up3

Upload: nilam-kusumastuti

Post on 16-Oct-2015

87 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Laporan Tutorial Blok 22Akuatik dan Satwa liarUnit Pembelajaran 3KEHIDUPAN LUMBA-LUMBA

Disusun oleh:Nama: Nilam KusumastutiNIM: 2010/300669/KH/6681Kelompok: 9

FAKULTAS KEDOKTERAN HEWANUNIVERSITAS GADJAH MADAYOGYAKARTA2014

Tujuan pembelajaran:1. Mengetahui tentang lumba-lumba:a. Behaviorb. Manajemen pemeliharaanc. Metode samplingd. Handling dan restrain2. Mengetahui penyakit infeksius pada lumba-lumba meliputi etiologi, pathogenesis, gejala klinis, diagnosa, terapi, serta penanganan.

Tentang Lumba-lumba1. Behavior

Tabel 1. Deskripsi tingkah laku lumba-lumba (Siahainenia, 2010)No.Tingkah lakuDeskripsi

1.Bow ridingGerakan lumba-lumba berenang mengikuti gerakan kapal

2.AerialsGerakan lumba-lumba melompat sangat tinggi, salto, berbalik dan berputar di udara

3.StationaryLumba-lumba diam, tidak melakukan pergerakan

4.TravellingGerakan lumba-lumba membentuk kelompok dalam kegiatan mencari mangsa dan pergerakan untuk migrasi

5.LobtailingGerakan mengangkat fluks ke luar permukaan air dan memukul-mukulkan ke permukaan air

6.FeedingKegiatan yang dilakukan ketika sedang mencari makan, biasanya ditandai adanya schooling ikan di dekat lumba-lumba

7.AvoidanceGerakan lumba-lumba yang menghindar dari kapal

Gerakan aerials sering dilakukan oleh Spinner dolphin (Stenella longirostris), gerakan bow riding sering dilakukan oleh Bottlenose dolphin. Bow riding adalah aktivitas berenang yang dilakukan lumba-lumba mengikuti gerakan ombak yang terjadi akibat gerakan kapal dan mengikuti kapal tersebut. Aktivitas ini merupakan salah satu bentuk permainan yang dilakukan oleh lumba-lumba (Siahainenia, 2010).

(a) (b)

(c) (d)Gambar 1. Tingkah laku travelling (a), aerials (b), feeding (c), bowriding (d) di Perairan Pantai Lovina (Siahainenia, 2010)

2. Manajemen pemeliharaanRata-rata dalam satu grup terdiri 2-18 ekor. Kolam untuk menampung beberapa lumba-lumba terdiri dari kolam untuk hewan baru, persiapan sebelum show, persiapan melahirkan, kolam isolasi, dan kolam maintenance. Kolam utama berukuran minimal 1400 meter kubik maksimal untuk 5 ekor. Suhu air minimal 100-280C. Kandungan bakteri coliform maksimal 500 MPN (most probable number) per 100 ml air.Terdapat 3 kategori sistem air:a. tertutup: air terus bersirkulasib. semi tertutup: air bersirkulasi dan dicampur dengan aliran baruc. terbuka: air laut alami terus-menerus beredar (Stoskopf, 2012).Untuk menjaga kualitas air, desinfeksi dilakukan dengan melihat jumlah coliform yang dicek minimal seminggu sekali. Pada umumnya desinfeksi dilakukan dengan kombinasi ozonisasi dan klorinasi untuk mensterilkan sistem air. Kadar salinitas air 20-35 bagian per seribu. Kejernihan air dijaga dengan sistem filter dan menjaga kebersihan air. Kadar pH air 7,5-8,4 (Stoskopf, 2012).

Gambar 2. Sistem filter airGambar 3. Ozon generation

Pakan untuk lumba-lumba idealnya disediakan beberapa jenis ikan yang berbeda, sehingga tidak terpaku pada satu jenis saja. Hewan invertebrata, terutama cumi-cumi juga secara teratur termasuk dalam diet lumba-lumba. Jenis pakan yang dapat diberikan yaitu Mackerel, Herring, Smelt, Capelin, Blue whiting, Sprat, cumi-cumi (Stoskopf, 2012).

Tabel 2. Kandungan nutrisi beberapa ikan dan cumi-cumi (Gallego, 2000)Jenis pakanProteinLemakEnergi (kcal)

Herring17,55,5119,9

Mackerel17,518,1232,9

Blue whiting15,72,9160

Cumi-cumi14,71,269,5

Sprat15,618,6229,5

Ikan yang dibekukan maksimal pada suhu -200C dan telah dithawing kurang dari 24jam sebelum diberikan pada lumba-lumba. Suhu ikan yang diberikan tidak lebih dari 50C. Pakan diberikan sebanyak 5% dari berat badan per hari. Suplemen vitamin B1 diberikan secara rutin dengan dosis 2-5mg/kcal/hari dan vitamin E 100 IU/kg pakan. Suplemen perlu ditambah pada lumba-lumba yang sedang bunting atau menyusui (Stoskopf, 2012).Semua peralatan yang digunakan untuk persiapan dan pemberian pakan harus dibersihkan setelah digunakan. Sampah pada kolam harus segera dibersihkan. Dinding dan dasar kolam selalu dijaga kebersihannya dan segera dilakukan perbaikan bila terjadi kerusakan. Semua peralatan yang digunakan atau dipakai harus bersih (Stoskopf, 2012).Kesehatan lumba-lumba yang perlu dimonitor secara rutin yaitu berat badan, analisis darah, pemeriksaan mata (lumba-lumba yang sakit menunjukkan warna mata keruh), rongga mulut (diperhatikan fraktur, gigi tanggal), gejala sakit (nafsu makan menurun, tingkah laku tidak biasa, kehilangan berat badan, kerusakan kulit, muntah, diare, leleran, adanya gumpalan atau perubahan warna urin). Urinalisis urin normal yaitu: jernih, kuning, asam, umumnya terdapat kristal urat (Stoskopf, 2012).

3. Metode samplingSampel darah dapat diambil melalui pembuluh darah pada ekor, caudal peduncular vaskular plexus, jarang pada pembuluh darah sirip dorsal atau pectoral. Jarum yang digunakan berukuran 19-21 gauge (Stoskopf, 2012).

Gambar 4. Lokasi pengambilan darah (Stoskopf, 2012)

4. Handling dan restrainRestrain secara manual pada lumba-lumba dilakukan dengan merebahkannya pada sternal recumbency. Beberapa orang berada dekat dengan hewan pada masing-masing sisi, kendalikan ekornya, dan jaga kelembaban tubuhnya. Restrain dengan zat kimia tidak dianjurkan (Stoskopf, 2012).

Gambar 5. Metode restrain lumba-lumba (Stoskopf, 2012)

Penyakit Infeksius pada Lumba-lumba

1. Anisakidosisa. EtiologiAnisakis sp. termasuk cacing nematoda, memiliki 3 buah bibir dan gigi didekat bibir dorsal.b. Siklus hidupHospes definitif dari cacing ini adalah lumba-lumba, serta paus.Telur keluar bersama feses dan berada pada air. Larva2 termakan oleh krill dan berkembang menjadi larva3. Larva3 ditularkan ke ikan melalui ingesti. L3 ditularkan ke ikan lain atau manusia bila memakan ikan terinfeksi. Siklus hidup cacing menjadi lengkap bila ikan atau cumi-cumi terinfeksi dimakan oleh lumba-lumba.

Gambar 6. Siklus hidup Anisakis sp (Anonim, 2014)

c. Gejala klinisSakit perut, kehilangan nafsu makan, muntah setelah 6 jam memakan ikan mentah.

d. Patologi anatomiLambung atau usus mengalami penebalan sebagai akibat dari udema dan inflamasi. Dapat juga terjadi ulcer atau hemoragi.e. DiagnosaAnamnesa, gejala klinis, swab anusf. PencegahanBekukan ikan pada -200C selama 60 jam dapat membunuh larva cacing (Anonim, 2014).

2. Lobomycosisa. EtiologiLobomycosis merupakan penyakit micotic kronis disebabkan oleh Lacazia loboi, termasuk filum Ascomycota.b. Gejala klinis pada lumba-lumbaLesi pada kulit berwarna putih atau pink dengan noduli.c. Gejala klinis pada manusiaPenularan terjadi melalui luka pada kulit bila terjadi kontak langsung dengan hewan terinfeksi. Gejala yang terlihat berupa granuloma cutaneousd. HistopatologiTerlihat dermatitis granulomatosa dengan infiltrasi makrofag atau giant cells. Selain itu juga terlihat achantosis.e. DiagnosaIdentifikasi jamur mirip yeast pada jaringan kulit (Waltzek dkk., 2012).

3. Erysipelothrixa. EtiologiErysipelothrix rhusiopathiae merupakan bakteri Gram positif berbentuk batang kecil, non motil, fakultatif anaerob, katalase negatif, oksidase negatif.b. Gejala klinis pada lumba-lumbaAbses kulit, infark jaringan lokal, septicemia, depresi, lethargy, kematian.c. Gejala pada manusiaPenularan ke manusia melalui luka pada kulit. Nyeri pada jaringan kulit lokal, kemerahan, dan pembengkakan limfonodus. Infeksi sistemik ditandai oleh malaise panjang, toxemia.d. Histopatologi hewanNekrosis multifokal pada berbagai organ ditemukan bakteri Gram positif intrasel dan ekstrasel, dengan infiltrasi sel-sel inflamatori (makrofag, monosit, neutrofil) (Waltzek dkk., 2012).

4. Poxvirusa. EtiologiPoxvirus termasuk dalam famili Poxviridae, merupakan virus ds DNA. Virus ini menginduksi lesi pada kulit.b. Gejala klinisLesi pada kulit berupa perubahan warna berbentuk circular.c. HistopatologiHiperplasia epidermis dengan hyperkeratosis. Terdapat benda inklusi intrasitoplasmik eosinofilik (Waltzek dkk., 2012).

ReferensiAnonim. 2014. Anisakis species. http://www.atlas.or.kr/atlas/alphabet_view.php?my_code Name=Anisakis%20species (5 Maret 2014)Gallego, P.2000.Food Management In Bottlenose Dolphins (Tursiops truncatus).FKH: Universit de Lige Siahainenia, S.R.2010.Tingkah Laku Lumba-lumba di Perairan Pantai Lovina Buleleng Bali.Ambon: Jurnal Amanisal vol.1 No.1Stoskopf, M. K.2012. Management of Marine Mammals. http://www.merckmanuals.com/vet/ exotic_and_laboratory_animals/marine_mammals/management_of_marine_mammals. html (5 Maret 2014)Waltzek, T. B., Hinojosa, G. C., Wellehan, Gray.2012.Marine Mammals Zoonoses: A Review of Disease Manifestations.DOI 10.1111/j.1863-2378

2