slide a3

21
PRAKTIKUM PERAGAAN PERALATAN PRODUKSI 2012 Disusun Oleh : Kelompok A3 Lutfi Maulana (113090004) Novita Kurnia Sari (113090055) Kharisma Muslimin (113090089) Michael Anggi G.A. (113090097) Moch. Bagus Pratomo (113090103)

Upload: firman-sutawidjaya-vanadiel

Post on 23-Jul-2015

41 views

Category:

Documents


5 download

TRANSCRIPT

Page 1: Slide A3

PRAKTIKUM PERAGAANPERALATAN PRODUKSI 2012

Disusun Oleh : Kelompok A3

Lutfi Maulana (113090004)

Novita Kurnia Sari (113090055)

Kharisma Muslimin (113090089)

Michael Anggi G.A. (113090097)

Moch. Bagus Pratomo (113090103)

Page 2: Slide A3

Outline

JUDUL OUTLINE DATA SUMUR PRODUKSI SCREENING KRITERIA HASIL ANALISA PROFIL SUMUR PERHITUNGAN PEMBAHASAN KESIMPULAN

Page 3: Slide A3

Data SumurNama sumur: PP-H2Lapisan : BRFType sumur : Directional Top Perfo. 2259 ftTVD 2242.3 ftBottom Perfo. 2285 ftTVD 2267.9 ftWC 90 %SGo 0.844 SGw 1.016 Tubing Press. 60 psiPs 1376 psiPwf 1302 psiID Casing   6.276

inch

ID Tubing   2.441

inch

OD Casing   7

inch

OD Tubing   2 7/8

inch

Metode Vogel Q (rate) 252 BFPD

Pwf1302.24

1 psi

WFL4387.88

5 ft

PI 3.405405

bbl/d/psi

Metode Gilbert 

Qmax4685.8

38 BFPD

Q design3748.6

7 BFPD

Pwf Design254.09

73 psi

PI

1121.9 psi

Temp.Bottom Hole 266.24 ˚F

GOR793.6507

937 scf/bbl

˚API36.15402

844 ˚API

GLR79.36507

937 scf/bfpd

Page 4: Slide A3

Data Sumur

0 500 1000 1500 2000 2500 3000 3500 4000 4500 50000

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

q, bfpd

Pwf,

psi

KURVA IPR

Gilbert

Vogel

Page 5: Slide A3

Screening Criteria

Page 6: Slide A3

Hasil Analisa

Gas Lift ESP

PI

GL Continous : Tinggi > 0.5 BPD/PsiGL Intermittent : Tinggi < 0.5 BPD/Psi

Rendah < 0,5 bbl/day/Psi

WFLGL Continous : 75 % GL Intermitent : Dibawah 40 %

Dibawah 40 %

GOR GL Continous : TinggiGL Intermitent : Rendah Rendah

Kedalaman

GL Continous : Tidak SensitifGL Intermitent : Tidak Pengaruh

Tidak Pengaruh

Q > 20000 BPD > 20000 BPD

PIVogel = 2,638, PIGilbert =

2,993

GOR = 1000 SCF/bbl

QGas Lift = 420,4 STB/D

QESP = 590 STB/D

%100.

% xPerfoMid

WFLWFL

%100388,7833

9,5606x

% 75

Page 7: Slide A3

Profil Sumur

TVD = 7398.983 ft

Mid.Perfo = 7454.432 ft

Unloading Valve

Operationg Valve

2000 ft

3500 ft

5000 ft

6000 ft

Valve Depth

1000 psi

1150 psi

1110 psi

1200 psi

Open Pressure

Page 8: Slide A3

Gas Lift

Gas lift adalah suatu usaha pengangkatan fluida sumur dengan cara menginjeksikan gas bertekanan tinggi (minimal 250 psi) sebagai media pengangkat ke dalam kolom fluida melalui valve-valve yang dipasang pada tubing dengan kedalaman dan spasi tertentu.

Syarat-syarat suatu sumur yang harus dipenuhi agar dapat diterapkan metoda gas lift antara lain : Tersedianya gas yang memadai untuk injeksi, baik dari

reservoir itu sendiri maupun dari tempat lain. Fluid level masih tinggi.

Page 9: Slide A3

. Perencanaan Gas Lift

Continuous gas lift adalah suatu cara injeksi gas bertekanan tinggi secara terus menerus (kontinyu) ke dalam annulus dan melalui valve (yang dipasang pada tubing) gas masuk ke dalam tubing, setelah gas diinjeksikan

Gas injeksi disini berfungsi untuk menambah gas yang berasal dari formasi, sehingga gradien kolom cairan turun dan tekanan aliran di depan titik injeksi turun (selisih tekanan aliran yang dicapai terhadap BHP mengakibatkan adanya aliran fluida dari dasar sumur menuju permukaan). Didalam continuous gas lift, terjadi proses percampuran gas ke dalam kolom fluida sehingga terjadi penurunan tekanan pada titik injeksi.

Page 10: Slide A3

Prinsip Kerja Gas Lift

Page 11: Slide A3

Persamaan VOGEL

Persamaan diatas hanya dapat digunakan bila Pwf lebih kecil dari Pb (tekanan gelembung). Sedangkan bila Ps di atas Pb maka sebagaian dari kurva IPR merupakan garis linier dan selanjutnya melengkung

2

s

wf

s

wf

maxO

O

PP

0.8PP

0.21.0qq

Page 12: Slide A3

Dasar Perecanaan Gas Lift

Apabila dapat diperkirakan besarnya gradien tekanan aliran rata-rata di bawah dan di atas titik injeksi, maka Pwf dapat dihitung dengan persamaan:

Pwf = Pwh + Gfa (L) + Gfb (D - L)

Keterangan:Pwf = Tekanan alir dasar sumur, psiPwh = Tekanan kepala sumur, psi Gfa = Gradien aliran rata-rata di atas titik injeksi, psi/ftGfb = Gradien aliran rata-rata di bawah titik injeksi, psi/ftL = Kedalaman titik injeksi, ftD = Kedalaman sumur total, ft

Page 13: Slide A3

Perencanaan Gas Lift

Sumur yang berproduksi dengan cara continuous gas lift, pola aliran pada injeksi gas menerus ini sama dengan sumur yang berproduksi dengan cara sembur alam (Natural flow).

Hanya saja pada continuous gas lift, dalam analisa vertical lift-nya dibagi menjadi dua bagian, yaitu untuk aliran di bawah titik injeksi dengan GLR (Gas

Liquid Ratio) formasi untuk aliran di atas titik injeksi dengan GLR total (GLR

formasi + GLR injeksi).

Page 14: Slide A3

Penentuan Jumlah Gas Injeksi

Penentuan jumlah gas injeksi dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan berikut:

Qgi = Q (GLRt – GLRf)

Keterangan:Qgi = Laju injeksi gas, scf/dayQ = Laju produksi total, bbl/dayGLRt = Gas Liquid Ratio total, scf/stbGLRf = Gas Liquid Ratio formasi, scf/stb

Page 15: Slide A3

Penentuan Kedalaman Katup Gas Lift

Pada dasarnya penentuan kedalaman katup sembur buatan dimaksudkan untuk menentukan letak katup yang diperlukan dalam proses unloading, yaitu katup-katup yang berfungsi untuk mengeluarkan kill fluid yang ada di dalam annulus pada waktu dilakukan injeksi.

Untuk kondisi normal, katup-katup ini akan tertutup di bawah kondisi produksi hingga hanya katup operasi yang terletak pada kedalaman titik injeksi yang terbuka. Penentuan letak katup tersebut dapat dilakukan secara analitis maupun secara grafis.

Page 16: Slide A3

Penentuan Kedalaman Katup Gas Lift

Page 17: Slide A3

Untuk penentuan spasi katup sembur buatan (KSB) secara analitis dapat dilakukan dengan menggunakan persamaan:

Keterangan:DV1, V2,.... = Kedalaman katup 1,2 dan seterusnya, ftPso1,so2,… = Tekanan buka katup 1,2 yang

ditentukan di permukaan, psi Pwh = Tekanan kepala sumur, psiGS = Gradien kill fluid, psi/ftGu = Gradien unloading, psi/ft

S

whkoV G

PPD

!

S

uVVwhSOSOVVVV G

GDPPDD

,...,,...,,...,,..., 2121

2132

Page 18: Slide A3

Kesimpulan

1. Parameter yang berpengaruh terhadap pemilihan metode produksi gas lift antara lain besarnya Produktivity Indeks (PI), Gas Liquid Ratio (GLR), kedalaman sumur dan mekanisme pendorong.

2. Pada continuous gas lift digunakan untuk sumur yang mempunyai PI tinggi, dimana PI tinggi (> 0.5 B/D/psi) dan tekanan statis dasar sumur tinggi (tinggi kolom fluida minimum 70% dari kedalaman sumur). Batasan GLR untuk penerapan continuous gas lift sampai dengan 2000 scf/bbl.

Page 19: Slide A3

3. Intermittent gas lift digunakan pada sumur yang mempunyai PI rendah (< 0.5 B/D/psi) dan tekanan statik dasar sumur rendah (tinggi kolom fluida kurang dari 70% kedalaman sumur). Pada GLR 2000 – 5000 scf/bbl, intermittent gas lift dapat lebih effesien digunakan karena gas keluar sejalan dengan perputaran gas (injeksi gas).

4. Metode Gas lift, baik continuous maupun intermittent flow dapat digunakan pada sumur yang mempunyai kedalaman sampai 12000 ft dan dapat digunakan pada semua mekanisme pendorong, tetapi pada mekanisme pendorong solution gas drive dan gas cap drive ada batasan GLR formasinya, yaitu untuk continuous gas lift sampai 2000 scf/bbl sedangkan intermittent gas lift dapat digunakan pada GLR 2000 – 5000 scf/bbl.

Page 20: Slide A3

5. Perubahan gas-lift valve diperlukan jika akan merubah metode gas lift dari continuous ke intermittent flow, sedangkan untuk merubah intermittent ke continuous flow perlu adanya perubahan ketinggian kolom fluida, salah satu caranya dengan mengganti ukuran tubing menjadi lebih kecil atau dengan menaikkan tekanan static dasar sumur sehingga aliran fluida ke sumur produksi menjadi lebih besar, yang dapat menaikkan tinggi kolom fluida minimal menjadi 70 % dari kedalaman sumur.

Page 21: Slide A3