proses Mengelola Berita
Tabel 4.35 Pengujian Proses Mengelola Berita
Pengujian Proses Manage Data Master
Aktor Admin
Menu Berita
Sub Menu Kelola Berita
Aktivitas Rancangan
Proses
Tambah
1. Pilih sub menu kelola berita
2. Pilih tambah berita
3. Masukkan data
4. Klik tombol simpan
Edit 1. Pilih sub menu kelola berita
2. Pilih tombol edit
3. Masukkan data baru
4. Klik tombol simpan
Hapus 1. Pilih sub menu kelola berita
2. Pilih tombol hapus
3. Muncul notifikasi konfirmasi hapus
4. Klik Tombol Ya
Hasil yang diharapkan Tambah 1. Form data berita berhasil tampil
2. Data berhasil disimpan
Edit 1. Form data berita berhasil tampil
2. Data berhasil diperbaharui
Hapus Data berhasil dihapus
Tanda Peringatan
Kesalahan
Tambah -
Edit -
Hapus -
Kesesuaian
Sistem
Tambah Muncul notifikasi: “Data berhasil ditambah”
Edit Muncul notifikasi: “Data berhasil diubah”
Hapus Muncul kotak dialog konfirmasi: “Anda yakin akan
menghapus data ini?”
Hasil
Uji
Warning Tambah -
Edit -
Hapus -
Accept Tambah OK
Edit OK
Hapus OK
Keterangan Apabila data gambar tidak diunggah, maka system
akan menyimpan gambar default
181
Gambar 4.68 Tampilan Form Data Berita
Gambar 4.69 Tampilan Notifikasi Data Berhasil ditambah/ diubah
Gambar 4.70 Tampilan Kotak Dialog Konfirmasi Hapus Data
4. Pengujian Proses Mengelola Kategori
Tabel 4.36 Pengujian Proses Mengelola Kategori
Pengujian Proses Mengelola Kategori
Aktor Admin
Menu Berita
Sub Menu Kelola Kategori
Aktivitas Rancangan
Proses
Tambah
1. Pilih sub menu kelola kategori
2. Pilih tambah kategori
3. Masukkan data
4. Klik tombol simpan
Edit 1. Pilih sub menu kelola kategori
2. Pilih tombol edit
182
3. Masukkan data baru
4. Klik tombol simpan
Hapus 1. Pilih sub menu kelola kategori
2. Pilih tombol hapus
3. Muncul notifikasi konfirmasi hapus
4. Klik Tombol Ya
Hasil yang diharapkan Tambah 1. Form data kategori berhasil tampil
2. Data berhasil disimpan
Edit 1. Form data kategori berhasil tampil
2. Data berhasil diperbaharui
Hapus Data berhasil dihapus
Tanda Peringatan
Kesalahan
Tambah -
Edit -
Hapus -
Kesesuaian
Sistem
Tambah Muncul notifikasi: “Data berhasil ditambah”
Edit Muncul notifikasi: “Data berhasil diubah”
Hapus Muncul kotak dialog konfirmasi: “Anda yakin akan
menghapus data ini?”
Hasil
Uji
Warning Tambah -
Edit -
Hapus -
Accept Tambah OK
Edit OK
Hapus OK
Keterangan -
Gambar 4.71 Tampilan Form Data Kategori
183
5. Pengujian Proses Melihat Pesan Masuk
Tabel 4.37 Pengujian Proses Melihat Pesan Masuk
Pengujian Proses Melihat Pesan Masuk
Aktor Admin
Menu Pesan Masuk
Sub Menu -
Aktivitas Rancangan
Proses
1. Pilih menu pesan masuk
Hasil yang diharapkan Menampilkan data pesan masuk
Tanda Peringatan
Kesalahan
-
Kesesuaian
Sistem
-
Hasil Uji Warning -
Accept OK
Keterangan -
Gambar 4.72 Tampilan Melihat Pesan Masuk
6. Pengujian Proses Update Halaman Statis
Tabel 4.38 Pengujian Proses Update Halaman Statis
Pengujian Proses Update Halaman Statis
Aktor Admin
Menu Pengaturan
Sub Menu Halaman Statis
Aktivitas Rancangan
Proses
Edit
1. Pilih sub menu halaman statis
2. Pilih tombol edit
3. Masukkan data
4. Klik tombol simpan
Hasil yang diharapkan Edit 1. Form data halaman statis berhasil tampil
2. Data berhasil diperbaharui
184
Tanda Peringatan
Kesalahan
Edit -
Kesesuaian
Sistem
Edit Muncul notifikasi: “Data berhasil diubah”
Hasil
Uji
Warning Edit -
Accept Edit OK
Keterangan -
Gambar 4.73 Tampilan Data Halaman Statis
7. Pengujian Proses Update Slide
Tabel 4.39 Pengujian Proses Update Slide
Pengujian Proses Update Slide
Aktor Admin
Menu Pengaturan
Sub Menu Slideshow
Aktivitas Rancangan
Proses
Edit
1. Pilih sub menu slideshow
2. Pilih tombol edit
3. Masukkan data
4. Klik tombol simpan
Hasil yang diharapkan Edit 1. Form data slideshow berhasil tampil
2. Data berhasil diperbaharui
Tanda Peringatan
Kesalahan
Edit -
Kesesuaian
Sistem
Edit Muncul notifikasi: “Data berhasil diubah”
Hasil
Uji
Warning Edit -
Accept Edit OK
Keterangan -
185
Gambar 4.74 Tampilan Data Slideshow
8. Pengujian Proses Update Ringkasan
Tabel 4.40 Pengujian Proses Update Ringkasan
Aktor Admin
Menu Pengaturan
Sub Menu Ringkasan
Aktivitas Rancangan
Proses
Edit
1. Pilih sub menu ringkasan
2. Pilih tombol edit
3. Masukkan data
4. Klik tombol simpan
Hasil yang diharapkan Edit 1. Form data ringkasan berhasil tampil
2. Data berhasil diperbaharui
Tanda Peringatan
Kesalahan
Edit -
Kesesuaian
Sistem
Edit Muncul notifikasi: “Data berhasil diubah”
Hasil
Uji
Warning Edit -
Accept Edit OK
Keterangan -
Gambar 4.75 Tampilan Data Ringkasan
186
9. Pengujian Proses Update Site
Tabel 4.41 Pengujian Proses Update Site
Aktor Admin
Menu Pengaturan
Sub Menu Site
Aktivitas Rancangan
Proses
Edit
1. Pilih sub menu site
2. Pilih tombol edit
3. Masukkan data
4. Klik tombol simpan
Hasil yang diharapkan Edit 1. Form data site berhasil tampil
2. Data berhasil diperbaharui
Tanda Peringatan
Kesalahan
Edit -
Kesesuaian
Sistem
Edit Muncul notifikasi: “Data berhasil diubah”
Hasil
Uji
Warning Edit -
Accept Edit OK
Keterangan -
Gambar 4.76 Tampilan Data Site
10. Pengujian Proses Melihat Profil
Tabel 4.42 Pengujian Proses Melihat Profil
Pengujian Proses Melihat Profil
Aktor Masyarakat
Menu Profil
Sub Menu Profil
Aktivitas Rancangan
Proses
Pilih menu profil
Hasil yang diharapkan Menampilkan data profil
187
Tanda Peringatan
Kesalahan
-
Kesesuaian
Sistem
-
Hasil Uji Warning -
Accept OK
Keterangan -
Gambar 4.77 Tampilan Melihat Profil
11. Pengujian Proses Melihat Visi-Misi
Tabel 4.43 Pengujian Proses Melihat Visi-Misi
Pengujian Proses Melihat Profil
Aktor Masyarakat
Menu Profil
Sub Menu Visi & Misi
Aktivitas Rancangan
Proses
Pilih sub menu Visi & Misi
Hasil yang diharapkan Menampilkan data Visi & Misi
Tanda Peringatan
Kesalahan
-
Kesesuaian
Sistem
-
Hasil Uji Warning -
Accept OK
Keterangan -
188
Gambar 4.78 Tampilan Melihat Visi & Misi
12. Pengujian Proses Melihat Struktur
Tabel 4.44 Pengujian Proses Melihat Struktur
Pengujian Proses Melihat Struktur
Aktor Masyarakat
Menu Profil
Sub Menu Struktur
Aktivitas Rancangan
Proses
Pilih sub menu struktur
Hasil yang diharapkan Menampilkan data Struktur Organisasi
Tanda Peringatan
Kesalahan
-
Kesesuaian
Sistem
-
Hasil Uji Warning -
Accept OK
Keterangan -
Gambar 4.79 Tampilan Melihat Struktur Organisasi
189
13. Pengujian Proses Mengirim Pesan
Tabel 4.45 Pengujian Proses Mengirim Pesan
Aktor Masyarakat
Menu Contact Us
Sub Menu -
Aktivitas Rancangan
Proses
Tambah
1. Pilih menu contact us
2. Masukkan data pesan dan captcha
3. Klik tombol submit
Hasil yang diharapkan Tambah 1. Form data contact us berhasil tampil
2. Data berhasil dikirim
Tanda Peringatan
Kesalahan
Tambah
Kesesuaian
Sistem
Edit Muncul notifikasi: “Pesan anda berhasil dikirim”
Hasil
Uji
Warning Edit OK
Accept Edit OK
Keterangan -
Gambar 4.80 Tampilan Form Contact Us
Gambar 4.81 Tampilan Notifikasi Jika Captcha Salah Pada Form Contact
Us
Gambar 4.82 Tampilan Notifikasi Berhasil Mengirim Pesan
190
14. Pengujian Proses Melihat Berita
Tabel 4.46 Pengujian Proses Melihat Berita
Pengujian Proses Melihat Berita
Aktor Masyarakat
Menu Berita
Sub Menu -
Aktivitas Rancangan
Proses
1. Pilih menu berita
2. Pilih detail berita
Hasil yang diharapkan Menampilkan daftar data berita
Tanda Peringatan
Kesalahan
-
Kesesuaian
Sistem
Menampilkan berita yang dipilih
Hasil Uji Warning -
Accept OK
Keterangan -
Gambar 4.82 Tampilan Melihat Berita
Gambar 4.83 Tampilan Melihat Detail Berita
191
15. Pengujian Proses Melihat Peta
Tabel 4.47 Pengujian Proses Melihat Peta
Pengujian Proses Melihat Peta
Aktor Masyarakat
Menu Berita
Sub Menu -
Aktivitas Rancangan
Proses
1. Pilih menu berita
2. Pilih detail berita
Hasil yang diharapkan Menampilkan daftar data berita
Tanda Peringatan
Kesalahan
-
Kesesuaian
Sistem
Menampilkan berita yang dipilih
Hasil Uji Warning -
Accept OK
Keterangan -
Gambar 4.84 Tampilan Melihat Peta
16. Pengujian Proses Validasi Data Peta
Tabel 4.48 Pengujian Proses Validasi Data Peta
Pengujian Proses Validasi Data Peta
Aktor Dir. Bioenergi
Menu Validasi Data Peta
Sub Menu -
Aktivitas Rancangan 1. Pilih menu validasi data peta
192
Proses 2. Pilih publish
3. Pilih simpan
Hasil yang diharapkan Menampilkan form validasi data peta
Tanda Peringatan
Kesalahan
-
Kesesuaian
Sistem
Muncul notifikasi: “data peta sudah divalidasi”
Hasil Uji Warning -
Accept OK
Keterangan -
Gambar 4.85 Tampilan Validasi Data Peta
17. Pengujian Proses Logout
Tabel 4.49 Pengujian Proses Logout
Pengujian Proses Logout
Aktor Admin, Dir. Bioenergi
Menu Logout
Sub Menu -
Aktivitas Rancangan
Proses
1. Pilih menu logout
2. Pilih ya
Hasil yang diharapkan 1. System menghapus cache login
2. Menampilkan form login
Tanda Peringatan
Kesalahan
-
Kesesuaian
Sistem
1. Muncul kotak dialog konfirmasi: “Apaka anda yakin ingin
keluar dari sistem?”
2. Muncul notifikasi: “Anda berhasil logout”
Hasil Uji Warning -
Accept OK
Keterangan -
193
Gambar 4.86 Tampilan Kotak Dialog Konfirmasi Logout
Gambar 4.87 Tampilan Form Login Setelah Proses Logout
194
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
5.1 Simpulan
Berdasarkan pembahasan yang sudah diuraikan, maka dapat ditarik
simpulan sebagai berikut :
1. Sistem informasi spasial potensi energi listrik limbah biomassa padi ini
pada direktorat bioenergi dapat terintegrasi, sehingga memudahkan
dalam pengolahan dan pencarian.
2. Masyarakat yang membutuhkan data potensi energi listrik limbah
biomassa padi dapat mengaksesnya secara realtime dimanapun berada.
3. Data disajikan secara spasial sehingga memberikan informasi lokasi
geografis suatu wilayah yang berpotensi.
5.2 Saran
Berdasarkan uraian dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya,
maka dapat ditarik saran-saran sebagai berikut :
1. Untuk mengembangan penelitian lebih lanjut agar dapat mencakup
wilayah provinsi ataupun nasional.
2. Untuk mengembangkan penelitian lebih lanjut agar ditambah
informasi potensi jenis biomassa lainnya, seperti kelapa sawit, tebu,
kelapa, karet, jagung, dan lainnya.
DAFTAR PUSTAKA
Arham, Z. (2008). Modul Kuliah Sistem Informasi Geografis. Jakarta.
Aziz, M., & Pujiono, S. (2006). Sistem Informasi Geografis Berbasis Desktop dan
Web. Yogyakarta: Gava Media.
Booch, G. M. (2007). Object-Oriented Analysis and Design with Applications.
Boston: Pearson Education, Inc.
Deptan. (2008). Panduan Pelaksanaan Sekolah Lapang Pengelolaan Tanaman
Terpadu (SL-PTT) Padi. Departemen Pertanian.
FST, U. (2010). Pedoman Penulisan Skripsi Jilid Dua (Revisi). Jakarta.
Jogiyanto, H. (2005). Analisis dan Desain Sistem Informasi. Yogyakarta: Andi.
Kadir, A. (2003). Pengenalan Sistem Informasi. Yogyakarta: Penerbit Andi.
Kadir, A. (2005). Energi : sumberdaya, inovasi, tenaga listrik, potensi ekonomi.
Jakarta: UI-Press.
Kadir, A. (2009). Dasar Perancangan dan Implementasi Database Relational.
Yogyakarta: Penerbit Andi.
KBBI. (n.d.). http://kbbi.web.id/potensi,[1 April 2013 Pukul 14.00].
Kendall, K. E., & Kendall, J. E. (2008). Analisis dan Perancangan Sistem.
Jakarta: PT Indeks.
Kusnadi, R. (2003). Geografi. Jakarta : Penerbit Grafindo.
Ladjamuddin, A.-B. B. (2005). Analisis Dan Desain Sistem Informasi.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Mapguide. (n.d.). http://mapguide.osgeo.org/home.html, [1 April 2013 Pukul
14.00].
Marsudi, D. (2011). Pembangkitan Energi Listrik (Edisi Kedua). Erlangga.
Mastugino. (n.d.). http://mastugino.blogspot.com/2012/11/energi-alternatif.html,
[1 April 2013 Pukul 14.00].
Mulyanto, A. (2009). Sistem Informasi Konsep dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nazir, M. (2009). Metode Penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Nugroho, B. (2005). Database Relasional dengan Mysql. Yogyakarta: Penerbit
Andi.
Nur, M. S. (2014, Februari). Karakteristik Limbah Padi Sebagai Bahan Baku
Bioenergi. Sanggata, Ind.
Prahasta, E. (2005). Konsep-Konsep Dasar Sistem Infomasi Geografis. Bandung:
CV Informatika.
Prahasta, E. (2007). Membangun Aplikasi Web-based GIS dengan MapServer. .
Bandung: Informatika.
Prahasta, E. (2009). Sistem Informasi Geografis : Konsep-Konsep Dasar
(Perspektif Geodesi & Geomatika). Bandung: Informatika Bandung.
Prahasta, E. (2009). Sistem Informasi Geografis : Tutorial Arcview. Bandung:
Informatika Bandung.
Prahasta, E. (2011). ArcGis Desktop. Bandung: CV Informatika.
Pressman, R. S. (2010). Software Engineering: A Practitioner‟s Approach,
Seventh Edition. McGraw-Hill.
Rizki, S. (2011). Konsep Dasar Rekayasa Perangkat Lunak. Jakarta: PT. Prestasi
Pustakaraya.
Stringer, J. (2009). Energi. Solo: Tiga Serangkai.
Sugiarti, Y. (2013). Analisis & Perancangan UML (Unified Modeling Language)
Generated VB.6. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Bisnis. Bandung: Alfabeta.
Sulasno. (2009). Teknik Konversi Energi Listrik dan Sistem Pengaturan.
Yogyakarta: Graha Ilmu.
Suryanto, M. (2004). Analisis dan Desain Aplikasi Multimedia untuk Pemasaran.
Yogyakarta: ANDI.
Sutarno. (2013). Sumber Daya Energi. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Whitten, J. L., & Bentley, L. D. (2007). Systems Analysis and Design Methods 7th
Edition. New York: McGraw-Hill Companies, Inc.
Whitten, J. L., Bentley, L. D., & Dittman, K. C. (2004). Metode Desain &
Analisis Sistem. Yogyakarta Kevin C. Dittman, Lonnie D. Bentley, Jeffery
L. Whitten: Andi.
Yokoyama, S. (2008). Buku Panduan Biomassa Asia - Panduan Untuk Produksi
dan Pemanfaatan Biomassa. The Japan Institut of Energi.
LAMPIRAN A
WAWANCARA :
Peneliti : Hady Safruddin Nur
Narasumber : Zulfan Zul, MBA
Jabatan : Kasi Perencanaan Bioenergi
Waktu : 26 Februari 2014
Peneliti : Assalamualaikum. Selamat pagi pak, saya ingin mengadakan
sedikit wawancara untuk keperluan penelitian yang saya lakukan.
Narasumber : Waalaikumsalam. Ya boleh, jika adik ingin mengadakan tanya
jawab. saya akan dengan senang hati membantu.
Peneliti : Terimakasih pak atas kesediaannya. Sebelumnya boleh
perkenalkan nama dan jabatan bapak di instansi ini?
Narasumber : Nama saya Zulfan Zul, MBA. Posisi di Ditjen EBTKE sebagai
Kasi Perencanaan Bioenergi
Peneliti : Bagaimana profil singkat dari Ditjen EBTKE dan apa hubungan
nya dengan Kementerian ESDM
Narasumber : Sebagai tupoksi menetapakan norma standar dan regulasi, dalam
hal memperepat akselerasi pemanfaatan energi baru terbarukan,
sampai dengan 2025, sesuai dengan perpres no 5 tahun 2006
tentang kebijakan energi nasional.
Peneliti : Di bidang penyiapan bioenergi ini apa saja yang menjadi
lingkupnya ?
Narasumber : Menetapkan norma-norma standar regulasi pemanfaatan
bioenergy di Indonesia salah satu contohnya pemanfaatan
biomasa, visinya menaikan pangsa komoditi bioenergi menjadi
8,9 % di tahun 2025, misi nya meningkatan pemanfaatan PLT
bioenergy ,biodiesel, bioethanol. Lalu membuat regulasi dan
kebijakan yang mendukung pemanfaatan bioenergy, menciptakan
pasar sehingga ada investasi yang berkembang dan menciptakan
transaksi di bidang bioenergi.
Peneliti : siapa saja yang membutuhkan informasi tentang biomassa padi ?
dan untuk apa?
Narasumber : investor atau masyarakat umum, dan untuk internal yaitu untuk
menjaga data potensi.
Peneliti : Bagaimana cara masyarakat mendapat kan informasi mengenai
potensi energi limbah biomassa khususnya padi ini?
Narasumber : Untuk mendapatkan informasi mengenai potensi biomassa ini
masyarakat harus mendapatkan ijin dari Direktur Bioenergi
dengan menyerahkan surat permohonan terlebih dahulu jika
Direktur Bioenergi mengijinkan maka masyarakat akan langsung
ditangani oleh Sub Direktorat Penyiapan Program Bioenergi.
Peneliti : Bagaimana Ditjen EBTKE khususnya Sub Direktorat Penyiapan
Program Bioenergi dalam mengelola informasi mengenai potensi
energi limbah biomassa khususnya padi, apakah ada standar
tertentu yang menunjukan potensi energi biomassa ini
berdasarkan klasifikasi tertentu?
Narasumber : Sementara ini data potensi energi limbah biomassa diolah dalam
bentuk file excel. Yang ditampilkan berdasarkan besaran potensi
energi biomassa, tidak ada standar khusus untuk menunjukan
daerah yang berpotensi maupun tidak.
Peneliti : Penelitian yang sedang saya lakukan berkenaan dengan
menyajikan data potensi limbah biomassa padi berbasis web
berdasarkan kecamatan di kab. Indramayu. Tujuan utama saya
melakukan penelitian ini adalah menciptaan sistem yang mampu
memberikan informasi besaran potensi energi limbah biomassa
padi yang diklasifikasikan berdasarkan kategori yang dibuat. Dan
karena sistem yang akan saya buat berbasis web sehingga dapat
diakses masyarakat dimanapun dan kapanpun. Menurut bapak
bagaimna ?
Narasumber : Bagus itu, kami juga sedang mengkaji untuk pengembangan
sistem informasi geografis potensi biomassa ini. Akan tetapi saya
sangat mendukung dan akan membantu apabila adik ingin
melakukan penelitian tersebut.
Peneliti : Terimakasih Pak atas waktunya, semoga penelitian yang saya
lakukan dapat dengan mudah diselesaikan.
Narasumber : Ya Saya doakan penelitian adik cepat selesai dan mendapatkan
gelar sarjana.
LAMPIRAN B
DATA POTENSI BIOMASSA PADI
PERTANIAN PADI LUAS
LAHAN PERTANIAN
Produktivitas Lahan (Yield)
PRODUKSI PERTANIAN
(GABAH)
BIOMASSA SISA PANEN
BIOMASSA SISA PENGOLAHAN
KARAKTERISTIK FEEDSTOCK BIOMASSA KONVERSI BIOMASSA KE ENERGI LISTRIK (GROSS) EFISIENSI PRODUKSI
PEMBANGKITAN TENAGA LISTRIK
Potensi MWh
No Kab. Indramayu (Ha) kwintal/ha
Produksi (2012 Yield
Jerami Jerami Padi
Yield Sekam
Padi Sekam Padi Jerami Padi Sekam Padi Jerami Padi Sekam Padi Jerami Padi Sekam Padi
Kecamatan Ton 1.4 ton 20% ton
CV (Kcal/kg)
Mointure (%)
CV (Kcal/kg)
Mointure (%)
MJ MWh MJ MWh MWh MWh (electricity)
2,800 12 %
3,350
50 % 4.1868 0.0002777778 4.1868 0.0002777778 20% 20%
1 Anjatan 12,200 72.67 88,661.60 124,126.24 17,732.32 2,800.00 3,350.00 1,455,136,876.57 404,204.72 248,709,619.21 69,086.01 80,841 13,817 94,658
2 Arahan 3,374 62.89 21,217.56 29,704.58 4,243.51 2,800.00 3,350.00 348,228,026.42 96,730.02 59,518,565.74 16,532.94 19,346 3,307 22,653
3 Balongan 2,781 69.56 19,344.54 27,082.36 3,868.91 2,800.00 3,350.00 317,487,542.68 88,190.99 54,264,452.45 15,073.46 17,638 3,015 20,653
4 Bangodua 6,791 72.97 49,551.08 69,371.51 9,910.22 2,800.00 3,350.00 813,245,010.04 225,901.41 138,998,509.37 38,610.70 45,180 7,722 52,902
5 Bongas 7,860 81.11 63,753.80 89,255.32 12,750.76 2,800.00 3,350.00 1,046,343,686.57 290,651.05 178,839,354.59 49,677.60 58,130 9,936 68,066
6 Cantigi 2,187 68.89 15,066.49 21,093.09 3,013.30 2,800.00 3,350.00 247,275,090.90 68,687.53 42,263,854.82 11,739.96 13,738 2,348 16,085
7 Cikedung 12,469 74.86 93,349.12 130,688.77 18,669.82 2,800.00 3,350.00 1,532,069,654.81 425,574.94 261,858,844.06 72,738.57 85,115 14,548 99,663
8 Gabuswetan 11,900 72.75 86,572.06 121,200.88 17,314.41 2,800.00 3,350.00 1,420,842,811.17 394,678.59 242,848,133.54 67,457.82 78,936 13,492 92,427
9 Gantar 18,128 55.05 99,796.23 139,714.72 19,959.25 2,800.00 3,350.00 1,637,881,274.59 454,967.06 279,943,993.36 77,762.23 90,993 15,552 106,546
10 Haurgeulis 9,006 62.34 56,147.00 78,605.80 11,229.40 2,800.00 3,350.00 921,498,937.63 255,971.95 157,501,093.93 43,750.31 51,194 8,750 59,944
11 Indramayu 2,410 75.02 18,080.28 25,312.39 3,616.06 2,800.00 3,350.00 296,738,183.91 82,427.28 50,718,005.92 14,088.34 16,485 2,818 19,303
12 Jatibarang 5,513 77.66 42,812.75 59,937.85 8,562.55 2,800.00 3,350.00 702,653,813.06 195,181.63 120,096,442.54 33,360.13 39,036 6,672 45,708
13 Juntinyuat 7,815 68.13 53,245.66 74,543.92 10,649.13 2,800.00 3,350.00 873,881,402.81 242,744.85 149,362,382.62 41,489.55 48,549 8,298 56,847
14 Kandanghaur 8,197 69.86 57,267.37 80,174.32 11,453.47 2,800.00 3,350.00 939,886,736.89 261,079.67 160,643,906.56 44,623.31 52,216 8,925 61,141
15 Karangampel 3,115 74.75 23,285.41 32,599.57 4,657.08 2,800.00 3,350.00 382,166,109.98 106,157.26 65,319,207.57 18,144.23 21,231 3,629 24,860
16 Kedokanbunder 4,224 68.48 28,925.55 40,495.77 5,785.11 2,800.00 3,350.00 474,733,531.54 131,870.44 81,140,680.14 22,539.08 26,374 4,508 30,882
17 Kertasemaya 5,794 74.53 43,181.34 60,453.88 8,636.27 2,800.00 3,350.00 708,703,206.50 196,862.02 121,130,394.99 33,647.33 39,372 6,729 46,102
18 Krangkeng 4,651 77.96 36,259.99 50,763.99 7,252.00 2,800.00 3,350.00 595,108,238.44 165,307.86 101,714,928.51 28,254.15 33,062 5,651 38,712
19 Kroya 20,274 72.83 147,657.70 206,720.78 29,531.54 2,800.00 3,350.00 2,423,395,972.77 673,165.60 414,202,883.10 115,056.37 134,633 23,011 157,644
20 Lelea 10,000 76.18 76,179.42 106,651.19 15,235.88 2,800.00 3,350.00 1,250,276,142.97 347,298.96 213,695,157.09 59,359.77 69,460 11,872 81,332
21 Lohbener 4,549 68.8 31,299.06 43,818.68 6,259.81 2,800.00 3,350.00 513,688,185.28 142,691.17 87,798,745.95 24,388.54 28,538 4,878 33,416
22 Losarang 9,272 69.86 64,776.11 90,686.55 12,955.22 2,800.00 3,350.00 1,063,122,100.00 295,311.72 181,707,093.62 50,474.20 59,062 10,095 69,157
23 Pasekan 1,578 73.1 11,534.50 16,148.30 2,306.90 2,800.00 3,350.00 189,307,166.83 52,585.33 32,356,071.88 8,987.80 10,517 1,798 12,315
24 Patrol 5,297 78.32 41,486.38 58,080.93 8,297.28 2,800.00 3,350.00 680,885,089.07 189,134.76 116,375,767.78 32,326.60 37,827 6,465 44,292
25 Sindang 3,105 73.82 22,921.05 32,089.47 4,584.21 2,800.00 3,350.00 376,186,140.39 104,496.16 64,297,120.93 17,860.31 20,899 3,572 24,471
26 Sliyeg 6,849 69.43 47,555.56 66,577.78 9,511.11 2,800.00 3,350.00 780,494,024.94 216,803.91 133,400,764.47 37,055.77 43,361 7,411 50,772
27 Sukagumiwang 5,250 73.16 38,410.66 53,774.92 7,682.13 2,800.00 3,350.00 630,405,585.05 175,112.68 107,747,893.36 29,929.97 35,023 5,986 41,009
28 Sukra 6,170 81.9 50,532.12 70,744.97 10,106.42 2,800.00 3,350.00 829,346,089.66 230,373.93 141,750,479.61 39,375.14 46,075 7,875 53,950
29 Terisi 11,398 58.09 66,213.08 92,698.31 13,242.62 2,800.00 3,350.00 1,086,706,019.51 301,862.81 185,738,018.64 51,593.90 60,373 10,319 70,691
30 Tukdana 7,345 79.12 58,110.05 81,354.07 11,622.01 2,800.00 3,350.00 953,717,016.77 264,921.41 163,007,755.42 45,279.94 52,984 9,056 62,040
31 Widasari 5,544 83.35 46,209.99 64,693.99 9,242.00 2,800.00 3,350.00 758,410,185.64 210,669.51 129,626,230.71 36,007.29 42,134 7,201 49,335 Total Kab. Indramayu 1,599,404 2,239,165 319,881 26,249,819,853 7,291,617 4,486,576,352 1,246,271 1,458,323 249,254 1,707,578
LAMPIRAN C
KODE PROGRAM
a. Index
<?php $q = $_GET['q'];
if(empty($q)){ $uri = array(
0 => 'frontend', 1 => 'index');
}else{
$q = rtrim($q, "/");
$uri = explode("/", $q);
if(count($uri) == 1){
$uri[1] = 'index';}
}
include 'public/controller.php';
include 'public/page.php';
include $controller-
>url['path']['databases_url'].'/model.p
hp';
include $controller-
>url['path']['library_url'].'/captcha/si
mple-php-captcha.php';
if(file_exists($controller-
>url['path']['controllers_url'].'/'.$uri[0
].'.php')){ require_once $controller-
>url['path']['controllers_url'].'/'.$uri[0
]. '.php'; if(class_exists($uri[0])){
if($uri[0] == 'backend'){
session_start();
if($_SESSION['login_user'] &&
$_SESSION['role']){$obj = new
$uri[0]('.'); if(method_exists($uri[0],
$uri[1])) $obj->$uri[1]();}
else{
$obj = new $uri[0]('.');
if($uri[1] == 'index' || $uri[1] ==
'formulir_login' || $uri[1] == 'login'){
if(method_exists($uri[0], $uri[1]))
$obj->$uri[1](); }
else{include($controller-
>errors('404'));}}}
else{$obj = new $uri[0]('.');
if(method_exists($uri[0], $uri[1]))
$obj->$uri[1](); }}
else{include($controller-
>errors('404'));
}}else{include($controller-
>errors('404'));}
?>
b. Login
<?php echo $data['alert']; ?>
<div class="row-form">
<input type="text"
name="username"
placeholder="username"/>
<input type="password"
name="password"
placeholder="password"/>
<input type="text" name="captcha"
placeholder="captcha"/>
<?php echo '<img src="' .
$_SESSION['captcha']['image_src'] .
'" alt="CAPTCHA code">'; ?>
</div>
c. Peta
<script type="text/javascript">
function x(){
var PRODUKSI, JERAMI, SEKAM,
CAL_JERAMI, CAL_SEKAM,
MJ_JERAMI, MJ_SEKAM,
MWH_JERAMI, MWH_SEKAM,
EFF_JERAMI, EFF_SEKAM,
TOTAL, KETERANGAN, tl1, tl2,
tl3, tl4, tl5, tl6, tl7, tl8, tl9, tl10, tl11,
tl12, jumjer,
jumsek,caljer,calsek,mjjera,mjsek,m
wjer,mwsek,effjer, effsek, hasil,
total_b; //nt=nilai teori, np=nilai
praktek
tl1=document.forms[0].PRODUKSI.
value;
jumjer=((tl1*1)*(1.4*1))
document.forms[0].JERAMI.value=j
umjer;
tl2=document.forms[0].JERAMI.val
ue;
jumsek=((tl1*1)*((20*1)/(100*1)))
document.forms[0].SEKAM.value=j
umsek;
tl3=document.forms[0].SEKAM.valu
e;
caljer=(2800*1)
document.forms[0].CAL_JERAMI.v
alue=caljer;
tl4=document.forms[0].CAL_JERA
MI.value;
calsek=(3350)
document.forms[0].CAL_SEKAM.v
alue=calsek;
tl5=document.forms[0].CAL_SEKA
M.value;
mjjera=((tl2*1)*(2800*1)*(4.1868*1
))
document.forms[0].MJ_JERAMI.val
ue=mjjera;
tl6=document.forms[0].MJ_JERAMI
.value;
mjsek=((tl3*1)*(3350*1)*(4.1868*1
))
document.forms[0].MJ_SEKAM.val
ue=mjsek;
tl7=document.forms[0].MJ_SEKAM
.value;
mwjer=((tl6*1)*(0.0002777778*1))
document.forms[0].MWH_JERAMI.
value=mwjer;
tl8=document.forms[0].MWH_JERA
MI.value;
mwsek=((tl7*1)*(0.0002777778*1))
document.forms[0].MWH_SEKAM.
value=mwsek;
tl9=document.forms[0].MWH_SEK
AM.value;
effjer=((tl8*1)*((20*1)/(100*1)))
document.forms[0].EFF_JERAMI.va
lue=effjer;
tl10=document.forms[0].EFF_JERA
MI.value;
effsek=((tl9*1)*((20*1)/(100*1)))
document.forms[0].EFF_SEKAM.va
lue=effsek;
tl11=document.forms[0].EFF_SEKA
M.value;
hasil=((tl10*1)+(tl11*1))
document.forms[0].TOTAL.value=h
asil;
tl12=document.forms[0].TOTAL.val
ue;
if(tl12<=31599)
ket5="Sangat Rendah";
else if (tl12<=63199 &&
tl12>=31600)
ket5="Rendah";
else if (tl12<=94799 &&
tl12>=63200)
ket5="Sedang";
else if (tl12<=126399 &&
tl12>=94800)
ket5="Tinggi";
else
ket5="Sangat Tinggi";
document.forms[0].KETERANGAN.
value=ket5;
}</scri
LAMPIRAN D