sop balut

14
STANDART OPERASIONAL PROSEDUR PEMBALUTAN A. Pengertian Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki. B. Tujuan 1. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya 2. Mencegah terjadinya pembengkakan 3. Menyokong bagian badan yang cidera dan mencegah agar bagian itu tidak bergeser 4. Menutup agar tidak kena cahaya, debu dan kotoran 5. Menahan sesuatu sebagai penutup luka, pita tali kulit, bidai, bagian tubuh yang cedera, dan rambut. 6. Memberi tekanan. 7. Melindungi bagian tubuh yang cedera. 8. Mencegah terjadinya kontaminasi C. Alat Dan Bahan 1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga 2. Dasi adalah mitella yang berlipat – lipat sehingga berbentuk seperti dasi 3. Pita adalah pembalut gulung 4. Plester adalah pembalut berperekat

Upload: diana-yuli

Post on 26-Oct-2015

216 views

Category:

Documents


32 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOP BALUT

STANDART OPERASIONAL PROSEDUR

PEMBALUTAN

A. Pengertian

Membalut adalah tindakan untuk menyangga atau menahan bagian tubuh

agar tidak bergeser atau berubah dari posisi yang dikehendaki.

B. Tujuan

1. Menghindari bagian tubuh agar tidak bergeser dari tempatnya

2. Mencegah terjadinya pembengkakan

3. Menyokong bagian badan yang cidera dan mencegah agar bagian itu

tidak bergeser

4. Menutup agar tidak kena cahaya, debu dan kotoran

5. Menahan sesuatu sebagai penutup luka, pita tali kulit, bidai, bagian tubuh

yang cedera, dan rambut.

6. Memberi tekanan.

7. Melindungi bagian tubuh yang cedera.

8. Mencegah terjadinya kontaminasi

C. Alat Dan Bahan

1. Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga

2. Dasi adalah mitella yang berlipat – lipat sehingga berbentuk seperti dasi

3. Pita adalah pembalut gulung

4. Plester adalah pembalut berperekat

5. Pembalut yang spesifik

6. Kassa steril

D. Macam-macam Pembalutan

1. Pembalut Mitella

Mitella adalah pembalut berbentuk segitiga, dengan ciri dan fungsi

sebagai berikut :

a. Bahan pembalut terbuat dari kain yang berbentuk segitiga sama kaki

dengan berbagai ukuran. Panjang kaki antara 50 – 100 cm.

Page 2: SOP BALUT

b. Pembalut ini dipergunakan pada bagian kaki yang terbentuk bulat atau

untuk menggantung bagian anggota badan yang cedera.

c. Pembalut ini bisa dipakai pada cedera di kepala, bahu, dada, siku,

telapak tangan, pinggul, telapak kaki dan untuk menggantung tangan

Cara Membalut Dengan Mitela :

1. Salah satu sisi mitella dilipat 3 – 4 cm sebanyak 1 – 3 kali.

2. Pertengahan sisi yang telah terlipat diletakkan diluar bagian yang

akan dibalut, lalu ditarik  secukupnya dan kedua ujung sisi itu

diikatkan.

3. Salah satu ujung yang bebas lainnya ditarik dan dapat diikatkan

pada ikatan b, atau diikatkan pada tempat lain maupun dapat

dibiarkan bebas, hal ini tergantung pada tempat dan

kepentingannya

Cara membalut luka pada atap tengkorak kepala dengan mitella :

Cara Pertama dari depan

1. Letakkan kain segitiga pada kepala,sehingga ujung kain segitiga

sampaidi belakang kepala.  

2. Lipat alas sehingga sisi alas terletak didahi dan lipatan terletak di

bagian luar. 

3. Kedua tangan memegang alas danbergeser ke belakang melewati

tepiatas sehingga sampai ke belakangkepala. Kemudian disimpul.

Page 3: SOP BALUT

Cara kedua “dari belakang”1. Letakkan kain segitia di atas kepala,sehingga ujung kain segitiga

sampaidibagian hidung. 

2. Lipat alas sehingga sisi alas terletak rapat dibelakang kepala dan

lipatanterletak di bagian luar.

3. Kedua tangan memegang alas danbergeser ke belakang melewati

tepiatas telinga sampai ke depankemudian disimpul di bagian

dahi,sebelum disimpul ujung kainsegitiga dan sisi kiri kanan

ditarik agar balutan rata

Cara Membalut luka di kepala dengan kain pita

Page 5: SOP BALUT

Cara membalut luka di Telapak kaki dengan mitella

2. Pembalut Dasi

Adalah mitella yang berlipat – lipat sehingga berbentuk seperti dasi.

a. Pembalut ini adalah mitella yang dilipat – lipat dari salah satu sisi

segitiga agar beberapa lapis dan berbentuk seperti pita dengan kedua

ujung – ujungnya lancip dan lebarnya antara 5 – 10 cm.

b. Pembalut ini biasa dipergunakan untuk membalut mata, dahi (atau

bagian kepala yang lain), rahang, ketiak, lengan, siku, paha, lutut,

betis dan kaki terkilir

Cara membalut dengan dasi :

1. Pembalut mitella dilipat – lipat dari salah satu sisi sehingga

berbentuk pita dengan masing – masing ujung lancip.

2. Bebatkan pada tempat yang akan dibalut sampai kedua ujungnya

dapat diikatkan.

3. Diusahakan agar balutan tidak mudah kendor dengan cara sebelum

diikat arahnya saling menarik.

4. Kedua ujungnya diikatkan secukupnya

Page 6: SOP BALUT

Cara Membalut luka dengan dasi

3. Pembalut Pita atau Gulung

Pembalut ini dapat dibuat dari kain katun, kain kassa, flanel atau

bahan elastis. Yang paling sering adalah dari kassa, hal ini karena kassa

mudah menyerap air, darah dan tidak mudah bergeser (kendor).

Macam – macam pembalut dan penggunaanya :

a. Lebar 2,5 cm : biasa untuk jari – jari,

b.  Lebar 5 cm : biasa untuk  pergelangan tangan dan kaki,

c.  Lebar 7,5 cm :biasa untuk kepala, lengan atas, lengan bawah, betis

dan kaki,

d.  Lebar 10 cm : biasa untuk paha dan sendi panggul

e.  Lebar > 10 – 15 cm : biasa untuk dada, perut dan punggung

Cara membalut anggota badan (tangan/kaki) dengan pita :

1. Sangga anggota badan yang cedera pada posisi tetap

2. Pastikan bahwa perban tergulung kencang

3. Balutan pita biasanya beberapa lapis, dimulai dari salah satu ujung

yang diletakkan dari proksimal ke distal menutup sepanjang bagian

tubuh, yang akan dibalut dari distal ke proksimal (terakhir ujung

Page 7: SOP BALUT

yang dalam tadi diikat dengan ujung yang lain secukupnya). Atau

bisa dimulai dari bawah luka (distal), lalu balut lurus 2 kali.

4. Dibebatkan terus ke proksimal dengan bebatan saling menyilang

dan tumpang tindih antara bebatan yang satu dengan bebatan

berikutnya. Setiap balutan menutupi dua per tiga bagian

sebelumnya.

5. Selesaikan dengan membuat balutan lurus, lipat ujung perban,

kunci dengan peniti atau jepitan perban.

4. Pembalut Plester

a. Pembalut ini untuk merekatkan penutup luka, untuk fiksasi pada sendi

yang terkilir, untuk merekatkan pada kelainan patah tulang.

b. Khusus untuk penutup luka, biasa dilengkapi dengan obat anti septik

Cara membalut luka dengan plester :

1. Jika ada luka terbuka: luka diberi obat antiseptik, tutup luka

dengan kassa, baru lekatkan pembalut plester.

2. Jika untuk fiksasi (misalnya pada patah tulang atau terkilir) :

balutan plester dibuat ”strapping” dengan membebat berlapis –

lapis dari distal ke proksimal dan untuk membatasi gerakkan

Page 8: SOP BALUT

tertentu perlu kita yang masing – masing ujungnya difiksasi

dengan plester.

5. Pembalut Spesifik

a. Snelverband adalah pembalut pita yang sudah ditambah dengan kassa

penutup luka dan steril, baru dibuka pada saat akan dipergunakan,

sering dipakai pada luka – luka lebar yang terdapat pada badan.

b. Sufratulle adalah kassa steril yang telah direndam dengan obat

pembunuh kuman. Biasa dipergunakan pada luka – luka kecil.

6. Pembalut Kassa Steril

a. Kassa streil adalah kassa yang dipotong dengan berbagai ukuran untuk

menutup luka kecil yang sudah diberi obat – obatan (antibiotik,

antiplagestik).

b. Setelah ditutup kassa itu kemudian baru dibalut.

Page 9: SOP BALUT

E. Prosedur Pembalutan

1. Perhatikan tempat atau letak yang akan dibalut dengan menjawab

pertanyaan ini :

a. Bagian dari tubuh yang mana ?

b. Apakah ada luka terbuka atau tidak ?

c. Bagaimana luas luka tersebut ?

d. Apakah perlu membatasi gerak bagian tubuh tertentu atau tidak ?

2. Pilih jenis pembalut yang akan dipergunakan. Dapat salah satu atau

kombinasi

3. Sebelum dibalut jika luka terbuka perlu diberi desinfektan atau dibalut

dengan pembalut yang mengandung desinfektan atau dislokasi perlu

direposisi.

4. Tentukan posisi balutan dengan mempertimbangkan :

a. Dapat membatasi pergeseran atau gerak bagian tubuh yang memang

perlu difiksasi.

b. Sesedikit mungkin membatasi gerak bagian tubuh yang lain.

c. Usahakan posisi balutan yang paling nyaman untuk kegiatan pokok

penderita.

d. Tidak mengganggu peredaran darah, misalnya pada balutan berlapis,

lapis yang paling bawah letaknya disebelah distal.

e. Tidak mudah kendor atau lepas

F. Evaluasi

1. Mengevaluasi tindakan yang baru dilakukan (subyektif dan obyektif),

hasil

Page 10: SOP BALUT

2. pembalutan : mudah lepas, menggangu peredaran darah, mengganggu

gerakan lain)

3. Berikan reinforcement positif pada klien

4. Kontrak pertemuan selanjutnya (waktu, kegiatan, tampat)

5. Merapikan dan kembalikan alat

6. Mencuci tangan

7. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Sumber :

Ely, A dkk 2006. Penuntun Praktikum Keterampilan Kritis III Untuk

Mahasiswa D-3 Keperawatan. Jakarta: Salemba.

Mancini, Mary E. 2004. Prosedur Keperawatan Darurat. Jakarta : EKG.

Mohamad, Kartono. 2011. Pertolongan Pertama. Jakarta : PT Gramedia

Pustaka Utama.

Purwadianto, Agus. 2004. Kedaruratan medik. Jakarta : Binarupa Aksara.

Schaffer, dkk. 2010. Pencegahan Infeksi dan Praktek Yang Aman. Jakarta : EGC.