sp pbl blok 10.docx

18
Mekanisme dan Fungsi Ginjal Fahala Lamboi Sihaloho(102013424) Universitas Kristen Krida Wacana Fakultas Kedokteran Jln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510 PENDAHULUAN Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh. Bagian dari ginjal yang berfungsi untuk menyaring zat-zat tesebut disebut dengan unit kerja ginjal atau lebih lazim disebut dengan nefron. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal, ansa henle pars desendens, ansa henle pars asendens, tubulus kontortus distal, dan duktus koligentes. Glomerulus sendiri terdapat pada korteks ginjal, sedangkan bagian lainnya mungkin ditemukan baik pada korteks ginjal maupun pada medula ginjal. Hasil saringan tersebut akan dialirkan kedalam kalix minor, kalik mayor lalu ke dalam pelvis renalis. Nefron sendiri dibagi menjadi dua yaitu nefron panjang atau yokstamedular dan nefron pendek yang disebut dengan nefron korteks. Unit fungsional pertama yang akan dibahas adalah korpuskel dari ginjal. Korpuskel ginjal dapat menjadi dua bagian utama yaitu glomerulus dan kapsula bowman’s. Gromerulus merupakan suatu anyaman dari kapiler darah yang disebut dengan kapiler fenestra. Kapiler tersebut memiliki banyak lubang yang mungkin dilewati oleh berbagai zat yang akan difiltrasi. Pada glomerulus terdapat dua pintu yaitu arteriol afferen yang berfungsi sebagai tempat masuknya darah dan arteriol eferen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya darah.

Upload: lamboy-sihaloho

Post on 24-Jan-2016

11 views

Category:

Documents


0 download

DESCRIPTION

Ginjal dan struktur mekanisme

TRANSCRIPT

Page 1: SP PBL blok 10.docx

Mekanisme dan Fungsi GinjalFahala Lamboi Sihaloho(102013424)

Universitas Kristen Krida Wacana Fakultas KedokteranJln. Arjuna Utara No. 6 Jakarta 11510

PENDAHULUAN

Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh. Bagian dari ginjal yang

berfungsi untuk menyaring zat-zat tesebut disebut dengan unit kerja ginjal atau lebih lazim

disebut dengan nefron. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal, ansa henle

pars desendens, ansa henle pars asendens, tubulus kontortus distal, dan duktus koligentes.

Glomerulus sendiri terdapat pada korteks ginjal, sedangkan bagian lainnya mungkin ditemukan

baik pada korteks ginjal maupun pada medula ginjal. Hasil saringan tersebut akan dialirkan

kedalam kalix minor, kalik mayor lalu ke dalam pelvis renalis. Nefron sendiri dibagi menjadi

dua yaitu nefron panjang atau yokstamedular dan nefron pendek yang disebut dengan nefron

korteks. Unit fungsional pertama yang akan dibahas adalah korpuskel dari ginjal. Korpuskel

ginjal dapat menjadi dua bagian utama yaitu glomerulus dan kapsula bowman’s. Gromerulus

merupakan suatu anyaman dari kapiler darah yang disebut dengan kapiler fenestra. Kapiler

tersebut memiliki banyak lubang yang mungkin dilewati oleh berbagai zat yang akan difiltrasi.

Pada glomerulus terdapat dua pintu yaitu arteriol afferen yang berfungsi sebagai tempat

masuknya darah dan arteriol eferen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya darah.

A. Stuktur Makroskopis dan Mikroskopis Ginjal

Struktur Makroskopis

Letak ginjal terletak sebelah kiri / kanan columna vertebralis:

1. ki. : L 2-3

2. ka.: L 3-4

3. Jarak kutub atas kedua ginjal: ± 7 cm

4. Jarak kutub bawah kedua ginjal: 11 cm

5. Jarak kutub bawah ke crista iliaca: 3-5 cm

Pembungkus Ginjal :

1. Capsula fibrosa

• melekat pada ginjal,hanya menyelubungi ginjal (gl. supra renalis tidak)

Page 2: SP PBL blok 10.docx

• mudah dikupas

2. Capsula adiposa

• mengandung banyak lemak

• membungkus ginjal dan gl.supra renalis

• depan : tipis

• belakang : tebal

3. Fascia renalis :

• letak : di luar capsula fibrosa

• terdiri 2 lembar : - depan : f. Prerenalis

- belakang : f. retro renalis

• kedua lembar f. renalis ke caudal tetap terpisah, ke cranial bersatu, sehingga

kantong ginjal terbuka ke bawah.

• oleh karena itu sering terjadi: ascending infection

Bagian-Bagian Ginjal :

1. Cortex Renis

– Terdiri dari : - Glomerolus

- Pembuluh darah

Di glomerulus darah disaring menjadi filtrat, kemudian disalurkan ke dalam medulla,

saluran- saluran tsb. akan bermuara pada papilla renalis à terdapat garis- garis dari

medulla: processus medullaris ( FERHEINI )

2. Medulla Renalis

Papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk ∆ = pyramid renalis (malphigi)

Saluran-saluran yang menembus papilla = ductuli papillares ( Bellini), tempat

tembusnya berupa ayakan = area cribriformis

Papilla renalis menonjol ke dalam calix minor dan di antara pyramis-pyramis terdapat

columna renalis (Bertini). Beberapa calyx minor ( 2 – 4 ) membentuk calyx major dan

beberapa calyx major menjadi pyelum = pelvis renis, kemudian menjadi ureter ruangan

tempat calyx = hillus renalis.1

Pendarahan Ginjal

A. renalis merupakan cabang dari Aorta abdominalis setinggi vert. L I-II

– A. renalis kanan > panjang A. renalis kiri, karena harus menyilang V. cava inferior

di belakangnya.

– A. renalis masuk ke dalam ginjal melalui hillus renalis dan bercabang 2:

• satu ke depan ginjal, mengurus ginjal bagian depan dan lebih panjang

Page 3: SP PBL blok 10.docx

• satu lainnya ke belakang ginjal, mengurus ginjal bagian belakang ginjal

– A. renalis depan & belakang bertemu di lateral, pada garis Broedel, tempat

pertemuannya ± di belakang grs. tengah ginjal.

• Pembedahan pada garis Broedel, perdarahan minimal.

• bercabang lagi & berjalan di antara lobus ginjal = A. interlobaris

– A. Interlobaris pada perbatasan cortex & medula bercabang menjadi A. arcuata,

mengelilingi cortex & medulla, sehingga disebut A. arciformis.

– A. arcuata mempercabangkan : A. interlobularis berjalan sp. tepi ginjal (cortex),

mpercabangkan:

– Vassa afferens : glomerolus

– Dalam glomerolus mbtk. anyaman / pembuluh kapiler,sbg. vassa efferens →

anyaman rambut = tubuli contorti.

Struktur Mikroskopis

Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh. Bagian dari

ginjal yang berfungsi untuk menyaring zat-zat tesebut disebut dengan unit kerja ginjal atau

lebih lazim disebut dengan nefron. Nefron terdiri dari glomerulus, tubulus kontortus proksimal,

ansa henle pars desendens, ansa henle pars asendens, tubulus kontortus distal, dan duktus

koligentes. Glomerulus sendiri terdapat pada korteks ginjal, sedangkan bagian lainnya mungkin

ditemukan baik pada korteks ginjal maupun pada medula ginjal. Hasil saringan tersebut akan

dialirkan kedalam kalix minor, kalik mayor lalu ke dalam pelvis renalis. Nefron sendiri dibagi

menjadi dua yaitu nefron panjang atau yokstamedular dan nefron pendek yang disebut dengan

nefron korteks. Pembagian tersebut apabila dilihat pada panjang dari ansa henle, sedangkan

menurut tempatnya dibagi menjadi 2 yaitu kapsular atau superfisial dan korteks tengah. Pada

bagian korteks sendiri terdapat berkas dari medula yang menjulur ke darah korteks yang

disebut dengan medulary ray.2

Unit fungsional pertama yang akan dibahas adalah korpuskel dari ginjal. Korpuskel

ginjal dapat menjadi dua bagian utama yaitu glomerulus dan kapsula bowman’s. Gromerulus

merupakan suatu anyaman dari kapiler darah yang disebut dengan kapiler fenestra. Kapiler

tersebut memiliki banyak lubang yang mungkin dilewati oleh berbagai zat yang akan difiltrasi.

Pada glomerulus terdapat dua pintu yaitu arteriol afferen yang berfungsi sebagai tempat

masuknya darah dan arteriol eferen yang berfungsi sebagai tempat keluarnya darah.3

Cairan yang keluar dari bagian ini akan dikeluarkan ke jaringan intersitial dan akan

disaring oleh capsula bowman’s. Kapsula tersebut terdiri dari dua lapisan yaitu lapis pariental

Page 4: SP PBL blok 10.docx

dan lapis viseral. Kedua lapis ini yang merupakan fungsi utama untuk melakukan filtrasi. Lapis

pariental bekerja sebagai filtrat kedua. Filtrat pertama berasal dari lapis viseral. Lapis viseral ini

terdiri dari sel-sel podosit. Percabangan kaki-kaki dari sel podosit ini yang berfungsi sebagai

sarigan dari darah yang utama.

Dalam fungsi sebgagai pengaturan dari kepekatan urin, diperlukan suatu sistem umpan

balik. Yang berperan dalam sistem ini adalah makula densa, dan sel juxta glomerular. Sel

makula densa terdapat pada tubulus kontortus distal yang berbatasan dengan percabangan

tempat keluar dan masuk pembuluh darah ke arah glomerulus. Makula densa merupakan

deferensiasi dari sel epitel yang berfungsi sebgai reseptor. Sel tersebut berfungsi sebagai

reseptor terhadap NaCl yang akan dibahas berikutnya. Reseptor ini akan bekerja sama dengan

sel juxtaglomerular untuk mengatur kontriksi dari arteriol, baik aferen maupun eferen. Sel

juxtaglomerular sendiri terdapat antara perbatasan glomerulus dengan arteriol, sedangkan

makula densa terdapat pada perbatasan tubulus kontortus distal dengan glomerulus. Kedua sel

ini berfungsi pada sistem RAA.2,3

Setelah melalui korpuskel, cairan hasil filtrasi akan direabsorbsi pada saluran atau yang

lebih sering disebut sebagai duktus. Seperti yang telah disebutkan diatas, duktus tersebut dibagi

menjadi beberapa macam. Yang pertama akan dibahas adalah duktus kontortus proksimal,

duktus ini dilapisi oleh sel kuboid rendah dengan grranula asidofil. Pada duktus ini inti sel

berjarak berjauhan, dengan lumen yang tidak jelas. Ketidakjelasan lumen ini karena sel epitel

tersebut memiliki brush border. Setelah melewati tubulus kontrortus proksimal, cairan filtrat

akan melewati ansa henle. Ansa henle sendiri dibagi menjadi tiga bagian utama yaitu tubulus

rektus prosimal yang mirip dengan tubulus kontortus proksimal, segmen tipis dari ansa henle

bentuknya sangat mirip dengan kapiler darah, sedangkan tubulus rektus distal atau sering

disebut dengan segmen tebal ansa henle acendens strutur histologinya sangat mirip dengan

tubulus kontortus distal.

Setelah melalui semua itu, cairan filtrat akan melalui tubulus kontortus distal. Tubulus

kontortus distal memiliki ciri-ciri sebagai berikut: berepitel kuboid rendah, bersifat basofil, inti

sel berdekatan. Selain dari ciri utama tesebut, perbedaannya dengan tubulus kontortus

proksimal adalah tidak terdapatnya brush border yang mengakibatkan lumennya tampak jelas.

Tubulus koligentes merupakan lanjutan dari saluran yang telah disebutkan diatas.

Duktuts atau tubulus koligentes memiliki banyak kemiripan dengan saluran sebelum dan

sesudahnya. Dibandingkan dengan saluran sebelumnya epitelnya hanya sedikit bertamabah

tinggi menjadi epitel kuboid hanya saja yang menjadi pembedanya adalah terdapatnya batas

Page 5: SP PBL blok 10.docx

yang jelas antara setiap sel,yang tidak dimiliki pada tubulus kontortus distal. Perbedaan dengan

duktus papilaris yang menjadi lanjutannya adalah hanya terdapat pada epitelnya, pada duktus

papilaris epitelnya yang berbentuk koboid tinggi sampai denan epitel toraks. Duktus papilaris

terdapat dalam papila renalis yang berhubungan langsung dengan kaliks minor.2,3,4

B. Fungsi Ginjal

1. Ginjal mempunyai fungsi spesifik yang bertujuan untuk mempertahankan cairan

ekstrasel (CES) yang konstan.

Mempertahankan keseimbangan air seluruh tubuh, mempertahankan volume

plasma yang tepat melalui pengaturan tekanan ekskresi garam dan air, dan

pengaturan tekanan darah jangka panjang.

Mengatur umlah dan kadar berbagai ion dalam CES, seperti ion Na+, Cl-, K+,

HCO3-, Ca2+, Mg2+, SO42-, PO43-, dan H+ yang mengatur osmolalitas cairan tubuh.

Membantu mempertahankan imbangan asam-basa dengan mengatur kadar ion H+

dan HCO3-.

Membuang hasil akhir dari proses metabolisme seperti: ureum, kreatinin, dan asam

urat yang bila kadarnya meningkat di dalam tubuh dapat bersifat toksik.

2. Mengsekresikan berbagai senyawa asing seperti obat, pestisida, toksin, dan berbagai

zat eksogen yang masuk kedalam tubuh.

3. Menghasilkan beberapa senyawa khusus seperti:

Eritropoietin: hormon perangsang kecepatan pembentukan, pemarangan dan

penglepasan eritrosit.

Renin: enzim proteolitik yang berperan dalam pengaturan volume CES dan tekanan

darah.

Kalikrein: enzim protelitik dalam pembentukan kinin, suatu vasodilator.

Ada beberapa macam prostaglandin dan tromboksan: derivat asam lemak yang

bekerja sebagai hormon lokal. Prostaglandin E2 dan I1 di ginjal menimbulkan

vasodilatasi, meningkatnya ereksi garam dan air dan merangsang pelepasan renin.

Tromboksan bersifat vasokonstriktor.

4. Melakukan fungsi metabolik khusus:

Mengubah vitamin D inaktif menjadi bentuk aktif (1,25-dihidroksi-D3), suatu

hormon yang merangsang absopsi kalsium di usus.

Sintesis amonia dari asam amino untuk pengaturan imbangan asam-basa.

Sintesis glukosa dari sumber non-glukosa (glukoneogenesis) saat puasa

berkepanjangan.

Page 6: SP PBL blok 10.docx

Menghancurkan/menginaktivasi berbagai hormon seperti: angiotensin II, glukosa,

insulin dan hormon paratiroid.5

C. Mekanisme Ginjal

Dalam proses pembuatan urin terdapat tiga proses utama yaitu filtrasi, reabsorbsi dan sekresi

dari ginjal. Jumlah urin yang terbentuk dari ketiga proses tersebut berjumlah sekitar 1500ml

perhari. Jumlah urin ini ditentukan dengan jumlah ketiga proses tersebut dimana jumlah urin

sama dengan jumlah filtrasi dikurangi dengan jumlah reabsorbsi dan ditambahkan dengan

jumlah sekresi dari ginjal. Oleh karena ketiga kegiatan yang dilakukan ginjal diatas dapat

disimpulkan bahwa pengaturan yang dilakukan oleh ginjal dapat dilakukan dalam proses

sekresi, filtrasi maupun pada proses reabsorbsi dari ginjal tersebut.6

1. Filtrasi Ginjal

Proses filtrasi dari ginjal dilakukan pada daerah korpuskel ginjal yang dimana banyak terdapat

pembuluh darah pada daerah tersebut. Kapiler darah yang berupa kapiler fenestra yang tertutupi

oleh kaki – kaki pedikel pososit ini berfungsi seperti saringan yang dapat melewatkan benda

berukuran dibawah 8 nano meter. Ukuran yang kecil ini tidak memungkinkan bagi protein,

enzim dan zat yang besar untuk melewatinya. Selain daripada itu, sawar ini juga memiliki

muatan negatif, sehingga zat-zat yang memiliki muatan negatif akan sangat sulit untuk

melewati sawar ini. Hal ini terbukti pada protein albumin yang memiliki ukuran lebih kecil dari

8 nanometer dan bermuatan negatif. Albumin ini tidak dapat melewati sawar ginjal dengan

alasan bahwa molekul tersebut merupakan suatu molekul negatif yang saling tolak-menolak

dengan sawar dari ginjal tesebut. Oleh karena itu dapat disimpukkan bahwa kemampuan filtrasi

zat terlarut berbanding terbealik dengan ukurannya tetapi tidak berlaku pada molekul yang

bermuatan. Dengan pembahasan yang telah dilakukan diatas dapat juga ditarik kesimpulan

bahwa dalam filtrat tidak diketemukan protein dan lemak, karena lemak biasanya berikatan

dengan protein yang terdapat dalam plasma.

GFR atau laju aliran tubulus merupakan banyaknya plasma yang melewati membran tubulus

dalam satu menit. Pada orang dewasa normal, jumlahnya sekitar 125mL/menit. Laju filtrasi

gromelurus ini ditentukan dengan kesimbangan osmotik dan onkotik antara plasma dengan di

kapsula bowman dan juga faktor filtrasi dari zat tersebut. Hal yang mempengaruhi kecepatan

berikutnya adalah tekanan hidrostatik dari kapiler dan gromelurus. Dimana peningkatan

tekanan hidrostatik dari kapiler akan meningkatkan GFR sedangkan peningkatan tekanan

hidrostatik dari glomerulus akan menurunkan GFR. Hal berikutnya yang berpengaruh adalah

konsentrasi protein plasma yang bersifat higroskopis atau menarik air yang disebut sebagai

Page 7: SP PBL blok 10.docx

tekanan onkotik. Karena dalam glomerulus tidak terdapat protein yang berarti maka tekanan

onkotik glomerulus pada orang normal dianggap sama dengan nol. Sedangkan tekanan onkotik

pada kapiler awal dibandingkan dengan kapiler akhir akan terus menigkat karena banyak air

yang sudah keluar dan hal inilah yang menyebabkan tidak semua plasma dapat keluar dari

kapiler ke dalam glomerulus. Hal ini dapat diartikan bahwa kontriksi dari arteriol aferen akan

menurunkan GFR, sedangkan kontriksi dari arteriol eferen memiliki 2 sifat yaitu menurunkan

dan menaikan GFR. Pada kontriksi arteriol eferen awal akan meningkatkan GFR, sedangkan

pada kontriksi arteriol akhir akan menurunkan GFR itu sendiri.

Kontrol umpan balik yang berfungsi untuk mengatur kerja dari filtrasi ginjal adalah renin dan

angiotensin. Prosesnya adalah sebagai berikut, apabila tekanan arteri menurun maka akan

menyebabkan tekanan hidrostatik glomerulus ikut turun dan akan serta merta menurunkan

GFR. Penurunan zat yang difiltrasi akan juga menurunkan jumlah nacl yang terdeteksi oleh

makula densa. Apabila hal ini terjadi maka akan menurunkan tahanan dari arterol aferen, selain

daripada itu, penurunan ini juga akan menyebabkan peningkatan renin yang akan menghasilkan

suatu hormon angiotensin II. Hormon ini dan penurunan tahanan dari arteriol aferen akan

menjadi suatu umpan balik yang akan menaikkan tekanan hidrostatik dari glomerulus.

Peningkatan ini juga akan meningkatkan reabsorbsi nacl dan akan kembali ke keadaan

homeostatis.

2. Reabsorbsi Ginjal

Pembentukan urin yang berikutnya akan melalui proses reabsorbsi dan sekresi di sepanjang

berbagai bagian dari nefron. Setiap bagian dari nefron mulai dari tubulus kontortus proksimal,

ansa henle, tubulus kontortus distal, dan tubulus koligents mempunyai sifat dan cara kerja

reabsorbsi dan sekresi urin yang berbeda. Proses transpor dari berbagai zat tersebut dapat

dilakukan dengan transpor aktif primer, transpor aktif sekunder maupun dengan transpor pasif.

Transpor aktif primer berarti transpor tersebut melalui membran tubulus ke dalam sel dengan

langsung menggunakan ATP, misalnya natrium-kalium ATPase, hidrogen ATPase, hidogen –

kalium ATPase, dan kalsium ATPase. Sedangkan pada transpor aktif sekunder, dua atau lebih

zat berinteraksi dengan suatu protein membran spesifik dan ditranspor bersama melewati

membran, contoh yang paling umum adalah transpor dari glukosa. Untuk transpor aktif sendiri

selalu memiliki batas kecepatan yang disebut sebagai transpor maksimum. Keterbatasan ini

disebabkan oleh kejenuhan dari sistem transpor spesifik yang dilibatkan apabla jumlah zat

terlarut yang dikirim ke tubulus melebihi kapasitas protein pengangkut dan enzim-enzim

spesifik yang terlibat dalam proses transport. Pada transport pasif yang paling banyak terjadi

Page 8: SP PBL blok 10.docx

adalah pada reabsorbsi air yang melalui osmosis terutama menyertai reabsorpsi natrium. Selain

dari pada air reabsorbsi dari klorida, ureum dan zat-zat terlarut lainnya melalui difusi pasif.5,6

Bagian pertama dalam proses reabsorbsi dan sekresi adalah tubulus proksimal. Secara normal,

sekitar 65 persen dari muatan natrium dan air yang difiltrasi dan nilai presenntase yang sedikit

lebih renadah dari klorida akan direabsorbsi oleh tubulus proskimal sebelum filtrat mencapai

ansa Henle peresentase ini dapat menigkat atau menurun dalam berbagai kondisi fisiologis.

Pada tubulus proskimal zat zat yang terutama direabsorbsi adalah natrium, clorida, air, glukosa,

asam amino dan ion bikarbonat. Dan zat yang terutama disekresi adalah ion hidrogen, asam

organik, dan beberapa jenis basa. Pada pertengahan pertama dari tubulus proksimal transpor

natrium sebagaian besar diikuti oleh transport dari glukosa ataupun asam amino, sedangkan

untuk paruh berikutnya karena konsentrasi dari clorida lebih tinggi lagi, maka transport dari

natrium akan lebih bersamaan dengan ion clorida. Transport imbangan dari natrium adalah

dengan hidrogen yang pada tubulus ginnjal berreaksi dengan ion bikarbonat dan akan menjadi

carbondioksida dan air. Dan hal yang juga penting adalah pada tubulus prosimal terdapat proses

sekresi dari asam dan basa organik yang berfungsi untuk mengeluarkan obat-obatan atau toksin

yang potensial berbahaya melalui sel-sel tubulus ke dalam tubulus dan dapat dengan cepat

dibersihkan dari darah.

Ansa henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda yaitu segmen tipis desenden,

segmen tipis asenden dan segmen tebal asenden ansa henle. Bagian tebal dari segmen tipis ansa

henle sangat permeable terhadap air dan cukup permeabl terhadap sebgaian besar zat terlarut

tetapi hanya memiliki beberapa mitokondria dan terjadi reabsorbsi aktif yang sedikit atau

bahkan tidak terjadi reabsorbsi aktif. Segmen tebal asenden ansa henle mereansornsi sekitar

25% natrium, klorida dan kalium yang terfiltrasi serta sejumlah besar kalsium, bikarbinat dan

magnesium. Segmen ini juga menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen tubulus. Dan disini

dapat dijelaskan bahwa pada bagian segmen tipis desendens dari ansa henle sangat permeable

terhadap air, sendangkan pada bagian acendensnya tidak lagi permeable terhadap air tertapi

banyak terdapat transport aktif keluar untuk natrium. Keadaan ini yang menyebabkan tetap

tingginya osmilaritas cairan intersitial yang terdapat pada medula ginjal.

Bagian awal tubulus distal banyak memiliki kesamaan dengan karakteristik dengan segmen

tebal asenden ansa Henle dan mereabsorbsi natrium, klorida, dan magnesium tapi sebnenarnya

tidak permeable terhadap air dan ureum. Bagian akhir dari tubulus distal dan tubulus

kologentes kortikalis terdiri dari dua jenis sel yang berbeda yaitu sel prinsipalis dan sel

interkalatus. Sel prinsipalis mereabsorbsi natrium dari lumen dan menyekresikan ion kalium ke

dalam lumen. Sel interkalatus mereabsorbsi ion kalium dan bikarbonat dari lumen dan

Page 9: SP PBL blok 10.docx

menyekresikan ion hidrogen ke dalam lumen. Rabsorbsi air dari segmen tubulus ini diatur oleh

konsentrasi hormon antidiuretik.

Ciri khas dari duktus koligentes bagian medula dalah dalam reabsorbsi air sangat dipengaruhi

oleh hormon ADH. Peningkatan hormon ini akan menyebabkan banyak dari air yang akan

direabsorbsi ke dalam darah, begitu juga sebaliknya. Ciri berikutnya yaitu duktus koligentes

bagian medula bersifat permeabel terhadap ureum.

Oleh karena itu beberapa ureum tubulus direabsorbsi ke dalam interstisium medula, membantu

meningkatkan osmolalitas daerah ginal ini dan turut berperan pada seluruh kemampuan ginjal

untuk membentuk urin yang pekant. Dan yang terakhir adalah duktus koligentes bagian medula

mampu menyekresikan ion hidrogen melawan gradien konsentrasi yang besar, seperti yang

juga terjadi dalam tubulus koligentes kortikalis. Jadi, duktus koligentes bagian medula juga

memainkan peranan kunci dalam mengatur keseimbangan asam basa.

3. Sekresi Ginjal

Sekresi tubulus, mengacu pada perpindahan selektif zat-zat dari darah kapiler peritubulus

ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah untuk masuk kedalam

tubulus ginjal. Proses sekresi terpenting adalah sekresi H+, K+, dan ion-ion organik. Sekresi

tubulus dapat dipandang sebagai mekanisme tambahan yang meningkatkan eliminasi zat-zat

tersebut dari tubuh. Semua zat yang masuk ke cairan tubulus, baik melalui fitrasi glomerulus

maupun sekresi tubulus dan tidak direabsorpsi akan dieliminasi dalam urin.

Sekresi tubulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan reabsorpsi tubulus,

tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorpsi, sekresi tubulus dapat aktif atau

pasif. Bahan yang paling penting yang disekresikan oleh tubulus adalah ion hidrogen (H+),

ionkalium (K+), serta anion dan kation organik, yang banyak diantaranya adalah

senyawa senyawa yang asing bagi tubuh.

Page 10: SP PBL blok 10.docx

D. Pengaruh Hormonal

ADH

Hormon ini memiliki peran dalam meningkatkan reabsorpsi air sehingga dapat

mengendalikan keseimbangan air dalam tubuh. Hormon ini dibentuk oleh

hipotalamus yang ada di hipofisis posterior yang mensekresi ADH dengan

meningkatkan osmolaritas dan menurunkan cairan ekstrasel. 7

Aldosteron

Hormon ini berfungsi pada absorbsi natrium yang disekresi oleh kelenjar adrenal

di tubulus ginjal. Proses pengeluaran aldosteron ini diatur oleh adanya

perubahan konsentrasi kalium, natrium, dan sistem angiotensin rennin. 7

Prostaglandin

Prostagladin merupakan asam lemak yang ada pada jaringan yang berlungsi

merespons radang, pengendalian tekanan darah, kontraksi uterus, dan pengaturan

pergerakan gastrointestinal. Pada ginjal, asam lemak ini berperan dalam

mengatur sirkulasi ginjal. 7

Glukokortikoid

Hormon ini berfungsi mengatur peningkatan reabsorpsi natrium dan air yang

menyebabkan volume darah meningkat sehingga terjadi retensi natrium. 7

Renin

Selain itu ginjal menghasilkan Renin; yang dihasilkan oleh sel-sel apparatus

jukstaglomerularis pada :

1. Konstriksi arteria renalis ( iskhemia ginjal )

2. Terdapat perdarahan ( iskhemia ginjal )

3. Uncapsulated ren (ginjal dibungkus dengan karet atau sutra )

4. Innervasi ginjal dihilangkan

5. Transplantasi ginjal ( iskhemia ginjal ) 7

Page 11: SP PBL blok 10.docx

KESIMPULAN

Dapat di simpulkan bahwa mekanisme ginjal harus melewati beberapa tahap yaitu filtrasi,

reabsorpsi dan sekresi. Fungsi utama ginjal adalah mengeluarkan sisa hasil ekskresi dari tubuh.

DAFTAR PUSTAKA

1. Snell RS. 2006. Anatomi klinik. Jakarta: EGC.Hal 112-18.

2. Junqueira, L.J, Carneiro, J. 2007. Histologi dasar. Jakarta: EGC.184-91.

3. Leeson. 2006. Buku ajar histologi. Jakarta: EGC.93-7.

4. Kartawiguna, E, Gunawijaya, F.A. 2007. Histologi. Jakarta :Universitas Trisakti. Hal 148-

52.

5. Sherwood L. 2001. Fisiologi manusia dari sel ke sistem. Edisi-2. Jakarta : EGC. Hal 461-

504.

6. Hall, Guyton. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC. Hal

439-445.

7. Sudiono H, Iskandar I, Halim SL, Santoso R, Sinsanta. Urinalisis. Faal Ginjal. Jakarta:

Sinar Surya Mega Perkasa;2008.p.4-10