sosialisasi pedoman pz

Upload: agung-setiawan-pribadi

Post on 18-Oct-2015

21 views

Category:

Documents


0 download

TRANSCRIPT

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    1/73

    Tata Ruang

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    2/73

    A. Pendahuluan

    B. Ketentuan Teknis MuatanPeraturan Zonasi

    C. Proses dan Prosedur

    Penyusunan Peraturan Zonasi

    OUTLINE

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    3/73

    Latar Belakang

    Maksud dan Tujuan

    Definisi

    Kedudukan Peraturan Zonasi

    RDTR vs Peraturan Zonasi vs

    RTBL

    Sistematika Pedoman

    A.

    PENDAHULUAN

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    4/73

    PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

    PERATURAN

    ZONASIPERIZINAN

    PEMBERIANINSENTIF

    DAN

    DISINSENTIF

    PENGENAAN

    SANKSI

    UUPR Psl 35

    Disusun sebagai pedoman pengendalian pemanfaatan ruang

    Disusun berdasarkan rencana rinci tata ruang untuk setiap zona pemanfaatan ruang

    UUPR Psl 36

    LATAR BELAKANG

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    5/73

    PP 15/2010 Psl 149

    INDIKASI ARAHAN

    PERATURAN ZONASI

    SISTEM NASIONAL

    (dalam RTRWN)

    INDIKASI ARAHAN

    PERATURAN ZONASI

    SISTEM PROVINSI

    (dalam RTRWP)

    RENCANA RINCI TR

    KETENTUAN UMUM

    PERATURAN ZONASIKABUPATEN/KOTA

    (dalam RTRWK/K)

    Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota

    Dasar dalam pemberian insentif, dan disinsentif, izin,

    dan pengenaan sanksi di tingkat kabupaten/kota

    Arahan Peraturan Zonasi

    Sistem Nasional

    Ketentuan Zonasi Sektoral Pada Sistem Nasional

    Ketentuan Zonasi Sektoral Pada Sistem Provinsi

    Arahan Peraturan Zonasi

    Sistem Provinsi

    ... lanjutan

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    6/73

    Latar Belakang

    Maksud dan Tujuan

    Definisi

    Kedudukan Peraturan Zonasi

    RDTR vs Peraturan Zonasi vs

    RTBL

    Sistematika Pedoman

    A.

    PENDAHULUAN

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    7/73

    MAKSUD Sebagai acuan bagi pemerintah daerah kabupaten/kota danpemangku kepentingan lainnya dalam menyusun peraturanzonasi kabupaten/kota.

    Mewujudkan peraturan zonasi kabupaten/kota sebagai

    perangkat pengendalian pemanfaatan ruang yang sesuai

    dengan ketentuan dalam peraturan perundang-undangan

    yang berlaku .

    TUJUAN

    Dalam rangka untuk memandu penyusunan Peraturan

    Zonasi Kabupaten/Kota, perlu disusun PedomanPenyusunan Peraturan Zonasi Kabupaten/Kota sebagai

    acuan bagi semua pihak terkait, baik kalangan pemerintah,

    swasta, maupun masyarakat pada umumnya.

    MAKSUD DAN TUJUAN

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    8/73

    Latar Belakang

    Maksud dan Tujuan

    Definisi

    Kedudukan Peraturan Zonasi

    RDTR vs Peraturan Zonasi vs

    RTBL

    Sistematika Pedoman

    A.

    PENDAHULUAN

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    9/73

    ZonaSub kawasan atau area yang memiliki fungsi dan karakteristik

    yang spesifik

    Pembagian kawasan ke dalam beberapa zona sesuai dengan

    fungsi dan karakteristik semula atau diarahkan bagi

    pengembangan fungsi-fungsi lain

    Ketentuan yang mengatur tentang persyaratan pemanfaatan

    ruang dan ketentuan pengendaliannya dan disusun untuk

    setiap blok/zona peruntukan yang penetapan zonanya dalam

    rencana rinci tata ruang (PP 15/2010)

    Zonasi

    Peraturan

    Zonasi

    DEFINISI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    10/73

    Latar Belakang

    Maksud dan Tujuan

    Definisi

    Kedudukan Peraturan Zonasi

    RDTR vs Peraturan Zonasi vs

    RTBL

    Sistematika Pedoman

    A.

    PENDAHULUAN

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    11/73

    KEDUDUKAN PERATURAN ZONASI DALAM SISTEM

    PENATAAN RUANGUU 26/2007 Psl 14

    Melengkapi RTRWK/RDTRK

    agar lebih operasional

    Perangkat pengendalian

    RPJP Nasional

    RPJM Nasional

    RPJP Provinsi

    RPJM Provinsi

    RPJP Kab/Kota

    RPJM Kab/Kota

    RTRW Nasional

    RTRW Provinsi

    RTRW

    Kabupaten

    RTRW Kota

    RTR Pulau

    RTR Kawasan Strategis

    Nasional

    RTR Kawasan Strategis

    Provinsi

    RDTR Kabupaten

    RTR Kawasan Strategis

    Kabupaten

    RDTR Kota

    RTR Kawasan StrategisKota

    Peraturan Zonasi

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    12/73

    Latar Belakang

    Maksud dan Tujuan

    Definisi

    Kedudukan Peraturan Zonasi

    RDTR vs Peraturan Zonasi vs

    RTBL

    Sistematika Pedoman

    A.

    PENDAHULUAN

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    13/73

    Struktur ruang

    Pola ruang Transportasi

    Prasarana

    Tahapan

    pelaksanaan

    Penanganan

    Lingkungan

    Aturan

    Pemanfaatan

    Ruang

    RDTRK

    Peraturan Zonasi

    Tidak diatur dalam

    Peraturan Zonasi

    Tidak diatur

    dalam RDTRK

    Tata Massa

    Bangunan

    Rencana Rancangan

    Panduan Rancang Kota

    Panduan Administrasi

    Panduan Investasi

    RTBL

    (= program ruang RTBL)

    Pola Ruang/

    Guna Lahan

    (=zoning map)

    Intensitas

    13

    Aturan wajib meliputi :a. Peruntukan ruang

    b. Intensitas ruang

    c. Kepadatan penduduk

    d. Pemecahan blok dan sub blok

    e. Kebutuhan sarana dan

    prasarana kawasan

    f. Kualitas lingkungan

    a. Visi Pembangunan

    b. Konsep Perancangan Struktur

    Tata Bangunan dan

    Lingkungan

    c. Konsep Komponen

    Perancangan Kawasan

    d. Blok-blok Pengembangan

    Kawasan dan Program

    Penanganannya,

    RDTRK VS PERATURAN ZONASI VS

    RTBL

    Sumber: Denny Zulkaidi, Ir., MUP dan Petrus Natalivan, ST, MT. Tanggapan terhadap pedoman penyusunan peraturan zonasi.

    Diskusi Eksternal 1 di Jakarta, 18 November 2010

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    14/73

    Latar Belakang

    Maksud dan Tujuan

    Definisi

    Kedudukan Peraturan Zonasi

    RDTR vs Peraturan Zonasi vs

    RTBL

    Sistematika Pedoman

    A.

    PENDAHULUAN

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    15/73

    SISTEMATI

    KA

    PEDOMANAB 1PENDAHULUAN 1. Latar Belakang2. Maksud dan Tujuan3. Ruang Lingkup

    4. Istilah dan Definisi

    5. Acuan Normatif

    6. Kedudukan Pedoman Peraturan Zonasi

    7. Fungsi dan manfaat

    BAB 2KETENTUAN TEKNISMUATAN PERATURANZONASI

    1. Muatan Peraturan Zonasi

    2. Lingkup Wilayah

    3. Format Penyajian Peraturan Zonasi

    4. Masa Berlaku

    5. Jangka Waktu Penyusunan Peraturan ZonasiBAB 3PROSES PROSEDURPENYUSUNANPERATURAN ZONASI

    1. Proses Penyusunan Peraturan Zonasi

    2. Prosedur Penyusunan Peraturan Zonasi

    3. Proses dan Prosedur Penetapan Peraturan

    Zonasi

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    16/73

    Muatan Peraturan Zonasi

    Lingkup Wilayah

    Format Penyajian

    Masa Berlaku

    Jangka Waktu Penyusunan

    B.

    KETENTUAN

    TEKNIS

    MUATAN

    PERATUR

    AN

    ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    17/73

    Muatan Peraturan Zonasi

    (Sesuai PP 15/2010

    Psl. 154 ayat 3)

    Muatan Peraturan Zonasi

    (Konsep Pedoman Penyusunan

    Peraturan Zonasi Kab/Kota) Tujuan

    Klasifikasi zona

    Daftar kegiatan

    Ketentuan

    Teknis/Aturan

    dasar

    Ketentuan kegiatan dan

    penggunaan ruang (I, T,

    B, X)

    Ketentuan intensitaspemanfaatan ruang (KDB,

    KLB, ketinggian

    bangunan, KDH)

    Ketentuan prasarana dan

    sarana minimum

    Ketentuan khusus

    Ketentuan kegiatan dan penggunaan

    ruang (I, T, B, X)

    Ketentuan intensitas pemanfaatan

    ruang (KDB, KLB, ketinggian bangunan,KDH)

    Ketentuan tata massa bangunan

    Ketentuan prasarana dan sarana

    minimum

    Ketentuan lain/tambahan

    Ketentuan khusus

    Ketentuanstandar teknis

    dan teknik

    pengaturan

    zonasi

    Standart teknis Teknik pengaturan zonasi

    Ketentuan elaksanaan

    MUATAN PERATURAN

    ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    18/73

    1. Tujuan Peraturan Zonasi

    2. Klasifikasi Zonasi

    3. Daftar Kegiatan

    4. Deliniasi Blok Peruntukan

    5. Ketentuan Teknis Zonasi

    a. Ketentuan Kegiatan dan Penggunaan

    Lahan

    b. Ketentuan Intensitas Pemanfaatan

    Ruang

    c. Ketentuan Tata Masa Bangunan

    d. Ketentuan Prasarana Minimume. Ketentuan Tambahan

    f. Ketentuan Khusus

    6. Penentuan Standar Teknis

    7. Teknik Pengaturan Zonasi

    8. Ketentuan Pelaksanaan Peraturan Zonasi

    a. Ketentuan Variansi Pemanfaatan Ruangb. Ketentuan Insentif dan Disinsentif

    c. Ketentuan Penggunaan Lahan yang

    Tidak Sesuai dengan Peraturan Zonasi

    9. Ketentuan Dampak Pembangunan

    MUATAN

    PERATURAN

    ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    19/73

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    1. Tujuan TUJUANperaturan zonasi adalah:

    Menjamin hak masyarakat secara berkualitas dan bermukimsecara sehat, aman, nyaman dan mendorong masyarakat

    sejahtera.

    Mengembalikan fungsi utama zona secara berangsur-angsu

    sesuai dengan arah pola ruang Rencana Tata Ruang

    Wilayah.

    Mencegah terjadinya penyimpangan terhadap RTRW.

    Menjamin dan menjaga kualitas lokal minimum yang

    ditetapkan.

    Menjaga kualitas dan karakteristik zona dengan

    meminimalkan kegiatan/penggunaan lahan yang tidak

    sesuai dengan karakteristik zona. Mengatur kepadatan penduduk dan intensitas kegiatan,

    mengatur keseimbangan keserasian peruntukan tanah dan

    menentukan tindak atas suatu satuan ruang

    Menjamin tersedianya pelayanan umum yang memadai dan

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    20/73

    2. Klasifikasi

    Zonasi

    KLASIFIKASI ZONASI adalah jenis dan hirarki zona

    penggunaan lahan yang dominan dan memiliki karakterdan/atau dampak yang sejenis atau yang relatif sama, yang

    disajikan dalam bentuk kode zonasi.Tujuan klasifikasi zonasi adalah menetapkan zonasi yang

    akan dikembangkan pada suatu wilayah.

    Dasar klasifikasi zonasi adalah:

    1. Jenis pola ruang eksisting

    2. Kesepakatan pemangku kepentingan

    Klasifikasi zonasi dirumuskan berdasarkan:

    1. Pola ruang yang telah ditetapkan dalam RTRW dan/atau

    RDTR kabupaten/kota

    2. Fungsi utama zonasi yang ditetapkan dalam RTRWdan/atau RDTR kabupaten/kota

    3. Kode zonasi yang mencerminkan fungsi zonasi yang

    dimaksud (sesuai yang digunakan dalam RTRW/RDTR)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    21/73

    2. Klasifikasi

    Zonasi( lanjutan)

    Komponen klasifikasi zonasi minimum:

    Wilayah Kabupaten Wilayah Kota

    1. Zona pertanian 1. Zona perumahan

    2. Zona hutan 2. Zona perdagangan dan

    jasa

    3. Zona perkebunan 3. Zona perkantoran

    4. Zona pertambangan 4. Zona industri

    5. Zona industri 5. Zona pariwisata

    6. Zona pariwisata 6. Zona ruang terbuka hijau

    Klasifikasi zonasi dirumuskan dengan kriteria:

    1. Harus sesuai dengan pola ruang yang ditetapkan

    dalam RTRW dan/atau RDTR kabupaten/kota yang

    bersangkutan

    2. Kode zonasi harus sesuai dengan kode zonasi yang

    ada di RTRW dan/atau RDTR kabupaten/kota yang

    bersangkutan

    3. Tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    22/73

    3. Daftar

    Kegiatan

    DAFTAR KEGIATAN adalah suatu daftar yang berisi rincian

    kegiatan yang ada, mungkin ada, atau prospektif

    dikembangkan pada suatu zona yang ditetapkan.

    Tujuan daftar kegiatan adalah menetapkan kegiatan-

    kegiatan yang seharusnya ada di zonasi berdasarkan

    dampak yang dihasilkan.

    Daftar kegiatan dirumuskan berdasarkan:

    1. Karakter kegiatan di kabupaten/kota yang bersangkutan

    2. Kondisi obyektif kegiatan yang ada di kabupaten/kota

    yang bersangkutan

    3. Literatur studi-studi yang telah dilakukan

    4. Kajian dari berbagai contoh

    5. Skala/tingkat pelayanan kegiatan berdasarkan standar

    pelayanan yang berlaku

    Dasar daftar kegiatan adalah:

    1. Jenis kegiatan eksisting2. Kegiatan yang potensial/prospektif

    3. Kesepakatan pemangku kepentingan

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    23/73

    3. Daftar

    Kegiatan( lanjutan)

    Daftar kegiatan dirumuskan dengan kriteria :

    1. Sesuai dengan kondisi objektif kegiatan yang ada di

    kabupaten/ kota yang bersangkutan

    2. Tidak bertentangan dengan peraturan dan perundang-

    undanganKomponen daftar kegiatan minimum:

    1. Fungsi bangunan eksisting

    2. Lokasi kegiatan

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    24/73

    4. Deliniasi

    BlokPeruntukka

    n

    DELINIASI BLOK PERUNTUKAN adalah pembagian blok

    berdasarkan peruntukan yang dibatasi sekurang-kurangnya

    oleh batasan fisik yang nyata maupun yang belum nyata.

    Tujuan deliniasi blok peruntukan adalah membatasi wilayah

    untuk menyusun peraturan zonasi di kabupaten/kota yang

    bersangkutan.

    Deliniasi blok peruntukan dirumuskan berdasarkan:

    1. Batasan fisik yang nyata, antara lain jaringan jalan,

    sungai, selokan, saluran irigasi, saluran udara tegangan

    (ektra) tinggi, pantai, gang, danau/situ, jalur gas,

    jaringan kereta api, kavling bangunan

    2. Batasan yang belum nyata, antara lain rencana jaringan

    jalan dan rencana jaringan prasarana lain yang sejenis

    Dasar deliniasi blok peruntukkan adalah:

    1. Rencana pola ruang2. Kapling bangunan

    3. Kepemilikan lahan

    4. Fungsi Zona

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    25/73

    4. Deliniasi

    BlokPeruntukkan( lanjutan)

    Deliniasi blok peruntukan dirumuskan dengan kriteria:

    1. Jelas , realistis dan dapat diimplementasikan pada

    kondisi nyata

    2. Mengikuti ketentuan pemetaan system informasi

    geografis yang dikeluarkan oleh lembaga yang

    berwenang

    3. Dapat digambarkan dalam beberapa lembar peta yang

    tersusun secara beraturan mengikuti indeks peta rupabumi Indonesia (RBI) atau mengikuti ketentuan Badan

    Koordinasi Survei dan Pemetaan Nasional

    (Bakosurtanal).

    4. Ketelitian peta dengan skala minimal 1 : 5.000

    5. Tidak bertentangan dengan kondisi di lapangan6. Harus mengikuti peraturan perundang-undangan terkait

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    26/73

    5. Ketentuan

    TeknisZonasi

    KETENTUAN TEKNIS ZONASI adalah aturan dasar yang

    berlaku sama untuk jenis zona yang sama di wilayah

    administrasi kabupaten/kota yang bersangkutan.

    Tujuan ketentuan teknis zonasi adalah menetapkan aturan

    dasar yang disesuaikan dengan karakteristik, tujuan

    pengembangan dan permasalahn yang dihadapi pada zona

    tertentu.

    Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan dirumuskan

    berdasarkan:

    1. Peraturan yang berlaku dan kualitas lokal minimal

    sesuai dengan ketentuan yang berlaku di

    kabupaten/kota yang bersangkutan.

    2. Ketentuan umum peraturan zonasi yang tercantum

    dalam RTRW dan/atau RDTR kabupaten/kota

    Dasar ketentuan teknis zonasi adalah:1. Klasifikasi zonasi

    2. Daftar kegiatan

    3. Blok peruntukan

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    27/73

    Ketentuan teknis zonasi dirumuskan dengan kriteria:

    1. Mengakomodasi klasifikasi zona dan kegiatan yang

    sudah tersusun

    2. Jelas, realistis dan dapat diimplementasikan pada

    kegiatan perijinan

    3. Mengacu pada ketentuan pemanfaatan ruang, yang

    terdiri atas: ketentuan kegiatan dan penggunaan ruang,

    ketentuan intensitas pemanfaatan ruang, ketentuan tatamassa bangunan, ketentuan prasarana minimum,

    ketentuan tambahan, dan ketentuan khususKomponen ketentuan teknis zonasi:

    1. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan

    2. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang

    3. Ketentuan tata massa bangunan4. Ketentuan prasarana minimum

    5. Ketentuan tambahan

    6. Ketentuan khusus

    5. Ketentuan

    TeknisZonasi( lanjutan)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    28/73

    1. KETENTUAN KEGIATAN DAN PENGGUNAAN LAHAN

    Ketentuan kegiatan dan penggunaan ruang adalah

    ketentuan yang berisi kegiatan yang diperbolehkan,

    diperbolehkan bersyarat, dan yang tidak diperbolehkan

    pada suatu zona.Komponen ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan:

    a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan

    KlasifikasiI

    = Pemanfaatandiperbolehkan/diizinkanSifatnya sesuai dengan

    peruntukan tanah yang direncanakan. Hal ini berarti

    tidak akan ada peninjauan atau pembahasan atau

    tindakan lain dari pemerintah kabupaten/kota

    terhadap pemanfaatan tersebut).

    b. KlasifikasiT=Pemanfaatan diperbolehkan secara

    terbatas

    Pembatasan dilakukan melalui penentuan standar

    pembangunan minimum, pembatasan pengoperasian,

    atau peraturan tambahan lainnya yang berlaku di

    5. Ketentuan

    TeknisZonasi( lanjutan)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    29/73

    c. KlasifikasiB= Pemanfaatan diperbolehkan secara

    bersyarat.

    Pengenaan persyaratan dilakukan sehubungan dengan

    usaha menanggulangi dampak pembangunan di

    sekitarnya (menginternalisasi dampak); dapat berupa

    AMDAL, RKL dan RPL.

    d. KlasifikasiX= Pemanfaatan yang tidak

    diperbolehkanKarena sifatnya tidak sesuai dengan peruntukan lahan

    yang direncanakan dan dapat menimbulkan dampak

    yang cukup besar bagi lingkungan di sekitarnya.

    5. Ketentuan

    TeknisZonasi( lanjutan)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    30/73

    2. KETENTUAN INTENSITAS PEMANFAATAN RUANG

    Ketentuan Intensitas Pemanfaatan Ruang adalah

    ketentuan mengenai besaran pembangunan yang

    diperbolehkan berdasarkan batasan KDB, KLB, KDH atau

    kepadatan penduduk.Komponen ketentuan intensitas pemanfaatan ruang,

    terdiri dari:

    a. Koefisien Dasar Bangunan (KDB) maksimum

    b. Koefisien Lantai Bangunan (KLB) maksimumc. Ketinggian bangunan maksimum

    d. Koefisien Dasar Hijau (KDH) minimum.

    e. Intensitas pemanfaatan ruang lain yang dapat menjadi

    kelengkapan peraturan zonasi, adalah: Koefisien

    Tapak Basemen (KTB) maksimum, Koefisien Wilayah

    Terbangun (KWT) maksimum, kepadatan bangunan

    atau unit maksimum (jumlah bangunan/Ha),

    kepadatan penduduk minimum

    5. Ketentuan

    TeknisZonasi( lanjutan)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    31/73

    3. KETENTUAN TATA MASA BANGUNAN

    Ketentuan tata massa bangunan adalah ketentuan yang

    mengatur bentuk, besaran, peletakan, dan tampilan

    bangunan pada suatu persil/tapak yang dikuasai.

    Komponen ketentuan tata massa bangunan minimum,

    terdiri atas:

    a. Garis Sempadan Bangunan (GSB) minimum

    b. tinggi bangunanc. jarak bebas antar bangunan

    5. Ketentuan

    TeknisZonasi( lanjutan)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    32/73

    4. KETENTUAN PRASARANA MINIMUM

    Ketentuan prasarana minimum adalah ketentuan

    mengenai prasarana yang harus disediakan terkait

    kegiatan yang telah ditetapkan pada zonasi tertentu.

    Prasarana yang diatur dalam peraturan zonasi, dapat

    berupa:

    a. prasarana parkir,

    b. bongkar muat,c. dimensi jaringan jalan dan kelengkapan jalan, serta

    d. kelengkapan prasarana lainnya yang dianggap perlu

    yang mendukung berfungsinya zona secara optimal.

    5. Ketentuan

    TeknisZonasi( lanjutan)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    33/73

    5. Ketentuan

    TeknisZonasi( lanjutan)

    5. KETENTUAN TAMBAHAN

    Ketentuan tambahan adalah ketentuan lain yang dapat

    ditambahkan pada suatu zonasi dan belum terakomodasi

    dalam aturan dasar.6. KETENTUAN KHUSUS

    Ketentuan khusus adalah ketentuan yang mengatur

    pemanfaatan zona yang memiliki fungsi khusus dan

    diberlakukan ketentuan khusus sesuai dengan karateristikzona dan kegiatannya.Komponen ketentuan khusus, berupa:

    a. Kawasan Keselamatan Operasi Penerbangan (KKOP)

    b. Kawasan cagar budaya/adat

    c. Kawasan rawan bencana

    d. Kawasan militer

    e. Kawasan pusat penelitianf. Kawasan pengembangan nuklir

    g. Kawasan PLTA/PLTU/gardu induk listrik

    h. Kawasan sumber air baku

    i. Kawasan BTS

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    34/73

    6.

    PENENTUAN

    STANDAR

    TEKNIS

    STANDAR TEKNIS adalah aturan-aturan teknis

    pembangunan yang ditetapkan berdasarkan

    peraturan/standar/ketentuan teknis yang berlaku yang berisipanduan yang terukur dan ukuran yang sesuai denga

    kebutuhan.Standar teknis dirumuskan berdasarkan :

    1. Standar Nasional Indonesia (SNI) atau ketentuan

    ketentuan lain yang bersifat sektoral dan lokal.

    2. Penelitian untuk aspek yang belum diatur dalamstandar.

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    35/73

    7. TEKNIK

    PENGAT

    URAN

    ZONASI

    TEKNIK PENGATURAN ZONASI adalah berbagai varian

    dari zonasi konvensional yang dikembangkan untuk

    memberikan keluwesan penerapan aturan zonasi.

    Teknik pengaturan zonasi berfungsi;

    a. Memberikan keluwesan pada penerapan peraturan

    dasar yang disesuaikan dengan karakteristik, tujuan

    pengembangan dan permasalahan yang dihadapi pada

    zona tertentu; dan

    b. Memberikan pilihan penanganan zona pada lokasi

    tertentu sesuai dengan karakteristik dan tujuan

    pengembangan zona.

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    36/73

    8.

    KETENTUAN

    PELAKS

    ANAAN

    Ketentuan teknis peraturan zonasi dilengkapi dengan

    ketentuan pelaksanaannya. KETENTUAN PELAKSANAAN

    peraturan zonasi terdiri dari:1. Ketentuan variansi pemanfaatan ruang yang berkaitan

    dengan keluwesan/kelonggaran aturan

    2. Ketentuan insenstif/disinsentif

    3. Ketentuan untuk penggunaan lahan yang tidak sesuai

    karena dibelakukannya peraturan zonasi.

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    37/73

    8.

    KETENTUAN

    PELAKS

    ANAAN( lanjutan)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    PERATURAN ZONASI

    Ketentuandiberlakukan

    secara langsung

    Sudah

    Terbangun?

    Akan direhabilitasi/

    pembangunan kembali

    oleh pemilik?

    Ketentuan

    diberlakukan

    Pemberian tenggang waktu untuk

    menyesuaikan dengan ketentuan yangditetapkan (mis. 5 tahun)

    Do Nothing

    Sudah

    mengikuti

    ketentuan?

    Berhenti

    Penertiban

    Pengenaan

    denda progresif/

    disinsentif

    Pembongkaran

    T

    Y

    Y

    Y

    T

    T

    Pencabutan ijin

    Sesuai

    Ketentuan ?Berhenti

    Y

    T

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    38/73

    1. KETENTUAN VARIANSI PEMANFAATAN RUANG

    Ketentuan variansi pemanfaatan ruang adalah ketentuan

    yang mengatur kelonggaran/keluwesan yang diberikan

    untuk tidak mengikuti aturan zonasi yang ditetapkan pada

    suatu persil tanpa perubahan berarti (signifikan) dari

    peraturan zonasi yang ditetapkan.Ketentuan variansi pemanfaatan ruang, dirumuskan

    dengan kriteria:

    a. Keluwesan yang diberikan tetap tidak bertentangandengan aturan dasar yang berlaku

    b. Keluwesan diberikan apabila aturan dasar zonasi

    tidak dapat diterapkan pada suatu persil

    c. Kelonggaran diberikan tidak mengubah secara

    signifikan karakteristik pemanfaatan yang ditetapkan

    dalam peraturan zonasi

    8.

    KETENTUAN

    PELAKS

    ANAAN( lanjutan)

    Komponen ketentuan variansi pemanfaatan ruang terdiri

    dari:

    a. Penilaian dampak penyimpangan

    b. Pertimbangan penanganan penyimpangan persil

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    39/73

    2. KETENTUAN INSENTIF/DISINSENTIF

    Ketentuan insentif adalah ketentuan yang memberikan

    insentif bagi pembangunan yang sejalan dengan tata

    ruang dan memberikan dampak positif bagi masyarakat

    luas. Sedangkan ketentuan disinsentif adalah ketentuan

    yang memberikan disinsentif bagi pembangunan yang

    menyimpang atau yang memberikan dampak negatif bagi

    masyarakat.Komponen ketentuan insentif/disinsentif mencakup:a. Perangkat/mekanismenya (regulasi, keuangan,

    kepemilikan)

    b. Obyek pengenaannya (guna lahan, pelayanan umum.

    prasarana)

    c. Prosedur penerapan insentif/disinsentif

    8.

    KETENTUAN

    PELAKS

    ANAAN( lanjutan)

    Alternatif bentuk insentif antara lain: kemudahan izin,

    penghargaan, keringanan pajak, kompensasi, imbalan,pola pengelolaan, subsidi prasarana, bonus/insentif,

    pengalihan hak membangun, dan ketentuan teknis

    lainnya. Alternatif bentuk disinsentif antara lain perpanjang

    prosedur, perketat/tambah syarat, pajak tinggi, retribusi

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    40/73

    a. Hanya pemerintah daerah yang berhak memberikan

    insentif dan disinsentif

    b. Pemerintah daerah menetapkan

    kegiatan/pemanfaatan ruang yang akan diberikan

    insentif atau disinsetif pada suatu kawasan/wilayah

    tertentu, sesuai dengan rencana tata ruang yang telah

    ditetapkan dan berdasarkan kriteria pengenaaninsentif dan disinsentif yang ditetapkan.

    c. Pemerintah daerah menetapkan jenis insentif dan

    disinsentif pada jenis kegiatan/pemanfaatan ruang

    pada kawasan/wilayah tersebut di atas.

    d. Pemerintah memberlakukan/menerapkan insentif dan

    disinsentif tersebut pada saat permohonanpembangunan diajukan, baik oleh perorangan,

    kelompok masyarakat, maupun badan hukum.

    8.

    KETENTUAN

    PELAKS

    ANAAN( lanjutan)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

    PROSEDUR PENERAPAN INSENTIF/DISINSENTIF

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    41/73

    3. KETENTUAN PENGGUNAAN LAHAN YANGTIDAK

    SESUAI DENGAN

    PERATURAN ZONASIKetentuan penggunaan lahan yang tidak sesuai adalahketentuan yang mengatur penggunaan lahan yang

    berbeda dari peraturan yang ditetapkan dalam peraturan

    zonasi dan peta zonasi, dimana penggunaan lahan

    tersebut sudah ada sebelum ketetapan diberlakukan.

    Ketentuan ini dirumuskan dengan kriteria:a. Mempertimbangkan kondisi nyata di lapangan dan

    arah kebijakan penataan ruang dalam dokumen

    rencana tata ruang

    b. Tidak mengurangi hak masyarakat

    c. Tetap memperhatikan partisipasi masyarakat di dalam

    proses penerapan ketentuan

    8.

    KETENTUAN

    PELAKS

    ANAAN( lanjutan)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    42/73

    8.

    KETENTUAN

    PELAKS

    ANAAN( lanjutan)

    Ketentuan yang dapat diberlakukan untuk penggunaan

    lahan yang tidak sesuai akibat diberlakukannya peraturan

    zonasi antara lain:a. Apabila penggunaan lahan yang tidak sesuai tersebut

    terbukti memiliki izin yang sah:

    i. Diperbolehkan untuk tidak sesuai dengan

    ketentuan penggunaan lahan yang ditetapkan

    (sejak peraturan zonasi diberlakukan), sebelumharus mengikuti peraturan zonasi yang ditetapkan

    dengan dibatasi perkembangan dan pembangunan

    penggunaan lahan selama jangka waktu peralihan

    sampai kemudian mengikuti ketetapan yang ada

    ii. Ditarik ijinnya dengan memberikan ganti rugi

    sesuai peraturan perundangan yang berlaku

    b. Apabila penggunaan lahan yang tidak sesuai tersebut

    tidak memiliki izin yang sah, maka penggunaan lahan

    yang tidak sesuai tersebut harus menyesuaikan

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    43/73

    8.

    KETENTUAN

    PELAKS

    ANAAN( lanjutan)

    Komponen ketentuan penggunaan lahan yang tidak

    sesuai dengan peraturan zonasi, terdiri atas:

    a. Ketentuan terkait penyimpangan penggunaan lahan

    b. Ketentuan terkait penyimpangan intensitas

    pemanfaatan lahan

    c. Ketentuan terkait penyimpangan ketentuan tata

    massa bangunan

    d. Ketentuan terkait penyimpangan ketentuan prasaranaminimum

    e. Ketentuan terkait penyimpangan lainnya yang masih

    ditoleransi tanpa menyebabkan perubahan

    keseluruhan blok/subblok peruntukan

    f. Ketentuan terkait pertimbangan penangananpenyimpangan

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    44/73

    9. KETENTUAN

    DAMPAK

    PEMBANGUNA

    N

    DAMPAK PEMBANGUNAN adalah perbedaan antara

    kondisi lingkungan yang diperkirakan akan ada sebelum

    adanya pembangunan dan yang diperkirakan akan adasetelah adanya pembangunan.Ketentuan dampak pembangunan dirumuskan dengan

    kriteria:

    1. Dampak ekonomi

    a. Analisis biaya dampak pembangunan

    b. Analisis peningkatan kesempatan kerjac. Analisispersaingan kegiatan

    2. Dampak Sosial

    a. Tingkat pemanfaatan air tanah dan menggunakan

    analisis infiltrasi air tanah

    b. Dampak akibat buanganc. Penyimpangan pengaturan pencahayaan kawasan

    sekitar, pertimbangan keselamatan penerbangan,

    pertimbangan keselamatan dari bahaya kebakaran

    d. Analisis dukungan listrik PLN dan analisis dukungan

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    45/73

    9. KETENTUAN

    DAMPAK

    PEMBANGUNA

    N( lanjutan)

    e. Analisis dampak lalulintas, analisis dampak terhadap

    penyediaan parkir, analisis dampak terhadap

    keamanan pengguna lalu lintas

    3. Dampak Lingkungan yaitu dampak terhadap kegiatan

    sekitar melalui analisis dampak lingkungan

    Komponen ketentuan dampak pembangunan terdiri atas:

    1. Obyek perkiraan dampak ekonomi, sosial, lingkungandan lalu lintas

    2. Biaya pengenaan dampak

    3. Prosedur penilaian, penanganan dan pengenaan biaya

    dampak

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    46/73

    Proses penilaian/penetapan dampak pembangunan

    mempertimbangkan:

    a. Rencana kegiatan yang tergolong berdampak besardan penting diatur dengan Peraturan Walikota/Bupati

    atau berdasarkan Keputusan Kepala Bapedal No. 56

    Tahun 1994 tentang Pedoman Mengenai Ukuran

    Dampak Penting serta peraturan perundangan lainnya

    yang berlaku.

    b. Fakta empiris bahwa kegiatan tersebut menimbulkandampak merugikan dari sisi ekonomi, sosial dan

    lingkungan.

    Dilakukan perhitungan untuk penilaian dampak

    pembangunan, dengan didasarkan pada:

    a. Perhitungan biaya dan manfaat dari suatu

    pembangunan atau pemanfaatan ruang.

    b. Kriteria dampak yang terkait dan yang telah ditetapkan

    9. KETENTUAN

    DAMPAK

    PEMBANGUNA

    N( lanjutan)

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    47/73

    10.

    KETENTUA

    N

    KELEMBAG

    AAN

    KETENTUAN KELEMBAGAAN adalah ketentuan lembaga

    serta badan yang terlibat dalam penyelenggaraan peraturan

    zonasi.Kelembagaan berfungsi:

    1. Mengatur tugas dan wewenang dalam

    penyelenggaraan peraturan zonasi di kabupaten/kota

    2. Menentukan lembaga/badan yang terkait dalam

    peyelenggaraan peraturan zonasi.

    Kelembagaan dirumuskan dengan kriteria:

    1. Prosedur penyelenggaraan peraturan zonasi yang

    berlaku

    2. Tugas, pokok dan fungsi (tupoksi) setiap lembaga terkait

    di kabupaten/kota.

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    48/73

    11. PERUBAHAN

    PERATURAN

    ZONASI

    PERUBAHAN PERATURAN ZONASI merupakan tambahan

    dan/atau perubahan peraturan zonasi yang dimungkinkan.

    Tujuan dari perubahan peraturan zonasi untukmengakomodasi dinamika perkembangan dikarenakan

    peraturan zonasi yang ada sudah tidak dapat lagi

    mengakomodasi dinamika perkembangan tersebutPerubahan peraturan zonasi dirumuskan dengan kriteria:

    1. Mengutamakan kepentingan publik yang lebih luas

    2. Mencerminkan pertumbuhan ekonomi dan merupakanantisipasi pertumbuhan kegiatan ekonomi yang cepat

    3. Tidak mengurangi kualitas lingkungan, tidak

    mengganggu ketertiban dan keamanan, tidak

    menimbulkan dampak yang mempengaruhi derajat

    kesehatan

    4. Cukup beralasan, karena:a. Terdapat kesalahan peta dan informasi

    b. Peraturan yang dibuat berpotensi menimbulkan

    kerugian skala besar

    c. Peraturan menyebabkan kerugian pada masyarakat

    MUATAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    49/73

    11. PERUBAHAN

    PERATURAN

    ZONASI( lanjutan)

    Komponen Perubahan peraturan zonasi, terdiri atas:

    1. Syarat Perubahan

    2. Obyek Perubahan

    3. Prakarsa Perubahan

    4. Prosedur Perubahan

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    50/73

    Muatan Peraturan Zonasi

    Lingkup Wilayah

    Format Penyajian Masa Berlaku

    Jangka Waktu Penyusunan

    B.

    KETENTUAN

    TEKNIS

    MUATAN

    PERATURAN

    ZONASI

    LINGKUP WILAYAH

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    51/73

    Peraturan zonasi dapat disusun untuk seluruh wilayah

    kabupaten/kota

    atau bagian wilayah kota sesuai dengan kepentingan dankebutuhannya.

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    52/73

    Muatan Peraturan Zonasi

    Lingkup Wilayah

    Format Penyajian Masa Berlaku

    Jangka Waktu Penyusunan

    B.

    KETENTUAN

    TEKNIS

    MUATAN

    PERATURAN

    ZONASI

    FORMAT PENYAJIAN

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    53/73

    Format penyajian peraturan zonasi disajikan dalam bentuk

    dokumen dan peta, yang terdiri dari:

    1. Materi peraturan zonasi

    a. Buku peraturan zonasi yang disajikan dalam format A4

    b. Peta zonasi merupakan peta yang menggambarkan

    pengaturan pemanfaatan ruang, minimal mencakup

    peta blok berisi ketentuan teknis zona. Peta zonasi

    disajikan dalam format A1 dengan skala peta minimal1:5.000

    2. Naskah Rancangan Peraturan Daerah (Raperda)

    peraturan zonasi

    a. Raperda, merupakan rumusan pasal per pasal dari

    buku peraturan zonasi sebagaimana dimaksud angka1) di atas dan disajikan dalam format A4

    b. Lampiran yang terdiri atas dokumen peta zonasi.

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    54/73

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    55/73

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    56/73

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    57/73

    Muatan Peraturan Zonasi

    Lingkup Wilayah

    Format Penyajian Masa Berlaku

    Jangka Waktu Penyusunan

    B.

    KETENTUAN

    TEKNIS

    MUATAN

    PERATURAN

    ZONASI

    MASA BERLAKU

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    58/73

    Masa berlaku peraturan zonasi tidak dibatasi waktu.

    Amandemen dapat dilakukan apabila:

    1. Terjadi perubahan dalam RTRW dan/atau RDTR

    Kabupaten/Kota. Peninjauan peraturan zonasi dilakukan

    dengan tetap mempertimbangkan karakter dasar zona

    2. Terjadi perubahan lingkungan strategis seperti bencana

    alam skala besar dan pemekaran wilayah. Peninjauan

    kembali ini harus tetap memperhatikan RTRW dan/atauRDTR Kabupaten/Kota

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    59/73

    Muatan Peraturan Zonasi

    Lingkup Wilayah

    Format Penyajian Masa Berlaku

    Jangka Waktu Penyusunan

    B.

    KETENTUAN

    TEKNIS

    MUATAN

    PERATURAN

    ZONASI

    JANGKA WAKTU PENYUSUNAN

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    60/73

    Peraturan zonasi disusun selama jangka waktu maksimal12

    bulan untuk proses teknis penyusunan peraturan zonasi, yang

    meliputi kegiatan pra persiapan, persiapan, pengumpulandata/informasi, pengolahan data dan analisis data dan

    perumusan rancangan peraturan zonasi.

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    61/73

    Proses Penyusunan Peraturan

    Zonasi

    Prosedur Penyusunan PeraturanZonasi

    Proses dan Prosedur Penetapan

    Peraturan Zonasi

    C.

    PROSE

    S &

    PROSEDU

    R

    PENYUSUNAN

    PERATURA

    N ZONASI

    PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    62/73

    Proses penyusunan peraturan zonasi, terdiri atas:

    1. Pra Persiapan

    2. Persiapan

    3. Pengumpulan Data/Informasi

    4. Analisis dan Perumusan Ketentuan Teknis

    5. Penyusunan Raperda tentang Peraturan Zonasi

    PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    63/73

    1.PRA

    PERSIAPAN

    Kegiatan dalam tahap pra persiapan yang dilakukan

    Pemda, meliputi:

    1. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)2. Penganggaran kegiatan penyusunan peraturan zonasi

    3. Penetapan Tim Penyusun

    4. Persyaratan dokumen tender, terutama penetapan

    tenaga ahli sebagai berikut : Ahli Perencanaan Wilayah

    dan Kota, Ahli Arsitek , Ahli Sipil , Ahli Lingkungan, Ahli

    Hukum, Ahli Sosial, dan Ahli dengan keahlian khusus

    lainnya yang sesuai dengan karateristik kawasan.Kegiatan dalam tahap pra persiapan yang dilakukan tim

    teknis, meliputi:

    1. Penyusunan usulan teknis

    2. Penyusunan anggaran biaya

    3. Metodologi4. Penyusunan rencana kerja

    5. Persiapan tim pelaksana sesuai dengan persyaratan

    tender

    PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    64/73

    2.

    PERSIAPA

    N

    1. Persiapan awal pelaksanaan, mencakup pemahaman

    Kerangka Acuan Kerja (KAK)

    2. Kajian awal data sekunder, mencakup peninjauankembali

    a. RTRW kabupaten/kota

    b. RDTR (apabila ada)

    c. RTBL (apabila ada)

    3. Persiapan teknis pelaksanaan, yang meliputi:

    1. Penyimpulan data awal

    2. Penyiapan metodologi pendekatan pelaksanaan

    pekerjaan

    3. Penyiapan rencana kerja rinci

    4. Penyiapan perangkat survei (checklist data yang

    dibutuhkan, panduan wawancara, kuesioner,panduan observasi, dokumentasi, dsb.) dan

    mobilisasi peralatan serta personil yang dibutuhkan.

    4. Pemberitaan kepada publik perihal akan dilakukan

    penyusunan peraturan zonasi

    PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    65/73

    3.PENGUMPU

    LAN

    DATA DANINFORMASI

    Pengumpulan data primer meliputi :

    1. Wawancara atau temu wicara terhadap masyarakat

    2. Peninjauan ke lapangan untuk pengenalan kondisi fisikwilayah kabupaten/kota secara langsung

    Data sekunder yang harus dikumpulkan untuk penyusunan

    peraturan zonasi sekurang-kurangnya meliputi :

    1. Peta-peta rencana kawasan dari RTRW/RDTR/RTBL

    2. Data dan informasi, meliputi:a. Jenis penggunaan lahan yang ada

    b. Jenis dan intensitas kegiatan yang ada

    c. Identifikasi masalah untuk setiap kegiatan dan

    kondisi fisik

    d. Kajian dampak terhadap kegiatan yang ada/akan

    ada

    e. Standar teknis dan administratif

    f. Peraturan Pemerintah dan pemerintah daerah yang

    sudah diterbitkan mengenai pemanfaatan lahan

    PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    66/73

    4.ANALISIS

    DAN

    PERUMUSAN

    KETENTUAN

    TEKNIS

    Kegiatan analisis dan perumusan ketentuan teknis:

    1. Tujuan peraturan zonasi

    2. Klasifikasi zonasi

    3. Daftar kegiatan

    4. Delineasi blok peruntukan

    5. Ketentuan teknis zonasi, meliputi:

    a. Ketentuan kegiatan dan penggunaan lahan

    b. Ketentuan intensitas pemanfaatan ruang

    c. Ketentuan tata massa bangunand. Ketentuan prasarana minimum

    e. Ketentuan tambahan

    f. Ketentuan khusus

    6. Standar teknis

    7. Teknik pengaturan zonasi8. Ketentuan Pelaksanaan

    9. Ketentuan dampak pemanfaatan ruang

    10. Ketentuan Kelembagaan

    11. Perubahan Peraturan Zonasi

    PROSES PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    67/73

    5.PENYUSUN

    AN

    RAPERDATENTANG

    PERATURAN

    ZONASI

    Kegiatan penyusunan naskah Raperda tentang peraturan

    zonasi merupakan proses penuangan materi teknis

    peraturan zonasi ke dalam bentuk pasal-pasal dengan

    mengikuti kaidah penyusunan peraturan perundang-

    undangan yang berlaku.

    Tahap

    P P i

    Tahap

    Persiapan

    Tahap

    Pengumpulan

    Data/Informasi

    Tahap

    Analisa & Perumusan

    K t t T k i

    Penyusunan

    Raperda

    Pembahasan dan

    Penetapan

    PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI PENETAPAN

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    68/73

    Pra Persiapan Persiapan Data/Informasi Ketentuan Teknis Raperda Penetapan

    Raperda

    Keterlibatan

    masyarakatdalam

    menerima

    informasi

    1. Pemberian masukan dalam penentuan arah pengembangan wilayah kabupaten/kota;

    2. Pengidentifikasian berbagai potensi dan masalah pembangunan, baik itu pelaksanaan maupun pengendaliannya;

    3. Bantuan untuk merumuskan klasifikasi penggunaan lahan yang akan atau telah dikembangkan di wilayah kabupaten/kota yang

    bersangkutan;

    4. Bantuan untuk merumuskan zonasi pembagian wilayah kabupaten/kota, misalnya mengusulkan pembatasan lingkungan

    peruntukan;

    5. Bantuan untuk merumuskan pengaturan tambahan, yang berhubungan dengan pemanfaatan terbatas dan pemanfaatan bersyarat;

    6. Pengajuan keberatan terhadap peraturan-peraturan yang akan dirumuskan (rancangan);

    7. Kerjasama dalam penelitian dan pengembangan dan atau bantuan tenaga ahli;

    8. Ketentuan lain yang sesuai dengan kebijakan pemerintah kabupaten/kota.

    Penyusunan

    KAK

    Metodologi

    yangdigunakan

    Penganggaran

    kegiatan

    peraturan

    zonasi

    Persiapan awal Pemahaman KAK

    Penyiapan RAB

    a. Kajian awal data

    sekunder: Review RTRW

    Review RDTR

    Review RTBL

    Review studi/

    peraturan terkait

    b. Persiapan teknis: Penyimpulan data

    awal Penyiapan metodologi

    Penyiapan rencana

    kerja rinci

    Penyiapan perangkat

    survei

    Data primer: Wawancara menjaring

    aspirasi masyarakat

    Peninjauan lapangan

    Data sekunder: Peta rencana kawasan

    (RTRW/RDTR/RTBL)

    Jenis penggunaan lahan

    dan bangunan

    Jenis kegiatan

    Standar teknis dan

    administratif

    Peraturan2 terkait

    pemanfaatan lahan dan

    bangunan , dan

    prasarana lingkungan Peraturan perundang-

    undangan lainnya.

    a. Tujuan peraturan zonasi

    b. Klasifikasi zona

    c. Daftar kegiatan

    d. Deliniasi blok peruntukan

    e. Ketentuan teknis zonasi

    Ketentuan kegiatan dan

    penggunaan lahan

    Ketentuan intensitas

    pemanfaatan ruang

    Ketentuan tata massa

    bangunan

    Ketentuan prasarana

    minimum

    Ketentuan tambahan

    Ketentuan khusus

    f. Standar teknis

    g. Teknik pengaturan zonasih. Ketentuan pelaksanaan

    i. Ketentuan dampak

    pembangunan

    j. Ketentuan kelembagaan

    k. Perubahan peraturan zonasi

    Penyusunan

    rancangan Perda

    tentang peraturan

    zonasi mengikutikaidan

    penyusunan

    peraturan

    perundangan

    yang berlaku

    a. Pembahasan

    Raperda

    b. Penetapan

    peraturan zonasi

    C

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    69/73

    Proses Penyusunan Peraturan

    Zonasi

    Prosedur Penyusunan PeraturanZonasi

    Proses dan Prosedur Penetapan

    Peraturan Zonasi

    C.

    PROSE

    S &

    PROSEDU

    R

    PENYUSUNAN

    PERATURA

    N ZONASI

    PROSEDUR PENYUSUNAN PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    70/73

    Prosedur penyusunan peraturan zonasi merupakan

    pentahapan yang harus dilalui dalam proses penyusunan

    peraturan zonasi sampai dengan proses legalisasiperaturan zonasi yang melibatkan instansi terkait

    pemerintah daerah kabupaten/kota, dewan perwakilan

    rakyat daerah, dan masyarakat.Prosedur penyusunan peraturan zonasi kota, meliputi:

    1. Pembentukan tim penyusun peraturan zonasi yang

    beranggotakan unsur-unsur dari instansi penyusunperaturan zonasi kabupaten/kota, instansi pemberi izin

    terkait pemanfaatan ruang, Dewan Perwakilan Rakyat

    Daerah (DPRD), dan Badan Koordinasi Penataan

    Ruang Daerah (BKPRD), dan Komisi Pembuat

    Rekomendasi

    2. Pelaksanaan penyusunan peraturan zonasi

    3. Pelibatan peran mayarakat di tingkat kabupaten/kota

    dalam penyusunan peraturan zonasi meliputi hak,

    kewajiban dan perannya

    C

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    71/73

    Proses Penyusunan Peraturan

    Zonasi

    Prosedur Penyusunan PeraturanZonasi

    Proses dan Prosedur Penetapan

    Peraturan Zonasi

    C.

    PROSE

    S &

    PROSEDU

    R

    PENYUSUN

    AN

    PERATURA

    N ZONASI

    PROSES DAN PROSEDUR PENETAPAN

    PERATURAN ZONASI

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    72/73

    Proses dan prosedur penetapan peraturan zonasi

    merupakan tindak lanjut dari proses dan prosedur

    penyusunan peraturan zonasi.

    Proses dan prosedur penetapannya diatur berdasarkan

    ketentuan peraturan perundang-undangan. Secara garis

    besar proses dan prosedur penetapan peraturan zonasi

    dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    1. Disesuaikan dengan tingkatan rencana tata ruang2. Peraturan zonasi yang telah ditetapkan merupakan

    dokumen peraturan perundangan yang mengikat secara

    hukum bagi masyarakat dan menjadi acuan bagi

    pembangunan

    3. Untuk mengoperasionalisasikan peraturan zonasi, perluadanya suatu penetapan dalam bentuk Peraturan

    Daerah

    4. Dalam hal terjadi perubahan bentuk lingkungan sebagai

    akibat dari dinamika erkemban an wila ah an cuku

  • 5/28/2018 Sosialisasi Pedoman PZ

    73/73

    Tata Ruang