skripsi ricky ws - 61109027
DESCRIPTION
tugasTRANSCRIPT
-
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA DI PUSKESMAS SAMBAU
KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM TAHUN 2013
SKRIPSI
Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran
Oleh
RICKY ISKANDAR
NPM 61109027
PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS BATAM
2013
-
LEMBAR PERSETUJUAN
Judul SKRIPSI
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA DI
PUSKESMAS SAMBAU KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM TAHUN
2013
Nama : Ricky Iskandar
NPM : 61109027
Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Seminar SKRIPSI Program
Studi Kedokteran Universitas Batam Tahun Akademik 2011/2012
Batam, 25 Februari 2013
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. dr. Ibrahim Ali, SH, M.Sc Rini Susanti, MPd
-
UNIVERSITAS BATAM FAKULTAS KEDOKTERAN DAN
ILMU KESEHATAN BATAM
LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI
NAMA : RICKY ISKANDAR
NPM : 61109027
PROGRAM STUDI : S1 KEDOKTERAN
FAKULTAS : KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
JUDUL SKRIPSI :
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA DI
PUSKESMAS SAMBAU KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM TAHUN
2013
Batam, Februari 2013
Disetujui oleh :
Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II
Dr. dr. Ibrahim Ali, SH, M.Sc Rini Susanti, MPd
Mengetahui :
Ketua Program Studi
S1 Kedokteran
Dr. dr. Ibrahim Ali, SH, M.Sc
Dekan Fakultas
Kedokteran dan Ilmu Kesehatan
dr. Muharso, SKM
-
MOTTO
Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan,
pengakuan adalah motivasi terkuat. Bahkan keriktik dapat
membangun rasa percaya diri saat disisipkan di antara
pujian.
Pengalaman bukan saja yang terjadi pada diri anda
melainkan apa yang anda lakukan dengan kejadian yang
alami. (Aldous Huxley)
-
BIODATA PENULIS
Nama : RICKY ISKANDAR
NPM : 61109027
Tempat & Tanggal Lahir : Tanjung Balai Asahan, 16 November 1991
Agama : ISLAM
Jenis Kelamin : Laki - Laki
Alamat : Perumahan Cendana Tahap 4 Blok C No.13. BATAM
RIWAYAT PENDIDIKAN
SD (1997 - 2003) : SD Negrei 2 PULAU RAJA
SMP (2003 - 2006) : pesantren modren daar ulum KISARAN
SMU (2006 2009) : SMA Negeri 1 PULAU RAJA
S1 Kedokteran (2009 - 2013) : UNIVERSITAS BATAM
-
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BATAM
PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN
SKRIPSI, 25 Februari 2013
Nama : Ricky Iskandar
NPM : 61109027
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN
KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA DI
PUSKESMAS SAMBAU KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM TAHUN
2013
ABSTRAK
Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan pada balita banyak terjadi, salah satu penyebabnya
adalah perilaku merokok keluarga di dalam rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan perilaku merokok keluarga di dalam rumah dengan kejadian
infeksi saluran pernapasan pada balita.
Penelitian ini menggunakan metode analitik. Menggunakan pendekatan cross sectional.
Populasi kasusnya adalah semua anak balita yang menderita infeksi saluran pernapasan
di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam pada bulan Januari sampai
Februari 2013. Populasi kontrolnya adalah semua anak balita yang tidak menderita
infeksi saluran pernapasan di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam pada
bulan Januari sampai Februari 2013. Cara pengambilan data dengan kuesioner Analisa
data dengan uji coefficient contingency.
Hasil penelitian dari 52 responden pada balita yang tidak menderita infeksi saluran
pernapasan lebih dari sebagian perilaku merokok di dalam rumah dengan kategori
ringan sebanyak 15 orang (83,3%). Pada balita yang menderita infeksi saluran
pernapasan perilaku merokok keluarga di dalam rumah kategori berat sebanyak 11
orang (100%). Dibuktikan dengan hasil dari uji chi square, nilai asymp.sig. (2-sided) =
0,000, sehingga lebih kecil dari = 0,05. Maka H0 ditolak. Uji asosiasi coefficient
contingency didapatkan value 0,519, sehingga ada hubungan perilaku merokok keluarga
di dalam rumah dengan kejadian infeksi saluran pernapasan pada balita dengan korelasi
relatif sedang.
Kurangnya kesadaran keluarga tentang kebiasaan merokok di dalam rumah
mengakibatkan balita terpapar asap rokok dan dapat menderita infeksi saluran
pernapasan.
-
MEDICAL FACULTY OF BATAM UNIVERSITY
S1 MEDICAL STUDY PROGRAM
SKRIPSI, 25 Februari 2013
Name : Ricky Iskandar
NPM : 61109027
THE LIAISON OF SMOKING BEHAVIOR IN THE HOUSE WITHIN
CHILDREN RESPIRATORY TRACT INFECTIONS AT KELURAHAN
SAMBAU KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM IN 2013 .
ABSTRACT
The case of children Respiratory Tract Infections is high prevalence, one of reason is
the smoking behavior of the family in the house. The purpose of this research was to
determine the liaision of smoking behavior in the familys home with the incidence of
respiratory tract infections in children. This research uses the analytical method. Using a
cross sectional approach. The population of the case are all children under five are
suffering from respiratory tract infections in health centers Nongsa Sambau District
Batam City in January to February 2013. Population control is that not all children
under five suffer from respiratory infections in health centers Nongsa Sambau District
Batam City in January to February 2013. The data was collect with questionnaire and
data analysis with contingency coefficient test.
The results of the 52 respondents in children who do not suffer more respiratory
infections than most smoking behavior in the home with the lightweight category as
many as 15 people (83.3%). In children suffering from respiratory tract infections
smoking behavior of the family home in weight category 11 people (100%). Evidenced
by the results of the chi square test, the value Asymp. Sig. (2-sided) = 0.000, making it
less than = 0.05. Then H0 is rejected.
Testing association contingency coefficient obtained value 0.519, so that there is a
relationship of smoking behavior in the family home with the incidence of respiratory
tract infections in infants in sub-health centers Nongsa Sambau Batam City.
The lack of family awareness about smoking in the home resulted in children exposed
to smoke and to suffer from respiratory infections.
-
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya
sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan SKRIPSI ini. Penyelesaian
SKRIPSI ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :
1. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan matrial
dan moral.
2. Rektor Universitas Batam Prof. Dr. Ir. M. Jemmy Rumengan, SE. MM
3. Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Batam dr.
Muharso, S.KM
4. Ketua Program Studi S1 Ilmu Kedokteran Fakultas Kesehatan Universitas
Batam Dr. dr. Ibrahim, SH., M.Sc
5. Dr. dr. Ibrahim, SH., M.Sc , selaku Dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan saran hingga terselesainya SKRIPSI ini.
6. Rini Susanti, MPd, selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan saran hingga terselesainya SKRIPSI ini.
7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan SKRIPSI ini ini baik
secara langsung ataupun tidak langsung.
Semoga SKRIPSI ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca semua.
Batam, 28 Februari 2013
Penulis
-
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii
MOTTO .......................................................................................................... . iv
BIODATA PENULIS ..................................................................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 3
1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3
1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................... . 3
1.3.2. Tujuan Khusus ..................................................................... 4
1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Epidemiologi ................................................................................ 6
2.2. Teori pustaka ................................................................................ 7
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 19
3.2. Hipotesa ......................................................................................... 20
3.3. Variabel Penelitian ........................................................................ 20
3.4. Defenisi Operasional ..................................................................... 21
3.5. Desain Penelitian ........................................................................... 22
-
3.6. Populasi dan Sampel ...................................................................... 23
3.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 24
3.8. Pengumpulan Data ......................................................................... 25
3.9. Pengolahan Data ............................................................................ 26
3.10. Analisa Data ................................................................................ 27
3.11. Jadwal Penelitian ......................................................................... 28
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian dan Analisa Data ................................................ 29
4.1.1. Hasil Penelitian .................................................................... 29
4.1.2. Analisa Data ........................................................................ 30
4.2. Pembahasan .................................................................................. 32
4.3. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 35
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1. Kesimpulan ................................................................................... 36
5.2. Saran ............................................................................................. 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
-
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan
Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 3 Pernyataan Menjadi Reponden
Lampiran 4 Kuesioner
Lampiran 5 Hasil Analisa Statistik Penelitian
Lampiran 6 Permohonan Izin Penelitian ke Puskesmas Sambau kecamatan Nongsa
-
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1. Definisi operasional Hubungan Perilaku Merokok
Di Dalam Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau
Kecamatan Nongsa Kota Batam 2013 ........................................... 21
Tabel 4.1. Distribusi perilaku merokok di dalam rumah yang balitanya
tidak menderita infeksi saluran pernapasan di puskesmas
sambau kecamatan nongsa kota batam 2013 .................................. 29
Tabel 4.2. Distribusi perilaku merokok di dalam rumah yang balitanya
menderita infeksi saluran pernapasan di puskesmas
sambau kecamatan nongsa kota batam 2013 .................................. 30
Tabel 4.3. Distribusi Hasil Tabulasi Silang perilaku merokok
di dalam rumah dengan kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau
Kecamatan Nongsa Kota Batam Tahun 2013. ............................... 31
Tabel 4.4. Tabulasi perilaku merokok di dalam rumah dengan
kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada
Balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa
Kota Batam Tahun 2013. ................................................................ 32
-
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Infeksi saluran pernapasan akut merupakan penyakit utama penyebab kematian
bayi dan sering menempati urutan pertama angka kesakitan balita. Penanganan dini
terhadap penyakit infeksi saluran pernapasan akut terbukti dapat menurunkan
kematian (Widoyono 2008)
Salah satu penyebab penyakit infeksi saluran pernapasan akut adalah perilaku
merokok orang tua. Para orang tua yang tidak merasa terhadap dampak dan bahaya
dari rokok, sehingga anggota keluarga lain yang tidak merokok (perokok pasif)
juga akan menderita sakit (DepKes RI, 2009).
Berdasarkan data dari hasil laporan World Health Organisation 2008 dengan
statistik jumlah perokok 1,35 miliar orang. Daftar 10 negara perokok terbesar di
dunia, China sebanyak 390 juta perokok atau 29% per penduduk, India sebanyak
144 juta perokok atau 12,5% per penduduk, Indonesia sebanyak 65 juta perokok
atau 28% per penduduk (225 miliar batang per tahun), Rusia sebanyak 61 juta
perokok atau 43% per penduduk, Amerika Serikat sebanyak 58 juta perokok atau
19% per penduduk, Jepang sebanyak 49 juta perokok atau 38% per penduduk,
Brazil sebanyak 24 juta perokok atau 12,5% per penduduk, Bangladesh sebanyak
23,3 juta perokok atau 23,5% per penduduk, Jerman sebanyak 22,3 juta perokok
atau 27% dan Turki sebanyak 21,5 juta perokok atau 30,5%.
Sedangkan menurut data statistik perokok Indonesia dari kalangan anak-anak
dan remaja pria sebanyak 24,1% anak/remaja pria, wanita sebanyak 4,0%
anak/remaja wanita atau 13,5% anak/remaja di Indonesia. Dan berdasarkan data
statistik perokok dari kalangan dewasa pria sebanyak 63% pria dewasa, wanita
sebanyak 4,5% wanita dewasa atau 34 % perokok dewasa .
-
Menurut Laporan World Health Organisation (2008) dampak merokok 95%
menyebabkan kanker paru pada pria, 70% menyebabkan kanker paru pada
wanita, 60%-80% menyebabkan penyebabkan penyakit pernafasan kronis,
53,5% menyebabkan bronchopneumonia pada balita, dan 30% menyebabkan
menyebabkan penyakit cardiovaskuler. Sedangkan sebanyak 43 juta anak
merupakan perokok pasif.
Tingginya angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di
Indonesia, salah satunya disebabkan oleh pengetahuan ibu yang sangat kurang
tentang infeksi saluran pernapasan akut. Dengan meningkatnya pengetahuan ibu
tentang infeksi saluran pernapasan akut maka akan langsung berhubungan
dalam menurunkan angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut
(Notoatmodjo, 2007).
Dengan meluasnya informasi tentang dampak buruk dari merokok, untuk
mengurangi serta menghilangkan akibat yang mungkin telah dan akan muncul
usaha-usaha lain yang mungkin bisa diterapkan yaitu : mengusahakan
pengurangan sampai penghentian merokok, mengusahakan mencegah memulai
merokok, terutama pada anak-anak dan remaja, mengusahakan adanya peraturan
yang melindungi konsumen terhadap akibat buruk dari rokok dan mengusahakan
adanya peraturan-peraturan yang melindungi bukan perokok dari polusi rokok.
Sewaktu peneliti melakukan opservasi awal di kelurahan sambau kecamatan
nongsa, masih ada terdapat masyarakatnya yang berperilaku merokok di dalam
rumah yang tidak memperhatikan kesehatan anaknya akibat terpapar asap rokok.
Melihat fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian
Hubungan Antara Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan Kejadian
Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau
Kecamatan Nongsa Kota Batam.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan
sebagai berikut : Adakah hubungan antara Perilaku Merokok Di Dalam
-
Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita Di
Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengidentifikasi Hubungan Antara Perilaku Merokok Di
Dalam Rumah Dengan Tingkat Kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan pada balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa
Kota Batam.
1.3.2 Tujuan Khusus
Mengidentifikasi perilaku merokok di dalam rumah yang balitanya
menderita Infeksi Saluran Pernapasan Di Puskesmas Sambau Kecamatan
Nongsa Kota Batam?
1. Mengidentifikasi perilaku merokok di dalam rumah orang tua yang
balitanya tidak menderita infeksi saluran pernapasan akut Di
Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.
2. Menganalisa hubungan antara perilaku merokok di dalam rumah
dengan tingkat kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita
Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.
3. Menganalisa yang terjangkit infeksi saluran pernapasan pada balita
Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.
1.4 Manfaat Penelitian
Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak antara lain :
1.4.1 Manfaat Teoritis
1.4.1.1 Bagi institusi akademi kesehatan
1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Sambau
Kecamatan Nongsa Kota Batam dalam upaya penurunan
-
angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita.
2. Sebagai pelengkap kepustakaan yang ada di Universitas
Batam khususnya dalam hal pencegahan infeksi saluran
pernapasan akut pada balita sehingga dapat menambah
wawasan berfikir.
3. Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi
bagi penelitian yang lebih lanjut.
4. Merupakan masukan yang dapat memperkaya pengetahuan
dan pengalaman bagi penulis.
1.4.2 Manfatat Praktisi
1.4.2.1 Bagi peneliti
Terbukti adanya hubungan antara perilaku merokok di dalam
rumah dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada
balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.
1.4.2.2 Bagi instansi terkait
Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan
dan wawasan responden tentang dampak buruk dari perilaku
merokok di dalam rumah terhadap kesehatan balita.
-
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti akan menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan
penelitian diantaranya : konsep perilaku, konsep rokok, konsep dasar penyakit
infeksi saluran pernafasan akut dan konsep balita.
2.1 Epidemiologi
Menurut data statistik perokok Indonesia dari kalangan anak-anak dan remaja
pria sebanyak 24,1% anak/remaja pria, wanita sebanyak 4,0% anak/remaja di
Indonesia. Dan berdasarkan data statistik perokok dari kalangan dewasa pria
sebanyak 63% pria dewasa, wanita sebanyak 4,5% wanita dewasa atau 34 %
perokok dewasa.
Penyakit infeksi saluran pernapasan akut sering terjadi pada anak-anak. Episode
penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali pertahun (rata-
rata 4 kali pertahun), artinya seorang balita rata-rata mendapatkan serangan batuk
pilek sebanyak 3-6 kali dalam setahun. Dari hasil pengamatan epidemiologi dapat
diketahui bahwa angka kesakitan di kota cenderung lebih besar dari pada di desa.
Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat kepadatan tempat tinggal dan pencemaran
lingkungan di kota yang lebih tinggi dari pada didesa (widoyono 2008).
2.2 Teori Pustaka
2.2.1 Pengertian perilaku
Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik
yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh
pihak luar (Notoatmodjo, 2003 : 114).
Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior) sebagai reaksi
yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia
khususnya dan pada hewan umumnya memang terdapat bentuk-bentuk
perilaku instinktif yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan
kehidupan (Azwar, MA, 2011).
-
2.2.2 Klasifikasi Perilaku
Benyamin Bloom (Notoatmojo, 2003) berpendapat bahwa perilaku dapat
diklasifikasikan dalam tiga ranah (bidang) untuk kepentingan tujuan
pendidikan yaitu :
1. ranah kognitif : yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan
aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan
berpikir.
2. ranah afektif : berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara
penyesuaian diri.
3. ranah psikomotor : berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek
keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang,
dan mengoperasikan mesin.
2.2.3 Bentuk Perilaku
Secara operasional respon perilaku dapat berbentuk :
1. Bentuk Pasif
Merupakan respon internal, yaitu terjadi dalam diri manusia, tidak
dapat dilihat oleh orang lain (tanggapan, berpikir, sikap batin dan
pengetahuan). Perilaku ini masih terselubung (covert behavior).
2. Bentuk Aktif
Yaitu apabila dapat jelas diobservasi secara langsung. Perilaku ini
sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata (overt behavior)
(Notoatmojo, 2003).
2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
Soekidjo Notoatmodjo mengatakan bahwa perilaku manusia merupakan
refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,
kehendak, minat, motifasi, persepsi, sikap dan niat. Gejala kejiwaaan
-
tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor lain diantaranya pengalaman,
keyakinan, fasilitas dan sosial budaya.
2.3 Konsep Dasar Rokok
2.3.1 Pengertian
Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga
120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm
yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Setiap jenis dan
merk rokok mengandung zat kimia yang berbeda-beda (muhamad jaya,
2009 : 49)
2.3.2 Kandungan zat-zat yang terdapat dalam rokok
Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen, beberapa diantaranya
racun utama pada rokok adalah.
1. Nikotin : adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan
peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu
kanker paru-paru yang mematikan.
2. Tar : adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan
menempel pada paru-paru.
3. Karbon monoksida : adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam
dara, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen (muhamad
jaya, 2009 : 49).
2.3.3 Bahaya merokok
Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan
banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok juga sudah
diketahui dengan jelas, banyak penelitian membuktikan kebiasaan
merokok meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit jantung dan
gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, impotensi, serta gangguan
kehamilan dan cacat pada janin (muhamad jaya, 2009).
-
2.3.4 Penyakit-penyakit akibat merokok
Beberapa diantaranya penyakit yang disebabkan rokok antara lain :
1. Penyakit kanker paru : Penelitian menunjukkan bahwa rokok merupakan
faktor penyebab kanker, dari penelitian-penelitian tersebut hilanglah
ketidakpastian yang selama ini memenuhi benak para ahli dan berkat
penelitian itu pula tidak dapat disingkat lagi bahwa merokok berbahaya
terhadap kesehatan (Coldwell Ernest, 2001 : 16-17).
2. Tuberculosis : peneliti pusat bioetika dan Humaniora kesehatan
kesehatan fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada, dr.Nawi Ng
MPH, menyatakan bahwah memperlemah paru-paru. Pada saat paru-
paru melemah akan lebih mudah terinfeksi kuman tuberculosis
(muhamad jaya, 2009 : 45).
3. Emphysema : Penyakit ini menyebabkan penderitanya sulit bernafas.
Para perokok sebagian dinding paru-paru rusak sehingga darah sulit
mengambil oksigen dan orangnya harus bekerja keras untuk
bernafas.
2.3.5 Tipe-tipe perokok
1. Perokok ringan
Mereka yang mengkonsumsi rokok sekitar 10 batang sehari dengan selang waktu 60 menit dari bangun tidur.
2. Perokok sedang
Mereka yang menghabiskan rokok 11-20 batang sehari dengan selang
waktu 31-60 menit selang bangun tidur.
3. Perokok berat
Mereka yang mengkonsumsi rokok sekitar 21-30 batang sehari dengan
selang waktu sejak bangun tidur pagi berkisar 6-39 menit.
4. Perokok sangat berat
Mereka yang mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang per hari dengan
selang waktu merokoknya adalah lima menit setelah bangun pagi.
-
2.3.6 Tipe-tipe perilaku merokok
Menurut Siluan Tomkins (2002) ada tipe perilaku merokok yaitu :
1. Tipe perilaku yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Ada 3 sub tipe dalam kelompok ini,
yaitu :
1) Pleasure ralaxation
Perilaku merokok yang hanya untuk menambah atau meningkatkan
kenikmatan yang sudah didapatkan, misalnya merokok setelah
minum kopi atau setelah makan.
2) Stimulation to pick them up
Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk
menyenangkan perasaan.
3) Pleasure of handling the cigarette
Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok sangat
spesifik pada perokok pipa. Perokok lebih senang berlama-lama
untuk memainkan dengan jari-jarinya sebelum ia menyalakan api.
2. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif.
Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan
negatif misalnya : bila sedang marah, cemas, gelisah, maka rokok
dianggap sebagai penyelamat.
3. Perilaku merokok yang adaptif atau disebut dengan psychological
addiction mereka yang sudah adiksi akan menambah jumlah rokok
yang di hisap. Setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya
berkurang.
2.4 Konsep Dasar Infeksi Saluran Pernapasan Akut
2.4.1 Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Infeksi saluran pernafasan akut adalah radang akut saluran pernafasan
atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri
virus maupun riketsia tanpa atau disertai radang parenkim paru
(Widoyono, 2008).
-
2.4.2 Etiologi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
Infeksi Saluran Pernafasan Akut dapat disebabkan oleh virus, bakteri
maupun riketsia, Penyakit bakterial umumnya disertai keradangan
parenkim. Virus pernafasan merupakan penyebab terbesar dari angka
kejadian Infeksi saluran pernafasan akut, Etiologi Infeksi saluran
pernafasan akut terdiri dari :
1. Bakteri : diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptococcus
pyeogenis, staphylococcus aureus, haemophilus influenzae dan lain-
lain.
2. Virus : influenza, adenovirus, sitomegalovirus.
3. Jamur : aspergilus sp, candida albicans, histoplasma dan lain-lain.
4. Aspirasi : makanan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar
minyak) biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda
asing (biji-bijian, mainan pelastik kecil dan lain-lain).
(widoyono, 2008 : 156).
2.4.3 Pembagian Infeksi Saluran Pernafasan Akut
Secara anatomik infeksi saluran pernafasan akut oleh Widoyono (2008)
dibagi menjadi dua bagian, antara lain :
1. Infeksi saluran pernafasan bagian atas, dibagi mejadi :
1) Batuk pilek
2) Otitis media
3) Faringitis
2. Infeksi saluran pernafasan bawah, dibagi menjadi :
1) Croup, antara lain : epiglotis, laryngitis, laringotrakeitis.
2) Bronkitis.
3) Bronkiolitis.
4) Pneumonia.
-
2.4.4 Klasifikasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut
1. Bukan pneumonia : mencakup kelompok pasien balita dengan batuk
yang tidak menunjukan adanya tarikan dinding dada bagian bawah
ke arah dalam.
2. Pneumonia : didasarkan pada adanya batuk dan atau kerusakan
bernapas. Diagnosis gejala berdasarkan umur. Batas frekuensi napas
cepat pada anak berusia dua bulan sampai < 1 tahun adalah 50 kali
per menit dan untuk anak usia 1 sampai < 5 tahun adalah 40 kali per
menit.
3. pneumonia berat : didasarkan adanya batuk dan kesukaran bernapas
disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian
bawah kearah dalam (chest indrawing) pada anak berusia dua bulan
sampai < 5 tahun (widoyono, 2008 : 155).
2.4.5 Tanda Dan Gejala
2.4.5.1 Secara Anatomik
1. Tanda dan gejala infeksi saluran pernafasan akut bagian atas, antara
lain :
1) Batuk pilek : Dari hidung keluar cairan jernih yang encer (cairan
tersebut dapat mencer setelah terjadi infeksi sekunder). Gejala yang
timbul tidak khas, berupa pilek, batuk sedikit dan kadang-kadang
bersin, tenggorokan terasa kering dan gatal, gejala yang lain dapat
berupa rasa nyeri pada otot, sendi, pusing, mual dan sebagainya (Arsyad
& Iskandar, 2001).
2) Otitis media : Pada otitis media akut ditandai dengan gendang telinga
(membran timpani) yang berwarna kemerahan dan adanya penurunan
mobilitas, demam, nyeri telinga yang mendadak, persisten terdapat
discharge yang keluar dari telinga selama kurang dari 2 minggu,
penyakit ini sering mengenai anak usia pra sekolah. Puncaknya setelah
2 tahun, Insidens akan menurun secara tajam setelah usia lebih dari 7
tahun (Ballenger, 1997).
-
3) Faringitis : Adanya nyeri tenggorokan, sulit menelan, demam, mual dan
kelenjar limfe membangkak (Arsyad & Iskandar, 2001).
2. Tanda dan gejala pada infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah, antara
lain :
1) Bronkiolitis : Bronkiolitis akut adalah penyakit obstuktif akibat inflamasi
akut pada saluran nafas kecil (bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang
dari 2 tahun dengan insidens tertinggi sekitar usia 6 bulan (kapita, 2000).
2) Pneumoni : Pneumoni adalah Peradangan akut parenkim paru yang
biasanya disebabkan oleh infeksi. Pneumoni yang sangat berat memberikan
tanda dan gejala seperti batuk, kesulitan nafas, penarikan dinding dada (
price, Sylvia .A , 2006 ).
2.4.6 Tindakan Pada Infeksi Saluran Pernafasan Akut
1. Bukan pneumonia perawatan di rumah
2. Pneumonia diobati + diberi nasehat tentang perawatan dirumah
3. Pneumonia berat dirujuk kerumah sakit
(widoyono, 2008 ).
2.4.6.1 Berdasarkan Umur
1. Umur kurang dari 2 bulan
1) Pneumonia Berat : kirim segera ke sarana rujukan, pemberian
antibiotik satu dosis.
2) Bukan Pneumonia : beri nasehat cara perawatan dirumah, jaga agar
anak tidak kedinginan, teruskan pemberian Air Susu Ibu, bersikan
hidung bila tersumbat. Anjurkan ibu-ibu untuk kembali kontrol bila :
keadaan anak memburuk, nafas jadi cepat, anak sulit bernapas dan
anak sulit untuk minum
2. Umur 2 Bulan sampai Kurang 5 Tahun
1) Pneumonia berat : rujuk segera, beri antibiotik satu dosis bila sarana
kesehatan jauh, obati bila ada nya demam dan wheezing.
-
2) Bukan pneumonia : jika batuk berlangsung lebih dari 30 hari, rujuk
untuk pemeriksaan lanjutan. Obati bila ada demam dan wheezing.
(widoyono, 2008).
2.4.7 Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut
1. Penyuluhan kesehatan : Masyarakat hendaknya mampu untuk membeda-
bedakan dengan cara yang mudah, apakah seorang penderita bisa diobati
sendiri, ataukah harus dibawa ke petugas kesehatan (widoyono, 2008 : 159).
2. Pemberian imunisasi : Merujuk kesarana kesehatan yang lebih lengkap, ada
beberapa infeksi saluran pernafasan bisa dicegah dengan imunisasi,
misalnya difteri (DPT), BCG dan campak (widoyono, 2008 : 159)
3. Lingkungan yang bersih : Masih tingginya angka kesakitan penyakit infeksi
saluran pernafasan akut antara lain sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik
dan lingkungan biologi. Apabila lingkungan tersebut kotor maka akan
mempercepat meluasnya penyakit infeksi karena bakteri, virus dan parasit.
Untuk itu kebersihan lingkungan harus dijaga dengan baik (widoyono, 2008
: 159)
2.4.8 Perilaku merokok di dalam rumah
Perilaku merokok di dalam rumah adalah terdapatnya seorang anggota
keluarga atau lebih yang menghisap rokok di dalam rumah (Depkes R.I,
2009).
2.5 Hubungan perilaku merokok dalam rumah dengan kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan Pada Balita
Merokok dirumah tidak disarankan bagi orang tua, apalagi saat anak-anak mereka
berada disekitarnya. Bahkan bila merokok disebelah ibu yang sedang menggendong
bayi. Dampak merokok salah satunya dapat menyebabkan penyakit
bronchopneumonia pada balita. Meskipun semua orang tahu akan bahaya yang
ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya
merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat (DepKes RI, 2009).
-
2.6 Konsep Balita
2.6.1 Pengertian balita
Pengertian balita adalah anak di bawah Lima Tahun atau sering disingkat
sebagai Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum
anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau
biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Anak usia 1-5 tahun
disebut juga balita (Hurlock, Elizabeth B, 1989).
2.6.2 Perkembangan balita
Perkembangan berkaitan dengan pertumbuhan kuantitatif yaitu
peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar
secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam dan otak
meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak, anak mempunyai
kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berfikir.
Anak tumbuh, baik secara mental maupun fisik (Hurlock, Elizabeth B,
1989).
-
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran atau cara
yang akan digunakan penelitian. Dalam uraian tersebut akan tercermin langkah-
langkah teknis dan operasional penelitian yang akan dilaksanakan (Notoatmodjo S,
2010 : 86). Pada bab ini akan diuraikan tentang desain penelitian, kerangka kerja,
populasi, sampel, sampling, identifikasi variabel, definisi operasional,
pengumpulan data dan analisa data, masalah etik dan keterbatasan.
3.1 Kerangka Konsep Penelitian
Kerangka operasional (kerangka kerja) adalah langkah-langkah dalam aktivitas
ilmiah mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak
awal dilaksanakannya penelitian (Nursalam, 2008 : 55).
!"
#!$
!"
$
!"
$"!
!"
#!$"!
!"
%& ''($
'(! )*!+")',"-
'"+"#&
-
3.2 Hipotesa
Hipotesis atau dugaan sementara diperlukan untuk memandu jalan pikiran kearah
tujuan penelitian (Notoatmodjo, S, 2010).
1. Hipotesa Nol (H0) :
Tidak Ada Hubungan Antara Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan
Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Pada Balita.
2. Hipotesa alternative (H1) :
Ada Hubungan Antara Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan
Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Pada Balita.
3.3 Variabel Penelitian
Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang
dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian
tertentu (Notoatmodjo, S, 2010 : 103).
3.3.1 Variabel independent (Variabel bebas)
Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan variabel
yang lain atau merupakan variabel resiko atau sebab (Notoatmodjo, S, 2013
: 104). Variabel independent pada penelitian ini adalah perilaku merokok
di dalam rumah.
3.3.2 Variabel dependent (Variabel tergantung)
Variabel dependent (variabel tergantung) adalah variabel yang dipengaruhi
oleh variabel independent atau merupakan variabel akibat atau efek
(Notoatmodjo, S, 2010 : 104). Variabel dependent penelitian ini adalah
kejadian penyakit Pernafasan.
3.4 Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang di maksud, atau
tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, S, 2010 :
112).
-
Tabel 3.1
Definisi Operasional Hubungan Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan
Kejadian penyakit Pernafasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan
Nongsa Kota Batam tahun 2013.
Variabel Definisi
operasional Indikator Alat ukur Skala Skore/kode
Variabel
independent :
Perilaku
merokok di
dalam rumah.
Perilaku merokok
anggota keluarga
yang menghisap
rokok di dalam
rumah (di
beranda,kamar
tidur, toilet, ruang
makan, ruang
tamu, ruang
keluarga)
Tipe-tipe perokok :
5. Tidak ada merokok di
dalam rumah
6. Perokok ringan,
mereka yang
mengkonsumsi rokok
sekitar 10 batang
sehari dengan selang
waktu 60 menit dari
bangun tidur.
7. Perokok sedang,
mereka yang
menghabiskan rokok
11-20 batang sehari
dengan selang waktu
31-60 menit selang
bangun tidur.
8. Perokok berat, mereka
yang mengkonsumsi
rokok sekitar 21-30
batang sehari dengan
selang waktu sejak
Kuesioner Ordinal
Kode :
1. Tidak merokok
2. Perokok ringan
3. Perokok sedang
4. Perokok berat
-
Variabel Definisi
operasional Indikator Alat ukur Skala Skore/kode
bangun tidur pagi
berkisar 6-39 menit.
Variabel
dependent:
Kejadian
penyakit
pernafasan
Penyakit yang
sudah didiagnosa
medis penyakit
pernafasan.
Hasil diagnosis yang telah
menyatakan menderita
penyakit Pernafasan.
kuesioner nominal Kode :
- Tidak terjadi
penyakit Pernafasan
= 1
- Terjadi penyakit
Pernafasan = 2
3.5 Desain Penelitian
Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh
peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan
(Nursalam, 2003 : 80).
Penelitian ini menggunakan metode Analitik (korelasi) yaitu suatu penelitian atau
penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok
subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala
yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo S, 2010 : 47).
Untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain tersebut
diusahakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian
didentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah
ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo S, 2010 : 48). Dan pendekatan pada
penelitian ini adalah dengan cross sectional adalah suatu penelitian untuk
mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan cara
pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time
approach). Artinya tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan
pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat
pemeriksaan (Notoatmodjo, S, 2010 : 37).
-
3.6 Populasi Dan Sampel
3.6.1 Populasi
Populasi adalah setiap subjek (misalnya manusia, pasien) yang memenuhi
kriteria yang telah ditetapkan (Notoatmodjo, S, 2010 : 115). Pada penelitian
ini populasi kasus adalah seluruh anak balita yang menderita yang datang
berobat Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam sebanyak
52 anak balita.
Populasi kontrol adalah seluruh anak balita yang tidak menderita penyakit
Pernafasan yang datang berobat Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa
Kota Batam tahun sebanyak 28 anak balita.
3.6.2 Sampel
Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek
yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, S,
2010 : 115).
Sampel kasus dalam penelitian ini adalah seluruh anak balita yang datang
berobat Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam. sebanyak
52 anak balita.
3.6.2.1 Besar sampel
Pada setiap penelitian, disamping harus ditentukan bagaimana
cara memilih sampel, juga harus di tetapkan berapa banyak
jumlah sampel yang diperlukan untuk sesuatu penelitian supaya
penelitian tersebut dapat memenuhi persyaratan yang diperlukan
sehingga hasilnya dapat dipercaya (Tjokronegoro & Sudarsono,
1999)
-
3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam
tahun 2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari tahun
2013.
3.8 Pengumpulan Data
3.6.1 Pengumpulan Data
Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan
proses pengumpulan karakteristik subyek yang dikumpulkan dalam suatu
penelitian (Nursalam, 2008 : 111).
3.6.2 Proses Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pendekatan
kepada pasien untuk mendapatkan persetujuan dengan menggunakan
lembar persetujuan (informed concent) menjadi responden dan
menandatangani bila bersedia. Kemudian responden diberi penjelasan
tentang cara pengisian kuesioner (Notoatmodjo, S, 2010)
3.6.3 Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah
kuesioner. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian
ini untuk variabel independent menggunakan kuisioner. Kuesioner adalah
daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana
responden tinggal memberikan jawaban atau memberi tanda tertentu, dan
kuesioner sering juga disebut daftar pertanyaan. (Notoatmodjo S, 2010 :
152).
3.9 Pengolahan data
Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian sebagai berikut :
1. Editing
Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau
kuesioner dengan cara memeriksa data hasil wawancara, angket, atau
-
pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan terlebih dahulu
(Notoatmodjo, S, 2010 : 176).
Pada penelitian ini pemeriksaan data (editing) dilakukan dengan
mengumpulkan semua kuesioner yang telah diisi oleh responden, jika ada
pertanyaan dalam kuesioner belum diisi maka dikembalikan pada responden
untuk dilengkapi. Kemudian dilakukan koreksi terhadap kuesioner tersebut.
2. Coding
Untuk mempermudah pengolahan, lembaran atau kartu kode adalah
instrument berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual.
Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor
pertanyaan (Notoatmodjo, S, 2010 : 174).
Setiap responden diberi kode sesuai dengan nomor urut. Pada variabel
independent jika perokok ringan diberi kode 1, perokok sedang diberi kode
2, perokok berat diberi kode 3 dan tidak merokok didalam rumah diberi kode
4. Dan untuk variabel dependent jika menderita penyakit pernafasan diberi
kode 1 dan jika tidak menderita penyakit pernafasan diberi kode 2.
3. Tabulating
Setelah data dikumpulkan dilakukan proses editing, coding dan tabulating.
Semua data tersebut kemudian diolah secara manual maupun menggunakan
piranti lunak komputer Statistical Package For Social Science (SPSS) for
Windows V.16. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif data, yaitu
membahas cara-cara meringkas, mengklasifikasikan data yang
memungkinkan peneliti untuk mengurangi, menyimpulkan,
mengorganisasikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi yang
jelas dengan angka-angka yang bermakna (Nursalam, 2001 : 93), kemudian
data disajikan dalam bentuk prosentase.
Untuk menghitung atau menentukan tingkat hubungan korelasi antara
variabel bebas dengan variabel terikat yang terdiri dari data ordinal dan data
nominal digunakan analisa statistik korelasi tata jenjang atau koefisien
kontingensi (Alimul Aziz, 2007 : 140). Dengan tingkat kemaknaaan
0,05, jika signifikan () dibawah atau sama dengan 0,05 maka HI diterima
-
dan H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang nyata
antara dua variabel yang diteliti (Sugiyono, 2007).
3.10.1 Analisa Data
Jemmy Rumengan (2010) menyatakan dalam berhubungan dengan analisa data
merupakan data-data yang telah terkumpul umumnya masih berbentuk data mentah
untuk diperoleh agar lebih sederhana sehingga memudahkan peneliti untuk
melakukan analisa data.
3.11 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian akan dilaksanakan Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota
Batam, waktu pengumpulan data pada bulan Januari sampai Februari tahun 2013.
-
Tabel 3.3
Jadwal Penelitian
NO KEGIATAN
BULAN/TAHUN
DESEMBER
-2012 JANUARI-2013 FEBRUARI-2013
MINGGU KE
3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Pengajuan Judul
2 Penulisan proposal
3 Ujian Proposal
4 Pengumpulan data
5 Analisis data
6 Ujian Sidang Akhir
-
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini menyajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data kuesioner
tentang Hubungan antara perilaku merokok di dalam rumah dengan kejadian
infeksi saluran pernapasan pada balita di puskesmas sambau kecamatan nongsa
kota batam tahun 2013.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Perilaku merokok keluarga di dalam rumah pada anak balita yang
tidak menderita Infeksi Saluran Pernapasan
Tabel 4.1
Distribusi Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Yang Balitanya Tidak
Menderita Infeksi Saluran Pernapasan Di Puskesmas Sambau Kecamatan
Nongsa Kota Batam Tahun 2013.
No. Perilaku merokok keluarga di dalam
rumah Jumlah Prosentase
1. Tidak merokok 5 17,8%
2. Perokok ringan 15 53,6%
3. Perokok sedang 8 28,6%
4. Perokok berat 0 0%
Jumlah 28 100%
Sumber : Data Primer dari pengisian kuesioner bulan januari sampai februari 2013
Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 28 responden yang balitanya
tidak menderita infeksi saluran pernapasan lebih dari sebagian perilaku merokok
keluarga di dalam rumah kategori ringan yaitu sebanyak 15 orang (53,6%).
-
4.1.2 Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Pada Anak Balita Yang Menderita
Infeksi Saluran Pernapasan
Tabel 4.2
Distribusi Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Yang Balitanya Menderita Infeksi
Saluran Pernapasan Di Puskesmas sSambau Kecamatan Nongsa Kota Batam
Tahun 2013.
No. Perilaku merokok keluarga di dalam
rumah Jumlah Prosentase
1. Tidak merokok 4 16,7%
2. Perokok ringan 3 12,5%
3. Perokok sedang 6 25%
4. Perokok berat 11 45,8%
Jumlah 24 100%
Sumber : Data Primer dari pengisian kuesioner bulan januari sampai februari 2013
Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 24 responden yang balitanya
menderita infeksi saluran pernapasan lebih dari sebagian perilaku merokok
keluarga di dalam rumah kategori berat yaitu sebanyak 11 orang (45,8%).
4.1.3 Tabel Silang Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Dengan
Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita
Tabel 4.3
Distribusi Hasil Tabulasi Silang Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah
Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau
Kecamatan Nongsa Kota Batam Tahun 2013.
-
No
Perilaku merokok
keluarga di dalam
rumah
kejadian infeksi saluran
pernapasan pada balita
N % Tidak terjadi Terjadi
N % N %
1. Tidak merokok 5 55,5 4 44,4 9 0
2. Perokok ringan 15 83,3 3 16,7 18 100
3. Perokok sedang 8 57,1 6 42,8 14 100
4. Perokok berat 0 3,57 11 100 11 100
Jumlah 28 53,8 24 46,2 52 100
Sumber : Data Primer dari pengisian kuesioner bulan januari sampai Februari 2013
Dari tabel 4.3 tabulasi silang dapat dijelaskan bahwa dari 52 responden yang
diteliti, responden yang berperilaku merokok didalam rumah kategori ringan
sebanyak 18 orang dan sebagian besar anak balitanya tidak mengalami terjadinya
infeksi saluran pernapasan yaitu sebanyak 15 anak (83,3%), sedangkan
responden berperilaku merokok didalam rumah kategori berat sebanyak 11 orang
dan seluruhnya anak balitanya mengalami terjadinya infeksi saluran pernapasan
(100%).
Dari kedua variabel tersebut setelah diuji statistik dengan menggunakan uji
statistik Chi Square dengan nilai : 0,05. Didapat nilai : 0,000 < (0,05),
jadi H0 ditolak, yang berarti H1 diterima. Hasil dari uji asosiasi Coefficient
Contingency didapatkan value 0,519 sehingga kesimpulanya adalah ada
hubungan antara perilaku merokok di dalam rumah dengan kejadian infeksi
saluran pernapasan pada balita di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota
Batam, dengan kekuatan korelasi relatif sedang (0,519).
-
4.2 Pembahasan
4.2.1 Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Yang Balitanya Tidak
Menderita Infeksi Saluran Pernapasan
Hasil penelitian 4.1 menunjukkan bahwa dari 28 responden yang balitanya
tidak menderita infeksi saluran pernapasan lebih dari sebagian perilaku
merokok keluarga di dalam rumah kategori ringan yaitu sebanyak 15 orang
(53,6%).
Menurut Notoatmodjo (2003 : 114), perilaku manusia adalah semua kegiatan
atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar.
Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa para orang tua tersebut
berperilaku merokok didalam rumah dalam kategori ringan, tetapi para orang
tua tersebut masih melakukan kebiasaan merokok. Ini bisa terjadi karena
para orang tua menyadari akan bahaya merokok bagi anggota keluarga yang
tidak merokok. Para orang tua yang mempunyai kebiasaan merokok di
dalam rumah dan memiliki balita, tetapi mereka merokok tidak berada di
samping balita sehingga balita terhindar dari paparan asap rokok dan
terhindar dari infeksi saluran pernapasan.
4.2.2 Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Yang Balitanya
Menderita Infeksi Saluran Pernapasan
Berdasarkan hasil penelitian pada table 4.2 menunjukkan bahwa dari 24
responden yang balitanya menderita infeksi saluran pernapasan kurang dari
sebagian perilaku merokok keluarga di dalam rumah kategori berat yaitu
sebanyak 11 orang (45,8%).
Adanya kesempatan bagi para orang tua untuk merokok tanpa adanya
teguran dari pihak lain (anggota keluarga yang lain) akan mendukung
mereka untuk tetap melakukan kebiasaan merokoknya (Jaya, Muhammad.
2009).
-
4.2.3 Hubungan Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Dengan
Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita
Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 tabulasi silang dapat dijelaskan
bahwa dari 52 responden yang diteliti, responden yang berperilaku merokok
didalam rumah kategori ringan sebanyak 18 orang dan sebagian besar anak
balitanya tidak mengalami terjadinya infeksi saluran pernapasan yaitu
sebanyak 15 anak (53,6%), sedangkan responden berperilaku merokok
didalam rumah kategori berat sangat sebanyak 11 orang dan seluruhnya anak
balitanya mengalami terjadinya infeksi saluran pernapasan (100%).
Dari kedua variabel tersebut setelah diuji statistik dengan menggunakan uji
statistik Chi Square dengan nilai : 0,05. Didapat nilai : 0,000 < (0,05),
jadi H0 ditolak, yang berarti H1 diterima. Hasil dari uji asosiasi Coefficient
Contingency didapatkan value 0,519 sehingga kesimpulanya adalah ada
Hubungan Antara Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Dengan
Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau
Kecamatan Nongsa Kota Batam, dengan kekuatan korelasi relatif sedang
(0,519).
4.2.4 Balita Yang Menderita Infeksi Saluran Pernapasan
Dari tabel 4.3 tabulasi silang dapat dijelaskan bahwa dari 52 responden yang
diteliti, responden yang balitanya menderita infeksi saluran pernapasan
sebanyak 24 orang dan responden berperilaku merokok didalam rumah
kategori berat sebanyak 11 orang dan seluruhnya anak balitanya mengalami
terjadinya infeksi saluran pernapasan (100%). Berperilaku merokok didalam
rumah kategori ringan sebanyak 18 orang dan anak balitanya mengalami
terjadinya infeksi saluran pernapasan yaitu sebanyak 3 anak (16,7%).
Sedangkan berperilaku merokok didalam rumah kategori sedang sebanyak
14 orang dan balitanya yang terjadinya infeksi saluran pernapasan yaitu
sebanyak 6 anak (42,8%).
-
4.3 Keterbatasan Penelitian
Pada penelitian ini, peneliti menyadari bahwa terdapat beberapa keterbatsan dalam
melaksanakan penelitian, diantaranya sebagai berikut :
1. Sampel yang digunakan terbatas pada balita yang berobat di Puskesmas
Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.
2. Pengumpulan data dengan kuesioner memungkinkan responden dalam
pengisian pertanyaan diduga ada yang tidak jujur sehingga hasilnya kurang
mewakili secara kualitatif.
-
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan penelitian merupakan jawaban yang diperoleh atas hal yang dipernyatakan
ini, yang berarti bahwa tujuan peneliti telah tercapai.
1. Responden yang berperilaku merokok didalam rumah kategori ringan
sebanyak 18 orang dan sebagian besar anak balitanya tidak mengalami
terjadinya infeksi saluran pernapasan yaitu sebanyak 15 anak (53,6%),
responden yang berperilaku merokok di dalam rumah kategori perokok sedang
sebanayak 14 orang (26,9%), sedangkan responden berperilaku merokok
didalam rumah kategori perokok berat sebanyak 11 orang (21,2%).
2. Uji statistik Chi Square dengan nilai : 0,05. Didapat nilai : 0,000 <
(0,05), jadi H0 ditolak, yang berarti H1 diterima. Hasil dari uji asosiasi
Coefficient Contingency didapatkan value 0,519. Ada Hubungan Antara
Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Dengan Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa
Kota Batam, dengan kekuatan korelasi relatif sedang (0,519).
3. Responden yang balitanya menderita infeksi saluran pernapasan sebanyak 24
orang dan sebanyak 11 anak (100%) dengan orang tua berperilaku perokok
berat, sebanyak 3 anak (16,7%) dengan orang tua berperilaku perokok ringan,
dan sebanyak 6 anak (42,8%) dengan orang tua berperilaku perokok sedang.
Pada perilaku merokok di dalam rumah dengan kategori dari ringan sampai
berat semuanya dapat mengakibatkan infeksi saluran pernapasan pada balita.
-
5.2 Saran
5.2.1 Bagi Peneliti
Peneliti selanjutnya dalam meneliti masalah yang sama untuk memasukkan
variabel yang berbeda misalnya faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya
infeksi saluran pernapasan pada balita dengan jumlah sampel yang lebih
banyak sehingga hasilnya lebih valid.
5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan
Dengan mengetahui masih banyak orang tua balita yang merokok didalam rumah
diperlukan upaya sosialisasi secara terus-menerus kepada masyarakat tentang
bahaya merokok bagi kesehatan, sehingga dengan adanya peringatan akan kerugian
dari merokok dapat menurunkan kebiasaan merokok orang tua yang mempunyai
balita dan menurunkan angka kesakitan akibat bahayanya rokok.
5.2.3 Bagi Orang Tua
Orang tua hendaknya selalu waspada terhadap masalah kesehatan anak balita
dan segera mengurangi dan menghentikan kebiasaan merokok apa bila anak
balitanya mengalami gejala-gejala gangguan kesehatan, khususnya infeksi
saluran pernapasan.
5.2.4 Bagi Pemerintah
Pemerintah sebaiknya membuat aturan atau undang-undang yang melarang
masyarakat merokok di tempat umum dan memberi sanksi bagi yang
melanggar.
5.2.5 Instansi terkait
Sebaiknya menyediakan ruang atau tempat khusus untuk merokok dan
membuat larangan bagi orang tua, pengunjung atau tenaga kerja untuk tidak
merokok di lingkungan Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.
-
DAFTAR PUSTAKA
Ballenger, John Jacob. 1997. Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher, Edisi 13.
Tanggerang : Binarupa Aksara.
Guyton dan Hall. 2006. Indera Pendengaran. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11.
Jakarta : EGC.
Ganong, W.F, 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 22. Jakarta : EGC
Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC.
Notoatmodjo, soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.
sugiono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung : Alfabeta.
Jaya, Muahammad, 2009. Pembunuh Berbahaya Bernama Rokok. Yogyakarta : Rizma.
Azwar, Saifuddin M.A, 2011. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranny. Yogyakarta :
Pustaka Pelajar Offset.
Notoatmodjo, soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Arsyad dan Iskandar, Nurbaiti, 2001. Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Edisi
Kelima. Jakarta : Gaya Baru.
Widoyono, 2008. Penyaakit Tropis Epidemiologi, penurunan, Pencegahan dan
Pemberantasan. Jakarta : Erlangga.
Tjokronegoro dan sudarsono, 1999. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran. Jakarta
: Gaya Baru.
Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.
Jakarta : Salemba Medika.
-
Sastroasmoro dan Ismael, 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :
Binarupa Aksara.
Mansjoer, Arif M. 2003. Kapita Selekta Kedokteran. Jakrta : Media Aesculap
Horlock, Elizabeth B. 1989. Edisi Keenam. Perkembangan Anak. Jakarata : Erlangga.
Universitas Sumatra Utara, 2010. Rokok.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21518/4/Chapter%20II.pdf.
Data hasil laporan WHO 2008 : daftar 10 negara dengan statistik jumlah perokok 1.35
miliar orang. http://nusantaranews.wordpress.com/2009/05/31/10-negara-
jumlah-perokok-terbesar-di-dunia.
Data Statistik Indonesia 2010. Data Statistik Perokok Di Indonesia 2010.
http://www.datastatistik-indonesia.com.
-
).."!"!/0
- 0,.!
-$ 0
)"! 0)"!)'!"
1"'!"!'"
23"+"
."!./ .."4..
!5 " " . .
" " . !& * ! ! ! " !" /
!( 5.!!!"
"""&
+"5
6"
."
,.
!
-$&
-
Permohonan Menjadi Responden
Hubungan perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : RICKY ISKANDAR
NPM : 61109027
Adalah mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Dan Ilmu
Kesehatan Universitas Batam yang akan melakukan penelitian dengan judul
Hubungan perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.
penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok didalam rumah dengan
kejadian infeksi saluran pernapasan pada balita.
Dengan ini saya mengharapkan kesediaan bapak/ibu sekalian untuk
berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner. Setiap pertanyaan yang
ada dalam kuesioner memiliki satu jawaban dan jawaban yang bapak/ibu berikan tidak
ada yang salah sepanjang mencerminkan bapak/ibu yang sebernarnya. Jawaban yang
bapak/ibu berikan dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan sebagai penelitian.
Demikian permohonan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan partisipasi
bapak/ibu dalam membantu kelancaran penelitian ini saya ucapkan terima kasi.
Batam, February 2013
Peneliti
-
Ricky
Iskandar
Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA
Yang bertanda tangan dibawah ini :
Nama : .
Umur / tanggal lahir :
Pekerjaan : .
Alamat : .
Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian yang
akan dilakukan oleh Ricky Iskandar, mahasiwa dari Program Studi Kedokteran Fkultas
Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Batam.
Demikian pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya dan apabila
kemudian hari terdapat perubahan/keberatan saya, maka saya dapat mengajukan
kembali hal keberatan tersebut.
Batam, Januari
2013
-
Responden
(
.)
KUESIONER
HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN
INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA DI PUSKESMAS SAMBAU
KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM TAHUN 2013
Tipe-tipe perokok :
9. Perokok ringan : merokok 1-10 batang sehari.
10. Perokok sedang : merokok 11-20 batang sehari.
3. Perokok berat : merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu 6-39 menit dari
bangun tidur.
4. Tidak ada merokok di dalam rumah.
NO
NAMA ANAK
UMUR
ANAK
PEROKOK
TIDAK
MEROKOK
ISPA
NON
ISPA RINGAN SEDANG BERAT
1
2
3
4
5
6
7
-
8
9
10
11
17827-97):**+;7)7
-
Perokok Ringan 18 34.0 34.6 51.9
Perokok Sedang 14 26.4 26.9 78.8
Perokok Berat 11 20.8 21.2 100.0
Total 52 98.1 100.0
Infeksi Saluran Pernapasan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak Terjadi Infeksi Saluran
Pernapasan 28 52.8 53.8 53.8
Terjadi Infeksi Saluran
Pernapasan 24 45.3 46.2 100.0
Total 52 98.1 100.0
Missing System 1 1.9
Total 53 100.0
-
9>))#*+)
=#*+;7)$*#;2$-#>#*;
=9>2-#>2-97;;&
Crosstabs
?")"@
Case Processing Summary
Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
Perilaku Merokok Di Dalam
Rumah * Kejadian Infeksi Saluran
Pernapasan Pada Balita
52 98.1% 1 1.9% 53 100.0%
-
PM * ISPA Crosstabulation
ISPA
Total
Tidak Terjadi
Infeksi Saluran
Pernapasan
Terjadi Infeksi
Saluran
Pernapasan
Perilaku Merokok
Di Dalam Rumah
Tidak Merokok Count 5 4 9
% within Perilaku Merokok
Di Dalam Rumah 55.6% 44.4% 100.0%
% within Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Pada
Balita
17.9% 16.7% 17.3%
% of Total 9.6% 7.7% 17.3%
Perokok Ringan Count 15 3 18
% within Perilaku Merokok
Di Dalam Rumah 83.3% 16.7% 100.0%
% within Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Pada
Balita
53.6% 12.5% 34.6%
% of Total 28.8% 5.8% 34.6%
Perokok
Sedang
Count 8 6 14
% within Perilaku Merokok
Di Dalam Rumah 57.1% 42.9% 100.0%
% within Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Pada
Balita
28.6% 25.0% 26.9%
-
% of Total 15.4% 11.5% 26.9%
Perokok Berat Count 0 11 11
% within Perilaku Merokok
Di Dalam Rumah .0% 100.0% 100.0%
% within Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Pada
Balita
.0% 45.8% 21.2%
% of Total .0% 21.2% 21.2%
Total Count 28 24 52
% within Perilaku Merokok
Di Dalam Rumah 53.8% 46.2% 100.0%
% within Kejadian Infeksi
Saluran Pernapasan Pada
Balita
100.0% 100.0% 100.0%
% of Total 53.8% 46.2% 100.0%
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 19.203a 3 .000
Likelihood Ratio 24.072 3 .000
Linear-by-Linear Association 9.917 1 .002
N of Valid Cases 52
-
Chi-Square Tests
Value df
Asymp. Sig. (2-
sided)
Pearson Chi-Square 19.203a 3 .000
Likelihood Ratio 24.072 3 .000
Linear-by-Linear Association 9.917 1 .002
a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected
count is 4.15.
Symmetric Measures
Value Approx. Sig.
Nominal by Nominal Contingency Coefficient .519 .000
N of Valid Cases 52