sosialisasi mengenai literasi digital dalam ......isbn 978-623-7482-47-5 proceeding senadimas...

12
ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP KEBIDANAN BAGI BIDAN DI PRAKTEK MANDIRI Luh Ari Arini 1 , Luh Gede Kusuma Dewi 2 1 Program Studi D3 Kebidanan UNDIKSHA, 2 Program Studi S1 Akuntansi UNDIKSHA Email : [email protected] ABSTRACT In the era of industrial revolution 4.0, midwives are expected to have an entrepreneurial spirit in developing potential skills and knowledge that midwives have. The Practice of Independent Midwives (PMB) is one of the micro, small and medium enterprises (UMKM), which is a business that sells services and runs in generating profits to cover operational activities and consumables and drugs used in midwifery services. Therefore, to make it easier for midwives to run their business, they must use information technology-based methods in terms of marketing services, service promotion techniques, patient medical records, financial reports, tax reports, reports on medicines and consumables. This can be done as a control in the progress of the business being carried out and control the quality of services that have been provided. Based on the results of observations that have been made, there are still many PMBs who don't know about the digitization system with new literacy. Based on this, a socialization on new literacy was held, which was related to data literacy, technology and humanities and how to apply it to support the midwife's business. Based on the results of the pre-test and post-test, there was an increase in the knowledge of the midwives after attending seminars and workshops. Midwives who took part in this activity felt considerable benefits and felt that they were helped to develop the independent practical business they manage and wanted more intensive digitalization training the next time. Keywords: Midwife’s practice, New literacy, Entrepreneurship in midwifery ABSTRAK Pada era revolusi industri 4.0 ini tenaga profesi bidan diharapkan memiliki jiwa entrepreunership dalam mengembangkan potensi keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki bidan. Praktek Mandiri Bidan (PMB) merupakan salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang merupakan usaha yang menjual jasa dan berjalan dalam menghasilkan laba untuk menutupi kegiatan operasional dan bahan habis pakai maupun obat-obatan yang digunakan dalam pelayanan kebidanan. Oleh karena itu untuk mempermudah bidan menjalankan bisnisnya harus menggunakan metode yang berbasisikan teknologi informasi baik dalam hal pemasaran jasa, teknik promosi layanan, catatan rekam medis pasien, laporan keuangan, laporan pajak, laporan obat-obatan dan bahan habis pakai. Hal ini dapat dilakukan sebagai kontrol dalam kemajuan usaha yang dijalankan dan kontrol kualitas pelayanan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan masih banyak PMB yang kurang mengetahui tentang sistem digitalisasi dengan literasi baru. Berdasarkan hal itu maka diadakan sosialisasi mengenai literasi baru yaitu menyangkut pada literasi data, teknologi dan humanities dan cara aplikasinya untuk mendukung usaha bidan tersebut. Berdasarkan hasil dari pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan para Bidan setelah mengikuti seminar dan workshop. Bidan yang mengikuti kegiatan ini merasakan manfaat yang cukup besar dan merasa terbantu untuk pengembangan usaha praktek mandiri yang dikelolanya serta menginginkan adanya pelatihan digitalisasi yang lebih intensif dikesempatan berikutnya.

Upload: others

Post on 26-Feb-2021

3 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

Page 1: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346

SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG

ENTREPREUNERSHIP KEBIDANAN BAGI BIDAN DI PRAKTEK

MANDIRI

Luh Ari Arini1, Luh Gede Kusuma Dewi2

1Program Studi D3 Kebidanan UNDIKSHA, 2Program Studi S1 Akuntansi UNDIKSHA

Email : [email protected]

ABSTRACT

In the era of industrial revolution 4.0, midwives are expected to have an entrepreneurial spirit in

developing potential skills and knowledge that midwives have. The Practice of Independent Midwives

(PMB) is one of the micro, small and medium enterprises (UMKM), which is a business that sells services

and runs in generating profits to cover operational activities and consumables and drugs used in midwifery

services. Therefore, to make it easier for midwives to run their business, they must use information

technology-based methods in terms of marketing services, service promotion techniques, patient medical

records, financial reports, tax reports, reports on medicines and consumables. This can be done as a

control in the progress of the business being carried out and control the quality of services that have been

provided. Based on the results of observations that have been made, there are still many PMBs who don't

know about the digitization system with new literacy. Based on this, a socialization on new literacy was

held, which was related to data literacy, technology and humanities and how to apply it to support the

midwife's business. Based on the results of the pre-test and post-test, there was an increase in the

knowledge of the midwives after attending seminars and workshops. Midwives who took part in this activity

felt considerable benefits and felt that they were helped to develop the independent practical business they

manage and wanted more intensive digitalization training the next time.

Keywords: Midwife’s practice, New literacy, Entrepreneurship in midwifery

ABSTRAK

Pada era revolusi industri 4.0 ini tenaga profesi bidan diharapkan memiliki jiwa entrepreunership dalam

mengembangkan potensi keterampilan dan pengetahuan yang dimiliki bidan. Praktek Mandiri Bidan (PMB)

merupakan salah satu usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), yang merupakan usaha yang menjual

jasa dan berjalan dalam menghasilkan laba untuk menutupi kegiatan operasional dan bahan habis pakai

maupun obat-obatan yang digunakan dalam pelayanan kebidanan. Oleh karena itu untuk mempermudah

bidan menjalankan bisnisnya harus menggunakan metode yang berbasisikan teknologi informasi baik

dalam hal pemasaran jasa, teknik promosi layanan, catatan rekam medis pasien, laporan keuangan, laporan

pajak, laporan obat-obatan dan bahan habis pakai. Hal ini dapat dilakukan sebagai kontrol dalam kemajuan

usaha yang dijalankan dan kontrol kualitas pelayanan yang telah diberikan. Berdasarkan hasil observasi

yang telah dilakukan masih banyak PMB yang kurang mengetahui tentang sistem digitalisasi dengan

literasi baru. Berdasarkan hal itu maka diadakan sosialisasi mengenai literasi baru yaitu menyangkut pada

literasi data, teknologi dan humanities dan cara aplikasinya untuk mendukung usaha bidan tersebut.

Berdasarkan hasil dari pre-test dan post-test menunjukkan adanya peningkatan pengetahuan para Bidan

setelah mengikuti seminar dan workshop. Bidan yang mengikuti kegiatan ini merasakan manfaat yang

cukup besar dan merasa terbantu untuk pengembangan usaha praktek mandiri yang dikelolanya serta

menginginkan adanya pelatihan digitalisasi yang lebih intensif dikesempatan berikutnya.

Page 2: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 347

Kata kunci: Praktek mandiri bidan, Literasi Baru, Entrepreunership kebidanan

PENDAHULUAN

Bidan adalah profesi kesehatan yang telah

lulus dalam pendidikan formal kebidanan dan

diatur dalam perundang-undangan (legislasi)

yaitu dengan mengikuti uji kompetensi bidan

dan mendapatkan sertifikat uji kompetensi

(ter-sertifikasi), kemudian teregistrasi sebagai

bidan dan mendapatkan surat tanda registrasi

bidan (STR). Bidan yang telah memiliki STR

dan bekerja dipelayanan kebidanan kurang

lebih selama 2 tahun, dapat membuka praktek

bidan secara mandiri setelah memiliki surat

ijin yang sah (lisensi) untuk melakukan

praktek bidan. Praktek mandiri Bidan atau

disingkat PMB syaratnya memiliki Surat Ijin

Praktek Bidan (SIPB) sesuai dengan

persyaratan yang berlaku dan telah menjalani

akreditasi serta peninjauan oleh dinas

kesehatan setempat, kemudian dicatat serta

diberi izin secara sah dan legal dinas

kesehatan terkait untuk menjalankan praktek

kebidanan secara mandiri. Bidan yang telah

memiliki ijin untuk memberikan pelayanan

kesehatan terutama pelayanan dibidang

kebidanan, diharapkan mampu melaksanakan

pelayanan yang terbaik dan optimal. Dalam

hal bidan berperan sebagai pemberi pelayanan

sekaligus pengelola suatu layanan jasa seperti

tempat praktek atau klinik kesehatan, dan

dianggap mampu mengelola segala sesuatu

tentang kliennya sehingga tercapai tujuan

yang diharapkan sesuai dengan program

pemerintah untuk kemajuan pembangunan

terutama pada aspek kesehatan (Nurjasmi,

2015).

Tugas dan tanggung jawab bidan adalah

memberikan pelayanan khususnya pada ibu

dan anak secara holistik yang meliputi ibu

hamil, bersalin, bayi baru lahir, ibu

pascapersalinan dan menyusui, Keluarga

berencana/KB dan wanita dalam kesehatan

reproduksi sampai menopause. Dalam kode

etik profesi bidan menuntut bidan

memberikan kualitas pelayanan yang terbaik

kapanpun dan dimanapun mereka membuka

praktek mandiri (Widyawati, 2018). Oleh

karena itu, bidan tidak hanya melayani

kesehatan ibu dan anak, namun masyarakat

secara umum seperti di desa-desa di daerah

Kabupaten Buleleng, masih banyak warga

yang berobat ke praktek mandiri bidan saat

jatuh sakit. Bidan Delima adalah sistem

standarisasi bagi profesi Bidan dalam

meningkatkan kualitas pelayanan bidan di

PMB. Kegiatan Bidan Delima menekanan

pada kegiatan monitoring dan evaluasi,

sertakegiatan pembinaan dan pelatihan yang

berkesinambungan. Program ini

melambangkan pelayanan berkualitas dalam

pelayanan kesehatan pada ibu dan anak yang

yang meliputi kesehatan reproduksi dan

keluarga berencana, yang berlandaskan kasih

sayang, sopan santun, ramah-tamah, sentuhan

yang manusiawi, terjangkau, dengan tindakan

kebidanan sesuai standar pelayanan prosedur

dan kode etik profesi. Bidan Delima memiliki

peran yang besar dalam pelayanan kesehatan.

Ikatan Bidan Indonesia (IBI) menyebutkan

beberapa nilai-nilai yang harus dijunjung oleh

Bidan Delima, yaitu: 1). Kepatuhan pada

standar pelayanan, 2). Tumbuh Bersama-sama

diantara teman sejawat/ dalam tim, 3).

Keterbukaan, 4). Profesionalisme dan 5).

Kewirausahaan (Fadmiyanor et al., 2019).

Semangat dalam berwirausaha diharapkan

dapat mewarnai setiap pribadi anggota Bidan

Delima, sehingga selalu ada upaya untuk terus

maju dan tumbuh lebih baik daripada

sebelumnya. Berfokus pada poin kelima diatas,

yang menegaskan bahwa Bidan Delima

haruslah menjunjung dan menerapkan nilai

kewirausahaan sebagai upaya terus maju dan

tumbuh lebih baik. Hal ini menunjukkan

Profesi Bidan merupakan salah satu usaha

Page 3: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 348

mikro kecil dan menengah (UMKM) yang

berjalan dalam menghasilkan laba untung

menutupi kegiatan operasional dan lainnya.

Oleh karena itu untuk mempermudah bidan

menjalankan bisnisnya harus menggunakan

metode yang berbasisikan teknologi informasi

atau digitalisasi baik dalam hal pemasaran

jasa, teknik promosi layanan, catatan rekam

medis pasien, laporan keuangan, laporan pajak,

laporan obat-obatan dan bahan habis pakai.

Hal ini dapat dilakukan sebagai kontrol dalam

kemajuan usaha yang dijalankan dan kontrol

kualitas pelayanan yang telah diberikan

(Nurjasmi, 2020).

Sesuai dengan Permenkes No 28 tahun 2017

dalam penyelenggaraan bidan mandiri

diperlukan syarat-syarat tertentu, misalnya

persyaratan akademik, Persyaratan

Penyelenggaraan dan Perizinan; Lokasi,

Sarana-Prasarana, dan Persyaratan Bangunan

Praktik; Hak dan Kewajiban Bidan Mandiri;

Administrasi dan Manajerial Bidan

Mandiri.Oleh karena itu secara reguler

Praktek mandiri bidan dengan sertifikasi bidan

delima harus dilakukan evaluasi dan

monitoring terkait dengan aturan permenkes

tentang pendirian PMB, sehingga dilakukan

akreditasi oleh lembaga atau dinas kesehatan

selaku tim Monev yang meliputi manejemen,

fasilitas dan pelayanan. Akreditasi tersebut

dilakukan untuk meninjau apakah praktek

tersebut masih layak untuk beroperasi sesuai

dengan kaidah dan persyaratan diatas, dan

tidak membahayakan pasien serta melakukan

tindakan pelayanan sesuai dengan standar

operasional prosedur dan wewenang bidan.

Pada era revolusi industri 4.0 bidan dituntut

untuk dapat mengetahui tentang literasi baru,

yang mana literasi lama seperti menulis dan

berhitung tidak lagi digunakan. Perkembangan

zaman di era ini menuntut setiap insan mampu

berubah kearah yang lebih baik dan berpikir

maju.literasi baru yang harus dikuasai bidan

terutama yang memiliki pelayanan mandiri

yaitu literasi data, literasi teknologi dan

humanities/humaniora. (Andreastuti, 2017).

Kemajuan dibidang digital membawa banyak

sekali manfaat bagi suatu profesi. Begitu pula

dengan PMB, diharapkan tidak menutup diri

dari perkembangan teknologi walaupun

praktek pelayanan kesehatannya berada di

desa-desa. Pengaplikasian teknologi oleh

bidan praktek mandiri dalam pencatatan

kegiatan operasionalnya akan sangat

membantu efektifitas dan efesiensi

operasional jasa pelayanan kesehatan yang

diberikan. Salah satu yang bisa diterapkan

adalah menggunakan sistem informasi digital

adalah aplikasi pencatatan keuangan, laporan

pajak, barang dan obat-obatan, catatan rekam

medis pasien, promosi layanan yang berbasis

desktop dan android (Jaya et al., 2019).

Hasil wawancara dan observasi secara random

kepada PMB yang terdapat di Kecamatan

Sukasada menunjukkan bahwa masih banyak

dari bidan tersebut yang tidak melakukan

pencatatan dan laporan keuangan, serta masih

melakukan pencatatan laporan rekam medis

pasien secara manual. Hal ini berimbas pada

kurangnya kontrol terhadap dana pribadi yang

digunakan sebagai modal usaha membeli

obat-obatan, bahan habis pakai untuk layanan

bagi masyarakat yang berobat. Selain itu, para

bidan ini tidak memperhitungkan biaya-biaya

lain yang keluar saat memberikan layanan

kesehatan. Kontrol keuangan dan operasional

usaha yang lemah dikhawatirkan tidak dapat

memajukan usaha praktek mandiri bidan.

Pencatatan rekam medis pasien yang

dilakukan secara manual juga akan sangat

memberatkan bidan, terjadi penumpukan

berkas, resiko hilang dan terjadi kesalahan

data-data kesehatan pasien akan lebih besar

(Jaya et al., 2019). Berkaitan dengan sistem

digital melalui teknologi informasi, para bidan

juga menginginkan bisa mempromosikan

layanannya lebih luas tidak terbatas

dilingkungannya saja.

Page 4: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 349

Data yang diperoleh dari organisasi profesi

bidan (Ikatan Bidan Indonesia/IBI) di

Kabupaten Buleleng Tahun 2018, diketahui

terdapat anggota bidan mencapai 700 orang,

namun yang mampu mendapatkan pengakuan

sebagai Bidan Delima baru sekitar 62 orang.

Pengakuan sebagai Bidan Delima tentunya

melalui proses seperti lulus uji kompetensi,

pelayanan berkualitas dan prima, pemenuhan

sarana dan prasarana sesuai standar. Akan

tetapi walaupun belum menyandang predikat

sebagai Bidan Delima, seorang bidan terutama

yang Bidan Praktek Mandiri haruslah

menjalankan prinsip kewirausahaan demi

perkembangan karirnya yang lebih baik.

Berdasarkan keadaan tersebut maka pelaksana

pengabdian pada masyarakat ini tertarik untuk

melakukan pengabdian dikalangan bidan

khususnya yang memiliki usaha praktek

mandiri, dengan memberikan pengetahuan

dasar melalui seminar dan workshop

mengenai literasi baru berbasis digitalisasi

dalam berwirausaha untuk menjawab

tantangan bidan di era revolusi industri 4.0 ini.

METODE

Tahapan pelaksanaan kegiatan yang dilakukan

pertama adalah melakukan pendekatan dengan

bidan praktek mandiri yang berada di

Kecamatan Sukasada melalui permintaan

resmi kepada ketua ikatan bidan ndonesia (IBI)

cabang Buleleng. Pada tahap awal ini akan

disampaikan tujuan diadakan penyuluhan ini

dan manfaat yang bisa didapat oleh peserta.

Tahap berikutnya adalah persiapan bahan

penyuluhan dengan menyusun modul

mengenai literasi baru. Oleh karena kondisi

pandemi covid-19 dan membatasi kontak

langsung dan mencegah timbulnya kluster

baru sehingga koordinasi pada bidan di PMB

di Kecamatan Sukasada berdasarkan

persetujuan dari ketua IBI, dilakukan secara

daring/ online. Hasil koordinasi tersebut yaitu

teknik seminar dan workshop menggunakan

media/ platform google meet, evaluasi dan

monitoring melalui whatsapps group dan

google form, persyaratan peserta melampirkan

KTP dan NPWP untuk pemberian kuota

internet, pembuatan akun aplikasi keuangan

dan pajak, jadwal kegiatan dilaksanakan

dalam 2 hari berturut-turut.

Adapun alur kegiatan ini yaitu: 1). Seminar

mengenai tantangan bidan di era revolusi

industri 4.0 termasuk cara promosi layanan

melalui media dan 2). Seminar mengenai

dasar-dasar kewirausahaan untuk PMB pada

hari pertama, 3) Workshop mengenai

pencatatan keuangan operasional PMB dan

demonstrasi pembuatan website bidan pada

hari kedua. Pelaksanaan pengabdian pada

masyarakat dengan skim pengembangan

IPTEKS yang mengambil tema seminar dan

workshop Bidan di Praktek Mandiri untuk

meningkatkan literasi baru secara digital

dalam bidang Entrepreunership kebidanan di

era Revolusi industri 4.0. Kegiatan ini

dilaksanakan secara daring/ online melalui

video conference dengan menyepakati waktu

bersama peserta dan narasumber sebelumnya.

Kegiatan ini dilaksanakan pada tanggal 2

sampai dengan 6 Agustus 2020 melalui di

Google meet dan di Whatsapp group.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pandemi Covid-19 mulai memasuki kawasan

Indonesia pada bulan Maret 2020. Hal ini

membawa kesiagaan Pemerintah Daerah dan

berbagai instansi pemerintahan termasuk

Universitas Pendidikan Ganesha. Sehingga

mayoritas kegiatan masyarakat kampus

dilaksanakan dari rumah (work from home).

Mitra dalam kegiatan pengabdian pada

masyarakat yang telah disusun pada proposal

sebelumnya merupakan para Bidan Praktek

Mandiri yang berada di Puskesmas Sukasada I

dan Puskesmas Sukasada II. Para Bidan

adalah tenaga medis yang merupakan garda

Page 5: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 350

terdepan dalam menghadapi pandemi

Covid-19. Berdasarkan hasil observasi dan

wawancara, kesiagaan dan protocol Covid-19

oleh para Bidan di Puskesmas tersebut, tidak

memungkinkan adanya seminar dan workshop

secara langsung melalui tatap muka. Oleh

karena itu seminar dan workshop dilakukan

secara daring melalui Google Meet dan

monitoring evaluasi menggunakan Whatsapp

Group, merupakan solusi yang tepat saat ini.

Pelaksanaan webinar dan pendampingan

disusun secara terencana mengikuti jadwal

kesiapan para bidan, sehingga tidak

mengganggu kegiatan utama mereka dalam

memberikan pelayanan kesehatan di

Puskesmas ataupun praktek pribadi para

Bidan.

Pelaksanaan pengabdian pada masyarakat

tahun ini mengambil tema Seminar dan

workshop bagi Bidan di Praktek Mandiri

untuk meningkatkan literasi baru secara

digital dalam bidang Entrepreunership

kebidanan di era Revolusi industri 4.0. Surat

ijin pelaksanaan Pengabdian Kepada

Masyarakat telah disampaikan melalui Ikatan

Bidan Indonesia (IBI) cabang Buleleng.

Pengurus IBI cabang Buleleng membantu tim

pengabdian menyebarkan formulir

pendaftaran peserta pengabdian melalui link

yang sudah disusun oleh Tim. Dikarenakan

kondisi pandemi yang belum kondusif, dan

besarnya peran para bidan dalam unit kerjanya

masing-masing, maka didapatkan 13 orang

bidan yang antusias dan bersedia untuk

mengikuti kegiatan ini. Kegiatan ini

dilaksanakan pada tanggal 2 sampai dengan 6

Agustus 2020 melalui pelatihan melalui

webinar di Google meet dan pendampingan di

Whatsapp group. Narasumber dalam kegiatan

ini terdiri dari 3 (tiga) orang dosen yang

merupakan tim dari pengabdian kepada

masyarakat yaitu, Luh Gede Kusuma Dewi,

S.E., M.Si; Luh Ari Arini, S.ST., M.Biomed;

Putu Riesty Masdiantini, S.E, M.Si; dan

dibantu Ni Luh Asri Savitri, S.E., M.Si

sebagai moderator.

Sebelum menyampaikan materi pelatihan

melalui webinar, para peserta diberikan waktu

untuk mengerjakan pretest. Pretest ini

berisikan daftar pertanyaan mengenai

beberapa materi yang akan diberikan, meliputi

pengetahuan mengenai kebidanan di era

revolusi industri 4.0; Pajak Penghasilan Bagi

Bidan: Seri PPH Profesi; dan Peningkatan

Literasi Keuangan Bidan Melalui Aplikasi

Keuangan LAMIKRO. Kegiatan dilanjutkan

dengan pemaparan materi seminar,

keseluruhan peserta mengikuti kegiatan

dengan baik, walaupun terjadi beberapa

kendala koneksi internet yang buruk sehingga

mengakibatkan beberapa peserta harus

berulang kali keluar-masuk Google meet.

Setelah kegiatan dilanjutkan dengan post-test

untuk mengetahui peningkatan pengetahuan

yang didapatkan melalui seminar ini. Materi

yang dipaparkan oleh Luh Ari Arini, S.ST.,

M.Biomed dengan topik pengetahuan

mengenai tuntutan profesi kebidanan di era

revolusi industri 4.0. Sebelum pemberian

materi, dilakukan pre-test. Sasaran sebagian

besar mengetahui dan menjawab sesuai

dengan pamahaman dan tindakan dalam

pelayanan kebidanan yang telah dilakukan

sehari-hari dalam praktek mandiri yakni

terkait dengan tugas bidan yang profesional,

wewenang bidan, pemberian pelayanan

kebidanan sesuai dengan undang-undang

kesehatan dan aturan menteri kesehatan.

Selalu mengikuti kebijakan pemerintah dan

mengupdate ilmu pengetahuan sesuai dengan

peraturan menteri kesehatan terutama yang

berkaitan dengan pemberian asuhan

kebidanan, yang berfokus pada ibu dan anak

dan peningkatan derajat kesehatan ibu dan

anak serta kesehatan reproduksi wanita dan

keluarga berencana.

Beberapa sasaran mengetahui dengan jelas

peran-perannya sebagai bidan namun ada

Page 6: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 351

sebagian kecil yang hanya mengetahui

perannya sebagai pemberi pelayanan

kebidanan, padahal bidan yang memiliki

praktek mandiri tidak hanya bertindak digarda

terdepan sebagai pemberi pelayanan atau

asuhan kebidanan namun bisa bertindak

sebagai pengelola suatu perusahaan pribadi

karena didalamnya mempekerjakan orang lain

baik dari junior maupun rekan sejawat untuk

bekerja sama atau kolaborasi, selain itu bidan

di praktek mandiri juga bertindak sebagai

pemberi motivasi/konseling kepada

masyarakat atau pasiennya, sebagai penggerak

dan pemberdayaan masyarakat seperti

pembentukan desa siaga, posyandu dan

sebagainya, sebagai pendidik atau fasilitator

klinik bagi mahasiswa dari berbagai institusi

kebidanan yang dijadikan sebagai lahan

praktek, dan bisa sebagai peneliti yaitu dengan

hasil temua-temuan kasus di masyarakat

khususnya pada wanita serta pemecahannya

bisa digunakan untuk bahan atau hasil riset.

Setengah dari sasaran mengetahui mengenai

revolusi industri 4.0 dengan pemahaman yang

beragam namun intinya adalah mengenai

suatu kegiatan yang dilaksanakan dengan

menggabungkan digitalisasi/teknologi dan

konvensional jadi sesuai dengan literasi baru

yang menyangkut literasi digital/ big data,

aplikasi teknologi dan humanities, namun

sebagian lagi sama sekali belum

mengetahuinya.

Menurut sasaran cara bidan bertahan di era

revolusi industri ini adalah bekerja sesuai

dengan standar oprasional prosedur baku yang

dikeluarkan menkes, melakukan

inovasi-inovasi terhadap pelayanan kebidanan,

mengikuti pelatihan/ seminar/ workshop

sesuai kompetensinya dan pelatihan IT,

pemanfaatan teknologi secara terus menerus,

selalu mengupdate ilmu dan pengetahuan

yang dimiliki dalam kegiatan kegiatan

informal dan nonformal. Setelah pemaparan

materi, dilanjutkan dengan post-test. Dari

pertanyaan dalam bentuk pilihan ganda

mengenai materi yang telah disampaikan,

sebagian besar sasaran dapat menjawab

dengan benar seperti pengelompokan tenaga

kesehatan berdasarkan UU tenaga kesehatan,

UU kebidanan No 4 tahun 2019, pelayanan

kebidanan dan tugas dan wewenang bidan,

namun beberapa sasaran saja yang tidak dapat

menjawab dengan benar seperti literasi utama

untuk menghadapi era revolusi industri 4.0

dan keterampilan utama yang dibutuhkan

untuk menghadapi era di tahun 2020 ini.

Hasil dari pertanyaan terkait pendapat bidan

mengenai pelaksanaan pelayanan kebidanan

ditahun ini, sebagian mengatakan bahwa

bidan saat ini telah memberikan asuhan

kebidanan/pelayanan yang sudah sesuai

dengan tuntutan di era revolusi industri namun

penguasaan teknologi belum begitu baik

begitu juga yang belum melaksanakan sesuai

dengan tuntutan karena disamping SDM juga

berkaitan dengan beberapa daerah yang

sinyalnya tidak begitu baik. Namun mayoritas

bidan telah siap untuk menghadapi era

revolusi industri ini dan sangat semangat

untuk menambah pengetahuan terutama yang

berkaitan dengan informasi teknologi serta

digitalisasi. Karena mayoritas bidan masih

melakukan pencatatan dan pelaporan/rekam

medis pasien secara manual dan sebagian lagi

telah menggunakan sistem komputerisasi

namun belum tersimpan dengan baik dan

aman. Sehingga dari kegiatan workshop telah

diajarkan oleh narasumber kepada para bidan,

bagaimana melakukan pendataan dan

pelaporan yang baik menggunakan sistem

digital dan teknologi informasi seperti

informasi pasien, catatan riwayat kesehatan,

aktivitas pasien yang berkunjung, berkas

pemeriksaan dan lain-lain, namun dalam

pembuatan aplikasi harus dilakukan oleh ahli

dibidang teknologi informasi dan

membutuhkan biaya yang cukup besar. Jadi

tim pengabdi hanya memberikan informasi

Page 7: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 352

dan pengetahuan mengenai sistem digital

rekam medis serta cara aplikasinya, untuk

pembuatan aplikasinya sendiri akan

disusulkan pada kegiatan hibah berikutnya

dengan pendanaan yang lebih besar sehingga

dapat diberikan secara gratis bagi bidan

khususnya di PMB.

Pada keadaan luar biasa seperti pandemi

covid-19 ini diperlukan suatu tindakan bidan

dalam meningkatkan usahanya dan bangkit

kembali, memiliki inovasi dalam pelayanan

kebidanan dengan cara-cara yang lebih mudah

dan efektif dilakukan saat ini. Bidan harus

mempromosikan layanan-layanan baru yang

ditawarkan oleh PMBnya dengan

menggunakan media digital seperti Website,

selain itu cara ini juga dapat mempermudah

bagi pasien untuk melakukan kontrak waktu

pada bidan dan mengisi daftar antrian serta

jadwal persalinan pasien (Nurjasmi, 2020;

Nurchyanti, 2018). Hal ini untuk mendukung

program pemerintah mengenai prosedur

layanan kebidanan saat situasi pandemi

covid-19 (Kemenkes RI, 2020). Sehingga

dalam workshop telah diajarkan mengenai

pembuatan website gratis bagi bidan dan

aplikasinya. Materi yang digunakan ini

merupakan materi yang telah dijelaskan oleh

dr. Ahmad Ridwan dalam webinar nasional

yang diselenggarakan oleh IBI tahun 2020

mengenai ‘best practice sharing”. Bidan

disarankan untuk selalu memposting dan

mengisi website secara rutin untuk promosi

kesehatan, peningkatan layanan dengan

pemberian konseling gratis melalui media

online, pemasaran jasa yang diberikan seperti

layanan akupressur, teknik relaksasi, baby spa,

kelas hamil, yoga hamil, hipnobirthing, kelas

nifas dsb).

Pemateri oleh Narasumber berikutnya yaitu

Putu Riesty Masdiantini, S.E, M.Si yang

memberikan materi mengenai Pajak

Penghasilan Bagi Bidan: Seri PPH Profesi.

Sebelum materi dimulai terlebih dahulu

peserta diberikan waktu untuk mengisi

formulir pre-test. Pre-test mengenai materi

Perpajakan merupakan salah satu tes yang

dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan peserta Pengabdian Masyarakat

terhada pmateri yang akan disampaikan. Pada

pre-test ini terdapat 4 buah soal pilihan ganda,

yang mana tiap soal memiliki bobot 25 poin.

Dari 4 buah soal, terdapat 2 buah soal umum

terkait pengetahuan perpajakan serta 2 soal

lagi khusus mengenai materi yang akan

disampaikan yaitu pajak penghasilan (PPh).

Terdapat 13 orang peserta yang menjawab pre

test ini. Ada pun hasil dari pre test ini, nilai

rata-rata yang diperoleh peserta adalah sebesar

46,1. Berdasarkan hasil pre test tersebut dapat

ditarik kesimpulan bahwa tingkat pengetahuan

awal peserta masih belum maksimal terkait

Perpajakan. Oleh karena itu sangat penting

untuk memberikan sosialisasi terkait

Perpajakan untuk menambah pengetahuan

peserta.

Setelah pre-test, kegiatan dilanjutkan pada

pemaparan materi. Pajak Penghasilan adalah

pajak atas penghasilan yg diterima wajib

pajak. Khusus untuk profesi Bidan,

dikategorikan Bidan dengan pekerjaan bebas,

bidan dengan usaha diluar profesi dan bidan

yang memperoleh penghasilan dari pemberi

kerja. Untuk bidan dengan pekerjaan bebas

contohnya ketika Bidan membuka klinik

pribadi, menghitung sendiri pph terutang

dengan menggunakan Norma Penghitungan

Penghasilan Neto, sebesar 29% (10 ibu kota

provinsi), 28% (ibu kota provinsi lainnya),

dan 27% (daerah lainnya). Untuk bidan

dengan usaha diluar profesi, contohnya

membuka apotek, dikenakan tariff 0,5% dari

omzet. Untuk bidan yang memperoleh

penghasilan dari pemberi kerja, akan dipotong

oleh pemberi kerja dan diberikan bukti potong.

Untuk kewajiban pelaporan menyampaikan

SPT Tahunan paling lambat 3 bulan setelah

akhir tahun pajak (Endang, 2017).

Page 8: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 353

Hasil Post-test mengenai materi Perpajakan

merupakan salah satu bentuk evaluasi akhir

yang dimaksudkan untuk mengetahui tingkat

pengetahuan peserta Pengabdian Masyarakat

terhadap materi yang sudah disampaikan.

Pada post test ini terdapat 4 buah soal pilihan

ganda, yang mana tiap soal memiliki bobot 25

poin. Keempat buah soal, tersebut adalah

mengenai materi yang telah disampaikan yaitu

pajak penghasilan (PPh), baik perhitungan

maupun pelaporan. Terdapat 9 orang peserta

yang menjawab post test ini. Adapun hasil

dari post testini, nilai rata-rata yang diperoleh

peserta adalah sebesar 61,5. Berdasarkan hasil

post test tersebut dapat ditarik kesimpulan

bahwa tingkat pengetahuan peserta masih

belum maksimal terkait aspek Perpajakan.

Namun jika dibandingkan hasil pre test

sebelumnya, nilai rata-rata yang diperoleh

peserta sudah mengalami peningkatan, jumlah

peserta yang menjawab pertanyaan dengan

benar juga sudah semakin meningkat. Oleh

karena itu sangat penting untuk memberikan

sosialisasi, pelatihan maupun pendampingan

secara berkelanjutan terkait aspek Perpajakan

untuk menambah pengetahuan peserta sebagai

Wajib Pajak. Diharapkan dengan adanya

kegiatan tersebut, peserta akan semakin

memahami mengenai Perpajakan, khususnya

terkait PPh untuk profesi, yaitu sebagai Bidan,

baik Bidan dengan pekerjaan bebas, bidan

dengan usaha diluar profesi dan bidan yang

memperoleh penghasilan dari pemberi kerja.

Materi terakhir disampaikan Luh Gede

Kusuma Dewi, S.E., M.Si. Sebelum

pemaparan materi, beberapa pertanyaan

sebagai pre-test diberikan kepada peserta

pelatihan. Pertanyaan pre-test merupakan

pertanyaan untuk mengetahui pengetahuan

peserta pelatihan. Pertanyaan pertama

menanyakan mengenai penggolongan aset.

69,2% menjawab benar bahwa yang termasuk

aset adalah gedung praktek. 23,1% menjawab

tarif jasa dan 7,7% menjawab asisten bidan.

Yang mana jawaban ini bukan jawaban yang

tepat, dikarenakan tarif jasa termasuk kedalah

komponen perhitungan pendapatan yang

tercatat di laporan laba rugi. Sedangkan

asisten bidan merupakan tenaga kerja yang

pencatatan bebannya sebagai pengurang dari

pendapatan jasa, untuk mengetahui laba usaha.

Pertanyaan kedua mencari tahu bagaimana

pemahaman para peserta tentang konsep

hutang. Mayoritas peserta dapat menjelaskan

dengan bahasanya sendiri konsep hutang.

Deskripsi singkat yang mereka ungkapkan

menunjukkan bahwa mereka telah cukup

memahami apa itu hutang. Walaupun ada

beberapa orang yang masih belum mampu

mendeskripsikan apa itu hutang (Dewi et al.,

2020).

Pertanyaan yang menanyakan tentang

penggolongan piutang usaha. 61,5% peserta

menjawab yang termasuk piutang adalah gaji

asisten yang belum dibayarkan. Ini merupakan

jawaban yang tidak tepat, karena gaji asisten

yang belum dibayar merupakan bagian dari

hutang gaji. 38,5% peserta telah menjawab

dengan benar bahwa yang termasuk piutang

adalah jasa yang belum dibayarkan oleh

pasien. Pertanyaan terakhir mempertanyakan

penggunaan aplikasi keuangan digital. Apakah

para peserta pelatihan pernah menggunakan

aplikasi keuangan digital dalam mencatat

laporan keuangan, 100% dari peserta

pelatihan menyebutkan bahwa mereka tidak

pernah menggunakan aplikasi keuangan

digital dalam mencatat laporan keuangan

dalam usaha jasa kesehatan PMB (Herawati et

a;., 2015 & Safitri, 2017). Hal ini sesuai

dengan informasi awal disaat tim melakukan

survey terhadap mengenai pencatatan

transaksi keuangan yang belum optimal (Dewi

et al., 2020).

Pada kegiatan seminar dan workshop ini, ada

beberapa pesan yang diberikan oleh sasaran

yang berprofesi sebagai bidan kepada junior

atau mahasiswa kebidanan adalah selalu

Page 9: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 354

meningkatkan kompetensinya tidak hanya dari

segi bidang ilmu kebidanan tetapi juga dari

sektor bidang ilmu lainnya dan penting juga

dapat menguasaai teknologi, melakukan

update-update ilmu kebidanan sesuai standar

dan UU kesehatan yang berlaku, lebih kritis

dan kreatif, membuat inovasi-inovasi dalam

pelayanan kebidanan (kebidanan

komplementer yang berbasis bukti ilmiah)

dengan tetap memperhatikan sisi kemanusian,

kenyamanan dan keamanan dari pasien

tersebut. Para lulusan kebidanan diharapkan

selain memiliki skill dan pengetahuan yang

baik juga harus menjungjung etika dan norma

kesopanan terlebih dalam memberikan

pelayanan kepada pasien.

Secara umum kegiatan berjalan dengan baik

dan lancar. Antusiasme peserta mengikuti

pendampingan disela-sela kesibukannya

sebagai garda terdepan penanggulangan

Covid-19 pantas diberikan pujian. Beberapa

bidan memiliki kendala, akan tetapi dapat

diatasi dengan baik. Kegiatan ini cukup

membantu peningkatan pengetahuan dasar

mengenai aplikasi keuangan usaha jasa, rekam

medis digital, promosi kesehatan melalui

media serta termasuk juga digital marketing/

pemasaran jasa. Akan tetapi pendampingan

yang lebih intensif dirasakan perlu diterapkan

pada kesempatan berikutnya. Pelaksanaan

kegiatan pengabdian kepada masyarakat

berlangsung sesuai dengan yang direncanakan.

Antusias peserta dalam kegiatan yang

dilakukan dapat diamati melalui proses

diskusi dan antusiasme peserta untuk

mengikuti pelatihan ini. Praktek mandiri bidan

sebagai penyedia layanan jasa kesehatan

haruslah mengembangkan jiwa

kewirausahaannya dan turut bersedia terus

belajar dan meng-update pengetahuan dan

keterampilannya di bidang teknologi. Hal ini

dilakukan agar usaha jasa yang digeluti

mampu bersaing di era globalisasi dewasa ini.

Untuk itu kegiatan pengabdian pada

masyarakat agar ditindaklanjuti dengan

kegiatan serupa di tahun-tahun yang akan

datang dengan memperluas kajian materi

tentang pengelolaan usaha dan keuangan

berbasis teknologi.

Gambar 1. Pemberian materi seminar secara daring

Page 10: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 355

Gambar 2. Kegiatan workshop

Page 11: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 356

Gambar 3. Kegiatan evaluasi dan monitoring melalui group WA

SIMPULAN

Kegiatan Pengabdian Kepada Masyarakat kali

ini yang mengambil tema Seminar dan

workshop bagi Bidan di Praktek Mandiri

untuk meningkatkan literasi baru secara

digital dalam bidang Entrepreunership

kebidanan di era Revolusi industri 4.0.

Kegiatan ini telah berjalan dengan baik

walaupun tata caranya harus berubah menjadi

webinar karena kendala kondisi pandemi saat

ini. Antusias peserta dalam kegiatan yang

dilakukan dapat diamati melalui proses

diskusi dan keseriusan peserta dalam

mengikuti seminar dan workshop. Peserta

seluruhnya mengatakan sangat terbantu

dengan adanya kegiatan ini dan sangat

bermanfaat untuk pengembangan keilmuan

serta karirnya termasuk layanan kesehatan di

PMB. Dengan kegiatan ini bidan dapat

meningkatkan pamahaman, pengetahuan dan

menggunakan sarana teknologi informasi

dalam sistem digitalisasi secara tepat guna

untuk menunjang pelayanan kesehatan

maupun kebidanan yang diberikan.

DAFTAR RUJUKAN

Andreastuti, Linda. (2017). Sistem Informasi

Klinik Bersalin Bidan Wahyu

Jatiningsih. Klaten. Skripsi.

Universitas Widya Dharma

Dewi, L.K., Arini, L.A., Masdiantini, P.R.

2020. Pelatihan dasar dan aplikasi

keuangan untuk meningkatkan

literasi keuangan di praktek

mandiri bidan kecamatan

Sukasada. Laporan program P2M

penerapan IPTEKS Undiksha.

Endang, Purwanti. 2017. Analisis

Pengetahuan Laporan

Keuangan Pada Umkm

Industri Konveksi Di Salatiga.

Among Makarti, Vol. 11, 20.

Fadmiyanor, I., Hevrialni, R., Amalia, F. 2019.

Hubungan Pelayanan Bidan Delima

Terhadap Kepuasan Pasien Di Bidan

Page 12: SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM ......ISBN 978-623-7482-47-5 Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 346 SOSIALISASI MENGENAI LITERASI DIGITAL DALAM BIDANG ENTREPREUNERSHIP

ISBN 978-623-7482-47-5

Proceeding Senadimas Undiksha 2020 | 357

Praktik Mandiri Kota Pekanbaru.

Jurnal Ibu dan Anak. Volume 7,

Nomor 2.

Herawati, dkk. (2015). Pelatihan Financial

Planning Bagi Remaja di Kota

Singaraja. Laporan Akhir

Program P2M Penerapan

IPTEKS UNDIKSHA.

Ikatan Bidan Indonesia Cabang Buleleng.

2020. Data bidan se Kabupaten

Buleleng. Pengurus Cabang dan

kordinator wilayah IBI

Jaya, Ahmad., Rodianto, Akbar (2019). Sistem

Informasi Pencatatan Dan

Laporan Pada Praktek Mandiri

Bidan (PMB) “Fitri Alatif”

Berbasis Dekstop. Journal

Tambora; Vol 3. No. 3.

Kemenkes RI, 2020. Panduan pelayanan ibu

hamil, bersalin, nifas dan bayi

baru lahir di era pandemi

covid-19. Germas. Di unduh pada

6 Agustus 2020.

Nurjasmi, E. Ketua Pengurus pusat Ikatan

Bidan Indonesia. 2020. Situasi

Pelayanan Kebidanan Pada Masa

Pandemi Covid – 19 Dan Memasuki

Era New-Normal. USAID Jalin.

IBI.or.id diunduh 6 agustus 2020.

Nurjasmi, E. Ketua Pengurus pusat Ikatan

Bidan Indonesia. 2020. Tantangan

tenaga profesi bidan dalam

menghadapi era revolusi industri 4.0.

Ibi.or.id. diunduh 6 agustus 2020.

Nurchyanti, 2019. Sistem Pendataan Jadwal

Pasien Melahirkan Normal Berbasis

Web Pada Bidan Praktek. Naskah

Publikasi. Univ Teknologi

Surabaya.

Pengurus Ikatan Bidan Indonesia. 2015. Bidan

Delima. Ibi.or.id diunduh 01

Januari 2015.

Permenkes No 28 tahun 2017. Izin dan

penyelenggaraan praktek bidan.

Di unduh pada 6 Agustus 2020.

Safitri, Reni Wahyu., Nurhadi, Zulkarnain.

(2017). Pemberdayaan

Masyarakat Melalui Program

Desa Siaga Aktif Inklusi

Keuangan. Jurnal Penidikan

Nonformal. Vol 12 No. 2

September 2017.

Widyawati. 2018. Kinerja Bidan dalam

Memberikan Pelayanan Antenatal

Care dan Faktor yang

Mempengaruhi. Jurnal Ilmu

Kesehatan Masyarakat. Vol 7(1);

15-24.