soal 1 htd-hq fix
DESCRIPTION
Definisi, daur hidrologi, dllTRANSCRIPT
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1.1 Latar Belakang
Di bumi terdapat sebanyak 1.400 1015 m3 air dan jumlah tersebut
selalu tetap (Soemarto : 1986 ). Perubahan yang dialami air di bumi hanya
terjadi pada sifat, bentuk, dan persebarannya. Perubahan bentuk air meliputi
cair, padat dan gas.
Air dapat mengalami evaporasi sehingga mengalami perubahan
wujud dari cair menjadi gas. Evaporasi yang terjadi melalui tumbuhan
(stomata) disebut transpirasi. Apabila evaporasi dan transpirasi terjadi
secara bersamaan maka disebut evapotranspirasi. Selain itu, air juga
mengalami proses presipitasi, yaitu jatuhnya air ke permukaan bumi yang
kemudian mengalami infiltrasi atau melimpas. Bila lapisan tanah yang
menyerap air jenuh, maka air bergerak turun ke lapisan tanah dibawahnya
(perkolasi). Selanjutnya air mengalami menuju ke laut kembali.
Keseluruhan dari proses tersebut disebut siklus hidrologi. Sedangkan ilmu
yang mempelajari tentang siklus hidrologi disebut hidrologi.
Menurut Soemarto (1986), evaporasi merupakan fakor penting
dalam studi tentang pengembangan sumber-sumber daya air. Evaporasi
sangat mempengaruhi debit sungai, besarnya kapasitas waduk, besarnya
kapasitas pompa untuk irigasi, pengunaan konsumtif (consumptive use)
untuk tanaman dan lain-lain. Oleh karena itu, perhitungan evaporasi harus
sangat diperhatikan karena memiliki dampak yang sangat besar.
Besarnya evaporasi dapat dihitung dengan beberapa metode. Tiga
diantaranya yaitu metode Blaney-Criddle, metode Radiasi, dan metode
Penman. Ketiga metode tersebut mempunyai prinsip umum yang sama.
Perbedaannya adalah dalam penentuan angka koreksi (c) dan evaporasi
sebelum dikoreksi (ETo*). Perbedaan penentuan dua parameter tersebut
menyebabkan hasil perhitungan ketiga metode memiliki nilai yang berbeda.
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1.2 Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas dapat diidentifikasikan permasalahan-
permasalahan sebagai berikut:
1. Perhitungan evaporasi dengan metode yang berbeda akan menghasilkan
nilai yang bebeda
2. Dari hasil perhitungan nilai evaporasi tersebut, dihitung nilai
evapotranspirasi dengan tanaman padi sebagai parameter yang dihitung
menggunakan metode Blaney Criddle, metode Radiasi, dan metode
Penman menghasilkan nilai yang berbeda.
3. Dari perbedaan nilai yang dihasilkan dari tiga metode tersebut,
memunculkan pertanyaan tentang metode mana yang paling tepat
digunakan dalam penentuan evaporasi
1.3 Rumusan Masalah
1. Berapakah nilai evaporasi potensial dari bulan Januari sampai bulan
Desember yang dihasikan dengan menggunakan metode Blaney-
Criddle, metode Radiasi, dan metode Penman?
2. Berapakah nilai evapotranspirasi dari bulan Januari sampai bulan
Desember yang dihasilkan dengan mengunakan metode Blaney-
Criddle, metode Radiasi, dan metode Penman?
3. Bagaimana perbandingan nilai evaporasi potensial yang dihasilkan dari
tiga metode tersebut?
4. Bagaimana perbandingan nilai evapotranspirasi yang dihasilkan dari
tiga metode tersebut?
1.4 Batasan Masalah
Sesuai dengan identifikasi dan latar belakang masalah, penyusun
membatasi masalah perhitungan nilai evaporasi potensial dan
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
evapotranspirasi, di dalam hal ini perhitungan dilakukan dengan tiga
metode, yaitu metode Blaney-Criddle, metode Radiasi, dan metode
Penman.
1.5 Maksud dan Tujuan
1. Mengetahui nilai evaporasi potensial dari bulan Januari sampai bulan
Desember yang dihasilkan dengan menggunakan metode Blaney-
Criddle , metode Radiasi dan metode Penman
2. Mengetahui nilai evapotranspirasi dari bulan Januari sampai bulan
Desember yang dihasilkan dengan menggunakan metode Blaney
Criddle, metode Radiasi, dan metode Penman
3. Mengetahui perbandingan nilai evaporasi potensial yang dihasilkan
dari tiga metode tersebut
4. Mengetahui perbandingan nilai evapotranspirasi yang dihasilkan dari
tiga metode tersebut
1.6 Manfaat
Dari pembahasan tentang evapotrasnspirasi dalam tulisan ini diharapkan
kita mengetahui dan memahami cara menghitung nilai evaporasi dan
evapotranspirasi dengan tiga metode, yaitu metode Blaney-Criddle,
metode Radiasi dan metode Penman.
1.7 Kajian Pustaka
1.7.1 Hidrologi
Menurut Soemarto (1986), Hidrologi adalah suatu ilmu yang
menjelaskan tentang kehadiran dan gerakan air di alam kita ini, meliputi
berbagai bentuk air, yang menyangkut perubahan-perubahannya antara
keadaan cair, padat dan gas dalam atmosfir, diatas dan dibawah permukaan
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
tanah. Didalamnya tercakup pula air laut yang merupakan sumber dan
penyimpanan air yang mengaktifkan kehidupan di planet bumi ini.
Secara umum, dapat dikatakan bahwa hidrologi adalah ilmu yang
menyangkut masalah kuantitas dan kualitas air di bumi.
Pada dasarnya hidrologi bukan merupakan ilmu yang sepenuhnya
eksak, tetapi merupakan ilmu yang memerlukan interpretasi. Pekerjaan-
pekerjaan eksperimen dalam hidrologi sangat dibatasi oleh besar kecilnya
peristiwa alam dan oleh riset dalam hal-hal tertentu (Soemarto ,1986)
Pada pertemuan international Association of Scientific Hidrology di
Zurich (1938), hidrologi dibagi menjadi 3,yaitu:
1. Potamology, berhubungan dengan sungai;
2. Cryology, berhubungan dengan salju; dan
3. Lymnology, berhubungan dengan danau
(Montarcih, L : 2010)
Soemarto (1986 : 16 ) dalam bukunya Hidrologi Teknik menyatakan
bahwa besarnya jumlah air yang ada dimuka bumi ini (di atmosfir, diatas
permukaan tanah dan dibawah permukaan tanah ) adalah sebanyak 1.400
1015 m3. Dalam jumlah tersebut, sebagian besar merupakan air laut seperti
terlihat pada prosentase-prosentase yang tertera berikut ini;
97% berupa air laut
3 % berupa air tawar
Pembagian air tawar yang hanya 3% dari jumlah air di bumi ini adalah
sebagai berikut:
75% terdapat dikutub berupa salju,es,gletser
24% berupa air tanah (di daerah jenuh yang terletak dibawah
permukaan bumi)
0,3% terdapat di danau-danau yang tersebar diatas bumi, misalnya di
benua Asia, Eropa, Afrika, Amerika dan Australia
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
0,065% sebagai butir-butir air yang terdapat di daerah tak jenuh
(antara permukaan tanah dan permukaan air tanah)
0,035% ada di atmosfir sebagai awan, kabut, embun, hujan dan lain-
lain
0,03% berupa air hujan
1.7.2 Siklus Hidrologi
Soemarto (1986 : 17) dalam bukunya Hidrologi Teknik
menyatakan bahwa Daur atau siklus hidrologi adalah gerakan air laut ke
udara, yang kemudian jatuh ke permukaan tanah lagi sebagai hujan atau
bentuk presipitasi lain, dan akhirnya akan mengalir ke laut kembali. Susunan
secara siklis peristiwa tersebut sebenarnya tidaklah sesederhana yang kita
gambarkan.
Pertama, daur tersebut dapat merupakan daur pendek, yaitu misalnya
hujan yang jatuh di laut, danau atau sungai yang segera dapat mengalir
kembali ke laut.
Kedua, tidak adanya keseragaman waktu yang diperlukan oleh suatu
daur. Pada musim kemarau kelihatannya daur berhenti, sedangkan di musim
hujan berjalan kembali.
Ketiga, intensitas dan frekuensi daur tergantung pada keadaan
geografis dan iklim, yang mana hal ini merupakan akibat adanya matahari
yang berubah-ubah letaknya terhadap meridian bumi sepanjang tahun
(sebenarnya yang berubah-ubah letaknya adalah bumi tehadap matahari).
Keempat, berbagai bagian daur dapat menjadi sangat kompleks
sehingga kita hanya dapat mengamati bagian akhirnya saja dari suatu hujan
yang jatuh diatas permukaan tanah dan kemudian mencari jalannya untuk
kembali ke laut.
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 1.1 Siklus hidrologi
Sumber : http://www.diwarta.com
Meskipun konsep daur hidrologi itu telah disederhanakan, namun
masih dapatmembantu memberikan gambaran mengenai proses-proses penting
dari fenomena yang sebenarnya. Daur hidrologi tersebut digambarkan secara
skema pada gambar 1.1.
Air laut menguap karena adanya radiasi matahari, dan awan yang
terjadi oleh uap air bergerak diatas daratan berhubung di desak oleh angin.
Presipitasi karena adanya tabrakan antara buti-butir uap air akibat
desakan angin, dapat berbentuk hujan atau salju yang jatuh ke tanah yang
membentuk limpasan (runoff) yang mengalir kembali ke laut. Beberapa
diantaranya masuk ke dalam tanah (infiltrasi) dan bergerak terus kebawah
(perkolasi) kedalam daerah jenuh (saturated zone) yang terdapat dibawah
permukaan air tanah atau permukaan phretik.Air dalam daerah ini bergerak
perlahan-lahan melewati akuifer masuk ke sungai atau kadang-kadang
langsung ke laut.
Air yang merembes kedalam tanah (infiltrasi) diserap oleh tumbuh-
tumbuhan, naik keatas lewat akar dan batangnya sehingga terjadi transpirasi,
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
yaitu evaporasi (penguapan) lewat tumbuh-tumbuhan melalui bagian bagian
bawah daun (stomata).
Permukaan air sungai dan danau juga mengalami penguapan
(evaporasi) sehingga masih ada air yang dipindahkan menjadi uap. Akhirnya,
sisa air yang tidak diinfiltrasikan atau diuapkan kembali ke laut lewat palung
sungai. Air tanah jauh lebih lambat bergeraknya. Dengan demikian
seluruh daur telah dijalani danakan berulang kembali.
Ada empat macam proses dalam daur hidrologi, yaitu:
Presipitasi
Evaporasi
Infiltrasi
Limpasan permukaan (Surface runoff) dan limpasan air tanah (subsurface
runoff).
1.7.3 Transpirasi
Transpirasi adalah peristiwa air menjadi uap air yang naik ke udara
melalui jaringan tumbuh-tumbuhan, baik melalui stomata daun, lenti sel dan
kutikula Besarnya transpirasi tergantung dari beberapa faktor, yaitu jenis
tumbuhan, suhu, kelembaban, kecepatan angin, tekanan udara, dan sinar
matahari (http://aslamnapi11.blogspot.com)
Semua jenis tanaman memerlukan air untuk kelangsungan
hidupnya, dan masing-masing jenis tanaman berbeda-beda kebutuhannya.
Hanya sebagian kecil air yang tinggal didalam tubuh tumbuh-tumbuhan,
sebagian besar daripadanya setelah diserap lewat akar-akar dan dahan-dahan
akan ditranspirasikan lewat bagian tumbuh-tumbuhan yang berdaun. (
Soemarto, 1986)
Menurut Linsley (1986) , hanya bagian-bagian kecil airnya saja
yang terserap oleh sistem akar dari tumbuh-tumbuhan yang berada dalam
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 1.2 Transpirasi
Sumber : http://blog.uad.ac.id
jaringan pohon; sesungguhnya semua terhisap ke atmosfir sebagai
uap melalui trasnpirasi. Proses ini membentuk suatu fase penting dari siklus
hidrologi karena hal itu merupakan mekanisme utama agar hujan yang jatuh
di tanah dikembalikan ke atmosfir.
1.7.4 Evaporasi Potensial
Evaporasi adalah proses pertukaran molekul air (liquid/solid) di
permukaan menjadi molekul uap air (gas) di atmosfer melalui kekuatan
panas (heat energy) (Martha : 1973). Evaporasi merupakan faktor penting
dalam studi tentang pengembangan sumber-sumber daya air. Evaporasi
sangat mempengaruhi debit sungai, besarnya kapasitas waduk, besarnya
kapasitas pompa untuk irigasi, penggunaan konsumtif (consumptive use)
untuk tanaman dan lain-lain.
Air akan menguap dari tanah, baik tanah gundul atau yang tertutup
oleh tanaman dan pepohonan, permukaan tidak tembus air seperti atap dan
jalan raya, air bebas dan air mengalir. Laju evaporasi akan berubah menurut
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
warna dan sifat pemantulan permukaan yang langsung tersinari oleh matahari
dan yang terlindung dari sinar matahari (Soemarto : 1986).
Menurut Soemarto (1986), besarnya faktor meteorologi yang
mempengaruhi besarnya evaporasi adalah sebagai berikut:
a. Radiasi matahari
Evaporasi merupakan konversi air kedalam uap air. Proses ini terjadi hampir
tanpa berhenti di siang hari dan kerap kali juga di malam hari. Perubahan
dari keadaan cair menjadi gas ini memerlukan input energi yang berupa
panas latent untuk evaporasi. Proses tersebut akan sangat aktif jika ada
penyinaran langsung dari matahari. Awan merupakan penghalang radiasi
dan akan mengurangi input energi, jadi akan menghambat proses evaporasi.
b. Angin
Jika air menguap ke atmosfir, maka lapisan batas antara tanah dengan udara
menjadi jenuh oleh uap air sehingga proses evaporasi berhenti. Agar proses
tersebut berjalan terus, lapisan jenuh tersebut harus diganti dengan udara
kering. Pergantian itu dapat dimungkinkan hanya kalau ada angin. Jadi
kecepatan angin memegang peranan dalam evaporasi.
c. Kelembaban relatif ( humidity)
Jika kelembaban relatif naik, kemampuan udara untuk menyerap uap air
akan berkurang sehingga laju evaporasi akan menurun. Pergantian lapisan
udara pada batas tanah dan udara dengan udara yang sama kelembaban
relatifnya tidak akan menolong untuk memperbesar laju evaporasi. Ini hanya
dimungkinkan jika diganti dengan udara yang lebih kering.
d. Suhu (temperatur)
Jika suhu udara dan tanah cukup tinggi, proses evaporasi akan berjalan lebih
cepat dibandingkan jika suhu udara dan tanah rendah karena adanya energi
panas yang tersedia. Hal ini disebabkan kemampuan udara untuk menyerap
uap air akan naik jika suhunya naik.
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Metode yang dapat digunakan dalam perhitungan besarnya evaporasi
potensial adalah sebagai berikut:
Metode Blaney Criddle
Metode ini memperkirakan evapotranspirasi potensial (penggunaan
konsumtif), ditemukan dalam studi eksperimen di Amerika barat dengan
berbagai tanaman. (Martha W, 1973 : 210)
Metode ini merupakan metode yang sering digunakan karena data
terukur yang dibutuhkan sedikit dan mudah di dapat.
Data terukur yang diperlukan dalam metode ini adalah:
Letak lintang (LL)
Suhu udara (t)
Angka koreksi (c)
Rumus Blaney-Criddle
Keterangan :
ET0 = evaporasi Potensial (mm/hari)
c = Angka koreksi (berdasarkan keadaan iklim)
ET0* = Evaporasi potensial sebelum dikoreksi (mm/hari)
P = Prosentase rata-rata jam siang malam yang besarnya
tergantung pada letak lintang
t = Suhu udara ( C )
ETo = c ETo*
ETo* =P ( 0,457t +8,13)
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Tabel 1.1 Hubungan P dan Letak Lintang (LL)
Untuk Indonesia ( 5 LU s/d 10 LS)
Sumber : Montarcih L, 2010
Tabel 1.2 Angka Koreksi (c) Menurut Blaney Criddle
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
(C) 0.80 0.80 0.75 0.70 0.70 0.70 0.70 0.75 0.80 0.80 0.80 0.80
Sumber : Montarcih L, 2010
Prosedur perhitungan
1. Cari letak lintang daerah yang ditinjau
2. Cari nilai P sesuai dengan letak lintang (tabel 1.1)
3. Cari data suhu rata-rata bulanan
4. Hitung ETo*
ETo* =P ( 0,457t +8,13)
5. Cari angka koreksi (c ) sesuai bulan yang ditinjau (tabel 1.2)
6. Hitung ETo
ETo = c ETo*
Lintang Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Ags Sep Okt Nov Des
5.0 LU 0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27
2.5 LU 0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27
0 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27 0.27
2.5 LS 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
5 LS 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28 0.28
7.5 LS 0.29 0.28 0.28 0.28 0.27 0.27 0.27 0.27 0.28 0.28 0.28 0.29
10 LS 0.29 0.28 0.28 0.27 0.26 0.26 0.26 0.26 0.27 0.28 0.28 0.29
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Metode Radiasi
Data terukur yang diperlukan dalam metode radiasi adalah:
Letak lintang (LL)
Suhu udara (t)
Kecerahan matahari (n/N)
Rumus Radiasi:
Keterangan :
w = Faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah
Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)
Rs = ( 0,25 + 0,54 n/N) R
n/N = Kecerahan matahari (%)
R = Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar
atmosfer
Tabel 1.3 Hubungan t dan w
(untuk Indonesia, Elevasi 0-500 m)
Suhu (t)
(o C)
w Suhu (t)
(o C)
w
24.00 0.735 27.00 0.765
24.20 0.737 27.20 0.767
24.40 0.739 27.40 0.769
24.60 0.741 27.60 0.771
24.80 0.743 27.80 0.773
ETo = c ETo*
ETo* = w Rs
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lanjutan Tabel 1.3
25.00 0.745 28.00 0.775
25.20 0.747 28.20 0.777
25.40 0.749 28.40 0.779
25.60 0.751 28.60 0.781
25.80 0.753 28.80 0.783
26.00 0.755 29.00 0.785
26.20 0.757 29.20 0.787
26.40 0.759 29.40 0.789
26.60 0.761 29.60 0.791
26.80 0.763 29.80 0.793
Sumber : Montarcih L, 2010
Tabel 1.4 Besaran nilai Angot (R)
Untuk daerah Indonesia (antara 5 o LU sampai 10 o LS )
Bulan
Lintang Utara I Lintang Selatan
5 4 2 0 2 4 6 8 10
Jan 13.0 14.3 14.7 15.0 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1
Feb 14.0 15.0 15.3 15.5 15.7 15.8 16.0 16.1 16.0
Ma 15.0 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.5 15.3
Apr 15.1 15.5 15.3 15.3 15.7 14.9 14.7 14.4 14.0
Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6
Jun 15.0 14.4 14.2 13.9 13.5 13.2 12.8 12.4 12.6
Jul 15.1 14.6 14.3 14.1 13.7 13.4 13.1 12.7 11.8
Agst 15.3 15.1 14.9 14.8 14.5 14.3 14.0 13.7 12.2
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lanjutan Tabel 1.4
Septr 15.1 15.3 15.3 15.3 15.2 15.1 15.0 14.9 13.3
Okt 15.7 15.1 15.3 15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 14.6
Nov 14.3 14.5 14.8 15.1 15.3 15.5 15.8 16.0 15.6
Des 14.6 14.1 14.4 14.8 15.1 15.4 15.7 16.0 16.0
Sumber : Montarcih L, 2010
Tabel 1.5 Angka Koreksi ( c)
Sumber : Montarcih L, 2010
Prosedur perhitungan
1. Cari data suhu rata-rata bulanan (t)
2. Cari nilai w berdasarkan t (tabel 1.3)
3. Cari data letak lintang (LL) daerah yang ditinjau
4. Cari R berdasarkan LL (tabel 1.4)
5. Cari data kecerahan matahari (
)
6. Hitung Rs
Rs = (0,25 + 0,54 .
) R
7. Cari angka koreksi (c) (tabel 1.5)
8. Hitung ETo
ETo = c . w . Rs
Metode Penman
Rumus ini memberikan hasil yang baik bagi besarnya penguapan
(evaporasi) air bebas jika ditempat itu tidak ada pengamatan dengan panci
penguapan (evaporation pan) atau tidak ada studi tentang neraca air (water
Bulan jan feb mar apr may jun jul aug sep oct nov dec
c 0.8 0.8 0.75 0.75 0.75 0.75 0.75 0.8 0.8 0.8 0.8 0.8
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
balance study).Hasil perhitungan dengan rumus ini lebih dapat dipercaya
dibandingkan dua rumus yang telah diuraikan diaas dimana tidak
memasukkan faktor-faktor energi. (Soemarto, 2010 : 60)
Data terukur yang dibutuhkan dalam metode ini adalah:
Suhu rerata bulanan (t)
Kelembababan relatif bulanan rerata (RH)
Kecerahan matahari (n/N)
Kecepatan angin (U)
Letak lintag daerah (LL)
Angka koreksi (c)
Rumus :
Keterangan:
w = Faktor pengaruh suhu dan elevasi ketinggian daerah
Rs = Radiasi gelombang pendek yang diterima bumi (mm/hari)
Rs = (0.25 + 0.54 (n/N)) R
R = Radiasi gelombang pendek yang memenuhi batas luar
atmosfir
n/N = Kecerahan matahari (%)
Rn = Radiasi bersih gelombang panjang (mm/hari)
Rn1 = f(t) . f(d) . f(n/N)
f(t) = Fungsi suhu
f(d) = Fungsi tekanan uap
f(d) = 0.34 0.44d
ETo = c ETo*
ET0* = w . (0.75 Rs Rn1) + (1 w) f(U) ( d)
)
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
d = Tekanan uap sebenarnya (mbar)
d = . RH
f(n/N) = Fungsi kecerahan matahari
f(n/N) = 0.1 + 0.9 . (n/N)
f(U) = Fungsi kecepatan angin pada ketinggian 2.00 m
f(U) = 0.27 . ( 1 + 0.864U )
RH = Kelembaban relatif (%)
Tabel 1.6 Hubungan Suhu(t) dengan Nilai (mbar), w, (1-w) dan f(t)
suhu
(t 0C)
mbar w
elvs
250
(1-w)
elvs
250
f(t)
24.0 29.85 0.735 0.265 15.40
24.2 30.21 0.737 0.263 15.45
24.4 30.57 0.739 0.261 15.50
24.6 30.94 0.741 0.259 15.55
24.8 31.31 0.743 0.257 15.60
25.0 31.69 0.745 0.255 15.65
25.2 32.06 0.747 0.253 15.70
25.4 32.45 0.749 0.251 15.75
25.6 32.83 0.751 0.249 15.80
25.8 33.22 0.753 0.247 15.85
26.0 33.62 0.755 0.245 15.90
26.2 34.02 0.757 0.243 15.94
26.4 34.42 0.759 0.241 15.98
26.6 34.83 0.761 0.239 16.02
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lanjutan tabel 1.6
Sumber : Montarcih L, 2010
Tabel 1.7 Besaran nilai Angot (R) berdasarkan Letak Lintang
Untuk daerah Indonesia (antara 5 o LU sampai 10 o LS )
26.8 35.25 0.763 0.237 16.06
27.0 35.66 0.765 0.235 16.10
27.2 36.09 0.767 0.233 16.14
27.4 36.50 0.769 0.231 16.18
27.6 36.94 0.771 0.229 16.22
27.8 37.37 0.773 0.227 16.26
28.0 37.81 0.775 0.225 16.30
28.2 38.25 0.777 0.223 16.34
28.4 38.70 0.779 0.221 16.38
28.6 39.14 0.781 0.219 16.42
28.8 39.61 0.783 0.217 16.46
29.0 40.06 0.785 0.215 16.50
Bulan Lintang Utara Lintang Selatan
5 4 2 0 2 4 6 8 10
Jan 13.0 14.3 14.7 15.0 15.3 15.5 15.8 16.1 16.1
Feb 14.0 15.0 15.3 15.5 15.7 15.8 16.0 16.1 16.0
Mar 15.0 15.5 15.6 15.7 15.7 15.6 15.6 15.5 15.3
Apr 15.1 15.5 15.3 15.3 15.7 14.9 14.7 14.4 14.0
Mei 15.3 14.9 14.6 14.4 14.1 13.8 13.4 13.1 12.6
Jun 15.0 14.4 14.2 13.9 13.5 13.2 12.8 12.4 12.6
Jul 15.1 14.6 14.3 14.1 13.7 13.4 13.1 12.7 11.8
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lanjutan tabel 1.7
Sumber : Montarcih L, 2010
Tabel 1.8 Angka koreksi (c)
Sumber : Montarcih L, 2010
Agst 15.3 15.1 14.9 14.8 14.5 14.3 14.0 13.7 12.2
Sept 15.1 15.3 15.3 15.3 15.2 15.1 15.0 14.9 13.3
Okt 15.7 15.1 15.3 15.4 15.5 15.6 15.7 15.8 14.6
Nov 14.3 14.5 14.8 15.1 15.3 15.5 15.8 16.0 15.6
Des 14.6 14.1 14.4 14.8 15.1 15.4 15.7 16.0 16.0
Bulan c
Januari 1.1
Februari 1.1
Maret 1.0
April 0.9
Mei 0.9
Juni 0.9
Juli 0.9
Agustus 1.0
September 1.1
Oktober 1.1
November 1.1
Desember 1.1
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Prosedur perhitungan :
1. Cari data suhu rerata bulanan (t)
2. Cari , w, f (t) berdasarkan data t (tabel 1.6)
3. Cari data RH
4. Cari d = RH
5. Cari R berdasarkan LL (tabel 1.7)
6. Cari data kecerahan matahari (n/N)
7. Cari Rs = (0.25 + 0.54 n/N) R
8. Cari f(n/N) = 0.1 + 0.9 n/N
9. Cari data kecepatan angin (U)
10. Cari f(U) = 0.27(1+0.84U)
11. Cari Rn.1= f(t). f (d). f(n/N)
12. Cari angka koreksi (c) (Tabel 1.8)
13. Cari ETo* = w(0.75RsRn1)+(1w)f(U)(
14. Hitung ETo = c ETo*
1.7.4 Evapotranspirasi
Evapotranspirasi sangat erat berkaitan dengan kebutuhan air
tanaman. Kebutuhan air tanaman adalah sejumlah air yang dibutuhkan untuk
mengganti air yang hilang akibat penguapan. Penguapan dalam hal ini
meliputi penguapan dari permukaan air dan daun-daun tanaman. Bila kedua
proses terjadi bersamaan,maka terjadilah evapotranspirasi, yaitu gabungan
dari proses penguapan air bebas (evaporasi dan penguapan melalui tanaman
(transpirasi) (Montarcih L, 2010)
Dalam kondisi lapangan, tidaklah mungkin untuk membedakan
antara evaporasi dengan traspirasi jika tanahnya tertutup tumbuh-tumbuhan.
Kedua proses tersebut (evaporasi dan transpirasi) saling berkaitan sehingga
dinamakan evapotranspirasi
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Gambar 1.3 Evapotranspirasi
Sumber : http://pengertiandefinisi.blogspot.com
Menurut CD. Soemarto (1986), Jumlah kadar air yang hilang
daritanah oleh evapotranspirasi tergantung kepada:
a. Adanya persediaan air yang cukup (hujan,dan lain-lain);
b. Faktor-faktor iklim, seperti suhu,kelembaban,dan lain-lain; dan
c. Tipe dan cara kultivasi tumbuh-tumbuhan tersebut
Besarnya nilai evapotanspirasi dapat dihitung dengan rumus :
ET = Kc x ETo
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Keterangan :
ET : Evapotranspirasi (mm/hari)
kc : Koefisien tanaman
ETo : Evaporasi Potensial (mm/hari)
Koefisien tanaman (Kc) menggambarkan laju kehilangan air
secara drastis pada fase-fase pertumbuhan tanaman, dan menggambarkan
keseimbangan komponen-komponen energi yang mempengaruhi
pertumbuhan tanaman (FAO 2001)
Nilai koefisien pertumbuhan tanaman ini tergantung jenis tanaman
yang ditanam. Untuk tanaman jenis yang sama juga berbeda menurut
varietasnya. Sebagai contoh padi dengan varietas unggul masa tumbuhnya
lebih pendek daripada padi varietas biasa. Pada tabel 1.9 disajikan harga-
harga koefisien tanaman padi dengan varietas unggul dan varietas biasa
menurut Nedeco/ Prosida dan FAO.
Tabel 1.9 Koefisien Tanaman Padi
Sumber : http://www.ilmutekniksipil.com
Periode Nedeco/ Prosida FAO
15 hari ke
Varietas
Biasa
Varietas
Unggul
Varietas
Biasa
Varietas
Unggul
1 1.2 1.2 1.1 1.1
2 1.2 1.27 1.1 1.1
3 1.32 1.33 1.1 1.05
4 1.4 1.3 1.1 1.05
5 1.35 1.3 1.1 1.05
6 1.25 0 1.05 0.95
7 1.12 - 0.95 0
8 0 - 0 -
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
1.8 Analisa
Diketahui data sebagai berikut :
Tabel 1.10 Data iklim
No Letak Lintang t
( C)
RH
(%)
n/N u
(m/dt)
Kc
1 2 LU 26.7 60.0 0.8167 4.0 1.24
2 2 LU 27.3 60.0 0.8167 4.0 1.09
3 2 LU 25.3 60.0 0.8167 4.0 0.7
4 2 LU 29.8 60.0 0.8167 4.0 0.91
5 2 LU 26.8 60.0 0.8167 4.0 1.14
6 2 LU 27.8 60.0 0.8167 4.0 1.28
7 2 LU 28.8 60.0 0.8167 4.0 1.19
8 2 LU 29.3 60.0 0.8167 4.0 0.66
9 2 LU 28.2 60.0 0.8167 4.0 0.64
10 2 LU 30.8 60.0 0.8167 4.0 0.91
11 2 LU 30.2 60.0 0.8167 4.0 1.13
12 2 LU 27.8 60.0 0.8167 4.0 1.25
Sumber : Data iklim : 2013
Dari data iklim diatas, dihitung nilai evaporasi potensial dan evapotranspirasi
menggunakan tiga metode, yaitu metode Blaney-Criddle, metode Radiasi dan
metode Penman. Berikut hasil perhitungan dari tiga metode tersebut.
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Metode Blaney Criddle
Tabel 1.11 Hasil perhitungan Evaporasi Potensial dan
Evapotranspirasi menggunakan Metode Blaney-Criddle
Bulan LL P t ETo*
c Kc Eto ET
(C) (mm/hr) (mm/hr) (mm/hr)
jan 2 LU 0.270 26.7 5.49 0.80 1.24 4.39 5.446
feb 2 LU 0.270 27.3 5.56 0.80 1.09 4.45 4.852
mar 2 LU 0.270 25.3 5.32 0.75 0.7 3.99 2.791
apr 2 LU 0.278 29.8 6.05 0.70 0.91 4.23 3.851
may 2 LU 0.278 26.8 5.66 0.70 1.14 3.97 4.521
jun 2 LU 0.278 27.8 5.79 0.70 1.28 4.05 5.190
jul 2 LU 0.278 28.8 5.92 0.70 1.19 4.14 4.931
aug 2 LU 0.278 29.3 5.98 0.75 0.66 4.49 2.961
sep 2 LU 0.278 28.2 5.84 0.80 0.64 4.67 2.992
oct 2 LU 0.278 30.8 6.17 0.80 0.91 4.94 4.494
nov 2 LU 0.278 30.2 6.10 0.80 1.13 4.88 5.512
dec 2 LU 0.278 27.8 5.79 0.80 1.25 4.63 5.792
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Contoh perhitungan evaporasi Potensial dengan metode Blaney-Criddle
Bulan Januari
LL = 2 LU
P = 0,27 (tabel 1.1)
t = 26.7C
ETo * = P(0,457t + 8,13)
= 0,27(0,45726.7 + 8,13)
= 5,49 mm/hari
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
c = 0.8 (tabel 1.2)
ETo = c ETo *
= 0.8 5,49
= 4,39 mm/hari
Kc tanaman Padi = 1,24 (Berdasarkan tabel 1.10)
ET = Kc Eto
= 1,24 4,3
= 5,45 mm/hari
Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 1.11
Metode Radiasi
Tabel 1.12 Hasil perhitungan Evaporasi Potensial dan
Evapotranspirasi menggunakan Metode Radiasi
Bln LL
(LU)
t n/N w
R Rs
ET0* c Kc
ET0 ET
(C) mm/hr mm/hr mm/hr mm/hr
jan 2 26.7 0.8167 0.762 14.7 10.158 7.740 0.80 1.24 6.19 7.678
feb 2 27.3 0.8167 0.768 15.3 10.572 8.120 0.80 1.09 6.50 7.080
mar 2 25.3 0.8167 0.748 15.6 10.780 8.063 0.75 0.7 6.05 4.233
apr 2 29.8 0.8167 0.793 15.3 10.572 8.384 0.75 0.91 6.29 5.722
may 2 26.8 0.8167 0.763 14.6 10.089 7.698 0.75 1.14 5.77 6.581
jun 2 27.8 0.8167 0.773 14.2 9.812 7.585 0.75 1.28 5.69 7.281
jul 2 28.8 0.8167 0.783 14.3 9.881 7.737 0.75 1.19 5.80 6.905
aug 2 29.3 0.8167 0.788 14.9 10.296 8.113 0.80 0.66 6.49 4.284
sep 2 28.2 0.8167 0.777 15.3 10.572 8.215 0.80 0.64 6.57 4.206
oct 2 30.8 0.8167 0.803 15.3 10.572 8.490 0.80 0.91 6.79 6.180
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Lanjutan Tabel 1.12
nov 2 30.2 0.8167 0.797 14.8 10.227 8.151 0.80 1.13 6.52 7.368 dec 2 27.8 0.8167 0.773 14.4 9.950 7.692 0.80 1.25 6.15 7.692
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
Contoh perhitungan Metode Radiasi
Bulan Januari
t = 26.70 C
w = 0.762 (tabel 1.3)
LL = 20 LU
R = 14.7 (tabel 1.4)
(n/N) = 0.8167
Rs = (0.25+ 0.54 (n/N)) R
= (0.25 + 0.54 0.8167) 14.7
= 10.158 mm/hari
c = 0.80 (tabel R.3)
ETo* = w . Rs
= 0.762 . 10.158
= 7.74 mm/hari
ETo = c . ETo*
= 0.80 . 7.74 = 6.19 mm/hari
Kc tanaman Padi = 1,24 (Berdasarkan data pada tabel 1.10)
ET = Kc Eto
= 1,24 6.19
= 7,68 mm/hari
Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 1.12
-
TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Metode Penman
Tabel 1.13 Hasil perhitungan Evaporasi Potensial dan Evapotranspirasi menggunakan Metode Penman
B
l
n
LL (L
U)
t w f(t)
RH d f(d)
R n/N Rs f(n/N)
u f(u) Rn1 c
Kc ET0 ET
(C) %
mm/Hr (m/dt) (mm/hr) (mm/
hr)
1 2 26.7 35.000 0.762 16.040 60 21.00 0.138 14.70 0.8167 10.158 0.835 4.0 1.20 1.85 1.1 1.24 9.24 11.46
2 2 27.3 36.295 0.768 16.120 60 21.78 0.135 15.30 0.8167 10.572 0.835 4.0 1.20 1.81 1.1 1.09 9.62 10.49
3 2 25.3 32.255 0.748 15.725 60 19.35 0.146 15.60 0.8167 10.780 0.835 4.0 1.20 1.92 1.1 0.7 9.37 6.561
4 2 29.8 41.910 0.793 16.660 60 25.15 0.119 15.30 0.8167 10.572 0.835 4.0 1.20 1.66 0.9 0.91 8.23 7.491
5 2 26.8 35.250 0.763 16.060 60 21.15 0.138 14.60 0.8167 10.0886 0.835 4.0 1.20 1.85 0.9 1.14 7.55 8.603
6 2 27.8 37.370 0.773 16.260 60 22.42 0.132 14.20 0.8167 9.8122 0.835 4.0 1.20 1.79 0.9 1.28 7.55 9.665
7 2 28.8 39.610 0.783 16.460 60 23.77 0.125 14.30 0.8167 9.8813 0.835 4.0 1.20 1.72 0.9 1.19 7.73 9.199
8 2 29.3 40.760 0.788 16.560 60 24.46 0.122 14.90 0.8167 10.2959 0.835 4.0 1.20 1.69 1.0 0.66 8.91 5.880
9 2 28.2 38.250 0.777 16.340 60 22.95 0.129 15.30 0.8167 10.572 0.835 4.0 1.20 1.76 1.1 0.64 9.79 6.263 1
0 2 30.8 44.210 0.803 16.860 60 26.53 0.113 15.30 0.8167 10.572 0.835 4.0 1.20 1.60 1.1 0.91 10.20 9.286 1
1 2 30.2 42.830 0.797 16.740 60 25.70 0.117 14.80 0.8167 10.227 0.835 4.0 1.20 1.63 1.1 1.13 9.89 11.18 1
2 2 27.8 37.370 0.773 16.260 60 22.42 0.132 14.40 0.8167 9.950 0.835 4.0 1.20 1.79 1.1 1.25 9.32 11.65
Sumber : Hasil Perhitungan, 2013
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Contoh Perhitungan Metode Penman :
Bulan Januari
t = 26.70 C
= 35 mbar (tabel PN.1)
w = 0.762
f (t) = 16.04
RH = 60 %
d = . Rh
= 35 . 0.60
= 21 mbar
R =14.7 (tabel PN.2)
n/N = 0.8167
Rs = (0.25 + 0.54 (n/N)) R
= (0.25 + 0.54 0.8167) 14,7
= 10.158 mm/hari
f(n/N) =0.1+0.9 (n/N)
=0.1 + 0.9 0.8167
= 0.835
f (d) = 0.34-0.44d
=0.34-0.44
= 0.34-0.4435 60%
= 0.138
U = 4 m/s
f (U) = 0.27(1+ 0.864U)
= 0.27(1+ 0.8644)
f (U) = 1.2
Rn1 = f(t).f(d).f(n/N)
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
= 16.040.1380.835
= 1.85
ETo = w(0.75RsRn1)+(1w)( d) f(U)
=0.762(0.75 10.158 1.85 + (1 0.762)(35 21). 1.2
= 8.4 mm/hari
Kc tanaman Padi untuk bulan Januari =1,24
ET = Kc ETo
= 1,24 8,4
= 1,46003 mm/hari
Untuk hasil perhitungan selanjutnya dapat dilihat pada tabel 1.13
Perbandingan hasil perhitungan menggunakan metode Blaney-
Criddle,Radiasi dan Penman
Tabel 1.15 Perbandingan hasil perhitungan menggunakan metode
Blaney-Criddle,Radiasi dan Penman
No. Bulan ET0 Kc ET
BC R P BC R P
1 jan 4.39 6.19 9.24 1.24 7.68 11.46 11.46
2 feb 4.45 6.50 9.62 1.09 7.08 10.49 10.49
3 mar 3.99 6.05 9.37 0.7 4.23 6.56 6.56
4 apr 4.23 6.29 8.23 0.91 5.72 7.49 7.49
5 may 3.97 5.77 7.55 1.14 6.58 8.60 8.60
Lanjutan Tabel 1.15
6 jun 4.05 5.69 7.55 1.28 7.28 9.66 9.66
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
Sumber : Hasil perhitungan, 2013
Keterangan : BC = Hasil perhitungan menggunakan Metode Blaney-Criddle
R = Hasil perhitungan menggunakan Metode Radiasi
P = Hasil perhitungan menggunakan Metode Penman
Komentar :
Berdasarkan hasil perhitungan dari metode Blaney Criddle, metode
Radiasi, dan metode Penman nilai evaporasi potensial dan evapotranspirasi yang
diperoleh memiliki nilai yang berbeda-beda. Secara umum nilai evaporasi
potensial dan evapotranspirasi menggunakan metode Radiasi memperoleh hasil
yang lebih besar daripada menggunakan metode Blaney Criddle. Hal ini
disebabkan karena faktor iklim yang diperhitungkan dalam metode radiasi lebih
banyak daripada metode Blaney Criddle. Dalam metode Blaney Criddle, hanya
ada dua faktor iklim yang diperhitungkan, yaitu prosentase rata-rata jam siang
malam (P) dan suhu udara (t). Sedangkan dalam metode Radiasi faktor iklim
yang diperhitungkan adalah kecerahan matahari (n/N), radiasi gelombang
pendek yang diterima bumi (Rs) dan faktor radiasi gelombang pendek yang
memenuhi batas luar atmosfer (R).
Dari ketiga metode tersebut, metode Penman menghasilkan nilai
evaporasi potensial dan evapotranspirasi yang paling besar. Hal ini disebabkan
karena faktor iklim yang diperhitungan dalam metode Penman lebih banyak dari
7 jul 4.14 5.80 7.73 1.19 6.91 9.20 9.20
8 aug 4.49 6.49 8.91 0.66 4.28 5.88 5.88
9 sep 4.67 6.57 9.79 0.64 4.21 6.26 6.26
10 oct 4.94 6.79 10.20 0.91 6.18 9.29 9.29
11 nov 4.88 6.52 9.89 1.13 7.37 11.18 11.18
12 dec 4.63 6.15 9.32 1.25 7.69 11.65 11.65
-
[Type text] [Type text] [Type text] JURUSAN PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
pada metode Radiasi dan metode Blaney-Criddle. Faktor faktor tersebut
meliputi faktor radiasi bersih gelombang panjang (Rn), fungsi suhu (f(t)), fungsi
tekanan uap (f(d)), kelembaban relatif serta faktor kecepatan angin bulanan
rerata (U). Untuk penerapan di lapangan sangat dianjurkan menggunakan
metode Penman untuk stasiun dengan data iklim yang lengkap, karena faktor
iklim yang diperhitungkan lebih banyak dari metode lainnya, namun metode
Blaney Criddle akan cenderung lebih banyak digunakan karena hanya
membutuhkan data iklim yang relatif lebih mudah didapatkan.
DAFTAR BACAAN
Limantara, Montarcih.L.2010.Hidrologi Praktis.Lubuk Agung:Bandung
Linsley, R.K, dkk.1986.Hidrologi untuk Insinyur.Erlangga: Jakarta
Martha,Joyce.
Soemarto.1986.Hidrologi Teknik.Usaha Nasional: Surabaya
Anonim.2012.Transpirasi.(online).(http://aslamnapi11.blogspot.com, diakses
tanggal 11 Mei 2012)
Anonim.2012.Analisis Kebutuhan Air Irigasi.(online).(
http://www.ilmutekniksipil.com , diakses tanggal 11 Mei 2012)
-
[Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
-
[Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
-
[Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
-
[Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
-
[Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
-
[Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
-
[Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
-
[Type text] [Type text] [Type text] TEKNIK PENGAIRAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS BRAWIJAYA