soil bearing capacity

11
LAPORAN STUDY LITERATUR SOIL BEARING CAPACITY Disusun oleh : Nama : Tri Wahyu Hadi S Kelas : KS-1B POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

Upload: tri-wahyu-hadi-s

Post on 24-Jul-2015

391 views

Category:

Documents


6 download

TRANSCRIPT

Page 1: Soil Bearing Capacity

LAPORAN STUDY LITERATUR

SOIL BEARING CAPACITY

Disusun oleh :

Nama : Tri Wahyu Hadi S

Kelas : KS-1B

POLITEKNIK NEGERI SEMARANG

SEMARANG

2010

Page 2: Soil Bearing Capacity

DAFTAR ISI :

Pendahuluan (1)Maksud dan Tujuan (1)Manfaat (2)Contoh (2)Pembahasan (3)Daftar Pustaka (6)

Page 3: Soil Bearing Capacity

1. PENDAHULUANDaya dukung tanah adalah hal utama yang harus diperhatikan saat ingin

mendirikan suatu bangunan diatas sebuah bidang tanah. Biasanya hal yang sering dihitung adalah bagaimana kekuatan geser tanah, seberapa dalam muka air tanahnya dan seberapa besar pori air tanahnya , maupun apa jenis tanahnya baik untuk didirikan sebuah bangunan atau tidak. Pada akhirnya, untuk menentukan hal tersebut banyak orang yang mengeluarkan teori , namun yang paling terkenal adalah teori yang dikemukakan oleh Terzaghi. Nah, untuk lebih jelasnya akan di bahas di laporan ini.

2. MAKSUD & TUJUAN

Untuk memenuhi tugas pelajaran Mekanika Tanah & untuk menjelaskan apa itu daya dukung tanah. Dengan mengutahui daya dukung tanah, kita bisa mengetahui apakah tanah yang akan kita pakai untuk mendirikan suatu konstruksi itu baik atau tidak. Tujuan kita mengetahui daya dukung tanah adalah agar kita tahu bagaimana jenis tanah dan besar kemampuan gesernya.

(1)

Page 4: Soil Bearing Capacity

3. KEGUNAAN atau MANFAAT

Mengetahui daya dukung tanah berfungsi untuk mengetahui apakah tanah yang ingin digunakan cukup kuat untuk menahan beban fondasi tanpa terjadi keruntuhan karna tanah yang akan digunakan itu geser.

4. CONTOH

(b)

(2)

Page 5: Soil Bearing Capacity

5. PEMBAHASANDalam perencanaan pembangunan fundasi gedung atau bangunan lain ada dua

hal utama yang harus di perhatikan yaitu daya dukung tanah dan penurunan tanah yang akan terjadi karena bila mana tanah yang akan digunakan itu lunak maka banguna n tidak akan bisa stabil atau seimbang . umumnya cara yang di pakai untuk mengetahui kekuatan geser tanah yang akan digunakan tersebut adalah dengan melakukan uji tanah di laboratorium.

Banyak teori yang sering digunakan untuk menghitung daya dukung tanah tapi yang paling sering dipakai adalah teori Terzaghi.

1.1 Teori Daya Dukung Terzaghi

Teori ini dimaksudkan untuk fundasi yang tidak terlalu dalam . Teori ini berdasarkan pada anggapan kekuatan geser tanah dinyatakan dengan rumus :

s = c + σ tan ∅

keterangan :

s = titik geser tanah

σ = tegangan normal pada bidang geser

c dan ∅ = konstanta geser tanah tersebut.

Teori ini runtuh karena dasar fundasi dianggap tidak licin sehingga gesekan antara dasar fundasi dengan tanah sangat tinggi , karena hal itu kekuatan tanah tidak dihitung karena hanya beratnya saja yang diperhatikan.

Teori Terzaghi ini memunculkan rumus daya dukung tanah sebagai berikut :

q = cNc + γDNq + 1/2 γ BNγ

dimana :

q = daya dukung keseimbangan

B = lebar fundasi

D = dalam fundasi

γ = berat sisi tanah

c = kohesi

∅ = sudut perlawanan geser .

(3)

Page 6: Soil Bearing Capacity

Teori Terzaghi hanya cocok untuk fundasi dangkal karena tidak memperhitungkan kekuatan geser tanah yang terletak diatas dasar fundasi.

Teori lain yang juga baik untuk fundasi dangkal maupun fundasi dalam ditemukan oleh Meyerhof dengan memperhitungkan kekuatan geser sampai pada permukaan tanah , dengan demikian teori Meyerhof berlaku untuk semua jenis fundasi.

Teori-teori yang di kemukakan oleh Terzaghi tadi hanya bisa dipakai untuk fundasi memenjang tapi tidak dapat digunakan untuk fundasi bujur sangkar atau fundasi lingkaran. Oleh karena itu Terzaghi mengusulkan rumus-rumus berikut, antara lain :

Untuk fundasi lingkaran :

q 1,3 cNc + γ DNq + 0,6 γ RNγ

dimana R jari fundasi.

Untuk fundasi bujur sangkar :

q 1,3 cNc + DNq + 0,4 γ BNγ

dimana B lebar fundasi

1.2. Daya Dukung Lempung

Rumus-rumus yang dikemukakan di atas tidak cocok untuk jenis tanah lempung karena tidak mengandung nilai tegangan pori air. Jika ada tegangan pori air harus diperhitungkan tapi jika untuk jenis tanah pasir tidak masalah karena memang tegangan air sellalu dianggap tidak ada.

Untuk lapisan lempung pembuatan bangunan diatasnya akan selalu menimbulkan tegangan pori, yang mana tidak akan segera menyusut. Biyasanyawaktu untuk penyusutan pori air jauh lebih lama daripada waktu mendirikan bangunan diatas tanah lmpung tersebut dan hal ini berarti bahwa kekuatan pergeseran tanah lempung tidak akan banyak mengalami perubahan selama pembuatan bangunan. Oleh karena itu, biyasanya kekuatan geser lempung dihitung menggunekan nilai kekuatan geser sebelum mendirikan bangunan yaitu dengan cara menganggap ∅=0 dan kekuatan geser s=c.

Untuk nilai NC yang paling sering dipakai untuk kasus ini adalah yang

diusulkan oleh Skempton. Nilai ini didapat dari pengalaman di lapangan

Rumus fundasi persegi rumus yang di usulkan oleh Skempton adalah :

(4)

Page 7: Soil Bearing Capacity

Ncr = ( 1 + 0,2BL

) Ncs

dimana Ncr = nilai untuk fundasi persegi

Ncs = nilai untuk fundasi memanjang

L = panjang fundasi

B = lebar fundasi.

1.3. Daya Dukung Pasir

Untuk fundasi pada permukaan tanah

q = 1/2 γ BNγ

Jadi dalam hal ini daya dukung (beban persatuan luas) adalah sebanding dengan lebar fundasi.

Daya dukung juga sebanding dengan berat isi tanah. Hal ini berarti bahwa tinggi muka air tanah banyak mempengaruhi daya dukung pasir. Tanah dibawah muka air beratnya kira-kira separuhnya tanah yang diatas muka air.

1.4 Tegangan Tanah Yang Diperbolehkan

Untuk mendapatkan tegangan yang dipakai dalam perencanaan fundasi nilai yang dihitung dengan rumus diatas ini dibagi dengan faktor keamanan dan nilai yang didapat disebut daya dukung yang diperbolehkan , yaitu :

Tegangan tanah yang diperbolehkan : dayadukung keseimbangan

faktor keamanan

Faktor keamanan ini biasanya diambil sebesar tiga

(5)

Page 8: Soil Bearing Capacity

6. DAFTAR PUSTAKA1. Cluster Hypothesis and Shear Strength of a Tropical Red Clay,Geotechnique

March,1973.2. Some Basic Engineering Properties of Halloysite and Allophane Clays in Java,

Indonesia.Geotechnique,Desember,1973.3. Tjipanundjang Dam in West Java,Indonesia.ASCE Journal of Geotechnical

Division,May,1974.4. Shear Strength Properties of Halloysite and Allophane Clays in Java,

Indonesia.Geotechnique,June 1977.5. Equilibrium Moisture Condisions Beneath Road Pavement in West Java,

Indonesia.Geotechnique Engineering,Bangkok,Vol 3,19726. The Use of the Dutch Penetrometer in Indonesia.

Proceedings First Southeast Asian Confrence on Soil Mechanis and FoundationEngineering,1967 .

(6)