sosok jokowi dalam karikatur komik mice cartoon - ashar banyu lazuardi - d1213014.pdfadalah semua...
TRANSCRIPT
SOSOK JOKOWI DALAM KARIKATUR KOMIK MICE
CARTOON
(Studi Analisis Semiotika Tentang Sosok Jokowi Menjelang Pemilihan Presiden
2014 dalam Karikatur pada
Komik Mice Cartoon Berjudul Politik Santun dalam Kartun 2)
Disusun Oleh :
Ashar Banyu Lazuardi (D1213014)
JURNAL
Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Mencapai Gelar Sarjana Ilmu Sosial
dan Politik Program Studi Ilmu Komunikasi
PROGRAM S-1 NON REGULER STUDI ILMU KOMUNIKASI
FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2016
1
SOSOK JOKOWI DALAM KARIKATUR KOMIK MICE CARTOON
(Studi Analisis Semiotika Tentang Sosok Jokowi Menjelang Pemilihan Presiden
2014 dalam Karikatur pada Komik Mice Cartoon Berjudul Politik Santun dalam
Kartun 2)
Ashar Banyu Lazuardi
Sri Herwindya Baskara Wijaya
Program Studi Ilmu Komunikasi Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Abstract
In 2014, Indonesia held President Election which parcitipated by two pair
candidates. Joko Widodo who was still in charge as DKI Jakarta’s Governor was one
of the candidates. This research is aim to comprehend the meaning of Mice’s Cartoon
Caricature called Politik Santun Dalam Kartun 2 by Muhammad Mice Misrad. This
comic which published in early January 2014 contains Mice’s Cartoon collection
which published by Harian Rakyat Merdeka from 2012 to 2013. Mice Cartoon pays
attention politic issues before President Election held. In this research, researcher
only took 18 of 170 caricature panels in Jokowi The Phenomenon. These 18 panels
were research data which describe Jokowi’s potrait towards President Election 2014.
This research used C.S. Pierce semiotics method to comprehend the meaning
of Jokowi The Phenomenon in Mice Cartoon Comic called Politik Santun Dalam
Kartun 2. Semiotics analysis was used to find the meaning of the picture and the
writing trough the icon, index, and symbol analysis in caricature. Perspective on this
research was interpretative because this research wasn’t meant to find the truth or
generalize the result.
Based on the analysis of 18 caricature panels, Jokowi was described as a
person who never finished his job in his position. On the other hand, when Jokowis
was in charge as a DKI Jakarta’s governor, there were many problems left unsolved
such as flood, traffic jam, and beggar. After waiting a decision from General Head of
PDIP, Megawati Soekarnoputri, Jokowi strided as president candidate in President
Election 2014.
Keywords: Communication, Semiotic, Caricature, Mice Cartoon.
2
Pendahuluan
Pada tahun 2014 yang lalu, Indonesia mengadakan Pemilihan Umum (pemilu)
Presiden dan Wakil Presiden (Pilpres) yang cukup tegang. Alih – alih media
memberikan informasi yang netral dan bertumpu pada kepentingan umum, namun
keberpihakan media masih saja ada dan dapat diamati secara langsung. Keberpihakan
media tercermin dari pemberitaan, ideologi politik pemilik media, hingga iklan
politik pada media tersebut. Beberapa media memiliki kecenderungan untuk
memihak salah satu pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden menjelang Pilpres
2014. Setidaknya hal itu tercermin saat KPI melayangkan surat untuk pada tanggal
17 Juni 2014, KPI melalui surat tersebut memanggil pemimpin redaksi dua televisi
swasta Nasional. Hal itu karena KPI menyoroti Metro TV lebih sering sering
memberitakan pasangan calon Jokowi-JK, sedangkan TVOne lebih sering
memberitakan pasangan calon Prabowo-Hatta (Puspita, 2014).
Pilpres yang berlangsung pada tanggal 9 Juli tahun 2014 yang lalu hanya
diikuti oleh dua pasang calon. Prabowo Subianto dan Hatta Rajasa menjadi pasangan
calon dengan nomor urut satu, dan Joko Widodo dan Jusuf Kalla menempati urutan
nomor dua. Pertarungan di antara kedua pasang calon berlangsung sangat ketat
dengan mengerahkan segenap kekuatan politik masing-masing baik secara individu,
berpasangan, koalisi partai politik, hingga dukungan ketua umum partai dan pemilik
media.
Munculnya nama Joko Widodo (Jokowi) sebagai calon Presiden cukup
fenomenal, karena masyarakat mengetahui bahwa pada saat itu Jokowi belum genap
menjabat sebagai Gubernur Daerah Khusus Ibukota (DKI) Jakarta. Pencalonan
Jokowi menjadi calon presiden tidak terlepas dari mandat dan dukungan Megawati
Soekarnoputri ketua Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP). Penunjukan
Jokowi menjadi calon presiden (Capres) disampaikan oleh Megawati di kantor DPP
PDIP di Lenteng Agung pada hari Jumat, tanggal 14 Maret 2014 (Sufa, 2014).
Penetapan rekapitulasi hasil penghitungan perolehan suara Pilpres melalui
keputusan Komisi Pemilihan Umum Nomor 535/kpts/KPU/Tahun 2014
3
(www.kpu.go.id) memperlihatkan kemenangan Joko Widodo dan Jusuf Kalla sebagai
Presiden dan Wakil Presiden terpilih periode 2014-2019. Dengan rincian sebagai
berikut :
1) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 1, Prabowo Sianto dan
Hatta Rajasa sebanyak 62.676.444 (Enam Puluh Dua Juta Lima Ratus Tujuh
Puluh Enam Ribu Empat Ratus Empat Puluh Empat) suara atau sebanyak 46,85
% dari suara sah nasional.
2) Pasangan calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor urut 2, Joko Widodo dan
Jusuf Kalla sebanyak 70.997.833 (Tujuh Puluh Juta Sembilan Ratus Sembilan
Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Tiga Puluh Tiga) suara atau sebanyak 53,15 %
dari suara sah nasional.
Selain mendapatkan perhatian media dan masyarakat, kemenangan Jokowi
pada Pilpres 2014 juga didukung oleh para relawan. Konser Salam Dua Jari pada
tanggal 5 Juli 2014 yang diadakan oleh para relawan sukses digelar di Gelora Bung
Karno, Senayan. Konser tersebut mengahadirkan puluhan artis Ibu Kota yang tidak
dibayar, serta digelar tanpa satu pun atribut partai. Dengan demikian, melalui
pengamatan langsung sosok Jokowi memang populer dan disukai banyak masyarakat
pemilih.
Di tempat yang berbeda karya buku komik dari seorang seniman kartun atau
kartunis mulai mudah dijumpai di beberapa toko – toko buku terkemuka seperti
Gramedia. Tidak sedikit komik yang beredar tersebut mengangkat cerita tentang isu
kehidupan sosial, politik, percintaan dan sebagainya yang akrab dengan masyarakat
Indonesia sebagai ide dasar komik.
Beberapa kartunis bekerja sama dan karya karikaturnya banyak dipublikasikan
melalui media, khususnya surat kabar. Salah satunya seperti yang telah lama dijalani
seniman kartun Muhammad Mice Misrad, yang lebih dikenal dengan nama Mice
Cartoon. Mice Cartoon setidaknya telah bekerja sama dengan dua surat kabar
nasional, yaitu surat kabar Harian Rakyat Merdeka sebagai kartunis tetap (2010-
4
sekarang), serta rutin mengisi rubrik kartun Benny & Mice pada harian surat kabar
Kompas Minggu (2003-2010) (Misrad, 2012: 104).
Dengan melihat ulasan diatas, Peneliti tertarik untuk meneliti karya buku
komik dari Muhammad Mice Misrad yang berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2.
Lebih spesifiknya peneliti akan meneliti bagian dari buku komik tersebut yang
mengangkat tentang sosok Jokowi sebelum Pilpres berlangsung. Pada bagian ini,
Mice Cartoon memberikan judul Jokowi The Phenomenon, yang keseluruhan isi pada
bagian tersebut memotret sosok Jokowi dalam bentuk kartun menjelang pilpres 2014.
Karya buku komik yang terbit pada awal Januari tahun 2014 itu berisikan
kumpulan karya – karya Mice Cartoon yang pernah dimuat dalam surat kabar Harian
Rakyat Merdeka dari tahun 2012 hingga 2013. Mice Cartoon memotret isu politik
jauh sebelum Pemilihan Umum Presiden berlangsung. Karya yang disajikan dalam
buku komik Politik Santun Dalam Kartun 2 merupakan isu sosial politik menjelang
pemilu Presiden yang dikemas dalam bentuk humor.
Rumusan Masalah
Apa makna yang terdapat didalam karikatur pada bagian Jokowi The
Phenomenon dalam buku komik Mice Cartoon yang berjudul Politik Santun Dalam
Kartun 2, dalam kaitannya dengan isu politik menjelang Pemilihan Umum Presiden
2014 ?
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pesan, makna, dan tanda yang
terdapat pada bagian Jokowi The Phenomenon dalam buku komik Mice Cartoon yang
berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 yang berkaitan dengan isu politik menjelang
Pemilihan Umum 2014.
5
Tinjauan Pustaka
1. Komunikasi
Secara terminologi, istilah komunikasi berasal dari bahasa latin yakni
Communico dan Communis (Cangara, 2014: 13). Communi memiliki arti membagi,
sedangkan Communis memiliki arti membangun kebersamaan antara dua orang atau
lebih. Aritoteles menekankan definisi tentang komunikasi yaitu “Siapa mengatakan
apa kepada siapa” (Aristoteles dalam Cangara, 2014: 14). Dengan demikian
komunikasi merupakan sebuah proses yang melibatkan pengirim, pesan dan
penerimanya melalui berbagai cara.
Terdapat dua mahzab utama dalam komunikasi yang disampaikan oleh John
Fiske (2014: 2-3), pertama adalah mahzab yang memandang komunikasi sebagai
transmisi pesan, yaitu mereka yang 5 usic dengan bagaimana pesan dikirim dan
diterima oleh pengirim dan penerima pesan. Kedua, melihat produksi dan pertukaran
makna dalam komunikasi. Dengan kata lain, fokus kelompok ini terdapat pada
bagaimana pesan, teks yang berinteraksi dengan manusia untuk memproduksi suatu
makna.
Sedangkan bagi semiotik, Fiske menjelaskan bahwa pesan merupakan sebuah
konstruksi tanda – tanda yang akan menghasilkan makna melalui interaksinya dengan
penerima (Fiske:5). Tanda yang dihasilkan dari interaksi tersebut dapat sama atau
berbeda maknanya.
2. Komunikasi Politik
Mcquail menjelaskan bahwa komunikasi politik adalah semua proses
penyampaian informasi yang di dalamnya merupakan fakta, pendapat–pendapat,
keyakinan–keyakinan, serta pertukaran dan pencarian tentang itu semua yang
dilakukan oleh partisipan (pihak yang terlibat baik perseorangan, kelompok, maupun
lembaga) berkaitan dengan konteks politik (McQuail dalam Pawito, 2009: 2). Sejalan
dengan definisi diatas Hafied Cangara (2014) mengartikan bahwa komunikasi politik
sebagai sebuah proses komunikasi yang memiliki implikasi atau konsekuensi
terhadap aktivitas politik. Yang membedakannya dengan bentuk komunikasi yang
6
lain seperti komunikasi antarbudaya, komunikasi organisasi, komunikasi bisnis dan
sebagainya terletak pada isi pesan. Dengan kata lain pesan dalam komunikasi politik
bermuatan politik.
Komik Mice Cartoon berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 merupakan
berisikan karya-karya karikaur bermuatan politik. Muhammad Mice Misrad (Mice
Cartoon) sebagai komunikator politik menggunakan media komik untuk memberikan
pandangannya terhadap isu-isu politik, khususnya menjelang Pemilihan Umum
Presiden (Pilpres) pada tahun 2014. Teori jarum suntik (Hypodermic Needle Theory)
menjadi kekuatan dalam media komik Mice Cartoon yang dipublikasikan ke
khalayak umum (Cangara, 2014: 97). Dengan kata lain, media komik yang digunakan
merupakan media yang satu arah atau hampir tidak adanya feedback (timbal balik)
dari khalayak atau pembaca komik tersebut.
3. Kartun dan Karikatur
Komunikasi juga berfungsi untuk memberikan hiburan. Kartun yang biasanya
berisi gambar – gambar lucu serta mengandung humor memiliki kecenderungan
disukai oleh banyak orang karena mengandung unsur hiburan (Sobur, 2013: 138).
Meskipun demikian, fungsi informasi yang disampaikan melalui media kartun tetap
ada dan dipertimbangkan oleh kartunis yang membuatnya.
Pemahaman umum tentang karikatur biasanya sebagai karya grafis berupa
gambar – gambar, dan umumnya pada media cetak disertai tulisan, serta pesan –
pesannya bersifat perpaduan humoris, satiris, dan seringkali distirsif (Pawito, 2009:
111). Baik karikatur maupun kartun biasanya diciptakan dengan melibatkan dan
menangkap realitas yang ada di masyarakat, kemudia realitas tersebut dituangkan ke
dalam tanda – tanda pesan yang umumnya berupa gambar dan tulisan yang ditujukan
kembali kepada khalayak.
Sementara itu Alex Sobur (2013: 138) menjelaskan bahwa kartun merupakan
gambar humor semata tanpa muatan kritik sosial yang muncul di media masaa,
sebaliknya karikatur membawa pesan kritik sosial. Namun, menurut Sudarta kartun
7
adalah semua gambar humor termasuk pula karikatur. Yang membedakannya yaitu
deformasi berlebihan pada karikatur.
Penjelasan senada mengenai karikatur juga diberikan oleh Paramono, yang
mengatakan bahwa karikatur yang diberi beban pesan, kritik, dan sebagainya
merupakan kartun opini (Pramono dalam Sobur, 2013: 138). Dengan kata lain karun
opini dalam surat kabar adalah political cartoon atau editorial cartoon yang
merupakan tajuk rencana dalam bentuk gambar.
4. Komik Sebagai Media
Komik merupakan sebuah media karena memenuhi beberapa unsur fungsi media
yaitu informatif, memberikan pelajaran (edukatif), serta menghibur. Istilah media
menurut Morissan (2013: 479) merupakan gambaran berupa alat komunikasi yang
bekerja dalam berbagai skala, mulai dari skala terbatas hingga dapat mencakup dan
melibatkan siapa saja dalam masyarakat secara luas. Lebih jauh karakteristik media
memberikan konsekuensi bagi kehidupan politik dan budaya pada masyarakat
kontemporer saat ini. Dilihat dari persepektf politik media memberikan arena dan
saluran bagi debat yang melibatkan publik, menjadikan calon pemimpin menjadi
dikenal luas, serta berperan dalam menyebarluaskan informasi dan pendapat yang
terkait dengan politik.
Komik dalam media umumnya menyampaikan pesan yang kritis serta
membangun opini publik. Komik Mice Cartoon termasuk karya yang pesannya
banyak berisi kritik terhadap pemerintahan, situasi politik, dan fenomena – fenomena
dalam kehidupan sehari – hari. Bahkan beberapa cerita yang hadir dalam karya –
karya kartun Mice Cartoon diadopsi dari pengalaman Muhammad Mice Misrad
sendiri.
5. Kartunis: Pembuat Simbol
Dalam diri seseorang simbol yang digunakan dapat berbeda, namun untuk
mendapatkan persamaan dari pesan yang disampaikan diperlukan simbol yang dapat
dimengerti semua orang, atau minimal antara kartunis dengan khalayaknya. Misalnya
saat berkomunikasi dengan orang lain kita menggunakan simbol yang sama, agar
8
dapat dimengerti dan komunikasi berjalan efektif. Griffin menjelaskan bahwa hal
tersebut merupakan generalisasi dengan yang lain, dengan melihat jumlah respon dan
harapan dari orang – orang di sekitar kita (Griffin ,2000: 58-59).
Membangun pesan dalam simbol seperti karikatur dibutuhkan keahlian khusus
agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima oleh khalayak. Oleh karena itu,
alasan Mice Cartoon mengambil ide – ide yang dekat dengan kehidupan sehari – hari
dapat meminimalkan kesalahpahaman dalam makna pesan karikaturnya.
6. Semiotika
A. Ilmu Tanda
Istilah semiotika atau semiotic muncul sekitar akhir abad ke 19 oleh filsuf
aliran pragmatik, yaitu Charles Sanders Peirce. Sebelumnya dikenal istilah–
istilah lain seperti semiology, sememik, dan semik yang digunakan untuk
merujuk pada bidang studi yang mempelajari tentang makna dari suatu tanda.
Paul Martin Lester mendefinisikan semiotika adalah studi atau ilmu tentang
tanda (Lester, 2000: 49). Dalam proses komunikasi manusia menggunakan
banyak simbol yang menjadi tanda yang dimengerti oleh orang lain diluar
dirinya. Studi semiotika memiliki tujuan untuk menasfsirkan atau mengurai
tanda – tanda atau simbol – simbol tersebut (Griffin, 2000: 326).
B. Semiotika C.S Peirce
Teori modern pertama yang membahas tanda dikemukakan oleh ahli filsafat
dari abad kesembilan belas yaitu, Charles Saunders Peirce (Morissan, 2013: 33).
Peirce dianggap sebagai pendiri semiotika modern, segitiga makna (meaning
triangle) merupakan pemikiran Peirce yang dikenal.
C.S.Peirce menjelaskan model semiotika sebagai berikut (Peirce dalam
Fiske, 2014: 70) :
”Sebuah tanda adalah sesuatu yang bagi seseorang mewakili
sesuatu di dalam beberapa hal atau kapasitas tertentu. Tanda menuju
pada seseorang, artinya, menciptakan di dalam benak orang tersebut
tanda yang sepadan, atau mungkin juga tanda yang lebih sempurna.
9
Tanda yang tercipta di benak tersebut saya namakan interpretant
(Hasil interpretasi) dari tanda yang pertama. Tanda mewakili sesuatu,
objeknya”.
Jika digambarkan model segitiga makna Peirce sebagai berikut :
Gambar 1.1 Model Segitiga Makna Peirce
Tanda
Interpretant Objek
(Sumber : Peirce dalam Fiske, 2014: 70)
Tanda mengacu pada sesuatu diluar dirinya, yang berarti bahwa tanda
menekankan pada interpretasi atau pemahaman orang terhadap tanda tersebut. Tanda
memberikan efek kepada orang lain. Efek yang timbul ditentukan oleh pengalaman
yang dimiliki seseorang terhadap tanda tersebut.
Metodologi
Penelitian ini merupakan jenis penelitian kualitatif non interaktif. Artinya
penelitian ini dilakukan dengan menganalisis data dalam bentuk teks, laporan, atau
artefak yang tidak melibatkan informan atau partisipan sebagai pemberi data
langsung (Pujileksono, 2015: 14). Dalam hal ini berkaitan dengan buku komik Mice
Cartoon sebagai datanya yang dianalisis dengan semiotika. Alasan yang mendasari
jenis penelitian ini karena data yang akan diteliti telah tersedia oleh peneliti yang
berupa buku komik. Buku komik berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 menjadi
data primer yang dimiliki oleh peneliti. Kemudian, peneliti hanya mengambil salah
satu bagian dalam buku komik, yaitu bagian yang berjudul Jokowi The Phenomenon
10
karena data pada bagian ini yang sesuai dengan rumusan masalah dalam penelitian
ini.
Kemudian peneliti menganalisis data dengan menggunakan model analisis
semiotika dari C.S Peirce untuk menginterpretasikan makna dari tanda yang
terkandung dalam karya Mice Cartoon yang berupa gambar dan teks di dalam
karikatur. Penggunaan metode analisis semiotika C.S Peirce pada penelitian ini
adalah untuk mengetahui pesan, makna, dan tanda yang terdapat pada bagian Jokowi
The Phenomenon dalam buku komik Mice Cartoon yang berjudul Politik Santun
Dalam Kartun 2 yang berkaitan dengan isu politik menjelang Pemilihan Umum 2014.
Karakteristik metode analisis semiotika C.S Peirce yang membagi tanda menjadi tiga
kategori yaitu, ikon (icon), indeks (index), dan simbol (symbol). Peneliti menganggap
metode ini dapat membedah makna yang terkandung dalam 18 panel karikatur Mice
Cartoon pada bagian Jokowi The Phenomenom.
Karya karikatur kartunis Muhammad Mice Misrad (Mice Cartoon) akan dikaji
atau dianalisis dengan melihat unsur-unsur yang terdapat dalam karikatur. Langkah-
langkah dalam analisis data yaitu dengan mendeskripsikan jalinan tanda di karikatur
tersebut, dan dengan mengamati aspek bahasa yang tercantum dalam ilustrasirnya
(Christomy dalam Sobur, 2013: 134). Setiap tanda yang muncul dari karikatur Mice
Cartoon, kemudian akan dianalisis satu persatu dengan membedakan antara tanda
(Simbol, ikon, dan indeks). Penafsirannya akan mengacu pada metode analisis
semiotika C.S Peirce, untuk selanjutnya dilakukan pembahasan-pembahasan. Dalam
penelitian ini, peneliti berperan sebagai interpretant..
Sajian Data
Penyajian data dibawah ini untuk membedakan tema-tema karikatur Mice
Cartoon pada bagian Jokowi The Phenomenon yang menjadi korpus data penelitian.
Peneliti membagi tema-tema karikatur tersebut kedalam bentuk table, sebagai berikut:
11
Tabel Korpus 18 Panel Karikatur Mice Cartoon
No. Tema Narasi Korpus Edisi Sumber
1 Banjir
Jakarta Lumpuh Akibat
Banjir. Banjir Dahsyat Ini
juga banyak memakan korban
nyawa
18
Januari
2013
Harian
Rakyat
Merdeka
2 Banjir Banjir dahsyat yang menimpa
Jakarta selama beberapa hari
membuat masyarakat Jakarta
dan sekitarnya mengalami
banyak kerugian
19
Januari
2013
Harian
Rakyat
Merdeka
3 Banjir Curah hujan yang tinggi dan
berlangsung terus menerus
selama beberapa hari
membuat Jakarta terendam
banjir. Masyarakat Jakarta
hanya bias diam di rumah,
atau bagi masyarakat yang
rumahnya terendam banjir
hanya bias menanti di posko
20
Januari
2013
Harian
Rakyat
Merdeka
4 Pilgub DKI
Jakarta
Semua calon Gubernur DKI
Jakarta banyak melakukan
kunjungan ke daerah-daerah
pemukiman kumuh dalam
rangka kampanye Pilkada
DKI Jakarta
29 Juni
2012
Harian
Rakyat
Merdeka
12
5 Pilgub DKI
Jakarta
Kampanye Pilkada Gubernur
DKI Jakarta telah dimulai.
Lagi-lagi semua candida
gubernur banyak mengumbar
janji pada masyarakat
14 Mei
2012
Harian
Rakyat
Merdeka
6 Pilgub DKI
Jakarta
Pilkada DKI Jakarta tahun
2012 ternyata sangat menarik
bagi masyarakat. Partisipasi
politik masyarakat dalam
Pilkada ini sangat tinggi. Ini
bukti masyarakat DKI Jakarta
tidak apatis untuk
menggunakan hak politiknya.
19
Septemb
er 2012
Harian
Rakyat
Merdeka
7 Pilgub DKI
Jakarta
Pilkada DKI Jakarta
memasuki putaran kedua,
diikuti oleh dua kandidat
yaitu Fauzi Bowo dan Joko
Widodo
20
Septemb
er 2012
Harian
Rakyat
Merdeka
8 Pilgub DKI
Jakarta
Putaran kedua Pilkada DKI
Jakarta harus dilakukan
karena tidak ada satu calon
pun yang mendapatkan hasil
50% plus satu dalam putaran
pertama. Putaran kedua hanya
diikuti oleh dua calon dengan
hasil terbesar yaitu, Fauzi
Bowo dan Joko Widodo
13 Juli
2012
Harian
Rakyat
Merdeka
9 Pilgub DKI
Jakarta
Ketika Jokowi mencalonkan
diri menjadi Gubernur DKI
Jakarta, ternyata di Solo
terjadi kerusuhan. Kala itu
Joko Widodo maih menjadi
Walikota Solo. Peristiwa ini
menudutkan Jokowi yang
tengah mempersiapkan
kampanye
7 mei
2012
Harian
Rakyat
Merdeka
13
10 Kemenanga
n Jokowi-
Ahok
sebagai
Gubernur
dan Wakil
Gubernur
DKI Jakarta
yang baru
Megawati menyatakan ada
banyak “penumpang gelap”
yang ikut menikmati
kemenangan Jokowi-Ahok
sebagai Gubernur DKI
Jakarta. Menurut Megawati,
mereka akan mengklaim
sebagai pihak yang paling
berjasa dalam kemenangan
ini
28
Oktober
2012
Harian
Rakyat
Merdeka
11 Kemenanga
n Jokowi-
Ahok
sebagai
Gubernur
dan Wakil
Gubernur
DKI Jakarta
yang baru
Jokowi dan Ahok menang
dalam Pilkada DKI Jakarta.
Semua pihak diharapkan
tidak berhenti untuk
mendukung dan memberi
kritik pada pemerintah daerah
yang baru
24
Septemb
er 2012
Harian
Rakyat
Merdeka
12 Kebijakan
Jokowi
Jokowi menyatakan
pentingnya normalisasi
Sungai Ciliwung. Karena
Ciliwung adalah salah satu
sumber masalah banjir, tapi
sekaligus juga menjadi solusi
14
Januari
2013
Harian
Rakyat
Merdeka
14
masalah banjir
13 Kebijakan
Jokowi
Pemprov DKI
menyelenggarakan lelang
jabatan Lurah dan Camat.
Pada bulan yang sama Ujian
Nasional 2013 juga
dilaksanakan
15 April
2013
Harian
Rakyat
Merdeka
14 Konser
musik
Metallica
Setelah 20 tahun lalu
menggelar konser pertamanya
di Jakarta, akhirnya Metallica
menggelar konser keduanya
di Senayan. Banyak
penggemar music metal yang
dulu menonton konser
pertama kini dengan
semangat muda mendatangi
konser kedua ini
28
Agustus
2013
Harian
Rakyat
Merdeka
15 Kebijakan
Politik
Kebijakan mobil murah yang
diluncurkan oleh pemerintah
SBY membuat Joko Widodo
sebagai Gubernur DKI
Jakarta harus bersiap
mengubur janjinya untuk
mngatasi kemacetan di
Jakarta
26
Septemb
er 2013
Harian
Rakyat
Merdeka
16 Kebijakan
Jokowi
Gubernur DKI Joko Widodo
menggelar razia topeng
monyet yang sering mangkal
24
Oktober
2013
Harian
Rakyat
Merdeka
15
di perempatan jalanan
Jakarta. Razia topeng monyet
ini telah mengundang
komentar pro dan kontra dari
berbagai kalangan.
17 Pengemis Pengemis selalu membanjiri
Jakarta setelah hari raya
Lebaran
24
Agustus
2012
Harian
Rakyat
Merdeka
18 Pencalonan
Jokowi
menjadi
Presiden
Megawati sebagai penentu
calon presiden dari PDIP
untuk Pemilu 2014, belum
juga menentukan sikapnya.
Sementara itu popularitas
Jokowi yang juga kader PDIP
semakin naik, bahkan
menurut banyak lembaga
survey adalah calon terkuat
untuk Presiden
19 Juli
2013
Harian
Rakyat
Merdeka
Sumber: Data diolah Peneliti
Analisis Data
Setelah melakukan analisis terhadap 18 panel karikatur diatas yang
merupakan data penelitian, peneliti menarik kesimpulan bahwa banjir masih menjadi
permasalahan di DKI Jakarta. Selain itu, pada saat Pilgub DKI Jakarta tahun 2012,
Mice Cartoon menggambarkan semua calon Gubernur mengumbar janji-janjinya
16
untuk menyelesaikan berbagai permasalahan di DKI Jakarta, seperti banjir dan
kemacetan.
Peneliti juga mendapatkan kesimpulan dari 18 penel karikatur Mice Cartoon
bahwa sosok Joko Widodo (Jokowi) digambarkan sebagai orang yang tidak
menyelesaikan jabatan yang pernah didudukinya atau tidak bertanggungjawab. Hal
itu terlihat dari karikatur yang menggambarkan saat Jokowi maju sebagai Gubernur
DKI Jakarta yang pada saat itu masih menjabat sebagai Walikota Solo. Kemudian,
pada saat Pilgub DKI Jakarta Jokowi kembali beradu perolehan suara di putaran
kedua dengan Fauzi Bowo, yang pada akhirnya Pilgub DKI Jakarta dimenangkan
oleh Jokowi dan Ahok. Pada saat memutuskan untuk mau pada Pilpres tahun 2014,
Jokowi juga belum juga tuntas mengemban jabatan sebagai Gubernur DKI Jakarta
periode 2012-2017.
Pada saat Jokowi maju sebagai calon Presiden pada Pilpres tahun 2014
Jokowi masih menjabat sebagai Gubernur. Selain itu, Jokowi juga banyak
meninggalkan pekerjaan atau permasalahan Kota Jakarta yang tidak tuntas seperti
banjir, macet, dan pengemis jalanan. Jokowi juga digambarkan pada karikatur diatas
pernah mengeluarkan kebijakan seperti lelang jabatan Lurah dan Camat di DKI
Jakarta, serta kebijakan yang kontroversial, yaitu kebijakan penertiban Topeng
Monyet. Selain itu, kegemaran Jokowi terhadap musik metal juga digambarkan Mice
Cartoon dengan visualisasi penggemar Metallica yang menonton konser Metallica
yang kedua di Indonesia.
Pada akhirnya, setelah menunggu keputusan dari Ketua Umum PDIP,
Megawati Soekarnoputri, Jokowi maju sebagai calon presiden pada Pilpres tahun
2014. Hal itu menggambarkan bahwa sosok Jokowi tidak memiliki sikap politik yang
mandiri, karena mencalonkan diri sebagai calon presiden atas perintah atau mandat.
Kesimpulan
Setelah melakukan analisa semiotika terhadap gambar dan teks yang terdapat
pada 18 panel karikatur Mice Cartoon yang terdapat pada bagian Jokowi The
17
Phenomenon buku komik Mice Cartoon yang berjudul Politik Santun Dalam Kartun
2 karya Muhammad Mice Misrad. Karya buku komik tersebut terbit pada awal
Januari tahun 2014 yang berisi kumpulan karya – karya Mice Cartoon yang pernah
dimuat dalam surat kabar Harian Rakyat Merdeka dari tahun 2012 hingga 2013.
Maka, peneliti menyimpulkan beberapa hal sebagai berikut:
1. Melalui tanda-tanda pada 18 panel karikaturnya Muhammad Mice Misrad (Mice
Cartoon) memberikan pesan bahwa Mice Cartoon tidak memiliki keberpihakan
terhadap salah satu calon Presiden dan Wakil Presiden pada Pilpres tahun 2014.
2. Makna yang terkandung dalam karikatur Mice Cartoon berjudul Politik Santun
Dalam Kartun 2 karya Muhammad Mice Misrad pada bagian Jokowi The
Phenomenon adalah sosok Jokowi digambarkan sebagai orang yang tidak
bertanggung-jawab terhadap jabatan yang pernah didudukinya, masih banyak
meninggalkan permasalahan yang belum selesai seperti banjir dan kemacetan lalu
lintas pada saat menjabat sebagai Gubernur DKI Jakarta, dan tidak memiliki sikap
politik yang mandiri karena keputusan majunya Jokowi sebagai calon Presiden
pada Pilpres tahun 2014 atas mandat dari Megawati Soekarnoputri sebagai Ketua
Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).
Saran
Berdasarkan kesimpulan yang dikemukakan diatas, peneliti menyarankan
beberapa hal sebagai berikut:
1. Penelitian ini merupakan interpretasi dari peneliti terhadap 18 panel karikatur
Mice Cartoon pada bagian Jokowi The Phenomenon buku komik Mice
Cartoon yang berjudul Politik Santun Dalam Kartun 2 karya Muhammad
Mice Misrad. Oleh karena hal tersebut, orang lain selain peneliti mungkin
memiliki penafsiran dan interpretasi yang berbeda dalam memahami makna
yang terkandung dalam karikatur tersebut. Dengan demikian, peneliti
mengharapkan bagi peneliti lain yang ingin melakukan penelitian serupa agar
dapat mengembangkan penelitian dengan menggunakan metode analisis
18
semiotika yang lain dan lebih mendalam dari penelitian ini untuk
menginterpretasikan makna.
2. Peneliti menyadari bahwa dalam analisis semiotika pada panelitian ini masih
terdapat kekurangan. Hal itu karena masih kurangnya pengalaman dari
peneliti dalam melakukan penelitian. Dengan demikian, peneliti
mengharapkan penelitian serupa yang mengangkat tema tentang karikatur atau
penelitian yang menggunakan metode analisis semiotika dapat lebih baik dari
penelitian ini.
19
Daftar Pustaka
Cangara, Hafied.(2014). Komunikasi Politik. Jakarta : PT. RajaGrafindo Persada.
Denzin, K. Norman dan Yvonna, S. Lincoln.(2009). Handbook Of Qualitative
Research. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Fiske. John.(2014).Pengantar Ilmu Komunikasi. Jakarta : PT Rajagrafindo
Persada,
Griffin, E.M.(2000). .A First Look At Communication Theory. USA : The
McGraw-Hill Companies.
Husni Kamil Malik (2014). www.kpu.go.id
(http://www.kpu.go.id/koleksigambar/SK_KPU_535_2272014.pdf, diakses
pada tanggal 12 Oktober 2015 pukul 15.22)
Ira Guslina Sufa. 69 Persen Warga DKI Setuju Jokowi Capres
www.tempo.cohttp://www.tempo.co/read/news/2014/03/19/269563498/69-
persen-warga-dki-setuju-jokowi-capres, diakses pada tanggal 12 Oktober
2015 pukul 14.30.
Lester Martin, Paul.(2000).Visual Communication. USA : Wadsworth.
Misrad, M. Muhammad.(2012).Obaldi Oblada Life Goes On. Jakarta : PT.
Kompas Media Nusantara.
Misrad, M. Muhammad.(2014). Politik Santun Dalam Kartun 2. Jakarta :
Octopus Garden.
McQuail, Denis.(2011).Teori Komunikasi Massa. Jakarta : Salemba Humanika.
Morissan.(2013).Teori Komunikasi : Individu Hingga Massa. Jakarta : Kencana
Prenada Media Group.
Pawito.(2009).Komunikasi Politik Media Massa dan Kampanye Pemilihan.
Yogyakarta: Jalasutra.
Pujileksono, Sugeng.(2015).Metode Penelitian Komunikasi Kualitatif. Malang :
Intrans Publising.
Puspita, Ratna.(2014).Keberpihakan TV Kebablasan www.republika.co.id
(http://www.republika.co.id/berita/koran/pestademokrasi/14/06/20/n7gb8833-
keberpihakan-tv-kebablasan, diakses pada tanggal 15 Januari 2016, pukul
20.34). Web.
Sobur, Alex.(2013).Semiotika Komunikasi. Bandung : PT Remaja Rosdakarya.
Majalah Berita Mingguan Tempo edisi 23-29 Juni 2014, dengan Judul Prahara
Obor Rakyat.