spb 3 1 kewenangan
TRANSCRIPT
1
PENATAANKEWENANGAN DESA
JAKARTA, 2010
OLEHDIREKTORAT PEMERINTAHAN DESA DAN KELURAHAN
DITJEN PEMBERDAYAAN MASYARAKAT DAN DESADEPARTEMEN DALAM NEGERI
2
LIMA KEBIJAKAN POKOK/BARU DALAM PENATAAN PEMERINTAHAN DESA
(BERDASARKAN UU. NOMOR 32 TAHUN 2004)
(1) PENAMBAHAN KEWENANGAN DESA
(2) KEPASTIAN SUMBER-SUMBER KEUANGAN DESA
(4) PRINSIP DEMOKRASI DESA: MUSYAWARAH UNTUK MUFAKATDALAM PENETAPAN KEBIJAKAN
PEMERINTAHAN DESA
(5) MENDORONG PENINGKATAN KINERJA ADMINISTRASI PEMERINTAHAN DESA
KEWENANGAN DESA (BARU): KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA
YANG DISERAHKANPENGATURANNYA KEPADA DESA
SUMBER KEUANGAN DESA (BARU): BAGI HASIL PAJAK DAERAH
BAGI HASIL RETRIBUSI DAERAHALOKASI DANA DESA
SEKRETARIS DESADIISI DARI PEGAWAI NEGERI SIPIL
BADAN PERWAKILAN DESAMENJADI
BADAN PERMUSYAWARATAN DESA
(3) MEMPERKUAT KEDUDUKAN KEPALA DESA
DILARANG MENJADI PENGURUS PARTAI POLITIK
KEDUDUKAN KEUANGANPOLA PERTANGGUNGJAWABAN
3
KEWENANGAN DESA
PENGERTIANKEWENANGAN
Hak seorang pejabat untuk mengambil tindakan yang diperlukan agar tugas serta tanggung jawabnya
dapat dilaksanakan dengan baik.
Kekuasaan atau hak yang diperoleh berdasarkan pelimpahan atau pemberian
Kekuasaan untuk mempertimbangkan/menilai, melakukan tindakan, atau memerintah secara sah
4
SEJARAH PERKEMBANGANKEWENANGAN DESA
1. KEWENANGAN YG SUDAH ADA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DESA.2. KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA YG DISERAH- KAN PENGATURANNYA KEPADA DESA.3. TUGAS PEMBANTUAN DARI PEMERINTAH, PROVINSI, DAN KABUPATEN/KOTA.4. URUSAN PEMERINTAHAN LAINNYA YG OLEH PER-UU-AN DISERAHKAN KEPADA DESA.
UU. NO. 32 THN 2005 DAN PP. NO. 72 THN 2005
URUSAN RUMAH TANGGA DESA (SESUAI HAK ASAL USUL DESA)
UU. NO. 19 THN 1965TENTANG DESAPRAJA
1. URUSAN RUMAH TANGGA DESA (SESUAI HAK ASAL USUL DAN ADAT ISTIADAT DESA).2. URUSAN PEMERINTAHAN UMUM (TERMASUK PEMBINAAN KETENTERAMAN & KETERTIBAN)
UU. NO. 5 THN 1979TENTANG
PEMERINTAHAN DESA
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN:
RUANG LINGKUP KEWENANGAN DESA
UU. NO. 22 THN 1999 DANPP. NO. 76 THN 2001
1. KEWENANGAN YG SUDAH ADA BERDASAR- KAN HAK ASAL USUL DESA.2. KEWENANGAN YG OLEH PERATURAN PER-UU-AN YG BERLAKU BELUM DILAKSA- NAKAN OLEH DAERAH DAN PEMERINTAH.3. TUGAS PEMBANTUAN DARI PEMERINTAH, PROVINSI, DAN KABUPATEN.
JENIS-JENIS KEWENANGAN DESA
PASAL 206 UU. 32 / 2004PASAL 7 PP. 72 / 2005
URUSAN PEMERINTAHANYANG MENJADIKEWENANGAN
DESA,MENCAKUP:
URUSAN PEMERINTAHAN YANG SUDAH ADA BERDASARKAN HAK
ASAL USUL DESA.
URUSAN PEMERINTAHAN YANG MENJADI KEWENANGAN
KAB/KOTA YANG DISERAHKAN PENGATURANNYA KEPADA DESA.
TUGAS PEMBANTUAN DARI PEMERINTAH, PEMERINTAH
PROVINSI, DAN PEMERINTAH KABUPATEN/KOTA.
URUSAN PEMERINTAHAN LAINNYA YANG OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DISERAHKAN KEPADA DESA.
PMDN NO. 30 TAHUN 2006 TENTANG TATA CARA
PENYERAHAN URUSAN KAB/KOTA KEPADA DESA
TUJUAN:AGAR URUSAN
PEMERINTAHAN TERTENTU YANG DAPAT DIKELOLA
SECARA EFISIEN DAN AKUNTABEL OLEH
DESA, DAPAT DILAKUKAN SECARA
OTONOM OLEH PEMERINTAH DESA.
5
6
KEWENANGAN YANG SUDAH ADA BERDASARKAN HAK ASAL USUL DESA
1. Jenis urusan ini sebenarnya yang merupakan urusan rumah tangga desa sesuai tradisi dan adat istiadat yang berlaku dalam kehidupan masyarakat desa setempat.
2. Urusan-urusan yang: Secara tradisional berdasarkan adat setempat menjadi urusan rumah
tangga desa; Dalam menyelenggarakannya (mengatur dan mengurus), desa mempunyai
kedudukan dan peranan desisif (penetapan keputusan) dan responsibel (bertanggungjawab atas pelaksanaan urusan rumah tangganya);
Tidak atau belum diambil alih atau dijadikan urusan instansi pemerintah yang lebih tinggi;
Tidak dilarang oleh ketentuan resmi yang berlaku dan lebih tinggi; Berada dalam batas-batas kemampuan desa (untuk menyelengga-
rakannya). Perlu dilakukan guna menunjang, melanjutkan, atau dalam rangka
penggunaan pembangunan yang dilakukan oleh pemerintah yang lebih atas;
Bersifat mendesak, darurat, dan seperti itu, kendatipun secara hukum atau administrasi, urusan itu adalah urusan instansi yang lebih atas, guna keselamatan, keamanan, dan ketertiban masyarakat desa yang bersangkutan.
7
URUSAN PEMERINTAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KAB/KOTAKAB/KOTA YANGYANG
DAPATDAPAT DISERAHKANDISERAHKANKEPADA DESA KEPADA DESA
BAGIAN URUSAN WAJIB BAGIAN URUSAN WAJIB DAN/ATAU DAN/ATAU
BAGIAN URUSAN PILIHAN BAGIAN URUSAN PILIHAN
URUSAN PEMERINTAHANURUSAN PEMERINTAHANKAB/KOTA YKAB/KOTA YANANG SECARAG SECARA
LANGSUNGLANGSUNG DAPATDAPATMENINGKATKANMENINGKATKANPELAYANANPELAYANAN DANDAN
PEMBERDAYAAN MPEMBERDAYAAN MSYSY
POLA PENYERAHAN URUSAN PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA
KEPADA DESA
URUSANBERSAMA
(CONCURENTFUNCTION)KAB/KOTADAN DESA
KEWENANGAN KABUPATEN/KOTA YANG DISERAHKAN PENGATURANNYA KEPADA
DESA(PERMENDAGRI NOMOR 30 TAHUN 2006)
8
IMPLIKASI
1. KEWENANGAN MENGATUR ADA PADA TINGKAT DESA, SEHINGGA TERJADI:PERGESERAN KEWENANGAN DARI PEMERINTAHAN KABUPATEN/KOTA KEPADA PEMERINTAHAN DESA; ADANYA PRAKARSA DAN KEWENANGAN MENGATUR OLEH PEMERINTAHAN DESA, SEHINGGA TERJADI PENINGKATAN VOLUME PERUMUSAN PERATUR-AN DESA, PERATURAN KEPALA DESA, DAN KEPUTUSAN KEPALA DESA.
2. ADANYA ANGGARAN YANG DIBERIKAN KAB/KOTA KEPADA DESA DALAM RANGKA PELAKSANAAN URUSAN PEM. TSB, SEHINGGA TERJADI:
PERGESERAN ANGGARAN DARI POS PERANGKAT DAERAH KEPADA POS PEMERINTAHAN DESA; ADANYA PROGRAM PEMBANGUNAN YANG BISA MENGATASI KEBUTUHAN MSY DESA DALAM SKALA DESA (SEPERTI REHABILITASI GEDUNG SD, PERBAIKAN BALAI POSYANDU, PEMBANGUNAN JALAN DESA, DLL).
3. SUSUNAN ORGANISASI PEMERINTAH DESA, HARUS DIRUBAH MENJADI ORGANISASI STAF DAN LINI (BUKAN ORGANISASI STAF).
MEMBUTUHKAN TINGKAT KEMAMPUAN YANG MEMADAIDARI KEPALA DESA, PERANGKAT DESA, DAN ANGGOTA BPD
DALAM MENGELOLA URUSAN PEMERINTAHAN TERSEBUT.
PERLU DILAKUKAN SOSIALISASI, PENDIDIKAN, PELATIHAN DAN/ATAU STUDI BANDING BAGI KEPALA DESA, PERANGKAT
DESA, DAN ANGOTA BPD.
9
TUGAS PEMBANTUAN DARI PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
DASAR PERTIMBANGAN:
1. Efisiensi: bila pelaksanaan suatu tugas pemerintahan tertentu dinilai lebih efisien dilaksanakan oleh pemerintahan tingkat bawahnya (ditinjau dari aspek anggaran, penggunaan tenaga, atau pemanfaatan sumber daya lainnya), maka Pemerintah tingkat atasnya dapat menugaskan kepada Pemerintah tingkat bawahnya untuk melaksanakan tugas tersebut;
2. Efektivitas: bila pelaksanaan suatu tugas pemerintahan tertentu dinilai lebih efektif dilaksanakan oleh pemerintahan tingkat bawahnya (ditinjau dari aspek esensi masalah dan spesifikasi kebutuhan masyarakat, pola pelaksanaan dalam mengatasi masalah, serta jangkauan masyarakat pemanfaat/ beneficiaries atas pelaksanaan tugas tersebut), maka Pemerintah tingkat atasnya dapat menugaskan pemerintah tingkat bawahnya untuk melaksanakan tugas tersebut;
3. Responsivitas dan Akuntablitas: bila pelaksanaan suatu tugas pemerintahan tertentu dinilai lebih responsif dan akuntabel dilaksanakan oleh pemerintahan tingkat bawahnya (ditinjau dari aspek kecepatan dan ketepatan dalam mengatasi masalah selama proses pelaksanaan, serta aspek ketepatan fokus pemanfaat/beneficiaries dalam pelaksanaan tugas tersebut), maka Pemerintah tingkat atasnya dapat menugaskan pemerintah tingkat bawahnya untuk melaksanakan tugas tersebut.
10
TUGAS PEMBANTUAN DARI PEMERINTAH PUSAT, PROVINSI DAN KABUPATEN/KOTA
Sebagai Contoh: Pelaksanaan Program Bantuan Langsung Tunai/BLT (dalam rangka membantu rumah tangga miskin dalam mengurangi beban pengeluaran keluarga) yang merupakan kewenangan Pemerintah Pusat, yang dalam proses pendataan “rumah tangga miskin” dilaksanakan oleh Pemerintah Desa (melalui pelaksanaan asas Tugas Pembantuan), karena Pemerintah Desa dinilai lebih mengetahui nama dan jumlah rumah tangga miskin di desanya masing-masing.
Dalam melaksanakan “Tugas Pembantuan” tersebut, Pemerintahan Desa bertanggungjawab kepada Pemerintahan atasan yang menugaskan (Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, atau Pemerintah Kabupaten/Kota), agar dapat diketahui keberhasilan pelaksanaan tugas tersebut oleh pihak yang menugaskan.
11
URUSAN PEMERINTAHAN LAINNYAYANG OLEH PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
DISERAHKAN KEPADA DESA
1. Penyerahan urusan tersebut dapat dilakukan sewaktu-waktu sesuai perkembangan kebijakan ketatanegaraan Indonesia, yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan.
2. Pelaksanaan kewenangan tersebut harus tetap mengindahkan “Asas Umum Penyelenggaraan Negara”, yakni: (a) asas kepastian hukum; (b) asas tertib penyelenggara negara; (c) asas kepentingan umum; (d) asas keterbukaan; (e) asas proporsionalitas; (f) asas profesionalitas; (g) asas akuntabilitas; (h) asas efisiensi; dan (i) asas efektivitas.
3. Sejalan dengan “asas kepentingan umum” dengan prinsip bahwa bila terdapat permasalahan dalam kehidupan masyarakat yang berkenaan dengan kepentingan umum yang memerlukan peran pemerintah untuk mengatasinya, maka Pemerintah Desa wajib menyelesaikan permasalahan tersebut, meskipun penanganan atas permasalahan tersebut buka merupakan kewenangan Pemerintah Desa.
4. Pemerintah Desa (sebagai Pamong Praja atau Pelayan Masyarakat) wajib mengatasi setiap permasalahan yang terjadi dalam kehidupan masyarakat desa, sejauh permasalahan itu tidak mampu diatasi sendiri oleh masyarakat desa.
5. Penyelenggaraan tugas dan tanggung jawab Pemerintahan Desa tidak hanya sebatas pada kewenangan yang diatur di dalam peraturan perundang-undangan dan/atau berdasarkan sistem nilai adat istiadat setempat, namun harus senantiasa “sensitif/peka dan responsif” dalam mencermati setiap permasalahan dalam kehidupan masyarakat desa.
11
12
KLASIFIKASI KEWENANGAN DESABERDASARKAN BIDANG TUGAS PEMERINTAHAN DESA
BIDANG PEMERINTAHAN: Mengusulkan pembentukan dan perubahan status desa. Melaksanakan urusan pemerintahan yang sudah ada berdasarkan hak asal usul desa; Melaksanakan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangan kabupaten/kota yang
diserahkan pengaturannya kepada desa; Melaksanakan tugas pembantuan dari Pemerintah, Pemerintah Provinsi, dan
Pemerintah Kabupaten/Kota; Melaksanakan urusan pemerintahan lainnya yang oleh peraturan perundang-undangan
diserahkan kepada desa. Menetapkan susunan organisasi dan tata kerja Pemerintahan Desa (sesuai pedoman
yang ditetapkan di dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota). Menetapkan kelembagaan desa, yakni penetapan susunan organisasi dan tata kerja
Pemerintah Desa, pembentukan Badan Permusyawaratan Desa, dan pembentukan Lembaga Kemasyarakatan (sesuai pedoman yang ditetapkan di dalam Peraturan Daerah Kabupaten/Kota).
Mengangkat dan menetapkan Perangkat Desa. Menggali sumber-sumber pendapatan desa dan mengelola kekayaan desa sepanjang
tidak bertentangan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Menetapkan Peraturan Desa (bersama dengan Badan Permusyawaratan Desa) dan
melaksanakan Peraturan Desa tersebut secara efektif; Menjalankan dan menegakkan berbagai peraturan perundang-undangan yang lebih
tinggi.
12
13
KLASIFIKASI KEWENANGAN DESABERDASARKAN BIDANG TUGAS PEMERINTAHAN DESA
BIDANG PEMERINTAHAN: Melaksanakan administrasi Pemerintah Desa, yang meliputi Administrasi umum,
administrasi pelayanan serta administrasi kependudukan dan administrasi keuangan desa.
Menyelesaikan permasalahan yang terjadi di dalam masyarakat. Mengadakan kerjasama antar desa dan kerjasama desa dengan pihak ketiga.
BIDANG PEMBANGUNAN: Menyiapkan data dan informasi yang akurat tentang esensi masalah dan prioritas
kebutuhan masyarakat desa yang perlu diatasi melalui pelaksanaan program-program pembangunan desa.
Menyusun dan menetapkan Rencana Pembangunan Desa, yakni Rencana Pembangunan Jangka Menengah Desa/RPJM-Desa (rencana lima tahunan desa) dan Rencana Kerja Pembangunan Desa/RKP-Desa (rencana tahunan desa).
Mengidentifikasi dan memanfaatkan berbagai potensi yang ada di kawasan desa dan yang dimiliki oleh masyarakat desa untuk tujuan-tujuan pembangunan.
Mengembangkan partisipasi masyarakat dalam seluruh proses pengelolaan pembangunan (tahap perencanan, pelaksanaan, pengendalian, evaluasi, dan pelestarian hasil-hasil pembangunan).
Melakukan upaya pemberdayaan masyarakat, termasuk masyarakat miskin; Meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat desa pada ummnya sesuai
lingkup kewenangan serta kemampuan masyarakat dan Pemerintahan Desa.
13
14
KLASIFIKASI KEWENANGAN DESABERDASARKAN BIDANG TUGAS PEMERINTAHAN DESA
BIDANG PEMBINAAN KEMASYARAKATAN:
Menegakkan ketenteraman dan ketertiban masyarakat; MengembangKan semangat swadaya dan gotong royong masyarakat (sesuai sistem
nilai sosial budaya masyarakat setempat). Memperkuat peran lembaga adat serta pelestarian nilai-nilai adat sebagai pengatur
sikap dan perilaku masyarakat dalam kehidupan sosial. Melaksanakan nilai-nilai demokrasi dalam kehidupan masyarakat desa. Melakukan pembinaan sikap dan perilaku saling menghormati antar warga desa yang
berbeda agama dan kepercayaan kepada Tuhan yang maha Esa;
BIDANG KERJASAMA (KERJASAMA ANTAR DESA ATAU DENGAN PIHAK KETIGA):
Kerjasama manajemen/pengelolaan, misalnya dalam pengelolaan pemerintahan desa perbaikan pelayanan yang melibatkan lintas desa, dll.
Kerjasama operasional, misalnya dalam pelaksanaan proyek pembangunan yang melibatkan wilayah lintas desa.
Kerjasama pembiayaan, misalnya pembiayaan dalam penggalian dan pemanfaatan potensi dan sumber daya alam, yang melibatkan lintas desa.
Kerjasama pembagian keuntungan, misalnya dalam pemanfaatan potensi desa dan/atau pengadaan suatu barang atau jasa yang melibatkan beberapa pemerintah desa.
Kerjasama bagi hasil, misalnya dalam pemanfaatan obyek-obyek wisata atau sumber daya alam lainnya, yang berada di lintas desa
Kerjasama lain-lain.
14
15