skripsi ricky ws - 61109027

Upload: ricky-iskandar

Post on 14-Oct-2015

56 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

tugas

TRANSCRIPT

  • HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN

    INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA DI PUSKESMAS SAMBAU

    KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM TAHUN 2013

    SKRIPSI

    Disusun Sebagai Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

    Oleh

    RICKY ISKANDAR

    NPM 61109027

    PROGRAM STUDI ILMU KEDOKTERAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    UNIVERSITAS BATAM

    2013

  • LEMBAR PERSETUJUAN

    Judul SKRIPSI

    HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN

    KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA DI

    PUSKESMAS SAMBAU KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM TAHUN

    2013

    Nama : Ricky Iskandar

    NPM : 61109027

    Telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim Penguji Seminar SKRIPSI Program

    Studi Kedokteran Universitas Batam Tahun Akademik 2011/2012

    Batam, 25 Februari 2013

    Pembimbing I Pembimbing II

    Dr. dr. Ibrahim Ali, SH, M.Sc Rini Susanti, MPd

  • UNIVERSITAS BATAM FAKULTAS KEDOKTERAN DAN

    ILMU KESEHATAN BATAM

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

    NAMA : RICKY ISKANDAR

    NPM : 61109027

    PROGRAM STUDI : S1 KEDOKTERAN

    FAKULTAS : KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN

    JUDUL SKRIPSI :

    HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN

    KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA DI

    PUSKESMAS SAMBAU KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM TAHUN

    2013

    Batam, Februari 2013

    Disetujui oleh :

    Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

    Dr. dr. Ibrahim Ali, SH, M.Sc Rini Susanti, MPd

    Mengetahui :

    Ketua Program Studi

    S1 Kedokteran

    Dr. dr. Ibrahim Ali, SH, M.Sc

    Dekan Fakultas

    Kedokteran dan Ilmu Kesehatan

    dr. Muharso, SKM

  • MOTTO

    Kejujuran adalah batu penjuru dari segala kesuksesan,

    pengakuan adalah motivasi terkuat. Bahkan keriktik dapat

    membangun rasa percaya diri saat disisipkan di antara

    pujian.

    Pengalaman bukan saja yang terjadi pada diri anda

    melainkan apa yang anda lakukan dengan kejadian yang

    alami. (Aldous Huxley)

  • BIODATA PENULIS

    Nama : RICKY ISKANDAR

    NPM : 61109027

    Tempat & Tanggal Lahir : Tanjung Balai Asahan, 16 November 1991

    Agama : ISLAM

    Jenis Kelamin : Laki - Laki

    Alamat : Perumahan Cendana Tahap 4 Blok C No.13. BATAM

    RIWAYAT PENDIDIKAN

    SD (1997 - 2003) : SD Negrei 2 PULAU RAJA

    SMP (2003 - 2006) : pesantren modren daar ulum KISARAN

    SMU (2006 2009) : SMA Negeri 1 PULAU RAJA

    S1 Kedokteran (2009 - 2013) : UNIVERSITAS BATAM

  • FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS BATAM

    PROGRAM STUDI S1 KEDOKTERAN

    SKRIPSI, 25 Februari 2013

    Nama : Ricky Iskandar

    NPM : 61109027

    HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN

    KEJADIAN INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA DI

    PUSKESMAS SAMBAU KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM TAHUN

    2013

    ABSTRAK

    Penyakit Infeksi Saluran Pernapasan pada balita banyak terjadi, salah satu penyebabnya

    adalah perilaku merokok keluarga di dalam rumah. Tujuan penelitian ini adalah untuk

    mengetahui hubungan perilaku merokok keluarga di dalam rumah dengan kejadian

    infeksi saluran pernapasan pada balita.

    Penelitian ini menggunakan metode analitik. Menggunakan pendekatan cross sectional.

    Populasi kasusnya adalah semua anak balita yang menderita infeksi saluran pernapasan

    di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam pada bulan Januari sampai

    Februari 2013. Populasi kontrolnya adalah semua anak balita yang tidak menderita

    infeksi saluran pernapasan di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam pada

    bulan Januari sampai Februari 2013. Cara pengambilan data dengan kuesioner Analisa

    data dengan uji coefficient contingency.

    Hasil penelitian dari 52 responden pada balita yang tidak menderita infeksi saluran

    pernapasan lebih dari sebagian perilaku merokok di dalam rumah dengan kategori

    ringan sebanyak 15 orang (83,3%). Pada balita yang menderita infeksi saluran

    pernapasan perilaku merokok keluarga di dalam rumah kategori berat sebanyak 11

    orang (100%). Dibuktikan dengan hasil dari uji chi square, nilai asymp.sig. (2-sided) =

    0,000, sehingga lebih kecil dari = 0,05. Maka H0 ditolak. Uji asosiasi coefficient

    contingency didapatkan value 0,519, sehingga ada hubungan perilaku merokok keluarga

    di dalam rumah dengan kejadian infeksi saluran pernapasan pada balita dengan korelasi

    relatif sedang.

    Kurangnya kesadaran keluarga tentang kebiasaan merokok di dalam rumah

    mengakibatkan balita terpapar asap rokok dan dapat menderita infeksi saluran

    pernapasan.

  • MEDICAL FACULTY OF BATAM UNIVERSITY

    S1 MEDICAL STUDY PROGRAM

    SKRIPSI, 25 Februari 2013

    Name : Ricky Iskandar

    NPM : 61109027

    THE LIAISON OF SMOKING BEHAVIOR IN THE HOUSE WITHIN

    CHILDREN RESPIRATORY TRACT INFECTIONS AT KELURAHAN

    SAMBAU KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM IN 2013 .

    ABSTRACT

    The case of children Respiratory Tract Infections is high prevalence, one of reason is

    the smoking behavior of the family in the house. The purpose of this research was to

    determine the liaision of smoking behavior in the familys home with the incidence of

    respiratory tract infections in children. This research uses the analytical method. Using a

    cross sectional approach. The population of the case are all children under five are

    suffering from respiratory tract infections in health centers Nongsa Sambau District

    Batam City in January to February 2013. Population control is that not all children

    under five suffer from respiratory infections in health centers Nongsa Sambau District

    Batam City in January to February 2013. The data was collect with questionnaire and

    data analysis with contingency coefficient test.

    The results of the 52 respondents in children who do not suffer more respiratory

    infections than most smoking behavior in the home with the lightweight category as

    many as 15 people (83.3%). In children suffering from respiratory tract infections

    smoking behavior of the family home in weight category 11 people (100%). Evidenced

    by the results of the chi square test, the value Asymp. Sig. (2-sided) = 0.000, making it

    less than = 0.05. Then H0 is rejected.

    Testing association contingency coefficient obtained value 0.519, so that there is a

    relationship of smoking behavior in the family home with the incidence of respiratory

    tract infections in infants in sub-health centers Nongsa Sambau Batam City.

    The lack of family awareness about smoking in the home resulted in children exposed

    to smoke and to suffer from respiratory infections.

  • KATA PENGANTAR

    Puji syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan Rahmat dan Hidayahnya

    sehingga penulis dapat menyelesaikan proses penyusunan SKRIPSI ini. Penyelesaian

    SKRIPSI ini banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, oleh karena itu pada

    kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tulus kepada :

    1. Orang tua dan keluarga saya yang telah memberikan bantuan dukungan matrial

    dan moral.

    2. Rektor Universitas Batam Prof. Dr. Ir. M. Jemmy Rumengan, SE. MM

    3. Dekan Fakultas Ilmu Kedokteran dan Ilmu Kesehatan Universitas Batam dr.

    Muharso, S.KM

    4. Ketua Program Studi S1 Ilmu Kedokteran Fakultas Kesehatan Universitas

    Batam Dr. dr. Ibrahim, SH., M.Sc

    5. Dr. dr. Ibrahim, SH., M.Sc , selaku Dosen pembimbing I yang telah memberikan

    bimbingan dan saran hingga terselesainya SKRIPSI ini.

    6. Rini Susanti, MPd, selaku Dosen pembimbing II yang telah memberikan

    bimbingan dan saran hingga terselesainya SKRIPSI ini.

    7. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan SKRIPSI ini ini baik

    secara langsung ataupun tidak langsung.

    Semoga SKRIPSI ini dapat bermanfaat bagi kami dan pembaca semua.

    Batam, 28 Februari 2013

    Penulis

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

    LEMBAR PERSETUJUAN ............................................................................ ii

    LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. iii

    MOTTO .......................................................................................................... . iv

    BIODATA PENULIS ..................................................................................... v

    ABSTRAK ...................................................................................................... vi

    KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii

    DAFTAR ISI .................................................................................................... ix

    DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... x

    DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi

    BAB I PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang ............................................................................... 1

    1.2. Rumusan Masalah ......................................................................... 3

    1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................... 3

    1.3.1. Tujuan Umum ..................................................................... . 3

    1.3.2. Tujuan Khusus ..................................................................... 4

    1.4. Manfaat Penelitian ......................................................................... 4

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Epidemiologi ................................................................................ 6

    2.2. Teori pustaka ................................................................................ 7

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    3.1. Kerangka Konsep Penelitian ......................................................... 19

    3.2. Hipotesa ......................................................................................... 20

    3.3. Variabel Penelitian ........................................................................ 20

    3.4. Defenisi Operasional ..................................................................... 21

    3.5. Desain Penelitian ........................................................................... 22

  • 3.6. Populasi dan Sampel ...................................................................... 23

    3.7. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 24

    3.8. Pengumpulan Data ......................................................................... 25

    3.9. Pengolahan Data ............................................................................ 26

    3.10. Analisa Data ................................................................................ 27

    3.11. Jadwal Penelitian ......................................................................... 28

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1. Hasil Penelitian dan Analisa Data ................................................ 29

    4.1.1. Hasil Penelitian .................................................................... 29

    4.1.2. Analisa Data ........................................................................ 30

    4.2. Pembahasan .................................................................................. 32

    4.3. Keterbatasan Penelitian ................................................................ 35

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1. Kesimpulan ................................................................................... 36

    5.2. Saran ............................................................................................. 37

    DAFTAR PUSTAKA

    LAMPIRAN

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 Pernyataan Keaslian Tulisan

    Lampiran 2 Permohonan Menjadi Responden

    Lampiran 3 Pernyataan Menjadi Reponden

    Lampiran 4 Kuesioner

    Lampiran 5 Hasil Analisa Statistik Penelitian

    Lampiran 6 Permohonan Izin Penelitian ke Puskesmas Sambau kecamatan Nongsa

  • DAFTAR TABEL

    Tabel 3.1. Definisi operasional Hubungan Perilaku Merokok

    Di Dalam Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran

    Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau

    Kecamatan Nongsa Kota Batam 2013 ........................................... 21

    Tabel 4.1. Distribusi perilaku merokok di dalam rumah yang balitanya

    tidak menderita infeksi saluran pernapasan di puskesmas

    sambau kecamatan nongsa kota batam 2013 .................................. 29

    Tabel 4.2. Distribusi perilaku merokok di dalam rumah yang balitanya

    menderita infeksi saluran pernapasan di puskesmas

    sambau kecamatan nongsa kota batam 2013 .................................. 30

    Tabel 4.3. Distribusi Hasil Tabulasi Silang perilaku merokok

    di dalam rumah dengan kejadian Infeksi Saluran

    Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau

    Kecamatan Nongsa Kota Batam Tahun 2013. ............................... 31

    Tabel 4.4. Tabulasi perilaku merokok di dalam rumah dengan

    kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada

    Balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa

    Kota Batam Tahun 2013. ................................................................ 32

  • BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang Masalah

    Infeksi saluran pernapasan akut merupakan penyakit utama penyebab kematian

    bayi dan sering menempati urutan pertama angka kesakitan balita. Penanganan dini

    terhadap penyakit infeksi saluran pernapasan akut terbukti dapat menurunkan

    kematian (Widoyono 2008)

    Salah satu penyebab penyakit infeksi saluran pernapasan akut adalah perilaku

    merokok orang tua. Para orang tua yang tidak merasa terhadap dampak dan bahaya

    dari rokok, sehingga anggota keluarga lain yang tidak merokok (perokok pasif)

    juga akan menderita sakit (DepKes RI, 2009).

    Berdasarkan data dari hasil laporan World Health Organisation 2008 dengan

    statistik jumlah perokok 1,35 miliar orang. Daftar 10 negara perokok terbesar di

    dunia, China sebanyak 390 juta perokok atau 29% per penduduk, India sebanyak

    144 juta perokok atau 12,5% per penduduk, Indonesia sebanyak 65 juta perokok

    atau 28% per penduduk (225 miliar batang per tahun), Rusia sebanyak 61 juta

    perokok atau 43% per penduduk, Amerika Serikat sebanyak 58 juta perokok atau

    19% per penduduk, Jepang sebanyak 49 juta perokok atau 38% per penduduk,

    Brazil sebanyak 24 juta perokok atau 12,5% per penduduk, Bangladesh sebanyak

    23,3 juta perokok atau 23,5% per penduduk, Jerman sebanyak 22,3 juta perokok

    atau 27% dan Turki sebanyak 21,5 juta perokok atau 30,5%.

    Sedangkan menurut data statistik perokok Indonesia dari kalangan anak-anak

    dan remaja pria sebanyak 24,1% anak/remaja pria, wanita sebanyak 4,0%

    anak/remaja wanita atau 13,5% anak/remaja di Indonesia. Dan berdasarkan data

    statistik perokok dari kalangan dewasa pria sebanyak 63% pria dewasa, wanita

    sebanyak 4,5% wanita dewasa atau 34 % perokok dewasa .

  • Menurut Laporan World Health Organisation (2008) dampak merokok 95%

    menyebabkan kanker paru pada pria, 70% menyebabkan kanker paru pada

    wanita, 60%-80% menyebabkan penyebabkan penyakit pernafasan kronis,

    53,5% menyebabkan bronchopneumonia pada balita, dan 30% menyebabkan

    menyebabkan penyakit cardiovaskuler. Sedangkan sebanyak 43 juta anak

    merupakan perokok pasif.

    Tingginya angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita di

    Indonesia, salah satunya disebabkan oleh pengetahuan ibu yang sangat kurang

    tentang infeksi saluran pernapasan akut. Dengan meningkatnya pengetahuan ibu

    tentang infeksi saluran pernapasan akut maka akan langsung berhubungan

    dalam menurunkan angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut

    (Notoatmodjo, 2007).

    Dengan meluasnya informasi tentang dampak buruk dari merokok, untuk

    mengurangi serta menghilangkan akibat yang mungkin telah dan akan muncul

    usaha-usaha lain yang mungkin bisa diterapkan yaitu : mengusahakan

    pengurangan sampai penghentian merokok, mengusahakan mencegah memulai

    merokok, terutama pada anak-anak dan remaja, mengusahakan adanya peraturan

    yang melindungi konsumen terhadap akibat buruk dari rokok dan mengusahakan

    adanya peraturan-peraturan yang melindungi bukan perokok dari polusi rokok.

    Sewaktu peneliti melakukan opservasi awal di kelurahan sambau kecamatan

    nongsa, masih ada terdapat masyarakatnya yang berperilaku merokok di dalam

    rumah yang tidak memperhatikan kesehatan anaknya akibat terpapar asap rokok.

    Melihat fenomena diatas penulis tertarik untuk melakukan penelitian

    Hubungan Antara Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan Kejadian

    Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau

    Kecamatan Nongsa Kota Batam.

    1.2 Rumusan Masalah

    Berdasarkan uraian latar belakang maka dapat dirumuskan permasalahan

    sebagai berikut : Adakah hubungan antara Perilaku Merokok Di Dalam

  • Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita Di

    Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam?

    1.3 Tujuan Penelitian

    1.3.1 Tujuan Umum

    Untuk mengidentifikasi Hubungan Antara Perilaku Merokok Di

    Dalam Rumah Dengan Tingkat Kejadian Infeksi Saluran

    Pernapasan pada balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa

    Kota Batam.

    1.3.2 Tujuan Khusus

    Mengidentifikasi perilaku merokok di dalam rumah yang balitanya

    menderita Infeksi Saluran Pernapasan Di Puskesmas Sambau Kecamatan

    Nongsa Kota Batam?

    1. Mengidentifikasi perilaku merokok di dalam rumah orang tua yang

    balitanya tidak menderita infeksi saluran pernapasan akut Di

    Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.

    2. Menganalisa hubungan antara perilaku merokok di dalam rumah

    dengan tingkat kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita

    Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.

    3. Menganalisa yang terjangkit infeksi saluran pernapasan pada balita

    Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.

    1.4 Manfaat Penelitian

    Dengan adanya penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi semua

    pihak antara lain :

    1.4.1 Manfaat Teoritis

    1.4.1.1 Bagi institusi akademi kesehatan

    1. Sebagai bahan masukan bagi Puskesmas Sambau

    Kecamatan Nongsa Kota Batam dalam upaya penurunan

  • angka kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada balita.

    2. Sebagai pelengkap kepustakaan yang ada di Universitas

    Batam khususnya dalam hal pencegahan infeksi saluran

    pernapasan akut pada balita sehingga dapat menambah

    wawasan berfikir.

    3. Sebagai bahan informasi yang dapat dijadikan referensi

    bagi penelitian yang lebih lanjut.

    4. Merupakan masukan yang dapat memperkaya pengetahuan

    dan pengalaman bagi penulis.

    1.4.2 Manfatat Praktisi

    1.4.2.1 Bagi peneliti

    Terbukti adanya hubungan antara perilaku merokok di dalam

    rumah dengan kejadian infeksi saluran pernapasan akut pada

    balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.

    1.4.2.2 Bagi instansi terkait

    Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah pengetahuan

    dan wawasan responden tentang dampak buruk dari perilaku

    merokok di dalam rumah terhadap kesehatan balita.

  • BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    Pada bab ini peneliti akan menguraikan hal-hal yang berhubungan dengan

    penelitian diantaranya : konsep perilaku, konsep rokok, konsep dasar penyakit

    infeksi saluran pernafasan akut dan konsep balita.

    2.1 Epidemiologi

    Menurut data statistik perokok Indonesia dari kalangan anak-anak dan remaja

    pria sebanyak 24,1% anak/remaja pria, wanita sebanyak 4,0% anak/remaja di

    Indonesia. Dan berdasarkan data statistik perokok dari kalangan dewasa pria

    sebanyak 63% pria dewasa, wanita sebanyak 4,5% wanita dewasa atau 34 %

    perokok dewasa.

    Penyakit infeksi saluran pernapasan akut sering terjadi pada anak-anak. Episode

    penyakit batuk pilek pada balita di Indonesia diperkirakan 3-6 kali pertahun (rata-

    rata 4 kali pertahun), artinya seorang balita rata-rata mendapatkan serangan batuk

    pilek sebanyak 3-6 kali dalam setahun. Dari hasil pengamatan epidemiologi dapat

    diketahui bahwa angka kesakitan di kota cenderung lebih besar dari pada di desa.

    Hal ini mungkin disebabkan oleh tingkat kepadatan tempat tinggal dan pencemaran

    lingkungan di kota yang lebih tinggi dari pada didesa (widoyono 2008).

    2.2 Teori Pustaka

    2.2.1 Pengertian perilaku

    Perilaku manusia adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia baik

    yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh

    pihak luar (Notoatmodjo, 2003 : 114).

    Psikologi memandang perilaku manusia (human behavior) sebagai reaksi

    yang dapat bersifat sederhana maupun bersifat kompleks. Pada manusia

    khususnya dan pada hewan umumnya memang terdapat bentuk-bentuk

    perilaku instinktif yang didasari oleh kodrat untuk mempertahankan

    kehidupan (Azwar, MA, 2011).

  • 2.2.2 Klasifikasi Perilaku

    Benyamin Bloom (Notoatmojo, 2003) berpendapat bahwa perilaku dapat

    diklasifikasikan dalam tiga ranah (bidang) untuk kepentingan tujuan

    pendidikan yaitu :

    1. ranah kognitif : yang berisi perilaku-perilaku yang menekankan

    aspek intelektual, seperti pengetahuan, pengertian, dan keterampilan

    berpikir.

    2. ranah afektif : berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

    perasaan dan emosi, seperti minat, sikap, apresiasi, dan cara

    penyesuaian diri.

    3. ranah psikomotor : berisi perilaku-perilaku yang menekankan aspek

    keterampilan motorik seperti tulisan tangan, mengetik, berenang,

    dan mengoperasikan mesin.

    2.2.3 Bentuk Perilaku

    Secara operasional respon perilaku dapat berbentuk :

    1. Bentuk Pasif

    Merupakan respon internal, yaitu terjadi dalam diri manusia, tidak

    dapat dilihat oleh orang lain (tanggapan, berpikir, sikap batin dan

    pengetahuan). Perilaku ini masih terselubung (covert behavior).

    2. Bentuk Aktif

    Yaitu apabila dapat jelas diobservasi secara langsung. Perilaku ini

    sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata (overt behavior)

    (Notoatmojo, 2003).

    2.2.4 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku

    Soekidjo Notoatmodjo mengatakan bahwa perilaku manusia merupakan

    refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,

    kehendak, minat, motifasi, persepsi, sikap dan niat. Gejala kejiwaaan

  • tersebut dipengaruhi oleh berbagai faktor lain diantaranya pengalaman,

    keyakinan, fasilitas dan sosial budaya.

    2.3 Konsep Dasar Rokok

    2.3.1 Pengertian

    Rokok adalah silinder dari kertas berukuran panjang antara 70 hingga

    120 mm (bervariasi tergantung negara) dengan diameter sekitar 10 mm

    yang berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Setiap jenis dan

    merk rokok mengandung zat kimia yang berbeda-beda (muhamad jaya,

    2009 : 49)

    2.3.2 Kandungan zat-zat yang terdapat dalam rokok

    Rokok mengandung kurang lebih 4.000 elemen, beberapa diantaranya

    racun utama pada rokok adalah.

    1. Nikotin : adalah zat adiktif yang mempengaruhi syaraf dan

    peredaran darah. Zat ini bersifat karsinogen, dan mampu memicu

    kanker paru-paru yang mematikan.

    2. Tar : adalah substansi hidrokarbon yang bersifat lengket dan

    menempel pada paru-paru.

    3. Karbon monoksida : adalah zat yang mengikat hemoglobin dalam

    dara, membuat darah tidak mampu mengikat oksigen (muhamad

    jaya, 2009 : 49).

    2.3.3 Bahaya merokok

    Bahaya merokok terhadap kesehatan tubuh telah diteliti dan dibuktikan

    banyak orang. Efek-efek yang merugikan akibat merokok juga sudah

    diketahui dengan jelas, banyak penelitian membuktikan kebiasaan

    merokok meningkatkan resiko timbulnya berbagai penyakit jantung dan

    gangguan pembuluh darah, kanker paru-paru, impotensi, serta gangguan

    kehamilan dan cacat pada janin (muhamad jaya, 2009).

  • 2.3.4 Penyakit-penyakit akibat merokok

    Beberapa diantaranya penyakit yang disebabkan rokok antara lain :

    1. Penyakit kanker paru : Penelitian menunjukkan bahwa rokok merupakan

    faktor penyebab kanker, dari penelitian-penelitian tersebut hilanglah

    ketidakpastian yang selama ini memenuhi benak para ahli dan berkat

    penelitian itu pula tidak dapat disingkat lagi bahwa merokok berbahaya

    terhadap kesehatan (Coldwell Ernest, 2001 : 16-17).

    2. Tuberculosis : peneliti pusat bioetika dan Humaniora kesehatan

    kesehatan fakultas kedokteran Universitas Gajah Mada, dr.Nawi Ng

    MPH, menyatakan bahwah memperlemah paru-paru. Pada saat paru-

    paru melemah akan lebih mudah terinfeksi kuman tuberculosis

    (muhamad jaya, 2009 : 45).

    3. Emphysema : Penyakit ini menyebabkan penderitanya sulit bernafas.

    Para perokok sebagian dinding paru-paru rusak sehingga darah sulit

    mengambil oksigen dan orangnya harus bekerja keras untuk

    bernafas.

    2.3.5 Tipe-tipe perokok

    1. Perokok ringan

    Mereka yang mengkonsumsi rokok sekitar 10 batang sehari dengan selang waktu 60 menit dari bangun tidur.

    2. Perokok sedang

    Mereka yang menghabiskan rokok 11-20 batang sehari dengan selang

    waktu 31-60 menit selang bangun tidur.

    3. Perokok berat

    Mereka yang mengkonsumsi rokok sekitar 21-30 batang sehari dengan

    selang waktu sejak bangun tidur pagi berkisar 6-39 menit.

    4. Perokok sangat berat

    Mereka yang mengkonsumsi rokok lebih dari 31 batang per hari dengan

    selang waktu merokoknya adalah lima menit setelah bangun pagi.

  • 2.3.6 Tipe-tipe perilaku merokok

    Menurut Siluan Tomkins (2002) ada tipe perilaku merokok yaitu :

    1. Tipe perilaku yang dipengaruhi oleh perasaan positif.

    Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif. Ada 3 sub tipe dalam kelompok ini,

    yaitu :

    1) Pleasure ralaxation

    Perilaku merokok yang hanya untuk menambah atau meningkatkan

    kenikmatan yang sudah didapatkan, misalnya merokok setelah

    minum kopi atau setelah makan.

    2) Stimulation to pick them up

    Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk

    menyenangkan perasaan.

    3) Pleasure of handling the cigarette

    Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok sangat

    spesifik pada perokok pipa. Perokok lebih senang berlama-lama

    untuk memainkan dengan jari-jarinya sebelum ia menyalakan api.

    2. Perilaku merokok yang dipengaruhi perasaan negatif.

    Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan

    negatif misalnya : bila sedang marah, cemas, gelisah, maka rokok

    dianggap sebagai penyelamat.

    3. Perilaku merokok yang adaptif atau disebut dengan psychological

    addiction mereka yang sudah adiksi akan menambah jumlah rokok

    yang di hisap. Setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya

    berkurang.

    2.4 Konsep Dasar Infeksi Saluran Pernapasan Akut

    2.4.1 Pengertian Infeksi Saluran Pernapasan Akut

    Infeksi saluran pernafasan akut adalah radang akut saluran pernafasan

    atas maupun bawah yang disebabkan oleh infeksi jasad renik atau bakteri

    virus maupun riketsia tanpa atau disertai radang parenkim paru

    (Widoyono, 2008).

  • 2.4.2 Etiologi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

    Infeksi Saluran Pernafasan Akut dapat disebabkan oleh virus, bakteri

    maupun riketsia, Penyakit bakterial umumnya disertai keradangan

    parenkim. Virus pernafasan merupakan penyebab terbesar dari angka

    kejadian Infeksi saluran pernafasan akut, Etiologi Infeksi saluran

    pernafasan akut terdiri dari :

    1. Bakteri : diplococcus pneumonia, pneumococcus, streptococcus

    pyeogenis, staphylococcus aureus, haemophilus influenzae dan lain-

    lain.

    2. Virus : influenza, adenovirus, sitomegalovirus.

    3. Jamur : aspergilus sp, candida albicans, histoplasma dan lain-lain.

    4. Aspirasi : makanan, asap kendaraan bermotor, BBM (bahan bakar

    minyak) biasanya minyak tanah, cairan amnion pada saat lahir, benda

    asing (biji-bijian, mainan pelastik kecil dan lain-lain).

    (widoyono, 2008 : 156).

    2.4.3 Pembagian Infeksi Saluran Pernafasan Akut

    Secara anatomik infeksi saluran pernafasan akut oleh Widoyono (2008)

    dibagi menjadi dua bagian, antara lain :

    1. Infeksi saluran pernafasan bagian atas, dibagi mejadi :

    1) Batuk pilek

    2) Otitis media

    3) Faringitis

    2. Infeksi saluran pernafasan bawah, dibagi menjadi :

    1) Croup, antara lain : epiglotis, laryngitis, laringotrakeitis.

    2) Bronkitis.

    3) Bronkiolitis.

    4) Pneumonia.

  • 2.4.4 Klasifikasi Infeksi Saluran Pernapasan Akut

    1. Bukan pneumonia : mencakup kelompok pasien balita dengan batuk

    yang tidak menunjukan adanya tarikan dinding dada bagian bawah

    ke arah dalam.

    2. Pneumonia : didasarkan pada adanya batuk dan atau kerusakan

    bernapas. Diagnosis gejala berdasarkan umur. Batas frekuensi napas

    cepat pada anak berusia dua bulan sampai < 1 tahun adalah 50 kali

    per menit dan untuk anak usia 1 sampai < 5 tahun adalah 40 kali per

    menit.

    3. pneumonia berat : didasarkan adanya batuk dan kesukaran bernapas

    disertai sesak napas atau tarikan dinding dada bagian

    bawah kearah dalam (chest indrawing) pada anak berusia dua bulan

    sampai < 5 tahun (widoyono, 2008 : 155).

    2.4.5 Tanda Dan Gejala

    2.4.5.1 Secara Anatomik

    1. Tanda dan gejala infeksi saluran pernafasan akut bagian atas, antara

    lain :

    1) Batuk pilek : Dari hidung keluar cairan jernih yang encer (cairan

    tersebut dapat mencer setelah terjadi infeksi sekunder). Gejala yang

    timbul tidak khas, berupa pilek, batuk sedikit dan kadang-kadang

    bersin, tenggorokan terasa kering dan gatal, gejala yang lain dapat

    berupa rasa nyeri pada otot, sendi, pusing, mual dan sebagainya (Arsyad

    & Iskandar, 2001).

    2) Otitis media : Pada otitis media akut ditandai dengan gendang telinga

    (membran timpani) yang berwarna kemerahan dan adanya penurunan

    mobilitas, demam, nyeri telinga yang mendadak, persisten terdapat

    discharge yang keluar dari telinga selama kurang dari 2 minggu,

    penyakit ini sering mengenai anak usia pra sekolah. Puncaknya setelah

    2 tahun, Insidens akan menurun secara tajam setelah usia lebih dari 7

    tahun (Ballenger, 1997).

  • 3) Faringitis : Adanya nyeri tenggorokan, sulit menelan, demam, mual dan

    kelenjar limfe membangkak (Arsyad & Iskandar, 2001).

    2. Tanda dan gejala pada infeksi saluran pernafasan akut bagian bawah, antara

    lain :

    1) Bronkiolitis : Bronkiolitis akut adalah penyakit obstuktif akibat inflamasi

    akut pada saluran nafas kecil (bronkiolus), terjadi pada anak berusia kurang

    dari 2 tahun dengan insidens tertinggi sekitar usia 6 bulan (kapita, 2000).

    2) Pneumoni : Pneumoni adalah Peradangan akut parenkim paru yang

    biasanya disebabkan oleh infeksi. Pneumoni yang sangat berat memberikan

    tanda dan gejala seperti batuk, kesulitan nafas, penarikan dinding dada (

    price, Sylvia .A , 2006 ).

    2.4.6 Tindakan Pada Infeksi Saluran Pernafasan Akut

    1. Bukan pneumonia perawatan di rumah

    2. Pneumonia diobati + diberi nasehat tentang perawatan dirumah

    3. Pneumonia berat dirujuk kerumah sakit

    (widoyono, 2008 ).

    2.4.6.1 Berdasarkan Umur

    1. Umur kurang dari 2 bulan

    1) Pneumonia Berat : kirim segera ke sarana rujukan, pemberian

    antibiotik satu dosis.

    2) Bukan Pneumonia : beri nasehat cara perawatan dirumah, jaga agar

    anak tidak kedinginan, teruskan pemberian Air Susu Ibu, bersikan

    hidung bila tersumbat. Anjurkan ibu-ibu untuk kembali kontrol bila :

    keadaan anak memburuk, nafas jadi cepat, anak sulit bernapas dan

    anak sulit untuk minum

    2. Umur 2 Bulan sampai Kurang 5 Tahun

    1) Pneumonia berat : rujuk segera, beri antibiotik satu dosis bila sarana

    kesehatan jauh, obati bila ada nya demam dan wheezing.

  • 2) Bukan pneumonia : jika batuk berlangsung lebih dari 30 hari, rujuk

    untuk pemeriksaan lanjutan. Obati bila ada demam dan wheezing.

    (widoyono, 2008).

    2.4.7 Pencegahan Infeksi Saluran Pernafasan Akut

    1. Penyuluhan kesehatan : Masyarakat hendaknya mampu untuk membeda-

    bedakan dengan cara yang mudah, apakah seorang penderita bisa diobati

    sendiri, ataukah harus dibawa ke petugas kesehatan (widoyono, 2008 : 159).

    2. Pemberian imunisasi : Merujuk kesarana kesehatan yang lebih lengkap, ada

    beberapa infeksi saluran pernafasan bisa dicegah dengan imunisasi,

    misalnya difteri (DPT), BCG dan campak (widoyono, 2008 : 159)

    3. Lingkungan yang bersih : Masih tingginya angka kesakitan penyakit infeksi

    saluran pernafasan akut antara lain sangat dipengaruhi oleh lingkungan fisik

    dan lingkungan biologi. Apabila lingkungan tersebut kotor maka akan

    mempercepat meluasnya penyakit infeksi karena bakteri, virus dan parasit.

    Untuk itu kebersihan lingkungan harus dijaga dengan baik (widoyono, 2008

    : 159)

    2.4.8 Perilaku merokok di dalam rumah

    Perilaku merokok di dalam rumah adalah terdapatnya seorang anggota

    keluarga atau lebih yang menghisap rokok di dalam rumah (Depkes R.I,

    2009).

    2.5 Hubungan perilaku merokok dalam rumah dengan kejadian Infeksi Saluran

    Pernapasan Pada Balita

    Merokok dirumah tidak disarankan bagi orang tua, apalagi saat anak-anak mereka

    berada disekitarnya. Bahkan bila merokok disebelah ibu yang sedang menggendong

    bayi. Dampak merokok salah satunya dapat menyebabkan penyakit

    bronchopneumonia pada balita. Meskipun semua orang tahu akan bahaya yang

    ditimbulkan akibat merokok, perilaku merokok tidak pernah surut dan tampaknya

    merupakan perilaku yang masih dapat ditolerir oleh masyarakat (DepKes RI, 2009).

  • 2.6 Konsep Balita

    2.6.1 Pengertian balita

    Pengertian balita adalah anak di bawah Lima Tahun atau sering disingkat

    sebagai Balita merupakan salah satu periode usia manusia setelah bayi sebelum

    anak awal. Rentang usia balita dimulai dari dua sampai dengan lima tahun, atau

    biasa digunakan perhitungan bulan yaitu usia 24-60 bulan. Anak usia 1-5 tahun

    disebut juga balita (Hurlock, Elizabeth B, 1989).

    2.6.2 Perkembangan balita

    Perkembangan berkaitan dengan pertumbuhan kuantitatif yaitu

    peningkatan ukuran dan struktur. Tidak saja anak menjadi lebih besar

    secara fisik, tetapi ukuran dan struktur organ dalam dan otak

    meningkat. Akibat adanya pertumbuhan otak, anak mempunyai

    kemampuan yang lebih besar untuk belajar, mengingat, dan berfikir.

    Anak tumbuh, baik secara mental maupun fisik (Hurlock, Elizabeth B,

    1989).

  • BAB III

    METODE PENELITIAN

    Metode penelitian merupakan suatu cara untuk memperoleh kebenaran atau cara

    yang akan digunakan penelitian. Dalam uraian tersebut akan tercermin langkah-

    langkah teknis dan operasional penelitian yang akan dilaksanakan (Notoatmodjo S,

    2010 : 86). Pada bab ini akan diuraikan tentang desain penelitian, kerangka kerja,

    populasi, sampel, sampling, identifikasi variabel, definisi operasional,

    pengumpulan data dan analisa data, masalah etik dan keterbatasan.

    3.1 Kerangka Konsep Penelitian

    Kerangka operasional (kerangka kerja) adalah langkah-langkah dalam aktivitas

    ilmiah mulai dari penetapan populasi, sampel dan seterusnya yaitu kegiatan sejak

    awal dilaksanakannya penelitian (Nursalam, 2008 : 55).

    !"

    #!$

    !"

    $

    !"

    $"!

    !"

    #!$"!

    !"

    %& ''($

    '(! )*!+")',"-

    '"+"#&

  • 3.2 Hipotesa

    Hipotesis atau dugaan sementara diperlukan untuk memandu jalan pikiran kearah

    tujuan penelitian (Notoatmodjo, S, 2010).

    1. Hipotesa Nol (H0) :

    Tidak Ada Hubungan Antara Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan

    Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Pada Balita.

    2. Hipotesa alternative (H1) :

    Ada Hubungan Antara Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan

    Kejadian Infeksi Saluran Pernafasan Pada Balita.

    3.3 Variabel Penelitian

    Variabel adalah sesuatu yang digunakan sebagai ciri, sifat atau ukuran yang

    dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang sesuatu konsep pengertian

    tertentu (Notoatmodjo, S, 2010 : 103).

    3.3.1 Variabel independent (Variabel bebas)

    Variabel independent adalah variabel yang nilainya menentukan variabel

    yang lain atau merupakan variabel resiko atau sebab (Notoatmodjo, S, 2013

    : 104). Variabel independent pada penelitian ini adalah perilaku merokok

    di dalam rumah.

    3.3.2 Variabel dependent (Variabel tergantung)

    Variabel dependent (variabel tergantung) adalah variabel yang dipengaruhi

    oleh variabel independent atau merupakan variabel akibat atau efek

    (Notoatmodjo, S, 2010 : 104). Variabel dependent penelitian ini adalah

    kejadian penyakit Pernafasan.

    3.4 Definisi Operasional

    Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang di maksud, atau

    tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo, S, 2010 :

    112).

  • Tabel 3.1

    Definisi Operasional Hubungan Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan

    Kejadian penyakit Pernafasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan

    Nongsa Kota Batam tahun 2013.

    Variabel Definisi

    operasional Indikator Alat ukur Skala Skore/kode

    Variabel

    independent :

    Perilaku

    merokok di

    dalam rumah.

    Perilaku merokok

    anggota keluarga

    yang menghisap

    rokok di dalam

    rumah (di

    beranda,kamar

    tidur, toilet, ruang

    makan, ruang

    tamu, ruang

    keluarga)

    Tipe-tipe perokok :

    5. Tidak ada merokok di

    dalam rumah

    6. Perokok ringan,

    mereka yang

    mengkonsumsi rokok

    sekitar 10 batang

    sehari dengan selang

    waktu 60 menit dari

    bangun tidur.

    7. Perokok sedang,

    mereka yang

    menghabiskan rokok

    11-20 batang sehari

    dengan selang waktu

    31-60 menit selang

    bangun tidur.

    8. Perokok berat, mereka

    yang mengkonsumsi

    rokok sekitar 21-30

    batang sehari dengan

    selang waktu sejak

    Kuesioner Ordinal

    Kode :

    1. Tidak merokok

    2. Perokok ringan

    3. Perokok sedang

    4. Perokok berat

  • Variabel Definisi

    operasional Indikator Alat ukur Skala Skore/kode

    bangun tidur pagi

    berkisar 6-39 menit.

    Variabel

    dependent:

    Kejadian

    penyakit

    pernafasan

    Penyakit yang

    sudah didiagnosa

    medis penyakit

    pernafasan.

    Hasil diagnosis yang telah

    menyatakan menderita

    penyakit Pernafasan.

    kuesioner nominal Kode :

    - Tidak terjadi

    penyakit Pernafasan

    = 1

    - Terjadi penyakit

    Pernafasan = 2

    3.5 Desain Penelitian

    Desain penelitian adalah hasil akhir dari suatu tahap keputusan yang dibuat oleh

    peneliti berhubungan dengan bagaimana suatu penelitian bisa diterapkan

    (Nursalam, 2003 : 80).

    Penelitian ini menggunakan metode Analitik (korelasi) yaitu suatu penelitian atau

    penelaahan hubungan antara dua variabel pada suatu situasi atau sekelompok

    subjek. Hal ini dilakukan untuk melihat hubungan antara gejala satu dengan gejala

    yang lain, atau variabel satu dengan variabel yang lain (Notoatmodjo S, 2010 : 47).

    Untuk mengetahui korelasi antara suatu variabel dengan variabel lain tersebut

    diusahakan dengan mengidentifikasi variabel yang ada pada suatu objek, kemudian

    didentifikasi pula variabel lain yang ada pada objek yang sama dan dilihat apakah

    ada hubungan antara keduanya (Notoatmodjo S, 2010 : 48). Dan pendekatan pada

    penelitian ini adalah dengan cross sectional adalah suatu penelitian untuk

    mempelajari dinamika korelasi antara factor-faktor resiko dengan efek, dengan cara

    pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada suatu saat (point time

    approach). Artinya tiap subjek penelitian hanya di observasi sekali saja dan

    pengukuran dilakukan terhadap status karakter atau variabel subjek pada saat

    pemeriksaan (Notoatmodjo, S, 2010 : 37).

  • 3.6 Populasi Dan Sampel

    3.6.1 Populasi

    Populasi adalah setiap subjek (misalnya manusia, pasien) yang memenuhi

    kriteria yang telah ditetapkan (Notoatmodjo, S, 2010 : 115). Pada penelitian

    ini populasi kasus adalah seluruh anak balita yang menderita yang datang

    berobat Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam sebanyak

    52 anak balita.

    Populasi kontrol adalah seluruh anak balita yang tidak menderita penyakit

    Pernafasan yang datang berobat Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa

    Kota Batam tahun sebanyak 28 anak balita.

    3.6.2 Sampel

    Sampel penelitian adalah sebagian yang diambil dari keseluruhan objek

    yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh populasi (Notoatmodjo, S,

    2010 : 115).

    Sampel kasus dalam penelitian ini adalah seluruh anak balita yang datang

    berobat Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam. sebanyak

    52 anak balita.

    3.6.2.1 Besar sampel

    Pada setiap penelitian, disamping harus ditentukan bagaimana

    cara memilih sampel, juga harus di tetapkan berapa banyak

    jumlah sampel yang diperlukan untuk sesuatu penelitian supaya

    penelitian tersebut dapat memenuhi persyaratan yang diperlukan

    sehingga hasilnya dapat dipercaya (Tjokronegoro & Sudarsono,

    1999)

  • 3.7 Lokasi dan Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilakukan Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam

    tahun 2013. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Februari tahun

    2013.

    3.8 Pengumpulan Data

    3.6.1 Pengumpulan Data

    Pengumpulan data adalah suatu proses pendekatan kepada subyek dan

    proses pengumpulan karakteristik subyek yang dikumpulkan dalam suatu

    penelitian (Nursalam, 2008 : 111).

    3.6.2 Proses Pengumpulan Data

    Pengumpulan data dalam penelitian ini yaitu dengan melakukan pendekatan

    kepada pasien untuk mendapatkan persetujuan dengan menggunakan

    lembar persetujuan (informed concent) menjadi responden dan

    menandatangani bila bersedia. Kemudian responden diberi penjelasan

    tentang cara pengisian kuesioner (Notoatmodjo, S, 2010)

    3.6.3 Instrumen Pengumpulan Data

    Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian ini adalah

    kuesioner. Instrumen yang digunakan dalam pengumpulan data penelitian

    ini untuk variabel independent menggunakan kuisioner. Kuesioner adalah

    daftar pertanyaan yang sudah tersusun dengan baik, sudah matang dimana

    responden tinggal memberikan jawaban atau memberi tanda tertentu, dan

    kuesioner sering juga disebut daftar pertanyaan. (Notoatmodjo S, 2010 :

    152).

    3.9 Pengolahan data

    Langkah-langkah pengolahan data dalam penelitian sebagai berikut :

    1. Editing

    Merupakan kegiatan untuk pengecekan dan perbaikan isian formulir atau

    kuesioner dengan cara memeriksa data hasil wawancara, angket, atau

  • pengamatan dari lapangan harus dilakukan penyuntingan terlebih dahulu

    (Notoatmodjo, S, 2010 : 176).

    Pada penelitian ini pemeriksaan data (editing) dilakukan dengan

    mengumpulkan semua kuesioner yang telah diisi oleh responden, jika ada

    pertanyaan dalam kuesioner belum diisi maka dikembalikan pada responden

    untuk dilengkapi. Kemudian dilakukan koreksi terhadap kuesioner tersebut.

    2. Coding

    Untuk mempermudah pengolahan, lembaran atau kartu kode adalah

    instrument berupa kolom-kolom untuk merekam data secara manual.

    Lembaran atau kartu kode berisi nomor responden, dan nomor-nomor

    pertanyaan (Notoatmodjo, S, 2010 : 174).

    Setiap responden diberi kode sesuai dengan nomor urut. Pada variabel

    independent jika perokok ringan diberi kode 1, perokok sedang diberi kode

    2, perokok berat diberi kode 3 dan tidak merokok didalam rumah diberi kode

    4. Dan untuk variabel dependent jika menderita penyakit pernafasan diberi

    kode 1 dan jika tidak menderita penyakit pernafasan diberi kode 2.

    3. Tabulating

    Setelah data dikumpulkan dilakukan proses editing, coding dan tabulating.

    Semua data tersebut kemudian diolah secara manual maupun menggunakan

    piranti lunak komputer Statistical Package For Social Science (SPSS) for

    Windows V.16. Selanjutnya dilakukan analisis deskriptif data, yaitu

    membahas cara-cara meringkas, mengklasifikasikan data yang

    memungkinkan peneliti untuk mengurangi, menyimpulkan,

    mengorganisasikan, menginterpretasikan dan menyajikan informasi yang

    jelas dengan angka-angka yang bermakna (Nursalam, 2001 : 93), kemudian

    data disajikan dalam bentuk prosentase.

    Untuk menghitung atau menentukan tingkat hubungan korelasi antara

    variabel bebas dengan variabel terikat yang terdiri dari data ordinal dan data

    nominal digunakan analisa statistik korelasi tata jenjang atau koefisien

    kontingensi (Alimul Aziz, 2007 : 140). Dengan tingkat kemaknaaan

    0,05, jika signifikan () dibawah atau sama dengan 0,05 maka HI diterima

  • dan H0 ditolak dan dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang nyata

    antara dua variabel yang diteliti (Sugiyono, 2007).

    3.10.1 Analisa Data

    Jemmy Rumengan (2010) menyatakan dalam berhubungan dengan analisa data

    merupakan data-data yang telah terkumpul umumnya masih berbentuk data mentah

    untuk diperoleh agar lebih sederhana sehingga memudahkan peneliti untuk

    melakukan analisa data.

    3.11 WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN

    Penelitian akan dilaksanakan Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota

    Batam, waktu pengumpulan data pada bulan Januari sampai Februari tahun 2013.

  • Tabel 3.3

    Jadwal Penelitian

    NO KEGIATAN

    BULAN/TAHUN

    DESEMBER

    -2012 JANUARI-2013 FEBRUARI-2013

    MINGGU KE

    3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

    1 Pengajuan Judul

    2 Penulisan proposal

    3 Ujian Proposal

    4 Pengumpulan data

    5 Analisis data

    6 Ujian Sidang Akhir

  • BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Pada bab ini menyajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data kuesioner

    tentang Hubungan antara perilaku merokok di dalam rumah dengan kejadian

    infeksi saluran pernapasan pada balita di puskesmas sambau kecamatan nongsa

    kota batam tahun 2013.

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Perilaku merokok keluarga di dalam rumah pada anak balita yang

    tidak menderita Infeksi Saluran Pernapasan

    Tabel 4.1

    Distribusi Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Yang Balitanya Tidak

    Menderita Infeksi Saluran Pernapasan Di Puskesmas Sambau Kecamatan

    Nongsa Kota Batam Tahun 2013.

    No. Perilaku merokok keluarga di dalam

    rumah Jumlah Prosentase

    1. Tidak merokok 5 17,8%

    2. Perokok ringan 15 53,6%

    3. Perokok sedang 8 28,6%

    4. Perokok berat 0 0%

    Jumlah 28 100%

    Sumber : Data Primer dari pengisian kuesioner bulan januari sampai februari 2013

    Berdasarkan tabel 4.1 menunjukkan bahwa dari 28 responden yang balitanya

    tidak menderita infeksi saluran pernapasan lebih dari sebagian perilaku merokok

    keluarga di dalam rumah kategori ringan yaitu sebanyak 15 orang (53,6%).

  • 4.1.2 Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Pada Anak Balita Yang Menderita

    Infeksi Saluran Pernapasan

    Tabel 4.2

    Distribusi Perilaku Merokok Di Dalam Rumah Yang Balitanya Menderita Infeksi

    Saluran Pernapasan Di Puskesmas sSambau Kecamatan Nongsa Kota Batam

    Tahun 2013.

    No. Perilaku merokok keluarga di dalam

    rumah Jumlah Prosentase

    1. Tidak merokok 4 16,7%

    2. Perokok ringan 3 12,5%

    3. Perokok sedang 6 25%

    4. Perokok berat 11 45,8%

    Jumlah 24 100%

    Sumber : Data Primer dari pengisian kuesioner bulan januari sampai februari 2013

    Berdasarkan tabel 4.2 menunjukkan bahwa dari 24 responden yang balitanya

    menderita infeksi saluran pernapasan lebih dari sebagian perilaku merokok

    keluarga di dalam rumah kategori berat yaitu sebanyak 11 orang (45,8%).

    4.1.3 Tabel Silang Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Dengan

    Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita

    Tabel 4.3

    Distribusi Hasil Tabulasi Silang Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah

    Dengan Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau

    Kecamatan Nongsa Kota Batam Tahun 2013.

  • No

    Perilaku merokok

    keluarga di dalam

    rumah

    kejadian infeksi saluran

    pernapasan pada balita

    N % Tidak terjadi Terjadi

    N % N %

    1. Tidak merokok 5 55,5 4 44,4 9 0

    2. Perokok ringan 15 83,3 3 16,7 18 100

    3. Perokok sedang 8 57,1 6 42,8 14 100

    4. Perokok berat 0 3,57 11 100 11 100

    Jumlah 28 53,8 24 46,2 52 100

    Sumber : Data Primer dari pengisian kuesioner bulan januari sampai Februari 2013

    Dari tabel 4.3 tabulasi silang dapat dijelaskan bahwa dari 52 responden yang

    diteliti, responden yang berperilaku merokok didalam rumah kategori ringan

    sebanyak 18 orang dan sebagian besar anak balitanya tidak mengalami terjadinya

    infeksi saluran pernapasan yaitu sebanyak 15 anak (83,3%), sedangkan

    responden berperilaku merokok didalam rumah kategori berat sebanyak 11 orang

    dan seluruhnya anak balitanya mengalami terjadinya infeksi saluran pernapasan

    (100%).

    Dari kedua variabel tersebut setelah diuji statistik dengan menggunakan uji

    statistik Chi Square dengan nilai : 0,05. Didapat nilai : 0,000 < (0,05),

    jadi H0 ditolak, yang berarti H1 diterima. Hasil dari uji asosiasi Coefficient

    Contingency didapatkan value 0,519 sehingga kesimpulanya adalah ada

    hubungan antara perilaku merokok di dalam rumah dengan kejadian infeksi

    saluran pernapasan pada balita di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota

    Batam, dengan kekuatan korelasi relatif sedang (0,519).

  • 4.2 Pembahasan

    4.2.1 Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Yang Balitanya Tidak

    Menderita Infeksi Saluran Pernapasan

    Hasil penelitian 4.1 menunjukkan bahwa dari 28 responden yang balitanya

    tidak menderita infeksi saluran pernapasan lebih dari sebagian perilaku

    merokok keluarga di dalam rumah kategori ringan yaitu sebanyak 15 orang

    (53,6%).

    Menurut Notoatmodjo (2003 : 114), perilaku manusia adalah semua kegiatan

    atau aktivitas manusia baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak

    dapat diamati oleh pihak luar.

    Meskipun hasil penelitian menunjukkan bahwa para orang tua tersebut

    berperilaku merokok didalam rumah dalam kategori ringan, tetapi para orang

    tua tersebut masih melakukan kebiasaan merokok. Ini bisa terjadi karena

    para orang tua menyadari akan bahaya merokok bagi anggota keluarga yang

    tidak merokok. Para orang tua yang mempunyai kebiasaan merokok di

    dalam rumah dan memiliki balita, tetapi mereka merokok tidak berada di

    samping balita sehingga balita terhindar dari paparan asap rokok dan

    terhindar dari infeksi saluran pernapasan.

    4.2.2 Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Yang Balitanya

    Menderita Infeksi Saluran Pernapasan

    Berdasarkan hasil penelitian pada table 4.2 menunjukkan bahwa dari 24

    responden yang balitanya menderita infeksi saluran pernapasan kurang dari

    sebagian perilaku merokok keluarga di dalam rumah kategori berat yaitu

    sebanyak 11 orang (45,8%).

    Adanya kesempatan bagi para orang tua untuk merokok tanpa adanya

    teguran dari pihak lain (anggota keluarga yang lain) akan mendukung

    mereka untuk tetap melakukan kebiasaan merokoknya (Jaya, Muhammad.

    2009).

  • 4.2.3 Hubungan Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Dengan

    Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita

    Berdasarkan hasil penelitian pada tabel 4.3 tabulasi silang dapat dijelaskan

    bahwa dari 52 responden yang diteliti, responden yang berperilaku merokok

    didalam rumah kategori ringan sebanyak 18 orang dan sebagian besar anak

    balitanya tidak mengalami terjadinya infeksi saluran pernapasan yaitu

    sebanyak 15 anak (53,6%), sedangkan responden berperilaku merokok

    didalam rumah kategori berat sangat sebanyak 11 orang dan seluruhnya anak

    balitanya mengalami terjadinya infeksi saluran pernapasan (100%).

    Dari kedua variabel tersebut setelah diuji statistik dengan menggunakan uji

    statistik Chi Square dengan nilai : 0,05. Didapat nilai : 0,000 < (0,05),

    jadi H0 ditolak, yang berarti H1 diterima. Hasil dari uji asosiasi Coefficient

    Contingency didapatkan value 0,519 sehingga kesimpulanya adalah ada

    Hubungan Antara Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Dengan

    Kejadian Infeksi Saluran Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau

    Kecamatan Nongsa Kota Batam, dengan kekuatan korelasi relatif sedang

    (0,519).

    4.2.4 Balita Yang Menderita Infeksi Saluran Pernapasan

    Dari tabel 4.3 tabulasi silang dapat dijelaskan bahwa dari 52 responden yang

    diteliti, responden yang balitanya menderita infeksi saluran pernapasan

    sebanyak 24 orang dan responden berperilaku merokok didalam rumah

    kategori berat sebanyak 11 orang dan seluruhnya anak balitanya mengalami

    terjadinya infeksi saluran pernapasan (100%). Berperilaku merokok didalam

    rumah kategori ringan sebanyak 18 orang dan anak balitanya mengalami

    terjadinya infeksi saluran pernapasan yaitu sebanyak 3 anak (16,7%).

    Sedangkan berperilaku merokok didalam rumah kategori sedang sebanyak

    14 orang dan balitanya yang terjadinya infeksi saluran pernapasan yaitu

    sebanyak 6 anak (42,8%).

  • 4.3 Keterbatasan Penelitian

    Pada penelitian ini, peneliti menyadari bahwa terdapat beberapa keterbatsan dalam

    melaksanakan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

    1. Sampel yang digunakan terbatas pada balita yang berobat di Puskesmas

    Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.

    2. Pengumpulan data dengan kuesioner memungkinkan responden dalam

    pengisian pertanyaan diduga ada yang tidak jujur sehingga hasilnya kurang

    mewakili secara kualitatif.

  • BAB V

    KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan

    Kesimpulan penelitian merupakan jawaban yang diperoleh atas hal yang dipernyatakan

    ini, yang berarti bahwa tujuan peneliti telah tercapai.

    1. Responden yang berperilaku merokok didalam rumah kategori ringan

    sebanyak 18 orang dan sebagian besar anak balitanya tidak mengalami

    terjadinya infeksi saluran pernapasan yaitu sebanyak 15 anak (53,6%),

    responden yang berperilaku merokok di dalam rumah kategori perokok sedang

    sebanayak 14 orang (26,9%), sedangkan responden berperilaku merokok

    didalam rumah kategori perokok berat sebanyak 11 orang (21,2%).

    2. Uji statistik Chi Square dengan nilai : 0,05. Didapat nilai : 0,000 <

    (0,05), jadi H0 ditolak, yang berarti H1 diterima. Hasil dari uji asosiasi

    Coefficient Contingency didapatkan value 0,519. Ada Hubungan Antara

    Perilaku Merokok Keluarga Di Dalam Rumah Dengan Kejadian Infeksi

    Saluran Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa

    Kota Batam, dengan kekuatan korelasi relatif sedang (0,519).

    3. Responden yang balitanya menderita infeksi saluran pernapasan sebanyak 24

    orang dan sebanyak 11 anak (100%) dengan orang tua berperilaku perokok

    berat, sebanyak 3 anak (16,7%) dengan orang tua berperilaku perokok ringan,

    dan sebanyak 6 anak (42,8%) dengan orang tua berperilaku perokok sedang.

    Pada perilaku merokok di dalam rumah dengan kategori dari ringan sampai

    berat semuanya dapat mengakibatkan infeksi saluran pernapasan pada balita.

  • 5.2 Saran

    5.2.1 Bagi Peneliti

    Peneliti selanjutnya dalam meneliti masalah yang sama untuk memasukkan

    variabel yang berbeda misalnya faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya

    infeksi saluran pernapasan pada balita dengan jumlah sampel yang lebih

    banyak sehingga hasilnya lebih valid.

    5.2.2 Bagi Tenaga Kesehatan

    Dengan mengetahui masih banyak orang tua balita yang merokok didalam rumah

    diperlukan upaya sosialisasi secara terus-menerus kepada masyarakat tentang

    bahaya merokok bagi kesehatan, sehingga dengan adanya peringatan akan kerugian

    dari merokok dapat menurunkan kebiasaan merokok orang tua yang mempunyai

    balita dan menurunkan angka kesakitan akibat bahayanya rokok.

    5.2.3 Bagi Orang Tua

    Orang tua hendaknya selalu waspada terhadap masalah kesehatan anak balita

    dan segera mengurangi dan menghentikan kebiasaan merokok apa bila anak

    balitanya mengalami gejala-gejala gangguan kesehatan, khususnya infeksi

    saluran pernapasan.

    5.2.4 Bagi Pemerintah

    Pemerintah sebaiknya membuat aturan atau undang-undang yang melarang

    masyarakat merokok di tempat umum dan memberi sanksi bagi yang

    melanggar.

    5.2.5 Instansi terkait

    Sebaiknya menyediakan ruang atau tempat khusus untuk merokok dan

    membuat larangan bagi orang tua, pengunjung atau tenaga kerja untuk tidak

    merokok di lingkungan Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.

  • DAFTAR PUSTAKA

    Ballenger, John Jacob. 1997. Telinga Hidung Tenggorokan Kepala dan Leher, Edisi 13.

    Tanggerang : Binarupa Aksara.

    Guyton dan Hall. 2006. Indera Pendengaran. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 11.

    Jakarta : EGC.

    Ganong, W.F, 2005. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran, Edisi 22. Jakarta : EGC

    Chandra, Budiman. 2007. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta : EGC.

    Notoatmodjo, soekidjo. 2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat. Jakarta : Rineka Cipta.

    sugiono, 2007. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, R&D. Bandung : Alfabeta.

    Jaya, Muahammad, 2009. Pembunuh Berbahaya Bernama Rokok. Yogyakarta : Rizma.

    Azwar, Saifuddin M.A, 2011. Sikap Manusia Teori Dan Pengukuranny. Yogyakarta :

    Pustaka Pelajar Offset.

    Notoatmodjo, soekidjo. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

    Arsyad dan Iskandar, Nurbaiti, 2001. Telinga Hidung Tenggorokan Kepala Leher. Edisi

    Kelima. Jakarta : Gaya Baru.

    Widoyono, 2008. Penyaakit Tropis Epidemiologi, penurunan, Pencegahan dan

    Pemberantasan. Jakarta : Erlangga.

    Tjokronegoro dan sudarsono, 1999. Metodologi Penelitian Bidang Kedokteran. Jakarta

    : Gaya Baru.

    Nursalam, 2008. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan.

    Jakarta : Salemba Medika.

  • Sastroasmoro dan Ismael, 1995. Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Jakarta :

    Binarupa Aksara.

    Mansjoer, Arif M. 2003. Kapita Selekta Kedokteran. Jakrta : Media Aesculap

    Horlock, Elizabeth B. 1989. Edisi Keenam. Perkembangan Anak. Jakarata : Erlangga.

    Universitas Sumatra Utara, 2010. Rokok.

    http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/21518/4/Chapter%20II.pdf.

    Data hasil laporan WHO 2008 : daftar 10 negara dengan statistik jumlah perokok 1.35

    miliar orang. http://nusantaranews.wordpress.com/2009/05/31/10-negara-

    jumlah-perokok-terbesar-di-dunia.

    Data Statistik Indonesia 2010. Data Statistik Perokok Di Indonesia 2010.

    http://www.datastatistik-indonesia.com.

  • ).."!"!/0

    - 0,.!

    -$ 0

    )"! 0)"!)'!"

    1"'!"!'"

    23"+"

    ."!./ .."4..

    !5 " " . .

    " " . !& * ! ! ! " !" /

    !( 5.!!!"

    """&

    +"5

    6"

    ."

    ,.

    !

    -$&

  • Permohonan Menjadi Responden

    Hubungan perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran

    Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam

    Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

    Nama : RICKY ISKANDAR

    NPM : 61109027

    Adalah mahasiswa Program Studi Kedokteran Fakultas Kedokteran Dan Ilmu

    Kesehatan Universitas Batam yang akan melakukan penelitian dengan judul

    Hubungan perilaku Merokok Di Dalam Rumah Dengan Kejadian Infeksi Saluran

    Pernapasan Pada Balita Di Puskesmas Sambau Kecamatan Nongsa Kota Batam.

    penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan merokok didalam rumah dengan

    kejadian infeksi saluran pernapasan pada balita.

    Dengan ini saya mengharapkan kesediaan bapak/ibu sekalian untuk

    berpartisipasi dalam penelitian ini dengan mengisi kuesioner. Setiap pertanyaan yang

    ada dalam kuesioner memiliki satu jawaban dan jawaban yang bapak/ibu berikan tidak

    ada yang salah sepanjang mencerminkan bapak/ibu yang sebernarnya. Jawaban yang

    bapak/ibu berikan dijamin kerahasiaannya dan hanya dipergunakan sebagai penelitian.

    Demikian permohonan ini saya sampaikan. Atas perhatian dan partisipasi

    bapak/ibu dalam membantu kelancaran penelitian ini saya ucapkan terima kasi.

    Batam, February 2013

    Peneliti

  • Ricky

    Iskandar

    Pernyataan Kesediaan Menjadi Responden

    HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN

    INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA

    Yang bertanda tangan dibawah ini :

    Nama : .

    Umur / tanggal lahir :

    Pekerjaan : .

    Alamat : .

    Menyatakan bersedia dan mau berpartisipasi menjadi responden penelitian yang

    akan dilakukan oleh Ricky Iskandar, mahasiwa dari Program Studi Kedokteran Fkultas

    Kedokteran Dan Ilmu Kesehatan Universitas Batam.

    Demikian pernyataan ini untuk dapat dipergunakan seperlunya dan apabila

    kemudian hari terdapat perubahan/keberatan saya, maka saya dapat mengajukan

    kembali hal keberatan tersebut.

    Batam, Januari

    2013

  • Responden

    (

    .)

    KUESIONER

    HUBUNGAN PERILAKU MEROKOK DI DALAM RUMAH DENGAN KEJADIAN

    INFEKSI SALURAN PERNAPASAN PADA BALITA DI PUSKESMAS SAMBAU

    KECAMATAN NONGSA KOTA BATAM TAHUN 2013

    Tipe-tipe perokok :

    9. Perokok ringan : merokok 1-10 batang sehari.

    10. Perokok sedang : merokok 11-20 batang sehari.

    3. Perokok berat : merokok sekitar 21-30 batang sehari dengan selang waktu 6-39 menit dari

    bangun tidur.

    4. Tidak ada merokok di dalam rumah.

    NO

    NAMA ANAK

    UMUR

    ANAK

    PEROKOK

    TIDAK

    MEROKOK

    ISPA

    NON

    ISPA RINGAN SEDANG BERAT

    1

    2

    3

    4

    5

    6

    7

  • 8

    9

    10

    11

    17827-97):**+;7)7

  • Perokok Ringan 18 34.0 34.6 51.9

    Perokok Sedang 14 26.4 26.9 78.8

    Perokok Berat 11 20.8 21.2 100.0

    Total 52 98.1 100.0

    Infeksi Saluran Pernapasan

    Frequency Percent Valid Percent

    Cumulative

    Percent

    Valid Tidak Terjadi Infeksi Saluran

    Pernapasan 28 52.8 53.8 53.8

    Terjadi Infeksi Saluran

    Pernapasan 24 45.3 46.2 100.0

    Total 52 98.1 100.0

    Missing System 1 1.9

    Total 53 100.0

  • 9>))#*+)

    =#*+;7)$*#;2$-#>#*;

    =9>2-#>2-97;;&

    Crosstabs

    ?")"@

    Case Processing Summary

    Cases

    Valid Missing Total

    N Percent N Percent N Percent

    Perilaku Merokok Di Dalam

    Rumah * Kejadian Infeksi Saluran

    Pernapasan Pada Balita

    52 98.1% 1 1.9% 53 100.0%

  • PM * ISPA Crosstabulation

    ISPA

    Total

    Tidak Terjadi

    Infeksi Saluran

    Pernapasan

    Terjadi Infeksi

    Saluran

    Pernapasan

    Perilaku Merokok

    Di Dalam Rumah

    Tidak Merokok Count 5 4 9

    % within Perilaku Merokok

    Di Dalam Rumah 55.6% 44.4% 100.0%

    % within Kejadian Infeksi

    Saluran Pernapasan Pada

    Balita

    17.9% 16.7% 17.3%

    % of Total 9.6% 7.7% 17.3%

    Perokok Ringan Count 15 3 18

    % within Perilaku Merokok

    Di Dalam Rumah 83.3% 16.7% 100.0%

    % within Kejadian Infeksi

    Saluran Pernapasan Pada

    Balita

    53.6% 12.5% 34.6%

    % of Total 28.8% 5.8% 34.6%

    Perokok

    Sedang

    Count 8 6 14

    % within Perilaku Merokok

    Di Dalam Rumah 57.1% 42.9% 100.0%

    % within Kejadian Infeksi

    Saluran Pernapasan Pada

    Balita

    28.6% 25.0% 26.9%

  • % of Total 15.4% 11.5% 26.9%

    Perokok Berat Count 0 11 11

    % within Perilaku Merokok

    Di Dalam Rumah .0% 100.0% 100.0%

    % within Kejadian Infeksi

    Saluran Pernapasan Pada

    Balita

    .0% 45.8% 21.2%

    % of Total .0% 21.2% 21.2%

    Total Count 28 24 52

    % within Perilaku Merokok

    Di Dalam Rumah 53.8% 46.2% 100.0%

    % within Kejadian Infeksi

    Saluran Pernapasan Pada

    Balita

    100.0% 100.0% 100.0%

    % of Total 53.8% 46.2% 100.0%

    Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Pearson Chi-Square 19.203a 3 .000

    Likelihood Ratio 24.072 3 .000

    Linear-by-Linear Association 9.917 1 .002

    N of Valid Cases 52

  • Chi-Square Tests

    Value df

    Asymp. Sig. (2-

    sided)

    Pearson Chi-Square 19.203a 3 .000

    Likelihood Ratio 24.072 3 .000

    Linear-by-Linear Association 9.917 1 .002

    a. 2 cells (25.0%) have expected count less than 5. The minimum expected

    count is 4.15.

    Symmetric Measures

    Value Approx. Sig.

    Nominal by Nominal Contingency Coefficient .519 .000

    N of Valid Cases 52