sp pbl blok 10.docx
DESCRIPTION
Ginjal dan struktur mekanismeTRANSCRIPT
Mekanisme dan Fungsi GinjalFahala Lamboi Sihaloho(102013424)
Universitas Kristen Krida Wacana Fakultas KedokteranJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510
PENDAHULUAN
Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh. Bagian dari ginjal yang
berfungsi untuk menyaring zat-zat tesebut disebut dengan unit kerja ginjal atau lebih lazim
disebut dengan nefron. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal, ansa henle
pars desendens, ansa henle pars asendens, tubulus kontortus distal, dan duktus koligentes.
Glomerulus sendiri terdapat pada korteks ginjal, sedangkan bagian lainnya mungkin ditemukan
baik pada korteks ginjal maupun pada medula ginjal. Hasil saringan tersebut akan dialirkan
kedalam kalix minor, kalik mayor lalu ke dalam pelvis renalis. Nefron sendiri dibagi menjadi
dua yaitu nefron panjang atau yokstamedular dan nefron pendek yang disebut dengan nefron
korteks. Unit fungsional pertama yang akan dibahas adalah korpuskel dari ginjal. Korpuskel
ginjal dapat menjadi dua bagian utama yaitu glomerulus dan kapsula bowman’s. Gromerulus
merupakan suatu anyaman dari kapiler darah yang disebut dengan kapiler fenestra. Kapiler
tersebut memiliki banyak lubang yang mungkin dilewati oleh berbagai zat yang akan difiltrasi.
Pada glomerulus terdapat dua pintu yaitu arteriol afferen yang berfungsi sebagai tempat
masuknya darah dan arteriol eferen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya darah.
A. Stuktur Makroskopis dan Mikroskopis Ginjal
Struktur Makroskopis
Letak ginjal terletak sebelah kiri / kanan columna vertebralis:
1. ki. : L 2-3
2. ka.: L 3-4
3. Jarak kutub atas kedua ginjal: ± 7 cm
4. Jarak kutub bawah kedua ginjal: 11 cm
5. Jarak kutub bawah ke crista iliaca: 3-5 cm
Pembungkus Ginjal :
1. Capsula fibrosa
• melekat pada ginjal,hanya menyelubungi ginjal (gl. supra renalis tidak)
• mudah dikupas
2. Capsula adiposa
• mengandung banyak lemak
• membungkus ginjal dan gl.supra renalis
• depan : tipis
• belakang : tebal
3. Fascia renalis :
• letak : di luar capsula fibrosa
• terdiri 2 lembar : - depan : f. Prerenalis
- belakang : f. retro renalis
• kedua lembar f. renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga
kantong ginjal terbuka ke bawah.
• oleh karena itu sering terjadi: ascending infection
Bagian-Bagian Ginjal :
1. Cortex Renis
– Terdiri dari : - Glomerolus
- Pembuluh darah
Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam medulla,
saluran- saluran tsb. akan bermuara pada papilla renalis à terdapat garis- garis dari
medulla: processus medullaris ( FERHEINI )
2. Medulla Renalis
Papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk ∆ = pyramid renalis (malphigi)
Saluran-saluran yang menembus papilla = ductuli papillares ( Bellini), tempat
tembusnya berupa ayakan = area cribriformis
Papilla renalis menonjol ke dalam calix minor dan di antara pyramis-pyramis terdapat
columna renalis (Bertini). Beberapa calyx minor ( 2 – 4 ) membentuk calyx major dan
beberapa calyx major menjadi pyelum = pelvis renis, kemudian menjadi ureter ruangan
tempat calyx = hillus renalis.1
Pendarahan Ginjal
A. renalis merupakan cabang dari Aorta abdominalis setinggi vert. L I-II
– A. renalis kanan > panjang A. renalis kiri, karena harus menyilang V. cava inferior
di belakangnya.
– A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan bercabang 2:
• satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan dan lebih panjang
• satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang ginjal
– A. renalis depan & belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat
pertemuannya ± di belakang grs. tengah ginjal.
• Pembedahan pada garis Broedel, perdarahan minimal.
• bercabang lagi & berjalan di antara lobus ginjal = A. interlobaris
– A. Interlobaris pada perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A. arcuata,
mengelilingi cortex & medulla, sehingga disebut A. arciformis.
– A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan sp. tepi ginjal (cortex),
mpercabangkan:
– Vassa afferens : glomerolus
– Dalam glomerolus mbtk. anyaman / pembuluh kapiler,sbg. vassa efferens →
anyaman rambut = tubuli contorti.
Struktur Mikroskopis
Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh. Bagian dari
ginjal yang berfungsi untuk menyaring zat-zat tesebut disebut dengan unit kerja ginjal atau
lebih lazim disebut dengan nefron. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal,
ansa henle pars desendens, ansa henle pars asendens, tubulus kontortus distal, dan duktus
koligentes. Glomerulus sendiri terdapat pada korteks ginjal, sedangkan bagian lainnya mungkin
ditemukan baik pada korteks ginjal maupun pada medula ginjal. Hasil saringan tersebut akan
dialirkan kedalam kalix minor, kalik mayor lalu ke dalam pelvis renalis. Nefron sendiri dibagi
menjadi dua yaitu nefron panjang atau yokstamedular dan nefron pendek yang disebut dengan
nefron korteks. Pembagian tersebut apabila dilihat pada panjang dari ansa henle, sedangkan
menurut tempatnya dibagi menjadi 2 yaitu kapsular atau superfisial dan korteks tengah. Pada
bagian korteks sendiri terdapat berkas dari medula yang menjulur ke darah korteks yang
disebut dengan medulary ray.2
Unit fungsional pertama yang akan dibahas adalah korpuskel dari ginjal. Korpuskel
ginjal dapat menjadi dua bagian utama yaitu glomerulus dan kapsula bowman’s. Gromerulus
merupakan suatu anyaman dari kapiler darah yang disebut dengan kapiler fenestra. Kapiler
tersebut memiliki banyak lubang yang mungkin dilewati oleh berbagai zat yang akan difiltrasi.
Pada glomerulus terdapat dua pintu yaitu arteriol afferen yang berfungsi sebagai tempat
masuknya darah dan arteriol eferen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya darah.3
Cairan yang keluar dari bagian ini akan dikeluarkan ke jaringan intersitial dan akan
disaring oleh capsula bowman’s. Kapsula tersebut terdiri dari dua lapisan yaitu lapis pariental
dan lapis viseral. Kedua lapis ini yang merupakan fungsi utama untuk melakukan filtrasi. Lapis
pariental bekerja sebagai filtrat kedua. Filtrat pertama berasal dari lapis viseral. Lapis viseral ini
terdiri dari sel-sel podosit. Percabangan kaki-kaki dari sel podosit ini yang berfungsi sebagai
sarigan dari darah yang utama.
Dalam fungsi sebgagai pengaturan dari kepekatan urin, diperlukan suatu sistem umpan
balik. Yang berperan dalam sistem ini adalah makula densa, dan sel juxta glomerular. Sel
makula densa terdapat pada tubulus kontortus distal yang berbatasan dengan percabangan
tempat keluar dan masuk pembuluh darah ke arah glomerulus. Makula densa merupakan
deferensiasi dari sel epitel yang berfungsi sebgai reseptor. Sel tersebut berfungsi sebagai
reseptor terhadap NaCl yang akan dibahas berikutnya. Reseptor ini akan bekerja sama dengan
sel juxtaglomerular untuk mengatur kontriksi dari arteriol, baik aferen maupun eferen. Sel
juxtaglomerular sendiri terdapat antara perbatasan glomerulus dengan arteriol, sedangkan
makula densa terdapat pada perbatasan tubulus kontortus distal dengan glomerulus. Kedua sel
ini berfungsi pada sistem RAA.2,3
Setelah melalui korpuskel, cairan hasil filtrasi akan direabsorbsi pada saluran atau yang
lebih sering disebut sebagai duktus. Seperti yang telah disebutkan diatas, duktus tersebut dibagi
menjadi beberapa macam. Yang pertama akan dibahas adalah duktus kontortus proksimal,
duktus ini dilapisi oleh sel kuboid rendah dengan grranula asidofil. Pada duktus ini inti sel
berjarak berjauhan, dengan lumen yang tidak jelas. Ketidakjelasan lumen ini karena sel epitel
tersebut memiliki brush border. Setelah melewati tubulus kontrortus proksimal, cairan filtrat
akan melewati ansa henle. Ansa henle sendiri dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu tubulus
rektus prosimal yang mirip dengan tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dari ansa henle
bentuknya sangat mirip dengan kapiler darah, sedangkan tubulus rektus distal atau sering
disebut dengan segmen tebal ansa henle acendens strutur histologinya sangat mirip dengan
tubulus kontortus distal.
Setelah melalui semua itu, cairan filtrat akan melalui tubulus kontortus distal. Tubulus
kontortus distal memiliki ciri-ciri sebagai berikut: berepitel kuboid rendah, bersifat basofil, inti
sel berdekatan. Selain dari ciri utama tesebut, perbedaannya dengan tubulus kontortus
proksimal adalah tidak terdapatnya brush border yang mengakibatkan lumennya tampak jelas.
Tubulus koligentes merupakan lanjutan dari saluran yang telah disebutkan diatas.
Duktuts atau tubulus koligentes memiliki banyak kemiripan dengan saluran sebelum dan
sesudahnya. Dibandingkan dengan saluran sebelumnya epitelnya hanya sedikit bertamabah
tinggi menjadi epitel kuboid hanya saja yang menjadi pembedanya adalah terdapatnya batas
yang jelas antara setiap sel,yang tidak dimiliki pada tubulus kontortus distal. Perbedaan dengan
duktus papilaris yang menjadi lanjutannya adalah hanya terdapat pada epitelnya, pada duktus
papilaris epitelnya yang berbentuk koboid tinggi sampai denan epitel toraks. Duktus papilaris
terdapat dalam papila renalis yang berhubungan langsung dengan kaliks minor.2,3,4
B. Fungsi Ginjal
1. Ginjal mempunyai fungsi spesifik yang bertujuan untuk mempertahankan cairan
ekstrasel (CES) yang konstan.
Mempertahankan keseimbangan air seluruh tubuh, mempertahankan volume
plasma yang tepat melalui pengaturan tekanan ekskresi garam dan air, dan
pengaturan tekanan darah jangka panjang.
Mengatur umlah dan kadar berbagai ion dalam CES, seperti ion Na+, Cl-, K+,
HCO3-, Ca2+, Mg2+, SO42-, PO43-, dan H+ yang mengatur osmolalitas cairan tubuh.
Membantu mempertahankan imbangan asam-basa dengan mengatur kadar ion H+
dan HCO3-.
Membuang hasil akhir dari proses metabolisme seperti: ureum, kreatinin, dan asam
urat yang bila kadarnya meningkat di dalam tubuh dapat bersifat toksik.
2. Mengsekresikan berbagai senyawa asing seperti obat, pestisida, toksin, dan berbagai
zat eksogen yang masuk kedalam tubuh.
3. Menghasilkan beberapa senyawa khusus seperti:
Eritropoietin: hormon perangsang kecepatan pembentukan, pemarangan dan
penglepasan eritrosit.
Renin: enzim proteolitik yang berperan dalam pengaturan volume CES dan tekanan
darah.
Kalikrein: enzim protelitik dalam pembentukan kinin, suatu vasodilator.
Ada beberapa macam prostaglandin dan tromboksan: derivat asam lemak yang
bekerja sebagai hormon lokal. Prostaglandin E2 dan I1 di ginjal menimbulkan
vasodilatasi, meningkatnya ereksi garam dan air dan merangsang pelepasan renin.
Tromboksan bersifat vasokonstriktor.
4. Melakukan fungsi metabolik khusus:
Mengubah vitamin D inaktif menjadi bentuk aktif (1,25-dihidroksi-D3), suatu
hormon yang merangsang absopsi kalsium di usus.
Sintesis amonia dari asam amino untuk pengaturan imbangan asam-basa.
Sintesis glukosa dari sumber non-glukosa (glukoneogenesis) saat puasa
berkepanjangan.
Menghancurkan/menginaktivasi berbagai hormon seperti: angiotensin II, glukosa,
insulin dan hormon paratiroid.5
C. Mekanisme Ginjal
Dalam proses pembuatan urin terdapat tiga proses utama yaitu filtrasi, reabsorbsi dan sekresi
dari ginjal. Jumlah urin yang terbentuk dari ketiga proses tersebut berjumlah sekitar 1500ml
perhari. Jumlah urin ini ditentukan dengan jumlah ketiga proses tersebut dimana jumlah urin
sama dengan jumlah filtrasi dikurangi dengan jumlah reabsorbsi dan ditambahkan dengan
jumlah sekresi dari ginjal. Oleh karena ketiga kegiatan yang dilakukan ginjal diatas dapat
disimpulkan bahwa pengaturan yang dilakukan oleh ginjal dapat dilakukan dalam proses
sekresi, filtrasi maupun pada proses reabsorbsi dari ginjal tersebut.6
1. Filtrasi Ginjal
Proses filtrasi dari ginjal dilakukan pada daerah korpuskel ginjal yang dimana banyak terdapat
pembuluh darah pada daerah tersebut. Kapiler darah yang berupa kapiler fenestra yang tertutupi
oleh kaki – kaki pedikel pososit ini berfungsi seperti saringan yang dapat melewatkan benda
berukuran dibawah 8 nano meter. Ukuran yang kecil ini tidak memungkinkan bagi protein,
enzim dan zat yang besar untuk melewatinya. Selain daripada itu, sawar ini juga memiliki
muatan negatif, sehingga zat-zat yang memiliki muatan negatif akan sangat sulit untuk
melewati sawar ini. Hal ini terbukti pada protein albumin yang memiliki ukuran lebih kecil dari
8 nanometer dan bermuatan negatif. Albumin ini tidak dapat melewati sawar ginjal dengan
alasan bahwa molekul tersebut merupakan suatu molekul negatif yang saling tolak-menolak
dengan sawar dari ginjal tesebut. Oleh karena itu dapat disimpukkan bahwa kemampuan filtrasi
zat terlarut berbanding terbealik dengan ukurannya tetapi tidak berlaku pada molekul yang
bermuatan. Dengan pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat juga ditarik kesimpulan
bahwa dalam filtrat tidak diketemukan protein dan lemak, karena lemak biasanya berikatan
dengan protein yang terdapat dalam plasma.
GFR atau laju aliran tubulus merupakan banyaknya plasma yang melewati membran tubulus
dalam satu menit. Pada orang dewasa normal, jumlahnya sekitar 125mL/menit. Laju filtrasi
gromelurus ini ditentukan dengan kesimbangan osmotik dan onkotik antara plasma dengan di
kapsula bowman dan juga faktor filtrasi dari zat tersebut. Hal yang mempengaruhi kecepatan
berikutnya adalah tekanan hidrostatik dari kapiler dan gromelurus. Dimana peningkatan
tekanan hidrostatik dari kapiler akan meningkatkan GFR sedangkan peningkatan tekanan
hidrostatik dari glomerulus akan menurunkan GFR. Hal berikutnya yang berpengaruh adalah
konsentrasi protein plasma yang bersifat higroskopis atau menarik air yang disebut sebagai
tekanan onkotik. Karena dalam glomerulus tidak terdapat protein yang berarti maka tekanan
onkotik glomerulus pada orang normal dianggap sama dengan nol. Sedangkan tekanan onkotik
pada kapiler awal dibandingkan dengan kapiler akhir akan terus menigkat karena banyak air
yang sudah keluar dan hal inilah yang menyebabkan tidak semua plasma dapat keluar dari
kapiler ke dalam glomerulus. Hal ini dapat diartikan bahwa kontriksi dari arteriol aferen akan
menurunkan GFR, sedangkan kontriksi dari arteriol eferen memiliki 2 sifat yaitu menurunkan
dan menaikan GFR. Pada kontriksi arteriol eferen awal akan meningkatkan GFR, sedangkan
pada kontriksi arteriol akhir akan menurunkan GFR itu sendiri.
Kontrol umpan balik yang berfungsi untuk mengatur kerja dari filtrasi ginjal adalah renin dan
angiotensin. Prosesnya adalah sebagai berikut, apabila tekanan arteri menurun maka akan
menyebabkan tekanan hidrostatik glomerulus ikut turun dan akan serta merta menurunkan
GFR. Penurunan zat yang difiltrasi akan juga menurunkan jumlah nacl yang terdeteksi oleh
makula densa. Apabila hal ini terjadi maka akan menurunkan tahanan dari arterol aferen, selain
daripada itu, penurunan ini juga akan menyebabkan peningkatan renin yang akan menghasilkan
suatu hormon angiotensin II. Hormon ini dan penurunan tahanan dari arteriol aferen akan
menjadi suatu umpan balik yang akan menaikkan tekanan hidrostatik dari glomerulus.
Peningkatan ini juga akan meningkatkan reabsorbsi nacl dan akan kembali ke keadaan
homeostatis.
2. Reabsorbsi Ginjal
Pembentukan urin yang berikutnya akan melalui proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang
berbagai bagian dari nefron. Setiap bagian dari nefron mulai dari tubulus kontortus proksimal,
ansa henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligents mempunyai sifat dan cara kerja
reabsorbsi dan sekresi urin yang berbeda. Proses transpor dari berbagai zat tersebut dapat
dilakukan dengan transpor aktif primer, transpor aktif sekunder maupun dengan transpor pasif.
Transpor aktif primer berarti transpor tersebut melalui membran tubulus ke dalam sel dengan
langsung menggunakan ATP, misalnya natrium-kalium ATPase, hidrogen ATPase, hidogen –
kalium ATPase, dan kalsium ATPase. Sedangkan pada transpor aktif sekunder, dua atau lebih
zat berinteraksi dengan suatu protein membran spesifik dan ditranspor bersama melewati
membran, contoh yang paling umum adalah transpor dari glukosa. Untuk transpor aktif sendiri
selalu memiliki batas kecepatan yang disebut sebagai transpor maksimum. Keterbatasan ini
disebabkan oleh kejenuhan dari sistem transpor spesifik yang dilibatkan apabla jumlah zat
terlarut yang dikirim ke tubulus melebihi kapasitas protein pengangkut dan enzim-enzim
spesifik yang terlibat dalam proses transport. Pada transport pasif yang paling banyak terjadi
adalah pada reabsorbsi air yang melalui osmosis terutama menyertai reabsorpsi natrium. Selain
dari pada air reabsorbsi dari klorida, ureum dan zat-zat terlarut lainnya melalui difusi pasif.5,6
Bagian pertama dalam proses reabsorbsi dan sekresi adalah tubulus proksimal. Secara normal,
sekitar 65 persen dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai presenntase yang sedikit
lebih renadah dari klorida akan direabsorbsi oleh tubulus proskimal sebelum filtrat mencapai
ansa Henle peresentase ini dapat menigkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.
Pada tubulus proskimal zat zat yang terutama direabsorbsi adalah natrium, clorida, air, glukosa,
asam amino dan ion bikarbonat. Dan zat yang terutama disekresi adalah ion hidrogen, asam
organik, dan beberapa jenis basa. Pada pertengahan pertama dari tubulus proksimal transpor
natrium sebagaian besar diikuti oleh transport dari glukosa ataupun asam amino, sedangkan
untuk paruh berikutnya karena konsentrasi dari clorida lebih tinggi lagi, maka transport dari
natrium akan lebih bersamaan dengan ion clorida. Transport imbangan dari natrium adalah
dengan hidrogen yang pada tubulus ginnjal berreaksi dengan ion bikarbonat dan akan menjadi
carbondioksida dan air. Dan hal yang juga penting adalah pada tubulus prosimal terdapat proses
sekresi dari asam dan basa organik yang berfungsi untuk mengeluarkan obat-obatan atau toksin
yang potensial berbahaya melalui sel-sel tubulus ke dalam tubulus dan dapat dengan cepat
dibersihkan dari darah.
Ansa henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda yaitu segmen tipis desenden,
segmen tipis asenden dan segmen tebal asenden ansa henle. Bagian tebal dari segmen tipis ansa
henle sangat permeable terhadap air dan cukup permeabl terhadap sebgaian besar zat terlarut
tetapi hanya memiliki beberapa mitokondria dan terjadi reabsorbsi aktif yang sedikit atau
bahkan tidak terjadi reabsorbsi aktif. Segmen tebal asenden ansa henle mereansornsi sekitar
25% natrium, klorida dan kalium yang terfiltrasi serta sejumlah besar kalsium, bikarbinat dan
magnesium. Segmen ini juga menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen tubulus. Dan disini
dapat dijelaskan bahwa pada bagian segmen tipis desendens dari ansa henle sangat permeable
terhadap air, sendangkan pada bagian acendensnya tidak lagi permeable terhadap air tertapi
banyak terdapat transport aktif keluar untuk natrium. Keadaan ini yang menyebabkan tetap
tingginya osmilaritas cairan intersitial yang terdapat pada medula ginjal.
Bagian awal tubulus distal banyak memiliki kesamaan dengan karakteristik dengan segmen
tebal asenden ansa Henle dan mereabsorbsi natrium, klorida, dan magnesium tapi sebnenarnya
tidak permeable terhadap air dan ureum. Bagian akhir dari tubulus distal dan tubulus
kologentes kortikalis terdiri dari dua jenis sel yang berbeda yaitu sel prinsipalis dan sel
interkalatus. Sel prinsipalis mereabsorbsi natrium dari lumen dan menyekresikan ion kalium ke
dalam lumen. Sel interkalatus mereabsorbsi ion kalium dan bikarbonat dari lumen dan
menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen. Rabsorbsi air dari segmen tubulus ini diatur oleh
konsentrasi hormon antidiuretik.
Ciri khas dari duktus koligentes bagian medula dalah dalam reabsorbsi air sangat dipengaruhi
oleh hormon ADH. Peningkatan hormon ini akan menyebabkan banyak dari air yang akan
direabsorbsi ke dalam darah, begitu juga sebaliknya. Ciri berikutnya yaitu duktus koligentes
bagian medula bersifat permeabel terhadap ureum.
Oleh karena itu beberapa ureum tubulus direabsorbsi ke dalam interstisium medula, membantu
meningkatkan osmolalitas daerah ginal ini dan turut berperan pada seluruh kemampuan ginjal
untuk membentuk urin yang pekant. Dan yang terakhir adalah duktus koligentes bagian medula
mampu menyekresikan ion hidrogen melawan gradien konsentrasi yang besar, seperti yang
juga terjadi dalam tubulus koligentes kortikalis. Jadi, duktus koligentes bagian medula juga
memainkan peranan kunci dalam mengatur keseimbangan asam basa.
3. Sekresi Ginjal
Sekresi tubulus, mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus
ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk kedalam
tubulus ginjal. Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+, K+, dan ion-ion organik. Sekresi
tubulus dapat dipandang sebagai mekanisme tambahan yang meningkatkan eliminasi zat-zat
tersebut dari tubuh. Semua zat yang masuk ke cairan tubulus, baik melalui fitrasi glomerulus
maupun sekresi tubulus dan tidak direabsorpsi akan dieliminasi dalam urin.
Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan reabsorpsi tubulus,
tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapat aktif atau
pasif. Bahan yang paling penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen (H+),
ionkalium (K+), serta anion dan kation organik, yang banyak diantaranya adalah
senyawa senyawa yang asing bagi tubuh.
D. Pengaruh Hormonal
ADH
Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat
mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh
hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan
meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel. 7
Aldosteron
Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal
di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya
perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin. 7
Prostaglandin
Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi
merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan
pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam
mengatur sirkulasi ginjal. 7
Glukokortikoid
Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang
menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium. 7
Renin
Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus
jukstaglomerularis pada :
1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )
2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )
3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )
4. Innervasi ginjal dihilangkan
5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal ) 7
KESIMPULAN
Dapat di simpulkan bahwa mekanisme ginjal harus melewati beberapa tahap yaitu filtrasi,
reabsorpsi dan sekresi. Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh.
DAFTAR PUSTAKA
1. Snell RS. 2006. Anatomi klinik. Jakarta: EGC.Hal 112-18.
2. Junqueira, L.J, Carneiro, J. 2007. Histologi dasar. Jakarta: EGC.184-91.
3. Leeson. 2006. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC.93-7.
4. Kartawiguna, E, Gunawijaya, F.A. 2007. Histologi. Jakarta :Universitas Trisakti. Hal 148-
52.
5. Sherwood L. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi-2. Jakarta : EGC. Hal 461-
504.
6. Hall, Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal
439-445.
7. Sudiono H, Iskandar I, Halim SL, Santoso R, Sinsanta. Urinalisis. Faal Ginjal. Jakarta:
Sinar Surya Mega Perkasa;2008.p.4-10