sop lab.doc

57
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN CYANMETH Prinsip Hemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan kaliumsianida. Absorbansi larutan diukur pada gelombang 540 nm. Alat dan Bahan Spektrofotometer Mikropipet Yellow tipe Tabung reaksi Rak tabung reaksi Tissue EDTA 10% Larutan Drabkin Prosedur Kerja 1. Dimasukkan 5 ml larutan Drabkin ke dalam tabung 2.Dipipet 20 µl darah dan dimasukkan ke dalam tabung yang telah terisi larutan Drabkin 3. Campurlah larutan tersebut hingga homogen 4. Dilakukan pembacaan pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm 5. Dicatat hasil yang diperoleh pada alat spektrofotometer Nilai Normal Pria : 14-18 g/dl Wanita : 12-16 g/dl

Upload: muhammad-hendri-januri

Post on 23-Nov-2015

770 views

Category:

Documents


13 download

TRANSCRIPT

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN HEMOGLOBIN CYANMETHPrinsipHemoglobin darah diubah menjadi sianmethemoglobin dalam larutan yang berisi kaliumferrisianida dan kaliumsianida. Absorbansi larutan diukur pada gelombang 540 nm.

Alat dan Bahan Spektrofotometer Mikropipet Yellow tipe Tabung reaksi Rak tabung reaksi Tissue EDTA 10% Larutan Drabkin

Prosedur Kerja1. Dimasukkan 5 ml larutan Drabkin ke dalam tabung

2. Dipipet 20 l darah dan dimasukkan ke dalam tabung yang telah terisi larutan Drabkin3. Campurlah larutan tersebut hingga homogen

4. Dilakukan pembacaan pada spektrofotometer dengan panjang gelombang 540 nm

5. Dicatat hasil yang diperoleh pada alat spektrofotometer

Nilai NormalPria : 14-18 g/dlWanita : 12-16 g/dl

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN HITUNG LEUKOSIT

PrinsipDarah diencerkan dalam pipet leukosit dengan menggunakan larutan Turk, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung. Jumlah leukosit dihitung dalam volume tertentu.

Alat dan Bahan Pipet leukosit Kamar hitung (Improved Neubauer) Mikroskop Turk Tissue EDTA 10%

Prosedur Kerja1. Dihisap darah EDTA dengan menggunakan pipet leukosit sampai tanda 0,52. Dihapus kelebihan darah yang melekat diujung pipet3. Masukkan ujung pipet dalam larutan Turk sambil menahan darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan Turk dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda 11, pada saat melakukan penghisapan jangan sampai ada gelembung udara4. Kocoklah larutan dan darah selama 2-3 menit dan jangan sampai cairan terbuang dari dalam pipet diwaktu mengocok5. Buanglah cairan yang ada didalam pipet sebanyak 3-4 tetes, lalu sentuhkan ujung pipet pada tepi kaca penutup dengan sudut 30 derajat6. Biarkan kamar hitung selama 2-3 menit agar leukosit mengendap7. Gunakan lensa objektif kecil dengan pembesaran 10 X8. Hitunglah semua leukosit yang terdapat dalam keempat bidang besar pada sudut-sudut kamar hitung

Perhitungan

N = Jumlah Sel

Nilai Normal5.000 10.000 / L darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ERITROSIT

PrinsipDarah diencerkan dalam pipet eritrosit dengan menggunakan larutan Hayem, kemudian dimasukkan ke dalam kamar hitung dengan menghitung 5 bidang sedang dalam kamar hitung Improved Neubauer

Alat dan Bahan Pipet eritrosit Kamar hitung (Improved Neubauer) Mikroskop Hayem Tissue EDTA 10%

Prosedur Kerja1. Dihisap darah EDTA dengan menggunakan pipet eritrosit sampai tanda 0,52. Dihapus kelebihan darah yang melekat diujung pipet3. Masukkan ujung pipet dalam larutan Hayem sambil menahan darah pada garis tanda tadi. Pipet dipegang dengan sudut 45 derajat dan larutan Hayem dihisap perlahan-lahan sampai garis tanda 101, pada saat melakukan penghisapan jangan sampai ada gelembung udara4. Kocoklah larutan dan darah selama 2-3 menit dan jangan sampai cairan terbuang dari dalam pipet diwaktu mengocok5. Buanglah cairan yang ada didalam pipet sebanyak 3-4 tetes, lalu sentuhkan ujung pipet pada tepi kaca penutup dengan sudut 30 derajat6. Biarkan kamar hitung selama 2-3 menit agar eritrosit mengendap7. Gunakan lensa objektif kecil dengan pembesaran 10 X lalu dilanjutkan dengan pembesaran 40 X8. Hitunglah semua eritrosit yang terdapat dalam lima bidang sedang pada kamar hitung

Perhitungan

N = Jumlah Sel

Nilai NormalPria : 4,5-5,5 Juta / L darahWanita : 4-5 Juta / L darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN TROMBOSIT

PrinsipDarah diencerkan dengan larutan yang mengandung Brilliant Cresylblue sehingga trombosit berwarna biru cerah. Perhitungan didasarkan pada pengenceran dan volume cairan dalam bilik hitung

Alat dan Bahan Pipet eritrosit Kamar hitung (Improved Neubauer) Mikroskop Rees Ecker Tissue EDTA 10%

Prosedur Kerja1. Isaplah cairan Rees Ecker ke dalam pipet eritrosit sampai garis tanda 1 dan buang lagi cairan itu2. Isaplah darah sampai garis tanda 0,5 dan cairan Rees Ecker sampai tanda 101. Segeralah kocok selama 3 menit3. Buanglah cairan yang ada didalam pipet sebanyak 3-4 tetes, lalu sentuhkan ujung pipet pada tepi kaca penutup dengan sudut 30 derajat4. Biarkan kamar hitung yang telah diisi dengan sikap datar dalam cawan petri yang tertutup selama 10 menit agar trombosit mengendap5. Hitung semua trombosit dalam seluruh bidang besar di tengah-tengah (1 mm2) memakai lensa objektif besar6. Jumlah itu dikali 2000 menghasilkan jumlah trombosit per l darah

Perhitungan

N = Jumlah Sel

Nilai Normal150.000-450.000 / L darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (LED)

PrinsipMengukur kecepatan sedimentasi sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah ke dalam tabung khusus selama satu jam

Alat dan Bahan Pipet Westergreen Rak Westergreen Tissue Natrium Sitrat 3,8 % Timer Spuit Kapas Alkohol

Prosedur Kerja1. Isaplah dalam semprit steril 0,4 ml larutan natrium sitrat 3,8% yang steril2. Lakukanlah pungsi vena dengan semprit itu dan isapah 1,6 ml darah sehingga mendapatkan 2,0 ml campuran3. Masukkanlah campuran itu ke dalam tabung dan campurlah baik-baik4. Isaplah darah itu ke dalam pipet Westergreen sampai garis tanda 0 mm, kemudian biarkan pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak Westergreen selama 60 menit5. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan milimeter dan laporkanlah angka itu sebagai laju endap darah

Nilai NormalPria : 0-15 mm/jamWanita : 0-20 mm/jam

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN HITUNG JENIS LEUKOSIT

PrinsipSetetes darah dipaparkan diatas sebuah objek glass, kemudian dilakukan pewarnaan lalu diamatai dengan menggunakan mikroskop dengan pembesaran 100X

Alat dan Bahan Mikroskop Objek glass Oil imersi Giemsa Methanol Aquadest

Prosedur Kerja1. Siapkan satu buah objek glass bersih dan bebas lemak2. Letakkan satu tetes darah di objek glass3. Buat apusan dengan objek glass yang lain menggunakan sudut 45 derajat dan didorong hingga membentuk seperti lidah api4. Ditunggu hingga kering apusan tersebut5. Sediaan apus yang telah kering difiksasi dengan methanol selama 2-3 menit6. Apusan yang telah difiksasi direndam pada larutan giemsa kerja selama 20-30 menit7. Buang kelebihan, cuci dengan air mengalir8. Keringkan sediaan, setelah kering dapat dilakukan perhitungan

Nilai NormalBasofil : 0-1 %Eosinofil : 1-3 %

Neutrofil Batang : 2-6 %

Neutrofil Segmen : 50-70 %

Limfosit : 20-40 %

Monosit : 2-8 %

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN (BLEEDING TIME)

PrinsipDihitung masa perdarahan pada lengan bawah dengan dilakukan pembendungan dan dihitung per 30 detik

Alat dan Bahan Autoclick Stopwatch Lancet Sfigmomanometer Kapas alkohol Kertas saring

Prosedur Kerja1. Bersihkan bagian voler lengan bawah dengan alkohol 70% dan biarkan kering2. Kenakan ikatan sfigmomanometer pada lengan atas dan pompalah sampai 40 mm/Hg. Selama percobaan berlangsung tekanan harus tetap setinggi itu3. Tegangkanlah kulit lengan bawah dengan sebelah tangan dan tusuklah dengan lanset darah pada satu tempat kira-kira 3 jari di bawah lipat siku sampai 3 mm dalamnya4. Jika terlihat darah mulai keluar jalankanlah stopwatch5. Isaplah tetes darah yang keluar itu tiap 30 detik memakai sepotong kertas saring6. Hentikan stopwatch pada waktu darah tidak dapat diisap lagi dan catatlah waktu tersebut

Nilai Normal1-3 menit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA PEMBEKUAN (CLOTHING TIME)

PrinsipDarah vena dimasukkan ke dalam 4 tabung dengan volume yang sama dan dihitung tiap 30 detik. Waktu pembekuan adalaha jumlah waktu dalam 3 tabung dari tabung yang dicatat waktu bekuannya

Alat dan Bahan Spuit Stopwatch Tabung reaksi Rak tabung reaksi Kapas alkohol Tissue

Prosedur Kerja1. Sediakan 4 buah tabung dalam raknya2. Lakukan pungsi vena dengan spuit 5 ml, pada saat daah kelihatan masuk ke dalam spuit jalankan stopwatch3. Angkatlah jarum dari semprit dan alirkanlah perlahan-lahan 1 ml darah ke dalam tiap tabung yang dimiringkan pada waktu diisi dengan darah4. Tiap 30 detik tabung pertama diangkat dan dimiringkan untuk melihat apakah telah terjadi pembekuan5. Setelah darah dalam tabung pertama beku, periksalah tabung kedua tiap 30 detik juga terhadap bekuannya6. Tindakan sama dilakukan berturut-turut dengan tabung ketiga dan keempat7. Masa pembekuan darah ialah masa pembekuan rata-rata dari tabung kedua, ketiga dan keempat. Masa pembekuan itu dilaporkan dengan dibulatkan sampai menit

Nilai Normal6-12 menit

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN BAKTERI TAHAN ASAM (BTA)

PrinsipDengan pewarnaan ini pori-pori lipid pada bakteri akan melebur sehingga zat warna dapat masuk kedalam tubuh kuman. Bila preparat dingin zat warna tidak dapat terlepas kembali walaupun dipengaruhi dengan asam, sehingga kuman yang tidak tahan asam akan mengambil zat warna kedua pada pewarnaan berikutnya. Basil Tahan Asam berwana merah, non Basil Tahan Asam berwarna biru

Alat dan Bahan Objek glass Bunsen Mikroskop Jarum ose

Prosedur Kerja1. Letakkan sediaan diatas rak dengan jarak minimal 1 jari telunjuk2. Tuangkan Carbol Fuchsin menutupi seluruh permukaan sediaan3. Panaskan sediaan dengan sulut api sampai keluar uap (jangan sampai mendidih), kemudian dinginkan selama 5 menit4. Buang Carbol Fuchsin dari sediaan satu per satu secara perlahan-lahan dengan cara dibilas menggunakan air megalir mulai dari bagian slide yang frosted (bekuan tebal)5. Tuangkan Asam Alkohol pada sediaan, biarkan beberapa saat lalu bilas dengan air mengalir sampai bersih (tidak tampak sisa zat warna merah). Bila masih tampak warna merah lakukan decolorisasi ini beberapa kali6. Tuang Methylene Blue hingga menutupi seluruh sediaan dan biarkan selama 10-20 detik7. Buang Methylene Blue dari sediaan satu per satu secara perlahan-lahan dengan cara dibilas menggunakan air mengalir8. Keringkan sediaan pada rak pengering

Interpretasi0 BTA / 100 LP = Negatif

1-9 BTA / 100 LP = Scanty

10-99 BTA / 100 LP = 1+

1-10 BTA / 1 LP = 2+>10 BTA / 1 LP = 3+

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEWARNAAN GRAMPrinsipGram (+) : peptidoblikan bakteri yang tebal berikatan kuat dengan gentian violet. Lugol memperkuat ikatan tersebut, lalau diberikan akohol yang bertujuan untuk melunturkan lemak karena pada gram (+) lemaknya sedikit sehingga warna ungu pada gentian violet yang lunturpun sedikit dan bakteri dipenuhi dengan warna ungu. Karena sudah dipenuhi dengan warna ungu maka tidak bisa lagi berikatan dengan fucshin/safranin.

Gram (-) : peptidoblikan bakteri yang tipis sehingga saat berikatan dengan gentian violet ikatan yang terjadi adalah ikatan lemah, lalu diberi lugol yang memperkuat ikatan dengan gentian violet namun tidak memberikan arti yang cukup signifikan, bakteri gram (-) yang memiliki lemak tebal ketika diberi alcohol maka lemak luntur dan warna gentian violet pun luntur. Sehingga warnanya luntur semua. Karena tidak tewarnai maka bakteri akan menyerap warna fuchsin/safranin yaitu merah.

Alat dan Bahan Mikroskop

Jarum Ose

Objek glass

Tabung Reaksi

Pipet tetes

Botol kaca

Lampu Bunsen

Penjepit tabung NaCl Steril

Suspensi Bakteri Positif (+)

Suspensi Bakteri Negatif (-)

Larutan Kristal Violet

Larutan Lugol Iodine

Larutan Alcohol-Acetone

Larutan Safranin

Prosedur Kerja1. Diambil dua kaca benda, bersihkan permukaannya dengan tissu alkohol dan diberi tanda (+) dan (-) pada masing-masing kaca benda

2. Dibuat dua tetes NaCl 0,9% steril diatas masing-masing tanda (+) dan (-) dengan menggunakan jarum ose.

3. Dibuat suspensi bakteri dari biakan tabung sesuai dengan kode tanda yang tertera, ratakan hingga tipis menggunakan ose. Keringkan preparat pada suhu kamar.

4. Difiksasi dengan cara melewatkan kaca benda diatas lampu spritus sebanyak 3 kali.

5. Diletakkan kaca benda diatas rak pewarna, tuang preparat dengan Kristal Violet hingga menggenang dan biarkan selama 1 menit.

6. Dibuang zat wama ke dalam bak tampung dan cuci dengan air mengalir.

7. Digenangi sediaan dengan larutan Lugol Iodine selama 1 menit, kemudian bilas dengan air mengalir diatas bak tampung

8. Digenangi sediaan selama 20 - 30 detik dengan menggunakan larutan Acetone-alkohol, hingga warna Kristal Violet yang menempel pada kaca benda hilang.

9. Digenangi kembali sediaan dengan larutan Safranin selama 1 menit.

10. Dibilas dengan air mengalir diatas bak tampung. Biarkan kering pada suhu ruang (dikering anginkan).

11. Diamati sediaan dibawah mikroskop dengan perbesaran yang kuat yaitu 100x10 dengan diberi oil imersi.

InterpretasiGram (+) = Ungu, BiruGram (-) = Merah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN WIDAL SLIDEPrinsipAntibodi yang terdapat pada serum sampel akan bereaksi dengan antigen pada reagen membentuk kompleks antigen antibodi yang berupa aglutinasi

Alat dan Bahan Kaca Widal

Mikropipet Rotator Yellow tipe

Batang pengaduk

Tabung reaksi

Sentrifus

Reagen Salmonella typhi O

Reagen Salmonella typhi H

Reagen Salmonella paratyphi AO

Reagen Salmonella paratyphi AH

Reagen Salmonella paratyphi BO

Reagen Salmonella paratyphi BH

Reagen Salmonella paratyphi CO

Reagen Salmonella paratyphi CH

Prosedur Kerja1. Diambil darah vena lalu dimasukkan dalam tabung setelah itu di sentrifus selama 10 menit

2. Diambil serumnya sebanyak 20 l dan diletakkan di atas kaca widal dilakukan 8 kali

3. Diteteskan reagen masing-masing satu tetes pada sampel yang telah dipipet tadi, lalu homogenkan4. Dirotator selama 2 menit dan dilihat aglutinasi yang terjadi5. Apabila hasil terdapat aglutinasi maka dilakukan pengenceran dengan mengurangi volume sampel yang digunakan yaitu menjadi 10 l dan ditambahkan satu tetes reagen6. Apabila masih terdapat aglutinasi maka sampel dikurangi lagi menjadi 5 l dan ditambahkan satu tetes reagen, lalu dilihat masih terdapat aglutinasi atau tidak

InterpretasiNegatif

1:80

1:160

1:320

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN NARKOBAPrinsipUrin ditampung ke dalam pot, strip dicelupkan ke dalamnya kemudian urin naik memenuhi membran dalam strip berdasarkan gaya kapilaritasnya. Apabila kadar narkoba dalam urin melebihi ambang batas maka tidak akan terbentuk garis berwarna merah pada daerah test. Sedangkan apabila kadar narkoba dalam urine kurang dari ambang batas atau tidak mengandung narkoba maka akan terbentuk garis berwarna merah pada daerah test. Sebagai kontrol akan selalu terbentuk garis berwarna merah pada daerah kontrol hal ini menandakan bahwa volume urin yang diserap strip telah memenuhi membran dari strip tersebut

Alat dan Bahan Pot urin Strip tes Narkoba

Prosedur Kerja1. Urin ditampung dalam wadah yang kering dan bersih

2. Dicelupkan strip narkoba pada sampel urin berdasarkan gaya kapilaritasnya3. Diamati dan dicatat hasilnya

InterpretasiPositif : hanya timbul satu garis kontrol

Negatif : adanya garis kontrol dan garis tes secara bersamaan

Invalid : garis kontrol dan garis tes tidak ada

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN URINALISIS

Prinsip1. Pemeriksaan Fisik Warna

Memperhatikan waran urin bermakna karena kadang-kadang didapat kelainan yang berarti untuk klinik. Warna urin diuji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus, tindakan itu dapat dilakukan dengan mengisi tabung reaksi sampai penuh dan ditinjau dalam sikap serong.

Nyatakanlah warna urin dengan perkataan seperti : tidak berwarna, kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau, putih serupa susu, dsb

Kejernihan

Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna. Nyatakanlah pendapat dengan salah satu dari : jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh. Pentinglah untuk menentukan apakah urin itu telah keruh pada waktu dikeluarkan atau baru kemudian, yaitu jika dibiarkan. Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal. Urin normal akan menjadi agak keruh jika dibiarkan atau didinginkan : kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan terjadi dari lendir, sel-sel epitel dan leukosit yang lambat laun mengendap

2. Pemeriksaan Kimiawi

Derajat Keasaman (pH)

Indikator methyl red dan bromthymol blue, memungkinkan perubahan warna yang jelas dari orange, hijau menjadi biru pada pH 5-9

Protein

Tetraklorofenol dan tetra bromosulfoftalein dalam suatu sistem buffer yang mempertahankan pH konstan, bereaksi dengan protein akan membentuk senyawa berwarna hijau muda sampai tua

Glukosa

D-Glukosa dioksidasi menjadi D-Glikonolakton dengan adanya peroksidase akan mengoksidasi indikator membentuk warna hijau

3. Pemeriksaan Mikroskopis

Untuk melihat adanya elemen-elemen (sel-sel, kristal-kristal dan sebagainya) dalam urin maka dilakukan pemeriksaan dibawah mikroskop. Hal ini dikerjakan dengan melakukan pemutaran pada kecepatan dan waktu tertentu dengan centrifuge sehingga elemen-elemen tersebut terpisah dari larutan supernatannya

Alat dan Bahan Combour test Tissue Pot urin Mikroskop Objek glass Cover glass Sentrifus Pipet tetes

Prosedur Kerja1. Pemeriksaan Fisik Diisi wadah dengan urin

Diperiksa secara fisik

Warna urin. Nyatakanlah warna urin dengan perkataan seperti : tidak berwarna, kuning muda, kunig tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau, putih serupa susu, dsb Kejernihan. Cara menguji kejernihan sama seperti menguji warna. Nyatakanlah pendapat dengan salah satu dari : jernih, agak keruh, keruh atau sangat keruh Dilaporkan hasil yang didapat

2. Pemeriksaan Kimiawi

Disiapkan alat dan bahan

Diambil wadah berisi urin

Dikeluarkan strip tes urin

Dicelupkan selama beberapa detik

Dibaca dengan waktu kurang lebih 5 menit

Dilaporkan hasil yang diperoleh

3. Pemeriksaan Mikroskopis

Homogenkan terlebih dahulu sampel urin Masukkan urin ke dalam tabung sentrifus dan diputar selama 5 menit dengan kecepatan 1500-2000 rpm Setelah disentrifus tuanglah cairan atas dengan gerakan cepat dan luwes lalu tabung sentrifus ditegakkan kembali sehingga didapatkan volume sediaan kira-kira 0,5 ml Kocok tabung untuk mensuspensikan sedimen Ambil 1-2 tetes dengan pipet tetes ke objek glass dan ditutup dengan cover glass Periksa di bawah mikroskop dengan pembesaran awal 10x dilanjutkan pembesaran 40x

InterpretasiWarna

: Kuning

Kejernihan: Jernih

pH

: 5-7

Protein

: Negatif

Glukosa: NegatifLeukosit

: 0-1/LPB

Eritrosit

: 0-1/LPB

Epitel

: Negatif

Silinder

: Negatif

Jamur

: Negatif

Kristal-Uric Acid: Negatif

Amoeba

: Negatif

Bakteri

: Negatif

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN GLUKOSAPrinsipAdanya glukosa oksidase akan mengoksidase glukosa menjadi gluconic dan hidrogen peroksida. Indikator quinonimine terbentuk dari hidrogen peroksida dan 4-aminoantipiryne dengan adanya phenol dan peroksidase. Intensitas warna yang terbentuk proporsional dengan konsentrasi glukosa

Alat dan Bahan Mikropipet Fotometer

Yellow Tip

Blue Tip

Sentrifus

Tabung

Rak Tabung

Reagen Glukosa

Prosedur KerjaPipet ke TabungBlanko

Standar

Sampel

Reagen

10001000

1000

Sampel

-

-

10

Standar

-

10

-

Campur dan inkubasi selama 10 menit (370C) atau 20 menit (250C). Ukurlah absorban dan standar terhadap blanko reagen dalam waktu 60 menit

Nilai NormalGlukosa Puasa : 70-115 mg/dlGlukosa 2JPP : 80-120 mg/dl

Glukosa Sewaktu : 6 IU/ml partikel akan menggumpal

Alat dan Bahan Slide dasar hitam

Mikropipet

Yellow tip

Rotator

Reagen CRP

Batang pengaduk Serum NaCl 0,85%

Prosedur KerjaKualitatif

1. Disiapkan slide dengan dasar hitam

2. Diambil 50 l serum, lalu ditambah satu tetes reagen CRP3. Dihomogenkan, lalu dirotator selama 2 menit

4. Dilihat apakah terjadi aglutinasi atau tidak

5. Apabila terjadi aglutinasi maka dilakukan pengenceran

Kuantitatif

1. Diambil 50 l NaCl dan di taruh di setiap lingkaran pada slide

2. Pada lingkaran pertama di tambahkan 50 l serum, lalu dihomogenkan (1:2)

3. Pada lingkaran kedua diambil 50 l dari lingkaran pertama dan dihomogenkan (1:4)

4. Pada lingkaran ketiga diambil 50 l dari lingkaran kedua (1:8) dan begitu seterusnya

5. Setelah itu ditambahkan satu tetes reagen CRP, lalu dihomogenkan

6. Kemudian di rotator selama 2 menit dan dilihat adanya aglutinasi7. Hasil yang didapat lalu dikalikan dengan 6 IU/ml dan dilaporkan sebagai titer

Interpretasi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN FESES LENGKAPPrinsip

Alat dan Bahan Mikroskop Objek glass Cover glass Lidi Eosin 1% Pipet tetes

Prosedur Kerja1. Dilihat keadaan feses seperti warna, bau dan konsistensi

2. Setelah itu pada objek glass diberi satu tetes eosin 1% dan diambil secukupnya feses menggunakan lidi, lalu diratakan pada objek glass

3. Setelah itu ditutup dengan cover glass dan dilakukan pengamatan di bawah mikroskop dengan pembesaran 10x lalu dilanjutkan ke 40x

4. Dicatat hasil yang didapat pada pengamatan

Nilai NormalMakroskopi1. Warna

Normal : Kuning kecoklatan2. Bau

Normal : khas dari indol, skatol dan asam

Abnormal : asam, amis, tengik, dll3. Konsistensi

Normal : agak lunak

Abnormal : cair, keras, berbusa, lengket, dll4. Lendir

Normal : negatif5. DarahNormal : negatifMikroskopi

1. Epitel, ditemukan sedikit jika meningkat biasanya karena terjadi peradangan atau adanya stimulasi tertentu

2. Lekosit, normalnya tidak ditemukan

3. Makrofag, normalnya tidak ditemukan

4. Eritrosit, normalnya tidak ditemukan

5. Kristal, tidak banyak artinya seperti Tripelphosphat, asam lemak. Abnormal : Charcot Leyden, Hematoidin

6. Sisa makanan, normalnya tidak ditemukan

7. Sel ragi, normalnya tidak ditemukan atau ditemukan hanya sedikit

8. Telur dan larva cacing, normalnya tidak ditemukan

9. Amoeba, normalnya tidak ditemukan kecuali Entamoeba coli merupakan komensalisme

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR

PEMERIKSAAN LEUKOSIT METODE TABUNG

PrinsipDarah diencerkan dengan larutan Turk maka sel darah selain leukosit akan hancur oleh asam asetat dan leukosit akan diwarnai oleh gentian violet. Jumlah leukosit dalam volume pengenceran tersebut dihitung dengan menggunakan kamar hitung

Alat dan Bahan Tabung reaksi Rak tabung

Mikropipet

Yellow tip

Blue tip

Kamar hitung (Improved Neubauer) Mikroskop Turk Tissue EDTA 10%

Prosedur Kerja1. Dipipet 380 l larutan Turk ke dalam tabung reaksi2. Ditambahkan 20 l darah EDTA sampel ke dalam larutan tersebut dan dibilas (pengenceran 20 kali)3. Dicampur sampai homogen selama 1 menit

4. Disiapkan kamar hitung yang bersih, lalu diteteskan larutan yang telah homogen tersebut ke bilik hitung dan diamkan selama 3 menit5. Dihitung jumlah leukosit dalam 4 bidang besar dengan bantuan mikroskop dengan pembesaran 10x6. Hitung jumlah leukosit yang didapat lalu dikalikan dengan faktor yang digunakan

Perhitungan

N = Jumlah Sel

Nilai Normal5.000 10.000 / L darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN TROMBOSIT METODE TABUNG

PrinsipDarah diencerkan dengan larutan yang mengandung Brilliant Cresylblue sehingga trombosit berwarna biru cerah. Perhitungan didasarkan pada pengenceran dan volume cairan dalam bilik hitung

Alat dan Bahan Mikropipet Yellow tip Blue tip Tabung reaksi Rak tabung reaksi Kamar hitung (Improved Neubauer) Mikroskop Rees Ecker Tissue EDTA 10%

Prosedur Kerja1. Dipipet 2000 l larutan Rees Ecker ke dalam tabung reaksi2. Ditambahkan 10 l darah EDTA kedalam larutan dan dihomogenkan (pengenceran 200 kali)

3. Darah yang tersisa didalam pipet dibilas dengan menghisap larutan pengencer

4. Trombosit dihitung dengan bilik hitung Improved Neubauer dalam 25 bidang kecil dan hasil dikalikan dengan faktor

Perhitungan

N = Jumlah Sel

Nilai Normal150.000-450.000 / L darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN ERITROSIT METODE TABUNG

PrinsipDarah diencerkan dengan larutan Hayem maka eritrosit dapat dihitung menggunakan bilik hitung Improved Neubauer dalam 5 bidang kecil (5R)

Alat dan Bahan Mikropipet Yellow tip Blue tip Tabung reaksi Rak tabung reaksi Kamar hitung (Improved Neubauer) Mikroskop Hayem Tissue EDTA 10%

Prosedur Kerja1. Dipipet 2000 l larutan Hayem ke dalam tabung reaksi2. Ditambahkan 10 l darah EDTA kedalam larutan dan dihomogenkan (pengenceran 200 kali)

3. Darah yang tersisa didalam pipet dibilas dengan menghisap larutan pengencer

4. Eritrosit dihitung dengan bilik hitung Improved Neubauer dalam 5 bidang kecil dan hasil dikalikan dengan faktor

Perhitungan

N = Jumlah Sel

Nilai NormalPria : 4,5-5,5 Juta / L darah

Wanita : 4-5 Juta / L darah

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN LAJU ENDAP DARAH (NaCl)

PrinsipMengukur kecepatan sedimentasi sel eritrosit di dalam plasma. Satuannya mm/jam. Proses pemeriksaan sedimentasi (pengendapan) darah ini diukur dengan memasukkan darah ke dalam tabung khusus selama satu jam

Alat dan Bahan Pipet Westergreen Rak Westergreen Tissue NaCl 0,85% EDTA 10% Timer Kapas Alkohol Tabung reaksi Rak tabung

Prosedur Kerja1. Diambil 50 mm larutan NaCl 0,85% masukkan ke dalam tabung reaksi2. Diambil 200 mm darah EDTA 10%, lalu dicampurkan dengan NaCl 0,85% yang telah diambil tadi3. Homogenkan darah dan larutan NaCl yang telah tercampur tadi4. Isaplah darah itu ke dalam pipet Westergreen sampai garis tanda 0 mm, kemudian biarkan pipet itu dalam sikap tegak lurus dalam rak Westergreen selama 60 menit5. Bacalah tingginya lapisan plasma dengan milimeter dan laporkanlah angka itu sebagai laju endap darah

Nilai NormalPria : 0-15 mm/jam

Wanita : 0-20 mm/jam

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR PEMERIKSAAN MASA PERDARAHAN (DUKE)

PrinsipDiukur masa perdarahan pada cuping telinga per 30 detik

Alat dan Bahan Kertas saring Kapas alkohol Lanset Stopwatch Autoclick

Prosedur Kerja1. Dibersihkan bagian cuping telinga dengan kapas alkohol2. Ditusuk bagian cuping telinga dengan autoclick sedalam 2 mm

3. Jalankan stopwatch ketika darah sudah mulai keluar

4. Hapus tetes darah pertama dengan kertas saring dan hapus tetes darah selanjutnya tiap 30 detik

5. Hentikan stopwatch jika darah sudah tidak keluar lagi

Nilai Normal1-3 menit

Bakteri Gram Negatif (-)

Bakteri Gram Negatif (-)

Negatif Positif Invalid

Control

Test

Batas Urin

GOT

MDH

GPT

LDH

Negatif

Positif

Invalid

HIV

T1 : HIV 1/O

T2 : HIV 2

C

T1

T2

S

HIV

T1 : HIV 1/O

T2 : HIV 2

C

T1

T2

S

HIV

T1 : HIV 1/O

T2 : HIV 2

S

C

T1

T2

HIV

T1 : HIV 1/O

T2 : HIV 2

C

T1

T2

S

Reaktif

Non Reaktif

Reaktif

Non Reaktif

Reaktif

Non Reaktif

Reaktif

Non Reaktif

_1462906818.unknown

_1463415623.unknown

_1462907429.unknown

_1462905815.unknown